PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA...

61
PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN MINUMAN BERENERGI DI PT. INDUSTRI JAMU BOROBUDUR SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh : MARGARETA IKA PURWATI 15.I1.0167 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2018

Transcript of PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA...

Page 1: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN

HERBAL DAN MINUMAN BERENERGI

DI PT. INDUSTRI JAMU BOROBUDUR

SEMARANG

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

MARGARETA IKA PURWATI

15.I1.0167

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2018

Page 2: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

i

HALAMAN PENGESAHAN

PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN

MINUMAN BERENERGI

DI PT. INDUSTRI JAMU BOROBUDUR SEMARANG

MARGARETA IKA PURWATI

NIM : 15.I1.0167

Program Studi : Teknologi Pangan

Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan

di hadapan sidang penguji tanggal : 22 Juni 2018

Semarang, 22 Juni 2018

Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Katolik Soegijapranata

Pembimbing Lapangan

Joko Kawiyanto, S.Si, Apt

Pembimbing Akademik

Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, MSc

NPP. 0581.2000.239

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian

Dr. R. Probo Y Nugrahedi STP, MSc.

NPP.0581.2000.244

Page 3: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat kekuatan dan

kehendak-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek yang

berjudul “PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN MINUMAN

BERENERGI DI PT. INDUSTRI JAMU BOROBUDUR SEMARANG” ini dengan

baik.

Kerja Praktek tersebut merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa

Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik

Soegijapranata Semarang. Selama pelaksanaan Kerja Praktek, penulis menjadi lebih

memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

Pengalaman Kerja Praktek dapat menjadi refleksi dan evaluasi bagi penulis sehingga

diharapkan ilmu yang telah diperoleh dapat diperdalam dan dikembangkan untuk

keperluan di masa depan.

Keterlibatan beberapa individu dalam mendukung pelaksanaan Kerja Praktek sangat

membantu penulis menjalani masa Kerja Praktek. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, karena telah membimbing, melindungi, dan menjaga penulis

selama pembuatan laporan kerja praktek ini

2. Bapak Rachmat Sarwono selaku Direktur PT Industri Jamu Borobudur Semarang

yang telah membuka kesempatan Kerja Praktek di PT Industri Jamu Borobudur

Semarang

3. Bapak Dr. R. Probo Y Nugrahedi STP, MSc. selaku Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, yang telah menyetujui

rencana Kerja Praktek penulis

4. Bapak Joko Kawiyanto, S.Si, Apt selaku Operational Manager yang telah

memperkenankan penulis menempuh masa Kerja Praktek di PT Industri Jamu

Borobudur Semarang

Page 4: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

iii

5. Ibu Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, MSc selaku dosen pembimbing yang senantiasa

mendampingi penulis dari awal Kerja Praktek hingga terselesaikannya laporan Kerja

Praktek ini.

6. Ibu Lusiana Sugiarto, S.Si, Apt dan Ibu Dian Apriliana, S.Pt, MP selaku staff PT

Industri Jamu Borobudur Semarang yang dengan sabar mendampingi dan membantu

penulis dalam mengerjakan tugas khusus dan menyusun laporan

7. Seluruh jajaran staff dan karyawan PT Industri Jamu Borobudur Semarang.

8. Orang tua penulis yang dengan penuh kasih memberikan dukungan, saran, dan doa

kepada penulis selama menjalani masa Kerja Praktek

9. Valentina Frederica selaku teman seperjuangan selama Kerja Praktek di PT Industri

Jamu Borobudur Semarang serta Nevira Khaliqa, Ariya Setiyana, dan teman-teman

yang selalu memberi semangat.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan

dukungan dan bantuan hingga laporan Kerja Praktek ini dapat diselesaikan dengan

baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Kerja Praktek masih banyak

kekurangan dikarenakan keterbatasan penulis. Maka dari itu, penulis membuka diri

untuk menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata semoga

laporan kerja praktek ini bermanfaat dan memberi pengetahuan bagi seluruh pihak yang

membutuhkan.

Semarang, 2018

Penulis

Margareta Ika Purwati

Page 5: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. viii

1. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

Latar Belakang Kerja Praktek ............................................................................ 1 1.1.

Tujuan Kerja Praktek ......................................................................................... 2 1.2.

2. PROFIL PERUSAHAAN ........................................................................................ 3

2.1. Sejarah ............................................................................................................... 3 2.2. Visi Misi ............................................................................................................ 4 2.3. Struktur Organisasi ............................................................................................ 4 2.4. Sertifikasi ........................................................................................................... 6

3. SPESIFIKASI PRODUK ......................................................................................... 7

3.1. MASTIN Kapsul (Produk OHT-Obat Herbal Terstandar) ................................ 7 3.2. SENDI Kapsul ................................................................................................... 7 3.3. EM Kapsul ......................................................................................................... 8 3.4. DARSI Pil .......................................................................................................... 8 3.5. TULAK Kapsul (Produk OHT) ......................................................................... 9 3.6. SUSUT PERUT Pil .......................................................................................... 10 3.7. SENDI Cream Plus Cabe ................................................................................. 10 3.8. NIRAN Kapsul (Produk OHT) ........................................................................ 11 3.9. KENIS Kapsul (Produk OHT) ......................................................................... 11

3.10. XIRAT Kapsul ................................................................................................. 12

4. PEMBUATAN MINUMAN HERBAL DAN MINUMAN BERENERGI ........... 13

4.1. Latar Belakang ................................................................................................. 13 4.2. Tujuan .............................................................................................................. 14 4.3. Materi Metode Minuman Herbal ..................................................................... 15

4.3.1. Alat ........................................................................................................... 15

4.3.2. Bahan ........................................................................................................ 15

4.3.3. Metode Pembuatan Minuman Herbal ....................................................... 15

4.4. Materi Metode Minuman Berenergi ................................................................ 16 4.4.1. Alat ........................................................................................................... 16

4.4.2. Bahan ........................................................................................................ 16

4.4.3. Metode Pembuatan Minuman berenergi .................................................. 16

Page 6: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

v

4.5. Hasil ................................................................................................................. 18 4.6. Pembahasan ..................................................................................................... 25

4.6.1. Pembahasan Pembuatan Minuman Herbal .............................................. 25

4.6.2. Pembahasan Pembuatan Minuman Berenergi .......................................... 27

4.6.3. Hasil pengujian Minuman Herbal Dan Minuman Berenergi.................... 30

5. PENUTUP .............................................................................................................. 36

5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 36 5.2. Saran ................................................................................................................ 37

6. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 38

7. LAMPIRAN ........................................................................................................... 41

Page 7: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi Minuman Herbal Dua Formula ...................................................... 16 Tabel 2. Komposisi Minuman Berenergi Dua Formula ................................................. 17 Tabel 3. Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Minuman Herbal.............................. 18 Tabel 4. Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Minuman Berenergi ......................... 21

Page 8: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi PT Industri Jamu Borobudur .......................................... 5 Gambar 2. MASTIN Kapsul ............................................................................................. 7 Gambar 3. SENDI Kapsul ................................................................................................ 8 Gambar 4. EM Kapsul ...................................................................................................... 8 Gambar 5. DARSI Pil ....................................................................................................... 9 Gambar 6. TULAK Kapsul .............................................................................................. 9 Gambar 7. SUSUT PERUT Pil ...................................................................................... 10 Gambar 8. SENDI Cream Plus Cabe .............................................................................. 11 Gambar 9. NIRAN Kapsul ............................................................................................. 11

Gambar 10. KENIS Kapsul ............................................................................................ 12 Gambar 11. XIRAT Kapsul ............................................................................................ 12 Gambar 12. Diagram alir proses pembuatan minuman herbal ....................................... 15 Gambar 13. Diagram Alir Proses Pembuatan Minuman Berenergi ............................... 17

Page 9: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Minuman Herbal ........................................................................... 41 Lampiran 2. Angket Minuman Berenergi....................................................................... 46

Page 10: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

1

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang Kerja Praktek 1.1.

Dalam mendukung pengembangan teknologi, khususnya dalam bidang pangan, perlu

penambahan wawasan pengetahuan serta pengalaman di dalam dunia pangan, sehingga

mahasiswa Studi Progam Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata

diwajibkan untuk melaksanakan Kerja Praktek (KP). Selama mengikuti perkuliahan,

mahasiswa mendapatkan pengetahuan seputar bidang pangan seperti pengolahan

pangan, karakteristik bahan pangan, pengawasan mutu, mesin dan peralatan dalam

industri pangan, serta mata kuliah pilihan lainnya yang berhubungan dengan industri

pangan. Dalam mempraktekkan dan menerapkan ilmu tersebut, mahasiswa melakukan

berbagai kegiatan seperti berbagai praktikum di laboratorium dan KKL (Kuliah Kerja

Lapangan). Namun, mahasiswa menyadari bahwa ilmu yang telah didapatkan melalui

perkuliahan maupun kegiatan praktikum masih belum cukup, terutama dalam

menambah wawasan mahasiswa mengenai dunia industri pangan yang ada di

masyarakat dan yang akan digeluti saat bekerja nantinya. Mahasiswa membutuhkan

kerja praktek pada industri pangan, yang dapat dilakukan di industri jamu untuk

mengetahui peranan jamu dan obat herbal serta pemanfaatannya dalam kesehatan dan

penunjang rasa dalam makanan.

