PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

48
1 PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA TANDUK AMPEL BOYOLALI Oleh : SHANDY ANGGRIAWAN NIM : 222010015 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : Ilmu Ekonomi FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Transcript of PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

Page 1: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

1

PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA

DESA TANDUK AMPEL BOYOLALI

Oleh :

SHANDY ANGGRIAWAN

NIM : 222010015

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : Ilmu Ekonomi

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

2

Page 3: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

3

Page 4: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

4

Page 5: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

5

Page 6: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

6

PENDAHULUAN

Pengembangan usaha ternak haruslah tetap diupayakan oleh pemerintah dan peternak

guna mencukupi kebutuhan protein hewani yang relatif meningkat oleh karena adanya

peningkatan konsumsi, pendapatan dan pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah.

Subsektor peternakan diharapkan semakin berkembang dan meningkat mengingat usaha

ternak berperan mendorong bertumbuhnya industrialisasi serta memiliki peran ganda untuk

meningkatkan kesejahteraan rumah tangga peternak. Sapi ternak adalah penghasil daging

yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan memiliki arti penting dalam kehidupan

masyarakat (Sudarmono, 2008).

Usaha ternak sapi merupakan salah satu bentuk usaha yang banyak ditekuni oleh

masyarakat di Jawa Tengah salah satunya yaitu masyarakat di Kabupaten Boyolali yang

merupakan salah satu Kabupaten kecil di Jawa Tengah yang terkenal sebagai Kota Sapi atau

Kota Susu. Kabupaten Boyolali dikenal karena merupakan salah satu sentra peternakan sapi

yang cukup besar di Jawa Tengah, salah satunya adalah susu murni hasil dari sapi ternak

yang mampu membawa nama Kabupaten Boyolali hingga ke tingkat nasional. Sebagian besar

daerah ini berada di dataran tinggi yang cocok untuk membudidayakan sapi ternak. Oleh

sebab itu ikon sapi begitu melekat di Kabupaten Boyolali. Salah satu pusat sentra peternakan

sapi di Kabupaten Boyolali berada di Kecamatan Ampel tepatnya di Desa Tanduk.

Usaha ternak sapi yang dikelola dan dijalankan oleh rumah tangga peternak,m di Desa

Tanduk merupakan sebuah usaha mikro yang memiliki tujuan utama yaitu untuk

mendapatkan hasil dan pendapatan yang berguna untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga,

sehingga ada sistem produksi yang dijalankan. Rumah tangga atau rumah tangga umumnya

dipandang masyarakat secara umum hanya berperan sebagai konsumen melainkan atau hanya

ada sekedar aktivitas konsumsi didalamnya melainkan adapula aktivitas produksi yang berada

didalamnya, aktivitas konsumsi dan aktivitas tenaga kerja yang menjadi sebuah kesatuan dari

aktivitas usaha yang dijalankan rumah tangga sehingga rumahtangga dapat berperan sebagai

produsen dan konsumen (Ekowati, 2012).

Dalam menjalankan pengelolaan dan pengembangan usaha ternak sapi, rumah tangga

akan diperhadapkan dengan berbagai hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan tersebut

muncul pada dinamika pengelolaan sapi ternak dan dari rumah tangga usaha ternak sapi itu

sendiri, maka rumah tangga harus menghadapi hambatan-hambatan tersebut serta mencari

Page 7: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

7

jalan keluarnya sehingga setiap hambatan dapat teratasi dan kembali menjalankan

pengelolaan usaha ternak dan mencapai tujuan utamanya yaitu memperoleh pendapatan dana

keuntungan untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga.

Penelitian sebelumnya mengenai sistem usaha ternak sapi potong dan kontribusinya

terhadap pendapatan rumah tangga yang dilakukan oleh (Damayanti, 2010) menunjukan

masih terdapat rumah tangga peternak masih menghadapai banyak hambatan dalam

pemeliharaan seperti minimnya pengetahuan mengenai sistem pemeliharaan yang intensif

dan minimnya ketersediaan modal, peternak juga masih menggunakan sistem pemeliharaan

yang tradisonal dan sederhana. Melalui usaha ternak sapi, rumah tangga ternak sapi

memperoleh kontribusi pendapatan yang besar, yaitu sebesar 69,3% guna mencukupi

kebutuhan hidup rumah tangga. Ada empat faktor produksi yang mendorong berjalannya dan

berkembangnya usaha ternak, (Prasetyo, 2015) yaitu : 1) faktor produksi modal, 2) faktor

produksi pakan, 3) faktor produksi tenaga kerja, 4) faktor produksi akses teknologi, faktor-

faktor tersebut berperan penting terhadap penentuan keuntungan yang diterima rumah tangga

dan menunjukan strategi pengembangan usaha ternak sapi potong di pedesaan. (Siregar,

2012) menyebutkan bahwa usaha ternak sapi potong layak untuk dikembangkan lebih lagi

karena memberikan dampak pendapatan secara ekonomi yang signifikan bagi rumah tangga

peternak, dalam mengembangkan usaha ternak perlu dilakukan strategi pengembangan yang

baik, yaitu dengan meningkatkan produksi ternak dan menaikkan mutu (bobot) sapi ternak.

Hartono (2011), dalam usaha ternak sapi potong dapat penyerapan tenaga kerja dari rumah

tangga umumnya pada aktivitas produksi pembibitan ternak untuk menghasilkan ternak yang

memiliki produktivitas dan mutu tinggi, sedangkan pengeluaran dalam usaha ternak sapi

rumah tangga terbesar berasal dari pembelian bibit ternak yang tinggi.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis usaha ternak sapi yang dijalankan

rumah tangga di Desa Tanduk, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali sebagai usaha

informal mikro yang memanfaatkan sumber daya yang ada, baik sumber daya alam maupun

sumber daya manusia yang merupakan usaha yang sedang berkembang di daerah tersebut,

serta melihat peran dan aktivitas produksi yang dijalankan oleh anggota rumah tangga dalam

mengelola sistem ekonomi usaha ternak sapi yang bertindak sebagai enterprise.

Page 8: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

8

Review Literatur

Enterprise Development

Enterprise development merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan atau aktivitas

untuk mempercepat pembangunan, keberlanjutan dan kemandirian dari segi keuangan yang

terbuktinya nyata dari kontribusinya dalam bentuk pengembangan usaha (Shanduka

Blackumberella, 2015)1. Menurut Imreh (2005), Enterprise development sebagai intervensi

dari luar (eksternal) di dalam proses aktivitas pasar yang spontan adalah sistem

pengembangan usaha yang konstan bahkan terus berkembang. Praktek yang ditunjukan

dalam kegiatan yang dikerjakan sehari-hari oleh pengusaha yang memiliki andil penting di

dalam perekonomian dan proses pasar yang sering mengalami kerugian. peran dua hal

tersebut mendukung usaha (enterprise) dengan skala kecil dan sedang untuk semakin tumbuh

melalui berbagai bidang kebijakan yang ada di wilayah tertentu.

Dilihat dari jumlah pekerja, Enterprise development terbagi menjadi tiga, pertama

adalah enterprise skala micro yang memperkerjakan 1 – 9 orang dalam usahanya, kecil

dengan jumlah 10 – 49 pekerja, medium berjumlah 50 – 249 pekerja (Kushnir et al, 2010).

Menurut Bee Biz (2014)2, Kontribusi enterprise development lebih spesifik adalah

memberikan bantuan secara teknis dalam aktivitas usaha, mentransfer ilmu pengetahuan dan

kemampuan dasar guna mendorong aktivitas usaha, melakukan pengoprasian arus kas serta

memberikan pinjaman atau investasi yang bertujuan untuk mendorong aktivitas usaha dan

pengembangan usaha (enterprise development).

Ekonomi Rumah Tangga

Merupakan unit paling kecil yang terdiri dari kepala rumah tangga serta beberapa

orang yang tinggal dan berdiam di dalam sebuah tempat berada di satu atap dengan keadaan

bergantung satu sama lainnya merupakan definisi dari rumah tangga menurut Departemen

Kesehatan RI (1998) dalam Jhonson R (2010). Rumah tangga secara ekonomi pada dasarnya

membutuhkan pendapatan untuk memenuhi kehidupan hidup sehari-hari (Afifurrohman dan

1 What is Enterprise Development http://shandukablackumbrellas.org/resources/faqs/enterprise-

development-faqs/.

2 Enterprise Development .http://www.beebiz.co.za/enterprise-development.html.

Page 9: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

9

Laila dalam Kuliah tantan, 2015)3. Rumah tangga umumnya memiliki perilaku secara

ekonomi sebagai produsen, konsumen dan distributor (sudewa, 2013)4. Tujuan ekonomi

rumah tangga yaitu untuk memaksimalkan pendapatan (profit) dan memaksimalkan juga

utilitasnya (elly dan Saledu, 2012).

Inkubator Bisnis

Inkubator Bisnis merupakan wadah (ruang kerja) sebagai pendukung bisnis, ditunjang

dengan kualifikasi berupa bimbingan, pelatihan, jaringan profesional, bantuan untuk

mengatur keuangan serta bertahan di dalam lingkup usaha yang kompetitif (Hewick, 2006).

Inkubator bisnis menurut Drs. Dandan Irawan, M Sc. (2015) berperan untuk

mempercepat pertumbuhan wirausaha baru dan mengembangkan serta mempertangguh usaha

yang dijalankan wirausahawan. Inkubator dalam dunia bisnis dapat dinyatakan sukses dalam

usaha atau bisnis ditunjukan dengan memperoleh kemudahan untuk menarik sumberdaya

yang ada, memiliki kekuatan untuk mendukung dan membantu usaha-usaha baru serta

membantu tenant5 dalam bisnis untuk memberikan kepercayaan pada pihak luar mengenai

usahanya.

Sektor Informal

Sektor informal merupakan salah satu penyokong kehidupan masyarakat marginal

yang berada di perkotaan, karena sektor ini sebagai magnet bagi para tenaga kerja

(Richardson, 1984). Sektor informal memiliki peran yang penting terlebih dari segi

pengembangan masyarakat dan pembangunan nasional terlebih ketika pembangunan nasional

kurang mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja, melalui sektor inilah

yang berperan krusial sebagai penampung angkatan kerja (Haris, 2011).

Sektor ini memperlihatkan unit-unit ekonomi dan pekerja yang memiliki keterlibatan

dalam berbagai macam aktivitas ekonomi dan pekerjaan diluar realisme pekerjaan formal

(Suharto, 2002 dalam Haris, 2011). Peran sektor informal dalam keberlangsungan

3 Pendapatan dan Konsumsi Rumah Tangga http://kuliahtantan.blogspot.co.id/2015/04/laporan-gathering-

data_21.html

4 Rumah Tangga sebagai Pelaku Ekonomi https://arisudev.wordpress.com/2013/05/08/rumah-tangga-sebagai-

pelaku-ekonomi/

5 Tenant adalah penyewa / orang yang menempati sebuah tempat yang disewakan.

Page 10: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

10

perekonomian sangat tinggi jika dibandingakan dengan sektor formal dari sisi penyerapan

pekerja untuk jenis pekerjaan utama dibidang penjualan, pertanian, perburuan dan perikanan

(Direktorat Ketenagakerjaan dan Analisis Ekonomi).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Desa Tanduk, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.

Daerah tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa daerah ini memiliki gambaran obyek

peternakan sapi yang merupakan salah satu daerah yang menghasilkan produksi sapi yang

relatif produktif serta memiliki populasi ternak serta jumlah peternak yang relatif banyak.

Berdasarkan data Jawa Tengah Dalam Angka (2014), pada tahun 2013 Kabupaten Boyolali

menduduki peringkat pertama dalam jumlah sapi perah terbanyak di Jawa Tengah, yaitu

sebanyak 61.887 ekor serta menduduki peringkat kelima dalam jumlah sapi potong terbanyak

di Jawa Tengah, yaitu sebanyak 87.858 ekor dan sebagian besar peternakan sapi di

Kabupaten Boyolali didominasi dari Kecamatan Ampel sedangkan di Kecamatan Ampel

mayoritas peternak sapi berada di Desa Tanduk. Penelitian ini terdiri dari 10 informan yang

memiliki dasar : (1). Rumah tangga yang memiliki usaha ternak sapi sebagai pekerjaan

utama, (2). Rumah tangga pengelola ternak sapi, (3). Berternak sapi lebih dari 5 tahun.

Dengan tiga kriteria tersebut, dinilai telah mencakup setiap data dan informasi yang

dibutuhkan peneliti untuk mengetahui pengembangan usaha ternak sapi yang dikelola oleh

rumah tangga baik.

Jenis data yang didapat adalah data primer yaitu cerita langsung dari informan yaitu

rumah tangga pemilik usaha ternak sapi. Metode penelitian yang digunakan menggunakan

metode kualitatif deskriptif karena dalam pengumpulan data memiliki sifat kualitatif dan data

berupa informasi yang deskriptif sesuai dengan kejadian nyata di lapangan serta berusaha

mempertahankan informasi secara utuh. Dalam pengumpulan data menggunakan teknik

observasi dan wawancara.

Peneliti melakukan wawancara pada para informan yang berada di Desa Tanduk

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Peneliti mendapatkan informasi mengenai informan

dari beberapa pihak kemudian peneliti turun ke lapangan dan mendatangi informan untuk

berusaha menggali informasi secara mandiri, mulai dari rumah tangga Bapak Hasnanto yang

merupakan salah satu pemilik usaha ternak sapi terbesar di Kecamatan Ampel, kemudian

melanjutkan wawancara pada Bapak Fuad Syarifudin, selanjutnya berdasarkan saran dari

Page 11: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

11

Bapak Fuad peneliti melakukan wawancara kepada Bapak Singgih Prihatmoko dan Bapak

Adi yang masing-masing berada di desa yang berbeda, kemudian peneliti melakukan

wawancara kepada Bapak Jumar dan Bapak Suyoto, selanjutnya atas informasi dari tetangga

peneliti, peneliti mencari rumah dan kembali menggali informasi dari Bapak Tupar setelah itu

peneliti berusaha mencari informasi dari bebagai pihak mengenai rumah tangga pemilik

usaha ternak yang memiliki pengaruh terhadap dunia ternak sapi di Kecamatan Ampel

khususnya di desa tanduk, akhirnya peneliti kembali mendapatkan informasi dari pegawai

Kecamatan mengenai usaha ternak sapi milik Bapak Rohmat, Bapak Asqowi dan Bapak

Kuncoro yang kemudian dilakukan penggalian informasi oleh peneliti. Dalam wawancara

peneliti menggunakan alat bantu tulis dan rekam untuk mendapatkan informasi.

