PENGERTIAN TAQWA

19
A. Langkah-langkah Metodologis Untuk bisa menjelaskan implikasi taqwa terhadap pendidikan, penulis menempuhnya melalui tiga cara, yaitu : Pertama; mengumpulkan ayat-ayat Alqur’an yang berkenaan dengan taqwa, mengelompokkan dan memberi makna berdasarkan tema, kemudian mengambil inti sari (essensi) makna taqwa. Kedua; memahami landasan filosofis, teoritis, dan hakekat pendidikan; dan ketiga, menjelaskan hubungan makna taqwa yang dimaksud dalam Alqur’an dengan yang menjadi prinsip dasar atau hakekat pendidikan. Berdasarkan tiga langkah dan alur pikir inilah penulis menyusun makalah ini. B. Ayat-Ayat Alqur’an Yang Bertemakan Taqwa Kata taqwa yang terulang dalam Alquran sebanyak 17 kali, berasal dari akar kata waqa’ – yaqiy yang menurut pengertian bahasa berarti antara lain, ‘menjaga, menghindari, menjauhi’ dan sebagainya. Kata taqwa dalam bentuk kalimat perintah terulang sebanyak 79 kali, ‘Allah’ yang menjadi objeknya sebanyak 56 kali, neraka 2 kali, hari kemudian 4 kali, fitnah (bencana) 1 kali, tanpa objek 1 kali. Sedangkan selebihnya yakni 15 kali, objeknya bervariasi seperti rabbakum (Tuhanmu), al-ladzi khalaqakum (yang menciptakan kamu), al-ladzi amaddakum bi ma ta’malun (yang menganugerahkan kepada kamu anak dan harta benda) dan lain-lain. Redaksi-redaksi tersebut semuanya menunjuk kepada Allah swt. Dari sini dapat

Transcript of PENGERTIAN TAQWA

Page 1: PENGERTIAN TAQWA

A. Langkah-langkah Metodologis

Untuk bisa menjelaskan implikasi taqwa terhadap pendidikan, penulis

menempuhnya melalui tiga cara, yaitu : Pertama; mengumpulkan ayat-ayat

Alqur’an yang berkenaan dengan taqwa, mengelompokkan dan memberi makna

berdasarkan tema, kemudian mengambil inti sari (essensi) makna taqwa. Kedua;

memahami landasan filosofis, teoritis, dan hakekat pendidikan; dan ketiga,

menjelaskan hubungan makna taqwa yang dimaksud dalam Alqur’an dengan yang

menjadi prinsip dasar atau hakekat pendidikan. Berdasarkan tiga langkah dan alur

pikir inilah penulis menyusun makalah ini.

B. Ayat-Ayat Alqur’an Yang Bertemakan Taqwa

Kata taqwa yang terulang dalam Alquran sebanyak 17 kali, berasal dari akar kata

waqa’ – yaqiy yang menurut pengertian bahasa berarti antara lain, ‘menjaga,

menghindari, menjauhi’ dan sebagainya. Kata taqwa dalam bentuk kalimat

perintah terulang sebanyak 79 kali, ‘Allah’ yang menjadi objeknya sebanyak 56

kali, neraka 2 kali, hari kemudian 4 kali, fitnah (bencana) 1 kali, tanpa objek 1

kali. Sedangkan selebihnya yakni 15 kali, objeknya bervariasi seperti rabbakum

(Tuhanmu), al-ladzi khalaqakum (yang menciptakan kamu), al-ladzi amaddakum

bi ma ta’malun (yang menganugerahkan kepada kamu anak dan harta benda) dan

lain-lain. Redaksi-redaksi tersebut semuanya menunjuk kepada Allah swt. Dari

sini dapat disimpulkan bahwa pada umumnya objek perintah bertakwa adalah

Allah swt. Sedangkan istilah Muttaqien adalah bentuk faa’il (pelaku) dari ittaqa

suatu kata dasar bentukan tambahan (mazid) dari kata dasar waqa, yang biasanya

diterjemahkan menjadi “orang yang menjaga diri untuk menyelamatkan dan

melindungi diri dari semua yang merugikan”. Jadi secara keseluruhan kata

muttaqien adalah menjaga diri untuk menyelamatkan dan melindungi diri dari

semua yang merugikan yaitu dari kema-shiyatan, syirk, kemunafikan dan

sebagainya.

