PENGEMBANGAN

33
BIDANG PELATIHAN DAN INFORMASI KELUARGA BIDANG PELATIHAN DAN INFORMASI KELUARGA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANAN NASIONAL BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANAN NASIONAL PROVINSI PAPUA BARAT PROVINSI PAPUA BARAT 461,666 613,504 443,028 456,718 428,835 400,935 564,640 485,055 555,050 736,989 345,045 434,508 440,552 436,662 409,690 636,758 625,444 716,115 778,209 752,158 527,520 342,821 340,521 261,411 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 Apr M ei Jun Jul A gs S ep O kt Nop D es Jan Feb M ar 2004 2005 2008

description

PENGEMBANGAN. MODEL ANALISIS DAN EVALUASI. DATA BASIS KELUARGA. PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2008. 2008. BIDANG PELATIHAN DAN INFORMASI KELUARGA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANAN NASIONAL PROVINSI PAPUA BARAT. Persentase KK Berstatus Janda/Duda/Belum Kawin. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PENGEMBANGAN

Page 1: PENGEMBANGAN

BIDANG PELATIHAN DAN INFORMASI KELUARGABIDANG PELATIHAN DAN INFORMASI KELUARGABADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANAN NASIONAL BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANAN NASIONAL

PROVINSI PAPUA BARATPROVINSI PAPUA BARAT

461,666

613,504

443,028

456,718428,835400,935

564,640

485,055

555,050

736,989

345,045

434,508 440,552

436,662

409,690

636,758

625,444

716,115

778,209

752,158

527,520

342,821340,521

261,411

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

2004 20052008

Page 2: PENGEMBANGAN

Persentase KK Berstatus Janda/Duda/Belum Kawin

Tujuan : Masukan/informasi mengenai ketahanan keluarga dihubungkan dengan status kawin kepala keluarga (janda/duda/belum kawin).

Variabel : Jumlah KK (kolom 14) dan Jumlah KK Berstatus Janda/Duda/Belum Kawin (kolom 20).

Interpretasi : Dari 189,643 KK di Provinsi Papua Barat, 20,44% diantaranya berstatus janda/duda/ belum kawin. Apabila dilihat kab/kota, persentase tertinggi (46,06%) ada di kab/kota Kaimana dan terendah (4,30%) di kab/kotaRaja Ampat. Diharapkan persentase KK berstatus janda/duda/belum kawin tidak terlalu besar dan semakin kecil semakin baik. Hal ini berkaitan dengan dengan kondisi ketahanan keluarga, karena secara psikologis KK berstatus kawin kondisi ketahanannya keluarganya relatif lebih baik dibandingkan dengan KK berstatus janda/duda/belum kawin.

NO KABUPATEN KOTA JUMLAH KEPALA KELUARGAJUMLAH KEPALA KELUARGA

BERSTATUS JANDA/DUDA/BELUM KAWIN 

 

PRESENTASI KEPALA KELUARGA BERSTATUS JANDA/DUDA/BELUM KAWIN 

 1 2 3 4 5=4/3*100

1 KAB.SORONG 17,915 1,160 6.48%

2 KAB.MANOKWARI  36576 4,365 11.93%

3 KAB.FAKFAK  13832 2,205 15.94%

4 KAB.SORONG SELATAN  10532 1702 16.16%

5 KAB.RAJA AMPAT  9503 409 4.30%

6 KAB.TLK BINTUNI  8524 1,250 14.66%

7 KAB.TLK WONDAMA  8390 1,685 20.08%

8 KAB.KAIMANA  49568 22,831 46.06%

9 KOTA SORONG  34803 3,162 9.09%

  PROVINSI PAPUA BARAT 189,643 38,769 20.44%

Page 3: PENGEMBANGAN

Persentase Kepala Keluarga Tidak Bekerja

Tujuan : Masukan/informasi mengenai ketahanan keluarga dikaitkan dengan status pekerjaan kepala keluarga.

Variabel : Jumlah KK (kolom 14) dan Jumlah KK Tidak Bekerja (kolom 18)

Interpretasi :Dari tabel di atas terlihat jumlah KK yang tidak bekerja cukup besar yaitu 54,952 KK atau 28,98% dari jumlah KK yang ada di Provinsi Papua Barat. Pada tingkat kab/kota, persentase tertinggi (46,33%) ada di kab/kota Sorong dan terendah (4,71%) di kab.Sorong Dari sudut pandang ekonomi, seorang KK yang tidak bekerja akan mempengaruhi kondisi ketahanan keluarga yang dipimpinnya, terutama untuk keluarga dimana kebutuhan hidupnya masih cukup besar. Besarnya persentase KK tidak bekerja bisa disebabkan berbagai faktor antara lain sempit atau tidak tersedianya lapangan kerja atau KK tersebut sudah memasuki usia pensiun. Dan seterusnya….

NO KABUPATEN KOTA JUMLAH KEPALA KELUARGA

JUMLAH KEPALA KELUARGA

TIDAK BEKERJA 

PRESENTASI KEPALA KELUARGA TIDAK BEKERJA

1 2 3 4 5=4/3*100

1 KAB.SORONG  17,915 843 4.71%

2 KAB.MANOKWARI  36576 4,486 12.26%

3 KAB.FAKFAK  13832 3,335 24.11%

4 KAB.SORONG SELATAN  10532 2242 21.29%

5 KAB.RAJA AMPAT  9503 2349 24.72%

6 KAB.TLK BINTUNI  8524 500 5.87%

7 KAB.TLK WONDAMA  8390 3,865 46.07%

8 KAB.KAIMANA  49568 22,949 46.30%

9KOTA SORONG 

34803 14,383 41.33%

  PROVINSI PAPUA BARAT 189,643 54,952 28.98%

Page 4: PENGEMBANGAN

  

Persentase Kepala Keluarga Tidak Tamat SD

Tujuan : Masukan/informasi mengenai ketahanan keluarga dilihat dari latar belakang pendidikan yang diperoleh kepala keluarga.

Variabel : Jumlah KK (kolom 14) dan Jumlah KK Tidak Tamat SD (kolom 21)

Interpretasi : Secara total, persentase KK tidak tamat SD di Provinsi Papua Barat adalah 25,51%. Diharapkan persentase KK tidak tamat SD tidak terlalu besar dan semakin kecil semakin baik, karena dari sudut pandang ekonomi, diasumsikan bahwa

semakin rendah pendidikan seseorang semakin kecil kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang layak. Selain itu, masih banyaknya KK yang tdk menamatkan pendidikan SD bisa juga diakibatkan

terbatasnya akses utuk mendapatkan pendidikan. Hal ini bisa disebabkan antara lain mahalnya biaya pendidikan, sarana & prasarana pendidikan terbatas, pendapatan keluarga minim. Dan seterusnya …..

NO KABUPATEN KOTA JUMLAH KEPALA KELUARGA

JUMLAH KEPALA KELUARGA

TIDAK TAMAT SD 

PRESENTASI KEPALA KELUARGATIDAK TAMAT SD TERHADAP

KEPALA KELUARGA

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG  17,915 4798 26.78%

2 KAB.MANOKWARI 

36576 9468 25.89%

3 KAB.FAKFAK 

13832 1591 11.50%

4 KAB.SORONG SELATAN 

10532 4,276 40.60%

5 KAB.RAJA AMPAT 

9503 4,266 44.89%

6 KAB.TLK BINTUNI 

8524 2,720 31.91%

7 KAB.TWONDAMA 

8390 3,588 42.77%

8 KAB.KAIMANA 

49568 14,308 28.87%

9 KOTA SORONG 

34803 3,360 9.65%

 PROVINSI PAPUA BARAT 189,643 48375 25.51%

Page 5: PENGEMBANGAN

Persentase Kepala Keluarga Tamat SD-SLTP

Tujuan : Masukan/informasi mengenai ketahanan keluarga dilihat dari latar belakang pendidikan yang dimiliki kepala keluarga.

