Pengertian Individu Sebagai Suatu Kesatuan 2007.Docx
-
Upload
lina-nachin-timanoyo -
Category
Documents
-
view
100 -
download
8
description
Transcript of Pengertian Individu Sebagai Suatu Kesatuan 2007.Docx
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
dalam kehidupan, kita hanya mengetahui manusia merupakan makluk sosial namun sebelum
menjadi makluk sosial manusia merupakan suatu individu. dikatakan individu karena manusia
terbentuk dari berbagai aspek-aspek sebagai kesatuan yang tidak dapat dibagi dan dipisahkan.
Setiap individu mempunyai ciri-ciri khusus dalam dirinya, baik itu dari segi fisik/jasmani dan
psikis/rohani.
Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna kesatuan
jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya , termasuk
kemampuan kecakapannya.
Sebagai manusia bagaimana cara kita mengtahui ciri-ciri dan perbedaan dari suatu individu,
untuk itulah kelompok kami akan membahas lebih jauh tentang makna individu sebagai suatu
kesatuan.
1.2 Rumusan masalah
1. apa yang dimaksud dengan individu sebagi kesatuan ?
2. gejala-gejala yang terjadi pada berbagai aspek diri individu ?
3. apa perbedaan karakteristik individual?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini selain untuk memenuhi tugas kelompok kami, juga agar mahasiswa
dapat mengerti dan memahami tentang individu sebagai kesatuan serta memahami karekteristik
masing-masing individu dan individu lainnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Individu Sebagai Suatu Kesatuan
Individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling
kecil dan terbatas.
Pandangan bahwa manusia sebagai individu merupakan suatu kesatuan dari aspek fisik
atau jasmani dan psikis atau rohani atau jiwa yang tidak dapat dipisahkan, sesungguhnya sudah
berkembang pada pemikiran para filsuf klasik sejak masih jaman yunani kuno. Mereka
berpandangan bahwa bagian fisik atau jasmani merupakan aspek individu yang bersifat kasat
mata, konkret, dapat diamati, dan tidak kekal, sedangkan aspek psikis, rohani atau jiwa
merupakan aspek individu yang sifatnya abstrak, immaterial, tidak dapat diamati, dan kekal.
Para filsuf klasik itu kemudian mengembangkan perenungannya dan sampai pada
kesimpulan bahwa jiwa itu dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Plato (427-347 SM) sebagai
filsuf yang amat tersohor membagi jiwa menjadi aspek kekuatan, yaitu:
1. Pikir atau kognisi, yang berlokasi di kepala
2. Kehendak yang berlokasi di dada
3. Keinginan yang berlokasi di perut.
Pembagian jiwa oleh Plato ke dalam tiga aspek ini kemudian dikenal dengan istilah
pendekatan trikotomi (tiga dalam satu). Pandangan Plato ini dengan konsep trikotominya itu
kemudian di ikuti oleh para filsuf terkenal lainnya, diantaranya adalah Jean Jeaques Rousseau
( prancis,1712-1778), J.N. Tetens (Jerman,1736-1805), Immanuel kant (Jerman, 1724-1804).
Karena menariknya perenungan tentang jiwa manusia itu maka pengkajian terus menerus
dilakukan. Pada perkembangan berikutnya, seorang filsuf terkenal yang merupakan salah
seorang murid dari Plato yaitu Aristoteles (384-322 SM), mengemukakan hasil perenungannya
tentang pembagian jiwa yang agak berlainan dengan gurunya. Menurut Aristoteles, gejala jiwa
tidak dibagi ke dalam tiga aspek melainkan dua aspek saja. Yaitu:
1
1. Kognisi, disebut juga sebagai gejala mengenal, yang berpusat pada pikir.
2. Konasi, disebut juga gejala menghendaki, yang berpusat pada kemauan.
Pandangan Aristoteles melakukan pembagian gejala jiwa menjadi dua ini kemudian
dikenal dengan istilah pendekatan dikotomi ( dua dalam Satu). Pengikut dikotomi yang terkenal
ialah Cristian Wolf (Jerman, 1670-1754).
