Pengembangan materi ajar bipa
-
Upload
indonesian-language-university-of-the-sunshine-coast -
Category
Education
-
view
2.407 -
download
14
Transcript of Pengembangan materi ajar bipa
PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INDONESIA
BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
(Liliana Muliastuti,M.Pd, Dosen Universitas Negeri Jakarta)
A. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MATERI UNTUK
SISWA BIPA
Pengajaran BIPA memiliki karakteristik yang berbeda
dengan pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asli. Salah
satu pembedanya adalah dari segi pembelajarnya. Pembelajar
BIPA adalah pembelajar yang telah memiliki bahasa pertama dan
memiliki latar belakang budaya yang berbeda.
Tujuan pelajar BIPA juga sangat beragam. Ada pelajar yang
bertujuan hanya untuk belajar percakapan praktis saja karena
akan berwisata di Indonesia, ada pula pelajar yang bertujuan
untuk studi atau bekerja di Indonesia. Usia pelajar BIPA dengan
latar belakang pendidikan dan profesi yang beragam pun harus
menjadi perhatian dalam pengajaran BIPA. Perbedaan–
perbedaan tersebut tentunya akan berdampak kepada materi
metode, teknik, dan media yang digunakan.
Tempat kegiatan pembelajaran juga sangat
mempengaruhi keberhasilan pengajaran. Jika pembelajaran
dilakukan di Indonesia maka siswa asing dapat langsung
mempraktikkan di luar kelas hal-hal yang telah dipelajarinya di
dalam kelas. Pengajar juga dapat menggunakan metode
langsung dengan membawa siswa asing ke tempat-tempat
penting untuk pembelajaran (pasar, rumah sakit, apotek, dll). Hal
ini tidak mungkin dilakukan di negara asing tempat siswa.
Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 1
Faktor-faktor tersebut di atas harus menjadi pertimbangan
para pengajar ketika memilih materi. Dengan demikian, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan
materi BIPA:
a) Tujuan siswa BIPA belajar bahasa Indonesia,
b) Gradasi kesulitan materi,
c) Variasi materi,
d) Konteks materi, dan
e) Integrasi materi (materi berbahasa, kebahasaan, dan budaya).
Materi untuk siswa yang belajar bahasa Indonesia dengan
tujuan hanya berwisata tentu akan berbeda dengan materi untuk
siswa yang bertujuan untuk studi, bekerja, atau menjadi peneliti
di Indonesia.
Tingkat kesulitan materi untuk siswa BIPA tingkat dasar
akan berbeda dengan materi untuk tingkat menengah dan mahir.
Materi yang terlalu sulit atau terlalu mudah akan berimbas
kepada motivasi siswa BIPA. Dengan demikian, materi yang
disusun harus memperhatikan gradasi kesulitan. Materi harus
disusun mulai dari mudah ke sulit dan konkret ke abstrak.
Prinsip ketiga adalah variatif. Materi yang tidak bervariasi
akan menimbulkan kejenuhan. Variasi dilakukan baik pada
pemilihan jenis keterampilan dan pilihan tema. Contoh dalam
pembelajaran keterampilan berbicara, pengajar tidak hanya
melatih siswa berdialog. Jenis berbicara lain harus diberikan
secara bertahap. Tema pembicaraan juga bervariasi sesuai
kebutuhan siswa.
Materi yang dikembangkan harus dikaitkan dengan
konteks agar bermakna. Oleh karena itu, dalam pengembangan
Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 2
materi harus ada tema yang mengikat keseluruhan materi.
Tema-tema pun harus disesuaikan dengan kompetensi siswa.
Tema harus mulai dari konkret ke abstrak. Pemberian konteks
memudahkan pengajar untuk mengintegrasikan berbagai materi.
Berikut ini adalah alternatif tema-tema yang dapat diberikan
untuk tingkat dasar, menengah, dan mahir.
