perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model...

122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPRESI ESTETIKA INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI TEMBANG MACAPAT SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 NGEPUNGSARI TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI ARGITA IMANNING TYAS K7108091 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPRESI ESTETIKA

INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI

TEMBANG MACAPAT SISWA KELAS IV

SD NEGERI 01 NGEPUNGSARI

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

ARGITA IMANNING TYAS

K7108091

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Argita Imanning Tyas

NIM : K7108091

Jurusan/Program Studi : FKIP/Pendidikan Guru Sekolah Dasar

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGEMBANGAN MODEL

PEMBELAJARAN EKSPRESI ESTETIKA INOVATIF UNTUK

MENINGKATKAN APRESIASI TEMBANG MACAPAT SISWA KELAS

IV SD NEGERI 01 NGEPUNGSARI TAHUN 2011/2012” ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Argita Imanning Tyas

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPRESI ESTETIKA

INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI

TEMBANG MACAPAT SISWA KELAS IV

SD NEGERI 01 NGEPUNGSARI

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

ARGITA IMANNING TYAS

K7108091

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Surakarta, Juli 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Lies Lestari, M.Pd Matsuri, M.Pd

NIP. 19540327198103 2 001 NIP. 19790323 200212 1 002

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapat gelar sarjana Pendidikan.

Hari : Kamis

Tanggal : 19 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M. Pd

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd

Anggota I : Dra. Lies Lestari, M. Pd

Anggota II : Matsuri, M. Pd

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

a.n Dekan

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si

NIP. 19660415 199103 1 002

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Argita Imanning Tyas. PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARANEKSPRESI ESTETIKA INOVATIF UNTUK MENINGKATKANAPRESIASI TEMBANG MACAPAT SISWA KELAS IV SD NEGERI 01NGEPUNGSARI TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan apresiasi tembangmacapat melalui pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatifpada siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari tahun ajaran 2011/2012 denganmenerapkan pemecahan masalah, membimbing proses kreatif,mengkomunikasikan hasil, dan apresiasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakankelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu enam kali pertemuan. Setiap siklus terdiridari tiga kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaituperencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitianadalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari tahun ajaran 2011/2012sebanyak 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi,wawancara, dan tes. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi data dantriangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisisinteraktif dan diskriptif komparatif.

Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan apresiasi tembangmacapat setelah diadakan tindakan kelas dengan pengembangan modelpembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif. Peningkatan rata-rata apresiasi tembangmacapat tersebut yaitu: pada keadaan awal adalah 73,7 kemudian meningkat padasiklus I menjadi 76,8 dan pada siklus II meningkat menjadi 82,2. Sebelumdilaksanakan penelitian, siswa yang memperoleh nilai apresiasi tembang macapatyang mencapai KKM ≥75 sebanyak 8 siswa (40%), pada siklus I menjadi i4 siswa(70%), dan pada siklus II meningkat menjadi 18 siswa (90%).

Simpulan dari penelitian ini adalah pengembangan model pembelajaranEkspresi Estetika Inovatif dapat digunakan untuk meningkatkan apresiasi tembangmacapat siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari Tahun Ajaran 2011/2012.

Kata kunci : pemecahan masalah, membimbing proses kreatif,mengkomunikasikan hasil, apresiasi.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Argita Imanning Tyas. DEVELOPING INNOVATIVE AESTHETICEXPRESSION MODEL OF LEARNING TO IMPROVE GRADE IVSTUDENT’S APPRECIATION OF TEMBANG MACAPAT IN SDN 01NGEPUNGSARI ACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis, Teacher Training andEducation Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta, July 2012.

The purpose in this research is to increase the appreciation of tembangmacapat through the developing innovative aesthetic expression model of learningon the fourth grade student in SDN 01 Ngepungsari academic year 2011/2012byapplying problem solving, guiding creative process, communicating results, andapreciation.

Method that used in this research is class action research (CAR) as muchas two cycle that is six meetings. Every cycle consist of three times meetings. Thisresearch prosedur consist of four stages that are planning, action execution,observation, and reflection. The subjects in this research is the fourth gradestudents of SDN 01 Ngepungsari academic year 2011/2012 as much as 20 studentthat consist of 9 men students and 11 woman students. The data collectingtechnique that used is observation, documentation, interview, and test. The datavalidity that used is triangulating data and triangulating method. The data analysistechnique that used is interactive model and discriptive comparative.

Result of this research showed that there is improvement of tembangmacapat appreciation, after implementing the classroom action research withdeveloping innovative aesthetic expression. The improvement of the averagetembang macapat appreciation that is: in beginning condition is 73,7, then in thefirst cycle increase to became 76,8, and in the second cycle increase again tobecame 82,2. Before carried out, student that get value tembang macapatappreciation achieves KKM ≥75 as much as 8 students (40%), in the first cycle is14 student (70%), and in the second cycle increase to became 18 students (90%).

Concluded of this research is developing innovative aesthetic expressioncan be used to increase tembang macapat appreciation in the fourth grade studentof SD Negeri 01 Ngepungsari on academic year 2011/2012.

Keyword : problem solving, guiding creative process, communicating results, andapreciation.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Suatu ilmu dapat bermanfaat bukan karena kehebatan ilmu ataupun penemunya,

melainkan manfaat ilmu tersebut bagi masyarakat umum

dan penerapannya yang sesuai.

(Albert Einstein)

Manusia tidak merancang untuk gagal, tetapi gagal untuk merancang

(William J. Siegel)

Hidup memerlukan pengorbanan, pengorbanan memerlukan perjuangan,

perjuangan memerlukan ketabahan, ketabahan memerlukan keyakinan, keyakinan

pula menentukan kejayaan, kejayaan juga yang akan menentukan kebahagiaan.

(Argita Imanning Tyas)

“Nguri-uri kabudayan Jawi iku wajib kanggone wong

kang tumrap ing tanah Jawi”

(Argita Imanning Tyas)

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

“Bapak dan Ibuku Tercinta”

Terimakasihku atas do’a yang tulus, kasih sayang yang tiada putus, serta

pengorbanan yang tiada henti. Tiada kata seindah do’a yang keluar darimu

untukku.

“Adikku (Idha Arrum Fidinning Tyas)”

Yang telah banyak membantuku selama penelitian berlangsung dan

semangat yang engkau berikan.

“PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta”

Almamaterku tercinta yang telah memberikan ilmu yang berguna bagi masa

depanku yang cerah.

“Mahasiswa PGSD FKIP UNS Kelas A angkatan 2008”

Terima kasih atas motivasi, bantuan, dan dukungannya.kalian selalu

memberikan arti dalam hidupku dan selalu membuatku tersenyum dalam

menghadapi apapun.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif untuk

Meningkatkan Apresiasi Tembang Macapat Siswa Kelas IV SD Negeri 01

Ngepungsari Tahun Ajaran 2011/2012” guna memenuhi persyaratan mendapat

gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam menyusun skripsi ini, tentunya penulis tidak lepas dari bimbingan,

arahan, petunjuk, dukungan dan saran–saran dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini peneliti dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra. Lies Lestari, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Matsuri, M. Pd selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen PGSD yang telah memberikan arahan dan motivasi

kepada penulis.

7. Sulasiningsih, S. Pd selaku Kepala SD Negeri 01 Ngepungsari, Kecamatan

Jatipuro, Kabupaten Karanganyar yang telah memberikan izin kepada

peneliti untuk melakukan penelitian di SD Negeri 01 Ngepungsari.

8. Bapak dan Ibu guru, beserta siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari,

Jatipuro, Karanganyar yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada

penulis.

9. Para siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari yang telah bersedia dan

berpartisipasi dalam penelitian ini.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

para pembaca agar hasil penelitian ini bisa lebih bermanfaat bagi penulis sendiri

khususnya, serta pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN................................................................ v

HALAMAN ABSTRAK........................................................................ vi

HALAMAN MOTTO ............................................................................ viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ ix

KATA PENGANTAR ........................................................................... x

DAFTAR ISI.......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiv

DAFTAR TABEL.................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................. 1

B. Perumusan Masalah....................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .......................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka .......................................................... 7

1. Hakikat Apresiasi Tembang Macapat ..................... 7

2. Hakikat Model Pembelajaran Ekspresi Estetika

Inovatif .................................................................... 19

B. Penelitian yang Relevan ............................................... 27

C. Kerangka Berpikir ....................................................... 29

D. Hipotesis Tindakan........................................................ 30

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 31

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ....................................... 31

C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................ 33

D. Sumber Data ................................................................. 33

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 33

F. Validitas Data ............................................................... 35

G. Teknik Analisis Data..................................................... 36

H. Indikator Kinerja ........................................................... 38

I. Prosedur Penelitian ....................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian............................................. 55

B. Deskripsi Pratindakan .................................................... 56

C. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................. 59

1. Tindakan Siklus 1..................................................... 59

2. Tindakan Siklus II .................................................... 77

D. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................... 95

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan.......................................................................... 101

B. Implikasi .......................................................................... 101

C. Saran ................................................................................ 102

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 105

LAMPIRAN........................................................................................... 109

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir .................................................. 29

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ..................................... 31

Gambar 3.2 Model Analisis Interaktif ............................................... 37

Gambar 3.3 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ................................. . 38

Gambar 4.1 Grafik Nilai Apresiasi Tembang Macapat Sebelum

Tindakan ....................................................................... . 56

Gambar 4.2 Grafik Nilai Apresiasi Tembang Macapat Siklus I ...... . 66

Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Hasil Apresiasi Tembang

Macapat Sebelum Tindakan dengan Siklus I ............... . 73

Gambar 4.4 Grafik Nilai Apresiasi Tembang Macapat ................... . 84

Gambar 4.5 Grafik Perkembangan Hasil Apresiasi Tembang

Macapat Siklus I dengan Siklus II ............................... . 91

Gambar 4.6 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Apresiasi

Tembang Macapat dan Ketuntasan Klasikal Sebelum

Tindakan, Siklus I, dan Siklus II .................................. . 94

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Apresiasi

Tembang Macapat............................................................. 16

Tabel 3.2 Indikator Ketercapaian Tujuan ......................................... 37

Tabel 4.1 Nilai Apresiasi Tembang Macapat Semester I ………… .

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Apresiasi Tembang Macapat

Sebelum Tindakan .......................................................... . 56

Tabel 4.3 Nilai Apresiasi Tembang Macapat Siklus I …………… .

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Apresiasi Tembang Macapat

Siklus I ............................................................................ . 66

Tabel 4.5 Perkembangan Hasil Apresiasi Tembang Macapat

Sebelum Tindakan dengan Siklus I ................................ . 73

Tabel 4.6 Nilai Apresiasi Tembang Macapat Siklus II …………... . 86

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Apresiasi Tembang Macapat

Siklus II ............................................................................ 83

Tabel 4.8 Perkembangan Hasil Apresiasi Tembang Macapat

Siklus I dengan Siklus II ................................................. . 91

Tabel 4.9 Nilai Rata-rata Apresiasi Tembang Macapat dan

Persentase Ketuntasan Klasilkal Sebelum Tindakan,

Siklus I, dan Siklus II ....................................................... 94

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Alokasi Waktu Penelitian ....................................................... 109

Lampiran 2. Lembar Wawancara dengan Guru Sebelum

Menggunakan Pengembangan Model Pembelajaran

Ekspresi Estetika Inovatif (pra-siklus) ................................... 110

Lampiran 3. Lembar wawancara dengan Siswa Sebelum

Menggunakan Pengembangan Model Pembelajaran

Ekspresi Estetika Inovatif (pra-siklus) ................................... 112

Lampiran 4. Daftar Nilai Apresiasi Tembang Macapat Siswa Kelas

IV SD Negeri 01 Ngepungsari Semester I Sebelum

Tindakan................................................................................. 114

Lampiran 5. Silabus Pembelajaran Bahasa Jawa ........................................ 115

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Pertemuan I ..................................................................... ......117

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Pertemuan II ........................................................................... 135

Lampiran 8. Rencana Kegiatan Siklus I Pertemuan III .............................. 150

Lampiran 9. Soal Evaluasi siklus I.............................................................. 151

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Pertemuan I............................................................................. 159

Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Pertemuan II ........................................................................... 176

Lampiran 12. Rencana Kegiatan Siklus II Pertemuan III ............................. 191

Lampiran 13. Soal Evaluasi Siklus II............................................................ 192

Lampiran 14. Daftar Nilai Apresiasi Tembang Macapat Siswa Kelas

IV SD Negeri 01 Ngepungsari pada Siklus I..........................198

Lampiran 15. Daftar Nilai Apresiasi Tembang Macapat Siswa Kelas

IV SD Negeri 01 Ngepungsari pada Siklus II ........................199

Lampiran 16. Pedoman Penilaian Kemampuan Guru ..................................200

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Lampiran 17. Lembar Penilaian Kemampuan Guru Siklus I

Pertemuan ke-1.......................................................................216

Lampiran 18. Lembar Penilaian Kemampuan Guru Siklus I

Pertemuan ke-2.......................................................................219

Lampiran 19. Lembar Penilaian Kemampuan Guru Siklus I

Pertemuan ke-3.......................................................................222

Lampiran 20. Lembar Penilaian Kemampuan Guru Siklus II

Pertemuan ke-1.......................................................................225

Lampiran 21. Lembar Penilaian Kemampuan Guru Siklus II

Pertemuan ke-2.......................................................................228

Lampiran 22. Lembar Penilaian Kemampuan Guru Siklus II

Pertemuan ke-3.......................................................................231

Lampiran 23. Pedoman Penilaian Aktivitas Siswa .......................................234

Lampiran 24. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan

I...............................................................................................235

Lampiran 25. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan

II .............................................................................................237

Lampiran 26. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Pertemuan I.............................................................................239

Lampiran 27. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Pertemuan II ...........................................................................241

Lampiran 28. Rubrik Penilaian Psikomotorik Apresiasi Tembang

Macapat Siswa Kelas IV ........................................................243

Lampiran 29. Lembar Penilaian Psikomotorik Apresiasi Tembang

Macapat Siswa Kelas IV Siklus IPertemuanIII ......................246

Lampiran 30. Lembar Penilaian Psikomoorik Apresiasi Tembang

Macapat Siswa Kelas IV Siklus IIPertemuan III....................248

Lampiran 31. Lembar Wawancara dengan Guru Setelah

Menggunakan Pengembangan Model Pembelajaran

Ekspresi Estetika Inovatif .......................................................250

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Lampiran 32. Lembar Wawancara dengan Siswa Setelah

Menggunakan Pengembangan Model Pembelajaran

Ekspresi Estetika Inovatif .......................................................252

Lampiran 33. Rekapitulasi Nilai Apresiasi Tembang Macapat Siswa

Kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari ………………... .........254

Lampiran 34. Contoh Foto Pelaksanaan Tindakan ............................. .........255

Lampiran 35. Surat Perijinan ………………………………………. .........257

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Jawa di Sekolah Dasar merupakan bagian dari kurikulum Muatan

Lokal (Mulok) terdiri dari beberapa standar kompetensi diantaranya

mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan apresiasi sastra di Sekolah

Dasar yang merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan mata pelajaran

tersebut. Mengingat adanya era globalisasi di zaman sekarang ini mendukung

merosotnya moralitas anak bangsa. Kemajuan peradaban yang melaju pesat akhir-

akhir ini sangat berpengaruh pada perubahan tingkah laku sosial masyarakat

lingkup paling kecil sampai tingkat bangsa dan negara. Demikian pula yang

terjadi dengan masyarakat Jawa, kemajuan teknologi mampu merubah pola pikir

yang pada waktu lalu menjunjung tinggi nilai kebersamaan tetapi sekarang

berubah menjadi masyarakat yang mempunyai kecenderungan sifat

individualistis.

Di bidang pendidikan, orang menganggap pengetahuan-pengetahuan

berorientasi pada kepandaian berpikir logis dan matematis lebih utama jika

dibandingkan pengetahuan tentang estetis, misalnya seni dan Bahasa Jawa,

sehingga penghargaan terhadap sesuatu yang sifatnya estetis jauh lebih memadai.

Kurniatun berpendapat pula mengenai penghargaan terhadap budaya bangsa

sendiri yang kian luntur dan memudar warnanya. Bahasa dan seni menjadi asing

dan kadang tidak dikenal sama sekali. Fakta tersebut mengakibatkan usaha-usaha

melestarikan budaya bangsa menjadi sangat tertatih-tatih bahkan hampir lumpuh.

Di satu sisi pemerintah menganggap budaya bangsa khususnya bahasa Jawa

adalah sesuatu yang tinggi nilainya, namun di sisi lain usaha ke arah apresiasi

yang benar dan wajar kurang maksimal, meskipun penanaman apresiasi sudah

dilakukan pada masyarakat yang paling dasar yaitu melalui pendidikan dari yang

paling dasar sekalipun (2005). Bahasa Jawa di Sekolah Dasar dituntut untuk

mengembangkan watak pribadi peserta didik yang bermoral dan tidak melupakan

budaya yang adi luhung yang salah satunya terdapat dalam pembelajaran Bahasa

1

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Jawa adalah tembang macapat. Selain sebagai budaya, macapat merupakan suatu

karya seni dimana macapat berhubungan dengan seni suara atau vokal. Oleh

karena itu dalam melaksanakan pembelajaran tembang macapat di Sekolah Dasar

tidak dapat terlepas dari pendidikan seni.

Pembelajaran Bahasa Jawa memiliki peranan dalam pembentukan pribadi

atau sikap mental peserta didik yang harmonis. Hal ini dikarenakan pembelajaran

Bahasa Jawa memfokuskan diri pada kebutuhan perkembangan anak dalam

mencapai kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial. Kecerdasan emosional

dicapai dengan beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan

sensitivitas dan apresiasivitas akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya

dalam mata pelajaran Bahasa Jawa, salah satunya adalah tembang macapat, serta

kompetensi untuk mengekspresikannya. Kecerdasan sosial dicapai melalui:

membina dan memupuk hubungan timbal balik; demokratis; empatik dan

simpatik; menjunjung tinggi hak asasi manusia; ceria dan percaya diri;

menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara; serta berwawasan

kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara (Sayuti,

2003).

Berangkat dari hal tersebut, pembelajaran Bahasa Jawa khususnya

tembang macapat perlu ditingkatkan eksistensinya. Namun untuk melakukan hal

tersebut tidaklah mudah, hal ini dikarenakan kurangnya guru Sekolah Dasar yang

berwawasan seni secara khusus. Yayah dan Atiqa (2004) mengatakan bahwa

“dalam penyampaian ragam macapat siswa kurang tertarik dan tidak

memperhatikan setiap jenis macapat yang diperdengarkan. Hal ini terjadi ada

beberapa kemungkinan diantaranya lagu macapat dalam irama ritmis, ambitus

anak yang diperdengarkan, dan ada beberapa materi tembang macapat yang

bahasanya sulit dimengerti” (hlm. 152).

Penyampaian materi tembang macapat idak terlepas dari factor budaya

dan seni. Pendidikan seni adalah pintu masuk untuk membentuk anak menjadi

makhluk sempurna. Dalam pendidikan seni anak akan terlatih dalam mengasah

kreativitas, kepekaan rasa musikal, estetis, sosial, toleransi, solidaritas, dan

sebagaianya. Bila kepekaan rasa telah terasah dengan baik maka emosi yang

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

muncul akan terkendali sehingga anak dapat terarah dan mapan dalam bertindak.

Untuk mengasah kepekaan estetis anak, maka langkah paling sederhana yang

dapat dilakukan adalah mengajak mereka bermain (Kurniatun, 2005).

Kenyataan di lapangan terutama di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa

kemampuan apresiasi tembang macapat masih kurang. Siswa kurang aktif dalam

pembelajaran Bahasa Jawa khususnya dalam Kompetensi Dasar apresiasi tembang

macapat. Hal ini juga terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada siswa menyatakan bahwa

pembelajaran apresiasi tembang macapat masih dirasa sulit terutama untuk

melagukan tembang macapat. Hal ini karena siswa masih kurang paham dengan

materi tersebut. Adapun pembelajaran Bahasa Jawa yang dilakukan di kelas IV

SDN 01 Ngepungsari saat ini sesuai dengan pengamatan yang dilakukan belum

mendukung pencapaian hasil belajar. Pembelajaran Bahasa Jawa masih dominan

menggunakan metode ceramah dan metode drill yang berpusat pada guru. Metode

tersebut memang berhasil dalam kompetisi menghafal sejumlah informasi tapi

kurang berhasil dalam menyiapkan siswa memiliki kemampuan kritis, apresiatif,

kreatif, dan inovatif untuk mampu bersaing dan hidup kompetitif. Perolehan nilai

siswa pada apresiasi tembang macapat semester I masih kurang karena nilainya

tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari seluruh siswa kelas IV

yang berjumlah 20, ada 12 siswa (60%) yang nilainya tidak mencapai KKM ≥ 75

dari skala 100 (lampiran 4).

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan terdapat beberapa problem

pendidikan Bahasa Jawa di SD Negeri 01 Ngepungsari, antara lain: (1)

Pembelajaran Bahasa Jawa dianggap kurang begitu penting oleh sebagian

masyarakat maupun sekolah itu sendiri, Bahasa Jawa masih dipandang sebagai

mata pelajaran pelengkap; (2) Guru-guru mata pelajaran Bahasa Jawa terbawa

arus oleh persepsi yang salah terhadap hasil pendidikan, sehingga menganggap

bahwa siswa yang berhasil adalah siswa yang serba tahu tentang Bahasa Jawa itu

sendiri. Padahal tujuan utama mata pelajaran ini sebenarnya adalah pembentukan

sikap mental dan watak siswa. Dengan sendirinya model pembelajaran yang

diterapkan sekarang ini jelas menjadi tidak sesuai dengan tujuan mata pelajaran

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Bahasa Jawa yang sebenarnya tersebut; (3) Lingkup kompetensi yang harus

dicapai cukup banyak yang meliputi: mendengarkan, membaca, menulis, dan

apresiasi sementara alokasi waktu sangat terbatas yaitu 2 jam per minggu; (4)

Terbatasnya kemampuan guru untuk menyampaikan mata pelajaran tersebut; (5)

Selama ini pembelajaran Bahasa Jawa masih belum banyak diperhatikan, baik

dalam aspek proses belajar mengajar, media dan bahan ajar maupun bentuk

penilaiannya; (6) Terbatasnya kemampuan guru untuk mampu memberdayakan

potensi lingkungan budaya dan potensi sekolah untuk mendukung pembelajaran

Bahasa Jawa terutama apresiasi tembang macapat.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional (Balitbang

Diknas) melakukan penelitian pengembangan model pembelajaran yang

berhubungan dengan pembelajaran seni budaya di Sekolah Dasar tahun 2008 yang

disebut Model Pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif. Pengembangan model

pembelajaran tersebut merupakan pengembangan model pembelajaran inovatif,

diikuti dengan pengembangan perangkat pembelajarannya sebagai kelengkapan

penerapan di kelas. Strategi yang digunakan untuk mengembangkan model

pembelajaran tersebut mengadaptasi model siklus pengembangan instruksional

yang dikembangkan oleh Fenrich pada tahun 1997. Pengembangan model

pembelajaran ini meliputi fase analisis, perancangan, pengembangan, dan

implementasi. Fase evaluasi dan revisi merupakan kegiatan berkelanjutan

dilakukan pada tiap fase di sepanjang siklus. Selanjutnya Balitbang Diknas

menyatakan bahwa pembelajaran ekspresi estetika mengukur dampak

pembelajaran terhadap perubahan kemampuan psikomotorik dan sikap kreatif

(2008). Yang paling menarik dan membuat peneliti menggunakan hasil

pengembangan model tersebut adalah karena di dalam strategi atau langkah-

langkah pembelajarannya terdapat salah satu komponen yang penting

berhubungan dengan masalah yang akan diperbaiki yaitu apresiasi. Jadi dalam

setiap pembelajaran siswa diwajibkan untuk melakukan apresiasi sesuai dengan

mata pelajaran yang diajarkan oleh guru. Sehingga dapat meningkatkan

kemampuan apresiasi siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu model

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pembelajaran ekspresi estetika digunakan dalam penelitian ini untuk

meningkatkan apresiasi siswa dalam melagukan tembang macapat.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti berharap guru dalam

memberikan pelajaran menggunakan model pembelajaran yang sesuai dan dapat

meningkatkan apresiasi tembang macapat siswa dalam pelajaran Bahasa Jawa.

Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut

dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif

untuk Meningkatkan Apresiasi Tembang Macapat Siswa Kelas IV SD Negeri 01

Ngepungsari Tahun Ajaran 2011/2012”.

B. Perumusan Masalah

Untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai arah penelitian,

dibawah ini disajikan rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini,

yaitu :

Apakah dengan pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika

Inovatif dapat meningkatkan apresiasi tembang macapat siswa kelas IV SDN 01

Ngepungsari tahun ajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

siswa kelas IV SDN 01 Ngepungsari tahun ajaran 2011/2012 dengan

pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik manfaat

teoritis maupun manfaat praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

a. Menambah khasanah ilmu tentang apresiasi tembang macapat.

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi pembelajaran

yang inovatif bagi peneliti lain mengenai model pembelajaran Ekspresi

Estetika Inovatif.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Menumbuhkan minat dan motivasi siswa dalam melakukan

apresiasi tembang macapat.

2) Mengembangkan kreatifitas yang dimiliki siswa dalam melagukan

tembang macapat.

3) Meningkatkan nilai apresiasi dan penghargaan terhadap budaya

Jawa, khususnya tembang macapat.

b. Bagi Guru

1) Meningkatkan kualitas kerja guru dalam melaksanakan

pembelajaran apresiasi tembang macapat.

2) Mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran

apresiasi tembang macapat dengan adanya pengembangan model

pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif.

3) Sebagai sarana untuk membina kreativitas siswa dalam

mengapresiasikan tembang macapat.

4) Mewujudkan pembelajaran apresiasi tembang macapat yang

inovatif.

c. Bagi sekolah

1) Meningkatnya kualitas sekolah dalam pembelajaran Bahasa Jawa

khususnya tembang macapat.

2) Melalui pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika

Inovatif sekolah dapat memperoleh bibit-bibit siswa yang pandai

dalam pelajaran Bahasa Jawa dan siswa yang terampil melagukan

tembang macapat.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Apresiasi Tembang Macapat

a. Pengertian Apresiasi

Apresiasi di Sekolah Dasar merupakan suatu kompetensi yang wajib

dimiliki oleh siswa. Apresiasi terdapat pada Kompetensi Dasar pembelajaran

Bahasa Jawa. Namun demikian pengertian apresiasi sangat beragam, seperti

diungkapkan oleh beberapa ahli, diantaranya Aminuddin (2009) mengungkapkan

apresiasi berasal dari bahasa Latin apreciatio yang berarti mengindahkan atau

menghargai. Dalam Bahasa Inggris appreciate yang berarti “menyadari,

memahami, dan menilai”. Ketika dibedakan menjadi appreciation yang artinya

“penghargaan, pemahaman, dan penghayatan” (hlm. 34). Sedangkan Dick

Hartoko (1987) mengartikan “apresiasi sebagai penghargaan. Apresiasi sastra

adalah penghargaan karya sastra. Apresiasi berarti mengenal, memahami,

menikmati dan menilai” (hlm. 3).

Apresiasi merupakan suatu penghargaan terhadap karya seni. Hal ini

dapat dikaitkan dengan kesimpulan seorang peneliti yang menyatakan “apresiasi

biasanya dikaitkan dengan seni” (Waluyo, 2001: 44). Begitu juga Sukarya (2008)

berpendapat “apresiasi dapat juga diartikan berbagi pengalaman antara penikmat

dan seniman, bahkan ada yang menambahkan, menikmati sama artinya dengan

menciptakan kembali” (hlm. 5.1).

Apresiasi dapat diartikan sebagai suatu pendekatan dari diri penikmat terhadapsuatu karya seni pada umumnya. Cakupan apresiasi amatlah luas, meliputiberbagai aspek kehidupan manusia, khususnya yang mengandung nilai padatingkatan yang lebih tinggi, seperti kesenian (lukis, musik, sastra, tari, dan lain-lain), budi pekerti, dan kehidupan beragama. (Yus Rusyana,1979: 23).

Mengenai apresiasi, Soedarso berpendapat bahwa “apresiasi adalah

mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk-beluk sesuatu hasil seni serta menjadi

sensitif terhadap segi-segi estetiknya sehingga mampu menikmati dan menilai

karya tersebut dengan semestinya” (1990: 5).

7

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Sedangkan Dharsono (2005) mengungkapkan apresiasi seni merupakan

proses sadar yang dilakukan peghayat dalam menghadapi dan menghargai karya

seni. Apresiasi tidak sama dengan penikmatan, mengapresiasi adalah proses

pengenalan nilai karya seni untuk menghargai, dan menafsirkan makna (arti) yang

terkandung di dalamnya (hlm. 38).

Pendapat lain mengenai apresiasi juga dikemukakan oleh Hardy (2005)

yang mengungkapkan “seseorang yang appreciate terhadap sesuatu maka orang

tersebut menikmati (enjoy) sesuatu tersebut (enjoyment)” (hlm. 15), dan Dewey

(2001) yang menyatakan bahwa “apresiasi dapat dimaknai sebagai menikmati

suatu pengalaman atau kesenangan (enjoyment) terhadap sesuatu” (hlm. 248).

Pendidikan Seni yang berkaitan dengan apresiasi, Sukarya

mengungkapkan secara umum apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni

berarti, mengerti sepenuhnya seluk-beluk sesuatu hasil seni serta menjadi sensitif

terhadap segi-segi estetikanya. Apresiasi dapat juga diartikan berbagi pengalaman

antara penikmat dan seniman, bahkan ada yang menambahkan, menikmati sama

artinya dengan menciptakan kembali. Tujuan pokok penyelenggaraan apresiasi

seni adalah menjadikan masyarakat "melek seni" sehingga dapat menerima seni

sebagaimana mestinya. Dengan kata-kata yang lebih lengkap, apresiasi adalah

kegiatan mencerap (menangkap dengan pancaindera), menanggapi, menghayati

sampai kepada menilai sesuatu (dalam hal ini karya seni) (2008).

Sependapat dengan Sukarya, Tom Barone&Liora Bresler (2005) dalam

International Journal of Education & the Arts menyatakan bahwa: “Art

Appreciation is a course designed to teach students to write and speak about the

content, form, and contexts of visual art”. Apresiasi Seni adalah program yang

dirancang untuk mengajarkan siswa untuk menulis dan berbicara tentang bentuk,

isi, dan konteks seni rupa.

Seorang pengamat perkembangan seni, Yayah (2004) mengungkapkan

bahwa “peristiwa apresiasi adalah perenungan tentang “pengertian” yang

diinterpretasikan, mempersoalkan interpretasi, menimbangnya dengan fakta-fakta

lain, mempertimbangkan kebenaran, dan sampai dimana maknanya” (hlm. 133).

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Sedangkan rekannya mendefinisikan apresiasi sebagai dicapainya kemampuan

untuk memahami kesenian dengan penuh pengertian (Atiqa, 2004).

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, terdapat berbagai makna dari

apresiasi, tergantung darimana kita melihat apresiasi tersebut. Secara garis besar,

yang disebut sebagai apresiasi adalah suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan

suatu pemahaman, pemanfaatan, ketertarikan, kesenangan, perhatian, dan

partisipasi.

b. Apresiasi untuk Siswa SD

Telah dipaparkan di depan bahwa apresiasi merupakan salah satu

Kompetensi yang harus dicapai oleh siswa Sekolah Dasar (SD). Yus Rusyana

menjelaskan bahwa apresiasi terdiri atas tiga tingkatan, yaitu tingkat pertama

terjadi apabila seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam karya itu

dengan terlibat secara intelektual, emosional, dan imajinatif. Apresiasi tingkat

kedua adalah apabila daya intelektual pembaca lebih giat, dan mampu

memperoleh pengalaman yang lebih dalam serta kenikmatan yang lebih tinggi.

Pada tingkat ketiga, pembaca menyadari pula adanya hubungan antara karya

sastra itu dengan dunia di luarnya, sehingga pemahaman dan penikmatannya pun

dapat dilakukan secara lebih luas dan mendalam (1979).

Pendapat lain berkaitan dengan tahapan apresiasi dikemukakan Bastomi

(1981/1982) bahwa tahapan apresiasi, yaitu: kegiatan mengamati, kegiatan

menghayati, kegiatan mengevaluasi, dan kegiatan berapresiasi (Sukarya, 2008:

5.2).

1) Kegiatan Mengamati

Pada tahap kegiatan ini pengamat melakukan reaksi terhadap

rangsangan yang datang dari objek. Bentuk kegiatan yang dilakukan

pengamat berupa observasi, meneliti dan menganalisa, menilai objek,

sehingga terjadi tanggapan tentang objek itu.

2) Kegiatan Menghayati

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan penghayat adalah

mengadakan seleksi terhadap objek sehingga terjadi proses penyesuaian

antara nilai yang terkandung di dalam objek dengan hasil pengamatan yang

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dilakukan oleh penghayat. Pada tahap ini penghayat dapat menerima nilai-

nilai estetis yang terkandung di dalam objek itu, namun demikian ada

kalanya penghayat menerimanya tanpa kesadaran dan tanpa kritik, sehingga

seluruh objek diterima sepenuhnya.

3) Kegiatan Berapresiasi

Pada tahap kegiatan berapresiasi perasaan seseorang telah tergetar

oleh seni dan hanyut bersama-sama seni itu. Apresiator merasa bahwa

dirinya berada di dalam karya itu, artinya ia seakan-akan merasakan sendiri

apa yang dirasakan oleh pencipta dapat memproyeksikan diri ke dalam

bentuk hasil seni, perasaannya ditentukan oleh apa yang diketemukan di

dalamnya.

Metodologi yang dikembangkan di kelas adalah pengalaman praktik dan

apresiasi siswa. Pengalaman praktik ini terkait dengan proses kreatif siswa dalam

merespon stimulus yang diberikan guru. Pengalaman apresiasi siswa diperoleh

melalui pengamatan, analisis, dan evaluasi terhadap materi yang disajikan oleh

guru secara audio-visual (Yayah, 2004: 126).

Jadi apresiasi untuk siswa sekolah dasar yaitu sampai tahapan atau

tingkatan ketiga yaitu apresiasi tingkat dasar. Dimulai dari melihat atau

mengamati hingga siswa dapat mengapresiasi atau memberikan penilaian terhadap

suatu karya yaitu tembang macapat.

c. Pengertian Tembang Macapat

Tembang macapat merupakan suatu bentuk karya seni yang terdapat pada

zaman nenek moyang kita saat masa-masa sebelum kemerdekaan. Banyak tokoh-

tokoh masyarakat yang menciptakan suatu karya seni yang berkembang di

Indonesia yang berkembang hingga saat ini bahkan dijadikan sebagai kebudayaan

bangsa yaitu tembang macapat. Berkaitan dengan hal tersebut pengertian tembang

macapat muncul dari beberapa ahli diantaranya Saputra (2001) menyebutkan,

“macapat adalah suatu bentuk puisi Jawa yang menggunakan bahasa Jawa baru,

diikat oleh persajakan yang meliputi guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu”

(hlm. 121). Di sisi lain, Soetarno (mengutip pendapat R. Tanojo) dalam bukunya

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

yang berjudul “Kumpulan Makalah tentang Budaya Nusantara” mengaakan

“macapat lagu adalah serat waosan ke empat yang lebih dikenal dengan nama

macapat atau sekar Alit” (2007: 6). Bisa juga macapat menjadi maca papat-papat

yang artinya dibaca setiap empat suku kata, Mardimin menyatakan bahwa

tembang macapat berasal dari kata maca+cepat yang artinya dibaca cepat (1990).

1) Macam-macam Tembang Macapat

Jenis tembang tergolong dalam tembang macapat terdapat 11

macam, yaitu: Dhandhanggula, Sinom, Asmaradana, Pangkur, Pocung,

Kinanthi, Mijil, Gambuh, Durma, Megatruh, dan Maskumambang.

(Darsono, 1955: 4)

Menurut Waluyo (menuliskan pendapat dari Padmosoekotjo)

tembang macapat mulanya ada sembilan macam, yaitu: Mijil, Kinanthi,

Sinom, Asmaradana, Durmo, Dhandhanggula, Pangkur, Maskumambang,

dan Pocung. Sekarang telah bertambah dimana ada 2 tembang tengahan

yang dimasukkan dalam golongan tembang macapat yaitu: Gambuh dan

Megatruh (1995: 1).

Selanjutnya Mardimin dalam bukunya “Sekitar Tembang Macapat”

berkata menurut pengertian yang tersebar di masyarakat (termasuk di

kalangan pendidikan), tembang Macapat ada 11 (sebelas) macam, yaitu :

Dhandhanggula, Sinom, Kinanthi, Asmaradana, Pangkur, Mijil, Pocung,

Durma, Maskumambang, Megatruh, dan Gambuh (2007).

2) Sifat/watak Tembang Macapat

Sadjijo Prawiraisastra (1991) menjelaskan bahwa adanya

bermacam-macam nama tembang, macapat itu pertanda bahwa penggunaan

pupuh tembang itu tidak boleh sekehendak hati, melainkan harus

disesuaikan dengan sifat/watak tembang (pupuh tembang) tersebut (hlm.

402-425). Secara tradisional, sifat/watak tembang itu dikatakan :

a) Pocung

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Berwatak sesuka hati, lucu, menggelikan. Cocok untuk

menggambarkan hal-hal yang menggelikan dan kurang

kesungguhan.

b) Gambuh

Kekeluargaan, familier, sumadulur. Cocok untuk pengungkapan

hal-hal yang bersifat kekeluargaan, nasehat, kependidikan,

kesungguhan hati.

c) Pangkur

Bergairah, keras hati, marah. Cocok untuk pemberian nasehat yang

keras, cinta kasih berapi-api, cerita yang bernada keras.

d) Durma

Bersikeras, marah, bergairah. Cocok untuk mengungkapkan

kemarahan, rasa jengkel, cerita peperangan.

e) Maskumambang

Sedih, iba hati, menyesal. Cocok untuk melukiskan perasaan sedih,

memilukan dan penyesalan.

f) Megatruh

Sedih, prihatin, menyesal. Cocok untuk penggambaran hal-hal yang

mengandung rasa sedih, kecewa, dan penyesalan.

g) Mijil

Berwatak prihatin, cinta kasih. Cocok untuk pemaparan suasana

cinta kasih, keprihatinan, imbauan dan pengajaran.

h) Kinanthi

Bersifat senang, kasih sayang. Cocok untuk memberikan nasehat,

pemaparan kasih sayang, dan sebagainya.

i) Asmaradana

Kasih sayang, sedih, cinta asmara. Cocok untuk penggambaran hal-

hal yang mengandung rasa kasih sayang, asmara, dan sebagainya.

j) Sinom

Kasih sayang, lincah, tangkas. Cocok untuk hal-hal yang serba

lincah, melukiskan sifat kelincahan gerak.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

k) Dhandhanggula

Luwes, menyenangkan, menggembirakan. Cocok untuk

penggambaran berbagai hal/suasana.

3) Fungsi Tembang Macapat

Fungsi Sosial Tembang Macapat menurut Soetarno (2007)

a) Fungsi Penghayatan Estetika

Tembang macapat yang disajikan pada peristiwa tertentu / misalnya

dalam acara pernikahan atau seni pertunjukan akan memberikan

rasa keindahan bagi para pendengar.

b) Fungsi Hiburan

Tembang macapat tidak jarang dilagukan pada peristiwa dalam seni

pertunjukan seperti pertunjukan wayang.

c) Fungsi Komunikasi

Tembang macapat yang disajikan dalam seni pertunjukan tari,

legendarian, ketoprak, wayang kulit dalam bentuk palaran, adalah

merupakan wahana komunikasi antara tokoh-tokoh yang satu

dengan tokoh lain.

d) Fungsi sebagai Ungkapan Jatidiri

Upacara ruwatan di daerah Surakarta tidak jarang dilakukan dengan

cara melagukan tembang-tembang macapat seperti sekar

Dhandhanggula, Sinom dan sebagainya. Upacara ruwatan adalah

merupakan tingkah laku yang mempunyai kaitan dengan

kepercayaan tertentu. Dengan demikian upacara ruwatan dengan

tembang merupakan ungkapan jiwa seniman pelaku upacara yang

merupakan ungkapan jatidiri masyarakat pendukung budaya Jawa.

e) Fungsi sebagai Alat Propaganda

Lewat kesenian ternyata masyarakat lebih tertarik dan mudah

memahami pesan itu dan lebih efektif.

f) Fungsi sebagai Media Pendidikan

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Dalam siklus kehidupan manusia seperti dalam upacara kelahiran,

sepasaran, selapanan, perkawinan, midodareni, wetonan, sering

dilagukan tembang-tembang macapat yang syairnya/cakepannya

mengambil dari karya sastra seperti Wulangreh, Wedhatama,

Tripama dan sebagainya. Dengan demikian fungsi tembang di sini

adalah lebih pada fungsi pendidikan (hlm. 7).

4) Guru Gatra, Guru Wilangan dan Guru Lagu

a) Guru Gatra

Waluyo (1995) mengungkapkan guru gatra adalah tiap bait/pada

sekar macapat terdiri dari sejumlah gatra yang bersifat tetap bagi

“metrum” (nama pada) tembang yang sama (hlm. 6). Sutiman (2007)

guru gatra adalah kalimat lagu dari setiap baris (hlm. 3).

b) Guru Wilangan

Kurniatun (2005) menjelaskan bahwa guru wilangan adalah jumlah

suku kata pada setiap baris (hlm. 43). Waluyo (1995) mengatakan

bahwa guru wilangan ialah aturan jumlah suku kata dalam setiap

gatra pada sekar macapat tertentu (hlm. 6).

c) Guru Lagu

Sutiman (2007) menjelaskan guru lagu ialah jatuhnya suara (vokal a,

i, u, e, o) pada setiap akhir gatra (hlm. 3). Sedangkan Kurniatun

(2005) mengungkapkan guru lagu adalah bunyi vokal pada akhir

baris (hlm. 43).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tembang macapat terdiri

dari sebelas macam yang masing-masing memiliki watak tertentu dan mempunyai

banyak fungsi ataupun manfaat yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-

hari. Selain itu, tembang macapat juga mempunyai tiga unsur di dalamnya yaitu

meliputi guru gatra, guru wilangan dan guru lagu. Ketiga unsur tersebut

merupakan unsur yang sangat penting dalam tembang macapat karena merupakan

patokan atau ancer-ancer dari suatu tembang macapat.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

d. Pengertian Apresiasi Tembang Macapat

Berkaitan dengan apresiasi tembang macapat, Sutardjo (1991)

menjelaskan dalam pemberian materi pembacaan sastra kapujanggan yang berupa

tembang macapat, sesungguhnya seseorang terlibat dalam proses berpikir

(keterampilan menyimak) yang memungkinkannya secara mandiri mampu

menyanyikan tembang macapat sastra kapujanggan (keterampilan membaca),

keterlibatan dalam kegiatan diskusi (keterampilan berbicara), dan menganalisa

tembang macapat (keterampilan menulis) (hlm. 3).

Apresiasi mengenai tembang macapat bisa dilakukan hanya dengan

mendengarkan tembang macapat yang dilagukan. Bisa juga dilakukan dengan

melihat orang yang melagukan tembang macapat. Kemudian mengomentari

tembang macapat tersebut sesuai apa yang didengar. Apresiasi tertinggi dari

tembang macapat yaitu dengan melagukan tembang macapat itu sendiri.

Berkaitan dengan apresiasi tembang macapat, Rizanur Gani (1980)

mengemukakan bahwa :

Pembelajaran sastra kapujanggan bertujuan membina apresiasi sastra karyapara raja dan pujangga dalam istana sentris dan mengembangkan kearifanmenangkap berbagai isyarat kehidupan. Karena sastra dalam keutuhanbentuknya menyentuh perilaku kehidupan kaum terdidik yang dapat mewarnailiku-liku hidup yang bersangkutan. Cakupannya minimal meliputi empatmanfaat, yaitu (1) menunjang keterampilan berbahasa (bernyanyi), (2)meningkatkan pengetahuan budaya, (3) mengembangkan rasa karsa, dan (4)pembentukan watak (hlm. 2).

Hal tersebut relevan dengan UU Sistem Pendidikan Nasional Tahun

2003, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan (merupakan) proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara.

Apresiasi tembang macapat dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan

yang dilakukan dengan tujuan tertentu yang di dalamnya melibatkan suatu

pemahaman, pemanfaatan, ketertarikan, kesenangan, perhatian, dan partisipasi

mengenai tembang macapat.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

e. Pembelajaran Apresiasi Tembang Macapat di SD

Pembelajaran apresiasi tembang macapat di Sekolah Dasar terdapat pada

mata pelajaran Bahasa Jawa. Menurut Mulyana (dikutip dari Farida Nugrahani)

menjelaskan bahwa:

melalui pembelajaran Bahasa dan Sastra Jawa, siswa diharapkan tumbuhmenjadi manusia yang berkepribadian luhur, berbudipekerti halus, memilikirasa kemanusiaan yang tinggi, dan peka untuk mengapresiasi budayanyasehingga mampu menyalurkan gagasan, imajinasi dan ekspresinya secarakreatif dan konstruktif. Pembelajaran Bahasa Jawa dapat dimanfaatkan untukpeningkatan pengetahuan dan pemahaman budaya, baik lokal maupun global.Melalui pembelajaran Bahasa dan Sastra Jawa yang berwawasan multikultural,diharapkan dapat terbentuk lulusan yang mampu berpikir global namun tetapbertindak dengan karakteristik dan potensi lokal (think globally but act locally)(2008: 105).

Selain itu Sukarya (2008) menyatakan bahwa siswa SD memiliki

karakteristik melihat dunia secara holistik, memiliki minat, kemampuan dan cara

belajar yang spesifik (hlm. 11). Menurut Sarwiji Suwandi (2003), hasil

pendidikan yang demikian itu memiliki kualitas yang akan dapat

dipertanggungjawabkan baik secara lokal, nasional, maupun global (hlm. 2).

