pengertian zaman paleolitikum
-
Upload
tino-ferinanda -
Category
Documents
-
view
278 -
download
2
description
Transcript of pengertian zaman paleolitikum
ZAMAN PALEOLITIKUM
A. ZAMAN PALEOLITIKUM TUA
Sejak kira-kira dua setengah tahun yang lalu umat manusia sudah berkembang kearah makhluk
yang berbudaya. Bukti-bukti yang ditemukan dibeberapa tempat, misalnya di dekat danau
Turkana, di Kenya, dan di Etiopia Selatan dan Jurang Olduvai, yang masih berupa peralatan
dari batu yang amat kasar, menandai permulaan zaman Paleolitikum Tua.
Pada masa ini mulai muncul peralatan dari batu yang lebih
dikenal dengan tradisi peralatan Oldowan. Karakteristik tradisi alat ini adalah bahwa ia
merupakan alat penetak untuk segala keperluan, cara pembuatannya dengan menggunakan
system benturan, yaitu memukuli bahan baku dengan batu lain atau memukulkan bahan baku
tersebut pada batu besar untuk melepaskan kepingan-kepingannya. Meskipun dalam segi hasil
alat penetak ini masih amat kasar, tapi tradisi alat oldowan ini merupakan kemajuan teknologi
yang penting bagi Hominida Purba. Mereka bisa lebih mudah mencari bahan-bahan makanan
disaat alam mulai berubah. Tradisi oldowan ini juga menandai salah satu waktu bahwa sesuatu
jenis makhluk beradaptasi secara cultural dan tidak secara fisik kepada kondisi lingkungan.
Alat – alat oldowan ini banyak ditemukan di tepi danau atau sungai di tengah-tengah padang
rumput, dan ditemukan masih dalam situs yang sangat kecil, dan juga bahwa nereka hidup
dalam kelompok-kelompok kecil yang masih berpindah-berpindah tempat. Adapun alat-alat
zaman Peleolitikum Tua, termasuk tradisi peralatan oldowan banyak terdapat di jurang olduvai.
Dalam perkembangan penetek oldowan berubah menjadi lebih canggih dan berkembang
menjadi kapak genggam acheulean. Dalam periode ini mulailah terjadi diversivikasi
kebudayaan peralatan, Homo Erectus tidak hanya membuat kapak genggam tapi juga
menciptakan alat penyerut dan alat-alat kepingan, dan semua alat ini terbuat dari batu api.
Keuntungan utama dari kemunculan alat ini adalah semakin banyak sumber daya alam yang
dapat didayagunakan dalam waktu yang lebih singkat, dengan tenaga yang lebih sedikit, dan
dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Dalam zaman Acheulean yang lebih mudah, di dunia
barat dikembangkan dua tehnik pembuatan peralatan , yang menghasilkan kapak yang lebih
tipis dan lebih canggih dengan bagian mata yang lebih lurus dan lebih tajam. Metode tongkat
memanfaatkan pemukul dari tulang atau tanduk rusa untuk memukul tepi gumpala batu api,
sedangkan metode bidang pukulan berfungsi untuk membuat kapak yang lebih tajam dan lebih
tipis. Peradaban Homo Erectus semakin berkembang dengan ditemukannya penggunaan api,
karena bisa dipastikan dengan kemampuan mereka menggunakan api memungkinkan mereka
untuk berpindah ke daerah-daerah yang lebih dingin. Transisi kebudayaan Hominida antara
Homo Erectus dan Homo Sapiens tidak banyak brubah dari pendahulu mereka. Homo Sapiens
Primitif tetap menggunakan tradisi peralatan acheulean sampai beberapa ribu tahun. Akan
tetapi menjelang dua ratus ribu tahun yang lalu orang mulai menggunakan teknik Levalloision
untuk membuat peralatan.
