PENGEMBANGAN E-LKPD DENGAN KVISOFT FLIPBOOK …digilib.unila.ac.id/37302/10/TESIS TANPA BAB...
Transcript of PENGEMBANGAN E-LKPD DENGAN KVISOFT FLIPBOOK …digilib.unila.ac.id/37302/10/TESIS TANPA BAB...
PENGEMBANGAN E-LKPD DENGAN KVISOFT FLIPBOOK MAKERBERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI FLUIDA STATISUNTUK MENUMBUHKAN HIGH ORDER THINGKING SKILLS
(Tesis)
Oleh
BELI RIYADI
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2018
iii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN E-LKPD DENGAN KVISOFT FLIPBOOK MAKERBERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI FLUIDA STATISUNTUK MENUMBUHKAN HIGH ORDER THINGKING SKILLS
Oleh
Beli Riyadi
Abstrak
Kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik dalam pembelajaran fisika dapat
tumbuh melalui proses pembelajaran berbasis guided inquiry. Penelitian ini
bertujuan untuk menghasilkan sebuah sumber belajar berupa E-LKPD dengan
kvisoft flipbook maker berbasis guided inquiry untuk menumbuhkan high order
thingking skills (HOTS), khususnya materi fluida statis. Metode penelitian
menggunakan desain penelitian Research and Development (R&D) yang diadopsi
dari model Borg dan Galldengan 4 langkah yang lebih sederhana, yaitu :
(1) tahap studi pendahuluan, (2) pengembangan produk, (3) Uji Kepraktisan
(4) uji coba luas. Tahap pendahuluan menghasilkan data potensi dan masalah di
sekolah yang ditunjukkan dengan analisis angket kebutuhan. Tahap perencanaan
dan pengembangan produk menghasilkan E-LKPD dengan kvisoft flipbook maker
berbasis guided inquiry yang valid secara isi (86%) dan konstruksi (85%). Tahap
uji coba lapangan dengan sampel penelitian yaitu peserta didik kelas XI
Beli Riyadi
iv
SMA Negeri 6 Bandar Lampung. Teknik analisis data menggunakan N-gain
analysis, paired sample t-test, independent sample t-test, dan effect size. E-LKPD
dengan kvisoft flipbook maker berbasis guided inquiry efektif dalam
menumbuhkan HOTS peserta didik dengan hasil uji N-gain di kelas eksperimen
(g= 0,69) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (g= 0,25). Serta, terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap rata-rata hasil tes HOTS peserta didik peserta
didik (p< 0.05) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil
penelitian, dapat dikatakan bahwa E-LKPD dengan kvisoft flipbook maker
berbasis guided inquiry telah mencapai tujuan penelitian yaitu meningkatkan
HOTS peserta didik. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan supaya
E-LKPD dengan kvisoft flipbook maker berbasis guided inquiry tidak hanya
diterapkan untuk materi fluida statis, namun dapat diterapkan dengan cabang ilmu
lainnya.
Kata kunci: guided inquiry, E-LKPD, kvisoft flipbook maker, HOTS
Beli Riyadi
v
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF E-WORKSHEET WITH KVISOFT FLIPBOOK MAKERS BASEDON GUIDED INQUIRY IN STATIC FLUID MATERIALS TO DEVELOP
HIGH ORDER THINGKING SKILLS
Oleh
Beli Riyadi
Abstract
The ability high order thingking skills of students in physics learning can grow
through guided inquiry-based learning processes. This study aims to produce a
learning resource in the form of E-Worksheet with kvisoft flipbook maker based
on guided inquiry to grow high order thingking skills (HOTS). especially static
fluid. The research method used Research and Development (R & D) research
design adopted from Borg and Gall models with 4 simpler steps, namely:
(1) preliminary study phase, (2) product development, (3) Practicality Test
(4) extensive trial. The preliminary stage produces data on the potential and
problems in school as indicated by the questionnaire needs analysis. The stage of
product planning and development resulted in E-Worksheet with content-based
kvisoft flipbook maker based on guided inquiry (86%) and construction (85%).
Field trial phase with research samples namely students of class XI Senior High
School 6 Bandar Lampung. Data analysis techniques using N-gain analysis, paired
sample t-test, independent sample t-test, and effect size. E-Worksheet with guided
Beli Riyadi
vi
inquiry based kvisoft flipbook maker is effective in growing HOTS students with
the results of the N-gain test in the experimental class (g = 0.69) higher than the
control class (g = 0.25). And, there are significant differences in the average
HOTS test results of students (p <0.05) between the experimental class and the
control class. Based on the results of the study, it can be said that E-LKPD with
the guided inquiry-based kvisoft flipbook maker has achieved the research
objective of increasing HOTS students. For further research, the researcher
suggested that E-Worksheet with kvisoft flipbook maker based on guided inquiry
is not only applied to static fluid material, but can be applied with other branches
of science.
Kata kunci: guided inquiry, e-worksheet, kvisoft flipbook maker, HOTS.
PENGEMBANGAN E-LKPD DENGAN KVISOFT FLIPBOOK MAKERBERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI FLUIDA STATISUNTUK MENUMBUHKAN HIGH ORDER THINGKING SKILLS
Oleh
Beli Riyadi
TesisSebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Pascasarjana Magister Pendidikan FisikaFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Way Semangka (Lampung Barat), pada tanggal 3 Agustus
1992, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak M. I. Kholidi
dan Ibu Risnurita. Jenjang pendidikan dimulai di Sekolah Dasar Negeri (SDN)
1 Bedudu diselesaikan pada tahun 2005. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Negeri (SMPN) 1 Belalau diselesaikan pada tahun 2008. Pendidikan Sekolah
Menengah Atas Negeri (SMAN) 12 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun
2011. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Raden Intan Lampung yang diselesaikan pada tahun 2015. Kemudian pada
tahun yang 2016, penulis melanjutkan pendidikan Magister Pendidikan Fisika
Universitas Lampung.
MOTTO
”Cita-cita manusia adalah masuk ke surga, sedangkan menjadi seorang dokter,
guru, dan apapun itu adalah bonus”
”Pekerjaan adalah untuk mengisi waktu luang ketika menunggu waktu
beribadah”
”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnyasesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Alam Nasyroh: 6)
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati, teriring doa dan syukur kepada Allah SWT, Penulis
mempersembahkan karya besar ini sebagai tanda bakti dan kasih cintaku yang
tulus dan mendalam kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta, Bapak M. I. Kholidi dan Ibu Risnurita dengan
ketulusan doa, keringat, dan air mata serta kasih sayang tanpa putus, senantiasa
memberikan dorongan untuk keberhasilan dan kebahagiaan penulis.
2. Abang, Ngah, beserta keluarga besar tersayang yang selalu memberikan
semangat dan menantikan keberhasilan penulis.
3. Sahabat-sahabatku yang selalu menemani dan memberikan semangat untuk
keberhasilan penulis.
4. Para pendidik yang kuhormati.
5. Almamater tercinta.
SANWACANA
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, atas segala hikmat dan berkat-
Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Prof. Drs. Mustofa, MA., Ph.D. selaku Direktur Pascasarjana
Universitas Lampung..
4. Bapak Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Pembimbing I sekaligus Ketua
Program Studi Magister Pendidikan Fisika yang telah memberikan bimbingan
serta arahan kepada penulis.
5. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku selaku Pembimbing II sekaligus
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung sekaligus yang telah memotivasi,
membimbing, dan mengarahkan penulis selama penulisan tesis.
xiv
6. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd selaku pembahas 1. Terimakasih untuk
masukan saran dan kritik selama proses penyelesaian tesis
7. Bapak Dr. I Wayan Distrik, M.Si selaku Pembahas II. Terimakasih untuk
masukan dan saran kritik selama proses penyelesaian tesis.
8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Magister Pendidikan Fisika
dan Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Lampung.
9. Dewan guru serta siswa-siswi SMA N 6 Bandar Lampung & SMA IT
Ar Raihan Bandar Lampung atas bantuan dan kerjasamanya.
10. Teman-teman seperjuangan Magister Pendidikan Fisika 2016 Angkatan
keempat, sahabatku Kakak Sunaryo Romli dan Kakak Levi Prihata di
Program Studi Magister Pendidikan Fisika atas bantuan dan kerjasamanya.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini.
Penulis berdoa semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan
mendapat pahala dari Allah SWT dan semoga tesis ini dapat bermanfaat. Aamiin..
