ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI...

37
ISSN: 2716-3792 ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI INCULS, FIB-UGM Sailal Arimi Wakil Koordinator INCULS, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta [email protected] ABSTRAK Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Universitas Gadjah Mada yang diselenggarakan oleh unit lembaga INCULS ( The Indonesian Language and Culture Learning Service) sejak tahun 1987 telah mengalami banyak perubahan baik pada materi ajar (1987-2017) maupun luaran kompetensi pemelajarnya. Tulisan ini bertujuan untuk mengamati isi buku “Titian Bahasa: Panduan Berbahasa Indonesia untuk Penutur Asing” INCULS khusus edisi Revisi 2009, dan menganalisis korelasi antarkeduanya. Berdasarkan analisis terhadap pokok bahasan materi ajar tingkat dasar, tingkat madya, tingkat lanjut pada setiap keterampilan diperoleh hasil kajian sebagai berikut. Pertama, karakteristik materi ajar BIPA INCULS mencirikan pengenalan bahasa, wisata/budaya Indonesia. Aspek materi budaya dan wisata dipahami menjadi daya tarik tersendiri materi ajar BIPA INCULS. Kedua, dari analisis persamaan dan perbedaan deskripsi kompetensi CEFR (Common European Framework of Reference for Languages) dan kompetensi BIPA Badan Bahasa 2014, kompetensi pemelajar BIPA INCULS dibagi pada setiap keterampilan berikut: (1.1) untuk berbicara tingkat dasar: mampu membicarakan identitas diri, kebutuhan dasar, pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan pariwisata; (1.2) berbicara tingkat madya: mampu menceritakan fakta sosial budaya, wisata, pengalaman diri, membangun pengetahuan secara interaksional, dan mencurahkan gagasan; (1.3) berbicara tingkat lanjut: mampu membangun pengetahuan interaksional, mencurahkan pendapat, dan menganalisis masalah; (2.1) untuk membaca tingkat dasar: mampu memahami tulisan kebertahanan hidup, mengenal keterampilan, budaya lokal, dan wisata alam; (2.2) membaca tingkat madya: mampu membangun wawasan tentang keindonesiaan, dan kewisataan; (2.3) membaca tingkat lanjut: mampu memahami wacana pengetahuan, opini kritis, wisata alam dan budaya; (3.1) untuk menulis tingkat dasar: mampu menulis teks deskripsi, narasi dan sedikit argumentasi mengenai topik identitas diri, pengalaman, observasi dan sedikit opini; (3.2) menulis tingkat madya: mampu menulis teks narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi mengenai hasil pengamatan, pengalaman, pendapat, dan sedikit analisis; (3.3) menulis tingkat lanjut: mampu menulis teks deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi tentang hasil pengamatan, pendapat, kutipan referensi, ajakan, dan analisis; (4.1) untuk tata bahasa kelas dasar: mampu mengaplikasikan gramatika leksikal, Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI 81

Transcript of ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI...

Page 1: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI INCULS, FIB-UGM

Sailal ArimiWakil Koordinator INCULS, Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta [email protected]

ABSTRAK

Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di UniversitasGadjah Mada yang diselenggarakan oleh unit lembaga INCULS (The IndonesianLanguage and Culture Learning Service) sejak tahun 1987 telah mengalamibanyak perubahan baik pada materi ajar (1987-2017) maupun luaran kompetensipemelajarnya. Tulisan ini bertujuan untuk mengamati isi buku “Titian Bahasa:Panduan Berbahasa Indonesia untuk Penutur Asing” INCULS khusus edisiRevisi 2009, dan menganalisis korelasi antarkeduanya. Berdasarkan analisisterhadap pokok bahasan materi ajar tingkat dasar, tingkat madya, tingkat lanjutpada setiap keterampilan diperoleh hasil kajian sebagai berikut. Pertama,karakteristik materi ajar BIPA INCULS mencirikan pengenalan bahasa,wisata/budaya Indonesia. Aspek materi budaya dan wisata dipahami menjadi dayatarik tersendiri materi ajar BIPA INCULS. Kedua, dari analisis persamaan danperbedaan deskripsi kompetensi CEFR (Common European Framework ofReference for Languages) dan kompetensi BIPA Badan Bahasa 2014, kompetensipemelajar BIPA INCULS dibagi pada setiap keterampilan berikut: (1.1) untukberbicara tingkat dasar: mampu membicarakan identitas diri, kebutuhan dasar,pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan pariwisata;(1.2) berbicara tingkat madya: mampu menceritakan fakta sosial budaya, wisata,pengalaman diri, membangun pengetahuan secara interaksional, dan mencurahkangagasan; (1.3) berbicara tingkat lanjut: mampu membangun pengetahuaninteraksional, mencurahkan pendapat, dan menganalisis masalah; (2.1) untukmembaca tingkat dasar: mampu memahami tulisan kebertahanan hidup, mengenalketerampilan, budaya lokal, dan wisata alam; (2.2) membaca tingkat madya:mampu membangun wawasan tentang keindonesiaan, dan kewisataan; (2.3)membaca tingkat lanjut: mampu memahami wacana pengetahuan, opini kritis,wisata alam dan budaya; (3.1) untuk menulis tingkat dasar: mampu menulis teksdeskripsi, narasi dan sedikit argumentasi mengenai topik identitas diri,pengalaman, observasi dan sedikit opini; (3.2) menulis tingkat madya: mampumenulis teks narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi mengenai hasilpengamatan, pengalaman, pendapat, dan sedikit analisis; (3.3) menulis tingkatlanjut: mampu menulis teks deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasitentang hasil pengamatan, pendapat, kutipan referensi, ajakan, dan analisis; (4.1)untuk tata bahasa kelas dasar: mampu mengaplikasikan gramatika leksikal,

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI81

Page 2: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

sintaktis kalimat, sintaksis frasal, dan morfologi leksikal dalam paparan bahasa;(4.2) tata bahasa kelas madya: mampu mengaplikasikan morfologi leksikal,sintaksis frasal, sintaktis kalimat dalam paparan bahasa; (4.3) tata bahasa kelaslanjut: mampu mengaplikasikan morfologi leksikal, hubungan gramatikal,sintaktis kalimat; dan gramatika terpadu; dan (5.1) untuk kosakata tingkat dasar:mampu memahami dan menggunakan kosakata dasar, literal, dan denotatif; (5.2)kosakata tingkat madya: mampu memahami dan menggunakan kosakatasekunder, sejumlah idiom dan peribahasa, gramatikal, dan figuratif; (5.3) kosakatatingkat lanjut: mampu memahami dan menggunakan kosakata beregister, kosakatasekunder, literal, figuratif, dan konotatif.

Kata kunci: kompetensi, materi ajar, tingkatan pembelajaran, dan keterampilanberbahasa

1. Pengantar

Keberhasilan penguasaan bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA)

ditentukan oleh sejumlah variabel. Satu di antara variabel strategis yang

menentukan hasil KBM BIPA adalah penyusunan materi ajar. Materi ajar adalah

sumber informasi keterampilan berbahasa untuk menghasilkan standar

kompetensi lulusan (SKL). Di dalam tulisan ini, penulis berupaya merekonstruksi

dan menganalisis standar kompetensi yang diproyeksikan materi ajar BIPA

“Titian Bahasa: Panduan Berbahasa Indonesia untuk Penutur Asing” edisi 2009

(Revisi) yang dipakai oleh lembaga INCULS (Indonesian Culture and Language

Service), di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Pengalaman INCULS mengajarkan BIPA tercatat secara resmi mulai sejak

3 dasawarsa yang lalu (persisnya sejak 1987) yaitu ketika Pusat Studi Indonesia

didirikan. Semenjak itu pula, materi ajar—berbagai istilah lain yang mengacu

istilah ini seperti bahan ajar, buku teks, buku ajar—mengalami perubahan,

perbaikan, revisi, cetak ulang dan pembuatan buku baru. Materi ajar dalam

konteks pembelajaran di INCULS disesuaikan untuk pemelajar dewasa yang

memiliki bahasa pertama yang bervariasi, setingkat mahasiswa S1 ke atas bukan

anak-anak.

Pemeringkatan mahasiswa di INCULS dibagi ke dalam 3 tingkat, yaitu

tingkat dasar, tingkat madya, dan tingkat lanjut dengan masa belajar plus evaluasi

15-16 pertemuan per 100 menit (1500—1600 menit). Total masa belajar per

tingkat adalah 160 jam tidak termasuk belajar luar kelas (Tutorial dan KelasKonferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI

82

Page 3: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

Budaya). Mahasiswa tingkat dasar merupakan mahasiswa asing yang belum

mengetahui bahasa Indonesia atau baru mengenal sedikit keterampilan berbahasa

Indonesia. Mahasiswa tingkat madya adalah mahasiswa asing yang sudah

menguasai keterampilan bahasa Indonesia yang sederhana termasuk mengenal

budaya dan kebiasaan berbahasa penutur bahasa Indonesia. Kemudian,

mahasiswa tingkat lanjut adalah mahasiswa asing yang sudah menguasai

keterampilan menyimak, membaca, berbicara dan menulis bahasa Indonesia,

ditambah dengan kemampuan menguasai sejumlah ragam bahasa Indonesia, dan

pemahiran berbicara dan menulis.

Relevansi pemeringkatan pembelajaran di kelas dengan materi ajar tentu

saja sangat erat dan penting karena berhubungan dengan standar kompetensi

lulusan (SKL) yang dihasilkan. Berbicara mengenai materi ajar, setiap lembaga

penyelenggara BIPA agaknya mempunyai spesifikasi sendiri dalam menyusun

materi ajar yang dipakainya. Bahkan, ada lembaga yang sengaja tidak

menerbitkannya sehingga materi ajar yang disusun hanya dipakai di kalangan

sendiri. Materi ajar produk INCULS sampai sekarang masih memilih cara etik

ini. Berdasarkan pengamatan penulis di perpustakaan INCULS, sejak awal 1987

s.d 2017 sudah banyak versi materi ajar yang dihasilkan. Dalam kajian ini, karena

keterbatasan ruang, penulis memilih untuk mengkaji materi ajar versi 2009 (edisi

Revisi) saja. Ada 2 rumusan yang dipandang penting untuk diungkapkan

berdasarkan kajian isi terhadap materi ajar itu, yaitu (1) apa karakteristik materi

ajar BIPA INCULS, UGM; dan bagaimana kompetensi lulusan BIPA INCULS

untuk setiap tingkatannya. Kedua masalah ini dianalisis untuk ditemukan

jawbannya berdasarkan materi ajar BIPA INCULS 2009 (edisi Revisi).

