Pengendalian Gulma Secara Mekanik (Tembakau)

download Pengendalian Gulma Secara Mekanik (Tembakau)

of 11

Transcript of Pengendalian Gulma Secara Mekanik (Tembakau)

  • 8/15/2019 Pengendalian Gulma Secara Mekanik (Tembakau)

    1/11

    PAPER

    PENGENDALIAN GULMA SECARA MEKANIK DILAHAN TEMBAKAU

    Disusun oleh:

    RUDY KISWOYO (1303015035)

    PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS MULAWARMAN

    2016

  • 8/15/2019 Pengendalian Gulma Secara Mekanik (Tembakau)

    2/11

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. Latar Belakang

    Dalam upaya pencapaian sasaran produksi tembakau cerutu, tidak jarang kita

    dihadapkan pada berbagai permasalahan yang mengiringi jalannya proses

     produksi baik yang muncul ketika akan memulai mengusahakan tembakau sampai

    dengan tembakau pasca panen. Semakin kompleksnya permasalahan yang muncul

    dalam pengusahaan tembakau cerutu, menuntut kepada kita untuk bisa cepat

    tanggap dan dapat mensiasati atau mengupayakan solusi dari permasalahan yang

    ada. Seperti apa yang terjadi di tahun ini musim hujan terjadi terus menerus pada

     bulan-bulan yang seharusnya musim kemarau yakni dari Mei hingga September

    2010, peristiwa ini menandai terjadinya perubahan cuaca yang ekstrim.

    Fenomena La Nina yang menjadi faktor dominan pemicu musim hujan

     berkepanjangan tahun ini pengaruhnya akan berlanjut hingga Juni 2011 (Agus

    Supangkat, 2010). Fenomena La Nina moderat yang terjadi pada bulan Agustus  –  

    September 2010 menimbulkan efek yang beragam bagi pengusahaan komoditas

    tembakau seperti terjadinya ledakan penyakit patik (Cercospora nicotianae)

    seperti apa yang terjadi di tahun 1998, pertumbuhan gulma yang hebat di areal

     pertanaman sampai dengan pasca panen (permasalahan nanti mungkin juga akan

    muncul pada tembakau).

    Gulma yang selama ini bukan merupakan permasalahan yang serius dalam

     pengusahaan tembakau Vorstenlanden karena pengolahan tanah yang

    dilaksanakan sangat intensif, namun demikian pada tahun 2010 ini gulma menjadi

    masalah penting menjelang penanaman tembakau Vorstenlanden di PT.

    Perkebunan Nusantara X (Persero). Seiring dengan terjadinya fenomena La Nina

    moderat, kemunculan gulma menjelang tanam tembakau Na-Oogst MTT.

    2010/2011 cukup mengkhawatirkan, karena keberadaan gulma bisa berakibat fatal

     bagi tanaman utama saat awal pertumbuhan dan perlu segera dilakukan

     penanganan. Gulma bisa menjadi agen penyebar virus serta cendawan penyebab

     penyakit, selain itu gulma juga bisa menjadi inang atau tempat hidup hama,

    seperti ulat dan belalang.

  • 8/15/2019 Pengendalian Gulma Secara Mekanik (Tembakau)

    3/11

    Guna mengendalikan populasi gulma di areal tembakau diperlukan upaya

    antisipasi melalui strategi pengendalian yang umum yaitu dengan

    mempertimbangkan jenis gulma yang dominan, tumbuhan budidaya utama,

    alternatif pengendalian yang tersedia, serta dampak ekonomi dan ekologi.

    Penggunaan herbisida dan pengendalian secara mekanis merupakan dua pilihan

     pengendalian yang dicoba untuk mengendalikan populasi gulma di areal

    tembakau yang siap tanam/dalam masa awal tanam.

    Pestisida merupakan sarana pengendalian OPT yang paling banyak digunakan.

