PENGENALAN POLA
description
Transcript of PENGENALAN POLA
PENGENALAN PENGENALAN POLAPOLA
Maria A. Tobing, S.Psi.MK Psikologi Kognitif (PI 218)
Fakultas Psikologi UKSWSalatiga 2012
PLATO:
Bentuk paling sederhana dari berpikir adalah pengenalan terhadap objek yang dilihat. Bentuk paling rumit dari berpikir adalah intuisi komprehensif dari
seseorang yang memandang segala benda sebagai bagian dari suatu sistem.
Kemampuan kita untuk mengenali jenis-jenis objek yang familiar bagi kita adalah suatu karakteristik mengagumkan yang dimiliki manusia.
Pengenalan pola dan kemampuan mengenali objek adalah sebuah kemampuan kognitif yang pada umumnya kita laksanakan dengan mulus, cepat, dan tanpa banyak usaha.
Sebagaimana akan kita pelajari, pengenalan pola (pattern recognition) sehari-hari melibatkan sebuah interaksi rumit antara sensasi, persepsi, memori, dan pencarian kognitif dengan tujuan pengenalan terhadap pola tersebut. Seberapapun rumitnya proses pengenalan suatu objek, sesungguhnya proses tersebut diselesaikan kurang dari sedetik.
Teori-teori PerseptualTeori persepsi konstruktif (constructive perception), menyatakan bahwa manusia “mengkonstruksi” persepsi dengan secara aktif memilih stimuli dan menggabungkan sensasi dengan memori.
Teori lainnya, persepsi langsung (direct perception), menyatakan bahwa persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara langsung dari lingkungan.
Persepsi Konstruktif Teori persepsi konstruktif disusun berdasarkan anggapan bahwa selama
persepsi, kita membentuk dan menguji hipotesis-hipotesis yang
berhubungan dengan persepsi berdasarkan apa yang kita indera dan apa
yang kita ketahui. Dengan demikian, persepsi adalah sebuah efek
kombinasi dari informasi yang diterima sistem sensorik dan pengetahuan
yang kita pelajari tentang dunia, yang kita dapatkan dari pengalaman.
Para konstruktivis berpendapat bahwa perubahan-perubahan pola pada Para konstruktivis berpendapat bahwa perubahan-perubahan pola pada
stimulus asli tersebut tetap Anda kenali secara karena adanya interferensi stimulus asli tersebut tetap Anda kenali secara karena adanya interferensi
bawah-sadar (unconscious interference), yakni sebuah proses ketika kita bawah-sadar (unconscious interference), yakni sebuah proses ketika kita
secara spontan mengintegrasikan informasi dari sejumlah sumber, untuk secara spontan mengintegrasikan informasi dari sejumlah sumber, untuk
menyusun suatu interpretasi.menyusun suatu interpretasi.
Persepsi Langsung Teori persepsi langsung menyatakan bahwa informasi dalam stimuli
adalah elemen penting dalam persepsi dan bahwa pembelajaran dan
kognis tidaklah penting dalam persepsi karena lingkungan telah
mengandung cukup informasi yang dapat digunakan untuk interpretasi.
Pendukung utama teori ini adalah almarhum James Gibson
(1966,1979) dan para muridnya di Universitas Cornell, seperti James
Cutting (1986,1993), yang menyatakan bahwa “Persepsi langsung
mengasumsikan bahwa keanekaragaman lapisan-lapisan optik sama
kayanya dengan keanekaragaman dalam dunia ini”.
Pengenalan Pola Visual Selain kedua teori umum yang dijabarkan sebelumnya, terdapat sejumlah
teori spesifik yang meraih dukungan seiring berlalunya waktu, meskipun
tidak semua teori tersebut mendapatkan dukungan yang seimbang.
Teori-teori tersebut adalah teori komputasional, teori Gestalt, Teori-teori tersebut adalah teori komputasional, teori Gestalt,
pemrosesan bottom-up dan top-down, pencocokan template, pemrosesan bottom-up dan top-down, pencocokan template,
analisis ftur,analisis ftur, teori prototipe, dan sebuah bentuk gabungan dari teori prototipe, dan sebuah bentuk gabungan dari
teori persepsi.teori persepsi.
