Makalah Model Pengembangan Kurikulum

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat. Model-model pengembangan kurikulum memegang peranan penting dengan kegiatan pengembangan kurikulum. Sungguh sangat naif bagi para pelaku pendidikan dilapangan terutama guru, kepsek, pengawas, bahkan anggota komite sekolah, jika tidak memahami dengan baik keberadaan, kegunaan dan urgensi setiap model-model pengembangan kurikulum. Mengapa guru dituntut untuk mengetahui konsep-konsep tentang tentang kurikulum, yang dalam hal ini model-model pengembangan kurikulum? Karena pemahaman tentang kurikulum itu sendiri merupakan salah satu unsur kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru. Model pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas, menurut Nana Syaodih Sukmadinata pengembangan kurikulum bisa berarti penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada. Sedangkan model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi pristiwa kompleks atau sistem, dalam bentuk naratif, matematis, grafis serta lambang-lambang lainnya. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pengembangan kurikulum adalah berbagai bentuk atau model yang nyata dalam penyusunan kurikulum yang baru ataupun penyempurnaan kurikulum yang telah ada. Dalam pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai factor maupun aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berfikir, system nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya dan social), proses

description

Beberapa model Pengembangan Kurikulum

Transcript of Makalah Model Pengembangan Kurikulum

Page 1: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua

pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Rancangan ini

disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana

pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai

tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat.

Model-model pengembangan kurikulum memegang peranan penting

dengan kegiatan pengembangan kurikulum. Sungguh sangat naif bagi para

pelaku pendidikan dilapangan terutama guru, kepsek, pengawas, bahkan

anggota komite sekolah, jika tidak memahami dengan baik keberadaan,

kegunaan dan urgensi setiap model-model pengembangan kurikulum.

Mengapa guru dituntut untuk mengetahui konsep-konsep tentang tentang

kurikulum, yang dalam hal ini model-model pengembangan kurikulum?

Karena pemahaman tentang kurikulum itu sendiri merupakan salah satu

unsur kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Model pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas,

menurut Nana Syaodih Sukmadinata pengembangan kurikulum bisa berarti

penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction),

bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada. Sedangkan model

adalah abstraksi dunia nyata atau representasi pristiwa kompleks atau

sistem, dalam bentuk naratif, matematis, grafis serta lambang-lambang

lainnya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model

pengembangan kurikulum adalah berbagai bentuk atau model yang nyata

dalam penyusunan kurikulum yang baru ataupun penyempurnaan kurikulum

yang telah ada. Dalam pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari

berbagai factor maupun aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berfikir,

system nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya dan social), proses

Page 2: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

2

pengembangan kebutuhan peserta didik, lingkup dan urutan bahan

pelajaran, kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan.

Dengan demikian, model pada dasarnya berkaitan dengan rancangan

yang dapat digunakan untuk menerjemahkan sesuatu kedalam realitas, yang

sifatnya lebih praktis. Model berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah

berkomunikasi atau sebagai petunjuk yang bersifat perspektif untuk

mengambil keputusan, atau sebagai petunjuk perencanaan untuk kegiatan

pengelolaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis model pengembangan kurikulum?

2. Jelaskan model-model pengembangan kurikulum?

3. Bagaimana perbandingan model-model pengembangan kurikulum?

4. Apa saja kekuatan dan kelebihan dari masing-masing model

pembelajaran?

C. Tujuan Pembelajaran

1. Menjelaskan berbagai jenis model pengembangan kurikulum.

2. Menjelaskan model-model pengembanagn kurikulum.

3. Membandingkan model-model pengembangan kurikulum.

4. Menganalisis atau menjelaskan kekuatan dan kelebihan masing-masing

model pembelajaran.

Page 3: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

3

BAB II

PEMBAHASAN

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pada dasarnya, suatu model adalah pola yang dapat membantu berfikir,

konseptualisasi, suatu proses yang menunjukkan prinsip-prinsip, dan prosedur

yang dapat menjadi pedoman bertindak. Pengembangan kurikulum dapat

dilakukan dengan sistem dan cara yang dituangkan dalam berbagai model. para

ahli kurikulum sering mngembangkan model-model yang berbeda-beda.

Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum.

