Pengetahuan Dasar Mesin

40
MECHANIC DEVELOPMENT PT PAMAPERSADA NUSANTARA 2004 PENGETAHUAN DASAR M E S I N Untuk Lingkungan Sendiri

Transcript of Pengetahuan Dasar Mesin

Page 1: Pengetahuan Dasar Mesin

MECHANIC DEVELOPMENTPT PAMAPERSADA NUSANTARA

2004

PENGETAHUAN DASARM E S I N

Untuk Lingkungan Sendiri

Page 2: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

K A T A P E N G A N T A R

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat tersusun buku “ PENGETAHUAN DASAR MESIN “ Buku ini disusun untuk melengkapi bahan pelatihan di lingkungan PT Pamapersada Nusantara khususnya Plant Departement.

Buku ini disajikan dalam bentuk yang sederhana, dengan harapan dalam pemahamannya akan lebih mudah, khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior Mekanik dibidang Alat-alat Berat.

Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat mengharap kritik dan saran dari para pembaca untuk meningkatkan kesempurnaan buku ini sehingga tidak terjadi salah persepsi untuk pemahaman dari isi dan makna terhadap buku ini.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya buku ini.

Jakarta, Januari 2004

PenyusunMechanic Development

Page 3: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

D A F T A R I S I

KATA PENGANTARDAFTAR ISI

PENDAHULUAN

BAB I. TECHNICAL TERM OF BASIC MACHINEA. LIQUID………………………………………………….. I - 1 - 5B. TORQUE………………………………………………… I - 2 - 5C. ELECTRICAL……………………………………………I - 2 - 5

BAB II. MECHANICAL ELEMENTA. FASTENER………………………………………………II - 1 - 21B. BEARING……………………………………………….. II - 8 - 21C. SEALS…………………………………………………… II - 15 - 21D. BELTS…………………………………………………… II - 19 - 21

BAB III. M A T E R I A LA. DIESEL FUEL…………………………………………... III - 1 - 9B. LUBRICANT……………………………………………. III - 3 - 9

Page 4: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

TECHNICAL TERM OF BASIC MACHINE BAB I

Page 5: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

TECHNICAL TERM OF BASIC MACHINE I - 1 - 5

A. LIQUID

1. Pressure.

Gaya pada satuan luas, salah satu sifat fluida adalah zat cair ( fluida ) menentukan pascal menyatakan zat cair dalam ruangan tertutup dan diam ( tidak mengalir ) mendapat tekanan maka tekanan tersebut akan ditemukan ke segala arah dengan sama rata dan tegak lurus bidang permukaannya.

Pengukurannya tekana fluida dibagi 2 macam yaitu :a. Tekanan gauge :

Tekanan yang biasanya tidak dipengaruhi oleh tekanan udara ( Tek. Atmosphere ). Atau nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada alat pengukur tekanan.

b. Tekanan absolute :Tekanan yang dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara lain.

Tekanan Absolute = Tekana Gauge + Tekanan Atmosphere

2. Specifis Gravity.

Perbandingan ( ratio ) dan berat jenis ( density ) suatu zat cair diperbandingkan dengan berat jenis air murni.Air murni mempunyai specific gravity , sedangkan battery electrolytemempunyai specificity graffiti 1,26 - 1,28 pads temperature 80°F (26,7°C ).

3. Viscosity.

Viscosity atau viskositas adalah ukuran kemampuan suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositasnya kemampuan mengalirnya semakin berkurangContoh : Oli memiliki viskositasnya lebih baik dari fuel. Fuel mengalir dengan sangat mudah dibanding oli yang lebih kental mengalir dengan lebih lambatOIi mesin dengan viskositas rendah bersifat encer dan mengalir dengan mudah. Oli dengan viskositas tinggi bersifat lebih kental dan mengalir lebih lambat Viskositas dipengaruhi oleh temperatur bila oli panas, oli lebih encer dan mengalir lebih cepat daripada bila tempeatur oli dingin.

B. TORQUE.

1. Torque

Gaya puntir atau gaya putar yang di desakan poros engkol mesin.Engine torque adalah hasil kali dari gaya total yang dikerahkan pada kepala piston ( disebabkan oleh tekanan pembakaran ) dan radius engkol, yakni:

Page 6: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

TECHNICAL TERM OF BASIC MACHINE I - 2 - 5

T = F x r

Dimana : F = P X AP = Tekanan pembakaranA = Area puncak ( Crown ) piston. r = radius engkol

Engine torque meningkat bersama tekanan – tekanan yang lebih kompresi yang lebih tinggi tekanan pembakaran sebaliknya tergantung pada perbandingan kompresi dari mesin, temperature awal, dan jumlah fuel. Engine, torque mungkin dinyatakan dalam dyne-cm, kgf-m. Sebuah mesin menghasilkan jumlah torque yang berbeda berdasarkan kecepatan putar dari poros engkol dan faktor – faktor lain.

2. Leverage

Mechanical lever adalah sebuah batang atau tongkat yang lurus ditunjuk ditengah – tengah batang tersebut digunakan untuk atau memodifikasi ( merubah ) gerakan, dan besar gaya ( meneruskan ).Mechanical lever adalah suatu alat yang digunakan untuk meneruskan dan menambah gerakan dan gaya.

Gbr. 1. Mechanical lever.

C. ELECTRICAL

1. Current ( Arus ).

Ketika 2 konduktor ( A ) dan ( B ) yang bermuatan positif dan negatif dihubungkan dengan kawat penghantar ( C ), elektron - elektron bebas yang berada pada konduktor ( B ) akan ditarik oleh konduktor ( A ) melalui penghantar ( C ). Hal ini akan menyebabkan arus elektron dari konduktor ( B ) yang bermuatan negatif ke konduktor ( A ) yang bermuatan positif. Pergerakan elektron inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya Arus Listrik dari konduktor ( A ) yang bermuatan positif ke konduktor ( B ) yang bermuatan negatif.

Page 7: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

TECHNICAL TERM OF BASIC MACHINE I - 3 - 5

Gbr. 2. Hubungan antara arus listrik dan arus elektron

1. Current ( Arus ).

Ketika 2 konduktor ( A ) dan ( B ) yang bermuatan positif dan negatif dihubungkan dengan kawat penghantar ( C ), elektron - elektron bebas yang berada pada konduktor ( B ) akan ditarik oleh konduktor ( A ) melalui penghantar ( C ). Hal ini akan menyebabkan arus elektron dari konduktor ( B ) yang bermuatan negatif ke konduktor ( A ) yang bermuatan positif. Pergerakan elektron inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya Arus Listrik dari konduktor ( A ) yang bermuatan positif ke konduktor ( B ) yang bermuatan negatif.Coloumb ( Q ) adalah banyaknya muatan listrik ( elektron ) yang mengalir melalui suatu titik pada sebuah penghantar yang besarnya adalah :

1 Q = 6.25 x 1018 elektron

Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu selama satu detik.

