Penge Mass Sss Sssssssss

15
II. PEMBAHASAN 2.1 Tahapan Pengorganisasian Masyarakat Komunitas Tujuan pengorganisasian masyarakat adalah mewujudkan suatu perubahan sosial yang transformatif dengan berangkat dari apa yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan (Aziz, 2005). Pengorganisasian warga komunitassangat penting karena partisipasi warga komunitas dalam kegiatan pengembangan masyarakat perlu diarahkan dalam tahap-tahap : 1. Identifikasi masalah dan kebutuhan 2. Perencanaan 3. Pelaksanaan 4. Pemantauan 5. Evaluasi A. Persiapan Sosial 1. Tahap Pengenalan Masyarakat Dalam tahap awal ini kita harus datang ketengah- tengah masyarakat dengan hati yang terbuka dan

description

pengmas

Transcript of Penge Mass Sss Sssssssss

II. PEMBAHASAN

2.1 Tahapan Pengorganisasian Masyarakat KomunitasTujuan pengorganisasian masyarakat adalah mewujudkan suatu perubahan sosial yang transformatif dengan berangkat dari apa yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan (Aziz, 2005).Pengorganisasian warga komunitassangat penting karena partisipasi warga komunitas dalam kegiatan pengembangan masyarakat perlu diarahkan dalam tahap-tahap :1. Identifikasi masalah dan kebutuhan2. Perencanaan3. Pelaksanaan4. Pemantauan5. Evaluasi

A. Persiapan Sosial

1. Tahap Pengenalan MasyarakatDalam tahap awal ini kita harus datang ketengah-tengah masyarakat dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka buruk sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Tahap Identifikasi dan kebutuhanDalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah-masalah yang memang benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menyusun skala prioritas penanggulangan masalah adalah :a. b. Beratnya Masalah. Seberapa jauh masalah tersebut menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.c. Mudahnya Mengatasi.d. Pentingnya Masalah bagi Masyarakat, yang paling berperan disini adalah subyektivitas masyarakat sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur budaya setempat.e. Banyaknya Masyarakat yang Merasakan Masalah,misalnya perbaikan gizi, akan lebih mudah dilaksanakan diwilayah yang banyak balitanya.

3. Tahap Penyadaran MasyarakatTujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka tentang tahu dan mengerti masalah-masalah kesehatan yang mereka hadapi sehingga dapat berpartisipasi dalam penanggulangannya serta tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada. Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka menyadarkan masyarakat :a. Lokakarya Mini Kesehatan.b. Musyawarah Masyarakat Desa. (MMD).c. Rembuk Desa.

B. Pelaksanaan

Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam lokakarya mini, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah :1. Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.2. Libatkan masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah.3. Kegaitan agar disesuaikan dengan kemampuan, waktu, sumber daya yang tersedia di masyarakat.4. Tumbuhkan rasa percaya diiri masyarakat bahwa mereka mempunyai ke mampuan dalam penanggulagan masyarakat.

C. Evaluasi

Penilaian dapat dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Dalam penilaian dapat dilakukan dengan :1. Penilaian selama kegiatan berlangsung.a. Disebut juga penilaian formatif = monitoring.b. Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang telah dijalankan apakah telah sesuai dengan perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun.2. Penilaian setelah Prgram selesai dilaksanakan.a. Disebut juga penilaian sumatif= penilaian akhir program.b. Dilakukan setelah melalaui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan.c. Dapat diketahui apakah tujuan atau target dalam pelayanan kesehatan telah tercapai atau belum.d. PerluasanPerluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan dan dapat dilaksankan dalam 2 cara :1. Perluasan KuantitatifPerluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik pada wilayah setempat maupun pada wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.2. Perluasan KualitatifPerluasan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksankan sehingga dapat nmeningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani (Hikmat, 2004).

2.2 Pentingnya Pengorganisasian Masyarakata. Masyarakat masih dalam posisi yang lemah, seningga diperlukan wadah yang sedemikian rupa dapat dijadikan wahana untuk perlindungan dan peningkatan kapasitas bargaining.b. Kenyataan masih adanya ketimpangan dan keterbelakangan, dimana sebagian kecil memilki akses dan asset untuk bisa memperbaiki keadaan, sementara sebagian besar yang lain tidak. Kenyataan ini menjadikan perubahan pada posisi sebagai jalan yang paling mungkin untuk memperbaiki keadaan. Tentu saja pengorganisasian tidak selalu bermakna persiapan melakukan perlawanan terhadap tekanan dari pihak-pihak tertentu, tetapi juga dapat bermakna sebagai upaya bersama dalam menghadapi masalah-masalah bersama seperti bagaimana meningkatkan produksi, memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat, dan lain-lain (Usman, 2004).

