EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB...

77
EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA (Kuasi Eksperimental pada Peserta Didik Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018) (SKRIPSI) Oleh MAHARANI AULIA FAJRI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON

TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA

MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA

(Kuasi Eksperimental pada Peserta Didik Kelas XI Semester Genap

SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018)

(SKRIPSI)

Oleh

MAHARANI AULIA FAJRI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

ABSTRAK

EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON

TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI

POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA

(Kuasi Eksperimental pada Peserta Didik Kelas XI Semester Genap

SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018)

OLEH

MAHARANI AULIA FAJRI

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas formasi tempat duduk U, chevron

dan teater terhadap hasil belajar peserta didik pada materi pokok sistem ekskresi

manusia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI MIA

SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun 2017/2018. Pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik purposive sampling dan terpilih kelas XI MIA 1 sebagai

kelas eksperimen I (formasi U), XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen II (formasi

chevron), dan XI MIA 3 sebagai kelas kontrol (formasi teater). Desain penelitian

ini adalah desain pretes-postes non ekuivalen. Hasil uji analisis data menunjukan

bahwa rata-rata hasil belajar aspek kognitif, afektif dan psikomotorik ketiga kelas

berbeda secara signifikan. Pengukuran efektivitas pada aspek kognitif berdasarkan

perbedaan N-gain, sedangkan perhitungan aspek afektif dan psikomotorik

berdasarkan tafsir indeks prestasi kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan nilai

rata-rata N-gain kelas eksperimen I lebih tinggi dari pada kelas eksperimen II dan

Page 3: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

kelas kontrol. Pada aspek afektif dan psikomotik rata-rata peningkatan nilai kelas

eksperimen I lebih tinggi dari pada kelas eksperimen II dan kelas kontrol.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas

dari ketiga formasi tempat duduk yang ditetapkan terhadap hasil belajar pada

materi Sistem Ekskresi Manusia dan formasi U adalah formasi yang paling efektif

daripada formasi chevron dan teater.

Kata kunci: efektivitas, formasi tempat duduk, hasil belajar, sistem ekskresi

manusia

Page 4: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON

TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA

MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA

(Kuasi Eksperimental pada Peserta Didik Kelas XI Semester Genap

SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018)

Oleh

MAHARANI AULIA FAJRI

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE
Page 6: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE
Page 7: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE
Page 8: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 26

Juni 1996, merupakan anak pertama dari pasangan Bapak

Yurtoni dengan Ibu Esti Indah Rahayu. Penulis beralamat

di Jalan Palem Raya 4 Blok 17B/21 Perumahan Polda 1,

Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Kemiling, Kota

Bandar Lampung. Nomer HP penulis 082376330414.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Bina Kariya Merak Belantung

Kecamatan Kalianda (2001-2002), SD Negeri 5 Kalianda Kabupaten Lampung

Selatan (2002-2008), SMP Negeri 13 Bandar Lampung (2008-2011), SMA Negeri

7 Bandar Lampung (2011-2014), pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai

mahasiswa Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (jalur tes tertulis).

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi Sekretaris Divisi Media

Center Himasakta (2016) dan Kepala Dinas Hubungan Mayarakat BEM FKIP

Unila (2017). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di

SMP Negeri 2 Liwa, Kabupaten Lampung Barat dan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

di Desa Pasar Liwa, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat (Tahun

2017).

Page 9: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

ix

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

(QS. Ar Ra'd: 11)

“Education is the most powerful weapon

which you can use to change the world”

(Nelson Mandela)

“Jangan menyerah, kalau menyerah berarti kamu kalah”

(Maharani Aulia Fajri)

Page 10: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

x

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT,

atas rahmat dan nikmat yang telah diberikan, serta kekuatan, kesehatan, dan

kesabaran untukku dalam mengerjakan skripsi ini

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjunganku Rasulullah Muhammad

SAW.

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada orang-

orang yang selalu berharga dan berarti dalam hidupku:

Ayahku (Yurtoni) dan Ibuku (Esti Indah Rahayu)

Kedua orangtuaku, yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang,

mendidikku dengan sabar, menasehatiku ketika salah arah, dan selalu

menyebut namaku dalam doa-doa panjangnya. Terimakasih telah

menjadi tempat ternyaman untuk segala hal.

Adikku (M. Arief Rasyidi & Ali Fatwa Hakim)

Kedua adikku yang selalu memberikan dukungannya dan ikut serta mendoakan

dalam perjalanan hidupku.

Para Pendidik

Para guru dan para dosen, atas ilmu, nasihat, bimbingan, kesabaran, waktu, dan

arahan yang telah diberikan sehingga aku dapat menjadi lebih manusiawi, serta

berani bermimpi dan berjuang demi meraih cita-citaku.

Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Page 11: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

xi

SANWACANA

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmatNya

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih

gelar Sarjana Pendidikan pada Pogram Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “EFEKTIVITAS FORMASI

TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON TERHADAP HASIL

BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK SISTEM

EKSKRESI MANUSIA (Kuasi Eksperimental pada Siswa kelas XI Semester

Genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018)”.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan,

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas

Lampung;

3. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi dan Pembimbing II yang telah memberikan saran, bimbingan, dan

motivasi hingga skripsi ini dapat terselesaikan;

Page 12: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

xii

4. Alm. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan

Pembimbing I (2014-2018) yang telah memberikan saran, bimbingan, dan

motivasi hingga skripsi ini dapat terselesaikan;

5. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan saran-

saran perbaikan dan motivasi;

6. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed selaku pengganti Pembimbing Akademik

dan Pembimbing I (2018) yang telah memberikan saran, bimbingan, dan

motivasi hingga skripsi ini dapat terselesaikan;

7. Seluruh dosen FKIP Pendidikan Biologi yang telah mendidik, memberikan

ilmu, dan nasihat selama penulis menempuh pendidikan;

8. Kepala sekolah, seluruh dewan guru, staf dan Heri Nirwanto, S.Pd., selaku

guru pamong di SMA Negeri 14 Bandar Lampung yang telah memberikan

izin dan bantuan selama penelitian berlangsung;

9. Kepala sekolah, seluruh dewan guru, staf dan Rini Handayani, S.Pd., selaku

guru pamong di SMP Negeri 2 Liwa yang telah memberikan ilmu dan

pengalaman berharga selama penulis melaksanakan Program Pengalaman

Lapangan (PPL);

10. Peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2017/2018 yang telah membantu selama penelitian;

11. Tim Skripsi “Mamen” (Meta Khoirotunnisa dan Novy Kusuma Wardani)

yang telah saling membantu dan menyemangati dalam pembuatann skripsi;

12. Rekan-rekan Pendidikan Biologi angkatan 2014, terkhusus (Dian Handayani,

Shevyta Ryandani, Vidi Ayu Winingdyah, Arinda Syafiranti, Anggi

Page 13: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

xiii

Anggramayeni, Asih Lestari, Sulastri Fauziah, dan Elok Deswina Hayati)

yang telah membersamai dan memberikan motivasi selama menempuh studi;

13. Sahabat dan teman terbaik “Fantastic Four” (Bella Anjelia, Rizky Fitriyanti

dan Khusnul Khotimah) yang telah memberikan motivasi selama pembuatan

skripsi;

14. Teman seperjuangan, Himasakta Kabinet Amanah (Aktif, Bermanfaat dan

Harmonis) periode 2016 (Jamal Ludinsyah, Hanani Muna Athifa, Meta Dwi

Ayu Ningtyas, Arini Dwi Larasati, Bisri Dewi, Syifa Nuraini, Kartika Mei

Linda, Siti Hardiyanti, Ridwan Saputra, Asih Lestari, Hartoyo Adi Saputra,

Tumirah, Dola Ike Permadi, Septa Putri Nugraha, Faqih Segara, Rifatur

Rofika, Febri Sulih Pambudi, Dermawati Setya Utami, Daryono, Mentari

Panca Rahayu, dan Ronaldo Redi Caprio) atas pembelajaran dan pengalaman

berharga yang diberikan selama menjalankan amanah;

15. Keluarga BEM FKIP Unila Kabinet Kebanggan Bersama periode 2017 (Dani

Windarto, Jamal Ludinsyah, Apriliani Istikawati, Tri Yulia Ningrum, Hanani

Muna Athifa, Mustofiarudin, Rantika Kurniati, Fajar Agung Pangestu, Anita

Resita, Sulistianingrum, Zara Paradita, Muhammad Ali Hanafi, Diah Ambar

Sari, Hadi Novian Salis, Renna Oktavia Sari, Ratu Farisa Fathonah, Devisa

Gita Ambela, Khusnul Khotimah, Arsyad Al Ghifari dan Zulaikah) atas

pembelajaran dan pengalaman berharga yang diberikan selama menjalankan

amanah;

16. Rekan-rekan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pekon Pasar Liwa, Kecamatan Balik

Bukit, Kabupaten Lampung Barat (Adiyan Putra Pamungkas, Abi Nugraha,

Wahyu Setiawan, Nurul Utami, Rofi Fauzia Jihadi, Azni Aslinda, Destia

Page 14: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

xiv

Murti Larasati, Nur Afni Destia Fani, Shofura Farah Diba, Yuliana Marfuah

dan Yuyun Mardiana);

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna

bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Desember 2018

Penulis

Maharani Aulia Fajri

Page 15: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

xv

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7

C. Tujuan ............................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8

E. Ruang Lingkup ............................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas ....................................................................................... 10

B. Formasi Tempat Duduk .................................................................. 11

C. Hasil Belajar Peserta Didik ............................................................ 15

D. Pembelajaran Biologi ..................................................................... 23

E. Kerangka Pikir ................................................................................ 25

F. Hipotesis ......................................................................................... 27

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 28

B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 28

C. Desain Penelitian ............................................................................ 29

D. Prosedur Penelitian ......................................................................... 30

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data ...................................... 36

F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 45

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 53

B. Pembahasan .................................................................................... 59

Page 16: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

xvi

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ......................................................................................... 74

B. Saran ............................................................................................... 74

DAFTAR RUSTAKA ...................................................................................... 76

LAMPIRAN

1. Perangkat Pembelajaran ....................................................................... 82

2. Perangkat Tes ....................................................................................... 106

3. Analisis Data ........................................................................................ 130

4. Dokumentasi ........................................................................................ 157

Page 17: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Desain pretes dan postes tak ekuivalen ................................................ 29

2. Nilai pretes, postes dan N-gain peserta didik kelas kontrol/

eksperimen I/ eksperimen II ................................................................. 38

3. Perbandingan nilai pretes, postes dan N-gain siswa kelas

eksperimen I, eksperimen II dan kontrol .............................................. 38

4. Interpretasi N-gain untuk aspek kognitif peserta didik......................... 38

5. Lembar penilaian diri aspek afektif peserta didik untuk kelas

eksperimen I, eksperimen II dan kontrol .............................................. 39

6. Rubrik lembar penilaian diri aspek afektif peserta didik ...................... 40

7. Data penilaian diri aspek afektif siswa, petemuan I, II dan N-gain

kelas kontrol/ eksperimen I/ eksperimen II .......................................... 40

8. Perbandingan nilai afektif peserta didik antar kelas ............................. 41

9. Tabulasi perbandingan nilai sub afektif peserta didik (pertemuan I,

pertemuan II dan peningkatan nilai sub aspek afektif) ......................... 41

10. Kategori tafsiran indeks prestasi kualitatif untuk aspek afektif

peserta didik .......................................................................................... 41

11. Lembar pengamatan aspek psikomotorik peserta didik........................ 42

12. Rubrik skor pengamatan aspek psikomotorik peserta didik untuk

kelas eksperimen I, eksperimen II dan kontrol ..................................... 43