B. ZAMAN PALEOLITIKUM MADYA
Zaman Paleolitikum Madya ditandai oleh munculnya manusia Neanderthal. Di zaman ini
muncul tradisi baru, trdisi Mousterian, yaitu trdisi pembuatan peralatan dari manusia
Neanderthal di Eropa, Asia Barat Daya, dan Afika Utara, yang menghasilkan alat-alat kepingan
yang lebih tipis daripada alat kepingan Levalloisian. Banyak situs Neandhertal yang
menunjukan bahwa pada masa ini telah adanya kepercayaan dan upacara keagamaan, misalnya
di goa Shanidar di Irak terdapat bukti bahwa adanya penguburan disertai dengan upacara
kematian. Yang paling umum terdapat di situs-situs Mousterian adalah bukti mengenai
pemujaan binatang, khusasnya pemujaan beruang gua. Situs-situs Mousterian yang
menghasilkan sejumlah artifak yang bersifat lambang murni.
C. ZAMAN PALEOLITIKUM MUDA
Bukti –bukti arkeologis menunjukkan bahwa teknik pembuatan peralatan kebudayaan zaman
Paleolitikum Muda di Eropa dan Asia barat merupakan perkembangan dari tradisi Mousterian
yang sebelumnya. Peralatan meraka semakin berkembang dengan pesat,di zaman Paleolitikum
Muda mereka telah menemukan panah, pelempar tombak dan pisau batu. Dua alat yang
pertama memungkinkan mereka dalam hal penyempurnaan teknik perburuan dan mengurangi
resiko bagi si pemburu saat berburu binatang buas. Pada Paleolitikum Muda dikenal dua teknik
untuk membuat peralatan, teknik pisau adalah teknik pembuatan alat batu dengan memukul
lepas kepimgan –kepingan panjang secara paralel dari sisi sebuah gumpalan batu yang sudah
dipersiapkan secara khusus, sedangkan teknik tekanan adalah teknik pembuatan alat batu
dengan menggunakan alat tulang, tanduk rusa, atau kayu yang ditekan dan tidak dipukulkan
untuk melepaskan kepingan –kepingan kecil –kecil dari sebuah batu api. Ada juga sebuah alat
yang bernama pahat, yaitu alat alat batu yang bagian matanya menyerupai pahat, berfungsi
untuk menggarap tulang, tanduk rusa dan sejenisnya . Kegunaan penemuan busur tidak hanya
menyempurnakan teknik berburu saja, tapi busur juga bisa digunakan untuk membuat alat
musik. Pada masa ini kita tidak bisa hanya membahas tentang satu kebudayaan tuinggal saja,
karena telah adanya penyebaran manusia purba keberbagai pelosok bumi,yang mana disetiap
sisinya memiliki alam yang berbeda yang menimbulkan tradisi yang berbeda pula..
Kesimpulan
pto haris
Zaman Paleolitikum dibagi menjadi tiga, yaitu zaman Paleolitikum Tua, zaman Paleolitikum
Madya, dan zaman Paleolitikum Muda. Kebudayaan simbolis mulai ditemukan bersamaan
denagan peralatan –peralatan tradisi Acheulean, di zaman Paleolitikum Tua. Zaman
Paleolitikum Madya telah ada pemujaan kepada beruang gua. Pada zaman Paleolitikum Muda
telah adanya kebudayaan seni gambar. Manusia dimasa Paleolitikum masih merupakan
pemburu binatang. Masa Mesolittikum adalah masa manusiapurba mulai mengenal pertanian,
ketika orang belajar bagaimana untuk menghasilkan daripada memperoleh makanan mereka,
secara luas dianggap sebagai salah satu perubahan terbesar dalam sejarah manusia, Perubahan
dari pemburu-pengumpul dengan cara pertanian hidup adalah apa yang mendefinisikan awal
Neolitik atau Zaman Batu Baru. Munculnya peradapan juga karena adanya sebuah organisasi
sosial yang mengakibatkan terbentuknya kota-kota atau desa-desa dan sistem pemerintahan
serta stratifikasi social. Pemukiman yang menetap dan permanent serta sudah mengenal pakain
yang lebih modern.
