PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

13
MATERI 4 PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG) Evania Yafie, S.Pd., M.Pd PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG SEPTEMBER 2018

description

Kegiatan pembelajaran matematika terpadu untuk anak usia dini memiliki peranan penting dalam mengembangkan seluruh potensi anak. Setiap anak memiliki potensi untuk masing-masing apek perkembangan. Salah satunya potensi matematika, oleh karena itu penting untuk mengembangkan potensi matematika anak sejak usia dini agar berkembang secara optimal. Pembelajaran matematika dasar mampu meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah, memisahkan, mengenal konsep angka, serta kemampuan mengukur atau memperkirakan. Pembelajaran matematika ini juga sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan anak melanjutkan pendidikan dasar. Berdasarkan hal tersebut dalam modul ini akan dijelaskan mengenai kognitif math mencocokkan, mengurutkan dan membilang untuk anak usia dini.

Transcript of PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

Page 1: PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

MATERI 4 PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1)

(MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

Evania Yafie, S.Pd., M.Pd

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SEPTEMBER 2018

Page 2: PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

A. PENDAHULUAN

Anak usia dini merupakan anak pada tahapan usia 0-6 tahun, pada

masa ini dapat disebut juga masa keemasan (golden age), pada masa

keemasan ini diperlukan perhatian khusus, karena stimulus dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak dan kemampuan akademiknya pada

masa yang akan datang. Pada tahapan ini, anak berada pada fase yang sangat

fundamental, dan pembelajaran yang diterima anak pada fase ini akan

tersimpan untuk jangka waktu yang lama, serta akan berpengaruh pada

kehidupan yang mendatang. Begitu juga pembelajaran matematika.

Kegiatan pembelajaran matematika terpadu untuk anak usia dini

memiliki peranan penting dalam mengembangkan seluruh potensi anak.

Setiap anak memiliki potensi untuk masing-masing apek perkembangan.

Salah satunya potensi matematika, oleh karena itu penting untuk

mengembangkan potensi matematika anak sejak usia dini agar berkembang

secara optimal. Pembelajaran matematika dasar mampu meningkatkan

kemampuan anak dalam memecahkan masalah, memisahkan, mengenal

konsep angka, serta kemampuan mengukur atau memperkirakan.

Pembelajaran matematika ini juga sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan

anak melanjutkan pendidikan dasar. Berdasarkan hal tersebut dalam modul

ini akan dijelaskan mengenai kognitif math mencocokkan, mengurutkan dan

membilang untuk anak usia dini.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa dapat memahami pengertian kognitif math mencocokkan.

2. Mahasiswa dapat memahami pengertian kognitif math mengurutkan.

3. Mahasiswa dapat memahami pengertian kognitif math membilang.

4. Mahasiswa dapat memahami prinsip, tahapan, manfaat dan faktor yang

mempengaruhi kemampuan membilang untuk anak usia dini.

5. Mahasiswa dapat memahami implementasi kognitif math (mencocokkan,

mengurutkan dan membilang) dalam pembelajaran anak usia dini.

Page 3: PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

C. PEMBAHASAN MATERI

1. Mencocokan (One to One Corespondence)

Kualitas persepsi sangat penting dalam aktivitas

pencocokan.Mencari bahan yang harus dicocokkan penting dalam

menentukan seberapa sulit bagi anak mencocokkannya. Jumlah objek

yang harus dicocokkan itu penting. Semakin banyak objek di setiap

kelompok, semakin sulit untuk dicocokkan. Aktivitas mencocockkan

termudah dan harus melibatkan penggunaan hal-hal nyata seperti mainan

kecil dan benda-benda familiar lainnya. (Karen Lind K &Charlesworth

Rosalind:1995). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Mencocokkan

ialah membandingkan untuk mengetahui cocok tidaknya (benar tidaknya

dan sebagainya).

Mencocokkan adalah membandingkan untuk mengetahui cocok

atau tidaknya sesuatu. Memasuki usia 3-4 tahun anak mulai memiliki

pemahaman tentang konsep berhitung. Dengan konsep berhitung yang

telah dimiliki, anak akan mampu mengembangkan konsep

mencocokkan. Anak mampu mencocokkan bentuk, warna, ukuran,

bilangan, pola dan lain-lain. Guru dapat memberi contoh dengan peragaan

seperti gambar binatang, buah-buahan, sayuran dengan cara

memasangkan angka yang sesuai dengan banyaknya benda.

