UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA...

101
i UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUM PENYELESAIAN WANPRESTASI ANTARA KELOMPOK PEREMPUAN NELAYAN DENGAN KOPERASI NELAYAN MINA BERKAH TERHADAP PERJANJIAN KREDIT MELALUI SISTEM GRAMEEN BANK DI KOTA BENGKULU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Dan Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum Oleh : AYU TRIA MARGARETA ZN B1A013224 BENGKULU 2018

Transcript of UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA...

Page 1: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

i

UNIVERSITAS BENGKULU

FAKULTAS HUKUM

PENYELESAIAN WANPRESTASI ANTARA

KELOMPOK PEREMPUAN NELAYAN

DENGAN KOPERASI NELAYAN MINA

BERKAH TERHADAP PERJANJIAN KREDIT

MELALUI SISTEM GRAMEEN BANK

DI KOTA BENGKULU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Dan Memenuhi

Persyaratan Guna Mencapai

Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

AYU TRIA MARGARETA ZN

B1A013224

BENGKULU

2018

Page 2: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

i

Page 3: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

ii

Page 4: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

iii

Page 5: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Maka Nikmat Tuhanmu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan..

(QS.Arrahmaan 55:25)

Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan.. (QS.AI- Insyirah

94:6)

Allah selalu bersama orang-orang yang bersabar

Setiap kamu merasa berhasil, percayalah doa kedua orang tua mu telah

dikabulkan.

Allah tidak menyegerakan sesuatu, kecuali itu yang terbaik dan tidak

melambat-lambatkan sesuatu, kecuali itu yang terbaik.

Ketika kita meminta agar doa dikabulkan, maka sejak saat itu sabar menjadi

wajib bagi kita.

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

Kedua orangtuaku, Ayah (Zulkarnain, S.Sos) dan Ibu (Netti Khaironi,

S.Pd). Terimakasih tak terhingga aku ucapkan atas segala kasih sayang,

doa yang tiada henti-hentinya, semangat dan kerja keras yang selalu

tercurahkan serta nasihat-nasihat yang menjadikan aku pribadi yang lebih

baik.

Kedua saudaraku, Aa‟ (Syamfransisko ZN) dan Abang (Jerry Christianto

ZN, S.E) Terimakasih atas doa, kasih sayang serta semangat yang selalu

kalian berikan selama ini.

Kedua Dosen Pembimbingku, Ibu Dr. Nur Sulistyo Budi Ambarini,

S.H.,M.Hum dan Bapak Edi Hermansyah, S.H.M.H terimakasih atas

bimbingan dan motivasi selama ini.

Sahabatku sejak zaman putih biru Ayudhia Damas Rini terimakasih telah

menjadi sahabat yang selalu menyayangi, memberi semangat, dan menjadi

tempat berkeluh kesah.

Sahabatku Niken Dini Oktarani terimakasih telah menjadi sahabat yang

baik sejak awal masuk kuliah hingga sekarang.

GengGong ( Lidia Agustina Br. Samosir dan M. Kazamuli Lota)

terimakasih telah melewatkan banyak waktu selama penulis menuntut

ilmu.

Teman terbaikku sedari dulu Febry Ade Ramzan Hanuary dan Nur

Rahmadayana Siregar, S.H.

Almamaterku Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

Page 6: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

v

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warrohmatullahi Wabarakatuh

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul

“PENYELESAIAN WANPRESTASI ANTARA KELOMPOK PEREMPUAN

NELAYAN DENGAN KOPERASI NELAYAN MINA BERKAH TERHADAP

PERJANJIAN KREDIT MELALUI SISTEM GRAMEEN BANK DI KOTA

BENGKULU”

Adapun penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan

guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

Proses pembelajaran dan penyelesaian pada program Sarjana Ilmu Hukum

UNIB ini tidak terlepas dari dukungan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena

itulah, pada kesempatan ini, penulis hendak mengucapkan banyak terimaksih kepada

pihak-pihak yang telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu, menyampaikan penghargaan dan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Hukum Universitas Bengkulu yaitu Bapak Prof. Dr.

Herawan Sauni, S.H., M.S

2. Tim Penguji Bapak Edytiawarman, S.H.,M.Hum selaku Ketua Penguji

dan Bapak Slamet Mulyono, S.H.,M.S selaku Sekretaris Penguji yang

telah banyak memberikan masukan-masukan dalam rangka

penyempurnaan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Nur Sulistyo Budi Ambarini, S.H., M.Hum dosen pembimbing

utama penulis yang selalu meluangkan waktu untuk mengarahkan dan

memberi nasehat mulai penulis mengajukan usulan penelitian sampai

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Edi Hermansyah, S.H,.M.H selaku dosen pembimbing pendamping

penulis yang selalu meluangkan waktunya, mengarahkan dan

Page 7: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

vi

membimbing mulai dari proses awal sampai penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak Dr. Hamzah Hatrik, S.H.,M.H selaku pembimbing akademik yang

selalu meluangkan waktu untuk mengarahkan dan memberi nasehat mulai

penulis duduk dibangku perkuliahan sampai akhir perkuliahan penulis.

6. Segenap Dosen Fakultas Hukum Universitas Bengkulu yang memberikan

ilmu-ilmunya terhadap penulis, sebagai bekal masa depan penulis.

7. Kedua orangtua penulis, yaitu Zulkarnain, S.Sos dan Netti Khaironi, S.Pd,

yang selalu memberikan cinta, kasih sayang dan untaian doa yang tak

pernah putus bagi kehidupan penulis. Cinta dan kasih sayang serta doa

mereka, menjadi semangat dan kekuatan bagi penulis dalam menjalani

kehidupan ini.

8. Kedua saudara penulis, Syamfransisko ZN dan Jerry Christianto ZN, S.E.

Terimakasih atas doa, kasih sayang serta semangat yang selalu kalian

berikan selama ini.

9. Sahabat-sahabat yang penulis sayangi: Ayudhia Damas Rini, Niken Dini

Oktarani, Lidia Agustina Br. Samosir dan M. Kazamuli Lota terimakasih

telah melewatkan banyak waktu selama penulis menuntut ilmu.

10. Teman terbaik penulis: Febry Ade Ramzan Hanuary, Nur Rahmadayana

Siregar S.H, Abi Pujangga Putra, S.H, M. Aby Pramana, S.H, Rika

Seprianti, Rani Feriza terimakasih atas doa, semangat, dan bantuan kalian

selama ini.

11. Organisasi penulis Wahana Mahasiswa Islam (WAMI) Fakultas Hukum,

terimakasih telah menjadi keluarga kedua di dalam kampus yang

mengajarkan dan membentuk penulis menjadi insan islami yang berjalan

pada syari‟atNya.

12. Kelompok 175 KKN 79 UNIB desa Pungguk Beringang Kec. Ujan Mas

Kepahiang ( Afriani Dian Tika, Vita Puspita Sari, S.P, Yulita Carolina,

Page 8: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

vii

S.Pd, Raty Sasmita, S.Pd, Bang Melian Bayu Putra, Bang Rendy

Siantora,S.Pd, dan Arsiswan, S.Ikom)

13. Mak cak Yurhani dan Mama Rika Rustika, terimakasih telah menjadi

pengganti keluarga penulis, selama penulis menuntut ilmu di Fakultas

Hukum Universitas Bengkulu

14. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2013, semoga kesuksesan selalu

menyertai kita.

Semoga skripsi penulis dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan dalam

penulisan skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangan, oleh karena itu

dengan kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

demi penyempurnaan skripsi penulis.

Bengkulu, 22 Februari 2018

Yang membuat pernyataan

Ayu Tria Margareta ZN

Page 9: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ........................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN SKRIPSI ...... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

ABSTRAK ..................................................................................................... xv

ABSTRACT .................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 7

1. Tujuan Penelitian ............................................................ 7

2. Manfaat Penelitian .......................................................... 7

D. Kerangka Pemikiran .............................................................. 8

E. Keaslian Penelitian ................................................................ 20

F. Metode Penelitian .................................................................. 22

1. Jenis Penelitian ............................................................... 22

2. Pendekatan Penelitian .................................................... 22

3. Populasi dan Sampel ...................................................... 23

4. Data dan Sumber Data ................................................... 24

5. Metode Pengumpulan Data ............................................ 25

6. Metode Pengolahan Data ............................................... 26

Page 10: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

ix

7. Metode Analisis Data ..................................................... 26

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 28

A. Kajian Umum Tentang Perjanjian ......................................... 28

B. Kajian Umum Tentang Koperasi ......................................... 38

C. Kajian Umum Tentang Kredit ................................................ 44

D. Kajian Umum Tentang Grameen Bank .................................. 50

BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA

WANPRESTASI PERJANJIAN PINJAMAN KREDIT

MELALUI GRAMEEN BANK ANTARA KELOMPOK

PEREMPUAN NELAYAN DENGAN KOPERASI

NELAYAN MINA BERKAH KOTA BENGKULU……... 53

A. Pelaksanaan Perjanjian Kredit Antara Koperasi Nelayan

Mina Berkah Dan Kelompok Perempuan Nelayan Kota

Bengkulu

………………………………………………………… . 53

B. Faktor- Faktor Penyebab Terjadinya Wanprestasi Yang

Dilakukan Oleh Kelompk Perempuan Nelayan Terhadap

Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu ................... 60

BAB IV UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI ANTARA

KELOMPOK PEREMPUAN NELAYAN DENGAN

KOPERASI NELAYAN MINA BERKAH TERHADAP

PERJANJIAN KREDIT MELALUI SISTEM GRAMEEN

BANK KOTA BENGKULU………………………………… 67

A. Upaya Penyelesaian Wanprestasi Yang Ditempuh

Oleh Kelompok Perempuan Nelayan Dengan

Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu

Terhadap Perjanjian Kredit Melalui Sistem

Grameen Bank ...................................................................... 67

Page 11: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

x

B. Implementasi Hasil Negosiasi Penyelesaian

Wanprestasi Terhadap Perjanjian Kredit Antara

Kelompok Perempuan Nelayan Dengan Koperasi

Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu Melalui

Sistem Grameen Bank ........................................................... 75

BAB V PENUTUP .................................................................................... 78

A. Kesimpulan ........................................................................... 78

B. Saran ...................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 82

Page 12: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Penelitian ini dengan Penelitian Sebelumnya halaman 17

Tabel 2. Pengurus Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu halaman 42

Tabel 3. Jumlah Anggota Kelompok perempuan dalam grameen bank halaman 59

Page 13: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

xii

DAFTAR SINGKATAN

BPR : Bank Perkreditan Rakyat

KUHPerdata : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Page 14: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat izin penelitian Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Bengkulu;

2. Surat izin penelitian Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kota Bengkulu;

3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.

Page 15: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

xiv

ABSTRAK

Perjanjian kredit melalui sistem Grameen Bank merupakan suatu perjanjian yang

diberikan oleh Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu kepada kelompok

perempuan nelayan dengan tujuan untuk membantu kelompok perempuan

mendapatkan bantuan modal untuk usaha kelompok perempuan nelayan. Pemberian

pinjaman melalui sistem grameen bank tidaklah menggunakan jaminan seperti kredit

pada umumnya, pemberiannya hanya bermodalkan kejujuran, transparan, dan

kepercayaan. Pemberian melalui sistem grameen bank diharapkan dapat menunjang

penghasilan kelompok perempuan nelayan yang pra sejahtera. Namun pada

pemberian kredit tidak menutup kemungkinan bahwa kelompok perempuan nelayan

yang pada umumnya merupakan masyarakat kurang mampu tidak sanggup untuk

membayar iuran kredit, oleh karena itu terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh

kelompok perempuan nelayan. Dalam pembentukan skripsi ini penulis menggunakan

metode penelitian dengan jenis penelitian hukum empiris dengan pendekatan

penelitian secara deskriftif. Hasil penelitian menyatakan bahwa yang melakkan

wanprestasi terhadap perjanjian kredit melalui sistem grameen berjumlah 19

kelompok, berasal dari 5 center dengan jumlah anggota 195 orang, dan paling banyak

kelompok berasal dari daerah Sumur Meleleh. Wanprestasi ini terjadi karena

kesengajaan, kelalaian, dan keadaan mendesak. Upaya penyelesaiannya berdasarkan

musyawarah mufakat yaitu melalui teguran tertulis, teguran lisan, perpanjangan

pembayaran, dan negosiasi.

Kata Kunci : Perjanjian, Kredit, Koperasi, Grameen Bank

Page 16: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

xv

ABSTRACT

The credit agreement through the Grameen Bank system is an agreement given by the

Fisherman Cooperative of Mina Berkah Kota Bengkulu to a group of fishermen

women with the aim of assisting women groups to get capital assistance for the

business of women's fishing groups. Lending through the bank's grameen system does

not use collateral such as credit in general, its giving only with honesty,

transparency, and trust. Grameen bank grant is expected to support the income of a

group of pre-prosperous fishermen. However, in the provision of credit did not rule

out that the group of women fishermen who are generally the underprivileged are

unable to pay the credit dues, therefore there is wanprestasi done by the group of

fishermen women. In the formation of this thesis the author uses research methods

with the type of empirical legal research with a descriptive research approach. The

result of the study stated that the breach of loan agreement through grameen system

amounted to 19 groups, coming from 5 centers with 195 members, and most of the

group came from melting well area. This default occurs because of deliberate,

negligent, and urgent circumstances. The settlement efforts are based on consensus

agreement through written warning, oral reprimand, payment extension, and

negotiation.

Keywords: Agreement, Credit, Cooperative,Grameen Bank

Page 17: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu Negara yang memiliki tujuan Negara yang

terdapat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Untuk mencapai kesejahteraan umum, dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-

Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menyatakan bahwa :

“ Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

layak bagi kemanusiaan.”

Pasal tersebut menunjukkan bahwa Negara yang menjamin kehidupan

bagi warga negaranya, tinggal warga Negara Indonesia yang berupaya atau

berusaha untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Upaya

untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak salah satunya ialah

dengan cara berusaha atau mendirikan usaha yang bergerak dalam bidang

ekonomi. Usaha ini dapat berupa usaha perorangan atau usaha kelompok, baik

berbadan hukum maupun belum berbadan hukum. Untuk mendirikan suatu usaha

tidak terlepas dari kebutuhan akan modal.

Modal yang dibutuhkan dalam mendirikan usaha atau mempertahankan

usaha didapat melalui modal yang bersumber dari dana pribadi, dana yang

Page 18: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

2

dikumpulkan bersama-sama dalam kelompok maupun di dapat dari jasa atau

lembaga keuangan yang menyediakan peminjaman modal.

Kebutuhan terhadap modal untuk menjalankan atau mempertahakan

usaha juga dirasakan oleh kelompok perempuan nelayan yang berada di kota

Bengkulu. Kelompok perempuan tersebut merupakan kelompok yang terdiri dari

lima orang perempuan atau ibu-ibu yang mempunyai usaha, baik usaha kelompok

maupun usaha perorangan. Pembentukan kelompok perempuan nelayan bertujuan

agar memudahkan para perempuan menjalan usaha. Namun di satu sisi kelompok

perempuan nelayan kekurangan modal untuk mempertahankan usaha yang telah

mereka jalankan.

Salah satu upaya untuk mempertahankan usaha yang telah dijalankan

ialah mencari jasa keuangan atau lembaga keuangan yang dapat memberikan

pinjaman kredit berupa modal. Dari berbagai macam lembaga keuangan yang ada

baik lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan non bank, koperasi

merupakan salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia, koperasi sebagai

urat nadi perekonomian bangsa Indonesia selalu bertindak untuk melindungi

masyarakat yang ekonominya lemah yang menjadi anggota koperasinya.

Pengertian Koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992

tentang Perkoperasian Pasal 1 ayat (1) :

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau

badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar

atas asas kekeluargaan”.

Page 19: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

3

Pada umumnya koperasi yang sering melaksanakan perjanjian merupakan

koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit. Koperasi simpan pinjam atau

koperasi kredit merupakan koperasi yang anggotanya terdiri dari orang-orang

yang mempunyai kepentingan langsung dalam soal perkreditan atau simpan

pinjam.1

Koperasi dapat memberikan pinjaman kredit kepada anggota koperasi

dengan perjanjian baku atau perjanjian yang telah dibuat oleh koperasi dan

disepakati bersama anggotanya. Namun dalam perkembangannya koperasi tidak

hanya memberikan pinjaman kredit kepada anggota koperasi saja, koperasi juga

dapat memberikan pinjaman kredit kepada non anggota atau orang-orang di luar

keanggotaan koperasi.

Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu merupakan salah satu

koperasi yang memberikan pinjaman kredit di luar keanggotaan Koperasi Nelayan

Mina Berkah Kota Bengkulu. Pemberian pinjaman kredit kepada non anggota

dikarenakan untuk tetap melanjutkan kegiatan perekonomian Koperasi Nelayan

Mina Berkah Kota Bengkulu. Mengingat kelompok perempuan nelayan bukanlah

anggota koperasi maka Koperasi Nelayan Mina Berkah mengeluarkan suatu

produk perkreditan kepada kelompok perempuan nelayan yang ada di Kota

Bengkulu melalui sistem grameen bank2.

1 R.T Sutantya Rahardja Hadhikusuma ,Hukum Koperasi Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada,

Jakarta, 2005, Hlm. 64. 2 Grameen Bank,berasal dari nama Grameen berasal dari kata “gram”, kata yang berarti “desa”

dalam bahasa Bengali. Sehingga di Indonesia lebih dikenal dengan makna Bank Desa.

Page 20: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

4

Sistem grameen bank merupakan suatu bentuk perkreditan yang khusus

dirancang untuk memenuhi kebutuhan kredit bagi orang-orang miskin agar orang-

orang miskin dapat membentuk permodalan dan menjalankan kegiatan dalam

usaha untuk memperoleh penghasilan.3 Sistem grameen bank hanya ditujukan

kepada kelompok perempuan dengan harapan dapat membantu perekenomian

keluarga.

Kelompok perempuan yang dimaksudkan merupakan kelompok usaha

bersama maupun usaha perorangan yang bergabung menjadi satu kelompok untuk

mendapatkan pinjaman kredit yang diberikan Koperasi Nelayan Mina Berkah

Kota Bengkulu. Dalam pemberian pinjaman kredit koperasi juga membuat suatu

perjanjian kepada setiap kelompok yang masing-masing anggota kelompok

perempuan nelayan berperan dalam perjanjian pinjaman kredit yang diberikan

oleh Koperasi Nelayan Mina Berkah atau setiap anggota kelompok perempuan

nelayan bertanggung jawab pada perjanjian pinjaman kredit tersebut.

Dengan adanya pemberian kredit dari Koperasi Nelayan Mina Berkah

Kota Bengkulu kepada kelompok perempuan nelayan maka kedua pihak akan

melakukan beberapa kesepakatan yang berakhir pada perikatan. Ketika perjanjian

dinyatakan sah dan telah disetujui oleh kedua pihak, maka perjanjian kredit antara

kelompok perempuan dengan Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu

dapat dilaksanakan sehingga kelompok perempuan nelayan memiliki

3Harningsih, ”Kajian Sosial Ekonomi Eksistensi Grameen bank Sebagai Upaya

Penanggulangan Kemiskinan : Studi Kasus Kerabat Sosial Baki Siji Di Surakarta”. Tesis, Universitas

Sebelas Maret. Hlm 6. Diunduh pada tanggal 16 April 2016 dari https://eprints.uns.ac.id/31766/

Page 21: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

5

kewajibannya sebagai kreditur yaitu melaksanakan pembayaran kepada debitur

sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu memberikan pinjaman

kredit kepada kelompok perempuan nelayan melalui perjanjian kredit. Pada

umumnya suatu perjanjian kredit disertakan jaminan guna meyakinkan lembaga

keuangan bahwa debitur mempunyai kemampuan untuk melunasi kredit yang

diberikan kepada debitur sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati

bersama, namun penggunaan jaminan tidak berlaku dalam Koperasi Nelayan

Mina Berkah untuk kelompok perempuan nelayan yang menggunakan pinjaman

kredit melalui sistem grameen bank. Mengingat kelompok perempuan nelayan

merupakan warga kurang mampu yang bergabung dalam kelompok usaha

bersama maupun usaha perorangan, tidak menutup kemungkinan bahwa

pendapatan atau penghasilan yang didapatkan kelompok perempuan nelayan tidak

cukup untuk memenuhi kebutuhan melunasi utang dari pinjaman kredit yang

didapatkan dari Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu, tidak

terpenuhinya kebutuhan untuk melunasi hutang menyebabkan terjadinya

penunggakkan pembayaran kredit oleh debitur atau kelompok perempuan

nelayan.

Penunggakan pembayaran angsuran kredit atau wanprestasi yang terjadi

di dalam Koperasi Nelayan Mina Berkah oleh kelompok perempuan nelayan tidak

melaksanakan kewajibannya, maka pihak Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota

Bengkulu dapat menyelesaikan wanprestasi yang terjadi dengan cara-cara

Page 22: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

6

penyelesaian yang telah disepakati oleh pihak koperasi dan pihak kelompok

perempuan nelayan.

Dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk

meneliti lebih lanjut tentang “Penyelesaian Wanprestasi Antara Kelompok

Perempuan Nelayan Dengan Koperasi Nelayan Mina Berkah Terhadap

Perjanjian Kredit Melalui Sistem Grameen Bank Di Kota Bengkulu”.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya wanprestasi terhadap pemberian

pinjaman kredit melalui sistem grameen bank di Koperasi Nelayan Mina

Berkah Kota Bengkulu?

2. Bagaimanakah upaya penyelesaian wanprestasi antara kelompok perempuan

nelayan dengan Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu terhadap

perjanjian kredit melalui sistem grameen bank?

Page 23: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

7

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

wanprestasi terhadap pemberian kredit melalui sistem grameen bank di

Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu.

b. Untuk menganalisis upaya penyelesaian wanprestasi antara kelompok

perempuan nelayan dengan Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota

Bengkulu terhadap perjanjian kredit melalui sistem grameen bank.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran

terhadap pengembangan ilmu hukum pada umumnya, khususnya dalam

bidang hukum perjanjian.

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan

dalam bentuk bacaan untuk memperkaya wawasan setiap individu yang

membaca hasil penelitian ini dan menjadi bahan evaluasi bagi mahasiswa,

masyarakat pesisir, dan Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Page 24: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

8

D. Kerangka Pemikiran

1. Teori

a. Teori Perjanjian

Menurut Pasal 1313 KUHPerdata, suatu perjanjian adalah suatu

perbuatan yang terjadi antara satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

terhadap orang lain atau lebih.4 Definisi perjanjian dalam Pasal 1313

KUHPerdata ini ialah tidak jelas karena setiap perbuatan dapat disebut

perjanjian, tidak tampak asas konsensusalisme dan bersifat dualisme.5

Menurut doktrin (teori lama) yang disebut perjanjian adalah

perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat

hukum. Definisi ini telah tampak adanya asas konsensualisme dan

timbulnya akibat hukum (tumbuh/lenyapnya hak dan kewajiban).6

Teori hukum perjanjian yang tradisional mempunyai ciri-ciri

menekan pentingnya kepastian hukum dan predictability. Fungsi utama

perjanjian ialah memberikan kepastian tentang mengikatnya suatu

perjanjian antara para pihak sehingga prinsip itikad baik dan promissory

stoppel dapat diberlakukan jika perjanjian sudah memenuhi syarat sah

perjanjian.7

4 KUHPerdata, WIPRESS, 2008

5 Salim H.S, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,

2003, Hlm 15 6 Ibid

7 Suharnoko, Hukum Perjanjian Teori Dan Analisa Kasus, Kencana, Jakarta, 2004, Hlm 20

Page 25: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

9

Menurut teori baru yang dikemukakan oleh Van Dunne, yang

diartikan perjanjian adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak atau

lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Teori

baru tersebut tidak hanya melihat perjanjian semata-mata, tetapi juga

harus dilihat perbuatan sebelum atau yang mendahuluinya.8

Ada tiga tahap dalam membuat perjanjian, menurut teori baru,

yaitu :

a) Tahap pra-contractual, yaitu adanya penawaran dan penerimaan;

b) Tahap contractual, yaitu adanya persesuaian pernyataan kehendak

antara para pihak;

c) Tahap post-contractual, yaitu pelaksaan perjanjian. 9

Teori hukum perjanjian yang modern mempunyai kecenderungan

untuk mengabaikan formalitas kepastian hukum demi tercapainya

keadilanyang substansial. Pengecualian atas berlakunya doktrin

consideration dan penerapan doktrin promissory estoppel serta asas itikad

baik dalam proses negosiasi. 10

b. Teori Kepastian Hukum

Manusia sebagai individu (perseorangan) mempunyai kehidupan

jiwa yang menyendiri, namun manusia sebagai makhluk sosial tidak

dapat dipisahkan dari masyarakat. Manusia lahir, hidup berkembang dan

8 Salim, H.S, Op.Cit, Hlm 16

9 Ibid

10 Suharnoko, Op.Cit, Hlm 20

Page 26: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

10

meninggal dunia di dalam masyarakat. Sebagai individu, manusia tidak

dapat mencapai segala sesuatu yang diinginkannya dengan mudah.11

Manusia mempunyai sifat, watak dan kehendak sendiri-sendiri,

namun di dalam masyarakat manusia mengadakan hubungan satu sama

lain, mengadakan kerjasama, tolong-menolong, bantu-membantu untuk

memperoleh keperluan hidupnya. Kepentingan-kepentingan tersebut ada

yang sejalan atau sesuai dengan keinginan manusia lainnya namun

seringkali kepentingan tersebut berlainan bahkan ada juga yang

bertentangan, sehingga dapat menimbulkan pertikaian yang mengganggu

keserasian hidup bersama.

Kehidupan manusia secara sadar atau tidak dipengaruhi oleh

peraturan hidup bersama yang mengekang hawa nafsu dan mengatur

perhubungan antara manusia. Peraturan hidup seperti itu disebut

peraturan hidup kemasyarakatan. Peraturan hidup kemasyarakatan yang

bersifat mengatur dan memaksa untuk menjamin tata-tertib dalam

masyarakat, dinamakan peraturan hukum atau kaedah hukum.12

Pada masyarakat modern aturan yang bersifat umum tempat

dituangkanya perlindungan kepentingan-kepentingan tersebut ialah

undang-undang. Aturan hukum, baik berupa undang-undang maupun

hukum tidak tertulis berisi aturan-aturan yang bersifat umum yang

menjadi pedoman bagi individu bertingkah laku dalam hidup

bermasyarakat, baik dalam hubungan dengan sesama individu maupun

dalam hubungannya dengan masyarakat. Aturan-aturan itu menjadi

11 C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,

1986, Hlm. 29 12

Ibid, Hlm. 32.

Page 27: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

11

batasan bagi masyarakat dalam membebani atau melakukan tindakan

terhadap individu.13

Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang berbunyi : “perjanjian yang

dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang.” Dalam pasal ini

dapat disimpulkan bahwa terdapat asas pacta sunt servanda atau yang

disebut juga kepastian hukum. Asas ini berhubungan dengan akibat

perjanjian. Asas pacta sunt servanda merupakan asas bahwa hakim atau

pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak atau perjanjian yang

dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya undang-undang.

Kepastian hukum merupakan jaminan bahwa hukum dijalankan,

bahwa yang berhak menurut hukum dapat memperoleh haknya dan

bahwa putusan dapat dilaksanakan. Hukum bertugas menciptakan

kepastian hukum karena bertujuan untuk menciptakan ketertiban dalam

masyarakat.14

13

Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2013, Hlm. 136. 14

Tata Wijayanta, “Asas Kepastian Hukum, Keadilan Dan Kemanfaatan Dalam Kaitannya

Dengan Putusan Kepailitan Pengadilan Niaga”,Jurnal,UGM, Vol 14 No 2,2014, Hlm. 219. Diunduh

pada tanggal 16 April 2016, pada

http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/view/291

Page 28: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

12

2. Konsep

Suatu kerangka konsepsional, merupakan kerangka yang menggambarkan

hubungan antara konsep-konsep khusus, yang akan diteliti, tetapi

merupakan suatu abstraksi dari gejala tersebut.15

a. Penyelesaian Sengketa

Pada dasarnya setiap kontrak (perjanjian) yang dibuat para pihak

harus dapat dilaksanakan dengan sukarela atau itikad baik, namun

dalam kenyataannya kontrak yang dibuat seringkali dilanggar.

Persoalannya bagaimana cara menyelesaikan sengketa yang terjadi di

antara para pihak. 16

Pola penyelesaian sengketa dapat dibagi menjadi dua macam,

yaitu (1) melalui pengadilan, dan (2) alternative penyelesaian

sengketa. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan ialah suatu pola

penyelesaian sengketa yang terjadi antara para pihak yang diselesaikan

oleh pengadilan.17

Menurut Pasal 1 ayat (10) Undang-undang Nomor 30 Tahun

1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Pilihan Penyelesauan Sengketa

menyatakan bahwa: 18

”Penyelesaian sengketa melalui alternatif penyelesaian sengketa

(ADR) ialah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat

15

Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penulisan Hukum, Ghalia Indonesia,Jakarta,1983,Hlm. 25 16 Salim H.S, Hukum Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, Hlm 140. 17

Ibid. 18

Ibid.

Page 29: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

13

melalui prosedur yang disepakati oleh para pihak, yakni

penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi,

mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.”

Kredit bermasalah atau nonperforming loan merupakan risiko

yang terkandung dalam setiap pemberian kredit oleh bank. Risiko

tersebut berupa keadaan dimana kredit tidak dapat dikembalikan

tepat pada waktunya. Untuk menyelesaikan kredit bermasalah dapat

ditempuh dengan dua cara atau strategi, yaitu penyelamatan kredit

dan penyelesaian kredit.

Mengenai penyelamatan kredit bermasalah dapat dilakukan

dengan berpedoman kepada Surat Edaran Bank Indonesia No.

26/4/BPPP tanggal 23 Mei 1993 yang pada prinsipnya mengatur

penyelamatan kredit bermasalah sebelum diselesaikan melalui

lembaga hukum adalah alternative penanganan secara penjadwalan

kembali (rescheduling), persyaratan kembali (reconditioning), dan

penataan kembali (restructuring). Dalam surat edaran tersebut yang

dimaksud dengan penyelamatan kredit bermasalah melalui

rescheduling, reconditioning, dan restructuring adalah :

1. Rescheduling (penjadwalan kembali), yaitu upaya hukum

untuk melakukan perubahan terhadap beberapa syarat

perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal pembayaran

kembali/ jangka waktu kredit termasuk tenggang (grace

Page 30: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

14

period), termasuk perubahan jumlah angsuran. Bila perlu

dengan penambahan kredit.

2. Reconditioning (persyaratan kembali), yaitu melakukan

perubahan atas sebagian atau seluruh persyaratan perjanjian,

yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal

angsuran, dan/atau jangka waktu kredit saja. Tetapi

perubahan kredit tersebut tanpa memberikan tambahan kredit

atau tanpa melakukan konversi atas seluruh atau sebagian

dari kredit menjadi equity perusahaan.

3. Restructuring (penataan kembali), yaitu upaya berupa

melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit berupa

pemberian tambahan kredit, atau melakukan konversi atas

seluruh atau sebagian kredit menjadi perusahaan, yang

dilakukan dengan atau tanpa rescheduling dan/atau

reconditioning.

b. Wanprestasi

Suatu perjanjian yang sah secara yuridis merupakan perikatan

dan hal ini berarti bahwa kewajiban-kewajiban yang timbul dari

perjanjian bila tidak dipenuhi dapat dipaksakan pelaksanaannya.19

Apabila si berutang (debitur) tidak melakukan apa yang dijanjikan,

19

Hardjian Rusli, Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law, Pustaka Sinar Harapan,

Jakarta, 1993, Hlm 131

Page 31: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

15

maka dikatakan ia melakukan “wanprestasi”. Ia alpa atau “lalai” atau

ingkar janji. Atau juga melanggar melanggar perjanjian, bila ia

melakukan atau berbuat sesuatu yang tidak boleh dilakukannya. 20

c. Koperasi

Koperasi berasal dari kata CoOperation kemudian diangkat

menjadi istilah ekonomi sebagai Kooperasi yang dibakukan menjadi

suatu bahasa ekonomi yang dikenal dengan istilah koperasi, yang

berarti organisasi ekonomi dengan keanggotaan yang sifatnya

sukarela.21

Pengertian Koperasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 25

Tahun 1992 Pasal 1 ayat (1) tentang Perkoperasian, menyatakan

bahwa:

“koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang

atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi

rakyat yang berasar atas asas kekeluargaan.”22

Menurut R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma dalam buku

Hukum Koperasi Indonesia menyatakan bahwa :

Koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi ekonomi

yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang memberikan

kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota menurut peraturan yang

ada; dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan suatu

20

Subekti, Op.Cit. Hlm 45 21

R.T.Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Op.Cit., Hlm.1. 22

Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, Lembaran

Negara Nomor 116

Page 32: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

16

usaha, dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para

anggotanya. 23

Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan. Hal ini secara jelas

tertuang di dalam ketentuan Bab II, Bagian Pertama, Pasal 2 Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Asas

kekeluargaan ini sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia

dan telah berurat– berakar dalam jiwa bangsa Indonesia. 24

Sesuai dengan jiwa kepribadian bangsa Indonesia, koperasi

Indonesia harus menyadari bahwa dalam dirinya terdapat kepribadian

sebagai pencerminan kehidupan yang dipengaruhi oleh keaadan,

tempat, lingkungan waktu, dengan suatu ciri khas adanya unsur Ke-

Tuhanan Yang Maha Esa, kegotong royongan dalam arti bekerja sama,

saling membantu, kekeluargaan dengan semboyan Bhinneka Tunggal

Ika. 25

Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian

dalam bab II, bagian kedua, Pasal 3, tertuang tujuan koperasi Indonesia

seperti berikut:

“Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umunya serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat

yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945 .”26

23

R.T. Sutantya Rahardja, Op.Cit 24

Ibid, Hlm. 37. 25

Ibid 26

Lihat Pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992.