I = Q / t

Dimana : I = Arus ( Ampere )Q = Muatan listrik ( Coloumb )t = Waktu ( Detik )

Satuan Arus Listrik adalah Coloumb perdetik atau ampere :

1 A = 1000 MA1 MA = 1000 MA1 A = 106 MA

Page 8: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

TECHNICAL TERM OF BASIC MACHINE I - 4 - 5

2. Voltage ( Tegangan ).

Gaya yang melibatkan terjadinya arus listrik pada konduktor, Terjadinya gaya akibat beda / selisih potensial antara dua ujung konduktor. Beda potensial terjadi karena perbedaan jumlah elektron pada ujung konduktor. Arus listrik akan mengalir dari tegangan yang tinggi ( + ) ke tegangan yang rendah ( - ) satuan tegnagan listrik disebut VOLTS dan ditimbulkan dengan ( V ).

1 MV = 1000 KV1 KV = 1000 V1 V = 1000 MV

Voltage dihasilkan antara 2 ( dua ) titik yaitu satu yang muatan positif dan satu titik yang muatan negatif.

Gbr. 3. Voltage.

Voltage akan timbul walaupun tidak terjadi aliran arus tetapi tidak akanmengalir bila tidak ada tegangan atau beda potensial.

3. Hambatan ( Resistance ).

Kawat tembaga pada umumnya digunakan untuk menghantarkan arus listrik karena kawat tembaga memiliki hambatan terhadap aliran listriknya kecil.

Gbr. 4. Hambatan listrik dan konduktor.

Ketika elektron bebas berjalan melalui sebuah logam, elektron – elektron itu melambung molekul, yang akan memperlambat kecepatan jalannya. Perlambatan kecepatan itu merupakan hambatan uamh umumnya disebut dengan elektrik. Resistance atau Hambatan listrik.

Page 9: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

TECHNICAL TERM OF BASIC MACHINE I - 5 - 5

Satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbol . Hambatan suatu penghantar dikatakan 1 bila besarnya hambatan tersebut menyebabkan mengalirnya arus sebesar 1 A, bila pada kedua ujung penghantar dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 1 volts ( pada temperatur konstan ).Adapun harga hambatan pada sebuah penghantar dipengaruhi oleh bahan penghantar, luas penampang penghantar, serta temperatur. Biasanya harga hambatan dapat dihitung dengan rumus :

R = L

A

Tahanan jenis setiap material berbeda – beda seperti dibawah ini :

Table 1. Tahanan jenis beberapa material

Material ( at 20º C

Coopper, ( pure soft ) 1.724 x 10-6

Coopper, ( hard draw ) 1.777 x 10-6

Steel ( low carbon ) 9.96 x 10-6

Cast iron 19.1 x 10-6

Aluminium, ( soft ) 2.73 x 10-6

Aluminium, ( hard ) 2.83 x 10-6

Nickel , ( 100 % pure ) 10.4 x 10-6

Material ( at 20º C

Gold 2.2 x 10-6

Lead 20.0 x 10-6

Mercury 85.1 x 10-6

Silver 1.59 x 10-6

Zine 6.21 x 10-6

Nichrome 100.0 x 10-6

Manganin 47.8 x 10-6

Page 10: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT BAB II

Page 11: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 1 - 21

A. FASTENERS.

Fastener atau pengencang digunakan untuk menggabungkan beberapa partsatau komponen menjadi suatu komponen assembling..Fastener dipergunakankarena komponen assembling tidak mungkin dibuat utuh dad salu bagian.Sehingga. dibuat dad beberapa parts atau komponen untuk mempermudahmanufacturing pemasangan, perawatan dan perbaikan Bab ini membabasbeberapa jenis fasteners yang sering dipergunakan pada slat berat

1. BoltBolt adalah fastener yang digunakan sebagai pengikat berpasangan dengan nut. Bentuk lain bolt adalah cap screw. Disebut cap screw apabila dalam pemakaian sebagai fasteners berpasangan terhadap lubang ulir. Dengan demikian bolt dan cap screw dibedakan berdasarkan aplikasi pemakaiannya sebagai fastener. Berbagai macam bolt dan cap screw ditunjukan pada gbr berikut :

Gbr. 5. Macam - macam Bentuk bolt

a. Spesifikasi bolt .

Bentuk bolt terdiri atas Head body dan threat Ukuran head berdasarkan jarak bidang rata pada bagian Head. Ukuran head bolt menentukan beberapa ukuran kunci atau socket yang dipergunakan. Ukuran bolt ditentukan oleh diameter puncak threat, sedangkan panjang bolt diukur dan bagian bawah head ke bagian ujung thread ( bolt ). Beberapa bentuk bolt memiliki ketentuan penentuan ukuran panjang yang berbeda menunjukkan penunjukkan ukuran bolt.

Gbr. 6. Dimensi Bolt

Page 12: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 2 - 21

Ukuran bolt ditentukan juga oleh ukuran thread. Berdasakan standarisasiUnifled Screw Thread Standard, thread diukur dengan menghitung jumlah puncak ulir setiap inchi. Berdasarkan Unifield screw Thread standard tersebut dinyatakan ukuran bolt dengan notasi seperti berikut :

½ - 20 - UNC - 24 x 3

Panjang dalam satuan inchSimbol suaianC = Coarse ( ulir kasar ) F = Fine ( ulir halus ) Jumlah puncak ukir per inch Diameter luar puncak ulir

Thread dibedakan atas coarse thread ( kasar ) dan fine thread ( halus ) yang ditandai dengan notasi UNC untuk coarse thread dan UNF untuk fine thread. Coarse thread memiliki alur yang lebih dalam dan aplikasinya banyak digunakan. Fine thread memiliki alur thread kecil aplikasinya pada permukaan tertentu, misal untuk pengikat parts yang tipis.

Pada Standarisasi Metric, ukuran ulir ditemukan dengan ukuran jarak antara puncak ulir terdekat. Notasi yang digunakan untuk menyatakan ukuran ulir metric adalah sebagai berikut :

M 12 x 1.75 – 69 x 80 – 8,8

Class kekuatan baut Panjang bautSimbol suaianKisar dalam satuan mmUkuran Q puncak thread dalam mmUkuran ISO Metric threads

b. Tingkat ( Grade ) kekuatan bolt

Society of Automotive Engineers ( SAE ) menerbitkan standarisasi mrtuk mengklasifikasikan united ( inch-series ) bolt can capscrew pada beberapa grade berdasar material, treatment dan tensiIe strength ( kekuatan tariknya ).Klasifikasi grade ditunjukan dengan tanda pada permukaan atas head bolt Tabel berikut menunjukan spesifikasi dan tanda bolt berdasarkan standarisasi SAE.

Page 13: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 3 - 21

Tabel 2. Tabel spesifikasi dan tanda bolt sesuai SAE.

