Pengembangan E-modul Pengayaan Dengan Tema “Energi Dalam Sistem Kehidupan” Untuk Meningkatkan...

10

Click here to load reader

description

Pendidikan

Transcript of Pengembangan E-modul Pengayaan Dengan Tema “Energi Dalam Sistem Kehidupan” Untuk Meningkatkan...

  • PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN DENGAN TEMAENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN UNTUK

    MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWAKELAS VII SMP/ MTs

    JURNAL

    Oleh:AMILA RIZQI WULAN UTAMI

    NIM. 10315244009

    Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing IISabar Nurohman, M. Pd. Ir. Ekosari Roektiningroem, M. P.

    NIP. 19810621 200501 1 001 NIP. 19611031 198902 2 001

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAJULI 2014

    PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN DENGAN TEMAENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN UNTUK

    MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWAKELAS VII SMP/ MTs

    JURNAL

    Oleh:AMILA RIZQI WULAN UTAMI

    NIM. 10315244009

    Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing IISabar Nurohman, M. Pd. Ir. Ekosari Roektiningroem, M. P.

    NIP. 19810621 200501 1 001 NIP. 19611031 198902 2 001

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAJULI 2014

    PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN DENGAN TEMAENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN UNTUK

    MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWAKELAS VII SMP/ MTs

    JURNAL

    Oleh:AMILA RIZQI WULAN UTAMI

    NIM. 10315244009

    Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing IISabar Nurohman, M. Pd. Ir. Ekosari Roektiningroem, M. P.

    NIP. 19810621 200501 1 001 NIP. 19611031 198902 2 001

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAJULI 2014

  • SI]RATPERSETUJUAN

    Juxnal denganjudul:PENGEMBAFTGAhT E.IIIODTJL PENGAYAATI DtrNGAI\T TEMA ..ENERGIDALA1U STSTEM KEHTDTTPAI\I' UNTUK MEI\Itr{GKATKANKEMANDIRIA}I BELI\JAR SISTVA KELAS VII SMP/ MTS

    Yang disusun oleh:

    Nana : Amila Rizqi Wulan UtamiNhlI :10315244009Prodi

    Fakultas

    Telah disetqiui oleh

    NrP. 19511225197603 r 004 NIP. 19810621 200501 r 001

    Pendidikan IP

  • Pengembangan E-modul Pengayaan .... (Amila Rizqi Wulan Utami) 1

    PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN DENGAN TEMA ENERGIDALAM SISTEM KEHIDUPAN UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIANBELAJAR SISWA KELAS VII SMP/ MTs

    DEVELOPING AN ENRICHMENT E-MODULE ON TOPIC OF ENERGY IN LIFE SYSTEMTO IMPROVE LEARNING INDEPENDENCE FOR THE 7TH GRADE STUDENTS OF JUNIORHIGH SCHOOL

    1)Amila Rizqi Wulan Utami, 2)Sabar Nurohman, 3)Ekosari Roektiningroem1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA FMIPA UNY

    2) Dosen Program Studi Pendidikan IPA FMIPA UNY3) Dosen Program Studi Pendidikan IPA FMIPA UNY

    ([email protected])

    AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan/ kualitas e-modul pengayaan sebagai media

    pendukung pembelajaran IPA kelas VII SMP/ MTs dan mengetahui pengaruh penggunaan e-modul pengayaanterhadap kemandirian belajar siswa kelas VII SMP/ MTs. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian danpengembangan (research and development) dengan model 4-D (four D). Terdapat empat tahap dalam model 4-D,yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate).Namun pada penelitian ini, tahap penyebaran tidak dilakukan. Instrumen yang digunakan yaitu lembar validasi,lembar observasi, dan angket. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis gain scoreternormalisasi. E-modul pengayaan dengan tema Energi dalam Sistem Kehidupan layak digunakan sebagaimedia pendukung pembelajan IPA kelas VII SMP/ MTs karena ahli materi, ahli media, guru IPA SMP, dan siswamemberikan nilai A dengan kategori sangat baik pada seluruh aspek penilaian. Selain itu, penggunaan e-modulpengayaan juga dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP/ MTs dengan kategori sedangberdasarkan normalized gain score.

