PENGARUH WISATA SYARIAH TERHADAP KESEJAHTERAAN …etheses.uinmataram.ac.id/487/1/Husna Dwi...
Transcript of PENGARUH WISATA SYARIAH TERHADAP KESEJAHTERAAN …etheses.uinmataram.ac.id/487/1/Husna Dwi...
i
PENGARUH WISATA SYARIAH TERHADAP
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PELAKU USAHA CINDERAMATA DI KOTA MATARAM
oleh Husna Dwi Dayana NIM. 15.2.13.5.082
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2017
ii
PENGARUH WISATA SYARIAH TERHADAP
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PELAKU USAHA CINDERAMATA DI KOTA MATARAM
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi
oleh Husna Dwi Dayana NIM. 15.2.13.5.082
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2017
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Husna Dwi Dayana, Nim: 152.135.082 dengan judul, “Pengaruh
Wisata Syariah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pelaku Usaha Cinderamata
Di Kota Mataram“ telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.
Disetujui pada tanggal: 18 Juli 2017
Dosen Pembimbing I , Dosen Pembimbing II,
Drs. H. Agus Mahmud, M.Ag Ulya Sofiana, M.H NIP : 196508171997031001 NIP :19820610200912011
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram, 18 Juli 2017
Hal : Ujian Skripsi
Yang Terhormat
Rektor UIN Mataram
Di Mataram
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara :
Nama Mahasiswa : Husna Dwi Dayana
NIM : 152.135.082
Jurusan/Prodi : Ekonomi Syariah
Judul Skripsi : Pengaruh Wisata Syariah Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Pelaku Usaha Cinderamata Di Kota
Mataram
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II
Drs. H. Agus Mahmud, M.Ag Ulya Sofiana, M.H NIP : 196508171997031001 NIP : 19820610200912011
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Husna Dwi Dayana
NIM : 152.135.082
Jurusan : Ekonomi syari’ah
Fakultas : Syari’ah dan Ekonomi Islam
Institut : UIN Mataram
menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “Pengaruh Wisata Syariah Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Pelaku Usaha Cinderamata Di Kota Mataram” ini
secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-
bagian yang dirujuk sumbernya. Jika saya terbukti melakukan plagiat
tulisan/karya orang lain, siap menerima sanksi yang telah ditentukan oleh
lembaga.
Mataram, 18 Juli 2017
Saya yang menyatakan,
Husna Dwi Dayana NIM. 152135082
vi
vii
MOTTO
“Dan Bahwa Manusia Akan Hanya Memperoleh Apa Yang Telah
Diusahakannya”
(Surah An-Najm: 39)
viii
PERSEMBAHAN
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang Maha Kuasa atas
berkat Rahmat dan Kasih Sayang-Nya. Skripsi ini dapat penulis persembahkan
sebagai salah satu bukti perjuangan dalam menimba ilmu pengetahuan yang
diperintahkan-Nya.
Dengan segenap kerendahan hati, karya sederhana ini kupersembahkan
untuk :
1. Kedua orang tuaku tercinta dan tersayang, Bapak Wildan, Sp.d dan Ibu
Neneng Indrayana yang selalu menyayangi dengan tulus, memberi
dukungan dan pengorbanan yang luar biasa serta selalu mendoakan dan
memberikan dukunga moril maupun materiil.
2. Kakakku tercinta Wilia Fitriana, yang terus memotivasi, membimbing,
mengajari dan Adikku tercinta Dani Firmanzah, yang selalu memberikan
hiburan dan candaan.
3. Hery Satriawan, Laki-laki special yang selalu mendukung dan membantu
dalam penyusunan skripsi ini
4. Almamaterku tercinta, Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul: “Pengaruh Wistaa Syariah Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Pelaku Usaha Cindermata Di Kota Mataram” ini telah penulis
selesaikan dengan baik meskipun dalam penelitian ini masih banyak
membutuhkan kritik dan saran. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya yang telah
membawa Islam dan mengembangkannya hingga sampai saat ini.
Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini bukan hasil jerih payah
penulis secara pribadi, tetapi semua itu merupakan wujud dari usaha, bantuan
serta do’a berbagai pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram beserta staf
akademik UIN Mataram yang telah berjasa mendidik dan memberikan
bimbingan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran kepada penulis selama
melaksanakan studi di UIN Mataram.
2. Bapak Drs. H. Agus Mahmud, M.Ag. selaku pembimbing I dan Ibu Ulya
Sofiana, MH. selaku pembimbing II, yang dengan tulus hati memberikan
saran, petunjuk, pengarahan dan bimbingan kepada penulis, sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan.
x
3. Ibu Yunia Ulfa Variana, M.Sc. selaku dosen wali Ekonomi Syariah kelas C
angkatan 2013, terima kasih telah memberikan ilmu, arahan, motivasi dan
bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak/ibu selaku dosen Ekonomi Syari’ah Fakultas Syariah dan Ekonomi
Islam UIN Mataram yang telah memberikan kuliah dan pembekalan selama
mengikuti program kuliah.
5. Kedua orang tua, keluarga, kerabat dan sanak saudara yang telah mendo’akan
serta memberikan dukungan kepada penulis yang tiada henti hingga saat ini.
6. Sahabat-sahabat dan teman-teman seperjuangan di UIN Mataram.
Harapan dan do’a dari penulis yaitu semoga amal kebaikan dan jasa-
jasa dari semua pihak yang telah membantu saya hingga terselesainya skripsi
ini, diterima oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kata sempurna. Adapun dari kalangan/pihak yang ingin memperbaiki,
melengkapi serta menyempurnakan skripsi ini dengan kritikan dan saran yang
membangun, penulis ucapkan terima kasih. Jazakumullahu khairan khatsiiran.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Mataram, 18 Juli 2017
Husna Dwi Dayana
NIM. 152135082
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
ABSTRAK ..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ...................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6
D. Definisi Operasionali ..................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 4
A. Kajian Pusataka .............................................................................. 9
B. Kerangka Berfikir .......................................................................... 14
1. Wisata ...................................................................................... 14
a. Definisi wisata syariah ....................................................... 14
xii
b. Konsep wisata syariah ........................................................ 15
c. Panduan umum wisata syariah ........................................... 17
2. Kesejahteraan ........................................................................... 18
a. Pengertian Kesejahteraan ................................................... 18
b. Indikator Kesejahteraan secara umum ............................... 19
C. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 24
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................... 24
B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 24
C. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 26
D. Variabel Penelitian ......................................................................... 27
E. Desain Penelitian ........................................................................... 28
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 28
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 29
1. Kuesioner ................................................................................. 29
2. Observasi .................................................................................. 29
3. Wawancara ............................................................................... 29
4. Dokumentasi ............................................................................ 30
H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 32
1. Uji validitas .............................................................................. 32
2. Uji Reliabilitas ......................................................................... 33
3. Regresi linier sederhana ........................................................... 33
4. Analisi determinasi .................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN EMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 35
1. Gambaran Umum Kota Mataram ............................................. 35
2. Uji Validitas Data .................................................................... 38
3. Uji Reliabilitas ......................................................................... 40
xiii
4. Deskriptif Variabel Penelitian .................................................. 41
5. Analisis Data ............................................................................ 57
6. Hasil Analisis ........................................................................... 61
B. Pembahasan……………………………………………………….. 62
1. Pengaruh Wisata Syariah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Pelaku Usaha Cinderamata di Kota Mataram .......................... 62
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 64
A. Kesimpulan .................................................................................... 64
B. Saran .............................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
PENGARUH WISATA SYARIAH TERHADAP KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT PELAKU USAHA CINDERAMATA DI KOTA
MATARAM
Oleh :
Husna Dwi Dayana 15.2.13.5.082
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh wisata syariah
terhadap kesejahteraan masyarakat pelaku usaha cinderamata di Kota Mataram.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan 24
Sampel dengan teknik probability sampling. Metode pengumpulan data
menggunakan kuesioner dalam bentuk angket. Data yang diperoleh selanjutnya
dihitung menggunakan teknik persentase dengan penghitungan melalui SPSS for
windows 17.0
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh wisata syariah
terhadap kesejahteraan masyarakat pelaku usaha cinderamata di Kota Mataram.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung adalah 4.254 dengan nilai signifikan
sebesar 0,00%. Dari hasil perhitungan SPSS for Windows 17.0 diperoleh nilai r
suare sebesar 45,1%, ini menjelaskan tingkat pengaruh wisata syariah terhadap
kesejahteraan masyarakat pelaku usaha cinderamata di Kota Mataram
Kata kunci: Wisata Syari’ah, Kesejahteraan, Pedagang Cinderamata
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, memiliki
kekayaan budaya, bahasa dan kearifan lokal yang menarik serta beragam.
Maka, tidak mengherankan jika Indonesia menjadi tujuan wisata di dalam
daftar liburan para wisatawan asing.1 Dengan jumlah penduduk Muslim
terbesar di dunia maka Indonesia merupakan pasar industri wisata syariah
terbesar di dunia dan sudah seharusnya disadari oleh pelaku bisnis pariwisata
di Indonesia dikarenakan pengembangan wisata syariah yang berkelanjutan
memberikan kontribusi ekonomi yang cukup signifikan bagi seluruh pelaku
yang terlibat di dalamnya.2
Dahulu produk yang dibayangkan hanya produk makanan, minuman,
obat-obatan dan kosmetik yang tidak mengandung unsur babi, darah dan
bangkai. Namun sekarang telah terjadi perubahan dalam industri halal hingga
ke produk keuangan (seperti perbankan, asuransi dan lain-lain) sehingga ke
produk lifestyle (travel, rekreasi dan perawatan kesehatan). Salah satu sistem
Ekonomi Islam yang mengalami pertumbuhan pesat adalah pariwisata
syariah. Industri pariwisata mengalami pertumbuhan yang luar biasa dari
1Hery Sucipto dan Fitria Andayani, Wisata Syariah Karakter, Potensi, Prospek Dan
Tantangannya, (Jakarta: Grafindo Books Media & Wisata Syariah Consulting, 2014), h. 36. 2Kurniawan Gilang Widagdyo, “Analisis Pasar Pariwisata Halal Indonesia” The
Journal Of Tauhidinomics Vol. 1 Nomor. 1, 2015, h. 74.
