Pengertian Siphon

14
APAKAH SIPHON ITU? AIR baku untuk DKI Jakarta sebanyak 82% dialirkan melaui saluran Kanal Tarum Barat (KTB) yang membentang sepanjang 70 km dari sisi timur jakarta (Curug,Kerawang hingga Cawang, Jakarta Timur) Saluran terbuka sepanjang 70 km tersebut melintasi 3 sungai besar yaitu Sungai Cibeet, Sungai Cikarang, dan Kali Bekasi. Untuk menjaga kualitas air yang mengalir di dalam saluran KTB ini, maka dibangunlah perlintasan saluran melalui bawah sungai, yang dikenal dengan istilah SIPHON. Awalnya siphon hanya dibangun di Sungai Cibeet, dan kali ini baru selesai dibangun siphon kedua yaitu di Kali Bekasi.

description

Penjelasan singkat mengenai sipon

Transcript of Pengertian Siphon

APAKAH SIPHON ITU?AIR baku untuk DKI Jakarta sebanyak 82% dialirkan melaui saluran Kanal Tarum Barat (KTB) yang membentang sepanjang 70 km dari sisi timur jakarta (Curug,Kerawang hingga Cawang, Jakarta Timur)

Saluran terbuka sepanjang 70 km tersebut melintasi 3 sungai besar yaitu Sungai Cibeet, Sungai Cikarang, dan Kali Bekasi. Untuk menjaga kualitas air yang mengalir di dalam saluran KTB ini, maka dibangunlah perlintasan saluran melalui bawah sungai, yang dikenal dengan istilah SIPHON.

Awalnya siphon hanya dibangun di Sungai Cibeet, dan kali ini  baru selesai dibangun siphon kedua yaitu di Kali Bekasi.

 

 

Fungsi siphon ini adalah agar air yang mengalir di dalam saluran KTB, tidak tercampur oleh sungai yang dilintasinya, sehingga kualitas air di dalam KTB relatif bisa terkendali.

Dalam setiap bengunan siphon disediakan juga pintu air yang tetap bisa mengijinkan air sungai yang dilintasi tadi masuk ke saluran KTB dengan pengaturan tentunya, hal ini menjadikan debit air di saluran KTB tetap terjaga kuantitasnya.

- See more at: http://blogs.brpamdki.org/apakah-siphon-itu/#sthash.aSqjbIHR.vH7YLfnf.dpuf

->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup. ->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring. -> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.

...

Published in: Engineering

  0 Comments

  0 Likes

  Statistics

  Notes

Post

Be the first to comment

 Siphon, Terjunan, Gorong-gorong1. 1. ¥ Siphon ¥ Bangunan Terjunan ¥ Gorong-Gorong2. 2.   Anggota Kelompok ж Yahya Muchaimin Aji 135060401111053 ж Gading

Komala Pramesi 135060401111053 ж Saifuddin Muhammad 135060407111012 ж Masfufahtut Thohuroh 135060407111023

3. 3.   SIPHON Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon adalah saluran bertekanan atau tertutup. Perencanaan hidrolis siphon harus memperhatikan perhitungan kecepatan aliran dan kehilangan energi. Diameter minimum siphon adalah 0,60 m untuk memungkinkan pembersihan dan inspeksi.

4. 4.   • Siphon tidak banyak dipakai pada saluran pembuang. Hal tersebut dikarenakan sedikitnya fleksibilitas siphon dalam mengangkut lebih banyak air daripada debit rencana • Untuk menghindari penyumbatan akibat sampah, mulut pipa ditutup dengan trashrack • Biasanya, pelimpah dibangun tepat di sebelah hulu agar air tidak meluap di atas tanggul saluran hulu apabila debit air melebihi kapasitas tampung

5. 5.   • Kecepatan yang tinggi berfungsi meminimalisi sedimentasi, akan tetapi head loss juga besar • Kecepatan aliran dalam siphon harus dua kali lebih tinggi dari kecepatan normal aliran dalam saluran, dan tidak boleh kurang dari 1 m/dt, lebih baik lagi apabila nilainya lebih dari 1,5 m/dt, tetapi kecepatan maksimum aliran sebaiknya tidak melebihi 3 m/dt • Bila panjang siphon >100 m, sangat dianjurkan untuk memasang lubang periksa (manhole), pintu pembuang, dan khususnya jembatan siphon.