Kerja Praktek diharapkan mampu menerapkan teori-teori dasar yang telah diperoleh

selama perkuliahan secara nyata dan dapat semakin berkembang. Dari hasil survey,

dapat diketahui bahwa masyarakat Indonesia masih meyakini khasiat dari obat-obatan

tradisional dimana salah satunya dapat berbentuk jamu. Fakultas Teknologi Pertanian

Progam Studi Teknologi Pangan memberikan mata kuliah pilihan Herbal Food and

Beverages yang diminati oleh mahasiswa mahasiswa Teknologi Pangan maupun

mahasiswa asing. PT Industri Jamu Borobudur merupakan industri jamu, kosmetik, dan

produk herbal lainnya. Proses produksi yang dijalankan PT Industri Jamu Borobudur

sesuai dengan Quality Management System ISO 9001/ serta sesuai dengan persyaratan

GMP (Good Manufacturing Practices) atau CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional

yang Baik), dan sistem jaminan HALAL. Selama Kerja Praktek diharapkan mahasiswa

dapat belajar mengenai proses penerimaan bahan baku sesuai standar yang diperlukan,

Page 11: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

2

memahami proses pengolahan di bagian produksi, mampu melakukan kontrol mutu

produk, serta belajar cara menginovasi suatu produk, supaya mahasiswa dapat siap

memasuki dunia kerja kedepannya.

Tujuan Kerja Praktek 1.2.

Tujuan dari Kerja Praktek (KP) ini, antara lain:

a. Menerapkan pengetahuan dasar yang telah didapatkan selama masa perkuliahan;

b. Memiliki kemampuan praktek langsung di lapangan industri pangan;

c. Mendapatkan gambaran serta dapat mengenal baik situasi di dalam dunia kerja;

d. Menambah wawasan dan pengetahuan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan bidang pangan;

e. Mengetahui masalah – masalah terkait bidang pangan yang muncul di lapangan

serta belajar menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.

Page 12: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

3

2. PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah

PT Industri Jamu Borobudur mulai berdiri pada 29 April 1979. Bermula dari home

industry, PT Industri Jamu Borobudur sebagai salah satu industri yang bergerak di

bidang produksi produk herbal, masih memproduksi bentuk sediaan pil. Pada tahun

1981–1996, perkembangan perusahaan mulai dilakukan dengan membagi perusahaan

menjadi 2 divisi, yaitu divisi Produksi I untuk pengolahan dan pengemasan bahan baku

rempah menjadi powder jamu dan Produksi II untuk pengolahan menjadi bahan jadi.

Perkembangan tersebut berpusat pada produksi varian sediaan, antara lain sediaan pil

kapsul, tablet, cream, cairan obat luar, dan serbuk seduhan. Oleh karena itu, PT Industri

Jamu Borobudur memerlukan lahan yang lebih luas sehingga berpindah lokasi di JL.

Hasanudin No. 1 Semarang, Jawa Tengah.

Tahun 2004, PT. Industri Jamu Borobudur memperoleh sertifikat CPOTB (Cara

Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk sediaan tablet, pil, cream, kapsul, cairan

obat luar, dan serbuk seduhan. Setahun kemudian, Borobudur Extraction Center mulai

beroperasi dan memproduksi ekstrak kental dan ekstrak kering dan berhasil memperoleh

sertifikat ISO 9001:2000 Quality Management System. Tahun 2010, sertifikat CPOTB

kembali diperoleh PT Industri Jamu Borobudur untuk ekstrak kental dan ekstrak cair.

PT Industri Jamu Borobudur mulai melakukan penambahan High Concentrator dan

Liquid-Liquid Extraction untuk Borobudur Extraction Center tahun 2012. Pada tahun

yang sama, PT Industri Jamu Borobudur memperoleh setifikat CPOTB untuk sediaan

ekstrak kering dan sertifikat Halal dari LPOM MUI untuk sediaan ekstrak. Pada tahun

2012 pula, sertifikat ISO 9001:2000 diupgrade menjadi ISO 9001:2008 dan

memperoleh sertifikat Halal dari LPOM MUI untuk sediaan ekstrak. Setelah itu, tahun

2016 PT Industri Jamu Borobudur kembali memperoleh sertifikat Halal dari LPOM

MUI untuk sediaan tablet, pil, cream, kapsul, cairan obat luar, dan serbuk seduhan. PT

Industri Jamu Borobudur meneruskan pengembangan tersebut hingga pada tahun 2014

mulai mengimplementasikan sertifikat CPOTB versi 2011. Selain itu, peningkatan terus

dilakukan pada berbagai produk, salah satunya adalah MASTIN yang mulai

dipromosikan melalui media televisi. Kapasitas produksi juga semakin ditingkatkan

Page 13: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

4

untuk memenuhi permintaan pasar. Tahun 2017 PT Industri Jamu Borobudur

memperbarui sertifikat ISO 9000: 2015.

2.2.Visi Misi

Visi yang dicapai PT Industri Jamu Borobudur adalah menjadi perusahaan penghasil

produk herbal yang memberikan solusi terhadap masalah kesehatan. Sedangkan misi PT

Industri Jamu Borobudur adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan produk yang aman, berkhasiat, lengkap

b. Merata dan harga terjangkau melalui manusia, inovasi, dan teknologi

2.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT Industri Jamu Borobudur dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 14: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

5

Gambar 1. Struktur Organisasi PT Industri Jamu Borobudur

Page 15: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

6

2.4. Sertifikasi

PT. Industri Jamu Borobudur telah memperoleh beberapa sertifikat, yaitu:

a. Sertifikat ISO 9001:2008 yang telah diupgrade menjadi ISO 9001:2015

b. Sertifikat CPOTB versi 2011

c. Sertifikat HALAL dari LPOM MUI untuk sediaan Obat Tradisional (OT)

d. Sertifikat HALAL dari LPOM MUI untuk sediaan ekstrak

e. Sertifikat CPKB untuk sediaan kosmetik

Page 16: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

7

3. SPESIFIKASI PRODUK

3.1. MASTIN Kapsul (Produk OHT-Obat Herbal Terstandar)

MASTIN Kapsul memiliki beberapa kemasan antara lain: botol isi 30 kapsul (POM HT

122 300 191), botol isi 60 kapsul (POM HT 122 300 191), botol isi 100 kapsul (POM

HT 122 300 191), dan strip isi 12 kapsul (POM HT 122 300 181). Khasiat dari

MASTIN Kapsul adalah untuk memelihara kesehatan badan. MASTIN Kapsul diminum

secara teratur 2 kali sehari sebanyak 2 kapsul setiap kali konsumsi. Formula dari

MASTIN Kapsul tersebut adalah Garciniae Fructus Cortex Extract.

Gambar 2. MASTIN Kapsul

3.2. SENDI Kapsul

SENDI Kapsul memiliki beberapa kemasan antara lain: botol isi 30, 60, dan 100 kapsul

(POM TR 082 382 171), dos isi 25 sachet @4 kapsul (POM TR 082 382 201), dos isi 1

strip @12 kapsul (POM TR 082 382 181), dan dos isi 10 strip @10 kapsul (POM TR

082 382 181). Khasiat dari SENDI Kapsul adalah untuk membantu meredakan nyeri

akibat encok, pegal linu, dan membantu menyegarkan dan menghangatkan badan.

SENDI Kapsul diminum secara teratur 2 kali sehari sebanyak 2 kapsul setiap kali

konsumsi. Dosis SENDI Kapsul dapat ditingkatkan atau dikurangi sesuai dengan

kebutuhan. Formula dari SENDI Kapsul tersebut antara lain: Zingiberis Rhizoma

Extract, Curcumae domesticae Rhizoma Extract, Curcumae aeruginosae Rhizoma

Extract, Languatis Rhizoma Extract, Myristicae Semen Extract, Saussureae lappae

Radix Extract, dan Retrofracti Fructus Extract.

Page 17: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

8

Gambar 3. SENDI Kapsul

3.3. EM Kapsul

EM Kapsul memiliki beberapa kemasan antara lain: botol isi 60 kapsul (POM TR 092

303 591), dos isi strip @12 kapsul (POM TR 082 383 361), dos isi 10 strip @12 kapsul

(POM TR 082 383 361), dan dos isi 25 sachet @4 kapsul (POM TR 082 383 361).

Khasiat dari EM Kapsul adalah untuk membantu meredakan nyeri akibat encok, pegal

linu, dan membantu melancarkan haid dan meredakan nyeri haid. EM Kapsul diminum

secara teratur 2 kali sebanyak 2 kapsul setiap kali konsumsi mulai 4 – 5 hari sebelum

datang haid. Formula dari EM Kapsul tersebut antara lain: Anisi vulgaris Fructus

Extract, Curcumae Rhizoma Extract, Foeniculi Fructus Extract, Piperis nigri Fructus

Extract, Cinnamomi Cortex Extract, Coriandri Fructus Extract, Nigellae sativae Semen

Extract, dan Phyllanthi Herba Extract.

Gambar 4. EM Kapsul

3.4. DARSI Pil

DARSI Pil memiliki beberapa kemasan antara lain: dos isi 100 pil (POM TR 002 410

331), dos isi 10 sachet @15 pil (POM TR 002 410 331). Khasiat dari DARSI Pil adalah

Page 18: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

9

untuk membantu mengatasi jerawat, bisul dan gatal gatal. Membantu mengatasi

memperbaiki peredaran darah. DARSI Pil diminum secara teratur 2 kali sehari sebanyak

5 pil setiap kali konsumsi. Dosis DARSI Pil dapat ditingkatkan atau dikurangi sesuai

dengan kebutuhan. Untuk anak anak gunakan setengah dari dosis dewasa. Formula dari

DARSI Pil tersebut antara lain: Zingiberis aromaticae Rhizoma, Zingiberis purpurei

Rhizoma, Curcumae Rhizoma, Andrographidis Herba, Curcumae domesticae Rhizoma,

Sappan Lignum, dan Elephantopi Folium.

