PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN PRAKTEK … · merupakan periode penting dalam proses tumbuh...
Transcript of PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN PRAKTEK … · merupakan periode penting dalam proses tumbuh...
PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN PRAKTEK
KONSUMSI SUSU ANAK SEKOLAH TAMAN KANAK
KANAK
IBRAHIM
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudulPengetahuan dan Sikap
Gizi dengan Praktek Konsumsi Susu Anak Sekolah TK adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2013
Ibrahim
NIM I14114007
__________________________
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait
ABSTRAK
IBRAHIM. Pengetahuan dan Sikap Gizi dengan Praktek Konsumsi Susu Anak
Sekolah Taman Kanak Kanak. Dibimbing oleh HARDINSYAH.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara pengetahuan
dan sikap gizi ibu dengan praktek konsumsi susu pada anak prasekolah. Penelitian
ini dilakukan menggunakan desain cross sectional study pada 136 anak sekolah
dari dua TK favorit di kota Bogor yaitu TK Aliya dan Mexindo. Kuesioner diisi
oleh ibu anak meliputi gambaran karakteristik sosial-demografis, praktek
konsumsi susu pada anak dan pengetahuan serta sikap gizi ibu. Konsumsi susu
diperoleh dari data konsumsi pangan yang dikumpulkan dengan menerapkan
metode FFQ semi kuantitatif selama sebulan terakhir yang diisi oleh ibu anak.
Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar ibu memiliki pengetahuan dan sikap
gizi yang baik . Lebih dari 90% ibu setuju bahwa minum susu merupakan
kebiasaan yang baik. Mayoritas semua anak memiliki kebiasaan minum susu yang
baik setiap hari. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan positif yang
signifikan antara sikap gizi ibu dengan kebiasaan minum susu pada anak (r =
0.31). Tidak ditemukan hubungan antara pengetahuan dengan sikap gizi dan
praktek konsumsi susu.
Kata kunci: Pengetahuan gizi, sikap gizi, konsumsi susu, anak prasekolah.
ABSTRACT
IBRAHIM. Mother’s Nutritional Knowledge and Attitude with Pre-school
Children Milk Consumption. Supervised by HARDINSYAH.
Thisstudy is aimed to analyze correlation between mother’s nutritional
knowledge and attitude and milk consumption of pre-school children’s (PSC). A
cross sectional study design was applied among 136 PSC aged 4-5 yrs old in the
two favorite kindergartens of Bogor City - Aliya and Mexindo. The mothers f the
PSC filled in a questionnaire consist of sociodemographic characteristics,
children’s milk consumption, and a nutritional knowledge-and-attitude. Milk
consumsption of PSC was measured by applying a 30 days semi-FFQ method .
The results show that most of mother had good nutritional knowledge and
attitiude. More than 90% of them agree that drinking milk is a good habit for
children. The mother’s nutritional attitudes showed significant positive
correlation with children’s milk drinking habit (r = 0.31). No relation was found
between nutritional knowledge with attitude and milk consumption.
Keywords:nutritional knowledge, nutritional attitude, milk consumption, pre-
school children.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
pada
Departemen GiziMasyarakat
PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN PRAKTEK
KONSUMSI SUSU ANAK SEKOLAH TK
IBRAHIM
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
Judul : Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu dengan Praktek Konsumsi Susu Anak
Sekolah TK
Nama : Ibrahim
NIM : I14114010
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Hardinsyah, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
DrRimbawan
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
Judul Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu dengan Praktek Konsumsi Susu Anak Sekolah TK
Nama Ibrahim NIM 114114010
Disetujui oleh
o 4 fEB 2G\4Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan keseluruhan rangkaian studi untuk
mendapatkan gelar sarjana. Terima kasih disampaikan kepada pembimbing Bapak
Prof Dr Ir Hardinsyah, MS yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan dan
bimbingannya. Tidak lupa juga ungkapan sebesar-besarnya ditujukan kepada
rekan-rekan Alih Jenis Gizi angkatan 5 dan teman-teman yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Teruntuk Bapak dan Ibu, penulis mengucapkan terima kasih atas doa, kasih
sayang, dukungan dan semangat yang selalu diberikan. Akhir kata, semoga karya
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perbaikan gizi di Indonesia.
Bogor, Januari 2014
Ibrahim, AMG
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN vii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 2
Tujuan 2
Manfaat Penelitian 2
Kerangka Pemikiran 3
METODE PENELITIAN 4
Desain, Waktu dan Tempat 4
Jumlah dan Cara Penarikan contoh 4
Jenis dan Cara Pengumpulan Data 5
Pengolahan dan Analisis Data 6
Definisi Operasional 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Gambaran Umum Sekolah 7
Karakteristik Anak dan Ibu 8
Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu 9
Praktek Konsumsi Susu Anak 11
Hubungan Karakteristik Ibu, Pengetahuan dan Sikap Gizi, dengan Praktek
Konsumsi Susu pada Anak 15
SIMPULAN DAN SARAN 16
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 18
RIWAYAT HIDUP 20
DAFTAR TABEL
1 Jenis dan cara pengumpulan data 7
2 Sebaran anak berdasarkan karakteristik anak 11
3 Sebaran anak berdasarkan karakteristik ibu 13
4 Sebaran anak berdasarkan pengetahuan dan sikap gizi ibu 14
5 Sebaran anak berdasarkan jawaban benar pengetahuan gizi ibu 14
6 Sebaran anak berdasarkan pernyatan sikap gizi ibu 14
7 Sebaran anak berdasarkan jumlah dan frekuensi minum susu 15
8 Sebaran anak berdasarkan jenis susu 15
9 Sebaran anak berdasarkan merek susu dan harga susu 16
10 Sebaran anak berdasarkan pertimbangan dan tempat membeli susu 17
11 Hubungan karakteristik ibu, pengetahuan dan sikap gizi, praktek
konsumsi susu 20
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran Pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan praktek
konsumsi susu anak sekolah TK 4
2 Cara penarikan contoh 6
DAFTAR LAMPIRAN
1 Frekuensi minum susu anak perminggu 25
2 Hasil Uji korelasi 27
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anak prasekolah merupakan periode penting dalam proses tumbuh
kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa
tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak
akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan
(Sutomo 2010).
Namun, perkembangan dan pertumbuhan pada anak banyak mengalami
gangguan. Gangguan gizi pada anak merupakan dampak kumulatif dari berbagai
faktor baik yang berpengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap gizi anak.
Salah satu pengaruh langsung status gizi anak adalah asupan. Kekurangan maupun
kelebihan asupan zat gizi dapat memengaruhi status gizi dan status kesehatannya.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, prevalensi stunting rata-rata nasional
sebesar 35.6 persen (Kemenkes 2010).Stunting menjadi salah satu masalah gizi di
Indonesia yang perlu dicermati dengan baik.
Terdapat kecenderungan dimana semakin tinggi umur anak, khususnya
umur 6 bulan ke atas, penyimpangan status gizi anak terhadap baku status gizi
WHO-NCHS semakin melebar ke kiri (status gizi memburuk) yang
mengindikasikan buruknya kualitas makanan sapihan dan masalah kesehatan
(penyakit/infeksi) pada anak berumur diatas 6 bulan (Riyadi 2011).
Pemenuhan kebutuhan gizi dalam rangka menopang tumbuh kembang
fisik dan biologis balita belum diberikan secara tepat dan berimbang menjadi
penyebab masalah gizi. Tepat berarti makanan yang diberikan mengandung zat-
zat gizi yang sesuai kebutuhan. Berimbang berarti komposisi zat-zat gizinya
menunjang proses tumbuh kembang sesuai usianya. Dengan terpenuhinya
kebutuhan gizi secara baik, perkembangan dan pertumbuhan akan berlangsung
optimal (Soekirman 2006).
Kebutuhan zat gizi anak diharapkan dapat terpenuhi secara lengkap
melalui konsumsi susu, termasuk zat-zat gizi yang tidak diperolehnya dari
makanan (Muchtadi 2002). Susu merupakan salah satu sumber protein hewani
yang sangat baik bagi tubuh manusia. Susu disebut sebagai makanan yang hampir
sempurna karena kandungan zat gizinya yang lengkap. Susu mengandung air,
protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D
dalam jumlah memadai. Susu juga memiliki berbagai manfaat, antara lain
menunjang pertumbuhan, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah osteoporosis
(Greer 2007).
Anak yang mengonsumsi susu memiliki status gizi yang lebih baik
(Hartoyo et al. 2007). Konsumsi susu dan frekuensi minum susu memiliki
hubungan dengan tinggi badan dan densitas tulang (Hardinsyah et al. (2008).
Hoppe et al. (2006) menyatakan bahwa susu memiliki efek merangsang
pertumbuhan. Zat gizi pada susu menjadi bagian penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak(Anwar 2009).