Bandar Lampung, Oktober 2018
Penulis
Beli Riyadi
xv
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ..............................................................................................................iABSTRAK .........................................................................................................iiiCOVER DALAM ..............................................................................................viiSURAT PERNYATAAN ..................................................................................viiiMENYETUJUI ..................................................................................................ixMENGESAHKAN ...........................................................................................xRIWAYAT HIDUP ...........................................................................................xiMOTTO .............................................................................................................xiiPERSEMBAHAN..............................................................................................xiiiSANWACANA ..................................................................................................xivDAFTAR ISI……..............................................................................................xvDAFTAR TABEL ............................................................................................xviiDAFTAR GAMBAR ........................................................................................xviiiDAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xix
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah..........................................................................1B. Rumusan Masalah ...................................................................................6C. Tujuan Penelitian.....................................................................................6D. Manfaat Penelitian...................................................................................7E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................8
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Lembar Kerja Peserta Didik ....................................................................9B. Kvisoft Flipbook Maker...........................................................................12C. Guided Inquiry ........................................................................................13D. High Order Thingking Skills ...................................................................19E. Fluida Statis.............................................................................................22F..Kerangka Pemikiran ................................................................................26G. Hipotesis Penelitian.................................................................................29
III. METODE PENELITIANA. Desain Penelitian.....................................................................................30
1. Tahap Analisis Kebutuhan..................................................................32
xvi
2. Tahap Pengembangan Produk ............................................................323. Uji Coba Kepraktisan .........................................................................344. Uji Coba Luas.....................................................................................34
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ..................................................................35C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .......................................................36
1. Tehnik Pengumpulan Data .................................................................362. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................37
D. Teknik Analisis Data ...............................................................................381. Analisis Data Tahap Studi Pendahuluan ............................................392. Analisis Data Tahap Validasi Produk.................................................393. Analisis Data Uji Coba Terbatas ........................................................414. Analisis Data Uji Coba Luas ..............................................................42
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian .......................................................................................47
1. Hasil Analisis Studi Pendahuluan ......................................................472. Pengembangan E-LKPD dengan kvisoft flipbook maker berbasis
guided inquiry menumbuhkan HOTS ................................................493. Uji Coba Kepraktisan .........................................................................564. Kefektifan Produk ..............................................................................57
B. Pembahasan .............................................................................................621. Validitas E-LKPD Berbasis Guided Inquiry Hasil Pengembangan ...622. Kepraktisan Pembelajaran dengan Menggunakan E-LKPD
Berbasis Guided Inquiry Hasil Pengembangan ..................................643. Keefektifan Pembelajaran dengan Menggunakan E-LKPD
Berbasis Guided Inquiry Hasil Pengembangan ..................................71
V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan..................................................................................................77B. Saran........................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sintaks untuk Pembelajaran Guided Inquiry. ............................................172. Dimensi Revisi Taksonomi Bloom dan Contoh Kata Kerja
Operasional untuk Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi .........................203. Materi Fluida Statis....................................................................................224. Daftar Nama Sekolah dan Subjek pada Tahap Studi Pendahuluan ...........365. Pilihan Jawaban Angket ............................................................................396. Tafsiran Skor (Persentase) Lembar Validasi .............................................407. Kriteria Kepraktisan...................................................................................428. Konversi Penilaian Akhir ..........................................................................429. Kategori N-Gain ........................................................................................4410. Interpretasi Effect Size ...............................................................................4611. Hasil Rekomendasi Perbaikan Uji Ahli .....................................................5412. Hasil Analisis Uji Normalitas....................................................................5813. Hasil Uji Paired Sample T Test ................................................................5914. Hasil Uji Independent Sample T Test dari Posttest HOTS Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol..................................................................6015. Hasil Analisis Nilai N-Gain.......................................................................6016. Hasil Output Mean dan Std. Deviation .....................................................6117. Hasil Effect Size Menggunakn Cohen’s d..................................................61
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Tampilan Kvisoft Flipbook Maker ...............................................................132. Bendungan ................................................................................................223. Kapal Besar dapat Terapung di Laut............................................................244. Keadaan Benda Pada Zat Cair .....................................................................255. Keadaan Telur dalam Zat Cair .....................................................................256. Kerangka Pemikiran.....................................................................................287. Diagram Alur pengembangan E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook Maker
Berbasis Guided Inquiry ..............................................................................318. Nonequivalen Control Group Design .........................................................359. Tampilan Cover E-LKPD Berbasis Guided Inquiry ....................................5010. (a) Bendungan. (b) Hidrolik. (c) Kapal Laut. (d) Keadaan Benda...............5111. Diagram Hasil Validasi Produk ...................................................................5312. Diagram Hasil Rata-rata Uji Produk............................................................5313. Diagram Hasil Uji Keterlaksanaan ..............................................................5714. Jawaban Peserta Didik pada Soal Menganalisis ..........................................7315. Soal Kemampuan Mengevaluasi..................................................................7416. Jawaban Peserta Didik dalam Soal Mengevaluasi .......................................75
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Angket Analisis Kebutuhan Pendidik ...........................................842. Kisi Kisi Angket Analisis Kebutuhan Media Pembelajaran pada
Peserta Didik Pendidik.................................................................................853. Kisi Kisi Angket Analisis Kebutuhan Media Pembelajaran pada
Peserta Didik ................................................................................................864. Angket Analisis Kebutuhan Pendidik ..........................................................875. Angket Analisis Kebutuhan Media Pembelajaran Peserta Didik ................896. Angket Analisis Kebutuhan Model Pembelajaran Serta Bahan Ajar
Peserta Didik ................................................................................................917. Hasil Analisis Angket Kebutuhan Pendidik ................................................938. Hasil Analisis Angket Kebutuhan Media Pembelajaran Peserta Didik .......949. Hasil Analisis Angket Kebutuhan Model Pembelajaran dan Bahan
Ajar Peserta Didik........................................................................................9510. Kisi – Kisi Instrumen Lembar Validasi Konstruk .......................................9711. Instrumen Validasi Aspek Konstruks ..........................................................9812. Hasil Penilaian Uji Ahli Aspek Konstruksi .................................................10113. Kisi–Kisi Instrumen Lembar Validasi Isi ....................................................10314. Instrumen Validasi Aspek Isi .......................................................................10415. Hasil Penilaian Uji Validasi Aspek Isi Produk ............................................10716. Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Keterlaksanaan............................................11017. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan ...........................................................11118. Rekapilutasi Keterlaksanaan Pengamatan Keterlaksanaan Produk...............11419. Kisi-kisi Respon Peserta Didik ....................................................................11720. Lembar Respon Peserta Didik .....................................................................12021. Rekapitulasi dan Hasil Respon Peserta Didik Uji Coba Produk..................12222. Kisi-Kisi Angket Keterbacaan .....................................................................12323. Instrumen Angket Keterbacaan....................................................................12424. Hasil Keterbacaan Produk............................................................................12525. Hasil Uji Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal HOTS ......12626. Kisi-kisi Instrumen HOTS ...........................................................................12827. Instrumen HOTS..........................................................................................13728. Rubrik HOTS ...............................................................................................14529. Rekapitulasi Nilai N-Gain HOTS Uji Coba Lapangan Utama ....................15930. Surat Balasan Penelitian ..............................................................................16131. Story Board Produk......................................................................................16232. Produk Akhir................................................................................................179
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan teknologi, semakin maju
pendidikan maka bisa dipastikan semakin maju pula teknologi. Salah satu yang
berperan secara besar dalam bidang teknologi adalah ilmu fisika, ilmu fisika yang
semakin berkembang telah melahirkan berbagai teknologi canggih seperti jaringan
internet yang semakin cepat, alat-alat pertanian yang semakin efesien, dan lain-
lain. Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam berupa disiplin ilmu yang
banyak menggunakan angka atau perhitungan (matematis) untuk mempelajari
bagian-bagian alam, interaksi serta gejala fisis dari alam (Kusminarto, 2011).
Fisika masih menjadi hal yang sulit dipahami oleh peserta didik sehingga untuk
menghasilkan lulusan yang berkompeten maka diperlukan penekanan agar
Sekolah perlu melakukan perbaikan yang terus-menerus terhadap model
pembelajaran, media pembelajaran, dan bahan ajar yang diterapkan dalam proses
pembelajaran di kelas.
Model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran harus sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik pada suatu sekolah, selain itu
menyesuaikan dengan mata pelajaran yang diajarkan pada peserta didik. Seperti
halnya mata pelajaran Fisika apabila diajarkan secara metode ceramah justru
2
membuat peserta didik sulit memahami jika dibanding dengan diajarkan
menggunakan cara yang saintifik.
Selain model pembelajaran yang patut diperhatikan juga yaitu bahan ajar, Bahan
ajar adalah sumber yang digunakan pendidik untuk menyampaikan pengajaran.
Setiap pendidik membutuhkan berbagai alat untuk digunakan untuk membantu
dan mendukung pembelajaran. Bahan ajar memainkan peran besar dalam
membuat pengetahuan dapat diakses oleh pelajar dan dapat mendorong peserta
didik untuk terlibat dengan pengetahuan dengan cara yang berbeda. Bahan ajar
yang masih menjadi favorite digunakan dalam dunia internasional yaitu berupa
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
LKPD adalah semacam materi pembelajaran tercetak yang disiapkan dan sering
digunakan oleh pendidik untuk membantu peserta didik memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan nilai dengan memberikan respon yang bermanfaat
tentang tujuan pembelajaran dan memungkinkan peserta didik untuk terlibat
dalam pembelajaran aktif (Kaymakcı, 2012). Berbagai Negara sudah lama
menggunakan LKPD. Indonesia sudah puluhan tahun menggunakan LKPD.
Selain itu juga Turki dalam literatur Turki dan pendidikan Turki jika diperhatikan
maka LKPD dapat dianggap sebagai istilah baru. Sebenarnya LKPD digunakan
dalam pendidikan sampai tahun 1990 tetapi tidak disebut LKPD tetapi disebut
notebook latihan (dalam bahasa Turki "temrin defterleri"), tes, gambar, dan lain-
lain. Setelah reorganisasi kebijakan pendidikan di Turki pada tahun 1990, para
ilmuwan cenderung untuk mengeksplorasi dan mengenalkan teknologi dan materi
pendidikan kontemporer kepada publik (Kaymakcı, 2012).
3
Lama penerapan LKPD belum tentu membuat hasil yang maksimal dalam proses
pembelajaran, hal tersebut dibuktikan dari kedua Negara di atas yaitu Indonesia
dan Turkey. Menurut hasil terbaru mengenai Countries ranked on maths and
science maka Indonesia berada pada urutan ke 69 dari 76 Negara yang
berpartisipasi, berarti Indonesia yang sudah menerapkan LKPD dalam tempo yang
lama masih berada pada posisi 10 urutan terakhir. Turkey berada pada posisi yang
lebih baik daripada Indonesia yaitu urutan ke 41. Kedua Negara yang intensif
menerapkan LKPD belum mampu menembus posisi 15 besar.
Ketidak keefektifan LKPD harus dikaji dengan baik agar sesuai dengan harapan
dari pendidik dan peserta didik, sehingga peserta didik tidak hanya memiliki Low
Order Thingking Skills (LOTS) akan tetapi juga memiliki High Order Thingking
Skills (HOTS). HOTS menggunakan pemikiran secara luas untuk menemukan
tantangan baru. Hal ini menuntut seseorang untuk menerapkan informasi atau
pengetahuan baru yang didapatkan dan memanipulasi informasi untuk mencapai
kemungkinan jawaban dalam situasi baru (Kusuma, dkk. 2017; Heong, dkk.
2011).
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dalam menganalisis kebutuhan model
pembelajaran, media pembelajaran, dan LKPD pada 4 pendidik dan 25 peserta
didik di SMA Negeri 6 Bandar Lampung & SMA IT Ar Raihan Bandar Lampung
maka diperoleh informasi bahwa hasil analisis model pembelajaran pada pendidik
(Lampiran 7) menyatakan model pembelajaran yang diharapkan mampu
memberikan perhatian lebih agar peserta didik memiliki kemampuan merumuskan
dan membuktikan hipotesis percobaan serta belajar mandiri menurut pendidik
4
masih sangat rendah, selain itu peserta didik 75% tidak aktif berdiskusi maupun
melakukan pendekatan ilmiah. Sedangkan analisis model pembelajaran pada
peserta didik (Lampiran 9) menunjukkan bahan ajar masih menjadi favorite
digunakan dalam proses pembelajaran, LKPD menyediakan soal-soal yang sangat
membantu dalam belajar, tetapi peserta didik tidak mendapatkan LKPD yang
terdapat kegiatan praktikum.
Hasil Analisis pemanfaatan media pembelajaran pada pendidik (Lampiran 7)
memberikan informasi secara keseluruhan pendidik memanfaatkan Personal
Computer namun belum intensif dalam menerapkan multimedia baru dikarenakan
jarangnya mendapatkan dukungan dari pemerintah, pendidik belum memiliki
multimedia yang bervariatif serta belum mampu mengolaborasikan multimedia
sebagai bahan ajar. Jadi, secara keseluruhan pendidik merasa kesulitan dalam
mengembangkan media pembelajaran elektronik. Analisis media pembelajaran
(Lampiran 8) pada peserta didik menunjukkan potensi bahwa 80% peserta didik
memiliki Personal Computer, namun media pembelajaran masih 72% merasa
tidak bervariatif. Hal yang menjadi perhatian khusus yaitu peserta didik merasa
multimedia/media pembelajaran yang digunakan selama ini tidak praktis, dan
peserta didik merasa senang dengan multimedia yang dianggap baru.
