Pengertian Embung

8
REVIEW EMBUNg Pengertian Embung Embung merupakan bangunan yang berfungsi menampung kelebihan air yang terjadi pada musim hujan untuk persediaan suatu desa di musim kering. Selama musim kering air akan dimanfaatkan oleh desa untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Di musim hujan embung tidak beroperasi karena air di luar embung tersedia cukup banyak untuk memenuhi kebuthan penduduk. Oleh karena itu pada setiap akhir musim hujan sangat diharapkan kolam embung dapat terisi penuh air sesuai rencana. Embung terdiri dari berbagai komponen, yaitu : 1. Daerah tadah hujan, paling luas 100 ha 2. Tubuh embung paling tinggi 10 m, berfungsi menutup lembah atau cekungan sehingga air dapat tertahan di udiknya. 3. Kolam embung, isi paling besar 100000 m 3 , berfungsi menampung air hujan. 4. Alat sadap, berfungsi mengeluarkan air dari embung bila diperlukan 5. Jaringan pipa distribusi, berupa rangkaian pipa yang berfungsi membawa air dari embung ke bak tendon air harian di dekat pemukiman. 6. Pelimpah, berfungsi mengalirkan banjir dari embung ke lembah untuk mengamankan tubuh embung atau dinding kolam terhadap peluapan. 7. Bak penampung air. Prinsip dasar perencanaan tubuh embung

Transcript of Pengertian Embung

Page 1: Pengertian Embung

REVIEW EMBUNgPengertian Embung

Embung merupakan bangunan yang berfungsi menampung kelebihan air yang terjadi

pada musim hujan untuk persediaan suatu desa di musim kering. Selama musim kering air

akan dimanfaatkan oleh desa untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Di musim hujan embung

tidak beroperasi karena air di luar embung tersedia cukup banyak untuk memenuhi kebuthan

penduduk. Oleh karena itu pada setiap akhir musim hujan sangat diharapkan kolam embung

dapat terisi penuh air sesuai rencana. Embung terdiri dari berbagai komponen, yaitu :

1. Daerah tadah hujan, paling luas 100 ha

2. Tubuh embung paling tinggi 10 m, berfungsi menutup lembah atau cekungan sehingga air

dapat tertahan di udiknya.

3. Kolam embung, isi paling besar 100000 m3, berfungsi menampung air hujan.

4. Alat sadap, berfungsi mengeluarkan air dari embung bila diperlukan

5. Jaringan pipa distribusi, berupa rangkaian pipa yang berfungsi membawa air dari embung

ke bak tendon air harian di dekat pemukiman.

6. Pelimpah, berfungsi mengalirkan banjir dari embung ke lembah untuk mengamankan

tubuh embung atau dinding kolam terhadap peluapan.

7. Bak penampung air.

Prinsip dasar perencanaan tubuh embung

Sebagai dasar perencanaan adalah terciptanya bangunan yang berfungsi secara baik

dan selama dalam masa pelaksanaan pembangunan dan pengoperasian hingga akhir usia

gunanya harus aman dan sesuai dengan yang direncanakan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan ini adalah :

1. Dihindarkan terjadinya limpasan permukaan pada puncak embung yang dapat

menyebabkan bobolnya tubuh embung.

2. Lereng hulu dan hilir embung harus tahan terhadap bahaya-bahaya kelongsoran.

3. Penimbunan material sebaiknya dilaksanakan pada kondisi dan situasi yang sesuai serta

dilakukan secara bertahap sesuai prosedur yang berlaku.

4. Aliran filtrasi yang melalui tubuh embung masih dapat diperkenankan pada batas-batas

tertentu sesuai dengan syarat yang diijinkan.

5. Keadaan tanah untuk pondasi embung harus memenuhi syarat yang diijinkan.

Page 2: Pengertian Embung

6. Tubuh embung tahan terhadap semua gaya-gaya yang bekerja dengan adanya pengisian

pada waduk.

7. Keamanan lereng bagian hulu harus dipertahankan dari kikisan gelombang air serta

dibagian hilir juga perlu perlindungan dari bahya kikisan oleh hujan dan angin.