Pada tahap praoperasional anak dapat mengklasifikasikan objek

menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau

bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau

warnanya berbeda-beda. Dengan adanya teori ini orang tua dan guru dapat

menstimulasi anak untuk mengembangkan kemampuannya dengan cara

mencocokkan bentuk, warna, ukuran, bilangan, pola dan lain-lain. Berikut

ini contoh pembelajaran mecocokkan yang dapat diimplementasikan:

a. Mencocokkan dengan bentuk/pola

Anak dapat mengenal konsep mencocokkan dengan berbagai bentuk

benda geometri. Misalnya anak diminta mencocokkan bentuk- bentuk

Page 4: PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

persegi, segi tiga, dan lingkaran. Alat dan bahan: kertas dengan

gambar bentuk segitiga-lingkaran-persegi dan spidol warna.

Prosedur: Anak diminta untuk menghubungkan dengan garis gambar

yang memiliki bentuk yang sama.

b. Mencocokkan dengan warna

Guru atau orang tua dapat melatih anak mencocokkan dengan warna.

Orang tua atau guru dapat meminta anak untuk mencari dua benda

yang mempunyai warna yang sama. Misalnya benda-benda yang ada

di sekitar rumah, seperti warna daun, warna cat rumah, warna jendela,

dan sebagainya

c. Mencocokkan dengan angka

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah mencocokkan jumlah benda

dengan lambang angka yang sesuai. Misalnya dalam sebuah kotak

terdapat 3 bunga mawar, anak dapat mencocokkan gambar 3 bunga

dalam kotak tersebut dengan lambang angka 3. Selain itu dapat pula

menggunakan kegiatan mencocokkan jumlah coklat pada es krim

dengan angka yang ada pada batang es krim. Hal ini akan

meningkatkan kemampuan kognitif anak.

d. Mencocokkan peralatan sehari-hari

Orang tua dan guru dapat mengenalkan berbagai peralatan sehari-

hari kepada anak. Misalnya: peralatan makan, kebersihan, peralatan

rumah tangga, dan lain-lain.

e. Menyelesaikan puzzle

Bermain puzzle melatih anak memusatkan pikiran karena ia harus

berkonsentrasi ketika merangkai kepingan-kepingan puzzle. Beberapa

keterampilan dipelajari anak lewat permainan yang mencerdaskan

ini.Dalam kegiatan menyelesaikan puzzle anak akan berusaha mencari

dan menyusun bagian-bagian dari gambar yang terpotong. Dalam hal

ini berarti anak akan mencocokkan bagian yang saling terpisah

tersebut agar menjadi bentuk yang utuh

2. Mengurutkan dan Menghitung

a. Mengurutkan (ordering)

Page 5: PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

Mengurutkan (ordering) merupakan kemampuan yang dikuasai anak

dalam menyusun dan menghitung setiap obyek hanya satu kali secara

berurutan, sehingga terdapat proses keteraturan. Seriasi (seriation)

merupakan kemampuan mengurutkan susunan obyek-obyek

berdasarkan karakteristik ukurannya, misalnya dari yang terkecil

sampai yang terbesar, dari yang terpendek sampai yang terpanjang.

Seriasi juga merupakan kemampuan dasar untuk membandingkan,

memahami lambang sama dengan, tidak sama dengan. Ada 4 tipe

seriasi, yaitu:

1) Urutan melalui ukuran, bunyi, dan posisi;

2) Bilangan ordinal seperti ke 1, ke, 2, ke 3;

3) Meletakkan sejumlah benda yang berbeda mulai dari yang paling

sedikit sampai paling banyak;

4) pasangan 1-1 antara 2 set benda-benda yang berhubungan (dobel

seriasi).

Sedangkan menurut Piaget, kemampuan seriasi dibagi menjadi 5,

yaitu:

a) mengurutkan objek berdasarkan pola ukuran bentuk,

b) mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran warna,

c) menghitung setiap objek hanya satu kali secara berurutan,

d) menyusun objek berdasarkan ukuran panjang & pendek,

e) menyusun objek berdasarkan ukuran besar & kecil.

b. Menghitung

Dali dalam Martiana (2014:8) menyatakan bahwa berhitung

atau menghitung adalah cabang matematika yang berkenan dengan

hubungan bilangan nyata dengan perhitungan. Berhitung merupakan

bagian dari komponen mengenai konsep bilangan, lambang bilangan

atau angka. Anak usia dini diharapkan mampu mengnal konsep

lambang bilangan, bilangan atau angka, sehingga anak mampu untuk

berhitung dengan baik dan benar.