Analisis LKPD pada pendidik (Lampiran 7) memberikan informasi bahwa LKPD
yang digunakan selama ini di Sekolah tidak memuat kegiatan percobaan, selain itu
kurang efektif dan belum mengarahkan peserta didik untuk memiliki HOTS masih
terbilang sangat belum maksimal. Sedangkan analisis LKPD pada peserta didik
(Lampiran 9) menunjukkan bahwa LKPD masih menjadi favorite penggunaannya
5
dalam proses pembelajaran, LKPD menyediakan soal-soal yang sangat membantu
dalam belajar, tetapi peserta didik tidak mendapatkan LKPD yang terdapat
kegiatan percobaan dengan baik.
Mengatasi permasalahan di atas maka model pembelajaran yang dibutuhkan oleh
peserta didik adalah model pembelajaran yang saintifik meliputi bagaimana
berhipotesis, berdiskusi, dan melakukan percobaan. Kemudian media
pembelajaran berupa multimedia yang baru serta LKPD yang memuat kegiatan
percobaan atau metode ilmiah sehingga peserta didik mampu berpikir tingkat
tinggi.
Model pembelajaran yang tepat mengatasi permasalahan di atas yaitu Guided
Inquiry. Pendidikan sains berbasis inkuiri dianggap sebagai trend terkini dalam
reformasi pendidikan sains. Penyelidikan ilmiah umumnya mengacu pada
beragam cara dimana para ilmuwan mempelajari alam (Ertikanto, dkk. 2015;
Liang & Richardson, 2009). Lebih dari sebuah prosedur atau metode, guided
inquiry adalah proses untuk menyelidiki bagaimana, mengapa atau apa, dan
kemudian memahami temuan yang dihasilkan (Bhattacharayya, dkk. 2009).
Media pembelajaran yang tepat dalam mengatasi permasalahan di atas dan dapat
digunakan sebagai LKPD berbentuk elektronik yaitu Kvisoft Flipbook Maker.
Kvisoft Flipbook Maker adalah software multimedia interaktif untuk membuat file
Portable Document Format (PDF) menjadi halaman flash, tiap halaman PDF bisa
dibolak-balik seperti buku sesungguhnya. Software ini akan mengkonversi file
PDF seperti majalah online, e-surat kabar, katalog online, buku digital, dan
publikasi lainnya untuk berbagi online. Kvisoft terbukti sebagai flipbook virtual
6
baik dan layak digunakan sehingga materi pembelajaran menjadi sangat mudah
dipahami dengan efektif bahkan sampai kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Hal tersebut dikarenakan pengoperasiannya sangat mudah, unsur musik dan
animasi dinilai sangat positif bagi peserta didik (Rasiman & Agnita 2014):
Berdasarkan paparan di atas maka telah dilakukan penelitian Pengembangan
E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook Maker Berbasis Guided Inquiry pada Materi
Fluida Statis untuk Menumbuhkan High Order Thingking Skills.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini dibutuhkan pengembangan E-LKPD
dengan Kvisoft Flipbook Maker berbasis Guided Inquiry pada Materi Fluida Statis
untuk menumbuhkan High Order Thingking Skills. Pengembangan produk
tersebut agar lebih terarah maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana validitas E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook Maker berbasis
Guided Inquiry pada Materi Fluida Statis dalam menumbuhkan HOTS?
2. Bagaimana kepraktisan E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook Maker berbasis
Guided Inquiry pada Materi Fluida Statis dalam menumbuhkan HOTS?
3. Bagaimana keefektifan E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook Maker berbasis
Guided Inquiry pada Materi Fluida Statis untuk menumbuhkan HOTS?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini menyesuaikan dengan pertanyaan penelitian yang
diajukan yaitu:
7
1. Mendeskripsikan kevalidan E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook Maker
Berbasis Guided Inquiry pada Materi Fluida Statis dalam menumbuhkan
HOTS.
2. Mendeskripsikan kepraktisan E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook Maker
Berbasis Guided Inquiry pada Materi Fluida Statis dalam menumbuhkan
HOTS.
3. Mendeskripsikan efektivitas E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook Maker
Berbasis Guided Inquiry pada Materi Fluida Statis dalam menumbuhkan
HOTS.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain:
1. Bagi pendidik, bahan ajar yang telah dikembangkan dapat menjadi salah
satu referensi pendidik dalam melakukan proses pembelajaran untuk
mengetahui HOTS pada peserta didik.
2. Bagi peserta didik, E- LKPD yang telah dikembangkan dapat menjadi
salah satu media untuk melatih dan mengembangkan serta mengukur
HOTS.
3. Bagi sekolah, LKPD yang dikembangkan dapat menjadi salah satu
referensi untuk meningkatkan HOTS peserta didik sehingga dapat
membantu peningkatan mutu sekolah.
8
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian pengembangan ini dibatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut:
1. Pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan bahan ajar
E-LKPD sebagai bahan ajar pembelajaran Fisika dalam menumbuhkan
HOTS peserta didik SMA.
2. Materi yang disajikan dalam E-LKPD ini adalah materi Fisika SMA/MA
kelas XI semester ganjil yaitu pokok bahasan Fluida Statis yang
disesuaikan dengan Standar Isi Kurikulum 2013.
3. Uji produk penelitian dan pengembangan dilakukan oleh ahli konstruk,
ahli isi, respon peserta didik, dan ujicoba produk dilapangan.
4. Subjek penelitian pengembangan adalah peserta didik kelas XI
SMA Negeri 6 Bandar Lampung.
5. Validitas E-LKPD yang berisikan materi fluida statis, yaitu meliputi
validasi konstruk dan validasi isi.
6. Kepraktisan E-LKPD merupakan suatu kriteria suatu kualitas E-LKPD
yang dtinjau dari produk dapat diterapkan secara nyata di lapangan
(Nieveen, dkk. 2010) meliputi keterlaksanaan pembelajaran dan respon
peserta didik.
7. Keefektifan diukur dari tes HOTS peserta didik. HOTS yang
dikembangkan dalam penelitian ini sesuai dengan C4-C6 taksonomi
Bloom revisi (analisis, evaluasi, mencipta).
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Lembar Kerja Peserta didik
Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) adalah panduan peserta didik yang digunakan
untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKPD dapat
berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan
untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen atau demostrasi. LKPD menurut Trianto (2007) memuat sekumpulan
kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan
pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator
pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.
LKPD merupakan salah satu bahan ajar yang penting untuk tercapainya
keberhasilan dalam pembelajaran fisika. LKPD dikemas sedemikian rupa
sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara
mandiri (Damayanti, dkk. 2013) Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa
pandangan yang bisa dijadikan rujukan. Sebagaimana diungkapkan dalam
Panduan Pengembanga Bahan Ajar (Depdiknas, 2008), LKPD (student work
sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik. Lembar kerja kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah
10
untuk menyelesaikan suatu tugas dan tugas tersebut haruslah jelas kompetensi
dasar yang akan dicapai.
LKPD dalam Sunyono (2008) merupakan salah satu bentuk program yang
berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan peserta didik dan berfungsi
sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan keterampilan. Sesuai dengan
kurikulum yang diterapkan saat ini, maka metode pembelajaran yang digunakan
harus mampu membimbing peserta didik agar mencapai standar kompetensi yang
diharapkan.
Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan di atas maka disimpulkan bahwa LKPD
adalah salah satu alternatif bahan ajar yang berisi sekumpulan materi, tugas atau
kegiatan yang diberikan kepada peserta didik, sehingga tujuan dari kegiatan yang
dilaksanakan saat proses pembelajaran akan tercapai.
Adapun Fungsi, tujuan, dan macam-macam LKPD dalam Prastowo (2011) adalah
sebagai berikut:
1. Fungsi LKPD
LKPD memiliki empat fungsi sebagai berikut:
a) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalisir peran pendidik, namun lebih
mengaktifkan peserta didik.
b) Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami
materi yang diberikan.
c) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; serta
d) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
11
2. Tujuan Penyusunan LKPD
Tujuan penyusunan LKPD terdapat empat poin, yaitu:
a) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk
berinteraksi dengan materi yang diberikan.
b) Menyajikan tugas-tugas yang dapat meningkatkan pemahaman konsep
peserta didik.
c) Melatih kemandirian peserta didik.
d) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas.
3. Macam-macam Bentuk LKPD
Terdapat beberapa macam bentuk LKPD berdasarkan fungsinya,
diantaranya yaitu:
a) LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep.
b) LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan
suatu konsep yang telah ditemukan.
c) LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar.
d) LKPD yang berfungsi sebagai penguatan.
e) LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.
Jadi, LKPD yang baik adalah LKPD yang memiliki fungsi dan tujuan mengefisiensi
proses pembelajaran, mempermudah pendidik dalam mengajar serta mengaktifkan
peserta didik belajar secara mandiri sehingga pembelajaran menjadi student centre.
12
B. Kvisoft Flipbook Maker
Kvisoft flipbook maker adalah software untuk membuat file PDF (Portable
Document Format) menjadi halaman flash, tiap halaman PDF bisa di flip (bolak-
balik) seperti buku sesungguhnya. Software ini akan mengkonversi file PDF
seperti majalah online, e-surat kabar, katalog online, buku digital, dan publikasi
lainnya untuk berbagi online. Penggunaan sangat mudah untuk membuat flash
yang realistis membalik halaman buku tanpa keterampilan pemrograman
(Hidayatullah & Rakhmawati, 2016). Cukup dengan 3 langkah mengimpor
PDF/gambar/FLV, menyesuaikan gaya dan penerbitan, pengguna dapat
mengkonversi PDF ke flash publikasi berbasis digital dengan antarmuka
pengguna yang intuitif.
Kvisoft Flipbook Maker dapat menambahkan file-file gambar, pdf, swf, dan file
video berformat FLV dan MP4. Sedangkan keluaran atau output dari software ini
dapat berupa HTML, EXE, ZIP, dan APP. Output TI Flash membalik buku
sebagai format HTML yang memungkinkan untuk mengunggah ke website untuk
dilihat secara online. Output yang dapat berdiri sendiri yaitu EXE untuk
pengiriman CD. Paket itu sebagai format ZIP untuk email cepat. serta output
berupa APP dapat digunakan di I-Phone dan Tablet, I-Pad. (Wijayanto, 2014)
Software ini dapat mengubah tampilan file PDF menjadi lebih menarik seperti
layaknya sebuah buku. Tidak hanya itu, Kvisoft Flipbook Maker juga dapat
membuat file PDF menjadi seperti sebuah majalah, Majalah Digital, Flipbook,
Katalog Perusahaan, Katalog digital dan lain-lain. Memanfaatkan perangkat lunak
tersebut maka tampilan media akan lebih variatif, tidak hanya teks, gambar, video,
13
dan audio juga bisa disisipkan dalam media ini sehingga proses pembelajaran
akan lebih menarik (Sugianto, dkk. 2017). Jadi bisa disimpulkan bahwa Kvisoft
Flipbook Maker adalah sebuah media elektronik yang dapat menampilkan PDF
dan foto menjadi lembaran flash bolak-balik.
