Navigasi darat mipl

23
PANITIA PENDIDIKAN DASAR …. PANITIA PENDIDIKAN DASAR …. MAHASISWA INFORMATIKA PEDULI LINGKUNGAN MAHASISWA INFORMATIKA PEDULI LINGKUNGAN SEKOLAH TINGGI MANAGEMENT INFORMATIKA DAN SEKOLAH TINGGI MANAGEMENT INFORMATIKA DAN KOMPUTER KOMPUTER STMIK AMIKOM PURWOKERTO STMIK AMIKOM PURWOKERTO Secretariat: Secretariat: Jln. Jln.H.R. Bunyamin Limas Agung P-1 No.1 Purwokerto. NAVIGASI DARAT I. PENDAHULUAN Sebagai orang yang mengaku dekat dengan alam, pengetahuan peta dan kompas serta cara penggunaannya adalah mutlak harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat yang jauh dan tidak dikenal akan lebih dipermudah dengan memanfatkan keterampilan yang menggunakan peta dan kompas. Pengetahuan navigasi darat ini juga berguna bila suatu saat tenaga kita dibutuhkan untuk usaha-usaha pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan ataupun tersesat di gunung dan hutan, serta bencana alam. Dalam hal ini, banyak bidang-bidang tertentu yang memerlukn pengetahuan navigasi. II. NAVIGASI DARAT Navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya ataupun di peta. Istilah navigasi pada umumnya digunakan untuk keperluan pelayaran dan penerbangan. Penambahan kata darat pada navigasi lebih ditekankan pada penggunaan di daratan antara lain meliputi gunung, sungai, lembah, rawa dan sebagainya. ►Kunci untuk memahami navigasi adalah: 1. Mampu merekam dan membaca gambaran permukaan pisik bumi. 2. Mampu menggunakan peralatan pedoman arah. Untuk memahami kedua hal tersebut navigasi darat dibantu dengan peralatan peta dan kompas. Keduanya digunakan bersamaan dan mempunyai fungsi yang saling menunjang. Navigasi darat tidak usah dihapalkan akan tetapi lebih banyak dilatihkan untuk dipraktekkan. III. PETA Secara umum peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau seluruh permukaan

Transcript of Navigasi darat mipl

Page 1: Navigasi darat mipl

PANITIA PENDIDIKAN DASAR ….PANITIA PENDIDIKAN DASAR ….MAHASISWA INFORMATIKA PEDULI LINGKUNGANMAHASISWA INFORMATIKA PEDULI LINGKUNGAN

SEKOLAH TINGGI MANAGEMENT INFORMATIKA DAN KOMPUTERSEKOLAH TINGGI MANAGEMENT INFORMATIKA DAN KOMPUTERSTMIK AMIKOM PURWOKERTOSTMIK AMIKOM PURWOKERTO

Secretariat: Secretariat: Jln.Jln.H.R. Bunyamin Limas Agung P-1 No.1 Purwokerto.

NAVIGASI DARAT

I. PENDAHULUANSebagai orang yang mengaku dekat dengan alam, pengetahuan peta dan

kompas serta cara penggunaannya adalah mutlak harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat yang jauh dan tidak dikenal akan lebih dipermudah dengan memanfatkan keterampilan yang menggunakan peta dan kompas. Pengetahuan navigasi darat ini juga berguna bila suatu saat tenaga kita dibutuhkan untuk usaha-usaha pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan ataupun tersesat di gunung dan hutan, serta bencana alam. Dalam hal ini, banyak bidang-bidang tertentu yang memerlukn pengetahuan navigasi.

II. NAVIGASI DARATNavigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan

sebenarnya ataupun di peta. Istilah navigasi pada umumnya digunakan untuk keperluan pelayaran dan penerbangan. Penambahan kata darat pada navigasi lebih ditekankan pada penggunaan di daratan antara lain meliputi gunung, sungai, lembah, rawa dan sebagainya.►Kunci untuk memahami navigasi adalah:

1. Mampu merekam dan membaca gambaran permukaan pisik bumi.2. Mampu menggunakan peralatan pedoman arah.

Untuk memahami kedua hal tersebut navigasi darat dibantu dengan peralatan peta dan kompas. Keduanya digunakan bersamaan dan mempunyai fungsi yang saling menunjang. Navigasi darat tidak usah dihapalkan akan tetapi lebih banyak dilatihkan untuk dipraktekkan.

III. PETASecara umum peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar)

dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dilihat tegak lurus dari atas, dan diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan tertentu.

