PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PROJECT BASED …digilib.unila.ac.id/47222/8/TESIS TANPA BAB...
Transcript of PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PROJECT BASED …digilib.unila.ac.id/47222/8/TESIS TANPA BAB...
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS
PROJECT BASED LEARNING BAGI
PESERTA DIDIK KELAS IV
SEKOLAH DASAR
(Tesis)
Oleh
SISWANTI
PROGRAM MAGISTER KEGURUAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ii
ABSTRACT
TEACHING MATERIAL BASED ON PROJECT BASED LEARNING FOR
4TH GRADER STUDENT OF ELEMENTARY SCHOOL
By
SISWANTI
This research and development aims to develop a teaching material and a Student
Worksheet based on Project Based Learning (PjBL) model and to know the
difference of learning results between students who use Student Worksheet and
students who only use textbook material. The research and development method used
was R and D (Research and Development). Borg and Gall Steps. The population of
this research was 160 students and the sample of this research with multi stage
random sampling technique is 30 students. Data collection techniques used were
questionnaires, the needs analysis, documentation, observation, expert validation
sheets and test. The results showed that the developed Student Worksheet based on
PjBL improve students’ learning outcomes and it was proved that the scores were
higher than the learning process that only use textbook material.
Keywords: learning outcome, student worksheet and project based learning
iii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS
PROJECT BASED LEARNING BAGI PESERTA DIDIK
KELAS IV SEKOLAH DASAR
Oleh
SISWANTI
Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar dan
Lembar Kerja Peserta Didik berbasis model Pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) dan mengetahui perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang
menggunakan LKPD dengan peserta didik yang hanya menggunakan bahan ajar
buku teks. Metode penelitian dan pengembangan R and D (Research and
Development). Langkah - langkah Borg and Gall. Populasi penelitian ini sejumlah
160 siswa dan sampel penelitian dengan teknik multi stage random sampling
sejumlah 30 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, analisis
kebutuhan, dokumentasi, observasi, lembar validasi ahli dan tes. Hasil penelitian
menunjukan bahwa LKPD berbasis PjBL yang dikembangkan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dan terbukti hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan
pembelajaran yang hanya menggunakan bahan ajar buku teks.
Kata Kunci: hasil belajar, lembar kerja peserta didik dan project based
learning
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS
PROJECT BASED LEARNING BAGI
PESERTA DIDIK KELAS IV
SEKOLAH DASAR
Oleh
SISWANTI
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
pada
Program Studi Megister Keguruan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
PROGRAM MAGISTER KEGURUAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2018
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Palembang pada tanggal 5 April 1983,
merupakan anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Bapak
Alm Partono dan Ibu Sunarmi. Penulis mengawali pendidikan
formal di TK Chandra Jaya di Palembang pada tahun 1988
hingga tahun 1989. Penulis melanjutkan pendidikan di SD
Negeri 131 Kota Palembang lulus pada tahun 1995. SMP Al-Azhar Bandar Lampung
lulus tahun 1998. SMK PGRI Terbanggi Besar lulus tahun 2001. Penulis
melanjutkan ke D-1 Elrahma lulus tahun 2002.
Penulis mengawali karirnya sebagai kasir PT. Oto Multiarta pada tahun 2002 sampai
tahun 2004. Pada tahun 2004 sampai tahun 2005 penulis bekerja sebagai kasir Simas
Mobil Bandar Jaya kemudian penulis melanjutkan pendidikan D-2 di STIT Agus
Salim Metro pada tahun 2005 sampai tahun 2007. Kemudian honor di SD Negeri 2
Mujirahayu pada tahun 2006 sampai sekarang dan S-1 PGSD di Universitas Terbuka
lulus tahun 2015. Sejak September 2016 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan
Ilmu Pendidikan Program Studi MKGSD (Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar)
FKIP Universitas Lampung
viii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukurAlhamdullilah atas
kehadirat Allah SWT, tesis ini kupersembahkan kepada
untuk kedua orang tuaku tercinta
Ayah Alm Partono, dan Mama Sunarmi
yang selalu memberikan dukungan materil maupun moril selama menempuh
pendidikan, yang selalu menyayangiku
dan selalu mendo’akan keberhasilanku demi
tercapainya cita-citaku.
Adikku Reni Oktara S.Pd dan Desi Rosita Saudara yang selalu menjadi teman
saat suka dan duka.
Anak ku tersayang Agha Zaki Safaraz, terimakasih atas dukungan, pengertian
dan selalu menguatkan dengan canda tawa selama ini
Para Guru dan Dosen yang telah berjasa memberikan bimbingan dan ilmu yang
sangat berharga melalui ketulusan dan kesabaranmu.
Semua Sahabat yang selalu memberikan motivasi dan tulus menerima segala
kekuranganku.
Serta
Universitas Lampung
Almamaterku tercinta.
vii
MOTTO
Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan
ia menenteramkan amarah ombak dan gelombang itu. (Marcus Aurelius)
“Segala sesuatu yang bisa kau bayangkan
adalah nyata’’ (Pablo Picasso)
x
SANWACANA
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menye-
lesaikan penyusunan tesis yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
Project Based Learning Bagi Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar. Tesis ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Magister
Keguruan Guru SD di Fakultas dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih Bapak Dr. M. Thoha B.
Sampurna Jaya, M.S, selaku pembimbing I, Ibu Dr. Rochmiyati, M.Si selaku
pembimbing II, tak ada yang dapat penulis berikan kepada beliau selain doa agar
selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT diberikan kelancaran didalam segala
hal. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesainya tesis ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Bapak Prof.Dr. Patuan Raja, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan
inspirasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang
telah memberikan bantuan dan pengarahan kepada penulis dalam
menyelesaikan tesis ini.
3. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar Universitas Lampung sekaligus
Dosen Ahli Materi yang telah memberikan pengarahan dan bantuan
kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Bapak Dr. Darsono, M.Pd selaku Penguji I dan Dosen Ahli Media atas
kesediaannya memberikan bimbingan, motivasi, ilmu yang berharga,
xii
saran, dan kritik selama penyusunan tesis sehingga tesis ini menjadi
lebih baik.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Magister Keguruan Guru Sekolah
Dasar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan, motivasi, dan pandangan hidup
yang baik kepada penulis.
6. Bapak Sumino, S.Pd.SD. selaku Kepala SD Negeri 2 Mujirahayu
Kecamatan Seputih Agung dan Bapak Witoyo, S.Pd.SD. selaku Kepala
SD Negeri 1 Gayau Sakti yang telah memberikan izin dan bantuan
selama penelitian tesis ini berlangsung.
7. Kedua orang tuaku, Ayah Alm Partono dan Mama Sunarmi. Terima
kasih atas do’a dan kasih sayang serta dukungan motivasi dan materi
yang telah diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini.
8. Reni Oktara S.Pd, dan Desi Rosita Terima kasih atas semua do’a, kasih
sayang serta dukungan motivasi yang telah diberikan dalam
penyelesaian tesis ini.
9. Anak ku Agha Zaki Safaraz yang mendoakan, memberikan motivasi
serta kasih sayang yang tiada henti agar penulis menyelesaikan tesis
dengan baik.
10. Seluruh dewan guru dan staf SDN 2 Mujirahayu yang memberikan ijin
dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini.
11. Siswa-siswi kelas IV SDN 2 Mujirahayu Kecamatan Seputih Agung,
yang terkadang saya tinggalkan dalam pembelajaran sehingga penulis
mampu menyelesaikan tesis ini.
12. Sahabat tercinta di MKGSD, mba Listy, mba Mimin, Mesi, Tiara, Rini,
Suyud, Wawan, Anida, Azka, bu Eka, bu Eti, bu Evi, Desy, Diyan,
Dilla, Fifi, Firma, Fitra, mbak Widia, pak Hendro, pak Rohim, Qiptia.
13. Seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2016 Program Studi
Magister Keguruan Guru SD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini.
xii
Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis mendapat
balasan pahala dari Allah SWT, dan semoga tesis ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin ya Robbal ‘Aalamiin.
Bandar Lampung, 10 September 2018
Penulis,
Siswanti
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
HALAMAN MOTTO .................................................................................... ix
SANWANCANA ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 8
D. Rumusan Masalah dan Permasalahan ....................................................... 9
E. Tujuan Penelitian Pengembangan.............................................................. 9
F. Manfaat Penelitian Pengembangan ........................................................... 10
G. Spesifikasi Produk ..................................................................................... 11
H. Ruang Lingkup .......................................................................................... 14
I Produk Pendukung ..................................................................................... 14
II. KAJIAN TEORI .................................................................................... 15
A. Bahan ajar ................................................................................................ 15
1. Pengertian Bahan Ajar ..................................................................... 15
2. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar ................................... 17
3 Bentuk Bahan Ajar ............................................................................ 18
4 Fungsi Bahan Ajar ............................................................................ 21
5 Karekteristik Perencanaan Bahan Ajar ............................................. 25
6 Prinsip-Prinsip Penyusunan Bahan Ajar .......................................... 27
7 Pengembangan Bahan Ajar ............................................................... 29
B. Lembar Kegiatan Peserta Didik.............................................................. 30
1 Pengertian Lembar Kegiatan Peserta Didik ..................................... 30
2 Fungsi Lembar Kegiatan Peserta Didik ............................................ 32
xiv
3. Langkah-Langkah Aplikatif Membuat LKPD .................................. 36
4 Langkah-Langkah Pengembangan LKPD ........................................ 37
5 Penilaian Kualitas LKPD .................................................................. 38
C. Pembelajaran Tematik ........................................................................... 43
1 Pendekatan Scientific ........................................................................ 45
2 Penilaian Otentik ............................................................................... 48
D. Project Based Learning .......................................................................... 50
E. Teori Belajar ........................................................................................... 58
1 Teori Belajar Konstruktivisme........................................................... 58
2 Teori Belajar Behaviorisme............................................................... 61
3 Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky ................................................. 63
4 Faktor-foktor yang mempengaruhi Proses Belajar .......................... 64
F. Pengertian Belajar .................................................................................. 66
G. Hasil Belajar ............................................................................................ 69
1 Pengertian Hasil Belajar ..................................................................... 69
2 Pembelajaran Tematik terpadu ........................................................... 72
H. Penelitian Yang Relevan ........................................................................ 78
I. Kerangka Pikir ........................................................................................ 82
J. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 84
III. METODE PENELITIAN .................................................................... 85
A. Model dan Prosedur Penelitian ................................................................ 85
B. Prosedur Pengembangan ......................................................................... 87
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 93
1 Populasi Penelitian ............................................................................. 93
2 Sampel Penelitian ............................................................................. 94
D Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 96
E. Variabel Penelitian................................................................................... 97
1 Definisi Konseptual Variabel .............................................................. 97
2 Definisi Operasional............................................................................ 99
F. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian .................................................................. 103
G. Pengujian Instrumen Penilaian Hasil Belajar ........................................... 105
1 Uji Validitas ......................................................................................... 105
2 Uji Relibilitas ....................................................................................... 106
3 Taraf Kesukaran ................................................................................... 107
4 Daya Pembeda ...................................................................................... 108
H. Teknik Analisis Data ................................................................................ 109
1 Analisis Gain ........................................................................................ 109
2 Uji Hipotesis ........................................................................................ 110
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 113
A. Profil SD Negeri Seputih Agung ............................................................... 113
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 115
1. Pengembangan LKPD berbasis PjBL ................................................... 115
a. Pengumpulan Informasi Awal ......................................................... 115
b. Perencanaan dan Analisis Kebutuhan ............................................. 115
c. Pengembangan Prototype LKPD berbasis Project Based
Learning ....................................................................................... 121
xv
d. Uji Coba Produk Awal .................................................................... 127
e. Revisi Produk .................................................................................. 128
f. Uji Coba Lapangan (Tahap 1) ......................................................... 129
g. Revisi Produk .................................................................................. 130
h. Uji Coba Lapangan (Tahap 2) ......................................................... 130
i. Revisi Produk Akhir ........................................................................ 131
j. Implementasi ................................................................................... 132
C. Implementasi Produk yang dikembangkan ................................................ 132
1 Analisis Tabel Hasil Belajar................................................................. 132
2 Hasil Uji Hipotesis Pertama ................................................................. 133
3 Hasil Uji Hipotesis Kedua .................................................................... 137
D. Pembahasan ................................................................................................. 140
1 Pengembangan LKPD berbasis Project Based Learning di kelas
IV SD Negeri Gugus Seputih Agung ..................................................... 140
2 Perbedaan Hasil belajar Tematik Peserta Didik yang
Menggunakan LKPD Berbasis Project Based Learning
dan yang tidak Menggunakan LKPD Berbasis Project Based
Learning ................................................................................................. 143
3 Kelebihan Pengembangan LKPD berbasis Project Based Learning ..... 146
4 Keterbatasan Pengembangan LKPD berbasis Project Based
Learning ................................................................................................ 146
V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................... 148
A. Simpulan .............................................................................................. 148
B. Implikasi ............................................................................................... 148
C. Saran ..................................................................................................... 149
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 151
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Angket Kebutuhan Pendidik terhadap pengembangan
LKPD di SD Negeri 1 Gayau Sakti ....................................................... 4
2. Hasil Angket Kebutuhan Peserta Didik terhadap pengembangan
LKPD di SD Negeri 1 Gayau Sakti ........................................................ 4
3 Hasil Belajar Ulangan Tematik Semester Ganjil Kelas Gugus
Gajah Mada Seputih Agung Tahun Pelajaran 2017/2018 ...................... 5
4 Analisis spesifikasi LKPD yang ada/tidak di lapangan ......................... 11
5 Spesifikasi Pengembangan LKPD berbasis PjBL ................................... 13
6 Langkah- Langkah Pembelajaran PjBL ................................................. 55
7 Desain Ekperimen ................................................................................... 87
8 Jumlah Peserta Didik Kelas IV Sekolah Negeri Gugus
Gajah Mada Kecamatan Seputih Agung ................................................. 93
9 Kisi-Kisi Angket Penilaian Kebutuhan Peserta Didik ............................ 100
10 Kisi-Kisi Angket Penilaian Kebutuhan Pendidik .................................... 101
11 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Materi ............................................... 101
12 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Media ............................................... 102
13 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Pendidik ................................................... 102
14 Kisi-Kisi Soal Mengukur Hasil Belajar Pembelajaran
Tematik ................................................................................................... 103
15 Rekapitulasi Validitas Hasil Uji Coba .................................................... 105
16 Rekapitulasi Hasil Uji Taraf Kesukaran Butir Soal ................................ 108
17 Kriteria Indeks Gain ............................................................................... 110
18 Analisis Kebutuhan Pendidik dalam Pengembangan LKPD
berbasis Project Based Learning ........................................................... 116
19 Analisis Kebutuhan Peserta didik dalam Pengembangan LKPD
berbasis Project Based Learning ........................................................... 119
20 Isi LKPD ................................................................................................ 122
21 Materi Project Based Learning .............................................................. 123
22 Uji Coba Produk LKPD kepada Pendidik Tiga Sekolah ....................... 130
23 Uji Coba Produk LKPD kepada Enam Sekolah .................................... 131
24 Hasil Belajar Kelas Kontrol ................................................................... 133
25 Hasil Belajar Kelas Eksperimen ........................................................... 133
26 Uji Coba Produk Oleh Ahli Materi ........................................................ 134
27 Uji Coba Produk Oleh Ahli Media ........................................................ 135
28 Uji Coba Produk Kepada Pendidik Enam Sekolah ................................ 136
xvii
29 Deskripsi Data Hasil Belajar Peserta Didik Sesudah
Menggunakan LKPD berbasis Project Based Learning ....................... 138
30 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua .......................................................... 139
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Diagram alur langkah-langkah pengembangan LKPD ............................... 37
2 Kerangka Pikir Penelitian .......................................................................... 82
3 Langkah-Langkah Penelitian Pengembangan ............................................. 87
4 Desain Eksperimen Pretest-Postest Group Desain .................................... 92
5 Teknik Sampling multi stage random sampling ........................................ 95
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Kelas IV TemaIndahnya
Keragaman NegeriKu ...................................................................... ........ 158
2. Pembelajaran Tematik Kelas IV Tema Indahnya Keragaman Negeriku .. 182
3. Lembar Instrumen Penelitian Penilaian Kebutuhan Pendidik .................. 183
4. Lembar Instrumen Penelitian Kebutuhan Peserta Didik ........................... 184
5. Lembar Instrumen Validasi Ahli Materi ................................................... 185
6. Lembar Instrumen Validasi Ahli Media ................................................... 189
7. Lembar Instrumen Validasi Pendidik ....................................................... 193
8. Cover sebelum revisi ................................................................................. 205
9. Cover setelah revisi ................................................................................... 206
10. Pemetaan dan Indikator sebelum revisi .................................................... 207
11. Pemetaan dan Indikator setelah revisi ....................................................... 208
12. Gambar menggunakan sumber rujukan yang jelas sebelum revisi ........... 209
13. Gambar menggunakan sumber rujukan yang jelas sesudah revisi ............ 210
14. Pembelajaran menggunakan model Project Based Learning
sebelum revisi ........................................................................................... 211
15. Pembelajaran menggunakan model Project Based Learning
Sesudah revisi .......................................................................................... 212
16. Data hasil Belajar tematik Peserta Didik kelas IV Pretest dan Postest
diSD Negeri 2 Mujirahayu ........................................................................ 213
17. Daftar hasil Belajar tematik Peserta Didik kelas IV Pretest dan Postest
diSD Negeri 1 Gayau Sakti ....................................................................... 214
18. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Soal ......................................... 215
19. Hasil Uji Taraf Kesukaran Butir Soal ....................................................... 217
20. Sebaran Skor Hasil Pengujian Taraf Kesukaran Butir Soal ...................... 218
21. Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal .......................................................... 219
22. Sebaran Skor Pengujian Daya Pembeda ................................................... 220
23. Hasil Uji Hipotesis Kedua......................................................................... 221
24. Data Hasil Belajar Tematik Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 1Gayau
Sakti dan SD Negeri 2 Mujirahayu .......................................................... 222
25 Dokumentasi ............................................................................................. 224
I. PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Berdasarkan data Education For All (EFA) dan UNESCO tahun 2011
pendidikan Indonesia menempati urutan ke 69 dari 127 negara. Indeks
pendidikan Indonesia diperoleh dari beberapa kriteria antara lain angka
partisipasi pendidikan dasar, angka melek huruf antara 15 tahun ke atas,
angka partisipasi menurut kesetaraan gender, dan angka bertahan peserta
didik hingga kelas V Sekolah Dasar. Penurunan kualitas pendidikan di
Indonesia cukup tinggi pada tahun ini. Hal ini di tunjukkan dari angka
bertahannya peserta didik di kelas V yang diukur lima tahun sebelumnya
(Global Monitoring Report : The Hidden Crisis, Armed Conflict and
Education. UNESCO).
Rendahnya pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari hasil PISA
(Programme for International Students Assessment) dan TIMSS (Trends in
International Mathematics and Science Study) berdasarkan analisis hasil tes
dan evaluasi PISA Indonesia sangat rendah. Hasil survei tahun 2015 terjadi
peningkatan kenaikan pencapaian pendidikan di Indonesia yang signifikan
yaitu sebesar 22,1 poin. Hasil tersebut menempatkan Indonesia pada posisi
2
ke empat dalam hal kenaikan pencapaian murid dibanding hasil survei
sebelumnya pada tahun 2012, dari 72 negara yang mengikuti tes PISA.
Nilai PISA Indonesia di tiga kompetensi yang diujikan antara lain membaca,
matematika dan sains.
Peningkatan terbesar terlihat pada kompetensi sains, dari 382 poin pada
tahun 2012 menjadi 403 poin di tahun 2015, dalam kompetensi
matematika meningkat dari 375 poin di tahun 2012 menjadi 386 poin di
tahun 2015. Kompetensi membaca belum menunjukkan peningkatan yang
signifikan, dari 396 di tahun 2012 menjadi 397 poin di tahun 2015.
Kecenderungan bidang Matematika dan Sains versi Trends International
Mathematics and Science (TIMSS) Kemampuan peserta didik Indonesia
sangat rendah.
Pengembangan Kurikulum 2013 adalah langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Kurikulum 2013 pada pendekatan scientific approach yaitu pendekatan
yang menekankan pada lima langkah dalam memperoleh pengetahuan yaitu
pengamatan, bertanya, mengeksplorasi, menalar, mengkomunikasikan.
Tujuan Kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
3
Keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran pada pembelajaran tematik
dipengaruhi dengan bagaimana pendidik dapat mengembangkan bahan ajar
di kelas. Bahan ajar dapat dibuat secara menarik yang dapat membantu
pendidik dalam pembelajaran di kelas. Hasil Penelitian Josua in Abiodun-
Oyebanji and Adu 2007 menyebutkan instructional materials are all things
that are used tosupport, facilitate, influence or encourage acquisition of
knowledge, competency and skills (Abdu-Raheem Bilqees Olayinka.2016:6)
bahan ajar adalah segala hal yang biasa mendukung, memfasilitasi,
mempengaruhi atau mendorong perolehan pengetahuan, kompetensi dan
keterampilan.
Permendikbud RI Nomor 8 Tahun 2016 bahwa penyajian materi harus
ditata dengan menarik, mudah dipahami, memiliki tingkat keterbacaan yang
tinggi, dan memenuhi nilai/norma positif yang berlaku di masyarakat.