Standarisasi Klasifikasi Grade bolt metric ditetapkan oleh International Standardization of Organization ( ISO ). Klasifgikasi berdasarkan atas kekuatan tensile dan yield. Tanda angka pada permukaan atas bolt menandakan klasifikasi kekuatannnya. Semua bolt dan capscrew berdiameter diatas 4-mm memiliki tanda angka pada permukaan atas head bolt. Tabel berikut menunjukkan klasifikasi dan tanda yang digunakan pada bolt metric.

Tabel 3. Tabel spesifikasi dan tanda bolt sesuai ISO.2. Nuts

Nuts merupakan fastener aplikasi pemakaian sebgaai pengikat berpasangan dengan bolt. Nut berbentuk segi enam ( Hexagon ) ataua segi empat dengan lubang berulir kasar atau halus pada bagian tengahnya sesuai dengan bolt pasangannya. American Society For Testing Material ( ASTM ) dan SAE memberikan standarisasi untuk kelas kekuatan nuts. Metric nuts yang biasa digunakan di USA klasifikasikan menjadi 5,9 dan 10. Angka ini ditujukan kekuatan tarik ( tensile stregth ) tertinggi dari screw atau bolt yang harus digunakan untuk mencegah kerusakan.

Nut memiliki tiga dimensi penting yaitu ketebalan lebar ( ukuran kunci ) dan diameter dalam. Gambar berikut menunjukkan berbagai jenis bentuk nuts.

Page 14: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 4 - 21

Gbr.7. Bentuk - bentuk nuts

3. Washer.Washer merupakan cincin penutup yang dipergunakan antara bolt ataupun terhadap parts atau component yang diikat. Berdasarkan fungsinya washer terdapat dalam beberapa bentuk.a. Plain washer, mendistribusikan beban pengikat dengan permukaan yang

lebih luas dibanding bolt atau nut, juga mencegah permukaan part yang diikat.

b. Helical spring washer digunakan untuk menjamin agar bolt atau nut kencang ( tidak mudah kendor ) pada parts atau component yang menerima getaran atau vibrasi.

c. Toothed lock washer digunakan untuk menjamin agar bolt atau nut tidak mudah kendor akibat getaran atau vibrasi. Aplikasi penggunaannya mirip dengan washer spring. Toothed lock washer ini banyak digunakan pada pemasangan nut pada terminal kabel.Gambar berikut ini menunjukkan berbagai macam jenis washer :

Gbr.8. Berbagai macam jenis washer.

Page 15: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 5 - 21

4. Screw.

Screw merupakan salah satu jenis fastener bentuknya hampir sama dengan bolt atau capscrew, tetap memiliki ukuran kecil sebagai pengencang screw berpasangan dengan nut atau lubang tread. Driver yang digunakan sebagai pengencang berupa screw driver, Kunci L atau socket screwdriver. Fig 116 menunjukkan berbagai jenis screw. Tapping screw digunakan untuk pengikat pada panel cover yang terbuat dari sheet metal, aluminium, perunggu atau kuningan.

Gbr. 9. Macam – macam screw.

5. Studs.

Studs merupakan salah satu jenis fastener berupa steel rod yang memiliki ulir atau thread pada kedua bagian ujungnya. Salah satu thread dikencangkan pada parts atau komponen, sedangkan salah satu ujungnya mengikat part dengan menggunakan nut. Gambar berikut menunjukkan bentuk stud dan pemasangannya sebagai pengikat.

Page 16: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 6 - 21

6. Pins.

Secara umum pin digunakan sebagai fastener pada bagian part atau komponen yang saling bergerak selain itu pin juga digunakan sebagai lock, sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan. Berbagai bentuk pin ditunjukkan pada gambar berikut :

Fungsi masing – masing pin :a. Cotter pin berfungsi sebagai lock pada elevis pin, stopped nut dan caste

nut.b. Dowel pin berfungsi sebagai pelurus ( alignment ) terhadap komponen

yang diikat.c. Clevis pin digunakan sebagai pin engsel untuk u yoke pada linkage dalam

pemasangan dilengkapi cotter pin sebagai lock.d. Spring pin berfungsi sebagai pengikat yang bersifat self locked pin, sp[ring

pin berbentuk cylinder spring yang berukuran oversize terhadap lubang pin sehingga pada saat dipasang terhadap gaya tekan dari spring pin terhadap lubang.

e. Quick lock pin digunakan sebagai lock terhadap pin dengan kemudahan untuk membuka atau melepas pin.

f. Tapper pin digunakan sebagai lock terhadap dua komponen yang dipasang tetap.

g. Grooved pin digunakan sebagai fastener seperti spring pin.h. Spring lock pin merupakan fastener digunakan berpasangan dengan elevis

pin mempermudah melepas dan memasang bagian yang saling berhubungan..

Page 17: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 7 - 21

7. Snap ring.

Snap ring merupakan pendukung yang berfungsi sebagai lock penempatan posisi atau penahan ( retainer ), contoh menempatkan dan menahan posisi shaft pada hole. Macam – macam bentuk snap ring ditunjukkan pada gambar berikut :

Gbr. 12. Snap ring.

8. Clamps.

Clamp yang digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam, clamo digunakan sebagai pengikat agar tidak terjadi kebocoran cairan atau udara, clamp ini disebut hose clamp. Bentuk clamp lain yang digunakan adalah wire rope clamp yang digunakan sebagai clamp untuk penyambungan wire rope. Gambar berikut menunjukkkan berbagai jenis clamp.

Gbr. 13. Clamps.

Page 18: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 8 - 21

9. Key.

Key atau pasak digunakan sebgai lock antara roda sisi atau pulley terhadap shaft. Trehadap dua jenis key yaitu rectangular atau square key dan woodruff key seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Gbr. 14. Keys.

B. BEARING.

Bearing berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian yang saling berputar. Macam – macam type beaing dibedakan menjadi dua type :

1. Plain Bearing.

Plain bearing mengurangi gesekan dengan adanya sliding contact antara permukaan yang saling bergesekan plain bearing disebut juga dengan bushing atau bearing. Antara bearing dan bushing memiliki pengertian sinonim sehingga untuk segala jenis bisa disebut bearing. Secara umum bisa dibedakan berdasar kriteria berikut ini :Plain bearing disebut bushing bila :a. Berbentuk sleeve satu lingkaran penuh dengan pemasangan di press

terhadap lubang.b. Memungkinkan proses finishing pada bagian dalam dari bushing untuk

mendapatkan suaian yang tepat.c. Digunakan untuk putaran lambat dengan tingkat beban ringan sampai

berat atau putaran sedang dengan beban ringan

Plain bearing disebut slit bearing bila :a. Berbentuk sleeve setengah lingkaran sehingga untuk mendukung

dibutuhkan satu pasang terdiri dari 2 ( dua ) buah sleeve setengah lingkaran.

b. Digunakan untuk putaran tinggi.

Page 19: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 9 - 21

Gbr. 15. Bushing.

