Pengembangan model kurikulum Wheeler

35
Dilengkapi Contoh Perangkat RPP dan LKS Penulis : Ni Wayan Ekayanti, S.Pd Ni Nyoman Widiari, S.Pd Luh Gede Ayu Rika Adnyani, S.Pd

Transcript of Pengembangan model kurikulum Wheeler

Page 1: Pengembangan model kurikulum Wheeler

Dilengkapi Contoh Perangkat RPP dan LKS

Penulis :

Ni Wayan Ekayanti, S.Pd

Ni Nyoman Widiari, S.Pd

Luh Gede Ayu Rika Adnyani, S.Pd

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2013

Page 2: Pengembangan model kurikulum Wheeler

KATA PENGANTAR

Kurikulum memegang kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi

dan proses pendidikan yang pada ahkhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu

lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam

lingkup kelas, sekolah, daerah, wilayah, maupun nasional. Semua orang berkepentingan dengan

kurikulum sebab kita sebagai orang tua, sebagai warga masyarakat, sebagai pemimpin formal

ataupun informal selalu mengharapkan tumbuh dan berkembangnya anak, pemuda, dan generasi

muda yang lebih baik, lebih cerdas, lebih berkemampuan. Kurikulum mempunyai andil yang

cukup besar dalam melahirkan harapan tersebut.

Kemampuan membina dan mengembangkan kurikulum merupakan tuntutan profesional

guru. Sebab tugas guru adalah mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan. Upaya dalam

mencapai tujuan itu memerlukan alat, dan alat yang digunakan adalah kurikulum. Peran dan

tugas guru dalam mengembangkan kurikulum berkaitan dengan level mana kurikulum

dimaksudkan. Kurikulum pada level nasional pengembangnnya dilakukan oleh suatu tim di

tingkat pusat. Tim ini terdiri dari beberapa orang dalam berbagai keahlian. Ahli pendidikan,

psikologi, bidang-bidang studi dan semacamnya. Para ahli ini merumuskan bentuk kurikulum

yang akan dilaksanakan untuk semua sekolah, yang bersifat universal. Maka jadilah kurikulum

ini kurikulum nasional yang resmi atau formal. Dengan adanya kurikulum resmi yang bersifat

nasional, semua program belajar sudah dibuat dalam bentuk siap pakai. Tugas guru di sekolah

pada umumnya hanya tinggal mengembangakan kurikulum pada tingkat pengajaran. Agar

implementasi kurikulum dapat belajar secara efektif.

Diharapkan buku ini bermanfaat baik untuk pembaca seperti guru ataupun mahasiswa

sebagai rujukan dalam mengembangkan sebuah kurikulum

Denpasar, Juli 2013

Penulis

Page 3: Pengembangan model kurikulum Wheeler

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

MODEL KURIKULUM WHEELER

A. Karakteristik Model Wheeler...............................................................................................2

B. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum Wheeler........................................................3

C. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum Model Wheeler.....................................................8

D. Implementasi Model Pengembangan Kurikulum Wheeler...................................................8

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Pengembangan model kurikulum Wheeler

PENDAHULUAN

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar

yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai,

pengetahuan dan perbuatan pendidikan. Pihak-pihak yang secara aktif terlibat dalam

pengembangan kurikulum adalah: administrator pendidikan, para ahli, guru, dan orang tua

murid. Rancangan ini disusun dan dikembangkan dengan maksud memberi pedoman kepada

para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan

yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat.

Kelas merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum. Di sana semua

konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat dan pengetahuan guru diuji dalam bentuk

perbuatan yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata dan hidup. Perwujudan konsep,

prinsip, dan aspek-aspek kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada guru. Oleh karena itu,

gurulah yang memegang peranan penting dalam keberhasilan kurikulum. Dialah sebenarnya

perencana, pelaksana, penilai, dan pengembang kurikulum sesungguhnya. Suatu kurikulum

diharapkan memberikan landasan, isi dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan

siswa secara optimal dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat.

Secara umum ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum

yakni prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus. Ada beberapa prinsip umum dalam

pengembangan kurikulum yakni relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektifitas.

Sedangkan prinsip-prinsip khusus berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar

dan penilaian.

Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu

model dalam pengembangan kurikulum tidak hanya didasarkan atas kelebihan dan kebaikannya

serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem

pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana

yang digunakan.