Peta tofografi pada umumnya disertakan pula, yang akan membantu untuk mengetahui secara detail daerah-daerah permukaan bumi yang terpetakan tersebut. ►Keterangan-keterangan tersebut antara lain :a. Judul peta

Judul peta mewakili seluruh daerah yang terpetakan atau menyatakan lokasi yang ditunjukan oleh peta yang bersangkutan. Umumnya dituliskan nama daerah yang paling menonjol. Lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang berbeda. Judul peta ada pada bagian tengah atas peta.

b. Keterangan pembuatan petaYaitu informasi dari pembuatan peta tersebut, seperti tahun pembuatan, nama

instansi yang membuat, sistem proyeksi yang digunakan, untuk keperluan apa peta tersebut dibuat, dan sebagainya. Contoh : peta yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi, Dinas Tofografi Belanda, US Army Map Service, Bakosurtanal, dan sebagainya.

c. Nomor peta

Page 2: Navigasi darat mipl

Yaitu menjelaskan nomor registrasi peta. Dicantumkan di sisi kanan atas dengan dua cara penulisan, yang mana angka latin untuk menyatakan nomor kolom dan angka romawi untuk menyatakan nomor baris. Ex; 48/XL1-D

d. Lembar derajatYaitu penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang

digunakan untuk memudahkan kita jika ingin mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai suatu daerah dengan menggabung-gabungkan bagian-bagian lain peta tersebut. Dalam lembar derajat juga tercantum nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta tersebut. Lembar derajat berada di sisi kiri bawah.

e. Koordinat petaKoordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta, atau kedudukan titik pada

suatu bidang atau terhadap dua garis bilangan sistem koordinat pada peta. Sistem koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem garis sumbu yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :1. Koordinat geografis (geografical coordinate)

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam derajat, menit dan detik.

2. Koordinat Grid (grid coordinate atau UTM)Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan wilayah nol ini ada disebelah barat Jakarta (600 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari barat ketimur. Sistem koodinat mengenal penomoran dengan 4 angka atau 6 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 angka, sedangkan untuk daerah yang lebih sempit menggunakan penomoran 6 angka.

f. Garis KonturKontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik berketinggian

sama dari muka laut, berbelok-belok mengikuti ketinggian yang sama dan tertutup. Garis kontur dimaksudkan untuk :

1. Untuk mengetahui tinggi letak suatu tempat dari permukaan laut.2. Untuk mengetahui bentuk dilapangan yang sebenarnya. Oleh karena itu garis

kontur ini dinamakan juga garis sama tinggi.Sifat-sifat garis kontur serta pemakaiannya lebih lanjut akan diuraikan

kemudian.g. Skala Peta

Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal sebenarnya dilapangan.

Skala peta : Jarak di peta Jarak dilapanganSifat skala :1. Makin kecil angka di belakang tanda bagi (:), makin besar skala itu.2. Makin besar angka di belakang tanda bagi (:), makin kecil skala itu.Cara menyatakan skala : 1. Dengan perkataan : Satu senti meter berbanding setengah kilometer.2. Dengan pecahan : 1 : 50.000 atau 1/50.000, berarti satu senti meter pada

peta sama dengan 50.000 cm (500 m 0,5 km) pada jarak sesungguhnya.

Page 3: Navigasi darat mipl

3. Dengan skala garis atau gambar : Berarti tiap bagian sepanjang blok garis pada peta tersebut mewakili jarak 1 km jarak horizontal di medan sebenarnya atau jarak sesungguhnya.

h. Legenda Peta Yaitu informasi tambahan untuk mempermudah interpretasi peta baik dari

unsur-unsur yang dibuat manusia maupun alam. Hanya berlaku pada legenda peta, informasi-informasi tambahan tersebut tidak disajikan sesuai dengan skala peta. Pada umumnya legenda peta disajikan dalam bentuk gambar beserta keterangan tertulis, termasuk perbedaan warna-warna (untuk peta berwarna). Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Bagian legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai peta. Yang penting diketahui adalah : titik triangulasi, jalan setapak, jalan raya, sungai, Desa, dan pemukiman, dan sebagainya.

i. Tahun Peta Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta

tersebut. Semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akuarat.

j. Arah PetaYang perlu diperhatikan adalah arah utara peta. Cara yang paling mudah ialah

dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan tegak yang ada di peta. Pada bagian bawah biasanyajuga penunjuk arah Utara peta, Utara sebenarnya, dan Utara magnetik.

Utara sebenarnya adalah arah yang menunjukkan Kutub Utara bumi. Utara magnetik adalah arah utara yang menunjukkan Kutub Utara magnetik bumi. Kutub Utara magnetik bumi letaknya tidak bertepatan dengan Kutub Utara bumi, kira-kira berada di sebelah Utara Kanada, di Jazirah Boothia, karena pengaruh rotasi bumi letak kutub utara magnetik bumi bergeser dari tahun ketahun.

Utara magnetik ini adalah arah utara yang ditunjukkan oleh jarum magnetik kompas. Untuk keperluan praktis, utara peta, utara sebenarnya dan utara magnetik dapat dianggap sama. Untuk kepeluan-keperluan yang lebih menuntut ketelitian perlu mempertimbangkan adanya ikhtilap peta, ikhtilap magnetik, ikhtilap peta magnetik dan variasi magnetik.

1. Ikhtilap peta, adalah beda sudut antara utara sebenrnya dengan utara tetap. Beda sudut ini terjadi karena kerataan jarak pararel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal pada peta.

