PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN...

49
Oleh : TIM PENYUSUN LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB SEKTOR INDUSTRI HILIR MINYAK DAN GAS BUMI MELALUI PEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN GAS BUMI BERDASARKAN FUNGSI FUNGSI KERJA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI PUSDIKLAT MIGAS Jalan Sorogo1 Cepu 58315 Kab. Blora Jawa Tengah T. 0296 421888 F. 0296 421891 http://www.pusdiklatmigas.com e-mail:[email protected] 2014

Transcript of PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN...

Page 1: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

Oleh : TIM PENYUSUN

LAPORAN PENELITIAN

PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB SEKTOR

INDUSTRI HILIR MINYAK DAN GAS BUMI MELALUI

PEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN

GAS BUMI BERDASARKAN FUNGSI – FUNGSI KERJA

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI

PUSDIKLAT MIGAS

Jalan Sorogo1 Cepu 58315 Kab. Blora – Jawa Tengah T. 0296 421888 F. 0296 421891 http://www.pusdiklatmigas.com e-mail:[email protected]

2014

Page 2: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

ii

PRAKATA

Menyadari akan pentingnya kegiatan pelaksanaan diklat di Pusdiklat Migas,

yang tidak terpisahkan yaitu Karya Tulis Ilmiah. Maka pada kesempatan ini,

penulis membantu para stakeholder untuk memahami SKKNI khususnya

pada industry hilir migas.

Kepada para pembaca saya harapkan memaklumi akan segala kekurangan

yang ada pada tulisan ini, dan dengan senang hati jika kiranya sumbang

saran dari para pembaca dapat saya terima sebagai bahan untuk

penyempuranaannya.

Mudah-mudahan tulisan yang sederhana ini dapat memberikan manfaat dan

dapat dikembangkan terutama oleh stakeholder yang ingin mempelajari

bidang ini dan mengembangkan SKKNI

Cepu, Nopember 2014

Tim Penulis

Page 3: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

iii

DAFTAR ISI

Halaman Muka

Kata Pengantar Kepala Pusdiklat Migas i

Prakata ii

Daftar Isi iii

Daftar Gambar v

Daftar Tabel viii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Batasan Permasalahan 3

1.3. Tujuan Penulisan 3

1.4. Metodologi Penelitian 4

1.5. Sistematika Penulisan 4

BAB II Tinjauan Pustaka 5

2.1. Definisi Kompetensi dan Standar Kompetensi 5

2.2. Standar Kompetensi yang ada pada Industi Minyak dan Gas Bumi 7

2.2. Peta Kompetensi dalam kerangka sistem standardisasi 21

kompetensi

BAB III HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 26

3.1. Hasil penelitian 26

3.2. Pembahasan 41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 43

4.1. Kesimpulan 43

4.2 Saran 43

Daftar Pustaka 44

Page 4: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

iv

DAFTAR GAMBAR

HAL

Gambar

2-1 Skema kegiatan Industri minyak dan gas bumi 17

2.2 Model Pemetaan Kompetensi RMCS 25

Page 5: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

v

DAFTAR TABEL

Tabel HAL

Peta Fungsi Jabatan Di Industri Hilir Migas Pengolahan 31

Page 6: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan personil pemegang jabatan tenaga teknik khusus yang

mempunyai kompetensi kerja standar di bidang industri, makin

dirasakan karena sifat industri yang padat teknologi dan padat

modal.Kompetensi kerja personil merupakan persyaratan minimal

yang harus dipenuhi oleh pemegang jabatan tenaga teknik khusus

(TTK) bidang industri; khususnya di Industri Hilir Migas

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) disusun

dengan menggunakan RMCS (Regional Model Of Competency

Standard) berdasarkan permintaan pasar (stakeholder) dalam

industri migas.Prosedur perumusan SKKNI tersebut sesuai pedoman

BNSP Nomor 101 dan nomor 102 tahun 2005.

Pemerintah menetapkan standar kompetensi kerja dengan

mengeluarkan 252 SKKNI untuk berbagai sektor pekerjaan.

Peningkatan kualitas tenaga kerja harus dlakukan diseluruh wilayah

agar tidak terjadi gap yang tinggi antar provinsi di Indonesia.

Dalam jangka waktu yang tidak lama, Indonesia dan negara Asean

lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi ASEAN

2015. (ASEAN Economy Community).

Sedangkan yang telah tersusun saat ini sebanyak lebih dari 250

SKKNI dari 9 sektor yaitu Sektor pertanian, perkebunan, perikanan

dan kehutanan, sektor listrik, pertambangan dan energy, sektor

industri manufactur, sektor perhubungan dan Telekomunikasi, sektor

kebudayaan, pariwisata dan seni, Sektor kesehatan, sektor

keuangan dan perbankan dan sektor kontruksi dan pertambangan.

Page 7: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

2

Dengan adanya SKKNI maka diharapkan akan meningkatkan

peluang tenaga kerja Indonesia untuk berkiprah di dunia kerja

regional dan internasional, karena sertifikasi kompetensi yang dimiliki

secara profesional dihargai di dalam negeri maupun luar

negeri.Sistem SKKNI juga berfungsi sebagai media filter bagi

masuknya tenaga kerja asing di Indonesia.

Industri minyak dan gas bumi (migas) merupakan industry yang

padat modal, padat teknologi dan padat resiko.Tentunya dengan

kegiatan yang sangat beresiko tinggi ini memerlukan tenaga yang

mempunyai kompetensi yang diharapkan sesuai standar.Karena itu

disadari betapa pentingnya upaya pengelolaan minyak dan gas bumi

dengan optimal, efektif dan efisien serta mengacu pada kaidah-

kaidah keteknikan yang baik dengan memperhatikan aspek

keselamatan migas yang mencakup keselamatan pekerja,

keselamatan umum, keselamatan instalasi dan keselamatan

lingkungan.Pengusahaan minyak dan gas bumi secara efektif dan

efisien, diarahkan untuk peningkatan nilai tambah dengan tujuan

untuk memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha,

meningkatkan ekspor, menunjang pembangunan daerah dan sector

pembangunan lainnya serta sekaligus mengembangkan penguasaan

teknologi yang tepat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

Semua kegiatan ini tidak dapat dipisahkan dari aspek keselamatan

migas atau dengan kata lain seharusnya tidak ada dikotomi antara

Keselamatan Migas dengan kegiatan operasi dan produksi itu

sendiri. Kegiatan usaha minyak dan gas bumi banyak mengandung

resiko-resiko bahaya terhadap faktor keselamatan umum,

keselamatan pekerja, instalasi dan kondisi lingkungan (keselamatan

migas).Pelaksanaan pembinaan terhadap aspek keselamatan migas

selama ini terus diupayakan untuk ditingkatkan. Ciri-ciri khusus

kegiatan usaha minyak dan gas bumi antara lain.

Page 8: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

3

1. Daerah operasiya ditempat-tempat terpencil jauh dari sarana

umum.

2. Kegiatannya mengandung resiko tinggi oleh karena

mengoperasikan peralatan dan atau instalasi yang berkaitan

dengan tekanan, temperatur, proses dan kondisi alam.

3. Menggunakan teknologi yang canggih, peralatan-peralatan

khusus dan investasi yang sangat besar.

Memerlukan tenaga kerja yang memiliki kompetensi

khusus.Potensi resiko bahaya sebagaimana disebutkan di atas

tidak terbatas pada kegiatan di Hulu, namun juga pada kegiatan

hilir serta hasil olahan lainnya (Bahan Bakar Minyak dan

Gas).Resiko bahaya itu dapat berupa bahaya kebakaran, ledakan,

catastrophyc pada instalasi dan atau peralatan di kegiatan usaha

migas dan dapat juga berupa pencemaran di lingkungan sekitar

operasi kegiatan usaha migas yang pada akhirnya akan

berdampak pada kerugian materiil dan immateriil.

1.2. Batasan Permasalahan

Penelitian ini dibatasi pada pemetaan kompetensi yang ada pada

industry hilir minyak dan gas bumi (migas) yang disesuaikan

dengan Undang undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak

dan Gas Bumi, peraturan perundang-undangan yang terkait

dengan industry hilir migas dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

Indonesia.