Gambar 1. Tampilan Kvisoft Flipbook Maker
C. Guided Inquiry
1. Pengertian Guided Inquiry
Guided inquiry terbimbing adalah pendekatan mengajar dimana pendidik
memberikan peserta didik contoh-contoh topik spesifik dan memandu peserta
didik untuk memahami topik tersebut (Eggen & Kauchak, 2012). Menurut
Kuhlthau (2010), guided inquiry membantu peserta didik untuk berlatih
dalam sebuah tim, mengembangkan kompetensi dalam penelitian,
pengetahuan, motivasi, pemahaman bacaan, perkembangan bahasa,
14
kemampuan menulis, pembelajaran kooperatif, dan keterampilan sosial.
Amin (1987), menyatakan bahwa istilah pembelajaran guided inquiry
digunakan apabila didalam kegiatan penemuan, pendidik menyediakan
bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada peserta didik. Suatu
pendekatan pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar aktif
dan pendidik mendorong peserta didik menemukan konsep-konsep, prinsip-
prinsip untuk dirinya sendiri (Wilcolx, dalam Suprihatiningrum, 2013).
Menurut Carin (1993-a), pengajaran dengan guided inquiry menyediakan
kesempatan untuk melibatkan peserta didik untuk memperolah wawasan dan
mengembangkan konsepnya sendiri lebih baik. Pembelajaran dengan
pendekatan penemuan terbimbing terjadi dimana dengan bimbingan pendidik
peserta didik akan lebih bekerja lebih terarah dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Bimbingan pendidik merupakan arahan tentang prosedur
kerja yang dilakukan oleh peserta didik. Howe & Jones (1993), menyatakan
bahwa penemuan terbimbing lebih dari sekedar keterampilan tangan karena
pengalaman, dan pendidik masih mengambil bagian sebagai pembimbing.
Melalui diskusi terbimbing dan metode lainnya, peserta didik dituntun dalam
pengrefleksian terhadap kegiatan dengan membandingkan, mencari pola,
memprediksi, dan membuat penjelasan. Bimbingan tak langsung, pendidik
mengembangkan hasil-hasil yang berguna dan menarik. Menurut Ertkanto,
dkk (2015) guided inquiry sangat penting untuk proses pembelajaran sains di
setiap jenjang pendidikan.
15
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
guided inquiry merupakan pembelajaran penemuan yang sangat penting
dalam memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan
prinsip-prinsip atau konsep-konsep untuk diri sendiri, dimana peserta didik
mendapat bantuan berupa bimbingan dari pendidik agar lebih terarah
mencapai tujuan pembelajaran.
2. Perencanaan pembelajaran guided inquiry
Carin (1993-b) memberikan petunjuk dalam merencanakan dan menyiapkan
pembelajaran guided inquiry, antara lain: 1) menentukan tujuan yang akan
dipelajari oleh peserta didik, 2) memilih metode yang sesuai dengan kegiatan
penemuan 3), menentukan lembar pengamatan data untuk peserta didik, 4)
menyiapkan alat dan bahan secara lengkap, 5) menentukan dengan cermat
apakah peserta didik akan berkerja secara individu atau secara berkelompok
yang terdiri dari 2-5 peserta didik, 6) mencoba terlebih dahulu kegiatan yang
akan dikerjakan peserta didik.
Cara mengetahui kesulitan yang mungkin timbul atau kemungkinan
dimodifikasi, Carin (1993-b), menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan di
atas, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: 1) memberikan bantuan agar
peserta didik memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan,
2) memeriksa bahwa semua peserta didik memahami tujuan dan prosedur
kegiatan yang harus dilakukan, 3) Sebelum kegiatan dilakukan, menjelaskan
pada peserta didik tentang cara bekerja yang aman; 4) mengamati setiap
peserta didik selama mereka melakukan kegiatan, 5) memberikan waktu yang
16
cukup kepada peserta didik untuk mengembalikan alat dan bahan yang
digunakan, 6) melakukan diskusi tentang kesimpulan untuk setiap jenis
kegiatan.
Menurut Eggan dan Kauchak (2012), merencanakan pelajaran saat
menggunakan guided inquiry melibatkan tiga langkah penting, yaitu:
a) Mengidentifikasi topik
Awal merencanakan pembelajaran guided inquiry adalah menentukan
topik. Topik-topik tersebut dapat diambil dari standar, buku teks, panduan
kurikulum, atau sumber lain. Jika topik adalah konsep atau generalisasi
maka pembelajaran guided inquiry dapat digunakan secara efektif.
b) Menentukan tujuan belajar
Setelah mengidentifikasi topik, langkah selanjutkannya memutuskan hal
apa yang ingin peserta didik ketahui tentang topik tersebut. Keputusan
ini mengidentifikasi tujuan belajar, pernyataan yang menentukan apa
yang semestinya diketahui, dipahami, atau mampu dilakukan peserta
didik terkait topik tersebut. Tujuan belajar yang jelas, penting karena
memberikan kerangka kerja berpikir ketika merencanakan dan
menerapkan pelajaran.
c) Menyiapkan contoh dan noncontoh
Menentukan contoh dan noncontoh setelah menetapkan apa yang ingin
dicapai peserta didik. Penelitian menunjukkan bahwa konsep-konsep
yang saling terkait paling efektif diajarkan bersama-sama.
17
3. Sintaks pembelajaran guided inquiry
Pembelajaran guided inquiry merupakan bagian dari pembelajaran inkuiri,
sedangkan pembelajaran inkuiri memiliki kesamaan dengan pembelajaran
berdasarkan masalah, maka fase-fase pembelajaran guided inquiry dalam
penelitian ini mengadopsi fase-fase yang ada dalam pembelajaran
berdasarkan masalah. Secara lebih rinci langkah-langkah pelaksanaan
kegiatan pembelajaran guided inquiry yang diadopsi dari sintaks
pembelajaran berdasarkan masalah yang terdapat dalam Arends (2012), dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Sintaks untuk Pembelajaran Guided Inquiry
Fase atau Tahap Prilaku Pendidik
Fase 1:
Menghadirkan perhatian dan
menjelaskan tujuan inkuiri.
Menghadirkan perhatian dan menjelaskan tujuan
inkuiri.
Pendidik membimbing, memotivasi dan menjelaskan
tujuan pembelajaran pada peserta didik untuk
mempersiapkan proses inkuiri.
Fase 2: Mengorientasikan
peserta didik pada fenomena
atau masalah.
Pendidik menghadirkan suatu fenomena atau masalah.
Fase 3: Merumuskan masalah
dan mengajukan hipotesis.
Pendidik mendorong peserta didik untuk membuat
rumusan masalah dan mengajukan hipotesis terhadap
masalah yang telah dirumuskan.
Fase 4: Membimbing peserta
didik dalam mengumpulkan
data untuk menguji hipotesis.
Pendidik membimbing peserta didik mengumpulkan
data untuk menguji hipotesis dalam proses pemecahan
masalah yang dapat dilakukan dengan percobaan atau
eskperimen.
Fase 5: Membuat rumusan
penjelasan atau menarik
kesimpulan
Pendidik membimbing peserta didik untuk menarik
kesimpulan berdasarkan proses pemecahan masalah
yang telah dilakukan peserta didik.
Fase 6: Merefleksi
danmengevaluasi proses
inkuiri dalam pemecahan
masalah
Pendidik membantu peserta didik melakukan refleksi
atas penyelidikan dan proses-proses inkuiriyang
digunakan.
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
guided inquiry yang terdapat dalam Tabel 2. pelaksanaannya dijelaskan sebagai
berikut:
18
Tahap 1: Menghadirkan perhatian dan menjelaskan tujuan inquiry
Pada fase ini pendidik memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dan aturan dalam proses pembelajaran guided inquiry.
Tahap 2: Mengorientasikan peserta didik pada fenomena atau masalah
Pada fase ini pendidik menyajian suatu peristiwa atau kasus yang dapat menarik
perhatian peserta didik sehingga akan memunculkan permasalahan awal pada
peserta didik.
Tahap 3: Merumuskan masalah dan mengajukan hipotesis
Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk membuat rumusan dan
membimbing peserta didik untuk menentukan hipotesis yang relevan dengan
masalah masalah dan menentukan variabel-variabel yang akan diselidiki dalam
eksperimen.
Tahap 4: Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis
Pada fase ini, mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Pada model pembelajaran ini
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
melaksanakan kegiatan eksperimen. Fungsi kegiatan eksperimen adalah
eksplorasi dan pengujian langsung. Tugas dan peran pendidik dalam tahapan ini
adalah membimbing peserta didik dalam proses pengumpulan data dalam kegiatan
eksperimen. Data yang telah terkumpul lalu di lakukan analisis data. Analisis
data merupakan proses komunikasi melalui lisan yang menjadi tambahan
informasi dalam melengkapi data yang telah dikumpulkan. Pada tahap ini
19
pendidik membimbing peserta didik dalam menyusun argumen yang mendukung
data yang telah dikumpulkan.
Tahap 5: Membuat rumusan penjelasan atau menarik kesimpulan
Pada tahap ini pendidik membimbing peserta didik menyusun penjelasan dan
penarikan kesimpulan yang merupakan proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan
merupakan hal penting dalam proses pembelajaran inkuiri. Pencapaian
kesimpulan yang akurat sebaiknya pendidik mampu menunjukkan pada peserta
didik data mana yang relevan atau sesuai.
Tahap 6 : Merefleksi dan mengevaluasi proses inkuiri dalam pemecahan masalah
Tahapan akhir dari kegiatan pembelajaran ini pendidik meminta peserta didik
untuk melakukan rekonstruksi pemikiran dan aktivitas mereka selama tahap
pembelajaran yang telah dilewati. Pada intinya dalam kegiatan ini dimaksudkan
untuk membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir
peserta didik, dan disamping itu juga keterampilan penyelidikan dan keterampilan
intelektual yang digunakan.
D. High Order Thingking Skill
Menurut Heong, dkk (2011) kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah
penggunaan pikiran secara luas untuk menemukan tantangan baru. Kemampuan
berpikir tingkat tinggi menuntut seseorang untuk menerapkan informasi baru atau
pengetahuan yang telah dimilikinya dan memanipulasi informasi untuk
20
menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi yang baru. Menurut Brookhart
(2010) pengertian berpikir tingkat tinggi adalah sebagai berikut:
Higher-order thinking conceived of as the top end of the Bloom’s cognitive
taxonomy. The teaching goal behind any of the cognitive taxonomies is
equipping students to be able to do transfer. “Being able to think” means
students can apply the knowledge and skills they developed during their
learning to new contexts. “New” here means applications that the student
has not thought of before, not necessarily something universally new.
Higher-order thinking is conceived as students being able to relate their
learning to other elements beyond those they were taught to associate with
it.
