SSS 1 persentasi B3

download SSS 1 persentasi B3

of 85

Transcript of SSS 1 persentasi B3

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    1/85

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Sumatera Utara

    Medan

    Tutor : dr.Frank B.Buchari, Sp BP

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    2/85

    PEMICU

    Tn. S, laki laki, 35 tahun, sehari hari bekerjasebagai salesman antar kota, datang ke praktekdokter umum dengan keluhan mata merah pada

    kedua mata, banyak keluar kotoran mata terutamapagi hari setelah bangun tidur, mata terasa sepertiberpasir. Disamping itu, penderita merasapenglihatannya agak kabur. Hal ini dialaminya sejakseminggu yang lalu, tetapi diabaikan dan hanya

    mengobatinya dengan tetes mata yang dibeli bebasdi warung.

    Apa yang terjadi pada Tn.S ?

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    3/85

    Visus 6/6 = dalam jarak 6 m, masih

    dapat melihat dengan jelas tanpa

    berakomodasi.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    4/85

    Laki- laki 35 tahun, mata merah pada kedua

    mata, byk keluar kotoran mata terutama

    pagi hari setelah bangun tidur Mata terasa seperti berpasir

    Penglihatan agak kabur sejak seminggu yang

    lalu

    Diberi tetes mata yang dibeli dari warung

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    5/85

    Konjungtivitis Injeksi siliaris

    Skleritis

    koleritis

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    6/85

    1. Embriologi, anatomi mata

    2. Histologi mata

    3. Fisiologi mata

    4. konjungtivitis

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    7/85

    1. Embriologi, anatomi mata

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    8/85

    Embriologi mata

    Mata berkembang dari 3 lapis embrional

    1. Ektoderm permukaan membtk :-

    Lensa mata ( merupakan lap. Ektoderm didalam lap. Mesoderm)- Glandula lakrimalis- Konjungtiva

    2. Ektoderm neural : menghasilkan vesikeloptik dan mangkok optik utk membtkretina serta N.optikus

    3. Mesoderm : membtk otot ekstra okuler

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    9/85

    Tahapan perkembangan

    Piala mata dan gelembung lensaPerkembangan mata mulai tampak pada mudigah 22hari sebagai sepasang lekukan dangkal pd sisi kanandan kiri otak depan. Kmdn lekukan ini akan membtkkantong kantong keluar pada otak depan yaitu gel.Mata.

    Gelembung ini selanjutnya menempel pd ektodermpermukaan dan menginduksi perubahan ektodermutk pembtkan lensa. Setelah itu gel. Mata mulaitumbuh melakukan invaginasi dan membtk pialamata yang berdinding rangkap. Invaginasi ini juga

    akan membtk fisura koroidea yang akanmemungkinkan A.hyaroidea mencapai ruangandalam mata.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    10/85

    Pada minggu ke 7, bibir bibir fisura koroideabersatu dan mulut piala mata kemudian menjadi

    lubang bulat yang akan menjadi pupil. Sementaraperistiwa ini berlangsung, sel sel ektodermpermukaan, yang semula menempel pada gel.Mata , mulai memanjang dan membentuk plakodalensa yang akan melakukan invaginasi, danberkembang menjadi gel. Lensa. Pd minggu ke 5,

    gel. Lensa terlepas dr ektoderm permukaan danselanjutnya terletak di dalam mulut piala mata

    Embriologi struktur spesifik mata

    1. Palpebra dan apparatus lacrimalis

    Kuncup palpebra mulai tbtk pada janin 16 mm ( 6minggu), menyatu pada janin 37 mm ( 8 minggu),kemudian memisah pada bulan ke 5

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    11/85

    2. Sklera dan otot ekstraokuler : selesai padajanin 5 bula

    3. Lensa mata : selesai pada bulan ke 74. Retina

    - Pada bulan ke 8 makula lbh teal dr bgnretina yg lain dan tjd percekungan makula

    lutea- Makula berkembang secara anatomis sampai

    berumur 6 bulan sesudah lahir

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    12/85

    Palpebra superior

    dan inferior

    Bulu mata Konjungtiva

    Glandula lakrimalis

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    13/85

    orbita Atap os frontalis

    Dinding lateral oszigomaticum dan alamayor os.Sphenoidales

    Dasar os. Maxilla

    Medialos. Maxilla

    , os.lacrimalis,

    os.ethmoideus, danos. Sphenoidales

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    14/85

    mata

    1. Tunika fibrosa

    ( sclera, lamina

    cribosa, kornea)2. Tunika vaskulosa

    ( choroid, corpus

    siliaris, iris, pupil)