JANGAN KUPA CAMTUMKAN BLOG KU WWW.sejahar.wordpress.com
DAFTAR PUSTAKA
Leakey, Richard. 2003. Asal –usul Manusia. Jakarta: KPG
Haviland,William A. Antropologi. Jakarta: Erlangga
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpa
vv
ZAMAN PALEOLITIKUM
A. ZAMAN PALEOLITIKUM TUA
Sejak kira-kira dua setengah tahun yang lalu umat manusia sudah berkembang kearah makhluk
yang berbudaya. Bukti-bukti yang ditemukan dibeberapa tempat, misalnya di dekat danau
Turkana, di Kenya, dan di Etiopia Selatan dan Jurang Olduvai, yang masih berupa peralatan
dari batu yang amat kasar, menandai permulaan zaman Paleolitikum Tua.
Pada masa ini mulai muncul peralatan dari batu yang lebih
dikenal dengan tradisi peralatan Oldowan. Karakteristik tradisi alat ini adalah bahwa ia
merupakan alat penetak untuk segala keperluan, cara pembuatannya dengan menggunakan
system benturan, yaitu memukuli bahan baku dengan batu lain atau memukulkan bahan baku
tersebut pada batu besar untuk melepaskan kepingan-kepingannya. Meskipun dalam segi hasil
alat penetak ini masih amat kasar, tapi tradisi alat oldowan ini merupakan kemajuan teknologi
yang penting bagi Hominida Purba. Mereka bisa lebih mudah mencari bahan-bahan makanan
disaat alam mulai berubah. Tradisi oldowan ini juga menandai salah satu waktu bahwa sesuatu
jenis makhluk beradaptasi secara cultural dan tidak secara fisik kepada kondisi lingkungan.
Alat – alat oldowan ini banyak ditemukan di tepi danau atau sungai di tengah-tengah padang
rumput, dan ditemukan masih dalam situs yang sangat kecil, dan juga bahwa nereka hidup
dalam kelompok-kelompok kecil yang masih berpindah-berpindah tempat. Adapun alat-alat
zaman Peleolitikum Tua, termasuk tradisi peralatan oldowan banyak terdapat di jurang olduvai.
Dalam perkembangan penetek oldowan berubah menjadi lebih canggih dan berkembang
menjadi kapak genggam acheulean. Dalam periode ini mulailah terjadi diversivikasi
kebudayaan peralatan, Homo Erectus tidak hanya membuat kapak genggam tapi juga
menciptakan alat penyerut dan alat-alat kepingan, dan semua alat ini terbuat dari batu api.
Keuntungan utama dari kemunculan alat ini adalah semakin banyak sumber daya alam yang
dapat didayagunakan dalam waktu yang lebih singkat, dengan tenaga yang lebih sedikit, dan
dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Dalam zaman Acheulean yang lebih mudah, di dunia
barat dikembangkan dua tehnik pembuatan peralatan , yang menghasilkan kapak yang lebih
tipis dan lebih canggih dengan bagian mata yang lebih lurus dan lebih tajam. Metode tongkat
memanfaatkan pemukul dari tulang atau tanduk rusa untuk memukul tepi gumpala batu api,
sedangkan metode bidang pukulan berfungsi untuk membuat kapak yang lebih tajam dan lebih
tipis. Peradaban Homo Erectus semakin berkembang dengan ditemukannya penggunaan api,
karena bisa dipastikan dengan kemampuan mereka menggunakan api memungkinkan mereka
untuk berpindah ke daerah-daerah yang lebih dingin. Transisi kebudayaan Hominida antara
Homo Erectus dan Homo Sapiens tidak banyak brubah dari pendahulu mereka. Homo Sapiens
Primitif tetap menggunakan tradisi peralatan acheulean sampai beberapa ribu tahun. Akan
tetapi menjelang dua ratus ribu tahun yang lalu orang mulai menggunakan teknik Levalloision
untuk membuat peralatan.
