PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub...

15
PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 JATIROYO TAHUN AJARAN 2017/2018 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: WANDA ARIYOVITA KOMALASARI A510140044 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub...

Page 1: PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub Wanda.pdfPENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03

JATIROYO TAHUN AJARAN 2017/2018

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

WANDA ARIYOVITA KOMALASARI

A510140044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub Wanda.pdfPENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03

JATIROYO TAHUN AJARAN 2017/2018

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

Wanda Ariyovita Komalasari

A510140044

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

(Dr. Achmad Fathoni, M.Pd)

NIDN. 0626065701

Page 3: PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub Wanda.pdfPENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA
Page 4: PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub Wanda.pdfPENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka

akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 3 Juli 2018

Yang membuat pernyataan,

Wanda Ariyovita Komalasari

NIM. A510140044

Page 5: PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub Wanda.pdfPENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

1

PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03

JATIROYO TAHUN AJARAN 2017/2018

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa

kelas V SD Negeri 03 Jatiroyo tahun ajaran 2017/2018 melalui pengaturan tempat

duduk. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif, dengan menggunakan desain

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

observasi dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan yaitu teknik triangulasi, yang

terdiri dari triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa motivasi belajar matematika siswa mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut

dapat dibuktikan dengan meningkatnya pencapaian motivasi belajar matematika siswa

pada setiap siklus. Persentase siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan pada pra

siklus yaitu 0% atau belum ada siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan, pada siklus

I sebesar 43,75% atau sejumlah 7 siswa, dan siklus II sebesar 87,5% atau sejumlah 14

siswa. Selanjutnya berdasarkan pencapaian rata-rata indikator motivasi belajar siswa

pada pra siklus sebesar 50,31%, siklus I sebesar 68,74%, dan siklus II sebesar 85,49%.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disimpulkan bahwa pengaturan tempat

duduk dapat meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri

03 Jatiroyo tahun ajaran 2017/2018.

Kata Kunci: pengaturan tempat duduk, motivasi belajar, matematika

Abstract

This research aims to improve mathematics learning motivation of students class V in

SD Negeri 03 Jatiroyo in the academic year 2017/2018 through seat arrangement. This

research was a qualitative research, using classroom action research design. The

techniques of acquiring data used are observation and documentation. Data validity

used in this research is triangulation technique, which consist of source triangulation

and technique triangulation. The result of this study indicated that students’

mathematics learning motivation has increased. The increase can be proved by the

increasing achievement of students’ mathematics learning motivation in each cycle. The

percentage of students who meet the criteria of success in pre cycle is 0% or no students

who reach the criteria of achievement, on the cycle I of 43,75% or a number of 7

students, and cycle II of 87,50% or a number 14 students. Furthermore, based on the

average achievement of students’ mathematics learning motivation indicators on the

pre cycle of 50,31%, cycle I of 68,74%, and cycle II of 85,49%. Based on the research

result, can be concluded that seat arrangement can improve mathematics learning

motivation of students class V in SD Negeri 03 Jatiroyo in the academic year

2017/2018.

Keywords: seat arrangement, learning motivation, mathematics

1. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Page 6: PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub Wanda.pdfPENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

2

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Dari pengertian pendidikan diatas maka pendidikan merupakan suatu alat atau media

untuk mengubah sikap manusia dari yang awalnya kurang baik menjadi lebih baik.

Seperti yang kita tahu bahwa manusia lahir di dunia ini diibaratkan seperti kertas putih

yang belum memiliki warna. Kertas putih yang belum memiliki warna tersebut melalui

pendidikan maka akan banyak warna di sana. Dari warna-warna itu diharapkan akan

dapat mempengaruhi kepribadian, pengetahuan, kemampuan siswa dari tidak tahu

menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dan dari kurang baik menjadi lebih baik.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab (Depdiknas, UU No 20 tahun 2003). Untuk mewujudkan tujuan

pendidikan tersebut maka peran seorang guru sangat dibutuhkan. Salah satu peranan

yang harus dioptimalkan adalah menumbuhkan motivasi belajar siswa. Apabila

motivasi belajar siswa tinggi maka akan berpengaruh juga dengan hasil belajar siswa

yang tinggi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hidayati, Fita, dan Astri (2013: 43)

yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa akan tinggi apabila motivasi belajarnya

tinggi. Misalnya siswa A ingin memenangkan lomba olimpiade Matematika, maka

siswa A termotivasi untuk belajar dengan rajin.