    3. Tunika vaskulosa

    ( retina , fovea,

    diskus optikum)

    Isi bola mata

    1. Aqueus humor

    2. Vitreus humor

    3. lensa

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    15/85

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    16/85

    persarafan

    N.optikus

    N.lakrimalis

    N.Frontalis N.trochlearis

    N.occulomotorius

    N.Nasosiliaris

    N.abdusens

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    17/85

    OTOT-OTOT DI PALPEBRAE

    Besar-kecil fissuradiatur oleh M. TARSALISSUPERIOR & INFERIOR

    (otot polos) M. ORBICULARIS OCULI :

    palpebrae dapatbergerak menutup

    M. LEVATOR PALPEBRAESUPERIOR : mengangkatpalpebrae superior

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    18/85

    OTOT-OTOT MATA N. III: M. RECTUS SUPERIOR

    N. III: M. RECTUS INFERIOR

    N. III: M. RECTUS MEDIALIS

    N. VI: M. RECTUS LATERALIS

    N. IV: M. OBLIQUUS SUPERIOR

    N. III: M. OBLIQUUS INFERIOR

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    19/85

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    20/85

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    21/85

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    22/85

    VASKULARISASI Berasal dari ARTERI OPHTHALMICA

    Fungsi :

    Suplai darahMempertahankan Tekanan Intra Okuler &

    tegangan bola mata

    Mempunyai 2 sistem yang berbeda :

    ARTERI CILLIARES

    ARTERI CENTRALIS RETINA

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    23/85

    VASKULARISASI Arteri cilliares posterior longus Arteri ciliares posterior brevis

    Arteri cilliaris anterior Arteri centralis retina

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    24/85

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    25/85

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    26/85

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    27/85

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    28/85

    2. Histologi mata

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    29/85

    Externa(Aksesoris)

    Konjungtiva

    Memiliki epitel berlapis silindris dengan banyak sel goblet

    dan lamina proprianya terdiri atas jaringan ikat longgar

    Aparatus Lakrimalis

    (kelenjar lakrimal,kanalikuli,sakus lakrimalis,duktus

    nasolakrimalis)

    Terdiri atas sel berbentuk kolom berjenis serosa,yg mirip

    dengan sel asinar parotis.sel-sel ini memperlihatkan

    granul sekresi yang terpulas pucat dan suatu lamina basal

    yang memisahkan sel dengan jaringan ikatnya.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    30/85

    Palpebra

    Memiliki 3 jenis kelenjar :

    1. Kelenjar meibom:kelenjar sebasea panjang dalam

    lempeng tarsal dan tidak berhubungan denganfolikel bulu mata.

    2. Kelenjar Zeis : merupakan modifikasi kelenjar

    sebasea yang lebih kecil dan berhubungan dengan

    folikel bulu mata3. Kelenjar Moll :merupakan tubulus yang mirip

    sinus dan tak bercabang.yang awalnya berupa

    pilinan sederhana.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    31/85

    Internal

    Lapisan luar,atau tunika fibrosa

    Sklera

    Terdiri dari jaringan ikat padat, yg trutama trdiri dari berkaskolagen gepeng yang berselang seling namun tetap paraleldengan permukaan bola mata,substansi dasar dalam jumlah

    cukup, dan beberapa fibroblas Kornea

    Terdiri dari 5 lapisan :

    Epitel

    Membran bowman

    Stroma Membran descement

    endotel

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    32/85

    Tunica Vasculosa Lapisan tengah dari mata

    Terdiri atas:

    Koroid Badan siliaris

    Iris

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    33/85

    Koroid Lapisan yang sangat vaskular, dengan jaringan

    ikat longgar di antara pembuluh darahnya Terdiri atas 3 lapisan :

    Membran Brunch Lapisan Koriokapiler

    Berfungsi penting untuk nutrisi retina Lamina suprakoroid

    Suatu lapisan longgar jaringan ikat yangkaya akan melanosit

    Melanosit yang banyak memberikan ciri warnahitam yang khas

    Lapisan koroid dipisahkan dengan retina olehmembran Bruch

    B d Sili i

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    34/85

    Badan Siliaris Suatu pelebaran koroid di tingkat lensa:

    Merupakan cincin tebal di permukaan dalam bgn anterior sklera

    Batas Permukaan sklera

    Badan vitreous

    Lensa dan kamera okuli posterior

    Terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya serat elastin, pembuluh

    darah, dan melanosit

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    35/85

    Badan Siliaris Di permukaan dalam, hanya terdiri dari 2 lapisan sel:

    Lapisan yang langsung bersebelahan dengan badan siliarterdiri atas selapis sel silindris dengan banyak melanin

    Lapisan kedua berasal dari lapisan sensorik retina danterdiri atas epitel selapis silindris tak berpigmen

    Prosessus Siliaris Penjuluran badan siliar yang menyerupai rabung (ridge) Dilapisi oleh epitel yang sama dengan badan siliaris

    Sel-sel tak berpigmen di lapisan dalam secara aktifmentranspor unsur plasma tertentu ke dalam kamera

    posterior sehingga terbentuk aqueous humor Dari prosessus siliaris muncul serat-serat oksitalan

    (serat zonula) yang berinsersi ke dalam kapsula lentis

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    36/85

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    37/85

    IrisPerluasan koroid yg menutupi sebagian lensa, dan menyisakan lubang

    bundar di pusat (pupil)

    Permukaan anterior Tidak teratur dan kasar

    Jaringan ikat dengan sedikit pembuluh darah

    Mengandung banyak fibroblas dan melanosit

    Stroma: Kaya akan pembuluh darah

    Jaringan ikat longgar: fibroblas dan melanosit

    Lapisan dalam: Penuh dengan granul melanin

    Otot Muskulus dilatator pupil; myoepithelial, dipersarafi oleh saraf simpatis,dilatasi pupilMuskulus konstriktor pupil; otot polos, mengubah diameter pupil,

    dipersarafi oleh saraf parasimpatis, konstriksi pupil

    Melanosit Mencegah berkas cahaya yang dapat mengganggu pembentukan bayangan

    Menentukan warna mata

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    38/85

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    39/85

    LensaMerupakan struktur bikonkaf yang sangat elastis

    Kapsul lensa Basal lamina

    Type IV collagen + glycoproteinEpitel subkapsular

    Hanya terdapat pada permukaan anterior lensa

    Selapis sel epitel kuboid

    Sel epitel memiliki banyak interdigitasi dengan serat-serat lensa

    Serat lensa

    Sangat panjang

    Tampak sebagai struktur tipis dan gepeng

    Berisi sekelompok protein yang disebut kristalin

    Lensa ditahan pada tempatnya oleh zonula. Pentinguntuk proses akomodasi.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    40/85

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    41/85

    Badan Vitrous Merupakan gel transparan, menempati daerahmata di belakang lensa

    Terdiri atas air (99%), sedikit kolagen, danmolekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi

    Kanal Hyaloid Kanal sempit tempat arteri hyaloid pada fetus

    Dari lensa posterior sampai ke diskus optik

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    42/85

    Retina Lapisan dalam bola mata

    Terdiri atas 2 bagian Fotosensitif (pars optica): 2/3 posterior

    Non fotosensitif (pars ciliaris and iridica): 1/3 anterior

    Ora serrata

    Terdiri atas 2 lapisan (daerah fotosensitif): Lapisan pigmen luar Lapisan pigmen dalam (9 lapisan)

    Diskus optik Terletak di bagian posterior orbita

    Tempat keluarnya nervus optikus

    tidak memiliki sel fotoreseptor blind spot

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    43/85

    Retina

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    44/85

    Retina Makula Lutea (Yellow spot)

    2.5 mm disamping diskus optik Fovea sentralis:

    Ketajaman penglihatan paling tinggi

    Hanya terdiri atas sel kerucut

    Sel Epitel Pigmen

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    45/85

    Sel Epitel Pigmen Sel epitel pigmen terdiri atas sel-sel silindris dengan inti di basal

    Basal Melekat pada Brunch membran

    Mitokondria Lateral Blood-retina barrier

    Apikal Mikrovili gepeng dan selubung silindris yang menyelubungi ujung-ujung fotoreseptor Granul melanin