Hasil analisis dari Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang digunakan
dalam pembelajaran peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Seputih Agung
belum menggunakan LKPD berbasis Project Based Learning (PjBL)
Pembelajaran model PjBL merupakan salah satu model yang membuat
peserta didik aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan pra survei, hasil belajar peserta didik Sekolah Dasar Negeri di
kecamatan Seputih Agung ternyata belum memuaskan. Meskipun ada
anggapan peserta didik bahwa mata pelajaran tematik sangat mudah dan
disukai peserta didik. Hal ini yang menjadi pemikiran para pendidik untuk
meneliti faktor penyebab hasil belajar peserta didik yang belum memuaskan
4
dengan memperbaiki bahan ajar yang digunakan. Berikut ini adalah hasil
angket terhadap 6 pendidik dan 30 peserta didik kelas IV SDN 1 Gayau
Sakti.
Tabel 1 Hasil Angket Kebutuhan Pendidik terhadap Pengembangan LKPD
di SD Negeri 1 Gayau Sakti.
No Analisis Kebutuhan Pendidik Alternatif
jawaban
Ya Tidak
1 Hasil belajar peserta didik 50% mencapai KKM 0 6
2 Hasil belajar peserta didik memuaskan 0 6
3 Kebutahan peserta didik terhadap pemahaman materi tema
Indahnya Keragaman Negeriku tinggi
6 0
4 Alokasi waktu yang disediakan pendidik memadai 6 0
5 LKPD yang digunakan sekarang membuat peserta didik lebih
mudah dalam memahami materi dengan baik
0 6
6 LKPD yang digunakan sekarang buatan pendidik sendiri 0 6
7 Dibutuhkan pengembangan LKPD berbasis project based
learning untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga
meningkatkan hasil belajar
6 0
Sumber: hasil penyebaran angket analisis kebutuhan pendidik terhadap pengembangan
LKPD di SD Negeri 1 Gayau Sakti.
Tabel 2 Hasil Angket Peserta Didik terhadap Pengembangan LKPD
di SD Negeri 1 Gayau Sakti.
No Analisis Kebutuhan Peserta didik Alternatif
jawaban
Ya Tidak
1 Hasil belajar peserta didik 50% mencapai KKM 10 20
2 Hasil belajar peserta didik memuaskan 7 23
3 Kebutahan peserta didik terhadap pemahaman materi tema
Indahnya Keragaman Negeriku tinggi?
25 5
4 Alokasi waktu yang disediakan pendidik memadai 30 0
5 LKPD yang digunakan sekarang membuat peserta didik lebih
mudah dalam memahami materi dengan baik?
6 24
6 LKPD yang digunakan sekarang buatan pendidik sendiri? 0 30
7 Dibutuhkan pengembangan LKPD berbasis project based
learning untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga
meningkatkan hasil belajar?
30 0
Sumber: hasil penyebaran angket analisis kebutuhan peserta didik terhadap pengembangan
LKPD di SD Negeri 1 Gayau Sakti.
Berdasarkan tabel 1 dan 2 tersebut, diketahui bahwa pengembangan bahan
ajar LKPD perlu dilakukan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
Aspek-aspek tersebut meliputi persiapan, proses, dan produk. Aspek
5
persiapan terkait dengan merencanakan pada suatu unjuk kerja, aspek proses
terkait melaksanakan praktik atau unjuk kerja dan aspek produk terkait
menganalisis dan menyampaikan hasil dari unjuk kerja.
Hasil observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada tanggal
04 November 2017 di gugus IV Seputih Agung sebanyak dua sekolah
didapati bahwa proses pembelajaran masih kurang bisa menjadikan suasana
belajar yang menyenangkan di lingkungan belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, diperoleh fakta-fakta, yaitu a) Peserta
didik belum terkondisi melakukan pembelajaran kelompok atau individu
pendidik belum menggunakan LKPD yang menggunakan kurikulum 2013
b) LKPD yang digunakan hanya terdapat materi dan soal tanpa disertai
kegiatan dan langkah-langkah pembelajaran c) Peserta didik yang mengikuti
pembelajaran terlihat pasif d) Pendidik belum menggunakan media LKPD.
Pencapaian hasil belajar peserta didik yang masih belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan, yaitu ≥68. Berikut adalah data
nilai hasil belajar peserta didik kelas IV SD di gugus IV Seputih Agung
antara lain:
Tabel 3 Hasil Belajar Ulangan Tematik Semester Ganjil Kelas IV di SDN
Gugus Gajah Mada Seputih Agung Tahun Pelajaran 2017/2018
No Nama SD Jumlah Peserta Didik KKM
≤68 ≥68
1 SDN 2 Mujirahayu 30 12 18
2 SDN 1 Gayau Sakti 30 10 20
Jumlah 60 22 38
Persentase 100,00 33.33 66.67
Sumber : Dokumentasi SD Negeri Gugus Imam Bonjol Kecamatan Seputih Agung
UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Seputih Agung
6
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) sebesar 68 terdapat jumlah peserta didik yang mencapai
KKM untuk kelas IV SDN 2 Mujirahayu dan SDN 1 Gayau Sakti yaitu
berjumlah 22 peserta didik atau sebesar 33,67%. Peserta didik yang belum
mencapai KKM sebanyak 38 siswa baik SDN 2 Mujirahayu dan SDN 1
Gayau Sakti atau 66,67 dari 60 peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil belajar tematik peserta didik kelas IV SD Negeri 2 Mujirahayu dan
SDN 1 Gayau Sakti pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 masih
belum optimal.
Berdasarkan fakta-fakta yang telah dipaparkan di atas, maka diambil
langkah untuk memperbaiki dengan mencari solusi yang tepat sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar siswa. Upaya yang dilakukan adalah dengan
melalukan pengembangan bahan ajar LKPD berbasis PjBL. Melalui model
PjBL diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik
khususnya di SDN 1 Gayau Sakti. Alasan lainnya penelitian ini
mengggunakan PjBL adalah teknik instruksional di mana tugas-tugas
bermakna, sering dalam bentuk masalah. Peserta didik bekerja dalam tim
untuk menetapkan tujuan, memperoleh informasi, dan membuat
keputusan. Mereka menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh
melalui penelitian mereka tidak hanya untuk memecahkan masalah,
tetapi juga untuk mengkomunikasikan hasil temuan mereka. Pendidik
bertindak sebagai fasilitator karena mereka membuat model penyelidikan,
penggunaan perancah strategi kognitif dan metakognitif, dan menyediakan
sumber daya, dukungan, dan bimbingan.
7
Pembelajaran tematik sebagai salah satu mata pembelajaran yang memuat
pendidikan manusia yang berinteraksi terhadap lingkungan. Pembelajaran
harus aktif, kreatif dan menyenangkan. Selain itu pelajaran ini diarahkan ke
tiga pilar proses pembelajaran yaitu learning to know, learning to do,
learning to be, and learning to live together dan menggunakan bahan ajar
model PjBL. Pengembangan Bahan Ajar dalam bentuk LKPD merujuk
pada Depdiknas (2008) yakni komponen evaluasi bahan ajar mencakup:
(1) Kelayakan isi (materi pelajaran), (2) Kebahasaan, (3) Penyajian, (4)
Grafika. LKPD yang akan dibuat mengambil gambar-gambar dari internet
dan buku-buku tematik untuk membantu peserta didik memahami
kehidupan sehari-hari. Melalui LKPD ini dapat membuat pembelajaran
menjadi lebih efektif dan disukai peserta didik Sekolah Dasar.
Penggunaan LKPD dalam pembelajaran berguna untuk mengolah materi
yang dapat dipelajari baik secara individu maupun kelompok. LKPD adalah
bentuk usaha pendidik dalam membimbing peserta didik secara terstruktur,
dimana kegiatannya dibuat semenarik mungkin untuk menarik minat peserta
didik untuk belajar. Sebagai seorang pendidik, pendidik diharapkan dapat
memberikan alternativ model pembelajaran yang menarik dan berpusat pada
peserta didik salah satu model pembelajaran yang dapat memenuhi tuntutan
tersebut adalah model PjBL.
Oleh karena itu peneliti ingin mengembangkan bahan ajar berupa LKPD
dengan menggunakan model pembelajaran project based learning.
Penggunaan LKPD melalui model pembelajaran project based learning
8
(yang selanjutnya disebut: PjBL). LKPD ini diharapkan dapat menjadi
media belajar bagi peserta didik serta mempermudah pendidik dalam
memberikan materi pelajaran.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut.
1. Bahan ajar yang digunakan peserta didik kelas IV masih terbatas dan
kurang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
2. Pendidik belum menggunakan model pembelajaran LKPD di kelas IV.
3. Pendidik belum mengembangkan LKPD sesuai dengan kebutuhan yang
ada, bahkan masih ada menggunkan LKPD yang diterbitkan oleh salah
satu penerbit yang isinya belum tentu sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran.
4. LKPD yang ada belum sesuai dengan syarat-syarat pembuatan LKPD,
hanya sekumpulan soal-soal dengan sedikit materi.
5. Hasil belajar yang dicapai peserta didik dalam pembelajaran di kelas IV
belum sesuai yaitu 40% peserta didik yang mencapai nilai ≥ KKM.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada
pengembangan LKPD berbasis PjBL di kelas IV Pada Tema 7 Indahnya
Keragaman Negeriku Subtema 3 Indahnya Budaya Negeriku.
9
D. Rumusan Masalah dan Permasalahan
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagian besar hasil belajar tematik
peserta didik kelas IV Sekolah Dasar masih rendah dan di bawah KKM.
Atas dasar rumusan masalah tersebut permasalahan (pertanyaaan)
penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah produk pengembangan LKPD berbasis PjBL yang
layak untuk meningkatkan hasil belajar di kelas IV pada tema 7
Indahnya Keragaman Negeriku Subtema 3 Indahnya Budaya
Negeriku.
2. Bagaimanakah perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang
menggunakan LKPD berbasis PjBL dengan peserta didik yang tidak
menggunakan pada peserta didik kelas IV Sekolah Dasar.
Berdasarkan rumusan masalah dan permasalahan di atas peneliti memberi
judul penelitian ini adalah. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Project
Based Learning Bagi Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar
E. Tujuan Penelitian Pengembangan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk.
1. Terwujudnya produk pengembangan LKPD berbasis PjBL untuk
meningkatkan hasil belajar di kelas IV pada tema 7 Indahnya
Keragaman Negeriku Subtema 3 Indahnya Budaya Negeriku.
10
2. Mengetahui perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang
menggunakan LKPD berbasis PjBL dengan peserta didik yang tidak
menggunakan pada peserta didik kelas IV Sekolah Dasar.
F. Manfaat Penelitian Pengembangan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
1. Peserta didik
a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV di SD Negeri 1
Gayau Sakti melalui pengembangan bahan ajar berbasis PjBL dalam
pembelajaran tematik dengan model PjBL.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SD Negeri 1
Gayau Sakti melalui pengembangan bahan ajar berbasis PjBL dalam
pembelajaran tematik dengan model PjBL.
2. Pendidik
a. Meningkatkan kemampuan profesionalitas pendidik dalam
mengembangkan bahan ajar.
b. Mengembangkan kemampuan akademik khususnya kompetensi
pedagogik guru.
3. Sekolah: Meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengembangan
bahan ajar dalam pembelajaran tematik dengan model PjBL.
4. Peneliti: Menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai guru
profesional dalam mengembangkan bahan ajar.
11
G. Spesifikasi Produk
Spesifikasi penelitian pengembangan ini adalah produk yang dikembangkan
sesuai pembelajaran tematik di kelas IV. Produk yang dihasilkan dalam
pengembangan ini berupa LKPD tematik berbasis PjBL, LKPD yang biasa
digunakan pendidik berupa LKPD yang di produksi dan dijual oleh penerbit.
Secara umum LKPD yang digunakan LKPD selama ini adalah LKPD yang
bersifat sebagai lembar kerja yang berisi tentang rangkuman materi dan
soal-soal yang harus di kerjakan oleh peserta didik dengan spesifikasi Data
analisis LKPD yang selama ini digunakan di Sekolah Dasar sebagai berikut
Tabel 4 Analisis Spesifikasi LKPD yang ada/ tidak di lapangan
No Komponen Kriteria Keterangan
Ada Ada
tidak
lengkap
Tidak
ada
1 Cover
a. Judul √
b. Tema √
c. Mata Pelajaran √
d Kelas √
e Semester √
f Waktu √
2 Pemetaan Kompetensi
Dasar dan Hubungan
antar tema
√ Hanya memuat SK
dan KD
3 Petunjuk belajar
(Petunjuk belajar
peserta didik)
√
4 Tujuan Kompetensi
belajar yang akan
dicapai
√ Tujuan yang akan
dituliskan tidak
menggambarkan
pencapaian KD
5 Ringkasan materi/
informasi pendukung
√ Bersifat rangkuman
dan contohcontoh
6 Tugas-tugas dan
langkah kerja
√ Hanya memuat kata
perintah mengerjakan
soal
7 Penilaian
√ Item soal tidak
menggambarkan
tujuan yang harus
dicapai sebagai SK
dan KD
12
Berdasarkan hasil analisis LKPD yang selama ini digunakan, maka penulis
bermaksud mengembangkan LKPD dengan spesifikasi penelitian
pengembangan adalah mendesain produk LKPD yang dikembangkan
berdasarkan kurikulum 2013 pada pembelajaran tematik yaitu dengan
menggabungkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada beberapa
mata pelajaran dalam sebuah tema dan subtema.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan tematik terpadu merupakan
pendekatan pembelajaran dengan mengintegrasikan berbagai kompetensi
dari berbagai mata pelajaran ke dalam sebuah tema. Dalam hal ini tema
yang di kembangkan adalah tema yang terdapat di kelas IV. Mengacu pada
Buku Panduan Bahan Ajar Departemen Pendidikan Nasional tahun 2009
cakupan LKPD yang di kembangkan sebagai berikut:
1) Judul, Tema, Kelas, Semester, dan Waktu
2) Pemetaaan Kompetensi Dasar dan Hubungan antar Tema
3) Petunjuk Belajar ( Petunjuk Peserta didik/Pendidik )
4) Tujuan/Kompetensi belajar
5) Ringkasan materi / informasi pendukung
6) Tugas-tugas dan Langkah Kegiatan belajar
7) Penilaian
Adapun spesifikasi LKPD berbasis PjBL yang dikembangkan dengan
cangkupan acuan di atas digambarkan dalam tabel berikut ini.
13
Tabel 5 Spesifikasi Pengembangan LKPD Berbasis PjBL
No Komponen
Pengembangan
1 Cover Gambar Ilustrasi
a. Judul Jelas sesuai dengan tema 7 ( Tujuh )
b. Tema Sesuai dengan materi Indahnya Keragaman
Negeriku.
c. Mata Pelajaran Tematik
d. Kelas IV
e. Semester Genap
f. Waktu Disesuaikan dengan Pencapaian SK dan KD dalam
kegiatan kegiatan pembelajaran
2 Pemetaan Kompetensi
Dasar dan Hubungan
antar Tema
Mengintegrasikan KI dan KD dari masing-masing
mata pelajaran ke dalam hubungan antar tema yang
sesuai dengan Keragaman Negeriku.
3
Petunjuk belajar
(Petunjuk peserta didik/
pendidik)
1. Petunjuk Pendidik berisi langkah-langkah
kegiatan dalam menyampaikan materi berbasis
PjBL.
2. Petunjuk Peserta didik. berisi langkah-langkah
kegiatan dalam pembelajaran dalam basis
pembelajaran tematik dengan penerapan
pendekatan saintifik
4 Tujuan/ Kompetensi
belajar yang akan di
capai
Mengembangkan Indikator dan Tujuan pembelajaran
yang jelas dengan kaidah A-B-C-DA (audience)
yakni peserta didik, B (behavior) atau kemampuan
yang akan di capai, C (condition) atau aktivitas yang
akan di lakukan, dan D (degree) atau tingkatan /
perilaku yang di harapkan.
5 Ringkasan materi /
informasi pendukung
1. Ruang lingkup materi yang dikemas dalam
sebuah tema dengan mengintegrasikan materi
dari beberapa mata pelajaran
2. Materi pembelajaran memuat prinsip
pendekatan saintifik yaitu mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi mengolah data/menyimpulkan
dan mengkomunikasikan.
6 Tugas –tugas dan
Langkah kerja
1. Mengamati (melihat, mendengar, meraba,
mengecap, mencium )
2. Menanya ( dipandu bertanya peserta didik
menjadi anak yang kritis/ suka bertanya / selalu
ingin tahu )
7 Penilaian Penilaian dilakukan terhadap kompetensi melalui
indikator capaiannya pengetahuan cara penilaian.
ulangan , ujian, proyek, dapat melalui penilaian
otentik. Cara menentukan nilai kompetensi dasar
yaitu rerata dari setiap penilaian dalam bentuk skala
4
14
Berdasarkan spesifikasinya dalam penelitian pengembangan ini produk
yang dihasilkan adalah bahan ajar LKPD melalui model PjBL.
H. Ruang Lingkup
1. Penelitian ini di bidang pendidikan Sekolah Dasar
2. Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah research and
development (R & D) dengan model Borg and Gall yang dimodifikasi
3. Lokasi Penelitian pada SD Negeri Kecamatan Seputih Agung
Lampung Tengah.
4. Waktu pelaksanaan semester genap bulan Februari.
5. Produk dalam penelitian pengembangan ini adalah bahan ajar berupa
LKPD
6. Materi pembelajaran yang dapat di pergunakan oleh peserta didik
dalam memahami pembelajaran tematik.
7. Jenis bahan ajar yang di kembangkan tersaji dalam sistematika meliputi
pendalaman materi, analisis gambar, dan uji kompetensi.
I. Produk Pendukung
Produk pendukung yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini adalah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus. Adapun dalam
kegiatan pembelajarannya menggunakan model pembelajaran PjBL.
II. KAJIAN TEORI
A. Bahan Ajar
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar dipandang sebagai sarana informasi untuk mengembangkan
pengetahuan. Oleh karena itu, ketika kurikulum suatu negara berubah,
maka secara otomatis bahan ajar yang digunakan berubah. Dick. W,
Carey. L & Carey.J.O (2009: 230), menyatakan bahwa:
The Instructional Materials contain the content-either written,
mediated, or facilitated by an instructor-that a student will use to
achieve the objectives. This includes materials for the major
objectives and the terminal objectives and any materials for
enhancing memory and transfer. Instructional materials refer to
any preexisting materials that are being incorporated, as well as to
those materials that will be specifically developed for the
objectives. The materials may also include information that the
leaners will use to guide their progress through the instruction.
Tujuan utama dan tujuan akhir bahan ajar untuk meningkatkan ingatan,
bahan ajar terdiri dari bahan tertulis, media yang digunakan oleh
seorang peserta didik untuk mencapai tujuan-tujuan.
Menurut Sagala (2013:39) pendidik sebagai ujung tombak bagi dunia
pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidik
dituntut memiliki kompetensi sosial yang mencakup kemampuan
16
interaksi yaitu kemampuan yang menunjang efektivitas interaksi
dengan orang lain, dan keterampilan memecahkan masalah kehidupan.
Selanjutnya Kochhar (1991: 224) menyebutkan bahan ajar tidak dapat
menggantikan peran pendidik sehingga pembelajaran dapat mencapai
tujuan pembelajaran
It is held that good teaching resources can never replace the
teacher but the teacher uses them to achieve their teaching and
learning objectives Abdu-Raheem Bilqees Olayinka (2016:1).
Semakin lengkap bahan ajar yang dikumpulkan dan semakin luas
wawasan serta pemahaman pendidik terhadap materi akan semakin baik
pembelajaran yang dilaksanakan Trianto (2013:180).
Okune Rose Achola (2016:2) mengatakan bahwa Instructional
materials are the teaching and learning aids used by teachers to
make the content of what they present more vivid, nteresting and
pragmatic to learners. Bahan ajar merupakan alat bantu pendidik
dalam pembelajaran sehingga pembelajaran lebih hidup, bernuansa
dan pragmatis bagi peserta didik.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahan ajar adalah
seperangkat materi pembelajaran yang dapat membantu tercapainya
tujuan pembelajaran yang disusun secara sistematis dan utuh sehingga
terciptanya lingkungan belajar yang menyenangkan, memudahkan
peserta didik belajar, dan pendidik mengajar.
17
2. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
Menurut Depdiknas (2008:10) tujuan penyusunan bahan ajar adalah: (1)
menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, sekolah, dan daerah, (2)
membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar, dan
(3) memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran.
Menurut Depdiknas (2008:9) manfaat penulisan bahan ajar dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu bagi pendidik dan bagi peserta didik. Manfaat
bagi pendidik antara lain: (1) diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan
kurikulum dan kebutuhan peserta didik, (2) tidak lagi tergantung pada
buku teks yang terkadang sulit diperoleh, (3) bahan ajar menjadi lebih
kaya, karena dikembangkan dengan berbagi referensi, (4)
menambahkan khazanah pengetahuan dan pengalaman pendidik dalam
menulis bahan ajar, (5) bahan ajar mampu membangun komunikasi
pembelajaran yang efektif antara pendidik dan peserta didik karena
peserta didik lebih percaya kepada pendidiknya, (6) diperoleh bahan
ajar yang mampu membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran, (7)
dapat diajukan sebagai karya yang dinilai mampu menambah angka
kredit untuk keperluan kenaikan pangkat, dan (8) menambah
penghasilan pendidik jika hasil karyanya diterbitkan.