Pemilihannya, disamping didasarkan atas kelebihan dan kelemahannya, serta

kemungkinan pencapaian hasil optimal, juga perlu disesuaikan dengan sistem

pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta model konsep

pendidikan mana yang dipergunakan. Model-model pengembangan kurikulum

tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

A. Model pengembangan kurikulum dari rogers

Rogers mengemukakan model pengembangan kurikulum mulai dari

model yang sederhana sampai model yang paling sempurna. Ada empat

model dalam pengembangan kurikulum ini:(Hamid Syarif 1996: 97)

Model I (paling sederhana), Menjelaskan bahwa pendidikan hanyalah

meliputi informasi (isi pelajaran/Materi Pelajaran) dan ujian (Evaluasi). Hal

ini didasarkan pada asumsi, bahwa:

1) Pendidikan adalah evaluasi dan evaluasi adalah pendidikan.

2) Pengetahuan merupakan akumulasi bagian-bagian materi dan

informasi.

Kedua asumsi diatas dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Isi/Materi Pelajaran

Ujian

(Evaluasi

Page 4: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

4

Model ini merupakan model tradisional yang masih dipergunakan.

Model II. Model ini merupakan penyempurnaan dari model I, dimana

dalam pengembangannya disamping pengembangan materi dan evaluasi

juga dipikirkan pemilihan metode dan penyusunan organisasi bahan

pelajaran secara sistematis. Dapat digambarkan seperti bagan berikut ini:

Akan tetapi model ini masih mengabaikan pertanyaan-pertanyaan

sebagai berikut:

1) Buku-buku pelajaran apakah yang harus dipergunakan dalam suatu

mata pelajaran?

2) Alat atau media pengakaran apa yang dapat dipergunakan dalam mata

pelajaran tertentu.

Model III, Model ketiga merupakan penyempurnaan model II, yaitu

dengan memasukkan unsur teknologi pendidikan sebagai media/alat dan

soft ware (perangkat lunak) yang mempunyai peranan penting dalam proses

belajar mengajar.

Dapat digambarkan seperti bagan berikut ini:

Metode/Cara

Mengajar

Organisasi

Isi/Materi

Pelajaran

Isi/Materi

Pelajaran

Ujian

(Evaluasi)

Page 5: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

5

Model IV, Model ini merupakan model pengembangan kurikulum

yang paling sempurna. Sebab tujuan atau sasaran pada model ini sebagai

bagian dari salah satu komponennya. Dapat digambarkan seperti bagan

berikut ini:

Metode/Cara

Mengajar

Teknologi

pendidikan

Organisasi

Isi/Materi

Pelajaran

Isi/Materi

Pelajaran

Ujian

(Evaluasi)

Metode/Cara

Mengajar

Teknologi

pendidikan

Organisasi

Isi/Materi

Pelajaran

Isi/Materi

Pelajaran

Ujian

(Evaluasi)

Tujuan/sasaran

Page 6: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

6

B. Model pengembangan kurikulum berdasarkan hasil pemikiran Ralp

Tayler

Ada empat pertanyaan pokok yang harus dijawab dalam

pengembangan kurikulum dan perencanaan pengajaran, yaitu:

1) Tujuan-tujuan pendidikan apa yang seharusnya dicapai oleh sekolah?

2) Pengalaman-pengalaman pendidikan apa yang semestinya diberikan

untuk mencapai tujuan pendidikan?

3) Bagaimana pengalaman-pengalaman pendidikan sebaiknya

diorganisasikan?

4) Bagaimanakah menentukan bahwa tujuan telah tercapai?

Berdasarkan empat pertanyaan tersebut, Tayler merumuskan empat

tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum, yaitu

meliputi:

1) Menentukan tujuan pendidikan.

2) Menentukan proses pembelajaran.

3) Menentukan organisasi pengalaman belajar.

4) Menentukan evaluasi belajar.

Dasar pemikiran tayler ini telah banyak menjadi dasar untuk

mengembangkan kurikulum dimasa sekarang. (Hamid Syarif 1996: 101)

C. Model pengembangan menurut Robert S. Zais

Robert S. Zais mengemukakan delapan model pengembangan

kurikulum sebagai berikut: (Hamid Syarif 1996: 102)

1. The administrative model (line staff model)

Model pengembangan kurikulum ini merupakan model

pengembangan paling lama dan paling banyak dikenal.”Diberi nama

model administrasi atau line staff karena inisiatif dan gagasan

pengembangan datang dari para administrator pendidkan dan

menggunakan prosedur administrasi”.(Nana Syaodih Sukmadinata 2004:

161).