Page 33: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

17

d. Kredit

Pengertian kredit berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1998 Pasal 1 butir 11 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang menyatakan bahwa kredit

adalah :

“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu, berdasarkan perjanjian atau kesepakatan pinjam-meminjam

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga.”27

Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa prestasi

yang wajib dilakukan oleh debitor atas kredit yang diberikan

kepadanya adalah tidak semata-mata melunasi utangnya tetapi juga

disertai bunga sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati

sebelumnya.28

Dalam buku yang berjudul Dasar-dasar Perkreditan, Thomas

Suyatno, mengemukakan bahwa kredit terdiri atas: 29

1) Kepercayaan;

2) Tenggang waktu;

3) Degree of risk atau tingkat risiko; dan

27

Indonesia, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Lembaran Negara

Nomor 3790 28

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media Group,Jakarta,

2010, Hlm. 57. 29

Thomas Suyatno (et al), Dasar-Dasar Perkreditan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

2003, Hlm. 14

Page 34: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

18

4) Prestasi.

e. Grameen bank

Nama Grameen berasal dari kata “gram”, kata yang berarti

“desa” dalam bahasa Bengali. Di Indonesia lebih dikenal dengan

makna Bank Desa. Bank Grameen merupakan organisasi keuangan

mikro dan Bank pengembangan masyarakat dimulai di Bangladesh

yang membuat pinjaman kecil (dikenal sebagai kredit mikro atau

“grameen credit”) kepada kaum miskin tanpa memerlukan agunan.30

Sistem bank ini didasarkan pada gagasan bahwa masyarakat

miskin memiliki keterampilan yang kurang dimanfaatkan. Pendekatan

kredit berbasis kelompok diterapkan yang memanfaatkan penekanan

dalam kelompok untuk memastikan peminjam menindak lanjuti dan

berhati-hati dalam melakukan urusan keuangan dengan disiplin yang

ketat, memastikan mereka membayar akhirnya dan memungkinkan

peminjam untuk mengembangkan sendiri kreditnya.

Muhammad Yunus dengan Grameen Bank-nya di Bangladesh,

memberikan pelajaran akan pentingnya institusi keuangan mikro bagi

kaum miskin, khususnya di kalangan kaum perempuan.31

Hal penting

30

Ruhul Ulya, “Manajemen Perubahan Grameen Bank Di Bangladesh (Studi Pemikiran

Muhammad Yunus”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta,2013 31

Sulikah Asmorowati, “Dampak Pemberian Kredit Mikro untuk Perempuan: Analisis

Pengadopsian Model Grameen bank di Indonesia”, Jurnal, Unair Surabaya. Diunduh pada

tanggal 16 April 2016 dari

Page 35: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

19

lain yang dapat diketahui bahwa perempuan memegang peranan

penting dalam mentransfer kredit mikro ke keluarga dan lebih lanjut

mengentaskan keluarga dari kemiskinan. Mengingat bahwa 97% dari

total 6,61 juta nasabah Grameen Bank adalah perempuan.32

Program

kredit mikro, yang memberikan akses kredit yang lebih luas kepada

kaum miskin, telah dianggap sebagai suatu program kunci bagi upaya

pemberantasan kemiskinan, mengingat selama ini masyarakat miskin

mendapat banyak halangan untuk mengakses sistem atau lembaga

perbankan lainnya.

Grameen bank merupakan suatu bentuk perkrediten yang khusus

dirancang untuk memenuhi kebutuhan kredit bagi orang-orang miskin

agar dapat membentuk permodalan dan menjalankan kegiatan dalam

usaha untuk memperoleh penghasilan. 33

Metode grameen bank tidak menggunakan prosedur yang biasa

digunakan oleh pihak perbankan serta menerapkan persyaratan

pemberian kredit yang juga berbeda dengan kalangan perbankan.

Grameen bank tidak menerapkan harus ada jaminan benda atau orang

dalam pemberian kreditnya. Demikian juga dengan cara kerja yang

dilakukan, yaitu bukannya peminjam yang datang ke kantor bank

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Dampak%20Pemberian%20Kredit%20Mikro%20untuk%20Pe

rempuan.pdf

32

Ibid 33

Harningsih, Loc.Cit.Hlm 6

Page 36: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

20

melainkan petugas bank yang mendatangi para peminjam. Program

grameen bank dalam penerapannya diharapkan mampu untuk

berkomitmen memprioritaskan kelompok miskin. 34

E. Keaslian Penulisan

Berdasarkan hasil penelusuran atas hasil-hasil penelitian yang sudah

dilakukan, baik penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas

Bengkulu maupun Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia melalui jejaring

internet, baik dari segi penelitian, penulisan skripsi, dan informasi yang didapat

bahwa tidak ada sama sekali kesamaan penelitian yang membahas terkait dengan

judul penelitian yang penulis lakukan yaitu “Penyelesaian Wanprestasi Antara

Kelompok Perempuan Nelayan Dengan Koperasi Nelayan Mina Berkah Terhadap

Perjanjian Kredit Melalui Sistem Grameen Bank Di Kota Bengkulu”.

Adapun penelitian terdahulu yang mendekati kajian yang dibahas peneliti

adalah sebagai berikut :

No Penulis Judul Permasalahan

1 Siti

Yulinengsih,

NIM

10827002868

(Skripsi

Universitas

Islam Negeri

Sultan Syarif

Kasim Riau

Penyelesaian

Wanprestasi

Dalam

Perjanjian Kredit

Dengan Jaminan

Fidusia Pada

Koperasi Jasa

Keuangan

Syari‟ah Mandiri

1. Bagaimana

penyelesaian

Wanprestasi dalam

perjanjian kredit

dengan jaminan fidusia

pada Koperasi Jasa

Keuangan Syari‟ah

Mandiri Sejahtera di

Teluk Belitung ?

34

Ibid, Hlm. 7.

Page 37: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

21

Pekan Baru,

2013)35

Sejahtera Di

Teluk Belitung

2. Apa faktor penghambat

dalam penyelesaian

Wanprestasi dengan

jaminan fidusia pada

Koperasi Jasa

Keuangan Syari‟ah

Mandiri Sejahtera di

teluk Belitung ?

2 Afriantoro

putra, NIM

B1A011106, (

Skripsi

Universitas

Bengkulu) 36

Penyelesaian

Wanprestasi

Terhadap

Perjanjian Jual

Beli Antara PT.

Indomarco Adi

Pirma Dengan

Warung-Warung

Di Kabupaten

Bengkulu Utara

(Study Kasus Di

Kota

Argamakmur)

1. Bagaimana

penyelesaian

wanprestasi perjanjial

jual beli antata

PT.Indomarco Adi

Pirma dengan warung-

warung di Kabupaten

Bengkulu Utara (study

kasus di Kota

Argamakmur)?

2. Bagaimana bentuk

implementasi ganti rugi

yang dilakukan oleh

PT. Indomarco Adi

Pirma dan warung-

warung yang

melakukan

wanprestasi?

35

Siti Yulinengsi, “Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia

Pada Koperasi Jasa Keuangan Syari‟ah Mandiri Sejahtera Di Belitung Belitung”, Skripsi, Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekan Baru, 2013. Diunduh pada tanggal 20 Februari 2017 dari

http://repository.uin-suska.ac.id/2939/1/2013_2013263IH.pdf.

36

Afriantoro Putra, “Penyelesaian Wanprestasi Terhadap Perjanjian Jual Beli Antara PT.

Indomarco Adi Pirma Dengan Warung-Warung Di Kabupaten Bengkulu Utara (Study Kasus Di Kota

Argamakmur)”, Skripsi, Universitas Bengkulu, 2016

Page 38: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

22

F. Metode Penelitian :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu penelitian Hukum

Empiris. Menurut Ronny Hanitijo metode penelitian hukum empiris adalah

penelitian hukum dengan mempergunakan metode-metode dan teknik-teknik

yang lazim dipergunakan di dalam penelitian ilmu-ilmu sosial yang disebut

Socio-Legal Research.37

Penulis meneliti mengenai wanprestasi perjanjian pinjaman kredit

melalui grameen bank antara kelompok perempuan nelayan dengan Koperasi

Nelayan Mina Berkah dan menggambarkan faktor yang menyebabkan

terjadinya wanprestasi pada kelompok perempuan nelayan, serta penulis juga

akan menggambarkan bagaimana upaya penyelesaian wanprestasi anggota

kelompok perempuan nelayan dengan Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota

Bengkulu.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis ialah pendekatan

penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara

tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau

37

Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta,1983,

Hlm. 9.

Page 39: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

23

untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada

tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.38

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah semua individu-individu dari mana diambilnya sampel

yang diteliti.39

Dari pengertian di atas yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pengurus Koperasi Nelayan Mina Berkah

Kota Bengkulu dan kelompok perempuan nelayan yang bergabung dalam

sistem grameen bank pada Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota

Bengkulu.

b. Sampel

Menurut Soerjono Soekanto, yang dimaksud dengan sampel ialah

setiap manusia atau unit dalam populasi yang mendapat kesempatan yang

sama untuk terpilih sebagai unsur dalam sampel atau mewakili populasi

yang diteliti.40

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling yaitu dalam memilih subjek-sunjek sampelnya,

diambil anggota-anggota sampel sedemikian rupa sehingga sampel

38

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo,

Jakarta,2008, Hlm. 25. 39

Ronny Hanitijo Soemitro, Op.Cit, Hlm. 43. 40

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1984, Hlm.172

Page 40: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

24

tersebut benar-benar mencerminkan ciri-ciri dari populasi yang sudah

dikenal sebelumnya.41

Sampel dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) 3 (tiga) orang pengurus Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota

Bengkulu.

2) 8 (delapan) center kelompok perempan nelayan, yaitu :

a) Center Tenggiri, Sumur Meleleh;

b) Center Bintang, Sumur Meleleh;

c) Center Raflesia, Sumur Meleleh;

d) Center Bawal, Sumur Meleleh;

e) Center Malabero Bahari, Malabero;

f) Center Angin Mamiri, Kandang;

g) Center Gaguk Putih, Pasar Bengkulu;

h) Center Teratai Maju, Kebun Beler.

4. Data dan Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama

yaitu perilaku warga masyarakat, melalui penelitian.42

Adapun tujuan dari

pengumpulan data primer ini adalah untuk memperoleh informasi atau

keterangan mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya wanprestasi pada

41

Ronny Hanitijo Soemitro, Op.Cit, Hlm.58 42

Soerjono Soekanto, Op.Cit, Hlm. 12.

Page 41: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

25

perjanjian kredit melalui pola grameen bank pada anggota kelompok

perempuan nelayan yang melakukan wanprestasi melalui wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu jenis data yang mencakup dokumen-dokumen resmi,

buku-buku, hasil penelitian dalam bentuk laporan, dan seterusnya.43

Dalam hal ini, penulis mengambil data sekunder dari peraturan

perundang-undangan, buku-buku, jurnal dan dari arikel-artikel melalui

internet terkait masalah penyelesaian wanprestasi pada perjanjian.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Studi Dokumen

Pada awal penelitian hukum dilakukan pengumpulan data sekunder yaitu

data yang telah ada di dalam masyarakat dan lembaga tertentu. Termasuk

pengumpulan data melalui studi kepustakaan yaitu menelaah buku-buku

bacaan, peraturan perundang-undangan, jurnal, situs-situs internet, dan

artiketl-artikel terkait masalah wanprestasi perjanjian dan upaya

penyelesaian, dan juga terkait koperasi serta grameen bank.

b. Wawancara

Pengumpulan dara dalam penelitian hukum empiris ini akan digunakan

teknik wawancara terstruktur. Wawancara tersturktur merupakan

wawancara secara langsung dengan responden, yang sebelumnya telah

43

Ibid.

Page 42: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

26

disusun pertanyaan yang akan diajukan sebagai pedoman, tetapi tidak

menutup kemungkinan dengan variasi pertanyaan-pertanyaan lainnya

sesuai dengan perkembangan yang ada saat wawancara dilakukan. selama

wawancara berlangsung peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan

berpedoman kepada daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelum

penelitian, sehingga penelitian dapat dilakukan secara terfokus. Penulis

juga memberikan pertanyaan tentang isu hukum secara tertulis.

6. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data yang dilakukan penulis pada penelitian ini adalah

dengan cara editing, yaitu memeriksa atau meneliti data yang telah diperoleh

untuk menjamin apakah sudah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan

kenyataan. Selanjutnya di dalam editing dilakukan pembetulan data yang

keliru, menambahkan data yang kurang, melengkapi data yang belum

lengkap.44

7. Metode Analisis Data

Pada penelitian hukum empiris ini, penulis menggunakan metode analisis

deskriftif yaitu suatu metode dalam penelitian yang digunakan untuk

menggambarkan dan memaparkan mengenai penyelesaian wanprestasi antara

kelompok Perempuan Nelayan dengan Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota

Bengkulu terhadap perjanjian kredit melalui sistem grameen bank di Kota

44

Ronny Hanitijo Soemitro,Op.Cit, Hlm. 80.

Page 43: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

27

Bengkulu. Selain itu juga menggunakan kerangka berfikir deduktif dan

induktif atau sebaliknya. Kerangka berfikir induktif yaitu dengan cara

menarik kesimpulan dari data-data yang bersifat khusus kedalam data yang

bersifat umum. Kerangka berfikir deduktif yaitu dengan cara menarik

kesimpulan dari data-data yang bersifat umum kedalam data yang bersifat

khusus. Setelah data dianalisis satu persatu selanjutnya disusun secara

sistematis, sehingga dapat menjawab permasalahan yang disajikan dalam

bentuk skripsi. 45

45

Soerjono Soekanto, Op.Cit, Hlm 264

Page 44: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

28

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Umum Tentang Perjanjian

1. Pengertian perjanjian

Istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris, yaitu contracts. Sedangkan

dalam bahasa Belanda, disebut dengan overeenkomst (perjanjian). 46

Menurut Pasal 1313 KUHPerdata, suatu perjanjian adalah suatu

perbuatan yang terjadi antara satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

terhadap orang lain atau lebih.47

Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji

kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk

melaksanakan suatu hal. Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara

dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan

suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya. Dalam bentuknya,

perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji

atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. 48

Perikatan adalah suatu hubungan hukum yang terjadi baik karena

perjanjian maupun karena hukum. Dinamakan perikatan karena hubungan

hukum tersebut mengikat kewajiban-kewajiban yang timbul dari adanya

perikatan itu dapat dipaksakan secara hukum.49

46

Salim H.S, Op.Cit. Hlm 25 47

KUHPerdata, Loc.Cit 48

Subekti, Loc.Cit, Hlm 1 49

Hardijan Rusli, Hukum Perjanjian Indonesia Dan Common Law, Pustaka Sinar Harapan,

Jakarta, 1993, Hlm 26.