Page 2: PENGERTIAN TAQWA

1. Pengertian

Sebagaimana dikemukakan di atas, secara bahasa, arti taqwa bisa berarti

”menjaga, menghindari, menjauhi”; dan ada juga yang mengartikan dengan

”takut”. Dengan mengambil pengertian ”takut”, maka taqwa berarti ”takut kepada

Allah”. Karena ketakutan ini, maka ia harus mematuhi segala ”perintah Allah”

dan ”menjauhi segala larangan-Nya”. Pengertian ini, misalnya, terungkap pada

salah satu ayat yang sangat populer, karena sering dikumandangkan pada

pengajian-pengajian keagamaan dan khutbah-khutbah jum’ah, yaitu dalam surat

Ali Imran/3:102 yang berbunyi :

ل�م�ون� م�س� �ن�ت�م� أ و� إ�ال� ت�م�وت�ن� و�ال� ات�ه� ت�ق� ق� ح� الل�ه� وا ات�ق� ن�وا آ�م� ال�ذ�ين� ا �ي!ه� أ ي�ا

”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa

kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan

beragama Islam.”

Berdasar kepada ayat di atas yang mengartikan taqwa dengan ”takut”,

maka dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seadainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak lemah yang mereka khawatir

terhadap(kesejahteraan) mereka.oleh sebab itu hendaklah mereka menucapkan

perkataan yang benar

Nampak, bahwa ada nuansa perbedaan antara ”takut” dan ”taqwa”,

dimana

”Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika

datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku,

niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih

hati.”

Page 3: PENGERTIAN TAQWA

Demikian pula dalam surat Al-Ahqaaf/46:13 :

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”,

kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka

dan mereka tiada (pula) berduka cita.”

Adapun pengertian taqwa dari akar kata yang bermakna ”menghindar, menjauhi,

atau menjaga diri”, M. Quraish Shihab menjelaskan, bahwa kalimat perintah

”ittaqullah” yang secara harfiah berarti ”hindarilah, jauhilah, atau jagalah dirimu

dari Allah”, tentu makna ini tidak lurus dan bahkan mustahil dapat dilakukan

makhluk. Sebab, bagaimana mungkin makhluk menghindarkan diri dari Allah

atau menjauhiNya, sedangkan ”Dia (Allah) bersama kamu dimana pun kamu

berada”. Karena itu, perlu disisipkan kata atau kalimat untuk meluruskan

maknanya. Misalnya, kata siksa atau yang semakna dengannya, sehingga perintah

bertaqwa mengandung arti perintah untuk menghindarkan diri dari siksa Allah,

baik di dunia maupun akhirat. Dalam surat Al-Furqan/25:15 Allah menegaskan :

”Katakanlah: “Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang

kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa?” Dia menjadi

balasan dan tempat kembali bagi mereka?.”

Dengan demikian, pangkal dari taqwa adalah ”perintah dan larangan” Allah yang

ditujukan kepada manusia beriman, sehingga muncul kesadaran untuk ”takut”

akan siksa Allah kalau tidak melaksanakan segala perintahNya, ”menghindari

siksa Allah dengan cara melaksanakan perintahNya, dan senantiasa ”menjaga”

serta ”memelihara” untuk melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala

laranganNya.

Page 4: PENGERTIAN TAQWA

2. Martabat Dan Peran Manusia

Ayat-ayat Alqur’an yang bertemakan taqwa tersebut pada umumnya sangat

berhubungan erat dengan “martabat” dan “peran” yang harus dimainkan manusia

di dunia, sebagai bukti keimanan dan pengabdian kepada Allah. Misalnya, ayat

Alqur’an yang berkaitan dengan masalah ini terungkap dalam Surat Alhujarat/49:

13 sebagai berikut :

