Pengecilan Ukuran PartikelKominusi

38
Universitas Gadjah Mada BAB II PENGECILAN UKURAN PARTIKEL/KOMINUSI (SIZE REDUCTION) DAN ALAT- ALATNYA Istilah pengecilan ukuran/kominusi (size reduction) digunakan dalam praktek dimana partikel padatan terpotong atau terpecah menjadi ukuran-ukuran yang lebih kecil. Dalam proses industri, partikel-partikel padatan diperkecil ukurannya dengan berbagai cara, untuk berbagai maksud. Misalnya: bongkahan-bongkahan bijih logam diremuk menjadi ukuranukuran yang bisa diproses lanjut dengan lebih mudah; bahan- bahan kimia sintetis dihaluskan menjadi serbuk; lembaran-lembaran plastik dipotong- potong menjadi ukuran kecil dan bentuk tertentu, dan lain-lain. Produk-produk partikel yang diperdagangkan seringkali mempersyaratkan ukuran dan bentuk (morfologi) tertentu, karena akan berpengaruh terhadap unjuk kerjanya, penyimpanannya, penanganan dan pengangkutannya dan lain-lain. I. PRINSIP-PRINSIP KOMINUSI Partikel padatan dapat dihancurkan (dikecilkan ukurannya) dengan berbagai cara, tetapi pada umumnya hanya 4 cara saja yang seringkali dijumpai dalam mesin- mesin pereduksi ukuran/mesin kominusi (size reduction machines), yaitu: (1) Kompresi (penekanan) — compression Biasanya untuk reduksi partikel yang keras dan kasar, menjadi beberapa partikel kecil. Contoh: pemecah kacang (nutcracke,) (2) Impak (pembenturan) — impaction Dipakai untuk mereduksi partikel yang keras, menjadi partiket-partikel berukuran laebih kecil sampai partikel halus. Contoh: palu (hammer) (3) Atrisi (penggerusan/gesekan) — attrition or rubbing Umunya dipakai untuk menghaluskan partikel-partikel lunak dan non-abrasive. Contoh: penggerus. (4) Pemotongan — cutting Digunakan untuk memotong partikel (biasanya berbentuk lempeng/tembaran) sehingga berukuiran lebih kecil atau mempunyai bentuk tertentu. Umumnya tidak menghasilkan partikel-partikel yang Iembut/halus. Contoh: gunting.

Transcript of Pengecilan Ukuran PartikelKominusi

  • Universitas Gadjah Mada

    BAB II

    PENGECILAN UKURAN PARTIKEL/KOMINUSI (SIZE REDUCTION) DAN ALAT-

    ALATNYA

    Istilah pengecilan ukuran/kominusi (size reduction) digunakan dalam praktek

    dimana partikel padatan terpotong atau terpecah menjadi ukuran-ukuran yang lebih

    kecil. Dalam proses industri, partikel-partikel padatan diperkecil ukurannya dengan

    berbagai cara, untuk berbagai maksud. Misalnya: bongkahan-bongkahan bijih logam

    diremuk menjadi ukuranukuran yang bisa diproses lanjut dengan lebih mudah; bahan-

    bahan kimia sintetis dihaluskan menjadi serbuk; lembaran-lembaran plastik dipotong-

    potong menjadi ukuran kecil dan bentuk tertentu, dan lain-lain.

    Produk-produk partikel yang diperdagangkan seringkali mempersyaratkan

    ukuran dan bentuk (morfologi) tertentu, karena akan berpengaruh terhadap unjuk

    kerjanya, penyimpanannya, penanganan dan pengangkutannya dan lain-lain.

    I. PRINSIP-PRINSIP KOMINUSI

    Partikel padatan dapat dihancurkan (dikecilkan ukurannya) dengan berbagai

    cara, tetapi pada umumnya hanya 4 cara saja yang seringkali dijumpai dalam mesin-

    mesin pereduksi ukuran/mesin kominusi (size reduction machines), yaitu:

    (1) Kompresi (penekanan) compression

    Biasanya untuk reduksi partikel yang keras dan kasar, menjadi beberapa partikel

    kecil.

    Contoh: pemecah kacang (nutcracke,)

    (2) Impak (pembenturan) impaction

    Dipakai untuk mereduksi partikel yang keras, menjadi partiket-partikel berukuran

    laebih kecil sampai partikel halus. Contoh: palu (hammer)

    (3) Atrisi (penggerusan/gesekan) attrition or rubbing

    Umunya dipakai untuk menghaluskan partikel-partikel lunak dan non-abrasive.

    Contoh: penggerus.

    (4) Pemotongan cutting

    Digunakan untuk memotong partikel (biasanya berbentuk lempeng/tembaran)

    sehingga berukuiran lebih kecil atau mempunyai bentuk tertentu. Umumnya tidak

    menghasilkan partikel-partikel yang Iembut/halus. Contoh: gunting.

  • Universitas Gadjah Mada

    Kriteria Alat Kominusi:

    Kriteria ideal untuk alat-alat kominusi secara umum adalah sebagai berikut:

    (1) Mempunyai kapasitas yang besar/fleksibel bisa disesuaikan

    (2) Konsumsi energi kecil per satuan produk yang dihasilkan

    (3) Menghasitkan produk sesuai dengan spesifikasi (umumnya: berukuran tertentu dan

    seseragam mungkin).

    Salah satu ukuran efisiensi sebuah operasi kominusi adalah berdasarkan

    energi yang diperlukan untuk menciptakan luas permukaan yang baru, karena

    bertambahnya kecilnya ukuran partikel (semakin kecil ukuran partikel, semakin besar

    luas mukanya persatuan massa).

    Karakteristik Produk Kominusi:

    Tujuan dan kominusi adalah untuk memperoleh partikel berukuran kecil dan

    yang berukuran besar karena berbagai pertimbangan, misalnya: bertambahnya luas

    permukaan partikel karena perubahan ukuran maupun bentuknya.

    Tidak seperti alat kominusi ideal, alat yang nil biasanya tidak akan

    menghasilkan partikel berukuran seragam (uniformly sized), meskipun umpan yang

    diproses berukuran seragam. Produk kominusi selalu berupa campuran partikel

    dengan berbagai ukuran, dengan rentang ukuran maksimum sampai ukuran minimum

    (adakalanya sampai sub-mikron) tertentu.

    Perbandingan ukuran antara partikel terkecil dengan yang terbesar dapat

    mencapai order 104. Karena begitu besarnya rentang ukuran produk, anggapan bahwa

    ukuran partikel dapat diwakili dengan satu ukuran rata-rata menjadi tidak valid, kecuali

    pemakaian partikel tersebut cukup jelas sehingga metode tentang pencarian ukuran

    rata-rata yang valid dapat dikenakan.

    II. ALAT-ALAT KOMINUSI

    Alat-alat kominusi, secara umum dapat dibedakan menjadi: crusher

    (penghancur/peremuk), grinder (penggerus), ultrafine grinders (penggerus sangat

    lembut) dan cutting machines (mesin-mesin pemotong). Crusher pada umumnya

    digunakan untuk memecahkan bongkahan-bongkahan partikel besar menjadi

    bongkahan-bongkahan kecil. Crusher primer (primary crusher) banyak digunakan pada

    pemecahan bahan-bahan tambang dan ukuran besar menjadi ukuran antara 6 in

    sampai 10 in (150 sampai 250 mm). Crusher sekunder (secondary crusher) akan

    meneruskan kerja crusher primer, yaitu menghancurkan partikel padatan hasil crusher

    primer menjadi berukuran sekitar in (6 mm). Selanjutnya, grinder akan

  • Universitas Gadjah Mada

    menghaluskan partikel-partikel keluaran crusher sekunder. Produk dan grinder antara

    (intermediate grinder) berukuran sekitar 40 mesh ( mm). Penghalusan sampai ukuran

    sekitar 200 mesh ( mm) dilakukan oleh grinder halus (fine grindei). Ukuran partikel

    yang Iebih halus (antara 1 sampai 50 pm) dapat diperoleh dengan ultrafine frinder.

    Cutter umumnya didesain untuk memberikan bentuk dan ukuran partikel tertentu, yaitu

    dengan panjang antara 2 sampai 10 mm.