2. Ikhtilap magnetik, adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara magnetik.

3. Ikhtilap petamagnetik, adalah beda sudut antara utara peta dengan utara magnetik bumi.

4. Variasi magnetik bumi, adalah perubahan atau pergeseran letak kutub magnetik bumi pertahun.

IV. MEMBACA PETA

Page 4: Navigasi darat mipl

1. sifat-sifat garis kontur a. Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah mengelilingi

garis kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebut secara khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah.

b. Garis kontur tidak akan pernah berpotonganc. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun

kerapatan dua garis kontur tersebut berubah-ubah.d. Daerah datar mpunyai kontur yang jarang-jarang, sedangkan

daerah terjal atau curam mempunyai garis kontur yang rapat.e. Garis kontur tidak akan pernah bercabang.f. Punggung gunung atau bukit terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur

yang berbentuk huruf “U” yang ujung melengkungnya menjauhi puncak.g. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf

“V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak.h. Garis kontur berbentuk kurva tertutup.i. Garis ketinggian pembantu, menyatakan ketinggian antara (tengah-tengah)

antara dua garis yang berurutan.

2. Ketinggian TempatUntuk menentukan suatu ketinggian pada peta, yaitu dengan cara melihat

interval kontur pada peta dan lalu hitung ketinggian tempat yang ingin diketahui. Memang ada perkiraan umum yaitu : interval kontur = 1/200 skala peta. Tetapi perkiraan ini biasanya tidak selalu benar. Beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala 1 : 50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian diperbesar menjadi berskala 25.000 dengan kontur interval yang tetap 25 m. Dalam misi SAR gunung hutan misalnya, sering kali suatu diperbesar dengan cara di fotocopy untuk ini interval kontur peta tersebut haruslah tetap dituliskan.

Sering peta yang dikeluarkan oleh Bakorsutanal (1 : 50.000) membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 m (kontur tebal untuk ketinggian 750, 1000, 1250 m dan seterusnya) atau setiap selang sepuluh kontur.

Peta yang dikeluarkan oleh AMS (Army Map Service) yang berskala 1 : 50.000, membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 m. Misalnya : 100,200,300 m dan seterusnya.

Peta yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi Bandung tidak seragam ketentuan garis konturnya. Dari informasi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk menentukan garis kontur tebal.

Bila ketinggian garis kontur tidak dicantumkan, maka untuk mengetahui ketinggian suatu tempat haruslah dihitung dengan cara sebagai berikut :

a. Cari dus titik yang berdekatan yang harga ketinggiannya diketahui (tercantum).

b. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut hitung berapa kontur yang terdapat diantara keduanya (jangan menghitung garis kontur yang sama harganya bila kedua titik terpisah oleh lembah).

c. Dengan mengetahui selisih ketinggian dua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah kontur yang terdapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat).

d. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian. Bila kontur terdekat itu berada diatas titikmaka harga kontur itu lebih besar dari titik

Page 5: Navigasi darat mipl

ketinggian itu. Bila kontur berada dibawah maka harganya lebih kecil. Hitung harga kontur terdekat itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari point (c).

Lakukanlah perhitungan diatas sampai merasa yakin harga yang didapat untuk setiap kontur benar, cantumkan harga beberapa kontur pada peta anda (kontur 1000, 1.250, 1,500 dan seterusnya) agar mudah mengingatnya.

3. Titik TriangulasiSelain dari garis-garis kontur, kita juga dapat mengetahui tingginya suatu

tempat dengan pertolongan titik ketinggian. Titik ketinggian ini biasanya disebut juga titik triangulasi. Titik triangulasi adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan atau topografi untuk menentukan suatu ketinggian tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu pembuatan peta. Macam titik triangulasi :a. Primer : P. 14

3120b. Sekunder : S. 75

1750 c. Tertier : T. 16

975 d. Quartier : Q. 20

350 e. Antara : TP. 23

670Dibilang diatas tanda strip menyatakan nomor registrasi dari kadaster, dan

bilangan di bawah strip adalah tinggi mutlak dari permukaan laut.

4. Mengenal Tanda MedanDisamping tanda pengenal yang terdapat di legenda peta topografi, kita bisa

menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok di lapangan, dan mudah dikenali di peta, yang akan kita sebut dengan: “tanda medan”. Beberapa tanda medan yang dapat kita “baca” dari peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus anda cari di lokasi.

►Beberapa tanda medan yang dapat diperhatikan:1. Puncak gunung atau bukit, punggung gunung, lembah antara dua puncak,

dan bentuk-bentuk tonjolan lain yang menyolok.2. Lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai,

tebing-tebing sungai.3. Belokan-belokan jalan, jembatan (perpotongan antara sungai dengan jalan),

ujung desa, persimpanga-persimpangan jalan.4. Bila berada di pantai, muara sungai dapat menjadi tanda medan yang sangat

jelas, begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta, dsb.

5. Pada daerah dataran atau rawa-rawa biasanya sukar menentukan tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat dimanfaatkan sebagai tanda medan. Pergunakanlah belokan-belokan sungai, muara-muara sungai kecil.

6. Dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing. delta. dsb, dapat dijadikan sebagai tanda.

Page 6: Navigasi darat mipl

Pengertian tanda medan ini mutlak perlu dikuasai, sebab akan berguna sekali, dan akan digunakan pada uraian selanjutnya mengenai penggunaan “teknik peta dan kompas”.