6. 6.   • Terkadang, sangat menguntungkan untuk membuat jembatan-sipon. Bangunan ini membentang di atas lembah yang lebar dan dalam. Talang bertekanan atau talang tertutup ini juga cukup ekonomis dan stabil. • Kehilangan tinggi energi pada siphon terdiri dari : – Kehilangan masuk – kehilangan akibat gesekan – kehilangan pada siku – kehilangan keluar

7. 7.   SIPHON8. 8.   Bangunan Terjun • Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika

kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan • Mempunyai empat bagian fungsional: – Bagian hulu pengontrol, yaitu bagian di mana aliran menjadi superkritis – bagian di mana air dialirkan ke elevasi yang lebih rendah – bagian tepat di sebelah hilir potongan U dalam, yaitu tempat di mana energi diredam • bagian peralihan saluran memerlukan lindungan untuk mencegah erosi

9. 9.   Bangunan Terjun Tegak • Bangunan terjun tegak menjadi lebih besar apabila ketinggiannya ditambah • Terjunan tegak sering dipakai pada saluran induk dan sekunder, bila tinggi terjun tidak terlalu besar • Tinggi terjun tegak dibatasi sebagai berikut : – Tinggi terjun maksimum 1,50 meter untuk Q < 2,50 m3 / dt. – Tinggi terjun maksimum 0,75 meter untuk Q > 2,50 m3 / dt

10.10.   Bangunan Terjun Tegak11.11.   Bangunan Terjun Miring • Bangunan terjun miring digunakan jika tinggi

energi jatuh melebihi 1,5 m • Jika peralihan ujung runcing dipakai di antara permukaan pengontrol dan permukaan belakang (hilir), disarankan untuk memakai kemiringan yang tidak lebih curam dari 1: 2

12.12.   Bangunan Terjun Miring13.13.   Gorong-Gorong •Bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air

melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api •Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir

14.14.   € Pada gorong-gorong aliran bebas, benda- benda yang hanyut dapat lewat dengan mudah, tetapi biaya pembuatannya umumnya lebih mahal dibanding gorong-gorong tenggelam. € Dalam hal gorong-gorong tenggelam, seluruh potongan melintang berada dibawah permukaan air. Biaya pelaksanaan lebih murah, tetapi bahaya tersumbat lebih besar. € Kecepatan aliran : - v = 1.5 m/dt untuk saluran irigasi - v = 3 m/dt untuk saluran pembuang

15.15.   Kehilangan Energi (Head Loss) Kehilangan Energi Masuk : Kehilangan Energi Akibat Gesekan : Kehilangan Energi Keluar : 2g v)-(va masuk 2 masukH 2g v . D L .hf 2 f 2g v)-(va keluarH 2 keluar

16.16.   Dengan : hf = kehilangan akibat gesekan, m V = kecepatan aliran, m/dt L = panjang pipa, m g = percepatan gravitasi, m/dt2 D = diameter pipa, m

Pengertian Gutter Dan Aplikasinya

Gutter atau biasa disebut selokan, got maupun talang air, merupakan suatu jalur aliran air yang dibuat untuk menampung lalu mengalihkan atau membuang aliran air tersebut. Selokan adalah saluran untuk menyalurkan air pembuangan dan/atau air hujan untuk dibawa ke suatu tempat agar tidak menjadi masalah bagi lingkungan dan kesehatan. Selokan umumnya terdapat di pinggir jalan, didesain untuk mengalirkan kelebihan air hujan dan air permukaan dari jalan raya, tempat parkir, sisi jalan, dan atap.