    Fungsi

    Blood-retina barrier Menyerap cahaya Fagositosis Esterifikasi vitamin A

    Sel Batang dan Sel Kerucut

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    46/85

    Sel Batang dan Sel KerucutSel batang

    Aktif pada intensitas cahaya yang lemah

    Sel tipis memanjang

    Terdiri atas segmen luar, segmen dalam,daerah nukleus, daerah sinaptik

    Segmen Dalam

    Dipisahkan dari segmen luar oleh suatu

    penyempitan

    Banyak mengandung glikogen dan

    mitokondria

    Sejumlah protein yang dihasilkan oleh

    segmen dalam bermigrasi ke segmen luarsel batang

    Segmen Luar

    Protein bergabung membentuk cakram

    Cakram gepeng di sel batang mengandung

    pigmen yang disebut ungu visual, ataurhodopsin

    Sel Kerucut

    Aktif pada intensitas cahaya

    kuat

    Sel memanjang

    3 tipe sel kerucut;

    mengandung fotopigmen

    kerucut yang disebut

    iodopsin sensitivitas

    merah, hijau, biru Strukturnya mirip dengan

    struktur sel batang,

    perbedaannya: segmen luar,

    sensitivitas terhadap cahaya

    dan warna

    S l S l L i

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    47/85

    Sel- Sel Lain :Sel bipolar, terdiri atas 2 jenis sel1.Sel bipolar difus (memiliki sinaps dengan 2 atau lebih

    fotoreseptor)

    2.Sel bipolar monosinaps (yg berhubungan dengan aksondari satu fotoeseptor kerucut dan satu sel ganglion)

    Sel ganglion- Ciri khas sel saraf, inti eukromatik besar, dan badan

    Nissl yg basofilik

    Sel horizontal- menghubungkan berbagai fotoreseptorSel amakrin- menghubungkan sel-sel ganglionSel penyokong

    - neuoglia, memiliki sel MullerBerfungsi menunjang, memberi makan, danmenyelubungineuron dan serat retina

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    48/85

    3. Fisiologi mata

    No light

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    49/85

    No light

    Concentration cGMP

    Na+channels open in outer segmen

    Membran depolarization

    Spread to the terminal synaptic

    Ca2+ channels open

    Release neurotransmitter ((inhibitory neurotransmitter)

    Bipolar cells inhibited

    No action potential in ganglion cell

    No action potential propagation to visual cortex

    Light

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    50/85

    Activation o fotopigment (rod and cone)

    Activation of transducin (G protein)

    cGMP

    Na+ channel closure

    Membran hyperpolarizasion (receptor potential)

    Spread to the terminal synaps

    Closure ca2+ channels

    Release inhibitory neurotrasnmitter

    Bipolar cell uninhibitedGraded potential change in bipolar cell

    Action potential in ganglion cell

    Visual cortex in the occipital lobe of the brain

    K G ik l t L t l D l

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    51/85

    Korpus Genikulatum Lateral Dorsal

    Memilki 6 lapisan inti, lapisan 2, 3, & 5 menerima

    isyarat dari bagian temporal retina ipsilateral,sedangkn lapisan 1,4, 5 dan 6 menerima isyarat

    dari retina nasal kontralateral.

    Memancarkn informasi penglihatan ke korteks

    penglihatan melalui traktus genikulokarkania. Membentengi penjalaran sinyal ke korteks

    penglihatan, sumber: serat kontrifugal yg kembali

    dari arah balik dari korteks penglihatan ke nukleus

    genikulatalateralis, daerah retikular mesensefalon.

    Respon kontras & pergerakn jauh lebih besar.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    52/85

    Lapisan I & II = lapisan magnoselular,

    berisi neuron2 besar, menerima masukandari sel ganglion retina tipe Y, dendritnya

    menyebar luas diretina, informasi hitam

    putih, kecepatan tinggi, kurang akurat.

    Lapisan III s/d VI = lapisan parvoselular,

    berisi neuron2 kecil sampai sedang, sinyal

    dari ganglion retina tipe X, informasi

    warna & spasial yg akurat, kecepatansedang.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    53/85

    Korteks Penglihatan Kemampuan sistem penglihatan mengetahui

    susunan ruang pandangan penglihatn, bentukobjek, kecemerlangan, pembuatan bayangn dsb.

    Mendeteksi garis dan batas di berbagai daerah

    bayangn retina, mendeteksi orientasi masing2garis ataupun panjangnya, dicapai dgn eksitasi

    neuron sekunder spesifik.