Tipe tubuh embung

Penentuan tipe tubuh embung dilihat dari keadaan lokasi serta topografi dan berdasar

atas:

1. Kualitas dan kuantitas bahan-bahan tubuh embung yang terdapat di daerah sekitar tempat

kedudukan lokasi embung atau bendungan.

2. Kondisi pengerjaan bahan timbunan, misalnya penggalian, pengolahan, pengangkutan dan

penimbunan.

3. Kondisi lapisan tanah pondasi pada tempat kedudukan lokasi embung kondisi alur sungai

serta lereng kedua tebingnya yang berhubungan dengan lokasi embung dan semua

bangunan pelengkapnya.

Maka embung direncanakan dengan tipe urugan tanah homogen yang dilengkapi

dengan system drainasi alas pada bagian hilir. Fungsi drainasi adalah untuk menurunkan garis

depresi, karena semakin rendahnya garis depresi di bagian hilir embung, stabilitas tubuh

embung dan ketahanannya terhadap gejala longsoran akan semakin meningkat.

Tinggi jagaan embung

Tinggi jagaan adalah perbedaan antara elevasi muka air waduk pada waktu banjir

rencana dan elevasi puncak bendung. Tinggi jagaan pada tubuh embung dimaksudkan untuk

memberikan keamanan tubuh embung terhadap peluapan karena banjir. Bila hal itu terjadi

maka akan terjadi erosi kuat pada tubuh embung.

Besarnya tinggi jagaan tergantung dari tipe tubuh embung dan dalam perencanaan ini tinggi

jagaan diambil 0,5 m.

Tinggi tubuh embung

Penetapan elevasi puncak embung tegantung pada tinggi air yang melalui pelimpah

ditambah tinggi jagaan. Tubuh embung merupakan penambahan tinggi yang dihitung dari

permukaan banjir maksimum sampai dengan mercu tubuh embung.

Elevasi puncak embung sebesar tinggi muka air kolam pada kondisi penuh ditambah tinggi

tampungan banjir, dan tinggi jagaan.

Page 3: Pengertian Embung

Lebar puncak tubuh embung

Lebar puncak tubuh embung yang memadai dalam perencanaan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain:

1. Dapat bertahan dari kemungkinan hempasan ombak lewat puncak embung.

2. Dapat bertahan dari aliran filtrasi yang melalui bagian puncak tubuh embung.

3. Kegunaannya sebagai jalan pemeliharaan atau inspeksi.

Lebar puncak tubuh embung yang memadai yaitu dapat bertahan terhadap hempasan

ombak di atas permukaan lereng yang berdekatan dengan puncak tubuh embung dan dapat

bertahan terhadap aliran filtrasi yang melewati puncak tubuh embung serta dapat digunakan

sebagai jalan eksploitasi dan pemeliharaan.

Kemiringan lereng tubuh embung

Kemiringan lereng tubuh embung harus ditentukan sedemikian rupa agar stabil

terhadap longsoran. Yaitu perbandingan antara panjang garis vertikal yang melalui puncak

dan panjang garis horizontal yang melalui tumit masing-masing lereng tersebut.

Penentunan kemiringan lereng embung didasarkan pada jenis material timbunan yang ada dan

harus memenuhi syarat stabilitas lereng sehingga tetap mampu mempertahankan diri terhadap

bahaya longsoran (sliding surface). Hal ini sangat tergantung pada jenis material urugan yang

hendak dipakai. Selain itu kestabilan lereng tubuh embung harus diperhitungkan terhadap

surut cepat muka air kolam, dan rembesan yang terus-menerus, serta harus tahan terhadap

gempa.