Suprijono (Sumartono dan Normalina, 2015: 86) berpendapat hakikat motivasi

belajar merupakan suatu dorongan pada diri siswa yang sedang belajar, yang terdiri dari

dorongan internal dan eksternal agar terjadi perubahan perilaku. Dorongan internal

tersebut yaitu dorongan yang ada pada diri individu, seperti niat dan kemauan individu

itu sendiri. Sedangkan dorongan eksternal yaitu dorongan yang berasal dari luar diri

individu, seperti sarana prasarana yang memadai, lingkungan belajar siswa salah

satunya ruang kelas yang nyaman dan tidak membosankan. Peran guru dalam hal ini

yaitu guru seharusnya dapat menumbuhkan kemauan siswa dalam belajar. Selain itu

guru juga harus dapat mengupayakan dorongan eksternal tersebut tercapai yaitu salah

Page 7: PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub Wanda.pdfPENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

3

satunya menciptakan ruang belajar yang menyenangkan dan kondusif untuk siswa

belajar. Hal tersebut dapat dilakukan guru dengan cara mengelola kelas. Arikunto

(Hilali, 2012: 131) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas yaitu supaya siswa

dapat belajar dengan baik di kelas, dan pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat

dicapai. Pengelolaan kelas dalam pembelajaran sangat perlu diperhatikan agar tercapai

tujuan pembelajaran. Salah satu bagian dari pengelolaan kelas yaitu mengatur tempat

duduk siswa.

Banyak sekolah khususnya sekolah dasar yang kurang memperhatikan

pengaturan tempat duduk siswa. Pada umumnya di sekolah-sekolah dasar, model tempat

duduk yang digunakan di kelas yaitu model tradisional. Model tradisional ini memiliki

kelebihan yaitu kelas akan terlihat rapi. Akan tetapi, model tradisional ini banyak

memiliki kekurangan yaitu diantaranya, guru kurang maksimal dalam menjangkau

seluruh siswa, hanya siswa yang duduk dibagian depan saja yang mendapatkan

perhatian penuh dari guru. Sedangkan siswa yang duduk di bagian belakang kurang

mendapatkan perhatian dari guru. Tempat duduk siswa yang selalu menggunakan model

tradisional tanpa adanya tempat duduk yang lainnya juga akan menyebabkan siswa

jenuh dan bosan dalam pembelajaran. Dari hal-hal tersebut maka diperlukan pengaturan

duduk siswa. Dengan adanya pengaturan tempat duduk, memungkinkan guru untuk

lebih mudah dalam memperhatikan semua siswa. Selain itu juga akan memberikan

suasana baru bagi siswa, sehingga siswa tidak akan jenuh dan pada akhirnya akan

termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

Dari hasil pengamatan peneliti di SD Negeri 03 Jatiroyo pada hari Rabu, 25

April 2018 khususnya kelas V guru masih menerapkan pengaturan tempat duduk model

tradisional. Guru sangat jarang mengatur tempat duduk siswa dengan variasi yang lain.

Dari hasil pengamatan tersebut terlihat motivasi siswa sangat rendah saat pembelajaran

matematika berlangsung. Terlihat dari beberapa hal berikut ini diantaranya yaitu : (1)

partisipasi siswa dalam pembelajaran kurang maksimal; (2) siswa kurang fokus saat

pembelajaran; (3) siswa kurang percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya di

kelas; (4) kemauan siswa untuk menyelesaikan tugas yang dirasa sulit pun juga rendah,

mereka mudah putus asa. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin meneliti

pengaturan tempat duduk untuk meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa

kelas V SD Negeri 03 Jatiroyo tahun ajaran 2017/2018.

Page 8: PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub Wanda.pdfPENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

4

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak dua siklus, dan setiap

siklus terdiri dari dua pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri

03 Jatiroyo tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 16 siswa dan guru kelas V. Sumber

data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber

data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian yaitu siswa dan guru kelas V yang

berupa hasil observasi aktivitas siswa dan guru. Sedangkan Sumber data sekunder

dalam penelitian ini yaitu hasil dokumentasi berupa daftar nama siswa kelas V, dan nilai

hasil belajar matematika siswa. Dalam mengumpulkan data menggunakan teknik

pengumpulan data berupa observasi dan dokumentasi. Dalam menguji validitas data

menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik pengumpulan data. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif yang

terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaturan tempat duduk adalah bagian pengelolaan kelas yang menunjang proses

pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika. Pembelajaran dengan pengaturan

tempat duduk diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar matematika siswa

pada setiap siklus, dimana setiap siklus dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pada

tahap pra siklus, pembelajaran matematika di kelas menggunakan tempat duduk model

tradisional. Kelemahan dari model tempat duduk ini yaitu siswa yang duduk di bagian

depan saja yang paling aktif dan mendapatkan perhatian penuh dari guru.