1.3. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan kompetensi yang dibutuhkan dalam industri hilir

minyak dan gas bumi

Page 9: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

4

2. Mengidentifikasi SKKNI yang sudah ada berhubungan dengan

industry hilir migas

3. Mengembangkan SKKNI berdasarkan fungsi – fungsi kerja

yang ada pada industri hilir migas

1.4. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang dilakukan berupa kegiatan yang

digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini

Adapun metodologi penelitian yang dilakukan adalah :

a. Kajian pustaka

Kajian Pustaka yang dilakukan adalah terhadap peraturan

perundangan-undangan yang berhubungan dengan

kompetensi tenaga kerja dan program peningkatan kompetensi

b. Studi Lapangan

Studi lapangan yang dilakukan adalah benchmarking kepada

perusahaan yang bergerak dibidang industri hilir migas

1.5. Sistematika Penulisan

Penulisan karya ilmiah disusun dengan sistematika sebagai

berikut :

Bab I : Pendahuluan, mengemukakan tentang isi penelitian secara

umum yang terdiri dari : latar belakang, tujuan, batasan

permasalahan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab III : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV : Kesimpulan dan saran

Page 10: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

5

BAB II

Tinjauan Pustaka

Memperhatikan aset dan potensi SDA yang luar biasa tersebut

diperlukan pengelolaan yang profesional dan kredibel.Karena itu,

untuk pengelolaan SDA diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM)

yang kompeten. Guna mendorong dan merealisasikan SDM yang

kompeten tersebut harus dipersiapkan dan dirancang secara

sistematis antara lain dalam hal sistem pendidikan dan pelatihan

(diklat) serta perangkat-perangkat pendukungnya. Dengan demikian

diharapkan akan dihasilkan SDM yang handal untuk mengelola

kekayaan SDA secara profesional. Melalui penyiapan SDM yang

memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan standar, maka

bangsa Indonesia akansurvive dalam menghadapi era kompetisi dan

perdagangan bebas.

Menghadapi hal tersebut, semuanegara termasuk Indonesia, sedang

dan telahberupaya meningkatkan kualitas sumber dayamanusianya

melalui standardisasi dansertifikasi kompetensi di berbagai sektor.

Untuk hal ini diperlukan kerjasama duniausaha/industri, pemerintah

dan lembaga diklatbaik formal maupun non formal untukmerumuskan

suatu standar kompetensi yangbersifat nasional khususnya pada

SektorIndustri Minyak dan Gas Bumi.Mengingatkegiatan usaha

minyak dan gas bumi yangbanyak mengandung resiko-resiko

bahayaterhadap faktor keselamatan umum,keselamatan pekerja,

instalasi dan kondisilingkungan atau disebut keselamatan

migas,maka dibutuhkan SDM yang memilikikompeten pada

bidangnya.

Industri minyak dan gas bumi (migas) merupakan industry yang

padat modal, padat teknologi dan padat resiko.Tentunya dengan

kegiatan yang sangat beresiko tinggi ini memerluakan tenaga yang

Page 11: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

6

mempunyai kompetensi yang diharapkan sesuai standar. Karena itu

disadari betapa pentingnya upaya pengelolaan minyak dan gas bumi

dengan optimal, efektif dan efisien serta mengacu pada kaidah-

kaidah keteknikan yang baik dengan memperhatikan aspek

keselamatan migas yang mencakup keselamatan pekerja,

keselamatan umum, keselamatan instalasi dan keselamatan

lingkungan. Pengusahaan minyak dan gas bumi secara efektif dan

efisien, diarahkan untuk peningkatan nilai tambah dengan tujuan

untuk memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha,

meningkatkan ekspor, menunjang pembangunan daerah dan sector

pembangunan lainnya serta sekaligus mengembangkan penguasaan

teknologi yang tepat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

Semua kegiatan ini tidak dapat dipisahkan dari aspek keselamatan

migas atau dengan kata lain seharusnya tidak ada dikotomi antara

Keselamatan Migas dengan kegiatan operasi dan produksi itu

sendiri. Kegiatan usaha minyak dan gas bumi banyak mengandung

resiko-resiko bahaya terhadap faktor keselamatan umum,

keselamatan pekerja, instalasi dan kondisi lingkungan (keselamatan

migas).Pelaksanaan pembinaan terhadap aspek keselamatan migas

selama ini terus diupayakan untuk ditingkatkan. Ciri-ciri khusus

kegiatan usaha minyak dan gas bumi antara lain.

1. Daerah operasiya ditempat-tempat terpencil jauh dari sarana

umum.

2. Kegiatannya mengandung resiko tinggi oleh karena

mengoperasikan peralatan dan atau instalasi yang berkaitan

dengan tekanan, temperatur, proses dan kondisi alam.

3. Menggunakan teknologi yang canggih, peralatan-peralatan

khusus dan investasi yang sangat besar.

Memerlukan tenaga kerja yang memiliki kompetensi

khusus.Potensi resiko bahaya sebagaimana disebutkan di atas

tidak terbatas pada kegiatan di Hulu saja, namun juga pada

Page 12: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

7

kegiatan hilir serta hasil olahan lainnya (Bahan Bakar Minyak dan

Gas). Resiko bahaya itu dapat berupa bahaya kebakaran,

ledakan, catastrophyc pada instalasi dan atau peralatan di

kegiatan usaha migas dan dapat juga berupa pencemaran di

lingkungan sekitar operasi kegiatan usaha migas yang pada

akhirnya akan berdampak pada kerugian materiil dan immateriil.

Kebutuhan personil pemegang jabatan tenaga teknik khusus yang

mempunyai kompetensi kerja standar di bidang industri, makin

dirasakan karena sifat industri yang padat teknologi dan padat

modal.Kompetensi kerja personil merupakan persyaratan minimal

yang harus dipenuhi oleh pemegang jabatan tenaga teknik khusus

(TTK) bidang industri; khususnya di Industri Hilir Migas

2.1. Definisi Kompetensi dan Standar Kompetensi

KOMPETENSI

Pengertian Kompetensi Kompetensi diartikan sebagai

kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan atau

melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan,

keterampilan, dan sikap kerja.Sedangkan dalam sistem dunia

pendidikan di Indonesia, kompetensi merupakan seperangkat

tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang

sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam

melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Beberapa

referensi yang berkaitan dengan definisi kompetensi antara lain:

A competency refers to an individual’s demonstrated knowledge,

skills or abilities (KSA’s) performed to a specific standard.

Competencies are observable, behavioral acts that require a

combination of KSA’s to execute. They are demonstrates in a job

context and as such, are influenced by an organization’s culture

and work environment. In other words, competencies consist of a

combination of knowledge, skill, and abilities that are necessary in

Page 13: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

8

order to perform a major task or function in the work setting. (JGN

Consulting Denver, USA)

Competency comprises knowledge and skills and the consistent

application of that knowledge and skills to the standard of

performance required in employment. (Competency Standards

Body Canberra 1994)

Competency models that identify the skills, knowledge, and

characteristics needed to perform a job..... (A. D. Lucia & R.

Lepsinger / Preface xiii)."

Kompetensi adalah gabungan aspek pengetahuan, kemahiran,

ciri-ciri peribadi dan perlakuan yang perlu dimiliki serta diamalkan

oleh staf bagi melaksanakan suatu pekerjaan. (Penilaian Tahap

Kecekapan, Jabatan Perkhidmatan Awam Malaysia)

Kompetensi adalah kemampuan orang perseorangan untuk

mengerjakan suatu tugas dan pekerjaan sesuai dengan

persyaratan yang dilandasi oleh pengetahuan, kecekatan, dan

sikap kerja. (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional,

LPJKN)

Kompetensi adalah Karakteristik dasar yang tidak Nampak dan

Nampak seperti motivasi, sifat, konsep diri, nilai – nilai,

pengetahuandan keterampilan yang menghasilkan kinerja sesuai

standar yang ditentukan sebelumnya ( Competency Management,

R.Palan, Ph.D)

Dari beberapa definisi di atas dapat dirumuskan bahwa

kompetensi diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat

terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap

dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan.

