Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans Pada ...

Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans Pada CV. Anugrah Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh : Muhammad Iqbal Hadi 106093003103 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H

Transcript of Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans Pada ...

Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans

Pada CV. Anugrah

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Muhammad Iqbal Hadi

106093003103

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/ 1432 H

ii

Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans

Pada CV. Anugrah

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Muhammad Iqbal Hadi

106093003103

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/ 1432 H

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, September 2011

Muhammad Iqbal Hadi

ABSTRAK

MUHAMMAD IQBAL HADI , Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans

Pada CV. Anugrah, di bawah bimbingan BAPAK BAYU WASPODO dan BAPAK BAKRI

LA KATJONG.

Perkembangan teknologi informasi memberikan peran komputer yang semula lebih

ditekankan sebagai mesin penghitung (calculating machine), saat ini telah berkembang

sebagai mesin yang dapat membantu berbagai kegiatan manusia. Kemampuan komputer

semakin canggih dalam mengolah data yang berasal dari suara, gambar, teks, grafik, bahkan

video menjadi informasi yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan operasional dan

manajerial, dalam pengambilan keputusan. CV. Anugrah merupakan perusahan yang

bergerak di bidang manufacturing celana jeans. Perusahaan tersebut memproduksi berbagai

jenis celana dengan berbagai macam model. Dan pada setiap bulannya diproduksi sekitar

12.000 potong celana. Proses manufaktur yang ada dimulai dari proses penerimaan bahan

dasar dari berbagai supplier, proses pembuatan pola, penjahitan, laundry dan finishing

(seperti pemberian merk dan pengepakan). Namun dalam setiap tahapan proses manufaktur

tersebut data yang ada masih menggunakan media pencatatan buku besar. Hal tersebut tidak

sebading dengan jumlah produksi yang demikian besar, sehingga penyampaian informasi

tersebut memakan waktu yang cukup lama dan sering kali terjadi kesalahan dalam

penyampaian informasi mengenai data yang dibutuhkan, baik itu data : jumlah bahan dasar,

data pola, data celana mentah (celana yang telah dijahit), data celana yang telah dilaundry dan

data hasil produksi. Bahkan terdang terjadi penyelewengan yang disebabkan ketidak sesuaian

antara jumlah bahan yang dikeluarkan dengan jumlah celana jadi. Oleh karena itu, dengan

adanya sistem informasi manufaktur ini diharapkan dapat memcahkan permasalahan di atas.

Metode pengumpulan data penelitian dengan observasi, wawancara dan dokumenter, serta

metode pengembangan sistem menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) secara

terstruktur dengan DFD, ERD, STD sebagai alat perancangan sistem. Menggunakan PHP

sebagai bahasa pemrograman dan My SQL sebagai media penyimpanan basisdatanya.

Kata kunci : Sistem Informasi, SDLC, DFD, ERD, STD, PHP, dan MySQL.

V Bab + xxvi Halaman + 158 Halaman + 10 tabel + 45 Gambar + Daftar Pustaka + 4

Lampiran

Daftar Pustaka : 22 (2001-2010)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.........

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

karunia, rahmat dan kekuatan juga segala petunjuk dan kemudahansehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul Pengembangan

Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans Pada CV. Anugrah. Shalawat serta

salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW,

beserta keluarganya dan sahabatnya, dan para pengikutnya.

Skripsi ini berjudul “ Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur

Celana Jeans Pada CV. Anugrah”, yang disusun untuk memenuhi salah satu

syarat dalam menyelesaikan program S1 pada Program Studi Sistem Informasi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada Kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Mereka yang berdedikasi tinggi diantaranya:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku dekan Fakultas Sains

dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nuraeni Hidayat., MMSI., selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

viii

3. Bapak Zainul Arham M.Si., selaku sekretaris Program Studi Sistem

Informasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bayu Waspodo MM, Ir. Bakri La Katjong MT, M.Kom selaku dosen

pembimbing yang senantiasa sabar dan selalu meluangkan waktunya di

tengah-tengah berbagai kesibukannya untuk membimbing penulis dalam

proses penysunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosesn Program Studi Sistem Informasi yang tidak mungkan

penulis sebutkan satu persatu.

6. Staff karyawan Fakultas Sains dan Teknologi dan Prodi Sistem Informasi

(Ibu Fitroh, Ibu Tari, Ibu Syariah, Pak Amin, dan semuanya)

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Saran dan

kritik yang membangun dan untuk kesempurnaan skripsi ini sangat penulis

harapkan.

Jakarta, September 2011

Penulis

Muhammad Iqbal Hadi

ix

Teruntuk

Skripsi ini terkhusus penulis persembahkan kepada mereka yang yang

telah mendukung, baik moril maupun materil, baik melalui doa ataupun support

dalam menyelesaikan skripsi ini.

1. Teruntuk Mamah dan Ayah. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan

rahmat, rahim dan ampunan-Nya kepada mereka. Amiin.

2. Teruntuk Adik-adikku, Nabilah, Riri, Dela dan Ilfan. Dukungan dan

pertanyaan-pertanyaan kalianlah yang selalu membuat penulis termotivasi

untuk cepat menyelesaikan studi S1. Semoga kalian bisa cepat-cepat

menyusul.Amiin

3. Teruntuk Nurdianah selaku orang terdekat penulis. Terimakasih atas

semangat, motivasi, bantuan dan pengorbanannya selama ini.

4. Teruntuk teman-teman satu perjuangan, M. Iman, Irwan, Khabib, Fadly,

Ali, Cumi, Ziah, Nanda, Anis, Noval, Okky, Eneng, Nia, Bubun dan

seluruh teman-teman U- Can- C. Terima kasih atas segala bantuan dan

semangatnya.

5. Teruntuk Tea, M. Iman dan Miss S yang telah banyak membantu dan

memberikan masukan-masukan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi

ini.

6. Teman-teman seperjuangan Prodi Sistem Informasi UIN angkatan 2006.

Terimakasih untuk semua kenangan terindahnya.

7. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik langsung maupun

tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.

x

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ........................................................................................................................ ii

Lembar Persetujuan Pembimbing ........................................................................................... iii

Lembar Persetujuan Penguji .................................................................................................... iv

Lembar Pernyataan ................................................................................................................ v

Abstrak .................................................................................................................................. vi

Kata Pengantar ....................................................................................................................... vii

Lembar Persembahan ............................................................................................................. ix

Daftar Isi ................................................................................................................................ x

Daftar Gambar ....................................................................................................................... xvi

Daftar Tabel ........................................................................................................................... xviii

Daftar Simbol.......................................................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 3

1.3 Batasan Masalah ................................................................................................ 4

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5

1.6 Metode Penelitian .............................................................................................. 6

1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................... 9

2.1 Pengertian Pengembangan Sistem ....................................................................... 9

2.2 Konsep Dasar Sistem .......................................................................................... 9

2.2.1 Definisi Sistem .................................................................................... 9

xi

2.2.2 Karakteristik Sistem ............................................................................ 10

2.2.3 Klasifikasi Sistem ................................................................................. 12

2.3 Konsep Dasar Informasi ...................................................................................... 14

2.3.1 Definisi Informasi ................................................................................ 14

2.3.2 Test Kebutuhan Informasi .................................................................... 14

2.3.3 Kualitas Informasi ............................................................................... 15

2.3.4 Informasi dan Tingkat manajemen ........................................................ 16

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi .......................................................................... 17

2.4.1 Definisi Sistem Informasi .................................................................... 17

2.4.2 Komponen Sistem Informasi ............................................................... 17

2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Manufaktur ....................................................... 18

2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur .............................................. 18

2.5.2 Model Sistem Informasi Manufaktur .................................................... 20

2.2.5.1 Subsistem Input dalam Sistem Informasi Manufaktur ........... 20

2.2.5.2 Subsistem Output dalam Sistem Informasi Manufaktur ......... 21

2.6 Konsep Dasar Sistem Produksi ........................................................................... 22

2.6.1 Definisi Sistem Produksi ...................................................................... 22

2.6.2 Fungsi Produksi .................................................................................... 22

2.7 Persediaan........................................................................................................... 23

2.7.1 Definisi Persediaan ............................................................................... 23

2.7.2 Fungsi Persediaan ................................................................................. 24

2.7.3 Masalah Umum Persediaan................................................................... 24

2.7.4 Masalah Khusus Persediaan .................................................................. 25

2.8 Konsep Commanditaire Venootschap (CV) ......................................................... 25

2.8.1 Pengertian Commanditaire Venootschap (CV) ..................................... 25

2.8.2 Perbeaan CV dengan PT ....................................................................... 26

2.8.3 Karakteristik CV .................................................................................. 28

xii

2.9 Konsep Dasar Basis Data .................................................................................... 29

2.9.1 Definisi Basis Data ............................................................................... 29

2.9.2 Jenjang Basis Data ................................................................................ 29

2.9.3 Manfaat Basis Data............................................................................... 30

2.9.4 Database management System (DBMS) ............................................... 32

2.9.4.1 Fitur-fitur DBMS ................................................................. 32

2.9.4.2 Keunggulan DBMS .............................................................. 33

2.9.4.3 Kelemahan DBMS ................................................................ 34

2.9.4.4 Komponen DBMS ................................................................ 35

2.9.4.2 Contoh DBMS ...................................................................... 36

2.10 Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 37

2.10.1 Studi Pustaka ........................................................................................ 37

2.10.2 Observasi ............................................................................................. 37

2.10.3 Wawancara ........................................................................................... 37

2.11 Konsep Siklus Hidup Pengembangan Sistem ...................................................... 37

2.12 Perangkat Pemodelan Perancangan Terstruktur ................................................... 44

2.12.1 Flowchart ............................................................................................. 44

2.12.1.1 Macam-macam Flowchart .................................................... 45

2.12.1.2 Simbol-simbol Flowchart ..................................................... 46

2.12.2 Data Flow Diagram (DFD) .................................................................. 47

2.12.2.1 Pengertian DFD .................................................................... 47

2.12.2.2 Diagram Konteks .................................................................. 47

2.12.2.3 Diagram Nol (zero) ............................................................... 47

2.12.2.3 Diagram Rinci ...................................................................... 48

2.12.2.4 Elemen Dasar DFD ............................................................... 48

2.12.3 Kamus Data .......................................................................................... 49

xiii

2.12.4 Entity Relationship Diagram (ERD) ..................................................... 50

2.12.4.1 Elemen-elemen ERD ............................................................ 51

2.12.4.2 Notasi ERD .......................................................................... 55

2.12.5 Normalisasi .......................................................................................... 55

2.12.6 State Transition Diagram (STD)........................................................... 57

2.13 Black Box Testing ............................................................................................... 58

2.14 Jaringan Komputer .............................................................................................. 59

2.14.1 Jaringan Menurut Rentang Geografis .................................................... 59

2.14.2 Kepemilikan jaringan ........................................................................... 60

2.15 Perangkat Lunak yang Digunakan ....................................................................... 61

2.15.1 Pemrograman PHP ............................................................................... 61

2.15.2 XAMPP ................................................................................................ 62

2.15.3 Apache ................................................................................................. 63

2.15.4 MySQL ................................................................................................. 63

2.15.5 Macromedia Dreamweaver CS 3 .......................................................... 64

2.15.6 Adobe Photoshop CS 3 ......................................................................... 65

2.15.7 Browser ................................................................................................ 66

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 66

3.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 66

3.1.1 Pengamatan (observasi) ....................................................................... 66

3.1.2 Wawancara .......................................................................................... 68

3.1.3 Dokumenter ......................................................................................... 69

3.2 Metodologi Pengembangan Sistem .................................................................... 70

3.4 Kerangka Penelitian ........................................................................................... 73

xiv

BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................................... 75

4.1 Tahapan Perencanaan Sistem ............................................................................. 75

4.1.1 Tahap Menyadari Masalah .................................................................... 75

4.1.2 Tahap Mendefinisikan Masalah ........................................................... 81

4.1.3 Tahap Menentukan Tujuan Sistem ....................................................... 82

4.1.4 Tahap Mendefinisikan Kendala Sistem ................................................ 82

4.2 Tahapan Analisis Sistem .................................................................................... 83

4.2.1 Mendefinisikan Kebutuhan Sistem ....................................................... 83

4.2.2 Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem ............................................... 83

4.2.3 Menganalisis Sistem Berjalan .............................................................. 86

4.2.3.1 Flowchart Sistem Berjalan ................................................... 88

4.2.4 Menyiapkan Usulan Rancangan Sistem ............................................... 89

4.2.4.1 Flowchart Sistem yang Diusulkan ........................................ 89

4.2.4.2 Proses Bisnis yang Diusulkan .............................................. 90

4.3 Tahapan Rancangan Sistem ................................................................................ 90

4.3.1 Membuat Rancangan Sistem yang Terinci ............................................ 90

4.3.1.1 Data Flow Diagram (DFD) ................................................... 91

4.3.1.1.1 Diagram Konteks .................................................. 91

4.3.1.1.2 Diagram Nol (zero) ............................................... 95

4.3.1.1.3 Diagram Level 1 Proses 2.0 ................................... 99

4.3.1.1.4 Diagram Level 1 Proses 3.0 ................................... 99

4.3.1.1.5 Diagram Level 1 Proses 4.0 ................................... 100

4.3.1.1.6 Diagram Level 1 Proses 5.0 ................................... 100

4.3.1.1.7 Diagram Level 1 Proses 6.0 ................................... 101

4.3.1.1.8 Diagram Level 1 Proses 7.0 ................................... 101

4.3.1.2 Kamus Data ........................................................................ 102

4.3.1.2.1 Kamus Data Penjelasan Pada Proses ...................... 102

4.3.1.2.2 Kamus Data Penjelasan Pada Data Store ............... 104

xv

4.3.1.3 Entity Relationship Diagram (ERD) ..................................... 108

4.3.1.4 Normalisasi .......................................................................... 109

4.3.2 Membuat Rancangan Antar Muka Sistem ............................................. 123

4.3.2.1 Perancangan Struktur Menu ................................................. 123

4.3.2.2 STD ..................................................................................... 128

4.3.2.3 Perancangan Antar Muka ..................................................... 135

4.4 Tahap Penerapan Sistem .................................................................................... 147

4.4.1 Menyiapkan Sumber Daya Perangakat Keras ........................................ 147

4.4.2 Menyiapkan Sumber Daya Perangakat Lunak ....................................... 149

4.4.3 Pengujian ............................................................................................. 150

BAB V PENUTUP ................................................................................................................ 157

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 157

5.2 Saran .................................................................................................................. 158

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 159

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Manufaktur ................................................................... 20

Gambar 2.2 Proses Transformasi Produksi ............................................................................. 24

Gambar 2.3 Jenjang Basis Data ............................................................................................... 30

Gambar 2.4 Komponen-komponen yang Menyusun Lingkungan DBMS ................................ 36

Gambar 2.5 Diagram Relationship Unary .............................................................................. 52

Gambar 2.6 Diagram Relationship Binary ............................................................................... 52

Gambar 2.7 Diagram Relationship Ternary ............................................................................. 53

Gambar 2.8 Cara Kerja Bowser .............................................................................................. 66

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian .............................................................................. 74

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Anugrah ........................................................................ 77

Gambar 4.2 Logo CV. Anugrah .............................................................................................. 77

Gambar 4.3 Flowchart Sistem yang Berjalan .......................................................................... 88

Gambar 4.4 Flowchart sistem yang Diusulkan ....................................................................... 89

Gambar 4.5 Proses Bisnis yang Diusulkan ............................................................................. 91

Gambar 4.6 Diagram Konteks ............................................................................................... 91

Gambar 4.7 Diagram Level Zero ............................................................................................. 95

Gambar 4.8 Diagram Level 1 Proses 2.0.................................................................................. 99

Gambar 4.9 Diagram Level 1 Proses 3.0.................................................................................. 99

Gambar 4.10 Diagram Level 1 Proses 4.0 ................................................................................ 100

Gambar 4.11 Diagram Level 1 Proses 5.0 ................................................................................ 100

Gambar 4.12 Diagram Level 1 Proses 6.0 ................................................................................ 101

Gambar 4.13 Diagram Level 1 Proses 7.0 ................................................................................ 101

Gambar 4.14 Entity Relationship Diagram .............................................................................. 108

Gambar 4.15 Struktur Menu Bagian Inventory ...................................................................... 123

Gambar 4.16 Struktur Menu Bagian Pemolaan ........................................................................ 124

ix

Gambar 4.17 Struktur Menu Bagian Penjahitan ....................................................................... 125

Gambar 4.18 Struktur Menu Bagian Laundry ......................................................................... 126

Gambar 4.19 Struktur Menu Bagian Finishing ........................................................................ 127

Gambar 4.20 Struktur Menu Manager ..................................................................................... 128

Gambar 4.21 STD Bagian Inventory ....................................................................................... 129

Gambar 4.22 STD Bagian Pemolaan ...................................................................................... 130

Gambar 4.23 STD Bagian Penjahitan ...................................................................................... 131

Gambar 4.24 STD Bagian Laundry ......................................................................................... 132

Gambar 4.25 STD Bagian Finishing ........................................................................................ 133

Gambar 4.26 STD Manager .................................................................................................... 134

Gambar 4.27 Layout Form Login ........................................................................................... 135

Gambar 4.28 Layout Form Menu Utama ................................................................................ 135

Gambar 4.29 Layout Form Inventory....................................................................................... 136

Gambar 4.30 Layout Form Laporan Bahan Dasar .................................................................... 137

Gambar 4.31 Layout Form Proses Pemolaan ........................................................................... 138

Gambar 4.32 Layout Form input Pemolaan ............................................................................ 139

Gambar 4.33 Layout Form Laporan Pola ................................................................................. 140

Gambar 4.34 Layout Form Jahitan .......................................................................................... 141

Gambar 4.35 Layout Form Input Penjahitan .......................................................................... 141

Gambar 4.36 Layout Form Laporan Jahitan ............................................................................ 142

Gambar 4.37 Layout Form Laundry ...................................................................................... 143

Gambar 4.38 Layout Form Input Laundry ............................................................................. 144

Gambar 4.39 Layout Form Laporan laundry........................................................................... 144

Gambar 4.40 Layout Form Finishing...................................................................................... 145

Gambar 4.41 Layout Form Input Finishing ............................................................................ 145

Gambar 4.42 Layout Form Laporan Finishing ....................................................................... 146

Gambar 4.44 Layout Form Laporan Produksi ......................................................................... 147

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Sejumlah DBMS Terkenal ............................................................................ 36

Tabel 4.4. Tabel Hasil Pengujian Account Bagian Inventory ................................................... 150

Tabel 4.5. Tabel Hasil Pengujian Account Bagian Pemolaan ................................................... 151

Tabel 4.6. Tabel Hasil Pengujian Account Bagian Penjahitan .................................................. 152

Tabel 4.7. Tabel Hasil Pengujian Account Bagian Laundry ..................................................... 153

Tabel 4.8. Tabel Hasil Pengujian Account Bagian Finishing .................................................... 154

Tabel 4.9. Tabel Hasil Pengujian Account Manager ................................................................ 155

xi

DAFTAR SIMBOL

Flowchart Flow Direction Symbol

(Ladjamudin, 2005)

No Simbol Keterangan

1.

Simbol arus / flow, yaitu simbol

yang menyatakan jalannya arus

suatu proses

2.

Simbol communication link, yaitu

simbol yang menyatakan transmisi

data dari satu lokasi ke lokasi lain

3.

Simbol connector, yaitu simbol yang

berfungsi menyatakan sambungan

dari proses ke proses lainnya dalam

halaman yang sama

4.

Simbol offline connector, yaitu

simbol yang menyatakan sambungan

dari proses ke proses lainnya dalam

halaman yang berbeda

xii

Flowchart Processing Symbol

(Ladjamudin, 2005)

No Simbol Keterangan

1. Simbol Process, yaitu simbol yang

menunjukkan pengolahan yang

dilakukan oleh komputer.

2. Simbol Manual Operation, yaitu

simbol yang menunjukkan

pengolahan yang tidak dilakukan

oleh komputer

3. Simbol Decision yaitu simbol untuk

kondisi yang akan menghasilkan

beberapa kemungkinan jawaban / aksi

4. Simbol Predefined Process yaitu

simbol untuk mempersiapkan

penyimpanan yang akan digunakan

sebagai tempat pengolahan di dalam

storage

5.

Simbol Terminal yaitu simbol untuk

permulaan atau akhir dari suatu

program

xiii

6. Simbol Off-line Storage yaitu simbol

yang menunjukkan bahwa data di

dalam symbol ini akan disimpan

7. Simbol Manual Input yaitu simbol

untuk pemasukan data secara manual

on-line keyboard

8. Simbol Keying Operation yaitu

simbol operasi dengan menggunakan

mesin yang mempunyai keyboard

Flowchart Input / Output Symbol

(Ladjamudin, 2005)

No Simbol Keterangan

1. Simbol input / output , menyatakan

proses input atau output tanpa

tergantung jenis peralatannya

2. Simbol magnetig-tape unit yaitu

simbol yang menyatakan input

berasal pita magnetic atau output

disimpan ke pita magnetic.

xiv

3. Simbol punched card yaitu Simbol

yang menyatakan input berasal dari

kartu atau output ditulis ke kartu.

4. Simbol disk and on-line storage yaitu

Simbol untuk menyatakan input

berasal dari disk atau output disimpan

ke disk

5. Simbol display yaitu simbol yang

menyatakan peralatan output yang

digunakan yaitu layar, plotter, printer,

dan sebagainya

6. Simbol transmittal tape yaitu simbol

untuk menyatakan input berasal dari

mesin jumlah/hitung

7. Simbol dokumen yaitu simbol yang

menyatakan input berasal dari

dokumen dalam bentuk kertas atau

output dicetak ke kertas

xv

Elemen Dasar DFD (Data Flow Diagram)

(Ladjamudin, 2005)

No Simbol Keterangan

1.

Kesatuan luar (external entity)

2.

Arus data (data flow)

3.

Proses (process)

4.

Simpanan data (data store)

xvi

Notasi – Notasi Kamus Data

(Kendall dan Kendall, 2003)

No Simbol Keterangan

1. = Tanda sama dengan artinya “terdiri

dari”

2. + Tanda plus artinya “dan”

3. { } Menunjukkan elemen – elemen

repetitif, juga disebut kelompok

berulang atau tabel – tabel.

4. [ ] Menunjukkan salah satu dari dua

situasi tertentu. Satu elemen bisa ada

sedangkan elemen lainnya juga ada

tetapi tidak bisa kedua-duanya ada

secara bersamaan

5. ( ) Menunjukkan suatu elemen yang

bersifat pilihan, elemen yang bersifat

pilihan bisa dikosongkan pada layar

masukan

xvii

Simbol ERD (Entity Relationship Diagram)

(Ladjamudin, 2005)

No. Simbol Keterangan

1.

Himpunan entitas

2.

Atribut sebagai key

3.

Himpunan relasi

4.

Link

xviii

Simbol STD (State Transition Diagram)

(Munawar, 2005)

No. Simbol Keterangan

State chart diagram, simbol segi

empat yang setiap pojoknya

dibuat rounded. Titik awalnya

lingkaran solid yang diarsir dan

diakhiri dengan mata.

State variable

Nama

Activities

Penambahan detail ke state ,

yaitu menambahkan detail ke

dalam simbol tersebut dengan

membagi menjadi tiga area yaitu

: nama state, state variable, dan

activity

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi memberikan peran komputer yang

semula lebih ditekankan sebagai mesin penghitung (calculating machine), saat ini

telah berkembang sebagai mesin yang dapat membantu berbagai kegiatan

manusia. Kemampuan komputer semakin canggih dalam mengolah data yang

berasal dari suara, gambar, teks, grafik, bahkan video menjadi informasi yang

dapat digunakan untuk membantu kegiatan operasional dan manajerial, dalam

pengambilan keputusan (Suprianto, 2005).

Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai sistem

konseptual maupun sebagai suatu elemen dalam produksi fisik. Computer-Aided

Design (CAD), Computer Aided Manufacturing (CAM), dan robotik semuanya

menggambarkan cara menggunakan teknologi komputer dalam sistem fisik

(McLeod, 2004).

CV. Anugrah merupakah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang

manufacturing celana jeans. Celana yang diproduksi merupakan celana-celana

model terkini yang lebih dikhususkan untuk anak-anak muda. Jenisnya pun

bermacam-macam seperti : celana pensil, standar, celana pendek dan sebagainya.

Celana yang diproduksi mencapai 12.000 potong pada setiap bulannya. Proses

pembuatan celana tersebut dimulai dari penerimaan bahan dasar oleh bagian

inventory, lalu di olah menjadi potongan-potongan pola, kemudian dijahit sampai

2

berbentuk celana, setelah itu dibawa ke laundry untuk proses pewarnaan dan

pelembutan (dimana proses tersebut dilakukan oleh pihak lain). Setelah dilaundry

celana dibawa ke bagian finishing untuk dilakukan proses penyelesaian dan

kemudian pengepakan. Setelah semua proses selesai celana tersebut siap untuk

dipasarkan.

Karena begitu banyaknya jumlah dan jenis celana yang diproduksi oleh

CV. Anugrah, pencatatan data celana dan jenisnya pun begitu kompleks. Belum

lagi mengenai data penerimaan bahan dasar dari berbagai supplier dengan

berbagai jenis bahan dengan jumlah puluhan ribu meter. Namun dalam setiap

tahapan proses tersebut, data : penerimaan bahan dasar yang mencapai puluhan

ribu meter setiap bulannya, potongan-potongan pola (lembaran bahan yang telah

berbentuk pola), celana yang telah dijahit (celana mentah), celana yang telah

dilaundry (celana matang), celana jadi, dan celana rusak atau hilang belum

tersusun dan tersimpan dalam suatu database. Data tersebut saat ini masih

tersimpan dalam sebuah pembukuan sehingga jika data tersebut dibutuhkan sulit

untuk ditemukan dan memakan waktu yang cukup lama, bahkan kadang tidak

dapat ditemukan kembali karena terjadi kesalahan dalam pencatatannya. Serta

terkadang terjadi ketidak sesuaian antara celana jadi dengan jumlah bahan yang

keluarkan, dan belum adanya laporan bulanan mengenai jumlah penerimaan dan

pengeluaran bahan dasar, jumlah biaya penjahitan, jumlah biaya laundry dan

jumlah celana yang telah diproduksi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menganggap perlu adanya

pengembangan suatu sistem informasi manufaktur pada CV. Anugrah untuk

3

mengatasi masalah-masalah yang ada. Sistem ini hanya bersifat intern, yang

berarti pengguna sistem ini hanya untuk instansi dalam CV. Anugrah saja.

Dengan alasan-alasan tersebut di atas, maka penulis menyusun skripsi dengan

judul “PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

CELANA JEANS PADA CV. ANUGRAH”.

1.2 Rumusan Masalah

Penggunaan sistem informasi manufaktur pada CV. Anugrah akan

memberikan kemudahan pada karyawan dalam melaksanakan tugasnya secara

cepat dan benar. Seperti data penerimaan bahan dasar dari supplier, data bahan

dasar yang keluarkan untuk pemolaan, data hasil pemolaan, data penjahitan, data

laundry, data celana jadi dan data celana rusak ataupun hilang dapat terdeteksi

secara detail. Serta kemudahan dalam pengecekan barang pada setiap tahapannya

dan pembuatan laporan bulanan persediaan barang mulai dari bahan mentah

sampai barang jadi dapat terlihat secara detail. Sehingga dapat meminimalisir

kesalahan-kesalahan yang ada yang dapat merugikan CV. Anugrah. Dari hal

tersebut di atas, maka permasalahan yang dihadapi dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana sistem yang akan dibuat dapat mendeteksi secara cepat dan

akurat mengenai jumlah barang dan jenis barang mulai dari bahan

mentah sampai jadi dalam setiap tahapan prosesnya?

2. Bagaimana membangun suatu sistem informasi manufaktur untuk

sebuah perusahaan, dimana suatu sistem informasi tersebut dapat

4

membantu memasukkan data barang dari bahan mentah sampai jadi,

serta pencarian data barang tersebut secara cepat dan akurat?

3. Bagaimana mengembangkan suatu informasi manufaktur yang dapat

memberikan informasi kepada manager secara cepat dan akurat

mengenai persediaan barang mulai dari bahan mentah sampai barang

jadi?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam skripsi yang akan peneliti buat ini mencakup :

1. Peneliti hanya membahas sistem informasi manufaktur pada divisi

produksi di CV. Anugrah.