    Penggunaan pestisida (herbisida) secara bijaksana diharapkan dapat efektif

    mengendalikan populasi gulma, selain itu mudah digunakan, serta secara ekonomi

    dapat menguntungkan. Pengendalian gulma secara mekanis dilakukan selain

     berfungsi untuk mengendalikan populasi gulma sekaligus untuk pengolahan

    tanah. Dalam makalah ini akan dipaparkan tentang percobaan pengendalian gulma

    menggunakan herbisida dan pengendalian gulma secara mekanis serta keputusan

    strategi pengendalian terbaik yang diambil guna mengendalikan gulma pada

    tanaman tembakau.

    2. Rumusan Masalah

    Bagaimanakah mengendalikan gulma secara mekanik dilahan tembakau ?

    3. Tujuan

    Adapun tujuan dilaksanakannya tugas ini adalah untuk mengetahui teknik

     pengendalian gulma secara mekanik serta peralatan yang digunakannya

  • 8/15/2019 Pengendalian Gulma Secara Mekanik (Tembakau)

    4/11

    BAB II

    PEMBAHASAN

    1. GULMA PADA TANAMAN TEMBAKAU

    Keberhasilan produksi tanaman tembakau cerutu ditentukan oleh berbagai

    faktor, sebagian dari faktor tersebut diantaranya adalah adanya gangguan biotik

    seperti hama, penyakit, serta gulma. Menurut Klingman (1984) cit. T. Wahyudi

    dkk (2010), gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang tumbuh di tempat yang

    tidak dikehendaki. Gulma juga didefinisikan sebagai tumbuhan yang

    kehadirannya pada lahan pertanian dapat menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh

    tanaman produksi. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya beragam

     bergantung dari jenis tanaman yang diusahakan, iklim, jenis gulma, teknik

     budidaya yang diterapkan serta faktor lainnya. Kehadiran gulma di lahan

    tembakau Vorstenlanden sebenarnya tidak menjadi permasalahan yang serius

    karena teknik budidaya yang diterapkan khususnya dalam pengolahan tanah

    dilakukan secara intensif. ”Gejoh” untuk pemeliharaan tanaman atau dalam

    istilah lainnya ”dangir” selain berfungsi untuk menciptakan lingkungan

     pertumbuhan yang diinginkan oleh perakaran tembakau (kondisi aerasi dan

    drainase yang optimum), juga berfungsi untuk sanitasi lahan. Pada pelaksanaan

     perlindungan tanaman pun untuk menciptakan kebersihan lingkungan dilakukan

    tindakan preventif dengan membersihkan gulma yang disinyalir dapat menjadi

    tempat persembunyian hama maupun penularan penyakit.

    Gulma memiliki ciri khas diantaranya adalah pertumbuhannya cepat,

    mempunyai daya saing yang kuat dalam memperebutkan faktor-faktor kebutuhan

    hidupnya, mempunyai toleransi yang besar terhadap kondisi lingkungan yangekstrem, mempunyai daya berkembang biak yang besar secara vegetatif atau

    generatif, alat perkembangbiakannya mudah tersebar melalui angin, air, maupun

     binatang, dan bijinya mempunyai sifat dormansi yang memungkinkannya untuk

     bertahan hidup dalam kondisi yang kurang menguntungkan.

    B. Klasifikasi Gulma

    Klasifikasi gulma atau pengelompokan gulma berdasarkan kesamaan

    aspek-aspek biologi yang terkait dengan adaptasi lingkungan, kemampuan

  • 8/15/2019 Pengendalian Gulma Secara Mekanik (Tembakau)

    5/11

     bersaing terhadap tanaman pokok, atau responnya terhadap tindakan

     pengendalian, maka gulma diklasifikasikan :

    1. Berdasar sifat morfologi dan respon terhadap herbisida :

    a. 

    Grasses (Kelompok rumput), yaitu jenis gulma dari suku Poaceae yang

     biasanya memiliki ciri-ciri berdaun pita. Contoh : Famili Gramineae,

    Imperata cyllindrica (Alang-alang), Paspalum konjugatum (Pahitan),

    Cynodon dactylon (Grinting).

     b.  Sedges (Kelompok teki), yaitu jenis-jenis gulma dari Famili Cyperaceae.