Page 45: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

29

2. Perjanjian Kredit

Perjanjian merupakan sebuah peristiwa saat seseorang berjanji kepada

orang lain atau saat dua orang tersebut saling berjanji untuk melakukan suatu

hal. Dalam hal perjanjian kredit, objek atau isi perjanjian ini adalah perihal

pinjam-meminjam uang yang disertai dengan penyerahan hak atas sejumlah

kekayaan dari debitur sebagai jaminan pelunasan utang.50

Ditinjau dari sifatnya, perjanjian kredit bersifat pokok atau perjanjian

dasar (obligatoir). Dalam perkreditan, perjanjian kredit pada umumnya akan

melahirkan perjanjian jaminan. Perjanjian jaminan merupakan perjanjian yang

bersifat tambahan atau pelengkap (assecoir). Dengan kata lain, ada dan

berakhirnya perjanjian jaminan bergantung pada adanya perjanjian pokok,

yaitu perjanjian kredit.51

Ditinjau dari bentuknya, perjanjian kredit perbankan pada umumnya

menggunakan bentuk perjanjian baku (standart contract). Gatot Supramono

dalam bukunya Perbankan dan Masalah Kredit menjelaskan bahwa perjanjian

baku adalah perjanjian yang bentuk dan isinya telah terlebih dahulu

dipersiapkan oleh kreditur kemudian diberikan kepada debitur. Dalam

perjanjian baku ini, hanya dalam posisi menerima atau menolak hampir tanpa

ada kemungkinan untuk melakukan negosiasi. 52

50

Arus Akbar Silondae dan Wirawan B.Ilyas, Op.Cit, Hlm 77 51

Ibid 52

Ibid, Hlm 78

Page 46: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

30

Perjanjian kredit mempunyai fungsi yang penting dalam proses

pemberian, pengelolaan, penatalaksanaan, pemantauan kredit, dan

penyelesaian jika terjadi kredit macet. Lebih lanjut, Wardoyo dalam

Hermansyah mengemukakan beberapa fungsi perjanjian kredit, antara lain (1)

sebagai perjanjian kredit, (2) sebagai alat bukti mengenai batasan-batasan hak

dan kewajiban di antara kreditur dan debitur, dan (3) sebagai alat untuk

melakukan pemantauan kredit.53

3. Syarat sahnya suatu perjanjian

Menurut Pasal 1320 KUHPerdata, suatu perjanjian sah, apabila

memenuhi empat syarat sebagai berikut : 54

1) Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.

2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

3) Suatu pokok persoalan tertentu

4) Suatu sebab yang tidak terlarang.

Dua syarat pertama, disebut syarat subjektif, karena menyangkut

subjeknya atau para pihak yang mengadakan perjanjian, sedangkan dua syarat

terakhir adalah mengenai objeknya disebut syarat objektif.55

Dengan sepakat atau juga dinamakan perizinan, dimaksudkan bahwa

kedua subyek yang mengadakan perjanjian itu harus bersepakat, setuju atau

53

Ibid 54

KUHPerdata, Op.Cit 55

Djaja S. Meliala, Hukum Perdata Dalam Perspektif BW, Penerbit Nuansa Aulia, Bandung,

2013, Hlm.169

Page 47: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

31

seia-sekata mengenai hal-hal yang pokok dari perjanjian yang diadakan itu.56

Menurut Pasal 1329 KUHPerdata:

“ Tiap orang berwenang untuk membuat perikatan, kecuali jika ia

dinyatakan tidak cakap untuk hal itu.”57

Menurut Pasal 1330 KUHPerdata :

“ Yang tak cakap untuk membuat persetujuan adalah :

1. Anak yang belum dewasa;

2. Orang yang ditaruh dipengampuan;

3. Perempuan yang telah kawin dalam hal-hal yang ditentukan

undang-undang, dan semua orang kepada siapa Undang-Undang

telah melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu.”58

Setelah dikeluarkannya Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor

2/1963 dan setelah berlakunya Undang-Undang perkawinan Nomor 1/1974,

tinggal dua golongan yang tidak cakap membuat perikatan, yaitu anak yang

belum dewasa dan orang yang berada di bawah pengampuan (curatele).59

Mengenai suatu hal tertentu, maksudnya ialah bahwa objek perjanjian

harus tertentu, setidak-tidaknya harus dapat ditentukan (Pasal 1333

KUHPerdata). Dan, barang-barang yang baru aka nada di kemudian hari pun

dapat menjadi objek suatu perjanjian (Pasal 1334 KUHPerdata).60

Pengertian “sebab yang halal” ialah bukan hal yang menyebabkan

perjanjian, tetapi isi perjanjian itu sendiri. Isi perjanjian tidak boleh

56

Subekti,Op.Cit, Hlm 17 57

KUHPerdata, Op.Cit 58

Ibid 59

Djaja S. Meliala, Op.Cit,,Hlm 171 60

Ibid, Hlm 172

Page 48: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

32

bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, maupun ketertiban umum

(Pasal 1337 KUHPerdata). 61

Dalam hal suatu perjanjian dibuat tidak memenuhi syarat subyektif

(unsur 1 atau 2 Pasal 1320 KUHPerdata), maka perjanjian itu dapat dibatalkan

( vernietigbaar, voidable), sedangkan jika syarat objektif tidak dipenuhi maka

perjanjian itu batal dengan sendirinya demi hukum ( Nietig van Recchtswege,

Null and void).62

4. Asas-asas hukum perjanjian

Dalam hukum perjanjian terdapat beberapa asas. Antara lain ialah 63

:

a. Asas Konsensualisme

Asas ini dapat ditemukan dalam Pasal 1320 KUHPerdata, di dalamnya

ditemukan istilah “semua”. Kata “semua” menunjukkan bahwa setiap

orang diberi kesempatan untuk menyatakan keinginannya, yang rasanya

baik untuk menciptakan perjanjian. Asas ini sangat erat hubungannya

dengan asas kebebasan mengadakan perjanjian.

b. Asas Kepercayaan

Seorang yang mengadakan perjanjian dengan pihak lain, harus dapat

menumbuhkan kepercayaan di antara kedua pihak bahwa satu sama lain

akan memenuhi prestasinya di kemudian hari. Dengan kepercayaan ini,

kedua pihak mengikatkan dirinya kepada perjanjian yang mempunyai

kekuatan mengikat sebagai undang-undang.

c. Asas Kekuatan Mengikat

Demikian seterusnya dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam perjanjian

terkandung suatu asas kekuatan mengikat. Terikatnya para pihak pada apa

yang diperjanjikan, dan juga terhadap beberapa unsur ain sepanjang

dikehendaki oleh kebiasaan dan kepatuhan, dan kebiasaan akan mengikat

para pihak.

61

Ibid. 62

Ibid. 63

Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung, 1994,Hlm 42-44

Page 49: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

33

d. Asas Persamaan Hak

Asas ini menempatkan para pihak didalam persamaan derajat, tidak ada

perbedaan, walaupun ada perbedaan kulit, bangsa, kepercayaan, kekuasaan,

jabatan, dan lain-lain. Masing-masing pihak wajib melihat adanya

persamaan ini dan mengharuskan kedua pihak untuk menghormati satu

sama lain sebagai manusia ciptaan Tuhan.

e. Asas Keseimbangan

Asas ini menghendaki kedua pihak untuk memenuhi dan melaksanakan

perjanjian itu. Asas keseimbangan ini merupakan kelanjutan dari asas

persamaan. Kreditur mempunyai kekuatan untuk menuntut pelunasan

prestasi melalui kekayaan debitur, namun kreditur memikul pula beban

untuk melaksanakan perjanjian itu dengan itikad baik. Dapat dilihat di sini

bahwa kedudukan kreditur yang kuat diimbangi dengan kewajibannya

untuk memperhatikan itikad baik, sehingga kedudukan kreditur dan debitur

seimbang.

f. Asas Moral

Asas ini terlihat dalam perikatan wajar, dimana suatu perbuatan sukarela

dari seseorang tidak menimbulkan hak baginya untuk menggugat

kontraprestasi dari pihak debitur. Faktor-faktor yang memberikan motivasi

pada yang bersangkutan untuk melakukan perbuatan hukum ialah

berdasarkan pada “kesusilaan” (moral), sebagai panggilan dari hati

nuraninya.

g. Asas Kepatutan

Asas ini dituangkan dalam Pasal 1339 KUHPerdata. Asas kepatutan di sini

berkaitan dengan ketentuan mengenai isi perjanjian.

h. Asas Kebiasaan

Asas ini diatur dalam Pasal 1339 jo. Pasal 1347 KUHPerdata, yang

dipandang sebagai bagian dari perjanjian. Suatu perjanjian tidak hanya

mengikat untuk hal-hal yang diatur secara tegas, tetapi juga hal-hal yang

dalam keadaan dan kebiasaan yang diikuti.

i. Asas Kepastian Hukum

Perjanjian sebagai figur hukum harus mengandung kepastian hukum.

Kepastian ini terungkap dari kekuatan mengikat perjanjian itu, yaitu

sebagai undang-undang bagi para pihak.

Selain mengenai asas yang dikemukakan oleh Mariam Darus

Badrulzaman di atas, terdapat pendapat lain mengenai asas dalam hukum

Page 50: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

34

perjanjian, menurut Salim H.S di dalam hukum perjanjian dikenal lima asas

penting, yaitu :64

1. Asas Kebebasan Berkontrak

Asas kebebasan berkontrak ialah suatu asas yang memberikan

kebebasan kepada para pihak untuk : membuat atau tidak membuat

perjanjian, mengadakan perjanjian dengan siapa pun, menentukan

isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya, serta menentukan

bentuknya perjanjian yaitu tertulis atau lisan.

2. Asas Konsensualisme

Asas konsensualisme merupakan asas yang menyatakan bahwa

perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara formal, tetapi

cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak.

3. Asas Pacta Sunt Servanda (asas kepastian hukum)

Asas pacta sunt servanda merupakan asas bahwa hakim atau pihak

ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para

pihak, sebagaimana layaknya sebuah undang-undang.

4. Asas Itikad Baik

Asas itikad baik merupakan asas bahwa para pihak, yaitu krediur

dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan

kepercayaan atau keyakinan yang teguh atau kemauan yang baik

dari para pihak.

5. Asas Kepribadian

Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa

seseorang yang akan melakukan dan atau membuat kontrak hanya

untuk kepentingan perseorangan saja.

5. Pengertian wanprestasi

Wanprestasi atau dikenal dengan istilah ingkar janji, yaitu kewajiban

dari debitur untuk memenuhi suatu prestasi, jika dalam melaksanakan

kewajiban bukan terpengaruh karena keadaan, maka debitur dianggap telah

64

Salim H.S, Op.Cit, Hlm 9- 13.

Page 51: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

35

melakukan ingkar janji.65

Menurut Setiawan, dalam praktik sering dijumpai

ingkar janji dalam hukum perdata, ada tiga bentuk ingkar janji:

a. Tidak memenuhi prestasi sama sekali;

b. Terlambat memenuhi prestasi;

c. Memenuhi prestasi secara tidak baik.66

Menurut Subekti, wanprestasi (kelalaian atau kealpaan) seorang

debitur dapat berupa empat jenis yaitu:67

a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya;

b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana

dijanjikan;

c. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat;

d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.

Menurut M. Yahya Harahap secara umum wanprestasi yaitu,

“pelaksanaan kewajiban yang tidak tepat pada waktunya atau dilakukan tidak

menurut selayaknya”.68

Akibat yang timbul dari wanprestasi ialah keharusan

bagi debitur membayar ganti atau dengan adanya wanprestasi salah satu

pihak, maka pihak yang lainnya dapat menuntut “pembatalan

kontrak/perjanjian‟.69

Tindakan wanprestasi membawa konsekuensi terhadap timbulnya hak

yang dirugikan untuk menuntut pihak yang melakukan wanprestasi untuk

65

Yahman, Karakteristik Wanprestasi Dan Tindak Pidana Penipuan, Prenamedia Group,

Jakarta, 2014, Hlm 81 66

Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Putra A Bardin, Bandung, 1978, Hlm 17 67

Subekti, Op.Cit, Hlm 45 68

M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung. 1986, Hlm.60 69

Ibid

Page 52: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

36

memberikan ganti rugi, sehingga oleh hukum diharapkan tidak ada satu pihak

pun yang dirugikan karena wanprestasi tersebut. Tindakan wanprestasi ini

dapat terjadi karena :70

1. Kesengajaan

2. Kelalaian

3. Tanpa kesalahan ( tanpa kesengajaan atau kelalaian)

6. Karakteristik wanprestasi

Konsep wanprestasi merupakan domain dalam hukum perdata

(privat).71

Pasal 1234 KUHPerdata menyatakan bahwa tujuan dari perikatan

yaitu untuk memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. 72

Perbedaan antara berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu seringkali

menimbulkan keraguan dan memerlukan penjelasan, yang pertama adalah

bersifat positif, yang kedua bersifat negative. Yang dimaksud „berbuat

sesuatu‟ merupakan menyerahkan hak milik atau memberikan kenikmatan

atas sesuatu benda.73

Dalam perikatan untuk memberi, kewajiban pokok debitur untuk

menyerahkan barangnya, ia pun berkewajiban untuk memelihara barangnya

sampai saat penyerahan; memelihara berarti menjaga barangnya jangan

70

Repository.usu.ac.id ,Diunduh Pada Tanggal 7 November 2017 Pada Pukul 22:16 WIB 71

Yahman, Op.Cit, Hlm 52

72

KUHPerdata, Op.Cit 73

Yahman, Op.Cit, Hlm 52

Page 53: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

37

sampai rusak atau musnah.74

Syarat ini tidak hanya berlaku bagi persetujuan

saja, akan tetapi juga untuk perikatan yang timbul dari undang-undang, seperti

tersebut dalam Pasal 1356 KUHPerdata (perwakilan sukarela). 75

7. Saat terjadinya wanprestasi

Wanprestasi terjadi disebabkan karena adanya kesalahan, kelalaian,

dan kesengajaan. Debitur berkewajiban untuk menyerahkan suatu barang,

tidak ada kewajiban untuk memelihara barang sebagaimana disyaratkan oleh

undang-undang, bertanggung jawab atas berkurangnya nilai harga barang

tersebut karena kesalahan.76

Untuk menentukan unsur kelalaian atau kealpaan tidaklah mudah perlu

dilakukan pembuktian, karena seringkali tidak dijanjikan dengan tepat kapan

sesuatu pihak diwajibkan melakukan prestasi yang dijanjikan.77

Yang paling

mudah untuk menetapkan seorang melakukan wanprestasi ialah dalam

perjanjian yang bertujuan untuk tidak melakukan suatu perbuatan. Apabila

orang itu melakukannya berarti ia melanggar perjanjian, ia dapat dikatakan

melakukan wanprestasi.78

8. Akibat-akibat wanprestasi

Terhadap kelalaian atau kealpaan si berutang (si berutang atau debitur

sebagai pihak yang wajib melakukan sesuatu), diancamkan beberapa sanksi

74

Setiawan,Op.Cit, Hlm 16 75

Yahman, Op.Cit, Hlm 53 76

Yahya, Op.Cit, Hlm 60 77

Yahman, Op.Cit, Hlm 84 78

Subekti, Op.Cit, Hlm 46

Page 54: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

38

atau hukuman. Hukuman atau akibat-akibat yang tidak enak bagi debitur yang

lalai ada empat macam yaitu:79

1) membayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau dengan singkat

dinamakan ganti-rugi

2) pembatalan perjanjian atau juga dinamakan pemecahan perjanjian

3) peralihan risiko

4) membayar biaya perkara, kalau sampai diperkarakan di depan hakim.

Karena wanprestasi (kelalaian) mempunyai akibat-akibat yang begitu

penting, maka harus ditetapkan lebih dahulu apakah si berutang melakukan

wanprestasi atau lalai, dan kalau hal itu disangkal olehnya, harus dibuktikan di

muka hakim80

. Kadang-kadang juga tidak mudah untuk mengatakan bahwa

seseorang lalai atau alpa, karena seringkali juga tidak dijanjikan dengan tepat

kapan seuatu pihak diwajibkan melakukan prestasi yang dijanjikan.81

B. Kajian Umum Tentang Koperasi

1. Pengertian koperasi

Kata koperasi secara harfiah berasal dari Cooperation (Latin), atau

Cooperation (Inggris), atau Co-operatie (Belanda), dalam Bahasa Indonesia

diartikan sebagai bekerja sama atau kerja sama.82

Pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian menyatakan bahwa yang di maksud dengan :

79

Ibid, Hlm 45 80

Ibid 81

Ibid. 82

Edilius dan Sudarsono, Koperasi Dalam Teori Dan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 1992,

Hlm 1

Page 55: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

39

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau

badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasar atas asas kekeluargaan”.83

Koperasi adalah suatu perkumpulan ekonomi yang beranggotakan

orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan

keluar sebagai anggota menurut peraturan yang ada; dengan bekerja sama

secara kekeluargaan menjalankan sesuatu usaha dengan tujuan mempertinngi

kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.84

2. Tujuan koperasi

Pasal 3 UU Nomor 25 Tahun 1992 menyatakan bahwa :

“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun

tatanan perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat

yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945”.85

Sungguh pun Koperasi Indonesia merupakan organisasi yang bergerak

di bidang ekonomi dan melaksanakan kegiatan-kegiatan di lapangan ekonomi,

namun tujuan koperasi Indonesia yang terutama bukanlah mencari keuntungan

yang sebesar-besarnya.

