Pengertian Hukum Kesehatan Dan Keperawatan

11
Pengertian Hukum Kesehatan dan Keperawatan Oleh: armansyah mahasiswa S1 keperawatan StikesHang Tuah Pekanbaru Hukum kesehatan adalah semua peraturan hukum yang berhubungan langsung pada pelayanan kesehatan dan penerapannya pada hukum perdata, hukum administrasi dan hukum pidana (UU Kesehatan No. 23 tahun 1992). Hukum kesehatan adalah kumpulan peraturan yang berkaitan langsung dengan pemberian perawatan dan juga penerapannya kepada hukum perdata, hukum pidana dan hukum administrasi (Prot. Van der Miju). Hukum kesehatan ini lebih luas dari pada hukum kedokteran atau hukum perawatan. Perlunya Undang-Undang Kesehatan

description

dvsv

Transcript of Pengertian Hukum Kesehatan Dan Keperawatan

Page 1: Pengertian Hukum Kesehatan Dan Keperawatan

Pengertian Hukum Kesehatan dan Keperawatan  Oleh: armansyah

mahasiswa S1 keperawatan StikesHang Tuah Pekanbaru

Hukum kesehatan adalah semua peraturan hukum yang berhubungan langsung pada

pelayanan kesehatan dan penerapannya pada hukum perdata, hukum administrasi dan

hukum pidana (UU Kesehatan No. 23 tahun 1992). 

 

Hukum kesehatan adalah kumpulan peraturan yang berkaitan langsung dengan

pemberian perawatan dan juga penerapannya kepada hukum perdata, hukum pidana dan

hukum administrasi (Prot. Van der Miju).

 

Hukum kesehatan ini lebih luas dari pada hukum kedokteran atau hukum perawatan.

 

 

 

Perlunya Undang-Undang Kesehatan

 

Mengapa perlunya undang-undang kesehatan, hal ini di sebabkan oleh :

ü      Kesehatan-kesejahteraan merupakan cita-cita bangsa berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945;

ü      Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan

dan sumber daya manusia yang merupakan modal pembangunan nasional;

ü      Perlunya penyelenggaraan upaya kesehatan yang menyeluruh dan

terpadu; 

Page 2: Pengertian Hukum Kesehatan Dan Keperawatan

ü      Perundang-undangan yang ada tidak sesuai lagi.

 

 Undang-Undang praktik Keperawatan 

Ada beberapa alasan mengapa Undang-Undang Praktik Keperawatan dibutuhkan.

Pertama, alasan filosofi. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan

derajat kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan mulai dari

pelayanan pemerintah dan swasta, dari perkotaan hingga pelosok desa terpencil dan

perbatasan. Tetapi pengabdian tersebut pada kenyataannya belum diimbangi dengan

pemberian perlindungan hukum, bahkan cenderung menjadi objek hukum. Perawat juga

memiliki kompetensi keilmuan, sikap rasional, etis dan profesional, semangat

pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif, terampil, berbudi luhur dan dapat memegang

teguh etika profesi. Disamping itu, Undang-Undang ini memiliki tujuan, lingkup profesi

yang jelas, kemutlakan profesi, kepentingan bersama berbagai pihak (masyarakat,

profesi, pemerintah dan pihak terkait lainnya), keterwakilan yang seimbang, optimalisasi

profesi, fleksibilitas, efisiensi dan keselarasan, universal, keadilan, serta kesetaraan dan

kesesuaian interprofesional (WHO, 2002).

Sebelum membahas lebih dalam tentang undang- undang praktik keperawatan

mari kita mengulas secara singkat beberapa undang- undang yang ada di indonesia yang

berkaitan peraktik keperawatan.

UU No. 6 tahun 1963 tentan Tenaga Kesehatan. UU ini merupakan penjabaran

dari UU No. 9 tahun 1960. Undang- undang ini membedakan tenaga kesehatan sarjana

dan bukan sarjana. Tenaga sarjana meliputi dokter, apoteker, dan dokter gigi. Tenaga

perawat termasuk tenaga yang bukan sarjana atau tenaga kesehatan dengan pendidikan

rendah. UU ini boleh dikatan sudah usang, karena dalam UU ini juga tercantum berbagai

jenis tenaga sarjan keperawatan seperti sekarang ini.

Page 3: Pengertian Hukum Kesehatan Dan Keperawatan

UU Kesehatan No. 18 tahun 1964 mengatur tentang Wajib Kerja Paramedis. Pada

pasal 2, ayat (3) dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah, dan rendah

wajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3 tahun. Dalam UU ini, lagi- lagi

posisi perawat dinyatakan sebagai tenaga kerja pembantu bagi tenaga kesehatan

akademis termasuk dokter.

