Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans Pada ...
Transcript of Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans Pada ...
Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans
Pada CV. Anugrah
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Muhammad Iqbal Hadi
106093003103
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/ 1432 H
ii
Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans
Pada CV. Anugrah
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Muhammad Iqbal Hadi
106093003103
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/ 1432 H
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, September 2011
Muhammad Iqbal Hadi
ABSTRAK
MUHAMMAD IQBAL HADI , Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans
Pada CV. Anugrah, di bawah bimbingan BAPAK BAYU WASPODO dan BAPAK BAKRI
LA KATJONG.
Perkembangan teknologi informasi memberikan peran komputer yang semula lebih
ditekankan sebagai mesin penghitung (calculating machine), saat ini telah berkembang
sebagai mesin yang dapat membantu berbagai kegiatan manusia. Kemampuan komputer
semakin canggih dalam mengolah data yang berasal dari suara, gambar, teks, grafik, bahkan
video menjadi informasi yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan operasional dan
manajerial, dalam pengambilan keputusan. CV. Anugrah merupakan perusahan yang
bergerak di bidang manufacturing celana jeans. Perusahaan tersebut memproduksi berbagai
jenis celana dengan berbagai macam model. Dan pada setiap bulannya diproduksi sekitar
12.000 potong celana. Proses manufaktur yang ada dimulai dari proses penerimaan bahan
dasar dari berbagai supplier, proses pembuatan pola, penjahitan, laundry dan finishing
(seperti pemberian merk dan pengepakan). Namun dalam setiap tahapan proses manufaktur
tersebut data yang ada masih menggunakan media pencatatan buku besar. Hal tersebut tidak
sebading dengan jumlah produksi yang demikian besar, sehingga penyampaian informasi
tersebut memakan waktu yang cukup lama dan sering kali terjadi kesalahan dalam
penyampaian informasi mengenai data yang dibutuhkan, baik itu data : jumlah bahan dasar,
data pola, data celana mentah (celana yang telah dijahit), data celana yang telah dilaundry dan
data hasil produksi. Bahkan terdang terjadi penyelewengan yang disebabkan ketidak sesuaian
antara jumlah bahan yang dikeluarkan dengan jumlah celana jadi. Oleh karena itu, dengan
adanya sistem informasi manufaktur ini diharapkan dapat memcahkan permasalahan di atas.
Metode pengumpulan data penelitian dengan observasi, wawancara dan dokumenter, serta
metode pengembangan sistem menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) secara
terstruktur dengan DFD, ERD, STD sebagai alat perancangan sistem. Menggunakan PHP
sebagai bahasa pemrograman dan My SQL sebagai media penyimpanan basisdatanya.
Kata kunci : Sistem Informasi, SDLC, DFD, ERD, STD, PHP, dan MySQL.
V Bab + xxvi Halaman + 158 Halaman + 10 tabel + 45 Gambar + Daftar Pustaka + 4
Lampiran
Daftar Pustaka : 22 (2001-2010)
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.........
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karunia, rahmat dan kekuatan juga segala petunjuk dan kemudahansehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul Pengembangan
Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans Pada CV. Anugrah. Shalawat serta
salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW,
beserta keluarganya dan sahabatnya, dan para pengikutnya.
Skripsi ini berjudul “ Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur
Celana Jeans Pada CV. Anugrah”, yang disusun untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan program S1 pada Program Studi Sistem Informasi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada Kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Mereka yang berdedikasi tinggi diantaranya:
1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku dekan Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Nuraeni Hidayat., MMSI., selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
viii
3. Bapak Zainul Arham M.Si., selaku sekretaris Program Studi Sistem
Informasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bayu Waspodo MM, Ir. Bakri La Katjong MT, M.Kom selaku dosen
pembimbing yang senantiasa sabar dan selalu meluangkan waktunya di
tengah-tengah berbagai kesibukannya untuk membimbing penulis dalam
proses penysunan skripsi ini.
5. Seluruh Dosesn Program Studi Sistem Informasi yang tidak mungkan
penulis sebutkan satu persatu.
6. Staff karyawan Fakultas Sains dan Teknologi dan Prodi Sistem Informasi
(Ibu Fitroh, Ibu Tari, Ibu Syariah, Pak Amin, dan semuanya)
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Saran dan
kritik yang membangun dan untuk kesempurnaan skripsi ini sangat penulis
harapkan.
Jakarta, September 2011
Penulis
Muhammad Iqbal Hadi
ix
Teruntuk
Skripsi ini terkhusus penulis persembahkan kepada mereka yang yang
telah mendukung, baik moril maupun materil, baik melalui doa ataupun support
dalam menyelesaikan skripsi ini.
1. Teruntuk Mamah dan Ayah. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan
rahmat, rahim dan ampunan-Nya kepada mereka. Amiin.
2. Teruntuk Adik-adikku, Nabilah, Riri, Dela dan Ilfan. Dukungan dan
pertanyaan-pertanyaan kalianlah yang selalu membuat penulis termotivasi
untuk cepat menyelesaikan studi S1. Semoga kalian bisa cepat-cepat
menyusul.Amiin
3. Teruntuk Nurdianah selaku orang terdekat penulis. Terimakasih atas
semangat, motivasi, bantuan dan pengorbanannya selama ini.
4. Teruntuk teman-teman satu perjuangan, M. Iman, Irwan, Khabib, Fadly,
Ali, Cumi, Ziah, Nanda, Anis, Noval, Okky, Eneng, Nia, Bubun dan
seluruh teman-teman U- Can- C. Terima kasih atas segala bantuan dan
semangatnya.
5. Teruntuk Tea, M. Iman dan Miss S yang telah banyak membantu dan
memberikan masukan-masukan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi
ini.
6. Teman-teman seperjuangan Prodi Sistem Informasi UIN angkatan 2006.
Terimakasih untuk semua kenangan terindahnya.
7. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik langsung maupun
tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ........................................................................................................................ ii
Lembar Persetujuan Pembimbing ........................................................................................... iii
Lembar Persetujuan Penguji .................................................................................................... iv
Lembar Pernyataan ................................................................................................................ v
Abstrak .................................................................................................................................. vi
Kata Pengantar ....................................................................................................................... vii
Lembar Persembahan ............................................................................................................. ix
Daftar Isi ................................................................................................................................ x
Daftar Gambar ....................................................................................................................... xvi
Daftar Tabel ........................................................................................................................... xviii
Daftar Simbol.......................................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................ 4
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5
1.6 Metode Penelitian .............................................................................................. 6
1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................... 9
2.1 Pengertian Pengembangan Sistem ....................................................................... 9
2.2 Konsep Dasar Sistem .......................................................................................... 9
2.2.1 Definisi Sistem .................................................................................... 9
xi
2.2.2 Karakteristik Sistem ............................................................................ 10
2.2.3 Klasifikasi Sistem ................................................................................. 12
2.3 Konsep Dasar Informasi ...................................................................................... 14
2.3.1 Definisi Informasi ................................................................................ 14
2.3.2 Test Kebutuhan Informasi .................................................................... 14
2.3.3 Kualitas Informasi ............................................................................... 15
2.3.4 Informasi dan Tingkat manajemen ........................................................ 16
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi .......................................................................... 17
2.4.1 Definisi Sistem Informasi .................................................................... 17
2.4.2 Komponen Sistem Informasi ............................................................... 17
2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Manufaktur ....................................................... 18
2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur .............................................. 18
2.5.2 Model Sistem Informasi Manufaktur .................................................... 20
2.2.5.1 Subsistem Input dalam Sistem Informasi Manufaktur ........... 20
2.2.5.2 Subsistem Output dalam Sistem Informasi Manufaktur ......... 21
2.6 Konsep Dasar Sistem Produksi ........................................................................... 22
2.6.1 Definisi Sistem Produksi ...................................................................... 22
2.6.2 Fungsi Produksi .................................................................................... 22
2.7 Persediaan........................................................................................................... 23
2.7.1 Definisi Persediaan ............................................................................... 23
2.7.2 Fungsi Persediaan ................................................................................. 24
2.7.3 Masalah Umum Persediaan................................................................... 24
2.7.4 Masalah Khusus Persediaan .................................................................. 25
2.8 Konsep Commanditaire Venootschap (CV) ......................................................... 25
2.8.1 Pengertian Commanditaire Venootschap (CV) ..................................... 25
2.8.2 Perbeaan CV dengan PT ....................................................................... 26
2.8.3 Karakteristik CV .................................................................................. 28
xii
2.9 Konsep Dasar Basis Data .................................................................................... 29
2.9.1 Definisi Basis Data ............................................................................... 29
2.9.2 Jenjang Basis Data ................................................................................ 29
2.9.3 Manfaat Basis Data............................................................................... 30
2.9.4 Database management System (DBMS) ............................................... 32
2.9.4.1 Fitur-fitur DBMS ................................................................. 32
2.9.4.2 Keunggulan DBMS .............................................................. 33
2.9.4.3 Kelemahan DBMS ................................................................ 34
2.9.4.4 Komponen DBMS ................................................................ 35
2.9.4.2 Contoh DBMS ...................................................................... 36
2.10 Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 37
2.10.1 Studi Pustaka ........................................................................................ 37
2.10.2 Observasi ............................................................................................. 37
2.10.3 Wawancara ........................................................................................... 37
2.11 Konsep Siklus Hidup Pengembangan Sistem ...................................................... 37
2.12 Perangkat Pemodelan Perancangan Terstruktur ................................................... 44
2.12.1 Flowchart ............................................................................................. 44
2.12.1.1 Macam-macam Flowchart .................................................... 45
2.12.1.2 Simbol-simbol Flowchart ..................................................... 46
2.12.2 Data Flow Diagram (DFD) .................................................................. 47
2.12.2.1 Pengertian DFD .................................................................... 47
2.12.2.2 Diagram Konteks .................................................................. 47
2.12.2.3 Diagram Nol (zero) ............................................................... 47
2.12.2.3 Diagram Rinci ...................................................................... 48
2.12.2.4 Elemen Dasar DFD ............................................................... 48
2.12.3 Kamus Data .......................................................................................... 49
xiii
2.12.4 Entity Relationship Diagram (ERD) ..................................................... 50
2.12.4.1 Elemen-elemen ERD ............................................................ 51
2.12.4.2 Notasi ERD .......................................................................... 55
2.12.5 Normalisasi .......................................................................................... 55
2.12.6 State Transition Diagram (STD)........................................................... 57
2.13 Black Box Testing ............................................................................................... 58
2.14 Jaringan Komputer .............................................................................................. 59
2.14.1 Jaringan Menurut Rentang Geografis .................................................... 59
2.14.2 Kepemilikan jaringan ........................................................................... 60
2.15 Perangkat Lunak yang Digunakan ....................................................................... 61
2.15.1 Pemrograman PHP ............................................................................... 61
2.15.2 XAMPP ................................................................................................ 62
2.15.3 Apache ................................................................................................. 63
2.15.4 MySQL ................................................................................................. 63
2.15.5 Macromedia Dreamweaver CS 3 .......................................................... 64
2.15.6 Adobe Photoshop CS 3 ......................................................................... 65
2.15.7 Browser ................................................................................................ 66
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 66
3.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 66
3.1.1 Pengamatan (observasi) ....................................................................... 66
3.1.2 Wawancara .......................................................................................... 68
3.1.3 Dokumenter ......................................................................................... 69
3.2 Metodologi Pengembangan Sistem .................................................................... 70
3.4 Kerangka Penelitian ........................................................................................... 73
xiv
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................................... 75
4.1 Tahapan Perencanaan Sistem ............................................................................. 75
4.1.1 Tahap Menyadari Masalah .................................................................... 75
4.1.2 Tahap Mendefinisikan Masalah ........................................................... 81
4.1.3 Tahap Menentukan Tujuan Sistem ....................................................... 82
4.1.4 Tahap Mendefinisikan Kendala Sistem ................................................ 82
4.2 Tahapan Analisis Sistem .................................................................................... 83
4.2.1 Mendefinisikan Kebutuhan Sistem ....................................................... 83
4.2.2 Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem ............................................... 83
4.2.3 Menganalisis Sistem Berjalan .............................................................. 86
4.2.3.1 Flowchart Sistem Berjalan ................................................... 88
4.2.4 Menyiapkan Usulan Rancangan Sistem ............................................... 89
4.2.4.1 Flowchart Sistem yang Diusulkan ........................................ 89
4.2.4.2 Proses Bisnis yang Diusulkan .............................................. 90
4.3 Tahapan Rancangan Sistem ................................................................................ 90
4.3.1 Membuat Rancangan Sistem yang Terinci ............................................ 90
4.3.1.1 Data Flow Diagram (DFD) ................................................... 91
4.3.1.1.1 Diagram Konteks .................................................. 91
4.3.1.1.2 Diagram Nol (zero) ............................................... 95
4.3.1.1.3 Diagram Level 1 Proses 2.0 ................................... 99
4.3.1.1.4 Diagram Level 1 Proses 3.0 ................................... 99
4.3.1.1.5 Diagram Level 1 Proses 4.0 ................................... 100
4.3.1.1.6 Diagram Level 1 Proses 5.0 ................................... 100
4.3.1.1.7 Diagram Level 1 Proses 6.0 ................................... 101
4.3.1.1.8 Diagram Level 1 Proses 7.0 ................................... 101
4.3.1.2 Kamus Data ........................................................................ 102
4.3.1.2.1 Kamus Data Penjelasan Pada Proses ...................... 102
4.3.1.2.2 Kamus Data Penjelasan Pada Data Store ............... 104
xv
4.3.1.3 Entity Relationship Diagram (ERD) ..................................... 108
4.3.1.4 Normalisasi .......................................................................... 109
4.3.2 Membuat Rancangan Antar Muka Sistem ............................................. 123
4.3.2.1 Perancangan Struktur Menu ................................................. 123
4.3.2.2 STD ..................................................................................... 128
4.3.2.3 Perancangan Antar Muka ..................................................... 135
4.4 Tahap Penerapan Sistem .................................................................................... 147
4.4.1 Menyiapkan Sumber Daya Perangakat Keras ........................................ 147
4.4.2 Menyiapkan Sumber Daya Perangakat Lunak ....................................... 149
4.4.3 Pengujian ............................................................................................. 150
BAB V PENUTUP ................................................................................................................ 157
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 157
5.2 Saran .................................................................................................................. 158
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 159
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Manufaktur ................................................................... 20
Gambar 2.2 Proses Transformasi Produksi ............................................................................. 24
Gambar 2.3 Jenjang Basis Data ............................................................................................... 30
Gambar 2.4 Komponen-komponen yang Menyusun Lingkungan DBMS ................................ 36
Gambar 2.5 Diagram Relationship Unary .............................................................................. 52
Gambar 2.6 Diagram Relationship Binary ............................................................................... 52
Gambar 2.7 Diagram Relationship Ternary ............................................................................. 53
Gambar 2.8 Cara Kerja Bowser .............................................................................................. 66
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian .............................................................................. 74
Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Anugrah ........................................................................ 77
Gambar 4.2 Logo CV. Anugrah .............................................................................................. 77
Gambar 4.3 Flowchart Sistem yang Berjalan .......................................................................... 88
Gambar 4.4 Flowchart sistem yang Diusulkan ....................................................................... 89
Gambar 4.5 Proses Bisnis yang Diusulkan ............................................................................. 91
Gambar 4.6 Diagram Konteks ............................................................................................... 91
Gambar 4.7 Diagram Level Zero ............................................................................................. 95
Gambar 4.8 Diagram Level 1 Proses 2.0.................................................................................. 99
Gambar 4.9 Diagram Level 1 Proses 3.0.................................................................................. 99
Gambar 4.10 Diagram Level 1 Proses 4.0 ................................................................................ 100
Gambar 4.11 Diagram Level 1 Proses 5.0 ................................................................................ 100
Gambar 4.12 Diagram Level 1 Proses 6.0 ................................................................................ 101
Gambar 4.13 Diagram Level 1 Proses 7.0 ................................................................................ 101
Gambar 4.14 Entity Relationship Diagram .............................................................................. 108
Gambar 4.15 Struktur Menu Bagian Inventory ...................................................................... 123
Gambar 4.16 Struktur Menu Bagian Pemolaan ........................................................................ 124
ix
Gambar 4.17 Struktur Menu Bagian Penjahitan ....................................................................... 125
Gambar 4.18 Struktur Menu Bagian Laundry ......................................................................... 126
Gambar 4.19 Struktur Menu Bagian Finishing ........................................................................ 127
Gambar 4.20 Struktur Menu Manager ..................................................................................... 128
Gambar 4.21 STD Bagian Inventory ....................................................................................... 129
Gambar 4.22 STD Bagian Pemolaan ...................................................................................... 130
Gambar 4.23 STD Bagian Penjahitan ...................................................................................... 131
Gambar 4.24 STD Bagian Laundry ......................................................................................... 132
Gambar 4.25 STD Bagian Finishing ........................................................................................ 133
Gambar 4.26 STD Manager .................................................................................................... 134
Gambar 4.27 Layout Form Login ........................................................................................... 135
Gambar 4.28 Layout Form Menu Utama ................................................................................ 135
Gambar 4.29 Layout Form Inventory....................................................................................... 136
Gambar 4.30 Layout Form Laporan Bahan Dasar .................................................................... 137
Gambar 4.31 Layout Form Proses Pemolaan ........................................................................... 138
Gambar 4.32 Layout Form input Pemolaan ............................................................................ 139
Gambar 4.33 Layout Form Laporan Pola ................................................................................. 140
Gambar 4.34 Layout Form Jahitan .......................................................................................... 141
Gambar 4.35 Layout Form Input Penjahitan .......................................................................... 141
Gambar 4.36 Layout Form Laporan Jahitan ............................................................................ 142
Gambar 4.37 Layout Form Laundry ...................................................................................... 143
Gambar 4.38 Layout Form Input Laundry ............................................................................. 144
Gambar 4.39 Layout Form Laporan laundry........................................................................... 144
Gambar 4.40 Layout Form Finishing...................................................................................... 145
Gambar 4.41 Layout Form Input Finishing ............................................................................ 145
Gambar 4.42 Layout Form Laporan Finishing ....................................................................... 146
Gambar 4.44 Layout Form Laporan Produksi ......................................................................... 147
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar Sejumlah DBMS Terkenal ............................................................................ 36
Tabel 4.4. Tabel Hasil Pengujian Account Bagian Inventory ................................................... 150
Tabel 4.5. Tabel Hasil Pengujian Account Bagian Pemolaan ................................................... 151
Tabel 4.6. Tabel Hasil Pengujian Account Bagian Penjahitan .................................................. 152
Tabel 4.7. Tabel Hasil Pengujian Account Bagian Laundry ..................................................... 153
Tabel 4.8. Tabel Hasil Pengujian Account Bagian Finishing .................................................... 154
Tabel 4.9. Tabel Hasil Pengujian Account Manager ................................................................ 155
xi
DAFTAR SIMBOL
Flowchart Flow Direction Symbol
(Ladjamudin, 2005)
No Simbol Keterangan
1.
Simbol arus / flow, yaitu simbol
yang menyatakan jalannya arus
suatu proses
2.
Simbol communication link, yaitu
simbol yang menyatakan transmisi
data dari satu lokasi ke lokasi lain
3.
Simbol connector, yaitu simbol yang
berfungsi menyatakan sambungan
dari proses ke proses lainnya dalam
halaman yang sama
4.
Simbol offline connector, yaitu
simbol yang menyatakan sambungan
dari proses ke proses lainnya dalam
halaman yang berbeda
xii
Flowchart Processing Symbol
(Ladjamudin, 2005)
No Simbol Keterangan
1. Simbol Process, yaitu simbol yang
menunjukkan pengolahan yang
dilakukan oleh komputer.
2. Simbol Manual Operation, yaitu
simbol yang menunjukkan
pengolahan yang tidak dilakukan
oleh komputer
3. Simbol Decision yaitu simbol untuk
kondisi yang akan menghasilkan
beberapa kemungkinan jawaban / aksi
4. Simbol Predefined Process yaitu
simbol untuk mempersiapkan
penyimpanan yang akan digunakan
sebagai tempat pengolahan di dalam
storage
5.
Simbol Terminal yaitu simbol untuk
permulaan atau akhir dari suatu
program
xiii
6. Simbol Off-line Storage yaitu simbol
yang menunjukkan bahwa data di
dalam symbol ini akan disimpan
7. Simbol Manual Input yaitu simbol
untuk pemasukan data secara manual
on-line keyboard
8. Simbol Keying Operation yaitu
simbol operasi dengan menggunakan
mesin yang mempunyai keyboard
Flowchart Input / Output Symbol
(Ladjamudin, 2005)
No Simbol Keterangan
1. Simbol input / output , menyatakan
proses input atau output tanpa
tergantung jenis peralatannya
2. Simbol magnetig-tape unit yaitu
simbol yang menyatakan input
berasal pita magnetic atau output
disimpan ke pita magnetic.
xiv
3. Simbol punched card yaitu Simbol
yang menyatakan input berasal dari
kartu atau output ditulis ke kartu.
4. Simbol disk and on-line storage yaitu
Simbol untuk menyatakan input
berasal dari disk atau output disimpan
ke disk
5. Simbol display yaitu simbol yang
menyatakan peralatan output yang
digunakan yaitu layar, plotter, printer,
dan sebagainya
6. Simbol transmittal tape yaitu simbol
untuk menyatakan input berasal dari
mesin jumlah/hitung
7. Simbol dokumen yaitu simbol yang
menyatakan input berasal dari
dokumen dalam bentuk kertas atau
output dicetak ke kertas
xv
Elemen Dasar DFD (Data Flow Diagram)
(Ladjamudin, 2005)
No Simbol Keterangan
1.
Kesatuan luar (external entity)
2.
Arus data (data flow)
3.
Proses (process)
4.
Simpanan data (data store)
xvi
Notasi – Notasi Kamus Data
(Kendall dan Kendall, 2003)
No Simbol Keterangan
1. = Tanda sama dengan artinya “terdiri
dari”
2. + Tanda plus artinya “dan”
3. { } Menunjukkan elemen – elemen
repetitif, juga disebut kelompok
berulang atau tabel – tabel.
4. [ ] Menunjukkan salah satu dari dua
situasi tertentu. Satu elemen bisa ada
sedangkan elemen lainnya juga ada
tetapi tidak bisa kedua-duanya ada
secara bersamaan
5. ( ) Menunjukkan suatu elemen yang
bersifat pilihan, elemen yang bersifat
pilihan bisa dikosongkan pada layar
masukan
xvii
Simbol ERD (Entity Relationship Diagram)
(Ladjamudin, 2005)
No. Simbol Keterangan
1.
Himpunan entitas
2.
Atribut sebagai key
3.
Himpunan relasi
4.
Link
xviii
Simbol STD (State Transition Diagram)
(Munawar, 2005)
No. Simbol Keterangan
State chart diagram, simbol segi
empat yang setiap pojoknya
dibuat rounded. Titik awalnya
lingkaran solid yang diarsir dan
diakhiri dengan mata.
State variable
Nama
Activities
Penambahan detail ke state ,
yaitu menambahkan detail ke
dalam simbol tersebut dengan
membagi menjadi tiga area yaitu
: nama state, state variable, dan
activity
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi memberikan peran komputer yang
semula lebih ditekankan sebagai mesin penghitung (calculating machine), saat ini
telah berkembang sebagai mesin yang dapat membantu berbagai kegiatan
manusia. Kemampuan komputer semakin canggih dalam mengolah data yang
berasal dari suara, gambar, teks, grafik, bahkan video menjadi informasi yang
dapat digunakan untuk membantu kegiatan operasional dan manajerial, dalam
pengambilan keputusan (Suprianto, 2005).
Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai sistem
konseptual maupun sebagai suatu elemen dalam produksi fisik. Computer-Aided
Design (CAD), Computer Aided Manufacturing (CAM), dan robotik semuanya
menggambarkan cara menggunakan teknologi komputer dalam sistem fisik
(McLeod, 2004).
CV. Anugrah merupakah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
manufacturing celana jeans. Celana yang diproduksi merupakan celana-celana
model terkini yang lebih dikhususkan untuk anak-anak muda. Jenisnya pun
bermacam-macam seperti : celana pensil, standar, celana pendek dan sebagainya.
Celana yang diproduksi mencapai 12.000 potong pada setiap bulannya. Proses
pembuatan celana tersebut dimulai dari penerimaan bahan dasar oleh bagian
inventory, lalu di olah menjadi potongan-potongan pola, kemudian dijahit sampai
2
berbentuk celana, setelah itu dibawa ke laundry untuk proses pewarnaan dan
pelembutan (dimana proses tersebut dilakukan oleh pihak lain). Setelah dilaundry
celana dibawa ke bagian finishing untuk dilakukan proses penyelesaian dan
kemudian pengepakan. Setelah semua proses selesai celana tersebut siap untuk
dipasarkan.
Karena begitu banyaknya jumlah dan jenis celana yang diproduksi oleh
CV. Anugrah, pencatatan data celana dan jenisnya pun begitu kompleks. Belum
lagi mengenai data penerimaan bahan dasar dari berbagai supplier dengan
berbagai jenis bahan dengan jumlah puluhan ribu meter. Namun dalam setiap
tahapan proses tersebut, data : penerimaan bahan dasar yang mencapai puluhan
ribu meter setiap bulannya, potongan-potongan pola (lembaran bahan yang telah
berbentuk pola), celana yang telah dijahit (celana mentah), celana yang telah
dilaundry (celana matang), celana jadi, dan celana rusak atau hilang belum
tersusun dan tersimpan dalam suatu database. Data tersebut saat ini masih
tersimpan dalam sebuah pembukuan sehingga jika data tersebut dibutuhkan sulit
untuk ditemukan dan memakan waktu yang cukup lama, bahkan kadang tidak
dapat ditemukan kembali karena terjadi kesalahan dalam pencatatannya. Serta
terkadang terjadi ketidak sesuaian antara celana jadi dengan jumlah bahan yang
keluarkan, dan belum adanya laporan bulanan mengenai jumlah penerimaan dan
pengeluaran bahan dasar, jumlah biaya penjahitan, jumlah biaya laundry dan
jumlah celana yang telah diproduksi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis menganggap perlu adanya
pengembangan suatu sistem informasi manufaktur pada CV. Anugrah untuk
3
mengatasi masalah-masalah yang ada. Sistem ini hanya bersifat intern, yang
berarti pengguna sistem ini hanya untuk instansi dalam CV. Anugrah saja.
Dengan alasan-alasan tersebut di atas, maka penulis menyusun skripsi dengan
judul “PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
CELANA JEANS PADA CV. ANUGRAH”.
1.2 Rumusan Masalah
Penggunaan sistem informasi manufaktur pada CV. Anugrah akan
memberikan kemudahan pada karyawan dalam melaksanakan tugasnya secara
cepat dan benar. Seperti data penerimaan bahan dasar dari supplier, data bahan
dasar yang keluarkan untuk pemolaan, data hasil pemolaan, data penjahitan, data
laundry, data celana jadi dan data celana rusak ataupun hilang dapat terdeteksi
secara detail. Serta kemudahan dalam pengecekan barang pada setiap tahapannya
dan pembuatan laporan bulanan persediaan barang mulai dari bahan mentah
sampai barang jadi dapat terlihat secara detail. Sehingga dapat meminimalisir
kesalahan-kesalahan yang ada yang dapat merugikan CV. Anugrah. Dari hal
tersebut di atas, maka permasalahan yang dihadapi dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana sistem yang akan dibuat dapat mendeteksi secara cepat dan
akurat mengenai jumlah barang dan jenis barang mulai dari bahan
mentah sampai jadi dalam setiap tahapan prosesnya?
2. Bagaimana membangun suatu sistem informasi manufaktur untuk
sebuah perusahaan, dimana suatu sistem informasi tersebut dapat
4
membantu memasukkan data barang dari bahan mentah sampai jadi,
serta pencarian data barang tersebut secara cepat dan akurat?
3. Bagaimana mengembangkan suatu informasi manufaktur yang dapat
memberikan informasi kepada manager secara cepat dan akurat
mengenai persediaan barang mulai dari bahan mentah sampai barang
jadi?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam skripsi yang akan peneliti buat ini mencakup :
1. Peneliti hanya membahas sistem informasi manufaktur pada divisi
produksi di CV. Anugrah.