    Contoh : Cyperus rotundus (Teki).

    c.  Broadleaf Weeds (Kelompok gulma berdaun lebar), yaitu kelompok gulma

    selain dari famili Poaceae dan Cyperaceae. Umumnya dicirikan berupa

    tumbuhan berkeping dua dan tidak berdaun pita. Contoh : Ageratum

    conyzoides (Wedusan).

    d.  Fern (Pakisan), yaitu kelompok gulma yang berasal dari keluarga

     pakisan/paku-paku.

    2. Berdasar daur hidup :

    a.  Annual Weeds (Gulma semusim), memiliki ciri-ciri : umur kurang dari 1

    tahun, organ perbanyakan berupa biji, umumnya mati setelah biji masak,

     produksi biji melimpah untuk regenerasi. Contoh : Eluesine indica,

    Cyperus iria, dsb.

     b.  Biennial Weeds (Gulma dwi musim), memiliki ciri-ciri : umur 1  –  2 tahun,

    tahun pertama membentuk organ vegetatif dan tahun kedua menghasilkan

     biji. Contoh : Typhonium trilobatum, Cyperus difformis.

    c.  Perennial Weeds (Gulma tahunan), memiliki ciri-ciri : umur lebih dari 2

    tahun, perbanyakan vegetatif dan atau generatif, organ vegetatif bersifatdominasi apikal sehingga cenderung tumbuh pada ujung, bila organ

    vegetatif terpotong-potong semua tunasnya mampu tumbuh. Contoh :

    Imperata cyllindrica (Alang-alang), Chromolaena odorata, Cyperus

    rotundus.

    3. Berdasarkan habitat :

    a. Terrestrial Weeds (Gulma darat)

     b. Aquatic Weeds (Gulma air)

  • 8/15/2019 Pengendalian Gulma Secara Mekanik (Tembakau)

    6/11

    c. Areal Weeds (Gulma menumpang pada tanaman)

    4. Berdasarkan tipe cara tumbuhnya :

    a. Erect / tumbuh tegak

     b. Creeping / tumbuh menjalar

    c. Climbing / tumbuh memanjat

    5. Berdasarkan struktur batang :

    a. Herba / tidak berkayu

     b. Vines / sedikit berkayu

    c. Woody Weeds / berkayu

    Penentuan komposisi jenis gulma serta jenis gulma yang dominan di areal

    tembakau Vorstenlanden PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) :

    Gulma yang tumbuh di areal tembakau terdiri atas gulma rumput, teki, dan

    gulma berdaun lebar (prosentase kecil). Jenis gulma yang dominan adalah gulma

     berdaun sempit dan tergolong kelompok teki yaitu teki ladang Cyperus rotundus

    dan sebagian berupa gulma dari kelompok rumput Cynodon dactylon (Grinting).

    Gulma tersebut memiliki daur hidup tahunan yang termasuk gulma darat, tumbuh

    tegak, serta tidak berkayu.

    a) Ciri khas teki ladang (Cyperus rotundus) :

    o  Teki sangat adaptif oleh karena itu sangat sulit dikendalikan.

    o  Membentuk umbi (merupakan tuber hasil modifikasi dari batang) dan

    geragih (stolon) yang mampu muncapai kedalaman satu meter sehingga

    mampu menghindar dari kedalaman olah tanah (30 cm).

    o  Tumbuh baik bila tersedia air cukup, toleran terhadap genangan, dan

    mampu bertahan pada kondisi kekeringan.

    Termasuk dalam tumbuhan berfotosintesis melalui jalur C4 (fotosintesistanaman C4 lebih efisien yang menyebabkan kompetisi lebih hebat,

     pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, penurunan hasil lebih

     banyak).

     b) Ciri khas Grinting (Cynodon dactylon) :

    o  Berstolon, merumput dengan rimpang bawah tanah menembus tanah

    sampai kedalaman 1 m atau lebih.

