Pengenalan Alat Navigasi Electronik Di Atas
-
Upload
hemsladyvsky9164 -
Category
Documents
-
view
1.347 -
download
1
Transcript of Pengenalan Alat Navigasi Electronik Di Atas
PENGENALAN ALAT NAVIGASI ELECTRONIK DI ATAS KAPALDESEMBER 7, 2012 BY DEDYDAULAY
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bernavigasi adalah merupakan bagian dari kegiatan melayarkan kapal dari
suatu tempat ketempat lain. Pengetahuan tentang alat-alat navigasi sangat
penting untuk membantu seorang pelaut dalam melayarkan kapalnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, modernisasi peralatan navigasi
sangat membantu akurasi penentuan posisi kapal di permukaan bumi,
sehingga dapat menjamin terciptanya aspek-aspek ekonomis. Sistem
navigasi di laut mencakup beberapa kegiatan pokok, antara lain:
Menentukan tempat kedudukan (posisi), dimana kapal berada di
permukaan bumi.
Mempelajari serta menentukan rute/jalan yang harus ditempuh agar
kapal dengan aman, cepat, selamat, dan efisien sampai ke tujuan.
Menentukan haluan antara tempat tolak dan tempat tiba yang
diketahui sehingga jauhnya/jaraknya dapat ditentukan.
Menentukan tempat tiba bilamana titik tolak haluan dan jauh
diketahui.
1.2 Tujun Penulisan
Secara umum tujuan mempelajari teori ini adalah agar taruna dapat
mengenal hal dasar mengenai alat navigasi elektronik, sehingga kesulitan
yang mungkin akan terjadi pada saat bernavigasi dapat diatasi. Adapun
tujuan khusus mempelajari teori ini adalah :
- Dapat mengetahui macam-macam alat navigasi elektronik.
- Dapat memahami fungsi serta kegunaan dari alat navigasi tersebut.
- Dapat mengetahui prinsip dan cara kerja dari alat navigasi tersebut.
- Dapat mengetahui kelebihan serta kekurangan dari alat navigasi
tersebut.
Selain itu juga sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir semester IV.
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah yg dibahas pada penulisan paper ini adalah mengenai alat-alat
navigasi elektronik diatas kapal serta prinsip dan cara kerjanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Navigasi
Navigasi adalah proses melayarkan kapal dari satu tempat ke tempat lain
dengan lancar aman dan efisien.
Alat navigasi adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam
bernavigasi, Alat navigasi dibagi menjadi dua macam yaitu alat navigasi
konvensional dan elektronik.
2.2 Macam – macam Alat Navigasi Elektronik
2.2.1 Radar
2.2.1.1 Pengertian Radar
Radar singkatan dari “Radio Detection and Ranging” adalah peralatan
navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya radar
berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di sekeliling
kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk adanya kapal, pelampung,
kedudukan pantai dan obyek lain disekeliling kapal, alat ini juga dapat
memberikan baringan dan jarak antara kapal dan objek-objek tersebut.
Oleh karena itu radar sangat bermanfaat untuk mengetahui kedudukan
kapal lain sehingga dapat membantu menghindari/ mencegah terjadinya
tabrakan dilaut. Radar akan sangat berguna pada saat cuaca buruk, keadaan
berkabut, dan berlayar di malam hari terutama apabila petunjuk pelayaran
seperti lampu suar, pelampung, bukit atau bangunan visual tidak dapat
diamati.
Kelebihan utama radar dibandingkan dengan alat navigasi elektronik lain
adalah radar tidak memerlukan stasiun-stasiun pemancar.
2.2.1.2 Bagian-bagian Radar
a) Timer (trigger)
Bagian ini berfungsi untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang bertegangan
tinggi yang diteruskan pada modulator dan indikator dalam waktu yang
sama. Untuk menyamakan waktu ini, maka diperlukan pengukur waktu yang
berguna mengukur waktu pemancaran pulsa-pulsa radio yang dipancarkan
itu.
b) Modulator
Bagian ini berfungsi untuk memodulir gelombang radio (pulsanya) yang
dipancarkan dan untuk memperkuat atau mempertinggi tegangan pulsa
yang akan dipancarkan. Tegangan tinggi ini didapat dari tabung magnetron.