Page 5: Pengembangan model kurikulum Wheeler

Menurut Good ( 1972 ) dan Travers ( 1973 ). Model adalah abstraksi dunia nyata atau

representasi peristiwa kompleks atau sistem dalam, dalam bentuk naratif, matematis grafis, serta

lambang – lambang lainnya . Model bukanlah realitas, akan tetapi merupakan representasi

realitas yang dikembangkan dari keadaan. Dengan demikian, model pada dasarnya berkaitan

dengan rancangan yang dapat digunakan untuk menerjemahkan sesuatu ke dalam realitas, yang

sifatnya lebih praktis.

Page 6: Pengembangan model kurikulum Wheeler

MODEL KURIKULUM WHEELER

A. Karakteristik Model Wheeler

Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa model yang dapat digunakan. Setiap model

memiliki kekhasan atau karakteristik tertentu, baik dilihat dari keluasan pengembangan

kurikulumnya, maupun dari tahap-tahap pengembangannya sesuai dengan pendekatan yang

dilakukan. Salah satu model kurikulum yang kini dikembangkan atau diterapkan dalam bidang

pendidikan adalah model kurikulum Wheeler. Sesuai dengan nama model pengembangannya,

model kurikulum ini dikembangkan atau dipublikasikan oleh Daryl Kenneth Wheeler pada tahun

1967 dalam buku yang berjudul Curriculum Process.

D.K. Wheeler adalah seorang ahli yang mengemukakan model kurikulum siklus dimana

model ini berbeda dengan model kurikulum sebelumnya yang pengembangannya masih berupa

garis lurus . Beliau mempunyai gagasan tersebut, karena kurikulum sebelumnya dirasakan belum

bisa memberikan umpan balik atau feedback dan membantu siswa untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

Menurut Wheeler, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang membentuk

lingkaran, proses ini terjadi secara terus menerus dan saling berkaitan. Wheeler berpendapat

bahwa proses pengembangan kurikulum terdiri dari lima fase atau tahapan. Setiap fase atau

tahapan dalam proses ini merupakan suatu pekerjaan yang harus berlangsung secara berurut atau

sistematis dan saling berhubungan. Oleh karena pengembangan kurikulum ini harus berlangsung

secara sistematis, maka tidak mungkin dapat menjalankan atau menyelesaikan tahap berikutnya

kalau tahap pertama belum terselesaikan atau dikerjakan. Sebaliknya, manakala setiap tahap

sudah selesai dikerjakan, kita akan kembali lagi ke tahap awal. Demikian seterusnya sehingga

proses pengembangan daripada sebuah kurikulum berlangsung secara terus menerus tanpa ada

ujungnya. Untuk lebih jelas mengenai model pengembangan kurikulum Wheeler, dapat diihat

pada gambar di bawah ini.

Page 7: Pengembangan model kurikulum Wheeler

B. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum Wheeler

Seperti pada pembahasan di atas mengenai karakteristik model pengembangan Wheeler,

berikut akan dijelaskan langkah-langkah pengembangan model Wheeler yang terdiri dari lima

tahapan, yakni sebagai berikut.

1. Menentukan tujuan

Tujuan yang ditentukan terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Dalam hal ini, tujuan

umum dapat berupa tujuan yang bersifat normatif yang mengandung tujuan filisofis (aim)

atau tujuan pembelajaran yang bersifat praktis (goals). Sedangkan yang menjadi tujuan

khusus yaitu tujuan yang bersifat spesifik dan observable (objective) yaitu suatu tujuan

pembelajaran yang mudah diukur ketercapaiannya.  Dalam pengembangan kurikulum

menurut Wheeler penentuan tujuan merupakan tahap awal yang harus dilakukan. Dalam

penyusunan suatu kurikulum, merumuskan tujuan merupakan hal yang harus dikerjakan

karena tujuan merupakan arah atau sasaran pendidikan. Alasan alasan yang mendasar

mengenai pentingnya perumusan suatu tujuan adalah :

Gambar 1. Model Kurikulum Wheeler

Page 8: Pengembangan model kurikulum Wheeler

a. Tujuan  berkaitan erat dengan  arah dan sasaran yang harus dicapai oleh

dunia  pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dengan

demikian salah satu komponen penting yang harus ada dalam suatu perencanaan

kurikulum adalah tujuan itu sendiri.

b. Tujuan kurikulum dapat membantu pengembang kurikulum dalam mendesain suatu

model kurikulum. Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang

kurikulum dalam mendesain model kurikulum yang dapat digunakan bahkan akan

membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran. Maksudnya disini adalah dengan

tujuan yang jelas dapat memberikan arahan kepada guru dalam menentukan bahan atau

materi yang harus dipelajari, menentukan metode dan strategi pembelajaran yang akan

digunakan, menentukan alat, media, dan sumber pembelajaran, serta bagaimana cara

merancang alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan belajar siswa.

c. Tujuan dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas batas serta kualitas

pembelajaran. Dengan adanya tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai

kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui

penetapan tujuan, para pengembang kurikulum termasuk guru dapat mengontrol sampai

mana siswa telah memperoleh kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan

tuntutan kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dari itu dengan adanya tujuan akan dapat

ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.