2. Peneliti hanya membahas perhitungan jumlah barang dari bahan mentah
sampai barang jadi baik yang sedang diproduksi ataupun yang telah
diproduksi, perhitungan biaya penerimaan bahan dasar, perhitungan
biaya pemolaan, biaya jahitan, perhitungan biaya laundry, pembuatan
laporan produksi dan laporan setiap tahapan produksi.
3. Program aplikasi dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman
PHP 5.0 dan MySQL sebagai database-nya.
4. Peneliti menggunakan metode pengembangan sistem SDLC (System
Development Life Cycle) sampai ke tahapan implementasi yakni
pengkodingan dari perancangan sistem.
5. Proses bisnis dimulai dari tahap penerimaan bahan dasar, pemolaan,
penjahitan, laundry, finishing sampai laporan produksi.
5
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penulis dalam penelitian ini yaitu:
1. Terwujudnya sistem informasi manufaktur yang dapat menghemat
tenaga dan waktu karyawan dalam menjalankan tugasnya.
2. Memberikan kemudahan bagi karyawan CV. Anugrah dalam
melaksanakan tugasnya secara benar dan cepat.
3. Benar-benar dapat mendeteksi mengenai jumlah dan jenis barang pada
setiap prosesnya.
4. Meminimalisir kemungkinan tindakan penyelewengan yang dilakukan
karyawan.
1.5 Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis:
a. Mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang
berhubungan dengan disiplin ilmu yang diperoleh pada
dunia perusahaan manufacturing.
b. Mampu membuat analisis dan perancangan sistem informasi
manufaktur pada perusahaan manufaktur dan menyusun
laporannya secara baik dan sistematis.
2. Bagi Perusahaan
Untuk diaplikasikan pada kegiatan pengecekan jumlah dan jenis
barang dari bahan mentah sampai barang jadi, penginputan data
barang serta pembuatan laporan bulanan persedian dan jumlah
produksi sehingga kerja karyawan dapat lebih cepat dan benar.
6
3. Bagi Fakultas
Memberikan sumbangan pemikiran dan menambah referensi pada
perpustakaan mengenai sistem informasi manufaktur di perusahaan
manufaktur.
4. Bagi Masyarakat.
Memberikan informasi dan gambaran mengenai sistem informasi
manufaktur pada bagian produksi dan persediaan di perusahaan
manufaktur.
1.6 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut :
1. Tahap pengumpulan data
a. Studi Pustaka.
Merupakan pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan
judul skripsi melalui membaca buku-buku dari perpustakaan dan
mencari referensi artikel dari internet.
b. Pengamatan (Observasi).
Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data di mana
peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang
mereka saksikan selama penelitian (Gulo, 2010).
7
c. Wawancara.
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti
dengan manager, kabag inventory dan kepala divisi produksi pada
CV. Anugrah (Gulo, 2002).
2. Tahap analisis dan perancangan pembuatan perangkat lunak.
Dalam pembuatan sistem informasi manufaktur mengenai
persediaan barang ini penulis menggunakan metodologi pengembangan
sistem SDLC (System Development Life Cycle) dengan model waterfall,
yang meliputi beberapa tahapan diantaranya (McLeod, 2004) :
· Tahapan perencanaan sistem
· Tahapan analisis sistem
· Tahapan rancangan sistem
· Tahapan penerapan sistem
· Tahapan penggunaan sistem
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini, maka penulis
menyusun penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
8
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas berbagai konsep dan dasar-dasar teori yang
menunjang dalam kaitan dengan topik analisis dan perancangan sistem informasi
manufaktur pada CV. Anugrah Subsistem persediaan barang.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi metodologi penelitian yang menguraikan tentang langkah-
langkah pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi pustaka.
Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan teknik analisis data dalam pembuatan
perangkat lunak menggunakan SDLC model waterfall.
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai langkah-langkah dalam pembuatan
sistem informasi manufaktur pada CV. Anugrah subsistem persediaan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan serta saran yang
dapat membantu pengembangan sistem informasi ini di masa yang akan datang.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pengembangan Sistem
Definisi pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang
baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki
sistem yang telah ada (Jogiyanto, 2005).
2.2 Konsep Dasar Sistem
2.2.1 Definisi Sistem
Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan
atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling
berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Teori sistem secara
umum pertama kali diuraikan oleh Kenneth Boulding yang menekankan
pentingnya perhatian terhadap setiap bagian yang membentuk sebuah sistem.
Sitem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Elemen terintegrasi berarti
bagian-bagian yang penting yang berbeda sama sekali yang disatukan menjadi
suatu kebulatan atau totalitas (McLeod, 2004).
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel
yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung sama lain (Al
Fatta, 2007).
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen
atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Jogiyanto, 1999).
10
Jadi dapat disimpulkan sistem adalah sekumpulan elemen yang terintegrasi
satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan.
2.2.2 Karakteristik Sistem
Model umum sebuah sistem adalah input, process, dan output. Hal ini
merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem
dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem
memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut
bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik sistem yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Komponen Sistem (components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-
komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap
subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi
tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batasan Sistem (boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem
dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan
yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
3. Lingkungan Luar Sistem (environment)
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang
mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem.
11
Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga
bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan
merupakan energi bagi sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar
tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang
merugikan harus dikendalikan kalau tidak maka akan mengganggu
kelangsungan hidup sistem tersebut.
4. Penghubung Sistem (interface)
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut
penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan
sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain.
Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk
subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat
terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem (input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang
dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).
Contoh “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk
mengoperasikan komputer dan “data” adalah signal input untuk diolah
menjadi informasi.
6. Keluaran Sistem (output)
Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain.
Contoh, sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi.
12
Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan
keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.
7. Pengolah Sistem (proses)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah
masukan menjadi keluaran. Contoh, sistem akuntansi, sistem ini akan
mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh
pihak manajemen.
8. Sasaran Sistem (objective)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti. Kalau suatu sistem
tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu
sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah
direncanakan (Sutabri, 2005).
2.2.3 Klasifikasi Sistem
Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan
komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus
yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat
diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya (Sutabri, 2005) :
1. Sistem abstrak dan sistem fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang
tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang
berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan
sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem
13
komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi
personalia, dan lain-lain.
2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak
dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang
malam, pergantian musim, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan
manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan
mesin, yang disebut human machine system. Sistem informasi berbasis
komputer merupakan contoh human machine system karena menyangkut
penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
3. Sistem deterministik dan sistem probabilistik
Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut
sistem deterministik. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang
tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer
yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah
sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena
mengandung unsur probabilistik.
4. Sistem terbuka dan sistem tertutup
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis
tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem
yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini
14
menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya
(Sutabri, 2005).
2.3 Konsep Dasar Informasi
2.3.1 Definisi Informasi
Menurut McLeod diambil dari buku Ladjamudin informasi adalah data
yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Alat
pengolah informasi dapat meliputi elemen komputer, elemen non komputer atau
kombinasinya (Ladjamudin, 2005).
Informasi adalah data yang telah diatur sehingga memiliki makna dan nilai
bagi penerimanya (Turban, 2006).
Menurut Davis diambil dari buku Mulyanto informasi adalah data yang
telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya
untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang (Mulyanto,
2009).
Jadi dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi
bentuk yang lebih berarti sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya
untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang.
2.3.2 Test Kebutuhan Informasi
Terdapat empat test untuk menjelaskan sebuah pesan yang spesifik dalam
informasi, yakni sebagai berikut (Ladjamudin, 2005):
1. Kepada siapa (pembuat keputusan) informasi ditujukan.
2. Untuk kebutuhan spesifik apa informasi ditujukan.
15
3. Sejauh mana informasi dapat digunakan untuk mendeteksi dan
memecahkan masalah.
4. Sejauh mana (kapan) tingkat pembuatan keputusan.
2.3.3 Kualitas Informasi
Kualitas informasi (quality of information) sangat dipengaruhi atau
ditentukan oleh enam hal sebagai berikut :
1. Relevan (relevancy), yaitu seberapa jauh tingkat relevansi informasi
tersebut terhadap kenyataan kejadian masa lalu, kejadian hari ini, dan
kejadian yang akan datang. Informasi yang berkualitas akan mampu
menunjukkan benang merah relevansi kejadian masa lalu, hari ini dan
masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu
dilaksanakan, dan dibuktikan oleh siapa saja.
2. Akurat (accuracy), suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh
kebutuhan informasi tersebut telah tersampaikan (completeness), seluruh
pesan telah benar atau sesuai (correctness), serta pesan yang disampaikan
sudah lengkap atau hanya sistem yang diinginkan oleh user (security).
3. Tepat Waktu (timeliness), yaitu berbagai proses dapat diselesaikan dengan
tepat waktu, laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat
waktu.
4. Ekonomis (economy), informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual
yang tinggi, serta biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut
minimal, informasi tersebut juga mampu memberikan dampak yang luas
terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan teknologi informasi.
16
5. Efisien (efficiency), informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun
kalimat yang sederhana (tidak berbelit-belit, tidak juga puitis, bahkan
romantis), namun mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam,
atau bahkan menggetarkan setiap orang atau benda apapun yang
menerimanya.
6. Dapat dipercaya (reliability), artinya informasi tersebut berasal dari
sumber yang dapat dipercaya. Sumber tersebut juga telah teruji tingkat
kejujurannya. Misalkan output suatu program komputer, bisa
dikategorikan sebagai reliability, karena program komputer akan
memberikan output sesuai dengan input yang diberikan, dan outputnya
tidak pernah dipengaruhi oleh iming-iming jabatan, ataupun setumpuk
nilai rupiah (Ladjamudin, 2005).
2.3.4 Informasi dan Tingkat Manajemen
Berdasarkan tingkatan manajemen, informasi dapat dikelompokkan
berdasarkan penggunanya, yakni sebagai berikut :
1. Informasi Strategis
Digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang, mencakup
informasi eksternal (tindakan pesaing, langganan), rencana perluasan
perusahaan dan sebagainya.
2. Informasi Taktis
Digunakan untuk mengambil keputusan jangka menengah, mencakup
informasi trend penjualan yang dapat dipakai untuk menyusun rencana-
rencana penjualan.
17
3. Informasi Teknis
Digunakan untuk keperluan operasional sehari-hari, informasi persediaan
stok, retur penjualan dan laporan kas harian.
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna
bagi manajemen, maka analisis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan
informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk
masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya
(Ladjamudin, 2005).
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.4.1 Definisi Sistem Informasi
Menurut Hall diambil dari buku Kadir, sistem informasi adalah sebuah
rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokan, diproses menjadi
informasi, dan didistribusikan kepada pemakai (Kadir, 2003).
Sistem informasi adalah proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan,
memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan
tertentu (Turban, 2006).
Jadi dapat disimpulkan sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur
formal yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi kepada pemakai.
2.4.2 Komponen Sistem Informasi
Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti :
1. Perangkat keras (hardware) : mencakup peranti-peranti fisik seperti
komputer dan printer.
18
2. Perangkat lunak (software) atau program : sekumpulan instruksi yang
memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.
3. Prosedur : sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan
pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
4. Orang : semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan
sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
5. Basis data (database) : sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang
berkaitan dengan penyimpanan data.
6. Jaringan komputer dan komunikasi data : sistem penghubung yang
memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses
oleh sejumlah pemakai (Kadir, 2003).
2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Manufaktur
2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur
Menurut O’Brien diambil dari buku Kadir, sistem informasi manufaktur
merupakan sistem yang digunakan untuk mendukung fungsi produksi, yang
mencakup seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian
proses untuk memproduksi barang atau jasa (Kadir, 2003).
Menurut McLeod diambil dari buku Kadir, berbagai istilah lain sering kali
digunakan sebagai pengganti sistem informasi manufaktur antara lain :
· ROP (reorder point), yakni suatu sistem yang mendasarkan keputusan
pembelian berdasarkan titik pemesanan kembali (reorder point).
Merupakan sistem informasi manufaktur yang paling sederhana.
19
· MRP (material requirements planning), yakni suatu sistem yang dapat
dipakai untuk merencanakan kebutuhan berbagai bahan baku yang
diperlukan dalam proses produksi.
· MRP II (material resources planning), yakni suatu sistem yang
memadukan MRP dengan penjadwalan produksi dan operasi pada bengkel
kerja (shop floor operation). Sistem ini tidak mengontrol mesin dalam
bengkel kerja, melainkan sistem informasi ini hanya mencoba
memperkecil sediaan dan memperkerjakan mesin secara efektif.
· JIT (Just-in-time), yakni suatu pendekatan yang menjaga arus bahan baku
melalui pabrik agar selalu dalam keadaan minimum dengan mengatur
bahwa bahan baku tiba di bengkel kerja pada saat diperlukan atau “tepat
pada waktunya” (just in time).
· CIM (computer integrated manufacturing) merupakan suatu sistem yang
menggabungkan berbagai teknik untuk menciptakan proses manufaktur
yang luwes, cepat dan menghasilkan produk yang berkualitass tinggi
secara efisien (Kadir: 2003).
20
2.5.2 Model Sistem Informasi Manufaktur
Model sistem informasi manufakur digambarkan sebagai berikut (McLeod,
2004) :
Sistem Informasi
Akuntansi
Subsistem intelejen
industri
Subsistem rekayasa
industri
Database
Subsistem
produksi
Subsistem
biaya
Subsistem
kualitas
Subsistem
persediaan
Subsistem
input
Subsistem
output
Pengguna
Sumber
internal
Sumber
lingkungan
Data Informasi
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Manufaktur
(McLeod, 2004)
2.5.2.1 Subsistem Input dalam Sistem Informasi Manufaktur
Subsistem input dalam sistem informasi manufaktur terdiri dari :
1. Sistem informasi akuntansi
21
Sistem informasi akuntansi mengumpulkan data intern yang menjelaskan
operasi manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi
perusahaan dengan pemasok.
2. Subsistem industrial engineering
Subsistem industrial engineering menyerupai subsistem penelitian
pemasaran karena terutama terdiri dari proyek-proyek pengumpulan data
khusus. Dua subsistem itu berbeda karena subsistem industrial
engineering mengumpulkan data dari dalam perusahaan bukannya dari
lingkungan.
3. Subsistem intelijen manufaktur
Subsistem intelijen manufaktur mengumpulkan data dari lingkungan.
Pemasok dan serikat pekerja merupakan tanggung jawab khusus
manufaktur (McLeod, 2004).
2.5.2.2 Subsistem Output dalam Sistem Informasi Manufaktur
Subsistem output dalam sistem informasi manufaktur terdiri dari :
1. Subsistem produksi
Subsistem produksi mengukur proses dalam hal waktu-menelusuri arus
kerja dari langkah ke langkah berikutnya.
2. Subsistem persediaan
Subsistem persediaan mengukur volume aktivitas produksi saat persediaan
diubah dari bahan mentah menjadi barang dalam proses dan akhirnya
barang jadi.
3. Subsistem kualitas
22
Subsistem kualitas mengukur kualitas material saat material tersebut
diubah.
4. Subsistem biaya
Subsistem biaya mengukur biaya yang terjadi dalam proses produksi
(McLeod, 2004).
2.6 Konsep Dasar Sistem Produksi
2.6.1 Definisi Sistem Produksi
Sistem produksi merupakan kumpulan dari subsistem-subsistem yang
saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output
produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal
dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan
berikut hasil sampingannya seperti limbah, informasi, dan sebagainya (Nasution,
2008).
2.6.2 Fungsi Produksi
Aktivitas produksi sebagai suatu bagian dari fungsi organisasi perusahaan
bertanggung jawab terhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang
dapat dijual. Untuk melaksanakan fungsi produksi tersebut, diperlukan rangkaian
kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi. Ada tiga fungsi utama dari
kegiatan kegiatan produksi yang dapat kita identifikasi, yaitu (Nasution, 2008):
· Proses produksi, yaitu metode dan tehnik yang digunakan dalam mengolah
bahan baku menjadi produk.
· Perencanaan produksi, yaitu merupakan tindakan antisipasi dimasa
mendatang sesuai dengan periode waktu yang direncanakan.
23
· Pengendalian produksi, yaitu tindakan yang menjamin bahwa semua
kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan(Nasution, 2008).
2.7 Persediaan
2.7.1 Definisi Persediaan
Persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resources) yang
menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut
adalah berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran
pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah
tangga.
Dalam sistem manufaktur, persediaan terdiri dari 3 bentuk sebagai berikut:
Dilihat dari jenisnya, ada 4 macam persediaan secara umum yaitu :
1. Bahan baku (raw materials) adalah barang-barang yang dibeli dari
pemasok (supplier) dan akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi
yang akan dihasilkan oleh perusahaan.
2. Bahan setengah jadi (work in process) adalah bahan baku yang sudah
diolah atau dirakit menjadi komponen namun masih membutuhkan
langkah-langkah lanjutan agar menjadi produk jadi.
3. Barang jadi (finished goods) adalah barang jadi yang telah selesai
diproses, siap untuk disimpan di gudang barang jadi, dijual, atau
didistribusikan ke lokasi-lokasi pemasaran.
24
4. Bahan-bahan pembantu (supplies) adalah barang-barang yang dibutuhkan
untuk menunjang produksi, namun tidak akan menjadi bagian pada produk
akhir yang dihasilkan perusahaan (Nasution, 2008).
BAHAN BAKUBarang
Setengah Jadi BARANG JADI
PROSES
PRODUKSI
Gambar 2.2 Proses Transformasi Produksi
(Nasution, 2008)
2.7.2 Fungsi Persediaan
Fungsi utama persediaan adalah menjamin kelancaran mekanisme
pemenuhan permintaan barang sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga
sistem yang dikelola dapat mencapai kinerja (performance) yang optimal
(Nasution, 2008).
2.7.3 Masalah Umum Persediaan
Dua masalah umum yang dihadapi suatu sistem di dalam mengelola
persediaanya adalah sebagai berikut:
1. Masalah kuantitatif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan penentuan
kebijaksanaan persediaan.
2. Masalah kualitatif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan sistem
pengoperasian persediaan yang akan menjamin kelancaran pengelolaan
sistem persediaan (Nasution, 2008).
25
2.7.4 Masalah Khusus Persediaan Dalam Sistem manufaktur
Pada sistem manufaktur, ada hubungan langsung antara tingkat persediaan,
jadwal produksi dan permintaan konsumen. Oleh karena itu perencanaan dan
pengendalian persediaanya harus terintegrasi dengan peramalan permintaan,
jadwal induk produksi, dan pengendalian produksi. Selain kondisi di atas, sistem
manufaktur mempunyai 3 bentuk persediaan, yaitu persediaan bahan baku, barang
setengah jadi dan barang jadi.
Masalah utama persediaan bahan baku adalah menentukan berapa jumlah
pemesanan yang ekonomis (economic order quantity) yang akan menjawab
persoalan berapa jumlah bahan baku dan kapan bahan baku itu dipesan sehingga
dapat meminimasi ordering cost dan holding cost (Nasution, 2008).
2.8 Konsep Comanditaire Venootschap (CV)
2.8.1 Pengertian CV (Commaditair Vennootschap )
Persekutuan dengan jalan meminjam uang atau disebut juga persekutuan
komanditer, persekutuan yang di adakan antar seorang sekutu atau lebih yang
bertanggung jawab secara pribadi dan untuk seluruhnya dengan seorang atau lebih
sebagai peminjam uang.
Jadi pada persekutuan komanditer (Commaditair Vennootschap) atau
limited partnerhip, terdapat satu atau beberapa orang sekutu komanditer. Sekutu
komanditer hanya menyerahkan uang, barang atau tenaga sebagai pemasukan
pada persekutuan komanditer. Sekutu komanditer yang hanya meminjamkan
26
modal kepada Persekutuan, tidak turut campur tangan dalam pengurusan dan
penguasaan dalam persekutuan.
2.8.2 Perbedaan CV dengan PT
Bentuk Perusahaan :
Perseroan Terbatas ( PT )
1. Bentuk Perusahaan Nomor 1 yang paling populer di Indonesia
2. Banyak digunakan untuk kegiatan usaha Kecil, Menengah atau Besar
3. PT adalah bentuk perusahaan yang berbadan hukum
Perseroan Komanditer ( CV )
1. Bentuk perusahaan Nomor 2 yang banyak digunakan olel UKM “usaha kecil
dan menengah”
2. CV adalah badan usaha bukan badan hukum
Dasar Hukum Pendirian Perusahaan :
Perseroan Terbatas ( PT )
Pendirian PT harus sesuai dengan Undang-Undang PT Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas
Perseroan Komanditer ( CV )
Tidak ada Undang-Undang atau peraturan yang secara khusus mengatur tentang
Pendirian Perseroan Komanditer atau CV
Pendiri Perseroan :
Perseroan Terbatas ( PT )
1. Jumlah pendiri perseroan minimal 2 (dua) orang
2. Para pendiri Perseroan adalah Warga Negara Indonesia
27
3. Warga negara asing dapat menjadi pendiri untuk Perseroan yang didirikan
dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA)
Perseroan Komanditer ( CV )
1. Jumlah pendiri perseroan minimal 2 (dua) orang
2. Para pendiri Perseroan harus warga Negara Indonesia
Nama Perseroan :
Perseroan Terbatas (PT)
Pemakaian Nama PT diatur dalam pasal 16 Undang-Undang PT nomor 40 tahun
2007
1. Nama Perseroan harus didahulukan dengan frase “PERSEROAN
TERBATAS” atau disingkat “PT”
2. Nama Perseroan tidak boleh sama atau mirip dengan nama “PT” yang sudah
ada dan berdiri di wilayah Republik Indonesia seperti yang diatur oleh peraturan
Pemerintah No.26 Tahun 1998
Perseroan Komanditer (CV)
Tidak ada Undang-undang atau peraturan yang secara khusus mengatur tentang
Pemakaian Nama Perseroan Komanditer atau CV
Artinya : Kesamaan atau kemiripan nama Perseroan diperbolehkan
Modal Perusahaan :
Perseroan Terbatas (PT)
Berdasarkan Undang-undang No.40 Tahun 2007 modal dasar perseroan
ditentukan sebagai berikut :
28
1. Modal dasar minimal Rp.50.000.000 (lima puluh juta) kecuali ditentukan lain
oleh Undang-undang atau Peraturan yang mengatur tentang pelaksanaan kegiatan
usaha tersebut di Indonesia
2. Dari modal tersebut minimal 25% atau sebesar Rp.12.500.000 harus sudah
ditempatkan dan disetor oleh para pendiri Perseroan selaku Pemegang Saham
Perseroan
Perseroan Komanditer (CV)
Di dalam Akta CV tidak disebutkan besarnya Modal Dasar, Modal ditempatkan
atau Modal disetor.
Artinya:
1. Tidak ada kepemilikan saham di dalam anggaran dasar cv
2. Besarnya penyetoran modal ditentukan dan dicatat sendiri secara terpisah
oleh para pendiri
Bukti penyetoran modal oleh para pendiri yang terdiri dari Persero Aktif dan
Persero Pasif dapat dibuat perjanjian sendiri yang disepakati oleh masing-masing
pihak
2.8.3 Karakteristik CV
Karakateristik dari perusahaan ini reriko usaha sepenuhnya ditanggung
sepenuhnya oleh Persero Aktif selaku pengurus, sementara Persero Pasif hanya
bertanggung jawab sebatas modalnya saja.
29
2.9 Konsep Dasar Basis Data
2.9.1 Definisi Basis Data
Basis data atau database adalah sekumpulan objek di dalam sistem yang
berfungsi menyimpan data (Budiharto, 2006).
Secara konsep basis data atau database adalah kumpulan dari data-data
yang membentuk suatu berkas (file) yang saling berhubungan (relation) dengan
tata cara tertentu untuk membentuk data baru atau informasi (Supriyanto, 2005).
2.9.2 Jenjang Basis Data
Suatu bangunan basis data memiliki jenjang sebagai berikut (Supriyanto,
2005) :
1. Karakter, merupakan bagian data terkecil yang berupa angka, huruf, atau
karakter khusus yang membentuk sebuah item data atau field. Contoh : A,
B, C, D, 1, 2, 0, =, <, >, dan sebagainya.
2. Field/item, merupakan representasi suatu atribut dari record
(rekaman/tupel) yang sejenis yang menunjukkan suatu item dari data.
Contoh field nama (berisi data nama-nama pegawai), field alamat (bersisi
data alamat-alamat pegawai), field departemen (berisi data bagian atau
spesifikasi pekerjaan), dan lain sebagainya.
3. Record/rekaman/tupel, merupakan kumpulan dari field membentuk suatu
record atau rekaman. Record menggambarkan suatu unit data individu
yang tertentu. Contoh file pegawai, dimana tiap-tiap recordnya berisi
kumpulan data nama, alamat, dan departemen yang dapat mewakili tiap-
tiap data.
30
4. File, merupakan kumpulan dari record-record yang menggambarkan satu
kesatuan data yang sejenis. Contoh file pegawai berisi data tentang semua
yang berhubungan dengan pegawai seperti nama pegawai, alamat pegawai,
departemen, jabatan, dan sebagainya.
5. Database, merupakan kumpulan dari file atau tabel yang membentuk suatu
database. Contoh database pegawai PT. Maju Terus terdiri atas file
pegawai, file gaji, file golongan, dan sebagainya.
Gambar 2.3 Jenjang Basis Data
(Supriyanto, 2005)
2.9.3 Manfaat Basis Data
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan basis data atau database yaitu
untuk (Supriyanto, 2005) :
Basis Data
File
Karakter
Field/Item
Record/Rekaman
/Tupel
31
1. Mengatasi kerangkapan (redundancy) data. Penyimpanan data
yang sama pada beberapa tempat selain dapat menyulitkan
pemakai tentang aktualisasi data juga memboroskan tempat
penyimpanan, maka basis data akan mendeteksi dan
menghindari jika terjadi kerangkapan data.
2. Menghindari terjadinya inkonsistensi data. Akibat lain jika
terjadi kerangkapan data, maka jika terjadi perubahan pada data
yang satu sedangkan yang lain tidak dirubah akan terjadi
ketidakkonsistenan data.
3. Mengatasi kesulitan dalam mengakses data. Memudahkan jika
suatu saat akan diambil atau dicetak data yang memiliki kriteria
tertentu.
4. Menyusun format yang standar dari sebuah data. Data yang
sama pada file yang berbeda harus memiliki format data berupa
tipe dan jangkauannya harus sama. Ketidaksamaan format data
akan mengakibatkan sulitnya pengaksesan data yang lain.
5. Penggunaan oleh banyak pemakai (multiple user) sebuah
database bisa dimanfaatkan sekaligus secara bersama oleh
banyak pengguna (multiuser).
6. Melakukan perlindungan dan pengamanan data (data security).
Setiap data hanya bisa diakses atau dimanipulasi oleh pihak
yang diberi otoritas dengan memberikan login dan password
terhadap masing-masing data.
32
7. Menyusun integritas dan independensi data. Basis data
merupakan data kompleks yang bisa diintegrasikan, sehingga
kita bisa memanipulasi untuk mendapatkan berbagai bentuk
lembar kerja dan laporan yang kita inginkan.
2.9.4 Database Management System (DBMS)
Database Management System (DBMS) adalah perangkat lunak sistem
yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan
mengakses basis data dengan cara yang praktis dan efisien. DBMS dapat
digunakan untuk mengakomodasi berbagai macam pemakai yang memiliki
kebutuhan akses yang berbeda-beda (Kadir, 2003).
2.9.4.1 Fitur-Fitur DBMS
Umumnya DBMS menyediakan fitur-fitur sebagai berikut (Kadir, 2003) :
1. Independensi data-program
Karena basis data ditangani oleh DBMS, program dapat ditulis sehingga
tidak tergantung pada struktur data dalam basis data. Dengan kata lain,
program tidak akan terpengaruh sekiranya bentuk fisik data diubah.
2. Keamanan
Keamanan dimaksudkan untuk mencegah pengaksesan data oleh orang
yang tidak berwenang.
3. Integritas
Hal ini ditujukan untuk menjaga agar data selalu dalam keadaan yang
valid dan konsisten.
33
4. Konkurensi
Konkurensi memungkinkan data dapat diakses oleh banyak pemakai tanpa
menimbulkan masalah.
5. Pemulihan (recovery)
DBMS menyediakan mekanisme untuk mengembalikan basis data ke
keadaan semula yang konsisten sekiranya terjadi gangguan perangkat
keras atau kegagalan perangkat lunak.
6. Katalog sistem
Katalog sistem adalah deskripsi tentang data yang terkandung dalam basis
data yang dapat diakses oleh pemakai.