    Jenis-jenis pokok dan alat kominusi adalah sebagai berikut:

    A. Crushers(kasar dan halus).

    Mekanisme penghancuran dilakukan dengan cara penekanan (compression). Ada

    beberapa jenis, diantaranya:

    1. Jawcrushers(dan berbagai modiflkasinya).

    2. Gyratoly crusher (dan berbagai jenis/modifikasinya).

    3. Crushing Rolls (mesin penggilas): toothed rolldan smooth-roll crusher.

    B. Grinders (intermediate dan fine).

    Mekanisme kominusi dilakukan dengan cara pembenturan/pemukulan (impact dan

    atrisi (gesekan antar partikel). Beberapa jenis grinder diantaranya:

    1. Hammer Mills, Impactor

    2. Rolllng-compression mills, diantaranya: (a). Bowl Mills, (b). Roller Mills.

    3. Attrition Mills

    4. Tumbling Mills, diantaranya: (a). Rod-Mills, (b). Ball-Mills, Pebble Mills, (c).

    Tube Mills, Compartment Mills.

    C. Ulltrafine Grinder, diantaranya:

    1. Hammer Mills, dilengkapi dengan alat klasiflkasi internal

    2. fluid-energy mills

    3. Agitated Mills

    D. Cutting machines, diantananya:

    1. Pemotong pisau (Knife cuttet)

    2. Penyayat (Dicers)

    3. Slitters.

  • A. CRUSHERS

    Crusher merupakan mesin penghancur padatan berkecepatan rendah, digunakan

    untuk padatan kasar dalam jumlah yang besar.

    A.1.Jaw Crushers.

    Karakteristik umum Jaw Crusher:

    Umpan masuk dan atas, diantara dua jw yang membentuk huruf V (terbuka bagian

    atasnya).

    Salah satu jaw biasanya tidak bergerak (fixed), j

    Sudut antara 2 jaw antara 20

    Kecepatan buka-tutup jaw antara 250 sam pai 400 kali per menit.

    Ada beberapa jenis crusher yang sering dijumpal, diantaranya:

    A.1.(a). Blake Jaw Crusher

    A.1.(b). Dodge Type Crusher /

    A.1.(c). Roller Bearing Jaw Crusher

    A.1.(a). Blake Jaw Crusher

    Beberapa mesin Blake Crusher dengan bukaan umpan pada

    (1.8 x 2.4 m) dapat memproses batuan berdiamater 6 ft (1.8 rn

    sampai 1000 ton/jam, dengan ukuran produk maksimum 10 in (250 mm).

    Crusher merupakan mesin penghancur padatan berkecepatan rendah, digunakan

    untuk padatan kasar dalam jumlah yang besar.

    Karakteristik umum Jaw Crusher:

    Umpan masuk dan atas, diantara dua jw yang membentuk huruf V (terbuka bagian

    Salah satu jaw biasanya tidak bergerak (fixed), jaw yang lain bergerak horizontal

    antara 20 sampai 30.

    tutup jaw antara 250 sam pai 400 kali per menit.

    Ada beberapa jenis crusher yang sering dijumpal, diantaranya:

    Dodge Type Crusher / Double Toggle Crusher.

    Roller Bearing Jaw Crusher

    Beberapa mesin Blake Crusher dengan bukaan umpan padatan berukuran 72 x 96 in

    2.4 m) dapat memproses batuan berdiamater 6 ft (1.8 rn), dengan kapasitas

    ton/jam, dengan ukuran produk maksimum 10 in (250 mm).

    Crusher merupakan mesin penghancur padatan berkecepatan rendah, digunakan

    Umpan masuk dan atas, diantara dua jw yang membentuk huruf V (terbuka bagian

    yang lain bergerak horizontal

    tan berukuran 72 x 96 in

    ), dengan kapasitas

  • Universitas Gadjah Mada

    Prinsip kerja:

    Roda (flywheel) berputar menggerakkan lengan pitman naik turun karena adanya

    sumbu eccentric. Gerakan naik-turun dan lengan pitman menyebabkan toggle

    bergerak horizontal (kekiri dan kekanan) movable jaw bergerak menekan dan

    memecah bongkah-bongkah padatan yang masuk dan melepaskannya saat movable

    jaw bergerak menjauhi fixed jaw.

    Ukuran standard Blake Jaw Crusher (feed opening position, daya, kapasitas) dapat

    dilihat pada buku teks (Table 6 Brown (1955), atau Table 20-8 Perry 7th ed.)

    A.1.(b). Dodge Crusher/ Double Toggle Crusher! Overhead Eccentric Crusher

    Biasanya berukuran Iebih kecil dan Blake Crusher. Movable jaw bagian bawah

    dipasang tetap sehingga lebar dan discharge opening relatif konstan.

    Ukuran bahan yang keluar akan Iebih uniform, tetapi sangat rawan terhadap

    kebuntuan (clogged/chokea) akibat lubang bukaan keluar (discharge opening) yang

    tetap.

    Prinsip kerja:

    Perputaran sumbu eccentric mengakibatkan lengan pitman bergerak naik-turun.

    Gerakan ini menyebabkan movable jaw frame sebelah atas bergerak horisontal kekiri-

    kekanan menekan bongkah-bongkah padatan sampal pecah dan melepaskannya

    kebawah. Movable jaw frame bagian bawah relatif tidak bergerak. Ukuran standard

    Dodge Crusher dapat dilihat pada Tabel 7 Brown (1955)

  • A.1.(c). Roller Bearing/ Overhead Eccentric Jaw Crusher

    Pada prinsipnya merupakan kombinasi antara Blake Crusher dan Dodge Crusher,

    yaiotu memberikan 2 crushing strokes (2 Iangkah pemecahan) per satu putaran sumbu

    eccentric.

    Prinsip kerja:

    Saat sumbu eccentric berputar, bagian atas movable jaw bergerak horisontal (kekanan

    kekiri) sedangkan bagian bawah bawah movable j

    berlawanan (kekiri-kekanan), i.e saat bagian atas movable jaw bergerak menjauh

    (kekiri), maka bagian bawah movable jaw be

    membenturkan padatan dengan dinding (crushing p/ate) dan memecahnya.

    Ukuran standard Roller Bearing

    20-9 Perry 7th ed.

    Roller Bearing/ Overhead Eccentric Jaw Crusher

    Pada prinsipnya merupakan kombinasi antara Blake Crusher dan Dodge Crusher,

    yaiotu memberikan 2 crushing strokes (2 Iangkah pemecahan) per satu putaran sumbu

    putar, bagian atas movable jaw bergerak horisontal (kekanan

    kekiri) sedangkan bagian bawah bawah movable jaw bergerak dengan arah yang

    kekanan), i.e saat bagian atas movable jaw bergerak menjauh

    (kekiri), maka bagian bawah movable jaw bergerak menekan (kekanan),

    membenturkan padatan dengan dinding (crushing p/ate) dan memecahnya.

    Ukuran standard Roller Bearing Jaw/Overhead Eccentric Jaw dapat dilihat pada Table

    Pada prinsipnya merupakan kombinasi antara Blake Crusher dan Dodge Crusher,

    yaiotu memberikan 2 crushing strokes (2 Iangkah pemecahan) per satu putaran sumbu

    putar, bagian atas movable jaw bergerak horisontal (kekanan

    w bergerak dengan arah yang

    kekanan), i.e saat bagian atas movable jaw bergerak menjauh

    rgerak menekan (kekanan),

    dapat dilihat pada Table

  • A.2. Gyratory Crusher

    Gyratory crusher secara sepintas

    melingkar (sirkular), diantara mana material padata dihancurkan. Kecepatan kepala

    dan jaw penghancur (crushing head) umumnya antara 125 sampai 425 girasi/menit.

    Lebih efisien untuk kominusi kapasitas besar

    terutama untuk kapasitas > 900 ton/jam. Kapasitas Gyratoiy crushers bervariasi

    dari 600 - 6000 ton/jam, tergantung ukuran produk yang diinginkan (antara 0.25

    inch).

    Kapasitas gyratory crusher terbesar mencapai 3500

    Discharge dan gyratoly crusher lebih kontinyu (dibandingkan dengan jaw crushe,).

    Konsumsi tenaga per ton material lebih rendah dibanding jaw crushers.

    Perawatannya lebih mudah.

    Prinsip kerja:

    Roda berputar, memutar countershaft

    piringan C akan memutar main

    Karena main-shaft bergerak eccentric, crushing head akan bergerak eccentric

    y crusher secara sepintas terlihat seperti jaw crusher, dengan jaw berbentuk

    melingkar (sirkular), diantara mana material padata dihancurkan. Kecepatan kepala

    dan jaw penghancur (crushing head) umumnya antara 125 sampai 425 girasi/menit.