Pengertian di atas, menjelaskan bahwa tujuan pengajaran berdasarkan taksonomi
kognitif Bloom menghendaki peserta didik untuk dapat menerapkan pengetahuan
dan keterampilan untuk konteks baru, yaitu peserta didik dapat mengaplikasikan
konsep yang belum terpikirkan sebelumnya. Perspektif dua dimensi Anderson dan
Krathwohl untuk kemampuan berpikir tingkat tinggi dan klasifikasi kata kerja
operasionalnya (dalam Kusuma. 2017) dapat digambarkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Dimensi Revisi Taksonomi Bloom dan Contoh Kata Kerja
Operasional untuk Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Dimensi Pengetahuan
(The Knowledge
Dimension)
Dimensi Proses Kognisi (The Cognitive Process Dimension)
C4
Analisis
(analyze)
C5
Penilaian
(evaluate)
C6
Penciptaan
(create)
Pengetahuan Faktual
(PF)
C4 PF
Membuat urutan,
mengelompokkan
C5 PF
Membandingkan,
menghubungkan
C6 PF
Menggabungkan
Pengetahuan Konseptual
(PK)
C4 PK
Menjelaskan,
menganalisis
C5 PK
Mengkaji,
menafsirkan
C6 PK
Merencanakan
Pengetahuan Prosedural
(PP)
C4 PP
Membedakan
C5 PP
Menyimpulkan,
meringkas
C6 PP
Menyusun,
memformulasikan
21
Dimensi Pengetahuan
(The Knowledge
Dimension)
Dimensi Proses Kognisi (The Cognitive Process Dimension)
C4
Analisis
(analyze)
C5
Penilaian
(evaluate)
C6
Penciptaan
(create)
Pengetahuan Meta-
Kognisi
(PM)
C4 PM
Mewujudkan,
menemukan
C5 PM
Membuat,
menilai
C6 PM
Merealisasikan
(Anderson and Krathwohl, 2001)
Keterampilan seperti berpikir kreatif dan kritis, analisis, pemecahan masalah dan
visualisasi termasuk dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order
Thinking Skills (HOTS). Keterampilan ini melibatkan mengkategorikan butir soal,
membandingkan dan membedakan ide-ide dan teori-teori, mampu menulis serta
memecahkan masalah. Dalam penelitian ini, kemampuan berpikir tingkat tinggi
fisika yang dikembangkan adalah kemampuan menganalisis (analyze),
mengevaluasi (evaluate), dan mencipta (create) pada bidang fisika. Anderson &
Krathwohl (2001) mendefinisikan ketiga kemampuan tersebut sebagai berikut:
Analyzing is breaking material concepts into parts, determining how the
parts relate or interrelate to one another or to an overall structure or
purpose. Evaluating is making judgments based on kriteria and standards
thorough checking and critiguing. Creating is putting element together to
form a coherent or functional whole; reorganizing elements into a new
pattern or structure thorough generating, plabning and producing.
Definisi dan penjelasan di atas memberikan kesimpulan bahwa
(1) menganalisis adalah menguraikan bahan atau konsep ke dalam bagian-
bagiannya, menentukan hubungan antar bagian, atau hubungan bagian terhadap
struktur atau tujuan secara keseluruhan. Tindakan yang sesuai berupa
membedakan, mengorganisasikan, dan menghubungkan, serta mampu
membedakan antara komponen atau bagian; (2) Mengevaluasi adalah membuat
penilaian berdasarkan kriteria-kriteria dan standar-standar dengan melalui
pemeriksaan dan kritik; (3) Menciptakan adalah memasukan elemen untuk
22
membentuk satu kesatuan yang koheren atau fungsional atau melakukan
reorganisasi elemen menjadi pola atau struktur baru melalui proses
membangkitkan, merencanakan, atau menghasilkan. Kegiatan yang termasuk
mencipta adalah mensintesis bagian menjadi sesuatu yang baru, betuk baru atau
produk baru.
E. Fluida Statis
Materi Fluida Statis dibagi beberapa bagian, berikut bagian tetsebut beserta
penyajian pada kvisoft flipbook maker.
Tabel 3. Materi Fluida Statis
Materi Fluida Penyajian pada
Kvisoft Flipbook Maker
Tekanan Hidrostatis
Pernahkan kamu berenang?
Apa yang kamu rasakan jika
kamu mencoba untuk
menyelam kedasar kolam?
Dapat disimpulkan bahwa
semakin kamu menyelam
maka kamu akan merasa gaya
yang menekan ketubuhmu
akan semakin besar.
Zat cair dapat memberikan
tekanan walaupun zat cair
tersebut diam di suatu tempat.
Tekanan tersebut dinamakan
tekanan hidrostatis.
Persamaan tekanan
hidrostatis dapat dituliskan :
𝑃 = 𝜌 𝑔 ℎ Keterangan :
P = tekanan (N/m2),
Memanfaatkan software kvisoft flipbook maker secara
flash maka pada awal pembelajaran peserta didik
diberikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
setelah itu membentuk kelompok, kemudian mengikuti
proses pembelajaran dengan pendekatan guided
inquiry.
Penyajian Fenomena:
Penyajian fenomena dimaksud membuka pemikiran
peserta didik bahwa selama ini tekanan hidrostatik
telah diterapkan dalam kehidupan sekitar.
Berikut adalah fenomena yang memperhatikan tekanan
hidrostatis.
Gambar 2. Bendungan Sumber: www.starofmysore.com
23
Materi Fluida Penyajian pada
Kvisoft Flipbook Maker
= massa jenis zat air
(kg/m3),
g = percepatan gravitasi
(m/s2)
h = tinggi zat cair (m)
Setelah disajikan fenomena peserta didik kemudian
merumuskan hipotesis dan melakukan percobaan
berdasarkan rumusan masalah yaitui:
1) Bagaimana hubungan tekanan hidrostatis dengan
kedalaman air?
2) Apakah massa jenis air mempengaruhi tekanan
hidrostatis?
Berikut adalah desain percobaan yang dilakukan:
Dengan menekan corong semakin dalam pada air
dalam wadah maka peserta didik memperhatikan ,
air yang digunakanpun adalah air biasa dan air garam.
Setelah itu peserta didik melakukan analisis hubungan
dengan kedalam corong yang semakin dimasukkan
(ditenggelamkan). Hal ini dilakukan untuk menemukan
secara langsung bahwa 𝑃 ~ ℎ (Tekanan berbanding
lurus dengan tinggi zat cair).
Pergantian air biasa dengan air garam untuk
membandingkan hasilnya dengan hasil air biasa pada
grafik yang dibuat oleh peserta didik. Hal tersebut
dilakukan untuk membuktikan bahwa 𝑃 ~ 𝜌 (Tekanan
berbanding lurus dengan massa jenis).
Sehingga akhirnya peserta didik mampu untuk
memahami secara mendalam tentang: 𝑃 = 𝜌 𝑔 ℎ
Hukum Archimedes
Hukum Archimedes
menyatakan bahwa “Suatu
benda yang dicelupkan
sebagian atau seluruhnya ke
dalam zat cair akan
mengalami gaya apung yang
besarnya sama dengan berat
zat cair yang dipindahkan
oleh benda tersebut”.
Memanfaatkan software kvisoft flipbook maker secara
flash maka pada awal pembelajaran peserta didik
diberikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
setelah itu membentuk kelompok, kemudian mengikuti
proses pembelajaran dengan pendekatan guided
inquiry.
24
Materi Fluida Penyajian pada
Kvisoft Flipbook Maker
Sumber: Sri handayani, 2009.
Perhatikan Gambar di atas
sebuah balok dimasukkan ke
dalam air. Saat volume balok
tercelup VT maka fluida itu
akan berpindah dengan
volume juga VT berarti gaya
tekan ke atas yang dirasakan
balok sebesar:
FA = wzat cair yang pindah
FA = mair g
Keterangan:
Fv = gaya tekan ke atas (N)
ρa = massa jenis fluida air
(kg/m3)
g = percepatan gravitasi (10
m/s2)
V T = volume fluida yang
dipindahkan atau
volume benda tercelup
Penyajian Fenomena:
Penyajian fenomena dimaksud membuka pemikiran
peserta didik bahwa selama ini hokum Archimedes
telah diterapkan dalam kehidupan sekitar.
Berikut adalah fenomena Hukum Archimedes.
Gambar 3. Kapal Besar dapat Terapung di Laut Sumber: www.seputarkapal.com
Setelah disajikan fenomena peserta didik kemudian
merumuskan hipotesis dan melakukan percobaan
berdasarkan rumusan masalah yaitui:
Bagaimanakah hubungan gaya Archimedes (FA) dengan volume yang tercelup (VT)?
Berikut adalah desain percobaan yang dilakukan:
Sumber: Sri handayani; 2009
Peserta didik melakukan menimbanga berat balok di
udara dan di air dalam beberapa kali percobaan, hasil
percobaan kemudian meminta peserta didik untuk
menentukan hubungan FA dengan s = ρ g. Sehingga
peserta didik memahami bagaimana hubungan
hubungan gaya Archimedes (FA) dengan volume yang tercelup (VT) pada persamaan:
25
Materi Fluida Penyajian pada
Kvisoft Flipbook Maker
Keadaan Benda
Jika benda dimasukkan
dalam fluida atau air maka
akan ada tiga kemungkinan
keadaannya, yaitu:
tenggelam, terapung dan
melayang.
Sumber: Sri handayani; 2009
(a) Benda akan tenggelam
dalam fluida jika gaya
tekan keatasnya tidak
mampu menahan
beratnya. F A < w
(b) Benda melayang dalam
fluida syaratnya gaya
tekan keatasnya harus
sama dengan berat
bendanya. F A = w
(c) Benda terapung dalam
fluida syaratnya sama
dengan benda melayang
yaitu gaya tekan keatasnya
harus sama dengan berat
bendanya. F A = w.
Perbedaan yang perlu kalian
perhatikan adalah benda
terapung memiliki bagian
yang di atas permukaan air.
Memanfaatkan software kvisoft flipbook maker secara
flash maka pada awal pembelajaran peserta didik
diberikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
setelah itu membentuk kelompok, kemudian mengikuti
proses pembelajaran dengan pendekatan guided
inquiry.
Penyajian Fenomena:
Penyajian fenomena dimaksud membuka pemikiran
peserta didik bahwa selama ini keadaan benda pada zat
cair telah diterapkan dalam kehidupan sekitar.
Gambar 4. Keadaan Benda pada Zat Cair Sumber: http://www.masihsaja.com
Setelah disajikan fenomena peserta didik kemudian
merumuskan hipotesis dan melakukan percobaan
berdasarkan rumusan masalah yaitu:
1. Apakah massa jenis dapat mempengaruhi keadaan
benda pada zat cair?
2. Bagaimana konsep melayang, terapung, dan
tenggelam?
Berikut adalah desain serta hasil penelitian yang akan
diperoleh oleh peserta didik:
Gambar 5. Keadaan Telur dalam Zat Cair
Peserta didik mencelupkan telur ayam pada ketiga
gelas, kemudian memberikan garam pada dua gelas
lainnya sesuai dengan ketentuan yang ditentukan.
26
Materi Fluida Penyajian pada
Kvisoft Flipbook Maker
Setelah hal tersebut dilakukan maka peserta didik
dapat memahami keadaan benda pada zat cair dan
bagaimana pengaruh massa jenis terhadap keadaan
benda pada zat cair.