V. CARA MEMPEROLEH PETA TOPOGRAFISampai saat ini ada dua instansi yang dapat mengeluarkan peta topografi

untuk masyarakat umum, yaitu:1. Directorat Geologi, Jl. Diponogoro No. 57 Bandung.

Seri peta yang dikeluarkan:1.1 Peta buatan Dinas Topografi Belanda, hasil pemetaan sekitar tahun 1920-an1.2 Peta Topografi buatan US Army Map Service, hasil pemetaan tahun 1960-an

2. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakorsurtanal) di Cibinong, Jawa Barat. Bakosurtanal menerbitkan peta Topografi seri tersendiri yang dibuat tahun 1970-an dan merupakan berwarna.

VI. KOMPASKompas adalah perangkat navigasi disamping peta yang berfungsi sebagai

petunjuk arah kutub-kutub magnetik bumi. Penggunaan kompas pada bidang mendatar, selalu menunjukkan arah utara-selatan. Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara magnetik bumi. Sedangkan arah utara bumi berbeda dengan arah utara magnetik bumi. Jadi arah yang ditunjukkan oleh kompas bukanlah arah utara bumi yang sebenarnya, juga arah utara kompas tidak sama dengan arah utara peta. Tetapi untuk sementara kita anggap utara kompas sama dengan utara peta.

1. Bagian-bagian KompasPada umumnya secara fisik kompas terdiri dari tiga bagian yaitu: 1. Jarum magnetik, selalu menunjukkkna arah utara-selatan pada posisi

bagaimanapun, dengan syarat kompas tidak dipengaruhi oleh medan magnet lainnya, benda-benda besi lainnya, dipergunakan dalam posisi mendatar atau horizontal dan jarum magnetik tidak terhambat perputarannya.

2. Skala penunjuk atau skala lingkaran mendatar, berfungsi menunjukknanya pembagian derajat sistem mata angin.

3. Badan kompas atau bagian penyangga, yaitu tempat komponen-komponen lainnya dari kompas berada.

Secara sederhana bagian-bagian kompas seperti terdapat digambar sebelah ini. Sedangkan dalam kenyataannya dapat berkembang bentuknya sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya.

2. Jenis-jenis KompasBanyak macam kompas yang dapat dipakai dalam suatu perjalanan. Tetapi

pada umumnya dipakai dua jenis kompas yaitu kompas bidik (misalnya kompas prisma) dan kompas orientering (misalnya kompas silva). Kompas bidik mudah untuk membidik, tetapi dalam membaca di peta perlu dilengkapi dengan busur derajat dang penggaris (segitiga). Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk membidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan dan perhitungan di peta. Kompas yang baik biasanya mempunyai kriteria, diantaranya sebagai berikut: skala ketelitian derajat yang akurat, jarum penunjuk arah yang stabil (biasanya pada bagian badan kompas terdapat cairan yang agak menahan pergerakan jarum kompas sehingga penunjukkan

Page 7: Navigasi darat mipl

arah lebih cepat dan tepat). Pada ujung jarum biasanya dilapisi fosfor agar dapat terlihat dalam keadaan gelap

3. Menggunakan Kompas Pengertian dasar tentang kompas sebagai alat merupakan langkah pertama.

Secara prinsip tidak ada perbedaan pada setiap tipe kompas, kendati demikian masing-masing mempunyai ciri-ciri tersendiri yang mesti dipelajari terlebih dahulu. Bagaimanapun delapan titik arah mata angin utama dalam kompas yang merupakan pokok penting untuk diketahui lebih dahulu.

Delapan arah mata angin tersebut ialah: Utara, Timur, Selatan, Barat, Timur Laut, Tenggara, Barat Daya, Barat Laut. Di samping itu pula masih terdapat beberapa arah mata angin lainnya yang derajatnya lebih kecil dan berada di sela-sela arah mata angin yang utama. Agar lebih jelasnya, dapat diperhatikan gambar arah mata angin di samping ini. Kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnetik bumi. Dalam memakai kompas terlebih dahulu jauhkan benda-benda yang terbuat dari logam yang sekiranya dapat mengganggu jarum kompas. Jika kita melakukan perjalanan menurut arah kompas (menggunakan kompas prisma atau lensa) disiang hari, maka tindakan yang akan kita lakukan secara berturut-turut:

1. Buka kompas dan dirikan tutup kompas tegak lurus.2. Angkat tutup prisma atau lensa ke atas lensa kompas.3. Masukan ruas pertama ibu jari tangan kanan atau kiri ke dalam cincin ibu jari

dan letakkan jari telunjuk menekan badan kompas atau memegangi badan kompas.