Saat ini konsumsi susu masyarakat Indonesia ternyata masih rendah,
kecenderungan konsumsi susu dari tahun ke tahun tampaknya memang ada
2
kemajuan, namun kemajuannya relatif lambat. Kebiasaan minum susu masyarakat
Indonesia terendah di Asia Tenggara. Berdasarkan data Tetra Pak Indonesia tahun
2010, konsumsi susu di Indonesia hanya 11,9 liter/kapita/tahun.Artinya, rata-rata
konsumsi susu orang Indonesia tiap satu orang hanya satu gelas setiap minggu.
Jauh dari anjuran normal konsumsi susu satu sampai dua gelas per hari. Sebagai
pembanding, konsumsi susu di India mencapai 42.8 liter, Malaysia dan Filipina
22,1 liter, Thailand 31,7 liter, sementara Vietnam 12.1 liter. Rendahnya pola
mengkonsumsi susu di Indonesia diduga dipengaruhi oleh pola pikir dan pola
hidup serta pemahaman masyarakat mengenai susu yang masih minim.
Melihat fakta diatas, peneliti menyadari konsumsi susu memiliki peran
dalam membantu mencukupi kebutuhan energi dan zat gizi pada anak.
Pengetahuan dan sikap ibu yang baik diharapkan dapat menentukan kebiasaan
pola konsumsi yang baik pada seorang anak. Oleh karena itu, peneliti bertujuan
mengkaji pengetahuan, sikap gizi dan praktek konsumsi susu pada anak
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan
pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan praktek konsumsi susu anak sekolah TK
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:
1. Mempelajari pengetahuan dan sikap gizi ibu tentang susu bagi anak.
2. Mempelajari praktek konsumsi susu (jenis susu, bentuk, frekuensi
konsumsi susu, tempat pembelian, alasan mengkonsumsi produk).
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik anak dan ibu, pengetahuan dan
sikap gizi ibu serta praktek konsumsi susu dengan status gizi anak.
Kegunaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi
tentang pengetahuan, sikap, dan praktek konsumsi susu pada anak sehingga dapat
memperkaya ilmu pengetahuan khususnya bidang gizi dan kesehatan. Selain itu,
informasi dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat guna mewujudkan
kesejahteraan keluarga dan pengembangan kualitas tumbuh kembang pada anak.
Kerangka Pemikiran
Gangguan gizi pada anak merupakan dampak kumulatif dari berbagai
faktor baik yang berpengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap gizi anak.
Salah satu pengaruh langsung status gizi anak adalah asupan. Kekurangan maupun
kelebihan asupan zat gizi dapat memengaruhi status gizi dan status kesehatannya.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, prevalensi stunting rata-rata nasional
sebesar 36 persen. Praktek konsumsi susu merupakan bagian dari penerapan
kebiasaan makan anak.
3
Pengetahuan gizi adalah segala bentuk informasi yang berkaitan dengan
pangan dan gizi. Pengetahuan termasuk didalamnya pengetahuan gizi dapat
diperoleh melalui pendidikan formal maupun pendidikan informal. Khomsan
(2009) menyatakan seseorang dapat memperoleh pengetahuan gizi melalui
berbagai sumber seperti buku-buku pustaka, media massa maupun orang lain.
Sikap dapat dipelajari, baik dalam keluarga maupun lingkungan
masyarakat. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap
diantaranya adalah pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting serta
media massa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap
gizi seseorang dapat dipengaruhi oleh karakteristik individu maupun keluarganya
serta sumber informasi yang tersedia di lingkungannya.
Pengetahuan dan sikap gizi dapat mempengaruhi kebiasaan makan
seseorang. Pengetahuan gizi berpengaruh terhadap sikap dan kemudian
berpengaruh terhadap perilaku pemilihan makanan yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada keadaan gizi yang bersangkutan. Khomsan et al. (2012)
menyatakan bahwa perpaduan antara pengetahuan dan sikap gizi mempunyai
korelasi positif dengan perkembangan status gizi anak
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengetahuan dan sikap gizi ibu,
praktek konsumsi susu serta hubungannnya dengan status gizi anak balita. Skema
kerangka penelitian ini disajikan pada Gambar 1
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan yang dianalisis
: Hubungan yang tidak dianalisis
Karakteristik ibu:
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan
Pengetahuan dan
sikap gizi ibu
Karakteristik anak:
Jenis kelamin
Praktek konsumsi susu:
Jenis dan bentuk
Frekuensi dan jumlah
konsumsi susu
Kemasan susu yang biasa
dikonsumsi
Tempat pembelian
Pertimbangan memilih
produk
Status gizi:
TB/U
Media Informasi Sekolah
4
Gambar 1 Pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan praktek konsumsi susu anak
sekolah TK
METODE
Desain, Waktu, dan Tempat
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini
dilakukan di dua taman kanak-kanan yaitu TK Aliya dan TK Mexindo, Bogor.
Kedua lokasi dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan dimana
kedua TK tersebut merupakan TK favorit dan untuk kalangan menengah ke
atas.Hal ini dimaksudkan agar mudah diperoleh contoh yang mengonsumsi
susu.Waktu dilaksanakan penelitian ini adalah bulan mei hingga juli 2013.
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa TK Aliya dan TK Mexindo
Bogor.Contoh yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa, laki-laki
maupun perempuan yang memenuhi kriteria inklusi.Penarikan contoh dilakukan
secara purposive.Adapun yang merupakan kriteria inklusi adalah siswa yang
memiliki status aktif sebagai siswa di TK Aliya dan TK Mexindo Bogor, bersedia
menjadi contoh dalam penelitian dan bersedia diukur, orangtua bersedia
memberikan informasi. Berikut cara penarikan contoh yang dilakukan (Gambar
2).
Mengembalikan
kuisioner
Missing
Gambar 2 Cara penarikan contoh
Jumlah contoh yang diperkirakan berpartisipasi dalam penelitian adalah
250 anak. Jumlah ini merupakan total dari siswa TK Mexindo dan Aliya
TK Mexindo TK Aliya
Memenuhi kriteria dan bersedia mengikuti penelitian
77 orang
100 orang 150 orang
59 orang 77 orang
94 orang
5
berdasarkan keterangan dari pihak sekolah yang masuk dalam kriteria inklusi.
Semua siswa tersebut diberikan kuisioner untuk dibawa pulang dan diisi oleh
orangtuanya.Jumlah contoh berkurang dikarenakanterdapat beberapa contoh yang
tidak hadir di sekolah dan tidak mengembalikan kuisioner.Terdapat beberapa data
kuisioner yang tidak diisi lengkap oleh orangtua contoh sehingga beberapa data
missing dan tidak dapat dimasukkan sebagai contoh penelitian. Jumlah contoh
yang diambil yaitu 59 contoh dari TK Mexindo dan 77 contoh dari TK Aliya.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
meliputi karakteristik keluarga, karakteristik contoh, pengetahuan dan sikap gizi
ibu, data antropometri, dan praktek konsumsi susu. Data sekunder yaitu data
mengenai gambaran umum lokasi penelitian, yang meliputi profil taman kanak-
kanak, dan jumlah siswa.
Pengambilan data karakteristik contoh, karakteristik ibu contoh,
pengetahuan dan sikap gizi diambil dengan menggunakan kuisioner yang diisi
oleh ibu. Pertanyaan dan pernyataan untuk mengukur pengetahuan dan sikap gizi
disusun oleh penulis untuk memperoleh gambaran mengenai pengetahuan dan
sikap gizi ibu mengenai gizi secara umum, susu dan kesehatan serta tumbuh
kembang anak. Data praktek konsumsi susu diambil dengan cara memberikan
kuesioner untuk diisi oleh ibu. Data sekunder didapatkan dari arsip taman kanank-
kanak yang terkait. Berikut adalah rangkuman jenis dan cara pengumpulan data
(Tabel 1).
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data No Variabel Alat Cara pengumpulan
data
1. Karakteristik anak:
Jenis kelamin
Kuisioner Pengisian kuisioner
oleh ibu
2. Karakteristik ibu:
Pekerjaan
Pendidikan
Pendapatan keluarga
Kuisioner
Kuisioner
Kuisioner
Pengisian kuisioner
oleh ibu
3. Pengetahuan gizi ibu Kuisioner Pengisian kuisioner
oleh ibu
4. Sikap gizi ibu Kuisioner Pengisian kuisioner
oleh ibu
5. Praktek konsumsi susu
Jenis dan bentuk
Kemasan yang biasa
dikonsumsi
Frekuensi konsumsi
susu
Jumlah konsumsi
susu
Pertimbangan
memilih susu
Tempat pembelian
susu
Kuisioner
Kuisioner
FFQ Semi-kuantitatif
FFQ Semi –kuantitatif
Kuisioner
Kuisioner
Pengisian kuisioner
oleh ibu
6
6. Profil sekolah TK Sekolah TK Aliya dan Mexindo oleh enumerator
Pengolahan dan Analisis Data
Data karakteristik ibu meliputi usia ibu, pekerjaan, pendidikan ibu, dan
pendapatan ibu. Data pekerjaan ibu dikategorikan ke dalam enam kelompok, yaitu
ibu rumah tangga, PNS, swasta, wiraswasta, buruh, dan lainnya (jika ada). Data
pendidikan terakhir ibu dikategorikan dalam lima kelompok, yaitu tidak sekolah,
SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi. Data
pendapatan dikategorikan dala tiga kelompok yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Pengetahuan ibu tentang gizi diukur dengan menggunakan pertanyaan yang
kemudian diberi nilai. Pengetahuan gizi, terdiri atas 20 pertanyaan pilihan
beganda (best answer multiple choice test). Setiap jawaban yang benar diberi nilai
1, jawaban yang salah diberi nilai 0, dan jawaban tidak tahu diberi nilai 0.