Perlu ditegaskan disini bahwa pembagian jiwa dengan pendekatan trikotomi maupun
dikotomi merupakan hasil perenungan filosofis sehingga sifatnnya teoritis. Dalam kenyataanya,
jiwa itu sendiri tidak dapat dibagi-bagi. Oleh karna itu, pada perkembangan berikutnya, terutama
sejak jaman abad pertengahan, para filsuf mulai menyadari kemudian mengembangkan
pemikiran dan penggkajian mengenai jiwa manusia ini.
Pandangan para filsuf abad pertengahan tentang aspek jasmani dan rohani dapat
dibedakan menjadi dua macam.
1. Antara jasmani dan rohani merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dibagi atau
dipisahkan sama sekali. Pandangan ini kemudian dikenal dengan pendekatan monism.
2. Meskipun disadari bahwa aspek jasmani dan rohani merupakan satu kesatuan, tetapi
antara jasmani dan rohani itu dapat berdiri sendiri. Pandangan ini kemudian dikenal
dengan pendekatan dualisme.
Pandangan monisme maupun dualisme sama-sama sepakat bahwa individu merupakan
suatu kesatuan jasmani dan rohani yang tidak dapat dipisahkan. Sebab, tidak mungkin seorang
berpikir tanpa ada unsur kemauan dan tidak mungkin seorang menginginkan sesuatu tanpa ada
unsur berpikir. Bahkan ketika pikiran sedang sibuk, raut wajah yang bersifat fisik tanpa berbeda
keadaan pada saat pikiran sedang santai. Keadaan jiwa yang tengah bergembira karna
mendapatkan keberuntungan akan tercermin pada gerak langkah dan ekspresi seorang.
2.2 Gejala-Gejala yang Terjadi Pada Berbagai Aspek Diri Individu
Karna manusia itu merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan antara aspek rohani
dan jasmani maka perkembangan berbagai aspek dalam diri individu itu akan tampak gejala-
gejalanya sebagai gambaran perkembangan tersebut. Gejala-gejala tersebut yaitu:
1
1. Aspek jasmani atau fisik
Gejala yang tampak pada aspek fisik sebagai perwujudan dari adanya perkembangan
dalam diri individu antara lain:
a. Pertumbuhan payudara pada wanita
b. Lekung pada remaja pria
c. Kulit yang semakin halus pada wanita
d. Otot yang semakin kasar dan kekar pada pria
2. Aspek Intelek
Gejala yang tampak sebagai perkembangan individu dalam aspek intelek, antara lain
sebagai berikut:
a. Perubahan secara kuantitatif dan kualitatif mengenai kemampuan anak dalam
mengatasi berbagai masalah.
b. Semakin berkurangnya berpikir konkrit dan berkembangnya berpikir abstrak.
c. Semakin berkembangnya kemampuan memecahkan masalah yang bersifat
hipotesis
3. Aspek Emosi
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek emosi ini, antara lain:
a. Ketidakstabilan emosi pada anak remaja
b. Mudahnya menunjukan sikap emosional yang meluap-luap pada remaja seperti
mudah menangis, mudah marah, mudah tertawa terbahak-bahak dan
c. Semakin mampu mengendalikan diri.
4. Aspek Sosial
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek social antara lain:
a. Semakin berkembangnya sifat toleran, empati, memahami dan menerima
pendapat orang lain
b. Semakin santun dalam menyampaikan pendapat dan kritik kepada orang lain
c. Adanya keinginan untuk selalu bergaul dengan orang lain dan bekerja sama
dengan orang lain
1
d. Suka menolong pada siapa yang membutuhkan pertolongan
e. Kesediaan menerima sesuatu yang dibutuhkan dari orang lain
f. Bersikap hormat, sopan, ramah dan menghargai orang lain.
