Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

download Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

of 15

Transcript of Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

  • 5/13/2018 Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

    1/15

    BAB 6 PENGELOLAAN LlMBAH PADAT DOMESTlK 129

    Bob 6Pengelolaan Limbah.Padat Domestik6.1. PENDAHULUAN

    Pada bab ini akan dibahas tentang pentingnya penanganan limbah padat untukpeningkatan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat serta kelestarian lingkungan. Limbahpadat atau sampah adalah semua buangan padat yang dihasilkan oleh aktivitas hidupmanusia dan hewan yang dibuang karena sudah tidak berguna lagi atau tidak dikehendaki.Gambaran mengenai meningkatnya jumlah dan mac am limbah padat pada umumnya,

    sesuai dengan pertambahan penduduk dengan segala kegiatannya; seperti digambarkanpada grafik di bawah ini :

    Jumlah

    TirnbulaSampah

    , JumlahPendudukk,,,,,,,

    , , Ketersediaan, untuk TPA

    Gambar 6.1:Hubungan antara timbulan sampah, jumlah penduduk,

    dan lahan dengan perkembangan waktu

    Keterangan : TPA = tempat pembuangan akhir

  • 5/13/2018 Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

    2/15

    130 BAB 6 PENGELOUAN LlMBAH PADAT DO ES IK

    Dari grafik di atas, terlihat dengan jelas bahwa dengan perkembangan waktu lYa gsenantiasa diiringi dengan pertambahan penduduk; maka otomatis jumlah timbulan sa np ~semakin meningkat, sementara lahan yang ada tetap. Lahan yang tersedia akan er lisberkurang akibat penggunaan yang lain, misalnya: untuk perumahan, fasilitas urnurn d 1 .Pengelolaan limbah padat (sampah) dilakukan untuk membuat lingkungan yang ellat

    bagi masyarakat. Ancaman kesehatan dapat timbul disebabkan oleh digunakaan atimbunan sampah, sebagai temp at berkembang-biaknya lalat dan tikus serta akh m amenularkan penyakit pada manusia. Di samping itu, timbunan sampah secara es eti amenampilkan pemandangan yang tidak menyenangkan, selain bau yang tidak sedap *itlatdekomposisi.

    Contoh penerapan penanganan limbah padat yang banyak dilakukan terutama nt kjenis sampah yang banyak mengandung bahan organik adalah kompos. Yang dimaksddk ndengan kompos adalah hasil akhir dari dekomposisi (pembusukan) sampah menjadi t ah nyang dapat langsung diserap oleh tumbuhan (zat organik dan anorganik).

    PROG RAM PEMERINT AHProgram pemerintah untuk menanggulangi masalah persampahan adalah bagai Inap a

    mengantisipasi kuantitas sampah yang semakin bertambah, seperti ditunjukkan pada at elberikut :

    Tabel 6.1:Program Pemerintah dalam masalah persampahan

    Pelita V-1990 Pelita VI-1995 I Pelita VII-20)0Tingkat pelayanan (%)

    JenisPeruntukan

    80(*)

    Komersialdan pasar

    100 10000

    100emukiman 50(*)(*) 100% untuk wilayah dengan kepadatan > 150 orang/ha.

    6.2. SUMBER DAN JEN IS LlMBAH PADATSumber-surnber timbulan sampah diakibatkan karen a berbagai kegiatan se a~ atberikut :(l) Pemukiman(2) Perdagangan

  • 5/13/2018 Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

    3/15

    BAB 6 PENGELOLAAN LlMBAH PADAT DOMESTIK 131

    (3) Industri(4) Institusi (kantor, sekolah)(5) Rumah sakit(6) Pertanian, peternakan, perkebunan(7) Tempat umum (tempat rekreasi, jalan, taman)(8) Lapangan udara, pelabuhan laut(9) Water and waste water treatment plant

    Sementara itu, jenis-jenis sampah terdiri atas ;(1) Garbage (sampah basah); yaitu sampah yang susunannya terdiri dari bahan organik,

    dan yang mempunyai sifat cepat membusuk jika dibiarkan dalam keadaan basahserta temperatur optimum yang diperlukan untuk membusuk, yaitu (20-30)C.Contoh ; sampah rumah tangga, sampah rumah makan, dll.