Komponen Kompetensi Sebagai karakteristik individu yang

melekat, kompetensi nampak pada cara berperilaku di tempat

Page 14: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

9

kerja seseorang. Spencer (1993:9-23) mengemukakan

kompetensi dapat bersumber dari limakomponen kompetensi yang

berbeda, yaitu:

Motif

Sesuatu yang secara konsisten menjadi dorongan, pikiran atau

keinginan seseorang yang menyebabkan munculnya suatu

tindakan. Motif akan mengarahkan dan menyeleksi sikap menjadi

tindakan atau mewujudkan tujuan sehingga berbeda dari yang

lain.

Karakter (trait) dan unsur bawaan

Karakter dan bawaan seseorang dapat mempengaruhi prestasi di

tempat kerja.Karakter dan unsur bawaan ini dapat berupa bawaan

fisik (seperti postur atletis, penglihatan yang baik), maupun

bawaan sifat yang lebih kompleks yang dimiliki seseorang sebagai

karakter, seperti kemampuan mengendalikan emosi, perhatian

terhadap hal yang sangat detail, dan sebagainya.

Konsep diri (self-concept)

Konsep diri seseorang mencakupgambaran atas diri sendiri, sikap

dan nilai-nilai yang diyakininya. Misalnya, seseorang yang

memiliki rasa percaya

diri yang tinggi menggambarkan dirinya sendiri sebagai orang

yang dapat mencapai sesuatu yang diharapkan, yang

menurutnya, baik dalam berbagai situasi, baik situasi sulit maupun

mudah.

Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan mencerminkan informasi yang dimiliki seseorang

pada area disiplin yang tertentu yang spesifik.Nilai akademis atau

indeks prestasi akademis seringkali kurang bermanfaat untuk

memprediksi performansi di tempat kerja, karena sulitnya

mengukur kebutuhan pengetahuan dan keahlian yang secara

nyata digunakan dalam pekerjaan. Pengetahuan dapat

Page 15: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

10

memprediksikan apa yang mampu dilakukan seseorang, bukan

apa yang akan dilakukan. Hal ini disebabkan pengukuran tes

pengetahuan lebih banyak menghafal, jika yang dipentingkan

adalah kemampuan untuk mencari informasi.Ingatan mengenai

fakta spesifik, tidak lebih penting daripada pengetahuan mengenai

fakta yang relevan, terhadap masalah spesifik dan pengetahuan

tentang sumber informasi di mana mencarinya ketika

diperlukan.Tes pengetahuan juga sangat tergantung situasi

responden.Tes tersebut mengukur kemampuan memilih alternatif

pilihan, yang merupakan respon yang benar, dan bukan untuk

mengukur apakah seseorang dapat bereaksi sesuai dengan

pengetahuan dasarnya. Mengetahui sesuatu yang benar tidaklah

selalu menjamin akan melakukan sesuatu yang benar.

Keterampilan (skills)

Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik dan

mental.Kompetensi keterampilan mental atau kognitif meliputi

pemikiran analitis (memproses pengetahuan atau data,

menentukan sebab dan pengaruh, mengorganisasi data dan

rencana) serta pemikiran konseptual (pengenalan pola data yang

kompleks). Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa apa

yang dilakukan seseorang di tempat kerja, hasil kerja apa yang

diperoleh seseorang, dan tingkat prestasi kerja apa yang dicapai

seseorang dapat bersumber dari karakteristik individu, yang

dipengaruhi oleh salah satu atau kombinasi dari lima tipe

komponen kompetensi yang berbeda. Dengan kata lain,

pendekatan kompetensi ini meyakini bahwa perilaku efektif

seseorang di tempat kerja atau pada suatu situasi tertentu

merupakan cerminan kompetensi seseorang.

Manfaat Kompetensi

Page 16: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

11

Seseorang atau berkelompok yang telah mempunyai kompetensi

kemudian dikaitkan dengan tugas pekerjaan tertentu sesuai

dengan kompetensinya, maka akan dapat menghasilkan atau

mewujudkan sasaran dan tujuan tugas pekerjaan(X), yang

seharusnya dapat terukur dengan indikator sebagai berikut:

mampu dan mau melakukan (X) sebanyak (Y) dengan kualitas (Z)

selesai dalam tempo (T). Indikator ini berguna untuk memastikan

kualitas Sumber Daya Manusia secara jelas dan terukur, serta

untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dikaitkan dengan

perhitungan biaya pekerjaan yang dapat menentukan daya saing.

STANDAR KOMPETENSI

Pengertian Standar Kompetensi

Berdasar pada arti bahasa, standar kompetensi terbentuk atas

kata standar dan kompetensi. Standar diartikan sebagai “ukuran”

yang disepakati, sedangkan kompetensi telah didefinisikan

sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi

mencakup atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar

persyaratan yang ditetapkan. Dari berbagai referensi diperoleh

beberapa definisi standar kompetensi, di antaranya:

What are competency standards?

Competency Standards are simply worded statements about the

performance in workplace that describe in output terms:

- What the employee is expected to do.

- How well the employee is expected to perform.

- How to tell when the employee’s performance is at the expected

level (adopted from ANTA Australia)

What are competency standards?

Competency Standards define “competency” as;

Page 17: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

12

“The necessary knowledge and skills to perform a particular work

role to the standard required within industry”.

(adopted from the Northern Territory Public Sector of Australia).

What are Competency Standards?

The concept of competency focuses on what is expected of an

employee in the workplace (outcomes) rather than on the learning

process.

It takes into account all aspects of work performance, recognizing

that task skills formonly one component of work performance.

It also includes the ability to transfer and apply skills and

knowledge to new situations.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa standar kompetensi

merupakan kesepakatan-kesepakatan tentang kompetensi yang

diperlukan pada suatu

bidang pekerjaan oleh seluruh “stake holder” di bidangnya.

Dengan pernyataan lain yang dimaksud dengan Standar

Kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus

dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan

yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja

sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Menurut Permenakertrans Nomor 8 Tahun 2012

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, yang selanjutnya

disingkat SKKNI, adalah rumusan kemampuan kerja yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian

serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan

syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Page 18: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

13

Manfaat Standar Kompetensi

Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang,

maka yang bersangkutan akan mampu:

a.Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.

b.Mengorganisasikan agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.

c.Mengetahui apa yang harus dilakukan, bila terjadi sesuatu yang

berbeda dengan rencana semula.

d.Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan

permasalahan atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang

berbeda.

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dibutuhkan sebagai

tolak ukur untuk menentukan kompetensi tenaga kerja sesuai

dengan jabatan kerja yang dimilikinya. SKKNI disusun

berdasarkan analisis kompetensi setiap jabatan kerja yang

melibatkan para pelaku atau pelaksana langsung di lapangan dan

dengan mengacu pada format dan ketentuan yang diatur dengan

Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor:

Kep.227/MEN/2003, tanggal 31 Oktober 2003 tentang

CaraPenetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

dan perubahannya No. KEP. 69/MEN/V/2004, tanggal 4 Mei 2004

Studi penyusunan standar kompetensiLiteratur yang digunakan

dalam penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

(SKKNI) mengacu pada beberapa sumber daridalam maupun luar

negeri, antara lain:

a.Malaysia, dengan model NOSS (National Occupational Skill

Standard) atau SKPK (Standar Kemahiran Pekerjaan

Kebangsaan).

b.ILO (International Labor Organization) dengan MOSS (Model

Occupational Skill Standard).

Page 19: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

14

c.RMCS (Regional Model Competency Standard) dengan

referensi utama dari ITABs (Industry Training Advisory Bodies)

dan ANTA (Australia National Training Authority) Australia.

Menurut Permenakertrans Nomor 8 Tahun 2012 Regional Model

Competency Standard, yang selanjutnya disingkat RMCS, adalah

model standar kompetensi yang pengembangannya

menggunakan pendekatan fungsi dari proses kerja untuk

menghasilkan barang dan/atau jasa.

