Pengembangan Bahan Ajar

37
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR I. Pendahuluan Salah satu kompetensi yang perlu dimiliki seorang guru adalah mengembangkan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar sangat penting dilakukan oleh guru agar pembelajaran lebih efektif, efisien, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan di capai. Kompetensi mengembangkan bahan ajar idealnya telah dikuasai guru secara baik, namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum menguasainya, sehingga dalam melakukan proses pembelajaran masih banyak yang bersifat konvensional dan menggunakan buku teks yang jual di pasaran. Dampak dari pembelajaran seperti ini antara lain pembelajaran berpusat pada guru yang menyebabkan siswa kurang aktif dan bahan ajar yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan sekolah, Terdapat sejumlah alasan mengapa guru perlu untuk mengembangkan bahan ajar, antara lain; ketersediaan bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum, karakteristik siswa, dan kondisi lingkungan belajar. Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang akan dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Dengan pertimbangan kurikulum ini, maka 1

Transcript of Pengembangan Bahan Ajar

Page 1: Pengembangan Bahan Ajar

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

I. Pendahuluan

Salah satu kompetensi yang perlu dimiliki seorang guru adalah

mengembangkan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar sangat penting dilakukan

oleh guru agar pembelajaran lebih efektif, efisien, dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang akan di capai. Kompetensi mengembangkan bahan ajar

idealnya telah dikuasai guru secara baik, namun pada kenyataannya masih banyak

guru yang belum menguasainya, sehingga dalam melakukan proses pembelajaran

masih banyak yang bersifat konvensional dan menggunakan buku teks yang jual

di pasaran. Dampak dari pembelajaran seperti ini antara lain pembelajaran

berpusat pada guru yang menyebabkan siswa kurang aktif dan bahan ajar yang

digunakan tidak sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan sekolah,

Terdapat sejumlah alasan mengapa guru perlu untuk mengembangkan

bahan ajar, antara lain; ketersediaan bahan ajar yang sesuai tuntutan

kurikulum,  karakteristik siswa, dan kondisi lingkungan belajar. Pengembangan

bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang

akan dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Dengan

pertimbangan kurikulum ini, maka sebelum bahan ajar dikembangkan hal yang

harus dilakukan oleh pengembang adalah mendesain bahan ajar dengan langkah-

langkah yang benar sehingga akan dihasilkan bahan ajar yang tepat sehingga lebih

bermanfaat bagi penggunanya.

Untuk mendukung kurikulum, sebuah bahan ajar bisa saja menempati

posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun suplementer. Bahan ajar pokok adalah

bahan ajar yang memenuhi tuntutan kurikulum. Sedangkan bahan ajar

suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk memperkaya, menambah

ataupun memperdalam isi kurikulum. Adalah hal yang bijak jika guru sendiri yang

mengembangkan bahan ajar. Untuk mengembangkan bahan ajar, referensi dapat

diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa pengalaman ataupun pengetahuan

sendiri, ataupun penggalian informasi dari narasumber baik orang ahli ataupun

1

Page 2: Pengembangan Bahan Ajar

teman sejawat. Demikian pula referensi dapat kita peroleh dari buku-buku, media

massa, internet, dan lain lain.

Merujuk pada alasan pentingnya seorang guru mengembangkan bahan ajar

maka dalam makalah ini akan dibahas bagaimana mengembangkan bahan ajar

yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa.

II. Pembahasan

Pengertian Bahan Ajar

Menurut Gafur (2004) bahan ajar adalah pengetahuan, keterampilan dan

sikap yang harus diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Bahan ajar

tersebut berisi materi pelajaran yang harus dikuasai oleh guru dan disampaikan

kepada siswa. Sedangkan menurut Mulyasa (2006), bahan ajar atau materi

pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi

yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri

dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau

nilai.

Mulyasa (2006), juga menjelaskan bahwa bahan ajar merupakan salah satu

bagian dari sumber belajar yang dapat diartikan sesuatu yang mengandung pesan

pembelajaran, baik yang diniatkan secara khusus maupun bersifat umum yang

dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran. Dengan kata lain bahan ajar

adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa

berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan

tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk belajar,

mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik sehingga menyediakan bimbingan

bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang

banyak, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi pada peserta

didik secara individual (learner oriented).Biasanya, bahan ajar bersifat mandiri,

2

Page 3: Pengembangan Bahan Ajar

artinya dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri karena sistematis dan

lengkap (Panen, Purwanto, 1997).

 Sistematika Penulisan Bahan Ajar.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan

ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi

pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan (Anonim,

2006).

1. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan

atau ada kaitannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Misalnya, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa

menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa

fakta atau bahan hafalan.

2. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus

dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga

harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai

siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga

harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

3. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai

dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi

tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit

akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga

yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar

Bahan ajar disusun dengan tujuan: 

1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai

dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik. 

3

Page 4: Pengembangan Bahan Ajar

2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif  bahan ajar di

samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Manfaat bagi guru

1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan

kebutuhan belajar peserta didik.

2. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk

diperoleh.

3. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai

referensi.

4. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam

menulis bahan ajar.

5. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan

peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada

gurunya. 

6. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

Manfaat bagi peserta didik 

1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. 

2. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan

terhadap kehadiran guru. 

3. Mendapatkan fasilitas dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus

dikuasainya

Macam-macam Pengembangan Bahan Ajar

Menurut Suparman (2012), ada tiga macam pengembangan bahan

instruksional, yaitu pengembangan bahan belajar mandiri, pengembangan bahan

pengajaran konvensional dan pengembangan bahan model pengajar, bahan dan

siswa (PBS). 

1. Pengembangan Bahan Belajar Mandiri

Bahan belajar mandiri dikembangkan bila dalam pelaksanaan kegiatan

instruksional mahasiswa belajar secara mandiri tanpa tergantung kepada

4

Page 5: Pengembangan Bahan Ajar

kehadiran pengajar. Bahan instruksional tersebut adalah gurunya. Bahan belajar

mandiri mempunyai empat ciri pokok, yaitu:

a.    Mempunyai kalimat yang mampu menjelaskan sendiri. Uraian dalam bahan

itu jelas sehingga tidak perlu penjelasan tambahan dari pengajar atau sumber

lain;

b.    Dapat dipelajari oleh mahasiswa sesuai dengan kecepatan belajar masing-

masing. Dalam bahan tersebut telah terdapat petunjuk kapan mahasiswa boleh

terus maju ke bagian berikutnya dan kapan harus mengulang mempelajari

bahan belajar yang sama atau bahan yang lain. Mahasiswa yang mampu

belajar dengan cepat dapat maju terus tanpa perlu menunggu mahasiswa lain

yang lebih lambat. Sebaliknya mahasiswa yang lambat tidak perlu merasa

tertinggal dan memburu kecepatan mahasiswa yang lebih cepat;

c.    Dapat dipelajari oleh mahasiswa menurut wktu dan tempat yang dipilihnya;

d.   Mampu membuat mahasiswa aktif melakukan sesuatu pada saat belajar,

seperti mengerjakan latihan, tes atau kegiatan praktik. Mahasiswa belajar

tidak sekedar membaca buku, mendengarkan kaset audio/radio, melihat

program video atau televisi. 

Untuk memproduksi bahan belajar mandiri, pendesain instruksional

dengan bantuan strategi instruksional melakukan langkah-langkah berikut ini:

a. Memilih dan mengumpulkan bahan instruksional yang kebetulan tersedia di

lapangan dan relevan dengan isi pelajaran yang tercantum dalam strategi

instruksional. Bahan-bahan tersebut berbentuk buku, bab tertentu dalam buku,

dan program media udiovisual;

b. Mengadaptasikan bahan instruksional tersebut ke dalam bentuk bahan belajar

mandiri dengan mengikuti startegi instruksional yang telah disusun

sebelumnya. Bila ternyata tidak ada yang sesuai, pengembang instruksional

harus mulai menulis bahan belajar sendiri;

c. Meneliti kembali konsistensi isi bahan belajar tersebut dengan strategi

instruksional;

5

Page 6: Pengembangan Bahan Ajar

d. Meneliti kualitas teknis dari bahan tersebut, yang meliputi tiga hal sebagai

berikut:

1)  Bahasa yang sederhana dan relevan

Sedapat mungkin modul yang dikembangkan menggunakan bahasa

yang mudah dan konsisten dengan terminologi yang biasa digunakan dalam

bidang pengetahuan yang bersangkutan.

2)  Bahasa yang komunikatif

Bahasa yang digunakan dalam modul disusun dengan bahasa yang

mencerminkan pembicaraan langsung dari seorang pengajar atau pelatih

kepada seorang mahasiswa yang membacanya atau mendengarnya.

3)  Desain fisik

Desain fisik dari suatu modul, khususnya yang berbentuk media cetak,

harus artistik, rapi, menarik dan diketik dengan jelas serta tidak terlalu rapat.

Sedangkan desain fisik yang noncetak harus jelas bila didengar atau dilihat

gambarnya, baik kualitas bahan bakunya, pengemasannya maupun

kemudahan dalam menyimpannya. 

