PENGEMBANGAN LKS PADA MATERI PENURUNAN …digilib.unila.ac.id/22947/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGEMBANGAN LKS PADA MATERI PENURUNAN …digilib.unila.ac.id/22947/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGEMBANGAN LKS PADA MATERI PENURUNAN TITIK BEKUDAN TEKANAN OSMOTIK LARUTAN BERBASIS
MODEL DISCOVERY LEARNING
Skripsi
Oleh
MELIA DEVITA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
ii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LKS PADA MATERI PENURUNAN TITIK BEKUDAN TEKANAN OSMOTIK LARUTAN BERBASIS MODEL
DISCOVERY LEARNING
Oleh
MELIA DEVITA
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk men-
deskripsikan kevalidan dan kepraktisan LKS berbasis model discovery learning
pada materi penurunan titik beku dan tekanan osmotik larutan. Penelitian ini di-
lakukan dengan mengunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D).
Tahapan penelitian pengembangan ini dimulai dari menganalisis potensi dan
masalah, mengumpulkan informasi, desain produk, validasi desain, revisi desain,
uji coba produk secara terbatas, merevisi produk sesuai saran yang didapatkan
pada uji coba terbatas kemudian melakukan uji keterlaksanaan produk di SMA
Kosgoro Bandar Sribhawono pada kelas XI IPA 1 yang berjumlah 20 siswa. LKS
yang dikembangkan memiliki tahapan yang disesuaikan dengan model discovery learning
yaitu stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi, dan
generalisasi. Kevalidan LKS hasil pengembangan diukur berdasarkan hasil validasi ahli.
Kepraktisan diukur berdasarkan respon guru dan siswa terhadap produk yang dikembang-
kan, respon siswa terhadap pembelajaran dengan LKS hasil pengembangan, dan penilaian
observer terhadap keterlaksanaan LKS dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjuk-
kan bahwa LKS berbasis model discovery learning memiliki validitas yang sangat tinggi.
iii
Hal ini dibuktikan dengan hasil penilaian validator terhadap aspek keterbacaan dengan
kategori “tinggi”, dan hasil penilaian validator terhadap aspek konstruksi dan kesesuaian
isi dengan kategori “sangat tinggi”. LKS berbasis model discovery learning hasil
pengembangan juga memiliki kepraktisan yang sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan
hasil respon guru pada aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan kemenarikan dengan
kategori “sangat tinggi”, hasil respon siswa terhadap aspek keterbacaan dan kemenarikan
dengan kategori “sangat tinggi”, respon positif siswa terhadap pembelajaran mengguna-
kan LKS hasil pengembangan; dan hasil penilaian observer terhadap keterlaksanaan
pembelajaran menggunakan LKS hasil pengembangan dengan kategori “sangat tinggi”.
Berdasarkan hal tersebut maka LKS hasil pengembangan dinyatakan valid dan praktis.
Kata kunci : discovery learning, LKS, pendekatan saintifik, penurunan titik beku,
tekanan osmotik larutan
Melia Devita
PENGEMBANGAN LKS PADA MATERI PENURUNAN TITIK BEKUDAN TEKANAN OSMOTIK LARUTAN BERBASIS
MODEL DISCOVERY LEARNING
Oleh
MELIA DEVITA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Sumbergede Kecamatan Sekampung, Kabupaten Lam-
pung Timur pada tanggal 13 Juli 1994 sebagai putri ketiga dari empat bersaudara
buah hati Bapak Sudarsono dan Ibu Siti Aminah.
Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 2006 lulus dari SD Negeri 1
Giriklopomulyo, kemudian pada tahun 2009 lulus dari SMP Negeri 1 Sekampung,
dan melanjutkan jenjang pendidikan di MA Negeri 1 Metro pada tahun 2009 dan
lulus pada tahun 2012.
Tahun 2012 terdaftar sebagai Mahasiswi Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur undangan
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan memperoleh
beasiswa Bidikmisi. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten
kimia lingkungan dan aktif dalam organisasi kampus yaitu Forum Pengembangan
dan Pengkajian Islam (FPPI) dan Himpunan Mahasiswa Eksakta (Himasakta) dari
tahun 2012 hingga tahun 2014. Penulis pernah menjabat sebagai sekretaris
umum Forum Silaturahmi Mahasiswa Kimia (FOSMAKI) pada tahun 2014-2015.
Pada tahun 2015 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terinte-
grasi (KKN-KT) FKIP Universitas Lampung di SMP Negeri 2 Sukau di Desa
Suka Mulya Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat.
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang Dengan baitan-baitan syukur kepada-Nya
“Alhamdulillahirabbil ‘alamin” kupersembahkan lembaran goresan
tinta ini kepada:
Ayah dan Ibu
Yang telah membesarkan dan mendidikku, yang selalu memberikan kasih sayang
dan motivasi untukku, yang tak lelah berdoa untuk
kebaikanku, yang rela berlelah dan meneteskan keringat demi
impian-impianku
Kakak dan Adikku
Yang selalu mendukungku, yang memberi warna di hidupku, yang rela membagi
apa yang kalian miliki, yang rela berjuang untuk keberhasilanku
Rekan dan sahabatku
Yang selalu hadir menemani dan memberikan dukungan saat kepercayaan diriku
menurun, yang selalu memberikan semangat, nasehat, motivasi dan waktu
untukku
Almamaterku tercinta…
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.”(QS: Al-Insyirah:6)
“Orang sukses itu bukan mereka yang tidak pernah gagal, tetapi mereka yangselalu bangkit dalam setiap kegagalannya ”
(Melia Devita)
“Terkadang dalam banyak keterbatasan, kita harus bersabar menunggu rencanaterbaik datang, sambil melakukan apa yang bisa dilakukan.”
(Tere Liye)
xi
SANWACANA
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan LKS Pada
Materi Penurunan Titik Beku dan Tekanan Osmotik Larutan Berbasis Model Dis-
covery Learning” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
4. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing
I atas kesediaan, keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran,
kritik, dan motivasi dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Pembimbing II atas kesediaannya memberi
bimbingan dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Sunyono, M.Si., selaku Pembahas atas kesediaannya memberikan
kritik dan saran yang sangat bermanfaat dalam proses perbaikan skripsi ini.
7. Bapak Mahfudz Fauzi. S, S.Pd., M.Sc., selaku validator yang telah bersedia
memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat dalam penyusunan LKS.
xii
8. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan kimia dan segenap civitas akademik
Jurusan MIPA FKIP Universitas Lampung
9. Bapak Drs. Sriyono, selaku Kepala SMA kosgoro Bandar Sribhawono dan Bapak
Rezza Armanda, S.Pd, selaku guru mitra.
10. Ayah, Ibu, Adik, Kakak dan semua anggota keluarga yang selalu mendukungku,
memberikan doa-doa mustajabnya. Terima kasih atas kasih sayang kalian.
11. Teman-temanku di Pendidikan Kimia 2012, kakak dan adik tingkat serta teman
seperjuanganku selama skripsi yaitu Elmina, Rizki dan Ayuda. Terimakasih atas
dukungan, doa, dan semangat yang telah diberikan.
12. Sahabat-sahabatku Rezza Armanda , Niken YA, Yeni Afifah, Rizki SA, Riza
Ayunda, Heni Yusnani, Neng Rezki dan Iqbal Habibi serta Keluarga residen D22
(Irma, Izu, Grace, Siti, Puji, Puput, Anisha noor, Yeni dan Diah). Terimakasih
atas canda, tawa, nasihat, dukungan, doa dan semangat yang diberikan selama
kuliah hinggaa penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi besar
harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan
umumnya bagi pembaca. Amiin
Bandar Lampung, Juni 2016
Penulis,
Melia Devita
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
E. Ruang Lingkup..................................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 10
A. Lembar Kerja Siswa ............................................................................ 10
1. Pengertian ...................................................................................... 10
2. Fungsi ............................................................................................ 11
3. Pedoman Penyusunan .................................................................... 12
4. Penilaian Kualitas .......................................................................... 15
B. Pendekatan Saintifik ............................................................................ 16
C. Model Discovery Learning .................................................................. 23
D. Anlisis Konsep ..................................................................................... 28
III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 31
A. Metode Penelitian ................................................................................ 31
xiv
B. Alur Penelitian ..................................................................................... 31
C. Langkah-langkah Penelitian................................................................. 33
D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 38
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 41
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 42
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 48
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Studi Pendahuluan ............................................................... 48
2. Hasil Pengembangan LKS ............................................................ 52
3. Hasil Validasi Ahli dan Uji Coba Terbatas ................................... 69
a. Kevalidan ................................................................................ 69
b. Kepraktisan ............................................................................. 76
B. Pembahasan ......................................................................................... 85
V. SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 90
A. Simpulan .............................................................................................. 90
B. Saran .................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Analisis SKL KI-KD............................................................................ 97
2. Analisis Konsep .................................................................................. 102
3. Silabus .................................................................................................. 106
4. RPP Penurunan Titik Beku .................................................................. 116
5. RPP tekanan Osmotik .......................................................................... 127
6. Hasil Analisis Kebutuhan Guru ........................................................... 135
7. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa .......................................................... 142
8. Angket Validasi Keterbacaan ............................................................. 151
9. Rekapitulasi Hasil Validasi Keterbacaan ............................................. 153
10. Angket Validasi Konstruksi ................................................................ 157
11. Rekapitulasi Hasil Validasi Konstruksi ............................................... 160
12. Angket Validasi Kesesuaian isi .......................................................... 165
13. Rekapitulasi Hasil Validasi Kesesuaian Isi.......................................... 167
14. Angket Penilaian Guru Pada Aspek Kemenarikan ............................. 171
15. Hasil Penilaian Guru Pada AspekKemenarikan .................................. 173
xv
16. PersentasedanKriteriaHasilUjiCobaTerbatas Kemenarikan
Pada Guru............................................................................................. 175
17. Angket Respon guru Pada Aspek Keterbacaan .................................. 177
18. Hasil Respon Guru Pada Aspek Keterbacaan ...................................... 179
19. PersentasedanKriteriaHasilUjiCobaTerbatas Keterbacaan
Pada Guru............................................................................................. 181
20. Angket Respon Guru Pada Aspek Kesesuaian Isi .............................. 183
21. Hasil Respon Guru Pada Aspek Kesesuaian Isi ................................... 186
22. PersentasedanKriteriaHasilUjiCobaTerbatas Kesesuaian Isi
Pada Guru............................................................................................. 188
23. Angket Respon Siswa Pada Aspek Keterbacaan ................................ 190
24. TabulasiJawabanAngket Keterbacaan UjiCobaTerbatas
Pada Siswa ........................................................................................... 193
25. PersentasedanKriteriaHasilUjiCobaTerbatasKeterbacaan