Gambar 5. DARSI Pil

3.5. TULAK Kapsul (Produk OHT)

TULAK Kapsul memiliki beberapa kemasan antara lain: botol isi 30 kapsul (POM HT

112 300 081), botol isi 60 kapsul (POM HT 112 300 081), botol isi 100 kapsul (POM

HT 112 300 081), dan envelope isi 5 kapsul (POM HT 112 300 091). Khasiat dari

TULAK Kapsul adalah untuk memelihara kesehatan fungsi hati. TULAK Kapsul

diminum secara teratur 2 kali sehari sebanyak 2 kapsul setiap kali konsumsi. Formula

dari TULAK Kapsul tersebut adalah Curcumae Rhizoma Extract.

Gambar 6. TULAK Kapsul

Page 19: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

10

3.6. SUSUT PERUT Pil

SUSUT PERUT Pil memiliki beberapa kemasan antara lain: dos isi 100 pil (POM TR

082 483 141) dan dos isi 10 sachet @15 pil (POM TR 082 483 141). Khasiat dari

SUSUT PERUT Pil adalah untuk membantu mengurangi lemak tubuh. SUSUT PERUT

Pil diminum secara teratur 2 kali sehari sebanyak 5 pil setiap kali konsumsi. Formula

dari SUSUT PERUT Pil tersebut antara lain: Gallae, Guazumae Folium, Sappan

Lignum, Curcumae domesticae Rhizoma, dan gambir.

Gambar 7. SUSUT PERUT Pil

3.7. SENDI Cream Plus Cabe

SENDI Cream Plus Cabe memiliki beberapa kemasan antara lain: dos isi tube 60 gram

(POM TR 052 751 701), dos isi tube 30 gram (POM TR 052 751 701), dos isi 100

sachet @2 gram (POM TR 062 765 271), dan kantong isi 5 sachet @2 gram (POM TR

062 765 271). Khasiat dari SENDI Cream Plus Cabe adalah untuk membantu

meredakan pegal, linu, nyeri otot pinggang, dan encok. Penggunaan SENDI Cream Plus

Cabe yaitu dengan digosokkan pada tempat yang sakit. Formula dari SENDI Cream

Plus Cabe tersebut antara lain: Kaempferiae Rhizoma Extract, Zingiberis Rhizoma

Extract, Menthol, Languatis Rhizoma Extract, Menthae arvensidis Herba Extract, dan

Oleum Gaultheriae.

Page 20: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

11

Gambar 8. SENDI Cream Plus Cabe

3.8. NIRAN Kapsul (Produk OHT)

NIRAN Kapsul memiliki beberapa kemasan antara lain: botol isi 30 kapsul (POM HT

122 300 231), botol isi 60 kapsul (POM HT 122 300 231), dan botol isi 100 kapsul

(POM HT 122 300 231). Khasiat dari NIRAN Kapsul adalah untuk memelihara daya

tahan tubuh. NIRAN Kapsul diminum secara teratur 2 kali sehari sebanyak 2 kapsul

setiap kali konsumsi. Formula dari NIRAN Kapsul tersebut adalah Phyllanthi Herba

Extract.

Gambar 9. NIRAN Kapsul

3.9. KENIS Kapsul (Produk OHT)

KENIS Kapsul memiliki beberapa kemasan antara lain: botol isi 30 kapsul (POM HT

112 300 021), botol isi 60 kapsul (POM HT 112 300 021), dan botol isi 100 kapsul

(POM HT 112 300 021), dan strip 12 kapsul (POM HT 112 300 011). Khasiat dari

KENIS Kapsul adalah membantu meringankan kencing manis. KENIS Kapsul diminum

secara teratur 2 kali sehari sebanyak 1 kapsul setiap kali konsumsi. Formula dari KENIS

Kapsul tersebut antara lain: Momordicae Folium Extract, Andrographidis Herba

Extract, dan Orthosiphonis Folium Extract.

Page 21: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

12

Gambar 10. KENIS Kapsul

3.10.XIRAT Kapsul

XIRAT Kapsul memiliki beberapa kemasan antara lain: botol isi 30, 60, dan 100 kapsul

(POM TR 122 363 811), serta dos isi strip 12 kapsul (POM TR 132 372 031). XIRAT

Kapsul digunakan secara tradisional pada penderita kanker. XIRAT Kapsul diminum

secara teratur 2 kali sehari sebanyak 2 kapsul setiap kali konsumsi. Dosis XIRAT

Kapsul dapat ditingkatkan atau dikurangi sesuai kebutuhan. Formula dari XIRAT

Kapsul tersebut adalah Annonae muricata Folium Extract.

Gambar 11. XIRAT Kapsul

Page 22: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

13

4. PEMBUATAN MINUMAN HERBAL DAN MINUMAN BERENERGI

4.1. Latar Belakang

Minuman herbal dan minuman berenergi menjadi minuman yang sudah tidak asing dan

semakin digemari di masyarakat. Trend pola konsumsi masyarakat back to nature,

membuat produsen berusaha menyediakan minuman herbal menggunakan bahan-bahan

alami yang dapat bermanfaat bagi tubuh. Trend pola konsumsi masyarakat back to

nature, membuat produsen berusaha menyediakan minuman herbal menggunakan

bahan-bahan alami yang dapat bermanfaat bagi tubuh. Bahan dasar pembuatan

minuman herbal menggunakan bahan dasar dari alam misalnya rempah-rempah, akar

tanaman, batang, dan umbi, bunga, dan buah (Tasia & Tri, 2014). Beberapa manfaat

minuman herbal adalah melegakan hidung, mengurangi keluhan sakit tenggorokan dan

perut kembung. Minuman herbal yang sudah beredar secara komersial dalam bentuk

serbuk yang perlu diseduh dengan menggunakan air panas atau air dingin, bentuk cair

yang siap dikonsumsi, dan dalam bentuk bahan kering yang siap seduh.

Minuman berenergi adalah minuman yang mengandung komponen zat aktif yang dapat

memberikan stimulan dan memiliki rasa yang manis karena ada penambahan gula.

Minuman berenergi dapat mengembalikan stamina, menambah energi, dan

membangkitkan gairah. Minuman berenergi dibutuhkan bagi kaum laki-laki yang sering

melakukan pekerjaan berat. Zat aktif dalam minuman berenergi berasal dari ekstrak

bahan alami seperti ekstrak rempah dan ekstrak bahan alam lainnya (Putriastuti et al,

2007). Pada kerja praktek di PT. Industri Jamu Borobudur melakukan trial skala kecil

produk minuman herbal dan minuman berenergi. Minuman herbal dan minuman

berenergi yang dibuat dinilai berdasarkan aspek organoleptik atau sensori yang

diharapkan dapat diterima masyarakat.

Page 23: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

14

4.2. Tujuan

Dapat membuat minuman herbal yang secara organoleptik dapat diterima konsumen

yaitu, memiliki rasa manis, aftertaste tidak pahit, warna tidak keruh, dapat

melegakan hidung dan tenggorokan, serta membuat bersendawa.

Dapat membuat minuman berenergi rasa anggur yang secara organoleptik dapat

diterima konsumen, yaitu memiliki warna ungu, beraroma anggur, dan rasa

menyegarkan.

Page 24: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

15

4.3. Materi Metode Minuman Herbal

4.3.1. Alat

Alat yang digunakan dalam pembuatan minuman herbal cawan porselin, timbangan

analitik, pengaduk, stirrer, kompor, botol vial, sendok.

4.3.2.Bahan

Bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan minuman herbal adalah madu,

pengawet, fructose, emulsifier, peppermint, air, menthol, flavor, pemanis, ekstrak “X”,

dan bahan tambahan lain.

4.3.3. Metode Pembuatan Minuman Herbal

Minuman herbal yang dibuat terdiri dari 2 formula, yaitu formula A dan formula B.

Perbedaan 2 formula minuman herbal pada proporsi presentase bahan dan supplier

bahan yang digunakan. Pada tahap awal disiapkan semua alat dan bahan. Semua bahan

ditimbang satu per satu, kemudian beberapa bahan dipanaskan dengan menggunakan

kompor, bahan yang lain diaduk sampai homogen dengan menggunakan stirrer dengan

kecepatan 200 rpm selama 3-4 menit. Setelah semua bahan homogen, minuman herbal

dikemas dalam kemasan sachet. Kemudian dilakukan pengujian sensori pada minuman

herbal ke 10 responden di PT Industri Jamu Borobudur dan 10 responden menggunakan

laboratorium sensori Unika Soegijapranata. Diagram alir proses atau langkah-langkah

proses pembuatan minuman herbal dapat dilihat di Gambar 12.

Gambar 12. Diagram alir proses pembuatan minuman herbal

Penimbangan bahan

Pemanasan bahan

Mixing bahan dengan stirrer

Page 25: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

16

Tabel Komposisi Minuman Herbal Dua Formula dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Minuman Herbal Dua Formula

Formula 1 Formula 2

Madu

Pengawet

Fructose

Emulsifier

peppermint

Air

Menthol

Herbal Flavor

Pemanis

Ekstrak “X”

Madu

Pengawet

Fructose

Emulsifier

peppermint

Air

menthol

Herbal Flavor

Pemanis

Ekstrak “X”

peppermint flavor

4.4. Materi Metode Minuman Berenergi

4.4.1. Alat

Timbangan analitik, gelas arloji, pengaduk, mortar, alu, sudip, gelas beaker 250 ml,

gelas plastik kecil.