Pasal 8

Rancangan SKKNI yang akan ditetapkan sebagai SKKNI harus

memenuhi prinsip:

a. relevan dengan kebutuhan dunia usaha atau industri di masing-

masing sektor atau lapangan usaha;

b. valid terhadap acuan dan/atau pembanding yang sah;

c. aseptabel oleh para pemangku kepentingan;

d. fleksibel untuk diterapkan dan memenuhi kebutuhan pemangku

kepentingan; dan

e. mampu telusur dan dapat dibandingkan dan/atau disetarakan

dengan standar kompetensi lain, baik secara nasional maupun

internasional.

Pasal 9

Rancangan SKKNI yang akan ditetapkan sebagai SKKNI

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus memenuhi

ketentuan:

a. berisi rumusan tentang kompetensi tugas, kompetensi

manajemen tugas, kompetensi menghadapi keadaan darurat

dan kompetensi menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja,

Page 20: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

15

termasuk tanggung jawab dan bekerja sama dengan orang

lain;

b. mencerminkan pekerjaan yang realistik berlaku di tempat kerja

secara umum di sektor atau lapangan usaha tertentu;

c. dirumuskan dengan orientasi hasil kerja (outcomes); dan

d. dirumuskan secara terukur dengan bahasa yang jelas,

sederhana, dan mudah dipahami oleh pengguna SKKNI.

Pasal 10

(1) Penyusunan SKKNI di setiap sektor atau lapangan usaha

mengacu pada peta kompetensi yang disusun dalam RIP

SKKNI di sektor atau lapangan usaha yang bersangkutan.

(2)Penyusunan SKKNI dan pemetaan kompetensi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), mengacu pada RMCS.

Pasal 11

(1) Pemetaan SKKNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat

(2) disusun dalam susunan fungsi pekerjaan yang mencakupi:

a. tujuan utama (main purpose);

b. fungsi kunci (key function) dari tujuan utama (main

purpose);

c. fungsi utama (major function) dari fungsi kunci (key

function); dan

d. fungsi dasar (basic function) dari fungsi utama (major

function), dari lapangan usaha pada klasifikasi kategori,

golongan pokok, golongan atau sub golongan usaha tertentu.

(2) Fungsi dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d

diidentifikasi sebagai unit kompetensi.

Page 21: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

16

Pasal 12

SKKNI pada setiap kategori, golongan pokok, atau golongan

usaha tertentu dapat disusun dalam kemasan sebagai berikut:

a. kualifikasi nasional, dengan mengacu pada jenjang Kerangka

Kualifikasi Nasional Indonesia;

b. jabatan atau okupasi nasional, dengan mengacu pada tugas

dan fungsi jabatan atau okupasi;

c. klaster kompetensi, dengan mengacu pada kebutuhan khusus

kompetensi tertentu sesuai kebutuhan industri atau organisasi.

Pada Pasal 12 mengacu kepada Klasifikasi Baku Lapangan

Usaha Indonesia (KBLUI) yang dikeluarkan oleh Badan Pusat

Statistik

2.2. Standar Kompetensi yang ada pada Industi Minyak dan Gas

Bumi

2.2.1. Industri hilir migas

Undang – undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan

Gas Bumi, ada di Pasal 5 :

Kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi terdiri atas:

Kegiatan Usaha Hulu yang mencakup:

a. Eksplorasi;

b. Eksploitasi.

2. Kegiatan Usaha Hilir yang mencakup:

a. Pengolahan;

b. Pengangkutan;

c. Penyimpanan;

d. Niaga.

Page 22: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

17

Gambar 2.1. Skema Kegiatan Minyak dan Gas Bumi

a. kegitan usaha Pengolahan yang meliputi kegiatan memurnikan,

memperoleh bagian-bagian, mempertinggi mutu, dan

mempertinggi nilai tambah Minyak dan Gas Bumi yang

menghasilkan Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas, Hasil

Olahan, LPG dan/atau LNG tetapi tidak termasuk

PengolahanLapangan;

b.kegiatan usaha Pengangkutan yang meliputi kegiatan

pemindahan Minyak Bumi, Gas Bumi, Bahan Bakar Minyak,

Bahan Bakar Gas, dan/atau Hasil Olahan baik melalui darat,

air, dan/atau udara termasuk Pengangkutan Gas Bumi Melalui

Pipa dari suatu tempat ke tempat lain untuk tujuan komersial;

c.kegiatan usaha Penyimpanan yang meliputi kegiatan

penerimaan, pengumpulan, penampungan dan pengeluaran

Minyak Bumi, Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas,

dan/atau Hasil Olahan pada lokasi di atas dan/atau di bawah

permukaan tanah dan/atau permukaan air untuk tujuan

komersial;

Kebutuhan BBM Impor/Ekspor Produksi Crude Pengolahan Distribusi

Penyaluran

Retail

Ekspor C

r

ud

e

Impor BBM

Hulu Hilir

Kilang

I mpor

Produk

Page 23: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

18

d.kegiatan usaha Niaga yang meliputi kegiatan pembelian,

penjualan, ekspor, impor Minyak Bumi, Bahan Bakar Minyak,

Bahan Bakar Gas dan/atau Hasil Olahan, termasuk Gas Bumi

melalui pipa.

Pasal 21

Dalam melaksanakan kegiatan usaha Pengolahan, Badan Usaha

wajib menjamin keselamatan dan kesehatan kerja dan

pengelolaan lingkungan hidup serta pengembangan masyarakat

setempat, dan menjamin bahwa produk akhir yang dihasilkan

memenuhi standar dan mutu sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 22

Badan Usaha pemegang Izin Usaha Pengolahan wajib

menyampaikan laporan kepada Menteri dan Badan Pengatur

mengenai jadwal rencana tahunan, realisasi pelaksanaan

bulanan, dan penghentian operasi guna perawatan fasilitas dan

sarana Pengolahan dalam rangka menjaga ketersediaan Bahan

Bakar Minyak.

2.2.2. SKKNI yang sudah diterbitkan di Industri Migas

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) disusun

dengan menggunakan RMCS (Regional Model Of Competency

Standard) berdasarkan permintaan pasar (stakeholder) dalam

industri migas.Prosedur perumusan SKKNI tersebut sesuai

pedoman BNSP Nomor 101 dan nomor 102 tahun 2005.

Pemerintah menetapkan standar kompetensi kerja dengan

mengeluarkan 252 SKKNI untuk berbagai sektor

Page 24: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

19

pekerjaan.Peningkatan kualitas tenaga kerja harus dlakukan

diseluruh wilayah agar tidak terjadi gap yang tinggi antar provinsi

di Indonesia.

Dalam jangka waktu yang tidak lama, Indonesia dan negara

Asean lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

ASEAN 2015. (ASEAN Economy Community).