Dari hasil dari wawancara dari informan, peneliti memperoleh informasi yang

kemudian di analisis menggunakan matrik tematik yang memudahkan peneliti untuk

mendiskripsikan hasil temuan dilapangan. Dari deskripsi yang dibuat peneliti

menggunakannya sebagai inteprestasi serta analisis usaha ternak sapi yang dijalankan rumah

tangga di Kabupaten Boyolali. Analisis dilakukan untuk melihat rumah tangga usaha ternak

sapi sebagai usaha informal dan sebagai enterprise, peran anggota rumah tangga dalam

mengelola usaha ternak sapi serta bagaimana usaha ternak sapi menggerakkan roda

perekonomian daerah kemudian dibuat kesimpulan.

Deskripsi Lokasi Penelitian

Desa Tanduk merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali dengan luas wilayah 331 Ha. Secara geografis desa ini berada di didataran tinggi

yang dengan ketinggian 600 meter dari permukaan laut. Desa ini berjarak 2 Km dari pusat

pemerintahan Kecamatan, 10 Km dari Kabupaten dan 46 Km dari ibukota provinsi. Desa

Tanduk memiliki jumlah penduduk berjumlah 6.274 jiwa (3226 jiwa perempuan dan 3048

laki-laki) dengan jumlah 1726 kepala rumah tangga. Desa Tanduk didominasi oleh sektor

pertanian namun sektor peternakan juga merupakan faktor penunjang perekonomian desa.

Usaha peternakan merupakan mata pencaharian yang mendominasi di Desa Tanduk,

berdasarkan Data Monografi Desa Tanduk (2015), ada 287 ekor sapi ternak, 235 ekor

kambing dan domba, 562 ekor unggas yang diternak oleh warga Desa. Sapi merupakan salah

hewan ternak yang banyak diternak warga desa sehingga orang mengenal desa tanduk

sebagai penghasil dan pemasok daging serta produk sapi di Kabupaten Boyolali ke berbagai

Page 12: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

12

tempat. Oleh sebab itu Kecamatan Ampel memiliki Rumah Potong Hewan (RPH) dan

Koperasi Unit Desa (KUD) Kecamatan yang terletak di Desa Tanduk sebagai pendukung

peternakan penggerak roda perekonomian desa bahkan Kecamatan.

Kecamatan Ampel merupakan daerah yang plural karena dihuni oleh berbagai etnis,

ras, agama dan suku bangsa. Letak geografisnya yang berada di kaki gunung merbabu yang

masih banyak sekali ditemukan ladang, kebun dan sawah untuk menjalankan pertanian dan

peternakan. Bagi para peternak khususnya peternak sapi, daerah ini merupakan tempat yang

ideal, karena masih banyaknya ladang, kebun dan sawah tersebut, memberikan kemudahan

untuk mendapatkan pakan bagi sapi – sapi serta kondisi geografis yang baik untuk

perkembangan ternak. Kecamatan Ampel dilalui oleh Jalan Lintas Provinsi yang

memudahkan akses dan memiliki letak strategis untuk mengembangkan usaha serta memiliki

posisi yang ideal karena berada di antara kota-kota besar di Jawa Tengah seperti Jogjakarta,

Solo, Magelang dan Semarang (Joglosemar).

HASIL TEMUAN LAPANGAN

Ternak Sapi Sebagai Mata Pencaharian

Bagi sebagian masyarakat Kabupaten Boyolali usaha Ternak sapi merupakan salah

satu mata pencaharian yang ditekuni sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi

para peternak. Mengingat kondisi geografis daerah tersebut sangat mendukung serta letak nya

cukup strategis karena berada di tengah jalur kota besar yang relatif memiliki angka

konsumsi produk hasil sapi cukup besar, yaitu Yogyakarta, Solo, Magelang dan Semarang

(Joglosemar). Dengan memelihara sapi ternak, peternak dapat memutarkan uang dengan cara

membeli, memelihara dan menjual sapi ternak guna mendapatkan profit.

Ternak sapi telah dikembangkan dari zaman dahulu namun oleh para peternak usaha

tersebut dilakukan hanya sebagai usaha sampingan saja dan sapi ternaknya pun digunakan

sebagai tabungan yang sewaktu-waktu dibutuhkan dapat dijual (Pane, 1986). Namun

kebanyakan peternak menjadikan usaha ternak sapi menjadi mata pencaharian utama untuk

memperoleh penghasilan dari keuntungan usaha sapi ternak karena melihat peluang usaha

yang menguntungkan, seperti rumah tangga Bapak Suyoto, Bapak Singgih dan Bapak

Rohmad yang hanya fokus dalam usaha ternak sapi tanpa memiliki usaha maupun pekerjaan

sampingan lain yang dapat mendatangkan pendapatan. Melalui kesempatan usaha ternak sapi

Page 13: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

13

tersebut terbukti dapat digunakan sebagai mata pencaharian yang dapat untuk memenuhi

semua kebutuhan rumah tangga karena orientasi usaha ternak sapi tersebut dilakukan oleh

rumah tangga.

Usaha ternak perlu dikembangkan lebih lagi dengan tujuan untuk memberikan

peningkatan akan hasil produksi dari sapi ternak (daging dan susu) yang juga berperan

meningkatkan pemasukan pada peternak, penciptaan lapangan pekerjaan bagi pihak-pihak

yang bekerja dalam bisnis hewan ternak terkhusus sapi (Buruh, Pedagang daging, Industri

dari hasil produksi sapi) dan Peningkatan mutu secara genetik serta peningkatan populasi

ternak (Siregar, 2012).

Usaha ternak sapi awalnya dipilih karena berbagai macam alasan. Bapak Hasnanto,

Bapak Fuad, Bapak Adi dan Bapak Singgih misalnya yang memilih untuk menjalankan usaha

ternak sapi karena usaha ternak sapi sudah menjadi usaha turun-temurun yang sebelumnya

sudah dijalankan oleh orang tua atau rumah tangganya sehingga tinggal menjalankan usaha

ternak sapi saja tanpa harus memulainya dari awal karena usaha tersebut diibaratkan sebagai

usaha warisan rumah tangga. Berbeda halnya dengan Bapak Jumar, Bapak Suyoto, Bapak

Tupar, Bapak Asqowi dan Bapak Kuncoro yang awalnya menjalankan usaha ternak sapi

karena melihat peluang usaha yang dinilai menguntungkan dan menghasilkan pendapatan,

sehingga mulai menjalankan usaha ternak tersebut benar-benar dari awal, dimulai dari

mencari modal, membeli bibit dan lain sebagainya. Namun tidak hanya melihat peluang

usaha yang menjanjikan saja, sebelumnya Bapak Suyoto dan Bapak Asqowi memang sudah

memiliki pengalaman dalam beternak karena sudah pernah bekerja sebagai tenaga kerja

pembantu pada orang lain yang juga memiliki usaha ternak sapi.

Usaha Sampingan

Manusia memiliki perilaku sebagai makhluk ekonomi (homo economicus), dalam

memenuhi kebutuhan hidup, manusia cendrung tidak pernah memiliki rasa puas dengan apa

yeng telah diperolehnya sehingga secara terus-menerus akan berusaha memenuhi semua

kehidupannya terlebih saat ini kebutuhan yang semakin meningkat dan individu dituntut

untuk bekerja lebih lagi untuk mendapatkan hasil pendapatan lebih.

Perilaku makhluk ekonomi tersebut terbukti nyata dalam kehidupan para peternak

sapi, sebagian dari pemilik ternak sapi menjadikan usaha ternak sapi menjadi usaha penopang

Page 14: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

14

usaha sampingan sebagai pemenuhan kebutuhan rumah tangga namun hal tersebut jarang

ditemukan melainkan sebaliknya, pemilik ternak menjadikan ternak sapi sebagai usaha utama

sebagai sumber pendapatan namun peternak juga memiliki pekerjaan lain nya yang sesuai

dengan keahlian yang dimilikinya, misalnya memiliki pekerjaan sampingan sebagai petugas

kesehatan (petugas inseminasi) hewan ternak ataupun pedagang. Menjadi peternak

memerlukan fokus tinggi dalam menjalankan pemeliharaan ternak karena jika peternak

menjalankan dengan setengah hati atau tidak fokus maka tidak akan maksimal bahkan justru

mendatangkan kerugian.

Bapak Hasnanto memiliki usaha sampingan sebagai pemilik produksi makanan yang

berasal dari sapi, seperti abon sapi dan dendeng sapi dan juga memiliki ternak ayam namun

Bapak Hasnanto tetap menjadikan ternak sapi menjadi usaha utama sumber pendapatan. Hal

sama dilakukan oleh Bapak Jumar yang juga memiliki usaha produksi pupuk tanaman dari

kotoran sapi. Kemudian Bapak Tupar dan Bapak Asqowi yang juga memiliki pekerjaan

sampingan sebagai petugas kesehatan hewan (mantri) dan petugas inseminasi buatan6.

Sebagian besar setiap peternak yang menjadi narasumber memiliki pekerjaan atau usaha

sampingan yang tidak berkaitan jauh dari ternak sapi, tetap masih dalam lingkup persapian

karena ternak sapi dapat menghasilkan efek multiplier pada pekerjaan atau usaha yang

lainnya.

Pekerjaan ataupun usaha sampingan yang dijalankan Rumah tangga Bapak Hasnanto

dalam memproduksi makanan dari produk sapi (dendeng dan abon sapi) tersebut

mempergunakan bahan baku yang diambil dari sapi di kandang, bahan baku tersebut ialah

daging sapi hasil penyembelihan di kadang yang hendak di jual ke pasar ataupun dipasok ke

pedagang daging, disisakan sebagian sesuai dengan seberapa kebutuhan yang akan diolah

untuk dijadikan dendeng dan abon sapi. Laba bersih yang diterima dari hasil penjualan pun

tidak lebih besar dari penjualan ternaknya namun usaha tersebut cukup menguntungkan

disamping memanfaatkan peluang untuk mengembangkan usaha lain selain usaha ternak sapi,

bahan baku yang diperlukanpun mudah karena hanya tinggal menyisakan daging ternak yang

hendak dijual.

6 Petugas Inseminasi Buatan adalah seseorang yang bekerja membantu proses reproduksi ternak secara buatan

dengan teknik medis dengan cara memasukan sperma kedalam rahim sapi dengan manual (menggunakan selang

kateter).

Page 15: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

15

Tujuannya dari menjual produk ternak adalah untuk mendapat keuntungan tetapi

memiliki bentuk jual yang berbeda dan pemasukannya pun dari sisi yang berbeda karena

melihat peluang dari sisi yang lain. Hal tersebut sama dengan Bapak Jumar yang

memanfaatkan kotoran ternak untuk dijadikan pupuk tanaman sebagai salah satu peluang

mengembangkan usaha dengan sisi pendapatan yang berbeda, disamping itu usaha yang

dilakukan Bapak Jumar tergolong mengasilkan profit karena bahan baku nya hanya dengan

memanfaatkan limbah ternak yang diolah dan pasok ke toko penjual pupuk ataupun dijual

pada orang lain yang sedang mencari pupuk.

Berbeda dengan pekerjaan sampingan yang dijalankan Bapak Tupar dan Asqowi yang

juga bekerja sebagai petugas kesehatan ternak dan petugas Inseminasi buatan, keduanya

hanya sekedar melakukan pekerjaan yang menjual jasa dengan melakukan hal yang menjadi

tanggung jawab mereka untuk membantu peternak lain yang membutuhkan jasanya. Hasilnya

pun tidak seberapa dan waktu bekerjapun tidak menentu tergantung ada atau tidaknya orang

yang membutuhkan jasanya. Pendapatan yang didapat pun juga tidak pasti. Sehingga mereka

tetap mengedepankan usaha ternaknya sebagai sumber pendapatan rumah tangga.

Pendapatan yang diterima atau dihasilkan dari pekerjaan atau usaha sampingan yang

dijalankan para narasumber tersebut hanya sekedar untuk menambah pendapatan dengan

skala kecil jika dibandingkan seperti ketika menjual sapi ternak, dan juga untuk

memanfaatkan peluang yang ada saja karena mereka tetap mengedepankan dan fokus

terhadap usaha ternak sapi yang mereka jalankan.

Pengelolaan Ternak

Usaha ternak sapi adalah kegiatan atau proses untuk menggabungkan aspek-aspek

seperti tempat beternak (ladang, kandang), sapi ternak, tenaga kerja serta modal guna

menghasilkan produk dari usaha ternak sapi. Saat aspek-aspek tersebut sudah dipenuhi maka

diperlukan adanya pengelolaan untuk menjalankannya. Berhasil atau tidaknya usaha tersebut

sangat dipengaruhi oleh pengelolaan yang dilakukan peternak yang dalam hal ini berorientasi

pada rumah tangga pemilik usaha ternak supaya mendapatkan hasil yang diinginkan. Hasil

yang diharapkan oleh peternak tersebut salah satunya ialah untuk memperoleh keuntungan

atau pendapatan sebesar-besarnya.

Page 16: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

16

Dalam pelaksanaan pengelolaan usaha ternak, peternak akan diperhadapkan dengan

berbagai aspek dalam proses pemeliharaan (Jenis sapi, Bibit, Pakan, Kandang serta fasilitas

penunjang lainnya) yang dikombinasikan dengan aspek Sumber modal, tenaga kerja, dan

pemasaran produk ternak. Aspek-aspek tersebut saling berinteraksi dan berkaitan sehingga

bisa menimbulkan kemrosotan usaha jika dilihat dari satu sisi, namun jika dikelola dan

dikembangkan dengan baik dan maksimal akan memberi keuntungan bagi rumah tangga

peternak.

Jenis Sapi Ternak

Peternak sapi di Boyolali umumnya memiliki tujuan utama dalam memelihara sapi

yaitu untuk dijual dalam bentuk daging, utuh maupun susu yang tujuan akhirnya guna

mendapatkan keuntungan. Jenis sapi yang dipelihara pun beragam namun untuk tipe sapi

terdiri dari 2 macam, yaitu sapi perah dan sapi potong. Di daerah penelitian, ada 4 jenis sapi

yang kebanyakan dipelihara oleh peternak dengan keunggulannya masing-masing yaitu sapi

Simental atau sapi metal, sapi lokal atau sapi jawa atau sapi peranakan ongole (PO), sapi

limousin dan sapi brahma. Jenis sapi pun menentukan berapa banyak modal yang dibutuhkan.

Karena dengan setiap keunggulan dan usianya, harga masing-masing jenis sapi pun berbeda,

mulai dari harga bibit sapi seharga 700 ribu hingga 30 juta rupiah7 .