Variabel : Jumlah KK (kolom 14) dan Jumlah KK Tamat SD-SLTP (kolom 22)

Interpretasi : Tabel di atas menunjukkan tingkat pendidikan KK di Provinsi Papua Barat sangat rendah, dimana mayoritas dari KK yang ada (35,72%) berpendidikan setingkat SD-SLTP. Rendahnya tingkat pendidikan KK akan berdampak

kepada terbatasnya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang bisa memberikan penghasilan yang lebih baik. Program intervensi yang mungkin bisa dilakukan oleh BKKBN provinsi dan kab/kota pengelola progrsm KB adalah melakukan kerjasama dengan kantor dinas pendidikan serta LSM/LSOM untuk melakukan program Kejar (Bekerja sambil belajar) Paket B dan C.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH KEPALA

KELUARGA

JUMLAH KEPALA

KELUARGA TAMAT SD - SLTP 

PRESENTASI KEPALA KELUARGA

TAMAT SD - SLTP

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 17,915 8,343 46.57%

2 KAB.MANOKWARI 

36576 14,375 39.30%

3 KAB.FAKFAK 

13832 6,456 46.67%

4 KAB.SORONG SELATAN 

10532 2564 24.34%

5 KAB.RAJA AMPAT 

9503 2554 26.88%

6 KAB.TLK BINTUNI 

8524 2,762 32.40%

7 KAB.TLK WONDAMA 

8390 2,615 31.17%

8 KAB.KAIMANA 

49568 16,133 32.55%

9 KOTA SORONG 

34803 11,929 34.28%

 PROVINSI PAPUA BARAT 189,643 67,731 35.72%

Page 6: PENGEMBANGAN

Persentase Kepala Keluarga Tamat SLTA

Tujuan : Masukan/informasi mengenai ketahanan keluarga dikaitkan dengan latar belakang pendidikan yang ditamatkan kepala keluarga.

Variabel : Jumlah KK (kolom 14) dan Jumlah KK Tamat SLTA (kolom 23)

Interpretasi : Secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan KK di Provinsi Papua Barat cukup tinggi, yaitu hanya sebesar 28,63% dari jumlah KK yang ada yang mempunyai latar belakang pendidikan setingkat SLTA. Pada tingkat kab/kota, persentase tertinggi terdapat di kabupaten/kota Sorong sebesar 44,43% dan terendah di kab/kota Teluk Wondama sebesar 16,19%. Jika diasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi atau semakin baik pula tingkat penghasilannya, maka berdasarkan data di atas bisa ditarik kesimpulan sementara bahwa tingkat kesejahteraan keluarga yang ada di Provinsi Papua Barat tidak begitu tinggi.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH KEPALA

KELUARGA

JUMLAH KEPALA KELUARGA TAMAT SLTA

 

PRESENTASI KEPALA KELUARGA TAMAT SLTA

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 17,915 3,952 22.06%

2 KAB.MANOKWARI 

36576 9,942 27.18%

3 KAB.FAKFAK 

13832 4,753 34.36%

4 KAB.SORONG SELATAN 

10532 3174 30.14%

5 KAB.RAJA AMPAT 

9503 2192 23.07%

6 KAB.TLK BINTUNI 

8524 2,336 27.40%

7 KAB.TLK WONDAMA 

8390 1,358 16.19%

8 KAB.KAIMANA 

49568 11,124 22.44%

9 KOTA SORONG 

34803 15,462 44.43%

 PROVINSI PAPUA BARAT 189,643 54,293 28.63%

Page 7: PENGEMBANGAN

Persentase Kepala Keluarga Tamat Akademi/Perguruan Tinggi

Tujuan : Masukan/informasi mengenai ketahanan keluarga dihubungkan dengan latar belakang pendidikan kepala keluarga.

Variabel : Jumlah KK (kolom 14) dan Jumlah KK Tamat AK/PT (kolom 24)

Interpretasi : Dari 189,643 KK di Provinsi Papua Barat hanya 10,15% yang berhasil menamatkan pendidikan setingkat AK/PT. Apabila dilihat per kab/kota, persentase tertinggi (16,15%) ada di kab/kota Kaimana dan terendah (4,59%) di kab/kota Sorong. Dilihat dari proporsi yang ada, bisa dikatakan akses bagi kepala keluarga untuk mendapat kan pendidikan yang lebih baik atau lebih tinggi jauh lebih besar di kab/kota Kaimana dibandingkan dengan kab/kota lainnya di Provinsi Papua Barat. Dan terusnya …..

NO

KABUPATEN KOTAJUMLAH KEPALA

KELUARGA

JUMLAH KEPALA KELUARGA

TAMAT AKADEMI /PERGURUAN TINGGI

 

PRESENTASI KEPALA KELUARGA TAMAT AKADEMI/ PERGURUAN TINGGI

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 17,915 822 4.59%

2 KAB.MANOKWARI 

36576 2,791 7.63%

3 KAB.FAKFAK 

13832 1,032 7.46%

4 KAB.SORONG SELATAN 

10532 518 4.92%

5 KAB.RAJA AMPAT 

9503491 5.17%

6 KAB.TLK BINTUNI 

8524 706 8.28%

7 KAB.TLK WONDAMA 

8390 829 9.88%

8 KAB.KAIMANA 

49568 8,003 16.15%

9 KOTA SORONG 

34803 4,052 11.64%

 PROVINSI PAPUA BARAT 189,643 19,244 10.15%

Page 8: PENGEMBANGAN

Persentase Anak Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah

Tujuan : Masukan/informasi mengenai tingkat partisipasi anak usia 7-15 tahun dalam program wajib belajar 9 tahun.

Variabel : Jumlah Anak Usia 7-15 Tahun (kolom 36+37+38+39) dan Jumlah Anak Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah (kolom 38+39).

Interpretasi : Dari 148,401 anak usia 7-15 tahun di Provinsi Papua Barat hanya 24,19% diantaranya tidak sekolah. Ini mengindikasikan bahwa program wajib belajar 9 tahun di Provinsi Papua Barat harus terus diperhatikan, karena apabila dilihat per kab/kota masih ada kab/kota yang persentase anak usia 7-15 tahun tidak sekolah cukup tinggi yaitu kab/kota Kaimana dan Fakfak masing-masing (49,39%) dan (47,79%) . Diharapkan ke depan akses untuk mendapatkan pendidikan bagi anak usia 7-15 tahun di Provinsi Papua Barat dapat lebih ditingkatkan, sehingga seluruh anak usia 7-15 tahun dapat bersekolah.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH ANAK USIA 7-15

TAHUN

JUMLAH ANAK USIA 7-15 TAHUN TIDAK SEKOLAH

 

PRESENTASI ANAK USIA 7-15 TAHUN

TIDAK SEKOLAH TERHADAP ANAK USIA 7-15 TAHUN

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 13,015 776 5.96%

2 KAB.MANOKWARI 

29,978 3449 11.51%

3 KAB.FAKFAK 

22,378 10695 47.79%

4 KAB.SORONG SELATAN 

10,066 2971 29.52%

5 KAB.RAJA AMPAT 

11,184 1082 9.67%

6 KAB.TLK BINTUNI 

6,432 686 10.67%

7 KAB.TLK WONDAMA 

5,816 894 15.37%

8 KAB.KAIMANA 

23,839 11775 49.39%

9 KOTA SORONG 

25,693 3573 13.91%

 PROVINSI PAPUA BARAT 148,401 35901 24.19%

Page 9: PENGEMBANGAN

Persentase Anak Laki-Laki Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah

Tujuan : Masukan/informasi mengenai tingkat partisipasi anak laki-laki usia 7-15 tahun dalam program wajib belajar 9 tahun.

Variabel : Jumlah Anak Laki-Laki Usia 7-15 Tahun (kolom 36+38) dan Jumlah Anak Laki-Laki Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah (kolom 38).