13. Data pengamatan keterampilan aspek psikomotorik siswa pertemuan

I, II, dan N-gain kelas kontrol, eksperimen I, eksperimen II .................44

14. Perbandigan nilai psikomotorik antar kelas .......................................... 44

Page 18: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

xviii

15. Tabulasi perbandingan nilai sub aspek psikomotorik peserta didik

(pertemuan I pertemuan II, dan peningkatan nilai sub aspek

psikomotorik) ........................................................................................ 45

16. Kategori tafsiran indeks prestasi kualitatif untuk aspek psikomotorik

peserta didik .......................................................................................... 45

17. Interpretasi koefisien korelasi (rxy) ....................................................... 47

18. Interpretasi reliabilitas .......................................................................... 48

19. Interpretasi tingkat kesukaran soal ....................................................... 48

20. Interpretasi atau penafsiran Daya Pembeda .......................................... 49

21. Hasil uji statistik terhadap N-gain hasil belajar aspek kognitif pada

kelas kontrol, kelas eksperimen I, dan kelas eksperimen II ............... 54

22. Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik pada Aspek Kognitif,

Menurut KKM yang Ditentukan…………………………………...... 56

23. Peningkatan nilai aspek afektif pada kelas kontrol, kelas eksperimen

I, dan kelas eksperimen II …………………………………................ 56

24. Tabulasi perbandingan nilai sub aspek afektif kelas (pertemuan I,

pertemuan II, dan peningkatan nilai sub aspek afektif) ........................ 57

25. Peningkatan nilai aspek psikomotorik pada kelas kontrol, kelas

eksperimen I, dan kelas eksperimen II..……………………............... 58

26. Tabulasi perbandingan nilai sub aspek psikomotorik kelas

(pertemuan I pertemuan II, dan peningkatan nilai sub aspek

psikomotorik) ........................................................................................ 58

Page 19: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Model formasi tradisional ................................................................... 13

2. Model formasi U .................................................................................. 14

3. Model formasi chevron ........................................................................ 15

4. Hubungan antar variabel bebas dan terikat .......................................... 26

Page 20: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, pemerintah terus berupaya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pendidikan dan pembelajaran

adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan memberikan penekanan pada perubahan dan transformasi.

Perubahan akan terjadi jika didukung oleh pemahaman terhadap pengetahuan

baru. Pemahaman akan pengetahuan baru akan didapat melalui pembelajaran

di dalam kelas, dengan adanya interaksi peserta didik dengan sumber belajar.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Dimyati dan Mudjino

(Sagala, 2011: 62) pembelajaran adalah kegiatan pendidik secara terprogram

dalam desain intruksional, untuk membuat belajar secara aktif yang

Page 21: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

2

menekankan pada penyediaan sumber belajar. Hal ini senada dengan konsep

pembelajaran menurut Coey (Sagala, 2011: 61) pembelajaran adalah suatu

proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-

kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang berhasil jika didukung

oleh pembelajaran yang baik.

Hakikat pembelajaran yang ideal adalah proses pembelajaran yang bukan saja

terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses

pembelajaran yang ideal mampu memberikan pemahaman yang baik,

kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan

perubahan perilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan peserta didik

(Djiwandono, 2002: 226-227). Berdasarkan pengertian tersebut pembelajaran

harus memenuhi tiga aspek yaitu aspek kognitif berkenaan dengan hasil

belajar intelektual yang terdiri atas 6 sub aspek yaitu pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek afektif berkenaan

dengan sikap yang terdiri atas penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi.

Aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar berupa keterampilan dan

kemampuan bertindak, meliputi enam aspek yaitu gerak refleks, keterampilan

gerak dasar, kemampuan perceptual, ketepatan, keterampilan kompleks, dan

gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 2010: 22-23). Pembelajaran

ideal juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi peserta didik

dan juga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan

sehingga memberikan kreatifitas peserta didik untuk mampu belajar dengan

Page 22: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

3

potensi yang sudah mereka miliki yaitu dengan memberikan kebebasan dalam

melaksanakan pembelajaran dengan cara belajarnya sendiri.

Sekolah di Indonesia umumnya menerapkan formasi tempat duduk dengan

bentuk tradisional, hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang menerapkan

formasi yang berbeda. Formasi tempat duduk tradisional memiliki

kekurangan yaitu pandangan peserta didik yang duduk di belakang sering

terganggu. Mobilitas peserta didik juga tidak bisa leluasa mengakibatkan

peserta didik sulit menyerap pengetahuan dan kurang memahami materi-

materi yang disampaikan oleh pendidik. Oleh karenanya pendidik harus

menerapkan strategi baru agar peserta didik kelak memiliki kompetensi yang

diperlukan. Formasi tempat duduk adalah salah satu cara komponen dalam

mengelola kelas. Menurut Hamiyah dan Jauhar (2014: 193) tujuan

pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas

untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil

belajar yang baik. Sebagai pengelola, pendidik berperan dalam menciptakan

iklim belajar yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara nyaman.

Melalui pengelolaan kelas yang baik pendidik dapat menjaga kelas agar tetap

kondusif dalam proses belajar peserta didik.

Pengelolaan kelas dengan membuat variasi tempat duduk tersebut nyatanya

masih kurang dipraktikan oleh pendidik. Hal ini didasarkan pada hasil studi

pendahuluan pada bulan November 2017, wawancara dengan pendidik mata

pelajaran Biologi di SMA Negeri 14 Bandar Lampung mengakui bahwa

sangat jarang mengubah formasi tempat duduk peserta didik. Pendidik

cenderung membiarkan kelas dengan formasi tradisional saja selama

Page 23: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

4

pembelajaran berlangsung. Menurut penjelasan pendidik, formasi tempat

duduk tersebut memang kurang efektif dalam pembelajaran. Hanya peserta

didik yang duduk di barisan terdepan saja yang berpartisipasi aktif di dalam

kelas. Sedangkan peserta didik yang duduk di belakang biasanya pasif

selama belajar. Selain itu, peserta didik yang duduk di barisan belakang

terkadang tidak fokus dan tidak serius dalam belajar, sehingga cepat merasa

bosan selama belajar. Kecenderungan ini mengakibatkan hasil belajar peserta

didik kurang maksimal yaitu sebanyak 50% peserta didik pada materi sistem

ekskresi mendapat nilai rata-rata 70, nilai tersebut berada di bawah KKM

yang telah ditetapkan yaitu 76. Pendidik juga mengakui bahwa formasi

tempat duduk tradisional juga membuat interaksi peserta didik dan pendidik

tidak menyeluruh, artinya pendidik hanya leluasa berinteraksi dengan peserta

didik yang duduk di depan. Dengan begitu peserta didik yang duduk

dibelakang tidak fokus dan banyak mengobrol saat pembelajaran

berlangsung. Akibatnya pendidik harus menegur peserta didik yang ribut, hal

itu membuat efisiensi waktu belajar terganggu.

Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan peserta

didik duduk berkelompok dan memudahkan pendidik bergerak secara leluasa

untuk mengkoordinasi peserta didik dalam belajar. Agar tercipta suasana

belajar yang efektif, efisien dan menyenangkan perlu pengelolaan atau

pengaturan kelas yang baik. Rohani (2004: 41) menyatakan pengelolaan kelas

adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar

mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi peserta

didik untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Pengelolaan kelas

Page 24: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

5

merupakan usaha sadar, untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar

secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada persiapan bahan belajar,

penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan

situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan, waktu, sehingga

proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat

tercapai.

Salah satu bentuk pengelolaan kelas yang mudah untuk diterapkan adalah

adanya variasi formasi tempat duduk. Formasi tempat duduk berbentuk U dan

chevron dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan hasil belajar peserta

didik. Anam (2016: 66) menjelaskan formasi berbentuk U dapat digunakan

dengan tujuan supaya peserta didik dapat melihat pendidik serta media visual

dengan mudah dan dapat saling berhadapan langsung antara pendidik satu

dengan pendidik lainnya, susunan ini juga ideal untuk membagi bahan ajar

kepada peserta didik secara cepat karena pendidik dapat dengan mudah

menjangkau peserta didik pada formasi ini. Menurut Munif dan Irma (2013:

57) formasi berbentuk chevron dapat membantu dalam usaha mengurangi

jarak di antar peserta didik dengan peserta didik maupun antar peserta didik

dengan pendidik, sehingga peserta didik dan pendidik mempunyai pandangan

yang lebih baik terhadap lingkungan kelas dan mampu aktif dalam

pembelajaran di kelas. Formasi ini memberikan sudut pandang baru bagi

peserta didik, sehingga mereka mampu menjalani proses pembelajaran

dengan antusias, menyenangkan, dan terfokus.

Berdasarkan hasil penelitian Kusnah (2012: 70) menunjukkan bahwa adanya

variasi penataan kelas ternyata mampu meningkatkan hasil belajar peserta

Page 25: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

6

didik yang dalam hal ini dapat meningkatnya minat, keaktifan serta hasil

belajar atau nilai peserta didik. Dalam hal presentasi hasil belajar atau nilai

menunjukkan adanya peningkatan yang ditunjukan dalam prosentase rata-

rata yang dilakukan dalam tiga kali pertemuan yang terbagi atas tiga siklus

yaitu siklus I 23% untuk prestasi peserta didik, 80% untuk siklus II, dan

100% untuk prestasi belajar peserta didik pada siklus III.

Lebih lanjut hasil penelitian dari Barokah dan Maisaroh (2016: 5)

menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen, motivasi dan prestasi belajar

IPA berada pada kategori sangat tinggi setelah menggunakan formasi tempat

duduk U. Pada kelas kontrol, motivasi dan prestasi belajar IPA berada pada

kategori tinggi setelah menggunakan formasi tempat duduk chevron. Formasi

tempat duduk U lebih efektif dilihat dari nilai rata-rata pretes dan postes

motivasi belajar kelas eksperimen. Ditambah lagi dari hasil penelitian Ilanur

(2017) menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar (kognitif, afektif, dan

psikomotorik) pada pertemuan II kelas eksperimen I (formasi U) lebih tinggi

dibandingkan kelas eksperimen II (formasi pheriperal) dan kelas kontrol

(formasi tradisional). Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan efektivitas

dari ketiga formasi tempat duduk yang diterapkan terhadap hasil belajar

peserta didik.

Berdasarkan masalah tersebut, pergantian formasi tempat duduk menjadi

salah satu solusinya. Pemilihan formasi tempat duduk U dan chevron dirasa

sangat tepat untuk diterapkan dalam rangka meningkatkan hasil belajar

peserta didik. Oleh karena itu, maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan

Page 26: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

7

penelitian dengan menerapkan beberapa variasi tempat duduk yang berjudul

“Efektivitas formasi tempat duduk tipe U dan Chevron terhadap hasil belajar

pada materi pokok Sistem Ekskresi Manusia (Kuasi eksperimental pada

peserta didik kelas XI semester genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2017/2018)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana perbedaan efektivitas formasi tempat

duduk tipe teater, U dan chevron terhadap peningkatan hasil belajar peserta

didik pada materi pokok sistem ekskresi manusia ditinjau dari aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik di kelas XI semester genap SMA Negeri 14 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018?”

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk menentukan “Perbedaan efektivitas formasi tempat duduk tipe teater, U

dan chevron terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi

pokok sistem ekskresi manusia ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik di kelas XI semester genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2017/2018”.

Page 27: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

8

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi Peneliti

Dapat memberikan wawasan, pengalaman dan bekal berharga sebagai

calon pendidik biologi yang profesional terutama dalam pengelolaan

kelas.

2. Bagi Pendidik

Dapat memberikan informasi mengenai variasi formasi tempat duduk

peserta didik sehinga dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan hasil

belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Peserta didik

Mendapatkan pengalaman belajar yag baru dalam pembelajaran pada

materi sistem ekskresi manusia dan dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik.