    Analisis warna oleh sel2 spesifik.

    Adanya sel yg mendeteksi daerah2 rata padapandangn penglihatn dan tingkt luminositas.

    Korteks Penglihatan Primer

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    54/85

    Korteks Penglihatan Primer

    Sinyal2 yg dari makula retina berakhir di dekt

    ujung oksipital, sinyal2 dari perifer retina

    berakhir di lingkarn konsentrik anterior sudut

    sepanjang fisura kalkarina.

    Meluas bersama dgn area kortikal 17 broadman

    disbut jg area penglihatn I. Sinyal yg dihntarkan dari sel ganglion Y retina

    berakhir dilapisan IVc, dipancarkan scara

    vertikal ke permukaan kortikal lebih dalam.

    Sinyal dari sel ganglion X retina berakhir pdlapisan IVa dan IVc

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    55/85

    Area Penglihatan Skunder

    Di sebelah lateral, anterior, superior,

    dan inferior, terhdp korteks penglhtan

    primer. Sinyal skunder dihantrkn disini digunakn

    untk menganalisis arti penglihatn

    Fusi Bayangan Penglihatan

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    56/85

    Fusi Bayangan Penglihatan

    Bayangn penglihatn mengadakn fusi satu sama lain

    pd titik2 yg sesuai dari kedua retina, fusi lateral,vertika dan torsional (rotasi yg sama pd kedua mata

    sekitar aksis optiknya.

    Interaksi antara lapisn2 korpus genikulatum

    laterale tempt isyarat dari bayangn kedua matasaling menutupi, menyebabkn gambarn interferensi

    perangsangn pd sel-sel spesifik korteks penglihatn,

    berakibt pergerakn mata hingga titik yg tercatat

    pada retina sesuai pd kedua mata sehingga fusisempurna.

    Pergerakan Fiksasi Mata

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    57/85

    Pergerakan Fiksasi Mata

    Mekanisme fiksasi volunter = menemukan objek

    tempat pemusatan penglihtan. Mekanisme fiksasi involunter = memprtahnkn mata

    menatap dgn kuat suatu objek.

    Pergerak fiksasi volunter diatur oleh lapangn

    korteks kecil bilateral daerah premotor lobusfrontalis. Fiksasi involunter diatur daerah mata

    korteks oksipitalis.

    Mekanismenya: bila berck cahaya meyimpg sampai

    sejauh pinggir povea, timbl gerakn sentakn pd mata

    dan mendadk mengemba-likannya pd tegh povea.

    Pergerakan mata & pengaturannya

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    58/85

    Pergerakan mata & pengaturannya

    Diatur 3 pasang otot, M. rektus nedialis & lateralis

    berkontraksi timbl balik menggerakkn mata dari sisi ke

    sisi. M. rektus superior & inferior berkontraksimengerakkn mata ke ats & ke bawh. M.obliquus superior

    & inferior memutar bola mata & mempertahnkn lapangn

    pndang pd posisi berdiri.

    Penyebarn isyarat dari oksipital ke oksipito-tektalis &oksipitokolikularis ke area pretekalis & kolikulus superior

    btg otak, selain itu trakts frontotektalis berjaln dari

    korteks frontalis ke pretekal. Dari area pretekal dan

    kolikulus superior isyart pengaturn okulomotor berjaln

    ke inti2 n. okulomotorius, isyart kuat dihntarkn oleh

    nuklei vestibulares melalui fasikuls longitudinalis

    medialis.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    59/85

    4. Konjunctivitis

    -Defenisi : peradangan selaput bening yang

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    60/85

    menutupi bagian putih mata dan bagian dalam

    kelopak mata.

    -Klasifikasi berdasarkan onset(akut/kronik) danetiologi

    -Etiologi :

    1.Bakteri

    2.Virus

    3.Alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang

    dsb

    4.Giant papillary conjunctivitis (pengguna lensa

    kontak)