Depdiknas (2000:2) menjelaskan tujuan dari pembelajaran

berhitung di Taman Kanak-kanak, yaitu secara umum berhitung

Page 6: PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

permulaan di Taman Kanak-kanak adalah untuk mengetahui dasar-

dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti anak akan

lebih siap mnegikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya

yang lebih kompleks. Sedangkan secara khusus dapat berpikir logis

dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap benda-benda

konkrit gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di sekitar,

anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan

bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan kemampuan

berhitung, ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang

lebih tinggi, memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta

dapat memperkirakan kemungkinan urutan sesuai peristiwa yang

terjadi di sekitarnya, dan memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam

menciptakan sesuatu secara spontan. Menurut Piaget (dalam Suyanto,

2005:161) menyatakan bahwa: tujuan pembelajaran matematika untuk

anak usia dini sebagai logicomathematical learning atau belajar

berpikir logis dan matematis dengan cara yang menyenangkan dan

tidak rumit. Jadi tujuannya bukan agar anak dapat menghitung sampai

seratus atau seribu, tetapi memahami bahasa matematis dan

penggunaannya untuk berpikir. Dapat disimpulkan tujuan dari

pembelajaran berhitung di Taman Kanak-Kanak, yaitu untuk melatih

anak berpikir logis dan sistematis sejak dini dan mengenalkan dasar-

dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti anak akan

lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya

yang lebih kompleks.

1) Prinsip Berhitung Anak Usia Dini

Menurut Depdiknas (2000:8) mengemukakan prinsip-

prinsip dalam menerapkan permainan berhitung di Taman kanak-

kanak yaitu permainan berhitung diberikan secara bertahap, diawali

dengan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa

konkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar dan

melalui tingkat kesukarannya, misalnya dari konkrit ke abstrak,

Page 7: PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks.

Permainan berhitung akan berhasil jika anak diberi kesempatan

berpartisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah-

masalahnya sendiri, Permainan behitung membutuhkan suasana

menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan bagi

anak. Untuk itu diperlukan alat peraga/media yang sesuai dengan

benda sebenarnya (tiruan), menarik dan bervariasi, mudah

digunakan dan tidak membahayakan.

Bahasa yang digunakan didalam pengenalan konsep

berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika

memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di lingkungan

sekitar. Lebih lanjut Yew (dalam Susanto, 2011:103)

mengungkapkan beberapa prinsip dalam mengajarkan berhitung

pada anak, diantaranya membuat pelajaran yang menyenangkan,

mengajak anak terlibat secara langsung, membangun keinginan dan

kepercayaan diri dalam menyesuaikan berhitung, hargai kesalahan

anak dan jangan menghukumnya, fokus pada apa yang anak capai.

Pelajaran yang mengasyikan dengan melakukan aktivitas yang

menghubungkan kegiatan berhitung dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan prinsip-prinsip berhitung di atas, dapat

disimpulkan prinsip-prinsip berhitung untuk anak usia dini yaitu

pembelajaran secara langsung yang dilakukan oleh anak didik

melalui bermain atau permainan yang diberikan secara bertahap,

menyenangkan bagi anak didik dan tidak memaksakan kehendak

guru dimana anak diberi kebebasan untuk berpartisipasi atau

terlibat langsung menyelesaikan masalah-masalahnya.

2) Tahapan Penguasaan Berhitung Anak Usia Dini

Depdiknas (2000:7) mengemukakan bahwa berhitung di

Taman Kanak-Kanak seyogyanya dilakukan melalui tiga tahapan

Page 8: PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

penguasaan berhitung, yaitu Penguasaan konsep, masa transisi, dan

lambang.

a) Penguasaan konsep adalah pemahaman dan pengertian tentang

sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa konkrit,

seperti pengenalan warna, bentuk, dan menghitung bilangan.

b) Masa transisi adalah proses berfikir yang merupakan masa

peralihan dari pemahaman konkrit menuju pengenalan lambang

yang abstrak, dimana benda konkrit itu masih ada dan mulai

dikenalkan bentuk lambangnya. Hal ini harus dilakukan guru

secara bertahap sesuai dengan laju dan kecepatan kemampuan

anak yang secara individual berbeda. Misalnya, ketika guru

menjelaskan konsep satu dengan menggunakan benda (satu

buah pensil), anak-anak dapat menyebutkan benda lain yang

memiliki konsep sama, sekaligus mengenalkan bentuk lambang

dari angka satu itu. Piaget (Suyanto, 2005:160)

mengungkapkan bahwa matematika untuk anak usia dini tidak

bisa diajarkan secara langsung. Sebelum anak mengenal konsep

bilangan dan operasi bilangan, anak harus dilatih lebih dahulu

mengkonstruksi pemahaman dengan bahasa simbolik yang

disebut sebagai abstraksi sederhana (simple abstraction) yang

dikenal pula dengan abstraksi empiris. Kemudian anak dilatih

berpikir simbolik lebih jauh, yang disebut abstraksi reflektif

(reflectife abstraction).

