PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN ...repository.usd.ac.id/33468/2/151134084_full.pdfi PENGEMBANGAN...
Transcript of PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN ...repository.usd.ac.id/33468/2/151134084_full.pdfi PENGEMBANGAN...
i
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM
SUB TEMA BERMAIN DI LINGKUNGAN RUMAH MENGACU
KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Tri Mardanila Novitasari
NIM: 151134084
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini peneliti persembahkan kepada:
1. ALLAH SWT yang selalu memberikan petunjuk dan hidayah, serta
memudahkan saya dalam setiap langkah.
2. Orang tua tercinta, Bapak Abu Bakar dan Ibu Marmiati yang senantiasa
memberikan kasih sayang, dukungan, motivasi lewat doanya.
3. Kakak-kakakku tercinta, Dita Meiriska Erawandani dan Franuria Jatra Bayu
Hajindra, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang
tak akan bisa tergantikan, terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini.
4. Keluarga Besarku yang selalu memberi motivasi dan dukungan untuk meraih
kesuksesan.
5. Sahabat-sahabatku yang selalu menghibur, mengingatkan, dan memberikan
semangat .
6. Universitas Sanata Dharma, almamater yang saya banggakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(QS Ar Ra’d 11)
Jika kamu belum meraih kesuksesan, jangan pernah berhenti untuk terus mencoba.
(William Edward Hickson)
ALLAH SWT selalu memberikan kemudahan dalam setiap kesulitan, jika kita juga
ingin berusaha.
(Tri Mardanila Novitasari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Februari 2019
Peneliti
Tri Mardanila Novitasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Tri Mardanila Novitasari
Nomor Mahasiswa : 151134084
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM
SUB TEMA BERMAIN DI LINGKUNGAN RUMAH MENGACU
KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk Pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 19 Februari 2019
Yang menyatakan
Tri Mardanila Novitasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM
SUB TEMA BERMAIN DI LINGKUNGAN RUMAH MENGACU
KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
Tri Mardanila Novitasari
Universitas Sanata Dharma
2019
Pembelajaran Inovatif adalah pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang
sifatnya baru dan bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan
pengetahuannya sendiri dalam merubah perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan
potensi yang dimiliki oleh siswa. Namun, pada kenyataannya pembelajaran inovatif
belum sepenuhnya dirancang oleh guru di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran inovatif sub tema Bermain di
Lingkungan Rumah mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan
perangkat pembelajaran ini menggunakan langkah-langkah pengembangan Borg &
Gall yang terdiri dari tujuh tahap yaitu, (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3)
desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi produk, (6) uji coba produk, (7) revisi produk
hasil uji coba terbatas dan dihasilkan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema
bermain di lingkungan rumah mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah
Dasar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata pada model Problem Based
Learning (PBL) adalah 4,2 dengan kategori “baik” dan skor rata-rata pada model
pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) adalah 4,10 dengan
kategori “baik”. Hasil uji coba produk perangkat pembelajaran inovatif menunjukkan
skor rata-rata 4,3 dengan kategori “sangat baik” pada model Problem Based Learning
(PBL) dan skor rata-rata 4,26 dengan kategori “sangat baik” pada model pembelajaran
kooperatif tipe Number Head Together (NHT). Berdasarkan hasil validasi pakar
pembelajaran inovatif, guru kelas II Sekolah Dasar, dan mahasiswa PGSD 2015,
diperoleh hasil skor rata-rata akhir yaitu 4,18 dengan kategori “baik”. Dengan
demikian, produk yang dikembangkan ini mempunyai kualitas yang baik dan layak
untuk digunakan sebagai perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013
untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.
Kata Kunci: perangkat pembelajaran inovatif mengacu kurikulum 2013, model
Problem Based Learning (PBL), dan model pembelajaran kooperatif tipe Number
Head Together (NHT).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF INNOVATIVE LEARNING DEVICE IN ‘BERMAIN
DI LINGKUNGAN RUMAH’ SUB-THEME REFERS TO CURRICULUM 2013
FOR 2ND GRADERS OF ELEMENTARY SCHOOL
Tri Mardanila Novitasari
Sanata DharmaUniversity
2019
Innovative learning is a learning process designed by teacher, up-to-date, and
aimed for facilitating the students in developing their knowledge in order to change to
better behavior in accordance with the potential of the students. However, at the fact,
the innovative learning has not completely been designed by elementary school
teacher. This research was aimed to know the quality of innovative learning device in
‘Bermain di Lingkungan Rumah’ sub-theme which refers to Curriculum 2013 using
Problem Based Learning and cooperative learning model type Numbered Head
Together (NHT).
This research was a development research. The development of this learning
device used development procedures by Borg and Gall which was consisted of seven
steps as follow (1) potential problem, (2) data collection, (3) product design, (4) expert
validation, (5) product revision, (6) product trial, (7) product revision of limited trial
result in order to design innovative learning device in ‘Bermain di Lingkungan
Rumah’ sub-theme which refers to Curriculum 2013 for 2nd graders of elementary
school.
The result of this research showed that the average score of Problem Based
Learning was 4.2, which was categorized as “good”, while average score of
cooperative learning model type Numbered Head Together (NHT) showed 4.10, which
was categorized as “good” as well. The product trial result of innovative learning
device showed 4.3 as the average score, which was categorized “very good” in
Problem Based Learning, while the cooperative learning model type Numbered Head
Together (NHT) showed 4.26 as the average score, which was categorized as “very
good”. Based on the result of innovative learning expert validation, 2nd graders
elementary school teachers, PGSD students batch 2015, it could be obtained the final
average score of 4.18 which was categorized as “good”. Therefore, this developed
product has good quality and is feasible to be used as an innovative learning device
refers to Curriculum 2013 for 2nd graders of elementary school.
Keywords: innovative learning device refers to Curriculum 2013, Problem Based
Learning model, cooperative learning model type Numbered Head Together (NHT)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan nikmat dan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema Bermain Di Lingkungan Rumah
Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar dapat diselesaikan
dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan, dukungan,
bimbingan, nasihat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi PGSD.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosesn Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Andreas Erwin Prasetya, M.Pd. dan Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi.
selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan waktu pada saya
untuk menempuh ujian akhir skripsi.
6. Para Dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.
7. MM. Suyatini, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kentungan yang
telah memberikan izin untuk peneliti melakukan validasi uji coba produk
penelitian.
8. Paskalis Adi Pristanto, S.Pd. selaku validator Pakar Pembelajaran Inovatif
yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan
validasi produk penelitian.
9. Tutut, S.Pd. selaku validator Pakar Pembelajaran Inovatif yang telah
memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
produk penelitian dan selaku guru kelas IIB SDN Kentungan yang telah
membantu peneliti dalam melakukan validasi uji coba produk penelitian.
10. Siswa kelas IIB SDN Kentungan yang dengan senang hati membantu dan
berinteraksi secara aktif selama proses penelitian.
11. Kedua orang tuaku, Abu Bakar dan Marmiati tercinta yang tidak pernah
berhenti mendoakan dan memberikan semangat bagi peneliti untuk
menyelesaikan skripsi ini.
12. Kakakku tercinta, Dita Meiriska Erawandani dan Franuria Jatra Bayu
Hajindra yang senantiasa memberikan semangat dan doa untuk
memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabatku terkasih Adit, Dinda, Siska, Elin, Ella, Intan, Dara, Mia, Dipta,
Putri, Herlin yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan bantuan
selama penyusunan skripsi ini.
14. Teman-teman skripsi payung R & D pengembangan perangkat
pembelajaran inovatif yang saling memberikan dukungan dan bantuan satu
sama lain.
15. Teman-teman angkatan 2015 PGSD yang selaku mengiringi langkah
peneliti selama menjalani perkuliahan.
16. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara moral maupun material,
yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.
Peneliti sangat bersyukur karena bantuan dari berbagai pihak akhirnya
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Demikian ucapan terima kasih yang penulis
sampaikan kepada semua pihak yang menjadi bagian dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih memiliki banyak kekurangan, walaupun demikian,
semoga tetap bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 19 Februari 2019
Peneliti
Tri Mardanila Novitasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
E. Batasan Istilah ........................................................................................... 6
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10
A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 10
1. Kurikulum SD 2013 ............................................................................. 10
2. Keterampilan Belajar Dasar Abad 21 ................................................... 13
3. Perangkat Pembelajaran ....................................................................... 18
4. Pembelajaran Inovatif ........................................................................... 23
5. Model Problem Based Learning .......................................................... 25
6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together ...... 28
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 34
D. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 35
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 36
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 36
B. Prosedur Pengembangan ........................................................................... 37
1. Potensi Masalah .................................................................................. 38
2. Pengumpulan Data .............................................................................. 39
3. Desain Produk ..................................................................................... 39
4. Validasi Ahli ....................................................................................... 40
5. Revisi Produk ...................................................................................... 40
6. Uji Coba Produk .................................................................................. 40
7. Revisi Produk ...................................................................................... 41
C. Setting Penelitian ....................................................................................... 41
1. Lokasi Penelitian ................................................................................ 41
2. Subyek Penelitian ............................................................................... 41
3. Obyek Penetilian ................................................................................ 41
4. Waktu Penelitian ................................................................................ 41
D. Instrumen Penelitian ................................................................................... 41
1. Pedoman Waancara ............................................................................ 41
2. Pedoman Observasi ............................................................................ 43
3. Instrumen Validasi .............................................................................. 44
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 47
F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 47
1. Data Kualitatif .................................................................................... 47
2. Data Kuantitatif ................................................................................... 48
G. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 52
A. Analisis Kebutuhan ................................................................................... 52
1. Data Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ...................................... 52
B. Deskripsi Produk Awal ............................................................................. 57
1. Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Prosem) .............. 57
2. Silabus ................................................................................................ 58
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ........ 58
C. Validasi Ahli dan Revisi Produk ............................................................... 60
1. Data Validasi Pakar Pembelajaran Inovatif ....................................... 60
2. Revisi Produk ..................................................................................... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Uji Coba Terbatas ...................................................................................... 69
1. Data Uji Coba Terbatas ...................................................................... 69
2. Revisi Produk ..................................................................................... 73
E. Kajian Produk Akhir ................................................................................ 74
F. Hasil Penelitian dan Pembahasan .............................................................. 76
1. Hasil Penelitian ................................................................................. 76
2. Pembahasan ....................................................................................... 76
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 84
A. Kesimpulan ................................................................................................ 84
B. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan ............................................. 85
C. Saran .......................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 86
LAMPIRAN ......................................................................................................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran dengan Model Problem Based Learning ............ 28
Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara Analisis Kebutuhan ................................ 42
Tabel 3.2 Pedoman Instrumen Observasi Guru ....................................................... 44
Tabel 3.3 Pedoman Instrumen Observasi Siswa ...................................................... 44
Tabel 3.4 Pedoman Validasi Uji Validasi Pakar dan Guru ...................................... 47
Tabel 3.5 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ...................... 48
Tabel 3.6 Kriteria Skor Skala Lima ......................................................................... 50
Tabel 3.7 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 51
Tabel 4.1 Komentar dan Revisi Pakar Pembelajaran Inovatif model Problem Based
Learning (PBL) ....................................................................................... 65
Tabel 4.2 Komentar dan Revisi Pakar Pembelajaran Inovatif model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) ................................... 67
Tabel 4.3 Komentar dan Saran Guru Kelas IIB Sekolah Dasar saat Uji Coba
Produk .................................................................................................... 72
Tabel 4.4 Komentar dan Saran Mahasiswa PGSD 2015 saat Uji Coba Produk ...... 73
Tabel 4.5 Rekapitulasi Skor Validasi Pakar Pembelajaran Inovatif dan Hasil
Uji Coba Produk ...................................................................................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian Yang Relevan ............................................ 33
Gambar 2.2 Bagan kerangka berpikir pada penelitian ini ..................................... 35
Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Produk dari Borg and Gall........................ 37
Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Produk ........................................ 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian.......................................................................... 90
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ............................................................. 91
Lampiran 3 Surat Izin Observasi dan Wawancara ............................................... 92
Lampiran 4 Pedoman Wawancara ....................................................................... 93
Lampiran 5 Rangkuman Wawancara Survei Kebutuhan ..................................... 94
Lampiran 6 Lembar Instrumen Observasi Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa 99
Lampiran 7 Instrumen Validasi RPP.................................................................... 101
Lampiran 8 Instumen Validasi Uji Coba Produk ................................................. 104
Lampiran 9 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Inovatif Model PBL Pakar
Pembelajaran Inovatif ...................................................................... 105
Lampiran 10 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Inovatif Model PBL Guru
Kelas IIB SDN Kentungan .............................................................. 112
Lampiran 11 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Inovatif model pembelajaran
kooperatif tipe NHT Pakar Pembelajaran inovatif .......................... 119
Lampiran 12 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Inovatif model pembelajaran
kooperatif tipe NHT Guru Kelas IIB SDN Kentungan ................... 126
Lampiran 13 Hasil Uji Coba Produk Model PBL Guru kelas IIB SDN
Kentungan........................................................................................ 133
Lampiran 14 Hasil Uji Coba Produk Model PBL Mahasiswa PGSD 2015 .......... 135
Lampiran 15 Hasil Uji Coba Produk Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Guru
kelas IIB SDN Kentungan ............................................................... 137
Lampiran 16 Hasil Uji Coba Produk del Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Mahasiswa PGSD 2015 ................................................................... 139
Lampiran 17 Dokumentasi penelitian .................................................................... 141
Lampiran 18 Biodata Penulis ................................................................................. 142
Lampiran 19 Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif Dicetak Terpisah ............. 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini berisi mengenai enam hal yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan spesifikasi produk yang
dikembangkan.
A. Latar Belakang Masalah
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang berkaitan dengan standar
proses mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan
perencanaan pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Permendiknas
Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses, yang antara lain mengatur tentang
perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan
pendidikan untuk mengembangkan perencanaan pembelajaran. Setiap guru pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Untuk menciptakan peserta didik yang inovatif, kreatif, dan berwatak, kualitas
pendidikan haruslah diperhatikan. Kualitas sebuah pendidikan harus sejalan
dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan zaman.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan
Nasional menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Zainal (2011: 1-2) menjelaskan bahwa kurikulum adalah
salah satu alat yang dipergunakan agar tujuan pendidikan dapat tercapai dan
sebagai pedoman saat melaksanakan pembelajaran di semua jenjang pendidikan.
Pada zaman dahulu kurikulum lebih menekankan pada mata pelajaran, namun saat
ini kurikulum lebih menekankan pada kehidupan nyata, proses, dan keaktifan
siswa yang tidak hanya hafalan saja tetapi mementingkan sikap dan keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
peserta didik. Peraturan terakhir pada sistem pendidikan di Indonesia yaitu dengan
ditetapkannya Kurikulum 2013, dengan adanya perubahan kurikulum ini
diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat.
Sanjaya (2008: 106) menyatakan bahwa proses pembelajaran harus
diarahkan supaya siswa mampu mengatasi masalah dan tantangan dalam
kehidupan yang cepat berubah, dengan adanya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) diharapkan guru dapat membuat proses pembelajaran yang
tidak membosankan dan mengedepankan keaktifan peserta didik. Namun hingga
saat ini, Kurikulum 2013 masih menjadi perdebatan di kalangan para guru.
Masalah yang muncul terletak pada tingkat pemahaman guru yang masih kurang
pada kurikulum 2013.
Pada implementasi kurikulum 2013 guru dituntut untuk cerdas dan kreatif
dalam menyajikan RPP agar siswa lebih aktif dan dapat mengembangkan
kreatifitasnya dalam melaksanakan pembelajaran, sedangkan guru sendiri tidak
kreatif dalam mengembangkan RPP sehingga siswa tidak aktif dan cenderung
bosan saat pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan guru kurang memahami bahwa
salah satu karakteristik Kurikulum 2013 yaitu menggunakan pembelajaran
inovatif dan guru tidak menerapkannya dalam mengembangkan RPP. Tingkat
pemahaman guru yang kurang tidak hanya terdapat pada Kurikulum 2013 saja,
namun dapat juga dilihat pada pengetahuannya mengenai pembelajaran inovatif.
Kegiatan pada Kurikulum 2013 bertujuan untuk membuat siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum
2013 harusnya tidak menitik beratkan pada aspek kognitif saja, tetapi juga
meliputi aspek afektif dan psikomotorik. Guru juga harus menuntun siswa menuju
berpikir tingkat tinggi (Pratowo, 2015:3).
Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti saat melakukan wawancara
dan observasi yang telah dilakukan terhadap guru kelas II di SD Negeri Puren dan
guru kelas II SD Negeri Kentungan yang telah menerapkan kurikulum 2013 sejak
tahun 2016. Hasil wawancara menunjukkan bahwa penerapan kurikulum 2013
harus menggunakan pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif dilakukan pada
suatu pembelajaran agar membuat peserta didik lebih aktif saat pembelajaran
berlangsung dan mengembangkan potensi belajarnya. Selain itu, ketika peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mengobservasi guru kelas II di kedua SD tersebut, guru mengajarkan materi yang
terdapat di buku tanpa ada kegiatan pembelajaran yang menarik dan kreatif.
Ketika peneliti mewawancarai mengenai pembelajaran inovatif, beliau
menyampaikan bahwa beliau belum sepenuhnya memahami pembelajaran
inovatif untuk peserta didik kelas rendah. Guru hanya mengajar sesuai dengan
pedoman buku tanpa mengerti caranya mengelola kelas yang efektif.
Hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa,
guru mengalami kesulitan-kesulitan dan kendala saat mengajar dikelas. Kesulitan
yang telah dihadapi oleh guru yaitu tentang pembuatan perangkat pembelajaran
inovatif, mendesain pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran inovatif
dalam Kurikulum 2013. Berdasarkan kesulitan yang dihadapi oleh guru tersebut
maka penelitian ini berguna untuk memenuhi kebutuhan guru yaitu tentang
mendesain pembelajaran inovatif dalam Kurikulum 2013.
Peneliti mencoba memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan
tersebut dengan cara membuat contoh perangkat pembelajaran inovatif Model
Problem Based Learning (PBL) dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT) sub tema Bermain di Lingkungan Rumah untuk
kelas II mengacu kurikulum 2013. Pentingnya perangkat pembelajaran inovatif
dengan menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dalam sub tema
Bermain di Lingkungan Rumah yaitu untuk memberikan kesempatan siswa untuk
mengalami atau melakukan sendiri agar siswa dapat berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari. Pengembangan contoh perangkat pembelajaran inovatif
ini diharapkan mampu membantu guru untuk mendapatkan gambaran dalam
melakukan pembelajaran inovatif dikelas.
Berdasarkan permasalahan yang muncul di Sekolah Dasar maka peneliti
memilih SD Negeri Kentungan sebagai lokasi penelitian karena SDN kentungan
belum sepenuhnya melakukan kegiatan pembelajaran inovatif dan paham
menggenai pembelajaran inovatif, sehingga peneliti beranggapan bahwa suatu
perangkat pembelajaran inovatif itu sangat penting dan dapat membawa siswa
memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan situasi alam sekitarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
guna untuk meningkatkan hasil belajar siswa salah satunya melalui keterampilan
proses. Apabila biasanya aktivitas kelas berdominasi kepada guru, maka perlu
diubah menjadi berdominasi oleh aktivitas siswa. Peneliti melakukan tindak lanjut
untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan melakukan pengembangan
terhadap perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema Bermain Di
Lingkungan Rumah mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.
Salah satu karakteristik yang harus muncul dari penerapan model
pembelajaran inovatif dalam Kurikulum 2013 yaitu dengan penggunaan
pembelajaran tematik-terpadu. Dapat dijelaskan bahwa pembelajaran terpadu itu
mempunyai beberapa karakteristik diantaranya: (1) Berpusat pada anak, (2)
Memberi pengalaman langsung, (3) Fleksibel, (4) Penyajian berbagai konsep mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, (5) Pemisahan mata pelajaran yang
tidak terlihat, (6) Hasil belajar dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan anak
karena pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik peserta didik (Kurniawan,
2014 : 92).
Peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif di kelas II
Sekolah Dasar tersebut dikarenakan guru cenderung terpaku dalam buku
pegangan guru dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan
buku pegangan guru dan buku pegangan siswa, sehingga saat kegiatan
pembelajaran guru belum sepenuhnya melakukan pembelajaran inovatif di kelas.
Berdasarkan permasalahan yang ada di kelas II Sekolah Dasar, peneliti
memberikan solusi terhadap permasalahan yang dialami oleh guru yaitu dalam hal
mendesain suatu pembelajaran agar tampak lebih aktif dan tidak membuat siswa
menjadi bosan sehingga siswa dalam mengikuti pembelajaran selalu merasakan
kesenangan. Melalui pengembangan ini pula guru dapat lebih kreatif untuk
mendesain pembelajarannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema
Bermain di Lingkungan Rumah mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas
II Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema
Bermain di Lingkungan Rumah mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas
II Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh wawasan dan pengalaman baru dalam
mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema Bermain di
Lingkungan Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.
2. Bagi guru
Guru mendapatkan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema
Bermain di Lingkungan Rumah mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II
yang nantinya dapat digunakan saat melaksanakan pembelajaran di kelas.
3. Bagi sekolah
Sekolah mendapatkan referensi dan pengetahuan dalam mengembangkan
rencana pembelajaran inovatif yang mengacu kurukulum 2013.
4. Bagi Prodi PGSD
Penelitian ini dapat menambahkan pustaka PGSD Universitas Sanata
Dharma terkait dengan perangkat pembelajaran inovatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Batasan Istilah
1. Pembelajaran Inovatif adalah pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang
sifatnya baru, tidak seperti yang dilakukan biasanya, dan bertujuan untuk
memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka
proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan
perbedaan yang dimiliki oleh siswa.
2. Perangkat pembelajaran inovatif adalah perangkat yang digunakan untuk
mendukung proses pembelajaran. Salah satu perangkat yang mendukug
proses pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
sudah disusun secara sistematis. Perangkat pembelajaran RPP yang berisi
kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, indikator, materi
pembelajaran, satuan pendidikan, kalas/semester, tema/subtema, pertemuan
ke-, alokasi waktu, pendekatan, metode, kegiatan pembelajaran, LKS, sumber
belajar, teknik penilaian, instrumen penilaian, dan refleksi.
3. Kurikulum SD 2013 adalah kurikulum yang pembelajarannya dilakukan
secara tematik-terpadu dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
4. Model Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan dan konsep
yang esensial dari materi pembelajaran.