Besarnya selokan / gutter dihitung atas dasar curah hujan tertinggi, aliran air buangan ataupun air tanah (khususnya didaerah pegunungan), ataupun dari waduk untuk mengalirkan air keperluan irigasi. kalau terlalu kecil dapat mengakibatkan air dari selokan meluap keluar dari selokan bahkan dapat mengakibatkan banjir. Agar air dalam selokan dapat berjalan dengan lancar perlu dilakukan perawatan selokan secara reguler untuk membuang aliran air dari sampah. Gutter diaplikasikan / diterapkan pada banyak tempat seperti rumah, gedung bertingkat, jalan raya dan sarana olahraga.

Talang Air HujanTalang air hujan / rain gutter adalah wadah atau tempat untuk menampung air yang mengalir dari atap gudang / pabrik / rumah agar air tersebut mengalir terarah ke suatu tempat yang dituju, dan air tidak berantakan kemana mana, talang air sebaiknya terbuat dari fiberglass karena lebih tahan lama dan tidak korosi atau bocor. Talang air hujan adalah sebuah palung yang sempit atau saluran yang mengumpulkan air hujan dari atap bangunan dan mengalihkan menjauh dari struktur, biasanya ke saluran pembuangan.

Box Gutter

Talang kotak, selokan paralel, atau palung adalah talang air di atap biasanya berbentuk persegi panjang, mungkin akan dilapisi dengan logam, atau bisa juga aspal, dan dapat dipasang tersembunyi di balik tembok pembatas atau pinggiran atap, atau di celah atap. Talang kotak pada dasarnya ditempatkan di antara permukaan paralel / sejajar, seperti di lembah antara atap paralel atau di persimpangan atap dan dinding tembok pembatas. Ketentuan dalam desain talang ini yaitu tergantung dari aliran hujan untuk outlet dengan kemiringan maksimum 1:200 dan minimal 1:400.

Selokan JalanSelokan jalan / Street gutter, suatu depresi yang membentang berdampingan dengan jalanan kota, biasanya di pinggir jalan dan mengalihkan air hujan dan mencegah air menggenang apabila hujan besar. Air yang menggenangi jalan atau bahu jalan akan mempercepat kerusakan jalan. Oleh karena itu drainase permukaan jalan merupakan hal yang harus diperhatikan dan dirawat secara reguler.

Talang

Adalah Bangunan air yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi yang lewat di atas saluran lainnya, sungai atau cekungan, lembah-lembah dan jalan. Aliran di dalam talang adalah aliran bebas

Produk Hukum tentang Sumber Daya AirUndang-Undang

1. 7 Tahun 2004: Sumberdaya Air (situs asli: 01, 02)2. 6 Tahun 1996: Perairan Indonesia3. 11 tahun 1974 tentang Pengairan

Peraturan Pemerintah1. 73 Tahun 2013: Rawa, Lampiran Peta Indikatif Sebaran Rawa Nasional (3 MB jpg)

2. 38 Tahun 2011: Sungai3. 22 Tahun 2011: Perubahan atas PP no. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan

4. 37 tahun 2010: Bendungan5. 21 Tahun 2010: Perlindungan Lingkungan Maritim

6. 20 Tahun 2010: Angkutan di Perairan7. 61 Tahun 2009: Kepelabuhan

8. 43 Tahun 2008: Air Tahah9. 42 Tahun 2008: Pengelolaan Sumber Daya Air

10. 20 Tahun 2006: Irigasi11. 82 Tahun 2001: Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

12. 27 Tahun 1991: Rawa13. 20 Tahun 1990: Pengendalian Pencemaran Air

14. 22 Tahun 1982: Tata Pengaturan AirPerpres/Keppres 

1. Perpres no. 33 Tahun 2011: Kebijakan Nasional Pengelolaan Sumberdaya Air. (situs asli, lampiran)2. Perpres no. 54 Tahun 2008: Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak,

Cianju3. Keppres no. 123 Tahun 2001: Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air

