Pengembangan kapasitas dinas pendidikan (Individu, Organisasi, dan Regulasi)
Click here to load reader
Transcript of Pengembangan kapasitas dinas pendidikan (Individu, Organisasi, dan Regulasi)
TUGAS DALAM MATA KULIAH
TEORI DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
PENDIDIKAN
DOSEN : Dr. AOS SANTOSA H, M.Pd
OLEH :
MARZOAN
NIM. I2K13030
PROGRAM STUDI PASCA SARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014
2
PENGEMBANGAN KAPASITAS DINAS
PENDIDIKAN
A. Konsep Umum Pengembangan Kapasitas
1. Pengertian
Pertama mari kita lihat dulu pengertian kapasitas secara terminologi.
Menurut Wikipedia, Kapasitas berasal dari bahasa Belanda; capaciteit yang
dapat berarti:
1) daya tampung, daya serap
2) ruang atau fasilitas yang tersedia
3) kemampuan (maksimal)
Hal ini juga sejalan dengan apa yang ditulis di dalam kamusbesar.com
bahwa kapasitas dapat berarti:
1) ruang yg tersedia; daya tampung; (nomina)
2) daya serap (panas, listrik, dsb); (nomina)
3) keluaran maksimum; kemampuan berproduksi; (nomina)
4) El kemampuan kapasitor untuk menghimpun muatan listrik (diukur dl satuan
farad);(nomina)
Pengertian pengembangan kapasitas memang secara terminologi masih ada
perbedaaan pendapat, sebagian orang merujuk kepada pengertian dalam konteks
kemampuan (pengetahuan, keterampilan) sebagian lagi mengartikan kapasitas
dalam konteks yang lebih luas termasuk di dalamnya soal sikap dan perilaku.
Sebagian ilmuwan juga melihat pengembangan kapasitas sebagai capacity
development atau capacity strengthening, mengisyaratkan suatu prakarsa pada
pengembangan kemampuan yang sudah ada (existing capacity). Sementara yang
lain lebih merujuk pada constructing capacity sebagai proses kreatif membangun
3
kapasitas yang belum nampak (not yet exist) (Prof. Dr. H.R. Riyadi Soeprapto,
MS: 2010)
Beberapa pengertian menurut para ahli:
a. capacity building sebagai suatu proses yang dapat meningkatkan
kemampuan seseorang, suatu organisasi atau suatu sistem untuk mencapai
tujuan-tujuan yang dicita-citakan, Brown (2001:25)
b. capacity building sebagai suatu proses untuk melakukan sesuatu, atau
serangkaian gerakan, perubahan multi level di dalam individu, kelompok-
kelompok, organisasi-organisasi dan sistem-sistem dalam rangka untuk
memperkuat kemampuan penyesuaian individu dan organisasi sehingga
dapat tanggap terhadap perubahan lingkungan yang ada Morison (2001:42)
c. Lain lagi menurut A9CBF: 2001) Peningkatan kapasitas dapat didefinisikan
sebagai sebuah proses untuk meningkatkan kemampuan individu, kelompok,
organisasi, komunitas atau masyarakat untuk menganalisa lingkungannya;
mengidentifikasi masalah-masalah, kebutuhan-kebutuhan, isu-isu dan
peluang-peluang; memformulasi strategi-strategi untuk mengatasi masalah-
masalah, isu-isu dan kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan memanfaatkan
peluaang yang relevan. merancang sebuah rencana aksi, serta
mengumpulkan dan menggunakan secara efektif, dan atas dasar sumber daya
yang berkesinambungan untuk mengimplementasikan, memonitor, dan
mengevaluasi rencana aksi tersebut, serta memanfaatkan umpan balik
sebagai pelajaran.
2. Tujuan Pengembangan Kapasitas
Secara umum tujuan pengembangan kapasitas tentu agar individu, organisasi
maupun juga sistem yang ada dapat dipergunakan secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan dari individu maupun organisasi tersebut.
Sedangkan dalam konteks pembangunan dewasa ini, tidak ada tujuan lain
selain untuk menciptakan tata kepemerintahan yang baik atau yang lebih dikenal
4
dengan good governance. Suatu kondisi kepemerintahan yang yang dicita-citakan
semua pihak dan mampu menjawab persoalan-persoalan dunia saat ini.
3. Sasaran Pengembangan Kapasitas
Upaya pengembangan kapasitas dapat dilakukan pada siapa saja dan dimana
saja sesuai dengan kebutuhannya, dalam konteks pembangunan, dimana dikenal
pembangunan yang berorientasi pada keberlanjutan atau yang lebih dikenal
dengan good governance, maka sasaran pengembangan kapasitas adalah pilar
good governance itu sendiri, yaitu:
a. Masyarakat; Masyarakat di tingkatkan kapasitasnya baik secara individu
maupun kelembagaannya agar dapat menjadi subyek pembangunan dan
sekaligus menjadi mitra pilar yang lain dalam pembangunan itu sendiri
b. Pemerintah; Mengapa harus? ya karena untuk menciptakan pelayanan yang
baik dan berkualitas kepada masyarakat, maka aparatur pemerintahan dan
juga sistem pemerintahan harus memiliki kapasitas yang baik pula.
c. Swasta dan Kelompok Peduli Lain; Upaya pembangunan tidak cukup
dilakukan hanya dengan inisiatif masyarakat dan pemerintah semata-mata
tapi juga oleh pihak lain seperti swasta yang bisa menjadi mitra pemerintah
dalam pembangunan.