Selain manfaat bagi pendidik ada juga manfaat bagi peserta didik yaitu:
(1) kegiatan pembelajaran yang lebih menarik, (2) peserta didik lebih
banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan
18
bimbingan pendidik, dan (3) peserta didik mendapatkan kemudahan
dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasai
(Depdiknas,2008:9).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa bahan
ajar memiliki manfaat yang sangat besar terhadap pelaksanaan
pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Melalui bahan ajar,
pendidik dapat terbantukan untuk lebih mempermudah menyampaikan
pesan/materi kepada peserta didik. Sedangkan bagi peserta didik
dengan adanya bahan ajar akan lebih mudah memahami materi
pelajaran selain itu melalui bahan ajar peserta didik dapat belajar sendiri
baik di kelas maupun di rumah.
3. Bentuk Bahan Ajar
a) Menurut Bentuk Bahan Ajar
Menurut Prastowo (2013:30), bahan ajar dibagi berdasarkan
bentuk, cara kerja, sifat dan substansi (isi Materi).
1) Bahan cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan
dalam kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan
pembelajaran atau penyampaian informasi. Contohnya seperti
handout, modul, buku, Lembar Kerja Peserta Didik, leatflet,
wall chart, dan lain-lain.
2) Bahan ajar dengar (audio)atau program audio, yakni semua
sistem yang menggunakan sinyal radio secara langsung yang
dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau kelompok.
19
Contohnya kaset, radio, piringan hitam, compact disk audio dan
lain-lain.
3) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yakni segala sesuatu
yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan
dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contohnya video
dan film.
4) Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials, yakni
kombinasi dari dua atau lebih media). Contohnya gambar,
animasi dan video
Berdasarkan uraian di atas bahan ajar meliputi banyak jenisnya
antara lain Lembar Kerja Peserta didik yang dalam istilah lain
disebut dengan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). LKPD
merupakan jenis bahan ajar cetak, yaitu sejumlah bahan yang
disiapkan dalam kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan
pembelajaran. Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian
pengembangan ini adalah bahan ajar LKPD, alasannya karena
bahan ajar LKPD sistematis dan dapat mempermudah
penggunaannya.
b) Menurut Cara Kerja Bahan Ajar
Menurut Prastowo (2013:30) berdasarkan cara kerjanya, bahan ajar
dapat di bedakan menjadi lima macam, yaitu:
1) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan. Bahan ajar ini adalah
bahan ajar yang tidak memerlukan perangkat proyektor untuk
20
memproyeksikan isi didalamnya, sehingga, peserta didik
langsung menggunakan (membaca, melihat, mengamati, bahan
ajar tersebut). Contoh: foto, diagram, display, model dan lain
sebagainya.
2) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan. Bahan ajar ini adalah
bahan ajar yang memerlukan perangkat proyektor agar bisa
dimanfaatkan dan atau dipelajari peserta didik. contoh: slide,
filmstrip, overhead transparencies (OHP), dan proyeksi
komputer.
3) Bahan ajar audio. Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang
berupa sinyal audio yang direkam dalam media perekam. Untuk
menggunakan kita mesti memerlukan alat pemain (player)
media perekam tersebut, seperti tape compo, CD,VSD, muliti
media player dan, sebagainya. Contohnya: kaset, CD, Flasdisk,
dan sebagainya.
4) Bahan ajar video. Bahan ajar ini memerlukan alat pemutar yang
biasanya berbentuk video tape player, VSD,DVD, dan
sebaginya. Karena bahan ajar ini hampir sama dengan bahan
ajar audio, jadi memerlukan media perekam. Namun
perbedaannya bahan ajar ini ada pada gambarnya. Jadi secara
bersamaan, dalam tampilan dapat diperoleh sebuah sajian
gambar dan suara, contoh: video,film, dan sebagainya.
21
Menurut Majid (2013:174) bentuk bahan ajar setidaknya dapat
dikelompokkan menjadi empat yaitu:
1) Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, Lembar
Kegiatan Peserta Didik, brosur, foto/gambar.
2) Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, raingan hitam, dan compact
disk audio.
3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk
film.
4) Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti compact
disk interaktif.
Berdasarkan pendapat tersebut dipahami bahwa bahan ajar terdiri dari
tiga jenis yaitu audio, visual, dan audio visual. Audio merupakan jenis
bahan ajar yang mengandalkan indera pendengaran. Sedangkan visual
merupakan jenis bahan ajar yang mengandalkan indera penglihatan, dan
jenis bahan ajar audio visual berupa bahan ajar yang mengandalkan
indera pendengaran dan penglihatan. Pendidik dapat mengggunakan
berbagai jenis bahan ajar tersebut tergantung tujuan dan karekteristik
peserta didiknya.
4. Fungsi Bahan Ajar
Menurut Prastowo (2012:24) ada dua klasifikasi utama pembagian
fungsi bahan ajar yaitu menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar
dan menurut strategi pembelajaran yang akan digunakan. Secara detail
akan diuraikan dibawah ini.
22
a) Menurut Pihak yang Memanfaatkan Bahan Ajar
Menurut Prastowo (2012:24) berdasarkan pihak-pihak yang
menggunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu fungsi bahan ajar bagi pendidik dan peserta didik.
1) Fungsi bahan ajar bagi pendidik antara lain: (a) menghemat
waktu pendidik dalam mengajar, (b) mengubah peran pendidik
dari mengajar menjadi fasilitator, (c) meningkatkan proses
pembelajaran menjadi efektif dan interaktif, (d) pedoman bagi
pendidik untuk mengarahkan semua aktifitasnya dalam proses
pembelajaran dan merupakan substansi kompetensinya yang
harus diajarkan kepada peserta didik dan (e) alat evaluasi
pencapaian dan penguasaan hasil pembelajaran.
2) Fungsi bahan ajar bagi peserta didik: (a) Peserta didik dapat
belajar tanpa ada pendidik atau teman peserta didik lain, (b)
Peserta didik dapat belajar dimana saja dan kapan saja yang ia
kehendaki, (c) Peserta didik dapat belajar berdasarkan urutan
yang dipilihnya sendiri, (e) membantu peserta didik untuk
menjadi pelajar yang mandiri, (f) pedoman bagi peserta didik
yang akan mengarahkan semua aktivitas dalam proses
pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya dipelajari dan dikuasai.
b. Menurut Strategi Pembelajaran yang Digunakan
Menurut Prastowo (2012:25) berdasarkan strategi yang digunakan,
fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
23
pembelajaran klasikal, individu dan kelompok.
1) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal: (a) sebagai
satu-satunya sumber informasi dan pengawas, serta pengendali
proses pembelajaran peserta didik pasif dan belajar sesuai
dengan kecepatan pendidik dalam mengajar, (b) sebagai bahan
pendukung proses pembelajaran yang diselengggarakan.
2) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual: (a) media
utama dalam proses pembelajaran, (b) alat yang digunakan
untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik mencari
informasi, (c) penunjang pembelajaran individu lainnya.
3) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok: (a) bersifat
sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar
kelompok dengan cara memberi informasi tentang latar
belakang materi, informasi tentang peran orang-orang yang
terlibat dalam belajar kelompok sendiri, (b) sebagai bahan
pendukung bahan belajar utama yang jika dirancang
sedemikian rupa dapat meningkatkan motivasi belajar.
Menurut Lestari (2013:24) secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi
pendidik adalah untuk mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada peserta didik. Fungsi bahan ajar bagi
peserta didik untuk menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan
merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari. Bahan
ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaian hasil pembelajaran.
24
Bahan ajar yang baik sekurang-kurangnya mencangkup petunjuk
belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi pelajaran, informasi
pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, evaluasi dan respon
terhadap hasil evaluasi.
Berdasarkan pendapat tersebut mengenai fungsi bahan ajar dapat
dipahami bahwa dalam pemilihan bahan ajar, seorang pendidik tidak
hanya mengutamakan fungsi bahan ajar bagi dirinya sebagai pendidik,
akan tetapi juga harus memperhatikan fungsi bahan ajar bagi peserta
didik. Kebanyakan seorang pendidik memilih bahan ajar didasarkan
pada memudahkan bagi dirinya dalam melaksanakan pembelajaran.
Pendidik haruslah memikirkan berfungsi atau tidaknya bahan ajar
tersebut bagi peserta didik, karena peserta didik yang akan menerima
materi untuk itu bahan ajar yang digunakan tidak hanya memudahkan
pendidik dalam mengajar tetapi juga memudahkan peserta didik untuk
belajar.
Apabila seorang pendidik lebih memperhatikan fungsi bahan ajar bagi
peserta didik, tentu bahan ajar yang dipilih akan sesuai dengan
karekteristik peserta didik, sehingga bahan ajar yang digunakan
pendidik lebih bervariasi. Karena bahan ajar memiliki fungsi yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan penggunaannya, sehingga bahan
ajar dapat berfungsi untuk pembelajaran klasikal, individu, maupun
kelompok. Melalui pola ini bahan ajar yang dipilih dan digunakan
25
pendidik akan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
5. Karekteristik Perancangan Bahan Ajar
Perancangan bahan ajar menjadi hal yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Bahan ajar yang dikembangkan harus mampu
meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya. Widodo dalam
Lestari (2013:2) mengungkapkan ada lima karekteristik bahan ajar
yaitu.
a. Self Intructional
Menurut Widodo dalam Lestari (2013:2) maksud dari Self
Intructional adalah seperangkat bahan ajar yang berbentuk cetak
maupun online harus dapat bermanfaat dan digunakan oleh peserta
didik secara individual. Setiap peserta didik tentunya memiliki
kebutuhan akan buku pelajaran sebagai penunjang dan media yang
dapat memudahkan pelaksanaan pembelajaran itu berlangsung.
Bahan ajar dikatakan Self Intructional apabila memenuhi persyaratan
antara lain: (a) terdapat tujuan yang jelas, (b) materi dikemas dalam
unit-unit kecil/spesifik, (c) terdapat contoh yang mendukung
kejelasan pemaparan materi pembelajaran, (d) terdapat soal-soal
latihan, tugas dan latihan, (e) disajikan dengan pendekatan
kontekstual, (f) bahan ajar sederhana dan komunikatif, (g) terdapat
rangkuman materi pembelajaran, (h) terdapat instrumen berbasis Self
Intructional, (i) terdapat instrumen yang digunakan penggunaannya
26
mengukur dan mengevaluasi tingkat penguasaan materi, (j) terdapat
umpan balik atas penilaian, (k) tersedia informasi tentang
rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran
yang dimaksud (Lestari,2013:2).
b. Self Contained
Menurut Widodo dalam Lestari (2013:2) Self Contained merupakan
bentuk informasi cetak dan tertulis yang sengaja disajikan untuk
dipelajari oleh peserta didik yang berisikan semua meteri atau teori
pembelajaran, dan dikelompokkan dalam satu halaman atau satu unit
kompetensi dan juga disertai sub kompetensi.
c. Stand Alone
Menurut Widodo dalam Lestari (2013:2) dikatakan bahan ajar
dikalau dia bias bertahan sendiri, yakni tidak membutuhkan bahan
ajar dari bahan ajar lainnya. Bahan ajar yang baik sudah
mencangkup segala materi pelajaran sehingga tidak membutuhkan
bahan ajar lain untuk melengkapinya.
d. Adaptif
Menurut Widodo dalam Lestari (2013:2) bahan ajar yang baik tidak
hanya bias bertahan sendiri, namun juga mengikuti perkembangan
teknologi , fleksibel digunakan di berbagai tempat, serta isi materi
pembelajaran dan perangkat lunaknya dapat digunakan sampai kurun
waktu tertentu.
27
e. User Friendly
Menurut Widodo dalam Lestari (2013:2) bahan ajar yang sempurna
seharusnya dapat mempermudahkan pengunaanya ketika hendak
memakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil
bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakaianya, termasuk
kemudahan, pemakaian dalam merespon, mengakses sesuai dengan
keinginan.
Berdasarkan hasil pemaparan diatas, penulis menyimpulkan bahwa
dalam perancangan bahan ajar diperhatikan karekteristk dari
perancangan bahan ajar itu sendiri sehingga dapat terbentuk suatu
bahan ajar yang efektif. Artinya agar penggunaan bahan ajar efektif
dan efisien maka dalam pemilihan dan penggunaanya harus
memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam pembelajaran tersebut.
6. Prinsip-Prinsip Penyusunan Bahan Ajar
Prastowo (2013:31) menjelaskan ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran,
yaitu:
a. Prinsip relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran
hendaknya relevan atau ada kaitan dengan pencapaian Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
b. Prinsip konsistensi, artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang
harus dikuasai peserta didik empat macam, maka bahan ajar yang
harus digunakan adalah empat macam.
28
c. Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi
dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak
boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Menurut Depdiknas (2008:10), pengembangan bahan ajar hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu:
a. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang
konkret untuk memahami yang sulit.
b. Pengulangan akan memperkuat pemahaman.
c. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap
pemahaman peserta didik.
d. Motivasi yang tinggi adalah salah satu faktor penentu keberhasilan
belajar.
e. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya
akan mencapai ketinggian tertentu.
f. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik
untuk terus mencapai tujuan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar
yang mampu membuat siswa untuk belajar mandiri dan memperoleh
ketuntasan dalam proses pembelajaran menurut Widodo dan Jasmadi
(2008:50) adalah sebagai berikut:
a. Memuat contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka
29
mendukung pemaparan materi pembelajaran.
b. Memberikan kemungkinan bagi peserta didik untuk memberikan
umpan balik atau mengukur penguas aannya terhadap materi yang
diberikan dengan memberikan soal-soal latihan tugas, dan
sejenisnya.
c. Konstekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana
dan konteks tugas dan lingkungan peserta didik.
d. Bahasa yang digunakan cukup sederhana karena peserta didik hanya
berhadapan dengan bahan ajar ketika belajar secara mandiri.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat menyimpulkan bahwa
dalam penyusunan bahan ajar yang paling utama harus disesuaikan
dengan kurikulum, perangkat pembelajaran, prinsip-prinsip dari bahan
ajar itu sendiri, dan karekteristik peserta didik sehingga bahan ajar
dapat digunakan dengan optimal
7. Pengembangan Bahan Ajar
Mendapatkan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
harus dikuasai oleh peserta didik, diperlukan analisis terhadap Standar
Kompetensi- Kompetensi Dasar analisis sumber belajar dan penentuan
jenis serta judul bahan ajar. Analisis dimaksud dijelaskan pada uraian di
bawah ini:
a. Analisis Standar Kompetensi- Kompetensi Dasar
b. Analisis Sumber Belajar
c. Pemilihan dan Penentuan Ajar
30
B. Lembar Kegiatan Peserta Didik
1. Pengertian Lembar Kegiatan Peserta Didik
Pada uraian di atas sudah diingatkan bahwa penelitian ini akan
mengembangkan LKPD. LKPD yaitu berbagai macam media
pembelajaran. Choo (2011: 519) menjelaskan LKPD adalah alat
insstruksional yang terdiri dari serangkaian pertanyaan dan informasi
yang dirancang untuk memahami ide-ide yang kompleks, yang
memandu peserta didik melakukan kegiatan secara sistematis.
Menurut Cakır dalam Toman (2013:174) Worksheets are written
materials consisting of individual activities which the students will do
while learning a topic and also will enable the students to take
responsibility for their own learning with the given process steps
related to these activities.
Maksudnya adalah LKPD merupakan bahan ajar tertulis yang terdiri
dari kegiatan individu yang akan dilakukan peserta didik saat belajar
suatu topik dan juga memungkinkan peserta didik untuk mengambil
tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri dengan langkah
proses yang diberikan terkait dengan kegiatan ini. LKPD sering
digunakan oleh pendidik dan peserta didik.
Hal ini sependapat dengan Ozman dan Yildirim dalam Toman
(2013:174) Worksheets are frequently used by the teachers and the
students. There are studies which reveal that worksheets enhance
31
student interest in the lesson and have qualities which affect success
positively. Maksudnya ada beberapa penelitian yang mengungkapkan
bahwa lembar kerja meningkatkan minat peserta didik terhadap
pelajaran dan memiliki kualitas yang mempengaruhi kesuksesan secara
positif.
Depdiknas (2004:18) menyatakan LKPD adalah lembaran yang berisi
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKPD berisi petunjuk,
langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang
diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang
akan dicapainya.
Worksheet is a kind of printed instructional material that is prepared
and frequently used by teachers in order to helpstudents to gain
knowledge, skills and values by providing helpful comments about the
course objectives and enabling students to engage in active learning
and learning-by-doing in and out of the school (Kaymakcı,2012:57)
Penjelasan diatas diketahui LKPD merupakan sebuah kumpulan
lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, tugas-tugas yang harus
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, serta langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa LKPD bahan ajar
tertulis, sumber belajar, dan materi ajar yang dapat dilakukan secara
individu atau dalam kelompok yang di dalamnya terdapat yang harus
memiliki syarat didaktik, konstruksi, dan teknis demi meningkatnya
32
minat peserta didik terhadap pelajaran suatu media bahan ajar cetak
berupa buku yang di dalamnya terdapat petunjuk dalam menyelesaikan
tugas secara terstruktur, sistematis sehingga peserta didik dapat
menemukan konsep belajar mandiri baik secara individu maupun
kelompok secara bertanggung jawab.
2. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar kerja peserta didik mempunyai fungsi. Adapun fungsi tersebut
menurut Prastowo (2011: 24) jika dilihat segi tujuan disusunnya LKPD,
maka LKPD dapat dibagi lima macam bentuk yaitu: (1) LKPD yang
membantu peserta didik menemukan suatu konsep (2) LKPD yang
membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai
konsep yang telah ditemukan (3) LKPD yang berfungsi sebagai
penuntun belajar (4) LKPD yang berfungsi sebagai penguatan (5)
LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk pratikum.
LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep yaitu
bentuk LKPD ini dirancang menurut prinsip konstruktivisme dimana
peserta didik secara aktif dalam pembelajaran untuk mengkonstruksi
berbagai macam konsep yang berkaitan dengan materi.
LKPD peserta didik ditunjukkan langkah demi langkah apa yang harus
dilakukan dalam pembelajaran meliputi melakukan mengamati dan
menganalisis terhadap konsep dan materi yang disajikan.
33
LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai konsep yang telah ditemukan. Bentuk LKPD jenis ini
mengutamakan agar materi yang telah dipelajari peserta didik agar
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. LKPD ini sangat tepat
digunakan sebagai bahan ajar tentang pendidikan moral dimana peserta
didik akan lebih memahami pentingnya materi yang telah dipelajari dan
bermanfaat bagi kehidupan yang dijalani. Penting bagi pendidik untuk
terus melakukan pengawasan terhadap bagaimana peserta didik mampu
menerapkan materi yang dipelajari dalam keseharian, biasanya LKPD
dilengkapi dengan laporan kegiatan peserta didik.
LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar. LKPD ini bertujuan
untuk membantu peserta didik dalam proses belajar yang dilakukan
peserta didik. LKPD menunjukkan peserta didik agar dapat belajar
dengan benar sesuai dengan urut-urutan materi sehingga peserta didik
dapat mempelajari materi dengan baik. LKPD juga berisi pertanyaan-
pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam sumber belajar yang
digunakan sehingga peserta didik harus mempelajari sumber belajar
agar menguasai materi. LKPD jenis ini juga sangat cocok untuk
keperluan remidial.
LKPD yang berfungsi sebagai penguatan. LKPD untuk penguatan ini
berisi materi-materi yang bersifat sebagai pendalaman atau tambahan
dari materi utama. Dengan menggunakan LKPD ini peserta didika atau
peserta didik tentu akan lebih memahami dan mengerti materi yang
34
dipelajari, peserta didik juga mendapatkan materi dan pengetahuan
ekstra disamping materi yang telah dipelajari.
LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. Disamping
dituangkan dalam buku, petunjuk praktikum dapat dituangkan dalam
LKPD. LKPD jenis ini tentu berisi apa-apa saja atau langkah-langkah
dalam melakukan sebuah praktikum. Semua praktikum dapat
dikumpulkan dalam sebuah LKPD , jadi dalam satu bendel LKPD dapat
berisi beberapa petunjuk praktikum sekaligus. Pendidik akan lebih
mudah menyajikan materi praktikum melalui LKPD dan peserta didik
juga lebih mudah menemukan apa yang dipelajari dari praktikum
bahkan mencari korelasi antara praktikum satu dengan lainnya.
Menurut Lee (2014: 95) Lembar Kegiatan (LK) dapat betujuan dalam
banyak hal termasuk prestasi akademik. Misalnya, sebagai suplemen
untuk buku-buku, memberikan informasi tambahan untuk kelas
tertentu, dapat membantu mengkontruksi pengetahuan peserta didik,
selain itu Lembar Kegiatan akan dapat menarik minat peserta didik jika
digabungkan dengan metode pembelajaran tertentu.
Selanjutnya menurut Achmadi (1996: 35) tujuan penggunaan LKPD
dalam proses belajar sebagai berikut:
a. Memberi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang perlu dimiliki
oleh peserta didik.
b. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit
disampaikan secara lisan.
35
c. Membantu peserta didik dalam memperoleh catatan materi
yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran.
d. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang
telah disajikan.
Depdiknas (2008:9) menjelaskan bahwa LKPD disusun dengan tujuan.
a) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan
ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan
sosial peserta didik.
b) Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di
samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
c) Memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran.
Toman (2013:178) mengatakan Worksheets developed based on
constructivist approach enable the students to actively participate
during the learning process, help them to learn the subject better,
and increase student success noticeably.