4. Bawa prisma atau lensa itu kemuka mata dan lihatlah ke dalam celah bidik.5. Putar badan atau bidik sampai mendapat arah yang ditentukan.6. Arah bidik dinyatakan oleh angka-angka yang ditunjukkan oleh garis-garis

prisma atau lensa dan garis rambut.7. Sambil melihat melalui garis carilah suatu titik dan tanda-tanda di medan yang

searah8. Pergilah ke titik yang dipilih, bila telah sampai dititik tanda yang pertama,

carilah titik tanda kedua pada arah selanjutnya.9. Setelah sampai pada tiap-tiap titik tanda, adakan pemeriksaan pada titik-titik

tanda yang telah dilalui, supaya jangan tersesat, dengan mengukur back azimuthnya. (sudut kompas semula + atau – 180 derajat) dengan kata lain back azimuth (BA) = sudut kompas ±180 derajat.

►Beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam menggunakan kompas sebagi berikut:

1. Hilangkan gangguan yang mempengaruhi kerja kompas, terutama yang terbuat dari logam.

2. Mengatur kedudukan kompas agar benar-benar berada dalam posisi datar.

Page 8: Navigasi darat mipl

3. Memproyeksikan tempat kedudukan kompas pada titik awal pemberangkatan.4. Membidik titik sasaran, yaitu dengan membuat celah pembidik, garis rambut

dan obyek garis lintasan berada pada suatu garis lurus.5. Membaca skala mendatar sudut kompas, yaitu besarnya penyimpangan sudut

antar kutub utara mangnet bumi dengan garis lintasan.4. Sudut Kompas

Sudut kompas istilah umumnya adalah azimuth, dihitung searah dengan putaran jarum jam. Beda sudut peta karena acuan sudut kompas tidak dari utara peta tetapi dari utara magnetis yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Besarnya sudut kompas ialah besar derajat yang diperoleh dari utara magnetik dengan garis lintasan.5. Tehnik Peta Kompas

Tehnik peta kompas adalah upaya penggunaan gabungan dari peta dan kompas untuk membantu kita dalam mempersiapkan alur perjalanan, mengetahui posisi kita atau sebuah titik atau lokasi tetentu, untuk mengetahui apa saja yang ada dijalur yang akan kita lewati dan masih banyak lagi aplikasi dan manfaat penggunaan dari penggabungan peta dan kompas.

1. Orientasi Peta atau Orientasi MedanOrientasi peta atau orientasi medan adalah menyamakan kedudukkan peta

dengan medan sebenarnya, atau secara praktis adalah menyamakan arah utara peta dengan arah utara sebenarnya. Untuk keperluan ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada di lokasi. Misalnya saja dengan memastikan nama gunung, bukit, sungai ataupun tanda-tanda alam lainnya yang terdapat pada peta. Atau dengan cara mengamati bentang alam yang terlihat dan mencocokannya dengan gambar kontur yang ada dalam peta. Untuk keperluan praktis, utara kompas (utara magnetik) dapat dianggap satu titik dengan utara sebenarnya, tanpa memperhitungkan adanya deklinasi.

►Secara terinci, langkah-langkah untuk melakukan orientasi peta atau orientasi medan adalah sebagai berikut :1. Carilah tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang

mencolok.2. Letakkan peta pada bidang yang datar.3. Samakan arah utara peta dengan arah utara kompas, dengan jalan

menggeser-geser petanya sehingga tepat dengan dengan arah utara kompas, sesuaikan dengan bentang alam yang ada di hadapannya.

4. Cari tanda-tanda alam yang paling menonjol di sekeliling dan temukan atau cocokkan tanda-tanda tersebut dengan tanda-tanda yang ada dalam peta. Lakukan juga untuk tanda-tanda medan lainnya.

5. Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya di medan sebenarnya maupun di peta. Ingat hal-hal yang khas dari setiap tanda-tanda medan.

2. Azimuth dan Back AzimuthAzimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang

pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Bila kita berjalan dari satu titik ke titik lain dengan sudut kompas tetap (potong kompas), maka harus diusahakan agar lintasan perjalanan berupa satu garis lurus. Untuk itu digunakan tehnik Back Azimuth.

Prinsip Back Azimuth adalah : membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikan kompas ke muka dan ke belakang jarak tertentu.

Page 9: Navigasi darat mipl

Dalam perjalanan agar kita tidak tersesat atau menyimpang, patuhilah arah yang ditunjukan oleh sudut kompas sesuai dengan arah yang akan dituju. Garis yang membentuk sudut kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal perjalanan dengan titik akhir perjalanan. Banyak kasus yang menyebabkan kita tersesat adalah kehilangan pedoman pada titik awal perjalanan. Ini dapat terjadi apabila kita melakukan perjalanan yang sulit :

1. Sulit untuk menemukan tanda-tanda alam yang jelas sebagai titik awal, misalnya pada daerah rawa-rawa.

2. Sulit untuk melakukan arah lintasan yang lurus, misalnya penjelajahan lada hutan yang lebat.

3. Sulit untuk melakukan orientasi atau pengenal lapangan misal pada malam hari. Untuk melakukan hal tersebut dapat digunakan Back Azimuth. Jadi

Back azimuth : pembidikan balik dari Azimuth atau sudut kompas berpatokan pada titik sasaran agar kita dapat mengoreksi arah lintasan. ►Langkah-langkah Back Azimuth : 1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plotkan pada peta, kemudian

tariklah garis lurus dan hitung sudut kompas yang menjadi arah perjalanan. Hitung juga sudut dari titik akhir ke titik awal, kebalikan arah perjalanan. Sudut kebalikan arah perjalanan ini adalah sudut Back Azimuth.