Ada puluhan jenis sapi di dunia namun kebanyakan peternak di daerah penelitian

lebih memilih keempat jenis sapi (simental, limousin, PO dan Brahma) dengan berbagai

alasan. Alasan itu sendiri berdasarkan dari kelebihan serta harga dari masing-masing jenis

sapi. Sapi mental atau sapi metal lebih sering dipilih untuk dipelihara oleh peternak karena

sapi tersebut memiliki banyak keunggulan, bila dipelihara dengan benar, untuk sapi metal

jantan bobotnya mampu mencapai 1.150 Kg sedangkan yang betina mampu mencapai bobot

800 Kg. Sapi metal jantan lebih sering dikategorikan sebagai sapi potong, sapi betina pun

juga dikategorikan sapi pedaging namun sapi betina mampu menghasilkan susu yang juga

dapat menghasilkan pendapatan sehingga tidak jarang juga sapi betina diberdayakan sebagai

sapi perah. Sapi ini biasanya memiliki ciri berkulit coklat kemerahan seperti batu bata dan

ujung ekornya berwarna putih, sapi metal pertama dikembangkan dari Swiss (Udin, 2015).

7 Harga tersebut merupakan kisaran harga berbagai jenis sapi dengan range usia mulai dari 4 hari sampai 1

tahun.

Page 17: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

17

Untuk sapi limousin memiliki keunggulan dari segi pertumbuhannya yang sangat

cepat, sehingga membantu peternak untuk lebih mudah mengatur perputaran modal karena

tidak harus memelihara dengan jangka waktu yang lama, yang ada kaitannya dengan

banyaknya pengeluaran uang untuk pemeliharaan (pakan, vitamin, dll). (Udin, 2015).

Memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang tinggi serta dapat

digunakan untuk sapi pekerja (membajak sawah, delman) merupakan keunggulan dari sapi

Peranakan Ongole (PO) yang sering disebut oleh para peternak sebagai sapi jawa karena

merupakan persilangan sapi lokal dengan sapi India. Oleh para peternak, sapi ini

dimanfaatkan sebagai sapi pedaging atau sapi potong selain itu bagi para peternak yang

memiliki sawah juga digunakan untuk membantu membajak sawah tetapi dengan waktu yang

tidak terlalu lama dan sering karena jika sering dilakukan maka produktivitas menurun dan

bobot dapat merosot atau pertumbuhan tidak bagus akibat terlalu lelah untuk bekerja.

Sapi Brahma merupakan salah satu sapi impor. sapi brahma memiliki postur besar dan

bobot yang berat karena bisa memiliki bobot lebih dari 1 ton, kulitnya pun tebal sehingga

masuk dalam sapi potong. Bibit sapi Brahma tergolong mahal oleh sebab postur tubuhnya

yang besar. Bapak suyoto yang memiliki beberapa ekor sapi brahma, membeli bibit seekor

sapi saat berumur 1 tahun seharga 30 juta – 40 juta ,dengan pemberian pakan konsentrat,

suplemen dan vitamin yang teratur satu tahun kemudian sudah siap dijual secara utuh dan

dapat laku mencapai 70 juta – 80 juta.

Dilihat dari keuntungan dibandingkan dengan sapi perah sapi potong memiliki

peluang dan potensi secara ekonomi yang tinggi, walaupun sama-sama menguntungkan

namun jika dilihat dari nilai profitnya sapi potong jauh lebih tinggi dengan proses

pemeliharaan yang lebih mudah bila dibanding dengan sapi perah yang pakannya harus yang

berkualitas tinggi dan kesehatannya diperhatikan penuh karena dapat menentukan kualitas

susu yang produksi.

Dari satu sisi peternak di Boyolali lebih memilih memelihara tipe sapi potong karena

cenderung melihat peluang penjualan dari banyaknya kebutuhan daging sapi untuk rumah

tangga, restaurant, permintaan daging antar pulau dan industri dari daging sapi. Target

pasarnya pun di Kota-kota Besar seperti Yogyakarta, Semarang, Solo bahkan Bandung dan

Jakarta. Tipe sapi potong dinilai lebih menguntungkan dibandingkan dengan sapi perah

karena ketika menjual nya keuntungan yang diperoleh lebih besar dari sapi perah. Namun

Page 18: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

18

dilihat dari sisi waktu penerimaan pendapatan susu perah lebih bisa diandalkan sebab sapi

perah akan menghasilkan susu setiap harinya yang dapat dijual kepada pengepul atau

koperasi susu (KUD) yang ada di desa-desa. Bapak Tupar dan Asqowi yang juga memiliki

masing-masing 2 sapi perah, setiap harinya satu ekor sapi menghasilkan rata-rata 15 liter

susu, satu liter susunya dihargai koperasi seharga Rp. 4.200,00 sehingga pendapatan per hari

untuk satu ekor sapi rata-rata Rp. 63.000,00. Bagi Bapak Asqowi dan Tupar pendapatan dari

sapi perah setiap hari itu akan di putar kembali untuk membeli pakan dan vitamin bagi sapi

ternaknya baik sapi potong ataupun sapi perahnya disamping itu. Setiap bulannya dari 2 sapi

perah, Bapak Tupar dapat menyisihkan laba bersih diluar pengeluaran untuk pakan dan

sebagainya sekitar 1 juta rupiah dan Bapak Asqowi mendapatkan laba bersih sekitar 1,5 juta

rupiah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Bagi peternak yang hanya memelihara tipe sapi potong tanpa memiliki usaha

sampingan atau memanfaatkan peluang yang lain maka akan minim kesempatan untuk

memutar uang sehingga peternak harus terus menerus mengeluarkan uang untuk pakan dan

sebagainya. Dan uang tersebut berasal dari modal pinjaman baik dari kerabat ataupun

lembaga perbankan. Bapak Rohmat misalnya yang memiliki 10 ekor sapi potong, ketika

perputaran uang dari hasil keuntungan penjualan sapi sebelumnya yang sebagian disisakan

sebagai modal untuk membeli pakan dan vitamin habis maka Bapak Rohmat harus meminjam

uang dari kerabat untuk membeli pakan. Setelah sapi nya terjual maka Bapak Rohmat baru

akan mengembalikan uang pinjaman tersebut dan begitu seterusnya, menggali lubang untuk

menutup lubang. Sehingga keuntungannya pun tidak bisa maksimal karena tidak adanya

pendapatan dari sektor lain (usaha sampingan) sebagai penyokong perputaran uang.

Bibit Sapi Ternak

Aspek bibit sapi menjadi salah satu kunci penting untuk menentukan kesuksesan

usaha ternak sapi, baik sapi perah ataupun sapi potong. Usaha yang dilakukan guna

memperoleh bibit yang baik akan menunjukkan hasil yang positif sehingga dapat

menciptakan keuntungan maksimal. Bibit yang baik akan menentukan tingginya potensi

produktivitas dan pertumbuhan sapi sehingga mampu menghasilkan pendapatan secara

financial yang menguntungkan bagi para peternak.

Cepat atau lambatnya pertumbuhan sapi, produktivitas dan daya tahan terhadap

penyakit dipengaruhi salah satunya oleh bibit. Bibit sapi menjadi kunci penting dalam ternak

Page 19: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

19

sapi. Kualitas bibit yang baik akan membawa dampak pada nilai jual dan dalam

pertumbuhan. Sapi dengan kualitas bibit yang baik, pertumbuhan sapi relatif cepat dilihat dari

nafsu makan sapi yang tinggi, pengeluaran kotoran yang sedikit sehingga sapi akan memiliki

bobot yang tinggi dan memiliki daya tahan akan penyakit yang membuat sapi jarang sakit.

Hal tersebut membuat sapi ketika hendak dijual memiliki daya jual yang mahal, dengan

kualitas daging yang berkualitas serta tidak perlu waktu lama untuk memelihara sapi karena

pertumbuhannya cepat. Namun ketika peternak akan membeli bibit yang berkualitas akan

membutuhkan modal yang sangat besar karena harga beli bibit sapi yang berkualitas sangat

mahal dibanding sapi dengan kualitas biasa.

Beberapa peternak lebih memilih membeli bibit yang seadanya, dalam arti

menyesuaikan modal yang dimiliki karena bibit sapi relatif mahal sehingga hasilnya pun

kurang maksimal begitu pula dengan keuntungan yang akan diperoleh. Sebaliknya Bapak

Hasnanto akan membeli bibit sapi yang berharga murah dari jenis limousin dengan jumlah

yang besar. Bapak Hasnanto yang memiliki 300 ekor sapi, setiap membeli bibit berusia 4 hari

– 2 minggu dengan harga antara 700 ribu – 2 juta dengan jumlah sekitar 20 – 30 ekor sekali

beli. Walaupun resikonya juga tinggi akibat bibit pada usia tersebut belum begitu matang dan

rentan penyakit namun Bapak Hasnanto sudah menanggulangi hal tersebut dengan

penyediaan vitamin, suplemen di kandangnya serta dokter hewan pribadi yang siap

melakukan pengecekan setiap periode tertentu. Hal tersebut ditempuh Bapak Hasnanto untuk

meminimalisir pengeluaran yang berasal dari pembelian bibit. Penyediaan vitamin, suplemen

dan dokter dinilai lebih efektif dan efisien daripada membeli bibit sapi dengan harga tinggi.

Sedangkan Bapak Fuad dan Bapak Singgih membeli bibit yang berusia 2 bulan – 1

tahun dengan harga 1 juta - 9 juta, Bapak Adi dan Bapak Jumar membeli bibit dengan usia

antara 5 bulan – 1 tahun dengan harga 6 juta – 9 juta. Bapak Suyoto membeli sapi yang

berusia genap 1 tahun dengan harga antara 7 juta – 30 juta sesuai jenis sapi. Bagi mereka

bibit sapi yang berusia 5 bulan hingga 1 tahun adalah bibit yang sudah matang, produktivitas

nya dapat diuji jika dilihat dari postur. Untuk jenis bibit sapi yang akan dibeli dan diternak

ada tiga yaitu Simental, Limousin dan Po harganya pun hampir sama hanya berbeda tipis,

untuk usia 1 tahun sekitar 7 juta – 9 juta tergantung postur dan bobot sapi. sedangkan untuk

sapi Brahma hanya peternak tertentu seperti Bapak Suyoto saja yang mampu untuk membeli

karena harganya sangat mahal.

Page 20: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

20

Guna membeli bibit peternak memerlukan modal sebagai aspek penyokong

berjalannya ternak sapi. Baik dalam perjalanannya mengembangkan usaha ataupun ketika

awal memulai usaha. Diluar modal pembelian bibit dari keuntungan penjualan sebelumnya,

modal peternak umumnya berasal dari modal pinjaman. Modal pinjaman bisa didapat melalui

pinjaman dari lembaga perbankan (bank umum, BPR, KSP, Koperasi dll) maupun pinjaman

dari kerabat atau orang lain. Untuk pinjaman dari lembaga perbankan dalam hal ini Bank

Umum dipilih karena memiliki bunga pinjaman yang relatif rendah dibanding bank umum

namun dinamika peminjaman nya cenderung memakan waktu yang lama serta sulit karena

pihak bank yang menentukan bisa atau tidaknya pemberian pinjaman dilakukan. Sedangkan

untuk lembaga perbankan non bank umum seperti Bank Perkreditan Rakyat dipilih oleh

peternak karena peminjamannya bisa dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan mendesak atau

tidaknya keperluan, dinamika peminjamannya pun cepat dan mudah serta dana mudah cair

terlebih pada waktu mendesak tetapi bunga yang diberikan cukup tinggi dibanding dengan

bank umum.

Bapak Kuncoro pada tahun 2010 lalu yang memilih mengajukan pinjaman sebesar 25

juta rupiah ke BCA dengan alasan bunga rendah sekitar 1%, modal pinjaman tersebut

dipergunakan untuk modal membeli 2 ekor bibit sapi usia 2 tahun masing-masing seharga

sekitar 10 juta rupiah dan sisanya guna membeli pakan namun harus menunggu sekitar 14

hari dari pengajuan pinjaman sampai dana cair. Sedangkan Bapak Jumar memilih pinjaman

sebesar 50 juta rupiah di BPR Guna Daya yang berada di Kota Boyolali dengan bunga

pinjaman sekitar 2% dengan alasan dana pinjaman cepat cair hanya dalam jangka waktu 3

hari dan birokrasinya tergolong mudah dan tidak berbelit-belit.

Pembelian bibit sapi pun dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dipasar hewan

atau membeli langsung pada peternak lain yang menjual bibit. Kebanyakan peternak atau

bahkan semua peternak membeli bibit sapi di pasar hewan karena banyak pilihan dan terdapat

banyak penjual sehingga dapat bebas memilih serta lengkap. Peternak di Boyolali, biasanya

membeli di Pasar Hewan Boyolali, Pasar Hewan Sragen, Pasar Hewan Ambarawa dan Pasar

Hewan Bekonang Sukoharjo. Pasar hewan tersebut buka pada hari-hari tertentu dalam masa

penanggalan jawa sehingga jika peternak hendak membeli bibit namun menyesuaikan waktu

adanya uang maka ketika harus membeli pada hari itu peternak harus mencari pasar hewan

yang buka pada penanggalan jawa di hari itu. Dengan berbeda-bedanya waktu buka setiap

Page 21: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

21

pasar hewan hal tersebut membuat persebaran perputaran roda ekonomi merata karena tidak

terfokus disatu tempat saja dilihat banyak pembeli yang mencari bibit ke daerah lain.

Masa pemeliharaan produktif sapi dari bibit hingga siap jual yaitu 1 tahun sampai 2

tahun maksimal, semakin lama pemeliharaan biaya yang dikeluarkan akan semakin besar

sehingga peternak memilih menjual ternak setelah satu tahun pemeliharaan. Tidak menutup

kemungkinan sebelum usia 1 tahun ketika sapi ternak sudah dirasa menguntungkan maka bisa

dijual. Hal tersebut dilakukan oleh peternak yang membeli bibit berusia sekitar 1 tahun. Usia

standar sapi siap jual dan menguntungkan adalah usia 2 – 2.5 tahun. Sapi dilihat sudah

menguntungkan dan siap jual dari bobot, postur dan diameter tubuh sapi, semakin besar maka

akan semakin berdaya jual tinggi.

Lain hal nya dengan usaha ternak yang dijalankan Bapak Hasnanto, Bapak Rohmat,

Bapak Asqowi dan Bapak Kuncoro, untuk masa pemeliharaan dan penjualannya tidak dilihat

dari lama umur melainkan bila dirasa sudah menguntungkan maka akan di jual, terkadang

ternak hanya dipelihara selama 6 bulan kemudian dijual kembali, walau keuntungan tidak

maksimal tetapi dapat memangkas pengeluaran untuk pakan dan biaya pemeliharaan lainnya.

Bagi Bapak Hasnanto yang memiliki banyak sapi, sekali jual 30 – 40 ekor maka akan

menutup pengeluaran bahkan tetap akan memperoleh keuntungan namun ketika banyak sapi

yang sakit akibat musim atau virus maka dapat berujung rugi tetapi asalkan uang tetap

berputar. Karena semakin banyak sapi resiko pemeliharaan juga semakin besar.