Pengembangan LKPD yang menggunakan pendekatan konstruktivisme
memungkinkan peserta didik berpartisipasi aktif selama pembelajaran.
LKPD membantu peserta didik memahami materi dengan lebih baik,
dan LKPD dapat meningkatkan kemampuan peserta didik.
Dari uraian diatas LKPD memang dapat disesuaikan bentuk
penyajiannya sesuai dengan kebutuhan, fungsi dan tujuan dan hal-hal
lain menyangkut pembelajaran yang akan dilakukan. Jika pendidik
hendak menggunakan LKPD sebagai salah satu bahan ajar cetak,
36
pendidik diharapkan menyusun sendiri LKPD yang akan digunakan
dalam pembelajaran tersebut sesuai bentuk yang tepat untuk diterapkan
dengan memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi
pembelajaran.
3 Langkah-Langkah Aplikatif Membuat LKPD
LKPD yang menarik dan penuh kreasi dapat menarik perhatian peserta
didik untuk membuka LKPD, melihatnya, dan memahaminya. Namun
untuk dapat membuat LKPD haruslah memahami langkah-langkah
aplikasi agar mampu membuatnya. Menurut Prastowo (2011: 210)
langkah-langkah penyusunan LKPD adalah sebagai berikut; (a)
melakukan Analisis Kurikulum, (b) menyusun Peta Kebutuhan LKPD,
(c) menentukan Judul-Judul LKPD, (d) Penulisan LKPD.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam penulisan LKPD.
Pertama, merumuskan kompetensi dasar. Kedua, menentukan alat
penilaian. Ketiga, menyusun materi. Penyusunan materi LKPD perlu
memperhatikan: 1) kompetensi dasar yang harus dicapai., 2) informasi
pendukung, 3) sumber materi, 4) pemilihan kalimat yang jelas dan
tidak ambigu. Keempat, memperhatikan struktur LKPD. Struktur
LKPD meliputi enam komponen, yakni judul, petunjuk belajar
(petunjuk peserta didik), kompetensi yang akan dicapai, informasi
pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta penilaian.
37
Gambar 1 Diagram Alir Langkah-Langkah Penyusunan LKPD
Sumber: Prastowo (2011: 210)
4 Langkah-Langkah Pengembangan LKPD
Terdapat beberapa langkah dalam pengembangan LKPD, antara lain:
a. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan di-breakdown dalam
LKPD. Dalam tahap ini, desain LKPD ditentukan berdasarkan tujuan
pembelajaran tematik.
b. Pengumpulan materi. Pada pengumpulan materi, materi dan tugas yang
ditentukan harus sejalan dengan tujuan pembelajaran. Bahan yang
dimuat dalam LKPD dapat dikembangkan sendiri atau dengan
memanfaatkan materi yang sudah ada.
Analisis Kurikulum
Menyusun Peta Kebutuhan
LKPD
Menentukan judul LKPD
Menulis LKPD
Merumuskan KD
Menentukan Alat Penilaian
Menyusun Materi
Memperhatikan Struktur bahan
ajar
38
c. Penyusunan elemen atau unsur-unsur. Tahap ini adalah tahap
mengintegrasikan desain (hasil dari tahap pertama) dengan tugas (hasil
tahap kedua).
d. Pemeriksaan dan Penyempurnaan.
Sebelum LKPD diberikan pada peserta didik, hal terakhir yang
dilakukan adalah pemeriksaan dan penyempurnaan LKPD tersebut.
Ada empat variable yang harus dicermati pada tahap ini. Pertama,
kesesuaian desain dengan tujuan pembelajaran yang berangkat dari
kompetensi dasar. Kedua, kesesuaian materi dan tujuan pembelajaran.
Ketiga, kesesuaian elemen atau unsur-unsur dengan tujuan
pembelajaran. Keempat, kejelasan penyampaian.
Langkah-langkah pengembangan di atas merupakan langkah-langkah
yang akan digunakan dalam pelaksanaan pengembangan LKPD pada
tema 7 sub tema 3
5 Penilaian Kualitas LKPD
Untuk menghasilkan produk pengembangan yang berkualitas, produk
pengembangan yang sudah jadi harus dinilai kualitasnya dengan kriteria
yang telah ditentukan. Penilaian kualitas produk juga bertujuan untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan
Nieveen (2007: 276) menjelaskan kriteria penilaian kualitas produk
pengembangan yaitu: valid, praktis dan efektif. Product improvement
referred to the creation of a high quality support system that was valid,
39
practical and effective in helping teacher designer create instructional
scenarios for multimedia curricula.
Aspek validitas mencakup dua hal, yaitu produk pengembangan
berdasarkan rasional teoritik yang kuat dan konsistensi internal antara
komponen-komponen produk. Aspek kepraktisan meliputi dua hal, yaitu
pernyataan ahli dan praktisi bahwa produk yang dikembangkan dapat
diterapkan secara nyata di lapangan, sedangkan aspek keefektifan juga
dikaitkan dengan dua hal, yaitu pernyataan ahli dan praktisi bahwa model
tersebut memberikan hasil yang sesuai dengan harapan dalam
operasionalnya.
Suparman (2012:308) menambahkan kriteria kefektifan LKPD yaitu: 1)
kemudahan peserta didik memahami pelajaran: 2) kemenarikan dan
kesistematisan LKPD: 3) kemudahan penggunaan LKPD dan 4) relevansi
butir tes dengan materi. LKPD menjadi salah satu sarana yang digunakan
pendidik untuk melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan
sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan
dihadapi. Agar LKPD yang disusun berkualitas baik dan dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik, maka LKPD harus
memenuhi syarat-syarat tertentu.
Menurut Darmodjo (2011:41-46) LKPD dikatakan berkualitas baik bila
memenuhi syarat sebagai berikut.
40
a. Syarat-Syarat Didaktik
LKPD sebagai salah satu bentuk sarana pembelajaran haruslah
memenuhi persyaratan didaktik, artinya LKPD harus mengikuti
asas-asas belajar dan mengajar yang efektif, yaitu:
1) Memperhatikan adanya perbedaan individual.
2) Tekanan pada proses untuk menemukan konsep-konsep.
3) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan
peserta didik.
4) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial,
emosional, moral, dan estetika pada diri peserta didik.
5) Pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan
pribadi peserta didik dan bukan ditentukan oleh materi bahan
pelajaran.
b. Syarat-Syarat Konstruksi
Syarat konstruksi ialah syarat-syarat yang berkenaan dengan
penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa-kata, tingkat kesukaran,
dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti
dapat dimengerti oleh pengguna yaitu peserta didik.
1) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan
peserta didik.
2) Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
3) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik.
4) Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka.
41
5) Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan
keterbacaan peserta didik.
6) Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan
pada peserta didik untuk menuliskan jawaban atau menggambar
pada LKPD.
7) Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek.
8) Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata.
9) Dapat digunakan untuk semua peserta didik, baik yang lamban
maupun yang cepat.
10) Memiliki tujuan belajar yang jelas serta bermanfaat sebagai
sumber motivasi.
11) Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.
c. Syarat-Syarat Teknis
1) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf Latin
atau Romawi.
2) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf
biasa yang diberi garis bawah.
3) Gunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris.
4) Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan
jawaban peserta didik.
5) Usahakan perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar
serasi.
42
Menurut Depdiknas (2008b: 20) LKPD termasuk kedalam bahan ajar
cetak. Adapun evaluasi dan revisi bahan ajar cetak meliputi kelayakan
isi kebahasaan, penyajian dan kegrafikan. Komponen kelayakan ini
antara lain.
a. Kesesuaian dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
b. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
c. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
d. Kebenaran substansi materi pembelajaran
e. Manfaat untuk penambahan wawasan
f. Kesesuaian dengan nilai moral dan nilai-nilai sosial.
Komponen kebebasan mencakup: 1) keterbacaan: 2) kejelasan
informasi: 3) kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik
dan benar: dan 4) pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas
dan singkat), sedangkan komponen penyajian mencakup: 1) kejelasan
tujuan (indikator) yang ingin dicapai 2) urutan sajian 3) pemberian
motivasi, daya tarik 4) interaksi (pemberian stimulus dan respon) 5)
kelengkapan informasi, Komponen kegrafikan mencakup: 1)
penggunaan font, jenis dan ukuran 2) lay out atau tata letak 3) ilustrasi,
gambar, foto dan 4) desain tampilan Depdiknas (2008b: 30).
Selanjutnya Ahmadi & Amri (2014: 251) menjelaskan bahwa
penyusunan LKPD perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: 1)
mengacu pada kurikulum; 2) mendorong peserta didik untuk belajar dan
bekerja; 3) bahasa yang digunakan mudah dipahami; dan 4) tidak
43
dikembangkan untuk menguji konsep-konsep yang sudah diujikan
pendidik dengan cara duplikasi.
Berdasarkan penjelasan di atas LKPD hasil pengembangan ini
dikembangkan dengan memeuhi kriteria keefektifan LKPD dikatakan
efektif jika memenuhi kriteria sebagai berikut: hasil penilaian
validator menyatakan bahwa LKPD efektif dengan revisi atau tanpa
berdasarkan landasaran teoritik yang kuat, dan dapat diterapkan serta
bermanfaat dikelas.
C. Pembelajaran Tematik
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 20
(Republik Indonesia, 2003) disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Schunk (2012: 5) menjelaskan Pembelajaran juga
merupakan perubahan perilaku atau kapasitas berperilaku yang dihasilkan
dari pengalaman. Pembelajaran tematik pembelajaran yang menyatu
padukan serangkaian pengalaman belajar, sehingga saling berhubungan satu
dengan yang lainnya dan berpusat pada peserta didik pada sebuah persoalan.
Pendekatan ini didasari oleh psikologi gestalt yang menyatakan bahwa
keutuhan/keterpaduan lebih berarti daripada bagian-bagiannya. Hal itu
disebabkan adanya sinergistik efek (efek keterpaduan) yang ditimbulkan
sebagai hasil dari keterpaduan tersebut Mulyasa (2009:104-105).
Fogarty (1991: 76 ) menyebutkan ada 10 model pembelajaran terpadu antara
lain: (1) fragmented model (2) connected model (3) shared model (4)
44
webbed model (5)threaded model (6)imsmersed model (7)networked model
(8)integrated model (9) nested model dan (10) sequenced model.Fogarty
(1991:63) menambahkan webbed curriculum ussually use a vertile theme to
integrtade subject matter. Materi pembelajaran digunakan untuk
mengintegrasi pendekatan tematik sehingga peserta didik memperoleh
pembelajaran bermakna.
Pembelajaran tematik adalah multi disipliner dan multi dimensional
pembelajaran ini menumbuhkan kemampuan, minat peserta didik sehingga
menghargai perilaku dan bakatnya. Meinbach (1995:5) menyebutkan A
thematic approach to learning combines structured, sequential, and well-
organized strategies, activities, children‟s literature, and material used to
expand a particular concept. It thematic unit is multidisciplinary and
multidimensional it knows no boundaries. It is responsive to the interests,
abilities and needs of childrend and is respectful of their developing
aptitudes and attitudes. Ketika peserta didik memahami ide atau konsep
peserta didik dapat menjelaskan , menghubungkan dengan ide yang lain,
Dalam pembelajaran tematik, peserta didik dirangsang untuk aktif berpikir
dan dapat membentuk pengetahuan sendiri berdasarkan pengalamannya.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan pembelajaran tematik
adalah pembelajaran bermakna yang mengaitkan beberapa tema dalam satu
pelajaran. Pembelajaran tematik memiliki sepuluh model yang dapat
digunakan sehingga peserta didik dapat lebih aktif dan memperoleh
pengalaman langsung setelah proses pembelajaran.
45
1. Pendekatan Scientific
Pendekatan scientific bercirikan penonjolan dimensi pengamatan,
penalaran, penemuan, pengasahan dan penjelasan tentang suatu
kebenaran. Menurut Daryanto (2014:51) pendekatan saintifik
merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif mengontruksi konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang ditemukan.
Kemendikbud (2013: 24) menjelaskan bahwa proses pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam, mengenal,
memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Informasi
dapat berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari pendidik. Oleh karena itu kondisi pembelajaran
yang diharapkan adalah terciptanya pembelajaran yang mengarahkan
peserta didik untuk mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan
diberi tahu, peserta didik mampu merumuskan masalah dengan banyak
menanya bukan hanya dengan menjawab saja, pembelajaran diarahkan
untuk melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan bagaimana
mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan hanya
46
mendengarkan dan menghafal semata). Pendekatan saintifik dapat
membentuk peserta didik untuk memiliki domain sikap, ketereampilan,
dan pengetahuan yang seimbang dan utuh sesuai tututan pendidikan
abad 21.
Kemendikbud (2013:31) menyatakan bahwa Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi, maka prinsip pembelajaran yang digunakan
adalah:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu.
2. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah
3. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi
4. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu
5. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi
6. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.
7. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal
(hardskills) dan keterampilan mental (softskills)
8. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.
9. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodho), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani).
47
10. Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di
masyarakat.
11. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah
pendidik, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah
kelas.
12. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran
13. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
peserta didik.
Kemendikbud (2013:200) menyatakan proses pembelajaran
menggunakan pendekatan scientific di dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai
materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal
dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari
pendidik. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan
tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu
dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu.
Pernyataan lebih lanjut oleh Kemendikbud (2013:208) menjelaskan
bahwa langkah-langkah penerapan pendekatan scientific dalam
pembelajaran meliputi: (1) mengamati (observing),(2) menanya
(questioning), (3) menalar (associating), (4) mencoba (experimenting),
(5) membentuk jaringan (networking).
48
Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran memberikan pemahaman
kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi
dan mengarahkan peserta didik mencari tahu informasi dari berbagai
sumber yang meliputi, mengamati, menalar, mencoba,dan
mengkomunikasikan.
2. Penilain Otentik
Penilaian proses pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan
pendekatan penilaian autentik yang menilai kesiapan peserta didik,
proses, dan hasil belajar secara utuh. Penilaian autentik adalah suatu
proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang
hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip
penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat dan
konsisten sebagai akuntabilitas publik Majid (2014: 56).
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan
keluaran (output) pembelajaran Kemendikbud (2013:2). Authentic
assessment is an evaluation process that involves multiple forms of
performance measurement reflecting the student’s learning,
achievement, motivation, and attitudes on instructionally-relevant
activities Callison (2013:1). Penilaian autentik menilai proses
pembelajaran secara keseluruhan, tidak hanya pada hasil belajar tetapi
juga motivasi dan sikap pada setiap aktivitas pembelajaran.
49
Callison (2013: 2) mengidentifikasi karakteristik penilaian autentik
sebagai berikut.
1. Constructed Respons penilaian mampu mengukur peserta didik dalam
mengonstruksi pengetahuan melalui berbagai sumber belajar.
2. Higher-Order Thinking penilaian mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi yaitu kemampuan menganalisis, menyintesis, dan
menilai.
3. Authenticity tugas yang diberikan harus mengaitkan materi dengan
konteks dunia nyata atau dalam kehidupan sehari-hari.
4. Integrative tugas yang diberikan dapat menggambarkan keterpaduan
materi belajar.
5. Process and Product penilaian dapat mengukur proses belajar dan
produk hasil belajar.
6. Depth in Place of Breadth; unjuk kerja membangun berbagai
aktivitas yang memungkinkan peserta aktif dalam pembelajaran.
Bentuk-bentuk penilaian autentik yang dapat menilai proses pembelajaran
menurut Kunandar (2013:40-41) antara lain :
1. Proyek atau penugasan dan laporannya.
2. Hasil tes tulis untuk mengukur pengetahuan atau kognitif peserta didik.
3. Portofolio (kumpulan karya peserta didik) salama satu semester atau
satu tahun.
4. Presentasi atau penampilan peserta didik dalam melaporkan proyek atau
tugas.
50
5. Demonstrasi atau simulasi suatu alat atau aktivitas tertentu yang
berkaitan dengan materi.
6. Karya tulis, laporan, jurnal, atau penilaian diri.
Berdasarkan beberapa teori diatas di atas, maka penilaian autentik adalah
penilaian yang mengukur kemampuan peserta didik secara komprehensif
menggunakan instrumen penilaian yang bervariasi dengan memperhatikan
masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.
D. Project Based Learning
Berdasarkan tujuan yang dirancang pada kurikulum 2013, maka
pembelajaran harus memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengkontruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Model PjBL
merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,
melalui kegiatan penelitian dengan bimbingan serta arahan pendidik
sehingga terjalin kolaborasi sesuai kapasitas masing-masing secara
komprehensif Guo & Yang (2012:5).
Selanjutnya model PjBL sebagai pembelajarn yang memberikan
pengalaman langsung dalam kehidupan nyata. believe all learning relies on
in the way we processed experience, especially a critical reflection of
experience, in other words, it requires a process in which many activities
happen simultaneously aiming at transforming what they learn into
something practical to apply in actual life Hoang Huu Ngo (2014:2)
51
Model PjBL ini dinyatakan (Blumenfeld et al., 1991:369 ) bahwa peserta
didik dapat berkerja kelompok untuk memecahkan masalah. Pembelajaran
berbasis project based learning dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan
investigasi dan memahaminya (Permendikbud No 58 Tahun 2014). Dalam
pembelajaran PjBL peserta didik di beri tanggung jawab dan dorongan
sehingga peserta didik dapat memecahan masalah (Grant & Branch,
2005:65-98) menyebutkan PjBL provides the student autonomy over and
responsibility for what is learned, moves learners toward expert knowledge,
and encourages them to explore and examine various problems and
resources to construct strategies for solving these problems, and to
negotiate and share information.
Menurut Sumarti (2015:1) menjelaskan bahwa melalui model PjBL peserta
didik dapat memperoleh konsep dan pengalaman tersendiri, PjBL
memfokuskan pada pertanyaan atau masalah yang sesuai dengan kinsep dan
prinsip tema. PjBL melibatkan peserta didik dalam melakukan penelitian.
Dimana langkah penelitian tersebut adalah membuat desain, pengambilan
keputusan, menemukan masalah, menyelesaikan masalah, penemuan atau
mengembangkan model proses.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa model PjBL di sebut juga
model instrusional berpusat pada peserta didik, dimana peserta didik diberi
tugas sendiri kemudian di konsultasikan kepada pendidik sehingga peserta
didik dapat menghasilkan sebuah produk. PjBL dapat memberikan
52
pengalaman langsung dimana beberapa aktivitas yang dilakukan dapat
mencapai tujuan dan dapat di terapkan dalam kehidupan nyata. Yaitu
peserta didik memperoleh pengalaman langsung dalam belajar melalui
beberapa kegiatan yang dilakukan mereka sendiri kemudian peserta didik
dapat menarik kesimpulan dari apa yang dialami.
Menurut Santyasa (2006:11) karekteristik utama PjBL adalah :
1. ISI: membuat gagasan orisinil
a. Masalah kompleks
b. Peserta didik menemukan hubungan antar gagasan yang diajukan
c. Peserta didik berhadapan pada masalah
d. Pertanyaan cenderung mempersoalkan masalah dunia nyata
2. KONDISI: Mengutamakan otonomi peserta didik
a. Melakukan inkuiri dalam konteks masyarakat
b. Peserta didik mampu mengelola waktu secara efektif dan efisien
c. Peserta didik belajar penuh dengan kontrol diri
3. AKTIVITAS
a. Peserta didik berinvestigasi selama periode tertentu
b. Peserta didik melakukan pemecahan masalah kompleks
c. Peserta didk memformulasikan hubungan antar gagasan orisinilnya
d. Peserta didik menggunakan teknologi otentik dalam pemecahan
masalah
e. Peserta didik melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka
berdasarkan respon ahli atau dari hasil tes.
53
4. HASIL:Produk Nyata
a. Peserta didik menunjukkan produk nyata berdasarkan hasil
investigasi
b. Peserta didik melakukan evaluasi diri
c. Peserta didik responsive terhadap segala implikasi dari kompetensi
yang dimilikinya.
d. Peserta didik mendemonstrasikan kompetensi sosial, manajemen
pribadi, regulasi belajarnya
Menurut Ngalimun (2013:197) kelebihan PjBL yaitu:
1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik
2. Belajar dalam proyek lebih menyenangkan dari pada komponen
kurikulum lain .
3. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
4. Meningkatkan Kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek
memerlukan peserta didik mengembangkan dan mempraktikan
keterampilan komunikasi
5. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber
6. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik
dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-
sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas
Menurut Dzamarah dan Zain (2006:83) yang menyatakan bahwa beberapa
kelebihan model PjBL antara lain:
54
1. Dapat memperluas pemikiran peserta didik yang berguna dalam
menghadapi masalah kehidupan.
2. Dapat membina peserta didik dalam kebiasaan menerapkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari
secara terpadu.
3. Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modern dalam
pengajaran perlu diperhatikan:
a. Kemampuam individual peserta didik dan kerjasama kelompok
b. Bahan pengajaran yang tidak terlepas dari kehidupan riil sehari-hari
yang penuh masalah
c. Pengembangan aktivitas, kreativitas, dan pengalaman peserta didik
banyak dilakukan
d. Agar teori dan praktik,sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi
suatu kesatuan yang tak terpisahkan
Kekurangan model PjBL menurut Dzamarah dan Zain (2006:84) antara lain:
1. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini baik secara vertikal dan
maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan model ini
2. Pemilihan topik yang tepat sesuai dengan kebutuhan peserta didik,
cukup fasilitas, dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah
pekerjaan yang mudah
3. Bahan pelajaran yang sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan
unit yang dibahas.