Tingkat Dasar Tingkat
Menengah
Tingkat Mahir
Perkenalan
Keluarga
Kegiatan Sehari-
hari
Kegemaran
Transportasi
Profesi
Kesehatan
Sistem Pendidikan di Indonesia
Kegiatan Ekonomi
Imigrasi
Bencana Alam
Gaya Hidup
Kesenian Indonesia
Sains dan Teknologi
Geografi
Perekonomian
Politik
Hukum
Prinsip terakhir yang wajib diperhatikan adalah integrasi
materi. Belajar berbahasa tidak sama dengan belajar tentang
bahasa. Belajar berbahasa merujuk kepada belajar empat
keterampilan berbahasa: menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Dalam belajar empat keterampilan tersebut, tentunya
dibutuhkan pengetahuan tentang fonologi, morfologi, sintaksis,
dan semantik bahasa yang sedang dipelajari. Yang tidak kalah
pentingnya adalah budaya masyarakat pengguna bahasa
tersebut, dalam hal ini kebudayaan Indonesia. Dengan demikian,
pengajar BIPA harus dapat mengintegrasikan tiga hal tersebut
Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 3
dalam pengembangan materi. Ketidaktahuan siswa asing
tentang budaya Indonesia dapat menimbulkan salah paham.
Ketidaktahuan siswa tentang tata bahasa Indonesia akan
menimbulkan pula kekacauan berbahasa.
Di samping itu, materi pengajaran yang baik menurut
Breen and Candlin adalah materi yang bermanfaat bagi
pembelajar. Ciri-ciri materi yang baik mengandung hal-hal
berikut.
a) Sesuai tujuan (instruksional, kurikuler, dst.),
b) Ada tugas yang dikerjakan siswa ,
c) Memperhatikan minat siswa,
d) Memperhatikan pengembangan kegiatan komunikasi,
e) Memperhatikan cara belajar dan konsep siswa tentang
bahasa,
f) Mengandung keleluasaan menentukan pilihan,
g) Jelas apa yang telah dan akan dipelajari ,
h) Memperhatikan cara penyajian,
i) Menggunakan sumber-sumber belajar lain di dalam kelas,
j) Menggambarkan situasi belajar-mengajar di dalam kelas , dan
k) Mengandung evaluasi terhadap prosedur dan isi pelajaran.
B. PENGEMBANGAN MATERI BIPA
Berbagai buku BIPA yang telah ada di pasaran dapat
menjadi rujukan kita untuk melihat bagaimana materi-materi
BIPA dikembangkan. Sebenarnya, buku terbaik adalah buku yang
dikembangkan oleh pengajarnya sendiri. Mengapa demikian?
Karena pengajarlah yang paling tahu apa kebutuhan siswanya.
Tidak ada buku yang telah tersedia di pasaran yang sempurna
dan tepat untuk semua siswa maupun pengajar. Pengajar harus
Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 4
dapat memilih dan memilah sesuai kebutuhan. Para pengajar
BIPA dapat mengembangkan materi sendiri dengan minimal
memperhatikan prinsip-prinsip tadi. Berikut ini adalah contoh
pengembangan materi secara terintegrasi antara empat
keterampilan berbahasa ditambah budaya Indonesia.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam
pengembangan materi BIPA adalah: mengidentifikasi kebutuhan
siswa BIPA yang akan belajar lalu memetakan materi sesuai
kebutuhan siswa tersebut. Berikut ini adalah contoh peta materi
hasil analisis untuk tingkat dasar dengan dua tema. Berdasarkan
peta materi tersebut pengajar dapat melangkah pada tahap
menyusun materi BIPA tingkat dasar.
Tema Membaca Menulis Menyimak Berbicara Tata Bahasa
Serba-Serbi Indonesia
Perkenala
n
Paragraf identitas diri
Identitas diri
Dialog perkenalan
Mengenalkan diri sendiri dan orang lain
Kata ganti orang pertama : aku, saya.Kata ganti orang kedua : kamu, anda.Kata ganti orang ketiga : ia, dia, mereka.Kata tanya : siapa, apa, dan apakah.
Basa-Basi
Profesi Paragraf dari profil tokoh
Profesi diri dan tugasnya
Wawancara dengan siswa asing tentang sebuah profesi unik yang hanya ada di Indonesia.
Menceritakan profesi diri.
Penulisan angka.Kata Tanya : Berapa, kapan.
Penjual Jamu Gendong
Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 5
Dari pemetaan di atas, dapat dikembangkan materi seperti di
bawah ini!
TEMA: PERKENALAN
Setelah mempelajari pelajaran ini, Anda diharapkan dapat:
Membaca paragraf identitas diri.
Menulis identitas diri.
Menyimak dalog perkenalan.
Mengenalkan diri sendiri dan orang lain.
Menggunakan:
Kata ganti orang pertama : aku, saya.
Kata ganti orang kedua : kamu, anda.
Kata ganti orang ketiga : ia,dia, mereka.
Kata tanya : siapa, apa, dan apakah.
Memahami basa-basi masyarakat Indonesia.