Koperasi Indonesia sekali-kali bukanlah perkumpulan orang-orang

serakah yang mencari keuntungan pribadi, bukan perkumpulan yang memberi

kesejahteraan dan kemakmuran kepada orang-seorang atau segelintir orang-

83

Lihat Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 84

R.T Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Loc.Cit, Hlm. 1 85

Lihat Pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992

Page 56: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

40

orang. Koperasi Indonesia di dalam Pancasila tidak bertujuan untuk

mengadakan persaingan, akan tetapi justru harus mengadakan kerja sama

dengan siapapun dan dengan pihak manapun juga. 86

Koperasi Indonesia merupakan perkumpulan orang-orang yang miskin

dan lemah ekonominya yang bertujuan untuk memperbaiki nasib dan

meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan anggota-anggotanya. Tujuan

koperasi Indonesia yang lebih jauh dan lebih luhur, ialah : mencapai serta

mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.87

3. Fungsi dan Peran koperasi

Fungsi dan peran koperasi terdapat pada Pasal 4 Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 1992 yaitu : 88

“Fungsi dan peran koperasi adalah :

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan

ekonomi anggota pada khususnya dan pada masyarakat pada

umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan

sosialnya;

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat;

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

sokogurunya;

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mngembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.”

86

Sagimun M.D, Koperasi Indonesia, PT Midas Surya Grafindo,Jakarta, 1985, Hlm 72 87

Ibid 88

Lihat Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992

Page 57: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

41

Menurut Edilius dan Sudarsono menyatakan bahwa fungsi koperasi

ialah :89

a. Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat;

b. Alat perdemokrasian nasional;

c. Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia;

d. Alat pembinaan insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan

ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana

perekonomian rakyat.

Menurut Sagimun M.D. menyatakan bahwa ada 5 fungsi koperasi

Indonesia :90

a. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat perjuangan rakyat

Indonesia di bidang ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup dan

kedudukan ekonominya serta melaksanakan Pasal 33 Undang-undang

Dasar tahun 1945 dan penjelasannya;

b. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat perjuangan rakyat

Indonesia untuk mewujudkan demokrasi ekonomi sebagai landasan

masyarakat yang berkeadilan social;

c. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai gerakan masyarakat untuk

mensukseskan Pembangunan Nasional Indonesia serta menjamin

terwujudnya hari esok yang sejahtera dan bahagia;

d. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai sokoguru ekonomi nasional

Indonesia yang menjamin kemajuan serta kemakmuran bersama rakyat

Indonesia;

e. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat pemersatu rakyat

Indonesia yang miskin dan lemah ekonominya untuk mewujudkan

masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar tahun 1945.

4. Jenis-jenis koperasi

Sagimun M.D menyebutkan ada enam macam-macam koperasi,

sebagai berikut:91

89

Edilius dan Sudarsono,Op.Cit, Hlm 80 90

Sagimun,Op.Cit, Hlm 70 91

Ibid, Hlm 73

Page 58: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

42

1) Koperasi Produksi atau Koperasi Penghasil

Orang-orang dapat bekerja sama di dalam bidang produksi. Koperasi

yang bergerak di bidang produksi disebut Koperasi Produksi atau

Koperasi Penghasil.

2) Koperasi Pembelian

Orang-orang dapat pula bersatu dan bekerja sama dalam pembelian

barang-barang yang dibutuhkan. Ada dua macam kerja sama dalam

pembelian yang dapat dilakukan oleh produsen, yaitu :

a. Pembelian Bersama yang Periodik

b. Pembelian Bersama yang Bersifat tetap

3) Koperasi Konsumsi

Sesuai dengan namanya, anggota-anggota Koperasi Konsumsi ini

biasanya terdiri dari konsumen atau pemakai barang-barang.

4) Koperasi Penjualan

Kerja sama dapat pula dilakukan di dalam penjualan. Barang-barang yang

dihasilkan oleh para produsen sejenis dapat dijual pada sebuah koperasi

usaha mereka bersama.

5) Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam

Tujuan pokok Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit, ialah

dengan jalan bersatu dan bekerja sama orang-orang yang lemah

ekonominya dapat memperoleh pinjaman yang sangat dibutuhkannya dan

yang memberi manfaat dengan syarat-syarat yang mudah dan ringan.

6) Koperasi Jasa

Koperasi Jasa merupakan koperasi yang bergerak dibidang jasa, dapat

dijumpai antara lain pada yang memberikan jasa angkutan di air maupun

di darat.

Jenis-jenis Koperasi di Indonesia menurut H. Budi Untung, sebagai

berikut :92

1) Berdasarkan sejarah timbulnya gerakan Koperasi

a. Koperasi Konsumsi

b. Koperasi Kredit

c. Koperasi Produksi

92

H. Budi Untung, Hukum Koperasi dan Peran Notaris Indonesia, Andi Yogyakarta,

Yogyakarta, 2005, Hlm 20

Page 59: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

43

2) Berdasarkan lapangan usaha/ tempat tinggal anggotanya

a. Koperasi Desa

b. Koperasi Unit Desa

c. Koperasi Konsumsi

d. Koperasi Pertanian (Koperta)

e. Koperasi Perternakan

f. Koperasi Perikanan

g. Koperasi Kerajinan/ Koperasi Industri

h. Koperasi Simpan Pinjam/ Koperasi Kredit

3) Dari golongan fungsional dibagi menjadi

a. Koperasi Pegawai Negeri (KPN)

b. Koperasi Angkatan Darat (kopad)

c. Koperasi Angkatan Laut (kopal)

d. Koperasi Angkatan Udara (kopau)

e. Koperasi Angkatan Kepolisian

f. Koperasi Pensiunan Angkatan Darat

g. Koperasi Pensiunan Pegawai Negeri

h. Koperasi Karyawan

4) Dari sifat khusus dari aktivitas dan kepentingan ekonominya, dikenal

jenis koperasi antara lain :

a. Koperasi Batik

b. Bank Koperasi

c. Koperasi Asuransi

5. Gambaran Umum Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu

Koperasi Nelayan Mina Berkah merupakan Koperasi yang bergerakan

dalam kegiatan koperasi simpan pinjam. Koperasi Nelayan Mina Berkah

merupakan koperasi berbadan hukum dengan nomor 02/DK-

PPKM/KEP/II/2004. Koperasi ini beralamatkan di jalan Bencoolen Street PPI

Pondok Besi Kota Bengkulu.

Koperasi Nelayan Mina Berkah memiliki struktur organisasi sebagai

berikut :

Page 60: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

44

Pembina

a. Dinas Koperasi dan PPKM Kota Bengkulu

b. Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bengkulu

Pengurus Pengawas

Ketua Zuliati, S.E Ketua Syamsurizal

Sekretaris Herni S, S.P Anggota Novrizal

Bendahara Susanti

Anggota Romi Faisal

Modal yang terdapat di dalam koperasi Nelayan Mina Berkah berasal

dari modal sendiri yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana

cadangan, dan dana hibah. Untuk sistem grameen bank, modal pemberian

pinjaman kredit kepada kelompok perempuan nelayan berasal dari dana hibah

yang diberikan oleh Kementrian Perikanan dan Kelautan Kota Bengkulu

sebesar Rp 500.000.000 ( lima ratus juta rupiah). Dana hibah tersebut telah

menjadi milik Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu guna disalurkan

kepada kelompok perempuan nelayan yang taraf ekonominya rendah atau pra

sejahtera.

C. Kajian Umum Tentang Kredit

1. Pengertian kredit

Kredit dalam konteks perbankan berarti orang yang mendapatkan

kepercayaan dari bank. Kepercayaan yang diperoleh dari bank pada umumnya

Page 61: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

45

sesuai dengan kegiatan utama perbankan, yaitu meminjamkan uang kepada

masyarakat.93

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian kredit

adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur

atau pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau

badan lain.94

2. Unsur-unsur kredit

Unsur esensial dari kredit bank ialah adanya kepercayaan dari bank

sebagai kreditor terhadap nasabah peminjam sebagai debitor. Kepercayaan

tersebut timbul karena dipenuhinya segala ketentuan dan prasyaratan untuk

memperoleh kredit bank oleh debitor: jelasnya tujuan peruntukan kredit,

adanya benda jaminan atau agunan, dan lain-lain.95

Thomas Suyatno mengemukakan bahwa unsur-unsur kredit terdiri

atas:96

a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang.

b. Tenggang waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian

prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan

datang.

c. Degree of risk, yaitu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari

adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan

kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.

93

Arus Akbar Silondae dan Wirawan B.Ilyas, Loc.Cit, Hlm 73 94

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, PN Balai Pustaka, 1984. 95

Hermansyah, Loc.Cit, Hlm 57 96

Thomas Suyatno (et al), Op.Cit, Hlm 14

Page 62: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

46

d. Prestasi atau objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi

juga dapat berbentuk barang atau jasa.

Bertitik tolak dari pendapat di atas, maka bisa dikemukakan bahwa

selain unsur kepercayaan tersebut, dalam permohonan dan pemberian kredit

juga mengandung unsur lain, yaitu unsur waktu, unsur risiko, dan unsur

prestasi.97

3. Jenis-jenis kredit

Sekalipun terdapat perbedaan pada masing-masing bank dalam

penggolongan jenis kredit, berbagai jenis kredit umunya dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang berikut: 98

a. Menurut Tujuannya

Menurut tujuannya, jenis kredit dapat dibedakan menjadi (1) kredit modal

kerja (KMK), diperuntukkan sebagai fasilitas untuk pemenuhan inventori,

(2) kredit investasi, diperuntukkan sebagai pembiayaan investasi. Hal ini

akan mempengaruhi pola kredit, penarikan, agunan, dan sebagainya,

b. Menurut dana yang diberikan

Menurut dana yang diberikan, jenis kredit dapat dibedakan menjadi (1)

cash loan, seperti KMK dan KI dan (2) noncash loan, seperti bank

garansi dan letter of credit, kredit-kredit yang berkaitan dengan transaksi

L/C dan SKBDN.

c. Menurut jumlah kredit

Menurut jumlah kredit, jenis kredit dapat dibedakan menjadi (1) kredit

korporasi. Pada kredit korporasi , jumlah fasilitas kredit yang diberikan

relatif besar. (2) kredit ritel. Pada kredit ritel jumlah fasilitas kredit yang

diberikan relative lebih kecil.

d. Menurut penggunaanya

Menurut penggunaanya, jenis kredit dapat dibedakan menjadi (1) kredit

konsumtif, yaitu kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan hidup

97

Hermansyah, Op,Cit, Hlm 59 98

Arus Akbar Silondae dan Wirawan B.Ilyas, Op.Cit, Hlm 74

Page 63: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

47

sehari-hari. (2) kredit produktif, yaitu pembiayaan bank yang ditujukan

untuk keperluan usaha nasabah agar produktivitas meningkat. Dan (3)

kredit profesi, yaitu kredit yang diberikan semata-mata untuk profesinya.

e. Menurut cara penarikannya

Menurut cara penarikannya, jenis kredit dapat dibedakan menjadi (1)

kredit konvensional dan (2) kredit dengan menggunakan kartu kredit.

f. Menurut jangka waktunya

Menurut jangka waktunya, kredit dapat dibedakan menjadi (1) kredit

jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu paling lama satu tahun.

(2) kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara

satu hingga tiga tahun. Dan (3) kredit jangka panjang, yaitu kredit yang

jangka waktunya lebih dari tiga tahun.

g. Menurut agunan atau jaminan

Menurut agunan atau jaminannya, kredit dibagi menjadi (1) kredit dengan

agunan umum, berdasarkan Pasal 1131 KUHPerdata, WIPRESS, 2008,

(2) kredit dengan agunan khusus, termasuk diantaranya fidusia, hak

tanggungan, hipotek, gadai, hak penanggungan (personal guarantee dan

corpotate guarantee), dan (3) kredit dengan agunan berupa simpanan

(deposito, giro, tabungan, dan sebagainya) dinamakan cash collateral,

sedangkan jika agunan berupa nonsimpanan dinamakan noncash

collateral.

4. Ketentuan dan prasyarat umum kredit

Mengenai ketentuan dan prasyarat umum dalam pemberian kredit oleh

perbankan terdiri dari 9 (Sembilan) persyaratan sebagai berikut:99

a. Mempunyai feasibility study, yang dalam penyusunannya melibatkan

konsultan terkait.

b. Mempunyai dokumen administrasi dan izin-izin usaha, misalnya akta

perusahaan, NPWP, SIUP, dan lain-lain.

c. Maksimum jangka waktu kredit adalah 15 tahun dan masa tenggang

waktu (grace period) maksimum 4 tahun.

d. Agunan utama ialah usaha yang dibiayai. Debitor menyerahkan agunan

tambahan jika menurut penilaian bank diperlukan. Dalam hal ini akan

melibatkan pejabat penilai (appraiser) independen untuk menentukan

nilai agunan.

99

Hermansyah, Op.Cit, Hlm 61

Page 64: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

48

e. Maksimum pembiayaan bank ialah 65% (enam puluh lima persen) dan

self financing adalah sebesar 35% ( tiga puluh limapersen).

f. Penarikan atau pencarian kredit biasanya didasarkan atas dasar prestasi

proyek. Dalam hal ini biasanya melibatkan konsultan pengawas

independen untuk menentukan progress proyek.

g. Pencairan biasanya dipindahbukukan ke rekening giro.

h. Rencana angsuran ditetapkan atas dasar cash flow yang disusun

berdasarkan analisis dalam feasibility study.

i. Pelunasan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.

5. Dasar-dasar pemberian kredit

Dalam pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah,

bank wajib memperhatikan hal-hal sebagaimana ditentukan dalam Pasal 8

Ayat (1) dan (2) Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Penjelasan Pasal 8 ayat

(2) menyatakan bahwa pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan

prinsip syari‟ah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang wajib dimiliki dan

diterapkan oleh bank dalam pemberian kredit dan pembiayaan sebagai

berikut:100

a. Pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah dibuat

dalam bentuk perjanjian tertulis.

b. Bank harus memiliki keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan

nasabah debitur yang antara lain diperoleh dari penilaian yang saksama

terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan proyek usaha dari

nasabah debitur.

c. Kewajiban bank untuk menyusun dan menerapkan prosedur pemberian

kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

d. Kewajiban bank untuk memberikan informasi yang jelas mengenai

prosedur dan prasyaratan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip

syariah.

e. Larangan bank untuk memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan

prinsip syariah dengan persyaratan yang berbeda kepada nasabah debitor

dan/atau pihak-pihak terafiliasi.

100

Arus Akbar Silondae dan Wirawan B.Ilyas, Op.Cit, Hlm 76

Page 65: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

49

f. Penyelesaian sengketa.

Untuk mencegah terjadinya kredit kredit bermasalah dikemudian hari,

penilaian suatu bank untuk memberikan persetujuan terhadap suatu suatu

permohonan kredit dilakukan dengan berpedoman kepada formula atau

prinsip 5C.101

Mengenai formula 5C dapat diuraikan sebagai berikut :102

a. Character

Bahwa calon nasabah debitor memiliki watak, moral, dan sifat-sifat

pribadi yang baik.

b. Capacity

Yang dimaksud dengan capacity yaitu kemampuan calon nasabah debitor

untuk mengelola kegiatan usahanya dan mampu melihat prospektif masa

depan, sehingga usahanya akan dapat berjalan dengan baik dan

memberikan keuntungan, yang menjamin bahwa ia mampu melunasi

utang kreditnya dalam jumlah dan jangka waktu yang telah ditentukan.

c. Capital

Dalam hal ini bank harus terlebih dahulu melakukan penelitian terhadap

modal yang dimiliki oleh pemohon kredit.

d. Collateral

Collateral adalah jaminan untuk persetujuan pemberian kredit yang

merupakan sarana pengamanan (back up) atas risiko yang mungkin

terjadi atas wanprestasinya nasabah debitor dikemudian hari.

e. Condition of Economy

Bahwa dalam pemberian kredit oleh bank, kondisi ekonomi secara umum

dan kondisi sector usaha pemohon kredit perlu memperoleh perhatian dari

bank untuk memperkecil risiko yang mungkin terjadi yang diakibatkan

oeh kondisi ekonomi tersebut.