  • 8/15/2019 Pengendalian Gulma Secara Mekanik (Tembakau)

    7/11

    o  Toleran terhadap kekeringan maupun banjir berkepanjangan dan

    tumbuh paling baik pada tanah drainase baik. Toleran terhadap

    kesuburan tanah yang rendah namun tidak toleran terhadap naungan.

    Tersebar luas melalui perakaran, biji yang tumbuh juga dapat

    menyebabkan perbanyakan biji secara alami.

    2. KERUGIAN YANG DITIMBULKAN OLEH ADANYA GULMA

    DIPERTANAMAN TEMBAKAU

    Kerugian akibat gulma dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

    adalah jenis gulma, lamanya terjadi persaingan, sifat dan umur tanaman pokok,

    serta faktor lingkungan khususnya kesuburan tanah dan curah hujan. Kerugian

    yang dapat ditimbulkan oleh adanya gulma di pertanaman tembakau antara lain

    disebabkan karena :

    1. Terjadi persaingan antara tanaman tembakau sehingga mengurangi

    kemampuan berproduksi yaitu persaingan dalam pengambilan air, unsur-unsur

    hara dari tanah, cahaya serta tempat hidup. Besar kecilnya persaingan atau tinggi

    rendahnya hambatan terhadap pertumbuhan atau hasil tanaman pokok jika dilihat

    dari segi gulmanya dipengaruhi oleh :

     

    Kerapatan gulma, semakin rapat gulmanya maka persaingan semakin hebat

      Macam gulmanya

      Saat kemunculan gulmanya, semakin awal saat kemunculan gulma maka

     persaingan semakin hebat

      Kecepatan tumbuh gulma

      Lama keberadaan gulma

      Habitus gulma, semakin tinggi dan rimbun gulma maka persaingan semakin

    hebat

      Jalur fotosintesis gulma (C3 atau C4)

      Allelopati gulma yang mengeluarkan racun

    2. Allelopathy yaitu pengeluaran senyawa kimiawi oleh gulma yang beracun

     bagi tanaman tembakau, yang dapat merusak pertumbuhan tanaman tembakau.

    Tidak semua gulma mengeluarkan senyawa beracun. Spesies gulma yang

    diketahui mengeluarkan senyawa racun adalah alang-alang (Imperata cylinarica),

  • 8/15/2019 Pengendalian Gulma Secara Mekanik (Tembakau)

    8/11

  • 8/15/2019 Pengendalian Gulma Secara Mekanik (Tembakau)

    9/11

    Pengendalian gulma dengan ”kesrik” sebelum dilakukan gejoh melalui

     penyiangan gulma secara manual dengan alat / cangkul (”kesrik”) serta dengan

    alat potong rumput dalam praktiknya ternyata lebih banyak memakan waktu.

    Secara estetika sangat baik, tampak gulmanya bersih. Namun pada prinsipnya

    dalam budidaya tembakau yang diterapkan adalah bahwa setiap pekerjaan harus

    dilaksanakan tepat waktu, maka pelaksanaan “kesrik” ini memakan waktu lebih

    lama sehingga falsafah untuk tepat waktu relatif lebih sulit tercapai dengan

    metode ini. Bila tahapan tepat waktu dilaksanakan maka akan membutuhkan

     biaya yang lebih tinggi (perlu tambahan tenaga kerja). Tahapan pekerjaan yang

    tepat waktu tidak bisa dipenuhi maka dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman

    kurang optimal.

    2. Gejoh tanpa dilakukan ”kesrik” 

    Pengendalian gulma dilakukan sekaligus dengan gejoh yaitu mengolah tanah

    dengan cangkul di sekitar pertanaman kemudian di ”impu” kan pada tanaman.

    Perlakuan ini dalam praktiknya lebih cepat dilakukan dan tidak terlalu banyak

    memakan waktu dan biaya, namun secara estetika masih tampak gulma.