2. Objek Kajian, Identitas Sumber Data, dan Metode

Penelitian ini merupakan telaah teks materi ajar BIPA yang dikaitkan

dengan standar kompetensi. Objek material kajian ini adalah buku ajar “Titian

Bahasa: Panduan Berbahasa Indonesia untuk Penutur Asing” edisi 2009 (Revisi)

yang terdiri atas 3 jilid, yaitu jilid 1 untuk tingkat dasar, jilid 2 untuk tingkat

madya, dan jilid 3 untuk tingkat lanjut. Objek formal kajian ini adalah

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI83

Page 4: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

karakteristik materi ajar dan kompetensi pemelajar setiap levelnya. Identitas

sumber data disajikan sebagai berikut:

1. Judul Materi Ajar : Titian Bahasa: Panduan Berbahasa Indonesia untuk Penutur Asing (Buku 1 Tingkat Dasar, Buku 2 Tingkat Madya, dan Buku 3 Tingkat Lanjut)2. Penyunting : Sunarso3. Tim Penyusun : Tim Dosen INCULS4. Illustrator : Chayah Billin5. Ukuran Buku : 21 cm x 29,5 cm6. Edisi Tahun : 2009 (Revisi)7. Isi Pelajaran : Membaca, Tata Bahasa, Kosakata, Percakapan, danMenulis7. Etik Pemakaian : Buku ini hanya dipakai di INCULS dan tidak diperdagangkan untuk umum.

Format penulisan materi ajar INCULS yang diperuntukkan bagi

mahasiswa asing ini didesain dengan pendampingan dosen pengajar. Oleh karena

itu, materi ajar ini kurang tepat untuk belajar mandiri. Oleh karena itu, kenapa di

dalam materi ajar itu tidak dicantumkan kompetensi lulusan.

Setelah sumber data tersedia, peneliti membaca pokok-pokok bahasan

yang disajikan dalam setiap pelajaran, kemudian mencatat setiap pokok bahasan

pada setiap pelajaran berbicara, membaca, menulis, tata bahasa, dan kosakata per

tingkat. Karena peneliti juga termasuk pengajar BIPA yang menggunakan materi

ajar ini penghayatan terhadap isi pokok bahasan cukup diasumsikan relatif baik.

Analisis isi kemudian dilakukan untuk menghasilkan pengelompokan standar

kompetensi setiap keterampilan per tingkat. Kerangka acuan kompetensi CEFR

dan kompetensi BIPA Badan Bahasa 2014 dijadikan dasar mengukur kompetensi

yang dikonstruksi dari materi ajar BIPA INCULS 2009. Analisis hubungan antar-

alat ukur ini didasarkan pada interpretasi kualitatif peneliti. Hasil analisis

berikutnya disajikan dalam format tabel dan formula metabahasa. Hasil perolehan

kompetensi itu kemudian disimpulkan secara interpretif.

Berikut ini diuraikan secara sekilas tentang lembaga tempat penelitian sebagai

konteks materi ajar yang dimaksud dipakai.

3. Profil Ringkas INCULS

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI84

Page 5: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

Pengajaran BIPA awalnya diselenggarakan oleh lembaga Pusat Studi

Indonesia (PSI), FIB, UGM. Lembaga ini berdiri tahun 1987. Pada 1992 PSI

berganti nama dengan LBIFL ( Learning Bahasa Indonesia as A Foreign

Language). Sebelum beralih menjadi INCULS, lembaga ini sempat berubah nama

menjadi NAG (Non-Aligned Government) selama 7 tahun, setelah tahun 2000

baru INCULS digunakan. Nama INCULS (Indonesian Language and Culture

Learning Service) popular dikenal karena nama itu paling lama dipakai (2000-

2017). Sejak 2017 sebenarnya Fakultas Ilmu Budaya melakukan restrukturisasi

kelembagaan dengan memasukkan INCULS ke dalam Pusat Bahasa yang di

dalamnya terdiri dari Unit Bahasa Asing dan Unit Bahasa dan Budaya Indonesia

dan Budaya Nusantara (B3IBN). Secara de jure nama INCULS sudah berganti

dengan B3IBN itu. Namun agaknya penamaan B3IBN belum dikenal luas

sehingga orang asing terutama lembaga pelanggan BIPA UGM yang seluruhnya

berasal dari luar negeri masih akrab merujuk pada nama INCULS, mungkin

karena nama ini singkatan dari bahasa Inggris.

Ada sejumlah program yang ditawarkan oleh lembaga BIPA UGM ini,

yaitu program regular, program intensif, dan program privat. Pertama, program

regular berlangsung selama 2 semester (1 tahun). Setiap semesternya terdiri atas

15-16 pertemuan dengan sistem evaluasi 4 kali yaitu Tes Kemajuan 1-2, Ujian

Tengah Semester, dan Ujian Akhir Semester. Jadwal atau periode perkuliahan

program BIPA Regular ini lebih kurang sama dengan kuliah S1 di FIB, UGM.

Mahasiswa yang kerap mengikuti program regular ini berasal dari ACICIS

Australia, program Student Exchange HUFS Korea, TUFS Jepang, dsb. Kedua,

program intensif berkisar antara 2 s.d 8 minggu. Perkuliahan diselenggarakan

setiap hari kerja. Kemasan program intensif bergantung pada paket pembelajaran

yang disepakati. Sistem evaluasi hanya terbatas pada ujian tengah semester atau

akhir semester saja. Para pemelajar BIPA kelas intensif ini berasal dari DSIP

Australia, Kokushikan University Jepang, Konan Women University Jepang,

University of New South Wales Australia, dan sebagainya. Ketiga, program privat

diselenggarakan kapan saja bergantung kesempatan peserta. Durasi kelas privat

ini juga bervariasi dari waktu mingguan sampai bulanan. Tujuan pembelajaran

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI85

Page 6: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

privat juga bermacam-macam, namun seringkali berkait pada fungsi penunjang

riset, business trip, atau program penyegaran.

Di samping ketiga program di atas, terdapat pula program khusus, yaitu

kelas Kemitraan Negara-Negara Berkembang (KNB) selama 8 bulan. Para

pesertanya yang tidak terbatas dari negara Ethiopia, Gambia, Thailand, Benin,

Uganda, Panama, Romania, Ukraina, Pakistan, Laos mempelajari bahasa, seni dan

budaya Indonesia untuk melanjutkan pendidikan S2/S3 di UGM. Kemudian, ada

pula program Dharmasiswa RI yaitu program yang dibiayai oleh Pemerintah RI

untuk mahasiswa yang terseleksi dari berbagai penjuru dunia. Mereka belajar

selama 2 semester. Sejak 2 tahun belakangan ini, UGM juga memberikan

beasiswa (Gadjah Mada Fellowship Program ) untuk belajar BIPA di INCULS

bagi mahasiswa terpilih dari negara-negara ASEAN plus Korea. Mereka juga

dipersiapkan untuk bisa mengikuti dan menyelesaikan studi S2/S3 di UGM

setelah mampu berkomunikasi dan menulis akademik dalam bahasa Indonesia.

Materi ajar INCULS edisi 2009 (revisi) memuat 5 keterampilan bahasa

yaitu berbicara (speaking), membaca (reading), menulis (writing), tata bahasa

(grammar), dan kosakata (vocabulary). Materi menyimak (listening) belum

dimuat secara khusus tetapi diintegrasikan ke dalam keterampilan berbicara.

Kurikulum BIPA INCULS selain diakomodasi dalam materi ajar, juga dipadukan

dengan keterampilan menerjemahkan (seperti bahasa Inggris- Indonesia, bahasa

Jepang- Indonesia, bahasa Korea-Indonesia) dan penawaran kuliah khusus

(special lecture) dengan status pilihan, yaitu Politik Indonesia, Budaya Indonesia,

Sejarah Indonesia, serta Bahasa dan Sastra Indonesia. Sebagai catatan, kuliah

khusus ini diperuntukkan terutama bagi mahasiswa tingkat madya dan lanjut.

Bagi yang berminat, mahasiswa juga dibolehkan mengambil kelas budaya

(pembuatan batik, tari, masak, gamelan, dan kerajinan perak),tutorial dan field

trip atau tinggal di desa wisata.

Pendekatan pengajaran yang digunakan bervariasi utamanya pendekatan

langsung, alami, struktural dan komunikatif. Dosen-dosen yang mengajar

berpendidikan S2 dan S3 dari latar belakang bahasa dan sastra. Di samping

tenaga pengajar di kelas, proses pembelajaran BIPA INCULS didukung oleh

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI86

Page 7: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

tenaga ahli seni dan budaya, serta tenaga tutor yang terdiri dari mahasiswa dengan

latar belakang bahasa atau berminat bahasa.

4. Hasil dan Pembahasan

Sesuai dengan dua masalah yang dirumuskan di atas, berikut diuraikan

hasil analisis menyangkut karakteristik materi ajar INCULS 2009 edisi revisi, dan

standar kompetensi pemelajar BIPA INCULS terkait.

4.1 Karakteristik Materi Ajar INCULS, FIB UGM

Karakteristik materi ajar adalah ciri yang mewakili identitas atau tujuan

materi ajar dibuat. Menurut Suyitno (2018: 5) tujuan mahasiswa asing belajar

BIPA karena mereka (1) mengambil program tentang Indonesia di universitas

asalnya, (2) akan melakukan penelitian di Indonesia, (3) akan bekerja di

Indonesia, (4) akan meneliti masalah bahasa Indonesia, dan (5) akan tinggal di

Indonesia dalam waktu lama. Dengan rumusan yang lain Hoed (1995)

mengelompokkan tujuan belajar BIPA adalah untuk (1) mengikuti kuliah di

perguruan tinggi di Indonesia, (2) membaca buku dan surat kabar untuk keperluan

penelitian, dan (3) berkomunikasi secara lisan dalam kehidupan sehari-hari di

Indonesia.

Mengacu pada panduan Common European Framework of Reference for

Languages (CEFR) karakteristik materi ajar dihubungkan dengan kompetensi

yang dikembangkan dengan menghasilkan teks dalam berbagai konteks, kondisi

dan hambatan. Ada 4 karakteristik materi ajar menurut CEFR yaitu untuk tujuan

(1) pendidikan, (2) pekerjaan, (3) publik, dan (4) pribadi

(lih.https://en.wikipedia.org/).