5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dalam
memahami suatu pembelajaran atau dapat mengukur pemahaman siswa
dengan cara menggunakan nomor yang diberikan pada masing-masing
anggota kelompok agar dapat mencapai suatu tujuan pembelajan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan
ini adalah:
1. Cover
Cover depan produk terdiri dari judul pengembangan perangkat
pembelajaran inovatif yaitu pengembangan perangkat pembelajaran inovatif
dalam sub tema Bermain di Lingkungan Rumah Mengacu kurikulum 2013
untuk siswa kelas II Sekolah dasar; nama penulis, logo universitas,
keterangan yang berisi Program Studi yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan yaitu Ilmu Pendidikan, Fakultas yaitu Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas yaitu Sanata Dharma Yogyakarta. Cover belakang
berisi sinopsis dan biodata singkat penulis.
2. Ukuran kertas
Produk dicetak dalam ukuran kertas A4 dengan berat 70 gram sedangkan
sampul dicetak dengan kertas ivory 230 supaya terlihat kokoh.
3. Format tulisan
Produk ditulis menggunakan Theme font “Times New Roman” dengan
spasi 1,5 supaya setiap bagian dalam RPP terlihat jelas.
4. Kata pengantar
Kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang MahaEsa,
penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran inovatif; ucapan
terimakasih kepada pihak yang membantu dan terlibat dalam penyusun
produk, dan kesediaan penulis dalam menerima kritik dan saran terkait
dengan produk yang dikembangkan.
5. Daftar isi
Daftar isi terdiri dari garis besar isi buku beserta nomor halaman.
6. Produk yang dikembangkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
program tahunan, program semester, silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
7. Perangkat pembelajaran program tahunan untuk kelas II SD semester gasal
dan genap.
Program Tahunan adalah rencana umum pelaksanaan pembelajaran
muatan pelajaran berisi antara lain rencana penetapan alokasi waktu satu
tahun pembelajaran. Program tahunan dibuat sesuai dengan kalender
pendidikan dari tahun 2018/2019. Komponen-komponen dalam menyusun
Program Tahunan: Identitas (antara lain muatan pelajaran, kelas, tahun
pelajaran) dan Format isian (antara lain tema, subtema, dan alokasi waktu).
8. Perangkat pembelajaran program semester untuk kelas II SD semester gasal.
Program Semester merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga
program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan.
Program semester dilihat melalui kalender pendidikan dari semester gasal
tahun 2018/2019. Program Semester berisikan garis-garis besar mengenai
hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.
9. Perangkat pembelajaran silabus untuk kelas II SD semester gasal tahun
2018/2019.
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum
berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan
rancangan penilaian. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau
kelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber
belajar.
10. Komponen perangkat pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun lengkap terdiri dari 1)
identitas RPP; 2) kompetensi inti; 3) kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran; 4) pendekatan, tipe, model dan metode; 5) alat dan bahan serta
sumber belajar; 6) langkah pembelajaran; 7) penilaian; 8) rangkuman materi
9) lampiran yang berisi LKPD, media dan rubrik penskoran yang berjumlah
enam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
11. Mengandung karakteristik Kurikulum SD 2013
Karakteristik pembelajaran terpadu memuat unsur keterpaduan antara
mata pelajaran yang akan diajarkan, saintifik yang dikembangakn adalah 5 M
yaitu: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan
yang akan diaplikasikan di dalam kegiatan inti. Kemudian adanya penilaian
otentik yaitu penilaian proses dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Kurikulum 2013 terdapat pendidikan karakter pada siswa dan kemamouan
berpikir tinggi yaitu menerapkan taksonomi bloom mulai dari C4 sampai C6.
12. Mengembangkan keterampilan dasar abad 21
Mengembangakan empat keterampilan 4C yaitu berpikir kritis (critical
thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kerjasama (collaborative), dan
komunikasi (communicative).
13. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran inovatif
Karakteristik pembelajaran inovatif yaitu: (1) Pembelajaran,bukan
pengajaran; (2) Guru sebagai fasilitator bukan instrastuktur; (3) Siswa sebagai
subjek, bukan objek; (4) Multimedia bukan monomedia; (5) Sentuhan
manusiawi bukan hewani; (6) Pembelajaran induktif, bukan deduktif; (7)
Materi bermakna bagi siswa bukan sekedar dihafalkan; (8) Keterlibatan siswa
partisipatif, bukan pasif. Model pembelajaran yang telah dikembangkan
dalam membuat perangkat pembelajaran inovatif yaitu; Model Problem
Based Learning (PBL) dan Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT). Adanya dua model yang dikembangkan tersebut tiga
RPP menggunakan model pembelajaran kooperatif dan tiga RPP
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
14. Soal Penilaian Post Test mengacu pada panduan penilaian untuk Sekolah
Dasar. Terdapat enam soal penilaian Post Test untuk setiap satu subtema
yang diberikan pada akhir pembelajaran.
15. Menggunakan Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Peneliti menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
menggunakan PUEBI yang disempurnakan yang meliputi bahasa,
peristilahan, nama orang, nama tempat, tanda baca, dan kata penghubung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II ini akan menguraikan empat bagian yaitu kajian pustaka, penilaian yang
relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian. Kajian pustaka membahas
tentang beberapa topik yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian yang relevan
membahas tentang hasil penelitian-penelitian yang berkaitan dan mempunyai
relevansi dengan variabel penelitian yang akan peneliti lakukan. Kerangka berpikir
membahas tentang rumusan konsep yang didapat dari hasil kajian teori. Bagian
terakhir pada bab II ini adalah pertanyaan penelitian.
A. Kajian Pustaka
1. Kurikulum SD 2013
a. Pengertian Kurikulum SD 2013
Daryanto (2014: 1) menyatakan secara konseptual kurikulum ialah
suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam
membangun generasi masa depan. Kurikulum secara pedagogis merupakan
rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik
mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang
menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan supaya memiliki kualitas
yang diinginkan oleh masyarakat sekitarnya. Secara yudiris, kurikulum
merupakan suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofi
bangsa dan keputusan yudiris di bidang pendidikan. Fadlillah (2014: 16)
menjelaskan bahwa kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang
dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft
skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum SD
2013 merupakan segala sesuatu yang sudah direncanakan secara matang
oleh pihak yang berwenang untuk menjadi acuan dalam kegiatan belajar
mengajar, kurikulum SD 2013 juga pembelajarannya dilakukan secara
tematik-terpadu dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Karakteristik Kurikulum SD 2013
Sesuai dengan pengertiannya, Kurikulum SD 2013 memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) Pembelajaran Terpadu
Daryanto (2014: 42) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu
merupakan suatu model pembelajaran yang mencoba memadukan
beberapa pokok bahasan atau bidang studi atau berbagai materi dalam
satu sajian pembelajaran keterangan seperti ini disebut juga dengan
kurikulum atau pengajaran lintas bidang studi. Senada dengan penjelasan
Daryanto, Prastowo (2015: 45) memaparkan bahwa pembelajaran
tematik adalah saah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated
instruction) yang merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistis,
bermakna, dan autentik.
2) Pendekatan Saintifik
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013 ini
ialah pendekatan scientific. Fadlillah. (2014: 175) Pendekatan scientific
ialah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yang dilakukan
melalui proses ilmiah. Segala sesuatu yang dipelajari peserta didik
melalui indera dan akal pikirannya sendiri merupakan proses
mendapatkan pengetahuan dari pengalamannya sendiri. Melalui
pendekatan ini peserta didik diharapkan mampu menghadapi dan
memecahkan masalah yang dihadapi dengan baik. Pendekatan scientific
ini merupakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses
5M yaitu, menanya, mengamati, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. Kegiatan ini dapat membentuk sikap, pengetahuan,
dan keterampilan peserta didik dengan maksimal. (Majid & Chaerul.
2014: 69) pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang
mengembangkan aktivitas siswa yaitu, mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Aktivitas belajar tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
merupakan aktivitasdalam mengembangkan keterampilan berpikir untuk
mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
Berdasarkan teori diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan
saintifik adalah pendekatan dimana pembelajarannya menngunakan
proses ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang melalui proses
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.
3) Pendidikan Karakter
Mulyasa (2013: 7) menyatakan pada kurikulum 2013 lebih
menekankan pada pendidikan karakter terutama pada tingkat dasar
sebagai pondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui pengembangan
pendidikan karakter di kurikulum 2013 diharapkan siswa dapat menjadi
generasi yang bermartabat dan mempunyai nilai tambah. Oleh karena itu,
implementasikan kurikulum 2013 ini harus benar-benar
diimplementasikan karena dapat mengahasilkan generasi yang produktif,
kreatif, inovatif, dan berkarakter. Pendidikan karakter dalam kurikulum
2013 memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan. Hal ini dapat membentuk budi pekerti dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sehingga dapat terwujud
dalam perilaku sehari hari. Pendidikan karakter pada kurikulum 2013 ini
tertuang pada Kompetensi Inti (KI) 1 mengenai sikap Ketuhanan dan
Kompetensi Inti (KI) 2 mengenai sikap sosial. Pada implementasi
kurikulum 2013 pendidikan karakter diharapkan mampu diintegrasikan
pada pembelajaran disetiap bidang studi.
4) Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skill)
Yani (2014: 73-77) menyatakan karakteristik kurikulum 2013 ini
peserta didik dituntut untuk memiliki kemampuan menalar/
menganalisis, mengkomunikasikan, dan mencipta. Untuk mencapai
kemampuan ini peserta didik perlu dibina kemampuannya dalam literasi
teknologi informasi dan komunikasi, kemampuan konstektual, dan
kemapuan menggunakan berbagi media komunikasi untuk
menyampaikan gagasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Kurikulum 2013 pendidikan tidak hanya sekedar memberikan
pengetahuan saja namun harus memberikan ilmu ilmiah agar peserta
didik dapat berpikir logis, inovatif, konsisten, dan adaptif. Pendidikan
juga dituntut mampu menanamkan nilai-nilai luhur untuk diterapkan
peserta didik dikehidupan sehari-hari. Harapan dari karakteristik
kurikulum 2013 ini peserta didik dapat memiliki kemampuan berpikir
kritis, dapat memecahkan masalah, memiliki kemampuan berkomunikasi
dan bekerja sama, memiliki kemampuan menciptakan, belajar
konstektual, dan memiliki kemampuan informasi dan literasi media.
5) Penilaian Otentik
Daryanto (2014: 113) mengemukakan penilaian otentik merupakan
pengukuran yang bermakna atas hasil belajar peserta didik di ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian otentik dikatakan bermakna
karena pada penilaian ini pendidik menerapkan kriteria yang berkaitan
dengan kompetensi dasar yang telah dipilih. Fadillah (2014: 179)
menyatakan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian secara utuh,
meliputi kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar. Penilaian
otentik dapat membantu guru dalam mengetahui pencapaian kompetensi
peserta didik meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, Kurikulum 2013
mengembangkan pendidikan karakter melalui aspek sikap spiritual dan
sikap sosial yang pengajarannya tidak secara langsung.
2. Keterampilan Belajar Dasar Abad 21
a. Pilar Pendidikan
Pilar pendidikan merupakan soko guru pendidikan. UNESCO
memberikan lima pilar pendidikan yang terdiri atas learning to know,
learning to do, learning to be, learning to live together, dan learning to be
believe in god . Tetapi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, tidak
cukup dengan empat pilar tersebut, maka dalam pendidikan di Indonesia
ditambah dengan dengan pilar pendidikan “belajar untuk memperkuat
keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia”. Berikut uraian masing-masing
pilar pendidikan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
1) Belajar untuk mencari tahu (Learning to Know)
Belajar untuk mencari tahu terkait dengan cara mendapatkan
pengetahuan melalui penggunaan media atau alat yang ada. Media bisa
berupa buku, orang, internet, dan teknologi yang lainya.
Implementasinya untuk mencari tahu tersebut di Indonesia sudah
berjalan melalui proses belajar membaca, menghafal, dan
mendengarkan, baik yang terjadi di dalam kelas maupun dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Belajar untuk mengerjakan (Learning to Do)
Belajar untuk melakukan atau berkarya, hal ini tidak terlepas dari
belajar mengetahui karena perbuatan tidak terlepas dari ilmu
pengetahuan. Belajar untuk melakukan atau berkarya merupakan upaya
untuk senantiasa melakukan dan berlatih keterampilan untuk
keprofesionalan dalam bekerja. Terkait dengan pembelajaran didalam
kelas, maka belajar untuk mengerjakan ini sangat diperlukan latihan
keterampilan bagaimana peserta didik dapat menggunakan
pengetahuan tentang konsep atau prinsip mata pelajaran tertentu dalam
mata pelajaran lainnya atau dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan
demikian peserta didik memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
dapat mempengaruhi kehidupannya dalam mennetukan pilihan kerja
yang ada di masyarakat.
3) Belajar untuk menjadi diri sendiri (Learning to Be)
Belajar untuk menjadi atau berkembang utuh, belajar untuk
menjadi atau berkembang secara utuh berkaitan dengan tuntutan
kehidupan yang semakin kompleks sehingga dibutuhkan suatu karakter
pada diri individu. Belajar menjadi pribadi yang berkembang secara
optimal yang memiliki kesesuaian dan keseimbangan pada
kepribadianya baik itu moral, intelektual, emosi, spiritual, maupun
sosial, sehingga dalam pembelajaran, guru memiliki kewajiban untuk
mengembangkan potensi peserta sesuai dengan bakat dan minatnya
agar peserta didik tersebut dapat menentukan pilihannya, terlepas dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
siapa dan apa pekerjaanya, tetapi yang penting adalah dia menjadi sosok
yang pribadi memiliki keunggulan.
4) Belajar untuk bersosial (Learning to Live Together )
Belajar hidup bersama ini sangat penting, karena masyarakat yang
beragam, baik dilihat dari latar belakang, suku, ras, agama, etnik, atau
pendidikan. Pada pembelajaran, peserta didik harus memahami bahwa
keberagaman tersebut bukan untuk dibeda-bedakan, akan tetapi
dipahamkan bahwa keberagaman tersebut tergabung dalam suatu
lingkungan masyarakat. Oleh karena itu saling membantu dan
menghargai satu dengan yang lainya sangat diperlukan agar tercipta
masyarakat yang tertib dan aman, sehingga setiap individu dapat belajar
dan hidup dalam kebersamaan dan kedamaian.
5) Belajar untuk Memperkuat Keimanan, Ketaqwaan, dan Akhlak Mulia
(Learning to believe in God)
Pilar yang ini hanya terdapat dalam secara tersirat dalam
pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sisdiknas yang menyatakan bahwa salah satu tujuan
pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Implementasi dari pilar tersebut diwujudkan secara langsung
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan mata
pelajaran PPKn, dan dalam mata pelajaran lain sebagai hasil
pembelajaran tidak langsung melalui pencapaian KI-1 (Kompetensi
Spiritual).
b. Kecakapan Belajar Abad 21
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh
semua manusia di seluruh dunia. Ilmu pengetahuan Indonesia merupakan
negara berkembang yang masih tertinggal dari negara berkembang
lainnya. Meskipun demikian, pendidikan di Indonesia memiliki kelebihan
dibanding negara-negara tersebut atau negara maju lainnya dengan dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pendidikan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada budaya bangsa
yang mengedepankan karakter yang sangat diperlukan dalam menghadapi
tantangan Abad 21. Pembelajaran Abad 21 merupakan pembelajaran yang
mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan,
keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi. Literasi
menjadi bagian terpenting dalam sebuah proses pendidikan, peserta didik
yang dapat melaksanakan kegiatan literasi dengan maksimal tentunya akan
mendapatkan pengalaman belajar lebih dibanding dengan peserta didik
lainnya.
Pendidikan Abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan
antara kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan
terhadap TIK. Kecakapan tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai
model pembelajaran berbasis aktivitas yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan materi pembelajaran. Kecakapan yang dibutuhkan di
Abad 21 juga merupakan keterampilan berpikir lebih tinggi Higher Order
Thinking Skills (HOTS) yang sangat diperlukan dalam mempersiapkan
peserta didik dalam menghadapi tantangan global. Hosnan (2014: 87),
Pada era abad 21 ini diharapkan peserta didik untuk memiliki kecakapan
berpikir dan belajar. Kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan
pemecahan masalah (problem solving skill), kecakapan berpikir kritis
(critical thingking skill), kolaborasi (collaboration skill), kecakapan
berkomunikasi (communication skill) dan kecakapan kreativitas
(creativity and innovatipn skill).
1) Communication skill
Siswa dituntut untuk memahami, mengelola, dan menciptakan
komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan,
tulisan, dan multimedia. Siswa diberikan kesempatan menggunakan
kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat
berdiskusi dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan
masalah dari guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2) Collaboration skill
Siswa menunjukkan kemampuannya dalam kerja sama kelompok
dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggung
jawab, bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati
pada tempatnya, menghormati perspektif berbeda. Siswa juga
menjalankan tanggung jawab pribadi dan fleksibilitas secara pribadi,
pada tempat belajar dan hubungan masyarakat, menempatkan dan
mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang
lain, memaklumi kerancuan.
3) Critical thingking and problem solving skill
Siswa berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk akal
dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami
interkoneksi antarsistem. Siswa juga menggunakan kemampuan yang
dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya dengan mandiri, siswa juga memiliki kemampuan untuk
menyusun dan mengungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan
masalah.
4) Creativity and innovatipn skill
Model dan metode serta keterampilan yang akan digunakan dalam
pembelajaran masa kini dituntut untuk lebih bersifat multimodel dan
multimetode dan real world problem, sehingga model pembelajaran
berbasis proyek lebih banyak dituntut. Proses pembelajaran lebih
berpusat pada siswa serta meninggalkan perlakuan yang bersifat
menyamakans emua siswa, tetapi lebih bersifat individual.
Untuk mewujudkan karakter abad 21, maka diupayakan adanya
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) untuk mengembangkan nilai
karakter religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreativ,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab dan lain-
lain. Nilai nilai tersebut dapat dikristalisasikan menjadi 5 nilai utama
yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3. Perangkat Pembelajaran
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2016 tentang tandar
Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar
proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai
kompetensi kelulusan. Standar proses meliputi perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,
dan pengawasan proses pembelajaran.
Trianto (2010: 96) menyatakan bahwa perangkat yang digunakan dalam
proses pembelajaran disebut dengan perangkat pembelajaran. Perangkat
pembelajaran yang diperlukan untuk mengelola proses pembelajaran berupa
buku, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa
(LKS), instrumen evaluasi, dan media yang digunakan dalam pembelajaran.
a. Program Tahunan dan Semester
Program Tahunan (Prota) berdasarkan kurikulum 2013 merupakan
program umum tematik terpadu untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh
guru. Program Tahunan tersebut sebagai rencana umum pelaksanaan
pembelajaran muatan mata pelajaran setelah diketahui kepastian jumlah jam
pelajaran efektif dalam satu tahun. Program tahunan perlu dipersiapkan dan
dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran, karena merupakan
pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, yakni Program
Semester, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Program Semester (Prosem) merupakan penjabaran dari program
tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun
program tahunan. Program semester berisikan garis-garis besar mengenai
hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Silabus
Silabus dalam pembelajaran adalah rencana pembelajaran pada suatu
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat
belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus
berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan berikut:
1) Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu
kegiatan pembelajaran;
2) kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan / membentuk
kompetensi tersebut;
3) upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi
tersebut sudah dimiliki peserta didik.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam
pengembangan pembelajaran lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana
pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan
sistem penilaian. Dalam pengembangan Silabus, terdiri dari beberapa
prinsip, di antaranya:
1) Ilmiah. Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan.
2) Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan
penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan
fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
3) Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4) Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian.
5) Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar.
6) Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir
dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7) Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang
terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8) Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Permendikbud Nomor 22 (2016: 6) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih, RPP dilaksanakan unruk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar
(KD), RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan
sekali pertemuan atau lebih.
Trianto (2010: 108) menyatakan bahwa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) adalah rencana yang berisi prosedur dan manajemen
pembelajaran dalam mencapai satu kompetensi dasar yang telah
ditetapkan menurut kompetensi inti. Murganayasa, Arini, dan Japa (2014:
46) mengemukakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
yang telah dibuat untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang telah
ditetapkan.
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 memaparkan bahwa dalam
menyusun RPP harus memperhatikan beberapa komponen yang ada
didalam RPP, komponen RPP terdiri dari:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3) Kelas/ semester;
4) Materi pokok;
5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan utuk mencapai KD
dan bebab belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran
yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6) Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur.
Kata kerja operasional mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan;
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang
akan dicapai;
10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber lain yang relevan;
12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
13) Penilaian hasil pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Majid (2014: 126-131), memaparkan komponen-komponen
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut:
1) Mencantumkan identitas
2) Mencantumkan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dapat dirumuskan dengan mengacu pada
rumusan yang terdapat dalam indikator. Tujuan pembelajaran
mengandung unsur:
a) Audience (A)
Peserta didik yang menjadi subjek dari tujuan pembelajaran.
b) Bahavior (B)
Kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan peserta didik setelah
mengikuti pembelajaran.
c) Condition (C)
Situasi pada saat tujuan pembelajaran telah diselesaikan.
d) Degree (D)
Standar yang harus dicapai oleh peserta didik sehingga dapat
dinyatakan telah tercapai tujuan pembelajaran.
3) Mencantumkan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan materi yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
4) Mencantumkan Model/Metode Pembelajaran
Penetapan model/metode pembelajaran bergantung pada karakteristik
pendekatan atau strategi yang dipilih serta bergantung pada jenis
materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
5) Mancantunkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
6) Mencantumkan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar
7) Mencantumkan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas tehnik penilaian, berbentuk instrumen dan
intrumen digunakan untuk mengukur ketercapaian indikator dan
tujuan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri
dari:
1) Identitas (Satuan pendidikan, kelas/semester, tema/subtema, mupel
yang terkait, alokasi waktu, hari/tanggal);
2) kompetensi dasar;
3) indikator hasil belajar yang akan dicapai peserta didik yang
diturunkan dari Kompetensi Dasar (KD);
4) tujuan pembelajaran yang disusun menggunakan kata kerja
operasional dan mengandung unsur ABCD (Audience, Behavior,
Condition, Degree).
5) langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup yang disertai alokasi waktu
pada masing-masing kegiatan berdasarkan sintaks yang digunakan;
6) metode/model, alat/bahan, media dan sumber belajar;
7) penilaian (soal, teknik penilaian, dan intrumen penilaian).