55
Proyek belajar dapat disiapkan dalam kolaborasi dengan instruktur tunggal
atau instruktur ganda, sedangkan pembelajaran dalam kelompok antara 4-5
orang Ngalimun (2013:191). Berdasarkan Kemendikbud (2013:11),
langkah-langkah pembelajaran PjBL adalah sebagai berikut.
Tabel 6 Langkah-Langkah Pembelajaran PjBL
Tahap Kegiatan Pendidik dan Peserta didik
Tahap 1:
Menyampaikan proyek yang
akan dikerjakan
Pendidik menginformasikan kepada peserta didik
tentang proyek yang akan dikerjakan dan menyepakati
kontrak belajar.
Tahap 2:
Mengorganisasi peserta didik
untuk belajar
Pendidik membentuk kelompok-kelompok kecil yang
nantinya akan bekerja sama untuk menggali informasi
yang diperlukan untuk menjalankan proyek.
Tahap 3:
Membantu peserta didik
melakukan penggalian
informasi yang diperlukan
Pendidik mendorong peserta didik melakukan
penggalian informasi yang diperlukan,memfasilitasi
peserta didik dengan menyediakan buku, bahan bacaan,
video atau mendampingi peserta didik mencari
informasi melalui internet.
Tahap 4:
Merumuskan hasil pekerjaan
proyek
Pendidik mendorong peserta didik menyajikan
informasi yang diperoleh kedalam satu bentuk yang
paling mereka sukai.
Tahap 5:
Menyajikan hasil pengerjaan
proyek
Pendidik mendorong peserta didik untuk menyajikan
hasil karya mereka kepada seluruh peserta didik lain.
Sumber: Kemendikbud (2013:11)
Langkah-langkah rinci untuk perancangan PjBL menurut Majid (2013:62)
adalah sebagai berikut:
1. Pendidik dan peserta didik bersama-sama memilih suatu topik yang akan
diteliti, dengan memperhatikan standar kurikulum,sumber daya lokal,
dan ketertarikan peserta didik.
2. Pendidik mencari tahu tentang apa saja yang telah dipahami peserta
didik dan membantunya untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
yang kelak akan dieksplorasi.
56
3. Pendidik menyediakan sumber belajar bagi peserta didik dan
kesempatan untuk bekerja di lapangan.
4. Pendidik menyediakan sumber belajar bagi peserta didik serta
kesempatan untuk bekerja di lapangan.
5. Peserta didik berbagi pengalaman dan hasil diantara mereka, kemudian
masing-masing peserta didik melaporkan hasil penelitiannya dan
akhirnya mereka turut serta dalam proses evaluasi proyek.
Menurut Semiawan (2006:84-87) dalam pelaksanaan model PjBL meliputi
empat tahapan yaitu:
1. Tahap perencanaan: (a) mempelajari materi pembelajaran dalam silabus
dari mata pelajaran yang menjadi tema proyek tersebut, (b) membuat
diagram kaitan antara tema dengan materi pembelajaran dari
pembelajaran lain, (c) merumuskan tujuan pembelajaran dengan
menggunakan proyek tersebut, (d) menentukan langkah-langkah dalam
kegiatan pembelajaran (misal bekerja dalam kelompok), (f) menyiapkan
format-format pengamatan untuk peserta didik, (g) merencanakan tindak
lanjut, dan (h) menyiapkan penilaian kegiatan belajar-mengajar.
2. Tahap Pelaksanaan: (a) pada permulaan pembelajaran, pendidik
menyebutkan tema proyek, (b) pendidik mengajak peserta didik
menelaah kemungkinan mengaitkan tema dengan berbagai mata
pelajaran (walaupun pendidik sebelumnya sudah menyiapkan diagram
kaitan tema mata pelajaran lain), pendidik berperan membimbing dan
mengatur jalannya diskusi serta memberikan bantuan bila diperlukan, (c)
sesudah diagram kaitan tema dengan mata pelajran lain itu terbentuk,
57
pendidik membagi kelas dalam beberapa kelompok, (d) tiap kelompok
merencanakan bagaimana melakukan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan materi yang telah dikaitkan dengan tema, pendidik
membimbing setiap kelompok dan memberikan bantuan bila peserta
didik memerlukan, tiap kelompok mendiskusikan dan mencatat hasil
diskusinya, (e) data /informasi yang terkumpul didiskusikan, diolah dan
ditulis serta siap untuk dilaporkan, (f) sesudah semua kelompok siap
untuk melaporkan, maka pendidik (atau seorang peserta didik ataupun
sekelompok peserta didik) memimpin pelaporan, (g) peserta didik lain
memberikan komentar atau saran yang dicatat oleh anggota kelompok
yang sedang melaporkan, pendidik kadang-kadang memberikan saran
atau bantuan seperlunya bila ternyata diskusi kurang lancar atau terhenti,
(h) berdasarkan komentar dan saran kelompok mendiskusikan dan
bersepakat untuk menambah atau mengurangi, serta menyempurnakan
laporan dengan mencari data yang perlu ditambahkan atau memperbaiki
gambar dan tulisan.
3. Tahap tindak lanjut: untuk lebih memantapkan hasil kegiatan belajar
para peserta didik dilibatkan lagi dalam kegiatan tindak lanjut. Salah
satu kegiatan tindak lanjut yang diterapkan adalah pameran.
4. Tahap penilaian: (a) secara verbal, misalnya tanya jawab dan diskusi,(b)
secara tertulis, misalnya berupa laporan dan tes , dan (c) penilaian hasil
karya peserta didik.
58
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa PjBL
adalah model pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk aktif
belajar secara kolaborasi untuk memecahkan masalah sehingga dapat
menggabungkan inti pelajaran dari temuan-temuan dalam tugas/proyek yang
dilakukan. Kemudian peneliti merumuskan langkah-langkah PjBL yaitu 1)
pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, 2) pendidik
menyajikan permasalahan, 3) pendidik menyampaikan proyek yang akan
dikerjakan untuk memecahkan masalah dengan memperhatikan standar
kurikum dan sumber daya lokal, 4) pendidik memandu peserta didik
melakukan penggalian informasi dalam tugas pemecahan masalah, 5)
peserta didik merumuskan hasil proyek, dan 6) peserta didik
mempersentasikan hasil proyek kepada kelompok lain.
E. Teori- Teori Belajar
Pada pengembangan bahan ajar berbasis PjBL tema 7 sub tema 2 Indahnya
Keragaman Negeriku teori-teori belajar yang berkaitan adalah sebagai
berikut:
1. Teori Belajar Kontruktivisme
Kontruktivisme merupakan pandangan filsafat yang pertama kali
dikemukakan sejarahwan Italia yang bernama Giambatista Vico pada
tahun 1710. Filsafat konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan
adalah hasil konstruksi manusia melalui interaksi dengan objek,
fenomena dan lingkungan, Suriasumantri (2009:1). Menurut Trianto
(2009:74) konstruktivisme adalah teori perkembangan kognitif yang
59
menekankan peran aktif peserta didik dalam pemahaman mereka
tentang realita.
Pengertian belajar dalam teori konstruktivisme adalah proses konstruksi
pengetahuan melalui keterlibatan fisik dan mental seseorang secara
aktif, dan juga merupakan proses asimilasi dan menghubungkan bahan
yang dipelajari dengan pengalaman-pengalaman yang dimiliki
seseorang sehingga pengetahuannya mengenai objek tertentu menjadi
lebih kokoh. Semua pelajar benar-benar mengkonstruksikan
pengetahuan untuk dirinya sendiri, bukan pengetahuan yang datang dari
pendidik di serap oleh murid, Mujis dan Reynold (2008:97).
Pengetahuan senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan.
Pengetahuan adalah proses yang memerlukan adanya tindakan. Belajar
lebih diartikan sebagai sebuah proses konstruksi makna daripada hanya
sekedar mengingat dan menghafal fakta yang bersifat faktual. Menurut
Duffy dan Cunningham dalam Pribadi (2009:127) hal yang melatar
belakangi pendekatan konstruktivisme dalam proses pembelajaran
sebagai berikut:
a) Semua pengetahuan dan hasil belajar merupakan proses konstruksi
individu.
b) Pengetahuan merupakan konstruksi peristiwa yang dialami dari
berbagai sudut pandang atau perspektif.
c) Proses belajar harus berlangsung dalam konteks yang relevan.
d) Belajar dapat terjadi melalui media pembelajaran.
60
e) Belajar merupakan dialog sosial yang bersifat inheren.
f) Peserta didik yang belajar memiliki ragam latar belakang yang
multidimensional.
Hasil dari proses belajar merupakan kombinasi antara pengetahuan
baru dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki
sebelumnya dan aktif terlibat dalam melakukan proses pembelajaran.
Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola
sedemikian rupa sehingga mampu mendorong peserta didik
menggorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan baru
yang bermakna.
Menurut Al-Tabany (2014:29), teori konstruktivis adalah teori yang
menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru
dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan itu tidak
lagi sesuai.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teori belajar konstruktivisme adalah
suatu teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik membangun
pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman yang dialami peserta
didik melalui interaksi dengan objek, fenomena dan lingkungan sekitar
mereka.
61
2. Teori Belajar Behaviorisme
Teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh
Gagne dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar
yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek
pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar.
Menurut Sukardjo (2013:33) kerangka kerja dari teori behaviorisme
adalah empirisme. Asumsi filosofi dari behaviorisme adalah nature of
human being (manusia tumbuh secara alami). Menurut paham ini,
pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari pengalaman (empiris).Teori
behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon
atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur,
diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan.
Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik
positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan.
Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau
62
mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan
yang diinginkan. Dimyati (2013:17).
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Slavin (2008:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia
dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam
belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan pendidik
kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan
pembelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh pendidik tersebut.
Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang
dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang
diberikan oleh pendidik (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar
(respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan
pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk
melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Faktor
lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor
penguatan (reinforcement).
Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan
semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative
reinforcement) maka respon juga semakin kuat. Beberapa prinsip dalam
teori belajar behavioristik, meliputi: (1) Reinforcement and
Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement (3) Schedules
63
of Reinforcement (4) Contingency Management (5) Stimulus Control in
Operant Learning 6) The Elimination of Responses. Gagne & Berliner
dalam Dimyati (2013:23).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa behaviorisme
adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan
dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan
terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau
negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Teori belajar
behavioristik menekankan pada perubahan tingkah laku serta sebagai
akibat interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah
belajar apabila ia bisa menunjukkan perubahan tingkah lakunya.
3. Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky
Teori Vygotsky merupakan teori penting dalam psikologi perkembangan
anak. Penekanannya dalam sosial. Pembelajaran terjadi bila anak
bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari
namun tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya. Teori
pembelajaran menurut Vygotsky dalam Trianto (2011:76) menyatakan
bahwa peserta didik membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran
dan kegiatan peserta didik sendiri melalui bahasa. Perkembangan
tergantung baik pada faktor biologis menentukan fungsi-fungsi
elementer memori, atensi, persepsi, dan stimulus-respons, faktor sosial
sangat penting artinya bagi perkembangan fungsi mental lebih tinggi
64
untuk perkembangan konsep, penalaran logis dan pengambilan
keputusan.
Teori ini lebih menekankan aspek sosial. Proses pembelajaran akan
terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum
dipelajari, namun tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka
(zone of proximal development). Yaitu daerah tingkat perkembangan
sedikit di atas daerah perkembangan seseorang saat ini. Fungsi mental
yang lebih tinggi muncul dalam percakapan dan kerja sama antar
individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap dalam
individu tersebut.
Berdasarkan teori yang dikemukakan diatas teori konstruktivisme
mendukung pengembangan bahan ajar LKPD, dengan alasan teori ini
mendukung penggunaan model pembelajaran tematik terpadu karena
pada saat proses pembelajaran peserta didik membangun
pengetahuannya sendiri yang pernah dialami sebagai interaksi dengan
lingkungannya.
4. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Proses belajar mengajar di sekolah adalah suatu kegiatan pendidikan,
dalam hal ini tugas pendidik adalah membimbing, membantu,
memimpin, dan memfasilitasi (fasilitator). Sagala (2010: 196)
menyebutkan peran pendidik dalam pembelajaran adalah pembimbing,
atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar.
65
Proses belajar sangat mempengaruhi pencapaian hasil, hal itu senada
dengan apa yang dikatakan Sumiati & Asra (2009:59-61 ) faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar adalah:
a) Motivasi untuk belajar
Memegang peranan yang cukup besar terhadap pencapaian hasil,
tanpa motivasi peserta didik tidak dapat belajar.
b) Tujuan yang dicapai
Keinginan yang besar untuk mencapai suatu tujuan, dapat
menyebabkan seseorang berupaya keras dalam belajar.
c) Situasi yang mempengaruhi proses belajar
Faktor situasi atau keadaan yang mempengaruhi proses belajar
pada peserta didik berkaiatan dengan peserta didik sendiri, keadaan
belajar, proses belajar, pendidik yang memberi pelajaran, teman
belajar dan bergaul, serta program belajar yang ditempuh
merupakan faktor yang mempunyai pertalian erat satu dengan lain.
Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah kegiatan pendidikan dimana ada seorang pendidik sebagi
pembimbing atau fasilitator belajar, adapun faktor yang mempengaruhi
proses belajar yaitu peserta didik itu sendiri, teman belajar, dan keadaan
belajar. Adapun indikator belajar adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar : (a) motivasi untuk belajar (b) tujuan yang
dicapai (c) situasi yang mempengaruhi proses belajar.
66
F. Pengertian Belajar
Secara rasional ilmu pengetahuan dapat diperoleh melalui belajar, maka,
belajar adalah “key term” (Istilah kunci) yang paling vital dalam usaha
pendidikan. Mengingat kecerdasan, kepintaran, dan tujuan pendidikan dapat
dicapai tergantung pada sejauh mana proses belajar dilakukan. Maka,
belajar menjadi penting ketika seseorang ingin mencapai puncak
keberhasilan hidupnya. Dengan demikian, belajar adalah sebuah
keniscayaan untuk memperoleh pengetahuan konseptual-teoritis,
mendapatkan keterampilan praktis-aplikatif dan berbudi pekerti luhur.
Pengertian belajar Mishra (2013:21) adalah „‟ learning and acting are
indistinct and learning is situated in the context of activity, which is an
extension of the wider cultural practices. Learning is a continuous process
resulting from acting in situation’’. Pendapat tersebut senada yang
dikemukakan Hamalik (2005.a:28) bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Sedangkan Sardiman (2007:21), belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa
raga, psiko-fisik untuk menuju keperkembangan pribadi manusia seutuhnya,
yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif,afektif
dan psikomotorik. Menurut Thomdike dalam Budiningsih (2009:21), belajar
adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja
yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan,
atau hal-hal yang dapat ditangkap melalui indera. Sedangkan respon yaitu
67
reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat
berubah pikiran, perasaan atau gerakan/tindakan.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, pada dasarnya belajar
merupakan suatu proses bukan suatu hasil untuk mencapai tujuan. Belajar
bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalami.
Oleh karena itu belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau
informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang dimiliki seseorang
dan ada interaksi dengan lingkungan.
Sardiman (2007:24), menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip yang
berkaitan dengan belajar yaitu
1) Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan
kelakuannya.
2) Belajar memerlukan proses dan pemahaman serta kematangan dari para
peserta didik.
3) Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi,
terutama motivasi dari dalam.
4) Dalam banyak hal, belajar merupakan proses pembelajaran dan
pembiasaan.
5) Kemampuan belajar seorang peserta didik harus dipertimbangkan
dalam rangka menentukan hasil pelajaran.
6) Belajar dapat melakukan tiga cara yaitu: diajar secara langsung, kontrol,
kontak, pengalamann langsung, pengenalan dan peniruan.
7) Belajar melalui praktik atau mengalami langsung akan lebih efektif.
68
8) Perkembangan pengalaman peserta didik akan mempengaruhi
kemampuan belajar yang bersangkutan.
9) Bahan belajar bermakna, lebih mudah dan menarik untuk dipelajari.
Informasi tentang kelakuan baik pengetahuan, kesalahan serta
keberhasilan peserta didik banyak membantu kelancaran dan gairah
belajar.
10) Belajar sedapat mungkin diubah dalam bentuk aneka ragam tugas,
sehingga peserta didik melakukan dialog dalam dirinya dan mengalami
sendiri.
Ciri-ciri suatu kegiatan dikatakan merupakan kegiatan belajar menurut
Djamarah & Zain (2013:15-16), adalah sebagai berikut
1) Perubahan yang terjadi secara sadar
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah
6) Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses kegiatan dan bukan merupakan suatu hasil dan
tujuan. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang melalui
proses yang bertahap dan berkelanjutan yang akhirnya akan mengalami
perubahan dari hasil kegiatan belajar tersebut. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan
69
adanya perubahan yang positifpada diri seseorang baik dari segi
keterampilan, kebiasaan, pengetahuan, pemahaman, tingkah laku,
kecakapan dan kemampuan yang dihasilkan dari pengalaman dan pelatihan.
Belajar bukan hanya suatu kegiatan mengingat, akan tetapi lebih luas dari
itu, yaitu mengalami. Oleh karena itu proses belajar akan berjalan dengan
baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur
kognitif yang telah dimiliki seseorang dan ada interaksi dengan lingkungan.
G. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta
didik setelah dilakukan pembelajaran. Hasil belajar yang diharapkan
bukan hanya penguasaan hasil latihan saja, melainkan mengalami
perubahan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan prilaku
(psikomotor) yang dicapai peserta didik setelah pembelajaran tematik
dengan menggunakn pengembangan bahan ajar LKPD berbasis project
based learning.
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah
berakhirnya proses pembelajaran dan dapat diukur dengan angka-angka
yang bersifat pasti tetapi mungkin juga hanya dapat diamati karena
perubahan tingkah laku. Sehubungan dengan hasil belajar Dimyati dan
Mudjiono (2002:76) berpendapat bahwa hasil belajar adalah hasil dari
suatu instruksi dan tindak mengajar. Dari sisi pendidik tindak mengajar
70
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dari sisi peserta didik, hasil
belajar merupakan puncak proses belajar.
Menurut Sudjana (2006:90) menyatakan bahwa, hasil belajar adalah
suatu akibat dari suatu proses belajar dengan menggunakan alat
pengukur, yaitu berupa tes yang tersusun secara terencana. Menurut
Suprijono (2013:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apersepsi dan keterampilan.
Sedangkan menurut Hamalik (2009:30) hasil belajar adalah bila
seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tau menjadi tau, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti.
Suprihatingrum (2013:38) sesuai dengan taksonomi pembelajaran yang
dikemukakan oleh Krathwohl, Bloom & Maisa, menjelaskan bahwa
hasil belajar dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Aspek kognitif, adalah kemampuan yang berhubungan dengan
berpikir, mengetahui, memecahkan masalah, seperti pengetahuan
komprehensip, aplikasi, sintesis, analisis dan pengetahuan evaluatif.
Tingkatan domain ini meliputi: pengetahuan (kemampuan
mengingat), pemahaman (kemampuan menangkap
pengertian/menerjemahkan), aplikatif/penerapan (kemampuan
menguraikan,mengidentifikasi), sistesis (kemampuan
menyimpulkan) dan pengetahuan evaluative (kemampuan untuk
mengkaji suatu laporan).
71
b) Aspek afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap,
nilai, minat dan apresiasi. Tingkatan domain ini meliputi:
penerimaan (kepekaan adanya perangsang dan kesedian untuk
memperhatikan rangsangan), partisipasi (kerelaan memperhatikan
secara aktif berpartisipasi dalam suatu kegiatan), penilaian atau
penentuan sikap (kemampuan untuk memberikan penilaian dan
membawa diri pada penilaian tersebut), organisasi (kerelaan untuk
memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu
kegiatan), pembentukan pola hidup (mencangkup kemampuan
menghayati nilai-nilai kehidupan agar menjadi milik pribadi
(internalisasi) dan menjadi pegangan hidup).
c) Aspek psikomotor, mencangkup tujuan yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) yang bersifat manual dan motorik. Tingkatan
domain ini meliputi persepsi (kemampuan untuk melakukan
diskriminasi antara dua perangsang atau lebih), kesiapan
(mencangkup kemampuan dirinya dalam keadaan memulai suatu
gerakan), gerakan terbimbing (kemampuan untuk melakukan suatu
gerak-gerik dengan contoh yang diberikan), gerakan terbiasa
(kemampuan melaksanakan keterampilan yang terdiri atas beberapa
komponen dengan lancar efektif dan efisien), penyesuain pada
gerakan (kemampuan untuk mengadakan perubahan dan
penyesuaian pola gerak-gerik dengan kondisi setempat), kreativitas
(kemampuan melahirkan gerak-gerik baru atas inisiatif sendiri).
72
Maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil
akhir yang ditunjukkan dengan prestasi belajar dan nilai tes atau tinggi
rendahnya nilai peserta didik yang melibatkan aspek kognitif, afektif
dan psikomotor.
Dalam penelitian ini aspek yang diukur hanyalah aspek dalam ranah
kognitif peserta didik, pada tema 7 subtema 3. Adapun indikator ranah
kognitif yaitu: kemampuan mengingat, kemampuan memahami,
kemampuan Penerapan, kemampuan menganalisis suatu informasi yang
luas menjadi bagian-bagian kecil, kemampuan menggabungkan
beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan dan kemampuan untuk
membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide.