Berpijak pada kerangka teoretis di atas lalu peneliti melakukan analisis

terhadap isi pokok bahasan materi ajar “Titian Bahasa: Panduan Berbahasa

Indonesia untuk Penutur Asing” edisi 2009 (Revisi) dihasilkan 4 karakteristik

yang mencirikan tujuan pembelajaran BIPA di INCULS, yaitu untuk tujuan (1)

akademik, (2) wisata/ budaya, (3) bisnis, (4) keperluan pribadi (Perbandingan

CEFR dan INCULS periksa tabel 3.0). Ciri materi ajar untuk tujuan akademik di

dalam kategori ini termasuk mengenyam pendidikan formal, melakukan penelitian

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI87

Page 8: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

baik bahasa maupun nonbahasa. Ciri materi ajar untuk tujuan wisata/budaya

menyangkut materi yang mempersuasi pemelajar untuk berkunjung ke tempat-

tempat wisata yang diajarkan, melakukan atau menyaksikan kegiatan budaya

tertentu. Di dalam kategori ini termasuk wisata alam, wisata belanja, wisata

kerajinan, wisata kegiatan yang semuanya berkaitan dengan aspek budaya lokal

yang dipelajari. Kemudian, ciri materi ajar bisnis adalah materi yang memaparkan

pengetahuan tentang dunia usaha dan dunia industri, bagaimana berinteraksi di

dalamnya untuk mencapai target tertentu. Terakhir, ciri materi ajar untuk

keperluan pribadi menyangkut hobi, kesenangan, atau pemenuhan kehidupan

pribadi. Di antara keempat karakteristik materi ajar yang terkandung dalam materi

ajar INCULS 2009 (Revisi), karakteristik wisata/budaya paling mendominasi

secara keseluruhan fase pembelajaran (Tingkat 1 s.d 3). Perhatikan tabel di bawah

ini.

Tabel 1.0 Karakteristik Materi Ajar INCULS 2009

No.

Karakteristik Materi Ajar TingkatDasar

Tingkat Madya

Tingkat Lanjut

1. Wisata/Budaya 50% 30% 31,25%2. Akademik 5% 40% 50%3. Keperluan Pribadi 45% 15% 18%4. Bisnis 0% 15% 0%

Tabulasi di atas diperoleh berdasarkan pengelompokan materi pokok

bahasan (20 pelajaran tingkat dasar; 20 pelajaran tingkat madya, dan 16 pelajaran

tingkat lanjut). Setiap pokok bahasan dianalisis isi yang menyangkut materi

budaya pariwisata, akademik, keperluan pribadi, dan bisnis. Diperoleh

karakteristik terbanyak yang sekaligus mencirikan materi ajar “Titian Bahasa:

Panduan Berbahasa Indonesia untuk Penutur Asing” edisi 2009 (Revisi) adalah

untuk tujuan wisata/budaya. Pada tingkat dasar mahasiswa dikenalkan

wisata/budaya di Malioboro, pasar Beringharjo, tinggal di desa, berkunjung ke

Candi Prambanan, ke Pantai Baron, matahari terbit di Bromo, menonton wayang,

bermain gamelan, dan belajar membatik. Pada tingkat madya dikenalkan

wisata/budaya batik, kuliner Yogya, pernikahan adat Jawa, cerita rakyat

Sangkuriang, mengenal Indonesia sebagai negara kultural, dan musik dangdut.

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI88

Page 9: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

Selanjutnya pada Pada tingkat lanjut (5 dari 20 topik), misalnya, dikenalkan tema

Beringharjo, wisata belanja pasar tradisional; Sendangrejo: nikmatnya udang

galah di tengah sawah, Dayak Meratus, bersepeda: gerakan kebudayaan, dan

budaya mudik lebaran.

Yogyakarta sebagai ikon kota budaya “berhati nyaman” yang dikenal luas

oleh masyarakat Indonesia mencoba membuktikan iklim belajar BIPA di kota ini

agar juga akrab dengan wisata budayanya. Ciri akademik, keperluan pribadi, dan

bisnis adalah karakteristik materi ajar yang berturut-turut juga penting (lih. Tabel

1.0)

4.2 Standar Kompetensi Pemelajar BIPA INCULS

Dalam konteks penguasaan BIPA, istilah kemampuan pemelajar

berkomunikasi (lisan dan tulis) disebut kompetensi. Karena menyangkut

kemampuan berkomunikasi, Dell Hymes (1967; 1972) memakai istilah

kompetensi komunikatif secara kompatibel. Dalam perkembangannya, istilah

kompetensi dikembangkan berdasarkan macam-macam sudut pandang.

Kompetensi komunikatif mulai dibedakan antara kompetensi linguistik dan

kompetensi komunikatif (Paulston , 1974 via Brown, 2007: 241). Kemudian,

James Cummins (1979, 1980) mengusulkan perbedaan antara kecakapan bahasa

akademis/kognitif dan keterampilan komunikatif antarpersonal dasar (Brown,

2007: 241).

Menurut pengamatan Brown, karya yang berpengaruh dalam

pendefinisian kompetensi komunikatif dan menjadi rujukan utama dalam diskusi

tentang kompetensi komunikatif (KK) sehubungan dengan pengajaran bahasa

kedua adalah pandangan Michael Canale dan Merril Swain (1980). Mereka

membagi KK ke dalam 4 subktegori yaitu (1) kompetensi gramatikal,

pengetahuan tentang butir leksikal, kaidah morfologis, sintaksis, semantik kalimat

dan fonologi, (2) kompetensi wacana, yaitu kemampuan untuk merangkai

kalimat-kalimat dalam rentang wacana yang bermakna, (3) kompetensi

sosiolinguistik, yaitu kaidah-kaidah sosial budaya bahasa, dan wacana, (4)

kompetensi strategis, yaitu strategi komunikasi verbal dan nonverbal yang bisa

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI89

Page 10: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

dipakai untuk memecahkan kemacetan komunikasi karena variabel kebahasaan

atau kompetensi yang tidak memadai.

Sejalan dengan pandangan di atas, Lyle Bachman (1990) juga membagi

kompetensi bahasa menjadi 2 kategori yaitu kompetensi organisasional, dan

kompetensi pragmatis. Kompetensi organisasional dibagi lagi atas 2 yaitu

kompetensi gramatikal (kosakata, morfologi, sintaks, fonologi), dan kompetensi

tekstual (kohesi, organisasi retoris). Sementara kompetensi pragmatis dibagi lagi

menjadi 2 yaitu kompetensi ilokusioner (fungsi ideasional, fungsi manipulatif,

fungsi heuristik, dan fungsi imajinatif), dan kompetensi sosiolinguistik (peka

dialek/variasi; peka register, peka kaalamian bahasa, peka budaya dan gaya

bahasa).

Standardisasi kemahiran yang dirumuskan Tim Badan Bahasa (2014)

merujuk pada standar kompetensi atau kompetensi inti, kompetensi dasar, dan

kompetensi bahasa. Standar kompetensi mengacu pada kemampuan berbahasa

yang dibagi per tingkat, kemudian kompetensi dasar mengacu pada kemampuan

mendengar, berbicara, membaca, dan menulis, sedangkan kompetensi bahasa

mengacu pada kemampuan menggunakan tata bahasa dan kosakata.

Berdasarkan kajian teori kompetensi di atas ditarik kesimpulan bahwa

kompetensi adalah capaian yang dapat diukur berdasarkan kecakapan

mengungkapkan ide lewat bahasa yang dipelajari, baik dalam konteks linguistik

atau ekstralinguistik. Prinsip ini juga diakomodasi oleh kerangka acuan yang

umum dipakai di Eropa yaitu kerangka CEFR. Menurut CEFR, kompetensi

komunikatif dasar dibagi 3 yaitu kompetensi linguistik, kompetensi

sosiolinguistik, dan kompetensi pragmatik. Kompetensi linguistik mengukur

kecakapan verbal, dan kompetensi sosiolinguistik mengukur kecakapan kode

verbal dikaitkan dengan unsur kemasyarakatan pemakai bahasa, dan kompetensi

pragmatik mengukur kecakapan verbal dengan situasi pemakaian. Dalam

distribusi kemampuan per tingkat, kompetensi itu di bagi ke dalam 3 level, yaitu

level A untuk tingkat dasar (dibagi A1-A2), level B untuk tingkat madya (dibagi

B1-B2), dan level C untuk tingkat lanjut (dibagi C1-C2).

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI90

Page 11: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

Deskripsi kompetensi didistribusikan dalam tabel 2.0 di bawah ini. Kata

kunci kompetensi tingkat Dasar (A) adalah kemampuan berbahasa secara

sederhana dengan topik diri dan lingkungan sekitarnya. Seterusnya, kompetensi

tingkat Madya (B) mengacu pada kemampuan berkomunikasi sedikit kompleks

dengan topik di lingkungan kerja, pendidikan, wisata ,baik yang bersifat kongkret

atau abstrak dan mampu memberi sudut pandang sendiri secara sederhana.

Kemudian, kompetensi tingkat lanjut (C) mengacu pada kemampuan

menyampaikan gagasan secara terstruktur menyangkut topik-topik yang sulit

(kompleks) baik menyangkut makna eksplisit, maupun implisit, dan mampu

mengeksrepsikan diri secara spontan. Pemeriksaan isi materi ajar yang

terimplementasi dalam setiap pokok bahasa buku panduan BIPA INCULS 2009

(Revisi) didapati relevansi kompetensi yang dijabarkan kerangka acuan CEFR ini.

Periksalah tabel berikut.

Tabel 2.0 Deskripsi Kompetensi CEFR dan INCULS

GrupLevel

Level Deksripsi Kompetensi CE

FR

INC

UL

S

ABasicuser

A1Breakthro

ugh orbeginner

Can understand and use familiar everyday expressions and very basic phrases aimed at thesatisfaction of needs of a concrete type.

Can introduce themselves and others and can ask and answer questions about personal details such as where they live, people they know and things they have.

Can interact in a simple way provided the other person talks slowly and clearly and is prepared to help.

V

V

V

V

V

V

A2Waystage

orelementar

y

Can understand sentences and frequently used expressions related to areas of most immediate relevance (e.g. very basic personal and family information, shopping, local geography, employment).

Can communicate in simple and routine tasks requiring a simple and direct exchange of information on familiar and routine matters.

Can describe in simple terms aspects of their background, immediate environment and

V

V

V

V

V

V

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI91

Page 12: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

matters in areas of immediate need.

BIndependent user

B1Threshold

orintermedi

ate

Can understand the main points of clear standard input on familiar matters regularly encountered in work, school, leisure, etc.