2. Material Plain Bearing.

Plain bearing terbuat dari berbagai macam material tergantung pada kecepatan putaran shaft, beban yang didukung dan type pelumasan yang digunakan plain bearing terbuat dari material kayu, karet, plastik, besi tuang, temabaga, kuningan, perunggu dan babied.Berdasarkan lubrikasinya plain bearing digolongkan pada type pelumasan kering ( dryfriction ), pelumas terbatas dan pelumas penuh.a. Pelumas kering : Tidak terdapat lubrikasi antara permukaan yang

saling bersinggungan.b. Pelumas terbatas : Pelumas derngan kondisi lapisan film tipis antara

bagian yang saling bergesekan.c. Pelumas penuh : Keseluruhan permukaan yang bersinggung

dipisahkan oleh lapisan.

Gbr. 16. Type pelumasan.

Page 20: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 10 - 21

3. Anti Friction Bearing.

Anti friction bearing memiliki tiga jenis bentuk dasar bearing yaitu :a. Ball Bearing.b. Roller Bearing.c. Needle Bearing.

Gbr. 17. Tiga bentuk dasar anti friction bearing.

Anti friction bearing terbuat dari baja yang dikeraskan ( hardened steel ).Bagian – bagian utama anti friction bearing adalah :a. Race adalah cincin bagian dalam ( inner races ) dan cincin bagian luar

( outer races ) sebagai tempat dudukan elemen gelinding.b. Ball, rollers atau needle adalah element gelinding untuk mengurangi

gesekan.c. Separator atau cages adalah pengartur jarak antar element gelinding.

Gbr. 18. Basic parts of anti friction bearings.

Page 21: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 11 - 21

Roller dan needle bearing hanya memiliki dua macam race yaitu split race dan continuos race bearing. Ball bearing memiliki 4 macam race yaitu :a. Control bearingb. Full type bearingc. Split race bearingd. Angular contact bearing

Gbr. 19 Bentuk – bentuk ball bearing race.

Berdasarkan beban yang diterima ball bearing dibedakan atas 4 macam: a. Radial Load bearingb. Radial and thrust Load bearingc. Self Aligning radial Load d. Thrust Load bearing

Gbr. 20 Type -Type Ball Bearing.

Page 22: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 12 - 21

Roller bearing untuk menumpu beban yang lebih besar dibanding ball bearingjenis dasar roller bearing digolongkan menjadi:a. Radial Load, straight roller bearing.b. Radial and Thrust Load, tapered roller.c. Self aligning, radial and thrust Loadd Self aligning, radial and thrust Load concave roller bearing. e. Thrust Load

Gbr. 21. Type -Type roller bearing.

Gbr. 22. Thrust load Gbr. 23. Thrust loadball bearing. roller bearing.

Needle bearingNeedle bearing memiliki elemen gelinding berdiameter kecil atau berbentuk jarum, karena bentuknya tersebut maka needle bearing banyak digunakan untuk tempat dengan ruang terbatas.Jenis needle bearing meliputi :~ Radial load bearing~ Thrust load bearing

Pemasangan Anti – Friction BearingCara pemasangan bearing harus diperhatikan agar tidak terjadi kerusakan~ Perubahan bentuk bearing~ Element gelinding lepas atau~ Terjadi ketidaklurusan antara inner race dan outerrace.

Page 23: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 13 - 21

~ Bearing clearance dan preload yang tidak tepat.~ Kerusakan seals pada bearing.

Beberapa bearing memiliki seals untuk menahan pelumas dan mencegah debu. Long life bearing memiliki sedal pada kedua sisi sebagai penahan Long Life lubricant.Anti friction bearing dipasang dengan cara press fit dan push fit. Push fitberarti pemasangan race dengan kekuatan tangan atau memukul ringan.Press fit berarti pemasangan race menggunakan alat press atau penekan. Press fit digunakan pada pemasangan bearing race terhadap bagian yangberputar sedangkan push fit digunakan untuk memasang bearing raceterhadap bagian yang diam. Kedua bearing race diaasng dengan metojde press fit apabila bearing tersebut menerima beban berat atau kecepatan tinggi.

Gbr. 24. Basic types of needle bearing

Gbr. 25. Proper installation for anti friction bearings.

Page 24: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 14 - 21

Gbr. 26. Improper installation techniques for anti friction bearings.

Width / Thickness Ratio.Penurunan kekuatan tekanan terhadap sealing gasket sering dengan perbandingan lebar sealing gasket terhadap kenaikan ketebalan gasket pada saat ditekan.Dengan kata lain semakin kecil perbandingan antara lebar kontak permukaan sealing terhadap tebal gasket membutuhkan kekuatan tekan yang lebih tinggi. Oleh karena itu gasket memiliki lubang bolt. Lubang bolt tidak boleh terlalu dekat terhadap sisi dalam gasket.

Gbr. 27. Berbagai macam cara pemasangan gasket.

Page 25: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 15 - 21

C. SEALS.

Seal digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan terhadap kebocoran cairan udara, debu dan menjaga tekanan terhadap dua jenis dasar bentuk seals yaitu :1. Dynamic Seals.

Digunakan sebagai perapat pada parts yang bergerak, contoh :~ Redial lip seal~ Clearance seal~ Ring seal~ Face seal~ Compression packing~ Molded packing~ Diaphragm seal

2. Static Seals.Digunakan sebagai perapat pada parts statis ( fixed parts ), contoh :~ Static o - ring~ Metallic gasket~ Non Metallic gasket~ Sealanta. Radial lip seal ( Oil seal ).

Radial lip seal digunakan sebagai penyekatr untuk menahan pelumas pada sistem yang memiliki shaft berputar. Radial lip seal ini bisa disebut juga oil seal. Penyeakatan atau perapatan ( sealing ) berdasarkan perbedaan ukuran antara elemen seal yang flexible terhadap ukuran shaft. Interferensi diameter dalam seal dan diameter luar shaft merupakan dasar prinsip sealing, juga ditambahkan tekanan spring dibelakang lip seal. Antara lip seal dengan shaft harus terdapat lapisan film sebagai perapat dan pelumas. Bila lapisan film terlalu tebal, cairan akan bocor tetapi bila terlalu tipis akan timbulnya gesekan dan keausan pada lip seal. Tebal tipisnya lapisan film dipengaruhi oleh tekanan lip seal. Gambar berikut menunjukkan bentuk dasar lip seal atau oil seal.

Gbr. 28. Struktur dasar oil seal.

Page 26: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 16 - 21

Oil Seal dibedakan berdasarkan bentuk lip seal gambar berikut menunjukkan bentuk oil seal.

Gbr. 29. Oil seal.