F. Kerangka Pemikiran
Proses pembelajaran di kelas, peneliti mengharapkan keterlibatan aktif peserta
didik secara langsung namun pembelajaran belum ditekankan secara saintifik,
LKPD belum memuat kegiatan praktikum, media pembelajaran kurang
bervariatif, keterampilan berpikir tingkat tinggi masih rendah. Hal-hal seperti
mendorong peserta didik mengungkapkan dugaan awal dengan cara mengajukan
pertanyaan membimbing, eksperimen menggunakan media yang secara langsung
digunakan oleh peserta didik, dan melibatkan peserta didik dalam merangkum
atau menyimpulkan informasi pesan pembelajaran. Peserta didik akan
memperoleh keuntungan jika mereka dapat “melihat” dan “melakukan”.
Pembelajaran peserta didik dan pendidik memanfaatkan LKPD. LKPD didesain
dalam mengatasi masalah dengan menerapkan model inkuiri. Tahapan-tahapan
model inkuiri yaitu: menemukan masalah, bertanya, menyelidiki, mengumpulkan
data, mendiskusikan, membuat kesimpulan digunakan dalam proses pembelajaran
yang mengacu peserta didik terlibat aktif sehingga menumbuhkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
27
LKPD dengan model guided inquiry merupakan bentuk lembar kerja yang
menekankan pada proses pencapaian konsep secara mandiri dengan berbagai
aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik. Format LKPD dengan model guided
inquiry seperti yang telah dikemukakan di atas (Depdiknas, 2008) LKPD secara
umum adalah sebagai berikut: Judul, Petunjuk belajar (Petunjuk peserta didik),
Kompetensi yang akan dicapai, Informasi pendukung, Tugas-tugas dan langkah-
langkah kerja, Penilaian. LKPD dengan model inkuiri lebih menekankan pada
lembar kegiataan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dimaksimalkan oleh
pendidik untuk mengaktifkan peserta didik mengisi dan mengikuti segala
petunjuk yang dituliskan dalam LKPD. Terdapat kolom-kolom yang harus diisi
mandiri untuk menghubungkan materi yang dipelajari dengan berbagai kegiatan
yang dilakukan selama proses pembelajaran.
28
Model
Pembelajaran
belum ditekankan
secara saintific
LKS belum
memuat kegiatan
praktikum
Media
pembelajaran
kurang bervariatif
Keteramilan
berpikir tingkat
tinggi masih
rendah
Upaya menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi
Standar Isi:
1. KI. KD 2. Tujuan
Pembelajaran
Standar Proses
1. Silabus 2. RPP 3. Pelaksanaan
Pembelajara 4. Student Center
LKS Elektronik
berbasis guided
inquiry
Proses
Pembelajaran
dengan Model
Guided inquiry
Tumbuhnya Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi
Gambar 6. Kerangka Pemikiran
29
G. Hipotesis Penelitian
Penelitian ini menghasilkan E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook Maker berbasis
Guided Inquiry yang diujikan keefektivannya dalam menumbuhkan HOTS pada
peserta didik maka Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana validitas E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook Maker berbasis
Guided Inquiry pada Materi Fluida Statis dalam menumbuhkan HOTS?
2. Bagaimana kepraktisan E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook Maker
berbasis Guided Inquiry pada Materi Fluida Statis dalam menumbuhkan
HOTS?
3. Bagaimana keefektifan E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook Maker berbasis
Guided Inquiry pada Materi Fluida Statis untuk menumbuhkan HOTS?
30
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada pengembangan E-LKPD berbasis guided inquiry
untuk menumbuhkan High Order Thingking Skills (HOTS) peserta didik pada
materi fluida statis. Penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan desain
penelitian Research and Development (R&D) yang diadopsi dari model Borg dan
Gall (dalam Sugiyono, 2009) dengan 4 langkah yang lebih sederhana, yaitu :
(1) tahap studi pendahuluan, (2) pengembangan produk, (3) Uji Kepraktisan
(4) uji coba luas.
Secara sistematik penelitian dan pengembangan ini dilakukan melalui
tahapan-tahapan pokok antara lain: tahapan studi pemdahuluan, pengembangan
produk, validasi produk, penilaian terhadap produk oleh peserta didik, revisi
produk hasil penilaian, uji coba luas, hingga akhirnya adalah produk E-LKPD
berbasis guided inquiry efektif dalam menumbuhkan HOTS.
Tahapan dan alur dalam penelitian LKPD tersebut disusun dalam bagan alur yang
disajikan pada Gambar 7 di bawah ini.
31
Gambar 7. Diagram Alur pengembangan E-LKPD dengan Kvisoft
Flipbook Maker Berbasis Guided Inquiry
Studi
Pendahuluan
Pengembangan
Produk
Penilaian Tanggapan
Terhadap Produk
Uji Efektivitas
Produk
Analisis Kebutuhan
Studi Pustaka Studi Lapangan
Mencari informasi
terkait Media
Pembelajaran, Bahan
Ajar, Model
Pembelajaran
Analisis Kebutuhan Media
Pembelajaran, Bahan Ajar,
Model Pembelajaran
Pengembangan Produk
Penyusunan E-LKPD
untuk Menumbuhkan
HOTS
Penyusunan Insturmen
Validasi Angket
Revisi Angket
Angket
Validasi Ahli
Revisi
Uji Kepraktisan
Revisi Hasil Uji Kepraktisan
E-LKPD Hasil Pengembangan
Rancangan E-LKPD
Uji Coba Luas
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
E-LKPD Guided Inquiry Efektif Menumbuhkan HOTS
32
Tahapan penelitian dan pengembangan di atas dapat dijabarkan secara rinci
sebagai berikut, yaitu:
1. Tahap Analisis Kebutuhan
Tahap analisis kebutuhan berupa studi pendahuluan untuk menghimpun
data tentang kondisi yang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan
dasar untuk produk yang dikembangkan. Tahapannya terdiri dari:
a. Studi Lapangan
Studi lapangan ini dilakukan di SMA Negeri 6 Bandar Lampung dan
SMA IT Ar Raihan Bandar Lampung dengan menyebar angket pada
25 peserta didk kelas XI dan 4 Pendidik pengampu mata pelajaran
Fisika. Studi lapangan dimaksudkna untuk menganalisis kebutuhan
media pembelajaran, bahan ajar, dan model pembelajaran.
b. Studi Pustaka
Tahap studi pustaka dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi
untuk mengumpulkan data dan informasi dalam mencari solusi atas
permasalahan yang didapatkan berdasarkan studi lapangan. Peneliti
melakukan pencarian media pembelajaran, bahan ajar, serta model
yang tepat dalam mengatasi permasalahan yang terjadi. Peneliti
mendapatkan solusi yaitu bahan ajar LKPD Elektronik (E-LKPD)
dengan Kvisoft Flipbook Maker mengguinakan model pembelajaran
guided inquiry sehingga dapat menumbuhkan HOTS peserta didik.
2. Tahap Pengembangan Produk
Pada tahapan ini adalah perancangan/desain produk dan uji coba terbatas.
33
Berdasarkan hasil studi pendahuluan maka disusun sebuah rancangan
bahan ajar E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook Maker berbasis guided
inquiry sehingga menumbuhkan HOTS peserta didk.
Langkah-langkah dalam pengembangan produk ini meliputi:
(a) merancang produk E-LKPD, (b) validasi ahli, (c) uji coba kepraktisan
dan keterbacaan. Langkah-langkah ini dilaksanakan secara berurutan,
dimulai dari menyusun rancangan E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook
Maker berbasis guided inquiry yang kemudian akan divalidasi ahli dan
akan diujicobakan secara terbatas tentang kepraktisan produk.
a) Rancangan produk/draf E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook Maker
berbasis guided inquiry.
Tahap ini merupakan kegiatan pemilihan, penyusunan dan
pengorganisasian materi pembelajaran, yaitu mencakup judul media,
judul bab, sub bab, materi pembelajaran yang perlu dikuasai oleh
pembaca dan daftar pustaka. Draft disusun secara sistematis dalam
satu kesatuan sehingga dihasilkan suatu bahan ajar yang
dikembangkan ke dalam E-LKPD dengan Kvisoft Flipbook Maker
berbasis guided inquiry yang siap diujicobakan. Tahap ini juga diisi
dengan kegiatan menyiapkan lembar validasi konstruk dan isi,
instrumen observasi kepraktisan, instrumen keterbacaan, dan
instrumen HOTS peserta didik. Perancangan produk E-LKPD dengan
Kvisoft Flipbook Maker berbasis guided inquiry ini juga
memperhatikan indikator-indikator HOTS yang disesuaikan dengan
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) materi fluida statis.
34
b) Validasi ahli
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap produk yang dihasilkan
berupa validasi para ahli sebelum digunakan pada tahap uji coba luas.
Validasi produk ini difokuskan pada :
1) Validasi isi yaitu terfokus memvalidasi kelayakan isi, prosedur
kerja dan pertanyaan, dan bahasa pada E-LKPD dengan Kvisoft
Flipbook Maker berbasis guided inquiry.
2) Validasi konstruk meliputi konstruksi sesuai dengan Format
E-LKPD yang ideal, konstruksi isi E-LKPD, Konstruksi isi dengan
kegiatan pembelajaran.
3. Uji Coba Kepraktisan
Uji coba kepraktisan E-LKPD diukur menggunakan instrumen lembar
observasi, aspek yang diobservasi meliputi kemampuan tenaga pendidik
dalam pengelolaan pembelajaran, observasi keterlaksanaan dalam
menggunakan E-LKPD yang diobservasi oleh 1 observer, serta hasil
observasi kemudian diubah dalam bentuk skor persentase dan
diinterpretasikan. Selain itu, uji coba kepraktisan menjaring respon peserta
didik terhadap produk yang dikembangkan yang diukur dengan
membagikan angket respon terhadap produk kepada 10 peserta didik dan
angket keterbacaan produk kepada 5 peserta didik.
4. Uji coba luas
Uji coba luas yaitu penggunaan produk untuk pembelajaran fisika dengan
mengambil sampel secara random sampling sehingga melakukan
35
penelitian satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol di kelas XI
SMA Negeri 6 Bandar Lampung kelas XI. Desain penelitian yang
digunakan adalah Nonequivalen Control Group design. Pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dipilih secara random.
Desain yang digunakan dalam Sugiono (2014: 116) dapat dilihat pada
Gambar 8 berikut:
Gambar 8. Nonequivalen Control Group Design
Keterangan :
X = Treatment, penggunaan E-LKPD
O1 = nilai pretest kelas eksperimen
O2 = nilai posttest kelas eksperimen
O3 = nilai pretest kelas kontrol
O4 = nilai posttest kelas kontrol
Sumber: Sugiono (2014:116)
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Pada tahap studi pendahuluan, lokasi dan subyek penelitian dipilih dengan
menggunakan prinsip purposive sampling. Purposive sampling merupakan
teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu
yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi
yang sudah diketahui sebelumnya (Sugiyono, 2009). Sehingga terpilihlah 2
Sekolah yang ada di Bandar Lampung yang ditunjukkan pada Tabel 4.
O1 X O2
O3 O4
36
Tabel 4. Daftar Nama Sekolah dan Subjek pada Tahap Studi Pendahuluan
No Sekolah
1 SMA Negeri 6 Bandar Lampung
2 SMA IT Ar Raihan Bandar Lampung
Pada tahap pengembangan untuk uji coba peneliti melakukan uji coba
di SMA Negeri 6 Bandar Lampung.