Can deal with most situations likely to arise while travelling in an area where the language is spoken.

Can produce simple connected text on topicsthat are familiar or of personal interest.

Can describe experiences and events, dreams, hopes and ambitions and briefly give reasons and explanations for opinions and plans.

V

V

V

V

V

V

V

V

B2Vantageor upperintermedi

ate

Can understand the main ideas of complex text on both concrete and abstract topics, including technical discussions in their field of specialization.

Can interact with a degree of fluency and spontaneity that makes regular interaction with native speakers quite possible without strain foreither party.

Can produce clear, detailed text on a wide range of subjects and explain a viewpoint on a topical issue giving the advantages and disadvantages of various options.

V

V

V

V

V

V

CProficientuser

C1Effectiveoperation

alproficienc

y oradvanced

Can understand a wide range of demanding,longer clauses, and recognize implicit meaning.

Can express ideas fluently and spontaneously without much obvious searching for expressions.

Can use language flexibly and effectively forsocial, academic and professional purposes.

Can produce clear, well-structured, detailed text on complex subjects, showing controlled use of organizational patterns, connectors and cohesive devices.

V

V

V

V

V

V

V

V

C2Mastery

orproficienc

y

Can understand with ease virtually everything heard or read.

Can summarize information from different spoken and written sources, reconstructing arguments and accounts in a coherent presentation.

Can express themselves spontaneously, very

V

V

V

V

V

V

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI92

Page 13: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

fluently and precisely, differentiating finer shades of meaning even in the most complex situations.

Dikaitkan pula dengan aspek kompetensi dasar, kegiatan bahasa, dan

ranah berbahasa (lih pula. Pasal 4.1), hasil observasi dan analisis terhadap materi

ajar INCULS 2009 disimpulkan bahwa kompetensi dasar yang ingin dicapai

mencakup kompetensi linguistik, kompetensi sosiolinguistik, dan kompetensi

pragmatik. Aspek keterampilan berbahasa mencakup membaca, menulis, dan

berbicara. Aspek menyimak dalam materi ajar BIPA INCULS 2009 diintegrasikan

ke dalam aspek berbicara, sedangkan keterampilan menerjemahkan

diselenggarakan di kelas, namun didesain terpisah di luar materi ajar.

Tabel. 3.0 Aspek Pengajaran Bahasa CEFR dan INCULS

No Aspek Pengajaran Bahasa CEFR INCULS

1. Kompetensi dasar (1) Kompetensi linguistik V V(2) Kompetensi Sosiolinguistik V V(3) Kompetensi Pragmatik V V

2. Keterampilan Bahasa Resepsi (1) Menyimak V --Resepsi (2) Membaca V V Produksi (3) Berbicara V VProduksi (4) Menulis V VInteraksi (5) Berbicara V VInteraksi (6) menulis V VMediasi (7) Menerjemahkan V V

3. Ranah Berbahasa(1) Pendidikan V V(2) pekerjaan V V(3) publik V V(4) Pribadi V V(5) Kewisataan/Budaya -- V

Secara lebih terperinci, setiap keterampilan (berbicara, membaca, menulis,

tata bahasa, dan kosakata) yang didesain berdasarkan materi ajar BIPA INCULS

2009 akan disajikan berikut ini.

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI93

Page 14: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

4.2.1 Kompetensi Keterampilan Berbicara

Berbicara (Speaking) adalah keterampilan pokok dalam berkomunikasi

aktif. Pengajaran BIPA di kelas selalu mengutamakan kemampuan verbal ini.

Setiap tingkatan pembelajaran memiliki kompetensi yang berbeda-beda. Dari 20

pokok bahasan yang diajarkan dalam materi ajar BIPA INCULS 2009, kompetensi

yang ingin dicapai dalam keterampilan berbicara tingkat dasar adalah kemampuan

menggambarkan identitas diri, kebutuhan hidup, dan pengalaman di negara asal

dan di Indonesia dalam konteks seni dan pariwisata (lih. tabel 4.1)

Tabel 4.1 Kompetensi Berbicara Tingkat Dasar Model Materi Ajar INCULS2009 (Ed.Revisi)

No.

Pokok Bahasan Analisis Isi Kompetensi

1. Berkenalan

Identitas Diri dan Keluarga

MENGGAMBARKAN IDENTITAS DIRI, KEBUTUHAN HIDUP, DAN PENGALAMAN DI NEGARA SENDIRI DAN DI INDONESIA DALAM KONTEKS SENI DAN PARIWISATA

2. Memperkenalkan Orang lain

3. Tempat Tinggal Saya di Yogyakarta

4. Keluarga Saya5. Kegiatan Sehari-hari

Kebutuhan Sendiri

6. Menceritakan Makanan Kesukaan

7. Kebiasaan Baru di Yogyakarta

8. Bermain Peran sebagai Dokter dan Pasien

9. Mengajak dan Menolak10. Membicarakan Alat

Transportasi11. Bercerita Mengenai Hobi12. Belanja di Pasar13 Bermain Peran sebagai

Wisatawan dan Pemandu Wisata

14. Bercerita Mengenai Tempat Tinggal di Negara Masing-Masing Pengalaman di

Negara Sendiri15. Bercerita tentang Tempat-Tempat Wisata di Negara

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI94

Page 15: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

Masing-Masing

16. Mengomentari PertunjukanSendratari Ramayana

Realitas atau Pengetahuan seni dan pariwisata Indonesia

17. Tentang Profesi18. Percakapan mengenai

Kesenian Tradisional19. Percakapan Tentang

Pakaian Tradisional/Khas20. Bercerita mengenai Oleh-

Oleh

Kompetensi yang diharapkan dicapai dari proses pengajaran BIPA di kelas

Madya adalah menceritakan fakta sosial, budaya, wisata, dan pengalaman, serta

membangun pengetahuan interaksional, dan mencurahkan gagasan (lih. tabel

4.2).

Tabel 4.2 Kompetensi Berbicara Tingkat Madya Model Materi Ajar INCULS2009 (Ed.Revisi)

No.

Pokok Bahasan Analisis Isi Kompetensi

1. Bercerita mengenai Biaya HidupFakta Sosial

MENCERITAKAN FAKTA SOSIAL, BUDAYA, WISATA, DAN PENGALAMAN; MEMBANGUN

2. Berdiskusi mengenai Sistem Pendidikan

3. Berbicara mengenai Gaya Pakaian dalam Berbagai Acara Fakta Budaya

Pop4. Berdiskusi mengenai Gaya HidupSehat

5. Membandingkan Makanan Khas Fakta Wisata Kuliner

6. Bermain Peran sebagai Pemandu Wisata dan Wisatawan

Kebutuhan Interaksional

7. Bermain Peran dalam Tes Wawancara Melamar Kerja

8. Simulasi mengenai Pemilihan Ketua Mahasiswa

9. Berdiskusi mengenai Penyelenggara Acara Pengalaman

10. Menceritakan Cerita Lucu

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI95

Page 16: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

PENGETAHUAN INTERAKSIONAL; DAN MENCURAHKAN GAGASAN

11. Berdiskusi mengenai Perlindungan Flora dan Fauna

Curah Pendapat

12. Berdiskusi mengenai Kriteria Laki-Laki/Perempuan Idaman

13 Berdiskusi mengenai cara Mengatasi Pencemaran Lingkungan

14. Berdiskusi mengenai Olahraga15. Berdiskusi mengenai Kendaraan

Ramah Lingkungan16. Berdiskusi mengenai manfaat

Pijat dan Spa

Pada tingkat lanjut, kompetensi berbicara lulusan BIPA INCULS pada

tingkat Lanjut lebih menekankan pada komunikasi interaksional seperti

berdiskusi. Secara lengkap dideskripsikan kompetensi berbicara tingkat lanjut

adalah kemampuan membangun pengetahuan interaksional , mencurahkan

pendapat dan menganalisis masalah (lih. tabel 4.3). Pada tingkat lanjut ini

mahasiswa didorong untuk mempu berdiskusi mengenai topik-topik kebendaan

yang kongkret maupun abstrak.

Tabel 4.3 Kompetensi Berbicara Tingkat Lanjut Model Materi Ajar INCULS2009 (Ed.Revisi)

No.

Pokok Bahasan Analisis Isi Kompetensi

1. Tawar Menawar dalam Jual Beli di Pasar Tradisional

Berbelanja lebih kompleks (Materi yang sederhana ada di Tingkat Dasar (lih Pokok bahasan 12)

MEMBANGUN PENGETAHUAN INTERAKSIONAL, MENCURAHKAN

2. Melakukan Wawancara

Kebutuhan Interaksional

3. Pidato Sambutan4. Memainkan Peran Tokoh-

Tokoh dalam Cerita5. Mendiskusikan Cara

Menanggulangi Bencana Alam

6. Berdiskusi mengenai Masalah Pertanian

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI96

Page 17: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

Curah Pendapat dan Analisis

PENDAPAT DAN MENGANALISIS MASALAH

7. Mendiskusikan Persoalan Cepat Tua dan Awet Muda

8.Diskusi mengenai Kaum Waria

9. Berdiskusi tentang Makanandan Pola Makan

10. Berdiskusi mengenai Biro Jodoh

11. Berdiskusi mengenai Anak yang Bekerja

12. Berdiskusi mengenai Penyelamatan Satwa Langka

13 Berdiskusi mengenai Mainan Anak dalam Kaitannya dengan Jender

14. Berdiskusi mengenai “Kembali ke Alam”

15. Berdiskusi mengenai Kendaraan

16. Berdiskusi mengenai Kegiatan Mudik

Pada tingkat lanjut juga terdapat latihan berbicara untuk ranah publik

misalnya memberikan pidato sambutan pada pelajaran 3, di samping dilatih untuk

berdiskusi (dialogis atau dalam kelompok) tentang topik-topik yang menarik.

Kemampuan menggulirkan ide, menata informasi, dan merespon pendapat orang

lain menjadi skema interaksi berbicara dalam tingkatan ini.

4.2.2 Kompetensi Keterampilan Membaca

Keterampilan membaca (reading) pada setiap tingkatan juga terklasifikasi

berdasarkan tujuan kompetensinya. Membaca adalah aktivitas berbahasa yang

dilakukan seseorang dalam mengalihkan simbol-simbol linguistik menjadi makna.

Materi bacaan yang disusun untuk kemampuan tingkat dasar menyangkut

hubungan interpersonal, kebutuhan sehari-hari, hubungan dengan orang lain,

hidup sehat, mengenal wisata lingkungan, seni dan budaya. Berdasarkan isi materi

ini kompetensi membaca untuk tingkat dasar adalah untuk memahami materi

bertahan hidup, mengenal seni, budaya, dan wisata lingkungan alam.