    Kata kunci: e-modul, pengayaan materi, kemandirian belajar, belajar mandiri

    AbstractThe objectives of this study was to determine the quality of enrichment e-module as a learning support media

    in 7th grade of Junior High School and determine the effect of the use of enrichment e- module to learningindependence of the 7th grade students of Junior High School. The type of research is research and developmentwith 4-D (four D) model. There are four stages in 4-D model, those are defining, designing, developing, anddisseminating. Nevertheless, the stage of disseminating was not done. The instruments used are validation sheets,observation sheets, and questionnaires. The techniques of analysis used are descriptive analysis and analysis ofnormalized gain score.The enrichment e-module on topic of Energy in Life System qualified as a learningsupport media of 7th grade of Junior High School because the experts, natural science teachers of Junior HighSchool, and students gave A value with excellent category in all aspects. In addition, the using of enrichment e-module can improve the learning independence of 7th grade students of Junior High School in the moderatecategory based on normalized gain score.

    Keywords: e-modul, enrichment subject matter, learning independence, autonomous learning

    PENDAHULUANKurikulum 2013 adalah kurikulum yang

    ditetapkan oleh pemerintah sebagai bentukpenyempurnaan dari kurikulum sebelumnya,yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP), dan mulai diimplementasikan pada tahun

    pelajaran 2013/2014. Implementasi kurikulum2013, khususnya dalam mata pelajaran IPA kelasVII SMP, pada praktiknya masih menemuiberbagai kendala, seperti media pembelajaranyang terbatas, pemahaman guru IPA terhadapkurikulum 2013 yang belum optimal, serta

  • Pengembangan E-modul Pengayaan .... (Amila Rizqi Wulan Utami)2kesiapan guru dalam membelajarkan IPA secaraterintegrasi dan tematik belum maksimal.

    Media pembelajaraan yang tersedia masihterbatas yaitu berupa buku teks yang berasal dariKementerian Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia sehingga sumber danreferensi belajar siswa menjadi kurang variatif.Siswa dengan kemampuan akademik tinggimaupun rendah masih menggunakan sumberbelajar yang sama. Hal tersebut dapatmenghambat perkembangan pengetahuan siswayang memiliki kemampuan akademik tinggi.Siswa dengan pengetahuan akademik tinggidalam hal ini yaitu siswa yang memperoleh nilaiulangan atau evaluasi di atas Kriteria KetuntasanMinimal (KKM). Siswa yang memperoleh nilaidi atas KKM berarti telah menguasai materi dasarsehingga perlu diberi materi pengayaan untukmengembangkan dan memperkaya pengetahuanmereka.

    Materi pengayaan adalah materi yang lebihluas dan lebih dalam dari materi dasar. Materipengayaan tidak dapat dijumpai pada buku teksumum yang digunakan sebagai mediapembelajaran klasikal di kelas. Materi pengayaanseringkali tidak dapat disampaikan oleh gurupada kegiatan pembelajaran di kelas karenaketerbatasan waktu. Untuk memperkayapengetahuan, siswa dianjurkan untukmelakukannya secara mandiri di luar jampelajaran. Kemandirian belajar siswa dalam halini sangat diperlukan.

    Menurut Masrun, dkk. (1986: 8),kemandirian adalah suatu sikap yangmemungkinkan seseorang untuk bertindak bebas,melakukan sesuatu atas dorongan sendiri danuntuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari

    orang lain, maupun berpikir dan bertindakoriginal/kreatif, dan penuh inisiatif, mampumempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa

    percaya diri dan memperoleh kepuasan dariusahanya. Slameto (2003: 5) berpendapat bahwabelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukanseseorang untuk memperoleh suatu perubahantingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalaminteraksi dengan lingkungannya. Abu Ahmadidan Nur Uhbiyati (2001:13) menyatakan bahwakemandirian belajar adalah belajar mandiri, tidakmenggantungkan diri kepada orang lain, siswadituntut untuk memiliki keaktifan dan inisiatifsendiri dalam belajar, bersikap, berbangsamaupun bernegara. Berdasarkan pendapat ahli,dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajarmerupakan sifat dari perilaku mandiri yaitu tidakterpengaruh orang lain serta melakukan kegiatan

    belajar atas dorongan sendiri dan untukkebutuhannya sendiri dengan bantuan yangminimal atau tanpa bantuan dari orang lain.