Pakan Sapi Ternak

Jenis Pakan, Komposisi dan waktu Pemberian pakan sapi menentukan pertumbuhan

dan produktivitas sapi ternak. Pemberian pakan yang terbaik adalah memberi pakan

konsentrat8 setidaknya 10% dari berat badan sapi ternak dan diberi pakan tambahan atau

rumput-rumputan sekitar 1% - 2% dari berat badan sapi setiap harinya.

Pemberian Pakan pun dilakukan teratur sebanyak 2 kali sehari berupa pakan dari

campuran konsentrat pada pagi dan siang hari kemudian sore hingga malam hanya diberi

rumput-rumputan dan air yang harus selalu tersedia. Rumput-rumputan yang digunakan

untuk pakan sapi sebanyak 20 Kg untuk setiap sapi perharinya. Untuk campuran pakan

8 Pakan Konsentrat adalah Pakan bagi ternak yang fungsinya sebagai penguat mutu gizi yang tujuannya sebagai

suplemen bagi ternak. Didalamnya mengandung gizi (sumber Energi dan sumber protein) terdiri dari campuran

berbagai macam makanan untuk sapi (bekatul, kulit kacang, potongan singkong, potongan jagung dan lainnnya).

Page 22: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

22

konsentrat peternak membutuhkan berbagai macam bahan campuran lainnya yang terdiri dari

Potongan singkong, bekatul, kulit kacang, potongan jagung, kulit kopi, ampas tahu, ampas

bir, ampas aren dan kacang hijau. Walau tidak semua bahan campuran tersebut dipakai semua

peternak namun ada bahan campuran yang harus ada seperti bektul, ampas tahu dan potongan

singkong. Saat ini bahan campuran pakan menjadi salah satu hambatan yang mendasar dalam

usaha ternak sapi. ketersediaan dan harga yang sulit dan fluktuatif menjadi penyebabnya.

Untuk biaya pakan setiap harinya Bapak Suyoto mengeluarkan biaya Rp 25.000 rupiah per

ekor untuk mendapatkan pakan dengan kualitas terbaik.

Sedangkan untuk proses pemberian pakan, Bapak Hasnanto memiliki jadwal tertentu

yang telah diatur oleh beliau dan para pekerja yang bertugas mengurus dan memelihara sapi.

Setiap hari ada 2 (dua) kali pemberian pakan, yaitu pagi dan sore. Saat pagi hari sapi diberi

pakan berupa campuran dari ampas tahu (sisa produksi tahu), susu skim untuk vitamin (2 liter

per sapi), potongan singkong dan katul. Sedangkan untuk sore harinya cukup diberikan

rumput. Untuk susu skim harus mendatangkan dari surabaya karena kualitasnya sangat baik,

susu yang di pakai adalah susu balita bebelac yang telah kadaluarsa. Kemudian untuk ampas

tahu sengaja di datangkan dari Semarang karena Bapak Hasnanto berelasi dengan pemilik

pabrik tahu di Semarang, setiap bulan untuk membeli ampas tahudan susu skim guna

memberi makan 300 sapi Bapak Hasnanto harus mengeluarkan dana sekitar 20 – 25 juta.

Kedua campuran pakan tersebut di datangkan sebulan sekali ke kandang dan sekali datang

jumlahnya mencapai angka “Ton” namun untuk jumlah pastinya pasti setiap bulannya, sesuai

yang tersedia untuk dikirim ke kandang oleh pemasok.

Rumput-rumputan sebagai salah satu pakan pokok ternak Bapak Tupar, Bapak

Asqowi, Bapak Fuad dan Bapak Kuncoro oleh sebab tidak memiliki ladang sendiri mereka

mencari dari kebun sekitar rumah (kebun milik tetangga atau orang lain) yang beliau ambil

sendiri bersama tenaga kerja yang lain sedangkan untuk campuran konsentratnya seperti

singkong harus beli di tetangga atau orang lain dan campuran seperti ampas tahu dan

bekathul harus beli pasar. Untuk Bapak Hasnanto yang juga memiliki ladang rumput sendiri

dan peternakan ayam, kotorannya juga bisa untuk campuran pakan sapi sehingga dengan hal

tersebut dapat menekan biaya pembelian pakan sebesar Rp 5000 rupiah .

Bagi peternak keberadaan modal yang dialokasikan untuk pembelian pakan

merupakan salah satu aspek yang penting dalam mengembangkan ternak sapi. Karena uang

Page 23: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

23

yang dikeluarkan untuk membeli pakan cukup lah besar apalagi bila sapi yang diternak

banyak. Peternak harus memiliki ketelitian dan keakuratan dalam me-manage penggunaan

modal serta pengalokasian yang tepat guna menempatkan uang sesuai dengan keperluan.

Bagi peternak yang tidak pandai mengatur modal atau perpuran uang akan terjerat yang dapat

mengakibatkan kerugian bahkan dapat menyebabkan kebangkrutan.

Kandang dan Fasilitas Penunjang Usaha Ternak Sapi

Kandang sebagai tempat tinggal hewan ternak yang dimiliki oleh peternak di Desa

Tanduk umumnya dibangun sederhana, bagi peternak yang terpenting yaitu adanya atap

genting untuk berteduh sapi dan lantai dari tanah yang dipadatkan menggunakan semen yang

dibuat miring gunanya agar kotoran sapi dapat mengalir ke saluran pembuangan serta mudah

dibersihkan. Peternak tidak melengkapi kandang dengan sekat dinding agar ada sirkulasi

udara dan sinar matahari pagi dapat masuk.

Umumnya rumah tangga peternak dalam pemeliharaan sapi dalam kandang masih

menggunakan teknologi konvensional karena berasal dari turun-temurun rumah tangga atau

kerabat sebelumnya sehingga lama beternak dan pengalaman yang dimiliki tidak menjadi

jaminan berkembangnya usaha ternak, bahkan terkadang tanpa adanya inovasi yang dimulai

dari peternak itu sendiri tidak akan ada sumbangsih tertentu bagi pendapatan yang diterima

peternak (Sukono, 2007).

Untuk mempermudah pembuangan limbah sehingga kebanyakan kandang milik

peternak berada di pinggir sungai agar limbah pembuangan ternak langsung dibuang

kesungai. Bapak hasnanto yang memiliki 300 ekor sapi mendirikan kandang ditengah sawah

milik rumah tangganya sehingga jauh dari perkampungan penduduk dan pembuangan

limbahnya nyapun tinggal dibuang disungai. Masalah yang sering ditemui berada pada

tempat pembuangan limbah karena limbah harus dibuang jika tidak ada yang dapat

dimanfaatkan dan sungai adalah salah satu tempat pembuangannya. Walaupun usaha

pembuangan disungan tidak benar karena mencemari ekosistem air namun karena tidak ada

jalan lagi shingga harus dilakukan. Berbeda dengan Bapak Jumar yang memanfaatkan limbah

menjadi pendatan dengan mengolah kotoran ternak (limbah) menjadi pupuk untuk tanaman

yang menguntungkan.

Page 24: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

24

Kandang bersifat pokok bagi peternak, jika peternak tidak memiliki kandang maka

pemeliharaan dan pertumbuhan ternak akan terganggu akibat tidak adanya perlindungan

ternak dari teriknya matahari dan hujan serta ternak akan mudah terjangkit penyakit. Fasilitas

dimiliki kandang cenderung hanya tempat untuk menangkal terik matahari dan hujan, tempat

minum dan makan, serta beberapa kandang milik peternak menyediakan tempat untuk

melepas ternaknya sehingga ternak bebas berkeliaran berupa padang rumput atau kebun

dalam kandang. Bapak Hasnanto memiliki kandang yang berbada dengan kebanyakan

kandang lainnya. Dalam kandangnya memiliki fasilitas pendukung yang relatif lengkap

sehingga hanya dibutuhkan 6 tenaga kerja pembantu saja untuk membantu memelihara sapi

ternak dan bertujuan memangkas biaya pengeluaran. Fasilitas tersebut berupa mesin

penyemprot air untuk membersihkan kotoran dikandang, mesin pemotong singkong dan

rumput-rumputan dan CCTV untuk mengawasi ternak.

Dalam kandang milik Bapak Hasnanto yang memiliki kapasitas besar (300 ekor sapi),

penempatan sapi dibiarkan bebas berkeliaran (tidak diikat) didalam kandang yang dibuat

perkotak-kotak (bagian). Setiap kotak berisikan 10 ekor sapi yang dikelompokkan menurut

ukuran sapi. Ukuran kotaknya pun menyesuaikan ukuran sapi. Disetiap kotak disediakan

tempat air dan tempat pakan yang sewaktu-waktu dapat di isi sesuai waktu pemberian pakan.

Pengkotak-kotakan tersebut bertujuan untuk mudah mengatur dan menentukan sapi mana

yang sudah siap jual. Pembeli yang datang kekandang untuk membeli langsung pun ketika

hendak membeli harus membeli sapi semua yang ada di kotak tersebut dengan harga “pukul

rata” dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan maksimal, bilamana dalam kotak ada

sapi yang memiliki ukuran lebih kecil maka harga dikatrol dari sapi yang lebih besar, begitu

sebaliknya.

Penjualan Produk Sapi

Semakin banyak sapi yang diternak maka resiko yang dihadapi juga semakin besar

sehingga tidak jarang pemilik sapi merugi akibat berbagai macam hambatan dan kendala

yang terjadi dalam beternak sapi, misalnya penjualan daging sapi lokal sepi akibat kalah

saing dengan daging sapi impor. Di ternak sapi milik Bapak Hasnanto minimal sapi yang di

jual 10 ekor dalam jangka waktu 1 – 2 bulan, tergantung harga jual sapi dipasaran yang

cenderung tidak stabil dan kapan blanthik datang. Berbeda dengan Bapak Jumar, keuntungan

yang diperoleh setiap satu ekor sekitar 5 juta kotor, terkadang dalam 4 bulan bisa terjual 15

Page 25: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

25

sapi kemudian membeli lagi 10 sapi sehingga ada sisa uang untuk operasional. Tapi ketika

menjualpun harus tetap melihat harga yang ada dipasaran ketika harga sedang turun-turunnya

makan akan menahan diri dulu untuk menjual ternak.

Pada saat hari raya kurban. Dengan kualitas pakan yang diberikan ke sapi ternak

terjamin sehingga sapi memiliki bobot tinggi maka sapi milik Bapak Suyoto yang biasanya

dipasaran hanya berharga 12 juta per ekor bisa mencapai 30 juta per ekor, mendekati hari

raya kurban sapi miliknya pun dapat terjual antara 30 – 80 juta per ekor untuk sapi Brahma

sesuai bobot dan diameter sapi.

Hal berbeda dilakukan Bapak Tupar, Setiap harinya setiap ekor sapi perah dapat

menghasilkan susu rata-rata 10 liter dengan pembagian waktu perah 2 kali yaitu pagi pukul 6

dapat menghasilkan sekitar 7-10 liter susu dan siang hari pukul 2 dapat menghasilkan sampai

5 liter susu, setidaknya setiap hari 1 ekor sapi dapat menghasilkan 15 liter susu yang dijual

kepada KUD dengan harga 4.200 rupiah setiap liternya, sedangkan penghasilan dari sapi

perah yang diterima setiap hari tersebut sebagian uangnya digunakan untuk biaya

pemeliharaan (pemberian pakan) semua sapi nya terlebih sapi potong yang porsi pakannya

lebih besar dengan kualitas pakan sama dengan prioritas pemberian pakan yang teratur.

Saat sapi ternak dirasa sudah siap untuk dijual karena dinilai menguntungkan, Bapak

kuncoro akan menghubungi rekannya yang juga merupakan penjagal di Rumha Potong

Hewan dan juga sebagai langganan membeli sapi miliknya. Penjagal tersebut ketika hendak

membeli akan mengukur diameter perut dan menghitung berat sapi, untuk harganya pun

berdasarkan tafsiran dilihat dari bobot dan diameter perut. Biasanya sekali jual minimal 2

ekor sapi, kemudian keuntungannya sebagian dibelikan bibit baru, setelah itu 3 bulan

kemudian jual lagi 2 ekor sapi, begitu seterusnya. Asalkan uang tetap terus berputar.

Hambatan Dan Solusi Pengembangan Ternak Sapi

Dalam usaha ternak sapi, peternak di Desa Tanduk sering menjumpai berbagai

hambatan yang muncul dalam pengembangan usahanya, baik dari internal dalam sistem

pemeliharaan ataupun eksternal dari luar sistem pemeliharaan sapi. Untuk mengatasi

hambatan tersebut, peternak harus jeli dan harus segera mencari cara atau alternatif untuk

menghadapi hambatan tersebut bila tidak peternak dapat merugi dan usaha ternak sapi tidak

Page 26: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

26

dapat berkembang. Hambatan-hambatan serta solusi yang umum dihadapi peternak di Desa

Tanduk, yaitu meliputi :

Bibit Sapi Sulit dan Mahal

Pemilihan bibit sapi ketika membeli menjadi acuan yang penting, kejelian dan

pengetahuan akan kualitas bibit ternak diperlukan supaya tidak mudah tertipu pada kualitas

bibit. Penjual ternak akan mengaku ternak yang dijualnya memiliki kualitas yang baik

sehingga ditawarkan dengan harga mahal padahal belum tentu ternak tersebut memiliki

kualitas yang baik. Kualitas bibit lah yang akan menentukan cepat atau lambat pertumbuhan

dan nilai jual kelak. Sebagian peternak dapat menilai bibit sapi yang berkualitas dengan

melihat posturnya ketika hendak membeli salah satunya juga untuk mencegah penipuan oleh

penjual bibit sapi, peternak yang telah memiliki pengalaman lama dalam beternak akan

melihat postur bibit untuk menentukan bibit yang berkualitas, seperti : sapi yang memiliki

pertumbuhan cepat akan memiliki tulang yang besar, mulut yang pipih dan diameter perut

dan pinggul hampir sama. Sedangkan bibit sapi yang memiliki pertumbuhan lambat akan

memiliki pinggul yang besar dan perut yang kecil. Penjual bibit akan mematok harga jual

tinggi baik bibit berkualitas ataupun biasa sehingga pembeli harus pandai memilih dan

menawar.

Peternak membeli bibit ternak di pasar hewan dengan anggapan harga murah. Jika

harganya murah kualitas bibitnya pun juga alakadarnya, berbeda bila membeli bibit ternak di

peternaknya langsung (dikandangnya) karena penjual bibit ternak dipasar bukan peternaknya

langsung melainkan makelar atau pedagang sapi. Saat membeli di peternaknya langsung

(dikandangnya) maka pembeli akan dapat melihat silsilah keturunan dari sapi ternak tersebut

(dilihat berdasarkan genetika induk) sehingga dapat ditelusuri baik atau tidaknya keturunan

ternak tersebut. Hal tersebut lebih terpercaya dan kualitas terjamin namun harganya pun juga

berbeda dengan yang ada dipasar. Solusi yang diambil, pembeli harus selektif dan teliti dalam

menentukan bibit yang akan dibeli dilihat dari gen induk dan kondisi fisiknya.