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI97

Page 18: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

Tabel 5.1 Kompetensi Membaca Tingkat Dasar Model Materi Ajar INCULS2009 (Ed.Revisi)

No.

Pokok Bahasan Analisis Isi Kompetensi

1. Perkenalan

Hubungan interpersonal

BERTAHAN HIDUP, MENGENAL SENIDAN BUDAYA, DAN WISATA LINGKUNGAN ALAM

2. Keluarga Pak Budi 3. Di Tempat Kos4. Tinggal di Desa5. Kegiatan sehari-hari6. Di Warung Makan

Kebutuhan Sehari-hari

7. Di Perpustakaan8. Pergi ke Bank9. Pasar Beringharjo10. Ke Malioboro Naik

Transjogja

11. Surat Untuk Naoko Hubungan Eksternal

12. Pergi ke DokterPenjagaan Kesehatan Diri

13 Berolahraga

14. Berkunjung ke Candi Prambanan Piknik mengenal

wisata lingkungan15. Pantai Baron16l Matahari Terbit di Bromo17. Menonton Pertunjukan

WayangMengenal seni dan budaya

18. Bermain Gamelan19. Belajar Membatik20. Membeli Batik

Untuk tingkat madya, kompetensi yang ingin dicapai dalam keterampilan

membaca adalah memahami wawasan keindonesiaan (lingkungan, kuliner,

dongeng, humor, realitas) dan berwisata budaya (lih. tabel 5.2).

Tabel 5.2 Kompetensi Membaca Tingkat Madya Model Materi Ajar INCULS2009 (Ed.Revisi)

No.

Pokok Bahasan Analisis Isi Kompetensi

1. Pak Kirno Tukang Becak Mengenal Potensi Lingkungan

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI98

Page 19: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

MEMBANGUN WAWASAN KEINDONESIAAN (LINGKUNGAN, KULINER, DONGENG, HUMOR, REALITAS) DAN BERWISATA BUDAYA

2. Kuliner di Yogyakarta Mengenal wisata kuliner

3. Pantai BaronMengenal Lingkungan

4. Grha Sabha Pramana UGM5. Kaliurang6. Permusuhan Gajah dan

ManusiaMemahami teks dongeng dan Humor7. Senyum Karyamin

8. Batik Mengenal wisata budaya9. Prosesi Pernikahan Adat

Jawa10. Mereka yang Rindu

Bangku Sekolah Memahami realitas11. Ribuan Pencari Kerja

Memadati Bursa Kerja12. Memelihara Kesehatan

Membangun wawasan

13 Pemanasan Global14. Manfaat Kunyit15. Bebas Polusi dan Polisi16. Ciumlah Mawar Kalau

Ingin Kuat Ingatan

Pada tingkat lanjut, kompetensi membaca yang ingin dibangun adalah

kemampuan memahami wacana pengetahuan, opini kritis, wisata alam, belanja,

kuliner, dan budaya (Lih. tabel. 5.3).

Tabel 5.3 Kompetensi Membaca Tingkat Lanjut Model Materi Ajar INCULS2009 (Ed.Revisi)

No.

Pokok Bahasan Analisis Isi Kompetensi

1. Beringharjo: Wisata Belanja Pasar Tradisional

Wisata Belanja

MEMBANGUN WACANA PENGETAHUAN, OPINI KRITIS,

2. Petani yang Menjadi Relawan

Opini

3. Menghadapi Letusan GunungMerapi

Pengetahuan

4. Tidak Dilirik Karena Gengsi Opini5. Tertawa: Membahagiakan

dan MenyehatkanPengetahuan

6. Alternatif Makanan Nonberas Pengetahuan7. Bangkit dari Kemiskinan Opini

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI99

Page 20: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

WISATA ALAM, BELANJA, KULINER, DAN BUDAYA

8. Sendangrejo:Nikmatnya Udang Galah di Tengah Sawah

Wisata Kuliner

9. Kencan Buta Mencari Pasangan

Opini

10. Anak Jalanan Dalam Lingkaran Kekerasan

Opini

11. Rumah yang Terang Pengetahuan12. Di sana dirawat, di sini

dijeratOpini

13 Peran Pengetahuan14. Dayak Meratus Wisata Alam15. Bersepeda: Gerakan

KebudayaanOpini

16. Budaya Mudik Lebaran Pengetahuan

4.2.3 Kompetensi Keterampilan Menulis

Menulis adalah aktivitas menuangkan gagasan ke dalam kata-kata yang

dirangkai secara koheren sehingga membentuk wacana tertentu. Kompetensi

menulis tingkat dasar adalah kemampuan memerikan identitas, pengalaman diri,

hasil observasi dan sedikit opini ke dalam tulisan deskripsi, narasi, dan

argumentasi sederhana (Lih. tabel 6.1).

Tabel 6.1 Kompetensi Menulis Tingkat Dasar Model Materi Ajar INCULS2009 (Ed.Revisi)

No Pokok Bahasan Tingkat Dasar/Pemula

Analisis Isi Kompetensi

1. Menulis Identitas Diri Identitas Diri Deskripsi Identitas2. Menulis tentang Belajar di

INCULSLingkungan Tempat Belajar

Deskripsi Pengalaman

3. Mendeskrispsikan Tempat Tinggal

Lingkungan Tempat Tinggal

Deskripsi Pengalaman

4. Menulis Aktivitas Sehari-hari

Rutinitas Narasi Pengalaman

5. Menulis tentang Warung Makan

Lingkungan Tempat Makan

Deskripsi Pengalaman

6. Menulis tentang Keluarga Identitas Keluarga Deskripsi Identitas7. Menulis Kabar kepada

Keluarga atau TemanKorespondensi Narasi

deskripsiPengalaman

8. Menulis tentang Berobat ke Dokter

Lingkungan Tempat Berobat

Narasi deskripsi

Pengalaman

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI100

Page 21: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

9. Menulis tentang Naik Motor Transportasi Pribadi deskripsi Pengalaman10. Menulis tentang Pengalaman

Naik Transportasi UmumTransportasi Umum Deskripsi Pengalaman

11. Menulis Olahraga Favorit Kesukaan Olahraga Deskripsi Argumentatif

Opini

12. Mendeskripsikan Tempat Belanja

Lingkungan Tempat Belanja

Deskripsi Pengalaman

13. Menulis Pengalaman Saat Tinggal di Desa

Lingkungan Masyarakat

Deskripsi Pengalaman

14. Menulis tentang Candi Kunjungan wisata deskripsi Observasi15. Menulis tentang Daerah

Wisata PantaiKunjungan wisata Deskripsi Observasi

16. Menulis tentang Wisata Alam

Kunjungan wisata Deskripsi Observasi

17. Menulis Kesan Menonton Pertunjukan

Kunjungan wisata Deskripsi Observasi

18. Menulis tentang Alat Musik Tradisional

Pengamatan Deskripsi Observasi

19. Menulis tentang Batik Pengamatan Deskripsi Observasi20. Mendeskripsikan

Cinderamata KhasPengamatan deskripsi Observasi

SIMPULAN DESKRIPSI DIRI, LINGKUNGAN, PROSES INTERAKSI,PENGALAMAN DANPENGAMATAN

DESKRIPSI, NARASI DAN SEDIKIT ARGUMENTASITIDAK ADA EKSPOSISI

IDENTITAS, PENGALAMAN, OBSERVASI, DAN SEDIKIT OPINI

Kompetensi keterampilan menulis tingkat madya adalah kemampuan

menuangkan gagasan hasil observasi, opini, pengalaman diri, observasi

partisipasi, dan analisis ke dalam bentuk tulisan deskripsi, eksposisi, dan

argumentasi (lih. tabel 6.2).

Tabel 6.2 Kompetensi Menulis Tingkat Madya Model Materi Ajar INCULS2009 (Ed.Revisi)

No Pokok Bahasan Tingkat Menengah/Madya

Analisis Isi Kompetensi

1. Mendeskripsikan Pengamatan Deskripsi Observasi

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI101

Page 22: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

Orang dan Pekerjaannya

2. Karangan Deskripsimengenai Pakaian

Pengamatan Deskripsi Observasi

3. Melaporkan Pertandingan Olahraga

Pengamatan/Laporan Deskripsi Observasi

4. Menulis Mengenai Makanan

Pengamatan Deskripsi Observasi

5. Menulis argumentasi tentangCara Hidup Sehat

Pandangan atau Pendapat

Argumentasi Opini

6. Mendeskripsikan Objek Wisata

Pengamatan Deskripsi Observasi

7. Menulis mengenai Pentingnya Menjaga Lingkungan Hidup

Pandangan atau Pendapat

Argumentasi Opini

8. Menulis Karangan eksposisi mengenai Manusia dan Lingkungan Hidupnya

Pandangan atau Pendapat

Eksposisi Opini

9. Menulis Deskripsi mengenai Jenis Usaha yang Unik

Pandangan atau Pendapat

Deskripsi Argumentasi

Opini

10.

Karangan Narasi Berupa Cerita Lucu

Peristiwa Lucu Narasi Pengalaman

11. Menulis mengenai Pasangan Ideal

Pandangan atau Pendapat

Argumentasi Opini

12.

Menulis mengenai Lembaga Pendidikan

Lingkungan Tempat Belajar

Deskripsi Pengalaman

13.

Menulis Surat Lamaran Untuk Memperoleh Beasiswa dari Indonesia

Korespondensi Narasi Deskripsi Pengalaman (Riwayat Hidup)

14.

Menulis Karangan Eksposisi mengenai Transportasi Pribadi/Umum di Indonesia

Transportasi Pribadi/Umum

Eksposisi Observasi dan Partisipasi

15.

Karangan Berisi Perbandingan Dua

Komparasi Deskripsi Analisis

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI102

Page 23: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

Benda/Hal/Keadaan16.

Menulis mengenai Perlindungan Binatang Langka

Pandangan atau Pendapat

Argumentasi Analisis

SIMPULAN

PENGAMATAN, PERISTIWA LUCU,PANDANGAN DANPENDAPAT, LINGKUNGAN, KORESPONDENSI,TRANSPORTASI, KOMPARASI

NARASI, DESKRIPSI, EKSPOSISI, ARGUMENTASI

OBSERVASI, PENGALAMAN, OPINI, SEDIKIT ANALISIS

Kemampuan menulis untuk tingkat Lanjut dituntut lebih berwawasan,

terstruktur, dengan topik yang lebih kompleks. Kompetensi yang diharapkan dapat

dicapai oleh mahasiswa tingkat lanjut adalah mampu menuangkan gagasan yang

berasal dari hasil observasi, opini, eksplorasi ide, wawancara, referensi, analisis,

dan persuasi ke dalam bentuk deskripsi, ekspositori, argumentasi, dan persuasi

(lih tabel 6.3).