    Berdasarkan kegiatan observasi siswa dikelas VII D SMP Negeri 1 Muntilan, penelitimengamati bahwa kemandirian belajar siswamasih kurang. Proses pembelajaran masihterpusat pada guru (teacher centered). Dalamkegiatan pembelajaran, guru sudah menggunakanmetode pembelajaran yang bervariasi, seperticeramah, demonstrasi, dan diskusi. Namun, siswakurang antusias dalam mengikuti pelajaran.Sebagian besar siswa bersikap pasif saat gurumemberikan umpan balik sehingga guru harusmembimbing siswa dalam menjawab pertanyaanyang diberikan. Hal tersebut tentu dapatmenyebabkan siswa menjadi tergantung denganbantuan guru sehingga menjadi kurang mandiri.

  • Pengembangan E-modul Pengayaan .... (Amila Rizqi Wulan Utami) 3Oleh karena itu, kemandirian belajar siswa kelasVII D SMP Negeri 1 Muntilan masih perlu untuk

    ditingkatkan.Kemandirian belajar siswa kelas VII D

    SMP Negeri 1 Muntilan dapat ditingkatkandengan berbagai cara, salah satunya yaitu denganmembiasakan mereka belajar secara mandiri.Haris Mujiman (2011: 10-16) menjelaskan dalambelajar mandiri ada hal-hal yang perludiperhatikan, yaitu: (1) penahapan, (2) tujuanbelajar, (3) sumber dan media belajar, (4) tempatbelajar, (5) waktu belajar, (6) tempo dan iramabelajar, (7) cara belajar, (8) evaluasi hasil belajar,dan (9) refleksi.

    Pembelajaran mandiri dapat dilaksanakandengan bantuan media pembelajaran yang tepatyaitu modul. Dengan menggunakan modul, siswadapat belajar dengan mandiri walaupun tidakdidampingi oleh guru maupun tutor karena padamodul terdapat instruksi-instruksi yang jelassehingga siswa dimungkinkan dapatmemahaminya. Hal tersebut sesuai denganpendapat Andi Prastowo (2013: 106), modul padadasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusunsecara sistematis dengan bahasa yang mudahdipahami oleh peserta didik sesuai tingkatpengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapatbelajar secara mandiri dengan bantuan ataubimbingan yang minimal dari pendidik.

    Modul memiliki berbagai bentuk,diantaranya yaitu elektronik modul (e-modul). E-modul adalah modul dalam bentuk digital yangdisajikan melalui peralatan elektronik sepertikomputer, laptop, dan telepon pintar(smartphone). E-modul merupakan bentuk modulyang sesuai dengan tingginya minat pelajarterhadap ICT. Hal tersebut dibuktikan dengan

    semakin banyak pelajar yang memiliki teleponpintar. Selain itu, e-modul pengayaan juga tepatdigunakan karena dapat memanfaatkanlaboratorium komputer yang ada di sekolah.Berdasarkan uraian yang telah disampaikan,peneliti melakukan penelitian mengenai

    pengembangan e-modul pengayaan dengan temaEnergi dalam Sistem Kehidupan untuk

    meningkatkan kemandirian belajar siswa kelasVII SMP/ MTs.

    Rumusan masalah dalam penelitian iniyaitu (1) bagaimana kualitas/ kelayakan e-modulpengayaan dengan tema Energi dalam Sistem

    Kehidupan sebagai media pendukung

    pembelajaran IPA kelas VII SMP/ MTs? dan (2)bagaimana pengaruh penggunaan e-modulpengayaan dengan tema Energi dalam Sistem

    Kehidupan terhadap kemandirian belajar IPA

    siswa kelas VII SMP/ MTs? Penelitian ini

    dilakukan dengan tujuan untuk (1) mengetahuikualitas/ kelayakan e-modul pengayaan dengantema Energi dalam Sistem Kehidupan sebagai

    media pendukung pembelajaran IPA kelas VIISMP/ MTs; dan (2) mengetahui pengaruhpenggunaan e-modul pengayaan tema Energi

    dalam Sistem Kehidupan terhadap kemandirian

    belajar siswa kelas VII SMP/ MTs. Adapunmanfaat dari penelitian ini diantaranya adalah (1)siswa memperoleh media pembelajaran IPA yangtersaji dalam bentuk e-modul pengayaan yangmemberi nilai kepraktisan dan kemudahan; (2)siswa memperoleh pengetahuan dan wawasantambahan mengenai topik Energi dalam Sistemkehidupan; dan (3) guru memperoleh referensi

    mengenai variasi media pembelajaran IPA yangdapat digunakan dalam proses pembelajaran IPA.