Sementara itu, menurut Budianta dkk (mengutip Danziger & Johnson), sastra

sebagai bentuk seni yang menggunakan medium bahasa, memiliki fungsi penting

dalam sosialisasi nilai-nilai budaya, moral, dan ideologi. Rosenblatt

(http://education.ua.edu. The University of Alabama) menambahkan bahwa tugas

sastra sebagai seni adalah menawarkan pengalaman yang unik tentang berbagai

model kehidupan. Melalui apresiasi sastra siswa dapat mengembangkan wawasan,

kepekaan perasaan dan pemahaman nilai- nilai kehidupan, sehingga tumbuh

kesadaran yang lebih baik terhadap diri dan masyarakat sekitarnya (2003: 7).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa

di sekolah-sekolah sangatlah penting. Di Sekolah Dasar terdapat pelajaran Bahasa

Jawa yang masuk kurikulum Muatan Lokal dengan Standar Kompetensi yang

terdiri dari aspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan apresiasi

sastra. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian pada aspek apresiasi sastra

dengan materi tembang macapat. Berikut ini adalah SK dan KD yang harus

diajarkan di kelas IV semester II Sekolah Dasar :

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Apresiasi Tembang

Macapat

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. MENDENGARKAN.

Mampu mendengarkan dan

memahami ragam wacana lisan

dalam berbagai ragam

bahasa(ngoko, kromo, dialek)

1.1 Mengapresiasi tembang macapat.

5. APRESIASI SASTRA.

Mampu mengapresiasi sastra jawa.

5.1 Mengapresiasi tembang macapat.

Materi tembang macapat yang diajarkan di SD khususnya kelas IV

semester 2 terdapat beberapa tembang macapat yang telah disesuaikan dengan

kurikulum dan tingkatan pendidikannya yaitu Sekar Pocung, Mijil, Megatruh dan

Gambuh. Contoh tembang-tembang tersebut adalah sebagai berikut :

Pocung, Laras Slendro Pathet Sanga

2 2 2 2 6 6 6 ! 5 5 3 2Ba-pak po- cung du- du wa- tu du- du gu- nung

6 ! 5 2 1 6Da- wa ka- ya u- la

6 ! ! ! 6 6 5 5An- cik an- cik we- si mi- ring

5 6 ! @ ! ! 6 5 6 ! @ !Yen lu- ma- ku si Po- cung ngum- bar su- wa ra

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Mijil, Laras Pelog Pathet Nem

6 6 ! @ @ @ @ z@c! 2 3Ku- du- ku- du mrih a- wak pri- ba- di

! 6 ! ! z!c@ @La- li ing le- la- kon

@ @ # z!c@ 6 5 5 5 z6c5 3Ra- tu i- ku Ra- tu- ne wong a- keh

2 3 5 6 5 3 3 3 3 3Lan gu- nem- e ka- la- mun ti- na- ri

5 6 6 6 6 6Pa- sa- mu- wan sa- mi

2 3 5 5 z6c5 z3c2No- ra bi- sa me- tu

Megatruh, Laras Pelog Pathet Barang

7 5 6 7 7 6 7 5 3 5 6 7Si- gra mi- lir sang ge-thek si-nang- ga ba- jul

7 7 7 7 6 6 z7c6 5Ka-wan-da- sa kang nja- ge- ni

2 3 5 5 5 6 6 6Ing ngar- sa mi-wah- ing pung- kur

3 2 2 2 2 2 z3c2 uTa-na- pi ing ka- nan ke- ring

3 5 6 6 7 5 z6c5 z3c2Sang ge-thek lam- pah- nya a- lon

Namun tidak semua tembang tersebut diajarkan di kelas IV semester II.

Sesuai dengan kurikulum terdapat salah satu tembang saja yang diajarkan sesuai

dengan bahan ajar yang digunakan. Tembang-tembang lain di atas digunakan

untuk Standar Kompetensi mendengarkan yang akan dilagukan guru di depan

siswa dengan Kompetensi Dasar apresiasi tembang macapat. Dalam penelitian ini,

yang akan ditingkatkan adalah apresiasi terhadap tembang macapat Gambuh

sebagai berikut:

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Gambuh, Laras Pelog Pathet Nem

2 3 5 5 5 3 z5c6Pra sis- wa wa- jib- i- pun

6 5 3 2 2 3 5 5 z3c5 6ku- du sre- gep nggo-ne ngu- di ngel- mu

2 1 y z1c2 2 2 2 2 3 1 y tma- ca bu- ku ngga-rap tu- gas o- ra la- li

1 2 2 2 3 1 2 3se- ko- lah- e o- ra mblu- rut

3 5 6 5 3 z2c3 1 2ge- ga- yuh- an bi- sa kla- kon

Pada semester I siswa diajarkan mengenai tembang macapat

Maskumambang, dan pada semester II siswa mendapat materi tembang macapat

Gambuh. Hal ini telah disesuaikan dengan bahan ajar di Sekolah Dasar sesuai

tingkatan kelasnya.

2. Hakikat Model Pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif

a. Pengertian Model Pembelajaran

Mengenai model, terdapat beberapa pengertian diantaranya Suprijono

(mengutip dari Mills) yang mengutarakan model merupakan bentuk representasi

akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok

orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model merupakan interpretasi

terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem

(2003: 7). Lain halnya dengan Smith (mengutip pendapat Dorin) yang

mengartikan model sebagai sebuah gambaran mental yang membantu kita

memahami sesuatu yang tidak bisa kita lihat alami secara langsung (2009: 77).

Sedangkan mengenai pembelajaran, dapat diartikan bahwa pembelajaran

merupakan terjemahan dari learning. Pembelajaran berdasarkan makna leksikal

berarti proses, cara, atau perbuatan mempelajari. Isjoni (2010) menjelaskan

“pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta

didik melakukan kegiatan belajar. Pembelajaran bertujuan agar efisiensi dan

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik dapat terwujud” (hlm.

11). Sedangkan menurut Suprijono (2009) pada “pembelajaran guru mengajar

diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran.

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu

seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru” (hlm. 13).

Jika kedua pengertian diatas digabung maka diperoleh pengertian

mengenai model pembelajaran. Sugiyanto (mengutip pendapat Winataputra)

mengungkapkan model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan suatu pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan pengajar dalam membuat rencana dan melakukan

kegiatan pembelajaran (2008: 7). Sedangkan Suprijono (2009) menjelaskan

“model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial” (hlm. 46).

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat diperoleh pengertian model

pembelajaran dapat diartikan sebagai rancangan atau prosedur yang sistematis dan

dapat digunakan sebagai pedoman untuk memudahkan proses pembelajaran dalam

mencapai suatu tujuan belajar.

b. Pengertian Pengembangan

Pengembangan mempunyai beberapa pengertian. Di bawah ini terdapat

beberapa pengertian pengembangan yang didefinisikan menurut para ahli.

Pengembangan menurut Wiryokusumo (2008) adalah upaya pendidikan baik

formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah,

teratur, dan bertanggungjawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,

membimbing, dan mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh

dan selaras, pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta

kemampuan-kemampuannya, sebagai bekal untuk selanjutnya atas prakarsa

sendiri menambah, meningkatkan dan mengembangkan dirinya, sesama, maupun

lingkungannya ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi

yang optimal dan pribadi yang mandiri.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Stanley I. Greenspan (2004) dalam The Journal of Developmental and

Learning Disorders menyatakan bahwa “Development is a transactional process,

a wide variety of environmental interactive experiences can produce physical

changes and visa versa”. Pengembangan adalah proses transaksional, berbagai

pengalaman interaktif lingkungan dapat menghasilkan perubahan fisik dan

sebaliknya.

Setiap manusia yang hidup akan berkembang, begitu juga dengan

pengetahuan dan kreativitas. Berkaitan dengan hal tersebut Sukarya (2008)

mengungkapkan pengembangan pengetahuan dan pengalaman diperlukan untuk

memperkaya tujuan apresiasi yang meliputi respek untuk para ahli, penilaian

produk yang dihasilkan oleh kemampuan para ahli, perasaan/pemahaman

mengenai ”emotions function cognitively” untuk aturan yang dimainkan oleh seni

rupa dalam kebudayaan manusia, dan rasa toreransi bagi perbedaan orang- orang,

kelompok, budaya, gambar dan objek/benda (hlm. 5.5.2).

Mengenai pengembangan kreativitas juga diungkapkan Csikszentmihalyi

(1996) mengkaji ciri-ciri atau faktor-faktor yang memungkinkan atau membantu

kreativitas seseorang muncul dan berkembang. Ia menegaskan bahwa mungkin

ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah predisposisi genetis

(genetic predisposition) untuk ranah tertentu. Seseorang yang sistem sensorinya

peka terhadap warna dan cahaya lebih mudah menjadi pelukis, sedangkan

seseorang yang mempunyai kepekaan terhadap nada lebih mudah

mengembangkan bakat dalam musik. Selain itu, yang juga penting adalah minat

pada usia dini untuk ranah tertentu. Minat itulah yang menjadikan mereka terlibat

secara mendalam terhadap ranah itu, sehingga mencapai kemahiran dan

keunggulan kreativitas (hlm. 50).

Pengembangan hampir didefinisikan seperti perubahan. Sebagaimana

dinyatakan Arifin (2007) bahwa “pengembangan bila dikaitkan dengan

pendidikan berarti suatu proses perubahan secara bertahap kearah tingkat yang

berkecenderungan lebih tinggi dan meluas dan mendalam yang secara menyeluruh

dapat tercipta suatu kesempurnaan atau kematangan” (1).

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Pengembangan dapat disimpulkan sebagai perubahan menuju kearah

yang lebih baik menuju kemampuan yang lebih mendalam agar tercipta suatu

kesempurnaan.

c. Pengertian Ekspresi Estetika

Edi Darmawan (mengutip pendapat Charles Burnette) mengungkapkan

bahwa “ekspresi merupakan pengalaman dari suatu keindahan yang diapresiasikan

lebih atau kurang dari tampilan bentuk yang bagus dan terpilih dalam gambaran

fikiran dan apa yang kita lihat” (2005: 16). Sedangkan Poedio Boedojo (1986)

mengatakan “ekspresi adalah suatu hal yang nyata, maka seseorang yang

mengamati harus mengartikan hal yang diamati sama dengan orang yang

membuat hal tersebut mengartikan hal tersebut” (hlm. 18).

Estetika berasal dari bahasa Yunani aisthetika berarti hal-hal yang dapat

diserap oleh pancaindera. Oleh karena itu estetika sering diartikan sebagai

persepsi indera (sense of perception). Jelantik mengatakan bahwa estetika adalah

suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan,

mempelajari semua aspek yang disebut keindahan (1999). Sedangkan Sachari

(menerjemahkan pendapat Van Mater Ames) mengungkapkan estetika merupakan

suatu telaah yang berkaitan dengan penciptaan, apresiasi, dan kritik terhadap

karya seni dalam konteks keterkaitan seni dengan kegiatan manusia dan peranan

seni dalam perubahan dunia (2007: 3).

Di sisi lain Dharsono (2005) berpendapat bahwa estetika kadang-kadang

dirumuskan sebagai cabang filsafat yang berhubungan dengan “teori keindahan”

(Theory of beauty). Jika definisi keindahan memberitahu orang untuk mengenali,

maka teori keindahan menjelaskan bagaimana memahaminya (hlm. 10). Menurut

Djelantik ( 1999) meyatakan bahwa estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari

segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek yang

disebut keindahan (hlm. 3).

Berkaitan dengan hal ini, Dharsono (mengutip pendapat dari Nooryan)

juga mengungkapkan bahwa semua bentuk seni beserta ekspresi estetis yang hadir

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dan berkembang dalam setiap kebudayaan, cenderung berbeda dalam corak dan

ungkapan, dan mempunyai ciri khas masing-masing yang unik (2005: 114).

Secara kodrati, ekspresi estetis merupakan sifat fitrah dari manusia

disamping sifat kodrat yang lain, yakni untuk mengetahui sesuatu yang benar dan

menginginkan sesuatu yang baik. Dalam sejarah kehidupan manusia ada tiga

pokok nilai yang senantiasa ingin dicapai yakni kebenaran (truth), kebaikan

(goodness), dan keindahan (beauty). Tiga nilai tersebut merupakan satu kesatuan

yang utuh dan menjadi modal untuk menjadikan hidupnya lebih bermakna

(Balitbang Diknas, 2008: 11-12).

Ekspresi estetika dapat disimpulkan sebagai suatu cara yang dilakukan

untuk mengungkapkan perasaan berdasarkan pengalaman yang telah dialami atau

diterima baik secara sadar ataupun tidak yang berhubungan dengan segala sesuatu

tentang keindahan.

d. Model Pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif

Menurut Bachman (2005) pembelajaran didefinisikan sebagai penciptaan

kondisi sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara optimal.

Sementara inovatif diartikan sebagai ide atau gagasan baru. Dengan demikian

pembelajaran inovatif adalah implementasi ide atau gagasan baru dalam tataran

mikro di kelas sehingga tercipta kondisi yang memungkinkan siswa belajar secara

optimal (hlm. 81).

Prinsip yang mendasari strategi pembelajaran inovatif menurut Wena

(2008), antara lain: (a) pemahaman dibangun melalui pengalaman, (b) pengertian

diciptakan dari usaha untuk menjawab pertanyaan sendiri dan memecahkan

masalah sendiri, (c) pembelajaran seharusnya mengembangkan insting alami

siswa dalam melakukan penyelidikan dan berkreasi; (d) strategi berpusat pada

siswa akan membangun ketrampilan berfikir kritis, penalaran, dan selanjutnya

kreativitas serta ketaktergantungan (hlm. 118).

Tujuan pendidikan ekspresi estetika ialah membimbing pertumbuhan

pribadi manusia, disamping membuat harmonis kepribadiannya dalam kelompok

sosial. Dan untuk itu pendidikan estetika menjadi sangat fundamental. Pendidikan

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

estetis hakaketnya berfungsi : (1) menjaga/memelihara kemampuan segala macam

persepsi dan sensasi; (2) mengkoordinasikan berbagai cara persepsi dan sensasi,

antara yang satu dengan yang lainnya dalam hubungannya kepada lingkungan; (3)

mengekspresikan perasaan dalam bentuk yang dapat dikomunikasikan; (4)

mengekspresikan dalam wujud bentuk dari segala macam pengalaman mental

(Sutjipto, 1973: 7).

Model Pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif merupakan model

pembelajaran inovatif yang dapat digunakan untuk pembelajaran yang

berhubungan dengan nilai-nilai estetis atau keindahan, misalnya seni rupa, seni

suara, seni musik, ataupun sastra dengan cara yang inovatif dengan pembaharuan

pengalaman estetika yang diungkapkan melalui perasaan.

Adapun langkah-langkah pembelajaran model ini dikemukakan oleh

Balitbang Diknas (2008: 19) sebagai berikut :

1) Mengorientasikan siswa pada masalah;

Pada tahap ini siswa difokuskan pada suatu masalah atau

persoalan yang harus dikerjakan, baik secara kelompok ataupun individu.

Siswa dapat mengamati benda-benda di sekitar atau di sekelilingnya

untuk mendapatkan pemecahannya.

Seperti halnya Wena (mengutip pendapat Suharsono, 1991)

yang menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

sangat penting artinya bagi masa depan siswa. Persoalan tentang

bagaimana mengajarkan pemecahan masalah tidak akan pernah

terselesaikan tanpa memperhatikan jenis masalah yang ingin dipecahkan,

saran dan bentuk program yang disiapkan untuk mengajarkannya, serta

variabel-variabel pembawaan siswa (2009: 53).

2) Merancang proses pemecahan masalah atau menjawab

pertanyaan;

Proses pemecahan masalah diutarakan secara runtut dan rinci.

Pemecahan masalah dibicarakan secara kelompok. Dalam hal ini siswa

dituntut untuk menjawab pertanyaan dengan baik dan benar dan juga

mengemukakan pertanyaan.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Wena (mengutip dari Kramers, dkk, 1988) mengungkapkan

bahwa pemecahan masalah sistematis (systematic approach to problem

solving) adalah petunjuk untuk melakukan suatu tindakan yang berfungsi

untuk membantu seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Secara operasional tahap-tahap pemecahan masalah sistematis terdiri atas

empat tahap, yaitu:

a. Memahami masalahnya.

b. Membuat rencana penyelesaian.

c. Melaksanakan rencana penyelesaian.

d. Memeriksa kembali, mengecek hasilnya (2009: 60).

3) Membimbing proses kreatif;

Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru dengan idenya sendiri. Membuat suatu karya yang baik dan

bernilai tinggi. Dapat menghargai, menghayati suatu karya dengan

penggunaan media secara tepat.

Bachman (2005) mengemukakan bahwa dalam membentuk

proses kreatif sangat diperlukan pemahaman secara menyeluruh dan

menganalisa sasaran dasar dari persoalan. Sasaran ini sebaiknya dipecah

menjadi kemungkinan tingkatan terendah dan kemungkinan ekspresi

pailng sederhana ( hlm. 88).

4) Mengkomunikasikan hasil;

Hasil kerjasama kelompok dibahas di depan kelas bersama guru

dan siswa lainnya. Siswa saling berinteraksi secara multi arah dan

memberikan tanggapan kepada siswa lain yang mengkomunikasikan

hasil pekerjaannya. Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran baik

individu maupun kelompok. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

keaktifan siswa di dalam kelas. Dengan mengkomunikasikan hasil

diharapkan siswa lebih mampu mengutarakan apresiasinya terhadap

pelajaran yang diterima.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

5) Apresiasi dan konfirmasi;

Sikap apresiatif menjadikan siswa dapat menghargai sebenarnya

nilai yang ada di dalam kandungan seni. Timbal baliknya siswa dapat

menghargai perasaan sendiri, sehingga dapat mencapai kenikmatan dan

kepuasan karenanya. Dengan apresiasi siswa diharapkan mampu

mengutarakan atau mengekspresikan perasaannya melalui suatu karya

yang dimilikinya. Dilanjutkan dengan adanya konfirmasi yaitu suatu

tanggapan atau timbal balik dari siswa lain terhadap siswa yang

berapresiasi. Pemberian penguatan kepada siswa yang berhasil atau

mempunyai nilai baik.

Sukarya (2008) menuliskan apresiasi melalui pendekatan

aplikatif ditumbuhkan dengan melakukan kegiatan berkarya seni secara

langsung, di studio, di sekolah, di rumah atau di mana saja. Melalui

praktek berkarya, apresiasi tumbuh dengan serta merta akibat dari

pertimbangan dan penghayatan terhadap proses berkarya dalam hal

keunikan teknik, bahan, dsb (hlm. 5.1.14).

6) Evaluasi dan refleksi.

Evaluasi dilaksanakan diakhir pelajaran. Evaluasi dapat berupa

evaluasi kelompok atau individu. Pengadaan tanya jawab guru kepada

siswa dan siswa kepada guru tentang materi yang dipelajari. Pemberian

umpan balik kepada siswa. Yayah dan Atiqa (2004) mengungkapkan

bahwa evaluasi dalam pendidikan seni harus mempunyai bentuknya

sendiri disesuaikan dengan karakteristik pelajarannya yang lebih

mengutamakan aspek apresiasi dan kreativitas. Bentuk evaluasinya pun

harus bertolak dari keduanya (hlm. 145).

e. Pengembangan Model Pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif

Mengenai pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif,

Balitbang Diknas (2008) menjelaskan bahwa:

Model pembelajaran yang dikembangkan ini didukung oleh teori Bandura yangterkenal dengan teori belajar sosial. Menurut teori ini, seseorang belajarmelalui pengamatan secara selektif perilaku orang lain (model) yang menarik.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Di dalam model pembelajaran, model yang akan di tiru oleh siswa berasal darifenomena atau proses atau perilaku masyarakat yang ada di sekitar siswa. Sifatintegratif pembelajaran ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuansiswa dalam melihat sistem, bahwa semua proses yang terjadi pada dasarnyatidak sendiri, tapi kait-mengkait satu sama lain (hlm. 18-19).

Tujuan pengembangan model ini adalah untuk: eksplorasi, optimalisasi,

dan pemberdayaan seluruh potensi siswa melalui olah hati, olah pikir, olahrasa,

dan olah raga. Tujuan khusus adalah pengembangan kecakapan hidup dan

mengefektifkan capaian akademik siswa (konsepsi, apresiasi, dan kreasi).

Sedangkan asumsi yang mendasari model pembelajaran inovatif ini adalah: (a)

Siswa belajar melalui pengamatan selektif terhadap perilaku yang menyenangkan;

(b) Siswa belajar secara aktif merangkai pengalaman untuk membangun

pengetahuannya sendiri; (c) Siswa belajar tidak bisa dilepaskan dari konteksnya

(budaya, lingkungan, kehidupan, sosial); (d) siswa merupakan makhluk sosial

sekaligus makhluk individu; (e) Belajar merupakan proses sosial sekaligus proses

individual; (f) Belajar bukan hanya kerja otak tapi juga merupakan kerja melalui

multi indra; (g) Belajar berlangsung dalam konteks menyenangkan;dan (h) Belajar

merupakan proses membangun makna dan berlangsung kontinyu.

Berdasarkan uraian di atas, pengembangan model pembelajaran ekspresi

estetika inovatif merupakan upaya perubahan model pembelajaran tersebut

dengan cara yang lebih bervariasi dan mampu meningkatkan kreativitas siswa

dalam pembelajaran seni budaya khususnya tembang macapat. Dalam penelitian

ini peneliti mengembangkan model pembelajaran pada media yang digunakan,

dan langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan. Pengembangan model

pembelajaran ekspresi estetika inovatif berkaitan dengan karya seni, karya sastra,

dan budaya.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Heni Sri Sugiyarti (2009) dalam skripsinya yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Tembang Macapat Dengan Pendekatan

Kontekstual Elemen Masyarakat Belajar pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Jatiyoso Kabupaten Karanganyar”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan

Pendekatan Kontekstual Elemen Masyarakat Belajar hasil tes menunjukan adanya

peningkatan kemampuan siswa dalam mengapresiasi tembang macapat.

Peningkatan kemampuan mengapresiasi tembang macapat prasiklus ke siklus I

sampai siklus II dapat dilihat dari nilai siswa yang masuk kategori baik.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-

sama mengkaji apresiasi tembang macapat. Perbedaannya terletak pada bentuk

tindakan yang dilakukan.

Lina Ratnawati (2009) dalam skripsinya yang berjudul ”Upaya

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Apresiasi Puisi melalui Pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas V SD Negeri Jono 1

Tanon Sragen”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa melalui pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran apresiasi puisi. Penelitian dilakukan sampai tahap siklus III dengan

tercapainya indikator kinerja yang telah ditentukan. Persamaan dengan penelitian

ini adalah sama-sama mengkaji tentang apresiasi, namun berbeda pada masalah

apresiasi yang diteliti yaitu mengenai apresiasi puisi dan bentuk tindakan yang

dilakukan yaitu dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL).

Widada (2007) dalam tesisnya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan

Apresiasi Puisi dengan Strategi Pembelajaran Cooperative Learning pada Siswa

Kelas VII SMP Negeri 2 Boyolali”. Penelitian ini dilakukan hingga tiga siklus

dengan peningkatan sebesar dan menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran

Cooperative Learning dapat meningkatkan apresiasi puisi pada siswa kelas VII

SMP 2 Boyolali tersebut. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada variabel

apresiasi, namun apresiasi yang diteliti berbeda yaitu mengenai apresiasi puisi.