Model pengambangan ini bersifat sentralisasi, yaitu dengan wewenang

adminstrasinya, administreator pendidikan (dirjen, direktur atau kepala

kantor wilayah pendidikan dan kebudayaan) membentuk suatu komisi

Page 7: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

7

yang anggota-anggotanya terdiri dari tim yang terdiri dari pejabat di

bawahnya seperti ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dan

para tokoh dari dunia kerja dan perusahaan(tim pengarah).

Tugas tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-

landasan, kebijaksanaan, dan strategi utama dalam pengembangan

kurikulum. Setelah konsep ini tersusun, administrator pendidikan

membentuk kembali sebuah tim yang disebut tim kerja (anggotanya para

ahli pendidikan/kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi, dan

guru bidang studi yang senior) tim ini bertugas menyusun kurikulum yang

sesungguhnya yang lebih operasional, dijabarkan dalam konsep-konsep

dan kebijakan dasar yang telah digariskan oleh tim pengarah mulai dari

penyusunan tujuan sampai pada tahap rencana pelaksanaan evaluasi.

Setelah selesai maka hasil kerja tim kerja dikaji ulang oleh tim

pengarah. Dan setelah mendapatkan beberapa penyempurnaan, kurikulum

tersebut perlu diuji cobakan secara nyata di beberapa sekolah yang di

anggap representatif. Pelaksana uji coba adalah tenaga profesional yang

tidak dilibatkan dalam penyusunan kurikulum.

Supaya uji coba tersebut menghasilkan masukan yang efektif maka

diperlukan kegiatan monitoring dan evaluasi yang fungsinya untuk

memperbaiki atau menyempurnakan berdasarkan pelaksanaan di

lapangan. Kurikulum dengan pengembangan seperti ini dapat kita lihat

dan rasakan pada pelaksanaan kurikulum tahun 1968, 1975, 1984,1994

dan 2004 yang lebih bersifat sentralisasi. (Mihalul Abror 2011: Online).

2. The grass roots model

Model grass rotes adalah pengembangan kurikulum berasal dari

bawah, artinya guru-guru atau sekolah. Model pengembangan kurikulum

ini merupakan kebalikan dari model the administratif model, artinya

model ini digunakan dan berkembang dalam sistem pendidikan

desentralisasi.

Pengembangan kurikulum dalam model ini dilakukan oleh seorang

guru di suatu sekolah. Kegiatan ini dilakukan berkenaan dengan suatu

komponen kurikulum, satu atau beberapa bidang studi, ataupun

Page 8: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

8

keseluruhan bidang studi dari seluruh komponen. Hal ini didasarkan atas

pertimbangan bahwa guru adalah perencana, pelaksana, dan juga

penyempurna dari pengajaran di kelasnya. Dialah yang paling tahu

kebutuhan kelasnya, oleh karena itu dialah yang paling kompeten

menyusun kurikulum bagi kelasnya. Hal itu sesuai dengan prinsip-prinsip

pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh Smith, Stanley dan

shores. (Nana Syaodih Sukmadinata 2004: 163).

Pengembangan kurikulum model ini, kerja sama dengan orang tua

anak didik dan masyarakat sangat diperhatikan. Kerja sama guru

merupakan bagian terpenting dalam model ini. Para administrator cukup

memberikan bimbingan dan dorongan dalam kegiatannya dan guru akan

melaksanakan tugas penegmbangan kurikulum secara demokratis. (Hamid

Syarif 1997: 103)

3. Beauchamp’s system

Model ini diformulasikan atau dikembangkan oleh G.A Beauchamp’s

yang mengemukakan bahwa ada lima langkah penting dalam

pengambilan keputusan mengenai pengembangan kurikulum, antara lain:

Pertama, menetapkan area atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh

kurikulum tersebut, apakah suatu sekolah, kecamatan, kabupaten,

propinsi, ataupun seluruh negara. kedua, menetapkan personalia, yaitu

siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam pengembangan kurikulum,

yaitu:

1) Para ahli pendidikan/kurikulum yang ada pada tingkat pusat

pengembangan kurikulum dan para ahli bidang ilmu dari luar.

2) Para ahli dari perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru terpilih.

3) Para profesional dalam sistem pendidikan.

4) Profesional lain dan tokoh-tokoh pendidikan dalam arti luas.