2. Pengembangan Bahan  Pengajaran Konvensional

Bahan pengajaran konvensional sangat terbatas jumlahnya karena yang

menjadi poin pokok kegiatan instruksional ini adalah pengajar dan bahan-bahan

pengajaran. Pengajar menyajikan isi pelajaran dengan urutan, metode dan waktu

yang telah ditentukan dalam strategi instruksional. Berikut ini adalah langkah-

langkah dalam mengembangkan bahan pengajaran konvensional:

a. Menulis deskripsi singkat isi pelajaran tersebut yang disimpulkan dari seluruh

subkomponen  D(Deskripsi Singkat) pada strategi instruksional untuk seluruh

TIK;

b. Menulis topik dan jadwal pelajaran yang diangkat dari setiap subkomponen D

dan waktu yang dibutuhkan pengajar pada strategi instruksional;

c. Menyusun tugas dan jadwal penyelesaiannya yang diharpakan dilakukan

mahasiswa. Daftar tersebut meliputi seluruh Latihan (L) yang terdapat dalam

strategi instruksional;

6

Page 7: Pengembangan Bahan Ajar

d. Menyusun cara pemberian nilai hasil pelaksanaan tugas dan tes.

C. Pengembangan Bahan PBS

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pengembangan bahan PBS, yaitu:

1.  Memilih dan mengumpulkan bahan instruksional yang kebetulan tersedia di

lapangan dan relevan dengan isi pelajaran yang tercantum dalam strategi

instruksional. Bahan tersebut berbentuk media cetak dan audiovisual;

2.  Menyusun bahan tersebut sesuai dengan urutan pada U (Uraian) yang terdapat

dalam strategi instruksional;

3.  Mengidentifikasi bahan-bahan yang tidak diperoleh dari lapangan untuk

ditutup dengan penyajian pengajar;

4.  Menyusun  program pengajaran;

5.  Menyusun petunjuk cara menggunakan bahan instruksional yang dibagikan

kepada  mahasiswa.

D. Penyusunan Bahan Ajar

Prosedur Pengembangan Bahan Ajar. Ada beberapa langkah dalam

mengembangkan bahan ajar yaitu:

1.  Menganalisis kebutuhan instruksional yang menghasilkan perilaku-perilaku

umum yang dibuat dalam bentuk Tujuan Instruksional Umum (TIU);

2.  Menganalisis tujuan instruksional dengan menjabarkan perilaku-perilaku

umum dari TIU menjadi perilaku-perilaku khusus yang menghasilkan perilaku-

perilaku yang diharapkan dimiliki oleh siswa;

3.  Menganalisis karakteristik siswa dan lingkungan menghasilkan perilaku-

perilaku khusus yang sudah dimiliki oleh siswa;

4.  Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang diperoleh dari perilaku-

perilaku khusus yang diharapkan dan perilaku-perilaku khusus yang sudah

dimiliki siswa.

E. Penyusunan Pengembangan Bahan Ajar

7

Page 8: Pengembangan Bahan Ajar

1. Mengidentifikasi Kebutuhan Instruksional dan Menulis Tujuan

Instruksional Umum

Mengidentifikasi kebutuhan instruksional adalah suatu proses untuk: a)

menentukan kesenjangan penampilan siswa yang disebabkan kekurangan

kesempatan mendapatkan pendidikan dan pelatihan pada masa lalu; b)

mengidentifikasi bentuk kegiatan instruksional yang paling tepat; c) menentukan

populasi sasaran yang dapat mengikuti kegiatan instrusional tersebut. 

Langkah ini merupakan titik tolak dan sumber bagi langkah-langkah

berikutnya. Desain produk instruksional yang akan di analisis adalah pelajaran

kimia yaitu:

- Kebutuhan Instruksional /Standar Kompetensi (SK)

4 Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

- Tujuan Instruksional Umum (TIU)/Kompetensi Dasar (KD)

4,4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan

garam tersebut.

2. Melakukan Analisis Instruksional

Analisis instruksional adalah proses menjabarkan perilaku umum menjadi

perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis. Kegiatan tersebut

dilakukan untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku khusus yang dapat

menggambarkan perilaku umum secara terperinci. Perilaku-perilaku khusus

disusun sesuai dengan kedudukannya, misalnya kedudukannya sebagai perilaku

prasyarat, perilaku yang menurut urutan gerakan fisik berlangsung lebih dulu,

perilaku yang menurut proses psikologi muncul lebih dulu atau secara kronologis

terjadi lebih awal.