2. Menentukan pengalaman belajar

Pengalaman belajar ini dirumuskan dari tujuan. Pengalaman belajar yang dimaksud dengan

disini adalah  segala aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan. Menentukan

pengalaman belajar merupakan hal yang penting untuk materi - materi yang sesuai dalam

proses pembelajaran. Beberapa prinsip dalam menentukan pengalaman belajar siswa, yaitu:

a. pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai karena setiap tujuan

akan menentukan pengalaman pembelajaran,

b. setiap pengalaman belajar harus memuaskan siswa,

c. setiap rancangan pengalaman siswa belajar sebaiknya melibatkan peran serta siswa,

d. dalam satu pengalaman belajar dapat mencapai tujuan yang berbeda.

Page 9: Pengembangan model kurikulum Wheeler

Langkah pengorganisasian pengalaman belajar ini sangat penting karena pengorganisasian

yang jelas akan memberikan arah dalam pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi

pengalaman yang nyata bagi siswa

3. Menentukan isi dan materi pelajaran sesuai dengan pengalaman belajar

Tahap ketiga dalam pengembangan kurikulum menurut Wheeler adalah penentuan isi dan

materi pelajaran. Penentuan isi dan materi pelajaran ini didasarkan atas pengalaman belajar

yang di alami oleh peserta didik, pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik

dijadikan suatu acuan dalam penyusunan materi ajar. Langkah-langkah pengorganisasian

merupakan hal yang sangat penting karena dengan pengorganisasian yang jelas akan

memberikan arah bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi pengalaman

belajar bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi pengalaman belajar yang

nyata bagi siswa.

4. Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar dengan isi atau materi pelajaran.

Setelah materi ajar disusun maka dilakukan penyatuan antara pengalaman belajar dengan

materi ajar yang telah disusun, hal ini bertujuan agar terjadi hubungan atau kesinambungan

antara pengalaman belajar dengan materi ajar. Sehingga proses belajar mengajar dapat

berjalan dengan naik sehingga hasil yang diperoleh pun dapat maksimal. Ada dua jenis

pengorganisasian pengalaman belajar (Sanjaya, 2008), yaitu:

a. Pengorganisasian pengalaman belajar secara vertikal

Pengorganisasian secara vertikal adalah menghubungkan pengalaman belajar dalam

satu kajian yang sama dalam tingkat yang berbeda. Contohnya, pengorganisasian

pengalaman belajar yang menghubungkan antara IPA kelas lima dengan IPA di kelas

enam.

b. Pengorganisasian pengalaman belajar secara horizontal

Pengorganisasian pengalaman belajar secara horizontal adalah menghubungkan

pengalaman belajar antara bidang yang satu dengan bidang yang lainnya dalam tingkat

yang sama. Contohnya,  menghubungkan pengalaman belajar dalam bidang fisika dengan

matematika di kelas VII.

Page 10: Pengembangan model kurikulum Wheeler

Kedua jenis pengorganisasian pengalaman belajar ini sangat penting, dimana hubungan

vertikal akan memungkinkan siswa memiliki pengalaman belajar yang semakin luas dalam

kajian yang sama, sedangkan hubungan horizontal antara pengalaman belajar yang satu dan

yang lain akan saling mengisi dan memberikan penguatan

5. Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapaian tujuan.

Disini setelah proses pembelajaran selesai akan dilaksanakan suatu proses evaluasi. Dalam

proses pengembangan kurikulum ini tahap evaluasi merupakan tahap yang sangat penting,

hal itu karena proses penilaian atau evaluasi dapat memberikan informasi tentang

ketercapaian daripada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan evaluasi ini maka

akan dapat diketahui apakah kurikulum yang diterapkan itu berjalan denagn baik sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah tersebut.secara rinci dapat dikatakan bahwa

Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan

penentuan keputusan mengenai kurikulum apakan kurikulum itu masih bisa berlaku atau

harus di perbaharui atau digamti lagihal itu terjadi karena  evaluasi suatu  kurikulum dapat

memberikan informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi  kurikulum terhadap

tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya,yang mana informasi ini akan sangat

berguna sebagai bahan pembuat keputusan  apakah kurikulum tersebut masih dijalankan

tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru.