Dengan demikian guna membangkitkan tegangan tinggi, pemancar harus
dijalankan (dihidupkan) lebih dahulu (stand by)
c) Pemancar (transmitter)
Memberikan energi yang besar pada pulsa-pulsa dalam bentuk yang disebut
tenaga puncak (peak power) yang kemudian disalurkan ke penghantar
gelombang (wafeguide) terus ke antena, dari antena pulsa itu disalurkan ke
udara dalam bentuk elektron yang berputar. Bagian pemancar ini pada
instalasi dikapal disatukan dalam satu kabin atau kotak.
d) Penghubung TR dan Anti TR
Tenaga gelombang radio yang dipancarkan oleh bagian pemancar
(transmitter) dan tenaga gema pulsa yang kembali dari sasaran melalui
antena ke bagian penerima (receiver) sama-sama melalui penghantar
gelombang yang sama. Untuk mengatur penyaluran energi pulsa ke antena
dan dari antena penerima tersebut dilakukan secara berganti-ganti dengan
menggunakan penghubung (swich) elektronik (neon) yang dinamakan TR
dan anti TR swich (TR = Transit and Receive). Penghubung TR bertugas
mencegah pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi dari pemancar masuk ke
bagian penerima yang sensitif terhadap tegangan tinggi. dengan demikian
TR mencegah penerima dari kerusakan dan mencegah hilangnya energi
yang dipancarkan (bila masuk ke bagian penerima). Anti TR menyalurkan
energi gema-gema pulsa ke bagian penerima dan mencegah masuknya
energi ini ke bagian pemancar.
e) Bagian penerima (receiver)
Memisahkan (mendeteksi) dan memperkuat energi yang diterima dari
sasaran. Hasil deteksi selubung getaran radio ini diperkuat disalurkan ke
bagian penguat gambar (video amplifier) lalu diteruskan ke bagian indikator
atau PPI unit.
f) Bagian PPI (Plan Position Indikator)
Kadang-kadang disebut juga sebagai display unit, fungsinya untuk
memperlihatkan sasaran gambar yang terkena pancaran pulsa dan
menentukan arah serta jarak sasaran dalam azimut PPI dilengkapi dengan
Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube) dan rangkaian yang disebut dasar
waktu (time base) yang mengatur panjang atau lamanya sweep sesuai
dengan jarak lamanya waktu yang digunakan.
g) Bagian Antena
Antena terdiri dari tiga bagian khusus yaitu :
Motor yang memutar antena
Servo atau sinkro sistem yang terdiri dari generator sinkro (servo).
Pada antena yang mengatur putaran gir mikro swit pada antena dan
motor sinrkonnya pada putaran pembelok TSK.
Mikro swit gunanya untuk menunjukkan cahaya haluan (heading plas)
kecuali antena yang berbentuk parabol itu, ketiga bagian ini biasanya
ditempatkan dalam satu kotak yang disebut pedestal.
2.2.1.3 Prosedur Pengoperasian Radar
a) Prosedur Menghidupkan (ON)
Pada prinsipnya prosedur penggunaan radar adalah sama untuk semua jenis
radar dan prosedur penggunaan biasanya ada dalam buku manual operasi.
Sebelum memutar tombol utama dan tombol-tombol function pada posisi
“ON” pastikan tombol-tombol pada panel radar berada pada posisi
“OFF”/penuh berlawanan dengan arah jarum jam.
Setelah bagian tombol-tombol pada panel radar berada pada posisi
sebagaimana di atas maka radar dapat kita hidupkan (pastikan bahwa
antena dapat berputar dengan bebas). Kemudian dilanjutkan prosedur
pengoperasian sebagai berikut :
Perhatikan setting jarak tidak terlalu pendek
Selaraskan kecerahan
Selaraskan fokus dengan memperhatikan gelang jarak
Selaraskan amplifikasi sampai berbentuk bintik-bintik kabur pada skrin
Set garis jarak pada kisaran jarak yang rendah dan gunakan pemilihan
frekuensi secara otomatis.
Selaraskan penekanan gema laut untuk mendapatkan kontras yang
baik
Set switch jarak sesuai keperluan dan selaraskan lagi switch fokus
Pastikan gambar berada di tengah-tengah
Set penanda haluan pada 0o atau pada haluan kapal sesuai tampilan
yang akan digunakan.
Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum pengoperasian radar adalah:
Semua switch dalam kaeadan minimum
Kekuatan listrik yang betul
Pastikan tidak ada orang disekitar antenna atau antenna betul-betul
bebas dari hambatan seperti tali atau benda lain yang akan
mengganggu perputaran antena.
b) Prosedur Mematikan (Off)
Bila radar tidak akan digunakan dalam periode waktu yang panjang, putar
tombol function dan antena pada posisi Off selanjutnya tombol-tombol yang
lain putar pada posisi sebelum diaktifkan.