2. Peneliti hanya membahas perhitungan jumlah barang dari bahan mentah

sampai barang jadi baik yang sedang diproduksi ataupun yang telah

diproduksi, perhitungan biaya penerimaan bahan dasar, perhitungan

biaya pemolaan, biaya jahitan, perhitungan biaya laundry, pembuatan

laporan produksi dan laporan setiap tahapan produksi.

3. Program aplikasi dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman

PHP 5.0 dan MySQL sebagai database-nya.

4. Peneliti menggunakan metode pengembangan sistem SDLC (System

Development Life Cycle) sampai ke tahapan implementasi yakni

pengkodingan dari perancangan sistem.

5. Proses bisnis dimulai dari tahap penerimaan bahan dasar, pemolaan,

penjahitan, laundry, finishing sampai laporan produksi.

5

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis dalam penelitian ini yaitu:

1. Terwujudnya sistem informasi manufaktur yang dapat menghemat

tenaga dan waktu karyawan dalam menjalankan tugasnya.

2. Memberikan kemudahan bagi karyawan CV. Anugrah dalam

melaksanakan tugasnya secara benar dan cepat.

3. Benar-benar dapat mendeteksi mengenai jumlah dan jenis barang pada

setiap prosesnya.

4. Meminimalisir kemungkinan tindakan penyelewengan yang dilakukan

karyawan.

1.5 Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis:

a. Mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang

berhubungan dengan disiplin ilmu yang diperoleh pada

dunia perusahaan manufacturing.

b. Mampu membuat analisis dan perancangan sistem informasi

manufaktur pada perusahaan manufaktur dan menyusun

laporannya secara baik dan sistematis.

2. Bagi Perusahaan

Untuk diaplikasikan pada kegiatan pengecekan jumlah dan jenis

barang dari bahan mentah sampai barang jadi, penginputan data

barang serta pembuatan laporan bulanan persedian dan jumlah

produksi sehingga kerja karyawan dapat lebih cepat dan benar.

6

3. Bagi Fakultas

Memberikan sumbangan pemikiran dan menambah referensi pada

perpustakaan mengenai sistem informasi manufaktur di perusahaan

manufaktur.

4. Bagi Masyarakat.

Memberikan informasi dan gambaran mengenai sistem informasi

manufaktur pada bagian produksi dan persediaan di perusahaan

manufaktur.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

1. Tahap pengumpulan data

a. Studi Pustaka.

Merupakan pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan

judul skripsi melalui membaca buku-buku dari perpustakaan dan

mencari referensi artikel dari internet.

b. Pengamatan (Observasi).

Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data di mana

peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang

mereka saksikan selama penelitian (Gulo, 2010).

7

c. Wawancara.

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti

dengan manager, kabag inventory dan kepala divisi produksi pada

CV. Anugrah (Gulo, 2002).

2. Tahap analisis dan perancangan pembuatan perangkat lunak.

Dalam pembuatan sistem informasi manufaktur mengenai

persediaan barang ini penulis menggunakan metodologi pengembangan

sistem SDLC (System Development Life Cycle) dengan model waterfall,

yang meliputi beberapa tahapan diantaranya (McLeod, 2004) :

· Tahapan perencanaan sistem

· Tahapan analisis sistem

· Tahapan rancangan sistem

· Tahapan penerapan sistem

· Tahapan penggunaan sistem

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini, maka penulis

menyusun penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

8

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas berbagai konsep dan dasar-dasar teori yang

menunjang dalam kaitan dengan topik analisis dan perancangan sistem informasi

manufaktur pada CV. Anugrah Subsistem persediaan barang.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi penelitian yang menguraikan tentang langkah-

langkah pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi pustaka.

Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan teknik analisis data dalam pembuatan

perangkat lunak menggunakan SDLC model waterfall.

BAB IV : PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai langkah-langkah dalam pembuatan

sistem informasi manufaktur pada CV. Anugrah subsistem persediaan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan serta saran yang

dapat membantu pengembangan sistem informasi ini di masa yang akan datang.

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pengembangan Sistem

Definisi pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang

baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki

sistem yang telah ada (Jogiyanto, 2005).

2.2 Konsep Dasar Sistem

2.2.1 Definisi Sistem

Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan

atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling

berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Teori sistem secara

umum pertama kali diuraikan oleh Kenneth Boulding yang menekankan

pentingnya perhatian terhadap setiap bagian yang membentuk sebuah sistem.

Sitem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan

maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Elemen terintegrasi berarti

bagian-bagian yang penting yang berbeda sama sekali yang disatukan menjadi

suatu kebulatan atau totalitas (McLeod, 2004).

Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel

yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung sama lain (Al

Fatta, 2007).

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen

atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Jogiyanto, 1999).

10

Jadi dapat disimpulkan sistem adalah sekumpulan elemen yang terintegrasi

satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan.

2.2.2 Karakteristik Sistem

Model umum sebuah sistem adalah input, process, dan output. Hal ini

merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem

dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem

memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut

bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik sistem yang dimaksud

adalah sebagai berikut :

1. Komponen Sistem (components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,

artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-

komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap

subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi

tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batasan Sistem (boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem

dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan

sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan

yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

3. Lingkungan Luar Sistem (environment)

Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang

mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem.

11

Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga

bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan

merupakan energi bagi sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar

tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang

merugikan harus dikendalikan kalau tidak maka akan mengganggu

kelangsungan hidup sistem tersebut.

4. Penghubung Sistem (interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut

penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan

sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain.

Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk

subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat

terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (input)

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang

dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).

Contoh “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk

mengoperasikan komputer dan “data” adalah signal input untuk diolah

menjadi informasi.

6. Keluaran Sistem (output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang

berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain.

Contoh, sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi.

12

Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan

keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

7. Pengolah Sistem (proses)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah

masukan menjadi keluaran. Contoh, sistem akuntansi, sistem ini akan

mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh

pihak manajemen.

8. Sasaran Sistem (objective)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti. Kalau suatu sistem

tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu

sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah

direncanakan (Sutabri, 2005).

2.2.3 Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan

komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus

yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat

diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya (Sutabri, 2005) :

1. Sistem abstrak dan sistem fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang

tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang

berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan

sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem

13

komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi

personalia, dan lain-lain.

2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak

dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang

malam, pergantian musim, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan

manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan

mesin, yang disebut human machine system. Sistem informasi berbasis

komputer merupakan contoh human machine system karena menyangkut

penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

3. Sistem deterministik dan sistem probabilistik

Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut

sistem deterministik. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang

tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer

yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah

sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena

mengandung unsur probabilistik.

4. Sistem terbuka dan sistem tertutup

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak

terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis

tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem

yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini

14

menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya

(Sutabri, 2005).

2.3 Konsep Dasar Informasi

2.3.1 Definisi Informasi

Menurut McLeod diambil dari buku Ladjamudin informasi adalah data

yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Alat

pengolah informasi dapat meliputi elemen komputer, elemen non komputer atau

kombinasinya (Ladjamudin, 2005).

Informasi adalah data yang telah diatur sehingga memiliki makna dan nilai

bagi penerimanya (Turban, 2006).

Menurut Davis diambil dari buku Mulyanto informasi adalah data yang

telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya

untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang (Mulyanto,

2009).

Jadi dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi

bentuk yang lebih berarti sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya

untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang.

2.3.2 Test Kebutuhan Informasi

Terdapat empat test untuk menjelaskan sebuah pesan yang spesifik dalam

informasi, yakni sebagai berikut (Ladjamudin, 2005):

1. Kepada siapa (pembuat keputusan) informasi ditujukan.

2. Untuk kebutuhan spesifik apa informasi ditujukan.

15

3. Sejauh mana informasi dapat digunakan untuk mendeteksi dan

memecahkan masalah.

4. Sejauh mana (kapan) tingkat pembuatan keputusan.

2.3.3 Kualitas Informasi

Kualitas informasi (quality of information) sangat dipengaruhi atau

ditentukan oleh enam hal sebagai berikut :

1. Relevan (relevancy), yaitu seberapa jauh tingkat relevansi informasi

tersebut terhadap kenyataan kejadian masa lalu, kejadian hari ini, dan

kejadian yang akan datang. Informasi yang berkualitas akan mampu

menunjukkan benang merah relevansi kejadian masa lalu, hari ini dan

masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu

dilaksanakan, dan dibuktikan oleh siapa saja.

2. Akurat (accuracy), suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh

kebutuhan informasi tersebut telah tersampaikan (completeness), seluruh

pesan telah benar atau sesuai (correctness), serta pesan yang disampaikan

sudah lengkap atau hanya sistem yang diinginkan oleh user (security).

3. Tepat Waktu (timeliness), yaitu berbagai proses dapat diselesaikan dengan

tepat waktu, laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat

waktu.

4. Ekonomis (economy), informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual

yang tinggi, serta biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut

minimal, informasi tersebut juga mampu memberikan dampak yang luas

terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan teknologi informasi.

16

5. Efisien (efficiency), informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun

kalimat yang sederhana (tidak berbelit-belit, tidak juga puitis, bahkan

romantis), namun mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam,

atau bahkan menggetarkan setiap orang atau benda apapun yang

menerimanya.

6. Dapat dipercaya (reliability), artinya informasi tersebut berasal dari

sumber yang dapat dipercaya. Sumber tersebut juga telah teruji tingkat

kejujurannya. Misalkan output suatu program komputer, bisa

dikategorikan sebagai reliability, karena program komputer akan

memberikan output sesuai dengan input yang diberikan, dan outputnya

tidak pernah dipengaruhi oleh iming-iming jabatan, ataupun setumpuk

nilai rupiah (Ladjamudin, 2005).

2.3.4 Informasi dan Tingkat Manajemen

Berdasarkan tingkatan manajemen, informasi dapat dikelompokkan

berdasarkan penggunanya, yakni sebagai berikut :

1. Informasi Strategis

Digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang, mencakup

informasi eksternal (tindakan pesaing, langganan), rencana perluasan

perusahaan dan sebagainya.

2. Informasi Taktis

Digunakan untuk mengambil keputusan jangka menengah, mencakup

informasi trend penjualan yang dapat dipakai untuk menyusun rencana-

rencana penjualan.

17

3. Informasi Teknis

Digunakan untuk keperluan operasional sehari-hari, informasi persediaan

stok, retur penjualan dan laporan kas harian.

Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna

bagi manajemen, maka analisis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan

informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk

masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya

(Ladjamudin, 2005).

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.4.1 Definisi Sistem Informasi

Menurut Hall diambil dari buku Kadir, sistem informasi adalah sebuah

rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokan, diproses menjadi

informasi, dan didistribusikan kepada pemakai (Kadir, 2003).

Sistem informasi adalah proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan,

memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan

tertentu (Turban, 2006).

Jadi dapat disimpulkan sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur

formal yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan,

menganalisis, dan menyebarkan informasi kepada pemakai.

2.4.2 Komponen Sistem Informasi

Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti :

1. Perangkat keras (hardware) : mencakup peranti-peranti fisik seperti

komputer dan printer.

18

2. Perangkat lunak (software) atau program : sekumpulan instruksi yang

memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.

3. Prosedur : sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan

pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

4. Orang : semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan

sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.

5. Basis data (database) : sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang

berkaitan dengan penyimpanan data.

6. Jaringan komputer dan komunikasi data : sistem penghubung yang

memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses

oleh sejumlah pemakai (Kadir, 2003).

2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Manufaktur

2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur

Menurut O’Brien diambil dari buku Kadir, sistem informasi manufaktur

merupakan sistem yang digunakan untuk mendukung fungsi produksi, yang

mencakup seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian

proses untuk memproduksi barang atau jasa (Kadir, 2003).

Menurut McLeod diambil dari buku Kadir, berbagai istilah lain sering kali

digunakan sebagai pengganti sistem informasi manufaktur antara lain :

· ROP (reorder point), yakni suatu sistem yang mendasarkan keputusan

pembelian berdasarkan titik pemesanan kembali (reorder point).

Merupakan sistem informasi manufaktur yang paling sederhana.

19

· MRP (material requirements planning), yakni suatu sistem yang dapat

dipakai untuk merencanakan kebutuhan berbagai bahan baku yang

diperlukan dalam proses produksi.

· MRP II (material resources planning), yakni suatu sistem yang

memadukan MRP dengan penjadwalan produksi dan operasi pada bengkel

kerja (shop floor operation). Sistem ini tidak mengontrol mesin dalam

bengkel kerja, melainkan sistem informasi ini hanya mencoba

memperkecil sediaan dan memperkerjakan mesin secara efektif.

· JIT (Just-in-time), yakni suatu pendekatan yang menjaga arus bahan baku

melalui pabrik agar selalu dalam keadaan minimum dengan mengatur

bahwa bahan baku tiba di bengkel kerja pada saat diperlukan atau “tepat

pada waktunya” (just in time).

· CIM (computer integrated manufacturing) merupakan suatu sistem yang

menggabungkan berbagai teknik untuk menciptakan proses manufaktur

yang luwes, cepat dan menghasilkan produk yang berkualitass tinggi

secara efisien (Kadir: 2003).

20

2.5.2 Model Sistem Informasi Manufaktur

Model sistem informasi manufakur digambarkan sebagai berikut (McLeod,

2004) :

Sistem Informasi

Akuntansi

Subsistem intelejen

industri

Subsistem rekayasa

industri

Database

Subsistem

produksi

Subsistem

biaya

Subsistem

kualitas

Subsistem

persediaan

Subsistem

input

Subsistem

output

Pengguna

Sumber

internal

Sumber

lingkungan

Data Informasi

Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Manufaktur

(McLeod, 2004)

2.5.2.1 Subsistem Input dalam Sistem Informasi Manufaktur

Subsistem input dalam sistem informasi manufaktur terdiri dari :

1. Sistem informasi akuntansi

21

Sistem informasi akuntansi mengumpulkan data intern yang menjelaskan

operasi manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi

perusahaan dengan pemasok.

2. Subsistem industrial engineering

Subsistem industrial engineering menyerupai subsistem penelitian

pemasaran karena terutama terdiri dari proyek-proyek pengumpulan data

khusus. Dua subsistem itu berbeda karena subsistem industrial

engineering mengumpulkan data dari dalam perusahaan bukannya dari

lingkungan.

3. Subsistem intelijen manufaktur

Subsistem intelijen manufaktur mengumpulkan data dari lingkungan.

Pemasok dan serikat pekerja merupakan tanggung jawab khusus

manufaktur (McLeod, 2004).

2.5.2.2 Subsistem Output dalam Sistem Informasi Manufaktur

Subsistem output dalam sistem informasi manufaktur terdiri dari :

1. Subsistem produksi

Subsistem produksi mengukur proses dalam hal waktu-menelusuri arus

kerja dari langkah ke langkah berikutnya.

2. Subsistem persediaan

Subsistem persediaan mengukur volume aktivitas produksi saat persediaan

diubah dari bahan mentah menjadi barang dalam proses dan akhirnya

barang jadi.

3. Subsistem kualitas

22

Subsistem kualitas mengukur kualitas material saat material tersebut

diubah.

4. Subsistem biaya

Subsistem biaya mengukur biaya yang terjadi dalam proses produksi

(McLeod, 2004).

2.6 Konsep Dasar Sistem Produksi

2.6.1 Definisi Sistem Produksi

Sistem produksi merupakan kumpulan dari subsistem-subsistem yang

saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output

produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal

dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan

berikut hasil sampingannya seperti limbah, informasi, dan sebagainya (Nasution,

2008).

2.6.2 Fungsi Produksi

Aktivitas produksi sebagai suatu bagian dari fungsi organisasi perusahaan

bertanggung jawab terhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang

dapat dijual. Untuk melaksanakan fungsi produksi tersebut, diperlukan rangkaian

kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi. Ada tiga fungsi utama dari

kegiatan kegiatan produksi yang dapat kita identifikasi, yaitu (Nasution, 2008):

· Proses produksi, yaitu metode dan tehnik yang digunakan dalam mengolah

bahan baku menjadi produk.

· Perencanaan produksi, yaitu merupakan tindakan antisipasi dimasa

mendatang sesuai dengan periode waktu yang direncanakan.

23

· Pengendalian produksi, yaitu tindakan yang menjamin bahwa semua

kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai

dengan target yang telah ditetapkan(Nasution, 2008).

2.7 Persediaan

2.7.1 Definisi Persediaan

Persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resources) yang

menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut

adalah berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran

pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah

tangga.

Dalam sistem manufaktur, persediaan terdiri dari 3 bentuk sebagai berikut:

Dilihat dari jenisnya, ada 4 macam persediaan secara umum yaitu :

1. Bahan baku (raw materials) adalah barang-barang yang dibeli dari

pemasok (supplier) dan akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi

yang akan dihasilkan oleh perusahaan.

2. Bahan setengah jadi (work in process) adalah bahan baku yang sudah

diolah atau dirakit menjadi komponen namun masih membutuhkan

langkah-langkah lanjutan agar menjadi produk jadi.

3. Barang jadi (finished goods) adalah barang jadi yang telah selesai

diproses, siap untuk disimpan di gudang barang jadi, dijual, atau

didistribusikan ke lokasi-lokasi pemasaran.

24

4. Bahan-bahan pembantu (supplies) adalah barang-barang yang dibutuhkan

untuk menunjang produksi, namun tidak akan menjadi bagian pada produk

akhir yang dihasilkan perusahaan (Nasution, 2008).

BAHAN BAKUBarang

Setengah Jadi BARANG JADI

PROSES

PRODUKSI

Gambar 2.2 Proses Transformasi Produksi

(Nasution, 2008)

2.7.2 Fungsi Persediaan

Fungsi utama persediaan adalah menjamin kelancaran mekanisme

pemenuhan permintaan barang sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga

sistem yang dikelola dapat mencapai kinerja (performance) yang optimal

(Nasution, 2008).

2.7.3 Masalah Umum Persediaan

Dua masalah umum yang dihadapi suatu sistem di dalam mengelola

persediaanya adalah sebagai berikut:

1. Masalah kuantitatif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan penentuan

kebijaksanaan persediaan.

2. Masalah kualitatif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan sistem

pengoperasian persediaan yang akan menjamin kelancaran pengelolaan

sistem persediaan (Nasution, 2008).

25

2.7.4 Masalah Khusus Persediaan Dalam Sistem manufaktur

Pada sistem manufaktur, ada hubungan langsung antara tingkat persediaan,

jadwal produksi dan permintaan konsumen. Oleh karena itu perencanaan dan

pengendalian persediaanya harus terintegrasi dengan peramalan permintaan,

jadwal induk produksi, dan pengendalian produksi. Selain kondisi di atas, sistem

manufaktur mempunyai 3 bentuk persediaan, yaitu persediaan bahan baku, barang

setengah jadi dan barang jadi.

Masalah utama persediaan bahan baku adalah menentukan berapa jumlah

pemesanan yang ekonomis (economic order quantity) yang akan menjawab

persoalan berapa jumlah bahan baku dan kapan bahan baku itu dipesan sehingga

dapat meminimasi ordering cost dan holding cost (Nasution, 2008).

2.8 Konsep Comanditaire Venootschap (CV)

2.8.1 Pengertian CV (Commaditair Vennootschap )

Persekutuan dengan jalan meminjam uang atau disebut juga persekutuan

komanditer, persekutuan yang di adakan antar seorang sekutu atau lebih yang

bertanggung jawab secara pribadi dan untuk seluruhnya dengan seorang atau lebih

sebagai peminjam uang.

Jadi pada persekutuan komanditer (Commaditair Vennootschap) atau

limited partnerhip, terdapat satu atau beberapa orang sekutu komanditer. Sekutu

komanditer hanya menyerahkan uang, barang atau tenaga sebagai pemasukan

pada persekutuan komanditer. Sekutu komanditer yang hanya meminjamkan

26

modal kepada Persekutuan, tidak turut campur tangan dalam pengurusan dan

penguasaan dalam persekutuan.

2.8.2 Perbedaan CV dengan PT

Bentuk Perusahaan :

Perseroan Terbatas ( PT )

1. Bentuk Perusahaan Nomor 1 yang paling populer di Indonesia

2. Banyak digunakan untuk kegiatan usaha Kecil, Menengah atau Besar

3. PT adalah bentuk perusahaan yang berbadan hukum

Perseroan Komanditer ( CV )

1. Bentuk perusahaan Nomor 2 yang banyak digunakan olel UKM “usaha kecil

dan menengah”

2. CV adalah badan usaha bukan badan hukum

Dasar Hukum Pendirian Perusahaan :

Perseroan Terbatas ( PT )

Pendirian PT harus sesuai dengan Undang-Undang PT Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas

Perseroan Komanditer ( CV )

Tidak ada Undang-Undang atau peraturan yang secara khusus mengatur tentang

Pendirian Perseroan Komanditer atau CV

Pendiri Perseroan :

Perseroan Terbatas ( PT )

1. Jumlah pendiri perseroan minimal 2 (dua) orang

2. Para pendiri Perseroan adalah Warga Negara Indonesia

27

3. Warga negara asing dapat menjadi pendiri untuk Perseroan yang didirikan

dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA)

Perseroan Komanditer ( CV )

1. Jumlah pendiri perseroan minimal 2 (dua) orang

2. Para pendiri Perseroan harus warga Negara Indonesia

Nama Perseroan :

Perseroan Terbatas (PT)

Pemakaian Nama PT diatur dalam pasal 16 Undang-Undang PT nomor 40 tahun

2007

1. Nama Perseroan harus didahulukan dengan frase “PERSEROAN

TERBATAS” atau disingkat “PT”

2. Nama Perseroan tidak boleh sama atau mirip dengan nama “PT” yang sudah

ada dan berdiri di wilayah Republik Indonesia seperti yang diatur oleh peraturan

Pemerintah No.26 Tahun 1998

Perseroan Komanditer (CV)

Tidak ada Undang-undang atau peraturan yang secara khusus mengatur tentang

Pemakaian Nama Perseroan Komanditer atau CV

Artinya : Kesamaan atau kemiripan nama Perseroan diperbolehkan

Modal Perusahaan :

Perseroan Terbatas (PT)

Berdasarkan Undang-undang No.40 Tahun 2007 modal dasar perseroan

ditentukan sebagai berikut :

28

1. Modal dasar minimal Rp.50.000.000 (lima puluh juta) kecuali ditentukan lain

oleh Undang-undang atau Peraturan yang mengatur tentang pelaksanaan kegiatan

usaha tersebut di Indonesia

2. Dari modal tersebut minimal 25% atau sebesar Rp.12.500.000 harus sudah

ditempatkan dan disetor oleh para pendiri Perseroan selaku Pemegang Saham

Perseroan

Perseroan Komanditer (CV)

Di dalam Akta CV tidak disebutkan besarnya Modal Dasar, Modal ditempatkan

atau Modal disetor.

Artinya:

1. Tidak ada kepemilikan saham di dalam anggaran dasar cv

2. Besarnya penyetoran modal ditentukan dan dicatat sendiri secara terpisah

oleh para pendiri

Bukti penyetoran modal oleh para pendiri yang terdiri dari Persero Aktif dan

Persero Pasif dapat dibuat perjanjian sendiri yang disepakati oleh masing-masing

pihak

2.8.3 Karakteristik CV

Karakateristik dari perusahaan ini reriko usaha sepenuhnya ditanggung

sepenuhnya oleh Persero Aktif selaku pengurus, sementara Persero Pasif hanya

bertanggung jawab sebatas modalnya saja.

29

2.9 Konsep Dasar Basis Data

2.9.1 Definisi Basis Data

Basis data atau database adalah sekumpulan objek di dalam sistem yang

berfungsi menyimpan data (Budiharto, 2006).

Secara konsep basis data atau database adalah kumpulan dari data-data

yang membentuk suatu berkas (file) yang saling berhubungan (relation) dengan

tata cara tertentu untuk membentuk data baru atau informasi (Supriyanto, 2005).

2.9.2 Jenjang Basis Data

Suatu bangunan basis data memiliki jenjang sebagai berikut (Supriyanto,

2005) :

1. Karakter, merupakan bagian data terkecil yang berupa angka, huruf, atau

karakter khusus yang membentuk sebuah item data atau field. Contoh : A,

B, C, D, 1, 2, 0, =, <, >, dan sebagainya.

2. Field/item, merupakan representasi suatu atribut dari record

(rekaman/tupel) yang sejenis yang menunjukkan suatu item dari data.

Contoh field nama (berisi data nama-nama pegawai), field alamat (bersisi

data alamat-alamat pegawai), field departemen (berisi data bagian atau

spesifikasi pekerjaan), dan lain sebagainya.

3. Record/rekaman/tupel, merupakan kumpulan dari field membentuk suatu

record atau rekaman. Record menggambarkan suatu unit data individu

yang tertentu. Contoh file pegawai, dimana tiap-tiap recordnya berisi

kumpulan data nama, alamat, dan departemen yang dapat mewakili tiap-

tiap data.

30

4. File, merupakan kumpulan dari record-record yang menggambarkan satu

kesatuan data yang sejenis. Contoh file pegawai berisi data tentang semua

yang berhubungan dengan pegawai seperti nama pegawai, alamat pegawai,

departemen, jabatan, dan sebagainya.

5. Database, merupakan kumpulan dari file atau tabel yang membentuk suatu

database. Contoh database pegawai PT. Maju Terus terdiri atas file

pegawai, file gaji, file golongan, dan sebagainya.

Gambar 2.3 Jenjang Basis Data

(Supriyanto, 2005)

2.9.3 Manfaat Basis Data

Manfaat yang diperoleh dari penyusunan basis data atau database yaitu

untuk (Supriyanto, 2005) :

Basis Data

File

Karakter

Field/Item

Record/Rekaman

/Tupel

31

1. Mengatasi kerangkapan (redundancy) data. Penyimpanan data

yang sama pada beberapa tempat selain dapat menyulitkan

pemakai tentang aktualisasi data juga memboroskan tempat

penyimpanan, maka basis data akan mendeteksi dan

menghindari jika terjadi kerangkapan data.

2. Menghindari terjadinya inkonsistensi data. Akibat lain jika

terjadi kerangkapan data, maka jika terjadi perubahan pada data

yang satu sedangkan yang lain tidak dirubah akan terjadi

ketidakkonsistenan data.

3. Mengatasi kesulitan dalam mengakses data. Memudahkan jika

suatu saat akan diambil atau dicetak data yang memiliki kriteria

tertentu.

4. Menyusun format yang standar dari sebuah data. Data yang

sama pada file yang berbeda harus memiliki format data berupa

tipe dan jangkauannya harus sama. Ketidaksamaan format data

akan mengakibatkan sulitnya pengaksesan data yang lain.

5. Penggunaan oleh banyak pemakai (multiple user) sebuah

database bisa dimanfaatkan sekaligus secara bersama oleh

banyak pengguna (multiuser).

6. Melakukan perlindungan dan pengamanan data (data security).

Setiap data hanya bisa diakses atau dimanipulasi oleh pihak

yang diberi otoritas dengan memberikan login dan password

terhadap masing-masing data.

32

7. Menyusun integritas dan independensi data. Basis data

merupakan data kompleks yang bisa diintegrasikan, sehingga

kita bisa memanipulasi untuk mendapatkan berbagai bentuk

lembar kerja dan laporan yang kita inginkan.

2.9.4 Database Management System (DBMS)

Database Management System (DBMS) adalah perangkat lunak sistem

yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan

mengakses basis data dengan cara yang praktis dan efisien. DBMS dapat

digunakan untuk mengakomodasi berbagai macam pemakai yang memiliki

kebutuhan akses yang berbeda-beda (Kadir, 2003).

2.9.4.1 Fitur-Fitur DBMS

Umumnya DBMS menyediakan fitur-fitur sebagai berikut (Kadir, 2003) :

1. Independensi data-program

Karena basis data ditangani oleh DBMS, program dapat ditulis sehingga

tidak tergantung pada struktur data dalam basis data. Dengan kata lain,

program tidak akan terpengaruh sekiranya bentuk fisik data diubah.

2. Keamanan

Keamanan dimaksudkan untuk mencegah pengaksesan data oleh orang

yang tidak berwenang.

3. Integritas

Hal ini ditujukan untuk menjaga agar data selalu dalam keadaan yang

valid dan konsisten.

33

4. Konkurensi

Konkurensi memungkinkan data dapat diakses oleh banyak pemakai tanpa

menimbulkan masalah.

5. Pemulihan (recovery)

DBMS menyediakan mekanisme untuk mengembalikan basis data ke

keadaan semula yang konsisten sekiranya terjadi gangguan perangkat

keras atau kegagalan perangkat lunak.