Tabel 6.3 Kompetensi Menulis Tingkat Lanjut Model Materi Ajar INCULS2009 (Ed.Revisi)

No

Pokok Bahasan Tingkat Lanjut/Mahir

Analisis Isi Kompetensi

1. Menulis Karangan Deskripsi

Pengamatan/observasi

deskripsi Observasi

2. Membuat Tulisan dengan Topik “Bencana Alam”

Pengalaman, pengamatan

ekspositori Observasi

3. Menulis Saran opini argumentasi Opini/eksplorasi

4. Menulis Karangan Eksposisi

pengamatan eksposisi Observasi

5. Menulis Teks Wawancara dengan Topik Cara Memelihara Kesehatan

wawancara Deskripsi/ekspositori

Wawancara

6. Membuat leaflet tentang Penyelamatan Lingkungan dengan Menanam Pohon

Pandangan/pendapat

argumentasi Opini/ referensi

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI103

Page 24: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

7. Menarasikan Grafik/Tabel tentang Kemiskinan

Pengamatan data statistik

ekspositori Analisis

8. Menulis Artikel Pendek tentang Makanan yang Bisa Diterima sebagai Makanan Internasional

komparasi Argumentasi/persuasi

Opini, persuasi, referensi

9. Menulis dengan Topik Perkawinan Antarbangsa

korelasi ekspositori Opini, referensi

10.

Membuat Tulisan tentang Hukum dan Keadilan

Observasi, kutipan fakta (hukum)

argumentasi Referensi, analisis

11.

Menulis Biografi Politikus yang Cerdik

Observasxi, wawancara

Deskripsi biografis

Referensi analisis

12.

Menulis dengan Topik Isu tentang Pemanasan Global

Observcasi, opini Ekspositori, argumentasi

AnalisisEksplnanasi

13.

Menulis tentang Emansipasi Perempuan di Negara Saudara

Observasi data, narasi sejarah

Ekspositori argumentasi

Referensi analisis

14.

Menulis mengenai Multikulturalisme

Opini, fakta kutipan

argumentasi Analisis

15.

Membuat Karangan Deskripsi

pengamatan deskripsi Observasi

16.

Membuat Karangan dengan Topik Urbanisasi: Dampak Negatif dan Positif serta Upaya Pencegahan dan Tindakan Lanjutannya

Opini, fakta kutipan

argumetntasi Analisis

SIMPULAN

PENGAMATAN, WAWANCARA, PENDAPAT, KUTIPAN FAKTA, KORELASI, NARASI SEJARAH

DESKRIPSI, EKSPOSITORI,PERSUASI, ARGUMENTASI

OBSERVASI, OPINI, REFERENSI, AJAKAN, ANALISIS

4.2.4 Kompetensi Tata Bahasa

Harmer (2001: 12) mendefinisikan bahwa tata bahasa adalah deskripsi

perihal cara bagaimana kata berubah bentuk dan bisa dikombinasikan menjadi

kalimat suatu bahasa. Penguasaan tata bahasa ini dalam aktivitas berbahasa

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI104

Page 25: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

diaplikasikan ke dalam keterampilan menulis, dan berbicara. Dari 20 pokok

bahasan tata bahasa yang diajarkan dalam materi ajar BIPA INCULS 2009 (ed.

Revisi), kompetensi yang ingin dibangun dalam kognisi pemelajar BIPA tingkat

dasar adalah kemampuan menguasai dan menerapkan gramatika leksikal, sintaksis

kalimat, sintaksis frasal, dan morfologi leksikal. Gramatika leksikal adalah kaidah

penggunaan kata dalam konteks kalimat (lih tabel 7.1). Sintaksis kalimat adalah

kaidah pemakaian tipe klausa, sedangkan sintaksis frasal adalah kaidah

penggunaan kata-kata yang membentuk kelompok kata. Kemudian, morfologi

leksikal adalah kaidah pembentukan kata yang berasal dari morfem bebas atau

terikat.

Tabel 7.1 Kompetensi Tata Bahasa Tingkat Dasar Model Materi Ajar INCULS2009 (Ed.Revisi)

No Pokok Bahasan Tingkat Dasar Analisis Isi Kompetensi1. Kata Tunjuk Gramatika leksikal

Gramatika Leksikal, Sintaktis Kalimat , Sintaksis Frasal, dan Morfologi Leksikal

2. Kata Ganti Orang Gramatika Leksikal3. Ada dan Adalah Gramatika Leksikal4. Kalimat Sederhana Sintaktis Kalimat5. Kalimat Tanya Sintaktis Kalimat6. Kalimat Negatif Sintaktis Kalimat7. Konstruksi Posesif Sintaksis Frasal8. Frasa Atributif Sintaksis Frasal9. Awalan ber- Morfologi Leksikal10. Awalan Me-N Morfologi Leksikal11. Kalimat Tidak Berobjek

Berimbuhan meNSintaktis Kalimat

12. Kalimat Perintah Sintaktis Kalimat13. Kalimat Aktif dan Pasif (1) Sintaktis Kalimat14. Kalimat Aktif dan Pasif (2) Sintaktis Kalimat15. Imbuhan PeN- (1) Morfologi Leksikal16. Imbuhan PeN- (2) Morfologi Leksikal17. Imbuhan Me-kan Morfologi Leksikal18. Imbuhan Me-i Morfologi Leksikal19. Imbuhan -an Morfologi Leksikal20. Awalan se- Morfologi Leksikal

Selanjutnya kompetensi tata bahasa pada tingkat madya yang ingin dicapai

adalah mampu menguasai dan menerapkan sejumlah morfologi leksikal, sintaksis

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI105

Page 26: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

frasal, dan sintaksis kalimat ke dalam aktivitas berbicara atau menulis bahasa

Indonesia (lih. tabel 7.2).

Tabel 7.2 Kompetensi Tata Bahasa Tingkat Madya Model Materi Ajar

INCULS 2009 (Ed.Revisi)

No Pokok Bahasan Tingkat Madya Analisis Isi Kompetensi

1. Imbuhan Ber- Morfologi Leksikal

Morfologis Leksikal, sintaksis Frasal, Sintaktis Kalimat

2. Kalimat Tanya Bentuk Pasif Sintaktis kalimat3. Imbuhan Me-kan Morfologi Leksikal4. Imbuhan Me-i Morfologi Leksikal5. Imbuhan Ter- Morfologi Leksikal6. Imbuhan Per-an Morfologi Leksikal7. Imbuhan PeN-an Morfologi Leksikal8. Imbuhan memper- Morfologi Leksikal9. Imbuhan -nya Morfologi Leksikal10. Kata ulang Sintaksis Frasal11. Imbuhan ke-an Morfologi Leksikal12. Imbuhan ke-an kata kerja Morfologi Leksikal13. Imbuhan se- Morfologi Leksikal14. Imbuhan memper-kan Morfologi Leksikal15. Kata kerja+Preposisi Kata

Kerja Berimbuhan meN-kan/meN-i

Sintaksis Frasa Verba

16. Kata Ulang Sintaksis Frasa

Tidak jauh berbeda dengan kompetensi tata bahasa kelas madya, pada

kelas lanjut kompetensi yang ingin dibangun kepada mahasiswa adalah mampu

menguasai dan menerapkan kaidah morfologi leksikal, hubungan gramatikal,

sintaktis kalimat, dan gramatika terpadu (Lih. tabel 7.3). Yang dimaksud dengan

gramatika terpadu adalah penggunaan beberapa kaidah tata bahasa sekaligus

dalam penulisan teks atau berbicara. Tingkat kesulitan tata bahasa pada tingkat

lanjut terletak pada gramatika terpadu ini.

Tabel 7.3 Kompetensi Tata Bahasa Tingkat Lanjut Model Materi Ajar

INCULS 2009 (Ed.Revisi)

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI106

Page 27: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

No Pokok Bahasan Tingkat Lanjut Analisis Isi Kompetensi

1. Kata yang (1) Hubungan Gramatikal

Morfologis Leksikal, Hubungan Gramatikal,Sintaktis Kalimat; dan gramatika terpadu.

2. Kata yang (2) Hubungan Gramatikal3. Kata yang (3) Hubungan Gramatikal4. Imbuhan me-kan (1) Morfologi Leksikal 5. Imbuhan me-kan (2) Morfologi Leksikal6. Imbuhan me-i (1) Morfologi Leksikal7. Imbuhan me-I (2) (3) (4) Morfologi Leksikal8. Kontras me-kan dan me-i Morfologi Leksikal9. Imbuhan –an dan ke-an (1) Morfologi Leksikal10. Imbuhan –an dan ke-an (2) Morfologi Leksikal11. Imbuhan per-an dan peN-an (1) Morfologi Leksikal12. Imbuhan per-an dan peN-an (2) Morfologi Leksikal13. Imbuhan meN-kan Morfologi Leksikal14. Pengedepanan Bagian Kalimat Sintaktis Kalimat15. Latihan Terpadu Penggunaan

Imbuhan (1)Morfologi Leksikal danHubungan gramatikal

16. Latihan Terpadu Penggunaan Imbuhan (2)

Morfologi Leksikal danHubungan gramatikal

4.2.5 Kompetensi Kosakata

Kosakata adalah himpunan entri leksikon. Dalam konteks pengajaran

BIPA, kosakata dimaksudkan sebagai aktivitas pengayaan, pengaplikasian, dan

pemahanan penggunaan kata dalam akvitas berbicara, membaca, dan menulis.