Dalam tahap ini perilaku yang akan dijabarkan adalah perilaku yang

menjadi Tujuan Instruksional Umum ( TIU/KD), yaitu: 4.4 Menentukan jenis

garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut.

Perilaku-perilaku yang dijabarkan antara lain:

1. Mengetahui spesi asam dan basa.

2. Mengetahui asam/basa kuat dan lemah

3. Menjelaskan definisi garam

8

Page 9: Pengembangan Bahan Ajar

4. Menyebutkan contoh garam

5. Menjelaskan pengertian hidrolisis garam

6. Menjelaskan jenis-jenis hidrolisis garam

7. Menghitung harga pH garam berdasarkan jenis hidrolisisnya

8. Membuktikan jenis hidrolisis garam melalui percobaan

3. Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Siswa.

Mengidentifikasi perilaku awal siswa dimaksudkan untuk mengetahui

siapa kelompok sasaran, populasi sasaran, serta sasaran didik dari kegiatan

instruksional. Istilah tersebut digunakan untuk menanyakan siswa yang mana

atau siswa sekolah apa, serta sejauh mana pengetahuan dan keterampilan yang

telah mereka miliki sehingga dapat mengikuti pelajaran tersebut.

No

.

Perilaku Khusus Dimilik

i

Belum

Dimilik

i

1. Mengetahui spesi asam dan basa.

2. Mengetahui asam/basa kuat dan lemah

3. Menjelaskan definisi garam

4. Menyebutkan contoh garam

5. Menjelaskan pengertian hidrolisis garam

6. Menjelaskan jenis-jenis hidrolisis garam

7. Menghitung harga pH garam berdasarkan

jenis hidrolisisnya

8 Membuktikan jenis hidrolisis garam melalui

percobaan

4. Menulis Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) terjemahan dari specific instructional

objective. Literature asing menyebutkan pula sebagai objective atau enabling

objective untuk membedakannya dari general instructional objective,

9

Page 10: Pengembangan Bahan Ajar

goal, atau terminal objective, yang berarti tujuan instructional umum (TIU) atau

tujuan instruktional akhir. TIK dirumuskan dalam bentuk kata kerja yang dapat

dilihat oleh mata (observable). TIK merupakan satu-satunya dasar untuk

menyusun kisi-kisi tes, karena itu TIK harus mengandung unsur-unsur yang dapat

memberikan petunjuk kepada penyusun tes agar dapat mengembangkan tes yang

benar-benar dapat mengukur perilaku yang terdapat di dalamnya.

Unsur-unsur dalam TIK dikenal dengan ABCD yang berasal dari kata

sebagai berikut: A = Audience, B = Behaviour, C = Condition,  dan D =

Degree.  Audience adalah siswa yang akan belajar, behavior adalah perilaku

spesifik yang akan dimunculkan oleh siswa setelah selesai proses belajarnya

dalam pelajaran tersebut, condition adalah kondisi atau batasan yang dikenakan

kepada siswa atau alat yang digunakan siswa pada saat di tes (bukan pada saat

belajar), dan degree adalah tingkat keberhasilah siswa dalam mencapai perilaku

tersebut.

Berdasarkan perilaku khusus yang sudah di analisa pada tahap sebelumnya

didapatkan empat perilaku khusus yang belum dimiliki oleh siswa yang menjadi

tujuan instruksional khusus (TIK). Berikut empat TIK yang di dapatkan:

Perilaku khusus yang belum di kuasai Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Menjelaskan pengertian hidrolisis

garam

A. Siswa dapat menjelaskan

pengertian hidrolisis garam dengan

benar

Menjelaskan jenis-jenis hidrolisis

garam

B. Setelah diberikan contoh jenis

reaksi hidrolisis garam, siswa dapat

menjelaskan jenis-jenis hidrolisis

garam.

Menghitung harga pH garam

berdasarkan jenis hidrolisisnya

C. Setelah dijelaskan perhitungan pH

garam, siswa dapat menghitung

pH garam yang terhidrolisis

dengan tepat.

Membuktikan jenis hidrolisis garam

melalui percobaan

D. Setelah dilakukan percobaan

hidrolisis garam, siswa dapat

10

Page 11: Pengembangan Bahan Ajar

membuktikan jenis hidrolisis

garam yang diuji dengan benar.