6. Katalog sistem

Katalog sistem adalah deskripsi tentang data yang terkandung dalam basis

data yang dapat diakses oleh pemakai.

7. Perangkat produktivitas

Untuk menyediakan kemudahan bagi pemakai dan meningkatkan

produktivitas, DBMS menyediakan sejumlah perangkat produktivitas

seperti pembangkit query dan pembangkit laporan.

2.9.4.2 Keunggulan DBMS

Keunggulan DBMS adalah sebagai berikut (Kadir, 2003) :

1. Mengendalikan/mengurangi duplikasi data.

2. Menjaga konsistensi dan integritas data.

3. Memudahkan pemerolehan informasi yang lebih banyak dari data yang

sama disebabkan data dari berbagai bagian dalam organisasi dikumpulkan

menjadi satu.

4. Meningkatkan keamanan data dari orang yang tak berwenang.

5. Memaksakan penerapan standar.

34

6. Dapat menghemat biaya karena data dapat diipakai oleh banyak

departemen.

7. Menanggulangi konflik kebutuhan antar pemakai karena basis data di

bawah kontrol administrator basis data.

8. Meningkatkan tingkat respon dan kemudahan akses bagi pemakai akhir.

9. Meningkatkan produktivitas pemrogram.

10. Meningkatkan pemeliharaan melalui independensi data.

11. Meningkatkan konkurensi (pemakai data oleh sejumlah data) tanpa

menimbulkan masalah kehilangan informasi atau integritas.

12. Meningkatkan layanan backup dan recovery.

2.9.4.3 Kelemahan DBMS

Kelemahan DBMS, yaitu (Kadir, 2003) :

1. Kompleksitas yang tinggi membuat administrator dan pemakai akhir harus

benar-benar memahami fungsi-fungsi dalam DBMS agar dapat diperoleh

manfaat yang optimal. Kegagalan memahami DBMS dapat mengakibatkan

keputusan rancangan yang salah, yang akan memberikan dampak serius

bagi organisasi.

2. Ukuran penyimpanan yang dibutuhkan oleh DBMS sangat besar dan

memerlukan memori yang besar agar bisa bekerja secara efisien.

3. Rata-rata harga DBMS yang handal sangat mahal.

4. Terkadang DBMS meminta kebutuhan perangkat keras dengan spesifikasi

tertentu sehingga diperlukan biaya tambahan.

35

5. Biaya konversi sistem lama (yang mencakup biaya pelatihan staf dan biaya

untuk jasa konversi) ke sistem baru yang memakai DBMS terkadang

sangat mahal melebihi biaya untuk membeli DBMS.

6. Kinerjanya terkadang kalah dengan sistem yang berbasis berkas. Hal ini

bisa dipahami karena DBMS ditulis supaya dapat menagani hal-hal yang

bersiafat umum.

7. Dampak kegagalan menjadi lebih tinggi karena semua pemakai sangat

bergantung pada ketersediaan DBMS. Akibatnya, kalau terjadi kegagalan

dalam komponen lingkungan DBMS akan membuat operasi dalam

organisasi tersendat atau bahkan terhenti (Kadir, 2003).

2.9.4.4 Komponen Lingkungan DBMS

Komponen-komponen yang menyusun lingkungan DBMS terdiri atas

(Kadir, 2003) :

1. Perangkat keras

2. Perangkat lunak

3. Data

4. Prosedur

5. Orang

36

Gambar 2.4 Komponen-komponen yang menyusun lingkungan DBMS

(Kadir, 2003)

2.9.4.5 Contoh DBMS

Beberapa contoh DBMS terkenal dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Daftar sejumlah DBMS terkenal

(Kadir, 2003)

No DBMS Perusahaan

1. Acces Microsoft Corporation

2. DB2 IBM

3. Informix IBM

4. Ingres Computer Associate

5. MySQL The MySQL AB Company

6. Oracle Oracle Corporation

7. PostgreSQL www.postgresql.com

8. Sybase Sybase Inc.

37

2.10 Metode Pengumpulan Data

2.10.1 Studi Pustaka

Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti

untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah

yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-

buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan

disertasi, peraturan, ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-

sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain (Bintarto, 2002).

2.10.2 Observasi

Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data di mana

peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka

saksikan selama penelitian (Gulo, 2010).

2.10.3 Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan

responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam

hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan

pola media kata secara verbal (Gulo, 2010).

2.11 Konsep Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi

Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle)

adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem

informasi berbasis komputer (McLeod,2004). SDLC model waterfall memiliki

beberapa tahapan, yaitu (McLeod,2004) :

1. Tahap Perencanaan Sistem

38

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan sistem,

yaitu:

a. Menyadari masalah

Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh

manajer perusahaan, non-manajer, dan elemen-elemen

dalam lingkungan perusahaan. Spesialis informasi dari unit

jasa informasi jarang menjadi pencetusnya, karena mereka

tidak selalu berada di tempat untuk mengamati gejala-

gejala permasalahan.

b. Mendefinisikan masalah

Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus

memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi

permasalahan itu. Namun, manajer tidak berusaha untuk

mengumpulkan semua informasi pada titik ini. Sebaliknya,

manajer hanya mencari untuk mengidentifikasikan letak

permasalahan dan penyebabnya. Manajer membutuhkan

bantuan analis sistem untuk bekerjasama.

c. Menentukan tujuan sistem

Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar

tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk

memuaskan pengguna. Pada titik ini, tujuan hanya

dinyatakan secara umum. Selanjutnya tujuan-tujuan

tersebut akan dibuat lebih spesifik.

39

d. Mengidentifikasi kendala-kendala sistem

Sistem baru tidak akan beroperasi bebas dari kendala.

Beberapa kendala ditimbulkan oleh lingkungan. Kendala

tersebut penting diidentifikasi sebelum sistem benar-benar

mulai dikerjakan. Dengan cara ini, baik rancangan sistem

maupun kegiatan proyek akan ada di antara kendala ini.

e. Membuat studi kelayakan

Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-

faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem

untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Studi

kelayakan meliputi :

1) Teknis : tersediakah perangkat keras dan lunak untuk

melaksanakan pemrosesan yang diperlukan?

2) Pengembalian ekonomis : dapatkah sistem yang

diajukan dinilai secara keuangan dengan

membandingkan kegunaan dan biayanya?

3) Pengembalian non-ekonomis : dapatkah sistem yang

diajukan dinilai berdasarkan keuntungan yang tidak

dapat diukur dengan uang?

4) Hukum dan etika : akankah sistem yang diajukan

beroperasi dalam batasan hukum dan etika?

40

5) Operasional : apakah rancangan sistem seperti itu akan

didukung oleh orang-orang yang akan

menggunakannya?

6) Jadwal : mungkinkah penerapan sistem dalam waktu

yang ditetapkan?

Analis sistem mengumpulkan informasi yang diperlukan

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

mewawancarai beberapa orang yang berkepentingan dalam

area pemakai.

2. Tahap Analisis Sistem

Pada saat perencanaan telah selesai dan mekanisme pengendalian

telah berjalan, tim proyek beralih pada tahapan analisis dari sistem

yang telah ada. Tahap-tahap yang dilakukan pada tahapan analisis

sistem, yaitu :

a. Mendefinisikan kebutuhan informasi

Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan

terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi,

wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan dan

survey. Pada titik ini, analis mengumpulkan dokumentasi

dari sistem yang ada. Analis menelaah dokumentasi yang

mungkin telah disiapkan pada awal pengembangan sistem

yang sekarang dan menambahkan dokumentasi baru jika

perlu.

41

b. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

Begitu kebutuhan informasi manajer didefinisikan,

sekarang dapat ditentukan secara tepat apa yang harus

dicapai oleh sistem.

c. Menyiapkan usulan rancangan

Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk

membuat keputusan meneruskan atau menghentikan untuk

kedua kalinya. Disini, manajer harus menyetujui tahap

rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di

dalam usulan rancangan.

3. Tahap Rancangan Sistem

Dengan memahami sistem yang ada dan persyaratan-persyaratan

sistem baru, maka tahapan selanjutnya adalah membahas rancangan

sistem baru. Langkah-langkah tahap rancangan sistem, yaitu :

a. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci

Analis bekerjasama dengan pemakai dan

mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-

alat yang dijelaskan dalam modul teknis.

b. Memilih konfigurasi yang terbaik

Sekarang analis harus memilih konfigurasi (bukan merek

atau model) peralatan komputer yang akan memberikan

hasil terbaik bagi sistem untuk mencapai tujuannya.

42

4. Tahap Penerapan Sistem

Tahap penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan

mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang

menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Tahapan-tahapan dalam

penerapan sistem yaitu :

a. Mendapatkan sumber daya perangkat keras

Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai

jenis peralatan komputer yang terdapat pada konfigurasi

yang disetujui. Ketika semua usulan telah diterima dan

dianalisis, komite pengarah memilih satu pemasok atau

lebih. Spesialis informasi memberikan dukungan bagi

keputusan ini dengan mempelajari usulan dan membuat

rekomendasi. Setelah disetujui, perusahaan melakukan

pemesanan.

b. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak

Saat perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri

perangkat lunak aplikasinya, programmer menggunakan

dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem sebagai titik

awal. Programmer dapat menyiapkan dokumentasi yang

lebih terinci. Pengkodean dilakukan, dan program diuji.

Hasil akhirnya adalah software dari program aplikasi.

43

5. Tahap Penggunaan Sistem

Tahap penggunaan sistem terdiri dari 5 langkah, yaitu :

a. Menggunakan sistem

Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang

diidentifikasikan pada tahap perencanaan.

b. Memelihara sistem

Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi

dibuat sehingga sistem terus memberikan dukungan yang

diperlukan. Modifikasi ini disebut pemeliharaan sistem.

Pemeliharaan sistem ini dilakasanakan untuk memperbaiki

kesalahan, menjaga kemutakhiran sistem, dan

meningkatkan sistem.

c. Menyiapkan usulan rekayasa ulang

Ketika pemakai dan spesialis informasi menilai bahwa

sistem itu tidak dapat lagi digunakan, usulan dibuat ke

komite pengarah bahwa sistem perlu direkayasa ulang

menggunakan rekayasa ulang proses bisnis. Usulan dapat

berbentuk laporan yang mencakup dukungan untuk

berpindah ke siklus hidup sistem baru. Dukungan

mencakup penjelasan kelemahan inheren sistem, statistik

mengenai biaya perawatan, dan sebagainya.

44

2.12 Perangkat Pemodelan Perancangan Terstruktur.

Pendekatan terstruktur merupakan metode yang paling banyak digunakan

saat ini. Pendekatan ini dilakukan dengan cara memecah suatu masalah yang besar

dan rumit menjadi beberapa masalah yang lebih kecil dalam bentuk modul-modul,

sehingga menjadi cukup mudah untuk ditangani (Mulyanto, 2009).

Untuk menguraikan suatu sistem menjadi beberapa modul tersebut dikenal

dengan istilah perangkat pemodelan. Perangkat pemodelan merupakan suatu

model atau alat bantu yang digunakan untuk memecah suatu sistem menjadi

beberapa bagian yang dapat diatur dan mengomunikasikan ciri konseptual dan

fungsional.

Ada beberapa perangkat pemodelan yang digunakan dalam perancangan

terstruktur antara lain (Ladjamudin, 2005) :

1. Flowchart

2. Data Flow Diagram (DFD)

3. Kamus data

4. Entity Relationship Diagram (ERD)

5. Normalisasi

2.12.1 Flowchart

Bagan alir (flowchart) adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang

menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart

merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005).

45

2.12.1.1 Macam-Macam Flowchart

Jogiyanto menuturkan ada lima macam bagan alir (flowchart) yaitu

(Hartono, 2005) :

a. Bagan alir sistem (System Flowchart). Merupakan bagan yang

menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem, bagan

ini juga menjelaskan urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam

sistem.

b. Bagan alir dokumen (Document Flowchart). Merupakan bagan alir

yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk

tembusan-tembusannya.

c. Bagan alir skematik (Schematic Flowchart). Merupakan bagan alir

yang menggambarkan prosedur di dalam sistem dengan

menggunakan gambar-gambar komputer dan gambar peralatan

lainnya yang digunakan.

d. Bagan alir program (Program Flowchart). Merupakan bagan yang

menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program.

Bagan alir ini terdiri dari dua macam yaitu bagan alir logika

program (program logic flowchart) digunakan untuk

menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam komputer secara

logika, dan bagan alir program komputer terinci (detailed computer

program flowchart) digunakan untuk menggambarkan intruksi-

intruksi program komputer secara terinci.

46

e. Bagan alir proses (Process Flowchart). Merupakan bagan alir yang

banyak digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna

bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu

prosedur.

2.12.1.2 Simbol-Simbol Flowchart

Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu

menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang di pakai dalam

flowchart dibagi menjadi 3 kelompok, yakni (Ladjamudin, 2005) :

a. Flow direction symbols

Flow direction symbol merupakan simbol yang dipakai untuk

menggabungkan antara simbol yang satu dengan simbol lainnya.

Simbol-simbol Flow Direction Symbol dapat dilihat pada daftar

simbol halaman i.

b. Processing symbols

Processing symbol merupakan symbol yang menunjukan jenis

operasi pengolahan dalam suatu proses / prosedur. Simbol-simbol

Processing Symbol dapat dilihat pada daftar simbol halaman i.

c. Input / Output symbols

Input / Output symbol yaitu symbol yang menunjukkan jenis

peralatan yang digunakan sebagai media input atau output. Simbol-

simbol Input / Output symbol dapat dilihat pada daftar simbol

halaman i.

47

2.12.2 Data Flow Diagram (DFD)

2.12.2.1 Pengertian DFD

Diagram alir data atau Data Flow Diagram (DFD) merupakan model dari

sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah

satu keuntungan menggunakan diagram alir data adalah memudahkan pemakai

atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang

akan dikerjakan (Ladjamudin, 2005).

2.12.2.1.1 Diagram konteks (context diagram)

Diagram konteks atau biasa disebut context diagram adalah tingkatan

tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan

sistem secara keseluruhan. Proses tersebut diberi nomor nol, semua entitas

eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran data-data utama

menuju dan dari sistem. Diagram konteks awal harus berupa suatu pandangan,

yang mencakup masukan-masukan dasar, sistem, umum dan keluaran (Kendall

dan Kendall, 2003).

2.12.2.1.2 Diagram nol (zero)

Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow

diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai

sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang

ada, aliran data, dan eksternal entity. Untuk proses yang tidak dirinci lagi pada

level selanjutnya, simbol ‘*’ atau ‘P’ dapat ditambahkan pada akhir nomor proses.

48

Keseimbangan antara input dan output antara diagram nol dengan diagram

konteks harus terpelihara (Ladjamudin, 2005).

2.12.2.1.3 Diagram rinci (level diagram)

Diagram rinci merupakan diagram yang menguraikan proses apa yang ada

dalam nol (zero) atau diagram level diatasnya (Ladjamudin, 2005).

2.12.2.2 Elemen Dasar Dari DFD

Elemen – elemen dasar dari data flow diagram ada 4 macam, yaitu

(Ladjamudin, 2005) :

· Kesatuan luar (external entity)

Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi memberikan data ke

dalam sistem atau menerima data dari sistem, disimbolkan dengan

suatu kotak notasi. External entity tidak termasuk bagian dari

sistem. Bila sistem informasi dirancang untuk satu bagian

(departemen) maka bagian lain yang masih terkait menjadi external

entity.

· Arus data (data flow)

Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan

digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari

sistem. Arus data ditunjukkan dengan arah panah dan garis diberi

nama atas arus data yang mengalir. Arus data ini mengalir di antara

49

proses, data store, dan menunjukkan arus data dari data yang

berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem.

· Proses (Process)

Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat

mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data keluar.

Proses berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data

masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan

spesifikasi yang diinginkan. Setiap proses memiliki satu atau

beberapa masukan serta menghasilkan satu atau beberapa data

keluaran. Proses sering pula disebut bubble.

· Simpanan data (data store)

Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data pengikat data

yang ada dalam sistem. Data store dapat disimbolkan dengan

sepasang dua garis sejajar atau dua garis dengan salah satu sisi

samping terbuka. Proses dapat mengambil data dari atau

memberikan data ke database.

Gambar elemen – elemen dasar dari data flow diagram ini dapat dilihat

pada daftar simbol halaman i.

2.12.3 Kamus Data

Setelah tingkatan diagram aliran data berturut-turut dilengkapi,

penganalisis sistem menggunakannya untuk membantu membuat katalog proses-

proses, aliran, simpanan, struktur dan elemen-elemen data dalam suatu kamus

50

data. Kamus data adalah suatu aplikasi khusus dari jenis-jenis kamus yang

digunakan sebagai referensi kehidupan sehari-hari, kamus data merupakan hasil

referensi data mengenai data yang disusun oleh penganalisis sistem untuk

membimbing mereka selama melakukan analisis dan desain. Sebagai suatu

dokumen, kamus data mengumpulkan dan mengkoordinasi istilah-istilah data

tertentu (Kendall dan Kendall, 2003).

Masukkan-masukkan kamus data bisa dibuat setelah diagram aliran data

dilengkapi, atau bisa disusun saat diagram aliran data sedang dikembangkan.

Dalam membuat kamus data menggunakan notasi-notasi aljabar, notasi-notasi

aljabar tersebut dapat dilihat pada daftar simbol halaman i.

Kamus data sangat berguna dalam semua tahap analisis, perancangan, dan

dokumentasi akhir karena merupakan sumber yang berwenang atas suatu elemen

data digunakan dan ditetapkan dalam sistem.

2.12.4 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang

disimpan dalam sistem secara abstrak Jadi, jelaslah bahwa ERD ini berbeda

dengan DFD yang merupakan suatu model jaringan fungsi yang akan

dilaksanakan oleh sistem, sedangkan ERD merupakan model jaringan data yang

menekankan pada struktur-struktur dan relationship data (Ladjamudin, 2005).

51

2.12.4.1 Elemen-Elemen Entity Relationship Diagram (ERD)

a. Entity

Dalam ERD, entity digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang.

Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun

abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi

nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis

nama, yaitu orang, benda, lokasi, kejadian (Ladjamudin, 2005).

b. Relationship

Dalam ERD, relationship dapat digambarkan dengan sebuah bentuk belah

ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas.

Pada umumnya penghubung (relationship) diberi nama dengan kata kerja

dasar, sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya (bisa

dengan kalimat aktif atau kalimat pasif). Penggambaran hubungan yang

terjadi adalah sebuah bentuk belah ketupat dihubungkan dengan dua

bentuk empat persegi panjang (Ladjamudin, 2005).

c. Relationship Degree

Relationsip degree atau derajat relationship adalah jumlah entitas yang

berpartisipasi dalam suatu relationship. Derajat relationship yang sering

dipakai dalam ERD, yaitu (Ladjamudin, 2005) :

1. Unary relationship

Unary Relationship adalah model relationship yang terjadi

diantara entity yang berasal dari entity set yang sama. Sering

52

juga disebut sebagai recursive relationship atau reflective

relationship.

PegawaiMenikah

I

M

Gambar 2.5 Diagram Relationship Unary (Ladjamudin, 2005)

2. Binary Relationship

Binary Relationship adalah model relationship antara instance-

instance dari suatu tipe entitas (dua entity yang berasal dari

entity yang sama). Relationship ini paling umum digunakan

dalam pembuatan model data.

Mahasiswa Ambil KuliahNM

Gambar 2.6 Diagram Relationship Binary (Ladjamudin,

2005)

3. Ternary Relationship

Ternary relationship merupakan relationship antara instance-

instance dari tiga tipe entitas secara sepihak. Perlu dicatat

bahwa relationship ternary tidak sama dengan tiga relationship

binary.

53

Mahasiswa

Ambil KuliahKuliah

SKS

Gambar 2.7 Diagram Relationship Ternary (Ladjamudin,

2005)

d. Atribut

Secara umum atribut adalah sifat atau karakteristik dari setiap entitas

maupun tiap relationship. Maksudnya, atribut adalah sesuatu yang

menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud entitas maupun relationship,

sehingga sering dikatakan atribut adalah elemen dari setiap entitas dan

relationship. Dalam suatu atribut terdapat nilai atau attribute value yakni

suatu occcurance (kejadian) tertentu dari sebuah attribute. Ada dua jenis

atribut (Ladjamudin, 2005) :

1. Identifier (key) digunakan untuk menentukan suatu entity secara

unik (primary key).

2. Descriptor (non key attribute) digunakan untuk menspesifikasikan

karakteristik dari suatu entity yang tidak unik.

54

e. Kardinalitas (cardinality)

Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat

berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Dari sejumlah kemungkinan

banyaknya hubungan antar entitas tersebut, kardinalitas relasi merujuk

kepada hubungan maksimum yang terjadi dari entitas yang satu ke entitas

yang lain dan begitu juga sebaliknya. Terdapat 3 macam kardinalitas

relasi, yaitu (Ladjamudin, 2005) :

1. One to One

Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada

entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu

kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.

2. One to Many atau Many to One

Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu.

Tergantung dari mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian

pada entitas yang pertama dapat mempunyai hubungan dengan

kejadian pada entitas yang kedua.

3. Many to Many

Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika setiap kejadian pada

sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian

pada entitas lainnya. Baik dilihat dari sisi entitas yang pertama,

maupun dilihat dari entitas yang kedua.

55

2.12.4.2 Notasi ERD

Notasi – notasi simbolik di dalam ERD yang dapat kita gunakan adalah

sebagai berikut (Ladjamudin, 2005) :

a. Persegi panjang, menyatakan himpunan entitas / entitas.

b. Lingkaran / elip, menyatakan atribut ( atribut yang berfungsi sebagai key

digaris bawahi).

c. Belah ketupat, menyatakan himpunan relasi / relasi

d. Garis, sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan

entitas dan himpunan entitas dengan atributnya.

e. Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang atau

dengan pemakaian angka ( 1 dan 1 untuk relasi satu ke satu, 1 dan M untuk

relasi satu ke banyak atau M dan N untuk relasi banyak ke banyak).

Gambar dari notasi – notasi simbolik dalam ERD ini dapat dilihat pada

daftar simbol halaman i.

2.12.5 Normalisasi

Ketika kita merancang suatu basis data untuk suatu sistem relasional,

prioritas utama dalam mengembangkan model data logical adalah dengan

merancang suatu representasi data yang tepat bagi relationship dan constrainnya

(batasannya), kita harus mengidentifikasi suatu set relasi yang cocok, demi

mencapai tujuan di atas. Teknik yang dapat kita gunakan untuk membantu

mengidentifikasi relasi-relasi tersebut dinamakan normalisasi.

56

Proses normalisasi pertama kali diperkenalkan oleh E.F Codd pada tahun

1972. Normalisasi sering dilakukan sebagai suatu uji coba pada suatu relasi secara

berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi tersebut sudah baik atau masih

melanggar aturan-aturan standar yang diberlakukan pada suatu relasi yang normal

(Ladjamudin, 2005).

Aturan-aturan normalisasi dinyatakan dalam istilah bentuk normal. Bentuk

normal adalah suatu aturan yang dikenakan pada relasi-relasi atau tabel-tabel

dalam basis data dan harus dipenuhi oleh relasi atau tabel tersebut pada level-level

normalisasi. Suatu relasi dapat dikatakan dalam bentuk normal tertentu jika

memenuhi kondisi tertentu juga. Beberapa bentuk normalisasi diantaranya adalah

(Ladjamudin, 2005) :

a. Bentuk tidak normal (unnormalized form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada

keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap

atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat

menginput.

b. Bentuk normal ke satu (1 NF)

Suatu relasi dikatakan sudah berada pada 1 NF bila semua nilai

atributnya adalah atomic (tunggal). Bentuk ini mempunyai ciri yaitu

setiap data dibentuk dalam flat file (file datar/rata), dan dapat dibentuk

dalam satu record demi record dengan nilai field-nya atomic atau

tunggal.

c. Bentuk normal ke dua (2 NF)

57

Bentuk ini mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi

kriteria bentuk normal ke satu. Atribut bukan kunci haruslah

bergantung secara fungsional pada kunci utama / primary key,

sehingga untuk membentuk normal ke-dua haruslah sudah ditentukan

kunci field. Kunci field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang

menjadi anggotanya.

d. Bentuk normal ke tiga (3 NF)

Untuk menjadi bentuk normal ke-tiga maka relasi harus sudah

termasuk dalam bentuk normal ke-dua dan semua atribut bukan primer

tidak mempunyai hubungan yang transitif. Setiap atribut yang bukan

kunci harus bergantung hanya pada primary key secara keseluruhan.

2.12.6 State Transition Diagram (STD)

State chart diagram diperlukan untuk membantu analisis, perancang dan

pengembang untuk memahami perilaku obyek disistem. State chart diagram

menelusuri individu-individu obyek melalui keseluruhan daur hidupnya,

menspesifikasikan semua urutan yang mungkin dari pesan-pesan yang akan

diterima obyek tersebut, bersama-sama dengan tanggapan atas pesan-pesan

tersebut (Munawar, 2005).

State diagram memastikan bahwa obyek-obyek tersebut akan menebak apa

yang seharusnya dilakukan, dengan gambaran yang jelas tentang peilaku obyek,

kemungkinan tim pengembang akan memproduksi sebuah sistem yang sesuai

dengan requirement (kebutuhan) akan meningkat.

58

State chart diagram menampilkan state-state yang mungkin dari sebuah

objek, event yang dapat dideteksi dan respon atas event-event tersebut. Secara

umum, pendeteksian sebuah event dapat menyebabkan sebuah obyek bergerak

dari suatu state ke state yang lain, hal ini disebut dengan transition (Munawar,

2005).

Simbol-simbol yang digunakan pada State Transition Diagram (STD)

dapat dilihat pada daftar simbol halaman i.

2.13 Black Box Testing

Pengujian dengan menggunakan black box testing untuk berfokus pada

persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian black box

memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi

input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu

program (Pressman, 2007).

Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai

berikut (Pressman, 2007) :

4. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang

5. Kesalahan interface

6. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

7. Kesalahan kinerja

8. Inisialisasi dan kesalahan terminasi

Langkah pertama pada pengujian black box adalah memahami objek yang

dimodel didalam perangkat lunak dan hubungan yang akan menghubungkan objek

59

tersebut. Maka langkah selanjutnya adalah menentukan sederetan pengujian yang

membuktikan bahwa semua objek memiliki hubungan yang diterapkan satu

dengan yang lainnya (Pressman, 2007).

Dengan kata lain, pengujian perangkat lunak ini dimulai dengan membuat

grafik dari objek-objek yang penting dan hubungan objek-objek serta kemudian

memikirkan sederetan pengujian yang akan mencakup grafik tersebut sehingga

masing-masing objek dan hubungan digunakan dan kesalahan ditemukan

(Pressman, 2007).

2.14 Jaringan Komputer

Jaringan komputer (computer network) adalah hubungan dua buah simpul

(umumnya berupa komputer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah untuk

melakukan pertukaran data. Dalam prakteknya, jaringan komputer memungkinkan

untuk melakukan berbagi perangkat lunak, perangkat keras, dan bahkan berbagi

kekuatan pemrosesan (Kadir, 2003).

2.14.1 Jaringan Menurut Rentang Geografis

Ditinjau dari rentang geografis yang dicakup oleh suatu jaringan, jaringan

biasa dibagi menjadi 3 macam, yaitu (Kadir, 2003) :

1. LAN (local area network)

LAN adalah jaringan komputer yang mencakup area dalam satu ruang,

gedung, atau beberapa gedung yang berdekatan. LAN umumnya

menggunakan media transmisi berupa kabel. Namun, ada juga yang tidak

menggunakan kabel dan disebut sebagai wireless LAN ata LAN tanpa

kabel.

60

2. MAN (metropolitan area network)

MAN adalah jaringan yang mencakup area satu kota atau dengan rentang

sekitar 10-45 km. Jaringan seperti ini umumnya menggunakan media

transmisi dengan mikrogelombang atau gelombang radio. Namun, ada

juga yang menggunakan jalur sewa (leased line).

3. WAN (wide area network)

Jaringan yang mencakup antar kota, antar provinsi, antar negara, dan

bahkan antar benua disebut dengan WAN. Misalnya, jaringan yang

menghubungkan ATM (anjungan tunai mandiri) dan internet.