Interpretasi : Dari 78922 anak laki-laki usia 7-15 tahun hanya 23,69% diantaranya tidak sekolah. Ini mengindikasikan bahwa program wajib belajar 9 tahun di provinsi Papua Barat belum berhasil menjangkau seluruh anak laki-laki usia 7- 15 tahun. Pada tingkat kab/kota persentase tertinggi ada di kab/kota Kaimana dan Fakfak dengan 48,21% dan 42,23% terendah di kabupaten Sorong dengan 5,64%. Diharapkan pada masa yang akan datang akses untuk mendapatkan pendidikan bagi anak laki-laki usia 7-15 thn di Provinsi Papua Barat dapat lebih ditingkatkan, sehingga seluruh anak laki-laki usia 7-15 tahun dapat bersekolah.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

ANAK LAKI-LAKIUSIA 7-15 TAHUN

JUMLAH ANAK LAKI-LAKI USIA 7-15 TAHUN TIDAK SEKOLAH

PRESENTASI ANAK LAKI-LAKI USIA 7-15 THN TIDAK SEKOLAH TERHADAP ANAK LAKI-LAKI USIA 7-15 TAHUN

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 6826 385 5.64%

2 KAB.MANOKWARI 

15941 1,799 11.29%

3 KAB.FAKFAK 

11408 4,818 42.23%

4 KAB.SORONG SELATAN 

5420 1798 33.17%

5 KAB.RAJA AMPAT 

6178 586 9.49%

6 KAB.TLK BINTUNI 

3365 348 10.34%

7 KAB.TLK WONDAMA 

3050 502 16.46%

8 KAB.KAIMANA 

13691 6,601 48.21%

9 KOTA SORONG 

13043 1,856 14.23%

  PROVINSI PAPUA BARAT 78922 18,693 23.69%

Page 10: PENGEMBANGAN

Persentase Anak Perempuan Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah

Tujuan : Masukan/informasi mengenai tingkat partisipasi anak perempuan usia 7-15 tahun dalam program wajib belajar 9 tahun.

Variabel : Jumlah Anak Perempuan Usia 7-15 Tahun (kolom 38+40) dan Jumlah Anak Perempuan Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah (kolom 40).

Interpretasi : Dari 69479 anak perempuan usia 7-15 thn sekitar 24,77% diantaranya tidak sekolah. Walaupun relatif, program wajar 9 tahun di Provinsi Papua Barat masih belum berhasil menjangkau seluruh anak perempaun usia 7-15 tahun. Pada tingkat kab/kota persentase tertinggi ada di kab/kota Kaimana sebesar 50,99% dan terendah di kab/kota Sorong 6,32%. Diharapkan pada masa yang akan datang akses untuk mendapatkan pendidikan dasar 9 tahun bagi anak perempuan usia 7-15 tahun di Provinsi Papua barat dapat lebih ditingkatkan, sehingga seluruh anak perempuan usia 7-15 tahun dapat bersekolah.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

ANAK PEREMPUAN USIA 7-15 TAHUN

 

JUMLAH ANAK PEREMPUAN USIA 7-15 TAHUN

TIDAK SEKOLAH

PRESENTASI ANAK PEREMPUAN USIA 7-15 TAHUN TIDAK SEKOLAH

TERHADAP ANAK PEREMPUAN USIA 7-15 TAHUN

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 6189 391 6.32%

2 KAB.MANOKWARI 

14037 1,650 11.75%

3 KAB.FAKFAK 

10970 5,877 53.57%

4 KAB.SORONG SELATAN 

4646 1173 25.25%

5 KAB.RAJA AMPAT 

5006 496 9.91%

6 KAB.TLK BINTUNI 

3067 338 11.02%

7 KAB.TLK WONDAMA 

2766 392 14.17%

8 KAB.KAIMANA 

10148 5,174 50.99%

9 KOTA SORONG 

12650 1,717 13.57%

  PROVINSI PAPUA BARAT 69479 17,208 24.77%

Page 11: PENGEMBANGAN

Rata-Rata Dalam Jiwa Dalam Keluarga

Tujuan : Masukan/informasi mengenai rata-rata jiwa dalam keluarga

Variabel : Jumlah KK (kolom 14) dan Jumlah Jiwa Dalam Keluarga (kolom 29)

Interpretasi : Tabel di atas dapat memberikan gambaran tentang beban hidup yg harus ditanggung keluarga. Semakin besar rata-rata jiwa dalam keluarga sema- semakin berat beban hidup yang harus ditanggung, misalnya biaya makan, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Sebaliknya, semakin kecil rata-rata jiwa dalam keluarga semakin ringan beban hidup yang harus ditanggung. Dari hasil pendataan keluarga di Papua Barat terlihat rata-rata jiwa dalam keluarga relatif tidak begitu besar, yaitu 3.2 jiwa per keluarga. Apabila dilihat per kab/kota rata-rata terbesar ada di kab/kota Sorong Selatan dan Raja Ampat masing-masing 4,5 jiwa dan terendah di kabupaten/kota Kaimana, 1,2 jiwa per keluarga.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH KEPALA

KELUARGA JUMLAH JIWA DALAM

KELUARGARATA-RATA JIWA DALAM

KELUARGA

1 2 3 4 5=4/3*%1 KAB.SORONG

 17,915 77,857 4.3

2 KAB.MANOKWARI 

36576 139,125 3.8

3 KAB.FAKFAK 

13832 57,436 4.2

4 KAB.SORONG SELATAN 

10532 47408 4.5

5 KAB.RAJA AMPAT 

9503 42570 4.5

6 KAB.TLK BINTUNI 

8524 19,914 2.3

7 KAB.TLK WONDAMA 

8390 22,285 2.7

8 KAB.KAIMANA 

49568 60,847 1.2

9 KOTA SORONG 

34803 146,070 4.2

 PROVINSI PAPUA BARAT 189,643 613,512 3.2

Page 12: PENGEMBANGAN

Rasio Jenis Kelamin Anggota Keluaga

Tujuan : Masukan/informasi mengenai rasio jenis kelamin anggota keluarga

Variabel : Jumlah Anggota Keluarga Laki-Laki (kolom 28) dan Jumlah Anggota Keluarga Perempuan (kolom 29).

Interpretasi : Rasio jenis kelamin merupakan perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan pada suatu wilayah dan periode tertentu dan dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Dari hasil pendataan keluarga Provinsi Papua Barat terlihat jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk perempuan dengan rasio 95,3 atau dengan kata lain diantara 100 penduduk perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki. Dilihat per kab/kota, 2 kab/kota, yaitu Raja Ampat dan Kaimana jumlah penduduk laki-lakinya lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan. Sementara itu, di kab/kota Fakfak, Sorong Selatan dan Kota Sorong jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki, sedangkan di kab/kota Teluk Wondama jumlah penduduk laki-laki dan perempuan hampir berimbang dengan rasio 1,1.

NO KABUPATEN KOTA JUMLAH LAKI-LAKI JUMLAH PEREMPUAN RASIO

1 2 3 4 5=3/4*1001 KAB.SORONG

 39,650 38,207 103.8

2 KAB.MANOKWARI 

71750 67,375 106.5

3 KAB.FAKFAK 

16400 41,036 40.0

4 KAB.SORONG SELATAN 

23013 24,395 94.3

5 KAB.RAJA AMPAT 

22916 19,654 116.6

6 KAB.TLK BINTUNI 

6106 13,808 44.2

7 KAB.TLK WONDAMA 

11919 10,366 1.1

8 KAB.KAIMANA 

36214 24,633 147.0

9 KOTA SORONG 

71406 74,664 95.6

 PROVINSI PAPUA BARAT 299,374 314,138 95.3

Page 13: PENGEMBANGAN

Rasio Angggota Keluarga Usia 0-4 Tahun dengan WUS

Tujuan : Masukan/informasi mengenai rasio anggota keluarga usia 0-4 tahun dengan jumlah wanita usia subur.

Variabel : Jumlah Anggota Keluarga Usia 0-4 Tahun (kolom 31+32+33+34) dan Jumlah Wanita Usia Subur (kolom 30).