Akibatnya siswa yang duduk di bagian belakang kurang maksimal saat

pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Perkins dan Weiman (Meeks dkk, 2013:

376) menyatakan tempat duduk baris depan mendorong partisipasi di kelas dan

memberikan siswa lebih banyak interaksi dengan guru. Saat mengajar di kelas, guru

masih sering menyampaikan materi dengan ceramah, dan sangat minim dalam hal

memanfaatkan media pembelajaran. Dengan demikian siswa merasa bosan, dan

pembelajaran matematika dirasa juga kurang efektif. Hal tersebut berdampak

terhadahap motivasi belajar siswa khususnya dalam pembelajaran matematika. Nashar

(Bakar, 2014: 723) berpendapat bahwa motivasi belajar adalah dorongan internal dan

Page 9: PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub Wanda.pdfPENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

5

eksternal yang menyebabkan seseorang untuk bertindak atau mencapai tujuan, sehingga

terjadi perubahan perilaku. Salah satu dorongan eksternal yang berpengaruh terhadap

motivasi belajar siswa yaitu adanya pengelolaan kelas yang optimal, salah satunya

pengaturan tempat duduk. Seperti pendapat Rohmanurmeta dan Muh Farozin (2016: 71)

yang menyatakan bahwa pemilihan gaya pengaturan tempat duduk yang tidak sesuai

dapat menghambat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

3.1 Tahap Pra siklus

Dari uraian di atas, pada tahap pra siklus ini ditunjukkan dengan hasil

observasi belum ada yang mencapai kategori memiliki motivasi belajar tinggi.

Sejumlah 7 siswa dari 16 siswa termasuk dalam kategori sedang, atau sejumlah

56,25%. Sedangkan 9 siswa yang lainnya termasuk dalam kategori rendah, atau

sejumlah 43,75%. Artinya pada tahap pra siklus ini belum ada siswa yang

memenuhi keberhasilan. Kemudian berdasarkan indikator motivasi belajar yang

telah ditetapkan didapati bahwa motivasi belajar siswa pada pra siklus sebesar

50,31%, yaitu dalam kategori sedang. Pada tahap pra siklus ini, 4 indikator

termasuk pada kategori sedang, dan 2 indikator pada kategori rendah.

60.15%57.81%

50%

63.28%

53.12%

25%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator 6

Gambar 1. Pencapaian Indikator Motivasi Belajar Siswa pada Pra Siklus

3.2 Tahap Siklus I

Pada siklus I pertemuan 1 pembelajaran di kelas mulai menggunakan

pengaturan tempat duduk, yaitu pengaturan tempat duduk formasi U. Suparman

(2010: 104) mengatakan dalam kegiatan belajar dengan diskusi, presentasi, dan

Page 10: PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub Wanda.pdfPENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

6

kerja tim sangat tepat dilakukan dengan formasi kelas bentuk U. Pembelajaran pada

siklus I pertemuan 1 guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Media

pembelajaran yang digunakan berupa gambar lingkaran dan potongan-potongan

lingkaran. Setiap siswa dalam kelompok secara bergantian memasang/mengurutkan

gambar arsiran lingkaran tersebut menjadi urutan yang logis. Siswa memberikan

alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Strategi yang digunakan yaitu

strategi picture and picture. Kemudian pada siklus I pertemuan 2 menggunakan

media pembelajaran berupa gambar lingkaran dan persegi panjang serta potongan-

potongan lingkaran dan persegi panjang tersebut. Strategi yang digunakan yaitu

strategi talking stick.

Pada pembelajaran siklus I motivasi belajar siswa meningkat daripada pada

tahap pra siklus. Hal ini dapat dilihat bahwa pada siklus I pertemuan 1 sejumlah 4

siswa dari 16 siswa termasuk dalam kategori tinggi (memenuhi keberhasilan) atau

sejumlah 25%, sejumlah 9 siswa termasuk dalam kategori sedang atau sebesar

56,25%, dan 3 siswa termasuk dalam kategori rendah atau 18,75%. Kemudian pada

siklus I pertemuan 2, sejumlah 7 siswa sudah memenuhi keberhasilan atau sejumlah

43,75%, sejumlah 9 siswa termasuk dalam kategori sedang atau sejumlah 56,25%.