2. Pembelajaran Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 menghendaki model pembelajaran tematik dan terpadu
dengan tujuan agar pengetahuan yang dimiliki peserta didik mengenai
suatu konsep dapat menyeluruh tidak terpisah-pisah, sehingga akan
terjadi keterpaduan yang seimbang dan mampu menghailkan peserta
didik yang memiliki sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
memadai yang akan membantunya dalam menghadapi berbagai
tantangan global di masa mendatang dengan lebih baik.
Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
pembelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
73
kepada peserta didik (Depdiknas,2006:5). Adapun menurut
Sukandi,dkk (2001:3), pembelajaran tematik terpadu pada dasarnya
dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi
beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian,
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat dilakukan
dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap
pertemuan.
Menurut Trianto (2012:78) pembelajaran tematik terpadu dimaknai
sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu.
Menurut Suryosubroto (2009:133) pembelajaran tematik terpadu dapat
diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi
beberapa mata pelajaran dalam suatu tema atau topik pembahasan.
Menurut Saud,dkk (2006:5) pada perspektif bahasa, pembelajaran
tematik sering diartikan sebagai pembelajaran terpadu yang merupakan
pendekatan yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang
terkait secara harmonis untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna kepada peserta didik. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Kemendikbud (2013:25) yang menyatakan bahwa pembelajaran tematik
terpadu menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran
yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali
tatap muka, untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi
peserta didik. Menurut Narti (2016:1849) The integrated thematic
approach is an integrated learning model using a theme to correlates
some subjects in order to give meaningful experience to the students.
74
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian pembelajaran
tematik terpadu tersebut, dapatlah diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran tematik terpadu merupakan pembelajaran yang
memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar
kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata
pelajaran. Penerapan pembelajaran ini dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan yakni penentuan berdasarkan keterkaitan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, tema dn masalah yan dihadapi.
Menurut Trianto (2012:91) pembelajaran tematik terpadu memiliki
beberapa karekteristik yaitu sebagai berikut.
a) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.
b) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.
c) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta
didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lama.
d) Membantu menembangkan keterampilan berpikir peserta didik.
e) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam
lingkungannya.
f) Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerja
sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang
lain.
75
Menurut Kemendikbud (2013:26) pembelajaran tematik terpadu
memiliki ciri-ciri antara lain.
a) Berpusat pada anak
b) Memberikan pengalaman langsung pada anak
c) Pemisahan antar muatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu
dalam satu pemahaman dalam kegiatan)
d) Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses
pembelajaran (saling terkait antar muatan pelajaran yang satu
dengan yang lain.
e) Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatan pelajaran)
f) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik
pembelajaran tematik terpadu adalah berpusat pada peserta didik,
memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak
begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat
fleksibel, dan kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik sangat
relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhannya.
Trianto (2012:210) mengemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran
tematik terpadu terbagi atas tiga tahap utama kegiatan pembelajaran,
yaitu:
a) Kegiatan pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini teutama dilakukan untuk menciptakan suasana awal
pembelajaan untuk mendorong peseta didik memfokuskan dirinya
dan mampu mengikuti proses pembelajaran.
76
b) Kegiatan inti/penyajian
Dalam kegiatan ini lebih memfokuskan pada kegiatan yang
betujuan untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis,
atau berhitung selain itu peserta didik diperlukan latihan-latihan.
c) Kegiatan penutup/akhir dan tindak lanjut
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa
contoh kegiatan penutup yang dapat dilakukan tes dalam bentuk
lisan, disamping untuk mengukur kemajuan peserta didik juga
dapat memancing peserta didik lebih aktif.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembelajaran tematik
terpadu agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan adalah sebagai
berikut:
a) Prinsip penggalian tema
Prinsip penggalian tema merupakan prinsip utama (fokus) dalam
pembelajaran tematik. Artinya tema-tema yang saling tumpang
tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam
pembelajaran.
b) Prinsip pengelolaan pembelajaran
Prisip pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila pendidik
mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya
pendidik harus mampu menenmpatkan diri sebagai fasilitator dan
mediator dalam proses pembelajaran.
c) Prinsip evaluasi
Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan.
Bagaimana suatu kerja dapat diketahui hasilnya apabila tidak
dilakukan evaluasi.
d) Prinsip reaksi
Pendidik harus bereaksi terhadap aksi peserta didik dalam semua
peristiwa serta tidak mengarah aspek yang sempit melainkan
kesuatu kesatuan yang utuh dan bermakna. Pembelajaran tematik
memungkinkan hal ini dan pendidik hendaknya menemukan kiat-
kiat untuk memunculkan kepermukaan hal-hal yang dicapai
melalui dampak pengiring tersebut. (Trianto, 2012:85-86)
Menurut Indrawati & Wanwan (2009:24) keunggulan pembelajaran
tematik terpadu adalah:
a) Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan
dengan tingkat perkembangan anak.
b) Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan
kebutuhan peserta didik.
77
c) Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga
hasil belajar akan bertahan lebih lama.
d) Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan keterampilan
berfikir dan sosial peserta didik.
e) Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis
dengan permasalahan yang sering ditemui dalam
kehidupan/lingkungan riiil peserta didik.
f) Jika pembelajaran terpadu/tematik dirancang bersama dapat
meningkatkan kerjasama pendidik dengan peserta didik, peserta
didik dengan peserta didik, sehingga belajar lebih menyenangkan,
belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih
bermakna.
Suryosubroto (2009:136) menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaan
tematik terpadu memiliki beberapa kelebihan dan juga kelemahan, yaitu
sebagai berikut.
a) Kelebihan yang dimaksud antara lain: (1) menyenangkan karena
bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik, (2) pengalaman
dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan peserta didik, (3) hasil belajar akan bertahan lebih lama
karena lebih berkesan dan bermakna, (4) menumbuhkan
keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleansi, komunikasi, dan
tanggap terhadap gagasan orang lain.
b) Keterampilan yang dimaksud antara lain: (1) pendidik dituntut
memiliki keterampilan yang tinggi, (2) tidak setiap pendidik mampu
mengintegritaskan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada
dalam mata pelajaran secara tepat.
Pembelajaran tematik memiliki arti penting dalam kegiatan
pembelajaan. Jika memandang kepada dunia anak maka dunia anak
adalah dunia nyata, dimana tingkat perkembangan mental anak selalu
dimulai dengan tahap berpikir nyata. Dalam kehidupan sehari-hari
mereka tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri. Mereka melihat
objek atau peristiwa yang didalamnya memuat sejumlah konsep atau
materi beberapa mata pelajaran sekaligus. Melalui pembelajaran
tematik terpadu proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam
78
suatu peristiwa/objek juga lebih terorganisir. Proses pemahaman anak
terhadap suatu konsep dalam suatu objek sangat tergantung pada
pengetahuan anak yang sudah dimiliki sebelumnya. Masing-masing
anak akan selalu membangun sendiri pemahaman terhadap konsep baru
yang diterimanya. Jika melihat dari segi kebermaknaanya maka
pembelajaran tematik akan sangat berpeluang untuk memanfaatkan
pengetahuan yang telah didapatnya secara langsung. Pembelajaran
tematik juga memberikan peluang kepada peserta didik untuk
mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan.
Ketiga ranah sasaran tersebut meliputi ranah kognitif, afektif dan
psikomotor.
H. Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini didukung beberapa penelitian sebelumnya. Adapun penelitian
yang relevan dengan penelitian ini antara lain :
1. Dewi dan Rosana (2017:75) hasil penelitian diperoleh kesimpulan
pengembangan bahan ajar meliputi: penelitian dan pengumpulan
informasi awal, perencanaan, pengembangan produk awal, uji coba
awal, revisi produk, uji coba lapangan tahap, revisi produk, uji coba
lapangan tahap, revisi produk akhir, dan desiminasi produk.
2. Toman (2013:178-183) hasil penelitiannya diperoleh kesimpulan fakta
bahwa LKS mengaktifkan peserta didik dan meningkat
keberhasilannya. Hasil analisis ditemukan bahwa tingkat keberhasilan
peserta didik meningkat setelah menggunakan lembar kerja. Dapat
79
disimpulkan bahwa lembar kerja dalam mengajar subjek menjadi
penting. Itu ditentukan dalam penelitian ini bahwa kartun, gambar,
kegiatan yang berbeda dari konten tradisional dan termasuk dalam
lembar kerja dikembangkan sesuai dengan 5E model hubungan dengan
kehidupan sehari-hari meningkatkan keberhasilan peserta didik.
3. Fibonacci (2014:708) penelitian yang dilakukan ini memiliki kesamaan
dengan menggunakan desain Research & Development. Hasil
penelitiannya diperoleh bahwa materi pembelajaran Fun-chem
memenuhi criteria valid, dan efektivitas di peroleh N-gain sebessar 0,68
(medium) yang berarti peserta didik memiliki respon positif terhadap
pengembangan Fun-Chem Learning Materials.
4. Yildirim (2011:44) hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan antara kelas control dan kelas eksperimen. Kelas
control yang tidak menggunakan LKS menggunakan Mann Whitney U
Test sebesar 14,63 dan kelas eksperimen yang menggunakan LKS
mendapatkan Mann Whitney U Test sebesar 29,06.
5. Penelitian Filippatau dan Kardi (2010:558) dengan hasi penelitiannya
bahwa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar lebih
terbantukan melalui project based learning, melalui project based
learning peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan
mendapatkan pengalaman langsung untuk memahami materi sesuai
dengan kemampuannya masing-masing.
6. Penelitian Sumarni (2014:1120) dengan hasil penelitiannya bahwa
Project Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar peserta
80
didik, meningkatkan prestasi akademik peserta didik, dan meningkatkan
kemampuan bekerjasama dalam tim. Project Based Learning juga
memiliki kelemahan yaitu membutuhkan waktu yang banyak, banyak
orang tua peserta didik merasa dirugikan, karena menambah biaya
memasuki sistem baru, dan banyak pendidik yang merasa nyaman
dengan pembelajaran tradisional mengalami kesulitan untuk mengubah
pola pembelajaran.
7. Penelitian Pramukantoro (2013:737) hasil penelitiannya bahwa dari
perhitungan post-test menunjukkan rata-rata hasil belajar lebih tinngi
dibandingkan hasil belajar kelas kontrol. Berdasarkan analisis uji-t
independent dengan t0,975 dengan dk=34 diperoleh thitung sebesar
19,3 sedangkan ttabel sebesar 2,04 karena > ttabel. Sehingga dengan
demikian H0 sitolak dan H1 diterima.
8. Penelitian Jagantara (2014:110) hasil penelitian menunjukkan bahwa
(1) Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar biologi antara
peserta didik yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis
project based learning dan model pembelajaran langsung. (2) Terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar biologi antara peserta didik
yang memiliki gaya belajar visual,auditori,dan gaya belajar kinestetik.
(3) Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan gaya
belajar terhadap hasil belajar peserta didik. (4) Terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar biologi untuk kelompok peserta didik yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis project based
81
learning dan peserta didik yang di belajarkan dengan model
pembelajaran langsung.
9. Lissa (2012:75) tujuan penelitian ini mengetahui model pengembangan
Borg and Gall dalam mengembangkan pengembangan bahan ajar
meliputi: penelitian dan pengumpulan informasi awal, perencanaan,
pengembangan produk awal, uji coba awal, revisi produk, uji coba
lapangan tahap, revisi produk, uji coba lapangan tahap, revisi produk
akhir, dan desiminasi produk.
10. Penelitian Rudi dan Joko (2015:783) tujuan penelitian ini mengetahui
peningkatan hasil belajar mahapeserta didik sesudah menggunakan
model pembelajaran berbasis proyek. Hasil penelitiannya menemukan
bahwa ada perbedaan signifikan antara pretest dan posttest. Dengan
rata-rata nilai posttest 81,50 dan rata-rata pretest 4,14. Hasil respon
mahapeserta didik dengan hasil rating sebesar 85,43% atau pada
kategori sangat sedang.
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan diatas, dapat diperoleh informasi
bahwa penelitian tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pembelajaran, dan memiliki hasil penelitian yang menyatakan bahwa
penelitian yang telah dilaksanakan berhasil dan mengalami peningkatan
pada masing-masing variabel. Penelitian diatas juga memiliki perbedaan,
yakni menggunakan variabel terikat yang berbeda, subyek penelitian yang
berbeda, begitu pula instrumen dan analisis data yang berbeda.
82
I. Kerangka Berpikir
Kerangka pikir penelitian ini adalah terbatasnya bahan ajar yang digunakan
dan kurang sesuai dengan analisis kebutuhan peserta didik, pendidik hanya
menggunakan LKPD sebagai bahan ajar kegiatan pembelajaran, peserta
didik pasif dan belum memahami saintifik serta proses pembelajaran masih
berpusat pada pendidik (teacher centred) sehingga menyebabkan hasil
belajar tematik peserta didik cenderung rendah. Untuk mendukung
keberhasilan proses pembelajaran dan pemahaman mengenai suatu materi,
perlu adanya peran pendidik, peserta didik, dan media Salah satu media
yang mempermudah dan dapat dijadikan bagian dari fasilitas belajar yaitu
berupa LKPD.
Gambar 2 Kerangka Pikir Penelitian
1. LKPD kurang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dan LKPD hanya sebatas sekumpulan soal dengan
sedikit ringkasan materi.
2. Hasil belajar peserta didik masih rendah
Model Pembelajaran
Project Based Learning
Bahan Ajar
Pendekatan Scientific Tematik
Bahan Ajar LKPD berbasis Project Based Learning
yang efektif (Indahnya Keragaman Negeriku)
83
Bahan ajar membantu peserta didik dalam penguasaan materi, menemukan
konsep dan pengetahuan baru serta membuat peserta didik belajar mandiri
dalam mentransformasikan informasi dasar yang diperolehnya melalui
bahan ajar tersebut. Supaya bahan ajar menjadi optimal daya manfaatnya,
maka pendidik harus menyesuaikan dengan kondisi peserta didik pada saat
mengajar. Dengan memilih pengembangan bahan ajar berbasis PjBL yang
akan disesuaikan dengan kurikulum yang ada, dapat diperoleh sebuah
output berupa peningkatan kompetensi peserta didik dari segi pengetahuan,
sikap dan keterampilan.
Penelitian ini mengembangkan bahan ajar berbasis PjBL pada pembelajaran
tematik. Model PjBL merupakan model yang menjadikan peserta didik
lebih aktif karena membuat peserta didik mengalami pengalaman sendiri
melalui pengamatan dan pemecahan masalah dalam belajarnya. Selain
itu,peserta didik menemukan sendiri fakta, konsep dan prinsip dari bahan
ajar yang disusun berbasis PjBL. Hal yang dilakukan sebelum
mengembangkan bahan ajar berbasis PjBL yaitu dimulai dari menganalisis
kebutuhan, menganalisis kurikulum (materi) dan teori, mengumpulkan
gagasan atau ide, menyusun kerangka, merevisi, mempertimbangkan dari
tim ahli, melakukan proses pengeditan, dan sampai produk hasil. Apabila
bahan ajar yang telah disusun tersebut dinyatakan efektif dan memenuhi
kriteria sebagai bahan ajar yang baik, maka pengembangan bahan ajar
tersebut dapat dijadikan referensi atau bahan ajar bagi peserta didik kelas IV
SD pada tema Indahnya Keragaman Negeriku.
84
J. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu jawaban atau dugaan yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus diuji secara
empiris. Berdasarkan masalah dan kajian teori yang telah peneliti paparkan
maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Terwujudnya produk pengembangan LKPD berbasis PjBL yang layak
untuk meningkatkan hasil belajar di kelas IV pada tema 7 Indahnya
Keragaman Negeriku Subtema 3 Indahnya Budaya Negeriku.
2. Ada perbedaan hasil belajar tematik yang menggunakan bahan ajar
berupa LKPD berbasis PjBL dengan yang tidak menggunakan bahan ajar
PjBL pada peserta didik kelas IV Sekolah Dasar.
III. METODE PENELITIAN
A. Model dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Research and Development, yaitu suatu
proses yang digunakan untuk mengembangkan dan menvalidasi hasil suatu
pendidikan. Metode penelitian dan pengembangan atau R&D adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifan produk tersebut (Sugiyono,2008:407). Menurut Sujadi
(2002:164) penelitian dan pengembangan atau penelitian Research and
Development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang
telah ada, yang dipertanggung jawabkan.
Berdasarkan pengertian tersebut dipahami bahwa metode penelitian dan
pengembangan (R&D) adalah suatu metode penelitian yang bertujuan
menghasilkan produk baru yang efektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Alasan penggunaan penelitian dan pengembangan karena dipandang tepat
untuk mengembangkan bahan ajar yang tujuannya tidak sekedar
mengembangkan, namun lebih dari itu, yaitu mengembangkan bahan ajar
yang efektif, serta mudah dalam penerapannya, sesuai kondisi dan
kebutuhan nyata disekolah. Penelitian dan pengembangan memiliki
86
keunggulan, terutama jika dilihat dari prosedur kerjannya yang sangat
memperhatikan kebutuhan dan situasi nyata di sekolah dan bersifat
sistematis. Dikarenakan penelitian R&D memerlukan waktu yang lama,
penulis mengggunakan metode ini hanya untuk mengetahui kefeefisien,
bahan ajar serta hasil belajar peserta didik dengan menggunakan bahan ajar
LKPD berbasis PjBL kelas IV tema 7 sub tema 2 “Indahnya Keragaman
Negeriku’’.
Desain penelitian pengembangan ini berdasarkan adaptasi langkah-langkah
model pengembangan dari Borg and Gall. Langkah-langkah penelitian
pengembangan yang dapat digunakan untuk penelitian dalam bidang
pendidikan seperti yang dikemukakan Borg and Gall dalam Sugiyono
(2008:298) adalah sebagai berikut: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan
data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba
produk, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk akhir, 10)
implementasi produk.
Dengan demikian jelaslah bahwa metode penelitian dan pengembangan
(R&D) dipandang tepat digunakan dalam penelitian, karena sesuai dengan
tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengembangan bahan ajar LKPD
berbasis PjBLpada tema 7 sub tema 2 ‘’Indahnya keragaman Negeri Ku’’.
Desain penelitian dan pengembangan dengan menggunakan desain
eksperimen One Group Pre Test-Post test Desain, dengan cara melakukan
satu kali pengukuran didepan (pretest) sebelum adanya perlakuan
87
(treatment) dan setelah itu dilakuakan pengukuran lagi (post-test) yang
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7 Desain Eksperimen
Pre-Test Treatment Post-Tes
O1 X 02
Keterangan:
X = (treatment/perlakuan,variabel bebas), Penggunaan LKPD yang
dikembangkan.
O1= Hasil belajar peserta didik sebelum penggunaan LKPD yang
dikembangkan.
O2= Hasil belajar peserta didik setelah penggunaan LKPD yang
dikembangkan.
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian pengembangan
ini adalah adaptasi model pengembangan dari Borg and Gall seperti dapat
dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3 Langkah-Langkah Penelitian Pengembangan
(Adaptasi model pengembangan Borg and Gall, 2014:298)
Potensi dan
masalah
Pengumpulan
data Desain produk
Validasi
desain
Revisi
desain
Uji coba
produk
Revisi
produk
Uji coba
pemakaian
Revisi produk
akhir
Implementasi
produk
88
Berikut adalah penjabaran langkah pengembangan menurut Borg and Gall
di atas, dapat dijelaskan sebagi berikut.
1. Potensi dan Masalah
Potensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang apabila
dikembangkan akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah adalah
hal yang menyimpang antara apa yang diharapkan dengan apa yang
terjadi. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus
ditunjukkan dengan data empiris. Dalam hal ini, potensi dan masalah
ditunjukkan melalui hasil analisis angket kebutuhan. Angket tersebut
diberikan kepada guru dan siswa. Tujuannya untuk mengetahui bahan
ajar yang digunakan dan mengetahui kelemahan bahan ajar tersebut
serta mengidentifikasi bahan ajar yang sesuai dengan kondisi
dilapangan dan Kurikulum 2013.
2. Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut.
a. Mengkaji kurikulum, menentukan KI, KD kelas IV SD untuk
semester genap yang ada proses pembelajarannya sangat perlu
dikembangkan bahan ajar berupa LKPD yang digunakan sebagai
sumber belajar.
b. Merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran serta materi yang
akan dikembangkan berdasarkan KD yang dipilih.
c. Materi yang dipilih adalah tema 7 sub tema 2 “Indahnya
Keragaman Negeriku’’. Melalui materi ini peneliti mencoba
89
meningkatkan hasil belajar tematik peserta didik kelas IV di SD
Negeri 2 Mujirahayu.
d. Menyusun peta kebutuhan LKPD untuk mengetahui berapa jumlah
LKPD yang dikembangkan.
3. Desain Produk
Setelah melakukan pengumpulan data terhadap materi yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan didapat
berbagai literatur baik berupa bahan ajar, gambar-gambar dari
internet,langkah selanjutnya adalah pengembangan produk awal atau
desain produk bahan ajar berupa LKPD tema Indahnya Keragaman
Negeriku. Desain produk yang dikembangkan disusun selengkapnya
dan sesempurna mungkin. Adapun langkah-langkah yang peneliti
lakukan pada pengembangan produk awal adalah :
a. Menentukan unsur-unsur LKPD yang terdiri dari 6 unsur, yaitu (1)
judul/ halaman muka, (2) kata pengantar (3) penjelasan LKPD (4)
SK,KD, indikator dan tujuan pembelajaran (5) petunjuk kegiatan
analisis gambar (6) uji kompetensi.
b. Mengumpulkan materi yang sesuai dengan materi yang telah
ditentukan .
c. Mendesain tampilan LKPD.
d. Menyusun unsur-unsur LKPD sesuai desain yang dibuat.
e. Editing untuk menghasilkan produk awal
f. Finishing produk awal berupa bahan ajar dalam bentuk LKPD
Indahnya Keragaman Negeriku.