B. ZAMAN PALEOLITIKUM MADYA
Zaman Paleolitikum Madya ditandai oleh munculnya manusia Neanderthal. Di zaman ini
muncul tradisi baru, trdisi Mousterian, yaitu trdisi pembuatan peralatan dari manusia
Neanderthal di Eropa, Asia Barat Daya, dan Afika Utara, yang menghasilkan alat-alat kepingan
yang lebih tipis daripada alat kepingan Levalloisian. Banyak situs Neandhertal yang
menunjukan bahwa pada masa ini telah adanya kepercayaan dan upacara keagamaan, misalnya
di goa Shanidar di Irak terdapat bukti bahwa adanya penguburan disertai dengan upacara
kematian. Yang paling umum terdapat di situs-situs Mousterian adalah bukti mengenai
pemujaan binatang, khusasnya pemujaan beruang gua. Situs-situs Mousterian yang
menghasilkan sejumlah artifak yang bersifat lambang murni.
C. ZAMAN PALEOLITIKUM MUDA
Bukti –bukti arkeologis menunjukkan bahwa teknik pembuatan peralatan kebudayaan zaman
Paleolitikum Muda di Eropa dan Asia barat merupakan perkembangan dari tradisi Mousterian
yang sebelumnya. Peralatan meraka semakin berkembang dengan pesat,di zaman Paleolitikum
Muda mereka telah menemukan panah, pelempar tombak dan pisau batu. Dua alat yang
pertama memungkinkan mereka dalam hal penyempurnaan teknik perburuan dan mengurangi
resiko bagi si pemburu saat berburu binatang buas. Pada Paleolitikum Muda dikenal dua teknik
untuk membuat peralatan, teknik pisau adalah teknik pembuatan alat batu dengan memukul
lepas kepimgan –kepingan panjang secara paralel dari sisi sebuah gumpalan batu yang sudah
dipersiapkan secara khusus, sedangkan teknik tekanan adalah teknik pembuatan alat batu
dengan menggunakan alat tulang, tanduk rusa, atau kayu yang ditekan dan tidak dipukulkan
untuk melepaskan kepingan –kepingan kecil –kecil dari sebuah batu api. Ada juga sebuah alat
yang bernama pahat, yaitu alat alat batu yang bagian matanya menyerupai pahat, berfungsi
untuk menggarap tulang, tanduk rusa dan sejenisnya . Kegunaan penemuan busur tidak hanya
menyempurnakan teknik berburu saja, tapi busur juga bisa digunakan untuk membuat alat
musik. Pada masa ini kita tidak bisa hanya membahas tentang satu kebudayaan tuinggal saja,
karena telah adanya penyebaran manusia purba keberbagai pelosok bumi,yang mana disetiap
sisinya memiliki alam yang berbeda yang menimbulkan tradisi yang berbeda pula..
Kesimpulan
pto haris
Zaman Paleolitikum dibagi menjadi tiga, yaitu zaman Paleolitikum Tua, zaman Paleolitikum
Madya, dan zaman Paleolitikum Muda. Kebudayaan simbolis mulai ditemukan bersamaan
denagan peralatan –peralatan tradisi Acheulean, di zaman Paleolitikum Tua. Zaman
Paleolitikum Madya telah ada pemujaan kepada beruang gua. Pada zaman Paleolitikum Muda
telah adanya kebudayaan seni gambar. Manusia dimasa Paleolitikum masih merupakan
pemburu binatang. Masa Mesolittikum adalah masa manusiapurba mulai mengenal pertanian,
ketika orang belajar bagaimana untuk menghasilkan daripada memperoleh makanan mereka,
secara luas dianggap sebagai salah satu perubahan terbesar dalam sejarah manusia, Perubahan
dari pemburu-pengumpul dengan cara pertanian hidup adalah apa yang mendefinisikan awal
Neolitik atau Zaman Batu Baru. Munculnya peradapan juga karena adanya sebuah organisasi
sosial yang mengakibatkan terbentuknya kota-kota atau desa-desa dan sistem pemerintahan
serta stratifikasi social. Pemukiman yang menetap dan permanent serta sudah mengenal pakain
yang lebih modern.