5.  Menulis Tes Acuan Patokan

Tes acuan patokan dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan

setiap siswa terhadap perilaku yang tercantum dalam TIK. Adapun langkah-

langkah dalam menyusun tes acuan patokan adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan tes

Tes yang dibuat ini digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan instruksional khusus (TIK),

Memberikan umpan balik bagi siswa tentang hasil belajar siswa dalam setiap

tahap proses belajarnya, dan menilai efektifitas sistem instruksional secara

keseluruhan (Suparman, 2012).

b. Membuat tabel spesifikasi

TIK Bobot

Kompetensi

Alat Penilaian Jumlah Butir

Tes

1 2 3 4

A 10% Tes Esai 1

B 20% Tes Esai 2

C 30% Tes Esai 2

D 40% Tes kinerja 1

100% 6

Penilaian Psikomotor/unjuk kerja

Aspek

yang di nilai

Indikator Skor Nilai

Tahap Mengecek kelengkapan dan kesesuaian 5-10

11

Page 12: Pengembangan Bahan Ajar

persiapan alat dan bahan sesuai dengan yang

tercantum di LKS

Tahap

Pelaksanaan

Menaruh potongan kertas lakmus biru

dan lakmus merah pada pelat tetes.

5-10

praktikum Meneteskan masing-masing larutan

pada kertas lakmus.

5-10

Mengamati perubahan warna yang

terjadi dan mencatat hasil pengamatan.

5-10

Membersihkan alat-alat yang digunakan

selama praktikum

5-10

Membersihkan tempat kerja setelah

praktikum selesai.

5-10

Tahap Akhir Mengorganisasikan data hasil

pengamatan

5-10

Menganalisis hasil pengamatan untuk

menentukan sifat garam

5-10

Menjawab semua pertanyaan di LKS 5-10

Menarik kesimpulan dari hasil

praktikum

5-10

Jumlah nilai 50-100

c. Menulis butir tes

No

TIK

Pertanyaan Skor

A Apa pengertian dari hidrolisis garam 10

B Dari reaksi hidrolisis garam dibawah ini:

a. CH3COONa → CH3COO- + Na+

CH3COO- + H2O → CH3COOH + OH-

b. NH4Cl → NH4+ + Cl-

20

12

Page 13: Pengembangan Bahan Ajar

NH4+ + H2O → NH4OH + H+

Jelaskan jenis reaksi hidrolisis garam dan sifat garam

tersebut!

C Berapa harga pH dari larutan berikut:

a. Garam NH4Cl 0,05M ( Kb NH4Cl = 2.10-5)

b. Garam CH3COONa sebanyak 8,2 gram dilarutkan

dalam 10 ml air, Ka CH3COONa = 10-5

30

D Isilah tabel hasil pengamatan dari percobaan, dan

jawablah pertanyaan untuk mendapatkan kesimpulan

dari percobaan hidrolisis!

(soal terlampir di dalam LKS)

40

Total 100

d. Merakit tes

Butir tes yang telah selesai ditulis dan dikelompokkan atas dasar jenis

kemudian diberi nomor urut. Pada saat tes siswa diberi petunjuk untuk

menuliskan jawabannya, diberikan petunjuk tentang waktu yang diperlukan

untuk menjawab tes, dan skor tiap soal tes. Petunjuk harus sederhana, singkat

dan jelas:

Berikut petunjuk soal tes yang di desain:

Petunjuk:

1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat.

2. Waktu pengerjaan soal selama 45 menit.

e. Membuat kunci jawaban

Pertanyaan:

1. Apa pengertian dari hidrolisis garam

2. Dari reaksi hidrolisis garam dibawah ini:

a. CH3COONa → CH3COO- + Na+

CH3COO- + H2O → CH3COOH + OH-

b. NH4Cl → NH4+ + Cl-

13

Page 14: Pengembangan Bahan Ajar

NH4+ + H2O → NH4OH + H+

Jelaskan jenis reaksi hidrolisis garam dan sifat garam tersebut!

3. Berapa harga pH dari larutan berikut:

a. Garam NH4Cl 0,05M (Kb NH4Cl = 2.10-5)

b. Garam CH3COONa sebanyak 8,2 gram dilarutkan dalam 10 ml air, Ka

CH3COOH = 10-5

4. Berikut ini adalah garam-garam yang diuji:

Ammonium sulfat, Kalsium sulfat, Kalsium klorida, Aluminium sulfat,

Ammonium klorida, Natrium klorida, Barium klorida, Natrium sulfat,

Natrium karbonat, Kalsium karbonat.