Interpretasi : Salah satu cara yg cukup sederhana dalam melihat perkembangan tingkat fertilitas pada satu wilayah dlm kurun waktu tertentu adalah dengan melihat rasio antara jumlah anak usia 0-4 th dengan jml WUS (15-49 th). Hasil dari pengu- kuran ini dpt dipakai sbg salah satu indikator dalam melihat perkembangan angka kelahiran selama 5 tahun terakhir. Semakin kecil rasionya maka diasumsikan semakin kecil angka kelahirannya. Dari tabel di atas terlihat, dari 183,501 WUS di Provinsi Papua Barat, terdapat 384,5 anak usia 0-4 th. Pada tingkat kab/kota angka rasionya bervariasi antara 639 (tertinggi) di kab/kota Teluk Wondama dan 255 (terendah) di kab/kota Sorong.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

WANITA USIA SUBUR

JUMLAH ANGGOTA KELUARGA USIA 0-4 TAHUN

( BALITA )RASIO

1 2 3 4 5=4/3*10001 KAB.SORONG

 25,345 7317 288.7

2 KAB.MANOKWARI 

38,729 15490 400.0

3 KAB.FAKFAK 

13,387 8365 624.9

4 KAB.SORONG SELATAN 

10,273 4092 398.3

5 KAB.RAJA AMPAT 

12,827 4234 330.1

6 KAB.TLK BINTUNI 

8,921 3908 438.1

7 KAB.TLK WONDAMA 

5,582 3572 639.9

8 KAB.KAIMANA 

17,055 10425 611.3

9 KOTA SORONG 

51,382 13149 255.9

 PROVINSI PAPUA BARAT 183,501 70552 384.5

Page 14: PENGEMBANGAN

Persentase Anggota Keluarga Usia 0-15 Tahun

Tujuan : Masukan/informasi mengenai komposisi anggota keluarga usia 0-15 tahun

Variabel : Jumlah Jiwa Dalam Keluarga (kolom 30) dan Jumlah Anggota Keluarga Usia 0-15 Tahun (kolom 32+33+34+35+36+37+38+39+40).

Interpretasi : Tabel di atas menggambarkan struktur keluarga menurut kelompok umur 0-15 tahun. Semakin kecil proporsinya menunjukkan struktur umur anggota keluarga (pddk) semakin menua, sebaliknya semakin besar proporsinya mengindikasikan struktur umur anggota keluarga (penduduk) semakin muda. Dari tabel di atas terlihat 41,9% penduduk di Provinsi Papua Barat merupakan anak usia 0-15 tahun, suatu proporsi yang potensial menimbulkan masalah-masalah yang mungkin akan terjadi di masa mendatang seperti angka kelahiran yang tinggi, penyediaan sarana kesehatan dan sarana pendidikan yang lebih banyak, serta masalah angkatan kerja dan lain sebagainya. Dan seterusnya …..

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH JIWA

DALAM KELUARGA 

JUMLAH ANGGOTA KELUARGA

USIA 0-15 TAHUN 

PRESENTASI ANGGOTA KELUARGA USIA 0-15 TAHUN

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 77,857 23929 30.7%

2 KAB.MANOKWARI 

139125 52002 37.4%

3 KAB.FAKFAK 

57436 37163 64.7%

4 KAB.SORONG SELATAN 

47408 17137 36.1%

5 KAB.RAJA AMPAT 

42570 16682 39.2%

6 KAB.TLK BINTUNI 

19914 11142 56.0%

7 KAB.TLK WONDAMA 

22285 10239 45.9%

8 KAB.KAIMANA 

60847 42008 69.0%

9 KOTA SORONG 

146070 46511 31.8%

  PROVINSI PAPUA BARAT 613,512 256813 41.9%

Page 15: PENGEMBANGAN

Persentase Anggota Keluarga Usia 60 Tahun Ke Atas

Tujuan : Masukan/informasi mengenai proporsi anggota keluarga usia 60 tahun ke atas.

Variabel : Jumlah Jiwa Dalam Keluarga (kolom 29) dan Jumlah Anggota Keluarga Usia 60 Tahun Ke Atas (42).

Interpretasi : Tabel di atas menggambarkan struktur keluarga menurut kelompok umur 60 tahun ke atas. Dari tabel terlihat jumlah anggota keluarga usia 60 tahun ke atas di provinsi Papua Barat relatif kecil, hanya 2,6% dari 613,512 jiwa yang ada. Pada tingkat kab/kota, hanya kab/kota Sorong saja yang persentase anggota keluarga usia 60 tahun ke atas di atas 4%, yaitu 4,0%. Persentase yg besar bisa mengindikasikan telah terjadinya penurunan angka kelahiran, pertumbuhan penduduk yang rendah, & meningkatnya harapan hidup. Pada sisi lain, proporsi yg besar bisa juga menimbulkan isu-isu yg harus ditangani dengan baik, seperti perasaan menjadi beban keluarga, merasa kesepian, merasa tidak dibutuhkan lagi, kesehatan yang menurun, dan lain sebagainya. Dst …..

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH JIWA DALAM

KELUARGA

JUMLAH ANGGOTA KELUARGA

USIA 60 TAHUN KE ATAS 

PRESENTASI ANGGOTA KELUARGA USIA 60 TAHUN KEATAS

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 77,857 1,942 2.5%

2 KAB.MANOKWARI 

139125 3,509 2.5%

3 KAB.FAKFAK 

57436 577 1.0%

4 KAB.SORONG SELATAN 

47408 895 1.9%

5 KAB.RAJA AMPAT 

42570 892 2.1%

6 KAB.TLK BINTUNI 

19914 344 1.7%

7 KAB.TLK WONDAMA 

22285 639 2.9%

8 KAB.KAIMANA 

60847 1,430 2.4%

9 KOTA SORONG 

146070 5,878 4.0%

 PROVINSI PAPUA BARAT 613,512 16,106 2.6%

Page 16: PENGEMBANGAN

 

Persentase PUS Terhadap WUS

Tujuan : Masukan/informasi mengenai proporsi PUS terhadap jumlah WUS

Variabel : Jumlah PUS (kolom 43) dan Jumlah WUS (kolom 30)

Interpretasi : Proporsi PUS terhadap WUS dapat dijadikan salah satu indikator upaya peningkatan usia kawin wanita serta indikator besar kecilnya sasaran yg harus digarap program KB. Persentase yang kecil dapat diindikasikan sebagai semakin meningkatnya rata2 usia kawin pertama wanita, sebaliknya persentase yg besar mengindikasikan semakin menurunnya rata-rata usia kawin pertama wanita. Sementara itu, apabila persentase PUS yang besar terjadi pada kelompok umur paling muda (15-19 tahun) dapat dikatakan program pendewasaan usia perkawinan tidak berjalan dengan baik. Tabel di atas menunjukkan dari 183,501 WUS di Provinsi Papua Barat, 67% diantaranya merupakan PUS. Berarti lebih dari separuh WUS di Provinsi Papua Barat berstatus kawin dan ini sangat potensial dalam meningkatkan angka kelahiran di provinsi Papua Barat. Dan seterusnya …..

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

WANITA USIA SUBUR( WUS )

JUMLAH

PASANGAN USIA SUBUR( PUS )

PRESENTASI

PUS TERHADAP WUS 

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 25,345 16,765 66.1%

2 KAB.MANOKWARI 

38,729 29,289 75.6%

3 KAB.FAKFAK 

13,387 10,285 76.8%

4 KAB.SORONG SELATAN 

10,273 7,279 70.9%

5 KAB.RAJA AMPAT 

12,827 7,526 58.7%

6 KAB.TLK BINTUNI 

8,921 7,275 81.5%

7 KAB.TLK WONDAMA 

5,582 4,475 80.2%

8 KAB.KAIMANA 

17,055 14,199 83.3%

9 KOTA SORONG 

51,382 26,178 50.9%

 PROVINSI PAPUA BARAT 183,501 123,271 67.2%

Page 17: PENGEMBANGAN

Persentase PUS Yang Istrinya Berusia Di Bawah 20 Tahun

Tujuan : Masukan/informasi mengenai proporsi PUS Yang Istrinya berusia di bawah 20.

Variabel : Jumlah PUS (kolom 43) dan Jumlah PUS Yang Istrinya berusia di bawah 20 tahun (kolom 44).