4. Pembelajaran Inovatif
a. Pengertian Pembelajaran Inovatif
Shoimin (2014: 20-21) mengemukakan bahwa pembelajaran inovatif
merupakan upaya penemuan atau pembaruan dalam sistem pembelajaran
yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan kualitas pendidikan yang lebih
baik serta lebih efektif dan efisien. Pembelajaran inovatif sebagai bentuk
kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran yang semula monoton,
membosankan, menjenuhkan, menuju pembelajaran yang menyenangkan,
variatif, dan bermakna. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang
bersifat student centered, maksudnya, pembelajaran yang lebih memberikan
peluang kepada mahasiswa untuk mengkonstruksi pengetahuan secara
mandiri (self directed) dan dimediasi oleh teman sebaya (peer mediated
instruction). Pembelajaran inovatif mendasarkan diri pada paradigma
konstruktivistik. Pembelajaran inovatif yang berlandaskan paradigma
konstruktivistik membantu siswa untuk mengiternalisasi, membentuk
kembali, atau mentransformasi informasi baru (Oentoro, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dirancang oleh guru,
yang sifatnya baru, tidak seperti biasanya dilakukan, dan bertujuan untuk
memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka
prosees perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan
perbedaan yang dimiliki siswa. Tujuan dari pembelajaran inovatif yaitu
memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka
proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
b. Karakteristik Pembelajaran Inovatif
Suyatno (2009: 7) Paradigma pembelajaran inovatif diyakini mampu
memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kecakapan hidup dan siap terjun
di masyarakat. Dengan begitu, pembelajaran inovatif ditandai dengan prinsip-
prinsip berikut : (1) Pembelajaran,bukan pengajaran; (2) Guru sebagai
fasilitator bukan instrastuktur; (3) Siswa sebagai subjek, bukan objek; (4)
Multimedia bukan monomedia; (5) Sentuhan manusiawi bukan hewani; (6)
Pembelajaran induktif, bukan deduktif; (7) Materi bermakna bagi siswa
bukan sekedar dihafalkan; (8) Keterlibatan siswa partisipatif, bukan pasif.
c. Keunggulan Pembelajaran Inovatif
Mulyasa (2016) menyatakan bahwa keunggulan dari pembelajaran
inovatif adalah sebagai berikut :
1) Membangun pengalaman belajar peserta didik dengan berbagai
keterampilan proses sehingga mendapatkan pengalaman, pemahaman,
keterampilan, dan pengetahuan baru.
2) Menciptakan peserta didik yang aktif (melakukan pengalaman,
melakukan penyelidikan, melakukan percobaan, mengidentifikasi,
menganalisis, merefleksikan, dsb).
3) Menciptakan peserta didik yang kreatif (mencari hal-hal yang baru,
melakukan percobaan, menuliskan kesimpulan, melaporkan hasil
kreativitas).
4) Menciptakan peserta didik yang efektif (mengajarkan lembar tugas,
belajar kelompok, tepat waktu menggumpulkan hasil, disiplin dalam
belajar).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
5) Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan (belajar sambil
bermain, tidak merasa tertekan, lebih akrab dengan guru, belajar diluar
kelas, belajar sambil menyanyi).
5. Model Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL)
Model Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran
dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa
dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan
keterampilan yang lebih tinggi, memandirikan siswa dan meningkatkan
kepercayaan diri sendiri (Arends, dalam Hosnan 2014: 295). Ibrahim (dalam
Hosnan, 2014: 295) juga berpendapat, bahwa model Problem Based Learning
meliputi pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan
anrardisiplin, penyelidikan autentik, kerja sama dan menghasilkan karya serta
peragaan. PBL tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi
sebanyak-banyaknya pada siswa. Pembelajaran berbasis masalah, antara lain
bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan pemecahan masalah. Menurut Nurhadi (2004): 109) model
Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang
cara berpikir kritis dan keterampilam pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model
Problem Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan masalah dunia
nyata untuk dipecahkan dengan berpikir kritis dan menggunakan kecerdasan
pada suatu meta pelajaran.
b. Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL)
Nurhadi (2004: 109-110) menjelaskan bahwa karakteristik model
Problem Based Learning, yaitu: (a) pembelajaran berdasarkan masalah
berpusat pada pertanyaan atau masalah yang sesuai dengan kehidupan nyata
siswa; (b) pemecahan masalah tidak hanya ditinjau dari satu ilmu saja, tetapi
juga antau disiplin ilmu lainnya; (c) melakukan penyelidikan otentik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mencari penyelesaian dari masalah nyata; (d) menghasilkan produk atau
karya yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang
mereka temukan.
Trianto (2009: 93) menjelaskan bahwa terdapat lima karakteristik model
Problem Based Learning, yaitu: (a) adanya pengajuan pertanyaan atau
masalah; (b) berfokus pada keterkaitan antar disiplin; (c) penyelidikan
autentik; (d) menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya; dan
(e) kerja sama.
c. Tujuan Model Problem Based Learning (PBL)
Secara terperinci Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 242)
menyebutkan tujuan dari model Problem Based Learning yaitu: (a)
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan
masalah; (b) belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka
dalam pengalaman nyata dan; (c) menjadikan para siswa yang otonom atau
dapat mandiri.
d. Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Learning (PBL)
Model Problem Based Learning juga memiliki kelebihan dan kelemahan.
Warsono dan Harianto (2012: 152) memaparkan kelebihan dari model
Problem Based Learning sebagai berikut: (a) siswa akan terbiasa menghadapi
masalah (problem posing) dan tertantang untuk menyelesaikan berbagai
masalah tidak hanya terkait dengan pembelajaran di kelas tetapi juga
menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari (real word); (b)
memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman;
(c) semakin mengakrabkan guru dengan siswa; (d) membiasakan siswa
melakukan eksperimen.
Warsono dan Harianto (2012: 152) juga menjelaskan kelemahan model
Problem Based Learning, yaitu: (a) tidak banyak guru yang mampu
menghantarkan siswa kepada pemecahan masalah; (b) seringkali memerlukan
biaya yang mahal dan waktu yang panjang; (c) aktivitas siswa di luar sekolah
sulit dipantau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
e. Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Problem Based Learning
Langkah-langkah menggunakan model Problem Based Learning dalam
pembelajaran menurut Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 243) adalah
sebagai berikut:
1) Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat
pada aktivitas pemecahan masalah.
2) Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
3) Membimbing pengalaman individual/kelompok. Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan ekperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa
dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
dan membuat mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses yang mereka lakukan.
Nur (dalam Rusmono, 2012: 81) mengatakan untuk melaksanakan
pembelajaran dengan model Problem Based Learning, ada lima tahap
pembelajaran yang harus dilakukan, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tahap Pembelajaran Perilaku Guru
Tahap 1:
Mengorganisasikan siswa pada
masalah
Guru menginformsdiksn tujusn-tujuan
pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan-
kebutuhan logistik penting, dan memotivasi
siswa agar terlibat dalam kegiatan
pemecahan masalah yang mereka pilih
sendiri.
Tahap 2:
Mengorganisasikan siswa
untuk belajar
Guru membantu siswa menentukan dan
mengatur tugas-tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah itu.
Tahap 3:
Membantu penyelidikan
mandiri dan kelompok
Guru mendorong siswa menyimpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, mencari penjelasan, dan
solusi.
Tahap 4:
Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil karya
serta pameran
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan hasil karya
yang sesuai seperti laporan, rekaman vidio,
dan model, serta membantu mereka
berbagi karya-karya yang telah mereka
buat.
Tahap 5:
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan refleksi
atas penyelidikan dan proses-proses yang
merela gunakan.
Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran dengan Model Problem Based
Learning
6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head
Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh
Spenser Kagan (1993) dalam Nurhadi dan Agus (2003: 66) Model
pembelajaran kooperatif tipe NHT mengacu pada kelompok belajar siswa,
masing-masing anggota memiliki bagian tugas (pertanyaan) dengan nomor
yang berbeda-beda. Menurut Hosnan (2014: 252) menjelaskan bahwa Model
Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) adalah salah
satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki
tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dalam memahami suatu
pembelajaran atau dapat mengukur pemahaman siswa dengan cara
menggunakan nomor yang diberikan pada masing-masing anggota kelompok
agar dapat mencapai suatu tujuan pembelajan.
b. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT)
Menurut Aris Shoimin (2014: 108-109) menjelaskan bahwa kelebihan
dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT) antara lain:
Kelebihan:
1) Setiap murid menjadi siap;
2) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh;
3) Murid yang pandai dapat mengajari murid yang kurang pandai;
4) Terjadi interaksi secara intens antar siswa dalam menjawab soal;
5) Tidak ada murid yang mendominasi dalam kelompok karena ada nomor
yang membatasi.
Kekurangan:
1) Tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa banyak karena
membutuhkan waktu yang lama;
2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena
kemungkinan waktu yang sangat terbatas.
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head
Together (NHT)
Menurut Trianto, (2011:62) Pembelajaran Numbered Head Together
(NHT) atau penomeran berpikir bersama adalah jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa sebagai
alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Sintak yang harus dilaksanakan
dalam pembelajaran Numbered Head Together (NHT) yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Langkah 1: Persiapan
Guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat rancangan
program pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai
dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).
Langkah 2: Pembentukan Kelompok
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian
membagikan nomer kepada setiap siswa dalam kelompok.
Langkah 3: Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Guru membagikan pertanyaan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)
kepada setiap kelompok. Kemudian masing-masing kelompok diminta
untuk mendiskusikan pertanyaan tersebut secara bersama-sama.
Langkah 4: Diskusi Masalah
Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan
dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban
dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah
diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik
sampai yang bersifat umum.
Langkah 5: Memanggil nomor anggota dan pemberian jawaban
Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan
nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada
siswa di kelas.
Langkah 6: Pemberian Kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua
pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu
Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar merupakan hal yang baru
sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber penelitain yang relevan.
Berikut ini tiga penelitian yang relevan yang sesuai dengan penelitian
pengembangan perangkat pembelajaran inovatif.
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Mijahamuddin, Alwi (2013).
Penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D) dengan
judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif Berbasis Konstektual
pada Mata Pelajaran IPA Kelas V Sekolah Dasar”. Penelitian ini
mengahasilkan produk perangkat pembelajaran inovatif berbasis kontekstual
yang ditinjau dari komponen buku model, komponen buku guru, komponen
buku siswa, komponen RPP, dan komponen LKS. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian dan pengembangan Borg and Gall. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran inovatif berbasis konstektual yang
dikembangkan oleh peneliti tergolong sangat baik dan layak digunakan dalam
pembelajaran dikelas V. Hal ini ditunjukkan dari presentase rata-rata 93,83 %
siswa senang terhadap pembelajaran berbasis kontekstual yang termasuk dalam
kategori “baik”. Penelitian yang dilakukan Mijahamuddin, Alwi dinyatakan
memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan peneliti karena penelitian
yang dilakukan adalah penelitian R & D untuk perangkat pembelajaran inovatif.
Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Maria
Sriharyani (2012) yang berjudul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar
Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe NHT Pada Pelajaran IPS
Siswa Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Semester Genap Tahun Ajaran
2011/2012” Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana meningkatkan
minat dan prestasi siswa dalam mempelajari materi aktivitas ekonomi, sumber
daya alam dan potensi daerah menggunakan model cooperative learning tipe
NHT pada siswa kelas IV SD. Hasil yang diperoleh setelah diberi tindakan
menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada minat dan prestasi siswa. Nilai
rata-rata siswa pada akhir siklus I 54,84% dan nilai rata-rata pada akhir siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
56,67%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwapenggunaan model
pembelajaran cooperative learning tipe NHT dapat meningkatkan minat dan
prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan tahun ajaran 2011/2012
dalam mata pelajaran IPS.
Penelitian yang ketiga adalah penelitian yang berjudul “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Sub Tema Aku dan
Teman Baru untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilakukan oleh
Metubun, Evi Anastasia (2015) dan penelitian ini menggunakan prosedur
pengembangan Jerold E. Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang
dikemukakan oleh Borg and Gall. Penelitian ini menghasilkan suatu produk
berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan
menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pemdidikan
karakter, serta penilaian otentik pada kegiatan pembelajaran. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran tersebut memperoleh
rerata skor 4,24 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Penelitian ini
memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan peneliti karena penelitian
ini memfokuskan penelitian pada perangkat pembelajaran sub tema aku dan
teman baru mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa Sekolah Dasar.
Berdasarkan ketiga penelitian diatas, dapat diketahui bahwa penelitian-
penelitian yang dilakukan tersebut berfokus pada perangkat pembelajaran yang
mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa Sekolah Dasar dan peneliti beranggapan
bahwa pentingnya perangkat pembalajaran untuk menjunjung keberhasilan
dalam penerapan pembelajaran inovatif di kelas II khususnya Pendekatan
Problem Based Learning (PBL) dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT). Oleh karena itu peneliti akan membuat
penelitian yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif
Dalam Sub Tema Bermain di Lingkungan Rumah Mengacu Kurikulum 2013
Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar”. Gambar 2.1 Menunjukkan literatur map
hasil penelitian yang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian Yang Relevan
Mijahamuddin, Alwi
(2013) melakukan
penelitian dengan judul
“Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran Inovatif
Berbasis Konstektual
pada Mata Pelajaran
IPA Kelas V Sekolah
Dasar.”
Sriharyani, Maria (2012)
melakukan penelitian
dengan judul
“Peningkatan Minat dan
Prestasi Belajar
Menggunakan Model
Cooperative Learning
Tipe NHT Pada
Pelajaran IPS Siswa
Kelas IV SD Kanisius
Wirobrajan Semester
Genap Tahun Ajaran
2011/2012”
Metubun, Evi
Anastasia (2015)
melakukan penelitian
dengan judul
“Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran
Mengacu Kurikulum
SD 2013 Pada Sub
Tema Aku dan Teman
Baru untuk Siswa
Kelas I Sekolah
Dasar.”
Tri Mardanila Novitasari (2019) melakukan penelitian dengan
judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam
Sub Tema Bermain di Lingkungan Rumah Mengacu Kurikulum
2013 untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
C. Kerangka Berpikir
Pengembangan pelaksanaan pembelajaran inovatif di Sekolah Dasar yaitu
dengan adanya tuntutan kreatifitas dan inovatif guru dalam mengembangkan
perangkat pembelajaran. Peneliti masih melihat guru Sekolah Dasar belum
menguasai perbagai pembelajaran-pembelajaran inovatif, khususnya model
Problem Based Learning (PBL) dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT). Peneliti juga menemukan permasalahan
bahwa guru hanya mengajar dan mengacu pada langkah-langkah yang terdapat
di buku guru. Guru belum sepenuhnya mengembangkan langkah-langkah
pembelajaran sendiri saat merancang perangkat pembelajaran inovatif. Setelah
peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas II Sekolah Dasar yang sudah
menerapkan Kurikulum 2013, kenyataannya guru masih sangat membutuhkan
contoh perangkat pembelajaran inovatif.
Berdasarkan permasalahan dan alasan diatas, peneliti mengembangkan
perangkat pembelajaran inovatif berupa Program Tahunan (Prota), Program
Semester (Prosem), Silabus, dan enam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Produk yang dirancang menjadi perangkat pembelajaran inovatif yang
akan membantu guru dalam memahami pembelajaran inovatif, khususnya
Model Problem Based Learning (PBL) dan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered Head Together (NHT). Oleh karena itu, peneliti berasumsi jika
guru mengetahui dan memahami RPP pembelajaran inovatif guru akan lebih
kreatif dalam mengelola dan mengembangkan perangkat pembelajaran. Berikut
ini bagan kerangka berpikir yang dibuat oleh peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 2.2 Bagan kerangka berpikir pada penelitian ini.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. a. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub
Tema Bermain di Lingkungan Rumah Mengacu Kurikulum 2013
untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar menurut pakar Kurikulum
2013?
b. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub
Tema Bermain di Lingkungan Rumah Mengacu Kurikulum 2013
untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar menurut guru SD berdasarkan
hasil uji coba terbatas?
Kurikulum 2013
Pembelajaran di
SD menggunakan
pembelajaran
Inovatif
Perangkat pembelajaran
inovatif Program Tahunan
(Prota), Program Semester
(Prsem), Silabus, dan RPP
dengan menggunakan
model Problem Based
Learning (PBL) dan Model
Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered Head
Together (NHT).
Guru masih sangat membutuhkan
contoh perangkat pembelajaran
inovatif yang baik mengacu
Kurikulum SD 2013.
Peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif sub tema
Bermain di Lingkungan Rumah mengacu Kurikulum 2013 untuk
siswa kelas II Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III akan membahas mengenai jenis penelitian, prosedur pengembangan,
setting penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,
dan jadwal pelaksanaan penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
R & D (Research and Development) atau penelitian pengembangan. Penelitian (R
& D) adalah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012: 297).
Senada dengan pendapat diatas, (Sukmadinata, 2011: 164) mengemukakan
bahwa penelitian R & D adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada,
yang dapat dipertanggungjawabkan. Peneliti memilih jenis penelitian ini karena
peneliti akan mengembangkan produk berupa perangkat pembelajaran inovatif
dalam sub tema Bermain di Lingkungan Rumah Kelas II yang mengacu
kurikulum 2013 pada jenjang Sekolah Dasar. Jenis penelitian R&D atau penelitian
pengembangan bertujuan menghasilkan suatu produk yang handal melalui tahap-
tahap pengujian dan revisi, produk yang dihasilkan sesuai kebutuhan lapangan,
sesuai dengan analisis kebutuhan, proses pengembangan produk dilakukan secara
ilmiah dan menganalisis produk secara emperis.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian R & D
adalah metode penelitian yang digunakan untuk membuat sebuah produk baru
atau menyempurnakan produk yang telah ada dan menguji keefektifan produk
tersebut. Penelitian ini mengembangkan suatu produk yang baru yaitu enam
perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus jaringan indikator (web), RPP,
Penilaian, LKPD, Rangkuman Materi, Media, dan Lembar Refleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan produk yang digunakan dalam penelitian Research
and Development (R & D) ini adalah menggunakan langkah-langkah
pengembangan Borg and Gall . Menurut Borg and Gall dalam Sugiono (2013:
407), penelitian R & D terdiri dari 10 langkah utama, yaitu:
Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Produk dari Borg and Gall
Berdasarkan gambar 3.1 di atas, penelitian pengembangan dimulai dari
adanya potensi masalah yang terjadi di lapangan berupa data-data yang telah
peneliti temukan secara langsung atau dokumentasi. Data-data yang telah
diperoleh dikumpulkan sebagai bahan perencanaan pembuatan produk
pengembangan. Berdasarkan data-data yang telah terkumpul, produk lalu didesain
dalam bentuk perangkat pembelajaran inovatif. Produk yang sudah didesain
kemudian divalidasi oleh pakar ahli yang sudah berpengalaman dalam menilai
suatu produk untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan dari produk yang sudah
dibuat (Sugiyono, 2012: 302). Setelah melakukan validasi produk, maka akan
diketahui kelemahan produk yang telah dibuat. Kelemahan produk dijadikan dasar
untuk memperbaiki desain produk dan selanjutnya produk dapat diuji cobakan
secara masal.
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini dibatasi tujuh langkah prosedur
pengembangan, dikarenakan terbatasnya waktu yang dibutuhkan dalam penelitian
ini atau keterbatasan penelitian. Langkah-langkah prosedur pengembangan yang
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data
Desain
Produk
Validasi
Produk
Revisi
Desain
Uji Coba
Produk
Revisi
Produk
Uji Coba
Pemakaian
Revisi
Produk Akhir
Produksi
Masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dilakukan penelitiantara lain, (1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3)
desain produk; (4) validasi produk; (5) revisi desain; (6) uji coba terbatas pada
siswa SD Kelas II Semester I; dan (7) revisi produk hasil uji coba terbatas. Berikut
ini penjelasan langkah-langkah pengembangan yang digunakan dalam penelitian
dan pengembangan produk ini:
Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Produk
Berdasarkan gambar 3.2 diatas, langkah-langkah pengembangan produk
tersebut dijabarkan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Potensi Masalah
Penelitian ini diawali dengan adanya potensi dan masalah. Potensi dan
masalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dan akan memiliki
nilai tambah. Sedangkan, masalah ialah suatu hal yang terjadi dan dianggap
Langkah 3 : Desain Produk
1. Mengembangkan instrmen penilaian produk
2. Analisis kurikulum (KI, KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran
mengacu Taksonomi Bloom).
3. Pemetaan KD dan Indikator Pembelajaran
4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
5. Membuat Program Tahunan (Prota), Program Semester
(Prosem), Silabus.
Langkah 5: Revisi Desain
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Pembelajaran Inovatif
Langkah 6: Uji Coba
Produk Secara Terbatas
Langkah 1: Potensi dan Masalah
Analisis Kebutuhan (Wawancara)
Langkah 2 : Pengumpulan Data
Hasil Wawancara
Langkah 4: Validasi Desain
Langkah 7: Revisi Produk Hasil Uji
Coba Terbatas
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Pembelajaran Inovatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dapat menjadi suatu hambatan. Potensi dan masalah didapatkan dari
pengamatan secara langsung. Peneliti melakukan analisis kebutuhan untuk
mengetahui adanya potensi dan masalah yang ada. Analisis kebutuhan yang
telah dilakukan dengan melalui wawancara secara langsung dengan guru kelas
II di SD Negeri Puren dan SD Negeri Kentungan. Wawancara ini bertujuan
untuk mengetahui adanya fakta dan masalah yang terjadi dilapangan mengenai
ketersediaan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) inovatif khususnya model Problem Based Learning
(Pembelajaran Berbasis Masalah) dan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT).
2. Pengumpulan Data
Setelah mendapatkan potensi dan masalah didapatkan, maka langkah
selanjutnya ialah mengumpulkan data atau informasi yang dapat diperlukan
dalam penelitian ini. Hasil dari wawancara akan digunakan sebagai bahan
untuk perencanaan suatu produk yang berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pembelajaran inovatif dan diharapkan dapat mengatasi
yang telah ditemukan.
3. Desain Produk
Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal perangkat
pembelajaran inovatif. Perangkat pembelajaran ini dilakukan dengan
menentukan tema, dan subtema kemudian memilih Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan tema yang dipilih. Berdasarkan
KI dan KD tersebut kemudian peneliti melakukan pembuatan silabus
berdasarkan KD. Silabus yang dibuat berdasarkan indikator dan tujuan sesuai
dengan subtema yang telah dipilih kemudian untuk menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat diturunkan dari silabus. Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran di dalam RPP mengacu pembelajaran inovatif
pada kurikulum 2013 khususnya yang peneliti gunakan adalah model Probem
Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) dan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), selanjutnya membuat
kegiatan belajar harian sesuai dengan RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Peneliti juga membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang
diturunkan dari kegiatan dalam RPP. Di dalam LKPD terdapat soal-soal yang
merupakan rangkuman materi yang telah dipelajari. Soal-soal yang dibuat
bertujuan untuk memudahkan guru untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Kemudian , peneliti
melanjutkannya dengan penilaian. Penilaian yang digunakan dalam perangkat
pembelajaran inovatif ini yaitu penilaian otentik yang mencakup semua aspek
(sikap, pengetahuan, keterampilan) bisa dinilai oleh guru serta dapat
mengetahui ketercapaian perangkat pembelajaran inovatif yang dirancang oleh
peneliti.