2.14.2 Kepemilikan Jaringan

Dalam rangka membentuk suatu jaringan, diperlukan media transmisi yang

menghubungkan satu simpul dengan simpul yang lain. Ditinjau dari penggunaan

media transmisi, maka kepemilikan jaringan dapat dibedakan menjadi (Kadir,

2003) :

1. Jaringan privat

Jaringan privat (privat network) adalah jaringan yang dimiliki secara

penuh oleh sebuah organisasi. Pada LAN, jaringan dibentuk dan dipelihara

sepenuhnya oleh perusahaan yang menggunakannya. Jaringan seperti ini

tergolong sebagai jaringan privat, mengingat kepemilikan sepenuhnya di

tangan perusahaan tersebut.

61

2. Jaringan Publik

Jaringan yang ditujukan untuk digunakan oleh banyak perusahaan

tergolong sebagai jaringan publik. Contoh jaringan publik adalah sistem

telepon.

3. VAN (value-added network)

VAN adalah jaringan semi publik yang memberikan layanan tambahan

dalam mengirimkan informasi dari satu lokasi ke lokasi lain.

4. VPN (virtual private network)

VPN adalah jaringan publik yang menjamin ketersediaan jalur komunikasi

untuk suatu perusahaan, tetapi tidak dalam bentuk jalur khusus.

2.15 Perangkat Lunak Yang Digunakan

2.15.1 Pemrograman PHP (Personal Home Page)

PHP merupakan script yang dijalankan pada server, dimana kode

yang menyusun program tidak perlu diedarkan ke pemakai sehingga

kerahasiaan kode dapat dilindungi. (Kadir, 2003)

Bahasa pemrograman PHP merupakan bahasa pemrograman untuk

membuat web yang bersifat server-side scripting, dimana script-nya

menyatu dengan HTML dan berada di server. Artinya adalah sintaks dan

perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server

tetapi disertakan HTML. PHP biasanya dikenal sebagai bahan scripting

yang menyatu dengan tag HTML, dieksekusi di server dan digunakan

untuk membuat halaman web yang dinamis seperti ASP (Active Server

Pages) dan JSP (Java Server Pages). (M. Syafi’i,2005)

62

Tujuan utama penggunaan PHP adalah untuk memungkinkan

perancang web menulis halaman web dinamik dengan cepat. halaman web

biasanya disusun dari kode-kode html yang disimpan dalam sebuah file

berekstensi html. File html ini dikirimkan oleh server (atau file) ke

browser, kemudian browser menerjemahkan kode-kode tersebut sehingga

menghasilkan suatu tampilan yang indah.

Banyak keuntungan yang dapat diperoleh jika menggunakan PHP,

diantaranya adalah:

1. Tingkat keamanan yang cukup tinggi

2. Waktu eksekusi yang lebih cepat dibandingkan dengan bahasa

pemrograman web lainnya yang berorientasi pada server-side scripting

3. Akses ke sistem basis data yang lebih fleksibel, seperti MySQL. Untuk

menjalankannya, dibutuhkan tiga komponen diantaranya :

a. Web-server, karena PHP termasuk bahasa pemrograman server-

side

b. Pemrograman PHP, program yang memproses script PHP

c. Database server, yang berfungsi untuk menjalankan database

2.15.2 XAMPP

XAMPP yaitu Apache, PHP, MySQL dan phpMyAdmin. XAMPP

merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu

buah paket. Dengan menginstall XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan

instalasi dan konfigurasi Web server Apache, PHP dan MySQL secara

63

manual. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya secara

otomatis atau auto konfigurasi. (Supriyanto: 2005)

2.15.3 Apache

Untuk menjalankan PHP dan MySQL, maka diperlukan web

server. Web server yang juga dikenal dengan istilah HTTPD (Hypertext

Transfer Protocol Domain) atau HTTP server, adalah service yang bekerja

untuk melayani permintaan dari HTTP client (web browser) ke komputer

server PHP dan MySQL dapat bekerja dengan banyak web server. Salah

satu web server yang dikenal konektivitasnya dengan PHP dan MySQL

adalah Apache.

Seperti halnya dengan PHP dan MySQL, Apache yang juga

dikembangkan oleh komunitas open source di internet. Saat ini apache

merupakan web server yang paling popular. Apache, PHP, dan MySQL

merupakan tiga rangkaian yang bekerja di komputer server untuk

melayani permintaan dari komputer client melalui jalur HTTP. (M.

Syafi’i: 2005)

2.15.4 MySQL

MySQL (My Structured Query Language) merupakan software

database yang termasuk paling popular di lingkungan LINUX,

kepopuleran ini karena ditunjang performansi query dari database yang

saat itu bisa dikatakan paling cepat dan jarang bermasalah. (Sidik: 2005)

MySQL merupakan database yang menggunakan bahasa standar

yang digunakan untuk mengakses server database. MySQL dapat

64

digunakan untuk membuat dan mengolah database beserta isinya. Kita

dapat memanfaatkan MySQL untuk menambahkan, mengubah dan

menghapus data yang berada dalam database. MySQL merupakan sistem

manajemen database yang bersifat relational. Artinya data-data yang

dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa tabel yang

terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi jauh lebih cepat. (M.

Syafi’i : 2005)

MySQL dapat digunakan untuk mengelola database mulai dari

yang kecil sampai dengan yang sangat besar. Kelebihan lain dari MySQL

adalah ia menggunakan bahasa Query standar yang dimiliki SQL

(Structured Query Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan yang

terstruktur yang telah distandarkan untuk semua program pengaksesan

basis data. MySQL juga dapat menjalankan perintah SQL untuk mengelola

database yang ada di dalamnya Sebagai program penghasil basis data,

MySQL tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya sebuah aplikasi lain

(interface). MySQL dapat didukung oleh hampir semua program aplikasi

baik yang open source maupun tidak. (Sidik: 2005)

2.15.5 Macromedia Dreamweaver CS 3

Dreamweaver merupakan program professional editor HTML

visual yang digunakan untuk mengelola situs dan menata layout halaman

web. Dreamweaver tidak hanya dapat digunakan oleh para desainer web,

namun juga dapat digunakan oleh programmer untuk membangun halaman

65

interaktif karena Dreamweaver CS 3 mendukung pula PHP

ColdFusion,Cascading style sheets (CSS), dan lain-lain. (Andi: 2005)

Adobe Dreamweaver memberi kemudahan untuk merancang dan

menata halaman demi halaman website, dengan menyediakan berbagai

Tools yang siap pakai. Sangat mudah untuk menyisipkan elemen-elemen

apapun yang kita perlukan, seperti Text, Gambar, atau Media lain

sekalipun (suara, film, animasi flash, dll). (Purnama : 2004)

2.15.6 Adobe Photoshop CS 3

Photoshop merupakan standar program aplikasi pengolah foto dan

penyunting grafik yang banyak digunakan oleh para desainer untuk

keperluan media cetak, reklame, elektronik, stiker, iklan dan internet.

Keunggulan terletak pada kemudahannya, fasilitas, fleksibilitas dan

dukungan berbagai filter, style dan efek-efek yang sangat membantu

dalam membuat grafik yang mengagumkan dengan mudah dan cepat.

Photoshop juga banyak digunakan di lingkungan internet, terutama

dalam pengolahan grafik dihalaman web. Bagi desainer web atau orang

yang ingin mendesain sebuah situs yang indah dan menarik merupakan

suatu keharusan untuk menguasai tool atatu aplikasi yang dapat mengolah

grafik web dengan baik, salah satu yang terbaik dan banyak digunakan

oleh para desainer saat ini adalah Photoshop.

Oleh karena itu, Photoshop telah menyediakan berbagai tool

penyuntingan gambar yang akan digunakan di halaman web, seperti tool

shape (tool pengolah bentuk dengan cepat), pemotongan (slice) yang dapat

66

memotong gambar menjadi bagian kecil sehingga dapat mempercepat

waktu loading di internet, optimasi yang dapat memperkecil ukuran file,

dan penyimpanan gambar dalam web. Bahkan, dalam versi terbarunya

menyediakan menu animasi yang sangat membantu dalam pembuatan

animasi, roll over dan optimasi yang lebih baik. (Purnama : 2004)

2.15.7 Browser

Browser adalah sebuah program yang akan digunakan untuk

menampilkan halaman web. Browser berkomunikasi dengan web server

melalui protokol HTTP, yang membaca dan menterjemahkan bahasa

HTML dan data gambar untuk ditampilkan secara visual sehingga

informasi yang ada dapat dibaca. (Purnama : 2004)

Gambar 2.8 Cara kerja browser

66

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam menyusun penelitian ini, diperlukan data-data serta informasi yang

diperlukan oleh penulis sebagai bahan untuk mendukung dasar-dasar kebenaran

materi uraian dan pembahasan. Oleh karena itu penulis dalam menyusun

penelitian ini telah mempersiapkan terlebih dahulu data-data yang diperlukan.

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah :

3.1 Metode Pengumpulan Data

Pada metode penelitian ini peneliti melakukan 3 cara yaitu pengamatan

(observasi), wawancara, dan dokumenter.

3.1.1 Pengamatan (observasi)

Peneliti mengumpulkan data dan informasi dengan melakukan pengamatan

secara langsung ke lapangan terhadap suatu kegiatan yang sedang berjalan untuk

memperoleh data yang dibutuhkan.

Peranan peneliti dalam metode ini adalah sebagai partisipan yaitu hanya

berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan dalam penelitian.

Pengamatan peneliti dilakukan pada :

Tempat : CV. Anugrah

Jl. H. Sholeh II Rt 008/02 No. 54 Kelurahan Sukabumi Selatan

Kecamatan Kebun Jeruk Jakarta Barat 11560

Waktu : 1 Juli 2010 s.d 31 Oktober 2010

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, peneliti mengumpulkan

informasi mengenai:

67

a. Sejarah singkat CV. Anugrah

Berawal dari sebuah industri rumah tangga yang bergerak di

bidang manufacturing yang didirikan pada tahun 1990 dimana kegiatannya

berorientasi pada proses produksi pakaian jadi. Industri ini didirikan oleh

H. Rudy Sirojuddin yang merupakan mantan pekerja di perusahaan swasta

yang bergerak dibidang electrical mecanical dan engeneering. Pada awal-

awal berdirinya industri ini sempat mengalami kerugian dikarenakan

barang yang diproduksi tidak laku di pasaran. Namun belajar dari

pengalaman bapak dari 5 orang anak ini terus berusaha dan akhirnya

barang-barang hasil produksi industrinya dapat diterima di pasaran.

Bahkan sampai menembus pasar domestik. Jumlah produksi semakin

meningkat mengingat permintaan konsumen akan barang semakin

bertambah.

Melihat semakin tumbuh berkembangnya industri yang dimilikinya

H.Rudy Sirojuddin berinisiatif untuk mendirikan suatu Badan Usaha yang

bersifat Komersial dimana orientasi usahanya dibidang produksi pakaian

jadi (celana jeans) dengan status CV (Comanditer venotschap). Dalam

pendirian CV ini H. Rudy Sirojuddin bekerja sama dengan adiknya yang

sama-sama menekuni industri garment. Dan akhirnya pada tahun 2004

terbentuklah sebuah badan usaha yang bersifat komersil yang diberi nama

CV. Anugrah.

68

b. Mekanisme Kegiatan Manufaktur pada CV. Anugrah

Mekanisme kegiatan Manufaktur pada CV. Anugrah ini yaitu melakukan

pemantauan dan pencatatan barang yang diproduksi dari bahan mentah

sampai barang jadi, pencatatan jumlah produksi dan persediaan barang.

Namun dalam setiap proses tersebut data yang ada belum tersimpan secara

baik sehingga bila data tersebut dibutuhkan membutuhkan waktu yang

cukup lama untuk memperolehnya dan terkadang informasi yang

disampaikan dari data tersebut tidak sesuai. Serta Belum adanya laporan

produksi secara detail baik mengenai jumlah celana jadi, rusak ataupun

hilang, Sehingga dapat merugikan CV. Anugrah.

3.1.2 Wawancara

Metode ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

serangkaian tanya jawab dan wawancara. Penulis menggunakan metode

wawancara bebas atau tidak terstruktur mengenai masalah-masalah yang terkait.

Wawancara dilakukan pada tanggal 23 September 2010 mulai pukul 15.00 WIB

sampai dengan selesai, dengan narasumber bapak H. Rudy Sirods selaku manager

atau pemilik perusahaan di rumahnya, Jl. H. Sholeh II nomor 50 Jakarta Barat.

Serta pada tanggal 12 Oktober 2010 mulai pukul 14.30 sampai dengan

16.30 dengan narasumber saudara ghafur selaku kabag inventory, bapak sadili

selaku kepala divisi produksi. Hasil wawancara sesuai dengan yang terlampir

pada lampiran. Dibawah ini adalah kesimpulan wawancara dari tiap bagian

diantaranya :

69

a. Manager

Dibutuhkannya sebuah sistem yang dapat mendeteksi barang di setiap

tahapan produksi agar dapat memudahkan dalam mengambil keputusan,

khususnya untuk menentukan model celana apa yang akan dibuat

selanjutnya. Dan dapat mengetahui bila ada barang yang hilang ataupun

rusak.

b. Kepala Bagian inventory

Bagaimana sistem yang ada dapat mencatat data bahan dasar yang masuk

dari supplier dan bahan dasar yang dikeluarkan untuk proses pemolaan.

Mengecek data-data tersebut dan memudahkan dalam pembuatan laporan

bulanan bahan dasar yang masuk ataupun keluar.

c. Kepala Divisi Produksi

Dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mengelola dan mendeteksi data

barang mulai dari tahapan pemolaan, penjahitan, laundry sampai finishing

dimana sistem tersebut terintegrasi antara bagian yang satu dengan yang

lainnya dan dapat memudahkan dalam pembuatan laporan bulanan.

3.1.3 Dokumenter

Peneliti melakukan studi dokumenter sebagai bahan tambahan guna

melengkapi kekurangan-kekurangan data yang diperoleh dari interview dan

observasi. Pengumpulan data studi dokumenter ini penulis lakukan dengan cara

mengambil dari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas

dalam penelitian skripsi ini. Adapun data-data buku yang digunakan dalam

menyusun penelitian ini.

70

Adapun beberapa buku yang digunakan sebagai referensi diantaranya :

1. Sistem informasi Manufaktur dengan VB 2005 dan SQL Server 2005,

keluaran Winpec Solution.

2. Sistem Informasi Manajemen, edisi delapan karangan Raymond McLeod

dan George Scheel.

3. Perencanaan dan Pengendalian Produksi karangan Arman H Nasution dan

Yudha Prasetyawan.

Untuk melihat referensi selengkapnya terdapat pada halaman daftar

pustaka.

3.2 Metodologi Pengembangan Sistem

Dalam menyusun skripsi ini, peneliti menggunakan metode pengembangan

sistem SDLC (System Development Life Cycle). Alasan peneliti memilih metode

pengembangan sistem SDLC (System Development Life Cycle) ini karena sistem

yang akan dibuat merupakan sistem yang berskala kecil/menengah, serta terfokus

pada lingkup tertentu, yang dalam hal ini lingkupnya adalah mengenai

pemantauan barang di setiap tahapan manufaktur pada CV. Anugrah.

Pengembangan sistem SDLC dengan model waterfall ini meliputi

beberapa tahapan diantaranya (McLeod,2004) :

1. Tahapan perencanaan sistem

Dalam tahap ini langkah-langkah yang peneliti lakukan yaitu :

a. Menyadari masalah

71

Dalam hal ini peneliti menggambarkan gambaran umum perusahaan

dan melakukan pengamatan terhadap mekanisme kegiatan manufaktur

pada CV.Anugrah.

b. Mendefinisikan masalah

Setelah melakukan pengamatan terhadap mekanisme kegiatan

manufaktur tersebut, langkah selanjutnya pada tahapan ini adalah

peneliti melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang ada.

c. Menentukan tujuan sistem

Dalam hal ini peneliti menentukan tujuan yang harus dipenuhi dari

sistem yang dibuat sehingga dapat memuaskan pengguna.

d. Mengidentifikasi kendala sistem

Peneliti mengidentifikasi kendala-kendala yang ditimbulkan oleh

lingkungan sebelum sistem benar-benar mulai dikerjakan.

2. Tahapan analisis sistem

Setelah tahap perencanaan tahap selanjutnya adalah tahapan analisis

sistem. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada tahapan analisis sistem,

yaitu :

a. Mendefiniskan kebutuhan informasi

b. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

c. Menganalisis sistem berjalan

d. Menyiapkan usulan rancangan sistem

3. Tahapan rancangan sistem

Pada tahapan rancangan sistem ini yang peneliti lakukan adalah :

72

a. Membuat rancangan sistem yang terinci

Dalam hal ini peneliti mendokumentasikan rancangan sistem baru

dengan perangkat pemodelan berupa DFD, ERD, dan normalisasi.

b. Membuat rancangan antar muka sistem

Peneliti melakukan perancangan terhadap user interface dari sistem

ini. Perancangan yang dilakukan meliputi halaman-halaman yang ada

di dalam sistem.

4. Tahapan penerapan sistem

Tahap penerapan sistem ini merupakan kegiatan memperoleh dan

mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual untuk menghasilkan

sistem. Tahapan-tahapan dalam penerapan sistem ini, yaitu :

a. Menyiapkan sumber daya perangkat keras

Peneliti menyiapkan berbagai jenis perangkat keras yang akan

digunakan dalam membangun sistem.

b. Menyiapkan sumber daya perangkat lunak

Peneliti menyiapkan perangkat lunak yang akan digunakan dalam

membangun sistem.

c. Membangun sistem

Dalam tahap ini sistem dibangun dengan bahasa pemrograman PHP

dan database MySQL.

d. Menguji sistem

Tahap ini adalah tahap untuk melakukan uji coba sistem informasi

manufaktur yang akan dibuat dengan menggunakan metode blackbox

73

testing menggunakan suatu perangkat lunak pada proses diagram

konteks dan diagram level zero (nol) sampai dengan proses detail

diagram level satu dan dua. Untuk memastikan bahwa hasil dari setiap

proses aliran data yang masuk dan keluar sama atau seimbang,

sehingga sistem yang akan dihasilkan dapat berjalan dengan baik dan

sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

User dapat menggunakannya dan menilai apakah sistem ini sudah

layak dipergunakan atau belum, apabila user merasa perlu ada

perbaikan atau perubahan pada sistem tersebut, maka akan kembali ke

tahap sebelumnya untuk melakukan perbaikan atau perubahan yang

diinginkan oleh user.

3.3 Kerangka Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan tahapan-tahapan

kegiatan dengan mengikuti rencana kegiatan yang tertuang dalam kerangka

penelitian meliputi metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.

Berikut ini dapat dilihat gambaran kerangka berpikir penelitian.

74

Kerangka Berfikir Penelitian

PENGEMBANGAN

SISTEM

SDLC Model Waterfall

(McLeod, 2004)

Tahapan

Rancangan Sistem

Tahapan

Analisis Sistem

Tahapan

Penerapan Sistem

Tahapan

Perencanaan Sistem

METODE

PENGUMPULAN

DATA

Observasi (pengamatan)

Dokumenter

Wawancara

Menyadari Masalah

Menyiapkan Usulan Rancangan

Sistem

Mendefinisikan Kriteria

Kinerja Sistem

Mendefinisikan Kebutuhan Sistem

Menentukan Tujuan

Mendefinisikan Masalah

Mengidentifikasi Kendala Sistem

Membuat Rancangan Sistem

Yang Terinci

Menguji Sistem

Menyiapkan Sumber Daya

Perangkat Lunak

Menyiapkan Sumber Daya

Perangkat Keras

Membangun sistem

Flowcahart Usulan

ERD

Kamus Data

DFD

Normalisasi

Pengujian Blackbox

Testing

Membuat Rancangan

Antar Muka Sistem

State Transition

Diagram

Perancangan

Struktur Menu

Perancangan Antar

Muka

Tugas & Tanggung

Jawab

Struktur Organisasi

Visi & Misi

Sejarah Perusahaan

Flowcahart Sistem

Berjalan

Coding

Menganalisis Sistem Berjalan

Mekanisme Kegiatan

Manufaktur

Gambar 3.1 Kerangka Berfikir Penelitian

75

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Perencanaan Sistem

Langkah-langkah yang peneliti lakukan pada tahapan ini, yakni tahap

menyadari masalah, tahap mendefinisikan masalah, tahap menentukan tujuan

sistem, dan tahap mengidentifikasi kendala sistem.

4.1.1 Tahap menyadari masalah

Pada tahap menyadari masalah ini peneliti menguraikan gambaran

umum perusahaan dan melakukan pengamatan terhadap mekanisme

kegiatan manufaktur pada CV. Anugrah.

a. Sejarah Perusahaan

CV. Anugrah awalnya merupakan sebuah industri rumah

tangga yang didirikan oleh Bpk. H. Rudy Sirods sebagai

pemiliknya pada tanggal 12 Oktober 1995. Di awal berdirinya

industri rumah tangga (konveksi) ini hanya terdiri dari 5 mesin

jahit dan berjumlah 6 karyawan.

Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia ternyata

menimbulkan dampak buruk bagi perusahaan-perusahaan baik

perusahaan kecil maupun besar. Salah satunya biaya bahan baku

menjadi meningkat. Dengan meningkatnya harga bahan baku

mempengaruhi meningkatnya biaya produksi sehingga harga jual

pun ikut naik. Namun daya beli masyarakat menurun. Dengan

76

demikian menurun pula jumlah penjualan celana. Melihat keadaan

seperti itu, Pendiri CV. Anugrah tidak putus asa dan tetap berusaha

menjalani usahanya tersebut.

Sejalan dengan pulihnya ekonomi indonesia industri rumah

tangga tersebut mulai tumbuh dan berkembang. Dengan melihat

berkembangnya usaha yang dikeluti, pada tanggal 23 September

2003 Bapak H. Rudy Sirods mendirikan sebuah badan usaha

berbentuk hukum yang kemudian diberi nama CV. Anugrah.

Perusahaan ini berlokasi di Jl. H. Sholeh 2 RT 008/02 Kelurahan

Sukabumi Selatan Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat 11560.

Setelah menjadi perusahaan yang berbadan hukum, CV.

Anugrah berhasil mengembangkan produknya dengan

memproduksi 10.000 sampai 12.000 potong celana setiap bulannya

dengan menggunakan trade mark atau merek dagang yang sudah

paten seperti “Grand Ville (G&V), AJ, dan ExPower.” Adapun

ruang lingkup pemasarannya daerah jabotabek, luar jabotabek,

bahkan sampai ke luar negeri seperti Malaysia, Thailand dan

daerah Timur Tengah.

b. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi Perusahaan

CV. Anugrah memiliki visi dalam menjalankan bisnisnya

yaitu menjadi perusahaan tekstil terkemuka di Indonesia yang dapat

77

menghasilkan produk-produk unggulan yang berpegang kepada

syariat islam.

2. Misi Perusahaan

· Menciptakan produk-produk yang berkualitas

· Mengeluarkan model-model celana yang terbaru

· Meningkatkan mutu dan pelayanan

· Melakukan inovasi-inovasi produk.

c. Struktur Organisasi/Perusahaan

Manager

Divisi Produksi Divisi PemasaranDivisi Administrasi

Bagian Inventory Bagian FinishingBagian LaundryBagian JahitanBagian Pemolaan

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Anugrah Jakarta Barat

(Sumber : Manager CV. Anugrah Jakarta Barat)

d. Logo Perusahaan

Gambar 4.2 Logo CV. Anugrah Jakarta Barat

78

e. Tugas dan Tanggung Jawab

1. Manager

Manager pada CV. Anugrah dipegang langsung oleh

pemilik.

Adapun tugas dan tanggung jawabnya :

a. Menentukan kebijakan dan membuat perencanaan

pengembangan usaha.

b. Melakukan pengawasan terhadap kinerja kerja bawahan

dan para staf.

c. Memeriksa laporan produksi, penjualan dan kegiatan-

kegiatan lain.

d. Mengawasi kegiatan produksi dan penjualan.

e. Melakukan pengontrolan di semua bidang.

2. Kepala Divisi Pemasaran

a. Memberikan masukan kepada divisi produksi mengenai

model dan jenis cucian yang banyak diminta pelanggan.

b. Ikut serta berpartisipasi dalam semua aktivitas pemasaran

dan penjualan agar tercapai tujuan dan target pasar

berdasarkan strategi perencanaan perusahaan.

c. Membuat laporan penjualan secara berkala.

79

3. Kepala Divisi Produksi

a. Memberikan masukan kepada manager mengenai model

celana yang akan diproduksi.

b. Mengawasi dan mengontrol kinerja tiap-tiap bagian dalam

produksi.

c. Membuat laporan hasil produksi.

4. Kepala Bagian Inventory

a. Memberitahukan manager bila stock bahan mentah telah

menipis.

b. Menerima dan mencatat data bahan dasar yang masuk dari

supplier.

c. Mencatat data bahan dasar yang dikeluarkan untuk bagian

pemolaan.

5. Kepala Bagian Pemolaan

a. Bertanggung jawab penuh tentang jumlah lembaran-

lembaran pola yang telah dipotong.

b. Membuatkan pola celana sesuai instruksi dan menerima

masukan-masukan yang ada atas persetujuan pimpinan.

c. Mencatat data pemolaan yang telah dikerjakan.

6. Kepala Bagian Jahitan

a. Bertanggung jawab penuh terhadap celana mentah yang

selesai dijahit.

b. Menjahit celana sesuai dengan pola yang telah dibuatkan.

80

c. Mencatat data celana mentah yang telah dijahit.

7. Kepala Bagian Laundry

a. Bertanggung jawab penuh terhadap celana mentah yang

akan dilaundry dan telah dilaudry.

b. Melakukan pencatatan terhadap jumlah celana yang akan

dilaundry dan telah dilaundry.

c. Memberitahukan kepada pihak ketiga (laundry) mengenai

jenis cucian yang dilakukan.

d. Mencatat hasil laundry yang telah dilakukan.

8. Kepala Bagian Finishing

a. Melakukan Proses Penyesaian terhadap celana yang telah

dilaundry.

b. Melakukan Pengepakan dan pengelompokkan terhadap

celana yang telah selasai diolah.

c. Mencatat data celana jadi dan rusak.

f. Mekanisme Kegiatan Manufaktur pada CV. Anugrah

Mekanisme kegiatan Manufaktur pada CV. Anugrah ini

yaitu melakukan pemantauan dan pencatatan barang yang

diproduksi mulai dari bahan mentah sampai barang jadi, pencatatan

jumlah produksi dan persediaan barang. Namun dalam setiap

proses tersebut data yang ada belum tersimpan secara baik

sehingga bila data tersebut dibutuhkan membutuhkan waktu yang

cukup lama untuk memperolehnya dan terkadang informasi yang

81

disampaikan dari data tersebut tidak sesuai. Serta Belum adanya

laporan produksi secara detail baik mengenai jumlah celana jadi,

rusak ataupun hilang, Sehingga dapat merugikan CV. Anugrah.

4.1.2 Tahap mendefinisikan masalah

Setelah peneliti mengamati mekanisme kegiatan yang berlangsung

di CV. Anugrah peneliti menemukan beberapa masalah yang

dimiliki, masalah tersebut antara lain :

a. Dalam setiap tahapan manufaktur, belum adanya media

penyimpanan data yang baik sehingga bila data tersebut

dibutuhkan memakan waktu yang cukup lama untuk

memperolehnya.

b. Antara satu bagian dengan bagian lain belum terintegrasi,

sehingga bila ingin menyampaikan data barang harus datang

kebagian yang terkait.

c. Belum adanya laporan secara detail pada setiap bagian, baik

mengenai penerimaan dan pengeluaran bahan dasar ataupun

laporan hasil produksi.

d. Belum adanya sebuah sistem untuk menangani pengolahan data

transaksi penerimaan dan pengeluaran bahan dasar, data

pemolaan, data penjahitan, data laundry, data finishing, dan

data hasil produksi serta laporan bulanan tiap bagian.

82

e. Sulitnya untuk melakukan pengecekan data bahan dasar yang

masuk dan keluar, sisa bahan dasar yang ada, data produksi,

dan penghitungan hasil produksi.

4.1.4 Tahap menentukan tujuan sistem

Tujuan dari dilakukannya pembuatan sistem informasi manufaktur

ini, yaitu :

a. Mempermudah karyawan dalam melaksanakan tugasnya

sehingga kinerja karyawan dapat lebih efektif dan efisien.

b. Memberikan informasi mengenai proses manufaktur yang ada

secara cepat dan benar.

c. Dapat mengetahui bila terdapat penyelewengan yang dilakukan

oleh karyawan.

d. Dapat mengetahui secara cepat dan benar mengenai data hasil

produksi baik yang sedang berjalan ataupun yang telah

dilakukan.