Single lip Lip tidak menggunakan spring loaded. Untuk sealing cairan kental seperti grease pada shaft kecepatan lambat.Single lip spring loadedSpring loaded membantu kerapatan seal, digunakan untuk sealing cairan dengan viskositas yang rendah pada shaft kecepatan putar tinggi, pada daerah yang tidak berdebu.Double lip Lip seal menghadap berlawanan arah dan memiliki spring loaded pada kedua sisi atau salah satu sisi saja. Seal ini digunakan sebagai sealing terhadap cairan lip yang dilengkapi spring loaded, sedangkan sisi lip yang lain melakukan sealing terhadap debu atau partikel.Dual lip Lip seal menghadap berlawanan arah dan memiliki spring loaded pada kedua sisinya. Digunakan sebagai sealing terhadap pelumas kental pada salah satu sisi dan sebagai sealing terhadap cairan pada sisi yang lain.Pemasangan oil sealPenanganan dan pemasangan oil seal perlu diperhatikan utuk mencegah kerusakan dini atau kebocoran oli akibatnya rusaknya lip seal. Lip mudah –mudahan sobek dan rusak. Sebelum dipasang seal harap disimpan secara aman, jauh dari panas dan debu.

b. Packing.Packing dibedakan atau digolongkan menjadi dua tipe yaitu compression packing dan molded packing.Compression packing membentuk seal ketika packing tersebut dipasang dan tertekan antara alur poros dan housing. Gaya tekan akan mengakibatkan packing mengembang sealing terhadap alur dan poros maupun housing, terdapat tiga jenis compressioon packing yaitu : fabric ( serat ) meatalic dan plastic. Gambar berikut menunjukkan bentuk compression packing.

Page 27: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 17 - 21

Gbr. 30. Compression packing.

Molded packing merupakan dynamic seals terdiri dari dua tipe yaitu lip type dan squeeze type. Jenis – jenis lip type yaitu flange, cup, u-cup, u-ring dan v-ring. Jenis squeeze type adalah o-ring dalam berbagai bentuk. Lip type packing melakukan sealing karena adanya gaya tekan fluida atau udara yang menyebabkan lip mengembang. Gambar berikut menunjukkan contoh pemasangan u-cup packing.

Gbr. 31. Pemasangan u-cup packing.

c. O-ring.O-ring berfungsi sebagai seal akibat tertekan ( squeezed ) akibat proses pemasangan dan proses sealing terjadi akibat tekanan cairan menekan o-ring. Static o-ring memberikan sealing terhadap komponen static ( tidak ) bergerak untuk mencegah kebocoran fluida atau udara.Dynamic o-ring digunakan sebagai sealing terhadap fluida pada bagian komponen yang saling bergerak. Terdapat tiga penggunaan dynamic o-ring yaitu :~ Reciprocating, bila digunakan sebagai seal piston ring atau sealing pada

sekitar piston rod.~ Oscilating, bila seal berputar bolak – balik pada derajat yang terbatas

atau seal berputar beberapa kali putaran pada saat proses sealing.

Page 28: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 18 - 21

~ Rotating, apabila o-ring memberikan sealing terhadap shaft yangberputar pada dynamic dalam o-ring.

Gambar berikut menunjukkan berbagai macam pemasangan o-ring.

Gbr.32. O-ring squeeze Gbr.33. O-ring rolling action

d. Gasket.Gasket merupakan static, mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang kontaknya terhadap komponen yang dirakit. Faktor utama dalam penggunaan gasket adalah seal material dapat menyesuaikan bentuk ( conform ) terhadapa ketidak sempurnaan kontak antara bidang permukaan bentuk gasket terhadap perrmukaan kontak.

Gbr.34. Conformation of gasket to flange.

Page 29: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 19 - 21

Pada pemasangan gasket sebagai penyekat perlku diperhatikan besarnya tekanan pada saat pemsaangan. Semakin kuat tekanan diberikan pada gasket tidak berarti akan menghasilkan kemampuan sealing yangsemakin baik.Tekanan minimum yang diperlukan gasket tergantung pada :~ Jenis material gasket.~ Tekanan dalam ( internal pressure )~ Fluida yang sealing~ Width / Thickness ratio.~ Jenis material gasket.

Kemampuan sealing minimum tergantung pda tingkatan jenis material gasket yang umum digunakan sebagai gasket asbestos cork, rubber, plastic sand paper atau campuran dari beberapa material tersebut.

~ Internal pressureInternal pressure cenderung menekan fluida keluar melalui seal assembly. Hal penting untuk menentukan beberapa besar tekananflange diperlukan untuk menekan seal.

~ Sealed fluida.Viskositas fluida yang terdapat pada tempat dimana gasket berfungsi sebagai penyekat menentukan tekanan yang diperlukan untuk mengencangkan gasket.

D. BELTS.

Belt memindahkan power melalui kontak antara belt dengan pulley penggerak dan pulley yang digerakkan. Belt digerakkan oleh gaya gesek penggerak, kemampuan bolt untuk memindahkan tenaga tergantung pada :

~ Tegangan belt terhadap pulley.~ Gesekan antara belt dan pulley.~ Sudut kontak antara belt dan pulley.~ Kecepatan belt.

Terdapat tujuh macam bentuk belt yang umum dipergunakan :~ Round belts~ Flat belts~ V-belts ~ Banded V -belts~ Linked V -belts~ Timing belts~ V-ribbed belts

Page 30: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 20 - 21

Gambar berikut menununjukkan berbagai macam type belt :

Gbr. 35. Belts

1. Round BeltsRound belts terbuat dari solid rubber dengan cord. Belt ini hanya digunakan untuk beban ringan seperti untuk sewing machine projector films.

2. Flat BeltsPenggunaan flat belts semakin berkurang dengan dipergunakan v-belts pada sistem pemindahan tangan. Flat belts terbuat dari leather ruberized fabric dan cord. Flat belts semakin tidak dipergunakan karena membutuhkan pulley yang lebih besar, tempat yang lebih luas dan kurang flexible.Flat belts juga dipergunakana sebagai pemindahan tenaga high power untuk mesin penggerak yang terpisah dengan mesin yang dipergerakkan. Contoh : sawmils.

3. V – Belts.V-belts banyak dipergunakan sebagai pemindahan beban antara pulley yangberjarak pendek. Gaya jepit ditimbulkan oleh bentuk alur V.Gaya tarik atau load yang lebih besar menghasilkan gaya jepit belt yang kuat keuntungan v-belts adalah :~ Gaya jepit belt memungkinkan sudut kontakj yang lebih kecil dan

perbandingan kecepatan yang tinggi.~ Meredam kejutan terhadap motor dan bearing akibat perubahan beban.~ Memiliki level vibrasi dan noise yang mudah.~ Mudah dan cepat dalam melakukan penggantian dan perawatan.~ Efficiency transmissinya tinggi sampai 45 %.

Page 31: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

MECHANICAL ELEMENT II - 21 - 21

4. Banded V – Belts.Banded v – belts adalah multiple v – belts yang dibentuk cetak permanen dalam tie band. Banded v-belts mengurangi timbul masalahnya pada penggerak dimana belts bergeser, melintir atau terlepas dari alurnya.