2. Perhatikan suatu objek yang menyolok (misalnya pohon besar, pohon tumbang, longsoran tebing, susunan pohon yang khas, ujung kampung dan sebagainya) pada titik awal perjalanan.

3. Bidikan kompas sesuai dengan arah perjalanan kita ( sudut kompas), dan tandai dengan salah satu objek yang berada dijalur lintasan yang akan dilalui pada arah itu.

4. Setelah anda sampai pada objek itu, bidiklah kompas kebelakang (Back Azimuth) untuk memeriksa kembali apakah anda berada pada lintasan yang tepat. Bergeserlah ke kiri atau ke kanan untuk mendapatkan Back Azimuth yang benar.

5. Sering kali tidak ada objek yang dapat dijadikan sasaran. Dalam hal ini pakailah teman kita sebagai titik objek sementara dan dilakukan secara beranting. Lebih baik perjalanan lambat asal tidak tersesat.

Page 10: Navigasi darat mipl

Keterangan :SK – AB : Sudut kompas perjalanan dari A ke B, SK – BC : Sudut kompas dari C ke B (Back Azimuth dari C ke B), SK – BA : Sudut kompas dari B ke A (Back Azimuth dari B ke A)

Cara mencari sudut balik kompas atau sudut Back Azimuth:1. Bila sudut kompas sasaran kurang dari 1800, maka Back

Azimuthnya adalah : sudut kompas ditambah dengan 1800. Contoh : Sudut kompas 450. Maka Back Azimuthnya adalah: 450+1800=2250.

2.Bila sudut kompas sasaran lebih dari 1800, maka Back Azimuthnya adalah : sudut kompas dikurangi dengan 1800. Contoh : Sudut kompas sasaran lebih dari 2200. Maka Back Azimuthnya : 2200–1800=400.

Rumus mencari sudut Back Azimuth:Jika X0 < 1800 = X0 + 1800

Jika X0 > 1800 = X0 - 1800

Page 11: Navigasi darat mipl

3. Resection atau ikatan kebelakangPrinsip resection adalah menentukan posisi kita di peta dengan

menggunakan dua atau lebih tanda medan yang diketahui. Tehnik resection membutuhkan alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu seluruh tanda medan harus dibidik. Jika kita sedang berada di tepi sungai, jalur sepanjang jalan atau sepanjang suatu punggungan maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik. Hal lainnya yang dapat membantu adalah penggunaan Altimeter (pengukur ketinggian suatu tempat) namun akan dijelaskan dalam bagian tersendiri.►Langkah-langkah resection : 1. Lakukanlah orientasi peta atau orientasi medan.2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, sedikitnya

dua buah. Tanda medan yang mudah dikenali : jalan, sungai, tebing atau patahan, puncak gunung, dan lain-lain.

3. Tandai kedudukkan dua titik atau lebih yang sudah kita kenal berdasarkan keadaan medan atau peta.

4. Bidiklah tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dan catatlah sudut kompasnya.

5. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, berilah titik pada tempat sudut hasil bidikan tersebut di atas peta.

6. Tariklah garis lurus antara titik hasil bidikan kompas di peta dengan titik yang kita bidik di peta.

7. Buatlah dua buah garis lurus atau lebih hasil bidikan dari kompas dari dua titik atau lebih yang diusahakan saling berpotongan.

8. Perpotongan garis tersebut adalah posisi kita di peta.

Penjelasan gambar resection di atas :Kita sedang mencari posisi kita di peta. Kita membidik puncak Gunung

Arjuna dan puncak Gunung Sindoro sebagai dua buah titik di medan yang telah kita ketahui. Hasil pembidikan kita diperoleh : 1. Untuk Gunung Arjuna diperoleh sudut 3150 DU

( dari utara) dan ditandai dengan titik A.2. Untuk Gunung Sindoro diperoleh sudut 350 DU

(dari utara) dan ditandai dengan titik B. 3. Tariklah garis antara titik A dengan titik puncak

Gunung Arjuna. Demikian juga dengan titik B ditarik garis-garis dengan titik puncak Gunung Sindoro.

4. Perpotongan kedua garis tersebut, titik C adalah posisi dimana kita berada di dalam peta.

4. Intersection atau ikatan kemuka Prinsip intersection : menentukan posisi suatu titik di peta dengan

menggunakan dua titik atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui posisi suatu benda atau posisi seseorang yang terlihat di lapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection kita sudah harus yakin posisi kita di peta.►Langkah-langkah intersection :1. Lakukan orientasi peta atau orientasi medan, dan pastikan kedudukan kita

di peta.

Page 12: Navigasi darat mipl

2. Bidiklah obyek yang sedang kita amati, dari posisi kita, yang telah kita ketahui di peta.

3. Pindahkan sudut pertama yang kita dapati dari hasil bidikan pertama itu ke atas peta berupa satu titik.

4. Tariklah garis lurus yang menghubungkan titik posisi kita di peta dengan titik hasil bidikan pertama itu.

5. Bergeraklah ke posisi lain dan lakukanlah kembali resection untuk memastikan kedudukkan kita di peta. Jarak antara posisi pertama bidikan dengan posisi kita yang kedua diharapkan cukup sebanding dengan sudut yang akan diambil/dibidik.