Dalam SK Menkes No. 262/Per/Vll/1979 tahun 1979 yan membedakan paramedis

menjadi dua golongan yaitu golongan medis keperawatan (termasuk bidan) dan paramdis

non keperawatan. Dari aspek hukum, suatu hal yang perlu dicatat di sini bahwa tenaga

bidan tidak terpisah tetapi juga termasuk katagori keperawatan (Soekanto & Herkutanto,

1987; Sciortino, 1991).

Dalam Permenkes No. 363/Menkes/Per/XX/1980 tahun 1980, pemerintah

membuat suatu peryataan yang jelas perbedaan antara tenaga keperawatan dan bidan.

Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

94/Menpan/1986, tangal 4 nopenber 1986 menjelaskan jabatan fungsional tenaga

keperawatan dan system kredit poin. Sistem ini menguntungan perawat, karena dapat

naik pangkatnya dan tidak tergantung kepada pangkat/golongan atasannya.

 

            UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 merupakan UU yang banyak memberi

kesempatan bagi perkembangan keperawatan termasuk praktik keperawatan profesional,

kerena dalam UU ini dinyatakan tentang standar praktik, hak- hak pasien, kewenagan,

maupun perlindungan hokum bagi profesi kesehatan termasuk keperawatan. Beberapa

peryataan UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 yang dapat dipakai sebagai acuan pembuatan

UU Praktik Keperawatan adalah: 1) Pasal 53 ayat 4 menyebutkan bahwa ketentuan

mengenai standar profesi dan hak- hak pasien ditetepkan dengan peraturan pemerintah. 2)

Pasal 50 ayat 1 menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas menyelengarakan atau

melaksakan kegiatan sesuai dengan bidang keahlian dan kewenagannya; Pasal 53 ayat 4

menyatakan tentang hak untuk mendapat perlindungan hokum bagi tenaga kesehatan

(Jahmono, 1993).

Page 4: Pengertian Hukum Kesehatan Dan Keperawatan

 

 

 

1. PPNI dan Pengesahan Undang- Undang praktik Keperawatan.

 

Dalam peringatan Hari Perawat Sedunia ini yang jatuh tanggal 12 mei, Persatuan

Perawat Nasional Indonesia (PPNI) lebih mendorong disahkannya Undang-Undang

Praktik Keperawatan. Hal ini karena:

 

1)     Keperawatan sebagai profesi memiliki karateristik yaitu, adanya kelompok

pengetahuan (body of knowledge) yang melandasi keterampilan untuk

menyelesaikan masalah dalam tatanan praktik keperawatan; pendidikan yang

memenuhi standar dan diselenggarakan di Perguruan Tinggi; pengendalian

terhadap standar praktik; bertanggungjawab dan bertanggungugat terhadap

tindakan yang dilakukan; memilih profesi keperawatan sebagai karir seumur

hidup, dan; memperoleh pengakuan masyarakat karena fungsi mandiri dan

kewenangan penuh untuk melakukan pelayanan dan asuhan keperawatan yang

beriorientasi pada kebutuhan sistem klien (individu, keluarga,kelompok dan

komunitas).

2)     Kewenangan penuh untuk bekerja sesuai dengan keilmuan keperawatan

yang dipelajari dalam suatu sistem pendidikan keperawatan yang formal dan

terstandar menuntut perawat untuk akuntabel terhadap keputusan dan tindakan

yang dilakukannya. Kewenangan yang dimiliki berimplikasi terhadap

kesediaan untuk digugat, apabila perawat tidak bekerja sesuai standar dan

kode etik. Oleh karena itu, perlu diatur sistem registrasi, lisensi dan sertifikasi

yang ditetapkan dengan peraturan dan perundang-undangan. Sistem ini akan

melindungi masyarakat dari praktik perawat yang tidak kompeten, karena

Page 5: Pengertian Hukum Kesehatan Dan Keperawatan

Konsil Keperawatan Indonesia yang kelak ditetapkan dalam Undang Undang

Praktik Keperawatan akan menjalankan fungsinya. Konsil Keperawatan

melalui uji kompetensi akan membatasi pemberian kewenangan

melaksanakan praktik keperawatan hanya bagi perawat yang mempunyai

pengetahuan yang dipersyaratkan untuk praktik. Sistem registrasi, lisensi dan

sertifikasi ini akan meyakinkan masyarakat bahwa perawat yang melakukan

praktik keperawatan mempunyai pengetahuan yang diperlukan untuk bekerja

sesuai standar.

3)      Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan derajat

kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan mulai

dari pelayanan pemerintah dan swasta, dari perkotaan hingga pelosok desa

terpencil dan perbatasan. Tetapi pengabdian tersebut pada kenyataannya

belum diimbangi dengan pemberian perlindungan hukum, bahkan cenderung

menjadi objek hukum. Perawat juga memiliki kompetensi keilmuan, sikap

rasional, etis dan profesional, semangat pengabdian yang tinggi, berdisiplin,

kreatif, terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi.