    5.Iritasi oleh angin, debu, asap,zat kimia dan polusi

    udara lainnya

    PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    61/85

    KONJUNGTIVITISALTERED HOST

    DEFENSE

    NORMAL FLORA

    EXTERNAL

    CONTAMINATION

    DISRUPTION EPITHELIAL

    LAYER OF CONJUNCTIVA

    HEMATOLOGIC

    IMMUNE MECHANISM IMMUNOGLOBULIN DAN

    LISOZIM PD PERMUKAAN

    FILM AIR MATA

    LAKRIMASI

    FAGOSITOSIS OLEH

    NEUTROFIL

    MEDIATOR INFLAMASI

    GATAL PERMEABILITASVASKULAR

    PELEBARAN

    VASKULAR

    INJEKSI

    KONJUNGTIVAL EKSUDAT HIPEREMIA

    Gejala Klinis

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    62/85

    Gejala Klinis

    Hiperemia konjungtiva bulbi (injeksi konjungtival)

    Lakrimasi Eksudat

    Pseudoptosis

    Kemosis

    Hipertrofi papil Folikel

    Membran

    Pseudomembran

    Granulasi Flikten

    Seperti ada benda asing pada mata

    Adenopati preaurikular

    Diagnosis Banding Tipe Konjungtivitis

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    63/85

    g g p j g

    Tanda / gejala virus bakteri Fungus danparasit

    alergi

    Purulen nonpurulen

    Kotoran Sedikit Mengucur Sedikit Sedikit Sedikit

    Air mata Mengucur Sedang Sedang Sedikit Sedang

    Gatal Sedikit Sedikit - - Hebat

    Injeksi Umum Umum Lokal Lokal Umum

    Nodulpreaurikular

    Lazim Jarang Lazim Lazim -

    Pewarnaan

    eksudat

    Monosit,

    limfosit

    Bakteri, PMN Bakteri, PMN Biasanya

    negatif

    Eosinofil

    Sakittenggorok danpanas ygmenyertai

    Sewaktu-waktu

    jarang - - -

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    64/85

    anamnesis

    Mata merah pd kedua mata

    + sekret yang lengket ketika br bangun

    tdr Mata terasa berpasir

    Penglihatan kabur

    Sudah dialami selama 1 minggu

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    65/85

    Pemeriksaan fisik

    Inspeksi- Melihat apakah ke2 mata simetris atau tdk- + injeksi konjungtiva- Kejernihan kornea

    - Kelopak mata bengkak- Pupil normal Palpasi

    Melihat pembesaran limph node GO, viral ocular syndrome,Herpes simpleks

    Pemeriksaan visus- Utk melihat ketajaman dan kejernihan penglihatan- Memakai kartu snellen pinhole pakai jari senter

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    66/85

    Pemeriksaan slit lamp

    Pembalikan palpebra

    + injeksi konjungtiva / hemorargik difuse atau segmen

    + folikular viral / chlamidia

    + papilar bakteri , alergi

    DischargeWatery acute viral

    Mucoid chronic allergic conjungtivitis, dry eye

    Mukopurulen acute bacterial, infeksi chlamidia

    Purulent GO

    + kemosis alergi

    Membran

    Pseudomembran GO, strep, pneumococcus

    True membran difteri, basil klebs loefler

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    67/85

    Pemulasan flurescine

    Kertas + flurescine tempelkan di palpebrainferior Warna kuning pindah kepalpebra diberi cahaya slit lamp yangdiubah warna biru dan filter berfluoresensi.

    - Normal kornea warna uniform- Abnormal kornea + gumpalan warna

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    68/85

    Pemeriksaan penunjang

    Kultur sekret melihat jenis bakteri

    Sitologi

    - Leukosit dan PMN infeksi bakteri dan chlamidia

    - Mononuklear dan limfosit infeksi virus- Eosinofil dan basofil alergi

    - Netrofil = limfosit chlamidia

    Imaging ( MRI, CT scan, Orbital CT scan)

    Indikasi utk peny. Penyerta spt sinusitis, sinuscavernosum fistula, orbital celulitis, orbital abses.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    69/85

    Differential diagnosiskonjungtivitis episkleritis

    1. Merah Seluruh permukaan mata dankedua tepi palpebra

    Merah keunguan

    2. Visus - -/+

    3. Nyeri +, gatal dan spt ada benda

    asing

    +

    4. fotofobia - -

    5. halo - -

    6. Eksudat ++/+++ -

    7. Tanda konstitutional - -

    8. Pupil N N

    9. Tekanan intraokular N N

    skleritis keratitis Iritis (uveitis) Glaukoma akut

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    70/85

    Merah keunguan berupabenjolan bts tegas

    Merah lokal dankemerahan di bgnkornea

    Mata merah di sekitarkornea

    Merah pd seluruhpermukaan mata

    +/++ +++ ++ +++

    ++ +++ ++, ckp hebat pdmata dan cbg N.V

    +++, nyeri hebar pdmata dan slrh N.V

    +++ +++ +

    - - +

    -/+/++ - -

    - Nyeri Didahului mual danmuntah

    N N/ konstriksi N/ konstriksi Dilatasi

    N N turun meningkat

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    71/85

    Komplikasi Konjungtivitis

    Keratitis ulseratif = ulserasi kornea = ulkus kornea

    (trdptnya destruksi/kerusakan pd bgn epitel kornea)