    (2) Rubbish (sampah kering); yaitu sampah yang susunannya terdiri dari bahan organikdan anorganik yang mempunyai sifat sebagian besar atau seluruh bahannya tidakcepat membusuk. Contoh :sampah logam yaitu misalnya kaleng, seng, dll.Sampah non-logam: yang terbakar: kertas, plastik, kayu

    yang tidak terbakar: pecahan kaca, dlL

    (3) Dust & Ash (debu dan abu); yaitu sampah yang terdiri dari bahan organik dananorganik, yang merupakan partikel-partikel terkecil yang bersifat mudah beterbanganyang membahayakan pemafasan dan mata. Contoh:abu : hasil pembakaran (proses kimia)debu : hasil proses mekanis

    (4) Demolition & Construction Wastes: yaitu sampah sisa-sisa bahan bangunan, misalnya:puing-puing, pecahan-pecahan tembok, genteng, dll.

    (5) Bulky Wastes: yaitu sampah barang-barang bekas, baik yang masih dapat digunakanatau yang tidak dapat digunakan. Contoh: lemari es bekas, kursi, TV, mobil rongsokan,dll.

    (6) Hazardous Wastes: yaitu sampah yang berbahaya (B3: bahan buangan berbahaya).Contoh :

    patogen: rumah sakit, laboratorium klinis

  • 5/13/2018 Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

    4/15

    132 BAB 6 PENGELOLAAN LlMBAH PADAT DOM STberacun : kertas pembungkus pestisidamudah meledak : mesiuradio-aktif : sampah nuklir

    (7) Water & Waste Water Treatment Plant: yaitu sampah yang berupa hasil sampipengolahan air bersih maupun air kotor, biasanya berupa gas atau lumpur.

    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi macam, jenis, dan besarnya timbulan sam a(1) jenis bangunan yang ada(2) Tingkat aktivitas(3) Iklim(4) Musim( 5 ) Letak geografis( 6 ) Letak topografi(7) Jumlah penduduk(8) Periode sosial-ekonomi(9) Tingkat teknologi

    Dengan mengetahui jenis dan macam serta besarnya timbulan sampahmempermudah pengelolaannya, karena pengelolaan sampah dikota-kota besar bias ndilakukan secara komunal, sehingga dibutuhkan pengelolaan dengan memanfa kteknologi yang ada dan teknologi tersebut dipermudah oleh pengetahuan tentangdan karakteristik tim bulan sampah yang dihasilkan.

    6.3. KARAKTERISTIK LlMBAH PADATInformasi tentang karakteristik sampah diperlukan untuk: (l) pemilihan peralatan, si

    dan pengelolaan, penilaian material dan enerji yang bisa dipulihkan, (2) analisisperencanaan temp at pembuangan akhir (TPA). Berikut ini disajikan tabel contohdi Jakarta dan Pulau Batam.

  • 5/13/2018 Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

    5/15

    BAB 6 PENGELOlAAN LlMBAH PADAT DOMESTlK 133

    Tabel 6.2:Komposisi Sampah di Jakarta dan Pulau Batam

    Komposisi Sampah Jakarta tho 1981(%)

    Pulau Batam tho 1986(% )

    Organik 79,49Kertas 7.97Kayu 3.65l \1eral 1.3 7Teh:stil 2.4Plaqik 3.67Kaca 0.5Karet 0,4 7

    52.280.635.7760.86756..92.81.f.18515.0-+5100

    L ain-lain (batu , tanah, tu lang. pasir. dll.) 0.48TOTAL 100

    Penetapan karakteristik sampah pada umumnya tidak mudah. Dan cara yang palingsederhana adalah berdasarkan teknik random sampling dan analisis sampel di laboratorium.Karakteristik sampah dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan dan kecenderungan inihams diamati dengan seksama terutama kadar senyawa organik, kertas dan plastik. Perubahanini selaras dengan pola hidup dan kebudayaan masyarakat serta aplikasi teknologi barn.