    Lebih efisien untuk kominusi kapasitas besar (dibandingkan dengan jaw crushers),

    terutama untuk kapasitas > 900 ton/jam. Kapasitas Gyratoiy crushers bervariasi

    6000 ton/jam, tergantung ukuran produk yang diinginkan (antara 0.25

    Kapasitas gyratory crusher terbesar mencapai 3500 ton/jam.

    Discharge dan gyratoly crusher lebih kontinyu (dibandingkan dengan jaw crushe,).

    Konsumsi tenaga per ton material lebih rendah dibanding jaw crushers.

    Perawatannya lebih mudah.

    Roda berputar, memutar countershaft dan gearing, dan piringan C. Selanjutnya,

    piringan C akan memutar main-shaft yang terpasang eccentric pada piringan C.

    bergerak eccentric, crushing head akan bergerak eccentric

    terlihat seperti jaw crusher, dengan jaw berbentuk

    melingkar (sirkular), diantara mana material padata dihancurkan. Kecepatan kepala

    dan jaw penghancur (crushing head) umumnya antara 125 sampai 425 girasi/menit.

    (dibandingkan dengan jaw crushers),

    terutama untuk kapasitas > 900 ton/jam. Kapasitas Gyratoiy crushers bervariasi

    6000 ton/jam, tergantung ukuran produk yang diinginkan (antara 0.25 - 1

    Discharge dan gyratoly crusher lebih kontinyu (dibandingkan dengan jaw crushe,).

    iringan C. Selanjutnya,

    shaft yang terpasang eccentric pada piringan C.

    bergerak eccentric, crushing head akan bergerak eccentric

  • menghimpit padatan (discharge opening minimum), memecahnya dan melepaskannya

    (sampai discharge opening maksimum).

    Perbandingan kapasitas dan ukuran Gyratoiy Crushers dan Jaw Crushers Table 20

    Perry 7th ed.

    Ukuran standard Gyratory Crushers

    ed.

    Perbandingan kapasitas Gyratory

    7th ed.

    menghimpit padatan (discharge opening minimum), memecahnya dan melepaskannya

    discharge opening maksimum).

    Perbandingan kapasitas dan ukuran Gyratoiy Crushers dan Jaw Crushers Table 20

    Gyratory Crushers Table 8 Brown (1955); Table 20-11 Perry 7

    Perbandingan kapasitas Gyratory Crushers dan Jaw Crushers Table 20

    menghimpit padatan (discharge opening minimum), memecahnya dan melepaskannya

    Perbandingan kapasitas dan ukuran Gyratoiy Crushers dan Jaw Crushers Table 20-10

    11 Perry 7th

    dan Jaw Crushers Table 20-10 Perry

  • A.2.(a). Cone Crusher

    Prinsip kerja:

    Seperti Gyratory Crushers. Crushing head disangga oleh beberapa

    yang diputar oleh beberapa bevel gears. Bevel gears digerak

    (main shaft).

    Baik digunakan sebagai alat penghancur sekunder (secondary

    konis menyediakan luasan kerja (= luas gilas) yang lebih besar.

    Ukuran umpan: 0.8 -14.3 inch (< umpan Gyratory Crushe

    Ukuran produk antara 0.5 inch

    Ukuran standard Cone Crushers

    . Crushing head disangga oleh beberapa eccentric journals

    bevel gears. Bevel gears digerakkan oleh sumbu utama

    Baik digunakan sebagai alat penghancur sekunder (secondary crusher

    konis menyediakan luasan kerja (= luas gilas) yang lebih besar.

    14.3 inch (< umpan Gyratory Crusher)

    Ukuran produk antara 0.5 inch - 20 mesh (0.033 inch).

    Cone Crushers: Table 20-12 dan 20-13, Perry 7th ed.

    eccentric journals

    an oleh sumbu utama

    crusher). Bentuk

  • A.3. Crushing Rolls

    Crushing rolls biasanya digunakan untuk memecah padatan lunak (hardness rendah),

    misalnya: batubara, gipsum, limestone, bata tahan api dan lain

    skala MOHS

  • Biasanya banyak digunakan untuk penghancuran batubara; oil shale, fosfat dan

    batuanbatuan dengan kandungan silikat rend

    A.3.(b). Toothed Rolled Crushers

    Kapasitas: s/d 500 ton/jam; ukuran umpan: sampai dengan 20 inch (500 mm).

    Prinsip kerja:

    Roda (Flywheel) berputar, akan memutar toothed roll yang terhubung dengan flywheel.

    Bongkahan padatan yang masuk akan tergencet pada wear plate/crushing plate dan

    akan pecah. Gigi-gigi pada roll selanjutnya akan menggerus partikel

    menjadi ukuran yang lebih kecil lagi.

    Toothed Rolled Crushers balk untuk bahan yang tidak terlalu keras. Untuk b

    yang terlalu keras, gigi-gigi pada roll dapat rontok/patah!

    Ukuran standard Toothed Rolled Crushers: belum ada data pada textbook!

    Gambar dibawah adalah contoh operasi

    batubara:

    Biasanya banyak digunakan untuk penghancuran batubara; oil shale, fosfat dan

    kandungan silikat rendah!

    Toothed Rolled Crushers (Single atau Double)

    Kapasitas: s/d 500 ton/jam; ukuran umpan: sampai dengan 20 inch (500 mm).

    ) berputar, akan memutar toothed roll yang terhubung dengan flywheel.

    masuk akan tergencet pada wear plate/crushing plate dan

    gigi pada roll selanjutnya akan menggerus partikel-partikel padatan

    menjadi ukuran yang lebih kecil lagi.

    Toothed Rolled Crushers balk untuk bahan yang tidak terlalu keras. Untuk b

    gigi pada roll dapat rontok/patah!

    Ukuran standard Toothed Rolled Crushers: belum ada data pada textbook!

    Gambar dibawah adalah contoh operasi single-rolled toothed crusher untuk memecah

    Biasanya banyak digunakan untuk penghancuran batubara; oil shale, fosfat dan

    Kapasitas: s/d 500 ton/jam; ukuran umpan: sampai dengan 20 inch (500 mm).

    ) berputar, akan memutar toothed roll yang terhubung dengan flywheel.

    masuk akan tergencet pada wear plate/crushing plate dan

    partikel padatan

    Toothed Rolled Crushers balk untuk bahan yang tidak terlalu keras. Untuk bahan

    Ukuran standard Toothed Rolled Crushers: belum ada data pada textbook!

    crusher untuk memecah

  • A.3.(c). Disintegrator/Cage Mills.

    Cage Mills terdiri dari batang-

    dengan kecepatan yang sama. Sering digunakan untuk menggilas bahan tambang

    (quarry rock); batuan fosfat; fertilizer

    Sebagai disintegrator, seringkali digunakan untuk menggilas bahan

    tulang dll. Ukuran umpan maksimum: 8 inch; ukuran produk dapat mencapa

    ( 0,0017 inch).

    age Mills.

    -batang silinder panjang saling perputar berlawanan arah

    dengan kecepatan yang sama. Sering digunakan untuk menggilas bahan tambang

    fertilizer (pupuk padat)

    Sebagai disintegrator, seringkali digunakan untuk menggilas bahan-bahan lempung;

    . Ukuran umpan maksimum: 8 inch; ukuran produk dapat mencapai

    batang silinder panjang saling perputar berlawanan arah

    dengan kecepatan yang sama. Sering digunakan untuk menggilas bahan tambang

    bahan lempung;

    i 325 mesh

  • Universitas Gadjah Mada

    Prinsip kerja:

    Bahan masuk akan terseret diantara 2 cages, tergerus dan hancur. Dalam satu bans

    dapat terdiri atas: 2, 3, 4, 6 dan 8 silinder berurutan. Hasil gilasan berkali-kali antara

    cages menyebabkan ukuran produk dapat sangat kecil (pulverized). Jika bahan yang

    diolah lunak dan lengket (stick, misalnya lempung, hasil gerusan dapat berupa

    lembaran-lembaran seperti slab (slab like).

    B. GRINDER/ IMPACTOR

    Istilah grinder biasanya digunakan untuk mesin-mesin kominusi dengan kapasitas

    sedang. Produk dan crusher, jika perlu dihaluskan lagi, biasanya dilakukan oleh

    grinder.