Evaluasi kurikulum juga penting dilakukan dalam rangka  penyesuaian dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar yang berubah.

Jadi, ada dua aspek yang perlu diperhatikan dalam evaluasi (Sanjaya, 2008), sebagai berikut.

a. Evaluasi harus menilai apakah telah terjadi perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan

tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.

b. Evaluasi sebaiknya menggunakan lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu

tertentu.

Page 11: Pengembangan model kurikulum Wheeler

C. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum Model Wheeler

Walaupun model kurikulum Wheeler merupakan pengembangan dari model kurikulum

Tyler, gambar siklus model pengembangan kurikulum Wheeler menunjukkan bahwa model

pengembangan ini tampaknya jauh lebih progresif dari pada model garis lurus yang

dikembangkan oleh Tyler.Berikut keunggulan dari model pengembangan Wheeler.

1. Model ini memiliki mekanisme umpan balik, sehingga menyediakan masukan atau saran

dengan tujuan untuk mengukur kemajuan dari penerapan model pengembangan kurikulum.

2. Dengan adanya umpan balik, dapat diketahui sejauh mana tingkat ketercapaaian

pengembangan kurikulum yang diimplementasikan. Jadi, fungsi evaluasi disini tergantung

dari tujuan orang yang melakukan evaluasi. Apakah untuk mengetahui atau untuk mengukur

tingkat ketercapaian pengembangan kurikulum, atau hanya untuk mengetahui sejauh mana

ketercapaian model pengembangan kurikulum.

Namun di sisi lain, model pengembangan kurikulum ini juga memiliki beberapa

kelemahan. Beberapa kelemahannya yaitu sebagai berikut:

1. Tujuan jangka pendek Wheeler meliputi karakteristik perilaku. Perilaku memiliki banyak

tujuan keuntungan jika diterapkan untuk merancang kurikulum, akan tetapi memiliki

beberapa batasan dalam pelaksanaannya. Contohnya, bagaimana seseorang bisa mengukur

meningkatnya kelancaran siswa dalam menulis.

2. Model ini kurang prosedur antara mengorganisir dan mengintegrasikan konten pengalaman

belajar dan evaluasi. Menurut Huang &Yang (2004) prosedur ini adalah pelaksanaan konten

yang terintegrasi.

D. Implementasi Model Pengembangan Kurikulum Wheeler

Untuk lebih jelasnya mengenai model pengembangan kurikulum Wheeler, berikut

ditampilkan penerapannya dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu di

tingkat satuan pendidikan sekolah menengah pertama. Adapun acuan yang digunakan dalam

implementasi pengembangan kurikulum Wheeler di sekolah adalah lima langkah yang telah

dipaparkan di atas.

Page 12: Pengembangan model kurikulum Wheeler

1. Menentukan tujuan

Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan

khusus.

a. Tujuan umum

Tujuan ini memuat aspek perilaku, aspek isi dan aspek kondisi. Contoh : Siswa

mengetahui cara-cara mempelajari komponen penyusun ekosistem dengan pendekatan

observasi dan klasifikasi. Dari tujuan ini terlihat ada aspek perilaku (mengetahui), aspek

isi (cara-cara mempelajari komponen penyususn ekosistem) dan aspek kondisi (dengan

pendekatan klasifikasi dan observasi)

b. Tujuan khusus

Tujuan khusus ini memuat empat komponen, yaitu audience (siswa), behavior (tingkah

laku), condition (keadaan) dan degree (strandarisasi). Contoh : Setelah melakukan

pengamatan terhadap ekosistem kolam (C), siswa SMP kelas VII (A) dapat membedakan

(B) komponen biotik dan abiotik (D).

2. Menentukan Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar didapatkan dari merumuskan tujuan. Faktor yang perlu dipertimbangkan

dalam menentukan pengalaman belajar adalah karakteristik konsep yang diajarkan, kesiapan

siswa, dan ketersediaan alat.

3. Menentukan isi atau materi pembelajaran.

Isi atau materi ini disesuikan dengan pengalaman belajar siswa. Dari hasil pengalaman

belajar tersebut, maka guru dapat menganalisis dan menentukan konsep yang cocok dalam

materi pembelajaran. Contoh : penyiapan materi kelas VII semester II yaitu materi ekosistem

4. Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar dengan isi atau materi belajar.