Ketersediaan Pakan Sapi Minim dan Mahal

Standar pakan bagi sapi untuk menghasilkan sapi yang berkualitas dan berdaya jual

tinggi, membutuhkan pakan dengan kualitas tinggi dan banyak macamnya bahan pakan

sebagai campurannya. Hambatan dalam sulitnya ketersediaan berbagai macam pakan tersebut

Page 27: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

27

untuk setiap jenis pakan mulai dari bekathul, singkong, ampas tahu, ampas bir, kulit kacang,

kacang hijau, ampas aren tersebut dipasok dari tempat lain di luar Boyolali seperti yang

dilakukan oleh Bapak Suyoto yang harus mendatangkan Bahan campuran pakan dari Pati.

Rumput diambil dari kebun sendiri atau dari para penjual rumput, namun pasokan yang

harusnya datang setiap bulan menjadi tidak pasti terkadang terlambat sehingga peternak harus

memberi pakan ternaknya seadanya saja sehingga membuat pertumbuhan terganggu.

Masalah akan harga pakan yang mahal dan sulit, seperti saat musim kemarau harga

rumput akan mahal karena pada musim kemarau ketersediaan rumput akan langka karena

rumput pada musim kemarau tidak tumbuh secara maksimal sehingga banyak peternak akan

berusaha mencari dimanapun penjual rumput dan membeli rumput dengan harga mahal

sekalipun supaya sapi ternak dapat tetap makan. Berbeda ketika memasukin musim

penghujan, permintaan belinya menurun karena rumput akan tumbuh dengan baik dan banyak

sekali ditemukan rumput di ladang-ladang sehingga membuat peternak tidak perlu membeli

namun hanya dengan mengambil rumput di ladang. Hal tersebut membuat penawaran rumput

di pasar akan menurun dan harga rumput jatuh karena banyak ketersediaan rumput diladang

melimpah.

Seperti yang dilakukan Bapak Asqowi dan Bapak Kuncoro, ketika musim penghujan

dapat mencari rumput-rumputan di kebun namun ketika musim kemarau tiba, harus lah

membeli karena persediaan rumput di ladang akan menipis, harga jual rumput di musim

kemarau perkilogram berkisar 100-200 rupiah namun untuk biaya konsetrat relatif stabil

karena biasanya campuran konsentrat berupa singkong, jagung berasal dari kebun sendiri atau

ampas tahu yang dibeli dari perusahaan tahu sedangkan untuk rumput harus membeli pada

pada penjual rumput pada musim kemarau karena langkanya ketersediaan rumput. Namun

ketika kemarau panjang tiba maka penjual rumput pun akan kesulitan mendapat rumput

karena rumput benar-benar langka dan sangat sedikit orang menjual rumput, adapun yang

menjual dengan harga sangat mahal. Hal yang dilakukan oleh peternak untuk mengatasi

permasalahan tersebut ialah hanya dengan memberi pakan konsentrat saja, atau daun-daun

yang lain, seperti daun singkong kepada sapi yang mengakibatkan terhambatnya

pertumbuhan sapi sehingga bobot sapi tidak sesuai harapan oleh sebab itu pada musim

kemarau panjang peternak memilih menjual sebagian ternaknya untuk meminimalisir

kerugian akibat merosotnya bobot dan nilai jual sapi bahkan sakit penyakit yang

mengakibatkan kematian.

Page 28: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

28

Rentan Terhadap Penyakit

Sapi sangat rentan untuk terjangkit berbagai jenis penyakit. Jika anak sapi (pedet)

tersebut sudah terjangkit penyakit dan sakit maka seringkali dapat berujung kematian. Hal

tersebut terjadi karena daya tahan pedet masih rendah. Namun bagi para peternak dalam

beternak sapi lebih baik dimulai dari pedet karena biasanya harga belinya masih murah dan

harga jual nya dapat tinggi sehingga kemungkinan bagi peternak untuk mendapat laba tinggi

walau memang resiko sapi yang masih berumur muda memang rentan penyakit tergantung

dari cara memelihara dan merawatnya. Tidak hanya anak sapi, sapi dewasa pun juga beresiko

untuk sakit dan mati.

Beberapa hal yang menyebabkan sapi sakit dan mati diantaranya adalah : cuaca yang

dingin akibat musim penghujan, cuaca panas ketika musim kemarau panjang yang

mengakibatkan sapi terjangkit penyakit musiman, kemudian kandang yang lembab

mengakibatkan sapi kembung9 karena udara yang dingin yang dapat mengakibatkan kematian

bagi sapi serta kandang yang kotor yang mengakibatkan sapi mudah terjangkit bakteri yang

dapat mengakibatkan sapi diare, penyebab lainnya adalah karena kapasitas kandang yang

kecil sedangkan jumlah sapi besar yang mengakibatkan kandang penuh dan sesak sehingga

sapi sakit karena minimnya ruang lingkup atau space untuk bergerak, kemudian yang paling

tidak diharapkan oleh peternak adalah sakit nafas atau sakit paru – paru pada sapi yang dapat

mengakibatkan kematian.

Untuk mengantisipasi kesehatan ternaknya peternak telah melakukan berbagai macam

pencegahan mulai dari pemberian vitamin berupa susu skim dan kandang harus selalu bersih

dan tidak lembab, kemudian pemberian obat dan suntik dalam periode tertentu untuk

mencegah sakit oleh dokter hewan atau petugas kesehatan hewan (mantri hewan) yang

datang ke kandang. Tetapi faktor penyebab dari eksternal yang dirasa oleh peternak yang

sangat mempengaruhi kesehatan ternak seperti contoh : musim dan cuaca yang tidak menentu

merupakan salah satu hal penyebab terhambatnya pengembangan ternak sapi dari segi

kesehatan sapi.

Sapi ternak menjadi sulit makan karena faktor tertentu seperti kandang yang lembab

atau dingin akibat musim hujan yang mengakibatkan sapi menjadi demam, kembung dan

9 Kembung merupakan gangguan pada perut dimana perut akan terasa sesak sehingga terlihat membuncit

akibat penuhnya udara yang memenuhi perut.

Page 29: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

29

berimbas pada pernapasan, hal tersebut membuat pertumbuhan juga terganggu. Solusi yang

diberikan akan menyuntik sendiri (mengurangi biaya dokter) dengan obat tertentu

berdasarkan pengalaman ternak atau dengan cara tradisional yaitu memberi soda dan minyak

goreng (1 gelas) pada sapi yang sakit sperti yang dilakukan oleh Bapak Suyoto. Sedangkan

pada musim kemarau sapi akan mudah sakit lidah dengan ciri berliur terus menerus makan

Bapak Suyoto akan memberi sapinya dengan garam.

Persaingan Pasar Tinggi

Peluang usaha ternak sapi yang menjanjikan serta menguntungkan menyebabkan

peternak harus memutar otak untuk menghasilkan sapi ternak dengan kualitas terbaik yang

akan dijual kepada pembeli namun faktor eksternal lainnya yang muncul akibat munculnya

sapi import membuat masaaah baru. Kalah saing (persaingan pasar) dengan produk sapi

import yang ada dipasaran. Produk sapi lokal lebih mahal dari sapi impor dengan kualitas

sama dengan perbedaan harga dapat mencapai hampir 50% - 70% sehingga banyak pedagang

daging yang memilih membeli daging dari sapi impor dari pada sapi lokal.

Dilihat dari harga, harga daging sapi impor perkilogram sekitar 60-80 ribu rupiah

sedangkan sapi lokal berkisar 100-150 ribu rupiah perkilogram. Daging sapi lokal kalah

dengan daging sapi impor karena daging sapi import didatangkan dengan kuota yang besar

yang mengakibatkan daging sapi lokal di pasaran tergeser dan konsumen lebih memilih

membeli daging sapi impor yang lebih murah. Dengan adanya hal tersebut peternak dapat

mengalami kemrosotan keuntungan bahkan kerugian yang sangat besar karena keuntungan

yang diterima dalam 1 bulan tidak dapat menutup biaya produksi, hal tersebut terjadi oleh

Bapak Hasnanto dan Bapak Suyoto

Semakin banyaknya penjualan daging sapi impor dipasar akan membuat peternak sapi

lokal mengalami kemerosotan keuntungan bahkan kerugian karena sebagian pembeli sapi

ternak adalah pedagang-pedagang daging yang membeli sapi utuh kepada peternak kemudian

menyembelihnya sendiri kemudian menjual daging di pasar. Jika pedagang daging tersebut

melihat keuntungan lebih besar ketika menjual daging sapi impor maka akan berdampak pada

sapi ternak, peternak sapi hanya dapat menjual kepada relasi, restaurant, hotel dan

pengolahan makanan dari daging sapi saja karena sapinya tidak laku dibeli pedagang daging,

pedagang daging akan memilih membeli daging impor dalam bentuk potongan daripada sapi

utuh yang harganya lebih mahal. Peternak sapi pun tidak dapat berbuat banyak untuk

Page 30: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

30

mengurangi kemerosotan keuntungan karena ketika peternak menurunkan harga jual sapi

dengan asumsi supaya sapi laku maka peternak tidak dapat menutup biaya produksi untuk

pemeliharaan.

Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membantu

peternak sapi lokal, kebijakan dari pemerintah tersebut hanya mengurangi kuota daging sapi

import bukan melarang daging sapi import. Kebijakan tersebut cukup membantu bagi

peternak, semakin berkurangnya daging sapi import yang ada dipasaran mengharuskan para

konsumen dan pedagang daging harus membeli daging atau sapi lokal. Karena permintaan

pasar untuk daging sapi lokal meningkat maka harga beli dan jual sapi lokal mulai melonjak,

hal tersebut terjadi karena biaya produksi sapi lokal yang tinggi dan peternak berusaha

mendapatkan keuntungan.

Penipuan Dalam Bisnis Sapi Ternak

Melihat geliat perkembangan usaha ternak sapi yang semakin meningkat, banyak

pihak-pihak yang memanfaatkannya untuk mendapat keuntungan. Penipuan yang dilakukan

oleh pihak – pihak yang memiliki kepentingan di dalam pengembangan peternakan sapi

(stake holder) karena bisnis tersebut cukup menjanjikan, penipuan biasanya dilakukan justru

oleh para pedagang sapi (blantik) baik pedet, dan para penjual pakan sapi. Penipuan yang

sering terjadi biasanya dilakukan oleh blantik yang menjual sapi (bisa sapi sendiri atau sapi

orang lain yang beliau jualkan), sapi yang dijual akan terlihat gemuk dan sehat walaupun

masih berusia muda (anakan) padahal sapi tersebut terlihat gemuk dan sehat karena di dalam

tubuh sapi tersebut penuh dengan zat air yang membuat sapi terlihat gemuk dan sehat. Ketika

blantik menjual sapi yang biasanya di jual di pasar hewan yang hanya ada dalam pasaran

jawa, yang hanya ada setiap 5 hari sekali, contohnya Pasar hewan Sunggingan Boyolali yang

hanya ada pada pasaran pahing dalam penanggalan jawa.

Bagi pembeli awam akan sulit membedakan antara sapi yang benar-benar gemuk dan

sehat dengan sapi yang penuh dengan zat air atau biasa disebut sapi glonggongan baik sapi

yang masih anakan atau sapi dewasa, oleh karena kurangnya pengalaman untuk mendeteksi

antara sapi yang benar-benar sehat dengan sapi glonggongan maka pembeli akan tertarik

dengan sapi yang gemuk dan sehat tersebut kemudian membelinya dengan harga mahal, hal

tersebut tidak terlepas dari blantik yang pandai merayu pembeli untuk membeli sapinya,

setelah selang beberapa hari (biasanya 2 hari) baru akan terlihat penyusutan berat badan dan

Page 31: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

31

fisik sapi glonggongan tersebut. Tidak hanya itu, sapi glonggongan cenderung tidak mau

makan selama sekitar satu (1) bulan karena terlalu banyak zat air yang ada di tubuhnya yang

mengakibatkan berat badan kembali turun dengan drastis sehingga sangat rentan sakit dan

mati, untuk menanggulangi kerugian yang lebih besar akibat mati maka pembeli maupun

peternak tersebut akan segera menjual sapi tersebut walau tetap rugi. Namun adapula pembeli

yang dengan sengaja membeli sapi glonggongan tersebut walau telah mengetahui bahwa sapi

tersebut adalah sapi yang tidak sehat karena pembeli tersebut biasanya adalah pemasok

daging sapi untuk tempat usaha tertentu, seperti : rumah makan, industri pembuatan makan

berbahan dasar daging sapi (abon sapi, dendeng sapi).

Agar tidak mengecewakan rekan bisnisnya (yang dipasok daging) karena tidak dapat

memasok daging sesuai dengan waktu perjanjian akibat ada alasan tertentu sehingga orang

tersebut sengaja membeli dari peternak lain atau menyembelih sendiri sapi yang tidak sehat

dan seringkali sudah terjangkit bakteri penyakit tertentu yang kemudian dagingnya di pasok

kepada rekan bisnisnya itu.

Berbeda dengan Blantik atau pedagang yang datang untuk membeli langsung ke

kandang peternak. Hal yang dialami Bapak Jumar ialah Blantik sapi tersebut menjatuhkan

harga sapi untuk mendapatkan keuntungan maksimal dengan membeli dengan harga murah,

dalam menjatuhkan harga biasanya mereka menjelek-jelekan kualitas ataupun fisik sapi,

sehingga mereka merasa harus membeli dengan harga rendah. Hal tersebut akan merugikan si

pemilik sapi walau tidak semua pedagang seperti itu. Solusinya langsung di bawa ke Rumah

Pemotongan Hewan (RPH) yang ada di kecamatan-kecamatan sehingga tahu berat dan nilai

jualnya.

Biaya Operasional Tinggi

Usaha ternak sapi memerlukan fasilitas yang memiliki peran sebagai penunjang atau

penyokong usaha seperti kendaraan sebagai operasional yang dapat memudahkan untuk

mengangkut sapi maupun mengangkut pakan dari dan ke berbagai tempat, serta alat-alat

lainnya seperti diesel dan mesin selep untuk membantu memudahkan pemeliharaan dan

pengelolaan sapi ternak mengharuskan Bapak Hasnanto mengeluarkan biaya tambahan.

Page 32: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

32

Kandang Bapak Hasnanto memiliki alat yang semuanya harus menggunakan bahan

bakar minyak (BBM) seperti mesin diesel dan mesin selep10

yang digunakan setiap hari.