4.4.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan minuman berenergi adalah ekstrak “A”,

ekstrak “B”, ekstrak “C”, taurin, penstabil, pemanis, pewarna ungu, dan flavor anggur,

asam sitrat, natrium bikarbonat, air (untuk melarutkan minuman serbuk).

4.4.3. Metode Pembuatan Minuman berenergi

Minuman berenergi yang dibuat terdiri dari 2 formula, yaitu formula A dan formula B.

Perbedaan 2 formula minuman berenergi pada proporsi presentase bahan dan supplier

bahan yang digunakan. Dalam pembuatan minuman berenergi pertama-tama disiapkan

alat dan bahan, kemudian semua bahan ditimbang satu per satu dan dimasukan kedalam

mortar. Tahap selanjutnya semua bahan dihaluskan, kemudian bahan yang telah

dihaluskan dipindahkan kedalam beaker glass dan dilarutkan dalam 200 ml air,

kemudian diaduk sampai larut. Kemudian dilakukan pengujian sensori pada minuman

berenergi ke 10 responden di PT. Industri Jamu Borobudur dan 10 responden

menggunakan laboratorium sensori Unika Soegijapranata. Diagram alir atau langkah-

langkah pembuatan minuman berenergi dapat dilihat di Gambar 13.

Page 26: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

17

Tabel Komposisi Minuman Berenergi Dua Formula dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Minuman Berenergi Dua Formula

Formula 1 Formula 2

Ekstrak “A”

Ekstrak “B”

Ekstrak “C”

Taurin

Penstabil

Pemanis

Pewarna ungu

Flavor anggur

Asam sitrat

Natrium bikarbonat

Garam

Ekstrak “A”

Ekstrak “B”

Ekstrak “C”

Taurin

Penstabil

Pemanis

Pewarna ungu

Flavor anggur

Asam sitrat

Natrium bikarbonat

Garam

Semua bahan dimasukan kedalam mortar dan

dihaluskan

Bahan yang sudah halus dipindahkan ke beaker glass

Bahan ditimbang satu per satu

Bahan yang sudah halus diseduh dengan 200 ml air

Diaduk semua bahan hingga larut

Gambar 13. Diagram Alir Proses Pembuatan Minuman Berenergi

Page 27: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

18

4.5. Hasil

4.5.1. Hasil Angket Tingkat Kesukaan Minuman Herbal

Hasil Angket Tingkat Kesukaan Minuman Herbal dapat dilihat Pada Tabel 3.

Tabel 3. Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Minuman Herbal

Responden

Warna Aroma Rasa Menghangatkan

Tubuh

Berkhasiat

Keterangan Formula Formula Formula Formula Formula

A B A B A B A B A B

Responden

Unika

Soegijapranata

√ √ x x √ √ √ √ x x

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √ √ x x x

√ √ √ √ √ x √ √ √ √ Formula B terlalu manis

x √ x x x x x x x x

√ √ √ √ x √ √ √ √ √

x x √ x √ x x √ x x

√ √ √ x √ √ √ √ x x

Keterangan :

Formula A : minuman herbal formula A

Formula B : minuman herbal formula B

Tanda √ : menyukai minuman herbal

Tanda x : tidak menyukai minuman herbal

Berkhasiat : menghasilkan sendawa, melegakan hidung dan tenggorokan

Page 28: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

19

Lanjutan Tabel 3. Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Minuman Herbal

Responden

Warna Aroma Rasa Menghangatkan

Tubuh

Berkhasiat

Keterangan Formula Formula Formula Formula Formula

A B A B A B A B A B

Responden

Unika

Soegijapranata

√ √ √ x √ x x x x √ Warna Formula A dan B hampir sama

√ √ √ √ √ √ x x √ √ Warna terlalu keruh

Responden PT

Industri Jamu

Borobudur

√ √ √ x √ √ x √ √ x Poduk A dan B rasa mint cuma sampe

di rahang tidak sampai tenggorokan

√ √ √ x √ x √ √ √ √

√ √ √ √ x √ √ √ √ √

√ √ √ √ x √ √ √ √ √ Formula B lebih hangat dibandingkan

Formula A

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Formula B rasa aneh

√ √ √ √ √ x √ √ √ √

√ √ √ √ √ √ x x √ √ Formula A : sendawa hanya sekali

Formula B : Lebih pedas, manis sudah

pas, dan sendawa lebih banyak Keterangan :

Formula A : minuman herbal formula A

Formula B : minuman herbal formula B

Tanda √ : menyukai minuman herbal

Tanda x : tidak menyukai minuman herbal

Berkhasiat : menghasilkan sendawa, melegakan hidung dan tenggorokan

Page 29: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

20

Lanjutan Tabel 3. Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Minuman Herbal

Responden

Warna Aroma Rasa Menghangatkan

Tubuh

Berkhasiat

Keterangan Formula Formula Formula Formula Formula

A B A B A B A B A B

Responden PT

Industri Jamu

Borobudur

√ √ √ √ √ x √ √ √ √ Formula A : aftertaste manis

√ √ √ x √ x √ x √ x Formula B : kurang pedas sedikit

√ √ √ √ x √ x x √ x Formula A : ada rasa kecut/asam

Formula B : rasa lebih pedas

Presentase

Tingkat

Kesukaan

Responden

40% 45% 40% 25% 40% 30% 30% 30% 20% 25% Presentase Responden

Unika Soegijapranata

50% 50% 50% 35% 35% 30% 25% 35% 50% 35% Presentase Responden

PT Industri Jamu Borobudur

90% 95% 90% 60% 75% 60% 65% 65% 70% 60% Presentase Semua Responden

Keterangan :

Formula A : minuman herbal formula A

Formula B : minuman herbal formula B

Tanda √ : menyukai minuman herbal

Tanda x : tidak menyukai minuman herbal

Berkhasiat : menghasilkan sendawa, melegakan hidung dan tenggorokan

Page 30: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

21

4.5.2. Hasil Angket Minuman Berenergi

Hasil Angket Tingkat Kesukaan Minuman Berenergi Dapat Dilihat Pada Tabel 4.

Tabel 4. Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Minuman Berenergi

Responden

Warna Rasa Aroma Menyegarkan

Keterangan Formula Formula Formula Formula

A B A B A B A B

Responden

Unika

Soegijapranata

√ x x x √ x x x

Formula A : ada rasa pahit

Formula B : kurang manis

√ √ x √ x x x √ Formula A : aroma dan rasa terlalu kuat

Formula B : aroma terlalu menyengat

x √ x √ √ x √ √ Formula A : warna ungu kurang, rasa terlalu menyengat

√ √ √ x √ x √ √ Lebih nikmat diminum dingin

√ √ √ x √ x √ x

√ √ x √ √ x x x

√ √ x √ x x x √ Formula B : terlalu asam

√ √ x √ x x x √ Formula A : ada rasa pahit

√ √ x √ √ x x x Formula A : Rasa terlalu kuat

Formula B : aroma kurang

x √ x √ √ x x √ Formula B : aroma anggur kurang kuat

Keterangan :

Formula A : minuman berenergi formula A

Formula B : minuman berenergi formula B

Tanda √ : menyukai minuman berenergi

Tanda x : tidak menyukai menyukai minuman berenergi

Page 31: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

22

Lanjutan Tabel 4. Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Minuman Berenergi

Responden

Warna Rasa Aroma Menyegarkan

Keterangan Formula Formula Formula Formula

A B A B A B A B

Responden PT

Industri Jamu

Borobudur

√ x √ √ x x x x Formula A : rasa terlalu pahit

x x x √ √ x x √ Formula A : warna cenderung merah, rasa asin dan pahit

x x x x x x x x

x √ x x x x x x FormulaA : rasa ada pahitnya

√ √ x √ x x x x Formula A : rasa asin dan aroma kurang

Formula B : rasa kurang asam dan aroma kurang

√ √ x √ x x √ √ Formula A dan B: kurang bau anggur dan kurang

semriwing Keterangan :

Formula A : minuman berenergi formula A

Formula B : minuman berenergi formula B

Tanda √ : menyukai minuman berenergi

Tanda x : tidak menyukai menyukai minuman berenergi

Page 32: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

23

Lanjutan Tabel 4. Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Minuman Berenergi

Responden

Warna Rasa Aroma Menyegarkan

Keterangan Formula Formula Formula Formula

A B A B A B A B

Responden PT

Industri Jamu

Borobudur

√ x x x x x x x

x x x x √ x x x

x x x √ √ √ √ x

x x x √ √ √ √ √ Rasa dan warna kurang

Presentase

Tingkat

Kesukaan

Responden

40% 45% 10% 35% 35% 0% 15% 35% Presentase Responden Unika Soegijapranata

20% 15% 5% 30% 20% 10% 15% 10% Presentase Responden PT Industri Jamu Borobudur

60% 60% 15% 65% 55% 10% 30% 45% Presentase Semua Responden

Keterangan :

Formula A : minuman berenergi formula A

Formula B : minuman berenergi formula B

Tanda √ : menyukai minuman berenergi

Tanda x : tidak menyukai menyukai minuman berenergi

Page 33: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

24

Berdasarkan pada tabel 3., dapat dilihat bahwa uji tingkat kesukaan minuman herbal dua

formula menggunakan responden dari Unika Soegijapranata dan PT. Industri Jamu

Borobudur. Responden dari Unika Soegijapranta dan PT Industri Jamu Borobudur lebih

menyukai aroma dan rasa formula A. 90 % semua responden menyukai warna, aroma,

dan rasa minuman herbal formula A, akan tetapi minuman herbal formula A kurang

menghangatkan tubuh, ada rasa sedikit asam, kurang rasa mint dan menghasilkan

sendawa yang sedikit. Pada minuman herbal formula B memberikan rasa pedas dan

menghangatkan tubuh, serta dihasilkan sendawa lebih banyak dibandingkan minuman

herbal formula A.