Dengan adanya SKKNI maka diharapkan akan meningkatkan

peluang tenaga kerja Indonesia untuk berkiprah di dunia kerja

regional dan internasional, karena sertifikasi kompetensi yang

dimiliki secara profesional dihargai di dalam negeri maupun luar

negeri.Sistem KKNI juga berfungsi sebagai media filter bagi

masuknya tenaga kerja asing di Indonesia. Khusus sector Minyak

dan gas bumi sudah menerbitkan 34 SKKNI, dan bagi industry hilir

migas baru 8 SKKNI (CDU, VDU, Blending, PPT, Loading Master,

Pemrosesan Gas Bumi, SPBU, SPPLPG,)

Berikut daftar SKKNI yang sudah ditetapkan oleh Menakertrans

10 SKKNI wajib menurut Permen ESDM Nomor 20 tahun 2008 di

sector industry minyak dan gas bumi

1. KEP.241/MEN/V/2007 Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi

Serta Panas Bumi Sub Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi Hulu

Bidang Pengeboran Sub Bidang Pengeboran Darat

2. KEP.242/MEN/V/2007 Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi

Serta Panas Bumi Sub Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi Hulu

Hilir (Supporting) Bidang Laboratorium Pengujian

3. KEP.243/MEN/V/2007 Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi

Serta Panas Bumi Sub Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi Hulu

Bidang Produksi Sub Bidang Perawatan Sumur

4. KEP.244/MEN/V/ 2007 Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi

Serta Panas Bumi Sub Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi Hulu

Hilir (Supporting) Bidang Sistem Manajemen Lingkungan

Page 25: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

20

5. KEP.245/MEN/V/2007 Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi

Serta Panas Bumi Sub Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi Hulu

Hilir (Supporting) Bidang Operasi Pesawat Angkat, Angkut Dan

Ikat Beban

6. KEP.246/MEN/V/2007 Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi

Serta Panas Bumi Sub Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi Hulu

Hilir (Supporting) Bidang Aviasi

7. KEP. 248/MEN/V/2007 Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi

Serta Panas Bumi Sub Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi Hulu

Hilir (Supporting) Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

8. KEP.250/MEN/V/2007 Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi

Serta Panas Bumi Sub Sektor Industri Minyak dan Gas Bumi Hulu

Bidang Produksi Sub Bidang Operasi Produksi

9. KEP.251/MEN/V/2007 Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi

Serta Panas Bumi Sub Sektor Industri Minyak dan Gas Bumi Hulu

Bidang Eksplorasi Sub Bidang Penyelidikan Seismik

10. KEP.254/MEN/V/2007 Sektor Industri Minyak Dan Gas Bumi

Serta Panas Bumi Sub Sektor Industri Minyak dan Gas Bumi Hulu

Hilir (Supporting) Bidang Boiler Sub Bidang Operasi Boiler

Dan 26 Standar kompetensi yang belum diberlakukan wajib

namun sudah ada SKKNI nya adalah

1. Petugas Pengambil Contoh

2. Kalibrasi dan Instrumentasi

3. Penanganan Bahaya H2S Industri Migas

4. Scaffolding

5. Fluida Pemboran , Komplesi dan Kerja Ulang Sumur

6. Welding

7. Pemrosesan Gas Bumi

8. Pengolahan Minyak (CDU)

9. Pengatur katup Pengaman (Pressure Relieve Device).

Page 26: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

21

10. Perawatan Mekanik Industri Migas

11. Operasi SPBU

12. Teknik Listrik Industri Migas

13. Petugas Pengukur Isi Tangki

14. Inspektur Rig

15. Stasiun Pengisian dan Pendistribusian LPG (SPPLPG)

16. Operator Unit Blending

17. Vacuum Distillating Unit

18. Loading Master

19. Welding Underwater

20. Wellsite Geologi

21. Inspektur Pipa Penyalur

22. Inspektur Bahan Peledak

23. Inspektur Bejana Tekan

24. Inspektur Tangki Timbun

25. Inspektur Pesawat Angkat

26. Distribusi Gas Alam dan Buatan

2.3. Peta Kompetensi dalam kerangka sistem standardisasi

kompetensi

Merupakan gambaran komprehensif tentang kompetensi dari

setiap fungsi dalam suatu lapangan usaha yang akan

dipergunakan sebagai acuan dalam menyusun standar

kompetensi. Peta kompetensi dikembangkan melalui riset analisa

fungsi berdasarkan fungsi bisnis/organisasi yang mencakupi

fungsi kunci, fungsi utama dan fungsi dasar.

Paling tidak terdapat dua model pemetaan kompetensi, yakni

berbasis okupasi yang kita kenal dengan MOSS (Model

Occupational Skill Standards), dan berbasis kompetensi yang kita

kenal dengan RMCS (Regional Model Competency

Standard).Pada MOSS pemetaan diawali dengan okupasi/ job

titles yang di identifikasi job and tasknya selanjut diidentifikasi

Page 27: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

22

kompetensi yang dibutuhkan, sedangkan RMCS memulai

pemetaan dari fungsi- fungsi kerja industri secara riil untuk

menghasilkan produk/ jasa. Secara makro, bagi negara-negara

yang mempunyai variasi bisnis yang besar, seperti Indonesia,

dengan variasi bisnis dari yang sangat besar (giant corporation)

hingga yang sangat kecil (mikro), dapat mengalami kesuliatan

untuk menetapkan klaster okupasi secara seragam. Melalui

regulasi teknisnya, secara nasional Indonesia memilih berbasis

kompetensi, sehingga tulisan ini akan membahas peta untuk

model RMCS. Walau demikian keduanya dapat diharmonisasikan.

Manfaat peta kompetensi?

Bagi Industri, pekerja dan diklat, dengan adanya peta kompetensi

dapat digunakan sebagai:

Menjelaskan fungsi-fungsi yang mampu telusur dalam industri,

Mendesain pendidikan dan pelatihan vokasi, dan asesmen

untuk semua jenis pekerjaan,

Melakukan audit kinerja pada industri ataupun organisasi

lainnya,

Restrukturisasi bisnis atau industri dalam pengembangan

produk atau jasa baru, dan

Perencanaan multi-skilling tenaga kerja.

Peningkatan pengakuan di berbagai bidang, negara dan

kawasan.

Peta kompetensi digunakan sebagai persyaratan langkah awal

dalam penyusunan standar kompetensi di industri atau SKKNI di

setiap sektor atau lapangan usaha yang mengacu pada

petakompetensi yang disusun dalam RIP SKKNI di sektor atau

lapangan usaha yang bersangkutan.

Page 28: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

23

Bagaimana kita mengembagkan Peta kompetensi?

1. Menginterpretasi persyaratan dan riset area kompetensi

Menetapkan ruang lingkup, tujuan, sistem dan prosedur

pemetaan kompetensi.

Menetapkan metode analisis fungsi kerja untuk

mengidentifikasi area kerja kritis dan spesifik, cakupan

aktivitas kerja atau tugas dalam lingkup area kerja,

ketrampilan teknis dan generik, pengetahuan dan atribut

sesuai dengan unjuk kerja hasil identifikasi dari tugas /

kegiatan.

2. Mengidentifikasi fungsi bisnis dari industri/organisasi.

Pada level industri/organisasi, fungsi bisnis diidentifikasi

sebagai bisnis utama suatu industri/ usaha/ organisasi.

Pada tingkat makro umtuk tujuan pengembangan standar

kompetensi nasional, fungsi bisnis dapat diidentifikasi dari

fungsi sector/ subsector/ bidang.

Mengidentifikasi ketelusuran dan tingkat ekivalensinya

dengan pemetaan bisnis nasional, seperti KBLUI

(Kelompok Baku Lapangan Usaha Indonesia), dan lain-lain.

3. Memetakan fungsi kunci dalam fungsi bisnis industri.

Fungsi kunci (key function) merupakan fungsi-fungsi suatu

kesisteman dengan disiplin ilmu spesifik yang dihimpun

untuk menjadi fungsi bisnis, contoh fungsi kunci: fungsi

produksi, pemasaran, engineering, HRD dan lain-lain yang

spesifik dengan fungsi bisnis/ organisasi.

Mengidentifikasi ketelusuran dan tingkat ekivalensinya

dengan sistem/ disiplin dalam standard dan regulasi teknis.

Page 29: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

24

Dalam industri, biasanya diidentifikasi dalam divisi-divisi,

sedangkan pada lembaga pelayanan publik bisanya

diidnetifikasi dalam direktorat-direktorat.

4. Memetakan fungsi utama (major functions)

Fungsi utama (major function) merupakan subsistem atau

sub disiplin dari fungsi kunci.

Mengidentifikasi ketelusuran dan tingkat ekivalensinya

dengan sub-sistem/ sub-disiplin dalam standard dan

regulasi teknis. Dalam industri, biasanya diidentifikasi

dalam bagian- bagian, sedangkan pada lembaga

pelayanan publik bisanya diidnetifikasi dalam sub-

direktorat.

5. Memetakan fungsi dasar (basic functions)

Fungsi dasar (basic function) merupakan fungsi dasar

terkecil dalam industri/organisasi untuk menghasilkan

produk atau jasa kepada klien external maupun klien unit

mandiri internal lainnya.

Mengidentifikasi ketelusuran dan tingkat ekivalensinya

dengan fungsi-fungsi dasar dalam standar dan regulasi

teknis. Dalam industri, biasanya diidentifikasi dalam jasa-

jasa/produk-produk yang ditawarkan, dan jasa-jasa antar

unit mandiri dalam organisasi.

Page 30: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

25

Gambar 2.2 Model Pemetaan Kompetensi RMCS

PEMETAAN FUNGSI BISNIS

Diskusi awal dengan para pemangku kepentingan utama

seperti, personil di industri (HRD), ahli/spesialis

dilapangan,wakil organisasi.

Lakukan kajian dan pemetaan dari para profesional, dan praktisi

dengan ketelusuran terhadap standar dan regulasi teknis

dibidang /sektornya.

Validasi peta kompetensi

Proses konsultasi yang komprehensif (peer review,workshop)

antar bidang dalam industri/organiasasi dirancang untuk

menelaah dan memvalidasi peta kompetensi.

Pada pemetaan nasional, biasanya dilakukan melalui konvensi

yang merupakan bagian dari pengembangan Standard

Kompetensi Nasional, di Indonesia kita kenalSKKNI (Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia).

TUJUAN BISNIS

(Bisnisn

Purpose)

AREA FUNGSI

KUNCI

(key function

area)

FUNGSI UTAMA

(major functions)

FUNGSI DASAR

(basicfunction)

ELEMEN

ELEMEN

ELEMEN

HILIR

FUNGSI DASAR

(basicfunction)

ELEMEN

ELEMEN

ELEMEN

181,6 Juta Bbl 181,3 Juta Bbl

77 Juta Bbl 377,1 Juta Bbl

KUK

KUK

Page 31: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

26

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil penelitian

Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam yang sangat

strategis bagi bangsa Indonesia, nukan hanya sebagai pemasok

dalam negeri namun juga penghasil devisa. Dengan semakin

meningkatnya kebutuhan energy maka dibutuhkan pasokan

pemenuhan energy yang optimal (security supply), di bidang hilir

untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dalam negeri,

dibutuhkan beberapa tambahan infrastruktur seperti kilang, tangki

penyimpanan BBM, pipa transmisi dan distribusi gas bumi serta

moda transportasi lainnya.

Menurut Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak

dan Gas Bumi, industry hilir migas adalah

a. Pengolahan;

b. Pengangkutan;

c. Penyimpanan;

d. Niaga.

Dimana pengertian dan definisi nya adalah sebagai berikut:

a. kegitan usaha Pengolahan yang meliputi kegiatan memurnikan,

memperoleh bagian-bagian, mempertinggi mutu, dan

mempertinggi nilai tambah Minyak dan Gas Bumi yang

menghasilkan Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas, Hasil

Olahan, LPG dan/atau LNG tetapi tidak termasuk Pengolahan

Lapangan;

b. kegiatan usaha Pengangkutan yang meliputi kegiatan

pemindahan Minyak Bumi, Gas Bumi, Bahan Bakar Minyak,

Bahan Bakar Gas, dan/atau Hasil Olahan baik melalui darat,

air, dan/atau udara termasuk Pengangkutan Gas Bumi Melalui

Pipa dari suatu tempat ke tempat lain untuk tujuan komersial;

Page 32: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

27

c.kegiatan usaha Penyimpanan yang meliputi kegiatan

penerimaan, pengumpulan, penampungan dan pengeluaran

Minyak Bumi, Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas,

dan/atau Hasil Olahan pada lokasi di atas dan/atau di bawah

permukaan tanah dan/atau permukaan air untuk tujuan

komersial;

d. kegiatan usaha Niaga yang meliputi kegiatan pembelian,

penjualan, ekspor, impor Minyak Bumi, Bahan Bakar Minyak,

Bahan Bakar Gas dan/atau Hasil Olahan, termasuk Gas Bumi

melalui pipa.

Sedangkat bila disandingkan menurut Peraturan Kepala Badan

Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku

Lapangan Usaha Indonesia (KBLUI) Industri Hilir Migas terdapat

beberapa macam industri seperti dibawah ini

19211 INDUSTRI PEMURNIAN DAN PENGILANGAN MINYAK

BUMI

(Kelompok ini mencakup usaha pemurnian dan pengilangan

minyak bumi yang menghasilkan gas atau LPG, Naphtha, Avigas,

Avtur, Gasoline, Minyak Tanah atau Kerosin, Minyak Solar,

Minyak Diesel, Minyak Bakar atau Bensin, Residu,

Solvent/Pelarut, Wax, Lubricant dan Aspal)

19212 INDUSTRI PEMURNIAN DAN PENGOLAHAN GAS ALAM

(Kelompok ini mencakup usaha pemurnian dan pengolahan gas

alam menjadi Liquified Natural Gas (LNG) dan Liquified

Petroleum Gas (LPG).)

19213 INDUSTRI PEMBUATAN MINYAK PELUMAS

Page 33: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

28

(Kelompok ini mencakup usaha pembuatan minyak pelumas, oli

dan gemuk yang berbahan dasar minyak)

19214 INDUSTRI PENGOLAHAN KEMBALI MINYAK PELUMAS

BEKAS

(Kelompok ini mencakup usaha pengolahan kembali minyak

pelumas bekas untuk dapat digunakan sebagai minyak pelumas)

52109 JASA PERGUDANGAN LAINNYA (penyimpanan migas)

Golongan ini mencakup pengusahaan fasilitas penyimpanan dan

penggudangan untuk semua jenis barang, seperti gudang

tertutup tempat penyimpan butir-butiran makanan ternak, gudang

barang dagangan umum, gudang pendingin, tangki penyimpanan

(minyak, air dan lain-lain).

49300 ANGKUTAN MELALUI SALURAN PIPA

Kelompok ini mencakup usaha pengangkutan minyak, gas dan air

dari tempat pembuatan (produsen) ke tempat pemakai

(konsumen) dengan saluran pipa atas dasar balas jasa (fee) atau

kontrak.Termasuk kegiatan stasiun pompa.

49432 ANGKUTAN BERMOTOR UNTUK BARANG KHUSUS

Kelompok ini mencakup usaha pengangkutan barang dengan

menggunakan kendaraan bermotor untuk barang yang secara

khusus mengangkut satu jenis barang, seperti angkutan bahan

bakar minyak (BBM), angkutan barang berbahaya dan angkutan

barang alat-alat berat.

35201 PENGADAAN GAS ALAM DAN BUATAN

Kelompok ini mencakup usaha penyediaan bahan bakar gas

yang dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai bahan bakar

dengan cara pembelian gas alam (termasuk LPG) pembuatannya

Page 34: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

29

disertai usaha peningkatan mutu gas, seperti pemurnian,dan atau

industri bahan bakar gas di mana pencampuran dan proses

lainnya yang dihasilkan dari gas alam, bahan bakar minyak,

karbonasi batu bara, biogas, sampah/limbah atau bahan

hidrokarbon lainnya

35202 DISTRIBUSI GAS ALAM DAN BUATAN

Kelompok ini mencakup usaha penyaluran gas melalui jaringan

yang bertekanan ekstra tinggi (lebih dari 10 bar); yang

bertekanan tinggi (antara 4 bar s.d. 10 bar); dan yang bertekanan

menengah ke bawah (di bawah 4 bar) baik berasal dari produksi

sendiri maupun produksi pihak lain sampai ke konsumen atau

pelanggan

46610 PERDAGANGAN BESAR BAHAN BAKAR PADAT, CAIR

DAN GAS DAN PRODUK YBDI

Kelompok ini mencakup usaha perdagangan besar bahan bakar

gas, cair, dan padat serta produk sejenisnya, seperti minyak bumi

mentah, minyak mentah, bahan bakar diesel, gasoline, bahan

bakar oli, kerosin, premium, solar, minyak tanah, batu bara,

arang, batu bara, ampas arang batu, bahan bakar kayu, nafta dan

bahan bakar lainnya termasuk pula bahan bakar gas, seperti

LPG, gas butana dan propana dan minyak semir, minyak

pelumas dan produk minyak bumi yang telah dimurnikan

Menurut Permenakertrans Nomor 8 Tahun 2012, Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat

SKKNI, adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek

pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang

relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang

ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 35: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

30

Dalam Pasal 11 Permenakertrans Nomor 8 Tahun 2012

(1) Pemetaan SKKNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat

(2) disusun dalam susunan fungsi pekerjaan yang mencakupi:

a. tujuan utama (main purpose);

b. fungsi kunci (key function) dari tujuan utama (main purpose);

c. fungsi utama (major function) dari fungsi kunci (key function);

dan

d. fungsi dasar (basic function) dari fungsi utama (major

function), dari lapangan usaha pada klasifikasi kategori,

golongan pokok, golongan atau sub golongan usaha tertentu.