”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Dalam ayat tersebut, taqwa dipahami sebagai “yang terbaik menunaikan

kewajibannya” Maka, manusia “yang paling mulia dalam pandangan Allah”

adalah “yang terbaik dalam menjalankan perintah dan meninggalkan

laranganNya”. Inilah yang menjadi salah satu dasar kenapa Allah menciptakan

langit dan bumi yang menjadi tempat berdiam makhluk-Nya serta tempat

berusaha dan beramal, agar nyata di antara mereka siapa yang taat dan patuh

kepada Allah, sebagaimana terungkap dalam Alqur’an di bawah ini :

Surat Huud/11: 7

اء� ال�م� ع�ل�ى ه� ش� ع�ر� و�ك�ان� �ي�ام) أ ت�ة� س� ف�ي ض� ر�� و�األ� او�ات� م� الس� ل�ق� خ� ال�ذ�ي و� و�ه�

ال5 ع�م� ن� أ�ح�س� �ي!ك�م� أ ك�م� ل�ي�ب�ل�و�

“Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah

singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara

kamu yang lebih baik amalnya.. “

Page 5: PENGERTIAN TAQWA

Surat Al-Mulk/67: 2

”Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara

kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Al-Maidah/5:48 :

وا … ت�ب�ق� اس� ف� �ت�اك�م� آ ا م� ف�ي ك�م� ل�ي�ب�ل�و� ل�ك�ن� و� د�ة5 و�اح� ة5 م�أ� ع�ل�ك�م� ل�ج� الل�ه� اء� ش� ل�و� و�

ون� ت�ل�ف� ت�خ� يه� ف� ك�ن�ت�م� ا ب�م� ي�ن�بBئ�ك�م� ف� يع5ا م� ج� ع�ك�م� ج� ر� م� الل�ه� إ�ل�ى ات� ي�ر� ال�خ�

” Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),

tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka

berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu

semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan

itu.”

3. Iman Dan Ketaqwaan

Istilah dan penggunaan kata taqwa selalu diawali atau bergandengan dengan kata

”iman”, seperti surat Ali Imran/3:102 di atas, juga perintah puasa. Ini

menunjukkan bahwa orang bisa melaksanakan ketaqwaan karena atas dasar

keimanannya. Sehingga, dalam konteks ketaqwaan inilah maka kita bisa

memahami, mengapa keimanan sesorang bisa bertambah dan berkurang. Untuk

itu, dengan beriman dan bertaqwa, Allah menjanjikan hilangnya ketakutan dan

kekhawatiran untuk melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya. Dalam

surat Al-Anfaal/8:29 ditegaskan Allah :

Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan

memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-

kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia

yang besar.”

Page 6: PENGERTIAN TAQWA

Juga, dalam surat Al-Baqarah/2:58 menegaskan :

”Kami berfirman : tinggalkan keadaan seperti ini, sesungguhnya akan datang

kepada kamu petunjuk dariKu. Barangsiapa mengikuti petunjukKu, akan lenyap

segala ketakutan dan tak ada pula kesusahan.”

Karena keimanannya itu, maka dalam An-Naba/78:31 Allah berfirman :

”Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan”

Ketakutan, sebagaimana terhadap kelaparan dan kehilangan harta, jiwa, dan lain

sebagainya, yang dinyatakan dalam Alqur’an surat Al-Baqarah/2:155, sebagai

cobaan bagi orang-orang yang mampu bersikap sabar. Ada 12 ayat yang

menyatakan hal seperti itu dengan kasus yang berbeda. Dalam Alqur’an surat al-

A’raf/7:35 malahan dinyatakan bahwa keadaan seperti itu, yaitu tiadanya suasana

ketakutan dan kesengsaraan :

“Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang

menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan

mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak

(pula) mereka bersedih hati.

Terdapat pula orang-orang yang bertaqwa dan berbuat baik, misalnya, melakukan

shadaqah, menghindarkan diri berkata yang menyakitkan hati orang dan

mengucapkan kata-kata yang manis, seperti terdapat dalam surat

Al-Baqarah/2:262 :

”Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka

tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut

pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka

memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap

mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Page 7: PENGERTIAN TAQWA

Maka, orang yang bertaqwa (muttaqin), adalah orang yang selalu menjaga dirinya

dari perbuatan dosa dengan satu pedoman dan petunjuk Alqur’an sehingga bisa

mengembangkan kemampuan rohani dan kesempurnaan diri. Mirza Nashir

Ahmad dalam terjemahan the Holy Qur’an-nya, menyebut orang yang bertaqwa

adalah orang yang memiliki mekanisme atau daya penangkal terhadap kejahatan

yang bisa merusak diri sendiri dan orang lain.