I.MEMBACA PARAGRAF
Nama saya Sri Melati. Teman-teman panggil saya Melati.
Umur saya 22 tahun. Saya belajar di Universitas Negeri Jakarta
Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia semester 10. Saya tinggal
di Jalan Merdeka nomor 9, Jakarta Utara. Saya guru bahasa
Indonesia. Hobi saya membaca buku, belanja dan jalan-jalan.
Kata-kata baru:
teman :belajar :tinggal :belanja :jalan-jalan :suka :kerja :
Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 6
negeri :jurusan :utara :
Jawab pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Siapa nama lengkap Melati?
2. Apakah Melati seorang guru?
3. Apakah Melati tinggal di Jakarta?
4. Apa hobi Melati?
II.MENULIS IDENTITAS DIRI
Di Indonesia, setiap penduduk berumur tujuh belas tahun
diharuskan memiliki kartu tanda pengenal yang disebut KTP
(kartu tanda penduduk). Cermatilah contoh kartu tanda
penduduk di bawah ini.
KARTU TANDA PENDUDUK
Nama :Tempat tanggal lahir :Jenis kelamin :Golongan darah :Alamat : Agama : Pekerjaan :Status diri :
Apakah Anda sudah memahami makna semua kata tercetak
tebal di atas? Jika belum, carilah makna kata-kata tersebut
dalam kamus!
Selanjutnya, isilah data pribadi di bawah ini sesuai dengan data
diri Anda!
Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 7
Data Pribadi
Nama :Tempat tanggal lahir :Jenis kelamin :Golongan darah :Alamat : Agama : Pekerjaan :Status diri :
III. MENYIMAK DIALOG PERKENALAN
Simaklah dialog Perkenalan Antara Joko dan Jasmin berikut!
(audio)
Setelah menyimak dialog perkenalan tersebut jawablah
pertanyaan di bawah ini!
1. Siapa yang bicara dengan Jasmin?
2. Apa tujuan Jasmin datang ke Indonesia?
3. Apa pekerjaan Joko?
4. Apakah mereka bertemu siang hari?
IV. BERBICARA
1. Pada suatu pesta Anda bertemu dengan orang yang belum
Anda kenal. Buatlah dialog untuk memperkenalkan diri Anda
kepada orang tersebut.
2. Hari ini teman Anda berkunjung ke rumah Anda. Bagaimana
Anda memperkenalkannya kepada orang tua Anda?
V. TATA BAHASA
Kata tanya SIAPA, APA, APAKAH
1. SIAPA untuk menanyakan orang. Contoh:
- Siapa nama kamu? Nama saya Fatim
Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 8
- Siapa pengajar kamu? Pengajar saya Rani.
Kata siapa juga dapat digabung dengan kata-kata berikut
ini:
Dengan siapa Anda datang? Saya datang dengan Ali.
Kepada siapa kamu melapor? Kepada Resa.
Dari siapa kue ini? Dari Dini.
Oleh siapa kursi ini diangkat? Oleh Anggi.
2. APA untuk menanyakan benda. Contoh:
- Apa isi lemari ini? Pakaian ibu.
- Kamu mau makan apa? Nasi goreng.
APAKAH dengan jawaban bentuk YA dan BUKAN. Contoh:
- Apakah kamu dari Jepang? Ya, saya dari Jepang.
Tidak, saya bukan
dari Jepang.
- Apakah ayahmu pengajar? Ya, ayah saya pengajar.
Tidak, ayah saya bukan pengajar.
- Apakah adikmu bernama Amir? Ya, adik saya bernama
Amir.
Tidak, Adik saya
bukan Amir
APAKAH dengan jawaban bentuk YA dan TIDAK. Contoh:
- Apakah kamu sedang sakit? Ya, saya sedang sakit.
Tidak, saya tidak
sakit.
- Apakah mobil ini mahal? Ya, mobil ini mahal.
Tidak, mobil ini
tidak mahal.
- Apakah dia suka minum teh? Ya, dia suka minum
teh.
Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 9
Tidak, dia tidak suka minum teh.
Jawaban bukan untuk nomina. Contoh:
1. Dia bukan mahasiswa.
2. Mereka bukan pengajar.
Jawaban tidak untuk verba dan adjektiva. Contoh:
1) Dia tidak makan.
2) Kamu tidak tinggi.