7. Perangkat produktivitas
Untuk menyediakan kemudahan bagi pemakai dan meningkatkan
produktivitas, DBMS menyediakan sejumlah perangkat produktivitas
seperti pembangkit query dan pembangkit laporan.
2.9.4.2 Keunggulan DBMS
Keunggulan DBMS adalah sebagai berikut (Kadir, 2003) :
1. Mengendalikan/mengurangi duplikasi data.
2. Menjaga konsistensi dan integritas data.
3. Memudahkan pemerolehan informasi yang lebih banyak dari data yang
sama disebabkan data dari berbagai bagian dalam organisasi dikumpulkan
menjadi satu.
4. Meningkatkan keamanan data dari orang yang tak berwenang.
5. Memaksakan penerapan standar.
34
6. Dapat menghemat biaya karena data dapat diipakai oleh banyak
departemen.
7. Menanggulangi konflik kebutuhan antar pemakai karena basis data di
bawah kontrol administrator basis data.
8. Meningkatkan tingkat respon dan kemudahan akses bagi pemakai akhir.
9. Meningkatkan produktivitas pemrogram.
10. Meningkatkan pemeliharaan melalui independensi data.
11. Meningkatkan konkurensi (pemakai data oleh sejumlah data) tanpa
menimbulkan masalah kehilangan informasi atau integritas.
12. Meningkatkan layanan backup dan recovery.
2.9.4.3 Kelemahan DBMS
Kelemahan DBMS, yaitu (Kadir, 2003) :
1. Kompleksitas yang tinggi membuat administrator dan pemakai akhir harus
benar-benar memahami fungsi-fungsi dalam DBMS agar dapat diperoleh
manfaat yang optimal. Kegagalan memahami DBMS dapat mengakibatkan
keputusan rancangan yang salah, yang akan memberikan dampak serius
bagi organisasi.
2. Ukuran penyimpanan yang dibutuhkan oleh DBMS sangat besar dan
memerlukan memori yang besar agar bisa bekerja secara efisien.
3. Rata-rata harga DBMS yang handal sangat mahal.
4. Terkadang DBMS meminta kebutuhan perangkat keras dengan spesifikasi
tertentu sehingga diperlukan biaya tambahan.
35
5. Biaya konversi sistem lama (yang mencakup biaya pelatihan staf dan biaya
untuk jasa konversi) ke sistem baru yang memakai DBMS terkadang
sangat mahal melebihi biaya untuk membeli DBMS.
6. Kinerjanya terkadang kalah dengan sistem yang berbasis berkas. Hal ini
bisa dipahami karena DBMS ditulis supaya dapat menagani hal-hal yang
bersiafat umum.
7. Dampak kegagalan menjadi lebih tinggi karena semua pemakai sangat
bergantung pada ketersediaan DBMS. Akibatnya, kalau terjadi kegagalan
dalam komponen lingkungan DBMS akan membuat operasi dalam
organisasi tersendat atau bahkan terhenti (Kadir, 2003).
2.9.4.4 Komponen Lingkungan DBMS
Komponen-komponen yang menyusun lingkungan DBMS terdiri atas
(Kadir, 2003) :
1. Perangkat keras
2. Perangkat lunak
3. Data
4. Prosedur
5. Orang
36
Gambar 2.4 Komponen-komponen yang menyusun lingkungan DBMS
(Kadir, 2003)
2.9.4.5 Contoh DBMS
Beberapa contoh DBMS terkenal dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Daftar sejumlah DBMS terkenal
(Kadir, 2003)
No DBMS Perusahaan
1. Acces Microsoft Corporation
2. DB2 IBM
3. Informix IBM
4. Ingres Computer Associate
5. MySQL The MySQL AB Company
6. Oracle Oracle Corporation
7. PostgreSQL www.postgresql.com
8. Sybase Sybase Inc.
37
2.10 Metode Pengumpulan Data
2.10.1 Studi Pustaka
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti
untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah
yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-
buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan
disertasi, peraturan, ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-
sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain (Bintarto, 2002).
2.10.2 Observasi
Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data di mana
peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka
saksikan selama penelitian (Gulo, 2010).
2.10.3 Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan
responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam
hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan
pola media kata secara verbal (Gulo, 2010).
2.11 Konsep Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi
Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle)
adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem
informasi berbasis komputer (McLeod,2004). SDLC model waterfall memiliki
beberapa tahapan, yaitu (McLeod,2004) :
1. Tahap Perencanaan Sistem
38
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan sistem,
yaitu:
a. Menyadari masalah
Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh
manajer perusahaan, non-manajer, dan elemen-elemen
dalam lingkungan perusahaan. Spesialis informasi dari unit
jasa informasi jarang menjadi pencetusnya, karena mereka
tidak selalu berada di tempat untuk mengamati gejala-
gejala permasalahan.
b. Mendefinisikan masalah
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus
memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi
permasalahan itu. Namun, manajer tidak berusaha untuk
mengumpulkan semua informasi pada titik ini. Sebaliknya,
manajer hanya mencari untuk mengidentifikasikan letak
permasalahan dan penyebabnya. Manajer membutuhkan
bantuan analis sistem untuk bekerjasama.
c. Menentukan tujuan sistem
Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar
tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk
memuaskan pengguna. Pada titik ini, tujuan hanya
dinyatakan secara umum. Selanjutnya tujuan-tujuan
tersebut akan dibuat lebih spesifik.
39
d. Mengidentifikasi kendala-kendala sistem
Sistem baru tidak akan beroperasi bebas dari kendala.
Beberapa kendala ditimbulkan oleh lingkungan. Kendala
tersebut penting diidentifikasi sebelum sistem benar-benar
mulai dikerjakan. Dengan cara ini, baik rancangan sistem
maupun kegiatan proyek akan ada di antara kendala ini.
e. Membuat studi kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-
faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem
untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Studi
kelayakan meliputi :
1) Teknis : tersediakah perangkat keras dan lunak untuk
melaksanakan pemrosesan yang diperlukan?
2) Pengembalian ekonomis : dapatkah sistem yang
diajukan dinilai secara keuangan dengan
membandingkan kegunaan dan biayanya?
3) Pengembalian non-ekonomis : dapatkah sistem yang
diajukan dinilai berdasarkan keuntungan yang tidak
dapat diukur dengan uang?
4) Hukum dan etika : akankah sistem yang diajukan
beroperasi dalam batasan hukum dan etika?
40
5) Operasional : apakah rancangan sistem seperti itu akan
didukung oleh orang-orang yang akan
menggunakannya?
6) Jadwal : mungkinkah penerapan sistem dalam waktu
yang ditetapkan?
Analis sistem mengumpulkan informasi yang diperlukan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan
mewawancarai beberapa orang yang berkepentingan dalam
area pemakai.
2. Tahap Analisis Sistem
Pada saat perencanaan telah selesai dan mekanisme pengendalian
telah berjalan, tim proyek beralih pada tahapan analisis dari sistem
yang telah ada. Tahap-tahap yang dilakukan pada tahapan analisis
sistem, yaitu :
a. Mendefinisikan kebutuhan informasi
Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan
terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi,
wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan dan
survey. Pada titik ini, analis mengumpulkan dokumentasi
dari sistem yang ada. Analis menelaah dokumentasi yang
mungkin telah disiapkan pada awal pengembangan sistem
yang sekarang dan menambahkan dokumentasi baru jika
perlu.
41
b. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
Begitu kebutuhan informasi manajer didefinisikan,
sekarang dapat ditentukan secara tepat apa yang harus
dicapai oleh sistem.
c. Menyiapkan usulan rancangan
Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk
membuat keputusan meneruskan atau menghentikan untuk
kedua kalinya. Disini, manajer harus menyetujui tahap
rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di
dalam usulan rancangan.
3. Tahap Rancangan Sistem
Dengan memahami sistem yang ada dan persyaratan-persyaratan
sistem baru, maka tahapan selanjutnya adalah membahas rancangan
sistem baru. Langkah-langkah tahap rancangan sistem, yaitu :
a. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci
Analis bekerjasama dengan pemakai dan
mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-
alat yang dijelaskan dalam modul teknis.
b. Memilih konfigurasi yang terbaik
Sekarang analis harus memilih konfigurasi (bukan merek
atau model) peralatan komputer yang akan memberikan
hasil terbaik bagi sistem untuk mencapai tujuannya.
42
4. Tahap Penerapan Sistem
Tahap penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan
mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang
menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Tahapan-tahapan dalam
penerapan sistem yaitu :
a. Mendapatkan sumber daya perangkat keras
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai
jenis peralatan komputer yang terdapat pada konfigurasi
yang disetujui. Ketika semua usulan telah diterima dan
dianalisis, komite pengarah memilih satu pemasok atau
lebih. Spesialis informasi memberikan dukungan bagi
keputusan ini dengan mempelajari usulan dan membuat
rekomendasi. Setelah disetujui, perusahaan melakukan
pemesanan.
b. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak
Saat perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri
perangkat lunak aplikasinya, programmer menggunakan
dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem sebagai titik
awal. Programmer dapat menyiapkan dokumentasi yang
lebih terinci. Pengkodean dilakukan, dan program diuji.
Hasil akhirnya adalah software dari program aplikasi.
43
5. Tahap Penggunaan Sistem
Tahap penggunaan sistem terdiri dari 5 langkah, yaitu :
a. Menggunakan sistem
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang
diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
b. Memelihara sistem
Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi
dibuat sehingga sistem terus memberikan dukungan yang
diperlukan. Modifikasi ini disebut pemeliharaan sistem.
Pemeliharaan sistem ini dilakasanakan untuk memperbaiki
kesalahan, menjaga kemutakhiran sistem, dan
meningkatkan sistem.
c. Menyiapkan usulan rekayasa ulang
Ketika pemakai dan spesialis informasi menilai bahwa
sistem itu tidak dapat lagi digunakan, usulan dibuat ke
komite pengarah bahwa sistem perlu direkayasa ulang
menggunakan rekayasa ulang proses bisnis. Usulan dapat
berbentuk laporan yang mencakup dukungan untuk
berpindah ke siklus hidup sistem baru. Dukungan
mencakup penjelasan kelemahan inheren sistem, statistik
mengenai biaya perawatan, dan sebagainya.
44
2.12 Perangkat Pemodelan Perancangan Terstruktur.
Pendekatan terstruktur merupakan metode yang paling banyak digunakan
saat ini. Pendekatan ini dilakukan dengan cara memecah suatu masalah yang besar
dan rumit menjadi beberapa masalah yang lebih kecil dalam bentuk modul-modul,
sehingga menjadi cukup mudah untuk ditangani (Mulyanto, 2009).
Untuk menguraikan suatu sistem menjadi beberapa modul tersebut dikenal
dengan istilah perangkat pemodelan. Perangkat pemodelan merupakan suatu
model atau alat bantu yang digunakan untuk memecah suatu sistem menjadi
beberapa bagian yang dapat diatur dan mengomunikasikan ciri konseptual dan
fungsional.
Ada beberapa perangkat pemodelan yang digunakan dalam perancangan
terstruktur antara lain (Ladjamudin, 2005) :
1. Flowchart
2. Data Flow Diagram (DFD)
3. Kamus data
4. Entity Relationship Diagram (ERD)
5. Normalisasi
2.12.1 Flowchart
Bagan alir (flowchart) adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang
menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart
merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005).
45
2.12.1.1 Macam-Macam Flowchart
Jogiyanto menuturkan ada lima macam bagan alir (flowchart) yaitu
(Hartono, 2005) :
a. Bagan alir sistem (System Flowchart). Merupakan bagan yang
menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem, bagan
ini juga menjelaskan urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam
sistem.
b. Bagan alir dokumen (Document Flowchart). Merupakan bagan alir
yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk
tembusan-tembusannya.
c. Bagan alir skematik (Schematic Flowchart). Merupakan bagan alir
yang menggambarkan prosedur di dalam sistem dengan
menggunakan gambar-gambar komputer dan gambar peralatan
lainnya yang digunakan.
d. Bagan alir program (Program Flowchart). Merupakan bagan yang
menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program.
Bagan alir ini terdiri dari dua macam yaitu bagan alir logika
program (program logic flowchart) digunakan untuk
menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam komputer secara
logika, dan bagan alir program komputer terinci (detailed computer
program flowchart) digunakan untuk menggambarkan intruksi-
intruksi program komputer secara terinci.
46
e. Bagan alir proses (Process Flowchart). Merupakan bagan alir yang
banyak digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna
bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu
prosedur.
2.12.1.2 Simbol-Simbol Flowchart
Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu
menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang di pakai dalam
flowchart dibagi menjadi 3 kelompok, yakni (Ladjamudin, 2005) :
a. Flow direction symbols
Flow direction symbol merupakan simbol yang dipakai untuk
menggabungkan antara simbol yang satu dengan simbol lainnya.
Simbol-simbol Flow Direction Symbol dapat dilihat pada daftar
simbol halaman i.
b. Processing symbols
Processing symbol merupakan symbol yang menunjukan jenis
operasi pengolahan dalam suatu proses / prosedur. Simbol-simbol
Processing Symbol dapat dilihat pada daftar simbol halaman i.
c. Input / Output symbols
Input / Output symbol yaitu symbol yang menunjukkan jenis
peralatan yang digunakan sebagai media input atau output. Simbol-
simbol Input / Output symbol dapat dilihat pada daftar simbol
halaman i.
47
2.12.2 Data Flow Diagram (DFD)
2.12.2.1 Pengertian DFD
Diagram alir data atau Data Flow Diagram (DFD) merupakan model dari
sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah
satu keuntungan menggunakan diagram alir data adalah memudahkan pemakai
atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang
akan dikerjakan (Ladjamudin, 2005).
2.12.2.1.1 Diagram konteks (context diagram)
Diagram konteks atau biasa disebut context diagram adalah tingkatan
tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan
sistem secara keseluruhan. Proses tersebut diberi nomor nol, semua entitas
eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran data-data utama
menuju dan dari sistem. Diagram konteks awal harus berupa suatu pandangan,
yang mencakup masukan-masukan dasar, sistem, umum dan keluaran (Kendall
dan Kendall, 2003).
2.12.2.1.2 Diagram nol (zero)
Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow
diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai
sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang
ada, aliran data, dan eksternal entity. Untuk proses yang tidak dirinci lagi pada
level selanjutnya, simbol ‘*’ atau ‘P’ dapat ditambahkan pada akhir nomor proses.
48
Keseimbangan antara input dan output antara diagram nol dengan diagram
konteks harus terpelihara (Ladjamudin, 2005).
2.12.2.1.3 Diagram rinci (level diagram)
Diagram rinci merupakan diagram yang menguraikan proses apa yang ada
dalam nol (zero) atau diagram level diatasnya (Ladjamudin, 2005).
2.12.2.2 Elemen Dasar Dari DFD
Elemen – elemen dasar dari data flow diagram ada 4 macam, yaitu
(Ladjamudin, 2005) :
· Kesatuan luar (external entity)
Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi memberikan data ke
dalam sistem atau menerima data dari sistem, disimbolkan dengan
suatu kotak notasi. External entity tidak termasuk bagian dari
sistem. Bila sistem informasi dirancang untuk satu bagian
(departemen) maka bagian lain yang masih terkait menjadi external
entity.
· Arus data (data flow)
Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan
digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari
sistem. Arus data ditunjukkan dengan arah panah dan garis diberi
nama atas arus data yang mengalir. Arus data ini mengalir di antara
49
proses, data store, dan menunjukkan arus data dari data yang
berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem.
· Proses (Process)
Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat
mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data keluar.
Proses berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data
masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan. Setiap proses memiliki satu atau
beberapa masukan serta menghasilkan satu atau beberapa data
keluaran. Proses sering pula disebut bubble.
· Simpanan data (data store)
Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data pengikat data
yang ada dalam sistem. Data store dapat disimbolkan dengan
sepasang dua garis sejajar atau dua garis dengan salah satu sisi
samping terbuka. Proses dapat mengambil data dari atau
memberikan data ke database.
Gambar elemen – elemen dasar dari data flow diagram ini dapat dilihat
pada daftar simbol halaman i.
2.12.3 Kamus Data
Setelah tingkatan diagram aliran data berturut-turut dilengkapi,
penganalisis sistem menggunakannya untuk membantu membuat katalog proses-
proses, aliran, simpanan, struktur dan elemen-elemen data dalam suatu kamus
50
data. Kamus data adalah suatu aplikasi khusus dari jenis-jenis kamus yang
digunakan sebagai referensi kehidupan sehari-hari, kamus data merupakan hasil
referensi data mengenai data yang disusun oleh penganalisis sistem untuk
membimbing mereka selama melakukan analisis dan desain. Sebagai suatu
dokumen, kamus data mengumpulkan dan mengkoordinasi istilah-istilah data
tertentu (Kendall dan Kendall, 2003).
Masukkan-masukkan kamus data bisa dibuat setelah diagram aliran data
dilengkapi, atau bisa disusun saat diagram aliran data sedang dikembangkan.
Dalam membuat kamus data menggunakan notasi-notasi aljabar, notasi-notasi
aljabar tersebut dapat dilihat pada daftar simbol halaman i.
Kamus data sangat berguna dalam semua tahap analisis, perancangan, dan
dokumentasi akhir karena merupakan sumber yang berwenang atas suatu elemen
data digunakan dan ditetapkan dalam sistem.
2.12.4 Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang
disimpan dalam sistem secara abstrak Jadi, jelaslah bahwa ERD ini berbeda
dengan DFD yang merupakan suatu model jaringan fungsi yang akan
dilaksanakan oleh sistem, sedangkan ERD merupakan model jaringan data yang
menekankan pada struktur-struktur dan relationship data (Ladjamudin, 2005).
51
2.12.4.1 Elemen-Elemen Entity Relationship Diagram (ERD)
a. Entity
Dalam ERD, entity digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang.
Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun
abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi
nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis
nama, yaitu orang, benda, lokasi, kejadian (Ladjamudin, 2005).
b. Relationship
Dalam ERD, relationship dapat digambarkan dengan sebuah bentuk belah
ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas.
Pada umumnya penghubung (relationship) diberi nama dengan kata kerja
dasar, sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya (bisa
dengan kalimat aktif atau kalimat pasif). Penggambaran hubungan yang
terjadi adalah sebuah bentuk belah ketupat dihubungkan dengan dua
bentuk empat persegi panjang (Ladjamudin, 2005).
c. Relationship Degree
Relationsip degree atau derajat relationship adalah jumlah entitas yang
berpartisipasi dalam suatu relationship. Derajat relationship yang sering
dipakai dalam ERD, yaitu (Ladjamudin, 2005) :
1. Unary relationship
Unary Relationship adalah model relationship yang terjadi
diantara entity yang berasal dari entity set yang sama. Sering
52
juga disebut sebagai recursive relationship atau reflective
relationship.
PegawaiMenikah
I
M
Gambar 2.5 Diagram Relationship Unary (Ladjamudin, 2005)
2. Binary Relationship
Binary Relationship adalah model relationship antara instance-
instance dari suatu tipe entitas (dua entity yang berasal dari
entity yang sama). Relationship ini paling umum digunakan
dalam pembuatan model data.
Mahasiswa Ambil KuliahNM
Gambar 2.6 Diagram Relationship Binary (Ladjamudin,
2005)
3. Ternary Relationship
Ternary relationship merupakan relationship antara instance-
instance dari tiga tipe entitas secara sepihak. Perlu dicatat
bahwa relationship ternary tidak sama dengan tiga relationship
binary.
53
Mahasiswa
Ambil KuliahKuliah
SKS
Gambar 2.7 Diagram Relationship Ternary (Ladjamudin,
2005)
d. Atribut
Secara umum atribut adalah sifat atau karakteristik dari setiap entitas
maupun tiap relationship. Maksudnya, atribut adalah sesuatu yang
menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud entitas maupun relationship,
sehingga sering dikatakan atribut adalah elemen dari setiap entitas dan
relationship. Dalam suatu atribut terdapat nilai atau attribute value yakni
suatu occcurance (kejadian) tertentu dari sebuah attribute. Ada dua jenis
atribut (Ladjamudin, 2005) :
1. Identifier (key) digunakan untuk menentukan suatu entity secara
unik (primary key).
2. Descriptor (non key attribute) digunakan untuk menspesifikasikan
karakteristik dari suatu entity yang tidak unik.
54
e. Kardinalitas (cardinality)
Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat
berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Dari sejumlah kemungkinan
banyaknya hubungan antar entitas tersebut, kardinalitas relasi merujuk
kepada hubungan maksimum yang terjadi dari entitas yang satu ke entitas
yang lain dan begitu juga sebaliknya. Terdapat 3 macam kardinalitas
relasi, yaitu (Ladjamudin, 2005) :
1. One to One
Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada
entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu
kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.
2. One to Many atau Many to One
Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu.
Tergantung dari mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian
pada entitas yang pertama dapat mempunyai hubungan dengan
kejadian pada entitas yang kedua.
3. Many to Many
Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika setiap kejadian pada
sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian
pada entitas lainnya. Baik dilihat dari sisi entitas yang pertama,
maupun dilihat dari entitas yang kedua.
55
2.12.4.2 Notasi ERD
Notasi – notasi simbolik di dalam ERD yang dapat kita gunakan adalah
sebagai berikut (Ladjamudin, 2005) :
a. Persegi panjang, menyatakan himpunan entitas / entitas.
b. Lingkaran / elip, menyatakan atribut ( atribut yang berfungsi sebagai key
digaris bawahi).
c. Belah ketupat, menyatakan himpunan relasi / relasi
d. Garis, sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan
entitas dan himpunan entitas dengan atributnya.
e. Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang atau
dengan pemakaian angka ( 1 dan 1 untuk relasi satu ke satu, 1 dan M untuk
relasi satu ke banyak atau M dan N untuk relasi banyak ke banyak).
Gambar dari notasi – notasi simbolik dalam ERD ini dapat dilihat pada
daftar simbol halaman i.
2.12.5 Normalisasi
Ketika kita merancang suatu basis data untuk suatu sistem relasional,
prioritas utama dalam mengembangkan model data logical adalah dengan
merancang suatu representasi data yang tepat bagi relationship dan constrainnya
(batasannya), kita harus mengidentifikasi suatu set relasi yang cocok, demi
mencapai tujuan di atas. Teknik yang dapat kita gunakan untuk membantu
mengidentifikasi relasi-relasi tersebut dinamakan normalisasi.
56
Proses normalisasi pertama kali diperkenalkan oleh E.F Codd pada tahun
1972. Normalisasi sering dilakukan sebagai suatu uji coba pada suatu relasi secara
berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi tersebut sudah baik atau masih
melanggar aturan-aturan standar yang diberlakukan pada suatu relasi yang normal
(Ladjamudin, 2005).
Aturan-aturan normalisasi dinyatakan dalam istilah bentuk normal. Bentuk
normal adalah suatu aturan yang dikenakan pada relasi-relasi atau tabel-tabel
dalam basis data dan harus dipenuhi oleh relasi atau tabel tersebut pada level-level
normalisasi. Suatu relasi dapat dikatakan dalam bentuk normal tertentu jika
memenuhi kondisi tertentu juga. Beberapa bentuk normalisasi diantaranya adalah
(Ladjamudin, 2005) :
a. Bentuk tidak normal (unnormalized form)
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada
keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap
atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat
menginput.
b. Bentuk normal ke satu (1 NF)
Suatu relasi dikatakan sudah berada pada 1 NF bila semua nilai
atributnya adalah atomic (tunggal). Bentuk ini mempunyai ciri yaitu
setiap data dibentuk dalam flat file (file datar/rata), dan dapat dibentuk
dalam satu record demi record dengan nilai field-nya atomic atau
tunggal.
c. Bentuk normal ke dua (2 NF)
57
Bentuk ini mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi
kriteria bentuk normal ke satu. Atribut bukan kunci haruslah
bergantung secara fungsional pada kunci utama / primary key,
sehingga untuk membentuk normal ke-dua haruslah sudah ditentukan
kunci field. Kunci field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang
menjadi anggotanya.
d. Bentuk normal ke tiga (3 NF)
Untuk menjadi bentuk normal ke-tiga maka relasi harus sudah
termasuk dalam bentuk normal ke-dua dan semua atribut bukan primer
tidak mempunyai hubungan yang transitif. Setiap atribut yang bukan
kunci harus bergantung hanya pada primary key secara keseluruhan.
2.12.6 State Transition Diagram (STD)
State chart diagram diperlukan untuk membantu analisis, perancang dan
pengembang untuk memahami perilaku obyek disistem. State chart diagram
menelusuri individu-individu obyek melalui keseluruhan daur hidupnya,
menspesifikasikan semua urutan yang mungkin dari pesan-pesan yang akan
diterima obyek tersebut, bersama-sama dengan tanggapan atas pesan-pesan
tersebut (Munawar, 2005).
State diagram memastikan bahwa obyek-obyek tersebut akan menebak apa
yang seharusnya dilakukan, dengan gambaran yang jelas tentang peilaku obyek,
kemungkinan tim pengembang akan memproduksi sebuah sistem yang sesuai
dengan requirement (kebutuhan) akan meningkat.
58
State chart diagram menampilkan state-state yang mungkin dari sebuah
objek, event yang dapat dideteksi dan respon atas event-event tersebut. Secara
umum, pendeteksian sebuah event dapat menyebabkan sebuah obyek bergerak
dari suatu state ke state yang lain, hal ini disebut dengan transition (Munawar,
2005).
Simbol-simbol yang digunakan pada State Transition Diagram (STD)
dapat dilihat pada daftar simbol halaman i.
2.13 Black Box Testing
Pengujian dengan menggunakan black box testing untuk berfokus pada
persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian black box
memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi
input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu
program (Pressman, 2007).
Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai
berikut (Pressman, 2007) :
4. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang
5. Kesalahan interface
6. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
7. Kesalahan kinerja
8. Inisialisasi dan kesalahan terminasi
Langkah pertama pada pengujian black box adalah memahami objek yang
dimodel didalam perangkat lunak dan hubungan yang akan menghubungkan objek
59
tersebut. Maka langkah selanjutnya adalah menentukan sederetan pengujian yang
membuktikan bahwa semua objek memiliki hubungan yang diterapkan satu
dengan yang lainnya (Pressman, 2007).
Dengan kata lain, pengujian perangkat lunak ini dimulai dengan membuat
grafik dari objek-objek yang penting dan hubungan objek-objek serta kemudian
memikirkan sederetan pengujian yang akan mencakup grafik tersebut sehingga
masing-masing objek dan hubungan digunakan dan kesalahan ditemukan
(Pressman, 2007).
2.14 Jaringan Komputer
Jaringan komputer (computer network) adalah hubungan dua buah simpul
(umumnya berupa komputer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah untuk
melakukan pertukaran data. Dalam prakteknya, jaringan komputer memungkinkan
untuk melakukan berbagi perangkat lunak, perangkat keras, dan bahkan berbagi
kekuatan pemrosesan (Kadir, 2003).
2.14.1 Jaringan Menurut Rentang Geografis
Ditinjau dari rentang geografis yang dicakup oleh suatu jaringan, jaringan
biasa dibagi menjadi 3 macam, yaitu (Kadir, 2003) :
1. LAN (local area network)
LAN adalah jaringan komputer yang mencakup area dalam satu ruang,
gedung, atau beberapa gedung yang berdekatan. LAN umumnya
menggunakan media transmisi berupa kabel. Namun, ada juga yang tidak
menggunakan kabel dan disebut sebagai wireless LAN ata LAN tanpa
kabel.
60
2. MAN (metropolitan area network)
MAN adalah jaringan yang mencakup area satu kota atau dengan rentang
sekitar 10-45 km. Jaringan seperti ini umumnya menggunakan media
transmisi dengan mikrogelombang atau gelombang radio. Namun, ada
juga yang menggunakan jalur sewa (leased line).
3. WAN (wide area network)
Jaringan yang mencakup antar kota, antar provinsi, antar negara, dan
bahkan antar benua disebut dengan WAN. Misalnya, jaringan yang
menghubungkan ATM (anjungan tunai mandiri) dan internet.
2.14.2 Kepemilikan Jaringan
Dalam rangka membentuk suatu jaringan, diperlukan media transmisi yang
menghubungkan satu simpul dengan simpul yang lain. Ditinjau dari penggunaan
media transmisi, maka kepemilikan jaringan dapat dibedakan menjadi (Kadir,
2003) :
1. Jaringan privat
Jaringan privat (privat network) adalah jaringan yang dimiliki secara
penuh oleh sebuah organisasi. Pada LAN, jaringan dibentuk dan dipelihara
sepenuhnya oleh perusahaan yang menggunakannya. Jaringan seperti ini
tergolong sebagai jaringan privat, mengingat kepemilikan sepenuhnya di
tangan perusahaan tersebut.
61
2. Jaringan Publik
Jaringan yang ditujukan untuk digunakan oleh banyak perusahaan
tergolong sebagai jaringan publik. Contoh jaringan publik adalah sistem
telepon.
3. VAN (value-added network)
VAN adalah jaringan semi publik yang memberikan layanan tambahan
dalam mengirimkan informasi dari satu lokasi ke lokasi lain.
4. VPN (virtual private network)
VPN adalah jaringan publik yang menjamin ketersediaan jalur komunikasi
untuk suatu perusahaan, tetapi tidak dalam bentuk jalur khusus.
2.15 Perangkat Lunak Yang Digunakan
2.15.1 Pemrograman PHP (Personal Home Page)
PHP merupakan script yang dijalankan pada server, dimana kode
yang menyusun program tidak perlu diedarkan ke pemakai sehingga
kerahasiaan kode dapat dilindungi. (Kadir, 2003)
Bahasa pemrograman PHP merupakan bahasa pemrograman untuk
membuat web yang bersifat server-side scripting, dimana script-nya
menyatu dengan HTML dan berada di server. Artinya adalah sintaks dan
perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server
tetapi disertakan HTML. PHP biasanya dikenal sebagai bahan scripting
yang menyatu dengan tag HTML, dieksekusi di server dan digunakan
untuk membuat halaman web yang dinamis seperti ASP (Active Server
Pages) dan JSP (Java Server Pages). (M. Syafi’i,2005)
62
Tujuan utama penggunaan PHP adalah untuk memungkinkan
perancang web menulis halaman web dinamik dengan cepat. halaman web
biasanya disusun dari kode-kode html yang disimpan dalam sebuah file
berekstensi html. File html ini dikirimkan oleh server (atau file) ke
browser, kemudian browser menerjemahkan kode-kode tersebut sehingga
menghasilkan suatu tampilan yang indah.
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh jika menggunakan PHP,
diantaranya adalah:
1. Tingkat keamanan yang cukup tinggi
2. Waktu eksekusi yang lebih cepat dibandingkan dengan bahasa
pemrograman web lainnya yang berorientasi pada server-side scripting
3. Akses ke sistem basis data yang lebih fleksibel, seperti MySQL. Untuk
menjalankannya, dibutuhkan tiga komponen diantaranya :
a. Web-server, karena PHP termasuk bahasa pemrograman server-
side
b. Pemrograman PHP, program yang memproses script PHP
c. Database server, yang berfungsi untuk menjalankan database
2.15.2 XAMPP
XAMPP yaitu Apache, PHP, MySQL dan phpMyAdmin. XAMPP
merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu
buah paket. Dengan menginstall XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan
instalasi dan konfigurasi Web server Apache, PHP dan MySQL secara
63
manual. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya secara
otomatis atau auto konfigurasi. (Supriyanto: 2005)
2.15.3 Apache
Untuk menjalankan PHP dan MySQL, maka diperlukan web
server. Web server yang juga dikenal dengan istilah HTTPD (Hypertext
Transfer Protocol Domain) atau HTTP server, adalah service yang bekerja
untuk melayani permintaan dari HTTP client (web browser) ke komputer
server PHP dan MySQL dapat bekerja dengan banyak web server. Salah
satu web server yang dikenal konektivitasnya dengan PHP dan MySQL
adalah Apache.
Seperti halnya dengan PHP dan MySQL, Apache yang juga
dikembangkan oleh komunitas open source di internet. Saat ini apache
merupakan web server yang paling popular. Apache, PHP, dan MySQL
merupakan tiga rangkaian yang bekerja di komputer server untuk
melayani permintaan dari komputer client melalui jalur HTTP. (M.
Syafi’i: 2005)
2.15.4 MySQL
MySQL (My Structured Query Language) merupakan software
database yang termasuk paling popular di lingkungan LINUX,
kepopuleran ini karena ditunjang performansi query dari database yang
saat itu bisa dikatakan paling cepat dan jarang bermasalah. (Sidik: 2005)
MySQL merupakan database yang menggunakan bahasa standar
yang digunakan untuk mengakses server database. MySQL dapat
64
digunakan untuk membuat dan mengolah database beserta isinya. Kita
dapat memanfaatkan MySQL untuk menambahkan, mengubah dan
menghapus data yang berada dalam database. MySQL merupakan sistem
manajemen database yang bersifat relational. Artinya data-data yang
dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa tabel yang
terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi jauh lebih cepat. (M.
Syafi’i : 2005)
MySQL dapat digunakan untuk mengelola database mulai dari
yang kecil sampai dengan yang sangat besar. Kelebihan lain dari MySQL
adalah ia menggunakan bahasa Query standar yang dimiliki SQL
(Structured Query Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan yang
terstruktur yang telah distandarkan untuk semua program pengaksesan
basis data. MySQL juga dapat menjalankan perintah SQL untuk mengelola
database yang ada di dalamnya Sebagai program penghasil basis data,
MySQL tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya sebuah aplikasi lain
(interface). MySQL dapat didukung oleh hampir semua program aplikasi
baik yang open source maupun tidak. (Sidik: 2005)
2.15.5 Macromedia Dreamweaver CS 3
Dreamweaver merupakan program professional editor HTML
visual yang digunakan untuk mengelola situs dan menata layout halaman
web. Dreamweaver tidak hanya dapat digunakan oleh para desainer web,
namun juga dapat digunakan oleh programmer untuk membangun halaman
65
interaktif karena Dreamweaver CS 3 mendukung pula PHP
ColdFusion,Cascading style sheets (CSS), dan lain-lain. (Andi: 2005)
Adobe Dreamweaver memberi kemudahan untuk merancang dan
menata halaman demi halaman website, dengan menyediakan berbagai
Tools yang siap pakai. Sangat mudah untuk menyisipkan elemen-elemen
apapun yang kita perlukan, seperti Text, Gambar, atau Media lain
sekalipun (suara, film, animasi flash, dll). (Purnama : 2004)
2.15.6 Adobe Photoshop CS 3
Photoshop merupakan standar program aplikasi pengolah foto dan
penyunting grafik yang banyak digunakan oleh para desainer untuk
keperluan media cetak, reklame, elektronik, stiker, iklan dan internet.
Keunggulan terletak pada kemudahannya, fasilitas, fleksibilitas dan
dukungan berbagai filter, style dan efek-efek yang sangat membantu
dalam membuat grafik yang mengagumkan dengan mudah dan cepat.
Photoshop juga banyak digunakan di lingkungan internet, terutama
dalam pengolahan grafik dihalaman web. Bagi desainer web atau orang
yang ingin mendesain sebuah situs yang indah dan menarik merupakan
suatu keharusan untuk menguasai tool atatu aplikasi yang dapat mengolah
grafik web dengan baik, salah satu yang terbaik dan banyak digunakan
oleh para desainer saat ini adalah Photoshop.
Oleh karena itu, Photoshop telah menyediakan berbagai tool
penyuntingan gambar yang akan digunakan di halaman web, seperti tool
shape (tool pengolah bentuk dengan cepat), pemotongan (slice) yang dapat
66
memotong gambar menjadi bagian kecil sehingga dapat mempercepat
waktu loading di internet, optimasi yang dapat memperkecil ukuran file,
dan penyimpanan gambar dalam web. Bahkan, dalam versi terbarunya
menyediakan menu animasi yang sangat membantu dalam pembuatan
animasi, roll over dan optimasi yang lebih baik. (Purnama : 2004)
2.15.7 Browser
Browser adalah sebuah program yang akan digunakan untuk
menampilkan halaman web. Browser berkomunikasi dengan web server
melalui protokol HTTP, yang membaca dan menterjemahkan bahasa
HTML dan data gambar untuk ditampilkan secara visual sehingga
informasi yang ada dapat dibaca. (Purnama : 2004)
Gambar 2.8 Cara kerja browser
66
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam menyusun penelitian ini, diperlukan data-data serta informasi yang
diperlukan oleh penulis sebagai bahan untuk mendukung dasar-dasar kebenaran
materi uraian dan pembahasan. Oleh karena itu penulis dalam menyusun
penelitian ini telah mempersiapkan terlebih dahulu data-data yang diperlukan.
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah :
3.1 Metode Pengumpulan Data
Pada metode penelitian ini peneliti melakukan 3 cara yaitu pengamatan
(observasi), wawancara, dan dokumenter.
3.1.1 Pengamatan (observasi)
Peneliti mengumpulkan data dan informasi dengan melakukan pengamatan
secara langsung ke lapangan terhadap suatu kegiatan yang sedang berjalan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan.
Peranan peneliti dalam metode ini adalah sebagai partisipan yaitu hanya
berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan dalam penelitian.
Pengamatan peneliti dilakukan pada :
Tempat : CV. Anugrah
Jl. H. Sholeh II Rt 008/02 No. 54 Kelurahan Sukabumi Selatan
Kecamatan Kebun Jeruk Jakarta Barat 11560
Waktu : 1 Juli 2010 s.d 31 Oktober 2010
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, peneliti mengumpulkan
informasi mengenai:
67
a. Sejarah singkat CV. Anugrah
Berawal dari sebuah industri rumah tangga yang bergerak di
bidang manufacturing yang didirikan pada tahun 1990 dimana kegiatannya
berorientasi pada proses produksi pakaian jadi. Industri ini didirikan oleh
H. Rudy Sirojuddin yang merupakan mantan pekerja di perusahaan swasta
yang bergerak dibidang electrical mecanical dan engeneering. Pada awal-
awal berdirinya industri ini sempat mengalami kerugian dikarenakan
barang yang diproduksi tidak laku di pasaran. Namun belajar dari
pengalaman bapak dari 5 orang anak ini terus berusaha dan akhirnya
barang-barang hasil produksi industrinya dapat diterima di pasaran.
Bahkan sampai menembus pasar domestik. Jumlah produksi semakin
meningkat mengingat permintaan konsumen akan barang semakin
bertambah.
Melihat semakin tumbuh berkembangnya industri yang dimilikinya
H.Rudy Sirojuddin berinisiatif untuk mendirikan suatu Badan Usaha yang
bersifat Komersial dimana orientasi usahanya dibidang produksi pakaian
jadi (celana jeans) dengan status CV (Comanditer venotschap). Dalam
pendirian CV ini H. Rudy Sirojuddin bekerja sama dengan adiknya yang
sama-sama menekuni industri garment. Dan akhirnya pada tahun 2004
terbentuklah sebuah badan usaha yang bersifat komersil yang diberi nama
CV. Anugrah.
68
b. Mekanisme Kegiatan Manufaktur pada CV. Anugrah
Mekanisme kegiatan Manufaktur pada CV. Anugrah ini yaitu melakukan
pemantauan dan pencatatan barang yang diproduksi dari bahan mentah
sampai barang jadi, pencatatan jumlah produksi dan persediaan barang.
Namun dalam setiap proses tersebut data yang ada belum tersimpan secara
baik sehingga bila data tersebut dibutuhkan membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk memperolehnya dan terkadang informasi yang
disampaikan dari data tersebut tidak sesuai. Serta Belum adanya laporan
produksi secara detail baik mengenai jumlah celana jadi, rusak ataupun
hilang, Sehingga dapat merugikan CV. Anugrah.
3.1.2 Wawancara
Metode ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
serangkaian tanya jawab dan wawancara. Penulis menggunakan metode
wawancara bebas atau tidak terstruktur mengenai masalah-masalah yang terkait.
Wawancara dilakukan pada tanggal 23 September 2010 mulai pukul 15.00 WIB
sampai dengan selesai, dengan narasumber bapak H. Rudy Sirods selaku manager
atau pemilik perusahaan di rumahnya, Jl. H. Sholeh II nomor 50 Jakarta Barat.
Serta pada tanggal 12 Oktober 2010 mulai pukul 14.30 sampai dengan
16.30 dengan narasumber saudara ghafur selaku kabag inventory, bapak sadili
selaku kepala divisi produksi. Hasil wawancara sesuai dengan yang terlampir
pada lampiran. Dibawah ini adalah kesimpulan wawancara dari tiap bagian
diantaranya :
69
a. Manager
Dibutuhkannya sebuah sistem yang dapat mendeteksi barang di setiap
tahapan produksi agar dapat memudahkan dalam mengambil keputusan,
khususnya untuk menentukan model celana apa yang akan dibuat
selanjutnya. Dan dapat mengetahui bila ada barang yang hilang ataupun
rusak.
b. Kepala Bagian inventory
Bagaimana sistem yang ada dapat mencatat data bahan dasar yang masuk
dari supplier dan bahan dasar yang dikeluarkan untuk proses pemolaan.
Mengecek data-data tersebut dan memudahkan dalam pembuatan laporan
bulanan bahan dasar yang masuk ataupun keluar.
c. Kepala Divisi Produksi
Dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mengelola dan mendeteksi data
barang mulai dari tahapan pemolaan, penjahitan, laundry sampai finishing
dimana sistem tersebut terintegrasi antara bagian yang satu dengan yang
lainnya dan dapat memudahkan dalam pembuatan laporan bulanan.
3.1.3 Dokumenter
Peneliti melakukan studi dokumenter sebagai bahan tambahan guna
melengkapi kekurangan-kekurangan data yang diperoleh dari interview dan
observasi. Pengumpulan data studi dokumenter ini penulis lakukan dengan cara
mengambil dari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas
dalam penelitian skripsi ini. Adapun data-data buku yang digunakan dalam
menyusun penelitian ini.
70
Adapun beberapa buku yang digunakan sebagai referensi diantaranya :
1. Sistem informasi Manufaktur dengan VB 2005 dan SQL Server 2005,
keluaran Winpec Solution.
2. Sistem Informasi Manajemen, edisi delapan karangan Raymond McLeod
dan George Scheel.
3. Perencanaan dan Pengendalian Produksi karangan Arman H Nasution dan
Yudha Prasetyawan.
Untuk melihat referensi selengkapnya terdapat pada halaman daftar
pustaka.
3.2 Metodologi Pengembangan Sistem
Dalam menyusun skripsi ini, peneliti menggunakan metode pengembangan
sistem SDLC (System Development Life Cycle). Alasan peneliti memilih metode
pengembangan sistem SDLC (System Development Life Cycle) ini karena sistem
yang akan dibuat merupakan sistem yang berskala kecil/menengah, serta terfokus
pada lingkup tertentu, yang dalam hal ini lingkupnya adalah mengenai
pemantauan barang di setiap tahapan manufaktur pada CV. Anugrah.
Pengembangan sistem SDLC dengan model waterfall ini meliputi
beberapa tahapan diantaranya (McLeod,2004) :
1. Tahapan perencanaan sistem
Dalam tahap ini langkah-langkah yang peneliti lakukan yaitu :
a. Menyadari masalah
71
Dalam hal ini peneliti menggambarkan gambaran umum perusahaan
dan melakukan pengamatan terhadap mekanisme kegiatan manufaktur
pada CV.Anugrah.
b. Mendefinisikan masalah
Setelah melakukan pengamatan terhadap mekanisme kegiatan
manufaktur tersebut, langkah selanjutnya pada tahapan ini adalah
peneliti melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang ada.
c. Menentukan tujuan sistem
Dalam hal ini peneliti menentukan tujuan yang harus dipenuhi dari
sistem yang dibuat sehingga dapat memuaskan pengguna.
d. Mengidentifikasi kendala sistem
Peneliti mengidentifikasi kendala-kendala yang ditimbulkan oleh
lingkungan sebelum sistem benar-benar mulai dikerjakan.
2. Tahapan analisis sistem
Setelah tahap perencanaan tahap selanjutnya adalah tahapan analisis
sistem. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada tahapan analisis sistem,
yaitu :
a. Mendefiniskan kebutuhan informasi
b. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
c. Menganalisis sistem berjalan
d. Menyiapkan usulan rancangan sistem
3. Tahapan rancangan sistem
Pada tahapan rancangan sistem ini yang peneliti lakukan adalah :
72
a. Membuat rancangan sistem yang terinci
Dalam hal ini peneliti mendokumentasikan rancangan sistem baru
dengan perangkat pemodelan berupa DFD, ERD, dan normalisasi.
b. Membuat rancangan antar muka sistem
Peneliti melakukan perancangan terhadap user interface dari sistem
ini. Perancangan yang dilakukan meliputi halaman-halaman yang ada
di dalam sistem.
4. Tahapan penerapan sistem
Tahap penerapan sistem ini merupakan kegiatan memperoleh dan
mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual untuk menghasilkan
sistem. Tahapan-tahapan dalam penerapan sistem ini, yaitu :
a. Menyiapkan sumber daya perangkat keras
Peneliti menyiapkan berbagai jenis perangkat keras yang akan
digunakan dalam membangun sistem.
b. Menyiapkan sumber daya perangkat lunak
Peneliti menyiapkan perangkat lunak yang akan digunakan dalam
membangun sistem.
c. Membangun sistem
Dalam tahap ini sistem dibangun dengan bahasa pemrograman PHP
dan database MySQL.
d. Menguji sistem
Tahap ini adalah tahap untuk melakukan uji coba sistem informasi
manufaktur yang akan dibuat dengan menggunakan metode blackbox
73
testing menggunakan suatu perangkat lunak pada proses diagram
konteks dan diagram level zero (nol) sampai dengan proses detail
diagram level satu dan dua. Untuk memastikan bahwa hasil dari setiap
proses aliran data yang masuk dan keluar sama atau seimbang,
sehingga sistem yang akan dihasilkan dapat berjalan dengan baik dan
sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
User dapat menggunakannya dan menilai apakah sistem ini sudah
layak dipergunakan atau belum, apabila user merasa perlu ada
perbaikan atau perubahan pada sistem tersebut, maka akan kembali ke
tahap sebelumnya untuk melakukan perbaikan atau perubahan yang
diinginkan oleh user.
3.3 Kerangka Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan tahapan-tahapan
kegiatan dengan mengikuti rencana kegiatan yang tertuang dalam kerangka
penelitian meliputi metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.
Berikut ini dapat dilihat gambaran kerangka berpikir penelitian.
74
Kerangka Berfikir Penelitian
PENGEMBANGAN
SISTEM
SDLC Model Waterfall
(McLeod, 2004)
Tahapan
Rancangan Sistem
Tahapan
Analisis Sistem
Tahapan
Penerapan Sistem
Tahapan
Perencanaan Sistem
METODE
PENGUMPULAN
DATA
Observasi (pengamatan)
Dokumenter
Wawancara
Menyadari Masalah
Menyiapkan Usulan Rancangan
Sistem
Mendefinisikan Kriteria
Kinerja Sistem
Mendefinisikan Kebutuhan Sistem
Menentukan Tujuan
Mendefinisikan Masalah
Mengidentifikasi Kendala Sistem
Membuat Rancangan Sistem
Yang Terinci
Menguji Sistem
Menyiapkan Sumber Daya
Perangkat Lunak
Menyiapkan Sumber Daya
Perangkat Keras
Membangun sistem
Flowcahart Usulan
ERD
Kamus Data
DFD
Normalisasi
Pengujian Blackbox
Testing
Membuat Rancangan
Antar Muka Sistem
State Transition
Diagram
Perancangan
Struktur Menu
Perancangan Antar
Muka
Tugas & Tanggung
Jawab
Struktur Organisasi
Visi & Misi
Sejarah Perusahaan
Flowcahart Sistem
Berjalan
Coding
Menganalisis Sistem Berjalan
Mekanisme Kegiatan
Manufaktur
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir Penelitian
75
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Tahapan Perencanaan Sistem
Langkah-langkah yang peneliti lakukan pada tahapan ini, yakni tahap
menyadari masalah, tahap mendefinisikan masalah, tahap menentukan tujuan
sistem, dan tahap mengidentifikasi kendala sistem.
4.1.1 Tahap menyadari masalah
Pada tahap menyadari masalah ini peneliti menguraikan gambaran
umum perusahaan dan melakukan pengamatan terhadap mekanisme
kegiatan manufaktur pada CV. Anugrah.
a. Sejarah Perusahaan
CV. Anugrah awalnya merupakan sebuah industri rumah
tangga yang didirikan oleh Bpk. H. Rudy Sirods sebagai
pemiliknya pada tanggal 12 Oktober 1995. Di awal berdirinya
industri rumah tangga (konveksi) ini hanya terdiri dari 5 mesin
jahit dan berjumlah 6 karyawan.
Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia ternyata
menimbulkan dampak buruk bagi perusahaan-perusahaan baik
perusahaan kecil maupun besar. Salah satunya biaya bahan baku
menjadi meningkat. Dengan meningkatnya harga bahan baku
mempengaruhi meningkatnya biaya produksi sehingga harga jual
pun ikut naik. Namun daya beli masyarakat menurun. Dengan
76
demikian menurun pula jumlah penjualan celana. Melihat keadaan
seperti itu, Pendiri CV. Anugrah tidak putus asa dan tetap berusaha
menjalani usahanya tersebut.
Sejalan dengan pulihnya ekonomi indonesia industri rumah
tangga tersebut mulai tumbuh dan berkembang. Dengan melihat
berkembangnya usaha yang dikeluti, pada tanggal 23 September
2003 Bapak H. Rudy Sirods mendirikan sebuah badan usaha
berbentuk hukum yang kemudian diberi nama CV. Anugrah.
Perusahaan ini berlokasi di Jl. H. Sholeh 2 RT 008/02 Kelurahan
Sukabumi Selatan Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat 11560.
Setelah menjadi perusahaan yang berbadan hukum, CV.
Anugrah berhasil mengembangkan produknya dengan
memproduksi 10.000 sampai 12.000 potong celana setiap bulannya
dengan menggunakan trade mark atau merek dagang yang sudah
paten seperti “Grand Ville (G&V), AJ, dan ExPower.” Adapun
ruang lingkup pemasarannya daerah jabotabek, luar jabotabek,
bahkan sampai ke luar negeri seperti Malaysia, Thailand dan
daerah Timur Tengah.
b. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi Perusahaan
CV. Anugrah memiliki visi dalam menjalankan bisnisnya
yaitu menjadi perusahaan tekstil terkemuka di Indonesia yang dapat
77
menghasilkan produk-produk unggulan yang berpegang kepada
syariat islam.
2. Misi Perusahaan
· Menciptakan produk-produk yang berkualitas
· Mengeluarkan model-model celana yang terbaru
· Meningkatkan mutu dan pelayanan
· Melakukan inovasi-inovasi produk.
c. Struktur Organisasi/Perusahaan
Manager
Divisi Produksi Divisi PemasaranDivisi Administrasi
Bagian Inventory Bagian FinishingBagian LaundryBagian JahitanBagian Pemolaan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Anugrah Jakarta Barat
(Sumber : Manager CV. Anugrah Jakarta Barat)
d. Logo Perusahaan
Gambar 4.2 Logo CV. Anugrah Jakarta Barat
78
e. Tugas dan Tanggung Jawab
1. Manager
Manager pada CV. Anugrah dipegang langsung oleh
pemilik.
Adapun tugas dan tanggung jawabnya :
a. Menentukan kebijakan dan membuat perencanaan
pengembangan usaha.
b. Melakukan pengawasan terhadap kinerja kerja bawahan
dan para staf.
c. Memeriksa laporan produksi, penjualan dan kegiatan-
kegiatan lain.
d. Mengawasi kegiatan produksi dan penjualan.
e. Melakukan pengontrolan di semua bidang.
2. Kepala Divisi Pemasaran
a. Memberikan masukan kepada divisi produksi mengenai
model dan jenis cucian yang banyak diminta pelanggan.
b. Ikut serta berpartisipasi dalam semua aktivitas pemasaran
dan penjualan agar tercapai tujuan dan target pasar
berdasarkan strategi perencanaan perusahaan.
c. Membuat laporan penjualan secara berkala.
79
3. Kepala Divisi Produksi
a. Memberikan masukan kepada manager mengenai model
celana yang akan diproduksi.
b. Mengawasi dan mengontrol kinerja tiap-tiap bagian dalam
produksi.
c. Membuat laporan hasil produksi.
4. Kepala Bagian Inventory
a. Memberitahukan manager bila stock bahan mentah telah
menipis.
b. Menerima dan mencatat data bahan dasar yang masuk dari
supplier.
c. Mencatat data bahan dasar yang dikeluarkan untuk bagian
pemolaan.
5. Kepala Bagian Pemolaan
a. Bertanggung jawab penuh tentang jumlah lembaran-
lembaran pola yang telah dipotong.
b. Membuatkan pola celana sesuai instruksi dan menerima
masukan-masukan yang ada atas persetujuan pimpinan.
c. Mencatat data pemolaan yang telah dikerjakan.
6. Kepala Bagian Jahitan
a. Bertanggung jawab penuh terhadap celana mentah yang
selesai dijahit.
b. Menjahit celana sesuai dengan pola yang telah dibuatkan.
80
c. Mencatat data celana mentah yang telah dijahit.
7. Kepala Bagian Laundry
a. Bertanggung jawab penuh terhadap celana mentah yang
akan dilaundry dan telah dilaudry.
b. Melakukan pencatatan terhadap jumlah celana yang akan
dilaundry dan telah dilaundry.
c. Memberitahukan kepada pihak ketiga (laundry) mengenai
jenis cucian yang dilakukan.
d. Mencatat hasil laundry yang telah dilakukan.
8. Kepala Bagian Finishing
a. Melakukan Proses Penyesaian terhadap celana yang telah
dilaundry.
b. Melakukan Pengepakan dan pengelompokkan terhadap
celana yang telah selasai diolah.
c. Mencatat data celana jadi dan rusak.
f. Mekanisme Kegiatan Manufaktur pada CV. Anugrah
Mekanisme kegiatan Manufaktur pada CV. Anugrah ini
yaitu melakukan pemantauan dan pencatatan barang yang
diproduksi mulai dari bahan mentah sampai barang jadi, pencatatan
jumlah produksi dan persediaan barang. Namun dalam setiap
proses tersebut data yang ada belum tersimpan secara baik
sehingga bila data tersebut dibutuhkan membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk memperolehnya dan terkadang informasi yang
81
disampaikan dari data tersebut tidak sesuai. Serta Belum adanya
laporan produksi secara detail baik mengenai jumlah celana jadi,
rusak ataupun hilang, Sehingga dapat merugikan CV. Anugrah.
4.1.2 Tahap mendefinisikan masalah
Setelah peneliti mengamati mekanisme kegiatan yang berlangsung
di CV. Anugrah peneliti menemukan beberapa masalah yang
dimiliki, masalah tersebut antara lain :
a. Dalam setiap tahapan manufaktur, belum adanya media
penyimpanan data yang baik sehingga bila data tersebut
dibutuhkan memakan waktu yang cukup lama untuk
memperolehnya.
b. Antara satu bagian dengan bagian lain belum terintegrasi,
sehingga bila ingin menyampaikan data barang harus datang
kebagian yang terkait.
c. Belum adanya laporan secara detail pada setiap bagian, baik
mengenai penerimaan dan pengeluaran bahan dasar ataupun
laporan hasil produksi.
d. Belum adanya sebuah sistem untuk menangani pengolahan data
transaksi penerimaan dan pengeluaran bahan dasar, data
pemolaan, data penjahitan, data laundry, data finishing, dan
data hasil produksi serta laporan bulanan tiap bagian.
82
e. Sulitnya untuk melakukan pengecekan data bahan dasar yang
masuk dan keluar, sisa bahan dasar yang ada, data produksi,
dan penghitungan hasil produksi.
4.1.4 Tahap menentukan tujuan sistem
Tujuan dari dilakukannya pembuatan sistem informasi manufaktur
ini, yaitu :
a. Mempermudah karyawan dalam melaksanakan tugasnya
sehingga kinerja karyawan dapat lebih efektif dan efisien.
b. Memberikan informasi mengenai proses manufaktur yang ada
secara cepat dan benar.
c. Dapat mengetahui bila terdapat penyelewengan yang dilakukan
oleh karyawan.
d. Dapat mengetahui secara cepat dan benar mengenai data hasil
produksi baik yang sedang berjalan ataupun yang telah
dilakukan.
4.1.5 Tahap mendefinisikan kendala sistem
Sistem baru tidak akan bebas dari kendala. Dalam
pembuatan sistem informasi manufaktur, kendala-kendala sistem
yang dihadapi yaitu :
a. Masih minimnya aplikasi-aplikasi manufaktur.
b. Membutuhkan waktu yang lama dalam membangun sistem
informasi manufaktur dikarenakan masih sedikitnya referensi
mengenai sistem informasi manufaktur.
83
4.2 Tahapan Analisis Sistem
4.2.1 Mendefinisikan Kebutuhan Informasi
Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah peneliti lakukan,
kebutuhan informasi dari pemakai yaitu :
a. Informasi data bahan dasar yang masuk dari supplier
b. Informasi data bahan dasar yang dikeluarkan untuk pemolaan
c. Informasi data pemolaan,penjahitan, laundry dan finishing
d. Informasi data hasil produksi
e. Informasi data celana yang hilang atau rusak
4.2.2 Mendefiniskan Kriteria Kinerja Sistem
Setelah mendefinisikan kebutuhan informasi dari pemakai, peneliti
menentukan kriteria tepat apa yang harus dicapai oleh sistem. Kriteria kinerja
yang harus dicapai oleh sistem, yakni :
a. Pengolahan data penerimaan bahan dasar, data pengeluaran bahan
dasar, data proses pemolaan, penjahitan, laundry dan finishing, data
hasil produksi, dan data mengenai celana yang rusak ataupun hilang.
b. Proses pengiriman data dari satu bagian ke bagian lainnya dapat
dilakukan melalu media jaringan.
c. Proses penghitungan jumlah produksi dari awal sampai akhir dapat
terlihat.
d. Pengolahan laporan bulanan dan laporan tahunan di setiap bagian
dapat lebih baik.
84
Peneliti membedakan 6 level akses sistem yang bertujuan agar masing-
masing level tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang berada diluar cakupannya.
Level akses sistem yang peneliti buat, yakni :
1. Level akses sistem ‘inventory’, yang berguna untuk melakukan
penginputan dan pengecekan mengenai data bahan dasar yang masuk
ataupun keluar serta stok bahan dasar.
2. Level akses sistem ‘pemolaan’, yang berguna untuk melakukan
kegiatan sebagai berikut :
a. Input, ubah, dan hapus data pemolaan.
b. Melihat data bahan dasar yang akan dibuatkan pola.
c. Melihat data-data hasil pemolaan.
d. Mengecek data hasil pemolaan.
e. Mencetak laporan bulanan pemolaan.
3. Level akses sistem ‘penjahitan’ yang berguna untuk melakukan
kegiatan sebagai berikut :
a. Input, ubah, dan hapus data penjahitan.
b. Melihat data-data pemolaan yang akan dijahit.
c. Melihat data-data hasil penjahitan.
d. Mengecek data hasil penjahitan.
e. Mencetak laporan bulanan jahitan.
4. Level akses sistem ‘Laundry’ yang berguna untuk melakukan kegiatan
sebagai berikut :
a. Input, ubah, dan hapus data Laundry.
85
b. Melihat data-data penjahitan yang akan diLaundry.
c. Melihat data-data hasil Laundry.
d. Mengecek data hasil Laundry.
e. Mencetak laporan bulanan Laundry.
5. Level akses sistem ‘finishing’ yang berguna untuk melakukan kegiatan
sebagai berikut :
a. Input, ubah, dan hapus data finishing.
b. Melihat data-data laundry yang akan di-finishing.
c. Melihat data-data hasil finishing.
d. Mengecek data hasil finishing.
e. Mencetak laporan bulanan finishing
6. Level akses sistem ‘manager’ yang berguna untuk melakukan kegiatan
sebagai berikut :
a. Melihat data di setiap bagian atau tahapan produksi.
b. Mengecek data-data di tiap-tiap bagian.
c. Mencetak laporan bulanan tiap-tiap bagian.
d. Mencetak laporan hasil produksi.
Untuk mendapatkan layanan sistem sesuai level akses sistem,
peneliti menerapkan sistem login, yakni dengan memasukkan username
dan password yang valid dan telah terdaftar di Database.
86
4.2.3 Menganalisis Sistem yang Berjalan
Sistem yang berjalan saat ini pada CV. Anugrah yaitu sebagai berikut :
1. Bagian inventory menginformasikan kepada manager bila stok bahan
menipis, selanjutnya manager memutuskan apakah bahan yang menipis
tadi diorder atau tidak. Bila diorder manager menghubungi supplier untuk
meng-order bahan-bahan yang stoknya menipis. Selanjutnya supplier
mengirimkan bahan tersebut dengan disertakan surat tanda terima atau
nota bahan. Bila bahan tersebut sesuai pesanan maka bahan diterima, bila
tidak bahan tersebut ditolak.
2. Produksi dimulai dari kepala produksi memberikan usulan desain gambar
celana kepada manager. Bila desain tersebut disetujui maka diproduksilah
celana sesuai dengan desain yang telah disetujui.
3. Selanjutnya bagian pemolaan meminta bahan kepada bagian inventory
untuk melakukan pemolaan.
4. Setelah bahan-bahan tersebut dibuatkan pola, pola-pola tersebut dijahit
oleh bagian penjahitan sampai menjadi celana-celana mentah (celana yang
belum dicuci).
5. Setelah celana-celana mentah tersebut selesai dijahit bagian pemolaan
menggumpulkan dan mengklasifikasi celana-celana mentah tersebut
berdasarkan jenisnya.
6. Selanjutnya celana tersebut di laundry (dilakukan proses pencucian seperti
pewarnaan dan pelembutan)
87
7. Setelah celana selesai dilaundry, celana-celana tersebut dikirim ke bagian
finishing untuk dilakukan proses penyelesaian akhir seperti pemberian
merk, pemberian asesoris, pemelastikan dan pengepakan.
8. Setelah semua proses tersebut selesai celana jadi siap untuk dipasarkan.
89
4.2.4 Menyiapkan Usulan Rancangan Sistem
4.2.4.1 Flowchart Sistem yang Diusulkan
Mulai
Login
Username & Password
Verifikasi Username &
Password
Home Inventory
Cek & Cetak Laporan
Bahan Dasar
Selesai
benar
Bagian Inventory Bagian Pemolaan
Mulai
Login
Username & Password
Verifikasi Username &
Password
Home Pemolaan
Proses Pola
Selesai
salah
benar
salah
Mulai
Login
Username & Password
Verifikasi Username &
Password
Home Jahitan
Proses Jahit
Cek & Cetak
Laporan Data Jahit
Selesai
benar
salah
Bagian Penjahitan
Cek & Cetak Laporan Pola
Input Data
Bahan Dasar
Masuk
Input Data Pola Input Data Jahit
Gambar 4.4 Flowchart Sistem yang Diusulkan
90
4.2.4.2 Proses Bisnis yang Diusulkan
Manager
Melihat hasil laporan bahan dasar,
pola,celana mentah,celana matang,
celana jadi,dan produksi melalui internet
Laundry, memproses celana matang
Penjahitan celana mentah
Pemolaan membuat proses pola
Finishing, menyiapkan celana jadi
server
Inventory input data bahan dasar
Gambar 4.5 Proses Bisnis yang diusulkan
4.3 Tahapan Rancangan Sistem.
4.3.1 Membuat Rancangan Sistem yang Terinci
Peneliti dalam membuat rancangan sistem yang terinci dari sistem baru
menggunakan perangkat pemodelan berupa Data Flow Diagram (DFD), kamus
data, Entity Relationship Diagram (ERD), dan normalisasi.
91
4.3.1.1 Data Flow Diagram (DFD)
4.3.1.1.1 Diagram Konteks
Sistem Informasi
Manufaktur
Bagian Inventory
Bagian Manager
Bagian Finishing
Bagian Laundry
Bagian Jahitan
Bagian Pemolaan
Form_login
Home_Inventory
Kebutuhan_bahan_dasar
Form_bahan_dasar
Nota_bahan_dasar
Info_bahan_dasar
SupplierForm_order_bahan_dasar
Nota_bahan_dasar
Form_login
Form_pola
Home_pola
Info_bahan_dasar
Info_pola
Form_login
Form_Celana_mentah
Home_Jahitan
Form_login
Form_celana_matang
Home_laundry
Info_celana_mentah
Form_login
Form_celana_jadi
Home_finishing
Info_celana_matang
Form_login
Decision
Laporan_bahan_dasar
Laporan_celana_matang
Laporan_celana_mentah
Laporan_pola
Laporan_celana_jadiLaporan_produksi
Gambar 4.6 Diagram Konteks
Diagram konteks menjelaskan secara umum usulan sistem yang akan
berjalan. Disini terdapat 7 ekternal entity yang memiliki peran masing-masing dan
saling berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu entitas bagian inventory,
bagian pemolaan, bagian penjahitan, bagian laundry, bagian finishing, supplier
dan manager. Untuk membedakan layanan pada sistem maka setiap user sistem
melakukan login terlebih dahulu kecuali supplier dikarenakan berada diluar
perusahaan dan dimana proses yang terkait masih dilakukan dengan manual.
Peran-peran dari para eksternal entity tersebut adalah sebagai berikut :
92
1. Bagian inventory melaporkan kebutuhan bahan dasar/stock bahan
dasar yang menipis.
2. Selanjutnya manager memberikan keputusan/decision apakah
kebutuhan bahan dasar tersebut perlu di order atau tidak. Bila perlu
maka kebutuhan bahan tersebut diorder.
3. Selanjutnya perusahaan melalui manager meng-order bahan dasar
kepada supplier dengan memberikan daftar/form order bahan dasar.
4. Selanjutnya supplier mengirimkan bahan yang telah diorder dengan
disertai tanda terima atau nota bahan. Proses pengambilan keputusan
manager dalam peng-orderan/pemesanan bahan dasar dan proses
pemesanan itu sendiri masih bersifat manual.
5. Setelah melakukan login bagian inventory kemudian meng-
input/mengisi form bahan dasar yang masuk yang diambil dari nota
pengiriman bahan. Dari data-data bahan dasar yang diinput tadi bagian
inventory dapat mengetahui informasi mengenai bahan dasar, baik
bahan yang diterima dari supplier ataupun bahan yang dikeluarkan
untuk proses pemolaan dikarenakan data tersebut terhubung kebagian
pemolaan.
6. Data penerimaan bahan dasar yang telah di input terintegrasi ke bagian
pemolaan, sehingga bagian pemolaan mengetahui stok bahan yang ada.
Dan bila bagian pemolaan akan melakukan proses pemolaan maka
otomatis data penerimaan bahan berkurang.
93
7. Selanjutnya bagian pemolaan mengisi form pemolaan, dimana form
tersebut berisi data pola seperti jenis pola, ukuran pola, jumlah bahan
yang digunakan dan sebagainya. Dari data-data yang telah di-input
bagian pemolaan bisa dengan mudah dan cepat melihat informasi
mengenai data pola. Data pola yang telah di-input terhubung ke bagian
penjahitan, sehingga bagian penjahitan bisa dengan mudah dan cepat
melakukan proses penjahitan karena data pola yang akan dijahit sudah
diketahui terlebih dahulu.
8. Setelah bagian jahitan melakukan proses penjahitan, bagian penjahitan
mengisi form celana mentah, dimana form tersebut berisi mengenai
data celana-celana mentah (celana yang telah dijahit).
9. Data celana-celana mentah terhubung kebagian laundry, jadi bagian
laundry mengetahui celana mana yang akan dilakukan proses laundry.
Bagian laundry juga dapat mengetahui celana-celana mentah yang
telah dilakukan proses pencucian.
10. Setelah proses laundry dilakukan celana-celana yang telah dilaundry
(celana matang) tersebut dikirim kebagian finishing. Data dari celana-
celana matang tersebut terhubung ke bagian finishing, jadi bagian
finishing mengetahui data celana matang yang akan dilakukan proses
penyelesaian akhir (finishing).
11. Setelah proses finishing dilakukan, bagian finishing mengisi form
finishing yang berisi mengenai celana jadi yang siap dipasarkan.
94
12. Peran manager disini yaitu melihat dan menilai setiap tahapan proses
yang telah dilakukan. Manager juga diberikan fasilitas untuk melihat
laporan hasil produksi.
95
4.3.1.1.2 Diagram Level Zero
1.0*
Order bahanSupplier Inventory
Pemolaan
Penjahitan
Inventory
4.0
Pemilihan Pola
3.0
Penerimaan
Bahan
2.0
Login
5.0
Penjahitan
7.0
Finishing
6.0
Pencucian
8.0*
Pembuatn
Laporan
Laundry
Finishing
Manager
Admin
Celana matang
Celana mentah
Pola
Bahan_dasar
Celana jadi
Form_loginHome_inventory
Form_loginHome_pemolaan
Form_loginHome_penjahitan
Form_loginHome_laundry
Form_loginHome_finishing
Form_loginHome_manager
Kebutuhan_bahan_dasar
Nota_bahan
Decision
Form_order
Cek_admin
Hak_akses
Bahan_dasar
Celana_jadi
Celana_matang
Celana_mentah
Pola
Info_bahan_dasar
Pola
Info_bahan_dasar
Pola
Info_pola
Form_celana_mentah
Celana_mentah
Celana_mentah
Info_celana_mentah
Form_celana_matang
Celana_matang
Celana_matang
Laporan_produksi
Form_pola
Bahan_dasar
Bahan_dasar
Pola
Celana_mentah
Celana_matang
Celana_jadi
Celana_jadi
Laporan_bahan_dasar
Laporan_pola
Laporan_celana_mentah
Laporan_celana_matang
Laporan_celana_jadi
Info_celana_matang
Form_celana_jadi
Gambar 4.7 Diagram Level Zero
96
Berikut keterangan setiap proses yang digambarkan pada DFD level Zero
diatas :
1. Proses 1.0
Menggambarkan tentang proses order bahan dasar, yang berawal dari
bagian inventory yang melaporkan persedian bahan dasar yang
menipis kepada manager. Selanjutnya manager mempertimbangkan
apakah stok bahan yang menipis tadi perlu di order ke supplier atau
tidak, bila perlu maka manager memberikan decision untuk meng-
order bahan.
2. Proses 2.0
Menggambarkan tentang proses login atau hak akses untuk bisa masuk
ke dalam halaman home, baik itu bagian inventory, pemolaan,
penjahitan, laundry, finishing dan manager.
3. Proses 3.0
Menggambarkan tentang proses penerimaan bahan dasar, pada proses
ini bagian inventory menginput data penerimaan bahan dasar ke dalam
form bahan dasar yang data tersebut diambil dari nota bahan dasar.
Sistem secara otomatis menghimpun dan menghitung bahan tersebut,
baik jumlah bahan dasar tersebut secara permeter atau biaya yang
harus dikeluarkan atas pengambilan bahan dasar tersebut. Data bahan
dasar ini juga terintegrasi ke bagian pemolaan, sehingga bila bagian
pemolaan menginput jumlah bahan yang akan dibuatkan pola, maka
jumlah persedian bahan dasar akan otomatis berkurang.
97
4. Proses 4.0
Menggambarkan tentang proses pemilihan pola, dimana bagian
pemolaan melakukan penginputan jumlah bahan dan jenisnya. Dari
pola yang telah dipilih sistem secara otomatis menginformasikan
jumlah pola yang dihasilkan dari jumlah bahan yang telah di input
berdasarkan indikator ukuran pembuatan celana yang diketahui
berdasarkan hassil wawancara. Data pemolaan yang telah dikerjakan
terhubung ke bagian penjahitan.
5. Proses 5.0
Menggambarkan tentang proses penjahitan, pada proses ini sistem
secara otomatis menyediakan data-data pola yang telah dikerjakan
untuk dilakukan proses jahit. Jadi bagian penjahitan mengetahui pola-
pola mana saja yang harus dilakukan proses jahit. Sistem juga
menyediakan fasilitas pengecekan data celana mentah/celana yang
telah dilakukan proses jahit baik yang telah dikerjakan ataupun sedang
dikerjakan. Sistem juga menghimpun dan menghitung jumlah celana
mentah yang telah dijahit serta biaya operasional penjahitan.
6. Proses 6.0
Menggambarkan proses pencucian/laundry, pada proses ini sistem
telah menghimpun data celana-celana mentah yang telah masuk ke
bagian laundry dikarenakan data tersebut terintegrasi dari bagian
penjahitan. Bagian laundry tinggal melakukan proses laundry, setelah
proses laundry selesai dilakukan bagian laundry meng-input form
98
celana-celana matang yang berisi mengenai data celana yang telah
dilakukan proses pencucian. Sistem menyediakan fasilitas pengecekan
barang pada proses pencucian ini. Sehingga bagian laundry dapat
mengetahui data celana-celana mentah yang sudah dicuci atau sedang
dicuci. Sistem juga menghimpun dan menghitung jumlah celana-
celana matang yang telah dilaundry dan biaya operasional untuk proses
pencucian tersebut. Data-data celana matang yang telah dicuci
terhubung ke bagian finishing.
7. Proses 7.0
Menggambarkan proses finishing, pada proses ini sistem telah
menghimpun data-data celana matang, sehingga bagian finishing
dalam melakukan proses finishing mengetahui celana yang sedang
dikerjakan. Setelah proses finishing selesai dikerjakan bagian finishing
menginput data celana jadi ke dalam form celana jadi. Dari data-data
celana jadi tersebut sistem akan menghimpun celana-celana jadi yang
dijadikan laporan produksi.
8. Proses 8.0
Menggambarkan proses pembuatan laporan, pada proses ini sistem
menghimpun data bahan dasar, data pemolaan, data celana mentah,
data celana matang dan data celana jadi yang semua data tersebut di
ambil dari databasenya. Sistem secara otomatis membuatkan laporan
dari tiap-tiap database tersebut yang kemudian dihimpun menjadi
sebuah laporan produksi.
99
a. DFD Level 1 Proses 2.0
2.1*
Input
id_user,password
2.2*
Verifikasi
id_user,password
2.3*
Penempatan
user
admin
Hak_akses
Data lengkap Status disetujui
User_id,password
(akses melalui web)
Hak_akses_user
(akses melalui web)
Admin
Cek_admin
Gambar 4.8 DFD level 1 proses 2.0
b. DFD Level 1 Proses 3.0
3.1*
Input bahan
Inventory
Data_bahan_dasar
3.2*
Search bahan
dasar
Daftar_bahan_dasar
Bahan_dasar
Bahan_dasar
Bahan_dasar
Gambar 4.9 DFD level 1 proses 3.0
100
c. DFD Level 1 Proses 4.0
4.2*
Lihat laporan
data pola
4.1*
Input data pola
pemolaan
Form_data_pola
Data_pola
4.3*
Search data
pola
Daftar_pola
Data_pola
Pola
Gambar 4.10 DFD level 1 proses 4.0
d. DFD Level 1 Proses 5.0
5.2*
Ubah data jahit
5.1*
Input data jahit
5.3*
Hapus data
jahit
penjahitan
Form_data_jahit
Data_jahit
Daftar_data_jahit
Daftar_data_jahit
Form_data_jahit
Daftar_data_jahit
5.4*
Search data
jahit
5.5*
Lihat laporan
celana mentah
Daftar_data_jahit
laporan
Daftar_data_jahit
Daftar_laporan
Celana mentah
Gambar 4.11 DFD level 1 proses 5.0
101
e. DFD Level 1 Proses 6.0
6.2*
Lihat laporan
celana matang
6.1*
Input celana
matang
laundry
Form_data_celana_matang
Data_celana_matang
6.3*
Search data
celana matang
Daftar_celana_matang
Data_celana_matang
Celana matang
Gambar 4.12 DFD level 1 proses 6.0
f. DFD Level 1 Proses 8.0
7.2*
Lihat laporan
celana jadi
7.1*
Input jumlah
celana jadi
finishing
Form_data_celana_jadi
Data_celana_jadi
7.3*
Search data
celana jadi
Daftar_celana_jadi
Data_celana_jadi
Celana jadi
Gambar 4.13 DFD level 1 proses 7.0
102
4.3.1.2 Kamus Data
4.3.1.2.1 Kamus Data Penjelasan Pada Proses
1. Proses 1.0
Nama proses : Order Bahan Dasar
Masukan : kebutuhan bahan dasar, decision
Keluaran : form order bahan, nota bahan
Ringkasan proses : merupakan proses peng-orderan bahan dasar sekiranya
persedian bahan dasar telah menipis.
2. Proses 2.0
Nama proses : Login
Masukan : username.password
Keluaran : hak akses
Ringkasan proses : merupakan proses pengecekan terhadap admin yang
menggunakan sistem untuk menentukan level layanan
sistem.
3. Proses 3.0
Nama proses : penerimaan bahan dasar
Masukan : form bahan dasar
Keluaran : info bahan dasar
Ringkasan proses : merupakan proses pengecekan dan penghitungan data
bahan dasar baik yang masuk dari supplier atau yang
dikeluarkan untuk pemolaan.
103
4. Proses 4.0
Nama proses : Pemilihan pola
Masukan : bahan dasar, form pemolaan
Keluaran : info bahan dasar, data pola
Ringkasan proses : merupakan proses pemilihan pola dan penghitungan
secara otomatis jumlah pola yang dihasilkan dengan
jumlah bahan yang dikeluarkan.
5. Proses 5.0
Nama proses : Penjahitan
Masukan : data pola, form celana mentah
Keluaran : info pola, data celana-celana mentah
Ringkasan proses : merupakan proses penghimpunan dan pencatatan data-
data celana mentah/celana yang telah dijahit dan sedang
dijahit.
6. Proses 6.0
Nama proses : Pencucian/laundry
Masukan : data celana-celana mentah, form celana matang
Keluaran : info celana mentah, data celana-celana matang
Ringkasan proses : merupakan proses penghimpunan, pencatatan dan
penghitungan celana-celana matang baik yang telah di
laundry ataupun yang sedang dilaundry.
7. Proses 7.0
Nama proses : Finishing
104
Masukan : data celana-celana matang, form celana jadi
Keluaran : info celana matang, data celana-celana jadi
Ringkasan proses : merupakan proses penghimpunan, pencatatan dan
penghitungan celana-celana jadi dari berbagai jenis bahan,
ukuran dan model.
8. Proses 8.0
Nama proses : Pembuatan laporan
Masukan : data bahan dasar, data pola, data celana-celana mentah,
data celana-celana matang, data celana jadi
Keluaran : laporan bahan dasar, laporan pola, laporan celana mentah,
laporan celana matang, laporan celana jadi
Ringkasan proses : merupakan proses pembutan laporan bahan dasar, pola,
celana mentah, celana matang, dan celana jadi yang
kemudian dihimpun menjadi sebuah laporan produksi.
4.3.1.2.2 Kamus Data Penjelasan Pada Data Store
1. Nama Data Store : User
Deskripsi : Berisi data mengenai manager, inventory, penjahitan,
pemolaan, laundry, finishing
Struktur Data : id_user + password + level
Tipe dan ukuran data: id_user int (10)
password varchar (20)
level varchar (10)
105
2. Nama data store : bahan_dasar
Deskripsi : Berisi data mengenai bahan dasar.
Struktur data : id_bahan + id_user + pemasok + tgl_masuk + jenis_bahan
+ harga + jumlah_masuk + total_harga
Tipe dan ukuran : id_bahan int (10)
id_user varchar (10)
pemasok varchar (20)
tgl_masuk date
jenis_bahan varchar (20)
jumlah_masuk varchar (10)
jumlah_keluar varchar (10)
sisa varchar (10)
3. Nama data store : pola
Deskripsi : Berisi data mengenai pemolaan.
Struktur data : id_pola + id_bahan + id_user + tgl_masuk + tgl_keluar +
jenis_pola + jumlah_bahan + jumlah_pola
Tipe dan ukuran : id_pola int (10)
id_bahan varchar (10)
id_user varchar (10)
tgl_masuk date
tgl_keluar date
jenis_pola varchar (20)
jumlah_bahan varchar (10)
106
jumlah_pola varchar (10)
4. Nama data store : celana mentah
Deskripsi : Berisi data mengenai celana-celana mentah (celana yang
dijahit).
Struktur data : id_celana_mentah + id_pola + id_user + tgl_keluar +
jumlah_jahitan + harga
Tipe dan ukuran : id_celana_mentah varchar (10)
id_pola varchar (10)
id_user varchar (10)
tgl_keluar date
jumlah_celana_mentah varchar (10)
harga varchar (10)
5. Nama data store : Celana matang (celana yang telah dilaundry)
Deskripsi : Berisi data mengenai celana-celana matang (celana yang
telah dilakukan proses pencucian).
Struktur data : id_celana_matang + id_celana_mentah + id_user +
tgl_keluar + jenis_cucian + jumlah_cucian + harga
Tipe dan ukuran : id_celana_matang varchar (10)
id_celana_mentah varchar (10)
id_user varchar (10)
tgl_keluar date
jenis_cucian varchar (20)
jumlah_cucian varchar (10)
107
harga varchar (10)
6. Nama data store : celana jadi
Deskripsi : Berisi data mengenai data-data celana jadi.
Struktur data : id_celana_jadi + id_celana_matang + id_user + celana
jadi
Tipe dan ukuran : id_celana_jadi varchar (10)
id_celana_matang varchar (10)
id_user varchar (5)
celana_jadi varchar (10)
108
4.3.1.3 Entity Relationship Diagram (ERD)
Bahan_dasar
Celana_matang
Celana_jadi
User
Celana_mentah
Id_bahan
Jumlah_masuk
HargaJenis_bahan
Tgl_masuk
Pemasok
Id_UserTotal_harga
Penyetokan_
bahan
Pola
Id_pola
Jumlah_bahanJenis_pola
Tgl_masuk
Id_user
Id_bahan
Total_polaTgl_keluar
Id_celana_mentah
Id_pola
Id_user
Tgl_keluar
Jumlah_celana
_mentah
Penyetokan_
pola
Id_celana_matang
Id_celana_mentah
Id_user
Tgl_keluar
Jenis_cucian
Jumlah_cucian
Harga
Id_user
Password
Level
Penyetokan_
celana_mentah
Penyetokan_
Celana_matang
Penyetokan_
pola
Penyetokan_
bahan
Penyetokan_celana
_mentahPenyetokan_
Celana_matang
Id_celana_jadi
Id_celana_matangId_user
Celana_jadi
Penyetokan_
Celana_jadi
Gambar 4.14 Entitas Relationship Diagram
10
9
4.3
.1.4
No
rma
lisa
si
1.
Rel
asi
Use
r d
an
Ba
han
Da
sar
a.
UN
F
Tab
el
di
baw
ah in
i m
eru
pak
an ta
bel
un
no
rma
lize
d fo
rm,
yait
u ta
bel
yan
g m
asi
h m
em
pu
nyai
atri
bu
t-at
ribu
t yang
gan
da.
Tab
el
di
baw
ah b
elu
m n
orm
al,
mak
a d
apat
din
orm
ali
sasi
kan d
eng
an c
ara
meng
hil
ang
ka
n a
trib
ut
yang
ber
ula
ng
.
Dat
a d
iku
mp
ulk
an a
pa a
dan
ya s
esu
ai
deng
an s
aat
mem
asu
kk
an
dat
a.
Pen
orm
ala
n t
abel
un
no
rma
lize
d f
orm
dis
ebu
t
1N
F,
dan
tab
el 1
NF
ak
an d
ijela
skan p
ada
tabel
ber
iku
tnya.
Id_
use
r p
assw
ord
L
evel
Id_
bahan
p
em
aso
k
Tg
l_m
asu
k
Jen
is_
bahan
....
Invento
ry
inv
ento
ry
Invento
ry
3
Tre
nd
y t
ext
20
11
-06
-06
Rin
g p
isang
4
T
est
....
H
arg
a Ju
mla
h_
masu
k
To
tal_
har
ga
4
00
0
50
00
2
00
00
00
00
11
0
b.
INF
Pad
a ta
hap
in
i d
ilak
uk
an p
eng
hil
ang
an b
eb
erap
a g
rou
p e
lem
en y
ang
ber
ula
ng
ag
ar m
en
jad
i sa
tu h
arg
a tu
ng
gal
yan
g
ber
inte
rak
si d
ianta
ra s
etia
p b
aris
pad
a su
atu
tab
el, d
an s
etia
p a
trib
ut
har
us
mem
pu
nyai d
ata
yang
ato
mic
(d
ata
terk
ecil
).
Id_
use
r P
assw
ord
L
evel
Id_
bahan
p
em
aso
k
Tg
l_m
asu
k
Jen
is_
bahan
....
Invento
ry
Invento
ry
Invento
ry
3
Tre
nd
y t
ext
20
11
-06
-06
Rin
g p
isang
Invento
ry
Invento
ry
Invento
ry
4
Tre
nd
y t
ext
20
11
-06
-06
Rin
g p
isang
....
H
arg
a Ju
mla
h_
masu
k
To
tal_
har
ga
4
00
0
50
00
2
00
00
00
00
4
00
0
50
00
2
00
00
00
00
c.
2N
F
Menu
rut
Lad
jam
ud
in (
20
05
), s
yar
at 2
NF
yait
u b
entu
k d
ata
tela
h m
em
enu
hi
kri
teri
a be
ntu
k n
orm
al
ke s
atu
dan
att
rib
ute
bu
kan k
un
ci
(no
n-k
ey)
har
usl
ah m
em
ilik
i k
eter
gan
tung
an f
ung
sio
nal
sep
enu
hn
ya
pad
a k
unci
uta
ma
/ p
rim
ary
key.
11
1
Ta
bel
use
r
Id_
use
r P
assw
ord
L
evel
Invento
ry
Invento
ry
Invento
ry
Invento
ry
Invento
ry
Invento
ry
Ta
bel
ba
ha
n_
da
sar
Id_
bahan
Id
_u
ser
Pem
aso
k
Tg
l_m
asu
k
Jen
is_
bahan
har
ga
Jum
lah_
masu
k
To
tal_
har
ga
3
Invento
ry
Tre
nd
y t
ext
20
11
-06
-06
Rin
g p
isang
4
00
0
50
00
2
00
00
00
00
4
Invento
ry
Tre
nd
y t
ext
20
11
-06
-06
Rin
g p
isang
4
00
0
50
00
2
00
00
00
00
2.
Rel
asi
Use
r d
an
Ba
han
da
sar
da
n P
ola
a.
UN
F
Tab
el
di
baw
ah in
i m
eru
pak
an ta
bel
un
no
rma
lize
d fo
rm,
yait
u ta
bel
yan
g m
asi
h m
em
pu
nyai
atri
bu
t-at
ribu
t yang
gan
da.
Tab
el
di
baw
ah b
elu
m n
orm
al,
mak
a d
apat
din
orm
ali
sasi
kan d
eng
an c
ara
meng
hil
ang
kan a
trib
ut
yang
ber
ula
ng
.
Dat
a d
iku
mp
ulk
an a
pa a
dan
ya s
esu
ai
deng
an s
aat
mem
asu
kk
an
dat
a.
Pen
orm
ala
n t
abel
un
no
rma
lize
d f
orm
dis
ebu
t
1N
F,
dan
tab
el 1
NF
ak
an d
ijela
skan p
ada
tabel
ber
iku
tnya.
11
2
Id_
use
r P
assw
ord
L
evel
Id_
bahan
p
em
aso
k
Tg
l_m
asu
k
Jen
is_
bahan
....
pem
ola
an
P
em
ola
an
p
em
ola
an
3
T
rend
y t
ext
20
11
-06
-06
Rin
g p
isang
4
....
H
arg
a Ju
mla
h_
masu
k
To
tal_
har
ga
Id_
po
la
Tg
l_m
asu
k
Tg
l_k
elu
ar
Jen
is_
po
la
....
4
00
0
50
00
2
00
00
00
00
7
2
01
1-0
6-0
7
20
11
-06
-09
3
9
20
11
-05
-10
20
11
-05
-14
2
....
Ju
mla
h_
bahan
T
ota
l_p
ola
1
00
0
10
00
83
3
b.
INF
Pad
a ta
hap
in
i d
ilak
uk
an p
eng
hil
ang
an b
eb
erap
a g
rou
p e
lem
en y
ang
ber
ula
ng
ag
ar m
en
jad
i sa
tu h
arg
a tu
ng
gal
yan
g
ber
inte
rak
si d
ianta
ra s
etia
p b
aris
pad
a su
atu
tab
el, d
an s
etia
p a
trib
ut
har
us
mem
pu
nyai d
ata
yang
ato
mic
(d
ata
terk
ecil
).
Id_
use
r P
assw
ord
L
evel
Id_
bahan
p
em
aso
k
Tg
l_m
asu
k
Jen
is_
bahan
....
pem
ola
an
P
em
ola
an
p
em
ola
an
3
T
rend
y t
ext
20
11
-06
-06
Rin
g p
isang
pem
ola
an
P
em
ola
an
p
em
ola
an
4
T
rend
y t
ext
20
11
-04
-06
Rin
g p
isang
11
3
....
H
arg
a Ju
mla
h_
masu
k
To
tal_
har
ga
Id_
po
la
Tg
l_m
asu
k
Tg
l_k
elu
ar
Jen
is_
po
la
....
4
00
0
50
00
2
00
00
00
00
7
2
01
1-0
6-
07
20
11
-06
-09
3
4
00
0
50
00
2
00
00
00
00
9
2
01
1-0
5-
10
20
11
-05
-14
2
....
Ju
mla
h_
bahan
T
ota
l_p
ola
1
00
0
10
00
1
00
0
83
3
c.
2N
F
Menu
rut
Lad
jam
ud
in (
20
05
), s
yar
at 2
NF
yait
u b
entu
k d
ata
tela
h m
em
enu
hi
kri
teri
a bentu
k n
orm
al
ke s
atu
da
n
att
rib
ute
bu
kan k
un
ci
(no
n-k
ey)
har
usl
ah m
em
ilik
i k
eter
gan
tung
an f
ung
sio
nal
sep
enu
hn
ya
pad
a k
unci
uta
ma
/ p
rim
ary
key.
Ta
bel
use
r
Id_
use
r P
assw
ord
L
evel
pem
ola
an
P
em
ola
an
P
em
ola
an
pem
ola
an
P
em
ola
an
P
em
ola
an
11
4
Ta
bel
ba
ha
n_
da
sar
Id_
bahan
Id
_u
ser
Pem
aso
k
Tg
l_m
asu
k
Jen
is_
bahan
har
ga
Jum
lah_
masu
k
To
tal_
har
ga
3
Pem
ola
an
T
rend
y t
ext
20
11
-06
-06
Rin
g p
isang
4
00
0
50
00
2
00
00
00
00
4
Pem
ola
an
T
rend
y t
ext
20
11
-06
-06
Rin
g p
isang
4
00
0
50
00
2
00
00
00
00
Ta
bel
Po
la
Id_
po
la
Id_
use
r Id
_bahan
T
gl_
masu
k
Tg
l_k
elu
ar
Jen
is_
po
la
Jum
lah_
bahan
T
ota
l_p
ola
7
Pem
ola
an
3
2
01
1-0
6-0
7
20
11
-06
-09
3
10
00
1
00
0
9
Pem
ola
an
4
2
01
1-0
5-1
0
20
11
-05
-14
2
10
00
8
33
3.
Rel
asi
Use
r, c
ela
na
ja
di
da
n c
ela
na
ma
tan
g
a.
UN
F
Tab
el
di
baw
ah in
i m
eru
pak
an ta
bel
un
no
rma
lize
d fo
rm,
yait
u ta
bel
yan
g m
asi
h m
em
pu
nyai
atri
bu
t-at
ribu
t yang
gan
da.
Tab
el
di
baw
ah b
elu
m n
orm
al,
mak
a d
apat
din
orm
ali
sasi
kan d
eng
an c
ara
meng
hil
ang
kan a
trib
ut
yang
ber
ula
ng
.
Dat
a d
iku
mp
ulk
an a
pa a
dan
ya s
esu
ai
deng
an s
aat
mem
asu
kk
an
dat
a.
Pen
orm
ala
n t
abel
un
no
rma
lize
d f
orm
dis
ebu
t
1N
F,
dan
tab
el 1
NF
ak
an d
ijela
skan p
ada
tabel
ber
iku
tnya.
11
5
Id_
use
r p
assw
ord
L
evel
Id_
cela
na_
jad
i Id
_ce
lana_
mat
ang
C
ela
na_
jad
i Id
_ce
lana_
menta
h
....
Pem
ola
an
p
em
ola
an
p
em
ola
an
2
2
9
90
1
4
4
9
92
2
....
T
gl_
kelu
ar
Jen
is_
cucia
n
Jum
lah_
cucia
n
har
ga
2
01
1-0
4-1
0
Hit
am
neg
ro
99
8
60
00
2
01
1-0
4-1
5
1
00
0
10
00
0
b.
INF
Pad
a ta
hap
in
i d
ilak
uk
an p
eng
hil
ang
an b
eb
erap
a g
rou
p e
lem
en y
ang
ber
ula
ng
ag
ar m
en
jad
i sa
tu h
arg
a tu
ng
gal
yan
g
ber
inte
rak
si d
ianta
ra s
etia
p b
aris
pad
a su
atu
tab
el, d
an s
etia
p a
trib
ut
har
us
mem
pu
nyai d
ata
yan
g a
tom
ic (
dat
a te
rkec
il).
Id_
use
r p
assw
ord
L
evel
Id_
cela
na_
jad
i Id
_ce
lana_
mat
ang
C
ela
na_
jad
i Id
_ce
lana_
menta
h
....
Pem
ola
an
p
em
ola
an
p
em
ola
an
2
2
9
90
1
Pem
ola
an
p
em
ola
an
p
em
ola
an
4
4
9
92
2
....
T
gl_
kelu
ar
Jen
is_
cucia
n
Jum
lah_
cucia
n
har
ga
2
01
1-0
4-1
0
Hit
am
neg
ro
99
8
60
00
2
01
1-0
4-1
5
Hit
am
neg
ro
10
00
1
00
00
11
6
c.
2N
F
Menu
rut
Lad
jam
ud
in (
20
05
), s
yar
at 2
NF
yait
u b
entu
k d
ata
tela
h m
em
enu
hi
kri
teri
a bentu
k n
orm
al
ke s
atu
dan
att
rib
ute
bu
kan k
un
ci
(no
n-k
ey)
har
usl
ah m
em
ilik
i k
eter
gan
tung
an f
ung
sio
nal
sep
enu
hn
ya
pad
a k
unci
uta
ma
/ p
rim
ary
key.
Ta
bel
use
r
Id_
use
r p
assw
ord
L
evel
pem
ola
an
p
em
ola
an
P
em
ola
an
pem
ola
an
p
em
ola
an
P
em
ola
an
Ta
bel
cela
na
ja
di
Id_
cela
na_
jad
i Id
_ce
lana_
mat
ang
Id
_u
ser
Cela
na_
jad
i
2
2
Pem
ola
an
9
90
4
4
Pem
ola
an
9
92
Ta
bel
cela
na
ma
tan
g
Id_
cela
na_
mat
ang
Id
_ce
lana_
menta
h
Id_
use
r T
gl_
kelu
ar
Jen
is_
cucia
n
Jum
lah_
cucia
n
har
ga
2
1
Pem
ola
an
2
01
1-0
4-1
0
Hit
am
neg
ro
99
8
60
00
4
2
Pem
ola
an
2
01
1-0
4-1
5
Hit
am
neg
ro
10
00
1
00
00
11
7
4.
Rel
asi
Use
r, C
ela
na
Men
tah
da
n P
ola
a.
UN
F
Tab
el
di
baw
ah in
i m
eru
pak
an ta
bel
un
no
rma
lize
d fo
rm,
yait
u ta
bel
yan
g m
asi
h m
em
pu
nyai
atri
bu
t-at
ribu
t yang
gan
da.
Tab
el
di
baw
ah b
elu
m n
orm
al,
mak
a d
apat
din
orm
ali
sasi
kan d
eng
an c
ara
meng
hil
ang
kan a
trib
ut
yang
ber
ula
ng
.
Dat
a d
iku
mp
ulk
an a
pa a
dan
ya s
esu
ai
deng
an s
aat
mem
asu
kk
an
dat
a.
Pen
orm
ala
n t
abel
un
no
rma
lize
d f
orm
dis
ebu
t
1N
F,
dan
tab
el 1
NF
ak
an d
ijela
skan p
ada
tabel
ber
iku
tnya.
Id_
use
r p
assw
ord
L
evel
Id_
cela
na_
menta
h
Id_
po
la
Tg
l_k
elu
ar
Jum
lah_
cela
na_
menta
h
....
Pen
jah
itan
p
enja
hit
an
p
enja
hit
an
3
1
2
01
1-0
4-1
0
88
8
4
2
2
01
1-0
4-1
6
99
9
....
Id
_bahan
T
gl_
masu
k
Tg
l_k
elu
ar
Jen
is_
po
la
Jum
lah_
bahan
T
ota
l_p
ola
1
2
01
1-0
4-0
6
20
11
-04
-10
1
10
00
8
88
20
11
-04
-09
20
11
-04
-11
3
1
00
0
b.
INF
Pad
a ta
hap
in
i d
ilak
uk
an p
eng
hil
ang
an b
eb
erap
a g
rou
p e
lem
en y
ang
ber
ula
ng
ag
ar m
en
jad
i sa
tu h
arg
a tu
ng
ga
l yan
g
ber
inte
rak
si d
ianta
ra s
etia
p b
aris
pad
a su
atu
tab
el, d
an s
etia
p a
trib
ut
har
us
mem
pu
nyai d
ata
yang
ato
mic
(d
ata
terk
ecil
).
11
8
Id_
use
r p
assw
ord
L
evel
Id_
cela
na_
menta
h
Id_
po
la
Tg
l_k
elu
ar
Jum
lah_
cela
na_
menta
h
....
pen
jah
itan
p
enja
hit
an
p
enja
hit
an
3
1
2
01
1-0
4-1
0
88
8
pen
jah
itan
p
enja
hit
an
p
enja
hit
an
4
2
2
01
1-0
4-1
6
99
9
....
Id
_bahan
T
gl_
masu
k
Tg
l_k
elu
ar
Jen
is_
po
la
Jum
lah_
bahan
T
ota
l_p
ola
1
2
01
1-0
4-0
6
20
11
-04
-10
1
10
00
8
88
1
2
01
1-0
4-0
9
20
11
-04
-11
3
10
00
1
00
0
c.
2N
F
Menu
rut
Lad
jam
ud
in (
20
05
), s
yar
at 2
NF
yait
u b
entu
k d
ata
tela
h m
em
enu
hi
kri
teri
a bentu
k n
orm
al
ke s
atu
dan
att
rib
ute
bu
kan k
un
ci
(no
n-k
ey)
har
usl
ah m
em
ilik
i k
eter
gan
tung
an f
ung
sio
nal
sep
enu
hn
ya
pad
a k
unci
uta
ma
/ p
rim
ary
key
Ta
bel
use
r
Id_
use
r p
assw
ord
L
evel
Pen
jah
itan
p
enja
hit
an
P
enja
hit
an
Pen
jah
itan
p
enja
hit
an
P
enja
hit
an
11
9
Ta
bel
cela
na
men
tah
Id_
cela
na_
menta
h
Id_
po
la
Id_
use
r T
gl_
kelu
ar
Jum
lah_
cela
na_
menta
h
Har
ga
3
1
Pen
jah
itan
2
01
1-0
4-1
0
88
8
50
00
4
2
pen
jah
itan
2
01
1-0
4-1
6
99
9
45
00
Ta
bel
po
la
Id_
po
la
Id_
use
r Id
_bahan
T
gl_
masu
k
Tg
l_k
elu
ar
Jen
is_
po
la
Jum
lah_
bahan
T
ota
l_p
ola
7
Pen
jah
itan
3
2
01
1-0
6-0
7
20
11
-06
-09
3
10
00
1
00
0
9
pen
jah
itan
4
2
01
1-0
5-1
0
20
11
-05
-14
2
10
00
8
33
5.
Rel
asi
Use
r, C
ela
na
Ma
tan
g d
an
cel
an
a m
enta
h
a.
UN
F
Tab
el
di
baw
ah in
i m
eru
pak
an ta
bel
un
no
rma
lize
d fo
rm,
yait
u ta
bel
yan
g m
asi
h m
em
pu
nyai
atri
bu
t-at
ribu
t yang
gan
da.
Tab
el
di
baw
ah b
elu
m n
orm
al,
mak
a d
apat
din
orm
ali
sasi
kan d
eng
an c
ara
meng
hil
ang
kan a
trib
ut
yang
ber
ula
ng
.
Dat
a d
iku
mp
ulk
an a
pa a
dan
ya s
esu
ai
deng
an s
aat
mem
asu
kk
an
dat
a.
Pen
orm
ala
n t
abel
un
no
rma
lize
d f
orm
dis
ebu
t
1N
F,
dan
tab
el 1
NF
ak
an d
ijela
skan p
ada
tabel
ber
iku
tnya.
12
0
Id_
use
r P
assw
ord
L
evel
Id_
cela
na_
mat
ang
Id_
cela
na_
menta
h
Tg
l_k
elu
ar
Jen
is_
cucia
n
Jum
lah
_cu
cia
n
har
ga
...
pen
jah
itan
p
enja
hit
an
P
enja
hit
an
2
1
2
01
1-0
4-1
0
Hit
am
neg
ro
99
8
60
00
4
2
2
01
1-0
4-1
5
1
00
0
10
00
0
....
Id
_p
ola
T
gl_
kelu
ar
Jum
lah_
cela
na_
menta
h
har
ga
1
2
01
1-0
4-1
0
88
8
50
00
2
2
01
1-0
4-1
6
99
9
45
00
b.
INF
Pad
a ta
hap
in
i d
ilak
uk
an p
eng
hil
ang
an b
eb
erap
a g
rou
p e
lem
en y
ang
ber
ula
ng
ag
ar m
en
jad
i sa
tu h
arg
a tu
ng
gal
yan
g
ber
inte
rak
si d
ianta
ra s
etia
p b
aris
pad
a su
atu
tab
el, d
an s
etia
p a
trib
ut
har
us
mem
pu
nyai d
ata
yang
ato
mic
(d
ata
terk
ecil
).
Id_
use
r P
assw
ord
L
evel
Id_
cela
na_
mat
ang
Id_
cela
na_
menta
h
Tg
l_k
elu
ar
Jen
is_
cucia
n
Jum
lah_
cucia
n
har
ga
...
pen
jah
itan
p
enja
hit
an
p
enja
hit
an
2
1
2
01
1-0
4-1
0
Hit
am
neg
ro
99
8
60
00
pen
jah
itan
p
enja
hit
an
p
enja
hit
an
4
2
2
01
1-0
4-1
5
Hit
am
neg
ro
10
00
1
00
00
12
1
....
Id
_p
ola
T
gl_
kelu
ar
Jum
lah_
cela
na_
menta
h
har
ga
1
2
01
1-0
4-1
0
88
8
50
00
2
2
01
1-0
4-1
6
99
9
45
00
c.
2N
F
Menu
rut
Lad
jam
ud
in (
20
05
), s
yar
at 2
NF
yait
u b
entu
k d
ata
tel
ah m
em
enu
hi
kri
teri
a bentu
k n
orm
al
ke s
atu
dan
att
rib
ute
bu
kan k
un
ci
(no
n-k
ey)
har
usl
ah m
em
ilik
i k
eter
gan
tung
an f
ung
sio
nal
sep
enu
hn
ya
pad
a k
unci
uta
ma
/ p
rim
ary
key.
Ta
bel
use
r
Id_
use
r p
assw
ord
L
evel
Pen
jah
itan
P
enja
hit
an
P
enja
hit
an
Pen
jah
itan
p
enja
hit
an
p
enja
hit
an
Ta
bel
cela
na
ma
tan
g
Id_
cela
na_
mat
ang
Id
_ce
lana_
menta
h
Id_
use
r T
gl_
kelu
ar
Jen
is_
cucia
n
Jum
lah_
cucia
n
har
ga
2
1
Pen
jah
itan
2
01
1-0
4-1
0
Hit
am
neg
ro
99
8
60
00
4
2
pen
jah
itan
2
01
1-0
4-1
5
Hit
am
neg
ro
10
00
1
00
00
Ta
bel
cela
na
men
tah
Id_
cela
na_
menta
h
Id_
po
la
Id_
use
r T
gl_
kelu
ar
Jum
lah_
cela
na_
menta
h
Har
ga
3
1
Pen
jah
itan
2
01
1-0
4-1
0
88
8
50
00
4
2
pen
jah
itan
2
01
1-0
4-1
6
99
9
45
00
123
4.3.2 Membuat Rancangan Antar Muka Sistem
4.3.2.1 Perancangan Struktur Menu
1. Struktur Menu Halaman Inventory
Login
LogoutLaporanFileHome
Form Inventory Laporan Bahan Dasar
Tambah
Hapus
Ubah
Detail
Seacrh
Ok
Cancel
Close
Gambar 4.15 Strukrtur Menu Bagian Inventory
124
2. Struktur Menu Pemolaan
Login
LogoutLaporanFileHome
Form Pemolaan Laporan Pola
Proses Pola
Hapus
Ubah
Search
Seacrh
Simpan
Batal
Ok
Cancel
Cari
Gambar 4.16 Strukrtur Menu Bagian Pemolaan
125
9. Struktur Menu Halaman Penjahitan
Login
LogoutLaporanFileHome
Form Jahitan Laporan Data Jahit
Proses Jahit
Hapus
Ubah
Seacrh
Seacrh
Simpan
Batal
Ok
Cancel
Gambar 4.17 Strukrtur Menu Bagian Penjahitan
126
10. Struktur Menu Halaman Laundry
Login
LogoutLaporanFileHome
Form Laundry Laporan Laundry
Proses Laundry
Hapus
Ubah
Seacrh
Seacrh
Simpan
Batal
Ok
Cancel
Gambar 4.18 Strukrtur Menu Bagian Laundry
127
11. Struktur Menu Halaman Finishing
Login
LogoutLaporanFileHome
Form Finishing Laporan Finishing
Proses Finishing
Hapus
Ubah
Seacrh
Seacrh
Simpan
Batal
Ok
Cancel
Gambar 4.19 Strukrtur Menu Bagian Finishing
128
12. Struktur Menu Halaman Manager
Login
LogoutLaporanFileHome
Laporan Bahan Dasar
Seacrh
Laporan Pola
Seacrh
Laporan Data Jahit Laporan ProduksiLaporan FinishingLaporan Laundry
Seacrh
Seacrh
Seacrh
Seacrh
Gambar 4.20 Strukrtur Menu Manager
4.3.2.2 STD (State Transition Diagram)
Diagram ini menggambarkan transisi atau perubahan statement yang
merupakan keadaaan aplikasi yang dipicu oleh adanya aksi yang dilakukan oleh
user. Dengan adanya STD ini, rangcangan diharapkan akan dapat terperinci
karena fungsi-fungsi setiap obyek yang diperlukan telah dideskripsikan.
129
1. STD Bagian Inventory
Form Login
Open “http://
Tampil Layar
Form Login
Inventory
Klik “Login”
Tampil Layar
Inventory
Logout
Laporan Bahan
Dasar
Form Data
Inventory
Home
Klik “Menu Home”
Tampil Layar
Menu Utama
Klik “Submenu Form Inventory”
Tampil Layar
Form Inventory
Klik “Submenu Laporan
Bahan Dasar”
Tampil Layar
Laporan Bahan Dasar
Klik “Logout”
Tampil Layar
Login
Form Data
Inventory
Klik “Tambah”
Data Disimpan &
Kembali ke Layar
Form Data Inventory
Detail
Ubah
Hapus
Klik “Detail”
Tampil Layar
Tgl Keluar Bahan &
Jml Bahan
Klik “Ubah”
Tampil Layar
Ubah Data Inventory
Klik “Hapus”
Tampil Konfirmasi
Klik “Print”
Tampil Layar Untuk
Print Data
Gambar 4.21 STD Bagian Inventory
130
2. STD Bagian Pemolaan
Form Login
Open “http://
Tampil Layar
Form Login
Pemolaan
Klik “Login”
Tampil Layar
Pemolaan
Logout
Laporan Pemolaan
Form Data Pola
Home
Klik “Menu Home”
Tampil Layar
Menu Utama
Klik “Submenu Form Pemolaan”
Tampil Layar
Form Data Pola
Klik “Submenu Laporan Pola ”
Tampil Layar
Laporan Pemolaan
Klik “Logout”
Tampil Layar
Login
Form Proses Pola
Klik “Proses Pola”
Tampil Layar
Proses Pola
Form Data
Laporan Pemolaan
Ubah
Hapus
Klik “Ubah”
Tampil Layar
Ubah Data
Laporan Pemolaan
Klik “Hapus”
Tampil Konfirmasi
Simpan
Batal
Klik “Batal”
Tampil Layar
Proses Pola
Klik “Simpan”
Data Pola Disimpan
Form Data
Pemolaan
Klik “Search”
Tampil Layar
Data Pemolaan
Klik “Search”
Tampil Layar
Laporan Pemolaan
Klik “Print”
Tampil Layar Untuk
Print Data
Gambar 4.22 STD Bagian Pemolaan
131
3. STD Bagian Jahit
Form Login
Open “http://
Tampil Layar
Form Login
Form Data Jahitan
Klik “Login”
Tampil Layar Form
Data Jahitan
Logout
Laporan Data
Jahitan
Form Data Jahitan
Home
Klik “Menu Home”
Tampil Layar
Menu Utama
Klik “Submenu Form Jahitan”
Tampil Layar
Form Data Jahitan
Klik “Submenu Laporan Jahitan ”
Tampil Layar
LaporanData Jahitan
Klik “Logout”
Tampil Layar
Login
Form Proses Jahit
Klik “Proses Pola”
Tampil Layar
Proses Jahit
Form Laporan
Data Jahitan
Ubah
Hapus
Klik “Ubah”
Tampil Layar
Ubah Laporan Data
Jahitan
Klik “Hapus”
Tampil Konfirmasi
Simpan
Batal
Klik “Batal”
Tampil Layar
Proses Jahit
Klik “Simpan”
Data Jahit Disimpan
Form Data Jahitan
Klik “Search”
Tampil Layar
Data Jahitan
Klik “Search”
Tampil Layar
Laporan Data
Jahitan
Klik “Print”
Tampil Layar Untuk
Print Data
Gambar 4.23 STD Bagian Jahit
132
4. STD Bagian Laundry
Form Login
Open “http://
Tampil Layar
Form Login
Laundry
Klik “Login”
Tampil Layar
Laundry
Logout
Laporan Laundry
Form Data Laundry
Home
Klik “Menu Home”
Tampil Layar
Menu Utama
Klik “Submenu Form Laundry”
Tampil Layar
Form Data Laundry
Klik “Submenu Laporan
Laundry ”
Tampil Layar
Laporan Laundry
Klik “Logout”
Tampil Layar
Login
Form Proses
Laundry
Klik “Proses Laundry”
Tampil Layar
Proses Laundry
Form Data Laundry
Ubah
Hapus
Klik “Ubah”
Tampil Layar
Ubah Data Laundry
Klik “Hapus”
Tampil Konfirmasi
Simpan
Batal
Klik “Batal”
Tampil Layar
Proses Laundry
Klik “Simpan”
Data Laundry
Disimpan
Form Data Laundry
Klik “Search”
Tampil Layar
Data Laundry
Klik “Search”
Tampil Layar
Laporan Laundry
Hapus
Klik “Print”
Tampil Layar Untuk
Print Data
Gambar 4.24 STD Bagian Laundry
133
5. STD Bagian Finishing
Form Login
Open “http://
Tampil Layar
Form Login
Finishing
Klik “Login”
Tampil Layar
Finishing
Logout
Laporan Finishing
Form Data
Finishing
Home
Klik “Menu Home”
Tampil Layar
Menu Utama
Klik “Submenu Form Finishing”
Tampil Layar
Form Data Finishing
Klik “Submenu Laporan
Finishing ”
Tampil Layar
Laporan Finishing
Klik “Logout”
Tampil Layar
Login
Form Proses
Finishing
Klik “Proses Laundry”
Tampil Layar
Proses Finishing
Form Data
Finishing
Ubah
Hapus
Klik “Ubah”
Tampil Layar
Ubah Data Finishing
Klik “Hapus”
Tampil Konfirmasi
Simpan
Batal
Klik “Batal”
Tampil Layar
Proses Finishing
Klik “Simpan”
Data Finishing
Disimpan
Form Data Finishing
Klik “Search”
Tampil Layar
Data Finishing
Klik “Search”
Tampil Layar
Laporan Finishing
Hapus
Klik “Print”
Tampil Layar Untuk
Print Data
Gambar 4.25 STD Bagian Finishing
134
6. STD Manager
Form Login
Open “http://
Tampil Layar
Form Login
Manager
Klik “Login”
Tampil Layar
Manager
Logout
Laporan Pola
Home
Klik “Menu Home”
Tampil Layar
Menu Utama
Klik “Submenu Laporan
Pemolaan ”
Tampil Layar
Laporan Pola
Klik “Logout”
Tampil Layar
Login
Form Data
Pemolaan
Klik “Search”
Tampil Layar
Laporan Pola
Klik “Print”
Tampil Layar Untuk
Print Data
Laporan Bahan
Dasar
Klik “Submenu Laporan Bahan
Dasar”
Tampil Layar
Laporan Bahan Dasar
Form Data
Bahan Dasar
Klik “Search”
Tampil Layar
Laporan Bahan Dasar
Klik “Print”
Tampil Layar Untuk
Print Data
Laporan Jahit
Klik “Submenu Laporan Jahit ”
Tampil Layar
Laporan Jahitan
Form Data Jahitan
Klik “Search”
Tampil Layar
Laporan jahit
Klik “Print”
Tampil Layar Untuk
Print Data
Laporan Laundry
Klik “Submenu Laporan
Laundry ”
Tampil Layar
Laporan Laundry
Form Data Laundry
Klik “Search”
Tampil Layar
Laporan Laundry
Klik “Print”
Tampil Layar Untuk
Print Data
Laporan Finishing
Klik “Submenu Laporan
Finishing ”
Tampil Layar
Laporan Finishing
Form Data
Finishing
Klik “Search”
Tampil Layar
Laporan Finishing
Klik “Print”
Tampil Layar Untuk
Print Data
Laporan Produksi
Klik “Submenu Laporan
Produksi ”
Tampil Layar
Laporan Laporan Produksi
Form Data
Laporan Produksi
Klik “Search”
Tampil Layar
Laporan Produksi
Klik “Print”
Tampil Layar Untuk
Print Data
Gambar 4.26 STD Manager
135
4.3.2.3Perancangan Antar Muka
Rancangan antarmuka dipergunakan untuk mengimplementasikan aturan-
aturan dan analisis yang telah dibentuk sedemikian rupa.