Pada Siswa ........................................................................................... 196
26. Angket Respon Siswa Pada Aspek Kemenarikan ............................... 198
27. TabulasiJawabanAngket Kemenarikan UjiCobaTerbatas
Pada Siswa ........................................................................................... 200
28. PersentasedanKriteriaHasilUjiCobaTerbatasKemenarikan
Pada Siswa ........................................................................................... 203
29. Angket Keterlaksanaan LKS ............................................................... 204
30. PersentasedanKriteria Keterlaksanaan LKS ........................................ 207
31. Angket Respon Siswa Pada Uji Keterlaksanaan ................................. 209
32. TabulasiJawabanAngket Respon Siswa Pada Uji
Keterlaksanaan ..................................................................................... 211
33. PersentasedanKriteriaHasil Respon Siswa .......................................... 212
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Deskripsi langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik ......................17
2. Penskoran pada angket berdasarkan skala likert .........................................44
3. Tafsiran persentase angket ..........................................................................45
4. Saran validator mengenai aspek keterbacaan ..............................................71
5. Saran validator mengenai aspek konstruksi ................................................74
6. Saran validator mengenai aspek kesesuaian isi ...........................................75
7. Saran guru pada penilaian aspek keterbacaan .............................................78
8. Saran guru pada penilaian aspek kesesuaian isi ..........................................80
9. Persentase rata-rata respon siswa pada 4 aspek yang dinilai setelah meng-gunakan lks hasil pengembangan dalam pembelajaran ..............................83
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Peta konsep.................................................................................................30
2. Alur penelitian pengembangan lks ... ........................................................ 32
3. Lks yang digunakan oleh guru .................................................................. 50
4. Tampilan cover luar lks hasil pengembangan ........................................... 54
5. Tampilan cover dalam lks hasil pengembangan .......................................55
6. Tampilan kata pengantar lks hasil pengembangan ....................................56
7. Tampilan daftar isi lks hasil pengembangan ............................................57
8. Tampilan ki, kd, dan indikator pada lks hasil pengembangan ..................58
9. Tampilan petunjuk umum lks hasil pengembangan ..................................59
10. Tampilan bagian pendahuluan (apersepsi) lks hasil pengembangan .........60
11. Contoh gambar yang ditampilkan pada fase stimulasi pada kegiatan 1Pada lks 1 ...................................................................................................61
12. Contoh gambar yang ditampilkan pada fase stimulasi pada lks 2 .............62
13. Tampilan fase identifikasi masalah pada lks pada kegiatan 1 lks 1 ...........63
14. Tampilan fase pengumpulan data pada kegiatan 1 pada lks 1 ..................64
15. Contoh fase pengolahan data pada kegiatan 1 pada lks 1 .........................65
16. Tampilan fase verifikasi lks hasil pengembangan .....................................66
17. Tampilan fase generalisasi lks hasil pengembangan .................................67
18. tampilan daftar isi lks hasil pengembangan ..............................................68
xviii
19. Tampilan cover belakang lks hasil pengembangan ...................................68
20. Hasil validasi ahli ......................................................................................70
21. Tampilan cover luar lks setelah direvisi berdasarkan saranValidator ....................................................................................................71
22. Tampilan cover belakang lks setelah direvisi berdasarkan saranValidator ....................................................................................................72
23. Tampilan cover dalam lks setelah direvisi berdasarkan validator ....................... 73
24. Tampilan ki,kd dan indikator setelah direvisi berdasarkan validator .................. 74
25. Tampilan gambar pada fase stimulasi lks 2 setelah revisi berdasarkanValidator ......................................................................................................75
26. Hasil respon guru terhadap lks hasil pengembangan ................................77
27. Tampilan cover dalam lks hasil revisi oleh guru .......................................78
28. Tampilan fase stimlasi setelah revisi oleh guru ................................................... 80
29. Hasil penilaian observer terhadap keterlaksanaan lks yang hasilpengembangan ...........................................................................................82
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Permendikbud nomor 59 tahun 2014, IPA memilki peran yang
sangat penting pada pembentukan kultur masyarakat. Penguasaan konsep-kosep
dasar IPA pada peserta didik akhirnya akan membentuk budaya pada masyarakat
karena akan mempengaruhi cara berpikir, bertindak dan bersikap secara ilmiah
dalam menghadapi permasalahan sehari-hari.Pada pembelajaran IPA, siswa secara
utuh harus aktif mengembangkan sendiri kemampuan kognitifnya, afektifnya,
serta psikomotoriknya melalui proses mentalnya untuk mengasilmilasi dan meng-
akomodasi segala sesuatu yang ditemukannya dalam interaksinya dengan ling-
kungan sekitar (Agustina dan Tika, 2013).
IPA pada hakikatnya memiliki tiga komponen yaitu komponen produk ilmiah,
proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Sebagai sebuah produk ilmiah, IPA terdiri atas
sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori
IPA. Sebagai sebuah proses ilmiah, IPA merupakan suatu rangkaian yang ter-
struktur dan sistematis yang dilakukan melalui pengamatan, eksperimen dan
analisis yang bersifat rasional untuk menemukan konsep, prinsip, hukum dan
teori. IPA sebagai sikap ilmiah adalah objektif dan jujur dalam mengumpulkan
data yang diperoleh (Tim Penyusun, 2014a).
2
Concise Dictionary of Science & Computers (dalam Tim Pengembang Ilmu Pen-
didikan FIP-UPI, 2007)mendefinisikan kimia sebagai cabang dari ilmu penge-
tahuan alam, yang berkenaan dengan kajian tentang struktur dan komposisi
materi, perubahan yang dapat dialami materi, dan fenomena-fenomena lain yang
menyertai perubahan materi.
Ilmu kimia mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi,struk-
tur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat yang melibatkan ke-
terampilan dan penalaran.Ilmu kimia sebagai salah satu rumpun sains mempelajari
gejala alam melalui proses seperti pengamatan dan eksperimen serta sikap ilmiah
seperti objektif dan jujur pada saat mengumpulkan dan menganalisis data,dengan
menggunakan proses dan sikap ilmiah tersebut maka pembelajaran kimia dan
penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia
sebagai sikap, proses, dan produk (Tim penyusun,2014a).
Pembelajaran kimia diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari
berbagai sumber observasi, mampu merumuskan masalah (menanya) dan menye-
lesaikan masalah. Selain itu, pembelajaran kimia juga diarahkan untuk melatih
peserta didik berfikir analitis dalam pengambilan keputusan bukan berfikir
mekanistis serta mampu bekerjasama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan
masalah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kurikulum 2013 menerap-
kanpendekatan saintifik dalam pembelajaran kimia (Tim Penyusun, 2014a).
Pendekatan scientific atau lebih umum dikatakan pendekatan ilmiah merupakan
pendekatan yang banyak digunakan dalam proses pembelajaran IPA.Sesuai
dengan standar kompetensi lulusan, sasaran pembelajaran dalam pendekatan
3
saintifik mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan (Tim Penyusun, 2014a).
Berdasarkan permendikbud nomor 59 tahun 2014,pendekatan saintifik dalam
pembelajaran kimia dapat diterapkan dengan langkah-langkah metode ilmiah,
yaitu: melakukan pengamatan, menentukan hipotesis, merancang eksperimen
untuk menguji hipotesis, menerima atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis
atau membuat kesimpulan.Implementasi pendekatan scientific tersebut pada kuri-
kulum 2013 tercermin pada kegiatan pembelajaran yakni mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Pendekatan
saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa
informasi yang mereka peroleh bisa berasal darimana saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari guru. Oleh Sebab itu, kondisi pembelajaran yang
diharapkan tidak berpusat pada guru melainkan berpusat pada peserta didik.
Pada penerapan pendekatan scientific diperlukan model pembelajaran yang
sejalan dengan pendekatan scientific, salah satunya yaitu model
pembelajarandiscovery. Model pembelajaran discovery mengarahkan peserta
didik untukmemahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Penemuan konsep tidak disajikan
dalam bentuk akhir, tetapi peserta didikdidorong untuk mengidentifikasi apa yang
ingin diketahui dan dilanjutkan denganmencari informasi sendiri kemudian
mengorganisasi atau mengkonstruksi apayang mereka ketahui dan pahami dalam
suatu bentuk akhir (Tim penyusun, 2014a).
4
Penggunaan modelpembelajaran discovery learning menginginkan kondisi belajar
yang aktif dankreatif serta mengubah modus ekspository, di mana peserta didik
hanya menerima informasi dari guru ke modus discovery dimana peserta didik
menemukan informasi sendiri (Tim Penyusun, 2014a). Model discovery learning
seperti yang dijelaskan dalam lampiran Pemendikbud No. 59 Tahun 2014 tentang
model pembelajaran, terdiri dari: stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan
data, pengolahan data, verifikasi, dan generalisasi.Tahapan-tahapan tersebut
mengharuskan peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan
keterlibatan atau aktivitas peserta didik dalam prosespembelajaran adalah Lembar
Kerja Siswa (LKS). LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus diker-
jakan oleh peserta didik. LKS biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah
untuk menyelesaikan suatu tugas (Tim Penyusun, 2008). LKS dapat meningkat-
kan aktifitas peserta didik dalam proses pembelajaran, mengembangkan sikap
ilmiah, membangkitkan minat peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, serta
dapat membantu guru dalam mengarahkan peserta didiknya untuk menemukan
konsep-konsep dalam proses pembelajaran (Sintia, dkk., 2015).
Berdasarkan kurikulum 2013, pokok bahasan penurunan titik beku dan tekanan
osmotik larutan merupakan salah satu materi dalam pembelajaran kimia kelas XII
IPA dengan Kompetensi Dasar (K.D) 3.1 dan 4.1. Kompetensi Dasar 3.1 (KD-
3.1) adalah menganalisis penyebab adanya fenomena sifat koligatif larutan pada
penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan
osmosis larutan. Kompetensi Dasar 4.1 (KD-4.1) adalah menyajikan hasil analisis
5
berdasarkan data percobaan terkait penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis larutan. Berdasarkan studi pen-
dahuluan, diperoleh informasi bahwa keberadaan LKS sangat diperlukan untuk
membantu peserta didik dalam penguasaan konsep pada materi penurunan titik
beku dan tekanan osmotik larutan. Keberadaan LKS memberikan pengaruh yang
cukup besar dalam proses pembelajaran, hal ini sesuai dengan penelitian yang di-
lakukan oleh Amalia (2011) yang menyatakan bahwa peningkatan penguasaan
materi peserta didik yang menggunakan LKS lebih baik daripada peningkatan
penguasaan materi peserta didik yang tidakmenggunakan LKS. Hal ini diperkuat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sannah, dkk (2015) yang mengembangkan
LKS berbasis pendekatan saintifik dengan model discovery learning pada materi
Atom Bohr. Pada penelitiannya diperoleh informasi bahwa LKS yang dikem-
bangkan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam proses pembelajaran,
salah satunya dapat mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif digunakan
dalam pembelajaran sehingga memudahkan peserta didik dalam menemukan
konsep Teori Atom Bohr.