Ketika harga BBM naik keuntungan dari jual ternak akan minim, tidak hanya itu untuk

transportasi yang notabennya memiliki kendaraan sendiri membutuhkan banyak BBM

terlebih untuk mondar – mandir mengurus kebutuhan 300 ekor sapi seperti mencari rumput

pakan, membawa ke pasar ketika dijual memerlukan BBM yang tidak sedikit dan membuat

biaya Transportasi melambung sehingga menghambat pengembangan ternak karena ada

batasan untuk tidak besar pengeluaran agar mencapai keuntungan yang maksimal.

Buruh Kerja Ternak Sapi Terbatas

Keterbatasan tenaga kerja pembantu (buruh) serta minimnya fasilitas penunjang untuk

membantu pemeliharaan usaha ternak membuat Bapak Jumar dan Bapak Suyoto kewalahan

dan menghambat perkembangan peternakannya. Bapak Jumar yang memelihara ternak

sekaligus membuat pupuk hal tersebut menjadi penghambat pengembangan namun sedikitnya

pekerja ditempuh semata untuk menekan biaya produksi ternak. Apalagi dengan pekerja yang

bekerja dikandang mulai dari membersihkan kandang sampai mencari rumput di ladang akan

sangat menguras tenaga.

Untuk menghadapi masalah tersebut, tidak jarang Bapak Jumar dan Bapak Suyoto

harus mencari orang yang mau bekerja membantu mengurus sapi dengan kontrak kerja dan

bayaran per hari (buruh harian), biasanya yang menjadi buruh adalah tetangganya yang

sedang membutuhkan pekerjaan, sistem pengupahannya pun tergantung berapa hari bekerja

dan ringan tidak nya pekerjaan. Misalnya jika bekerja hanya untuk mencari pakan di ladang,

buruh tersebut Bapak Jumar akan mengupah tenaga kerja pembantu Rp. 25.000,00 perharinya

dari jam 09.00 sampai 15.00 serta menyediakan makan siang dan minum.

Pertumbuhan Sapi Ternak Sulit

Dalam pemeliharaan ternak, yang dialami oleh Bapak Suyoto pertumbuhan sapi

ternak cukup sulit. Terkadang pertumbuhan sapi begitu cepat dalam jangka pemeliharaan 1

tahun bahkan kurang namun kadang lambat karena lebih dari 1 tahun. Semakin lama

pemeliharaan makan biaya yang dikeluarkan akan membengkak. Tidak dipungkiri lagi

10

Mesin Selep adalah mesin yang digunakan sebagai pemecah jagung atau singkong menjadi potong-potongan

dalam jumlah besar untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan.

Page 33: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

33

pertumbuhan sapi juga karena faktor bibit yang kualitasnya buruk. Maka untuk

mengantisipasi hal tersebut setiap sapi yang masuk (bibit baru) pasti di beri obat cacing,

bahkan setiap sapi setiap bulan diberi obat cacing agar nafsu makan meningkat, pengeluaran

kotoran sedikit dan gemuk.

Bibit (pedet) menentukan seberapa cepat pertumbuhannya. Pertumbuhan akan cepat

jika sapi memiliki ciri fisik tulang yang besar dan mulut yang pipih, sebaliknya pertumbuhan

akan lambat bila pinggul lebar dan besar dan perut kecil. Hal tersebut menjadi pedoman bagi

peternak untuk membeli bibit sehingga solusi yang diambil yaitu peternak harus paham dan

selektif dalam membeli bibit.

Pengaturan Penggunaan Modal

Berapa jumlah modal yang dimiliki mempengaruhi berapa jumlah bibit yang akan

dibeli, berapa jumlah sapi yang dipelihara, berapa lama waktu pemeliharaan dan berapa total

biaya produksi yang harus dikeluarkan sebelum nantinya sapi ternaknya akan dijual. Bapak

Rohmat dan Bapak Fuad ketika awal beternak sendiri tidak jarang modal yang dimiliki sudah

habis terlebih dahulu untuk membiayai pakan ternak karena salah perhitungan ketika hendak

membeli bibit. Contoh perhitungannya yaitu : modal 15 juta maka beliau harus mengeluarkan

uang untuk membeli bibit sapi maksimal senilai 12 juta (tidak melihat berapa jumlah yang

hendak dibeli) kemudian sisanya 500 ribu untuk operasional dan 2.5 juta untuk biaya

produksi termasuk pakan, dokter jika sapi sakit dll selama masa pemeliharaan.

Solusi yang diambil karena kehabisan modal adalah menjual salah satu sapi yang

dimiliki walau dengan harga jual yg tidak maksimal untuk menutup biaya kekurangan

kemudian memaksimalkan penggemukan sapi yang masih dimiliki.

Dinamika Harga

Bagi Peternak dalam menjalankan usaha sapi yang kerap ditemui adalah harga jual

dan harga beli yang tidak stabil tergantung pasar, hal tersebut dapat disebabkan adanya hari

raya tertentu seperti hari raya idul fitri atau idul adha yang meningkatnya permintaan

sehingga harga jual maupun harga beli dapat melambung, akibat perubahan musim juga

mempengaruhi ketika dari musim penghujan ke musim kemarau penawaran jual sapi akan

Page 34: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

34

meningkat karena peternak memprediksi ketika musim kemarau maka pakan akan mahal dan

sapi mudah terjangkit penyakit sehingga krena banyaknya penawaran maka harga jual turun.

dan juga persaingan dengan daging sapi impor yang mengakibatkan banyak konsumen

memilih daging sapi impor karena murah dan bagus kualitasnya sehingga permintaan sapi

lokal menurun mengakibatkan harga jual turun.

Dampak harga bibit mahal dan harga jual atau beli di pasar tidak stabil (fluktuatif).

Misal di pasar Sunggingan Boyolali, harga beli sapi potong perkilogramnya 56.000 – 60.000

rupiah sedangkan harga jualnya berkisar hanya 40.000 rupiah, hal tersebut dipengaruhi

adanya jumlah penawaran dan permintaan yang tidak seimbang, cenderung banyak

penawaran dibanding permintaan. Oleh sebab itu sangat sulit untuk menyesuaikan bobot dan

harga jual sapi. Ketika musim sekolah misalnya penawaran sapi yang hendak dijual akan

meningkat sedangkan permintaan untuk membeli sedikit karena secara financial para

peternak membutuhkan uang untuk biaya sekolah.

ANALISIS DAN INTERPRETASI

Rumah tangga Ternak Sapi Sebagai Enterprise

Pengelolaan usaha ternak yang dijalankan oleh rumah tangga memperlihatkan adanya

kapasitas bagi sebuah rumah tangga untuk memperoleh informasi mengenai ternak serta

memperoleh peluang dalam menjalankan dan mengembangkan ternak yang dimiliki, terlebih

memperoleh kesempatan untuk melakukan inovasi dan mempergunakan teknologi yang ada

sebagai usaha untuk memperoleh pendapatan bahkan meningkatkan keuntungan bagi rumah

tangga (Hartono, 2011: ).

Rumah tangga ternak memiliki kaitan sebagai enterprise, Enterprise sendiri

merupakan sebuah pola (sistem) dari manusia untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa

dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dengan menitiberatkan pada peralatan,

kebijakan, material, data dan prosedur (Sajiatmoko, 2015). Bagi rumah tangga yang bekerja

sebagai pelaku usaha ternak sapi juga menerapkan pandangan bahwa usaha ternak sapi yang

sedang mereka jalankan harus memberi keuntungan secara finansial berupa pendapatan untuk

rumah tangga guna memenuhi kebutuhan hidup dan keuntungan secara non-finansial yang

dirasakan oleh rumah tangga peternak serta berperan dalam meningkatkan kesejahteraan

rumah tangga peternak. Disamping itu, oleh pemerintah semakin berkembangnya usaha

Page 35: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

35

ternak diharapkan dapat menunjukkan perannya dalam menopang sektor industrialisasi agar

dapat semakin meningkat lagi (Renstra Dinas Peternakan Provinsi Jambi, 2006). Bagi rumah

tangga peternak didaerah penelitian, semakin besar dan berkembang usaha ternaknya maka

status sosial di masyarakat juga ikut meningkat. Masyarakat sekitar akan memandang rumah

tangga tersebut menjadi rumah tangga sukses yang dapat menjalakan usahanya dengan baik

dan masyarakat akan memberikan penghargaan secara verbal11

pada rumah tangga peternak

tersebut.

Dalam menjalankan usaha ternak sapinya, perlu adanya sistem yang diberlakukan

dalam kegiatan produksi ternak dengan tujuan menghasilkan produk yang berdaya jual.

Prosedur pemeliharaan diperketat untuk menghasilkan sapi yang produktif mulai dari

pemberian pakan yang berkualitas tinggi, pemberian pakan yang teratur, pemberian vitamin

yang tepat guna menghindari sapi terkenana sakit penyakit. Banyak hambatan dalam

pemeliharaan ternak namun setiap prosedur dalam pengelolaan ternak merupakan proses

produksi dalam usaha yang harus di cari jalan keluarnya sehingga dapat menjadi salah satu

kunci ternak dapat berdaya jual. Semakin berkembangnya produksi ternak dengan bantuan

segala sarana dan prasarana yang ada akan menumbuhkan kondisi peternakan yang maju,

efisien dan kuat sehingga mengkolaborasikan pola dan struktur produksi dengan permintaan

pasar serta menunjukkan kemampuan produksi dengan peningkatan kesempatan kerja,

pendapatan, perbaikan lingkungan, pertumbuhan ekonomil dan kesejahteraan hidup

seseorang (Dinas Peternakan Jawa Tengah, 2001)

Usaha ternak sapi yang terkoordir akan memberikan keuntungan yang optimal bagi

peternak, semakin besar keuntungan memperlihatkan betapa baiknya manajemen pengelolaan

ternak (Sutrisno, 2000). Rumah tangga peternak sapi yang melakukan manajemen

pengelolaan ternak dari mulai bibit hingga dewasa dan siap jual, akan menghasilkan

pendapatan dari usaha ternak yang berkontribusi sebagai pendapatan bersih bagi rumah

tangga yang dihitung dari besarnya pendapatan dari usaha ternak dikurangi dengan total biaya

produksi dari pemeliharaan (pengelolaan) ternak yang telah dikeluarkan dalam kurun waktu

tertentu (Anonimous, 2010).

11

Penghargaan tersebut dapat berupa apresiasi, sanjungan dan rasa menghargai dari masyarakat kepada

rumah tangga peternak.

Page 36: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

36

Tidak hanya dapat memberikan keuntungan pada peternak, pihak-pihak lain yang

turut ambil bagian dalam dunia ternak sapi ikut merasakan keuntungan seperti para blanthik

atau makelar sapi juga mendapatkan keuntungan, tidak jarang mereka membeli sapi siap jual

dari peternak dengan harga relatif miring kemudian menjual lagi kepada orang lain dengan

harga lebih mahal. Begitu pula dengan kreditur, bagi peternak yang memerlukan modal dan

harus meminjam modal dari kreditur ketika usaha ternaknya berjalan dengan sesuai harapan

dan memperoleh keuntungan maksimal maka pihak kreditur menjadi salah satu pihak yang

diuntungkan karena proses pengembalian dana pinjaman akan lancar dan mendapatkan bunga

sesuai dengan kesepakatan.

Hambatan Membangun Enterprise Dalam Rumah Tangga

Usaha ternak sapi dikelola, dijalankan serta dikembangkan oleh anggota rumah

tangga dan tenaga kerja bantuan yang menjadi penopang pendapatan bagi rumah tangga

peternak (rumah tangga) guna meningkatkan kesejahteraan rumah tangga dan memenuhi

kebutuhan hidup rumah tangga. Dalam pengelolaan dan proses pengembangan ternak sebagai

usaha yang dikelola oleh rumah tangga terdapat faktor yang berkaitan dengan usaha yang

dijalankan anggota rumah tangga, yaitu faktor pendidikan yang mumpuni sebagai dasar untuk

managing dan pengelolaan ternak serta pemasaran hasil produksi, pengelolan penggunaan

input, teknik pemasaran, kredit, kebijakan yang berkaitan dengan usaha ternak, segala bentuk

perencanaan untuk mengembangkan usaha ternak, penyuluhan dari pihak terkait akan ternak

serta penelitian yang berkaitan dengan ternak (Pambudy, 1999).

Rumah tangga ternak sapi secara teknis memiliki kapasitas dan kemampuan untuk

dapat mengelola atau memelihara ternak dengan baik serta dapat mengembangkan usaha dan

pemeliharaan ternak dengan maksimal sesuai yang diharapkan rumah tangga ternak.

Kenyataannya dalam aktivitas produksi dan pengelolaan ternak, peternak banyak

diperhadapkan dengan hambatan-hambatan baik dari internal maupun eksternal, hambatan

internal maksudnya adalah hambatan yang berasal dari sistem pengelolaan baik tenaga kerja,

modal ataupun kesehatan sedangkan eksternal meliputi harga beli maupun harga jual di pasar

yang fluktuatif dan sulitnya mendapatakan pakan untuk ternak akibat musim kemarau.

Hambatan-hambatan yang dirasakan oleh rumah tangga ternak tersebut dapat saja menjadi

semakin komplek apabila berkaitan dengan pengalokasian sumber daya yang dimiliki, seperti

buruh, tenaga kerja dan modal, keuangan (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB, 2011).

Page 37: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

37

Tenaga kerja yang bekerja untuk membantu anggota rumah tangga peternak umumnya adalah

buruh lepas yang dibayar per minggu bahkan per hari sesuai kebutuhan yang diperlukan

dalam pemeliharaan serta dilihat dari jumlah sapi sehingga bagi buruh tersebut sebagai tenaga

kerja peternakan hanyalah sambilan maka ketika mereka sedang mengerjakan pekerjaan

mereka ketika hendak dimintai tolong terkadang tidak bisa. Pengaturan dan pengalokasian

modal sangat penting karena ketika salah dalam melakukan pengaturan maka justru akan

menimbulkan hambatan dalam usaha ternak.

Hambatan – hambatan lainnya yang dihadapi rumah tangga dalam mengembangkan

dan mengelola usaha ternak sapi juga datang dari sistem pemeliharaan ternak yang masih

tradisional dengan cara penanganan ternak yang sederhana, faktor ketersediaan bibit yang

berkualitas di pasaran yang rendah, dari segi ekonomi seperti penurunan daya beli konsumen

dan tidak stabilnya harga jual dan beli sapi dipasaran, selanjutnya dari sisi kebijakan dari

pemerintah belum ada program mengenai usaha ternak sapi yang tepat sasaran, tepat guna,

berkesinambungan dan berdaya saing tinggi serta faktor sumber daya manusia yang bekerja

dalam peternakan itu sendiri. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi pendapatan pengelolaan

dan berkembangnya usaha ternak sapi yang dijalankan oleh rumah tangga (Rosyadi, 2009).