Adapun cara-cara mengorganisasi pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran adalah

membuat panduan pengamatan yang di dalamnya terdapat judul, tujuan, bahan dan alat,

prosedur kerja, hasil, pembahasan, diskusi,serta simpulan.

5. Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapaian tujuan

Langkah terakhir yang dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian materi oleh siswa

yaitu dengan melakukan evaluasi dalam bentuk tes tulis dengan mengintegrasikan tujuan dan

hasil pengamatan.

Page 13: Pengembangan model kurikulum Wheeler

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Denpasar

Mata Pelajaran : IPA Terpadu

Kelas / Semester : VII / II

Pertemuan Ke : 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem

Kompetensi Dasar : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem

Indikator : 1. Mengidentifikasi satuan-satuan mahluk hidup dalam ekosistem secara cermat dan jujur

2. Mengidentifikasi tingkat organisasi dalam ekosistem dengan cermat

3. Menjelaskan dan memberi contoh tingkat organisasi ekosistem pada tingkat molekul sampai bioma secara jujur dan cermat

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan siswa dapat :1. Siswa mampu mengidentifikasi satuan-satuan mahluk hidup dalam ekosistem2. Siswa mampu mengidentifikasi tingkat organisasi dalam ekosistem3. Siswa mampu Menjelaskan dan memberi contoh tingkat organisasi ekosistem pada

tingkat molekul sampai bioma4. Siswa dapat melakukan pengamatan untuk mengetahui komponen abiotik dan biotik

II. Materi Pembelajaran

A. Satuan dan Komponen Penyusun Ekosistem

Ekosistem adalah kesatuan mahluk hidup dan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik (saling berinteraksi). Berdasarkan proses terjadinya ekosistem dibedakan menjadi ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami terjadi tanpa campur tangan manusia, contohnya danau, rawa, sungai, gurun, hutan, dan padang rumput. Sedangkan ekosistem buatan terjadi karena dibuat oleh manusia, contohnya kolam, sawah, dan kebun. 1. Satuan-satuan kehidupan dalam ekosistem

Page 14: Pengembangan model kurikulum Wheeler

Satuan-satuan mahluk hidup dalam ekosisistem meliputi individu, populasi dan komunitas.a. Individu

Individu adalah suatu mahluk hidup tunggal yang dapat berdiri sendiri, misalnya seorang manusia, seekor hewan, dan sebatang pohon.

b. PopulasiPopulasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu. Misalnya, populasi kucing di suatu daerah adalah meliputi kucing baik yang berekor panjang, berekor pendek, berambut hitam, berambut putih, jantan ataupun betina yang terdapat pada daerah itu. Perubahan populasi dapat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), perpindahan masuk(migrasi), dan perpindahan keluar (emigrasi).

c. KomunitasKomunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda yang hidup pada tempat dan waktu tertentu. Misalnya pada suatu komunitas kebun terdapat berbagai macam populasi hewan dan tumbuhan yang tinggal di kebun itu.

d. EkosistemEkosistem merupakan interaksi antara mahluk hidup dengan lingkungan abiotiknya. Berdasarkan proses terbentuknya ekosistem dibedakan menjadi dua yaitu1) Ekosistem alami : yaitu ekosistem yang terbentuk secara alamiah. Misalnya

ekosistem hutan, ekosistem sungai dan rawa.2) Ekosistem buatan : yaitu ekosistem yang dibentuk secara sengaja oleh

manusia. Misalnya ekosistem sawah, kolam dan hutan budidaya. e. Biosfer

Biosfer merupakan seluruh permukaan bumi yang menjadi tempat tinggal mahluk hidup.

2. Komponen-komponen penyusun ekosistemEkosistem di muka bumi ini memiliki dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan abiotik. a. Komponen biotik

Semua mahluk hidup yang berada dalam ekosistem antara lain hewan, tumbuhan, dan jasad renik (mikroorganisme) merupakan komponen biotik. Berdasarkan perannya, komponen biotic dibedakan menjadi produsen, konsumen, dan pengurai. 1) Produsen

Tumbuhan hijau merupakan satu-satunya mahluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Dalam proses fotosintesis dihasilkan zat makanan dan oksigen. Zat makanan sebagian digunakan oleh tumbuhan itu sendiri dan sisanya disimpan dalam akar, batang, buah, dan bijinya. Selanjutnya cadangan makanan ini akan dimakan oleh hewan dan

Page 15: Pengembangan model kurikulum Wheeler

atau manusia. Sebagai penghasil makanan, baik untuk dirinya sendiri maupun mahluk hidup yang lain, maka tumbuhan hijau ini disebut sebagai produsen.