Sikap gizi diukur dari 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban sangat setuju,
setuju, tidak setuju dan tidak tahu. Sikap positif sangat setuju dan setuju diberi
skor 1, kemudian untuk sikap tidak setuju dan tidak tahu diberi skor 0. Pernyataan
negatif sangat setuju dan setuju serta tidak tahu diberikan skor 0 sedangkan tidak
setuju diberi skor 1. Selanjutnya, pengetahuan dan sikap ibu masing-masing
dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu kurang (persentase jawaban benar
<60%), sedang (persentase jawaban benar 60-80%), dan baik (persentase jawaban
benar >80%) (Khomsan 2000).
Data praktek konsumsi susu meliputi data jenis dan bentuk susu, jumlah dan
frekuensi susu yang dikonsumsi, pertimbangan dalam memilih susu serta tempat
pembelian susu. Data jenis susu dikelompokkan menjadi susu bubuk, susu kental
manis (SKM), dan susu cair. Data jumlah susu yang dikonsumsi dideskripsikan
sedangkan frekuensi minum susu dideskripsikan menjadi terbiasa atau tidak
mengkonsumsi susu setiap hari. Data bentuk kemasan susu yang biasa dibeli dan
dikonsumsi dideskripsikan. Data tempat pembelian dan pertimbangan dalam
membeli susu dideskripsikan.
Data yang dikumpulkan akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan
program komputer Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 17.0 for windows, dan
WHO AnthroPlus 1.0.4. Proses pengolahan data meliputi coding, editing,
cleaning, analisis deskriptif dan inferensia untuk menganalisis hubungan antar
variabel.
Uji korelasi pearson digunakan untuk menganalisis hubungan karakteristik
ibu dengan pengetahuan dan sikap gizi ibu (kec. Jenis kelamin & Pekerjaan).
karakteristik ibu dengan praktek konsumsi susu anak (kecuali jenis kelamins,
pekerjaan, ukuran dan tempat membeli susu)
Definisi Operasional
7
Contoh adalah siswa taman kanak-kanak Aliya dan Mexindo yang berusia 2.5-5
tahun dan bersedia mengikuti setiap tahap penelitian.
Karakteristik contoh adalah keadaan contoh yang meliputi jenis kelamin dan
usia contoh
Karakteristik ibu adalah keadaan ibu contoh yang meliputi pekerjaan,
pendidikan, dan pendapatan keluarga ibu
Jenis pekerjaan ibu adalah pekerjaan atau mata pencaharian ibu contoh yang
dikelompokkan menjadi PNS, swasta, wiraswasta, buruh, TNI/Polri, dan
ibu rumah tangga (hanya ibu).
Pendapatan keluarga adalah besarnya penghasilan keluarga yang diperoleh baik
dari ayah, ibu maupun anggota keluarga lain yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.Data pendapatan rumah tangga
dikelompokkan dalam empatkategori yaitu < Rp 2,000,000; Rp 2,000,000-
3,000,000; Rp 3,000,000-5,000,000 dan > Rp 5,000,000. Pengkategorian
berdasarakan upah minimun (UMR).
Tingkat pendidikan ibu adalah Jenjang pendidikan formal yang pernah
ditempuh ibu contoh.Data pendidikan terakhir ibu dikategorikan dalam
lima kelompok, yaitu tidak sekolah, SD/sederajat, SMP/sederajat,
SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi.
Pengetahuan gizi adalah pemahaman ibu mengenai gizi secara umum dan susu
diperoleh dengan menilai jawaban ibu contoh terhadap 20 pertanyaan.
Pengetahuan gizi ibu kemudian dikelompokkan menjadi baik apabila skor
> 80%; sedang apabila skor 60-80%; dan kurang apabila skor <60%
(Khomsan 2000)
Sikap gizi adalahpendapat ibu (setuju/tidak setuju) mengenai gizi dan konsumsi
susu diperoleh dengan menilai jawaban ibu terhadap 10 pernyataan
mengenai gizi secara umum dan susu. Sikap ibu contoh dikelompokkan
menjadi tiga yaitu baik apabila skor > 80%; sedang apabila skor 60-80%;
dan kurang apabila skor <60% (Hardinsyah 2008).
Praktek konsumsi susu adalah jumlah, jenis, bentuk dan frekuensi konsumsi
susu yang dikonsumsi anak serta keterangan mengenai tempat pembelian
dan pertimbangan ibu memilih produk susu.
Frekuensi konsumsi susu adalah frekuensi susu yang dikonsumsi contoh selama
seminggu yang diukur dengan FFQ semi kuantitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Taman Kanak-kanak
Taman kanak-kanak yang menjadi tempat penelitian ini adalah TK
Mexindo yang terletak di Jalan Malabar No 4, Kelurahan Tegal Mangga,
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. TK Mexindo yang berdiri
pada tahun 1965 dan juga beroperasi pada tahun yang sama ini merupakan satu-
satunya TK yang berstatus negeri di kota Bogor. Posisi TK Mexindo ini cukup
strategis, karena sebelah utara berbatasan dengan Rumah sakit PMI Bogor,
8
sebelah selatan dan barat berbatasan dengan perkampungan penduduk, dan
sebelah timur berbatasan dengan Kampus Pascasarjana IPB.
Jumlah murid yang terdaftar di TK ini yaitu 250 orang, yang terdiri atas
kelompok A sebanyak 75 orang, dan kelompok B sebanyak 125 orang. TK ini
dikepalai oleh Siti Sofiah.Jumlah tenaga kependidikan di TK Mexindo adalah
sebanyak 9 orang guru PNS, 2 orang guru honor, dan 4 orang tenaga non guru.TK
Mexindo memiliki fasilitas yang cukup lengkap, antara lain 8 ruang kelas, ruang
kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, UKS, aula, area berkebun, arena
bermain, kolam renang, dan toilet.
Taman Kanak-kanak yang menjadi tempat penilitian berikutnya adalah TK
Aliya yang terletak di Jalan Gardu Raya RT 03 RW 11 Bubulak, Bogor Barat.TK
Aliya merupakan bagian unit pendidikan Sekolah Islam Terpadu (SIT) Aliya dari
Yayasan Aliya yang didirikan pada akhir tahun 2001. Bagian unit pendidikan
yayasan Aliya ini selain TKIT Aliya, juga terdapat PGIT Aliya dan SDIT Aliya
yang terletak dalam satu lokasi dengan luas bangunan 1.205,75 m2dan luas tanah
10.000 m2. Sebagian besar murid berasal dari keluarga dengan strata ekonomi
menengah ke atas.
Adapun visi dari TK Aliya adalah mencetak generasi Qur’ani yang cerdas
dan beriman sehingga mampu menjadi aset unggulan bangsa di bidang pendidikan
islam. Taman kanak-kanak islam terpadu yang dikepalai oleh Ir. Ani Anggraeni
M.Pd ini memiliki lingkungan pembelajaran yang baik dan mencetak banyak
prestasi, antara lain juara 1 Gugus TK tingkat Provinsi Jawa Barat dan 10 besar
Gugus TK tingkat nasional. Jumlah keseluruhan murid di sekolah ini yaitu 150
orang dan jumlah guru yang dimiliki yaitu 17 guru termasuk guru PGIT.
Fasilitas sekolah ini cukup lengkap, antara lain memiliki ruang kelas
dengan luas 7m x 8 m, ruang perpustakaan, ruang role play, ruang kepala sekolah,
ruang guru, ruang Tata Usaha, Kamar mandi/WC, pos satpam, area bermain, area
olahraga, area berkebun dan beternak (kandang dan kolam ikan), area parkir, dan
kantin.
Karakteristik Anak dan Ibu
Adapun yang merupakan komponen dari karakteristik anak adalah jenis
kelamin dan umur anak.Sebesar 47.8% anak berjenis kelamin perempuan, dan
sebesar 52.2% anak berjenis kelamin laki-laki.Sebagian besar (65.4%) anak
berusia 5 sampai 6 tahun dan hanya 15% anak berusia 4 sampai 5 tahun (Tabel
2).