2
konvensional (massal, hiburan, hanya melihat-lihat) hingga menjadi gaya
hidup (lifestyle).3
Menurut Sapta Nirwandar sebagaimana dikutip dalam buku Hery Sucipto
dan Fitria Andayani menyatakan bahwa di Indonesia, wisata syariah lebih
dipahami setara dengan wisata religius dan wisata spiritual serta banyak
dimengerti sebagai wisata ziarah ke makam para Wali, Ulama dan wisata ke
Masjid tua yang bersejarah. Wisata syariah sebenarnya berupa wisata alam,
budaya. Sebagaimana wisata konvensional, wisata syariah juga
membutuhkan dukungan fasilitas dari berbagai sektor. Seperti hotel, restoran,
destinasi dan guide, event, fasilitas perbelanjaan hingga spa dan terapi
kesehatan. Indonesia memiliki potensi untuk meraup jumlah kunjungan
wisatawan Muslim Global. Mengingat banyak objek dan daerah destinasi
wisata (Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Nusa Tenggara
Barat) yang sangat menarik di mata wisatawan Muslim Internasioanl.4 Tapi
sebenarnya produk, jasa, objek wisata dan tujuan wisata dalam wisata syariah
sama dengan produk wisata dengan non syariah selama tidak bertentangan
dengan nilai-nilai dan etika syariah. Jadi wisata syariah tidak hanya berbatas
pada wisata religi, wisata spiritual dan wisata ziarah. Dengan demikian yang
membedakan wisata syariah dengan non syariah adalah selalu mengacu pada
3Juniadi Setiadin, “Mengembangkan Ekonomi Islam Melalui Pariwista Syariah”, dalam
https://www.google.co.id/amp/www.kompasiana.com/amp/setiadin1/mengembangkan-ekonomi-islam-melalui-pariwisata-syari-ah_58ac55b9c6afbdad08b40290, diambil tanggal 1 Maret 2017, pukul 10.05 WITA
4Hery Sucipto dan Fitria Andayani, Wisata Syariah, h. 18-19.
3
norma-norma keislaman dan yang menjadi tolak ukur utamanya tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dan etika syariah.5
Pemerintah NTB didukung Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
menggarap wisata halal karena beberapa hal diantaranya: Investasi
sumberdaya yang besar untuk mengembangkan wisata halal, aspek ekonomis,
serta NTB memiliki alam dan budaya yang kaya yang bisa dijual di pasar
wisata halal. Riset yang dilakukan oleh Dinar Standart menunjukkan bahwa
penduduk Muslim dunia membelanjakan $140 miliar (sekitar Rp. 1820
triliun) untuk wisata pada 2013, yang merupakan 11,5% dari seluruh
pengeluaran untuk perjalanan ibadah haji/umrah ke Arab Saudi. Angka ini
diperkirakan akan naik mencapai $238 miliar (sekitar 13% dari pengeluaran
global). Potensi pasar yang besar dan kualitas pengeluaran wisatawan yang
harus direbut oleh NTB. Dalam ajang The World Halal Travel Summit 2015
yang berlangsung di Dubai Lombok dinobatkan sebagai World’s Best Halal
Tourism Destination dan sebagai World’s Best Halal Honeymoon
Destination.6
Pariwisata merupakan sebuah sektor yang telah mengambil peran penting
dalam pembangunan perkeonomian bangsa-bangsa di dunia. Kemajuan dan
kesejahteraan yang semakin tinggi telah menjadikan pariwisata sebagai
bagian pokok dari kebutuhan atau gaya hidup manusia dan menggerakkan
5Dewi Tradena, “Pengaruh Industri Pariwisata Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Hotel dan Biro Perjalanan Wisata Kabupaten Pesisir Barat), (Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017), h. 135.
6Kasan Mulyono, “Apa Pentingnya Wisata Halal Bagi NTB”, dalam http://lombokinsider. com/general-news/ apa-pentingnya-wisata-halal-bagi-ntb/, (diambil tanggal 22 Februari pukul 10.00 WITA)
4
manusia untuk mengenal alam dan budaya di wilayah lain. Sehingga secara
tidak langsung, pergerakan manusia akan berpengaruh terhadap mata rantai
ekonomi yang saling berkesinambungan menjadi industri jasa yang
memberikan kontribusi bagi perekonomian dunia, hingga peningkatan
kesejahteraan ekonomi di tingkat masyarakat lokal.7
Keberadaan Masjid terbesar di Lombok yang berada di Kota Mataram
yaitu Islamic Center merupakan tempat wisata syariah sekaligus icon wisata
syariah di Kota Mataram. Dengan semakin berkembangnya wisata syariah
yang mampu meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lombok,
khususnya di Kota Mataram sehingga turut menggerakkan perekonomian
masyarakat terutama di sektor penjualan cinderamata seperti kaos Lombok,
kain tenun, aksesoris dan mutiara.
Dengan tingginya minat wisatawan yang berkunjung mengakibatkan
jumlah pedagang cinderamata musiman mulai bermunculan menawarkan
barang dagangan cinderamata di depan hotel-hotel yang berada di Kota
Mataram seperti di hotel Lombok Garden, hotel Lombok Plaza, hotel
Lombok Raya, hotel Aston Inn, hotel Grand Legi, hotel Golden Palace,
Warung makan Taliwang dan lainnya. Tidak hanya itu, melainkan juga
meningkatkan jumlah pendapatan seiring dengan tingginya wisatawan yang
berkunjung disertai dengan daya beli wisatawan yang tinggi terhadap
cinderamata sehingga tingkat penjualan mulai semakin baik, pendapatan
7Ade Ela Pratiwi, “Analisi Pasar Wisata Syariah Di Kota Mataram”, Jurnal media
Wisata, Vol. 14, Nomor 1, Mei 2016, h 345.
5
semakin stabil naik yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi kesejahteraan mereka.
Di samping menjadi mesin penggerak ekonomi, pariwisata juga
merupakan wahana yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran
mengingat berbagai jenis wisata dapat ditempatkan di mana saja dan dapat
membuka peluang usaha jasa pariwisata.8 Industri pariwisata salah satu
investasi bisnis yang bisa mendatangkan keuntungan dan kesejahteraan bagi
masyarakat, karena dengan adanya pariwisata, akan membuka lebih banyak
lapangan pekerjaan. Mengembangkan industri pariwisata yang berbasis
syariah juga merupakan sebuah kontribusi untuk lebih mengembangkan dan
menerapkan konsep ekonomi syariah.9
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitan merasa penting untuk
dilakukan penelitini tentang: “Pengaruh Wisata Syariah terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Pelaku Usaha Cinderamata di Kota
Mataram”.
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Apakah Wisata Syariah Berpengruh terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Pelaku Usaha Cinderamata di Kota Mataram?
8Gamal Suwantoro, Dasar-Dasar Pariwisata, (Yogyakarta: Andi, 2004), h. 36. 9Rahmi Syahriza, “Pariwisata Berbasis Syariah (Telaah Makna Kata Sara dan
Derivasinya dalam al-Qur’an), HUMAN FALAH, Vol. 1, Nomor. 2, Juli-Desember 2014, h. 141.
6
2. Batasan Masalah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang
ditemukan oleh peneliti, maka dalam hal ini peneliti membatasi penyajian
masalah yang akan dibahas.
Adapun permasalahannya itu dikhususkan pada:
a) Wisata syariah
b) Kesejahteraan pelaku usaha cinderamata yang berjualan di hotel-hotel
dan rumah makan yang ada di Kota Mataram.
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh wisata syariah terhadap
kesejahteraan masyarakat pelaku usaha cinderamata di Kota Mataram.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan informasi di bidang
perekonomian Kota Mataram khusunya pengaruh wisata syariah
terhadap kesejahteraan masyarakat pelaku usaha cinderamata di Kota
Mataram.
7
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Penulis
Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis mengenai
wisata khususnya wisata syariah.
2) Bagi Pelaku Usaha
Untuk memberikan kreativitas dan inovasi bagi para pelaku usaha
di bidang wisata agar mengembangkan bisnis wisata dengan
konsep syariah.
3) Bagi Pemerintah
Agar pemerintah dapat menarik investor dalam rangka
pengembangan wisata syariah dan melihat peluang untuk
membuka lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia melalui pelatihan, pembinaan dan
pendampingan usaha dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
D. Definisi Operasional
Definisi Operasional variabel penelitian dalam penelitian merupakan
bentuk operasional dari variabel-variabel yang digunakan, biasanya berisi
definisi konseptual, indikator yang digunakan, alat ukur yang digunakan dan
penilaian alat ukur.10
10Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & Spss, ( Jakarta: Kencana prenada group, 2013), h. 111.
8
Wisata Syariah merupakan kegiatan kunjungan wisata dengan destinasi
dan industri pariwisata yang menyiapkan fasilitas produk, pelayanan dan
pengelolaan pariwisata yang memenuhi konsep syariah.
Kesejahteraan sosial merupakan berbagai tindakan yang dilakukan
manusia untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik. Taraf kehidupan
yang lebih baik tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi
juga memperhatikan aspek sosial, mental dan segi kehidupan spiritual.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
Dari beberapa literatur dan penelitian terdahulu tentang kegiatan
kepariwisataan yang sudah dilakukan yang berkaitan dengan tema penelitian
di antaranya sebagai berikut:
1. Dini Andriani dkk “Laporan Akhir Kajian Pengembangan Wisata
Syariah”.11
Hasil dari penelitian tersebut adalah Aceh sebagai wisata syariah yaitu
dari aspek atraksi wisata, aspek aksesibilitas, amenitas dan kelembagaan,
bahwa secara keseluruhan, responden cenderung menyatakan siap.