2.3 Prinsip-Prinsip Pengorganisasian Masyarakat

Berdasarkan dari definisi dan pengertian pengorganisasian masyarakat, agar tujuannya dapat terwujud dan tidak keluar dari kerangka kerja pengorganisasian masyarakat maka ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:a. KeberpihakanPengorganisasian masyarakat harus menitikberatkan pada lapisan bawah yang selama ini selalu dipinggirkan, sehingga yang menjadi basis pengorganisasian adalah masyarakat kelas bawah, tanpa mempunyai prioritas keberpihakan terhadap masyarakat kelas bawah seringkali pengorganisasian yang dilakukan terjebak pada kepentingan kelas menengah dan elit dalam masyarakat.b. Pendekatan holisticPengorganisasian masyarakat harus melihat permasalahan yang ada dalam masyarakat secara utuh dan tidak sepotong-sepotong, misalnya; hanya melihat aspek ekonomi saja, tetapi harus dilihat dari berbagai aspek sehingga untuk mengatasi berbagai aspek dalam masyarakat.c. PemberdayaanMuara dari pengorganisasian masyarakat adalah agar masyarakat berdaya dalam menghadapi pihak-pihak di luar komunitas (pelaku pembangunan lain; pemerintah, swasta atau lingkungan lain pasar, politik, dsb), yang pada akhirnya posisi tawar masyarakat meningkat dalam ber hubungan dengan pemerintah dan swasta.d. HAMKerja-kerja pengorganisasian masyarakat tidak boleh bertentangan dengan HAM.e. Kemandirian Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat harus ditumpukan pada potensi yang ada dalam masyarakat, sehingga penggalian keswadayaan masyarakat mutlak diperlukan. Dengan demikian apabila ada faktor luar yang akan terlibat lebih merupakan stimulan yang akan mempercepat proses perubahan yang dikehendaki. Apabila hal kemandirian tidak bisa diwujudkan, makaketergantungan terhadap faktor luar dalam proses pengorganisasian masyarakat menjadi signifikan. Kemandirian menjadi sangat penting karena perubahan dalam masyarakat hanya bisa terjadi dari masyarakat itu sendiri.f. BerkelanjutanPengorganisasian masyarakat harus dilaksanakan secara sistematis dan masif, apabila tujuannya adalah untuk meningkatkan posisi tawar masyarakat, oleh sebab itulah dalam melaksanakan pengorganisasian masyarakat harus mampu memunculkan kader-kader masyarakat dan pengorganisasi lokal, karena merekalah yang akan terus mengembangkan pengorganisasian yang sudah jalan sehingga kegiatan ini terjamin keberlanjutannya.g. PartisipatifSalah satu budaya yang dilahirkan oleh Orde Baru adalah budaya bisu dimana masyarakat hanya dijadikan alat untuk legitimasi dari kepentingan kelompok dan elit. Kondisi semacam ini tercermin dari kegiatan pengerahan masyarakat untuk mencapai kepentingan-kepentingan sesaat, oleh sebab itulah dalam pengorganisasian masyarakat harus diupayakan keterlibatan semua pihak terutama masyarakat kelas bawah. Partisipasi yang diharapkan adalah partisipasi aktif dari anggota sehingga akan melahirkan perasaan memiliki dari organisasi yang akan dibangun.h. KeterbukaanSejak awal dalam pengorganisasian masyarakat harus diupayakan keterbukaan dari semua pihak, sehingga bisa dihindari intrik dan provokasi yang akan merusak tatanan yang telah dibangun. Pengalaman yang ada justru persoalan keterbukaan inilah yang banyak menyebabkan perpecahan dan pembusukan dalam organisasi masyarakat yang telah dibangun.i. Tanpa kekerasanKekerasan yang dilakukan akan menimbulkan kekerasan yang lain dan pada akhirnya menjurus pada anarkhisme, sehingga diupayakan dalam berbagai hal dalam pengorganisasian masyarakat harus mampu menghindari bentuk-bentuk kekerasan baik fisik maupun psikologi dengan demikian proses yang dilakukan bisa menarik simpati dan dukungan dari berbagai kalangan dalam melakukan perubahan yang akan dilaksanakan.j. PraktisProses pengorganisasian masyarakat harus dilakukan dalam lingkaran Aksi-Refleksi-Aksi secara terus menerus, sehingga semakin lama kegiatan yang dilaksanakan akan mengalami peningkatan baik secara kuantitas dan terutama kualitas, karena proses yang dijalankan akan belajar dari pengalaman yang telah dilakukan dan berupaya untuk selalu memperbaikinya.k. Kesetaraanl. Budaya yang sangat menghambat perubahan masyarakat adalah tinggalan budaya feodal. Oleh sebab itu pembongkaran budaya semacam ini bisa dimulai dengan kesetaraan semua pihak, sehingga tidak ada yang merasa lebih tinggi (superior) dan merasa lebih rendah (inferior), dengan demikian juga merupakan pendidikan bagi kalangan kelas bawah untuk bisa memandang secara sama kepada kelompok-kelompok lain yang ada dalam masyarakat, terutama dalam berhubungan dengan pemerintah dan swasta (Nasdian, 2014).