Teori Pengenalan Pola
Proses mengorganisasikan informasi sehingga memiliki makna tertentu.
Template-Matching TheoryDistinctive Feature TheoryPrototype TheoryGestalt Theory
Organisasi Subjektif
Otak menggunakan heuristik dan algoritma untuk memproses sinyal-sinyal
informasi (catatan: heuristik adalah penyelidikan atau perumusan-
perumusan pikiran baru yang menuntun kepada penemuan sesuatu
yang baru). Heuristik dapat dianggap sebagai suatu ‘tebakan bagus
berdasarkan aturan main yang berlaku’ (good guess based on
rule of thumb), yang seringkali menghasilkan solusi yang tepat.
Sejenis ilusi yang menggambarkan cara pikiran mengorganisasikan stimuli visual Sejenis ilusi yang menggambarkan cara pikiran mengorganisasikan stimuli visual
sekaligus menggambarkan pentingnya pikiran dalam pengenalan objek, adalah sekaligus menggambarkan pentingnya pikiran dalam pengenalan objek, adalah
ilusi yang disebut kontur ilusoris (illusory contour).ilusi yang disebut kontur ilusoris (illusory contour).
Teori GestaltCara kita mengorganisasi dan mengklasifkasi stimuli dipelajari oleh para penganut psikologi Gestalt selama awal abad ke-20, meskipun persepsi itu sendiri hanyalah bagian kecil dari keseluruhan teori Gestalt. Organisasi pola (pattern organization), melibatkan kerjasama seluruh stimuli dalam menghasilkan sebuah kesan yang melampaui gabungan seluruh sensasi.
Prinsip Kedekatan/Proximity
Manusia memiliki kecenderungan mengorganisasikan atau membentuk struktur tertentu terhadap objek-objek visual.
Prinsip Keserupaan/Similarity
Prinsip Searah/Continuity
Ketika kita sedang berusaha menguraikan sebuah stimuli perseptual, kita sedang menggunakan hukum kontinuitas.
Prinsip Ketertutupan/Closure
Prinsip Prägnanz / Simplicity
f. Common FateHukum nasib bersama (common fate) berisikan gagasan bahwa objek-objek yang menghadap, menuju, atau bergerak ke arah yang sama pastilah tergabung dalam kelompok yang sama sehingga dipersepsikan sebagai satu kelompok.
Perspektif Kanonik
Perspektif kanonik (canonic perspective) adalah sudut pandang terbaik untuk merepresentasikan (menggambarkan) suatu objek, atau suatu citra (image) yang pertama muncul di pikiran saat Anda mengingat suatu bentuk.
Perspektif Kanonik
Representasi kanonik dibentuk melalui pengalaman dengan anggota-anggota sejenis dari suatu kategori, atau disebut eksemplar (exemplar).
Pemrosesan Bottom-Up versus Pemrosesan Top-Down
Pemrosesan bottom-up (bottom-up processing), yakni teori yang mengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh identifkasi terhadap bagian-bagian spesifik dari suatu pola, yang menjadi landasan bagi pengenalan pola secara keseluruhan.
Pemrosesan Bottom-Up versus Pemrosesan Top-Down
Pemrosesan top-down (top-down processing), yakni teori yang mengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh suatu hipotesis mengenai identitas suatu pola, yang diikuti oleh pengenalan terhadap bagian-bagian pola tersebut, berdasarkan asumsi yang sebelumnya telah dibuat.
Proses Pengenalan Pola :
Bottom Up Processing Pengenalan pola/bentuk diawali dengan datangnya
stimulus
Top Down Processing Menekankan pada peran konteks, pengalaman masa
lalu & harapan dalam mengidentifikasi sebuah bentuk kedua proses tersebut diperlukan dalam menjelaskan pengenalan bentuk (Pattern Recognition)
PERCEPTUAL CONSTANCY
Lightness ConstancyColor ConstancyShape ConstancySize Constancy
Pencocokan Template
Sebuah teori mula-mula tentang cara otak mengenali pola dan objek disebut teori pencocokan template (template matching). Sebuah template, dalam konteks pengenalan pola pada manusia, merujuk pada suatu konstruk internal yang, ketika disesuaikan atau dicocokkan dengan stimuli sensorik, menyebabkan terjadinya pengenalan terhadap objek.