Akomodasi yang tersedia di Aceh secara keseluruhan sudah menerapkan
prinsip Islami dalam pelayanannya. Namun demikian, belum ada hotel
yang secara resmi telah bersertifikasi halal di Aceh. Sedangkan persepsi
wisatawan mengenai kesiapan Manado sebagai wisata syariah yang dilihat
dari aspek daya tarik wisata, akomodasi dan aksesibilitas Manado siap
untuk menjadi destinasi wisata syariah. Sedangkan untuk aspek restoran
dan rumah makan, SPA dan pramuwisata belum siap untuk menjadi
destinasi wisata syariah. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan
potensi destinasi wisata syariah di Indonesia khususnya di Aceh dan
11Dini Andriani dkk, “Laporan Akhir Kajian Pengembangan Wisata Syariah”, Asisten
Deputi Penelitian Dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata, 2015.
10
Manado. Menganalisis kesiapan masing-masing destinasi wisata melalui
persepsi wisatawan dan dalam mengembangkan wisata syariah.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Banda Aceh cukup optimal
dalam menggarap wisata syariah karena sudah siap dari aspek atraksi
wisata, aspek aksesibilitas, amenitas, kelembagaan dan akomodasi sudah
siap. Namun masih perlu komitmen dan konsistensi dalam menggarap
wisata syariah di Banda Aceh. Sedangkan Manado belum siap menjadi
destinasi wisata syariah dan belum optimal dalam menggarap potensi
wisata syariah yang dimiliki.
Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh peneliti adalah
pada tema sama-sama membahas tentang wisata syariah. Sedangkan
perbedannya adalah dalam penelitian tersebut yang menjadi subyek
penelitian adalah di Aceh dan Manado. Sedangkan peneliti di Kota
Mataram. Kemudian penelitian terdahulu berdasarkan persepsi wisatawan,
namun peneliti dari persepsi pelaku usaha cinderamata. Dari subyek
penelitian terdahulu bermaksud untuk membandingkan kesiapan Aceh
dan Manado menjadi daerah tujuan wisata syariah. Kemudian penelitian
terdahulu bersifat deskriptif dengan menggunakan metode kuantitatif dan
data kualitatif. Namun peneliti hanya menggunakan metode kuantitatif
deskrptif.
11
2. Mustahik Maliki, “Pengaruh pariwisata Senggigi dalam meningkatkan
pendapatan pedagang kaki lima di daerah Senggigi Kecamatan
Batulayar”.12
Hasil dari penelitian ini adalah dengan banyaknya usaha dagang yang
dikelola oleh para pedagang akan membantu para pedagang dalam
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup para pedagang.
Adanya objek wisata senggigi yang dimanfaatkan oleh penduduk sekitar
terutama yang bekerja sebagai pedagang dapat membantu tingkat
kemakmuran dan kesejahetraan hidup para pedagang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya
pengaruh pariwisata senggigi terhadap tingkat pendapatan pedagang kaki
lima di daerah senggigi Kecamatan Batulayar.
Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh peneliti adalah
pada tema yaitu sama-sama membahas tentang pengaruh wisata.
Menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode survei. Namun
perbedaan peneliti ini dengan yang peneliti lakukan adalah pada subyek
peneliti terdahulu pariwisata di Senggigi, sedangkan peneliti wisata
syariah di Kota Mataram. Pada subyek peneliti terdahulu untuk
mengetahui tingkat pendapatan pedagang kaki lima. Sedangkan penelliti
dalam hal kesejahteraan masyarakat pelaku usaha cinderamata.
12Mustahik Maliki, “Pengaruh Pariwisata Senggigi Dalam Meningkatkan Pendapatan
Pedagang Kaki Lima Di Daerah Senggigi Kecamatan Batulayar”. (Skripsi, FSEI IAIN Mataram, Mataram, 2017.
12
Peneliti menggunakan statistik deskriptif, sedangkan peneliti terdahulu
menggunakan statistik inferensial.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pariwisata Senggigi memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap peningkatan pendapatan pedagang
kaki lima. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendapatan pedagang kaki lima
saat berjualan dihari biasa adalah Rp. 40.000 – Rp 50.000 sedangkan di
hari libur pendapatan para pedagang sampai berkisar Rp. 70.000 – Rp
90.000 perhari.
3. Renaldy Rakhman Luthfi, “Peran Pariwisata Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Di Sektor Lapangan Pekerjaan Dan Perekonomian Tahun
2009 – 2013 (Studi Kasus : Kota Batu)”.13
Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran pariwisata memiliki
peran positif terhadap kesejahteraan masyarakat Kota Batu di sektor
lapangan pekerjaan dan perekonomian. Responden merasakan terjadi
peningkatan pada pendapatan walapun tidak secara kontinue tiap tahun,
serta responden merasakan bahwa dengan adanya pembangunan di sektor
pariwisata dapat meningkatkan perekonomian dan lapangan pekerjaan
meskipun dampak negatifnya sektor pertanian agak turun, jalanan macet,
dan tanah semakin tidak subur.
Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh peneliti adalah
pada tema yaitu sama-sama membahas tentang peran wisata dan tentang
kesejahteraan. Sedangkan perbedaannya adalah pada subyek penelitian,
13Renaldy Rakhman Luthfi, Peran Pariwisata Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Sektor Lapangan Pekerjaan Dan Perekonomian Tahun 2009 – 2013 (Studi Kasus : Kota Batu. (Jurnal Ilmiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang 2013).
13
jika penelitian terdahulu di Kota Baru, sedangkan peneliti melakukan
penelitian di Kota Mataram. Obyek dalam penelitian ini adalah peran
pariwisata terhadap kesejahteraan masyarakat di sektor lapangan pekerjaan
dan perekonomian. Sedangkan yang peneliti lakukan adalah pengaruh
wisata syariah terhadap kesejahteraan pelaku usaha cinderamata.
Kemudian penelitian terdahulu menggunakan jenis penelitian kualitatif
fenomenologi. Sedangkan peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah peran pariwisata terhadap
kesejahteraan di sektor lapangan pekerjaan dan perekonomian, memberi
peran dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar tempat
pariwisata, memajukan atau mensejahterakan perekonomian masyarakat
dengan dikelola oleh pemerintah dan peran swasta di sektor
pengembangan lapangan pekerjaan tersebut. Pembangunan di sektor
wisata ini sangat baik bagi program pemerintah untuk perekonomian
kedepanya di Kota Batu, dan banyaknya lapangan pekerjaan di Kota Batu
menjadikan berkurangnya pengangguran di Kota Batu itu sendiri.
Dari beberapa penelitian di atas keunggulan penelitian ini adalah
membhas wisata syariah di Koata mataram, daerah yang memiliki
peraturan pariwisata halal, dan belum adanya penelitian yang berkaitan
dengan wisata syariah dan kesejahteraan masyarakat pelaku usaha
cinderamata.
14
B. Kerangka Berpikir
1. Wisata
a. Definisi Wisata Syariah
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya
tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.14
Sedangkan pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari
seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya
karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial,
kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti
karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk
belajar.15
Secara bahasa syariah berarti jalan yang dilewati untuk menuju
sumber air. Syariah berarti aturan dan undang-undang. Secara istilah
syariah adalah semua aturan yang diturunkan Allah untuk para hamba-
Nya, baik terkait masalah akidah, ibadah, muamalah, adab, maupun
akhlak dan terkait dengan hubungan makhluk dengan Allah, maupun
hubungan antar-sesama makhluk. wisata syariah dapat berupa wisata
alam, wisata budaya dan wisata buatan yang dibingkai dalam nilai-nilai
Islam. Sedangkan wisata syariah merupakan upaya perjalanan atau
rekreasi untuk mencari kebahagiaan yang tidak bertentangan dan
14Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pariwisata Halal
15Gamal Suwantoro, Dasar-Dasar Pariwisata, (Yogyakarta: Andi, 2004), h. 3.
15
menyalahi prinsip-prinsip ajaran Islam, serta diniatkan untuk
mengagumi kebesaran ciptaan Allah SWT.16
Dapat disimpulkan wisata syariah adalah kegiatan kunjungan wisata
dengan destinasi dan industri pariwisata yang menyiapkan fasilitas
produk, pelayanan dan pengelolaan pariwisata yang memenuhi konsep
syariah.17 Intinya, wisata syariah harus dipahami sebagai konsep
keagamaan dan kebudayaan, dimana tujuan-tujuan Islami, ajaran-ajaran
Islam, serta akidah Islamiyah harus dimasukkan dan dijadikan program-
program yang ditawarkan dalam aktivitas wisata syariah tersebut.
Artinya, wisata syariah tidak sekedar untuk memindahkan aktivitas para
turis ke daerah tempat wisata, melainkan juga bisa menawarkan nilai-
nilai keagamaan dan kebudayaan.18
b. Konsep Wisata Syariah
Konsep pengembangan wisata syariah menurut Abdul-Sahib Al-
Shakry sebagaimana dikutip dalam buku Hery Sucipto dan Suryani
sebagai berikut:
1) Kebangkitan budaya dan penyebaran nilai-nilai Islam. Wisata syariah
harus menjadi ikon kebangkitan budaya Isalm, sekaligus maklumat
bagi dunia Islam juga terdapat objek-objek wisata yang
mengagumkan sebagai bentuk warisan budaya. Dengan adanya
16Hery Sucipto dan Fitria Andayani, Wisata Syariah, h. 38-45. 17Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2016 Tentang
Pariwisata Halal 18Hery Sucipto, Wisata Syariah, h. 61.
16
wisata syariah, maka masyarakat dunia diperkenalkan terhadap
keluhuran dan kebesaran budaya Islam.
2) Wisata syariah mendatangkan ekonomi bagi masyarakat Muslim.