2) KonsumenHewan dan manusia tidak mampu menyusun makanannya sendiri melalui proses fotosintesis seperti tumbuhan hijau. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, beberapa jenis hewan secara langsung memakan tumbuhan. Ada pula hewan yang memakan hewan lainnya. Hewan yang secara langsung memakan tumbuhan disebut herbivore, sedangkan yang memakan hewan lain disebut karnivora. Oleh karena itu semua hewan dan manusia yang mendapatkan zat makanan dari mahluk lain disebut konsumen. Konsumen yang langsung memakan produsen dinamakan konsumen pertama, sedangkan konsumen yang memakan konsumen pertama disebut konsumen kedua, dan seterusnya.

3) Pengurai (Dekonposer)Pengurai (decomposer) adalah organisme yang menguraikan sisa-sisa tubuh mahluk hidup yang telah mati ataupun kotoran mahluk hidup yang telah mati ataupun kotoran mahluk hidup menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana. Pengurai meliputi berbagai macam mikroorganisme. Mikroorganisme antara lain terdiri atas bermacam-macam bakteri yang hidup bebas dan jamur saprofit. Semua mahluk hidup pada akhirnya akan mati. Bangkai hewan dan sisa-sisa bagian tubuh tumbuhan yang mati akan membentuk sampah. Beberapa waktu kemudian sampah tersebut akan terurai menjadi bagian-bagian yang sangat kecil berupa unsur-unsur sederhana. Proses ini berlangsung karena adanya organisme pengurai.

b. Komponen AbiotikBeberapa faktor abiotik yang dapat mempengaruhi kehidupan mahluk hidup di dalamnya, antara lain faktor tanah, faktor cahaya, faktor air, dan faktor udara.

3. Saling ketergantungan antara komponen biotic dan abiotikTumbuhan hujau memerlukan cahaya matahari untuk melakukan proses fotosintesis. Sebagai bahan fotosintesis diperlukan CO2 yang diambil dari udara, sedangkan air dan garam-garam mineral diambil dari tanah. Sebaliknya tumbuhan melepaskan O2 ke udara sebagai salah satu hasil fotosintesis.

4. Saling ketergantungan antara produsen, konsumen, dan penguraiTumbuhan hijau merupakan produsen yang menghasilkan sumber makanan bagi semua makhluk hidup. Sebagai contoh, tanaman padi dimakan oleh ulat sebagai konsumen I, kemudian ulat dimakan oleh burung sebagai konsumen II, jika burung mati akan membusuk dan diuraikan oleh pengurai (decomposer), dan akan menjadi zat-zat yang dibutuhkan oleh tanaman.

III. Metode Pembelajaran

Page 16: Pengembangan model kurikulum Wheeler

Strategi : pembelajaran Siklus belajar Metode : Eksplorasi, tanya jawab, diskusi dan penugasan

IV. Langkah – Langkah Pembelajaran

No Tahapan Kegiatan guru

Kegiatan siswa

Alokasi Waktu

I Kegiatanawal

- Guru mengucapkan salam- Guru melaksanakan

absensi- Apersepsi:

Guru memberikan apersepsi kepada siswa”anak- anak pernahkan kalian mendengar istilah ekosistem?”’’pernahkan kalian memperhatikan apa saja yang terdapat dalam kolam ikan ?”

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

- siswa membalas salam guru

- siswa memberikan respon kepada guru

- siswa mendengarkan dengan seksama arahan dari guru

- siswa melihat lingkungan diluar kelas lalu siswa menanggapi pertanyaan dari guru

- siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

12 menit

II Kegiatan Inti

Eksplorasi- Guru mengeksplorasi pengetahuan

awal siswa tentang komponen penyusun dalam ekosistem dengan memberikan pertanyaan awal kepada siswa ”anak- anak jika kalian sendiri dalam kelas disebut apa? Sedangkan jika kalian berkelompok disebut apa dalam suatu kelas?”

- Guru mengajak siswa untuk berpendapat mengenai pertanyaan yang disampaikan tadi.

- Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok

- Guru membagikan LKS berbasis siklus belajar kepada masing- masing kelompok

- Guru mengajak siswa kelapangan untuk mengamati dan mengidentifikasi apa saja yang terdapat di kolam ikan dan kebun disesuaikan dengan pertanyaan

- Siswa merespon pertanyan guru dengan menjawabnya secara bergiliran

- Siswa mencari kelompoknya- Siswa melakukan observasi

dan mengidentifikasi temuan yang ada di lapangan dengan mengerjakan LKS

30 menit

Page 17: Pengembangan model kurikulum Wheeler

yang ada di LKS (Fase Eksplorasi)

Elaborasi- Guru mengajak siswa kembali ke

kelas dan menyuruh siswa melanjutkan mengerjakan LKS

- Guru melakukan tanya jawab dengan siswa berkaitan dengan pertanyaan di LKS

- Guru memperbaiki konsepsi siswa yang masih salah dan mengenalkan konsep- konsep tentang ekosistem dan tingkat organisasi (Fase Pengenalan Konsep)

Konfirmasi- Guru mengarahkan siswa untuk

menemukan contoh- contoh nyata penerapan konsep tersebut(Aplikasi Konsep)

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas

- Siswa melengkapi kembali LKS berbasis siklus belajar

- Siswa menjawab pertanyaan dari guru

- Siswa mendengarkan penjelasan atau konsep-konsep yang diberikan oleh guru

- Siswa aktif untuk berpendapat tentang apliaksi konsep dalam kehidupan sehari- harinya

- Siswa yang belum mengerti bertanya kepada guru

15 menit

15 menit

III Kegiatan Akhir

- Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan

- Guru mengiformasikan mengenai materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya

- Guru mengucapkan salam penutup

- Siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini

- Siswa mendengarkan informasi yang telah disampaikan oleh guru

- Siswa membalas salam guru

8 menit

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

1. Alat : LCD, Papan Tulis, spidol, dan kapur tulis2. Bahan :LKS (terlampir)3. Sumber :

1. Sugiyarto, Teguh. 2008. IPA SMP Kls VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.2. Tim Penyusun. 2009. Buku Latihan Soal Wajar. Kls VII semester 2. Jakarta: Graha

Pustaka.

VI. Penilaian

Page 18: Pengembangan model kurikulum Wheeler

1. Penilaian psikomotor berupa penilaian proses pembelajaran dengan menggunakan instrument berupa rubrik

keterangan :

Untuk skor 4 rentang 85-95 Untuk skor 3 rentang 75-85 Untuk skor 2 rentang 65-75 Untuk skor 1 rentang 60-65

2. Penilaian kognitif berupa tes, laporan hasil kerja dan tugas mandiri terstruktur maupun tak terstrukur

3. Alat penilaian Tes a. soal

1. Apakah yang dimaksud dengan ekosistem?2. Sebutkanlah dua komponen penyusun ekosistem beserta contohnya!3. Apakah perbedaan antara individu, populasi, dan komunitas

b. Kunci jawaban 1. Hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya 2. Ekosistem tersusun dari komponen biotic (berbagai mahluk hidup seperti

tumbuhan, hewan, dan manusia) dan komponen abotik (berbagai benda mati seperti batu, udara dan air)

3. Individu adalah: mahluk hidup tunggal yang dapat hidup secara fisiologis Populasi :kumpulan individu sejenis pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentuKomunitas :kumpulan beberapa populasi yang berbeda yang saling berinteraksi pada daerah dan waktu tertentu

c. Penskoran

Skor Kriteria

4 Siswa mampu memecahkan masalah dengan baik

3 Siswa mampu memecahkan masalah dengan baik namun

masih memerlukan bantuan dari guru

2 Siswa mampu memecahkan masalah dengan bantuan guru

namun belum 100 persen benar

1 Siswa kesulitan memecahkan masalah walaupun sudah

mendapat bantuan dari guru

Page 19: Pengembangan model kurikulum Wheeler

Aspek Kognitif

No Kriteria Skor

1 Jawaban benar sesuai dengan tujuan pertanyaan Penjelasan yang disampaikan lengkap dan jelas Penggunaan bahasa dan tanda baca tepat

4

2 Jawaban benar sesuai dengan tujuan pertanyaan Penjelasan yang disampaikan kurang lengkap Penggunaan bahasa dan tanda baca tepat

3

3 Jawaban Hampir mendekati dengan tujuan pertanyaan Penjelasan yang disampaikan kurang lengkap Penggunaan bahasa dan tanda baca kurang tepat

2

4 Jawaban kurang tepat Penjelasan yang disampaikan kurang lengkap Penggunaan bahasa dan tanda baca kurang tepat

1

5 Tidak membuat jawaban sama sekali 0

Nilai= Jumlah skor yang diperoleh siswaJumlahskor maksimal

×100

Denpasar , Juli 2013

Guru Mata Pelajaran IPA

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Page 20: Pengembangan model kurikulum Wheeler

Satuan Pendidikan : SMPN 2 Denpasar

Kelas/Semester : VII/Genap

Materi : Ekosistem

Standar Kompetensi : Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem

Kompetensi Dasar : Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem

Tujuan :

1. Setelah melakukan diskusi dengan temans sebangku, siswa mampu mengidentifikasi

satuan-satuan mahluk hidup dalam ekosistem dengan tepat.