Pencocokan Template
Ide yang menganalogikan pengenalan pola sebagai ‘lubang kunci dan kunci yang tepat’ ini mengajukan gagasan bahwa pengalaman sepanjang hidup kita telah membentuk sejumlah besar template, dan masing-masing template terasosiasi dengan sebuah makna yang spesifik.
Template Matching TheoryTemplate : bentuk dasar
Orang sudah mempunyai template tentang suatu bentuk di dalam memory, untuk mengenali kita tinggal membandingkan/mencocokkan menekankan pada bentuk nyata, sama persis/cocok.
Teori ini tidak adekuat lagi/ditolak karena mempunyai kelemahan :
tidak memperhitungkan kompleksitas & fleksibilitas.
Teori Geon
Sebuah alternatif untuk mengatasi kekakuan teori pencocokan template
adalah sebuah teori yang mempostulatkan bahwa sistem pemrosesan
informasi manusia memiliki sejumlah bentuk geometrik sederhana yang
terbatas, yang dapat diaplikasikan pada bentuk-bentuk yang rumit.
Konsep Biederman mengenaiKonsep Biederman mengenai persepsi bentuk disusun berdasarkan persepsi bentuk disusun berdasarkan
konsep geon, yang merupakan kependekan dari “geometrical ions”. Teori konsep geon, yang merupakan kependekan dari “geometrical ions”. Teori
tersebut mengajukan gagasan bahwa seluruh bentuk-bentuk yang kompleks tersebut mengajukan gagasan bahwa seluruh bentuk-bentuk yang kompleks
tersusun dari geon-geon. tersusun dari geon-geon.
Analisis Fitur
Sebuah pendekatan terhadap problem bagaimana kita menyaring
informasi dari stimuli rumit disebut pendekatan analisis ftur (feature
analysis). Teori ini menyatakan bahwa pengenalan objek merupakan
pemrosesan informasi tingkat tinggi yang didahului oleh
pengidentifkasian stimuli kompleks yang masuk ke retina sesuai
dengan ftur-ftur yang lebih sederhana.
Pergerakan Mata dan Pengenalan Objek
Sebuah pendekatan langsung dalam analisis fitur adalah pengamatan terhadap pergerakan dan fiksasi mata. Jenis penelitian ini mengasumsikan bahwa mata membuat gerakan sakadik (gerakan mata yang ‘meloncat’ dari satu titik fiksasi/tatapan ke titik fiksasi lainnya) yang berhubungan dengan informasi visual yang sedang diindera.
Distinctive Feature TheoryDalam mengenal suatu bentuk, otak kita sudah mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu. Menekankan pada kriteria/deskripsi Penelitian-penelitian tentang banyaknya waktu yang dibutuhkan orang untuk mengenali bentuk, berhubungan dengan karakteristik-karakteristik yang dimiliki bersama oleh bentuk-bentuk tersebut.
Contoh: huruf G, antara P & R
Pencocokan PrototipeDiasumsikan bahwa, alih-alih membentuk template yang spesifk atau
bahkan membentuk fitur-fitur berbagai ragam pola yang harus kita
identifkasi, kita akan menyimpan sejumlah jenis pola-pola abstraksi dalam
memori, dan abstraksi tersebut berperan sebagai suatu prototipe.
Sebuah pola yang diindera selanjutnya akan dibandingkan dengan
prototipe dalam memori, dan jika terdapat kesamaan antara keduanya, pola
tersebut akan dikenali.
Prototype Theory Ada model ideal/abstrak/prototype dalam memory kita. Ketika kita melihat suatu objek membandingkan dengan prototype. Tidak harus sama persis (menekankan pada bentuk dasar) memungkinkan modifikasi bentuk. Orang membentuk prototype berdasarkan kesamaan, tidak identik.