2.2.1.4 Prinsip Kerja Radar
Seperti telah diketahui radar menggunakan prinsip pancaran gelombang
radio dalam bentuk ‘microwave band’. Pulsa yang dihasilkan oleh unit
pemancar (transmitter unit) dikirim ke antena melalui swich pemilih
pancar/terima elektronik (T/R electronic switch). Pada saat pengiriman sinyal
antena akan berputar 10 hingga 30 kali/menit dengan memancarkan
denyutan/pulsa 500 hingga 3000 kali/detik. Ketika pemancaran, pulsa ini
akan dipantulkan kembali apabila mengenai sasaran dalam bentuk gema
radio (radio echo). Pulsa yang dipantulkan ini akan diterima kembali oleh
antena dan dikirim ke unit penerima (receiver) melalui switch pemilih
pancar/terima. Pulsa ini akan di kuatkan dan akan dideteksi dalam bentuk
sinyal radio yang seterusnya dibesarkan lagi kekuatannya pada indicator.
Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik putih akan
terbentang dari pusat skrin/skop radar dengan kecepatan konstan dan akan
membuat garis sapuan. Garis sapuan ini akan bergerak disekeliling pusat
skop dan berputar searah jarum jam dimana putarannya selaras dengan
putaran antena. Apabila sinyal video (video signal) digunakan dalam
indikator, bintik putih diatas garis sapuan ini akan diubah kedalam bentuk
gambar/bayang-bayang. Posisi gambar ini akan sejalan dengan arah
gelombang elektrik yang dipancarkan serta jarak posisi gambar ini dengan
pusat skop radar adalah berdasarkan jarak kapal dengan sasaran di suatu
tempat. Dengan demikian posisi penerima sinyal kapal senantiasa berada di
pusat skop pada tabung sinar katoda dan dikelilingi oleh objek/sasaran.
2.2.2 GPS
2.2.2.1 Pengertian GPS
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan
satelit. Nama formalnya adalah NAVSTAR GPS kependekan dari NAVigation
Satellite and Ranging Global Positioning System.
Dalam hal penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi yang
spektrumnya cukup luas. Dari yang sangat teliti sampai yang biasa- biasa
saja. Ketelitian posisi yang diperoleh secra umum akan bergantung pada
empat faktor, yaitu :
Metode penentuan posisi yang digunkan
Geometri dan distribusi dari satelit – satelit yang diamati.
Ketelitian data yang digunakan.
Strategi / metode pengolahan data yang diterapkan.
Selain memeberikan informasi tentang waktu, GPS juga dapat digunakan
untuk mentransfer waktu dari satu tempat ke tempat lain. Ketelitian sampai
beberapa nanodetik dapat diberikan oleh GPS untuk transfer waktu antar
benua.
2.2.2.2 Pengoperasian GPS
GPS mempunyai beberapa macam (model) seperti VALSAT – 021, namun
secara umum prinsip dasar pengoperasiannya adalah relative sama dan
yang membedakannya adalah tipe dan merek GPS receiver yang
bersangkutan. Prosedur pengoperasian GPS model VALSAT 021 adalah
sebagai berikut.
a) Menghidupkan Unit GPS
Sebelum menghidupkan GPS kita harus mengetahui posisi duga saat
pengoperasian. Secara prinsip pengoperasian GPS sangatlah mudah dengan
urut-urutan sebagai berikut:
Tekan ON/ OFF untuk menghidupakn
Atur kecerahan cahaya dilayar tampilan
Untuk mematikan perangkat, tekan kunci ON /OFF selama 3 detik
b) Mengoperasikan Navigator
1) Self Localization
GPS dengan mudah dapat memberikan informasi mengenai posisi kita
dipermukaan bumi disertai dengan waktu, dan kalender. GPS mencari sinyal
satelit pertama, dan saat itu juga dipergunakan untuk pembaruan data
tentang waktu dan kalender (update). Pencaraian sinyal–sinyal satelit ini
dipergunakan untuk
memperbaharui data mengenai waktu dan kalender. Proses ini memerlukan
waktu rata – rata 15 menit.
2) Memasukan Posisi Perkiraan
Diperlukan waktu beberapa menit untuk mendapatkan posisi yang kemudian
dimasukan sebagai posisi perkiraan.
1. tekan kunci POS, kordinat Lat/Lon ditampilkan pada layar. POS 1 akan
berkedip selama GPS tidak terkunci.