    B.1. Hammer Mill dan Impactor

    Bagian penggerak dari hammer mill dan impactor adalah rotor yang berputar dengan

    kecepatan tinggi didalam casing silinder. Sumbu rotor biasanya horisontal.

    Kapasitas:

    Untuk Hammer Mll tergantung kehalusan produk yang diinginkan, misal: 0.1 sampai 15

    ton/jam untuk ukuranproduk 200-mesh atau lebih halus. Untuk Impactor bisa s/d 600

    ton/jam

    Ukuran umpan: hampir sama dengan toothed rolled crushers

    Ukuran produk: antara 1 in (25 mm) sampai dengan 20-mesh, tetapi dapat dibuat lebih

    lebih fleksible, sesuai dengan ukuran grid yang terpasang (jika alatnya dilengkapi

    ukuran produk bisa sangat halus).

    Hammer Mill lebih serbaguna pemakaianya: menumbuk bahan-bahan berserat

    (misalnya kulit kayu dan kulit); bahan-padatan yang agak lengket (sticky material,

    misalnya lempung) sampai pada batuan keras!

    Gambar dibawah adalah contoh reversible hammer-mill untuk memecah batuan.

    Perhatikan bahwa hammer mill dilengkapi dengan kisi-kisi (grid):

  • Gambar dibawah adalah beberapa contoh

    Prinsip kerja:

    Bongkahan padatan yang masuk dipecah oleh palu

    pada ujung cakram yang berputar

    padatan yang pecah selanjutnya digerus pada dinding dan keluar melalul kisi

    (grid). Pada reversible hammer

    hammer ke crushing plate/breaker plate/anvils yang dibuat bergerigi. Butiran pecah

    karena terpukul oleh palu, terbentur dinding (crushing plate) atau bertumbukan dengan

    butir lain. Ukuran padatan keluar dapat diatur dengan memasang kisi

    ukuran lubang kisi seperti yang diinginkan.

    Gambar dibawah adalah beberapa contoh Impactor.

    Bongkahan padatan yang masuk dipecah oleh palu-palu (hammers) yang terpasang

    pada ujung cakram yang berputar (revolving dish). Pada non-reversible hammer

    selanjutnya digerus pada dinding dan keluar melalul kisi

    (grid). Pada reversible hammer-mill, butir-butir padatan akan ditumbuk berkali

    hammer ke crushing plate/breaker plate/anvils yang dibuat bergerigi. Butiran pecah

    alu, terbentur dinding (crushing plate) atau bertumbukan dengan

    butir lain. Ukuran padatan keluar dapat diatur dengan memasang kisi-kisi (grid) dengan

    ukuran lubang kisi seperti yang diinginkan.

    yang terpasang

    reversible hammer-mill,

    selanjutnya digerus pada dinding dan keluar melalul kisi-kisi

    butir padatan akan ditumbuk berkali-kali oleh

    hammer ke crushing plate/breaker plate/anvils yang dibuat bergerigi. Butiran pecah

    alu, terbentur dinding (crushing plate) atau bertumbukan dengan

    kisi (grid) dengan

  • Reversible hammer-mil/

    menggangu operasi.

    Non-reversible hammer-miI

    Ukuran standard Hammer Mills dan Impactor Breakers Tabel 20

    Perry 7th ed.

    Gambar dibawah adalah salah satu jenis hammer mill yang dilengk

    saringan (screen) untuk mendapatkan partikel y

    B.2. ROLLING COMPRESSION MILLS

    Diantaranya: B.2.(a). Roller Mill

    B.2.(b). Bowl Mill.

    B.2.(a). Roller Mill

    Roller Mill seperti gambar diatas sering juga

    medium- speed mill. Bagian utamanya terdiri da

    dan confining ring. Energi untuk menggerus per ton Iebih rendah (sebagai gambaran:

    ball-mill 13 hp/ton; hammer-mill . 22 hp/ton; r

    mil/ Impactor arah putaran hammer dapat dibalik, tanpa

    miIl arah putaran palu tidak dapat dibalik!

    Ukuran standard Hammer Mills dan Impactor Breakers Tabel 20-14 dan Tabel 20

    Gambar dibawah adalah salah satu jenis hammer mill yang dilengkapi dengan

    saringan (screen) untuk mendapatkan partikel yang Iebih halus (fine particles/ powder

    ROLLING COMPRESSION MILLS

    B.2.(a). Roller Mill

    B.2.(b). Bowl Mill.

    Roller Mill seperti gambar diatas sering juga disebut sebagal Ring-Roller Mill atau

    speed mill. Bagian utamanya terdiri dari roll-roll penghancur (crushing roll)

    dan confining ring. Energi untuk menggerus per ton Iebih rendah (sebagai gambaran:

    mill . 22 hp/ton; roller-mill 9 hp/ton).

    dibalik, tanpa

    14 dan Tabel 20-15

    api dengan

    ang Iebih halus (fine particles/ powder):

    Roller Mill atau

    roll penghancur (crushing roll)

    dan confining ring. Energi untuk menggerus per ton Iebih rendah (sebagai gambaran:

  • Prinsip kerja:

    Hampir sama dengan Bowl (Rolle,) Mill, hanya saja partikel padatan tergerus diantara

    roll- roll dan confining ring. Plow (pengaduk) yang terpasang pada apron dibawah

    crushing-roll berfungsi untuk mengaduk partik

    penghancuran (crushing zone). Alat

    (internal screen) untuk menapis partikel

    diinginkan (partikel yang terlalu besar). Produk d

    lewat atas terbawa oleh udara yang

    B.2.(b). Bowl Mill (Penggiling Mangkok)

    Alat utamanya berupa sebuah mangkok yang dilengkapi dengan roll

    (mangkok dan roll masing-masing memp

    Hampir sama dengan Bowl (Rolle,) Mill, hanya saja partikel padatan tergerus diantara

    roll dan confining ring. Plow (pengaduk) yang terpasang pada apron dibawah

    roll berfungsi untuk mengaduk partikel-partikel dan melemparkannya ke zone

    (crushing zone). Alat ini seringkali dilengkapi dengan ayakan internal

    (internal screen) untuk menapis partikel-partikel padatan dengan ukuran yang tidak

    diinginkan (partikel yang terlalu besar). Produk dengan ukuran yang diinginkan keluar

    lewat atas terbawa oleh udara yang dihembuskan kedalam alat.

    (Penggiling Mangkok)

    Alat utamanya berupa sebuah mangkok yang dilengkapi dengan roll-roll didalamnya

    masing mempunyai alat penggerak sendiri-sendiri/terpisah).

    Hampir sama dengan Bowl (Rolle,) Mill, hanya saja partikel padatan tergerus diantara

    roll dan confining ring. Plow (pengaduk) yang terpasang pada apron dibawah

    partikel dan melemparkannya ke zone

    seringkali dilengkapi dengan ayakan internal

    partikel padatan dengan ukuran yang tidak

    engan ukuran yang diinginkan keluar

    roll didalamnya

    sendiri/terpisah).

  • Universitas Gadjah Mada

    Prinsip kerja:

    Umpan masuk dari feed hopper kedalam mangkok yang berputar (mangkok dilapisi

    dengan bahan dengan kekerasan > kekerasan bahan yang digerus grinding ring).

    Didalam mangkok tersebut, butiran-butiran padatan tergerus oleh roller yang berputar

    berlawanan arah dengan arah putaran mangkok. Partikel-partikel yang cukup halus

    akan terbawa keatas oleh udara (yang dihembuskan kedalam roller-mill) dan keluar

    keatas. Diluar, produk selanjutnya ditangkap menggunakan cyclone.

  • Universitas Gadjah Mada

    B.3. ATTRITION MILLS

    Dalam sebuah attrition mill, partikel-partikel padatan lunak digesek diantara permukaan

    dan cakram-cakram yang berputar. Sumbu cakram biasanya horisontal, kadang-

    kadang vertical. Berdasarkan putaran cakram, ada dua jenis attrition mill, yaitu: (a).

    Single-runner satu cakram diam, cakram yang lain berputar; (b). Double-runner mi/

    kedua cakram tar berlawanan arah dengan kecepatan tinggi. Seringkali kedalam mill

    dihembuskan (terutama pada double runner mill, dimana ukuran produk lebih halus)

    untuk mengeluarkan padatan halus (serbuk) dan menjaga gap (yaitu ruang antara

    cakram dengan casing) agar tidak tersumbat (choking).