E. Ruang Lingkup

Untuk menghidari kesalahan penafsiran dalam permasalahan yang dibahas,

maka batas masalah yang diberikan yaitu:

1. Efektivitas yang diukur dalam penelitian ini yaitu meliputi: peningkatan

pengetahuan (kognitif), peningkatan sikap (afektif), dan peningkatan

keterampilan (psikomotorik) yang dilaksanakan dalam dua pertemuan.

2. Formasi tempat duduk yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu formasi

tradisional untuk kelas kontrol (XI MIA 3), formasi berbentuk U untuk

Page 28: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

9

kelas eksperimental I (XI MIA 1), dan formasi berbentuk chevron untuk

kelas eksperimental II (XI MIA 2).

3. Hasil belajar yang pada penelitian ini diperoleh dari hasil pretes dan

postes dengan melihat selisih diantara keduanya, dengan materi (struktur

dan jaringan penyusun organ sistem ekskresi, proses pembentukan

urin, gangguan pada sistem ekskresi manusia dan teknologi yang

berkaitan dengan penyembuhan gangguan pada sistem ekskresi) dengan

jenjang kognitif C1, C2, C3 dan C4, lembar penilaian afektif (jujur,

disiplin, percaya diri dan toleransi), dan lembar pengamatan psikomotorik

(menampilkan hasil pengamatan dan diskusi pada LKPD pertemuan I dan

II, membuat poster tentang gangguan pada sistem ekskresi, posisi tubuh

dan kontak pandangan mata, serta berbicara dengan suara yang bisa

didengar audience).

4. Materi pokok pada penelitian ini adalah Sistem Ekskresi Manusia yang

terdapat di kelas XI semester 2 pada Kompetensi Dasar 3.9. Menganalisis

hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi

dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat

terjadi pada sistem ekskresi masnusia dan Kompetensi Dasar 4.9.

Menyajikan analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur

dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan pada sistem ekskresi serta

kaitannya dengan teknologi.

5. Subjek penelitian ini adalah peserta didik SMA kelas XI SMA Negeri 14

Bandar Lampung.

Page 29: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Belajar

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya

keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas

disebut juga hasil guna. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara

hasil yang di harapkan dengan hasil sesungguhnya. Menurut Dunn

(2003: 429), efektivitas (effectiveness) berkenaan dengan apakah suatu

alternatif mencapai hasil (akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari

diadakannya tindakan. Selanjutnya, menurut Emerson yang dikutip

Handayaningrat (2006: 16) bahwa efektivitas adalah pegukuran dalam arti

tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Sesuatu hal jika mencapai

tujuan dan berhasil maka dikatan efektif. Mahmudi (2005: 92)

mendefinisikan efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan,

semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan,

maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan.

Berdasarkan uraian di atas maka jika dikaitkan dengan pembelajaran dapat

dikatakan dalam pembelajaran aspek efektivitas yang diamati yaitu aspek

Page 30: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

11

afektif, kognitif dan psikomotorik. Pembelajaran dikatakan afektif apabila

pesentase aktivitas peserta didik mencapai >51% (Dimyati dan Mudijono

dalam Alfianika, 2016: 165).

Aspek-aspek efektivitas belajar dapat dinyatakan sebagai berikut: (1)

peningkatan pngetahuan, (2) peningkatan keterampilan, (3) perubahan sikap,

(4) perilaku (5) kemampuan adaptasi, (6) peningkatan integrasi, (7)

peningkatan artisipasi, (8) peningkatan interaksi kebudayaan (Simamora,

2009: 23).

B. Formasi Tempat Duduk

Formasi tempat duduk adalah jumlah atau susunan tempat duduk peserta

didik dalam proses pembelajaran berlangsung. Menurut Munif dan Irma

(2013: 55) formasi tempat duduk yang berubah-ubah berperan penting pada

saat proses pembelajaran, antara lain;

1) Meningkatkan konsentrasi belajar

2) Menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien

3) Pembelajaran tersampaikan secara merata, seksama, menarik dan tidak

monoton

4) Peserta didik mempunyai sudut pandang bervariasi terhadap materi

pelajaran yang sedang diikuti

5) Pendidik dengan mudah menyesuaikan formasi tempat duduk dengan

strategi mengajar yang dipilihnya

Page 31: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

12

Bentuk serta ukuran tempat duduk yang digunakan bervariasi, ada tempat

duduk yang hanya diduduki oleh satu orang peserta didik, ada juga yang dapat

diduduki oleh dua orang atau lebih. Tempat duduk peserta didik sebaiknya

tidak berukuran terlalu besar agar mudah di ubah-ubah posisinya sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar (Djamarah,

2005: 17).

Keunggulan variasi gaya pengaturan tempat duduk adalah membantu mecegah

masalah akademis dan emosional, serta dapat menyatukan peserta didik dari

latar belakang yang berbeda. Kelas yang dikelola dengan variasi gaya

pengaturan tempat duduk membuat peserta didik tetap sibuk dengan tugas,

menjadikanya aktif dan menantang, melakukan aktivitas yang membuat

peserta didik menjadi terpikat dan termotivasi untuk belajar serta menerapkan

peraturan yang harus diterima oleh peserta didik. Bila dibandingkan dengan

pengaturan tempat duduk gaya tradisional, tentu variasi gaya tempat duduk

lebih menarik dan menyenangkan bagi peserta didik (Rohmaturmeta, 2016:

72)

Pengaturan tempat duduk terdiri dari bermacam-macam jenis. Silberman

(2006:13) menyatakan bahwa penataan tempat duduk peserta didik yang

dipilih dalam proses pembelajaran adalah model huruf U, corak rim, meja

konferensi, lingkara, chevron, auditorium, dan model tradisional.

Jenis pengaturan tempat duduk sesuai dengan penelitian yang akan dijalani

adalah sebagai berikut;

Page 32: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

13

1. Formasi teater

Formasi teater adalah formasi biasa yang kita temui dalam kelas-kelas

sekolah di Indonesia. Formasi ini memungkinkan para peserta didik duduk

berpasangan dalam satu meja dengan dua kursi. Penyusunan dalam

formasi ini adalah seperti model shaf/baris, peserta didik dipasangkan

dalam satu meja dan antara satu meja dan meja lainnya diberi jarak.

Formasi ini sangat baik susunannya jika dinilai dari segi kerapihan, namun

model ini sangat memiliki keterbatasan yaitu pandangan peserta didik

yang duduk di belakang sering terganggu. Mobilitas peserta didik juga

tidak bisa leluasa. Akibatnya pendidik sulit menjangkau semua peserta

didik, fokus pandangan pendidik terbagi kesegala arah. Formasi ini juga

sulit ketika adanya diskusi, ketika peserta didik diminta untuk mengubah

arah tempat duduknya akan memakan waktu yang lama dan tidak efektif.

Gambar 1. Formasi tradisional (Sumber: Anam, 2016: 76)

2. Formasi Huruf U

Formasi kelas bentuk huruf U ini sangat menarik dan mampu

mengaktifkan para peserta didik sehingga mampu membuat peserta didik

aktif dalam belajar. Dengan demikian, harapannya keberhasilan kegiatan

Page 33: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

14

belajar mengajar dapat tercapai. Dalam formasi ini memungkinan pendidik

dapat bergerak dinamis ke segala arah dan langsung beriteraksi dengan

dengan peserta didik sehingga akan mendapat respon yang baik dari

peserta didik secara langsung. Formasi empat duduk U sangat tepat

dilakukan dalam kegiatan belajar yang dilakukan dengan diskusi,

presentasi dan kerja tim. Pada formasi ini, pendidik dapat memindahkan

peserta didik yang ada di deretan bangku kanan ke deretan bangku kiri dan

sebaliknya, tergantung kreatifitas pendidik dalam menempatkan posisi

tempat duduk. Kekurangan dari formasi tempat duduk U yaitu, jarak antar

peserta didik menjadi sangat dekat, hal ini memicu peserta didik untuk

mengobrol dengan teman didekatnya. Oleh sebabnya pendidik harus

menerapkan strategi pembelajaran yang menyenangkan supaya peserta

didik fokus dalam pelaksanaan pembelajaran.

Gambar 2. Model formasi U (Sumber: Vajarini, 2016: 1)

3. Formasi chevron

Formasi chevron berbentuk seperti huruf V yang terdiri dari beberapa

baris, dalam formasi ini mengurangi gangguan keterbatasan jarak pandang

peserta didik ke media visual maupun pendidik. Formasi ini sangat

Page 34: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

15

membantu dalam mengurangi jarak antar peserta didik atau antar peserta

didik dengan pendidik, sehingga peserta didik dan pendidik memiliki

pandangan yang lebih baik terhadap lingkungan kelas dan mampu aktif

dalam pembelajaran di kelas. Sudut pandang sangatlah penting dalam

sebuah pembelajaran supaya munculnya ide-ide kreatif peserta didik saat

pembelajaran berlangsung. Formasi ini memberikan sudut pandang yang

baru bagi peserta didik, sehingga mereka mampu menjalani proses belajar

mengajar dengan antusias, meyenangkan dan terfokus. Kekurangan dari

formasi tempat duduk chevron adalah susunan ini ideal untuk kelas dengan

jumlah peserta didik yang tidak banyak.

Gambar 3. Formasi chevron (Sumber: Anam, 2016: 72)

C. Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik

setelah menerima pengalaman belajarnya, sedangkan menurut Gagne hasil

belajar harus didasarkan pada pengamatan tingkah laku melalui stimulus dan

respon (Sudjana, 2005: 19). Hasil belajar berkenaan dengan kemampuan

peserta didik di dalam memahami materi pembelajaran. Menurut Hamalik

(2007: 155) hasil belajar tampak sebagai terjadi perubahan tingkah laku pada

Page 35: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

16

diri peserta didik yang apat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan

terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik diandingkan

dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang

sopan menjadi sopan dan sebagainya.

Berdasarkan Taksonomi Bloom, hasil belajar dalam rangka pembelajaran

meliputi tiga kategori ranah yaitu ranah kognitif (pengetahuan), afektif

(sikap) dan psikomotorik (keterampilan);

a. Ranah kognitif

Ranah kogniitif berkaitan dengan aspek-aspek pengetahuan, penalaran

dan pikiran (Dimyati dan Mujiono, 2009: 298). Bloom membagi ranah

kognitif menjadi enam tingkatan dan kategori, berikut adalah urutan ranah

kogniitif yang telah direvisi oleh Bloom dari yang terendah hingga yang

tertinggi:

1. Mengingat (remember) yaitu mendapatkan kembali pengetahuan yang

relevan dari memori jangka panjang. Terdiri dari mengenali dan

mengingat kembali.

2. Pemahaman (understand) yaitu menentukan makna dari pesan dalam

pelajaran-pelajaran meliputi oral, tertulis, ataupun grafik. Terdiri atas

mengintrepetasikan, mencontohkan, mengklaifikasikan, merangkum,

menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

3. Penerapan (application) yaitu kemampuan untuk menerapkan

gagasan, prosedur, rumus, teori dan sebagainya. Kemampuan untuk

menerapkan suatu kaidah atau metode untuk menghadapi suatu

Page 36: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

17

problem yang konket, nyata, atau baru. Terdiri dari mengeksekusi dan

mengimplementasi.

4. Analisis (analysis) yaitu kemampuan memecahkan informasi yang

kompleks menjadi bagian-bagian kecil dan mengaitkan informasi satu

dengan informasi lain. Mencakup membedakan, mengelola dan

menghubungkan.

5. Evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan memberikan penilaian

terhadap suatu materi pembelajaran, argumen yang berkenaan dengan

sesuatu yang diketahui, dipahami, dilakukan, dianalisis dan

dihasilkan. Mencakup memeriksa dan mengkritisi.

6. Menciptakan (create) yaitu menyusun elemen-elemen yang

membentuk sesuatu yang berbeda atau membuat prosuk original.

Terbagi atas menghasilkan, merencanakan dan memproduksi.