6. Bidiklah obyek yang sedang kita amati, dari posisi kita yang kedua.7. Pindahkan sudut kedua yang kita dapati dari hasil bidikan kedua itu ke atas

peta berupa satu titik.8. Tariklah garis lurus yang menghubungkan kedua titik kedua posisi kita

yang kedua dengan posisi titik hasil bidikan yang kedua.9. Perpotongan antara kedua garis lurus tersebut merupakan posisi obyek yang

sedang kita amati di atas peta.Biasanya posisi pertama maupun posisi kedua untuk melakukan bidikan

adalah posisi yang tinggi, sehingga dapat mengamati obyek yang berada di bawahnya.

Penjelasan gambar intersection diatas :Kita sedang mencari sebuah titik C di atas peta.

1. Posisi pertama yang akan kita pakai untuk membidik adalah puncak Semeru, karena kita sudah tahu kedudukannya di peta dan mudah dipastikan di lapangan.

2. Pembidikan dari puncak Semeru diperoleh sudut bidikan terhadap objek kita ialah titik B. Titik B bersudut 450 DU (dari utara).

3. Kita berjalan lagi ke Puncak Bromo, dari Puncak Bromo kita bidik lagi objek kita. Hasil bidikan yang kedua ditandai dengan titik A. Titik A bersudut 3450 DU (dari utara).

4. Tariklah garis lurus antara titik B dengan puncak Semeru. Demikian juga tariklah garis lurus antara titik A dengan puncak Bromo.

5. Perpotongan kedua garis tersebut adalah titik C, yaitu posisi objek kita di atas peta.

5. Menentukan Arah Tanpa KompasDalam sebuah perjalanan dapat saja secara mendadak kompas tidak

berfungsi, macet, pecah, atau rusak. Sebagai pengamanan biasakanlah membawa kompas cadangan yang ditempatkan secara terpisah, atau jangan didekatkan. Misalnya saja ditempatkan pada dua orang yang berbeda, sehingga tidak akan saling mempengaruhi medan magnitnya.

Namun jika terpaksa sekali, kita tidak dapat mempergunakan kompas karena gangguan-gangguan di atas atau sama sekali tidak dapat berfungsidan cadanganpun tidak ada, maka kita terpaksa melakukan hal-hal yang cukup spektakuler untuk menentukan arah utara dan selatan.

Berikut ini adalah beberapa cara menemukan arah mata angin dengan bantuan :

a. Tanda-tanda alam, misalnya: 1. Kuburan islam menghadap ke utara.

Page 13: Navigasi darat mipl

2. Mesjid menghadap kiblat, untuk wilayah Indonesia mengarah ke sekitar barat laut.

3. Bagian pohon yang berlumut tebal menunjukan arah timur, karena pada pagi hari sinar matahari belum terik.

b. Dengan jarum arlojiUntuk daerah sebelah utara khatulistiwa, jarum kecil di arahkan ke

matahari, garis pembagi sudut antara jarum kecil dengan angka 12 (dua belas) akan menunjukan arah utara. Untuk daerah sebelah selatan khatulistiwa, caranya sama, hanya saja yang didapatkan arah selatan.

c. Dengan perbintangan Beberapa macam rasi bintang yang dapat dijadikan alat bantu untuk

menentukan arah utara dan selatan:1. Rasi bintang crux (bintang salib/gubuk penceng)

Rasi bintang ini terdiri dari empat bintang utama dan satu bintang bantu. Empat bintang utama membentuk layang-layang. Untuk mengetahui arah utaranya, perhatikan arah yang ditunjukan oleh posisi tiga buah bintang utama yang terdekat. Sedangkan satu utama yang terjauh menunjukan selatan.

2. Rasi bintang orionBintang orion adalah suatu gugusan bintang yang menyerupai

gambar orang yang sedang membawa pedang dan ikat pinggang. Tiga buah bintang di atas membentuk “kepala”, yang menunjukan arah utara. Dan arah yang ditunjukan “pedang” adalah menunjuk arah selatan.

3. Rasi bintang waluku (bajak) dan bintang kutubBintang waluku adalah sebuah gugusan bintang yang mudah

ditemukan. Bentuknya mirip centong. Bintang ini sebenarnya merupakan bagian dari gugusan bintang Ursa Mayor (beruang besar) dimana fungsi bintang ini menunjukan bintang kutub atau utara yang terdapat pada rangkaian bintang kutub atau beruang kecil (Ursa Minor). Keistimeawan bintang ini, sekalipun gugusan bintang lainnya berputar di langit pada malam hari, tetapi bintang kutub tetap berada di utara.