4. Keppres no. 9 Tahun 1999: Pembentukan Tim Koordinasi Kebijaksanaan Pendayagunaan Sungai dan Pemeliharaan Kelestarian Daerah Sungai

Instruksi Presiden1. Instruksi Presiden no. 3 Tahun 1999: Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi

2. Instruksi Presiden no. 2 Tahun 1984: Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Perkumpulan Petani Pemakai AirPeraturan/Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

1. 01 Tahun 2010: Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air2. 28 Tahun 2009: Daya Tampung Beban Pecermaran Danau dan atau Waduk

3. 12 Tahun 2009: Pemanfaatan Air Hujan4. 05 Tahun 2009: Pengelolaan Limbah di Pelabuhan

5. 03 Tahun 2009: Sertifikasi Kompetensi dan Standar Kompetensi Manager Pengendalian Pencemaran Air6. 03 Tahun 2007: Fasilitas Pengumpulan dan Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di Pelabuhan

7. 01 Tahun 2007: Pedoman Pengkajian Teknis untuk Menetapkan Kelas Air8. 12 Tahun 2006: Persyaratan dan Tata Cara Perizinan Pembuangan Air Limbah ke Laut

9. 10 Tahun 2006: Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan Industri Vinyl Choloride Monomer dan Poly Vinyl Chloride

10. 04 Tahun 2006: Baku Mutu Air Limabah bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Biji Timah11. 02 Tahun 2006: Baku Mutu Air Limabah bagi Kegiatan Rumah Potong

12. Kepmen no. 202 Tahun 2004: Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Bijih Emas dan atau Tembaga

13. Kepmen no. 142 Tahun 2003:  Perubahan Atas Kepmen LH no. 111 Tahun 2003 Tentang Pedoman Mengenai Syarat Dan Tata Cara Perizinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah Ke Air Atau Sumber Air

14. Kepmen n0. 115 Tahun 2003: Pedoman Penentuan Status Mutu Air15. Kepmen no. 113 Tahun 2003: Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan Atau Kegiatan Pertambangan Batu Bara

16. Kepmen no. 112 Tahun 2003: Baku Mutu Air Limbah Domestik

17. Kepmen no. 111 Tahun 2003: Pedoman Mengenai Syarat Dan Tata Cara Perizinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah Ke Air Atau Sumber Air

18. Kepmen no. 110 Tahun 2003: Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air19. Kepka No : Kep-68/Bapedal/05/1994: Tata Cara Memperoleh Izin Penyimpanan, Pengeumpulan, Pengoperasian

Alat Pengolahan, Pengolahan, dan Penimbunan Akhir Limbah Bahan Berbahaya dan BeracunPeraturan/Keputusan Menteri Dalam Negeri

1. Permen no. 22 Tahun 2003: Pedoman Pengaturan Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Lembaga Pengelola Irigasi Propinsi dan Kabupaten/Kota

2. Kepmen no. 50 Tahun 2001: Pedoman Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan

1. 298/KMK/02/2003: Pedoman Penyediaan Dana Pengelolaan Irigasi Kabupaten/KotaPeraturan/Keputusan Menteri Pekerjaan Umum

1. PerMen no. 18 Tahun 2009 : Pedoman Pengalihan Alur Sungai Dan/Atau Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai2. PerMen no. 16/PRT/M/2008: Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah

Permukiman3. PerMen no. 21/PRT/M/2006: Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan

Persampahan4. PerMen no.11A/PRT/M/2006: Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai

5. PerMen no. 49/PRT/1990: Tata Cara dan Persyaratan Izin Penggunaan Air dan atau Sumber Air6. PerMen no. 48/PRT/1990: Pengelolaan atas Air dan atau Sumber Air pada Wilayah Sungai

7. PerMen no. 45/PRT/1990: Pengendalian Mutu Air pada Sumber-Sumber Air8. PerMen no. 39/PRT/1989: Pembagiah Wilayah Sungai

- See more at: http://www.kopertis12.or.id/2013/01/23/produk-hukum-tentang-sumber-daya-air.html#sthash.W7JtTOr8.dpuf