Misalnya, para penulis dan peberbit buku, pejabat pemerintah,

politikus, dan pengusaha serta industriawan.

Ketiga, berhubungan dengan pengorganisasian dan penentuan prosedur

perencanaan kurikulum yang meliputi penentuan tujuan, penentuan

Page 9: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

9

materi pelajaran, dan kegiatan belajar. Untuk itu ditempuh cara-cara

berikut:

1) Membentuk tim pengembang kurikulum.

2) Mengadakan penilaian atau penelitian terhadap kurikulum yang ada

dan yang sedang digunakan.

3) Studi penjagaan tentang kemungkinan penyusunan kurikulum baru.

4) Merumuskan kreteris-kreteria bagi penetuan kuirkulum baru.

5) Penyusunan dan penulisan kurikulum baru.

Keempat, implementasi kurikulum. Implementasi atau pelaksanaan

kurikulum membutuhkan kesiapan yang menyeluruh, baik kesiapan guru-

guru, siswa, fasilitas, bahan maupun biaya, disamping kesiapan

manajerial dari pimpinan sekolah atau administrator setempat. Kelima,

sebagai langkah terakhir, yakni evaluasi kurikulum. Langkah ini

mencakup empat hal yaitu:

1) Evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru.

2) Evaluasi desain kurikulum.

3) Evaluasi hasil belajar siswa.

4) Evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum.

4. The demonstration model

Model ini pada dasarnya bersifat grass roots, yang datang dari bawah.

Bedanya pada model grass roots pengembangan kurikulum adalah murni

dari orang-orang yang berada dalam suatu sekolah tanpa campur tangan

oleh pemerintah atau para ahli.

Model ini diprakarsai oleh guru atau sekelompok guru yang bekerja

sama dengan ahli yang bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum.

Menurut Smith, Stanley dan Shores ada dua variasai dalam model ini

yaitu: pertama, sekelompok guru dari suatu sekolah atau beberapa

sekolah ditunjuk oleh pengambil kebijaksaan untuk melakukan percobaan

tentang salah satu atau beberapa segi/komponen kurikulum. Kedua,

kurang bersifat formal yaitu beberapa orang guru merasa kurang puas

Page 10: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

10

dengan kurikulum yang ada, kemudian mereka mencoba mengadakan

penelitian, perbaikan dan pengembangan sendiri.

5. Taba’s inverted model (model terbalik Hilda Taba)

Model ini merupakan kebalikan cara yang lazim ditempuh secara

deduktif, sehingga cara ini lebih bersifat induktif. Karena itu, model ini

dikatakan terbalik. Model ini dimulai dengan melaksanakan eksperimen,

diteorikan kemudian diimplementasikan. (Hamid Syarif 1997: 105)

Ada lima langkah dalam pengembangan kurikulum model ini:

1) Mengadakan unit-unit eksperimen bersama guru-guru. Untuk

menghasilkan unit-unit itu ditempuh cara sebagai berikut: a)

mendiagnosis kebutuhan, b) Menformulasikan tujuan khusus, c)

Memilih konten (isi), d) Mengorganisasi konten, e) Memilih

pengalaman belajar, f) Menilai pengalaman belajar, g) Mencetak

pertimbangan kedalaman dan keluasan materi pelajaran.

2) Menguji unit eksperimen dalam rangka menentukan validitas dan

kelayakan belajar-mengajar.

3) Merevisi (memperbaiki) hasil yang diuji cobakan serta

mengkonsolidasikannya.

4) Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum, apabila kegiatan

penyempurnaan dan konsolidasi telah diperoleh sifatnya yang lebih

menyeluruh, hal itu masih harus dikaji oleh para ahli kurikulum

dan para profesional kurikulum lainnya.

5) Implementasi dan desiminasi, menerapkan kurikulum baru ini pada

daerah atau sekolah-sekolah yang lebih luas.

6. Roger’s interpersonal relations model

Carls Rogers adalah pencetus model ini, meskipun bukan seorang ahli

pendidikan (ia ahli psikologi) tetapi konsep-konsepnya tentang

psikoterapi khususnya bagaimana membimbing individu juga dapat

diterapkan dalam bidang pendidikan dan pengembangan kurikulum.