  • Pengembangan E-modul Pengayaan .... (Amila Rizqi Wulan Utami)4METODE PENELITIAN

    Jenis penelitian yang digunakan adalahpenelitian dan pengembangan (research anddevelopment) dengan model 4-D (four D).Menurut Thiagarajan (1974: 6-9), terdapat empattahap dalam model 4-D, yaitu pendefinisian(define), perancangan (design), pengembangan(develop), dan penyebaran (disseminate). Namunpada penelitian ini, tahap penyebaran tidakdilakukan.

    Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1Muntilan pada bulan April dan Mei 2014 dengansubjek penelitian siswa-siswi kelas VII D danobjek penelitian berupa e-modul pengayaandengan tema Energi dalam Sistem Kehidupan. .Instrumen yang digunakan yaitu lembar validasi,lembar observasi, dan angket. Teknik analisisyang digunakan yaitu analisis deskriptif dananalisis gain score ternormalisasi.

    Untuk mengetahui kelayakan e-moduldan kemandirian belajar siswa, hasil penilaianyang berupa skor ditafsirkan menjadi suatu nilaidan kategori. Berikut ini merupakan tabel nilaidan kategori yang diadaptasi dari DjemariMardapi (2008: 123).Tabel 1. Konversi Skor Aktual Menjadi Nilai

    Skala EmpatNo Rentang Skor Katagori1. X + 1.SBx Sangat tinggi2. + 1.SBx X Tinggi3. > X - 1.SBx Rendah4. X - 1.SBx Sangat rendah

    Peningkatan kemandirian belajar siswadapat diketahui melalui penghitungan skorpencapaian ternormalisasi (normalized gainscore). Menurut Meltzer (2002:3), rumusgainscore ternormalisasi yaitu:

    g =

    Nilai gainscore ternormalisasi menurut Hake

    (1999: 1) dapat dikategorikan sebagai:Tabel 2. Kategori Gain Score Ternormalisasi

    Nilai gain scoreternormalisasi

    Kategori

    g > 0,70 Tinggi0,70 > g > 0,30 Sedang

    0,30 > g Rendah

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANPenelitian dan pengembangan ini

    dilakukan dengan melalui tahap define, design,dan develop. Melalui tahap define, diketahuibahwa SMP Negeri 1 Muntilan telahmengimplementasikan kurikulum 2013 dalamkegiatan pembelajaran, sumber belajar siswakurang variatif, serta kemandirian belajar siswakurang. Pada tahap design, peneliti melakukanpenyusunan draf 1. Pada tahap Develop,dilakukan validasi draf 1 oleh ahli materi, ahlimedia, dan guru IPA SMP. Selanjutnya,dilakukan uji coba draf 2. Hasil akhir dari tahapini yaitu dihasilkan produk jadi.

    Validasi dilakukan dengan cara memberipenilaian berupa skor pada tiap-tiap aspek yangtersaji pada lembar validasi. Selain itu, validatorjuga memberikan saran sebagai masukan untukperbaikan e-modul. Berikut ini merupakan hasilvalidasi yang sudah dikonversi menjadi nilai danangka.Tabel 3. Penilaian E-modul Pengayaan oleh Ahli

    Materi

    No. AspekSkor

    Maksimal

    JumlahRerata

    Nilai

    Kategori

    1 Kelayakanisi

    16 15 A sangatbaik

    2 Penyajian 36 35,34 A sangatbaik

    3 Bahasadanreferensi

    8 7,33 A sangatbaik

    Total 60 57,67 A sangatbaikMateri yang terdapat dalam e-modul

    pengayaan memenuhi kriteria pada aspek

  • Pengembangan E-modul Pengayaan .... (Amila Rizqi Wulan Utami) 5kelayakan isi, yaitu materi yang disampaikansesuai dengan indikator, tujuan pembelajaransesuai dengan Kompetensi Inti dan KompetensiDasar, konsep yang disampaikan benar, sertafakta yang disampaikan akurat. E-modulpengayaan juga tersaji dengan sistematis, terdapatpetunjuk penggunaan, contoh yang diberikansesuai dengan materi, serta pertanyaan/ soal,kegiatan praktikum, rangkuman, glosarium,

    materi, gambar dan video tersaji dengan sangatbaik. Dengan demikian, pembaca akan mudahmenggunakan e-modul pengayaan sehinggakegiatan belajar dapat dilakukan secara mandiri.Selain itu, bahasa yang digunakan dalam e-modulpengayaan sesuai dengan tingkat perkembanganpeserta didik sehingga mudah dipahami. Bahasayang digunakan bersifat komunikatif sehinggaseolah-olah penulis sedang berbicara langsungkepada pembaca. Referensi materi, gambar, danvideo yang terdapat di dalam e-modul sesuaidengan yang disampaikan.