Peran Anggota Rumah Tangga Dalam Usaha Rumah tangga

Usaha ternak sapi yang dijalankan oleh rumah tangga ternak merupakan bagian

penting sebagai usaha untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi kebutuhan dalam

rumah tangga rumah tangga peternak. Pengelolaan usaha ternak sapi juga dibutuhkan adanya

pekerja yang produktif, produktivitas itu dilihat dari aspek pendidikan dan keterampilan serta

keahlian untuk meningkatkan mutu dan daya jual ternak (Oktaviani, 2008). Diperlukan

berbagai aspek dari anggota rumah tangga untuk dapat menjalankan usaha tersebut. Tenaga,

waktu dan pikiran merupakan hal inti yang harus disediakan oleh anggota rumah tangga

rumah tangga peternak guna mengembangkan usaha ternak sapinya. Tenaga kerja dalam

usaha ternak rumah tangga dapat berasal dari anggota rumah tangga yaitu Ayah, Ibu dan

Anak (Mubyarto, 1998). Oleh sebab itu anggota rumah tangga memiliki peran yang

mewajibkan mereka untuk dapat ikut serta dalam pemeliharan ternak sehingga hasil sapi

ternak yang hendak dijual sesuai dengan harapan mereka.

Peran Anggota rumah tangga peternak dalam kontribusinya dalam mengelola usaha

ternak sapi harus dilakukan dengan mengalokasikan waktunya untuk memelihara sapi seperti

Page 38: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

38

untuk menentukan bibit yang akan dibeli (mencari bibit) di pasar atau pada para pedagang

penjual bibit, mengatur perputaran uang mulai pemasukan hingga pengeluaran serta bertugas

menjual dan melakukan dealing harga jual sapi dan menentukan pakan dan harganya. Semua

pekerjaan tersebut diperlukan perhitungan dan perencanaan yang matang agar tidak

mendatangkan kesalahan yang justru membebani anggota rumah tangga serta dari kegiatan

pemeliharaan yang dilakukan anggota rumah tangga dapat diketahui seberapa nilai ekonomi

dan waktu yang digunakan untuk pemeliharaan ternak (Darmawi, 2012). Sehingga rumah

tangga hanya bertindak sebagai peternak pasif dalam proses pemeliharaan karena segala hal

yang berhubungan langsung dengan sapi dilakukan oleh buruh (pemberian pakan dan

pembersihan kandang) sedangkan rumah tangga peternak hanya melakukan pengecekan atau

pengawasan, memutuskan suatu tindakan yang kaitannya dengan hal yang harus dilakukan

buruh dan mengatur cara untuk membuat usaha ternak sapi menghasilkan untung. Umumnya

hal ini dilakukan oleh rumah tangga yang memiliki jumlah sapi banyak (peternak besar) yang

memiliki sapi lebih dari 30 ekor, disamping itu rumah tangga tersebut identik dengan rumah

tangga kaya.

Bagi rumah tangga peternak yang memiliki jumlah sapi ternak sedikit (tidak lebih dari

30 ekor) rumah tangga peternak memiliki andil yang lebih besar dalam pengelolaan sapinya.

Rumah tangga peternak sapi akan bertindak secara aktif dalam pemeliharaan mulai dari

mencari rumput, memberi makan, membeli bibit hingga menjual hasil ternak walau rumah

tangga pemilik ternak tetap memperkerjakan buruh untuk membantu memelihara sapi-

sapinya, namun peran buruh tersebut hanya sekedar membantu rumah tangga peternak.

Rumah tangga tersebut totalitas dalam mengelola ternak, dimulai dari ayah dan anak laki-laki

yang mencari rumput, memberi pakan, membersihkan kotoran hingga anak perempuan dan

istri turut membantu proses pemeliharaan secara langsung dengan sapi ternak, kuantitas

buruh yang bekerjapun hanya sedikit. Dilihat dari pekerjaan yang dilakukan rumah tangga

peternak dan jumlah sapi ternak dapat digolongkan sebagai peternak sederhana karena biaya

pengeluaran benar-benar diminimalisir dengan semua anggota rumah tangga turut bekerja.

Pemaanfaatan den pemaksimalan anggota rumah tangga yang berperan dalam usaha ternak

sapi ini dapat mengurangi biaya produksi yang salah satunya berkaitan dengan tenaga kerja

yang merupakan salah satu hambatan umum yang dihadapi peternak sehingga dengan

pengoptimalan anggota rumah tangga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan rumah

tangga dan memangkas pengeluaran (Iskandar dan Permana, 2012)

Page 39: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

39

Pada dasarnya jumlah pengeluaran bagi sebuah rumah tangga peternak berkaitan

dengan jumlah anggota rumah tangga karena dari situ dapat dihitung berapa jumlah biaya

yang harus dikeluarkan seperti konsumsi, biaya sekolah, biaya kebutuhan sehari-hari dan

sebagainya. Semakin benyak jumlah anggota rumah tangga maka semakin banyak pula biaya

yang harus dikeluarkan (Hartono, 2011). Bilamana seberapa banyak anggota rumah tangga

rumah tangga peternak tersebut dimanfaatkan secara maksimal baik tenaga, waktu dan

pikiran untuk menggerakkan usaha ternak maka hasil yang didapat bisa maksimal karena

dapat memangkas pengeluaran dari sektor tenaga kerja dalam pengelolaan ternak. Baik

anggota rumah tangga yang bekerja dalam usaha ternak rumah tangga berperan penuh12

maupun sekedar sebagai subsidi13

yang jika dilakukan tetap saja dapat memangkas

pengeluaran dalam usaha ternak. Walaupun nominalnya kecil namun jika dilakukan secara

penuh dapat juga membantu pengawasan ternak, karena pengawasan yang dilakukan oleh

pemilik usaha akan lebih baik daripada jika dipercaya kepada orang lain yang notaben nya

adalah mengawasi hanya karena bekerja untuk mendapat upah.

Tanpa adanya anggota rumah tangga rumah tangga yang berperan dalam usaha ternak

dan hanya mengandalkan kepercayaan untuk menjalankan usaha kepada orang lain, hasil

yang diperoleh cenderung berbeda karena bagi pemilik ternak sendiri akan lebih detail dan

berupaya membuat sapi ternak tersebut menghasilkan keuntungan maksimal, berbeda dengan

jika dipercayakan kepada orang lain apalagi orang yang bukan dari silsilah rumah tangga

maka akan kurang maksimal karena mereka menganggap hanya menjalankan pekerjaan dan

tanggung jawab dan sapi tersebut bukan milik mereka sendiri sehingga tidak maksimal.

Produktivitas anggota rumah tangga maupun tenaga kerja pun semakin bertambah usia maka

akan menurun namun berbeda dengan yang berusia muda yang berkemampuan fisik kuat

serta berintelegensi tinggi sehingga beberapa hal tersebut menjadi salah satu alasan usaha

ternak sapi dijadikan usaha rumah tangga turun temurun (dari orang tua kepada anak) karena

dipandang anak akan lebih kompeten dalam mengelola usaha dibanding orang tua yang sudah

tua dan anak pun telah memiliki pengalaman ketika bekerja bersama-sama dengan orang

tuanya (Suriantoro, 1991).

12 Penuh yang dimaksud adalah Anggota keluarga yang bekerja secara full timer / karena merupakan

pekerjaan pokok.

13 Subsidi adalah anggota keluarga yang bekerja hanya membantu karena sudah memiliki pekerjaan pokok

lain.

Page 40: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

40

Aktivitas Produksi dan Sektor Informal

Aktivitas produksi adalah segala kegiatan yang mengubah barang baku menjadi

barang jadi (Anggadini, 2011). Dalam usaha ternak sapi, yaitu mengubah sapi yang awalnya

masih anakan sapi menjadi sapi yang siap jual bahkan berdaya jual tinggi. Sedangkan sektor

informal adalah segala aktivitas ataupun kegiatan yang tujuan utamanya untuk memperoleh

pendapatan yang aktor ekonominya (rumah tangga) tidak diatur oleh pemerintah (tidak ada

campur tangan negara) (Portes dan Castell, 1995).

Rumah tangga yang merupakan salah satu jenis usaha produksi sektor informal karena

memperlihatkan suatu bentuk usaha ekonomi dan didalamnya terdapat para pekerja yang

bertujuan secara komersial untuk mendapatkan pendapatan dan keuntungan dan memiliki

sifat yang tidak formal. Usaha informal inipun tergolong usaha kecil karena masuk kedalam

golongan UMKM yang menawarkan dan menjual hasil produksinya dari ternak sapi serta

melibatkan uang dan sistem transaksi pasar (Jual - Beli) (Suharto, 2002).

Rumah tangga tersebut termasuk dalam sektor informal karena menjalankan sistem

kewirausahaan yang bertujuan mendorong adanya pertumbuhan ekonomi baik rumah tangga

maupun wilayah tertentu. Rumah tangga peternak terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang

berada dalam lingkup rumah tangga. Dilihat dari sisi usaha ternak, anggota rumah tangga

tersebut memiliki aktivitas produksi yang dibuktikan setiap harinya melalui kegiatan atau

tindakan yang ada hubungannya dengan usaha ternak sapi, seperti : memberi pakan sapi,

memberi minum sapi, membeli pakan sapi, mengecek kondisi sapi dan lain sebagainya yang

berkaitan dengan sapi ternak sampai dengan tahap mempersiapkan sapi untuk dijual.

Tindakan - tindakan tersebut termasuk dalam upaya menjalankan aktivitas produksi yang

hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari usahanya yang

tergolong kecil dan dijalankan oleh anggota rumah tangga tentunya dengan menggunakan

cara produksi yang sederhana ini, umumnya orang yang terlibat didalamnya memiliki

pendidikan dan keahlian atau keterampilan yang terbatas sehingga mereka harus berusaha

bekerja salah satunya dengan cara mereka sendiri (Djojohadikusumo, 1994). Anggota rumah

tangga rumah tangga peternak yang bekerja dan berkecimpung dalam usaha ternak sapi ini

merupakan sumberdaya yang tergolong berpotensional (Hartono, 2011).

Dilihat dari sisi lainnya, dalam aktivitas usaha ternak sapi yang dijalankan oleh

anggota rumah tangga yang menjadikan usaha tersebut sebagai pekerjaan atau sarana

Page 41: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

41

pemenuh kebutuhan hidup rumah tangga, anggota rumah tangga yang bekerja dan terlibat

didalam usaha tersebut ataupun para butuh yang bekerja pada usaha ternak memperlihatkan

dengan jelas adanya ketidakmampuan sektor formal untuk membuka kesempatan kerja bagi

individu yang tidak memiliki batasan usia kerja maupun pendidikan. Akibat tidak mampunya

sektor formal membuka kesempatan bagi para angkatan kerja, membuat individu atau para

angkatan kerja tersebut mencari berbagai cara agar tetap dapat memenuhi kebutuhan hidup,

salah satu caranya adalah membuka lapangan pekerjaan sendiri yang melibatkan aktivitas

produksi salah satunya usaha ternak sapi yang masuk dalam usaha sektor informal (Haris,

2011).

Inkubator Bisnis

Inkubator Bisnis merupakan sebuah wadah penyedia fasilitas dan pelayanan dengan

tujuan untuk mempercepat pertumbuhan dari segi kewirausahaan melalui sarana dan

prasarana yang dimiliki menurut basic usaha yang dikerjakannya (Susilo, 2014)14

. Rumah

tangga peternak sebagai wirausaha harus mampu untuk menjadi inkubator bisnis, melalui

sarana dan prasarana yang dimiliki, dituntut untuk untuk membangun usaha yang semakin

berkembang dan meningkat dari segi keuntungan. Salah satu nya dengan memanfaatkan

sumberdaya dan setiap sarana serta prasarana dalam produksi yang ada.

Kandang merupakan salah satu unit fisik berupa bangunan yang dipergunakan oleh

peternak untuk menjalankan dan mengelola usaha ternak sapi, kandang tersebut dijadikan

fasilitas dan sarana untuk mengembangkan dan memperkuat kewirausahaan bagi rumah

tangga peternak (The New Business Incubator, 1994). Di dalam kandang, peternak yang

terdiri dari anggota rumah tangga dibantu dengan tenaga kerja melakukan aktivitas produksi

dan usahanya dalam memelihara sapi ternak. Anggota rumah tangga seperti Ayah, Ibu dan

anak mengaplikasikan setiap keahliaannya yang didapat melalui kebiasaan dan pengalaman

tanpa adanya pelatihan sebelumnya untuk mengelola ternak, dimulai dari pembelian bibit,

membeli dan menentukan campuran pakan ternak yang terbaik, mengatur perputaran

keuangan (modal) hingga menghasilkan ternak yang berdaya jual serta kemudian

mendapatkan pedapatan dari hasil penjualan ternak atau produk ternak tersebut. Dengan

pembagian tugas yang dilakukan oleh masing-masing anggota rumah tangga , langkah-

langkah dalam aktivitas produksi tersebut dikerjakan dengan mengandalkan sarana dan

14

Isetyobudi.lecture.ub.ac.id/files/2014/01/inkubator-bisnis-fixxxxx.pdf

Page 42: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

42

fasilitas serta cara yang sederhana terlebih keahliaan yang didapat umumnya dari kebiasaan

sehari-hari selama didalam kandang tanpa mengikuti pelatihan namun dari keahlian yang

dimiliki rumah tangga ternak tersebut dapat menghasilkan pendapatan yang dapat untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga. Bahkan dengan hanya mengandalkan keahlian yang

dimiliki dapat menghasilkan inovasi di dalam usaha ternak yang menjadikan usaha tersebut

menjadi usaha rumah tangga yang semakin profitable memiliki pengelolaan usaha dan

keuangan yang tepat sehingga menjadi usaha yang sustainable15

hingga memiliki efek positif

bagi masyarakat terlebih dapat membuka lapangan pekerjaan (http://www.i-

tech.or.id/index.php/suarainkubator/69-inkubator-bisnis-dan-kewirausahaan-teknologi).