    Pada single runner mill, diameter cakram 10 sampai 54 in (250 sampai 1370 mm), dan

    antara kecepatan putar antara 350 sampai 700 rpm. Pada double runner mill tinggi,

    yaitu antara 1200 sampai 7000 rpm. Ukuran umpan maksimum sekitar 1/2 in (12 mm),

    dan harus dimasukkan dengan kecepatan putar yang terkontrol. Ukuran produk,

    biasanya lolos 200-mesh.

    Gambar dibawah adalah contoh sebuah beberapa jenis attrition mill.

  • B.4. TUMBLING MILLS

    Tumbling Mills umumnya berbentuk silinder horisontal yang berputar perlahan pada

    sumbu horisontalnya. Didalamnya terdapat padatan

    yang mengisi sekitar 50% volume ruang silinder (disebut sebagai grinding medium).

    Karen putaran mill, grinding medium akan terangkat sampai ketinggian tertentu,

    kemudian jatuh dan menimpa/memukul

    Grinding medium dapat berbentuk: batangan logam (dalam rod

    bola-bola logam (dalam rod mill

    menghaluskan padatan yang abrasive.

    Kapasitas dan Kebutuhan Energi:

    Rod-Mill : 5 - 200 ton/jam, dengan produk ukuran 10

    untuk padatan keras sekitar 4 KWh/ton.

    umumnya berbentuk silinder horisontal yang berputar perlahan pada

    Didalamnya terdapat padatan-padatan keras (biasanya logam)

    yang mengisi sekitar 50% volume ruang silinder (disebut sebagai grinding medium).

    Karen putaran mill, grinding medium akan terangkat sampai ketinggian tertentu,

    kemudian jatuh dan menimpa/memukul padatan-padatan yang ada dibawahnya.

    Grinding medium dapat berbentuk: batangan logam (dalam rod mill), rantai logam atau

    rod mill). Tumbling mill tidak cocok digunakan untuk

    menghaluskan padatan yang abrasive.

    n Energi:

    200 ton/jam, dengan produk ukuran 10-mesh. Kebutuhan energi total

    untuk padatan keras sekitar 4 KWh/ton.

    umumnya berbentuk silinder horisontal yang berputar perlahan pada

    padatan keras (biasanya logam)

    yang mengisi sekitar 50% volume ruang silinder (disebut sebagai grinding medium).

    Karen putaran mill, grinding medium akan terangkat sampai ketinggian tertentu,

    padatan yang ada dibawahnya.

    ), rantai logam atau

    tidak cocok digunakan untuk

    mesh. Kebutuhan energi total

  • Ball-Mill : 1 - 50 ton/jam, dengan 70% sampai 90% produk berukuran lebih kecil

    dan 200 mesh. Kebutuhan energi untuk padatan keras sekitar 16

    KWh/ton.

    B.4.(a). Ball-Mill

    Merupakan salah satu bentuk

    yang berbentuk silinder atau konis yang berputar pada sumbu horisontalnya.

    Didalamnya berisi bola-bola penggilas sebagai media penghancur. Tergantung pada

    bahan yang akan dihancurkan, bola

    porselen dil. Biasanya, (L/D untuk Ball

    Prinsip kerja:

    Silinder/kompartemen berputar pada sumbu horisontalnya. Partikel

    didalam akan terlempar dan tergilas bola

    sangat halus. Produk halus dikeluarkan dengan:

    overflow melalui lubang yang terpasang pada sumbu (hollow trunnion), dan/atau

    kemiringan dan partikel keluar melalui lubang

    pada sisi bagian keluar mill), dan/atau

    dihembus oleh udara (untuk partikel

    50 ton/jam, dengan 70% sampai 90% produk berukuran lebih kecil

    dan 200 mesh. Kebutuhan energi untuk padatan keras sekitar 16

    Merupakan salah satu bentuk tumbling-mill. Biasanya berupa kompartemen (

    r atau konis yang berputar pada sumbu horisontalnya.

    bola penggilas sebagai media penghancur. Tergantung pada

    bahan yang akan dihancurkan, bola-bola penggilas dapat terbuat dan: besi, baja,

    porselen dil. Biasanya, (L/D untuk Ball-Mills 1.0 (lihat dimensi gambar dibawah).

    Silinder/kompartemen berputar pada sumbu horisontalnya. Partikel-partikel padatan

    didalam akan terlempar dan tergilas bola-bola penggilas menjadi butir-

    dikeluarkan dengan:

    overflow melalui lubang yang terpasang pada sumbu (hollow trunnion), dan/atau

    kemiringan dan partikel keluar melalui lubang-lubang pada periferi (lubang

    pada sisi bagian keluar mill), dan/atau

    dihembus oleh udara (untuk partikel-partikel yang sangat halus dan kering).

    50 ton/jam, dengan 70% sampai 90% produk berukuran lebih kecil

    dan 200 mesh. Kebutuhan energi untuk padatan keras sekitar 16

    Biasanya berupa kompartemen (shell)

    r atau konis yang berputar pada sumbu horisontalnya.

    bola penggilas sebagai media penghancur. Tergantung pada

    bola penggilas dapat terbuat dan: besi, baja,

    ls 1.0 (lihat dimensi gambar dibawah).

    partikel padatan

    -butir yang

    overflow melalui lubang yang terpasang pada sumbu (hollow trunnion), dan/atau

    lubang pada periferi (lubang-lubang

    halus dan kering).

  • Ukuran umpan Ball-Mills tergantung padatingkat kerapuhan umpan padatan.

    - Untuk padatan yang sangat rapuh (veiy fragile): 2.5

    - Ukuran umum umpan: s. 1 cm (i 0.5 inch)

    Ukuran bola-bola penggilas (diameter): 1

    Volume bola-bola penggilas: S. 50% volume kompartemen.

    Reduction Ratio 20:1 sampai 200:1

    Ball-Mill dapat dioperasikan pada keadaan kering (d

    miIIing). Operasi pada keadaan basah dapat mening

    mill.

    Ruang dalam ball mill (the chambet) kadang

    yang berlubang/grate), dan masing

    bola-bola penggilas dengan ukuran yang berbeda (lihat gambar d

    menunjukkan bahwa semakin besar ukuran bola, semakin halus produk yang

    dihasilkan.

    Dibawah ini adalah contoh sekat berlubang (grate) untuk pemisah antar

    subkompartemen. Grate semacam mi juga dipasang pada sisi keluar (discharge

    opening) mill. Grate ini juga berfungsi untuk membantu menaikan padatan setinggi

    tingginya, sebelum dijatuhkan (tumble

    Mills tergantung padatingkat kerapuhan umpan padatan.

    Untuk padatan yang sangat rapuh (veiy fragile): 2.5 - 4cm (1-1.5 inch) dia.

    Ukuran umum umpan: s. 1 cm (i 0.5 inch)

    penggilas (diameter): 1 - 6 inch.

    bola penggilas: S. 50% volume kompartemen.

    20:1 sampai 200:1

    Mill dapat dioperasikan pada keadaan kering (dry millng) maupun basah (wett

    ng). Operasi pada keadaan basah dapat meningkatkan kapasitas maupun efisiensi

    Ruang dalam ball mill (the chambet) kadang-kadang disekat-sekat (dengan sekat

    yang berlubang/grate), dan masing-masing ruang/sub-kompartemen diisi dengan

    bola penggilas dengan ukuran yang berbeda (lihat gambar dibawah). Praktek

    menunjukkan bahwa semakin besar ukuran bola, semakin halus produk yang

    adalah contoh sekat berlubang (grate) untuk pemisah antar

    subkompartemen. Grate semacam mi juga dipasang pada sisi keluar (discharge

    juga berfungsi untuk membantu menaikan padatan setinggi

    tingginya, sebelum dijatuhkan (tumbled).

    Mills tergantung padatingkat kerapuhan umpan padatan.

    1.5 inch) dia.

    y millng) maupun basah (wett-

    katkan kapasitas maupun efisiensi

    sekat (dengan sekat

    kompartemen diisi dengan

    ibawah). Praktek

    menunjukkan bahwa semakin besar ukuran bola, semakin halus produk yang

    adalah contoh sekat berlubang (grate) untuk pemisah antar

    subkompartemen. Grate semacam mi juga dipasang pada sisi keluar (discharge

    juga berfungsi untuk membantu menaikan padatan setinggi-

  • Pada dinding-dinding kompartemen, seringkali juga dipasang liners untuk

    membantu pengadukan dan penggilasan, dengan memperbesar efek benturan

    antara partikel dengan dinding. Dibawah

    sebuah ball-mill.