Berdasarkan tabel 4., dapat dilihat bahwa uji tingkat kesukaan minuman berenergi 2

formula menggunakan responden dari Unika Soegijapranata dan PT Industri Jamu

Borobudur. Rasa formula B lebih menyegarkan dan lebih disukai dibandingkan formula

A. Aroma formula A lebih disukai dibandingkan formula B. Responden Unika

Soegijapranata dan PT Industri Jamu Borobudur lebih menyukai rasa minuman

berenergi formula B dan aroma formula A. Responden Unika Soegijapranata lebih

menyukai warna minuman berenergi formula B dan dianggap lebih menyegarkan.

Responden PT Industri Jamu Borobudur lebih menyukai warna minuman berenergi

formula A dan dianggap lebih menyegarkan. Minuman berenergi formula A terdapat

rasa pahit serta warna ungu dan aroma anggur kurang disukai. Salah satu responden

berpendapat minuman berenergi formula A cenderung berwarna merah dan berasa asin.

Minuman berenergi formula B warna ungu dan aroma anggur kurang, dan kurang

memiliki rasa asam. Minuman berenergi yang dibuat kurang memiliki aroma dan rasa

anggur.

Page 34: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

25

4.6. Pembahasan

4.6.1. Pembahasan Pembuatan Minuman Herbal

Pengembangan produk minuman herbal perlu dilakukan karena minuman herbal

semakin digemari oleh masyarakat dan berkhasiat menyehatkan badan

(Pudiastutiningtyas et al, 2015). Minuman herbal dalam bentuk cair siap minum yang

dikemas dalam bentuk sachet sangat praktis mudah dibawa dan mempermudah dalam

mengkonsumsinya. Dalam pembuatan minuman herbal menggunakan ekstrak bahan

yang berasal dari alam. Minuman herbal dapat memberikan manfaat bagi kesehatan

tubuh karena mengandung zat aktif yang berasal dari ekstrak bahan alam. Pada trial

skala kecil pembuatan minuman herbal dilakukan dengan membuat dua formula

minuman herbal. Perbedaan minuman herbal dua formula adalah pada proporsi

presentase bahan yang digunakan dan supplier bahan yang digunakan. Perbedaan jenis

bahan yang digunakan dan proporsi presentase bahan dapat menghasilkan minuman

herbal dengan karakteristik yang berbeda. Dalam pembuatan minuman herbal dimulai

dengan menimbang semua bahan. Bahan yang digunakan adalah madu, pengawet,

fructose, emulsifier, peppermint, air, menthol, flavor, pemanis, ekstrak”X”, dan bahan

tambahan lain. kemudian dilanjutkan mixing atau pencampuran dan pemanasan yang

bertujuan untuk menghomogenkan semua bahan. Setelah semua bahan homogen,

minuman herbal dikemas.

Madu memiliki aroma, warna, dan rasa yang berbeda-beda tegantung pada jenis

tanaman yang tumbuh disekitar peternakan lebah madu. Beberapa contoh jenis madu,

yaitu madu bunga timun, madu randu, madu lengkeng, madu rambutan, dan madu karet

(Suranto, 2004). Jenis madu yang berbeda menghasilkan karakteristik rasa dan aroma

madu yang berbeda pula. Kandungan gula pada madu adalah senyawa pembentuk rasa

utama. Madu digunakan sebagai penyedap makanan, pemanis, dan obat-obatan. Madu

mengandung gula pereduksi glukosa, maltosa, fruktosa, sedikit asam amino, mineral,

senyawa volatil, dan senyawa fenolik (Bogdanov, 2011). Dalam pembuatan minuman

herbal, madu bermanfaat sebagai pemanis dan bermanfaat bagi kesehatan, karena

glukosa dalam madu berfungsi untuk memperlancar kerja jantung, meringankan

gangguan hati, dan menyaring racun-racun yang merugikan tubuh. Madu randu

Page 35: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

26

mengandung kadar glukosa 27,31 % dan kadar fruktosa 40,99 % (Ratnayani et al,

2008). Dalam pembuatan minuman herbal perlu ditambahkan pengawet untuk

memperpanjang umur simpan minuman herbal. Menurut BPOM (2013) Pengawet

merupakan bahan tambahan pangan untuk mencegah kerusakan bahan pangan yang

disebabkan oleh mikroorganisme, menghambat atau mencegah fermentasi,

pengasaman, dan penguraian. Bahan tambahan pangan pengawet yang diijinkan BPOM

untuk minuman seduhan herbal dan minuman air berperisa termasuk minuman olahraga

adalah asam sorbat dan asam benzoat (BPOM, 2013). Nilai ADI asam sorbat dan

garamnya adalah 0 – 25 mg/kg berat badan. Sedangkan Nilai ADI asam benzoat dan

garamnya adalah 0–5 mg/kg berat badan (BPOM, 2013).

Fructose memiliki tingkat kemanisan 2,5 kali dari glukosa (Ratnayani et al, 2008).

Dalam pembuatan minuman herbal fruktosa digunakan untuk memberikan rasa manis,

karena menurut Siregar (2014) fruktosa merupakan gula yang paling manis dan salah

satu bahan alam yang mengadung tinggi fruktosa adalah madu. Makanan dan minuman

yang mengandung fruktosa ketika dikonsumsi menghasilkan sekresi insulin

postprandinal lebih kecil dibandingkan karbohidrat yang mengandung glukosa karena

fruktosa tidak merangsang sekresi insulin dari sel beta pankreas dan terjadi peningkatan

konsentrasi insulin sehingga fruktosa dapat dikonsumsi bagi penderita diabetes (Elliott

et al, 2002). Meskipun konsumsi sukrosa relatif aman dikonsumsi bagi penderita

diabetes, jika mengkonsumsi fruktosa terus menerus akan meningkatkan energi yang

diasup, sehingga akan terjadi kenaikan berat badan yang berlebih dan obesitas (Elliott et

al, 2002).

Emulsifier berfungsi untuk menkapsulasi flavor dan menstabilkan komposisi suatu

produk (Given, 2009). Peppermint umumnya berasal dari (Mentha piperita L.)

megandung flavanoid yang tinggi, sebagai antiseptik, aktivitas antibakteri, dan stimulan.

Senyawa flavanoid paling tinggi yang ditemukan dalam ekstrak peppermint adalah

naringin (Dyab et al, 2015). Peppermint memiliki warna kuning cokelat atau cairan

kehijauan atau tidak berwarna, memiliki aroma yang khas, dan memberikan sensasi

dingin (Alankar, 2009). Menurut Kristie & Dan (2009) Peppermint memiliki flavor

yang sangat kuat dan dapat digunakan sebagai obat pilek, batuk, dan demam. Air

Page 36: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

27

sebagai bahan baku untuk pembuatan minuman herbal harus bebas dari kontaminasi

secara fisik, kimia, dan biologi, serta harus memenuhi standar air minum atau air bersih

(PERMENKES, 2010). Menthol memiliki warna putih, bau khas mint, rasa agak pedas,

larut dalam air, dan mudah larut dalam alkohol dan eter. Menurut Lieberman et al

(1989), flavor adalah campuran tanggapan indera rasa dan bau ketika suatu produk

makanan atau minuman dikonsumsi. Pada pembuatan minuman herbal flavor yang

digunakan adalah herbal flavor dan peppermint flavor. Pemanis adalah bahan tambahan

pangan yang berkontribusi memberikan rasa manis pada produk pangan tetapi tidak

memberikan nilai gizi dan nilai kalori (SNI, 2004).

Menurut SNI (2004) beberapa pemanis yang dijinkan SNI untuk ditambahkan pada

bahan pangan adalah Asesulfam-K, Aspartam, Sakarin, Sukralosa. Asesulfam-K

memiliki tingkat kemanisan 200 kali dari sukrosa dan nilai ADI 15 mg/kg berat badan.

Aspartam memiliki tingkat kemanisan 60-220 kali sukrosa dan nilai ADI 50 mg/kg

berat badan. Sakarin memiliki tingkat kemanisan 300-600 kali sukrosa dan nilai ADI 5

mg/kg berat badan. Sukralosa memiliki tingkat kemanisan 300-600 kali sukrosa dan

nilai ADI 0 mg/kg – 15 mg/kg berat badan. Ekstrak “X” adalah ekstrak yang terbuat

dari bahan alam. Ekstrak bahan alam mengandung zat aktif yang mempunyai manfaat

positif bagi kesehatan (Pudiastutiningtyas et al, 2015). Beberapa manfaat positif ekstrak

bahan alam adalah sebagai antioksidan, antikarsinogenik, antiinflamasi, antitumor, dan

antifungal. Ekstrak bahan alam biasanya dalam bentuk bubuk atau cair, memiliki aroma

khas tertentu, memberikan sensasi tertentu ketika dikonsumsi, dan memiliki rasa pahit.