4. Validasi Ahli
Validasi Ahli merupakan proses kegiatan untuk menilai suatu rancangan
produk yang telah dibuat. Validasi ahli ini dilakukan dengan menghadirkan dua
pakar atau ahli yang terdiri dari satu mahasiswa Program Profesi Guru (PPG)
dan guru kelas II yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang telah
dirancang. Melalui validasi produk ini bertujuan untuk mmperoleh kritik dan
saran serta penilaian terhadap produk yang telah dirancang oleh peneliti dan
dengan adanya kritik dan saran tersebut, dapat diketahui kelebihan dan
kekurangan produk yang sudah dikembangkan serta adanya perbaikan yang
harus dilakukan peneliti.
5. Revisi Produk
Setelah desain produk telah divalidasi oleh pakar atau ahli, langkah
selanjutnya adalah revisi desain. Berdasarkan kritik dan saran dari validasi ahli,
peneliti mengetahui kesalahan dan kekurangan dari produk tersebut. Revisi
produk dilakukan untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan dari produk
yang sudah divalidasi oleh pakar atau ahli.
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk yang peneliti lakukan adalag uji coba terbatas. Uji coba
terbatas ini bertujuan untuk mengetahui kefektifan dan keefisiensinan produk
dalam mengatasi masalah dan di uji cobakan dengan jumlah siswa yang
terbatas yaitu dua puluh tujuh siswa kelas II SD Negeri Kentungan. Uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dilakukan selama empat hari untuk mengetahui kelayakan kualitas produk yang
telah dikembangkan oleh peneliti.
7. Revisi Produk
Setelah melakukan uji coba produk secara terbatas pada dua puluh tujuh
siswa SD Negeri Kentungan, maka dapat diketahui kinerja produk yang dibuat.
Langkah selanjutnya yaitu merevisi desain produk mengenai kelemahan yang
telah didapatkan.
C. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kentungan Yogyakarta yang
beralamatkan di Jalan Kaliurang KM 6,5 Condongcatur, Depok, Sleman,
Yogyakarta.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah guru kelas II SD Negeri Kentungan tahun
2018/2019.
3. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini yaitu pengembangan perangkat pembelajaran inovatif
dalam sub tema Bermain di Lingkungan Rumah.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama bulan terhitung pada bulan April 2018
sampai bulan Januari 2019. Penelitian ini diawali dengan analisis kebutuhan
hingga penyelesaian laporan skripsi.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian pengembangan ini menggunakan daftar pertanyaan wawancara,
observasi dan instrumen validasi sebagai instrumen penelitian.
1. Pedoman Wawancara
Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen penelitian berupa
pedoman wawancara. Pedoman wawancara digunakan untuk menganalisis
kebutuhan terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran
inovatif model Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk siswa Kelas II SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 3.1 di bawah ini menjabarkan mengenai daftar-daftar pertanyaan yang
digunakan dalam wawancara.
No Daftar Pertanyaan Wawancara
1 Sejak kapan SD ini menerapkan kurikulum 2013?
2 Apakah bapak atau ibu pernah mengikuti pelatihan Kurikulum SD 2013?
3 Sejauh mana pemahaman bapak/ibu terhadap kurikulum SD 2013?
4 Apakah bapak/ibu sudah mengetahui karakteristik kurikulum SD 2013?
5 Sejauh mana pemahaman bapak/ibu terkait dengan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran?
6 Bagaimana cara bapak/ibu merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran
sesuai dengan kemampuan siswa?
7 Bagaimana cara bapak/ibu menumbuh kembangkan pendidikan karakter
dalam pembelajaran?
8 Apakah bapak/ibu setiap pembelajaran menggunakan RPP dengan model
pembelajaran yang berbeda?
9 Apakah tujuan pembelajaran yang bapak/ibu kembangkan sudah
mengupayakan tercapainya pendidikan karakter?
10 Apakah bapak/ibu mengetahui keterampilan yang harus dikuasai sesuai pada
abad 21 seperti (berfikirkritis, kreatif, kolaborasi, komunikasi)?
11 Apakah dalam pembuatan RPP bapak/ibu sudah merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran terkait dengan keterampilan tersebut (berfikirkritis,
kreatif, kolaboratif, komunikasi)?
12 Apakah pembelajaran dengan ceramah masih mendominasi di kelas?
13 Pernahkah bapak/ibu menggunakan model pembelajaran inovatif yang lain?
Apakah modelnya itu?
14 Apakah ibu/bapak mengetahui pembelajaran inovatif?
15 Kesulitan apa saja yang bapak/ibu alami dalam pembuatan model
pembelajaran inovatif?
16 Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dialami?
17 Apakah contoh perangkat pembelajaran inovatif yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013 sudah tersedia di sekolah bapak/ibu?
18 Apakah bapak/ibu masih perlu bentuk contoh untuk perangkat pembelajaran
inovatif yang mengacu Kurikulum 2013 (model PBL, model inquiri, dan
model pembelajaran kooperatif, model kuantum dsb?
19 Apakah siswa pernah merasa bosan ketika guru menerapkan pembelajaran
inovatif di kelas?
20 Apakah bapak/ibu mempunyai rencana untuk mengembangkan pembelajaran
inovatif agar kedepannya mampu meningkatkan prestasi belajar siswa ?
21 Menurut bapak/ ibu apakah perangkat pembelajaran inovatif penting jika
diterapkan dalam proses pembelajaran dewasa ini?
22 Apakah bapak/ibu sudah mengetahui jenis belajar taksonomi bloom yang
sudah direvisi?
Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara Analisis Kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
2. Pedoman Observasi
Observasi bertujuan untuk memperoleh hasil pengamatan di lapangan,
sehingga peneliti memperoleh pertimbangan untuk menilai kualitas produk
yang akan dikembangkan. Observasi dilakukan di SD Negeri Puren dan SD
Negeri Kentungan. Tabel 3.2 di bawah ini penjabaran mengenai kisi-kisi
observasi guru dan tabel 3.3 penjabaran mengenai kisi-kisi observasi siswa.
No Daftar Pernyataan Ya Tidak
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1. Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
2. Guru melakukan presensi kepada siswa
3. Guru menggunakan apersepsi untuk menuju materi yang
akan diajarkan sebagai pengantar memulai pelajaran
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
5. Guru memberikan motivasi
Kagiatan Inti
6. Guru menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan
uraian kegiatan
7. Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang
materi yang akan dipelajari
8. Guru menggunakan media pembelajaran dan sumber
pembelajaran dengan tepat
9. Guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi
dan karakteristik siswa
10. Guru menggunakan model yang sesuai dengan materi
dan karakteristik siswa
11. Guru menerepkan 5M pada siswa
12. Guru menggunakan bahasa baku yang baik
13. Guru menggunakan artikulasi dan volume yang jelas
14. Guru menggunakan pakaian yang rapi dan berwibawa
15. Guru memusatkan perhatian siswa saat proses
pembelajaran dengan cara verbal dan non-verbal
16 Guru tidak berpaku pada satu tempat
17. Guru memberikan contoh pada siswa pada kehidupan
sehari-hari
18. Guru memberikan apresiasi kepada siswa
19. Guru menggunakan sumber pembelajaran berbasis
teknologi pada pembelajaran
20. Guru dapat mengkonsidikan kelas dengan baik
21. Guru menekankan pendidikan karakter pada siswa
22. Guru membuat suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik
23. Guru sebagai fasilitator pada proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Kegiatan Penutup
24. Guru membuat ringkasan secara lisan
25. Guru membuat ringkasan secara tertulis
26. Guru menunjukkan sumber lain
27. Guru melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan
28. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum
berpartisipasi aktif
29. Guru memberikan evaluasi kepada siswa
30. Guru memberikan tindak lanjut mengenai pembelajaran
yang disampaikan
Tabel 3.2 Pedoman Instrumen Observasi Guru
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Siswa berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran
2. Siswa memberikan umpan balik apersepsi dari guru
3. Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan materi
4. Siswa mengajukan pertanyaan
5. Siswa mampu bekerjasama pada saat kegiatan
berkelompok
6. Siswa mampu mengkomunikasi hasil diskusi
7. Siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran
8. Siswa memahami penjelasan yang telah disampaikan
guru
9. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara lisan
10. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara tertulis
Tabel 3.3 Pedoman Instrumen Observasi Siswa
3. Instrumen Validasi
Lembar instrumen validasi digunakan untuk menentukan kelayakan
produk yang akan dikembangkan. Instrumen validasi berisi pertanyaan yang
disusun berdasarkan indikator Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang baik untuk melakukan validasi RPP yang telah dibuat oleh peneliti.
Tabel 3.4 di bawah ini penjabaran mengenai kisi-kisi validasi yang digunakan
untuk uji validasi, baik uji validasi oleh ahli dan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
No. Aspek Yang Dinilai
Prota (Program Tahunan)
1 Prota memuat komponen identitas yang lengkap (kelas, satuan pendidikan,
tahun pelajaran).
2 Prota memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, alokasi waktu).
3 Jumlah jam efektif (16 minggu) sesuai dengan jumlah minggu efektif, jumlah
alokasi waktu sama dengan total jam pelajaran dalam satu tahun.
4 Proporsi pembagian waktu setiap tema dan sub tema sesuai.
Prosem (Program Semester)
1 Prosem memuat komponen identitas yang lengkap (kelas, semester, satuan
pendidikan, tahun pelajaran).
2 Prosem memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, pembelajaran, bulan,
alokasi waktu).
3 Materi pokok sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD), serta alokasi waktu yang digunakan proporsional.
Silabus
1 Silabus memuat identitas sekolah, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar
(KD), dan tema/subtema.
2 Silabus memuat materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar.
3. Keterkaitan antar komponen dalam silabus sesuai.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1 Kejelasan dan kelengkapan Identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, semester,
tema/subtema/ pembelajaran ke-, alokasi waktu/ hari dan tanggal).
2. Kesesuaian rumusan indikator dengan KI dan KD.
3. Tujuan pembelajaran (kesesuaian tujuan dengan indikator, kata kerja dapat
diukur, mencakup komponen A (Audience), B (Behavior), C (Condition), D
(Degree).
4. Materi Pembelajaran (kesesuaian materi pembelajaran dengan KD dan
indikator, susunan materi yang sistematis, kelengkapan materi pembelajaran).
5. Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku yang dapat
diamati dan diukur.
6. Strategi Pembelajaran (pendekatan, model, metode; langkah-langkah
pembelajaran; dan tahapan kegiatan pembelajaran; serta penerapan
pembelajaran saintifik) sesuai.
7. Pemilihan media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan kondisi
kelas).
8. Pemilihan sumber belajar (bahan cetak, lingkungan sekitar dan internet).
9. Evaluasi (mencakup aspek sikap, pengetahuan, keterampilan, kesesuaian
evaluasi dengan tujuan atau indikator, komponen penilaian lengkap,
perencanaan kegiatan pengayaan, dan remedial)
10. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada indikator (C4-C6 /
HOTS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
11. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan makna model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) / model Problem Based
Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah).
12. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)/ model Problem
Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah).
13. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintaks (langkah-langkah)
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)/ model
Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah).
14. Mengembangkan 5M dalam kegiatan inti yaitu : mengamati, menanya,
mencoba, menalar dan mengkomunikasikan.
15. Mengembangkan 4 ketrampilan dasar belajar abad 21 4C yaitu berpikir kritis
(critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kerjasama
(collaborative), dan komunikasi (communicative).
16. Kelengkapan instrumen evaluasi (soal, kunci, rubrik pedoman penskoran).
Media Pembelajaran
1 Kesesuaian jenis media dengan kompetensi yang harus dicapai, materi yang
dibahas, strategi pembelajaran yang dipilih, karakteristik siswa, media terlihat
atau terdengar dengan jelas (gambar, video, audio, animasi).
2 Keterbacaan tulisan jenis dan ukuran, keruntutan penyajian materi,
kelengkapan materi, kesederhanaan dalam menyajikan materi, dan tingkat
kemudahan dalam penggunaan media.
3 Keharmonisan tata letak dan warna media, tingkat antusiasme siswa dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan media, kebenaran dalam menggunakan
kaidah bahasa, efektivitas gambar/ ilustrasi/ animasi/ video dalam penjelasan
konsep, dan kesesuaian media dengan materi.
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
1 LKPD disajikan secara sistematis, merupakan materi atau tugas yang esensial,
setiap kegiatan yang disajikan mempunyai tujuan yang jelas, penyajian LKPD
dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi, kegiatan yang disajikan dapat
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
2 Kelayakan isi ( sesuai dengan KI & KD, sesuai kemampuan siswa, sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan, keterkinian materi).
3 Kelayakan bahasa (kalimat dengan kaidah Bahasa Indonesia, penggunaan tanda
baca sesuai, struktur kalimat mudah dipahami, mendorong siswa untuk
berfikir kritis, kemultitafsiran kalimat).
4 Kelayakan kegiatan (pemberian pengalaman langsung dalam LPKD,
pengidentifikasian hasil temuan dalam LKPD, perencanaan kerja ilmiah dalam
LKPD, pelaksanaan kerja ilmiah dalam LKPD).
5 Kelayakan tampilan (daya tarik sampul/ cover LKPD, kesesuaian huruf yang
digunakan dalam LKPD, keseimbangan komposisi/ judul dan logo LKPD).
6 Kelayakan penyajian (kemudahan langkah-langkah dalam kegiatan LKPD,
penyajian materi LKPD yang disertai obyek langsung, penempatan siswa dalam
LKPD dalam subyek belajar).
Bahasa
1 Penggunaan bahasa sesuai dengan PUEBI (Panduan Umum Ejaan Bahasa
Indonesia).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2 Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
3 Bahasa yang digunakan komunikatif.
4 Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dimengerti.
5 Kejelasan petunjuk/arahan.
Tabel 3.4 Pedoman Validasi Uji Validasi Pakar dan Guru.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah awal sebelum melakukan penelitian
yang bertujuan untuk mendapatkan analisis kebutuhan. Teknik pengumpulan data
yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Peneliti
melakukan wawancara dan observasi dengan guru kelas II SD Negeri Puren dan SD
Negeri Kentungan sebagai pelaksana Kurikulum 2013 guna untuk mengetahui
analisis kebutuhan terhadap perangkat pembelajaran inovatif. Wawancara
dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara terstruktur dan
menggunakan pedoman wawancara khusus. Sedangkan observasi pada penelitian
ini digunakan peneliti untuk menilai kualitas produk yang akan dikembangkan
dalam penelitian. Observasi disusun berdasarkan indikator penilaian untuk
membantu peneliti dalam melakukan mengembangkan perangkat pembelajarannya.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data berfungsi untuk mengetahui produk yang dihasilkan sudah
sesuai dengan kebutuhan saat ini atau belum. Data yang diperoleh dari uji coba
diklasifikasikan menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif berupa komentar dan sara yang diberikan pakar pembelajaran inovatif,
guru kelas II SD Negeri Kentungan. Data kuantitatif diperoleh dari menghitung
skor yang diberikan sebagai penilaian akan perangkat pembelajaran inovatif.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif didapatkan melalui hasil wawancara dengan para guru kelas
II Sekolah Dasar sebagai pelaksana Kurikulum 2013 untuk menganalisis
kebutuhan yang ada. Selain itu, data kualitatif juga didapat dari komentar, kritik
dan saran yang dikemukanan oleh pakar dan guru kelas II Sekolah Dasar
pelaksana Kurikulum 2013 yang telah memvalidasi produk penelitian. Komentar
tersebut diperoleh dari para ahli guna mengetahui kelayakan perangkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pembelajaran terpadu. Data dianalisis sebagai dasar untuk mengetahui
kelayakan produk yang dihasilkan.
2. Data Kuantitatif
Data berupa skor dari penelitian dua validator ahli dan satu guru kelas II
Sekolah Dasar. Data yang dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian kuisioner
yang diubah menjadi interval. Langkah awal yang akan peneliti lakukan yaitu
menghitung rata-rata hasil instrumen yang telah dinilai dengan rumus sebagai
berikut:
Skala penilaian terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu
skor 5 (sangat baik), skor 4 (baik), skor 3 (cukup), skor 2 (kurang baik), skor 1
(sangat kurang baik). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi
dua data kualitatif skala lima dengan acuan dari (Sukardjo, 2008: 101) yang
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.5 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima
jumlah skor yang didapat
Rata-rata =
jumlah item keseluruhan
Interval Skor Kategori
X>Xi + 1,80 Sbi Sangat baik
Xi + 0,60 SBi< X≤ Xi + 1,80 Sbi Baik
Xi - 0,60 SBi< X≤ Xi + 0,60 Sbi Cukup
Xi - 1,80 SBi< X≤ Xi + 0,60 Sbi Kurang
X≤ Xi – 1,80 Sbi Sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Keterangan :
Rerata ideal ( x i ) : 1
2 (skor maksimal ideal + skor
minimal)
Simpangan baku ideal (SBi) : 1
6 (skor maksimal ideal – skor
minimal)
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi diatas perhitungan data-data kuantitatif
dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif dengan menerapkan rumus
konversi tersebut. Penentuan rumus kuantitatif pengembangan ini diterapkan
dengan konversi sebagai berikut :
Diketahui :
Skor maksimal ideal : 5
Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal ( x i ) : 1
2 (5+1) = 3
Simpangan baku ideal : 1
6(5-1) = 0,67
Ditanyakan :
Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup, kurang baik, sangat kurang
baik.
Jawaban :
Kategori sangat baik = X > x i + 1,80SBi
= X > 3 + (1,80 . 0,67)
= X > 3 + (1,21)
= X > 4,21
Kategori baik = x i + 0,60SBi< X ≤ x i + 1,80 SBi
= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 .0,67)
= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)
= 3,40< X ≤ 4,21
Kategori cukup baik = x i – 0,60SBi< X ≤ x i + 0,60 SBi
= 3- (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
= 3 – (0,40) < X ≤ 3 + (0,40)
= 2,60< X ≤ 3,40
Kategori kurang baik = x i – 1,80SBi< X ≤ x i – 0,60 SBi
= 3 – (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 – (0,60 . 0,67)
= 3 – (1,21) < X ≤ 3 – (0,40)
= 1,79< X ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik = X ≤ x i – 1,80SBi
= X ≤ 3 – (1,80 . 0,67)
= X ≤ 3 – (1,21)
= X ≤ 1,79
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi
data kualitatif skala lima sebagai berikut :
Interval skor Kriteria
X > 4,21 Sangat baik
3,40< X ≤ 4,21 Baik
2,60< X ≤ 3,40 Cukup
1,79< X ≤ 2,60 Kurang
X ≤ 1,79 Sangat kurang
Tabel 3.6 Kriteria Skor Skala Lima
Hasil dari perhitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan dicari rerata
skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data
kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala
lima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
G. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian pengembangan produk perangkat pembelajaran
inovatif mengacu Kurikulum SD 2013 dijabarkan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.7 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Ap
ril
Mei
Ju
ni
Ju
li
Agu
stu
s
Sep
tem
ber
Ok
tob
er
Novem
ber
Des
emb
er
Jan
uari
Feb
ruari
1 Wawancara analisis
kebutuhan √
2 Pengumpulan data √
3 Pembuatan Desain Produk √ √ √
4 Validasi Produk √ √
5 Revisi Produk √ √
6 Uji Coba Terbatas √
7 Revisi Produk Akhir √ √
8 Analisis Data √ √ √
9 Ujian Skripsi √
10 Revisi Akhir √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi uraian hasil penelitian dan pembahasan mengenai produk
perangkat pembelajaran inovatif . Bagian-bagian yang akan dijelaskan dalam bab ini
adalah analisis kebutuhan, deskripsi produk awal, data uji coba dan revisi produk,
kajian produk akhir dan pembahasan.
A. Analisis Kebutuhan
Perangkat pembelajaran inovatif yang dikembangkan berdasarkan analisis
kebutuhan peneliti. Peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan data
analisis kebutuhan yang diperlukan oleh peneliti. Wawancara dilakukan kepada
guru kelas II SD Negeri Puren yaitu dengan Ibu Dina pada hari Jumat tanggal 20
April 2018. Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas IIB SD Negeri
Kentungan yaitu dengan Ibu Tutut pada hari Rabu 25 April 2018. Wawancara dan
observasi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya fakta dan masalah
yang ada di lapangan yang berkaitan dengan perangkat pembelajaran inovatif
yang mengacu kurikulum 2013. Dari data hasil wawancara dan observasi ini akan
dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan perangkat pembelajaran inovatif
khususnya pada model Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis
Masalah) dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT). Berikut akan dijabarkan data hasil wawancara yang telah dilakukan oleh
peneliti.
1. Data Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan yang peneliti lakukan yaitu mengenai produk
perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu kurikulum 2013. Peneliti
melakukan wawancara dengan berpedoman pada dua puluh dua butir
pertanyaan. Berikut hasil data wawancara dengan Ibu Dina guru kelas II SD
Negeri Puren dan Ibu Tutut guru kelas IIB SD Negeri Kentungan.
Butir pertanyaan yang pertama adalah mengenai penerapan kurikulum
2013 di SDN Puren dan SDN Kentungan. Hasil wawancara menyatakan bahwa
SDN Puren dan SDN Kentungan ini sama-sama sudah menerapkan kurikulum
2013 pada tahun ajaran 2016/2017. Penerapan Kurikulum 2013 diawali oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dua kelas yaitu kelas I dan kelas IV, setelah itu ditahun berikutnya menerapkan
Kurikulum 2013 di kelas-kelas lainnya.
Butir pertanyaan kedua adalah mengenai pelatihan kurikulum SD 2013
yang sudah pernah diikuti. Berdasarkan pertanyaan tersebut, Ibu Dina dan Ibu
Tutut memberikan jawaban yang sama bahwa beliau pernah mengikuti
pelatihan Kurikulum 2013 atau mengikuti diklat pada tahun 2017. Kedua guru
melaksanakan diklat untuk memahami lebih lanjut mengenai penerapan
Kurikulum SD 2013.
Butir pertanyaan ketiga tentang sejauh mana pemahaman guru tentang
kurikulum SD 2013. Hasil wawancara menyatakan bahwa Ibu Dina sudah
mengetahui Kurikulum SD 2013, mata pelajaran dalam Kurikulum 2013
berbasis tema. Pada setiap tema menggabungkan beberapa mata pelajaran yang
saling berkairan atau berhubungan. Ibu Tutut juga sudah mengetahui
mengetahui Kurikulum SD 2013 yang menekankan pendekatan saintifik.
Butir pertanyaan keempat tentang karakteristik kutrikulum SD 2013 yang
telah diketahui. Ibu Dina menyatakan bahwa mengetahui karakteristik
Kurikulum 2013, guru juga menyebutkan karakteristiknya diantaranya:
menggunakan pembelajaran terpadu, menggunakan pendekatan saintifik,
pendidikan karakter, penilaian otentik. Ibu Tutut menyatakan bahwa
karakteristik Kurikulum SD 2013 adalah pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa agar lebih aktif, dan juga sering berkomunikasi
dengan orang tua.