Menurut Anderson, dkk. (2001: 71), dimensi pengetahuan terdiri dari

empat jenis: (1) pengetahuan faktual, (2) pengetahuan konseptual , (3)

pengetahuan prosedual, (4) pengetahuan metakognitif . Berikut ini

dimensi pengetahuan menurut Andeson (2001: 71-76);

1) Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen dasar yang harus diketahui

para murid jika mereka akan dikenalkan dengan suatu disiplin atau

memecahkan masalah apapun didalamnya. Elemen-elemen ini

biasanya menjadi simbol-simbol yang berkaitan dengan beberapa

referensi konkret atau “benang-benang simbol” yang menyampaikan

informasi penting.

Page 37: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

18

2) Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori atau

klasifikasi dan hubungan antar dua atau lebih kategori atau klasifikasi

pengetahuan yang lebih kompleks dan tertata. Pengetahuan konseptual

meliputi skema, model mental, atau teori yang implisit atau eksplesit

dalam beragam model psikologi kognitif.

3) Pengetahuan prosedural meliputi bagaimana melakukan sesuatu,

mempraktikan metode-metode penelitian, dan kriteria-kriteria untuk

menggunakan keterampilan, teknik dan metode. Pengetahuan

prosedural bergulat dengan pernyataan “bagaimana”, dengan kata lain

pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tetang beragam

proses.

4) Pengetahuan metakognisi meliputi pengetahuan tentang kognisi secara

umum dan kesadaran pengetahuan tentang kognisi diri sendiri.

Keempat kategori-kategori pada dimensi pengetahuan dianggap kontinum

dari yang kongkrit sampai yang abstrak. Konseptual dan prosedural

mempunyai tingkat keabstrakan yang berurutan, misalkan pengetahuan

prosedural lebih konkret ketimbang pengetahuan konseptual yang paling

abstrak (Anderson, dkk., 2001: 6). Menurut teori kontruktivis bahwa satu

prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah pendidik

tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik.

Peserta didik harus membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya

(Trianto, 2010: 28).

Page 38: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

19

b. Ranah Afektif

Ranah afektif merupakan kemampuan yang mengutamakan perasaan,

emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran (Dimyati dan

Mudjiono, 2010: 298). Ranah afektif terdiri dari lima ranah yang

berhubungan dengan respons emosional terhadap tugas. Pembagian ranah

afektif disusun oleh Bloom bersama dengan Krathwol dalam Winkel

(2010:152) antara lain:

1. Penerimaan yaitu peserta didik peka terhadap sesuatu perangsangan

dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti

memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh pendidik. Misalnya

juga kemampuan mengakui adanya perbedaan.

2. Menjawab (responding) yaitu tingkat yang mencakup kerelaan dan

kesediaan untuk memperhatikan secara akif dan berpartisipasi dalam

suatu kegiatan. Hal ini dinyatakan dalam memberikan suatu reaksi

terhadap rangsangan yang disajikann, meliputi persetujuan, kesediaan,

dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.

3. Penilaian atau penentuan sikap (valuting) yaitu kemampuan untuk

memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai

dengan penilaian itu, mulai dibentuk juga sikap menerima, menolak

atau mengabaikan. Misalnya menerima pendapat orang lain.

4. Organisasi (Organization) yaitu kemampuan untuk membentuk suatu

sistem nilai sebagai pedoman dan pengalaman dalam kehidupan.

Misalnya menempatkan nilai pada suatu skala nilai dan dijadikan

pedoman dalam bertindak secara bertanggung jawab.

Page 39: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

20

5. Pembentukan pola hidup (charicterization by a vlue) yaitu

kemampuan menghayati nilai kehidupan, sehingga menjadi milik

pribadi (inernalisasi) menjadi pegangan nyata dan jelas dalam

mengatur kehidupannya sendiri. Kemampuan ini dinyatakan dalam

pengaturan hidup diberbagai bidang, seperti mencurahkan waktu

secukupnya pada tugas belajar atau bekerja. Misalnya juga

menunjukkankemampuan mempertimbangkan dan menunjukkan

tindakan yang berdisiplin.

c. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan

(skill) atau kemapuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman

belajar tertentu (Dimyati dan Mudjiono, 2010: 301). Tahapan ranah

psikomotorik (Bloom dalam Winkel, 2010: 153-154; Yaumi, 2010: 98)

yaitu:

1. Persepsi (persepsion) yaitu kemampuan untuk menggunakan isyarat-

isyarat sensoris dalam memandu aktivitas motorik. Penggunaan alat

indera sebagai ragsangan untuk menyeleksi isyarat menuju

terjemahan. Misalnya pemilihan warna.

2. Kesiapan (set) yaitu kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam

memulai suatu gerakan, kesiapan fisik, mental dan emosional untuk

melakukan gerakan. Misalnya, posisi start lomba lari.

3. Gerakan terbimbing (guided response) yaitu kemampuan untuk

melakukan gerakan sesuai dengan contoh yang diberikan. Tahap awal

dalam mempelajari keterampilan yan kompleks, termasuk didalamnya

Page 40: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

21

imitasi dan gerakan coba-coba. Misalnya, membuat lingkaran diatas

pola.

4. Gerakan yang terbiasa (mechanical response) yaitu kemampuan

melakukan gerakan tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan

karena sudah dilatih secukupnya. membiasakan gerakan-gerakan yang

telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.

Misalnya, melakukan lompat tinggi dengan tepat.

5. Gerakan yang kompleks (complex response) yaitu kemampuan

melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap

dengan lancar, tepat dan efisien. gerakan motoris yang terampil yang

di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks. Misalnya,

bongkar pasang peralatan dengan cepat.

6. Penyesuaian pola gerakan (adjusment) yaitu kemampuan untuk

mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerakan dengan

persyaratan khusus yang berlaku. Keterampilan yang sudah

berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.

Misalnya, keterampilan bertanding.

7. Kreativitas (creativity) yaitu kemampuan untuk melahirkan pola

gerakan baru atas dasar prakarsa atau inisiatif sendiri. Misalnya,

kemampuannya membuat kreasi tari baru.

Pengkuran mempunyai hubungan yang erat dengan evaluasi. Evaluasi

dilakukan setelah dilakukan pengukuran, artinya keputusan (judgement) yang

harus ada dalam evaluasi berdasarkan data yang diperoleh dari pengukuran.

Untuk mengetahui seberapa jauh pengalaman belajar yang dimiliki peserta

Page 41: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

22

didik, dilakukan pengukuran tingkat pencapaian peserta didik. Dari hasil

pengukuran itu pendidik memberikan evaluasi atas keberhasilan pembelajaran

dan selanjutnya melakukan langkah-langkah guna perbaikan proses belajar

mengajar berikutnya.

Secara rinci, fungsi evaluasi dalam pengajaran dapat dikelompokan menjadi

empat yaitu:

1. Mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan peserta didik

setelah melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu.

2. Mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran

3. Keperluan bimbingan konseling

4. Keperluan bimbingan dan perbaikan kurikulum sekolah yang

bersangkutan.

Salah satu tahap kegiatan evaluasi, baik yang berfungsi formatif ataupun

sumatif adalah tahap pengumpulan informasi melalui pengukuran. Menurut

Dasono (2000: 110-111) pengumpulan informasi hasil belajar dapat ditempuh

melalui dua cara yaitu:

1. Teknik Tes, yang biasanya dilakukan di sekolah-sekolah dalam rangka

mengakhiri tahun ajaran atau semester. Pada akhir tahun sekolah

melakukan tes akhir tahun. Menurut pola jawabannya tes dapat

diklasifikasikan menjadi tiga yaitu tes objektif, tes jawab singkat dan tes

uraian.

Page 42: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

23

2. Teknik Non Tes, yaitu pengumpulan informasi atau pengukuran dalam

evaluasi belajar yang dapat dilakukan melalui observasi, wawancara dan

angket. Teknik non tes lebih banyak digunakan untuk mengungkapkan

kemampuan psikomotorik dan hasil belajar efektif.

D. Pembelajaran Biologi

Pembelajaran biologi yaitu pembelajaran yang menekankan pada pemberian

pengalaman secara langsung. Karena itu peserta didik perlu dibantu untuk

mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu

menjelajahi dan memahami alam sekitar. Carin dalam Sudarisman (2015: 31)

menyatakan bahwa sains (biologi) pada hakikatnya mengandung 4 unsur

yaitu; proses (scientific processes), produk (scientific knowladge), sikap

(scientific attitudes) dan teknologi. Proses dalam sains mengandung arti cara

atau aktivitas ilmiah untuk mendeskripsikan fenomena alam hingga diperoleh

produk sains berupa fakta, prinsip, hukum dan teori. Di dalam Science a

Process Approach/SAPA dinyatakan bahwa pendekatan pembelajaran yang

berorientasi pada proses sains melibatkan keterampilan intelektual, manual,

dan sosial adalah science process skills (keterampilan proses sains/ KPS).

KPS meliputi serangkaian kegiatan manual (hands on) sepertinya: mengamati

(observation), klasifikasi (classification), mengukur, menghitung

(measurement), meramalkan (prediction), mengkomunikasikan

(communication), bertanya (question), menyimpulkan (inferention),

mengontrol variabel, merumuskan masalah (problem formulation), membuat

hipotesis (hypothesis), merancang penyelidikan (design experiment),

Page 43: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

24

melakukan penyelidikan/percobaan (experiment) (Rustaman, 2005: 51; Nur,

2011: 76).

Sikap sains yaitu terdiri atas keyakinan, nilai-nilai, pendapat/gagasan dan

obyektivitas yang akan muncul setelah melakukan proses sains yang dikenal

dengan sikap ilmiah. Sikap ilmiah juga dimaknai sebagai sikap yang

sebagaimana para ilmuwan sains bekerja seperti: jujur, teliti, obyektif, sabar,

tidak mudah menyerah, menghargai orang lain, toleransi, dan percaya diri.

Teknologi dalam sains dimaknai sebagai aplikasi dari sains yang berperan

sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Hakikat sains ini membawa konsekuensi logis dalam pembelajaran. Menurut

Carin dalam Sudarisman (2015: 32), implikasi dari pemahaman hakikat sains

adalah terselenggaranya pembelajaran (biologi) yang mengandung 6 unsur

yaitu:

1) active learning, yaitu melibatkan peserta didik secara aktif dalam

serangkaian proses ilmiah melalui keterampilan proses sains

2) discovery/inquiry activity approach, yaitu pembelajaran yang mendorong

curiousity peserta dan mencari jawabannya melalui penemuan

3) scientific literacy, yaitu pembelajaran yang dapat mengakomodasi

peserta didik tentang: konten (pengetahuan biologi), proses (kompetensi /

keterampilan ilmiah), konteks sains, dan sikap ilmiah

4) constructivism, yaitu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik

dapat mengkonstruk pengetahuannya melalui pengalamannya secara

mandiri

Page 44: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

25

5) science, technology, and society, yaitu menggunakan sains untuk

memecahkan masalah sehari-hari yang ada di masyarakat

6) kebenaran dalam sains tidak absolut melainkan bersifat tentatif

Ditinjau dari aspek materinya, biologi memiliki karakteristik materi spesifik

yang berbeda dengan bidang ilmu lain. Biologi mengkaji tentang makhluk

hidup, lingkungan dan hubungan antara keduanya. Materi biologi tidak hanya

berhubungan dengan fakta-fakta ilmiah tentang fenomena alam yang konkret,

tetapi juga berkaitan dengan hal-hal atau obyek yang abstrak. Sifat obyek

materi yang dipelajari dalam biologi sangat beragam, baik ditinjau dari

ukuran, keterjangkauannya, keamanannya, bahasa, dan lain sebagainya.

Dengan demikian untuk merancang pembelajaran biologi diperlukan berbagai

alat dukung seperti: penggunaan media pembelajaran dan sarana

laboratorium. Karakteristik materi biologi memerlukan kemampuan berpikir

tingkat tinggi seperti pemikiran secara kritis, logis, analitis, bahkan

memerlukan pemikiran kombinatorial (Rustaman, 2010: 51).