Dengan begitu, kompetensi kosakata adalah kemampuan menguasai sejumlah

kosakata yang dapat dimaknai dalam konteks berbahasa. Dalam setiap jenjang

dibedakan apa saja jenis kata yang perlu dikuasai. Pada tingkat dasar, kompetensi

kosakata yang perlu dikuasai pemelajar BIPA INCULS adalah mampu menguasai,

memaknai, dan menggunakan kosakata dasar, kata literal dan kata denotatif (lih.

tabel 8.1). Dalam materi ajar tingkat dasar INCULS 2009 ini tidak ditemukan

pokok bahasa khusus kata ganti diri misalnya saya, kamu, Anda, saudara, dia, ia,

kami, kita, mereka, dan kalian. Sementara itu, kata ganti penunjuk (ini, itu, sini,

situ, sana) dimuat dalam materi ajar. Demikian pula kata keadaan pokok tidak

disajikan untuk dipelajari secara khusus, misalnya suka, duka, senang, susah,

lapar, kenyang, haus, sakit, sehat, bersih, kotor jauh, dekat, cepat, lambat, besar,

kecil, banyak, sedikit, terang, gelap, siang, malam, rajin, malas, kaya, miskin, tua,

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI107

Page 28: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

muda, hidup, dan mati. Alasannya mungkin disebabkan bahwa kata ganti diri dan

kata keadaan pokok ini sudah diintegrasikan ke dalam materi berbicara, dan

membaca.

Tabel 8.1 Kompetensi Kosakata Tingkat Dasar Model Materi AjarINCULS 2009 (Ed.Revisi)

No. Pokok Bahasan Kosakata Analisis Isi Kompetensi1. Nama-Nama Orang Indonesia Nama

KOSAKATA DASAR (kecuali kosakata Ganti Diri dan Kata Keadaan Pokok) ; kosakata literal dan denotatif.

2. Bilangan dan Waktu Bilangan dan waktu3. Arah dan Letak Arah4. Kosakata untuk kegiatan sehari-

hariRutinitas

5. Kata-kata untuk Rasa Rasa6. Istilah Kekerabatan Kekerabatan7. Kosakata mengenai Perasaan Perasaan8. Nama-nama Anggota Tubuh Anggota tubuh9. Arah dan Letak Arah dan letak10. Kosakta berkaitan dengan alat

transportasiTransportasi

11. Kosakata untuk Posisi Tubuh dan Olahraga

Olahraga

12. Kosakata Benda Kebutuhan Pokok dan Ekonomi

Kebutuhan pokok

13. Kosakata berkaitan dengan Tanaman

Tanaman

14. Kosakata mengenai Pariwisata Pariwisata15. Kosakata berhubungan dengan

ProfesiProfesi

16. Menyanyikan Lagu Lagu17. Kata Kerja Umum dan Khusus Kata kerja18. Kosakata yang berhubungan

dengan KesenianKesenian

19. Jenis-Jenis Pakaian Pakaian20. Kosakata mengenai Makanan

dan Cinderamata IndonesiaMakanan

Kosakata dasar adalah kosa kata primer yang tingkat perubahan katanya

sangat lama. Kosakata dasar terdiri atas istilah kekerabatan (misalnya ayah, ibu,

anak, adik, kakak, nenek, kakek, paman, bibi, menantu, dan mertua); nama-nama

bagian tubuh, misalnya kepala, rambut, mata, telinga ; kata ganti diri dan

penunjuk (misalnya saya, kamu, dia, kami, kita, mereka, ini, itu, sini, situ, dan

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI108

Page 29: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

sana) ; kata bilangan pokok ( misalnya satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh,

delapan, sembilan, sepuluh, duapuluh, sebelas, dua belas, seratus, dua ratus,

seribu, dua ribu, sejuta, dan dua juta); kata kerja pokok (misalnya makan,

minum, tidur, bangun, berbicara, melihat, mendengar, menggigit, berjalan,

bekerja, mengambil, dan menangkap); kata keadaan pokok (misalnya suka, duka,

senang, susah, lapar, kenyang, haus, sakit, sehat, bersih, kotor jauh, dekat, cepat,

lambat, besar, kecil, banyak, sedikit, terang, gelap, siang, malam, rajin, malas,

kaya, miskin, tua, muda, hidup, dan mati); dan benda-benda universal (misalnya

tanah, air, api, udara, langit, bulan, bintang, matahari, dan tumbuh-tumbuhan)

(Tarigan, 1985:3--4).

Kompetensi kosakata tingkat madya beralih pada penguasaan kosakata

selain kosakata dasar. Seterusnya, kompetensi pemelajar BIPA tingkat madya

diharapkan mampu menguasai, memaknai, dan menggunakan kata sekunder,

sejumlah kata majemuk dan peribahasa (gramatikal, figuratif), namun tidak

terdapat kata berkonotasi (lih. tabel 8.2). Kosakata sekunder adalah leksikon yang

bermakna tambahan. Yang termasuk kosakata sekunder antara lain adalah idiom

atau kata majemuk, kata kiasan, dan kata bermakna gramatikal.

Tabel 8.2 Kompetensi Kosakata Tingkat Madya Model Materi AjarINCULS 2009 (Ed.Revisi)

No.

Pokok Bahasan Kosakata Analisis Isi Kompetensi

1. Kata majemuk Kata Majemuk dengan unsur tukang

Kosakata sekunderDan beberapakata

2. Kosakata mengenai Pakaian/Perhiasan

Pakaian

3. Kosakata yang menyatakan Aktivitas Anggota Tubuh

Aktivitas Anggota Tubuh

4. Antonim dan Sinonim Antonim dan Sinonim

5. Kosakata Bidang Kesehatan Kesehatan6. Kosakata Bidang Pariwisata Pariwisata7. Kosakata mengenai

LingkunganLingkungan

8. Kosakata yang Berkaitan dengan Binatang

Binatang

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI109

Page 30: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

majemuk danperibahasa (gramatikal, figuratif)Tidak terdapat konotatif!

9. Kata Majemuk/Idiom dengan Unsur Buah dan Tangan

Kata majemuk

10. Kata Majemuk/Idiom dengan Unsur Putus dan Tutup

Kata majemuk

11. Kosakata yang berkaitan dengan Penampilan Seseorang

Penampilan

12. Kosakata yang Berkaitan dengan Dunia Pendidikan

Pendidikan

13. Kosakata mengenai Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan

14. Kata Kerja yang Berlawanan Artinya

Verba Antonim

15. Homonim Homonim16. Ungkapan dan Peribahasa Ungkapan dan

Peribahasa

Untuk tingkat lanjut penguasaan kosakatanya lebih kompleks, abstrak,

implisit, dan tidak langsung. Kompetensi yang ingin dibangun untuk tingkat

lanjut ini adalah kemampuan menguasai, memaknai, dan menggunakan kata

berregister tertentu, kata sekunder , kata literal, figuratif dan konotatif (lih.tabel

8.3).

Tabel 8.3 Kompetensi Kosakata Tingkat Lanjut Model Materi Ajar

INCULS 2009 (Ed.Revisi)

No.

Pokok Bahasan Kosakata Analisis Isi Kompetensi

1. Kosakata Bidang Ekonomi Register ekonomi

Kata berregister, Kata sekunder Kata literal, figuratif

2. Kosakata Berimbuhan –wan, -man, dan –wati

Kata berimbuhan

3. Kosakata yang Berkaitan dengan Bencana Alam

Register bencana alam

4. Kata Majemuk dengan Unsur Daya dan Tahan

Kata majemuk

5. Kosakata Bidang Kesehatan Register kesehatan6. Kosakata Bidang Perkebunan,

Pertanian, dan KehutananRegister pertanian, perkebunan dan kehutanan

7. Homonim, Homofon, dan Homograf

Homonim, homofon dan homograf

8. Kosakata yang Berhubungan dengan Masakan

Register masakan

9. Sinonim dan Antonim Sinonim dan antonim

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI110

Page 31: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

dan konotatif

10. Kata Majemuk dengan Unsur Anak dan Ibu

Kata majemuk

11. Peribahasa Kata figuratif (Peribahasa) 12. Kata Penghalus dan Kata

Berkonotasi NegatifKonotasi

13. Kosakata yang Berkaitan dengan Jender

Register jender

14. Gabungan Kata Bersinonim Sinonim 15. Kosakata Berhubungan

dengan Sepeda dan JalanRegister Sepeda dan jalan

16. Kosakata yang Berhubungan dengan Mudik dan Perpindahan Penduduk

Register Mudik dan migrasi

Mengacu pada hasil analisis kompetensi per keterampilan dan per

tingkatan di atas, kemudian peneliti menerapkannya pada pemetaan kompetensi

BIPA Badan Bahasa 2014. Hasil perbandingan adalah bahwa model materi ajar

BIPA INCULS 2009 (Revisi) belum tercantum secara eksplisit materi menyimak

(listening). Selain itu, semua keterampilan tersedia secara lengkap dan kompetensi

yang diharapkan dicapai oleh lulusan juga ekivalen. Berikut tabulasi hasil

pemetaannya.

Tabel 9. Kompetensi Lulusan Berdasarkan Materi Ajar INCULS2009 (Revisi) Mengacu Kompetensi BIPA Badan Bahasa 2014

Tingkat

StandarKompeten

si

Kompetensi Dasar KompetensiBahasa

Menyimak

Berbicara

Membaca

Menulis

Tata Bahasa

Kosakata

Tingkat Dasar (A1)A1.1 V -- V V V V VA1.2 V -- V V V V VA1.3 V -- V V V V V

Tingkat Dasar (A2)A2.1 V -- V V V V VA2.2 V -- V V V V VA2.3 V -- V V V V V

Tingkat Madya (B1)B1.1 V -- V V V V VB1.2 V -- V V V V V

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI111

Page 32: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

B1.3 V -- V V V V VB1.4 V -- V V V V V

Tingkat Madya (B2)B2.1 V -- V V V V VB2.2 V -- V V V V VB2.3 V -- V V V V V

Tingkat Lanjut (C1)C1.1 V -- V V V V VC1.2 V -- V V V V VC1.3 V -- V V V V VC1.4 V -- V V V V V

Tingkat Lanjut (C2)C2.1 V -- V V V V VC2.2 V -- V V V V VC2.3 V -- V V V V VC2.4 V -- V V V V V

5. Simpulan

Dalam penelitian ini, materi ajar BIPA INCULS 2009 (Edisi Revisi)

ditelaah berdasarkan kerangka acuan CEFR dan kompetensi BIPA Badan Bahasa

2014. Berdasarkan analisis isi pokok bahasan setiap tingkat disimpulkan, pertama,

bahwa karakteristik materi ajar BIPA INCULS mencirikan pengenalan bahasa,

dan wisata/budaya Indonesia. Aspek materi budaya dan wisata dipahami menjadi

daya tarik tersendiri materi ajar BIPA INCULS 2009 (Edisi Revisi) ini. Kedua,

dari analisis persamaan dan perbedaan deskripsi kompetensi CEFR (Common

European Framework of Reference for Languages) dan kompetensi BIPA Badan

Bahasa 2014, kompetensi pemelajar BIPA INCULS dibagi pada setiap

keterampilan berikut. Pada tingkat dasar, pemelajar BIPA diharapkan mampu

menguasai bahasa Indonesia untuk bertahan hidup (survival), menjelaskan

identitas diri, mengenali lingkungan sekitar dengan daya ungkap bahasa yang

rutin dan sederhana. Pada tingkat madya, pemelajar BIPA diharapkan mampu

menguasai bahasa Indonesia berkaitan dengan topik yang lebih luas dan sedikit

kompleks, menceritakan pengalaman diri, membangun wawasan tentang

keindonesiaan, mampu menulis teks narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi

mengenai hasil pengamatan, pengalaman, pendapat, dan sedikit analisis. Pada

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI112

Page 33: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

tingkat lanjut, pemelajar BIPA diharapkan mampu menguasai bahasa Indonesia

berkaitan dengan topik yang abstrak, implisit, dan kompleks, membangun

pengetahuan interaksional, mencurahkan pendapat, dan menganalisis masalah,

mampu menulis teks deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi tentang hasil

pengamatan, pendapat, serta kutipan referensi.