90
4. Validasi Desain
Validasi Desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk secara rasional lebih efektif dari produk yang sudah
ada. Validasi Desain ini peneliti lakukan dengan memvalidasi 2 aspek,
yaitu aspek desain dan aspek materi atau konten. Validasi dilakukan
oleh ahli yang kompeten terhadap bahan ajar, materi tema Indahnya
Negeriku dan strategi pembelajarannya. Validasi isi diperlukan untuk
menilai kelayakan bahan ajar yang dikembangkan, dilakukan dengan
pemberian angket sehingga dapat diketahui kelemahan dan
kelebihannya.
5. Revisi Desain
Setelah melakukan validasi, hasil angket dari ahli materi pembelajaran
diketahui terdapat kelemahan atau kekurangan dari produk yang
dikembangkan. Selanjutnya dilakukan revisi/ perbaikan desain sehingga
dapat diuji coba ke subjek uji coba. Revisi ini dilakukan karena ada
beberapa bagian yang masih salah dalam hal pengetikan, dan masih ada
yang perlu ditambahkan, yaitu KI,KD, indikator dan tujuan
pembelajaran pada materi yang akan diujicobakan belum tercantum.
6. Uji Coba Produk
Pada uji coba produk ini dilakukan dalam skala kecil hanya di tiga
pendidik kelas IV di Sekolah Dasar Kecamatan Seputih Agung. Uji
coba produk dalam skala kecil ini diperlukan untuk menilai kelayakan
produk yang akan digunakan.
91
7. Revisi Produk
Berdasarkan hasil uji coba produk dan perolehan data kuantitatif
dilakukan revisi produk. Apabila hasil perhitungan dari uji coba produk
diperoleh, maka produk LKPD berbasis PjBL ini dapat dilanjutkan
untuk uji coba pemakaian
8. Uji Coba Pemakaian
Pada uji coba pemakaian, pengujian dilakukan pada enam sekolah.
Tujuan dari pengujian skala besar ini adalah untuk menentukan apakah
produk yang dikembangkan telah menenjukkan kriteria yang ditetapkan
atau tidak.
9. Revisi Produk Akhir
Revisi produk akhir ini peneliti lakukan untuk kesempurnaan produk.
Revisi produk akhir dari hasil uji coba lapangan untuk skala besar.
Revisi tahap akhir ini peneliti lakukan agar LKPD berbasis PjBL untuk
kelas IV SD ini dapat diimplementasikan, LKPD merupakan hasil uji
validitas oleh ahli dan dengan mempertimbangkan masukan-masukan
dari pendidik-pendidik yang mewakili subjek uji coba sebagai sumber
belajar pada proses pembelajaran.
92
10. Implementasi
Pada tahap ini, pengujian dilakukan untuk menguji hasil belajar setelah
menggunakan LKPD berbasis PjBL. Uji coba produk ini dilakukan
dengan sasaran yang lebih luas atau skala besar, yaitu dua Sekolah
Dasar. Tujuan dari pengujian skla besar ini adalah untuk menentukan
apakah produk yang dikembangkan menunjukkan kriteria yang telah
ditetapkan atau tidak. Untuk menilai hasil belajar pengukuran dilakukan
pada aspek kognitif peserta didik melalui uji tertulis dalam materi
“Indahnya Keragaman Negeriku.’’
Bentuk desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
eksperimen adaptasi dari Sugiyono (2008:303), yaitu dengan
memberikan perlakuan yang sama terhadap semua uji coba (pretest-
postest group desain). Uji dilakukan dengan melihat peningkatan (gain)
dari kedua kelas uji coba. Model desain eksperimen dapat digambarkan
sebagai berikut.
Gambar 4 Desain Eksperimen Pretest-Postest Group Desain
Keterangan:
O1= nilai pretest kelas A
O1= nilai postest kelas A
X = perlakuan
O3= nilai pretest kelas B
O4= nilai postest kelas B
O1 X O2
O3 X O4
93
Data kuantitatif akan diperoleh dari hasil pretest dan postest. Hasil tes
tersebut kemudian dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui ada
tidaknya peningkatan asil belajar pada kedua kelas yang diberi perlakuan
bahan ajar LKPD berbasis PjBL.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya sekedar jumlah yang
ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karekteristik/ sifat yang dimiliki subjek atau objek itu. Berdasarkan
pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian yang penulis
lakukan adalah seluruh peserta didik kelas IV SDN Gugus Imam Bonjol
Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 160 peserta didik.
Tabel 8 Jumlah Peserta didik Kelas IV Semester Genap SDN
Gugus Gajah Mada Kecamatan Seputih Agung.
No Nama Sekolah Jumlah Peserta
didik
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 SDN 1 Gayau Sakti 14 16 30
2 SDN 2 Gayau Sakti 10 8 18
3 SDN 3 Gayau Sakti 12 14 26
4 SDN 1 Mujirahayu 14 14 28
5 SDN 2 Mujirahayu 15 15 30
6 SDN 3 Muiirahayu 17 11 28
7 Jumlah 82 78 160
Sumber : Dokumentasi SD Negeri Gugus Imam Bonjol Kecamatan
Seputih Agung UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Seputih Agung
94
2. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:91) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karateristik yang dimiliki dari populasi tersebut. Dengan demikian
sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas IV di SD Negeri 1 Gayau
Sakti yang berjumlah 30 orang peserta didik sebagai kelas eksperimen
dan peserta didik kelas IV di SD Negeri 2 Mujirahayu yang berjumlah 30
peserta didik sebagai kelas kontrol. Adapun peserta didik kelas IV di SD
Negeri 1 Mujirahayu yang berjumlah 28 orang peserta didik sebagai
untuk ujicoba instrument penilaian hasil belajar.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
multistage random sampling, Sehingga kelas eksperimen (menggunakan
pengembangan LKPD berbasis PjBL) dalam penelitian ini peserta didik
kelas IV yang berjumlah 30 orang peserta didik di SD Negeri 1 Gayau
Sakti dan 30 0rang peserta didik di SD Negeri 2 Mujirahayu sebagai
kelas kontrol (tidak menggunakan LKPD berbasis PjBL). Secara
sistematis, teknik multistage random sampling dapat disajikan sebagai
berikut:
95
Adapun teknik sampling dapat digambar sebagai berikut:
Gambar 5 Teknik sampling multi stage random sampling
Keterangan:
= Sekolah Dasar yang termasuk dalam gugus 1 Kecamatan
Seputih Agung
= Sekolah Dasar yang terpilih sebagai sampel
= Kelompok kelas yang akan diteliti
= Kelas yang diteliti
SD SD SD SD SD SD
KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
SD NEGERI 1 GAYAU SAKTI
SD NEGERI 2 MUJIRAHAYU
IV IV
96
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
teknik tes, angket, dan dokumentasi.
1. Dokumentasi
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui
dokumentasi untuk mendapatkan data tertulis yang berhubungan dengan
penelitian, seperti kurikulum 2013 untuk kelas IV SD, materi pelajaran
kelas IV SD, dan data peserta didik maupun pendidik di SD tersebut.
2. Tes Tertulis
Teknik tes tertulis, yaitu memberikan tes tertulis kepada peserta didik
untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan penguasaan peserta didik
terhadap materi pelajaran sebanyak 20 soal pilihan ganda. Penyusunan
alat ukur bertolak pada indikator masing-masing kompetensi yang akan
dicapai.
3. Angket
Pada penelitian ini menggunakan angket tertutup sebagaiman yang
dikemukakan Arikunto (2012:151), angket tertutup adalah angket yang
disediakan jawabannya sehinngga responden tinggal memilih pada kolom
yang disediakan dengan memberikan tanda contreng (√). Angket
diberikan kepada agli materi dan ahli media pada akhir pembelajaran
untuk mengetahui daya tarik atau kemenarikan bahan ajar berbasis
project based learning yang dikembangkan. Kemudian skala yang
digunakan untuk angket tersebut dengan ketentuan skala Guttman,
97
dimana skala tipe pengukuran ini menurut Sugiyono (2008:96), akan
didapatkan jawaban yang tegas, yaitu ‘’ya’’ atau ‘’tidak’’. Untuk
pertanyan positif dengan jawaban ‘’ya’’ diberi skor 1, sedangkan unntuk
pertanyaan negatif dengan jawaban ‘’tidak’’ diberi skor 0.
E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel Bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas merupakan variabel yang dapat memberikan dampak atau
mempengaruhi pada suatu hasil perlakuan. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah pengembangan bahan ajar bentuk LKPD berbasis PjBL melalui
model pembelajaran PjBL Variabel terikat merupakan variabel yang terkena
dampak dari penelitian tersebut.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah terpokuskan pada hasil belajar
tematik dari aspek pengetahuan. Hasil belajar tematik tersebut akan menjadi
bahan pertimbangan tentang keberhasilan penelitian. Hasil belajar tematik
diperoleh dengan memberikan pre-test dan post-test yang dilaksanakan di
awal dan ahir pembelajaran. Jika terjadi perubahan setelah diadakan
penelitian mengenai pengembangan LKPD berbasis PjBL melalui model
pembelajaran PjBL tersebut, maka penelitian telah berhasil.
1. Definisi Konseptual Variabel
a. Lembar Kerja Peserta Didik
LKPD adalah bahan ajar tertulis, sumber belajar, dan materi ajar
yang dapat dilakukan secara individu atau dalam kelompok yang di
dalamnya terdapat yang harus memiliki syarat didaktik, konstruksi,
98
dan teknis demi meningkatnya minat peserta didik terhadap
pelajaran suatu media bahan ajar cetak berupa buku yang di
dalamnya terdapat petunjuk dalam menyelesaikan tugas secara
terstruktur, sistematis sehingga peserta didik dapat menemukan
konsep belajar mandiri baik secara individu maupun kelompok
secara bertanggung jawab.
b. Model Project based Learning adalah model pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk aktif belajar secara kolaborasi
untuk memecahkan masalah sehingga dapat menggabungkan inti
pelajaran dari temuan-temuan dalam tugas/proyek yang dilakukan.
Langkah PjBL antara lain 1) pendidik membagi peserta didik
menjadi beberapa kelompok, 2) pendidik menyajikan
permasalahan, 3) pendidik menyampaikan proyek yang akan
dikerjakan untuk memecahkan masalah dengan memperhatikan
standar kurikum dan sumber daya lokal, 4) pendidik memandu
peserta didik melakukan penggalian informasi dalam tugas
pemecahan masalah, 5) peserta didik merumuskan hasil proyek,
dan 6) peserta didik mempersentasikan hasil proyek kepada
kelompok lain.
c. Hasil Belajar adalah hasil akhir yang ditunjukkan dengan prestasi
belajar dan nilai tes atau tinggi rendahnya nilai peserta didik yang
melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. indikator ranah
kognitif yaitu: kemampuan mengingat, kemampuan memahami,
99
kemampuan Penerapan, kemampuan menganalisis suatu informasi
yang luas menjadi bagian-bagian kecil, kemampuan
menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan dan
kemampuan untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi,
nilai atau ide.
2. Definisi Operasional
a. Lembar Kerja Peserta Didik adalah bahan ajar tertulis, sumber
belajar, dan materi ajar yang dapat dilakukan secara individu atau
dalam kelompok yang di dalamnya terdapat yang harus memiliki
syarat didaktik, konstruksi, dan teknis demi meningkatnya minat
peserta didik terhadap pelajaran suatu media bahan ajar cetak
berupa buku yang di dalamnya terdapat petunjuk dalam
menyelesaikan tugas secara terstruktur, sistematis sehingga peserta
didik dapat menemukan konsep belajar mandiri baik secara
individu maupun kelompok secara bertanggung jawab dengan
penskoran 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang).
b. Model Project Based Learning model pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk aktif belajar secara kolaborasi
untuk memecahkan masalah sehingga dapat menggabungkan inti
pelajaran dari temuan-temuan dalam tugas/proyek yang dilakukan.
penskoran 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang).
100
c. Hasil Belajar adalah akhir yang ditunjukkan dengan prestasi belajar
dan nilai tes atau tinggi rendahnya nilai peserta didik yang
melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor melalui tes
objektif berbentuk pilihan ganda dengan penskoran benar diberi
skor 1 dan apabila salah diberi skor 0.
F. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian
1. Kisi-Kisi Penilaian Kebutuhan Peserta didik
Kisi-kisi kebutuhan pada penelitian ini ditujukan kepada dua sasaran
yaitu pendidik dan peserta didik.
a. Kisi-kisi Penilaian Kebutuhan Peserta didik
Tabel 9 Kisi-Kisi Angket Penilaian Kebutuhan Peserta Didik.
No Aspek yang
akan
Diketahui
Indikator No
Ite
m
1 Potensi yang
mendukung
pengembangan
bahan ajar
1. Hasil belajar peserta didik belum
mencapai KKM
2. Hasil belajar peserta didik belum
memuaskan
3. Kebutuhan peserta didik terhadap
kompetensi dasar tema Indahnya
Keragaman Negeri Ku.
4. Alokasi waktu yang disediakan
pendidik kurang memadai.
1
2
3
4
2 Masalah yang
dihadapi
1. Bahan ajar yang tersedia
mendukung pemahaman peserta
didik
2. Kemudahan bahan ajar yang
tersedia
5
6
3 Kebutuhan akan
pengembangan
bahan ajar
1. Kebutuhan bahan ajar yang efektif
untuk mencapai tujuan
pembelajaran sehingga
meningkatkan hasil belajar
7
101
b. Kisi-kisi Penilaian Kebutuhan Pendidik
Tabel 10 Kisi-Kisi Angket Penilaian Kebutuhan Pendidik
No Aspek yang
akan
Diketahui
Indikator No
item
1 Potensi yang
mendukung
pengembangan
bahan ajar
1. Hasil belajar peserta didik belum
mencapai KKM
2. Hasil belajar peserta didik belum
memuaskan
3. Kebutuhan peserta didik terhadap
kompetensi dasar tema Indahnya
Keragaman Negeri Ku.
4. Alokasi waktu yang disediakan
pendidik kurang memadai.
1
2
3
4
2 Masalah yang
dihadapi
1. Bahan ajar yang tersedia
mendukung pemahaman peserta
didik
2. Kemudahan bahan ajar yang
tersedia
5
6
3 Kebutuhan akan
pengembangan
bahan ajar
3. Kebutuhan bahan ajar yang
efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran sehingga
meningkatkan hasil belajar
7
c. Kisi- kisi Validasi Ahli Materi
Tabel 11 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Materi
Variabel Indikator
Item
Desaian pembelajaran
LKPD berbasis
PjBL
1. Relevansi Tema dengan KI dan
KD.
2. Ketepatan merumuskan tujuan
pembelajaran.
3. Kesesuain merumuskan tema
dengan materi yang diajarkan.
4. Relevansi LKPD berbasis
PjBLbergambar dengan tujuan
Instruksional
4
Isi LKPD berbasis PjBL
1. Kualitas Teknis LKPD berbasis
PjBL
2. LKPD berbasis PjBL
bergambar dihubungkan dengan
materi pelajaran
2
Kualitas gambar LKPD
berbasis PjBL proses
Pembelajaran dikelas
dengan mengunakan
LKPD berbasis
PjBL yang
Dikembangkan
1. Keefetifan
2. Keterbacaan
a) Membantu pendidik untuk
menyampaikan materi pada
tema
b) Membantu
Peserta Didik memahami
konsep materi tema
2
3
102
d. Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Media
Tabel 12 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Media
Variabel Indikator Item
Desaian pembelajaran
LKPD
Berbasis PjBL
1. Relevansi Tema dengan KI dan
KD.
2. Ketepatan merumuskan tujuan
pembelajaran.
3. Kesesuain merumuskan tema
dengan materi yang diajarkan
4. Relevansi LKPD berbasis PjBL
bergambar dengan tujuan
Instruksional.
4
Isi LKPD berbasis PjBL 1. Kualitas Teknis LKPD
berbasis PjBL
2. LKPD berbasis PjBL
bergambar dihubungkan
dengan materi pelajaran
2
Kualitas gambar LKPD
berbasis PjBL
1. 1. Keefektifan
2. 2. Keterbacaan
2
Proses
Pembeljaran
dikelas dengan
menggunkan
LKPD berbasis
PjBL yang
Dikembangkan
1. Membantu pendidik untuk
menyampaikan materi pada
tema 7
2. Membantu Peserta Didik
memahami
konsep materi tema 7
3
e. Kisi-Kisi Instrumen Validasi Pendidik
Tabel 13 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Pendidik
Variabel Indikator Item
Desaian pembelajaran
LKPD
Berbasis PjBL
1. Relevansi Tema dengan KI dan
KD.
2. Ketepatan merumuskan tujuan
pembelajaran.
3. Kesesuain merumuskan tema
dengan materi yang diajarkan
4. Relevansi LKPD berbasis PjBL
bergambar dengan tujuan
Instruksional.
4
Isi LKPD berbasis PjBL 1. Kualitas Teknis LKPD
berbasis PjBL
2. LKPD berbasis PjBL
bergambar dihubungkan dengan
materi pelajaran
2
Kualitas gambar LKPD
berbasis PjBL
3. 1. Keefektifan
4. 2. Keterbacaan
2
103
Variabel Indikator Item
Proses
Pembeljaran
dikelas dengan
menggunkan
LKPD berbasis
PjBL yang
Dikembangkan
1. Membantu pendidik untuk
menyampaikan materi pada
tema 7
2. Membantu Peserta Didik
memahami
konsep materi tema 7
2
f. Instrumen Penelitian Hasil Belajar Tematik
Instrumen penelitian yang mengukur hasil belajar peserta didik
pada pembelajaran tematik menggunakan tes tertulis bentuk
multiple choice. Instrumen tersebut berpedoman pada kisi-kisi
yang diturunkan dari definisi konseptual dan operasional dengan
memperhatikan indikator-indikator dan arahan dari pembimbing.
Tabel 14 Kisi – Kisi Soal Mengukur Hasil Belajar Pembelajaran Tematik
N
o
Mata
Pelajaran
Kompetensi
Dasar
Indikator No
Item Jml
Soal
1 Bahasa
Indonesia
3.7 Menggali
pengetahuan
baru yang
terdapat pada
teks
3.7.1 Mengidentifikasikata
kata sulit dalam teks
3.7.2 Menjelaskan pokok
pikiran dalam teks.
3.7.3 Menganalisis isi teks
dan menuliskannya
dengan kalimat sendiri
menggunakan bahasa
baku.
3.7.4 Menjelaskan informasi
yang terdapat dalam
teks.
1
2
3
4
4
2 IPA 3.3 Mengidentifikasi
macam-macam
gaya antara lain:
gaya otot, gaya
listrik, gaya
magnet, gaya
gravitasi dan
gaya gesekan.
3.3.1 Menjelaskan
pengertian gaya.
3.3.2 Mengaitkan macam-
macam gaya, antara
lain gaya otot, gaya
listrik dan gaya
magnet dalam
kehidupan sehari-
hari.
3.3.3 Mengaitkan gaya
gravitasi dan gaya
gesek dalam
kehidupan sehari-hari
5
6
7
3
104
N
o
Mata
Pelajaran
Kompetensi
Dasar
Indikator No
Ite
m
Jmlh
Soal
3
IPS 3.2 Mengidentifikasi
keragaman
sosial, ekonomi,
budaya,etnis dan
agama di
provinsi
setempat sebagai
identitas bangsa
Indonesia serta
3.2.1 Menjelaskan tari
kreasi daerah
Lampung sebagai
Keragaman budaya
3.2.2 Membiasakan
kegiatan gotong
royong sebagai
keragaman sosial.
3.2.3 Menetapkan ciri-ciri
rumah adat setiap
suku sebagai
keragaman budaya.
3.2.4 Menjelaskan
keberagaman agama
dan tempat ibadahnya
sebagai wujud
persatuan dan
kesatuan Indonesia
3.2.5 Mengemukakan
keunikan pakaian
adat
8,9,
10,
11
12,
13
14
15
8
4 PPKn 3.4 Mengidentifikasi
berbagai bentuk
keragaman suku
bangsa, sosial dan
budaya di
Indonesia yang
terikat persatuan
dan kesatuan
3.4.1 Mengidentifikasi
keragaman suku di
Lampung yang
terikat persatuan
dan kesatuan
3.4.2 Menyebutkan contoh
keragaman suku di
Lampung.
3.4.3. Mengidentifikasi
berbagai bentuk
keragaman suku
bangsa, sosial dan
budaya di Indonesia
yang terikat
persatuan dan
kesatuan.
16,
17
18
3
5 SBDP 3.5.1 Mengetahui
Gerak tari kreasi
3.5.1 Menjelaskan pola
lantai gerak tari.
3.5.2 Melakukan tari kreasi
daerah Lampung
yang berupa tari
Sigeh Pengunten
19
20
2
105
G. Pengujian Instrumen Penilaian Hasil Belajar
Sebelum digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik, instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik tersebut dilakukan pengujian validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda, sehingga butir-butir soal
yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik memiliki
kualitas soal yang baik.