4.6.2. Pembahasan Pembuatan Minuman Berenergi

Minuman berenergi mampu menambah energi mengandung komponen zat aktif yang

dapat memberikan stimulant dan memiliki rasa yang manis karena ada penambahan

gula. Minuman berenergi dapat mengembalikan stamina, menambah energi, dan

membangkitkan gairah. Minuman berenergi dibutuhkan bagi kaum laki-laki yang sering

melakukan pekerjaan berat. Zat aktif dalam minuman berenergi berasal dari ekstrak

bahan alami seperti ekstrak rempah dan ekstrak bahan alam lainnya (Putriastuti et al,

2007). Pada trial skala kecil pembuatan minuman berenergi dilakukan dengan membuat

2 formula. Perbedaan minuman berenergi 2 formula adalah pada proporsi presentase

Page 37: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

28

bahan yang digunakan. Proporsi presentase bahan berbeda kemudian menghasilkan

minuman herbal dengan karakteristik yang berbeda. Pada pembuatan minuman

berenergi pertama dilakukan penimbangan semua bahan, kemudian bahan dihaluskan

menggunakan mortar, kemudian bahan diseduh menggunakan 200 ml air dan diaduk

hingga homogen. Bahan-bahan yang digunakan adalah air, ekstrak “A”, ekstrak “B”,

ekstrak “C”, taurin, penstabil, pemanis, pewarna ungu, flavor anggur, asam sitrat,

natrium bikarbonat, dan garam. Air dalam pembuatan minuman berenergi sebagai bahan

baku harus bebas dari kontaminasi secara fisik, kimia, dan biologi, serta harus

memenuhi standar air minum atau air bersih (PERMENKES, 2010).

Ekstrak “A”, ekstrak “B”, ekstrak “C” adalah ekstrak yang terbuat dari bahan alam.

Ekstrak bahan alam mengandung zat aktif yang mempunyai manfaat positif bagi

kesehatan (Pudiastutiningtyas et al, 2015). Ekstrak bahan alam biasanya dalam bentuk

bubuk atau cair, memiliki aroma khas tertentu, dan memiliki rasa pahit. Pada minuman

berenergi menggunakan ekstrak bahan alam yang dapat mengobati kelelahan,

membangkitkan gairah pria, dan merangsang perkembangan aktivitas organ-organ

reproduksi sehingga kekuatan fisik akan meningkat.

Taurin memiliki peran fisiologis seperti osmoregulator, antioksidan, hepatoprotektoor,

neurotransmitter, antiatherosclerotic (Bouckenooghe et al, 2006). Taurin adalah asam

amino semi-esensial dan tidak dimasukkan ke dalam protein (Schuller-Levis & Park,

2003). Menurut Berry (2010) penstabil adalah bahan-bahan dapat yang membantu

menstabilkan komposisi produk pangan, mencegah emulsi minyak dan air terpisah,

meningkatnkan mouthfeel, meningkatkan viskositas, dan menjaga suspensi campuran

bahan. Bahan stabilizer terbuat dari polimer karbohidrat seperti gum serat, dan beberapa

protein. Gum Arab dan maltodekstrin adalah stabilizer yang biasanya digunakan untuk

menstabilkan minuman. Gum arab lebih mudah larut dibandingkan hidrokoloid lainnya,

tahan terhadap panas, dan stabil terhadap asam (Astuti et al, 2016). Maltodekstrin

memiliki kelarutan air yang sangat tinggi dalam air, dapat meningkatkan daya kelarutan

dan sifat organoleptik minuman serbuk instan.

Page 38: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

29

Pemanis adalah bahan tambahan pangan yang berkontribusi memberikan rasa manis

pada produk pangan tetapi tidak memberikan nilai gizi dan nilai kalori (SNI, 2004).

Menurut SNI (2004) Beberapa pemanis yang dijinkan SNI untuk ditambahkan pada

bahan pangan adalah Asesulfam-K, Aspartam, Sakarin, Sukralosa. Asesulfam-K

memiliki tingkat kemanisan 200 kali dari sukrosa dan nilai ADI 15 mg/kg berat badan.

Aspartam memiliki tingkat kemanisan 60-220 kali sukrosa dan nilai ADI 50 mg/kg

berat badan. Sakarin memiliki tingkat kemanisan 300-600 kali sukrosa dan nilai ADI 5

mg/kg berat badan. Sukralosa memiliki tingkat kemanisan 300-600 kali sukrosa dan

nilai ADI 0 mg/kg – 15 mg/kg berat badan.

Pada pembuatan minuman berenergi digunakan bahan tambahan pewarna sintetis ungu.

Pewarna sintetis merupakan pewarna hasil sintesis kimiawi yang ditambahkan dengan

tujuan memeberikan warna atau memperbaiki warna pada pembuatan produk

makanan/minuman (BPOM, 2013). Menurut Lieberman et al., (1989) flavor adalah

campuran tanggapan indera rasa dan bau ketika suatu produk makanan atau minuman

dikonsumsi. Pada pembuatan minuman berenergi menggunakan flavor anggur. Asam

sitrat merupakan sumber asam dalam minuman berenergi yang dapat memberikan

sensasi menyegarkan dan bersifat higroskopis (Lieberman et al., 1989). Natrium

bikarbonat berfungsi menghasilkan gas dalam minuman dan sebagai sumber basa dalam

bereaksi dengan asam untuk menghasilkan gas (Lieberman et al., 1989).

Garam ditambahkan pada makanan atau minuman untuk menurunkan rasa pahit karena

garam dapat menjadi reseptor pesaing bagi rasa pahit pada lidah sehingga mengurangi

respon rangsangan rasa pahit (Ley, 2008). Setelah proses pembuatan minuman herbal

dan minuman berenergi selesai, dilakukan pengujian sensori pada minuman herbal dan

minuman berenergi dengan menggunakan responden atau panelis yang berasal dari PT

Industri Jamu Borobudur dan Unika Soegijapranata. Menurut Setyaningsih et al (2010)

Pengujian sensori adalah pengujian menggunakan panca indera manusia dan tidak

menggunakan instrumen dalam pengujiannya. Pada analisis sensori produk minuman

herbal dan minuman berenergi untuk mengetahui kualitas produk yang berhubungan

dengan uji deskripsi. Produk minuman herbal dan minuman berenergi dibuat dengan

menggunakan bahan baku dari supplier yang berbeda dan presentase bahan yang

Page 39: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

30

berbeda, sehingga dalam pengujian sensori dilakukan uji deskripsi. Hal ini sesuai

dengan pendapat Setyaningsih et al (2010) bahwa uji deskripsi akan sesuai ketika

diterapkan dalam konteks pengembangan produk yang meliputi pengembangan suatu

produk, mereformulasi produk yang sudah ada dengan menggunakan bahan baku atau

proses yang berbeda, mengetahui perbedaan antar produk yang masih dalam tahap

pengujian laboratorium maupun komersial.

Pada uji deskripsi membutuhkan pemahaman karakteristik sensori, ketajaman sensori,

dan perlunya latihan sensori. Pada pengujian sensori dibutuhkan responden atau panelis.

Menurut Setyaningsih et al (2010) Panelis adalah orang atau sekelompok orang yang

memberikan tanggapan penilaian terhadap produk. Ada 2 jenis panelis, yaitu panelis

terlatih dan panelis tidak terlatih. Panelis tidak terlatih adalah panelis atau personil yang

belum mendapatkan pelatihan tentang pengujian sensori. Sedangkan Panelis terlatih

adalah panelis yang terdiri dari personal laboratorium atau pegawai yang telah terlatih

secara khusus untuk pengujian. Pada pengujian sensori minuman herbal dan minuman

berenergi menggunakan panelis berjumlah 20 panelis yang terdiri dari 10 panelis staff

PT industri Jamu Borobudur dan 10 panelis Unika Soegijapranata. Sejumlah 10 panelis

Unika Soegijapranata terdiri dari laboran dan mahasiswa melakukan sensori di

laboratorium sensori Unika Soegijapranata. Dalam pengujian sensori produk minuman

herbal dan minuman berenergi tidak diketahui panelis masuk kedalam kategori panelis

terlatih atau panelis tidak terlatih.

4.6.3. Hasil pengujian Minuman Herbal Dan Minuman Berenergi

4.6.3.1. Hasil pengujian Minuman Herbal

Hasil pengujian minuman herbal formula A dan formula B, responden dari Unika

Soegijapranta dan PT Industri Jamu Borobudur lebih menyukai aroma dan rasa formula

A. Rasa berperan penting dalam kualitas produk pangan dan cara pengujian rasa

dilakukan melalui indera mulut dengan cecapan dan rangsangan mulut (Setyaningsih et

al, 2010). Pengujian aroma produk pangan dengan menggunakan indera hidung dengan

cara mencium produk pangan, aroma muncul karena adanya senyawa volatil pada

produk pangan tersebut. Aroma juga berperan penting dalam penilaian fisik suatu

produk pangan (Setyaningsih et al, 2010). Pada pengujian minuman herbal sebesar 90

Page 40: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

31

% responden menyukai warna formula A dan 95% responden menyukai warna formula

B. responden PT Industri Jamu Borobudur sebesar 50% responden menyukai minuman

herbal formula A dan 50 % menyukai formula B. Sedangkan responden Unika

Soegijapranata 40% menyukai minuman herbal formula A dan 45% menyukai formula

B. Hal tersebut menunjukan bahwa warna minuman herbal formula A dan formula B

hampir sama, yaitu memiliki warna coklat dan tidak keruh. Terdapat responden yang

mengungkapkan bahwa terdapat kekeruhan pada warna minuman herbal.