Butir pertanyaan kelima mengenai sejauh mana pemahaman terkait
pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Ibu Dina dan Ibu Tutut berpendapat
sama bahwa siswa diberi kesempatan untuk berani bertanya, mengamati,
mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.
Butir pertanyaan keenam adalah mengenai cara merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa. Ibu Dina merumuskan
indikator dan tujuan pembelajaran mengambil dari buku guru dan mencari RPP
di internet. Ibu Tutut merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran dengan
mengutip dari buku guru yang sudah sesuai dengan KI dan KD. Apabila dirasa
kurang guru juga menambahkannya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Butir pertanyaan yang ketujuh tentang cara menumbuh kembangkan
pendidikan karakter dalam pembelajaran. Ibu Dina menyatakan bahwa setiap
pembelajaran dikelas selalu mengajarkan kepada siswa sikap jujur, disiplin,
dan menghargai orang lain. Ibu Tutut menyatakan dengan menyelipkan dalam
pembelajaran yaitu nilai-nilai religiusitas, nasionalis, kejujuran, disiplin, dan
mandiri.
Butir pertanyaan kedelapan mengenai setiap pembelajaran dikelas apakah
guru menggunakan RPP dengan model pembelajaran yang berbeda. Ibu Dina
dan Ibu Tutut menyatakan bahwa guru terkadang memakai model
pembelajaran yang berbeda-beda.
Butir pertanyaan kesembilan mengenai tujuan pembelajaran yang
dikembangkan apa sudah mengupayakan ketercapainya pendidikan karakter.
Ibu Dina dan Ibu Tutut menyatakan bahwa sudah mengupayakan pendidikan
katakter pada tujuan pembelajaran.
Butir pertanyaan yang kesepuluh adalah pengetahuan mengenai
keterampilan yang harus dikuasai sesuai pada abad 21 seperti (berpikir kritis,
kreatif, kolaboratif, komunikasi). Ibu Dina dan Ibu Tutut menyatakan bahwa
beliau belum mengetahui mengenai keterampilan abad 21.
Butir pertanyaan kesebelas mengenai pembuatan RPP dengan
merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran yang terkait dengan
keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, komunikasi. Ibu Dina
menyatakan bahwa beliau belum pernah menggunakan keterampilan abad 21
dan beliau juga kurang mengerti apa itu keterampilan abad 21. Ibu Tutut
menyatakan bahwa beliau belum menggunakan keterampilan di abad 21, dan
guru hanya mengambil dari buku guru saja.
Butir pertanyaan kedua belas tentang pembelajaran dengan metode
ceramah masih mendominasi di kelas. Ibu Dina dan Ibu Tutut menyatakan hal
yang sama bahwa pembelajaran ceramah masih digunakan tapi tidak selalu
menggunakan pembelajaran ceramah dan tidak terus menerus.
Butir pertanyaan ketiga belas adalah mengenai model pembelajaran
inovatif yang digunakan saat pembelajaran di kelas. Ibu Dina menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
bahwa beliau pernah memakai inkuiri kan tetapi tidak sering. Ibu Tutut
menyatakan bahwa beliau pernah memakan STAD dan inkuiri.
Butir pertanyaan keempat belas mengenai pembelajaran inovatif yang
diketahui. Ibu Dina dan Ibu Tutut menyatakan bahwa beliau sudah sedikit
mengetahui pembelajaran inovatif, akan tetapi belum melakukannya secara
maksimal.
Butir pertanyaan kelima belas adalah tentang kesulitan apa yang dialami
dalam pembuatan model pembelajaran inovatif. Ibu Dina menyatakan bahwa
pengetahuannya maih kurang dalam menyusun RPP menggunakan model
pembelajaran inovatif. Ibu Tutut menyatakan bahwa pengetahuan dan
penguasaan teknologi masih kurang dalam pembuatan model pembelajaran
inovatif.
Butir pertanyaan keenam belas adalah cara mengatasi kesulitan yang
dialami dalam pembuatan model pembelajaran inovatif. Ibu Dina dan Ibu Tutut
menyatakan bahwa cara mengatasi kesulitannya adalah dengan bertanya
dengan para guru-guru dan belajar dari internet.
Butir pertanyaan ketujuh belas adalah mengenai ketersediaan contoh
perangkat pembelajaran inovatif yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013
yang ada di sekolah. Ibu Dina dan Ibu Tutut menyatakan bahwa di sekolah
belum tersedia contih perangkat pembelajaran inovatif yang sesuai dengan
karakteristik Kurikulum 2013.
Butir pertanyaan kedelapan belas mengenai kebutuhan guru terhadap
perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013. Ibu Dina dan
Ibu Tutut menyatakan bahwa beliau perlu contoh perangkat pembelajaran
inovatif yang mengacu Kurikulum 2013.
Butir pertanyaan kesembilan belas adalah penerapan pembelajaran
inovatif di kelas. Ibu Dina menyatakan bahwa ketika guru mengajar siswa juga
terkadang ada yang tidak mau untuk diajak untuk berdiskusi kelompok, akan
tetapi guru selalu berusaha agar siswa juga bisa belajar bersama-sama dengan
temannya tanpa memilih teman. Ibu Tutut menyatakan bahwa siswa tidak
merasa bosan apabila guru juga berusaha mendesain pembelajaran inovatif
dengan menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Butir pertanyaan kedua puluh mengenai rencana mengembangkan
pembelajaran inovatif agar kedepannya mampu meningkatkan prestasi belajar
siswa. Ibu Dina dan Ibu Tutut menyatakan bahwa guru ingin sekali untuk
mengembangkan pembelajaran inovatif supaya siswa juga dapat belajar
dengan menyenangkan dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Butir pertanyaan kedua puluh satu yaitu pentingnya perangkat
pembelajaran inovatif jika diterapkan dalam proses pembelajaran. Ibu Dina dan
Ibu Tutut menyatakan bahwa pembelajaran inovatif sangat penting untuk
diterapkan disekolah ataupun dikelas untuk membantu siswa belajar dengan
aktif.
Butir pertanyaan yang terakhir atau yang kedua puluh dua mengenai
pengetahuan jenis belajar taksonomi bloom yang sudah direvisi. Ibu Dina
menyatakan bahwa beliau mengetahui jenis belajar taksonomi bloom, akan
tetapi beliau belum mengetahui jika ada yang sudah direvisi. Ibu Tutut
menyatakan bahwa beliau pernah mengetahui jenis belajar taksonomi bloom
dan beliau sudah lupa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II SD Negeri Puren
dan SD Negeri Kentungan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru sudah
cukup memahami mengenai kurikulum SD 2013. Penyusunan indikator dan
tujuan pembelajaran guru hanya mengikuti indikator dan tujuan yang sesuai
dengan buku tema, tetapi guru juga mengembangkan sesuai dengan
kemampuan siswa. Pemahaman guru mengenai pembelajaran inovatif juga
masih belum paham sehingga guru mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas dan mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu
Kurikulum SD 2013.
Guru sudah melaksanakan pembelajaran yang mengacu kurikulum SD
2013 akan tetapi masih menemukan kesulitan. Guru masih sangat memerlukan
contoh perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013. Melalui
contoh perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013 dapat
memberikab inspirasi kepada guru mengenai penyusunan perangkat
pembelajaran yang mudah dijalankan dan menjadikan suasana pembelajaram
di kelas lebih efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B. Deskripsi Produk Awal
Setelah melakukan analisis kebutuhan yang sebagai dasar dalam menyusun
perangkat pembelajaran inovatif, langkah selanjutnya adalah pembuatan produk
perangkat pembelajaran inovatif. Peneliti melakukan beberapa langkah dalam
pengembangan perangkat pembelajaran inovatif. Peneliti mengembangkan
perangkat pembelajaran inovatif kelas II Tema 2 Bermain di Lingkunganku dan
Subtema 1 Bermain di Lingkungan Rumah mengacu Kurikulum 2013 yang terdiri
dari (1) Program Tahunan (Prota), (2) Program Semester (Prosem), (3) Silabus, (4)
Enam set Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Langkah awal yang peneliti
lakukan adalah menentukan kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam setiap
pembelajaran dengan pedoman pada buku guru dan buku siswa kelas II tema 2
Bermain di Lingkunganku revisi 2017. Peneliti menentukan indikator dan membuat
pemetaan secara keseluruhan dalam satu subtema. Langkah selanjutnya yaitu
membuat program tahunan (prota), program semester (prosem), silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) berdasarkan
indikator dan tujuan pada setiap muatan pelajaran. Kemudian peneliti membuat
lampiran yang berisikan materi pembelajaran, media pembelajaran, Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD), instrumen penilaian, lembar soal evalusai, lembar kunci
jawaban, lembar refleksi, lembar pengayaan, lembar remidial, dan sintaks model
pembelajaran yang digunakan.
1. Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Prosem)
Program Tahunan (Prota) merupakan program umum tematik terpadu
untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru. Program Tahunan digunakan
sebagai rencana umum pelaksanaan pembelajaran muatan mata pelajaran setelah
diketahui kepastian jumlah jam pelajaran efektif dalam satu tahun. Program
tahunan perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun
pelajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program
berikutnya, yakni Program Semester, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Langkah awal peneliti lakukan ketika membuat prota yaitu
dengan pedoman kepada buku guru dan buku siswa kelas II tema 2 Bermain di
Lingkunganku revisi 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Program Semester (Prosem) merupakan penjabaran dari program tahunan
sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program
tahunan. Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang
hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester gasal. Penyusunan prosem
dapat disesuaikan dengan kalender pendidikan.
2. Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus juga
merupakan pedoman yang digunakan dalam proses pembelajaran yang
dikembangkan dalam RPPTH. Pendekatan yang dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran adalah tematik terpadu dan pendekatan saintifik. Silabus disusun
secara sistematisa dan berisikan komponen yang saling berhubungan untuk
memenuhi kompetensi dasar yang ingin dicapai antara lain: (1) identitas sekolah;
(2) muatan pelajaran; (3) kompetensi inti dan kompetensi dasar; (4) kegiatan
pembelajaran; (5) teknik penilaian dan intrumen penilaian; (6) alokasi waktu; (7)
sumber belajar.
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian merupakan rencana
kegiatan yang menggambarkan prosedur pembelajaran untuk mnecapai
kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. RPPTH juga disusun
secara sistematis sesuai dengan pendekatan integratir dan pendekatan saintifik
yang telah telah digunakan oleh peneliti dalam mengembangkan produk
perangkat pembelajaran. Komponen-komponen RPPTH terdiri dari antara lain:
(1) identitas sekolah; (2) kompetensi inti; (3) kompetensi dasar; (4) indikator;
(5) tujuan pembelajaran; (6) materi pembelajaran; (7) pendekatan, metode, dan
model pembelajaran; (8) media, alat, dan sumber belajar; (9) langkah-langkah
kegiatan pembelajaran; (10) penilaian (11) lampiran-lampiran.
RPPTH dibuat untuk enam pembelajaran dalam satu subtema.
Pembelajaran pertama sampai pembelajaran enam memiliki alokasi waktu 5 JP
(5x35 menit) yang terdiri dari 2 penggalan. RPPTH ini memiliki kelebihan yaitu
memiliki desain yang dibuat secara terperinci namun sederhana sehingga dapat
mudah dipahami dan digunakan guru untuk kegiatan pembelajaran. Setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
pembelajaran dibuat sesuai dengan sintaks dalam model pembelajaran yang
digunakan dan berfungsi untuk mengaktifkan siswa saat kegiatan pembelajaran
sehingga peran guru hanya sebagai fasilitator. Penilaian otentik yang dibuat juga
sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPPTH.
Lembar kerja peserta didik (LKPD) juga merupakan salah satu lampiran
didalam RPPTH. LKPD dikembangkan dalam penelitian ini adalah lembar kerja
untuk siswa kelas II SD yang mengaci pendekatan tematik integratif dan
pendekatan saintifik kurikulum SD 2013. LKPD ini berisi rangkuman materi
yang telah dipelajari siswa dan dipahami siswa dengan baik serta sesuai dengan
kompetensi dan tujuan yang telah dibuat. Kegiatan pembelajaran dalam LKPD
dibuat semenarik mungkin agar siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran.
Pendidikan karakter juga diterapkan dalam kegiatan pembelajaran seperti sikap
percaya diri, bertanggung jawab, disiplin, dan sikap spiritual. Lembar kerja
peserta didik memuat tujuan pembelajatan, materi pokok, soal latihan, dan
kegiatan yang dilakukan siswa.
Di dalam LKPD juga terdapat Post Test, refleksi, soal pengayaan, dan
lembar remidial. Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam LKPD sesuai
dengan kegiatan yang telah dijabarkan dalam RPPTH. Post Test dilakukan pada
akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Selain itu Post Test pada akhir
pembelajaran juga terdapat refleksi. Pada bagian refleksi siswa dapat
menyimpulkan materi yang telah didapatkan dan dipahami pada kegiatan
pembelajaran, selain itu siswa juga dapat mengungkapkan perasaan dan sikap
yang telah dilakukan pada kegiatan pembelajaran. Dalam LKPD juga terdapat
lembar kerjasama dengan orang tua (Lembar Pengayaan). Lembar pengayaan
bertujuan untuk mengajak orang tua untuk ikut berperan penting dalam kegiatan
belajar siswa dan ikut perperan penting dalam tugas siswa di rumah.
Intrumen penilaian juga merupakan lampiran dalam RPPTH yang berisi
panduan penilaian masing-masing muatan pelajaran dengan menggunakan
penilaian otentik. Penilaian untuk ranah sikap spiritual berisikan penilaian sikap,
kepercayaan dan rasa syukur siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Penilaian
untuk ranah afektif berisikan tentang sikap siswa selama kegiatan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
berlangsung yang sesuai dengan indikator dan tujuan yang ingin dicapai
berdasarkan pengamatan guru. Penilaian untuk ranah kognitif berisikan tentang
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan tes lisan, tes tertulis, dan
penugasan. Penilaian untuk ranah kognitif berisikan tentang penilaian kinerja
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian-penilaian yang telah dijabarkan
tersebut memiliki pedoman masing-masing penilaian seperti rubrik penilaian
atau kriteria, Post Test serta kunci jawaban.
C. Validasi Ahli dan Revisi Produk
Produk awal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)
yang telah dibuat oleh peneliti diberikan kepada pakar pembelajaran inovatif yaitu
satu orang mahasiswa Program Profesi Guru (PPG) dan satu orang guru kelas II
Sekolah Dasar untuk divalidasi. Validasi ini bertujuan untuk mengetahui kualitas
dan kelayakan perangkat pembelajaran inovatif yang telah dikembangkan.
1. Data Validasi Pakar Pembelajaran Inovatif
Pakar pembelajaran inovatif yang menjadi validator adalah satu orang
mahasiswa Program Profesi Guru (PPG) yaitu Bapak A dan satu orang guru
kelas II Sekolah Dasar yaitu Ibu T. Validasi dilakukan sebanyak satu kali
pada bulan Juni. Validator dapat memberikan saran dan kritik yang dapat
dijadikan acuan dalam pelaksanaan revisi produk. Validator juga dapat
memberikan skor penelitian dari skala 1 sampai 5. Lembar instrumen validasi
terdapat aspek penilaian yang terdapat dalam pengembangan perangkat
pembelajaran inovatif yang peneliti kembangkan antara lain: (1) Prota
(Program Tahunan); (2) Prosem (Program Semester); (3) silabus; (4) RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (5) media pembelajaran; (6) Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD); (7) penggunaan bahasa yang baik dan benar
sesuai PUEBI.
Berdasarkan hasil validasi dari ketujuh aspek penilaian, 3 (tiga) set
perangkat pembelajaran inovatif dengan menggunakan model Problem Based
Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) yang dilakukan oleh validator
pakar pembelajaran inovatif Bapak A, maka validator memberikan rerata
skor 3,96 dengan kategori “baik”. Validator Bapak A juga memberikan rerata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
skor 4,01 dengan kategori “baik” dari 3 (tiga) set perangkat pembelajaran
inovatif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT). Validator memberikan masukan bahwa produk yang
dibuat dinyatakan layak untuk digunakan/ uji coba lapangan dengan revisi
sesuai saran.
Validator pakar pembelajaran inovatif Bapak A memberikan komentar
untuk beberapa komponen diantaranya yaitu: (1) materi pokok sesuai dengan
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), serta alokasi waktu yang
digunakan proporsional; (2) silabus memuat identitas sekolah, kompetensi
inti (KI), kompetensi dasar (KD), dan tema/subtema; (3) kesesuaian rumusan
indikator dengan KI dan KD; (4) rumusan tujuan hanya mengandung 1 jenis
tingkah laku yang dapat diamati dan diukur; (5) pemilihan media
pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan kondisi kelas); (6) evaluasi
(mencakup aspek sikap, pengetahuan, keterampilan, kesesuaian evaluasi
dengan tujuan atau indikator, komponen penilaian lengkap, perencanaan
kegiatan pengayaan, dan remidial); (7) kelengkapan instrumen evaluasi (soal,
kunci, rubrik pedoman penskoran); (8) kesesuaian jenis media dengan
kompetensi yang harus dicapai, materi yang dibahas, strategi pembelajaran
yang dipilih, karakteristik siswa, media terlihat atau terdengar dengan jelas
(gambar, video, audio, animasi); (9) LKPD disajikan secara sistematis,
merupakan materi atau tugas yang esensial, setiap kegiatan yang disajikan
mempunyai tujuan yang jelas, penyajian LKPD dilengkapi dengan gambar
ilustrasi, kegiatan yang disajikan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa;
(10) penggunaan bahasa sesuai dengan PUEBI (Panduan Umum Ejaan
Bahasa Indonesia).
Komentar yang diberikan yaitu: (1) materi pokok belum disertakan; (2)
kompetensi inti (KI) belum disertakan dalam silabus; (3) rumuskan indikator
dengan menggunakan kalimat yang efektif; (4) masih ada rumusan tujuan
yang memuat lebih dari 1 jenis tingkah laku; (5) belum ada media konkrit; (6)
soal evaluasi diperbaiki dan komponen penilaian dilengkapi komponrn
penilaiannya; (7) pedoman rubrik penskoran dapat disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran; (8) media pembelajaran dapat dikembangkan lagi; (9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
kegiatan dalam LKPD dapat dibuat lebih menarik lagi dan disajikan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai; (10) LKPD masih bisa
ditingkatkan lagi; (11) penggunaan bahasa belum sesuai dengan PUEBI.
Setelah peneliti melalukan revisi berdasarkan saran dan komentar yang
diberikan oleh pakar pembelajaran inovatif, produk yang dikembangakan
kemudian juga divalidasi oleh satu guru kelas II Sekolah Dasar. Validasi
dilakukan pada bulan Juni 2018, adapun aspek yang dinilai dalam intrumen
validasi yang dilakukan guru kelas II Sekolah Dasar meliputi: (1) Prota
(Program Tahunan); (2) Prosem (Program Semester); (3) silabus; (4) RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (5) media pembelajaran; (6) Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD); (7) penggunaan bahasa yang baik dan benar
sesuai PUEBI.
Berdasarkan hasil validasi dari ketujuh aspek penilaian, 3 (tiga) set
perangkat pembelajaran inovatif dengan menggunakan model Problem Based
Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) yang dilakukan validator guru
kelas II Sekolah Dasar yaitu Ibu T, maka validator memberikan rerata 4,2
dengan kategori “baik”. Validator Ibu T juga memberikan rerata skor 4,20
dengan katergori “baik” dari 3 (tiga) set perangkat pembelajaran inovatif
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT). Validator memberikan masukan bahwa produk yang dibuat
dinyatakan layak untuk digunakan/ uji coba lapangan dengan revisi sesuai
saran.
Validator guru kelas II Sekolah Dasar Ibu T memberikan komentar
untuk beberapa komponen diantaranya yaitu: (1) prosem memuat komponen
yang lengkap (tema, subtema pembelajaran, bulan, alokasi waktu; (2)
rumusan tujuan hanya mengandung satu jenis tingkah laku yang dapat diamati
dan diukur; (3) evaluasi (mencakup aspek sikap, pengetahuan, keterampilan,
kesesuaian evaluasi dengan tujuan atau indikator, komponen penilaian
lengkap, perencanaan kegiatan pengayaan, dan remidial); (4) rancangan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan makna model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Head Together (NHT); (5) mengembangkan 5M dalam
kegiatan inti yaitu: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
mengomunikasikan; (6) mengembangkan 4 keterampilan dasar belajar abad
21 4C yaitu: berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creativel
thinking), kerjasama (collaborative), dan komunikasi (communicative); (7)
kesesuaiam jenis media dengan kompetensi yang harus dicapai, materi yang
dibahas, strategi pembelajaran yang dipilih, karakteristik siswa, media terlihat
atau terdengar dengan jelas (gambar, video, audio, animasi); (8) LKPD
disajikan secara sistematis, merupakan materi atau tugas yang esensial, setiap
kegiatan yang disajikan mempunyai tujuan yang jelas, penyajian LKPD
dilengkapi dengan gambar ilustrasi, kegiatan yang disajikan dapat
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa; (9) penggunaan bahasa sesuai dengan
PUEBI (Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
Komentar yang diberikan yaitu: (1) tiga hari pertama adalah PLS
(Pengenalan Lingkungan Sekolah); (2) masih ada 2 jenis tingkah laku dalam
indikator dan tujuan pembelajaran; (3) menambahkan lagi soal yang berpikir
tingkat tinggi HOTS); (4) dalam kegiatan pembelajaran gunakan kalimat
yang lebih efektif; (5) hindari kata guru di awal kalimat (siswa yang aktif);
(6) tambahkan lagi berpikir kritis dan berpikir kreatif dalam kegiatan
pembelajaran; (7) akan lebih baik menambah video pembelajaran yang
sesuai; (8) LKPD masih bisa ditingkatkan kesulitannya; (9) masih ada bahasa/
kata yang belum sesuai PUEBI.
Berdasarkan validasi yang sudah dilakukan oleh validator guru guru
kelas II Sekolah Dasar, terdapat beberapa saran yang diberikan untuk
melakukan revisi produk. Saran yang diberikan validator bervariasi mulai dari
penyusunan prota hingga penyusunan RPPTH beserta lampiran-lampirannya.
Berikut peneliti menjabarkan rangkuman revisi produk berdasarkan komentar
dan saran dari hasil validasi yang telah diberikan guru kelas II pelaksana
Kurikulum 2013. Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh guru
kelas II pelaksana Kurikulum 2013 direvisi sesuai dengan saran yang
diberikan.
