Bangunan Pembawa Siphon 2

44
IRIGASI II IRIGASI II BANGUNAN SIPHON BANGUNAN SIPHON OLEH : OLEH : -I GUSTI AYU AMERTHI GRANENDIA I GUSTI AYU AMERTHI GRANENDIA F1A 013 062 F1A 013 062 -IDA AYU EKA GITA RUPAWATI IDA AYU EKA GITA RUPAWATI F1A 013 065 F1A 013 065 -IHSAN NUR ARIFIN ADI GUNA IHSAN NUR ARIFIN ADI GUNA F1A 013 067 F1A 013 067

description

merupakan tugas irigasi yang menjelasakan tentang bangunan air (siphon)

Transcript of Bangunan Pembawa Siphon 2

Page 1: Bangunan Pembawa Siphon 2

IRIGASI IIIRIGASI IIBANGUNAN SIPHONBANGUNAN SIPHON

OLEH :OLEH :

-I GUSTI AYU AMERTHI GRANENDIAI GUSTI AYU AMERTHI GRANENDIA F1A 013 062F1A 013 062-IDA AYU EKA GITA RUPAWATIIDA AYU EKA GITA RUPAWATI F1A 013 065F1A 013 065-IHSAN NUR ARIFIN ADI GUNAIHSAN NUR ARIFIN ADI GUNA F1A 013 067F1A 013 067

Page 2: Bangunan Pembawa Siphon 2

DEFINISI SIPHON Menurut KP 04 :

Siphon adalah bangunan yang membawa air melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan.

Menurut Pusdata DPU 1994 : Siphon adalah bangunan air yang digunakan untuk menyalurkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi melalui bagian bawah saluran pembuang, cekungan, anak sungai atau sungai.

Page 3: Bangunan Pembawa Siphon 2

BENTUK HIDROLIS DAN KRITERIA PERENCANAAN

SIPHON Pengalirannya bersifat penuh dengan saluran

tertutup. Trase dari siphon sedapat mungkin tegak

lurus dengan konstruksi yang dilewati, agar panjang trase seekonomis mungkin.

Kecepatan aliran dalam sipon harus dua kali lebih tinggi dari kecepatan normal aliran dalam saluran, dan tidak boleh kurang dari 1 m/dt, lebih disukai lagi kalau tidak kurang dari 1,5 m/dt.Kecepatan maksimum sebaiknya tidak melebihi 3 m/dt

Page 4: Bangunan Pembawa Siphon 2

BENTUK HIDROLIS DAN KRITERIA PERENCANAAN

SIPHON Diameter minimum siphon 0.6 m untuk

memungkinkan pembersihan dan inspeksi. Siphon yang panjangnya lebih dari 100 m

harus dilengkapi dengan manhole, pintu pembuang, dan jembatan siphon.

Di saluran-saluran yang lebih besar, sipon dibuat dengan pipa rangkap (double barrels) untuk menghindari kehilangan yang lebih besar di dalam siphon jika bangunan itu tidak mengalirkan air pada debit rencana

Page 5: Bangunan Pembawa Siphon 2

BENTUK HIDROLIS DAN KRITERIA PERENCANAAN

SIPHON Siphon tidak banyak dipakai pada saluran

pembuang Mulut pipa ditutup dengan kisi-kisi penyaring

(trashrack). Kisi–kisi penyaring harus dipasang pada bukaan/lubang masuk bangunan dimana benda–benda yang menyumbat menimbulkan akibat–akibat yang serius.Kisi–kisi penyaring dibuat dari jeruji–jeruji baja dan mencakup seluruh bukaan.Jeruji tegak dipilih agar bisa dibersihkan dengan penggaruk (rake)

Biasanya pipa sipon dikombinasi dengan pelimpah tepat di sebelah hulu agar air tidak meluap di atas tanggul saluran hulu

Page 6: Bangunan Pembawa Siphon 2

BENTUK HIDROLIS DAN KRITERIA PERENCANAAN

SIPHON Water seal/air perapat: Kedalaman

tenggelamnya bagian atas lubang sipon disebut tinggi air perapat, dimana tinggi air perapat ini bergantung kepada kemiringan dan ukuran sipon. Umumnya: 1,1 Δhv < air perapat < 1,5 Δhv (sekitar 0,45 m, minimum 0,15 m) Dengan Δhv = beda tinggi kecepatan pada pemasukan

Untuk memperkecil kehilangan energi maka lokasi siphon diusahakan pada bentang sungai terpendek seta memperkecil jumlah belokan pada konstruksi siphon.