4.1.5 Tahap mendefinisikan kendala sistem

Sistem baru tidak akan bebas dari kendala. Dalam

pembuatan sistem informasi manufaktur, kendala-kendala sistem

yang dihadapi yaitu :

a. Masih minimnya aplikasi-aplikasi manufaktur.

b. Membutuhkan waktu yang lama dalam membangun sistem

informasi manufaktur dikarenakan masih sedikitnya referensi

mengenai sistem informasi manufaktur.

83

4.2 Tahapan Analisis Sistem

4.2.1 Mendefinisikan Kebutuhan Informasi

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah peneliti lakukan,

kebutuhan informasi dari pemakai yaitu :

a. Informasi data bahan dasar yang masuk dari supplier

b. Informasi data bahan dasar yang dikeluarkan untuk pemolaan

c. Informasi data pemolaan,penjahitan, laundry dan finishing

d. Informasi data hasil produksi

e. Informasi data celana yang hilang atau rusak

4.2.2 Mendefiniskan Kriteria Kinerja Sistem

Setelah mendefinisikan kebutuhan informasi dari pemakai, peneliti

menentukan kriteria tepat apa yang harus dicapai oleh sistem. Kriteria kinerja

yang harus dicapai oleh sistem, yakni :

a. Pengolahan data penerimaan bahan dasar, data pengeluaran bahan

dasar, data proses pemolaan, penjahitan, laundry dan finishing, data

hasil produksi, dan data mengenai celana yang rusak ataupun hilang.

b. Proses pengiriman data dari satu bagian ke bagian lainnya dapat

dilakukan melalu media jaringan.

c. Proses penghitungan jumlah produksi dari awal sampai akhir dapat

terlihat.

d. Pengolahan laporan bulanan dan laporan tahunan di setiap bagian

dapat lebih baik.

84

Peneliti membedakan 6 level akses sistem yang bertujuan agar masing-

masing level tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang berada diluar cakupannya.

Level akses sistem yang peneliti buat, yakni :

1. Level akses sistem ‘inventory’, yang berguna untuk melakukan

penginputan dan pengecekan mengenai data bahan dasar yang masuk

ataupun keluar serta stok bahan dasar.

2. Level akses sistem ‘pemolaan’, yang berguna untuk melakukan

kegiatan sebagai berikut :

a. Input, ubah, dan hapus data pemolaan.

b. Melihat data bahan dasar yang akan dibuatkan pola.

c. Melihat data-data hasil pemolaan.

d. Mengecek data hasil pemolaan.

e. Mencetak laporan bulanan pemolaan.

3. Level akses sistem ‘penjahitan’ yang berguna untuk melakukan

kegiatan sebagai berikut :

a. Input, ubah, dan hapus data penjahitan.

b. Melihat data-data pemolaan yang akan dijahit.

c. Melihat data-data hasil penjahitan.

d. Mengecek data hasil penjahitan.

e. Mencetak laporan bulanan jahitan.

4. Level akses sistem ‘Laundry’ yang berguna untuk melakukan kegiatan

sebagai berikut :

a. Input, ubah, dan hapus data Laundry.

85

b. Melihat data-data penjahitan yang akan diLaundry.

c. Melihat data-data hasil Laundry.

d. Mengecek data hasil Laundry.

e. Mencetak laporan bulanan Laundry.

5. Level akses sistem ‘finishing’ yang berguna untuk melakukan kegiatan

sebagai berikut :

a. Input, ubah, dan hapus data finishing.

b. Melihat data-data laundry yang akan di-finishing.

c. Melihat data-data hasil finishing.

d. Mengecek data hasil finishing.

e. Mencetak laporan bulanan finishing

6. Level akses sistem ‘manager’ yang berguna untuk melakukan kegiatan

sebagai berikut :

a. Melihat data di setiap bagian atau tahapan produksi.

b. Mengecek data-data di tiap-tiap bagian.

c. Mencetak laporan bulanan tiap-tiap bagian.

d. Mencetak laporan hasil produksi.

Untuk mendapatkan layanan sistem sesuai level akses sistem,

peneliti menerapkan sistem login, yakni dengan memasukkan username

dan password yang valid dan telah terdaftar di Database.

86

4.2.3 Menganalisis Sistem yang Berjalan

Sistem yang berjalan saat ini pada CV. Anugrah yaitu sebagai berikut :

1. Bagian inventory menginformasikan kepada manager bila stok bahan

menipis, selanjutnya manager memutuskan apakah bahan yang menipis

tadi diorder atau tidak. Bila diorder manager menghubungi supplier untuk

meng-order bahan-bahan yang stoknya menipis. Selanjutnya supplier

mengirimkan bahan tersebut dengan disertakan surat tanda terima atau

nota bahan. Bila bahan tersebut sesuai pesanan maka bahan diterima, bila

tidak bahan tersebut ditolak.

2. Produksi dimulai dari kepala produksi memberikan usulan desain gambar

celana kepada manager. Bila desain tersebut disetujui maka diproduksilah

celana sesuai dengan desain yang telah disetujui.

3. Selanjutnya bagian pemolaan meminta bahan kepada bagian inventory

untuk melakukan pemolaan.

4. Setelah bahan-bahan tersebut dibuatkan pola, pola-pola tersebut dijahit

oleh bagian penjahitan sampai menjadi celana-celana mentah (celana yang

belum dicuci).

5. Setelah celana-celana mentah tersebut selesai dijahit bagian pemolaan

menggumpulkan dan mengklasifikasi celana-celana mentah tersebut

berdasarkan jenisnya.

6. Selanjutnya celana tersebut di laundry (dilakukan proses pencucian seperti

pewarnaan dan pelembutan)

87

7. Setelah celana selesai dilaundry, celana-celana tersebut dikirim ke bagian

finishing untuk dilakukan proses penyelesaian akhir seperti pemberian

merk, pemberian asesoris, pemelastikan dan pengepakan.

8. Setelah semua proses tersebut selesai celana jadi siap untuk dipasarkan.

88

89

4.2.4 Menyiapkan Usulan Rancangan Sistem

4.2.4.1 Flowchart Sistem yang Diusulkan

Mulai

Login

Username & Password

Verifikasi Username &

Password

Home Inventory

Cek & Cetak Laporan

Bahan Dasar

Selesai

benar

Bagian Inventory Bagian Pemolaan

Mulai

Login

Username & Password

Verifikasi Username &

Password

Home Pemolaan

Proses Pola

Selesai

salah

benar

salah

Mulai

Login

Username & Password

Verifikasi Username &

Password

Home Jahitan

Proses Jahit

Cek & Cetak

Laporan Data Jahit

Selesai

benar

salah

Bagian Penjahitan

Cek & Cetak Laporan Pola

Input Data

Bahan Dasar

Masuk

Input Data Pola Input Data Jahit

Gambar 4.4 Flowchart Sistem yang Diusulkan

90

4.2.4.2 Proses Bisnis yang Diusulkan

Manager

Melihat hasil laporan bahan dasar,

pola,celana mentah,celana matang,

celana jadi,dan produksi melalui internet

Laundry, memproses celana matang

Penjahitan celana mentah

Pemolaan membuat proses pola

Finishing, menyiapkan celana jadi

server

Inventory input data bahan dasar

Gambar 4.5 Proses Bisnis yang diusulkan

4.3 Tahapan Rancangan Sistem.

4.3.1 Membuat Rancangan Sistem yang Terinci

Peneliti dalam membuat rancangan sistem yang terinci dari sistem baru

menggunakan perangkat pemodelan berupa Data Flow Diagram (DFD), kamus

data, Entity Relationship Diagram (ERD), dan normalisasi.

91

4.3.1.1 Data Flow Diagram (DFD)

4.3.1.1.1 Diagram Konteks

Sistem Informasi

Manufaktur

Bagian Inventory

Bagian Manager

Bagian Finishing

Bagian Laundry

Bagian Jahitan

Bagian Pemolaan

Form_login

Home_Inventory

Kebutuhan_bahan_dasar

Form_bahan_dasar

Nota_bahan_dasar

Info_bahan_dasar

SupplierForm_order_bahan_dasar

Nota_bahan_dasar

Form_login

Form_pola

Home_pola

Info_bahan_dasar

Info_pola

Form_login

Form_Celana_mentah

Home_Jahitan

Form_login

Form_celana_matang

Home_laundry

Info_celana_mentah

Form_login

Form_celana_jadi

Home_finishing

Info_celana_matang

Form_login

Decision

Laporan_bahan_dasar

Laporan_celana_matang

Laporan_celana_mentah

Laporan_pola

Laporan_celana_jadiLaporan_produksi

Gambar 4.6 Diagram Konteks

Diagram konteks menjelaskan secara umum usulan sistem yang akan

berjalan. Disini terdapat 7 ekternal entity yang memiliki peran masing-masing dan

saling berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu entitas bagian inventory,

bagian pemolaan, bagian penjahitan, bagian laundry, bagian finishing, supplier

dan manager. Untuk membedakan layanan pada sistem maka setiap user sistem

melakukan login terlebih dahulu kecuali supplier dikarenakan berada diluar

perusahaan dan dimana proses yang terkait masih dilakukan dengan manual.

Peran-peran dari para eksternal entity tersebut adalah sebagai berikut :

92

1. Bagian inventory melaporkan kebutuhan bahan dasar/stock bahan

dasar yang menipis.

2. Selanjutnya manager memberikan keputusan/decision apakah

kebutuhan bahan dasar tersebut perlu di order atau tidak. Bila perlu

maka kebutuhan bahan tersebut diorder.

3. Selanjutnya perusahaan melalui manager meng-order bahan dasar

kepada supplier dengan memberikan daftar/form order bahan dasar.

4. Selanjutnya supplier mengirimkan bahan yang telah diorder dengan

disertai tanda terima atau nota bahan. Proses pengambilan keputusan

manager dalam peng-orderan/pemesanan bahan dasar dan proses

pemesanan itu sendiri masih bersifat manual.

5. Setelah melakukan login bagian inventory kemudian meng-

input/mengisi form bahan dasar yang masuk yang diambil dari nota

pengiriman bahan. Dari data-data bahan dasar yang diinput tadi bagian

inventory dapat mengetahui informasi mengenai bahan dasar, baik

bahan yang diterima dari supplier ataupun bahan yang dikeluarkan

untuk proses pemolaan dikarenakan data tersebut terhubung kebagian

pemolaan.

6. Data penerimaan bahan dasar yang telah di input terintegrasi ke bagian

pemolaan, sehingga bagian pemolaan mengetahui stok bahan yang ada.

Dan bila bagian pemolaan akan melakukan proses pemolaan maka

otomatis data penerimaan bahan berkurang.

93

7. Selanjutnya bagian pemolaan mengisi form pemolaan, dimana form

tersebut berisi data pola seperti jenis pola, ukuran pola, jumlah bahan

yang digunakan dan sebagainya. Dari data-data yang telah di-input

bagian pemolaan bisa dengan mudah dan cepat melihat informasi

mengenai data pola. Data pola yang telah di-input terhubung ke bagian

penjahitan, sehingga bagian penjahitan bisa dengan mudah dan cepat

melakukan proses penjahitan karena data pola yang akan dijahit sudah

diketahui terlebih dahulu.

8. Setelah bagian jahitan melakukan proses penjahitan, bagian penjahitan

mengisi form celana mentah, dimana form tersebut berisi mengenai

data celana-celana mentah (celana yang telah dijahit).

9. Data celana-celana mentah terhubung kebagian laundry, jadi bagian

laundry mengetahui celana mana yang akan dilakukan proses laundry.

Bagian laundry juga dapat mengetahui celana-celana mentah yang

telah dilakukan proses pencucian.

10. Setelah proses laundry dilakukan celana-celana yang telah dilaundry

(celana matang) tersebut dikirim kebagian finishing. Data dari celana-

celana matang tersebut terhubung ke bagian finishing, jadi bagian

finishing mengetahui data celana matang yang akan dilakukan proses

penyelesaian akhir (finishing).

11. Setelah proses finishing dilakukan, bagian finishing mengisi form

finishing yang berisi mengenai celana jadi yang siap dipasarkan.

94

12. Peran manager disini yaitu melihat dan menilai setiap tahapan proses

yang telah dilakukan. Manager juga diberikan fasilitas untuk melihat

laporan hasil produksi.

95

4.3.1.1.2 Diagram Level Zero

1.0*

Order bahanSupplier Inventory

Pemolaan

Penjahitan

Inventory

4.0

Pemilihan Pola

3.0

Penerimaan

Bahan

2.0

Login

5.0

Penjahitan

7.0

Finishing

6.0

Pencucian

8.0*

Pembuatn

Laporan

Laundry

Finishing

Manager

Admin

Celana matang

Celana mentah

Pola

Bahan_dasar

Celana jadi

Form_loginHome_inventory

Form_loginHome_pemolaan

Form_loginHome_penjahitan

Form_loginHome_laundry

Form_loginHome_finishing

Form_loginHome_manager

Kebutuhan_bahan_dasar

Nota_bahan

Decision

Form_order

Cek_admin

Hak_akses

Bahan_dasar

Celana_jadi

Celana_matang

Celana_mentah

Pola

Info_bahan_dasar

Pola

Info_bahan_dasar

Pola

Info_pola

Form_celana_mentah

Celana_mentah

Celana_mentah

Info_celana_mentah

Form_celana_matang

Celana_matang

Celana_matang

Laporan_produksi

Form_pola

Bahan_dasar

Bahan_dasar

Pola

Celana_mentah

Celana_matang

Celana_jadi

Celana_jadi

Laporan_bahan_dasar

Laporan_pola

Laporan_celana_mentah

Laporan_celana_matang

Laporan_celana_jadi

Info_celana_matang

Form_celana_jadi

Gambar 4.7 Diagram Level Zero

96

Berikut keterangan setiap proses yang digambarkan pada DFD level Zero

diatas :

1. Proses 1.0

Menggambarkan tentang proses order bahan dasar, yang berawal dari

bagian inventory yang melaporkan persedian bahan dasar yang

menipis kepada manager. Selanjutnya manager mempertimbangkan

apakah stok bahan yang menipis tadi perlu di order ke supplier atau

tidak, bila perlu maka manager memberikan decision untuk meng-

order bahan.

2. Proses 2.0

Menggambarkan tentang proses login atau hak akses untuk bisa masuk

ke dalam halaman home, baik itu bagian inventory, pemolaan,

penjahitan, laundry, finishing dan manager.

3. Proses 3.0

Menggambarkan tentang proses penerimaan bahan dasar, pada proses

ini bagian inventory menginput data penerimaan bahan dasar ke dalam

form bahan dasar yang data tersebut diambil dari nota bahan dasar.

Sistem secara otomatis menghimpun dan menghitung bahan tersebut,

baik jumlah bahan dasar tersebut secara permeter atau biaya yang

harus dikeluarkan atas pengambilan bahan dasar tersebut. Data bahan

dasar ini juga terintegrasi ke bagian pemolaan, sehingga bila bagian

pemolaan menginput jumlah bahan yang akan dibuatkan pola, maka

jumlah persedian bahan dasar akan otomatis berkurang.

97

4. Proses 4.0

Menggambarkan tentang proses pemilihan pola, dimana bagian

pemolaan melakukan penginputan jumlah bahan dan jenisnya. Dari

pola yang telah dipilih sistem secara otomatis menginformasikan

jumlah pola yang dihasilkan dari jumlah bahan yang telah di input

berdasarkan indikator ukuran pembuatan celana yang diketahui

berdasarkan hassil wawancara. Data pemolaan yang telah dikerjakan

terhubung ke bagian penjahitan.

5. Proses 5.0

Menggambarkan tentang proses penjahitan, pada proses ini sistem

secara otomatis menyediakan data-data pola yang telah dikerjakan

untuk dilakukan proses jahit. Jadi bagian penjahitan mengetahui pola-

pola mana saja yang harus dilakukan proses jahit. Sistem juga

menyediakan fasilitas pengecekan data celana mentah/celana yang

telah dilakukan proses jahit baik yang telah dikerjakan ataupun sedang

dikerjakan. Sistem juga menghimpun dan menghitung jumlah celana

mentah yang telah dijahit serta biaya operasional penjahitan.

6. Proses 6.0

Menggambarkan proses pencucian/laundry, pada proses ini sistem

telah menghimpun data celana-celana mentah yang telah masuk ke

bagian laundry dikarenakan data tersebut terintegrasi dari bagian

penjahitan. Bagian laundry tinggal melakukan proses laundry, setelah

proses laundry selesai dilakukan bagian laundry meng-input form

98

celana-celana matang yang berisi mengenai data celana yang telah

dilakukan proses pencucian. Sistem menyediakan fasilitas pengecekan

barang pada proses pencucian ini. Sehingga bagian laundry dapat

mengetahui data celana-celana mentah yang sudah dicuci atau sedang

dicuci. Sistem juga menghimpun dan menghitung jumlah celana-

celana matang yang telah dilaundry dan biaya operasional untuk proses

pencucian tersebut. Data-data celana matang yang telah dicuci

terhubung ke bagian finishing.

7. Proses 7.0

Menggambarkan proses finishing, pada proses ini sistem telah

menghimpun data-data celana matang, sehingga bagian finishing

dalam melakukan proses finishing mengetahui celana yang sedang

dikerjakan. Setelah proses finishing selesai dikerjakan bagian finishing

menginput data celana jadi ke dalam form celana jadi. Dari data-data

celana jadi tersebut sistem akan menghimpun celana-celana jadi yang

dijadikan laporan produksi.

8. Proses 8.0

Menggambarkan proses pembuatan laporan, pada proses ini sistem

menghimpun data bahan dasar, data pemolaan, data celana mentah,

data celana matang dan data celana jadi yang semua data tersebut di

ambil dari databasenya. Sistem secara otomatis membuatkan laporan

dari tiap-tiap database tersebut yang kemudian dihimpun menjadi

sebuah laporan produksi.

99

a. DFD Level 1 Proses 2.0

2.1*

Input

id_user,password

2.2*

Verifikasi

id_user,password

2.3*

Penempatan

user

admin

Hak_akses

Data lengkap Status disetujui

User_id,password

(akses melalui web)

Hak_akses_user

(akses melalui web)

Admin

Cek_admin

Gambar 4.8 DFD level 1 proses 2.0

b. DFD Level 1 Proses 3.0

3.1*

Input bahan

Inventory

Data_bahan_dasar

3.2*

Search bahan

dasar

Daftar_bahan_dasar

Bahan_dasar

Bahan_dasar

Bahan_dasar

Gambar 4.9 DFD level 1 proses 3.0

100

c. DFD Level 1 Proses 4.0

4.2*

Lihat laporan

data pola

4.1*

Input data pola

pemolaan

Form_data_pola

Data_pola

4.3*

Search data

pola

Daftar_pola

Data_pola

Pola

Gambar 4.10 DFD level 1 proses 4.0

d. DFD Level 1 Proses 5.0

5.2*

Ubah data jahit

5.1*

Input data jahit

5.3*

Hapus data

jahit

penjahitan

Form_data_jahit

Data_jahit

Daftar_data_jahit

Daftar_data_jahit

Form_data_jahit

Daftar_data_jahit

5.4*

Search data

jahit

5.5*

Lihat laporan

celana mentah

Daftar_data_jahit

laporan

Daftar_data_jahit

Daftar_laporan

Celana mentah

Gambar 4.11 DFD level 1 proses 5.0

101

e. DFD Level 1 Proses 6.0

6.2*

Lihat laporan

celana matang

6.1*

Input celana

matang

laundry

Form_data_celana_matang

Data_celana_matang

6.3*

Search data

celana matang

Daftar_celana_matang

Data_celana_matang

Celana matang

Gambar 4.12 DFD level 1 proses 6.0

f. DFD Level 1 Proses 8.0

7.2*

Lihat laporan

celana jadi

7.1*

Input jumlah

celana jadi

finishing

Form_data_celana_jadi

Data_celana_jadi

7.3*

Search data

celana jadi

Daftar_celana_jadi

Data_celana_jadi

Celana jadi

Gambar 4.13 DFD level 1 proses 7.0

102

4.3.1.2 Kamus Data

4.3.1.2.1 Kamus Data Penjelasan Pada Proses

1. Proses 1.0

Nama proses : Order Bahan Dasar

Masukan : kebutuhan bahan dasar, decision

Keluaran : form order bahan, nota bahan

Ringkasan proses : merupakan proses peng-orderan bahan dasar sekiranya

persedian bahan dasar telah menipis.

2. Proses 2.0

Nama proses : Login

Masukan : username.password

Keluaran : hak akses

Ringkasan proses : merupakan proses pengecekan terhadap admin yang

menggunakan sistem untuk menentukan level layanan

sistem.

3. Proses 3.0

Nama proses : penerimaan bahan dasar

Masukan : form bahan dasar

Keluaran : info bahan dasar

Ringkasan proses : merupakan proses pengecekan dan penghitungan data

bahan dasar baik yang masuk dari supplier atau yang

dikeluarkan untuk pemolaan.

103

4. Proses 4.0

Nama proses : Pemilihan pola

Masukan : bahan dasar, form pemolaan

Keluaran : info bahan dasar, data pola

Ringkasan proses : merupakan proses pemilihan pola dan penghitungan

secara otomatis jumlah pola yang dihasilkan dengan

jumlah bahan yang dikeluarkan.

5. Proses 5.0

Nama proses : Penjahitan

Masukan : data pola, form celana mentah

Keluaran : info pola, data celana-celana mentah

Ringkasan proses : merupakan proses penghimpunan dan pencatatan data-

data celana mentah/celana yang telah dijahit dan sedang

dijahit.

6. Proses 6.0

Nama proses : Pencucian/laundry

Masukan : data celana-celana mentah, form celana matang

Keluaran : info celana mentah, data celana-celana matang

Ringkasan proses : merupakan proses penghimpunan, pencatatan dan

penghitungan celana-celana matang baik yang telah di

laundry ataupun yang sedang dilaundry.

7. Proses 7.0

Nama proses : Finishing

104

Masukan : data celana-celana matang, form celana jadi

Keluaran : info celana matang, data celana-celana jadi

Ringkasan proses : merupakan proses penghimpunan, pencatatan dan

penghitungan celana-celana jadi dari berbagai jenis bahan,

ukuran dan model.

8. Proses 8.0

Nama proses : Pembuatan laporan

Masukan : data bahan dasar, data pola, data celana-celana mentah,

data celana-celana matang, data celana jadi

Keluaran : laporan bahan dasar, laporan pola, laporan celana mentah,

laporan celana matang, laporan celana jadi

Ringkasan proses : merupakan proses pembutan laporan bahan dasar, pola,

celana mentah, celana matang, dan celana jadi yang

kemudian dihimpun menjadi sebuah laporan produksi.

4.3.1.2.2 Kamus Data Penjelasan Pada Data Store

1. Nama Data Store : User

Deskripsi : Berisi data mengenai manager, inventory, penjahitan,

pemolaan, laundry, finishing

Struktur Data : id_user + password + level

Tipe dan ukuran data: id_user int (10)

password varchar (20)

level varchar (10)

105

2. Nama data store : bahan_dasar

Deskripsi : Berisi data mengenai bahan dasar.

Struktur data : id_bahan + id_user + pemasok + tgl_masuk + jenis_bahan

+ harga + jumlah_masuk + total_harga

Tipe dan ukuran : id_bahan int (10)

id_user varchar (10)

pemasok varchar (20)

tgl_masuk date

jenis_bahan varchar (20)

jumlah_masuk varchar (10)

jumlah_keluar varchar (10)

sisa varchar (10)

3. Nama data store : pola

Deskripsi : Berisi data mengenai pemolaan.

Struktur data : id_pola + id_bahan + id_user + tgl_masuk + tgl_keluar +

jenis_pola + jumlah_bahan + jumlah_pola

Tipe dan ukuran : id_pola int (10)

id_bahan varchar (10)

id_user varchar (10)

tgl_masuk date

tgl_keluar date

jenis_pola varchar (20)

jumlah_bahan varchar (10)

106

jumlah_pola varchar (10)

4. Nama data store : celana mentah

Deskripsi : Berisi data mengenai celana-celana mentah (celana yang

dijahit).

Struktur data : id_celana_mentah + id_pola + id_user + tgl_keluar +

jumlah_jahitan + harga

Tipe dan ukuran : id_celana_mentah varchar (10)

id_pola varchar (10)

id_user varchar (10)

tgl_keluar date

jumlah_celana_mentah varchar (10)

harga varchar (10)

5. Nama data store : Celana matang (celana yang telah dilaundry)

Deskripsi : Berisi data mengenai celana-celana matang (celana yang

telah dilakukan proses pencucian).

Struktur data : id_celana_matang + id_celana_mentah + id_user +

tgl_keluar + jenis_cucian + jumlah_cucian + harga

Tipe dan ukuran : id_celana_matang varchar (10)

id_celana_mentah varchar (10)

id_user varchar (10)

tgl_keluar date

jenis_cucian varchar (20)

jumlah_cucian varchar (10)

107

harga varchar (10)

6. Nama data store : celana jadi

Deskripsi : Berisi data mengenai data-data celana jadi.

Struktur data : id_celana_jadi + id_celana_matang + id_user + celana

jadi

Tipe dan ukuran : id_celana_jadi varchar (10)

id_celana_matang varchar (10)

id_user varchar (5)

celana_jadi varchar (10)

108

4.3.1.3 Entity Relationship Diagram (ERD)

Bahan_dasar

Celana_matang

Celana_jadi

User

Celana_mentah

Id_bahan

Jumlah_masuk

HargaJenis_bahan

Tgl_masuk

Pemasok

Id_UserTotal_harga

Penyetokan_

bahan

Pola

Id_pola

Jumlah_bahanJenis_pola

Tgl_masuk

Id_user

Id_bahan

Total_polaTgl_keluar

Id_celana_mentah

Id_pola

Id_user

Tgl_keluar

Jumlah_celana

_mentah

Penyetokan_

pola

Id_celana_matang

Id_celana_mentah

Id_user

Tgl_keluar

Jenis_cucian

Jumlah_cucian

Harga

Id_user

Password

Level

Penyetokan_

celana_mentah

Penyetokan_

Celana_matang

Penyetokan_

pola

Penyetokan_

bahan

Penyetokan_celana

_mentahPenyetokan_

Celana_matang

Id_celana_jadi

Id_celana_matangId_user

Celana_jadi

Penyetokan_

Celana_jadi

Gambar 4.14 Entitas Relationship Diagram

10

9

4.3

.1.4

No

rma

lisa

si

1.

Rel

asi

Use

r d

an

Ba

han

Da

sar

a.

UN

F

Tab

el

di

baw

ah in

i m

eru

pak

an ta

bel

un

no

rma

lize

d fo

rm,

yait

u ta

bel

yan

g m

asi

h m

em

pu

nyai

atri

bu

t-at

ribu

t yang

gan

da.

Tab

el

di

baw

ah b

elu

m n

orm

al,

mak

a d

apat

din

orm

ali

sasi

kan d

eng

an c

ara

meng

hil

ang

ka

n a

trib

ut

yang

ber

ula

ng

.

Dat

a d

iku

mp

ulk

an a

pa a

dan

ya s

esu

ai

deng

an s

aat

mem

asu

kk

an

dat

a.

Pen

orm

ala

n t

abel

un

no

rma

lize

d f

orm

dis

ebu

t

1N

F,

dan

tab

el 1

NF

ak

an d

ijela

skan p

ada

tabel

ber

iku

tnya.

Id_

use

r p

assw

ord

L

evel

Id_

bahan

p

em

aso

k

Tg

l_m

asu

k

Jen

is_

bahan

....

Invento

ry

inv

ento

ry

Invento

ry

3

Tre

nd

y t

ext

20

11

-06

-06

Rin

g p

isang

4

T

est

....

H

arg

a Ju

mla

h_

masu

k

To

tal_

har

ga

4

00

0

50

00

2

00

00

00

00

11

0

b.

INF

Pad

a ta

hap

in

i d

ilak

uk

an p

eng

hil

ang

an b

eb

erap

a g

rou

p e

lem

en y

ang

ber

ula

ng

ag

ar m

en

jad

i sa

tu h

arg

a tu

ng

gal

yan

g

ber

inte

rak

si d

ianta

ra s

etia

p b

aris

pad

a su

atu

tab

el, d

an s

etia

p a

trib

ut

har

us

mem

pu

nyai d

ata

yang

ato

mic

(d

ata

terk

ecil

).

Id_

use

r P

assw

ord

L

evel

Id_

bahan

p

em

aso

k

Tg

l_m

asu

k

Jen

is_

bahan

....