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, peneliti memerlukan alat bantu dalam
bentuk instrumen pengembangan. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan pada tahap pendahuluan menggunakan angket untuk
menganalisis kebutuhan media pembelajaran, bahan ajar, dan model
pembelajaran pada pendidik dan peserta didik. Angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2009).
Pada tahap pengembangan ada uji validasi ahli, teknik pengumpulan data
yang digunakan berupa angket untuk melihat karakteristik yang meliputi
isi dan konstruk dari produk yang dikembangkan. Uji coba terbatas
dilakukan teknik pengumpulan data melalui observasi menggunakan
instrumen lembar observasi kemampuan tenaga pendidik dalam
pengelolaan pembelajaran, observasi keterlaksanaan dan menggunakan
angket untuk menjaring respon peserta didik terhadap produk yang
dikembangkan.
37
Tahap pengujian luas menggunakan teknik pengumpulan tes. Hal ini
betujuan untuk melihat dampak penerapan E-LKPD dengan kvisoft
flipbook maker berbasis guided inquiry yang dikembangkan terhadap
pertumbuhanan HOTS peserta didk melalui Quasi Experiment dengan
desain Nonequivalen Control Group design.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
berkaitan dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan pada masing-
masing tahap penelitian, yaitu:
1. Angket Analisis Kebutuhan
Berupa daftar pertanyaan yang dilakukan pada studi pendahuluan,
daftar ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan media
pembelajaran, bahan ajar, dan model pembelajaran. Fakta-fakta
tersebut kemudian digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi
dalam mencari solusi atas permasalahan yang didapatkan berdasarkan
studi lapangan. Peneliti melakukan pencarian media pembelajaran,
bahan ajar, serta model yang tepat dalam mengatasi permasalahan
yang terjadi.
2. Lembar Uji Validasi Produk
Lembar ini digunakan untuk mengukur validasi isi dan konstruk
produk E-LKPD yang dikembangkan.
38
3. Lembar Uji Kepraktisan Produk
Instrumen uji kepraktisan produk yaitu berupa lembar observasi dan
angket yang digunakan pada proses pembelajaran menggunakan
produk yang dikembangkan sehingga mampu dalam menjaring data
kepraktisan E-LKPD yang dikembangkan. Adapun instrumen uji
kepraktisan produk adalah sebagai berikut:
a) Lembar observasi keterlaksanaan E-LKPD dengan kvisoft flipbook
maker berbasis guided inquiry
b) Lembar tanggapan peserta didik terhadap E-LKPD dengan kvisoft
flipbook maker berbasis guided inquiry
4. Lembar Uji Efektivitas
Berupa soal-soal HOTS yang telah teruji secara reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya beda (Lampiran 25) yang pernah dikembangkan
oleh peneliti lain sebelumnya yaitu Merta Kusuma Dewi, M. Pd. Soal
diujikan kepada peserta didik untuk mengukur bagaimana produk yang
dikembangkan dalam menumbuhkan HOTS peserta didik.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dijelaskan dalam tiga tahap yaitu: studi
pendahuluan, tahap pengembangan dan tahap pengujian/implementasi produk.
39
1. Analisis Data Tahap Analisis Kebutuhan
Temuan atau fakta tentang implementasi pembelajaran yang dilaksanakan
berupa angket analisis kebutuhan yang dideskripsikan dalam bentuk
persentase, kemudian dianalisis atau diinterpretasikan secara kualitatif.
Angket yang digunakan menggunakan pilihan jawaban “ya” dan “tidak”
kemudian diubah setiap jawaban respondenn menjadi skor sebagai berikut:
Tabel 5. Pilihan Jawaban Angket
Pilihan Jawaban Skor
Ya 1
Tidak 0
Jawaban responden kemudian dianalisis setiap butir pertanyaan dengan
dihitung menggunakan rumus:
Keterangan:
%Xin = Persentase jawaban responden
∑S = Jumlah skor jawaban
Smaks = Skor maksimum
2. Analisis Data Tahap Validasi Produk
Tahap validasi dilakukan teknik analisis perolehan data produk E-LKPD
yang dikembangkan dengan menggunakan lembar validasi isi dan
konstruk E-LKPD dengan kvisoft flipbook maker berbasis guided inquiry.
Tahap ini dilakukan dengan cara mengkode atau klasifikasi data. Validasi
diisi oleh pakar pendidikan. Setelah dilihat validitas dari E-LKPD dengan
40
kvisoft flipbook maker berbasis guided inquiry, E-LKPD direvisi akhir dan
terbentuk E-LKPD dengan kvisoft flipbook maker berbasis guided inquiry
yang akan dikembangkan.
Adapun kegiatan dalam teknik analisis data validasi isi dan konstruk
E-LKPD dilakukan dengan cara:
a. Mengolah jumlah skor jawaban validator.
b. Menghitung rata-rata persentase lembar validasi untuk mengetahui
tingkat kesesuaian isi dan konstruksi E-LKPD dengan mengadaptasi
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
%Xin = Persentase jawaban lembar validasi E-LKPD
∑S = Jumlah skor jawaban
Smaks = Skor maksimum
c. Menafsirkan persentase jawaban lembar validasi secara keseluruhan
dengan menggunakan tafsiran berdasarkan Arikunto (2010).
Tabel 6. Tafsiran Skor (Persentase) Lembar Validasi
Persentase Kriteria
80,1% - 100% Sangat Tinggi
60,1% - 80% Tinggi
40,1% - 60% Sedang
20,1% - 40% Rendah
0,0% - 20% Sangat Rendah
41
3. Analisis Data Uji Coba Terbatas
Analisis data tahapan ini dilakukan untuk menguji kepraktisan produk
yang dikembang dengan cara menyebarkan produk, kemudian diobservasi
oleh 1 observer dan dibagikan angket respon peserta didik. Data
kepraktisan E-LKPD adalah data yang menggambarkan keterlaksanaan
E-LKPD di dalam kelas dan Respon Peserta Didik.
a. Analisis Keterlaksanaan Produk
Kegiatan penentuan persentase rata-rata total aspek penilaian kepraktisan
keterlaksanaan produk mengadaptasi langkah-langkah yang dikembangkan
Hobri (2010: 54) sebagai berikut:
1) Melaksanakan rekapitulasi hasil observasi keterlaksanaan E-LKPD.
2) Menentukan skor hasil setiap aspek
3) Menentukan persentase setiap aspek pada setiap dengan rumus
𝑃2 adalah persentase setiap aspek pada setiap pertemuan dan m adalah
banyaknya aspek pada setiap pertemuan.
4) Menentukan persentase rata-rata total dari rata-rata seluruh aspek pada
seluruh pertemuan dengan rumus:
𝑃3 adalah persentase rata-rata seluruh aspek pada setiap pertemuan dan
𝑟 adalah banyaknya persentase rata-rata seluruh aspek pada setiap
pertemuan.
5) Kriteria kepraktisan E-LKPD ditetapkan sebagai berikut:
42
Tabel 7. Kriteria Kepraktisan
b. Analisis Respon Peserta Didik
Instrumen respon peserta didik terbagi menjadi instrumen respon
terhadap produk dan respon keterbacaan produk. Kedua instrument
yang digunakan memiliki empat pilihan jawaban, sehingga nilai dapat
dicari dengan menggunakan rumus:
Nilai =Jumlah skor yang diperoleh
Jumlah nilai skor maksimal x 4
Hasil dari nilai yang telah diperoleh kemudian dicari rata-ratanya dan
dikonversikan kepernyataan penilaian untuk menentukan tingkat respon
peserta didik. Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Konversi Penilaian Akhir
Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi
4 3,26 – 4,00 Sangat Baik
3 2,51 – 3,25 Baik
2 1,76 – 2,50 Kurang Baik
1 1,01 – 1,75 Tidak Baik
Suyanto dan Sartinem (2009)
4. Analisis Data Uji Coba Luas
Pada tahap implementasi yaitu uji coba luas akan menggunakan dari
instrument tes yang telah teruji sehingga diperoleh data skor pretest dan
postest peserta didik yang diubah menjadi nilai untuk menghitung HOTS
peserta didik. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan melakukan:
Persentase Kriteria
75% ≤ 𝑃3 ≤ 100% Tinggi
50% ≤ 𝑃3 < 75% Cukup
25% ≤ 𝑃3 < 50% Rendah
43
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak.
Uji ini biasanya menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov
menggunakan bantuan program komputer Statistical Product and
Service Solutions 21 (SPSS 21). Kemudian pedoman pengambilan
keputusan yaitu:
i. Nilai Asym. Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0.05
maka berdistribusi normal.
ii. Nilai Asym. Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05
maka berdistribusi tidak normal.
b. Uji N-Gain
Mengetahui besarnya peningkatan HOTS peserta didik pada kelas
eksperimen, maka dilakukan analisis nilai gain ternormalisasi (n-
Gain). Rumus n-Gain menurut Hake (1999) adalah sebagai berikut:
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Hasil perhitungan n-Gain kemudian dikategorikan dengan
menggunakan klasifikasi yang dinyatakan oleh Van & Zou (2001)
sebagaimana Tabel 9 berikuti ini:
44
Tabel 9. Kategori N-Gain
Besar n-Gain Kategori
n-Gain > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ n-Gain < 0,7 Sedang
n-Gain < 0,3 Rendah
c. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan setelah melalui tahap uji normalitas dan
uji homogenitas sebagai prasayarat yang telah dilakukan. Uji hipotesis
menggunakan uji independent sample T test dan uji Paired sample T
test dengan memanfaatkan bantuan program SPSS 21.
1) Independent Sample T Test
Independen sample T Test adalah uji komparatif untuk mengetahui
adakah perbedaan mean atau rata-rata yang bermakna antara 2
kelas. Nilai rata-rata yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu nilai
setelah melakukan tes untuk mengetahui signifikansi HOTS
peserta didik pada kelas eksprimen yang menggunak E-LKPD
dengan Kvisoft Flipbook Maker berbasis Guided Inquiry dengan
kelas kontrol yang menggunakan LKPD konvensional. Hipotesis
dalam Uji independen sample T test dalam penelitian ini yaitu:
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata HOTS kelas
eksprimen dan kelas kontrol
H1 : Ada perbedaan yang signifikan rata-rata HOTS kelas
eksprimen dan kelas kontrol
Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara yaitu:
Jika berdasarkan t thitung, maka:
45
Ho diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
H1 ditolak jika -thitung < ttabel atau thitung > ttabel
Jika berdasarkan berdasarkan nilai signifikansi maka:
Ho diterima jika Asym. Sig. atau signifikansi ≥ 0,05
H1 ditolak jika Asym. Sig. atau signifikansi < 0,05
2) Paired Sample T Test
Paired sample t test merupakan uji beda dua sampel berpasangan.