Selanjutnya berdasarkan indikator motivasi belajar yang telah ditetapkan didapati

bahwa motivasi belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 diperoleh 64,49%, dan

pada siklus I pertemuan 2 diperoleh 72,91%. Hasil rata-rata persentase siklus I

pertemuan 1 dan 2 yaitu sejumlah 68,74%. Hasil yang diperoleh pada siklus I

pertemuan 1 dan 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil perolehan

pada pra siklus, yaitu sebesar 18,61% walaupun masih dalam kategori sedang. Hal

itu membuktikan bahwa pengaturan tempat duduk mempengaruhi siswa dalam

belajar.

Peningkatan tersebut diantaranya yaitu siswa senang dengan pengaturan

tempat duduk formasi U tersebut sehingga sebagian besar siswa antusias saat

mengikuti dan melakukan setiap kegiatan yang diberikan guru dalam pembelajaran,

siswa lebih kondusif pada saat berdiskusi, saat menemui kesulitan siswa antusias

berdiskusi dengan temannya, kemudian sebagian sudah berani mengemukakan

pendapat, dan kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan hasil pekerjaannya juga

meningkat dibandingkan pada pra siklus. Saat menghadapi tugas dari guru,

Page 11: PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub Wanda.pdfPENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

7

sejumlah 50% siswa sudah dapat berusaha secara mandiri menyelesaikan tugas dari

guru dengan baik walaupun sulit.

50.31%

68.74%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Pra Siklus Siklus I

Gambar 2. Hasil Peningkatan Persentase Indikator Motivasi Belajar dari

Pra Siklus Ke Siklus I

3.3 Tahap Siklus II

Pada siklus II pertemua 1 materi yang dipelajari yaitu tentang penjumlahan

pecahan, desimal, dan persen. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok secara heterogen.

Strategi pembelajaran yang digunakan yaitu strategi Student Teams-Achievement

Divisions (STAD). Kemudian pada siklus II pertemuan 2 materi yang dipelajari

yaitu tentang soal-soal penjumlahan pecahan, desimal, dan persen. Strategi

pembelajaran yang digunakan yaitu strategi Talking Stick.

Pada siklus II semakin meningkat, dapat dilihat dari hasil observasi siklus II

pertemuan 1 pada sejumlah 12 siswa dari 16 siswa termasuk dalam kategori tinggi

(mencapai keberhasilan) atau sejumlah 75%, sejumlah 4 siswa termasuk kategori

sedang atau sebesar 25%. Kemudian pada siklus II pertemuan 2 sejumlah 14 siswa

dari 16 siswa termasuk dalam kategori tinggi (memenuhi keberhasilan) atau

sejumlah 87,5%, dan sejumlah 2 siswa termasuk dalam kategori sedang atau

sebesar 12,5%. Selanjutnya berdasarkan indikator motivasi belajar yang telah

ditetapkan didapati bahwa motivasi belajar siswa pada siklus II pertemuan 1

diperoleh 82.50% dan pada siklus II pertemuan 2 diperoleh 88,33%. Hasil rata-rata

persentase siklus II pertemuan 1 dan 2 yaitu sejumlah 85,41%. Suprijono dalam

Page 12: PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub Wanda.pdfPENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

8

Sumartono dan Normalina (2015: 86) berpendapat hakikat motivasi belajar

merupakan suatu dorongan yang ada pada seseorang, yang terdiri dari dorongan

internal dan eksternal agar terjadi perubahan perilaku.

Dari definisi tersebut terlihat sudah dimiliki oleh siswa-siswi kelas V SD

Negeri 03 Jatiroyo tahun ajaran 2017/2018 setelah adanya penelitian tindakan kelas

selama dua siklus yang telah dilalui yang ditunjukkan dengan perubahan perilaku

selama mengikuti pembelajaran dan peningkatan persentase hasil tindakan.

Perubahan tersebut ditunjukkan dengan aktivitas siswa secara keseluruhan sudah

sangat baik. Keantusiasan dan motivasi siswa khususnya dalam mengikuti

pembelajaran matematika sangat baik dan terlihat bersemangat. Siswa juga dapat

belajar dengan lebih baik menggunakan pengaturan tempat duduk formasi U

tersebut. Hal tersebut terlihat dari partisipasi siswa saat pembelajaran sangat baik.

