Pengertian Embung
-
Upload
feirani-vironita -
Category
Documents
-
view
923 -
download
0
Transcript of Pengertian Embung
REVIEW EMBUNgPengertian Embung
Embung merupakan bangunan yang berfungsi menampung kelebihan air yang terjadi
pada musim hujan untuk persediaan suatu desa di musim kering. Selama musim kering air
akan dimanfaatkan oleh desa untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Di musim hujan embung
tidak beroperasi karena air di luar embung tersedia cukup banyak untuk memenuhi kebuthan
penduduk. Oleh karena itu pada setiap akhir musim hujan sangat diharapkan kolam embung
dapat terisi penuh air sesuai rencana. Embung terdiri dari berbagai komponen, yaitu :
1. Daerah tadah hujan, paling luas 100 ha
2. Tubuh embung paling tinggi 10 m, berfungsi menutup lembah atau cekungan sehingga air
dapat tertahan di udiknya.
3. Kolam embung, isi paling besar 100000 m3, berfungsi menampung air hujan.
4. Alat sadap, berfungsi mengeluarkan air dari embung bila diperlukan
5. Jaringan pipa distribusi, berupa rangkaian pipa yang berfungsi membawa air dari embung
ke bak tendon air harian di dekat pemukiman.
6. Pelimpah, berfungsi mengalirkan banjir dari embung ke lembah untuk mengamankan
tubuh embung atau dinding kolam terhadap peluapan.
7. Bak penampung air.
Prinsip dasar perencanaan tubuh embung
Sebagai dasar perencanaan adalah terciptanya bangunan yang berfungsi secara baik
dan selama dalam masa pelaksanaan pembangunan dan pengoperasian hingga akhir usia
gunanya harus aman dan sesuai dengan yang direncanakan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan ini adalah :
1. Dihindarkan terjadinya limpasan permukaan pada puncak embung yang dapat
menyebabkan bobolnya tubuh embung.
2. Lereng hulu dan hilir embung harus tahan terhadap bahaya-bahaya kelongsoran.
3. Penimbunan material sebaiknya dilaksanakan pada kondisi dan situasi yang sesuai serta
dilakukan secara bertahap sesuai prosedur yang berlaku.
4. Aliran filtrasi yang melalui tubuh embung masih dapat diperkenankan pada batas-batas
tertentu sesuai dengan syarat yang diijinkan.
5. Keadaan tanah untuk pondasi embung harus memenuhi syarat yang diijinkan.
6. Tubuh embung tahan terhadap semua gaya-gaya yang bekerja dengan adanya pengisian
pada waduk.
7. Keamanan lereng bagian hulu harus dipertahankan dari kikisan gelombang air serta
dibagian hilir juga perlu perlindungan dari bahya kikisan oleh hujan dan angin.
Tipe tubuh embung
Penentuan tipe tubuh embung dilihat dari keadaan lokasi serta topografi dan berdasar
atas:
1. Kualitas dan kuantitas bahan-bahan tubuh embung yang terdapat di daerah sekitar tempat
kedudukan lokasi embung atau bendungan.
2. Kondisi pengerjaan bahan timbunan, misalnya penggalian, pengolahan, pengangkutan dan
penimbunan.
3. Kondisi lapisan tanah pondasi pada tempat kedudukan lokasi embung kondisi alur sungai
serta lereng kedua tebingnya yang berhubungan dengan lokasi embung dan semua
bangunan pelengkapnya.
Maka embung direncanakan dengan tipe urugan tanah homogen yang dilengkapi
dengan system drainasi alas pada bagian hilir. Fungsi drainasi adalah untuk menurunkan garis
depresi, karena semakin rendahnya garis depresi di bagian hilir embung, stabilitas tubuh
embung dan ketahanannya terhadap gejala longsoran akan semakin meningkat.
Tinggi jagaan embung
Tinggi jagaan adalah perbedaan antara elevasi muka air waduk pada waktu banjir
rencana dan elevasi puncak bendung. Tinggi jagaan pada tubuh embung dimaksudkan untuk
memberikan keamanan tubuh embung terhadap peluapan karena banjir. Bila hal itu terjadi
maka akan terjadi erosi kuat pada tubuh embung.
Besarnya tinggi jagaan tergantung dari tipe tubuh embung dan dalam perencanaan ini tinggi
jagaan diambil 0,5 m.
Tinggi tubuh embung
Penetapan elevasi puncak embung tegantung pada tinggi air yang melalui pelimpah
ditambah tinggi jagaan. Tubuh embung merupakan penambahan tinggi yang dihitung dari
permukaan banjir maksimum sampai dengan mercu tubuh embung.
Elevasi puncak embung sebesar tinggi muka air kolam pada kondisi penuh ditambah tinggi
tampungan banjir, dan tinggi jagaan.
Lebar puncak tubuh embung
Lebar puncak tubuh embung yang memadai dalam perencanaan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
1. Dapat bertahan dari kemungkinan hempasan ombak lewat puncak embung.
2. Dapat bertahan dari aliran filtrasi yang melalui bagian puncak tubuh embung.
3. Kegunaannya sebagai jalan pemeliharaan atau inspeksi.
Lebar puncak tubuh embung yang memadai yaitu dapat bertahan terhadap hempasan
ombak di atas permukaan lereng yang berdekatan dengan puncak tubuh embung dan dapat
bertahan terhadap aliran filtrasi yang melewati puncak tubuh embung serta dapat digunakan
sebagai jalan eksploitasi dan pemeliharaan.