E. Kerangka Pikir

Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya

adalah manajemen kelas yang baik. Salah satu bentuk pengelolaan kelas yang

mudah untuk diterapkan adalah adanya variasi formasi tempat duduk.

Formasi tempat duduk tradisional yang diterapkan oleh kebanyakan sekolah

dirasa kurang efektif dalam pembelajaran, karena peserta didik yang duduk di

belakang memiliki keterbatasan jarak pandang terhadap media visual dan

Page 45: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

26

pendidik dari pada peserta didik yang duduk di depan akibatnya fokus peserta

didik yang duduk di belakang berkurang dan hal tersebut dapat

mempengaruhi hasil belajar.

Formasi tempat duduk berbentuk U dan chevron dapat dijadikan alternatif

dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Formasi berbentuk U dapat

digunakan dengan tujuan agar peserta didik dapat melihat pendidik serta

media visual dengan mudah. Formasi tempat duduk berbentuk chevron dapat

membantu dalam usaha mengurangi jarak, sehingga peserta didik dan

pendidik mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap lingkungan kelas

dan mampu aktif dalam pembelajaran di kelas.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas meliputi penerapan formasi tempat duduk

berbentuk tradisional, formasi U dan formasi chevron, sedangkan variabel

terikat ditunjukan dengan hasil belajar peserta didik. Hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat ditunjukan dalam diagram dibawah ini.

Keterangan:

X1= Variabel bebas (pembelajaran menggunakan formasi tradisional),

X2= Variabel bebas (pembelajaran menggunakan formasi U),

X3= Variabel bebas (pembelajaran menggunakan formasi chevron);

Y= Variabel terikat (hasil belajar peserta didik).

Gambar 4. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

X1

X3

X2 Y

Page 46: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

27

F. Hipotesis

Hipotesis stastik pada penelitian ini yaitu;

H0 = Tidak terdapat perbedaan efektivitas formasi tempat duduk yang

diterapkan terhadap hasil belajar peserta didik materi sistem ekskresi

manusia.

H1 = Terdapat perbedaan efektivitas formasi tempat duduk yang diterapkan

terhadap hasil belajar peserta didik materi sistem ekskresi manusia.

Page 47: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

28

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2018 di SMA Negeri 14 Bandar

Lampung yang beralamat di Jl. Perum Bukit Kemiling Permai, Kecamatan

Kemiling, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung pada semester genap

Tahun Pelajaran 2017/2018.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI MIA

SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018 (XI MIA 1 s.d.

XI MIA 6). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling

yang merupakan teknik non random sampling dimana peneliti melakukan

pengambilan sampel dengan cara menetapkan pertimbangan khusus yang

sesuai dengan tujuan peneliti sehingga diharapkan dapat menjawab masalah

penelitian. Melalui pertimbangan homogenitas rata-rata hasil belajar peserta

didik dengan tujuan supaya tidak adanya perbedaan hasil belajar yang berarti,

maka terpilih kelas XI MIA 1 sebagai kelas eksperimen I, XI MIA 2 sebagai

kelas eksperimen II, dan XI MIA 3 sebagai kelas kontrol. Pemilihan ini

Page 48: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

29

berdasarkan nilai rata-rata pembelajaran Biologi di kelas XI MIA 3 yang

lebih tinggi dibandingkan kelas XI MIA 1 dan MIA 2. Masing-masing kelas

memiliki jumlah peserta didik (sampel) sebanyak 34 orang. Jadi, jumlah

sampel dalam penelitian ini yaitu terdiri dari 102 orang.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah desain pretes-postes non ekuivalen. Kelas

eksperimen I diberikan perlakuan dengan menggunakan formasi tempat

duduk berbentuk U, kelas eksperimen II diberi perlakuan dengan

menggunakan formasi tempat duduk berbentuk chevron dan kelas kontrol

diberikan perlakuan dengan menggunakan formasi tempat duduk tradisional.

Hasil dari pretes dan postes pada ketiga kelas subyek dibandingkan. Sehingga

struktur desainnya sebagai berikut:

Tabel 1. Desain pretes postes tak ekuivalen

No Kelas Pretes Perlakuan Postes

1 I O1 C O2

2 II O1 X1 O2

3 III O1 X2 O2

Keterangan : I = Kelas Kontrol (kelas XI MIA 3)

II = Kelas Eksperimen I (kelas XI MIA 1)

III = Kelas Eksperimen II (kelas XI MIA 2)

O1 = Pretes

O2 = Postes

X1 = Perlakuan Eksperimen I (formasi berbentuk U)

X2 = Perlakuan Eksperimen II (formasi chevron)

C = Perlakuan Kontrol (formasi tradisional/teater)

(Dimodifikasi dari Purwanto dan Sulistyastuti, 2007: 67).

Page 49: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

30

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

peneltian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut;

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

a. Membuat surat izin observasi yang ditujukan untuk sekolah

b. Mewawancarai pendidik bidang studi biologi mengenai topik

penelitian

c. Mengadakan pengamatan ke kelas-kelas di sekolah yang dituju guna

mendapatkan gambaran secara rinci keadaan kelas

d. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen I, eksperimen

II dan kontrol berdasarkan teknik purposive sampling

e. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri atas Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Peserta didik

(LKPD).

f. Membuat instrument penelitian yaitu soal pretes dan postes hasil

belajar peserta didik berupa soal-soal pilihan jamak, lembar penilaian

diri afektif peserta didik dan lembar pengamatan psikomotorik peserta

didik.

g. Melakukan validasi instrumen penelitian

2. Pelaksanaan penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan menerapkan formasi tempa duduk U

untuk kelas eksperimen I, formasi tempat duduk chevron untuk kelas

Page 50: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

31

eksperimen II, dan formasi tempat duduk teater untuk kelas kontrol.

Peserta didik di bagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang terdiri

dari 6-7 anggota/ kelompok. Pembentukan kelompok dilakukan dengan

cara melihat hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran biologi,

selanjutnya dikelompokkan secara heterogen antara peserta didik yang

memiliki kemampuan di atas rata-rata dengan peserta didik

berkemampuan di bawah rata-rata. Pembelajaran dilakukan sebanyak dua

kali pertemuan. Langkah-langkah pembelajaran untuk kelas eksperimen I,

eksperimen II dan kontrol adalah sebagai berikut;

a. Pertemuan ke-1

1) Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Sebelum memulai pembelajaran pendidik memberikan soal

pretes kepada peserta didik.

b) Menciptakan situasi (Stimulasi), pada kegiatan ini pendidik

memberikan pertanyaan kepada peserta didik “Mengapa kita

berkeringat? Organ apa yang berperan dalam pengeluaran

keringat?”.

c) Memberikan motivasi, pada kegiatan ini pendidik memberikan

motivasi yaitu “Setelah mempelajari sistem ekskresi maka kita

akan mengetahui bahwa tubuh kita perlu mengeluarkan zat-zat

hasil metabolisme untuk menjaga keseimbangan tubuh. Zat-

Page 51: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

32

zat hasil metabolisme itu dapat dikeluarkan melalui suatu

sistem yaitu sistem ekskresi”.

2) Inti

a) Pembahasan tugas dan identifikasi masalah, pendidik

menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan

dilakukan yaitu menganalisis organ-organ penyusun sistem

ekskresi berserta struktur, jaringan penyusun, fungsi dan zat

yang dikeluarkan oleh organ penyusun sistem ekskresi

tersebut. Dan meminta peserta didik untuk membentuk 5

kelompok. Setelah itu memberikan LKPD untuk berdiskusi

dan mengidentifikasi masalah.

b) Observasi, pada kegiatan ini peserta didik mengamati organ-

organ penyusun sistem ekskresi melalui gambar yang ada pada

LKPD dan torso untuk membantu proses identifikasi serta

mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan melalui

berbagai sumber buku dan referensi.

c) Pengumpulan data, pada kegiatan ini peserta didik

mengumpulkan jawaban yang dikehendaki pada LKPD yang

tersedia dan melakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan.

d) Pengolahan data dan analisis, dengan bimbingan pendidik,

peserta didik menganalisis struktur, jaringan penyusun, fungsi

dan zat yang dikeluarkan oleh organ penyusun sistem ekskresi

yang ada pada LKPD.

Page 52: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

33

e) Verifikasi, pada kegiatan ini peserta didik melakukan diskusi

antar kelompok dengan menginterpretasikan jawaban dari

masing-masing kelompok, untuk mengkaji hasil yang tepat

dari pengamatan yang telah dilakukan.

f) Generalisasi, peserta didik mempresentasikan hasil kerja dan

membuat kesimpulan dari berbagai diskusi yang telah

dilakukan.

3) Penutup

a) Peserta didik dan pendidik mereview hasil kegiatan

pembelajaran untuk memperoleh jawaban yang paling tepat

terhadap pertanyaan yang ada pada LKPD dan meminta

beberapa peserta didik menyampaikan kesimpulan

pembelajaran yang telah dilakukan.

b) Pendidik memberikan penghargaan kepada kelompok atau

peserta didik yang berkinerja dengan baik.

c) Pendidik memberikan pesan-pesan untuk membangun

karakter peserta didik sesuai tujuan pembelajaran.

d) Pendidik memberikan tugas yaitu membuat poster tentang

penyakit pada sistem ekskresi dan penyebab dan cara

menanggulanginya.

b. Pertemuan ke-2

1) Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

Page 53: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

34

a) Menciptakan Situasi (Stimulasi), pada kegiatan ini pendidik

bertanya kepada peserta didik, “Apakah ada diantara peserta

didik yang pernah menahan untuk buang air kecil? Apa yang

dirasakan? Bagian tubuh mana yang menjadi sedikit nyeri

akibat menahan buang air kecil?”.

b) Memberikan motivasi, pada kegiatan ini pendidik memberikan

motivasi yaitu “Setelah mempelajari sistem ekskresi maka kita

akan mengetahui bagaimana urin bisa terbentuk dan

mengetahui cara menjaga pola hidup kita supaya terhindar dari

gangguan pada sistem ekskresi”.

2) Inti

a) Pembahasan tugas dan identifikasi masalah, pendidik

menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan

dilakukan yaitu menganalisis menganalisis proses

pembentukan urin, penyakit pada sistem ekskresi, dan

teknologi yang berkaitan dengan sistem ekskresi. Pendidik

mengorganisasi peserta didik dalam 5 kelompok dan

memberikan LKPD.

b) Observasi, pada kegiatan ini peserta didik mengamati struktur

dan fungsi organ ekskresi dan melakukan diskusi kelompok

untuk mengkaji proses pembentukan urin, penyakit pada

sistem ekskresi, dan teknologi yang berkaitan dengan sistem

ekskresi.

Page 54: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

35

c) Pengumpulan data, pada kegiatan ini peserta didik

mengumpulkan jawaban yang dikehendaki pada LKPD yang

tersedia dan melakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan,

serta mencari informasi dari berbagai sumber baik buku

maupun literatur.

d) Pengolahan data dan analisis, dengan bimbingan pendidik,

peserta didik menganalisis proses pembentukan urin, penyakit

pada sistem ekskresi, dan teknologi yang berkaitan dengan

sistem ekskresi

e) Verifikasi, pada kegiatan ini peserta didik melakukan diskusi

antar kelompok dengan menginterpretasikan jawaban dari

masing-masing kelompok, untuk mengkaji hasil yang tepat

dari pengamatan yang telah dilakukan.

f) Generalisasi, peserta didik mempresentasikan hasil kerja dan

membuat kesimpulan dari berbagai diskusi yang telah

dilakukan.