    pd konjungtivitis bakteri, viral, alergi

    Perforasi kornea pd infeksi N gonorrhoeae Simblefaron (perlengketan antara konjungtiva

    tarsalis/palpebra dgn konjungtiva bulbi) pd infeksi

    bakteri

    Endoftalmitis (peradangan seluruh lapisan mata bgn dlm,

    cairan bola mata & bagian putih mata) pd infeksi N

    gonorrhoeae, Pseudomonas

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    72/85

    Komplikasi Konjungtivitis... Keratoconus (perubahan btk (penipisan) kornea shg btknya menyerupai

    kerucut, bukan radang) pd konjungtivitis alergi

    Punctate keratitis (inflamasi pd kornea dgn hilangnya epitel kornea) pd

    konjungtivitis viral

    Blefarokonjungtivitis (inflamasi pd kelopak mata dan konjungtiva; berupa

    gatal pd mata & ada krusta pd tepi kelopak) pd infeksi Staphilococcus

    Pneumonia trjd 10-20% pd bayi krn chlamydial conjunctivitis

    Conjunctival scarring pd chlamydial conjunctivitis pd org dewasa yg tdk

    diobati

    Meningitis pd infeksi N meningitidis

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    73/85

    Pengobatan Konjungtivitis akut

    Konjungtivitis bakteri akut

    Pengobatan diberikan kadang kadang sebelum pemeriksaanmikrobiologik dengan antibiotik tunggal spt neosporin, basitrasin,gentamicin, kloramfenikol, tobramisin, eritromisin, dan sulfa. Bila

    pengobatan tidak memberikan hasil dalam 3 5 hari makapengobatan dihentikan dan ditunggu hasil pemeriksaanmikrobiologik. Bila tidak ditemukan kuman dalam sediaan langsungmaka diberikan antibiotik spektrum luas dalam bentuk tetes matatiap jam atau salep mata 4 sampai 5 kali sehari. Apabila tetesmata maka sebaiknya sblm tidur diberi salep mata ( sulfasetamid10 15 % atau klorampenikol).

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    74/85

    Kojungtivitis gonore

    sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi dengan air

    bersih (direbus) atau dengan garam fisiologis setiap jam.

    Kmdn diberi salep penisilin stp jam. Penisilin tetes matadalam bentuk larutan penisillin G 10.000 20.000 unit/ml

    stp 1 menit smapai 30 mnt. Kmdn salep diberikan stp 5 mnt

    sampai 30 mnt disusul dengan pemberian salep penisillin stp

    1 jam selama 3 hari.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    75/85

    Oftalmia neonatorum

    Konjungtivitis kimia : dengan pembilasan sisa obatdan bahan penyokong

    Konjungtivitis satfilokokkus : antibiotik topikal.Tobramisin utk pseudomonas.

    Konjungtivitis inklusi / klamidia : tetrasiklin ataueritromisin ( gram +), Tobramisin (gram -)

    Konjungtivitis neiseria : lihat Kojungtivitis gonore

    Konjungtivitis virus : triflurotimidin

    Konjungtivitis jamur : obat antijamur

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    76/85

    Konjungtivitis angular

    diberikan tetrasiklin atau basitrasin. Dapt jugadiberikan sulfas zincii yang mencegah proteolisis.

    Konjungtivitis virus akut, demam faringokonjungtiva :antivirus dan alfa interferon tidak umum kita gunakanutk adenovirus. Astringens diberikan untukmengurangi gejala dan hiperemia. Beri antibiotik utkmencegah infeksi sekunder. Steroid bila ada tdpt

    membran dan infiltrasi subepitel.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    77/85

    Konjungtivitis herpes simpleks dan varisela zooster :pengobatan dengan kompres dingin. Saat ini asiklovir 400mg/hari utk selama 5 hari merupakan pengobatan umum,

    walaupun steroid diduga mengurangi penyulit akan tetapidapat mengakibatkan penyebaran sistemik. Pada 2 minggupertama dpt diberi analgetik utk menghilangkan rasa sakit.Pada kelainan permukaan dpt diberika salep tetrasiklin.