Perangkat pembelajaran inovatif yang telah divalidasi oleh kedua pakar
pembelajaran inovatif kemudian direvisi oleh peneliti sesuai dengan saran
yang diberikan. Saran tersebut dujabarkan dalam tabel berikut, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
No Aspek yang Dinilai Komentar Revisi
PROSEM (PROGRAM SEMESTER)
2 Prosem memuat komponen
yang lengkap (tema,
subtema pembelajaran,
bulan, alokasi waktu
Tiga hari pertama
adalah PLS
(Pengenalan
Lingkungan Sekolah)
Mengubah hari
efektif dan
dimulai tanggal
19 Juli 2018.
3 Materi pokok sesuai
dengan kompetensi inti
(KI) dan kompetensi dasar
(KD), serta alokasi waktu
yang digunakan
proporsional.
Materi pokok belum
disertakan.
Menambahkan
materi pokok
sesuai dengan KI
dan KD.
SILABUS
1 Silabus memuat identitas
sekolah, kompetensi inti
(KI), kompetensi dasar
(KD), dan tema/subtema.
KI belum disertakan
dalam silabus.
Menambahkan KI
dalam silabus.
RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)
2 Kesesuaian rumusan
indikator dengan KI dan
KD.
Rumuskan indikator
dengan menggunakan
kalimat yang efektif.
Mengubah
indikator agar
sesuai dengan
KD.
9 Evaluasi (mencakup aspek
sikap, pengetahuan,
keterampilan, kesesuaian
evaluasi dengan tujuan atau
indikator, komponen
penilaian lengkap,
perencanaan kegiatan
pengayaan, dan remidial)
Soal evaluasi
diperbaiki dan
komponen penilaian
dilengkapi.
Memperbaiki
kalimat yang
belum efektif dan
melengkapi
komponen
penilaian.
Menambahkan
soal HOTS sesuai
dengan indikator
dan tujuan
pembelajaran.
Menambahkan lagi
soal yang berpikir
tingkat tinggi HOTS.
14 Mengembangkan 5M
dalam kegiatan inti yaitu:
mengamati, menanya,
mencoba, menalar, dan
mengomunikasikan.
Hindari kata guru
diawal kalimat (siswa
yang aktif)
Mengubah
kalimat menjadi
siswa yang aktif
dalam kegiatan
pembelajaran.
15 Mengembangkan 4
keterampilan dasar belajar
abad 21 4C yaitu: berpikir
kritis (critical thinking),
berpikir kreatif (creativel
thinking), kerjasama
(collaborative), dan
komunikasi
(communicative)
Tambahkan lagi
berpikir kritis dan
berpikir kreatif dalam
kegiatan
pembelajaran.
Menambahkan
kegiatan-kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan
kemampuan
berpikir kritis dan
berpikir kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
No Aspek yang Dinilai Komentar Revisi
16 Kelengkapan instrumen
evaluasi (soal, kunci, rubrik
pedoman penskoran)
Pedoman rubrik
penskoran dapat
disesuaikan dengan
kegiatan
pembelajaran.
Mengubah
pedoman rubrik
penskoran yang
sesuai dengan soal
atau kegiatan
pembelajaran.
MEDIA PEMBELAJARAN
1 Kesesuaian jenis media
dengan kompetensi yang
harus dicapai, materi yang
dibahas, strategi
pembelajaran yang dipilih,
karakteristik siswa, media
terlihat atau terdengar
dengan jelas (gambar,
video, audio, animasi).
Media pembelajaran
dapat dikembangkan
lagi.
Mengubah media
pembelajaran
dengan media
yang lebih
konkret.
LKPD (LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK)
1 LKPD disajikan secara
sistematis, merupakan
materi atau tugas yang
esensial, setiap kegiatan
yang disajikan mempunyai
tujuan yang jelas, penyajian
LKPD dilengkapi dengan
gambar ilustrasi, kegiatan
yang disajikan dapat
menumbuhkan rasa ingin
tahu siswa.
Kegiatan dalam LKPD
dapat dibuat lebih
menarik lagi dan
disajikan sesuai
dengan tujuan
pembelajaran yang
ingin dicapai.
Mengubah soal
sesuai dengan
tujuan
pembelajaran dan
tingkat
kesulitannya.
LKPD masih bisa
ditingkatkan
kesulitannya.
BAHASA
1 Penggunaan bahasa sesuai
dengan PUEBI (Panduan
Umum Ejaan Bahasa
Indonesia).
Masih ada bahasa/ kata
yang belum sesuai
PUEBI
Mengubah
kalimat menjadi
kalimat yang baik
dan benar sesuai
dengan PUEBI. Penggunaan bahasa
belum sesuai denagn
PUEBI
Tabel 4.1 Komentar dan Revisi Pakar Pembelajaran Inovatif model
Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
No Aspek yang Dinilai Komentar Revisi
PROSEM (PROGRAM SEMESTER)
2 Prosem memuat komponen
yang lengkap (tema,
Tiga hari pertama
adalah PLS
Mengubah hari
efektif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
No Aspek yang Dinilai Komentar Revisi
subtema pembelajaran,
bulan, alokasi waktu.
(Pengenalan
Lingkungan Sekolah).
dimulai tanggal
19 Juli 2018.
RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)
5 Rumusan tujuan hanya
mengandung satu (1) jenis
tingkah laku yang dapat
diamati dan diukur.
Masih ada rumusan
tujuan yang memuat
lebih dari 1 jenis
tingkah laku.
Mengganti dan
memilih jenis
tingkah laku yang
sesuai dengan
kemampuan
siswa.
Masih ada 2 jenis jenis
tingkah laku dalam
indikator dan tujuan
pembelajaran.
7 Pemilihan media
pembelajaran (sesuai
dengan tujuan, materi, dan
kondisi kelas).
Belum ada media
konkret.
Menambahkan
media konkret
sesusi dengan
kegiatan
pembelajarannya.
11 Rancangan kegiatan
pembelajaran sesuai
dengan makna model
pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Head
Together (NHT).
Dalam kegiatan
pembelajaran gunakan
kalimat yang lebih
efektif.
Merubah kalimat-
kalimat pada
kegiatan
pembelejaran
lebih singkat dan
jelas.
MEDIA PEMBELAJARAN
1 Kesesuaian jenis media
dengan kompetensi yang
harus dicapai, materi yang
dibahas, strategi
pembelajaranyang dipilih,
karakteristik siswa, media
terlihat atau terdengar
dengan jelas (gambar,
video, audio, animasi).
Akan lebih baik
menambah video
pembelajaran yang
sesuai.
Menambahkan
video
pembelajaran
yang sesui dengan
materi
pembelajaran.
LKPD (LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
No Aspek yang Dinilai Komentar Revisi
1 LKPD disajikan secara
sistematis, merupakan
materi atau tugas yang
esensial, setiap kegiatan
yang disajikan mempunyai
tujuan yang jelas, penyajian
LKPD dilengkapi dengan
gambar dan ilustrasi,
kegiatan yang disajikan
dapat menumbuhkan rasa
ingin tahu siswa.
LKPD masih bisa
ditingkatkan.
Mengganti tugas
dan kegiatan
dalam lembar
kerja yang sesuai
dengan tingkat
kesulitan dan
tingkat
pemahaman
siswa.
BAHASA
1 Penggunaan bahasa sesuai
dengan PUEBI (Panduan
Umum Ejaan Bahasa
Indonesia).
Masih ada bahasa yang
belum sesuai dengan
PUEBI.
Merubah bahasa
sesuai dengan
PUEBI dan
mudah dipahami
oleh siswa.
Tabel 4.2 Komentar dan Revisi Pakar Pembelajaran Inovatif model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
2. Revisi Produk
Berdasarkan hasil validasi pakar pembelajaran inovatif, peneliti dapat
melakukan revisi produk pada bagian Prosem, silabus, RPP, media
pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan penggunaan bahasa
yang baik dan benar. Revisi produk dapat dilakukan sebelum melakukan uji coba
di lapangan. Revisi yang dilakukan pada bagian-bagian sesuai saran yang telah
diberikan oleh pakar pembelajaran inovatif. Pakar pembelajaran inovatif
memberikan komentar untuk memberikam materi pokok yang sesuai dengan KI
dan KD dalam pembuatan prosem, peneliti merevisi prosem untuk
menambahkan materi pokok yang sesuai dengan KI dan KD. Peneliti merevisi
pada bagian identitas dalam silabus.
Peneliti melakukan revisi berupa menambahkan KI dalam didalam silabus
agar lebih jelas dan lengkap. Selanjutnya peneliti juga merevisi bagian RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk mengubah indikator agar sesuai
dengan KD, memperbaiki kalimat yang belum efektif, melengkapi komponen
penilaian, dan mengubah pedoman rubrik penskoran yang sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
kegiatan pembelajaran. Pada bagian media pembelajaran peneliti juga merevisi
untuk mengubah dan menambahkan media pembelajaran dengan media yang
lebih konkret. Pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) peneliti mengubah soal
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tingkat kesulitannya. Peneliti melakukan
revisi pada bagian penggunaan bahasa dengan mengubah kalimat menjadi
kalimat yang baik dan benar sesuai dengan PUEBI.
Berdasarkan saran dari guru kelas II Sekolah Dasar peneliti melakukan
perbaikan pada bagian program semester, RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran), LKPD, dan bahasa sesuai dengan saran yang diberikan oleh guru
kelas II Sekolah Dasar. Pada bagian prosem, validator memberikan saran untuk
mengganti tanggal dimulainya hari efektif karena tiga hari pertama masuk
sekolah adalah PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah). Maka dari itu peneliti
melakukan revisi dengan mengubah hari efektif yang dimulai tanggal 19 Juli
2018. Selanjutnya adalah RPP, pada bagian ini validator memberikan saran
untuk menambahkan lagi soal yang berpikir tingkat tinggi HOTS,untuk
menghindari kata guru diawal kalimat (siswa yang aktif), dan diminta untuk
menambahkan lagi kegiatan pembelajaran yang menggali kemampuan berpikir
kritis dan berpikir kreatif.
Peneliti melakukan revisi pada RPP berupa menambahkan soal HOTS
sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran, mengubah kalimat menjadi
siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajara, dan menambahkan kegiatan-
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan
berpikir kreatif. Validator juga memberikan saran pada bagian LKPD untuk bisa
meningkatkan soal-soal dengan tingkat yang lebih sulit. Peneliti juga revevisi
dengan mengubah soal sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tingkat
kesulitannya. Selanjutnya dalam penggunaan bahasa validator juga memberikan
saran bahwa masih ada bahasa/ kata yang belum sesuai PUEBI. Peneliti
melakukan revisi dengan mengubah kalimat-kalimat yang lebih baik dan benar
sesuai dengan PUEBI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
D. Uji Coba Terbatas
Setelah divalidasi oleh pakar pembelajaran inovatif dan melakukan revisi,
peneliti melakukan uji coba di lapangan. Produk yang dikembangkan oleh peneliti
diberikan kepada satu guru kelas II SD Negeri Kentungan untuk divalidasi agar
mengetahui kualitas dan kelayakan produk yang dikembangkan.
1. Data Uji Coba Terbatas
Setelah peneliti melakukan revisi perangkat pembelajaran inovatif
berdasarkan pakar pembelajaran inovatif. Produk akan diuji cobakan di kelas
II di SD Negeri Kentungan yang terletak di Jalan kaliurang Km 6,5 No.21 D,
Kentungan, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Guru SD Negeri
Kentungan yang menjadi validator adalah satu orang guru kelas IIB yaitu Ibu
Tutut. Uji coba produk perangkat pembelajaran inovatif diuji cobakan
sebanyak 4 kali atau 4 set RPP yaitu 2 set menggunakan model Problem
Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) dan 2 set RPP
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) yang dilakukan pada tanggal 20, 21, 24, dan 25 Agustus 2018 di kelas
IIB SD Negeri Kentungan.
Jumlah jam uji coba produk selama satu hari adalah 5 JP (5x35 menit).
Terdapat dua instrumen uji coba produk yaitu; (1) instrumen uji coba untuk
menilai guru atau peneliti saat melakukan uji coba produk perangkat
pembelajaran inovatif; (2) instrumen uji coba untuk menilai siswa atau
subyek saat peneliti melakukan uji coba produk. Instrumen uji coba yang
digunakan peneliti dibedakan menurut model pembelajaran yang digunakan
yaitu, model Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) dan
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
Terdapat beberapa aspek penilaian dalam uji coba produk untuk menilai
guru atau peneliti saat melakukan uji coba produk yaitu; (1) guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan makna dan karakteristik model
pembelajaran inovatif yang digunakan; (2) guru melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan sintaks model pembelajaran inovatif yang digunakan; (3) guru
menerapkan pendekatan saintifik 5M (mengamati, menanya, menalar,
mencoba, mengomunikasikan) kepada siswa; (4) guru telah mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
keterampilan belajara dasar abad 21 (Berfikir kritis, kreatif, kolaboratif dan
komunikatif); (5) guru menguasai materi dalam mengajar dan tidak terjadi
miskonsepsi; (6) guru lebih berperan sebagai motivator & fasilitator pada saat
pembelajaran; (7) pembelajaran berpusat pada siswa; (8) guru menggunakan
beragam media dalam pembelajaran; (9) guru mengembangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi (HOTS) dalam kegiatan pembelajaran; (10) guru
mengusahakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi; (11) guru
mengembangkan pendidikan karakter; (12) guru melaksanakan pembelajaran
terpadu dengan landau; (13) guru menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan; (14) guru melaksanakan penilaian otentik.
Berdasarkan hasil uji coba produk di kelas IIB selama dua hari dengan
menggunakan model Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis
Masalah) guru kelas IIB Ibu T memberikan penilaian terhadap uji coba yang
dilakukan peneliti, maka Ibu T memberikan rerata skor 4,17 dengan kategori
“baik”. Validator juga memberikan komentar untuk beberapa aspek penilaian
yaitu; (1) guru sudah melaksanakan sintaks model pembelajaran PBL dengan
runtut; (2) media yang digunakan oleh guru kurang terlihat jelas dari
belakang; (3) guru menpunyai semangat tinggi saat mengajar; (4) guru
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dengan bernyanyi.
Berdasarkan hasil uji coba produk di kelas IIB selama dua hari dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) guru kelas IIB Ibu T memberikan penilaian terhadap uji coba yang
dilakukan peneliti, maka Ibu T memberikan rerata skor 4,21 dengan kategori
“sangat baik”. Validator juga memberikan komentar untuk beberapa aspek
penilaian yaitu; (1) guru sudah menerapkan 5M dalam kegiatan
pembelajaran; (2) guru selalu memberikan kesempatan siswa untuk berperan
aktif dalam kegiatan pembelajaran dikelas; (3) guru sudah mengembangkan
pendidikan karakter disiplin dan jujur kepada siswa.
Terdapat beberapa aspek penilaian dalam uji coba produk untuk menilai
siswa saat peneliti melakukan uji coba produk yaitu, (1) siswa dapat mencapai
indikator pembelajaran yang ditetapkan, (2) siswa terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran, (3) siswa melaksanakan 5M dalam pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
(mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengomunikasikan), (4) siswa
terkesan senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, (5) siswa asyik
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, (6) siswa terlibat dalam penggunaan
media pembelajaran, (7) siswa memperoleh pengalaman langsung dalam
pembelajaran, (8) siswa berkembang kemampuan 4C-nya.
Berdasarkan hasil uji coba produk di kelas IIB selama dua hari dengan
model Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) mahasiswa
PGSD 2015 juga memberikan penilaian terhadap uji coba yang dilakukan
peneliti, maka mahasiswa PGSD 2015 memberikan rerata skor 4,43 dengan
kategori “sangat baik”. Mahasiswa PGSD 2015 juga memberikan komentar
untuk beberapa aspek penilaian yaitu; (1) siswa terlihat antusias dalam
kegiatan pembelajaran; (2) siswa terlihat senang dan terlihat dalam
penggunaan media; (3) siswa sangat senang dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran; (4) kemampuan 4C yang diterapkan dapat berkembang atau
tersampaikan kepada siswa.
Berdasarkan hasil uji coba produk di kelas IIB selama dua hari dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) mahasiswa PGSD 2015 juga memberikan penilaian terhadap uji coba
yang dilakukan peneliti, maka mahasiswa PGSD 2015 memberikan rerata
skor 4,31 dengan kategori “sangat baik”. Mahasiswa PGSD 2015 juga
memberikan komentar untuk beberapa aspek penilaian yaitu; (1) 5M sudah
terlaksana dalam kegiatan pembelajaran; (2) siswa melaksanakan
pengalaman langsung dalam pembelajaran.
Berikut peneliti menjabarkan rangkuman komentar dan revisi
perangkat pembelajaran setelah diuji cobakan di kelas IIB SDN Kentungan.
Perangkat pembelajaran yang telah diuji cobakan tersebut direvisi sesuai
saran yang diberikan.
No Aspek yang Dinilai Komentar Revisi
Model Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
2 Guru melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan sintaks model
pembelajaran inovatif yang
digunakan.
Guru sudah
melaksanakan sintaks
model pembelajaran
PBL dengan runtut.
Sintaks model PBL
juga masih ada
berbaikan dalam
kegiatan per
sintaksnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
No Aspek yang Dinilai Komentar Revisi
8 Guru menggunakan
beragam media dalam
pembelajaran.
Media yang digunakan
oleh guru kurang
terlihat jelas dari
belakang.
Hari penelitian
selanjutnya peneliti
memberikan satu
persatu dalam setiap
kelompoknya.
10 Guru mengusahakan
kegiatan pembelajaran
yang bervariasi.
Guru mempunyai
semangat tinggi saat
mengajar.
Guru juga selalu
memperhatikan
peran siswa dalam
kelompok.
Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
3 Guru menerapkan
pendekatan saintifik 5M
(mengamati, menanya,
menalar, mencoba,
mengomunikasikan)
kepada siswa.
Guru sudah
menerapkan 5M dalam
kegiatan pembelajaran.
Guru juga selalu
membantu siswa
untuk
mengembangkan
5M karena siswa
kelas II masih sulit
menalar.
7 Pembelajaran berpusat
pada siswa.
Guru selalu
memberikan
kesempatan siswa untuk
berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran
dikelas.
Guru juga
memperhatikan
kegiatan
pembelajaran ketika
siswa berperan aktif
dengan tugasnya.
11 Guru mengembangkan
pendidikan karakter.
Guru sudah
mengembangkan
pendidikan karakter
disiplin dan jujur
kepada siswa.
Guru juga dapat
mengembangkan
pendidikan karakter
yang lainnya.
Tabel 4.3 Komentar dan Saran Guru Kelas IIB Sekolah Dasar
saat Uji Coba Produk
No Aspek yang Dinilai Komentar Revisi
Model Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
2 Siswa terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Siswa terlihat antusias
dalam kegiatan
pembelajaran.
Guru juga selalu
memperhatikan
materi yang termuat
dalam kegiatan
pembelajaran.
4 Siswa terkesan senang
dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Siswa terlihat senang
dan terlihat dalam
penggunaan media.
Guru harus
mempertahankan
suasana kelas yang
menyenangkan.
6 Siswa terlibat dalam
penggunaan media
pembelajaran
Siswa sangat senang dan
antusias dalam
Guru juga selalu
memperhatiakan
siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
No Aspek yang Dinilai Komentar Revisi
mengikuti
pembelajaran.
kelompok
belajarnya saat
kegiatan
pembelajaran.
8 Siswa berkembang
kemampuan 4C-nya
Kemampuan 4C yang
diterapkan dapat
berkembang atau
tersampaikan kepada
siswa.
Guru lebih
memperhatikan
kemampuan
berpikir kritis
(critical thinking)
Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
3 Siswa melaksanakan 5M
dalam pembelajaran
(mengamati, menanya,
menalar, mencoba,
mengomunikasikan).
5M sudah terlaksana
dalam kegiatan
pembelajaran.
Guru lebih
memperhatikan dan
membantu siswa
untuk
mengembangkan
kemampuan
menalar, mencoba,
dan
mengomunikasikan
7 Siswa memperoleh
pengalaman langsung
dalam pembelajaran
Siswa melaksanakan
pengalaman langsung
dalam pembelajaran.
Guru dapat
membantu siswa
penggali
pengalaman secara
langsung.
Tabel 4.4 Komentar dan Saran Mahasiswa PGSD 2015
saat Uji Coba Produk
2. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan saran yang diberikan oleh validator.
Revisi yang dilakukan peneliti antara lain: (1) sintaks model PBL juga masih ada
berbaikan dalam kegiatan per sintaksnya; (2) hari penelitian selanjutnya peneliti
memberikan satu persatu dalam setiap kelompoknya; (3) guru juga selalu
memperhatikan peran siswa dalam kelompok; (4) guru juga selalu membantu
siswa untuk mengembangkan 5M karena siswa kelas II masih sulit menalar. (5)
guru juga memperhatikan kegiatan pembelajaran ketika siswa berperan aktif
dengan tugasnya; (6) Guru juga dapat mengembangkan pendidikan karakter
yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
E. Kajian Produk Akhir
Produk akhir diperoleh berdasarkan saran dan komentar yang diberikan oleh
pakar pembelajaran inovatif dan guru kelas II Sekolah Dasar selaku validator.
Peneliti memperbaiki produk awal sesuai dengan komentar dan saran yang
diberikan. Berdasarkan hasil uji coba peneliti mendapatkan masukan dari guru kelas
IIB yang digunakan sebagai revisi akhir terhadap produk perangkat pembelajaran
inovatif yang peneliti. Produk akhir yang peneliti buat berisi; (1) program tahunan
(prota); (2) program semester (prosem); (3) silabus; (4) enam set Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta pemetaan, rangkuman materi, LKPD,
instrumen penilaian serta soal evaluasi/ Post Test.
Produk akhir yang dihasilkan yaitu berupa (1) program tahunan (prota); (2)
program semester (prosem); (3) silabus; (4) enam set Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) beserta pemetaan, rangkuman materi, LKPD, instrumen
penilaian serta soal evaluasi/ Post Test. Komponen yang terdapat pada program
semester yaitu. (1) identitas lengkap yang meliputi kelas, satuan pendidikan, dan
tahun ajaran, (2) tema, sub tema, dan alokasi waktu, dan (3) minggu belajar efektif
yang berjumlah 16 minggu. Program semester (Prosem) memiliki komponen yaitu,
(1) identitas lengkap yang meliputi, kelas, semester, satuan pendidikan, dan tahun
ajaran, (2) tema, sub tema, dan alokasi waktu, (3) materi pokok sesuai dengan
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) serta alokasi waktu yang
operasional. Komponen-komponen silabus yang meliputi, (1) identitas, KI, dan
KD, (2) materi pokok, (3) kegiatan pembelajaran, (4) penilaian, (5) alokasi waktu,
dan (6) sumber belajar.
