PENGENALAN POLA

44
PENGENALAN POLA PENGENALAN POLA Maria A. Tobing, S.Psi. MK Psikologi Kognitif (PI 218) Fakultas Psikologi UKSW Salatiga 2012

description

PENGENALAN POLA. Maria A. Tobing, S.Psi. MK Psikologi Kognitif (PI 218) Fakultas Psikologi UKSW Salatiga 201 2. PLATO:. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PENGENALAN POLA

Page 1: PENGENALAN POLA

PENGENALAN PENGENALAN POLAPOLA

Maria A. Tobing, S.Psi.MK Psikologi Kognitif (PI 218)

Fakultas Psikologi UKSWSalatiga 2012

Page 2: PENGENALAN POLA
Page 3: PENGENALAN POLA

PLATO:

Bentuk paling sederhana dari berpikir adalah pengenalan terhadap objek yang dilihat. Bentuk paling rumit dari berpikir adalah intuisi komprehensif dari

seseorang yang memandang segala benda sebagai bagian dari suatu sistem.

Page 4: PENGENALAN POLA

Kemampuan kita untuk mengenali jenis-jenis objek yang familiar bagi kita adalah suatu karakteristik mengagumkan yang dimiliki manusia.

Page 5: PENGENALAN POLA

Pengenalan pola dan kemampuan mengenali objek adalah sebuah kemampuan kognitif yang pada umumnya kita laksanakan dengan mulus, cepat, dan tanpa banyak usaha.

Page 6: PENGENALAN POLA

Sebagaimana akan kita pelajari, pengenalan pola (pattern recognition) sehari-hari melibatkan sebuah interaksi rumit antara sensasi, persepsi, memori, dan pencarian kognitif dengan tujuan pengenalan terhadap pola tersebut. Seberapapun rumitnya proses pengenalan suatu objek, sesungguhnya proses tersebut diselesaikan kurang dari sedetik.

Page 7: PENGENALAN POLA

Teori-teori PerseptualTeori persepsi konstruktif (constructive perception), menyatakan bahwa manusia “mengkonstruksi” persepsi dengan secara aktif memilih stimuli dan menggabungkan sensasi dengan memori.

Teori lainnya, persepsi langsung (direct perception), menyatakan bahwa persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara langsung dari lingkungan.

Page 8: PENGENALAN POLA

Persepsi Konstruktif Teori persepsi konstruktif disusun berdasarkan anggapan bahwa selama

persepsi, kita membentuk dan menguji hipotesis-hipotesis yang

berhubungan dengan persepsi berdasarkan apa yang kita indera dan apa

yang kita ketahui. Dengan demikian, persepsi adalah sebuah efek

kombinasi dari informasi yang diterima sistem sensorik dan pengetahuan

yang kita pelajari tentang dunia, yang kita dapatkan dari pengalaman.

Para konstruktivis berpendapat bahwa perubahan-perubahan pola pada Para konstruktivis berpendapat bahwa perubahan-perubahan pola pada

stimulus asli tersebut tetap Anda kenali secara karena adanya interferensi stimulus asli tersebut tetap Anda kenali secara karena adanya interferensi

bawah-sadar (unconscious interference), yakni sebuah proses ketika kita bawah-sadar (unconscious interference), yakni sebuah proses ketika kita

secara spontan mengintegrasikan informasi dari sejumlah sumber, untuk secara spontan mengintegrasikan informasi dari sejumlah sumber, untuk

menyusun suatu interpretasi.menyusun suatu interpretasi.

Page 9: PENGENALAN POLA

Persepsi Langsung Teori persepsi langsung menyatakan bahwa informasi dalam stimuli

adalah elemen penting dalam persepsi dan bahwa pembelajaran dan

kognis tidaklah penting dalam persepsi karena lingkungan telah

mengandung cukup informasi yang dapat digunakan untuk interpretasi.

Pendukung utama teori ini adalah almarhum James Gibson

(1966,1979) dan para muridnya di Universitas Cornell, seperti James

Cutting (1986,1993), yang menyatakan bahwa “Persepsi langsung

mengasumsikan bahwa keanekaragaman lapisan-lapisan optik sama

kayanya dengan keanekaragaman dalam dunia ini”.

Page 10: PENGENALAN POLA

Pengenalan Pola Visual Selain kedua teori umum yang dijabarkan sebelumnya, terdapat sejumlah

teori spesifik yang meraih dukungan seiring berlalunya waktu, meskipun

tidak semua teori tersebut mendapatkan dukungan yang seimbang.

Teori-teori tersebut adalah teori komputasional, teori Gestalt, Teori-teori tersebut adalah teori komputasional, teori Gestalt,

pemrosesan bottom-up dan top-down, pencocokan template, pemrosesan bottom-up dan top-down, pencocokan template,

analisis ftur,analisis ftur, teori prototipe, dan sebuah bentuk gabungan dari teori prototipe, dan sebuah bentuk gabungan dari

teori persepsi.teori persepsi.

Page 11: PENGENALAN POLA

Teori Pengenalan Pola

Proses mengorganisasikan informasi sehingga memiliki makna tertentu.

Template-Matching TheoryDistinctive Feature TheoryPrototype TheoryGestalt Theory

Page 12: PENGENALAN POLA

Organisasi Subjektif

Otak menggunakan heuristik dan algoritma untuk memproses sinyal-sinyal

informasi (catatan: heuristik adalah penyelidikan atau perumusan-

perumusan pikiran baru yang menuntun kepada penemuan sesuatu

yang baru). Heuristik dapat dianggap sebagai suatu ‘tebakan bagus

berdasarkan aturan main yang berlaku’ (good guess based on

rule of thumb), yang seringkali menghasilkan solusi yang tepat.

Sejenis ilusi yang menggambarkan cara pikiran mengorganisasikan stimuli visual Sejenis ilusi yang menggambarkan cara pikiran mengorganisasikan stimuli visual

sekaligus menggambarkan pentingnya pikiran dalam pengenalan objek, adalah sekaligus menggambarkan pentingnya pikiran dalam pengenalan objek, adalah

ilusi yang disebut kontur ilusoris (illusory contour).ilusi yang disebut kontur ilusoris (illusory contour).

Page 13: PENGENALAN POLA

Teori GestaltCara kita mengorganisasi dan mengklasifkasi stimuli dipelajari oleh para penganut psikologi Gestalt selama awal abad ke-20, meskipun persepsi itu sendiri hanyalah bagian kecil dari keseluruhan teori Gestalt. Organisasi pola (pattern organization), melibatkan kerjasama seluruh stimuli dalam menghasilkan sebuah kesan yang melampaui gabungan seluruh sensasi.

Page 14: PENGENALAN POLA

Prinsip Kedekatan/Proximity

Manusia memiliki kecenderungan mengorganisasikan atau membentuk struktur tertentu terhadap objek-objek visual.

Page 15: PENGENALAN POLA

Prinsip Keserupaan/Similarity

Page 16: PENGENALAN POLA

Prinsip Searah/Continuity

Ketika kita sedang berusaha menguraikan sebuah stimuli perseptual, kita sedang menggunakan hukum kontinuitas.

Page 17: PENGENALAN POLA

Prinsip Ketertutupan/Closure

Page 18: PENGENALAN POLA

Prinsip Prägnanz / Simplicity

Page 19: PENGENALAN POLA

f. Common FateHukum nasib bersama (common fate) berisikan gagasan bahwa objek-objek yang menghadap, menuju, atau bergerak ke arah yang sama pastilah tergabung dalam kelompok yang sama sehingga dipersepsikan sebagai satu kelompok.

Page 20: PENGENALAN POLA

Perspektif Kanonik

Perspektif kanonik (canonic perspective) adalah sudut pandang terbaik untuk merepresentasikan (menggambarkan) suatu objek, atau suatu citra (image) yang pertama muncul di pikiran saat Anda mengingat suatu bentuk.

Page 21: PENGENALAN POLA

Perspektif Kanonik

Representasi kanonik dibentuk melalui pengalaman dengan anggota-anggota sejenis dari suatu kategori, atau disebut eksemplar (exemplar).

Page 22: PENGENALAN POLA

Pemrosesan Bottom-Up versus Pemrosesan Top-Down

Pemrosesan bottom-up (bottom-up processing), yakni teori yang mengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh identifkasi terhadap bagian-bagian spesifik dari suatu pola, yang menjadi landasan bagi pengenalan pola secara keseluruhan.

Page 23: PENGENALAN POLA

Pemrosesan Bottom-Up versus Pemrosesan Top-Down

Pemrosesan top-down (top-down processing), yakni teori yang mengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh suatu hipotesis mengenai identitas suatu pola, yang diikuti oleh pengenalan terhadap bagian-bagian pola tersebut, berdasarkan asumsi yang sebelumnya telah dibuat.

Page 24: PENGENALAN POLA

Proses Pengenalan Pola :

Bottom Up Processing Pengenalan pola/bentuk diawali dengan datangnya

stimulus

Top Down Processing Menekankan pada peran konteks, pengalaman masa

lalu & harapan dalam mengidentifikasi sebuah bentuk kedua proses tersebut diperlukan dalam menjelaskan pengenalan bentuk (Pattern Recognition)

Page 25: PENGENALAN POLA

PERCEPTUAL CONSTANCY

Lightness ConstancyColor ConstancyShape ConstancySize Constancy

Page 26: PENGENALAN POLA

Pencocokan Template

Sebuah teori mula-mula tentang cara otak mengenali pola dan objek disebut teori pencocokan template (template matching). Sebuah template, dalam konteks pengenalan pola pada manusia, merujuk pada suatu konstruk internal yang, ketika disesuaikan atau dicocokkan dengan stimuli sensorik, menyebabkan terjadinya pengenalan terhadap objek.

Page 27: PENGENALAN POLA

Pencocokan Template

Ide yang menganalogikan pengenalan pola sebagai ‘lubang kunci dan kunci yang tepat’ ini mengajukan gagasan bahwa pengalaman sepanjang hidup kita telah membentuk sejumlah besar template, dan masing-masing template terasosiasi dengan sebuah makna yang spesifik.

Page 28: PENGENALAN POLA

Template Matching TheoryTemplate : bentuk dasar

Orang sudah mempunyai template tentang suatu bentuk di dalam memory, untuk mengenali kita tinggal membandingkan/mencocokkan menekankan pada bentuk nyata, sama persis/cocok.

Teori ini tidak adekuat lagi/ditolak karena mempunyai kelemahan :

tidak memperhitungkan kompleksitas & fleksibilitas.

Page 29: PENGENALAN POLA

Teori Geon

Sebuah alternatif untuk mengatasi kekakuan teori pencocokan template

adalah sebuah teori yang mempostulatkan bahwa sistem pemrosesan

informasi manusia memiliki sejumlah bentuk geometrik sederhana yang

terbatas, yang dapat diaplikasikan pada bentuk-bentuk yang rumit.

Konsep Biederman mengenaiKonsep Biederman mengenai persepsi bentuk disusun berdasarkan persepsi bentuk disusun berdasarkan

konsep geon, yang merupakan kependekan dari “geometrical ions”. Teori konsep geon, yang merupakan kependekan dari “geometrical ions”. Teori

tersebut mengajukan gagasan bahwa seluruh bentuk-bentuk yang kompleks tersebut mengajukan gagasan bahwa seluruh bentuk-bentuk yang kompleks

tersusun dari geon-geon. tersusun dari geon-geon.

Page 30: PENGENALAN POLA

Analisis Fitur

Sebuah pendekatan terhadap problem bagaimana kita menyaring

informasi dari stimuli rumit disebut pendekatan analisis ftur (feature

analysis). Teori ini menyatakan bahwa pengenalan objek merupakan

pemrosesan informasi tingkat tinggi yang didahului oleh

pengidentifkasian stimuli kompleks yang masuk ke retina sesuai

dengan ftur-ftur yang lebih sederhana.

Page 31: PENGENALAN POLA

Pergerakan Mata dan Pengenalan Objek

Sebuah pendekatan langsung dalam analisis fitur adalah pengamatan terhadap pergerakan dan fiksasi mata. Jenis penelitian ini mengasumsikan bahwa mata membuat gerakan sakadik (gerakan mata yang ‘meloncat’ dari satu titik fiksasi/tatapan ke titik fiksasi lainnya) yang berhubungan dengan informasi visual yang sedang diindera.

Page 32: PENGENALAN POLA

Distinctive Feature TheoryDalam mengenal suatu bentuk, otak kita sudah mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu. Menekankan pada kriteria/deskripsi Penelitian-penelitian tentang banyaknya waktu yang dibutuhkan orang untuk mengenali bentuk, berhubungan dengan karakteristik-karakteristik yang dimiliki bersama oleh bentuk-bentuk tersebut.

Contoh: huruf G, antara P & R

Page 33: PENGENALAN POLA

Pencocokan PrototipeDiasumsikan bahwa, alih-alih membentuk template yang spesifk atau

bahkan membentuk fitur-fitur berbagai ragam pola yang harus kita

identifkasi, kita akan menyimpan sejumlah jenis pola-pola abstraksi dalam

memori, dan abstraksi tersebut berperan sebagai suatu prototipe.

Sebuah pola yang diindera selanjutnya akan dibandingkan dengan

prototipe dalam memori, dan jika terdapat kesamaan antara keduanya, pola

tersebut akan dikenali.

Page 34: PENGENALAN POLA

Prototype Theory Ada model ideal/abstrak/prototype dalam memory kita. Ketika kita melihat suatu objek membandingkan dengan prototype. Tidak harus sama persis (menekankan pada bentuk dasar) memungkinkan modifikasi bentuk. Orang membentuk prototype berdasarkan kesamaan, tidak identik.