Menurut Rogers manusia berada dalam proses perubahan, ia mendasarkan

pandangannya bahwa kurikulum diperlukan dalam rangka

Page 11: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

11

mengembangkan individu yang terbuka, luwes, dan adaptif (penyesuaian)

terhadap situasi perubahan. (Hamid Syarif 1997: 106)

Ada empat langkah dalam pengembangan kurikulum model ini:

1) Memilih sasaran adminstrator (pejabat pendidikan) dalam sistem

pendidikan dengan syarat individu yang terlibat hendaknya ikut

aktif berpartisipasi dalam kegiatan intensif kelompok selama satu

minggu di suatu tempat khusus yang jauh dari tempat kesibukan.

2) Mengikutsertakan staf pengajar (guru) dalam pengalaman intensif

kelompok. Sama seperti yang dilakukan para pejabat pendidikan,

guru juga turut serta dalam kegiatan kelompok yang diadakan pada

pertemuan selama seminggu atau kurang dari satu minggu.

3) Mengikutsertakan satu kelas atau unit kelas dalam pertemuan lima

hari.

4) Menyelenggarakan pertemuan secara interpersonal antara

administrator, pengajar, dan orang tua siswa.

7. The systematic action-research model

Model pengembangan kurikulum ini didasarkan pada asumsi bahwa

perubahan kurikulum merupakan perubahan sosial. Sesuai dengan asumsi

tersebut model ini menekankan pada tiga hal yaitu: hubungan insani,

sekolah dan organisasi masyarakat, serta wibawa dari pengetahuan

profesional.

Model ini terdiri dari dua langkah:

1) Mengadakan kajian secara seksama tentang masalah-masalah

kurikulum, berupa pengumpulan data yang bersifat menyeluruh,

dan mengidentifikasi faktor-faktor, kekuatan dan kondisi yang

mempengaruhi masalah tersebut.

2) Implementasi dari keputusan yang diambil dalam tindakan pertama,

kegiatan ini segera diikuti oleh kegiatan pegumpulan data dan

fakta-fakta.

8. Emerging technical model (model teknologi)

Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai

efesiensi efektivitas dalam bisnis, juga mepengaruhi perkebangan model-

Page 12: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

12

model kurikulum. Ada kecenderungan-kecenderungan baru yang tumbuh

didasarkan atas hal itu, diantaranya adalah: (Nana Syaodih

Sukmadinata:2004:170)

1) The berhavioral analisys model (model analisis prilaku), model ini

memulai kegiatan dengan jalan melatih kemampuan anak didik

mulai dari yang sederhana sampai pada yang kompleks secara

bertahap.

2) The system analisys model (model analisis sistem), model ini

memulai kegiatannya dengan jalan menjabarkan tujuan-tujuan

secara khusus (output), kemudian menyusun alat-alat pengukur

untuk menilai keberhasilannya dan mengidentifikasikan sejumlah

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses

penyelenggaraannya.

3) The computer-based model (model berdasarkan komputer/ suatu

model pengembangan kurikulum dengan memamafaatkan

komputer), model ini memulai kegiatan dengan jalan

mengidentifikasikan sejumlah unit-unit kurikulum lengkap dengan

tujuan–tujuan instruksional khususnya.

D. Kebaikan dan Kelemahan Setiap Kurikulum (Analisis)

A. Model Pengembangan Kurikulum Rogers

Ada beberapa model yang dikemukakan Rogers yaitu jumlah dari

model yang paling sederhana sampai dengan yang komplit. Model-model

tersebut disusun sedemikian rupa sehingga model berikutnya sebenarnya

merupakan penyempurnaan dari model-model sebelumnya.

Kebaikan : selalu ada perbaikan dalam model ini.

Kelemahannya : membutuhkan waktu yang lebih lama untuk

menyempurnakan proses dari model pertama sampai terakhir.

B. Model pengembangan kurikulum berdasarkan hasil pemikiran

Ralp Tyler

Model pengembangan kurikulum Ralp Tyler mengacu pada empat

pertanyaan dasar yang harus dijawab, dimana pertanyaan tersebut

Page 13: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

13

merupakan pilar-pilar bangunan kurikulum. Proses pengembangan

kurikulum dan pembelajaran pada dasarnya adalah proses menjawab

pertanyaan-pertanyaan tersebut, dan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

tersebut membentuk hasil berupa kurikulum.

Kebaikan : Model ini berguna untuk membuat desain dan pelaksanaan

suatu mata pelajaran baru yang lebih memadai.