JANGAN KUPA CAMTUMKAN BLOG KU WWW.sejahar.wordpress.com
DAFTAR PUSTAKA
Leakey, Richard. 2003. Asal –usul Manusia. Jakarta: KPG
Haviland,William A. Antropologi. Jakarta: Erlangga
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpa
vv
ZAMAN PALEOLITIKUM
A. ZAMAN PALEOLITIKUM TUA
Sejak kira-kira dua setengah tahun yang lalu umat manusia sudah berkembang kearah makhluk
yang berbudaya. Bukti-bukti yang ditemukan dibeberapa tempat, misalnya di dekat danau
Turkana, di Kenya, dan di Etiopia Selatan dan Jurang Olduvai, yang masih berupa peralatan
dari batu yang amat kasar, menandai permulaan zaman Paleolitikum Tua.
Pada masa ini mulai muncul peralatan dari batu yang lebih
dikenal dengan tradisi peralatan Oldowan. Karakteristik tradisi alat ini adalah bahwa ia
merupakan alat penetak untuk segala keperluan, cara pembuatannya dengan menggunakan
system benturan, yaitu memukuli bahan baku dengan batu lain atau memukulkan bahan baku
tersebut pada batu besar untuk melepaskan kepingan-kepingannya. Meskipun dalam segi hasil
alat penetak ini masih amat kasar, tapi tradisi alat oldowan ini merupakan kemajuan teknologi
yang penting bagi Hominida Purba. Mereka bisa lebih mudah mencari bahan-bahan makanan
disaat alam mulai berubah. Tradisi oldowan ini juga menandai salah satu waktu bahwa sesuatu
jenis makhluk beradaptasi secara cultural dan tidak secara fisik kepada kondisi lingkungan.
Alat – alat oldowan ini banyak ditemukan di tepi danau atau sungai di tengah-tengah padang
rumput, dan ditemukan masih dalam situs yang sangat kecil, dan juga bahwa nereka hidup
dalam kelompok-kelompok kecil yang masih berpindah-berpindah tempat. Adapun alat-alat
zaman Peleolitikum Tua, termasuk tradisi peralatan oldowan banyak terdapat di jurang olduvai.
Dalam perkembangan penetek oldowan berubah menjadi lebih canggih dan berkembang
menjadi kapak genggam acheulean. Dalam periode ini mulailah terjadi diversivikasi
kebudayaan peralatan, Homo Erectus tidak hanya membuat kapak genggam tapi juga
menciptakan alat penyerut dan alat-alat kepingan, dan semua alat ini terbuat dari batu api.
Keuntungan utama dari kemunculan alat ini adalah semakin banyak sumber daya alam yang
dapat didayagunakan dalam waktu yang lebih singkat, dengan tenaga yang lebih sedikit, dan
dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Dalam zaman Acheulean yang lebih mudah, di dunia
barat dikembangkan dua tehnik pembuatan peralatan , yang menghasilkan kapak yang lebih
tipis dan lebih canggih dengan bagian mata yang lebih lurus dan lebih tajam. Metode tongkat
memanfaatkan pemukul dari tulang atau tanduk rusa untuk memukul tepi gumpala batu api,
sedangkan metode bidang pukulan berfungsi untuk membuat kapak yang lebih tajam dan lebih
tipis. Peradaban Homo Erectus semakin berkembang dengan ditemukannya penggunaan api,
karena bisa dipastikan dengan kemampuan mereka menggunakan api memungkinkan mereka
untuk berpindah ke daerah-daerah yang lebih dingin. Transisi kebudayaan Hominida antara
Homo Erectus dan Homo Sapiens tidak banyak brubah dari pendahulu mereka. Homo Sapiens
Primitif tetap menggunakan tradisi peralatan acheulean sampai beberapa ribu tahun. Akan
tetapi menjelang dua ratus ribu tahun yang lalu orang mulai menggunakan teknik Levalloision
untuk membuat peralatan.