3) Penutup

a) Peserta didik dan pendidik mereview hasil kegiatan

pembelajaran untuk memperoleh jawaban yang paling tepat

terhadap pertanyaan yang ada pada LKPD dan meminta

beberapa peserta didik menyampaikan kesimpulan

pembelajaran yang telah dilakukan.

b) Pendidik memberikan penghargaan kepada kelompok atau

peserta didik yang berkinerja dengan baik.

Page 55: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

36

c) Pendidik memberikan pesan-pesan untuk membangun

karakter peserta didik sesuai tujuan pembelajaran.

d) Sebelum mengakhiri pembelajaran pendidik memberikan soal

postes kepada peserta didik.

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan

peneliti antara lain:

1) Menganalisis data hasil pretes dan postes, penilaian afektif, dan

penilaian psikomotorik.

2) Membuat laporan hasil penelitian.

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah data kuantitatif

dan data kualitatif

a. Data kuantitatif

Data kuantitatif penelitian ini diperoleh dari peningkatan hasil belajar

peserta didik yang berasal dari pretes dan postes hasil belajar peserta

didik (aspek kognitif) pada materi sistem ekskresi. Kemudian dihitung

selisih antara nilai pretes dan postes yang disebut dengan N-gain, lalu

dianalisis secara statistik. Untuk mendapatkan nilai N-gain

menggunakan rumus dari formula Hake (2005: 64) sebagai beikut:

Keterangan:

X : rata-rata nilai postes

Y : rata-rata nilai pretes

Z : skor maksimum

Page 56: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

37

b. Data kualitatif

Data kualitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil lembar

penilaian diri (aspek afektif) dan lembar pengamatan keterampilan

(aspek psikomotorik).

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Pretes dan Postes

Data penguasaan materi berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes

diambil saat akan memulai materi baik pada kelas kontrol maupun

ekperimen I dan II, sedangkan nilai postes diambil saat akhir

pembelajaran setiap kelas baik kelas eksperimen I dan II maupun

kontrol. Soal yang diberikan berupa soal pilihan jamak yang terdiri

dari 20 soal yang sebelumnya telah di uji validas dan reliabilitas

terlebih dahulu.

Nilai pretes dan postes dihitung dengan cara:

Keteragan:

S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah soal yang dijawab benar

N = Jumlah soal

(Purwanto, 2008: 112)

S =

x 100

Page 57: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

38

Tabel 2. Nilai pretes, postes dan N-gain peserta didik kelas kontrol/

eksperimen I/ eksperimen II

No Inisial Nama Peserta didik Nilai

pretes

Nilai

postes

N-

gain

Interpretasi

N-gain

1

2

3

Rata-rata nilai ± Standar Deviasi

Perhitungan rata-rata nilai peserta didik menggunakan rumus:

Rata-rata nilai pretes peserta didik =

Rata-rata nilai postes peserta didik =

Rata-rata nilai N-gain peserta didik =

Tabel 3. Perbandingan nilai pretes, postes dan N-gain peserta didik

kelas eksperimen I, eksperimen II dan kontrol

Kelas

Hasil Belajar Aspek Kognitif Peserta didik

Rata-rata

nilai pretes

± Standar

Deviasi

Rata-rata nilai

postes

± Standar

Deviasi

Rata-rata nilai

N-gain

± Standar

Deviasi

Interpretasi

N-gain

Eksperimen I

Eksperimen II

Kontrol

Tabel 4. Interpretasi N-gain untuk aspek kognitif peserta didik

N-gain Interpretasi

g ≥ 70 Tinggi

70 > g > 30 Sedang

g ≤ 30 Rendah

Sumber: Hake (2005: 1)

2) Lembar Penilaian Diri Afektif Peserta didik

Lembar penilaian diri didapat dari hasil pengamatan terhadap aktivitas

peserta didik saat pembelajaran berlangsung, yang dinilai dari aspek

afektif antara lain;

Page 58: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

39

a. Jujur, artinya peserta didik tidak memanipulasi data dan tidak

mencontek

b. Disiplin, artinya peserta didik dapat mengerjakan tugas tepat waktu

c. Percaya diri, artinya peserta didik dapat dengan berani

menyampaikan agumentasinya

d. Toleransi, artinya peserta didik dapat menghargai pendapat temannya

Instrumen penilaian dari aspek afektif peserta didik adalah sebagai

berikut:

Tabel 5. Lembar penilaian diri aspek afektif peserta didik untuk kelas

eksperimen I, eksperimen II dan kontrol

Nama :

No Absen :

Kelas :

No Pernyataan Melakukan

Ya Tidak

Sikap Jujur

1 Saya mengerjakan sendiri pretes/postes materi sistem ekskresi

yang diberikan pendidik

2 Saya ikut berdiskusi dengan teman saat pendidik

menginstrusikan untuk berdiskusi

3 Saya tidak mencotek saat mengerjakan pretes/postes materi

sistem ekskresi dari pendidik

Sikap Disiplin

4 Saya mengerjakan tugas materi sistem ekskresi sesuai dengan

instruksi pendidik

5 Saya tertib (tidak mengobrol) dalam mengikuti proses

pembelajaran yang sedang berlangsung

6 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu

Sikap Percaya Diri

7 Saya berani mengambil keputusan dalam menjawab

pertanyaan, secara cepat dan dapat dipertanggung jawabankan

sewaktu berdiskusi

8 Saya berani menunjukkan kemampuan yang saya miliki di

depan teman-teman

9 Saya berani mengungkapkan pendapat saya

Sikap Toleransi

10 Saya menghormati teman yang berbeda pendapat dengan saya

sewaktu diskusi

11 Saya menerima pendapat orang lain yang berbeda pendapat

dengan saya sewaktu persentasi

Jumlah Skor

Nilai

Dimodifikasi dari: Illanur (2017: 44)

Page 59: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

40

Tabel 6. Rubrik lembar penilaian diri aspek afektif peserta didik

Melakukan Keterangan Nilai

Ya Apabila Anda (peserta didik) melakukan penyataan tersebut 1

Tidak Apabila Anda (peserta didik) tidak melakukan penyataan

tersebut

0

Setiap pernyataan positif diberikan skor 1 dan setiap pernyataan negatif

diberikan skor 0. Sehingga diperoleh perhitungan menggunakan rumus:

Nilai =

x Skor maksimal IPK

Tabel 7. Data penilaian diri aspek afektif peserta didik, pertemuan I, II

dan N-gain kelas kontrol/ eksperimen I/ eksperimen II

N

o

Inisial Nama

Peserta didik

Afektif

(Pertemuan I)

Afektif

(Pertemuan II)

Peningkatan

Nilai Afektif

Peserta didik Nilai Interpretasi

IPK

Nilai Interpretasi

IPK

1

2

3 dst

Rata-rata nilai

peserta didik

± Standar Deviasi

Perhitungan rata-rata nilai peserta didik menggunakan rumus

Peningkatan nilai afektif peserta didik = NA II – NA I

Keterangan: NA II = Nilai afektif pertemuan II

NA I = Nilai afektif pertemuan I

Sedangkan perhitungan peningkatan nilai sub afektif menggunakan

rumus:

Peningkatan nilai sub afektif = SAA II - SAA I

Keterangan : SAA II = Rata-rata nilai subaspek afektif pertemuan II

SAA I = Rata-rata nilai subaspek afektif pertemuan I

Page 60: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

41

Tabel 8. Perbandingan nilai afektif peserta didik antar kelas

Kelas Hasil Belajar Aspek Afektif

Rata-rata Nilai Afektif I

(Pertemuan I)

Rata-rata Nilai Afektif II

(Pertemuan II)

Peningkatan

Nilai Afektif

(Kelas) ±

Standar

Deviasi

Rata-rata

±

Standar

Deviasi

Intrepetasi

Indeks

prestasi

Kualitatif

Rata-rata ±

Standar

Deviasi

Intrepetasi

Indeks

prestasi

Kualitatif

Eksperimen I

Eksperimen II

Kontrol

Perhitungan peningkatan nilai afektif (kelas) menggunakan rumus;

PNA (kelas) = NA II - NA I

Keterangan: NA II = rata-rata nilai afektif pertemuan I

NA II = rata-rata nilai afektif pertemuan I

Tabel 9. Tabulasi perbandingan nilai sub afektif peserta didik

(pertemuan I, pertemuan II dan peningkatan nilai sub aspek

afektif)

Kelas

Sub Aspek Afektif

Jujur Disiplin Percaya Diri Toleransi PI

(I IPK)

P II

(I IPK)

PNS

AA

PI

(I IPK)

P II

(I IPK)

PNS

AA

PI

(I IPK)

P II

(I IPK)

PNS

AA

PI

(I IPK)

P II

(I IPK)

PNS

AA

E I

E II

K

Ket: E I = Kelas Eksperimen I; E II = Kelas Eksperimen II; I IPK = Intrepetasi Indeks

Prestasi Kualitatif; K = Kelas Kontrol; P I = Pertemuan I; P II = Pertemuan II; PNS

AA = Peningkatan Nilai Sub Aspek Afektif

Tabel 10. Kategori tafsiran indeks prestasi kualitatif untuk aspek afektif

peserta didik

Kategori IPK Interpretasi IPK

3,50 – 4,00 Sangat Baik

3,00 – 3,49 Baik

2,50 – 2,99 Cukup

Kurang dari 2,50 Kurang

Sumber: Utomo (2013: 13)

Page 61: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

42

3) Lembar Penilaian Aspek Psikomotorik Peserta didik

Aspek psikomotorik yang diamati antara lain;

1. Menampilkan hasil pengamatan dan diskusi pada LKPD pertemuan I

dan II, Memiliki arti peserta didik dapat menampilkan isi materi hasil

pengamatan dan diskusi dengan singkat, jelas dan tidak berulang.

2. Membuat mind maping (pertemuan I) dan poster (pertemuan II),

memiliki arti membuat mind maping tentang organ penyusun sistem

ekskresi dan membuat poster yang terdiri atas gambar penyakit pada

sistem ekskresi disertai penjelasan, penyebab dan cara mengatasinya.

3. Posisi tubuh dan kontak pandangan mata, memiliki arti posisi tubuh

tegak, tidak kaku dan kontak pandangan mata menghadap audience

saat persentasi.

4. Berbicara dengan suara yang dapat didengar oleh audience,

memiliki arti saat persentasi suara peserta didik dapat terdengar jelas.