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Komponen yang terdapat pada
RPP antara lain: (1) identitas sekolah; (2) kompetensi inti (KI); (3) kompetensi
dasar (KD); (4) indikator; (5) tujuan pembelajaran; (6) materi pembelajaran; (7)
pendekatan, model, metode, dan teknik pembelajaran; (8) langkah-langkah kegiatan
pembelajaran; (9) media, alat, dan sumber belajar; (10) penilaian; (11) lampiran.
Pertama, identitas RPP berisi tentang nama satuan pendidikan, kelas/semester,
tema/subtema, pembelajaran ke-, muatan pelajaran, alokasi waktu, hari/tanggal.
Kedua, Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran mengenai kompetensi yang
harus dipelajari dalam aspek spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Ketiga, Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan khusus yang mencakup
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Spiritual dan sikap sosial
hanya muncul pada mata pelajaran PPKn. Keempat, indikator dikembangkan
berdasarkan karaker siswa dan digunakan sebagai alat untuk penilaian. Perumusan
indikator dengan menggunakan Kata Kerja Operasional (KKO) berdasarkan
Taksonomi Bloom. Kelima, tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi
dasar dan perumusan indikator dengan menggunakan kata kerja operasional
sehingga dapat diukur dan diamati.
Tujuan pembelajaran mengandung ABCD (Audience, Behavior, Condition,
dan Degree). Keenam, materi pelajaran yang ditulis hanya materi yang pokok dan
yang digunakan saat pembelajaran. Ketujuh, pendekatan, model, metode, dan
teknik pembelajaran ditulis berdasarkan kegiatan yang akan dilakukan dalam proses
pembelajaran. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintifik. Kedelapan,
langkah-langkah kegiatan pembelajaran merupakan skenario pembelajaran
mengenai kegiatan belajar yang akan dilakuakan saat pembelajaran. Kesembilan,
media, alat, dan sumber belajar ditentukan berdasarkan kegiatan yang akan
dilakukan dan digunakan dalam proses pembelajaran. Kesepuluh, penilaian
berisikan teknik penilaian, bentuk intrumen penilaian, rubrik penilaian, dan
pedoman penskoran.
Pada penilaian ranah kognitif (pengetahuan) berisi soal-soal dan kunci
jawaban. Kesebelas, lampiran memuat penilaian setiap muatan pelajaran, materi
pelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dirancang semenarik
mungkin, media pembelajaran, intrumen penilaian dan rubrik penilaian, soal
evaluasi dan kunci jawaban yang dikerjakan pada akhir pembelajaran yang
bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terkait dengn materi yang
diberikan, refleksi berisi tentang beberapa pertanyaan untuk siswa dengan tujuan
sebagai sarana siswa untuk menuangkan apa yang dirasakan selama pembelajaran
berlangsung ke dalam bentuk tulisan, lembar pengayaan berisikan kegiatan yang
dilakukan siswa dirumah dengan bantuan orang tua, remidial dilaksanakan setelah
melakukan analisis terhadap hasil evaluasi belajar siswa, dan sintaks model
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
F. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
Pengembangan produk perangkat pembelajaran inovatif diperoleh hasil
validasi dan hasil uji coba produk oleh pakar pembelajaran inovatif dan guru
kelas II Sekolah Dasar. Perangkat pembelajaran inovatif tersebut masuk dalam
kategori “baik” dengan skor rata-rata yaitu 4,18. Berikut peneliti jabarkan dalam
tabel sebagai berikut:
No Validasi Perangkat
Pembelajaran Inovatif
Skor Kategori
Uji Validasi Model Problem Based Learning (PBL)
1 Pakar Pembelajaran Inovatif (A) 3,96 Baik
2 Guru Kelas II Sekolah Dasar (T) 4,2 Baik
Uji Validasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together
(NHT)
1 Pakar Pembelajaran Inovatif (A) 4,01 Baik
2 Guru Kelas II Sekolah Dasar (T) 4,20 Baik
Uji Coba Produk Model Problem Based Learning (PBL)
1 Guru Kelas II Sekolah Dasar (T) 4,17 Baik
2 Mahasiswa PGSD 2015 (M) 4,43 Sangat Baik
Uji Coba Produk Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head
Together (NHT)
1 Guru Kelas II Sekolah Dasar (T) 4,21 Sangat Baik
2 Mahasiswa PGSD 2015 (M) 4,31 Sangat Baik
Jumlah 33,49
Rata-rata 4,18
Kategori Baik
Tabel 4.5 Rekapitulasi Skor Validasi Pakar Pembelajaran
Inovatif dan Hasil Uji Coba Produk
2. Pembahasan
Peneliti mengembangakan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub
tema Bermain di Lingkungan Rumah mengacu kurikulum 2013 untuk siswa
kelas II Sekolah Dasar berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II SD
Negeri Puren dan SD Negeri Kentungan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
guru sebatas mengetahui dan belum sepenuhnya memahami secara penuh
mengenai kurikulum SD 2013. Penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran
guru hanya mengikuti indikator dan tujuan yang sesuai dengan buku tema, tetapi
guru juga mengembangkan sesuai dengan kemampuan siswa. Pemahaman guru
mengenai pembelajaran inovatif juga masih sebatas mengetahui dan masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
belum paham sehingga guru mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas dan mengembangkan perangkat pembelajaran. Guru sudah
melaksanakan pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013 akan tetapi
masih menemukan kesulitan. Guru masih sangat membutuhkan contoh
perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013. Melalui contoh
perangkat pembelajaran inovatif, dapat memberikan inspirasi kepada guru
mengenai penyusunan perangkat pembelajaran inovatif yang mudah dijalankan
dan menjadikan suasana pembelajaram di kelas lebih menyenangkan.
Pengembangan produk perangkat pembelajaran inovatif yang
dikembangkan oleh peneliti menggunakan prosedur pengembangan Borg and
Gall. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2015: 38) pengembangan produk yang
sudah dirancang, kemudian dilakukan validasi dan uji coba produk setelah itu
dilakukan revisi produk sampai dihasilkan produk yang sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan.
Hasil validasi terhadap pelaksanaan uji coba terbatas dan pekerjaan siswa
dari soal evaluasi berpedoman pada beberapa aspek yang dinilai dari 7
komponen yaitu (1) Program Tahunan (Prota), (2) Program Semester (Prosem),
(3) silabus, (4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (5) media, (6) Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD), dan (7) bahasa. Aspek-aspek yang terdapat pada
komponen Prota, Prosem dan silabus yaitu, (1) kelengkapan identitas, (2)
kelengkapan tema, subtema, dan alokasi waktu, (3) kesesuaian jumlah jam
efektif dan jumlah alokasi waktu, (4) Kesesuaian pembagian waktu setiap tema
dan subtema, (5) kelengkapan tema, subtema, pembelajaran, bulan, dan alokasi
waktu, (6) kesesuaian materi pokok dan alokasi waktu yang digunakan sesuai,
(7) memuat identitas sekolah, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD),
dan tema/subtema, (8) memuat materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar, dan (9) keterkaitan antar komponen dalam
silabus sesuai. Sedangkan aspek-aspek yang terdapat pada komponen RPP,
media, LKPD, dan Bahasa yaitu (1) kejelasan dan kelengkapan identitas RPP,
(2) kesesuaian rumusan indikator, (3) kesesuaian tujuan pembelajaran, (4) materi
sesuai sistematis, dan lengkap, (5) rumusan tujuan, (6) kesesuaian strategi
pembelajaran, (7) kesesuaian pemilihan media pembelajaran, (8) pemilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
sumber belajar, (9) evaluasi, (10) mengembangkan HOTS, (11) rancangan
kegiatan sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan, (12) rancangan
kegiatan sesuai karakteristik model pembelajaran, (13) kegiatan sesuai dengan
sintaks kegiatan pembelajaran, (14) mengembangkan 5M, (15) mengembangkan
4C, (16) kelengkapan instrumen evaluasi, (17) kesesuaian media yang
digunakan, (18) media mudah digunakan, (19) media yang digunakan menarik,
(20) kesesuaian LKPD, (21) kelayakan isi, (22) kelayakan bahasa, (23)
kelayakan kegiatan, (24) kelayakan tampilan, (25) kelayakan penyajian, (26)
kesesuaian dengan PUEBI, (27) sesuai tingkat perkembangan siswa, (28)
komunikatif, (29) jelas dan mudah dimengerti, dan (30) kejelasan
petunjuk/arahan.
Hasil validasi produk perangkat pembelajaran inovatif dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) diperoleh dari dua validator
pembelajaran inovatif (Bapak A dan Ibu T). Validasi dari validator pakar
pembelajaran inovatif Bapak A pada model model Problem Based Learning
(PBL) diperoleh skor rata-rata 3,96 dengan kategori “baik” dan pada model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) diperoleh skor
rata-rata 4,01 dengan kategori “baik”. Hasil validasi dari guru kelas II Sekolah
Dasar Ibu T pada model model Problem Based Learning (PBL) diperoleh skor
rata-rata 4,2 dengan kategori “baik” dan pada model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Head Together (NHT) diperoleh skor rata-rata 4,20 dengan
kategori “baik”.
Hasil uji coba produk diperoleh dari dua observer yaitu guru Kelas II dan
satu mahasiswa PGSD 2015 yang menilai kegiatan pembelajaran menggunakan
model Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT). Pada uji coba produk menggunakan model
model Problem Based Learning (PBL) guru kelas II Sekolah Dasar Ibu T
memberi skor 4,17 dengan kategori “baik” dan pada uji coba produk
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) diperoleh skor rata-rata 4,21 dengan kategori “sangat baik”. Sedangkan
mahasiswa PGSD 2015 pada uji coba produk menggunakan model Problem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Based Learning (PBL) memberi skor rata-rata 4,43 dengan kategori “sangat
baik” dan pada uji coba produk menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Head Together (NHT) diperoleh skor rata-rata 4,31 dengan
kategori “sangat baik”. Berdasarkan hasil validasi dan uji coba produk
pengembangan perangkat pembelajaran inovatif menggunakan model Problem
Based Learning (PBL) dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT) diperoleh skor rata-rata 4,18 dengan kategori “baik”.
Perangkat pembelajaran dinyatakan “baik” karena memenuhi aspek pada
setiap komponen perangkat pembelajaran yaitu (1) Program Tahunan (Prota),
(2) Program Semester (Prosem), (3) Silabus, (4) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), (5) Media Pembelajaran, (6) Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD), dan (7) Bahasa. Hal ini selaras dengan pendapat Kunandar (2014:3)
yang menyatakan bahwa suatu perangkat pembelajaran yang baik harus
mencakup mencakup Program Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem),
silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Perangkat pembelajaran inovatif dengan menggunakan dua model
pembelajaran inovatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini selaras
dengan pendapat Sugiyono (2017: 414-415) yang memaparkan produk yang
dikembangkan di dunia pendidikan dapat di diujicobakan dengan
membandingkan efektivitas keadaan sebelum dan sesudah menggunakan
metode mengajar yang baru dengan indikator: pemahaman siswa lebih tinggi,
siswa bertambah kreatif, dan hasil belajar meningkat. Semiawan (2007: 186)
juga menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan produk di dalam dunia
pendidikan diarahkan untuk membawa perbaikan kualitas bagi peserta didik.
Penelitian pengembangan produk yang pernah ada dengan judul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada
Sub Tema Bermaian di Lingkungan Rumah untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar”
memiliki persamaan langkah-langkah pengembangan yang digunakan oleh
peneliti dalam mengembangkan produk ini. Akan tetapi terdapat perbedaan dari
penelitian sebelumnya dengan penelitian ini yaitu penelitian ini menggunakan
dua model pembelajaran inovatif pada enam RPP dan tidak hanya berfokus pada
satu muatan pelajaran saja melainkan semua muatan pelajaran yang terdapat di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dalam sub tema Bermain di Lingkungan Rumah mengacu kurikulum 2013 untuk
siswa kelas II Sekolah Dasar. Pelaksanaan uji coba produk juga menunjukkan
bahwa produk yang dibuat oleh peneliti dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dan melibatkan siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik Kurikulum 2013. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki beberapa
persamaan dengan penelitian sebelumnya, tetapi penelitian ini juga memiliki
perbedaan yaitu pada penggunaan model pembelajaran inovatif dan muatan
pelajaran yang digunakan pada penelitian.
Produk yang dikembangkan sesuai dengan spesifikasi produk
pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yang menggunakan 2 (dua)
model pembelajaran inovatif ini mencakup 17 komponen. Berikut akan
dipaparkan 17 komponen tersebut.
Pertama, Cover depan produk terdiri dari judul pengembangan perangkat
pembelajaran inovatif yaitu Perangkat Pembelajaran Inovatif pada sub tema
Bermain di Lingkungan Rumah Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II
Sekolah Dasar; gambar yang mencerminkan isi produk perangkat pembelajaran
inovatif; nama penulis; logo Universitas Sanata Dharma, keterangan yang berisi
Program Studi yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan yaitu Ilmu
Pendidikan, Fakultas yaitu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas yaitu
Sanata Dharma Yogyakarta. Cover belakang berisi sinopsis dan biodata singkat
peneliti. Kedua, ukuran kertas produk dicetak dalam ukuran kertas A4 dengan
berat 70 gram sedangkan sampul dicetak dengan kertas ivory 230 supaya terlihat
kokoh. Ketiga, format penulisan produk ditulis menggunakan theme font “Times
New Rowman” dengan spasi 1,5 supaya setiap bagian dalam perangkat
pembelajaran terlihat jelas.
Keempat, Kata Pengantar berisi tentang ucapan syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang telah membantu dalam pembuatan produk yang
dikembangakan; orang-orang yang sudah membantu dalam penyusunan
pengembangan produk; kesediaan peneliti dalam menerima kritik dan saran dari
pembaca terkait produk yang dikembangkan. Kata pengantar yang dibuat tertera
pada halaman. Kelima, Daftar Isi terdiri dari garis besar isi yang terdapat di
dalam buku beserta nomor halaman. Daftar isi tertera pada halaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Keenam, perangkat pembelajaran program tahunan untuk kelas II SD
semester gasal dan genap. Program Tahunan adalah rencana umum pelaksanaan
pembelajaran muatan pelajaran berisi antara lain rencana penetapan alokasi
waktu satu tahun pembelajaran. Program tahunan dibuat sesuai dengan kalender
pendidikan sekolah yang digunakan untuk penelitian dari tahun 2018/2019.
Komponen-komponen dalam menyusun Program Tahunan: Identitas (antara lain
satuan pendidikan, kelas, semester) dan format isian (antara lain tema, subtema,
dan alokasi waktu). Program tahunan terdapat 7 halaman berbentuk potrait.
Ketujuh, perangkat pembelajaran program semester untuk kelas II SD
semester gasal. Program Semester merupakan penjabaran dari program tahunan
sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program
tahunan. Program semester dilihat melalui kalender pendidikan sekolah yang
digunakan untuk penelitian dari semester gasal tahun 2018/2019. Program
Semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan
dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester terdapat 6 halaman
berbentuk landscape.
Kedelapan, perangkat pembelajaran silabus untuk kelas II SD semester
gasal tahun 2018/2019. Silabus merupakan salah satu produk pengembangan
kurikulum berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran
dan rancangan penilaian. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu
ataukelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.
Kesembilan, komponen perangkat pembelajaran RPP. Perangkat
pembelajaran RPP disusun lengkap yang terdiri dari: (1) identitas RPP, (2)
kompetensi inti; (3) kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pebelajaran; (4)
pendekatan, tipe, model dan metode, (5) alat dan bahan serta sumber belajar; (6)
langkah pembelajaran, (7) penilaian, (8) rangkuman materi (9) lampiran yang
berisi media, LKPD, rubrik penskoran setiap aspek (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan), soal evaluasi dan kunci jawaban, soal pengayaan, rubrik
remedial, dan deskripsi model pembelajaran. Dalam satu sub ema terdapat enam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
pembelajaran, sehingga menghasilkan 6 (enam) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
Kesepuluh, model pembelajaran yang digunakan. RPP menggunakan dua
model pembelajaran inovatif yaitu (1) Problem Based Learning (PBL) atau yang
dikenal juga dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang menekankan
pembelajaran berdasarkan pada masalah mengenai materi yang akan dipelajari,
(2) model pembelajaran kooperatif tipe Numberede Head Together (NHT) atau
penomeran berpikir bersama menekankan pada pola interaksi siswa dan
meningkatkan penguasaan akademik.
Kesebelas, terdapat pendekatan scientific. Pendekatan scientific
merupakan proses pembelajaran yang dirancang supaya peserta didik
mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahap mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan
atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum,
atau prinsip yang ditemukan.
Kedua belas, mengembangkan keterampilan 4C (critical thinking, creative
thinking, collaborative, communicative). Ketigabelas, menggunakan
pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu mempunyai karakteristik berpusat
pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisah mata pelajaran yang
tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat
fleksibel (guru dapat mengaitkan mata pelajaran yang satu dengan yang lain),
dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Keempat belas, mengembangkan pendidikan karakter. Pendidikan
karakter diintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran pada setiap bidang studi
yang terdapat dalam kurikulum. Pendidikan karakter yang dikembangkan
memuat aspek spiritual dan aspek sosial. Materi pembelajaran yang berkaitan
dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan,
dieksplisitkan, dihubungkan dengan kontekas kehidupan sehari-hari.
Kelima belas, menerapkan High Order Thinking Skill (HOTS). High
Order Thinking Skill (HOTS) meliputi tingkat taksonomi bloom pada C4 sampai
C6 dalam perumusan indikator dan tujuan. C4 merupakan kegiatan menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
yang menggunakan kata kerja operasional memilih, membandingkan,
menguraikan, mengaitkan, dan lain-lain. Sedangkan C5 yaitu kegiatan
mengevaluasi yang menggunakan kata kerja operasional mengkritik,
memeriksa, menilai, membuktikan, dan lain-lain. Dan C6 yaitu kegiatan
mencipta yang menggunakan kata kerja operasional merumuskan,
merencanakan, memproduksi, membuat hipotesis, mendesain, menciptakan, dan
lain-lain.
Keenam belas, menerapkan penilaian otentik. Penilaian otentik
mengandung aspek sikap spiritual dan sosial, aspek pengetahuan, dan aspek
keterampilan. Penilaian dilengkapi dengan instrumen penilaian yang memuat
kunci jawaban dari soal tertulis, daftar cek atau pedoman observasi bagi
penilaian dengan teknik observasi, dan cara penskoran.
Ketujuh belas, memperhatikan ketentuan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) yang meliputi tanda baca, huruf kapital, ejaan baku, kalimat
baku, nama orang, nama tempat, dan kata penghubung.
Dengan demikian, produk yang dikembangkan oleh peneliti dapat
dikatakan memiliki kualitas yang “baik” dan layak digunakan sebagai perangkat
pembelajaran inovatif dengan menggunakan dua model pembelajaran inovatif
yaitu model Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Head Together (NHT) dalam sub tema Bermain di Lingkungan
Rumah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar yang mengacu Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB V
PENUTUP
Bab V ini membahas mengenai tiga hal yaitu, (A) kesimpulan, (B) keterbatasan
pengembangan, dan (C) saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa produk yang telah dibuat
peneliti memiliki skor rata-rata 4,18 dengan kategori “baik”. Dari skor rata-rata
yang diperoleh, disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran inovatif untuk
kelas II Sekolah Dasar mengacu Kurikulum 2013 ini layak diuji cobakan pada
scope yang lebih luas.
1. a. Berdasarkan hasil validasi perangkat pembelajaran inovatif, pakar
pembelajaran inovatif Bapak A dan Ibu T memberikan skor rata-rata 4,2
pada model Problem Based Learning (PBL) dengan kategori “baik”.
Pakar pembelajaran inovatif Bapak A dan Ibu T juga memberikan skor
rata-rata 4,10 dengan kategori “baik” pada model pembelajaran
kooperatif tipe Number Head Together (NHT).
b. Berdasarkan hasil uji coba produk perangkat pembelajaran inovatif, guru
kelas II Sekolah Dasar Ibu T dan mahasiswa PGSD 2015 memberikan
skor rata-rata 4,3 dengan kategori “ sangat baik” pada model Problem
Based Learning (PBL). Guru kelas II Sekolah Dasar Ibu T dan
mahasiswa PGSD 2015 memberikan skor rata-rata 4,26 dengan kategori
“ sangat baik” pada model pembelajaran kooperatif tipe Number Head
Together (NHT), sehingga sehingga dapat diuji cobakan lebih luas lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
B. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki
beberapa keterbatasan. Keterbatasan itu dapat dilihat dari paparan berikut ini:
1. Wawancara untuk analisis kebutuhan hanya dilakukan dengan dua orang guru
SD kelas II.
2. Waktu penelitian uji coba lapangan hanya dilakukan selama empat hari
karena pihak sekolah tidak mengizinkan penelitian dalam waktu lama supaya
tidak menggangu kegiatan belajar mengajar.
3. Uji coba perangkat pembelajaran inovatif hanya dilaksanakan di satu sekolah
saja yaitu di SD Negeri Kentungan karena waktu dan biaya.
C. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada peneliti yang akan mengembangakan
perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa Kelas II
Sekolah Dasar sebagai berikut:
1. Wawancara untuk analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan kepada beberapa
guru SD Kelas II sehingga data yang dihasilkan lebih jelas dalam mengetahui
kesulitan yang dialami oleh guru SD Kelas II dengan lebih mendalam.
2. Waktu penelitian uji coba lapangan seharusnya dilakukan selama enam hari,
sehingga data yang didapatkan lebih banyak.
3. Uji coba perangkat pembelajaran inovatif dilaksanakan di beberapa sekolah
dasar untuk mengetahui keberhasilan kualitas produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, R. (2014). Pengantar Pendidikan: Asas & Filsafat Pendidikan. Yogyakarta:
AR-RUZZ MEDIA.
Mulyasa. (2014). Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Majid, Abdul. (2005). Perencanaan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Fadlillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kurniawan, Deni. (2014). Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan
Penelitian). Bandung: Alfabeta.
Kuswana, Wowo Sunaryo. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hidayat, S. (2013). Pengembangan kurikulum baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
______. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri.
______. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini
TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
______. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Konstektual.
Jakarta: Prenadamedia Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Majid, Abdul, dan Chaerul, R. (2014). Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Agus Suprijono. (2010). Cooperative Learning . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daryanto dan Rahardjo, Mulyo. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
GAVA MEDIA.
Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintiifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Gava Media.
_______. (2014). Pendekatan Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013).
Yogyakarta: Gava Media.
Majid, Abdul. (2014). Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA.
Isjoni. (2013). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Huda, M. (2014). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Budiyono. (2017). Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan. Jawa Tengah: UPT
Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).
Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Prastowo, A. (2015). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 Untuk SD/MI. Jakarta: Kencana.
Zainal, Arifin. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Media Grup.
_________. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:
Kencana Media Grup.
Idi, Adsullah. (2014). Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Yaumi, M. (2013). Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran Disesuaikan dengan
Kurikulum 2013. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.