1. Layout Form Login
Gambar
Username :
Level :
Password :
Pilihan
Login Reset
Gambar 4.27 Layout Form Login
2. Layout Menu Utama
Home LaporanFile LogoutLogo CV. Anugrah
Logo
CV. Anugrah
SELAMAT DATANG
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
CV. ANUGRAH
Powered by [email protected]
Gambar 4.28 Layout Form Menu Utama
136
3. Layout Form Inventory
Home LaporanFile LogoutLogo CV. Anugrah
FORM DATA INVENTORY
Powered by [email protected]
Nama Pemasok :
Jumlah Masuk :
Harga/m :
Jenis Bahan :
Tanggal Masuk : Pilihan tgl/bln/thn
Tambah
Gambar 4.29 Layout Form Inventory
137
4. Layout Form Laporan Bahan Dasar
Keyword
Pilih Bulan SearchTahun
Pilihan
Tabel Data Bahan Dasar
No Total hargaJumlah MasukHargaJenis BahanTgl MasukPemasokId Bahan Jumlah keluar Sisa AksiUser
BANER
Gambar 4.30 Layout Form Laporan Bahan Dasar
138
5. Layout Form Pemolaan
Home LaporanFile LogoutLogo CV. Anugrah
FORM DATA POLA
Powered by [email protected]
Keyword
Pilih Bulan SearchTahun
Pilihan
No AksiJenis BahanBahan TersediaTanggal MasukId Bahan
Proses Pola
Proses Pola
Proses Pola
Proses Pola
Tabel Pemolaan
Gambar 4.31 Layout Form Proses Pemolaan
139
6. Layout Form Input Pemolaan
Jumlah Pola :
Jumlah Bahan :
Jenis Pola :
Tanggal Keluar :
Tanggal TahunBulan
Tanggal TahunBulan
Simpan Batal
Panjang Bahan :
Home LaporanFile LogoutLogo CV. Anugrah
FORM DATA POLA
Bahan Tersedia :
Id Bahan :
Jenis Bahan :
Tanggal Masuk : Tanggal TahunBulan
Ukuran Pola :
cari
Gambar 4.32 Layout Form Input Pemolaan
140
7. Layout Form Laporan Pemolaan
Keyword
Pilih Bulan SearchTahun
Pilihan
Tabel Data Pemolaan
No Jumlah BahanTgl Keluar
Pola
Tgl Masuk
PolaJenis BahanId BahanId Pola Jumlah Pola Jenis Pola AksiUser
BANER
Gambar 4.33 Layout Form Laporan Pola
141
8. Layout Form Jahitan
Home LaporanFile LogoutLogo CV. Anugrah
FORM DATA JAHITAN
Powered by [email protected]
Keyword
Pilih Bulan SearchTahun
Pilihan
No AksiJenis PolaJumlah PolaTanggal MasukId Pola
Proses Jahitan
Proses Jahitan
Proses Jahitan
Proses Jahitan
Tabel Penjahitan
Gambar 4.34 Layout Form Jahitan
9. Layout Form Input Penjahitan
close or Esc Key
Harga :
Jumlah Jahitan :
Tanggal keluar : Tanggal TahunBulan
Simpan Batal
Gambar 4.35 Layout Form Input Penjahitan
142
10. Layout Form Laporan Jahitan
Keyword
Pilih Bulan SearchTahun
Pilihan
Tabel Data Penjahitan
No Jumlah HilangJumlah JahitanJumlah PolaTgl KeluarTgl TerimaId Jahitan Harga Biaya Jahitan Aksi
BANER
Gambar 4.36 Layout Form Laporan Jahitan
143
11. Layout Form Laundry
Home LaporanFile LogoutLogo CV. Anugrah
FORM DATA LAUNDRY
Powered by [email protected]
Keyword
Pilih Bulan SearchTahun
Pilihan
No AksiJumlah JahitanId Jahit
Proses Laundry
Tabel Data Laundry
Tgl Terima
Proses Laundry
Proses Laundry
Gambar 4.37 Layout Form Laundry
144
12. Layout Form Input Laundry
close or Esc Key
Harga :
Jumlah Cucian :
Jenis Cucian :
Tanggal keluar : Tanggal TahunBulan
Simpan Batal
Gambar 4.38 Layout Form Input Laundry
13. Layout Form Laporan Laundry
Keyword
Pilih Bulan SearchTahun
Pilihan
Tabel Data Laundry
No Jumlah HilangJumlah
Laundry
Jumlah
JahitanTgl KeluarTgl TerimaId Laundry Jenis Laundry Harga AksiBiaya Laundry
BANER
Gambar 4.39 Layout Form Laporan Laundry
145
14. Layout Form Finishing
Home LaporanFile LogoutLogo CV. Anugrah
FORM DATA FINISHING
Powered by [email protected]
Keyword
Pilih Bulan SearchTahun
Pilihan
No AksiJenis LaundryJumlah LaundryId Laundry
Proses
Finishing
Tabel Data Finishing
Tgl Terima
Proses
Finishing
Proses
Finishing
Gambar 4.40 Layout Form Finishing
15. Layout Form Input Finishing
Gambar 4.41 Layout Form Input Finishing
close or Esc Key
Jumlah Celana Jadi :
Simpan Batal
146
16. Layout Form Laporan Finishing
Keyword
Pilih Bulan SearchTahun
Pilihan
Tabel Data Finishing
No Jumlah Celana RusakJumlah Celana JadiJumlah LaundryTgl TerimaId Finishing AksiUser
BANER
Gambar 4.42 Layout Form Laporan Finishing
147
17. Layout Form Laporan Produksi
Keyword
Pilih Bulan SearchTahun
Pilihan
Tabel Data Produksi
No Celana RusakJumlah BahanTanggal JadiJenis BahanPemasok Jenis CucianJenis PolaCelana Jadi
BANER
Gambar 4.43 Layout Form Laporan Produksi
4.4 Tahap Penerapan Sistem
4.4.1 Menyiapkan Sumber Daya Perangkat Keras
4.4.1.1 Perangkat Keras
Perangkat keras yang mendukung aplikasi ini adalah
suatu unit komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:
148
Komputer Server
0. Processor : Intel Pentium 4 Processor 2 GHz.
1. Memory : 512 MB
2. Hardisk : 2 GB (Minimum Space)
3. Monitor
4. Keyboard
5. Mouse
6. Switch
7. NIC (Network Interface Card) / LAN Card on board.
8. Kabel UTP (Unshield Twist Pair) dan Konektor RJ 45
9. Printer
Komputer Client
1. Processor : Intel Pentium 3 Processor 1,2 GHz.
2. Memory : 128 MB
3. Hardisk : 1 GB (Minimum Space)
4. Monitor
5. Keyboard
6. Mouse
7. NIC (Network Interface Card) / LAN Card on board.
8. Kabel UTP (Unshield Twist Pair) dan Konektor RJ 45
149
4.4.2 Menyiapkan Sumber Daya Perangkat Lunak
Spesifikasi sistem operasi dan perangkat lunak yang mendukung
adalah sebagai berikut:
Sepesifikasi software atau perangkat lunak yang penulis
sarankan meliputi :
1) Server
a. Operating system : Linux Centos 5 releases,
windows sp 2
b. Web Server : Apache-2.2
c. PHP Component-5.1.6
d. MySql 5.0
2) Client / User
a. Operating System : Windows, Linux, MAC OS dan
Linux dan lainnya
b. Browser : IE 7, Mozila 3.0 dan sejenisnya.
c. Flashplayer 10 atau yang terbaru
3) Network
a. Arsitektur jaringan : Client Server
b. Jenis jaringan : Local Area Network
c. Bandwidth internet : 1Mbps
150
4.4.3. Pengujian
Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas dari kesalah.
Dan program harus dicoba untuk menemukan kesalahan yang mugkin dapat tejadi
seperti dalam kesalahan bahasa, kesalahan waktu proses, dan kesalahan logika
program. Pengujian sistem dilakukan setelah pengetesan program, ini berguna
untuk memeriksa dan mencari kesalahan serta kelemahan yang mugkin masih
terjadi. Pengujian yang dilakukan pada program sistem informasi manufaktur ini
meliputi pengujian terhadap seluruh menu program apakah teleh sesuai dengan
apa yang diharapkan.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan pendekatan black-box testing.
Dengan menggunakan pendekatan black-box testing kita dapat mengetahui
apakah sistem dapat memberikan keluaran seperti yang kita harapkan.
Tabel-tabel di bawah ini merupakan hasil pengujian blackbox testing :
1. Tabel Pengujian Inventory
No. Unit Program Rancangan Proses Hasil Yang
Diharapkan
Keterangan
1. Menu Login Login Sesuai Level Masuk Halaman
Home sesuai level
Sesuai
2. Menu Form
Inventory Klik Form Inventory
Masuk Halaman
Form Inventory
Sesuai
3. Form Data
Inventory Klik Tambah
Data Tersimpan Ke
Dalam Database
Sesuai
4. Laporan Bahan
Dasar Klik Detail
Lihat Detail
Pengeluaran Bahan
Dasar
Sesuai
151
5. Laporan Bahan
Dasar Klik Ubah
Masuk Form Data
Inventory
Sesuai
6. Form Data
Inventory Klik Ubah
Data Inventory
Berubah dan
Tersimpan Kedalam
Database
Sesuai
7. Laporan Bahan
Dasar Klik Hapus
Data Inventory
Terhapus Sesuai
8. Laporan Bahan
Dasar Klik Search
Menampilkan Data
Bahan Dasar Sesuai
Keyword
Sesuai
9. Laporan Bahan
Dasar Klik Print
Menampilkan
Halaman Yang Akan
Diprint
Sesuai
10. Menu Logout Klik Logout Masuk Halaman
Login Kembali Sesuai
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Account “Bagian Inventory”
2. Tabel Pengujian Pemolaan
No. Unit Program Rancangan Proses Hasil Yang
Diharapkan Keterangan
1. Menu Login Login Sesuai Level Masuk Halaman
Home sesuai level Sesuai
2. Menu Form
Pemolaan Klik Form Pemolaan
Masuk Halaman
Form Data Pola Sesuai
3. Form Data Pola Klik Proses Pola Masuk Form Proses
Pola Sesuai
4. Form Proses Pola Klik Simpan
Data Pola Yang
Diinput Tersimpan
Kedalam Database
Sesuai
5. Form Proses Pola Klik Batal Kembali Ke Form
Data Pola Sesuai
6. Form Proses Pola Klik Search
Menampilkan Data
Yang Dicari
Sesuai
152
7. Laporan Pola Klik Ubah
Masuk Halaman
Form Data Pola
Sesuai
8. Form Data Pola Klik Ubah Data Pola Berubah
Sesuai
9. Laporan Pola Klik Hapus Data Pola Terhapus
Sesuai
10. Laporan Pola Klik Search
Menampilkan Data
Pola Yang Dicari
Sesuai
11. Laporan Pola Klik Print
Menampilkan
Halaman Yang Akan
Diprint
Sesuai
12. Menu Logout Klik Logout
Masuk Halaman
Login Kembali Sesuai
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Account “Bagian Pemolaan”
3. Tabel Pengujian Penjahitan
No. Unit Program Rancangan Proses
Hasil Yang
Diharapkan Keterangan
1. Menu Login Login Sesuai Level
Masuk Halaman
Home sesuai level Sesuai
2. Menu Form Jahitan Klik Form Jahitan
Masuk Halaman
Form Data Jahit Sesuai
3. Form Data Jahit Klik Proses Jahit
Masuk Form Proses
Jahit Sesuai
4. Form Proses jahit Klik Simpan
Data Jahit Yang
Diinput Tersimpan
Kedalam Database
Sesuai
5. Form Proses Jahit Klik Batal
Kembali Ke Form
Data Jahit Sesuai
6. Form Proses Jahit Klik Search
Menampilkan Data
Jahit Yang Dicari Sesuai
7. Laporan Data Jahit Klik Ubah
Masuk Halaman
Form Data Jahit Sesuai
153
8. Form Data Jahit Klik Ubah Data Jahit Berubah Sesuai
9. Laporan Data Jahit Klik Hapus Data Jahit Terhapus Sesuai
10. Laporan Data Jahit Klik Search
Menampilkan Data
Jahit Yang Dicari Sesuai
11. Laporan Data Jahit Klik Print
Menampilkan
Halaman Yang Akan
Diprint
Sesuai
12. Menu Logout Klik Logout
Masuk Halaman
Login Kembali Sesuai
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Account “Bagian Penjahitan”
4. Tabel Pengujian Laundry
Unit Program Rancangan Proses Hasil Yang
Diharapkan
Keterangan
1. Menu Login Login Sesuai Level
Masuk Halaman
Home sesuai level
Sesuai
2. Menu Form
Laundry Klik Form Laundry
Masuk Halaman
Form Data Laundry
Sesuai
3. Form Laundry Klik Proses Laundry
Masuk Form Proses
Laundry
Sesuai
4. Form Proses
Laundry Klik Simpan
Data Laundry Yang
Diinput Tersimpan
Kedalam Database
Sesuai
5. Form Proses
Laundry Klik Batal
Kembali Ke Form
Data Laundry
Sesuai
6. Form Proses
Laundry Klik Search
Menampilkan Data
Jahit Yang Dicari
Sesuai
7. Laporan Laundry Klik Ubah
Masuk Halaman
Form Data Laundry
Sesuai
8. Form Data Laundry Klik Ubah
Data Laundry
Berubah
Sesuai
154
9. Laporan Laundry Klik Hapus
Data Laundry
Terhapus Sesuai
10. Laporan Laundry Klik Search
Menampilkan Data
Laundry Yang
Dicari
Sesuai
11. Laporan Laundry Klik Print
Menampilkan
Halaman Yang Akan
Diprint
Sesuai
12. Menu Logout Klik Logout
Masuk Halaman
Login Kembali Sesuai
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Account “Bagian Laundry”
5. Tabel Pengujian Finishing
No. Unit Program Rancangan Proses
Hasil Yang
Diharapkan
Keterangan
1. Menu Login Login Sesuai Level
Masuk Halaman
Home sesuai level
Sesuai
2. Menu Form
Finishing Klik Form Finishing
Masuk Halaman
Form Data Finishing
Sesuai
3. Form Data
Finishing
Klik Proses
Finishing
Masuk Form Proses
Finishing
Sesuai
4. Form Proses
Finishing Klik Simpan
Data Jahit Yang
Diinput Tersimpan
Kedalam Database
Sesuai
5.
Form Proses
Finishing
Klik Batal
Kembali Ke Form
Data Finishing
Sesuai
6.
Form Proses
Finishing
Klik Search Menampilkan Data
Finishing Yang
Dicari
Sesuai
7. Laporan Data Klik Ubah Masuk Halaman
Form Data Finishing Sesuai
155
Finishing
8.
Form Data
Finishing
Klik Ubah Data Finishing
Berubah Sesuai
9. Laporan Finishing Klik Hapus Data Finishing
Terhapus Sesuai
10. Laporan Finishing Klik Search Menampilkan Data
Finishing Yang
Dicari
Sesuai
11. Laporan Finishing Klik Print Menampilkan
Halaman Yang Akan
Diprint Sesuai
12. Menu Logout Klik Logout Masuk Halaman
Login Kembali Sesuai
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Account “Bagian Finishing”
6. Tabel Pengujian Manager
No. Unit Program Rancangan Proses
Hasil Yang
Diharapkan
Keterangan
1. Menu Login Login Sesuai Level
Masuk Halaman
Home sesuai level
Sesuai
2. Laporan Bahan
Dasar Klik Search
Menampilkan Data
Bahan Dasar Sesuai
Keyword
Sesuai
3. Laporan Bahan
Dasar Klik Print
Menampilkan
Halaman Yang Akan
Diprint
Sesuai
4. Laporan Pola Klik Search
Menampilkan Data
Pola Yang Dicari
Sesuai
156
5. Laporan Pola Klik Print
Menampilkan
Halaman Yang Akan
Diprint
Sesuai
6. Laporan Bahan
Dasar Klik Search
Menampilkan Data
Bahan Dasar Sesuai
Keyword
Sesuai
7. Laporan Bahan
Dasar Klik Print
Menampilkan
Halaman Yang Akan
Diprint
Sesuai
8. Laporan Data Jahit Klik Search
Menampilkan Data
Jahit Yang Dicari
Sesuai
9. Laporan Data Jahit Klik Print
Menampilkan
Halaman Yang Akan
Diprint
Sesuai
10. Laporan Finishing Klik Search
Menampilkan Data
Finishing Yang
Dicari
Sesuai
11. Laporan Finishing Klik Print
Menampilkan
Halaman Yang Akan
Diprint
Sesuai
12. Laporan Produksi Klik Search
Menampilkan Data
Produksi Yang
Dicari
Sesuai
13. Laporan Produksi Klik Print
Menampilkan
Halaman Yang Akan
Diprint
Sesuai
14. Menu Logout Klik Logout
Masuk Halaman
Login Kembali
Sesuai
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Account “Manager”
157
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka pada
bab ini akan disimpulkan bahwa :
1. Sistem informasi manufaktur yang dirancang untuk CV. Anugrah dapat
membatu dalam meminimalisir kerugian yang ada karena data produksi
dapat terpantau secara cepat dan akurat dengan mengggunakan model
pendekatan (Sytem Development Life Cycle).
2. Analisis masalah sistem informasi manufaktur ini dibuat dengan
menggunakan diagram alir (flowchart), Data Flow Diagram (DFD), Entity
Relationship Diagram (ERD), dan State Transition Diagram (STD).
3. Perancangan sistem informasi manufaktur ini dapat membantu dalam
melakukan pemantauan data produksi, penghitungan jumlah barang yang
telah diproduksi, penghitungan biaya pembelian bahan dasar,
penghitungan biaya operasional penjahitan dan laundry yang dilakukan
secara cepat dan akurat.
158
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah diterangkan, penulis
mengajukan beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut antara lain :
1. Penelitian sistem manufaktur dimasa yang akan datang diharapkan
dapat langsung menangani proses penjadwalan produksi dan proses
laporan keuangan secara menyeluruh.
2. Sistem informasi manufaktur agar dapat dikembangkan menjadi
sistem yang terintegrasi dalam proses penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional.2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai
Pustaka:Jakarta.
Gulo,W.2010.Metodologi Penelitian Cetakan Keenam.Grasindo : Jakarta.
Harahap yahya. 2011. Hukum Perseroan Terbatas. Sinar Grafika: Jakarta,
Jogiyanto. 2005. Pengenalan Komputer. Penerbit Andi : Yogyakarta
Jogiyanto,HM.2008.Metodologi Penelitian Sistem Informasi : Pedoman dan Contoh
Melaksanakan Penelitian di Bidang Sistem Teknologi
Informasi.Andi:Yogyakarta.
Kadir,Abdul.2003.Pengenalan Sistem Informasi.Andi:Yogyakarta.
Ladjamudin,bin Al-Bahra.2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi.Graha Ilmu :
Yogyakarta.
McLeod,Raymond,Schell,George.2004.Sistem Informasi Manajemen Edisi
Kedelapan.Indeks:Jakarta.
Mulyanto,Agus.2009.Sistem Informasi : Konsep dan Aplikasi.Pustaka
Pelajar:Yogyakarta.
Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Penerbit Graha Ilmu : Yoyakarta.
Nasution,Hakim,Prastyawan,Yudha.2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
Graha Ilmu : Surabaya.
Purnama, Pupung Budi. 2004. Kiat Praktis Menjadi Desainer Web Profesional. PT.
Elex Media Komputindo.: Jakarta
Sidik, Betha. 2005. MySQL. Penerbit Informatika : Bandung
Solution, Winpec. 2008. Sistem Informasi Manufaktur dengan VB 2005 dan SQL
Server 2005. Elex Media Komputindo : Surabaya.
Supriyanto,Aji.2005.Pengantar Teknologi Informasi.Salemba Infotek : Jakarta.
Sutabri,Tata.2005.Sistem Informasi Manajemen.Andi:Yogyakarta.
Turban,Efraim, Rainer R., Kelly Jr., Potter,Richard E.2006.Pengantar Teknologi
Informasi Edisi 3.Salemba Infotek : Jakarta.
Whitten, Jeffery L., Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman. 2004. Metode Desain dan
Analisis Sistem. Edisi 6. Alih bahasa. Penerbit Andi: Yogyakarta.
WAWANCARA
Wawancara II
· Narasumber : Bapak Abd. Ghofur
· Jabatan : Kabag. Inventory
· Penanya : Muhammad Iqbal hadi
· Tanggal : 12 Oktober 2010
· Tema : Proses penerimaan dan pengeluaran bahan dasar
Lampiran wawancara :
Iqbal : Maav Pa kalau disini bahan nya diambil dari mana ya?
Ghofur : Ow kalau kita disini ada 4 supplier yang menyediakan bahan dasar untuk kita,
diantaranya Trendy Tex, Wahyudin Tex, Fany Tex dan Jaya Manunggal.
Iqbal : Berapa banyak Pa biasanya jumlah pengambilan bahan itu?
Ghofur : Kita biasa nya sekali kirim bahan itu sekitar 2000-5000m, dan dalam sebulan
biasanya 3 kali kirim kecuali menjelang bulan puasa itu bisa 5 sampai 10 kali kirim.
Iqbal : Ow berarti besar juga dunk omsetnya pa?
Ghofur : ya lumayan besarlah.
Iqbal : Jenis Bahan nya apa aja tuh pa?
Ghofur : Ow Jenis Bahan yang kita pakai kurang lebih ada 5 jenis dan semua itu tergolong
bahan jeans, seperti ring pisang, ring gerimis, jeans polos, Kakap merah dan kuning,
serta bahan milenium.
Iqbal : Harga bahan nya berapa tuh pa?
Ghofur : Harga bahan ya bervariasi, berkisar antara 30.000 rupiah sampai 50.000 rupiah
permeter tergantung jenisnya.
Iqbal : Melihat begitu banyak jumlah bahan yang masuk dan berbagai macam jenis dan
harganya gimana tuh pa ngaturnya?
Ghofur : Ya yang pasti setiap kali bahan masuk kan pasti ada nota bahannya. Nah dari nota
yang ada tersebut kita catat dalam buku besar penerimaan bahan.
Iqbal : Ow gitu ya pa! Apa ga ribet?Terus kalau bahan yang dikeluarkan gimana?
Ghofur : Ya kita catat juga, pada saat bagian pemolaan mengambil bahan jumlah bahan yang
diambil dicatat. Tapi biassanya kita sekali pemotongan atau pemolaan itu kisaran
1000 meter.
Iqbal : Semuanya masih menggunakan pencatatan buku besar ya pa?Apa tidak efektif dan
Efisien??
Ghofur : Ya memang tidak efektif dan efisien, bahkan kadang-kadang terjadi kesalahan.
Justru dari itu apa saudara iqbal bisa membantu mengatasi masalah kami yang ada?
Iqbal : Insyaallah melihat masalah yang ada saya bisa pa.
Iqbal : bagaimana dengan proses produksinya pa??
Ghofur : Untuk Proses Produksi supaya lebih detail kamu temui kepala divisi produksi saja
(Pa Sadili).
Iqbal : Ow gitu ya pa.Iya deh saya akan tanyakan beliau saja.maksih ya pa buat waktu dan
tanya jawab ini
Ghofur : Iya sama-sama.
WAWANCARA
Wawancara I
· Narasumber : Bapak Sadili
· Jabatan : Kadiv. Produksi
· Penanya : Muhammad Iqbal hadi
· Tanggal : 23 September 2010
· Tema : Prosedur Sistem Berjalan
· Tujuan : Mengetahui alur kerja sistem manufaktur yang sedang berjalan dan
kendala-kendala apa saja.
Point utama wawancara :
1. Bisakah Bapak gambarkan proses manufaktur yang ada di CV. Anugrah ini?
2. Apa saja kendala dari proses yang sudah diterapkan?
3. Harapan bapak tentang pemanfaatan teknologi informasi diperusahaan ini apa?
4. Kira-kira sistem seperti apa yang tepat dan baik bagi perusahaan ini?
Hasil wawancara :
· Proses manufaktur dimulai dari penerimaan bahan dasar dari beberapa
supplier, lalu di pola kemudian dipotong,dijahit, dicuci kemudian difinishing
dan packing.
· Proses yang sudah berjalan saat ini kita mengalami kesulitan dalam
pemantauan arus barang mulai dari bahan dasar sampai menjadi celana yang
siap pakai. Karena begitu banyak jumlah barang jenis, model, ukuran dan
cuciannya sehingga terkadang kita suka salah dalam mengecek barang, karena
sampai saat ini kita hanya menggunakan pencatatan buku besar saja bahkan
terkadang terjadi kehilangan celana.
· Saya berharap dapat dibangun sebuah sistem yang terkomputerisasi yang
dapat menunjang pekerjaan kami sehingga kami dapat meningkatkan kinerja
perusahaan .
· Sistem yang akan dirancang diharapkan dapat mendeteksi dan memantau arus
barang mulai dari penerimaan bahan dari suplier sampai dengan menjadi
celana yang siap jual serta terintegrasi anatara satu proses dengan proses
lainnya.
WAWANCARA
Wawancara III
· Narasumber : Bapak Sadili
· Jabatan : Kadiv. Produksi
· Penanya : Muhammad Iqbal hadi
· Tanggal : 12 Oktober 2010
· Tema : Proses Produksi Celana Jeans
Lampiran wawancara :
Iqbal : Pa dili bagaimana sih alur proses manufaktur yang ada disini.
Sadili : Disini prosesnya tentu mulai dari ada terlebih dahulu bahan dasar, lalu bahan dasar
tersebut dipotong menjadi lembaran-lembaran pola, kemudian dari pola itu di jahit
menjadi celana yang kita biasa sebut celana mentah lalu celana-celana mentah
tersebut dicuci setelah di cuci dilakukan proses akhir atau finishing dan barulah jadi
menjadi celana jadi yang siap dipasarkan.
Iqbal : Hemmh..gtu ya pa! Biasanya sekali proses produksi menghasilkan berapa banyak
celana jadi pa?
Sadili : Kita biasanya dalam 1 minggu itu ada 4 sampai 5 PO, 1 PO itu kurang lebih ada 700
sampai 1000 potong celana.
Iqbal : Ow banyak juga ya celana yang diproduksi disini.
sadili : ya lumayan besarlah.
Iqbal : Jenis celana yang diproduksi apa aja tuh pa?