5. Links V - BeltsLink v – belts dibentuk dari multiple belts yang disusun saling menyambung.Digunakan untuk penggerak – penggerak besar dengan memiliki jarak centre yang tetap, dimana terdapat kesulitan untuk memastikan ukuran belts yangtetap. Link dapat ditambah atau dikurangi untuk mendapatkan panjang belt yang tetap.

6. Timing BeltsTiming belts merupakan aksi gabungan anatar chain dan sprocket pada bentuk flat belt. Bentuk dasarnya merupakan flat yang memiliki gigi – gigi berukuran sama pada permukaan kontak denhgan gigi pulley. Sebagaimana penggerak gear rantai, membutuhkan kelurusan pada perpasangan pulley.Keuntungan timing belts :~ Tidak terjadi slip atau variasi kecepatan.~ Membutuhkan perawatan yang ringan.~ Mampu dipergunakan pada range beban yang lebar.~ Memiliki effisiensi mekanis tinggi karena tidak terjadi gesekan / slip, initial

tension berkurang dan memiliki konstruksi yang tipis.7. V – Ribbed Belts.

V – ribbed belts merupakan gabungan alur luar berbentuk v – belt. Terbuat dari molded rubber. Lapisan inti penguat terdapat pada bagian datar belt. Sebagiamana v-belt kemampuan memindahkan power tergantung pada aksi jepit antara alur dan belt.

Page 32: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

M A T E R I A L III - 1 - 9

A. DIESEL FUEL

Diesel fuel merupakan hasil proses distilasi terhadap crude oil, dengan cara memanaskan crude oil. Gambar berikut menunjukkan proses distilasi sehingga diperoleh diesel fuel. Crude oil dituangkan dari bagian atas tower pemisah dan dipanaskan pada bagian bawah. Akibat proses pemanasan diperoleh berbagai tingkatan hasil distilasi berdasar boiling point yang berbeda.

Fuel yang digunakan pada diesel adalah light diesel Oil yang memiliki boiling Point 240º C – 350º C dan dihasil dari proses distilasi setelah korosene. Field dari jenis light diesel oil ini sesuai dipergunakan untuk diesel engine kecil maupun besar kecepatan tinggi. Komatsu merekomendasikan light diesel oil sebagai untuk engine Komatsu.Hal – hal penting yang perlu diperhatikan pada spesifikasi fuel adalah :

1. Specific Gravity. Fuel dengan viskositas dan boiling point tinggi memiliki specific gravity yang lebih tinggi dari pada fuel dengan viskositas dan boiling point rendah. Pada temperatur konstan dan panjang langkah injeksi yang sama diperoleh jumlah bahan yang diijinkan lebih banyak dibanding dengan specific yang tinggi.

2. Flash Point.Fuel dengan flash point rendah lebih mudah penyalaannya ( ignition ), perlu penanganan yang hati – hati terhadap fuel dengan point rendah. Falash point merupakan nilai yang lebih menunjukkan temperatur penyalaan bahan bakar.

3. Kandungan sulfur.Kandungan sulfur pada fuel akan bereaksi dengan oksigen pakda saat pembakaran sehingga menghasilkan Asam Sulfat ( Sulfuric Acid ).

Petroleum gas

(Propane, Butane, dll)

Light gasoline

Heat

Heavy gasoline

Kerosene

Light diesel oil

Heavy diesel oil

Residual oil

Boiling point ºC

30 s.d 180

170 s.d 250

240 s.d 350

Min 350

Ting

giB

oilin

g po

int

Ren

dah

Tem

pera

tur t

eren

dah

pada

bag

ian

tas

Page 33: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

M A T E R I A L III - 2 - 9

Asam sulfat ini aka.n bersifat korosif terhadap engine. Maksimum kandungan sulfur pada fuel 0.5 % dengan jadwal penggantian oli setiap 250 Hm. Bila kandungan sulfur pada fuel lebikh tinggi dari 0.5 % jadwal penggantian oli harus dipercepat.

4. Pour Point.Pour point menunjukkan temperatur terendah fuel dapat mengalir pour point tinggi mengakibatkan fuel susah mengalir sehingga mengakibatkan kemampuan starting pada daerah menjadi buruk

5. Cetane Number.Cetane number merupakan nilai menunjukkkan kemudahan pembakaran fuel. Cetane number sangat menentukan kemudahan start dan pembakaran. Cetane number rendah mengakibatkan kebakaran buruk, terjadinya pembakaran tunda ( detonasi ), sulit start, pada temperatur rendah tercampurnya oli oleh fuel yang tidak terbakar. Cetane number tinggi mengakibatkan pembakaran mudah sehingga terjadi knocking pada ruang bakar.

6. Ash Content.Ash pada fuel sebenarnya terdiri dari tiga tipe yaitu particle pada ( solid particle ), campuran garam inorganic ( in organic salt solution ) dan oli soluble organic. Rata – rata kandungan ash ( ash content ) pada fuel yang digunakan pada Diesel oil adalah 0.02 – 0.03 %. Kenaikan kanduingan ash disebabkan oleh debu dan kotoran dari luar.

Masing – masing produk engine memiliki spoesifikasi fuel yang dipersyaratkan dalam penggunaan. Gunakan spesifikasi fuel sesuai rekomendasi dalam mengoperasikan engine.

Penanganan FuelFuel harus ditangani secara hati – hati agar tidak terjadi kontaminasi terhadap air, debu, kotoran atau minyak tanah.~ Jangan menggunakan pompa dan hose bergantian untuk diesel fuel kerosene

dan oli.~ Bila fuel disimpan dalam drum :

• Tempatkan drum terlindung dari sinar matahari atau panas.• Tumpuk drum pada posisi mendatar dan posisikan tutup drum tertutup oleh

fuel ( tutup fuel pada posisi jam 3 atau jam 9 ).~ Gunakan fiuel resevoir ( fuel tank ) untuk penyimpanan fuel dalam skala besar

dan pastikan adanya drain cek untuk membuang endapan atau air.

Page 34: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

M A T E R I A L III - 3 - 9

B. LUBRICANT.

Terdapat dua jenis lubricant yang biasa digunakan pada pemakaian sehari –hari yaitu Solid Lubricant dan Liquid Lubricant . Oli merupakan jenis liquid lubricant sedangkan grease merupakan salah satu bentuk solid lubricant.

1. OilOli ( Oil ) dibuat dari “ base oil “ dan “ aditive “ ( bahan tambahan ). Terdapat tiga jenis base oil yang digunakan :~ Crude oil ( minyak bumi ) : • Parrafinis base oil

• Naptanic base oil• Aromatic base oil

~ Natural oil ( Minyak nabati )~ Syntetic oil ( Bahan Kimia )

2. Additive Additive adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki sifat –sifat mutu oil seperti :~ Extreme pressure – memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan.~ Viskositas Index ( VI ) improves memperbaiki nilai viskositas oli.~ Anti wear memperbaiki sifat oli utnuk me ncegah keausan.~ Anti Rust / cojrrosion mmeperbaiki sifat oli memisahkan debu dan

mencegah korosin.~ Oxidation inhibitor memperbaiki sifat oli terhadap peristiwa oksidasi~ Dipersant~ Anti foam memperbaiki sifat oli agar oli tidak mudah berbusa, dll.