PRONOMINA
Tunggal Jamak
Persona 1 Saya, aku, -ku Kita, kami
Persona 2 Kamu, -mu, Anda,
engkau, kau
Kamu semua, Anda
sekalian, kalian
Persona 3 Dia, ia, beliau, -nya Mereka
Istilah Kekerabatan : Bapak, Ibu, Nenek, Kakek, Bibi, Paman,
Keponakan, Cucu.
Berilah kata tanya SIAPA, APA dan APAKAH pada kalimat
di bawah ini!
1. .................. nama teman Anda? Aminah.
2. Dengan .......................... kakak pulang? Dengan
ibu.
3. Dengan .......................... barang itu datang?
Dengan kapal.
4. ............... ayahmu ada di kantor? Ya, ada di
kantor.
5. Kepada ................... kamu menulis surat?
Kepada teman.
6. Buku .................. yang Anda baca? Buku
cerita.
Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 10
7. .................... yang mereka cari? Uang
Rp 10. 000.
8. ..................... ayah kamu tentara? Tidak, dia
pengajar.
9. Kamu pergi ke Indonesia dengan .................? Dengan
ayah saya.
10. ............... kalian mau belajar bahasa Indonesia? Ya, saya mau belajar
SERBA-SERBI INDONESIAOrang Indonesia dikenal dengan keramahannya. Setiap
turis yang datang atau berlibur ke Indonesia mereka akan mengatakan kalau orang Indonesia baik, ramah, dan murah senyum. Kebiasaan masyarakat Indonesia adalah selalu basa-basi kepada teman atau orang yang belum dikenal. Hal itu, dilakukan untuk menambah keakraban atau kekerabatan.
Basa-basi yang biasa dikatakan oleh orang Indonesia adalah “Mau ke mana?”. Basa-basi itu dilakukan hanya untuk sekadar tahu dan orang yang menjawabnya pun tidak harus menjawab dengan pasti, bisa dijawab hanya dengan senyum saja. Selain itu, basa-basi yang biasa dikatakan “Jangan lupa bawa oleh-oleh ya..?”. Orang yang berkata itu hanya basa-basi kepada orang yang akan pergi jauh. Orang yang bertanya itu, tidak terlalu mengharapkan diberikan oleh-oleh.
Mungkin untuk orang asing hal itu adalah hal yang tidak sopan, bisa saja hal itu dianggap sebagai orang yang selalu ingin tahu kegiatan orang lain. Namun, bagi orang Indonesia itulah tanda keakraban. Jika ada seseorang yang tidak basa-basi seperti itu maka orang itu akan dianggap sombong. Jadi, bagi orang asing yang tinggal di Indonesia jangan kaget kalau Anda selalu ditanya oleh orang Indonesia. Anda boleh hanya menjawab dengan senyuman.
Bagian Serba-serbi Indonesia bukanlah materi yang
dipelajari sebagaimana materi lainnya. Materi Serba-serbi
Indonesia menjadi materi tambahan sebagai perkenalan budaya
atau hal-hal unik yang ada di Indonesia. Wacana atau gambar
dapat disajikan dalam bagian tersebut untuk memperkenalkan
Indonesia. Untuk hal ini, pengajar BIPA yang bertugas
Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 11
menjelaskannya. Dengan demikian, siswa BIPA menjadi lebih
tahu tentang Indonesia bukan hanya belajar bahasa saja.
C.PENUTUP
Pengembangan materi BIPA dapat dilakukan pengajar BIPA
dengan memperhatikan tujuan pelajar, gradasi kesulitan materi,
variasi materi,
konteks materi, dan integrasi materi. Materi budaya atau hal-hal
unik tentang Indonesia harus menjadi perhatian dalam
pengembangan materi agar siswa asing tidak mengalami
keterkejutan budaya. Di samping itu, pengenalan budaya
Indonesia dapat menjadi misi pengajar BIPA untuk
memperkenalkan Indonesia kepada dunia internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Fuad Abdul. 1987. Proses Belajar Mengajar Bahasa. Jakarta: Dirjen Dikti.
Larsen-Freeman & Long, Michael (1991). An Introduction to Second Language Acquisition Research. Longman, New York.
Logan, L.H. 1972. Creative Communication. Toronto: MacGraw-Hill Ryerson Ltd.
Riasa, Nyoman dan Denise Finney. 2001. Prosiding KIPBIPA IV. Jakarta: Pusat Bahasa.
Reutzel. D. Ray (1996). Developing Literacy : A Whole-Child View. Scholastic Inc.
Makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing, 29-31 Juli 2010 di Universitas Indonesia Page 12