Untuk memberikan point atas setiap kegiatan maka setiap peserta didik

yang melakukan kegiatan tersebut akan diberikan tanda (√) pada lebar

pengamatan aspek psikomotorik yang tedapat pada tabel

Tabel 11. Lembar Pengamatan Aspek Psikomotorik Peserta didik

N

o

N

a

M

a

Aspek yang diamati Jum

-lah

Skor

N

I

L

A

I

Hur

uf

Mut

u

Menampilkan

hasil

pengamatan

dan diskusi

pada LKPD

pertemuan I

dan II

Membuat mind

maping

(Pertemuan I)

dan membuat

poster

gangguan pada

sistem ekskresi

(Pertemuan II)

Posisi tubuh

dan kontak

pandangan

mata

Berbicara

dengan suara

yang dapat

didengar oleh

audience

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

2 Ds

t

Dimodifikasi dari: Illanur (2017: 47)

Page 62: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

43

Perhitungan skor skala 1-4 menggunakan rumus

Nilai = Jumlah Skor x Skor Maximal IPK

Skor Tertinggi

Tabel 12. Rubrik skor pengamatan aspek psikomotorik peserta didik untuk

kelas eksperimen I, eksperimen II dan kontrol

Aspek yang

diamati

Skala Peniaian

4 3 2 1

Menampilkan

hasil

pengamatan

dan diskusi

pada LKPD

pertemuan I

dan II

Menampilkan

isi materi

dengan jelas,

singkat dan

tidak berulang

Menampilkan

isi materi

dengan jelas,

tidak singkat,

dan tidak

berulang

Menampilkan

isi materi

dengan jelas,

tidak singkat,

dan berulang-

ulang

Menampilkan

isi materi

dengan tidak

jelas, tidak

singkat, dan

berulang-

ulang

Membuat

mind maping

(pertemuan I)

dan poster

(pertemuan II)

Poster

menampilkan

gambar,

penjelasan,

penyebab, dan

cara

mencegahnya

degan jelas

Poster terdiri

atas gambar,

penjelasan,

penyebab,

namun tidak

menampilan

cara

mencegahnya

Poster terdiri

atas gambar

dan penjelasan,

namun tidak

menampilkan

penyebab, dan

cara

mencegahnya

Poster terdiri

atas gambar

saja, tanpa

penjelasan,

penyebab, dan

cara

mencegahnya

Posisi tubuh

dan kontak

pandangan

mata

Berdiri dengan

tegak, pecaya

diri dan rilek,

melakukan

kontak

pandangan

mata dengan

seluruh

audience

Berdiri dengan

tegak, tidak

melakukan

kontak

pandangan

mata dengan

80% audience

Tidak berdiri

dengan tegak

dan melakukan

kontak

pandangan

mata dengan

50% audience

Tampak

gelisah dan

tidak

melakukan

kontak

pandangan

mata dengan

audience

Berbicara

dengan suara

yang dapat

didengar oleh

audience

Berbicara

dengan suara

cukup keras

sehingga dapat

didengar

dengan jelas

oleh seluruh

audience

Berbicara

dengan suara

cukup keras

sehingga dapat

didengar

dengan jelas

paling tidak

90% audience

Berbicara

dengan suara

cukup keras

sehingga dapat

didengar

dengan jelas

paling tidak

50% audience

Berbicara

dengan suara

sangat pelan

dan sulit

didengar

audience

Sumber : Illanur (2017: 48)

Perhitungan skor skala 1 sampai 4 dengan menggunakan rumus;

Nilai Akhir =

x Skor maksimum IPK

Page 63: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

44

Tabel 13. Data pengamatan keterampilan aspek psikomotori peserta didik

pertemuan I, II, dan N-gain kelas kontrol, eksperimen I,

eksperimen II

No Nama

Peserta didik

Psikomotorik I

(Pertemuan I)

Psikomotorik II

(Pertemuan II)

Peningkatan

nilai

psikomotorik

(peserta didik) Nilai Interpetasi

IPK

Nilai Interpetasi

IPK

1

2

3

dst

Rata-rata nilai

peserta didik ±

Standar Deviasi

Perhitungan rata-rata peserta didik menggunakan rumus:

Rata-rata nilai Psikomotorik I peserta didik =

Rata-rata nilai Psikomotorik II peserta didik =

Peningkatan nilai psikomotorik (peserta didik) = NP II – NP I

Keterangan : NP II = nilai psikomotorik pertemuan II

NP I = nilai psikomotorik pertemuan I

Tabel 14. Perbandigan nilai psikomotorik antar kelas

Kelas

Hasil Belajar Aspek Psikomotorik

Rata-rata Nilai

Psikomotorik I

(Pertemuan I)

Rata-rata Nilai

Psikomotorik II

(Pertemuan II)

Peningkatan

Nilai

Psikomotorik

(Kelas) ±

Standar

Deviasi

Rata-rata

± Standar

Deviasi

Intrepetasi

Indeks

prestasi

Kualitatif

Rata-rata

± Standar

Deviasi

Intrepetasi

Indeks

prestasi

Kualitatif

Eksperimen I

Eksperimen II

Kontrol

Perhitungan peningkatan nilai psikomotorik (kelas) menggunakan rumus:

Peningkatan nilai psikomotorik (kelas) = NP II - NP I

Keterangan : NP II = rata-rata nilai psikomotorik pertemuan II;

NP I = rata- rata nilai psikomotorik pertemuan I

Sedangkan perhitungan peningkatan nilai sub aspek psikomotorik

menggunakan rumus:

Page 64: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

45

Peningkatan nilai sub aspek psikomotorik = SAP II - SAP I

Keterangan : SAP II = rata-rata nilai subaspek psikomotorik pertemuan II;

SAP I = rata- rata subaspek psikomotorik pertemuan I

Tabel 15. Tabulasi perbandingan nilai sub aspek psikomotorik peserta

didik (pertemuan I pertemuan II, dan peningkatan nilai sub aspek

psikomotorik)

Kelas Sub Aspek Psikomotorik

A B C D

P I

( I

IPK)

P II

( I

IPK)

PNS

AP

P I

( I

IPK)

P II

( I

IPK)

PNS

AP

P I

( I

IPK)

P II

( I

IPK)

PNS

AP

P I

( I

IPK)

P II

( I

IPK)

PNS

AP

E I

E II

K

Ket: A = Menampilkan hasil diskusi pada LKPD pertemuan I dan II; B = Membuat poster

tentang gangguan/penyakit pada sistem ekskresi; C = Posisi tubuh dan kontak

pandangan mata; D = Berbicara dengan suara yang dapat didengar oleh audience; E

I = Kelas Eksperimen I; E II = Kelas Eksperimen II; IPK = Indeks Prestasi

Kualitatif; K = Kelas Kontrol; P I = Pertemuan I; P II = Pertemuan II; PNSAP =

Peningkatan Nilai Sub Aspek Psikomotorik.

Tabel 16. Kategori tafsiran indeks prestasi kualitatif untuk aspek

psikomotorik peserta didik

Kategori IPK Interpretasi IPK

3,25 – 4,00 Sangat Terampil

2,50 – 3,20 Terampil

1,75 – 2,49 Cukup Terampil

Kurang dari 2,50 Kurang Terampil

Sumber: Utomo (2013: 10)

F. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini terdiri atas data kuantitatif dan data kualitatif. Data

kuantitatif yaitu berupa aspek kognitif yang diambil dari hasil belajar nilai

pretes dan postes yang selanjutnya dilakukan uji prasyarat berupa uji

Page 65: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

46

normalitas dan uji homogenitas dan dianalisis menggunakan software SPSS

melalui uji Anova. Data kualitatif yaitu berupa aspek afektif dan aspek

psikomotorik. Aspek afektif meliputi sikap jujur, percaya diri, disiplin, dan

toleransi, sedangkan aspek psikomotorik meliputi menampilkan hasil

pengamatan dan diskusi pada LKPD pertemuan I dan II, membuat poster

tentang gangguan pada sistem ekskresi, posisi tubuh dan kontak pandangan

mata, dan berbicara dengan suara yang dapat didengar oleh audience.

Peningkatan nilai aspek afekif dan psikomotorik di ambil dari rata-rata nilai

pada pertemuan kedua dikurangi rata-rata nilai pada pertemuan pertama. Data

kualitatif dianalisis dengan menggunakan indeks prestasi kualitatif (IPK)

kemudian menentukan kategori melalui kategori tafsir indeks prestasi

kualitatif (IPK). Data tersebut didapat dari kelas eksperimen I, kelas

eksperimen II dan kelas kontrol.

1. Data Kuantitatif (Data Aspek Kognitif)

a. Uji Validitas

Uji validitas digunaan untuk mengukur tingkat keandalan atau

kesahihan suatu instrumen, instrumen yang shahih memiliki nilai

validitas yang tinggi (Arikunto, 2000: 72). Perhitungan validitas

menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:

rxy = ( ) ( )( )

√ ( ) ( ) ( ) ( )

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi satu butir soal

n = jumlah subyek

X = skor satu butir soal

Y = skor total

(Arikunto, 2000: 72)

Page 66: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

47

Peneliti menggunakan interpretasi koefisien korelasi (rxy) menurut

Arikunto (2000: 89) sebagaimana dijelaskan dalam tabel. Dilakukan

dengan mengkorelasi masing-masing skor item dengan skor total.

Tabel 17. Interpretasi koefisien korelasi (rxy)

No Interval Kriteria Validitas

1 0,80 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

2 0,60 < r ≤ 0,80 Tinggi

3 0,40 < r ≤ 0,60 Cukup

4 0,20 < r ≤ 0,40 Rendah

5 r ≤ 0,20 Sangat Rendah

Sumber : Arikunto (2000: 89)

Instrumen dikatakan valid jika r hitung > r tabel dengan taraf

signifikansi 0,05. Sebaliknya jika r hitung < r tabel maka instrumen

dikatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menurut Wahyudin (2006: 141) untuk mengatakan

bahwa tes yang reliabel atau tes yang dapat dipercaya adalah tes yang

menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun di teskan

pada situasi dan waktu yang berbeda. Reliabilitas dihitung dengan

mengggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut;

r11 = [

] [

] dengan (( )

Keterangan:

r11 = realibilitas instrumen

n = jumlah soal

= variasi butir soal ∑X

2 = jumlah dari kuadrat skor item soal seluruh peserta didik

(Arikunto, 2000: 78)

Page 67: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

48

Tabel 18. Interpretasi reliabilitas

No Interval Kriteria Reliabilitas

1 r ≤ 0,20 Kecil

2 0,20 < r ≤ 0,40 Rendah

3 0,40 < r ≤ 0,60 Sedang

4 0,60 < r ≤ 0,80 Tinggi

5 0,80 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

Sumber: (Arikunto, 2000: 79)

Instrumen dikatakan reliabel jika r hitung > r tabel dengan taraf

signifikansi 0,05. Sebaliknya jika r hitung < r tabel maka instrumen

dikatakan tidak reliabel.

c. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal dimaksudkan untuk mengetahui butir soal

yang dianggap mudah, sedang, dan sulit yang berpengaruh terhadap

kemungkinan benar atau salahnya jawaban peserta didik terhadap

butir soal. Uji tingkat kesukaran soal menggunakan rumus:

Tingkat Kesukaran =

Mean =

Tabel 19. Interpretasi tingkat kesukaran soal

No Interval Kriteria

1 0,00 – 0,30 Sukar

2 0,31 – 0,70 Sedang

3 0,71 – 1,00 Mudah

Sumber: Sudjana (2010: 137)

d. Mencari skor N-gain

Skor N-gain didapat dengan menggunakan formula sebagai berikut:

N-gain =

Page 68: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

49

Keterangan :

: rata-rata nilai postes

: rata-rata nilai pretes

Z : skor maksimum

e. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan

program SPSS versi 17 dengan taraf signifikasi 5% atau α= 0,05.

Statistik uji: L0 = F (Z0) – S(Z1) (Sudjana, 2009: 466)

Keterangan

L0 = Harga mutlak terbesar

F (Z0) = Peluang angka baku

S(Z1) = Proporsi angka baku

Hipotesis

H0 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 = Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Pratisto, 2004: 5).

f. Uji Homogenitas Data

Data diuji homogenitasnya untuk mengetahui variansi populasi data

yang diuji sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas ini

menggunakan uji Levene Test pada taraf signifikasi 5% atau = 0,05.

Menggunakan rumus sebagai berikut:

Hipotesis

H0 = Data yang diuji homogen.

H1 = Data yang diuji tidak homogen.

Page 69: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

50

Kriteria Pengujian

Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05

maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka

H0 ditolak (Pratisto, 2004: 71).

g. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil

belajar peserta didik pada aspek kognitif antara peserta didik kelas

kontrol, kelas eksperimen I, dan kelas eksperimen II pada materi

sistem ekskresi setelah diterapkan formasi tempat duduk yang berbeda

untuk setiap kelas. Untuk menguji hipotesis, data yang berdistribusi

normal digunakan uji One-way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji

Independent sample t-Test dengan menggunakan program SPSS 17,

sedangkan untuk data yang tidak berdistribusi normal/ tidak homogen

menggunakan uji Kruskal Wallis.

1) One-way ANOVA

ANOVA merupakan singkatan dari "Analysis of Varians" adalah

salah satu uji komparatif yang digunakan untuk menguji

perbedaan mean (rata-rata) data lebih dari dua kelas yaitu

melalui pengujian variansinya. Jenis ANOVA yang digunakan

dalam penelitian ini adalah One-way ANOVA.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan taraf

signifikansi = 0,05.