Hasil analisis terhadap LKS yang beredar dipasaran menunjukkan bahwa LKS
yang beredar selama ini belum memenuhi kriteria pendekatan scientific yang
sesuai dengan kurikulum 2013. LKS tersebut hanya berisi latihan soal dan ring-
kasan materi tentang penurunan titik beku dan tekanan osmotik larutan.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan pada lima SMA/MA negeri
dan swasta di Kota Metro dan satu SMA/MA negeri di Kabupaten Lampung
Timur maka diperoleh data bahwa LKS penurunan titik beku dan tekanan osmotik
6
larutan yang digunakan selama ini masih banyak sekali kekurangan. Sebanyak
66,67% guru kimia SMA menyatakan bahwa LKS yang digunakan selama ini
belum disertai dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membangun konsep
peserta didik pada materi penurunan titik beku dan tekanan osmotik larutan dan
belum mengajak peserta didik untuk aktif berdiskusi. LKS hanya berupa latihan
soal dan ringkasan materi. Sebanyak 83,33% guru kimia SMA menyatakan
bahwa LKS yang digunakan juga belum berbasis pendekatan saintifik, LKS ter-
sebut belum terdapat tahapan-tahapan pembelajaran yang dapat mengajak
siswamenemukan sendiri konsep materi yang sedang dipelajari.
Berkaitan dengan permasalahan di atas maka dapat disimpulkan bahwa perlu
dilakukan pengembangan lembar kerja siswa berbasis pendekatan saintifik dengan
model discovery learning pada materi penurunan titik beku dan tekanan osmotik
larutan. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti bermaksud melakukan penelitian
dengan judul “ Pengembangan Lembar Kerja Siswa pada Materi Penurunan Titik
Beku dan Tekanan Osmotik Larutan Berbasis Pendekatan Saintifik dengan Model
Discovery Learning”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah validitas LKS berbasis pendekatan saintifik dengan model
discovery learning pada materi penurunan titik beku dan tekanan osmotik
larutan?
7
2. Bagaimana kepraktisan LKS berbasis pendekatan saintifik dengan model
discovery learning pada materi penurunan titik beku dan tekanan osmotik
larutan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. Mendeskripsikan validitas LKS berbasis pendekatan saintifik dengan model
discovery learning pada materi penurunan titik beku dan tekanan osmotik
larutan.
2. Mendeskripsikan kepraktisan LKS berbasis pendekatan saintifik dengan
model discovery learning pada materi penurunan titik beku dan tekanan
osmotik larutan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifikdengan model discovery
learning materi penurunan titik beku dan tekanan osmotik larutan yang diharap-
kan dapat bermanfaat bagi:
1. Siswa
LKS hasil pengembangan dapat digunakan sebagai salah satu media pem-
belajaran yang diharapkan dapat mempermudah siswa dalam mengkonstruksi
konsep- konsep ilmu kimia dan melatih proses berfikir siswa khususnya pada
materi penurunan titik beku dan tekanan osmotik larutan.
8
2. Guru
LKS hasil pengembangan dapat digunakan sebagai salah satu media pem-
belajaran yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif
dan efisien dan sebagai sumber referensi mengenai pendekatan scientific dan
discovery learning dalam melaksanakan pembelajaran pada materi penurunan
titik beku dan tekanan osmotik larutan.
3. Sekolah
LKS hasil pengembangan bermafaatsebagai sumbangan pemikiran dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah khususnya pada pembel-
ajaran kimia dan sebagai sumber informasi untuk tercapainya tujuan yang
ingin dicapai dalam pelaksanaan kurikulum 2013.
4. Peneliti lain
LKS hasil pengembangan dapat digunakan sebagai referensi pada penelitian
lebih lanjut mengenai pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik
dengan model discovery learningpada pokok bahasan kimia yang lain.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Pengembangan adalah pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru
atau menyempurnakan produk yang telah ada (Sukmadinata, 2015).Desain
produk menggunakan kurikulum 2013. Padapenelitian ini produk pendidikan
yang dikembangkan adalah mediapembelajaran yang berupa Lembar Kerja
Siswa berbasis pendekatan saintifik dengan model discovery learning.
9
2. Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan saintifik dengan model discovery
learning merupakan suatu produk yang berupa lembaran-lembaran yang di
dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang dibuat sesuai dengan tahapan pem-
belajaran yang meliputi stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan data,
pengolahan data, verifikasi, dan generalisasi yang bertujuan untuk melatih
ketrampilan berpikir siswa dalam menemukan konsep yang diajarkan (Tim
Penyusun, 2014a).
3. Kevalidan LKS hasil pengembangan diukur berdasarkan hasil validasi
ahli.Suatu produk dinyatakan valid apabila memenuhi validasi isi dan validasi
konstruk (Nieveen dalam Sunyono 2013).
4. Kepraktisan LKS hasil pengembangan diukur berdasarkan respon guru, respon
siswa dan keterlaksanaan pembelajaran menggunakan LKS hasil
pengembangan(Nieveen dalam Sunyono 2013).
5. Responguru terhadap produk LKS yang dikembangkan dilihat dari hasil
pengisian angket aspek kesesuaian isi, keterbacan dan kemenarikan.
Responsiswa terhadap produk LKS yang dikembangkan dilihat dari hasil
pengisian angket aspek keterbacaan dan kemenarikan.
6. Cakupan materi yang dibahas dalam pengembangan LKS berbasis pendekatan
saintifik dengan model discovery learning ini meliputi materi penurunan titik
beku dan tekanan osmotik larutan.
10
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Lembar Kerja Siswa
1.Pengertian
Lembar Kerja Siswa ( Student Worksheet) adalah lembaran-lembaran yang berisi
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar Kerja Siswa biasanya
berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan
(Tim Penyusun, 2008). Menurut Astuti dan Setiawan (2013),Lembar Kerja Siswa
(LKS) merupakan panduan bagi siswa dalam memahami keterampilan proses dan
konsep-konsep materi yang sedang dan akan dipelajari.
Arafah, dkk (2012) mendefinisikan LKS sebagai berikut:
LKS adalah salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalamkegiatan belajar mengajar, dengan adanya LKS maka akan terbentukinteraksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat mening-katkan aktifitas belajar siswa dalam peningkatan prestasi belajar.
Menurut Rohaeti, dkk (2009), LKS merupakan salah satu sumber belajar yang
dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pem-
belajaran.LKS yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan
kondisi dan situasi kegiatanpembelajaran yang akan dihadapi. LKS juga me-
rupakan media pembelajaran karenadapat digunakan secara bersama dengan
11
sumber belajar atau media pembelajaran yanglain. LKS menjadi sumber belajar
dan media pembelajaran tergantung pada kegiatanpembelajaran yang dirancang.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa LKS
adalah suatu media pembelajaran yang dapat membantu guru untuk menumbuh-
kan minat siswa dalam proses pembelajaranserta sebagai salah satu sumber belajar
siswa untuk memahami keterampilan proses dan konsep-konsep materi yang
sedang dan akan dipelajari.
2. Fungsi
Penggunaan LKS dapat mengoptimalkan media pembelajaran yang terbatas,mem-
bantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran serta meningkatkan ke-
mampuan siswa dalam memecahkan masalah. Penggunaan LKS dalam
prosespembelajaran dapat meningkatkan kepercayaan diri pada siswa dan
meningkatkanrasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran. Penggunaan
LKS juga dapatmelatih siswa menggunakan waktu seefektif mungkin dan menjadi
alternatif bagi
guru dalam menghemat waktu penyajian suatu topik (Widjajanti, 2008).
Menurut Rahayu ( Rochmawati, dkk., 2013), fungsi LKS adalah membantu siswa
menemukan suatu konsep, sebagai penuntun belajar siswa untuk menciptakan
kegiatan belajar secara mandiri dengan bimbingan guru,serta meningkatkan pe-
mahaman siswa terhadapsuatu konsep materi. Selain itu sebagai sumber belajar
yang dapat digunakan untuk keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran .
12
Menurut Djamarah dan Zain (2000), fungsi LKS adalah sebagai berikut:
a. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yangefektif.
b. Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supayalebih menarik perhatian siswa.
c. Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswadalam menangkap pengertian pengertian yang diberikan guru.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanyamen-dengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan padasiswa.
f. Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajaryangdicapai siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyainilai tinggi.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai fungsi penggunaan LKS diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa fungsi penggunaan LKS yakni sebagai alat bantu guru
untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, mengarahkan siswa
dalam menemukan konsep-konsep melaui aktivitasnya sendiri atau dalam kelom-
pok kerja dan membantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran serta me-
ningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
3. Pedoman Penyusunan
Penyusunan LKS perlu memperhatikan langkah-langkah penyusunan LKS yang
baik dan benar agar penggunaan LKS dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menganalisis kurikulum.b. Menyusun peta kebutuhan LKS, peta kebutuhan LKS sangat diperlukan
guna mengetahui jumlah LKS yang ditulis.c. Menentukan judul-judul LKS.d. Penyusunan materi.
13
e. Memperhatikan struktur LKS seperti judul, petunjuk belajar,kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas danlangkah-langkah kerja (Tim Penyusun, 2008).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan LKS, ada beberapa
syarat penyusunan LKS yang harus dipenuhi oleh pembuat LKS. Menurut Siddiq,
dkk (2008), penyusunan LKS harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Syarat didaktik, Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai salah satu bentuk sarana
berlangsungnya proses belajar mengajar haruslah memenuhi persyaratan di-
daktik, artinya suatu LKS harus mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif,
yaitu: memperhatikan adanya perbedaan individual, sehingga LKS yang baik
itu adalah yang dapat digunakan baik oleh siswa yang lamban, yang sedang
maupun yang pandai, menekankan pada proses untuk menemukan konsep-
konsep sehingga LKS dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi siswa
untuk mencari tahu, memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan
kegiatan siswa, dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial,
emosional, moral, dan estetika pada diri siswa, pengalaman belajarnya di-
tentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa (intelektual, emosional dan
sebagainya), bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
b. Syarat konstruksi, yang dimaksud dengan syarat konstruksi adalah syarat-
syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa-
kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat
guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Adapun Syarat kon-
struksi LKS yang baik adalah menggunakan bahasa yang sesuai dengan
tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan struktur kalimat yang jelas,
memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta
didik menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka dan tidak mengacu pada
14
buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaanpeserta didik,menyediakan
ruang yang cukup untuk memberi keleluasaaan pada peserta didik untuk
menulis maupun menggambarkan pada LKS, menggunakan kalimat yang
sederhana dan pendek, lebih banyak menggunakan ilustrasi daripada kata-
kata dan memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat dari pelajaran itu
sebagai sumber motivasi, mempunyai identitas untuk memudahkan.
c. Syarat teknis, dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu:
1) Tulisan
Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi,
menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa yang diberi
garis bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris, meng-
gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawabanpeserta
didik, mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya
gambar serasi.
2) Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi
dari gambar tersebut secara efektifkepada penguna LKS,yang lebih penting
adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan.
3) Penampilan
Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKS. Apabila
suatu LKS ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan per-
tanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, hal ini akan menimbulkan
kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan
dengan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak
15
akan sampai. Jadi yang baik adalah LKS yang memiliki kombinasi antara
gambar dan tulisan.
Uraian di atas merupakan syarat khusus penyusunan LKS, jika sudah terpenuhi
maka melangkah pada syarat umum yang harus dipenuhi untuk membuat LKS.
Syarat umun yang harus dipenuhi untuk membuat LKS yaitu melakukan analisis
kurikulum baik KI, KD, indikator, maupun materi pokok, menyusun peta ke-
butuhan lembar kerja siswa yaitu pembuatan LKS harus membuat suatu konsep
atau rancangan terlebih dahulu guna mengetahui materi atau komponen perihal
yang akan dibahas di dalam LKS tersebut, sehingga akan lebih mudah dalam
pelaksanaannya, menentukan judul LKS dan menulis LKS dengan buku paduan
yang jelas, mencetak lembar kerja siswa dan menentukan lembar penilaian
(Siddiq, ddk., 2008).
4. Penilaian kualitas
Aspek kevalidan dikaitkan dengan dua hal, yaitu kesesuaian kurikulum dan model
yang dikembangkan sudah didasarkan pada pertimbangan teoritis yang kuat dan
terdapatnya kekonsistenan antara komponen yang satu dengan yang lain. Suatu
produk dinyatakan valid apabila memenuhi validasi isi dan validasi konstruk.
Kevalidan LKS yang dikembangkan diukur berdasarkan validasi oleh ahli atau
validator(Nieveen dalam Sunyono, 2013).
Aspek kepraktisan dipenuhi jika ahli dan praktisi (guru dan siswa) menyatakan
bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan dan didukung fakta yang menun-
jukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan. Kepraktisan
16
diukur berdasarkan responsiswa dan guru yang berkategori tinggi atau sangat
tinggi terhadap aspek kesesuaian isi, keterbacaan, kemenarikan, serta terhadap
pembelajaran dengan LKS hasil pengembangan (Nieveen dalam Sunyono, 2013).
Menurut Nasika (2012), kepraktisan juga dapat dilihat dari tingkat keterlaksanaan
pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang telah dibuat. Untuk mengukur kepraktisan LKS, maka dilakukan uji coba
terbatas dan uji keterlaksanaan.
B. Pendekatan Saintifik
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah pembelajaran
yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung baik mengguna-
kan observasi, eksperimen maupun cara yang lainnya, sehingga realitas yang akan
berbicara sebagai informasi atau data yang diperoleh selain valid juga dapat di-
pertanggungjawabkan (Sujarwanta, 2012).Tujuan pembelajaran dengan pen-
dekatan saintifk didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut, antara lain: (1)
meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi,
(2) untuk membentuk kemampuan siswa dala menyelesaikan suatu masalah secara
sistematik, (3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa bel-
ajar itu merupakan suatu kebutuhan (Machin, 2014).
Menurut Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pen-
didikan Dasar dan Pendidikan Menengah, ada lima pengalaman belajar dengan
pendekatan saintifk yaitumengamati (observing), menanya (questioning),
mengumpulkan informasi (experimenting), menalar (associating), dan meng-
komunikasikan (communicating) seperti terlihat pada Tabel 1.
17
Tabel 1. Deskripsi langkah pembelajaran dalam pendekata saintifik
LangkahPembelajaran
Deskripsi Kegiatan Bentuk hasil belajar
Mengamati(observing)
Mengamatidenganindra(mem-baca,mendengar, menyimak,me-lihat,menonton,dansebagainya)denganatautanpaalat.
Perhatianpadawaktumengamatisuatuobjek/membacasuatu tulis-an/mendengarsuatupenjelasan,catatan yangdibuattentangyangdiamati,kesabaran,waktu(ontask)yangdigunakanuntukmengamati.
Menanya(questioning)
Membuatdanmengajukan per-tanyaan,tanyajawab,berdis-kusitentanginformasiyangbelumdipahami,informasitambahanyangingindiketahui,atausebagaiklarifikasi.
Jenis,kualitas,danjumlahper-tanyaanyangdiajukanpesertadidik(pertanyaanfaktual,konseptual,prosedural,danhipotetik).
Mengumpulkaninformasi(experimenting)
Mengeksplorasi,mencoba,berdiskusi,mendemonstrasikan,menirubentuk/gerak,melakukaneksperimen,membacasumberlainselainbukuteks,mengumpul-kandatadarinarasumbermelaluiangket,wawancara,danmemodifikasi/menambahi/mengembangkan.
Jumlahdankualitassumberyangdikaji/digunakan,kelengkapaninformasi,validitasinformasiyangdikumpulkan,daninstrumen/alatyangdigunakanuntukmengumpulkandata.
Menalar/Mengasosiasi(associating)
Mengolahinformasiyangsudahdikumpulkan,menganalisisdatadalambentukmembuatkategori,Mengasosiasiatau menghubung-kanfenomena/informasiyangterkaitdalamrangkamenemukansuatupola,danmenyimpulkan.
Mengembangkaninterpretasi,argumentasidankesimpulanmengenaiketerkaitaninformasidariduafakta/konsep,interpretasiargumentasidankesimpulanmengenaiketerkaitanlebihdariduafakta/konsep/teori,mensintesisdanargumentasisertakesimpulanketerkaitanantarberbagaijenisfaktafakta/ konsep/teori/pendapat;mengembangkaninterpretasi,struktur baru,argumentasi,dankesimpulanyangmenunjukkanhubunganfakta/konsep/teoridariduasumberatau lebihyangtidakbertentangan;mengembangkaninterpretasi,struktur baru,argumentasidankesimpulandarikonsep/teori/pendapatyangberbedadariberbagaijenissumber.
Mengkomu-nikasikan(communicat-ing)
Menyajikanlaporandalambentukbagan,diagram,atau grafik;menyusunlaporantertulis;danmenyajikanlaporanmeliputiproses,hasil,dan kesimpulansecaralisan.
Menyajikanhasil kajian(darimengamatisampaimenalar)dalambentuktulisan,grafis,mediaelektronik,multimediadanlain-lain.
(Sumber: Tim Penyusun, 2014b).
18
1. Mengamati (Observing)
Mengamati ialah melakukan pengumpulan data tentangfenomenaatau peristiwa
dengan menggunakan inderanya. Metode mengamatimengutamakan keber-
maknaan proses pembelajaran (meaningfulllearning).Metodeinimemiliki ke-
unggulan tertentu, seperti menyajikan objek secaranyata sehinggasiswasenangdan
tertantang. Pada metodeobservasi,siswamenemukan fakta bahwa adahubungan
antaraobjekyangdianalisisdengan materi pembelajaranyangdigunakan oleh guru.
Pada kegiatan mengamati,guru membukasecaraluas dan bervariasi kesempatan
siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasisiswauntuk melakukan
pengamatan, melatih merekauntuk memperhatikan (melihat,membaca, men-
dengar)halyangpentingdarisuatu benda atau objek (Tim Penyusun, 2014a).
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukandengan menempuh langkah-
langkah sepertiberikut:
a. Menentukan objekyang akan diobservasi.b. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objekyangakan
diobservasi.c. Menentukan data-datayangperlu diobservasi, baik primer maupun
sekunder.d. Menentukan di manatempat objekyangakan diobservasi.e. Menentukan secarajelasbagaimanaobservasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agarberjalan mudah dan lancar.f. Menentukan caradan melakukan pencatatan atashasilobservasi, seperti
menggunakan buku catatan, kamera, taperecorder, video perekam, danalat-alat tulis lainnya (Tim Penyusun 2013).
Selamaproses pembelajaran,siswadapat melakukan observasi dengan duacara
pelibatan diri. Keduacarapelibatanyangdimaksud yaitu observasi berstruktur dan
observasi tidak berstruktur. Padaobservasi berstruktur dalam rangkaproses
19
pembelajaran, fenomenasubjek, objek, atau situasi apayangingin diobservasi oleh
siswatelah direncanakan secarasistematis di bawah bimbinganguru.
Padaobservasiyangtidak berstruktur dalam rangkaproses pembelajaran,
subjek,objek, atau situasi apayangingin diobservasi olehsiswaditentukan
secarabakuataurijid oleh guru. Padahal ini,siswamembuat catatan,rekaman, atau
mengingat dalammemori secaraspontan atas subjek, objek, atau
situasiyangdiobservasi (Tim Penyusun, 2013).
Prinsip-prinsipyangharus diperhatikan olehgurudansiswaselamaobservasi
pembelajaran disajikan berikut:
a. Cermat, objektif, dan jujurserta terfokus padaobjekyangdiobservasiuntuk kepentingan pembelajaran.
b. Banyakatau sedikit sertahomogenitas atau heterogenitas subjek, objek,atau situasiyangdiobservasi. Makin banyak danheterogensubjek, objek,atau situasiyangdiobservasi, makin sulit kegiatan obervasi itu dilakukan.Sebelumobsevasi dilaksanakan,gurudansiswasebaiknya menentukandan menyepakaticaradan prosedur pengamatan.
c. Guru dansiswaperlu memahamiapayanghendakdicatat, direkam, dansejenisnya, serta bagaimanamembuat catatan atasperolehan observasi(Tim Penyusun, 2013).
2. Menanya (Questioning)
Pada kegiatan menanya, guru membukakesempatan secaraluassiswauntuk
bertanyamengenai apayangsudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat padakegiatan
mengamati. Guruperlu membimbingsiswauntuk dapat mengajukanpertanyaan-
pertanyaanyang berhubungan dengan hasilpengamatan objekyangkonkret sampai
kepadayang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal
lainyanglebih abstrak. Pertanyaan tersebut dapat bersifatfaktualsampai
kepadapertanyaanyang bersifat hipotetik. Dari situasi dimana siswa
20
dilatih mengajukan pertanyaan oleh guru,siswa tersebut masih memerlukan
bantuanguru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat dimanasiswamampu
mengajukan pertanyaan secaramandiri (Tim Penyusun, 2013).
Melaluikegiatan bertanyadikembangkan rasaingin tahusiswa. Siswayangsemakin
terlatih dalam bertanyamakarasaingin tahunya semakin dapatdikembangkan.
Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasiyanglebih lanjut dan
beragam dari sumberyangditentukangurusampaiyangditentukansiswa, dari
sumberyangtunggal sampai sumberyang beragam. Menanyamemiliki banyak
fungsi dalam kegiatan pembelajaran. Fungsibertanya adalah sebagai berikut:
a. Membangkitkan rasaingin tahu, minat, dan perhatian siswatentang suatutema atau topik pembelajaran.
b. Mendorongdan menginspirasisiswauntuk aktif belajar, sertamengem-bangkan pertanyaan daridan untuk dirinyasendiri.
c. Mendiagnosis kesulitan belajar siswasekaligus menyampaikan rancanganuntuk mencari solusinya.
d. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepadasiswauntuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannyaatassubs-tansi pembelajaranyang diberikan.
e. Membangkitkan keterampilansiswadalam berbicara, mengajukan per-tanyaan, dan memberi jawaban secaralogis, sistematis, dan menggunakanbahasayangbaik dan benar.
f. Mendorongpartisipasisiswadalam berdiskusi, berargumen,mengem-bangkan kemampuan berpikir, dan menariksimpulan.
g. Membangun sikap keterbukaan untuk salingmemberi dan menerima pen-dapat ataugagasan,memperkayakosakata, sertamengembangkan toleransisosial dalam hidup berkelompok.
h. Membiasakansiswaberpikir spontan dan cepat, sertasigap dalam me-respon persoalanyangtiba-tiba muncul.
i. Melatih kesantunan dalam berbicaradan membangkitkan kemampuanberempati satu samalain (Tim Penyusun, 2013).
5. Mengumpulkan informasi(Experimenting)
21
Tindak lanjut dari menanyaadalahmengumpulkan informasi. Pada kegiatan ini,
siswamenggalidan mengumpulkan informasi dari berbagai sumbermelalui ber-
bagai cara. Untuk itu siswadapat membacabukuyanglebih banyak, memper-
hatikanfenomenaatau objekyanglebih teliti, atau bahkan melakukan eksperi-
men.Pada kegiatanitu terkumpul sejumlah informasiyangmenjadi dasar bagi
kegiatan berikutnya yaitu menalar.Untuk memperoleh hasilbelajaryangnyata atau
otentik,siswaharus mencoba atau melakukan percobaan, terutamauntuk materiatau
substansiyangsesuai. PadamatapelajaranIPA,peserta siswamemahami konsep-
konsepIPA dankaitannyadengan kehidupansehari-hari. Siswa pun harus
memilikiketerampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentangalam
sekitar, sertamampu menggunakan metodeilmiah dan bersikap ilmiahuntukme-
mecahkan masalah-masalahyangdihadapinyasehari-hari (Tim Penyusun, 2013).
Aplikasi metode experimenting dimaksudkan untuk mengembangkan
berbagairanah tujuan belajar,yaitu sikap, keterampilan,dan pengetahuan. Aktivitas
pembelajaranyang nyatauntuk ini adalah: (1)menentukan temaatautopik sesuai
dengan kompetensi dasar menurut tuntutankurikulum;(2)mempelajari cara-
carapenggunaanalat dan bahanyangtersediadan harus disediakan; (3) mempelajari
dasar teoritisyang relevan dan hasil-hasileksperimen sebelumnya; (4)melakukan
dan mengamati percobaan; (5)mencatat fenomenayangterjadi, menganalisis, dan
menyajikan data; (6)menarik simpulan atas hasilpercobaan; dan (7)membuat
laporandan mengkomunikasikan hasilpercobaan (Tim Penyusun, 2013).
6. Menalar (Associating)
Istilah “menalar”dalamkerangkaproses pembelajaran dengan pendekatanilmiah
22
yangdianut dalam kurikulum2013 digunakan untuk menggambarkan bahwaguru
dan siswamerupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berpikiryanglogis dan
sistematis atas fakta-kata empirisyangdapatdiobservasi untuk memperoleh
simpulan berupapengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaranilmiah,
meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat (Tim Penyusun, 2013).
Istilah menalardi sini merupakan padanan dariassociating; bukan merupakan
terjemanan darireasonsing. Istilah aktivitas menalardalam konteks pembelajaran
padakurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk padateoribelajar
asosiasiatau pembelajaranasosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk
padakemampuan mengelompokkan beragam idedan mengasosiasikan beragam
peristiwauntukkemudian memasukannyamenjadi penggalan memori.
Selamamentransfer peristiwa-peristiwakhusus keotak, pengalaman tersimpan
dalam referensi dengan peristiwalain. Pengalaman-pengalamanyangsudah ter-
simpan di memori otak berelasi dan berinteraksi denganpengalaman
sebelumnyayangsudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar.
Pada kegiatan ini,siswa melakukan pemrosesaninformasi untuk menemukan
keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari
keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari
polayangditemukan (Tim Penyusun, 2013).
7. Mengkomunikasikan(Communicating)
Padapendekatan saintifikguru diharapkan memberi kesempatan kepadapeserta
23
didik untuk mengkomunikasikan apayangtelah merekapelajari. Kegiatan ini
dapat dilakukan melaluimenuliskan atau menceritakan apayangditemukan dalam
kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan danmenemukan pola. Hasiltersebut
disampikan di kelas dan dinilai olehgurusebagai hasil belajarpeserta didik atau
kelompok pesertadidik tersebut. Adapun kompetensiyangdiharapkan dalam
kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi,berpikirsistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas,
dan mengembangkan kemampuan berbahasayangbaik dan benar(Tim Penyusun,
2013).
Proses pembelajaranpendekatan ilmiah menyentuh tigaranah,yaitu sikap,penge-
tahuan, dan keterampilan. Ranah sikapmenggamit transformasisubstansi atau
materi ajaragar siswa “tahu mengapa”. Ranah keterampilan menggamit trans-
formasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu bagaimana”. Ranah penge-
tahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agarsiswa“tahu apa”.
Hasilakhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antarakemampuan untuk
menjadi manusia yangbaik(softskills)dan manusiayangmemilikikecakapan dan
pengetahuanuntuk hidup secaralayak(hard skills)dari
siswayangmeliputiaspekkompetensisikap, pengetahuan, danketerampilan (Tim
Penyusun, 2014a).
C. Model Discovery Learning
Menurut Dahar(1989), salah satumodel instruksional kognitifyang berpengaruh
ialah model dariBruneryangdikenaldengan namabelajarpenemuan (discovery
24
learning). Brunermenganggap, bahwabelajarpenemuan sesuai dengan pencarian
pengetahuan secaraaktifoleh manusiadan dengansendirinyamemberikan hasil
yangpalingbaik. Berusahasendiri untuk mencari pemecahan masalah serta
pengetahuanyangmenyertainya, menghasilkan pengetahuanyangbenar-benar
bermakna. Belajarbermaknadengan arti seperti diatas, merupakan satu-satunya
macam belajaryangmendapat perhatian Bruner.
Discovery Learningadalah pembelajaran dimana peserta didik membangun
pengetahuan mereka sendiri dengan bereksperimen atau dengan cara lainnya. Ide
dasar dari pembelajaran ini adalah karena peserta didik dapat merancang eksperi-
men mereka sendiri dan menyimpulkan sendiri maka peserta didik benar-benar
membangun pengetahuan mereka sendiri (Joolingen, 2007).Menurut Ballew
(Pratiwi, dkk., 2014), salah satu tujuan pembelajaran discovery learning adalah
agar siswa memiliki kemampuan berpikir kritis. Hal ini disebabkan siswa me-
lakukan aktivitas mental sebelum materi yang dipelajari dapat dipahami. Akti-
vitas mental tersebut misalnya menganalisis, mengklasifikasi, membuat dugaan,
menarik kesimpulan, menggeneralisasi, dan memanipulasi informasi. Pembel-
ajaran discovery learning juga dapat mengasumsikan atau membantu siswa untuk
mencari informasi yang mereka ingin tahu tentang materi tertentu yang menarik
bagi mereka (Smaldino, dkk., 2014). Discovery learning sangatlah efektif dalam
kelas ilmu pengetahuan alam. Para peneliti menemukan bahwa siswa-siswa di
kelas ilmu pengetahuan dengan discovery learning yang berbasis aktivitas men-
dapatkan nilai lebih tinggi dalam tes prestasi ilmu pengetahuan alam daripada
siswa-siwa dalam kelas ilmu pengetahuan dengan pengajaran secara langsung
yang tradisional (Glasson dalam Santrock, 2009).
25
Menurut Westwood (2008) pembelajaran dengandiscovery learning akan efektif
jika terjadi hal-hal berikut:
1.Proses belajar dibuat secara terstruktur dengan hati-hati2.Siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan awal untuk belajar3.Guru memberikan dukungan yang dibutuhkan siswa untuk melakukan
penyelidikan.
Menurut Permendikbud nomor 59 tahun 2014, model pembelajaran Discovery
Learning mengarahkan peserta didik untuk memahami konsep, arti, dan hubung-
an, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
Penemuan konsep tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi peserta didik di-
dorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dan dilanjutkan dengan
mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau mengkonstruksi apa
yang mereka ketahui dan pahami dalam suatu bentuk akhir. Hal tersebut terjadi
bila peserta didik terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip.Discovery dilakukan melaluiobservasi,
klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferring. Proses tersebut disebut
cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of
assimilating conceps and principles in the mind(Tim Penyusun, 2014a).
Ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di
kelas, yang dijelaskan dalam Permendikbud No. 59 Tahun 2014 sebagai berikut:
1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar
timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru juga dapat memulai kegiatan
26
pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar
yang dapat mengembangkan dan membantu siswa untuk melakukan eksplorasi.
Pada tahap ini diharapkan siswa aktif melakukan pengamatan terhadap data,
gambar, atau video yang ditampilkan. Hal ini sesuai dengan langkah pembel-
ajaran dalam pendekatan saintifik yaitu kegiatan mengamati.
2. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Setelah melakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah
yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian pilih salah satu masalah dan di-
rumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisa perma-
salahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun
pemahaman siswa agar terbiasa untuk menemukan masalah.
Pada tahap ini diharapkan siswa dapat mengajukan pertanyaan yang relevan
dengan data, gambar, ataupun video yang ada di fase stimulasi. Hal ini sesuai
dengan langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik yaitu menanya.
3. Data collection (pengumpulan data)
Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidak-
nya hipotesis, dengan memberi kesempatan siswa mengumpulkan berbagai infor-
masi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara-
27
sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini
adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan
dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja
siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Kegiatan
yang dilakukan siswa pada fase ini sesuai dengan langkah pembelajaran dalam
pendekatan saintifik yaitu kegiatan mengumpulkan data.
4. Data processing (pengolahan data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah di-
peroleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu di-
tafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya,
semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung
dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Data
processing disebut juga dengan pengkodean atau kategorisasi yang berfungsi
sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dengan generalisasi tersebut siswa
akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban atau penyelesaian
yang perlu mendapat pembuktian secara logis. Kegiatan yang dilakukan siswa
pada fase ini sesuai dengan langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik
yaitu kegiatan mengasosiasi.
5. Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa memeriksa secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan
hasil data yang telah diolah. Verifikasi bertujuan agar proses belajar berjalan
28
dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh
yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran,
atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan ter-
dahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi adalah proses menarik kesimpulan yang dapat dijadikan
prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi.
D. Analisis konsep
Herron, dkk(1977) berpendapat bahwa belum ada definisi tentang konsep yang
diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide.
Markle dan Tieman (Herron, dkk, 1977) mendefinisikan konsep sebagai sesuatu
yang sungguh-sungguh ada.
Lebih lanjut lagi, Herron, dkk (1977) mengemukakan bahwa analisis konsep
merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam
merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini
telah dikembangkan oleh Klausmeir, Ghatala, dan Frayer serta Markle dan
Tiemann (Dahar, 1989). Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu
menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis,
atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh.
29
Peta konsep tentang penurunan titik beku dan tekanan osmotik larutan dapat
dilihat pada halaman selanjutnya, dan analisis konsep selengkapnya dapat dilihat
di lampiran.
30
Gambar 1. Peta konsep
Sifat Koligatif Larutan
meliputi
Penurunan Tekanan Uap Penurunan Titik BekuKenaikan Titik Didih Tekanan Osmosis
terdiri dari
Larutan Elektrolit Larutan non-elektrolit
bergantungpadaJumlah Partikel Zat Terlarut
berdasarkan
HukumRaoult
Berbandinglurus
Fraksi molzat terlarut
Berbandinglurus dengan
Kemolalanlarutan
Pada larutan1 molal
Tetapan kenaikanTb molal
Pada larutan1 molal
Tetapanpenurunan Tf
molal
Berbandinglurus dengan
Kemolalanlarutan
Untukmenghentika
n
Osmosis
30
31
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
dan pengembangan (Research and Development).Menurut Sugiyono (2013),
metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektivan produk tersebut.
Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development (R&D) terdiri
dari sepuluh langkah, yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) mengumpulkan informasi,
3) desain produk, 4) validasi desain, 5) perbaikan desain, 6) uji coba produk
dilakukan pada kelompok terbatas, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian 9)
revisi produk, dan 10) pembuatan produk massal.
Langkah yang dilakukan pada penelitian ini hanya sampai tahap revisi produk
setelah uji coba produk secara terbatas.Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu
dan keahlian peneliti untuk melakukan tahap-tahap selanjutnya.
B. Alur Penelitian
Adapun alur dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
32
1. Studi Pendahuluan
2. Pengembangan Produk
3. Penilaian / Tanggapan terhadap Produk
Keterangan :
= Aktivitas
= Hasil (berupa produk LKS)
= Pilihan terhadap hasil analisis
= Arah proses / aktivitas berikutnya
= Arah siklus kegiatan / aktivitas
Gambar 2.Alur penelitian( dimodifikasi dari Sunyono,2014)
Ya
Tidak
Penyusunan draftLKS berbasismodel discoverylearning
PenyusunanInstrumenPenilaianTerhadap Produk(Angket)
Draf I (LKS daninstrumenpenilaian)Valid ?
Validasi Ahlike i (i >=1)
Draf IRevisi
Draf IIRevisi kecil
Penilaian TerhadapProduk (uji coba terbatasoleh guru dan siswa)
Draf III (LKS berbasismodel discovery learning)
Revisi LKS Hasil Penilaian(oleh guru dan siswa)
Potensi dan MasalahStudi Lapangan
Studi Pustaka
- Analisis KI dan KD- Pengembangan Silabus- Pembuatan Analisis Konsep- Pembuatan RPP
Wawancara guru dan siswa dienam SMA di Kota Mero danKabupaten Lampung Timurmengenai penggunaan LKS yangdigunakan dalam prosespembelajaran
Penilaian kepraktisan LKSHasil penilaian
kepraktisan LKS berbasismodel discovery learning
33
C. Langkah-Langkah Penelitian
Berdasarkan alur penelitian di atas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang
dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Studi pendahuluan
Tahap pertama dari penelitian ini adalah studi pendahuluan. Studi pendahuluan
adalah tahapan awal atau persiapan untuk pengembangan(Sukmadinata, 2011).
Tujuan dari studi pendahuluan adalah menghimpun data tentang kondisi yang ada
sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang dikembangkan.
Studi pendahuluan terdiri dari:
a. Potensi masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah.Potensi adalah
segala sesuatu yang apabila digunakan akan mempunyai nilai tambah,
sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan
yang terjadi. Potensi dalam penelitian ini adalah sudah banyak beredar LKS
di sekolah maupun di pasaran, namun masalahnya adalah belum ada LKS
yang berbasis pendekatan saintifik dengan model discoverylearning. Data
tentang potensi dan masalah dicari agar produk yang dihasilkan nantinya
dapat bermanfaat.
b. Studi pustaka
Studi pustakaini dilakukan untuk menemukan konsep-konsep dan landasan
teoritis yang memperkuat LKS yang akan dikembangkan. Studi ini dilakukan
dengan menganalisismateri untuk LKS yang akan dikembangkan, yaitu
34
tentang penurunan titik beku dan tekanan osmotik larutan, yang dilakukan
dengan mengkaji kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), analisis
konsep, silabus, dan RPP pada materi penurunan titik beku dan tekanan
osmotik larutan
c. Studi lapangan
Studi lapangan dalam penelitian dilakukan guna menganalisis kebutuhan
sumber belajar siswa yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
proses pembelajaran.Studi lapangan dilakukan di enam SMA yang terdiri
dari SMA Negeri dan swasta di Kota Metro dan Kabupaten Lampung Timur
yaitu SMA Negeri 1 Metro, SMA Negeri 2 Metro, SMA Negeri 4 Metro,
SMA Muhammadiyah 1 Metro, MA Negeri 1 Metro dan MA Negeri 1 Lam-
pung Timur. Pada tahap studi lapangan, yang menjadi sumber data adalah 6
guru mata pelajaran kimia dan 80 siswa yang mewakili enam SMA di Kota
Metro dan Kabupaten Lampung Timur. Studi lapangan dilakukan pada bulan
Desember 2015.Intrumen yang digunakan pada studi lapangan adalah angket.
Sebaran angket dilakukan kepada guru kimia dan siswa kelas XII IPAdi enam
Sekolah Menengah Atas tersebut.
2. Pengembangan Produk
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah pengembangan produk yang terdiri dari
penyusunan draft produk, penyusunan intrumen penelitian dan validasi desain.
a. Penyusunan draft produk
Setelah melakukan studi pendahuluan, langkah selanjutnya adalah penyu-
sunan draft produk yang akan dikembangkan. Penyusunan draft produk di-
35
mulai dari pembuatan rancangan produk dilanjutkan dengan pengembangan
produk yaitu berupa LKS berbasis pendekatan saintifik dengan yang meng-
gunakan model discovery learning pada materi penurunan titik beku dan
tekanan osmotik larutan.Menurut Nurisalfah ( 2015), Hal-hal yang dilakukan
dalam penyusunan dan pengembangan draft produk adalah:
1) Menganalisis kurikulum, yaitu meliputi analisi KI-KD, analisis konsep,
membuat silabus dan RPP.
2) Menyusun peta kebutuhan LKS, peta kebutuhan LKS sangat diperlukan
guna mengetahui jmlah LKS yang harus ditulis. Mengacu pada jumlah
indikator yang telah disusun, maka nantinya dapat diketahui jumlah LKS
yang akan dikembangkan.
3) Menentukan judul-judul LKS, Judul LKS disesuaikan dengan jumlah per-
temuan atau jumlah LKS yang dikembangkan. Misalnya LKS pada
pertemuan kesatu diberi judul “Lembar Kerja Siswa 1”.
4) Menyusun materi yang akan disajikan dalam LKS. Memperhatikan
struktur LKS seperti judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan di-
capai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja.
Langkah-langkah dalam LKS yang dikembangkan disesuaikan dengan
langkah-langkah menggunakan model discovery learning meliputi
stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data,
verifikasi dan generalisasi.
b. Penyusunan intrumen penelitian
Selain menyusun draft LKS, dilakukan pula penyusunan instrumen penelitian
yang akan digunakan untuk menilai draft LKS yang dikembangkan. Intrumen
36
penelitian ini meliputi angket pada studi pendahuluan, angket validasi oleh
dosen ahli, angket respon guru dan siswa terhadap desain produk, lembar
observasi keterlaksanaan LKS dan angket repon siswa terhadap pembelajaran
menggunakan LKS hasil pengembangan. Intrumen penelitian yang telah di-
susun kemudian divalidasi oleh dosen pembimbing.
c. Validasi desain
Validasi desain merupakan proses penilaian rancangan produk yang dikem-
bangkan dengan memberi penilaian berdasarkan pemikiran rasional, tanpa uji
coba dilapangan (Sugiyono, 2013). Validasi desain produk dilakukan oleh
validasi ahli yaitu dosen pendidikan kimia yang memiliki jenjang pendidikan
minimal Strata 2. Validasi ahli tersebut diminta memberikan masukan yang
dapat dijadikan dasar perbaikan desain produk tersebut. Apabila draft 1 LKS
yang telah divalidasi dinyatakan valid oleh validasi ahli, maka akan dilakukan
revisi kecil sesuai saran dan masukan dari validasi ahli, sehingga dihasilkan
draft II LKS berbasis pendekatan saintifik dengan model discovery learning,
namun apabila draft I LKS belum dinyatakan valid oleh validasi ahli maka
akan dilakukan revisi terhadap draft I LKS dan akan divalidasi kembali oleh
validasi ahli hingga validasi ahli menyatakan bahwa draft LKS tersebut valid.
3. Penilaian atau tanggapan terhadap produk
Setelah dilakukan pengembangan produk, maka tahap selanjutnya yaitu penilaian
atau tanggapan produk yang terdiri dari uji coba produk dan revisi produk.
37
a. Uji Coba Produk
Setelah dihasilkan draft II LKS maka selanjutnya dilakukan tahap uji coba
terbatas di SMA Kosgoro Bandar Sribhawonodengan meminta respon guru
kimia untuk mengetahui kesesuaian isi, keterbacaan, dan kemenarikan pada
draft II LKS yang dikembangkan, serta respon siswa kelas XIIPA untuk
mengetahui keterbacaan dan kemenarikan pada draft II LKS
tersebut.Pengambilan sampel pada tahap uji coba produk dilakukan dengan
pertimbangan teknis, dikarenakan tidak dapat dilakukannya uji coba pada
sekolah yang setara pada penelitian pendahuluan sehingga dilakukan pada
SMA Kosgoro Bandar Sribhawono. Uji coba produk dilakukan untuk
mengetahui kepraktisan dari produk yang dikembangkan. Penilaian
kepraktisan LKS dilakukan melalui uji coba pembelajaran pada siswa kelas
XI IPA yang belum mendapatkan materi penurunan titik beku dan tekanan
osmotik larutan.
b. Revisi produk
Tahap akhir yang dilakukan pada penelitian ini adalah revisi dan penyem-
purnaan draft II LKS.Revisi produk perlu dilakukan karena beberapa alasan,
yaitu: (a) uji coba dilakukan masih bersifat terbatas, sehingga tidak men-
cerminkan situasi dan kondisi yang sesungguhnya, (b) dalam uji coba di-
temukan kelemahan dan kekurangan dari produk yang dikembangkan, (c)
data untuk merevisi produk dapat dijaring melalui pengguna produk atau
yang menjadi sasaran penggunaan produk (Emzir, 2012).