    6.4 SISTEM PENGELOLAAN LlMBAH PADAT DOMESTIKSistem pengelolaan Limbah Padat Domestik terdiri dari :(l) Aspek Teknik Operasional(2) Aspek Organisasi(3) Aspek Pembiayaan(4) Aspek pengaturan(5) Aspek Peran Serta Masyarakat

    6.4.1. Aspek Teknik OperasionalSecara umum, pengelolaan limbah padat ditinjau dari aspek teknik operasional di suatutempat ditunjukkan pada gambar berikut :

  • 5/13/2018 Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

    6/15

    134 BAB 6 PENGELOLAAN UMBAH PADAT D E TlK

    Dari gambar di atas dapat diambil pengertian bahwa sistem pengelolaan sampahdilakukan dengan berbagai macam jalur; misalnya timbulan sampah masuk ke pewa nkemudian dibawa oleh kendaraan pengumpul lang sung dibuang ke tempat pembu nakhir. Atau jalur lain, misalnya setelah melalui bagian pengumpulan kemudian d' a ake bag ian pemilahan dan pengolahan, setelah itu dibuang ke temp at pembuangan k r.

    S u mb e r s am p ah(Timbulan sarnpah)

    Pewadahan

    Pengumpulan

    Pemindahan &Pengangkutan Pemilihan &Pengolahan

    PembuanganAkhir

    Gambar 6.2:Sistem Pengelolaan Sampah secara umum

    A. SUB-SISTIM PEWADAHANPada sub-sistem ini, sampah yang ada dimasukkan ke dalam wadah yang berga tu gdari tingkat sosial-ekonomi penduduk. Misalnya ada yang menggunakan bak sa p h

    dari beton, ada yang dari tong yang terbuat dari seng, plastik, dll. atau ada ya gmengunakan container.

    Pada negara-negara maju, biasanya masyarakat yang membuang sampah mela uk npemisahan berdasarkanjenis sampah. Sampah yang cepat membusuk (garbage) dipis k ndengan sampah yang tidak cepat membusuk (rubbish, dust & ash, d11.).

  • 5/13/2018 Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

    7/15

    BAB 6 PENGELOLAAN UMBAH PADAT DOMESTlK 135

    B. SUB-SISTEM PENGUMPULANPada sub-sistem ini, penggunaan jenis atau cara pengumpuJan bergantung dari daerah

    pelayanan, tingkat sosial-ekonomi masyarakat, sarana dan prasarana yagn dilayani. Secaraumum, sub-sistem ini digambarkan sebagai berikut :

    Keterangan :

    o Sumber timbulan sampah[!] Kendaraan pengumpulan@] Transfer depo (stasi un pemindahan)G Kendaraan pengangkut8Wadah komunal

    Gambar 6.3:Sub-sistem pengumpulan sampah secara umum

  • 5/13/2018 Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

    8/15

    136 BAB 6 PENGELOLAAN UMBAH PADAT DO

    Dari gambar di atas terse but, bisa dilihat berbagai jalur pengumpulan yaitu :(l) Pengumpu!an individual tidak Iangsung, maksudnya adalah kendaraan pengu

    (gerobak) rnengambil timbulan sampah Iangsung dari pengguna jasa, misaInya:tangga. Kemudian diangkut ke transfer depo (stasiun pemindahan) lalu dibawa 01 hkendaran pengangkut (truk) untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir ( ).Biasanya pengumpulan ini digunakan apabila kendaran pengangkut tidakmengambil secara langsung ke pengguna jasa.

    (2) Pengumpulan individual langsung, maksudnya adalah kendaraan pengangkutlang sung mengambil timbulan sampah dari pengguna jasa untuk kemudian dike TPA.

    (3) Pengumpulan komunal langsung; maksudnya pengguna jasa mengumpulkan sa p hsecara komunal pada wadah komunal untuk diangkut oleh kendaraan penga glangsung dibuang ke TPA.

    (4) Pengumpulan komunal tidak lang sung; maksudnya adalah pengguna ja amengumpulkan sampah secara komunal pada wadah komunal untuk dibawa 01 hkendaraan pengumpul, kemudian dibawa ke transfer depo, lalu diangkut 01 hkendaraan pengangkut untuk dibuang ke TPA. Sama seperti no 1 dimana kend a npengangkut tidak dapat mengambil secara langsung kepengguna jasa.

    Sub Sistim Pengumpulan dengan Menggunakan ContainerContainer adalah wadah yang dipakai sebagai temp at timbulan sampah, di a apenggunaannya bisa dilakukan secara individual atau secara bersama-sama (kom n ).Container ada dua jenis yaitu yang dapat dengan mudah dipindahkan karena mengguroda (hauled) dan yang sifatnya tetap (station).