101

Hermansyah, Op.Cit, Hlm 62 102

Ibid, Hlm 64

Page 66: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

50

D. Kajian Umum Tentang Grameen Bank

Gambaran tentang grameen bank

Bank Grameen merupakan organisasi keuangan mikro dan Bank

pengembangan masyarakat dimulai di Bangladesh yang membuat pinjaman

kecil ( dikenal sebagai kredit mikro atau “grameen credit”) kepada kaum

miskin tanpa memerlukan agunan. Nama Grameen berasa dari kata “gram”,

kata yang berarti “desa” dalam bahasa Bengali.103

Sistem bank ini didasarkan pada gagasan bahwa masyarakat miskin

memiliki keterampilan yang kurang dimanfaatkan. Pendekatan kredit berbasis

kelompok diterapkan yang memanfaatkan pertekanan dalam kelompok untuk

memastikan peminjam menindak lanjuti dan berhati-hati dalam melakukan

urusan keuangan mereka dengan disiplin yang ketat, memastikan mereka

membayar akhirnya dan memungkinkan peminjam untuk mengembangkan

sendiri kreditnya. Bank menerima deposito, menyediakan layanan lain, dan

berjalan berorientasi pembangunan beberapa bisnis termasuk perusahaan kain,

telepon, dan energy. Fitur lain yang khas dari program kredit bank ialah

bahwa mayoritas (97%) dari peminjam adalah perempuan.104

Muhammad Yunus dengan Grameen Bank-nya di Bangladesh,

memberikan pelajaran akan pentingnya institusi keuangan mikro bagi kaum

103

Ruhul Ulya, Loc.Cit. 104

Ibid

Page 67: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

51

miskin, khususnya di kalangan kaum perempuan.105

Hal penting lain yang

dapat diketahui bahwa perempuan memegang peranan penting dalam

mentransfer kredit mikro ke keluarga dan lebih lanjut mengentaskan keluarga

dari kemiskinan. Mengingat bahwa 97% dari total 6,61 juta nasabah Grameen

Bank adalah perempuan.106

Program kredit mikro, yang memberikan akses

kredit yang lebih luas kepada kaum miskin, telah dianggap sebagai suatu

program kunci bagi upaya pemberantasan kemiskinan, mengingat selama ini

masyarakat miskin mendapat banyak halangan untuk mengakses sistem atau

lembaga perbankan lainnya.

Muhammad Yunus tersebut telah berhasil menjadi penggerak roda

perekonomi suatu negara. Grameen bank merupakan suatu bentuk perkrediten

yang khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan kredit bagi orang-orang

miskin agar mereka dapat membentuk permodalan dan menjalankan kegiatan

dalam usaha untuk memperoleh penghasilan. 107

Metode grameen bank tidak menggunakan prosedur yang biasa

digunakan oleh pihak perbankan serta menerapkan persyaratan pemberian

kredit yang juga berbeda dengan kalangan perbankan. Grameen bank tidak

menerapkan harus ada jaminan benda atau orang dalam pemberian kreditnya.

Demikian juga dengan cara kerja yang dilakukan, yaitu bukannya peminjam

yang datang ke kantor bank melainkan petugas bank yang mendatangi para

105

Sulikah Asmorowati, Loc.Cit. 106

Ibid 107

Harningsih, Loc.Cit. Hlm 6

Page 68: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

52

peminjam. Program grameen bank dalam penerapannya diharapkan mampu

untuk berkomitmen memprioritaskan kelompok miskin. 108

108

Ibid, Hlm. 7.

Page 69: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

53

BAB III

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA WANPRESTASI

PERJANJIAN PINJAMAN KREDIT MELALUI GRAMEEN BANK ANTARA

KELOMPOK PEREMPUAN NELAYAN DENGAN KOPERASI NELAYAN

MINA BERKAH KOTA BENGKULU

A. Pelaksanaan Perjanjian Kredit antara Koperasi Nelayan Mina Berkah dan

Kelompok Perempuan Nelayan Kota Bengkulu

a) Sumber Modal Koperasi Nelayan Mina Berkah Dalam Pemberian Kredit

Melalui Sistem Grameen Bank.

Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu merupakan koperasi

yang bergerak dalam usaha koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit.

Koperasi yang didirikan dengan akta notaris dengan Nomor Badan Hukum :

02/BH/DK-PPKM/KEP/II/2004. Untuk mendirikan Koperasi, Koperasi

membutuhkan modal. Menurut Pasal 41 Undang-Undang Nomor 25 Tahun

1992 tentang Perkoperasian :

(1) ”Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.

(2) Modal sendiri dapat berasal dari :

a. Simpanan pokok;

b. Simpanan wajib;

c. Dana cadangan;

d. Hibah

(3) Modal pinjaman dapat berasal dari :

a. Anggota;

b. Koperasi lainnya dan/ atau anggotanya;

c. Bank dan lembaga keuangan lainnya;

d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya;

e. Sumber lain yang sah.”

Page 70: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

54

Modal yang digunakan Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu untuk

berdiri ialah menggunakan modal sendiri.

Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu merupakan Koperasi

yang tidak hanya memberikan pinjaman kepada anggota Koperasi Nelayan

Mina Berkah saja, namun juga memberikan pinjaman kredit kepada non

anggota melalui sistem grameen bank . Berdasarkan wawancara yang

dilakukan oleh Ibu Erna, modal yang digunakan Koperasi Nelayan Mina

Berkah untuk menyalurkan pinjaman kepada non anggota ialah bersumber

dari dana Hibah dari Kementrian Perikanan dan Kelautan kota Bengkulu.109

Lebih lanjut Ibu Erna menjelaskan110

, dana hibah berasal dari

Kementrian Perikanan dan Kelautan kota Bengkulu memberikan bantuan dana

BPR ( Bank Perkreditan Rakyat) kepada Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota

Bengkulu, namun pada Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu dana

BPR (Bank Perkreditan Rakyat) dari Kementrian Perikanan dan Kelautan kota

Bengkulu masih menyisakan banyak dana. Maka dari itu Koperasi Nelayan

Mina Berkah mengajukan proposal untuk mengalihkan dana BPR (Bank

Perkreditan Rakyat) tadi menjadi dana yang dapat disalurkan kepada

masyarakat pesisir melalui sistem grameen bank.

Proposal yang diajukan oleh Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota

Bengkulu disetujui oleh Kementrian Perikanan dan Kelautan kota Bengkulu di

109

Erna, Hasil Wawancara Pengurus Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu, Pada

Tanggal 18 September 2017, Pukul 10:00 WIB 110

Ibid

Page 71: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

55

tahun 2004 dan dana hibah tersebut seratus persen telah menjadi milik

Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu. Pinjaman kredit melalui

sistem grameen bank diberikan atau dapat disalurkan hanya kepada kelompok

perempuan nelayan atau kelompok perempuan yang berada dipesisir kota

Bengkulu yang taraf ekonomi mereka dianggap rendah atau masyarakat

pesisir pra sejahtera.

b) Proses Pemberian Pinjaman Kredit Melalui Sistem Grameen Bank

Menurut Ibu Feti111

, untuk dapat menyalurkan dana melalui sistem

grameen bank, seperti Koperasi pada umumnya Koperasi Nelayan Mina

Berkah juga melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan penyaluran pinjaman

kredit melalui sistem grameen bank kepada anggota kelompok perempuan

nelayan, yaitu sebagai berikut :

1. Survei Lokasi

2. Melakukan Uji Kelayakan (UK)

3. Pertemuan Umum (PU)

4. Anggota yang layak, membentuk kumpulan yang terdiri dari 5 orang

5. Mengikuti Latihan Wajib Kumpulan (LWK)

6. Pada akhir LWK diadakan Ujian Pengesahan Kumpulan

7. Kegiatan rembug pusat diawali dan diakhiri dengan pembacaan ikrar

(Pertemuan Center)

111

Feti, Hasil Wawancara Pengurus Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu, Pada

Tanggal 18 September 2017, Pukul 10:00 WIB

Page 72: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

56

8. Proses anggota Mengajukan Pinjaman.

Untuk Survei Lokasi, pengurus Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota

Bengkulu yang akan terjun langsung ke lapangan. Untuk melalukan uji

kelayakan, ada empat kriteria untuk menilai kelayakan calon anggota, sebagai

berikut :

1) Indeks Rumah (IR)

2) Indeks Pendapatan (IP)

3) Indeks Asset (IA)

4) Indeks Pemilikan Tanah (IT)

Setelah melalukan survei dan uji kelayakan, maka Pengurus Koperasi

dan calon anggota kelompok perempuan nelayan mengadakan pertemuan

umum untuk membentuk kelompok atau kumpulan yang terdiri dari minimal 5

(lima) orang, dan di dalam satu sentral112

terdiri dari 2 (dua) kelompok atau

kumpulan perempuan nelayan.

Anggota kelompok tadi dapat dipilih sendiri oleh masing-masing

kelompok dengan syarat satu sentral dan rumah sesama anggota berdekatan.

Kelompok juga dapat memberi nama kelompok masing-masing. Setelah

kelompok perempuan nelayan terbentuk, maka kelompok perempuan nelayan

mengikuti latihan wajib kumpulan, kemudian diakhir latihan wajib kumpulan

akan diadakan ujian pengesahan kumpulan.

112

Sentral merupakan wilayah yang sama untuk dua kelompok perempuan nelayan.

Page 73: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

57

Pada kegiatan diskusi (rembug pusat) diawali dan diakhiri dengan

pembacaan ikrar (Pertemuan Center) yang dilakukan oleh kelompok

perempuan nelayan yang ingin meminjam dana atau modal. Setiap anggota

baru grameen bank diharapkan belajar enam belas keputusan dan berikrar

menjalankannya.

Tahapan yang terakhir ialah proses anggota mengajukan pinjaman.

Untuk pengajuan pinjaman setiap kelompok yang terdiri dari 5 (lima) orang

mengajukan pinjaman kepada koperasi secara individu atau perorangan.

Tahap pengajuan pinjaman ini didalam teori Van Dunne disebut sebagai tahap

pra-contractual, yaitu adanya penawaran dan penerimaan. Di dalam

prakteknya penawaran dan penerimaan ini dilakukan oleh pihak koperasi yang

menawarkan pinjaman berikut dengan iuran yang akan dibayarkan oleh

anggota kelompok perempuan nelayan. Apabila dirasa sesuai dengan anggota

kelompok perempuan nelayan dan kelompok perempuan nelayan sepakat,

maka koperasi nelayan Mina Berkah memberikan pinjaman kepada anggota

kelompok perempuan nelayan dengan perjanjian yang telah disepakati oleh

kedua belah pihak.

Pemberian pinjaman kredit melalui sistem grameen bank yang

dilakukan oleh Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu terhadap

kelompok perempuan nelayan tidaklah menggunakan agunan atau jaminan

seperti kredit pada umumnya. Hanya dengan modal kepercayaan, kejujuran

dan transparan yang diterapkan untuk kelancaran sistem grameen bank.

Page 74: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

58

Karena disatu sisi Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu melihat

bahwa kelompok perempuan nelayan kota Bengkulu merupakan masyarakat

yang pra sejahtera. Hal ini dilakukan agar kelompok perempuan nelayan yang

merupakan masyarakat pesisir pra sejahtera yang tidak memiliki jaminan dan

tidak memiliki akses untuk mendapatkan dana kredit bisa mendapatkannya

sesuai dengan apa yang dibutuhkan, sehingga dengan sistem grameen bank

dapat :

1) Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin

2) Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin

3) Meningkatkan tabungan dan menjamin keberlanjutan berusaha pelaku

UMK.

Pinjaman kredit melalui sistem grameen bank dapat diberikan kepada

kelompok perempuan nelayan setelah dilakukannya proses penyaluran

pinjaman kredit kepada anggota kelompok perempuan nelayan yang dilakukan

oleh pengurus Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu. Proses

tahapan-tahapan tersebut dilakukan selama 5 (lima) hari berturut-turut,

kemudian dihari keenam barulah pencairan dana pinjaman kredit melalui

sistem grameen bank kepada kelompok perempuan nelayan.

Menurut Ibu Fitri113

pinjaman awal yang diberikan Koperasi Nelayan

Mina Berkah Kota Bengkulu kepada kelompok perempuan nelayan kota

113

Fitri, Hasil Wawancara Pengurus Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu, Pada

Tanggal 18 September 2017 Pukul 10:00 WIB

Page 75: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

59

Bengkulu melalui sistem grameen bank ialah sebesar Rp 1.000.00,00 (satu

juta rupiah) untuk satu orang anggota, serta untuk pencairan pinjaman kredit

melalui dua tahapan pemberian pinjaman. Untuk tahap pertama pinjaman

kredit yang diberikan Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu ialah

untuk 3 (tiga) orang anggota, setelah berjalannya angsuran maka dicairkannya

pinjaman kredit tahap kedua untuk 2 (dua) orang anggota.

Kewajiban anggota kelompok perempuan setelah mendapatkan

pinjaman kredit dari Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu ialah

membayar iuran setiap minggunya. Besaran iuran yang dibayarkan tiap

minggunya tergantung pada lama jangka waktu yang dipilih oleh anggota

kelompok perempuan nelayan, untuk pinjaman sebesar Rp 1.000.000 (satu

juta rupiah) untuk jangka waktu 6 bulan anggota kelompok perempuan

nelayan membayar iuran sebesar Rp 46.000 ( empat puluh enam ribu rupiah)

setiap minggunya. Sedangkan apabila anggota kelompok perempuan nelayan

mengambil jangka waktu 12 bulan, maka iuran yang dibayarkan anggota

sebesar Rp 26.000 ( dua puluh enam ribu) setiap minggu.

Penagihan iuran pinjaman kredit melalui sistem grameen bank akan

ditagih langsung oleh tim penagih dari pengurus koperasi, pengurus koperasi

akan datang ke setiap sentral setiap minggunya sesuai jadwal pembayaran

yang telah ditentukan oleh anggota kelompok perempuan nelayan dan

koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu.

Page 76: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

60

B. Faktor-faktor penyebab terjadinya wanprestasi yang dilakukan oleh

kelompok perempuan nelayan terhadap Koperasi Nelayan Mina Berkah

Kota Bengkulu.

a) Gambaran Kelompok Perempuan Nelayan Yang Melakukan

Wanprestasi Pada Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu

Kelompok perempuan nelayan merupakan perkumpulan perempuan

yang berada dalam satu wilayah tertentu yang bergabung menjadi suatu

kelompok guna mempermudah untuk mendapatkan pinjaman dari Koperasi

Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu melalui sistem grameen bank.

Kelompok perempuan tersebut terdiri dari ibu-ibu yang rata-rata berprofesi

sebagai pedagang, yang membutuhkan bantuan pinjaman modal untuk usaha

yang kelompok perempuan miliki. Kelompok perempuan ini dibentuk dengan

jumlah anggota 5 (lima) orang dalam satu kelompok, dan minimal 2 kelompok

dalam satu center.

Center merupakan pusat pertemuan yang dijadikan tempat oleh

Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu untuk melakukan penagihan

iuran kredit kepada kelompok perempuan nelayan. Sehingga pada hari

penagihan iuran, kelompok perempuan nelayan akan berkumpul pada pusat

pertemuan atau center disetiap daerah kelompok perempuan nelayan tersebut.

Suatu daerah yang mempunyai beberapa center dan beberapa kelompok

di dalamnya tidak menutup kemungkinan memiliki masalah dalam

pembayaran iuran kepada Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu.

Page 77: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

61

Sehingga dapat digambarkan dalam bentuk tabel jumlah-jumlah kelompok

dalam setiap center suatu daerah di Bengkulu yang melakukan wanprestasi

terhadap perjanjian kredit melalui sistem grameen bank.

Jumlah center grameen bank 31 center

Jumlah kelompok grameen bank 68 kelompok

Jumlah anggota kelompok perempuan nelayan

dalam grameen bank di Kota Bengkulu 340 orang

Jumlah kelompok perempuan yang melakukan wanprestasi terhadap perjanjian kredit grameen

bank di kota Bengkulu

Sumur Meleleh Malabero Kandang Pasar Bengkulu Kebun beler

Center

Tenggiri

2

kelom

pok

Center

Malabero

Bahari

2

kelom

pok

Center

Angin

Mamiri

2

kelom

pok

Center

Gaguk

Putih

2

kelom

pok

Center

Teratai

Maju

3

kelom

pok

Center

Bintang

3

kelom

pok

Center

Raflesia

3

kelom

pok

Center

Bawal

2

kelom

pok

Berdasarkan dari uraian tabel diatas dijelaskan bahwa di dalam 31

center dengan jumlah 68 kelompok perempuan nelayan yang meminjam atau

menggunakan kredit melalui sistem grameen bank pada Koperasi Nelayan

Mina Berkah Kota Bengkulu yang melakukan wanprestasi terhadap perjanjian

kredit melalui sistem grameen bank ialah berjumlah 19 kelompok dari 5

center yang ada di kota Bengkulu dengan jumlah 195 orang perempuan

nelayan yang melakukan wanprestasi.