    Ahli materi juga memberikan komentardan saran terhadap materi dalam e-modulpengayaan untuk perbaikan. Perbaikan e-modulberdasarkan masukan dari ahli materi meliputi:penambahan materi pengayaan, penambahangambar pada subtema macam-macam energi, danpemberian peta konsep.

    Selain ahli materi, validasi e-modulpengayaan juga dilakukan oleh ahli media.Berikut ini merupakan hasil validasi oleh ahlimedia.

    Tabel 4. Penilaian E-modul oleh Ahli Media

    No. KategoriSkor

    Maksimal

    JumlahRerata

    Nilai

    Kategori

    1 Tampilanmedia

    12 11,33 A sangatbaik

    2 Gambar, 16 15,67 A sangat

    video, dantombol

    baik

    3 Bahasa 8 7 A sangatbaik4 Penulisan 16 15 A sangatbaik5 Pengguna

    an modul 8 8A sangat

    baik6 Kemandiri

    an20 19 A sangatbaik

    Total 80 76 A sangatbaikAhli menilai tampilan media dalam e-

    modul pengayaan sangat baik karena huruf (font),warna, dan tata letak dalam e-modul pengayaansesuai. Huruf (font) yang digunakan dapat dibacadan terlihat jelas sehingga memudahkan pembacauntuk mempelajari isi e-modul. Hal tersebutsesuai dengan pendapat Azhar Arsyad (2003: 96-97) bahwa huruf yang digunakan sebaiknyanormal, tak berhias, terdiri dari huruf kapital danhuruf kecil, serta tidak berlebihan. Warna yangdipilih tidak mengganggu penyajian materi, tidakmengganggu penglihatan, dan komposisi sesuaisehingga membuat pembaca nyaman saatmembaca isi e-modul pengayaan. Selain itu,pengaturan letak (layout) dapat memudahkanpembaca memahami materi. Tata letak yang baikmenurut Azhar Arsyad (2003: 96) adalah tidakterlalu padat dan dimulai dari yang sederhana.

    Gambar, video, dan tombol yang terdapatdalam e-modul pengayaan juga tepat dan sesuai.Gambar, foto, dan video disajikan dengan jelasdan sesuai konsep sehingga dapat dilihat danmudah dipahami oleh pembaca. Hal tersebutsesuai dengan yang diungkapkan Azhar Arsyad(2003: 126) bahwa kriteria foto untukpembelajaran yaitu mendukung pencapaiantujuan pembelajaran, kejelasan artistik, kejelasandan ukuran memadai, validitas, dan menarik.Selain itu, tombol yang terdapat dalam e-modul

  • Pengembangan E-modul Pengayaan .... (Amila Rizqi Wulan Utami)6pengayaan tepat dalam penyajian dan berfungsidengan baik.

    Sama halnya dengan ahli materi, ahlimedia juga juga menilai bahasa yang digunakandalam e-modul pengayaan sesuai dengan tingkatperkembangan peserta didik, mudah dipahami,efektif, dan efisien. Selain itu, bahasa yangdigunakan juga bersifat komunikatif sehinggaseolah-olah penulis berbicara langsung kepadapembaca. Isi e-modul ditulis dengan sistematisdan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yangbaik dan benar.

    Menurut ahli media, e-modul pengayaanmudah digunakan sehingga siswa dapatmenggunakannya dengan bimbingan yangminimal dari guru atau bahkan tidakdibimbimbing sama sekali. Pada e-modul terdapatpetunjuk penggunaan yang dapat membimbingsiswa menggunakan e-modul pengayaan.Petunjuk penggunaan berisi uraian penjelasanmengenai bagaimana menggunakan e-modul danmelakukan beberapa kegiatan yang terdapat didalamnya. E-modul pengayaan memungkinkansiswa untuk dapat belajar secara mandiri,maksudnya siswa hanya memerlukan bimbingansecara minimal dari guru atau bahkan tidakdibimbing sama sekali.