38
Revisi dilakukan berdasarkan hasil respon guru meliputi aspek kesesuaian isi,
keterbacaan, dan kemenarikan dan hasil responsiswa meliputi aspek
keterbacaan dan kemenarikan LKS.Revisi juga dilakukan berdasarkan hasil
observasi terhadap keterlaksaan pembelajaran menggunakan LKS hasil
pengembangan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpul-
kandata.Adapun instrumen pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Instrumen pada studi pendahuluan
a. Instrumen analisis kebutuhan untuk guru
Instrumen ini berbentuk angket untuk guru yang disusun untuk mengetahui
kriteria LKS pada materi penurunan titik beku dan tekanan osmotik larutanyang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan siswa dan untuk meminta masukan
kepada guru dalam mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik yang
menggunakan model discovery learning pada materi penurunan titik beku dan
tekanan osmotiklarutan.
b. Instrumen analisis kebutuhan untuk siswa
Instrumen ini berbentuk angket terhadap siswa yang disusun untuk mengetahui
LKS yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berfungsi untuk memberi masukan
dalam pengembangan LKS yang berbasis pendekatan saintifikdengan mengguna-
kan model discovery learning pada materi penurunan titik beku dan tekanan
osmotik larutan.
39
2. Instrumen pada validasi ahli
a. Instrumen validasi aspek kesesuaian isi
Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui kesesuaian isi
LKSdengan kompetensi Inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), kesesuaian
indikator, materi, dan kesesuaian urutan materi dengan indikator.Instrumen ini
berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui kesesuaian isi LKS dengan
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), kesesuaian indikator, materi,
dan kesesuaian urutan materi dengan indikator.
b. Instrumen validasi aspek konstruksi
Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui kesesuaiankon-
struksi LKS hasil pengembangan dengan tahapan-tahapan pembelajaran
denganmodeldiscovery learning dan sesuai dengan format LKS yang ideal.
c. Instrumen validasi aspek keterbacaan
Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui tingkat keterbacaan
LKS berasis pendekatan saintifik dilihat dari segi pemilihan jenis huruf, peng-
gunaan kalimat dan bahasa yang sesuai dalam LKS.
3. Instrumen tanggapan terhadap desain produk
a. Instrumen respon guru
Intrumen respon guru meliputi aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan kemenarik-
an. Instrumen ini berbentuk angket dan di dalamnya terdapat pertanyaan-
40
pertanyaan yang dimaksudkan untuk menilaiaspek kesesuaian isi, keterbacaan,
dan kemenarikan desain LKS. Angket ini juga dilengkapi dengan kolom alasan
yang dimaksudkan memberikan ruang kepada guru bila terdapat masukan untuk
bahan pertimbangan perbaikan LKS.Instrumen respon guru ini diadopsi dari
Sannah (2015).
b. Instrumen respon siswa
Instrumen ini berbentuk angket dan di dalamnya terdapat pernyataan-pernyataan
yang dimaksud untuk menilai keterbacaan dan kemenarikan desain LKS. Angket
ini juga dilengkapi dengan kolom alasan yang dimaksudkan memberikan ruang
kepada guru bila terdapat masukan untuk bahan pertimbangan perbaikan LKS.
Aspek keterbacaan yang dinilai adalah kesesuaian penggunaan jenis dan ukuran
huruf, penggunaan kalimat dan bahasa yang sesuai, maupun tata letak bagian-
bagian LKS. Aspek kemenarikan yang dinilai adalah kemenarikan desain LKS
berbasis pendekatan saintifik hasil pengembangan dari segi pewarnaan, tata letak,
maupun pewajahan LKS. Instrumen respon siswa ini diadopsi dari Sannah (2015).
4. Instrumen keterlaksanaan pembelajaran menggunakan LKS
a. Lembar observasi keterlaksanaan
Instrumen ini berupa lembar observasi yang terdapat pertanyaan-pertanyaan untuk
mengetahui penilaianpengamat terhadap keterlaksanaan kegiatan dalam LKS yang
dikembangkan.Keterlaksanaan pembelajaran dilakukan pada saat pembelajaran
materi penurunan titik beku dan tekanan osmotik larutan. Keterlaksanaan
pembelajaran dilakukan dalam dua kali pertemuan, dimana pertemuan pertama
41
mempelajari penurunan titik beku larutan dan pertemuan kedua mempelajari
tekanan osmotik larutan. Alokasi waktu pada setiap pertemuan yaitu
2 x 45 menit. Instrumen keterlaksanaan ini dilengkapi dengan kolom
tanggapan/saran. Lembar observasi keterlaksanaan ini diadopsi dari instrumen
observasi keterlaksanaan yang dikembangkan oleh Sannah (2015).
b. Angket responsiswa
Instrumen ini berupa angket yang berisi pernyataan-pernyataan untuk mengetahui
responsiswa setelah belajar menggunakan LKS hasil pengembangan. Pada ins-
trumen ini terdapat 2 pilihan jawaban yang berupa jawaban tanggapan positif dan
tanggapan negatif dan juga disertai kolom untuk menuliskan alasan dari jawaban
yang dipilih. Angket responsiswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan
dengan ini diadopsi dari Sunyono (2014).
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap studi pendahuluan, teknik pengumpulan data dilakukan dengan meng-
gunakan angket (kuisioner) dan wawancara. Data diperoleh dari hasil pengisian
angket dan wawancara kepada guru dan siswa untuk mengetahui analisis kebutuh-
an terhadap produk yang akan dikembangkan. Kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data dengan memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada res-
ponden untuk dijawab.Wawancara adalah dialog yang dilakukan pewawancara
untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai.
Pada tahap pengembangan, data diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada
validasi ahli untuk mendapatkan saran dan masukan terhadap produk yang dikem-
42
bangkan. Angket yang digunakan berupa angket dengan jawaban tertutup yaitu
jawaban sangat setuju (SS), setuju (ST), kurang setuju (KS), tidak setuju (TS), dan
sangat tidak setuju (STS) serta ditanggapi dengan memberi saran pada kolom
yang telah disediakan.
Pada tahap uji coba terbatas, data yang didapatkanberasal dari hasil pengisian ang-
ket respon guru dansiswa terhadap LKS hasil pengembangan, hasil pengisian
lembar observasi keterlaksanaan dan hasil pengisian angket responsiswa setelah
melakukan pembelajaran menggunakan LKS hasil pengembangan.Untuk menda-
patkan respon guru dan siswa, pengumpulan data dilakukan dengan menyerahkan
LKS dan meminta guru dan siswa mengisi angket yang telah disediakan setelah
membaca LKS hasil pengembangan berbasis pendekatan saintifik dengan model
discoverylearning.
F. Teknik Analisis Data
1. Teknik analisis data angket dan hasil wawancara pada studipendahuluan
Adapun kegiatan dalam teknik analisis data wawancara dilakukan dengan cara:
a. mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan
pertanyaan angket dan wawancara.
b. melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-
dasarkan pertanyaan angket dan wawancara serta banyaknya sampel.
c. menghitung persentase jawaban siswa, bertujuan untuk melihat besarnya per-
sentase setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat
43
dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung persen-
tase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:
(Sudjana, 2005)
Keterangan : = Persentase pilihan jawaban-i
= Jumlah responden yang menjawab jawaban-i
= Jumlah seluruh responden
2. Teknik analisis data angket respon guru dan siswa terhadap LKS yangdikembangkan
Angket yang akan diolah pada penelitian ini adalah angket validasi (kesesuaian
isi, konstruksi, dan keterbacaan) dan angket respon guru dan siswa terhadap LKS
hasil pengembangan. Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket
dilakukan dengan cara:
a. mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk mengelompokkan
jawaban berdasarkan pertanyaan angket. Pada pengkodean data ini dibuat
buku kode yang merupakan suatu tabel berisi tentang substansi-substansi
yang hendak diukur, pertanyaan-pertanyaan yang menjadi alat ukur substansi
tersebut serta kode jawaban setiap pertanyaan tersebut dan rumusan jawaban.
b. melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban
berdasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket).
c. memberi skor jawaban responden.Penskoran jawaban responden dalam angket
dilakukan berdasarkan skala Likertdapat dilihat pada Tabel 2.
%100% N
JJ
i
in
inJ%
iJ
N
44
Tabel 2. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert .
No Pilihan Jawaban Skor1 Sangat Setuju (SS) 52 Setuju (ST) 43 Kurang Setuju (KS) 34 Tidak setuju (TS) 25 Sangat tidak setuju (STS) 1
d. mengolah jumlah skor jawaban responden
Pengolahan jumlah skor (S) jawaban angket adalah sebagai berikut :
1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS)
Skor = 5 x jumlah responden yang menjawab SS
2) Skor untuk pernyataan Setuju (ST)
Skor = 4 x jumlah responden yang menjawab S
3) Skor untuk pernyataan Kurang Setuju (KS)
Skor = 3 x jumlah responden yang menjawab KS
4) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS)
Skor = 2 x jumlah responden yang menjawab TS
5) Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor = 1 x jumlah responden yang menjawab STS
e. menghitung persentase jawaban angket pada setiap pernyataan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
(Sudjana, 2005)
Keterangan : = Persentase jawaban pernyataan ke-i pada angket
= Jumlah skor jawaban total
%100% maks
in S
SX
inX%
S
45
= Skor maksimum yang diharapkan
f. menghitung rata-rata persentase jawaban setiap angket untuk mengetahui ting-
kat kesesuaian isi, konstruksi, keterbacaan, dan kemenarikan LKS berbasis
pendekatan saintifik dengan rumus sebagai berikut:
(Sudjana , 2005)
Keterangan : = Rata-rata persentase jawaban pertanyaan pada
angket
= jumlah persentase jawaban pertanyaan total pada
angket
= jumlah pertanyaan pada angket.
g. menafsirkan persentase angket dengan menggunakan tafsiran Arikunto (2010),
yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Tafsiran persentase angket.