Pertanyaan:

a. Bagaimana perubahan warna pada kertas lakmus jika diujikan pada

larutan yang bersifat asam? Bagaimana pula jika dilakukan pada

larutan yang bersifat basa dan larutan yang bersifat netral?

b. Kelompokkan larutan garam yang bersifat asam, basa, dan netral!

c. Mengapa beberapa larutan yang termasuk larutan garam mempunyai

sifat asam atau basa atau netral? Jelaskan dengan teori hidrolisis! 

d. Jelaskan pengertian dari :

a. garam terhidrolisis sebagian 

b. garam terhidrolisis seluruhnya

c. garam tidak terhidrolisis

Jawaban:

1. Hidrolisis garam adalah reaksi penguraian garam oleh air menjadi ion-ion

penyusun garam tersebut.

2. a. Jenis hidrolisis parsial bersifat basa

b. Jenis hidrolisis parsial bersifat asam

3. a. pH = - log √ KwKb

. M

= -log √ 10−14

2.10−5. 5.10−2

= -log √25.10−12

14

Page 15: Pengembangan Bahan Ajar

= -log 5.10−6

pH = 6 – log 5

b. M = grMr

.1000

v =

8,282

.100010

= 0,1

pH = 14 – log √ KwKa

. M

= 14 – log √ 10−14

10−5. 10−1

= 14 – log √10−10

pH = 14 – 5 = 9

4. a. Sifat garam

Kertas lakmusSifat garam

Merah Biru

Merah Merah Asam

Biru Biru Basa

Merah Biru Netral

b. Asam : Ammonium sulfat, alumunium sulfat, amonium klorida.

Basa : Natrium karbonat, kalsium karbonat.

Netral : Kalsium klorida, kalsium sulfat, natrium klorida, natrium sulfat.

c. Asam : asam kuat + basa lemah

Basa : Basa kuat + asam lemah

Netral : Asam kuat + basa kuat

d. Pengertian dari

- Garam terhidrolisis sebagian adalah garam yang berasal dari asam

kuat dan basa lemah, asam lemah dan basa kuat.

15

Page 16: Pengembangan Bahan Ajar

- Garam terhidrolisis total adalah garam yang berasal dari asam lemah

dan basa lemah.

- Garam yang tak terhidrolisis garam yang berasal dari asam kuat dan

basa kuat.

6. Menyusun Strategi Instruksional

Strategi instruksional dalam menyampaikan materi atau isi pelajaran harus

secara sistematis, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh

siswa secara efektif dan efisien. Dalam strategi instruksional terkandung empat

pengertian sebagai berikut: a) urutan kegiatan instruksional, yaitu urutan kegiatan

guru dalam menyampaikan isi pelajaran kepada siswa; b) metode instruksional,

yaitu cara guru mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa agar terjadi proses

belajar secara efektif dan efisien; c) media instruksional, yaitu peralatan dan

bahan instruksional yang digunakan guru dan siswa dalam kegiatan instruksional;

dan d) waktu yang digunakan dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan

instruksional.

Berikut startegi instruksional yang dibuat untuk mencapai empat tujuan

instruksional khusus.

TIK A : Siswa dapat menjelaskan pengertian hidrolisis garam dengan benar

Uraian kegiatan instruksional Metode MediaWaktu (menit)

Guru Siswa Jml

1 2 3 4 5 6 7

PENDAHULUAN

Deskripsi

singkat

Materi ini membahas

tentang pengertian

hidrolisis garam

Slide

ppt,

LCD

2 - 2

Relevansi

dan

manfaat

Siswa dapat mengetahui

bahwa garam dapat

terurai oleh air

Ceramah

Slide

ppt,

LCD

2 - 2

16

Page 17: Pengembangan Bahan Ajar

TIK

Siswa dapat menjelaskan

pengertian hidrolisis

garam dengan benarCeramah

Slide

ppt, L

LCD

1 - 1

KEGIATAN INTI

UraianPenjelasan tentang

pengertian hidrolisis

garam

Ceramah

dan

tanya

jawab

Slide

ppt,

LCD

5 - 5

PENUTUP

Tes

formatif

dan umpan

balik

Siswa menyebutkan

pengertian hidrolisis

garam

Tanya

jawab

Slide

ppt,

LCD

2 2 4

Tindak

lanjut

Mengulangi kembali

pengertian dari hidrolisi

garam

Ceramah

Slide

ppt,

LCD

1 - 1

Jumlah 13 2 15

TIK B : Setelah diberikan contoh jenis reaksi hidrolisis garam, siswa dapat

menjelaskan jenis-jenis hidrolisis garam.