2. Setelah melakukan diskusi kelompok, siswa mampu memahami komponen biotik

dengan komponen abiotik dengan baik.

3. Setelah melakukan pengamatan di luar kelas, siswa mampu memahami hubungan

antara komponen biotik dan biotik dengan baik.

Alokasi waktu : 20 menit

I. KEGIATAN EKSPLORASI

Mahluk hidup dengan lingkungan merupakan satu kesatuan fungsional yang tidak dapat

dipisahkan. Hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya disebut

ekosistem. Ekosistem tersusun dari komponen biotik dan abiotik. Dalam suatu ekosistem,

hubungan antarkomponen berlangsung sangat erat dan saling mempengaruhi

a. Alat dan bahan

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

2. Alat tulis

b. Langkah kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Pergilah ke kebun dan kolam sekitar sekolah

3. Perhatikan dan catat komponen penyusun ekosistem pada kebun dan kolam sekolah.

4. Dari komponen yang telah ditemukan di kebun dan kolam sekolah, selanjutnya

bedakanlah komponen mana yang tergolong biotik dan abiotik. Tulislah hasil

pengamatan pada tabel di bawah ini.

Page 21: Pengembangan model kurikulum Wheeler

5.

Ukurlah suhu air kolam menggunakan thermometer yang di sediakan.

Dan catat hasil pengukurannya.

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………

II. KEGAIATAN PENGENALAN KONSEP

Guru memperkenalkan konsep berdasarkan hasil pada kegiatan eksplorasi sebagai berikut.

1. Komponen Biotik adalah: ikan ,teratai, kembang kertas,kenanga, rumput, semut, lumut,

enceng gondok, pohon cemara, alamanda dan lain-lain.

2. Kompoenen

abiotik adalah: cahaya

matahari, udara, oksigen,

suhu, air, tanah,

No Benda hidup Benda mati

Page 22: Pengembangan model kurikulum Wheeler

Gambar ekosistem kolam

Pertanyaan.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan , jawablah pertanyaan berikut!

1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem?

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

………………………………………

2. Apakah yang dimaksud dengan :

a. Abiotik:

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………

b. Biotik

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………..

3. Sebutkanlah 2 contoh dari ekosistem buatan dan ekosistem alami!

Page 23: Pengembangan model kurikulum Wheeler

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………

III.KEGIATAN APLIKASI KONSEP

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar.

LEMBAR JAWABAN KEGIATAN APLIKASI KONSEP

1. Pertanyaan aplikasi konsep: jika pada kayu yang telah mengalami

kelapukan karena sering terkena hujan dan panas. Maka komponen

apa saja yang bisa kalian amati, jika dikaitkan dengan komponen

penyusun ekosistem!

2. Mengapa kolam disebut sebagai ekosistem buatan?

3. Klasifikasikanlah komponen ekosistem yang ada di dalam kotak

sesuai ciri-ciri hidup dengan dasar klasifikasinya!

Suhu, rumput, kambing, belalang, bakteri, anjing,

tikus, air, tanah, jamur, kembang sepatu, udara ,

harimau, burung elang, kangkung, padi, sinar

matahari, kelinci, sapi, singa, manusia, cacing.

Page 24: Pengembangan model kurikulum Wheeler

1. ………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………

2. ………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

3.

DAFTAR PUSTAKA

Abiotik Biotik

Page 25: Pengembangan model kurikulum Wheeler

Abdusshomad. 2009. Model-Model Pengembangan Kurikulum. http://abdusshomad.blogspot.com/2009/10/model-model-pengembangan-kurikulum.html. diunduh tanggal 4 Juli 2013

Baryons. 2009. Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran http://baryons23.blogspot.com/2009/11/manajemen-kurikulum-dan-pembelajaran.html diunduh tanggal 2 Juli 2013

Sanjaya,Wina.2008.Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Bandung. Kencana Prenada Media Group