Sadili : ow macam-macam, kalau dari modelnya ada celana pensil dewasa, pensil anak-anak,
standard dewasa, pendek anak-anak dan pendek dewasa. Sedangkan dari jenis
cuciannya ada yang hitam negro, hitam sinar putih, coklat, biru dan abu, manyquuen,
ringkel permanen dll.
Iqbal : Terus apa sama jumlah bahan yang dikeluarkan antara 1 model celana dengan model
yang lainnya.
Sadili : Ya tentu bedalah mas! Yang menentukan disini model dan ukuran celananya, kalau
celana pensil dewasa (size 27-32)itu biasanya 1.125m/celana, pensil anak-anak (size
24-26)1m/celana, standard dewasa (size 27-32) 1.2m/celana, celana pendek dewasa
0.95m/celana dan celana pendek anak-anak 0.85m/celana.
Iqbal : Kalau jenis cuciannya pa gimana?
Sadili : Ya berbeda juga biaya cuciannya berkisar antara 7000 sampai 12000 rupiah per
potongnya.
Iqbal : Melihat begitu banyak jumlah celana yang diproduksi dan begitu banyak jenis model
dan cuciannya, bagaimana bapak mengatur semua itu?
Sadili : Ya memang sangat kompleks mengatur semua itu.Kita masih menggunakan
pencatatan manual dalam mengolah data produksi ini. Apa mas iqbal bisa bantu kami
mengolah data-data produksi yang setiap saat berubah dan meningkat?
Iqbal : Ya saya usahakan bantu pa sebisa saya.
Sadili : Saya harap hasil penelitian mas tersebut bisa membantu kami dan saya harapan
antara satu bagian dengan bagian lain bisa saling terintegrasi, karena data produksinya
saling keterkaitan antara bagian yang satu dengan yang lainnya.
Iqbal : Iya pa saya usahakan. Teriama kasih untuk waktunya pa.
Sadili : Iya sama-sama.
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR CELANA JEANS
PADA CV. ANUGRAH
Fitria Nurul Husna
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Indonesia
Abstrak
ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi memberikan peran komputer yang semula lebih
ditekankan sebagai mesin penghitung (calculating machine), saat ini telah berkembang sebagai
mesin yang dapat membantu berbagai kegiatan manusia. Kemampuan komputer semakin canggih
dalam mengolah data yang berasal dari suara, gambar, teks, grafik, bahkan video menjadi informasi yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan operasional dan manajerial, dalam
pengambilan keputusan. CV. Anugrah merupakan perusahan yang bergerak di bidang
manufacturing celana jeans. Perusahaan tersebut memproduksi berbagai jenis celana dengan
berbagai macam model. Dan pada setiap bulannya diproduksi sekitar 12.000 potong celana. Proses
manufaktur yang ada dimulai dari proses penerimaan bahan dasar dari berbagai supplier, proses
pembuatan pola, penjahitan, laundry dan finishing (seperti pemberian merk dan pengepakan).
Namun dalam setiap tahapan proses manufaktur tersebut data yang ada masih menggunakan media
pencatatan buku besar. Hal tersebut tidak sebading dengan jumlah produksi yang demikian besar,
sehingga penyampaian informasi tersebut memakan waktu yang cukup lama dan sering kali terjadi
kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai data yang dibutuhkan, baik itu data : jumlah
bahan dasar, data pola, data celana mentah (celana yang telah dijahit), data celana yang telah dilaundry dan data hasil produksi. Bahkan terdang terjadi penyelewengan yang disebabkan ketidak
sesuaian antara jumlah bahan yang dikeluarkan dengan jumlah celana jadi. Oleh karena itu, dengan
adanya sistem informasi manufaktur ini diharapkan dapat memcahkan permasalahan di atas.
Metode pengumpulan data penelitian dengan observasi, wawancara dan dokumenter, serta metode
pengembangan sistem menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) secara terstruktur
dengan DFD, ERD, STD sebagai alat perancangan sistem. Menggunakan PHP sebagai bahasa
pemrograman dan My SQL sebagai media penyimpanan basisdatanya.
Kata Kunci: Sistem Informasi, Manajemen Surat, Surat Keputusan.
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi
memberikan peran komputer yang semula
lebih ditekankan sebagai mesin penghitung
(calculating machine), saat ini telah
berkembang sebagai mesin yang dapat
membantu berbagai kegiatan manusia.
Kemampuan komputer semakin canggih
dalam mengolah data yang berasal dari suara,
gambar, teks, grafik, bahkan video menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
membantu kegiatan operasional dan
manajerial, dalam pengambilan keputusan.
CV. Anugrah merupakan perusahan yang
bergerak di bidang manufacturing celana
jeans. Perusahaan tersebut memproduksi
berbagai jenis celana dengan berbagai macam
model. Dan pada setiap bulannya diproduksi
sekitar 12.000 potong celana. Proses
manufaktur yang ada dimulai dari proses
penerimaan bahan dasar dari berbagai supplier, proses pembuatan pola, penjahitan,
laundry dan finishing (seperti pemberian merk
dan pengepakan). Namun dalam setiap
tahapan proses manufaktur tersebut data yang
ada masih menggunakan media pencatatan
buku besar. Hal tersebut tidak sebading
dengan jumlah produksi yang demikian besar,
sehingga penyampaian informasi tersebut
memakan waktu yang cukup lama dan sering
kali terjadi kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai data yang dibutuhkan,
baik itu data : jumlah bahan dasar, data pola,
data celana mentah (celana yang telah dijahit),
data celana yang telah dilaundry dan data hasil
produksi. Bahkan terdang terjadi
penyelewengan yang disebabkan ketidak
sesuaian antara jumlah bahan yang
dikeluarkan dengan jumlah celana jadi. Oleh
karena itu, dengan adanya sistem informasi
manufaktur ini diharapkan dapat memcahkan
permasalahan di atas.
1.2 Rumusan Masalah
Penggunaan sistem informasi
manufaktur pada CV. Anugrah akan
memberikan kemudahan pada karyawan
dalam melaksanakan tugasnya secara cepat
dan benar. Seperti data penerimaan bahan
dasar dari supplier, data bahan dasar yang
keluarkan untuk pemolaan, data hasil
pemolaan, data penjahitan, data laundry,
data celana jadi dan data celana rusak
ataupun hilang dapat terdeteksi secara detail.
Serta kemudahan dalam pengecekan barang pada setiap tahapannya dan pembuatan
laporan bulanan persediaan barang mulai
dari bahan mentah sampai barang jadi dapat
terlihat secara detail. Sehingga dapat
meminimalisir kesalahan-kesalahan yang
ada yang dapat merugikan CV. Anugrah.
Dari hal tersebut di atas, maka permasalahan
yang dihadapi dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana sistem yang akan dibuat
dapat mendeteksi secara cepat dan akurat mengenai jumlah barang dan
jenis barang mulai dari bahan mentah
sampai jadi dalam setiap tahapan
prosesnya?
2. Bagaimana membangun suatu sistem
informasi manufaktur untuk sebuah
perusahaan, dimana suatu sistem
informasi tersebut dapat membantu memasukkan data barang dari bahan
mentah sampai jadi, serta pencarian
data barang tersebut secara cepat dan
akurat?
3. Bagaimana mengembangkan suatu
informasi manufaktur yang dapat
memberikan informasi kepada manager
secara cepat dan akurat mengenai persediaan barang mulai dari bahan
mentah sampai barang jadi?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam skripsi
yang akan peneliti buat ini mencakup :
1. Peneliti hanya membahas sistem
informasi manufaktur pada divisi produksi di CV. Anugrah.
2. Peneliti hanya membahas perhitungan
jumlah barang dari bahan mentah
sampai barang jadi baik yang sedang
diproduksi ataupun yang telah
diproduksi, perhitungan biaya
penerimaan bahan dasar, perhitungan
biaya pemolaan, biaya jahitan,
perhitungan biaya laundry, pembuatan
laporan produksi dan laporan setiap
tahapan produksi.
3. Program aplikasi dibuat dengan
menggunakan bahasa pemrograman
PHP 5.0 dan MySQL sebagai
database-nya.
4. Peneliti menggunakan metode
pengembangan sistem SDLC (System Development Life Cycle) sampai ke
tahapan implementasi yakni pengkodingan dari perancangan sistem.
5. Proses bisnis dimulai dari tahap
penerimaan bahan dasar, pemolaan,
penjahitan, laundry, finishing sampai
laporan produksi.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penulis dalam penelitian ini
yaitu:
1. Terwujudnya sistem informasi
manufaktur yang dapat menghemat
tenaga dan waktu karyawan dalam menjalankan tugasnya.
2. Memberikan kemudahan bagi
karyawan CV. Anugrah dalam
melaksanakan tugasnya secara benar
dan cepat.
3. Benar-benar dapat mendeteksi
mengenai jumlah dan jenis barang
pada setiap prosesnya.
4. Meminimalisir kemungkinan
tindakan penyelewengan yang
dilakukan karyawan.
1.5 Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis:
a. Mengembangkan wawasan dan
pengetahuan yang berhubungan
dengan disiplin ilmu yang diperoleh
pada dunia perusahaan
manufacturing.
b. Mampu membuat analisis dan
perancangan sistem informasi
manufaktur pada perusahaan
manufaktur dan menyusun laporannya secara baik dan
sistematis.
2. Bagi Perusahaan
Untuk diaplikasikan pada kegiatan
pengecekan jumlah dan jenis barang dari
bahan mentah sampai barang jadi,
penginputan data barang serta pembuatan
laporan bulanan persedian dan jumlah
produksi sehingga kerja karyawan dapat
lebih cepat dan benar.
3. Bagi Fakultas
Memberikan sumbangan pemikiran dan
menambah referensi pada perpustakaan
mengenai sistem informasi manufaktur di
perusahaan manufaktur.
4. Bagi Masyarakat.
Memberikan informasi dan gambaran
mengenai sistem informasi manufaktur pada
bagian produksi dan persediaan di
perusahaan manufaktur.
2. Landasan Teori
2.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur
Menurut O’Brien diambil dari buku Kadir,
sistem informasi manufaktur merupakan sistem
yang digunakan untuk mendukung fungsi
produksi, yang mencakup seluruh kegiatan yang
terkait dengan perencanaan dan pengendalian
proses untuk memproduksi barang atau jasa
(Kadir, 2003).
Menurut McLeod diambil dari buku Kadir, berbagai istilah lain sering kali digunakan sebagai
pengganti sistem informasi manufaktur antara lain
:
• ROP (reorder point), yakni suatu
sistem yang mendasarkan keputusan
pembelian berdasarkan titik pemesanan
kembali (reorder point). Merupakan sistem
informasi manufaktur yang paling
sederhana.
• MRP (material requirements
planning), yakni suatu sistem yang dapat
dipakai untuk merencanakan kebutuhan berbagai bahan baku yang diperlukan dalam
proses produksi.
• MRP II (material resources
planning), yakni suatu sistem yang
memadukan MRP dengan penjadwalan
produksi dan operasi pada bengkel kerja
(shop floor operation). Sistem ini tidak
mengontrol mesin dalam bengkel kerja,
melainkan sistem informasi ini hanya
mencoba memperkecil sediaan dan
memperkerjakan mesin secara efektif. • JIT (Just-in-time), yakni suatu
pendekatan yang menjaga arus bahan baku
melalui pabrik agar selalu dalam keadaan
minimum dengan mengatur bahwa bahan
baku tiba di bengkel kerja pada saat
diperlukan atau “tepat pada waktunya” (just
in time).
• CIM (computer integrated
manufacturing) merupakan suatu sistem
yang menggabungkan berbagai teknik untuk
menciptakan proses manufaktur yang luwes,
cepat dan menghasilkan produk yang
berkualitass tinggi secara efisien (Kadir:
2003).
2.2 Metode Pengembangan SDLC
Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle) adalah
penerapan pendekatan sistem untuk
pengembangan sistem atau subsistem
informasi berbasis komputer
(McLeod,2004). SDLC model waterfall
memiliki beberapa tahapan, yaitu
(McLeod,2004) :
1. Tahap Perencanaan Sistem
2. Tahapan analisis sistem
3. Tahapan rancangan sistem
4. Tahapan penerapan sistem 5. Tahapan penggunaan sistem
3. Metodologi Penelitian
3.1Metode Pengumpulan Data
Pada metode penelitian ini peneliti
melakukan 3 cara yaitu pengamatan
(observasi), wawancara, dan dokumenter.
3.1.1 Observasi/Pengamatan
Peneliti mengumpulkan data dan
informasi dengan melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan terhadap suatu
kegiatan yang sedang berjalan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan.
Peranan peneliti dalam metode ini
adalah sebagai partisipan yaitu hanya
berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan
dalam penelitian.
3.1.2 Wawancara
Metode ini merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara melakukan serangkaian tanya jawab dan wawancara.
Penulis menggunakan metode wawancara
bebas atau tidak terstruktur mengenai
masalah-masalah yang terkait. Wawancara
dilakukan pada tanggal 23 September 2010
mulai pukul 15.00 WIB sampai dengan
selesai, dengan narasumber bapak H. Rudy
Sirods selaku manager atau pemilik
perusahaan di rumahnya, Jl. H. Sholeh II
nomor 50 Jakarta Barat.
Serta pada tanggal 12 Oktober 2010 mulai
pukul 14.30 sampai dengan 16.30 dengan
narasumber saudara ghafur selaku kabag
inventory, bapak sadili selaku kepala divisi
produksi. Hasil wawancara sesuai dengan
yang terlampir pada lampiran.
3.1.3 Dokumenter
Peneliti melakukan studi dokumenter
sebagai bahan tambahan guna melengkapi kekurangan-kekurangan data yang diperoleh
dari interview dan observasi. Pengumpulan
data studi dokumenter ini penulis lakukan
dengan cara mengambil dari buku-buku
yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas dalam penelitian skripsi ini.
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Siklus hidup pengembangan sistem
(System Development Life Cycle) adalah
penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem
informasi berbasis komputer
(McLeod,2004). SDLC model waterfall memiliki beberapa tahapan, yaitu
(McLeod,2004) :
1. Tahap Perencanaan Sistem
Langkah-langkah yang dilakukan dalam
tahap perencanaan sistem, yaitu:
a. Menyadari masalah
Kebutuhan akan proyek CBIS
biasanya dirasakan oleh manajer
perusahaan, non-manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan.
Spesialis informasi dari unit jasa
informasi jarang menjadi pencetusnya,
karena mereka tidak selalu berada di
tempat untuk mengamati gejala-gejala
permasalahan.
b. Mendefinisikan masalah
Setelah manajer menyadari adanya
masalah, ia harus memahaminya dengan
baik agar dapat mengatasi permasalahan
itu. Namun, manajer tidak berusaha untuk mengumpulkan semua informasi
pada titik ini. Sebaliknya, manajer hanya
mencari untuk mengidentifikasikan letak
permasalahan dan penyebabnya. Manajer
membutuhkan bantuan analis sistem
untuk bekerjasama.
c. Menentukan tujuan sistem
Manajer dan analis sistem
mengembangkan suatu daftar tujuan
sistem yang harus dipenuhi oleh sistem
untuk memuaskan pengguna. Pada titik
ini, tujuan hanya dinyatakan secara
umum. Selanjutnya tujuan-tujuan
tersebut akan dibuat lebih spesifik.
d. Mengidentifikasi kendala-kendala
sistem
Sistem baru tidak akan beroperasi
bebas dari kendala. Beberapa kendala
ditimbulkan oleh lingkungan. Kendala tersebut penting diidentifikasi sebelum
sistem benar-benar mulai dikerjakan.
Dengan cara ini, baik rancangan sistem
maupun kegiatan proyek akan ada di
antara kendala ini.
2. Tahapan analisis sistem
Setelah tahap perencanaan tahap
selanjutnya adalah tahapan analisis sistem.
Tahapan-tahapan yang dilakukan pada
tahapan analisis sistem, yaitu :
a. Mendefiniskan kebutuhan informasi b. Mendefinisikan kriteria kinerja
sistem
c. Menganalisis sistem berjalan
d. Menyiapkan usulan rancangan sistem
3. Tahapan rancangan sistem
Pada tahapan rancangan sistem ini yang
peneliti lakukan adalah :
a. Membuat rancangan sistem yang
terinci dalam hal ini peneliti
mendokumentasikan rancangan
sistem baru dengan perangkat
pemodelan berupa DFD, ERD, dan normalisasi.
b. Membuat rancangan antar muka
sistem peneliti melakukan
perancangan terhadap user interface
dari sistem ini. Perancangan yang
dilakukan meliputi halaman-halaman
yang ada di dalam sistem.
4. Tahapan penerapan sistem
Tahap penerapan sistem ini merupakan
kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan
sumber daya fisik dan konseptual untuk menghasilkan sistem. Tahapan-tahapan
dalam penerapan sistem ini, yaitu :
a. Menyiapkan sumber daya perangkat
keras peneliti menyiapkan berbagai
jenis perangkat keras yang akan
digunakan dalam membangun sistem.
b. Menyiapkan sumber daya perangkat
lunak peneliti menyiapkan perangkat
lunak yang akan digunakan dalam
membangun sistem.
c. Membangun sistem
Dalam tahap ini sistem dibangun
dengan bahasa pemrograman PHP
dan database MySQL.
d. Menguji sistem
Tahap ini adalah tahap untuk
melakukan uji coba sistem informasi
manufaktur yang akan dibuat dengan
menggunakan metode blackbox testing menggunakan suatu perangkat lunak pada proses diagram konteks
dan diagram level zero (nol) sampai
dengan proses detail diagram level satu dan dua. Untuk memastikan
bahwa hasil dari setiap proses aliran
data yang masuk dan keluar sama
atau seimbang, sehingga sistem yang
akan dihasilkan dapat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan tujuan
yang telah ditentukan.
4. Analisa dan Perancangan Sistem
4.2.1 Mendefinisikan Kebutuhan Informasi
Berdasarkan pengamatan dan wawancara
yang telah peneliti lakukan, kebutuhan informasi
dari pemakai yaitu :
a. Informasi data bahan dasar yang masuk
dari supplier b. Informasi data bahan dasar yang
dikeluarkan untuk pemolaan
c. Informasi data pemolaan,penjahitan,
laundry dan finishing
d. Informasi data hasil produksi e. Informasi data celana yang hilang atau
rusak
4.2.2 Mendefiniskan Kriteria Kinerja Sistem
Setelah mendefinisikan kebutuhan informasi
dari pemakai, peneliti menentukan kriteria tepat
apa yang harus dicapai oleh sistem. Kriteria
kinerja yang harus dicapai oleh sistem, yakni :
a. Pengolahan data penerimaan bahan
dasar, data pengeluaran bahan dasar, data
proses pemolaan, penjahitan, laundry
dan finishing, data hasil produksi, dan data mengenai celana yang rusak ataupun
hilang.
b. Proses pengiriman data dari satu bagian
ke bagian lainnya dapat dilakukan melalu
media jaringan.
c. Proses penghitungan jumlah produksi
dari awal sampai akhir dapat terlihat.
d. Pengolahan laporan bulanan dan laporan
tahunan di setiap bagian dapat lebih baik.
4.2.3 Menganalisis Sistem yang Berjalan
Bagian
Inventory
Bagian
PemolaanManager
Kadiv.
ProduksiSupplier
Bagian
Laundry
Bagian
Penjahitan
Start
Mengajukan
kebutuhaan
bahanMenerima
order bahan
dasar
Mengirimkan
bahan dasar
Nota bahan dasar
2
2
Mengecek
bahan dasar
Mengusulkan
pola celana
Desain pola
celana
Mengecek
desain pola
celana
3
3
Memotong
bahan sesuai
pola
Nota bahan
sesuai
Menolak
pengiriman
bahan dasar
Data pengiriman
bahan dasar yang
sesuai
tidakya
1
setu
ju
Menolak
desain pola
celana
Desain pola di
setujui
yatidak
Desain pola
celana
PO pola
PO PolaDesain pola di
setujui
Mencatat PO
jahitan
PO jahitan
PO jahitan
Mencatat PO
Cucian
PO cucian
Membuat pola
celana
Menjahit
celana
Mencuci
celana
Bagian
Finishing
PO cucian
Mencatat PO
celana jadi
PO celana jadi
Mengepak
celana
Order bahan
dasar
1
Memutuskan
order bahan
dasar
Menerima
pengirimaan
bahan dsar
Mencatat PO
pola
PO celana jadi
Finish
4.2.4.1Menyiapkan Usulan RancanganSistem Bagian
Inventory
Bagian
PemolaanManager
Kadiv.
ProduksiSupplier
Bagian
Laundry
Bagian
Penjahitan
Start
Mengajukan
kebutuhaan
bahan
Form kebutuhan
bahan
Menerima
order bahan
dasar
Mengirimkan
bahan dasar
SO Bahan dasar
Nota bahan dasar
2
2
Mengecek
pengiriman
bahan dasar
Mengusulkan
pola celana
4
Desain pola
celana
Mengecek
desain pola
celana
3
3
Membuat PO
pola & Lap
pola
Laporanproduksi
Nota bahan dasar
sesuai
Menolak
pengiriman
bahan dasar
tidakya
setu
ju
Menolak
desain pola
celana
Desain pola di
setujui
yatidak
Desain pola
celana
5
PO pola Laporan pola
5
4
PO PolaDesain pola di
setujui
6
Membuat PO
jahitan & Lap
jahitan
7
PO jahitan Laporan jahitan
7
6
PO jahitan
8
Membuat PO
cucian & Lap
cucian
9
PO cucian Laporan cucian
Membuat pola
celana
Menjahit
celana
Mencuci
celana
9
8
Bagian
Finishing
PO cucian
Membuat Lap
celana jadi
10
Laporan celana
jadi
Mengepak
celana
10
Finish
Form kebutuhan
bahan
Order bahan
dasar
SO Bahan dasar1
Data pengiriman
bahan dasar yang
sesuai
1
Menerima
pengirimaan
bahan dsar
Laporan produksi
4.2.4.2 Proses Bisnis yang Diusulkan
Manager
Melihat hasil laporan bahan dasar,
pola,celana mentah,celana matang,
celana jadi,dan produksi melalui internet
Laundry, memproses celana matang
Penjahitan celana mentah
Pemolaan membuat proses pola
Finishing, menyiapkan celana jadi
server
Inventory input data bahan dasar
Contex Diagram
Sistem Informasi
Manufaktur
Bagian Inventory
Bagian Manager
Bagian Finishing
Bagian Laundry
Bagian Jahitan
Bagian Pemolaan
Form_login
Home_Inventory
Kebutuhan_bahan_dasar
Form_bahan_dasar
Nota_bahan_dasar
Info_bahan_dasar
SupplierForm_order_bahan_dasar
Nota_bahan_dasar
Form_login
Form_pola
Home_pola
Info_bahan_dasar
Info_pola
Form_login
Form_Celana_mentah
Home_Jahitan
Form_login
Form_celana_matang
Home_laundry
Info_celana_mentah
Form_login
Form_celana_jadi
Home_finishing
Info_celana_matang
Form_login
Decision
Laporan_bahan_dasar
Laporan_celana_matang
Laporan_celana_mentah
Laporan_pola
Laporan_celana_jadiLaporan_produksi
DFD Level Zero
1.0*
Order bahanSupplier Inventory
Pemolaan
Penjahitan
Inventory
4.0
Pemilihan Pola
3.0
Penerimaan
Bahan
2.0
Login
5.0
Penjahitan
7.0
Finishing
6.0
Pencucian
8.0*
Pembuatn
Laporan
Laundry
Finishing
Manager
Admin
Celana matang
Celana mentah
Pola
Bahan_dasar
Celana jadi
Form_loginHome_inventory
Form_loginHome_pemolaan
Form_loginHome_penjahitan
Form_loginHome_laundry
Form_loginHome_finishing
Form_loginHome_manager
Kebutuhan_bahan_dasar
Nota_bahan
Decision
Form_order
Cek_admin
Hak_akses
Bahan_dasar
Celana_jadi
Celana_matang
Celana_mentah
Pola
Info_bahan_dasar
Pola
Info_bahan_dasar
Pola
Info_pola
Form_celana_mentah
Celana_mentah
Celana_mentah
Info_celana_mentah
Form_celana_matang
Celana_matang
Celana_matang
Laporan_produksi
Form_pola
Bahan_dasar
Bahan_dasar
Pola
Celana_mentah
Celana_matang
Celana_jadi
Celana_jadi
Laporan_bahan_dasar
Laporan_pola
Laporan_celana_mentah
Laporan_celana_matang
Laporan_celana_jadi
Info_celana_matang
Form_celana_jadi
DFD Level 1 Proses 2.0
2.1*
Input
id_user,password
2.2*
Verifikasi
id_user,password
2.3*
Penempatan
user
admin
Hak_akses
Data lengkap Status disetujui
User_id,password
(akses melalui web)
Hak_akses_user
(akses melalui web)
Admin
Cek_admin
DFD Level 1 Proses 3.0
3.1*
Input bahan
Inventory
Data_bahan_dasar
3.2*
Search bahan
dasar
Daftar_bahan_dasar
Bahan_dasar
Bahan_dasar
Bahan_dasar
DFD Level 1 Proses 4.0
4.2*
Lihat laporan
data pola
4.1*
Input data pola
pemolaan
Form_data_pola
Data_pola
4.3*
Search data
pola
Daftar_pola
Data_pola
Pola
DFD Level 1 Proses 5.0
5.2*
Ubah data jahit
5.1*
Input data jahit
5.3*
Hapus data
jahit
penjahitan
Form_data_jahit
Data_jahit
Daftar_data_jahit
Daftar_data_jahit
Form_data_jahit
Daftar_data_jahit
5.4*
Search data
jahit
5.5*
Lihat laporan
celana mentah
Daftar_data_jahit
laporan
Daftar_data_jahit
Daftar_laporan
Celana mentah
DFD Level 1 Proses 6.0
6.2*
Lihat laporan
celana matang
6.1*
Input celana
matang
laundry
Form_data_celana_matang
Data_celana_matang
6.3*
Search data
celana matang
Daftar_celana_matang
Data_celana_matang
Celana matang
DFD Level 1 Proses 7.0
7.2*
Lihat laporan
celana jadi
7.1*
Input jumlah
celana jadi
finishing
Form_data_celana_jadi
Data_celana_jadi
7.3*
Search data
celana jadi
Daftar_celana_jadi
Data_celana_jadi
Celana jadi
ERD
Bahan_dasar
Celana_matang
Celana_jadi
User
Celana_mentah
Id_bahan
Jumlah_masuk
HargaJenis_bahan
Tgl_masuk
Pemasok
Id_UserTotal_harga
Penyetokan_
bahan
Pola
Id_pola
Jumlah_bahanJenis_pola
Tgl_masuk
Id_user
Id_bahan
Total_polaTgl_keluar
Id_celana_mentah
Id_pola
Id_user
Tgl_keluar
Jumlah_celana
_mentah
Penyetokan_
pola
Id_celana_matang
Id_celana_mentah
Id_user
Tgl_keluar
Jenis_cucian
Jumlah_cucian
Harga
Id_user
Password
Level
Penyetokan_
celana_mentah
Penyetokan_
Celana_matang
Penyetokan_
pola
Penyetokan_
bahan
Penyetokan_celana
_mentahPenyetokan_
Celana_matang
Id_celana_jadi
Id_celana_matangId_user
Celana_jadi
Penyetokan_
Celana_jadi
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan
pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka
pada bab ini akan disimpulkan bahwa :
1. Sistem informasi manufaktur yang
dirancang untuk CV. Anugrah
dapat membatu dalam
meminimalisir kerugian yang ada
karena data produksi dapat
terpantau secara cepat dan akurat
dengan mengggunakan model pendekatan (Sytem Development Life Cycle).
2. Analisis masalah sistem informasi
manufaktur ini dibuat dengan
menggunakan diagram alir
(flowchart), Data Flow Diagram
(DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), dan State Transition Diagram (STD).
3. Perancangan sistem informasi
manufaktur ini dapat membantu dalam melakukan pemantauan data
produksi, penghitungan jumlah
barang yang telah diproduksi,
penghitungan biaya pembelian
bahan dasar, penghitungan biaya
operasional penjahitan dan laundry yang dilakukan secara cepat dan
akurat.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang
telah diterangkan, penulis mengajukan
beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut antara lain :
1. Penelitian sistem manufaktur dimasa
yang akan datang diharapkan dapat
langsung menangani proses
penjadwalan produksi dan proses
laporan keuangan secara menyeluruh.
2. Sistem informasi manufaktur agar
dapat dikembangkan menjadi sistem
yang terintegrasi dalam proses
penjualan.