5. Aspek Bahasa
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek bahasa, antara lain:
a. Bertambahnya perbendaharaan kata
b. Kemahiran dan kelancaran dalam menggunakan bahasa dengan memilih kata-kata
secara cepat, penggunaan tekanan, kalimat dengan tepat dan sebagainya.
c. Dapat menformulasikan bahasa secara baik dan benar untuk menjabarkan suatu
ide atau konsep.
d. Dapat menformulasikan bahasa yang baik dan benar untuk meringkas ide kedalam
deskripsi singkat.
6. Aspek Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan potensial yang dibawa sejak lahir dan apabila
ditunjang dengan fasilitas dan usaha belajar yang minimalpun dapat mencapai hasil
yang maksimal. Oleh karena itu, jika bakat khusus telah diketahui secara dini usaha-
usaha pendidikan dapat dilakukan dengan mudah sehingga hasil belajarpun sangat
memuaskan. Seseorang dikatakan mempunyai bakat khusus tentu jika dapat
membuktikan bahwa dirinya mampu dengan mudah mempelajari suatu bidang
tertentu dengan hasil yang memuaskan. Gejala yang tampak berkaitan dengan
perkembangan aspek bakat khusus ini adalah semakin jelasnya bakat khusus yang
dimiliki oleh seseorang.
7. Aspek Nilai, Moral, dan Sikap
Gejala yang tampak pada perkembangan nilai, moral, dan sikap antara lain :
a. terbentuknya pandangan hidup yang semakin jelas dan tegas
b. berkembangnya pemahaman tentang apa yang baik dan seharusnya dilakukan
serta apa yang dianggap tidak baik dan tidak boleh dilakukan
1
c. berkembangnya sikap menghargai nilai-nilai dan menaati norma-norma yang
berlaku serta mewujudkannya dalam kehidupannya sehari-hari
d. berkembangnya sikap menentang kebiasaan-kebiasaan yang dianggap tidak sesuai
lagi dengan norma yang berlaku.
2.3 Perbedaan Karakteristik Individual
Manusia diciptakan secara unik berbeda satu sama lain, dan tidak satupun yang memiliki
ciri-ciri sama persis meskipun mereka itu kembar identik. Setiap individu pasti memiliki
karakteristik yang berbeda. Perbedaan individual ini merupakan kodrat manusia yang bersifat
alami. Sehingga menghasilkan perubahan karakteristik individual yang bervariasi pula.
Perbedaan perkembangan berbagai karakteristik individual tampak dalam aspek-aspek yang
terdapat pada setiap diri individu sebagaimana penjelasan berikut ini.
1. Perbedaan Karakteristik Individual Aspek Fisik
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspke fisik tampak
gejala sebagai berikut :
a. Anak yang lekas lelah dalam pekerjaan fisik, tetapi ada yang tahan lama
b. ada yang dapat bekerja secara fisik dengan cepat ada juga tidak.
c. ada yang tahan lapar tetapi ada yang tidak.
2. Perbedaan Karakteristik Individual Aspek Intelek
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek intelek tampak
dengan gejala-gejala :
a. Ada anak yang cerdas, tetapi ada juga tidak dan bahkan sangat kurang cerdas.
b. Ada yang dapat dengan segera memecahkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan pekerjaan intelektual tetapi ada juga yang lambat atau bahkan ada yang
tidak mampu mengatasi suatu masalah.
c. Ada yang sanggup berpikir abstrak dan kreatif, tetapi ada yang hanya sanggup
berpikir jika diberi contoh.
1
3. Perbedaan Karakteristik Individual Aspek Emosi
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek emosi tampak
dengan gejala-gejala berikut:
a. Ada anak yang mudah sekali marah, tetapi ada yang penyabar.
b. Ada anak yang perasa tetapi ada pula yang tidak mudah peduli
c. Ada anak yang pemalu atau penakut, tetapi ada juga yang pemberani.