Kepedulian pada peningkatan kesejahteraan umat Muslim, yakni
mereka menjadi host. Artinya wisata syariah dikembangkan untuk
tujuan meningkatkan kesejahteraan umat Muslim pada khususnya.
3) Supaya wisata syariah dapat menguatkan kepercayaan diri, identitas
dan keyakinan umat Muslim dalam menghadapi anggapan negatif
dibanding kebudayaan dan gaya hidup budaya lain. Maksudnya ialah
dalam melakukan kegiatan berwisata bukan sekedar berbisnis,
melainkan juga gaya hidup, standart prestise suatu kelompok
masyarakat.19
Sedangkan wisata syariah memiliki kriteria umun sebagai
berikut:
1. Berorientasi pada kemaslahan umat
2. Berorientasi pada pencerahan, penyegaran dan ketenangan
3. Menghindari kemusyrikan dan khufarat
4. Menghindari maksiat
5. Menjaga prilaku, etika dan nilai luhur kemanusiaan
6. Menjaga amanah, keamanan dan kenyamanan.
7. Bersifat universal dan inklusif
8. Menjaga kelestarian lingkungan
19Hery Sucipto dan Fitria Andayani, Wisata Syariah, h. 54-55.
17
9. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan kearifan lokal
c. Panduan Umum Wisata Syariah
Panduan umun dalan wisata syariah memiliki kriteria masing-
masing sebagai berikut:20
1. Obyek wisata merupakan .potensi yang menjadi pendorong
wisatawan ke daerah tujuan wisata.
a) Terdiri dari objek wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan
b) Tersedia fasilitas ibadah yang layak dan suci
c) Tersedia makanan dan minuman yang halal
d) Pertunjukam seni dan budaya serta atraksi yang tidak
bertentangan dengan kriteria umum pariwisata syariah
e) Terjaga kebersihan sanitasi dan lingkungan
2. Akomodasi adalah segala bentuk hotel bintang dan nonbintang.
a) Tersedia fasilitas yang layak untuk bersuci
b) Tersedia fasilitas yang memudahkan untuk beribadah
c) Tersedia makanan dan minuman halal
3. Usaha penyedia makanan dan minuman adalah usaha yang
dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan.
a) Terjamin kehalalan makanan dan minuman.
b) Ada jaminan halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)
setempat.
20Ibid., h. 103-129.
18
4. Biro perjalanan wisata merupakan usaha jasa perjalanan wisata yang
meliputi usaha penyediaan jasa penyelenggaraan pariwisata.
a) Menyelenggarakan paket perjalanan yang sesuai dengan kriteria
umum wisata syariah
b) Memiliki daftar akomodasi yang sesuai dengan panduan umum
akomodasi wisata syariah
c) Memiliki daftar usaha penyedia makanan dan minuman yang
sesuai dengan panduan umum usaha penyedia makanan dan
minuman wisata syariah.
5. Pramuwisata ialah usaha yang menyediakan tenaga pemandu wisata
untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.
a) Memahami dan mampu melaksanakan nilai-nilai syariah dalam
menjalankan tugas.
b) Berakhlak baik, komunikatif, ramah, jujur dan bertanggung
jawab
c) Berpenampilan sopan, menarik sesuai dengan nilai etika islam.
2. Kesejahteraan
a. Pengertian Kesejahteraan
Kesejahteraan sosial merupakan berbagai tindakan yang dilakukan
manusia untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik. Taraf
kehidupan yang lebih baik tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik
belaka, tetapi juga memperhatikan aspek sosial, mental dan segi
19
kehidupan spiritual.21 Sedangkan dalam UU No. 11 tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial dijelaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah
kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga
negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.22
b. Indikator Kesejahteraan Secara Umum
Berbagai upaya telah dilakukan dalam pembangunan yang
dilakukan untuk satu tujuan yaitu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Banyak ahli yang telah mengemukakan berbagai aspek
yang perlu dipertimbangkan dalam indikator kesejahteraan sosial
misalnya dari aspek fisik berkaitan dengan bangunan (building) dan
infrastruktur (infrastructure). Bangunan yang dimaksud ialah
pertokoan, perkantoran, gedung perniagaan dan sebagainya. Sedangkan
infrastruktur dapat berupa jalan raya, jembatan, sarana pembuangan
limbah, sarana air bersih dan lain sebagainya.23
Menurut Sunarti sebagimana dikutip dalam Amirus Sodiq
menyatakan bahwa aspek-aspek spesifik yang sering digunakan sebagai
indikator untuk mengukur kesejahteraan rakyat adalah:24
1) Kependudukan, meliputi jumlah dan laju pertumbuhan penduduk,
sebaran dan kepadatan penduduk, migrasi dan fertilitas.
21Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai
Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), h. 44. 22UU No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. 23Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas, h. 3-4. 24Amirus Sodiq, “Konsep Kesejahteraan Dalam Islam”. Equilbrium, Vol. 3, Nomor 2,
Desember 2015, h. 387.
20
2) Kesehatan, meliputi tingkat kesehatan masyarakat.
3) Pendidikan, meliputi kemampuan baca tulis, tingkat partisipasi
sekolah dan fasilitas pendidikan.
4) Ketenagakerjaan, meliputi tingkat partisipasi angkatan kerja dan
kesempatan kerja, lapangan pekerjaan dan status pekerjaan.
5) Pola konsumsi dan tingkat konsumsi rumah tangga, meliputi
distribusi pendapatan dan pengeluaran rumah tangga (makanan
dan non makanan).
6) Perumahan dan lingkungan, meliputi kualitas rumah, fasilitas
lingkungan perumahan dan kebersihan lingkungan.
7) Sosial budaya, meliputi akses untuk memperoleh informasi dan
hiburan, dan kegiata sosial budaya.
Menurut Adi Fahrudin dalam Agung Eko Purwana menyatakan
bahwa Kesejahteraan oleh sebagian masyarakat selalu dikaitkan dengan
konsep kualitas hidup. Konsep kualitas hidup merupakan gambaran
tentang keadaan kehidupan yang baik. World Health Organization
mengartikan kualitas hidup sebagai sebuah persepsi individu terhadap
kehidupannya di masyarakat dalam konteks budaya dan sistem nilai
yang ada yang terkait dengan tujuan, harapan, standar, dan juga
perhatian terhadap kehidupan. Konsep ini memberikan makna yang
lebih luas karena dipengaruhi oleh kondisi fisik individu, psikologis,
21
tingkat kemandirian, dan hubungan sosial individu dengan
lingkungannya.25
Sedangkan, menurut Wahyu Prastyaningrum bahwa tingkat
kesejahteraan masyarakat dapat dibedakan menjadi 5 jenis yaitu :26
1) Keluarga Pra Sejahtera
Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga yang belum dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) seperti kebutuhan
akan pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan.
2) Sejahtera I
Sejahtera I adalah keluarga yang telah memenuhi kebutuhan
dasar secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan
kebutuhan sosial psikologisnya, seperti kebutuhan ibadah, makan
protein hewani, pakaian, rumah untuk interaksi keluarga, dalam
keadaan sehat, mempunyai penghasilan, dan bisa bacatulis.
3) Sejahtera II
Sejahtera II adalah keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya dan dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi
belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan perkembangannya,
seperti kebutuhan untuk meningkatkan agama, menabung,
berinteraksi dengan keluarga, ikut melaksanakan kegiatan dalam
masyarakat dan mampu memperoleh informasi.
25Agung Eko Purwana, “Kesejahteraan Dalam Perspektif Ekonomi Islam” h. 7. 26Wahyu Prastyaningrum, Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan
Masyarakat Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung, (Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Semarang, Semarang, 2009), h. 16-17.
22
4) Sejahtera III
Sejahtera III adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, psikologis dan kebutuhan
pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan
(kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat, seperti secara
teratur (waktu tertentu) memberikan sumbangan dalam bentuk
material dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan
serta berperan serta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga
kemasyarakatan.
5) Sejahtera III +
Sejahtera III + adalah keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis
maupun yang bersifat pengembangan serta telah dapat pula
memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi
masyarakat.
Jadi kesejahteraan adalah suatu kondisi dimana sesorang untuk
terus memperbaiki kulaitas hidup, mampu memenuhi kebutuhan
dasar seperti sandang, papan dan pangan. Selain itu mampu
menyekolahkan anggota keluarga, mampu berinteraksi dengan
lingkungan. Kemudian kesejahteraan yang minimal ialah pada
kondisi kesejahteraan II, karena keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, psikologis. Kesejahteraan
telah berkembang menuju kesempurnaanya. Kesamaan berbagai
23
konsep ini tertuju pada tujuan yang sama, yakni sebuah kondisi
masyarakat yang semakin baik.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesisi berasal dari kata “hupo” (sementara) dan “thesis” (pernyataan
atau teori). Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih
lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Maka hipotesis adalah
jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya.27
Hipotesis dalam penelitian sebagai berikut:
Ho: tidak terdapat pengaruh antara wisata syariah terhadap
kesejahteraan masyarakat pelaku usaha cinderamata.
Ha: terdapat pengaruh antara wisata syariah terhadap kesejahteraan
masyarakat pelaku usaha cinderamata.
27Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & Spss,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h.37.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian yang bersifat
deskriptif dengan menggunakan pendeketan kuantitatif. Deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel yang lain.28
Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan
analisis data berupa angka. Pada dasarnya pendekatan ini menggambarkan
data melalui angka-angka.29 Statistik deskriptif adalah statistik yang
mengambarkan fenomena. Statistik deskriptif umumnya hanya memberikan
gambaran mengenai keadaan data sebenarnya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum. Teknik ini menyediakan ringkasan
sederhana tentang sampel atau mendeskripsikan data sampel.30
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang akan diteliti.31 Dalam
penelitian ini populasi yang digunakan adalah jumlah pelaku usaha
28Ibid., h. 7. 29Suryani dan Hendriyadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi pada Penelitian
Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 109. 30Ibid., h. 210. 31Sugiyono, Metode Penelitian, h. 80.