Invento

ry

Invento

ry

Invento

ry

3

Tre

nd

y t

ext

20

11

-06

-06

Rin

g p

isang

Invento

ry

Invento

ry

Invento

ry

4

Tre

nd

y t

ext

20

11

-06

-06

Rin

g p

isang

....

H

arg

a Ju

mla

h_

masu

k

To

tal_

har

ga

4

00

0

50

00

2

00

00

00

00

4

00

0

50

00

2

00

00

00

00

c.

2N

F

Menu

rut

Lad

jam

ud

in (

20

05

), s

yar

at 2

NF

yait

u b

entu

k d

ata

tela

h m

em

enu

hi

kri

teri

a be

ntu

k n

orm

al

ke s

atu

dan

att

rib

ute

bu

kan k

un

ci

(no

n-k

ey)

har

usl

ah m

em

ilik

i k

eter

gan

tung

an f

ung

sio

nal

sep

enu

hn

ya

pad

a k

unci

uta

ma

/ p

rim

ary

key.

11

1

Ta

bel

use

r

Id_

use

r P

assw

ord

L

evel

Invento

ry

Invento

ry

Invento

ry

Invento

ry

Invento

ry

Invento

ry

Ta

bel

ba

ha

n_

da

sar

Id_

bahan

Id

_u

ser

Pem

aso

k

Tg

l_m

asu

k

Jen

is_

bahan

har

ga

Jum

lah_

masu

k

To

tal_

har

ga

3

Invento

ry

Tre

nd

y t

ext

20

11

-06

-06

Rin

g p

isang

4

00

0

50

00

2

00

00

00

00

4

Invento

ry

Tre

nd

y t

ext

20

11

-06

-06

Rin

g p

isang

4

00

0

50

00

2

00

00

00

00

2.

Rel

asi

Use

r d

an

Ba

han

da

sar

da

n P

ola

a.

UN

F

Tab

el

di

baw

ah in

i m

eru

pak

an ta

bel

un

no

rma

lize

d fo

rm,

yait

u ta

bel

yan

g m

asi

h m

em

pu

nyai

atri

bu

t-at

ribu

t yang

gan

da.

Tab

el

di

baw

ah b

elu

m n

orm

al,

mak

a d

apat

din

orm

ali

sasi

kan d

eng

an c

ara

meng

hil

ang

kan a

trib

ut

yang

ber

ula

ng

.

Dat

a d

iku

mp

ulk

an a

pa a

dan

ya s

esu

ai

deng

an s

aat

mem

asu

kk

an

dat

a.

Pen

orm

ala

n t

abel

un

no

rma

lize

d f

orm

dis

ebu

t

1N

F,

dan

tab

el 1

NF

ak

an d

ijela

skan p

ada

tabel

ber

iku

tnya.

11

2

Id_

use

r P

assw

ord

L

evel

Id_

bahan

p

em

aso

k

Tg

l_m

asu

k

Jen

is_

bahan

....

pem

ola

an

P

em

ola

an

p

em

ola

an

3

T

rend

y t

ext

20

11

-06

-06

Rin

g p

isang

4

....

H

arg

a Ju

mla

h_

masu

k

To

tal_

har

ga

Id_

po

la

Tg

l_m

asu

k

Tg

l_k

elu

ar

Jen

is_

po

la

....

4

00

0

50

00

2

00

00

00

00

7

2

01

1-0

6-0

7

20

11

-06

-09

3

9

20

11

-05

-10

20

11

-05

-14

2

....

Ju

mla

h_

bahan

T

ota

l_p

ola

1

00

0

10

00

83

3

b.

INF

Pad

a ta

hap

in

i d

ilak

uk

an p

eng

hil

ang

an b

eb

erap

a g

rou

p e

lem

en y

ang

ber

ula

ng

ag

ar m

en

jad

i sa

tu h

arg

a tu

ng

gal

yan

g

ber

inte

rak

si d

ianta

ra s

etia

p b

aris

pad

a su

atu

tab

el, d

an s

etia

p a

trib

ut

har

us

mem

pu

nyai d

ata

yang

ato

mic

(d

ata

terk

ecil

).

Id_

use

r P

assw

ord

L

evel

Id_

bahan

p

em

aso

k

Tg

l_m

asu

k

Jen

is_

bahan

....

pem

ola

an

P

em

ola

an

p

em

ola

an

3

T

rend

y t

ext

20

11

-06

-06

Rin

g p

isang

pem

ola

an

P

em

ola

an

p

em

ola

an

4

T

rend

y t

ext

20

11

-04

-06

Rin

g p

isang

11

3

....

H

arg

a Ju

mla

h_

masu

k

To

tal_

har

ga

Id_

po

la

Tg

l_m

asu

k

Tg

l_k

elu

ar

Jen

is_

po

la

....

4

00

0

50

00

2

00

00

00

00

7

2

01

1-0

6-

07

20

11

-06

-09

3

4

00

0

50

00

2

00

00

00

00

9

2

01

1-0

5-

10

20

11

-05

-14

2

....

Ju

mla

h_

bahan

T

ota

l_p

ola

1

00

0

10

00

1

00

0

83

3

c.

2N

F

Menu

rut

Lad

jam

ud

in (

20

05

), s

yar

at 2

NF

yait

u b

entu

k d

ata

tela

h m

em

enu

hi

kri

teri

a bentu

k n

orm

al

ke s

atu

da

n

att

rib

ute

bu

kan k

un

ci

(no

n-k

ey)

har

usl

ah m

em

ilik

i k

eter

gan

tung

an f

ung

sio

nal

sep

enu

hn

ya

pad

a k

unci

uta

ma

/ p

rim

ary

key.

Ta

bel

use

r

Id_

use

r P

assw

ord

L

evel

pem

ola

an

P

em

ola

an

P

em

ola

an

pem

ola

an

P

em

ola

an

P

em

ola

an

11

4

Ta

bel

ba

ha

n_

da

sar

Id_

bahan

Id

_u

ser

Pem

aso

k

Tg

l_m

asu

k

Jen

is_

bahan

har

ga

Jum

lah_

masu

k

To

tal_

har

ga

3

Pem

ola

an

T

rend

y t

ext

20

11

-06

-06

Rin

g p

isang

4

00

0

50

00

2

00

00

00

00

4

Pem

ola

an

T

rend

y t

ext

20

11

-06

-06

Rin

g p

isang

4

00

0

50

00

2

00

00

00

00

Ta

bel

Po

la

Id_

po

la

Id_

use

r Id

_bahan

T

gl_

masu

k

Tg

l_k

elu

ar

Jen

is_

po

la

Jum

lah_

bahan

T

ota

l_p

ola

7

Pem

ola

an

3

2

01

1-0

6-0

7

20

11

-06

-09

3

10

00

1

00

0

9

Pem

ola

an

4

2

01

1-0

5-1

0

20

11

-05

-14

2

10

00

8

33

3.

Rel

asi

Use

r, c

ela

na

ja

di

da

n c

ela

na

ma

tan

g

a.

UN

F

Tab

el

di

baw

ah in

i m

eru

pak

an ta

bel

un

no

rma

lize

d fo

rm,

yait

u ta

bel

yan

g m

asi

h m

em

pu

nyai

atri

bu

t-at

ribu

t yang

gan

da.

Tab

el

di

baw

ah b

elu

m n

orm

al,

mak

a d

apat

din

orm

ali

sasi

kan d

eng

an c

ara

meng

hil

ang

kan a

trib

ut

yang

ber

ula

ng

.

Dat

a d

iku

mp

ulk

an a

pa a

dan

ya s

esu

ai

deng

an s

aat

mem

asu

kk

an

dat

a.

Pen

orm

ala

n t

abel

un

no

rma

lize

d f

orm

dis

ebu

t

1N

F,

dan

tab

el 1

NF

ak

an d

ijela

skan p

ada

tabel

ber

iku

tnya.

11

5

Id_

use

r p

assw

ord

L

evel

Id_

cela

na_

jad

i Id

_ce

lana_

mat

ang

C

ela

na_

jad

i Id

_ce

lana_

menta

h

....

Pem

ola

an

p

em

ola

an

p

em

ola

an

2

2

9

90

1

4

4

9

92

2

....

T

gl_

kelu

ar

Jen

is_

cucia

n

Jum

lah_

cucia

n

har

ga

2

01

1-0

4-1

0

Hit

am

neg

ro

99

8

60

00

2

01

1-0

4-1

5

1

00

0

10

00

0

b.

INF

Pad

a ta

hap

in

i d

ilak

uk

an p

eng

hil

ang

an b

eb

erap

a g

rou

p e

lem

en y

ang

ber

ula

ng

ag

ar m

en

jad

i sa

tu h

arg

a tu

ng

gal

yan

g

ber

inte

rak

si d

ianta

ra s

etia

p b

aris

pad

a su

atu

tab

el, d

an s

etia

p a

trib

ut

har

us

mem

pu

nyai d

ata

yan

g a

tom

ic (

dat

a te

rkec

il).

Id_

use

r p

assw

ord

L

evel

Id_

cela

na_

jad

i Id

_ce

lana_

mat

ang

C

ela

na_

jad

i Id

_ce

lana_

menta

h

....

Pem

ola

an

p

em

ola

an

p

em

ola

an

2

2

9

90

1

Pem

ola

an

p

em

ola

an

p

em

ola

an

4

4

9

92

2

....

T

gl_

kelu

ar

Jen

is_

cucia

n

Jum

lah_

cucia

n

har

ga

2

01

1-0

4-1

0

Hit

am

neg

ro

99

8

60

00

2

01

1-0

4-1

5

Hit

am

neg

ro

10

00

1

00

00

11

6

c.

2N

F

Menu

rut

Lad

jam

ud

in (

20

05

), s

yar

at 2

NF

yait

u b

entu

k d

ata

tela

h m

em

enu

hi

kri

teri

a bentu

k n

orm

al

ke s

atu

dan

att

rib

ute

bu

kan k

un

ci

(no

n-k

ey)

har

usl

ah m

em

ilik

i k

eter

gan

tung

an f

ung

sio

nal

sep

enu

hn

ya

pad

a k

unci

uta

ma

/ p

rim

ary

key.

Ta

bel

use

r

Id_

use

r p

assw

ord

L

evel

pem

ola

an

p

em

ola

an

P

em

ola

an

pem

ola

an

p

em

ola

an

P

em

ola

an

Ta

bel

cela

na

ja

di

Id_

cela

na_

jad

i Id

_ce

lana_

mat

ang

Id

_u

ser

Cela

na_

jad

i

2

2

Pem

ola

an

9

90

4

4

Pem

ola

an

9

92

Ta

bel

cela

na

ma

tan

g

Id_

cela

na_

mat

ang

Id

_ce

lana_

menta

h

Id_

use

r T

gl_

kelu

ar

Jen

is_

cucia

n

Jum

lah_

cucia

n

har

ga

2

1

Pem

ola

an

2

01

1-0

4-1

0

Hit

am

neg

ro

99

8

60

00

4

2

Pem

ola

an

2

01

1-0

4-1

5

Hit

am

neg

ro

10

00

1

00

00

11

7

4.

Rel

asi

Use

r, C

ela

na

Men

tah

da

n P

ola

a.

UN

F

Tab

el

di

baw

ah in

i m

eru

pak

an ta

bel

un

no

rma

lize

d fo

rm,

yait

u ta

bel

yan

g m

asi

h m

em

pu

nyai

atri

bu

t-at

ribu

t yang

gan

da.

Tab

el

di

baw

ah b

elu

m n

orm

al,

mak

a d

apat

din

orm

ali

sasi

kan d

eng

an c

ara

meng

hil

ang

kan a

trib

ut

yang

ber

ula

ng

.

Dat

a d

iku

mp

ulk

an a

pa a

dan

ya s

esu

ai

deng

an s

aat

mem

asu

kk

an

dat

a.

Pen

orm

ala

n t

abel

un

no

rma

lize

d f

orm

dis

ebu

t

1N

F,

dan

tab

el 1

NF

ak

an d

ijela

skan p

ada

tabel

ber

iku

tnya.

Id_

use

r p

assw

ord

L

evel

Id_

cela

na_

menta

h

Id_

po

la

Tg

l_k

elu

ar

Jum

lah_

cela

na_

menta

h

....

Pen

jah

itan

p

enja

hit

an

p

enja

hit

an

3

1

2

01

1-0

4-1

0

88

8

4

2

2

01

1-0

4-1

6

99

9

....

Id

_bahan

T

gl_

masu

k

Tg

l_k

elu

ar

Jen

is_

po

la

Jum

lah_

bahan

T

ota

l_p

ola

1

2

01

1-0

4-0

6

20

11

-04

-10

1

10

00

8

88

20

11

-04

-09

20

11

-04

-11

3

1

00

0

b.

INF

Pad

a ta

hap

in

i d

ilak

uk

an p

eng

hil

ang

an b

eb

erap

a g

rou

p e

lem

en y

ang

ber

ula

ng

ag

ar m

en

jad

i sa

tu h

arg

a tu

ng

ga

l yan

g

ber

inte

rak

si d

ianta

ra s

etia

p b

aris

pad

a su

atu

tab

el, d

an s

etia

p a

trib

ut

har

us

mem

pu

nyai d

ata

yang

ato

mic

(d

ata

terk

ecil

).

11

8

Id_

use

r p

assw

ord

L

evel

Id_

cela

na_

menta

h

Id_

po

la

Tg

l_k

elu

ar

Jum

lah_

cela

na_

menta

h

....

pen

jah

itan

p

enja

hit

an

p

enja

hit

an

3

1

2

01

1-0

4-1

0

88

8

pen

jah

itan

p

enja

hit

an

p

enja

hit

an

4

2

2

01

1-0

4-1

6

99

9

....

Id

_bahan

T

gl_

masu

k

Tg

l_k

elu

ar

Jen

is_

po

la

Jum

lah_

bahan

T

ota

l_p

ola

1

2

01

1-0

4-0

6

20

11

-04

-10

1

10

00

8

88

1

2

01

1-0

4-0

9

20

11

-04

-11

3

10

00

1

00

0

c.

2N

F

Menu

rut

Lad

jam

ud

in (

20

05

), s

yar

at 2

NF

yait

u b

entu

k d

ata

tela

h m

em

enu

hi

kri

teri

a bentu

k n

orm

al

ke s

atu

dan

att

rib

ute

bu

kan k

un

ci

(no

n-k

ey)

har

usl

ah m

em

ilik

i k

eter

gan

tung

an f

ung

sio

nal

sep

enu

hn

ya

pad

a k

unci

uta

ma

/ p

rim

ary

key

Ta

bel

use

r

Id_

use

r p

assw

ord

L

evel

Pen

jah

itan

p

enja

hit

an

P

enja

hit

an

Pen

jah

itan

p

enja

hit

an

P

enja

hit

an

11

9

Ta

bel

cela

na

men

tah

Id_

cela

na_

menta

h

Id_

po

la

Id_

use

r T

gl_

kelu

ar

Jum

lah_

cela

na_

menta

h

Har

ga

3

1

Pen

jah

itan

2

01

1-0

4-1

0

88

8

50

00

4

2

pen

jah

itan

2

01

1-0

4-1

6

99

9

45

00

Ta

bel

po

la

Id_

po

la

Id_

use

r Id

_bahan

T

gl_

masu

k

Tg

l_k

elu

ar

Jen

is_

po

la

Jum

lah_

bahan

T

ota

l_p

ola

7

Pen

jah

itan

3

2

01

1-0

6-0

7

20

11

-06

-09

3

10

00

1

00

0

9

pen

jah

itan

4

2

01

1-0

5-1

0

20

11

-05

-14

2

10

00

8

33

5.

Rel

asi

Use

r, C

ela

na

Ma

tan

g d

an

cel

an

a m

enta

h

a.

UN

F

Tab

el

di

baw

ah in

i m

eru

pak

an ta

bel

un

no

rma

lize

d fo

rm,

yait

u ta

bel

yan

g m

asi

h m

em

pu

nyai

atri

bu

t-at

ribu

t yang

gan

da.

Tab

el

di

baw

ah b

elu

m n

orm

al,

mak

a d

apat

din

orm

ali

sasi

kan d

eng

an c

ara

meng

hil

ang

kan a

trib

ut

yang

ber

ula

ng

.

Dat

a d

iku

mp

ulk

an a

pa a

dan

ya s

esu

ai

deng

an s

aat

mem

asu

kk

an

dat

a.

Pen

orm

ala

n t

abel

un

no

rma

lize

d f

orm

dis

ebu

t

1N

F,

dan

tab

el 1

NF

ak

an d

ijela

skan p

ada

tabel

ber

iku

tnya.

12

0

Id_

use

r P

assw

ord

L

evel

Id_

cela

na_

mat

ang

Id_

cela

na_

menta

h

Tg

l_k

elu

ar

Jen

is_

cucia

n

Jum

lah

_cu

cia

n

har

ga

...

pen

jah

itan

p

enja

hit

an

P

enja

hit

an

2

1

2

01

1-0

4-1

0

Hit

am

neg

ro

99

8

60

00

4

2

2

01

1-0

4-1

5

1

00

0

10

00

0

....

Id

_p

ola

T

gl_

kelu

ar

Jum

lah_

cela

na_

menta

h

har

ga

1

2

01

1-0

4-1

0

88

8

50

00

2

2

01

1-0

4-1

6

99

9

45

00

b.

INF

Pad

a ta

hap

in

i d

ilak

uk

an p

eng

hil

ang

an b

eb

erap

a g

rou

p e

lem

en y

ang

ber

ula

ng

ag

ar m

en

jad

i sa

tu h

arg

a tu

ng

gal

yan

g

ber

inte

rak

si d

ianta

ra s

etia

p b

aris

pad

a su

atu

tab

el, d

an s

etia

p a

trib

ut

har

us

mem

pu

nyai d

ata

yang

ato

mic

(d

ata

terk

ecil

).

Id_

use

r P

assw

ord

L

evel

Id_

cela

na_

mat

ang

Id_

cela

na_

menta

h

Tg

l_k

elu

ar

Jen

is_

cucia

n

Jum

lah_

cucia

n

har

ga

...

pen

jah

itan

p

enja

hit

an

p

enja

hit

an

2

1

2

01

1-0

4-1

0

Hit

am

neg

ro

99

8

60

00

pen

jah

itan

p

enja

hit

an

p

enja

hit

an

4

2

2

01

1-0

4-1

5

Hit

am

neg

ro

10

00

1

00

00

12

1

....

Id

_p

ola

T

gl_

kelu

ar

Jum

lah_

cela

na_

menta

h

har

ga

1

2

01

1-0

4-1

0

88

8

50

00

2

2

01

1-0

4-1

6

99

9

45

00

c.

2N

F

Menu

rut

Lad

jam

ud

in (

20

05

), s

yar

at 2

NF

yait

u b

entu

k d

ata

tel

ah m

em

enu

hi

kri

teri

a bentu

k n

orm

al

ke s

atu

dan

att

rib

ute

bu

kan k

un

ci

(no

n-k

ey)

har

usl

ah m

em

ilik

i k

eter

gan

tung

an f

ung

sio

nal

sep

enu

hn

ya

pad

a k

unci

uta

ma

/ p

rim

ary

key.

Ta

bel

use

r

Id_

use

r p

assw

ord

L

evel

Pen

jah

itan

P

enja

hit

an

P

enja

hit

an

Pen

jah

itan

p

enja

hit

an

p

enja

hit

an

Ta

bel

cela

na

ma

tan

g

Id_

cela

na_

mat

ang

Id

_ce

lana_

menta

h

Id_

use

r T

gl_

kelu

ar

Jen

is_

cucia

n

Jum

lah_

cucia

n

har

ga

2

1

Pen

jah

itan

2

01

1-0

4-1

0

Hit

am

neg

ro

99

8

60

00

4

2

pen

jah

itan

2

01

1-0

4-1

5

Hit

am

neg

ro

10

00

1

00

00

Ta

bel

cela

na

men

tah

Id_

cela

na_

menta

h

Id_

po

la

Id_

use

r T

gl_

kelu

ar

Jum

lah_

cela

na_

menta

h

Har

ga

3

1

Pen

jah

itan

2

01

1-0

4-1

0

88

8

50

00

4

2

pen

jah

itan

2

01

1-0

4-1

6

99

9

45

00

123

4.3.2 Membuat Rancangan Antar Muka Sistem

4.3.2.1 Perancangan Struktur Menu

1. Struktur Menu Halaman Inventory

Login

LogoutLaporanFileHome

Form Inventory Laporan Bahan Dasar

Tambah

Hapus

Ubah

Detail

Seacrh

Print

Ok

Cancel

Close

Gambar 4.15 Strukrtur Menu Bagian Inventory

124

2. Struktur Menu Pemolaan

Login

LogoutLaporanFileHome

Form Pemolaan Laporan Pola

Proses Pola

Hapus

Ubah

Search

Seacrh

Simpan

Batal

Ok

Cancel

Print

Cari

Gambar 4.16 Strukrtur Menu Bagian Pemolaan

125

9. Struktur Menu Halaman Penjahitan

Login

LogoutLaporanFileHome

Form Jahitan Laporan Data Jahit

Proses Jahit

Hapus

Ubah

Seacrh

Seacrh

Simpan

Batal

Ok

Cancel

Print

Gambar 4.17 Strukrtur Menu Bagian Penjahitan

126

10. Struktur Menu Halaman Laundry

Login

LogoutLaporanFileHome

Form Laundry Laporan Laundry

Proses Laundry

Hapus

Ubah

Seacrh

Seacrh

Simpan

Batal

Ok

Cancel

Print

Gambar 4.18 Strukrtur Menu Bagian Laundry

127

11. Struktur Menu Halaman Finishing

Login

LogoutLaporanFileHome

Form Finishing Laporan Finishing

Proses Finishing

Hapus

Ubah

Seacrh

Seacrh

Simpan

Batal

Ok

Cancel

Print

Gambar 4.19 Strukrtur Menu Bagian Finishing

128

12. Struktur Menu Halaman Manager

Login

LogoutLaporanFileHome

Laporan Bahan Dasar

Seacrh

Print

Laporan Pola

Seacrh

Print

Laporan Data Jahit Laporan ProduksiLaporan FinishingLaporan Laundry

Seacrh

Print

Seacrh

Print

Seacrh

Print

Seacrh

Print

Gambar 4.20 Strukrtur Menu Manager

4.3.2.2 STD (State Transition Diagram)

Diagram ini menggambarkan transisi atau perubahan statement yang

merupakan keadaaan aplikasi yang dipicu oleh adanya aksi yang dilakukan oleh

user. Dengan adanya STD ini, rangcangan diharapkan akan dapat terperinci

karena fungsi-fungsi setiap obyek yang diperlukan telah dideskripsikan.

129

1. STD Bagian Inventory

Form Login

Open “http://

Tampil Layar

Form Login

Inventory

Klik “Login”

Tampil Layar

Inventory

Logout

Laporan Bahan

Dasar

Form Data

Inventory

Home

Klik “Menu Home”

Tampil Layar

Menu Utama

Klik “Submenu Form Inventory”

Tampil Layar

Form Inventory

Klik “Submenu Laporan

Bahan Dasar”

Tampil Layar

Laporan Bahan Dasar

Klik “Logout”

Tampil Layar

Login

Form Data

Inventory

Klik “Tambah”

Data Disimpan &

Kembali ke Layar

Form Data Inventory

Detail

Ubah

Hapus

Klik “Detail”

Tampil Layar

Tgl Keluar Bahan &

Jml Bahan

Klik “Ubah”

Tampil Layar

Ubah Data Inventory

Klik “Hapus”

Tampil Konfirmasi

Print

Klik “Print”

Tampil Layar Untuk

Print Data

Gambar 4.21 STD Bagian Inventory

130

2. STD Bagian Pemolaan

Form Login

Open “http://

Tampil Layar

Form Login

Pemolaan

Klik “Login”

Tampil Layar

Pemolaan

Logout

Laporan Pemolaan

Form Data Pola

Home

Klik “Menu Home”

Tampil Layar

Menu Utama

Klik “Submenu Form Pemolaan”

Tampil Layar

Form Data Pola

Klik “Submenu Laporan Pola ”

Tampil Layar

Laporan Pemolaan

Klik “Logout”

Tampil Layar

Login

Form Proses Pola

Klik “Proses Pola”

Tampil Layar

Proses Pola

Form Data

Laporan Pemolaan

Ubah

Hapus

Klik “Ubah”

Tampil Layar

Ubah Data

Laporan Pemolaan

Klik “Hapus”

Tampil Konfirmasi

Simpan

Batal

Klik “Batal”

Tampil Layar

Proses Pola

Klik “Simpan”

Data Pola Disimpan

Form Data

Pemolaan

Klik “Search”

Tampil Layar

Data Pemolaan

Klik “Search”

Tampil Layar

Laporan Pemolaan

Print

Klik “Print”

Tampil Layar Untuk

Print Data

Gambar 4.22 STD Bagian Pemolaan

131

3. STD Bagian Jahit

Form Login

Open “http://

Tampil Layar

Form Login

Form Data Jahitan

Klik “Login”

Tampil Layar Form

Data Jahitan

Logout

Laporan Data

Jahitan

Form Data Jahitan

Home

Klik “Menu Home”

Tampil Layar

Menu Utama

Klik “Submenu Form Jahitan”

Tampil Layar

Form Data Jahitan

Klik “Submenu Laporan Jahitan ”

Tampil Layar

LaporanData Jahitan

Klik “Logout”

Tampil Layar

Login

Form Proses Jahit

Klik “Proses Pola”

Tampil Layar

Proses Jahit

Form Laporan

Data Jahitan

Ubah

Hapus

Klik “Ubah”

Tampil Layar

Ubah Laporan Data

Jahitan

Klik “Hapus”

Tampil Konfirmasi

Simpan

Batal

Klik “Batal”

Tampil Layar

Proses Jahit

Klik “Simpan”

Data Jahit Disimpan

Form Data Jahitan

Klik “Search”

Tampil Layar

Data Jahitan

Klik “Search”

Tampil Layar

Laporan Data

Jahitan

Print

Klik “Print”

Tampil Layar Untuk

Print Data

Gambar 4.23 STD Bagian Jahit

132

4. STD Bagian Laundry

Form Login

Open “http://

Tampil Layar

Form Login

Laundry

Klik “Login”

Tampil Layar

Laundry

Logout

Laporan Laundry

Form Data Laundry

Home

Klik “Menu Home”

Tampil Layar

Menu Utama

Klik “Submenu Form Laundry”

Tampil Layar

Form Data Laundry

Klik “Submenu Laporan

Laundry ”

Tampil Layar

Laporan Laundry

Klik “Logout”

Tampil Layar

Login

Form Proses

Laundry

Klik “Proses Laundry”

Tampil Layar

Proses Laundry

Form Data Laundry

Ubah

Hapus

Klik “Ubah”

Tampil Layar

Ubah Data Laundry

Klik “Hapus”

Tampil Konfirmasi

Simpan

Batal

Klik “Batal”

Tampil Layar

Proses Laundry

Klik “Simpan”

Data Laundry

Disimpan

Form Data Laundry

Klik “Search”

Tampil Layar

Data Laundry

Klik “Search”

Tampil Layar

Laporan Laundry

Hapus

Klik “Print”

Tampil Layar Untuk

Print Data

Gambar 4.24 STD Bagian Laundry

133

5. STD Bagian Finishing

Form Login

Open “http://

Tampil Layar

Form Login

Finishing

Klik “Login”

Tampil Layar

Finishing

Logout

Laporan Finishing

Form Data

Finishing

Home

Klik “Menu Home”

Tampil Layar

Menu Utama

Klik “Submenu Form Finishing”

Tampil Layar

Form Data Finishing

Klik “Submenu Laporan

Finishing ”

Tampil Layar

Laporan Finishing

Klik “Logout”

Tampil Layar

Login

Form Proses

Finishing

Klik “Proses Laundry”

Tampil Layar

Proses Finishing

Form Data

Finishing

Ubah

Hapus

Klik “Ubah”

Tampil Layar

Ubah Data Finishing

Klik “Hapus”

Tampil Konfirmasi

Simpan

Batal

Klik “Batal”

Tampil Layar

Proses Finishing

Klik “Simpan”

Data Finishing

Disimpan

Form Data Finishing

Klik “Search”

Tampil Layar

Data Finishing

Klik “Search”

Tampil Layar

Laporan Finishing

Hapus

Klik “Print”

Tampil Layar Untuk

Print Data

Gambar 4.25 STD Bagian Finishing

134

6. STD Manager

Form Login

Open “http://

Tampil Layar

Form Login

Manager

Klik “Login”

Tampil Layar

Manager

Logout

Laporan Pola

Home

Klik “Menu Home”

Tampil Layar

Menu Utama

Klik “Submenu Laporan

Pemolaan ”

Tampil Layar

Laporan Pola

Klik “Logout”

Tampil Layar

Login

Form Data

Pemolaan

Klik “Search”

Tampil Layar

Laporan Pola

Print

Klik “Print”

Tampil Layar Untuk

Print Data

Laporan Bahan

Dasar

Klik “Submenu Laporan Bahan

Dasar”

Tampil Layar

Laporan Bahan Dasar

Form Data

Bahan Dasar

Klik “Search”

Tampil Layar

Laporan Bahan Dasar

Print

Klik “Print”

Tampil Layar Untuk

Print Data

Laporan Jahit

Klik “Submenu Laporan Jahit ”

Tampil Layar

Laporan Jahitan

Form Data Jahitan

Klik “Search”

Tampil Layar

Laporan jahit

Print

Klik “Print”

Tampil Layar Untuk

Print Data

Laporan Laundry

Klik “Submenu Laporan

Laundry ”

Tampil Layar

Laporan Laundry

Form Data Laundry

Klik “Search”

Tampil Layar

Laporan Laundry

Print

Klik “Print”

Tampil Layar Untuk

Print Data

Laporan Finishing

Klik “Submenu Laporan

Finishing ”

Tampil Layar

Laporan Finishing

Form Data

Finishing

Klik “Search”

Tampil Layar

Laporan Finishing

Print

Klik “Print”

Tampil Layar Untuk

Print Data

Laporan Produksi

Klik “Submenu Laporan

Produksi ”

Tampil Layar

Laporan Laporan Produksi

Form Data

Laporan Produksi

Klik “Search”

Tampil Layar

Laporan Produksi

Print

Klik “Print”

Tampil Layar Untuk

Print Data

Gambar 4.26 STD Manager

135

4.3.2.3Perancangan Antar Muka

Rancangan antarmuka dipergunakan untuk mengimplementasikan aturan-

aturan dan analisis yang telah dibentuk sedemikian rupa.