Kelemahan : dalam prosesnya pengembangan kurikulum secara

makro(besar) dengan model ini harus melibatkan berbagai pihak seperti

perguruan tinggi dan masyarakat yang terdiri dari para ahli: bidang studi,

kurikulum, pendidikan, psikologi dan perkembangan anak dan bidang

lainnya yang terkait.

C. Model pengembangan menurut Robert S. Zais

1. Model administratif

Dalam model administratif , inisiatif pengembangan kurikulum

datang dari pihak pejabat (administrator) pendidikan. Begitu pula

dalam kegiatan penunjukan orang-orang yang terlibat didalamnya

beserta tugas-tugasnya dalam pengembangan kurikulum ditentukan

oleh administrator. Dengan menggunakan sistem garis komando

selanjutnya hasil pengembangan kurikulum disebarluaskan untuk

diterapkan disekolah-sekolah.

Kebaikan model ini : pada model ini penekanan diberikan kepada

orang-orang yang terlibat dalam pengembangan kurikulum dengan

uraian tugas dan fungsinya masing-masing, disamping pengarahan

kegiatan yang bercirikan dari atas kebawah. Model ini mudah

dilaksanakan di negara-negara yang kemampuan profesional staf

pengajarannya masih lemah.

Kelemahan model ini : 1)Pada prinsipnya pengembangan

kurikulum dengan model ini bersifat tidak demokratis, Karena

prakarsa, inisiatif dan arahan dilakukan melalui garis staf hirarkis dari

atas ke bawah, bukan berdasarkan kebutuhan dan aspirasi dari bawah

ke atas. 2)Pengalaman menunjukkan bahwa model ini bukan alat yang

efektif dalam perubahan kurikulum secara signifikan, karena

Page 14: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

14

perubahan kurikulum tidak mengacu pada perubahan masyarakat,

melainkan semata-mata melalui manipulasi organisasi dengan

pembentukkan macam-macam kepanitian . 3)Kelemahan utama dari

model administratif adalah diterapkannya konsep dua fase, yakni

konsep yang mengubah kurikulum lama menjadi kurikulum baru

secara uniform melalui sistem sekolah dalam dua fase sendiri-sendiri,

yakni penyiapan dokumen kurikulum baru, dan fase pelaksanaan

dokumen kurikulum tersebut.

2. The grass roots model

Model grass roots kebalikan drai model administratif. Inisiatif dan

kegiatan pengembangan kurikulum datang dari guru, baik pada level

ruang kelas maupun level sekolah. Inisiatif ini muncul dikarenakan

oleh ketidakpuasan guru terhadap kurikulum yang berjalan,

selanjutnya para gru berupaya mengadakan inovasi terhadap

kurikulum yang sedang berjalan.

Kebaikan model ini : Kurikulum ini sangat bersifat desentralisasi,

karena segala ide mulai dari perencanaan penyusunan sampai

pelaksanaannya di lapangan adalah hak otonomi sekolah tersebut, dan

pemerintah atau pengambil kebijaksaan yang lebih tinggi di atasnya

tidak mempunyai kewenangan untuk mengubahnya.

Kelemahan model ini : di sekolah tedapat banyak kurikulum

sehingga menimbulkan banyak kebingungan baik siswa maupun guru.

3. Beauchamp’s system

Model ini baik, karena dalam pembuatan kurikulum dengan model

ini banyak melibatkan banyak orang, tidak hanya para ahli bidang

pendidikan,tetapi juga tokoh-tokoh masyarakat. Beauchamp juga

membuat sistem sendiri dengan menentukan arena atau ruang lingkup

wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum, setelah itu menetapkan

personalia dalam pengembangan kurikulum tersebut, Organisasi dan

prosedur pengembangan kurikulum, kemudian implementasi

kurikulum itu.

Page 15: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

15

Kebaikan model ini : semua para ahli yang bergelut dalam bidang

pendidikan, profesional lain dan tokoh-tokoh masyarakat ikut serta

dalam penyusunan kurikulum.

Kelemahan model ini : sulit untuk mengumpulkan orang-orang

tersebut karena banyak pihak (profesi) yang terlibat dalam

penyusunan kurikulum tersebut.

4. The demonstration model

Pengembangan kurikulum ini pada dasarnya datang dari bawah

(grass roots), semula merupakan upaya suatu inovasi kurikulum dalam

skala kecil yang selanjutnya digunakan daam skala yang lebih luas,

tetapi dalam prosesnya sring mendapatkan tantangan dan ketidak

setujuan dari pihak-pihak tertentu.