1. Uji Validitas
Validitas adalah melihat apakah alat ukur tersebut mampu mengukur
apa yang hendak diukur. Validitas yang digunakan adalah validitas
empiris dengan rumus (Husin Sayuti & M.Thoha B. Sampurna Jaya
(1995:152)
rxy =
√( ) ( )
Keterangan
rxy = Indeks Validita
∑xy = Perkalian Skor Uji coba (x) dengan skor baku (y)
Berdasarkan hasil pengujian validitas butir soal untuk mengukur hasil
belajar tematik peserta didik dari 20 item soal, semuanya valid karena
nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (0,444). Sehingga 20 butir
pernyataan yang valid digunakan untuk mendapatkan data penelitian.
Tabel 15 Rekapitulasi Validitas Hasil Uji Coba
No Uji Validitas Frekuensi Persentase(%)
1 Jumlah Pernyataan Valid 20 100,00
2 Jumlah Pernyataan Tidak Valid 0 0
Jumlah 20 100,00
Sumber: Data Hasil Penelitian (terlampir 215)
106
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen hasil belajar bertujuan untuk melihat apakah
alat ukur mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten dalam
waktu dan tempat yang berbeda. Untuk menguji reliabilitas digunakan
rumus alpha dari Crounbach (Husin Sayuti & M.Thoha B. Sampurna
jaya (1995:158)
R=
* ( ))
+
Keterangan :
K = Jumlah Butir Soal
S2= Varian Total Soal
Kriteria ujinya apabila r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka soal
tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengujian data.
Hasil uji reliabilitas butir soal untuk mengukur hasil belajar tematik
peserta didik diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,969. Hasil uji
reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa seluruh item soal untuk
mengukur hasil belajar tematik peserta didik reliabel karena nilai r
hitung (0,969) lebih besar dari nilai r tabel (0,444) dan dapat
digunakan dalam penelitian ini. (Data perhitungan lihat lampiran
halaman 215)
107
3. Taraf Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah
soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Untuk menghitung tingkat
kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya peserta didik yang menjawab benar untuk item soal
yang dicari Indeks kesukarannya
JS : Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Kriteria uji taraf kesukaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah (Supardi,2015:88):
a) indeks kesukaran 0,00 – 0,30 adalah butir soal instrumen sukar
b) indeks kesukaran 0,31 – 0,70 adalah instrumen sedang
c) indeks kesukaran 0,71 – 1,00 adalah butir instrumen mudah
Hasil pengujian taraf kesukaran butir soal untuk mengukur hasil
belajar tematik peserta didik diperoleh hasil bahwa sebanyak 12 butir
soal atau 60 % taraf kesukaran soal sedang yaitu: butir soal nomor
1,2,3,4,9,10,11,12,13,14,15 dan16. Sebanyak 6 (enam) butir soal atau
30% taraf kesukaran soal mudah yaitu butir soal nomor 5,6,8,17,18,
dan 20. Sebanyak 2 (dua) butir soal atau 10% taraf kesukaran soal
sulit yaitu butir soal nomor 7 dan 19. Dengan demikian sebagian butir
108
soal untuk mengukur hasil belajar peserta didik taraf kesukarannya
dikategorikan sedang (lihat lampiran halaman 217). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 16 Rekapitulasi Hasil Uji Taraf Kesukaran Butir Soal
No Taraf
Kesukaran
Jumlah Soal Nomor Butir Soal
1 Sukar 2 7 dan 19
2 Sedang 12 1,2,3,4,9,10,11,12,13,14,15,
dan 16
3 Mudah 6 5,6,8,17,18, dan 20
Total 20 Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui Excel, Tahun 2017.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda butir instrumen penilaian adalah kemampuan soal
untuk membedakan antara peserta didik yang pandai atau
berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan
rendah. Untuk mencari index daya pembeda digunakan rumus (Husin
Sayuti & M.Thoha B. Sampurna Jaya (1995:152).
Dp = JBkp – JBkp
nkp nkb
Keterangan :
Dp = Daya Pembeda
JBkp = Jumlah jawaban betul kelompok pandai
JBkp = Jumlah jawaban betul kelompok bawah
nkp = Jumlah peserta didik masing-masing kelompok
nkb = Jumlah peserta didik masing-masing kelompok
109
Kriteria uji daya pembeda yang digunakan dalam penelitian ini adalah.
a) 0,00 – 0,20 : daya pembeda butir soal jelek
b) 0,21 – 0,40 : daya pembeda butir soal cukup
c) 0,41 – 0,70 : daya pembeda butir soal baik
d) 0,71 – 1,00 : daya pembeda butir soal baik sekali
e) Negatif : semuanya tidak baik/dibuang saja
Berdasarkan kriteria tersebut dari hasil pengujian daya pembeda butir
soal pada instrument hasil belajar tematik ternyata semua soal (20 butir
soal) memiliki tingkat daya pembeda yang dikategorikan cukup yaitu
antara 0,3 - 0,5 sehingga seluruh butir soal untuk mengukur hasil
belajar peserta didik dapat dipergunakan dalam penelitian ini (lampiran
halaman 219)
H. Teknik Analisis Data
1 Analisis Gain
Menurut Hake (1999:1), besarnya peningkatan dihitung dengan rumus
gain ternormalisasi (normalized gain), yaitu.
g= postest score – pretest score
maximum Posible Score – pretest score
Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan
menggunakan klasifikasi dari Hake (1999:1) seperti terdapat
pada tabel 17
110
Tabel 17 Kriteria Indeks Gain
Indeks Gain (g)
Kriteria
g>0,7 Tinggi
0,3<g≤0,7 Sedang
g≤0,3 Rendah
Data kuantitatif yang didapat dari hasil pretest dan posttest akan dianalisis
secara kuantitatif untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar
sebelum dan sesudah menggunakan LKPD berbasis PjBL.
2. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Terwujudnya produk pengembangan LKPD berbasis PjBL yang layak
untuk meningkatkan hasil belajar di kelas IV pada tema 7 Indahnya
Keragaman Negeriku Subtema 3 Indahnya Budaya Negeriku
2. Ada perbedaaan hasil belajar yang menggunakan LKPD berbasis PjBL
dengan hasil belajar tematik peserta didik sebelum menggunakan
LKPD berbasis PjBL.
a. Pengujian Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis pertama dengan menguji validasi yang
dilakukan oleh ahli yang kompeten terhadap bahan ajar, materi
tematik dan model pembelajaran PjBL. Validasi isi diperlukan
untuk menilai kelayakan produk LKPD yang dikembangkan,
dilakukan dengan cara pemberian angket sehingga dapat diketahui
kelemahan dan kekuatannya.
111
b. Pengujian Hipotesis Kedua
Menguji hipotesis kedua dalam penelitian ini menggunakan teknik
uji t dua sampel bebas independent melalui analisis hasil belajar
tematik peserta didik yang menggunakan LKPD berbasis PjBL
dengan hasil belajar tematik yang tidak menggunakan LKPD
berbasis PjBL. Rumus yang digunakan untuk menguji perbedaan
hasil belajar tematik peserta didik yang menggunakan LKPD
berbasis PjBL dengan hasil belajar tematik peserta didik yang
tidak menggunakan LKPD berbasis PjBL adalah ssebagai berikut
(M.Thoha B. Sampurna Jaya, 2017:109).
t = xa – xb
sp√(
) (
)
Keterangan :
t = t hitung
xa = rata-rata kelompok a
xb = rata-rata kelompok b
sa = deviasi standar kelompok a
sb = deviasi standar kelompok b
na = banyak data Kelompok a
nb = Banyak data Kelompok b
Teknik ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil belajar
tematik peserta didik yang menggunakan LKPD berbasis PjBL
dengan hasil belajar tematik yang tidak menggunakan LKPD
112
berbasis PjBL Tujuan uji ini adalah untuk memperoleh fakta
empiris tentang perbedaan hasil belajar tematik peserta didik
yang menggunakan LKPD berbasis PjBL dengan hasil belajar
tematik peserta didik yang tidak menggunakan LKPD berbasis
PjBL, dengan kriteria Uji: Terima H0.2 jika t(1-α). Selain itu Ho.1
ditolak dimana t(1- α) = nilai t dari dari daftar deviasi student
dengan peluang (1-α), dengan α= taraf signifikan dan derajad
kebebasan (dk) = n1+n2-2 (Sudjana, 2005:245).
V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil laporan penelitian dan pembahasan pada Bab IV, dapat
diambil simpulan sebagai berikut.
1. Terwujudnya pengembangan bahan ajar berbasis PjBL yang layak
dalam meningkatkan hasil belajar tematik peserta didik di kelas IV
Sekolah Dasar.
2. Ada perbedaan hasil belajar tematik yang menggunakan LKPD berbasis
PjBL dengan yang tidak menggunakan pada peserta didik kelas IV
Sekolah Dasar. Nilai rata-rata hasil belajar tematik peserta didik yang
menggunakan LKPD berbasis PjBL lebih tinggi dibandingkan dengan
yang tidak menggunakan.
B. Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan LKPD berbasis PjBL selain meningkatkan hasil belajar
peserta didik juga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
memecahkan masalah melalui tahapan pembelajaran ilmiah yaitu, tahap
perencanaan, tahap pelaksaan, tahap diskusi, tahap tindak lanjut.
149
2. LKPD berbasis PjBL akan lebih efektif apabila didukung oleh sarana
pembelajaran lainnya seperti LCD, gambar, media kartu, yang akan
membuat kegiatan pembelajaran peserta didik menjadi lebih menarik
dan memotivasi peserta didik untuk giat belajar.
3. LKPD berbasis PjBL membutuhkan peran guru yang tidak hanya
berfungsi sebagai salah satu sumber belajar, tetapi juga sebagai
motivator dan inovatif, agar kegiatan pembelajaran lebih efektif dan
efisien.
C. Saran
Berdasarkan simpulan tersebut dapat dikemukakan saran-saran sebagai
berikut.
1. Bagi peserta didik, pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran
tematik ini peserta didik menjadi aktif mencari berbagai sumber belajar
sehingga mempercepat peserta didik dalam mencapai kompetensi yang
diharapkan.
2. Bagi pendidik, pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran tematik
dengan model PjBL dapat dijadikan sumber belajar tambahan yang
diberikan kepada peserta didik.
3. Bagi Sekolah, pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran tematik
dengan model PjBL sebagai inovasi pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan.
150
4. Bagi peneliti lain, pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran
tematik sebagai salah satu acuan dan rujukan dalam penelitian
selanjutnya.
5. Pengembangan bahan ajar yang dikembangkan melalui model PjBL
bisa digunakan pada sekolah-sekolah yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi.1996.Telaah Kurikulum Fisika SMU (Model Pembelajaran Konsep
dengan LKS).Unvertasity Press: Surabaya
Abdu-Raheem Bilqees Olayinka.2016. Effects of Instructional Materials on
Secondary Schools Students’Academic Achievement in Social Studies
in Ekiti State.journal of Educational. World Journal of Education: vol 6
no 1 2016. ISSN 1925-0754
Al Tabany, Trianto 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,
dan Konstektual. Prenamedia Grup. Jakarta
A.M. Sardiman.2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Rajawali
Pers.Bandung
Annu, Singh dan Mishra Sunita.2013.Impact of Extracurricular Activities on
Students in Private School of Lucknow District.International Journal of
Humanities and Social Science Invention ISS, Volume 2, Issue 6, Page
92.
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
________ 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Penerbit Rineka
Cipta. Jakarta.
2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.Diva Press.
Yogyakarta
Benny A. Pribadi.2009.Model Desain Sistem Pembelajaran.Dian Rakyat. Jakarta
Boedhi, Darmojo, R.2011.Buku Ajar Geriatic edisike –4.BalaiPenerbit
FKUI.Jakarta
Blumenfeld et.al.1991.Motivating project-based learning:Sustaining the doing,
supporting the learning.Educational Psychologist
Borg, Walter R and Meredith D Gall. 1983. Educational Research Forth Editi
on.New York: Longman.
152
Callison, Daniel. 2013. “Authentic Assessment” dalam American Association of
School Librarians,http://www.ala.org/aasl/aaslpubsandjournals/slmrb/
editorschoiceb/infopower./selctcallison85.Diunduh pada 13 November
2016
Choo, Serene, S.Y., et.al. 2011. Effect of Worksheet Scaffolds on Student
learning in Problem-Based Learning. Adv In Health Sci Educ , 517-528.
Conny R. Semiawan. 2006. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah
Dasar.Jakarta
Daryanto, 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013).
Jogjakarta: Gava Media
Depdiknas. 2004.Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Matematika Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah.
Depdiknas.Jakarta
_________2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.BSNP.Jakarta
_________2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dikmenum.
Depdiknas.Jakarta
__________2009.Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Depdiknas: Jakarta
Djamarah, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta.Jakarta
_________ 2013. Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta.Jakarta
Dick Walter, Carey Lou., and Carey, J.O. 2009. The Systematic Design of
Instruction.Upper Saddler River, New Jersey:Pearson Education,Inc.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran.Cetakan kelima. Rineka
Cipta. Jakarta
_________ 2013. Belajar dan Pembelajaran.Cetakan kelima. Rineka
Cipta. Jakarta
Fogarty, 1991, DW Black stoner.Hoffman. 1991. Production & Inventory
Management 2edition.New York.
Fibonacci, Anit.2014. Development Fun-Chem Learning Materials Integrated
Socio-Science Issue To Increase Students Scientific Literacy.
International Journal of Science and Research.Vol3, Issue
11,2014.Hal708-713
153
Filippatou, Diamanto dan Kaldi.2010. The effectivenees of Project based
Learning on Pupils With Learning Diffculties Regarding Academic
Perfomance, Group Work and Motivation, International Journal Of
Spesial Education. Volume 25 Nomor 1, hal 558-570
Grant, M.M & Branch, RM. 2005. Project-Based Learning In a Middle School:
Tracing Abilities Through The Artifact of Learning. Journal Research on
Technology in Education, 38(1): 65-98.Taiwan
Guo,Shaoqing and Yang,Yanjun.2012.Project-Based Learning: an Effective
Approach to Link Teacher Professional Development and Students
Learning. Journal of Educational Technology Development and
Exchange (JETDE): Vol. 5 : Iss. 2 , Article 5.
Hake,Richard R.1999. Analyzing Change/ Gain Scores.(online).Tersedia
pada:http://www.physics.indiana.edu/sdi/ajpv3i.pdf
Hamalik,Oemar.2009.a. Proses Belajar Mengajar.Bumi Aksara.Jakarta
_______2011. Proses Belajar Mengajar.Balai Aksara,Jakarta.
Hardini, Isriani dan Dewi.2012. Strategi Pembelajaran Terpadu. (Teori, Konsep
dan Implementasinya).Familia.Yogyakarta
Husin Sayuti dan M.Thoha B.Sampurna Jaya. 1995. Metode Penelitian Sosial
dan Humaniora. Unila Press. Bandar Lampung.
Indrawati dan Wanwan, Setiawan,2009.Pembelajaran Aktif,Kreatif,Efektif, dan
Menyenengkan.P4TK IPA.Bandung
Kaymakci, Selahatin. 2012. A Review of Studies on Worksheets in Turkey.
Tersedia di http://eric.ed.gov/
Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Kemendikbud.Jakarta
Kochhar,1991. Availability and Use of Instructional Materials in the Teaching of
Conflict and Conflict Resolution in Primary Schools in Nandi North
District, Kenya. International Journal of Education and Practice, 2015,
3(6): 224-234
Kunandar, 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013).Rajawali Pers.Jakarta
154
Lee, Che-Di. 2014. Worksheet Usage, Reading Achievement, Classes’ Lack of
Readiness, and Science Achievement: A Cross-Country Comparison,
International Journal of Education in Mathematics, Science and
Technology National Taiwan Normal University, Volume 2, Number 2,
April 2014, Page 96-106 ISSN: 2147-611X, (Akses Tanggal: 8 Juni
2017. Pukul: 09.00 WIB.)
Lestari, Ika.2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, Akademia.
Jakarta
Majid,Abdul.2013.Strategi Pembelajaran.PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
_________.2014. Strategi Pembelajaran.PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Meinbach, A.M., Rothlei, L., Fredericks, A.D. 1995. The Complete Guide to
Thematic Units : Creating The Integrated Curriculum. Christopher-
Gordon Publisher, Inc. Washington
Muijs dan Reynolds. 2008. Effective Teaching (Teori dan Aplikasi).Pustaka
Belajar.YogyaKarta
Mulyasa.2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung.
M.Thoha B.Sampurna Jaya. 1995. Metode Penelitian Sosial dan Humaniora
(Suatu Pendekatan Kuantitatif).Unila Press. Bandar Lampung.
_______2017. Metodologi Penelitian Sosial dan Humaniora (suatu Pendekatan
Kuantitatif). Penerbit Aura.Bandar Lampung
Narti, Yuni.2016.Thematic Learning Implementation in Elementary School
(Phenemology Studies in Pamotan SDN 01 and 01 Majangtengah Dampit
Malang).International Journal of Science and Research (IJSR).Volume 5
Issue 11,hal.1849-1855.
Ngalimun, 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Aswaja Pressindo,
Yogyakarta
Nieveen, N. 2007. Formative Evaluation in Educational Design Research. Dalam
Plomp T & Nieveen, N (Eds.). An Intruction to Educational.
Natherland:SLO. Pajares
Okune Rose Achola,2016. Implications of instructional materials on oral skills
among early childhood learners in central zone, Kisumu County, Kenya
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kerangka dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Dasar
155
Prastowo, Andi.2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva
Press refika aditama,.Yogyakarta
________.2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva
Press.Yogyakarta.
________.2013 Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva
Press.Yogyakarta.
Pramukantoro, Much.Farid.2013. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis
Proyek Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Standar Kompetensi
Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital Di SMK N 2 Surabaya, Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Surabaya Volume 02
Nomor 02,hal 737-743
Rudi dan Joko. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah
Pemeliharaan Dan Perbaikan Motor Listrik. Jurnal Pendidikan Teknik
Elektro. Volume 03 No 04
Sagala,Syaiful.2010.Supervisi Pembelajaran dalam Profesi
Pendidikan.Alfabeta.Bandung
________.2013.Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta .Bandung
Saud, Udin Syaefudin,dkk.2006. Pembelajaran Terpadu.UPI Press.Bandung
Schunk, D. H. 2012. Learning Theories an Educational Perspective. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta
Santyasa, I Wayan. 2006.Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran
Kooperatif.Universitas Pendidikan Ganesha.Nusa Penida
Septiarini, 2012. Pengaruh Waktu Pemberian Probiotik yang Berbeda Terhadap
Respon Imun Non-SpesifikIkan Mas (Cyprinus carpio L.) yang Diuji
Tantang dengan Bakteri Aeromonass almonicida.(Skripsi) Universitas
Lampung
Sudjana, Nana & Rivai Ahmad, (2005). Media Pengajaran, Sinar Baru
Algensindo, Bandung
__________2006. Media Pengajaran, Sinar Baru Algensindo, Bandung
Sujadi, 2002.Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta.Jakarta
Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Afabeta
Bandung
Sukandi,Ujang.2001.Belajar Aktif dan Terpadu.Duta Graha Pustaka.Surabaya.
156
Suriasumantri,J.S.2009. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta
Suryosubroto.2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Rineka Cipta.Jakarta
Slavin, robert E. 2008. Cooperative Learning (Teori, Riset, Praktik).Nusa Media.
Bandung
Sumarti, Sri Susilogati, Edy Cahyono dan Amrul Munafiah. 2015. Project Based
Learning Tools Development On Salt Hydrolysis Materials Through
Scientific Approach. IQSR Journal Research and Method In Education
(IQSR-JRME) Volume 5, Issue 2 Ver.II Hal. 1-5
Sumarni, Woro.2014. The strenght and Weaknesses of the Inmpelementation of
Project Based Learning. A.Review.International Journal of Science and
Research.Volume 7 Nomor 1, hal.1120 – 1128
Sumiati, dkk. 2009. Kesehatan Jiwa Remaja & Konseling.Trans Info
Media.Jakarta
Suprijono, Agus.2013.Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.Pustaka
Belajar, Yogyakarta
Supardi.2015.Penilaian Autentik..Raja Grafindo Persada.Jakarta
Suprihatiningrum, Jamil. 2013.Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi.Ar-Ruzz
Media.Yogyakarta
Suparman. 2013. Pengaruh pembelajaran menggunakan macromedia flash 8
pokok bahasan internet pada mata pembelajaran TIK terhadap Prestas
belajar siswa kelas XI IPA SMAN 6 Purworejo. Jurnal Pendidikan
Teknik Informatika, 1
Toman Ufuk, dkk. 2013.Extended Worksheet developed according to 5E Model
Based on contructivitist learning Approach. International Journal on
New Trend in Education and Their Implication. Volume : 4 Issue: 4
Article : 16 ISSN 1309-6249.
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Konsep
Landasan dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Kencana. Jakarta
________.2011. Mendesaian Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Edisi Ke-4.
Kencana: Jakarta
_______.2012.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Konsep
Landasan dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).Kencana.Jakarta
157
Undang Undang No 20. 2003.Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta
UNESCO.2011. Global Monitoring Report : The Hidden Crisis, Armed
Conflict and Education.
Widodo, Chomsin S. dan Jasmadi. 2008.Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi PT Elex Media Kompetindo.Jakarta
Yildirim, N., Kurt, S,& Ayas, A.2011. The Effect of The Worksheet on Student’s
Achievement in Cheminal Equilibrium. Journal of Turkish Science
Education. Vol.8(3): 44-58 pp, (Akses Tanggal 20 Oktober 2016. Pukul
:19.00 WIB).