    Konjungtivitis inklusi : dengan tetrasiklin atau sulfasoksasoltopikal dan sistemik.

    Konjungtivitis New Castle : pengobatan yang khas tidak ada,dpt diberikan antibiotik utk mencegah infeksi sekunderdisertai obat simptomatik.

    Konjungtivitis hemorargika epidemik akut

    Antibiotik spektrum luas, sulfasetamid dpt digunakan utk

    mencegah infeksi sekunder.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    78/85

    Konjungtivitis kronik

    Konjungtivitis alergi

    Hindari penyebab. Astringens, sodium kromolin,steroid topikal dosis rendah yang kemudian disusul

    dengan kompress dingin utk menghilangkan edema.Kasus berat antihistamin dan steroid sistemik.

    a. Konjungtivitis vernal vasokonstriktor, kromolindpt mengurangi pemakaian steroid.Nsaid tdk bykbermamfaat.steroid topikal tetes dan salep dpt

    menyembuhkan tp hati- hati penggunaan dlmjangka pjg. Dpt diberi kompres dingin, nabikatbonat dan obat vasokonstriktor.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    79/85

    b. Konjungtivitis flikten diberi steroid topikal. Bila

    silau kacamata hitam. Perhatikan higiene mata dan

    diberi antibiotik salep mata wkt tidur. Dan air mata

    buatan. Sebaiknya cari penyebabnya.c. Sindrom steven Jhonson obat simptomatik dan

    pengobatan umum dengan kortikosteroid sistemik dan

    infus cairan antibiotik. Pengobatan lokal pada mata

    berupa pembersihan sekret yang timbul, steroid

    topikal.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    80/85

    Trakoma dengan tetrasiklin salep mata , 2 4 kalisehari, 3 4 minggu, sulfonamid diberikan bila adapenyulit.

    Konjungtivitis dry eye tergantung penyebab dan air

    mata buatan. Defsisiensi vit A beri vit A akan memberikan

    perbaikan nyata dalam 1 2 minggu.dianjurkan biladiagnosis def vit A dibuat berikan vit A 200.000 IUperoral dan pada hari kesatu dan kedua. Bila tdk adaperbaikan berikan pada hari ketiga.

    Hipersensitifitas terhadap obat dan Konjungtivitiskontak : hentikan penyebab, berikan steroid topikalatau salep. keadaan berat berikan steroid sistemik atauoral.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    81/85

    Keratokonjungtivitis limbus superior

    pengobatan yang tepat belum ada krn sebabnya

    belum jelas. Simtomatik dengan dekongestan,

    zinc sulfat, meril selulosa, polivinil alkohol,kortikosteroid atau antibiotik. Dpt diberikan

    AgNO3 0,5 % yang diusapkan pada tarsus

    superior.

    Konjungtivitis membranosa diobati sebagaidifteria berupa penisilin dan serum antidifteria.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    82/85

    prognosis

    Konjungtivitis bakterial akut hampir selalusembuh sendiri

    - diobati 10 14 hari, + obati 1 3 hari

    Kecuali K.stafilokokkus dpt berlanjutmenjadi blefarokonjungtivitis dan mjd kronik

    k. bakterial kronik tdk dpt sembuh sendiri

    Trakoma, dengan kondisi higiene yang baik( khususnya mencuci muka pd anak ), peny.Ini dpt sembuh atau bertambah ringan.

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    83/85

    prevensi

    Mudah menular shg sblm dan sesudah mengoleskanobat cuci tangan

    Tdk menyentuh mata yang sehat sesudah menangani

    mata yang sakit Jangan menggunakan personal stuff milik penderita

    Gunakan lensa kontak sesuai dgn petunjuk dokter

    Pada bayi baru lahir diberi AgNO3, eritromisin atautetrasiklin

    Pada bayi yg ibunya GO suntikkan antibiotikseftriakson

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    84/85

    Tuan S mengalami

    konjungtivitis

    bakterial

  • 8/14/2019 SSS 1 persentasi B3

    85/85