B. Pengembangan Kapasitas Dinas Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk membentuk manusia
yang berbudi luhur dan memiliki pengetahuan yang memadai. Pendidikan perlu
dibangun sejak dini karena perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di
berbagai bidang kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Pemerintah
memiliki kewajiban untuk meningkatkan kualitas hidup manusia melalui
pembangunan pendidikan itu sendiri. Sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945,
yang mewajibkan Pemerintah bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa dan menciptakan kesejahteraan umum.
5
Upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup manusia melalui
pendidikan terus dilakukan dengan memberikan pelayanan publik di bidang
pendidikan yang maksimal kepada masyarakat. Dinas pendidikan merupakan salah
satu unsur pelaksana teknis pemerintah daerah di Bidang Pendidikan yang tugasnya
memberikan pelayanan kepada masyarakat di Bidang Pendidikan. Agar pelaksanaan
pelayanan publik yang dilakukan Dinas Pendidikan dapat berjalan secara optimal,
maka perlu dilakukan pengembangan kapasitas di Dinas Pendidikan itu sendiri.
Pengembangan Kapasitas diperlukan di berbagai institusi salah satunya Dinas
Pendidikan karena tanpa adanya Pengembangan Kapasitas, maka organisasi tersebut
tidak dapat bertahan dalam menghadapi persaingan dengan organisasi.
Pengembangan kapasitas di Dinas Pendidikan, secara umum dapat ditinjau
dari tiga hal yaitu : (1) Kapasitas Personalia/Organisasi; (2) Kapasitas Sistem; dan (3)
Kapasitas Regulasi.
1. Pengembangan Kapasitas Dinas Pendidikan Ditinjau dari Kapasitas
Personalia/Organisasi
Kapasitas Personalia
Kapasitas Personalia meliputi pengetahuan, keterampuilan, kompetensi, dan
etika. Pengembangan Kapasitas Personalia secara umum dilakukan dengan
pendidikan, pengajaran dan pembelajaran secara luas kepada individu itu sendiri
dengan berbagai macam metode baik metode pendidikan dengan pendekatan
pedagogi maupun dengan pendekatan andragogi. Tidak hanya dilakukan melalui
pendidikan formal tapi juga melalui nonformal serti kursus-kursus, pelatihan,
magang, sosialisasi dan sebagainya.
Dalam melakukan pengembangan kapasitas personalia atau individu,
tingkatan kompetensi atau kapasitas individu bisa diukur melalui konsep dari
Gross (Sudrajat, 2005: 54), yang menyatakan bahwa kompetensi yang harus
dimiliki aparatur dalam menjalankan tugas dan fungsi pemerintahan dan
pembangunan adalah sebagai berikut :
6
1) Knowledge yang meliputi: general knowledge, technical knowledge, jobs
and organisation, administrative concept and methods, dan selfknowledge.
2) Ability yang meliputi: management, decision making, comunication,
planing, actuating / organizing, evaluating / controling, working with others,
handling conflicts, intuitive thought, comunication, dan learning.
3) Interest yang meliputi: action orientation, self-confidence, responsibility,
dan normes and ethics.
Adapun tujuan dan manfaat pengembangan kapasitas personalia dalam dinas
pendidikan adalah :
a. Agar pegawai dapat melakukan pekerjaan lebih efisien.
b. Agar pengawasan lebih sedikit terhadap pegawai.
c. Agar pegawai lebih cepat berkembang.
d. Menstabilisasi pegawai.
e. Menambah pengetahuan terutama penemuan terakhir dalam bidang ilmu
pengetahuan yang bersangkutan, misalnya prinsip-prinsip dan filsafat
manajemen yang terbaik dan terakhir.
f. Menambah dan memperbaiki keahlian dalam bidang tertentu sekaligus
memperbaiki cara-cara pelaksanaan yang lama.
g. Merubah sikap.
Kapasitas Organisasi
Kapasitas Organisasi meliputi sumber daya, ketatalaksanaan, struktur
organisasi, dan system pengambilan keputusan. Pengembangan Kapasitas
Organisasi Secara umum dilakukan dengan pengembangan aturan main
organisasi, sistem kepemimpinan, sistem manajemen, pengembangan
sumberdaya manusia, serta pengembangan jaringan organisasi.
Sedangkan untuk melihat kemampuan pada level organisasi, dapat
digunakan konsep Polidano (2000: 21) yang dianggap sangat cocok untuk
diterapkan pada sektor publik (pemerintahan). Terdapat tiga elemen penting
untuk mengukur kapasitas sektor publik, sebagai berikut:
7
a. Policy capacity, yaitu kemampuan untuk membangun proses pengambilan
keputusan, mengkoordinasikan antar lembaga pemerintah, dan memberikan
analisis terhadap keputusan tadi.
b. Implementation authority, yaitu kemampuan untuk menjalankan dan
menegakkan kebijakan baik terhadap dirinya sendiri maupun masyarakat
secara luas, dan kemampuan untuk menjamin bahwa pelayanan umum
benar-benar diterima secara baik oleh masyarakat.
c. Operational efficiency, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan
umum secara efektif/efisien, serta dengan tingkat kualitas yang memadai.