    Selain memberikan penilaian, ahli mediajuga memberikan komentar dan saran sebagaibahan perbaikan e-modul pengayaan. Komentardan saran tersebut adalah terdapat kesalahanpengetikan, tombol keluar yang semula lambangpower sebaiknya diganti dengan tanda silang,bahasa yang digunakan kurang komunikatif.Menanggapi komentar dan saran tersebut, penelitimelakukan perbaikan dengan mengoreksipengetikan, mengganti tombol power dengan

    tombol silang, dan memperbaiki bahasa denganbahasa yang lebih komunikatif.

    Hasil validasi e-modul pengayaan olehguru IPA SMP adalah sebagai berikut.

    Tabel 5. Penilaian E-modul oleh Guru IPA SMP

    No KategoriSkor

    Maksimal

    JumlahRerata

    Nilai

    Kategori

    1 Materi 32 31 A sangatbaik

    2 Media 20 19,5 A sangatbaik3 Bahasa

    danpenulisan

    8 7,75 A sangatbaik

    4 Kemandirian

    20 19 A sangatbaikTotal 80 77,25 A sangatbaik

    Guru IPA SMP menilai materi yangdisampaikan sesuai dengan kompetensi, konsepyang disampaikan benar, referensi yangdigunakan relevan, serta gambar, video, soal,rangkuman, kegiatan praktikum, dan glosariumdisajikan dengan tepat dan sesuai. E-moduldisajikan secara sistematis, petunjuk penggunaanjelas, mudah digunakan, tata letak tepat dansesuai, serta tombol dan navigasi dapat berfungsidengan baik. Dari segi bahasa, bahasa yangdigunakan dalam e-modul pengayaan sesuaidengan tingkat perkembangan peserta didik,mudah dipahami, efektif, dan efisien. Selain itu,penulisan e-modul pengayaan sesuai EYD, jelas,dan tidak ambigu. Guru IPA SMP juga menilai e-modul pengayaan memungkinkan siswa untukdapat belajar secara mandiri.

    Selain memberikan penilaian, guru IPAjuga memberikan komentar dan saran.Berdasarkan komentar dan saran tersebut, penelitimelakukan perbaikan dengan menambahkanenergi listrik dan nuklir ke dalam subtemaMacam-Macam Energi, menambahkan energi

  • Pengembangan E-modul Pengayaan .... (Amila Rizqi Wulan Utami) 7potensial pegas dan gravitasi ke dalam subtemaEenergi Potensial, menghilangkan obesitas dari

    subtema Gangguan Kesehatan Akibat

    Kekurangan atau Kelebihan Karbohidrat,

    memberikan contoh anabolisme dan katabolismebeserta perubahannya, menambahkan grafikudara pernapasan, dan menambahkan simpulanmengenai pencernaan makanan pada rangkuman.

    Setelah e-modul divalidasi, selanjutnyadilakukan revisi. Hasil revisi berupa draf 2selanjutnya diuji coba di lapangan. Kegiatan ujicoba seharusnya dilakukan pada siswa yangmemiliki nilai di atas nilai KKM karenaberdasarkan tujuan penyusunannya, modul inimerupakan modul pengayaan. Modul pengayaanmerupakan modul yang berisi materi lebih luasdan lebih dalam dari materi dasar. Melalui materipengayaan, siswa yang proses belajarnya cepatdan kemampuan akademiknya tinggi tidak akanterhambat dalam belajar karena pengetahuan danketerampilannya akan diperluas dan diperdalammelalui e-modul pengayaan ini. Akan tetapi padapraktik uji coba di lapangan, peneliti menghadapiketerbatasan yaitu kegiatan uji coba dilakukanpada satu kelas saja sehingga e-modul diujikanpada semua siswa baik yang nilainya diatasmaupun dibawah KKM. Hal tersebut tentu tidaksesuai dengan prinsip e-modul pengayaan yangseharusnya ditujukan untuk siswa yang memilikinilai di atas KKM.

    Pada kegiatan uji coba lapangan, siswamemberikan respon terhadap e-modul pengayaanapabila digunakan sebagai media pendukungpembelajaran IPA. Siswa menilai bahwa e-modulpengayaan sangat baik dan layak digunakansebagai media pendukung pembelajaran IPAkelas VII SMP/ MTs karena memenuhi kriteria

    materi dan media yang cocok dan sesuai dengansiswa.