4. Perbedaan Karakteristik Individual Aspek Sosial
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual ada aspek sosial tampak
dengan gejala-gejala sebagai berikut:
a. Ada anak yang mudah bergaul dengan teman, tetapi ada pula anak yang sulit
bergaul
b. Ada anak yang mudah toleransi dengan teman tetapi ada pula yang egois
c. Ada anak yang mudah memahami perasaan temannya ada juga yang tidak
d. Ada anak yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi, tetapi ada pula yang
tidak peduli dengan lingkungan sosialnya
e. Ada anak yang selalu kepentingan orang lain, tetapi ada juga yang tidak.
5. Perbedaan Karakteristik Individual Aspek Bahasa
Perbedaan ini tampak dengan gejala-gejala sebagai berikut:
a. Ada anak yang berbicara dengan lancar, tetapi ada yang mudah gugup
b. Ada anak yang dapat berbicara secara ringkas dan jelas, tetapi ada pula yang
berbicara berbelit-belit
c. Ada anak yang dapat berbicara dengan intonasi suara menarik, tetapi ada pula
yang bicara monoton
6. Perbedaan Karakteristik Individual Aspek Bakat
Perbedaan perkembangan ini tampak dengan gejala-gejala:
a. Ada anak yang sejak kecil dengan mudah belajar memainkan alat music, tetapi
ada pula yang sampai dewasa belum juga dapat memainkan suatu jenis alat music
1
b. Ada anak yang sejak kecil begitu mudah dan kreatif melukis segala sesuatu yang
ada disekelilingnya, tetapi ada juga yang sangat sulit kalau harus melukis
c. Ada anak yang demikian cepatnya menghafal dan menyanyikan lagu dengan baik,
tetapi ada yang sudah latihan berkalikali masih saja sumbang.
7. Perbedaan Karakteristik Individual Aspek Nilai, Moral, dan Sikap.
Perbedaan perkembangan ini tampak dengan gejala-gejala sebagai berikut:
a. Ada anak yang bersikap taat pada norma tetapi ada yang begitu mudah dan enak
saja yang melangggar norma
b. Ada anak yang perilakunya bermoral tinggi, tetapi ada yang perilakunya tak
bermoral dan tak senonoh
c. Ada anak yang penuh sopan santun, tetapi ada yang perilaku maupun tutur
bahasanya seenaknya sendiri saja.
Dari uaraian di atas, jelas bahwa setiap aspek menunjukan karakteristik individual
yang berbeda sehingga setiap individu sebagai sesuatu yang jasmani dan rohani
mewujudkan dirinya secara utuh dalam keunikannya.
1
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Individu adalah manusia yang berkedudukan sebagai pribadi yang utuh, pilah, tunggal,
dan khas. Ia sebagai subjek yang merupakan suatu kesatuan psiko-fisik dengan berbagai
kemampuannya untuk berhubungan dengan lingkungan, dengan sesama, dan dengan Tuhan yang
menciptakannya.
Manusia harus mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis. Pertumbuhan
perkembangan tersebut dialami semenjak manusia masih di dalam kandungan.
Makna pertumbuhan dibedakan dari makna perkembangan, secara singkat disajikan yaitu
bahwa istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif
mengenai fisik atau biologis dan istilah perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan
kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani dan aspek sosial.
Kelahiran merupakan saat suatu fase pertumbuhan fisik secara lengkap, yang ditandai
setiap organ atau bagian tubuh telah mampu berfungsi.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
keturunan, sosial ekonomi, sosial kulturasi, kesehatan, dan latar belakang kehidupan keluarga.
Pertumbuhan fisik lebih lanjut berlangsung sejak bayi lahir, dan masing-masing organ
mencapai tingkat kematangan dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Kematangan
pertumbuhan fisik yang ditandai oleh berfungsinya masing-masing organ, berpengaruh terhadap
perkembangan non-fisik, seperti berpikir, bahasa, sosial, emosi, dan pengenalan terhadap nilai,
norma, dan moral.
1
DAFTAR PUSTAKA
- Mohamad Ali,Mohamad Asrori.2006.psikologi remaja:perkembangan peserta didik.bumi
aksara
- Maratulibha.2012.perkembangan peserta didik:individu dan karakteristiknya.
http//Maratulibha.blogspot.com