Uraian kegiatan instruksional Metode MediaWaktu (menit)

Guru Siswa Jml

1 2 3 4 5 6 7

PENDAHULUAN

Deskripsi

singkat

Materi ini membahas

tentang jenis-jenis

hidrolisis garam

Slide

ppt,

LCD

2 - 2

Relevansi Dari reaksi hidrolisis Ceramah Slide 2 - 2

17

Page 18: Pengembangan Bahan Ajar

dan

manfaat

garam dapat diketahui

jenis hidrolisis garam dan

sifat garamnya.

ppt,

LCD

TIK

Siswa dapat menjelaskan

jenis-jenis hidrolisis

garam.Ceramah

Slide

ppt,

LCD

1 - 1

KEGIATAN INTI

Uraian

- Membagi kelompok

- Penjelasan reaksi

hidrolisis garam

- Diskusi kelompok

tentang jenis

hidrolisis garam

ceramah,

diskusi,

tanya

jawab

Slide

ppt,

LCD

30 - 30

Contoh

Diberikan contoh 3

reaksi jenis hidrolisis

garam.

ceramah

Slide

ppt,

LCD

10 - 10

Latihan

Siswa diminta untuk

menjelaskan jenis

hidrolisis garam

tanya

jawab- 10 10

PENUTUP

Tes

formatif

dan umpan

balik

Siswa diminta untuk :

- menjelaskan

penentuan jenis

hidrolisis garam.

- menyimpulkan

tentang jenis

hidrolisis garam

Tanya

jawab

5 10 15

Tindak

lanjut

Menyimpulkan kembali

materi yang dipelajari

Ceramah Slide

ppt,

5 - 5

18

Page 19: Pengembangan Bahan Ajar

dan menugaskan siswa

mempelajari materi

berikutnya.

LCD

Jumlah 55 20 75

TIK C : Setelah dijelaskan perhitungan pH garam, siswa dapat menghitung pH

garam yang terhidrolisis dengan tepat.

Uraian kegiatan instruksional Metode MediaWaktu (menit)

Guru Siswa Jml

1 2 3 4 5 6 7

PENDAHULUAN

Deskripsi

singkat

Materi ini membahas

tentang perhitungan pH

garam.

Slide

ppt,

LCD

2 - 2

Relevansi

dan

manfaat

Dari jenis hidrolisis dan

sifat garam dapat

diprediksi pH garam.

Ceramah

Slide

ppt,

LCD

2 - 2

TIK

siswa dapat menghitung

pH garam dengan tepat. Ceramah

Slide

ppt,

LCD

1 - 1

KEGIATAN INTI

Uraian

Guru menjelaskan rumus

pH dari masing-masing

jenis reaksi hidrolisis

garam.

ceramah,

tanya

jawab

Slide

ppt,

LCD

30 - 30

Contoh

Diberikan contoh

perhitungan pH garam

yang terhidrolisis.

ceramah

Slide

ppt,

LCD

15 - 15

Latihan Siswa diminta untuk tanya - 15 15

19

Page 20: Pengembangan Bahan Ajar

menghitung pH garam

yang terhidolisis.jawab

PENUTUP

Tes

formatif

dan umpan

balik

Siswa diminta untuk

menghitung pH garam

yang terhidrolisis.Tanya

jawab

5 15 20

Tindak

lanjut

Menyimpulkan kembali

materi yang dipelajari

dan menugaskan siswa

mempersiapkan

praktikum di pertemuan

berikutnya.

Ceramah

Slide

ppt,

LCD

5 - 5

Jumlah 55 20 90

TIK D : Setelah dilakukan percobaan hidrolisis garam, siswa dapat membuktikan

jenis hidrolisis garam yang diuji dengan benar.

Uraian kegiatan instruksional Metode MediaWaktu (menit)

Guru Siswa Jml

1 2 3 4 5 6 7

PENDAHULUAN

Deskripsi

singkat

Pertemuan ini

dilaksanakan praktikum

di laboratorium

Ceramah

Slide

ppt,

LCD

2 - 2

Relevansi

dan

manfaat

Dengan praktikum

hidrolisis garam maka

siswa dapat

Ceramah Slide

ppt,

LCD

2 2

20

Page 21: Pengembangan Bahan Ajar

membuktikan jenis

hidrolisis dan kisaran pH

nya.

TIK

Setelah dilakukan

percobaan hidrolisis

garam, siswa dapat

membuktikan jenis

hidrolisis garam yang

diuji

Ceramah

Slide

ppt,

LCD

1 - 1

KEGIATAN INTI

UraianDilakukan praktikum

sesuai dengan petunjuk

di LKS.

Praktikum

Alat

dan

bahan

10 5 20

Contoh

Awalnya guru

mendemonstrasikan cara

menguji garam dan

menentukan kisaran pH

garam.

Demon-

strasi.

Alat

dan

bahan

15 5 20

Latihan

Siswa diminta untuk

mencoba menguji sendiri

dengan bimbingan guru.Praktikum

Alat

dan

bahan

2 10 12

PENUTUP

Tes

formatif

dan umpan

balik

Siswa menentukan jenis

hidrolisis garam dan

kisaran pH dari garam

yang diuji. Dan

menjawab pertanyaan

Diskusi

kelompok

LKS 3 30 16

21

Page 22: Pengembangan Bahan Ajar

yang ada di LKS

Tindak

lanjut

Penjelasan kembali

bagian-bagian yang

belum di-pahami oleh

siswa.

Guru menugaskan siswa

untuk membuat laporan

praktikum

Ceramah 2 - 2

Jumlah 30 30 90

7.  Mengembangkan Bahan Instruksional

Pemilihan format media dalam pembelajaran virtual kadang-kadang tidak

sesuai dalam pratek, walaupun secara teori telah dilakukan dengan benar. Untuk

itu diperlukan kompromi untuk mendapatkan produk pembelajaran yang sesuai

dengan lingkungan belajar.

Tahapan yang akan dicapai dalam mengembangkan bahan instruksional

adalah sebagai berikut: a) menjelaskan faktor yang mungkin menyebabkan

perbaikan dalam pemilihan media dan sistem penyampaian agar sesuai dengan

kegiatan instruksional; b) menjelaskan dan menyebutkan paket dalam komponen

instruksional; c) menjelaskan peran desainer dalam pengembangan materi dan

penyampaian kegiatan instruksional; d) menjelaskan prosedur untuk

mengembangkan bahan instruksional yang sesuai dengan strategi instruksional; e)

membuat bahan instruksional berdasarkan strategi instruksional.

Berikut bahan ajar yang dibuat untuk pemenuhan stategi instruksional:

- Slide Presentasi (media powerpoint) terlampir.

- LKS praktikum

PRAKTIKUM KIMIA

HIDROLISIS GARAM

22

Page 23: Pengembangan Bahan Ajar

Standar Kompetensi 4 :

Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

Kompetensi Dasar 4.4 :

Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan

garam tersebut.

Indikator :

1. Siswa dapat membuktikan jenis hidrolisis garam yang diuji.

Tujuan :

Setelah dilakukan percobaan hidrolisis garam siswa dapat:

1. Setelah dilakukan percobaan hidrolisis garam, siswa dapat membuktikan jenis

hidrolisis garam yang diuji dengan benar.

Alat dan Bahan 

- Pelat tetes - Larutan amonium klorida

- Kertas lakmus merah dan lakmus biru - Larutan natrium klorida

- Larutan amonium sulfat - Larutan barium klorida

- Larutan kalsium sulfat - Larutan natrium sulfat

- Larutan kalsium klorida - Larutan natrium karbonat

- Larutan aluminium sulfat - Larutan kalsium karbonat

Prosedur Kerja:

1. Taruhlah potongan kertas lakmus biru dan lakmus merah pada pelat tetes.

2. Kemudian teteskan masing-masing larutan pada kedua kertas lakmus. 

3. Amati apakah terjadi perubahan warna pada kertas lakmus? Catat pengamatan

anda! 

4. Nyatakan sifat larutan garam (bersifat asam, basa atau netral) dan lakukan

pengelompokkan larutan.

23

Page 24: Pengembangan Bahan Ajar

Hasil Pengamatan 

No. Larutan

Perubahan Warna

LakmusSifat Larutan

Merah Biru Asam Basa Netral

1 Ammonium sulfat

2 Kalsium sulfat

3 Kalsium klorida

4 Aluminium sulfat

5 Ammonium klorida

6 Natrium klorida

7 Barium klorida

8 Natrium sulfat

9 Natrium karbonat

10 Kalsium karbonat

Pertanyaan 

1. Bagaimana perubahan warna pada kertas lakmus jika diujikan pada larutan

yang bersifat asam? Bagaimana pula jika dilakukan pada larutan yang

bersifat basa dan larutan yang bersifat netral?

2. Kelompokkan larutan garam yang bersifat asam, basa, dan netral!

3. Mengapa beberapa larutan yang termasuk larutan garam mempunyai sifat

asam atau basa atau netral? Jelaskan dengan teori hidrolisis! 

4. Jelaskan pengertian dari :

a. garam terhidrolisis sebagian 

b. garam terhidrolisis seluruhnya

c. garam tidak terhidrolisis

Daftar Pustaka

Anonim. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

24

Page 25: Pengembangan Bahan Ajar

Gafur, A. (2004). Pedoman Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Material). Jakarta: Depdiknas.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Panen, Purwanto. (1997). Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Suparman, A. (2012). Desain Instruksional Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga.

25