Page 7: Bangunan Pembawa Siphon 2

KEHILANGAN ENERGI YANG DIALAMI OLEH SIPHON

Kehilangan energi minor :a. Kehilangan tinggi energi pada inlet akibat

peralihan

Dengan : f = koefisienV1 = kecepatan disaluranV2 = kecepatan disiphong = gravitasi

Page 8: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 9: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 10: Bangunan Pembawa Siphon 2

KEHILANGAN ENERGI YANG DIALAMI OLEH SIPHON

b. Kehilangan tinggi energi pada belokan siphon

Dengan Kb adalah koefisien kehilangan energi, yang harga-harganya dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 11: Bangunan Pembawa Siphon 2

KEHILANGAN ENERGI YANG DIALAMI OLEH SIPHON

Bagian siku siphonHarga-harga Kb untuk bagian siku sebagai fungsi sudut dan potongannya.

Tikungan siphonDengan Rb adalah jari-jari tikungan dan D adalah

diameter pipa

Page 12: Bangunan Pembawa Siphon 2

KEHILANGAN ENERGI YANG DIALAMI OLEH SIPHON

c. Kehilangan tinggi energi pada outlet akibat peralihan

d. Kehilangan Tinggi Energi seal inlet

Dengan : hf= minor losses n = jumlah fitting/valve untuk diameter yang samak = koefisien gesekanV = kecepatan rata-rata alirang = gaya gravitasi

Page 13: Bangunan Pembawa Siphon 2

KEHILANGAN ENERGI YANG DIALAMI OLEH SIPHON

e. Kehilangan tinggi energi trash rack

Dimana : hc = kehilangan tinggi Cc= Koefisien kontraksi

V = kecepatan aliran g = gaya gravitasiGambar trash rack

Page 14: Bangunan Pembawa Siphon 2

KEHILANGAN ENERGI YANG DIALAMI OLEH SIPHON

f. Kehilangan tinggi energi akibat kisi penyaring

hf : kehilangan tinggi energi (m)V : kecepatan melalui kisi-kisi (m/dt)g : percepatan gravitasi, m/dt2 (≈9,81)c : koefisien kisi penyaringβ : faktor bentuk (1,8 untuk jeruji bulat)s : tebal jeruji (m)

b: jarak bersih antar jeruji (m) δ : sudut kemiringan dari bidang horizontal

Page 15: Bangunan Pembawa Siphon 2

KEHILANGAN ENERGI YANG DIALAMI OLEH SIPHON

Kehilangan energi mayor : Kehilangan tinggi energi akibat gesekan

dimana : ΔHf = kehilangan akibat gesekan, m v = kecepatan dalam bangunan, m/dt L = panjang bangunan, m R = jari – jari hidrolis,m (A/P) A = luas basah, m² P = keliling basah, m C = koefisien Chezy (=k R1/6) k = koefisien kekasaran Strickler, m1/3/dt g = percepatan gravitasi, m/dt² (≈ 9,8)

Page 16: Bangunan Pembawa Siphon 2

Pengukuran debit siphon• Pengukuran debit kondisi

air tenggelam melalui siphon

Pengukuran debit kondisi bebas

• Pengukuran debit kondisi air tenggelam

Page 17: Bangunan Pembawa Siphon 2

Dimensi siphonDimensi siphon dapat dihitung dengan

persamaan kontinuitasQ = A.V

= ¼ π D2 .VDengan:Q : kecepatan air buanganV : Kecepatan air dalam siphonD : Diameter siphon

Page 18: Bangunan Pembawa Siphon 2

BANGUNAN PENUNJANG SIPHON1. Inlet chamber

Berfungsi sebagai bangunan peralihan dari pipa air buangan yang sifat alirannya terbuka menuju pipa siphon yang sifat alirannya tertekan

2. Outlet chamberoutlet chamber merupakan kebalikan dari inlet chamber , dengan dimensi yang sama namun dilengkapi dengan sekat dan terjunan agar air tidak kembali ke pipa siphon lainya

3. Pipa Drainmerupakan pipa yang berfungsi mengalirkan kotoran ke bak penampungan yang terdapat dalam manhole dan selanjutnya dipompa

Page 19: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 20: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 21: Bangunan Pembawa Siphon 2

Contoh siphon pada saluran primer

1. Siphon Sedau

Page 22: Bangunan Pembawa Siphon 2

1. Siphon Sedau

Page 23: Bangunan Pembawa Siphon 2

2. Siphon Wika

Page 24: Bangunan Pembawa Siphon 2

2. Siphon Wika

Page 25: Bangunan Pembawa Siphon 2

Contoh siphon pada saluran sekunder1. Siphon Gebong

Page 26: Bangunan Pembawa Siphon 2

1. Siphon Gebong

Page 27: Bangunan Pembawa Siphon 2

1. Siphon Gebong

Page 28: Bangunan Pembawa Siphon 2

2. Siphon Otak Desa

Page 29: Bangunan Pembawa Siphon 2

Contoh Perhitungan

Page 30: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 31: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 32: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 33: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 34: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 35: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 36: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 37: Bangunan Pembawa Siphon 2

Contoh Perhitungan Bangunan Siphon

Page 38: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 39: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 40: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 41: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 42: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 43: Bangunan Pembawa Siphon 2
Page 44: Bangunan Pembawa Siphon 2