25
cinderamata yang berjualan di Kota Mataram yang berjumlah 416
pedagang. 32
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.33 Untuk menentukan besarnya sampel, peneliti
menggunakan rumus dengan Metode Slovin.34 Rumus Metode Slovin
sebagai berikut:
Keterangan:
n = Ukuran Sampel
N = Populasi
e = Kesalahan dalam pengambilan sampel yang dapat ditolerir atau yang
diinginkan sebesar 20%.
Dibulatkan menjadi 24. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 24
responden.
Dalam pengambilan sampel biasanya peneliti menentukan terlebih
dahulu besarnya jumlah sampel. Apabila jumlah sampel kurang dari 100
32Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonsesia Munas V Apkli berupa dokumen 33Sugiyono, Metode Penelitian, h. 81. 34Syofian Siregar, Metode penelitian, h. 34.
26
orang maka lebih baik diambil semua. Jika subyeknya besar dapat diambil
10-15%, atau 20-25% atau lebih.35
Pada prinsipnya tidak ada peraturan yang baku berapa persen sampel
harus diambil dari suatu populasi. Namun, menurut literatur penelitian
pada umumnya berpendapat bahwa sampel yang melebihi lebih baik
daripada kekurangan. Artinya akan lebih baik sebanyak mungkin dari
populasi. Untuk populasi 10-100 sebaiknya diambil seratus persen (100%).
Di atas 100-300 bisa diambil 70% dan diatas 1000 cukup diambil 20%.
Dalam pengambilan sampel penelitian, peneliti menggunakan teknik
sampel probability Sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dan jenis Probability Sampling
yang digunakan yaitu simple random sampling yang merupakan
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata dalam populasi itu.36
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Proses penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi permasalahan
yang terjadi di tempat penelitian, melakukan perumsan masalah dan
pengumpulan teori dasar guna memperkuat landasan dari setiap variabel.
Selanjutnya dilakukan penyususnan metode dalam pengumpulan data,
penyusunan instrumen, pengujian yang dilakukan sampai dengan laporan
35Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi III (Jakarta:Rineka Cipta, 1996), h. 120.
36Sugiyono, Metode Penelitian, h. 82.
27
penelitian. Waktu Proses penelitian ini dimulai sejak Januari sampai Juli
2017.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh pengaruh pariwisata
syariah terhadap kesejahteraan masyarakat pelaku usaha cinderamata.
Oleh karena itu, objek yang diteliti adalah para pelaku usaha cinderamata
yang berjualan di hotel yang berada di Kota Mataram. Lokasi penelitian
adalah di hote-hotel dan rumah makan, seperti hotel Lombok Garden,
hotel Lombok Plaza, hotel Lombok Raya, hotel Aston Inn, hotel Grand
Legi, hotel Golden Palace dan Warung makan Taliwang.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai
variasi antara satu orang dengan orang lainnya atau satu obyek dengan obyek
lainnya. Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat
(dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas.37
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu satu variabel bebas
wisata syariah sebagai variabel X dan satu variabel terikat kesejahteraan
masyarakat pelaku usaha cinderamata sebagai Y.
37Ibid., h. 38-39.
28
E. Desain Penelitian
Desain melibatkan penelitian melibatkan seperangkat keputusan
mengenai apa topik yanag akan dipelajari, bagaimana populasi penelitian,
metode penelitian apa yang digunakan dan untuk tujuan apa penelitian
dilakukan.38
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif dalam bentuk
survei. Metode penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang
menggunakan analisis data yang berbentuk numerik atau angka. Penelitian
survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar/kecil, tetapi data
yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi.39
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena
ini disebut variabel penelitian.40
Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner
(angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulam data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab.41 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis
38Suryani dan Hendriyadi, Metode Riset, h. 108. 39Ibid., h, 115-116. 40Sugiyono, Metode Penelitian 102. 41Ibid., h. 142.
29
kuesioner tertutup yang merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada responden sudah ada dalam bentuk pilihan.42
Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tertentu tentang fenomena sosial.43
Adapun kategori yang digunakan peneliti adalah:
Tabel. 1 Kategori Variabel
Jawaban Skor
a. Sangat setuju 5
b. Setuju 4
c. Kurang setuju 3
d. Tidak setuju 2
e. Sangat tidak setuju 1
Selain menggunakan kuesioner dibantu dengan observasi, wawancara
dan dokumentasi.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini yaitu:
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulam data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab.44
42Syofian Siregar, Metode penelitian, h. 21. 43Sugiyono, Metode Penelitian, h. 93.
30
Penyeberan kuesioner kepada 24 responden untuk memperoleh
sumber data primer.
2. Observasi
Menurut Sugiyono bahwa sutrisno Hadi mengatakan Observasi
merupakan proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.45
Penggunaan teknik observasi langsung oleh peneliti untuk melihat
lokasi-lokasi tempat berjualan pelaku usaha cinderamata.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil.46
Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh data berupa
jumlah pelaku usaha cinderamata yang berada di Kota Mataram di
Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Kota Mataram.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang merupakan catatan-catatan, buku, surat kabar, majalah agenda dan
lain sebagainya.47
44Ibid., h. 142. 45Ibid., h. 145. 46Ibid., h. 137. 47Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rikena Cipta, 2000), h.24.
31
Peneliti menggunakan metode ini untuk mendapatkan data-data yang
bersumber pada dokumentasi tertulis yang sesuai dengan keperluan
peneliti.
Adapun sumber dan jenis data dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Sumber data
1) Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
objek yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer diperoleh
melalui pembagian kuesioner kepada responden.
2) Data Sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau lewat dokumen.48 Dalam penelitian ini yang menjadi
sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal dan internet
yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
b. Jenis data
1) Data kuantitatif adalah data yang berupa angka. Dari angka yang
diperoleh tersebut maka akan dianalisis dalam analisis data.
2) Data kualitatif adalah data yang berupa pendapat (pernyataan)
sehingga berupa kata-kata atau kalimat.49
48Ibid., h .137. 49Syofian Siregar, Metode Penelitian, h. 16-17
32
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas
Uji Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur. Validitas konstruk merupakan validitas
yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur
suatu konsep yang sedang diukur.50
Dengan rumus :
∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ } { ∑ ∑
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
∑x = jumlah dari skor butir
∑y = jumlah dari skor total
N = jumlah responden
∑xy = jumlah perkalian dari skor butir dan skor total
∑x2 = jumlah kuadrat dari skor
∑y2 = jumlah kuadrat dari skor total
Validitas data diukur dengan cara membandingkan nilai rhitung dan nilai
rtabel kriterianya jika nilai rhitung (>) atau (=) nilai rtabel, maka item
instrument tersebut valid. Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan
komputer menggunakan program SPSS 17.0 dan Microsoft Exel 2010.
50Ibid., h. 46-47.
33
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten dengan menggunakan alat yang pengukur yang sama
pula.51 Pengujian realiabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi
suatu instrument. Rumus cronbach alpha :
r = { } { ∑ }
Keterangan:
r = Reabilitas instrumen
k = jumlah item ∑ = Jumlah varian butir = Varian total
Reliabilitas data di ukur dengan cara membandingkan nilai rhitung dan
nilai rtabel, kriterianya jika nilai rhitung (>) atau (=) nilai rtabel maka
instrument dinyatakan reliabel. Pengolahan data menggunakan program
Microsoft Excel dan SPSS 17.0.
3. Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana digunakan hanya untuk satu variabel bebas
(independent) dan satu variabel terikat (dependent).52 Tujuannya untuk
memprediksi besaran nilai variabel terikat (dependen) yang dipengaruhi
oleh variabel bebas (independent).
Dengan rumus :
51Ibid., h. 55-57. 52Ibid., h. 284.
34
Keterangan:
Y= Variabel terikat (kesejahteraan pelaku usaha cinderamata)
a = Angka konstan
b = Koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan
variabel independen.
X= Variabel bebas atau independent (wisata syariah)
4. Analisis Determinasi
Analisis determinasi adalah angka yang digunakan untuk mengetahui
kontribusi yang diberikan oleh sebuah variabel atau lebih (bebas)
terhadap variabel (terikat).53 Analisis determinasi merupakan kuadrat
koefisien korelasi pearson product moment yang dikalikan dengan 100%.
Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel X mampu
menerangkan variabel Y. Rumus :
Untuk melengkapi analisis data kuantitatif ini, maka peneliti
menggunakan alat hitung SPSS 17.0
53Ibid., h. 252.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Kota Mataram
a. Sejarah Kota Mataram
Pada tanggal 17 Desember 1958 Mataram ditetapkan sebagai pusat
Pemerintahan sekaligus sebagai Ibukotanya. Saat itu Mataram juga
menjadi ibu kota Dati II Lombok Barat. Kota Mataram sebagai sebuah
Ibukota Nusa tenggara Barat dan Lombok Barat, terdiri dari 3 bagian
kota yaitu Ampenan, Mataram, dan Cakranegara. Mataram sebagai
Ibukota dari dua buah Pemerintahan, perkembangan kota semakin
bertambah maju. Kebutuhan sarana prasarana dan fasilitas umum
menjadi semakin besar. Demikian juga kebutuhan jaringan transportasi
dan tempat pemukiman menjadi lebih luas, karena itu kota Mataram
dimekarkan menjadi kota Administratif yang untuk sementara masih
berada dalam kendali Dati II Lombok Barat.