Page 78: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

62

Sebanyak 19 kelompok pada 5 center yang melakukan wanprestasi

dapat dilihat bahwa daerah Sumur Meleleh dengan 10 kelompok yang terbagi

menjadi 4 center merupakan daerah yang banyak melakukan wanprestasi

terhadap perjanjian kredit melalui sistem grameen bank yang disediakan oleh

Koperasi Nelayan Mina Berkah kota Bengkulu.

b) Faktor-faktor penyebab terjadinya wanprestasi yang dilakukan oleh

kelompok perempuan nelayan.

Kelompok perempuan nelayan merupakan masyarakat pesisir pra

sejahtera atau warga kurang mampu yang bergabung dalam kelompok usaha

bersama maupun usaha perorangan, tidak menutup kemungkinan bahwa

pendapatan atau penghasilan mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

kelompok perempuan nelayan untuk membayar iuran atau angsuran dari

pinjaman kredit yang didapatkan dari Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota

Bengkulu, sehingga menyebabkan terjadinya penunggakkan pembayaran

kredit oleh kelompok perempuan nelayan.

Wanprestasi yang sering terjadi di dalam Koperasi Nelayan Mina

Berkah kota Bengkulu berasal dari anggota kelompok perempuan nelayan itu

sendiri, yaitu :

Page 79: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

63

1. Tidak menggunakan pinjaman tersebut sebagai semestinya

Menurut Ibu Ita114

, terjadinya penunggakan pembayaran kredit karena

anggota kelompok perempuan nelayan tidak menggunakan pinjaman

atau kredit tersebut sebagaimana mestinya, kredit atau pinjaman tersebut

tidak digunakan sesuai dengan tujuan awal peminjaman. Tujuan awal

pemberian pinjaman kredit melalui sistem grameen bank ialah

diperuntukkan untuk modal usaha, namun anggota kelompok

perempuan nelayan menggunakan pinjaman tersebut untuk kebutuhan

yang lain bukan untuk dijadikan modal usaha.

2. Tidak mampu mengolah usaha dengan baik

Menurut ibu Eli115

, anggota kelompok perempuan nelayan kurang

mampu mengelola usahanya dengan baik, tidak dapat membaca peluang

usaha dan tidak mampu mengembangkan usahanya dengan baik.

Sehingga penghasilan dari anggota kelompok perempuan nelayan

kurang.

3. Cuaca kota Bengkulu

Menurut Ibu Rika116

Faktor cuaca menjadi alasan bagi kelompok

perempuan nelayan tidak melaksanakan kewajibannya. Hal ini

114

Ita, Hasil Wawancara Ketua Kelompok Perempuan Nelayan Kota Bengkulu,Center Gaguk

Putih di Pasar Bengkulu, Pada Tanggal 19 September 2017, Pukul 13:00 WIB 115

Eli, Hasil Wawancara Ketua Kelompok Perempuan Nelayan Center Angin Mamiri Di

Kandang, Pada Tanggal 19 September 2017, Pukul 13:00 WIB 116

Rika, Hasil Wawancara Ketua Kelompok Perempuan Nelayan Kota Bengkulu,Center

Tenggiri di Sumur Meleleh, Pada Tanggal 19 September 2017, Pukul 13:00 WIB

Page 80: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

64

dikarenakan sebagian kelompok perempuan nelayan yang mempunyai

usaha sebagai pedangan ikan asin tidak mendapatkan bahan baku untuk

pembuatan ikan asin, karena suami-suami mereka yang bekerja sebagai

nelayan tidak dapat melaut atau pergi kelaut pada saat cuaca hujan atau

badai untuk mengambil hasil laut yang dijadikan sebagai ikan asin.

Selain tidak dapat melaut cuaca buruk dapat menghambat proses

penjemuran bahan baku ikan asin, rumput laut, atau hasil laut yang

diolah menjadi kering. Ketika hujan atau cuaca mendung maka proses

penjemuran juga akan lama. Semakin lama proses penjemuran maka

kualitas ikan asin ataupun rumput laut tidak akan bagus.

Hasil kualitas penjemuran yang tidak bagus akan mengurangi

nilai penjualan ikan asin ataupun hasil laut yang diolah kering. Hal ini

dapat menyebabkan kurangnya pemasukan kepada pedagang atau

kelompok perempuan nelayan yang berprofesi sebagai pedagang ikan

asin. Berkurangnya pemasukan hasil penjualan dapat mempengaruhi

bagi kelompok perempuan nelayan yang meminjam pinjaman kredit

kepada Koperasi Nelayan Mina Berkah kota Bengkulu melalui sistem

Grameen bank untuk melaksanakan kewajibannya membayar iuran

kredit.

Page 81: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

65

4. Kurangnya pembeli atau minat pembeli

Menurut ibu Rika117

, bahwa tidak setiap hari adanya pembeli yang

datang untuk membeli ikan asin yang pedagang/ anggota kelompok

perempuan nelayan jajakan dipinggir jalan. Sehingga pemasukan

kelompok perempuan nelayan tidak mencukupi untuk melakukan

pembayaran.

Menurut Ibu Feti118

, penyebab terjadinya wanprestasi terhadap

perjanjian pinjaman kredit melalui sistem grameen bank yang dilakukan oleh

kelompok perempuan nelayan, sebagai berikut:

1. Kesengajaan dari anggota kelompok perempuan nelayan untuk tidak

membayar pinjaman kredit, karena pola pikir anggota kelompok

perempuan nelayan yang menganggap bahwa pinjaman kredit yang

diberikan Koperasi Nelayan Mina Berkah tersebut merupakan bantuan

dari pemerintah untuk masyarakat pesisir.

2. Adanya anggota kelompok perempuan nelayan yang melakukan

pinjaman kredit dengan koperasi lain. Hal ini menyebabkan anggota

kelompok perempuan nelayan harus membayar iuran pinjaman kredit

menjadi lebih banyak, sehingga penghasilan dari usaha tidak mencukupi

117

118

Feti, Hasil Wawancara Pengurus Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu, Pada

tanggal 18 September 2017, pukul 10:00 WIB

Page 82: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

66

untuk membayar iuran kredit pada koperasi yang menyebabkan

terjadinya penunggakan pembayaran pada koperasi.

3. Adanya anggota kelompok perempuan nelayan yang menggunakan

identitas palsu atau menggunakan nama orang lain untuk mendapatkan

pinjaman kredit dari Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu. Ha

ini menyebabkan tidak adanya pembayaran yang dilakukan oleh

seseorang yang identitasnya telah digunakan oleh anggota kelompok

perempuan nelayan tersebut.

Page 83: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

67

BAB VI

UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI ANTARA KELOMPOK

PEREMPUAN NELAYAN DENGAN KOPERASI NELAYAN MINA BERKAH

TERHADAP PERJANJIAN KREDIT MELALUI SISTEM GRAMEEN BANK

KOTA BENGKULU

A. Upaya Penyelesaian Wanprestasi Yang Ditempuh Oleh Kelompok

Perempuan Nelayan Dengan Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota

Bengkulu Terhadap Perjanjian Kredit Melalui Sistem Grameen Bank.

Pada perjanjian kredit umumnya, dalam peminjaman yang dilakukan oleh

kelompok perempuan nelayan tersebut tentunya pihak koperasi membuat

perjanjian yang dapat menjamin bahwa kredit yang dipinjamkan dapat

dikembalikan oleh kelompok perempuan nelayan, setiap kali peminjaman yang

dilakukan oleh kelompok perempuan nelayan haruslah mempunyai jaminan.

Namun dalam sistem grameen bank tidak mengenal jaminan, hanya kepercayaan,

kejujuran,dan transparan yang diterapkan oleh Koperasi Nelayan Mina Berkah

Kota Bengkulu kepada kelompok perempuan nelayan kota Bengkulu sebagai

debitur.

Mengingat kredit yang di berikan oleh Koperasi Nelayan Mina Berkah

Kota Bengkulu mengandung resiko, maka pemberian kredit di landasi atas

kemampuan, kesanggupan dan itikad baik dari kelompok perempuan nelayan

untuk dapat melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Dalam rangka

memperoleh keyakinan tersebut, koperasi sebagai kreditur perlu melakukan

Page 84: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

68

penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan

prospek usaha kelompok perempuan nelayan. Karena dengan proses analisis

kredit yang baik di harapkan kredit di berikan kepada kelompok perempuan

nelayan akan berjalan lancar dan dapat di kembalikan tepat pada waktunya. Akan

tetapi pada kenyataannya harapan tersebut tidak selamanya dapat terwujud

mengingat kredit yang telah di berikan tetap mengandung resiko kegagalan atau

kemacetan dalam pengembaliannya.

Dalam hal kelompok perempuan nelayan tidak lagi mampu memenuhi

prestasinya, maka dikatakan kelompok perempuan nelayan tidak memenuhi

prestasi sama sekali, sedangkan jika prestasi kelompok perempuan nelayan masih

dapat diharapkan pemenuhannya, maka digolongkan ke dalam terlambat

memenuhi prestasi, jika kelompok perempuan nelayan memenuhi prestasi secara

tidak baik, ia dianggap terlambat memenuhi prestasi, jika prestasinya masih

dapat diperbaiki dan jika tidak, maka dianggap tidak memenuhi prestasi sama

sekali. Ingkar janji membawa akibat yang merugikan bagi kelompok perempuan

nelayan, karena sejak saat tersebut kelompok perempuan nelayan berkewajiban

mengganti kerugian yang timbul sebagai akibat daripada ingkar janji tersebut.

Permasalahan yang telah dikemukan di atas sangat berpengaruh terhadap

perputaran modal yang ada di Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu,

serta mempersulit/ menghambat anggota kelompok perempuan nelayan lain yang

juga sangat memerlukan pinjaman kredit tersebut.

Page 85: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

69

Ibu Erna menjelaskan119

,penyelesaian wanprestasi terhadap perjanjian

kredit melalui sistem grameen bank yang terjadi di Koperasi Nelayan Mina

Berkah Kota Bengkulu belum pernah melalui gugatan perdata ke Pengadilan

Negeri Bengkulu, karena Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu untuk

menyelesaikan wanprestasi terhadap perjanjian kredit di koperasi ini pihak

pengurus lebih banyak menggunakan jalur pedamaian dan kekeluargaan, karena

sesuai dengan asas yang diterapkan di dalam koperasi yaitu asas kekeluargaan

yang lebih menggunakan cara-cara musyawarah dan mufakat.

Adanya penyelesaian kredit bermasalah berdasarkan Surat Edaran Bank

Indonesia No. 26/4/BPPP tanggal 29 Mei 1993 secara rescheduling,

reconditioning, dan restructuring. Namun dalam penyelesaian wanprestasi yang

dilakukan oleh kelompok perempuan nelayan terhadap perjanjian kredit melalui

sistem grameen bank, tidak dilakukannya secara surat edaran Bank Indonesia.

Namun lebih mengutamakan penyelesaian secara musyawarah dan mufakat.

Sebelum dilakukannya penyelesaian wanprestasi antara kelompok

perempuan nelayan dengan Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu.

Koperasi Nelayan Mina Berkah perlu menentukan bahwa kelompok perempuan

nelayan melakukan wanprestasi atau tidak. Tata cara menyatakan debitur

wanprestasi, ialah :

119

Erna, Hasil Wawancara Pengurus Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu, Pada

Tanggal 18 September 2017, Pukul 10:00 WIB

Page 86: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

70

1. Sommatie: Peringatan tertulis dari kreditur kepada debitur secara resmi

melalui Pengadilan Negeri.

2. Ingebreke Stelling: Peringatan kreditur kepada debitur tidak melalui

Pengadilan Negeri.

Adapun isi peringatan, sebagai berikut :

1. Teguran kreditur supaya debitur segera melaksanakan prestasi;

2. Dasar teguran;

3. Tanggal paling lambat untuk memenuhi prestasi

Menurut Ibu Feti120

, sebelum dilakukan penyelesaian wanprestasi melalui

musyawarah atau negosiasi, pihak koperasi lebih dulu melakukan upaya-upaya

yang dapat dilakukan untuk memperkecil angka penunggakan atau wanprestasi

terhadap perjanjian kredit, adapun upaya yang dilakukan oleh Koperasi Nelayan

Mina Berkah, sebagai berikut:

1. Memberikan teguran

a. Teguran Lisan

Teguran ini lebih kepada pendekatan pribadi antara pengurus kepada

anggota kelompok perempuan nelayan yang pinjamannya bermasalah,

pendekatan pribadi ini dilakukan dalam waktu 10 hari.

120

Feti, Hasil Wawancara Pengurus Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu, Pada

Tanggal 18 September 2017 , Pukul 10:00 WIB

Page 87: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

71

Jika anggota kelompok perempuan nelayan yang mengalami

wanprestasi atau penunggakan setelah diberikan teguran tidak merespon

maka akan dilakukan tindakan selanjutnya.

b. Peringatan melalui surat

Hal ini diberlakukan apabila teguran lisan tersebut tidak ditanggapi

dengan baik oleh anggota kelompok perempuan nelayan yang melakukan

wanprestasi terhadap perjanjian kredit maka diberikanlah peringatan

melalui surat.

2. Perpanjangan waktu pembayaran

Hal ini dimaksudkan bahwa waktu pelunasan utang pinjaman anggota

kelompok perempuan nelayan tersebut dapat diperpanjang dengan perjanjian

baru sesuai dengan ketentuan Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu

dan kesepakatan dengan anggota kelompok perempuan nelayan yang

menunggak atau wanprestasi.

Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan Ibu

Erna121

, masih ada anggota kelompok perempuan nelayan yang belum melunasi

angsurannya walaupun telah diberikan perpanjangan waktu untuk pembayaran.

Apabila upaya-upaya atau cara-cara diatas juga belum mendapatkan hasil,

maka pihak koperasi berhak menyelesaikan sengketa wanprestasi melalui cara-

121

Erna, Hasil Wawancara Pengurus Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu, Pada

tanggal 18 September 2017, Pukulu 10:00 WIB

Page 88: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

72

cara alternatif lainnya. Namun pemilihan upaya penyelesaian sengketa dapat

didasarkan pada hubungan kepentingan diantara kedua belah pihak.

Upaya ini harus didasarkan pada hubungan kepentingan :

1. Kepentingan tunggal (simplek) yaitu memiliki satu hubungan saja

sehingga upaya penyelesaian sengketa lebih tepat ke Pengadilan

Negeri atau arbitrase yang putusannya kalah dan menang.

2. Kepentingan banyak (multiplek) yaitu memiliki hubungan lebih dari

satu sehingga sifatnya berlanjut karena itu upaya penyelesaian yang

tepat adalah kompromi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau ADR.

Putusannya tidak ada yang kalah dan menang ( win-win solution).

Dalam upaya penyelesaian sengketa wanprestasi antara kelompok

perempuan nelayan dengan Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu, antara

kedua belah pihak memiliki kepentingan banyak (multiplek) sehingga kedua belah

pihak sepakat bahwa upaya penyelesaian sengketa wanprestasi terhadap perjanjian

kredit melalui sistem grameen bank diselesaikan melalui non-litigasi ( ADR)

dengan upaya negosiasi.

Upaya penyelesaian sengketa melalui negosiasi dipilih karena selain

adanya hubungan kepentingan kedua belah pihak, juga karena upaya non-litigasi,

proses penyelesaian sengketa dianggap cepat, singkat, biaya murah, putusannya

langsung diterima dan dilaksanakan oleh para pihak.

Negosiasi ialah tradisi penyelesaian sengketa di luar pengadilan (ADR) di

mana kedua pihak yang bersengketa merupakan pengambil keputusan, dan

Page 89: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

73

penyelesaian sengketanya hanya disetujui oleh kedua pihak yang bersengketa

tanpa adanya bantuan pihak ketiga.122

Dalam keadaan negosiasi ini maka kedua

belah pihak yang bersengketa berusaha saing meyakinkan satu sama lain. Mereka

tidak berusaha menyelesaikan sengekta berdasarkan peraturan yang ada, tetapi

menyusun bersama peraturan baru untuk mengatur hubungan mereka berdua.

Dengan demikian negosiasi merupakan penyelesaian sengketa yang dilakukan

antara dua pihak saja.