Hipotesis

H0 = rata-rata nilai ketiga kelas berbeda tidak signifikan

Page 70: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

51

H1 = rata-rata nilai ketiga kelas berbeda signifikan

Kriteria Pengujian

Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Fhitung > Ftabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak (Gani dan

Amalia, 2015: 63).

2) Independent Sample t-Test

Independent-Sample t-Test digunakan untuk menguji signifikansi

beda rata-rata dua kelas antara kelas kontrol, kelas eksperimen I,

dan kelas eksperimen II dengan cara melakukan perbandingan

rata-rata antara dua kelas sampel (antara formasi teater dan

formasi chevron, antara formasi teater dan formasi berbentuk

U, antara formasi berbentuk U dan formasi chevron). Test ini

biasanya digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel

independent terhadap satu atau lebih variabel dependent

(Trihendradi, 2009: 111). Uji Independent Sample t-Test dapat

dilakukan jika pada uji One-way Anova menghasilkan pernyataan

bahwa H0 ditolak atau H1 diterima (Kadir, 2010: 207-208).

Hipotesis;

H0= Rata-rata nilai kedua kelas berbeda tidak signifikan

H1= Rata-rata nilai kedua kelas berbeda signifikan

Kriteria Pengujian;

Jika -t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto,

2004: 13).

Page 71: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

52

2. Data Kulitatif (Data Aspek Afektif dan Data Aspek Psikomotorik)

Performance test digunakan untuk mengukur aspek afektif dan

psikomotorik peserta didik dengan cara observasi langsung saat di

lapangan. Data yang diperoleh berupa data hasil belajar aspek afektif dan

psikomotorik peserta didik. Data tersebut dianalisis dengan

menggunakan indeks prestasi kualitatif yang ditetapkan dari nilai

masing-masing sub aspek kualitatif (aspek afektif dan aspek

psikomotorik) dengan rumus:

IPK (Indeks Prestasi Kualitatif) =

x skor maksimal IPK

Page 72: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

Terdapat perbedaan efektivitas dari ketiga formasi tempat duduk yang diterapkan

terhadap hasil belajar peserta didik pada materi Sistem Ekskresi Manusia. Formasi

berbentuk U merupakan formasi yang paling efektif dari pada formasi chevron

dan teater terhadap hasil belajar peserta didik, baik dari aspek kognitif, afekif dan

psikomotorik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan:

1. Peneliti lain yang akan menerapkan formasi berbentuk U dan formasi

chevron hendaknya terlebih dahulu mengajarkan materi lain dengan

formasi berbentuk U dan formasi chevron (prakondisi) sehingga siswa

telah beradaptasi dengan formasi-formasi tempat duduk ini.

2. Pendidik perlu berinovasi dalam pengaturan tempat duduk saat

pembelajaran agar kegiatan pembelajaran menjadi aktif dan terfokus.

Page 73: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

75

3. Sekolah disarankan agar mengoptimalkan penerapan variasi formasi

tempat duduk dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu

sekolah.

Page 74: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

76

DAFTAR PUSTAKA

Aksari, I. H. 2003. Pengaruh Profesionalitas Pendidik terhadap Kemampuan

Mendesain Tempat Duduk dan Peningkatan Prestasi Peserta didik. Diakses

dari http://www.diyanika.com/2013/05/pengaruh-profesionalitas-

pendidik.html. Pada 25 Desember 2017 Pukul 19.00. 17 hlm.

Alfianika, N. 2016. Buku Ajar Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia.

Deepublish. Jakarta. 192 hlm.

Anam, K. 2016. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi. Pustaka

Pelajar. Yogyakarta. 210 hlm.

Anderson, L. W., Krathwohl, D. R., Airasian, P. W., Chruishank, K. A., Mayer,

R.E., Pintrich, P. R., Raths, J., dan Wittarock, M. 2001. A Taxonomy for

Learning, Teaching, and Assessing (A Revision of Bloom’s Taxonomy of

Educational Objectives). Abridge Edition. David McKay Company. New

York. 336 hlm.

Arikunto, S. 2000. Pengelolaan Kelas dan Peserta didik. Rajawali Pers. Jakarta.

107 hlm.

Barokah, N.F dan Maisaroh, S. 2016. Perbedaan Formasi Tempat Duduk U

Shape dan Chevron Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar IPA pada

Peserta didik Kelas V SD N Denggung Sleman. Universitas PGRI

Yogyakarta. Yogjakarta. 6 hlm.

Dasono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. IKIP Press. Semarang. 137 hlm.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

298 hlm.

Djamarah, S.B. 2005. Pendidik dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu

Pendekatan Teoritis Psikologis. PT Rineka Cipta. Jakarta. 343 hlm.

Djiwandono, S. E. W. 2002. Psikologi Pendidikan. PT Grasindo. Jakarta. 365

hlm.

Page 75: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

77

Dunn, W. N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Ed. 2. Cet. Kelima.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 687 Hlm.

Gani, I dan Amalia, S. 2015. Alat Analisis Data. Penerbit Andi. Yogyakarta. 278

hlm.

Hake, R. R. 2005. Analyzing Change/Gain Scores. Diakses dari

www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. Pada 30

Desember 2017, Pukul 20:20 WIB.

Hamid, S. 2011. Metode Edutainment. Diva Press. Yogyakarta. 252 hlm.

Hamiyah, N. dan Jauhar, M. 2014. Stratergi Belajar Mengajar di Kelas. Prestasi

Pustaka. Jakarta. 294 hlm.

Handayaningrat, S. 2006. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen.

PT Gunung Agung. Jakarta. 176 hlm.

Ilanur, A. 2017. Efektivitas Formasi Tempat Duduk terhadap Hasil Belakar

Peserta didik pada Pembelajaran IPA Biologi Materi Pokok Interaksi Antar

Makhluk Hidup. Skripsi. Lampung. Universitas Lampung. 68 hlm.

Johnson, L. A. 2009. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik. Indek. Jakarta.

448 hlm.

Kadir. 2010. Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Rosemata Sampurna.

Jakarta. 322 hlm.

Kusnah. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Peserta didik Kelas I dengan Variasi

Kelas di SDIT Izzatul Islam Getasan Tahun Ajaran 2011/2012. STAIN

Salatiga. Salatiga. 95 hlm.

Lotfy, N. 2012. Seating Arrangement and Cooperative Learning Activities:

Students’ On-task/Off-task Participation in EFL Classrooms. Tesis.

American University in Cairo. Cairo. 90 hlm.

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN. Yogyakarta. 234 hlm.

Mulyasa. 2007. Menjadi Pendidik Profesioanal. Remaja Rosda Karya Bandung.

91 hlm.

Munif, C dan Irma. 2013. Sekolahnya Manusia. Kaifa. Bandung. 204 hlm.

Nurhasnawati. 2002. Strategi Pengajaran Micro. Suska Press. Pekanbaru. 51 hlm.

Page 76: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

78

Nurmala. 2014. The Effect of U-Shape (Horseshoe) Seating Arrangement on

Speaking Ability of The Tenth Grade Students at SMK TI Airlangga

Samarinda. (Skripsi). Mulawarman University. Samarinda. 17 hlm.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan.

Percobaan dengan SPSS 12. Elex Media Komputindo. Jakarta. 78 hlm.

Purwanto, E. dan Dyah R. S. 2007.Metode Penelitian Kuantitatif, untuk

Administrasi Publik, dan Masalah-masalah Sosial. Gaya Media.Yogyakarta.

210 hlm.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan

Profesionalisme Guru Abad 21. Alfabeta. Bandung. 332 hlm.

Rustaman, N.Y. 2011. Pendidikan dan Penelitian Sains dalam Mengembangkan

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi untuk Pembangunan Karakter. Diakses

di http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/article/view/748. Pada

tanggal 26 Desember 2017, Pukul 22:42 WIB

Rohani, A. 2010. Pengelolaan Kelas. Rineka Cipta. Jakarta. 152 hlm.

Rohmaturmeta, F.M. 2016. Pengaruh Pengaturan Tempat Duduk Terhadap

Motivasi dan Hasil Belajar pada Pembelajaran Tematik Integratif. Diakses di

https://media.neliti.com/media/publications/123087-ID-none.pdf. Pada 26

Desember 2017, Pukul 23:08 WIB.

Sagala, S. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. 266 hlm.

Setiyadi, B. R. dan Ramdani, S. D. 2016. Perbedaan Pengaturan Tempat Duduk

Siswa pada Pembelajaran Saintifik di SMK. Journal of Mechanical

Engineering Education. 1 (1): 29-42. (Online), (http://jurnal.untirta.ac.id/

index.php/vanos, diakses pada 28 September 2016 Pukul 21.19 WIB).

Silberman, L. M. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Peserta didik Aktif,

EdisiRevisi. Nusamedia. Bandung. 310 hlm.

Simamora, R. H. 2009. Buku Ajar Kependidikan dalam Keperawatan. EGC.

Jakarta. 167 hlm.

Sudarisman, S. 2015. Memahami Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran

Biologi dalam Upaya Menjawab Tantangan Abad 21 serta Optimalisasi

Implementasi Kurikulum 2013. Surakarta. Universitas Sebelas Maret. 35 hlm.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung. 508 hlm.

Sudjana, N. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar. Sinar Baru. Bandung. 176 hlm.

Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada.

Page 77: EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE U DAN CHEVRON …digilib.unila.ac.id/54914/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 12. 21. · ABSTRAK EFEKTIVITAS FORMASI TEMPAT DUDUK TIPE

79

Jakarta. 488 hlm.

Suleman, Q. dan Husain, I. 2014. Effects of Classroom Physical Environment on

the Academic Achievement Scores of Secondary School Students in Kohat

Division, Pakistan. International Journal of Learning and Development. 4

(1): 71-82. (Online), (http://www.macrothink.org/journal/index.php/ijld/

article/view/5174, diakses pada 8 Juni 2018 Pukul 23.02 WIB).

Suparman. 2010. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. Pinus Book

Publisher. Yogyakarta. 215 hlm.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovati Progresif. Kencana

Prenada Media Group. Jakarta. 198 hlm.

Trihendradi. 2009. Step by Step SPSS 16. Andi Offset. Yogyakarta. 108 hlm.

Utomo, P. 2013. Model Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik SMA. Diakses dari

http://www.slideshare.net/mobile/pristiadiutomo/modelpenilaianhasilbelajars

ma. Pada 29 Desember 2017. Pukul 21.00 WIB. 58 hlm.

Vajarini, L. 2016. Provokasi untuk Membangun Manajemen Kelas yang Lebih

Baik. Diakses dari http://www.lamperan.net/2016/03/provokasuntuk-

membangunmanajeman.html. Pada 27 Desember 2017. Pukul 20:50 WIB. 2

hlm

Wannarka, R. dan Ruhl, K. 2008. Seating Arrangements that Promote Positive

Academic and Behavioural Outcomes: A Review of Empirical Research.

Support for Learning. 23 (2): 89-93. (Online), (http://onlinelibrary.wiley.com/

resolve/doi?DOI=10.1111/j.1467-9604. 2008.00375.x, diakses pada 8 Juni

2018 Pukul 10.43 WIB).

Winkel, W.S. 2010. Psikologi Pengajaran. Gramedia. Jakarta. 276 hlm.

Yaumi, M. 2010. Prisip-Prinsip Desain Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.281

hlm.

Yulianingsih, R. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Kontekstual

(Contextual Teaching and Learning ) terhadap Hasil Belajar Siswa pada

Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup (Studi Eksperimental pada Siswa

Kelas Vii Semester Genap SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tp 2008/2009).

(Skripsi). Universitas Lampung. Bandarlampung. 140 hlm.

Zerin, S. 2009. Classroom Management: Seating Arrangements in ESL

Classroom. BRAC University. Bangladesh. 23 hlm.