1. Layout Form Login

Gambar

Username :

Level :

Password :

Pilihan

Login Reset

Gambar 4.27 Layout Form Login

2. Layout Menu Utama

Home LaporanFile LogoutLogo CV. Anugrah

Logo

CV. Anugrah

SELAMAT DATANG

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

CV. ANUGRAH

Powered by [email protected]

Gambar 4.28 Layout Form Menu Utama

136

3. Layout Form Inventory

Home LaporanFile LogoutLogo CV. Anugrah

FORM DATA INVENTORY

Powered by [email protected]

Nama Pemasok :

Jumlah Masuk :

Harga/m :

Jenis Bahan :

Tanggal Masuk : Pilihan tgl/bln/thn

Tambah

Gambar 4.29 Layout Form Inventory

137

4. Layout Form Laporan Bahan Dasar

Keyword

Pilih Bulan SearchTahun

Pilihan

Tabel Data Bahan Dasar

No Total hargaJumlah MasukHargaJenis BahanTgl MasukPemasokId Bahan Jumlah keluar Sisa AksiUser

BANER

Gambar 4.30 Layout Form Laporan Bahan Dasar

138

5. Layout Form Pemolaan

Home LaporanFile LogoutLogo CV. Anugrah

FORM DATA POLA

Powered by [email protected]

Keyword

Pilih Bulan SearchTahun

Pilihan

No AksiJenis BahanBahan TersediaTanggal MasukId Bahan

Proses Pola

Proses Pola

Proses Pola

Proses Pola

Tabel Pemolaan

Gambar 4.31 Layout Form Proses Pemolaan

139

6. Layout Form Input Pemolaan

Jumlah Pola :

Jumlah Bahan :

Jenis Pola :

Tanggal Keluar :

Tanggal TahunBulan

Tanggal TahunBulan

Simpan Batal

Panjang Bahan :

Home LaporanFile LogoutLogo CV. Anugrah

FORM DATA POLA

Bahan Tersedia :

Id Bahan :

Jenis Bahan :

Tanggal Masuk : Tanggal TahunBulan

Ukuran Pola :

cari

Gambar 4.32 Layout Form Input Pemolaan

140

7. Layout Form Laporan Pemolaan

Keyword

Pilih Bulan SearchTahun

Pilihan

Tabel Data Pemolaan

No Jumlah BahanTgl Keluar

Pola

Tgl Masuk

PolaJenis BahanId BahanId Pola Jumlah Pola Jenis Pola AksiUser

BANER

Gambar 4.33 Layout Form Laporan Pola

141

8. Layout Form Jahitan

Home LaporanFile LogoutLogo CV. Anugrah

FORM DATA JAHITAN

Powered by [email protected]

Keyword

Pilih Bulan SearchTahun

Pilihan

No AksiJenis PolaJumlah PolaTanggal MasukId Pola

Proses Jahitan

Proses Jahitan

Proses Jahitan

Proses Jahitan

Tabel Penjahitan

Gambar 4.34 Layout Form Jahitan

9. Layout Form Input Penjahitan

close or Esc Key

Harga :

Jumlah Jahitan :

Tanggal keluar : Tanggal TahunBulan

Simpan Batal

Gambar 4.35 Layout Form Input Penjahitan

142

10. Layout Form Laporan Jahitan

Keyword

Pilih Bulan SearchTahun

Pilihan

Tabel Data Penjahitan

No Jumlah HilangJumlah JahitanJumlah PolaTgl KeluarTgl TerimaId Jahitan Harga Biaya Jahitan Aksi

BANER

Gambar 4.36 Layout Form Laporan Jahitan

143

11. Layout Form Laundry

Home LaporanFile LogoutLogo CV. Anugrah

FORM DATA LAUNDRY

Powered by [email protected]

Keyword

Pilih Bulan SearchTahun

Pilihan

No AksiJumlah JahitanId Jahit

Proses Laundry

Tabel Data Laundry

Tgl Terima

Proses Laundry

Proses Laundry

Gambar 4.37 Layout Form Laundry

144

12. Layout Form Input Laundry

close or Esc Key

Harga :

Jumlah Cucian :

Jenis Cucian :

Tanggal keluar : Tanggal TahunBulan

Simpan Batal

Gambar 4.38 Layout Form Input Laundry

13. Layout Form Laporan Laundry

Keyword

Pilih Bulan SearchTahun

Pilihan

Tabel Data Laundry

No Jumlah HilangJumlah

Laundry

Jumlah

JahitanTgl KeluarTgl TerimaId Laundry Jenis Laundry Harga AksiBiaya Laundry

BANER

Gambar 4.39 Layout Form Laporan Laundry

145

14. Layout Form Finishing

Home LaporanFile LogoutLogo CV. Anugrah

FORM DATA FINISHING

Powered by [email protected]

Keyword

Pilih Bulan SearchTahun

Pilihan

No AksiJenis LaundryJumlah LaundryId Laundry

Proses

Finishing

Tabel Data Finishing

Tgl Terima

Proses

Finishing

Proses

Finishing

Gambar 4.40 Layout Form Finishing

15. Layout Form Input Finishing

Gambar 4.41 Layout Form Input Finishing

close or Esc Key

Jumlah Celana Jadi :

Simpan Batal

146

16. Layout Form Laporan Finishing

Keyword

Pilih Bulan SearchTahun

Pilihan

Tabel Data Finishing

No Jumlah Celana RusakJumlah Celana JadiJumlah LaundryTgl TerimaId Finishing AksiUser

BANER

Gambar 4.42 Layout Form Laporan Finishing

147

17. Layout Form Laporan Produksi

Keyword

Pilih Bulan SearchTahun

Pilihan

Tabel Data Produksi

No Celana RusakJumlah BahanTanggal JadiJenis BahanPemasok Jenis CucianJenis PolaCelana Jadi

BANER

Gambar 4.43 Layout Form Laporan Produksi

4.4 Tahap Penerapan Sistem

4.4.1 Menyiapkan Sumber Daya Perangkat Keras

4.4.1.1 Perangkat Keras

Perangkat keras yang mendukung aplikasi ini adalah

suatu unit komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:

148

Komputer Server

0. Processor : Intel Pentium 4 Processor 2 GHz.

1. Memory : 512 MB

2. Hardisk : 2 GB (Minimum Space)

3. Monitor

4. Keyboard

5. Mouse

6. Switch

7. NIC (Network Interface Card) / LAN Card on board.

8. Kabel UTP (Unshield Twist Pair) dan Konektor RJ 45

9. Printer

Komputer Client

1. Processor : Intel Pentium 3 Processor 1,2 GHz.

2. Memory : 128 MB

3. Hardisk : 1 GB (Minimum Space)

4. Monitor

5. Keyboard

6. Mouse

7. NIC (Network Interface Card) / LAN Card on board.

8. Kabel UTP (Unshield Twist Pair) dan Konektor RJ 45

149

4.4.2 Menyiapkan Sumber Daya Perangkat Lunak

Spesifikasi sistem operasi dan perangkat lunak yang mendukung

adalah sebagai berikut:

Sepesifikasi software atau perangkat lunak yang penulis

sarankan meliputi :

1) Server

a. Operating system : Linux Centos 5 releases,

windows sp 2

b. Web Server : Apache-2.2

c. PHP Component-5.1.6

d. MySql 5.0

2) Client / User

a. Operating System : Windows, Linux, MAC OS dan

Linux dan lainnya

b. Browser : IE 7, Mozila 3.0 dan sejenisnya.

c. Flashplayer 10 atau yang terbaru

3) Network

a. Arsitektur jaringan : Client Server

b. Jenis jaringan : Local Area Network

c. Bandwidth internet : 1Mbps

150

4.4.3. Pengujian

Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas dari kesalah.

Dan program harus dicoba untuk menemukan kesalahan yang mugkin dapat tejadi

seperti dalam kesalahan bahasa, kesalahan waktu proses, dan kesalahan logika

program. Pengujian sistem dilakukan setelah pengetesan program, ini berguna

untuk memeriksa dan mencari kesalahan serta kelemahan yang mugkin masih

terjadi. Pengujian yang dilakukan pada program sistem informasi manufaktur ini

meliputi pengujian terhadap seluruh menu program apakah teleh sesuai dengan

apa yang diharapkan.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan pendekatan black-box testing.

Dengan menggunakan pendekatan black-box testing kita dapat mengetahui

apakah sistem dapat memberikan keluaran seperti yang kita harapkan.

Tabel-tabel di bawah ini merupakan hasil pengujian blackbox testing :

1. Tabel Pengujian Inventory

No. Unit Program Rancangan Proses Hasil Yang

Diharapkan

Keterangan

1. Menu Login Login Sesuai Level Masuk Halaman

Home sesuai level

Sesuai

2. Menu Form

Inventory Klik Form Inventory

Masuk Halaman

Form Inventory

Sesuai

3. Form Data

Inventory Klik Tambah

Data Tersimpan Ke

Dalam Database

Sesuai

4. Laporan Bahan

Dasar Klik Detail

Lihat Detail

Pengeluaran Bahan

Dasar

Sesuai

151

5. Laporan Bahan

Dasar Klik Ubah

Masuk Form Data

Inventory

Sesuai

6. Form Data

Inventory Klik Ubah

Data Inventory

Berubah dan

Tersimpan Kedalam

Database

Sesuai

7. Laporan Bahan

Dasar Klik Hapus

Data Inventory

Terhapus Sesuai

8. Laporan Bahan

Dasar Klik Search

Menampilkan Data

Bahan Dasar Sesuai

Keyword

Sesuai

9. Laporan Bahan

Dasar Klik Print

Menampilkan

Halaman Yang Akan

Diprint

Sesuai

10. Menu Logout Klik Logout Masuk Halaman

Login Kembali Sesuai

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Account “Bagian Inventory”

2. Tabel Pengujian Pemolaan

No. Unit Program Rancangan Proses Hasil Yang

Diharapkan Keterangan

1. Menu Login Login Sesuai Level Masuk Halaman

Home sesuai level Sesuai

2. Menu Form

Pemolaan Klik Form Pemolaan

Masuk Halaman

Form Data Pola Sesuai

3. Form Data Pola Klik Proses Pola Masuk Form Proses

Pola Sesuai

4. Form Proses Pola Klik Simpan

Data Pola Yang

Diinput Tersimpan

Kedalam Database

Sesuai

5. Form Proses Pola Klik Batal Kembali Ke Form

Data Pola Sesuai

6. Form Proses Pola Klik Search

Menampilkan Data

Yang Dicari

Sesuai

152

7. Laporan Pola Klik Ubah

Masuk Halaman

Form Data Pola

Sesuai

8. Form Data Pola Klik Ubah Data Pola Berubah

Sesuai

9. Laporan Pola Klik Hapus Data Pola Terhapus

Sesuai

10. Laporan Pola Klik Search

Menampilkan Data

Pola Yang Dicari

Sesuai

11. Laporan Pola Klik Print

Menampilkan

Halaman Yang Akan

Diprint

Sesuai

12. Menu Logout Klik Logout

Masuk Halaman

Login Kembali Sesuai

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Account “Bagian Pemolaan”

3. Tabel Pengujian Penjahitan

No. Unit Program Rancangan Proses

Hasil Yang

Diharapkan Keterangan

1. Menu Login Login Sesuai Level

Masuk Halaman

Home sesuai level Sesuai

2. Menu Form Jahitan Klik Form Jahitan

Masuk Halaman

Form Data Jahit Sesuai

3. Form Data Jahit Klik Proses Jahit

Masuk Form Proses

Jahit Sesuai

4. Form Proses jahit Klik Simpan

Data Jahit Yang

Diinput Tersimpan

Kedalam Database

Sesuai

5. Form Proses Jahit Klik Batal

Kembali Ke Form

Data Jahit Sesuai

6. Form Proses Jahit Klik Search

Menampilkan Data

Jahit Yang Dicari Sesuai

7. Laporan Data Jahit Klik Ubah

Masuk Halaman

Form Data Jahit Sesuai

153

8. Form Data Jahit Klik Ubah Data Jahit Berubah Sesuai

9. Laporan Data Jahit Klik Hapus Data Jahit Terhapus Sesuai

10. Laporan Data Jahit Klik Search

Menampilkan Data

Jahit Yang Dicari Sesuai

11. Laporan Data Jahit Klik Print

Menampilkan

Halaman Yang Akan

Diprint

Sesuai

12. Menu Logout Klik Logout

Masuk Halaman

Login Kembali Sesuai

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Account “Bagian Penjahitan”

4. Tabel Pengujian Laundry

Unit Program Rancangan Proses Hasil Yang

Diharapkan

Keterangan

1. Menu Login Login Sesuai Level

Masuk Halaman

Home sesuai level

Sesuai

2. Menu Form

Laundry Klik Form Laundry

Masuk Halaman

Form Data Laundry

Sesuai

3. Form Laundry Klik Proses Laundry

Masuk Form Proses

Laundry

Sesuai

4. Form Proses

Laundry Klik Simpan

Data Laundry Yang

Diinput Tersimpan

Kedalam Database

Sesuai

5. Form Proses

Laundry Klik Batal

Kembali Ke Form

Data Laundry

Sesuai

6. Form Proses

Laundry Klik Search

Menampilkan Data

Jahit Yang Dicari

Sesuai

7. Laporan Laundry Klik Ubah

Masuk Halaman

Form Data Laundry

Sesuai

8. Form Data Laundry Klik Ubah

Data Laundry

Berubah

Sesuai

154

9. Laporan Laundry Klik Hapus

Data Laundry

Terhapus Sesuai

10. Laporan Laundry Klik Search

Menampilkan Data

Laundry Yang

Dicari

Sesuai

11. Laporan Laundry Klik Print

Menampilkan

Halaman Yang Akan

Diprint

Sesuai

12. Menu Logout Klik Logout

Masuk Halaman

Login Kembali Sesuai

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Account “Bagian Laundry”

5. Tabel Pengujian Finishing

No. Unit Program Rancangan Proses

Hasil Yang

Diharapkan

Keterangan

1. Menu Login Login Sesuai Level

Masuk Halaman

Home sesuai level

Sesuai

2. Menu Form

Finishing Klik Form Finishing

Masuk Halaman

Form Data Finishing

Sesuai

3. Form Data

Finishing

Klik Proses

Finishing

Masuk Form Proses

Finishing

Sesuai

4. Form Proses

Finishing Klik Simpan

Data Jahit Yang

Diinput Tersimpan

Kedalam Database

Sesuai

5.

Form Proses

Finishing

Klik Batal

Kembali Ke Form

Data Finishing

Sesuai

6.

Form Proses

Finishing

Klik Search Menampilkan Data

Finishing Yang

Dicari

Sesuai

7. Laporan Data Klik Ubah Masuk Halaman

Form Data Finishing Sesuai

155

Finishing

8.

Form Data

Finishing

Klik Ubah Data Finishing

Berubah Sesuai

9. Laporan Finishing Klik Hapus Data Finishing

Terhapus Sesuai

10. Laporan Finishing Klik Search Menampilkan Data

Finishing Yang

Dicari

Sesuai

11. Laporan Finishing Klik Print Menampilkan

Halaman Yang Akan

Diprint Sesuai

12. Menu Logout Klik Logout Masuk Halaman

Login Kembali Sesuai

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Account “Bagian Finishing”

6. Tabel Pengujian Manager

No. Unit Program Rancangan Proses

Hasil Yang

Diharapkan

Keterangan

1. Menu Login Login Sesuai Level

Masuk Halaman

Home sesuai level

Sesuai

2. Laporan Bahan

Dasar Klik Search

Menampilkan Data

Bahan Dasar Sesuai

Keyword

Sesuai

3. Laporan Bahan

Dasar Klik Print

Menampilkan

Halaman Yang Akan

Diprint

Sesuai

4. Laporan Pola Klik Search

Menampilkan Data

Pola Yang Dicari

Sesuai

156

5. Laporan Pola Klik Print

Menampilkan

Halaman Yang Akan

Diprint

Sesuai

6. Laporan Bahan

Dasar Klik Search

Menampilkan Data

Bahan Dasar Sesuai

Keyword

Sesuai

7. Laporan Bahan

Dasar Klik Print

Menampilkan

Halaman Yang Akan

Diprint

Sesuai

8. Laporan Data Jahit Klik Search

Menampilkan Data

Jahit Yang Dicari

Sesuai

9. Laporan Data Jahit Klik Print

Menampilkan

Halaman Yang Akan

Diprint

Sesuai

10. Laporan Finishing Klik Search

Menampilkan Data

Finishing Yang

Dicari

Sesuai

11. Laporan Finishing Klik Print

Menampilkan

Halaman Yang Akan

Diprint

Sesuai

12. Laporan Produksi Klik Search

Menampilkan Data

Produksi Yang

Dicari

Sesuai

13. Laporan Produksi Klik Print

Menampilkan

Halaman Yang Akan

Diprint

Sesuai

14. Menu Logout Klik Logout

Masuk Halaman

Login Kembali

Sesuai

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Account “Manager”

157

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka pada

bab ini akan disimpulkan bahwa :

1. Sistem informasi manufaktur yang dirancang untuk CV. Anugrah dapat

membatu dalam meminimalisir kerugian yang ada karena data produksi

dapat terpantau secara cepat dan akurat dengan mengggunakan model

pendekatan (Sytem Development Life Cycle).

2. Analisis masalah sistem informasi manufaktur ini dibuat dengan

menggunakan diagram alir (flowchart), Data Flow Diagram (DFD), Entity

Relationship Diagram (ERD), dan State Transition Diagram (STD).

3. Perancangan sistem informasi manufaktur ini dapat membantu dalam

melakukan pemantauan data produksi, penghitungan jumlah barang yang

telah diproduksi, penghitungan biaya pembelian bahan dasar,

penghitungan biaya operasional penjahitan dan laundry yang dilakukan

secara cepat dan akurat.

158

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah diterangkan, penulis

mengajukan beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut antara lain :

1. Penelitian sistem manufaktur dimasa yang akan datang diharapkan

dapat langsung menangani proses penjadwalan produksi dan proses

laporan keuangan secara menyeluruh.

2. Sistem informasi manufaktur agar dapat dikembangkan menjadi

sistem yang terintegrasi dalam proses penjualan.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional.2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai

Pustaka:Jakarta.

Gulo,W.2010.Metodologi Penelitian Cetakan Keenam.Grasindo : Jakarta.

Harahap yahya. 2011. Hukum Perseroan Terbatas. Sinar Grafika: Jakarta,

Jogiyanto. 2005. Pengenalan Komputer. Penerbit Andi : Yogyakarta

Jogiyanto,HM.2008.Metodologi Penelitian Sistem Informasi : Pedoman dan Contoh

Melaksanakan Penelitian di Bidang Sistem Teknologi

Informasi.Andi:Yogyakarta.

Kadir,Abdul.2003.Pengenalan Sistem Informasi.Andi:Yogyakarta.

Ladjamudin,bin Al-Bahra.2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi.Graha Ilmu :

Yogyakarta.

McLeod,Raymond,Schell,George.2004.Sistem Informasi Manajemen Edisi

Kedelapan.Indeks:Jakarta.

Mulyanto,Agus.2009.Sistem Informasi : Konsep dan Aplikasi.Pustaka

Pelajar:Yogyakarta.

Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Penerbit Graha Ilmu : Yoyakarta.

Nasution,Hakim,Prastyawan,Yudha.2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.

Graha Ilmu : Surabaya.

Purnama, Pupung Budi. 2004. Kiat Praktis Menjadi Desainer Web Profesional. PT.

Elex Media Komputindo.: Jakarta

Sidik, Betha. 2005. MySQL. Penerbit Informatika : Bandung

Solution, Winpec. 2008. Sistem Informasi Manufaktur dengan VB 2005 dan SQL

Server 2005. Elex Media Komputindo : Surabaya.

Supriyanto,Aji.2005.Pengantar Teknologi Informasi.Salemba Infotek : Jakarta.

Sutabri,Tata.2005.Sistem Informasi Manajemen.Andi:Yogyakarta.

Turban,Efraim, Rainer R., Kelly Jr., Potter,Richard E.2006.Pengantar Teknologi

Informasi Edisi 3.Salemba Infotek : Jakarta.

Whitten, Jeffery L., Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman. 2004. Metode Desain dan

Analisis Sistem. Edisi 6. Alih bahasa. Penerbit Andi: Yogyakarta.

WAWANCARA

Wawancara II

· Narasumber : Bapak Abd. Ghofur

· Jabatan : Kabag. Inventory

· Penanya : Muhammad Iqbal hadi

· Tanggal : 12 Oktober 2010

· Tema : Proses penerimaan dan pengeluaran bahan dasar

Lampiran wawancara :

Iqbal : Maav Pa kalau disini bahan nya diambil dari mana ya?

Ghofur : Ow kalau kita disini ada 4 supplier yang menyediakan bahan dasar untuk kita,

diantaranya Trendy Tex, Wahyudin Tex, Fany Tex dan Jaya Manunggal.

Iqbal : Berapa banyak Pa biasanya jumlah pengambilan bahan itu?

Ghofur : Kita biasa nya sekali kirim bahan itu sekitar 2000-5000m, dan dalam sebulan

biasanya 3 kali kirim kecuali menjelang bulan puasa itu bisa 5 sampai 10 kali kirim.

Iqbal : Ow berarti besar juga dunk omsetnya pa?

Ghofur : ya lumayan besarlah.

Iqbal : Jenis Bahan nya apa aja tuh pa?

Ghofur : Ow Jenis Bahan yang kita pakai kurang lebih ada 5 jenis dan semua itu tergolong

bahan jeans, seperti ring pisang, ring gerimis, jeans polos, Kakap merah dan kuning,

serta bahan milenium.

Iqbal : Harga bahan nya berapa tuh pa?

Ghofur : Harga bahan ya bervariasi, berkisar antara 30.000 rupiah sampai 50.000 rupiah

permeter tergantung jenisnya.

Iqbal : Melihat begitu banyak jumlah bahan yang masuk dan berbagai macam jenis dan

harganya gimana tuh pa ngaturnya?

Ghofur : Ya yang pasti setiap kali bahan masuk kan pasti ada nota bahannya. Nah dari nota

yang ada tersebut kita catat dalam buku besar penerimaan bahan.

Iqbal : Ow gitu ya pa! Apa ga ribet?Terus kalau bahan yang dikeluarkan gimana?

Ghofur : Ya kita catat juga, pada saat bagian pemolaan mengambil bahan jumlah bahan yang

diambil dicatat. Tapi biassanya kita sekali pemotongan atau pemolaan itu kisaran

1000 meter.

Iqbal : Semuanya masih menggunakan pencatatan buku besar ya pa?Apa tidak efektif dan

Efisien??

Ghofur : Ya memang tidak efektif dan efisien, bahkan kadang-kadang terjadi kesalahan.

Justru dari itu apa saudara iqbal bisa membantu mengatasi masalah kami yang ada?

Iqbal : Insyaallah melihat masalah yang ada saya bisa pa.

Iqbal : bagaimana dengan proses produksinya pa??

Ghofur : Untuk Proses Produksi supaya lebih detail kamu temui kepala divisi produksi saja

(Pa Sadili).

Iqbal : Ow gitu ya pa.Iya deh saya akan tanyakan beliau saja.maksih ya pa buat waktu dan

tanya jawab ini

Ghofur : Iya sama-sama.

WAWANCARA

Wawancara I

· Narasumber : Bapak Sadili

· Jabatan : Kadiv. Produksi

· Penanya : Muhammad Iqbal hadi

· Tanggal : 23 September 2010

· Tema : Prosedur Sistem Berjalan

· Tujuan : Mengetahui alur kerja sistem manufaktur yang sedang berjalan dan

kendala-kendala apa saja.

Point utama wawancara :

1. Bisakah Bapak gambarkan proses manufaktur yang ada di CV. Anugrah ini?

2. Apa saja kendala dari proses yang sudah diterapkan?

3. Harapan bapak tentang pemanfaatan teknologi informasi diperusahaan ini apa?

4. Kira-kira sistem seperti apa yang tepat dan baik bagi perusahaan ini?

Hasil wawancara :

· Proses manufaktur dimulai dari penerimaan bahan dasar dari beberapa

supplier, lalu di pola kemudian dipotong,dijahit, dicuci kemudian difinishing

dan packing.

· Proses yang sudah berjalan saat ini kita mengalami kesulitan dalam

pemantauan arus barang mulai dari bahan dasar sampai menjadi celana yang

siap pakai. Karena begitu banyak jumlah barang jenis, model, ukuran dan

cuciannya sehingga terkadang kita suka salah dalam mengecek barang, karena

sampai saat ini kita hanya menggunakan pencatatan buku besar saja bahkan

terkadang terjadi kehilangan celana.

· Saya berharap dapat dibangun sebuah sistem yang terkomputerisasi yang

dapat menunjang pekerjaan kami sehingga kami dapat meningkatkan kinerja

perusahaan .

· Sistem yang akan dirancang diharapkan dapat mendeteksi dan memantau arus

barang mulai dari penerimaan bahan dari suplier sampai dengan menjadi

celana yang siap jual serta terintegrasi anatara satu proses dengan proses

lainnya.

WAWANCARA

Wawancara III

· Narasumber : Bapak Sadili

· Jabatan : Kadiv. Produksi

· Penanya : Muhammad Iqbal hadi

· Tanggal : 12 Oktober 2010

· Tema : Proses Produksi Celana Jeans

Lampiran wawancara :

Iqbal : Pa dili bagaimana sih alur proses manufaktur yang ada disini.

Sadili : Disini prosesnya tentu mulai dari ada terlebih dahulu bahan dasar, lalu bahan dasar

tersebut dipotong menjadi lembaran-lembaran pola, kemudian dari pola itu di jahit

menjadi celana yang kita biasa sebut celana mentah lalu celana-celana mentah

tersebut dicuci setelah di cuci dilakukan proses akhir atau finishing dan barulah jadi

menjadi celana jadi yang siap dipasarkan.

Iqbal : Hemmh..gtu ya pa! Biasanya sekali proses produksi menghasilkan berapa banyak

celana jadi pa?

Sadili : Kita biasanya dalam 1 minggu itu ada 4 sampai 5 PO, 1 PO itu kurang lebih ada 700

sampai 1000 potong celana.

Iqbal : Ow banyak juga ya celana yang diproduksi disini.

sadili : ya lumayan besarlah.

Iqbal : Jenis celana yang diproduksi apa aja tuh pa?

Sadili : ow macam-macam, kalau dari modelnya ada celana pensil dewasa, pensil anak-anak,

standard dewasa, pendek anak-anak dan pendek dewasa. Sedangkan dari jenis

cuciannya ada yang hitam negro, hitam sinar putih, coklat, biru dan abu, manyquuen,

ringkel permanen dll.