(2) Fungsi dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d

diidentifikasi sebagai unit kompetensi.

Pasal 12

SKKNI pada setiap kategori, golongan pokok, atau golongan usaha

tertentu dapat disusun dalam kemasan sebagai berikut:

a. kualifikasi nasional, dengan mengacu pada jenjang Kerangka

Kualifikasi Nasional Indonesia;

b. jabatan atau okupasi nasional, dengan mengacu pada tugas dan

fungsi jabatan atau okupasi;

c. klaster kompetensi, dengan mengacu pada kebutuhan khusus

kompetensi tertentu sesuai kebutuhan industri atau organisasi.

Pada Pasal 12 mengacu kepada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

Indonesia (KBLUI) yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik

Sehingga penyusunan SKKNI menurut Permenakertrans Nomor 8

tahun 2012 harus mengacu pada KBLUI

Dari hasil penelitian di salah satu badan usaha di bidang industri

hilir migas yaitu PT. Pertamina (Persero), diperoleh data yaitu

ada fungsi – fungsi :

Page 36: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

31

- Pengolahyan Minyak

- Pengolahan Gas

- Niaga

- Suplai dan Distribusi

Berikut adalah Peta Fungsi nya :

Tabel 3-1 Peta Fungsi Jabatan Di Industri Hilir

MigasPengolahan

KEY FUNCTION

AREA (FUNGSI

KUNCI)

MAJOR

FUNCTION

(FUNGSI

UTAMA)

BASIC FUNCTION (FUNGSI DASAR)

19211 INDUSTRI

PEMURNIAN

DAN

PENGILANGAN

MINYAK BUMI

(Kelompok ini

mencakup usaha

pemurnian dan

pengilangan

minyak bumi yang

menghasilkan gas

atau LPG,

Naphtha, Avigas,

Avtur, Gasoline,

Minyak Tanah

atau Kerosin,

Minyak Solar,

Minyak Diesel,

Separasi

Process

Unit

- Menyiapkan bahan baku dan tangki

penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

- Mengoperasikan/Menghentikan

Panel

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa

- Mengoperasikan/Menghentikan HE

- Mengoperasikan/Menghentikan

Kolom

- Mengoperasikan/Menghentikan

Dapur

- Mengoperasikan/Menghentikan

Condensor dan cooler

- Mengoperasikan/Menghentikan

bahan kimia

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa Vakum

- Memeriksa Soft Test

Page 37: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

32

Minyak Bakar atau

Bensin, Residu,

Solvent/Pelarut,

Wax, Lubricant

dan Aspal)

Conversion

Process Unit

- Menyiapkan bahan baku dan tangki

penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

- Mengoperasikan/Menghentikan

Panel

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa

- Mengoperasikan/Menghentikan HE

- Mengoperasikan/Menghentikan

Kolom

- Mengoperasikan/Menghentikan

Dapur

- Mengoperasikan/Menghentikan

Condensor dan cooler

- Mengoperasikan/Menghentikan

bahan kimia

- Mengoperasikan/Menghentikan

Reaktor

- Mengoperasikan/Menghentikan

katalis regenerasi

- Mengoperasikan/Menghentikan

Kompresor

- Memeriksa Soft Test

Treating

process Unit

- Menyiapkan bahan baku dan tangki

penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

- Mengoperasikan/Menghentikan

Panel

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa

- Mengoperasikan/Menghentikan HE

- Mengoperasikan/Menghentikan

Kolom

Page 38: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

33

- Mengoperasikan/Menghentikan

Dapur

- Mengoperasikan/Menghentikan

Condensor dan cooler

- Mengoperasikan/Menghentikan

bahan kimia

- Mengoperasikan/Menghentikan

Reaktor

- Mengoperasikan/Menghentikan

Kompresor

- Memeriksa Soft Test

Blending

process

- Menyiapkan bahan baku dan tangki

penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

- Menyiapkan dan mengendalikan

bahan kimia

- Mengoperasikan/Menghentikan

Panel

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa

- Mengoperasikan/Menghentikan

mixer

- Mengoperasikan/Menghentikan

Kompressor

- Memeriksa Soft Test

Page 39: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

34

KEY FUNCTION

AREA (FUNGSI

KUNCI)

MAJOR

FUNCTION

(FUNGSI

UTAMA)

BASIC FUNCTION

(FUNGSI DASAR)

19212 INDUSTRI

PEMURNIAN

DAN

PENGOLAHAN

GAS ALAM

(Kelompok ini

mencakup usaha

pemurnian dan

pengolahan gas

alam menjadi

Liquified Natural

Gas (LNG) dan

Liquified

Petroleum Gas

(LPG).)

Gas Treating

- Menyiapkan bahan baku dan tangki

penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

- Mengoperasikan/Menghentikan

Panel

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa

- Mengoperasikan/Menghentikan HE

- Mengoperasikan/Menghentikan

Kolom

- Mengoperasikan/Menghentikan

Condensor dan cooler

- Mengoperasikan Reboiler

- Mengoperasikan Kompressor

- Memeriksa Soft Test

Gas

Dehydration

- Menyiapkan bahan baku dan tangki

penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

- Mengoperasikan/Menghentikan

Panel

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa

- Mengoperasikan/Menghentikan HE

- Mengoperasikan/Menghentikan

Kolom

- Mengoperasikan/Menghentikan

Condensor dan cooler

Page 40: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

35

- Mengoperasikan Reboiler

- Mengoperasikan Kompressor

- Memeriksa Soft Test

Gas

Fractionation

- Menyiapkan bahan baku dan

tangki penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

- Mengoperasikan/Menghentikan

Panel

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa

- Mengoperasikan/Menghentikan HE

- Mengoperasikan/Menghentikan

Kolom

- Mengoperasikan/Menghentikan

Condensor dan cooler

- Mengoperasikan Reboiler

- Mengoperasikan Kompressor

- Memeriksa Soft Test

Gas

Liquefaction

- Menyiapkan bahan baku dan

tangki penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

- Mengoperasikan/Menghentikan

Panel

- Mengoperasikan Refrigerant

- Mengoperasikan HE

- Mengoperasikan Kompressor

Page 41: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

36

KEY FUNCTION

AREA (FUNGSI

KUNCI)

MAJOR

FUNCTION

(FUNGSI

UTAMA)

BASIC FUNCTION (FUNGSI

DASAR)

19213

INDUSTRI

PEMBUATAN

MINYAK

PELUMAS

(Kelompok ini

mencakup usaha

pembuatan

minyak pelumas,

oli dan gemuk

yang berbahan

dasar minyak)