Sedangkan perbedaannya adalah pada penelitian yang dilakukan yaitu tesis, dan

juga pada variabel yang mengobati yaitu menggunakan strategi pembelajaran

Cooperative Learning.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan observasi awal dan pengamatan mengenai kondisi awal

sebelum tindakan dilaksanakan, diperoleh gambaran bahwa apresiasi tembang

macapat siswa kelas IV SDN 01 Ngepungsari rendah apabila dibandingkan

dengan nilai aspek-aspek keterampilan pada mata pelajaran yang lain. Hal ini

karena dari 20 siswa, ada 12 siswa atau 60% yang belum memenuhi KKM ≥ 75.

Selain itu metode mengajar guru yang kurang inovatif dan kurang bervariasi

dalam menggunakan model pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan model

pembelajaran yang tepat agar apresiasi siswa terhadap tembang macapat

meningkat.

Peneliti memberikan solusi melalui pengembangan model pembelajaran

ekspresi estetika inovatif untuk diaplikasikan di dalam pembelajaran apresiasi

sastra Bahasa Jawa. Penelitian ini menggunakan model pelatihan untuk mengukur

apresiasi siswa. Peneliti bekerjasama dengan guru kelas merumuskan bentuk

pembelajaran yang menarik dan menimbulkan minat siswa untuk mengapresiasi

tembang macapat. Salah satu upaya menarik minat siswa adalah dengan model

pembelajaran yang menarik. Bila tindakan tersebut dilakukan, maka diduga

pembelajaran apresiasi tembang macapat akan berlangsung aktif dan menarik. Di

dalam pembelajaran Bahasa Jawa khusunya apresiasi tembang macapat dengan

pengembangan Model Pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif ini nantinya siswa

diajak untuk belajar inovatif dengan media yang menarik dalam model

pembelajaran yang menyenangkan. Indikator ketercapaian yang akan diraih dalam

penelitian adalah 70 % pada siklus I dan 80 % pada siklus II dan apabila belum

berhasil pada siklus II maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Pada kondisi akhir setelah menggunakan model pembelajaran Ekspresi

Estetika Inovatif dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi tembang macapat

maka apresiasi siswa terhadap tembang macapat meningkat. Perwujudan

pembelajaran apresiasi yang demikian itu, cenderung membuat siswa akan lebih

tertarik, senang, aktif, dan termotivasi. Untuk lebih jelasnya tentang kerangka

berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 :

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka diduga

terdapat peningkatan apresiasi tembang macapat melalui pengembangan model

pembelajaran ekspresi estetika inovatif pada siswa kelas IV SDN 01 Ngepungsari

Tahun Ajaran 2011/2012.

KondisiAwal

KondisiAkhir

Tindakan

a. Pembelajaran apresiasitembang macapat kuranginovatif

b. Pembelajaran apresiasikurang berhasil

c. Penggunaan modelpembelajaran kurangbervariasi.

Pembelajaran apresiasitembang macapat dengan

pengembangan modelpembelajaran

Ekspresi Estetika Inovatif

Melalui pengembangan modelpembelajaran Ekspresi Estetika

Inovatif dapat meningkatkanapresiasi tembang macapat

siswa SD Negeri 01Ngepungsari

1. Kemampuanapresiasi siswarendah.

2. Sebanyak 60% siswabelum mencapaiKKM ≥ 75

SiklusI

SiklusII

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Pengamatan

4. Refleksi

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Ngepungsari yang beralamat Dusun

Kepuh, Desa Ngepungsari, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar. Tempat

ini dipilih karena pertama, peneliti sudah mengenal karakteristik siswa di sekolah

tersebut. Kedua, terdapat nilai apresiasi tembang macapat yang tergolong rendah

di kelas IV SDN 01 Ngepungsari. Sekolah ini terdiri dari 6 kelas mulai dari kelas I

sampai kelas VI, dengan jumlah siswa tiap kelas berkisar 20 sampai 35 siswa.

Sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran antara lain blackboard, alat

peraga, perpustakaan dan yang lainnya. Ruang kelas IV berada di tengah-tengah

antara kelas III dan kelas V, dan menghadap ke barat. Berdasarkan pengamatan

peneliti ruangannya cukup bersih dan penerangannya pun cukup bagus.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012,

selama 7 bulan, mulai dari bulan Januari 2012 sampai Juli 2012. Tahap

perencanaan dan persiapan dilaksanakan pada pertengahan bulan Januari 2012

sampai April 2012. Pelaksanaan pembelajaran apresiasi tembang macapat

dilaksanakan pada bulan Mei 2012 dengan perincian siklus I dilakukan sebanyak

tiga kali pertemuan yaitu dua kali disetiap minggu. Siklus II dilakukan sebanyak

tiga kali pertemuan selama dua minggu berturut-turut setelah pelaksanaan siklus I.

Pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal pelajaran dan jam tambahan Bahasa Jawa

di kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Data yang diperoleh dan dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat

dari kegiatan peneliti di lapangan sehingga bentuk model yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sedangkan pendekatan yang dilakukan

31

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dalam melaksanakan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau

isilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR). Slamet &

Suwarto (2007) mengemukakan PTK dilakukan bertujuan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas (sekolah) (hlm. 61).

PTK menggunakan strategi tindakan dari identifikasi masalah,

penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan

refleksi. Rangkaian kegiatan secara berurutan yang dimulai dari rencana indakan

sampai dengan refleksi disebut satu tindakan penelitian. Apabila dalam

pelaksanaan tindakan ditemukan permasalahan yang dapat mengganggu

tercapainya tujuan PTK maka guru dapat memperbaiki permasalahan tersebut

pada tindakan selanjutnya.

2. Strategi Penelitian

Pada strategi penelitian tindakan kelas, langkah-langkah yang diambil

adalah strategi tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti

hanya satu sekolah. Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK meliputi : (1)

perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) analisis

dan refleksi. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat dalam gambar 2 :

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

Identifikasi Masalah

Perencanaan

Refleksi Aksi

Observasi

Observasi

Perencanaan Ulang

AksiRefleksi

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari

Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 20 terdiri

dari 11 orang siswa perempuan dan 9 orang siswa laki-laki, serta guru kelas IV

Ibu Ami Rahayu. Peneliti memilih kelas ini karena berdasarkan pendekatan dan

survei awal, siswa kelas ini mempunyai kelemahan dalam mengapresiasi tembang

macapat. Objek penelitian ini adalah pembelajaran Bahasa Jawa (Muatan Lokal)

pada materi apresiasi tembang macapat di kelas IV SDN 01 Ngepungsari Tahun

Ajaran 2011/2012.

D. Sumber Data

Ada tiga sumber data penting yang dijadikan sasaran penggalian dan

pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Pertama yaitu informan,

dalam penelitian ini adalah guru kelas IV yaitu Ibu Ami Rahayu dan siswa kelas

IV SD Negeri 01 Ngepungsari yang berjumlah 20 anak karena dalam kelas ini

pembelajaran apresiasi tembang macapat masih tergolong rendah. Kedua, yaitu

peristiwa proses belajar mengajar apresiasi tembang macapat. Data yang

dikumpulkan yaitu data tentang bagaimana proses pembelajaran apresiasi

tembang macapat yang berlangsung di kelas IV. Sumber yang terakhir yaitu data

dokumen yang berupa nilai hasil apresiasi siswa, tes siklus I dan II, dan lembar

observasi guru dan siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Tes

Pemberian tes berupa tes individu dan kelompok. Setiap pertemuan

diberikan tes kepada siswa, pada pertemuan I&II diberikan tes kelompok pada

kegiatan elaborasi dan tes individu pada setiap akhir pertemuan. Pada akhir siklus

(pertemuan ketiga) diberikan tes khusus yang soal-soalnya merupakan gabungan

dari materi pertemuan I&II, serta tes praktik melagukan tembang macapat

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

(penilaian individu). Tes ini dilakukan kepada siswa kelas IV SD Negeri 01

Ngepungsari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran apresiasi

tembang macapat. Dengan diketahui hasil tes ini peneliti dapat merencanakan

kegiatan yang akan dilakukan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran.

Selain itu, tes digunakan untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan

pelaksanaan tindakan.

2. Observasi

Observasi yang dilakukan terhadap dua hal, yaitu observasi terhadap

siswa dan observasi terhadap guru. Pertama, Observasi dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung yaitu pada saat pelaksanaan siklus I dan siklus II.

Peneliti bertindak sebagai observer mengisi data yang harus diobservasi pada

siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari. Observasi tersebut dilakukan untuk

mengamati perkembangan pembelajaran apresiasi tembang macapat yang

dilakukan siswa dan guru kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari sejak sebelum

pelaksanaan tindakan, pada saat pelaksanaan tindakan, sampai akhir tindakan.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu

peneliti dan guru kelas IV sebagai pengamat langsung melihat dan mengadakan

pengamatan secara langsung pada kegiatan pembelajaran siswa, kemudian

mencatat kegiatan siswa dan peristiwa yang terjadi pada keadaan yang

sebenarnya.

Observasi yang kedua, adalah observasi terhadap guru (praktikan)

dilakukan oleh guru kelas IV dengan mengisi lembar observasi/penilaian terhadap

guru (praktikan). Hasil observasi peneliti kemudian didiskusikan dengan guru

yang bersangkutan untuk kemudian dianalisis bersama-sama untuk mengetahui

berbagai kelemahan yang ada dan untuk mencari solusi yang tepat. Observasi

terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam mengelola kelas,

merangsang keaktifan siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.

Sedangkan observasi terhadap siswa difokuskan pada keaktifan siswa dalam

mengikuti pembelajaran, motivasi dan minat siswa terhadap pembelajaran yang

berlangsung terutama pembelajaran apresiasi dengan menggunakan

pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3. Teknik in-dept Interview (wawancara mendalam)

Wawancara dilakukan terhadap siswa dan guru kelas IV SD Negeri 01

Ngepungsari sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan, yaitu sebelum

memasuki siklus I dan setelah pelaksanaan siklus II. Teknik ini digunakan untuk

memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan pembelajaran apresiasi,

berbagai informan mengenai kesulitan yang dialami guru dalam pembelajaran

apresiasi, serta faktor-faktor penyebabnya. Selain itu, peneliti juga melakukan

wawancara dengan siswa untuk mengetahui model pembelajaran apresiasi yang

diterapkan oleh guru dan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap

cara mengajar yang digunakan oleh guru tersebut, serta untuk mengetahui

kemampuan apresiasi siswa.

4. Dokumentasi

Dokumen berupa data mengenai nilai apresiasi tembang macapat diambil

dari dokumentasi nilai siswa semester I yang digunakan peneliti untuk

merencanakan pembelajaran menggunakan pengembangan model pembelajaran

ekspresi estetika inovatif. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa

nama siswa dan data nilai siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari,

Karanganyar. Selain itu, dokumentasi dilaksanakan selama proses pembelajaran

apresiasi tembang macapat siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari.

Dokumentasi dilakukan oleh teman sejawat berupa video dan foto proses

pembelajaran. Dokumentasi dilakukan bertujuan untuk mengamati proses

pembelajaran apresiasi tembang macapat siswa kelas IV SD Negeri 01

Ngepungsari.

F. Validitas Data

Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Triangulasi Data

Peneliti menggunakan beragam sumber data yang tersedia dalam

pengumpulan data. Membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan

suatu informasi yang telah diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.

Informasi dari narasumber yang satu dibandingkan dengan informasi dari

narasumber lainnya.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Triangulasi Metode

Triangulasi metode memanfaatkan sumber data yang berbeda-beda untuk

menggali data yang sejenis. Peneliti bisa memperoleh data yang berbeda-beda

untuk menggali data yang sejenis. Peneliti bisa memperoleh data dari narasumber

dengan teknik wawancara mendalam yang kebenarannya dapat dibuktikan dengan

mengadakan observasi secara cermat terhadap objek penelitian. Dengan demikian,

informasi dari narasumber yang satu bisa dibandingkan dengan informasi dari

narasumber lain.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik deskriptif

komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil

antarsiklus. Sedangkan teknik analisis interaktif berkaitan dengan data kualitatif.

Teknik analisis interaktif mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan

kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan

kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang

ada.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis interaktif. Hasil

analisis dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap

berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Model analisis ini mempunyai tiga

komponen yaitu: (1) Reduksi Data (Data Reduction), (2) Penyajian Data (Data

Display), (3) Penarikan Kesimpulan (Verification) dan refleksi (Refflection).

Teknik analisis data seperti terlihat pada gambar berikut ini :

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Sutopo (2002) menjelaskan reduksi data merupakan proses seleksi,

pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Dalam reduksi

data yang diperoleh dari hasil observasi yang ditulis dalam bentuk data,

dikumpulkan, dirangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok, kemudian dicari

polanya. Jadi, data sebagai bahan data mentah singkat disusun lebih sistematis,

ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih tajam hasil pengamatan

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dalam penelitian ini, juga mempermudah peneliti untuk mencatat kembali data

yang diperoleh bila diperlukan (hlm. 91).

2. Penyajian Data (Data Display)

Menurut Sutopo (2002), sajian data merupakan suatu rakitan organisasi

informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian

dapat dilakukan. Pada tahap ini data yang telah direduksi dan dikelompokkan

dalam berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk

melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data ini ditulis

dalam paparan data. Penyajian data adalah suatu sekumpulan informasi tersusun

yang memungkinkan penelitian dapat dilakukan dan adanya penarikan kesimpulan

tindakan (hlm. 92).

3. Penarikan Kesimpulan (Verification)

Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data

agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis yang

terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu simpulan.

Penarikan simpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara

bertahap mulai dari simpulan sementara, simpulan yang ditarik pada akhir siklus

I, dan simpulan terakhir yaitu pada akhir siklus II. Simpulan yang pertama sampai

dengan yang terakhir harus terkait. Hasil simpulan akhir dilakukan refleksi untuk

menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya.

Menurut Sutopo (2002: 96) model analisis interaktif dapat ditampilkan

pada Gambar 2 :

Gambar 3.2 Model Analisis Interaktif

Pengumpulan data

Penarikan simpulan/verifikasi

Reduksi data Sajian data

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

H. Indikator Kinerja

Indikator ketercapaian tujuan dari penelitian mengenai apresiasi tembang

macapat siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 3.2 Indikator Ketercapaian Tujuan

Aspek yang Diukur Presentase Siswa

yang Ditargetkan

Cara Mengukur

Kemampuan siswa dalam

menyanyikan tembang

macapat

70%

Dinilai dari hasil praktik

individu menyanyikan

tembang macapat di depan

kelas.

Kemampuan siswa

memahami materi

tentang apresiasi

tembang macapat

80%

Dihitug dari jumlah siswa

yang mendapat nilai

ketuntasan belajar (KKM)

sesuai yang ditetapkan di

sekolah sebesar ≥ 75.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur

sebagaimana Arikunto (2008) mengembangkan kerangka berpikir (mengutip dari

Supardi) bahwa prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut:

(1) perencanaan (planing); (2) penerapan tindakan (action); (3) mengobservasi

dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation); dan (d)

melakukan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan

yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan) (hlm. 104).

Secara jelas langkah-langkah penelitian tersebut dapat digambarkan pada

gambar 3.1 sebagai berikut :

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Gambar 3.3 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2008:74)

Tahapan-tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. SIKLUS I

Pertemuan I

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti melakukan persiapan yang

meliputi :

1) Guru membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk

pembelajaran apresiasi tembang macapat dengan menggunakan model

pembelajaran ekspresi estetika inovatif.

Permasalahan PerencanaanTindakan I

PelaksanaanTindakan I

Refleksi I Pengamatan/Pengumpulan

Data I

PerencanaanTindakan II

PelaksanaanTindakan II

Refleksi IIPengamatan/

Pengumpulan Data

Permasalahanbaru hasilrefleksi

Apabila Permasalahanbelum terselesaikan

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2) Menyediakan media pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran apresiasi tembang macapat.

3) Membuat soal tes, baik individu maupun kelompok.

4) Mempersiapkan instrumen penelitian diantaranya menyusun lembar

observasi guru dan siswa, lembar penilaian apresiasi tembang macapat.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan dari rencana pembelajaran (RPP) yang telah

dipersiapkan. Secara garis besar, tindakan yang akan dilaksanakan yaitu

penggunaan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif dalam

pembelajaran Bahasa Jawa apresiasi tembang macapat. Pelaksanaan kegiatan

pembelajaran yang sesuai dengan RPP, dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu:

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir/ penutup.

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran

ekspresi estetika inovatif :

1) Kegiatan Awal

(a) Guru mempersiapkan siswa dan mengkondisikan kelas.

(b) Guru melakukan apersepsi yaitu tanya jawab mengenai materi

yang sebelumnya pernah dipelajari siswa yaitu lagu dolanan.

(c) Guru memberikan motivasi untuk penyemangat bagi siswa berupa

sebuah tepuk yang diberi nama “Tepuk Jempol”.

(d) Guru memberikan orientasi kepada siswa yaitu dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran, diantaranya:

- Melalui kerja kelompok siswa dapat mengidentifikasi macam-

macam tembang macapat dan masing-masing watak yang

dimiliki tembang macapat dengan tepat.

- Melalui penugasan siswa dapat menyebutkan macam-macam

tembang macapat dengan benar.

- Melalui ceramah siswa dapat menjelaskan watak-watak yang

dimiliki tembang macapat dengan baik dan benar.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

- Melalui tanya jawab siswa dapat menjawab pertanyaan yang

dilontarkan oleh guru mengenai tembang macapat dengan baik

dan benar.

- Melalui penugasan peserta didik dapat mempresentasikan

macam-macam tembang macapat dan watak-watak yang

dimiliki dengan lancar.

2) Kegiatan Inti

(a) Guru mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari yaitu

tentang KD apresiasi tembang macapat.

(b) Guru menjelaskan tentang macam-macam dan watak-watak

tembang macapat melalui media LCD.

(c) Guru mengajarkan tembang macapat Gambuh secara klasikal.

(d) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tembang

macapat yaitu macam-macam tembang macapat dan watak-watak

yang dimiliki oleh tembang macapat.

(e) Guru memberikan soal kepada siswa untuk dipecahkan secara

berkelompok.

(f) Memperhatikan kegiatan siswa baik secara individu ataupun

kelompok.

(g) Guru menuntun siswa untuk menggunakan media kartu-papan

macapat berpasangan dalam menjawab pertanyaan dengan

mencocokkan kartu yang diberikan guru yaitu mengenai macam-

macam dan watak tembang macapat.

(h) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik

untuk menyelesaikan masalah.

(i) Guru meminta siswa maju membacakan hasil pekerjaannya dan

menyanyikan tembang macapat Gambuh secara berkelompok,

setiap kelompok maju di depan kelas.

(j) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menyampaikan hasil kerja mereka dan mengomentari hasil kerja

temannya.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

(k) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

(l) Memberikan penguatan dan penyimpulan.

3) Kegiatan Akhir

(a) Mengajak siswa melakukan refleksi tentang apa yang telah

mereka lakukan dan pelajari.

(b) Memberi evaluasi berupa soal dan pekerjaan rumah mengenai

tembang macapat.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung

dengan mengamati siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari serta guru

ketika menerapkan pembelajaran Bahasa Jawa materi tembang macapat

dengan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif. Observasi dilakukan

dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya,

yaitu dengan mengisi data tentang kegiatan siswa, menilai siswa dalam

kerjasama, partisipasi, dan perhatian pada saat proses pembelajaran apresiasi

tembang macapat. Data hasil observasi kemudian digunakan untuk refleksi.

d. Refleksi

Peneliti dan guru kelas menganalisis dan mengolah nilai yang

terdapat pada lembar observasi siswa dan lembar evaluasi individu, dari hasil

analisis siklus I pertemuan I yang menunjukkan belum tercapainya indikator

keberhasilan karena diketahui masih banyak nilai siswa yang berada di

bawah KKM ≥ 75. Hal ini dilakukan setelah proses pembelajaran Bahasa

Jawa materi apresiasi tembang macapat. Pencapaian ketuntasan siswa sebesar

70% dengan rata-rata kelas 76,8. Karena indikator keberhasilan yang harus

dicapai sebesar 80%, penelitian dikatakan belum berhasil. Maka

direncanakan perbaikan kembali pada siklus I pertemuan II agar

pembelajaran apresiasi tembang macapat pada siklus berikutnya berhasil.

Pertemuan II

a. Perencanaan Tindakan

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti melakukan persiapan yang

meliputi :

1) Guru membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk

pembelajaran apresiasi tembang macapat dengan menggunakan model

pembelajaran ekspresi estetika inovatif.

2) Menyediakan media pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran apresiasi tembang macapat.

3) Membuat soal tes, baik individu maupun kelompok.

4) Mempersiapkan instrumen penelitian diantaranya menyusun lembar

observasi guru dan siswa, lembar penilaian apresiasi tembang

macapat.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran

ekspresi estetika inovatif :

1) Kegiatan Awal

(a) Guru mempersiapkan siswa dan mengkondisikan kelas.

(b) Guru melakukan apersepsi yaitu tanya jawab mengenai materi

sebelumnya yaitu macam-macam dan watak-watak tembang

macapat.

(c) Guru memberikan motivasi untuk penyemangat bagi siswa yaitu

bernyanyi bersama lagu “Cublak-Cublak Suweng”

(d) Guru memberikan orientasi kepada siswa yaitu dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu :

- Melalui kerja kelompok siswa dapat mengidentifikasi guru

lagu dan guru wilangan dalam tembang macapat dengan tepat.

- Melalui ceramah siswa dapat menjelaskan isi tembang macapat

dengan benar.

- Melalui kerja kelompok siswa dapat melatih untuk membuat

tembang macapat dengan tepat.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

- Melalui tanya jawab siswa dapat menunjukkan guru lagu dan

guru wilangan yang terdapat pada tembang macapat dengan

baik dan benar.

- Melalui demonstrasi siswa dapat melagukan tembang macapat

dengan baik dan benar.

2) Kegiatan Inti

(a) Guru mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari yaitu

tentang KD apresiasi tembang macapat.

(b) Guru menyanyikan tembang Gambuh.

(c) Guru menjelaskan tentang isi tembang macapat Gambuh yang

dinyanyikan.

(d) Guru menjelaskan pengertian gatra, guru lagu dan guru

wilangan menggunakan media LCD.

(e) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai guru lagu

dan guru wilangan yang dimiliki oleh masing-masing tembang

macapat.

(f) Guru memberikan soal kepada siswa untuk dipecahkan secara

berkelompok.

(g) Memperhatikan kegiatan siswa baik secara individu ataupun

kelompok.

(h) Guru menuntun siswa untuk menggunakan media papan puzzle

tembang macapat.

(i) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik

untuk menyelesaikan masalah.

(j) Guru meminta siswa maju membacakan hasil pekerjaannya dan

menyanyikan tembang macapat Gambuh secara berkelompok,

dengan membaca papan puzzle yang dipasanganya.

(k) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyajikan

hasil kerja mereka dan mengomentari hasil kerja temannya.

(l) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

(m) Memberikan penguatan dan penyimpulan.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

3) Kegiatan Akhir

(a) Mengajak siswa melakukan refleksi tentang apa yang telah

mereka lakukan dan pelajari.

(b) Memberi evaluasi berupa soal dan pekerjaan rumah mengenai

tembang macapat.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran. Peneliti

mengobservasi siswa dan guru kelas mengobservasi peneliti (praktikan).

Observasi terhadap guru dilakukan selama proses pembelajaran apresiasi

tembang macapat yaitu dengan mengisi lembar observasi yang telah dibuat.