Disamping itu, Undang-Undang ini memiliki tujuan, lingkup profesi yang

jelas, kemutlakan profesi, kepentingan bersama berbagai pihak (masyarakat,

profesi, pemerintah dan pihak terkait lainnya), keterwakilan yang seimbang,

optimalisasi profesi, fleksibilitas, efisiensi dan keselarasan, universal,

keadilan, serta kesetaraan dan kesesuaian interprofesional (WHO, 2002).

4)     Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan

keperawatan semakin meningkat. Hal ini karena adanya pergeseran paradigma

dalam pemberian pelayanan kesehatan, dari model medikal yang

menitikberatkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan, ke

paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai

informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996). Disamping itu,

masyarakat membutuhkan pelayanan keperawatan yang mudah dijangkau,

pelayanan keperawatan yang bermutu sebagai bagian integral dari pelayanan

Page 6: Pengertian Hukum Kesehatan Dan Keperawatan

kesehatan, dan memperoleh kepastian hukum kepada pemberian dan

penyelenggaraan pelayanan keperawatan.

 

2. Undang- Undang praktik Keperawatan di Negara Tetangga

            Negara-negara ASEAN seperti Philippines, Thailand, Singapore, Malaysia, sudah

memiliki Undang Undang Praktik Keperawatan (Nursing Practice Acts) sejak puluhan

tahun yang lalu. Mereka siap untuk melindungi masyarakatnya dan lebih siap untuk

menghadapi globalisasi perawat asing yang masuk ke negaranya dan perawatnya bekerja

di negara lain. Ketika penandatanganan Mutual Recognition Arrangement di Philippines

tahun 2006, posisi Indonesia, bersama dengan Vietnam, Laos dan Myanmar, yang belum

memiliki Konsil Keperawatan. Semoga apa yang dilakukan oleh PPNI dapat mengangkat

derajad bangsa ini dengan negara lain, khususnya dalam pelayanan kesehatan.

Perawat telah memberi konstribusi yang cukup besar dalam pemberian pelayanan

kesehatan, akan tetapi belum mendapat pengimbangan dari perlindungan hukum, bahkan

sering menjadi objek dalam masalah hukum. Dan yang menjadi pertanyaan ”kemana hak

dan jasa untuk profesi keperawatan?“.

Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama

ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan

kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh

masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Meskipun di dalam Undang-

undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah ditegaskan bahwa tujuan

pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah meningkatkan kemandirian

masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya. Oleh karena itu pemerintah maupun

pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup besar terhadap pembangunan kesehatan

masyarakat –termasuk perawat spesialis komunitas— perlu mencoba mencari terobosan

yang kreatif agar program-program tersebut dapat dilaksanakan secara optimal dan

berkesinambungan.

Page 7: Pengertian Hukum Kesehatan Dan Keperawatan

           Salah satu intervensi keperawatan komunitas di Indonesia yang belum banyak

digali adalah kemampuan perawat spesialis komunitas dalam membangun jejaring

kemitraan di masyarakat. Padahal, membina hubungan dan bekerja sama dengan elemen

lain dalam masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang memiliki pengaruh

signifikan pada keberhasilan program pengembangan kesehatan masyarakat (Kahan &

Goodstadt, 2001). Pada bagian lain Ervin (2002) menegaskan bahwa perawat spesialis

komunitas memiliki tugas yang sangat penting untuk membangun dan membina

kemitraan dengan anggota masyarakat. Bahkan Ervin mengatakan bahwa kemitraan

merupakan tujuan utama dalam konsep masyarakat sebagai sebuah sumber daya yang

perlu dioptimalkan (community-as-resource), dimana perawat spesialis komunitas harus

memiliki ketrampilan memahami dan bekerja bersama anggota masyarakat dalam

menciptakan perubahan di masyarakat.

 

3. Tujuan Undang- Undang praktek Keperawatan :

Tujuan utama

·        Memberikan landasan hukum terhadap praktik keperawatan untuk

melindungi baik masyarakat maupun perawa

Ø      Tujuan Khusus

 

·        Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan

kesehatan yang diberikan oleh perawat.

·        Melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan perawat.

·        Menetapkan standar pelayanan keperawatan

Page 8: Pengertian Hukum Kesehatan Dan Keperawatan

·        Menapis ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan

·        Menilai boleh tidaknya perawat untuk menjalankan praktik keperawatan

·        Menilai ada tidaknya kesalahan dan atau kelalaian yang dilakukan

perawat dalam memberi pelayanan.