Pada Tanggal 9 Oktober 1976, No.3/Pernya/DPRD/1976 yang
mengusulkan pembentukan Kota Administratif Mataram kepada
Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Nusa Tenggara Barat dan
melanjutkan kepada Menteri Dalam Negeri dengan surat tanggal 10
Maret 1977 No. Pem. A/4. Kemudian peningkatan status Kota
Administartif Mataram berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun
1993. Menteri Dalam Negeri meresmikan perubahan tersebut pada
36
tanggal 31 Agustus 1993 yang wilayahnya meliputi Kecamatan
Mataram, Ampenan dan Cakranegara. Dan sekarang Kota Mataram
terdiri atas 6 kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Ampenanan,
Sekarbela, Mataram, Selaparang, Cakranegara dan Sandubaya.54
b. Kondisi Geografi Kota Mataram
Kota Mataram memiliki wilayah seluas 61,3 km2 dengan sebagian
besar adalah dataran rendah. Kota Mataram terletak diantara 116 04’-
116 10’ bujur timur dan 08 33’-08 38’ Lintang Selatan ibukota Provinsi
Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram memiliki nilai strategis terhadap
kabupaten di sekitarnya. Batas wilayah Kota Mataram sebagai berikut:
Batas Utara : Kabupaten Lombok Barat.
Batas Timur : Kabupaten Lombok Barat.
Batas Barat : Selat Lombok
Batas Selatan : Kabupaten Lombok Barat.
Tabel. 2 Luas wilayah kota Mataram Menurut Kecamatan
No. Kecamatan Luas Persenatase
1. Ampenan 946 15,43
2. Sekarbela 1.032 16,84
3. Mataram 1.076 17,55
4. Selaparang 1.077 17,57
5. Cakranegara 967 15,77
6. Sandubaya 1.032 16,84
Total 6.130 100,00
Sumber: BPS Kota Mataram 2015
54 Pemerintah Kota Mataram dalam http://mataramkota.go.id/sejarah.html
37
Berdasarkan tabel di atas bahwa kecamatan dengan wilayah yang
paling luas terdapat di Kecamatan Selaparang dengan luas wilayah
1.077 km2. Disusul Kecamatan Mataram dengan luas 1.076 km2.
Sedangkan wilayah terkecil adalah Kecamatan Ampenan dengan luas
9.4600 Km2.
c. Kependudukan
Tabel. 3 Jumlah penduduk Kota Mataram
Pada Tahun 2010-2016 No. Tahun Jumlah Penduduk
1. 2010 404.502
2. 2011 413.622
3. 2012 422.673
4. 2013 431.876
5. 2014 441.064
6. 2015 450.226
7. 2016 459.314
Sumber: BPS Kota Mataram 2016
c. Jumlah Wisatawan Kota Mataram
Jumlah wisatawan yang datang ke Kota Mataram, baik wisatawan
asing maupun domestik terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Sementara itu wisatawan yang mendominasi adalah wisatawan
domestik.
38
Tabel. 4 Jumlah wisatawan di Kota Mataram
No. Tahun Wisatawan
Asing
Wisatawan
Domestik
Jumlah
1. 2011 7.661 223.588 231.249
2. 2012 9.442 285.249 294.691
3. 2013 8.765 392.272 401.037
4. 2014 9.463 419.862 429.325
5. 2015 15.732 411.993 427.725
6. 2016 16.788 602.045 618.833
Sumber: Dinas Pariwisata Kota Mataram
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan asing
mengalami kenaikan, akan tetapi pada tahun 2013 sebesar 8.765 orang
dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2014 sebesar 9.463 orang
dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2015 sebesar 15.732
orang dan meningkat lagi tahun 2016 sebesar 16.788 orang. Begitupula
dengan wisatawan domestik yang mengalami penurunan ditahun 2015
seebsar 411.993 orang, namun pada tahun 2016 mengalami penigkatan
kembali menjadi 602.045 orang.
2. Uji Validitas Data
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apa yang ingin diukur. Untuk
menguji validitas masing-masing item pertanyaan dari variabel penelitian.
Suatu variabel dikorelasikan dengan nilai total masing-masing butir
pertanyaan dengan menggunakan teknik product moment.
39
a. Uji Validitas Variabel Wisata Syariah
Tabel. 5 Uji Validitas Wisata Syariah (x)
No. Item Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1. X1 0.821 0.423 Valid
2. X2 0.594 0.423 Valid
3. X3 0.549 0.423 Valid
4. X4 0.499 0.423 Valid
5. X5 0.491 0.423 Valid
6. X6 0.614 0.423 Valid
7. X7 0.490 0.423 Valid
8. X8 0.746 0.423 Valid
9. X9 0.834 0.423 Valid
10. X10 0.622 0.423 Valid
Sumber Data : Output SPSS 17.0
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan oleh peneliti
dapat diketahui bahwa semua item pernyataan kuesioner untuk
variabel label wisata syariah (X) sebanyak 10 item pernyataan adalah
valid.
b. Uji Validitas Variabel Kesejahteraan Pelaku Usaha Cinderamata
(Y)
Tabel. 6
Uji Validitas Kesejahteraan pelaku usaha cinderamata
No. Item Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1. Y1 0.438 0.423 Valid
2. Y2 0.525 0.423 Valid
3. Y3 0.523 0.423 Valid
40
4. Y4 0.509 0.423 Valid
5. Y5 0.526 0.423 Valid
Sumber Data : Output SPSS 17.0
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan oleh
peneliti dapat diketahui bahwa semua item pertanyaan kuesioner untuk
variabel kesejahteraan pedagang (Y) sebanyak 5 item pernyataan
adalah valid.
3. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah butir-butir
pernyataan dalam kuesioner penelitian konsisten atau tidak. Dalam
penelitian ini uji reliabilitas dilakukan kepada kuesioner (angket) yang
telah diisi oleh 24 responden atau 24 pedagang cinderamata daerah
Mataram.
Tabel. 7 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Reliability Coefficient Cronbach Alpha Keterangan
X 10 Item 0.885 Reliabel Y 5 Item 0.738 Reliabel
Sumber Data : Output SPSS 17.0
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel
memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0.423, sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua variabel X dan Y adalah reliabel atau konsisten.
41
4. Deskriptif Variabel Penelitian
Penyajian data deskriptif variabel penelitian bertujuan agar dapat
dilihat tanggapan-tanggapan responden dalam suatu penelitian. Data
deskriptif yang menggambarkan tanggapan responden merupakan
informasi tambahan untuk memahami hasil penelitian.
a. Deskriptif Variabel Wisata Syariah (Variabel X)
1) Apakah anda setuju dengan wisata syariah?
Tabel. 8 Pernyataan 1
X1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 2 8.3 8.3 8.3
3 10 41.7 41.7 50.0
4 8 33.3 33.3 83.3
5 4 16.7 16.7 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
pernyataan 1 menunjukkan bahwa sebanyak 0% atau tidak ada
responden menyatakan sangat tidak setuju, 8,3% atau 2 responden
menyatakan tidak setuju, 41,7% atau 10 responden menyatakan
kurang setuju, 33.3% atau 8 responden menyatakan setuju dan
16.7% atau 4 responden menyatakan bahwa mereka sangat setuju
dengan adanya wisata syariah.
42
2) Pemahaman tentang wisata syariah sudah sesuai dengan
perkembangan saat ini
Tabel. 9 Pernyataan 2
X2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 2 8.3 8.3 8.3
3 9 37.5 37.5 45.8
4 10 41.7 41.7 87.5
5 3 12.5 12.5 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
pernyataan 2 menunjukkan bahwa sebanyak 0% atau tidak ada
responden menyatakan sangat tidak setuju, 8,3% atau 2 responden
menyatakan tidak setuju, 37.5% atau 9 responden menyatakan
kurang setuju, 41.7% atau 10 responden menyatakan setuju dan
12.5% atau 3 responden menyatakan sangat setuju bahwa
pemahaman tentang wisata syariah sudah sesuai dengan
perkembangan saat ini.
43
3) Objek wisata syariah meliputi wisata alam, wisata budaya dan wisata
buatan.
Tabel. 10 Pernyataan 3
X3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 2 8.3 8.3 8.3
3 7 29.2 29.2 37.5
4 13 54.2 54.2 91.7
5 2 8.3 8.3 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
pernyataan 3 menunjukkan bahwa sebanyak 0% atau tidak ada
responden menyatakan sangat tidak setuju, 8,3% atau 2 responden
menyatakan tidak setuju, 29.2% atau 7 responden menyatakan
kurang setuju, 54.2% atau 13 responden menyatakan setuju dan 8.3%
atau 2 responden menyatakan sangat setuju bahwa objek wisata
syariah meliputi wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan.
44
4) Wisatawan yang berkunjung harus berpakaian dengan sopan.
Tabel. 11 Pernyataan 4
X4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 4.2 4.2 4.2
3 7 29.2 29.2 33.3
4 7 29.2 29.2 62.5
5 9 37.5 37.5 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
pernyataan 4 menunjukkan bahwa sebanyak 0% atau tidak ada
responden menyatakan sangat tidak setuju, 4.2% atau 1 responden
menyatakan tidak setuju, 29.2% atau 7 responden menyatakan
kurang setuju, 29.2% atau 7 responden menyatakan setuju dan 37.5%
atau 9 responden menyatakan sangat setuju bahwa wisatawan yang
berkunjung harus berpakaian dengan sopan.
45
5) Tersedia fasilitas ibadah di sekitar lokasi wisata
Tabel. 12 Pernyataan 5
X5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 4.2 4.2 4.2
2 1 4.2 4.2 8.3
3 2 8.3 8.3 16.7
4 15 62.5 62.5 79.2
5 5 20.8 20.8 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
pernyataan 5 menunjukkan bahwa sebanyak 4.2% atau 1 responden
menyatakan sangat tidak setuju, 4.2% atau 1 responden menyatakan
tidak setuju, 8.3% atau 2 responden menyatakan kurang setuju,
62.5% atau 15 responden menyatakan setuju dan 20.8% atau 5
responden menyatakan sangat setuju bahwa tersedia fasilitas ibadah
disekitar lokasi wisata.