Sampel berpasangan merupakan subjek yang sama namun
mengalami perlakuan yang berbeda situasi sebelum dan sesudah
(Santoso, 2001). Penelitian ini menggunakan Paired sample t test
untuk mengetahu signifikansi HOTS sebelum dan sesudah
penerapan E-LKPD yang telah dikembangkan. Hipotesis yang
ditentukan dalam uji Paired sample t test adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata HOTS
antara pretest dan postest
H1 : Ada perbedaan yang signifikan rata-rata HOTS antara
pretest dan posttest
Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara yaitu:
Ho diterima jika Asym. Sig. atau signifikansi ≥ 0,05
H1 ditolak jika Asym. Sig. atau signifikansi < 0,05
d. Effect size
Effect size merupakan ukuran kuat lemahnya hubungan sebuah
variabel bebas dengan terikat, hubungan dalam penelitian ini adalah
46
kuat lemahnya peningkatan HOTS peserta didik. Kuat lemahnya
HOTS menggambatkan besar dan kecilnya kontribusi penerapan E-
LKPD berbasis guided inquiry dalam hasil pengembangan. Effect size
dihitung dengan menggunakan rumus Cohen sebagai berikut:
(Thalheimer & Cook, 2002)
Dengan:
Keterangan:
= Rata-rata kelas eksprimen
= Rata-rata kelas kontrol
Sg = Standar Deviasi Gabungan
n1 = Jumlah peserta diidik kelas eksprimen
n2 = Jumlah peserta didik kelas kontrol
S12 = varians kelas eksprimen
S22 = varians kelas kontrol
Hasil perhitungan effect size dikategorikan dengan menggunakan
klasifikasi pada Tabel 10 berikut ini
Tabel 10. Intrepretasi Effect Size
Cohend’s standard Effect Size
Besar 0,8 ≤ d ≤ 2,0
Sedang 0,5 ≤ d < 0,8
Kecil 0,2 ≤ d < 0,5
Sumber: Cohen (Minium dan Bear, 1993)
77
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Hasil validasi menyatakan bahwa E-LKPD berbasis guided inquiry hasil
pengembangan pada materi fluida statis sudah sangat layak secara isi dan
konstruksi, dengan hasil nilai rata-rata validasi isi sebesar 86% dan validasi
konstruksi sebesar 85%.
2. E-LKPD berbasis guided inquiry praktis digunakan dalam pembelajaran yang
ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata keterlaksanaan produk sebesar
82% (tinggi), tanggapan peserta didik rata-rata 3,5 (sangat baik), dan respon
keterbacaan 2,5 (baik).
3. E-LKPD berbasis guided inquiry hasil pengembangan efektif untuk
menumbuhkan HOTS peserta didik. Hal tersebut didasarkan pada perolehan
nilai N-gain HOTS kelas eksperimen (g = 0,69) lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol (g = 0,25).
B. Saran
Berdasarkan hasil akhir penelitian ini, maka peneliti memberikan saran yaitu:
78
1. E-LKPD berbasis guided inquiry pada materi fluida statis dapat dijadikan
sebagai sumber belajar di sekolah guna menumbuhkan HOTS peserta didik.
2. Bagi pendidik yang akan mengimplementasikan E-LKPD berbasis guided
inquiry agar lebih banyak mencari referensi tentang materi fisika lainnyan agar
dapat membantu peserta didik menumbuhkan HOTS pada materi lainnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar E-LKPD dapat menuntut peserta
didik mengerjakan tugas secara langsung pada E-LKPD dan dapat interaktif
maka dapat menggunakan Flipbook yang lebih terbaru yaitu FlipBuilder Flip
PDF Professional 2.4.6.8.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2015. Guru Sains Sebagai Inovator Merancang Pembelajaran
Sains Inovasi Berbasis Riset. Yogyakarta: Media Akademi.
Amin, M. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan
Metode Discovery dan Inkuiri. Jakarta: Depdikbud.
Anderson, L.W., and Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy of Learning, Teaching,
and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives.
New York: Longman.
Arends, R.I. 2012. Learning to Teach.Ninth Edition. New York: The Mcgraw-Hill
Companies.Inc
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
Bhattacharyya, S., Volk, T., & Lumpe, A. 2009. The influence of an extensive
inquiry-based field experience on pre-service elementary student teachers’
science teaching beliefs. Journal of Science Teacher Education, 20 (3),
199-218.
Brookhart, S. M. 2010. How to Assess Higher Order Thinking Skills in Your
Classroom. Alexandria: ASCD.
Carin, A.A. 1993a. Teaching Modern Science. Sixth Edition. New York: Macmillan
Publishing Company.
----------, A.A.1993b. Guided Discovery Activities for Elementary School Science.
New York, Oxford Singapore, Sidney: Maxwell Macmillan International.
Chatib, M. 2012. Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua
Anak Juara. Bandung: Kaifa.
Damayanti, D. S. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan
Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan
Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3
Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013. RADIASI: Jurnal Berkala
Pendidikan Fisika, 3 (1), 58-62.
Depdiknas. 2008. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.
Eggen, D.P. and Kauchak, D.P .2012. Strategies and models for teachers:teaching
content and thinhking. Fifth Edition. USA. Pearson Education.Inc.
Ertikanto, C., Wahyudi, I., Viyanti. 2015. Inmprovement of Teacher Inquiry Capacity
Through Teacher Training Program Based on Inquiry and Science Teaching.
Indonesian Journal of Science Education. 4 (2), 142-148.
Heong, Y. M., Othman, W.D., Md Yunos, J., Kiong, T.T., Hassan, R., &
Mohamad, M.M. 2011. The Level of Marzano Higher Order Thinking Skills
Among Technical Education Students . International Journal of Social and
humanity, 1 (2), 121-125.
Hidayatullah, M. S., & Rakhmawati, L. 2016. Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Flip Book Maker pada Mata Pelajaran Elektronika
Dasar di SMK Negeri 1 Sampang. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 5 (1),
83-88.
Hobri. 2010. Metodologi Penellitian Pengembangan (Aplikasi Pada Penelitian
Pendidikan Matematika). Jember: Pena Salsabila. Hopson, M. H., Simms, R. L., & Knezek, G. A. 2001. Using a technologyenriched
environment to improve higher-order thinking skills. Journal of Research on
Technology in Education, 34 (2), 109-119.
Howe, A.C. and Jones, L. 1993. Engaging Children in Science. New York:
Macmillan Publishing Company.
.
Kaymakcı, S. 2012. A review of Studies on Worksheet in Turkey. US-China
Education Review A 1, 57-64.
Kuhlthau, C. C. 2010. Guided inquiry: School libraries in the 21st century. School
Libraries Worldwide, 16 (1), 17-28.
Kusminarto. 2011. Esensi Fisika Modern. Yogyakarta: Andi
Kusuma, D. M., Rosidin, U., Suyatna, A. 2017. The Development of Higher
Order Thinking Skill (Hots) Instrument Assessment In Physics Study,
Journal of Research & Method in Education, 7 (1), 26-32.
Koksal, E. A., & Berberoglu, G. 2014. The effect of guided-inquiry instruction on
6th grade Turkish students' achievement, science process skills, and attitudes
toward science. International Journal of Science Education, 36 (1), 66-78.
Kostelníková, M., & Ožvoldová, M. 2013. Inquiry in Physics Classes by Means of
Remote Experiments. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 89,
133-138.
Liang, L. L., & Richardson, G.M. 2009. Enhancing prospective teachers’ science teaching
efficacy beliefs through scaffolded, student-directed inquiry. Journal of Elementary
Science Education, 21, 51–66.
Minium, E. K. B., & Bear, G. 1993. Statistical Reasioning in Psychology and
Education. Canada: Wiley
Nasika. 2012. Pengembangan Student’s Worksheet Dengan Penemuan
Terbimbing Pada Materi Teorema Pythagoras. MATHEdunesa, 1(1), 1-8.
Nieveen, N. M., & Plomp, T. 2010. An introduction to educational design
research: Proceedings of the seminar conducted at the East China Normal
University, Shanghai (PR China), November 23-26, 2007. Stichting
Leerplan Ontwikkeling (SLO).
Novita, S., Santosa, S., & Rinanto, Y. 2016. Perbandingan Kemampuan Analisis
Siswa melalui Penerapan Model Cooperative Learning dengan Guided
Discovery Learning. Prosiding Seminar Biologi, 13 (1), 359-367.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif :
Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan.
Jogjakarta: Diva Press.
Probosari, R. M. 2015. Improvement of Students’ Scientific Writing of Biology
Education of Sebelas Maret University Through Reading Project Based
Learning. Indonesian Journal of Science Education, 4 (1), 31-35.
Purnamawati, D., Ertikanto, C., & Suyatna, A. 2017. Keefektifan Lembar Kerja
Siswa Berbasis Inkuiri untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 6(2), 209-219.
Rasiman, R., & Agnita, S. P. 2014. Development of Mathematics Learning Media
E-Comic Based on Flip Book Maker to Increase the Critical Thinking Skill
and Character of Junior High School Students. International Journal of
Education and Research, 2 (11), 535-544.
Rose, C., & Nicholl, M. J. (2002). Accelerated Learning for the 21st Century.
London: Judy Piatkus
Sani, R. A. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training (Latihan
Inkuiri) Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Tanjung Beringin. Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika, 3 (01),
43-48.
Santoso, S. 2001. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara
Profesional. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sharan, Y., & Sharan, S. (1990). Group investigation expands cooperative learning.
Educational leadership, 47 (4), 17-21.
Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugianto, D., Abdullah, A. G., Elvyanti, S., & Muladi, Y. (2017). Modul virtual:
Multimedia flipbook dasar teknik digital. Innovation of Vocational
Technology Education, 9 (2), 101-116.
Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sullivan, G. M., & Feinn, R. 2012. Using effect size or why the P value is not
enough. Journal of graduate medical education, 4 (3), 279-282.
Sunyono. 2008. Development Of Student Worksheet Base Environment To Sains
Material Of Yunior High School In Class VII Semester I. Proceeding of The
2nd International Seminar of Science Education–UPI, 1-12.
Suprihatiningrum. 2013. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Susilowati, S., Sajidan, S., & Ramli, M. 2017. Analisis Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Magetan. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Sains, pp. 223-231.
Suyanto, E., & Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa
dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan
Keterampilan Proses Untuk SMA Negeri 3 Bandarlampung. In Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan (Vol. 20).
Thalheimer, W., & Cook, S. 2002. How to calculate effect sizes from published
research: A simplified methodology. Work-Learning Research, 1.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka cetakan ke-1.
Van, H, A., & Zou, X. 2001. Multiple representations of work–energy processes.
American Journal of Physics, 69 (2), 184-194.
Villagonzalo, E. C. 2014. Process oriented guided inquiry learning: an effective
approach in enhancing students’ academic performance. DLSU Research
congress, 2 (1), 1-6.
Wijayanto., Saifudin, M. 2014. Pengembangan E-Modul Berbasis FlipBook
Maker dengan Model Project Based Learning untuk Mengembangkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Prosiding Sains and
Mathematic Forum 2014. ISBN 978-602-0960-00-5.
Yonata, Khofifatin. 2013. Ketuntasan Belajar Siswa dalam Berpikir Tingkat Tinggi
pada Materi Pokok Larutan Asam Basa Kelas XI SMA Negeri 1 Gedangan
Sidoarjo dengan Menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri. UNESA Journal
of Chemical Education, 2 (2), 51–56.