Persentase Kriteria80,1%-100% Sangat tinggi60,1%-80% Tinggi40,1%-60% Sedang20,1%-40% Rendah0,0%-20% Sangat rendah
3. Teknik analisis data lembar observasi keterlaksanaan LKS
Adapun teknik analisis data lembar observasi pada uji keterlaksanaan LKS meng-
gunakan cara:
maksS
n
XX
in
i
%
%
iX%
inX%
n
46
a. menghitung persentase jumlah skor untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan
LKS berbasis pendekatan saintifik menggunakan model discovery learning
dengan cara sebagai berikut :
% X=∑ S∑ S maks
x 100 %(Sudjana, 2005)
Keterangan : % X= Persentase jawaban pernyataan pada lembarobservasi
= Jumlah skor jawaban total
maks= Skor maksimum yang diharapkan
b. menafsirkan persentase jawaban pertanyaan secara keseluruhan dengan
menggunakan tafsiran berdasarkan Arikunto (2010) pada Tabel 3.
5. Teknik analisis data angket respon siswa setelah menggunakan LKS hasilpengembangan dalam proses pembelajaran
Adapun teknik analisis data angket respon siswa setelah pembelajaran dengan
LKS hasil pengembangan menggunakan cara :
a. mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan
pernyataan angket.
b. melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-
dasarkan pernyataan angket dan banyaknya sampel.
c. menghitung persentase jawaban siswa, bertujuan untuk melihat besarnya per-
sentase setiap jawaban dari pernyataan sehingga data yang diperoleh dapat di-
analisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung persen-
tase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:
S
S
47
(Sudjana, 2005)
Keterangan : = Persentase pilihan jawaban-i
= Jumlah responden yang menjawab jawaban-i
= Jumlah seluruh responden
d. menafsirkan persentase jawaban responden. Presentase jawaban responden
diinterpretasikan dengan menggunakan tafsiran presentase
berdasarkanArikunto (2010) pada Tabel 3.
%100% N
JJ
i
in
inJ%
iJ
N
90
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulkan
sebagai berikut:
1. LKS pada materi penurunan titik beku dan tekanan osmotik larutan berbasis
model discovery learning memiliki validitas yang sangat tinggi berdasarkan
hasil penilaian aspek keterbacaan, konstruksi dan kesesuaian isi sehingga
layak digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah. Hal ini dibuktikan
dengan hasil penilaian dari validator pada aspek keterbacaan dengan kategori
”tinggi”, aspek konstruksi dengan kategori “sangat tinggi” dan aspek ke-
sesuaian isi dengan kategori “sangat tinggi”.
2. LKS pada materi penurunan titik beku dan tekanan osmotik larutan berbasis
model discovery learning memiliki kepraktisan yang sangat tinggi. Hal ini
ditunjukkan oleh hasil respon guru dan siswa dengan kategori “sangat
tinggi”, hasil penilaiaan keterlaksanaan oleh observer dengan kategori “sangat
tinggi”, dan hasil respon siswa setelah menggunakan LKS hasil pengembang-
an pada pembelajaran dengan kategori “sangat tinggi”.
.
91
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan agar :
1. Perlu adanya perhatian terhadap waktu pelaksanaan uji coba terbatas. Harus
disesuaikan dengan waktu pada materi yang digunakan agar ketika uji coba,
siswa baru pertama kali mendapatkan materi tersebut sehingga data hasil uji
coba terbatas lebih maksimal.
2. LKS yang dikembangkan ini hanya disusun pada materi penurunan titik beku
dan tekanan osmotik larutan, sehingga diharapkan pengembangan LKS serupa
pada materi kimia lainnya.
3. Penelitian pengembangan LKS pada materi penurunan titik beku dan tekanan
osmotik larutan berbasis model discovery learning hanya dilakukan sampai
tahap uji coba terbatas dan uji keterlaksanaan, sehingga diperlukan penelitian
lebih lanjut untuk menguji efektifitasnya pada tahapan penelitian berikutnya.
92
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, I. G. A. T., dan I.N. Tika. 2013. Konsep Dasar IPA Aspek Fisika danKimia. Penerbit Ombak. Yogyakarta.
Amalia. 2011. Efektivitas Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa pada Pem-belajaran Matematika Materi Keliling dan Luas Lingkaran Ditinjau dariPrestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 3 Yogyakarta. Skripsi.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Arafah, S. F., B. Priyono., dan S. Ridlo 2012. Pengembangan LKS BerbasisBerpikir Kritis Pada Materi Animalia. Unnes Journal of Biology Education,1 (1): 47-53 [Online]. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe. Diaksespukul 05.10 am pada tanggal 29 November 2015.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Taktik Edisi Revisi.Rineka Cipta. Jakarta.
Astuti, Y.,dan B. Setiawan. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbimg dalam Pembelajaran Kooperatifpada Materi Kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1(2): 88-92 [Online].http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii. Diakses pukul 05.12 am padatanggal 29 November 2015.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta.
Djamarah, S. dan A. Zain. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.Rineka Cipta. Jakarta.
Dorin, D. 2009. Integration of Guided Discovery inthe Teaching of Real Analysis-ProQuest Education Journals. Philadelphia: Taylor &Francis Ltd.
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. PTRajaGrafindo Persada. Jakarta.
Herron, J.D., L.L. Cantu, R. Ward., dan V. Srinivasan. 1977. Problem Associatedwith Concept Analysis. Science Education. 61(2): 185-199.
Joolingen, W. V. 2007. Cognitive tools for discovery learning. InternationalJournal of Artifical Intelligence in Education. 10: 385-397.
93
Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter danKonservasi pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPAIndonesia. 3(1). 28-35 [Online].http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii. Diakses pukul 05.24 pmtanggal 29 November 2015.
Nasika, F. 2012. Pengembangan Student’s Worksheet Dengan PenemuanTerbimbing Pada Materi Teorema Pythagoras. Jurnal Mathedunesa, 1(1), 1-8 [Online]. http://ejournal.unesa.ac.id. Diakses pukul 11.00 am tanggal 12Desember 2015.
Novia, R. Y., Hairida, L. Hadi. 2015. Analisis Keterampilan Proses Sains MelaluiSelf-Assessment dan Peer-Assessment di Kelas XI IPA SMA. JurnalPendidikan dan Pembelajaran, 8(4) [Online].http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/11175/10608. Diaksespada pukul 01.20 pm tanggal 2 Februari 2016.
Nurisalfah, R. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis PendekatanSaintifik Dengan Model Discovery Learning pada Materi MekanikaKuantum. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Nurisalfah, R., N. Kadaritna., dan L. Tania. 2015. Pengembangan LKS denganModel Discovery Learning pada Materi Teori Atom Mekanika Kuantum.Journal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia., 1(4): 197-208 [Online].http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPK/article/view/8673/0. Diaksespada pukul 10.15 am tanggal 29 November 2015.
Prasetyo, W. 2012. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) DenganPendekatan PMR Pada Materi Lingkaran di Kelas VIII SMPN 2 Kepoh-baru Bojonegoro. Mathedunesa Journal, 1(1): 1-8 [Online].http://ejournal.unesa.ac.id. Diakses pukul 10.00 am tanggal 5 April 2016.
Pratiwi, F. A. 2014. Pengaruh Penggunaan Model Diccovery Learning denganPendekatan Saintifik Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA.Artikel Penelitian. Universitas TanjungPura. Pontianak.
Rochmawati, E., M. T. Hidayat., dan Isnawati. 2013. Pengembangan LembarKegiatan Siswa Berorientasi Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)untk SMA Kelas X pada Materi Fungi. E-Journal UNESA, 2(1): 48-51[Online]. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu. Diakses pada pukul10.50 pm tanggal 6 Desember 2015.
Rohaeti, E., E. Wdjajanti., dan R. T. Padmaningrum. 2009. PengembanganLembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP. JurnalInovasi Pendidikan. 1(10), 1-11 [Online].
94
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jip/article/viewFile/479/230. Diaksespukul 10.27 pm tanggal 6 Desember 2015
Sannah, I. N. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis PendekatanSaintifik dengan Model Discovery Learning pada Materi Teori Atom Bohr.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Sannah, I.N., N. Kadaritna., dan L. Tania. 2015. Pengembangan LKS denganModel Discovery Learning pada Materi Teori Atom Bohr. JournalPendidikan dan Pembelajaran Kimia., 1(4): 184-196 [Online].http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPK/article/view/8673/0. Diaksespada pukul 08.15 am tanggal 29 November 2015.
Santrock, J.W. 2009. Psikologi Pendidikan Educational Psychology. PenerbitSalemba Humanika. Jakarta Selatan.
Sintia, R., Abdurrahman, dan I. Wahyudi. 2015. Pengembangan LKS ModelDicovery Learning Melalui Pendekatan Saintifik Materi Suhu dan Kalor.Jurnal Pembelajaran Fisika, 3(2): 125-134 [Online].http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPF/article/viewFile/8485/5237.Diakses pada pukul 12.46 am tanggal 5 januari 2016.
Siddiq, M. D., M. Isniatun., dan Sungkono. 2008. Pengembangan BahanPembelajaran SD. Ditjen Dikti Diknas. Jakarta.
Smaldino, S. E., D. L. Lowther, and J. D. Russel. 2008. Intructional Technologyand Media for Learning. Pearson Merrill Prentice Hall. United States ofAmerica.
Sudjana, N. 2005. Metode Statistika Edisi keenam. PT Tarsito. Bandung.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R &D. Alfabeta. Bandung.
Sujarwanta, A. 2012. Mengkondisikan Pembelajaran IPA dengan PendekatanSaintifik. Jurnal Nuansa Kependidikan. 1(16), 75—83 [Online]. Diaksespada pukul 05.28 pm tanggal 29 November 2015.
Sukmadinata, N. S. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT RemajaRosdakarya. Bandung.
Sungkono. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta.
Sunyono. 2013. Buku Model Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi.Penerbit Anugrah Utama Raharja (AURA). Bandar Lampung.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi PendidikanBagian III : Pendidikan Disiplin Ilmu. Penerbit Imtima. Bandung.
95
Tim Penyusun. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. DepartemenPendidikan Nasional. Jakarta.
__________. 2010. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK.Direktorat Pembinaan Menengah Atas. Jakarta.
__________. 2013a. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam. Badan Pengembangan Sumber DayaManusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.Jakarta.
__________. 2013b. Permendikbud No.69 tahun 2013 Tentang Kerangka Dasardan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta.
__________. 2014a. Permendikbud No.59 tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Kementerian Pendidikan danKebudayaan Republik Indonesia. Jakarta.
__________. 2014b. Permendikbud No.103 tahun 2014 TentangPembelajaranpada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. KementerianPendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta.
Wesstwood. 2008. What Teachers Need to Know About Teaching Method. ACERPress. Camberwell, Victoria.
Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Seminar PelatihanPenyusunan LKS Untuk Guru SMK/MAK pada Kegiatan PengabdianKepada Masyarakat Jurusan Pendidikan FMIPA Universitas NegeriYogyakarta. [online]. http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms-dr/kualitas-lks.pdf. Diakses pukul 10.43 am tanggal 10Desember 2015.