2. Tekan kunci LNI, karakter pertama dari lat/ lintang akan berkedip
Tekan +/- untuk memilih Utara / Selatan ( N/ S )
Masukan data Lat / Lintang
Dilihat bahwa karakter pertama dari lon/ bujur apakah sudah berkedip.
Tekan +/- untuk memilih Timur / Barat ( E / W )
POS 1 berhenti berkedi saat GPS terkunci.
3) Pemilihan sistem Geodesi
Tekan ( +/- ) menuju ketampilan fungsi kedua.
Tekan “6” untuk mendapatkan fungsi F6, kemudian ENT.
Tekan ? untuk memilih sistem Geodesi, kemudian ENT.
Setiap sistem geodesi memberikan perhitungan mengenai posisi lat/lon yang
berbeda.
4) Pengenalan tentang ketinggian antena
Tekan POS< POS 1 muncul dilayar tampilan.
Tekan ? untuk menampilkan POS 2.
Tekan ENT untuk memasukan data ketinggian antena dalam sistem.
Yang dimaksud ketinggian disini adalah ketinggian antena terhadap
rata – rata permukaan laut.
c) Mendapatkan posisi
Tekan POS
POS 1 muncul dilayar tampilan.
Posisi ini selalu diperbaharui / dikoreksi setiap 1 detik.
XY atau XYZ menunjukan operasi dalam 2 atau 3 dimensi.
Indikator “POS 1 “ akan tetap saat GPS dikunci
d) Menentukan Kecepatan dan Arah.
Tekan NAV
Nav 1 akan mumcul dilayar tampilan.
Baris pertama menunjukan kecepatan dalam knots.
Baris kedua menunjukan arah dalam derajat.
e) Memasukan Titik Posisi (Waypoint)
Tekan WPT.
WPT 1 akan muncul dilayar tampilan
Masukan nomor titik posisi. Nomor ini ditampilkan pada baris kedua, di
bawah huruf WPT
Tekan ENT
Karakter pertama untuk latitude (lintang) akan berkedip
(menandakan siap untuk memasukan data ).
Tekan +/- untuk pilihan N ( utara ) atau S ( selatan ).
Masukan koordinat lintang ( lititude )
Kemudian periksa, karakter pertama dari bujur ( longitude ) akan
berkedip (menandakan siap untuk memasukan data)
Tekan +/- untuk pilihan E ( timur ) atau W ( barat )
Masukan koordinat bujur.
Tekan ENT.
f) Pemberian nama setiap titik posisi (Waypoint)
Tekan WPT
WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
Tekan ?
Pilih nomor titik posisi ( waypoint )
Tekan ENT. Karakter pertama akan berkedip.
Tekan kunci (angka), yang berkenaan dengan huruf pertama dan tekan
+/- untuk memilih huruf yang diinginkan.
Tulis sesuai yang dikehendaki.
g) Menghapus titik posisi (waypoint ) dan namanya.
Tekan WPT.
WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
Masukan nomor titik posisi ( waypoint ).
Tekan ENT
Tekan Nav, sekarang posisi adalah
ü 00o 00’ 000N
ü 00o 00’ 000E
ü dan namanya juga ikut terhapus.
Tekan ENT
h) Memasukan koordinat saat ini kedalam titik posisi ( waypoint )
secara otomatis.
Tekan WPT
WPT 1 akan muncul dilayar
Masukan nomor titik posisi ( waypoint )
Tekan ENT POS ENT
Posisi saat ini secara otomatis tersimpan didalam titik posisi (waypoint)
sesuai nomor waypoint yang kita isikan.
2.2.3 RDF
2.2.3.1 Pengertian RDF
RDF (Radio Direction Finder) adalah pesawat radio pencari arah yang
dioperasikan melalui penerimaan gelombang elektromagnetik oleh
pemancar yang dipancarkan oleh stasiun pemancar.
2.2.3.2 Prinsip Kerja RDF
Antena pesawat Radio Direction Finder (RDF) akan menerima gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan oleh stasion pemancar. Oleh karena
antena itu merupakan suatu penghantar yang baik maka gelombang
elektromagnetik dari pemancar yang diterima oleh antena akan
membangkitkan arus gelombang yang getarannya sama dengan getaran
gelombang elektromagnetik dari pemancar.
Bila bidang bingkai antena searah dengan arah datangnya isyarat dari
pemancar maka tegangan yang dijangkitkan dalam antena akan maksimum
dan bila bidang bingkai antena diputar 90o tidak searah lagi dengan arah
datangnya isyarat maka tidak ada tegangan yang terjangkit dalam antenna
dan isyarat tidak akan terdengar isyarat yang diterima oleh antenna
diteruskan ke kotak penerima dan arah pemancar akan berada pada suara
yang terkeras. Karena petunjuk arah dihubungkan dengan antena maka arah
datangnya isyarat dapat dibaca pada indikatornya.
Pada sistem dua bingkai, bingkai yang satu mengarah ke haluan dan buritan
sedangkan yang lain ke sisi iri dan kanan pada kapal. Ujung masing-masing
bingkai dihubungkan pada dua buah kumparan yang terpisahkan dan
berkedudukan tegak lurus satu sama lain di dalam pesawat penerima. Bila
pemancar berada antara dua bingkai itu maka kedua bingkai itu akan
menghasilkan tegangan yang menimbulkan medan magnit. Tiap medan
magnit akan menggambarkan sebagai vektor, jumlah vektor itulah
menunjukkan arah tempat di mana pemancar berada.
2.2.3.2 Pengoperasian RDF
Menghidupkan atau mematikan dan mengoperasikan atau menggunakan
pesawat R.D.F pada prinsipnya sama dengan peralatan radio lainnya.
Cara menghidupkan :
Hubungkan pesawat dengan jala-jala listrik agar pesawat mendapat
tenaga dengan menempatkan switch pada kedudukan ON.
Tunggu beberapa menit sampai pesawat mendapat panas yang cukup
dan kemudian tempatkan power switch pada keduudkan yang
dikehendaki menurut jumlah voltage yang masuk.
Tombol-tombol diatur pada kedudukan yang diperlukan untuk
mendapat arah stasionnya.
Menggunakan pesawat R.D.F
Sebelum mengoperasikan/menggunakan pesawat R.D.F harus hafal
namanama tombol serta kegunaannya. Hal ini adalah untuk memudahkan
dalam mengoperasikannya.
Letakkan power switch pada kedudukan 1,2,3 menurut jumlah voltage
yang masuk.
Letakkan sistem switch pada kedudukan receiver.
Tempatkan band switch pada band yang dikehendaki kalau untuk radio
beacon tempatkan pada band 1 dan kalau untuk broad cast
tempatkan pada band 2.
Letakan wave form switch menurut mode isyarat yang dikehendaki
(lihat kegunaan masing-masing kedudukan).
Carilah frekuensi gelombang radio yang akan dibaring dengan
menggunakan tombol tuning.
Tombol auto frekuensi gain dan receiver frekuensi diatur sampai
mendapatkan volume suara yang baik.
Apabila diagram angka delapan yang terlihat pada tabir terlampau
pendek, maka tombil radius diatur pelan-pelan sampai panjang
yang dikehendaki.
Dalam mendapatkan diagram angka delapan diusahakan sampai
dapat membentuk satu garis lurus dengan menggunakan tombol
fine control.
Cara mematikan :
Untuk mematikan RDF setelah digunakan maka tombol-tombol seperti AF
gain, RF gain radius ditempatkan pada kedudukan minimum.
2.2.4 Echosounder
2.2.4.1 Definisi Echosounder
Sebuah echosounder ilmiah adalah perangkat yang menggunakan teknologi
SONAR untuk pengukuran bawah air fisik dan biologis komponen-perangkat
ini juga dikenal sebagai SONAR ilmiah. Aplikasi termasuk batimetri,
klasifikasi substrat, studi vegetasi air, ikan, dan plankton, dan diferensiasi
massa air.
Echosounder merupakan salah satu teknik pendeteksian bawah air. Dalam
aplikasinya, Echosounder menggunakan instrument yang dapat
menghasilkan beam (pancaran gelombang suara) yang disebut dengan
transduser. Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan
mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat
waktunya sampai echo kembali dari dasar air.
2.2.4.2 Bagian-Bagian Echosounder
Time Base
Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk mengaktifkan
pemancaran pulsa yang akan dipancarkan oleh transmitter melalui
transducer. Suatu perintah dari time base akan memberikan saat kapan
pembentuk pulsa bekerja pada unit transmitter dan receiver.
Transmiter
Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan.
Suatucperintah dari kotak pemicu pulsa pada recorder akan
memberitahukan kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa dibangkitkan oleh
oscillator kemudian diperkuat oleh power amplifier, sebelum pulsa tersebut
disalurkan ke transducer
Transducer
Fungsi utama dari transducer adalah mengubah energi listrik menjadi energi
suara ketika suara akan dipancarkan ke medium dan mengubah energi suara
menjadi energi listrik ketika echo diterima dari suatu target. Selain itu fungsi
lain dari transducer adalah memusatkan energi suara yang akan dipantulkan
sebagai beam.