c) Langkah berikutnya ialah mengajari anak menghubungkan

antara pengertian bilangan dengan simbol bilangan. Burns &

Lorton (Sudono, 2010: 22) menjelaskan lebih terperinci bahwa

setelah konsep dipahami oleh anak, guru mengenalkan lambang

konsep. Kejelasan hubungan antara konsep konkrit dan

lambang bilangan menjadi tugas guru yang sangat penting dan

tidak tergesa-gesa. Sedangkan lambang merupakan visualisasi

dari berbagai konsep. Burns & Lorton (Sudono, 2010:22) juga

mengungkapkan bahwa pada tingkat ini biarkan anak diberi

Page 9: PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

kesempatan untuk menulis lambang bilangan atas konsep

konkrit yang telah mereka pahami. Berilah mereka kesempatan

yang cukup untuk menggunakan alat konkrit hingga mereka

melepaskannya sendiri.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

berhitung di Taman Kanak-Kanak dilakukan melalui tiga tahapan

penguasaan berhitung, yaitu Penguasaan konsep, masa transisi, dan

lambang.

3) Manfaat Pengenalan Berhitung Anak Usia Dini

Kecerdasaan matematika mencangkup kemampuan untuk

menggunakan angka dan perhitungan, pola dan logika, dan pola

pikir ilmiah. Secara umum permainan matematika bertujuan

mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung sejak usia dini

sehingga anak-anak akan siap, mengikuti pembelajaran matematika

pada jenjang berikutnya di sekolah dasar.

Menurut Suyanto (2005:57) manfaat utama pengenalan

matematika, termasuk didalamnya kegiatan berhitung ialah

mengembangkan aspek perkembangan dan kecerdasan anak

dengan menstimulasi otak untuk berpikir logis dan matematis.

Permainan matematika menurut Siswanto (2008:44) mempunyai

manfaat bagi anak-anak, dimana melalui berbagai pengamatan

terhadap benda disekelilingnya dapat berfikir secara sistematis dan

logis, dapat beradaptasi dan menyesuaikan dengan lingkungannya

yang dalam keseharian memerlukan kepandaian berhitung.

Kecerdasaan matematika –logika juga dapat ditumbuhkan

melalui interaksi positif yang mampu memuaskan rasa ingin tahu

anak. Oleh karena itu, guru harus dapat menjawab pertanyaan anak

dan memberi penjelasan logis, selain itu guru perlu memberikan

permainan-permainan yang memotivasi logika anak.

Menurut Sujiono (2008:11.5) permainan matematika yang

diberikan pada anak usia dini pada kegiatan belajar di TK

Page 10: PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

bermanfaat antara lain, pertama membelajarkan anak berdasarkan

konsep matematika yang benar, menarik dan menyenangkan.

Kedua, menghindari ketakutan terhadap matematika sejak awal.

Ketiga, membantu anak belajar secara alami melalui kegiatan

bermain. Permainan matematika yang diberikan pada anak usia

dini pada kegiatan belajar di Taman Kanak-kanak bermanfaat

antara lain, pertama membelajarkan anak berdasarkan konsep

matematika yang benar, menarik dan menyenangkan. Kedua,

menghindari ketakutan terhadap matematika sejak awal. Ketiga,

membantu anak belajar secara alami melalui kegiatan bermain

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dipahami bahwa

pengertian berhitung dari sejumlah referensi dijelaskan dapat kita

maknai bahwa berhitung merupakan bagian dari matematika

terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi

pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk

mengikuti pendidikan dasar. Bagi anak usia dini, kemampuan

tersebut disebut dengan kemampuan berhitung permulaan, yakni

kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan

kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari

lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan

perkembangan kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap

pengertian mengenai jumlah, yang berhubungan dengan

penjumlahan dan pengurangan (Susanto, 2011).