VII. ALTIMETER dan PENGGUNAANNYAAltimeter merupakan alat pengukur ketinggian yang dapat membantu

menentukan posisi kita, pada medan yang tinggi bergunung-gunung atau terjal, dimana kompas tidak banyak berfungsi atau membantu. Altimeter dapat menggantikan fungsi kompas dengan menunjukan angka ketinggian. Dengan menyuisuri punggungan-punggungan yang mudah dikenali di peta, altimeter akan lebih berperan dalm menentukan arah perjalanan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan altimeter:1.Setiap altimeter yang akan dipakai harus di-kalibrasi. Periksalah kembali

ketelitian altimeter pada titik-titik ketinggian yang pasti. Misalnya pada

Page 14: Navigasi darat mipl

stasiun kereta api, yang selalu tercantum ketinggiannya dari permukaan laut.

2. Altimeter sangat sensitif terhadap guncangan, cuaca dan perubahan temperatur. Sehingga dalam membawa altimeter harus hati-hati, sertakan pula termometer, busur derajat dan sebagainya sebagai alat pembantu.

Penggunaan altimeter untuk mengetahui posisi kita di peta dengan menggunakan satu titik identifikasi, ialah dengan cara:

1.Kalau kita ada di jalan setapak, di pinggir sungai yang tertera pada peta atau berada di pinggir tebing atau patahan, maka perpotongan antara garis yang ditarik dari titik identifikasi dari jalan setapak, atau sungai, atau pinggir tebing, adalah kedudukan atau posisi kita.

2. Dengan menggunakan altimeter, yaitu dengan mengukur posisi ketinggian kita. Tariklah garis dari satu titik identifikasi yang kita kenali. Perpotongan antara garis yang ditarik dari titik identifikasi dengan garis kontur yang sesuai dengan posisi ketinggian di peta adalah posisi kita.

Ada cara lain untuk menentukan posisi kita dengan satu titik identifikasi yaitu puncak dari gunung yang sedang kita daki. Kedudukan kita pada gunung itu dapat ditentukan secara kira-kira. Caranya, tarik garis dari titik identifikasi itu, lalu perkirakan berapa bagian dari gunung yang telah kita daki. Kalau gunung itu sudah kita daki sepertiganya, maka kedudukan kita kira-kira seperti gambar di bawah ini.

VII. ANALISIS PERJALANANAnalisa pejalanan perlu dilakukan agar kita dapat lebih membayangkan kira-

kira alur lintasan perjalanan yang akan kita lalui. Analisa perjalanan dilakukan sebelum perjalanan dimulai, yaitu dengan jalan mempelajari peta yang akan digunakan.

Yang perlu dianalisa dengan cermat adalah jarak yang akan ditempuh, waktu yang akan dipergunakan dan tanda-tanda medan.

1. Jarak yang akan ditempuh Jarak diperkirakan dengan mempelajari peta perjalanan. Yang perlu diperhatikan adalah jarak sebenarnyadan yang akan kita tempuh, bukan jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (kondisi medan) lintasan yang akan ditempuh dengan jalan memproyeksikan lintasan (lihat gambar garis kontur) kmudian mengalihkannya dengan skala untuk memperoleh jarak sebenarnya.

2. Waktu yang akan dipergunakan Ada teori klasik untuk memperkirakan waktu tempuh ini, yaitu aturan Naismith, yaitu kecepatan rata-rata orang berjalan pada medan horizontal (datar) adalah 5 km/jam dan setiap kenaikan 300 m ditambah 0,5 jam.Contoh : jika direncanakan perjalanan sejauh 10 km dengan pertambahan kenaikan vertikal 600 m, maka waktu tempuh kita adalah :(10 km/5 km/jam) + (600 m/300 m) x (0,5 jam) = 3 jamuntuk kecepatan perjalanan pada medan yang menurun digunakan rumus : setiap penurunan300 m, waktu tempuhnya 5 km/jam + 10 menit.Catatan : perhitungan tersebut hanya berlaku pada medan yang tidak bersemak. Selain itu waktu tempuh akan bervariasi tergantung pada hal-hal seperti keadaan fisik, beban yang dibawa, keadaan lintasan ( berpasir, tanah keras, berlumpur,bersalju) dan kondisi cuaca.

3. Tanda-tanda medan

Page 15: Navigasi darat mipl

Cari dan ingat-ingatlah tanda-tanda medan yang ada di peta yang mungkin dapat menjadi pedoman dalam menempuh perjalanan. Misalnya sungai, danau, tebing dan lain-lain.

4 Medan tidak sesuai PetaJangan terlalu cepat membuat kesimpulan untuk menyalahkan petanya. Memang banyak sungai-sungai kecil yang tidak tergambar di peta, karena sungai tersebut mengering ketika musim panas. Ada kampung yang sudah berubah, jalan setapak yang hilang dan masih banyak perubahan-perubahan lainnya yang mungkin terjadi.Bila tidak ada kesesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta tersebut dengan lebih teliti. Cari tanda-tanda medan yang mudah dikenali. Jangan terpaku pada satu gejala saja yang ada di peta, sehingga hal-hal lain yang dapat dianalisa terlupakan. Kalau terlalu banyak hal, yang tidak sesuai dengan peta kemungkinan besar kita yang salah, salah mengikuti punggungan, salah menyusuri sungai, atau salah dalam melakukan resection. Peta topografi 1:25000 atau 1:50000 umumnya cukup teliti.