Oli terbuat dari 80 – 85 % bases oil dan 15 – 20 % additive. Mutu oli tidak dapat dengan melihat bentuk fisik maupun merasakannya dengan panca indraOli diklasifikasikan ke dalam 5 macam jenis oli :~ Engine oil.~ Hydraulic oil.~ Gear oil.~ Brake oil.~ Automotatic Transmission Fluida ( ATF ).

Semua jenis oli tersebut memiliki sifat kekentalan, yang diukur berdasar atas angka kekentalan kinematisnya. Kekentalan kinematis pelumas diuji menggunakan beberapa metode uji. Salah satunya menggunakan metode uji dengan stnadard viskositas kinematis yang dinyatakan dalam centi stoke ( cST ).Berdasarkan pada nilai viskositas kinemating tersebut oli dikelompokkan pada grade – grade tertentu dalam viskositas grade.Viskositas grade adalah angka yang menunjukkan tingkat kekentalan pelumas. Terhadap beberapa standard kekentalan oil yang dikeluarkan beberapa badan sebagai pedoman standard kekentalan pelumas.

Page 35: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

M A T E R I A L III - 4 - 9

~ SAE ( Society Of Automatic Engineers ) dengan skala SAE10, SAE20, SAE30, SAE40, SAE20W-50, SAE90 dst,

~ AGMA ( American Gear Manufaturer Association ) dengan skala AGMA1, AGMA2, AGMA3, AGMA4,5,6,7,8,8A.

~ ISO ( International Standardization Organization ) dengan skala 32 – 1500.~ API ( American Petroleum Institute )

• Oli untuk Gasoline Engine : SA, SB, SC, SD, and SESF• Oli untuk Diesel Engine : CA, CB, CC, CD, and CF.

3. Viskositas Index.Viskositas Index adalah bilangan atau angaka yang menunjukkan kestabilan kekentalan oil terhadap perubahahn temperatur. Oli berubah kekentalannya akibat pengaruh panas atau temperatur oli akan menjadi encer akibat panas.Oli berdasar viskositas indexnya dikelompokkan menjadi empat golongan :~ Rendah bila nilai viskositas indexnya 1 – 29.~ Sedang bila nilai viskositas indexnya 30 – 79.~ Tinggi bila nilai viskositas indexnya 80 – 100.

Contoh berikut menunjukkan oli dengan viskositas grade yang sama tetapi viskositas indexnya berbeda. Perbedaannya ada dibawah tabel ini :

Nama Oli No SAE Viskostas Index Visc Cinematic 40ºC Visc kin 1000 ºCMesran B-30 30 103 91 cST 10.79 cSTMesran 30 30 107 98 cST 11.63 cST

• No SAE menunjukkan viskositas grade yang dikeluarkan SAE.

Mesran 30 memiliki viskosiats index yang lebih tinggi dibanding mesran B-30 karena memiliki ketahanan temperatur yang lebih baik.

Pelumas yang digunakan pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh pembuat mesin. Contoh berikut menjelaskan jenis produk dan spesifikasi pemakaian yang berbeda.

Jenis Produk Pelumas Spesefikasi pemakaian1. Mesran Dianjurkan untuk melumasi kendaraan

dengan bahan bakar bensin dengan menghendaki pelumasan yang sempurna.

2. Mesran B Dianjurkan untuk melumasi mesin diesel putaran tinggi beban ringan dengan turbocharge dan mesin bensin yang memerlukan pelumas jenis ini.

3. Meditran Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel non turbocharge yang memakai bahan bakar solar dan mesin bensin yang memerlukan pelumas jenis ini.

Page 36: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

M A T E R I A L III - 5 - 9

Jenis Produk Pelumas Spesefikasi pemakaian4. Meditran S D Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel

yang dilengkapi dengan supercharge dan menggunakan bahan bakar solar.

4. Grease.Grease merupakan pelumas berbentuk padat. Terbuat dari minyak pelumas yang didapatkan dengan campuran sabun metalic atau non sabun metalic dan additive. Berikut schematic beban yang digunakan pada pembuatan grease.

Base Oil + Additive + Thickening Agent + Filter• Extreme Pressure • Calcium Soap (Ca) Graphite• Anti wear • Lithium Soap (Li) MSO2• Anti Corrosion • Sodium Soap (Sa) Copper

Hake,dll• Oxidation inhibit • Aluminum Soap (Al) • Pour point • Silica Gel• VI improver’s • Bentane• Anti foam

Liquid Lubricant (Oil)

Semi Solid Lubricant ( Grease )

Klasifikasi Grease.Pelumas diklasifikasikan berdasar tingkat kekentalan, sedangkan grease diklasifikasikan berdasarkan tingkat kekerasaan ( consistency ). Klasifikasi tingkat kekerasan grease ditentukan oleh National Lubricating Institute (NLGI), yang membagi tingkat kekerasan grease menjadi 9 tingkat kekerasaan ( 000 ~ 6 ). Penetuan kekerasan ini diuji berdasar persyaratan uji ASTM D217 ( American Standard Too Testing and Material ) dengan mengukur jarak penetrasi grease ( 1/10 mm ). Pada temperatur 25ºC dengan alat one quarter scale cone equipment. Table berikut menunjukkan klasifikasi tingkat kekentalan grease yang ditetapkan oleh NLGI.

Page 37: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

M A T E R I A L III - 6 - 9

NLGI No Penetration at 25ºC ( ASTM D (1/10 mm))

000 445/47500 400/430

0 355/3851 310/3402 265/2953 220/2504 175/2055 130/1606 85/115

Spesifiaksi Grease.Spesifiaksi grease dipengaruhi oleh ciri fisik grease yang menetukan kemampuan grease sebagai pelumas.~ Penetration atau penetarsi adalah kemampuan grease melakukan

penetrasi dipengaruhi oleh kekentalan grease. Semakin kental / keras grease angka penetrasinya semakin kecil. Grease dengan kemampuan penetrasi tinggi akan mamapu memberikan pelumasan pada celah yang kecil dengan baik.

~ Drop point atau titik leleh adalah titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat panas. Drop point menentukan suhu kerja maksimum grease yang biasanya ditentukan dibawah drop point.

Pokok – pokok pelumasan yang benar.~ Pastikan bahwa jenis pelumas yang digunakan sesuai untuk setiap titik /

bagian pelumasan sesuai rekomendasi pembuat mesin.~ Berikan pelumasan atau penggantian pada selang waktu yang tetap sesuai

rekomendasi pembuat mesin.~ Berikan pelumasan atau penggantian pelumas dengan cara yang tepat dan

sesuai petunjuk OMM.~ Berikan pelumasan dalam jumlah yang tepat sesuai petunjuk perawatan

dan pengoperasian.~ Jaga agar pelumas tetap bersih dengan cara menutup tempatnya dan

menjaga kebersihan ruang penyimpanannya.~ Berikan pelumasan dengan peralatan yang bersih dan cegah terjadinya

kontaminasi pelumas.

Penyimpanan dan penanganan pelumas.Pelumas sedapat mungkin di bawah atap sehingga tidak terpengaruh cuaca. Apapun bentuk kemasan / tempat pelumaa bila sudah pernah dibuka dan isinya sudah dipakai haruslah ditutup kembali. Bila penyimpanan drum yang belum dibuka diluar tidak dapat dihindarkan maka beberapa tindakan pencegahan harus dilakukan.

Page 38: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

M A T E R I A L III - 7 - 9

~ Drum sebaiknya disimpan dengan posisi tidur, dengan posisi tutup membentuk garis horizontal ( jam tiga atau sembilan ).

~ Bila oleh suatu sebab drum harus disimpan berdiri, drum harus terlepas dari tanah dan dilepaskan dengan posisi terbalik ( tutup dibawah ). Bila tidak mungkin posisikan drum miring agar air hujan tidak mengenai tutup.

~ Gunakan lap untuk membersihkan hose, pipa atau peralatan lain, tetapi jangan gunakan lap dari bahan katun wool lepas yang cenderung

meninggalkan serat pada saat digunakan lap.

5. Coolant.Coolant adalah zat cair yang digunakana pada circuit pendingin engine. Fungsi utama coolant adalah sebagai penyerap panas, pada bagian – bagian engine seperti cylinder block & cylinder head.~ Memiliki sifat penyerap panas / sebagai media pemindah panas.~ Mencegah terjadinya / timbulnya endapan pada sirkuit sistem pendingin.~ Tidak berakibat korosif logam besi tembaga ataupun aluminum.

Air merupakan media praktis sebagai penyerap panas walaupun demikian lambat laun air dapat menyebabkan korosi dan karena kandungan mineral dalam air dapat mengakibatkan timbulnya endapan pada permukaan saluran pendingin.Clorida, sulfat, magnesium dan calsium pada air dapat menyebabkan scale deposit dan sludge deposit atau korosi.Air yang telah mengalami distilasi atau detonisasi direkomendasikan penggunaannya untuk mengurangi efek yang dibutuhkan oleh kandungan mineral pada air. Kandungan maksimum mineral dalam air pendingin ditunjukkan dalam tabel berikut :

Nilai maksimum yang diijinkan

Minerals Parts per million Grains per galon

Chloride 40 2.5Sulfates 100 5.8Total Dissolved 340 20Magnesium & Calsium 170 10

Selain batas maksimum kandungan mineral air tidak boleh bersifat asam atau bersifat basa atau memiliki pH 7, selain air itu harus bersih, tidak berwarna dan tidak berasa.

Page 39: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

M A T E R I A L III - 8 - 9

6. Battery electrolite.Battery mengahsilkan arus berdasarkan reaksi kimia anbtara material aktif seperti plate dan aasam sulfat ( sulfuric acid ) dari lariat electrolyte. Larutan electrolyte tersebut dari campuran antara air suling ( H2O ) dan asam sulfat ( H2SO4 ) dengan konsentarsi larutan H2O 64 % dan H2SO4 36 %. Skema berikut menggambarkan komposisi larutan electrolyte.

+ =64 % WATER 36 % ACID ELECTROLYTESP.GR = 1.00 SP.GR = 1.835 SP.GR = 1.270

Electrolyte pada saat kondisi battery fuel charge merupakan campuran dari concentrate asam sulfat pada air seperti pada skema diatas yang memiliki specific gravity 1.270 pada 27ºC.Tegangan pada cell battery terganting pada perbedaan kimia antara plate ( aktif material ) dan konsentrasi atau kandungan electrolyte. Battery terdiri dari plate positif yang terbuat dari peroksida timbal ( PbO2 ), plate negatif yang terbuat dari timbal ( Pb ) dan larutan electrolyte ( H2SO4 ). Pada saat discharge arus battery dihasilkan dan peristiwa reaksi kimia sbb :Plate positif ( PbO2 ) terbuat dari campuran antara timbal ( Pb ) dan Oksigen ( O2 ). Sedangkan asam sulfat ( S ) dan oksigen.Oksigen pada plat positif dan Hydrogen pada asam sulfat bereaksi membentuk air ( H2 ). Pada saat yang sama timbal ( Pb ). Pada plate positif maupun negatif beraksi dengan SO4 sehingga menjadi PbSO4.

PbSO4 + 2H2SO4 + Pb PbSO4 + 2H2O + PbSO4

Discharge

Page 40: Pengetahuan Dasar Mesin

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

M A T E R I A L III - 9 - 9

Pada saat proses charging terjadi reverse proses kimia pada larutan electrolyte battery. Timbal sulfat ( PbSO4 ) terurai menjadi Pb dan SO4. Sedangkan air ( H2O ) teruari menjadi hydrogen dan bereaksi dengan SO4

menjadi asam sulfat ( H2SO4 ).Pada saat yang sama oksigen ( O2 ) dari terurainya H2O , diikat oleh timbal ( Pb ). Plate positif membentuk timbal ( PbO2 ).

PbSO4 + 2H2O + PbSO4 PbO2 + 2H2SO4 + Pbcharge

Pada saat proses dischariging specific gravity electrolyte battery mengalami penurunan karena padfa saat tersebut sulfuric acid ( asam sulfat ) diikat oleh timbal sehingga menjadi timbalk sulfat ( PbSO4 ) sehingga yang tersisa dari electrolyte adalah air. Pada peristiwa charging specific gravity larutan electrolyte akan naiknya karena pada saat tersebut terbentuk larutan asam sulfat ( H2SO4 ). Specific gravity dan tegangan battery.

Kondisi Charge ( % ) 100 95 0,75 0,5 0,25

Specific Gravity 1,265 1,230 1,230 1,2 1,175

Voltage ( V ) 12,6 12,5 12,5 12,4 12,2

Pada proses charging H2O terurai H2 dan O2 untuk bereaksi dengan Pb dan SO4. Gas H2 bersifat mudah terbakar dan explosive sehingga perlu terdapat ventilasi yang cukup dan dari api., Bila melakukan charging dengan charger, tutup battery harus dibuka dan pastikan lubang ventilasi tutup battery selalu bersih, battery yang mengalami over charging ditandai dengan penambahan air battery yang berlebihan, karena H2O menguap pada saat reaksi charging yang berlebihan sehingga temperatur mengalami kenaikan yang berlebih pula. Untuk menambah level electrolyte battery gunakan air suling ( H2O ).