    Analisis kecepatan putaran tumbllng

    Karena gaya sentrifugal akibat putaran silinder mill, bola

    menempel pada dinding dalam mill dan terangkat bersamaan dengan putaran mill.

    Pada posisi tertentu, dimana gaya gravitasi pada bola mengat

    bola akan jatuh. Semakin cepat putaran mill, maka semakin tinggi bola

    terangkat. Jika kecepatan putar mill melebihi kecepatan kritis tertentu, dimana gaya

    dinding kompartemen, seringkali juga dipasang liners untuk

    membantu pengadukan dan penggilasan, dengan memperbesar efek benturan

    antara partikel dengan dinding. Dibawah ini adalah contoh bagian dalam dan

    kecepatan putaran tumbllng-mill

    Karena gaya sentrifugal akibat putaran silinder mill, bola-bola grinding medium akan

    menempel pada dinding dalam mill dan terangkat bersamaan dengan putaran mill.

    Pada posisi tertentu, dimana gaya gravitasi pada bola mengatasi gaya sentrifugalnya,

    bola akan jatuh. Semakin cepat putaran mill, maka semakin tinggi bola-

    terangkat. Jika kecepatan putar mill melebihi kecepatan kritis tertentu, dimana gaya

    dinding kompartemen, seringkali juga dipasang liners untuk

    membantu pengadukan dan penggilasan, dengan memperbesar efek benturan

    adalah contoh bagian dalam dan

    bola grinding medium akan

    menempel pada dinding dalam mill dan terangkat bersamaan dengan putaran mill.

    asi gaya sentrifugalnya,

    -bola akan

    terangkat. Jika kecepatan putar mill melebihi kecepatan kritis tertentu, dimana gaya

  • sentrifugal tidak dapat diatasi oleh gaya gravitasi (pada posisi b

    bola akan selalu menempel pada dinding mill. Pada keadaan dimana gaya sentrifugal

    diposisi bola paling atas sama dengan gaya gravitasinya, bola dikatakan mulai

    mengalami centiffuging (sentrifugasi). Kecepatan minimum dimana centrif

    disebut sebagai kecepatan kritis.

    Keadaan centrifuging harus dihindari, sebab pada kondisi

    akan sangat kecil terjadi.

    Tinjau sebuah mill dengan jan

    m. Kecepatan putar mill o = 2.

    Gaya sentripetal akibat gravitasi yang dialami bola adalah sebesar

    Sedangkan gaya sentrifugal bola akibat putaran mill adalah, F = m.[4.

    Neraca gaya pada bola, pada keadaan kesetimbangan gaya (lihat gambar dibawah):

    C. ULTRAFINE GRINDER

    Banyak produk-produk serbuk mempersyaratkan

    Mills yang dapat menghaluskan padatan sampai ukuran tersebut diatas disebut

    dengan ultrafine grinder. Penghalusan ultra halus (ultrafine grinding) dapat dilakukan

    dengan beberapa cara, antara lain dengan (a). Hammer mill berkecepatan sangat

    tinggi, dilengkapi dengan kisi

    atau (c). wet-grinding dalam sebuah mill berpengaduk.

    sentrifugal tidak dapat diatasi oleh gaya gravitasi (pada posisi bola paling tinggi), maka

    bola akan selalu menempel pada dinding mill. Pada keadaan dimana gaya sentrifugal

    diposisi bola paling atas sama dengan gaya gravitasinya, bola dikatakan mulai

    mengalami centiffuging (sentrifugasi). Kecepatan minimum dimana centrifuging terjadi

    disebut sebagai kecepatan kritis.

    Keadaan centrifuging harus dihindari, sebab pada kondisi ini grinding partikel padatan

    Tinjau sebuah mill dengan jan-jan dalam R, berisi bola-bola berdiameter r dan massa

    atan putar mill o = 2..n, dimana n = kecepatan rotasi mill, putaran/waktu.

    Gaya sentripetal akibat gravitasi yang dialami bola adalah sebesar Fg = mg.cos(

    Sedangkan gaya sentrifugal bola akibat putaran mill adalah, F = m.[4. 2.n2(R

    ada bola, pada keadaan kesetimbangan gaya (lihat gambar dibawah):

    produk serbuk mempersyaratkan ukuran sangat halus, sekitar 1

    Mills yang dapat menghaluskan padatan sampai ukuran tersebut diatas disebut

    e grinder. Penghalusan ultra halus (ultrafine grinding) dapat dilakukan

    dengan beberapa cara, antara lain dengan (a). Hammer mill berkecepatan sangat

    tinggi, dilengkapi dengan kisi-kisi penyaring padatan; (b). Fluid energy atau jet

    grinding dalam sebuah mill berpengaduk.

    ola paling tinggi), maka

    bola akan selalu menempel pada dinding mill. Pada keadaan dimana gaya sentrifugal

    diposisi bola paling atas sama dengan gaya gravitasinya, bola dikatakan mulai

    uging terjadi

    grinding partikel padatan

    bola berdiameter r dan massa

    n, dimana n = kecepatan rotasi mill, putaran/waktu.

    g = mg.cos().

    (R-r)].

    ada bola, pada keadaan kesetimbangan gaya (lihat gambar dibawah):

    ukuran sangat halus, sekitar 1-20 m.

    Mills yang dapat menghaluskan padatan sampai ukuran tersebut diatas disebut

    e grinder. Penghalusan ultra halus (ultrafine grinding) dapat dilakukan

    dengan beberapa cara, antara lain dengan (a). Hammer mill berkecepatan sangat

    . Fluid energy atau jet-mills,

  • C.1. Hammer Mills

    Salah satu jenis hammer mill dengan klasifikasi internal untuk mendapatkan partikel

    ultra halus adalah Mikro-Atomizer (lihat Fig.27

    menghasilkan partikel berukuran 1

    Kebutuhan energinya sekitar 40 KWh/ton.

    C.2. Fluid Energy MilI

    Dalam mill ini partikel-partikel padatan disuspensikan dalam arus gas pembawa

    berkecepatan tinggi. Aliran padatan

    lingkar). Reduksi ukuran dapat terjadi karena benturan atau gesekan antara partikel

    padatan dengan dinding saluran/mill. Reduksi ukuran paling dominan terjadi karena

    tumbukan dan gesekan antara partikel sendiri (intraparticle attrition).

    Fluid energy mill dapat menerirna urn pan berukuran sampai dengan /2 in (13 mm),

    tetapi akan lebih efektif bekerja jika umpan berukuran sekitar 100 mesh, dengan

    kapasitas mencapai 1 ton/jam (non

    sampai 10 m.

    Gambar dibawah adalah contoh dan fluid energy miI

    Salah satu jenis hammer mill dengan klasifikasi internal untuk mendapatkan partikel

    Atomizer (lihat Fig.27-11, p.788 McCabe). Mill jenis mi dapat

    berukuran 1-20 m, dengan kapasitas 1 atau 2 ton/jam.

    Kebutuhan energinya sekitar 40 KWh/ton.

    partikel padatan disuspensikan dalam arus gas pembawa

    berkecepatan tinggi. Aliran padatan-gas dibuat sirkular atau eliptikal (melingkar

    lingkar). Reduksi ukuran dapat terjadi karena benturan atau gesekan antara partikel

    uran/mill. Reduksi ukuran paling dominan terjadi karena

    tumbukan dan gesekan antara partikel sendiri (intraparticle attrition).

    energy mill dapat menerirna urn pan berukuran sampai dengan /2 in (13 mm),

    tetapi akan lebih efektif bekerja jika umpan berukuran sekitar 100 mesh, dengan

    kapasitas mencapai 1 ton/jam (non-sticky solids). Ukuran produk dapat mencapai /2

    ar dibawah adalah contoh dan fluid energy miIl.

    Salah satu jenis hammer mill dengan klasifikasi internal untuk mendapatkan partikel

    11, p.788 McCabe). Mill jenis mi dapat

    m, dengan kapasitas 1 atau 2 ton/jam.

    partikel padatan disuspensikan dalam arus gas pembawa

    gas dibuat sirkular atau eliptikal (melingkar-

    lingkar). Reduksi ukuran dapat terjadi karena benturan atau gesekan antara partikel

    uran/mill. Reduksi ukuran paling dominan terjadi karena

    energy mill dapat menerirna urn pan berukuran sampai dengan /2 in (13 mm),

    tetapi akan lebih efektif bekerja jika umpan berukuran sekitar 100 mesh, dengan

    sticky solids). Ukuran produk dapat mencapai /2

  • Gas pembawa biasanya udara tekan atau steam lewat panas (superheated steam)

    yang dilewatkan melalul sebuah energ

    Gambar dibawah ini merupakan contoh lain dan fluid energy miI

    C.3. Agitated Mills (Mill Teraduk/ Berpengaduk).