Dan observasi siswa dilakukan selama proses pembelajaran baik dalam

bentuk individu ataupun kelompok agar dapat digunakan untuk

mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I pertemuan II.

d. Refleksi

Peneliti dan guru kelas menganalisis dan mengolah nilai yang

terdapat pada lembar observasi, baik observasi terhadap siswa maupun guru

untuk diambil kesimpulan dan lembar evaluasi, baik individu maupun

kelompok. Dari hasil analisis siklus I pertemuan II siswa sudah menunjukkan

sedikit peningkatan akan tetapi belum mencapai indikator keberhasilan yang

ditentukan, pencapaian ketuntasan siswa sebesar 70% dengan rata-rata kelas

76,8. Karena indikator keberhasilan yang harus dicapai sebesar 80%,

penelitian dikatakan belum berhasil maka perlu diadakan perbaikan pada

siklus II, dengan materi yang sama.

Pertemuan III

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti melakukan persiapan yang

meliputi :

1) Guru membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk

pembelajaran apresiasi tembang macapat dengan menggunakan model

pembelajaran ekspresi estetika inovatif.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2) Membuat soal tes evaluasi hasil pelaksanaan siklus I.

3) Mempersiapkan instrumen penelitian diantaranya menyusun lembar

observasi guru dan siswa, lembar penilaian apresiasi tembang

macapat.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran

ekspresi estetika inovatif :

1) Kegiatan Awal

(a) Guru mempersiapkan siswa dan mengkondisikan kelas.

(b) Guru melakukan apersepsi yaitu tanya jawab mengenai materi

tembang macapat.

(c) Guru memberikan motivasi untuk penyemangat bagi siswa yaitu

bernyanyi bersama tembang macapat Gambuh.

(d) Guru memberikan orientasi kepada siswa yaitu dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

(a) Guru mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari yaitu

tentang KD apresiasi tembang macapat.

(b) Guru menyanyikan tembang Gambuh sebagai contoh

pembelajaran yang akan diujikan.

(c) Guru memberikan soal evaluasi siklus I kepada siswa untuk

dikerjakan secara individu.

(d) Guru meminta siswa maju satu per satu ke depan kelas

menyanyikan tembang macapat Gambuh yang telah diajarkan.

(e) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

(f) Memberikan penguatan dan penyimpulan.

3) Kegiatan Akhir

(a) Mengajak siswa melakukan refleksi tentang apa yang telah

mereka lakukan dan pelajari.

(b) Memberi pekerjaan rumah mengenai tembang macapat.

c. Observasi

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Kegiatan observasi pada siklus I pertemuan III dilaksanakan selama

proses pembelajaran. Observasi dilaksanakan untuk mengamati siswa kelas

IV SD Negeri 01 Ngepungsari serta guru ketika menerapkan pembelajaran

Bahasa Jawa materi tembang macapat dengan model pembelajaran ekspresi

estetika inovatif. Observasi dilakukan dengan berpedoman pada lembar

observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Pada pertemuan III, lembar

observasi siswa menggunakan lembar observasi penilaian psikomotor yaitu

siswa melagukan tembang macapat yang sudah diajarkan oleh guru.

d. Refleksi

Peneliti dan guru kelas menganalisis dan mengolah nilai yang

terdapat pada lembar observasi dan lembar evaluasi individu pada siklus I

pertemuan III, dari hasil analisis menunjukkan belum tercapainya indikator

keberhasilan. Setelah digabung dan dirata-rata nilai dari pertemuan I, II, dan

III ternyata belum menunjukkan tercapainya indikator ketercapaian.

Pencapaian ketuntasan siswa pada siklus I sebesar 70% dengan rata-rata

kelas 76,8. Karena penelitian yang dilakukan pada siklus I hanya mencapai

70% dan belum mencapai indikator keberhasilan ≥80%, maka perlu diadakan

perbaikan pada siklus II.

2. SIKLUS II

Pertemuan I

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti melakukan persiapan yang

meliputi :

1) Mengidentifikasi masalah pada siklus I dan menetapkan alternatif

pemecahan masalah.

2) Membuat perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran pada KD

apresiasi tembang macapat dan membandingkan apresiasi tembang

macapat menggunakan model pembelajaran ekspresi estetika

inovatif.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

3) Mempersiapkan pembelajaran dengan model pembelajaran ekspresi

estetika inovatif dengan lebih baik agar kekurangan-kekurangan

pada siklus I tidak terulang.

4) Membuat soal tes, baik individu maupun kelompok.

5) Mempersiapkan instrumen penelitian diantaranya menyusun lembar

observasi guru dan siswa, lembar penilaian apresiasi tembang

macapat.

6) Mempersiapkan media LCD untuk pembelajaran pada pertemuan

pertama siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran

ekspresi estetika inovatif :

1) Kegiatan Awal

(a) Guru mempersiapkan siswa dan mengkondisikan kelas.

(b) Guru melakukan apersepsi yaitu tanya jawab mengenai materi

tembang macapat, yaitu watak-watak yang dimiliki tembang

macapat.

(c) Guru memberikan motivasi untuk penyemangat bagi siswa yaitu

menyanyi sambil bertepuk tangan lagu “Disini Senang”

menggunakan bahasa Jawa.

(d) Guru memberikan orientasi kepada siswa yaitu dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran apresiasi tembang macapat,

yaitu :

- Melalui kerja kelompok siswa dapat mengidentifikasi macam-

macam tembang macapat dan masing-masing watak yang

dimiliki tembang macapat dengan tepat.

- Melalui penugasan siswa dapat menyebutkan macam-macam

tembang macapat dengan benar.

- Melalui ceramah siswa dapat menjelaskan watak-watak yang

dimiliki tembang macapat dengan baik dan benar.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

- Melalui tanya jawab siswa dapat menjawab pertanyaan yang

dilontarkan oleh guru mengenai tembang macapat dengan baik

dan benar.

- Melalui penugasan peserta didik dapat mempresentasikan

macam-macam tembang macapat dan watak-watak yang

dimiliki dengan lancar.

2) Kegiatan Inti

(a) Guru mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari yaitu

tentang KD apresiasi tembang macapat.

(b) Guru menjelaskan kembali tentang macam-macam dan watak-

watak tembang macapat melalui media LCD.

(c) Guru menampilkan sebuah tayangan siswa yang mengikuti lomba

macapat lagu sebagai media untuk apresiasi.

(d) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tembang

macapat yaitu macam-macam tembang macapat dan watak-watak

yang dimiliki oleh tembang macapat.

(e) Guru memberikan soal kepada siswa untuk dipecahkan secara

berkelompok.

(f) Memperhatikan kegiatan siswa baik secara individu ataupun

kelompok.

(g) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik

untuk menyelesaikan masalah.

(h) Guru meminta siswa maju membacakan hasil pekerjaannya dan

menyanyikan tembang macapat Gambuh secara berkelompok,

setiap kelompok maju di depan kelas.

(i) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyajikan

hasil kerja mereka dan mengomentari hasil kerja temannya.

(j) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

(k) Memberikan penguatan dan penyimpulan.

3) Kegiatan Akhir

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

(a) Mengajak siswa melakukan refleksi tentang apa yang telah

mereka lakukan dan pelajari.

(b) Memberi evaluasi berupa soal dan pekerjaan rumah mengenai

tembang macapat.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran

berlangsung. Observasi meliputi partisipasi, kerjasama, dan perhatian siswa.

Observasi untuk mengamati siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari serta

guru ketika menerapkan pembelajaran Bahasa Jawa materi tembang macapat

dengan pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif.

Observasi dilakukan dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah

disiapkan sebelumnya. Observasi pada siklus II pertemuan I ini digunakan

untuk kegiatan refleksi.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti dan guru kelas dengan cara menganalisis

dan mengolah nilai yang terdapat pada lembar observasi dan lembar evaluasi

pada siklus II pertemuan I, kemudian diambil suatu kesimpulan. Pencapaian

indikator keberhasilan yang harus dicapai sebesar 80% atau setidaknya 16

siswa dengan rata-rata kelas 82,2. Karena siklus belum berakhir pada

pertemuan I maka dilanjutkan pada siklus II pertemuan II.

Pertemuan II

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti melakukan persiapan yang

meliputi :

1) Guru membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk

pembelajaran apresiasi tembang macapat dengan menggunakan

model pembelajaran ekspresi estetika inovatif.

2) Menyediakan media pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran apresiasi tembang macapat.

3) Membuat soal tes, baik individu maupun kelompok.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

4) Mempersiapkan instrumen penelitian diantaranya menyusun lembar

observasi guru dan siswa, lembar penilaian apresiasi tembang

macapat.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran

ekspresi estetika inovatif :

1) Kegiatan Awal

(a) Guru mempersiapkan siswa dan mengkondisikan kelas.

(b) Guru melakukan apersepsi yaitu tanya jawab mengenai guru

gatra, guru lagu, dan guru wilangan.

(c) Guru memberikan motivasi untuk penyemangat bagi siswa yaitu

bernyanyi bersama lagu “Gundhul-gundhul Pacul”.

(d) Guru memberikan orientasi kepada siswa yaitu dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu :

- Melalui kerja kelompok siswa dapat mengidentifikasi guru

lagu dan guru wilangan dalam tembang macapat dengan tepat.

- Melalui ceramah siswa dapat menjelaskan isi tembang macapat

dengan benar.

- Melalui kerja kelompok siswa dapat melatih untuk membuat

tembang macapat dengan tepat.

- Melalui tanya jawab siswa dapat menunjukkan guru lagu dan

guru wilangan yang terdapat pada tembang macapat dengan

baik dan benar.

- Melalui demonstrasi siswa dapat melagukan tembang macapat

dengan baik dan benar.

2) Kegiatan Inti

(a) Guru mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari yaitu

tentang KD apresiasi tembang macapat.

(b) Guru mengajak siswa ke rumah Pak Carik yang mempunyai

gamelan sebagai media pembelajaran.

(c) Guru menyanyikan tembang Gambuh.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

(d) Guru menjelaskan tentang isi tembang macapat Gambuh yang

dinyanyikan.

(e) Guru memberikan contoh kepada siswa memukul gamelan sesuai

notasi.

(f) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai guru lagu

dan guru wilangan yang dimiliki oleh masing-masing tembang

macapat.

(g) Guru memberikan soal kepada siswa untuk dipecahkan secara

berkelompok.

(h) Memperhatikan kegiatan siswa baik secara individu ataupun

kelompok.

(i) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik

untuk menyelesaikan masalah.

(j) Guru meminta siswa maju membacakan hasil pekerjaannya dan

menyanyikan tembang macapat Gambuh secara berkelompok.

(k) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyajikan

hasil kerja mereka dan mengomentari hasil kerja temannya.

(l) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

(m) Memberikan penguatan dan penyimpulan.

3) Kegiatan Akhir

(a) Mengajak siswa melakukan refleksi tentang apa yang telah

mereka lakukan dan pelajari.

(b) Memberi evaluasi berupa soal dan pekerjaan rumah mengenai

tembang macapat.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran pada

siklus II pertemuan II. Observasi ini dilaksanakan untuk mengamati siswa

kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari serta guru ketika menerapkan

pembelajaran Bahasa Jawa materi tembang macapat dengan model

pembelajaran ekspresi estetika inovatif. Observasi dilakukan dengan

berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Lembar

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

observasi diisi sesuai dengan keadaan siswa pada saat pembelajaran

berlangsung yang meliputi partisipasi, kerjasama, dan perhatian siswa.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti dan guru kelas dengan menganalisis dan

mengolah nilai yang terdapat pada lembar observasi dan lembar evaluasi

pada siklus II pertemuan II. Hasil refleksi menyimpulkan bahwa pada siklus

II pertemuan II terdapat peningkatan yang signifikan pada hasil evaluasi

siswa. Pencapaian indikator keberhasilan yang harus dicapai sebesar 80%

atau setidaknya 16 siswa dengan rata-rata kelas 82,2. Namun demikian,

penelitian masih dilanjutkan pada siklus II pertemuan III.

Pertemuan III

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti melakukan persiapan yang

meliputi :

1) Guru membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk

pembelajaran apresiasi tembang macapat dengan menggunakan model

pembelajaran ekspresi estetika inovatif.

2) Membuat soal tes evaluasi hasil pelaksanaan siklus II.

3) Mempersiapkan instrumen penelitian diantaranya menyusun lembar

observasi guru dan siswa, lembar penilaian apresiasi tembang

macapat.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran

ekspresi estetika inovatif :

1) Kegiatan Awal

(a) Guru mempersiapkan siswa dan mengkondisikan kelas.

(b) Guru melakukan apersepsi yaitu tanya jawab mengenai materi

tembang macapat.

(c) Guru memberikan motivasi untuk penyemangat bagi siswa yaitu

bernyanyi bersama tembang macapat Gambuh.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

(d) Guru memberikan orientasi kepada siswa yaitu dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

(a) Guru mengatarkan siswa pada materi yang akan dipelajari yaitu

tentang KD apresiasi tembang macapat.

(b) Guru menyanyikan tembang Gambuh sebagai contoh

pembelajaran yang akan diujikan.

(c) Guru memberikan soal evaluasi siklus II kepada siswa untuk

dikerjakan secara individu.

(d) Guru meminta siswa maju satu per satu ke depan kelas

menyanyikan tembang macapat Gambuh yang telah diajarkan.

(e) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

(f) Memberikan penguatan dan penyimpulan.

3) Kegiatan Akhir

(a) Mengajak siswa melakukan refleksi tentang apa yang telah

mereka lakukan dan pelajari.

(b) Memberi pekerjaan rumah mengenai tembang macapat.

c. Observasi

Kegiatan observasi pada siklus II pertemuan III dilaksanakan untuk

mengamati siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari serta guru ketika

menerapkan pembelajaran Bahasa Jawa materi tembang macapat dengan

model pembelajaran ekspresi estetika inovatif. Observasi dilakukan dengan

berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Sama

halnya pada siklus I, maka pada siklus II pertemuan III observasi terhadap

siswa secara individu dengan lembar penilaian observasi psikomotorik siswa.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti dan guru kelas dengan menganalisis dan

mengolah nilai yang terdapat pada lembar observasi dan lembar evaluasi

pada siklus II pertemuan III. Pencapaian ketuntasan siswa sebesar 90%

dengan rata-rata kelas 82,2 dari indicator ketercapaian 80%. Oleh karena itu

penelitian dihentikan dan dianggap berhasil atau selesai.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

SD Negeri 01 Ngepungsari berdiri tahun 1946. Sejak awal berdiri, status

SD Negeri 01 Ngepungsari adalah Sekolah Dasar Negeri dengan Nomor Statistik

Sekolah 101031301006. Sejak awal berdiri, SD Negeri 01 Ngepungsari telah

mengalami beberapa pergantian Kepala Sekolah. Kepala Sekolah saat ini adalah

Ibu Sulasiningsih, S.Pd yang menjabat sejak tahun 2003. Saat ini SD Negeri 01

Ngepungsari merupakan salah satu sekolah penyelenggara pendidikan inklusi di

Karanganyar.

Secara geografis, SD Negeri 01 Ngepungsari beralamat di Dusun Kepuh,

RT: 05/XII, Kelurahan Ngepungsari, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten

Karanganyar. Lokasinya terletak di wilayah pedesaan sehingga udaranya masih

sangat sejuk dan sangat nyaman untuk situasi pembelajaran.

SD Negeri 01 Ngepungsari pada Tahun Ajaran 2011/2012 dipimpin oleh

seorang Kepala Sekolah, memiliki 6 guru yang telah berstatus Pegawai Negeri

Sipil (PNS) dan 9 orang tenaga pengajar serta 2 karyawan yang masih Wiyata

Bakti. Guru kelas berjumlah 6 orang yang mengajar kelas I-VI, guru Pendidikan

Agama Islam, guru Penjaskes, guru Bahasa Inggris, dan guru khusus yang

bertugas membimbing siswa berkebutuhan khusus.

Jumlah seluruh siswa SD Negeri 01 Ngepungsari Tahun Ajaran

2011/2012 adalah 103 siswa yang terdiri dari 54 siswa laki-laki dan 49 siswa

perempuan. Siswa terbagi dalam 6 kelas yakni kelas I sebanyak 15 siswa, kelas II

sebanyak 14 siswa, kelas III sebanyak 20 siswa, kelas IV sebanyak 20 siswa, kelas

V sebanyak 14 siswa dan kelas VI sebanyak 20 siswa. Siswa berasal dari berbagai

latar belakang sosial serta ekonomi yang berbeda-beda. Sebagian besar orang tua

siswa bekerja sebagai petani.

Ruangan yang ada di SD Negeri 01 Ngepungsari secara keseluruhan

sudah cukup memadai untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Ruangan yang

ada meliputi 6 ruang kelas, ruang Kepala Sekolah, ruang guru, perpustakaan,

55

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

UKS, mushola, ruang multimedia, gudang, dan 6 kamar mandi. Penjaga sekolah

tinggal di rumah pribadi yang lokasinya dekat dengan sekolah. SD Negeri 01

Ngepungsari mempunyai halaman yang cukup luas yang digunakan untuk

upacara, olahraga, dan kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan sekolah serta

tempat bermain bagi para siswa ketika jam istirahat.

Fasilitas pendidikan yang ada di sekolah ini cukup memadai. Beberapa

jenis alat peraga untuk mata pelajaran cukup tersedia. Alat peraga tersebut ada

yang diletakkan di dalam kelas, ada pula yang ditaruh di ruang guru maupun di

ruang perpustakaan. Selain alat peraga, buku penunjang proses pembelajaran juga

tersedia di ruang perpustakaan. Hal ini merupakan salah satu usaha sekolah

meningkatkan pengetahuan serta informasi siswa.

B. Deskripsi Pratindakan

Sebelum dilaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti melaksanakan

kegiatan observasi awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di

lapangan. Observasi tersebut ditujukan pada kelas IV SDN 01 Ngepungsari

tentang proses pembelajaran apresiasi tembang macapat dan hasil tesnya.

Diperoleh informasi sebagai data awal berupa nilai hasil tes apresiasi tembang

macapat pada semester I serta gambaran proses pembelajarannya. Dari hasil tes

apresiasi tembang macapat tersebut menunjukkan bahwa apresiasi tembang

macapat kelas IV kurang maksimal. Kurang maksimalnya hasil nilai dari tes

semester I apresiasi tembang macapat disebabkan oleh kurang sadar dan

berminatnya sebagian besar siswa untuk belajar Bahasa Jawa, ketika proses

pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa kurang memperhatikan dan tidak

terfokus, penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat dalam

penyampaian materi apresiasi tembang macapat oleh guru yakni masih

menggunakan metode ceramah dan metode drill, dan kurang bervariasinya

penggunaan pendekatan dan media pendukung saat pembelajaran.

Hasil tes apresiasi tembang macapat pada semester I dengan

menggunakan pendekatan metode ceramah dan metode drill dikatakan kurang

maksimal karena dari jumlah 20 siswa, terdapat 12 siswa belum mencapai Kriteria

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 75. Berarti ketuntasan belajar siswa secara

klasikal baru mencapai 40% dari jumlah siswa atau sebanyak 8 siswa yang tuntas

dari 20 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas sebesar 60% dari jumlah siswa.

Untuk lebih jelasnya maka kondisi nilai apresiasi tembang macapat sebelum

dilaksanakan tindakan (semester gasal) pada siswa kelas IV SD Negeri 01

Ngepungsari dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Nilai Apresiasi Tembang Macapat Semester I

No. Nama L/P Nilai Status

1. Shintia Putri Rahayu P 78 Diatas KKM

2. Vatia Fahrunisa R P 77 Diatas KKM

3. Teddy Arya Hariyadi L 80 Diatas KKM

4. Lucky Dwi Oktapiyanto L 85 Diatas KKM

5. Intan Permatasari P 65 Dibawah KKM

6. Ricky Vandika L 65 Dibawah KKM

7. Ahmad Tri Zainal L 72 Dibawah KKM

8. Rita P 74 Dibawah KKM

9. Aisyah Salsabila Nur Azizah P 85 Diatas KKM

10. Alam Mulhuda L 81 Diatas KKM

11. Angga Kristianto L 71 Dibawah KKM

12. Bobi Kurniadi L 67 Dibawah KKM

13. Chaerudin Ismail L 80 Diatas KKM

14. Dea Ardhelia P 72 Dibawah KKM

15. Eric Arya Dwi Nugroho L 70 Dibawah KKM

16. Nabila Alma Aulina P 80 Diatas KKM

17. Tri Wahyuningsih P 74 Dibawah KKM

18. Tutik Naryani P 67 Dibawah KKM

19. Widi Astuti P 68 Dibawah KKM

20. Laras Mar’atus Sholecha P 70 Dibawah KKM

Rata-rata nilai = 73,7

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa siswa yang belum mencapai

KKM ≥75 pada kondisi awal sebanyak 12 siswa atau 60% dan 8 siswa yang telah

mencapai KKM ≥75 atau 40%. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 di

bawah ini:

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Apresiasi Tembang Macapat Sebelum

Tindakan

NoInterval

NilaiFrekuensi

(fi)Median

(xi)fi.xi

Persentase(%)

Relatif Kumulatif1 65 - 68 5 66,5 332,5 25 252 69 - 72 6 70,5 423 30 553 73 - 76 2 74,5 149 10 654 77 - 80 4 78,5 314 20 855 81 - 84 1 82,5 82,5 5 906 85 - 88 2 86,5 173 10 100

Jumlah 20 385 1474 100,00Nilai Rata-rata = 1474 : 20 = 73,7

Ketuntasan Klasikal (≥75) = (8 : 20) x 100% = 40 %

Nilai Di bawah KKM (<75) = (12 : 20) x 100% = 60 %

Nilai Tertinggi = 85

Nilai Terendah = 65

Berdasarkan tabel 4.2 di atas maka dapat disajikan grafik berikut pada gambar

4.1, grafik apresiasi tembang macapat sebelum dilaksanakan tindakan:

5

6

2

4

1

2

0

1

2

3

4

5

6

7

65-68 69-72 73-76 77-80 81-84 85-88

Frek

uens

i

Interval Nilai

Pra Tindakan

Gambar 4.1 Grafik Nilai Apresiasi Tembang Macapat Sebelum Tindakan

Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 grafik apresiasi tembang macapat

sebelum dilaksanakan tindakan di atas, dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan pengembangan model pembelajaran Ekspresi

Estetika Inovatif dari 20 siswa kelas IV SDN 01 Ngepungsari sebanyak 12 siswa

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

memperoleh nilai di bawah batas kriteria ketuntasan minimal dengan persentase

siswa tidak tuntas sebanyak 60%. Sedangkan 8 siswa memperoleh nilai lebih dari

atau sama dengan kriteria ketuntasan minimal dengan persentase siswa tuntas

40%. Lebih lanjut dari tabel 4.2 dan grafik 4.1 dapat diuraikan sebagai berikut:

siswa mendapat nilai antara 65-68 sebanyak 5 siswa atau 25%, nilai antara 69-72

sebanyak 6 siswa atau 30%, nilai antara 73-76 sebanyak 2 siswa atau 10%, nilai

antara 77-80 sebanyak 4 siswa atau 20%, nilai antara 81-84 sebanyak 1 siswa atau

5%, dan 85-88 sebanyak 2 siswa atau 10% dari jumlah siswa.