Interpretasi : Salah satu strategi dalam prog KB yg bertujuan untuk mengendalikan angka kelahiran adalah prog pendewasaan usia kawin. Indikator berhasil atau tidaknya prog ini dapat dilihat dari tinggi rendahnya % PUS yg istrinya berusia < 20 th terhdp PUS yang ada. Semakin kecil %-nya menandakan semakin sedikit wanita yg kawin pada usia muda yg berarti prog pendewasaan usia kawin berjalan dengan baik. Disamping itu, % yg kecil mengindikasikan meningkatnya kesadaran akan resiko yg mungkin akan dihadapi jika kawin, hamil, ataupun melahirkan pada usia yg sangat muda. Dari hasil PK di Provinsi Papua Barat terlihat % PUS yg istrinya berusia < 20 tahun cukup tinggi, yaitu sebesar 15,2%. Pada tingkat kab/kota, angkanya bervariasi mulai dari 3,6% (terendah) di kab/kota Fakfak hingga 32,3% (tertinggi) di kab/kota Teluk Wondama.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

PASANGAN USIA SUBUR( PUS )

JUMLAH PUS YANG ISTRINYA BERUSIA DI BAWAH 20 TAHUN

 

PRESENTASI PUS YANG ISTRINYA BERUSIA DIBAWAH 20 TAHUN

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 16,765 1,531 9.1%

2 KAB.MANOKWARI 

29289 4,929 16.8%

3 KAB.FAKFAK 

10285 369 3.6%

4 KAB.SORONG SELATAN 

7279 972 13.4%

5 KAB.RAJA AMPAT 

7526 1141 15.2%

6 KAB.TLK BINTUNI 

7275 424 5.8%

7 KAB.TLK WONDAMA 

4475 1,444 32.3%

8 KAB.KAIMANA 

14199 4,491 31.6%

9 KOTA SORONG 

26178 3,378 12.9%

 PROVINSI PAPUA BARAT 123,271 18,679 15.2%

Page 18: PENGEMBANGAN

Persentase PUS Yang Istrinya Berusia 20-29 Tahun

Tujuan : Masukan/informasi mengenai proporsi PUS Yang Istrinya berusia 20-29 tahun

Variabel : Jumlah PUS (kolom 43) dan Jumlah PUS Yang Istrinya berusia 20-29 tahun (kolom 45).

Interpretasi : Salah satu kebijakan prog KB dlm mengendalikan angka kelahiran adalah dg menunda usia kawin pertama. Indikator berhasil atau tdknya prog ini dpt dilihat dari besar kecilnya jml PUS yg istrinya berusia 20-29 th. Smkn besar jmlnya mengindikasikan semakin banyak wanita yg kawin stlh usia 20 th yg berarti prog penundaan usia kawin pertama berjalan dg baik. Dari segi pelkonyg diberikan adalah yang lebih banyak bersifat menjarangkan kehamilan sehingga alkon lebih banyak diprioritaskan pada alkon jangka pendek seperti Pil, Suntik, dan Kondom. Dari hasil PK di Papua Barat terlihat % PUS yg istrinya berusia 20-29 thn cukup besar, yaitu 38,0%. Di tingkat kab/kota, angkanya berjarak sebar antara 36,6% (terendah) di kab/kota Manokwari dan 45,2% (tertinggi) di kabupaten/kota Sorong Selatan.

NO KABUPATEN KOTA JUMLAH PASANGAN USIA SUBUR

( PUS )

JUMLAH PUS YANG

ISTRINYA BERUSIA 20-29 TAHUN 

PRESENTASI PUS YANNG ISTRINYA BERUSIA 20-29 TAHUN

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 16,765 6395 38.1%

2 KAB.MANOKWARI 

29289 10724 36.6%

3 KAB.FAKFAK 

10285 3860 37.5%

4 KAB.SORONG SELATAN 

7279 3291 45.2%

5 KAB.RAJA AMPAT 

7526 2913 38.7%

6 KAB.TLK BINTUNI 

7275 2713 37.3%

7 KAB.TLK WONDAMA 

4475 1733 38.7%

8 KAB.KAIMANA 

14199 5401 38.0%

9 KOTA SORONG 

26178 9800 37.4%

  PROVINSI PAPUA BARAT 123,271 46830 38.0%

Page 19: PENGEMBANGAN

Persentase PUS Yang Istrinya Berusia 30-49 Tahun

Tujuan : Masukan/informasi mengenai proporsi PUS Yang Istrinya berusia 30-49 tahun

Variabel : Jumlah PUS (kolom 43) dan Jumlah PUS Yang Istrinya berusia 30-49 tahun (kolom 46).

Interpretasi : Diantara kebijakan prog KB yg berhubungan dengan PUS adalah bagi PUS yg istrinya berusia 30 thn ke atas dengan jumlah anak 3 atau lebih adalah mengarahkan PUS tersebut untuk ber KB dengan memakai alkon jangka panjang atau yang bersifat mengakhiri kesuburan, seperti Medis Operatif baik untuk wanita maupun pria, Implan, dan IUD. Dari hasil pendataan keluarga di Provinsi Papua Barat terlihat persentase PUS yang istrinya berusia 30-49 tahun terhadap PUS cukup besar, yaitu sebesar 46,9%. Pada tingkat kab/kota, angkanya bervariasi mulai dari 29,0% (terendah) di kab/kota Tlk Wondama hingga 58,9% (tertinggi) di kabupaten/kota Fakfak.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

PASANGAN USIA SUBUR( PUS )

JUMLAH PUS YANG ISTRINYA

BERUSIA 30-49 TAHUN 

PRESENTASI PUS YANG ISTRINYA BERUSIA

30-49TAHUN1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 16,765 8839 52.7%

2 KAB.MANOKWARI 

29289 13636 46.6%

3 KAB.FAKFAK 

10285 6056 58.9%

4 KAB.SORONG SELATAN 

7279 3016 41.4%

5 KAB.RAJA AMPAT 

7526 3472 46.1%

6 KAB.TLK BINTUNI 

7275 4138 56.9%

7 KAB.TLK WONDAMA 

4475 1298 29.0%

8 KAB.KAIMANA 

14199 4307 30.3%

9 KOTA SORONG 

26178 13000 49.7%

 PROVINSI PAPUA BARAT 123,271 57762 46.9%

Page 20: PENGEMBANGAN

Persentase Peserta KB Terhadap PUS

Tujuan : Masukan/informasi mengenai tingkat kesertaan ber KB dari PUS yang ada

Variabel : Jumlah PUS (kolom 43) dan Jumlah Peserta KB (kolom 47+48)

Interpretasi : Tabel di atas memperlihatkan gambaran tingkat keikut sertaan ber KB PUS. Semakin besar % nya semakin baik, karena menunjukkan bahwa pelaksanaan prog KB yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak melalui pengaturan kelahiran telah berjalan dengan baik. Dari hasil PK di Propinsi Papua Barat terlihat tingkat keikut sertaan ber KB dari PUS yang ada di provinsi tersebut cukup tinggi, yaitu sebesar 49,3%. Apabila di lihat per kab/kota, pada umumnya pencapaian antar kabupaten/kota hampir merata. Pencapaian tertinggi terdapat di kab/kota

Teluk Bintuni dengan 85,3%, sedangkan pencapaia terendah terdapat di kab/kota Raja Ampat sebesar 36,1%. Dan seterusnya …..