46
6) Biro perjalanan menyelenggarakan paket perjalanan yang sesuai
dengan kriteria umum wisata syariah
Tabel. 13 Pernyataan 6
X6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 2 8.3 8.3 8.3
2 1 4.2 4.2 12.5
3 6 25.0 25.0 37.5
4 10 41.7 41.7 79.2
5 5 20.8 20.8 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
pernyataan 6 menunjukkan bahwa sebanyak 8.3% atau 2 responden
menyatakan sangat tidak setuju, 4.2% atau 1 responden menyatakan
tidak setuju, 41.7% atau 10 responden menyatakan kurang setuju,
62.5% atau 15 responden menyatakan setuju dan 20.8% atau 5
responden menyatakan sangat setuju bahwa biro perjalanan
menyelenggarakan paket perjalanan yang sesuai dengan kriteria
umum wisata syariah.
47
7) Pertunjukkan seni dan budaya tidak bertentangan dengan kriteria
umum wisata syariah.
Tabel. 14 Pernyataan 7
X7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 4.2 4.2 4.2
2 1 4.2 4.2 8.3
3 1 4.2 4.2 12.5
4 14 58.3 58.3 70.8
5 7 29.2 29.2 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
pernyataan 7 menunjukkan bahwa sebanyak 4.2% atau 1 responden
menyatakan sangat tidak setuju, ada 4.2% atau 1 responden
menyatakan tidak setuju, 4.2% atau 1 responden menyatakan kurang
setuju, 58.3% atau 14 responden menyatakan setuju dan 29.2% atau
7 responden menyatakan sangat setuju bahwa pertunjukkan seni dan
budaya tidak bertentangan dengan kriteria umum wisata syariah.
48
8) Usaha penyedia makanan dan minuman memiliki sertifikat halal dari
MUI
Tabel. 15 Pernyataan 8
X8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 2 8.3 8.3 8.3
3 6 25.0 25.0 33.3
4 10 41.7 41.7 75.0
5 6 25.0 25.0 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
pernyataan 8 menunjukkan bahwa sebanyak 0% atau 0 responden
menyatakan sangat tidak setuju, 8.3% atau 2 responden menyatakan
tidak setuju, 25% atau 6 responden menyatakan kurang setuju,
41.7% atau 10 responden menyatakan setuju dan 25% atau 6
responden menyatakan sangat setuju bahwa usaha penyedia makanan
dan minuman memiliki sertifikat halal dari MUI.
49
9) Pramuwisata berakhlak baik, komunikatif, ramah, jujur dan
bertanggung jawab
Tabel. 16 Pernyataan 9
X9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 3 12.5 12.5 12.5
3 8 33.3 33.3 45.8
4 8 33.3 33.3 79.2
5 5 20.8 20.8 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
pernyataan 9 menunjukkan bahwa sebanyak 0% atau 0 responden
menyatakan sangat tidak setuju, 12.5% atau 3 responden menyatakan
tidak setuju, 33.3% atau 8 responden menyatakan kurang setuju,
33.3% atau 8 responden menyatakan setuju dan 20.8% atau 5
responden menyatakan sangat setuju bahwa pramuwisata berakhlak
baik, komunikatif, ramah, jujur dan bertanggung jawab.
50
10) Wisata syariah dipromosikan oleh pemerintah untuk menarik
wisatawan.
Tabel. 17 Pernyataan 10
X10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 4 16.7 16.7 16.7
4 16 66.7 66.7 83.3
5 4 16.7 16.7 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
pernyataan 10 menunjukkan bahwa sebanyak 0% atau 0 responden
menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju, 16.7% atau 4
responden menyatakan kurang setuju, 66.7% atau 16 responden
menyatakan setuju dan 16.7% atau 4 responden menyatakan sangat
setuju bahwa wisata syaria dipromosikan oleh pemerintah untuk
menarik wisatawan.
51
b. Deskriptif Variable Kesejahteraan Pelaku Usaha Cinderamata (Y)
1) Wisata syariah mendorong kenaikan pendapatan perbulan antara Rp
1.000.000 – Rp 1.500.000
Tabel. 18 Pernyataan 11
Y1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 4.2 4.2 4.2
3 4 16.7 16.7 20.8
4 15 62.5 62.5 83.3
5 4 16.7 16.7 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
pernyataan 11 menunjukkan bahwa sebanyak 0% atau 0 responden
menyatakan sangat tidak setuju, 4,2% atau 1 responden menyatakan
tidak setuju, 16,7% atau 4 responden yang menyatakan kurang
setuju, 62.5% atau 15 responden menyatakan setuju dan 16,7% atau
4 responden menyatakan sangat setuju bahwa wisata syariah
mendorong kenaikan pendapatan perbulan antara Rp 1.000.000 – Rp
1.500.000
52
2) Kualitas rumah yang semakin baik
Tabel. 19 Pernyataan 12
Y2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 4.2 4.2 4.2
3 7 29.2 29.2 33.3
4 13 54.2 54.2 87.5
5 3 12.5 12.5 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
pernyataan 12 menunjukkan bahwa sebanyak 0% atau 0 responden
menyatakan sangat tidak setuju, 4,2% atau 1 responden yang
menyatakan tidak setuju, ada 29,2% atau 7 responden menyatakan
kurang setuju, 54.2% atau 13 responden menyatakan setuju dan
12,5% atau 3 responden menyatakan sangat setuju bahwa kualitas
rumah yang semakin baik.
53
3) Konsumsi atau kebutuhan hidup sehari-hari untuk keluarga
terpenuhi dengan baik
Tabel. 20 Pernyataan 13
Y3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 3 12.5 12.5 12.5
3 8 33.3 33.3 45.8
4 9 37.5 37.5 83.3
5 4 16.7 16.7 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
pernyataan 13 menunjukkan bahwa sebanyak 0% atau 0 responden
menyatakan sangat tidak setuju, 12,5% atau 3 responden yang
menyatakan tidak setuju, 33.3 atau 8 responden menyatakan kurang
setuju, 37.5% atau 9 responden menyatakan setuju dan 16.7% atau 4
responden menyatakan sangat setuju bahwa konsumsi atau
kebutuhan hidup sehari-hari untuk keluarga terpenuhi dengan baik.
54
4) Kemampuan untuk menikmati pendidikan yang berkualitas untuk
anggota keluarga.
Tabel. 21 Pernyataan 14
Y4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 4.2 4.2 4.2
3 5 20.8 20.8 25.0
4 14 58.3 58.3 83.3
5 4 16.7 16.7 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
pernyataan 14 menunjukkan bahwa sebanyak 0% atau 0 responden
menyatakan sangat tidak setuju, 4.2% atau 1 responden tidak setuju,
20,8% atau 5 responden menyatakan kurang setuju, 58,3% atau 14
responden menyatakan setuju dan 16,7% atau 4 responden
menyatakan sangat setuju bahwa kemampuan untuk menikmati
pendidikan yang berkualitas untuk anggota keluarga.
55
5) Kemampuan menikmati pelayanan kesehatan yang lebih baik
Tabel. 22 Pernyataan 15
Y5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 4.2 4.2 4.2
3 12 50.0 50.0 54.2
4 5 20.8 20.8 75.0
5 6 25.0 25.0 100.0
Total 24 100.0 100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas dapat diketahui
pernyataan 15 menunjukkan bahwa sebanyak 0% atau 0 responden
menyatakan sangat tidak setuju, 4,2% atau 1 responden menyatakan
tidak setuju, 50% atau 12 responden menyatakan kurang setuju,
20.8% atau 5 responden dan 25% atau 6 responden menyatakan
sangat setuju bahwa kemampuan menikmati pelayanan kesehatan
yang lebih baik.
c. Deskripsi Karakteristik Responden
1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel. 23 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Laki-laki 15 62,5%
2. Perempuan 9 37,5%
Jumlah - 24 100%
56
Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin diperoleh data
sebanyak 15 orang responden atau 63% dari total 24 responden
berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 9 orang responden atau 37%
berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukan bahwa jumlah
responden dari pedagang cinderamata di Kota Mataram lebih
didominasi oleh responden laki-laki.
2. Responden Berdasarkan Umur
Tabel. 24
Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur
No. Umur Jumlah Persentase
1. Kurang dari 20 tahun - -
2. 21-30 tahun 9 29,2%
3. 31-40 tahun 12 50%
4. Lebih dari 41 tahun 5 20,8%
Jumlah 24 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden dengan
rentang umur 20-30 tahun berjumlah 9 orang atau 29,2%, umur 30-
40 tahun berjumlah 12 orang atau 50% dan responden dengan umur
lebih dari 40 tahun berjumlah 5 orang atau 20,8%. Dari hasil tersebut
dapat diketahui bahwa yang mendominasi dalam penelitian ini
adalah rentang umur antara 30-40 tahun.
57
3. Responden Berdasarkan Pedidikan Terakhir
Tabel. 25 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir
No. Pendidikan
Terakhir Jumlah Persentase
1. SD 3 12,5%
2. SMP 5 20,8%
3. SMA 16 66,7%
Jumlah 24 100%
Berdasarkan tabel 25 di atas, dapat dilihat bahwa responden
didominasi oleh para responden yang pendidikan terakhirnya adalah
sampai SD yaitu sebanyak 3 orang atau sebesar 12,5%. Sedangkan
responden yang pendidikan terakhirnya SMP sebesar 5 orang atau
20.8, dan responden yang pendidikan terakhirnya SMA sebanyak 16
oarang atau sebesar 66,7%.
5. Analisis Data
a. Analisis Regresi Sederhana
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan persamaan regresi
sederhana untuk mengetahui pengaruh wisata syariah (sebagai variabel
independen) terhadap kesejahteraan pelaku usaha cinderamata (sebagai
variabel dependen). Dalam perhitungan regresi sederhana, peneliti
menggunakan program SPSS versi 17.