Penyelesaian perkara di luar pengadilan (ADR) dengan cara negosiasi

memiliki prinsip-prinsip umum sebagai berikut :123

a. Adanya dua pihak atau lebih yang bersengketa, baik sebagai individu,

kelompok masyarakat, maupun badan hukum.

b. Mekanisme penyelesaian sengketa melalui negosiasi diperlukan adanya

keaktifan para pihak yang bersengketa untuk mencapai hasil yang

diinginkan secara bersama-sama.

c. Para pihak yang bersengketa berkeyakinan, bahwa negosiasi sebagai

salah suatu cara yang terbaik, jika dibandingkan dengan cara lain

penyelesaian sengketa diluar pengadilan, seperti membiarkan saja,

mengeak, paksaan, mediasi, arbitrase, dan ajudikasi.

d. Salah satu pihak yang bersengketa berkeyakinan, bahwa dengan

negosiasi maka dapat membujuk pihak lawannya.

122

Andry Harijanto Hartiman, Alternative Dispute Resolution (ADR) Dalam Perspektif

Antropologi Hukum, Lemlit Unib Press, Bengkulu, 2002, Hlm 42 123

Ibid, Hlm 43

Page 90: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

74

e. Salah satu pihak yang bersengketa sudah memiliki harapan tentang

konsep hasil akhirnya.

f. Sebagai bahan utama untuk tercapainya hasil akhir negosiasi, yaitu

adanya pertukaran informasi antara kedua belah pihak yang

bersengketa.

Untuk Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu dalam

menyelesaikan sengketa wanprestasi terhadap perjanjian kredit melalui sistem

grameen bank, yang dilakukan terhadap anggota kelompok perempuan nelayan

ialah dengan mengutamakan penyelesaian antara Koperasi Nelayan Mina Berkah

Kota Bengkulu dengan anggota kelompok perempuan nelayan secara musyawarah

tanpa keterlibatan dari pihak lain. Hal ini di karenakan prinsip-prinsip koperasi

yang mengutamakan kesejahteraan anggotanya dan bersifat kekeluargaan.

Menurut Ibu Gadis dan Ibu Fitri124

, hasil dari negosiasi antara Koperasi

Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu dengan kelompok perempuan nelayan

dalam penyelesaian wanprestasi terjadap perjanjian kredit melalui sistem grameen

bank, ialah setiap kelompok perempuan nelayan mempunyai tanggung jawab

bersama atau tanggung renteng, sehingga untuk tidak terjadi kembali wanprestasi

yang disebabkan oleh telatnya pembayaran angsuran kredit antara kelompok

124

Gadis, Hasil Wawancara Ketua Kelompok Perempuan Nelayan Kota Bengkulu,Center

Raflesia, di Sumur Meleleh, Pada Tanggal 19 September 2017, Pukul 13:00 WIB, Dan Fitri,Hasil

Wawancara Pengurus Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu, Pada Tanggal 18 September

2017, Pukul 10:00 WIB.

Page 91: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

75

perempuan nelayan, maka setiap anggota kelompok saling menutupi kekurangan

jumlah pembayaran angsuran kredit kepada koperasi.

B. Implementasi Hasil Negosiasi Penyelesaian Wanpretasi Terhadap Perjanjian

Kredit Antara Kelompok Perempuan Nelayan Dengan Koperasi Nelayan

Mina Berkah Kota Bengkulu Melalui Sistem Grameen Bank.

Setelah dilakukannya upaya-upaya penyelesaian sengketa wanprestasi yang

telah menemukan hasil dari upaya penyelesaian wanprestasi tersebut, yaitu pihak

kelompok perempuan yang mempunyai tanggung jawab bersama atau tanggung

renteng saling menutupi kekurangan angsuran kredit anggota kelompok

perempuan yang lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Wati125

bahwa untuk tetap dapat

membayar angsuran kredit, bagi anggota yang memiliki kekurangan uang untuk

membayar iuran, maka anggota yang lainnya saling meminjamkan agar dapat

menutupi pembayaran angsuran kredit kepada Koperasi Nelayan Mina Berkah,

karena untuk tetap mempertahankan prestasi setiap anggota kelompok perempuan

nelayan.

Menurut Ibu Feti126

, pada setiap minggu akan adanya penagihan angsuran

kredit kepada kelompok perempuan nelayan. Pada setiap pertemuan atau setiap

penagihan, pihak koperasi akan melakukan absensi kelompok perempuan nelayan,

125

Wati, Hasil Wawancara Selaku Ketua Kelompok Perempuan Nelayan Kota Bengkulu,

Center Bawal di Sumur Meleleh, Pada Tanggal 19 Septemer 2017, Pukul 13:00 WIB 126

Feti, Hasil Wawancara Pengurus Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu, Pada

Tanggal 18 September 2017, Pukul 10:00 WIB

Page 92: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

76

bukan hanya sekedar absen namun juga sebagai faktor penentu prestasi dari setiap

anggota kelompok perempuan nelayan.

Menurut Ibu Ema127

, pengurus datang kesetiap sentral atau wilayah

seminggu sekali sesuai dengan jadwal penagihan angsuran kredit, pengurus juga

selalu membawa absensi untuk mencatat setiap anggota yang membayar angsuran

kredit, dan juga mencatat anggota yang melakukan penunggakan walaupun telah

ditutupi atau dibantu angsurannya dengan anggota kelompok perempuan nelayan

yang lain.

Implementasi dari hasil negosiasi penyelesaian wanprestasi terhadap

perjanjian kredit melalui sistem grameen bank antara kelompok perempuan

nelayan dengan Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu ialah dapat dilihat

dari bagaimana setiap anggota kelompok perempuan nelayan tetap

mempertahankan prestasi yang dicatat setiap minggunya oleh Koperasi Nelayan

Mina Berkah.

Menurut bu Erna128

, hasil absensi dan tagihan angsuran setiap minggu

mempengaruhi prestasi anggota kelompok perempuan yang berdampak pada

pinjaman selanjutnya. Bagi anggota yang mempunyai prestasi yang baik, pinjaman

selanjutnya dapat ditingkatkan jumlahnya, sebaliknya jika prestasi anggota

kelompok perempuan nelayan buruk misalnya anggota kelompok perempuan yang

127

Ema, Hasil Wawancara Ketua Kelompok Perempuan Nelayan Kota Bengkulu, Center

Malabero Bahari di Malabero, Pada Tangga 19 September 2017, Pukul 13:00 WIB 128

Erna, Hasil Wawancara Pengurus Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu, Pada

tanggal 18 September 2017, Pukul 10:00 WIB

Page 93: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

77

melakukan wanprestasi atau penunggakan maka jumlah pinjaman selanjutnya ialah

tidak sebesar jumlah pinjaman awal atau jumlah pinjamannya diturunkan oleh

pihak Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu karena perjanjian kredit

yang dilakukan oleh orang perorangan bukan kelompok. Dimana setiap satu

perjanjian dipegang oleh satu orang anggota kelompok perempuan nelayan.

Page 94: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

78

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis terhadap permasalahan yang dikemukakan pada bab-bab

sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa:

1. Jumlah anggota kelompok perempuan nelayan yang bergabung dalam

grameen bank berjumlah 340 orang perempuan yang terbagi menjadi 68

kelompok perempuan nelayan yang berasal dari berbagai daerah center.

Untuk kelompok yang melakukan wanprestasi berjumlah 19 kelompok

yang terbagi menjadi 8 center dari 5 daerah. 10 kelompok dari 4 center

sumur meleleh merupakan daerah yang kelompok perempuan nelayan

yang melakukan wanprestasi. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya

wanprestasi ialah: (1) tidak digunakannya pinjaman kredit sebagai

mestinya; (2) tidak dapat mengola usaha dengan baik; (3) faktor cuaca

kota Bengkulu; (4) tidak atau kurangnya minat pembeli; (5) kesengajaan

dari kelompok perempuan nelayan yang tidak ingin membayar; (6) adanya

pinjaman double yang dilakukan oleh kelompok perempuan nelayan; dan

(7) adanya kelompok perempuan nelayan yang meminjam menggunakan

identitas palsu.

2. Upaya penyelesaian wanprestasi terhadap perjanjian kredit melalui sistem

grameen bank yang ditempuh oleh Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota

Page 95: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

79

Bengkulu dan kelompok perempuan nelayan ialah melalui cara

perdamaian dan kekeluargaan, cara-cara yang dilakukan oleh pihak

koperasi ialah dengan melakukan teguran lisan dan teguran tertulis,

perpanjangan waktu pembayaran. Apabila cara-cara tersebut tidak

berhasil, maka pihak Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu

memilih upaya lain guna untuk dapat menyelesaikan sengketa wanprestasi

terhadap perjanjian kredit melalui sistem grameen bank. Upaya yang

ditempuh oleh kedua belah pihak mengingat adanya kepentingan di dalam

perjanjian kredit, pihak Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu

dan kelompok perempuan nelayan memilih menyelesaikan wanprestasi

yang terjadi melalui negosiasi tanpa melibatkan pihak ketiga. Hasil dari

negosiasi yang dilakukan ialah kelompok perempuan yang memiliki

tanggung jawab bersama atau tanggung renteng dalam kelompok,

sehingga apabila ada anggota yang mengalami kekurangan untuk

membayar angsuran kredit maka anggota yang lain berkewajiban

membantu menutupi kekurangan anggota yang lainnya. Eksekusi dari

hasil negosiasi ialah pada setiap minggu penagihan angsuran kredit yang

dilakukan oleh pihak koperasi, pihak koperasi juga melihat bagaimana

upaya anggota kelompok perempuan nelayan mempertahankan prestasi

mereka, hal ini berdampak pada pemberian pinjaman kredit selanjutnya.

Apabila prestasi anggota kelompok perempuan dalam membayar angsuran

baik, maka pinjaman selanjutnya dapat ditingkatkan nilai pinjamannya,

Page 96: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

80

sebaliknya jika anggota kelompok perempuan memiliki prestasi yang

buruk maka jumlah pinjaman kredit untuk selanjutnya dapat dikurangkan.

B. SARAN

Berdasarkan Kesimpulan yang penulis uraikan diatas maka saran yang dapat

penulis berikan sebagai berikut:

1. Untuk memberikan atau menyalurkan pinjaman kredit kepada kelompok

perempuan nelayan hendaknya Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota

Bengkulu lebih teliti lagi atau koperasi melihat karakter (track record)

anggota kelompok perempuan nelayan dalam memberikan pinjaman guna

menghindari anggota kelompok perempuan nelayan yang melakukan

wanprestasi yang dapat merugikan Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota

Bengkulu.

2. Koperasi Nelayan Mina Berkah menyiapkan atau membuat perjanjian

baku untuk kelompok perempuan nelayan dan dijelaskan kepada

kelompok perempuan nelayan, agar tidak terjadi kekeliruan pada anggota

kelompok perempuan nelayan yang melakukan pinjaman kredit melalui

sistem grameen bank di Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota Bengkulu .

3. Sebaiknya anggota kelompok perempuan nelayan menggunakan pinjaman

kredit yang diberikan koperasi sesuai dengan tujuan pemberian pinjaman,

yaitu untuk modal usaha.

4. Kepada Kementerian Perikanan dan Kelautan kota Bengkulu hendaknya

melakukan pengawasan terhadap pemberian kredit melalui sistem

Page 97: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

81

grameen bank yang dilakukan oleh Koperasi Nelayan Mina Berkah Kota

Bengkulu kepada kelompok oerempuan nelayan, agar program pemberian

pinjaman kepada masyarakat pesisir berjalan sesuai dengan yang

diharapkan.

Page 98: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

82

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Andry Harijanto Hartiman, Alternative Dispute Resolution (ADR) Dalam Perspektif

Antropologi Hukum, Lemlit Unib Press, Bengkulu, 2002

Arus Akbar Silondae, Wirawan B. Ilyas, Pokok-pokok Hukum Bisnis, Salemba empat,

Jakarta, 2011

Budi Untung, Hukum Koperasi dan Peran Notaris Indonesia, Andi Yogyakarta,

Yogyakarta, 2005

C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka,

Jakarta, 1986

Djaja S. Meliala, Hukum Perdata Dalam Perspektif BW, Penerbit Nuansa Aulia,

Bandung, 2013

Edilius dan Sudarson, Koperasi Dalam Teori dan praktik, PT. Rineka Cipta,

Jakarta,1992

Hardijan Rusli, Hukum perjanjian Indonesia Dan Common Law, Pustaka Sinar

Harapan, Jakarta, 1993

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media

Group, Jakarta, 2010

Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung, 1994

M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1986

Noer Soetrisno, Rekontruksi Pemahaman Koperasi,Instrans, Jakarta, 2001

Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2013

R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, RajaGrafindo

Persada, Jakarta, 2005

Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia,

Semarang, 1982

Page 99: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

83

Sagimun M.D, Koperasi Indonesia, PT Midas Surya Grafindo, Jakarta,1985

Salim H.S, Hukum Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2003

Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Putra A Bardin, Bandung, 1978

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum.UI Press, Jakarta,1983

Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2005

_______, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, 1985

Suharnoko, Hukum Perjanjian,Teori dan Analisis Kasus, Kencana, Jakarta, 2004

Thomas Suyatno (et al), Dasar-Dasar Perkreditan, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2003

Yahman, Karakteristik Wanprestasi Dan Tindak Pidana Penipuan, Prenamedia

Group, Jakarta, 2014

Peraturan Perundang-undangan :

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian

Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998

Jurnal dan Skripsi :

Afriantoro Putra, Penyelesaian Wanprestasi Terhadap Perjanjian Jual Beli Antara

PT. Indomarco Adi Pirma Dengan Warung-Warung Di Kabupaten Bengkulu

Utara (Study Kasus Di Kota Argamakmur), Skripsi, Universitas Bengkulu.

Harningsih, ”Kajian Sosial Ekonomi Eksistensi Grameen bank Sebagai Upaya

Penanggulangan Kemiskinan : Studi Kasus Kerabat Sosial Baki Siji Di

Surakarta”. Thesis, Universitas Sebelas Maret.Hal 6. Diunduh pada tanggal 16

April 2016 dari https://eprints.uns.ac.id/31766/

Helena Tatcher Pakpahan, Richard W. E. Lumintang, Dan Djoko Susanto, Hubungan

Motivasi Kerja Dengan Perilaku Nelayan Pada Usaha Perikanan Tangkap,

Page 100: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

84

Jurnal, Maret 2006, Vol. 2, No. 1,diunduh pada tanggal 16 April 2016, dari

http://jesl.journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/view/2138

Ivan Razali, Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dan Laut, Jurnal

Pemberdayaan Komunitas, Mei 2004, Volume 3, Nomor 2, Halaman 61 – 68,

diunduh pada tanggal 16 April 2016, dari

http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/36981062/Pemberdayaan_Ko

munitas_Vol__3_No__2_Mei_2004.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYG

Z2Y53UL3A&Expires=1492350418&Signature=EafDp8QV4B%2B%2BGTgZv

HjWWduYiFM%3D&response-content-

disposition=inline%3B%20filename%3DPemberdayaan_Komunitas_Vol_3_No_

2_Mei_20.pdf#page=2

Jimmy Joses Sembiring, menyelesaikan sengketa di luar pengadilan, Jakarta,

Transmedia Pustaka, 2011, diunduh dari

https://books.google.co.id/books?id=Wh_XAwAAQBAJ&printsec=frontcover&

source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false pada tanggal 11 Mei

2017, pukul 18:42 WIB.

Ruhul Ulya, Manajemen Perubahan Grameen Bank Di Bangladesh (Studi Pemikiran

Muhammad Yunus, Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta,2013

Siti Yulinengsi, Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Dengan

Jaminan Fidusia Pada Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah Mandiri Sejahtera Di

Belitung Belitung,Skripsi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Pekan Baru, 2013. Diunduh pada tanggal 20 Februaru 2017 dari

http://repository.uin-suska.ac.id/2939/1/2013_2013263IH.pdf.

Sulikah Asmorowati, Dampak Pemberian Kredit Mikro untuk Perempuan: Analisis

Pengadopsian Model Grameen bank di Indonesia, Jurnal, Unair Surabaya.

Diunduh pada tanggal 16 April 2016 dari

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Dampak%20Pemberian%20Kredit%20Mikro

%20untuk%20Perempuan.pdf

Tata Wijayanta, Asas Kepastian Hukum, Keadilan Dan Kemanfaatan Dalam

Kaitannya Dengan Putusan Kepailitan Pengadilan Niaga,Jurnal Dinamika

Hukum,UGM, Vol 14 No 2,2014, Hal 219. Diunduh pada tanggal 16 April

2016,pada

http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/view/291

Page 101: UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS HUKUMrepository.unib.ac.id/17818/1/SKRIPSI (AYU TRIA MARGARETA ZN).pdf · guna memperoleh gelar sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Bengkulu.

85