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

PASANGAN USIA SUBUR( PUS )

JUMLAH PESERTA KB

 

PRESENTASI PESERTA KB TERHADAP PUS

 

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 16,765 8,868 52.9%

2 KAB.MANOKWARI 

29289 11,629 39.7%

3 KAB.FAKFAK 

10285 5,727 55.7%

4 KAB.SORONG SELATAN 

7279 4,149 57.0%

5 KAB.RAJA AMPAT 

7526 2,718 36.1%

6 KAB.TLK BINTUNI 

7275 6,205 85.3%

7 KAB.TLK WONDAMA 

4475 2,670 59.7%

8 KAB.KAIMANA 

14199 6,524 45.9%

9 KOTA SORONG 

26178 12,319 47.1%

 PROVINSI PAPUA BARAT 123,271 60,809 49.3%

Page 21: PENGEMBANGAN

Persentase Bukan Peserta KB Terhadap PUS

Tujuan : Masukan/informasi mengenai proporsi PUS yang tidak ber KB

Variabel : Jumlah PUS (kolom 43) dan Jumlah Bukan Peserta KB (kolom 50+51+52+53)

Interpre : Tabel di atas menunjukkan proporsi PUS Bukan Peserta KB. Semakin kecil % nya semakin baik, karena mengindikasikan hampir semua PUS merupakan peserta KB. Sebaliknya, semakin besar % nya semakin besar kemungkinan terjadinya kelahiran. Ada beberapa faktor yang menyebabkan PUS tidak ber KB, yaitu sedang hamil, masih ingin punya anak, dan alasan-alasan lainnya, seperti alkon yang tidak cocok, tidak mampu membeli alkon, atau dilarang ber KB oleh suami. Dari 123 ,271 PUS di Provinsi Papua Barat 27,0% diantaranya bukan peserta KB. Pada tingkat kab/kota, angka ini bervariasi mulai 14,7% (terendah)di kab/kota Teluk Bintuni sampai 60,3% (tertinggi) di kab/kota Manokwari.

NO KABUPATEN KOTA

JUMLAH PASANGAN

USIA SUBUR( PUS )

JUMLAH BUKAN

PESERTA KB 

PRESENTASI BUKAN PESERTA KB TEHADAP PUS

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 16,765 7,897 47,1%

2 KAB.MANOKWARI 

29289 17,660 60,3%

3 KAB.FAKFAK 

10285 4,558 44,3%

4 KAB.SORONG SELATAN 

7279 3,130 43,0%

5 KAB.RAJA AMPAT 

7526 4,808 63,9%

6 KAB.TLK BINTUNI 

7275 1,070 14,7%

7 KAB.TLK WONDAMA 

4475 1,805 40,3%

8 KAB.KAIMANA 

14199 7,675 54,1%

9 KOTA SORONG 

26178 13,859 52,9%

 PROVINSI PAPUA BARAT 123,271 62,462 50,7%

Page 22: PENGEMBANGAN

Persentase Bukan Peserta KB Karena Hamil

Tujuan : Masukan/informasi mengenai PUS yang tidak ber KB karena hamil

Variabel : Jumlah PUS (kolom 43) dan Jumlah Bukan Peserta KB karena hamil (kolom 50).

Interpre : Informasi mengenai PUS yang tidak ber KB karena sedang hamil merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dari situ bisa digali informasi penting lainnya seperti : Apakah kehamilan tersebut memang diinginkan? Apakah ibu yg hamil tersebut memeriksakan kehamilannya secara rutin? Apakah setelah melahirkan ibu tersebut masih ingin punya anak lagi? dan selain sebagainya. Tabel di atas menunjukkan bahwa dari sekitar 123,271 PUS di Provinsi Papua Barat hanya 5,2% saja yg idak ber KB karena sedang hamil. Pada tingkat kab/kota, angkanya berjarak sebar antara 2,1% di kab/kota Teluk Bintuni sampai 11,5% di kab/kota Raja Ampat

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

PASANGAN USIA SUBUR( PUS )

JUMLAH

BUKAN PESERTA KBKARENA HAMIL

PRESENTASI BUKANPESERTA KB KARENA HAMIL TERHADAP PUS

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 16,765 687 4,1%

2 KAB.MANOKWARI 

29289 1314 4,5%

3 KAB.FAKFAK 

10285 376 3,7%

4 KAB.SORONG SELATAN 

7279 476 6,5%

5 KAB.RAJA AMPAT 

7526 865 11,5%

6 KAB.TLK BINTUNI 

7275 150 2,1%

7 KAB.TLK WONDAMA 

4475 164 3,7%

8 KAB.KAIMANA 

14199 1060 7,5%

9 KOTA SORONG 

26178 1268 4,8%

 PROVINSI PAPUA BARAT 123,271 6,360 5,2%

Page 23: PENGEMBANGAN

Persentase Bukan Peserta KB Karena Ingin Anak Segera

Tujuan : Masukan/informasi mengenai PUS yang tidak ber KB karena ingin anak segera

Variabel : Jumlah PUS (kolom 43) dan Jumlah Bukan Peserta KB Karena Ingin Anak Segera (kolom 51).

Interpretasi : Tabel di atas menunjukkan proporsi PUS yang tidak ber KB karena ingin anak segera (< 2 th sejak kelahiran terakhir). Semakin kecil % nya semakin baik, karena mengindikasikan keinginan PUS utuk menunda atau tidak ingin hamil lagi dalam waktu dekat. Ada beberapa faktor yang menyebabkan PUS tidak ber KB karena ingin anak segera, yaitu jumlah anak yang ada (hidup) sedikit, belum mencapai jumlah anak ideal yang diinginkan, PUS masih muda dan lain sebagainya. Dari sekitar 123,271 PUS di Provinsi Papua Barat, 15,8% diantaranya bukan peserta KB dengan alasan krn ingin punya anak segera. Pada tingkat kab/kota, angka ini bervariasi mulai 5,0% (terendah) di kab/kota Tlk Bintuni sampai 23,9%

(tertinggi) di kab/kota Raja Ampat.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

PASANGAN USIA SUBUR( PUS )

JUMLAH BUKAN PESERTA KB

KARENA INGIN ANAK SEGERA 

PRESENTASI BUKAN PESERTA KB KARENA INGIN ANAKSEGERA TEHADAP PUS

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 16,765 1,733 10.3%

2 KAB.MANOKWARI 

29289 6,352 21.7%

3 KAB.FAKFAK 

10285 1,258 12.2%

4 KAB.SORONG SELATAN 

7279 1,091 15.0%

5 KAB.RAJA AMPAT 

7526 1,797 23.9%

6 KAB.TLK BINTUNI 

7275 365 5.0%

7 KAB.TLK WONDAMA 

4475 542 12.1%

8 KAB.KAIMANA 

14199 2,273 16.0%

9 KOTA SORONG 

26178 4,064 15.5%

 PROVINSI PAPUA BARAT 123,271 19,475 15.8%

Page 24: PENGEMBANGAN

Persentase Bukan Peserta KB Karena Ingin Anak Tapi Tunda

Tujuan : Masukan/informasi mengenai PUS yg tdk KB karena ingin anak tapi ditunda

Variabel : Jumlah PUS (kolom 43) dan Jumlah Bukan Peserta KB Karena Ingin Anak Tapi Ditunda (kolom 52).

Interpretasi : Informasi yg ingin diperoleh dari tabel di atas adalah seberapa banyak PUS yang tidak ber KB dengan alasan masih ingin punya anak lagi tapi ditunda (2 th setelah kelahiran terakhir). Semakin kecil % nya semakin baik karena semakin kecil terjadi nya kehamilan yang belum dinginkan (sebelum waktunya). Dari hasil PK di Provinsi Papua Barat terlihat, % PUS yg tidak ber KB karena masih ingin punyak tapi ditunda relatif kecil, yaitu 17,5% dari jml PUS yang ada. Walaupun begitu, PUS yang tidak ber KB karena masih ingin punyak tapi ditunda dianjurkan untuk memakai alokon untuk menghindari terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan sebelum waktunya. Apabila dilihat per kab/kota, % tertinggi terdpt di kab. Sorong sebesar 29,4% sedangkan terendah terdapat di kab/kota Tlk Bintuni sebesar 3,8%.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

PASANGAN USIA SUBUR( PUS )

JUMLAH BUKAN PESERTA KB

KARENA INGIN ANAK TAPI TUNDA

PRESENTASI BUKAN PESERTA KB KARENA INGIN ANAK TAPI TUNDA TERHADAP PUS

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 16,765 4,922 29.4%

2 KAB.MANOKWARI 

29289 5,635 19.2%

3 KAB.FAKFAK 

10285 1,290 12.5%

4 KAB.SORONG SELATAN 

7279 913 12.5%

5 KAB.RAJA AMPAT 

7526 1,163 15.5%

6 KAB.TLK BINTUNI 

7275 275 3.8%

7 KAB.TLK WONDAMA 

4475 675 15.1%

8 KAB.KAIMANA 

14199 1,967 13.9%

9 KOTA SORONG 

26178 4,689 17.9%

 PROVINSI PAPUA BARAT 123,271 21,529 17.5%

Page 25: PENGEMBANGAN

Persentase Bukan Peserta KB Tapi Tidak Ingin Anak Lagi

Tujuan : Masukan/informasi mengenai PUS yg tdk ber KB tapi tidak ingin anak lagi

Variabel : Jumlah PUS (kolom 43) dan Jumlah Bukan Peserta KB Tapi Tidak Ingin Anak Lagi (kolom 53).

Interpretasi : Informasi mengenai PUS yang tidak ber KB tapi tidak ingin punya anak lagi sangatlah penting, oleh karena PUS dalam kelompok ini memerlukan pelayanan kontrasepsi yang bersifat segera dan mendesak dan harus menjadi prioritas utama. Hal ini

untuk menghindari terjadinya kehamilan yang tidak dinginkan. Dari hasil PK di provinsi Papua Barat, jumlah PUS yang tidak ber KB dan tidak ingin punya anak lagi relatif cukup besar, yaitu sekitar 15.098 pasangan atau sekitar 12% dari

123.271 PUS yang ada. Pada tingkat kab/kota, persentase tertinggi ada di kab/kota Kaimana sebesar 16,7% sedangkan terendah di kab. Sorong sebesar 3,3%.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

PASANGAN USIA SUBUR( PUS )

JUMLAH BUKAN PESERTA KB

TAPI TIDAK INGIN ANAK LAGI

PRESENTASI BUKAN PESERTA KB TAPI TIDAK INGIN ANAK

LAGI TEHADAP PUS1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 16,765 555 3.3%

2 KAB.MANOKWARI 

29289 4359 14.9%

3 KAB.FAKFAK 

10285 1634 15.9%

4 KAB.SORONG SELATAN 

7279 650 8.9%

5 KAB.RAJA AMPAT 

7526 983 13.1%

6 KAB.TLK BINTUNI 

7275 280 3.8%

7 KAB.TLK WONDAMA 

4475 424 9.5%

8 KAB.KAIMANA 

14199 2375 16.7%

9 KOTA SORONG 

26178 3838 14.7%

 PROVINSI PAPUA BARAT 123,271 15,098 12.2%

Page 26: PENGEMBANGAN

Persentase Peserta KB Jalur Swasta

Tujuan : Masukan/informasi mengenai tingkat kemandirian masyarakat dalam ber KB

Variabel : Jumlah Peserta KB (kolom 47+48) & Jumlah Peserta KB Jalur Swasta (kolom 48)

Interpretasi : Dalam situasi dimana prog KB telah diterima sebagai salah satu kebutuhan hidup masyarakat yang dalam pelaksanaannya bukan lagi semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah saja tapi juga telah menjadi tanggung jawab masyarakat,

maka Informasi mengenai sumber perolehan alokon bagi peserta KB adalah sangat penting. Prog KB saat ini telah diarahkan kepada kemandirian masyarakat dlm memperoleh pelkon serta peningkatan fungsi sektor swasta dalam penyediaan pelkon. Tabel di atas menunjukkan tingkat kemandirian peserta KB di Provinsi Papua Barat, dimana dari 60.809 peserta KB, 30,3% diantaranya mendapatkan pelkon dari jalur swasta.Sementara itu dari 9 kab/kota yg ada di prov Papua Barat, belum lebih dari separuh peserta KB yg ada di masing-masing kab/kota mendapatkan pelkon dari jalur swasta. Ini mengindikasikan tingkat kemandirian yang masih rendah dan perlu ditingkatkan terus.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

PESERTA KB

JUMLAH PESERTA KB JALUR SWASTA

PRESENTASI PESERTA KB JALUR SWASTA

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 8,868 3,117 35.1%

2 KAB.MANOKWARI 

11,629 2,259 19.4%

3 KAB.FAKFAK 

5,727 1,187 20.7%

4 KAB.SORONG SELATAN 

4,149 2,062 49.7%

5 KAB.RAJA AMPAT 

2,718 1,210 44.5%

6 KAB.TLK BINTUNI 

6,205 1,084 17.5%

7 KAB.TLK WONDAMA 

2,670 1,094 41.0%

8 KAB.KAIMANA 

6,524 1,204 18.5%

9 KOTA SORONG 

12,319 5,204 42.2%

 PROVINSI PAPUA BARAT 60,809 18,421 30.3%

Page 27: PENGEMBANGAN

Persentase Keluarga Pra Sejahtera Terhadap Keluarga

Tujuan : Masukan/informasi mengenai komposisi keluarga pada suatu wilayah menurut tahapan keluarga sejahtera.

Variabel : Jumlah Keluarga (kolom 59) & Jumlah Keluarga Pra Sejahtera (kolom 54)

Interpretasi : Dari 189.643 keluarga di Provinsi Papua Barat, 38,3% diantaranya merupakan keluarga pra sejahtera. Ini merupakan proporsi yang cukup besar dan mengindikasikan tidak begitu tingginya tingkat kesejahteraan keluarga di Provinsi Papua Barat. Apabila dilihat per kab/kota, terjadi perbedaan yg agak menyolok antar kab/kota di Provinsi Papua Barat untuk proporsi keluarga pra sejahtera ini. Di kab/kota Raja Ampat misalnya, persentase keluarga pra sejahtera hanya 4,5% sedangkan di kab Sorong persentase keluarga pra sejahteranya mencapai 61,8%. Perlu dilakukan intervensi dengan membuat program/kegiatan yang dapat dipakai untuk meningkatkan status kesejahteraan para keluarga

ke tingkat yang lebih tinggi. Dst ….

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

KELUARGA 

JUMLAH KELUARGA PRA SEJAHTERA 

PRESENTASI KELUARGA PRA SEJAHTERA 

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 17915 11,075 61.8%

2 KAB.MANOKWARI 

36576 15,607 42.7%

3 KAB.FAKFAK 

13832 4,729 34.2%

4 KAB.SORONG SELATAN 

10532 4,012 38.1%

5 KAB.RAJA AMPAT 

9503 426 4.5%

6 KAB.TLK BINTUNI 

8524 3,060 35.9%

7 KAB.TLK WONDAMA 

8390 4,029 48.0%

8 KAB.KAIMANA 

49568 19,756 39.9%

9 KOTA SORONG 

34803 9,891 28.4%

 PROVINSI PAPUA BARAT 189,643 72,585 38.3%

Page 28: PENGEMBANGAN

Tujuan : Masukan/informasi mengenai komposisi keluarga pada suatu wilayah menurut tahapan keluarga sejahtera.

Variabel : Jumlah Keluarga (kolom 59) & Jumlah Keluarga Sejahtera I (kolom 55)

Interpretasi : Dari 189,643 keluarga di Provinsi Papua Barat,29,2 % diantaranya merupakan keluarga sejahtera I. Ini merupakan proporsi yang cukup besar dan mengindikasikan kurang begitu tingginya tingkat kesejahteraan keluarga di Provinsi Papua Barat. Apabila dilihat per kab/kota, relatif tidak ada perbedaan yg menyolok antar kab/kota di Provinsi Papua Barat untuk proporsi keluarga sejahtera I ini. Persentase tertinggi ada di kab/kota Raja Ampat sebesar 54,6% sedangkan terendah di kab. Sorong sebesar 7,0%. Perlu dilakukan intervensi dengan membuat program/kegiatan yang

dapat dipakai untuk meningkatkan status kesejahteraan para keluarga ke tingkat yang lebih tinggi. Dan seterusnya …..

Persentase Keluarga Sejahtera I Terhadap Keluarga

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

KELUARGA 

JUMLAH KELUARGA SEJAHTERA I 

PRESENTASI KELUARGA SEJAHTERA I 

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 17915 1254 7.0%

2 KAB.MANOKWARI 

36576 10293 28.1%

3 KAB.FAKFAK 

13832 4998 36.1%

4 KAB.SORONG SELATAN 

10532 5067 48.1%

5 KAB.RAJA AMPAT 

9503 5190 54.6%

6 KAB.TLK BINTUNI 

8524 3476 40.8%

7 KAB.TLK WONDAMA 

8390 3699 44.1%

8 KAB.KAIMANA 

49568 11907 24.0%

9 KOTA SORONG 

34803 9475 27.2%

 PROVINSI PAPUA BARAT 189,643 55,359 29.2%

Page 29: PENGEMBANGAN

Persentase Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I Terhadap Keluarga

Tujuan : Masukan/informasi mengenai komposisi keluarga pada suatu wilayah menurut tahapan keluarga sejahtera.

Variabel : Jumlah Keluarga (kolom 59), Jumlah Keluarga Pra Sejahtera (kolom 54) & Jumlah Keluarga Sejahtera I (kolom 55)

Interpretasi : Tinggi rendahnya % keluarga Pra S dan KS I bisa dijadikan tolok ukur tinngi rendahnya tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah. Semakin besar pro porsinya semakin rendah tingkat kesejahteraan penduduknya. Dari 189.643 keluarga di Provinsi Papua Barat, 67,5% diantaranya merupakan keluarga Pra S dan KS I. Ini merupakan suatu proporsi yg sangat besar, sehingga perlu dilakukan suatu intervensi dengan membuat program/kegiatan yang dapat dipakai utk meningkatkan status kesejahteraan para keluarga ke tingkat yang lebih baik. Apabila dilihat per kab/kota, 9 kab/kota di Provinsi Papua Barat memiliki proporsi keluarga Pra S dan KS I yang begitu tinggi.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

KELUARGA 

JUMLAH

KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN SEJAHTERA I

PRESENTASI KELUARGA

SEJAHTERA DAN SEJAHTERA I

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 17915 12.329 68.8%

2 KAB.MANOKWARI 

36576 25.900 70.8%

3 KAB.FAKFAK 

13832 9.727 70.3%

4 KAB.SORONG SELATAN 

10532 9.079 86.2%

5 KAB.RAJA AMPAT 

9503 5.616 59.1%

6 KAB.TLK BINTUNI 

8524 6.536 76.7%

7 KAB.TLK WONDAMA 

8390 7.728 92.1%

8 KAB.KAIMANA 

49568 31.663 63.9%

9 KOTA SORONG 

34803 19.366 55.6%

 PROVINSI PAPUA BARAT 189.643 127.944 67.5%

Page 30: PENGEMBANGAN

Persentase Keluarga Sejahtera II Terhadap Keluarga

Tujuan : Masukan/informasi mengenai komposisi keluarga pada suatu wilayah menurut tahapan keluarga sejahtera.

Variabel : Jumlah Keluarga (kolom 60), Jumlah Keluarga Sejahtera II (kolom 57)

Interpretasi : Tabel di atas memperlihatkan proporsi KS II terhadap jumlah keluarga yg ada di Provinsi Papua Barat, dimana dari 189.643 keluarga yang ada, 18,5% diantaranya merupakan keluarga sejahtera II. Ini merupakan proporsi yg relatif agak besar dan mengindikasikan adanya keluarga yg telah mempunyai tingkat kesejahteraan yg agak baik. Untuk tingkat kab/kota, kecuali di kab/kota Tlk Wondama dengan persentase sebesar 5,9% (terendah), tidak terdapat perbedaan yg signifikan di 6 kab/kota lainnya utk proporsi keluarga sejahtera II dengan kisaran antara 11,9% sampai 31,4%. Walaupun begitu, perlu dilakukan intervensi dengan membuat program/kegiatan yg dapat dipakai untuk meningkatkan status kesejahteraan para keluarga ke tingkat yg lebih tinggi. Dst …..

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

KELUARGA 

JUMLAH KELUARGA SEJAHTERA II

 

PRESENTASI KELUARGA SEJAHTERA II

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 17915 3.505 19.6%

2 KAB.MANOKWARI 

36576 7.415 20.3%

3 KAB.FAKFAK 

13832 2.767 20.0%

4 KAB.SORONG SELATAN 

10532 1.255 11.9%

5 KAB.RAJA AMPAT 

9503 2.980 31.4%

6 KAB.TLK BINTUNI 

8524 1.474 17.3%

7 KAB.TLK WONDAMA 

8390 498 5.9%

8 KAB.KAIMANA 

49568 6.700 13.5%

9 KOTA SORONG 

34803 8.513 24.5%

 PROVINSI PAPUA BARAT 189.643 35.107 18.5%

Page 31: PENGEMBANGAN

Persentase Keluarga Sejahtera III Terhadap Keluarga

Tujuan : Masukan/informasi mengenai komposisi keluarga pada suatu wilayah menurut tahapan keluarga sejahtera.

Variabel : Jumlah Keluarga (kolom 59), Jumlah Keluarga Sejahtera III (kolom 57)

Interpretasi : Seperti halnya KS II, proporsi KS III di Provinsi Papua Barat juga relatif agak besar. Dari 189.643 keluarga 8,9% diantaranya merupakan KS III. Apabila dilihat per kab/kota, terjadi perbedaan yg cukup menyolok antar kab/kota untuk proporsi KS III ini.. Perlu di lakukan intervensi dengan membuat program/kegiatan yg dapat dipakai untuk meningkatkan status kesejahteraan para keluarga terutama di kab/kota yang presentasenya %nya terendah.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

KELUARGA 

JUMLAH KELUARGA SEJAHTERA III

PRESENTASI

KELUARGA SEJAHTERA III

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 17915 1350 7.5%

2 KAB.MANOKWARI 

36576 2698 7.4%

3 KAB.FAKFAK 

13832 1160 8.4%

4 KAB.SORONG SELATAN 

10532 112 1.1%

5 KAB.RAJA AMPAT 

9503 636 6.7%

6 KAB.TLK BINTUNI 

8524 417 4.9%

7 KAB.TLK WONDAMA 

8390 146 1.7%

8 KAB.KAIMANA 

49568 6065 12.2%

9 KOTA SORONG 

34803 4344 12.5%

 PROVINSI PAPUA BARAT 189.643 16.928 8.9%

Page 32: PENGEMBANGAN

Persentase Keluarga Sejahtera III Plus Terhadap Keluarga

Tujuan : Masukan/informasi mengenai komposisi keluarga pada suatu wilayah menurut tahapan keluarga sejahtera.

Variabel : Jumlah Keluarga (kolom 59), Jumlah Keluarga Sejahtera III Plus (kolom 58)

Interpretasi : Dari 189.643 keluarga di Provinsi Papua Barat, hanya 8,9% saja atau 16.928 keluarga yang merupakan KS III Plus. Pada tingkat kab/kota, persentase tertinggi ada di kota Sorong sebesar 12,5% sedangkan terendah ada di kab Sorong

Selatan sebesar 1,1%. Diharapkan pada masa yg akan datangjumlah keluarga sejahtera III Plus di Provinsi Papua Barat semakin banyak. Untuk itu program/kegiatan yang dapat dipakai untuk meningkatkan status kesejahteraan para keluarga ke tingkat yang lebih tinggi perlu dilaksanakan.

NO KABUPATEN KOTAJUMLAH

KELUARGA 

JUMLAH KELUARGA SEJAHTERA III

PLUS 

PRESENTASI KELUARGA SEJAHTERA III   PLUS TERHADAP KELUARGA 

1 2 3 4 5=4/3*1001 KAB.SORONG

 17915 1350 7,5%

2 KAB.MANOKWARI 

36576 2698 7,4%

3 KAB.FAKFAK 

13832 1160 8,4%

4 KAB.SORONG SELATAN 

10532 112 1,1%

5 KAB.RAJA AMPAT 

9503 636 6,7%

6 KAB.TLK BINTUNI 

8524 417 4,9%

7 KAB.TLK WONDAMA 

8390 146 1,7%

8 KAB.KAIMANA 

49568 6065 12,2%

9 KOTA SORONG 

34803 4344 12,5%

 PROVINSI PAPUA BARAT 189.643 16.928 8,9

Page 33: PENGEMBANGAN

Manokwari, 19 Februari 2009Kepala Bidang Pelatihan dan Informasi Keluarga

Drs. Radjab HayerNIP : 380