Tabel 2 Sebaran anak berdasarkan jenis kelamin dan usiaanak n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 71 52.2
Perempuan 65 47.8
Total 136 100.0
Usia
4-5 tahun 21 15.4
5-6 tahun 89 65.4
> 6 tahun 26 19.1
Total 136 100.0
9
Tingkat pendidikan sebagian besar ibu adalah perguruan tinggi dengan
persentase sebesar 75.0%. Sebagian besar (48.5%)ibu adalah ibu rumah tangga
dengan 56.6% ibu memiliki kategori besar pendapatan keluarga yaitu> Rp
5.000.000,- . Sebagian besar keluarga (73.5%) memiliki jumlah keluarga kurang
dari sama dengan 4 orang (tabel 3).
Tabel 3 Sebaran anak berdasarkan karakteristik keluarga Variabel n %
Pendidikan Ibu
Tidak sekolah 0 0.0
SD/Sederajat 0 0.0
SMP/Sederajat 3 2.2
SMA/Sederajat 31 22.8
Perguruan Tinggi 102 75.0
Total 136 100.0
Pekerjaan Ibu
PNS 23 16.9
Wiraswasta 8 5.9
IRT 66 48.5
Pegawai swasta 30 22.1
Buruh 0 0
Lainnya 9 6.6
Total 136 100.0
Pendapatan
<Rp 2.000.000 1 0.7
Rp 2.000.000- Rp 3.000.000 18 13.2
Rp 3.000.000- Rp 5.000.000 40 29.4
> Rp 5.000.000 77 56.6
Total 136 100.0
Besar Keluarga
<4 100 73.5
5-6 33 24.3
>7 3 2.2
Total 136 100.0
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor penting yang ikut
menentukan keadaan gizi anak.Hasil penelitian Adnan et al. (2012) tentang
pendidikan ibu dan praktek pemberian makan pada anak di Malaysia menjelaskan
bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi praktek pemberian makan anak
sehingga akan menentukan status gizi pada anak. Tingkat pendidikan ibu yang
tinggi ini diharapkan dapat mempermudah ibu memperoleh akses informasi lebih
baik.
Menurut Simamora (2008) konsumen yang mempunyai pengetahuan dan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung akan memilih pangan yang lebih
baik kualitasnya daripada yang berpendidikan rendah. Selain melihat dari sisi
kualitas pangan yang dikonsumsinya, konsumen dengan pendidikan yang lebih
tinggi juga akan melihat lebih jauh terhadap keburukan dan resiko dalam
mengkonsumsi pangan, serta cenderung berperilaku lebih kritis dalam pembelian
dan pemilihan suatu produk.
10
Simamora (2008) menyatakan bahwa pekerjaan seseorang mempengaruhi
barang dan jasa yang dibelinya. Pekerjaan sehari-hari ibu rumah tangga tentu juga
mempengaruhi pola konsumsinya termasuk dalam perilaku mengkonsumsi produk
susu.
Sumarwan (2003) menyatakan pendapatan merupakan imbalan yang
diterima oleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah
dalam bentuk uang. Pendapatan yangdiukur dari seorang konsumen biasanya
bukan hanya pendapatan yang diterima olehseorang individu, tetapi diukur semua
pendapatan yang diterima oleh semua anggota keluarga dimana konsumen berada
(Sumarwan 2003). Daya beli sebuah rumah tangga bukan hanyaditentukan oleh
pendapatan dari satu orang, tetapi dari seluruh anggota rumah tangga yang bekerja
(Sumarwan 2003). Pendapatan rumah tangga merupakan faktor yang paling
menentukan kualitas dan kuantitas konsumsi pangan (Martianto dan Ariani 2004).
Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu
Pengetahuan gizi ibu pada penelitian ini meliputi pengetahuan tentang
fungsi zat gizi, sumber zat gizi, manfaat konsumsi susu dan masalah gizi pada
anak di Indonesia. Terdapat lebih dari 75% ibu mampu menjawab 13 dari 20
pertanyaan dengan benar. Pertanyaan tersebut meliputi fungsi zat gizi, sumber zat
gizi, manfaat susu dan kandungan gizi pada susu.
Tabel 4 Sebaran anak berdasarkan pengetahuan dan sikap gizi ibu
n %
Pengetahuan gizi ibu
Baik 88 64,7
Sedang 36 26,5
Kurang 12 8,8
Jumlah 136 100
Sikap gizi ibu
Baik 4 2,9
Sedang 115 84,6
Kurang 17 12,5
Jumlah 136 100
Sebagian besar (64.7%) ibu memiliki pengetahuan gizi dalam kategori
baik dan hanya sedikit (8.8%) ibu yang memiliki pengetahuan gizi kurang. Hal ini
dimungkinkan karena tingkat pendidikan ibu yang tiga perempatnya (75%)
merupakan lulusan perguruan tinggi (Tabel 4).
Ibu merupakan orang tua yang paling dekat dengan anak yang juga
merupakan pengasuh anak di dalam suatu rumah tangga. Pengetahuan gizi ibu
merupakan hal penting yang mempengaruhi konsumsi seorang anak. Pengetahuan
gizi ibu yang baik diharapkan dapat membentuk sikap dan prilaku yang dapat
membentuk kebiasaan pola makan yang baik dan sehat pada anak (Khomsan
2012).
Pengetahuan gizi menjadi landasan penting untuk menentukan konsumsi
pangan keluarga. Ibu yang berpengetahuan gizi baik akan berupaya menerapkan
11
pengetahuannya dalam pemilihan dan pengolahan pangan (Khomsan 2012).. Hal
ini menunjukkan bahwa ibu memiliki pemahaman yang cukup mengenai masalah
gizi di Indonesia.
Tabel 5 Sebaran anak berdasarkan jawaban benar pengetahuan gizi ibu
No Pertanyaan Pengetahuan Gizi Ibu n %
1 Zat gizi adalah zat yang terdapat dalam makanan dan
diperlukan oleh tubuh
136 100,0
2 Makanan yang harus dikonsumsi adalah makanan yang
beraneka ragam
135 99,3
3 Zat gizi sumber tenaga atau energi disebut karbohidrat 123 90,4
4 Zat gizi sumber pembangun untuk tubuh disebut
protein
102 75,0
5 Zat gizi untuk mendukung pertumbuhan anak adalah
protein
35 25,7
6 Zat pengatur fungsi dan kerja organ tubuh agar
berjalan dengan baik disebut mineral
97 71,3
7 Nasi, mie, dan roti adalah sumber pangan yang
mengandung karbohidrat
132 97,1
8 Yang termasuk masalah kekurangan gizi adalah
kependekan
49 36,0
9 Kita harus minum air putih ±8 gelas dalam sehari 126 92,6
10 Ibu tahu bahwa sepertiga anak di Indonesia pendek
(ya/tidak)
59 43,4
11 Anak seharusnya minum susu 1-2 gelas dalam sehari 87 64,0
12 Susu merupakan sumber utama mineral kalsium 131 96,3
13 Fungsi kalsium membantu pertumbuhan tulang dan
gigi
131 96,3
14 Minum susu saja tidak cukup untuk membuat tubuh
sehat (ya/tidak)
125 91,9
15 Susu bermanfaat untuk pertumbuhan tinggi badan anak
(ya/tidak)
125 91,9
16 Susu dapat meningkatkan kecerdasan anak (ya/tidak) 122 89,7
17 Gejala alergi susu sapi adalah diare dan sakit perut 90 66,2
18 Zat gizi selain kalsium yang berperan dalam
pembentukan tulang dan gigi adalah fosfor dan vit D
112 82,4
19 Makanan sumber vitamin D adalah daging dan telur 108 79,4
20 Makanan sumber fosfor adalah susu dan daging 94 69,1
Lebih dari 90% ibu setuju bahwa susu merupakan makanan bergizi,
minum susu merupakan kebiasaan yang baik dan anak perlu minum susu untuk
menyokong pertumbuhannya (Tabel 6). Namun, berturut-turut terdapat 72.8% dan
96.3% ibu yang setuju pada pernyataan susu merupakan makanan penganti asupan
makan utama dan kalau sudah minum susu tidak perlu makan makanan lain. Hal
ini merupakan sikap yang tidak sesuai. Respon sikap ini akan mendorong ibu
untuk membiasakan anak minum susu setiap hari. Setelah dikategorikan, sebanyak
84% ibu memiliki sikap gizi dengan kategori sedang dan terdapat ibudengan sikap
gizi kurang (12.5%) (tabel 4).
12
Sikap terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman. Ibu yang memiliki
pengetahuan gizi yang baik umumnya memiliki sikap yang sesuai (Khomsan
2012). Sikap gizi ibu pada penelitian ini adalah kecenderungan untuk bersikap dan
bertindak setuju atau tidak terhadap pernyataan-pernyataan yang terdiri dari
kebiasaan minum susu, manfaat konsumsi susu, masalah gizi dan pemantauan
status gizi pada anak.
Tabel 6 Sebaran anak berdasarkan pernyataan sikap setuju ibu
No Pernyataan sikap n %
1 Susu merupakan makanan bergizi 130,0 95,6
2 Minum susu merupakan kebiasaan yang baik 135,0 99,3
3 Anak perlu minum susu untuk menunjang
pertumbuhannya 135,0 99,3
4 Saya yakin dengan pemberian susu pada anak
akan mencegah kependekan anak saya 99,0 72,8
5 Minum susu sebaiknya minimal 1 kali sehari 103,0 75,7
6 Susu merupakan makanan penganti asupan
makan utama 99,0 72,8
7 Kalau sudah minum susu tidak perlu makan
makanan yang lain 131,0 96,3
8 Saya yakin dengan pemberian susu pada anak
akan meningkatkan kecerdasan anak saya 114,0 83,8
9 Saya yakin anak yang bertubuh kurus lebih
sering sakit-sakitan 19,0 14,0
10 Ibu perlu memantau perkembangan tinggi dan
berat badan anak 136,0 100,0
Praktek Konsumsi Susu Anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua (83.1%) anak terbiasa
minum susu dan terdapat16.9% anak yang tidak terbiasa minum susu setiap
hari.Rata-rata frekuensi minum susu anak sebesar 18.74 kali/minggu. Rata-rata
jumlah konsumsi susu anak sebesar 497.31±340.65 ml/hari. Jumlah susu yang
dikonsumsi paling banyak adalah 1400 ml dalam sehari dan paling sedikit
sebanyak 4.17 ml/hr (Tabel 7).
Tabel 7 Sebaran anak berdasarkan jumlah dan frekuensi minum susu Frekuensi minum susu (kali/minggu) n %
< 1 6 4.4
1-7 27 19.9
8-14 36 26.5
15-21 29 21.3
> 21 38 27.9
Total 136 100.0
Rata-rata frekuensi minum susu ± SD 18.74 ± 12.35 kali/minggu
Jumlah rata-rata konsumsi susu 497.31±340.65 ml/hari
Maks 1400 ml/hr
Min 4.17 ml/hr
13
Susu memiliki hampir semua zat gizi dasar yang dibutuhkan oleh
anakseperti lemak, karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Meskipun, sebagian
besar zat gizi dalam susu dapat diperoleh dengan mudah dari sumber lain, seperti
sayuran, kacang-kacangan, dan makanan laut, susu memiliki semua zat gizi
tersebut dalam satu paket. Susu menjadi sumber pangan kaya zat gizi paling
praktis untuk dikonsumsi oleh anak-anak (Sears 2006).
Penelitian yang dilakukan oleh Briawan et al. (2011) menyimpulkan
bahwa selain air putih, sebagian besar anak sekolah dasar terbiasa minum susu
dan teh (>70%). Anak yang sering mengonsumsi susu memiliki status gizi yang
lebih baik (Hartoyo et al. 2007). Penelitian mengenai konsumsi susu dan kalsium
pada tinggi badan anak remaja oleh Hardinsya et al. (2008) terdapat hubungan
konsumsi susu dan frekuensi minum susu dengan tinggi badan dan densitas tulang
(Hardinsyah et al. (2008). Hoppe et al. (2006) menyatakan bahwa susu memiliki
efek merangsang pertumbuhan. Zat gizi pada susu menjadi bagian penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak(Anwar 2009).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Semba (2012) konsumsi susu
berdampak nyata terhadap tinggi badan pada anak pra-sekolah di Indonesia.
Kebiasaan minum susu pada anak sekolah TK di Aliya dan Mexindo yang baik
diharapkan mampu mendukung pertumbuhan anak.
Tabel 8 Sebaran anak berdasarkan jenis dan bentuk susu
n %
Jenis dan bentuk susu
Bubuk 66 48.5
Susu Kental Manis (SKM) 7 5.1
Cair 23 16.9
Bubuk+SKM 1 0.7
Bubuk+Cair 32 23.5
Bubuk+SKM+cair 6 4.4
SKM+Cair 1 0.7
Jumlah 136 100
Kemasan susu
Kotak 112 82,4%
Kaleng 13 9,6%
Sachet 3 2,2%
Kotak+kaleng 5 3,7%
Kotak+sachet 3 2,2%
Jumlah 136 100,0%
Berdasarkan jenis menurut bentuk fisiknya, susu terdiri dari susu segar,
susu kental manis, dan susu bubuk. Sebagian anak (48.5%) mengonsumsi susu
bubuk dan hanya 5.1% anak mengkonsumsi susu kental manis (SKM). Sebagian
besar ibu memilih produk susu dengan kemasan kotak.(Tabel 8 ).
Hasil penelitian menunjukkan sepertiga ibu memilih susu merek Dancow
dan dua pertiganya memilih produk susu lain. Pada tabel 9 kandungan protein
ditemukan lebih tinggi pada jenis susu premium. Merk susu yang dicantumkan
14
adalah beberapa merek susu di pasaran yang dikonsumsi oleh anak dalam
penelitian ini.
Susu jenis premium memiliki harga yang lebih tinggi untuk setiap gram
nya daripada susu biasa. Kandungan energi dan protein dalam susu jenis premium
memiliki rata-rata harga yang lebih tinggi dibandingkan susu biasa (tabel 9).
Dapat dikatakan bahwa, untuk zat gizi yang sama susu jenis premium lebih mahal
dibandingkan susu biasa.
Merek adalah nama penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek adalah
simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merek-merek produk yang
sudah lama dikenal konsumen telah menjadi sebuah citra bahkan simbol status
bagi produk tersebut (Sumarwan 2002).
Tabel 9 Sebaran anak berdasarkan merk susu yang dipilih, kandungan energi,
protein, kemasan dan harga susu
Merk susu n %
Energi
(Kkal)/taka
ran saji
Protein
(gr)/takar
an saji
Kemasan Harga susu ( Rp)
/gram
aBebelac 3+ 3 2.2 190 5.1 Kotak 131.1 bDancow 3+ 40 29.4 140 6.0 Kotak 78.8 aEnfakid A 3+ 2 1.5 170 7.2 Kaleng 136.3 bFrisian Flag 26 19.1 150 7.1 Kotak 66.1 bIndomilk 13 9.6 130 4.0 Kotak 65 bMilo 6 4.4 150 4.3 Kotak 72.3 aMorinaga 6 4.7 200 7.4 Kaleng 213.4 aNutrilon R 2 1.5 140 6.3 Kaleng 176.7 aPediasure 3 2.2 235 7.1 Kaleng 224.1 aS26 Promise 2 1.5 240 8.0 Kaleng 187.7 bSGM 4 2.9 160 5.2 Kotak 89.6 bSustagen Kid 3 2.2 160 6.3 Kotak 63.1 bUltramilk 16 11.8 150 8.4 Kotak 120 bZee 10 7.4 180 6.0 Kotak 90
Jumlah 136 100
aRata-rata harga susu premium Rp. 152.8±48.4/gr
bRata-rata harga susu biasa Rp. 81.2±20.2/gr
aRata-rata protein susu premium 6.6±0.9gr
bRata-rata protein susu biasa 5.7±1.5gr
Susu dengan merek-merek premium memiliki harga per gram yang jauh
lebih mahal dari pada merek susu biasa.Merek susu premium mempunyai kelas
tersendiri di masyarakat. Susu kelas premium adalah susu formula yang memiliki
kandungan komposisi yang lengkap dan berkualitas yang tidak terdapat pada susu
(biasa) lower class, seperti AA, DHA, nukleotida, beta karoten alamiah, lutein dan
lainnya (Rakhmawati 2006). Adapun merek susu premium yang terdapat pada
tabel 9 adalah Bebelac, Childschool, Enfakid, Morinaga, Nutrilon, Pediasure dan
S26 Promise Gold.
Penelitian ini juga menunjukkan sebanyak72.1%ibu lebih memperhatikan
kandungan gizi susu saat memilih produk susu hanya 2.2% ibu
mempertimbangkan harga.Tempat pembelian pada penelitian ini adalah tempat
15
konsumen membeli produk susu, diantaranya seperti supermarket, pasar, apotek,
toko/ warung terdekat dan tempat lainnya. Hasil menunjukkan hampir semua ibu
(97%) membeli susu di supermarket dan hanya 1.5% ibu yang membeli susu di
tempat lain.
Penelitian Sunarti (2006) yang membahas tentang “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pembelian Susu Formula Anak Pada Keluarga Berpendapatan
Rendah (Kasus di Kelurahan Tegallega dan Kelurahan Babakan, Kecamatan
Bogor Tengah, KotaBogor)”,menyimpulkan bahwa kandungan gizi dan harga
merupakan faktor penting jadi atau tidaknya membeli susu. Hal ini dimungkinkan
karena sebagian besar tingkat pendapatan keluarga yang cukup tinggi yaitu diatas
lima juta per bulan.