Sementara, dalam ayat lain muttaqin menunjukkan kepada orang bijak, soleh,

jujur, dan bertanggung jawab. Dalam surat Al-Maidah/5:93 ditegaskan :

”Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang

saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila

mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh,

kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga)

bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat

kebajikan.”

Perintah Allah berbuat baik dan menjauhi larangan, adalah sejalan dengan potensi

yang diberikan Allah kepada manusia, yaitu bahwa Allah menciptakan manusia

dalam bentuk yang sebaik-baiknya : ”sesungguhnya Kami telah menciptakan

manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” sehingga memiliki kemungkinan-

kemungkinan yang besar untuk maju dan mempertanggungjawabkan segala

perbuatannya : ”Tiap-tiap orang bertanggung jawab atas apa yang

diperbuatnya”

Page 8: PENGERTIAN TAQWA

4. Beberapa Ciri-ciri Orang Bertaqwa Dalam Alqur’an

Berdasarkan beberapa ayat Alqur’an, ada beberapa ciri orang bertaqwa,

diantaranya :

1) beriman dan meyakini tanpa keraguan bahwa Alqur’an sebagai pedoman

hidupnya;

2) beriman kepada perkara-perkara yang gaib;

3) mendirikan sembahyang ;

4) orang yang selalu membelanjakan sebahagian dari rezeki yang diperolehnya;

5) orang yang selalu mendermakan hartanya baik ketika senang maupun susah;

6) orang yang bisa menahan amarahnya, dan mudah memberi maaf;

7) mensyukuri nikmat Allah yang telah diterimanya, karena Allah mengasihani

orang-orang yang

selalu berbuat kebaikan; takut melanggar perintah Allah;

8) oleh karena itu, tempat mereka adalah surga sesuai dengan yang dijanjikan

Allah, dan

tempatnya tidak jauh dari mereka

5. Taqwa Dan Implikasi Kemanusiaan

Taqwa menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi, sebagaimana

dikemukakan dari sejumlah ayat-ayat Alqur’an di atas, memiliki makna dan

implikasi kemanusiaan yang sangat luas. Nilai-nilai kemanusiaan sebagai akibat

ketaqwaan itu diantaranya :

1. Berilmu; dalam Alqur’an pada prinsipnya taqwa berarti mentaati segala

perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Setiap perintah Allah

adalah ’kebaikan’ untuk dirinya; sebaliknya setiap larangan Allah apabila

tetap dilanggar maka ’keburukan’ akan menimpa dirinya. Maka, dalam

konteks ini, taqwa menjadi ukuran baik tidaknya seseorang, dan seseorang

bisa mengetahui ”baik” dan ”tidak baik” itu memerlukan pengetahuan

(ilmu).

Page 9: PENGERTIAN TAQWA

2. Kepatuhan dan disiplin; taqwa menjadi indikator beriman tidaknya

seseorang kepada Allah. Sebab, setiap ”perintah” dan ”larangan” dalam

Alqur’an selalu dalam konteks keimanan kepada Allah. Oleh karena itu,

secara sederhana, setiap orang yang mengamalkan taqwa kepada Allah

pasti ia beriman; tapi, tidak setiap orang beriman bisa menjalani proses

ketaqwaannya, yang diantaranya disebabkan oleh faktor ”ketidaktahuan”

dan ”pembangkangan”. Maka, iman, islam, dan taqwa dalam beberapa

ayat selalu disebut sekaligus, untuk menunjukkan integralitas dan

mempribadi dalam diri seseorang.

3. Sikap hidup dinamis; taqwa pada dasarnya merupakan suatu proses dalam

menjaga dan memelihara ”hubungan baik” dengan Allah, sesama manusia,

dan alam. Karena berhadapan dengan situasi yang berkembang dan

berubah-ubah, maka dari proses ini manusia taqwa membentuk suatu cara

dan sikap hidup. ”Cara” dan ”sikaphidup” yang sudah dibentuk ini, secara

antropologis-sosiologis menghasilkan etika, norma dan sistem

kemasyarakatan ( kebudayaan).