    Berdasarkan pengalaman dalam budidaya tembakau bahwa setiap tahapan

     pekerjaan harus dilaksanakan secara tepat waktu, perlakuan ini cukup baik

    dilaksanakan karena dalam proses berikutnya pertumbuhan tanaman menunjukkan

     pertumbuhan yang optimal walaupun pada kondisi yang sangat ekstrim.

    Pengendalian gulma secara mekanis sebelum ada tanaman tembakau dengan pengolahan tanah secara berulang menggunakan traktor efektif dilakukan sebagai

     pilihan pengendalian mengingat kondisi tanah yang memang perlu untuk

    dilakukan pengolahan kembali, namun dari segi ekonomi memerlukan biaya yang

    cukup banyak.

    Pengendalian gulma secara mekanis setelah ada tanaman tembakau melalui gejoh

    tanpa dilakukan “kesrik” efektif dilakukan sebagai pilihan pengendalian karena

    dalam satu kali pekerjaan dapat kita dapatkan dua manfaat yaitu mengendalikan

     populasi gulma dan pengolahan tanah untuk membrikan aerasi udara untuk

    mendukung penyerapan unsur hara serta optimalnya pertumbuhan tanaman.

  • 8/15/2019 Pengendalian Gulma Secara Mekanik (Tembakau)

    10/11

    BAB III

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil pengujian pengendalian gulma pada tanaman tembakau

    Vorstenlanden dapat diambil kesimpulan :1. Pengendalian gulma menggunakan herbisida purna tumbuh pada areal yang

    siap ditanamai tembakau kurang efektif untuk dilakukan. Hal ini disebabkan

    waktu aplikasi herbisida terlalu pendek dengan waktu tanam, sehingga untuk

    mendapatkan hasil yang optimal harus dikombinasi dengan perlakuan pengolahan

    tanah berulang yaitu bajak dengan hand traktor.

    2. Pengendalian gulma secara mekanis lebih memungkinkan untuk

    dilaksanakan pada kondisi ekstrim berdasarkan pada kecepatan hasil dan

     pertimbangan resiko yang merugikan pada tanaman.

  • 8/15/2019 Pengendalian Gulma Secara Mekanik (Tembakau)

    11/11

    DAFTAR PUSTAKA

    Cahyono, B. 2011. Botani Tanaman Tembakau ( Nicotinae Tabaccum L. ).Kanisius. Yogyakarta.

    Firmansyah, H. 2010. Teknik Budidaya Tanaman Tembakau

    http://binaukm.com/2010/05/teknik-budidaya-tanaman-tembakau/. Diakses pada

    tanggal 06 Februari 2015.

    Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Departemen Pendidikan Nasional,

    Jakarta.

    Maudidiana, N. 2008. Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Delli. Departemen

    Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

    Matnawi, M. 2012. Sistematika Tanaman Tembakau ( Nicotinae Tabaccum L. ).

    Universitas sumatra utara.

     Nasution, H. 2009. Pengendalian Penyakit Rebah Semai Pada PersemaianTanaman TEmbakau Deli (Nicotiana Tabaccum L.) Dengan Memanfaatkan Zat

    Ekstraktif Kulit Mindi (Melia Azedarach Lin.). Departemen Teknologi Pertanian,

    Fakultas Pertanian, Universitas sumatra utara.

    Riajaya. Prima. 2010. Upaya Adaptif pada Tanaman Tembakau dan Serat

    Menghadapi Musim Kemarau Basah 2010.

    http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=arti

    cle&id=134:upaya-adaptif&catid=4:info-aktual di akses tanggal 06 Februari 2015.

    Suwarto dan Y. Octavianty. 2010. Budi Daya 12 Tanaman Perkebunan Unggulan.

    Penerbit Swadaya, Jakarta.

    Warintek, 2007. Tembakau Bantul.

    http://www.warintekjogja.com/warintek/warintekjogja/warintek_v3/datadigital/bk 

    /tembakau%20bantul.pdf>. Diakses pada tanggal 06 Februari 2015.

    Wikipedia. 2010. Tembaku. http://id.wikipedia.org/wiki/Tembakau. Diakses Pada

    Tanggal 06 Februari 2015..