Tabel 10Sebaran anak berdasarkan pertimbangan dan tempat membeli susu.
n %
Pertimbangan memilih susu
Kandungan gizi 98 72.1
Jenis 11 8.1
Harga 3 2.2
Rasa 14 10.3
Lainnya 10 7.4
Jumlah 136 100
Tempat membeli susu
Supermarket 132 97.1
Pasar 0 0.0
Apotek 0 0.0
Toko 2 1.5
Lainnya 2 1.5
Jumlah 136 100
Hubungan Karakteristik Ibu, Pengetahuan dan Sikap Gizi, dengan Praktek
Konsumsi Susu pada Anak
Uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara
pendidikan terakhir ibu dengan pengetahuan gizi ibu (r=0.132). Hasil juga
menunjukkan tidak terdapat hubungan pendidikan terakhir ibu dengan sikap gizi
ibu (r= - 0.012).Hasil uji juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang
siginifikan antara pendapatan dengan sikap gizi ibu dan jumlah susu yang
dikonsumsi setiap hari.
Pada penelitian ini pengetahuan gizi meliputi pengetahuan gizi secara
umum, manfaat susu pada anak dan masalah gizi pada anak di Indonesia. Hasil
uji korelasi menunjukkan bahwa tidak ditemukan hubungan antara pengetahuan
gizi dengan sikap gizi ibu, jumlah konsumsi, kebiasaan minum susu dan
pertimbangan ibu memilih susu (Tabel 11).
Uji korelasimenunjukkan adanya hubungan positif (r = 0.31) yang
signifikan antara sikap gizi ibu dengan kebiasaan minum susu setiap hari (Tabel
11). Artinya, semakin baik sikap gizi ibu maka semakin baik ibu membiasakan
anak minum susu setiap hari.
16
Uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan nyata positif antara
kebiasaan minum susu dengan jumlah susu yang dikonsumsi setiap hari (Tabel
11).Dapat dikatakan bahwa ibu yang memiliki sikap gizi yang baik memiliki anak
yang terbiasa minum susu setiap hari namun dari hasil uji tidak ditemukan
hubungan antara sikap dengan jumlah konsumsi dan pertimbangan ibu dalam
memilih susu (Tabel 11).
Al-Shookri (2011) menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
tingkat pendidikan responden yang rendah dengan pengetahuan gizinya.
Pengetahuan mengenai gizi tidak hanya didapatkan dari pendidikan formal namun
bisa melalui pengalaman dan mudahnya akses terhadap informasi.
Pada penelitian Destriana (2005) mengenai perilaku konsumsi susu pada
konsumen keluarga di Babakan Raya Bogor menyatakan bahwa tingginya
pendapatan yang diperoleh responden memiliki hubungan yang nyata dengan
perilaku konsumsi susu. Hal ini senada dengan Martianto dan Ariani (2004) yang
menyatakan tingkat pendapatan seseorang akan berpengaruh terhadap jenis dan
jumlah bahan pangan yang dikonsumsinya.
Pengetahuan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi sikap. Azwar
(2007) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting,
media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor
emosi dalam diri individu.
Penelitian Al-Shookri (2011)di Oman mengenai pengetahuan dan sikap
gizi ibu terhadap intik makanan pada anak menyebutkan bahwaasupan makanan
tertinggi ditemukan pada anak-anak dari ibu dengan tingkat pendidikan yang
tinggi dan ibu yang memiliki nilai sikap yang positif. Vereecken (2012)
menyatakan bahwa pengetahuan, sikap gizi ibu, tingkat pendidikan dan pekerjaan
memiliki pengaruh yang nyata terhadap kebiasaan makan pada anak.
Tabel 11 Hubungan antara karakteristik ibu, pengetahuan dan sikap gizi, praktek
konsumsi susu
Pendi
dikan
Pendap
RT
Pengeta
huan
Sikap
gizi
Jml
Kons
Kebiasaan
minum
Frekuensi
minum
Pertimbang
an memilih
Pendidikan 1.00 0.47* 0.13 -0.01 0.09 -0.02 -0.10 0.08
Pendapatan
RT 1.00 0.02 0.23* 0.21* 0.09 0.07 0.05
Pengetahuan
1.00 -0.02 0.09 -0.03 -0.00 0.13
Sikap
1.00 0.17 0.31* 0.14 -0.02
Jml susu
1.00 0.49* 0.56* 0.06
Kebiasaan
minum susu 1.00 0.56* -0.08
frekuensi
konsumsi
susu
1.00 -0.11
pertimbangan
memilih susu
1.00
*p < 0.05
SIMPULAN DAN SARAN
17
Kesimpulan
Sebagian besar ibu memiliki pengetahuan gizi yang baik dan lebih dari
75% ibu mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Hampir semua ibu memiliki
sikap gizi yang sesuai dalam kategori sedang dengan lebih dari 90% ibu setuju
bahwa minum susu merupakan kebiasaan yang baik.
Hampir semua anak memiliki kebiasaan minum yang baik setiap hari
dengan rata-rata jumlah konsumsi susu 497 ml/hari dan frekuensi minum susu
anak sebesar 18.74 kali/minggu. Sebanyak 48.5% ibumemilih produk susu bubuk
dan terdapat 13.6% ibu memilih produk susu premium. Kandungan gizi menjadi
perhatian utama ibu dalam memilih susu dan hampir semua ibu membeli susu di
supermarket.
Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan dengan
jumlah dan kebiasaan minum susu setiap harinamun hasil menunjukkan sikap gizi
ibu dengan kebiasaan minum susu memiliki hubungan positif yang signifikan.
Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kebiasaan minum susu setiap
hari dengan jumlah susu yang dikonsumsi setiap hari.Semakin baik sikap gizi ibu
maka semakin baik frekuensi minum susu pada anak.
Saran
Perlunya penyuluhan kepada guru dan orang tua mengenai konsumsi susu
pada anak karena hasil penelitian menunjukkan ada anak yang mengkonsumsi
susu lebih dari 1000 ml perhari dan ada pula anak yang hanya mengkonsumsi
susu kurang dari 1 kali perminggu. Anak sebaiknya mengkonsumsi susu 1-2 gelas
setiap hari sebagai pelengkap makanan. Disarankan kepada ibu untuk jeli dalam
memilih merek produk susu yang dibutuhkan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Norshahida, Muniandy, Naleena, Devi. 2012. The Relationship between
Mothers' Educational Level and Feeding Practices among Children in
Selected Kindergartens in Selangor, Malaysia: A Cross-sectional
Study.Asian Journal of Clinical Nutrition. 4(2): 39-52.
Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka
Utama.
Al-Shookri A,Al-Shukaily, Layla, Hassan, Fouad, Al-Sheraji, Sadeqet al. 2011.
Effect of Mothers Nutritional Knowledge and Attitudes on Omani
Children's Dietary Intake.Oman Medical Journal. 26 (4): 253-257
Anwar F, Khomsan A. 2009. Makan Tepat, Badan Sehat. Jakarta (ID): Hikmah,
2009.
Anwar S. 2003. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta (ID):
Pustaka Pelajar.
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta (ID): Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
18
Briawan B, Rachma F, Annisa K. 2011. Kebiasaan Konsumsi Minuman dan
Asupan Cairan pada Anak Usia Sekolah di Perkotaan. Jurnal Gizi dan
Pangan 6(3): 186-191.
Detik health.2012.Konsumsi Susu Orang Indonesia Lebih Rendah dari Malaysia
dan Filipina[Internet]. [diacu 7 Maret 2013]. Tersedia pada:
http://finance.detik.com/read/2012/05/28/165325/1926614/4
Destriana A. 2008. Perilaku Konsumsi Susu pada Konsumen Keluarga di Wilayah
Babakan Raya Kecamatan Dramaga [Skripsi]. IPB
Sutomo B, Anggraini D. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Batita dan Balita.
Jakarta (ID): Demedia.
Gibson, R. 2005. Principles of Nutrition Assessment. New York (US) : Oxford
University Press.
Greer, Frank R. 2007. Proposed New FDA Health Claim Recognizes Role of Key
Nutrients in Dairy in Reducing The Risk of Osteoporosis [Internet]. [diacu
2 Agustus 2013].Tersedia pada:www.midwestdairy.com
Hardinsyah, Damayanthi E, Zulianti W. 2008. Hubungan konsumsi susu dan
kalsium dengan densitas tulang dan tinggi badan remaja. Jurnal Gizi dan
pangan. 3 (1): 43-48.
Hartoyo, Sulaeman A, Syarief, dan Yulianti LN. 2007. Dampak konsumsi susu
dan pengasuhan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak 2-5 tahun
di kota bogor. Media gizi dan keluarga.