Kegiatan berhitung untuk anak usia dini disebut pula

kegiatan menyebutkan urutan bilangan atau membilang buta. Anak

menyebutkan urutan bilangan tanpa menghubungkan dengan

benda-benda konkret. Pada usia 4 tahun mereka dapat

menyebutkan urutan bilangan sampai sepuluh. Sedangkan usia 5

sampai 6 tahun dapat menyebutkan bilangan sampai seratus

(Sriningsih, 2008). Disimpulkan bahwa berhitung adalah

kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak dalam hal matematika

seperti kegiatan mengurutkan bilangan atau membilang dan

Page 11: PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

mengenai jumlah untuk menumbuh kembangkan ketrampilan yang

sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, yang juga sebagai

dasar pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan

mengikuti pendidikan dasar bagi anak.

4) Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berhitung pada Anak

Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan

belajar. Apabila anak sudah menunjukan masa peka (kematangan)

untuk berhitung, maka orang tua dan guru bagi anak usia dini harus

tanggap untuk segera memberikan layanan dan bimbingan

sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi dan tersalurkan dengan

sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang

optimal. Selain itu, jika kegiatan berhitung diberikan melalui

berbagai macam permainan tentunya akan lebih efektif karena

bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak. Di

yakini bahwa anak akan lebih berhasil mempelajari sesuatu apabila

yang ia pelajari sesuai dengan minat, kebutuhan, dan

kemampuannya (Murdjito, 2007)

D. RANGKUMAN

Mencocokkan adalah membandingkan untuk mengetahui cocok atau

tidaknya sesuatu.

Mengurutkan (ordering) merupakan kemampuan yang dikuasai anak

dalam menyusun dan menghitung setiap obyek hanya satu kali secara

berurutan, sehingga terdapat proses keteraturan.

Berhitung merupakan bagian dari komponen mengenai konsep

bilangan, lambang bilangan atau angka.

Tujuan dari pembelajaran berhitung di Taman Kanak-Kanak, yaitu

untuk melatih anak berpikir logis dan sistematis sejak dini dan

mengenalkan dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga pada

saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung

pada jenjang selanjutnya yang lebih kompleks.

Prinsip-prinsip berhitung untuk anak usia dini yaitu pembelajaran

secara langsung yang dilakukan oleh anak didik melalui bermain atau

Page 12: PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

permainan yang diberikan secara bertahap, menyenangkan bagi anak

didik dan tidak memaksakan kehendak guru dimana anak diberi

kebebasan untuk berpartisipasi atau terlibat langsung menyelesaikan

masalah-masalahnya.

Berhitung di Taman Kanak-Kanak dilakukan melalui tiga tahapan

penguasaan berhitung, yaitu Penguasaan konsep, masa transisi, dan

lambang.

Manfaat berhitung pada pembelajaran anak usia dini, diantaranya:

a. Anak memiliki kemampuan dalam hal metematika seperti

mengurutkan lambang bilangan dan membilang

b. Menumbuh kembangkan kemampuan keterampilan berhitung

untuk kehidupan sehari-hari

c. Sebagai dasar pengembangan kemampuan matematika maupun

kesiapan mengikuti pendidikan dasar bagi anak.

Faktor yang mempengaruhi kemampuan berhitung anak usia dini

adalah kematangan dan belajar.

E. DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2000. Permainan Berhitung di Taman Kanak-kanak.

Jakarta: Depdiknas.

Karen Lind K &Charlesworth Rosalind. 1995.Math and Science For

Young Children. USA:Delmar Publishers

Martina Dwi Lusi .2014 :Upaya Meningkatkan Kemampuan

Berhitung MelaluiMetodeBermain dengan Media Ular

Tangga pada Anak. Semarang :PG-PAUD IKIP

Siswanto, Idrea. 2008. Mendidik Anak dengan Permainan Kreatif.

Yogyakarta: Andi Offset.

Sudono, Anggani. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta:

Grasindo.

Sujiono, Yuliani Nuraini. 2008 Metode Pengembangan Kognitif.

Jakarta : Universitas Terbuka.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta:

Kencana Media Grup.

Suyanto. 2005. Konsep Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Page 13: PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 1) (MENCOCOKKAN, MENGURUTKAN DAN MENGHITUNG)

F. SOAL

1. Jelaskan pengertian kognitif math mencocokkan?

2. Jelaskan pengertian kognitif math mengurutkan dan membilang?

3. Jelaskan tahapan berhitunng untuk anak usia dini?

4. Jelaskan mengapa berhitung dapat dikenalkan untuk kegiatan

pembelajaran anak usia dini?

5. Bagaimana implementasi dari kognitif math mencocokkan, mengurutkan

dan membilang pada anak usia dini?