    Subsistim pengumpulan dengan menggunakan container ada dua jenis yaitu :(1) Hauled Container System yaitu sistim pengumpulan dengan menggunakan can ai

    yang dapat dipindahkan (movable). Pada sistim ini terlihat bahwa terdapat alur di acontainer yang sudah penuh digerakkan kearah transfer depo untuk dila u npemindahan sampah, ketika kosong container dipindahkan kembali ketempat sedan sistim ini dibagi menjadi 2 tipe :a). Conventional Mode seperti tergambar :

    Kererangan D Container penuhD Container KosongD Transper Depo

    Gambar 6.4a Conventional Mode

  • 5/13/2018 Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

    9/15

    BAB 6 PENGELOl.AAN L1MBAH PADAT DOMESTlK 137

    Kelemahan sistim ini adalah dari segi waktu tidak efisien karena hanyamenggunakan satu container, sehingga kemudian sistim ini dikembangkan menjadiExchange Container Mode

    b) Exchange Container Mode

    Gambar 6.4b Exchange Container Mode

    Pada sistim ini mempunyai kelebihan dibanding sistrm konvensional, dimanaefektifitas waktu untuk pemindahan sampah ke transfer depo dapat ditingkatkan,akan tetapi dari segi biaya relatif lebih mahal karena membutuhkan lebih dari satucontainer.

    (2) Stationery Container System yaitu sistim pengumpulan dengan menggunakan con-tainer yang tidak dapat dipindahkan, sehingga sampah yang ada "dijemput" olehkendaraan pengangkut, seperti digambarkan berikut ini :

    Gambar 6.5

  • 5/13/2018 Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

    10/15

    138

    Pada sistim ini terlihat bahwa container yang tidak bergerak tersebut ketika p n hmuatannya dipindahkan kekendaraan pengangkut.

    C. SUBSISTEM PEMINDAHAN DAN PENGANGKUTANPada sub sistim ini dibahas tentang stasiun pemindahan (transfer depo atau trstation), dimana fungsinya secara umum adalah sebagai tempat penampungan sem(TPS) dan tempat bertemunya kendaraan pengumpul dengan kendaraan pengangk t.Istilah transfer depo lebih banyak digunakan di Indonesia sementara istilah transfe s -tion biasanya digunakan di luar negeri (negara-negara maju)Adapun jenis transfer depo atau transfer Station ditinjau dari cara pemuatannya a al hsebagai berikut :

    (1) Direct DischargeAdalah transfer depo yang berfungsi sebagai tempat pertemuan kendaraan pengyang sudah terisi penuh dengan sampah dengan kendaraan pengangkut, dimanafer depo ini didisain sedemikian rupa sehingga pemindahan sampah dapatlangsung dari kendaraan pengumpul dengan kendaraan pengangkut untuk dike TPA. Secara sederhana dapat digambarkan berikut ini :

    D ' O 0 o.............Jgerobak.

    containera bGambar 6.6 Transfer depo Direct Discharge

    a. Denahb. Potongan

    Jenis ini ada tiga tipe sesuai dengan luasnya yaitu tipe besar, menengah dan kKelebihan dari transfer depo seperti gambar diatas adalah biaya yang dipe lurelatif murah karena dapat dibuat diluar ruangan tanpa menggunakan kons i sikhusus, dan sistim ini digunakan untuk jenis sampah yang mudah membusu (ar-bage) karena dapat langsung dibuang ke TPA, akan tetapi secara estetika dan kes h ankurang baik karena tempat tidak terjaga atau tertutup. Karena hal tersebut di tas(yaitu karena biaya yang relatif murah) maka sistim ini cocok di Indonesia.

  • 5/13/2018 Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

    11/15

    BAB 6 PENGELOLAAN LlMBAH PADAT DOMESTIK 139

    (2) Indirect DischargeAdalah transfer depo yang berfungsi sebagai tempat pertemuan kendaraan pengumpulyang sudah terisi penuh sampah dengan kendaraan pengangkut, dirnana sampah darikendaraan pengumpul dikumpulkan dalam suatu ruang tertentu untuk kemudiandengan menggunakan Crane sampah dipindahkan kekendaraan pengangkut, sepertitergambar dibawah ini :

    Gambar 6.7 Contoh Indirect Discharge

    Keuntungan dari sistim ini adalah sampah yang sudah terkumpul dapat diadakanpemilihan menu rut jenisnya, sehingga dapat dengan tepat ditentukan carapengelolaannya dan secara estetika baik karena tumpukan sampah tertutup di suaturuangan. Akan tetapi cara ini cukup mahal, sehingga transfer station jenis ini banyakdigunakan dinegara rnaju.

    (3) Combine Direct Discharge and indirect DischargeMerupakan kornbinasi antara Direct Discharge dan Indirect Discharge. Pada sistimini sampah dibedakan antara yang harus langsung dibuang dengan yang tidak.Sistirn ini juga banyak digunakan dinegara-negara maju.

  • 5/13/2018 Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

    12/15

    140 BAB 6 PENGELOLAAN UMBAH PADAT DO E IK

    D. SUBSISTIM PEMBUANGAN AKHIRTempat Pembuangan Akhir (TPA) Yang sering digunakan adalah:1 . Open Dumping

    Adalah TPA, dimana sampah yang dibuang diletakkan begitu saja diatas tanah k so g,atau sebelum digunakan tanah tersebut dibuat lubang dengan menggunakan tr kt r.Cara ini tidak dianjurkan untuk digunakan karena sampah yang dibung dibi r nterbuka sehingga dapat menjadi sarang binatang-binatang tertentu yangmembawa penyakit selain itu secara estetika kurang baik karena menimpemandangan yang buruk dan bau yang busuk.

    2. Control Land FillAdalah TPA, dimana sampah yang dibuang diletakkan diatas lubang yang ib atdengan traktor, kemudian apabila lubang tersebut sudah penuh baru ditutup d n anlapisan tanah setebal kurang lebih 20 em.

    3. Sanitary Land FillAdalah TPA, dimana sampah yang dibuang diletakkan diatas lubang yang ib atdengan traktor, kemudian sampah yang ada ditutup oleh lapisan tanah yang penut p yadilakukan setiap hari sehingga terbentuk sel-sel dalamnya. Cara ini adalah car' y ngterbaik dibanding dengan dua cara sebelumnya, seperti tergambar berikut :

    Lapisan penutup 15 em

    Gambar 6.7 Sanitary Land Fill

    E. SUB~SISTIMPEMILAHAN DAN PENGOLAHAN(1) Pemilahan

    Pada bagian ini akan dibiearakan secara ringkas masalah pemilahan dan peng la ansampah yang merupakan bagian yang cukup penting dari sitim secara keselu u n.Akan tetapi bagian ini pad a umumnya membutuhkan teknologi tinggi yang e mterdapat dinegara-negara berkembang.

  • 5/13/2018 Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

    13/15

    BAB 6 PENGELOlAAN UMBAH PADAT DOMESTlK 141

    Di Indonesia khususnya dan dinegara-negara berkembang yang paling sering dilakukanpada bagian pemilahan adalah dengan menggunakan tenaga manusia (pemulung),berhubung murahnya tenaga kerja. Sebaliknya negara-negara maju karena mahalnyaupah tenaga kerja maka pada bagian pemilahan pada umumnya sudah menggunakanteknologi canggih.Pemilahan dilakukan untuk menggolongkan jenis-jenis sampah sesuai dengankarakteristiknya, sehingga ketika masuk pada pengolahan mempermudah prosesnya.

    (2) PengolahanPada bagian pengolahan istilah yang paling dikenal adalah Recycling, Reuse danRecovery.Yang dimaksud dengan Recycling adalah "transforming waste materials into usefulitems by reprocessing them" maksudnya adalah suatu proses pengolahan yangdilakukan dengan merubah bentuk material sampah secara fisis dengan memproseskembali menjadi barang-barang yang berguna atau bermanfaat, misalnya mengubahsampah plastik menjadi kursi plastik, ember plastik dll.Yang dimaksud dengan Reuse adalah "returning an item to productivie use for thesame purpose as it was orginally intended, without changing its identity" maksudmyaadalah mengembalikan barang yang sudah menjadi sampah (rongsok) menjadi barangberguna yang mempunyai manfaat yang sarna seperti aslinya tanpa merubahidentitasnya. Contohnya mengubah mobil rongsokan menjadi mobil baru.Yang dimaksud dengan Recovery atau Energy Recovery adaah "the use of solidwastes as fuel, supplementing woods waste, to produce energy in the form of steamor electricity" maksudnya adalah penggunaan sampah sebagai bahan bakar ataumemanfaatkan energi yang tersimpan dalam sampah misalnya untuk tenaga listrik.Contohnya mengubah sampah kotoran hewan menjadi biogas.

    6.4.2. Aspek OrganisasiDalam suatu sistim pengelolaan sampah, aspek organisasi sangat penting agar sistim bisaberjalan dengan baik.Unsur organisasi yang diperlukan dalam pengelolaan sampah menyangkut :

    Tenaga kerja, yaitu anggota masyarakat yang bertugas membuat, mengelola, danmemelihara sistim tersebut baik dengan tujuan mendapatkan upah atau secara sukarela.Struktur Organisasi, yaitu perangkat organisasi yang diperlukan untuk sistimpengelolaan sampah, dimana semakin luas dan kompleksnya sistim maka semakinmembutuhkan perangkat tersebut. Apabila sistim masih berujud sederhana, makastruktur organisasi terkadang tidak diperlukan.

  • 5/13/2018 Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

    14/15

    142

    6.4.3. Aspek PembiayaanMerupakan aspek yang tidak dapat diabaikan terutama untuk suatu sistim yang 1kompleks. Apabila sistim pengelolaan sampah sudah demikian meluas dan komaka setiap anggota masyarakat harus turut serta dalam aspek ini misalnya dalam re S1.Retribusi dapat dilakukan dengan menggunakan subsidi silang untuk membantu go on anmasyarakat yang tidak mampu.

    6.4.4 Aspek pengaturanAspek pengaturan senantiasa diperlukan untuk menjarnm suatu sistimdengan baik dan lancar.Pada umumnya aspek ini diwujudkan dalam bentuk peraturan pemerintah pusat undaerah, peraturan masyarakat dimana sistim terse but digunakan baik yang tertulis unyang tidak, dan dalam bentuk peraturan (hukum) adat.

    6.4.5. Aspek Peran Serta MasyarakatPeran serta masyarakat dalam bidang persampahan adalah keterlibatan masyarakatarti ikut serta bertanggung jawab pasif maupun aktif, secara individu, keluarga, keldan masyarakat untuk mewujudkan kebersihan bagi diri sendiri dan lingkungan.Baik dikota maupun didesa pada umumnya sampah kurang diperhatikan oleh masyhal ini disebabkan oleh :

    Kurangnya pengertian bahwa sampah yang tidak dikelola dengan baimempunyai dampak negatif pada lingkungan maupun kesehatan masyarakatKurang menyadari arti kebersihan dan keindahanKekurangpahaman teknologi maupun pengorganisasian pengelolaan sampah.Adanya anggapan terutama dikota bahwa pengelolaan sampah adalah tang unPemda

    Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk menumbuhkan peran serta masyarakatpengelolaan sampah dengan membentuk program yang dilaksaakan secara terarah, idan berorientasi kepada penyebarluasan pengetahuan, penanaman kesadaran, pensikap dan pembentukan prilaku, sehingga :

    Masyarakat mengerti dan memahami masalah kebersihan lingkungan.Masyarakat turut aktif dalam mewujudkan kebersihan lingkungan, menu ar ankebiasaan hidup bersih pada anggota masyarakat Jainnya dan memberikansaran yang membangun.Masyarakat bisa mengikuti prosedur dan tata cara pemeliharaan kebersihanbaik.Masyarakat bersedia membiayai pengelolaan sampah.

  • 5/13/2018 Bab6 Pengelolaan Limbah Padat Domestik

    15/15

    BAB 6 PENGELOLAAN LlMBAH PADAT DOMESTlK 143

    6.5. LAT IHAN6.5.1. Bagaimana anda menjabarkan permasalahan yang ada antara meningkatnya jumlah

    timbulan sampah dan semakin sempitnya lahan yang tersedia? Berikan contoh kasusyang ada didaerah anda.

    6.5.2 Sebutkan sumber-sumber timbulan sampah dan bagaimana keterkaitannya denganjenis-jenis sampah.

    6.5.3. Apa yang saudara ketahui dengan karakteristik sampah. Bagaimana menurut saudaradengan daerah tempat tinggal saudara.

    6.5.4. Gambarkan aspek teknik operasional dalam sistim pengelolaan sampah dan sub-subsistimnya dan rancanglah secara teknik untuk daerah atau kota anda (sesuai dengankondisi tersedianya lahan, sosial ekonomi, budaya dan lain-lain)

    6.5.5 Aspek-aspek apa saja yang terkait dengan aspek teknik operasional dalam sistempengelolaan sampah