Irianto DP. 2007. Panduan gizi lengkap keluarga dan olahragawan. Yogyakarta
(ID): penerbit andi.
Kusharisupeni. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan dalam Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta (ID): Rajawali Pers.
Khomsan dkk. 2012. Tumbuh Kembang dan Pola Asuh Anak. Bogor (ID): IPB
Press
[Kemenkes] Kementrian Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta (ID):
Kemenkes
Martianto D, Ariani M. 2004. Analisis Perubahan Konsumsi &Pola Konsumsi
Pangan Masyarakat dalam Dekade Terakhir. Di dalam Soekirman dkk,
editor. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII; 2004 Mei
17-19; Jakarta (ID): LIPI
Onis M, Bloosner M, Borqhi E. 2012. Prevalence and trends of stunting among
pre-school children, 1990-2020. Public Health Nutr. 15(1):142-148
Rakhmawati E. 2006. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Susu Formula
Merek Procal Gold PT. Wyeth Indonesia [Skripsi]. IPB
Rachmadewi A. 2009. Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Pemberian ASI serta
Status Gizi Bayi Usia 4-12 bulan di Perdesaan dan Perkotaan [Skripsi].
IPB
Riyadi H, Martianto D, Hastuti D, Damayanthi E, Murtilaksono K. 2011. Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Anak Balita di Kabupaten Timor
Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Gizi dan Pangan
6(1): 66-73
Sears,William. 2006.Milk [Internet]. [diacu 2 Agustus 2013]. Tersedia pada:
www.AskDrSears.com
Semba RD, Moench-Pfanner R, Sun K,de Pee S, Akhter N, Rah JH, Campbell
AA,et al. 2012. Consumption of micronutrient-fortified milk and noodles
19
is associated with lower risk of stunting in preschool-aged children in
Indonesia.Food And Nutrition Bulletin. 32(4): 347-53.
Simamora B. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta (ID): Gramedia
Sumarwan U. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia Indonesia
Sunarti. 2006.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Susu Formula Anak
Pada Keluarga Berpendapatan Rendah (Kasus di Kelurahan Tegallega
dan Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota
Bogor)[Skripsi]. IPB Soekirman. 2006. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia.
Jakarta (ID): Primamedia Pustaka.
Soehardi, Soenarso. 2004. Memelihara kesehatan jasmani melalui makanan.
Bandung (ID): Penerbit ITB.
Tetrapak.2010. Tetra Pak Dairy Index I [internet]. [diacu 2013 Maret 7]. Tersedia
www.tetrapak.com/Document%20Bank/Food_categories/Dairyindex_201
0.pdf.
Vereecken C. 2012. Young children's dietary habits and associations with the
mothers' nutritional knowledge and attitudes.Appetite. 54(1): 44-51.
21
Lampiran 1 Frekuensi minum susu anak per minggu
No Frekuensi
(kali/minggu) No
Frekuensi
(kali/minggu) No
Frekuensi
(kali/minggu) No
Frekuensi
(kali/minggu)
1 21 41 21 81 28 121 21
2 28 42 21 82 2 122 28
3 28 43 28 83 14 123 4
4 21 44 14 84 21 124 2
5 1 45 21 85 21 125 2
6 14 46 2 86 42 126 7
7 14 47 14 87 28 127 14
8 21 48 14 88 35 128 14
9 35 49 35 89 14 129 14
10 1 50 14 90 21 130 1
11 14 51 14 91 28 131 21
12 0.5 52 7 92 4 132 7
13 14 53 28 93 35 133 21
14 35 54 21 94 28 134 0.5
15 14 55 21 95 1 135 35
16 14 56 49 96 7 136 7
17 2 57 21 97 3
18 21 58 28 98 28
19 14 59 14 99 21
20 21 60 21 100 35
21 28 61 21 101 7
22 21 62 14 102 21
23 35 63 35 103 14
24 7 64 21 104 21
25 14 65 14 105 21
26 5 66 14 106 42
27 42 67 7 107 14
28 14 68 35 108 14
29 35 69 5 109 5
30 28 70 14 110 28
31 7 71 7 111 14
32 0.5 72 14 112 49
33 14 73 21 113 28
34 14 74 2 114 14
35 7 75 35 115 28
36 21 76 21 116 35
37 5 77 35 117 14
38 28 78 5 118 35
39 7 79 3 119 35
40 21 80 14 120 14
22
Lampiran 2 Hasil uji korelasi
pddkn_ib kat_penda kat_peng kat_sikap jmlsusu freq_mnm biasa_mnm_hr kat frekkons
pddkn_ibu Correlation 1,00 0,47 0,13 -0,02 0,10 -0,11 -0,03 -0,11
Sig. (2-tailed) . 0,00 0,12 0,83 0,26 0,20 0,75 0,22
N 136 136 136 136 136 136,00 136,00 136,00
kat_pendapt Correlation 0,47 1,00 0,02 0,24 0,21 0,09 0,10 0,08
Sig. (2-tailed) 0,00 . 0,78 0,01 0,01 0,32 0,26 0,37
N 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00
kat_peng Correlation 0,13 0,02 1,00 -0,02 0,10 -0,02 -0,04 0,00
Sig. (2-tailed) 0,12 0,78 . 0,80 0,26 0,86 0,68 0,97
N 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00
kat_sikap Correlation -0,02 0,24 -0,02 1,00 0,18 0,17 0,31 0,14
Sig. (2-tailed) 0,83 0,01 0,80 . 0,04 0,05 0,00 0,09
N 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00
jmlsusu Correlation 0,10 0,21 0,10 0,18 1,00 0,58 0,49 0,56
Sig. (2-tailed) 0,26 0,01 0,26 0,04 . 0,00 0,00 0,00
N 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00
freq_mnm_ss Correlation -0,11 0,09 -0,02 0,17 0,58 1,00 0,60 0,99
Sig. (2-tailed) 0,20 0,32 0,86 0,05 0,00 . 0,00 0,00
N 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00
biasa_mnm Correlation -0,03 0,10 -0,04 0,31 0,49 0,60 1,00 0,56
Sig. (2-tailed) 0,75 0,26 0,68 0,00 0,00 0,00 . 0,00
N 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00
katfrekkons Correlation -0,11 0,08 0,00 0,14 0,56 0,99 0,56 1,00
Sig. (2-tailed) 0,22 0,37 0,97 0,09 0,00 0,00 0,00 .
23
pddkn_ib kat_penda kat_peng kat_sikap jmlsusu freq_mnm biasa_mnm_hr kat frekkons
N 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00
pertimbangan Correlation 0,09 0,06 0,14 -0,03 0,07 -0,12 -0,09 -0,11
Sig. (2-tailed) 0,31 0,51 0,11 0,77 0,42 0,16 0,31 0,19
N 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00
24
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
KUESIONER
PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN PRAKTEK
KONSUMSI SUSU ANAK SEKOLAH TAMAN KANAK
KANAK
NAMA LENGKAP MURID :
UMUR :
JENIS KELAMIN :
KELAS :
TK :
TANGGAL :
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
25
Yth. Bapak/Ibu Orangtua Murid
Dengan hormat disampaikan bahwa saya, Ibrahim mahasiswa Ilmu Gizi mohon
bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner penelitian kami yang berjudul
“PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN PRAKTEK KONSUMSI
SUSU ANAK SEKOLAH TAMAN KANAK KANAK”.Penelitian ini telah mendapat
ijin dari pihak sekolah dan putra/puteri bapak terpilih sebagai salah satu
responden penelitian. Data yang dikumpulkan hanya digunakan untuk penelitian
tanpa menyebutkan namadan tidak akan dipublikasikan ke media massa. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
A. Identitas Ibu
Isilah/lingkarilah jawaban sesuai pilihan ibu dilembar yang telah disediakan
No Identitas Keterangan
1 Nama ……………………………………….
2 Kondisi fisiologis 1. Hamil
2. Tidak hamil
3. Menyusui
4. Tidak menyusui
3 Jumlah anggota keluarga ……………… orang
4 Pekerjaan Ayah 1. PNS 2. Wiraswasta 3. TNI/Polri
4. Pegawai swasta 5. Buruh 6. Lainnya
sebutkan
………
Pekerjaan Ibu 1. PNS 2. Wiraswasta 3. Ibu Rumah
Tangga
4. Pegawai swasta 5. Buruh 6. Lainnya
sebutkan
………
5 Pendidikan Ayah 1. Tidak tamat SD 2. SD 3. SMP
4. SMA 5. Perguruan tinggi
Pendidikan Ibu 1. Tidak tamat SD 2. SD 3. SMP
4. SMA 5. Perguruan tinggi
6 Pendapatan per bulan
keluarga
1. < 2.000.000 2. 2.000.000 – 3.000.000
3. 3.000.000-5.000.000 4. ≥ 5.000.000
A. Kebiasaan Minum Susu
Isilah/lingkarilah jawaban sesuai pilihan ibu dilembar yang telah disediakan
No Kebiasaan minum susu Keterangan
1 Apakah anak ibu minum susu? 1. Ya 2. Tidak, langsung
kepertanyaan nomor 16
2 Sejak kapan anak ibu diperkenalkan
dengan susu?
1. Baru-baru ini (6 bulan terakhir)
2. 1 tahun terakhir
3. 2 tahun terakhir/lebih dari 2 tahun
terakhir
26
No Kebiasaan minum susu Keterangan
3 Apakah anak ibu minum susu setiap
hari?
1. Ya 2. Tidak
4 Jika “Ya”, berapa kali dalam sehari? …………..kali/hari
5 Jika “Tidak” berapa kali dalam
seminggu?
…………..kali/minggu
6 Dimana ibu biasanya membeli susu? 1. Supermarket
2. Pasar
3. Apotek
4. Toko
5. Lainnya, sebutkan…………….
7 Jenis susu apa yang biasanya ibu
beli?
1. Sapi 2. Kedelai
8 Bentuk susu apa yang biasanya ibu
beli?
1. Bubuk 3. Cair
2. Kental manis
9 Jika bentuk susu cair yang dibeli,
susu cair yang mana yang biasanya
ibu beli?
1. Susu cair yang tahan 2-3 hari
2. Susu cair yang tahan berbulan-
bulan
10 Merk susu apa yang biasa ibu beli? ………………….
11 Berapa kali ibu membeli susu dalam
sebulan?
……………kali/bulan
12 Berapa banyak setiap kali ibu
membeli?
.................. kotak/kaleng/dus/sachet
13 Dalam bentuk kemasan apa susu
yang biasa ibu beli?
1. Kaleng 3. Sachet
2. Dus/kotak
14 Ukuran susu yang mana yang biasanya ibu beli?
(Pilih salah satu jenis dan ukuran gambar di bawah sesuai susu yang ibu beli)
a. Kental manis
1). sachet 2). sachet 3). Kaleng
b. Dus, bubuk
27
No Kebiasaan minum susu Keterangan
1). 200 gr 2). 400 gr 3). 800 gr
c. Kotak, cair
1).125ml 2).200ml 3).250ml 4).1000ml
d. Kaleng, bubuk
1). 400 gr 2). 800 gr 3). 1000 gr
15 Apa hal utama yang paling
ibu perhatikan saat memilih
produk susu?
1. Jenis
2. Kandungan gizi
3. Harga
4. Rasa
5. Lainnya,sebutkan…………
16 Menurut saya, susu akan
menyebabkan kegemukan….
1. Ya 2. Tidak
17 Menurut saya, susu yang
menyebabkan kegemukan
adalah…..
1. Susu fat/lemak 2. Susu low fat (rendah
lemak)
28
B. Pengetahuan Gizi
Pilihlah jawaban dengan cara melingkari jawaban yang menurut ibu benar
No Pertanyaan No Pertanyaan
1 Zat gizi adalah…..
1. Zat yang terdapat dalam
makanan dan diperlukan oleh
tubuh
2. Zat yang terdapat dalam
makanan tetapi tidak diperlukan
oleh tubuh
3. Zat yang membuat tubuh
menjadi sakit dan membuat
badan cepat loyo
11 Berapa banyak anak seharusnya
minum susu dalam sehari?
1. Kurang dari 1 gelas
2. 1-2 gelas
3. 3-4 gelas
2 Makanan yang harus dikonsumsi
adalah makanan yang…..
1. Mahal
2. Beraneka ragam
3. Mengandung banyak lemak
12 Susu merupakan sumber utama
mineral......
1. Seng 3. Kalsium
2. Besi
3 Zat gizi sumber tenaga atau energi
disebut.....
1. Karbohidrat
2. Mineral
3. Protein
13 Kalsium berguna untuk.....
1. Pembentukan tulang dan gigi
2. Pembentukan darah dan otot
3. Mencerdaskan otak
4 Zat gizi sumber pembangun untuk
tubuh disebut.....
1. Karbohidrat
2. Mineral
3. Protein
14 Menurut ibu, apakah minum susu
saja sudah cukup untuk membuat
tubuh sehat?
1.Ya 2. Tidak
5 Zat gizi untuk mendukung
pertumbuhan anak adalah....
1. Protein
2. Vitamin
3. Karbohidrat
15 Menurut ibu, apakah susu
bermanfaat untuk pertumbuhan
tinggi badan anak?
1. Ya 2. Tidak
6 Zat pengatur fungsi dan kerja
organ tubuh agar berjalan dengan
baik disebut......
1. Karbohidrat
2. Mineral
3. Protein
16 Menurut ibu, apakah susu dapat
meningkatkan kecerdasan anak?
1.Ya 2. Tidak
7 Nasi, mie, dan roti adalah sumber
pangan.....
1. Karbohidrat
2. Mineral
3. Protein
17 Apa gejala alergi susu sapi....
1. Sakit perut dan diare
2. Gatal gatal dan ruam pada
kulit
3. Batuk dan pilek
8 Yang termasuk masalah
kekurangan gizi adalah….
18 Selain kalsium zat gizi apa yang
berperan dalam pembentukan
29
No Pertanyaan No Pertanyaan
1. Kependekan
2. Cacingan
3. Tipes
tulang dan gigi....
1. Vitamin B dan A
2. Fosfor dan Vitamin D
3. Vitamin C dan Selenium
9 Berapa gelas kita harus minum air
putih dalam sehari.....
1. 8 gelas (±1,5 liter)
2. 6 gelas (±1,2 liter)
3. 6 gelas (±1,0 liter)
19 Makanan sumber vitamin D
adalah....
1. Daging dan telur
2. Buah strawberry
3. Roti
10 Apakah ibu tahu bahwa sepertiga
anak di Indonesia pendek?
1.Ya 2. Tidak
20 Makanan sumber fosfor adalah….
1. Daun katuk
2. Susu dan daging
3. Buah jeruk
21 Bentuk tubuh dibedakan atas….
1. Gemuk, normal, kurus
2. Cantik, jelek
3. Bola (apel), gitar (pir)
C. Sikap Gizi
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan
kecenderungan sikap ibu terhadap pernyataan itu
No Pernyataan Sangat
Setuju
Setuju Tidak
Setuju
Tidak
Tahu
1 Susu merupakan makanan bergizi
2 Minum susu merupakan
kebiasaan yang baik
3 Anak perlu minum susu untuk
menunjang pertumbuhannya
4 Saya yakin dengan pemberian
susu pada anak akan mencegah
kependekan anak saya
5 Minum susu sebaiknya minimal 1
kali sehari
6 Susu merupakan makanan
penganti asupan makan utama
7 Kalau sudah minum susu tidak
perlu makan makanan yang lain
8 Saya yakin dengan pemberian
susu pada anak akan
meningkatkan kecerdasan anak
saya
9 Saya yakin anak yang bertubuh
kurus lebih sering sakit-sakitan
10 Ibu perlu memantau
perkembangan tinggi dan berat
badan anak
30
RIWAYAT PENULIS
Penulis dilahirkan di Pontianak pada tanggal 3September 1990.Penulis
mengawali pendidikan formal di MI Negeri Teladan Pontianak pada tahun 1996-
2002. Pada tahun 2002-2005 penulis meneruskan pendidikan menengah pertama
di MTs N 1 Pontianak kemudian melanjutkan pendidikan di SMA N 1 Pontianak
dan lulus pada tahun 2008.
Pada tahun yang samapenulis diterima di Diploma III Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Pontianak. Selama menjadi mahasiswa di diploma III,
penulis aktif di HIMAZI (Himpunan Mahasiswa Gizi Poltekkes), Racana
Pramuka Dr Soedarso Pontianak dan BEM Poltekkes.Penulis pernah
melaksanakan magang di RSUP Dr. Soetomo Surabaya dan UPTD Puskesmas
Kampong Bali Pontianak. Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa
Penyelenggaraan Khusus Mayor Ilmu Gizi, Dept Gizi Masyarakat Institut
Pertanian Bogor melalui jalur tes Alih Jenis. Selama menjadi mahasiswa S1
penulis aktif sebagai anggota dan pengurus di KPMKB Bogor (Keluarga Pelajar
Mahasiswa Kalimantan Barat) sejak tahun 2011 hingga sekarang. Penulis pernah
menjadi asisten mata praktikum analisis zat gizi mikro dan fisiologi manusia pada
tahun akademik 2013/2014.
Penghargaan yang pernah diraih adalah terpilih sebagai juara III desain
dapur umum di Kemah Kesehatan Nasional 2010 di Cibubur,peserta Pelatihan
Pemuda Siaga Bencana(DASIPENA) BPSDMKes 2009, peserta dan moderator
pada Pelatihan Indonesia Young Food and Nutrition Leadership (DoYouLead)
Bogor 2013.