Kebaikan : 1) Menghasilkan kurikulum yang lebih praktis, karena

kurikulum disusun dan di laksanakan dalam situasi tertentu yang

nyata. 2) Perubahan atau penyempurnaan yang hanya dalam skala

kecil atau bagian-bagian tertentu dalam kurikulum, maka perubahan

atau penyempurnaan akan lebih mudah diterima oleh administrator. 3)

Memungkinkan terlaksananya teori dan praktek atau dokumentasi

yang ada dapat dilaksanakan. 4) Dapat mendorong administrator

mengembangkan program baru, karena sifat dari model demonstrasi

adalah grass roots yang menempatkan guru sebagai pengambil inisiatif

dan nara sumber.

Kelemahan : model ini menciptakan pertentangan-pertentangan

dikalangan guru. Guru-guru yang tidak ikut serta dalam proses

pengembangan kurikulum cenderung menganggap guru-guru yang

melakukan eksperimen dengan keraguan (setengah hati), tidak yakin

atu bahkan tidak memperdulikannya.

Oleh karena itu, suatu komponen yang penting pada model

demonstrasi adalah perlu diadakannya komunikasi terbuka antara

guru-guru yang melakukan eksperimen dengan pihak berwenang

(misalnya perguruan tinggi yang terkait), yang bertujuan untuk

mencegah rasa keraguan/rasa tidak diikutsertakan, sebaiknya

Page 16: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

16

kelompok eksperimen melakukan serangkaian demonstrasi hasil-hasil

pekerjaan mereka untuk memuaskan berbagai pihak, misalnya

perguruan tinggi dan para siswa sehingga inovasi kurikulum yang

telah mereka lakukan bukan hanya eksperimental belaka melainkan

dapat diserap dan dilaksanakan dalam lingkungan sistem sekolah.

5. Taba’s inverted model (model terbalik Hilda Taba)

Taba’s mengembangkan kurikulum yang bersifat induktif. Model

ini lebih rinci dan lebih sempurna jika dibandingkan dengan model

Ralp Tyler. Model Taba merupakan modifikasi dari model Tyler,

modifikasi tersebut terutama penekanannya pada pemusatan perhatian

guru. Teori Taba mempercayai bahwa guru merupakan faktor utama

dalam usaha pengembangan kurikulum.

Kebaikan : guru harus aktif penuh dalam pengembangan

kurikulum, guru diposisikan sebagai inovator dalam pengembang

kurikulum.

Kelemahan : terletak pada sulitnya mengorganisasikan model ini

karena memerlukan kemampuan teoritis dan profesional yang tinggi

dari para staf pengajar atau administrator pelaksana-pelaksananya.

6. Roger’s interpersonal relations model

Model pengembangan kurikulum Rogers berdasarkan atas ilmu

psikologi karena dia adalah ahli psikologi, akan tetapi pengembangn

kurikulum dengan model ini tidak cukup baik karena rogers bukanlah

ahli pendidikan meskipun ilmu psikologi dapat membantu dalam

pengembangan kurikulum.

Kebaikan : adanya aktifitas dan interaksi antara individu satu

dengan individu lain seperti antara guru dengan guru atau guru dengan

orang tua dan seterusnya. Dalam model ini yang diutamakan adalah

adanya perubahan tingkah laku, dalam hal bagaimana mereka

memandang sesuatu.

Kelemahan : tidak ada suatu perencanaan kurikulum yang tertulis ,

yang ada hanya rangkaian kegiatan kelompok. Kurikulum model ini

hanya dapat dilaksanakan oleh pendidik yang terbuka, luwes, dan

Page 17: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

17

berorientasi pada proses, sehingga diperlukan kelompok dalam latihan

sensitif.

7. The systematic action-research model

Model kurikulum ini didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan

kurikulum merupakan perubahan sosial, artinya bila kurikulum

berubah maka perubahan sosial yang melibatkan kepribadian orang

tua, siswa, guru, struktur sistem sekolah juga mengalami perubahan.

Kebaikan : kurikulum dikembangkan dalam konteks harapan warga

masyarakat, para ortu, tokoh masyarakat, pengusaha, siswa, guru, dll

yang mempunyai pandangan bagaimana seharusnya kurikulum yang

baik.

Kelemahan : terletak pada penerapannya karena memerlukan staf

yang khusus dan terlatih dalam penelitian, tentunya hal tersebut

(dalam pelaksanaannya) membutuhkan biaya yang besar.