Iqbal : Terus apa sama jumlah bahan yang dikeluarkan antara 1 model celana dengan model

yang lainnya.

Sadili : Ya tentu bedalah mas! Yang menentukan disini model dan ukuran celananya, kalau

celana pensil dewasa (size 27-32)itu biasanya 1.125m/celana, pensil anak-anak (size

24-26)1m/celana, standard dewasa (size 27-32) 1.2m/celana, celana pendek dewasa

0.95m/celana dan celana pendek anak-anak 0.85m/celana.

Iqbal : Kalau jenis cuciannya pa gimana?

Sadili : Ya berbeda juga biaya cuciannya berkisar antara 7000 sampai 12000 rupiah per

potongnya.

Iqbal : Melihat begitu banyak jumlah celana yang diproduksi dan begitu banyak jenis model

dan cuciannya, bagaimana bapak mengatur semua itu?

Sadili : Ya memang sangat kompleks mengatur semua itu.Kita masih menggunakan

pencatatan manual dalam mengolah data produksi ini. Apa mas iqbal bisa bantu kami

mengolah data-data produksi yang setiap saat berubah dan meningkat?

Iqbal : Ya saya usahakan bantu pa sebisa saya.

Sadili : Saya harap hasil penelitian mas tersebut bisa membantu kami dan saya harapan

antara satu bagian dengan bagian lain bisa saling terintegrasi, karena data produksinya

saling keterkaitan antara bagian yang satu dengan yang lainnya.

Iqbal : Iya pa saya usahakan. Teriama kasih untuk waktunya pa.

Sadili : Iya sama-sama.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR CELANA JEANS

PADA CV. ANUGRAH

Fitria Nurul Husna

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Indonesia

[email protected]

Abstrak

ABSTRAK

Perkembangan teknologi informasi memberikan peran komputer yang semula lebih

ditekankan sebagai mesin penghitung (calculating machine), saat ini telah berkembang sebagai

mesin yang dapat membantu berbagai kegiatan manusia. Kemampuan komputer semakin canggih

dalam mengolah data yang berasal dari suara, gambar, teks, grafik, bahkan video menjadi informasi yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan operasional dan manajerial, dalam

pengambilan keputusan. CV. Anugrah merupakan perusahan yang bergerak di bidang

manufacturing celana jeans. Perusahaan tersebut memproduksi berbagai jenis celana dengan

berbagai macam model. Dan pada setiap bulannya diproduksi sekitar 12.000 potong celana. Proses

manufaktur yang ada dimulai dari proses penerimaan bahan dasar dari berbagai supplier, proses

pembuatan pola, penjahitan, laundry dan finishing (seperti pemberian merk dan pengepakan).

Namun dalam setiap tahapan proses manufaktur tersebut data yang ada masih menggunakan media

pencatatan buku besar. Hal tersebut tidak sebading dengan jumlah produksi yang demikian besar,

sehingga penyampaian informasi tersebut memakan waktu yang cukup lama dan sering kali terjadi

kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai data yang dibutuhkan, baik itu data : jumlah

bahan dasar, data pola, data celana mentah (celana yang telah dijahit), data celana yang telah dilaundry dan data hasil produksi. Bahkan terdang terjadi penyelewengan yang disebabkan ketidak

sesuaian antara jumlah bahan yang dikeluarkan dengan jumlah celana jadi. Oleh karena itu, dengan

adanya sistem informasi manufaktur ini diharapkan dapat memcahkan permasalahan di atas.

Metode pengumpulan data penelitian dengan observasi, wawancara dan dokumenter, serta metode

pengembangan sistem menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) secara terstruktur

dengan DFD, ERD, STD sebagai alat perancangan sistem. Menggunakan PHP sebagai bahasa

pemrograman dan My SQL sebagai media penyimpanan basisdatanya.

Kata Kunci: Sistem Informasi, Manajemen Surat, Surat Keputusan.

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi

memberikan peran komputer yang semula

lebih ditekankan sebagai mesin penghitung

(calculating machine), saat ini telah

berkembang sebagai mesin yang dapat

membantu berbagai kegiatan manusia.

Kemampuan komputer semakin canggih

dalam mengolah data yang berasal dari suara,

gambar, teks, grafik, bahkan video menjadi informasi yang dapat digunakan untuk

membantu kegiatan operasional dan

manajerial, dalam pengambilan keputusan.

CV. Anugrah merupakan perusahan yang

bergerak di bidang manufacturing celana

jeans. Perusahaan tersebut memproduksi

berbagai jenis celana dengan berbagai macam

model. Dan pada setiap bulannya diproduksi

sekitar 12.000 potong celana. Proses

manufaktur yang ada dimulai dari proses

penerimaan bahan dasar dari berbagai supplier, proses pembuatan pola, penjahitan,

laundry dan finishing (seperti pemberian merk

dan pengepakan). Namun dalam setiap

tahapan proses manufaktur tersebut data yang

ada masih menggunakan media pencatatan

buku besar. Hal tersebut tidak sebading

dengan jumlah produksi yang demikian besar,

sehingga penyampaian informasi tersebut

memakan waktu yang cukup lama dan sering

kali terjadi kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai data yang dibutuhkan,

baik itu data : jumlah bahan dasar, data pola,

data celana mentah (celana yang telah dijahit),

data celana yang telah dilaundry dan data hasil

produksi. Bahkan terdang terjadi

penyelewengan yang disebabkan ketidak

sesuaian antara jumlah bahan yang

dikeluarkan dengan jumlah celana jadi. Oleh

karena itu, dengan adanya sistem informasi

manufaktur ini diharapkan dapat memcahkan

permasalahan di atas.

1.2 Rumusan Masalah

Penggunaan sistem informasi

manufaktur pada CV. Anugrah akan

memberikan kemudahan pada karyawan

dalam melaksanakan tugasnya secara cepat

dan benar. Seperti data penerimaan bahan

dasar dari supplier, data bahan dasar yang

keluarkan untuk pemolaan, data hasil

pemolaan, data penjahitan, data laundry,

data celana jadi dan data celana rusak

ataupun hilang dapat terdeteksi secara detail.

Serta kemudahan dalam pengecekan barang pada setiap tahapannya dan pembuatan

laporan bulanan persediaan barang mulai

dari bahan mentah sampai barang jadi dapat

terlihat secara detail. Sehingga dapat

meminimalisir kesalahan-kesalahan yang

ada yang dapat merugikan CV. Anugrah.

Dari hal tersebut di atas, maka permasalahan

yang dihadapi dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana sistem yang akan dibuat

dapat mendeteksi secara cepat dan akurat mengenai jumlah barang dan

jenis barang mulai dari bahan mentah

sampai jadi dalam setiap tahapan

prosesnya?

2. Bagaimana membangun suatu sistem

informasi manufaktur untuk sebuah

perusahaan, dimana suatu sistem

informasi tersebut dapat membantu memasukkan data barang dari bahan

mentah sampai jadi, serta pencarian

data barang tersebut secara cepat dan

akurat?

3. Bagaimana mengembangkan suatu

informasi manufaktur yang dapat

memberikan informasi kepada manager

secara cepat dan akurat mengenai persediaan barang mulai dari bahan

mentah sampai barang jadi?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam skripsi

yang akan peneliti buat ini mencakup :

1. Peneliti hanya membahas sistem

informasi manufaktur pada divisi produksi di CV. Anugrah.

2. Peneliti hanya membahas perhitungan

jumlah barang dari bahan mentah

sampai barang jadi baik yang sedang

diproduksi ataupun yang telah

diproduksi, perhitungan biaya

penerimaan bahan dasar, perhitungan

biaya pemolaan, biaya jahitan,

perhitungan biaya laundry, pembuatan

laporan produksi dan laporan setiap

tahapan produksi.

3. Program aplikasi dibuat dengan

menggunakan bahasa pemrograman

PHP 5.0 dan MySQL sebagai

database-nya.

4. Peneliti menggunakan metode

pengembangan sistem SDLC (System Development Life Cycle) sampai ke

tahapan implementasi yakni pengkodingan dari perancangan sistem.

5. Proses bisnis dimulai dari tahap

penerimaan bahan dasar, pemolaan,

penjahitan, laundry, finishing sampai

laporan produksi.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis dalam penelitian ini

yaitu:

1. Terwujudnya sistem informasi

manufaktur yang dapat menghemat

tenaga dan waktu karyawan dalam menjalankan tugasnya.

2. Memberikan kemudahan bagi

karyawan CV. Anugrah dalam

melaksanakan tugasnya secara benar

dan cepat.

3. Benar-benar dapat mendeteksi

mengenai jumlah dan jenis barang

pada setiap prosesnya.

4. Meminimalisir kemungkinan

tindakan penyelewengan yang

dilakukan karyawan.

1.5 Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis:

a. Mengembangkan wawasan dan

pengetahuan yang berhubungan

dengan disiplin ilmu yang diperoleh

pada dunia perusahaan

manufacturing.

b. Mampu membuat analisis dan

perancangan sistem informasi

manufaktur pada perusahaan

manufaktur dan menyusun laporannya secara baik dan

sistematis.

2. Bagi Perusahaan

Untuk diaplikasikan pada kegiatan

pengecekan jumlah dan jenis barang dari

bahan mentah sampai barang jadi,

penginputan data barang serta pembuatan

laporan bulanan persedian dan jumlah

produksi sehingga kerja karyawan dapat

lebih cepat dan benar.

3. Bagi Fakultas

Memberikan sumbangan pemikiran dan

menambah referensi pada perpustakaan

mengenai sistem informasi manufaktur di

perusahaan manufaktur.

4. Bagi Masyarakat.

Memberikan informasi dan gambaran

mengenai sistem informasi manufaktur pada

bagian produksi dan persediaan di

perusahaan manufaktur.

2. Landasan Teori

2.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur

Menurut O’Brien diambil dari buku Kadir,

sistem informasi manufaktur merupakan sistem

yang digunakan untuk mendukung fungsi

produksi, yang mencakup seluruh kegiatan yang

terkait dengan perencanaan dan pengendalian

proses untuk memproduksi barang atau jasa

(Kadir, 2003).

Menurut McLeod diambil dari buku Kadir, berbagai istilah lain sering kali digunakan sebagai

pengganti sistem informasi manufaktur antara lain

:

• ROP (reorder point), yakni suatu

sistem yang mendasarkan keputusan

pembelian berdasarkan titik pemesanan

kembali (reorder point). Merupakan sistem

informasi manufaktur yang paling

sederhana.

• MRP (material requirements

planning), yakni suatu sistem yang dapat

dipakai untuk merencanakan kebutuhan berbagai bahan baku yang diperlukan dalam

proses produksi.

• MRP II (material resources

planning), yakni suatu sistem yang

memadukan MRP dengan penjadwalan

produksi dan operasi pada bengkel kerja

(shop floor operation). Sistem ini tidak

mengontrol mesin dalam bengkel kerja,

melainkan sistem informasi ini hanya

mencoba memperkecil sediaan dan

memperkerjakan mesin secara efektif. • JIT (Just-in-time), yakni suatu

pendekatan yang menjaga arus bahan baku

melalui pabrik agar selalu dalam keadaan

minimum dengan mengatur bahwa bahan

baku tiba di bengkel kerja pada saat

diperlukan atau “tepat pada waktunya” (just

in time).

• CIM (computer integrated

manufacturing) merupakan suatu sistem

yang menggabungkan berbagai teknik untuk

menciptakan proses manufaktur yang luwes,

cepat dan menghasilkan produk yang

berkualitass tinggi secara efisien (Kadir:

2003).

2.2 Metode Pengembangan SDLC

Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle) adalah

penerapan pendekatan sistem untuk

pengembangan sistem atau subsistem

informasi berbasis komputer

(McLeod,2004). SDLC model waterfall

memiliki beberapa tahapan, yaitu

(McLeod,2004) :

1. Tahap Perencanaan Sistem

2. Tahapan analisis sistem

3. Tahapan rancangan sistem

4. Tahapan penerapan sistem 5. Tahapan penggunaan sistem

3. Metodologi Penelitian

3.1Metode Pengumpulan Data

Pada metode penelitian ini peneliti

melakukan 3 cara yaitu pengamatan

(observasi), wawancara, dan dokumenter.

3.1.1 Observasi/Pengamatan

Peneliti mengumpulkan data dan

informasi dengan melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan terhadap suatu

kegiatan yang sedang berjalan untuk

memperoleh data yang dibutuhkan.

Peranan peneliti dalam metode ini

adalah sebagai partisipan yaitu hanya

berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan

dalam penelitian.

3.1.2 Wawancara

Metode ini merupakan teknik

pengumpulan data dengan cara melakukan serangkaian tanya jawab dan wawancara.

Penulis menggunakan metode wawancara

bebas atau tidak terstruktur mengenai

masalah-masalah yang terkait. Wawancara

dilakukan pada tanggal 23 September 2010

mulai pukul 15.00 WIB sampai dengan

selesai, dengan narasumber bapak H. Rudy

Sirods selaku manager atau pemilik

perusahaan di rumahnya, Jl. H. Sholeh II

nomor 50 Jakarta Barat.

Serta pada tanggal 12 Oktober 2010 mulai

pukul 14.30 sampai dengan 16.30 dengan

narasumber saudara ghafur selaku kabag

inventory, bapak sadili selaku kepala divisi

produksi. Hasil wawancara sesuai dengan

yang terlampir pada lampiran.

3.1.3 Dokumenter

Peneliti melakukan studi dokumenter

sebagai bahan tambahan guna melengkapi kekurangan-kekurangan data yang diperoleh

dari interview dan observasi. Pengumpulan

data studi dokumenter ini penulis lakukan

dengan cara mengambil dari buku-buku

yang berhubungan dengan masalah yang

dibahas dalam penelitian skripsi ini.

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Siklus hidup pengembangan sistem

(System Development Life Cycle) adalah

penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem

informasi berbasis komputer

(McLeod,2004). SDLC model waterfall memiliki beberapa tahapan, yaitu

(McLeod,2004) :

1. Tahap Perencanaan Sistem

Langkah-langkah yang dilakukan dalam

tahap perencanaan sistem, yaitu:

a. Menyadari masalah

Kebutuhan akan proyek CBIS

biasanya dirasakan oleh manajer

perusahaan, non-manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan.

Spesialis informasi dari unit jasa

informasi jarang menjadi pencetusnya,

karena mereka tidak selalu berada di

tempat untuk mengamati gejala-gejala

permasalahan.

b. Mendefinisikan masalah

Setelah manajer menyadari adanya

masalah, ia harus memahaminya dengan

baik agar dapat mengatasi permasalahan

itu. Namun, manajer tidak berusaha untuk mengumpulkan semua informasi

pada titik ini. Sebaliknya, manajer hanya

mencari untuk mengidentifikasikan letak

permasalahan dan penyebabnya. Manajer

membutuhkan bantuan analis sistem

untuk bekerjasama.

c. Menentukan tujuan sistem

Manajer dan analis sistem

mengembangkan suatu daftar tujuan

sistem yang harus dipenuhi oleh sistem

untuk memuaskan pengguna. Pada titik

ini, tujuan hanya dinyatakan secara

umum. Selanjutnya tujuan-tujuan

tersebut akan dibuat lebih spesifik.

d. Mengidentifikasi kendala-kendala

sistem

Sistem baru tidak akan beroperasi

bebas dari kendala. Beberapa kendala

ditimbulkan oleh lingkungan. Kendala tersebut penting diidentifikasi sebelum

sistem benar-benar mulai dikerjakan.

Dengan cara ini, baik rancangan sistem

maupun kegiatan proyek akan ada di

antara kendala ini.

2. Tahapan analisis sistem

Setelah tahap perencanaan tahap

selanjutnya adalah tahapan analisis sistem.

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada

tahapan analisis sistem, yaitu :

a. Mendefiniskan kebutuhan informasi b. Mendefinisikan kriteria kinerja

sistem

c. Menganalisis sistem berjalan

d. Menyiapkan usulan rancangan sistem

3. Tahapan rancangan sistem

Pada tahapan rancangan sistem ini yang

peneliti lakukan adalah :

a. Membuat rancangan sistem yang

terinci dalam hal ini peneliti

mendokumentasikan rancangan

sistem baru dengan perangkat

pemodelan berupa DFD, ERD, dan normalisasi.

b. Membuat rancangan antar muka

sistem peneliti melakukan

perancangan terhadap user interface

dari sistem ini. Perancangan yang

dilakukan meliputi halaman-halaman

yang ada di dalam sistem.

4. Tahapan penerapan sistem

Tahap penerapan sistem ini merupakan

kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan

sumber daya fisik dan konseptual untuk menghasilkan sistem. Tahapan-tahapan

dalam penerapan sistem ini, yaitu :

a. Menyiapkan sumber daya perangkat

keras peneliti menyiapkan berbagai

jenis perangkat keras yang akan

digunakan dalam membangun sistem.

b. Menyiapkan sumber daya perangkat

lunak peneliti menyiapkan perangkat

lunak yang akan digunakan dalam

membangun sistem.

c. Membangun sistem

Dalam tahap ini sistem dibangun

dengan bahasa pemrograman PHP

dan database MySQL.

d. Menguji sistem

Tahap ini adalah tahap untuk

melakukan uji coba sistem informasi

manufaktur yang akan dibuat dengan

menggunakan metode blackbox testing menggunakan suatu perangkat lunak pada proses diagram konteks

dan diagram level zero (nol) sampai

dengan proses detail diagram level satu dan dua. Untuk memastikan

bahwa hasil dari setiap proses aliran

data yang masuk dan keluar sama

atau seimbang, sehingga sistem yang

akan dihasilkan dapat berjalan

dengan baik dan sesuai dengan tujuan

yang telah ditentukan.

4. Analisa dan Perancangan Sistem

4.2.1 Mendefinisikan Kebutuhan Informasi

Berdasarkan pengamatan dan wawancara

yang telah peneliti lakukan, kebutuhan informasi

dari pemakai yaitu :

a. Informasi data bahan dasar yang masuk

dari supplier b. Informasi data bahan dasar yang

dikeluarkan untuk pemolaan

c. Informasi data pemolaan,penjahitan,

laundry dan finishing

d. Informasi data hasil produksi e. Informasi data celana yang hilang atau

rusak

4.2.2 Mendefiniskan Kriteria Kinerja Sistem

Setelah mendefinisikan kebutuhan informasi

dari pemakai, peneliti menentukan kriteria tepat

apa yang harus dicapai oleh sistem. Kriteria

kinerja yang harus dicapai oleh sistem, yakni :

a. Pengolahan data penerimaan bahan

dasar, data pengeluaran bahan dasar, data

proses pemolaan, penjahitan, laundry

dan finishing, data hasil produksi, dan data mengenai celana yang rusak ataupun

hilang.

b. Proses pengiriman data dari satu bagian

ke bagian lainnya dapat dilakukan melalu

media jaringan.

c. Proses penghitungan jumlah produksi

dari awal sampai akhir dapat terlihat.

d. Pengolahan laporan bulanan dan laporan

tahunan di setiap bagian dapat lebih baik.

4.2.3 Menganalisis Sistem yang Berjalan

Bagian

Inventory

Bagian

PemolaanManager

Kadiv.

ProduksiSupplier

Bagian

Laundry

Bagian

Penjahitan

Start

Mengajukan

kebutuhaan

bahanMenerima

order bahan

dasar

Mengirimkan

bahan dasar

Nota bahan dasar

2

2

Mengecek

bahan dasar

Mengusulkan

pola celana

Desain pola

celana

Mengecek

desain pola

celana

3

3

Memotong

bahan sesuai

pola

Nota bahan

sesuai

Menolak

pengiriman

bahan dasar

Data pengiriman

bahan dasar yang

sesuai

tidakya

1

setu

ju

Menolak

desain pola

celana

Desain pola di

setujui

yatidak

Desain pola

celana

PO pola

PO PolaDesain pola di

setujui

Mencatat PO

jahitan

PO jahitan

PO jahitan

Mencatat PO

Cucian

PO cucian

Membuat pola

celana

Menjahit

celana

Mencuci

celana

Bagian

Finishing

PO cucian

Mencatat PO

celana jadi

PO celana jadi

Mengepak

celana

Order bahan

dasar

1

Memutuskan

order bahan

dasar

Menerima

pengirimaan

bahan dsar

Mencatat PO

pola

PO celana jadi

Finish

4.2.4.1Menyiapkan Usulan RancanganSistem Bagian

Inventory

Bagian

PemolaanManager

Kadiv.

ProduksiSupplier

Bagian

Laundry

Bagian

Penjahitan

Start

Mengajukan

kebutuhaan

bahan

Form kebutuhan

bahan

Menerima

order bahan

dasar

Mengirimkan

bahan dasar

SO Bahan dasar

Nota bahan dasar

2

2

Mengecek

pengiriman

bahan dasar

Mengusulkan

pola celana

4

Desain pola

celana

Mengecek

desain pola

celana

3

3

Membuat PO

pola & Lap

pola

Laporanproduksi

Nota bahan dasar

sesuai

Menolak

pengiriman

bahan dasar

tidakya

setu

ju

Menolak

desain pola

celana

Desain pola di

setujui

yatidak

Desain pola

celana

5

PO pola Laporan pola

5

4

PO PolaDesain pola di

setujui

6

Membuat PO

jahitan & Lap

jahitan

7

PO jahitan Laporan jahitan

7

6

PO jahitan

8

Membuat PO

cucian & Lap

cucian

9

PO cucian Laporan cucian

Membuat pola

celana

Menjahit

celana

Mencuci

celana

9

8

Bagian

Finishing

PO cucian

Membuat Lap

celana jadi

10

Laporan celana

jadi

Mengepak

celana

10

Finish

Form kebutuhan

bahan

Order bahan

dasar

SO Bahan dasar1

Data pengiriman

bahan dasar yang

sesuai

1

Menerima

pengirimaan

bahan dsar

Laporan produksi

4.2.4.2 Proses Bisnis yang Diusulkan

Manager

Melihat hasil laporan bahan dasar,

pola,celana mentah,celana matang,

celana jadi,dan produksi melalui internet

Laundry, memproses celana matang

Penjahitan celana mentah

Pemolaan membuat proses pola

Finishing, menyiapkan celana jadi

server

Inventory input data bahan dasar

Contex Diagram

Sistem Informasi

Manufaktur

Bagian Inventory

Bagian Manager

Bagian Finishing

Bagian Laundry

Bagian Jahitan

Bagian Pemolaan

Form_login

Home_Inventory

Kebutuhan_bahan_dasar

Form_bahan_dasar

Nota_bahan_dasar

Info_bahan_dasar

SupplierForm_order_bahan_dasar

Nota_bahan_dasar

Form_login

Form_pola

Home_pola

Info_bahan_dasar

Info_pola

Form_login

Form_Celana_mentah

Home_Jahitan

Form_login

Form_celana_matang

Home_laundry

Info_celana_mentah

Form_login

Form_celana_jadi

Home_finishing

Info_celana_matang

Form_login

Decision

Laporan_bahan_dasar

Laporan_celana_matang

Laporan_celana_mentah

Laporan_pola

Laporan_celana_jadiLaporan_produksi

DFD Level Zero

1.0*

Order bahanSupplier Inventory

Pemolaan

Penjahitan

Inventory

4.0

Pemilihan Pola

3.0

Penerimaan

Bahan

2.0

Login

5.0

Penjahitan

7.0

Finishing

6.0

Pencucian

8.0*

Pembuatn

Laporan

Laundry

Finishing

Manager

Admin

Celana matang

Celana mentah

Pola

Bahan_dasar

Celana jadi

Form_loginHome_inventory

Form_loginHome_pemolaan

Form_loginHome_penjahitan

Form_loginHome_laundry

Form_loginHome_finishing

Form_loginHome_manager

Kebutuhan_bahan_dasar

Nota_bahan

Decision

Form_order

Cek_admin

Hak_akses

Bahan_dasar

Celana_jadi

Celana_matang

Celana_mentah

Pola

Info_bahan_dasar

Pola

Info_bahan_dasar

Pola

Info_pola

Form_celana_mentah

Celana_mentah

Celana_mentah

Info_celana_mentah

Form_celana_matang

Celana_matang

Celana_matang

Laporan_produksi

Form_pola

Bahan_dasar

Bahan_dasar

Pola

Celana_mentah

Celana_matang

Celana_jadi

Celana_jadi

Laporan_bahan_dasar

Laporan_pola

Laporan_celana_mentah

Laporan_celana_matang

Laporan_celana_jadi

Info_celana_matang

Form_celana_jadi

DFD Level 1 Proses 2.0

2.1*

Input

id_user,password

2.2*

Verifikasi

id_user,password

2.3*

Penempatan

user

admin

Hak_akses

Data lengkap Status disetujui

User_id,password

(akses melalui web)

Hak_akses_user

(akses melalui web)

Admin

Cek_admin

DFD Level 1 Proses 3.0

3.1*

Input bahan

Inventory

Data_bahan_dasar

3.2*

Search bahan

dasar

Daftar_bahan_dasar

Bahan_dasar

Bahan_dasar

Bahan_dasar

DFD Level 1 Proses 4.0

4.2*

Lihat laporan

data pola

4.1*

Input data pola

pemolaan

Form_data_pola

Data_pola

4.3*

Search data

pola

Daftar_pola

Data_pola

Pola

DFD Level 1 Proses 5.0

5.2*

Ubah data jahit

5.1*

Input data jahit

5.3*

Hapus data

jahit

penjahitan

Form_data_jahit

Data_jahit

Daftar_data_jahit

Daftar_data_jahit

Form_data_jahit

Daftar_data_jahit

5.4*

Search data

jahit

5.5*

Lihat laporan

celana mentah

Daftar_data_jahit

laporan

Daftar_data_jahit

Daftar_laporan

Celana mentah

DFD Level 1 Proses 6.0

6.2*

Lihat laporan

celana matang

6.1*

Input celana

matang

laundry

Form_data_celana_matang

Data_celana_matang

6.3*

Search data

celana matang

Daftar_celana_matang

Data_celana_matang

Celana matang

DFD Level 1 Proses 7.0

7.2*

Lihat laporan

celana jadi

7.1*

Input jumlah

celana jadi

finishing

Form_data_celana_jadi

Data_celana_jadi

7.3*

Search data

celana jadi

Daftar_celana_jadi

Data_celana_jadi

Celana jadi

ERD

Bahan_dasar

Celana_matang

Celana_jadi

User

Celana_mentah

Id_bahan

Jumlah_masuk

HargaJenis_bahan

Tgl_masuk

Pemasok

Id_UserTotal_harga

Penyetokan_

bahan

Pola

Id_pola

Jumlah_bahanJenis_pola

Tgl_masuk

Id_user

Id_bahan

Total_polaTgl_keluar

Id_celana_mentah

Id_pola

Id_user

Tgl_keluar

Jumlah_celana

_mentah

Penyetokan_

pola

Id_celana_matang

Id_celana_mentah

Id_user

Tgl_keluar

Jenis_cucian

Jumlah_cucian

Harga

Id_user

Password

Level

Penyetokan_

celana_mentah

Penyetokan_

Celana_matang

Penyetokan_

pola

Penyetokan_

bahan

Penyetokan_celana

_mentahPenyetokan_

Celana_matang

Id_celana_jadi

Id_celana_matangId_user

Celana_jadi

Penyetokan_

Celana_jadi

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan

pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka

pada bab ini akan disimpulkan bahwa :

1. Sistem informasi manufaktur yang

dirancang untuk CV. Anugrah

dapat membatu dalam

meminimalisir kerugian yang ada

karena data produksi dapat

terpantau secara cepat dan akurat

dengan mengggunakan model pendekatan (Sytem Development Life Cycle).

2. Analisis masalah sistem informasi

manufaktur ini dibuat dengan

menggunakan diagram alir

(flowchart), Data Flow Diagram

(DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), dan State Transition Diagram (STD).

3. Perancangan sistem informasi

manufaktur ini dapat membantu dalam melakukan pemantauan data

produksi, penghitungan jumlah

barang yang telah diproduksi,

penghitungan biaya pembelian

bahan dasar, penghitungan biaya

operasional penjahitan dan laundry yang dilakukan secara cepat dan

akurat.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang

telah diterangkan, penulis mengajukan

beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut antara lain :

1. Penelitian sistem manufaktur dimasa

yang akan datang diharapkan dapat

langsung menangani proses

penjadwalan produksi dan proses

laporan keuangan secara menyeluruh.

2. Sistem informasi manufaktur agar

dapat dikembangkan menjadi sistem

yang terintegrasi dalam proses

penjualan.