    Untuk beberapa operasi kominusi partikel ultrahalus, beberapa mill yang tidak berputar

    dan secara batch menggunakan grinding medium padat yang diisikan kedalam vessel

    tersebut. Mill ini biasanya berukuran kecil. Grinding

    berikan vibrasi pada vessel atau memberikan pengaduk dengan impeler berlengan

    Penggerusan partikel dilakukan oleh grinding medium yang bergerak menumbuk

    partikel. Alat dibawah merupakan salah satu contoh alat agitated mill untuk u

    partikel berukuran koloid.

    pembawa biasanya udara tekan atau steam lewat panas (superheated steam)

    yang dilewatkan melalul sebuah energizing nozzle.

    merupakan contoh lain dan fluid energy miIl.

    Mills (Mill Teraduk/ Berpengaduk).

    operasi kominusi partikel ultrahalus, beberapa mill yang tidak berputar

    dan secara batch menggunakan grinding medium padat yang diisikan kedalam vessel

    biasanya berukuran kecil. Grinding medium digerakkan dengan

    berikan vibrasi pada vessel atau memberikan pengaduk dengan impeler berlengan

    Penggerusan partikel dilakukan oleh grinding medium yang bergerak menumbuk

    artikel. Alat dibawah merupakan salah satu contoh alat agitated mill untuk u

    pembawa biasanya udara tekan atau steam lewat panas (superheated steam)

    operasi kominusi partikel ultrahalus, beberapa mill yang tidak berputar

    dan secara batch menggunakan grinding medium padat yang diisikan kedalam vessel

    medium digerakkan dengan

    berikan vibrasi pada vessel atau memberikan pengaduk dengan impeler berlengan

    Penggerusan partikel dilakukan oleh grinding medium yang bergerak menumbuk

    artikel. Alat dibawah merupakan salah satu contoh alat agitated mill untuk uksi

  • Mg/rated Mill (mill berpengaduk) jenis

    Tabel dibawah menunjukkan beberapa bahan padat yang

    stirred media mills.

    (mill berpengaduk) jenis ini seringkali disebut juga stirred media

    wah menunjukkan beberapa bahan padat yang dihaluskan menggunakan

    stirred media-mills

    dihaluskan menggunakan

  • Universitas Gadjah Mada

    III. OPERASI PERALATAN DAN UNIT KOMINUSI

    Untuk operasi mesin-mesin kominusi yang ekonomis, pemilihan peralatan dan

    prosedur operasinya harus mendapatkan perhatian yang selayaknya. Unjuk kerja

    mesin dapat dijaga baik jika diperhatikan kaftor-faktor dibawah ini:

    (a) Ukuran umpan harus sesual dengan spefifikasi yang diijinkan mesin kominusi.

    (b) Laju umpan masuk harus dijaga seseragam mungkin.

    (c) Padatan-padatan yang terlalu keras dan tidak dapat dipecah/dihancurkan oleh

    mesin, harus disingkirkan dan umpan (feed selection)

    (d) Panas yang ditimbulkan, terutama pada penghancuran bahan-bahan yang

    sensitive terhadap panas, harus dibuang. Alat-alat pendinginan, sebagai bagian

    dan alat-alat tambahan (auxillary equioments) harus disediakan.

    Dalam banyak mill, umpan masuk berukuran tertentu akan dihancurkan menjadi

    produk dengan rentang ukuran tertentu pula. Jika diinginkan ukuran produk yang halus

    dan umpan berbentuk bongkahan besar, maka diperlukan beberapa alat kominusi

    yang cocok yang disusun berdasarkan urut-urutan proses yang sesuai. Gambar

    dibawah memberikan sketsa umum diagram alir sebuah sirkuit mesin grinding.

  • Dibawah ini beberapa contoh diagram alir proses kominusi pada berbagai proses:

    beberapa contoh diagram alir proses kominusi pada berbagai proses:beberapa contoh diagram alir proses kominusi pada berbagai proses:

  • Tabel dibawah memberikan panduan untuk pemilihan alat

    Dua parameter utama yang ditinjau hdala: kekerasan padatan (hardness) dan

    ukurannya.

    IV. KONSUMSI ENERGI Mills

    Sejumlah besar energi dikonsumsi dalam operasi kominusi. Misalnya dalam berbagai

    tahapan proses pembuatan semen; pada pemecahan batubara

    penghancuran bijih logam untuk preparasi pengamb

    Operasi kominusi mungkin merupakan salah satu operasi yang paling tidak eflsien

    dibandingkan alat-alat unit operasi lain, karena hampir 99% energi terbua

    mengoperasikan alat, memproduksi panas dan kebisingan. Hanya sekitar 1% energi

    yang diunakan untuk menghasllkan permukaan baru. Semakin kecil ukuran produk

    (semakin besar luas permukaan baru yang tecipta), maka semakin besar energi yang

    diperlukan. Kebutuhan energi menurun dengan semakin besarnya ukuran produk, kira

    kira mengikuti pola logaritmik. Gambar dibawah menunjukkan tingkat konsumsi energi

    dibandingkan dengan ukuran produk yang dihasilkan.

    dibawah memberikan panduan untuk pemilihan alat-alat kominusi yang sesua

    utama yang ditinjau hdala: kekerasan padatan (hardness) dan

    Mills

    Sejumlah besar energi dikonsumsi dalam operasi kominusi. Misalnya dalam berbagai

    tahapan proses pembuatan semen; pada pemecahan batubara dan batuan mineral;

    penghancuran bijih logam untuk preparasi pengambilan logam murni (Al, Cu, Fe dll

    Operasi kominusi mungkin merupakan salah satu operasi yang paling tidak eflsien

    alat unit operasi lain, karena hampir 99% energi terbua

    mengoperasikan alat, memproduksi panas dan kebisingan. Hanya sekitar 1% energi

    yang diunakan untuk menghasllkan permukaan baru. Semakin kecil ukuran produk

    (semakin besar luas permukaan baru yang tecipta), maka semakin besar energi yang

    . Kebutuhan energi menurun dengan semakin besarnya ukuran produk, kira

    kira mengikuti pola logaritmik. Gambar dibawah menunjukkan tingkat konsumsi energi

    dibandingkan dengan ukuran produk yang dihasilkan.

    alat kominusi yang sesuai.

    utama yang ditinjau hdala: kekerasan padatan (hardness) dan

    Sejumlah besar energi dikonsumsi dalam operasi kominusi. Misalnya dalam berbagai

    dan batuan mineral;

    ilan logam murni (Al, Cu, Fe dll).

    Operasi kominusi mungkin merupakan salah satu operasi yang paling tidak eflsien

    alat unit operasi lain, karena hampir 99% energi terbuang untuk

    mengoperasikan alat, memproduksi panas dan kebisingan. Hanya sekitar 1% energi

    yang diunakan untuk menghasllkan permukaan baru. Semakin kecil ukuran produk

    (semakin besar luas permukaan baru yang tecipta), maka semakin besar energi yang

    . Kebutuhan energi menurun dengan semakin besarnya ukuran produk, kira-

    kira mengikuti pola logaritmik. Gambar dibawah menunjukkan tingkat konsumsi energi

  • IV.1. Estimasi Energi untuk Kominusi

    (a). Pendekatan teoritis

    Pendekatan ini mengasumsikan bahwa energi yang diperlukan untuk memecah

    partikel padatan sebanding dengan luas permukaan yang tercipta, sehingga:

    ( )c

    wbvasn

    AAeW

    =

    Dimana : Wn = energi yang diserap oleh padatan persatuan massa

    es = energi permukaan (sur

    padatan

    Awb = luas permukaan padatan sebelum padatan pecah persatuan massa

    Awa = luas permukaan padatan sesudah padatan pecah persatuan massa.

    c = efisiensi crushing

    tercipta karena

    padatan.