Bahan timbunan tubuh embung

Bahan-bahan untuk tubuh embung tipe urugan merupakan bahan atau tanah yang

digali dari sekitar tempat kedudukan tubuh embung. Apabila di daerah sekitar tempat

kedudukan tubuh embung kurang mencukupi, maka dapat mengambil dari tempat penggalian

(borrow pit), dengan didasari pada penyelidikan yang seksama mengenai kondisi lapangan

(kondisi topografi dan geologi, kondisi jarak pengangkutan, elevasi permukaan tanah, kondisi

meteorology, dll) bahan tubuh embung pada hakekatnya mempunyai fungsi ganda, yaitu:

Sebagai penyangga tubuh embung.

Sebagai pencegah rembesan air yang berlebihan dari waduk.

Drainasi

Page 4: Pengertian Embung

Dalam pelaksanaan pembangunan, tubuh embung tipe urugan senantiasa dihadpkan

pada masalah stabilitas tubuh embung. Hal ini disebabkan oleh seluruh tubuh embung yang

terletak dibawah garis depresi (seepage line) senantiasa dalam keadaan jenuh, sehingga daya

dukung kekuatan geser serta sudut luncur alamiahnya menurun pada tingkat-tingkat yang

paling rendah. Berhubungan dengan hal tersebut diatas, maka tubuh embung homogen akan

menguntungkan hanya untuk tubuh embung yang relatif rendah. Tetapi untuk tubuh embung

yang lebih tinggi 6 sampai dengan 7 meter, maka suatu sistem drainasi diperlukan pada

bagian hilir tubuh embung tersebut guna menurunkan garis depresinya.

Semakin rendah elevasi garis depresi di bagian hilir dan tubuh embung, maka

ketahananya terhadap gejala longsoran akan semakin meningkat dan stabilitasnya akan

semakin meningkat pula. Pada tubuh embung homogen, koefisien filtrasi (k) horizontal

biasanya 10 sampai dengan 100 kali lebih besar dari k vertikal. Oleh karena itu walaupun

untuk embung yang mempunyai tinggi lebih dari 25 mm usaha-usaha peningkatan drainasi

pada embung tersebut akan sangat menguntungkan.

Stabilitas tubuh embung terhadap aliran filtrasi

Secara umum suatu struktur tubuh embung harus mampu mempertahankan diri

terhadap gaya-gaya yang ditimbulkan oleh adanya air filtrasi yang mengalir melalui celah-

celah antara butir-nutiran tanah pembentuk embung. Untuk mengetahui kemampuan daya

tahan tubuh embung suatu pondasinya terhadap gaya-gaya tersebut di atas, perlu diperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

Formasi garis depresi (seepage line formation) dalam tubuh embung dengan elevasi

tertentu permukaan air dalam waduk yang direncanakan

Kapasitas air filtrasi yang mengalir melalui tubuh dan pondasi embung.

Kemungkinan terjadinya gejala sufosi (piping) yang disebabkan oleh gaya-gaya

hidrodinamsi dalam aliran air filtrasi.

Selain itu stabilitas tubuh embung juga dipengaruhi oleh besarnya kapasitas filtrasi

dan kecepatan aliran air dalam tubuh embung dan dalam tanah pondasi masih dalam batas

yang diijinkan.

Bentuk garis aliran

Bentuk garis aliran pada zone kedap air suatu embung dapat diperloleh dengan metode

Casagrande. Jika angka permeabilitas vertikalnya berbeda dengan angka permeabilitas

horisontalnya, maka terjadi perubahan bentuk garis aliran.

Page 5: Pengertian Embung

Pondasi bendung

Persyaratan utama yang harus dipenuhi untuk pondasi suatu bendungan adalah sebagai

berikut:

1. mempunyai daya dukung yang mampu menahan beban dari tubuh embung dalam berbagai

kondisi.

2. mempunyai kemampuan penghambat aliran filtrasi yang memadai, sesuai dengan

fungsinya sebagai penahan air.

3. mempunyai ketahanan terhadap gejala-gejala sufosi dan sembulan yang disebabkan oleh

aliran filtrasi yang melaui lapisan pondasi tersebut.

SYARAT ALIRAN

1. Untuk aliran bebas:

h/D ≤ 1,2

Page 6: Pengertian Embung

2. Untuk aliran tertekan:

h/D ≥ 1,2