B. ZAMAN PALEOLITIKUM MADYA
Zaman Paleolitikum Madya ditandai oleh munculnya manusia Neanderthal. Di zaman ini
muncul tradisi baru, trdisi Mousterian, yaitu trdisi pembuatan peralatan dari manusia
Neanderthal di Eropa, Asia Barat Daya, dan Afika Utara, yang menghasilkan alat-alat kepingan
yang lebih tipis daripada alat kepingan Levalloisian. Banyak situs Neandhertal yang
menunjukan bahwa pada masa ini telah adanya kepercayaan dan upacara keagamaan, misalnya
di goa Shanidar di Irak terdapat bukti bahwa adanya penguburan disertai dengan upacara
kematian. Yang paling umum terdapat di situs-situs Mousterian adalah bukti mengenai
pemujaan binatang, khusasnya pemujaan beruang gua. Situs-situs Mousterian yang
menghasilkan sejumlah artifak yang bersifat lambang murni.
C. ZAMAN PALEOLITIKUM MUDA
Bukti –bukti arkeologis menunjukkan bahwa teknik pembuatan peralatan kebudayaan zaman
Paleolitikum Muda di Eropa dan Asia barat merupakan perkembangan dari tradisi Mousterian
yang sebelumnya. Peralatan meraka semakin berkembang dengan pesat,di zaman Paleolitikum
Muda mereka telah menemukan panah, pelempar tombak dan pisau batu. Dua alat yang
pertama memungkinkan mereka dalam hal penyempurnaan teknik perburuan dan mengurangi
resiko bagi si pemburu saat berburu binatang buas. Pada Paleolitikum Muda dikenal dua teknik
untuk membuat peralatan, teknik pisau adalah teknik pembuatan alat batu dengan memukul
lepas kepimgan –kepingan panjang secara paralel dari sisi sebuah gumpalan batu yang sudah
dipersiapkan secara khusus, sedangkan teknik tekanan adalah teknik pembuatan alat batu
dengan menggunakan alat tulang, tanduk rusa, atau kayu yang ditekan dan tidak dipukulkan
untuk melepaskan kepingan –kepingan kecil –kecil dari sebuah batu api. Ada juga sebuah alat
yang bernama pahat, yaitu alat alat batu yang bagian matanya menyerupai pahat, berfungsi
untuk menggarap tulang, tanduk rusa dan sejenisnya . Kegunaan penemuan busur tidak hanya
menyempurnakan teknik berburu saja, tapi busur juga bisa digunakan untuk membuat alat
musik. Pada masa ini kita tidak bisa hanya membahas tentang satu kebudayaan tuinggal saja,
karena telah adanya penyebaran manusia purba keberbagai pelosok bumi,yang mana disetiap
sisinya memiliki alam yang berbeda yang menimbulkan tradisi yang berbeda pula..
Kesimpulan
pto haris
Zaman Paleolitikum dibagi menjadi tiga, yaitu zaman Paleolitikum Tua, zaman Paleolitikum
Madya, dan zaman Paleolitikum Muda. Kebudayaan simbolis mulai ditemukan bersamaan
denagan peralatan –peralatan tradisi Acheulean, di zaman Paleolitikum Tua. Zaman
Paleolitikum Madya telah ada pemujaan kepada beruang gua. Pada zaman Paleolitikum Muda
telah adanya kebudayaan seni gambar. Manusia dimasa Paleolitikum masih merupakan
pemburu binatang. Masa Mesolittikum adalah masa manusiapurba mulai mengenal pertanian,
ketika orang belajar bagaimana untuk menghasilkan daripada memperoleh makanan mereka,
secara luas dianggap sebagai salah satu perubahan terbesar dalam sejarah manusia, Perubahan
dari pemburu-pengumpul dengan cara pertanian hidup adalah apa yang mendefinisikan awal
Neolitik atau Zaman Batu Baru. Munculnya peradapan juga karena adanya sebuah organisasi
sosial yang mengakibatkan terbentuknya kota-kota atau desa-desa dan sistem pemerintahan
serta stratifikasi social. Pemukiman yang menetap dan permanent serta sudah mengenal pakain
yang lebih modern.
JANGAN KUPA CAMTUMKAN BLOG KU WWW.sejahar.wordpress.com
DAFTAR PUSTAKA
Leakey, Richard. 2003. Asal –usul Manusia. Jakarta: KPG
Haviland,William A. Antropologi. Jakarta: Erlangga
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpa
vv