4. Kejujuran, keadilan, dan kesabaran; tga hal ini merupakan bagian yang

ditonjolkan dalam ayat-ayat taqwa. Kejujuran, keadilan, dan kesabaran

merupakan dasar-dasar kemanusiaan universal. Dalam konteks ini,

kesabaran dipahami sebagai keharmonisan dan keteguhan diri dalam

menghadapi segala cobaan hidup.

Empat poin di atas, merupakan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan yang terrdapat

dalam nilai-nilai taqwa. Dengan demikian, taqwa merupakan dasar-dasar

kemanusiaan universal yang nilai-nilainya tidak mutlak dimiliki oleh Muslim,

tetapi oleh seluruh manusia yang berada pada jalur atau fitrah kemanusiaannya.

Karena memiliki nilai-nilai kemanusiaan universal, maka taqwa bisa berimplikasi

kepada seluruh sektor dan kepentingan hidup manusia, termasuk didalamnya

sektor pendidikan

Page 10: PENGERTIAN TAQWA

C. PERWUJUDAN TAQWA

1. Hubungan dengan Allah

Tunduk dan patuh kepada Allah-Nya

Menyintai nya dengan selalu berusaha untuk berbuat dan

berkorban semaksimal mungkin dalam rangka pengabdianya

Selalu mengingat-Nya baik saat lapang maupun sempit

Rendah diri Kepada –Nya dengan berdoa dan bertawakal

2. Hubungan dengan Hati Nurani sendiri

Jujur yaitu selalu menguyakan kata hati nurani dan berbuat sesuai

dengan bisikannya

Amanah yaitu percayailah hati nurani sehingga ia mempercayai

mampu mengensalikan diri kita sendiri

Tabligh yaitu bersifat terbuka dalam kebenaran

Lapang dada

Mengedalikan hawa nafsu

Kreatif selalu berfikir yang baik

3. Hubungan dengan sesama Manusia

Berbuat baik untuk kepetingan bersama dan orang lain di atas

kepetingan pribadi

Menyebarkan kasih saying dan persaudaraan serta kedamaian

Menghormati orang lain sesuai statusnya

Menghargai orang lain

Berpransangka baik kepada orang lain

Menciptakan kesan pada orang lain bahwa kita memiliki wibawa

rasa kasih dan juga lapang dada

Menjaga amanat,janji dan hubungan baik kemanusiaan

Page 11: PENGERTIAN TAQWA

4. Hubungan dengan Lingkungan Hidup

Menjada alam dan lingkunagndengan sebaik-baiknya

Mengelola sumber daya alam dengan baik demi kebutuhan

manusia

Lestarikan lingkungan agar lebih baik dan lebih bermanfaat

Perlakuakn lingkungan dengan cinta dan persahabatan

Page 12: PENGERTIAN TAQWA

TUGAS AGAMA TAQWA

Disusun :

1. DEWI LISTIANA

2. ECI LINDASARI

3. LIYA FAUZIA

4. MELIDA SAPUTRI

5. MULY UTAMI

6. RIZKI CECARIA

7. YUNITA ANGRAINI

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

Page 13: PENGERTIAN TAQWA

KESEHATAN LINGKUNGAN

2010/2011

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan

pratikum dengan baik sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan.

Tulisan ini adalah hasil diskusi kelompok kami Semoga tugas ini dapat

bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan tulisan seperti ini,

dapat tercatat dengan rapi dan dapat kita pelajari kembali pada kesempatan yang

lain untuk kepentingan proses belajar kita terutama dalam mata kuliah Agama

Islam

Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini, terutama kepada Bapak Imam

Safei sebagai dosen matakuliah Agama Islam yang telah memberikan banyak

saran, petunjuk dan dorongan dalam melaksanakan tugas ini, juga rekan-rekan

mahasiswa semua. Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan bimbingan

yang lurus dari Yang Maha Kuasa.

Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala

kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas

ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di

masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama

demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Page 14: PENGERTIAN TAQWA