Penilaian warna yang berbeda disebabkan karena pada penilaian warna suatu produk

pangan dipengaruhi oleh penyerapan dan pemantulan cahaya dari produk pangan itu

sendiri dan dipengaruhi faktor dimensi yaitu warna produk, kecerahan, dan kejelasan

warna produk (Setyaningsih et al, 2009). Terdapat responden yang mengungkapkan

bahwa minuman herbal formula A kurang menghangatkan tubuh, ada rasa sedikit asam,

kurang rasa mint dan menghasilkan sendawa yang sedikit. Sensasi kurang

menghangatkan tubuh disebabkan karena konsentrasi ekstrak “X” yang ditambahkan

terlalu sedikit. Kurangnya rasa mint disebabkan karena peppermint yang ditambahkan

terlalu sedikit, karena menurut Alankar (2009) peppermint memiliki aroma yang khas

dan memberikan sensasi dingin.

Pada formula B memberikan rasa pedas dan menghangatkan tubuh. Sensasi

menghangatkan tubuh dan rasa pedas pada minuman herbal muncul karena konsentrasi

ekstrak “X” yang ditambahkan rendah, dimana ekstrak bahan alam akan memberikan

sensasi tertentu ketika dikonsumsi. Dalam pengujian minuman herbal makna dari

parameter berkhasiat adalah dapat menghasilkan sendawa dan melegakan hidung dan

tenggorokan. Pada minuman herbal formula B dihasilkan sendawa lebih banyak

dibandingkan produk A. Volume gas yang berlebihan di usus pada pencernaan akan

menyebabkan sendawa. Sendawa dalam bahasa medis disebut Aerophagia. Gas yang

masuk dalam tubuh berasal udara yang tertelan, interaksi lambung asam dengan sekresi

basa makanan, difusi gas dari aliran darah ke lumen usus, dan fermentasi karena bakteri

(Loening & Baucke, 2000). Hasil rata-rata presentase pengujian sensori menggunakan

responden PT Industri Jamu Borobudur dan Unika Soegijapranta memiliki perbedaan

berkisar antara 5-10% dan untuk hasil pengujian parameter berkhasiat antara minuman

Page 41: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

32

herbal formula A dan B memiliki perbedaan sebesar 20%. Berdasarkan hasil uji sensori

minuman herbal yang ditujukan kepada 20 responden menggunakan parameter warna,

aroma, rasa, sensasi menghangatkan tubuh dan berkhasiat maka hasil rata-rata

presentase tingkat kesukaan minuman herbal formula A adalah 78% dan hasil rata-rata

presentase tingkat kesukaan minuman herbal formula B 68%. Pada minuman herbal

formula A sudah dapat diterima secara organoleptik, sedangkan minuman herbal

formula B belum memenuhi syarat karena salah satu syarat untuk peluncuran produk

baru minimal presentase penerimaan dari angket sensori sebesar ≥ 75%.

4.6.3.2. Hasil pengujian Minuman Berenergi

Hasil pengujian warna minuman berenergi formula B lebih disukai dibandingkan

formula A. Terdapat responden yang menganggap minuman berenergi formula A warna

ungu kurang terlihat dan cenderung berwarna merah. Pengujian warna dengan

menggunakan indera mata. Penilaian warna pada produk pangan dipengaruhi oleh

penyerapan dan pemantulan cahaya dari produk pangan itu sendiri dan dipengaruhi

faktor dimensi yaitu warna produk, kecerahan, dan kejelasan warna produk

(Setyaningsih et al, 2009). Hasil pengujian rasa minuman berenergi, semua responden

menyukai minuman berenergi formula B, dibandingkan formula A. Rasa berperan

penting dalam kualitas produk pangan dan cara pengujian rasa dilakukan melalui indera

mulut dengan cecapan dan rangsangan mulut (Setyaningsih et al, 2010).

Terdapat responden yang berpendapat minuman berenergi formula A terdapat rasa pahit

dan asin. Rasa pahit muncul karena kombinasi dan penambahan konsentrasi pemanis

yang tidak sesuai serta dari ekstrak yang digunakan. Kombinasi pemanis yang sesuai

dapat memberikan efek sinergis untuk mendapatkan rasa manis yang diinginkan

(Zygler et al, 2009). Aroma formula A lebih disukai dibandingkan formula B. Minuman

berenergi dua formula kurang memiliki aroma dan rasa anggur. Aroma produk pangan

dengan menggunakan indera hidung dengan cara mencium produk pangan, aroma

muncul karena adanya senyawa volatil pada produk pangan tersebut. Aroma juga

berperan penting dalam penilain fisik suatu produk pangan (Setyaningsih et al, 2010).

Hasil pengujian minuman berenergi formula B lebih menyegarkan dibandingkan

formula A. Konsentrasi asam sitrat dan natrium bikarbonat yang seimbang akan

Page 42: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

33

memberikan efek menyegarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Lieberman et al.,

1989) bahwa apabila kosentrasi asam dan natrium bikarbonat seimbang akan

memberikan efek menyegarkan dan munculnya gelembung gas pada produk minuman,

akan tetapi apabila konsentrasi asam dan natrium bikarbonat tidak seimbang maka tidak

akan muncul gelembung gas pada minuman dan tidak ada efek menyegarkan karena

natrium bikarbonat tidak akan tepat bereaksi dengan asam (asam sitrat) yang ada.

Perbedaan hasil rata-rata presentase pengujian sensori minuman berenergi

menggunakan responden Unika Soegijapranata dan PT Industri Jamu Borobudur

berkisar antara 5-20%. Secara keseluruhan responden menyukai minuman berenergi

formula B, yang berbeda adalah hasil dari pengujian pada parameter menyegarkan

dimana responden Unika Soegijapranata menganggap minuman berenergi formula B

lebih menyegarkan. Responden PT Industri Jamu Borobudur lebih menganggap

minuman berenergi formula A lebih menyegarkan. Berdasarkan hasil uji sensori

minuman herbal yang ditujukan kepada 20 responden menggunakan parameter warna,

rasa, aroma, dan menyegarkan maka hasil rata-rata presentase tingkat kesukaan

minuman berenergi formula A adalah 40% dan hasil rata-rata presentase tingkat

kesukaan minuman berenergi formula B adalah 45%. Minuman berenergi kedua

formula tersebut belum memenuhi syarat karena salah satu syarat untuk pelucuran

produk baru minimal presentase penerimaan dari angket sensori sebesar ≥ 75%.

Sebelum melakukan pengujian sensori seharusnya mempertimbangkan aspek-aspek

yang mempengaruhi penilaian panelis terhadap produk. Persyaratan pelaksanaan uji

sensori meliputi laboratorium, peralatan dan perlengkapan, waktu pengujian, lembar

pengujian, panelis, dan tata cara pelaksaan uji sensori. Di laboratorium sensori suasana

harus bersih, tenang, dan terdapat bilik pencicipan sehingga antar panelis tidak bisa

saling berkomunikasi dan berdiskusi. Pencahayaan dalam ruang sensori harus baik dan

netral, karena pencahayaan akan mempengaruhi penilaian warna produk. Peralatan dan

perlengkapan sensori meliputi penampan dan meja yang berwarna putih atau netral,

serta kursi yang bisa membuat panelis menjadi rileks. Waktu dalam mengujikan produk

ke panelis adalah waktu dimana panelis tidak dalam kondisi lapar dan kenyang, yaitu

09.00-11.00 dan pukul 14.00-16.00. Lembar pengujian dalam sensori harus terdapat

Page 43: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

34

instruksi yang jelas dan mencantumkan spesifikasi produk secara detail, diperbolehkan

juga menyajikan contoh cara menjawab lembar pertanyaan sensori (Setyaningsih et al,

2010).

Pegujian sensori sebenarnya dapat dilakukan dimana saja, tetapi pengujian sensori suatu

produk pangan akan memiliki ketelitian atau akurasi lebih tinggi ketika menggunakan

laboratorium sensori. Meskipun demikian terdapat beberapa kelemahan dalam

pengujian sensori. Beberapa kelemahan pengujian sensori yang sering terjadi adalah

kesalahan ekspektasi, kesalahan konvergen, efek halo, efek kontras, posisi bias, dan

motivasi panelis yang rendah. Kesalahan ekspektasi adalah kesalahan yang terjadi

ketika panelis sebelumnya sudah menerima informasi hasil pengujian. Kesalahan

konvergen dapat dihindari dengan pemberian kode sampel secara acak. Efek halo

adalah kesalahan yang terjadi karena panelis memberikan penilaian tengah yang

menyebabkan hasil pengujian berkisar pada nilai tengah. Efek kontras adalah kesalahan

karena panelis menilai sampel berikutnya dengan penilaian yang lebih rendah. Posisi

bias akibat sampel untuk pengujian memiliki kesan mirip sehingga panelis cenderung

memilih nilai tengah. Panelis yang memiliki motivasi rendah ketika memberikan

penilaian cenderung memberikan penilain buruk pada sampel (Setyaningsih et al,

2010).

Dalam pengujian minuman herbal dan minuman berenergi hasilnya bervariasi dan

bahkan pada produk dengan formula yang sama hasil pengujian dari responden bertolak

belakang. Hal tersebut karena kepekaan panelis berbeda-beda. Kepekaan panelis

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan panelis

adalah jenis kelamin, usia, kondisi fisiologis, faktor genetis, dan faktor psikologis.