8. Emerging technical model (model teknologi)

Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta nilai-

nilai efisiensi dan efektivitas dalam bisnis, juga mempengaruhi

perkembangan model kurikulum. Jadi, kurikulum juga berubah seiring

dengan perkembangan IPTEK.

Kebaikan : model ini menyangkut pada penyelenggaraan yang

sistematis dan dapat menjangkau kawasan yang lebih luas.

Kelemahan : kebalikan dari kebaikannya, keahlian dan spesialisasi

dan profesional merupakan penghambat jika model ini digunakan.

Page 18: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

18

BAB III

KESIMPULAN

Banyak model dari pengembangan kurikulum yang dapat digunakan.

Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas

kelebihan dan kebaikan-kebaikannya, serta kemungkinan pencapaian hasil yang

optimal tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem

pengelolaan pendidikan yang dianut serta model kosep pendidikan mana yang

digunakan.

A. Model Pengembangan Kurikulum Rogers

Ada beberapa model yang dikemukakan Rogers:

1) Model I, Model yang paling sederhana yang menggambarkan bahwa

kegiatan pendidikan semata-mata terdiri atas kegiatan memberikan

informasi (isi pelajaran).

2) Model II, Model ini dilakukan dengan menyempurnakan model I yaitu

tentang metode dan organisasi bahan pelajaran.

3) Model III, Pengembangan kurikulum ini merupakan penyempurnaan

Model II yaitu dengan memasukkan unsur teknologi pendidikan ke

dalamnya.

4) Model IV, Merupakan penyempurnaan Model III, yaitu dengan

memasukkan tujuan ke dalamnya (paling sempurna).

B. Model pengembangan kurikulum berdasarkan hasil pemikiran Ralp

Tyler

Menurut Tyler ada 4 tahapan yang harus dilakukan dalam pengembangan

kurikulum, yaitu :

1) Menentukan tujuan pendidikan

2) Menentukan proses pembelajaran yang harus dilakukan

3) Menentukan organisasio kurikulum

4) Menentukan evaluasi pembelajaran

C. Model pengembangan menurut Robert S. Zais

1. Model Administratif

Page 19: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

19

Model administratif sering pula disebut model garis staf karena inisiatif

dan gagasan dari para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur-

prosedur administrasi.

2. Model Dari Bawah (The Grass Root Model)

Pengembangan kurikulum model dari bawah ini menuntut adanya kerja

sama antar guru, antar sekolah-sekolah serta harus ada kerja sama antar

pihak orang tua murid dan masyarakat.

3. Model Beauchamp (Beauchamp’s System)

G.A. Beauchamp (1964) mengemukakan lima hal penting dalam

pengembangan kurikulum :

1. Menetapkan arena atau lingkup wilayah

2. Menetapkan personalia

3. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum

4. Implementasi kurikulum

4. The demonstration model

Model ini umumnya berskala kecil, hanya encakup suatu atau beberapa

sekolah, suatu komponen kurikulum akan mencakup keseluruhan komponen

kurikulum.

5. Model Terbalik Hilda Taba (Taba’s Inverted Model)

Model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh Taba berbeda

dengan cara lazim yang bersifat deduktif karena caranya yang bersifat

induktif.

6. Roger’s interpersonal relations model

ada empat langkah dalam pengembangan kurikulum model Rogers :

1. Pemilihan target dari sistem pendidikan

2. Partisipasi guru dalam pengalaman kelompok yang intensif

3. Pngembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau

unit pelajaran

4. Partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompok

7. The Systemic Action Research Model

Model kurikulum ini didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan

kurikulum merupakan perubahan sosial.

Page 20: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

20

8. Emerging technical model (model teknologi)

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai efisiensi

dan efektifitas dalam bisnis juga mempengaruhi perkembangan model

kurikulum.

Page 21: Makalah Model Pengembangan Kurikulum

21

DAFTAR PUSTAKA

Syaodih, Nana. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Hamid Syarif, A. 1996. Pengembangan Kurikulum. Surabaya:PT. Bina Ilmu.

http://mihalulabrar.blogspot.com/2011/03/pendidik-dan-pengembangan-

kurikulum.html(16/10/2011).

http://simiati257.blogspot.com/2011/09/model-model-pengembangan-

kurikulum.html(16/10/2011).