2.4 Yang perlu dipikirkan mengenai pengorganisasian masyarakat

Hal yang perlu dipikirkan mengenai pengorganisasian masyarakat adalah sebagai berikut :1. Mengutamakan yang terabaikan (pemihakan kepada yang lemah dan miskin)2. Merupakan jalan memperkuat masyarakat, bukan sebaliknya3. Masyarakat merupakan pelaku, pihak luar hanya sebagai fasilitator4. Merupakan proses saling belajar5. Sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan capaian6. Bersedia belajar dari kesalahan7. Terbuka, bukan merupakan usaha pembentukan kelompok eksklusif (Adi, 2003).

2.5 Pengorganisasian warga komunitas di Kelurahan Duria Payung

Pengorganisasian di Kelurahan Durian payung yaitu:1. Tahap Pengenalan MasyarakatDi kelurahan Durian Payung ini dilakukan dengan cara petugas kelurahan datang ketengah-tengah masyarakat, melalui papan-papan pengumuman, serta melalui surat undangan kepada tiap-tiap warganya untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembuatan lubang biopori di lingkungan kelurahan Durian Payung.2. Tahap Identifikasi dan kebutuhanDi Kelurahan Durian Payung kerap kali dilanda banjir, oleh karena itu maka dibuatlah kegiatan untuk pencegahan timbulnya banjir yang melanda pada musim penghujan. Masyarakat akan sangat terganggu kesehatan maupun kegiatan sehari-hari mereka apabila terjadi banjir. Hal ini dapat diatasi dengan salah satu caranya ialah pembuatan lubang resapan biopori, karena banjir terjadi karena sudah sedikit lahan resapan air yang masuk ke dalam tanah akibat permukaan tanah yang telah hampir semuanya sudah disemen. Maka dari itu lubang resapan biopori ialah salah satu cara agar air hujan dapat masuk ke dalam tanah dan tidak mengakibatkan banjir lagi. Jika air hujan dapat diserap oleh tanah maka tidak akan terjadi banjir dan semua warga dapat merasakan manfaatnya sehingga tidak akan terserag penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh banjir serta kegiatan sehari-hari warga tidak akan terganggu oleh banjir tersebut.3. PelaksanaanPelaksanaan kegitan pembuatan lubang resapan biopori yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarat dilakukan oleh masyakat Kelurahan Durian Payung sendiri serta diawasi oleh petugas Kelurahan dan didanai oleh pemerintah itu dilakukan pada hari mingu karena pada umumnya warga libur bekerja pada hari minggu. Lubang resapan biopori selain dapat menyerap air jiga dapat digunakan sebagai tempat pembuatan kompos. Hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Kelurahan Durian Payung. Sebanyak 2000 lubang resapan biopori akan dibuat di daerah Keluarahan tersebut.4. EvaluasiSetelah kegiatan pembuatan lubang biopori yang berhasil dibuat ialah sebanyak 1500 lubang resapan biopori selama jangka waktu 2 tahun. Selama kegiatan berlangsung rutin dilakukan monitoring oleh petugas kelurahan di Kelurahan Durian Payung. Pelaksanaan kegiatan sudah hampir memenuhi target awal yaitu pembuatan lubang biopori yang sebanyak 200 lubang biopori. Masalah-masalah yang dihadapi ialah lubang biopori ada yang tidak ditutup sehingga rawan akan hilang karena erosi yang terjadi akibat tidak adanya penyangga untuk lubang biopori tersebut. Akan tetapi dari pembuatan lubang resapan biopori ini dapat dilihat hasilnya yaitu sudah tidak terjadinya banjir lagi di Kelurahan Durian Payung.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, I.R. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Aziz, A. M. 2005. Pemberdayaan Masyarakat. Yogyajarta: Pustaka Pesantren.

Hikmat, H. 2004. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Nasdian. 2014.Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Usman, S. 2004. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.