2. Pengembangan Kapasitas Dinas Pendidikan Ditinjau dari Kapasitas
Sistem
Kapasitas Sistem meliputi kerangka kerja yang berhubungan dengan
pengaturan, kebijakan-kebijakan dan kondisi dasar yang mendukung pencapaian
obyektivitas kebijakan tertentu. Dalam mengembangkan kualitas sistem ini,
yang menjadi fokus utama adalah perubahan pada kebijakan dan peraturan yang
dianggap menghambat kinerja optimal organisasi.
Pada pengembangan kapasitas sistem dilakukan baik melalui pengembangan
kebijakan, peraturan (Regulasi dan deregulasi) agar sistem yang ada dapat
berjalan secara efektif dan efisien untuk menjamin tercapainya tujuan individu
maupun organisasi tersebut.
3. Pengembangan Kapasitas Dinas Pendidikan Ditinjau dari Kapasitas
Regulasi
Kepastian hukum dan kejelasan regulasi merupakan faktor yang sangat
menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai pelaksanaan visi dan
misinya. Daerah yang memiliki regulasi yang jelas dan diterapkan secara
konsisten dan adil membuat birokrasi dapat bekerja dengan baik untuk mencapai
pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi secara efektif dan efisien.
8
Dinas Pendidikan harus menyusun peraturan yang mendukung upaya
pembangunan kapasitas dan dilaksanakan secara konsisten. Tentu saja peraturan
yang berhubungan langsung dengan kelancaran pembangunan kapasitas itu
sendiri, misalnya saja peraturan adanya sistem reward dan punishment.
Semua regulasi atau pengaturan yang dikembangkan dinas pendidikan
kapasitasnya harus serasi, selaras, dan terpadu yang semuanya mendukung
pencapaian tujuan yaitu meningkatkan mutu pendidikan melalui pemberian
pelayanan publik yang memuaskan.
Penegakan regulasi secara adil dan konsisten sangat diperlukan dalam
menjamin kelancaran pelaksanan tugas dan fungsi organisasi. Dinas pendidikan
dalam menerbitkan peraturan harus mengacu pada peraturan yang lebih tinggi,
dan sebisa mungkin tidak bertentangan. Hal ini untuk menghindari adanya
regulasi yang tumpang tindih yang akan mengacaukan efektivitas pelaksanaan
tugas dan fungsi.
Regulasi atau aturan atau kebijakan pada dinas pendidikan harus sesuai
dengan sasaran agar Visi dan Misi Dinas terkait dapat tercapai.
Kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh Dinas Pendidikan sudah cukup
maksimal a) Pada Pelayanan Sistem Informasi pelayanan saat ini tidak lagi
menggunakan cara manual karena telah berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi dimana Dinas Pendidikan telah menerapkan sistem informasi dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, yaitu guru dan siswa. Pelayanan itu
antara lain dalam penerimaan siswa baru (PSB), pengolahan data pokok pendidikan,
dan pangkalan data dan informasi Dinas Pendidikan. b) Pada Pelayanan Administratif
dalam memeberikan kepada tenaga pendidik maupun wali murid, Dinas Pendidikan
telah menggunakan sarana komputerisasi atau TIK dalam memberikan pelayanan
agar pelayanan yang diberikan dapat cepat terselesaikan Namun pelayanan yang
maksimal itu tidak seluruhnya sempurna karena masih ada bagian yang menggunakan
pelayanan sistem manual seperti pada bagian umum dan kepegawaian. Masih terlihat
9
berkas-berkas yang menumpuk karena sebagian pegawai masih belum dapat
mengoperasikan komputer dan sistem informasi yang lain seperti internet.
Faktor pendorong Dinas Pendidikan dalam melakukan pengembangan kapasitas
adalah tersedianya dana. Adanya punishment bagi pegawai yang suka membolos
kerja juga menjadi pendorong untuk meningkatkan kinerja pegawai. Sedangkan
faktor penghambatnya antara lain tidak adanya reward bagi pegawai yang berkualitas,
latar belakang pendidikan pegawai masih ada yang rendah, serta terbatasnya sarana
dan prasarana.
Terkait dengan hal itu, Dinas Pendidikan perlu melakukan beberapa hal yaitu a)
Lebih memperluas kerjasama dengan pihak swasta agar untuk meningkatkan mutu
pendidikan, b) Perlu adanya peningkatan pendidikan bagi pegawai yang memiliki
tingkat pendidikan yang masih rendah agar memiliki kualitas pelayanan yang baik, c)
Perlunya memberikan reward bagi pegawai yang kinerjanya bagus untuk memotivasi
pegawai dalam meningkatkan kinerjanya.