Buruh atau tenaga kerja adalah salah satu aspek penting yang turut bekerja dan

membantu berkembangnya usaha ternak sapi dalam rumah tangga produksi (Mastuti dan

Hidayat, 2011). Dengan bekerja dan membantu usaha ternak tersebut, para buruh haruslah

dapat memanfaatkan segala sarana dan prasarana yang ada, dan bagi usaha ternak dapatlah

mengasilkan pendapatan dan keuntungan. walaupun mereka bekerja tanpa ada pelatihan

sebelumnya, dengan bekerja di ternak tersebut para buruh tersebut dapat menerapkan

keahliannya dalam memelihara sapi ternak. Keahlian tersebut bukanlah ditunjukan dengan

sebuah keahlian yang hebat namun bagaimana buruh tersebut dapat membuat sapi-sapi yang

dipelihara menjadi semakin produktif dan berpotensi untuk menghasilkan keuntungan bukan

kerugian karena sakit atau lainnya. Seperti contoh sederhananya, melalui pengalamananya

sehari-hari berhadapan dengan sapi, buruh akan peka dengan sapi yang hendak sakit sehingga

dapat ditanggulangi dengan memberikan pakan yang lain atau obat-obatan untuk

mengantisipasi terjangkit penyakit dan sakit lebih parah.

Dari memanfaatkan sarana dan prasarana serta kesehariannya berhubungan dengan

ternak sapi tanpa diperlukannya pelatihan sebelumnya dalam memelihara ternak, menjadikan

sebuah inkubator bisnis yang mampu menghasilkan keuntungan. Baik bagi pihak-pihak yang

berada dalam lingkup peternakan maupun pihak-pihak yang berkecimpung dalam usaha sapi,

yang tujuan utamanya ialah untuk memperoleh pendapatan dan keuntungan. Serta melalui

inkubator bisnis dapat menemukan dan memperbaiki sistem kewirausahaan atau managing

15

Sustainable adalah kemampuan untuk mempertahankan sumberdaya dengan mengatur penggunaan,

perkembangan dan perlindungan terhadap sumber daya alam dan fisik tanpa menyebabkan kerusakan pada

ekologi yang ada (http://exploresuka-suka.blogspot.co.id/2012/10/sustainable-ecohousing-vertical-

building.html?m=1).

Page 43: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

43

yang dimiliki pihak-pihak yang berada didalamnya untuk belajar mengembangkan dan

mendapatkan keuntungan.

Usaha Ternak Sapi Penggerak Roda Perekonomian Regional

Usaha Ternak sapi yang dijalankan rumah tangga merupakan salah satu usaha sektor

informal yang memiliki dampak mendorong terciptanya roda perekonomian yang bertumbuh

dan kuat bagi daerah tersebut. Daerah adalah bagian integral dari Negara Kesatuan Republik

Indonesia, yang meliputi adanya usaha-usaha yang dapat memutar roda perekonomian guna

menumbuhkan dan meningkatkan perekonomian regional. Bahkan melalui bertumbuhnya

ekonomi dalam lingkup regional dapat mendorong pembangunan ekonomi secara nasional,

sedangkan pembangunan ekonomi nasional ialah dampak dari tumbuhnya struktur ekonomi

regional dan nasional. Pembangunan yang secara riil dikerjakan oleh salah satu sektor

tertentu maka umumnya akan membut sektor tersebut meningkat dalam kurun waktu tertentu

(Soepono, 1993), dalam konteks ini adalah sektor perekonomian regional yang didalamnya

meliputi usaha ternak sapi.

Pemerintah dan masyarakat luaspun turut diuntungakan terbukti dengan roda

perekonomian yang meningkat sehingga membawa dampak positif pada perputaran ekonomi

pada masyarakat pada daerah tersebut dan pertumbahan perekonomian di wilayah tersebut

menjadi produktif (Siregar, 2012). Salah satu aspek dari usaha ternak sapi yang dapat

memberi dampak positif bagi perekonomian regional yaitu adanya kesempatan pekerjaan

bagi masyarakat sehingga dari usaha tersebut dapat menyerap tenaga kerja khususnya

dipedesaan terlebih mengingat banyak nya angkatan kerja yang menganggur (Kasryno, 2000;

Taryoto dan Sunarsih, 1994). Mengingat ternak sapi yang merupakan subsektor dari sektor

pertanian masih menjadi salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja cukup besar karena

Indonesia sebagai negara agraris membuat sektor pertanian menjadi basis pekerjaan

masyarakat (Firman, 2007).

Masyarakat yang bekerja sebagai tenaga kerja di usaha ternak sapi akan mendapatkan

pendapatan bagi dirinya sendiri maupun bagi rumah tangganya, dari pendapatan yang

diterima tersebut akan dikonversikan menjadi konsumsi tujuannya untuk memenuhi

kebutuhan hidup dirinya sendiri maupun rumah tangga. Barang-barang konsumsi rumah

tangga umumnya adalah barang keperluan rumah tangga sehari-hari, barang-barang

elektronik, kendaraan bermotor dan barang-barang pemuas lainnya. Dengan mendapatkan

Page 44: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

44

pendapatan dari bekerja sebagai tenaga kerja peternakan sapi, secara ekonomi kegiatan

tersebut akan meningkatkan pergerakan roda ekonomi karena memicu mereka untuk

meningkatkan konsumsi rumah tangga, namun jika dilihat dari sudut pandang

pemanfaatannya, belum tentu barang-barang tersebut menjadi alat penggerak ekonomi rumah

tangga (PDRB Kabupaten Bekasi, 2013). Semakin banyak usaha ternak yang ada, semakin

banyak juga tenaga kerja yang bekerja maka konsumsi pun meningkat sehingga pertumbuhan

roda perekonomian pun juga turut meningkat.

Pemerintah khususnya pemerintah daerah pun memiliki andil dalam peningkatan

konsumsi dan roda perekonomian daerah. Kebijakan yang diambil pemerintah untuk

mendorong bertumbuh kembangnya sektor usaha ternak sapi pun menjadi salah satu

pemicunya. Peran pemerintah untuk menjadikan sebuah sektor menjadi sektor unggulan bagi

daerahnya akan memberi dampak positif untuk pembangunan daerah tersebut, terlebih

pembangunan secara ekonomi. Bukti nyatanya ialah dengan adanya sektor di daerah tersebut

yang berkembang dan meningkat maka akan meningkatkan juga pendapatan daerah melalui

jalannya sistem roda perekonomian serta penyerapan tenaga kerja dari sektor-sektor tersebut

yang juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah tersebut (Firman, 2007).

Dengan bergeraknya roda perekonomian di daerah tersebut maka akan membuat

terjadinya multiplier effect atau efek pengganda artinya adanya keterkaitan antara satu bidang

yang menyebabkan adanya perubahan pada bidang yang lain (Jatmika, 2014). Efek

pengganda tersebut akan berjalan bilamana masyarakat di daerah tersebut akan

mengkonsumsi atau membeli produk lokal (produk-produk yang di jual di daerah tersebut)

sehingga terjadi perputaran perekonomian yang bilamana semakin meningkat maka akan

meningkatkan pula perekonomian secara regional dan pembangunan daerah semakin

bertumbuh.

KESIMPULAN

Kondisi ekonomi rumah tangga pemilik usaha ternak sapi menunjukkan bahwa

pendapatan utama diperoleh dari hasil keuntungan penjualan ternak sapi. Besar kecilnya

perolehan keuntungan tergantung dari bagaimana peternak dapat melakukan pengaturan

efektivitas pengembangan sapi sehingga menghasilkan sapi yang memiliki nilai kompetitif

untuk memperoleh keuntungan maksimal dan melakukan efisiensi pengeluaran biaya selama

pemeliharaan. Dalam aktivitas produksi muncul berbagai hambatan, baik hambatan internal

Page 45: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

45

dan eksternal. Hambatan internal meliputi : kesehatan ternak, jumlah buruh yang bekerja

pada peternakan, besar kecil biaya operasional yang dikeluarkan, sulitnya pertumbuhan sapi

serta harus telitinya pengaturan penggunaan modal. Sedangkan hambatan dari eksternal

meliputi : sulit dan mahalnya memperoleh bibit sapi, minimnya ketersediaan dan mahalnya

pakan ternak, persaingan pasar yang tinggi, resiko penipuan dalam bisnis sapi ternak, serta

harga jual dan harga beli yang fluktuatif.

Bila muncul hambatan internal, peternak cenderung melakukan pencegahan terlebih

dahulu, peternak dapat mengatasi hambatan tersebut dengan wawasan dalam memelihara

serta dari pengalaman yang telah dimiliki. Namun bila hambatan tersebut berasal dari

eksternal maka peternak memilih untuk berusaha mencari alternatif lain dan cenderung

“pasrah” dalam menghadapinya karena sulit bagi peternak untuk menghadapi hambatan

tersebut bilamana merupakan hambatan yang muncul dari sistem pasar (skala makro) dan

cuaca.

Usaha ternak sapi sebagai enterprise berarti anggota rumah tangga mengelola secara

langsung dan berperan aktif dalam aktivitas produksi dengan menjalankan serta mengelola

usaha sapi ternak. Usaha ini juga merupakan usaha rumah tangga skala mikro informal yang

menjadi kendaraan bagi rumah tangga untuk mencapai kesejahteraan hidup. Adanya usaha

ternak sapi menjadi inkubator bisnis atau ruang kerja bagi berbagai pihak untuk memperoleh

dan mengembangkan keterampilan soft skill dalam lingkup pekerjaan dan ekonomi. Melalui

ternak sapi yang menjadi inkubator bisnis tersebut membuat adanya penyerapan tenaga kerja

yang menghasilkan efek multiplier karena adanya peningkatan arus konsumsi di wilayah

tersebut sehingga terciptanya pertumbuhan ekonomi yang dapat menggerakkan roda

perekonomian secara regional.

Page 46: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

46

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. What is Enterprise Development. Diakses dari

http://www.beebiz.co.za/enterprise-development.html. tanggal 1 Oktober 2015

Pukul 11:11 am WIB.

Anonim, Pendapatan dan Konsumsi Rumah Tangga. Diakses dari

http://kuliahtantan.blogspot.co.id/2015/04/laporan-gathering-data_21.html.

Tanggal 5 oktober 2015 pukul 18.00 WIB.

Anonim, Rumah Tangga sebagai Pelaku Ekonomi Diakses dari

https://arisudev.wordpress.com/2013/05/08/rumah-tangga-sebagai-pelaku-

ekonomi/. Tanggal 5 Oktober 2015 Pukul 19.00 WIB

Anonim,What is Enterprise Development. Diakses dari

http://shandukablackumbrellas.org/resources/faqs/enterprisedevelopmentfaqs/.

tanggal 1 Oktober 2015 Pukul 11:05 am WIB.

Damayanti, Mayang. 2010. Sistem Usaha Ternak Sapi Potong dan Kontribusinya

Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus : Desa Cinta Rakyat, Kecamatan

Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang). Departemen Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Ekowati, Titik. 2012. Analisis Usaha Ternak Sapi Potong dan Optimalisasi Usaha

Peternakan Berbasis Sistem Agribisnis di Jawa Tengah. Program Pascasarjana

Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Firman, Achmad. 2007. Analisis dampak Investasi Sektor Peternakan Terhadap

Perekonomian di Jawa Tengah. http://www.Pustaka.Unpad.ac.id. diakses

tanggal 9 September 2015.

Haris, Deden Muhammad. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Sektor Informal dalam

Mendukunga Pertumbuhan Ekonomi dan Penanggulangan Kemiskinan di

Perkotaan. Prodi Administrasi Negara FISIP, Universitas Ageng Tirtayasa.

Hartono, Budi. 2011. Analisis Ekonomi Rumah Tangga Peternak Sapi Potong Di Kec.

Damsol, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah. Bagian Sosial

Ekonomi Peternakan Universitas Brawijaya, Malang.

Imreh, Szabolcs. 2005. Enterprise Development as a Means of Stimulating the

Networking of Small and Medium-sized Enterprises. University of Szeged.

Jatmika, Danang. 2013. Makalah Multiplier Effect. Fakultas Ekonomi Akutansi,

Universitas Janabadra.

Kariyasa, K. dan F. Kasryno. 2004. Dinamika pemasaran dan prospek pengembangan

ternak sapi di Indonesia. Prosiding Seminar Sistem Kelembagaan Usaha Tani

TanamanTernak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.

Page 47: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

47

Kasryno, F. 2000. Sumberdaya Manusia dan Pengelolaan Lahan Pertanian di Pedesaan

Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, vol 18 (1 dan 2) : 25-51. Edisi

Desember. Pusat Penelitian Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.

Kushnir, Khrystyna. 2010. “How Do Economies Define MSMEs?” IFC and the World

Bank. Diakses dari http://www.ifc.org/msmecountryindicators. 1 Oktober

2015 pukul 12.34 WIB

Murbyarto. 1998. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3S. Jakarta

Pambudy, R. 1999. Perilaku Komunikasi, Perilaku Wirausaha Peternak, dan Penyuluhan

dalam Sistem Agribisnis Peternakan Ayam. Disertasi. Program Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Pambudy, R., 1999. Karakteristik Personal, Prilaku Komunikasi, Prilaku Wirausaha dan

Penyuluhan dalam Sistem Agribisnis Peternakan Ayam. Disertasi Program

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Prasetyo, Bayu. 2015. Analisis Keuntungan dan Strategi Pengembangan Usaha

Peternakan Sapi Potong Rakyat Pedesaan Kecamatan Ampel Kabupaten

Boyolali. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.

Richardson, H. (1984), “The Role of The Urban Infor mal Sector: An Overview, di

dalam Regional Development Dialogue, Vol.5, No.2, hal. 3-40.

Sajiatmoko, Nadine Deskananda. 2016. Sistem Interprise. Diakses dari

http://dokumen.tips/documents/sistem-enterprise.html. Tanggal 23 Oktober

2015 Pukul 05.30 WIB.

Siregar, Gustina. 2012. Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Ternak

Sapi Potong. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan.

Soepono, Prasetyo, 1993, “Analisis Shift-Share : Perkembangan dan Penerapan”, Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Nomor 1 Tahun VIII, 43-55.

Sudarmono, A. S. dan Y. B. Sugeng. 2008. Sapi Potong: Pemeliharaan, Perbaikan

Produksi, Propek Bisnis, Analisis Penggemukan, Edisi Revisi. PT. Penebar

Swadaya. Jakarta

Suharto, Edi. 2002, Globalisasi, Kapitalisme dan Negara Kesejahteraan: Mengkaji Peran

Negara dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Indonesia, Makalah yang

disampaikan dalam Orasi Ilmiah pada Upacara Wisuda XXXVI Sekolah

Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung tahun akademik 2001/2002,

Bandung: 9 September.

Sutrisno. 2000. Manajemen Keuangan. Teori, Konsep dan Aplikasi. Kanisius.

Yogyakarta.

Taryoto, A. H dan Sunarsih. 1994. Kajian Ekonomi Usaha Tani Susu Sapi Perah

Berdasarkan Status KUD di Jawa Barat dan Jawa Timur. Furom Penelitian

Argo Ekonomi. Edisi Desember. Vol 12(2) : 24-37. Pusat Penelitian Sosial

Page 48: PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI RUMAH TANGGA DESA …

48

Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.,

Departemen Pertanian Bogor.