Suryani, Nunuk, Achmad Setiawan, dan Aditin Putria. (2018). Media Pembelajaran
Inovatif dan Pengembangannya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia.
Abdullah, Ridwan. (2016). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 3 Surat Izin Observasi dan Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 4 Pedoman Wawancara
No Daftar Pertanyaan Wawancara
1 Sejak kapan SD ini menerapkan kurikulum 2013?
2 Apakah bapak atau ibu pernah mengikuti pelatihan Kurikulum SD 2013?
3 Sejauh mana pemahaman bapak/ibu terhadap kurikulum SD 2013?
4 Apakah bapak/ibu sudah mengetahui karakteristik kurikulum SD 2013?
5 Sejauh mana pemahaman bapak/ibu terkait dengan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran?
6 Bagaimana cara bapak/ibu merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran
sesuai dengan kemampuan siswa?
7 Bagaimana cara bapak/ibu menumbuh kembangkan pendidikan karakter
dalam pembelajaran?
8 Apakah bapak/ibu setiap pembelajaran menggunakan RPP dengan model
pembelajaran yang berbeda?
9 Apakah tujuan pembelajaran yang bapak/ibu kembangkan sudah
mengupayakan tercapainya pendidikan karakter?
10 Apakah bapak/ibu mengetahui keterampilan yang harus dikuasai sesuai
pada abad 21 seperti (berfikirkritis, kreatif, kolaborasi, komunikasi)?
11 Apakah dalam pembuatan RPP bapak/ibu sudah merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran terkait dengan keterampilan tersebut (berfikirkritis,
kreatif, kolaboratif, komunikasi)?
12 Apakah pembelajaran dengan ceramah masih mendominasi di kelas?
13 Pernahkah bapak/ibu menggunakan model pembelajaran inovatif yang
lain? Apakah modelnya itu?
14 Apakah ibu/bapak mengetahui pembelajaran inovatif?
15 Kesulitan apa saja yang bapak/ibu alami dalam pembuatan model
pembelajaran inovatif?
16 Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dialami?
17 Apakah contoh perangkat pembelajaran inovatif yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum 2013 sudah tersedia di sekolah bapak/ibu?
18 Apakah bapak/ibu masih perlu bentuk contoh untuk perangkat
pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013 (model PBL, model
inquiri, dan model pembelajaran kooperatif, model kuantum dsb?
19 Apakah siswa pernah merasa bosan ketika guru menerapkan pembelajaran
inovatif di kelas?
20 Apakah bapak/ibu mempunyai rencana untuk mengembangkan
pembelajaran inovatif agar kedepannya mampu meningkatkan prestasi
belajar siswa ?
21 Menurut bapak/ ibu apakah perangkat pembelajaran inovatif penting jika
diterapkan dalam proses pembelajaran dewasa ini?
22 Apakah bapak/ibu sudah mengetahui jenis belajar taksonomi bloom yang
sudah direvisi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 5 Rangkuman Wawancara Survei Kebutuhan
No Daftar Pertanyaan Wawancara Jawaban Pertanyaan
1 Sejak kapan SD ini menerapkan
kurikulum 2013?
SDN Puren dan SDN Kentungan sama-
sama sudah menerapkan kurikulum 2013
pada tahun ajaran 2016/2017. Penerapan
Kurikulum 2013 diawali oleh dua kelas
yaitu kelas I dan kelas IV, setelah itu
ditahun berikutnya menerapkan Kurikulum
2013 di kelas-kelas lainnya.
2 Apakah bapak atau ibu pernah
mengikuti pelatihan Kurikulum
SD 2013?
Guru SDN Puren dan SDN Kentungan
sama-sama menjawab pernah mengikuti
pelatihan Kurikulum 2013 atau mengikuti
diklat pada tahun 2017. Kedua guru
melaksanakan diklat untuk memahami
lebih lanjut mengenai penerapan
Kurikulum SD 2013.
3 Sejauh mana pemahaman
bapak/ibu terhadap kurikulum SD
2013?
Guru SDN Puren menyatakan bahwa sudah
mengetahui Kurikulum SD 2013, mata
pelajaran dalam Kurikulum 2013 berbasis
tema. Pada setiap tema menggabungkan
beberapa mata pelajaran yang saling
berkairan atau berhubungan. Guru SDN
Kentungan juga sudah mengetahui
mengetahui Kurikulum SD 2013 yang
menekankan pendekatan saintifik.
4 Apakah bapak/ibu sudah
mengetahui karakteristik
kurikulum SD 2013?
Guru SDN Puren menyatakan bahwa
mengetahui karakteristik Kurikulum 2013,
guru juga menyebutkan karakteristiknya
diantaranya: menggunakan pembelajaran
terpadu, menggunakan pendekatan
saintifik, pendidikan karakter, penilaian
otentik. Guru SDN Kentungan menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
bahwa karakteristik Kurikulum SD 2013
adalah pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa agar lebih aktif,
dan juga sering berkomunikasi dengan
orang tua.
5 Sejauh mana pemahaman
bapak/ibu terkait dengan
pendekatan saintifik dalam
pembelajaran?
Guru SDN Puren dan Guru SDN Kentungan
berpendapat sama bahwa siswa diberi
kesempatan untuk berani bertanya,
mengamati, mencoba, menalar, dan
mengomunikasikan.
6 Bagaimana cara bapak/ibu
merumuskan indikator dan tujuan
pembelajaran sesuai dengan
kemampuan siswa?
Guru SDN Puren merumuskan indikator
dan tujuan pembelajaran mengambil dari
buku guru dan mencari RPP di internet.
Guru SDN Kentungan merumuskan
indikator dan tujuan pembelajaran dengan
mengutip dari buku guru yang sudah sesuai
dengan KI dan KD. Apabila dirasa kurang
guru juga menambahkannya sendiri.
7 Bagaimana cara bapak/ibu
menumbuh kembangkan
pendidikan karakter dalam
pembelajaran?
Guru SDN Puren menyatakan bahwa setiap
pembelajaran dikelas selalu mengajarkan
kepada siswa sikap jujur, disiplin, dan
menghargai orang lain. Guru SDN
Kentungan menyatakan dengan
menyelipkan dalam pembelajaran yaitu
nilai-nilai religiusitas, nasionalis,
kejujuran, disiplin, dan mandiri.
8 Apakah bapak/ibu setiap
pembelajaran menggunakan RPP
dengan model pembelajaran yang
berbeda?
Guru SDN Puren dan Guru SDN
Kentungan menyatakan bahwa guru
terkadang memakai model pembelajaran
yang berbeda-beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
9 Apakah tujuan pembelajaran yang
bapak/ibu kembangkan sudah
mengupayakan tercapainya
pendidikan karakter?
Guru SDN Puren dan Guru SDN Kentungan
menyatakan bahwa sudah mengupayakan
pendidikan katakter pada tujuan
pembelajaran.
10 Apakah bapak/ibu mengetahui
keterampilan yang harus dikuasai
sesuai pada abad 21 seperti
(berfikirkritis, kreatif, kolaborasi,
komunikasi)?
Guru SDN Puren dan Guru SDN Kentungan
menyatakan bahwa beliau belum
mengetahui mengenai keterampilan abad
21.
11 Apakah dalam pembuatan RPP
bapak/ibu sudah merumuskan
indikator dan tujuan pembelajaran
terkait dengan keterampilan
tersebut (berfikirkritis, kreatif,
kolaboratif, komunikasi)?
Guru SDN Puren menyatakan bahwa beliau
belum pernah menggunakan keterampilan
abad 21 dan beliau juga kurang mengerti
apa itu keterampilan abad 21. Guru SDN
Kentungan menyatakan bahwa beliau
belum menggunakan keterampilan di abad
21, dan guru hanya mengambil dari buku
guru saja.
12 Apakah pembelajaran dengan
ceramah masih mendominasi di
kelas?
Guru SDN Puren dan Guru SDN Kentungan
menyatakan hal yang sama bahwa
pembelajaran ceramah masih digunakan
tapi tidak selalu menggunakan
pembelajaran ceramah dan tidak terus
menerus.
13 Pernahkah bapak/ibu
menggunakan model
pembelajaran inovatif yang lain?
Apakah modelnya itu?
Guru SDN Puren menyatakan bahwa beliau
penrnah memakai inkuiri kan tetapi tidak
sering. Guru SDN Kentungan menyatakan
bahwa beliau pernah memakan STAD dan
inkuiri.
14 Apakah ibu/bapak mengetahui
pembelajaran inovatif?
Guru SDN Puren dan Guru SDN Kentungan
menyatakan bahwa beliau sudah sedikit
mengetahui pembelajaran inovatif, akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
tetapi belum melakukannya secara
maksimal.
15 Kesulitan apa saja yang bapak/ibu
alami dalam pembuatan model
pembelajaran inovatif?
Guru SDN Puren menyatakan bahwa
pengetahuannya maih kurang dalam
menyusun RPP menggunakan model
pembelajaran inovatif. Guru SDN
Kentungan menyatakan bahwa
pengetahuan dan penguasaan teknologi
masih kurang dalam pembuatan model
pembelajaran inovatif.
16 Bagaimana cara mengatasi
kesulitan yang dialami?
Guru SDN Puren dan Guru SDN Kentungan
menyatakan bahwa cara mengatasi
kesulitannya adalah dengan bertanya
dengan para guru-guru dan belajar dari
internet.
17 Apakah contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013
sudah tersedia di sekolah
bapak/ibu?
Guru SDN Puren dan Guru SDN Kentungan
menyatakan bahwa di sekolah belum
tersedia contih perangkat pembelajaran
inovatif yang sesuai dengan karakteristik
Kurikulum 2013.
18 Apakah bapak/ibu masih perlu
bentuk contoh untuk perangkat
pembelajaran inovatif yang
mengacu Kurikulum 2013 (model
PBL, model inquiri, dan model
pembelajaran kooperatif, model
kuantum dsb?
Guru SDN Puren dan Guru SDN Kentungan
menyatakan bahwa beliau perlu contoh
perangkat pembelajaran inovatif yang
mengacu Kurikulum 2013.
19 Apakah siswa pernah merasa
bosan ketika guru menerapkan
pembelajaran inovatif di kelas?
Guru SDN Puren menyatakan bahwa ketika
guru mengajar siswa juga terkadang ada
yang tidak mau untuk diajak untuk
berdiskusi kelompok, akan tetapi guru
selalu berusaha agar siswa juga bisa belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
bersama-sama dengan temannya tanpa
memilih teman. Guru SDN Kentungan
menyatakan bahwa siswa tidak merasa
bosan apabila guru juga berusaha
mendesain pembelajaran inovatif dengan
menyenangkan.
20 Apakah bapak/ibu mempunyai
rencana untuk mengembangkan
pembelajaran inovatif agar
kedepannya mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa ?
Guru SDN Puren dan Guru SDN Kentungan
menyatakan bahwa guru ingin sekali untuk
mengembangkan pembelajaran inovatif
supaya siswa juga dapat belajar dengan
menyenangkan dan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
21 Menurut bapak/ ibu apakah
perangkat pembelajaran inovatif
penting jika diterapkan dalam
proses pembelajaran dewasa ini?
Guru SDN Puren dan Guru SDN Kentungan
menyatakan bahwa pembelajaran inovatif
sangat penting untuk diterapkan disekolah
ataupun dikelas untuk membantu siswa
belajar dengan aktif.
22 Apakah bapak/ibu sudah
mengetahui jenis belajar
taksonomi bloom yang sudah
direvisi?
Guru SDN Puren menyatakan bahwa beliau
mengetahui jenis belajar taksonomi bloom,
akan tetapi beliau belum mengetahui jika
ada yang sudah direvisi. Guru SDN
Kentungan menyatakan bahwa beliau
pernah mengetahui jenis belajar taksonomi
bloom dan beliau sudah lupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 6 Lembar Instrumen Observasi Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa
No Pernyataan Ya Tidak
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1. Guru membuka pembelajaran dengan berdoa √
2. Guru melakukan presensi kepada siswa √
3. Guru menggunakan apersepsi untuk menuju materi yang
akan diajarkan sebagai pengantar memulai pelajaran
√
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √
5. Guru memberikan motivasi √
Kegiatan Inti
6. Guru menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan
uraian kegiatan
√
7. Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang
materi yang akan dipelajari
√
8. Guru menggunakan media pembelajaran dan sumber
pembelajaran dengan tepat
√
9. Guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa
√
10. Guru menggunakan model yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa
√
11. Guru menerepkan 5M pada siswa √
12. Guru menggunakan bahasa baku yang baik √
13. Guru menggunakan artikulasi dan volume yang jelas √
14. Guru menggunakan pakaian yang rapi dan berwibawa √
15. Guru memusatkan perhatian siswa saat proses
pembelajaran dengan cara verbal dan non-verbal
√
16 Guru tidak berpaku pada satu tempat √
17. Guru memberikan contoh pada siswa pada kehidupan
sehari-hari
√
18. Guru memberikan apresiasi kepada siswa √
19. Guru menggunakan sumber pembelajaran berbasis
teknologi pada pembelajaran
√
20. Guru dapat mengkonsidikan kelas dengan baik √
21. Guru menekankan pendidikan karakter pada siswa √
22. Guru membuat suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik
√
23. Guru sebagai fasilitator pada proses pembelajaran √
Kegiatan Penutup
24. Guru membuat ringkasan secara lisan √
25. Guru membuat ringkasan secara tertulis √
26. Guru menunjukkan sumber lain √
27. Guru melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan
√
28. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum
berpartisipasi aktif
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Siswa berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran √
2. Siswa memberikan umpan balik apersepsi dari guru √
3. Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan materi √
4. Siswa mengajukan pertanyaan √
5. Siswa mampu bekerjasama pada saat kegiatan
berkelompok
√
6. Siswa mampu mengkomunikasi hasil diskusi √
7. Siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran √
8. Siswa memahami penjelasan yang telah disampaikan guru √
9. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara lisan
√
10. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran
secara tertulis
√
29. Guru memberikan evaluasi kepada siswa √
30. Guru memberikan tindak lanjut mengenai pembelajaran
yang disampaikan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 7 Instrumen Validasi RPP
Pertanyaan Validasi Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif
No. Aspek Yang Dinilai
Prota (Program Tahunan)
1 Prota memuat komponen identitas yang lengkap (kelas, satuan pendidikan,
tahun pelajaran).
2 Prota memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, alokasi waktu).
3 Jumlah jam efektif (16 minggu) sesuai dengan jumlah minggu efektif, jumlah
alokasi waktu sama dengan total jam pelajaran dalam satu tahun.
4 Proporsi pembagian waktu setiap tema dan sub tema sesuai.
Prosem (Program Semester)
1 Prosem memuat komponen identitas yang lengkap (kelas, semester, satuan
pendidikan, tahun pelajaran).
2 Prosem memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, pembelajaran, bulan,
alokasi waktu).
3 Materi pokok sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD),
serta alokasi waktu yang digunakan proporsional.
Silabus
1 Silabus memuat identitas sekolah, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar
(KD), dan tema/subtema.
2 Silabus memuat materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar.
3. Keterkaitan antar komponen dalam silabus sesuai.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1 Kejelasan dan kelengkapan Identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, semester,
tema/subtema/ pembelajaran ke-, alokasi waktu/ hari dan tanggal).
2. Kesesuaian rumusan indikator dengan KI dan KD.
3. Tujuan pembelajaran (kesesuaian tujuan dengan indikator, kata kerja dapat
diukur, mencakup komponen A (Audience), B (Behavior), C (Condition), D
(Degree).
4. Materi Pembelajaran (kesesuaian materi pembelajaran dengan KD dan
indikator, susunan materi yang sistematis, kelengkapan materi pembelajaran).
5. Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku yang dapat
diamati dan diukur.
6. Strategi Pembelajaran (pendekatan, model, metode; langkah-langkah
pembelajaran; dan tahapan kegiatan pembelajaran; serta penerapan
pembelajaran saintifik) sesuai.
7. Pemilihan media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan kondisi
kelas).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
8. Pemilihan sumber belajar (bahan cetak, lingkungan sekitar dan internet).
9. Evaluasi (mencakup aspek sikap, pengetahuan, keterampilan, kesesuaian
evaluasi dengan tujuan atau indikator, komponen penilaian lengkap,
perencanaan kegiatan pengayaan, dan remedial)
10. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada indikator (C4-C6 /
HOTS).
11. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan makna model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) / model Problem Based
Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah).
12. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)/ model Problem
Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah).
13. Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintaks (langkah-langkah)
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)/ model
Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah).
14. Mengembangkan 5M dalam kegiatan inti yaitu : mengamati, menanya,
mencoba, menalar dan mengkomunikasikan.
15. Mengembangkan 4 ketrampilan dasar belajar abad 21 4C yaitu berpikir kritis
(critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kerjasama
(collaborative), dan komunikasi (communicative).
16. Kelengkapan instrumen evaluasi (soal, kunci, rubrik pedoman penskoran).
Media Pembelajaran
1 Kesesuaian jenis media dengan kompetensi yang harus dicapai, materi yang
dibahas, strategi pembelajaran yang dipilih, karakteristik siswa, media terlihat
atau terdengar dengan jelas (gambar, video, audio, animasi).
2 Keterbacaan tulisan jenis dan ukuran, keruntutan penyajian materi, kelengkapan
materi, kesederhanaan dalam menyajikan materi, dan tingkat kemudahan dalam
penggunaan media.
3 Keharmonisan tata letak dan warna media, tingkat antusiasme siswa dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan media, kebenaran dalam menggunakan
kaidah bahasa, efektivitas gambar/ ilustrasi/ animasi/ video dalam penjelasan
konsep, dan kesesuaian media dengan materi.
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
1 LKPD disajikan secara sistematis, merupakan materi atau tugas yang esensial,
setiap kegiatan yang disajikan mempunyai tujuan yang jelas, penyajian LKPD
dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi, kegiatan yang disajikan dapat
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
2 Kelayakan isi ( sesuai dengan KI & KD, sesuai kemampuan siswa, sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan, keterkinian materi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
3 Kelayakan bahasa (kalimat dengan kaidah Bahasa Indonesia, penggunaan tanda
baca sesuai, struktur kalimat mudah dipahami, mendorong siswa untuk berfikir
kritis, kemultitafsiran kalimat).
4 Kelayakan kegiatan (pemberian pengalaman langsung dalam LPKD,
pengidentifikasian hasil temuan dalam LKPD, perencanaan kerja ilmiah dalam
LKPD, pelaksanaan kerja ilmiah dalam LKPD).
5 Kelayakan tampilan (daya tarik sampul/ cover LKPD, kesesuaian huruf yang
digunakan dalam LKPD, keseimbangan komposisi/ judul dan logo LKPD).
6 Kelayakan penyajian (kemudahan langkah-langkah dalam kegiatan LKPD,
penyajian materi LKPD yang disertai obyek langsung, penempatan siswa dalam
LKPD dalam subyek belajar).
Bahasa
1 Penggunaan bahasa sesuai dengan PUEBI (Panduan Umum Ejaan Bahasa
Indonesia).
2 Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
3 Bahasa yang digunakan komunikatif.
4 Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dimengerti.
5 Kejelasan petunjuk/arahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 8 Instumen Validasi Uji Coba Produk
Pertanyaan Uji Coba Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif
No Kegiatan Pembelajaran
1 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan makna dan karakteristik
model pembelajaran inovatif yang digunakan.
2 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sintaks model pembelajaran
inovatif yang digunakan.
3 Guru menerapkan pendekatan saintifik 5M (mengamati, menanya, menalar,
mencoba, mengomunikasikan) kepada siswa.
4 Guru telah mengembangkan keterampilan belajara dasar abad 21 (Berfikir
kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif)
5 Guru menguasai materi dalam mengajar dan tidak terjadi miskonsepsi.
6 Guru lebih berperan sebagai motivator & fasilitator pada saat pembelajaran.
7 Pembelajaran berpusat pada siswa.
8 Guru menggunakan beragam media dalam pembelajaran.
9 Guru mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dalam
kegiatan pembelajaran.
10 Guru mengusahakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi.
11 Guru mengembangkan pendidikan karakter.
12 Guru melaksanakan pembelajaran terpadu dengan landai.
13 Guru menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
14 Guru melaksanakan penilaian otentik.
No Kegiatan Pembelajaran
1 Siswa dapat mencapai indikator pembelajaran yang ditetapkan.
2 Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3 Siswa melaksanakan 5M dalam pembelajaran (mengamati, menanya, menalar,
mencoba, mengomunikasikan).
4 Siswa terkesan senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
5 Siswa asyik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
6 Siswa terlibat dalam penggunaan media pembelajaran
7 Siswa memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran
8 Siswa berkembang kemampuan 4C-nya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 9 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Inovatif Model Problem
Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) Pakar Pembelajaran Inovatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 10 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Inovatif Model Problem
Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) Guru Kelas IIB SDN
Kentungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 11 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Inovatif model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) Pakar
Pembelajaran inovatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 12 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Inovatif model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) Guru Kelas IIB
SDN Kentungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 13 Hasil Uji Coba Produk Model Problem Based Learning
(Pembelajaran Berbasis Masalah) Guru kelas IIB SDN Kentungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 14 Hasil Uji Coba Produk Model Problem Based Learning
(Pembelajaran Berbasis Masalah) Mahasiswa PGSD 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 15 Hasil Uji Coba Produk Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT) Guru kelas IIB SDN Kentungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 16 Hasil Uji Coba Produk del Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT) Mahasiswa PGSD 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 17 Dokumentasi penelitian
Guru sedang menjelaskan materi.
Guru membimbing siswa untuk mencari
jawaban dengan menggunakan media
pembelajaran.
Siswa duduk bersama kelompok mendengarkan
penjelasan dari guru.
Guru bersama siswa membagi kelompok.
Siswa sedang melakukan kegiatan mencoba dan
dibantu oleh guru.
Siswa sedang menjawab Post Test diakhir
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 18 Biodata Penulis
BIODATA PENULIS
Tri Mardanila Novita Sari merupakan anak ketiga dari
pasangan Abu Bakar dan Marmiati. Lahir di Margo Bhakti,
15 November 1997. Peneliti menempuh pendidikan awal
yang dimulai dari TK Mekar Sari 2 Margo Bhakti, tamat pada
tahun 2003. Pendidikan dasar diperoleh di SD Negeri 3
Margo Bhakti, tamat pada tahun 2009. Pendidikan menengah
pertama diperoleh di SMP Negeri 2 Mesuji, tamat pada tahun
2012. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMK Negeri 1
Kayuagung bidang keahlian Akuntansi, tamat pada tahun 2015.
Pada tahun 2015, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Masa Pendidikan di Universitas Sanata Dharma
diakhiri dengan penulisan tugas akhir skripsi dengan judul “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema Bermain di Lingkungan Rumah
Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 19
Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif Dicetak Terpisah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI