Pengelolaan Limbah Padat 1

11

Click here to load reader

description

kjkj

Transcript of Pengelolaan Limbah Padat 1

Page 1: Pengelolaan Limbah Padat 1

BAB 2PENGELOLAAN SAMPAH DI NEGARA-NEGARA MAJU

Semua negara di dunia mengalami masalah sampah ini, mari kita tengok bagaimana pengelolaan sampah di negara-negara maju? Pertama di Asia, contohnya: negara Jepang yang kita kenal dengan budaya tachiyomi (membaca sambil berdiri di toko buku tanpa membeli). Selain itu, Jepang sangat disiplin dalam mengelola sampah sangat jauh berbeda dengan negara kita (Indonesia).

1. JEPANGMereka (Jepang) telah membuat peraturan tentang pengelolaan sampah ini, yang diatur

oleh pemerintah kota. Mereka telah menyiapkan dua buah kantong plastik besar dengan warna berbeda, hijau dan merah. Namun selain itu ada beberapa kategori lainnya, yaitu: botol PET, botol beling, kaleng, batu betere, barang pecah belah, sampah besar dan elektronik yang masing-masing memiliki cara pengelolaan dan jadwal pembuangan berbeda.

Sebagai ilustrasi, cara membuang botol minuman plastik adalah botol PET dibuang di keranjang kuning punya pemerintah kota. Setelah sebelumnya label plastik yang menempel di botol itu kita copot dan penutup botol kita lepas, label dan penutup botol plastik harus masuk ke kantong sampah berwarna merah dan dibuang setiap hari kamis. Apabila dalam label itu ada label harga yang terbuat dari kertas, pisahkan label kertas tersebut dan masukkan ke kantong sampah berwarna hijau dan buang setiap hari Selasa. 

Selain pengelolaan sampah di rumah, departemen store, convenient store, dan supermarket juga menyediakan kotak-kotak sampah untuk tujuan recycle (daur ulang). Kotak-kotak tersebut disusun berderet berderet di dekat pintu masuk, kotak untuk botol beling, kaleng, botol PET. Bahkan di beberapa supermarket tersedia untuk kemasan susu dan jus (yang terbuat dari kertas). Uniknya lagi, dalam kotak kemasan susu atau jus (biasanya terpisah), terdapat ilustrasi tentang cara menggunting dan melipat kemasan sedemikian rupa sebelum dimasukkan ke dalam kotak.

Proses daur ulang itu pun sebagian besar dikelola perusahaan produk yang bersangkutan, dan perusahaan lain atau semacam yayasan untuk menghasilkan produk baru. Hebatnya lagi, informasi tentang siapa yang akan mengelola proses recycle juga tertulis dalam setiap kotak sampah.

Sementara, pengelolaan sampah di stasiun kereta bawah tanah, shinkansen, pada saat para penumpang turun dari kereta adapetugas yang berdiri di depan pintu keluar dengan membawa kantong plastik sampah besar siap untuk menampung kotak bento dan botol kopi penumpang sambil tak lupa untuk membungkuk dan mengucapkan "otsukaresama deshita!."

Sebelum isu meningkatnya gerakan anti-terorisme (setidaknya mereka menyebut demikian), pada awalnya, di tempat umum juga menyediakan menyediakan kotak-kotak sampah, biasanya untuk kategori kaleng, beling, dan sampah biasa (ordinary).

Sementara itu di Eropa dalam mengatasi masalah sampah ini, Komisi Eropa telah membuat panduan dasar pengelolaan sampah yang diperuntukkan untuk negara-negara anggotanya, seperti Belanda, Swedia dan Jerman. Dalam penyusunan panduan itu melibatkan pemerintah, pengusaha, dan rakyat masing-masing negara. Lalu, Kebijaksanaan Eropa itu kemudian diterjemahkan oleh parlemen negara masing-masing ke dalam perundang-undangan domestik, yang berlaku buat pemerintah pusat hingga daerah.

Page 2: Pengelolaan Limbah Padat 1

2. BELANDASampai dengan abad ke-17 penduduk Belanda melempar sampah di mana saja sesuka

hati. Di abad berikutnya sampah mulai menimbulkan penyakit, sehingga pemerintah menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah. Di abad ke-19, sampah masih tetap dikumpulkan di tempat tertentu, tapi bukan lagi penduduk yang membuangnya, melainkan petugas pemerintah daerah yang datang mengambilnya dari rumah-rumah penduduk. Di abad ke-20 sampah yang terkumpul tidak lagi dibiarkan tertimbun sampai membusuk, melainkan dibakar. Kondisi pengelolaan sampah di Negeri Kincir Angin (Belanda) saat itu kira-kira sama seperti di Indonesia saat ini.

Kini di abad ke-21 teknologi pembakaran sampah yang modern mulai diterapkan. Teknologi itu memungkinkan pembakaran tidak menimbulkan efek sampingan yang merugikan kesehatan. Agar tujuan itu tercapai, sebelum dibakar sampah mesti dipilah-pilah, bahkan sejak dari rumah. Hanya yang tidak membahayakan kesehatan yang boleh dibakar. Sampah yang memproduksi gas beracun ketika dibakar harus diamankan dan tidak boleh dibakar. Yang lebih menggembirakan, selain bisa memusnahkan sampah, ternyata pembakaran itu juga membangkitkan listrik. 

3. JERMANSedangkan di Jerman terdapat perusahaan yang menangani kemasan bekas (plastik,

kertas, botol, metal dsb) di seluruh negeri, yaitu DSD/AG (Dual System Germany Co). DSD dibiayai oleh perusahaan-perusahaan yang produknya menggunakan kemasan. DSD bertanggung jawab untuk memungut, memilah dan mendaur ulang kemasan bekas. Berbeda dengan kondisi Jerman 30 tahun silam, terdapat 50.000 tempat sampah yang tidak terkontrol, tapi kini hanya 400 TPA (Tempat Pembuangan Akhir). 10-30 % dari sampah awal berupa slag yang kemudian dibakar di insinerator dan setelah ionnya dikonversikan, dapat digunakan untuk bahan konstruksi jalan.

Cerita menarik proses daur ulang ini datangnya dari Passau Hellersberg adalah sampah organik yang dijadikan energi. Produksi kompos dan biogas ini memulai operasinya tahun 1996. Sekitar 40.000 ton sampah organik pertahun selain menghasilkan pupuk kompos melalui fermentasi, gas yang tercipta digunakan untuk pasokan listrik bagi 2.000 - 3.000 rumah.

Sejak 1972 pemerintah Jerman melarang sistem sanitary landfill karena terbukti selalu merusak tanah dan air tanah. Bagaimanapun sampah merupakan campuran segala macam barang (tidak terpakai) dan hasil reaksi campurannya seringkali tidak pernah bisa diduga akibatnya. Pada beberapa TPA atau instalasi daur ulang selalu terdapat pemeriksaan dan pemilahan secara manual. Hal ini untuk menghindari bahan berbahaya tercampur dalam proses, seperti misalnya baterei dan kaleng bekas oli yang dapat mencemari air tanah. Sampah berbahaya ini harus dibuang dan dimusnahkan dengan cara khusus.

4. INGGRISDi Inggris, ada City Council untuk kawasan perkotaan, ada juga Town Council untuk

kawasan kota dengan ukuran yang lebih kecil dan ada juga Village Councilatau Parish Council.

Page 3: Pengelolaan Limbah Padat 1

Di Inggris tiap-tiap rumah diwajibkan membayar pajak bumi dan bangunan juga, sama seperti di Indonesia, yang disebut Council Tax. Yang berbeda mungkin hanya jumlahnya yang lebih mahal.

Council Tax ini digunakan oleh pemerintah lokal setempat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan lokal semacam perbaikan jalan, pemberian layanan dan fasilitas umum, dan juga pengelolaan sampah.

Konsepnya cukup sederhana. Dalam hal pengelolaan sampah, dari uang pajak yang kita bayar tiap bulan, oleh Council dibelanjakan. Salah satunya adalah untuk pengadaan wheelie bin, atau  “tempat sampah beroda”. Disebut demikian karena memang ada rodanya, hingga mudah didorong ke mana-mana untuk memperingan pekerjaan.

     

Ukuran kotak sampah ini bermacam-macam, dari kecil untuk perumahan-perumahan yang agak padat agar menghemat tempat, sampai ukuran raksasa untuk sampah industri. Warnanya pun beragam, tergantung aturan tiap daerah atau kota yang memakainya.

Di setiap rumah, diberikan tiga buah wheelie bin ukuran sedang (seperti gambar pertama yang berwarna hijau) oleh Town Council. Satu berwarna hijau, satu berwarna coklat dan satu lagi biru tua. Di tutup masing-masing kotak sampah ini, tercetak tulisan dengan rapi apa-apa yang harus dimasukkan ke dalam kotak sampah yang mana, dan apa-apa yang tidak boleh.

   

Kotak sampah ukuran besar untuk industriDi kotak sampah yang coklat, hanya diperbolehkan mengisi sampah kebun semacam

daun, akar, ranting, gulma, bunga, sampah organik dapur semacam kulit kupasan buah, sampah sayuran dll, dan juga kertas karton atau kardus bekas. Tetapi abu sisa pembakaran sampah, kebun, sisa barbeque atau bakar sate tidak boleh dimasukkan ke kotak coklat ini.

Page 4: Pengelolaan Limbah Padat 1

Di kotak sampah yang biru tua, hanya diperbolehkan mengisi botol-botol kemasan plastik yang sudah tidak terpakai, semacam botol susu, minuman jus, botol selai, botol minyak sayur, dll. Semua harus yang berupa plastik saja. Di sini juga bisa dimasukkan majalah-majalah bekas, koran bekas dan brosur-brosur bekas yang tak terpakai. Dan semua yang berbahan kertas.

Di kotak sampah yang hijau, diperbolehkan mengisi apa saja selain yang harus masuk ke biru dan coklat, kecuali botol kaca. Semua sampah rumah tangga yang tidak boleh masuk ke coklat dan biru, harus masuk ke kotak hijau ini. Jadi isi sampah dari kamar mandi, sampah dari meja rias, sampah dapur yang non-organik, semua masuk ke wheelie bin yang warna hijau.

Sementara botol-botol kaca bekas selai, sambal ABC, kecap Bango, dll harus dikumpulkan terpisah untuk lalu dibawa ke tempat penampungan khusus yang biasa disediakan di jalan masuk supermarket-supermarket besar.

Di dekat tempat penampungan botol bekas ini juga sering tersedia kotak raksasa untuk pembuangan sepatu bekas dan baju bekas. Hebat kan? Orang-orang di sini kadang aneh-aneh. Seringnya mereka membeli sesuatu tapi lupa memakainya, dan ketika ingat, sudah tidak berminat lagi. Lebih banyak baju-baju yang masih berlabel masuk ke tempat pembuangan ini, karena pemiliknya kehilangan minat untuk memakainya (meskipun masih baru)

Demikian juga dengan sepatu, sering bernasib serupa. Tapi jangan pikir kalian bisa mengambilnya begitu saja, karena pembuangan sepatu dan baju ini didesain sedemikian rupa sehingga menjadi semacam kotak surat. Kalau kalian sudah memasukkan surat ke kotak surat, susah kan mengambilnya lagi? Sama halnya dengan kotak sepatu dan baju bekas ini. Yang sudah masuk, tidak bisa keluar lagi, kecuali si petugasnya membuka gembok raksasa dan mengeluarkan isinya.

. Kotak sepatu dan baju bekasLalu diapakan baju dan sepatu ini nantinya? Di Inggris, ada yang namanya charity atau

badan amal, mereka ada di mana-mana dan banyak sekali. Badan-badan amal ini resmi, terdaftar dan kegiatannya dipantau oleh pemerintah, jadi bukan main-main. Mereka inilah yang mengumpulkan sepatu dan baju bekas untuk akhirnya dijual lagi dengan harga super murah, dan uangnya digunakan untuk kegiatan amal.

Toko-toko milik charity ini bertebaran hampir di tiap desa dan kota. Yang dijual adalah barang-barang bekas seperti sepatu, baju, mainan, alat dapur dan buku. Uniknya, di tiap buku yang dijual, ditempeli stiker berisi himbauan agar jika selesai membaca, mohon dikembalikan ke toko itu untuk dijual lagi. Jadi uang yang kita bayarkan sewaktu membeli buku itu jadi

Page 5: Pengelolaan Limbah Padat 1

semacam uang sewa buku. Kalau aku sih seringnya buku dari tokocharity kumasukkan ke rak buku untuk nambah koleksi.

Bagaimana kalau kotak sampah kita sudah penuh? Ke mana sampah-sampah rumah tangga tadi dibawa pergi? Siapa yang mengambilnya? Di sini lagi-lagi peran Council sangat dibutuhkan. Dari uang pajak rumah yang kita bayarkan tiap bulan tadi, masing-masing Council di tiap wilayah masing-masing akan menyediakan mobil-mobil sampah yang berkeliling dari rumah ke rumah setiap satu minggu sekali untuk mengumpulkan sampah-sampah kita.

Sampah dari kotak warna coklat dan biru akan dikirimkan ke perusahaan daur ulang. Sampah organik dari kotak coklat akan diproses menjadi kompos, produk untuk berkebun dan semacamnya, sedangkan sampah dari kotak biru yang berisi kertas dan plastik akan diolah lagi menjadi produk-produk daur ulang yang berbahan kertas dan plastik.

Karena isinya tidak memenuhi persyaratan daur ulang, sampah dari kotak yang berwarna hijau akan dikirimkan ke tempat pembuangan sampah atau disebut landfill setempat yang dikelola dengan cukup baik agar proses pembusukan sampahnya tidak mencemari air tanah dan udara sekitar. Sebagian lagi dikirimkan ke sebuah tempat bernama incinerator atau tempat pembakaran sampah untuk dimusnahkan dengan cara dibakar.

Incinerator ini diperlukan untuk membantu mengurangi volume sampah yang terus menggunung di landfill. Karena proses pembusukan sampah juga memerlukan waktu cukup lama, kadang-kadang keterbatasan lahan landfill mengharuskan sebagian volume sampah harus dibakar.

Incinerator dikelola sedemikian rupa agar panas dari pembakaran bisa dimanfaatkan dan didaur ulang untuk sumber energi atau pemanas, sedangkan gas buang dari cerobongnya diolah terlebih dahulu agar kandungan bahan-bahan berbahaya yang bisa mencemari udara bisa ditekan sekecil-kecilnya atau dihilangkan sama sekali. Hal ini juga sudah diatur dengan ketat oleh Uni Eropa dan semua negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa wajib mematuhinya

Page 6: Pengelolaan Limbah Padat 1

. Incinerator atau tempat pembakaran sampah

Bagaimana kalau kita harus membersihkan rumah dan ingin membuang beberapa perkakas rumah tangga seperti meja, kursi, sepeda atau daun pintu? Bagaimana kalau kita membersihkan kebun dan menebang pohon? Ke mana sampah-sampah yang ukurannya besar ini harus dibuang karena tentu saja tidak akan muat dimasukkan ke dalam kotak sampah yang kita punya di rumah?

Sampah-sampah berukuran besar tersebut harus dibuang ke tempat pembuangan sampah terdekat. Tempat pembuangan sampah (TPS) ini bukan tanah luas seperti di daerah Bekasi yang baunya bisa tercium dari jarak puluhan kilometer, dan di mana kehidupan para pemulung barang bekas terpusatkan.

Tempat pembuangan sampah di sini (atau biasa disebut recycling centre atau the tip), ukurannya tidak terlalu besar. Biasanya tempat ini punya gerbang yang bisa dibuka tutup dan dikunci di malam hari, dan jalan masuknya teraspal rapi supaya bisa diakses oleh mobil yang keluar masuk membawa barang-barang buangan.

Apa perbedaannya dengan landfill tadi? Tentu saja berbeda. Kalau landfill digunakan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA) untuk sampah-sampah yang tidak bisa didaur ulang lagi, TPS yang dimaksudkan di sini dipakai untuk mengumpulkan sampah-sampah berukuran besar yang tidak bisa diambil oleh mobil pengangkut sampah biasa.

Itulah perbedaannya. Untuk ke sini, orang yang ingin membuang sampah harus membawa mobil sendiri. Di dalam recycling centre ini ada beberapa petugas yang kerjanya memberi petunjuk ke mana para pengendara mobil yang penuh barang-barang buangan ini harus memarkir mobilnya dan jenis sampah apa harus masuk ke kotak yang mana. 

. Recycling Centre atau tip

Tiap-tiap jenis sampah yang berbeda-beda harus dimasukkan ke dalam kotak-kotak besi raksasa (Skip), yang masing-masing sudah dilabeli untuk diisi jenis sampah tertentu. Contohnya, sampah dari kebun seperti tebangan pohon, atau kotak yang lain ditujukan sebagai tempat buangan sampah mesin seperti sepeda bekas, mesin cuci rusak, dsb.

Dengan sistem pengelolaan sampah seperti ini, semua rumah dan industri berkewajiban untuk melakukan pemisahan sampah sejak kita memakai produk-produk yang kita konsumsi sehari-hari. Pemisahan sampah oleh konsumen pemakai produk di tahap awal, sangat membantu mengurangi biaya sortir. Bayangkan jika seluruh sampah tersebut dicampur aduk menjadi satu dan dibuang bersama-sama. Alangkah sayangnya. Sampah yang harusnya bisa didaur ulang bercampur dengan sampah lain, berakhir di TPA dan tidak bisa dimanfaatkan lagi. Jikalau hendak didaur ulang, proses pemisahannya juga akan membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup lama.

Page 7: Pengelolaan Limbah Padat 1

Di Inggris, tidak diperbolehkan untuk membuang sampah dengan cara menimbunnya di dalam tanah, atau membakarnya di kebun belakang rumah. Selain untuk menghindari pencemaran tanah dan air tanah, juga asap pembakaran akan mencemari udara. Seluruh pengelolaan sampah di negara Inggris dilakukan oleh pemerintah, dan pemisahan sampah sejak di rumah menjadi kewajiban setiap warga.

Hal ini mudah dilakukan karena sudah menjadi kebiasaan hidup sehari-hari dan menjadi tradisi. Kita akan otomatis memisahkan sampah menurut jenisnya setiap hari dan setiap saat, tanpa menyadarinya. Selanjutnya adalah tugas pemerintah untuk mengambil, mengolah dan melakukan pembuangan sampah dengan pertanggungjawaban yang tinggi terhadap kesehatan, lingkungan dan alam sekitar. Undang-undang kesehatan dan lingkungan yang sudah diregulasi oleh negara dan Uni Eropa juga harus dipatuhi.

Apakah hal ini bisa juga dilakukan di Indonesia? Jawabnya tentu saja bisa (merdeka!). Asalkan pemerintah dan masyarakat berperan aktif untuk membangun kebiasaan ini bersama-sama, dan ini bukanlah hal yang mudah. Di satu sisi karena pengelolaan sampah akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, di sini lain masyarakat masih perlu bimbingan dan penyuluhan terus menerus mengenai kesadaran hidup bersih dan cara mengelola sampah yang benar dan ramah lingkungan.

Tapi kita tak harus menunggu. Tentunya kita tidak perlu pula mencontoh persis apa yang dilakukan negara lain di luar negeri. Karena pastinya ada beberapa hal yang bisa mulai dilakukan di Indonesia untuk saat ini, yang bisa kita mulai dari diri sendiri. Beberapa di antaranya adalah

1.  Pilihkan produk-produk yang tidak terlalu banyak atau besar kemasannya, ini akan mengurangi volume sampah

rumah tangga kita sendiri.

2.             2. Pisahkan sampah plastik yang bisa didaur ulang dengan sampah organik yang ujung-ujungnya akan dibuang ke TPA.

Berikan sampah plastik ini ke pemulung yang sering singgah di perumahan-perumahan, atau letakkan sampah plastik ini

terpisah sehingga para pemulung tidak perlu mengorek-ngorek bak sampah kalian untuk mencari plastik-plastik bekas.

Selain memudahkan kerja si pemulung, kalian juga sudah menyelamatkan beberapa bahan plastik yang jika tercampur

dengan sampah lainnya akan dibuang begitu saja ke TPA.

3.      3. Pisahkan produk-produk kertas seperti majalah bekas, koran bekas, buku bekas, dan bawa ke tempat pengumpulan kertas

di dekat rumah kalian. Atau biasanya sering ada yang berkeliling mencari koran bekas untuk dibeli. Selain membantu

lingkungan, kalian juga bisa menambah uang saku atau uang belanja dapur dari menjual kertas atau karton bekas ini.

4.      4. Pisahkan sampah organik dari kebun dan dapur yang bisa terurai. Buat tempat penampungan kompos di belakang rumah

dan sering-seringlah mengaduk-aduk kompos kalian. Jika pemilahannya benar dan seluruhnya adalah sampah organik, tidak

akan tercium bau tak sedap dari kotak kompos.

5.      5. Pisahkan sampah botol kaca. Lakukan hal yang sama dengan sampah kertas di atas. Bisa menambah uang saku atau uang

belanja.

6.      6. Lipat dan bawa kantong belanja sendiri ke mana-mana. Jadi tidak perlu mengkonsumsi kantong plastik setiap kali

membeli sesuatu. Pastikan kantong belanja kalian penuh sebelum memakai kantong berikutnya. Manfaatkan kantong belanja

seefisien mungkin. Ini akan mengurangi sampah plastik yang bertebaran di TPA.

7.      7. Jangan terlalu konsumtif. Manfaatkan barang-barang lama untuk dipakai ulang. Selain menghemat uang, juga membantu

mengurangi konsumsi. Wujudkan kreasimu sendiri untuk mendaur ulang barang-barang bekas di rumah kalian agar bisa

dimanfaatkan lagi.

8.      8. Jangan buang sampah sembarangan. Simpan sampah-sampah yang kalian hasilkan dari konsumsi diri kalian sendiri,

masukkan ke dalam kantung celana atau tas jika perlu, hingga kalian sampai di rumah dan bisa memilah sampah tersebut.

Page 8: Pengelolaan Limbah Padat 1

Ingat, membuang satu sampah botol plastik minuman kemasan di kotak sampah pinggir jalan, hanya akan menambah satu

sampah botol plastik yang sulit terurai di TPA!

9.      9. Jangan pernah berhenti berbagi ilmu dengan teman, keluarga dan tetangga sekitar. Jadikan Indonesia, di mana rumah

kalian berdiri dan di mana kalian hirup udaranya setiap hari, menjadi lebih bersih.