Abstraksi Informasi Visual
Pencocokan template dapat terjadi pada satu tahap pengenalan/identifkasi
visual, namun pada tahap yang lain, kita mungkin menggunakan
pencocokan prototipe. Gagasan ini menyatakan bahwa suatu prototipe
adalah sebuah abstraks dari suatu rangkaian stimuli yang mencakup
sejumlah besar bentuk-bentuk serupa dari pola yang sama. Sebuah
prototipe memungkinkan kita mengenali suatu pola sekalipun pola
tersebut tidak identik dengan (artinya, hanya menyerupai) prototipe yang
bersangkutan.
Pseudomemori
Dalam sebuah eksperimen mengenai pembentukan prototipe dengan
menggunakan prosedur Franks dan Bransford, Solso dan McCarthy
(1981b) menemukan bahwa para partisipan kerap melakukan suatu
kekeliruan, yakni “mengenali” prototipe sebagai suatu bentuk stimulus
yang pernah ditampilkan sebelumnya (padahal prototipe belum
pernah ditampilkan); bahkan partisipan merasa lebih yakin
dibandingkan saat mereka mengidentifkasi bentuk-bentuk yang
memang sudah pernah mereka lihat sebelumnya. Fenomena ini
disebut pseudomemori (pseudomemory) atau memori semu.
Teori-teori Pembentukan Prototipe
Dalam teori tendensi sentral (central-tendency theory), sebuah
prototipe dikonseptualisasikan mewakili nilai rata-rata (mean) suatu set
eksemplar.
Teori kedua, yang disebut teori frekuensi atribut (attribute-frequency Teori kedua, yang disebut teori frekuensi atribut (attribute-frequency
theory), mengajukan gagasan bahwa sebuah prototipe mewakili mode atau theory), mengajukan gagasan bahwa sebuah prototipe mewakili mode atau
kombinasi atribut-atribut yang paling sering dialami seseorang.kombinasi atribut-atribut yang paling sering dialami seseorang.
Studied Faces
Prototype Face
75% 75%50%
100%
Pengenalan Pola pada Para Pakar
Para Pemain Catur• Chase dan Simon (1973a, 1973b) mempelajari problem ini dengan
menganalisis pola rumit yang dihasilkan oleh buah-buah catur di atas
sebuah papan catur. Selain itu, para peneliti tersebut menganalisis
perbedaan antara maestro-maestro catur dengan para pemain amatir.
Dalam studi tersebut, pola tersusun dari kumpulan sejumlah objek (jadi
bukan ftur-ftur yang membentuk objek). Secara intuitif, kita mengetahui
bahwa perbedaan kognitif antara seorang maestro catur dengan Seorang
pemain amatir terletak pada seberapa banyak langkah yang dapat
direncanakan seorang maestro dibandingkan seorang amatir.
Pengenalan Objek—Peran Pengamat
Sejauh ini kita telah mempelajari cukup banyak bidang dalam bab
mengenai pengenalan objek ini: pemrosesan bottom-up dan
pemrosesan top-down; pencocokan template; simulasi komputer dalam
pengenalan objek; analisis ftur; komponen-komponen fsiologis dalam
pengenalan objek; pencocokan prototipe; struktur kognitif;
identifkasi huruf, bentuk, wajah; dan persoalan catur. Dalam sebagian
besar topik tersebut, kita mungkin kesulitan menentukan letak
pemrosesan fungsi-fungsi yang spesifk dalam pengenalan objek di
otak, tanpa melibatkan sistem-sistem kognitif yang lain.
Pengenalan Pola di Otak
Telah diketahui bahwa kedua hemisfer otak memiliki “keistimewaan” yang berbeda, atau, dengan istilah lain, memiliki ketidaksimetrisan fungsional. Kendali motorik dan pusat bahasa terletak di hemisfer kiri (pada orang nonkidal). Keahlian spasial (yang berhubungan dengan ruang) berpusat di hemisfer kanan.
Pengenalan Pola dipengaruhi:Object Superiority Effectsebuah objek atau gambar lebih mudah dikenali apabila dirangkai dengan objek-objek lain di dalam sebuah peristiwa.
Word Superiority Effectsebuah huruf atau kata akan lebih mudah dikenali apabila dirangkai dalam satu kata bermakna, atau kalimat.
Dua macam Realitas
Fisik/geografisSubjektif/Psikologis
Yang paling banyak mempengaruhi sikap dan perilaku manusia adalah realitas psikologis.