Kemiringan lereng tubuh embung
Kemiringan lereng tubuh embung harus ditentukan sedemikian rupa agar stabil
terhadap longsoran. Yaitu perbandingan antara panjang garis vertikal yang melalui puncak
dan panjang garis horizontal yang melalui tumit masing-masing lereng tersebut.
Penentunan kemiringan lereng embung didasarkan pada jenis material timbunan yang ada dan
harus memenuhi syarat stabilitas lereng sehingga tetap mampu mempertahankan diri terhadap
bahaya longsoran (sliding surface). Hal ini sangat tergantung pada jenis material urugan yang
hendak dipakai. Selain itu kestabilan lereng tubuh embung harus diperhitungkan terhadap
surut cepat muka air kolam, dan rembesan yang terus-menerus, serta harus tahan terhadap
gempa.
Bahan timbunan tubuh embung
Bahan-bahan untuk tubuh embung tipe urugan merupakan bahan atau tanah yang
digali dari sekitar tempat kedudukan tubuh embung. Apabila di daerah sekitar tempat
kedudukan tubuh embung kurang mencukupi, maka dapat mengambil dari tempat penggalian
(borrow pit), dengan didasari pada penyelidikan yang seksama mengenai kondisi lapangan
(kondisi topografi dan geologi, kondisi jarak pengangkutan, elevasi permukaan tanah, kondisi
meteorology, dll) bahan tubuh embung pada hakekatnya mempunyai fungsi ganda, yaitu:
Sebagai penyangga tubuh embung.
Sebagai pencegah rembesan air yang berlebihan dari waduk.
Drainasi
Dalam pelaksanaan pembangunan, tubuh embung tipe urugan senantiasa dihadpkan
pada masalah stabilitas tubuh embung. Hal ini disebabkan oleh seluruh tubuh embung yang
terletak dibawah garis depresi (seepage line) senantiasa dalam keadaan jenuh, sehingga daya
dukung kekuatan geser serta sudut luncur alamiahnya menurun pada tingkat-tingkat yang
paling rendah. Berhubungan dengan hal tersebut diatas, maka tubuh embung homogen akan
menguntungkan hanya untuk tubuh embung yang relatif rendah. Tetapi untuk tubuh embung
yang lebih tinggi 6 sampai dengan 7 meter, maka suatu sistem drainasi diperlukan pada
bagian hilir tubuh embung tersebut guna menurunkan garis depresinya.
Semakin rendah elevasi garis depresi di bagian hilir dan tubuh embung, maka
ketahananya terhadap gejala longsoran akan semakin meningkat dan stabilitasnya akan
semakin meningkat pula. Pada tubuh embung homogen, koefisien filtrasi (k) horizontal
biasanya 10 sampai dengan 100 kali lebih besar dari k vertikal. Oleh karena itu walaupun
untuk embung yang mempunyai tinggi lebih dari 25 mm usaha-usaha peningkatan drainasi
pada embung tersebut akan sangat menguntungkan.
Stabilitas tubuh embung terhadap aliran filtrasi
Secara umum suatu struktur tubuh embung harus mampu mempertahankan diri
terhadap gaya-gaya yang ditimbulkan oleh adanya air filtrasi yang mengalir melalui celah-
celah antara butir-nutiran tanah pembentuk embung. Untuk mengetahui kemampuan daya
tahan tubuh embung suatu pondasinya terhadap gaya-gaya tersebut di atas, perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
Formasi garis depresi (seepage line formation) dalam tubuh embung dengan elevasi
tertentu permukaan air dalam waduk yang direncanakan
Kapasitas air filtrasi yang mengalir melalui tubuh dan pondasi embung.
Kemungkinan terjadinya gejala sufosi (piping) yang disebabkan oleh gaya-gaya
hidrodinamsi dalam aliran air filtrasi.
Selain itu stabilitas tubuh embung juga dipengaruhi oleh besarnya kapasitas filtrasi
dan kecepatan aliran air dalam tubuh embung dan dalam tanah pondasi masih dalam batas
yang diijinkan.
Bentuk garis aliran
Bentuk garis aliran pada zone kedap air suatu embung dapat diperloleh dengan metode
Casagrande. Jika angka permeabilitas vertikalnya berbeda dengan angka permeabilitas
horisontalnya, maka terjadi perubahan bentuk garis aliran.
Pondasi bendung
Persyaratan utama yang harus dipenuhi untuk pondasi suatu bendungan adalah sebagai
berikut:
1. mempunyai daya dukung yang mampu menahan beban dari tubuh embung dalam berbagai
kondisi.
2. mempunyai kemampuan penghambat aliran filtrasi yang memadai, sesuai dengan
fungsinya sebagai penahan air.
3. mempunyai ketahanan terhadap gejala-gejala sufosi dan sembulan yang disebabkan oleh
aliran filtrasi yang melaui lapisan pondasi tersebut.
SYARAT ALIRAN
1. Untuk aliran bebas:
h/D ≤ 1,2
2. Untuk aliran tertekan:
h/D ≥ 1,2