    Energi permukaan yang tercipta oleh pecahnya partikel kecil dibandingkan dengan

    total energy mekanis yang tersimpan dalam padatan pada saat

    sebagian besar mekanis ini berubah menjadi panas. Oleh kare

    IV.1. Estimasi Energi untuk Kominusi

    mengasumsikan bahwa energi yang diperlukan untuk memecah

    dengan luas permukaan yang tercipta, sehingga:

    energi yang diserap oleh padatan persatuan massa

    energi permukaan (surface energ persatuan luas permukaan

    luas permukaan padatan sebelum padatan pecah persatuan massa

    luas permukaan padatan sesudah padatan pecah persatuan massa.

    crushing, yaitu rasio antara energi yang permukaan yang

    tercipta karena crushing terhadap energi yang diserap oleh

    ukaan yang tercipta oleh pecahnya partikel kecil dibandingkan dengan

    yang tersimpan dalam padatan pada saat partikel pecah, dan

    berubah menjadi panas. Oleh karena itu, efisiensi crushing

    mengasumsikan bahwa energi yang diperlukan untuk memecah

    dengan luas permukaan yang tercipta, sehingga:

    energ persatuan luas permukaan

    luas permukaan padatan sebelum padatan pecah persatuan massa

    luas permukaan padatan sesudah padatan pecah persatuan massa.

    , yaitu rasio antara energi yang permukaan yang

    terhadap energi yang diserap oleh

    ukaan yang tercipta oleh pecahnya partikel kecil dibandingkan dengan

    partikel pecah, dan

    na itu, efisiensi crushing

  • Universitas Gadjah Mada

    pada umumnya Sangat rendah. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa efisiensi

    crushing, 0,06% sampai 1%.

    Total energi yang diberikan, W, digunakan untuk mengatasi friksi pada alat kominusi a

    pada bagian-bagian yang bergerak), sisanya digunakan untuk crushing. Jika

    didefinisikan efisiensi mekanis, m , sebagai rasio antara energi yang diserap dengan

    energi diberikan, maka:

    ( )mc

    wbwas

    m

    n AAeWW==

    Jika laju umpan adalah m (massa per satuan waktu), maka total tenaga yang

    diperlukan mesin adalah:

    ( )mc

    wbwas AAmemWP

    == ...

    Jika luas persatuan massa:

    ,..

    6

    pssw D

    A

    =

    Dengan : Ds = volume surface mean diameter (diameter rata-rata volume-

    permukaan)

    s = sphericityfactordari partikel.

    p = rapat massa padatan,

    maka :

    =

    sbsbsasapmc

    s

    DDem

    P11..6

    (b). Penekatan Empirik: Hukum Kick dan Rittinger

    Hukum Rittinger.

    Hukum Rittinger (1867) menyatakan bahwa kerja yang diperlukan untuk memecah

    partikel sebanding dengan luas permukaan yang terbentuk. Hukum ini pada

    dasarnya sama dengan pendekatan teoritis diatas, dengan anggapan n tetap, dan

    untuk mesin dan padatan tertentu, n tidak tergantung pada ukuran umpan maupun

    produk. Jika sphericity umpan dan produk sama, dan efisiensi mekanis, m, konstan

    maka persamaan berbasis teoritis diatas dapat dimodifikasi menjadi hukum

    Rittinger sebagai berikut:

    =

    sbsar DD

    KP11

  • dimana: Kr = kosntanta Rittinger.

    Hukum Kick

    Hukum Kick (1885) menyatakan bahwa kerja diferensial yang diperlukan untuk

    memecah partikel padatan hampir mirip dengan kerja yang dibutuhkan untuk

    deformasi plastik, yaitu sebanding dengan rasio ukuran partike

    sesudah pecah:

    ,s

    s

    DdD

    KmP

    d =

    menghasilkan persamaan Kick :

    (c) Pendekatan Empirik: Hukum Bond

    Hukum Bond (1952) sejauh

    perkirakan kebutuhan energi untuk crushing dan grinding. Menurut Bond, kerja

    yang bahkan untuk membentuk partikel ukuran

    besar adalah sebanding dengan akar pangkat dua dan

    dengan volume jk, s,Jv,,, dimana s,2!v = 6/(5.D). Bentuk akhir dan Hk. Bond

    adalah:

    p

    b

    DK

    mP =

    dimana: Kb Konstanta Bond, yang n

    yang dlpecah. Nilai Kb terhubungkan dengan

    didefinisikan sebagai total ener

    umpan) untuk mereduksi u

    produk yang 80%-nya berukuran lo

    kWatt dan m dalam ton/jam, maka:

    Jika 80k umpan lolos ayakan berukuran D

    berukuran Dpa mm, maka:

    kosntanta Rittinger.

    Hukum Kick (1885) menyatakan bahwa kerja diferensial yang diperlukan untuk

    memecah partikel padatan hampir mirip dengan kerja yang dibutuhkan untuk

    deformasi plastik, yaitu sebanding dengan rasio ukuran partikel sebelum dan

    menghasilkan persamaan Kick :

    =

    sa

    sbk D

    DInK

    mP

    Pendekatan Empirik: Hukum Bond

    Bond (1952) sejauh ini merupakan pendekatan yang paling realistik untuk

    perkirakan kebutuhan energi untuk crushing dan grinding. Menurut Bond, kerja

    hkan untuk membentuk partikel ukuran Dp dari suatu padatan yang sangat

    sebanding dengan akar pangkat dua dan perbandingan luas muka

    dengan volume jk, s,Jv,,, dimana s,2!v = 6/(5.D). Bentuk akhir dan Hk. Bond

    Konstanta Bond, yang nilainya tergantung pada jenis mesin dan bahan

    terhubungkan dengan nilai indeks kerja (work inde

    ai total energi kotor yang diperlukan untuk (dalam KWh/ton

    umpan) untuk mereduksi ukuran sebuah padatan berukuran sangat besar menjadi

    nya berukuran lolos ayakan 100 m. Jika Dp dalam mm, P

    dalam ton/jam, maka:

    s ayakan berukuran Dpb mm, dan 80% produk lolo

    mm, maka:

    Hukum Kick (1885) menyatakan bahwa kerja diferensial yang diperlukan untuk

    memecah partikel padatan hampir mirip dengan kerja yang dibutuhkan untuk

    l sebelum dan

    merupakan pendekatan yang paling realistik untuk

    perkirakan kebutuhan energi untuk crushing dan grinding. Menurut Bond, kerja

    suatu padatan yang sangat

    perbandingan luas muka

    dengan volume jk, s,Jv,,, dimana s,2!v = 6/(5.D). Bentuk akhir dan Hk. Bond

    lainya tergantung pada jenis mesin dan bahan

    index) Wi. Wi

    i kotor yang diperlukan untuk (dalam KWh/ton

    atan berukuran sangat besar menjadi

    m mm, P dalam

    los ayakan

  • Nilai work index untuk beberapa bahan dapat dilihat pada tabel dibawah

    Contoh:

    Berapa tenaga yang dibutuhkan untuk memecah ilmestone sebanyak 100 ton/jam,

    jika 80h dan umpan berukuran lo

    ayakan 0.125 in?

    Jawab:

    Dari tabel diatas, work index

    2 x 25.4 mm = 50.8 mm; D

    Tenaga yang diperlukan adalah:

    Catatan:

    Persamaan untuk mengestimasi kebutuhan energi untuk kominusi secara umum

    dapat dituliskan dalam bentuk:

    Nilai work index untuk beberapa bahan dapat dilihat pada tabel dibawah ini

    dibutuhkan untuk memecah ilmestone sebanyak 100 ton/jam,

    jika 80h dan umpan berukuran lolos ayakan 2 in, dan 80% produk berukuran lo

    index untuk limestone adalah 12.74. m = 100 ton/jam. D

    = 50.8 mm; Dpa 0.125 X 25.4 mm = 3.175 mm.

    Tenaga yang diperlukan adalah:

    Persamaan untuk mengestimasi kebutuhan energi untuk kominusi secara umum

    dapat dituliskan dalam bentuk:

    ini:

    dibutuhkan untuk memecah ilmestone sebanyak 100 ton/jam,

    s ayakan 2 in, dan 80% produk berukuran lolos

    adalah 12.74. m = 100 ton/jam. Dpb =

    Persamaan untuk mengestimasi kebutuhan energi untuk kominusi secara umum

  • Universitas Gadjah Mada

    Dimana untuk:

    n = 1 Kicks law (bentuk persamaan logaritmik)

    n = 2 Rittingers law (bentuk persamaan berbanding terbalik linier)

    n = 1.5 Bonds law (bentuk persamaan berbanding terbalik dengan akar

    kuadrat).