    Selain mengetahui respon siswa, penelitijuga mengetahui peningkatan kemandirian belajarsiswa selama belajar menggunakan e-modulpengayaan berdasarkan kegiatan uji cobalapangan. Berikut ini merupakan peningkatan

    kemandirian belajar siswa berdasarkannormalized gain score.Tabel 4.5. Normalized Gain Score Peningkatan

    Kemandirian Belajar SiswaSkor Rata-Rata AngketKemandirian Belajar GainScore KategoriSebelum Selama57,96 67,63 0,44 sedang

    Kemandirian belajar siswa selama dansebelum menggunakan e-modul pengayaan dapatdibandingkan untuk mengetahui peningkatankemandirian belajar siswa. Hasil peningkatankemandirian belajar siswa berdasarkan gain scoreternormalisasi adalah 0,44 dengan kategorisedang. Hal tersebut membuktikan bahwa melaluie-modul pengayaan siswa dapat lebih mandiridalam belajar.

    SIMPULAN DAN SARANSimpulan

    Berdasarkan penelitian, hasil analisis, danpembahasan, peneliti dapat menyimpulkanbahwa:1. e-modul pengayaan dengan tema Energi

    dalam Sistem Kehidupan layak digunakan

    sebagai media pendukung pembelajan IPAkelas VII SMP/ MTs karena ahli materi, ahli

    media, guru IPA SMP, dan siswamemberikan nilai sangat baik pada seluruhaspek penilaian;

    2. penggunaan e-modul pengayaan dengan temaEnergi dalam Sistem Kehidupan dapat

  • Pengembangan E-modul Pengayaan .... (Amila Rizqi Wulan Utami)8meningkatkan kemandirian belajar siswakelas VII SMP/ MTs dengan kategori sedangberdasarkan normalized gain score.

    SaranBerdasarkan kegiatan penelitian dan

    pengembangan yang telah dilakukan, penelitimempunyai saran yaitu:

    1. untuk kegiatan penelitian serupa yang

    memerlukan komputer, peneliti sebaiknyamempersiapakan laptop atau meminta siswa

    membawa laptop sebagai alternatif apabilakomputer yang tersedia tidak mencukupikebutuhan;

    2. untuk kegiatan penelitian yang melibatkanobserver, sebaiknya tiap observermengobservasi 4-6 siswa supaya prosesobservasi optimal;

    3. supaya jam pelajaran IPA dapat digunakansecara penuh sebaiknya sebelum melakukanpenelitian, peneliti terlebih dahuluberkoordinasi dengan guru mata pelajaranyang mengajar sebelum jam pelajaran IPA;

    4. supaya siswa sungguh-sungguh serta mengisiangket sesuai kondisi yang sebenarnya,sebaiknya peneliti menjelaskan kepada siswabahwa angket tidak akan berpengaruh padanilai akademik mereka di sekolah,membimbing siswa mengenai pernyataanyang belum dipahami, serta bila perlumeminta bentuan guru untuk memberiinformasi kepada siswa jika angket tidakakan berpengaruh pada nilai akademikmereka di sekolah;

    5. kegiatan uji coba modul pengayaansebaiknya dilakukan pada siswa yangmemiliki nilai di atas nilai KKM karenamateri pengayaan merupakan materi yang

    ditujukan kepada siswa yang memiliki nilaidi atas nilai KKM.

    DAFTAR PUSTAKA

    Andi Prastowo. (2013). Panduan KreatifMembuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:Diva Press.

    Azhar Arsyad. (2003). Media Pembelajaran.Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.

    Djemari Mardapi. (2008). Teknik PenyusunanInstrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta:Mitra Cendikia Press.

    Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/ GainScores. Indiana: Indiana University.

    Haris Mujiman. (2007). Manajemen PelatihanBerbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

    Masrun, dkk. (1986). Studi MengenaiKemandirian pada Penduduk dari TigaSuku Bangsa (Jawa, Batak, Bugis). LaporanPenelitian. Yogyakarta: Universitas GajahMada.

    Meltzer, D.E. (2002). The Relationship betweenMathematics Preparations and ConceptualLearning Grains in Physics: A PossibleHidden Variable in Diagnostice PretestScores. American Journal Physics, 70(12), 1259-1268.

    Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yangMempengaruhinya. Jakarta: PT. RinekaCipta.

    Thiagarajan, Sivasailam, et. al. (1974).Instructional Development for TrainingTeachers of Exceptional Children.Indiana: Indiana University.

    1.pdf2.pdf3.pdf