Berpijak dari data nilai hasil apresiasi tembang macapat sebelum

dilaksanakan tindakan, peneliti dengan guru kelas IV berdiskusi tentang

pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan apresiasi tembang

macapat pada siswa kelas IV SDN 01 Ngepungsari. Tindak lanjut dari pemecahan

masalah tersebut menggunakan pengembangan model pembelajaran Ekspresi

Estetika Inovatif yang dikembangkan oleh Tim Peneliti Balitbang Diknas 2008

dalam pembelajaran apresiasi tembang macapat. Hal ini bertujuan untuk

membantu siswa yang kemampuan apresiasi tembang macapatnya masih rendah,

agar lebih meningkat sehingga hasil pembelajarannya pun lebih memuaskan.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan, yaitu pada

tanggal 8 Mei 2012, 9 Mei 2012, dan 14 Mei 2012. Masing-masing pertemuan

terdiri 2x35 menit. Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I sebagai

berikut:

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan siklus I dilakukan pada hari Selasa, 8 Mei 2012.

Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan

dilaksanakan, rancangan tindakan didasarkan pada solusi permasalahan yang

muncul yakni dengan mengunakan pengembangan model pembelajaran Ekspresi

Estetika Inovatif dalam pembelajaran apresiasi tembang macapat. Selanjutnya

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan pada

tanggal 8 Mei 2012, 9 Mei 2012, dan 14 Mei 2012.

Adapun perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun 3xpertemuan. Masing-

masing pertemuan 2x35 menit. Rencana pelaksanaan pembelajaran mencakup:

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran,

langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan

penilaian (Lampiran 6, Lampiran 7).

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran adalah:

a) Mempersiapkan media pengembangan model pembelajaran Ekspresi

Estetika Inovatif.

b) Ruang kelas ditata sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan.

c) Lembar evaluasi yang digunakan sebagai tes akhir dalam proses

pembelajaran.

d) Lembar penilaian yang digunakan sebagai instrumen penelitian hasil tes

siswa.

3) Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi guru dan

lembar observasi siswa. Lembar observasi guru digunakan sebagai instrumen

penelitian kinerja guru selama proses pembelajaran (Lampiran 16, 17, 18)

sedangkan lembar observasi siswa digunakan sebagai instrumen penelitian

aktivitas siswa selama proses pembelajaran (Lampiran 23, 24, 28).

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas melaksanakan

pembelajaran apresiasi tembang macapat dengan menggunakan pengembangan

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif. Peneliti sebagai pengajar dan guru

sebagai observer.

1) Pertemuan 1

Pertemuan pertama pelajaran Bahasa Jawa kelas IV mempelajari

apresiasi tembang macapat tentang jenis dan watak-watak tembang macapat.

Langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

(1) Siswa mempersiapkan diri menerima pembelajaran.

(2) Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang sebelumnya

pernah diajarkan oleh guru kelas IV yaitu Lagu Dolanan.

(3) Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan tepuk jempol

bersama, misalnya :

“Tepuk Jempol”

Jempol tengen (menunjukkan jempol kanan)

Bertepuk tangan 3x tepuk

Jempol kiwa (menunjukkan jempol kiri)

Bertepuk tangan 3x tepuk

Sip,sip,sip

(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran apresiasi tembang

macapat.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan

untuk pembelajaran.

(b) Guru menggunakan media LCD kemudian menjelaskan jenis-

jenis dan watak-watak tembang macapat

(c) Materi diproyeksikan di papan tulis kelas IV dan dibuat

semenarik mungkin dengan gambar-gambar yang disukai

anak-anak. Pada saat layar diproyeksikan guru sambil

bertanya “Watake tembang macapat Gambuh apa? Coba

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

diwaca!” dan siswa menjawab “watake rumaket, kulina,

wanuh wani”.

(d) Guru kemudian menunjukkan notasi Tembang Macapat

Gambuh sebagai perkenalan siswa tentang tembang yang akan

diajarkan. Misalnya “notasine tembang Gambuh gatra siji

kuwi diwaca bareng-bareng” kemudian siswa membaca notasi

baris pertama.

(e) Selanjutnya guru menyanyikan tembang macapat Gambuh dan

ditirukan oleh siswa. Misalnya

2 3 5 5 5 3 z5c6Dibaca ro, lu, ma, ma, ma, lu, ma, nem.

6 5 3 2 2 3 5 5 z3c5 6Dibaca nem, ma, lu ro, ro, lu, ma, ma ,lu, ma, nem

Dan seterusnya...

(2) Elaborasi

(a) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Bentuk meja dan tempat duduk

disesuaikan dengan kelompok masing-masing.

(b) Guru membagikan lembar kerja siswa yang diberi nama kartu

papan berpasangan.

(c) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang bagaimana

menggunakan kartu papan berpasangan, yaitu “carane yaiku di

goleki pasangane. Ing papan wis ana jinising tembang, murid-

murid tugase nggoleki watak-watake tembang sing ana nggon

papan iku banjur ditempelake.”

(d) Siswa berdiskusi kelompok mendiskusikan jawaban dari soal

yang terdapat dalam papan dengan mencari kartu yang tersedia.

(e) Siswa berkompetisi memperoleh jawaban dengan benar.

(f) Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk

membacakan hasil diskusinya.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

(g) Kelompok lain menanggapi jawaban teman apakah jawaban benar

atau salah dan memberi komentar.

(h) Setiap kelompok maju ke depan kelas dengan seluruh anggotanya

untuk menyanyikan tembang macapat Gambuh yang terdapat

dalam buku ajar dan dinyanyikan bersama-sama satu kelompok.

(3) Konfirmasi

(a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

siswa, apabila siswa bertanya guru menjawab hingga siswa

memahami materi.

(b) Guru memberikan penguatan kepada siswa atas hasil kerja

kelompok maupun individu. Kerja kelompok dengan

memperoleh nilai baik dan bintang untuk papan skor kelompok,

kemudian individu dengan papan skor individu.

(c) Guru bersama siswa membuat kesimpulan di papan tulis dan

siswa mencatat di buku tulis.

c) Kegiatan Akhir

(1) Melakukan refleksi, mengulang kembali sekilas materi watak-watak

tembang macapat.

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi individu untuk siklus I pertemuan I

(3) Guru memberikan pekerjaan rumah di buku paket.

(4) Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.

2) Pertemuan 2

Pertemuan kedua pelajaran Bahasa Jawa mempelajari apresiasi tembang

macapat tentang guru gatra, guru wilangan dan guru lagu dengan

menggunakan pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif.

Langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

(1) Siswa mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran.

(2) Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan rumah siswa.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

(3) Guru memberikan apersepsi berupa tanya jawab mengenai watak-

watak tembang macapat.

(4) Untuk memotivasi siswa guru mengajak siswa bernyanyi bersama

lagu “Cublak-cublak Suweng”.

(5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran apresiasi tembang macapat.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru menyiapkan media pembelajaran berupa LCD proyektor dan

puzzle tembang macapat.

(b) Guru menyanyikan tembang macapat Gambuh dan diikuti oleh

siswa berikut dengan syairnya.

(c) Guru menjelaskan isi dari tembang macapat Gambuh yang

dinyanyikan, misalnya :

“Isine tembang macapat ing dhuwur iku apa? Isine yaiku wajibe

para siswa iku kudu sregep nuntut ilmu, golek ilmu. Carane maca

buku lan nggarap tugas, sekolahe uga ora mblurut utawa males.

Supaya gegayuhane utawa cita-citane bisa klakon”

(d) Guru menjelaskan tentang pengertian guru gatra, guru wilangan,

dan guru lagu.

Gambuh, laras pelog pathet Nem

2 3 5 5 5 3 z5c6Pra sis- wa wa- jib- i- pun

6 5 3 2 2 3 5 5 z3c5 6ku- du sre- gep nggo-ne ngu- di ngel- mu

2 1 y z1c2 2 2 2 2 3 1 y tma- ca bu- ku ngga-rap tu- gas o- ra la- li

1 2 2 2 3 1 2 3se- ko- lah- e o- ra mblu- rut

3 5 6 5 3 z2c3 1 2ge- ga- yuh- an bi- sa kla- kon

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

“Guru gatra yaiku cacahing ukara saben sapada. Guru Wilangan

yaiku : Guru cacahing wanda saben sagatra. Wanda iku suku

kata ing bahasa Indonesia. Guru lagu yaiku tibaning swara ana

ing pungkasaning gatra, uga diarani dhong dhing.”

“Tuladhane” :

Tembang Gambuh ana ing dhuwur mawa paugeran :

a. Guru gatrane ana lima.

b. Guru lagune : gatra kapisan u, gatra kapindho u, gatra

katelu i, gatra kapat u, gatra kalima o.

Guru wilangane : gatra kapisan 6, gatra kapindho 10, gatra

katelu 12, gatra kapat 8, gatra kalima 8.

(e) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang guru gatra, guru

wilangan dan guru lagu yang dimiliki oleh tembang macapat lain.

Misalnya : “guru gatrane tembang macapat pocung iku ana pira

murid-murid?”

(2) Elaborasi

(a) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, masing kelompok

terdiri dari 4-5 siswa.

(b) Guru membagikan lembar kerja siswa dan papan puzzle macapat

dengan memanggil perwakilan atau ketua dari masing-masing

kelompok.

(c) Guru memberikan penjelasan mengenai cara menggunakan puzzle

macapat. “carane nggarap yaiku huruf lan angka sing ana jero

plastik dibukak riyen. Yen uwis, banjur ditata lan ditempelake ana

ing dhuwur gabus manut notasine dhewe-dhewe.”

(d) Siswa secara berkelompok mengidentifikasi guru gatra, guru

wilangan dan guru lagu melalui papan puzzle macapat.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

(e) Perwakilan dari setiap kelompok satu orang untuk diperlihatkan

dan dibaca di depan kelas, sementara kelompok lain menanggapi

kebenaran dan kesalahan temannya.

(f) Seluruh anggota tiap kelompok maju ke depan kelas untuk

menyanyikan tembang macapat Gambuh bersama-sama

menggunakan papan puzzle tembang macapat yang telah

dikerjakan.

(3) Konfirmasi

(a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

Misalnya “Sinten sing dereng mudheng guru gatra, guru wilangan

lan guru lagune tembang macapat?”

(b) Guru memberikan penguatan kepada siswa atas hasil kerja

kelompok maupun individu. Kerja kelompok dengan memperoleh

nilai baik dan bintang untuk papan skor kelompok, kemudian

individu dengan papan skor individu.

(c) Guru bersama siswa membuat kesimpulan di papan tulis dan siswa

mencatat di buku tulis.

c) Kegiatan Akhir

(1) Melakukan refleksi, mengulang kembali sekilas materi guru gatra,

guru wilangan dan guru lagu tembang macapat.

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi individu siklus I pertemuan II.

(3) Guru memberikan pekerjaan rumah.

(4) Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.

3) Pertemuan 3

Pertemuan ketiga pelajaran Bahasa Jawa kelas IV merupakan tes akhir

siklus I, yaitu tes evaluasi siklus I yang merupakan gabungan dua materi dan

praktik individu menyanyikan tembang macapat. Langkah-langkah

pembelajarannya mencakup kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

(1) Siswa mempersiapkan diri menerima pembelajaran.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

(2) Guru memberikan motivasi yaitu dengan menyanyikan tembang

macapat Gambuh bersama-sama.

(3) Guru menyampaikan kegiatan atau evaluasi yang akan diadakan pada

pertemuan ini.

b) Kegiatan Inti

(1) Guru memberikan soal evaluasi siklus I kepada siswa untuk

dikerjakan secara individu.

(2) Guru memberitahukan aspek-aspek yang dinilai dalam praktik

menyanyikan tembang macapat.

(3) Guru meminta siswa maju satu per satu ke depan kelas menyanyikan

tembang macapat Gambuh yang telah diajarkan, sesuai nomor absen

siswa masing-masing.

(4) Selama proses berlangsung guru berkolaborasi dengan guru kelas IV

untuk memberikan penilaian kepada siswa.

c) Kegiatan Akhir

(1) Melakukan refleksi, mengulang kembali sekilas materi tembang

macapat.

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I (merupakan gabungan materi

pada pertemuan I dan II)

(3) Guru memberikan pekerjaan rumah.

(4) Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.

Hasil tes apresiasi tembang macapat pada siklus I terdapat pada

lampiran 14. Berdasarkan pada hasil tes apresiasi tembang macapat

pertemuan pertama, kedua dan ketiga maka didapatkan rekapitulasi nilai dari

siklus I. Untuk lebih jelasnya maka kondisi nilai apresiasi tembang macapat

siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari pada siklus I dapat dilihat dari tabel

4.3 berikut ini :

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 4.3 Nilai Apresiasi Tembang Macapat Siklus I

No. Nama L/P Nilai Status

1. Shintia Putri Rahayu P 80 Diatas KKM

2. Vatia Fahrunisa R P 80 Diatas KKM

3. Teddy Arya Hariyadi L 80 Diatas KKM

4. Lucky Dwi Oktapiyanto L 85 Diatas KKM

5. Intan Permatasari P 65 Dibawah KKM

6. Ricky Vandika L 65 Dibawah KKM

7. Ahmad Tri Zainal L 75 Diatas KKM

8. Rita P 75 Diatas KKM

9. Aisyah Salsabila Nur Azizah P 85 Diatas KKM

10. Alam Mulhuda L 90 Diatas KKM

11. Angga Kristianto L 75 Diatas KKM

12. Bobi Kurniadi L 70 Dibawah KKM

13. Chaerudin Ismail L 95 Diatas KKM

14. Dea Ardhelia P 75 Diatas KKM

15. Eric Arya Dwi Nugroho L 70 Dibawah KKM

16. Nabila Alma Aulina P 85 Diatas KKM

17. Tri Wahyuningsih P 80 Diatas KKM

18. Tutik Naryani P 70 Dibawah KKM

19. Widi Astuti P 70 Dibawah KKM

20. Laras Mar’atus Sholecha P 75 Diatas KKM

Rata-rata nilai = 76,8

Berdasarkan data nilai apresiasi tembang macapat pada siklus I dapat

dilihat bahwa siswa yang nilainya di atas KKM ≥75 sebanyak 14 siswa atau 70%

dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 6 siswa atau 30% dari jumlah

keseluruhan 20 siswa. Lebih jelasnya mengenai peningkatan nilai apresiasi

tembang macapat dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 4.4 Distribusi Frkuensi Nilai Apresiasi Tembang Macapat Siklus I

NoInterval

NilaiFrekuensi

(fi)Median

(xi)fi.xi

Persentase(%)

Relatif Kumulatif1 65 – 70 6 67,5 405 30 302 71 – 76 5 73,5 367,5 25 553 77 – 82 4 79,5 318 20 754 83 – 88 3 85,5 256,5 15 905 89 – 94 1 91,5 91,5 5 956 95 – 100 1 97,5 97,5 5 100

Jumlah 20 495 1536 100,00Nilai Rata-rata = 1536 : 20 = 76,8

Ketuntasan Klasikal (≥75) = (14 : 20) x 100% = 70 %Nilai Di bawah KKM (<75) = (6 : 20) x 100% = 30 %

Nilai Tertinggi = 95Nilai Terendah = 65

Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat disajikan dengan grafik pada gambar 4.2 :

6

5

4

3

1 1

0

1

2

3

4

5

6

7

65 – 70 71 – 76 77 – 82 83 – 88 89 – 94 95 – 100

Frek

uens

i

Interval Nilai

Siklus I

Gambar 4.2 Grafik Nilai Apresiasi Tembang Macapat Siklus I

Berdasarkan tabel 4.4 dan grafik pada gambar 4.2 di atas, nilai apresiasi

tembang macapat setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media

kartu dan puzzle tembang macapat pada siklus I diperoleh nilai sebagai berikut:

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

siswa mendapat nilai antara 65-70 sebanyak 6 siswa atau 30%, nilai antara 71-76

sebanyak 5 siswa atau 25%, nilai antara 77-82 sebanyak 4 siswa atau 20%, nilai

antara 83-88 sebanyak 3 siswa atau 15%, nilai antara 89-94 sebanyak 1 siswa atau

5%, nilai antara 95-100 sebanyak 1 siswa atau 5% dari jumlah siswa.

Nilai terendah, tertinggi, nilai rata-rata klasikal, dan persentase ketuntasan

klasikal berdasarkan tabel 4.4 Distribusi Frkuensi Nilai Apresiasi Tembang

Macapat Siklus I diketahui nilai terendah 65, nilai tertinggi 95, nilai rata-rata

klasikal 76,8 dan ketuntasan klasikal sebesar 70 % atau 14 siswa dari 20 siswa.

c. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran apresiasi

tembang macapat dengan menggunakan pengembangan model pembelajaran

Ekspresi Estetika Inovatif untuk mendapatkan data berupa aktivitas pembelajaran.

Serta untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan pembelajaran apresiasi tembang

macapat dengan menggunakan pengembangan model pembelajaran Ekspresi

Estetika Inovatif dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah

disusun. Observasi ini menggunakan alat bantuan berupa lembar observasi.

Uraian hasil observasi pada siklus I, sebagai berikut:

1) Pertemuan 1 (satu)

a) Aktivitas Siswa

Berdasarkan pada lembar observasi aktivitas siswa (lampiran 24),

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(1) Kerjasama siswa dalam berdiskusi selama proses pembelajaran

sudah baik.

(2) Partisipasi siswa selama proses pembelajaran sudah baik,

(3) Perhatian siswa selama proses pembelajaran sudah baik.

Dari hasil observasi didapat skor rata-rata A- dengan kategori baik

(lampiran 24).

b) Aktivitas Guru

Berdasarkan pada lembar observasi (lampiran 17), dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

(1) Aspek pra pembelajaran yaitu guru sudah memeriksa kesiapan siswa

dalam menerima pembelajaran serta sudah mempersiapkan ruang

dan media pembelajaran dengan sangat baik.

(2) Aspek membuka pembelajaran yaitu guru sudah sangat baik dalam

melakukan kegiatan absensi dan menyampaikan kompetensi (tujuan)

yang akan dicapai serta rencana kegiatan dengan sangat baik.

(3) Aspek kegiatan pembelajaran yaitu guru sudah menguasai materi dan

menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai hierarki belajar serta

karakteristik siswa dengan baik. Guru sudah mengaitkan materi

dengan pengetahuan lain yang relevan dan realitas kehidupan dengan

sangat baik.

(4) Aspek pendekatan/strategi pembelajaran yaitu guru sudah sangat

baik dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa dan bersifat

kontekstual. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut,

menguasai kelas dan melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi

waktu yang direncanakan dengan baik.

(5) Aspek pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran yaitu guru

sudah memanfaatkan media dan sumber yang efektif dan efisien

dengan sangat baik. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan

media/sumber dan melaksanakan pembelajaran yang bersifat

kontekstual dengan sangat baik. Guru menghasilkan pesan yang

menarik dengan baik.

(6) Aspek pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan

siswa yaitu guru sudah menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran dengan sangat baik. Guru menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon siswa, menunjukkan hubungan antar pribadi yang

kondusif, menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam

belajar dengan sangat baik.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

(7) Aspek penilaian proses dan hasil yaitu guru sudah mamantau

kemajuan belajar selama proses, dan guru melakukan penilaian akhir

sesuai dengan kompetensi (tujuan) dengan sangat baik.

(8) Aspek penggunaan bahasa yaitu guru menggunakan bahasa lisan dan

tulisan secara jelas, baik, benar, dan lancar dengan baik serta

menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai dengan sangat baik.

(9) Aspek penutup yaitu guru melakukan refleksi atau membuat

rangkuman dengan melibatkan siswa dengan sangat baik dan

melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau

kegiatan, atau tugas sebagai remidi/pengayaan dengan baik.

Dari hasil observasi didapat skor rata-rata 3,72 dengan kategori baik

(lampiran 17).

2) Pertemuan 2 (dua)

a) Aktivitas Siswa

Berdasarkan pada lembar observasi aktivitas siswa (lampiran 25),

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(1) Kerjasama siswa dalam berdiskusi selama proses pembelajaran

sudah baik,

(2) Partisipasi siswa selama proses pembelajaran sudah baik,

(3) Perhatian siswa selama proses pembelajaran sudah baik.

Dari hasil observasi didapat skor rata-rata A- dengan kategori baik

(lampiran 25).

b) Aktivitas Guru

Berdasarkan pada lembar observasi (lampiran 18), dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

(1) Aspek pra pembelajaran yaitu guru sudah memeriksa kesiapan siswa

dalam menerima pembelajaran dengan sangat baik serta sudah

mempersiapkan ruang dan media pembelajaran dengan sangat baik.

(2) Aspek membuka pembelajaran yaitu guru sudah melakukan kegiatan

absensi dan menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

serta rencana kegiatan dengan sangat baik.

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

(3) Aspek kegiatan pembelajaran yaitu guru sudah menguasai materi

dengan baik. Guru telah menyampaikan materi dengan jelas dan

sesuai hierarki belajar serta karakteristik siswa dengan baik. Guru

mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan

realitas kehidupan dengan sangat baik.

(4) Aspek pendekatan/strategi pembelajaran yaitu guru melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

dan karakteristik siswa dan bersifat kontekstual dengan sangat baik.

Guru melaksanakan pembelajaran dengan runtun dan sudah

menguasai kelas sehingga memungkinkan tumbuhnya kebiasaan

positif (dampak pengiring) dengan baik. Guru melaksanakan

pembelajaran yang sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

dengan sangat baik.

(5) Aspek pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran yaitu guru

sudahmenghasilkan pesan yang menarikdengan baik. Guru sudah

memanfaatkan media dan sumber yang efektif dan efisien dengan

melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dengan sangat

baik serta melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/sumber

dengan sangat baik.

(6) Aspek pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan

siswa yaitu guru sudah menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran, menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dan

hubungan antar pribadi yang kondusif dengan sangat baik serta

dalam menumbuhkan keceriaan dan antusiasme sudah sangat baik.

(7) Aspek penilaian proses dan hasil yaitu guru sudah mamantau

kemajuan belajar selama proses, dan guru melakukan penilaian akhir

sesuai dengan kompetensi (tujuan) dengan sangat baik

(8) Aspek penggunaan bahasa yaitu guru menggunakan bahasa lisan dan

tulisan secara jelas, baik, benar, dan lancar serta menyampaikan

pesan dengan gaya yang sesuai dengan sangat baik

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

(9) Aspek penutup yaitu guru melakukan refleksi atau membuat

rangkuman dengan melibatkan siswa dengan sangat baik dan

melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau

kegiatan, atau tugas sebagai remidi/pengayaan dengan baik.

Dari hasil observasi didapat skor rata-rata 3,75 dengan kategori baik

(lampiran 18).

3) Pertemuan 3 (tiga)

a) Aktivitas Siswa

Berdasarkan pada lembar observasi aktivitas siswa (lampiran 29),

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(1) Kerjasama siswa dalam berdiskusi selama proses pembelajaran

sudah baik,

(2) Partisipasi siswa selama proses pembelajaran sudah baik,

(3) Perhatian siswa selama proses pembelajaran sudah baik.

Dari hasil observasi didapat skor rata-rata A- dengan kategori baik

(lampiran 29).

b) Aktivitas Guru

Berdasarkan pada lembar observasi (lampiran 19), dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

(1) Aspek pra pembelajaran yaitu guru sudah memeriksa kesiapan siswa

dalam menerima pembelajaran dengan sangat baik serta sudah

mempersiapkan ruang dan media pembelajaran dengan sangat baik.

(2) Aspek membuka pembelajaran yaitu guru sudah melakukan kegiatan

absensi dan menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

serta rencana kegiatan dengan sangat baik.

(3) Aspek kegiatan pembelajaran yaitu guru sudah menguasai materi

dengan baik. Guru telah menyampaikan materi dengan jelas dan

sesuai hierarki belajar serta karakteristik siswa dengan baik. Guru

mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan

realitas kehidupan dengan sangat baik.

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

(4) Aspek pendekatan/strategi pembelajaran yaitu guru melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

dan karakteristik siswa dan bersifat kontekstual dengan sangat baik.

Guru melaksanakan pembelajaran dengan runtun dan sudah

menguasai kelas sehingga memungkinkan tumbuhnya kebiasaan

positif (dampak pengiring) dengan baik. Guru melaksanakan

pembelajaran yang sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

dengan sangat baik.

(5) Aspek pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran yaitu guru

sudahmenghasilkan pesan yang menarik dengan baik. Guru sudah

memanfaatkan media dan sumber yang efektif dan efisien dengan

melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dengan sangat

baik serta melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/sumber

dengan sangat baik.

(6) Aspek pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan

siswa yaitu guru sudah menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran, menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dan

hubungan antar pribadi yang kondusif dengan sangat baik serta

dalam menumbuhkan keceriaan dan antusiasme sudah sangat baik.

(7) Aspek penilaian proses dan hasil yaitu guru sudah mamantau

kemajuan belajar selama proses, dan guru melakukan penilaian akhir

sesuai dengan kompetensi (tujuan) dengan sangat baik

(8) Aspek penggunaan bahasa yaitu guru menggunakan bahasa lisan dan

tulisan secara jelas, baik, benar, dan lancar serta menyampaikan

pesan dengan gaya yang sesuai dengan sangat baik

(9) Aspek penutup yaitu guru melakukan refleksi atau membuat

rangkuman dengan melibatkan siswa dengan sangat baik dan

melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau

kegiatan, atau tugas sebagai remidi/pengayaan dengan baik.

Dari hasil observasi didapat skor rata-rata 3,78 dengan kategori baik

(lampiran 19).

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

d. Refleksi

Data-data yang deperoleh dari observasi dan tes pada siklus I

dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil anailisis tindakan pada

siklus I, peneliti merefleksi sebagai berikut:

1) Berdasarkan hasil observasi pada aktivitas siswa dikategorikan baik.

2) Berdasarkan observasi kemampuan guru dikategorikan baik.

3) Berdasarkan hasil tes apresiasi tembang macapat pada siklus I diperoleh

rata-rata kelas yaitu 76,8. Siswa yang memperoleh nilai <75 sebanyak 6

siswa atau 30% dan siswa yang memperoleh nilai ≥75 sebanyak 14 siswa

atau 70% dari jumlah siswa. Data perkembangan apresiasi tembang

macapat diperoleh dari data tabel 4.2 dan data tabel 4.4, perkembangan

apresiasi tembang macapat disajikan pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Perkembangan Hasil Apresiasi Tembang Macapat Sebelum Tindakandengan Siklus I

Keterangan Rata-rata Nilai Ketuntasan KlasikalSebelum Tindakan 73,7 40%Siklus I 76,8 70%

Dari tabel 4.5 dapat disajikan dalam grafik perkembangan apresiasi tembang

macapat pada gambar 4.3 :

Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Hasil Apresiasi Tembang Macapat SebelumTindakan dengan Siklus I

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Berdasarkan data yang diperoleh dari siklus I terdapat beberapa kekurangan,

antara lain:

1)Guru

a) Penggunaan media kartu-papan berpasangan dan papan puzzle

tembang macapat dengan pengembangan model pembelajaran

Ekspresi Estetika Inovatif masih kurang efektif, karena penggunaan

media kurang efisien waktu.

2)Siswa

a) Siswa belum terbiasa bekerja secara berkelompok, sehingga siswa

belum dapat bekerja sama dengan baik, dan pembagian tugas antar

siswa belum terorganisasi dengan baik.

b) Siswa belum terbiasa menggunakan kartu atau puzzle, sehingga

siswa masih sering bingung dalam penggunaannya.

Berdasarkan kekurangan yang dipaparkan diatas, maka dicari solusinya

yaitu (1) Guru menggunakan media yang mudah dipahami siswa dalam

penggunaannya, (2) Guru menjelaskan cara dan arti dari kerja kelompok dalam

pembelajaran, (3) Guru menjelaskan tentang cara mempresentasikan hasil diskusi

di depan kelas.

Dari hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan yang dilaksanakan pada

siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Penelitian

dikatakan berhasil apabila indikator keberhasilan mencapai 80% siswa

mendapatkan nilai minimal 75. Pada siklus I ini baru mencapai 70% (14 siswa)

dari jumlah siswa sebanyak 20 yang mendapatkan nilai minimal 75, sedangkan 6

siswa atau 30% dari jumlah siswa mendapatkan nilai < 75. Karena tindakan pada

siklus I belum dapat mencapai indikator keberhasilan, maka perlu adanya

perbaikan yang dilanjutkan penelitian pada siklus II.

2. Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan 3 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 15

Mei 2012, 22 Mei 2012 dan 23 Mei 2012. Masing-masing pertemuan terdiri 2x35

menit. Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus II sebagai berikut:

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada tindakan siklus I, maka perlu

diadakan perbaikan pada siklus II. Perencanaan Siklus II dilaksanakan pada

hari Sabtu, 10 Maret 2012. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan

tindakan yang akan dilaksanakan, rancangan tindakan didasarkan pada solusi

permasalahan pada siklus I. Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan

tindakan pada siklus II dilaksanakan pada Selasa, 15 Mei 2012; Selasa, 22 Mei

2012 dan Rabu, 23 Mei 2012. Adapun upaya yang perlu diperbaiki guru dalam

pembelajaran apresiasi tembang macapat dengan menggunakan

pengembangan model pembelajaran Ekspresi Esetika Inovatif, sebagai

berikut:

1) Memilih media yang mudah dipahami oleh siswa, yaitu berhubungan

dengan konteks di masyarakat atau kehidupan sehari-hari.

2) Memberi bimbingan dan arahan yang tepat dan jelas untuk pembelajaran

yang akan dilaksanakan oleh siswa.

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II meliputi kegiatan-

kegiatan:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun 3xpertemuan. Masing-

masing pertemuan 2x35 menit. Rencana pelaksanaan pembelajaran mencakup:

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran,

langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan

penilaian. (Lampiran 10,11)

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk

pelaksanaan pembelajaran adalah:

a) Mempersiapkan media pengembangan model pembelajaran Ekspresi

Estetika Inovatif.

b) Ruang kelas ditata sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan.

c) Lembar evaluasi digunakan sebagai tes akhir dalam proses pembelajaran.

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

d) Lembar penilaian yang digunakan sebagai instrumen penyaji hasil tes

siswa.

3) Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi guru dan

lembar observasi siswa. Lembar observasi guru digunakan sebagai instrumen

penyaji kinerja guru selama proses pembelajaran, sedangkan lembar observasi

siswa digunakan sebagai instrumen penyaji aktivitas siswa selama proses

pembelajaran. Pedoman dan lembar observasi kemampun guru dapat dilihat

dalam lampiran 19, 20, 21, 22. Pedoman dan lembar observasi aktivitas siswa

dapat dilihat dalam lampiran 23, 26, 27, 28, dan 30.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas

melaksanakan pembelajaran apresiasi tembang macapat dengan menggunakan

pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif. Peneliti

sebagai pengajar dan guru sebagai observer.

1) Pertemuan 1

Pertemuan pertama pelajaran Bahasa Jawa kelas IV mempelajari

apresiasi tembang macapat tentang jenis dan watak-watak tembang macapat.

Langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

(1) Siswa mempersiapkan diri menerima pembelajaran.

(2) Guru melakukan tanya jawab tentang materi watak-watak tembang

macapat yang sebelumnya pernah diajarkan.

(3) Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan bernyanyi

bersama, yaitu lagu “Di sini Senang” menggunakan Bahasa Jawa

menjadi berikut ini:

Neng kene seneng (hore)

Neng kono seneng (hore)

Neng ngendi-ngendi atiku seneng

(Dilakukan sebanyak dua kali)

Lalalalalalala

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

lalalalalalala

lalalalalalala

lalalala...

(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran apresiasi tembang

macapat.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan

untuk pembelajaran.

(b) Guru menggunakan media LCD kemudian menjelaskan jenis-

jenis dan watak-watak tembang macapat

(c) Materi diproyeksikan di papan tulis kelas IV dan dibuat

semenarik mungkin dengan gambar-gambar yang disukai

anak-anak. Pada saat layar diproyeksikan guru sambil

bertanya “Watake tembang macapat Pangkur apa? Coba

diwaca!” dan siswa menjawab “sereng, kang nggambarake

karep kang ora gampang nglokro (putus asa)”.

(d) Selanjutnya guru menyanyikan tembang macapat Gambuh dan

ditirukan oleh siswa. Misalnya

2 3 5 5 5 3 z5c6Dibaca ro, lu, ma, ma, ma, lu, ma, nem.

6 5 3 2 2 3 5 5 z3c5 6Dibaca nem, ma, lu ro, ro, lu, ma, ma ,lu, ma, nem

Dan seterusnya...

(e) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai watak-watak

tembang macapat misalnya “sinten sing tasih kelingan watake

tembang macapat Maskumambang?"

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

(2) Elaborasi

(a) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Bentuk meja dan tempat duduk

disesuaikan dengan kelompok masing-masing.

(b) Guru membagikan lembar kerja siswa yang diambil oleh

perwakilan masing-masing kelompok.

(c) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang bagaimana

mengerjakan soal yaitu “bu guru nyetelake video murid SD Putra

Bangsa sing melu lomba tembang macapat. Murid-murid

midangetke banjur pertanyaane diisi. Mboten pareng rame!”

(d) Guru kemudian menampilkan tayangan siswa yang mengikuti

lomba macapat menggunakan media LCD.

(e) Siswa berdiskusi kelompok mendiskusikan jawaban dari soal

yang terdapat dalam selembar kertas.

(f) Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk

membacakan hasil diskusinya.

(g) Kelompok lain menanggapi jawaban teman apakah jawaban benar

atau salah dan memberi komentar.

(h) Setiap kelompok maju ke depan kelas dengan seluruh anggotanya

untuk menyanyikan tembang macapat Gambuh yang terdapat

dalam buku ajar dan dinyanyikan bersama-sama satu kelompok.

(3) Konfirmasi

(a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

siswa, apabila siswa bertanya guru menjawab hingga siswa

memahami materi.

(b) Guru memberikan penguatan kepada siswa atas hasil kerja

kelompok maupun individu. Kerja kelompok dengan

memperoleh nilai baik dan bintang untuk papan skor kelompok,

kemudian individu dengan papan skor individu.

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

(c) Guru bersama siswa membuat kesimpulan di papan tulis dan

siswa mencatat di buku tulis.

c) Kegiatan Akhir

(1) Melakukan refleksi, mengulang kembali sekilas materi watak-watak

tembang macapat.

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi individu untuk siklus II pertemuan I

(3) Guru memberikan pekerjaan rumah di buku paket.

(4) Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.

2) Pertemuan 2

Pertemuan kedua pelajaran Bahasa Jawa mempelajari apresiasi tembang

macapat tentang guru gatra, guru wilangan dan guru lagu dengan

menggunakan pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif.

Langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

(1) Siswa mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran.

(2) Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan rumah siswa.

(3) Guru memberikan apersepsi berupa tanya jawab mengenai guru gatra,

guru wilangan dan guru lagu.

(4) Untuk memotivasi siswa guru mengajak siswa bernyanyi bersama

lagu “Gundhul-gundhul Pacul”.

(5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran apresiasi tembang macapat.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru mengajak siswa menuju rumah warga yang dekat di sekitar

sekolah, masyarakat biasa menyebutnya rumah Pak Carik. Di

rumah beliau terdapat seperangkat gamelan Jawa yang dapat

digunakan sebagai media.

(b) Guru menyanyikan tembang macapat Gambuh dan diikuti oleh

siswa berikut dengan syairnya.

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

(c) Guru menjelaskan isi dari tembang macapat Gambuh yang

dinyanyikan, misalnya :

“Isine tembang macapat ing dhuwur iku apa? Isine yaiku wajibe

para siswa iku kudu sregep nuntut ilmu, golek ilmu. Carane maca

buku lan nggarap tugas, sekolahe uga ora mblurut utawa males.

Supaya gegayuhane utawa cita-citane bisa klakon”

(d) Guru menjelaskan tentang pengertian guru gatra, guru wilangan,

dan guru lagu.

“Guru gatra yaiku cacahing ukara saben sapada. Guru Wilangan

yaiku : Guru cacahing wanda saben sagatra. Wanda iku suku

kata ing bahasa Indonesia. Guru lagu yaiku tibaning swara ana

ing pungkasaning gatra, uga diarani dhong dhing.”

“Tuladhane” :

Tembang Gambuh ana ing dhuwur mawa paugeran :

a. Guru gatrane ana lima.

b. Guru lagune : gatra kapisan u, gatra kapindho u, gatra

katelu i, gatra kapat u, gatra kalima o.

Guru wilangane : gatra kapisan 6, gatra kapindho 10, gatra

katelu 12, gatra kapat 8, gatra kalima 8.

Gambuh, laras pelog pathet Nem

2 3 5 5 5 3 z5c6Pra sis- wa wa- jib- i- pun

6 5 3 2 2 3 5 5 z3c5 6ku- du sre- gep nggo-ne ngu- di ngel- mu

2 1 y z1c2 2 2 2 2 3 1 y tma- ca bu- ku ngga-rap tu- gas o- ra la- li1 2 2 2 3 1 2 3se- ko- lah- e o- ra mblu- rut

3 5 6 5 3 z2c3 1 2ge- ga- yuh- an bi- sa kla- kon

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

(e) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang guru gatra, guru

wilangan dan guru lagu yang dimiliki oleh tembang macapat lain.

Misalnya : “guru gatra, guru wilangan lan guru lagune tembang

macapat Mijil iku apa wae murid-murid?”

(2) Elaborasi

(a) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, masing kelompok

terdiri dari 4-5 siswa.

(b) Guru memberikan soal kepada siswa untuk dipecahkan secara

berkelompok.

(c) Siswa dituntun oleh guru masing-masing kelompok untuk

menentukan nada dengan memukul gamelan yang paling mudah

yaitu saron atau demung. Misalnya:

“saiki notasi angka ro (2) dithuthuk”

(d) Guru memberikan penjelasan mengenai tugas yang akan diberikan

kepada siswa.

(e) Siswa berkelompok membuat tembang macapat dengan kata-

katanya sendiri sesuai dengan guru gatra, guru lagu, dan guru

wilangan.

(f) Perwakilan dari setiap kelompok satu orang untuk diperlihatkan

dan dibaca di depan kelas.

(g) Seluruh anggota tiap kelompok maju ke depan kelas untuk

menyanyikan tembang macapat Gambuh bersama-sama.

(3) Konfirmasi

(a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

Misalnya “Sinten sing dereng mudheng guru gatra, guru wilangan

lan guru lagune tembang macapat?”

(b) Guru memberikan penguatan kepada siswa atas hasil kerja

kelompok maupun individu. Kerja kelompok dengan memperoleh

nilai baik dan bintang untuk papan skor kelompok, kemudian

individu dengan papan skor individu.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

(c) Guru bersama siswa membuat kesimpulan di papan tulis dan siswa

mencatat di buku tulis.

c) Kegiatan Akhir

(1) Melakukan refleksi, mengulang kembali sekilas materi guru gatra,

guru wilangan dan guru lagu tembang macapat.

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi individu siklus II pertemuan II.

(3) Guru memberikan pekerjaan rumah.

(4) Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.

3) Pertemuan 3

Pertemuan ketiga pelajaran Bahasa Jawa kelas IV merupakan tes akhir

siklus II, yaitu tes evaluasi siklus II yang merupakan gabungan dua materi dan

praktik individu menyanyikan tembang macapat. Langkah-langkah

pembelajarannya mencakup kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

(1) Siswa mempersiapkan diri menerima pembelajaran.

(2) Guru memberikan motivasi yaitu dengan menyanyikan tembang

macapat Gambuh bersama-sama.

(3) Guru menyampaikan kegiatan atau evaluasi yang akan diadakan pada

pertemuan ini.

b) Kegiatan Inti

(1) Guru memberikan soal evaluasi siklus II kepada siswa untuk

dikerjakan secara individu.

(2) Guru memberitahukan aspek-aspek yang dinilai dalam praktik

menyanyikan tembang macapat.

(3) Guru meminta siswa maju satu per satu ke depan kelas menyanyikan

tembang macapat Gambuh yang telah diajarkan, sesuai nomor absen

siswa masing-masing.

(4) Selama proses berlangsung guru berkolaborasi dengan guru kelas IV

untuk memberikan penilaian kepada siswa.

c) Kegiatan Akhir

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

(1) Melakukan refleksi, mengulang kembali sekilas materi tembang

macapat.

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II (merupakan gabungan

materi pada pertemuan I dan II)

(3) Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.

Hasil tes apresiasi tembang macapat pada siklus II dapat dilihat pada

lampiran 15. Berdasarkan pada hasil tes apresiasi tembang macapat pertemuan

pertama, kedua, dan ketiga maka didapatkan rekapitulasi nilai dari siklus II nilai

apresiasi tembang macapat siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari pada siklus

II dapat dilihat dari tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6 Nilai Apresiasi Tembang Macapat pada Siklus II

No. Nama L/P Nilai Status

1. Shintia Putri Rahayu P 85 Diatas KKM

2. Vatia Fahrunisa R P 85 Diatas KKM

3. Teddy Arya Hariyadi L 85 Diatas KKM

4. Lucky Dwi Oktapiyanto L 90 Diatas KKM

5. Intan Permatasari P 70 Dibawah KKM

6. Ricky Vandika L 70 Dibawah KKM

7. Ahmad Tri Zainal L 80 Diatas KKM

8. Rita P 80 Diatas KKM

9. Aisyah Salsabila Nur Azizah P 90 Diatas KKM

10. Alam Mulhuda L 100 Diatas KKM

11. Angga Kristianto L 80 Diatas KKM

12. Bobi Kurniadi L 75 Diatas KKM

13. Chaerudin Ismail L 100 Diatas KKM

14. Dea Ardhelia P 80 Diatas KKM

15. Eric Arya Dwi Nugroho L 80 Diatas KKM

16. Nabila Alma Aulina P 90 Diatas KKM

17. Tri Wahyuningsih P 85 Diatas KKM

18. Tutik Naryani P 75 Diatas KKM

19. Widi Astuti P 75 Diatas KKM

20. Laras Mar’atus Sholecha P 80 Diatas KKM

Rata-rata nilai = 82,2

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Berdasarkan data nilai hasil apresiasi tembang macapat pada siklus II di

atas dapat dilihat bahwa siswa yang telah memenuhi KKM ≥75 sebanyak 18 siswa

atau 90%, sedangkan siswa yang belum bisa mencapai KKM sebanyak 2 siswa

atau 10%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Apresiasi Tembang Macapat Siklus II

NoInterval

NilaiFrekuensi

(fi)Median

(xi)fi.xi

Persentase(%)

Relatif Kumulatif1 65 – 70 2 67,5 135 10 102 71 – 76 3 73,5 220,5 15 253 77 – 82 6 79,5 477 30 554 83 – 88 4 85,5 342 20 755 89 – 94 3 91,5 274,5 15 906 95 – 100 2 97,5 195 10 100

Jumlah 20 495 1644 100,00Nilai Rata-rata = 1644 : 20 = 82,2

Ketuntasan Klasikal (≥75) = (18 : 20) x 100% = 90 %Nilai Di bawah KKM (<75) = (2 : 20) x 100% = 10 %

Nilai Tertinggi = 100Nilai Terendah = 70

Berdasarkan tabel 4.7 maka dapat disajikan dengan grafik pada gambar 4.4:

2

3

6

4

3

2

0

1

2

3

4

5

6

7

65 – 70 71 – 76 77 – 82 83 – 88 89 – 94 95 – 100

Frek

uens

i

Interval Nilai

Siklus II

Gambar 4.4 Grafik Nilai Apresiasi Tembang Macapat Siklus II

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Berdasarkan tabel 4.7 dan grafik pada gambar 4.4 di atas, nilai apresiasi tembang

macapat setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pengembangan

model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif pada siklus II diperoleh nilai

sebagai berikut: siswa mendapat nilai antara 65-70 sebanyak 2 siswa atau 10%,

nilai antara 71-76 sebanyak 3 siswa atau 15%, nilai antara 77-82 sebanyak 6 siswa

atau 30%, nilai antara 83-88 sebanyak 4 siswa atau 20%, nilai antara 89-94

sebanyak 3 siswa atau 15%, dan nilai antara 95-100 sebanyak 2 siswa atau 10%

dari jumlah siswa. Berdasarkan pada tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Apresiasi

Tembang Macapat Siklus II diketahui nilai terendah 70, nilai tertinggi 100, nilai

rata-rata klasikal 82,2 dan ketuntasan klasikal sebesar 90% atau 18 siswa dari 20

siswa.

c. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran apresiasi

tembang macapat dengan menggunakan pengembangan model pembelajaran

Ekspresi Estetika Inovatif untuk mendapatkan data berupa aktivitas

pembelajaran. Serta untuk mengetahui kesesuian pelaksanaan pembelajaran

apresiasi tembang macapat dengan menggunakan pengembangan model

pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Observasi ini menggunakan alat

bantuan berupa lembar observasi.

Uraian hasil observasi pada siklus II, sebagai berikut:

1) Pertemuan 1 (satu)

a) Aktivitas Siswa

Berdasarkan pada lembar observasi aktivitas siswa

(lampiran 26), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(1) Perhatian siswa selama proses pembelajaran sudah baik,

(2) Kerjasama siswa dalam berdiskusi selama proses pembelajaran

sudah baik,

(3) Keaktifan siswa selama proses pembelajaran sudah baik,

(4) Tanggung jawab siswa selama proses pembelajaran sudah baik.

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Dari hasil observasi didapat skor rata-rata A- dengan kategori baik

(lampiran 26).

b) Aktivitas Guru

Berdasarkan pada lembar observasi (lampiran 20), dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(1) Aspek pra pembelajaran yaitu guru sudah memeriksa kesiapan

siswa dalam menerima pembelajaran dengan sangat baik serta

sudah mempersiapkan ruang dan media pembelajaran dengan baik.

(2) Aspek membuka pembelajaran yaitu guru sudah melakukan

kegiatan absensi dan menyampaikan kompetensi (tujuan) yang

akan dicapai serta rencana kegiatan dengan sangat baik.

(3) Aspek kegiatan inti pembelajaran yaitu guru sudah menguasai

materi dengan baik. Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan

lain yang relevan dan realitas kehidupan dengan sangat baik.

Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai hierarki belajar

serta karakteristik siswa dengan baik.

(4) Aspek pendekatan/strategi pembelajaran yaitu guru melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

dan karakteristik siswa, melaksanakan pembelajaran yang

memungkinkan tumbuhnya dampak positif (dampak pengiring) dan

menguasai kelas dengan sangat baik.Melaksanakan pembelajaran

secara runtun, bersifat kontekstual sesuai dengan alokasi waktu

yang direncanakan dengan baik.

(5) Aspek pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran yaitu guru

sudah sangat baik memanfaatkan media dan sumber yang efektif

dan efisien. Menghasilkan pesan yang menarik, melibatkan siswa

dalam pemanfaatan media/sumber, melaksanakan pembelajaran

yang bersifat kontekstual dengan sangat baik.

(6) Aspek pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan

siswa yaitu guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran dan menunjukkan hubungan antar pribadi yang

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

kondusif dengan sangat baik. Guru menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon siswa, menumbuhkan kecerian dan antusiasme

siswa dalam belajar dengan sangat baik.

(7) Aspek penilaian proses dan hasil yaitu guru sudah mamantau

kemajuan belajar selama proses dan guru melakukan penilaian

akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) dengan sangat baik

(8) Aspek penggunaan bahasa yaitu guru sudah sangat baik dalam

menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik, benar, dan

lancar. Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

dengan sangat baik

(9) Aspek penutup yaitu guru melakukan refleksi atau membuat

rangkuman dengan melibatkan siswa dengan sangat baik. Guru

melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau

kegiatan, atau tugas sebagai remidi/pengayaan dengan baik.

Dari hasil observasi didapat skor rata-rata 3,81 dengan kategori baik

(lampiran 20).

2) Pertemuan 2 (dua)

a) Aktivitas Siswa

Berdasarkan pada lembar observasi aktivitas siswa (lampiran

27), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(1) Perhatian siswa selama proses pembelajaran sudah baik,

(2) Kerjasama siswa dalam berdiskusi selama proses pembelajaran

sudah baik,

(3) Keaktifan siswa selama proses pembelajaran sudah baik,

(4) Tanggung jawab siswa selama proses pembelajaran sudah baik.

Dari hasil observasi didapat skor rata-rata A dengan kategori sangat

baik (lampiran 27).

b) Aktivitas Guru

Berdasarkan pada lembar observasi (lampiran 21), dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

(1) Aspek pra pembelajaran yaitu guru sudah memeriksa kesiapan

siswa dalam menerima pembelajaran dengan sangat baik serta

sudah mempersiapkan ruang dan media pembelajaran dengan

sangat baik.

(2) Aspek membuka pembelajaran yaitu guru sudah melakukan

kegiatan absensi dan menyampaikan kompetensi (tujuan) yang

akan dicapai serta rencana kegiatan dengan sangat baik.

(3) Aspek kegiatan inti pembelajaran yaitu guru menguasai materi dan

menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai hierarki belajar serta

karakteristik siswa dengan baik. Guru mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang relevan dan realitas kehidupan dengan

sangat baik.

(4) Aspek pendekatan/strategi pembelajaran yaitu guru melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

dan karakteristik siswa, bersifat kontekstual dan melaksanakan

pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya dampak positif

(dampak pengiring) dengan sangat baik. Guru sudah sangat baik

dalam menguasai kelas, melaksanakan pembelajaran secara runtun

dan sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.

(5) Aspek pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran yaitu guru

sudah memanfaatkan media dan sumber yang efektif dan efisien,

melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/sumber melaksanakan

pembelajaran yang bersifat kontekstual dengan sangat baik. Guru

menghasilkan pesan yang menarik dengan baik.

(6) Aspek pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan

siswa yaitu guru sudah menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran dengan sangat baik. Guru menunjukkan hubungan

antar pribadi yang kondusif, menumbuhkan kecerian dan

antusiasme siswa dalam belajar dengan sangat baik, serta

menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dengan sangat

baik.

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

(7) Aspek penilaian proses dan hasil yaitu guru sudah mamantau

kemajuan belajar selama proses dengan sangat baik, guru

melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

dengan sangat baik

(8) Aspek penggunaan bahasa yaitu guru menggunakan bahasa lisan

dan tulisan secara jelas, baik, benar, dan lancar dengan sangat baik

serta menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai dengan sangat

baik.

(9) Aspek penutup yaitu guru melakukan refleksi atau membuat

rangkuman dengan melibatkan siswa, melaksanakan tindak lanjut

dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai

remidi/pengayaan dengan sangat baik.

Dari hasil observasi didapat skor rata-rata 3,83 dengan kategori baik

((lampiran 21).

3) Pertemuan 3 (tiga)

a) Aktivitas Siswa

Berdasarkan pada lembar observasi aktivitas siswa (lampiran

30), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(1) Perhatian siswa selama proses pembelajaran sudah baik,

(2) Kerjasama siswa dalam berdiskusi selama proses pembelajaran

sudah baik,

(3) Keaktifan siswa selama proses pembelajaran sudah baik,

(4) Tanggung jawab siswa selama proses pembelajaran sudah baik.

Dari hasil observasi didapat skor rata-rata A dengan kategori sangat

baik (lampiran 30).

b) Aktivitas Guru

Berdasarkan pada lembar observasi (lampiran 22), dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(1) Aspek pra pembelajaran yaitu guru sudah memeriksa kesiapan

siswa dalam menerima pembelajaran dengan sangat baik serta

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

sudah mempersiapkan ruang dan media pembelajaran dengan

sangat baik.

(2) Aspek membuka pembelajaran yaitu guru sudah melakukan

kegiatan absensi dan menyampaikan kompetensi (tujuan) yang

akan dicapai serta rencana kegiatan dengan sangat baik.

(3) Aspek kegiatan inti pembelajaran yaitu guru menguasai materi dan

menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai hierarki belajar serta

karakteristik siswa dengan baik.Guru mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang relevan dan realitas kehidupan dengan

sangat baik.

(4) Aspek pendekatan/strategi pembelajaran yaitu guru melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

dan karakteristik siswa, bersifat kontekstualdan melaksanakan

pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya dampak positif

(dampak pengiring) dengan sangat baik. Guru sudah sangat baik

dalam menguasai kelas, melaksanakan pembelajaran secara runtun

dan sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.

(5) Aspek pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran yaitu guru

sudah memanfaatkan media dan sumber yang efektif dan efisien,

melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/sumber melaksanakan

pembelajaran yang bersifat kontekstual dengan sangat baik. Guru

menghasilkan pesan yang menarik dengan baik.

(6) Aspek pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan

siswa yaitu guru sudah menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran dengan sangat baik. Guru menunjukkan hubungan

antar pribadi yang kondusif, menumbuhkan kecerian dan

antusiasme siswa dalam belajar dengan sangat baik, serta

menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dengan sangat

baik.

(7) Aspek penilaian proses dan hasil yaitu guru sudah mamantau

kemajuan belajar selama proses dengan sangat baik, guru

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

dengan sangat baik

(8) Aspek penggunaan bahasa yaitu guru menggunakan bahasa lisan

dan tulisan secara jelas, baik, benar, dan lancar dengan sangat baik

serta menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai dengan sangat

baik.

(9) Aspek penutup yaitu guru melakukan refleksi atau membuat

rangkuman dengan melibatkan siswa, melaksanakan tindak lanjut

dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai

remidi/pengayaan dengan sangat baik.

Dari hasil observasi didapat skor rata-rata 3,86 dengan kategori cukup

(lampiran 22).

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh dari observasi dan tes pada siklus II

dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil anailisis tidakan pada siklus

II, peneliti merefleksi sebagai berikut:

1) Berdasarkan hasil observasi pada aktivitas siswa dikategorikan baik.

2) Berdasarkan observasi kemampuan guru dikategorikan baik.

3) Berdasarkan hasil tes apresiasi tembang macapat pada siklus II diperoleh

rata-rata kelas yaitu 82,2. Siswa yang memperoleh nilai <75 sebanyak 2

siswa atau 10% dan siswa yang memperoleh nilai ≥75 sebanyak 18 siswa

atau 90% dari jumlah siswa. Data perkembangan apresiasi tembang

macapat diperoleh dari data tabel 4.4 dan data tabel 4.7, perkembangan

apresiasi tembang macapat disajikan pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Perkembangan Hasil Apresiasi Tembang Macapat Siklus I denganSiklus II

Keterangan Rata-rata nilai Ketuntasan klasikalSiklus I 76,8 70%Siklus II 82,2 90%

Dari tabel 4.8 dapat disajikan dalam grafik perkembangan apresiasi tembang

macapat pada gambar 4.5 di bawah ini:

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Gambar 4.5 Grafik Perkembangan Hasil Apresiasi Tembang Macapat Siklus Idengan Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II, dilihat dari frekuensi data

nilai apresiasi tembang macapat pada pembelajaran Bahasa Jawa siswa dengan

menggunakan pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif

berhasil. Ditunjukkan dengan jumlah siswa yang mencapai nilai ≥75 sebanyak 18

siswa atau mencapai indikator keberhasilan dari penelitian, bahkan lebih tinggi

dari yang ditargetkan yaitu 90%. Maka dapat disimpulkan bahwa melalui

pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif dapat

meningkatkan apresiasi tembang macapat siswa kelas IV SD Negeri 01

Ngepungsari tahun ajaran 2011/2012 yang telah mencapai target penelitian,

bahkan lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian tindakan kelas

diakhiri pada siklus II.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pembahasan Kondisi Awal

Sebelum dilaksanakan tindakan, apresiasi tembang macapat pada siswa

kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari kurang optimal. Dari hasil tes tersebut

didapatkan data sebagai berikut: siswa mendapat nilai antara 65-69 sebanyak 5

siswa atau 25%, nilai antara 70-74 sebanyak 7 siswa atau 35%, nilai antara 75-79

sebanyak 2 siswa atau 10%, nilai antara 80-84 sebanyak 4 siswa atau 20%, nilai

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

antara 85-89 sebanyak 2 siswa atau 10% dari jumlah siswa. Berdasarkan data

tersebut sebanyak 15 siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal, dan 11

siswa mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan kriteria ketuntasan minimal.

Jadi persentase ketuntasan secara klasikal sebesar 40%. Nilai terendah dari hasil

tes sebelum dilaksanakan tindakan yaitu 65, nilai tertinggi yaitu 85, dan rata-rata

nilai secara klasikal yaitu 73,7.

2. Pembahasan Siklus I

Pembelajaran apresiasi tembang macapat pada siklus I dengan

menggunakan pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif.

Dari hasil tes apresiasi tembang macapat pada siklus I diperoleh data sebagai

berikut: siswa mendapat nilai antara 65-70 sebanyak 6 siswa atau 30%, nilai

antara 71-76 sebanyak 5 siswa atau 25%, nilai antara 77-82 sebanyak 4 siswa atau

20%, nilai antara 83-88 sebanyak 3 siswa atau 15%, nilai antara 89-94 sebanyak 1

siswa atau 5%, nilai antara 95-100 sebanyak 1 siswa atau 5% dari jumlah siswa.

Berdasarkan data tersebut sebanyak 6 siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan

minimal, dan 14 siswa mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan kriteria

ketuntasan minimal. Jadi persentase ketuntasan secara klasikal meningkat 35%

dari sebelum tindakan yaitu dari 40% menjadi 70% pada siklus I. Nilai terendah

dari hasil tes sebelum dilaksanakan tindakan yaitu 65 masih terdapat 2 siswa pada

siklus I, nilai tertinggi meningkat yaitu 95, dan rata-rata nilai secara klasikal

meningkat dari sebelum tindakan yaitu 73,7 menjadi 76,8 pada siklus I.

3. Pembahasan Siklus II

Pembelajaran apresiasi tembang macapat siklus II dengan menggunakan

pendekatan pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif yang

telah disempurnakan. Dari hasil tes apresiasi tembang macapat pada siklus II

diperoleh nilai apresiasi tembang macapat sebagai berikut: siswa mendapat nilai

antara 65-70 sebanyak 2 siswa atau 7,70%, nilai antara 71-76 sebanyak 2 siswa

atau 7,70%, nilai antara 77-82 sebanyak 1 siswa atau 3,84%, nilai antara 83-88

sebanyak 3 siswa atau 11,53%, nilai antara 89-94 sebanyak 2 siswa atau 7,70%,

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

dan nilai antara 95-100 sebanyak 16 siswa atau 61,53% dari jumlah siswa.

Berdasarkan data tersebut sebanyak 2 siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan

minimal, dan 18 siswa mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan kriteria

ketuntasan minimal. Jadi persentase ketuntasan secara klasikal meningkat sebesar

20% dari siklus I yaitu 70% menjadi 90% pada siklus II. Namun masih ada 10%

yang tidak tuntas, karena satu siswa menempuh pendidikan inklusi dan satu siswa

tidak mampu mencapai hasil maksimal. Nilai terendah dari hasil tes setelah

dilaksanakan tindakan siklus II yaitu 70, nilai tertinggi yaitu 100, dan rata-rata

nilai secara klasikal meningkat dari siklus I yaitu 76,8 menjadi 82,2 pada siklus

II.

4. Hubungan antar Siklus

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dijelaskan perhitungan rata-rata nilai

tes apresiasi tembang macapat dan ketuntasan belajar apresiasi tembang macapat

kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari mengalami peningkatan. Peningkatan terlihat

dari sebelum tindakan dan setelah tindakan yaitu siklus I dan Siklus II yang

masing-masing terdiri dari 3 pertemuan. Dari tabel 4.4 dan tabel 4.7 tentang

perkembangan apresiasi tembang macapat siswa dapat dibuat tabel 4.9 tentang

peningkatan apresiasi tembang macapat sebelum tindakan sampai siklus II sebagai

berikut:

Tabel 4.9 Nilai Rata-Rata Apresiasi Tembang Macapat dan PersentaseKetuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

Nilai Rata-rata ApresiasiTembang Macapat

Persentase Ketuntasan Klasikal

SebelumTindakan

SiklusI

SiklusII

SebelumTindakan

SiklusI

SiklusII

73,7 76,8 82,2 40% 70% 90%

Dari tabel 4.9 diatas dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.6 :

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

0102030405060708090

Nilai Rata-rata PersentaseKetuntasan Klasikal

Sebelum Tindakan

Siklus I

Siklus II

Gambar 4.6 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Apresiasi Tembang Macapat danKetuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

Dari gambar 4.6 terlihat bahwa nilai rata-rata apresiasi tembang macapat

sebelum tindakan 73,7 yang kemudian meningkat pada siklus I menjadi 76,8 dan

meningkat lagi pada siklus II menjadi 82,2. Sedangkan dari segi persentase

ketuntasan belajar apresiasi tembang macapat sebelum tindakan ketuntasan

sebesar 40% (8 siswa) kemudian pada siklus I ketuntasan belajar meningkat

sebesar 75% (15 siswa) dan pada siklus II ketuntasan belajar meningkat lagi

sebesar 90% (18 siswa).

Berkaitan dengan hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa apresiasi

tembang macapat siswa meningkat dengan penggunaan pengembangan model

pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif dalam pembelajarannya. Ditandai dengan

adanya peningkatan hasil tes siswa, yaitu nilai rata-rata kelas yang semula 73,7

meningkat menjadi 76,8 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 82,2 pada

siklus II. Ketuntasan belajar meningkat yaitu semula 40 % meningkat menjadi

75% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 90% pada siklus II.

Selama dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pengembangan model

pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif, ditemukan kondisi pembelajaran sebagai

berikut:

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

1. Penggunaan pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif

dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan.

2. Penggunaan pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovaif

membawa siswa ke pembelajaran yang lebih nyata, sehingga apresiasi

tembang macapat yang semula sulit dipahami menjadi mudah dipahami oleh

siswa.

3. Penggunaan pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif

melibatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran yaitu siswa belajar

dengan konteks kehidupan sehari-hari dan berhubungan dengan elemen

masyarakat sekitar yang diberikan oleh guru, sehingga apa yang dipelajari

lebih bermakna dan melekat dalam ingatan siswa.

4. Bekerja kelompok dapat membangun interaksi yang multi arah, yaitu antar

guru dengan siswa dan siswa dengan siswa yang lain.

Selama penelitian tidak terlepas dari suatu hambatan, hambatan-hambatan

yang ditemui pada masing-masing siklus berbeda-beda. Hambatan tersebut

diantaranya: hambatan pada siklus I yakni (1) siswa belum terbiasa bekerja secara

berkelompok, sehingga siswa belum dapat bekerja sama dengan baik, dan

pembagian tugas antar siswa belum terorganisasi dengan baik, (2) siswa belum

terbiasa menggunakan media kartu dan puzzle, sehingga siswa masih sering

bingung dalam menggunakannya, (3) siswa belum terbiasa mempresentasikan

hasil diskusi, sehingga saat mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas masih

banyak dibimbing oleh guru. (4) siswa masih bingung dalam upaya menyanyikan

tembang macapat secara berkelompok. Upaya untuk mengatasi hambatan yang

ada pada siklus I disempurnakan pada siklus II yakni dengan (1) Guru

menjelaskan cara dan arti dari kerja kelompok dalam pembelajaran, (2) Guru

menggunakan media yang lebih mudah dipahami siswa yang berhubungan dengan

konteks kehidupan sehari-hari, (3) Guru menjelaskan tentang cara

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. (4) Guru memberikan cara untuk

menyanyi secara kompak saat bernyanyi bersama kelompok masing-masing. Pada

siklus II pembelajaran sudah berhasil sehingga tidak ada hambatan yang berarti.

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan apresiasi pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari yaitu

dengan menggunakan pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika

Inovatif. Dikarenakan penggunaan pengembangan model pembelajaran Ekspresi

Estetika Inovatif dapat memberikan pembelajaran yang berbeda dan

menyenangkan sehingga mudah dipahami oleh siswa, serta dapat membuat siswa

telibat secara langsung dalam pembelajaran. Jadi melalui pengembangan model

pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif dapat meningkatkan apresiasi tembang

macapat siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari tahun ajaran 2011/1012.

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

siklus tersebut, maka dapat ditarik simpulan bahwa penerapan hasil

pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif dapat

meningkatkan apresiasi tembang macapat pada siswa kelas IV SD Negeri 01

Ngepungsari Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar (KKM ≥75)

sebanyak 8 siswa atau 40% pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan

menjadi 14 siswa atau 70% pada siklus I, dan 18 siswa atau 90% pada siklus II.

Nilai rata-rata siswa tiap siklusnya juga mengalami peningkatan, yaitu pada

kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan sebesar 73,7 menjadi 76,8 pada

siklus I, dan 82,2 pada siklus II. Dengan demikian, penerapan pengembangan

model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif dapat meningkatkan apresiasi

tembang macapat siswa kelas IV SD Negeri 01 Ngepungsari Tahun Ajaran

2011/2012.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diketahui

bahwa penerapan pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif

dapat meningkatkan apresiasi tembang macapat siswa kelas IV SD Negeri 01

Ngepungsari Tahun Ajaran 2011/2012. Tindakan penelitian yang terdiri dari dua

siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2012, 9 Mei 2012, dan 14 Mei

2012, sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2012, 22 Mei 2012,

dan 23 Mei 2012. Setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan yaitu

perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berkaitan dengan

hasil penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai

berikut:

101

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

1. Memberikan informasi bagi guru untuk menerapkan serta memanfaatkan

pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif dalam

pembelajaran Bahasa Jawa materi apresiasi tembang macapat untuk

meningkatkan kemampuan apresiasi siswa.

2. Pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif dapat

memotivasi siswa untuk memiliki keberanian dalam mengungkapkan

pendapatnya dalam kelompok, kemauan bekerjasama dengan kelompok,

kemampuan menyampaikan hasil diskusi kelompok dengan baik, kemampuan

berinteraksi dengan guru maupun siswa lain, mengembangkan inisiatif dan

kreatifitas sehingga partisipasi siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Jawa

pun meningkat.

3. Mendorong guru untuk menggunakan berbagai model pembelajaran salah

satunya pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif yang

dapat menumbuhkan partisipasi siswa serta menciptakan suasana

pembelajaran Bahasa Jawa yang kondusif sehingga menyebabkan siswa

merasa senang dan nyaman selama mengikuti proses pembelajaran.

4. Menumbuhkan kesadaran pada guru tentang pentingnya mengenali berbagai

kendala yang timbul dalam pembelajaran Bahasa Jawa sedini mungkin serta

mencari berbagai alternatif dalam usaha mengatasi masalah yang ada dalam

proses pembelajaran melalui pengembangan model pembelajaran Ekspresi

Estetika Inovatif.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti memberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a. Hendaknya sekolah dapat memberi motivasi pada guru supaya

melakukan pembelajaran Bahasa Jawa yang aktif, menarik, kondusif,

efektif, serta efisien. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan

penghargaan kepada guru yang berhasil dalam pembelajaran dan

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

bimbingan mengenai pengembangan model pembelajaran Ekspresi

Estetika Inovatif

b. Hendaknya sekolah memenuhi sarana serta prasarana yang dapat

mendukung berlangsungnya proses pembelajaran Bahasa Jawa bagi

siswa dalam pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika

Inovatif.

c. Hendaknya sekolah dapat menciptakan suasana yang kondusif sehingga

siswa dan guru merasa senang serta nyaman dalam pembelajaran Bahasa

Jawa khususnya tembang macapat dengan pengembangan model

pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif.

d. Hendaknya di sekolah menggunakan Bahasa Jawa pada hari-hari terentu

dalam proses belajar mengajar seperti “English Day”, namun dalam hal

ini dapat disebut “Java Day” (hari berbahasa Jawa).

2. Bagi Guru

a. Hendaknya membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam

menerapkan pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika

Inovatif pada pembelajaran apresiasi tembang macapat.

b. Hendaknya memotivasi siswa serta menarik perhatian siswa dalam

mengikuti pembelajaran Bahasa Jawa materi apresiasi tembang macapat.

Hal ini bisa dengan menyajikan pembelajaran yang menarik,

menyediakan berbagai macam media, membentuk kelompok kreatif,

lebih kaya ide atau gagasan yang bersangkutan dengan kelompok

masyarakat, dan memberikan penghargaan bagi siswa atau bias disebut

sebagai pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif.

c. Hendaknya lebih mengaktifkan siswa dalam pembelajaran apresiasi

tembang macapat dengan pengembangan model pembelajaran Ekspresi

Estetika Inovatif.

3. Bagi Siswa

a. Diharapkan lebih sering mempelajari Bahasa Jawa khususnya tembang

macapat untuk menambah wawasan siswa tentang budaya dan lebih

mudah memahami materi.

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGEMBANGAN .../Pengembangan-Model...pengembangan model pembelajaran ekspresi estetika inovatif untuk meningkatkan apresiasi tembang macapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

b. Hendaknya lebih aktif dalam pembelajaran Bahasa Jawa sehingga mudah

menyerap ilmu pengetahuan serta informasi yang disampaikan guru dalam

pembelajaran melalui pengembangan model pembelajaran Ekspresi

Estetika Inovatif.

c. Hendaknya lebih mengembangkan inisiatif dan keberanian dalam

menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran Bahasa Jawa untuk

menambah pengetahuan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar

dengan pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif.

d. Melalui pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif

hendaknya ikut berperan aktif dalam pembelajaran Bahasa Jawa

khususnya apresiasi tembang macapat dan rajin belajar sehingga dapat

memperoleh hasil belajar yang optimal.

4. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian pada permasalahan

dan pokok bahasan yang sama hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan

pengkajian teori-teori yang berkaiatan dengan apresiasi tembang macapat dengan

menggunakan pengembangan model pembelajaran Ekspresi Estetika Inovatif

guna melengkapi kekurangan yang ada, serta sebagai salah satu alternatif dalam

meningkatkan kemampuan siswa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar

diperoleh hasil yang lebih baik.