Pulsa ditransmisikan secara bersamaan oleh keempat kuadran tetapi sinyal
diterima oleh masing-masing kuadran dan diproses secara terpisah.
Keempat kuadran diberi label a – d. Sudut θ pada satu bidang dibedakan
oleh perbedaan fase (a – b) dan (c – d), jumlah sinyal (a + c) dibandingkan
dengan jumlah sinyal (b + d). Sudut φ di dalam bidang tegak lurus terhadap
yang pertama adalah sama dibedakan oleh perbedaan fase antara (a + b)
dan (c + d). Kedua sudut tersebut mendefinisikan arah target yang spesifik
(MacLennan dan Simmonds, 2005).
Kesulitan yang dihadapi untuk mengeliminir faktor beam pattern dapat
diatasi dengan menggunakan split beam method. Metode ini menggunakan
receiving transducer yang dibagi menjadi 4 kuadran. Pemancaran
gelombang suara dilakukan dengan full beam yang merupakan
penggabungan dari keempat kuadran dalam pemancaran secara simultan.
Selanjutnya, sinyal yang memancar kembali dari target diterima oleh
masing-masing kuadran secara terpisah, output dari masing-masing kuadran
kemudian digabungkan lagi untuk membentuk suatu full beam dengan 2 set
split beam. Target tunggal diisolasi dengan menggunakan output dari full
beam sedangkan posisi sudut target dihitung dari kedua set split beam.
Transducer dengan sistem akustik split beam ini pada prinsipnya terdiri dari
empat kuadran yaitu Fore, Aft, Port dan Starboard transducer. Transducer
split beam memiliki beam yang sangat tajam (100) dan mempunyai
kemampuan menentukan posisi target dalam bentuk beam suara dengan
baik yaitu dengan mengukur beda fase dari sinyal echo yang diterima oleh
kedua belah transducer (Simrad, 1993).
Reciever
Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder
sebagai pencatat hasil echo. Sinyal listrik lemah yang dihasilkan oleh
transducer setelah echo diterima harus diperkuat beberapa ribu kali sebelum
disalurkan ke recorder. Selama penerimaan berlangsung keempat bagian
transducer menerima echo dari target, dimana target yang terdeteksi oleh
transducer terletak dari pusat beam suara dan echo dari target akan
dikembalikan dan diterima oleh keempat bagian transducer pada waktu
yang bersamaan
Split beam echosounder modern memiliki fungsi Time Varied Gain (TVG) di
dalam sistem perolehan data akustik. TVG berfungsi secara otomatis untuk
mengeliminir pengaruh attenuasi yang disebabkan oleh geometrical
sphreading dan absorpsi suara ketika merambat di dalam air.
Recorder
Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo dan juga
berperan sebagai pengatur kerja transmitter dan mengukur waktu antara
pemancaran pulsa suara dan penerimaan echo atau recorder memberikan
sinyal kepada transmitter untuk menghasilkan pulsa dan pada saat yang
sama recorder juga mengirimkan sinyal ke receiver untuk menurunkan
sensitifitasnya (FAO, 1983).
2.2.5 AIS
2.2.5.1 Pengertian AIS
Automatic Identification System ( AIS ) adalah sistem pelacakan kapal jarak
pendek, digunakan pada kapal dan Stasiun Pantai untuk mengidentifikasi
dan melacak kapal dengan menggunakan pengiriman data elektronik
dengan kapal lainnya dan stasiun pantai terdekat. Informasi seperti
identifikasi posisi, tujuan, dan kecepatan dapat ditampilkan pada layar
komputer atau ECDIS ( Electronic Charts Display and Information
System ).AIS ditujukan untuk membantu awak kapal dalam bernavigasi dan
memungkinkan pihak berwenang maritim untuk melacak dan memantau
gerakan kapal, Sistem AIS terintegrasi dari Radio VHF transceiver standar
dengan Loran-C atau Global Positioning System ( GPS), dan dengan sensor
navigasi elektronik lainnya, seperti gyrocompass dan lain-lain.Untuk
aturannya AIS sendiri International Maritime Organization ( IMO ) sudah
membuat suatu aturan yaitu Regulation 19 of SOLAS Chapter V yang berisi
tentang pemasangan AIS dimana kapal-kapal diwajibkan untuk memasang
perangkat AIS transponder terutama pada kapal penumpang, kapal tangker
dan kapal berukuran 300 Gross Tonnage keatas. Peraturan tersebut juga
memuat tentang keharusan AIS untuk menyediakan data informasi berupa
identitas kapal, jenis kapal, posisi, tujuan, kecepatan, status navigasi dan
informasi lainnya yang berhubungan dengan keselamatan pelayaran.
AIS yang digunakan pada peralatan navigasi yang penting untuk
menghindari dari kecelakaan akibat tabrakan. Karena keterbatasan dari
kemampuan radio, dan karena tidak semua kapal yang dilengkapi dengan
AIS, sistem ini berarti yang diutamakan untuk digunakan sebagai alat
peninjau dan untuk menghindarkan resiko dari tabrakan daripada sebagai
sistem pencegah tabrakan secara otomatis, sesuai dengan International
Regulations for Preventing Collisions at Sea (COLREGS).
Persyaratan AIS hanya untuk menampilkan dasar teks informasi, data yang
berlaku dapat diintegrasikan dengan sebuah graphical electronic chart atau
sebuah tampilan radar, menyediakan informasi navigasi gabungan pada
sebuah tampilan tunggal.
Vessel Traffic Service
Saat perairan dan pelabuhan ramai, Vessel Traffic Service (VTS) boleh ada
dalam mengatur lalu lintas kapal. Sekarang, AIS menyediakan kesadaran
akan lalu lintas
tambahan dan menyediakan pelayanan dengan informasi tentang
keberadaan kapal lain dan alur lintasannya.
Aids to Navigation
AIS telah berkembang dengan kemampuan dalam menyampaikan informasi
mengenai posisi serta nama suatu kapal, yakni dapat melayani pengiriman
pertolongan navigasi dan menandai posisi kapal. Bantuan ini dapat
dilokasikan di pantai, misanya pada sebuah mercusuar, atau pada air, pada
platform atau pelampung. Penjaga pantai Amerika Serikat (The US Coast
Guard) mengusulkan bahwa AIS boleh diganti RACON, atau rambu radar,
baru-baru ini digunakan untuk bantuan navigasi elektronik.
Kemampuan pada bantuan menyiarkan navigasi juga telah membuat konsep
berupa Virtual AIS, disebut juga sebagai Synthetic AIS atau Artificial AIS.
Istilah tersebut dapat diartikan 2 kasus; pada kasus pertama, sebuah
transmisi AIS mendeskripsikan posisi nyata tetapi signalnya tersebut berasal
dari sebuah lokasi penerima di tempat lain. Contohnya, pada stasiun pantai
yang menyiarkan posisi, 10 floating channel markers, dimana masing-
masing stasiun amat kecil untuk menampung penerima itu sendiri. Pada
kasus kedua, hal tersebut dapat diartikan bahwa transmisi AIS
mengindikasikan sebuah penandaan yang dimana tidak terlihat secara fisik,
atau menyangkut sebuah penandaan suatu benda yang tidak terlihat
(Karang di bawah permukaan laut atau kapal yang tenggelam).
Search and Rescue
Berfungsi untuk menentukan suatu posisi dalam pengoperasian Marine
Search & Rescue, hal ini sangat berguna untuk mengetahui letak dan status
navigasi dari suatu kapal atau orang yang membutuhkan pertolongan.
Sekarang AIS dapat memberikan tambahan informasi dan sumber perhatian
pada layar operasi, meskipun jarak AIS dibatasi pada jarak radio VHF.
Standar AIS juga menginginkan pemakaian tepat pada SAR Aircraft dan
memberikan sebuah pesan (AIS Message 9) untuk Aircraft pada keberadaan
posisi. Kegunaan aircraft dan vessels SAR pada lokasi keadaan bahaya
terdapat alat AIS-SART AIS Search abd Rescue Transmitter yang baru-baru
ini sedang dikembangkan oleh International Electronical Commission (IEC),
standar dijadwalkan untuk diselesaikan pada akhir tahun 2008 dan AIS-SART
akan diperoleh di pasar mulai tahun 2009.
Binary Message
Saint Lawrence Seaway menggunakan pesan kembar atau dikenal dengan
nama AIS binary message (message tipe 8) untuk memberikan informasi
tentang level air, tata tertib pintu air, dan cuaca pada sistem kenavigasian
itu sendiri.
Computing dan networking
Beberapa program computer telah dibuat untuk digunakan bersamaan AIS
data. Beberapa program menggunakan sebuah computer untuk memodulasi
pendengaran yang murni dari sebuah alat konvensional, marine VHF radio
telephone, yang diperbaiki untuk AIS broadcast frequency (Channel 87 and
88) ke dalam AIS data. Beberapa program dapat mengirim ulang informasi
AIS ke jaringan lokal atau global yang menyediakan otoritas pengguna atau
publik untuk mengobservasi lalu lintas kapal dari suatu jaringan lainnya.
Beberapa tampilan program data AIS dikirim dari sebuah pengirim resmi AIS
ke dalam sebuah computer atau chartplotter. Kebanyakkan dari beberapa
program tidak berupa AIS transmitter, oleh karenanya peralatan tersebut
tidak akan memberitahu posisi kapal anda tetapi mungkin dapat digunakan
sebagai alternative yang relatif murah bagi kapal kecil untuk memberikan
bantuan navigasi dan menghindari tabrakan dengan kapal yang lebih besar
yang diharuskan untuk memberitahu posisinya. Pemakai kapal juga
menggunakan penerima (receiver) untuk menemukan dan mengontrol kapal
dan menambahkan koleksi dokumen.
Concern over web-based data
Pada bulan desember 2004, IMO menyalahkan penggunaan data secara
bebas yang tidak bertanggung jawab dengan pernyataan berikut.
Dalam hubungannya untuk mengumumkan ketersediannya informasi AIS
secara gratis, data kapal yang dikembangkan pada website, publikasi pada
website atau transnisi data AIS lainnya bisa mengancam keselamatan dan
keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan dan menghambat usaha organisasi
beserta anggotanya dal upaya meningkatkan keselamatan navigasi dan
keamanan sector kelautan internasional.
2.2.5.2 Cara kerja AIS
Transponder AIS menayangkan informasi secara otomatis, seperti posisi,
kecepatan, dan status navigasi pada interval waktu tertentu melalui
transmitter VHF yang terpasang pada transponder. Informasi tersebut
diambil langsung dari sensor navigasi kapal, khusussnya dari penerima GNSS
dan gyrocompasnya. Informasi lain, seperi nama kapal dank kode pemanggil
VHF di program ketika memasang peralatan juga ditransmisikan secara
berkala. Sinyal tersebut diterima oleh transponder AIS yang dipasang papa
kapal atau di darat bergantung pada sistemnya, seperti pada sistem VTS.
Informasi yang diterima dapat ditampilkan pada sebua layar atau plot grafik
yang menunjukkan posisi kapal lain dengan tampilan sesua yang terdapat
pada layar radar.
Standar AIS menjelaskan 2 kelas unit AIS:
Kelas A, digunakan pada kapal-kapal yang tercantum dalam SOLAS
Chapter V(dan kapal lain di beberapa negara)
Kelas B, menggunakan daya yang kecil, biaya yang relativ murah
untuk penggunaan pasar non-SOLAS.
Varisai-variasi yang lain saat ini sedang dalam pengembangan dan di
khususkan untuk penggunaan di stasiun, pertolongan navigasi darura dan
SAR, yang mana peralatan tersebut akan menjadi pengganti dari peralatan
sebelumnya.
Khusus untuk kelas A, transponder AIS ini terdiri dari sebuah transmitter
VHF, 2 penerima VHF TDMA, satu penerima VHF DSC, penghubung menuju
display dan sistem sensor menggunakan komunikasi elektronik berstandar
maritime (seperti NMEA 0183, yang dikenal dengan IEC 61162).
Pengalokasian waktu menjadi bagian yang sangat vital untuk proses
sinkronisasi yang baik dan pemetaan untuk kelas A. Oleh karena itu, setiap
unit diharuskan memiliki penerima GPS internal.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penulisan ini yaitu,
mengetahui jenis dan fungsi alat navigasi sangat penting, hal ini dikarenakan
banyaknya bahaya navigasi yang dapat mengancam keselamatan pelayaran,
dan untuk menghindarinya dibutuhkan pengetahuan tentang alat-alat
navigasi untuk menentukan alat mana yang harus digunakan pada saat
terjadi suatu bahaya navigasi.
Beberapa fungsi alat navigasi pada paper ini adalah, GPS diperlukan
untuk menentukan posisi kapal, Radar digunakan untuk melihat keadaan di
sekitar kapal pada jarak yang sudah ditentukan sebelumnya, AIS digunakan
untuk mengidentifikasi kapal yang sedang mendekati kapal kita, RDF untuk
mencari arah gelombang radio dan dapat juga digunakan sebagai penanda
pada kapal penangkap ikan.
3.2 Saran
Paper ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu dibutuhkan kritik dan
saran sebagai masukan untuk penulis guna memperbaiki segala kekurangan
yang ada pada penulisan ini.