Separation Unit - Menyiapkan bahan baku dan tangki

penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

- Mengoperasikan/Menghentikan

Panel

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa

- Mengoperasikan/Menghentikan HE

- Mengoperasikan/Menghentikan

Kolom

- Mengoperasikan/Menghentikan

Dapur

- Mengoperasikan/Menghentikan

Condensor dan cooler

- Mengoperasikan/Menghentikan

bahan kimia

- Mengoperasikan/Menghentikan

rotary drum

- Memeriksa Soft Test

Vacuum Distilling

Unit

- Menyiapkan bahan baku dan tangki

penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

- Mengoperasikan/Menghentikan

Panel

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa

- Mengoperasikan/Menghentikan HE

- Mengoperasikan/Menghentikan

Kolom

Page 42: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

37

- Mengoperasikan/Menghentikan

Dapur

- Mengoperasikan/Menghentikan

Condensor dan cooler

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa Vakum

- Memeriksa Soft Test

Extraction Plant - Menyiapkan bahan baku dan tangki

penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

- Mengoperasikan/Menghentikan

Panel

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa

- Mengoperasikan/Menghentikan HE

- Mengoperasikan/Menghentikan

Kontaktor

- Mengoperasikan/Menghentikan

Dapur

- Mengoperasikan/Menghentikan

Condensor dan cooler

- Mengoperasikan/Menghentikan

bahan kimia

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa Vakum

- Memeriksa Soft Test

Blending Additive - Menyiapkan bahan baku dan tangki

penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

- Mengoperasikan/Menghentikan

Panel

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa

Page 43: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

38

- Mengoperasikan/Menghentikan

Mixer

- Mengoperasikan/Menghentikan

bahan Additive

- Memeriksa Soft Test

KEY FUNCTION

AREA (FUNGSI

KUNCI)

MAJOR

FUNCTION

(FUNGSI

UTAMA)

BASIC FUNCTION (FUNGSI

DASAR)

19214 INDUSTRI

PENGOLAHAN

KEMBALI

MINYAK

PELUMAS

BEKAS

(Kelompok ini

mencakup usaha

pengolahan

kembali minyak

pelumas bekas

untuk dapat

digunakan

sebagai minyak

pelumas)

Separation Unit - Menyiapkan bahan baku dan tangki

penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

- Mengoperasikan/Menghentikan

Panel

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa

- Mengoperasikan/Menghentikan HE

- Mengoperasikan/Menghentikan

Kolom

- Mengoperasikan/Menghentikan

Dapur

- Mengoperasikan/Menghentikan

Condensor dan cooler

- Mengoperasikan/Menghentikan

bahan kimia

- Mengoperasikan/Menghentikan

rotary drum

- Memeriksa Soft Test

Vacuum

Distilling Unit

- Menyiapkan bahan baku dan tangki

penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

- Mengoperasikan/Menghentikan

Page 44: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

39

Panel

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa

- Mengoperasikan/Menghentikan HE

- Mengoperasikan/Menghentikan

Kolom

- Mengoperasikan/Menghentikan

Dapur

- Mengoperasikan/Menghentikan

Condensor dan cooler

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa Vakum

- Memeriksa Soft Test

Hydrocracking - Menyiapkan bahan baku dan tangki

penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

- Mengoperasikan/Menghentikan

Panel

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa

- Mengoperasikan/Menghentikan HE

- Mengoperasikan/Menghentikan

Kolom

- Mengoperasikan/Menghentikan

Dapur

- Mengoperasikan/Menghentikan

Condensor dan cooler

- Mengoperasikan Reaktor

- Mengoperasikan Kompresor

- Memeriksa Soft Test

Blending

Additive

- Menyiapkan bahan baku dan tangki

penampung

- Menyiapkan sistim perpipaan

Page 45: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

40

- Mengoperasikan/Menghentikan

Panel

- Mengoperasikan/Menghentikan

Pompa

- Mengoperasikan/Menghentikan

Mixer

- Mengoperasikan/Menghentikan

bahan Additive

- Memeriksa Soft Test

KEY FUNCTION

AREA (FUNGSI

KUNCI)

MAJOR FUNCTION

(FUNGSI UTAMA)

BASIC FUNCTION (FUNGSI

DASAR)

PENYIMPANAN/

PENGANGKUTAN

dan NIAGA

Mengoperasikan Fasilitas penyimpanan

Mengelola Tank-Farming

Mengelola Storage, Loading

dan Perpindahan produk

Mengelola operasi Ship

Loading/Unloading

Menyimpan dan

Pemindahan Produk Curah

Mengawasi dan

Mengendalikan Mutu Menyiapkan standar sample

Mengumpulkan standar

sample

Menerbitkan uji short

testQualitative dan

Quantitative

Mengoperasikan peralatan

uji short test

Mengoperasikan sarana Mengoperasikan dan

Page 46: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

41

penunjang penunjang memonitor Prime Movers

Mengoperasikan dan

memonitor Pumping

Systems dan peralatannya

Mengoperasikan dan

memonitor Valve Systems

Mengoperasikan dan

memonitor serta merawat

Pipeline Facilities dan

peralatannya

3.2. Pembahasan

Menurut Permenakertrans Nomor 8 Tahun 2012, Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat

SKKNI pada pasal 10, ayat (1) Penyusunan SKKNI di setiap

sektor atau lapangan usaha mengacu pada peta kompetensi yang

disusun dalam RIP SKKNI di sektor atau lapangan usaha yang

bersangkutan. Dan ayat (2)Penyusunan SKKNI dan pemetaan

kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengacu pada

RMCS.

RIP adalah Rencana Induk Pengembangan yang sudah

ditetapkan oleh pihak yang berwenang dan disepakati oleh

stakeholder, namun sampai dengan tulisan ini diturunkan RIP

SKKNI sector migas belum ada dalam negara kita ini.

SKKNI yang sudah ada pada industri hilir migas

1. Pemrosesan Gas Bumi

2. Pengolahan Minyak (CDU)

3. Operasi SPBU

4. Petugas Pengukur Isi Tangki

Page 47: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

42

5. Stasiun Pengisian dan Pendistribusian LPG (SPPLPG)

6. Operator Unit Blending

7. Vacuum Distillating Unit

8. Loading Master

9. Distribusi Gas Alam dan Buatan

Dari beberapa SKKNI yang sudah ada pada industry hilir migas di

atas yang sudah mengacu pada Permenakertrans Nomor 8 Tahun

2012 adalah :

1. Vacuum Distillating Unit

2. Loading Master

3. Distribusi Gas Alam dan Buatan

Oleh karena itu, perlu dilakukan kaji ulang terhadap SKKNI yang

tidak sesuai pembuatannya berdasarkan Permenakertrans Nomor 8

Tahun 2012.

Page 48: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1. Kesimpulan

1. Penyusunan SKKNI sub sector minyak dan gas bumi

seharusnya mengikuti Rencana Induk Pengembangan (RIP)

yang sudah ditetapkan oleh pihak yang berwenang dan

disepakati oleh stakeholder.

2. Kompetensi yang dibutuhkan oleh industry hilir migas harus

tertuang dalam RIP SKKNI.

3. Jumlah SKKNI yang sudah ada dan berhubungan dengan

industry hilir migas adalah 9 buah, dengan 3 buah sudah

sesuai Permenakertrans Nomor 8 tahun 2012.

4. Pengembangan SKKNI berdasarkan fungsi – fungsi kerja

yang ada pada industri hilir migas masih terbuka peluangnya.

IV.2. Saran

1. Perlu adanya pertemuan dengan stakeholder sekaligus untuk

penyusunan RIP SKKNI sub sector/ lapangan usaha migas.

2. Kaji ulang terhadap SKKNI yang sudah dibuat namun tidak sesuai

dengan Permenakertrans nomor 8 tahun 2012.

Page 49: PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI SUB · PDF filePEMETAAN KOMPETENSI INDUSTRI HILIR MINYAK DAN ... DAFTAR ISI Halaman Muka Kata ... lainnya akan memasuki komunitas masyarakat ekonomi

44

Daftar Pustaka

1. Anonim, Undang –Undang Nomor 22 Tahun 2001, Minyak dan Gas

Bumi

2. Anonim, Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang

Kegiatan Usaha Hilir Migas

3. Anonim, Peraturan Menakertrans Nomor 8 Tahun 2012, tentang

Penyusunan SKKNI

4. Anonim, Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun

2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLUI).

5. KESDM, Potensi dan Peluang Investasi Sektor Energi dan Sumber

Daya Mineral, KESDM, Jakarta, 2014

6. Palan, R., Ph. D, Competency Management, Penerbit PPM, Jakarta,

2008