Kemudian siswa sangat bersemangat saat berdiskusi dengan temannya, dan

berlomba-lomba untuk dapat mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

Semua indikator motivasi belajar sudah tercapai secara optimal.

68.74%

85.49%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

Siklus I Siklus II

Gambar 3. Hasil Peningkatan Persentase Indikator Motivasi Belajar

Siklus I Ke Siklus II

Berikut ini dapat dilihat adanya peningkatan indikator motivasi belajar

matematika siswa kelas V pada tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II.

Page 13: PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub Wanda.pdfPENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

9

50.31%

68.74%

85.49%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4. Hasil peningkatan persentase Indikator Motivasi Belajar

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa indikator-indikator motivasi belajar

siswa kelas V meningkat. Temuan penelitian ini diperkuat dengan penelitian

Fauzatul Ma’rufah Rohmanurmeta (2014) yang berjudul “Pengaruh Pengaturan

Tempat Duduk Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar pada Pembelajaran Tematik

Integratif bagi Peserta Didik Kelas IV SD Muhammadiyah Ponorogo”.

Pada penelitian ini peningkatan pada setiap siklusnya menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan menerapkan pengaturan tempat duduk sudah berhasil.

Penelitian ini membuktikan bahwa pengaturan tempat duduk dapat meningkatkan

motivasi belajar matematika siswa di SD Negeri 03 Jatiroyo tahun ajaran

2017/2018. Oleh karena itu, hipotesis pada penelitian ini dapat diterima

kebenarannya.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus

dengan penerapan pengaturan tempat duduk dalam pembelajaran matematika pada

siswa kelas V SD Negeri 03 Jatiroyo, dapat diambil kesimpulan bahwa pengaturan

tempat duduk dapat meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas V SD

Negeri 03 Jatiroyo tahun ajaran 2017/2018.

Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya pencapaian motivasi

belajar siswa pada setiap siklusnya. Persentase siswa yang memenuhi kriteria

Page 14: PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub Wanda.pdfPENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

10

keberhasilan pada pra siklus yaitu 0% atau belum ada siswa yang memenuhi kriteria

keberhasilan, pada siklus I siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan sebesar 43,75%

atau sejumlah 7 siswa, dan siklus II 87,5% atau sejumlah 14 siswa. Selanjutnya

Kemudian berdasarkan indikator motivasi belajar yang telah ditetapkan didapati bahwa

minat belajar siswa pada pra siklus sebesar 50,31%, siklus I sebesar 68,74%, dan siklus

II sebesar 85,49%. Dengan demikian tindakan yang telah dilaksanakan sudah mencapai

ketuntasan yang ditargetkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Ramli. 2014. “The Effect of Learning Motivation on Student’s Productive

Competencies in Vocational High School, West Sumatra”. International Journal

of Asian Social Science, Vol. 4, No. 6, Hal: 723.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Endarwati, Erni Dwi dan Djamilah Bondan Widjajanti. 2016. “Peningkatan Motivasi

dan Prestasi Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa Kelas 4 Melalui Media

Visual Interaktif”. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Hal: 53.

Hidayati, Yulia Maftuhah, Fita Rahmawati, dan Astri Herawati. 2014. “Penerapan

Strategi Cooperative Script dengan Media Komik untuk Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri II

Gedong Tahun Ajaran 2013/2014”. Jurnal Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No.

1, Hal: 43.

Hilali, Husni El. 2012. “Pentingnya Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran”. Jurnal

Edu-Bio, Vol. 3, Hal: 131.

Juniar, Rima. 2016. “The Role of Motivation in Learning English for Indonesian

Students”. International Joural of Management and Applied Science, Vol. 2. No.8,

Page: 66

Kemendikbud. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.

Meeks, Michael D etc. 2013. “The Impact of Seating Location and Seating Type on

Student Performance”. International Journal of Education Sciences, Vol. 3, Page:

376.

Rohmanurmeta, Fauzatul Ma’rufah. Dan Muh Farozin. “Pengaruh Pengaturan Tempat

Duduk terhadap Motivasi dan Hasil Belajar pada Pembelajaran Tematik

Integratif”. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Hal: 71.

Page 15: PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI …eprints.ums.ac.id/64819/13/Naspub Wanda.pdfPENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

11

Sumartono. Dan Normalina. 2015. “Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam

Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Scrambel di SMP”. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3, No. 1, Hal: 86.

Suparman. 2010. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta: Pinus Book

Publisher.