Secara umum ketika merasakan sesuatu wanita lebih peka dibandingkan laki-laki.

Tetapi dalam hal penilaian flavor dan aroma, laki-laki lebih konsisten dibandingkan

wanita karena pada wanita dipengaruhi siklus menstruasi dan kehamilan. Semakin

bertambahnya usia kemampuan seseorang dalam merasa, mencium dan mendengar

akan semakin berkurang. Akan tetapi berkurangnya kemapuan seseorang bervariasi

tergantung pegalaman dan latihan pengujian sensori yang diikuti. Biasanya mulai usia

60 tahun kemampuan seseorang dalam pengujian sensori akan berkurang. Kepekaan

Page 44: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

35

panelis dipengaruhi oleh kondisi fisiologis, misalnya kondisi lapar atau kenyang, sakit,

kondisi mengkonsumsi obat, merokok, waktu bangun tidur, dan lain sebagainya.

Kepekaan panelis dipengaruhi oleh faktor genetis, misalnya orang yang peka terhadap

phenylthiocarbamide akan peka terhadap rasa pahit. Motivasi, mood, dan perasaan

panelis merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi kepekaan panelis dalam

penilaian produk (Setyaningsih et al, 2010).

Page 45: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

36

5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Minuman herbal formula A kurang menghangatkan tubuh, ada rasa sedikit asam,

kurang rasa mint dan menghasilkan sendawa yang sedikit

Minuman herbal formula B memberikan rasa pedas, menghangatkan tubuh, dan

lebih dihasilkan sendawa lebih banyak dibandingkan produk A

Minuman berenergi formula A terdapat rasa pahit, warna ungu dan aroma anggur

kurang disukai dibandingkan minuman berenergi formula B

Minuman bernenergi formula B lebih menyegarkan dan rasa lebih disukai

dibandingkan formula A

Hasil perbedaan rata-rata presentase pengujian sensori minuman herbal

menggunakan responden staff PT Industri Jamu Borobudur dan responden Unika

Soegijapranta (terdiri dari mahasiswa dan laboran) berdasarkan tingkat kesukaan

menggunakan parameter warna, aroma, rasa, berkhasiat, dan sensasi menghangatkan

tubuh memiliki perbedaan berkisar antara 5-10%

Hasil perbedaan rata-rata presentase pengujian sensori minuman berenergi

menggunakan responden staff PT Industri Jamu Borobudur dan responden Unika

Soegijapranta (terdiri dari mahasiswa dan laboran) berdasarkan tingkat kesukaan

menggunakan parameter warna, rasa, aroma, dan sensasi menyegarkan memiliki

perbedaan berkisar antara 5-20%

Minuman herbal formula A sudah dapat diterima secara organoleptik, sedangkan

minuman herbal formula B belum memenuhi syarat diterima secara organoleptik

Minuman berenergi formula A dan formula B belum memenuhi persyaratan untuk

diterima secara organoleptik

Page 46: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

37

5.2. Saran

Pada minuman herbal sensasi kurang menghangatkan tubuh, dapat dilakukan dengan

penambahan ekstrak bahan alam yang mengandung senyawa antiinflamasi dan

sensasi menghangatkan tubuh ketika dikonsumsi

Pada minuman berenergi perlu penggunaan kombinasi pemanis buatan dan

penggunaan konsentrasi garam yang sesuai serta pengurangan konsentrasi ekstrak

yang digunakan untuk mengurangi rasa pahit

Pada minuman berenergi perlu penggunaan pewarna ungu, flavor anggur dan

stabilizer yang sesuai sehingga warna ungu dan aroma anggur dapat dipertahankan

ketika minuman berenergi diseduh

Diperlukan panelis/responden terlatih untuk pengujian sensori minuman herbal dan

minuman berenergi, sehingga hasil pengujian sensori memiliki tingkat akurasi yang

lebih tinggi

Page 47: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

38

6. DAFTAR PUSTAKA

Alankar, S. (2009). Areview On Peppermint Oil. Asian Journal ofPharamaceutical and

Clinical Research Vol 2 (2) : 27-33

Astuti, Windy Feny Puji., Rona J. Nainggolan., Mimi Nurminah. (2016). Pengaruh Jenis

Zat Penstabil Dan Konsentrasi Zat Penstabil Terhadap Mutu Fruit Leather

Campuran Jambu Biji Merah Dan Sirsak Ilmu dan Teknologi PanganJ.Rekayasa

Pangan dan Pert., Vol.4 No.1 Th. 2016

Berry, Donna. (2010). Stabilization From Natural. Food product Vol. 20 No. 3 March

2010

Bogdanov, Stefan. (2011). The Honey Book, Chapter 5, Honey Composition Bee

Product Science, www.bee-hexagon.net 5 May 2011.

Bouckenooghe, Thomas., Remacle, Claude dan Reusens, Brigitte.(2006) Is taurine a

functional nutrient?. Current Opinion in Clinical Nutrition and Metabolic Care

2006, 9:728–733

BPOM. (2013). Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta.

BPOM. (2013). Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pewarna.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta.

Dyab, A.S., Aly, A.M., Matuk, H. I .Enhancement and Evaluation of Peppermint

(Mentha Piperita L.) Beverage. (2015). International Journal of Life Sciences

Research ISSN 2348-3148 (online) Vol. 3, Issue 1, pp: (175-185), Month:

January - March 2015

Elliott SS, Keim NL, Stern JS, Teff K, and Havel PJ (2002) Fructose, weight gain, and

the insulin resistance syndrome. American Journal of Clinical Nutrition 76:

911–922

Given Jr, Peter S. (2009). Encapsulation of Flavors in Emulsions for Beverages. Current

Opinion in Colloid & Interface Science 14 (2009) 43–47

Kristie, B dan Dan D. (2009). Mint in The Garden Utah State University

Ley, Jakob P. (2008). Masking Bitter Taste by Molecules. Chem. Percept. (2008) 1:58–

77

Page 48: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

39

Lieberman HA, Lachma DL, dan Schwartz JB. 1989. Pharmacetical Dosage Forms:

Tablet. Vol 1, 2nd Edition. New York & Basel: Marcel Dekker, Inc.

Loening–Baucke, Vera. (2000). Aerophagia as Cause of Gaseous Abdominal Distention

in a Toddler. Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition 31:204–207

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (PERMENKES). (2010). Persyaratan

Kualitas Air Minum.

Pudiastutiningtyas, Nurul., Nurul Mubin., Laras Intan S, dan Heny Kusumayanti.

(2015). Diversifikasi Kunyit (Curcuma Domestica) Dan Kencur (Kaempferia

Galanga L.) Sebagai Minuman Herbal Serbuk Siap Saji. METANA, Vol. 11 No.

01, JULI 2015, Hal. 13- 20

Putriastuti, Ratika., Lilik Kustiyah, dan , Faisal Anwar. (2007). Persepsi, Konsumsi

Dan Preferensi Minuman Berenergi. Jurnal Gizi dan Pangan, November 2007

2(3): 13 – 25

Ratnayani, K., N. M. A. Dwi Adhi S., dan I G. A. M. A. S. Gitadewi. (2008). Penentuan

Kadar Glukosa Dan Fruktosa Padamadu Randu Dan Madu Kelengkeng Dengan

Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. JURNAL KIMIA 2 (2), JULIN 2008

: 77-86. ISSN 1907-9850

Schuller-Levis, Georgia B & Eunkyue Park. (2003). Taurine: new implications for an

old amino acid. FEMS Microbiology Letters 226 (2003) 195-202

Setyaningih, Dwi., Anton Apriyanto., Maya Puspita Sari. (2010). Bogor : PT Penerbit

IPB Press

Siregar, Nurhamida Sari. (2014). KARBOHIDRAT. Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13

(2) Juli – Desember 2014: 38 – 44

SNI. (2004). Bahan tambahan pangan pemanis buatan -Persyaratan penggunaan dalam.

Standar Nasional Indonesia. SNI 01-6993-2004

Suranto, A. (2004). Khasiat dan Manfaat Madu Herbal, Agromedia Pustaka,

Tangerang

Tasia, Winda Rein Nimas., Dewanti, Tri Widyaningsih. (2014). Jurnal Review: Potensi

Cincau Hitam (Mesona Palustris Bl.), Daun Pandan (Pandanus Amaryllifolius)

Dan Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii) Sebagai Bahan Baku Minuman

Herbal Fungsional. Potensi Cincau Hitam Sebagai Minuman Herbal Fungsional

Page 49: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

40

- Tasia, Dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No 4 p.128-136, Oktober

2014

Zygler, Agata., Andrzej Wasik., dan Jacek Namies´nik. (2009). Analytical

methodologies for determination of artificial sweeteners in foodstuffs. Trends in

Analytical Chemistry, Vol. 28, No. 9, 2009

Page 50: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

41

7. LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Minuman Herbal

Page 51: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

42

Page 52: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

43

Page 53: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

44

Page 54: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

45

Page 55: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

46

Lampiran 2. Angket Minuman Berenergi

Page 56: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

47

Page 57: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

48

Page 58: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

49

Page 59: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

50

Page 60: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

51

Page 61: PENGEMBANGAN PRODUK MINUMAN HERBAL DAN …repository.unika.ac.id/17530/1/15.I1.0167 MARGARETA IKA P.pdf · memahami dan mengenal dunia kerja, terutama dalam industri pangan di Indonesia.

52