Berdasarkan panduan yang disusun CEFR mengenai analisis karakteristik

materi ajar dapat disimpulkan bahwa materi ajar INCULS mengenalkan bahasa

Indonesia kepada penutur asing dengan proporsi paparan kebahasaan tentang

wisata/budaya berkisar antara 30 % - 50% pada setiap tingkat pembelajaran.

Gairah untuk mengenal Indonesia secara nyata lewat bahasa dan budaya

nusantaranya ini diasumsikan membuat inspirasi yang menyenangkan bagi

mahasiswa asing. Keuntungannya mahasiswa merasa nyaman dan bisa bersenang-

senang sambil mengeksplorasi penggunaan bahasa Indonesia di lokus-lokus

kewisataan. Kelemahannya, ketertarikan tentang tempat dan kegiatan wisata ini

membuat mahasiswa terobsesi untuk mengeksplorasinya lebih lama sehingga

ketika liburan usai dan waktunya kuliah dimulai, sebagian mereka masih berada

di tempat-tempat wisata itu sehingga pembelajaran di kelas sementara menjadi

terganggu.

Berdasarkan kerangka acuan kompetensi yang disusun CEFR dan Badan

Bahasa 2014, disimpulkan bahwa materi ajar INCULS 2009 (Revisi) juga

mengacu pada SKL panduan CEFR yaitu memenuhi kompetensi linguistik,

kompetensi sosiolinguistik, dan kompetensi pragmatik. Analisis korelasi materi

ajar dengan kompetensi menunjukkan hubungan yang erat. Materi ajar merupakan

pedoman pengajaran agar standar kompetensi dapat dicapai. Dalam konteks

diplomasi negara ke dunia luar yang tertarik akan Indonesia, sudah saatnya

Indonesia dipromosikan lewat pengajaran BIPA. Promosi itu dapat dilakukan

dengan mengemas materi ajar kebahasaaan yang materinya berkaitan dengan

promosi wisata seperti ditemukan dalam materi ajar INCULS 2009 (ed. Revisi).

Menurut nalar pemajuan bangsa, perlu dikemas pengajaran BIPA dalam materi

produk layak ekspor atau ekonomi kreatif sebagai bagian kerja perdagangan dan

perindustrian. Dunia usaha dan dunia industri semestinya juga mendapat perhatian

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI113

Page 34: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

dalam kemasan materi ajar BIPA. Bagian terakhir ini hanya sebagai rekomendasi

pemikiran saja.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, H. Douglas. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. (Terjemahan Edisi Kelima). Jakarta: Kedubes Amerika Serikat.

Canale, M. dan Swain, M. 1980. “Theoretical Bases of Communicative Approaches to Second Language Teaching and Testing”. Applied Linguistics, I, 1-47.

Common European Framework of Reference for Languages. https://en.wikipedia.org/wiki/ Common_European_Framework_of_Reference_for_Languages (Diakses 29 Juli 2019).

Harmer, Jeremy. 2001. The Practice of English Language Teaching. Essex, England: Longman.

Hymes, Dell. 1972. On Communicative Competence. Dalam J. Pride dan J. Holmes (ed.). Sociolinguistics. Harmondsworth, UK: Penguin Books.

Muliastuti, Liliana. 2019. Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing: Acuan Teori danPendekatan Pengajaran. (Cet. Kedua). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Suyitno, Imam., dkk. 2018. Perilaku Belajar dan Pembelajaran BIPA: Acuan Dasar Pengembangan Literasi Komunikasi Pelajar BIPA. Bandung: PT. Refika Aditama.

Tim Badan Bahasa. 2014. “Pemetaan Kompetensi BIPA Pascapanel”. Dalam lokakarya Standardisasi Kemahiran BIPA. (naskah tidak diterbitkan).

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI114

Page 35: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

LAPORAN CATATAN PERSIDANGAN KIPBIPA XIFakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 7—9 Agustus 2019

Hari, Tanggal : Rabu, 7 Agustus 2019Pukul : 18.30—20.00 WIBPenyaji Makalah: Dr. Sailal Arimi, M.Hum.Judul Makalah : Analisis Korelasi Kompetensi dan Materi Ajar BIPA di INCULSPemandu : Sudaryanto, M.Hum.Pencatat : Kity Karenisa

Catatan Penyajian:Dr. Sailal Arimi(1) Materi ajar berkorelasi dengan kompetensi lulusan dengan merekonstruksi dan

menganalisis standar kompetensi. Data penelitian diambil dari Titian Bahasayang digunakan oleh INCULS; dilakukan pengumpulan data dan dianalisisdengan acuan CEFR dan BIPA Badan Bahasa 2014. INCULS yang berdiri1987 yang sebelumnya bernama Pusat Studi Indonesia. Sejak 2017, INCULSmenjadi bagian dari Pusat Bahasa.

(2) Karakteristik materi ajar INCULS, yaitu tujuan wisata (yang paling tinggi);tujuan akademik, terutama mahasiswa yang akan melanjutkan pendidikankeperluan pribadi, dan bisnis (yang paling rendah). Ranah berbahasa yangmenjadi ciri khas INCULS adalah wisata. Kompetensi berbicara tingkatdasar berkaitan dengan diri sendiri, negara sendiri, lingkungan; kompetensimendengarkan dan tujuan kompetensi tidak ditemukan dalam buku INCULS;kompetensi pada tingkat madya meliputi pembahasan tentang fakta sosialbudaya, pengalaman diri, dan mencurahkan gagasan; kompetensi pada tingkatlanjut berkaitan dengan menganalisis masalah. Kompetensi tata bahasa punberbeda pada tiap tingkat. Kompetensi tata bahasa pada tingkat lanjut adalahgramatika terpadu. Kosakata juga diberikan berdasarkan tingkatnya daridasar, sedangkan kosakata sekunder tidak diberikan untuk tingkat budaya.

(3) Dengan demikian, wisata dan budaya Indonesia menjadi karakteristik bahanajar INCULS. Dalam konteks diplomasi budaya, hal ini diperlukan. Untukmasa yang akan datang, bahan ajar dapat bermateri dunia usaha dunia industri.

Diskusi/Tanya JawabPenanya 1Nama : PujiInstansi : - dari DepokPertanyaan: (1) Keterampilan berbahasa apa yang berubah signifikan setelah

seseorang belajar bahasa Indonesia?Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI

115

Page 36: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

(2) Bisakah lingkungan sosial membuat kompetensi bahasa berubah walau bukan di lingkungan aslinya; penutur palsu dapatkah menjadiseperti penutur asli?

Tanggapan: (2) Penutur palsu bisa saja memiliki kompetensi yang mendekatipenutur asli; semakin muda dan semakin serius seseorang belajar,hasilnya akan semakin bagus. Namun, tidak bisa sama denganpenutur asli. Ada ekspresi kebahasaan yang tidak bisa dikuasai.Peningkatan kemampuan berbahasa bisa dilakukan dengan mencarikesempatan untuk berbicara dengan bahasa target.

(1) Kemampuan berbahasa aktif indikatornya adalah berbicara.Keterampilan berbahasa itu dapat diujikan dengan TIFL atau UKBI.

Penanya 2Nama : SuyotoInstansi : Universitas Kanda, JepangPertanyaan: (1)Persoalan penetapan persentase bahasa formal dan informal,

bahasa asli dan bahasa figuratif; bahasa informal seperti apa yangdiberikan? Sementara ini, pengajaran yang diberikan untuk tingkatlanjut adalah bahasa gaul, sementara materi sastra banyak diminati,tetapi berapa persen harusnya materi ini diberikan?

(2) Bagaimana mengajarkan tata bahasa agar menarik?Tanggapan: (1) Bahasa yang paling tepat diberikan untuk penutur asing adalah

bahasa yang baku agar dapat menjadi penutur bahasa Indonesiayang elegan. Jadi, pengajaran yang diutamakan adalah pengajaranbahasa formal. Pengajaran yang tidak menargetkan bahasa formaldapat menjadi masalah bagi orang yang belajar bahasa Indonesia.

(2) Pengajaran tata bahasa yang menarik bergantung pada pribadipengajar dan jam terbang atau pengalaman pengajar sehinggapengajar itu menguasai cara mengajar. Pengajar yang diperlukanadalah pengajar yang pantang menyerah: berlatih, menggunakanmetode yang menarik, misalnya: morfologi bahasa Indonesiamerupakan hal yang sulit untuk diajarkan sehingga diperlukankreativitas dari pengajar untuk membuat pengajaran morfologibahasa Indonesia menjadi menarik.

Penanya 3Nama : Andi Satrian JahrirInstansi : Universitas Negeri MakassarPertanyaan: Berkaitan dengan pertanyaan dan masalah yang dihadapi Bapak

Suyoto. Pengajaran bahasa informal dapat membuat mahasiswamampu berkomunikasi; kapan memberikan bahasa baik dan benarkarena mahasiswa cenderung untuk menggunakan bahasa informal

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI116

Page 37: ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/prosiding_kipbipa11/0... · pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalam konteks seni dan

ISSN: 2716-3792

(sehari-hari). Ada kesulitan yang dirasakan oleh pembelajar saatmenggunakan bahasa resmi yang baku.

Tanggapan: Representasi keformalan diperlukan dalam ajar. Variasi dapatdiberikan pada tingkat lanjut. Bahan ajar daring dapat digunakanuntuk bahan penelitian.

Isu Utama/Isu Penting dalam Diskusi...

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI117