Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dalam...
Transcript of Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dalam...
Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dalam Membentuk
Karakter Peserta Didik di RA Al Makmur, Cikarang Utara
(Dalam Perspektif Manajemen Kurikulum)
TESIS
Disusun Oleh :
Nurul Ro’fah
(21170181000009)
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Nurul Ro’fah NIM. 21170181000009: “Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dalam Membentuk Karakter Peserta Didik di RA Al Makmur Cikarang
Utara (Dalam Perspektif Manajemen Kurikulum”. Tesis Program Magister Manajemen
Pendiidkan Islam (MPI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini berawal dari keprihatinan terhadap permasalahan yang berkaitan
dengan peserta didik saat ini seperti perilaku-perilaku yang menyimpang atau isu-isu moral dan kurang siapnya peserta didik untuk memasuk usia sekolah. Penelitian ini
dilakukan di Raudhatul Athfal Al Makmur Cikarang Utara. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengelolaan pembelajaran pendidikan anak usia dini dalam membentuk
karakter peserta didik. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif melalui wawancara langsung dengan kepala sekolah,
guru dan orang tua peserta didik, serta hasil dari observasi dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru di RA Al Makmur belum maksimal dalam memahami perencanaan pembelajaran, namun perencanaan pembelajaran yang
disusun mengandung muatan pendidikan karakter dalam upaya pencapaian visi dan
misi serta tujuan sekolah. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan sekolah diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter melalui kegiatan terprogram dan kegiatan
pembiasaan berupa kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan dan pengkondisian
demi ketercapaian pembentukkan karakter peserta didik. Evaluasi yang dilaksanakan
sekolah berupa penilaian pembelajaran melalui pengamatan, catatan, unjuk kerja, hasil karya dan penilaian akhir semester yang berbentuk raport/laporan perkembangan
peserta didik. Pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan mengintegrasikan nilai-
nilai karakter berupa: religius, disiplin, mandiri, tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kemampuan bersosialisasi, peduli lingkungan, keadilan, percaya diri, kreatif,
kerja keras dan pantang menyerah, cinta tanah air, toleransi dan persatuan.
Kata Kunci: Pembelajaran, Pendidikan Karakter, Anak Usia Dini.
ii
ABSTRACT
Nurul Ro'fah NIM. 21170181000009: "Management of Early Childhood Education Learning in Shaping the Character of Students in RA Al Makmur North
Cikarang (In the Perspective of Curriculum Management". Thesis of the Master
Program in Islamic Education Management (MPI) Faculty of Educational Science Islamic State University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
This research begins with concerns about problems related to current students
such as deviant behaviors or moral issues and students' lack of readiness to enter school age. This research was conducted at Raudhatul Athfal Al Makmur North Cikarang. The
purpose of this study was to determine the management of early childhood education
learning in shaping the character of students. The method in this study uses a qualitative approach with descriptive analysis method through direct interviews with
principals, teachers and parents of students, as well as the results of observations and documentation studies.
The results of this study indicate that the teachers at RA Al Makmur have not
been maximized in understanding learning planning, but the prepared learning plans
contain the content of character education in an effort to achieve the vision and mission and goals of the school. The learning activities carried out by the school are integrated
with the character values through programmed activities and habituation activities in
the form of routine activities, spontaneous activities, examples and conditioning for the achievement of character formation. Evaluations conducted by schools in the form of
learning assessments through observation, notes, performance, work and final semester
assessment in the form of report cards / student development reports. The management of learning carried out integrates character values in the form of: religious, disciplined,
independent, responsibility, honest, respectful and polite, ability to socialize, care for
the environment, justice, confidence, creative, hard work and never give up, love the motherland, tolerance and unity.
Keywords: Learning, Character Education, Early Childhood.
iii
الملخص
الاسم نور الرؤوفة ، تسجيل الطالب رقم
: "إدارة التعلم في مرحلة 21170181000009
الطفولة المبكرة في تشكيل شخصية الطلاب في
روضة الأطفال المكور شمال سيكارانغ )من
إدارة منظور إدارة المناهج"( ، برنامج
التربية الإسلامية ، كلية التربية وتدريب
المعلمين. جامعة سياريف هداية الله الإسلامية
.بجاكرتا
يبدأ هذا البحث بمخاوف بشأن المشكلات
المتعلقة بالطلاب الحاليين مثل السلوكيات
المنحرفة أو القضايا الأخلاقية وعدم استعداد
الطلاب لدخول سن المدرسة. تم إجراء هذا
البحث في روضة الأطفال المكور شمال
سيكارانج ، وكان الغرض من هذه الدراسة هو
تحديد إدارة التعليم في مرحلة الطفولة
المبكرة في تشكيل شخصية الطلاب. الطلاب ،
.وكذلك نتائج الملاحظات ودراسات التوثيق
تشير نتائج هذه الدراسة إلى أن المعلمين
يتم تعظيمهم في في روضة الأطفال المكمل لم
فهم تخطيط التعلم ، ولكن خطط التعلم التي
تم إعدادها تحتوي على محتوى تعليم الشخصية
في محاولة لتحقيق الرؤية والرسالة وأهداف
المدرسة. تتكامل أنشطة التعلم التي تقوم
بها المدرسة مع قيم الشخصية من خلال الأنشطة
المبرمجة وأنشطة التعود على شكل أنشطة
وتينية وأنشطة عفوية وأمثلة وتكييف ر
لتحقيق تكوين الشخصية. التقييمات التي
تجريها المدارس في شكل تقييمات التعلم من
iv
خلال الملاحظة والملاحظات والأداء والعمل
وتقييم الفصل الدراسي النهائي في شكل
بطاقات تقرير / تقارير تطوير الطلاب. تدمج
خصية في شكل: إدارة التعلم المنفذة قيم الش
دينية ، منضبطة ، مستقلة ، مسؤولية ،
صادقة ، محترمة ومهذبة ، القدرة على
الاختلاط بالآخرين ، رعاية البيئة ، العدالة
، الثقة بالنفس ، الإبداع ، العمل الجاد
وعدم الاستسلام أبدا ، حب الوطن الأم ،
..التسامح والوحدة
تعليم الكلمات المفتاحية: التعلم ،
.الشخصية ، الطفولة المبكرة
v
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirraahiim
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T,
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis
mendapatkan hidayah dan kemudahan dalam menyelesaikan tesis ini. Shalawat seiring salam penulis limpah curahkan kepada baginda Nabi Muhammad S.A.W yang teramat
besar cintanya kepada umatnya dengan tuntunannya menuju jalan yang di ridhai Allah,
semoga kemuliaan senantiasa terarah kepada keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.
Tesis ini, penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan
gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam (M.Pd) pada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis berharap
tesis ini dapat bermanfaat bagi kepentingan pembacanya. Dalam penulisan tesis ini,
penulis tidak luput dari berbagai hambatan dan rintangan. Terselesaikannya tesis ini tidak lepas dari bantuan serta dorongan dari orang-orang sekeliling penulis baik semasa
penulis kuliah maupun semasa penulis menyelesaikan penulisan tesis ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Hj.
Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., beserta jajarannya;
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Susurin, M.Ag., beserta jajarannya;
3. Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan Islam, Dr. Jejen Musfah,
M.A. beserta jajarannya, yang telah memberikan pelayanan akademik dengan memuaskan;
4. Pembimbing, Dr. Fidrayani, M.Pd, M.Si., yang telah meluangkan waktu
memberikan bimbingan, arahan, wawasan dan nasehat dengan penuh kesabaran, ketekunan serta keikhlasan di tengah kesibukannya. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini;
5. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Magister Manajemen Pendidikan yang
telah mendidik dan memberikan pelayanan terbaik dengan ketulusan dan dedikasi yang tinggi selama penulis menjalani perkuliahan;
6. Ibu Alisah, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah RA Al Makmur yang telah
memberikan izin, bantuan dan waktu luangnya kepada penulis dalam melakukan penelitian;
7. Seluruh guru, dan orang tua peserta didik RA Al Makmur, yang telah bersedia
menerima penulis dengan sangat ramah dan penuh kasih sayang selama penulis berada di sekolah dan memberikan waktu luangnya kepada penulis dalam
melakukan penelitian;
8. Teristimewa Ayahanda dan Ibunda, kedua orangtua penulis yang selalu
memberikan nasehat dan dukungannya dengan penuh kasih sayang, semangat, serta do’a yang tak pernah henti dipanjatkan kepada Allah S.W.T untuk
vi
penulis. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan, umur yang panjang serta
keberkahan;
9. Suami tercinta M. Luthfi Nadhif, S.E, C.HT yang selalu menemani, memberikan bantuan tenaga dan fikiran serta semangat dengan penuh cinta dan
kasih sayang kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
10. M. Najib Mubarok dan M. Naqib Muwafiq anak-anakku yang banyak memberikan semangat dalam penyelesaian tesis ini dengan penuh perjuangan.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan kedua Prodi Magister Manajemen
Pendidikan Islam, yang telah memberikan kenangan indah, semangat dan motivasi saat berada di bangku perkuliahan kepada penulis. Terimakasih atas
persaudaraan dan kekerabatannya. Semoga silaturahmi dan persaudaraan ini terus terjalin dan diridhai Allah S.W.T;
Terimakasih banyak penulis haturkan untuk pihak-pihak yang tidak penulis
sampaikan satu persatu. Semoga segala bantuan, dukungan dan partisipasi yang
diberikan kepada penulis, mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Akhir kata, semoga Tesis ini dapat bermanfaat untuk semua pihak dalam bidang kependidikan, khususnya bermanfaat bagi penulis sendiri. Penulis memohon
maaf apabila dalam tesis ini terdapat kekurangan. Hanya kepada Allah SWT segala sesuatu penulis kembalikan.
Jakarta, 22 Juli 2020
Penulis
Nurul Ro’fah
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... ix
DAFTAR SKEMA .......................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6 F. Kegunaan Penelitian ........................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini ....................................... 8 2. Pengelolaan Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini .......................... 12
3. Tinjauan Mengenai Pendidikan Karakter pada Pendidikan Anak Usia Dini ... 21
B. Penelitian yang Relevan ....................................................................................... 37 C. Kerangka Berpikir ............................................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian ............................................................................................... 40
B. Waktu Penelitian ................................................................................................. 40
C. Pendekatan Penelitian ......................................................................................... 40
viii
D. Sumber Data ....................................................................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 41
F. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 43 G. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................................... 44
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................................... 51
B. Temuan Penelitian 1. Pengelolaan Pembelajaran ............................................................................ 63
2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter ................................................................. 74
C. Analisis Data 1. Pengelolaan Pembelajaran dalam Membentuk Karakter Peserta Didik ............ 74
2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam Membentuk Karakter Peserta
Didik ............................................................................................................. 93 D. Diskusi Hasil Penelitian ....................................................................................... 109
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 112
B. Saran ................................................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 114
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................... 120
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Tesis
Tabel 3.2 Responden dalam Wawancara
Tabel 3.3 Instrumen Penelitian
Tabel 3.4 Pedoman Observasi
Tabel 3.5 Pedoman Dokumentasi
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara
Tabel 4.1 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tabel 4.2 Keadaan Peserta Didik 5 Tahun Terakhir
Tabel 4.3 Data Prestasi Peserta Didik
Tabel 4.4 Program Pengembangan RA Al Makmur
Tabel 4.5 Program Tahunan RA Al Makmur
Tabel 4.6 Pengkodean Hasil Penilaian
Tabel 4.7 Kegiatan Terprogram RA Al Makmur
Tabel 4.8 Kegiatan Rutin
Tabel 4.9 Kegiatan Spontan
Tabel 4.10 Kegiatan Keteladanan
Tabel 4.11 Indikator Pengembangan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Ruang Kelas A
Gambar 4.2 Ruang Kelas B
Gambar 4.3 Lemari Kantor
Gambar 4.4 Ruang Tamu Kantor
Gambar 4.5 Komedi Putar
Gambar 4.6 Ayunan
Gambar 4.7 Balok Hijaiyah
Gambar 4.8 Papan Lalu Lintas
Gambar 4.9 Balok
Gambar 4.10 Boneka Tangan
Gambar 4.11 Alat Sulap
Gambar 4.12 Hola Hop
Gambar 4.13 Kamar Mandi
Gambar 4.14 Gudang
Gambar 4.15 Tempat Cuci Tangan/Wudhu
Gambar 4.16 Ruang Tunggu Kelas A
Gambar 4.17 Lemari Kelas
Gambar 4.18 Dispenser Kelas
Gambar 4.19 Papan Tulis
Gambar 4.20 Loker Peserta Didik
xi
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa
Skema 3.1 Komponen dalam Analisis Data
Skema 4.1 Struktur Organisasi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran – 1 Uraian Tugas Pengurus dan Guru RA Al Makmur
Lampiran – 2 Pengaturan Beban Belajar/Alokasi Waktu
Lampiran – 3 Tata Tertib RA Al Makmur
Lampiran – 4 Struktur Kurikulum Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Lampiran – 5 Program Semester RA Al Makmur
Lampiran – 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
Lampiran – 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
Lampiran – 8 Jadwal Mengajar
Lampiran – 9 Unjuk Kerja Peserta Didik
Lampiran – 10 Transkip Wawancara
Lampiran – 11 Buku Pendidikan dan Majalah
Lampiran – 12 Foto-foto Kegiatan
Lampiran –13 Sarana dan Prasarana
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan usaha dalam mempersiapkan dan menumbuhkan kepribadian anak didik atau generasi muda baik jasmani maupun rohani agar kelak
menjadi manusia yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Dengan demikian,
pendidikan dapat menstimulasi, menyertai dan membimbing perubahan dan perkembangan manusia dari sikap dan intelektualnya sehingga dapat bersaing di era
yang semakin kompetitif. Pendidikan berperan penting dalam menjamin perkembangan
dan kelangsungan hidup suatu negara serta menyempurnakan penyelenggaraan
pendidikan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional, mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Banyak sekali
upaya yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut, salah satunya yakni semakin
banyak berdiri dan berkembangnya lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan adalah wadah atau institusi yang memberikan pelayanan
kepada siswa dan masyarakat umum. Lembaga pendidikan dalam konteks jasa
pendidikan bertujuan memberikan layanan dalam dunia pendidikan. Sebab, pendidikan merupakan investasi kelangsungan hidup manusia. Dalam memenuhi kebutuhan
tersebut, perlu dibentuknya generasi yang berkualitas melalui pendidikan. Pendidikan
adalah bimbingan atau pimpinan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Wibowo, 2012:17). Dalam mewujudkan kepribadian yang utama tersebut perlu dilakukan
upaya penanaman karakter sejak usia dini.
Pendidikan karakter bagi anak usia dini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan agar dapat menjadi kebiasaan saat dewasa atau pada jenjang pendidikan
selanjutnya. Pada masa ini, anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat. Anak belum memiliki pengaruh negatif yang banyak dari luar atau lingkungannya, sehingga pendidik maupun orang tua akan lebih mudah dalam
mengarahkan dan membimbing anak usia dini terutama dalam menanamkan nilai-nilai
karakter. Menurut Gardner (1998), pendidikan anak usia dini memegang peranan yang
sangat penting karena perkembangan otak manusia mengalami lompatan dan berkembang sangat pesat, yaitu mencapai 80%. Ketika dilahirkan ke dunia anak telah
mencapai perkembangan otak 25%, sampai usia 4 tahun perkembangannya mencapai
50% dan samapai 8 tahun mencapai 80%, selebihnya berkembang sampai usia 18 tahun (Mulyasa, 2012:2).
Perkembangan otak yang pesat perlu dikompilasikan dengan kecerdasan
emosional yang baik. Kemungkinan terbaik dalam membangun kecerdasan emosi
adalam pada anak usia dini. Pada masa usia dini anak mengalami perkembangan psikologis yang kompleks untuk mengembangan kecerdasan emosional. Dikutip dari
pendapat Aziz yahaya “Emotional Intelligence can help calm the mind and thus to
increase the absorption of information received. Thus, it will contribute to their academic achievement as result”(Yahaya et al., 2012:14). Kecerdasan emosional dapat
berkontribusi pada prestasi akademik sehingga dapat mendukung keberhasilan anak di
2
sekolah. Pengembangan kecerdasan emosional memberikan hasil positif pada
pembentukan citra diri yang lebih baik, masalah perilaku yang kurang, kemampuan
bergaul dan berkomunikasi, peningkatan prestasi akademik dan pembentukan mental. Beberapa hal tersebut tentunya sesuai dengan formulasi nilai-nilai karakter yang
perlu ditanamkan dalam pendidikan di Indonesia, yang terdiri dari sembilan pilar
karakter dasar, antara lain; 1) cinta pada Allah dan semesta beserta isinya; 2) tanggung jawab, disiplin, dan mandiri; 3) jujur; 4) hormat dan santun; 5) kasih saying, peduli dan
kerja sama; 6) percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah; 7) keadilan dan
kepimpinan; 8) baik dan rendah hati, dan; 9) toleransi, cinta damai dan persatuan (Zubaedi, 2011:69). Nilai-nilai tersebut berdampak pada kecerdasan emosi yang
dimiliki anak agar mampu hidup di masyarakat. Karena keberhasilan seseorang di
masyarakat, 80% dipengaruhi kecerdasan emosi dan 20% ditentukan oleh kecerdasan
otak (Bafirman, 2016:60). Anak-anak yang bermasalah dalam kecerdasan emosi akan mengalami hambatan dalam belajar, bergaul dan terkendala dalam mengontrol
emosinya. Anak-anak yang bermasalah sudah terlihat sejak usia pra-sekolah dan harus
segera ditangani agar tidak berlanjut hingga usia dewasa. Menyikapi perkembangan anak tersebut, maka perlu suatu program pendidikan
yang disusun sesuai dengan tingkat perkembangan anak, yaitu lembaga PAUD/TK/RA.
Pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan anak usia dini tersebut dengan memfasilitasi dan mengembangkan kurikulum PAUD yang diharapkan mampu
memberikan pengaruh terhadap kualitas anak usia dini, sehingga dapat membantu
lembaga pendidikan keluarga (informal), lembaga pendidikan masyarakat (non formal)
dan lembaga pendidikan anak usia dini formal (TK/RA) dalam memperoleh akses konsep kurikulum anak usia dini.
Penyelenggaraan program pendidikan anak usia dini didasarkan pada UU No
20/2003 pasal 28 yakni; 1) pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar; 2) pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, non formal, dan/atau informal; 3) pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA),
atau bentuk lain yang sederajat; 4) pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk
lain yang sederajat; 5) pendidikan anak usia dini pada jalur informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah usaha pembinaan kepada anak sejak
lahir sampai usia 6 tahun melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membentuk
perkembangan dan pertumbuhan jasmani dan rohani agar anak mempunyai kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan menjadi salah satu upaya
pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas suatu bangsa agar dapat bersaing
dengan negara lain baik secara teknologi maupun ilmu pengetahuan. Kemajuan
teknologi saat ini telah memberikan berbagai dampak pada generasi-generasi penerus bangsa, baik positif maupun negatif. Dampak negatif yang muncul tentu menimbulkan
berbagai macam permasalahan yang menyangkut moral dan karakter.
Permasalahan tersebut dapat terlihat dan tersebar di dalam media cetak, televisi dan jaringan internet bahkan di lingkungan masyarakat sehingga berdampak pada
perilaku peserta didik pada zaman sekarang. Perilaku peserta didik pada zaman
sekarang telah berubah ke degradasi moral yang mengkhawatirkan. Beberapa tahun lalu di Sulawesi Selatan, seorang guru bernama Ibu Nurmayani mencubit anak polisi dan
3
masuk penjara. Kasus tersebut memperlihatkan bahwa seorang murid tidak mempunyai
rasa bersalah, tidak ada lagi rasa hormat, sopan dan santun kepada guru (Erviani,
2018:1). Realita tersebut memperlihatkan nilai-nilai budaya yang di wariskan oleh guru
semakin lama semakin memudar. Peserta didik lebih mementingkan diri sendiri,
bersikap angkuh, sombong, berat tangan, tidak menghargai, tidak sopan dan melawan perkataan orang tua, semua itu menjadi bagian dari moral peserta didik yang
mengalami perubahan pada zaman sekarang. Banyak juga para lulusan sekolah yang
mempunyai nilai yang tinggi (walaupun terkadang tidak murni), berotak cerdas dan mampu menyelesaikan soal dengan cepat, tetapi mempunyai perilaku dan kepribadian
yang kurang baik, sebagaimana nilai yang mereka peroleh di sekolah atau kuliah. Hal
ini terbukti dengan banyaknya pemimpin bangsa dan para pejabat pemerintahan yang
tersandung kasus korupsi dan kejahatan lainnya. Indeks persepsi korupsi yang dilaksanakan oleh lembaga survei transparency international, Indonesia masih masuk
jajaran negara-negara terkorup dengan menempati peringkat 118 dari 174 negara dan
28 anggota dewan tersangkut masalah etika. Fenomena tersebut menggambarkan bahwa Indonesia berada dalam krisis budi pekerti dan moral para pemimpin bangsa
(Kurniati, 2013:1).
Berdasarkan penyimpangan-penyimpangan tersebut, baik pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda perlu bersinergi
dalam membangun karakter bangsa. Hendak dibawa kemana bangsa ini jika peserta
didik tidak memiliki nilai-nilai karakter. Indonesia bisa hancur dalam degradasi moral.
Degradasi moral ditandai dengan memudarnya sikap sopan santun, kebersamaan, dan keramahan dan gotong royong dalam hidup bermasyarakat. Maka dari itu pendidikan
dasar sangat dibutuhkan bagi generasi penerus bangsa. Pada beberapa kasus ditemukan,
peserta didik tidak mampu memasuki jenjang sekolah lanjutan (sekolah dasar), peserta didik kurang siap dan mandiri saat memasuki masa sekolah dan memiliki
perkembangan sosial-emosional yang kurang.
Seperti observasi awal yang peneliti lakukan pada bulan September 2019, menurut
guru di RA Al Makmur diperoleh informasi bahwa terdapat beberapa anak yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran seperti menggunakan bahasa yang
kurang sopan, kurang memiliki minat dalam kegiatan pembelajaran, sulit
berkonsentrasi, berkelahi dengan teman, tidak mempedulikan aturan dan sebagainya. Sama halnya dengan sekolah dasar di Desa Waluya, desa yang sama tempat lokasi RA
Al Makmur berdiri. Peneliti bertemu dengan seorang guru kelas I SDN Waluya 01,
guru tersebut sering mendapati masalah tentang anak yang susah berkonsentrasi dan suka mengganggu temannya saat pembelajaran, dimulai dengan membuat keributan
dengan mengajak temannya untuk berlari-lari mengelilingi ruang kelas, sehingga
mengganggu anak-anak yang lain dan mengambil milik temannya, ketika guru
menegurnya dia berpura-pura tidak tahu. Selain itu, ada juga anak yang mengajak beberapa temannya untuk memukul-mukul meja dan berteriak-teriak, sehingga
mengganggu teman yang lain, ada juga siswa yang pasif, lambat menerima
pembelajaran dan butuh waktu yang lama untuk menyelesaikan tugas. Gambaran tersebut tentunya menjadi tantangan bagi lembaga pendidikan yang
berperan sebagai institusi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa serta membantu mempersiapkan peserta didik agar mampu memasuki jenjang sekolah lanjutan. Peserta didik yang siap akan mampu menyesuaikan
4
diri dan menjalankan masa transisi dengan baik terhadap proses pembelajaran yang
nantinya akan lebih terstruktur saat memasuki jenjang sekolah dasar.
Penelitian Osakwe dengan judul “The Effect of Early Childhood Education Experience on the Academic Performances of Primary School Children” menyatakan
“The study revealed that there is a significant difference between pupils who had pre-
primary education and those without in their academic performances-cognitive ability, social skills and motor skills...”(Osakwe, 2009:143-147). Berdasarkan pernyataan
tersebut, peran pendidikan anak usia dini sangat penting dalam mempersiapkan peserta
didik untuk memasuki jenjang sekolah dasar, karena ada perbedaan yang relatif siginifikasn antara peserta didik yang menempuh jenjang pendidikan pra sekolah atau
PAUD dengan peserta didik yang tidak pernah menempuh jenjang pendidikan pra
sekolah tersebut. Perbedaan tersebut terlihat dari kemampuan kognitif, keterampilan
sosial dan motorik yang dimiliki peserta didik. Pendidikan anak usia dini menjadi alternatif yang dilakukan pemerintah dalam
upaya mengatasi krisis atau isu-isu moral dan karakter dengan menyandingkan
pendidikan karakter pada program pendidikan anak usia dini. Karena masa usia dini merupakan masa potensial bagi perkembangan anak, dimana seluruh instrument besar
manusia terbentuk baik kecerdasan maupun psikis dan emosional. Masa anak usia dini
merupakan masa keemasan atau golden age yang terjadi pada rentang usia 0-5 tahun. Masa ini menjadi dasar bagi anak dalam menentukan masa depannya. Setiap anak
mempunyai keunikan masing-masing. Mereka akan tubuh dan berkembang sesuai pola
yang diperkirakan melalui cara belajar dengan kecepatan perkembangan yang beragam
dan berbeda-beda. Oleh karena itu, guru perlu melihat dan memahami kesiapan peserta didik dengan terus menstimulasi agar memperoleh keterampilan dan pengetahuan
sesuai dengan tahap perkembangan usianya melalui metode-metode yang menarik dan
beragam. Metode penerapan pendidikan karakter dalam pendidikan anak usia dini
diantaranya seperti, bercerita, bernyanyi, bermain peran, memberi teladan, kebiasaan,
dan lain-lain. Penerapan tersebut didukung dengan konsep kurikulum yang
mengintegrasikan pendidikan karakter untuk mewujudkan generasi emas Indonesia pada Tahun 2045 dengan tetap mengembangkan kebijakan kurikulum sesuai daerah
masing-masing. Kurikulum tersebut dijabarkan melalui pengelolaan pembelajaran
pendidikan anak usia dini yang bertujuan untuk mendorong perkembangan peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki kemampuan hidup sebagai warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Pengelolaan pembelajaran anak usia dini di susun sebagai upaya mempersiapkan
dan membentuk dasar-dasar pengembangan diri pada anak usia dini.
Penyelenggaraannya memfokuskan pada pertumbuhan dan perkembangan fisik
(motorik halus dan motorik kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio-emosional (sikap, perilaku dan agama) dan bahasa-
komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap perkembangan anak usia dini dalam
pembentukan karakter diri. Demi mencapai pendidikan karakter yang diinginkan perlu adanya manajemen
yang baik untuk mengelola pendidikan karakter pada ranah pendidikan anak usia dini
sebagai cara penanamkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari sehingga terbentuk peserta didik yang berkarakter. Bagi peserta didik anak usia dini
5
pembelajaran dilakukan seraya bermain karena bermain merupakan kegiatan untuk
mengenal diri, orang lain dan lingkungannya. Oleh karena itu, bermain merupakan
salah satu upaya mengembangkan kemampuan dan karakter anak. Dalam menciptakan lingkungan bermain yang kondusif dalam penanaman karakter peserta didik, raudhatul
athfal sebagai lembaga pendidikan anak usia dini harus memiliki program
pembelajaran sambil bermain yang edukatif, tenaga profesional dan fasilitas yang memadai. Oleh karena itu, program pembelajaran yang disusun mulai dari perencanan,
pelaksanaan dan evaluasi memerlukan keterampilan, ketelitian, dan ketepatan dalam
mengelola pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran pendidikan anak usia dini memerlukan perencanaan
yang partisipatif dengan melibatkan semua pihak dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan begitu, diharapkan pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan mampu
mencapai tujuan sekolah dalam pembentukkan karakter peserta didik. Demikian juga pengelolaan pembelajaran yang diterapkan di Raudhatul Athfal (RA) Al Makmur, RA
Al Makmur menjalankan manajemen pendidikan berbasis agama islam yang saat ini
banyak dipergunakan oleh masyarakat sebagai dasar untuk mengelola lembaga pendidikan. Beragam kegiatan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan peserta didik
agar memiliki kepribadian yang islami sejak dini, baik melalui pendidik, orang tua
maupun lingkungan. RA Al Makmur merupakan lembaga pendidikan formal anak usia dini di bawah naungan Kementerian Agama RI yang bernafaskan Islam dan
mengedepankan pembelajaran berbasis iman, taqwa dan Al-Qur’an.
Namun berdasarkan pengamatan awal yang telah peneliti lakukan pada bulan
September 2019, RA Al Makmur menunjukkan masalah dalam proses pengelolaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang dibuat tidak mengalami perkembangan
dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Hal tersebut menggambarkan bahwa guru RA Al
Makmur belum cukup memahami bagaimana strategi menyusun perencanaan pembelajaran. Disinilah pentingnya manajemen kurikulum yang baik dalam upaya
menuangkan implementasi kurikulum ke dalam pengelolaan pembelajaran guna
membentuk peserta didik yang memiliki kompetensi akademik dan karakter yang
positif. Sekolah perlu mengembangkan kualitas guru sebagai pelaksana kurikulum dan pengelola pembelajaran. Karena kualitas guru sangat menentukan hasil pembelajaran
yang akan dicapai. Kegagalan dan kesuksesan pendidikan sangat dipengaruhi oleh
kemampuan guru dalam merancang pembelajaran, penguasaan materi, dan metode pengajaran yang digunakan.
Metode pembelajaran yang digunakan RA Al Makmur bercirikhas Islam dengan
mengedepankan potensi, perkembangan serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya. Manajemen pendidikan RA Al Makmur mengintergrasikan semua
pihak dalam pengimplementasan pendidikan karakter anak usia dini dengan melibatkan
keluarga dan masyarakat. Pihak keluarga dilibatkan melalui komunikasi perkembangan
anak, sedangkan masyarakat dilibatkan dalam kegiatan kemasyarakatan seperti zakat fitrah, sedekah, maulid Nabi, posyandu dan kerja bakti. Hal tersebut akan
meningkatkan aspek sosio-emosional peserta didik dan meningkatkan nilai kepedulian
sesama. Pembelajaran yang dilakukan RA Al Makmur setiap hari nya dilaksanakan melalui
latihan membaca, menulis, berhitung dan menghafal Al-Qur’an serta didukung dengan
pembiasaan-pembiasaan ibadah dalam sehari-hari. Hal tersebut dilakukan dalam upaya mewujudkan visi, misi dan tujuan yang diinginkan yakni menjadikan peserta didik
6
yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berilmu pengetahuan, cerdas dan terampil.
Peserta didik di RA Al Makmur sebagian besar berdomisili di sekitar wilayah sekolah.
Setiap tahunnya RA Al Makmur memiliki jumlah peserta didik yang relatif stabil dan meningkat sejak tahun 1993 hingga saat ini.
Beberapa pemaparan tersebut menjadi panduan peneliti untuk dapat mengetahui
bagaimana pengelolaan pembelajaran pendidikan anak usia dini dalam membentuk karakter peserta didik di RA Al Makmur Cikarang Utara (Dalam perspektif manajemen
kurikulum).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka dapat ketahui masalah dasar
yang dapat diidentifikasi terdiri sebagai berikut:
1. Menurunnya moral dan karakter di kalangan pelajar sebagai dampak dari kemajuan pengetahuan dan teknologi
2. Kurang siapnya peserta didik dalam memasuki jenjang sekolah
lanjutan/sekolah dasar baik kurang siap dalam aspek kemampuan akademik, kemandirian, social-emosional, dan berbagai aspek karakter lainnya
3. Pemahaman guru yang belum maksimal dalam pengelolaan pembelajaran
pendidikan karakter pada anak usia dini sebagai pelaksana kurikulum.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka diperlukan pembatasan masalah.
Pembatasan masalah yang akan dikaji dan diteliti secara komprehensif dalam tesis ini adalah mengenai pengelolaan pembelajaran dalam membentuk karakater peserta didik
di RA Al Makmur sebagai upaya mengatasi isu-isu moral dan karakter di kalangan
pelajar dan mempersiapkan peserta didik agar mampu memasuki jenjang sekolah lanjutan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka peneliti merumuskan pertanyaan penelitian
mengenai:
1. Bagaimana pengelolaan pembelajaran pendidikan anak usia dini di RA Al
Makmur ?
2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter anak usia dini di RA Al Makmur ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui bahwa tujuan penelitian ini secara umum yakni untuk :
1. Mengetahui dan menganalisis pengelolaan pembelajaran pendidikan anak usia
dini dalam membentuk karakter peserta didik di RA Al Makmur.
7
2. Mengetahui dan menganalisis pelaksanaan pendidikan karakter dalam
membentuk karakter peserta didik di RA Al Makmur.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis
sebagai berikut: 1. Secara teoritis, penelitian ini untuk pengembangan wawasan dan ilmu
pengetahuan pada bidang manajemen sekolah, khususnya manajemen
kurikulum sekolah dalam pengelolaan pembelajaran. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih akademik dalam hal pengelolaan pembelajaran
dalam membentuk karakter peserta didik pada lembaga pendidikan negeri
maupun swasta sehingga dapat menjadi dasar dalam membuat kebijakan-
kebijakan. 2. Secara praktis, penelitian ini berguna sebagai bahan informasi dan evaluasi
bagi lembaga pendidikan raudhatul athfal sehingga menjadi lebih baik lagi.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi kepala sekolah dalam mengelolaa pembelajaran. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan
menjadi acuan dalam memilih sekolah yang berbasis karakter. Sedangkan bagi
yayasan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam upaya pengembangan sekolah.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini
a. Pengertian Manajemen Kurikulum
Secara bahasa, asal kata manajemen berasal dari bahasa latin yaitu manus yang berarti tangan dan agare yang berarti melakukan. Bila digabungkan kata tersebut
menjadi managere. Kata managere diartikan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk
kata kerja yaitu to manage dengan kata benda management yang berarti pengelolan, (Usman, 2006:5, John M Echols, 2000:372). Secara terminologis dalam buku
principles of management disebut “Management is the coordination of resources
through the processes of planning, organizing, directing and controlling in order to
attain stated objectives.” (Bissey, 1970:120). Manajemen merupakan pengkoordinasian seluruh sumber daya melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian inilah yang kemudian disebut prinsip-prinsip manajemen
Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Disini seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi (Danim & Suparno, 2009:2). Setelah pembahasan mengenai manajemen, selanjutnya penulis akan membahas
mengenai kurikulum. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa
kurikulum merupakan “Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.” Tujuan tertentu
tersebut diantaranya tujuan potensi daerah, tujuan kondisi, satuan pendidikan dan peserta didik. Dalam Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, Curriculum berarti rencana
pelajaran (John M. Echols, 2000: 160). Kurikulum bukan hanya berupa jenis mata
pelajaran, namun merupakan upaya yang dilakukan untuk membantu peserta didik agar
memperoleh pengalaman belajar yang baik dan tepat. Setelah membahas mengenai kurikulum, selanjutnya penulis akan membahas
mengenai manajemen kurikulum. Manajemen Kurikulum adalah suatu sistem
pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum (Rusman & Seri, 2009:3). Dari beberapa
pengertian yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
kurikulum merupakan serangkaian perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi melalui sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
untuk mencapai tujuan kurikulum yang menjadi pedoman kegiatan pembelajaran di
sekolah agar sesuai dengan yang diharapkan.
9
b. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan anak usia dini menjadi bagian dalam sistem pendidikan nasional.
Konsepnya mengadopsi konsep Early Child Care and Education (ECCE) yang juga
bagian dari Early Child Development (ECD). Konsep tersebut menjelaskan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dari sejak anak berusia 0 tahun sampai usia
6 tahun. Pemberian materi pembelajaran yang baik pada level usia ini akan membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, sehingga anak siap dalam menghadapi tingkat pendidikan selanjutnya (Fakhruddin, 2010:27).
Departemen pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini
merupakan proses pembinaan tumbuh dan kembang anak sejak usia lahir hingga usia enam tahun secara menyeluruh mencakup aspek fisik dan non fisik dengan memberikan
rangsangan perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), fisik-motorik, akal
fikir, sosial-emosioanl yang tepat agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal
(Isjoni, 2009:20). Hal tersebut senada dengan UU No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat, bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejal lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui rangsangan pendidikan untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan rohani dan jasmani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut.
Pengertian lainnya mengungkapkan, “Early Childhood Education (ECE) has been
described as many things: a form of applied child development, purposeful and targeted early intervention, or any of an array of services designed to support the
learning and development of children in the first years of life.” (New & Cochran,
2007:25). Pendidikan anak usia dini merupakan upaya menyediakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan anak dan
mendukung terlaksananya pembelajaran di tahun pertama kehidupannya hingga usia
wajib masuk sekolah. Secara garis besar pendidikan anak usia dini bertujuan mengembangkan berbagai
potensi anak sejak usia dini sebagai bentuk persiapan agar dapat bertahan hidup dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Namun, jika dipisahkan, tujuan dari
pendidikan anak usia dini terbagi menjadi dua yaitu, membentuk anak Indonesia yang berkualitas, serta tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan
usianya sehingga siap dalam memasuki jenjang pendidikan dasar secara optimal, tujuan
selanjutnya yaitu untuk membantu anak mencapai kesiapan belajarnya secara pribadi di sekolah (Asmani, 2009:64).
Penelitian yang berjudul “Strong Foundations for Gender Equality in Early
Childhood Care and Education - Advocacy Brief” menyatakan, “The early childhood years are critical for cognitive, social and emotional development.” (Unesco., 2007:11)
Program pendidikan anak usia dini memberikan pengaruh terhadap aspek
perkembangan anak baik secara kognitf, sosial dan emosional yang diperoleh dari hasil
mereka mengenyam pendidikan di sekolah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang berjudul “Development Of Children’s Personality: The Role Of Early Childhood
Education.” menyatakan “In this sense, preschools and daycares are spaces for the
establishment of relations between children and generic objectifications (arts, sciences, moral, politics and philosophy)…” (Bissoli, 2014:597). Program pendidikan pada anak
10
usia dini merupakan wadah pembentukan yang menghubungkan anak-anak dengan
objek-objek umum seperti seni, ilmu pengetahuan, moral, politik dan filsafat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan bentuk layanan pendidikan formal dan non formal yang diperoleh anak melalui rangsangan
pendidikan dengan mengedepankan aspek fisik dan non fisik meliputi pemberian
bimbingan, arahan dan pengasuhan serta pemberian kegiatan pembelajaran sehingga menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak.
1) Manajemen Kurikulum PAUD Kurikulum pada pendidikan anak usia dini merupakan seluruh kegiatan atau upaya
sekolah dalam membantu peserta didik agar belajar dengan baik di dalam maupun di
luar kelas (Soemiarti, 2003:56). Kurikulum pendidikan anak usia mengedepankan
beberapa aspek utama, yakni pengembangan moral dan agama, fisik, sosial-emosional dan intelektual. Dari beberapa aspek tersebut terlihar jelas mengenai pentingnya
program pendidikan anak usia dini di Indonesia.
Program pendidikan anak usia dini bertumpu pada empat pilar, yakni; learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Pilar-pilar tersebut
dicapai melalui delapan kompetensi dasar diantaranya; membaca, menulis, menghitung,
mendengar, menutur, menghafal, meneliti, menghayal (Mahfud, 2006:53). Delapan kompetensi dasar tersebut menjadi dasar lembaga pendidikan anak usia dini agar
mampu memasuki jenjang pendidikan dasar. Jadi, peran pendidikan anak usia dini
merupakan jenjang pendidikan pra-dasar yang dikembangkan di Indonesia dalam
rangka mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan memanfaatkan perkembangan otak peserta didik secara optimal sejak usia dini. Oleh
karena itu, kurikulum pendidikan anak usia dini perlu digagas dengan baik melalui
pengelolaan pembelajaran dengan mengembangkan inovasi-inovasi terkait dengan tujuan pendidikan dan upaya mencerdaskan anak bangsa.
2) Prinsip Manajemen Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini
Kurikulum pendidikan anak usia dini perlu dikelola secara efektif dan efisien sehingga dapat membantu pencapaian tujuan kelembagaan. Oleh karena itu,
pengelolaan kurikulum harus berpegang pada prinsip-prinsip manajemen kurikulum.
Prinsip-prinsip manajemen kurikulum tersebut diantaranya sebagai berikut (Suyadi, 2011:93):
a) Bersifat komprehensif; kurikulum harus menyediakan pengalaman belajar yang
meningkatkan perkembangan anak secara menyeluruh dalam berbagai aspek perkembangan.
b) Dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahap; kurikulum harus
menyediakan berbagai kegiatan dan interaksi yang tepat didasarkan pada usia dan tahapan perkembangan setiap anak dengan menyediakan berbagai sarana prasarana
yang disesuaikan terhadap anak dengan berbagai kemampuan.
c) Melibatkan orang tua; keterlibatan orang tua sebagai pendidik utama bagi anak. Oleh karena itu, peran orang tua dalam pendidikan anak usia dini sangat penting
dalam pelaksanaan pendidikan.
d) Melayani kebutuhan anak; kurikulum dapat mewadahi kemampuan, kebutuhan, dan minat setiap anak didik.
11
e) Merefleksikan kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat; kurikulum harus
memperhatikan kebutuhan setiap anak sebagai anggota dari keluarga dan nilai-nilai budaya suatu masyarakat setempat.
f) Mengembangkan standar kompetensi anak; kurikulum harus dapat
mengembangkan kompetensi anak. Standar kompetensi sebagai acuan dalam menyiapkan lingkungan belajar anak.
g) Mewadahi layanan anak berkebutuhan khusus; kurikulum yang dikembangkan
hendaknya memperhatikan semua anak termasuk anak-anak yang berkebutuhan khusus.
h) Menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat; kurikulum hendaknya dapat
menunjukkan bagaimana membangun sinergi dengan keluarga dan masyarakat sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
i) Memerhatikan kesehatan dan keselamatan anak; kurikulum yang dibangun
hendaknya memerhatikan aspek keamanan dan kesehatan anak saat anak berada di sekolah.
j) Menjabarkan prosedur pengelolaan lembaga; kurikulum hendaknya dapat
menjabarkan dengan jelas prosedur manajemen atau pengelolaan lembaga kepada masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas.
k) Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM); kurikulum hendaknya dapat
menggambarkan proses manajemen pembinaan sumber daya manusia yang terlibat di lembaga.
l) Penyedian sarana dan prasarana; kurikulum dapat menggambarkan penyediaan
sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga.
Dalam manajemen kurikulum pendidikan anak usia dini, perlu memperhatikan ruang lingkup kurikulum berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58
Tahun 2009, yang meliputi beberapa aspek perkembangan :
a) Bidang pengembangan pembentukan perilaku melalui pembiasaan
Bidang pengembangan pembentukan perilaku melalui pembiasaan meliputi pengembangan moral dan nilai-nilai agama, serta pengembangan social, emosional, dan
kemandirian. Program pengembangan moral dan nilai-nilai agama bertujuan
meningkatkan ketakwaan peserta didik terhadap Tuhan yang Maha Esa, dan membina sikap peserta didik dalam rangka meletakkan dasar agar peserta didik menjadi warga
negara yang baik. Program pengembangan social dan kemandirian dimaksudkan untuk
membia peserta didik dalam mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat
berinteraksi dengan sesamanya ataupun dengan orang dewasa dengan baik, serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup.
b) Bidang pengembangan kemampuan dasar
Pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik, pengembangan kemampuan dasar tersebut meliputi hal berikut.
- Kemampuan berbahasa, tujuannya agar peserta didik mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara
efektif, dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia
- Kognitif, tujuannya adalah mengembangakan kemampuan berpikir peserta didik
dalam mengolah perolehan belajarnya, menemukan berbagai alternative pemecahan
12
masalah, membantu mengembangkan kemampuan logika matematikanya dan
pengetahuan ruang dan waktu, serta memilah-milah, mengelompokkan serta
mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti. - Fisik/motorik, tujuannya adalah untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar
dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan
koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil.
- Seni, Tujuannya adalah peserta didik dapat dan mampu menciptakan sesuatu
berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan, dan dapat menghargai hasil karya yang kreatif.
Setelah membahas mengenai ruang lingkup kurikulum pendidikan anak usia dini,
selanjutnya perlu disusun kegiatan manajemen kurikulum yang akan dilaksanaka guna
menunjang proses pembelajaran agar efektif dan efisien. Kegiatan manajemen
kurikulum tersebut diantaranya (Bafadal, 2003:12-25): a) Penyusunan Program
b) Penyusunan Kalender Pendidikan
c) Penyusunan Jadwal Kegiatan Belajar d) Perencanaan Kegiatan Belajar Mengajar
e) Pengaturan Pembukaan Tahun Ajaran Baru
f) Pengaturan Pelaksanaan Program Kegiatan Belajar Mengajar
g) Pengaturan Kegiatan Bermain h) Pengaturan Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan Belajar
i) Pengaturan Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan
j) Pengaturan Penutupan Tahun Ajaran
2. Pengelolaan Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini
Pengerian pembelajaran berasal dari kata “ajar”, artinya petunjuk yang diberikan
kepada seseorang sehingga menjadi tahu. Fadlillah dalam bukunya “Desain Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini” menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah
suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-
ulang” (Fadillah, 2012:132). Sedangkan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
pasal 1 ayat 20 menjelaskan “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dapat dikatakan
juga pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan peserta didik, disertai
dengan sumber belajar dalam sebuah lingkungan belajar agar terdapat perubahan perilaku tertentu.
Maka dapat disimpulkan, bahwa pengelolaan pembelajaran merupakan proses
mengelola kegiatan belajar mengajar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi guna mencapai tujuan kurikulum yang sudah ditetapkan. Pengelolaan pembelajaran pada lembaga pendidikan anak usia dini membantu mengembangkan
potensi psikis dan fisik peserta didik yang meliputi moral dan agama, sosial-emosional,
seni, bahasa, kognitif, fisik-motorik dan kemandirian agar siap memasuki jenjang pendidikan dasar. Selain itu tujuan program kegiatan belajar peserta didik di
PAUD/RA/TK adalah membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap,
13
pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh peserta didik dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan
selanjutnya (Moeslichatoen, 2004:3). Pada tingkat pendidikan anak usia dini, proses interaksi pembelajaran perlu dirancang dengan menarik dan menyenangkan agar
disukai peserta didik. Bila pembelajaran bersifat monoton dan membosankan, peserta
didik akan tidak bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Setelah mengetahui tujuan dari pembelajaran PAUD, selanjutnya adalah
pemaparan mengenai fungsi pembelajaran di lembaga pendidikan anak usia dini, yakni;
1) mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin kepada peserta didik; 2) mengenalkan peserta didik dunia sekitar; 3) menumbuhkan sikap dan perilaku yang
baik; 4) mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi; 5)
mengembangkan keterampilan, kreatifitas dan kemampuan yang dimiliki peserta didik;
6) menyiapkan peserta didik untuk memasuki pendidikan dasar (Sutarman et al., 2016:107).
Dalam mengelola pembelajaran maka perlu disusun desain pembelajaran. Desain
pembelajaran dianggap menjadi sebuat pendekatan dalam proses perencanaan, pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dengan memperhatikan
perbedaan setiap peserta didik (Asmawati, 2014:7). Desain pengelolaan pembelajara
dijabarkan sebagai berikut:
a. Perencanaan pembelajaran
Perencanaan menjadi sebuah proses penentuan tujuan yang akan dicapai dan menetapkan langkah atau komponen yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan efisien. Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran pendidikan
anak usia dini, perencanaan pembelajaran terbagi ke dalam beberapa bagian, diantaranya (Subur, 2012:125-207):
1) Perencanaan Tahunan Dan Semester
Program tahunan terdiri atas indikator perkembangan anak dalam satu tahun ajaran dan tema yang dikembangkan untuk satu tahun ajaran. Program semester (Promes)
merupakan program pembelajaran yang berisi jaringan tema, bidang pengembangan,
tingkat pencapaian perkembangan, capaian perkembangan dan indikator yang ditata
secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema, dan sebarannya ke dalam semester 1 dan 2. Adapun langkah-langkah pembuatannya
adalah sebagai berikut:
a) Mempelajari dokumen standar PAUD b) Menjabarkan indikator
c) Mengembangkan tema dan subtema
Dalam mengembangkan tema didasari hal-hal berikut (Sujiono, 2009:12): - Tema yang dihubungkan dengan peristiwa/kejadian
- Tema yang dihubungkan dengan minat anak
- Tema yang dihubungkan dengan hari-hari besar atau spesial
- Tema yang dihubungkan dengan konsep pengetahuan; konsep sains, konsep pengetahuan sosial, konsep matematikan, konsep bahasa dan seni.
Langkah selanjutnya adalah menetapkan alokasi waktu untuk setiap tema yang
dipilih dengan memperhatikan minggu efektif dalam satu tahun.
14
2) Perencanaan Mingguan
Perencanaan mingguan merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang
berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan subtema. Dalam
perencanaan mingguan dapat disusun dalam model pembelajaran area, kelompok
maupun sentra.
3) Perencanaan Harian
Perencanaan harian merupakan penjabaran dari perencanaan mingguan yang berisi kegiatan-kegiatan pembelajaran, mulai dari pembukaan, kegiatan inti, kegiatan istirahat
dan makan sampai kegiatan penutup. Rencana ini rutin direncanakan oleh para guru
dan kepala sekolah demi menyiapkan materi sebagai acuan seorang guru dalam
mengajar. Langkah membuat RKH, sebagai berikut (Sutarman et al., 2016:107):
a) Memasukkan indikator yang akan digunakan
b) Memasukkan kegiatan yang direncanakan dalam RKM sesuai dengan tahapannya
c) Menuliskan alat/media yang diperlukan dari kegiatan
d) Menuliskan alat penilaian dari setiap kegiatan e) Menuliskan kosa kata yang akan dikembangkan pada hari tersebut
f) Menuliskan konsep yang akan dikembangkan pada hari tersebut.
4) Penyusunan Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang digunakan dalam rangkan pencapaian tujuan kegiatan.
Ada beberapa metode yang digunakan guru dalam pembelajaran. tetapi tidak semua metode tersebut dapat sesuai dan tepat digunakan pada peserta didik. Karena peserta
didik memiliki karakteristik dan kepribadian yang berbeda-beda. Beberapa metode
tersebut diantaranya (Paud Jateng, n.d, 2015:1):
a) Metode Bermain
Metode bermain adalah metode pembelajaran anak usia dini yang menerapkan
permainan tertentu sebagi wahana pembelajaran peserta didik. Teknik ini didasarkan penelusuran literatur maupun pengamatan sepintas dilapangan terbukti
paling efektif dan efisien dibandingkan dengan metode yang lain.
b) Metode Cerita Metode cerita adalah metode pembelajaran anak usia dini yang menggunakan
teknik guru bercerita tentang suatu legenda, dongeng, mitos, atau suatu kisah yang
didalamnya diselipkan pesan-pesan moral atau intelektual tertentu. Metode cerita ini mampu mendidik akal budi imajinasi dan etika seorang anak serta bisa
mengembangkan potensi pengetahuan yang ia miliki.
Metode ini berguna bagi anak bila suatu waktu mereka menemukan masalah
yang hampir sama dengan kisah yang diceritakan guru. dari kisah tersebut alam bawa sadar peserta didik akan menalar dalam memecahkan masalah yang dihadapi
sesuai dengan pesan moral atau intelektual yang diajarkan melalui cerita.
c) Metode Bernyanyi/Bermain Musik Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang menggunakan media
lagu atau nyanyian sebagai wahana belajar anak. Ev. Andreas Christanday
15
berpendapat, musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Music memiliki 3
bagian penting yaitu: “beat” (mempengaruhi tubuh), “ritme” (mempengaruhi jiwa),
dan “harmony” (mempengaruhi ruh). Metode lagu/bernyanyi merupakan metode yang menarik perhatian anak, digemari dan mudah untuk diingat (Sa’id &
Muhammad, 2001:34).
d) Metode Karyawisata Metode karyawisata ini membantu peserta didik memperoleh kesempatan
mendapatkan informasi atau mengkaji sesuatu secara langsung. Berkaryawisata
berarti mengajak peserta didik ke tempat objek-objek tertentu sebagai pengayaan pembelajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak dapat diperoleh di dalam
kelas, dan juga memberikan peserta didik kesempatan untuk mengobservasi dan
mengalami sendiri secara dekat.
Berkaryawisata mempunyai makna penting bagi perkembangan anak karena dapat membangkitkan minat anak pada sesuatu hal, memperluas perolehan
informasi, juga memperkaya lingkup program kegiatan belajar anak yang tidak
mungkin dihadirkan dikelas. e) Metode Demonstrasi
Demonstrasi berarti menunjukkan dan menjelaskan. Jadi dalam demonstrasi
guru menunjukkan dan menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu. Melalui demonstrasi diharapkan anak dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan.
f) Sosiodrama/Bermain peran
Metode sosiodrama (bermain peran) merupakan metode pembelajaran yang
melibatkan interaksi antara dua peserta didik atau lebih tentang suatu topik dimana peserta didik memainkan peran atau mendramatisasikan tingkah laku sesuai dengan
tokoh yang ia lakoni dalam hubungan sosial antar manusia (Putri Tarmizi, n.d,
2013:1) setelah mendengar penjelasan guru tanpa harus mengalami latihan dan menghafal naskah sebelumnya.
Dalam sebuah buku berjudul Methods Of Teaching Social Studies mengatakan
bahwa “Dramatic art affords innumirable opportunities for the correlation of a
large number of subjects” (Kumari, 2004:131). Bermain peran memberikan peluang yang bagus bagi sejumlah orang sehingga dengan kegiatan bermain peran
ini dapat melatih peserta didik untuk mengekspresikan tingkah lakunya
berdasarkan peranan mereka dalam suatu pembelajaran. Selain itu, peserta didik juga dapat belajar untuk berani berpendapat dan bertanggung jawab dengan peran
yang dimainkannya.
Guru sebagai pengelola pembelajaran akan berhasil melaksanakan proses belajar
peserta didik dengan mengembangkan metode belajar yang didasarkan pada apa yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh peserta didik. Sebab, dalam sebuah penelitian yang
berjudul “Beginning Teachers' Perceptions of Their Induction Program Experiences”. Menyatakan bahwa “Ensuring a qualified teacher in every classroom is a central part
of the latest agenda to strengthen public education and maximize student
achievement…” (Algozzine et al., 2007:137) Guru yang berkualitas dapat membantu dan membimbing peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajarnya dengan
memaksimalkan potensi dan minat yang dimilikinya sehingga menjadi peserta didik
yang berkualitas.
16
Kualitas peserta didik dapat terlihat ketika seorang guru mampu melaksanakan
program pembelajaran secara baik dan mampu mempersiapkan peserta didik untuk
membangun pengetahuannya. Hal tersebut senada dengan pendapat Carton dan Allen, dalam “Early Childhood Curriculum A Creative-Play” (Catron, 1999:23), menjelaskan
bahwa program pembelajaran bertujuan mengoptimalkan perkembangan peserta didik
secara menyeluruh dan berlangsungnya komunikasi yang interaktif. Penelitian lainnya yang berjudul “Early Childhood Teacher Preparation and Technology Integration: The
Arizona State University West Experience.” (Kelley et al., 2003:67-83), menyimpulkan
bahwa guru perlu mempersiapkan peserta didik agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sehingga peserta didik mampu membangun pengetahuan sesuai dengan
konteks yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Dari beberapa langkah perencanaan pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa
perencanaan berguna sebagai pedoman untuk mengarahkan proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa sebuah
perencanaan, proses pembelajaran tidak akan terarah dan tidak fokus sehingga sulit
untuk dipahami peserta didik. Hal tersebut akan menghambat proses pencapaian tujuan yang diinginkan.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang
sesungguhnya dilakukan oleh guru dan sudah ada interaksi langsung dengan anak didik
mengenai pokok bahasan yang diajarkan (Wibowo, 2012:99). Sebelum melakukan persiapan mengajar, seorang guru perlu menguasai teori dan praktis unsur-unsur yang
terdapat dalam persiapan mengajar. Bila strategi perencanaan pembelajaran sudah
sesuai dengan pedoman yang ada maka pelaksanaan pembelajarannya akan semakin mudah, dan apabila proses pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang
ada maka akan memperoleh hasil yang efektif dan maksimal (Kristiawan & Rozalena,
2017:80).
Oleh karena itu, dalam merancang pembelajaran perlu memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut (Sujiono, 2009:11) :
1) Ruangan dan halaman diatur guna menumbuhkan atau membangkitkan minat bereksplorasi anak dengan cara meletakkan media pembelajaran secara
menarik. Pengaturan ruangan dan halaman dapat disesuaikan dengan tema
mingguan. 2) Metode pembelajaran yang dipilih hendaknya merangsang anak untuk
bereksplorasi (penjajakan), menemukan, dan memanfaatkan benda-benda di
sekitarnya. 3) Proses pembelajaran tidak perlu diatur dalam tata ururtan yang ketat. Anak
diberi kesempatan untuk memilih acara kegiatan pembelajarannya.
4) Pelaksanaan kegiatan pembelajarannya dimulai dengan kegiatan yang dapat
merangsang minat anak. 5) Kegiatan yang dijalankan anak hendaknya bervariasi antara kegiatan yang
bersifat ramai dan kegiatan yang melatih konsentrasi anak.
Setelah memperhatikan persiapan mengajar, langkah selanjutnya ialah proses
pelaksanaan pembelajaran anak usia dini, yang antara lain (Mulyasa, 2012:152):
17
1) Sebelum Masuk Kelas
Setiap hari, setibanya di sekolah, peserta didik disambut guru dengan sikap yang ramah dan kasih sayang. Peserta didik mencium tangan guru sambil
mengucapkan salam kepada guru dan teman-temannya di dalam kelas. Setelah itu
peserta didik menyimpan tas di tempatnya masing-masing. Setelah tanda masuk kelas, peserta didik berbaris rapih dengan penuh semangat mereka bernyanyi
dibimbing oleh guru, setelah itu mereka masuk ke dalam kelas dengan tertib.
Sebelum memasuki kelas, peserta didik melepas sepatu dan menyimpannya di rak yang telah disediakan.
Sebelum masuk kelas, guru perlu memperhatikan kembali pengaturan ruangan
kelas disesuaikan dengan metode pengajaran yang akan digunakan. Dalam
pengaturan ruangan kelas, guru pun perlu memperhatikan penataan tempat duduk peserta didik. Karena kondisi kelas yang efektif akan berpengaruh pada hasil
pembelajaran yang akan dicapai. Penataan tempat duduk yang baik diharapkan
dapat mewujudkan kondisi belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik. Penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat
keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Tempat duduk juga
berpengaruh terhadap jumlah waktu yang digunakan siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan (Winataputra, 2003:9-20).
Bila dikaitkan dengan pembelajaran, anak usia dini memiliki karakteristik yang
spesifik. Oleh karena itu, pengaturan ruang kelas harus mampu mendukung
terlaksananya pembelajaran efektif bagi anak usia dini. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell,
yaitu: 1) visibility (keleluasaan pandangan); 2) accessability (mudah dijangkau); 3)
flexibility (keluwesan); 4) keindahan; dan 5) kenyamanan, (Winataputra, 2003:9-22). Beberapa prinsip tersebut tentu perlu didukung oleh sekolah sebagai penyedia
sarana dan prasarana dan guru sebagai pelaksana pembelajaran.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang berjudul “Developing Child
Friendly Environment in Early Childhood Education Classrooms in Pakistan.” Dikatakan “Institutional support and monitoring teachers’ personal propensity to
learning for improving pupils’ learning…” (Murtaza, 2011:408). Bentuk dukungan
lembaga dan pengawasan guru sangat berpengaruh dalam keberlangsungan proses pembelajaran. Dukungan lembaga yang dimaksud dapat berupa fasilitas dan sarana
dan prasarana yang tersedia di sekolah sebagai penunjang terselenggaranya proses
pembelajaran.
2) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dilaksanakan secara klasikal dan diikuti oleh seluruh
anak dalam satu kelas, dalam waktu dan kegiatan yang sama. Kegiatan pendahuluan merupakan pemanasan, misalnya bercerita, bercakap-cakap, dan tanya
jawab tentang tema dan sub tema atau pengalaman anak. Jika pada waktu bercerita
terjadi kejenuhan, maka guru dapat mengalihkan perhatian dengan membuat kegiatan yang bervariasi.
18
3) Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan suatu kegiatan yang mengaktifkan perhatian,
kemampuan, sosial, spiritual, dan emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai dengan memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen
sehingga dapat memunculkan inisiatif, kreativitas, dan kegiatan yang dapat
meningkatkan pemahaman, konsentrasi serta mengembangkan kebiasaan bekerja dengan baik. Kegiatan ini, merupakan proses pembelajaran yang utama bagi
perserta didik disini proses transfer ilmu pengetahuan juga dilakukan.
4) Makan dan Istirahat
Kegiatan yang digunakan untuk mengisi kemampuan anak yang berkaitan
dengan makan, misalnya mengenalkan kesehatan, makanan yang bergizi, tata tertib
makan yang diawali dengan cuci tangan kemudian makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan. Selesai makan anak bermain dengan alat permainan di luar kelas
dengan maksud mengembangkan motorik kasar dan bersosialisasi.
Penelitian yang berjudul “Resources for Early Childhood Education (E.C.E). Mediterranean Journal of Social Sciences.” menyatakan “Child development
experts agree that play is very important in learning and emotional development of
all children” (Chukwbikem, 2013:165). Bermain sangat penting dalam pembelajaran dan perkembangan emosional anak. Bentuk kegiatan bermain
disesuaikan dengan keinginan peserta didik, peserta didik makan kemudian
bermain atau sebaliknya. Karena menurut Jean Piaget, “Early childhood education
focuses on children's learning through play, This belief is centered on the power of play” (Nalah, 2012:3). Pembelajaran pendidikan anak usia dini berfokus pada
kegiatan belajar sambil bermain. Karena bermain memiliki kekuatan yang besar
dalam proses belajar anak usia dini agar lebih efisien dalam memperoleh pengetahuan melalui kegiatan berbasis permainan, seperti permainan drama, seni
dan permainan social.
5) Penutup Kegiatan penutup adalah kegiatan penenangan setelah proses pembelajaran
yang dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir, yang
dapat dilakukan dengan cara misalnya membacakan cerita, mendiskusikan kegiatan satu hari atau menginformasikan kegiatan esok hari, menyanyi, dan berdoa
(Mulyasa, 2012:131).
Seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan hingga penutup pembelajaran tentunya harus sesuai dengan kebutuhan anak usia dini agar peserta didik memiliki
perkembangan yang baik dan mendukung berbagai potensi yang ia miliki. Krogh
dan Slentz mengungkapkan bahwa kegiatan pembelajaran pada anak usia dini harus
senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak (Krogh & Slentz, 2010:74). Atas dasar hal tersebut, maka aktivitas guru dalam pembelajaran anak usia dini adalah
harus mampu mendorong tercapainya optimalisasi semua aspek perkembangan
baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional.
19
c. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi merupakan upaya memperoleh informasi mengenai keterampilan dan potensi diri individu dengan dua sasaran. Pertama, memberikan umpan balik yang
bermanfaat kepada individu yang bersangkutan. Kedua, sebagai data yang berguna bagi
masyarakat yang ada di sekitarnya (Yus, 2015:39). Perolehan informasi tersebut berkaitan dengan pembelajaran, terutama dalam keberhasilan pembelajaran yang dilalui
peserta didik dengan mempertimbangkan ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan
dalam penilaian. Informasi tersebut memuat ketercapaian peserta didik dalam aspek perkembangan individualnya dan pembelajaran di sekolah.
Swarupa Rani mengatakan bahwa “Evaluation as the last phase of this process
enable him to find out to what extent he has been able to achieve the instructional
objectives and also to know if these instructional objectives need any change” (Rani, 2004:1). Pada proses evaluasi tahap akhir, guru akan menemukan dan mengetahui tolok
ukur pencapaian tujuan instruksional sekolah. Apakah tujuan tersebut membutuhkan
sebuah perubahan ataukah tidak. Penelitian lainnya yang berjudul “A monitoring and evaluation framework for
transformative change from sustainability programs in secondary schools”
menjelaskan bahwa “In this paper, the authors being to develop a monitoring and evaluation framework towards informing transformative change programs, developing
effective education for sustainability initiatives, and predicting their potential for
success or lack there of.” (Michael S. Duggan, 2019:1) Proses evaluasi dan monitoring
akan membantu memberikan informasi mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan mengenai program yang sudah dicanangkan. Selain itu evaluasi tersebut akan
mendukung pengembangan pembelajaran yang efektif sebagai kekuatan pendidikan di
sekolah serta memprediksi potensi keberhasilan dan kegagalan yang akan di didapatkan. Dengan begitu, sekolah akan mengetahui apakah perkembangan peserta
didik sudah optimal atau belum.
Evaluasi pada pendidikan anak usia dini dilaksanakan saat proses pembelajaran
berlangsung. Dalam melakukan evaluasi, guru perlu senantiasa berpedoman pada kemampuan dan kompetensi peserta didik yang akan dicapai dalam satu kegiatan
tertentu yang telah direncanakan. Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian evaluasi
di atas, ada beberapa langkah dalam melakukan evaluasi pembelajaran, diantaranya:
1) Penilaian Pembelajaran
Penilaian pembelajaran merupakan prosedur yang sistematis untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan dalam berbagai aspek perkembangan yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah menempuh pembelajaran dan kegiatan dalam waktu
tertentu. Prosedur sistematis tersebut mencakup upaya mengumpulkan, menganalisis,
dan menafsirkan berbagai informasi yang diperoleh melalui kegiatan pengukuran, dan non pengukuran yang dilakukan secara berkala, menyeluruh, dan berkelanjutan tentang
kinerja dan perkembangan anak untuk pengambilan keputusan (Fadillah, 2012:221).
Adapun teknik penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran antara lain (Aqib, 2011:46):
a) Pengamatan, adalah suatu cara untuk mengetahui perkembangan dan sikap
anak yang dilakukan dengan mengamati tingkah laku anak dalam kehidupan sehari-hari.
20
b) Pencatatan Anekdot, sekumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak
dalam situasi tertentu. Hal-hal yang dicatat meliputi seluruh aktivitas anak yang
bersifat positif maupun negatif. c) Unjuk Kerja, adalah penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak dalam
melakukan perbuatan yang diamati.
2) Pelaporan penilaian
Pelaporan penilaian merupakan kegiatan untuk menjelaskan ketercapaian aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan yang telah dimiliki anak dalam waktu tertentu
(Fadillah, 2012:244). Dalam pengertian lain maksudnya, pelaporan adalah
penggambaran kemampuan yang telah dicapai oleh peserta didik. Bentuk nyata dari pelaporan adalah buku laporan perkembangan peserta didik. Hal-hal yang dimuat
didalam laporan adalah perkembangan kemampuan peserta didik baik dalam segi
akademis maupun karakternya dalam rentang pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan dan pembelajaran di sekolah.
3) Pengelolaan dan tindak lanjut hasil penilaian Setelah pelaporan penilaian dibuat, langkah selanjutnya ialah mengelola dan
menindaklanjuti hasil penilaian. Pengelolaan penilaian dilakukan dengan membuat
kesimpulan dan laporan untuk ditindaklanjuti berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai pekembangan peserta didik. Bentuk tindak lanjut untuk hasil penilaian
tersebut antara lain (Fadillah, 2012:250):
a) Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk meningkatkan kompetensi diri.
b) Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk memperbaiki program, metode, jenis kegiatan, penggunaan dan penataan alat permainan edukatif, alat
kebersihan dan kesehatan, serta untuk memperbaiki sarana dan prasarana
termasuk anak dengan kebutuhan khusus. c) Mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk mendiskusikan dan melakukan
tindak lanjut untuk kemajuan perkembangan anak.
d) Merencanakan program layanan untuk anak yang berkebutuhan khusus.
Maka dapat disimpulkan, ruang lingkup dalam manajemen pembelajaran terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi yang perlu dilakukan guru dalam proses pembelajaran agar berjalan efektif dan efisien. Dalam merencanakan pembelajaran,
guru menyusun berbagai kegiatan yang akan digunakan, yang terdiri dari indikator
pencapaian kompetensi, kegiatan pembelajaran, metode dan sumber belajar yang sesuai dengan tema, serta instrument penilaian perkembangan peserta didik selama proses
pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran bertujuan untuk mengontrol dan mengendalikan proses
pembelajaran agar tetap fokus pada tema yang ditentukan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru perlu memperhatikan minat dan potensi peserta didik dengan
memahami karakteristik peserta didik, menciptakan lingkungan kondusif belajar dan
menyampaikan pembelajaran yang menarik sebagai upaya mendorong rasa ingin tahu
peserta didik dan membangkitkan semangat belajarnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan bernyanyi, mendongeng, bermain tepuk, bercakap-cakap dan lain sebagainya.
21
Dalam proses evaluasi pembelajaran, guru melakukan penggalian informasi
mengenai kompetensi peserta didik. Evaluasi pembelajaran dapat dilakukan saat proses
pembelajaran dan kegiataan pembiasaan berlangsung. Guru melaksanakan pengajaran sambil melakukan evaluasi dengan acuan standar kompetensi anak yang akan dicapai
sesuai dengan pembelajaran pembelajaran yang telah disusun.
3. Tinjauan Mengenai Pentingnya Pendidikan Karakter
a. Arti Pendidikan Karakter
Pengertian pendidikan karakter memiliki makna yang sama dengan pendidikan
moral. Pada tahun 1997, konferensi internasional pertama tentang pendidikan islam di Mekkah memberikan rekomendasi bahwa yang dimaksud pendidikan karakter yakni
“Education should aim at the balanced growth of the total personality of man, through
the training of man’s spirit, intellect the rational itself, feelings and bodily senses both.
individually and collectively and motivate all these aspect toward goodness and attainment of perfection. these at complete submission to Allah on the level of the
individual, community at large” (Didin, 2009:1). Pendidikan karakter berguna untuk
membentuk kepribadian sesorang secara totalitas mencakup semangat, kecerdasan, perasaan baik dalam kehidupan pribadi atau masyarakat dengan melakukan kebaikan
dan kesempurnaan serta dengan tujuan pengabdian kepada Allah SWT, berupa tindakan
pribadi, masyarakat atau kemanusiaan secara luas Sementara menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2012), “Pendidikan
karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri
peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif.” Berdasarkan Kamus
Besar Bahasa Indonesia (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), Karakter
memiliki makna watak, tabiat, sifat batin manusia yang mempengaruhi seluruh pikiran dan tingkah lakunya yang secara kodrati ada padanya.
Maka dapat dilihat bahwa yang di maksud karakter adalah budi pekerti dan
perilaku. Karakter erat kaitannya dengan budi pekerti dan perilaku. Budi pekerti adalah alat batin sebagai panduan akal dan perasaan untuk memilih sesuatu yang baik dan
buruk, tabiat, akhlak dan watak. Perilaku diartikan sebagai respon manusia berupa
sikap dan ucapan. Manusia dikatakan berkarakter baik bila menunjukkan sikap yang
baik sesuai dengan norma dan nilai berlaku, begitupula sebaliknya. Orang yang melakukan perbuatan baik seperti membantu sesama, menaati aturan masyarakat,
ramah terhadap orang lain, akan dikatakan memiliki karakter yang baik. Namun orang
yang perilakunya acuh, suka berkata kotor, sombong, akan dikatakan memiliki karakter yang tidak baik (Billah, 2016:252).
Pendidikan karakter di sekolah saling berkaitan dengan manajemen pengelolaan
sekolah. Bagaiman sekolah merencanakan pendidikan karakter, bagaimana
pengorganisasiannya, pelaksanaannya, pengendaliannya, dan pengevaluasiannya dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai (Wahyuningtyas & Budi
Wibowo, 2017:30). Komponen pengelolaan tersebut antara lain seperti nilai-nilai yang
perlu ditanamkan, muatan kurikulum yang digunakan, pembelajaran, penilaian,
22
pendidik dan ketenaga pendidikan, sarana prasarana dan lain sebagainya. Dengan
begitu, manajemen sekolah menjadi salah satu media yang efektif dalam
pengimplementasian karakter di sekolah. Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
karakter merupakan kepribadian, akhlak, budi pekerti, perilaku, perasaan dan pola pikir
manusia dan menjadi pembeda antara dirinya dengan orang lain. Karakter menjadi sebuah kebiasaan yang menimbulkan kebaikan secara terus menerus tanpa adanya
paksaan dari orang lain baik dalam segi aspek moral, agama, fisik, psikologi, kognitif,
bahasa seni, sosial dan emosional. Sedangkan pendidikan karakter merupakan pendidikan yang membentuk dan mengembangkan nilai-nilai akhlak atau moral yang
baik tersebut kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengetahui sesuatu
yang baik dan buruk, mencintai dan melakukan kebaikan sebagai salah satu warga
masyarakat, bersikap religius, produktif, kreatif dan nasionalis. Diharapkan hal tersebut menjadi dasar generasi muda dalam membentuk kepribadian bangsa.
b. Desain Pendidikan Karakter Menciptakan peserta didik yang berkarakter dan berkepribadian baik bukanlah
perkerjaan yang mudah, melainkan membutuhkan proses yang berkesinambungan dan
upaya yang berkelanjutan. Sebab, untuk membangun generasi emas Indonesia diperlukan peserta didik yang cerdas, berkarakter baik, berkepribadian baik, disiplin,
mandiri, jujur, pekerja keras sehingga mampu menjawab tuntutan zaman dan berdaya
saing tinggi. Pendidikan karakter perlu dikembangkan pada diri setiap orang karena
hakikatnya manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan untuk berusaha membina pribadi yang utuh, terampil berbicara, menggunakan lambang dan isyarat
yang diinformasikan dengan baik. Pada dasarnya unsur terpenting dalam pembentukan
karakter adalah pikiran, karena pikiran merupakan pelopor segalanya, didalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya di masyarakat yang
berwujud nilai-nilai karakter.
Di masyarakat, nilai-nilai karakter yang ditanamkan antara lain seperti nilai kesopanan, religius, peduli lingkungan dan sesama, menghargai orang lain, jujur,
mandiri, bertanggung jawab, amanah, berbicara yang baik, saling menghormati,
gotong royong, toleransi, bekerja sama, kerja keras, saling menolong dan lain
sebagainya. Nilai-nilai karakter tersebut menjadi dasarnya terwujudnya pembentukan karakter yang mulia dengan melibatkan seluruh pihak baik rumah atau keluarga,
lingkungan (Subianto, 2013:331). Tiga lingkungan tersebut perlu dibangun secara
sinergis dalam mendukung proses pendidikan dan pembelajaran walaupun dalam penerapannya memerlukan proses yang panjang serta berkelanjutan.
Pada lingkungan sekolah, penanaman nilai-nilai karakter pada warga sekolah
menjadi suatu sistem pendukung pembelajaran yang meliputi pengetahuan, kesadaran
dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai kebaikan atau karakter. Seluruh warga sekolah perlu bersinergi dalam mewujudkan pendidikan karakter melalui komponen-
komponen pendidikan itu sendiri, yakni pengelolaan sekolah, kurikulum, pengelolaan
pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian, berbagai aktifitas dan kegiatan sekolah, pemberdayaan sarana dan prasarana, pembiayaan dan etos kerja seluruh warga sekolah.
Dalam rangka mengembangkan pendidikan karakter, pemerintah telah berupaya
merumuskan nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan kepada peserta didik melalui kurikulum pendidikan anak usia dini yang terintegrasi nilai-nilai karakter didalam
23
kompetensi inti dan kompetensi dasar, meliputi aspek religius, sosial, pengetahuan dan
keterampilan. Aspek-aspek tersebut dikembangkan sesuai dangan usia dan tahap
perkembangan anak usia dini. Pada kompetensi dasar terdapat indikator-indikator yang merupakan penanda pencapaian yang dimiliki peserta didik mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Hal tersebut akan membantu guru mengetahui tingkat
pencapaian kompetensi dasar peserta didik.
Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 mengembangkan desain
pembentukan karakter dalam diri individu secara psikologis dan sosial-kultural yang merupakan fungsi dari potensi yang dimiliki manusia baik pada aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik dalam ruang lingkup keluarga, sekolah dan masayarakat. Desain
pembangunan karakter bangsa menurut kemendiknas (2010:8) digambarkan sebagai
berikut:
Skema 2.1.
Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia
Alur pikir pembangunan karakter di atas mengungkapkan bahwa pendidikan
merupakan salah satu cara pembangunan karakter bangsa. Pelaksanaannya koheren
dengan strategi sosialisasi, pemberdayaan, pembudayaan dan kerjasama. Pembangunan
karakter dilakukan dengan pendekatan sistematik dan integratif melalui keterlibatan pemerintah, keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, anggota legislatif, media
massa, dunia usaha dan dunia industri (Wibowo, 2012:45).
Menurut Character Education Partnership (Schaps & D, 2007:1-4). Ada beberapa
prinsip yang mendukung terwujudnya pendidikan karakter yang efektif, diantarnya;
1) Character education promotes core ethical values as the basis of good character (Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter).
24
2) Character must be comprehensively defined to include thinking, feeling and
behavior (Karakter perlu diidentifikasi secara komprehensif supaya mencakup
pemikiran, perasaan dan perilaku). 3) Effective character education requires an intentional, proactive and
comprehensive approach that promotes the core values in all phase of school
life (Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif dalam membangun karakter).
4) The school must be caring community (Menciptakan komunitas sekolah yang
memiliki kepedulian). 5) To develop character, student need opportunities for moral action (Memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan perilaku yang baik).
6) Effective character education includes a meaningful and challenging academic
curriculum that respects all learners and helps them succeed (Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang, yang menghargai
semua peserta didik, membangun karakter mereka dan membantu mereka
untuk sukses). 7) Character education should strive to develop student intrinsic motivation
(Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri dari peserta didik).
8) The scool staff must become a learning and moral community in which all share responsibility for character education and attempt to adhere to the same
core values that guide the education students (Memfungsikan seluruh staf
sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk
pendidikan karakter dan setia kepada nilai-nilai dasar yang sama). 9) Character education requires moral leadership from both staff and students
(Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter) 10) The school must recruit parents and community members as full partners in the
character-building effort (Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat
sebagai mitra dalam usaha membangun pendidikan karakter).
11) Evaluation of character education should assess the character of the school, the schoold staffs functioning as character educators and the the extent to
which students manifest good character (Mengevaluasi karakter sekolah,
fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter dan manifestasi positif dalam kehidupan peserta didik.
c. Pembentukan Karakter Menurut Konsep Islami
Agama Islam menjadi sebuah pandangan hidup dan sumber kebaikan bagi
penganutnya. Agama Islam berperan sebagai landasan dalam pengembangan
pendidikan karakter di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Dalam
mengembangkan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan, pelaksanaannya harus sesuai dengan ajaran Islam. Karena pada dasarnya Islam telah mengatur mengenai
pendidikan karakter. Dalam Islam karakter dikenal dengan istilah akhlak. Sebagaimana
diriwayatkan dalam hadist dari Abu Hurairah R.A Rasulullah SAW bersabda:
25
م بعثت إنما الأخلاق مكارم لأتم
“Sesungguhnya aku di utus (kata Rosulullah) untuk menyempurnakan akhlak-
akhlak yang mulia.” (H.R Al Baihaqi)
Dalam agama Islam, Rosulullah Muhammad SAW merupakan figur utama
manusia dalam menjalani kehidupan sebagaimana dinyatakan oleh Al-Qur’an (QS. Al Ahzab, Ayat 21:
ة ن س ح ة و س أ ول الل س م في ر ك ان ل د ك ق ل“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu Suri Tauladan yang baik bagimu.”
Maka dapat dikatakan bahawa agama merupakan pedoman pembentukan karakter (akhlak) yang utama agar umat manusia dapat menjalin hubungan yang baik dengan
Allah SWT sebagai zat yang menciptakannya dan menjalin hubungan yang baik dengan
sesama makhluk dan lingkungannya. Karena karakter akan menjadi sebuah dasar
penilaian seseorang terhadap orang lain. Bila seseorang berperilaku buruk, tidak jujur, sombong maka dikatakan seseorang tersebut berkarakter buruk. Sebaliknya, bila
seseorang berperilaku baik, jujur, rendah hati, dan bertanggung jawab maka dapat
dikatakan seseorang tersebut berkarakter baik.
Pembentukan karakter dalam proses pembelajaran menurut konsep Islami adalah
sebagai berikut (Fathurrohman & Sutikno, 2019: 127-145):
1) Proses belajar mengajar dalam membentuk karakter didasarkan atas kewajiban
yang dikaitkan dengan niat karena Allah SWT
Niat berperan dalam pelaksanaan suatu berbuatan atau amalan. Niat menjadi factor penentu bagi seseorang yang akan melakukan suatu perbuatan apakah
menjadi bagian dari ibadah atau tidak. Sebagaimana dari Amirul Mukminin, Abu
Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab RA, ia berkata mendengar Rasulullah SAW
bersabda:
إنما الأعمال بالن يات وإنما لكل امريء ما نوى
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya, setiap orang akan
mendapatkan dari apa yang ia niatkan” (HR. Bukhari No.1 dan Muslim No.
1907).
Guru sebagai pendidik dalam menjalankan tugasnya dapat dilihat dari 2 sisi. yaitu sebagai tugas kekhalifahan dan sebagai pelaksanaan ibadah. Jika guru
memandang tugasnya hanya dari segi materi saja untuk mencari gaji dan
26
kekayaan, maka hal tersebut akan melunturkan niat baik dan nilai-nilai pendidikan
sehingga dapat merusak citra kemuliaan seorang guru muslim.
Sama halnya dengan murid atau peserta didik, mereka mempunyai kewajiban untuk menuntut ilmu. Disinilah proses belajar mengajar dan interaksi keduanya
akan berlangsung. Allah memberikan fitrah kepada manusia untuk
mendayagunakan panca indera dan daya pikirnya guna mendapatkan ilmu pengetahuan melalui proses pembelajaran. Sebagaimana dijelaskan dalam surat
An-Nahl ayat 78:
ر وٱلأف ـدة تكم ل تعلمون شيـا وجعل لكم ٱلسمع وٱلأبص ه ن بطون أم أخرجكم م وٱلل
لعلكم تشكرون “Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kalian pendengaran,
penglihatan, dan hati agar kalian bersyukur.”
2) Pembentukan Karakter Memerlukan Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru.
Seseorang yang kreatif memiliki kebebasan dalam berfikir dan bertindak. Seorang
perlu memiliki kreativitas dalam proses mengajar baik melalui metodenya maupun desain pembelajarannuya agar proses pembelajaran dapat lebih aktif, efektif dan
menarik.
3) Mendidik dengan Keteladanan
Manusia apalagi anak-anak mempunyai kecenderungan untuk meniru, proses peniruan ini menjadi dasar dalam pemberian ketauladanan yang baik dalam proses
belajar mengajar. Dalam Islam, Rasulullah SAW merupakan suri tauladan yang
utama bagi umat manusia. Nabi Muhammad SAW memiliki kesempurnaan akhlak
dan budi pekerti. Sehingga selain guru harus menjadi tokoh keteladanan bagi peserta didik, guru juga harus memberikan keteladanan melalui cerita-cerita Rasulullah
SAW agar peserta didik dapat mencontoh keteladanan yang ada pada Rasulullah
SAW.
4) Dalam Mendidik dibutuhkan Pembiasaan
Pendidikan dapat dibentuk dari kegiatan pembiasaan yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu guru dan orang tua perlu memberikan
kegiatan pembiasaan yang positif kepada anak-anak. Rasulullah SAW pun telah menyerukan agar anak-anak perlu diperintahkan untuk mengerjakan shalat saat
berumur 7 tahun. Dalam sabdanya dijelaskan: Seperti hadis yang diriwayatkan dari
Abu Dawud :
27
ه قال قال رسول عمرو بن شعيب عن أبيه عن جد ليه وسلم مروا ع لى الل ص الل
قوها وهم أ علي هم أولدكم بالصلاة وهم أبناء سبع سنين واضربو ا بينهم بناء عشر وفر
في كتاب الصلاة( في المضاجع* )أخرجه ابوداود
“Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata; Rasulullah
SAW bersabda, : Suruhlah anak-anakmu melaksanakan shalat ketika mereka
berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat itu jika
berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Abu
Dawud)
Pendidikan sekolah hanya berlangsung sampai anak sudah cukup umur dan
bersifat sementara, sedangkan pendidikan di rumah dan di lingkungan dimulai
sejak usia dini hingga usia dewasa. Maka dari itu selain pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan di sekolah, anak-anak juga perlu diberikan pembiasaan-
pembiasaan positif dalam kehidupan sehari-hari di rumah, seperti melaksanakan
ibadah shalat.
5) Proses pembelajaran akan berhasil apabila diawali dan diakhiri dengan doa.
Doa merupakan senjata bagi orang muslim, doa juga merupakan penawar hati
yang duka dan menjadi ibadah khusu yang penghubung antara pikiran dan hati manusia dengan Tuhannya. Berdoa dilakukan saat hendak melakukan sesuatu, saat
melakukan, dan sesudah melakukan suatu usaha atau keinginan. Perintah untuk
berdoa dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al Mu’min Ayat 60:
ين ي ذ ن ال م إ ك ل ب ج ت س ي أ ون ع م اد ك ب ال ر ق و ت بر س ن ع ك تي ون ع اد ب
ين ر اخ م د ن ه ون ج ل خ د ي س
Artinya: “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan kuperkenankan bagimu, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahku
akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.”
Dalam proses pembelajaran, guru perlu membimbing peserta didik agar berdoa
terlebih dahulu sebelum melakukan pembelajaran dan sesudah melakukan pembelajaran agar ilmu yang diperoleh bermanfaat, menjadi nikmat dari Allah dan
sebagai tanda kesyukuran dari Allah SWT.
d. Peran Lingkungan bagi Karakter Peserta Didik Pembentukan karakter peserta didik sejak usia dini sangat diperlukan dalam menghadapi kondisi bangsa yang mangalami krisis karakter mulai dari kalangan
pelajar. Karakter yang dimaksudkan dapat berbentuk akhlak, watak, tabiat atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari internalisasi kebaikan yang dialami dan
digunakan masyarakat melalui cara pandang, pola pikir, bersikap dan bertindak yang
28
terbentuk dari lingkungan. Untuk mewujudkan lingkungan yang mendukung
terselenggaranya pendidikan karakter secara optimal diperlukan peran guru, keluarga,
sekolah dan masyarakat yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Peran Guru/Pendidik Guru adalah pendidik yang berhadapan langsung dengan peserta didik, selain harus
memiliki beberapa kompetensi berupa kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian
dan sosial (Hadiati & Fidrayani, 2019:70), guru juga mempunyai tugas ganda, yaitu guru harus menjadikan peserta didik pintar sekaligus membimbing peserta didik agar
berperilaku baik. Pembentukan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan
penanaman nilai-nilai karakter melalui keteladanan yang ditunjukkan guru dalam bersikap dan berperilaku. Keteladanan menjadi bagian yang terpenting, karena dalam
mengajar dan mendidik guru menjadi contoh bagi peserta didiknya untuk dapat
diteladani. Guru harus terlebih dahulu memiliki karakter yang baik dalam menanamkan
karakter kepada peserta didik. Maksudnya adalah, seluruh sikap dan tingkah laku guru harus menggambarkan nilai-nilai kebaikan sehingga peserta didik dapat termotivasi dan
meneladani sikap dan tindakan positif gurunya. Guru diharapkan dapat menjadi model
yang akan dilihat, diidolakan, dan ditiru tutur kata, sikap, dan perilakunya. Oleh karena itu guru di sekolah harus mampu berperilaku dan bertutur kata sesuai dengan nilai-nilai
yang berlaku di masyarakat, sehingga pantas menjadi model moral bagi anak (Khaironi,
2017:11).
Hakikatnya guru akan merasa bangga pada keberhasilan peserta didiknya dan akan merasa sedih atas kegagalan yang dialami peserta didiknya. Upaya-upaya selalu
dilakukan oleh guru agar peserta didik sukses dalam ilmu pengetahuan dan baik budi
pekertinya. Guru sebagai suri teladan (role model) dalam kegiatan belajar mengajar harus berkomunikasi dua arah dengan anak berdasarkan keikhlasannya (Sapendi,
2015:18.) Seorang guru perlu membina hubungan yang harmonis dengan peserta didik.
Hubungan yang baik dan harmonis akan berpengaruh pada penanaman akhlak mulia dan ilmu yang disampaikan sehingga keilmuan, kejiwaan dan akhlak peserta didik
dapat dibentuk lebih sempurna. Oleh karena itu, yang perlu diupayakan adalah
bagaimana membina hubungan yang baik dan menumbuhkan kasih sayang antara guru
dan peserta didik. Hubungan kasih sayang dapat dipupuk dengan memperat hubungan antara guru dan
peserta didik melalui beberapa cara sebagai berikut (Shalihah, 2010:38):
a) Seorang guru selalu menebar senyum b) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk melakukan sesuatu yang
baik, memberitahukan kesalahannnya dan meluruskan dengan cara yang baik agar
peserta didik tidak patah semangat. c) Guru bersikap lemah lembut dan kasih sayang
d) Guru bersikap tenang, tidak buru-buru ingin melihat hasil, selalu memberikan
nasehat dan bimbingan dengan cara menarik, variatif dan tidak emosional.
e) Guru mendukung dan membantu peserta didik yang ingin melalukan hal baik namun mengalami kesulitan, peserta didik akan mendapatkan perlakuan adil dan
kasih sayang.
f) Guru menempatkan peran sebagai teladan yang baik di depan peserta didik. g) Guru bersikap akrab dengan anak-anak, ceria dan perlu bersikap kekanak-kanakan
di depan peserta didik.
29
h) Orang tua dan guru perlu saling mendukung dalam mempersiapkan peserta didik
agar terlatih dalam berakhlak mulia sebagai upaya mewujudkan tujuan utama
sebuah pendidikan.
2) Peran Orang tua dan Keluarga Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dalam aspek nilai-nilai akhlak atau budi
pekerti bergantung pada pendidikan yang dibangun dalam keluarga sebagai ruang
lingkup pendidikan informal. Sekolah dan keluarga perlu bersinergi untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, khususnya dalam pengembangan karakter. Orang tua sebagai
guru di rumah membutuhkan informasi mengenai semua cara yang dapat
mempengaruhi kesehatan, kepercayaan diri, psikologi dan karakter anak mereka dari guru di sekolah, karena orang tua lah yang berwenang memberikan pendidikan karakter
saat di rumah.
Kehidupan berkeluarga berperan penting dalam proses internalisasi nilai karakter
dan moral pada setiap manusia, khususnya bagi anak usia dini. Proses pendidikan karakter tidak berlangsung sementara, prosesnya membutuhkan waktu secara terus
menerus hingga karakter yang diharapkan dapat terbentuk. Oleh sebab itu,
pembentukan karakter tidak hanya mengandalkan peran sekolah saja, sekolah hanya sebagai wadah dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam membangun aspek
ilmu pengetahuan. Aspek etika dan estetika perlu dibangun juga melalui pendidikan
keluarga. Pendidikan dalam keluarga akan lebih berpengaruh pada individual secara
mendalam. Peneliti mengutip pendapat dari Lickona yang mengungkapkan bahwa “Keluarga
merupakan pendidikan moral yang utama bagi anak-anak” (Lickona, 2013:42).
Keluarga khususnya orang tua merupakan guru moral pertama bagi anak-anak, yang dapat memberikan pengaruh dalam waktu yang lama. Anak-anak akan berganti seorang
guru setiap tahunnya, namun mereka hanya memiliki satu orang tua sepanjang
hidupnya. Oleh karena itu hubungan orang tua dan anak berpengaruh sangat siginifikan khususnya dalam aspek emosional, anak-anak akan merasa lebih dicintai dan berharga
bila bersama orang tuanya.
3) Peran Masyarakat/Lingkungan
Hidup dalam masyarakat menggambarkan adanya proses interaksi sosial antara
orang yang satu dengan orang lain yang berada di sekelilingnya. Proses sosialisasi tersebut manusia akan memberikan pengaruh dan mempengaruhi orang lain. Sama hal
nya dengan peserta didik yang hidup dalam lingkungan kehidupan masyarakat. Peserta
didik akan menerima pengaruh dan pengalaman-pengalaman dari kehidupan bermasyarakat. Misalnya, peserta didik yang tinggal di kawasan religius atau dekat
dengan daerah-daerah pesantren, mereka akan cenderung ikut serta dalam setiap
kegiatan keagamaan yang dilaksanakan., seperti sholat berjamaah, bergotong royong,
dan mengikuti majelis-majelis ilmu yang dilaksananakan. Keterlibatan masyarakat secara tidak langsung ikut andil dalam membangun karakter peserta didik tersebut dan
membantu mengidentifikasi nilai-nilai yang diajarkan sekolah, sehingga membuka
jalan bagi terbentuknya keahlian etis peserta didik yang berharga dalam masyarakat, keterlibatan tersebut menginformasikan kepada khalayak umum dan menciptakan
30
publisitas yang positif atas berbagai upaya yang dilakukan sekolah dalam bidang
pengembangan karakter (Lickona, 2013:536).
Hubungan masyarakat dan sekolah yang baik berperan dalam meningkatkan kepedulian, rasa memiliki, keterlibatan dan dukungan masyarakat terutama dalam segi
moral. Penerapan pendidikan karakter antara sekolah dan masyarakat perlu dibangun
dengan baik sebagai upaya pengembangan potensi peserta didik dan potensi yang dimiliki masyarakat itu sendiri. Sebab, sekolah dan masyarakat mengalami proses
interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat diharapkan mampu mendukung
sekolah dalam membentuk karakter peserta didik, terutama dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan peserta didik (Mulyasa, 2013:73-74).
4) Peran Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan
Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan wadah dalam menciptakan
suasana yang kondusif dalam mewujudkan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran dan
tindakan sehari-hari di sekolah. Kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya harus menjadi contoh atau teladan bagi peserta didik dan warga sekolah lainnya.
Dengan begitu, nilai-nilai karakter dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah sebagai kegiatan pembiasaan. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah diharapkan dapat menjadi upaya dalam mencegah peningkatan isu-isu moral atau
penyimpangan perilau yang terjadi pada kalangan pelajar. Pendidikan karakter yang
diterapkan dapat berupa memberikan pelatihan budi pekerti dan keagamaan kepada
peserta didik sehingga menjadi generasi yang tangguh dan unggul serta mempunyai daya saing yang tinggi bagi diri sendiri dan bangsa.
Thomas lickona dalam The teacher’s role in character education, mengungkap
bahwa “In the meantime character education will serve the nation well if it suceeds in convincing children and adults to practice virtues in the many non controversialways
every day application of honesty, responsibility, kindness and courtesy- that constitute
good character and basic humanity decency.” (Lickona, 1997:79). Pendidikan karakter akan melayani suatu negara dengan baik apabila pendidikan tersebut mampu
meyakinkan anak-anak maupun orang dewasa untuk melakukan kebajikan dan
kebaikan dalam segala hal yang bukan kontroversial, setiap harinya mereka
menerapkan kejujuran, tanggung jawab, kebaikan dan kesopanan yang merupakan karakter positif dan menjadi dasar kemanusiaan.
Hal tersebut didukung oleh Aynur Pala dalam penelitiannya yang berjudul “The
Need For Character Education” yang menyatakan bahwa “Character education includes a broad range of concepts such as positive school culture, moral education,
just communities, caring school communities, socialemotional learning, positive youth
development, civic education, and service learning …” (Pala, 2011:25-26), Pendidikan karakter mencakup berbagai konsep seperti budaya sekolah positif, pendidikan moral,
komunitas adil, komunitas sekolah peduli, pembelajaran sosial-emosional,
pengembangan pemuda positif, pendidikan kewarganegaraan, dan layanan belajar.
Semua pendekatan ini akan mendukung proses pengembangan intelektual, sosial dan emosional generasi mud guna menjadi warga negara yang bertanggung jawab, peduli,
dan berkontribusi.
Penerapan nilai-nilai karakter di sekolah tidak hanya berbentuk kurikulum tertulis, namun dapat berupa pemberian arahan, nasehat, wejangan, dan petunjuk untuk
melakukan kebaikan dengan menciptakan iklim dan budaya sekolah yang baik dan
31
positif. Hal tersebut dituangkan dalam bentuk tata tertib sekolah, peraturan sekolah
mengenai cara berpakaian, dilarang merokok, tidak berkata kasar, disiplin, menjaga
ketertiban, kebersihan dan keamanan sekolah dan lain sebagainya yang merupakan cara membangun karakter pendidikan peserta didik melalui lingkungan sekolah (Amin,
2011:49-50).
Faktor terselenggaranya pembangunan karakter yang efektif memerlukan iklim sekolah yang kondusif-akademik, yang dapat terlihat dari lingkungan sekolah yang
aman dan tertib, optimis dan harapan yang tinggi dari seluruh pihak sekolah,
kebersihan dan kesehatan sekolah serta kegiatan-kegiatan yang berpusat pada peserta didik sehingga menumbuhkan semangat belajar dan membentuk karakter peserta didik
(Mulyasa, 2013:74). Upaya penciptaan iklim sekolah menjadi kewenangan sekolah.
Kepala sekolah sebagai pemimpin bertanggung jawab melakukan berbagai upaya yang
lebih intensif untuk mewujudkan hal tersebut. Karena keberhasilan implementasi kurikulum pembelajaran di sekolah ditentukan pula oleh iklim dan budaya sekolah
yang berlaku.
Untuk menciptakan iklim yang nyaman dalam proses pembelajaran di sekolah, kepala sekolah dan guru memiliki peranan utama dalam membangun interaksi dan
komunikasi yang efektif dengan peserta didik. Marshall menjabarkan “The following
factors that influence school climate: 1) Number and quality of interactions between adults and students, 2) Students’ and teachers’ perception of their school environment,
or the school’s personality 3) environmental factors (such as the physical buildings and
classrooms, and materials used for instruction) 4) academic performance, 5) feelings of
safeness and school size 6) feelings of trust and respect for students and teachers.” (Marshall, 2004:1) Faktor-faktor tersebut akan berkaitan satu sama lain dalam
membangun iklim dan budaya sekolah yang kondusif dan efektif dalam mendukung
proses pembelajaran. Selain belajar, di sekolah pula peserta didik didorong, dibimbing dan diarahkan
untuk turut serta berperilaku seperti masyarakat dalam kehidupan sehari-hari seperti
sholat berjamaah, gotong royong, saling tolong menolong, saling bersosialisasi dan lain
sebagainya yang merupakan budaya masyarakat yang berlaku. Hal tersebut erat kaitannya dengan pembentukan emosi positif peserta didik serta dapat membentuk
empati, cinta, dan batin peserta didik.
e. Pelaksanaan Pendidikan Karakter pada Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan karakter pada anak usia dini merupakan peranan penting dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sebab pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilai, sikap dan perilaku yang mencerminkan budi
pekerti luhur dan akhlak mulia. Thomas Lickona menjelaskan bahwa karakter yang
baik dibagi atas tiga komponen, yakni moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral, moral action atau perbuatan/tindakan
bermoral (Lickona, 2009). Ketiga komponen tersebut diperlukan agar anak mampu
memahami, merasakan dan mengerjaan nilai-nilai kebaikan.
Selain itu, Thomas Lickona menjelaskan sepuluh kebajikan (karakter) esensial dan utama yang perlu ditanamkan kepada peserta didik baik di rumah, sekolah dan di
masyarakat, diantaranya; kebijaksanaan, keadilan, ketabahan, sikap positif, kendali diri,
32
kerja keras, rasa syukur, kerendahan hati, integritas dan kasih (Lickona, 2004:3-30).
Sedangkan menurut Zubaedi, Pendidikan di Indonesia perlu didasarkan dengan
sembilan pilar karakter, diantaranya; 1) cintra kepada Allah dan semesta beserta isinya; 2) tanggung jawab, disiplin dan mandiri; 3) jujur; 4) hormat dan santun; 5) kasih
sayang, peduli, dan kerja sama; 6) percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang
menyerah; 7) keadilan dan kepemimpinan; 8) baik dan rendah hati; dan 9) toleransi, cinta damai dan persatuan (Zubaedi, 2011:69).
Kementerian Pendidikan Nasional (2009) memaparkan bahwa ada beberapa nilai
karakter yang perlu dicantumkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa. Nilai tersebut berjumlah 18 nilai karakter diantaranya; 1) religius, sikap dan perilaku patuh
dalam melaksanakan ajaran agama, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain; 2) jujur, perilaku atau upaya yang
menjadikan dirimya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam sikap, perkataan maupun perbuatan; 3) toleransi, sikap yang dapat menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya; 4) disiplin,
perilaku yang menunjukkan ketertiban dan kepatuhan terhadap berbagai ketentuan dan peraturan.; 5) kerja keras, perilaku sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya; 6)
kreatif, perilaku dan cara fikir dalam melakukan sesuatu sehingga menghasilkan cara atau temuan baru dari sesuatu yang telah dimiliki; 7) mandiri, sikap dan perilaku yang
tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan; 8)
demokratis, cara bersikap dan berfikir yang menganggap sama hak dan kewajiban
semua orang; 9) rasa ingin tahu, sikap dan perilaku yang berupaya untuk mengetahui sesuatu lebih dalam; 10) semangat kebangsaan, sikap dan cara berfikir yang
memposisikan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompok,
11) cinta tanah air, sikap dan cara berfikir yang memperlihatkan kepedulian, kesetiaan dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa, 12) menghargai prestasi, sikap yang mendorong diri
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui keberhasilan
orang lain; 13) bersahabat/komunikatif, sikap yang memperlihatkan perasaan senang dalam bergaul, berbicara dan bekerja sama dengan orang lain; 14) cinda damai, sikap,
perkataan dan perbuatan yang membuat orang lain merasa senang dan aman atas
kehadirannya; 15) gemar membaca, kegiatan yang menyediakan waktu untuk membaca sesuatu yang memberikan kebajikan kepada dirinya; 16) peduli lingkungan, sikap dan
perilaku yang berupaya menjaga lingkugan dan mencegah kerusakan lingkungan alam
di sekitarnya dan berupaya memperbaiki kerusakan yang telah terjadi; 17) peduli sosial, sikap dan perilaku yang ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat; 18)
tanggung jawab, sikap dan perilaku dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang
seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam sosial dan
budaya, negara dan Tuhan. Sekolah atau guru sebagai pendidikan dapat mengubah nilai-nilai karakter tersebut
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan lingkungan sekolah serta sesuai dengan
materi SK/KD atau materi bahasan mata pelajaran tertentu.
Penerapan nilai-nilai karakter pada peserta didik dapat dilakukan melalui kegiatan
terprogram, pembiasaan, keteladanan dan kegiatan rutin, suasana dan lingkungan yang dibangun pun harus dalam kondisi aman dan nyaman demi berlangsungnya
33
pembelajaran pembelajaran yang optimal dalam pembentukan karakter peserta didik.
Kristin A. Termini dan Jeannie A. Golden menjelaskan “Moral behavior is of great
concern to society in general and to parents, teachers and others who care for children…” (Termini & Golden, 2007:477-478) Moral yang baik berasal dari
lingkungan yang cenderung bermoral baik, sebab lingkungan baik menjadi sumber
belajar bagi peserta didik dalam bersikap dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang dianut di masyarakat.
Ulavere dan Veisson dalam penelitiannya menyebutkan “The respondents consider
the following values as most important to be taught to children: honesty, health, helpfulness, cooperation ability, trust, tolerance, sense of duty and independence. In
addition to the provided list of values, the respondents added caring, creativity and
responsibility. The results indicate that values hold an important place in learning and
educational activities, and adults use various methods and activities for teaching them to children.”(Ülavere & Veisson, 2015:118-119)
Nilai-nilai tersebut memegang tempat yang penting dalam kegiatan belajar dan
pendidikan. Guru menggunakan berbagai metode dan kegiatan untuk mengajarkan nilai-nilai karakter tersebut kepada peserta didik. Sebab, dalam mencapai tujuan
pendidikan karakter, metode dan sarana pendidikan sangat berpengaruh dalam proses
penyampaian materi kepada peserta didik. Adapun metode yang berpengaruh dalam proses pembentukan katakter peserta didik terdiri dari 5 hal, yaitu (Ulwan, 2012:516):
a) Mendidik dengan keteladanan. Keteladanan dalam pendidikan adalah cara yang
paling efektif dan berhasil dalam mempersiapkan anak dari segi akhlak membentuk
mental dan sosialnya. Hal ini dilakukan karena pendidik adalah panutan atau idola dalam pandangan anak dan contoh yang baik di mata anak. Bahkan semua bentuk
perkataan dan perbuatan pendidik akan terpatri dalam diri anak.
b) Mendidik dengan kebiasaan. Telah ditetapkan dalam syariat Islam bahwa anak semenjak lahir sudah diciptakan dalam keadaan bertauhid yang murni. Untuk itu
pembiasaan mengambil peran dalam pertumbuhan anak untuk menguatkan ajaran-
ajaran yang telah diterima.
c) Mendidik dengan nasehat. Salah satu metode pendidikan yang efektif dalam membentuk akhlak mental dan sosial anak adalah mendidik dengan nasehat. Hal ini
disebabkan nasehat memiliki pengaruh yang besar untuk membuat anak mengerti
tentang sesuatu hal. d) Mendidik dengan perhatian. Mengikuti perkembangan anak dan mengawasinya
dalam pembentukan mental dan sosial anak.,
e) Mendidik dengan hukuman. Pemberian hukuman pada anak sebaiknya tidak menyakiti perasaan anak dan tidak membebani anak tetapi untuk memotivasi agar
anak menjadi lebih baik dalam bersikap.
Menurut Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian
Pendidikan Nasional (2012:7-11), penerapan pendidikan karakter anak usia dini di
lembaga pendidikan dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:
1) Perencanaan Perencanaan pendidikan karakter perlu dikembangkan denganmemperhatikan
beberapa hal berikut:
34
a) Mengenal dan memahami anak seutuhnya sesuai dengan tahapan
perkembangan dan karakteristiknya, seperti anak sebagai peneliti ulung, aktif
gerak, pantang menyerah, maju, tidak pernah putus asa, terbuka, bersahabat, dan tak membedakan.
b) Memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan tema dan judul kegiatan
pembelajaran. c) Menentukan indikator perkembangan nilai-nilai karakter, sesuai dengan
tahapan perkembangan anak.
d) Menentukan jenis dan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Lee dalam penelitiannya menjelaskan, “Six significant themes concerning the benefits of integrating musical activities into the curriculum to enhance children’s
interest in character development. These themes are: ‘Caring for Others’; ‘Valuing
Courage’; ‘Cooperation’; ‘Respect’; ‘Responsibility’; and ‘Honesty’, ….” (Lee,
2016:1) Secara keseluruhan enam tema tersebut perlu diintegrasikan ke dalam muatan kurikulum guna meningkatkan minat anak dalam pengembangan karakter dan
menghasilkan perubahan positif dalam interaksi sosial dan perilaku peserta didik.
2) Pelaksanaan
Dalam praktik di ruang kelas, seorang guru perlu melakukan pendekatan
komprehensif untuk pembangunan karakter, diantaranya (Lickona, 1997:65-75): a) The teacher as caregiver, moral model and moral mentor, bertindak sebagai
pengasuh, model dan mentor.
b) Creating a caring classroom community, menciptakan komunitas moral. c) Moral discipline, praktekkan disiplin moral.
d) Creating a democratic classroom environment, ciptakan lingkungan kelas yang
demokratis. e) Teaching values through the curriculum, mengajar melalui kurikulum.
f) Coorperative learning, gunakan pembelajaran kooperatif.
g) The conscience of craft, mengembangkan hati nurani.
h) Ethical reflection, mendorong refleksi moral. i) Teaching conflict resolution, mengajarkan resolusi konflik
Penerapan niai-nilai karakter pada pendidikan anak usia dini dapat dilakukan
melalui kegiatan terprogram lembaga/sekolah dan kegiatan pembiasaan yang dilakukan
di sekolah. Berikut ini penjabarannya:
a) Kegiatan Terprogram Sekolah Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang dibuat secara terencana (Wandira &
Roesminingsih, 2014:4). Kegiatan terprogram ini adalah kegiatan yang berupa
agenda sekolah yang direncanakan dalam jangka waktu pendek maupun panjang
dan dirancang dalam silabus/perencanaan pembelajaran, dapat berupa kegiatan tahunan, semesteran, rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan dan rencana
pelaksanaan pembelajaran harian, dan lain-lain.
35
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
terprogram, antara lain:
- Menggali pemahaman setiap nilai karakter pada peserta didik, dapat dilakukan dengan bercerita dan berdialog.
- Membangun penghayatan dengan melibatkan emosi peserta didik agar
menyadari dan menerapkan nilai karakter. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan melalui pengamatan terhadap situasi yang terjadi
disekitar sekolah.
- Mengajak dan membimbing peserta didik untuk bersama-sama menerapkan nilai-nilai karakter yang diceritakan.
- Ketercapaian tahapan perkembangan peserta didik, dengan memberikan pujian,
penguatan dan sentuhan kasih sayang kepada peserta didik.
Pembelajaran pendidikan anak usia dini dilakukan dengan metode bermain.
Dirjen PAUDNI (2012: 11-12), tahap kegiatan bermain anak antara lain: 1) Pijakan
lingkungan main: a) mengelola awal lingkungan main dengan bahan-bahan yang cukup (3 tempat main untuk setiap anak), b) merencanakan intensitas dan densitas
pengalaman, c) memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga jenis main:
sensorimotor, pembangunan dan main peran, d) memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan, e) menata kesempatan main untuk
mendukung hubungan sosial yang positif; 2) pijakan pengalaman sebelum main: a)
membaca buku yang berkaitan dengan pengalaman atau mendatangkan nara
sumber, b) menggabungkan kosa kata baru dan menunjukkan konsep yang mendukung perolehan keterampilan kerja (standar kinerja), c) memberikan gagasan
bagaimana menggunakan bahan-bahan, d) mendiskusikan aturan dan harapan untuk
pengalaman main, e) menjelaskan rangkaian waktu main, f) mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial, g) merancang dan menerapkan urutan transisi main;
3) pijakan pengalaman main setiap anak : a) memberikan anak waktu untuk
mengelola dan memperluas pengalaman main mereka, b) mencontohkan
komunikasi yang tepat, c) memperkuat dan memperluas bahasa anak, d) meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan pada hubungan teman
sebaya, e) mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main
anak; 4) pijakan pengalaman setelah main; a) mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya, b)
menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar positif melalui
pengelompokan, urutan, dan penataan lingkungan main secara tepat. Dengan bermain peserta didik dapat mengembangkan seluruh potensi dasar yang dimiliki
sesuai dengan perkembangannya.
Dirjen PAUDNI (2012: 3-4) mengemukakan manfaat bermain, sebagai berikut:
1) Nilai fisik dan kesehatan, kalau kita amati bermain memang sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan fisik anak, sebab anak menggunakan fungsi
fisik dan motoriknya. Ketika bermain anak bergerak, jika anak bergerak secara
fisik ia akan sehat. 2) Nilai pendidikan dan pengajaran, bermain mempunyai nilai pendididkan dan pengajaran yang berarti. Ketika bermain secara langsung anak
mempelajari berbagai konsep pengetahuan, melalui cara yang dipahaminya. 3)
Nilai Kreativitas, ketika bermain anak aktif dan kreatif mengembangkan ide dan pemikirannya. 4) Nilai Sosialisasi, ketika bermain anak berinteraksi dengan
36
lingkunggan dan teman sebayanya sehingga dapat meninggkatkan kemampuan
anak untuk berinteraksi dan bersosialisasi. 5) Nilai Kecerdasan Emosi, ketika
bermain anak akan melibatkan emosinya. Melalui kegiatan bermain anak dapat mengembangkan kecerdasan emosionalnya, terlebih jika permainan tersebut
melibatkan banyak orang. Anak lebih banyak belajar untuk mengatur emosinya
pada saat bermain dengan anak maupun orang dewasa lainya. 6) Nilai Bahasa, pada saat bermain anak berinteraksi dengan temannya, bercakap-cakap, bernyanyi,
berdialog, bernegosiasi, dan lainnya. Kegiatan tersebut dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa anak. 7) Nilai Moral, nilai moral pada anak sangat penting utnuk diperhatikan. Ketika bermain anak dapat belajar berdisiplin, mematuhi aturan
permainan, belajar dan lainnya. Kegiatan seperi itu dapat mengembangkan
kemampuan moral anak untuk dapat mengembangakn nilai moralnya. 8) Nilai
Terapi, bermain dapat memiliki nilai terapi bagi anak sebab pada saat bermain anak rileks, senang dan tidak tertekan.
b) Kegiatan Pembiasaaan di Sekolah
Kegiatan pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-
ulang, artinya segala sesuatu yang dilakukan anak dalam pembelajaran diulang terus menerus sampai mereka dapat memahaminya dengan benar dan tertanam di
hatinya (Fadillah, 2012:166). Pada pendidikan anak usia dini, metode pembiasaan
ini baik dan efektif untuk digunakan karena peserta didik pada masa ini suka
menerima dan belum banyak terpengaruh oleh dunia luar. Sehingga seorang guru sebagai pendidik harus memberikan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada peserta
didik agar peserta didik memiliki kepribadian yang baik.
Kegiatan pembiasaan dilakukan dengan:
- Kegiatan rutin lembaga, yaitu kegiatan yang dilakukan sekolah secara terus-menerus dan konsisten setiap saat. Kegiatan rutin, adalah kegiatan yang
dilakukan di sekolah setiap hari, misalnya berbaris, berdoa sebelum dan
sesudah melakukan kegiatan - Kegiatan spontan, yaitu kegiatan yang dilakukan secara langsung atau spontan
pada saat itu juga, biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui adanya
perbuatan yang tidak baik/buruk sehingga perlu dikoreksi dan pemberian
apresiasi (penghargaan, pujian) terhadap nilai karakter yang diterapkan oleh anak. Misalnya, meminta tolong dengan baik, menawarkan bantuan dengan
baik, dan menjenguk teman yang sakit (Aqib, 2011:28).
- Keteladanan, yaitu kegiatan yang dapat ditiru dan dijadikan panutan. Dalam hal ini guru menunjukkan perilaku konsisten dalam mewujudkan nilai karakter
yang dapat diamati oleh anak dalam kegiatan sehari-hari baik berada di dalam
atau di luar lembaga. Misalnya mengambil sampah di lingkungan sekolah dan
sopan dalam bertutur kata - Pengkondisian, yaitu situasi dan kondisi lembaga PAUD sebagai pendukung
kegiatan pendidikan karakter.
- Budaya lembaga, mencakup suasana kehidupan di sekolah yang mencerminkan komunikasi yang efektif dan produktif yang mengarah pada perbuatan baik dan
interaksi sesamanya dengan sopan santun, kebersamaan, dan penuh semangat
37
dalam melakukan kegiatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
Selain penerapan pendidikan karakter di sekolah melalui pembelajaran dan
keteladanan yang diberikan guru, penerapan pendidikan karakter akan lebih optimal bila orang tua terlibat dalam berbagai kegiatan parenting. Seorang guru dapat
menyampaikan dan mendiskusikan kepada orang tua nilai-nilai karakter yang perlu
diterapkan kepada anaknya nanti. Pembelajaran yang mengintegrasikan nilai karakter harus sesuai dengan perkembangan peserta didik. Oleh karena itu, guru sebagai
pendidik perlu memahami karakteristik setiap peserta didik dan mampu menanganinya
secara baik. Sebab keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan guru dalam memberikan rangsangan kepada peserta didik.
B. Penelitian Relevan
1. Penyusun Tesis Widiarti Iswandari, Tahun 2018. Judul Tesis Pengelolaan
Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Karakter (Studi Situs PAUD
Islam Makarima). Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, Program Studi Magister Administrasi Pendidikan. Dari hasil penelitian ditemukan
bahwa perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi berbasis karakter yang
dilakukan oleh pengelola PAUD Islam Makarima sudah sesuai dengan acuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dengan memadukan
kurikulum dinas dan kurikulum lembaga atau yayasan.
2. Penyusun tesis Bustanul Yuliani, Tahun 2015. Judul tesis Manjemen Pendidikan
Karakter pada Pendidikan Anak Usia Dini (Multistudi di PAUD Terpadu ‘Aisyiyah Nur’aini Ngampelan, PAUD Terpadu An-Nuur Sleman dan TB/TK Ceria
Demangan). Program Pasca Sarjana Prodi Pendidikan Islam, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa secara umum manajemen pendidikan karakter pada pendidikan anak usia dini di 3 sekolah tersebut melalui
tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan.
3. Penyusun Tesis, Risma Marno Lestari, Tahun 2018. Dengan Judul Tesis
Manajemen Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dengan Metode Bercerita dalam Pengembangan Karaker (Studi Kasus RA Al-Hidayah Sondriyan Kendal
Ngawi). Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam
Negeri Ponorogo. Dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa dalam perencanaan pembelajaran di RA Al Hidayah dilakukan dengan mempersiapkan rencana
kegiatan semester (RKS), mingguan (RKM), dan harian (RKH). Setelah itu
mempersiapkan sarana-prasarana yang diperlukan dalam mengajar. Proses evaluasi pembelajaran yang dilakukan berupa unjuk kerja, pengamatan, percakapan
terstruktur dan tidak terstruktur, serta buku penghubung.
4. Penulis, Haira dan Yuhasriati, Tahun 2018. Judul penelitian: Strengthening The
Honesty Character of Young Children at The Islamic Integrated Preschool of Mon Kuta Banda Aceh. Jurnal International Conference on The Roles of Parents in
Shaping Children’s Characters (ICECED). Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa strategi yang dilakukan dalam upaya penguatan karakter jujur di sekolah
38
diterapkan melalui program harian, program mingguan, program bulanan dan
program tahunan.
5. Penulis, Celia Cinantya, Ahmad Suriansyah, Asniwati, Aslamiah Zubaida, Tahun 2019. Judul Penelitian: The Strategy of Religious-Based Character Education in
Early Childhood Education (PAUD) Islam Sabilal Muhtadin. International Journal
of Innovation, Creativity and Change. Hasil dari penelitian ini, sekolah menggunakan Al-Qur’an, As-Sunah dan pancasila yang bertujuan mengembangkan
siswa yang percaya dan mengabdi kepada Allah SWT dan memiliki karakter sesuai
ajaran Islam. Strategi pendidikan karakter diterapkan melalui penugasan, arahan, pembiasaan, model peran dan pengkondisian lingkungan.
6. Penulis, Novan Ardy Wiyani, Tahun 2017. Judul penelitian: Perencanaan Strategik
Pembentukan Karakter Anak Usia Dini di TK Islam Al Irsyad Purwokerto. Al
Athfal: Jurnal Pendidikan Anak. Hasil dari Penelitian ini menunjukkan ada tujuh langkah perencanaan strategik dalam membentuk karakter anak usia dini: pertama,
mengakomodir keinginan dan kebutuhan wali murid; kedua, menyusun visi, misi
dan tujuan; ketiga, menetapkan nilai karakter yang akan diinternalisasikan; keempat, menyusun jaminan mutu lulusan; kelima, menyusun kegiatan
pembudayaan anak; keenam, menyusun program dan strategi pembentukan
karakter; ketujuh, menyusun instrumen penilaian program.
C. Kerangka Berpikir
Salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan tujuan pendidikan nasional
ialah kurikulum. Proses implementasi kurikulum pendidikan anak usia dini dalam penelitian ini dijabarkan dalam proses pengelolaan pembelajaran yang merupakan
penunjang terlaksanannya pembelajaran. Dalam pengelolaan pembelajaran terdapat
proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil evaluasi tersebut akan dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan pengelolaan pembelajaran dalam membentuk karakter
peserta didik. Upaya yang dilakukan dalam penerapan pendidikan karakter yaitu
dengan memasukkan muatan-muatan pendidikan karakter dalam pengelolaan
pembelajaran. Dalam perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini membahas tentang
perencanaan tahunan, semester, mingguan dan harian. Sedangkan dalam pelaksanaan
pembelajaran membahas mengenai proses pembelajaran (pendahuluan, kegiatan inti, penutup), materi/bahan dan metode. Pada tahap akhir adalah evaluasi yang akan
membahas tentang penilaian pembelajaran, perkembangan peserta didik dan tindak
lanjut dari pengelolaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Semua tahap tersebut dimasukkan muatan pendidikan karakter yang akan
diterapkan pada peserta didik dan untuknya di evaluasi. Hasil evaluasi tersebut akan
dijadikan acuan dalam pengelolaan pembelajaran dan pembentukan karakter peserta
didik anak usia dini. Hal tersebut akan dijadikan sebagai pandangan pengelolaan pembelajaran tahun ajaran selanjutnya dalam pembentukkan karakter peserta didik.
39
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Raudhatul Athfal Al Makmur, yang terletak di Jalan
Raya Utama Lemah Abang, yaitu Jalan Urip Sumoharjo Nomor 21, Kampung Rawa
Makmur, RT 01/RW 01, Desa/Kelurahan Waluya, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Kode Pos 17530.
B. Waktu Penelitian
Penelitian mengenai pengelolaan pembelajaran pendidikan anak usia dini ini dilaksanakan pada masa pembelajaran efektif untuk memudahkan peneliti dalam
menemukan data dan menggali informasi yang dibutuhkan yakni pada bulan Juli 2019
sampai dengan bulan Januari 2020.
Tabel 3.1
Rencana Penulisan Tesis
No. Kegiatan Peneliti Bulan
Juli Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar April
1 Observasi Pendahuluan
2 Bimbingan Tesis
4 Penelitian
5 Pengolahan Data dan
Analisis data
6 Pendaftaran dan
Pelaksanaan Ujian Tesis
C. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diangkat, pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif atau metode naturalistik
karena penelitian dilakukan dalam kondisi yang alamiah atau apa adanya (natural
setting). Metode kualitatif deskriptif ini dilakukan melalui studi kasus dengan peneliti terjun secara langsung menjadi instrumen kunci untuk mengamati berbagai kondisi,
41
peristiwa atau realita yang terjadi di lapangan berkenaan dengan pengelolaan
pembelajaran dalam pembentukan karakter peserta didik.
Dengan demikian, peneliti dapat menggambarkan dan mendeskripsikan data dari sumber yang diperoleh secara jelas mengenai pengelolaan pembelajaran pendidikan
anak usia dini dan upaya pembentukan karakter anak usia dini.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini merupakan pihak-pihak yang menjadi otoritas
pada bidang/obyek yang diteliti, sehingga dapat membuka jalan kemana saja peneliti
dalam melakukan pengumpulan data (Sugiyono, 2011:293). Fokus penelitian yang diambil dalam penelitian ini merupakan data yang berhubungan dengan pengelolaan
pembelajaran dan karakter. Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
macam yakni primer dan sekunder (Sugiyono, 2011:308-309).:
1. Sumber primer yakni sumber data yang memberikan data secara langsung
kepada peneliti. Diperoleh dari metode wawancara langsung dengan responden wawancara. Subyek penelitian ini tidak dibatasi, namun apabila subyek
penelitian telah menjawab semua permasalahan dalam penelitian, maka hal
tersebut menjadi dasar pembatasan. 2. Sumber sekunder yakni sumber data yang tidak diberikan secara langsung
kepada peneliti. Sumber data sekunder ini diperoleh dari studi dokumen, buku-
buku, arsip, literatur dan lainnya yang berhubungan dengan pengelolaan
pembelajaran pendidikan anak usia dini dalam membentuk karakter peserta didik.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk memperoleh keakuratan data. Diantaranya yakni; observasi, wawancara dan studi
dokumen, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan peneliti secara langsung di lapangan penelitian. Obyek yang diobservasi menurut Spradley disebut situasi sosial yang
terdiri dari tiga komponen, yakni pertama, place/tempat interaksi sosial
berlangsung; kedua, actor/pelaku yang sedang menjalankan peran; dan ketiga, activity/aktifitas yang dilakukan aktor dalam situasi sosial berlangsung (Sugiyono,
2011:228).
Melalui metode observasi, peneliti mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran dan dapat memahami secara menyeluruh bagaimana implementasi
pengelolaan pembelajaran pendidikan anak usia dini. Peneliti melakukan observasi
di seluruh lingkungan sekolah, seperti ruang kelas, sarana dan prasarana, dan
tempat-tempat yang mendukung proses pembelajaran dengan mencari dan menggali data-data valid yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran dalam
membentuk karakter peserta didik. Hal tersebut akan memudahkan peneliti
menemukan aspek–aspek yang membantu permasalahan yang muncul dalam
42
pengelolaan pembelajaran pendidikan anak usia dini dan permasalahan karakter
peserta didik anak usia dini.
2. Wawancara Wawancara adalah interaksi yang dilakukan oleh orang dengan mengolah
pandangan yang mungkin berbeda. Terdapat dua jenis pedoman wawancara yakni;
wawancara terstruktur yaitu wawancara yang disusun secara rinci atau dalam bentuk check-list dan wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang hanya memuat garis
besar yang akan ditanyakan (Suharsimi, 2013:270). Pengumpulan data wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab secara
langsung oleh peneliti kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian
(terdapat pada tabel 3.2) berkenaan dengan pengelolaan pembelajaran pendidikan
anak usia dini dalam membentuk karakter peserta didik. Pelaksanaan wawancara
menggunakan dasar pedoman wawancara yang telah dibuat oleh peneliti, agar wawancara yang dilakukan tetap fokus dan sistematis sehingga menghasilkan data
yang tepat, komprehensif dan mendalam. Namun, wawancara yang dilakukan pula
bersifat terbuka terhadap pendapat atau ide-ide responden.
Tabel 3.2
Responden Wawancara
No. Sumber Informasi Jumlah orang
1. Kepala Sekolah RA 1 orang
2. Guru Kelas 2 orang
3. Wali Peserta Didik/Orangtua 3 orang
3. Angket (Kuesioner) Angket (Kuesioner) merupakan terknik pengumpulan data dengan cara
memberi seperangkat pernyataan/pernyataan tertulis kepada responden untuk
kemudian dijawab. (Sugiyono, 2011:199). Responden yang digunakan oleh peneliti
pada metode angket ini ialah orang tua peserta didik sejumlah 40 orang. Orang tua peserta didik diharapkan untuk mengisi kolom yang telah disediakan sesuai
indikator-indikator yang tertulis pada tiap nilai-nilai karakter yang telah
dicantumkan. Jawaban responden merupakan pilihan dari tiga alternatif yang ada, yaitu:
: Mulai berkembang
: Berkembang Baik
: Berkembang Sesuai Harapan
4. Studi Dokumen
Studi dokumen merupakan proses mencari data berupa catatan, transkip, dokumentasi, foto, gambar, majalah, buku, agenda, prasasti, surat kabar, lengger,
notulen rapat dan lain sebagainya (Suharsimi, 2013:274). Peneliti menggunakan
studi dokumen untuk mengumpulkan data atau dokumen asli baik dalam bentuk tertulis, gambar dan aspek lainnya secara efektif dan efisien untuk selanjutnya
dianalisis sehingga dapat ditemukan hasil analisis yang sesuai dengan
43
permasalahan pengelolaan pembelajaran pendidikan anak usia dini dalam
membentuk karakter peserta didik. Untuk mendukung dalam proses studi dokumen,
peneliti menggunakan pedoman studi dokumen yang terdapat pada table 3.5. Dokumen yang dikumpulkan dalam studi dokumen ini seperti identitas lembaga,
alokasi waktu pembelajaran, kurikulum, program kegiatan, program semester,
program mingguan, program harian, prestasi siswa, gambar-gambar mengenai lingkungan sekolah, foto kegiatan dan lain sebagainya sesuai dengan permasalahan
penelitian mengenai pengelolaan pembelajaran dalam membentuk karakter peserta
didik.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya pencarian data dan penyusunan data dengan cara
yang sistematis dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan lain-lain. Sehingga
dapat dipahami dan temuan yang diperoleh dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2011:244). Sedangkan teknik analisis data merupakan cara yang untuk
menguraikan data-data yang diperoleh agar dapat dipahami dan mengetahui hasil
penelitian tersebut. Penelitian ini menggunakan model pengkajian deskriptif dengan mendeskriptifkan
gejala, fenomena, atau peristiwa sejak kegiatan awal penelitian dilakukan sampai
kegiatan akhir penelitian secara komprehensif dan sistematis. Penelitian ini
menggunakan Inteeractive Model dari Miles dan Huberman dalam menganalisi data. Model tersebut memiliki tiga komponen analisis data yakni; reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2011:247-252). Adapun penjelasan dari
langkah-langkah tersebut ialah :
Skema 3.1
Komponen Analisis Data/Interactive Model
1. Reduksi Data/Data Reduction
Pada tahap awal ini, terjadi proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan dan transformasi data yang diperoleh dari catatan-catatan lapangan. Pada tahap ini,
peneliti menggolongkan, mengarahkan, mengorganisasi data sedemikian rupa dan
membuang yang tidak perlu sehingga dapat diperoleh kesimpulan dan di verifikasi. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi akan dipilih
kembali dan diidentifikasi. Bila data yang diperoleh masih kurang relevan, data
Conclusions:drawing/
verifrying
Data
Reduction
Data
Collection Data Display
44
tersebut akan dibuang dan peneliti akan fokus pada data-data yang relevan
mengenai pengelolaan pembelajaran dalam membentuk karakter peserta didik di
RA Al Makmur.
2. Penyajian Data/Data Display
Penyajian data yang dimaksud ialah kumpulan informasi yang akan memberikan kemungkinan dalam pengambilan kesimpulan dan tindakan. Pada tahap ini, data
yang telah direduksi, dikumpulkan guna memperoleh peluang dalam penarikan
kesimpulan. Dengan demikian, data dapat disajikan dengan baik sesuai kebutuhan peneliti untuk selanjutnya disusun secara sistematis. Upaya ini dilakukan untuk agar
peneliti lebih memahami realita yang terjadi di sekolah dalam bidang pengelolaan
pembelajaran peserta didik dalam membentuk karakter peserta didik di RA Al
Makmur. 3. Pengambilan Kesimpulan/Verivication
Pengambilan kesimpulan menjadi kegiatan konfigurasi dan verifikasi. Verifikasi
dilakukan sebagai upaya mencari kebenaran dan persetujuan agar validitas dapat dicapai. Pada tahap ini, penarikan kesimpulan dari hasil analisis data merupakan
jawaban dari fokus penelitian mengenai pengelolaan pembelajaran pendidikan anak
usia dini dalam membentuk karakter peserta didik, baik dari segi konsep manajemennya maupun penerapannya.
G. Uji/Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan dengan memenuhi tiga hal
diantaranya; mendemonstrasikan nilai yang benar, menyediakan dasar agar dapat diterapkan dan memperbolehkan keputusan luar dibuat mengenai konsistensi dari
prosedurnya dan kenetralan dari temuan yang diperoleh dan keputusannya (Moleong,
2000:320-321). Untuk menguji keabsahan data, dalam penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi dengan penjabaran sebagai berikut:
1. Triangulasi metode yaitu dengan cara membandingkan dan mencocokkan
fenomena yang diperoleh peneliti di lapangan dengan data yang diperoleh melalui wawancara dan studi dokumentasi.
2. Triangulasi data dan sumber yakni, peneliti menimbangkan pembandingan data dan
bukti yang diperoleh dari situasi yang berbeda, atau dapat disebut bahaw triangulasi data merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dan membutuhkan data
sertabukti diluar data tersebut. (Moleong, 2000:327). Sedangkan triangulasi sumber
yakni, memeriksa kembali infromasi dan data yang diperoleh dengan waktu dan alat yang berbeda. Terdapat 3 jenis sumber diantaranya;
a. Orang, yakni data yang dihimpun dari orang-orang yang berbeda namun
aktivitasnya sama.
b. Waktu, yakni data yang dihimpun dalam waktu yang berbeda. c. Tempat, yakni data yang dihimpun pada tempat yang berbeda.
Pada penelitian ini, peneliti akan mencari dan menemukan informasi dari
berbagai subyek penelitian, dalam hal ini guru dan kepala sekolah yang telah
45
menyusun perencanaan, pelaksanaan dan mengevaluasi pengelolaan pembelajaran
dalam membentuk karakter peserta didik di RA Al Makmur.
Tabel 3.3
Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub
Indikator
Keterangan Deskripsi
Pengelolaan Pembelajaran
Perencanaan
Pembelajaran
Perencanaan Tahunan/
Semester
1. Visi dan misi
2. Kurikulum 3. Program
Tahunan/
Program Semester
1. Visi dan Misi
mengandung nilai-nilai karakter
2. Kurikulum dan program
tahunan/semester mencakup tentang
pendidikan karakter
Perencanaan
Mingguan
RPPM RPPM memuat nilai-nilai
karakter
Perencanaan
Harian
RPPH RPPH mengandung
muatan-muatan/nilai-nilai
pendidikan karakter yang
diaplikasikan dalam pembelajaran
Pelaksanaan
Pembelajaran
Pengaturan
Kelas
1. Penataan
ruangan 2. Variasi
Dinding
3. Peletakan
Alat peraga/ bermain
1. penataan ruangan
mendukung terlaksananya pendidikan
karakter
2. Variasi dinding memuat
nilai-nilai karakter 3. Alat peraga mendukung
terselenggaranya
pendidikan karakter
Proses
Pelaksanaan
1. Metode
Pembelajaran
2. Pendahuluan/
awal 3. Kegiatan inti
4. Istirahat
5. Penutup
1. Metode pembelajaran
yang digunakan dapat
merangsang
pengembangan karakter peserta didik
2. Kegiatan pendahuluan,
inti, penutup mendukung terselenggaranya
pendidikan karakter
Evaluasi
Pembelajaran
Penilaian
Pembelajaran
1. Pengamatan
2. Anekdot/ Unjuk Kerja
1. Hasil pengamatan
memuat perkembangan karakter peserta didik
2. Anekdot/unjuk kerja
memuat nilai-nilai karakter
46
Pelaporan
Penilaian
Rapot Mendeskripsikan
perkembangan peserta
didik baik dari segi akademis maupun
karakternya dalam
pembelajaran di sekolah
Tindak lanjut Pertemuan dengan
orangtua
Menjelaskan perkembangan karakter
anak dan menjelaskan
upaya tindak lanjut dirumah.
Pendidikan
Karakter
Proses
pelaksanaan
pendidikan Karakter
Kegiatan
sekolah yang
mengandung nilai-nilai
karakter
Kegiatan
Terprogram
Program Tahunan /
Program kegiatan sekolah
yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter
Kegiatan
Pembiasaan
1. Kegiatan Rutin yang
mengandung nilai-nilai karakter
2. Kegiatan Spontan yang
mengandung nilai-nilai
karakter 3. Keteladanan guru yang
menanamkan nilai-nilai
karakter 4. Pengkondisian yang
mengandung nilai-nilai
karakter
Tabel 3.4
Pedoman Observasi
No. Aspek Sekolah Indikator yang diobservasi
1. Sarana dan
Prasarana serta kondisi geografis
a. Letak wilayah sekolah
b. Fasilitas sekolah dan Gedung/bangunan yang menunjang pembelajaran
c. Lingkungan sekolah
2
Kegiatan sekolah
a. Aktivitas pembelajaran di kelas dan diluar kelas
b. Metode/Gaya guru yang digunakan dalam mengajar
3 Pembinaan
Karakter
a. Pembiasaan/kegiatan rutin
b. Keteladanan
47
Tabel 3.5
Pedoman Dokumentasi
No Aspek Indikator
1
Identitas Lembaga
Sejarah
Status Sekolah
Jumlah Guru/Tenaga pendidikan Data Sarana dan Prasarana
2 Rencana Strategis Sekolah Visi dan Misi
Program
3
Administrasi
Kurikulum
RPPM
RPPH
Administrasi guru & peserta didik
4 Foto-Foto Kegiatan Hasil Karya siswa
Kegiatan sekolah
Tabel 3.6
Pedoman Wawancara
No Variabel Indikator Pertanyaan
1
Pengelolaan Pembelajaran
Perencanaan
Pembelajaran
Kepala Sekolah
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran
di RA Al Makmur? 2. Bagaimana perencanaan pembelajaran
pendidikan karakter yang diterapkan RA
Al Makmur? 3. Bagaimana persiapan yang dilakukan
sekolah dalam pembelajaran pendidikan
karakter?
Guru 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran
di RA Al Makmur ? ?
2. Sebagai guru, apakah anda merancang
RPPM dan RPPH secara mandiri sesuai visi dan misi RA Al Makmur?
3. Kendala apa yang anda alami salam
merencanakan pembelajaran?
Kepala Sekolah
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di
RA Al Makmur?
2. Bagaimana kualitas guru dalam menyampaikan pembelajaran ?
3. Bagaimana pendidik menerapkan
pendidikan karakter kepada anak?
48
Proses pelaksanaan
pembelajaran
4. Apa saja fasilitas/media yang tersedia
dalam pembelajaran pendidikan
karakter?
Guru
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di
RA Al Makmur?
2. Apa saja fasilitas/media yang tersedia dalam pembelajaran pendidikan
karakter?
3. Bagaimana Anda mempersiapkan pembelajaran?
4. Bagaimana membangun suasana kelas
yang efektif, kondusif dan nyaman dalam mengajar? Apa respon/timbale
balik dari peserta didik?
5. Metode apa yang digunakan dalam
proses pembelajaran? 6. Bagaimana pengalokasian waktu yang
diterapkan dalam pelaksanaan
pembelajaran? 7. Kendala apa saja yang ditemukan dalam
pelaksanaan pembelajaran?bagaimana
solusi yang dilakukan? 8. Bagaimana mengatasi peserta didik
yang kurang aktif dalam pembelajaran?
Evaluasi
Pembelajaran
Kepala Sekolah
1. Bagaimana Evaluasi pembelajaran di RA Al Makmur ?
2. Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan
evaluasi pembelajaran? 3. Apakah pendidik selalu melaporkan
perkembangan peserta didik?
4. Apakah solusi yang anda berikan bila
pendidik mengalami kendalan dalam penerapan pendidikan karakter?
5. Apakah ada perubahan positif dari
peserta didik dalam penerapan pendidikan karakter?
6. Apakah orang tua dan komite sekolah
memiliki peran dalam penerapan
pendidikan karakter?
Guru
1. Siapa saja yang terlibat dalam evaluasi
pembelajaran ? 2. Bagaimana kebijakan dalam melakukan
penilaian harian atau pelaporan
49
penilaian? Adakah kesepakatan antar
semua guru atau personal saja?
Bagaimana mekanisme penilaiannya? 3. Seperti apa hubungan yang terjalin
antara orang tua dan guru?
4. Apa saja kendala dalam mengevaluasi pembelajaran? bagaimana solusi yang
dilakukan?
5. Apakah guru melayani keluhan orang
tua/wali murid yang berkaitan dengan perkembangan anak?
Orang Tua
1. Bagaimana pengelolaan pembelajaran yang diterapkan RA Al Makmur
menurut anda?
2. Setelah mengikuti pendidikan di RA Al
Makmur, bagaimanakah perkembangan anak anda?
3. Bagaimana respon sekolah terhadap
saran/kritik yang orang tua/wali peserta didik berikan?
4. Apakah sekolah mengadakan diskusi
mengenai perkembangan anak?
2
Pendidikan
Karakter
Penerapan pendidikan
karakter
berupa nilai –nilai yang
diterapkan
dalam
pembelajaran
Kepala Sekolah 1. Menurut anda, apa itu pendidikan
karakter?
2. Menurut anda bagaimana karakter yang dimiliki peserta didik saat baru masuk
sekolah?
3. Apa saja nilai-nilai yang diterapkan pada peserta didik di RA Al Makmur?
4. Dalam penyusunan kurikulum, silabus,
RPPM dan RPPH yang dirancang
apakah sudah memuat nilai-nilai karakter?
5. Bagaimana upaya penanaman nilai
karakter pada peserta didik di RA Al Makmur?
Guru
1. Menurut anda apa itu pendidikan
karakter? 2. Menurut anda bagaimana karakter yang
dimiliki peserta didik saat baru masuk
sekolah? 3. Apa saja nilai-nilai yang diterapkan
pada peserta didik di RA Al Makmur?
50
4. Dalam penyusunan kurikulum, silabus,
RPPM dan RPPH yang dirancang
apakah sudah memuat nilai-nilai karakter?
5. Bagaimana upaya penanaman nilai
karakter pada peserta didik di RA Al Makmur?
6. Bagaimana cara anda memberi teladan?
7. Apakah ada kendala dalam menerapkan
pendidikan karakter? 8. Bagaimana anda memberi teguran pada
anak?
9. Bagaimana keterlibatan orang tua dalam penilaian karakter anak?
Orang Tua
6. Menurut anda, apa itu pendidikan
karakter? 7. Bagaimana pelaksanaan pendidikan
karakter di tempat anak anda
bersekolah? 8. Sudahkah anda menerapkan pendidikan
karakter yang diajarkan di sekolah?
9. Apakah selama menyekolahkan anak di RA Al Makmur pernah ada parenting?
10. Apakah ada perubahan setelah anak
masuk di RA Al Makmur terkait dengan
penerapan pendidikan karakter di sekolah?
11. Menurut anda, apakah karakter anak
sudah sesuai dengan keinganan anda? yakni berakhlakul karimah?
Tabel 3.4
Pedoman Observasi
No. Aspek Sekolah Indikator yang diobservasi
1. Sarana dan Prasarana serta
kondisi geografis
d. Letak wilayah sekolah e. Fasilitas sekolah dan Gedung/bangunan yang
menunjang pembelajaran
f. Lingkungan sekolah
2
Kegiatan sekolah
c. Aktivitas pembelajaran di kelas dan diluar kelas
d. Metode/Gaya guru yang digunakan dalam
mengajar
3 Pembinaan Karakter
c. Pembiasaan/kegiatan rutin d. Keteladanan
51
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV (empat) ini merupakan temuan dari penelitian mengenai pengelolaan
pembelajaran dalam upaya pembentukan karakter peserta didik RA Al Makmur, yang
untuk selanjutnya dianalisi soleh peneliti sebagai hasil penelitian sekaligus jawaban terhadap rumusan masalah penelitian. Peneliti melakukan analisis dengan metode
deskriptif kualitatif dengan uraian penjelasan secara rinci terhadap data yang diperoleh
di lapangan kemudian di analisis untuk selanjutnya dijadikan kesimpulan oleh peneliti. Temuan dan hasil tersebut diharapkan dapat menjawab permasalahan-permasalahan
yang muncul dalam proses pengelolaan pembelajaran guna pembentukan karakter
peserta didik pada anak usia dini di RA Al Makmur.
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil Sekolah
Nama Sekolah/RA : RA AL MAKMUR
Nama Yayasan : Yayasan AL MAKMUR CIKARANG UTARA Alamat Sekolah : Jalan Urip Sumoharjo No. 21. Kampung Rawa
Makmur. RT 01/RW 01
Desa : Waluya Kecamatan : Cikarang-Utara
Kabupaten/Kota : Bekasi (Kabupaten)
NSS/NSM/NDS/NPSN : 101232010201
Akreditasi : A Tahun didirikan : 1993
Tahun beroperasi : 1993
Status tanah : Milik pribadi Luas sekolah : 242 M2
Status kepemilikan : Yayasan
Luas Bangunan : 116 M2
2. Sejarah Pendirian Sekolah
Raudhatul Athfal Al Makmur pertama berdiri dengan nama awal TK Islam
Al Makmur pada 10 Juli 1993. TK Islam Al Makmur dipelopori oleh Ibu Herawina dan Ibu Alisah (yang saat ini sebagai pemilik sekaligus Kepala
Sekolah) serta didukung oleh ibu-ibu Majlis ta’lim Al Makmuroh. Saat itu TK
Islam Al makmur belum memiliki bangunan sendiri, atas kesepakatan bersama, kami, ibu-ibu Majlis Ta’lim dan Kepala Desa Waluya yang waktu itu dijabat
oleh Bapak Hamdarun menyepakati bahwa TK Islam Al MAKMUR diizinkan
menempati Gedung Majlis Ta’lim Al Makmuroh yang hanya digunakan untuk pengajian mingguan.
52
Latar belakang dibentuknya TK Islam Al Makmur ini yaitu karena melihat
kegiatan anak-anak pra Sekolah yang hanya bermain-main dan perkembangan
kurikulum SD yang semakin tinggi, selain itu di Desa Waluya pada waktu itu belum ada Taman Kanak-kanak, sehingga tergerak hati kami untuk
mengundang Ibu-ibu yang mempunyai anak usia pra sekolah agar berminat
belajar di TK Islam Al Makmur. Hal ini mendapat respon positif sehingga pada tahun pertama didirikan murid TK Islam Al Makmur mencapai 40 siswa, dari
belajar beralaskan tikar hingga mempunyai bangku dan meja. Namun seiring
waktu berjalan, Pada akhir tahun, TK Islam Al Makmur menghasilkan lulusan angkatan pertama sejumlah 28 siswa.
Pada tahun 1998 TK Islam Al Makmur mendaftarkan diri sebagai lembaga
pendidikan formal di bawah naungan Kementerian agama dan ikut bergabung
dalam kegiatan Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA), maka sejak itu kami menjadi anggota IGRA dan berubah nama menjadi RA Al Makmur.Pada
Tahun 2005, dengan segala usaha dan dukungan dari banyak pihak,
Alhamdulillah RA Al Makmur telah memiliki gedung sendiri dengan 2 kelas dan 1 kamar mandi, sehingga tidak memakai gedung Majelis Ta’lim Al
Makmur lagi.
3. Visi dan Misi RA Al Makmur
a. Visi RA Al Makmur
Terwujudnya anak yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia/berilmu
pengetahuan, cerdas dan terampil.
b. Misi RA. Al Makmur
Membantu meletakkan dasar terbentuknya pribadi muslim seutuhnya serta
mengembangkan kreativitas anak didik yang dimulai sejak dini.
c. Tujuan RA. AL Makmur
1) Memberikan kemampuan dasar dan pengetahuan pada peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan berpikir, berbahasa dan kreatif. 2) Memberikan pengetahuan agama Islam sejak usia dini sebagai salah
satu cara penanaman aqidah dan akhlakul karimah.
3) Membina hubungan yang harmonis dan dinamis antar peserta didik dan orang tua serta lingkungan.
4) Meningkatkan budi pekerti disemua bidang.
53
4. Keorganisasian RA Al Makmur
Skema 4.1
Struktur Organisasi RA Al Makmur
54
5. Tenaga Pendidik dan Kependidikan RA Al Makmur
Pendidik merupakan guru yangberperan penting dalam kegiatan
pembelajaran dan pengembangan potensi peserta didik. RA Al Makmur
mempunyai beberapa tenaga kependidikan yang memiliki dedikasi tinggi terhadap perkembangan anak-anak. Namun beberapa diantaranya belum
sepenuhnya berkualifikasi akademik sebagai guru.berikut perinciannya:
Tabel 4.1
Data Tenaga Kependidikan dan Guru
No Nama Pendidik Tempat dan tanggal
lahir
Pendidikan
Terakhir Jabatan
1. Dedi Suhaedi,
S.Pd Bekasi, 21 Juni 1965 S.1
Ketua
Yayasan
2 Alisah, S. Pd. I.
Bekasi, 02 Oktober
1975 S. 1
Kepala
Sekolah
3 Ade Erni. S. Sos. I
Bekasi, 30 September
1979 S. 1 Guru Kelas
4 Hanita, S.Pd.I Bekasi, 29 Juli 1987 S. 1 Guru Kelas
5
Diana Safitri,
S.Pd.I Bekasi, 09 Juli 1987 S. 1 Guru Kelas
6 Warnih
Karawang, 21 Agustus
1979 MA Guru Kelas
7
Silvia Uzlifah,
S.HI
Bekasi, 12 September
1996 S1. Guru Kelas
8 Nur Guru Sempoa
9 Yana Guru Sempoa
Dari tabel data diatas, RA Al Makmur pada ajaran 2019/2020 memiliki 5
orang guru kelas dan 2 orang guru ekstrakurikuler. Menurut peneliti hal ini
seimbang dengan peserta didik yang berjumlah 87 anak. Maka dapat disimpulkan bahwa jumlah guru RA Al Makmur cukup memadai dalam
mendukung proses pembelajaran.
6. Keadaan Peserta Didik RA Al Makmur
Berdasarkan data peserta didik dalam 5 tahun terakhir, menggambarkan
bahwa masyarakat yang mempercayakan putra-putrinya menempuh pendidikan anak usia dini di RA Al Makmursetiap tahun mengalami peningkatan dan
relatif stabil. Hal tersebut dipaparkan pula oleh ibu Alisah selaku kepala
sekolah bahwa perkembangan jumlah siswa mulai dari tahun berdiri 1993
55
sampai tahun 2019 ini mengalami peningkatan dan stabil. Adapun perinciannya
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Keadaan Peserta Didik 5 Tahun Terakhir
JumlahSiswa
Kelompok Jumlah Jenis Kelamin Total
A B
Lk Pr Lk Pr Lk Pr
2015-2016 5 8 29 27 34 35 69
2016-2017 8 9 33 26 42 35 77
2017-2018 7 4 38 34 45 38 83
2018-2019 9 7 32 30 41 37 78
2019-2020 8 5 41 33 49 38 87
7. Data Prestasi Peserta Didik RA Al Makmur
Tabel 4.3
Data Prestasi Peserta Didik
NO TANGGAL JENIS LOMBA PENYELENGGARA PERINGKAT
1 07 Oktober 2001 Gerak Jalan Badqo Kabupaten Juara 2
2 07 Oktober 2001 Gerak Jalan Badqo Kabupaten Harapan 2
3 Tahun 2000 Mewarnai Ponpes Al Barkah Juara 1
4 26 Februari 2004 Sholat IGRA Kabupaten Juara 3
5 26 Februari 2004 Mewarnai IGRA Kabupaten Juara 3
6 19 Desember 2004 Cerita (Guru) IGRA Kabupaten Juara 3
7 19 Desember 2004 Kurikulum (Guru) IGRA Kabupaten Juara 3
8 23 Februari 2005 Melengkapi Angka IGRA Kabupaten Juara 1
9 23 Februari 2005 Surat Al-fatihah IGRA Kabupaten Harapan 3
10 23 Februari 2005 Gerak Jalan IGRA Kabupaten Juara 1
11 23 Februari 2005 Sholat IGRA Kabupaten Harapan 1
12 01 Oktober 2005 Adzan IGRA Kecamatan Juara 1
13 13 Maret 2006 Senam Putri IGRA Kabupaten Juara 1
14 13 Maret 2006 Sholat IGRA Kabupaten Harapan 1
15 13 Maret 2006 Surat Pendek IGRA Kabupaten Harapan 3
16 29 Maret 2007 Sholat IGRA Kabupaten Juara 2
17 29 Maret 2007 Melengkapi Angka IGRA Kabupaten Juara 2
56
18 29 Maret 2007 Menyanyi IGRA Kabupaten Harapan 3
19 29 Maret 2007 Melengkapi Angka IGRA Kabupaten Harapan 3
20 29 Maret 2007 Surat Al-fatihah IGRA Kabupaten Harapan 1
21 10 September 2007 Cerdas Cermat (Gutu) IGRA Kabupaten Juara 2
22 17 Maret 2008 Memindahkan Bendera IGRA Kabupaten Juara 1
23 17 Maret 2008 Sholat IGRA Kabupaten Harapan 1
24 17 Maret 2008 Surat Pendek IGRA Kabupaten Harapan 1
25 17 Maret 2008 Menyanyi IGRA Kabupaten Harapan 2
26 12 Maret 2009 Memasukkan Bola IGRA Kabupaten Juara 2
27 12 Maret 2009 Menyanyi IGRA Kabupaten Harapan 1
28 12 Maret 2009 Memasukkan Bola IGRA Kabupaten Harapan 2
23 12 Maret 2009 Surat Pendek IGRA Kabupaten Harapan 2
30 30 Maret 2010 Mewarnai IGRA Kabupaten Harapan 3
31 30 Maret 2010 Surat Pendek IGRA Kabupaten Juara 3
32 30 Maret 2010 Surat Pendek IGRA Kabupaten Harapan 2
33 30 Maret 2011 Gerak Jalan IGRA Kabupaten Juara 2
34 30 Maret 2011 Surat Pendek IGRA Kabupaten Harapan 1
35 30 Maret 2011 Surat Pendek IGRA Kabupaten Harapan 2
36 30 Maret 2011 Sholat IGRA Kabupaten Harapan 3
37 30 Maret 2011 Gerak Jalan IGRA Kabupaten Harapan 2
38 23 April 2011 Senam IGRA Kabupaten Juara 1
39 23 April 2011 Senam IGRA Kabupaten Harapan
40 18 Maret 2012 Gerak Jalan IGRA Kabupaten Juara 1
41 18 Maret 2012 Menyanyi IGRA Kabupaten Juara 2
42 18 Maret 2012 Tahfidz IGRA Kabupaten Juara 3
43 18 Maret 2012 Tahfidz IGRA Kabupaten Harapan 2
44 18 Maret 2012 Sholat IGRA Kabupaten Harapan 2
45 03 Maret 2013 Sempoa Fajar Aritmatika Juara 4
46 03 Maret 2013 Sempoa Fajar Aritmatika Juara 6
47 26 Maret 2013 Melengkapi angka IGRA Kabupaten Juara 1
48 26 Maret 2013 Tahfidz IGRA Kabupaten Harapan 3
49 26 Maret 2013 Sholat IGRA Kabupaten Harapan 1
50 26 Maret 2013 Gerak Jalan IGRA Kabupaten Juara 2
51 26 Maret 2013 Tahfidz IGRA Kabupaten Juara 3
52 26 Maret 2013 Gerak Jalan IGRA Kabupaten Juara 3
53 26 Maret 2014 Tahfidz IGRA Kabupaten Juara 3
54 26 Maret 2014 Tahfidz IGRA Kabupaten Juara 2
55 26 Maret 2014 Sholat IGRA Kabupaten Harapan 2
56 26 Maret 2014 memasang kata IGRA Kabupaten Juara 2
57
57 21 Maret 2015 memasang kata IGRA Kabupaten Juara 1
58 21 Maret 2015 Gerak Jalan IGRA Kabupaten Juara 3
59 21 Maret 2015 Tahfidz IGRA Kabupaten Juara 2
60 21 Maret 2015 Mewarnai IGRA Kabupaten Juara 1
61 21 Maret 2015 Sholat IGRA Kabupaten Harapan 3
62 22 Maret 2016 Gerak Jalan IGRA Kabupaten Juara 1
63 22 Maret 2016 Hapalan Surah pendek IGRA Kabupaten Juara 1II
64 22 Maret 2016 Melukis IGRA Kabupaten Harapan 1
65 29 Maret 2017 Melengkapi angka IGRA Kabupaten Juara 2
66 29 Maret 2017 Hapalan Surah pendek A IGRA Kabupaten Juara 2
67 29 Maret 2017 Gerak Jalan IGRA Kabupaten Juara 3
68 29 Maret 2017 Hapalan Surah pendek A IGRA Kabupaten Harapan 3
69 29 Maret 2017 Menyanyi IGRA Kabupaten Harapan 2
70 26 Maret 2018 Tahfidz A IGRA Kabupaten Juara 1
71 26 Maret 2018 Tahfidz B IGRA Kabupaten Juara 1
72 26 Maret 2018 Gerak Jalan A IGRA Kabupaten Juara 2
73 26 Maret 2018 Mars RA IGRA Kabupaten Harapan 1
74 26 Maret 2018 Gerak Jalan B IGRA Kabupaten Harapan 1
75 05 Februari 2019 Tahfidz A IGRA Kabupaten Juara 1
76 05 Februari 2019 Tahfidz B IGRA Kabupaten Juara 1
77 05 Februari 2019 Gerak Jalan IGRA Kabupaten Juara 3
78 05 Februari 2019 Mars RA IGRA Kabupaten Juara 3
79 05 Februari 2019 Mars RA B IGRA Kabupaten Harapan 2
80 05 Februari 2019 Gerak Jalan IGRA Kabupaten Harapan 2
8. Sarana dan Prasarana RA Al Makmur
Sarana dan prasarana ataupun fasilitas pada lembaga pendidikan harus
sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan tersebut. Sarana dan prasarana ataupun fasilitas mendukung keberlangsungan proses pembelajaran sehingga
peserta didik merasa nyaman saat belajar dan mendapatkan pengetahuan sesuai
harapan lembaga pendidikan dan peserta didik sendiri. RA Al Makmur menyediakan sarana dan prasarana yang dibagi menjadi dua, yakni sarana dan
prasarana umum serta sarana dan prasarana khusus kelas. Berikut ini
penjabarannya antara lain:
a. Sarana dan Prasarana Umum Sekolah
1) Ruang Kelas/Rombel
RA Al Makmur memiliki 2 ruangan kelas, yaitu Kelas A yang dipakai pula oleh kelas B1 pada saat sesi ke dua, dan Kelas B2 yang dipakai juga
58
oleh kelas B3 pada saat sesi ke dua. Setiap seminggu sekolah, jam
masuknya diatur secara bergantian, bila kelas A dan B2 minggu ini masuk
sesi pertama/pagi maka minggu depan kelas A dan B2 masuk pada sesi kedua/siang. Berdasarkan informasi dari kepala sekolah. RA Al Makmur
akan segera membangun 2 ruangan kelas baru di semester II ini. Ruang
kelas kelompok B dilengkapi dengan 1 AC dan 2 buah kipas angin. Ruang
Kelas A dilengkapi dengan 1 buah AC dan 1 buah kipas angin.
Gambar 4.1
Kelas A/B1
Gambar 4.2
Kelas B2/B3
2) Kantor
RA Al Makmur mempunyai 1 ruang kantor yang digunakan sebagai
ruangan untuk kepala sekolah, ruang tamu yang dilengkapi sofa serta sebagai ruangan tata usaha (TU) yang dilengkapi dengan komputer dan
printer guna administrasi sekolah dan administrasi peserta didik. Di
ruangan kantor pula terdapat kalender pendidikan, papan data guru, moto,
visi dan misi, dan grafik perkembangan jumlah peserta didik, serta papan identitas sekolah yang tertempel di dinding kantor. Di ruang kantor ini pula
terdapat lemari 2 lemari arsip dan 2 lemari piala. Berikut gambaran
ruangan kantor, adapun selengkapnya terdapat pada lampiran.
Gambar 4.3 Lemari Kantor
Gambar 4.4 Ruang Tamu Kantor
59
3) Alat permainan Outdoor
Alat permainan yang dimaksudkan adalah alat permainan yang berada
di luar ruangan berupa ayunan, jungkit, luncuran/prosotan, jembatan,
tangga panjatan, mangkok berputar, sepeda mini. Alat permainan tersebut digunakan peserta didik saat bermain bebas sepulang sekolah dan alat
permainan tersebut digunakan untuk pencapaian perkembangan fisik dan
motorik peserta didik. Berikut gambaran alat permainan outdoor, adapun
selengkapnya terdapat pada lampiran.
Gambar 4,5
Komedi Putar
Gambar 4.6
Ayunan
4) Alat Permainan Indoor
Alat permainan yang dimaksudkan adalah alat permainan yang dapat
dipakai peserta didik didalam ruangan kelas, seperti balok, papan lalu lintas, boneka tangan, bola, puzzle, hula hoop, papan buah, papan huruf,
microplay buah, microplay hewan, microplay mobil, miniature pakaian
adat, donat susun, angklung, papan meraba dan berbagai jenis alat
permainan lainnya. Alat permainan indoor di RA Al Makmur terbuat dari kayu, plastik maupun bahanbekas. Berikut gambaran alat permainan
Indoor, adapun selengkapnya terdapat pada lampiran.
Gambar 4.7.
Balok Hijaiyah
Gambar 4.8.
Papan Lalu Lintas
60
Gambar 4.9.
Balok
Gambar 4.10.
Boneka Tangan
Gambar 4.11
Alat Sulap
Gambar 4.12
Hola Hop
5) Kamar mandi
Terdapat 1 kamar mandi yang di lengkapi dengan alat kebersihan yang
lengkap, sabun, dan air yang bersih.
Gambar 4.13
Kamar Mandi/Toilet
6) Ruang Gudang
Gudang digunakan untuk meletakkan barang/peralatan yang jarang
digunakan. Di ruang gudang terdapat perkakas-perkakas rumah tangga
61
untuk keperluan-keperluan sesuatu atau perbaikan fasilitas-fasilitas yang
ada.
Gambar 4.14
Gudang
7) Tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan terdapat di halaman bermain, digunakan pula
dalam praktek berwudhu.
Gambar 4.15 Tempat Cuci Tangan/Wudhu
8) Halaman Sekolah
Pada halaman sekolah terdapat beberapa tanaman dan pada bagian
utara sekolah dijadikan tempat parkir sepedamotor orang tua peserta didik.
9) Ruang Tunggu
Sekolah menyediakan ruang tunggu untuk orang tua peserta didik yang menunggui anaknya hingga pulang sekolah. Ruangan ini terletak didepan
kelas B dan di depan Kelas A atau ruangan kantor. Di depan ruang tunggu
terdapat alat kebersihan masing-masing kelas, berupa sapulidi, pengki,
62
lap/kain pel dan tempat sampah. Berikut gambaran alat permainan ruang
tunggu, adapun selengkapnya terdapat pada lampiran.
Gambar 4.16
Ruang Tunggu Kelas A
b. Sarana dan Prasarana di dalam Kelas
Sarana dan prasarana atau fasilitas yang ada didalam kelas disediakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Ruangan kelas di lengkapi dengan 1
buah AC dan 2 buah kipas angin untuk kelas kelompok B, dan 1 buah AC dan
1 buah kipas angin untuk kelas kelompok A. Sarana dan prasarana tersebut diantaranya, loker peserta didik untukmenyimpan tas dan alat tulis lainnya.
Loker dibuat sesuai kondisi anak agar peserta didik dapat menjangkau rak
tersebut. Diatas loker terdapat pula foto-foto guru-guru dan lulusan-lulusan
peserta didik tiap tahunnya. Di dinding kelas juga terdapat dinding busa/Styrofoam tempat menggantung nama-nama peserta didik. Setiap harinya
peserta didik akan meletakkan gantungan nama miliknya secara berurutan
sebagai tanda kedatangan peserta didik dan melatih disiplin dengan urutan 10
anak pertama yang datang ke sekolah lebih awal.
Selain itu terdapat papan tulis serta meja dan kursi. Di sudut ruangan
terdapat karpet/permadani yang digunakan saat peserta didikbermain alat
peraga ataupun saat praktik sholat. Di dalam kelas juga terdapat keranjang-keranjang box untuk tempat penyimpanan alat permainan. Di sudut kelas yang
lain terdapat 2 buah lemari diantaranya; 1 lemari administrasi/dokumentasi
kelas dan 1 lemari buku-buku perpustakaan karena RA Al Makmur belum
memiliki ruangan perpusatakaan khusus. Lemari buku tersebut terdiri dari bermacam-macam buku yang edukatif bagi peserta didik maupun untuk guru
dan kepala sekolah, kurikulum dan buku-buku administrasi lainnya.
Pada masing-masing kelas juga terdapat kotak P3K, timbangan berat badan
dan pengukur tinggi badan, tempat sampah, sound sistem dan dispenser untuk peserta didik mengisi ulang botol air minum yang dibawanya masing-masing.
Di dinding-dinding kelas terdapat hiasan-hiasan dinding berupa lukisan
lukisan, huruf alphabet, penjumlahan angka buah, huruf hijaiyah, papan tema
63
pembelajaran semester 1 dan semester 2, tata cara sholat dan tata cara
berwudhu.
Gambar 4.17
Lemari Kelas
Gambar 4.18
Dispenser Kelas
Gambar 4.19
Papan Tulis
Gambar 4.20
Loker Peserta Didik
B. Temuan Penelitian
Proses pendidikan di lembaga pendidikanmerupakan tanggung jawab seluruh
stakeholder. Dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, lembaga pendidikan perlu mengatur dengan baik seluruh komponen yang ada disekolah. Salah satunya
adalah mengelola pembelajaran yang nanti akan diberikan kepada peserta didik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, RA Al Makmur mengelola pembelajaran dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen yakni meliputi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran, berikut ini
penjabaran:
1. Pengelolaan Pembelajaran
a. Perencanaan Pembelajaran
1) Menyusun Visi dan Misi RA Al Makmur memiliki Visi yaitu “Terwujudnya anak yang beriman,
bertakwa, berakhlak mulia/ berilmu pengetahuan, cerdas dan trampil”. Dapat
64
dilihat dari visi tersebut bahwa RA Al Makmur berupaya membentuk peserta
didik menjadi insan yang bertakwa, beriman, berbudi pekerti baik,
berpengetahuan, cerdas serta terampil. Beberapa komponen pencapaian visi tersebut mengandung nilai karakter pada penerapan pendidikan anak usia dini.
Untuk mewujudkan visi, RA Al Makmur tentunya perlu menjalankan misi
yang sudah dibuat yaitu “Membantu meletakkan dasar terbentuknya pribadi muslim seutuhnya serta mengembangkan kreativitas anak didik yang dimulai
sejak dini”. Dalam menjalankan misi, RA Al Makmur didukung dengan
kurikulum dan pembelajaran yang diterapkan pada peserta didik yang mengedepankan kreatifitas peserta didik serta mengintegrasikan muatan nilai-
nilai karakter sehingga peserta didik menjadi pribadi muslim sejak dini.
2) Kurikulum
Dalam mewujudkan visi dan misi serta tujuan RA Al Makmur, sekolah
perlu merencanakan kurikulum dan pembelajaran dengan baik. Dengan
tercapainya tujuan RA Al Makmur, maka terwujud pula tujuan pendidikan Indonesia. Karena RA Al Makmur berada dibawah naungan Kementerian
Agama RI, maka dalam merencanakan kurikulum, RA Al Makmur selalu
mengimbangi dengan aspek keagamaan, karena kurikulum agama menjadi
kurikulum dependen yang menjadi daya tarik di RA Al Makmur tersebut.
Karakterisitik Kurikulum di RA Al Makmur diantaranya:
1. Mengotimalkan perkembangan anak yang meliputi : - Aspek nilai Agama dan Moral
- Fisik-Motorik
- Kognitif
- Bahasa
- Sosial Emosional
- Seni
yang tercermin dalam keseimbangan kompetensi Sikap, Pengetahuan, dan Ketrampilan.
2. Menggunakan pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dalam
pemberian rangsangan pendidikan. 3. Menggunakan penilaian autentik dalam memantau perkembangan anak. 4. Memberdayakan peran orang tua dalam proses pembelajaran
Program pengembangan & muatan pembelajaran
Tabel 4.4
Program Pengembangan RA Al Makmur
Program pengembangan Alokasi waktu
65
1. Agama dan Moral
2. Fisik dan Motorik
3. Kognitif 4. Sosial dan Emosional
5. Bahasa
6. Seni
180 menit per hari
7. Muatan Lokal :
- IQRO - Bahasa Sunda
- PLH
- Bahasa Inggris
30 Menit
8. Ekspresi dan Pengembagan diri :
- Angklung
- Mewarnai Gambar
30 Menit
Muatan Pembelajaran
1. Bidang Pengembangan a. Pembiasaan
1) Nilai Agama dan Moral
2) Sosial Emosional
b. Kemampuan Dasar 1) Bahasa
2) Kognitif
3) Fisik/Motorik 4) Seni
2. Muatan Lokal :
a. Angklung b. Bahasa Inggris
c. Bahasa Arab
d. PLH
3. Kegiatan Pengembangan Diri
a. Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan : 1) Rutin
a. Mengisi daftar hadir
b. Sarapan pagi dalam bentuk membaca dua kalimat Syahadat &
Surat pendek c. Berdoa sebelum dan sesudah belajar
d. Pemeriksaan kebersihan pakaian sebelum masuk kelas
e. Menyiram tanaman
2) Spontan
a. Memberi salam
b. Membaca doa setelah bersin dan menjawab orang bersin
66
c. Membuang sampah pada tempatnya
d. Sabar menunggu giliran
e. Membantu teman yang terkena musibah
3) Terprogram
a. Lomba kreatifitas perkelas b. Lomba olah raga dan seni dari tingkat kecamatan ke tingkat kota
c. Peringatan hari-hari besar Nasional
d. Peringatan hari-hari besar Islam e. Manasik haji dan study tour
f. Lepas kenang
4) Keteladanan
a. Berpakaian rapih dan bersih b. Tepat waktu dalam segala hal
c. Penampilan sederhana
b. Pengembangan potensi dan ekspresi diri
1) Sesuai dengan bakat dan minat
a. Bermain Angklung b. Menyanyi diiringi keyboard
c. Bahasa Inggris
d. Melukis
e. Menari f. Senam
2) Kepemimpinan dan bela Negara a. Menjadi pemimpin barisan
b. Peringatan hari kemerdekaan RI
c. Out bond
3) Bidang seni
a. Menari
b. Melukis
c. Sesuai dengan minat
1) Bahasa Inggris 2) Bahasa Arab
3) Angklung
d. Penunjang kurikulum (nilai-nilai kecakapan dan perluasan wawasan). 1) Kunjungan ke Kantor Pos
2) Kunjungan ke Terminal
3) Kunjungan ke Pemadam Kebakaran 4) Kunjungan ke Polres
5) Kunjungan ke Pabrik
6) Kunjungan Peternakan Sapi 7) Kunjungan ke Supermarket/Mini Market
67
8) Kunjungan ke Pondok Gede untuk Manasik Haji
9) Melihat binatang-biantang ciptaan Allah
10) Percobaan Sains 11) Memasak
12) Berenang
13) Pengenalan profesi
3) Perencanaan Tahunan/Semester
Kepala sekolah RA Al Makmur merencanakan program tahunan bersama yayasan dengan berpedoman pada kalender pendidikan Kementerian agama,
hari-hari besar baik hari besar Islam maupun hari peringatan nasional. Program
tahunan ini menjadi program besar dalam satu tahun ajaran tersebut.
Tabel 4.5
Program Tahunan RA Al Makmur
Tahun Pelajaran 2019-2020
NO BULAN KEGIATAN AGENDA
ACARA TEMPAT
1 Juli
a. Pengenalan Lingkungan
Sekolah
b. Hari pertama masuk sekolah
c. Rapat wali murid
d. Silaturahmi idul fitri
Halal Bi Halal
Open House
Sekolah
2 Agustus Lomba Agustus Lomba antar kelas Sekolah
3 September
1. Pemeriksaan Kesehatan
2. Rapat Wali Murid
3. Pawai Tahun Baru Hijriah
Pemberian imunisasi
Semarak Tahun
baru Hijriah
Puskesmas Sekolah
Lingkungan
sekolah
4 Oktober a. Manasik Haji
b. Photo Rapot & Manasik Haji
Pengembangan PAI Pas Photo Rapot &
Manasik haji
TMII Sekolah
5 November Penilaian Perkembangan Anak Semester I
Evaluasi Sekolah
6 Desember
a. Renang
b. Pembagian Raport Semester
c. Libur Semester 1
Motorik
Laporan Semester 1
Libur Nasional
Megasari
Waterpark
Sekolah
7 Januari
a. Pemeriksaan Kesehatan
b. Awal masuk semester II
c. Dzikir Bersama & Tausiah
Timbang badan Peringatan Maulid
Nabi Muhammad
SAW
Sekolah
8 Februari
a. Lomba Sempoa
b. Pembukaan pendaftaran
penerimaan siswa baru
Lomba
berhitung/aritmatik
a
Living Plaza
68
9 Maret Lomba Prestasi Ancol
Porseni Anak RA
Se Kabupaten
Bekasi
Ancol
10 April a. Photo Wisuda
b. Fashion show
Photo dokumentasi
Peringatan hari
Kartini
Sekolah
11 Mei Penilaian Perkembangan anak semester II
Evaluasi Sekolah
12 Juni
a. Pemeriksaan Kesehatan
b. Lepas
Kenang/Akhirussanah
c. Pembagian Raport &
Ijazah
Ukur tinggi dan
berat badan Perpisahan
Sekolah
Outdoor
Adapun program semester disusun dalam satu tahun ajaran. Perencanaan program semester dibagi menjadi dua semester dengan alokasi jumlah minggu
yang dibutuhkan tema. Formatnya terdiri dari nomor urut, tema pembelajaran,
sub tema pembelajaran tema, kegiatan dan alokasi minggu, sertastrategi/metode pembelajaran yang digunakan. Dalam mempelajari tema-
tema yang ditentukan, RA Al Makmur berpedoman pada buku-buku kurikulum
KMA No 792 Tahun 2018 dengan memfasilitasi buku pendidikan dan majalah LKA kepada peserta didik tiap semesternya sesuai dengan tema setiap
bulannya. Buku pendidikan dan dan majalah tersebut disusun oleh Pengurus
IGRA Provinsi Jawa Barat yang tentunya akan menunjang pembelajaran
peserta didik setiap harinya.
4) Perencanaan Mingguan
Perencanaan mingguan yang dimiliki RA Al Makmur berbentuk RPPM atau rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan. RPPM ini menjadi dasar
yang digunakan untuk membuat RPPH atau perencaan harian sesuai dengan
tema yang dipilih. Rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM) RA Al Makmur menjabarkan kegiatan-kegiatan inti yang perlu dicapai dalam
waktu satu minggu tersebut sesuai dengan tema dan subtema yang telah
direncanakan dan memuat komponen kompetensi dasar yang akan
dicapaidalam tema terseebut, tujuan pembelajaran setiap harinya dalam satu
minggu, serta strategi pembelajaran yang akan digunakan.
5) Perencanaan Harian
Perencanaan harian yang dimiliki RA Al Makmur berbentuk RPPH atau
rencana pelaksanaan pembelajaran harian terdiri dari deskripsi mengenai
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam satu hari. Langkah-langkah penggunaan RPPH yang digunakan guru di RA Al Makmur diantaranya;
Pertama, guru mempelajari RPPM yang telah dibuat; Kedua, memilih,
69
menentukan dan membuat dokumen kegiatan yang akan dilangsungkan dalam
satu hari tertentu dengan sesuai dengan tahap perkembangan dan alokasi yang
disediakan; Ketiga, menentukan media dan metode yang digunakan dalam
pembelajaran.
Dari hasil observasi dan dokumentasi yang dilakukan peneliti, kegiatan
ekstrakurikuler di RA Al Makmur di masukkan ke dalam pembelajaran, RA Al
Makmur melaksanakan ekstrakurikuler sempoa setiap hari Rabu dengan tenaga pelatih/pengajar yang profesional dalam pelajaran aritmatika/sempoa. Tenaga
pengajar sempoa tersebut berasal dari lembaga “Fajar Utama Aritmatika
Sempoa”. Namun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harian yang telah disusun, tidak terdapat pembelajaran sempoa tertulis pada hari Rabu. Hal ini
menunjukkan bahwa guru RA Al Makmur tidak menyeseuaikan proses
pembelajaran dengan RPPH yang telah dibuat.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
1) Pengaturan Kelas Adapun pengelompokan tugas pendidik dan tenaga pendidik RA Al
Makmur yakni, Ibu Silvi Uzlifah, S.HI dan Ibu Warni mengajar di Kelas A dan
Kelas B1, dengan Ibu Silvi sebagai wali kelas A dan Ibu Warni wali kelas B1 dengan alokasi waktu yang dibagi menjadi 2 sesi. Sedangkan untuk kelas B2
dan B3 dibimbing oleh 3 orang guru dengan alokasi waktu dibagi 2 sesi. ketiga
guru tersebut yakni, Ibu Diana Safitri S.Pd.I, Ibu Ade Erni, S.Sos.I dan Ibu
Hanita, S.Pd.I, dengan Ibu Ade Erni sebagai wali Kelas B2 dan Ibu Hanita sebagai wali Kelas B3, sedangkan Bu Diana Safitri sebagai guru kelas bantu.
RA Al Makmur memilki guru ekstrakurikuler sempoa sejumlah 2 orang, yakni
Ibu Yana dan Ibu Nur, dengan alokasi waktu di rolling menjadi 4 Sesi, karena setiap kelas menempuh waktu pembelajaran sempoa selama 1 jam pelajaran
saja.
Proses pembelajaran di RA Al Makmur dilaksanakan berdasarkan RPPH
yang ada. Dalam pembelajaran seorang guru mengatur suasana ruangan kelas
sedemikian rupa sesuai dengan tema dalam RPPH yang telah ditentukan. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berbentuk keseluruhan, kelompok
maupun individu. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan
tema yang ditentukan, guru pun harus tetap memberikan kebebasan kepada anak dalam belajar agar anak tetap aktif dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Karena dengan mengupayakan agar anak tetap aktif dapat membuat suasana
pembelajaran menjadi nyaman bagi perserta didik dalam berbuat atau mengeksplor diri dan menemukan kegiatan sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan dan minatnya.
a) Penataan Ruangan
Penataan tata letak meja dan kursi di buat berbaris ke belakang, namun pada tema-tema harian tertentu penataan meja dan kursi dibuat berkelompok
70
ataupun tanpa meja dan kursi hanya beralaskan karpet. Disamping itu ada
karpet/permadani di sudut ruangan yang digunakan saat anak bermain alat
peraga ataupun saat praktik sholat. Di sudut kelas yang lain terdapat 2 buah lemari diantaranya; 1 lemari administrasi/dokumentasi kelas dan 1 lemari
buku-buku perpustakaan karena RA Al Makmur belum memiliki ruangan
perpusatakaan khusus.
b) Variasi Dinding
Di dinding-dinding kelas terdapat hiasan-hiasan dinding berupa lukisan lukisan, huruf alphabet, penjumlahan angka buah, huruf hijaiyah, papan tema
pembelajaran semester 1 dan semester 2, tata cara sholat dan tata cara
berwudhu. hiasan-hiasan dinding tersebut tentunya dapat menjadi media
pembelajaran bagi guru di kelas.
c) Peletakkan Alat Peraga/Bermain
Alat permainan outdoor merupakan alat permainan yang terletak di luar
ruangan, tepatnya disebelah ruang tunggu kelas besar (B) RA Al Makmur yang meliputi ayunan, jungkit, luncuran/perosotan, jembatan, tangga panjatan,
mangkok berputar, sepeda mini. Alat permainan tersebut digunakan dalam
kegiatan pengembangan fisik dan motorik kasar peserta didik dan pada waktu bermain peserta didik. Sedangkan untuk alat permainan indoor terletak di
dalam kelas pada keranjang-keranjang box untuk tempat penyimpanan alat
permainan.
Sedangkan alat permainan yang bisa digunakan di dalam ruangan kelas
seperti bola, boneka tangan, balok kayu, lego, papan lalu lintas, puzzle, alat pertukangan, alat memasak, hula hoop, papan buah, papan huruf, microplay
buah, microplay hewan, microplay mobil, miniature pakaian adat, donat susun,
angklung, papan meraba, mainan propesi, alat permainan di ruangan kelas
terbuat dari kayu, plastik maupun bahan bekas.
2) Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Bedasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru-guru. Metode pembelajaran yang digunakan di RA Al Makmur bervariasi, diantaranya;
metode bermain, bernyanyi, tebak-tebakkan atau tanya jawab, bercerita atau
mendongeng, bermain peran, karya wisata dan lain-lain. Namun, metode yang umumnya diterapkan kepada peserta didik RA Al Makmur yakni bernyanyi,
tanya jawab dan bercerita. Sebab, peserta didik dalam fase ini, memiliki
keingintahuan yang tinggi, mereka senang dan semangat dalam belajar segala hal. Maka dari itu seorang guru harus pandai membuat rangsangan yang
menarik agar peserta didik dapat merespon dengan baik sebagai bentuk
perkembangan potensi diri, karakter dan pengetahuannya.
71
Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru RA Al Makmur berupa
bahan ajar yang sesuai dengan tema dan digunakan guru dalam menyampaikan
pembelajaran yang ditentukan pada rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM) dan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
Media belajar yang digunakan pada RA Al Makmurdisesuaikan dengan
kebutuhan pembelajaran. Tentunya guru RA Al Makmur menggunakan media dari bahan-bahan alam atau barang bekas dan murah. Sehingga guru dapat
mengelola media pembelajaran yang efektif.
Berdasarkan RPPH yang ada di RA Al Makmur, kegiatan pembelajaran
dimulai dengan pendahuluan sebelum masuk kelas, berbaris didepan kelas untuk melatih kerapihan dan kedisiplinan peserta didik sambil melakukan ice
breaking, bernyanyi dan melafalkan dua kalimat syahadat. Setelah masuk
kelas, Kegiatan belajar mengajar dimulai dengan pembukaan yakni pembacaan
surat Al-fatihah, mengulang materi sebelumnya, bernyanyi, dan berdoa bersama sambil melakukan tanya jawab dengan metode klasikal yang biasa
menggunakan alat peraga besar dan peraga kecil. Selanjutnya yakni kegiatan
inti, yaitu memberikan pembelajaran dengan individual dan secara klasikal. Lalu penutup berupa penenangan kondisi peserta didik dengan berdoa dan
refleksi pembelajaran di hari tersebut.
c. Evaluasi Pembelajaran
Dalam melakukan evaluasi tentunya seorang kepala sekolah perlu melakukan
pengontrolan proses pembelajaran di kelas yang setiap harinya berdasarkan pada RPPH yang telah ada. Selain kepala sekolah, seorang guru pun perlu melakukan
evaluasi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dan perkembangan
peserta didiknya. berikut ini evaluasi yang dilakukan di RA Al Makmur yakni;
1) Penilaian Pembelajaran
Ruang Lingkup Penilaian Penilaian di RA mencakup dua bidang pengembangan sebagai berikut :
1) Bidang pengembangan pembiasaan meliputi Akhlakul karimah (nilai-nilai
agama, moral, sosial emosional dan kemandirian).
2) Bidang pengembangan kemampuan dasar meliputi kemampuan pendidikan agama islam, berbahasa, kognitif dan fisik.
Penilaian adalah sebagai berikut: 1) Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran.
2) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap peserta didik agar fisik maupun psikisnya dapat
tumbuh secara optimal.
3) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan peserta didik
dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
72
4) Memberikan informasi kepada orang tua untuk melaksanakan pendidikan
keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di RA.
5) Sebagai informasi bagi orang tua untuk melaksanakan pendidikan keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di RA.
6) Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan selanjutnya terhadap peserta didik
Prinsip-prinsip Penilaian
1) Sistematis Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram dengan baik.
2) Menyeluruh
Penilaian mencakup semua aspek perkembangan peserta didik baik moral
dan nilai-nilai agama, sosial-emosioanal, kemandirian, kognitif, fisik/motorik, seni dan bahasa.
3) Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus-menerus untuk memperoleh gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik.
4) Objektif Penilaian dilakukan terhadap semua aspek perkembangan sebagaimana
mestinya.
5) Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara
optimal.
6) Kebermaknaan Hasil penilaian harus mempunyai arti dan bermanfaat bagi guru, orang tua,
peserta didik dan pihak lain.
7) Kesesuaian Penilaian harus sesuai antara apa yang diajarkan di RA dengan laporan
yang dibuat.
Alat dan Cara Penilaian Dalam melaksanakan penilaian, alat dan cara yang dapat digunakan antara lain
sebagai berikut :
1) Observasi (observasi) 2) Catatan Anekdot (anecdotal record)
3) Percakapan
4) Penugasan (project)
5) Unjuk Kerja (performance) 6) Hasil Karya 7) Portofolio
Pengkodean Hasil Penilaian
Pengkodean hasil penilaian berdasarkan tingkat kemampuan anak yaitu :
73
Tabel 4.6
Pengkodean Hasil Penilaian
Kode Istilah Pengertian
- BB
(Belum Berkembang)
Perkembangan anak belum sesuai dengan
indicator seperti yang diharapkan dalam RKH
atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru
√ MB
(Mulai Berkembang)
Anak sudah mulai berkembang sesuai dengan
indicator yang diharapkan dalam RKH
● BSH
(Berkembang Sesuai Harapan)
Anak sudah berkembang sesuai harapan pada
indicator seperti yang diharapkan dalam RKH
BSB
(Berkembang Sangat Baik)
Anak sudah mencapai kemampuan melebihi
indicator seperti yang diharapkan dalam RKH
a) Pengamatan Salah satu metode evaluasi yang digunakan pada RA Al Makmur setiap
hari diantaranya yaitu dengan melakukan pengamatan langsung, sebagai
evaluasi untuk anak-anak yang paling menonjol saja. Pengamatan yang dilakukan RA Al Makmur yakni berupa alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengamati tingkah laku peserta didik. Pengamatan tidak hanya
dilakukan pada saat pembelajaran saja, tetapi di luar kegiatan pembelajaran. Misalnya bermain, makan, istirahat, sertapada saat anak berkomunikasi
terhadap sesama teman maupun gurunya. Proses evaluasi guru dalam
mengamati peserta didik dilaksanakan pada saat belajar dan kegiatan bermain
peserta didik sampai pada waktu pulang sekolah agar guru-guru dapat memastikan bahwa peserta didik benar-benar dijemput oleh orang
tua/saudaranya. Lalu hasil pengamatan dalam setiap hari nya tersebut
didiskusikan dengan guru dan kepala sekolah setelah seluruh peserta didik
pulang.
b) Catatan/Anekdot/Unjuk Kerja
Pada teknik evaluasi unjuk kerja, guru melakukan penilaian melalui
kegiatan praktek yang mencerminkan karakter maupun kreatifitas peserta didik.
Sedangkan dalam catatan anekdot guru mencatat tingkah laku peserta didik
mengenai sikap dan perilakunya baik dalam hal positif maupun hal negatif.Pencatatan dilakukan berdasarkan kejadian nyata/fakta berdasarkan
penglihatan dan pendengaran yang diterima oleh guru dari peserta didik.
Selain pengamatan dan catatan, guru pun melakukan penilaian melalui
penugasan dikelas pada buku tulis peserta didik, lembar kerja anak (LKA) dan penugasan di rumah agar peserta didik belajar secara mandiri di rumah dengan
bimbingan orang tuanya.
74
2) Pelaporan Penilaian
Sementara untuk laporan perkembangan peserta didik ditulis dalam sebuah
buku laporan pribadi peserta didik (Raport). Raport ini tentunya merupakan penilaian yang dilakukan tiap akhir semester, dimana buku raport ini nantinya
akan diberikan kepada orang tua peserta didik dengan penilaian berbentuk
narasi. Laporan perkembangan peserta didik ini berguna dalam membantu guru merencanakan pembelajaran selanjutnya agar sesuai dengan kebutuhan anak,
memberitahukan kepada orang tua peserta didik mengenai perkembangan
anaknya dan membantu kelancaran seluruh program sekolah, guru dan orang
tua.
3) Tindak Lanjut
Tindak lanjut dalam evaluasi pelaksanaan pembelajaran salah satunya adalah pelaksanaan rapat yang dilakukan kepala sekolah dan dewan guru pada
setiap awal dan akhir semester dan setiap tahun ajaran baru. Selain itu, saat
buku laporan perkembangan peserta didik (Raport) dibagikan kepada orang tua peserta didik, kepala sekolah dan dewan guru mendiskusikan perkembangan
anaknya agar orangtua perlu lebih membimbing anak-anaknya dirumah
berdasarkan laporan buku raport peserta didik yang diterima masing-masing.
2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
Pelaksanaan Pendidikan Karakter yang diterapkan di RA Al Makmur, pada
dasarnya mengacu pada kegiatan terprogram dan kegiatan pembiasaan. Kegiatan terprogram tersebut berupa program tahunan, program semester, RPPM dan RPPH
yang telah disusun dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter didalamnya.
Adapun kegiatan pembiasaan yang diterapkan, menjadi bagian dari kurikulum tersembunyi, sehingga penerapan kegiatan pembiasaan tersebut menjadi suatu
pembiasaan yang tidak dituliskan dalam program kurikulum yang ada di RA Al
Makmur.
C. Analisis Data
1. Pengelolaan Pembelajaran dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
a. Perencanaan Pembelajalan dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
1) Menyusun Visi dan Misi Visi merupakan gambaran dan karakteristik dalam suatu lembaga.
Sedangkan misi merupakan pernyataan mengenai hal yang perlu diupayakan
dalam menggapai visi tersebut. Sebagaimana dalam gambaran umum lokasi penelitian, RA Al Makmurmemiliki visi “Terwujudnya anak yang beriman,
bertakwa, berakhlak mulia/ berilmu pengetahuan, cerdas dan terampil” dan
Misinya “Membantu meletakkan dasar terbentuknya pribadi muslim seutuhnya
serta mengembangkan kreativitas anak didik yang dimulai sejak dini”. Dapat dilihat dari visi tersebut bahwa RA Al Makmur berupaya mendukung
75
perkembangan peserta didik agar menjadi insan yang beriman, bertakwa,
berakhlakul karimah, berpengetahuan, cerdas, kreatif dan terampil.
Beberapa komponen pencapaian visi tersebut mengandung muatan-muatan
pendidikan karakter anak usia dini. Pada kata “beriman” dan “bertakwa” menggambarkan nilai karakter religius yang harus dimiliki oleh peserta didik.
Pada kata “berakhlak mulia” menggambarkan nilai karakter hormat dan santun
serta berperilaku baik yang perlu dimiliki oleh peserta didik. Pada kata “berilmu pengetahuan”, “cerdas” dan “terampil” menggambarkan nilai
kepercayaan diri, kreatif, pantang menyerah dan kerja keras yang perlu
dibentuk pada peserta didik. Dalam mewujudkan visi RA Al Makmur tentunya perlu menjalankan misi yang sudah dibuat yang juga memfokuskan pada
perkembangan kepribadian peserta didik agar menjadi pribadi muslim yang
baik dengan tetap mengembangkan kreatifitas dan potensi yang dimiliki.
Dengan demikian penyusunan visi dan misi RA Al Makmur ini dapat dijadikan acuan pokok untuk mengembangkan karakter peserta didik dalam
pembelajaran. Visi dan misi yang dibuat diupayakan dapat menjadi problem
solving dalam menanangani berbagai masalah karakter yang terjadi dalam dunia pendidikan. Lembaga pendidikan harus ikut berperan aktif dalam
memecahkan problem sosial. Komitmen (kesepakatan) dan concern
(permufakatan) terhadap pemecahan problem sosial menjadi bagian dari visi
dan misi dunia pendidikan nasional. (Zubaedi, 2011:5)
2) Kurikulum
RA Al Makmur mengaplikasikan sistem pembelajaran yang
mengedepankan pendidikan keislaman dan kreatifitas peserta didik melalui pembelajaran sambil bermain dengan menggunakan Kurikulum KTSP sesuai
dengan KMA 792 Tahun 2018 dan standar kompetensi RA Kementerian
Agama tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan dengan standar tingkat
pencapaian perkembangan anak. Hal ini terlihat dari karakteristik kurikulum
yang dimiliki RA Al Makmur yang memaksimalkan perkembangan anak
meliputi nilai-nilai moral dan agama, kognitif, fisik-motorik, bahasa dan seni. Hal ini sesuai dengan pendapat Maila Dinia dan Husni Rahim dalam
penelitiannya, “There are six aspects of development that are focused on in
kindergarten education: moral and religious values; social and emotional. development and independence; language ability; cognitive ability;
physical/motor ability; and artistic ability.” (Rahim, 2012:454)
Aspek aspek perkembangan ini tentunya disinergikan dengan penanaman
pendidikan karakter pada peserta didik melalui pembelajaran tematik dengan
pendekatan saintifik dalam memberikan rangsangan pendidikan kepada peserta didik dengan tetap menyeimbangkan aspek bidang keagamaan, sebab
kurikulum yang digunakan adalah kurikulum berdasarkan kementerian agama
yang menjadi daya tarik RA Al Makmur tersebut serta disesuaikan dengan
76
kebutuhan anak usia dini. Karena pendidikan anak usia dini harus berlandaskan
padakebutuhan anak, yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang dianut di
lingkungan sekitarnya, disesuaikan dengan tahap perkembangan fisik dan psikologi anak, dilaksanakan dalam suasana bermain yang menyenangkan,
serta dirancang untuk mengoptimalkan potensi anak (Sutarman et al., 2016:88).
RA Al Makmur sudah mengupayakan pemenuhan kebutuhan peserta didik tersebut melalui pembelajaran dengan sistem PAIKEM GEMBROT yakni
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan
belajar tuntas.Sehingga guru dapat memberikan penilaian yang autentik dalam
memantau perkembangan anak.
Pelaksanaan Kurikulum RA Al Makmur dijabarkan dalam sebuah
pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran di RA Al Makmur terdiri
dari perencanaan pembelajaran yang dibagi atas perencanaan tahunan dan
semester, rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM) dan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Selanjutnya ialah proses kegiatan
belajar mengajar yang terdiri dari kegiatan pembukaan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup sesuai dengan tema yang ditentukan. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap
pembelajaran dan perkembangan peserta didik tersebut dalam bentuk penilaian.
Hal ini sesuai dengan pendapatnya Rozalena dan Kristiawan dalam
penelitiannya yang mengemukakan bahwa, “Sistem pengelolaan pembelajaran PAUD meliputi kegiatan belajar mengajar, menelaah kalender dan pengaturan
jadwal pembelajaran.”(Kristiawan & Rozalena, 2017).
3) Perencanaan tahunan/semester
Perencanaan tahunan atau semester diawali dengan guru atau kepala
sekolah menelaah terlebih dahulu kalender pendidikan yang sudah di buat oleh IGRA Provinsi Jawa Barat/IGRA Kabupaten Bekasi untuk mengetahui
kegiatan-kegiatan besar apa saja yang akan dilaksanakan dalam satu tahun
ajaran, dan menelaah kembali hari-hari besar nasional untuk menjadi acuan
dalam menyusun program tahunan/semester yang akan diterapkan.
Program tahunan merupakan rancangan pembelajaran yang berisi tema, lingkup perkembangan dan indikator pencapaian. Penyusunan program tahunan
di RA Al Makmur terlihat kurang efektif, karena pada setiap tahunnya tidak
ada pembaharuan yang siginifikan. Umumnya program tahunan ini sama dengan tahun sebelumnya, hanya terdapat sedikit perbedaan saja.
Pengembangan program semester merupakan penjabaran atau rincian dari
program tahunan. Dalam satu tahun memuat dua semester yang masing-masing semester memiliki tema yang berbeda-beda. Pada semester I, yaitu aku hamba
Allah, keluarga sakinah, lingkunganku dan binatang ciptaan Allah. Kemudian
pada semester II, yaitu tanaman ciptaan Allah, kendaraan, alam semesta, dan
negaraku.
77
Tema-tema yang telah disajikan pada tiap semester juga bersifat permanen,
terutama dari urutan penyampaiannya. Namun dalam penelitian ini, peneliti
hanya mengambil tema “binatang ciptaan Allah” dan “Tanaman Ciptaan Allah” sebagai sampel pembelajaran. Pada tema-tema yang penulis amati tersebut,
masing-masing sudah menunjukkan pengembangan karakter namun bentuknya
seringkali ditingkatkan dalam bentuk pembiasaan atau diluar kegiatan inti
pembelajaran yang tercantum dalam perencanaan pembelajaran.
Pada setiap bulannya, RA Al Makmur melaksanakan hari gizi. Dimana
pada 1 hari dalam sebulan tersebut, peserta didk dianjurkan untuk membawa
bekal makanan yang sehat dengan gizi seimbang dari rumahnya masing-masing. Umumnya pelaksanaan hari gizi ini dikoordinir oleh ketua komite dari
orang tua peserta didik dan ketua persatuan wali peserta didik setiap kelasnya,
sehingga bekal makanan yang dibawa peserta didik sama bentuknya.
Pelaksanaan hari gizi ini, selain menanamkan nilai kekompakan atau persatuan juga menanamkan nilai kebersihan dan kesehatan kepada peserta didik dengan
memakan makanan yang sehat dan bergizi serta berdoa bersama saat
melaksanakan makan bersama.
4) Perencanaan mingguan
Guru RA Al Makmur membuat perencanaan pembelajaran untuk satu minggu pada saat rapat guru dengan kepala sekolah. Perencanaan pembelajaran
mingguan disusun dengan mengacu pada program semester yang dijabarkan ke
dalam beberapa bidang pengembangan diri dan kegiatan pembelajaran yang
akan dicapai dalam tema satu minggu tersebut baik dalam aspek moral, agama, bahasa, kognitif, sosial-emosioal dan seni. Bidang pengembangan diri tersebut
tentunya diintegrasikan muatan-muatan pendidikan karakter.
Perencanaan mingguan ini tentu disesuaikan dengan tema-tema yang
sudah ada. Dalam prosesnya guru dibantu dengan buku pendidikan yang disusun oleh IGRA Provinsi Jawa Barat sesuai dengan tema-tema dan diselingi
majalah-majalah berlangganan yang sudah disusun pula sesuai dengan tema-
tema pembelajaran yang sudah ditentukan. Isi dari buku pendidikan dan
majalah tersebut sudah disesuaikan dengan aspek-aspek pengembangan peserta didik, seperti nilai agama dan moral, bahasa, fisik-motorik, kognitif, sosial-
emosional dan seni. Muatan aspek-aspek dalam buku-buku tersebut tentunya
disinergikan dengan pengembangan karakter peserta didik.
5) Perencanaan Harian
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) bertujuan untuk mengarahkan pembelajaran agar sesuai dengan tema yang telah disiapkan oleh
guru. Rencana kegiatan harian ini dibuat guru maksimal satu hari sebelum
proses pembelajaran dilaksanakan, sehingga guru dapat mempersiapkan bahan-
bahan yang digunakan sesuai tema. RA Al Makmur memuat pembelajaran
78
yang mengandung nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Muatan
pendidikan karakter tersebut diimplementasikan sesuai dengan tema dan
kegiatan pembelajaran yang tercantum dalam perencanaan harian (RPPH) yang
telah dibuat.
Menurut Kepala Sekolah, nilai-nilai karakter yaitu nilai keagamaan,
kemandirian, kejujuran, kedisiplinan, percaya diri, rasa ingin tahu, toleransi,
persatuan dan cinta tanah air, tanggung jawab, peduli sosial dan lingkungan yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.
Keterangan kepala sekolah sesuai dengan pendapat guru-guru di RA Al
Makmur.yakni Ibu Hanita yang berpendapat bahwa
“Nilai-nilai karakter yang kami terapkan di RA Al Makmur diantaranya
seperti; kemandirian, kedisiplinan, kejujuran, dan tanggung jawab, cinta tanah air, peduli lingkungan, percaya diri, cinta damai, dan rasa ingin tahu.Nilai-nilai
karakter tersebut sudah termuat dalam RPPH sesuai dengan tema dan judul
kegiatan.”
Berdasarkan wawancara peneliti tersebut, peneliti dapat mengetahui bahwa persiapan sekolah dalam mendukung pembelajaran yang mengintegrasikan
karakter dilakukan melalui penyusunan program tahunan dan semester,
perencanaan mingguan dan perencanaan harian yang memuat nilai-nilai karakter seperti: religius/cinta kepada Allah, mandiri, jujur, disiplin,
bertanggung jawab, peduli lingkungan, keadilan, percaya diri, rasa ingin tahu,
kemampuan bersosialisasi, cinta tanah air, toleransi dan persatuan, dan lain
sebagainya. Muatan nilai-nilai karakter tersebut diterapkan dengan
menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, dalam mempersiapkan perencanaan
para guru membuat RPPH atau rencana pelaksanaan pembelajaran harian yang
disusun meliputi keterangan tema yang akan disampaikan, hari/tanggal, sub tema yang akan dipelajari, inti materi dan pembiasaan-pembiasaan. RPPH yang
disusun guru diintegrasikan dengan muatan-muatan pendidikan karakter dan
dipersiapkan dengan baik dengan komponen-kompomen berupa metode,
media/alat dan materi yang dibutuhkan dalam upaya merangsang keaktifan peserta didik guna mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki baik dari
aspek sosial, kognitif, bahasa, moral dan agama untuk mendukung
pembentukan karakter peserta didik.
Dari dokumentasi yang diperoleh peneliti memaparkan bahwa RPPH yang disusun RA Al Makmur adalah sebuah penjabaran dari rencana pelaksanaan
pembelajaran mingguan (RPPM) yang sudah dibuat RA Al Makmur, yang
nantinya diterapkan pada pembelajaran. Dokumentasi RPPH yang digunakan
guru di RA Al Makmur memang disusun dengan baik. Namun hasil dokumentasi peneliti dari tahun 2017 tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
79
Sehingga hal tersebut menunjukkan kurang berkembangnya kreatifitas guru
dalam mengembangkan materi pembelajaran.
Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harian, termuat beragam
kegiatan peserta didik baik kelompok maupun individu dalam satu hari. Rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPPH terdiri dari berbagai kegiatan
yakni: 1) pembukaan: dilakukan dengan pemanasan secara klasikal melalui
kegiatan hafalan doa-doa, bernyanyi, tadarus, surat-surat pendek, maupun tebak-tebakkan untuk merangsang daya pikir anak dan menumbuhkan suasana
kelas serta berdiskusi membicarakan tema atau subtema yang akan dipelajari,
2) kegiatan inti: kegiatan yang mengedepankan kemampuan berfikir anak, perhatian atau konsentrasi, kemampuan berinteraksi, spiritual dan emosional
peserta didik, 3) kegiatan penutup, kegiatan akhir pembelajaran dengan
mengingat kembali pembelajaran hari tersebut, bernyanyi pulang sekolah,
memberikan pesan moral dan tugas untuk di rumah, berdoa dan memberikan info untuk pembelajaran esok hari bila ada yang perlu disampaikan untuk
dibawa.
Dari beberapa uraian yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran yang dilakukan RA Al Makmur diantaranya yaitu menyusun program kegiatan tahunan dan semester,
perencanaan mingguan dan perencanaan harian. Perencanaan disusun
disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik. Karena biladitinjau dari
psikologi perkembangan, usia prasekolah merupakan masa yang menentukan bagi perkembangan anak pada tahapan selanjutnya. Pada masa ini, situasi anak
peka untuk menerima rangsangan dari luar yang sesuai tahapan
perkembangannya, maka kemampuan anak akan berkembang optimal, sehingga rangsangan akan keagamaan yang diberikan pada masa ini dengan
tidak mengacuhkan tingkat perkembangannya akan sangat bermanfaat bagi
kedewasaan anak akan agama (Soemiarti, 2003:66). Dalam perencanaan pembelajaran tersebut RA Al Makmur mengintegrasikan pendidikan karakter
dalam pembelajaran sehari-hari. Perencanaan pembelajaran yang disusun
berdasarkan acuan KMA No. 792 tahun 2018 mengenai pedoman implementasi
kurikulum raudhatul athfal.
b. Pelaksanaan Pembelajaran dalam Membentuk Karakter Peserta Didik 1) Pengaturan Kelas
Berdasarkan data tercatat di RA Al Makmur, jumlah siswa pada tahun
ajaran 2019/2020 sebanyak 87 peserta didik, terdiri dari 13 anak pada kelompok A dan 74 anak pada kelompok B. Secara keseluruhan, sarana dan
prasarana RA Al Makmur dalam mendukung pembelajaran sudah baik dan
ideal. Namun alokasi waktu pembelajaran RA Al Makmur di rolling menjadi 2
sesi, karena terkendala bangunan kelas yang kurang, dan berdasarkan pemaparan kepala sekolah akan segera dibangunan 2 ruang kelas baru agar
proses pembelajaran berjalan lebih efektif dan maksimal. Hal ini sesuai dengan
pendapat Asmani bahwa, “Suatu lembaga pendidikan agar dapat berjalan
80
efektif dan efisien diperlukan adanya penataan, pengaturan, pengelolaan dan
kegiatan.” (Asmani, 2009:89) Adapun pengaturan kelas sesuai observasi
peneliti adalah sebagai berikut:
a) Penataan Ruangan
Penataan tata letak meja dan kursi di buat berbaris ke belakang, namun
pada tema-tema harian tertentu penataan meja dan kursi dibuat berkelompok ataupun tanpa meja dan kursi hanya beralaskan karpet. Penataan meja dan kursi
ini tentunya mempertimbangkan nilai karakter berupa pengembangan sosial-
emosional agar anak percaya diri dan dapat berkomunikasi dengan baik karena memiliki ruang gerak yang lebih leluasa. Namun di RA Al Makmur jarang
sekali penataan tempat duduk peserta didik berubah karena banyak peserta
didik yang tidak ingin berpindah tempat duduk. Dalam beberapa kasus, tempat
duduk peserta didik harus berpindah jika ada pertengkaran dengan teman
duduknya.
Disudut ruangan kelas ada karpet/permadani yang digunakan saat anak
bermain alat peraga ataupun saat praktik sholat. Belajar lesehan/tanpa meja dan
kursi ini tentunya melatih anak agar lebih berbaur dengan teman kelas dan membuat peserta didik tidak bosan dan merasa lebih dekat dengan gurunya.
Hal tersebutnya termasuk dalam penanaman nilai-nilai karakter dengan melatih
kemampuan sosial peserta didik. Nilai karakter yang terdapat dalam
pembelajaran ini adalah anak menjadi lebih bersahabat dan komunikatif dengan
guru ataupun temannya.
Dari beberapa penjelasan diatas disimpulkan bahwa penataan tempat duduk
di RA Al Makmur disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Sesuai dengan
pendapat Mulyasa yang mengungkapkan bahwa, “Pengelompokkan meja dan kursi disesuaikan dengan kebutuhana anak sehingga mereka memiliki ruang
gerak yang lebih leluasa.” (Mulyasa, 2012:151) Di sudut kelas yang lain
terdapat 1 Loker tas/alat tulis peserta didik dan 2 buah lemari diantaranya; 1
lemari administrasi/dokumentasi kelas dan 1 lemari buku-buku perpustakaan karena RA Al Makmur belum memiliki ruangan perpusatakaan khusus. lemari
buku tersebut terdapat bermacam-macam buku pelajaran yang edukatif yang
terdiri dari buku bergambar, buku cerita atau dongeng, buku sains serta buku-buku guru seperti metode mengajar, pedoman merencanakan pembelajaran,
kurikulum dan lain sebagainya.
Lemari buku ini tentunya perlu dirawat dan dibuat menarik agar tertanam
kedisiplinan dalam belajar dengan gemar membaca. Loker tas/Rak Tas/alat tulis peserta didik ini dibuat sesuai dengan kondisi fisik peserta didik, agar
mereka dapat menjangkau sendiri barangnya masing-masing sehingga peserta
didik dapat belajar dan membiasakan diri untuk meletakkan barang sesuai
tempatnya. Hal tersebut tentunya melatih nilai karakter kemandirian peserta didik. Namun loker tas/alat tulis ini hanya tersedia di ruang kelas kelompok
81
besar (B) saja, tidak tersedia di kelompok kecil (A). Selain lemari buku, kelas
juga dilengkapi dengan rak buku untuk menyimpan buku pendidikan dan
majalah serta buku tulis peserta didik yang dikumpulkan disekolah. Buku-buku
tersebut dibagikan kepada peserta didik saat mereka diberikan tugas dari guru.
b) Variasi Dinding
Di dinding-dinding kelas terdapat hiasan-hiasan dinding berupa lukisan-
lukisan, huruf alfabet, penjumlahan angka buah, huruf hijaiyah, papan tema
pembelajaran semester 1 dan semester 2, tata cara sholat dan tata cara berwudhu. Hiasan-hiasan dinding tersebut tentunya dapat menjadi media
pembelajaran bagi guru di kelas. Pada variasi dinding berupa tata cara sholat
dan berwudhu serta lukisan seorang anak yang mendoakan ibunya dengan
lukisan kaligrafi doa untuk kedua orang tua, tentunya hal tersebut menjadi nilai karakter khusus, karena mengandung nilai-nilai religius dan nilai kasih sayang
kepada orang tua. Selain itu, di depan kelas di atas papan tulis terdapat foto
garuda sebagai lambang negara pancasila serta foto presiden dan wakil presiden. Hal tersebut tentunya menjadi nilai-nilai karakter yang diterapkan
kepada peserta didik berupa nilai cinta tanah air atau kenegaraan. Tak luput
pula terdapat jam dinding sebagai pengarah waktu agar guru dapat mengalokasikan waktu pembelajaran dengan baik dan juga dapat melatih
peserta didik untuk mandiri dan disiplin dengan mengajarkan mereka untuk
mengendalikan waktu dengan baik.
Selain variasi dinding di dalam kelas, di luar kelas pun terdapat variasi
dinding berupa lukisan-lukisan hewan, buah-buahan, keindahan alam dan selogan-selogan yaitu: “jagalah kebersihan”, “buanglah sampah pada
tempatnya” dan “kebersihan sebagian dari iman”. Beberapa variasi dinding
tersebut menggambarkan nilai-nilai karakrer peduli lingkungan dan religius karena mengandung pesan hadist kecil bahwa kebersihan merupakan sebagian
dari iman.
Berdasarkan pemaparan diatas, RA Al Makmur sudah mengaplikasikan
variasi dinding dengan baik karena telah menyesuaikan dengan kebutuhan
anak. Variasi dinding yang dibuat dapat juga menjadi sumber belajar dan penanaman nilai-nilai karakter pada peserta didik.Hal ini sesuai dengan
pendapat Mulyasa (2012:151) bahwa, “Dinding dapat digunakan untuk
menempel sarana yang dipergunakan sebagai sumber belajar dan hasil kegiatan
anak tetapi jangan tertalu banyak agar tidak menganggu perhatian anak.”
c) Peletakkan Alat Peraga/Bermain
Di dalam kelas juga terdapat keranjang-keranjang box untuk tempat
penyimpanan alat permainan. Sedangkan alat permainan yang bisa digunakan
di dalam kelas yakni, hola hoop, balok kayu, papan lalu lintas, bola, puzzle,
boneka tangan, papan buah, papan huruf, microplay buah, microplay hewan,
82
microplay mobil, miniature pakaian adat, donat susun, angklung, papan
meraba, mainan propesi. Alat permainan di ruangan kelas terbuat dari kayu,
plastik maupun bahan bekas. Alat permainan ini diletakkan secara strategis agar anak dapat menjangkau alat permainannya sendiri, dan agar peserta didik
dapat membereskan mainannya sendiri. Hal tersebut tentunya mengandung
nilai-nilai karakter peserta didik, dengan melatih kemandirian, kreatifitas dan tanggung jawab peserta didik untuk tetap menjaga kerapihan kelas dengan
membereskan mainan dan mengembalikan alat permainan pada tempatnya.
Beberapa hasil dari pemaparan peneliti diatas sesuai dengan pendapat
Mulyasa (2012:151) bahwa, “Peletakan dan penyimpanan alat bermain diatur sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya sehingga dapat melatih anak untuk
pembiasaan yang ingin di capai seperti kemandirian, tanggung jawab, membuat
keputusan, kebiasaan mengatur kembali peralatan dan sebagainya.” Guru
sebagai fasilitator yang membimbing anak dalam bermain alat peragatelah memperhatikan alat permainan apa yang sesuai dengan tema pembelajaran atau
permainan apa yang sesuai dengan kompetensi perkembangan anak. Sehingga
pada akhirnya hal tersebut dapat memudahkan guru dalam mengamati perkembangan peserta didik untuk selanjutnya diberikan penilaian. Hal tersebut
sesuai dengan pendapatnya Ibrahim Bafadal (2003:22) bahwa, “Guru harus
bisa memilah dan menyediakan alat permainan dan cara bermain yang sesuai
dengan perkembangan anak. Guru merupakan fasilitator permainan yang memiliki empat tugas, yaitu: merancang permainan, menyediakan ruang atau
tempat, menyediakan berbagai peralatan untuk bermain murid, mengevaluasi
keberhasilan permainan dalam pembentukan kemampuan dasar murid.”
Berdasarkan pemaparan peneliti diatas, penataan ruangan, variasi dinding dan peletakan alat peraga/permanan sudah diupayakan dengan baik di RA Al
Makmur. Selain tujuannya untuk mendukung proses pembelajaran peserta
didik, pengaturan kelas tersebut juga mendukung pembentukan karakter peserta didik agar mencapai standar kompetensi yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan
pendapatnya Mulyasa (2012:151) bahwa, “Pengaturan kelas merupakan
penataan ruangan maupun pengorganisasian peserta didik sesuai dengan
kebutuhan dan program yang direncanakan akan membantu pencapaian standar
kompetensi dan kompetensidasar, serta tujuan pembelajaran secara optimal.”
Ruangan kelas dibuat menyenangkan dengan berbagai variasi dinding yang
disediakan dengan lukisan-lukisan yang berwarna. Penutup jendela/gorden
bermotif boneka atau bentuk-bentuk yang disukai anak-anak dipasang setengah jendela agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam kelas. Hal ini sesuai
dengan pendapat Mulyasa (2012:151) bahwa, “Kelas untuk anak TK perlu di
rancang menyenangkan.Warna-warna terang dan riang sangat di sukai anak.
Tetapi jangan terlalu ramai warna karena dapat mengalihkan perhatian anak.
Cahaya matahari di usahakan dapat masuk dengan baik agar kelas tidak gelap.”
83
2) Proses Pelaksanaan Pembelajaran dalam Membentuk Karakter Pesera Didik.
a) Metode Pembelajaran
Guru berperan sangat penting dalam proses pembelajaran agar dapat
terlaksana dengan baik dan sesuai dengan rencana yang dibuat sehingga tujuan lembaga pendidikan atau sekolah dapat terwujud. Maka dalam melaksanakan
pembelajaran guru harus mempertimbangkan metode dan media apa yang akan
digunakan dalam pembelajaran tersebut. “Media merupakan alat peraga sebagai gambaran materi yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran.
Seorang guru dapat memanfaatkan alat permainan sebagai media
pembelajaran.” (Maman, 2016:47)
Dalam mempersiapkan pembelajaran, seorang guru perlu mempersiapkan
alat/media yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Contohnya, tema binatang ciptaan Allah, guru RA Al Makmur menyediakan miniatur/gambar-gambar
binatang dan mengintruksikan anak untuk membuat kolase dari kapas untuk di
tempelkan pada sebuah gambar binatang. Media tersebut sudah termuat dalam RPPH yang telah disusun oleh guru dengan temabinatang ciptaan Allah.
Dengan demikian proses pembelajaran dapat dilaksanaan secara optimal.
Media pembelajaran yang digunakan RA Al Makmur dalam menunjang
pendidikan karakter sangat bervariatif tergantung dengan tema yang telah ditentukan dalam RPPH. Contohnya menggunakan media kapas, kertas
origami, buku pendidikan, majalah, miniatur-miniatur, boneka tangan dan lain
sebagainya. Selain itu, pembentukan karakter pada peserta didik juga dilakukan
dengan mengajarkan peserta didik untuk menghormati orang yang usianya lebih tua, bersalaman dan membantu teman yang butuh pertolongan serta
melerai pertengkaran dengan mengajarkan anak untuk selalu memaafkan dan
mengungkapkan rasa terimakasih.
Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran meliputi; pertama, metode bernyanyi yang biasanya dilakukan sebelum masuk kelas dan
pada pendahuluan pembelajaran. Kedua, metode bermain yang biasanya
dilakukan di inti pembelajaran dan pada saat istirahat. Ketiga, metode bercerita
dilakukan pada inti pembelajaran yang juga menjadi latihan fokus peserta didik dan menjadi suatu suri tauladan bagi peserta didik. Keempat, metode simulasi
atau bermain peran dan metode problem solving. Pada metode bermain peran,
selain alat permainan, peserta didik juga dapat menjadi peraga dalam kegiatan pembelajaran. Berbagai metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru
tentunya sudah dirancang dalam RPPH, namun terkadang pada tema tertentu
dalam pelaksanaannya bersifat kondisional dengan tetap memperhatikan situasi dan media yang dibutuhkan. Disinilah peserta didik dapat menjadi media
pembelajaran itu sendiri.
Adapun metode pembelajaran yang diterapkan di RA Al Makmur sesuai
dengan pendapat Suyadi diantaranya ; Pertama, metode bernyanyi, aktivitas
84
anak-anak di sekolah selain bermain adalah bernyanyi, di lembaga PAUD
hampir setiap hari, dan semua anak menyukai aktivitas ini. Semua semangat
dalam mengeluarkan suaranya masing-masing dengan lantang dan nyaring; Kedua, metode bermain, bagi anak-anak bermain sama saja dengan belajar.
Ketiga, metode cerita, dalam setiap pembelajaran mendongeng, anak-anak
selalu memperhatikan, mereka akan terpukau dengan dongeng yang
disampaikan oleh gurunya (Suyadi, 2011).
Berbagai metode dan media yang digunakan guru tentunya perlu dirancang
dan dibuat semenarik mungkin, selain untuk melatih kreatifitas peserta didik,
hal tersebut juga untuk melatih kreatifitas guru dalam merancang pembelajaran. Dengan demikian kualitas guru tersebut pun akan semakin baik.
Sesuai dengan pendapatnya Maman (2016:47) bahwa, “Semakin meningkat
kualitas guru semakin meningkat pula kualitas proses pengajaran dan kualitas
peserta didik.”
b) Pelaksanaan Pembelajaran
1. Sebelum Masuk Kelas
Pelaksanaan pembelajaran di RA Al Makmur juga mengandung muatan-muatan pendidikan karakter yang terdiri dari kegiatan sebelum masuk kelas,
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Proses pelaksanaan
pembelajaran tentunya dibarengi dengan pembiasaan-pembiasaan yang
mengandung nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan sebelum masuk kelas, peserta didik berbaris di depan kelas dengan bimbingan
guru seraya melafalkan dua kalimat syahadat, bernyanyi, bermain tepuk/ice
breaking, dan periksa kebersihan dan kerapihan peserta didik sebelum masuk kelas. Saat hendak memasuki kelas, peserta didik diberikan pertanyaan-
pertanyaan atau tebak-tebakkan dan yang bisa menjawabnya dapat masuk kelas
terlebih dahulu. Hal tersebut tentunya menjadi nilai akademis dengan peserta
didik mengingat kembali pelajaran yang sudah disampaikan oleh gurunya.
Nilai-nilai karakter yang ditanamkan pada kegiatan sebelum masuk kelas
ini diantaranya nilai religius melalui ikrar syahadat yang diucapkan, nilai
kepercayaan diri melalui bernyanyi bersama, peserta didik sangat antusias dan
bersemangat dalam bernyanyi dan menjawab pertanyaan/tebak-tebakkan yang diajukan guru. Pada saat berbaris sambil bernyanyi, peserta didik pun terlatih
untuk bersikap disiplin dan rapih dalam berbaris. Saat memasuki kelas peserta
didik harus dalam keadaan bersih dan sehat dengan pemeriksaan kuku dan kerapihan rambut. Dengan begitu peserta didik menyadari bahwa kuku harus
selalu bersih dan dipotong jika sudah mulai panjang. Hal tersebut menghindari
agar tidak terkena kuman berbahaya dan tidak membahayakan orang lain serta
diri sendiri saat kuku sudah mulai panjang. Saat memasuki kelas, peserta didik dibimbing untuk tetap tertib dan mengantri, tidak saling dorong. Beberapa hal
85
tersebut menjadi pembiasaan-pembiasaan karakter yang diterapkan pada
peserta didik sebelum masuk kelas.
2. Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan, peserta didik dibimbing oleh guru di depan
kelas seraya melafalkan surah-surah pendek, doa-doa sehari-hari, bertepuk-tepuk, bersolawat dan bernyanyi. Seorang guru perlu mengkondisikan situasi
peserta didik, ada kalanya terdapat peserta didik yang tidak mengikuti, maka
guru memperhatikan dan menegur peserta didik tersebut, sama halnya dengan peserta didik yang tidak memperhatikan seperti bercanda dan berlari-lari, guru
pun akan menegurnya dengan strategi yang aman dan menyenangkan juga,
misalnya; tidak diberi bintang, tidak diajak wisata dan berenang atau
sebagainya.
Kegiatan pendahuluan dibuat menyenangkan dan ramah anak agar menjadi refleksi sebelum pembelajaran sehingga mereka fokus pada pembelajaran.
Mereka dibuat nyaman terlebih dahulu agar peserta didik tidak merasa takut
dan stres saat belajar. Karena pada dasarnya pembelajaran pada pendidikan anak usia dini ada pembelajaran sambil bermain. Pada kegiatan pendahuluan
nilai-nilai karakter sudah mulai ditanamkan pada peserta didik, terlihat dari
pengamalan doa-doa sebelum dan sesudah belajar, menghafalkan surat-surat pendek, menghafalkan doa keseharian, hadist-hadist, nama-nama Nabi dan
Malaikat, rukum iman dan islam, kalimat syahadat, dan lain sebagainya yang
mencerminkan nilai karakter religius dan merangsang pengetahuan keislaman
peserta didik yang biasanya dilakukan pada kegiatan pendahuluan
pembelajaran.
Kegiatan pendahuluan tersebut selain mengandung nilai religius, juga
membangkitkan kepercayaan diri peserta didik melalui kegiatan bernyanyi atau
bersolawat bersama dengan bimbingan guru di depan kelas, peserta didikselalu terlihat antusias. Selain bernyanyi lagu-lagu anak-anak, pada suatu waktu
peserta didik diajarkan pula lagu-lagu nasional. Hal tersebut merupakan upaya
penaman nilai karakter rasa cinta tanah air kepada peserta didik. Nilai disiplin
juga diterapkan bagi peserta didik yang tidak patuh terhadap guru, bercanda dan bertengkar dengan temannnya, guru akan memberikan teguran dengan
baik. Guru juga tampak mengenalkan tata tertib selama berada di sekolah
sebagai bentuk dari nilai kedisiplinan diantaranya dengan datang ke sekolah tepat waktu, mengenalkan aturan bermain di luar kelas dan tidak jajan selama
proses pembelajaran berlangsung. Kemudian seorang guru bercerita tentang
tema-tema yang akan dipelajari, misalnya seperti tempat rekreasi kebun binatang, yang akan mencerminkan nilai rasa ingin tahu peserta didik. Kegiatan
pendahuluan ini berlangsung sekitar 15 sampai 20 menit.
86
3. Kegiatan Inti
Pada akhir kegiatan pendahuluan guru telah memberikan stimulasi terlebih
dahulu tentang pembelajaran yang akan dipelajari untuk membangkitkan rasa
ingin tahu peserta didik. Pada kegiatan inti ini, peneliti mengambil tema tentang “Binatang Ciptaan Allah” dan “Tanaman Ciptaan Allah”. Guru terlebih
dahulu menerangkan mengenai materi pembelajaran sambil peserta didik
dipanggil satu persatu ke meja guru untuk latihan membaca buku bacaan dan buku Iqro yang sudah dimiliki peserta didik satu persatu, latihan membaca ini
sudah dimulai sejak kegiatan pendahuluan berlangsung saat guru memberikan
refleksi pada kegiatan pendahuluan. Setelah peserta didik membaca beberapa halaman, halaman tersebut akan diberikan tanggal dan nilai bintang bagi
peserta didik yang mampu membaca halaman-halaman tersebut dengan lancar.
Bagi peserta didik yang belum lancar membaca halaman tersebut akan
dituliskan kata “ulang” untuk dibimbing kembali pada halaman tersebut
sebelum berlanjut ke halaman selanjutnya.
Pada kegiatan inti juga, guru mengajarkan menulis dan berhitung didepan
kelas. Guru memberikan contoh menulis dan berhitung di depan kelas dan di
papan tulis. Setelah kira-kira peserta didik mulai paham, guru akan mengintruksikan peserta didik untuk menulis di buku tulisnya masing-masing.
Selain peserta didik diajarkan menulis dan berhitung, mereka juga diajarkan
untuk belajar fokus dan mengingat dengan memberikan dikte angka atau dikte
bacaan untuk ditulis di buku tulisnya masing-masing. Pembelajaran menulis, membaca dan berhitung tentunya sudah membantu guru dalam menanamkan
nilai kerja keras dan kemandirian pada peserta didik. Mereka terlatih untuk
mengerjakan tugasnya sendiri.
Setelah mereka selesai mengerjakan tugas di buku tulis, guru akan memberikan majalah atau buku pendidikan sesuai dengan tema pada minggu
tersebut. Pada penelitian ini peneliti mengambil tema binatang ciptaan Allah
dengan sub tema binatang peliharaan darat. Guru terlebih dahulu membimbing
peserta didik untuk menyebutkan binatang peliharaan apa saja yang hidup di darat, lalu mengintruksikan peserta didik untuk membuka majalah pada
halaman tertentu. Di halaman tersebut ada tugas untuk peserta didik yakni
menarik garis untuk menghubungkan binatang dengan kepalanya. Kemudian peserta didik diintruksikan untuk membuka buku pendidikan dan mewarnai
gambar sapi, di bawah gambar ada tulisan kata sapi bergaris-garis. Peserta
didik ditugaskan untuk menebalkan huruf tersebut.Suasana kelas dibuat menyenangkan saat inti pembelajaran dengan berbagai macam hal yang
ditanyakan oleh guru kepada peserta didik atau sebaliknya yang merangsang
rasa ingin tahu peserta didik. Karena penanaman nilai karakter juga salah
satunya adalah rasa ingin tahu, serta ada kalanya pula peserta didik menjawab berbagai macam pertanyaan yang diajukan guru atau temannya. Hal tersebut
tentunya membantu penanaman nilai kreatifitas peserta didik melalui cara
berfikir yang peserta didik miliki.
87
Setelah mewarnai gambar dan menebalkan huruf, peserta didik
diintruksikan untuk mengeluarkan kapas yang sebelumnya sudah diberitahukan
untuk di bawa ke sekolah. Tugas selanjutnya ialah mengisi pola dengan kapas. Pola yang ada pada kapas adalah pola binatang kucing, yang merupakan
binatang peliharaan berkaki empat. Media pembelajaran dengan menggunakan
kapas ini merupakan upaya mewujudkan kompetensi dasar peserta didik yakni mencerminkan nilai kreatifitas dan estetis, terlihat bagaimana cara peserta didik
menempelkan kapas tersebut dan serta kerapihan dan keindahan yang
dihasilkan. Setelah itu, peserta didik mengumpulkan tugasnya masing-masing untuk diberikan stempel bintang oleh guru. Buku pendidikan dan majalah yang
telah dipakai dikumpulkan lagi di sekolah, tidak untuk di bawa ke rumah.
4. Kegiatan Penutup
Setelah selesai mengerjakan tugas, peserta didik merapihkan buku dan alat
tulisnya untuk dimasukkan ke dalam tas. Nilai kemandirian sudah dimiliki
peserta didik saat mereka mampu merapihkan barang-barangnya sendiri. Sambil merapihkan alat tulis, peserta didik pun sambil bernyanyi lagu
“sayonara” atau “gelang sipatu gelang” dan melafalkan ikrar janji pulang
sekolah. Setelah merapihkan alat tulis dan bukunya masing-masing, peserta didik merapihkan bangku dan meja nya agar sesuai barisan dan mengambil
sampah-sampah yang berserakan di sekitar meja. Hal ini melatih kebersihan
dan kedisiplinan peserta didik.
Setelah anak duduk rapih, peserta didik berdoa bersama dengan bimbingan
guru dan guru memberikan pesan kepada peserta didik untuk membawa media/alat pembelajaran yang perlu dibawa esok hari. Pada sub tema kali ini,
peneliti mengamati bahwa guru memberikan informasi kepada peserta didik
untuk membawa kuas esok hari. Sebelum meninggalkan kelas, guru akan memberikan pertanyaan untuk mengingat kembali pelajaran yang tadi
dipelajari. Selain melatih konsentrasi dan daya ingat, tertanam juga nilai kerja
keras kepada peserta didik dan kepercayaan diri dengan menjawab pertanyaan
dari guru. Peserta didik yang dapat menjawab bisa pulang terlebih dahulu, baik membawa teman-temannya dalam satu barisan tempat duduk, maupun pulang
dengan sendiri, tergantung peraturan guru tersebut.
5. Istirahat dan Bermain
Peserta didik dapat istirahat atau bermain didik di luar kelas pada saat
pulang sekolah.Karena terkendala waktu dan ruangan, maka pembelajaran dipadatkan dan tidak ada waktu istirahat dan bermain di luar kelas di sela-sela
pembelajaran. Biasanya, peserta didik akan jajan atau bermain di halaman
terlebih dahulu di sekolah sebelum akhirnya pulang ke rumah. Adapun bermain
di dalam kelas tetap dilaksanakan juga oleh peserta didik, karena hakikatnya
pembelajaran pada anak usia dini adalah pembelajaran sambil bermain.
88
Selain bermain dengan alat permainan yang telah sediakan, anak-anak
dapat melakukan permainan tepuk di dalam kelas dengan bimbingan guru.
Adakalanya permainan tepuk ini disesuaikan pula dengan tema pembelajaran atau kegiatan terprogram yang akan dilaksanakan. Misalnya, pada
pembelajaran dengan tema binatang, guru mengajarkan tepuk monyet, tepuk
kupu-kupu dan lain sebagainya, serta tepuk pelaksanaan ibadah haji. “Salah satu permainan yang sering digunakan oleh guru dan disukai anak adalah
permainan tepuk. Dalam permainan tepuk guru dapat menyesuaikan materi
yang diajarkan sesuai dengan tema yang dipelajari dalam periode tersebut. Guru dapat memberikan materi yang cocok untuk anak-anak, mudah dipahami
dan disukai anak-anak dan bisa dikaitkan dengan pengalaman anak.”
(Fauziddin & Mufarizuddin, 2018)
Kegiatan bermain di luar kelas pada saat pulang sekolah biasanya
dilakukan peserta didik dengan bermain alat-alat permainan outdoor yang melatih perkembangan motorik peserta didik. Hal ini tentunya merupakan
penanaman nilai-nilai karakter dalam bentuk kerja sama, berani, percaya diri,
bersahabat/komunikatif. Maka dapat terlihat bahwa kegiatan bermain berpengaruh positif terhadap perkembangan anak. Mereka tidak peduli kondisi
fisik dan psikis dalam dirinya, apakah dalam kondisi baik atau tidak, mereka
melakukan permainan dengan senang dan gembira karena bermain merupakan
kebutuhan bagi mereka. Pada masa inilah peran guru sebagai pendidik di sekolah dan orang tua sangat dibutuhkan dalam memberikan bimbingan dan
pengawasan. Guru dan orang tua juga perlu memilah-milih permainan yang
sesuai dengan perkembangan anak tidak hanya karena alasan anak tersebut
menyukainya.
Dari pemaparan yang telah di jelaskan sebelumnya, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan RA Al Makmur
mengintegrasikan pendidikan karakter yang sesuai dengan tahap perkembangan anak usia dini. Muatan pendidikan karakter tersebut di integrasikan pada proses
pembelajaran, kegiatan terprogram dan pembiasaan yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan terdiri dari
kegiatan awal atau pembukaan seperti berdoa, bernyanyi dan bertepuk. Pada kegiatan inti pembelajaran, proses yang dilakukan ialah mengajarkan, mengamati
dan menanyakan. Peserta didik pun diberikan tugas dan stimulasi positif untuk
mengembangkan minat dan gagasannya baik secara klasikal maupun individu. Pada kegiatan akhir yaitu penutup, guru akan merefleksikan kegiatan hari tersebut,
memberikan tugas atau pekerjaan rumah dan berdoa. Hal ini sesuai dengan
pendapat kepala sekolah RA Al Makmur bahwa:
“Pelaksanaan terdiri dari kegiatan pembukaan, inti dan penutup dan berdiskusi
tentang tema dan sub tema untuk merangsang pengetahuan peserta didik, misalnya kendaraan. Kegiatan intinya nanti guru mengajak mengamati alat/bahan yang
disediakan, guru menanyakan kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan
dan mempersilahkan anak mengelompokkan alat/bahan sesuai dengan yang
89
dipahami anak, kemudian anak melakukan kegiatan sesuai dengan yang diminati
dan gagasannya. Pada kegiatan penutup ya seperti menanyakan perasaan anak,
berdiskusi, bercerita dengan pesan-pesan moral, menginformasikan kegiatan untuk
besok dan berdoa”.
Selain itu, guru-guru RA Al Makmur melakukan pembentukan karakter diluar
perencanaan pembelajaran melalui penanaman sikap toleransi kepada teman,
saling menghormati orang lain dengan berbicara yang sopan dan sikap yang santun. Sikap kemandirian pun terlihat saat peserta didik tidak ditemani belajar di
kelas oleh orang tuanya. Sikap jujur terlihat saat peserta didik mengembalikan
barang yang bukan miliknya. Nilai karakter tanggung jawab terlihat dari peserta didik merapihkan alat permainan setelah selesai bermain dan tidak membuatnya
rusak serta mengembalikan alat tulis teman yang dipinjamnya. Nilai kepedulian
tercermin dari anak yang tetap menjaga kebersihan dengan membuang sampah di
tempat sampah, membantu menyiram tanaman dan tidak merusaknya, serta
menjenguk dan mendoakan teman yang sakit.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti bersama wali peserta didik atau orang
tua mengungkapkan, proses pembelajaran di RA Al Makmur telah berjalan dengan
baik sebab anak-anak dididik dan dibimbing pengetahuan akademik melalui membaca, menulis dan berhitung, anak-anak juga diajarkan pendidikan karakter
dengan menerapkanpembiasaan yang bernilai karakter, seperti nilai religius,
moral, kemandirian, kejujuran, kepedulian, tanggung jawab dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan pembelajaran terkadang alokasi waktu dan metode
pembelajaran tidak sesuai dengan RPPH. Karena seorang guru anak usia dini perlu bersikap fleksibel dan kondisional saat mengajar dan membimbing peserta didik.
Sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan tidak terlalu monoton.
Karena menghadapi anak-anak usia dini bukanlah perkara yang mudah. Menurut Maila Dinia & Husni Rahim (2012:454) dalam penelitian memaparkan bahwa,
“Early childhood is a crucial stage in terms of a child's physical, intellectual,
emotional and social development. Mental and physical abilities progress at an
astounding rate and a very high proportion of learning takes place from birth to age six years old.” Perkembangan kemampuan fisik dan rohani anak-anak rata-rata
akan berkembang pesat pada saat anak baru lahir hingga usia enam tahun.
Tentunya kemajuan perkembangan tersebut dicapai melalui hasil belajar dan lingkungan, sehingga perlu ada stimulasi yang baik agar pertumbuhan dan
perkembangannya dapat berjalan optimal.
Sebagai guru pendidikan anak usia dini, guru harus menyesuaikan situasi dan
kondisi kelas, terkadang terdapat anak yang menangis, ada pula yang bertengkar dan tidak dapat berhenti jalan-jalan dan bercanda. Maka dari itu sebagai guru anak
usia dini, harus pandai membuat suasana hati anak menjadi nyaman dalam
pembelajaran.
90
c. Evaluasi Pembelajaran dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
Evaluasi dilakukan sebagian besar saat proses pembelajaran dan kegiatan
pembiasaan berlangsung. Guru mengajar peserta didik seraya melangsungkan
evaluasi dengan memperhatikan kompetensi yang perlu dicapai sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang dibuat. Dalam melaksanakan pembelajaran,
sebagai guru tentunya harus mengetahui perkembangan peserta didiknya baik
perkembangan akademik maupun perkembangan karakternya. Maka dari itu untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan tolok ukur pelaksanaan pembelajaran
yang dilaksanakan diperlukan kegiatan evaluasi. Dengan melakukan evaluasi guru
dapat mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dalam hal akademik dan karakter peserta didik. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Rozalena dan
Kristiawan (2017) bahwa, “Kegiatan evaluasi pembelajarannya mengacu pada
acuan menu pembelajaran generik, dimana dalam menu tersebut tenaga pengajar
harus melakukan penilaian menyeluruh, berkesinambungan, objektif, mendidik dan bermakna baik bagi guru, orang tua, anak didik maupun pihak lain yang
memerlukan.”Berikut ini standar penilaian yang termuat dalam kurikulum RA Al
Makmur:
1) Penilaian Pembelajaran
Alat penilaian yang digunakan di RA Al Makmur berdasarkan yang
termuat dalam struktur kurikulumnya berupa; pengamatan (observasi),
penugasan, percakapan, catatan anekdot, unjuk kerja, hasil karya dan portofolio. Namun pada kenyataan di lapangan secara umum yang lebih sering
digunakan dalam penilaian pembelajaran di RA Al Makmur ini yaitu berbentuk
pengamatan, catatan, penugasan, hasil karya dan unjuk kerja. Berikut ini analisisnya:
a) Pengamatan
Salah satu metode evaluasi yang digunakan pada RA Al Makmur setiap
hari diantaranya yaitu dengan melakukan pengamatan langsung, Pengamatan
tidak hanya dilakukan pada saat pembelajaran saja, tetapi di luar kegiatan
pembelajaran. Pengamatan merupakan salah satu teknik evaluasi yang paling efektif dan hampir setiap hari dilakukan oleh guru terhadap kemampuan
peserta didiknya, terutama dalam pengembangan karakter melalui pengamatan
mulai anak sampai di sekolah hingga anak pulang sekolah, baik pada saat anak bermain, bergaul, maupun berkomunikasi terhadap teman sebaya dan orang
lain yang lebih tua. Karena pada kegiatan pembelajaran maupun diluar
pembelajaran guru harus selalu mengetahui apa yang dilakukan peserta
didiknya.
Hal ini sesuai dengan pendapatnya Suyadi (2011:116) bahwa, “Kegiatan
evaluasi di taman kanak-kanak dilaksanakan selama proses belajar mengajar
berlangsung. Seiring kegiatan belajar mengajar atau bermain, guru dapat
91
melaksanakan kegiatan sekaligus mengevaluasi.” Pada saat proses belajar
mengajar guru dapat melakukan pengamatan. Melalui pengamatan, guru akan
mengenal karakteristik peserta didiknya satu per satu, baik dalam hal akademik maupun tingkah lakunya, dari sini lah tolok ukur penanaman nilai nilai karakter
pada peserta didik akan terlihat. Contoh pengamatan yang dilakukan saat
istirahat, peserta didik akan bermain bersama temannya, maka guru akan mengamati bagaimana cara peserta didik ini bergaul. Ketika memiliki
makanan, apakah dia bersedia berbagai kepada temannya atau tidak. Ketika
temannya menangis atau terluka, apakah dia membantu dan menghibur
temannya atau tidak.
Contoh penilaian melalui pengamatan yakni saat peserta didik tiba ke
sekolah, mereka datang didampingi orang tua, ada juga yang hanya diantar
sampai depan sekolah saja. Saat sepulang sekolah, peserta didik mengantri
untuk bersalaman dengan guru. Saat menyimpan sepatu dan mengambil sepatu di rak sepatu peserta didik pun mengantri, ada pula yang saling dorong tidak
sabar mengambil sepatu. Pada saat pembelajaran, ada pula peserta didik yang
harus tetap didampingi oleh orang tua dalam kelas, sekitar satu dan dua anak. Adapula yang orangtuanya menunggu di luar dan dijemput kembali saat pulang
sekolah. Dari beberapa hal tersebut juga dapat tercermin nilai kemandirian,
kesabaran dan kedisiplinan peserta didik.
b) Catatan/Anekdot/Unjuk Kerja
Pada teknik evaluasi unjuk kerja, guru melakukan penilaian melalui
kegiatan praktek yang mencerminkan karakter maupun kreatifitas peserta didik. Sedangkan dalam catatan anekdot guru mencatat tingkah laku peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku anak yang khusus baik positif
maupun negatif. Pencatatan dilakukan berdasarkan kejadian nyata/fakta dari
apa yang didengar dan dilihat oleh guru terhadap peserta didik.
Hasil wawancara peneliti dengan guru dan kepala sekolah RA Al Makmur
menunjukkan bahwa evaluasi yang dilakukan berbentuk penilaian dari catatan
tugas pada buku tulis, buku pendidikan dan majalah lembar kerja peserta didik,
hasil karya peserta didik dan unjuk kerja. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa guru RA Al Makmur melakukan evaluasi
pembelajaran dengan berdiskusi bersama kepala sekolah dan guru yang lain.
Pada dasarnya, teknik penilaian yang dilakukan telah memenuhi prinsip, tetapi guru tidak menggunakan lembar observasi dalam mengevaluasi pembelajaran,
sehingga pengamatan yang dilakukan hanya mengandalkan ingatan saja.
Dari dokumentasi yang diperoleh peneliti, ditemukan bahwa evaluasi
pembelajaran yang dilakukan RA Al Makmur terdiri dari catatan tugas, hasil
karya dan unjuk kerja. Selain itu, penilaian perkembangan peserta didik di RA Al Makmur pun diperoleh dari penugasan kepada peserta didik pada buku
tulisnya masing-masing, buku pendidikan RA dan buku majalah/lembar kerja
92
yang dikerjakan di sekolah. Hasil karya peserta didik pada penelitian ini sesuai
kegiatan inti yaitu membuat kolase atau mengisi pola dengan kapas dan
pewarna. Berikut contoh-contoh hasil karya peserta didik
Gambar 4.21 Kolase Kupu-kupu
Gambar 4.22 Kolase Kucing
2) Pelaporan Penilaian
Pelaporan Penilaian yang termuat dalam kurikulum RA Al Makmur perlu dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Setiap satu bulan sekolah dan disampaikan kepada wali murid berupa lisan
maupun tulisan.
b) Setiap semester dan disampaikan kepada orang tua saat pembagian buku laporan perkembangan peserta didik (raport) pada semester 1 dan semester
2.
c) Pelaporan insidental, disampaikan bila terjadi kejadian khusus yang berkaitan dengan peserta didik.
Setelah melakukan penilaian pembelajaran, evaluasi selanjutnya adalah membuat pelaporan penilaian yang umumnya dilakukan per semester oleh guru
Laporan perkembangan peserta didik berbentuk buku (Raport) dilakukan per
semester, yang untuk selanjutnya diserahkan kepada wali peserta didik
sehingga orangtua peserta didik dapat mengetahui perkembangan anaknya dalam satu semester. Pelaporan dilakukan sebagai bentuk penggambaran
kemampuan peserta didik dalam hal akademik maupun karakternya berupa
sikap dan perilaku. Melalui pelaporan tersebut guru dan orang tua akan mengetahui sejauh mana ketercapaian pertumbuhan dan perkembangan anak
yang diperoleh dari proses pembelajaran dan penanaman karakter yang dilakukan sekolah.
Buku laporan perkembangan peserta didik (Raport) ini ditulis oleh guru
sebagai sarana komunikasi terhadap orang tua murid untuk mengetahui
perkembangan anaknya selama mengikuti pembelajaran baik dalam segi akademik maupun pengembangan karakternya. Selain buku raport, pelaporan
penilaian juga dapat berupa buku induk yang berisi biodata lengkap peserta
didik dan juga beberapa program yang dinilai seperti keislaman, pengembangan pembiasaan, dan pengembangan kemampuan Dasar. Jadi,
antara raport dan buku induk memiliki kesamaan isi, hanya saja buku induk
93
digunakan sebagai arsip sekolah. Namun di RA Al Makmur, guru-guru kurang
memperhatikan untuk mengisi penilaian pada buku induk karena terkendala waktu dan kesibukan lainnya.
3) Tindak Lanjut Hasil Pembelajaran
Tindak lanjut dalam evaluasi pelaksanaan pembelajaran salah satunya
adalah pelaksanaan evaluasi yang dilakukan kepala sekolah melalui rapat
bersama guru-guru setiap semester dan awal ajaran baru. Dalam tindak lanjut dari pelaporan penilaian, saat buku laporan perkembangan peserta didik
(Raport) diserahkan kepada orang tua peserta didik, kepala sekolah dan dewan
guru mengadakan pertemuan dengan orangtua peserta didik. Dengan demikian antara guru dan orang tua dapat mendiskusikan perkembangan masing-masing
anak dengan mengacu pada perkembangan anak yang telah dicapai
sebelumnya. Bagi peserta didik yang belum mencapai perkembangan yang
lebih baik, guru mengingatkan agar orangtua perlu lebih membimbing anak-anaknya dirumah baik dalam hal akademik maupun karakter berupa sikap dan
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Karena pembelajaran di sekolah
hanya terbatas waktu, anak lebih menghabiskan waktu bersama orangtua dan lingkungan. Bagi guru laporan perkembangan dijadikan landasan untuk
mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang dimilikinya pada saat mengajar,
baik dalam hal metode, maupun kegiatan pembelajarannya serta penanaman nilai-nilai karakter yang diterapkan.
Laporan perkembangan peserta didik dalam satu semester tersebut akan
menjadi bahan evaluasi pada saat rapat dewan guru mengenai pengelolaan pembelajaran yang diterapkan di RA Al Makmur. Karena dari berbagai
langkah dalam mengevaluasipembelajaran ini dapat digunakan guru untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik memahami semua materi yangtelah disampaikan guru dan sejauh mana peserta didik dapat merespon dengan baik
penanaman karakter yang diterapkan oleh guru. Pelaporan perkembangan
peserta didik juga digunakan sebagai tolok ukur bagi guru dalam pengambilan keputusan untuk merencanakan pembelajaran pendidikan karakter selanjutnya.
2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Berdirinya program pendidikan usia dini menjadi sangat penting bagi anak, karena hal tersebut sebagai salah satu cara dalam pembentukan moral, agama,
sosial, emosi dan semangat kompetensi anak sejak usia dini. Dengan adanya
program pendidikan anak usia dini, perkembangan anak akan lebih efektif, pembentukan karakter yang diharapkan pun akan lebih progresif. Oleh Karena itu,
dalam beberapa wilayah saat ini terdapat beberapa lembaga pendidikan anak usia
dini, karena pemerintah mencanangkan bahwa setiap desa memiliki minimal satu
lembaga anak usia dini baik dalam bentuk lembaga taman kanak-kanak maupun raudhatul athfal. Hal ini didukung oleh pendapat Asmani (2009:14) bahwa, “Jika
PAUD bisa berdiri dan berkembang diseluruh wilayah Indonesia, maka harapan
lahirnya kader-kader muda berkualitas dimasa depan semakin besar.”
94
Berjalannya program pendidikan anak usia dini perlu dibarengi dengan upaya
pendidikan karakter dengan memperhatikan aspek perkembangan. RA Al Makmur
perlu memperhatikan bidang pengembangan pendidikan anak usia dini yang mencakup lingkup pengembangan meliputi: (1) nilai-nilai agama dan moral, (2)
fisik, (3) kognitif, (4) bahasa, (5) seni dan (6) sosial emosional. Aspek
perkembangan tersebut tentunya sangat mendukung dalam upaya penanaman nilai-nilai karakter bagi anak usia dini. Upaya tersebut dilakukan dengan kerjasama para
warga sekolah, tidak hanya peserta didik dan guru saja. Hal ini sejalan dengan
penelitian Masrukhi & prihatin yang menyampaikan “The development of character must involve the various components of the nation, both at the level of
supra and political infrastructure, theo-reticians and practitioners, the various
com-ponents of education at all levels and types…” (Prihastanto et al., 2016)
Dengan begitu, dalam upaya memperbaiki strategi pendidikan karakter, beberapa komponen harus bekerja sama dengan seluruh stakeholder di sekolah dan perlu
dilanjutkan secara berkesinambungan karena pengembangan karakter yang
sebenarnya merupakan tuntutan dari perubahan yang tak dapat ditawar.
Nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan kepada peserta didik tersebut menurut Thomas Lickona (2004:3-30), “Terdiri dari sepuluh kebaikan (karakter)
esensial dan utama yang harus ditanamkan kepada peserta didik baik di sekolah, di
rumah, dan di komunitas atau masyarakat, meliputi; kebijaksanan, keadilan,
ketabahan, kendali diri, kasih, sikap positif, kerja keras, integritas, rasa syukur, kerendahan hati”. Sedangkan menurut Zubaedi (2011: 69), “Pendidikan karakter di
Indonesia didasarkan pada sembilan pilar karakter dasar. antara lain; 1) cinta
kepada Allah dan semesta beserta isinya; 2) tanggung jawab, disiplin, dan mandiri; 3) jujur; 4) hormat dan santun; 5) kasih sayang, peduli, dan kerja sama; 6) percaya
diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah; 7) keadilan dan kepemimpinan; 8)
baik dan rendah hati, dan 9) toleransi, cinta damai, dan persatuan.”Adapun nilai-nilai karakter menurut Kemendiknas (2009) yakni berjumlah 18 antara lain;
religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
social dantanggung jawab.
Berdasarkan beberapa teori tersebut, pada penelitian pendidikan anak usia dini
ini, peneliti menyimpulkan nilai-nilai karakter yang perlu diterapkan diantaranya;
1) religius/cinta kepada Allah dan semesta, 2) hormat dan santun, 3) disiplin, 4) mandiri, 5) jujur, 6) bertanggung Jawab, 7) cinta tanah air, 8) toleransi, cinta damai
dan persatuan, 9) percaya diri, kerja keras, pantang menyerah dan kreatif, 10)
kemampuan bersosialisasi, 11) peduli lingkungan, 12) rasa ingin tahu, dan 13)
kendali diri.
Beberapa indikator nilai-nilai karakter tersebut ditanamkan melalui kegiatan terprogram dan kegiatan pembiasaan kepada peserta didik dengan penjelasan
sebagai berikut:
95
a. Kegiatan Terprogram
Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang telah disusun sesuai agenda
sekolah baik berupa program kegiatan besar yang dilaksanakan dalam satu
tahun mengikuti kalender pendidikan dan hari-hari besar Islam dan nasional, program pembelajaran dalam satu semester, program mingguan dan harian
dengan tema yang sudah direncanakan dalam perencanaan pembelajaran.
Berikut ini kegiatan terprogram berupa jadwal program kegiatan 1 tahun:
Tabel 4.7
Kegiatan Terprogram RA Al Makmur
Tahun Pelajaran 2019-2020
No Bulan Kegiatan Rincian
Kegiatan Deskripsi Nilai Karakter
1 Juli
Halal Bi Halal
- Pengenalan
Lingkungan
Sekolah
- Hari pertama
masuk sekolah
- Rapat wali
murid
- Silaturahmi idul
fitri
Pada kegiatan ini, mengandung nilai
religius karena bertepatan dengan suasana silaturahmi idul fitri dan
mengandung nilai kemampuan
bersosialisasi untuk menjalin hubungan awal dengan orangtua dan peserta didik
pada saat rapat. Pada kegiatan tersebut
terdapat pula nilai-nilai kedisiplinan dengan penjelasan tata tertib sekolah
untuk peserta didik dan orangtua
2 Agustus
Lomba
Agustus
Lomba antar
kelas
Pada kegiatan ini mengandung nilai
karakter cinta tanah air dalam perayaan
hari kemerdekaan RI. Selain itu, pada kegiatan lomba yang diikuti peserta
didik terdapat nilai-nilai karakter berupa
cinta damai, persatuan, kendali diri, kerja keras. Peserta didik harus memliki
nilai – nilai toleransi untukmengakui
kekalahan, dan rendah hati bila
memenangkan perlombaan mereka terlatih untuk kerja keras dan percaya
diri memenangkan perlombaan,
mengendalikan diri dengan cinta damai dan persatuan untuk tidak bertengkar
dengan sesama peserta lomba
3 September
- Pemeriksaan
Kesehatan
- Semarak
Tahun baru
- Pemberian
imunisasi
- Rapat Wali
Murid
Pada kegiatan pemberian imunisasi
mengandung nilai peduli sosial dan rasa syukur atas segala kesehatan yang
diberikan Allah dengan mengikuti
program vaksinasi agar terhindar dari
96
Hijriah - Pawai Tahun
Baru Hijriah
virus dan penyakit menular.
Pada kegiatan Pawai tahun baru,
sekolah bekerja sama dengan majelis dan SD terdekat untuk merayakan tahun
baru hijriah dengan pawai keliling
kampung, kegiatan tersebut mengandung nilai-nilai religius dan
persatuan serta kemampuan bersosial
karena bekerja sama dengan lembaga
lain.
4 Oktober
- Manasik Haji
- Foto Rapot &
Manasik Haji
- Pengembangan
PAI
- Foto Rapot &
Manasik haji
Pada kegiatan manasik haji
mengandung nilai karakter religius
karena haji merupakan bagian dari rukun islam yang ke 5. Dalam kegiatan
Foto rapot juga melatih peserta didik
agar percaya diri dan berpakaian rapi
5 November Evaluasi
- Penilaian
Perkembangan
Anak Semester
I
Pada kegiatan ini, peserta didik mengerjakan ulangan semester 1.
Tentunya menanamkan karakter jujur,
kerja keras, pantang menyerah dan kreatif serta mandiri dalam
mengerjakan soal ulangan sendiri.
6 Desember
- Renang
- Pembagian
Raport
Semester
- Libur
Semester 1
- Pengembangan
Motorik
- Laporan
Semester 1
- Libur Nasional
Pada kegiatan renang, mengandung
kegiatan rekreasi untuk mempererat kebersamaan peserta didik serta
orangtuanya hal tersebut mengandung
nilai karakter sosial dan kendali diri untuk melatih motorik peserta didik
7 Januari
- Pemeriksaan
Kesehatan
- Peringatan
Maulid Nabi
Muhammad
SAW
- Timbang badan
- Dzikir Bersama
& Tausiah
Pada pemeriksaan kesehatan peserta
didik dilatih kepercayaan dirinya
mengenai berat badannya. Pada kegiatan peringatan Maulid Nabi SAW,
terdapat penanaman karakter religius
pada peserta didik.
8 Februari
- Lomba
Prestasi
Ancol
- Pendaftaran
penerimaan
siswa baru
- Porseni Anak
RA Se
Kabupaten
Bekasi
- Pembukaan
penerimaan
siswa baru
Pada kegiatan Porseni, anak-anak sudah
dilatih terlebih dahulu di sekolah selama
beberapa minggu untuk mengikuti lomba, hal tersebut mengandung nilai-
nilai karakter bagi peserta didik yakni
kerja keras, pantang menyerah, kreatif,
percaya diri
9 Maret - Lomba
Sempoa
- Lomba
Aritmatika
Lomba sempoa bermanfaat untuk
melatih kompetensi peserta didik dalam
97
- Outing - Mengunjungi
Jendela Alam
berhitung dan mengandung nilai-nilai
karakter berupa kedisiplinan dalam
berhitung, kerja keras, dan pantang menyerah.
Pada kegiatan outing ke Jendela Alam,
anak berlatih dalam bertani, beternak, menanam, melukis, menganyam dan
kegiatan alam lainnya yang tentunya
menanamkan nilai-nilai karakter berupa
peduli lingkungan, cinta tanah air beserta isinya, kreatif, percaya diri,
keadilan, kendali diri dan disiplin
peserta didik karena mereka harus mengikuti peraturan dan arahan
pembimbing.
10 April - Photo Wisuda
- Fashion show
- Photo
dokumentasi
- Peringatan hari
Kartini
Pada kegiatan fashion show dalam
memperingati hari kartini ini peserta didik di anjurkan untuk memakai
pakaian daerah sebagai bentuk rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, dan juga melatih kepercayaan diri peserta didik.
11 Mei
- Evaluasi
- Pesantren
Kilat
- Penilaian
Perkembangan
anak semester II
- Pengembangan
PAI
Pada kegiatan ini, peserta didik
mengerjakan ulangan semester 1.
Kegiatan ini menanamkan karakter jujur, kerja keras, pantang menyerah
dan kreatif serta mandiri dalam
mengerjakan soal ulangan sendiri. Pada Kegiatan pesantren kilat, sekolah
mengadakan dzikir dan solawat bersama
dan diisi oleh penceramah (Pendongeng anak) sebagai motivasi selama bulan
ramadhan bagi peserta didik, hal
tersebut mengandung nilai-nilai karakter
berupa nilai religious dan kendali diri.
12 Juni
- Pemeriksaan
Kesehatan
- Lepas
Kenang/Akhir
ussanah
- Ukur tinggi dan
berat badan
- Perpisahan dan
Pembagian
Raport & Ijazah
Pada pemeriksaan kesehatan peserta
didik dilatih kepercayaan dirinya
mengenai tinggi dan berat badannya. Pada kegiatan perpisahan sekolah
mengadakan acara untuk menunjukkan
prestasi kemampuan-kemampuan yang
dimiliki oleh peserta didik sebagai bentuk pencapaian akhir sekolah, hal
tersebut melatih karakter peserta didik
dengan nilai-nilai sebagai berikut kerja keras, pantang menyerah, kreatif,
percaya diri, dan
98
bersahabat/komunikatif dengan
memperat tali silaturahim peserta didik,
orangtua dan guru
Kegiatan terprogram lainnya telah diatur dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran harian berdasarkan tema dan sub tema yang ditentukan, media
pembelajaran yang dibutuhkan dan metode pembelajaran yang sesuai, dengan tetap memasukan muatan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran juga menggunakan buku pendidikan dan majalah yang
telah disusun sesuai tema yang sedang dipelajari, didalam buku dan majalan tersebut sudah termuat indikator pencapaian pembelajaran dan muatan karakter
yang akan dicapai dalam pembelajaran
b. Kegiatan Pembiasaan
Selain kegiatan terprogram, nilai-nilai karakter juga ditanamkan pada
peserta didik melalui pembiasaan yang dilakukan di sekolah.Adapun kegiatan pembiasaan tersebut yakni berupa kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan
dan pengkondisian sekolah. Dengan penjelasan berikut:
1) Kegiatan Rutin
Kegiatan ini adalah kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus oleh
peserta didik dengan tujuan melatih peserta didik. Adapun Indikator nilai-nilai karakter yang terintegrasi pada kegiatan rutin peserta didik adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.8
Kegiatan Rutin
No Nilai Karakter Indikator
1 Hormat dan Santun - Bersalaman dengan guru dan orangtua
saat memasuki kelas.
- Mengucapkan salam saat memasuki
kelas dan bertemu guru di luar sekolah
- Berbicara dengan bahasa yang baik dan
sopan tidak secara keras dan kasar.
2 Religius/Cinta Allah,
Semesta beserta Isinya
- Berdoa’a sebelum pembelajaran dimulai
dan diakhiri,
- Melafalkan ikrar syahadat sebelum
99
memasuki kelas
- Melafalkan doa-doa sehari-hari
- Melafalkan hadist-hadist kecil
- Melafalkan surat Al-Qur’an (Juz ‘Ama)
- Bersolawat
- Menghafalkan nama-nama Nabi dan
Malaikat, bulan hijriah, rukun iman dan
islam
3 Disiplin - Tiba di sekolah tepat waktu
- Berpakaian rapih sesuai peraturan
- Berbaris sebelum masuk kelas memulai
pembelajaran
- Memakai sandal ketika bermain di luar
- Pemeriksaan kuku dan rambut sebelum
masuk kelas/memotong kuku
- Memahami dan melaksanakan
budayaantri saat memasuki kelas dan
keluar kelas pada saat pulan sekolah
untuk bersalaman dengan guru
4 Mandiri - Memakai dan meletakkan sepatu/sandal
di rak sepatu yang tersedia
- Mengerjakan dan Mengumpulkan tugas
sendiri
- Mencuci tangan sendiri
- Merapihkan alat tulis sendiri setelah
selesai pembelajaran
- Ke toiler sendiri
5 Tanggung Jawab - Merapihkan dan meletakkan mainan
pada tempatnya setelah selesai
memakainya
6 Kemampuan bersosial - Melakukan zakat fitrah
100
- Bersedekah pada bulan ramadhan
- Bermain dengan teman di halaman saat
istirahat/pulang sekolah
- Guru memimpin peseta didik untuk
melakukan senam kecil/mendongeng
atau ice breaking dengan gerakan untuk
melatih konsentrasi
7 Peduli lingkungan - Membuang sampah di tempat sampah
8 Percaya Diri, Kreatif,
Kerja Keras, Pantang
Menyerah
- Menyelesaikan tugas sendiri
- Berani maju ke depan
- Peserta didik dilatih untuk menabung
9 Cinta tanah air
- Menyanyikan lagu-lagu nasional dan
lagu anak-anak Indonesia
10 Jujur - Tidak mencontek saat mengerjakan tugas
2) Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan merupakan sikap atau perilaku yang dilaksanakan pada saat itu oleh peserta didik dan guru. Kegiatan spontan ini pula dilakukan saat
guru menemukan perilaku menyimpang dan tidak baik dari peserta didik dan
harus diperbaiki saat itu juga. Kegiatan spontan dilakukan tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu. Adapun indicator nilai karakter pada kegiatan
spontan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Kegiatan Spontan
No Nilai Karakter Indikator
1. Hormat, Santun - Mengingatkan peserta didik yang tidak
mengucapkan salam saat masuk atau keluar
kelas.
- Mengingatkan peserta didik bila tidak
bersalaman dengan guru.
- Menegur peserta didik yang berkata kasar
dan tidak sopan
101
- Mengucapkan permisi
- Tidak bersikap sombong
2 Disiplin - Guru memperingatkan peserta didik yang
tidak mengikuti pelajaran dengan baik
- Meminta izin kepada guru ketika akan
melakukan sesuatu dan mengambil sesuatu
3 Kemampuan bersosial
- Mengingatkan peserta didik untuk tidak
bertengkar dan berteman dengan baik
penuh kasih sayang
- Menjenguk teman yang sakit
- Mengucapkan selamat dan memberikan
hadiah kepada teman yang berulang tahun
- Mau berbagi makanan kepada sesama
teman
- Menghimpun uang/barang untuk
disumbangkan saat ada teman terkena
musibah dan saat ada bencana atau
musibah di masyarakat.
- Mengajak dan merayu peserta didik yang
tidak mengikuti pembelajaran dengan
membuatnya nyaman terlebih dahulu
- Peserta didik mau meminjamkan barang
kepada temannya yang membutuhkan
- Mengucapkan terimakasih dan permintaan
tolong
4 Tanggung Jawab - Mengakui kesalahan dan mengucapkan
permohonan maaf saat melakukan
kesalahan
- Memperingatkan peserta didik yang tidak
merapihkan mainan agar merapihkan dan
mengembalikan mainan pada tempatnya
102
- Mengembalikan barang yang ia pinjam
kepada temannya
5 Peduli Lingkungan - Memperingatkan peserta didik yang
membuang sampah sembarangan
- Tidak mencorat-coret meja dan tembok
6 Percaya diri, kerja
keras, pantang
menyerah dan kreatif.
- Berani berpendapat serta mengemukakan
ide-ide
- Memberikan pujian/apresiasi kepada
peserta didik
- Mau memimpin doa di depan kelas
7 Toleransi, cinta damai
dan persatuan
- Mengadakan permainan kecil dengan
peserta didik dan yang kalah harus
menerima konsekuensinya
- Tidak membeda-bedakan dalam berteman
- Mampu melerai pertengkaran
- Saling memaafkan (berbaikan) saat
bertengkar tanpa disuruh oleh guru
- Tidak mengejek teman
8 Jujur - Peserta didik memberikan barang yang
bukan miliknya kepada guru untuk
diumumkan didepan kelas
- Melarang mencuri dan berbohong
9 Rasa Ingin Tahu
- Memberikan pertanyaan kepada teman
maupun guru
10 Kendali diri - Mampu menahan marah dan tangis saat
temannya tidak berbuat baik/diejek
temannya
3) Keteladanan
Proses pembelajaran di sekolah tentunya sebagian besar dijalankan oleh guru yang membimbing dan mendidik peserta didik. Oleh karenanya, peran
guru sebagai tenaga pendidik sangatlah penting baik dalam hal akademis
103
maupun dalam penanaman karakter. Hal tersebut sesuai dengan pendapatnya
Maman (2016:47) bahwa, “Salah satu aspek yang terdapat dalam sistem
pendidikan adalah tenaga pendidik dan kependidikan, dalam proses pendidikan mereka memegang peranan penting, terutama dalam upaya membentuk
karakter bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang
hendak dicapai.”
Seorang guru patutnya menjadi model utama bagi peserta didik di sekolah yang harus memberikan keteladanan dalam aktifitas pembelajaran. Keteladanan
merupakan sikap ataupun perilaku guru/kepala sekolah/pegawai yang dapat
menjadi contoh terhadap peserta didik agar dapat berperilaku baik.Keteladanan merupakan kegiatan yang menjadi bagian dari penerapan pendidikan karakter
yang mudah dimengerti peserta didik. Karena peserta didik lebih mudah
meniru dari sesuatu yang mereka dengar dan lihat.
Hal ini senada dengan pendapatnya Yuliani (2009:7) bahwa, “PAUD pada
dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak
dengan menciptakan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi
pengalaman yang memberikan kesempatan untuk mengetahui dan memahami pengalaman dengan cara mengamati, meniru dan bereksperimen secara
berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensinya.” Contoh keteladanan
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
Kegiatan Keteladanan
No Nilai Karakter Kegiatan
1 Religius/Cinta kepada
Allah dan semesta
beserta Isinya
- Guru ikut bersama-sama berdoa
- Guru ikut bersama-sama melafalkan hadist
- Guru ikut bersama-sama melafalkan hadist,
rukun iman dan rukun islam, surat-surat
pendek Al-Quran, nama nabi dan malaikat,
bulan hijriah dan lain sebagainya.
- Guru mengajarkan peserta didik sikap
dalam berdoa
2 Hormat dan Santun
- Guru berkata baik dan tidak kasar ataupun
berteriak
- Guru mengucapkan terimakasih dan
104
permintaan tolong
- Guru menyambut kedatangan anak dengan
ramah
3 Disiplin
- Guru datang tepat waktu, sebelum peserta
didik berdatangan
- Guru mengikuti senam setiap hari sabtu
- Guru tidak mengobrol atau mengantuk saat
pembelajaran
4 Cinta Tanah Air
Indonesia
- Guru berbicara dengan bahasa Indonesia
yang baik dan benar
5 Peduli lingkungan
- Guru mengambil sampah yang berserakan
untuk dibuang ke tempat sampah
- Guru merapihkan dan membersihkan kelas
sepulangnya peserta didik dari sekolah.
6 Kemampuan Bersosial
- Guru menjenguk peserta didik yang sakit
- Guru membuat kotak sumbangan untuk
korban yang tertimpa musibah
- Guru memiliki sikap sabar
- Guru membujuk anak yang tidak mau
belajar di sekolah.
- Guru memiliki rasa empati dan mau
memaafkan
- Guru memperlakukan seluruh peserta didik
dengan perhatian yang sama
7 Jujur - Guru menepati janji
4) Pengkondisian Sekolah
Pengkondisian disini adalah upaya sekolah dalam menata lingkungan fisik
maupun non-fisik agar terwujud suasana yang mendukung proses pembelajaran yang mengintegrasikan karakter dalam lingkungan sekolah. Contoh
pengkodisian adalah sebagai berikut:
105
a) Toilet selalu bersih dan air selalu tersedia
b) Tempat cuci tangan selalu tersedia air
c) Tempat sampah di setiap ruang kelas, ruang tunggu dan halaman d) Meja dan kursi kelas selalu tertata rapih
e) Papan tulis selalu bersih dan memuat tanggal hari dan tahun
f) Kata-kata bijak/variasi dinding di lingkungan sekolah g) Menjaga kerukunan orangtua dan guru
h) Menjaga kerukunan antar guru dan kepala sekolah dan peserta didik
Tiga belas aspek nilai karakter diatas telah peneliti analisis menggunakan
indikator-indikator yang sesuai dengan pengelolaan pembelajaran di sekolah baik melalui kegiatan terprogram maupun pembiasaan. Adapun keberhasilan
pengembangan nilai-nilai karakter tersebut dapat pula dilihat dari penerapannya
dirumah bersama orang tua dan keluarga. Untuk membantu hal tersebut, peneliti
melalukan pengumpulan data menggunakan angket yang diberikan kepada orang
tua peserta didik yang tercantum pada tabel berikut ini:
Tabel 4.11
Indikator Hasil Pengembangan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
No Aspek Indikator Keterangan Total
1 Religius 1. Berdoa sebelum dan sesudah
beraktivitas. (mis: belajar, makan,
tidur, ke kamar mandi)
2. Melaksanakan sholat
27,5
%
45%
50%
45%
22,5%
10%
36,2
5%
47,5
%
16,25%
2 Tanggung
Jawab
3. Mengembalikan alat permainan
sesuai tempatnya
4. Menyiapkan dan mengembalikan
alat tulis dan buku pelajaran sendiri
setelah dipakai
25%
12,5
%
25%
50%
50%
37,5%
18,7
5%
37,5
%
43,75%
3 Jujur 5. Mengakui kesalahan diri sendiri
dan meminta maaf
6. Mengembalikan barang yang bukan
miliknya
25%
10%
40%
40%
35%
50%
17,5
%
40% 42,5%
4 Hormat dan
Santun
7. Bersalaman dengan yang lebih tua
8. Mau membantu orangtua dan
keluarga di rumah
12,5
%
35%
42,5
%
42,5
%
45%
22,5%
23,7
5%
42,5
%
33,75%
5 Disiplin 9. Berangkat sekolah tepat waktu
10. Paham membagi waktu antara
bermain, belajar dan beristirahat
20%
12,5
%
27,5
%
32,5
%
52,5%
55%
16,2
5%
30% 53,75%
6 Mandiri 11. Makan sendiri
12. Memakai/melepas pakaian dan
sepatu sendiri
5%
15%
40%
40%
55%
45%
10
%
40% 50%
7 Percaya diri,
Kreatif, Kerja
13. Rajin belajar
14. Mengerjakan tugas sekolah sendiri
30%
20%
40%
40%
30%
40%
25
%
40% 35%
106
Keras &
Pantang
Menyerah
8 Kemampuan
Bersosialsasi
15. Meminjakan mainan dan berbagi
kepada teman
16. Menjenguk orang yang sakit
17,5
%
35%
42,5
%
25%
40%
40%
26,2
5%
33,75
%
40%
9 Peduli
Lingkungan
17. Membuang sampah pada
tempatnya,
18. Merawat tanaman/menyayangi
binatang
25%
50%
47,5
%
25%
27,5%
25%
37,5
%
36,25
%
26,25%
10 Rasa Ingin
Tahu
19. Bertanya/merespon sesuatu yang
baru
20. Bereksplorasi/mencari pengalaman
atau permainan baru
15%
25%
37,5
%
37,5
%
47,5%
37,5%
20
%
37,5
%
42,5%
11 Cinta Tanah
Air
21. Menyenangi lagu anak-anak
Indonesia
22. Bermain permainan tradisional atau
khas daerah setempat
15%
15%
62,5
%
57,5
%
22,5%
27,5%
15
%
60% 25%
12 Kendali Diri 23. Tidak bertengkar atau berselisih
dengan teman
24. Melerai pertengkaran
2,5%
22,5
%
52,5
%
30%
45%
47,5%
12,5
%
41,25
%
46,25%
13 Toleransi,
Cinta Damai &
Persatuan
25. Tidak membeda-bedakan teman
26. Mengucapkan salam atau selamat
pagi/siang/sore saat bertemu teman
atau orang
0%
17,5
%
70%
47,5
%
30%
35%
8,75
%
58,75
%
32,5%
Keterangan:
: Mulai Berkembang
: Berkembang Baik : Berkembang Sesuai Harapan
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas, peneliti dapat mendeskripsikan 13 aspek nilai-
nilai karakter yang berkembang pada peserta didik di RA Al Makmur, diantaranya;
1) pada nilai religius 36,35 % mulai berkembang, 47,5% berkembang baik, dan 16,25 % berkembang sesuai harapan; 2) pada nilai tanggung jawab, 18,75% mulai
berkembang, 37,5% berkembang baik dan 43,75% berkembang sesuai harapan; 3)
pada nilai jujur, 17,5% mulai berkembang, 40% berkembang baik dan 42,5% berkembang sesuai harapan; 4) pada nilai hormat dan santun, 23,75% mulai
berkembang, 42,5% berkembang baik dan 33,75% berkembang sesuai harapan; 5)
pada nilai disiplin, 16,25% mulai berkembang, 30% berkembang baik dan 53,75%
berkembang sesuai harapan; 6) pada nilai mandiri, 10% mulai berkembang, 40% berkembang baik dan 50% berkembang sesuai harapan; 7) pada nilai percaya diri,
kreatif, kerja keras & pantang menyerah, 25% mulai berkembang, 40%
berkembang baik dan 35% berkembangan sesuai harapan; 8) pada nilai kemampuan bersosialisasi, 26,25% mulai berkembang baik, 33,75% berkembang
107
baik dan 40% berkembang sesuai harapan; 9) pada nilai peduli lingkungan, 37,5%
mulai berkembang, 36,25 berkembang baik dan 26,5 berkembang sesuai harapan;
10) pada nilai rasa ingin tahu, 20% mulai berkembang, 37,5% berkembang baik dan 42,5% berkembang sesuai harapan; 11) pada nilai cinta tanah air, 15% mulai
berkembang, 60% berkembang baik dan 25% berkembang sesuai harapan; 12) pada
nilai kendali diri, 12,5% mulai berkembang, 41,25% berkembang baik dan 46,25% berkembang sesuai harapan; 13) pada nilai toleransi, cinta damai dan persatuan,
8,75% mulai berkembang, 58,75% berkembang baik dan 32,5% berkembang sesuai
harapan.
Berdasarkan persentase data tersebut, pengembangan nilai-nilai karakter peserta didik menurut orang tuanya masing-masing lebih dominan pada keterangan
berkembang baik dan berkembang sesuai harapan. Artinya, pelaksanaan pendidikan
karakter pada peserta didik tentunya tidak hanya di sekolah, keluarga dan
lingkungan ikut serta dalam pembentukan karakter peserta didik. Perkembangan berpikir anak sebagian besar bergantung pada seberapa jauh anak aktif
memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya (Maman, 2016:22).
Para wali peserta didik /orang tua menyadari bahwa RA Al Makmur telah melaksanakan pelaksanaan pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan
karakter dalam keseharian anak. Orang tua merasa bahwa anak-anak mereka telah
mengalami perkembangan yang baik dan lebih mandiri saat di rumah. Anak-anak
mulai menerapkan nilai-nilai karakter yang diajarkan sekolah. Tentunya hal tersebut tidak luput dari bimbingan orangtua di rumah. Misalnya seperti; mencuci
tangan sebelum makan, berdoa sebelum dan sesudah makan, menghafalkan surat-
surat pendek, makan sendiri, memakai sepatu sendiri, mengerjakan tugas sekolah sendiri, merapihkan alat tulis sendiri, membantu orang tua, berteman dengan baik
di lingkungan rumah, saling memaafkan saat bertengkar dan lain sebagainya.
Pemaparan diatas telah menggambarkan bahwa RA Al Makmur telah mampu
mencapai tujuan dari program pendidikan anak usia dini, diantaranya: anak mampu melakukan ibadah, anak melakukan gerakan motorik dan sensorik, mampu menalar
dan menggunakan bahasa yang baik dalam berkomunikasi, mampu memecahkan
masalah, memiliki rasa ingin tahu, mengenal lingkungan alam, mampu
bersosialisasi, mengontrol diri, merespon terhadap tepuk tangan, bunyi/irama, menyanyi dan mampu membuat hasil karya. Pemaparan tersebut sesuai dengan
pendapatnya Yuliani (2009:43), secara khusus tujuan pendidikan anak usia dini
ialah:
a) Anak mampu beribadah, mengenal dan percaya terhadap ciptaan Tuhan serta mencintai sesama makhluk.
b) Anak dapat mengelola keterampilan tubuh seperti gerakan yang
mengontrol tubuh, baik motorik halus dan motorik kasar serta merespon
rangsangan sensorik. c) Anak menggunakan bahasa dengan pemahaman pasif dan berkomunikasi
dengan efektif agar mampu berfikir dan belajar.
108
d) Anak mampu berfikir kritis, logis, mengemukakan alasan, menyelesaikan
masalahan dan memahami hubungan sebab akibat.
e) Anak mengenal lingkungan sosial, lingkungan alam, peranan masyarakat dan keberagaman sosial dan budaya serta dapat mengembangkan konsep,
sikap positif, mengontrol diri dan rasa memiliki.
f) Anak memiliki rangsangan terhadap berbagai bunyi, irama, raga, bertepuk
tangan dan mengahasilkan hasil karya kreatif.
RA Al Makmur sebagai sekolah selalu terbuka mengenai perkembangan
peserta didik pada orang tua mereka, sebab anak mereka memiliki waktu lebih
banyak dengan orang tua atau keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya. Pendidikan karakter yang diupayakan sekolah tentunya harus tetap diarahkan dan
dibimbing juga di rumah oleh orang tuanya masing-masing agar anak menjadi
pribadi lebih baik lagi dalam bermasyarakat serta menjadi bekal untuk pendidikan
selanjutnya. Hal ini senada dengan pendapat Yuliani (2009:46) bahwa, “Pendidikan anak usia dini sangat bermanfaat bagi pembentukan perilaku dan cara berfikir
seorang anak dalam masa perkembangan untuk mempersiapkan anak dalam
menghadapi lingkungan dan juga jenjang pendidikan yang selanjutnya, mampu memberikan kesempatan anak untuk bereksplorasi yang selalu dalam pengawasan
dan arahan.”
Anak usia dini sebagai bagian dari masyarakat dan calon generasi penerus
bangsa harus mendapatkan ruang kondusif bagi penanaman dan pembentukan budi
pekerti di masyarakat agar tercipta persatuan dan perdamaian dalam lingkungan bermasyakarat. Penanaman semangat persatuan tersebut bisa dimulai sejak usia
dini. Di RA Al Makmur, pembelajaran diintegrasikan dengan penanaman nilai
karakter cinta tanah air, toleransi dan persatuan yang terntunya menjadi bekal untuk peserta didik hidup di masyarakat. Hal ini senada dengan penelitian Nasir,
Rahmawati, Adam bahwa “Semangat persatuan dapat dibangun dengan
mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari pendidikan, mempersiapkan mereka lebih efektif untuk menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan, menempatkan
mereka dalam lingkungan fisik dan sosial dengan lebih baik, dan menjadikan
mereka terlibat dalam masyarakat dengan semangat pengakuan atas keunikan dan
toleransi atas keragaman manusia dan budaya. Dalam budaya terdapat pesan hidup,
pesan moral sehingga tercipta masyarakat yang berkarakter.”(Nasir et al., 2019).
RA Al Makmur selalu membangun diskusi yang baik dengan orang tua
mengenai perkembangan peserta didik agar anak dapat terus dibimbing dalam
hidup bermasyarakat. Guru dan kepala sekolah pun merespon berbagai kritik dan saran yang disampaikan orang tua peserta didik. Hanya saja diskusi ini sering kali
dikhususkan bagi peserta didik yang mengalami masalah atau kendala selama
pembelajaran. Untuk kegiatan khusus “Parenting” RA Al Makmur hanya
melaksanakannya ketika awal ajaran baru masuk sekolah, dan saat awal pembelajaran ekstrakurikuler Sempoa dilaksanakan. Karena sebelum pembelajaran
sempoa berlangasung. RA Al Makmur mengadakan pertemuan orang tua untuk
mengetahui manfaat dan tujuan dari pembelajaran sempoa tersebut. Selain itu,
109
orang tua pula diajarkan bagaimana tata cara pembelajaran sempoa agar orang tua
dapat membantu peserta didik mengerjakan tugas sempoa di rumah jika peserta
didik mengalami kesulitan.
Menurut peneliti, RA Al Makmur menyadari bahwa pembelajaran yang menanamkan karakter pada peserta didik sangatlah penting dan menjadi tantangan
dimasa sekarang dan mendatang, terlihat dengan adanya pembiasaan atau pun
kegiatan rutin yang tentunya memberikan dampak terhadap peserta didik disekolah dan berpengaruh dalam kehidupan peserta didik sehari-hari. Peran guru pun sangat
penting dalam menanamkan nilai-nilai karakter di sekolah karena guru adalah
tokoh utama yang menjadi panutan peserta didik.
D. Diskusi Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, penulis melakukan kajian terhadap penelitan terdahulu
yang relevan pada penelitian ini dengan tujuan untuk melihat bentuk persamaan dan perbedaan pada penelitian yang telah dilakukan, serta untuk menghindari
pengulangan terhadap kajian data yang ditemukan oleh peneliti terdahulu.Beberapa
penelitian terdahulu yang menjadi bahan perbandingan penelitan dijelaskan sebagai
berikut.
Pertama, Widiarti Iswandari, Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia
Dini Berbasis Karakter (Studi Situs PAUD Islam Makarima) Tahun 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran berbasis karakter di PAUD Islam Makarima. Persamaan pada penelitian ini yakni meneliti pengelolaan pembelajaran
berbasis karakter pada jenjang pendidikan anak usia dini. Perbedaan pada
penelitian ini ialah sebagian besar membahas pengelolaan pembelajaran, tidak membahas mengenai nilai-nilai karakternya pada sub bab khusus. Sedangkan pada
penelitian yang saat ini dilakukan oleh peneliti, mengkaji pengelolaan
pembelajaran dan membahas pendidikan karakter melalui nilai-nilai karakter yang
ditanamkan pada anak usia dini.
Kedua, Bustanul Yuliani, Manjemen Pendidikan Karakter pada Pendidikan Anak Usia Dini (Multistudi di PAUD Terpadu ‘Aisyiyah Nur’aini Ngampelan,
PAUD Terpadu An-Nuur Sleman dan TB/TK Ceria Demangan) Tahun 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen pendidikan karakter anak usia dini pada 3 sekolah tersebut dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi manajemen pendidikan di 3 sekolah tersebut. Persamaan pada
penelitian ini yakni membahas mengenai pendidikan karakter pada anak usia dini. Perbedaan pada penelitian ini ialah penelitian merupakan penelitian multistudi pada
3 sekolah jenjang anak usia dini dan tidak membahas mengenai pengelolaan
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah tersebut. Sedangkan penelitian
yang saat ini dikaji oleh peneliti membahas pengelolaan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini dan mengaitkannya pada penerapan nilai-nilai karakter
110
pada anak usia dini melalui kegiatan terprogram dan pembiasaan yang dianalisis
secara rinci dalam bentuk nilai-nilai karakter sebagai upaya membentuk karakter
peserta didik anak usia dini.
Ketiga, Risma Marmo, Manajemen Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dengan Metode Bercerita dalam Pengembangan Karaker (Studi Kasus RA Al-
Hidayah Sondriyan Kendal Ngawi) Tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran dengan metode bercerita dalam pengembangan karakter peserta
didik. Persamaan pada penelitian ini yakni membahas pengelolaan pembelajaran
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran. Perbedaan pada penelitian ini ialah fokus pembahasan pembelajaran
yang diintegrasikan dengan pengembangan karakter hanya dalam pembelajaran
dengan metode bercerita saja. Sedangkan pada penelitian yang dikaji saat ini
peneliti membahas mengenai pengelolaan pembelajaran dengan menganalisis nilai-
nilai karakter secara umum dalam seluruh kegiatan pembelajaran.
Keempat, Haira dan Yuhasriati, Strengthening The Honesty Character of
Young Children at The Islamic Integrated Preschool of Mon Kuta Banda Aceh.
Tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan karakter jujur yang diterapkan di sekolah. Persamaan pada penelitian ini yakni
membahas pendidikan karakter yang diterapkan melalui program harian, mingguan,
program bulanan dan program tahunan. Penguatan pendidikan karakter juga
diberikan melalui kegiatan terprogram dan pembiasaan. Perbedaan pada penelitian ini ialah fokus pembahasan pendidikan karakter yang hanya membahas penguatan
karakter kejujuran. Sedangkan pada penelitian yang dikaji saat ini, peneliti
membahas mengenai program tahunan, bulanan, mingguan dan harian yang diintegrasikan dengan seluruh nilai-nilai karakter yang ada di sekolah, tidak hanya
karakter jujur saja.
Kelima, Celia Cinantya, Ahmad Suriansyah, Asniwati, Aslamiah Zubaida. The
Strategy of Religious-Based Character Education in Early Childhood Education
(PAUD) Islam Sabilal Muhtadin, Tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi pendidikan karakter berbasis agama
dalam pendidikan anak usia dini. Persamaan pada penelitian ini ialah strategi
pendidikan karakter yang diterapkan melalui penugasan, arahan, pembiasaan, model peran/teladan dan pengkondisian. Namun, perbedaannya ialah strategi
penerapan pendidikan karakter yang dibahas lebih berfokus pada karakter religius
melalui pengembangan siswa yang percaya dan mengabdi kepada Allah SWT dan memiliki karakter sesuai ajaran Islam dengan implementasi nilai-nilai karakter
agama yang dilakukan. Sedangkan pada penelitian yang dikaji saat ini membahas
mengenai pengelolaan pembelajaran yang diterapkan disekolah dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada seluruh kegiatan sekolah.
Keenam, Novan Ardy Wiyani, Perencanaan Strategik Pembentukan Karakter Anak Usia Dini di TK Islam Al Irsyad Purwokerto, Tahun 2017. Penelitian ini
111
bertujuan untuk mengetahui strategi pembentukan karakter pada anak usia dini
yang diterapkan di sekolah. Persamaan pada penelitian ini ialah membahas
mengenai pembentukan karakter pada anak usia dini. Namun perbedaannya, pembentukan karakter yang dibahas lebih berfokus pada perencanaan strategik
yang dibuat. Sedangkan pada penelitian yang dikaji saat ini, pembentukan karakter
yang dibahas diterapkan langsung melalui pengelolaan pembelajaran sekolah yang diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter.
Dari beberapa penelitian yang telah dikemukakan di atas sebagian besar
membahas mengenai karakter.Penelitian tersebut menjadi bahan pijakan bagi
penulis pada bagian-bagian yang relevan pada penelitian ini. Penelitian ini dilakukan atas rasa keingintahuan dan keinginan untuk menganalisis dan menggali
lebih dalam segala hal yang ada di RA Al Makmur khususnya pengelolaan
pembelajaran dalam membentuk karakter peserta didik. Karena RA Al Makmur
menjadi sekolah jenjang anak usia dini yang selalu mendapat respon positif dari masyarakat terbukti dengan jumlah peserta didik selalu menempati posisi terbanyak
di Desa Waluya bahkan sampai ke tingkat kecamatan.
Tanpa mengurangi arti penting dari penelitian-penelitian terdahulu, peneliti
melakukan penelitian yang tampak berbeda, karena penelitian ini lebih fokus pada pengelolaan pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter melalui
analisis nilai-nilai karakter yang dilakukan oleh peneliti di RA Al Makmur
Cikarang Utara.Peneliti menganalisis pembentukan karakter melalui kegiatan
terprogram dan kegiatan pembiasaan yang diterapkan di RA Al Makmur.
Peneliti mengambil penelitian pada ranah pendidikan anak usia dini karena pembentukan karakter sejak usia dini merupakan hal yang penting sebagai dasar
dan bekal yang akan tertanam pada kepribadian anak untuk memasuki jenjang
sekolah lanjutan, sehingga perlu pengelolaan pembelajaran yang baik dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter didalamnya, agar pembentukan karakter
menjadi lebih terarah dan dapat menjadikan proses pembelajaran pada jenjang anak
usia dini lebih baik lagi.
112
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, peneliti
dapat mengambil kesimpulan dan saran dari penelitian pengelolaan pembelajaran
pendidikan anak usia dini dalam membentuk karakter peserta didik sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Pengelolaan pembelajaran di RA Al Makmur dijabarkan dalam beberapa tahapan,
yakni; pertama, perencanaan pembelajaran yang terdiri dari program tahunan, perencanaan semester, rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM) dan
rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Kedua, pelaksanaan pembelajaran
yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta ddik dan berpedoman pada RPPH yang pelaksanaannya bersifat fleksibel dan kondisional. Ketiga, evaluasi pembelajaran
yang dilakukan setiap hari, melalui pengamatan, hasil karya dan tugas individu. Pada
setiap semesternya, evaluasi dapat berupa unjuk kerja dan penilaian akhir semester
yang dilaporkan pada buku Raport. Untuk menindaklanjuti hasil evaluasi, sekolah mengadakan rapat dengan dewan guru dan orang tua untuk memantau perkembangan
anak dan mengatasi permasalahan yang muncul pada pelaksanaan pembelajaran dalam
membentuk karakter peserta didik.
Proses pembelajaran dalam upaya pembentukan karakter peserta didik di RA Al Makmur diiringi dengan penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan terprogram
dan kegiatan pembiasaan. Dari penerapan pendidikan karakter yang telah dilaksanakan,
peneliti menemukan 13 nilai karakter yang ditanamkan diantaranya; 1) religius/cinta
kepada Allah dan semesta, 2) hormat dan santun, 3) disiplin, 4) mandiri, 5) jujur, 6) bertanggung Jawab, 7) cinta tanah air, 8) toleransi, cinta damai dan persatuan, 9)
percaya diri, kerja keras, pantang menyerah dan kreatif, 10) kemampuan bersosialisasi,
11) peduli lingkungan, 12) rasa ingin tahu, 13) kendali diri.
Penerapan pendidikan karakter berdasarkan nilai-nilai tersebut tidak hanya diterapkan di sekolah, pengembangannya pun dilakukan di rumah maupun di
lingkungan masyarakat. Berdasarkan angket penelitian yang telah disebar kepada orang
tua peserta didik, pengembangan nilai-nilai karakter tersebut secara keseluruhan sudah berkembang dengan baik dan sesuai harapan orang tuanya masing-masing. Dengan
menerapkan pembelajaran dan kegiatan sehari-hari yang terintegrasi nilai-nilai
karakter, diharapkan peserta didik menunjukkan sikap positif dan berakhlak mulia,
didukung dengan nilai-nilai keislaman yang diterapkan dalam proses pembelajaran
dalam kehidupan sehari-hari.
113
B. Saran
Dari hasil Pemaparan kesimpulkan diatas, peneliti mengemukakan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Sekolah perlu meningkatkan kualitasnya dalam pengelolaan pembelajaran
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dengan mengadakan bimbingan dan pelatihan-pelatihan khusus bagi pendidik dan
tenaga kependidikan agar pembelajaran pendidikan dalam membentuk karakter
peserta didik dapat berjalan lebih maksimal. 2. Dalam penanaman nilai-nilai karakter, seluruh komponen sekolah baik
yayasan, kepala sekolah, pegawai, guru serta orang tua peserta didik perlu
bekerja sama memberikan pengaruh positif terhadap pembinaan karakter
peserta didik. Sekolah perlu mempelopori orang tua dengan mengadakan kegiatan Parenting sebagai upaya pengawasan perkembangan peserta didik
dari perilaku dan sikap yang menyimpang dan tidak sesuai bagi usia nya, baik
di rumah dan di masyarakat sebagai upaya memaksimalkan penerapan pengelolaan pembelaajaran pendidikan anak usia dini dalam membentuk
karakter peserta didik.
Penelitian pengelolaan pembelajaran dalam membentuk karakter peserta didik ini
masih dirasakan kurang maksimal. Peneliti berharap perguruan tinggi atau lembaga lain dapat mengembangkan kembali penelitian mengenai pengelolaan pembelajaran dalam
membentuk karakter peserta didik ini untuk membangun moral dan karakter generasi
muda seiring perkembangan zaman yang semakin maju.
114
DAFTAR PUSTAKA
Algozzine, B., Gretes, J., Queen, A. J., & Cowan-Hathcock, M. (2007). Beginning
teachers’ perceptions of their induction program experiences. The Clearing
House: A Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas, 80(3), 137–143.
Amin, M. M. (2011). Pendidikan karakter anak bangsa. Baduose Media.
Aqib, Z. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Asmani, J. M. (2009). Manajemen Strategis PAUD. Jogjakarta: Diva Press (Anggota
IKAPI).
Asmawati, L. (2014). Ruang Lingkup Pengelolaan Kegiatan di Lembaga PAUD. Modul
1 Ruang Lingkup Pengelolaan Kegiatan Di Lembaga PAUD, 1(4407), 1.2-1.54.
http://repository.ut.ac.id/4719/1/PAUD4407-M1.pdf
Bafadal, I. (2003). Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Bafirman, H. B. (2016). Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran
Penjasorkes. Prenada Media Group.
Billah, A. (2016). Pendidikan Karakter Untuk Anak Usia Dini dalam Perspektif Islam
dan Implementasinya dalam Materi Sains. ATTARBIYAH: Journal of Islamic Culture and Education, 1(2), 243–272. https://doi.org/10.18326/attarbiyah.v1i2.
Bissey, W. K. (1970). Sisk," Principles of Management: A Systems Approach to the
Management Process"(Book Review). Review of Financial Economics, 5(2), 120.
Bissoli, M. de F. (2014). Development of Children’s Personality: The role of early
childhood education. Psicologia Em Estudo, 19(4), 587–597.
Catron, C. E. (1999). J dan Allen. Early Childhood Curriculum A Creative-Play Model.
New Jersey: Merill, Prentice-Hall.
Chukwbikem, P. E. I. (2013). Resources for early childhood education (E.C.E). Mediterranean Journal of Social Sciences, 4(8), 161–172.
https://doi.org/10.5901/mjss.2013.v4n8p161
Danim, S., & Suparno, D. (2009). Manajemen dan kepemimpinan transformasional
kekepalasekolahan: visi dan strategi sukses era teknologi, situasi krisis, dan
115
internasionalisasi pendidikan. Rineka Cipta.
Erviani, D. (2018). Solusi Mengatasi Minimnya Pendidikan Karakter - Hargo.
https://hargo.co.id/berita/solusi-mengatasi-minimnya-pendidikan-karakter.html
Fadillah, M. (2012). Desain Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini: Tinjauan
Teoritik & Praktik. Ar-Ruzz Media.
Fakhruddin, A. U. (2010). Sukses menjadi guru TK-PAUD. Yogyakarta: Bening.
Fathurrohman, P., & Sutikno, M. S. (2019). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami.
Fauziddin, M., & Mufarizuddin, M. (2018). Useful of Clap Hand Games for Optimalize
Cogtivite Aspects in Early Childhood Education. Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 162. https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.76
Hadiati, E., & Fidrayani. (2019). Manajemen Pembelajaran Pendidikan Anak Usia
Dini. Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Uisa Dini, 2(1), 69–78.
Isjoni, H. (2009). Pembelajaran kooperatif meningkatkan kecerdasan komunikasi antar peserta didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kelley, M., Wetzel, K., Padgett, H., Kim, M. I. A., & Odom, M. (2003). Early
Childhood Teacher Preparation and Technology Integration : The Arizona State
University West Experience. 3, 67–83.
Khaironi, M. (2017). Pendidikan Moral Pada Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age Universitas Hamzanwadi, 01(1), 1–16.
Kristiawan, M., & Rozalena. (2017). Pengelolaan Pembelajaran Paud Dalam
Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini. JMKSP (Jurnal Manajemen,
Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan), 2(1), 76–86.
Krogh, S. L., & Slentz, K. L. (2010). Early childhood education: Yesterday, today, and
tomorrow. Routledge.
Kumari, B. V. (2004). Methods of teaching social studies. Discovery Publishing House.
Kurniati, B. (2013). PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KARAKTER, ANTARA KONSEP DAN REALITA | bettykurniaty.
https://bettykurniaty.wordpress.com/2013/03/23/problematika-pendidikan-
karakter-antara-konsep-dan-realita/
Lee, A. (2016). Implementing character education program through music and
116
integrated activities in early childhood settings in Taiwan. International Journal
of Music Education, 34(3), 340–351.
Lickona, T. (1997). The Teacher’s Role in Character Education. In Journal of
Education (Vol. 179, Issue 2, pp. 63–80). https://doi.org/10.1177/002205749717900206
Lickona, T. (2004). Character matters: How to help our children develop good
judgment, integrity, and other essential virtues. Simon and Schuster.
Lickona, T. (2009). Educating for character: How our schools can teach respect and
responsibility. Bantam.
Lickona, T. (2013). Persoalan Karakter; Bagaimana Membantu Anak Mengembangkan Penilaian Yang Baik, Integritas dan Kebajikan Lainnya terj. Juma Abdu
Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara.
Mahfud, C. (2006). Pendidikan multikultural. Pustaka Pelajar.
Marshall, M. L. (2004). Examining school climate: Defining factors and educational
influences. Georgia State University Center for School Safety, School Climate,
and Classroom Management, 4. http://schoolsafety.education.gsu.edu/wp-content/blogs.dir/277/files/2013/10/whitepaper_marshall.pdf
Michael S. Duggan, T. F. S. and D. C. T. (2019). A monitoring and evaluation
framework for transformative change from sustainability programs in secondary
schools. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Moeslichatoen, R. (2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak, cet ke-2 (Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Moleong, L. J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif, Cetak Ke-12. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, H. E. (2012). Manajemen Paud. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, H. E. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter, Cet. Ke-3, Jakarta: Bumi
Aksara.
Murtaza, K. F. (2011). Developing child friendly environment in early childhood
education classroom in Pakistan. 1(October), 408–418.
Nalah, A. B. (2012). Early Childhood Education and Sustainable Functional Education In NigeriaEarly Childhood Education and Sustainable Functional Education In
117
Nigeria. Nasarawa State University.
https://www.researchgate.net/publication/265383089_EARLY_CHILDHOOD_E
DUCATION_AND_SUSTAINABLE_FUNCTIONAL_EDUCATION_IN_NIGERIA.
Nasir, N., Rahmawati, R., & Adam, A. (2019). Identifikasi Nilai Pedagogis Tarian Lulo
untuk Memperkuat Rasa Persatuan pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 371. https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.336
New, R. S., & Cochran, M. (2007). Early childhood education: An international encyclopedia (Vol. 4). Greenwood Publishing Group.
Osakwe, R. N. (2009). The effect of early childhood education experience on the
academic performances of primary school children. Studies on Home and
Community Science, 3(2), 143–147.
Pala, A. (2011). the Need for Character Education. International Journal of Social
Sciences and Humanity Studies, 3(2), 23–32.
Paud Jateng. (n.d.). Metode Pembelajaran PAUD yang Efektif dan Menyenangkan - PAUD JATENG. Retrieved June 5, 2020, from
https://www.paud.id/2015/04/metode-pembelajaran-paud-yang-efektif.html
Prihastanto, A., Samsudi, S., Masrukhi, M., & Prihatin, T. (2016). The development of
holistic model of character education management for senior high schools in Pemalang Regency. The Journal of Educational Development, 4(1), 73–82.
Putri Tarmizi, H. (n.d.). Metode Pembelajaran Sosiodrama. Retrieved June 5, 2020,
from http://heryantiputritarmizi.blogspot.com/2013_09_15_archive.html
Rahim, H. (2012). The use of stories as moral education for young children.
Rani, J. S. (2004). Educational measurement and evaluation. Discovery Publishing
House.
Rusman, M. K., & Seri, I. I. (2009). Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada.
Sa’id, M. M., & Muhammad, S. (2001). Seni Mendidik Anak. Jakarta: Arroyan.
Sapendi, I. N.-N. M. A. (2015). Pada Anak Usia Dini. Jurnal At-Turats, 9(2).
Schaps, E., & D, P. (2007). CEP ’ s of Effective Character Education Effective
Character Education : Education.
Shalihah, M. (2010). Mengelola PAUD Mendidik Budi Pekerti, Anak Usia Dini bagi
118
Program PAUD, TK Play Group, dan di Rumah. Bantul: Kreasi Wacana Offset.
Soemiarti, P. (2003). Pendidikan anak prasekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Subianto, J. (2013). Peran Keluarga, Sekolah, Dan Masyarakat Dalam Pembentukan
Karakter Berkualitas. Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 8(2), 331–
354. https://doi.org/10.21043/edukasia.v8i2.757
Subur, M. (2012). Kurikulum RA. Yogyakarta: Bidang Mapenda Kemenag.
Sugiyono, D. (2011). Prof., 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, A. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Sujiono, Y. N. (2009). Konsep dasar pendidikan anak usia dini.
Sutarman, D. H. M., Pd, M. M., Asih, S. P., & Pd, M. M. (2016). Manajemen
Pendidikan Usia Dini. Bandung: Pustaka Setia.
Suyadi. (2011). Manajemen PAUD TPA-KB-TK/RA. Pustaka Pelajar.
Termini, K. A., & Golden, J. A. (2007). Moral behaviors: What can behaviorists learn
from the developmental literature? International Journal of Behavioral
Consultation and Therapy, 3(4), 477–493. https://doi.org/10.1037/h0100818
Ülavere, P., & Veisson, M. (2015). Values and Values Education in Estonian Preschool Child Care Institutions. Journal of Teacher Education for Sustainability, 17(2),
108–124. https://doi.org/10.1515/jtes-2015-0014
Ulwan, A. N. (2012). Pendidikan Anak dalam Islam; Terjemahan Arif Rahman Hakim
dkk. Solo: Insan Kamil.
Unesco. (2007). Strong Foundations for Gender Equality in Early Childhood Care and
Education : Advocacy Brief. UNESCO.
Usman, H. (2006). Manajemen: teori, praktik, dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyuningtyas, A., & Budi Wibowo, U. (2017). Manajemen Pendidikan Karakter pada
SMP Full Day School di Kota Yogyakarta, 3(1), 87.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Wandira, D., & Roesminingsih, E. (2014). Kemampuan Sosial Emosional Anak
Kelompok A DI Tk Nurul Ulum Bambe Driyorejo Gresik. PAUD Teratai, 3(3).
119
Wibowo, A. (2012). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Winataputra, U. S. (2003). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Yahaya, A., Bachok, N. S. E., Yahaya, N., Boon, Y., Hashim, S., & Goh, M. L. (2012). The impact of emotional intelligence element on academic achievement. Archives
Des Sciences, 65(4), 2–17.
Yus, A. (2015). Penilaian perkembangan belajar anak taman kanak-kanak. Kencana.
Zubaedi, M. (2011). Desain Pendidikan karakter: konsepsi dan dan aplikasinya dalam
lembaga pendidikan. Jakarta. Pranada Media Grup.
SUMBER LAIN
Hafidhuddin, Didin. (2009) Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Agama. makalah
pada workshop Nasional Standarisasi MPK-PAI. Jakarta 13 Agustus, h.1.
HR. Al-Bayhaqi dalam al-Sunan al-Kubrâ’ (no. 20782), al-Bazzar dalam Musnad-nya (no. 8949) Imam Bukhari dalam Al Adaab Al Mufraad hal 42, Ahmad 2/381, Al
Hakim 2/613, Ibnu Saad dalam Thabaqaatul Kubra (1/192), Al Qudhaa’iy
dalam Musnad Asysyihaab No.1165) https://bacasitus.com/agama/inilah-maksud-aku-diutus-menyempurnakan-akhlak.html diakses 27 April 2020 11.58.
John M. Echols., Shadily, Hassan. 2000. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). KBBI Daring. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Karakter
__________. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun Anggaran 2010.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
__________. 2012. Pedoman Pendidikan Karakter pada Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan
Anak Usia Dini.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
120
LAMPIRAN
121
Lampiran 1
URAIAN TUGAS PENGURUS DAN GURU
RA AL MAKMUR
1. Tugas Pengelola Lembaga RA AL MAKMUR a. Menyusun rencana program dan kegiatan tahunan dengan melibatkan bagian
tata usaha dan penanggung jawab masing-masing program
b. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan program yang dilaksanakan di RA AL MAKMUR
c. Melakukan pengawasan dan evaluasi seluruh program dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh lembaga RA AL MAKMUR
d. Melakukan kerja sama dengan berbagai lembaga, organisasi, instansi, dan masyarakat dalam rangka peningkatan akses dan mutu layanan PAUD di
lembaga RA AL MAKMUR
2. Tugas Kepala RA AL MAKMUR
a. Menyusun rencana program dan kegiatan tahunan yang menjadi tanggung
jawabnya, dengan melibatkan pendidik PAUD RA AL MAKMUR
b. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan program
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru c. Melakukan pembinaan terhadap program dan kegiatan yang diselenggarakan
guru
d. Melakukan kerjasama dengan penanggung jawab program lainnya dalam rangka mutu layanan PAUD di lembaga RA AL MAKMUR
3. Tugas Sekretaris RA AL MAKMUR
a. Mengelola Administrasi Sekolah. 1) Formulir Pendaftaran
2) Buku Induk Anak
3) Buku Daftar Inventaris
4) Buku Tamu
5) Daftar Hadir Pendidik
2. Mengarsipkan Dokumen
3. Menyiapkan Surat-menyurat
4. Menyusun laporan-laporan
4. Tugas Bendahara RA AL MAKMUR:
a. Mengelola administrasi Keuangan 1) Kartu Iuran Orang Tua
2) Buku Kas kelompok Bermain
b. Menghimpun Iuran Orang Tua dan Sumber Lain
122
c. Membukukan dan menyimpan Bukti pengeluaran
d. Menyusun laporan keuangan
5. Tugas Guru RA AL MAKMUR
a. Menyusun Rencana Pembelajaran anak
b. Melaksanakan program pembelajaran
c. Melaksanakan penilaian kepada perkembangan anak d. Membimbing Anak, Menyiapkan lingkungan belajar yang mendukung
pengembangan semua potensi anak dan perkembangan sikap serta perilaku
anak e. Menyiapkan/ mengisi Administrasi Kelompok
f. Mendampingi Anak dalam bermain
123
Lampiran 2
PENGATURAN BEBAN BELAJAR/ALOKASI WAKTU
1. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 minggu
2. Satu jam tatap muka (satu jam pelajaran) adalah 30 menit. 3. Jam belajar efektif per hari adalah 3 jam (180 menit), berarti 6 jam pelajaran.
4. Jam belajar per minggu 180 menit x 5 hari pembelajaran sama dengan 900
menit per minggu
5. Perencanaan pembelajaran untuk satu hari terdiri dari :
Pertemuan pagi 30 menit
Kegiatan inti 90 menit
Istirahat 15 menit
Makan 15 menit
Kegiatan siang 30 menit
6. Alokasi waktu untuk pengembangan ekspresi dan potensi diri ditambah 30
menit.
7. Pengembangan diri dalam rangka pembentukan karakter, disesuaikan dengan kondisi dan situasi RA, tidak setiap hari dilaksanakan. Waktunya pun kadang
30 menit kadang kurang atau lebih.
8. Penyusunan program pembelajaran melalui pendekatan tematik yang merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang atau
aspek pengembangan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna
bagi peserta didik.
9. Tema yang digunakan adalah tema yang ada, dapat disesuaikan dengan satuan
pendidikan dengan tidak mengurangi minggu efektif.
124
Lampiran 3
TATA TERTIB RA AL MA’MUR
TAHUN 2019/2020
A. BAGI MURID RA AL MA’MUR 1. Datang 10 menit sebelum pelajaran dimulai
2. Seluruh anak harus datang pada Hari Senin 15 Juli 2019
3. Berpakaian rapih dan bersepatu Senin – selasa : Baju Batik dan celana/ rok Biru
Rabu - Kamis : Celana / blus rompi (pink)
Jum’at : Muslim Putih Sabtu : Kaos Olah raga
4. Tidak dperkenankan memakai perhiasan emas
5. Tidak boleh makan/ jajan ketika jam belajar berlangsung
6. Tidak boleh membawa pulang mainan yang ada di Sekolah dan tidak membawa mainan dari rumah ke Sekolah
7. Jika sakit atau berhalangan hadir harus memberitahu / kabar ke Sekolah
B. BAGI PENGANTAR SISWA/ ORANGTUA SISWA
1. Berpakaian sopan
2. Membiasakan anak melakukan sendiri seperti ; a) Menyimpan Tas-nya sendiri
b) Menyimpan buku PR -nya sendiri
c) Membuka tas dan bukunya sendiri
d) Merapihkan alat tulisnya sendiri 3. Tidak Menunggu anak di dalam kelas untuk melatih mental anak..
4. Tidak dipernankan mengintip pada saat proses belajar mengajar berlangsung
5. Tidak diperkenankan duduk dan main pada tempat mainan anak-anak 6. Uang Sekolah dibayar paling lambat tanggal 10 setiap bulannya
7. Berpartisipasi menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan Sekolah
8. Berpartisipasi pada setiap kegiatan Sekolah dan Program Orangtua Murid (POMG)
. Cikarang Utara, Juli 2019
Kepala RA AL MA’MUR
125
Lampiran 4
Struktur Kurikulum Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KI-1: Menerima ajaran agama yang dianutnya
1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya
1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada Tuhan
KI-2: Memiliki perilaku hidup
sehat, rasa ingin tahu, kreatif
dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli,
mampu bekerja sama, mampu
menyesuaikan diri, jujur, dan santun dalam berinteraksi
dengan keluarga, pendidik
dan/atau pengasuh, dan teman
2.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup
sehat
2.2 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu
2.3 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
kreatif 2.4 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
estetis
2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
percaya diri 2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
taat terhadap aturan sehari-hari untuk melatih
kedisiplinan 2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
sabar (mau menunggu giliran, mau mendengar
ketika orang lain berbicara) untuk melatih kedisiplinan
2.8 Memiliki perilaku yang mencerminkan
kemandirian
2.9 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau membantu jika diminta
bantuannya
2.10 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap menghargai dan toleran kepada orang
lain.
2.11 Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan
diri 2.12 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap tanggung jawab
2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur
2.14Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
santun kepada orang tua, pendidik dan/atau pengasuh, dan teman
KI-3: Mengenali diri, keluarga,
teman, pendidik dan/atau
3.1 Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
3.2 Mengenal perilaku baik sebagai cerminan
126
pengasuh, lingkungan sekitar,
teknologi, seni, dan budaya di
rumah, tempat bermain dan satuan PAUD dengan cara:
mengamati dengan indra
(melihat, mendengar, menghidu, merasa, meraba);
menanya; mengumpulkan
informasi; mengolah
informasi/mengasosiasikan,dan mengkomunikasikan melalui
kegiatan bermain
akhlak mulia
3.3 Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan
gerakannya untuk pengembangan motorik kasar dan motorik halus
3.4 Mengetahui cara hidup sehat
3.5 Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan berperilaku kreatif
3.6 Mengenal benda -benda disekitarnya (nama,
warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara,
tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) 3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga,
teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya,
transportasi) 3.8 Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman,
cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)
3.9 Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan
pertukangan, dll)
3.10 Memahami bahasa reseptif (menyimak dan
membaca) 3.11 Memahami bahasa ekspresif
(mengungkapkan bahasa secara verbal dan
non verbal) 3.12 Mengenal keaksaraan awal melalui bermain
3.13 Mengenal emosi diri dan orang lain
3.14 Mengenali kebutuhan, keinginan, dan minat
diri 3.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
KI-4: Menunjukkan yang diketahui,
dirasakan, dibutuhkan,dan dipikirkan melalui bahasa,
musik, gerakan, dan karya
secara produktif dan kreatif,
serta mencerminkan perilaku anak berakhlak mulia
4.1 Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari
dengan tuntunan orang dewasa 4.2 Menunjukkan perilaku santun sebagai
cerminan akhlak mulia
4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk
pengembangan motorik kasar dan halus 4.4 Mampu menolong diri sendiri untuk hidup
sehat
4.5 Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif
4.6 Menyampaikan tentang apa dan bagaimana
benda-benda disekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara,
tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui
berbagai hasil karya
4.7 Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, gerak tubuh, dll
tentang lingkungan sosial (keluarga, teman,
tempat tinggal, tempat ibadah, budaya,
127
transportasi)
4.8 Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk
gambar, bercerita, bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang lingkungan alam (hewan, tanaman,
cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)
4.9 Menggunakan teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan
pertukangan, dll) untuk menyelesaikan tugas
dan kegiatannya
4.10 Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan membaca)
4.11 Menunjukkan kemampuan berbahasa
ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal)
4.12 Menunjukkan kemampuan keaksaraan awal
dalam berbagai bentuk karya 4.13 Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar
4.14 Mengungkapkan kebutuhan, keinginan dan
minat diri dengan cara yang tepat
4.15 Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media
128
Lampiran 5
Program Semester I RA Al Makmur
No Tema Kompetensi
Dasar Sub Tema Sub-sub Tema
Alokasi
waktu
1
Aku Hamba
Allah
1.1, 1.2, 2.1, 2.2, 2.3, 2.4, 2.5, 2.6,
2.7,2.8, 2.9, 2.10,
2.11, 2.12,
2.13,2.14, (3.1-4.1), (3.2-4.2),
(3.3-4.3), (3.4-
4.4), (3.5-4.5), (3.6-4.6), (3.7-
4.7), (3.8-
4.8),(3.9-
4.9),(3.10-4.10), (3.11-4.11), (3.12-
4.12), ((3.13-
4.13), (3.14-4.14), (3.15-4.15)
Identitasku
Nama,usia,jenis kelamin, alamat rumah
lengkap,agamaku
1 Minggu
Tubuhku
Anggota tubuh, bagian-
bagian anggota tubuh, fungsi, gerak, kebersihan,
ciri-ciri khas, kesehatan dan
keamanan diri
2 Minggu
Kesukaanku
Makanan.& minuman yang
halal, mainan dan macam-
macam kegiatan
2 Minggu
2 Keluarga Sakinah
1.1, 1.2, 2.1, 2.2,
2.3, 2.4, 2.5, 2.6,
2.7,2.8, 2.9, 2.10, 2.11, 2.12, 2.13,
2.14,(3.1-4.1),
(3.2-4.2), (3.3-4.3), (3.4-4.4),
(3.5-4.5), (3.6-
4.6), (3.7-4.7), (3.8-4.8),(3.9-
4.9),(3.10-4.10),
(3.11-4.11), (3.12-
4.12), ((3.13-4.13), (3.14-4.14),
(3.15-4.15)
Anggota
keluargaku
Ayah, ibu, kakak, adik,
kakek, nenek, paman dan
bibi
2 Minggu
Profesi
anggota
keluarga
Macam-macam pekerjaan
1 Minggu
3 Lingkunganku
1.1, 1.2, 2.1, 2.2, 2.3, 2.4, 2.5, 2.6,
2.7,2.8, 2.9, 2.10,
2.11, 2.12, 2.13,
2.14,(3.1-4.1), (3.2-4.2), (3.3-
4.3), (3.4-4.4),
(3.5-4.5), (3.6-4.6), (3.7-4.7),
Rumahku
Fungsi rumah Bagian-bagian rumah
Jenis peralatan rumah
Tangga,kursi,meja,tempat
tidur,kasur, peralatan makan, lemari es, radio, televisi,
kaset, CD, telepon
Fungsi peralatan rumah tangga
2 Minggu
129
(3.8-4.8),(3.9-
4.9),(3.10-4.10),
(3.11-4.11), (3.12-4.12), ((3.13-
4.13), (3.14-4.14),
(3.15-4.15)
Cara menggunakan peralatan
rumah tangga
Sekolahku
Gedung dan halaman
sekolah, ruang belajar,
tempat bermain dan alat-alat permainan orang-orang yang
ada di sekolah dan tata tertib
di sekolah
1 Minggu
Mesjidku
Fungsi Mesjid Bagian-bagian mesjid
Orang-orang yang ada di
masjid Tata tertib di mesjid
1 Minggu
4
Binatang
ciptaan Allah
1.1, 1.2, 2.1, 2.2,
2.3, 2.4, 2.5, 2.6,
2.7,2.8, 2.9, 2.10, 2.11, 2.12, 2.13,
2.14, (3.1-4.1),
(3.2-4.2), (3.3-4.3), (3.4-4.4),
(3.5-4.5), (3.6-
4.6), (3.7-4.7),
(3.8-4.8),(3.9-4.9),(3.10-4.10),
(3.11-4.11), (3.12-
4.12), ((3.13-4.13), (3.14-4.14),
(3.15-4.15)
Binatang
Qurban
Bagian-baguan tubuh
binatang
Makanan, bahaya, manfaat 1 Minggu
Binatang
Peliharaan
Bagian-baguan tubuh
binatang Makanan, bahaya, manfaat
2 Minggu
Binatang
Serangga
Bagian-baguan tubuh
binatang
Makanan, bahaya, manfaat
1 Minggu
Binatang
Buas
Bagian-baguan tubuh
binatang
Makanan, bahaya, manfaat 1 Minggu
TOTAL 17 Minggu
130
Program Semester II RA Al Makmur
N
o Tema
Kompetensi
Dasar Sub Tema Sub-sub Tema
Alokasi
waktu
1
Tanaman
Ciptaan Allah
1.1, 1.2, 2.1, 2.2,
2.3, 2.4, 2.5, 2.6,
2.7,2.8, 2.9, 2.10,
2.11, 2.12, 2.13, 2.14, (3.1-4.1),
(3.2-4.2), (3.3-
4.3), (3.4-4.4), (3.5-4.5), (3.6-
4.6), (3.7-4.7),
(3.8-4.8),(3.9-4.9),(3.10-4.10),
(3.11-4.11),
(3.12-4.12),
((3.13-4.13), (3.14-4.14),
(3.15-4.15)
Tanaman
buah
- Macam-macam tanaman buah
- Bagian-bagian tanaman
buah
- Manfaat tanaman buah
- Cara nenanam dan merawat tanaman buah
2 Minggu
Tanaman
sayur
- Macam-macam tanaman
sayur
- Bagian-bagian tanaman
sayur
- Manfaat tanaman sayur
- Cara nenanam dan merawat
tanaman sayur
1 Minggu
Tanaman
Hias
- Macam-macam tanaman
hias
- Bagian-bagian tanaman hias
- Manfaat tanaman hias
- Cara nenanam dan merawat
tanaman hias
1 Minggu
Tanaman
Obat
- Macam-macam tanaman
obat
- Bagian-bagian tanaman
obat
- Manfaat tanaman obat
- Cara nenanam dan merawat
tanaman obat
1 Minggu
Tanaman
Umbi-umbian
- Macam-macam tanaman
umbi-umbian
- Bagian-bagian tanaman
umbi-umbian
- Manfaat tanaman umbi-umbian
- Cara nenanam dan merawat
tanaman umbi-umbian
1 Minggu
2 Kendaraan
1.1, 1.2, 2.1, 2.2, 2.3, 2.4, 2.5, 2.6,
2.7,2.8, 2.9, 2.10,
2.11, 2.12, 2.13, 2.14 (3.1-4.1),
(3.2-4.2), (3.3-
Kendaraan di
Darat
- Jenis kendaraan di Darat
- Fungsi dan kegunaan
- Nama Pengemudi
- Tempat pemberhentian
- Bagian-bagian kendaraan
2 Minggu
131
4.3), (3.4-4.4),
(3.5-4.5), (3.6-
4.6), (3.7-4.7), (3.8-4.8),(3.9-
4.9),(3.10-4.10),
(3.11-
4.11), (3.12-4.12), ((3.13-
4.13), (3.14-
4.14), (3.15-4.15)
Kendaraan di Air
- Jenis kendaraan di Air
- Fungsi dan kegunaan
- Nama Pengemudi
- Tempat pemberhentian
- Bagian-bagian kendaraan
1 Minggu
Kendaraan di
Udara
- Jenis kendaraan di Udara
- Fungsi dan kegunaan
- Nama Pengemudi
- Tempat pemberhentian
- Bagian-bagian kendaraan
1 Minggu
3
Alam Semesta
1.1, 1.2, 2.1, 2.2,
2.3, 2.4, 2.5, 2.6,
2.7,2.8, 2.9, 2.10, 2.11, 2.12, 2.13,
2.14, (3.1-4.1),
(3.2-4.2), (3.3-4.3), (3.4-4.4),
(3.5-4.5), (3.6-
4.6), (3.7-4.7),
(3.8-4.8),(3.9-4.9),(3.10-4.10),
(3.11-4.11),
(3.12-4.12), ((3.13-4.13),
(3.14-4.14),
(3.15-4.15)
Benda-benda
alam
- Jenis benda- benda alam
(tanah, air, udara, api, pasir, batu, besi, emas, perak )
- Manfaat benda-benda alam
2 Minggu
Benda-benda langit
- Jenis benda-benda langit (matahari, bulan, bintang)
- Manfaat benda-benda langit
1 Minggu
Gejala alam
- Macam-macam gejala alam (siang, malam, banjir,
gunung meletus, tanah
longsor, ombak, pelangi, petir, hujan, gempa bumi ) 2 Minggu
4 Negaraku 1.1, 1.2, 2.1, 2.2, 2.3, 2.4, 2.5, 2.6,
2.7,2.8, 2.9, 2.10,
2.11, 2.12, 2.13,2.14, (3.1-
4.1), (3.2-4.2),
(3.3-4.3), (3.4-4.4), (3.5-4.5),
(3.6-4.6), (3.7-
4.7), (3.8-
4.8),(3.9-4.9),(3.10-4.10),
(3.11-4.11),
(3.12-4.12),
Tanah Airku - Nama Negara
- Lambang Negara
- Presiden dan Wakil Presiden
- Lagu Kebangsaan
- Bendera
- Pahlawanku
1 Minggu
Tempat
Wisata
- Wisata Laut
- Pegunungan
- Taman
- Museum
- Kebun Binatang
1 Minggu
132
((3.13-4.13),
(3.14-4.14),
(3.15-4.15)
TOTAL 17 Minggu
133
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)
Kelompok : B ( 5-6 tahun )
Semester/ minggu : 1/14
Tema : BINATANG CIPTAAN ALLAH
Sub Tema/sub-sub tema :BINATANG PELIHARAAN DARAT / Bagian tubuh binatang,makanan, bahaya dan manfaat KD : 1.1, 1.2, 2.1, 2.2, 2.3, 2.4, 2.5, 2.6, 2.7, 2.8, 2.9, 2.10, 2.11,2.12, 2.13, 2.14, 3.1, 4.1, 3.2, 4.2, 3.3, 4.3, 3.4, 4.4,
3.5, 4.5, 3.6, 4.6, 3.7, 4.7, 3.8, 4.8, 3.9, 4.9, 3.10, 4.10, 3.11, 4.11, 3.12, 4.12, 3.13, 4.13, 3.14, 4.14, 3.15, 4.15
BINATANG PELIHARAAN DARAT
Puncak tema :
PEMOTONGAN HEWAN QURBAN
Jum’at Bebek
1. Meniru gerakan bebek 2. Menyanyikan lagu potong bebek 3. Membedakan telur ayam dan telur bebek 4. Tanya jawab manfaat bebek 5. Mewarnai gambar bebek Tujuan Pembelajaran: Anak mengenal bebek StrategiPembelajaran: Pembelajaran
dilakukan melalui observasi, penugasan, dan demonstrasi, unjuk kerja
Senin : BINATANG DARAT
1. Menyebutkan Asmaul husna (NAM)
2. Dapat mengucapkan terimaksih (sos) 3. Menyebutkan nama hewan yang hidup didarat(bhs)
4. Membedakan hewan yang berkaki 2 dan 4 (kognitif)
5. Menjiplak dan mewarnai gambar binatang Angsa
(Mt. halus)
Tujuan Pembelajaran: Anak mengenal binatang darat
StrategiPembelajaran: Pembelajaran dilakukan
melalui observasi, penugasan, dan demonstrasi,
unjuk kerja
Selasa : Ayam Jagoku 1. Menyanyikan lagu kukuruyuk 2. Memberi makan ayam 3. Menghitung kaki ayam 4. Menirukan gerakan ayam 5. Bercakap-cakap tentang manfaat ayam 6. Tanya jawab makanan ayam Tujuan Pembelajaran: Anak mengenal ayam jago StrategiPembelajaran: dilakukan melalu
observasi, penugasan, dan demonstrasi, unjuk kerja
KAMIS : Kelinciku
1. merawat dan memberi makan kelinci
2. Meniru gerakan kelinci
3. menyanyikan lagu kelinciku
4. Menggunting dan menempel gambar
wortel
5. Mencampur warna merah dan
kuning
Tujuan Pembelajaran: Anak mengenal kelinci StrategiPembelajaran: Pembelajaran
dilakukan melalui observasi, penugasan, dan
demonstrasi, unjuk kerja
Rabu : Kucingku yang belang
1. Menulis huruf hijaiyah 2. Mengucapkan syair “kucingku” 3. Kolase gambar kucing dengan kertas 4. Menarik garis gambar binatang dengan
kakinya Tujuan Pembelajaran: Anak mengenal kucing
StrategiPembelajaran: Pembelajaran dilakukan melalui , penugasan, dan demonstrasi, unjuk kerja
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)
Kelompok : B ( 5-6 tahun )
Semester/ minggu : II/1
Tema : TANAMAN CIPTAAN ALLAH
Sub Tema/sub-sub tema : TANAMAN BUAH/ macamtanaman ,bagian,manfaat dan cara menanam tanaman buah
KD : 1.1, 1.2, 2.1, 2.2, 2.3, 2.4, 2.5, 2.6, 2.7, 2.8, 2.9, 2.10, 2.11,2.12, 2.13, 2.14, 3.1, 4.1, 3.2, 4.2, 3.3, 4.3, 3.4, 4.4, 3.5, 4.5,
3.6, 4.6, 3.7, 4.7, 3.8, 4.8, 3.9, 4.9, 3.10, 4.10, 3.11, 4.11, 3.12, 4.12, 3.13, 4.13, 3.14, 4.14, 3.15, 4.15
TANAMAN BUAH
Puncak tema:
Membuat ES Buah
Senin : MACAM-MACAM TANAMAN BUAH 1.Rukun Iman (NAM) 2.Menjaga Dan Merawat Tanaman (NAM) 3.Menyebutkan Macam Tanaman Buah (BHS) 4.Mengurutkan Pola Gambar Bagian-Bagian Tanaman
(KOG) 5.Menirukan Gerakan Pohon Ditiup Angin (FISIK
MOTORIK) 6.Menyanyi Lagu Tentang Tanaman (SENI) TujuanPembelajaran: Anak mengenal Macam-macam
tanaman buah,bagian nmanfaat dan cara menanamnya - StrategiPembelajaran: Pembelajaran dilakukan dengan
Tanya jawabi, unjuk kerja, penugasan
Senin : MACAM-MACAM TANAMAN BUAH 1.Rukun Iman (NAM) 2.Menjaga Dan Merawat Tanaman (NAM) 3.Menyebutkan Macam Tanaman Buah (BHS) 4.Mengurutkan Pola Gambar Bagian-Bagian Tanaman
(KOG) 5.Menirukan Gerakan Pohon Ditiup Angin (FISIK
MOTORIK) 6.Menyanyi Lagu Tentang Tanaman (SENI) TujuanPembelajaran: Anak mengenal Macam-macam
tanaman buah,bagian nmanfaat dan cara menanamnya - StrategiPembelajaran: Pembelajaran dilakukan dengan
Tanya jawabi, unjuk kerja, penugasan
Kamis : Pepaya 1.Menghafal Surah Annashr (NAM) 2.Hormat Terhadap Guru Dan Orang Tua (NAM)
3.Mengelompokkan Kata Yang Berawalan Huruf Yang Sama(BHS) 4.Menjiplak Bentuk Daun Pepaya(MOTORIK) 5.Dapat Bekerjasama Dengan Kelompok (SOSEM)
TujuanPembelajaran: Anak mengenal buah papaya, bagian-bagian buah papaya dan manfaat buah pepaya
- StrategiPembelajaran: Pembelajaran dilakukan dengan
Tanya jawabi, unjuk kerja, penugasan
Rabu : Jeruk 1.Mengucapkan Surah Annashr (NAM) 2.Memasang Gambar Dengan Pasangannya (KOG) 3.Menggunting Dan Menempel Gambar Jeruk(MOTORIK) 4.Tanya Jawab Tentang Bagian-Bagian Gambar Jeruk(BHS)
5.Praktek Mengupas Jeruk (FISIK MOTOIK) TujuanPembelajaran: Anak mengenal jbuah eruk,
bagian-bagian buah jeruk - StrategiPembelajaran: Pembelajaran dilakukan
dengan Tanya jawabi, unjuk kerja, penugasan
Jumat : Es Buah 1.Menghafal Do’a Keluar Kelas (NAM) 2.Menjaga Kebersihan Diri (NAM) 3.Menyebutkan Macam-Macam Buah Yang Akan Dibuat Untuk Es Buah (KOG) 4.Menggambar macam-macam buah (MOTORIK) 5.Saling Tolong Menolong (SOSEM)
TujuanPembelajaran: Anak mengenal buah –buah yang digunakan untuk membuat es buah
- StrategiPembelajaran: Pembelajaran dilakukan dengan Tanya jawabi, unjuk kerja, penugasan
Selasa : Mangga
1.Mengenal sifat-sifat Allah (NAM) 2.Menyebutkan bagian buah mangga (BHS) 3.Menggambar buah mangga (MOTORIK) 5.Menghargai Hasil Karya sendiri (SOSEM) 6.Syair Tentang”Mangga” (SENI)
TujuanPembelajaran: Anak mengenal buah
mangga, bagian-bagian buah mangga. - StrategiPembelajaran: Pembelajaran dilakukan
dengan Tanya jawabi, unjuk kerja, penugasan
136
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
Model Pembelajaran Kelompok dengan kegiatan Pengaman
Usia : 5 – 6 tahun Tema/Sub.Tema/Sub-sub Tema : Binatang Ciptaan Allah/Binatang Peliharaan Darat
Semester/Minggu : 1/1 Hari/Tanggal: …………………………………………
StrategiPembelajaran : Pembelajaran dilakukan melalui permainan, bernyanyi dan penugasan
KompetensiDasar LangkahKegiatan Media/sumberbelajar IndikatorPencapaianPembelajara
n
1.1, 1.2, 2.1, 2.2, 2.3,
2.4, 2.5, 2.6, 2.7,2.8,
2.9, 2.10, 2.11, 2.12,
2.13, 2.14, (3.1-4.1),
(3.2-4.2), (3.3-4.3),
(3.4-4.4), (3.5-4.5), (3.6-4.6), (3.7-4.7),
(3.8-4.8),(3.9-
4.9),(3.10-4.10),
(3.11-4.11), (3.12-
4.12), ((3.13-4.13),
(3.14-4.14), (3.15-
4.15)
Pembukaan 30 menit
- Berdoa,salam
- Membaca surat Al Fatihah
- Bernyanyi dan bermain tepuk
Inti 90 menit
a. Mengamati - Anak mengamati gambar sederhana dan menjawab
keterangan secara sederhana
b. Menanya
- Anak didorong untuk bertanya tentang jenis-jenis
binatang
c. Mengumpulkan informasi
- Guru merespon pertanyaan anak
- Anak mengumpulkan informasi dengan
mendengarkan jenis-jenis binatang
d. Menalar
- Anak menalar dengan menghubungkan binatang
dengan kepalanya
e. Mengkomunikasikan
Syair Kucingku
- Anak berdoa dengan baik
- Anak bernyanyi rukun iman,
rukun islam, bernyanyi peragaan
manasik haji
- Anak membaca surat Al Fatihah
- Anak dapat membedakan jenis
binatang darat, laut dan udara
137
- Anak menyebutkan jenis-jenis binatang darat
- Anak mengucapkan syair “Kucingku”
- Anak dapat menceritakan tentang binatang kesukaan
atau peliharaannya.
Kegiatan 1 : Menebak gambar binatang
- Anak menulis huruf hijaiyah
- Anak menyebutkan hewan darat kesukaannya
- Anak mewarnai gambar sapi kecil
-
Kegiatan 2: mencocokan gambar
- Guru membagikan majalah dan buku pendidikan
- Anak mengubungkan binatang dengan kepalanya
- Anak menebalkan huruf
Kegiatan 3: Mengisi pola gambar kucing
dengan Kapas
- Anak membuka buku pendidikan dan mengisi pola
gambar kucing dengan kapas
- Mengucapkan syair kucing
Istirahat, makan, bermain 30 menit
Penutup 30 menit
- Diskusi tentang kegiatan satu hari
- Bernyanyi lagu “Sikancil”
- Berdoa,salam
KegiatanPengaman :
Bermain puzzle , bermain plastisin
-
- Buku Tulis Anak
- Majalah Lembar kerja anak
- Buku Pendidikan
- Kapas
- Lem atau double tip
- Anak dapat mengetahui jenis
binatang peliharaan darat
- Anak dapat mencocokan bentuk
tubuh hewan
- Anak dapat mengisi pola dengan
kapas
Anak dapat menyanyikanl agu “Si
Kancil”
138
Lampiran 8
JADWAL MENGAJAR SEMESTER I
GURU RAUDHATUL ATHFAL AL MAKMUR
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
NO. WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUM'AT SABTU
1
07:30 - 11:30
Do'a Harian Suroh pendek
Do'a Harian Suroh pendek
SEMPOA
Do'a Harian Suroh pendek
Do'a Harian Suroh pendek
JASMANI
2 Bahasa Bahasa Kognitif
Matematika Praktek Ibadah
3 IQRO IQRO IQRO IQRO BAHASA
5 Seni Motorik Halus Kognitif sains Keimanan & Ketaqwaan
Motorik Halus
6 Motorik Halus Keimanan &
Ketaqwaan
Keimanan &
Ketaqwaan
Cikarang Utara, 15 Juli 2019
Mengetahui :
Kepala RA. AL MAKMUR
Guru Kelas
ALISAH, S. Pd. I
KELOMPOK B
139
JADWAL ALOKASI WAKTU MENGAJAR SEMESTER I
GURU RAUDHATUL ATHFAL AL MAKMUR
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
NO. WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUM'AT SABTU
1
07:30 - 11:30
Do'a Harian Suroh
pendek
Do'a Harian
Suroh pendek
Do'a Harian
Suroh pendek
Do'a Harian
Suroh pendek
Do'a Harian Suroh
pendek
JASMANI 2 Bahasa Bahasa Kognitif sains Kognitif
Matematika Praktek Ibadah
3 IQRO IQRO IQRO IQRO IQRO
5 Seni Motorik Halus kognitif
Matematika Kognitif sains
Keimanan &
Ketaqwaan Motorik Halus
6 Motorik Halus Keimanan &
Ketaqwaan
Keimanan &
Ketaqwaan
Cikarang Utara, 15 Juli 2019
Mengetahui :
Kepala RA. AL MAKMUR
Guru Kelas
ALISAH, S. Pd. I
KELOMPOK A
140
Lampiran 9
141
142
Lampiran 10
TRANSKIP WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
Nama : Alisah, S.Pd.I Waktu/Tanggal : 11.30 WIB, 13 Desember 2019
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran di RA Al Makmur ?
Jawaban: Perencanaan pembelajaran pertama kali dirancang melalui kurikulumnya,
kurikulum ini nantinya akan dituangkan ke dalam bentuk RPPM dan RPPH. Selain itu,
perencanaan pembelajaran juga ada dalam program kegiatan besar untuk satu tahun
ajaran.
2. Apakah RA Al Makmur memiliki perencanaan pendidikan karakter dan bagaimana
perencanaan tersebut ?
Jawaban: Perencanaan pendidikan karakter sebenernya udah termuat dalam RPPM atau
RPPH yang dirancang, namun ada juga perencanaan tersebut yang tidak tertulis di dalam RPPM dan RPPH, masuknya ke pembiasaan anak-anak dan kegiatan rutin anak-
anak
3. Apasajakah persiapan yang dilakukan pihak sekolah dalam pembelajaran
pendidikan karakter ?
Jawaban: sama halnya dengan mempersiapkan pembelajaran seperti biasa, karena
pembelajaran kita sehari-hari pun sudah memuat nilai-nilai karakter. Persiapannya guru harus menguasai terlebih dahulu apa saja yang akan di pelajari anak-anak, metode apa
yang akan dipakai dan alat apa yang akan digunakan dalam pembelajaran nanti.
4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di RA Al Makmur?
Jawaban: Pelaksanaan terdiri dari kegiatan pembukaan, inti dan penutup. Pembukaan
.dan berdiskusi tentang tema dan sub tema untuk merangsang pengetahuan peserta didik, misalnya kendaraan. Kegiatan intinya nanti guru mengajak mengamati alat/bahan
yang disediakan, guru menanyakan kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan
dan mempersilahkan anak mengelompokkan alat/bahan sesuai dengan yang dipahami
anak, kemudian anak melakukan kegiatan sesuai dengan yang diminati dan gagasannya. Pada kegiatan penutup ya seperti menanyakan perasaan anak, berdiskusi, bercerita
dengan pesan-pesan moral, menginformasikan kegiatan untuk besok dan berdoa”.
5. Bagaimana kualitas guru dalam menyampaikan pembelajaran ?
143
Jawaban: saya rasa cukup baik, guru dapat berbaur dengan anak-anak dan guru-guru
juga memahami setiap kondisi yang dialami anak dalam belajar. Mereka membuat
suasana yang menyenangkan dan anak nyaman.
6. Bagaimana pendidik menerapkan pendidikan karakter kepada anak ?
Jawaban: karakter itu akan terbentu melalui pembiasaan yang kita ajarkan dan tunjukan kepada anak-anak. Guru-guru menggunakan pembelajaran menarik untuk
mengembangkan potensi anak dan menunjukan keteladanan sikap dan perilaku yang
baik juga.
7. Apa saja fasilitas/media yang tersedia dalam pembelajaran pendidikan karakter?
Jawaban: fasilitas yaa yang ada di kelas dan di luar kelas aja atau engga kita minta anak untuk membawa bahan pembelajaran dari rumah. Dan anak-anak juga sebenernya bisa
menjadi media sendiri dalam pembelajaran karakter.
8. Bagaimana Evaluasi pembelajaran di RA Al Makmur ?
Jawaban: evaluasi buat anak-anak kita lakuin setiap hari dengan menilai tugas tugas
mereka dan mengamati proses mereka dalam belajar setiap hari. Setiap hari sepulang
sekolah juga biasanya kita guru-guru diskusi tentang pembelajaran hari ini. kalo dalam semesterannya kaya biasa umumnya sekolah kita ada penilaian akhir semester untuk
mengetahui kemampuan anak-anak dan perkembangan karakter mereka. hasilnya nanti
akan dilaporin ke buku rapot dan jadi bahan diskusi antara guru dan orang tua.
9. Siapa saja yang terlibat dalam evaluasi pembelajaran ?
Jawaban: Kalo untuk penilaian yang terlibat yaa saya sebagai kepala sekolah dan guru-
guru aja. Tapi untuk hasil atau tindak lanjut kita pasti melibatkan orang tua saat
pembagian rapot.
10. Apakah pendidik selalu melaporkan perkembangan peserta didik?
Jawaban: iya, setiap hari guru diskusi tentang anak-anak, rata-rata yang jadi bahan
diskusi anak-anak yang agak sulit di atur atau anak yang susah dalam belajar.
11. Bagaimana cara anda jika pendidik mengalami kendala dalam penerapan
pendidikan karakter?
Jawaban: kalo cara saya yaa ngasih solusi dan buka diskusi bareng-bareng juga dengan
guru yang lain biar lebih mudah menyelesaikan masalahnya.
12. Adakah perubahan pada sikap anak usia dini terkait dengan penerapan pendidikan
karakter ?
144
Jawaban: Alhamdulillah ada, dari awalnya gak tau apa-apa dan mereka masih malu-
malu sekarang udah percaya diri, mandiri, berani dan tanggung jawab dengan tugasnya.
13. Bagaimana peran orang tua dan komite sekolah dalam penerapan pendidikan
karakter?
Jawaban: kita kan di sekolah sebentar yaa. Penerapan pendidikan karakter sepenuhnya ada di keluarga dan lingkungan. Disini kita juga diskusi dengan orang tua untuk
memberikan dorongan positif pada anak-anak baik kalo ada masalah dengan anaknya
ataupun engga.
14. Apa yang anda ketahui tentang pendidikan karakter ?
Jawaban: pendidikan karakter itu pendidikan moral, sikap, tingkah laku, kepribadian,
sifat dan kebiasaan yang baik yang harus diterapin kepada siswa atau anak-anak.
15. Bagaimana karakter peserta didik yang baru masuk?
Jawaban: karakter anak-anak awal masuk kebanyakan sih masih malu-malu. Ada juga
yang langsung percaya diri.
16. Nilai-nilai karakter apa saja yang ditanamkan pada anak usia dini di RA Al
Makmur ?
Jawaban: agama, kesopanan dan santun, mandiri, tanggung jawab, disiplin, kasih
sayang, peduli lingkungan, peduli sesama teman, jujur, percaya diri, usaha, kreatif dan
gak mudah menyerah, cinta tanah air, toleransi, cinta damai.
17. Apakah nilai-nilai karakter tersebut sudah dimasukkan dalam kurikulum, silabus,
RPPM dan RPPH ?
Jawaban: iya, nilai-nilai karakter itu masuk ke komponen pencapaian anak
18. Bagaimana bentuk penanaman nilai karakter pada anak usia dini di RA Al Makmur
?
Jawaban: bentuk penanaman nilai karakter yaa lewat pembelajaran itu sendiri, dari
kegiatan pembiasaan dan kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Penanamannya tentu melalui guru ya, karena guru itu jadi tauladan bagi anak-anak dan guru-guru juga yang
membimbing kegiatan anak keseluruhan di sekolah.
145
TRANSKIP WAWANCARA GURU
Nama : Silvi Wali Kelas: Kelompok A dan Guru Kelas B1
Waktu/Tanggal : 12.00 WIB/12 Desember 2019
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran di RA Al Makmur ?
Jawaban: Perencanaan pembelajaran yang di RA Al Makmur yaa itu RPPH, RPPM
2. Apakah anda merancang RPPM, RPPH, sesuai dengan visi misi RA Al Makmur
dengan menyesuaikan nilai-nilainya ?
Jawaban: Saya si engga bikin semuanya sendiri, saya cuma mengikuti dari tahun sebelumnya. Tapi sebelumnya di revisi dulu sebelum disusun, siapa tau ada yang perlu
diperbaiki.
3. Sebagai guru, apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam perencanaan
pembelajaran ?
Jawaban: engga ada sih. Karena saya Cuma ngikutin yang ada sudah ada. Dan ngerevisi
dikit aja.
4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di RA Al Makmur?
Jawaban: Pertama yaa kaya klasikal dulu gitu, anak-anak baca doa sehari-hari, surat-surat pendek, menyanyi. Setelah itu baru pembelajarannya. Belajarnya yaa di buku
biasa, buku tulis sama buku LKA. Yaa awalnya saya ngejelasin dulu, nerangin ke anak-
anak, setelah di jelasin mereka anak-anak disuruh maju ke depan, paham atau engga
nya.
5. Apa saja fasilitas/media yang tersedia dalam pembelajaran pendidikan karakter?
Jawaban: fasilitasnyaa yaa yang ada di dalam kelas aja. Kadang juga pake media lain,
alat peraga atau simbolik gitu, tapi jarang si.
6. Bagaimana Anda mempersiapkan pembelajaran?
Jawaban: saya menyiapkan pembelajaran seusuai yang dibuku dan di RPPH aja,
misalnya kaya kolase, atau menyiapkan kertas origami kalo yang dibutuhin origami,
kalo yang dibutuhin kapas dan lem, 1 hari sebelumnya dan melalui WA kita suruh
mereka bawa lem dan kapas. Ya gitu aja si, besok kita belajar apa, hari ini nya kita udah persiapin apa aja yang dibutuhin dan perlu di bawa atau engga sama anak-anak, nanti
kita omongin ke anak-anak pas mau pulang sekolah
146
7. Bagaimana anda menumbuhkan suasana kelas? Apakah ada timbal balik dari
peserta didik?
Jawaban: Dengan cara biasa aja. Biasanya kan awal-awal masuk mereka belom fokus.
Yaa kita biasanya ajak pake permainan atau becanda-becanda sedikit sama anak-anak untuk ngerangsang fokusnya. Kalo mereka udah focus baru kita mulai ke inti
pembelajaran. Yaa permainannya bisa pake tebak-tebakkan atau kuis gitu
8. Bagaimana metode yang digunakan dalam pembelajaran ?
Jawaban: Metode sentral, yaa kalo lagi bercerita yaa kita bikin lingkaran kumpul yaa
gitu si. Metode bernyanyi atau bermain peran juga bisa. Yaa tergantung tema yang udah
ada aja.
9. Bagaimana alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembelajaran di
kelas ?
Jawaban: dari jam setengah 8 sampe jam 8, biasanya kita klasikal dulu atau lebih 15
menit lah, setelah itu 15 menit nya lagi saya ngejelasin bisa sambil dikte huruf atau
angka. Setelah itu anak dikasih tugas masing-masing di buku sambil di panggil satu persatu ke depan untuk belajar membaca. Setelah itu anak-anak dikasih LKA untuk di
isi.
10. Sebagai guru, apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
pembelajaran ? bagaimana solusinya ?
Jawaban: engga ada sih sebenernya, yaa paling pas ngatur anak-anak aja. Ya lebih
kondisional aja buat anak-anak nyaman dan bawa suasana kelas kondusif
11. Apa yang anda lakukan dengan anak yang kurang aktif ?
Jawaban: yaa itu saya juga suka bingung, ada anak yang di ajakin ngobrol diem aja, di rayu-rayu juga diem, tapi yaa kita harus buat dia nyaman dan deket sama kita terus
sampe akhirnya dia percaya diri mau ngobrol sama kita. Nanti dia akan terbiasa dengan
yang lain juga.
12. Siapa saja yang terlibat dalam evaluasi pembelajaran ?
Jawaban: Guru dan kepala sekolah sih
13. Apakah ada kesepakatan antar semua guru ataukah kebijakan personal dalam
melakukan penilaian harian ataupun laporan penilaian anak didik? Bagaimana
mekanisme penilaiannya ?
Jawaban: Itu ada kebijakannya, ada standarnya. kita juga kalo ngasih nilai ke anak itu
gak sendirian, saya diskusi dengan guru pendamping dan kepala sekolah, baru
147
dirembukin baiknya penilaiannya gimana. Penilaian setiap harinya itu yaa dari buku
tugas PR kita nilai atau di kasih bintang, LKA di kasih nilai atau dikasih bintang. Kalo
bagus yaa dikasih nilai 100. Evaluasi ke kepala sekolahnya yaa paling kalo kita ada
masalah atau kendala aja.
14. Bagaimana hubungan guru dengan orang tua anak?
Jawaban: Alhamdulillah sejauh ini, informasi nya baik-baik aja. Ya walopun ada
orangtua yang deket sama kita ada juga yang gak deket sama kita. Kebanyakan mereka
pasti menanyakan perkembangan anak-anaknya.
15. Sebagai guru, apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam evaluasi pembelajaran
? bagaimana solusinya ?
Jawaban: Kaya ada anakya nakal, tapi dia pintar cerdas. Yaa suka bingung aja nilainya.
Misalnya cerdas tapi kurag sopan. Suka berkata kasar. Yaa solusinya kita tetap
ngimbangin perilaku keseharian dia dan akademisnya
16. Apakah guru melayani keluhan orang tua/ wali murid yang berkaitan dengan
perkembangan anak?
Jawaban: iya melayani. Tapi biasanya orangtua lebih ke akademik keluhannya. Misalnya baca nya belom lancer atau menghitungnya. Tapi ada juga sih yang keluhan
mengenai anak yang nakal dan gak bisa diatur. Orang tua yang lain takut dia
mengganggu anak yang lain dan galak sama semua anak. Orang tua yang lain ingin anak itu dikeluarkan, tapi saya yakin anak itu pelan-pelan bisa berubah. Dan
Alhamdulillah sekarang udah lebih baik.
17. Apa yang anda ketahui tentang pendidikan karakter ?
Jawaban: Pendidikan yang mendidik perilaku dan karakter anak. Bagaimana kita
mengetahui karakteristik anak-anak lebih dalam. Kita juga harus lebih mengenal anak
itu kaya gimana, bagaimana orangtuanya.
18. Bagaimana karakter peserta didik yang baru masuk?
Jawaban: karakter anak sih ya macem-macem, ada yang masih malu-malu, ada yang berani, baru masuk udah pengen maju aja ke depan kelas, ada yang anaknya cari
perhatian. Ya gitu macem-macem, istilahnya kalo dalam keseharian kita harus beri
kebiasaan – kebiasaan yang baik, Karena namanya anak baru itu bagaikan gelas yang
kosong. Dan harus di isi air, dengan yang baik-baik
19. Nilai-nilai karakter apasaja yang ditanamkan pada anak usia dini di RA Al Makmur
?
148
Jawaban: yaa kaya sopan santun, tidak suka membentak, mandiri, disiplin, jujur,
religius, tanggung jawab
20. Apakah nilai-nilai karakter tersebut sudah dimasukkan dalam kurikulum, silabus,
RPPM dan RPPH ?
Jawaban: saya rasa sih sudah ada ya
21. Bagaimana bentuk penanaman nilai karakter pada anak usia dini di RA Al Makmur
?
Jawaban: penanaman nilai karakternya ya lewat kegiatan sehari-hari aja. Kita harus
berlaku baik di depan mereka. Karena yang namanya anak usia dini mereka lebih suka
meniru. Bahkan perilaku yang jelek itu saya rasa lebih cepet di tiru anak-anak. Kita
sebagai guru harus berbicara yang baik gak teriak-teriakin anak.
22. Bagaimana cara anda memberi teladan ?
Jawaban: menunjukkan sikap yang baik, ramah anak, yaa biasa kaya adik sama kaka
juga gitu.
23. Apakah ada kendala dalam menerapkan pendidikan karakter?
Jawaban: kendala sih saya rasa gak ada, tapi yaa kita disini sama-sama belajar, kalo ada
peserta didik yang kurang, yaa kita sambil sama-sama ajarin mereka untuk lebih baik
lagi karena semua itu butuh proses. Kendala nya sih jangan sampe anak-anak yang
kurang baik ini mempengaruhi anak-anak lainnya.
24. Bagaimana anda memberi teguran pada anak ?
Jawaban: memberi dia terguran dengan baik. deketin dulu mereka, buat mereka
nyaman.
25. Bagaimana anda melibatkan orang tua dalam penilaian nilai-nilai karakter
anak?
Jawaban: kalo penilaian akademik saya kira gak pernah kita melibatkan orang tua. Yaa
paling kita melibatkan orang tua dalam segi perilaku anak aja atau keseharaian anak aja yang mungkin bermasalah, supaya anak dinasehati lagi sama orang tua nya di rumah.
149
TRANSKIP WAWANCARA GURU
Nama : Hanita Wali Kelas: Kelompok B3 dan Guru Kelas B2
Waktu/Tanggal : 12.00 WIB/11 Desember 2019
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran di RA Al Makmur ?
Jawaban: Perencanaannya yaa bikin RPP gitu. Silabus gitu sesuai sama kurikulumnya
2. Apakah anda merancang RPPM, RPPH, sesuai dengan visi misi RA Al Makmur
dengan menyesuaikan nilai-nilainya ?
Jawaban: Rancangannya sih udah ada biasanya, kita tinggal ngubah-ngubah aja. Kalo sesuai atau engga dengan visi misi saya rasa sesuai, karena tentunya pembelajaran kita
bertujuan membentuk anak-anak menjadi pribadi muslim yang beriman, berakhlak,
berilmu.
3. Sebagai guru, apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam perencanaan
pembelajaran ?
Jawaban: kendala sih engga ada yaa, kita Cuma ngikutin tahun sebelumnya trus di
revisinya juga gak banyak sih. Gak beda jauh biasanya.
4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di RA Al Makmur?
Jawaban: Pertama sebelum masuk kelas, kita barisin anak-anak dulu didepan kelas,
sambil melakfalkan dua kalimat syahadat, nyanyi-nyanyi, dan tebak-tebakkan sebelum
masuk kelas, yang bisa jawab perorangan atau perbarisan boleh masuk. Trus masuk
kelas. Guru-guru mimpin anak baca surat-surat pendek, hadist menyanyi atau sholwatan sambil anak di panggil satu-satu ke meja guru untuk belajar baca, atau engga guru yang
nyamperin ke meja anaknya. Trus mereka dikasih tugas di buku tulis, ngerjain LKA,
trus pulang sekolah. Sebelum pulang sekolah anak-anak baca janji pulang sekolah, trus
baris salam keluar kelas.
5. Apa saja fasilitas/media yang tersedia dalam pembelajaran pendidikan karakter?
Jawaban: media pembelajarannya yaa kita gunain buku atau alat peraga sesuai sama apa
yang kita mau pelajarin hari ini. Kalo fasilitasnya sih yang ada di kelas. Meja kursi,
tempelan-tempelan di dinding huruf-huruf.
6. Bagaimana Anda mempersiapkan pembelajaran?
Jawaban: kita nyiapin pelajaran satu hari sebelum pelajaran. Buat kita ancang-ancang
ada atau engga yang perlu di bawa ke sekolah sama anak-anak, biar nanti kita umumin
150
pas pulang sekolah. Media apa yang kita pake besok kita udah diskusiin, kadang
ngikutin apa yang ada dibuku, kadang yaa gimana situasi aja, spontan.
7. Bagaimana anda menumbuhkan suasana kelas? Apakah ada timbal balik dari
peserta didik?
Jawaban: yaa biasa, kalo saya ngajarnya, yaa kita gak boleh terlalu serius, biar anak enjoy gak takut. Ada waktunya kita tegas, becanda, yaa namanya anak-anak kan gak
bisa kita galakkin. Belajarnya harus sambil nyanyi-nyanyi, sambil becanda. kita
fokusin anak-anak dulu lewat pertanyaan atau becandaan, biar dia konsentrasi dulu. Timbal baliknya anak-anak ngerespon apa yang kita ucapin. Misalnya kita kasih tebak-
tebakkan atau engga nyanyi bareng. Trus kita kasih semangat. Misalnya yang gak ikut
baca, atau becanda gak dapet bintang, atau ga di ajak lomba.
8. Bagaimana metode yang digunakan dalam pembelajaran ?
Jawaban: Metode nyanyi, metode cerita, metode bermain peran atau sentral gitu kita
buat lingkaran sama berkelompok
9. Bagaimana alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembelajaran di
kelas ?
Jawaban: 10-15 menitan kita baris tuh di depan kelas sama anak-anak. Pas udah masuk
kelas. Kita baca-baca surat, nyanyi, bercerita, kita refreshin anak dulu biar anak gak
tegang, biar santai pas belajar, itu Sampe setengah 9, itu anak-anak sambil baca juga satu satu. Dari setengah 9 kita masuk ke inti pembelajaran ngejelasin di depan trus anak
dikasih tugas. Masuk ke jam 9 lewat 15 menitan kita ngerjain LKA, trus refleksi
sebelum pulang atau penutup gitu pas udah jam setengah 10 lewat. Baru anak-anak
pulang. Trus roling yang kelas berikutnya yang masuk.
10. Sebagai guru, apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
pembelajaran ? bagaimana solusinya ?
Jawaban: Kendala sih banyak ya, kaya anak susah diatur, gak mau belajar, anak
berantem, anak nangis, tapi selama ini sih kita masih bisa nanganinnya. Solusinya yaa
itu tadi kita kuasain dulu suasana kelas, biar anak-anak fokus, kalo ada masalah kita
tegur baik-baik, kita bujuk kita rangkul buat mereka nyaman dan asik aja sama kita.
11. Apa yang anda lakukan dengan anak yang kurang aktif ?
Jawaban: di pepetin terus, dideketin terus sambil dikit-dikit diajak becanda, dibuat nyaman biar dia akrab sama kita, gak malu malu dan kita dorong terus biar berani,
percaya diri gitu maksudnya.
12. Siapa saja yang terlibat dalam evaluasi pembelajaran ?
151
Jawaban: Cuma saya dan kepala sekolah sih
13. Apakah ada kesepakatan antar semua guru ataukah kebijakan personal dalam
melakukan penilaian harian ataupun laporan penilaian anak didik? Bagaimana
mekanisme penilaiannya ?
Jawaban: standarnya sih ada. Kalo di buku tulis biasanya kita kasih nilai 70 sampe 100. kalo di LKA kita biasanya pake cap/stempel bintang, ada yang bintangnya satu, dua,
tiga sampe 5. Kalo untuk nilai rapot juga ada standarnya sendiri. Selain kita ngeliat ke
akademisnya, kita juga liat dari kesehariannya..
14. Bagaimana hubungan guru dengan orang tua anak?
Jawaban: Alhamdulillah baik sih, mereka selalu menanyakan perkembangan anak-
anaknya.
15. Sebagai guru, apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam evaluasi pembelajaran
? bagaimana solusinya ?
Jawaban: Selama ini gak ada, Cuma yaa paling kaya tugas atau PR yang kadang
keliatan banget dikerjain sama orangtuanya. Jadi yaa kita mau nilainya gimana.
Dibagusin tapi itu bukan dia yg ngerjain. Keliatan tulisannya orang tuanya.
16. Apakah guru melayani keluhan orang tua/ wali murid yang berkaitan dengan
perkembangan anak?
Jawaban: Selama ini melayani selalu, karena istilahnya mereka tu customer kita.
Biasanya ada yang lewat wa atau ada yang langsung nemuin kita di sekolah.
17. Apa yang anda ketahui tentang pendidikan karakter ?
Jawaban: menurut saya pendidikan karakter itu lebih ke perilaku atau kebiasaan anak
yaa. Kaya kejujuran, kemandirian, kedisiplinan, keislaman, kebersihan, bertanggung
jawab, yaa gimana cara kita biar anak-anak punya itu semua.
18. Bagaimana karakter peserta didik yang baru masuk?
Jawaban: karakternya beda-beda macem-macem. Kebanyakan yaa masih manja sama orangtua., minta ditungguin atau sedikit-sedikit pengen keluar kelas manggilin
orangtuanya. Kalo mau apa-apa pengen keluar nyamperin mamahnya. Yaa makin kesini
mereka makin mandiri, makin berani, makin disiplin nurut apa yang kita guru kasih tau.
19. Nilai-nilai karakter apasaja yang ditanamkan pada anak usia dini di RA Al Makmur
?
152
Jawaban: Ada kecepatan, ketelitian, konsentrasi, daya ingat itu kalo dari akademis atau
permainan gitu yaa. Kaya mencongak atau dikte itu kan melatih konsentrasi. Terus anak
kita kasih PR di rumah itu kan melatih dia untuk belajar di rumah. Kedisiplinan,
kemandirian juga ada, dan menanamkan sikap yang baik kepada mereka.
20. Apakah nilai-nilai karakter tersebut sudah dimasukkan dalam kurikulum, silabus,
RPPM dan RPPH ?
Jawaban: iya itu ada di RPP
21. Bagaimana bentuk penanaman nilai karakter pada anak usia dini di RA Al Makmur
?
Jawaban: penanamannya yaa itu tadi lewat kita kasih tugas atau PR ke mereka biar mereka belajar, biar mereka mandiri. terus lewat dikte angka atau huruf juga buat
melatih konsentrasi dan daya ingat anak-anak. Terus satu lagi yang penting lewat sikap.
Bagaimana sikap mereka seharusnya kepada teman, bagaimana sikap mereka kepada
guru. Apa masih susah diatur atau gimana, yaa kita sebagai guru terus ngasih tau yang
baik dan harusnya seperti apa.
22. Bagaimana cara anda memberi teladan ?
Jawaban: kita harus selalu bersikap baik sama mereka, ramah, ngasih tau kalo mereka
salah dengan cara yang baik. Dan ngasih tau mereka biar mereka mandiri, bersikap
sopan dan santun sambil kita bimbing terus.
23. Apakah ada kendala dalam menerapkan pendidikan karakter?
Jawaban: kendala gak ada yaa. Macem-macem masalah sih pasti banyak tapi kita guru
Alhamdulillah selama ini bisa mengatasinya. Yang penting ngadepin anak-anak TK itu yaa kudu sabar aja. Watak dan kepribadian mereka kan macem-macem, kita harus
sambil ngimbangin tetap bimbing mereka.
24. Bagaimana anda memberi teguran pada anak ?
Jawaban: negur anak pasti secara baik dong. Karena kita kan orang tua mereka di
sekolah. Mana ada orang tua yang mau anaknya di omel-omelin. Abis kita kasih tau baik-baik kita arahin dan kadang buat perjanjian untuk gak mengulangi kesalahan itu
lagi.
25. Bagaimana anda melibatkan orang tua dalam penilaian nilai-nilai karakter
anak?
Jawaban: kalo penilaian karakter anak-anak di sekolah sih kita gak pernah ngelibatin
orang tua. Paling kita libation orang tua itu yaa untuk saling diskusi aja tentang perkembangan anak-anaknya.
153
TRANSKIP WAWANCARA ORANG TUA
Nama : Mama Noval__________ Waktu/Tanggal : 11.00 WIB / 16 Desember 2019
1. Menurut anda bagaimana dengan pengelolaan pembelajaran yang diterapkan di RA
Al Makmur ?
Jawaban : baik-baik aja sih kalo kata saya mah, anak-anak belajar baca, berhitung,
belajar bahasa juga, doa-doa
2. Bagaimana perkembangan anak anda sesudah mengikuti pendidikan di RA Al
Makmur ?
Jawaban : Alhamdulillah baik yah, jadi lebih mandiri, suka inget apa yang dikasih tau
guru di sekolah. Suruh ngerjain PR, tapi tetep kita terus bimbing. Misalnya kaya doa
mau makan, abis makan, mau tidur, masuk kamar mandi sama doa buat orangtua.
3. Apakah sekolah merespon masukan/kritikan dari bapak/ibu sebagai wali murid ?
Jawaban : selama ini responnya baik sih, selalu denger keluhan atau masukan dari kita,
di ajak diskusi juga tentang anak-anak
4. Seberapa sering orang tua diajak diskusi mengenai perkembangan anak ?
Jawaban : kita biasanya dikumpulin kalo mau ada acara atau kegiatan aja, misalnya
rapat, ancol, manasik atau renang. Kalo diskusi biasa yaa paling tentang anak-anak aja
kalo ada masalah.
5. Apa yang anda ketahui tentang pendidikan karakter ?
Jawaban : yang tau si ya karakter itu yaa karakteristik anak, sikap anak.
6. Menurut anda bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di RA Al Makmur ?
Jawaban : baik sih, gurunya ngajarin buat salaman sama orang tua, makan sendiri, di
kelas sendiri, ngerjain sendiri, berani maju ngejawab ke depan. Gak boleh berantem
7. Apakah anda sudah menerapkan pendidikan karakter yang diajarkan di sekolah?
Jawaban : sudah. Anak-anak sambil kita kasih tau di rumah kita bimbing dan ingetin,
“hayoo apa kata bu guru di sekolah” .
8. Apakah selama menyekolahkan anak di RA Al Makmur pernah ada parenting ?
154
Jawaban : Parentingnya yaa di awal masuk sekolah pertama kali. Kita saling
pengenalan dan milih ketua pmog
9. Apakah ada perubahan setelah anak masuk di RA Al Makmur terkait dengan
penerapan pendidikan karakter di sekolah?
Jawaban: Alhamdulillah sih ada. Yang tadinya masih cengeng, bulak balik terus pengen nyamperin saya, sekarang udah engga, yang tadinya pengen ditungguin di kelas skrg
udah engga. Saya nunggu di luar kelas.
10. Apakah menurut anda karakter anak tersebut sudah sesuai dengan keinginan
bapak/ibu dengan karakter yang berakhlakul karimah?
Jawaban : ya namanya juga anak yaa. Kita tetap harus ngikutin dia juga. Kita kan mau anak semuanya baik dari segala sisi. Tapi kan pengaruh dari luar juga susah. Tapi
Alhamdulillah anak-anak yang penting pada baik sikap nya sopan santun.
155
.TRANSKIP WAWANCARA ORANG TUA
Nama : Mama Nadin__________ Waktu/Tanggal : 09.00 WIB / 16 Desember 2019
1. Menurut anda bagaimana dengan pengelolaan pembelajaran yang diterapkan di RA
Al Makmur ?
Jawaban : saya sih gak merhatiin bangat ya gimana guru nya ngajarin soalnya saya jarang nganterin, yang nganterin neneknya. Tapi kalo diliat dari anaknya, baik
pengelolaan pembelajarannya. Anak-anak pada bisa baca, ngitung, hafal doa-doa dan
surat al quran
2. Bagaimana perkembangan anak anda sesudah mengikuti pendidikan di RA Al
Makmur ?
Jawaban : Selama ini sih baik, kebetulan anak saya di kelas A, jadi udah mau 2 tahun sekolah disini, perkembangannya baik. dari pada dia ga sekolah di rumah Cuma maen-
maen nonton tv atau pengen maen hpm yaa mending sekola.
3. Apakah sekolah merespon masukan/kritikan dari bapak/ibu sebagai wali murid ?
Jawaban : ngerespon.
4. Seberapa sering orang tua diajak diskusi mengenai perkembangan anak ?
Jawaban : sering sih engga. Cumaa ya kalo ada masalah aja atau ada yang kurang-
kurang dari perkembangan anak. Atau si anak curhat ke kita gimana di kelas tapi gak
berani ngomong ke guru, akhirnya kita yang bilangin.
5. Apa yang anda ketahui tentang pendidikan karakter ?
Jawaban : pendidikan karakter itu ya sifat sama sikap anak.
6. Menurut anda bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di RA Al Makmur ?
Jawaban : baik. dari awal anak-anak udah dikasih tata tertib pas pertama kali masuk. Kaya baris sebelum masuk kelas biar rapih dan disiplin, naro sepatu di rak sepatu,
ngerjain tugas sendiri, gak boleh ditungguin orang tua di kelas, berperilaku baik sopan
salaman sama guru dan orang tua.
7. Apakah anda sudah menerapkan pendidikan karakter yang diajarkan di sekolah?
Jawaban : sudah, di rumah anak-anak tetap di ajarin di praktekin kesehariannya. Kaya
solat, makan sendiri, pake sepatu sendiri, ngerjain PR sendiri, sama doa-doa sambil di
156
apalin biasanya saya suka nyuruh nya sebelum tidur buat dia inget doa-doa yang
diajarin di sekolah.
8. Apakah selama menyekolahkan anak di RA Al Makmur pernah ada parenting ?
Jawaban : maksudnya kaya pelatihan gitu yaa. Engga ada sih, Cuma kita pernah
kumpul aja pas awal masuk sekolah buat ngejelasin tata tertib dan kaya gimana
pelajarannya nanti sekalian milih ketua pmog.
9. Apakah ada perubahan setelah anak masuk di RA Al Makmur terkait dengan
penerapan pendidikan karakter di sekolah?
Jawaban: Alhamdulillah ada. Jadi lebih mandiri, mudah berteman, tau mana yang baik
atau engga. Suka inget apa yang dibilang guru. Kata bu guru ini kata bu guru itu.
10. Apakah menurut anda karakter anak tersebut sudah sesuai dengan keinginan
bapak/ibu dengan karakter yang berakhlakul karimah?
Jawaban : sesuai keinginan mah ya susah ya. Namanya anak kan kadang susah kadang nurut. Kan pengaruh nya juga dari lingkungan juga dari tv dari temen dari hp. Tapi
yang penting anak saya berperilaku baik, mau dikasih tau.
157
.TRANSKIP WAWANCARA ORANG TUA
Nama : Mama Fahri_______________ Waktu/Tanggal : 10.00 WIB / 14 Desember 2019
1. Menurut anda bagaimana dengan pengelolaan pembelajaran yang diterapkan di RA
Al Makmur ?
Jawaban : baik-baik aja, anak di ajarin baca, ngitung, doa-doa. Kalo di rumah mah
susah diajarinnya
2. Bagaimana perkembangan anak anda sesudah mengikuti pendidikan di RA Al
Makmur ?
Jawaban : Baik. ya jadi punya temen, anak belajar bersosialisasi. Jadi mandiri. Mau
belajar. Ya kalo sama kita orang tuanya susah kadang di suruh belajar ge kalo sama
guru mah kan biasanya nurut
3. Apakah sekolah merespon masukan/kritikan dari bapak/ibu sebagai wali murid ?
Jawaban : respon. Kita wa selalu bales
4. Seberapa sering orang tua diajak diskusi mengenai perkembangan anak ?
Jawaban : tergantung kita ada masalah atau engga, biasanya kalo ada masalah aja.
5. Apa yang anda ketahui tentang pendidikan karakter ?
Jawaban : sikap anak sifat dia kaya gimana di ajarinnya
6. Menurut anda bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di RA Al Makmur ?
Jawaban : baik. di ajarin disiplin, damai, gak boleh berantem, mandiri. Ngerjain tugas
sendiri, jujur gak boleh bohong, santun, gak boleh galak sama temen di sekolah.
7. Apakah anda sudah menerapkan pendidikan karakter yang diajarkan di sekolah ?
Jawaban : sudah. Yaa kita itung-itung meraktekin yang udah di ajarin di sekolah, biar anak-anak inget. Terus bimbing dia biar bisa mandiri sendiri. Makan, pake sepatu, pake
baju, ngerjain PR, solat, biar semuanya sendiri, sambil kita ajarin juga.
8. Apakah selama menyekolahkan anak di RA Al Makmur pernah ada parenting ?
158
Jawaban : gak ada si kalo seminar-seminar gitu. Ada juga paling sekolahan SD yang
pada promosi ke kita nayangin sekolahannya. Kita dikumpulin
9. Apakah ada perubahan setelah anak masuk di RA Al Makmur terkait dengan
penerapan pendidikan karakter di sekolah?
Jawaban: ada pastinya. Jadi lebih teratur aja, walopun namanya anak masih susah di kasih tau ya. Tapi kan dari pada gak sekolah Cuma di rumah aja maen nonton tv, ya
mending sekolah, belajar sambil bermain, jadi punya temen juga.
10. Apakah menurut anda karakter anak tersebut sudah sesuai dengan keinginan
bapak/ibu dengan karakter yang berakhlakul karimah?
Jawaban : sesuai keinginan mah ya susah atuh pengennya baik semua. Tapi kan anak-anak yaa gitu sesuka hati mereka. yang penting anak-anak terus aja di ajarin di didik,
dikasih tau, biar mereka sikapnya baik, gak Cuma sama orang tua, tapi temen-temennya
juga. Alhamdulillah selama ini anak saya baik-baik. kalo ya berantem-berantemn dikit
atau sering nangis pengen ini pengen itu, ya biasalah ya bocah.
159
Lampiran 11
Buku Pendidikan dan Majalah
Majalah
Buku Hurup Sambung dan Huruf Hijaiyah
Buku Semester 1
Buku Semester 2
160
Lampiran 12
FOTO – FOTO KEGIATAN
Peragaan Manasik Haji
Renang
Praktek Sikat Gigi
Membuat Bonsai (Media Akar Tanaman)
Gebyar Senam Anak RA Se-Kab Bekasi
Bermain Lempar Bola
161
Family Gathering Guru-Guru
Lomba Makan Kerupuk (17 Agustus)
Pemberian Vaksin (Imunisasi)
Akhirussanah (Rekreasi)
Praktek Sholat
Lomba Tahfidz (Porseni Ancol)
162
Lomba Aritmatika (Sempoa)
Hari Gizi (Makan bersama)
Outing to Jendela Alam
Belajar bertani
Belajar berternak
Lomba merias Anak (Hut RI 17 Agustus)
163
Pengenalan Hari Pertama Masuk Sekolah
Lomba Fashion Show “Hari Kartini”
Pembagian Piala Bintang Kelas
Lomba Gerak Jalan (Porseni Ancol)
Lomba Menyanyi Mars RA (Porseni Ancol)
Lomba Mewarnai (Hari Anak)
164
Lampiran 13
Sarana dan Prasarana
1) Ruang Kantor
2) Alat Permainan Outdoor
3) Alat Permainan Indoor
165
4) Alat Kebersihan Ruang Tunggu
166
5) Fasilitas Kelas