Page 35: PENGENALAN POLA

Abstraksi Informasi Visual

Pencocokan template dapat terjadi pada satu tahap pengenalan/identifkasi

visual, namun pada tahap yang lain, kita mungkin menggunakan

pencocokan prototipe. Gagasan ini menyatakan bahwa suatu prototipe

adalah sebuah abstraks dari suatu rangkaian stimuli yang mencakup

sejumlah besar bentuk-bentuk serupa dari pola yang sama. Sebuah

prototipe memungkinkan kita mengenali suatu pola sekalipun pola

tersebut tidak identik dengan (artinya, hanya menyerupai) prototipe yang

bersangkutan.

Page 36: PENGENALAN POLA

Pseudomemori

Dalam sebuah eksperimen mengenai pembentukan prototipe dengan

menggunakan prosedur Franks dan Bransford, Solso dan McCarthy

(1981b) menemukan bahwa para partisipan kerap melakukan suatu

kekeliruan, yakni “mengenali” prototipe sebagai suatu bentuk stimulus

yang pernah ditampilkan sebelumnya (padahal prototipe belum

pernah ditampilkan); bahkan partisipan merasa lebih yakin

dibandingkan saat mereka mengidentifkasi bentuk-bentuk yang

memang sudah pernah mereka lihat sebelumnya. Fenomena ini

disebut pseudomemori (pseudomemory) atau memori semu.

Page 37: PENGENALAN POLA

Teori-teori Pembentukan Prototipe

Dalam teori tendensi sentral (central-tendency theory), sebuah

prototipe dikonseptualisasikan mewakili nilai rata-rata (mean) suatu set

eksemplar.

Teori kedua, yang disebut teori frekuensi atribut (attribute-frequency Teori kedua, yang disebut teori frekuensi atribut (attribute-frequency

theory), mengajukan gagasan bahwa sebuah prototipe mewakili mode atau theory), mengajukan gagasan bahwa sebuah prototipe mewakili mode atau

kombinasi atribut-atribut yang paling sering dialami seseorang.kombinasi atribut-atribut yang paling sering dialami seseorang.

Page 38: PENGENALAN POLA
Page 39: PENGENALAN POLA

Studied Faces

Prototype Face

75% 75%50%

100%

Page 40: PENGENALAN POLA

Pengenalan Pola pada Para Pakar

Para Pemain Catur• Chase dan Simon (1973a, 1973b) mempelajari problem ini dengan

menganalisis pola rumit yang dihasilkan oleh buah-buah catur di atas

sebuah papan catur. Selain itu, para peneliti tersebut menganalisis

perbedaan antara maestro-maestro catur dengan para pemain amatir.

Dalam studi tersebut, pola tersusun dari kumpulan sejumlah objek (jadi

bukan ftur-ftur yang membentuk objek). Secara intuitif, kita mengetahui

bahwa perbedaan kognitif antara seorang maestro catur dengan Seorang

pemain amatir terletak pada seberapa banyak langkah yang dapat

direncanakan seorang maestro dibandingkan seorang amatir.

Page 41: PENGENALAN POLA

Pengenalan Objek—Peran Pengamat

Sejauh ini kita telah mempelajari cukup banyak bidang dalam bab

mengenai pengenalan objek ini: pemrosesan bottom-up dan

pemrosesan top-down; pencocokan template; simulasi komputer dalam

pengenalan objek; analisis ftur; komponen-komponen fsiologis dalam

pengenalan objek; pencocokan prototipe; struktur kognitif;

identifkasi huruf, bentuk, wajah; dan persoalan catur. Dalam sebagian

besar topik tersebut, kita mungkin kesulitan menentukan letak

pemrosesan fungsi-fungsi yang spesifk dalam pengenalan objek di

otak, tanpa melibatkan sistem-sistem kognitif yang lain.

Page 42: PENGENALAN POLA

Pengenalan Pola di Otak

Telah diketahui bahwa kedua hemisfer otak memiliki “keistimewaan” yang berbeda, atau, dengan istilah lain, memiliki ketidaksimetrisan fungsional. Kendali motorik dan pusat bahasa terletak di hemisfer kiri (pada orang nonkidal). Keahlian spasial (yang berhubungan dengan ruang) berpusat di hemisfer kanan.

Page 43: PENGENALAN POLA

Pengenalan Pola dipengaruhi:Object Superiority Effectsebuah objek atau gambar lebih mudah dikenali apabila dirangkai dengan objek-objek lain di dalam sebuah peristiwa.

Word Superiority Effectsebuah huruf atau kata akan lebih mudah dikenali apabila dirangkai dalam satu kata bermakna, atau kalimat.

Page 44: PENGENALAN POLA

Dua macam Realitas

Fisik/geografisSubjektif/Psikologis

Yang paling banyak mempengaruhi sikap dan perilaku manusia adalah realitas psikologis.