58
Berikut adalah hasil dari SPSS versi 17.0.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.336 2.729 2.688 .013
WISATASYARIAH .303 .071 .672 4.254 .000
a. Dependent Variable: KESEJAHTERAAN
Sumber: Output SPSS 17.0
Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana pada tabel di atas
diperoleh koefisien untuk variabel bebas X = 0.303 dan konstanta
sebesar 7.336 sehingga model persamaan regresi yang diperoleh adalah:
Y = a + b X
Y = 7.336 + 0.303 X
Dimana :
X = Variabel bebas atau independen (wisata syariah)
Y = Variabel terikat atau dependen (kesejahteraan pelaku usaha
cinderamata)
a. Nilai Konstan (Y) sebesar 7.336
b. Koefisien regresi X (wisata syariah) dari perhitungan linier sederhana
didapat nilai coefficients (b) = 0.303. Hal ini berarti apabila wisata
syariah semakin maju dan banyak pengunjung (X) maka tingkat
kesejahteraan (Y) juga akan meningkat dengan anggapan konstan
sebesar 7.336.
59
a. Uji Hipotesis Determinasi
Berdasarkan uji koefisien determinasi dapat dilihat bahwa variabel
independen memiliki kemampuan dalam menjelaskan variabel
dependen. Uji determinasi digunakan untuk mengetahui kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen, serta untuk
mengetahui seberapa besar variabel wisata syariah (X) mempunyai
pengaruh atau mampu menerangkan variabel kesejahteraan masyarakat
pelaku usaha cinderamata (Y). Besarnya koefisien determinasi dapat
dilihat dari nilai r square dan dinyatakan dalam persentase.
Apabila hasil dari pengujian determinasi diperoleh 0.00-0.19
dikatakan memiliki pengaruh sangat rendah, jika hasilnya 0.20-0.39
memiliki pengaruh rendah, jika hasilnya 0.40-0.59 memiliki pengaruh
sedang, jika hasilnya 0.60-0.79 memiliki pengaruh kuat, jika hasilnya
0.80-0.99 memiliki pengaruh sangat kuat dan apabila memiliki hasil 1
dapat dikatakan bahwa wisata syariah memiliki pengaruh sempurna
terhadap kesejahteraan pelaku usaha cinderamata.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .672a .451 .426 2.154
a. Predictors: (Constant), WISATASYARIAH
Sumber: Output SPSS 17.0
Dari hasil perhitungan SPSS versi 17.0 dapat diketahui nilai r square
sebesar 0.451 atau 45.1% tersebut dapat menjelaskan tingkat kontribusi
pengaruh wisata syariah terhadap kesejahteraan masyarakat pelaku
60
usaha cinderamata sebesar 45.1%. Semakin tinggi persentase dari hasil
pengujian determinasi, semakin besar pula kemampuan dari variabel
wisata syariah menjelaskan variabel kesejahteraan pelaku usaha
cinderamata. Dari hasil 45.1% dapat dikatakan sisanya sebesar 54.9%
(100%-45.1%) dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam
penelitian ini.
b. Uji Hipotesis Menggunakan Uji t (Uji Parsial)
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas
(independen) dengan variabel terikat (dependen) secara parsial
diperlukan uji hipotesis atau uji parsial (uji t). Dalam pengujian
hipotesis ini peneliti menggunakan alat bantu olah data statistik SPSS
versi 17.0 dengan ketentuan jika nilai r hitung> r tabel maka hipotesis dapat
diterima, dan sebaliknya, jika r hitung< r tabel maka hipotesis ditolak.
Adapun hasil uji t adalah sebagai berikut:
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.336 2.729 2.688 .013
WISATASYARIAH .303 .071 .672 4.254 .000
a. Dependent Variable: KESEJAHTERAAN
Sumber: Output SPSS 17.0
Hasil dari data di atas dapat dikatakan bahwa hasil dari pengaruh
wisata syariah menunjukkan nilai t hitung adalah 4.254 dan nilai
signifikan sebesar 0.000. Berarti nilai sigifikan berada di bawah 0.05,
61
artinya bahwa ada pengaruh antara variabel wisata syariah (X), terhadap
variabel kesejahteraan pelaku usaha cinderamata (Y), atau dengan kata
lain Ha diterima, dimana Ha berbunyi “terdapat pengaruh wisata
syariah terhadap kesejahteraan pelaku usaha cinderamata”. Dan
sebaliknya Ho ditolak dimana Ho berbunyi “tidak terdapat pengaruh
wisata syariah terhadap kesejahteraan pelaku usaha cinderamata”.
6. Hasil Analisis
Dari hasil pegolahan data uji validitas variabel X (wisata syariah)
menunjukkan bahwa jawaban dari masing-masing item pertayaan berkisar
diantara rhitung 0.490 - 0.834, dan rtabel sebesar 0.423, sehingga semua item
pernyataan pada variabel X dikatakan valid karenar hitung > rtabel. Sedangkan
hasil pengolahan untuk data uji validitas variabel kesejahteraan pedagang
cinderamata, diperoleh hasil rhitung 0.438 - 0.526, dan rtabel sebesar 0.423.
Berarti semua item pernyataan pada variabel Y dikatakan valid karena
rhitung > rtabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan
dalam angket untuk variabel wisata syariah (variabel X) dan variabel
kesejahteraan pedagang cinderamata (variabeal Y) dinyatakan valid
semua.
Dari hasil pengolahan data menggunakan alat bantu SPSS for windows
versi 17.0 diketahui bahwa hasil pengujian koefisien regresi liniear
sederhana menunjukkan bahwa wisata syariah berpengaruh signifikan
terhadap pelaku usaha cinderamata. Dibuktikan dengan nilai signifikannya
yaitu 0.000, artinya bahwa nilai signifikannya lebih kecil atau berada di
62
bawah 5% (0.05). Maka wisata syariah berpengaruh signifikan terhadap
kesejahteraan masyarakat pelaku usaha cinderamata.
Dari hasil perhitungan SPSS for windows versi 17.0 dapat diketahui
nilai r square sebesar 0.451 atau 45.1% tersebut dapat menjelaskan tingkat
kontribusi pengaruh wisata syariah terhadap kesejahteraan masyarakat
pelaku usaha cinderamata sebesar 45.1%. Semakin tinggi persentase dari
hasil pengujian determinasi, semakin besar pula kemampuan dari variabel
wisata syariah menjelaskan variabel kesejahteraan pelaku usaha
cinderamata. Jadi besar pengaruh wisata syariah terhadap kesejahteraan
masyarakat pelaku usaha 45.1%. Kemudian sisanya sebesar 54.9% (100%-
45.1%) dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Wisata Syariah Terhadap Kesejahteraan Mayarakat
Pelaku Usaha Cinderamata di Kota Mataram.
Pemerintah NTB merupakan satu-satunya daerah yang memiliki
pertaturan tentang Pariwisata Halal Nomor 2 Tahun 2016. Dimana yang
menjadi ruang lingkup pengaturan wisata syariah diantaranya destinasi,
pemasaran dan promosi, industri, kelembagaan, pembinaan, pengawasan
dan pembiayaan.
Pada dasarnya wisata syariah dan wisata non syariah memiliki
persamaan. Namun letak perbedannya adalah selalu mengacu pada norma-
norma keislaman dan yang menjadi tolak ukur utamanya tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dan etika syariah. Diantaranya yang
63
meliputi destinasi wisata yang melibatkan kenyamanan dalam melakukan
ibadah yang ditunjukan dengan mudahnya menjangkau masjid atau tempat
ibadah saat berwisata bagi wisatawan Muslim. Kemudahan dalam
memperoleh makanan yang halal dan didukung pula oleh lingkungan yang
kondusif, bebas maksiat baik dari pelayanan maupun fasilitas penunjang,
lingkungan hotel, spa hingga restoran.
Wisata syariah bukan hanya diperuntukkan untuk wisatawan Muslim
saja, melainkan juga untuk wisatawan non Muslim, baik wisatawan
mancanegara maupun wisatawan nusantara Konsep wisata syariah yang
dapat di terapkan dengan baik karena akan mejnaga eksistensi Indonesia
sebagai Negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di Dunia.
Begitu pula dengan yang ada di Kota Mataram yang mayoritas beragama
Muslim terlebih lagi dengan tersedianya lokasi wisata syariah yaitu
Islamic Center. Selain itu konsep wisata syariah adalah sebuah kebutuhan
yang harus dapat di penuhi untuk menarikwisatawan Muslim khusunya
dan wisatawan Non Muslim pada umumnya dan juga sebagai daya saing
wisata agar tidak tertinggal dengan daerah lain bahkan dengan Negara lain.
Dengan pengembangan wisata dengan konsep syariah maka akan menarik
minat wisatawan untuk berkunjung.
Tingkat kesejahteraan masyarakat pelaku usaha cinderamata bukan
hanya diukur dari jumlah pendapatan sebelum dan sesudah adanya wisata
syariah. Tetapi memiliki indikator tersendiri yang ada pada tingkat
kesejahteraan II yaitu keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
64
dan dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat
memenuhi keseluruhan kebutuhan perkembangannya, seperti kebutuhan
untuk meningkatkan agama, menabung, berinteraksi dengan keluarga, ikut
melaksanakan kegiatan dalam masyarakat dan mampu memperoleh
informasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa dari hasil pengujian koefisien regresi linier sederhana wisata syariah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan pelaku usaha
cinderamata. Hal ini dibuktikan dengan dari hasil pengujian koefisien regresi
liniear sederhana yang menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yaitu 0.000
berada di bawah atau lebih kecil dari 0.05 atau 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa
keberadaan wisata syariah (variabel X) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kesejahteraan pelaku usaha cinderamata (variabel Y).
Dari hasil perhitungan SPSS for windows versi 17.0 dapat diketahui nilai
r square sebesar 0.451 atau 45.1% tersebut dapat menjelaskan tingkat
kontribusi pengaruh wisata syariah terhadap kesejahteraan masyarakat pelaku
usaha cinderamata sebesar 45.1%. Semakin tinggi persentase dari hasil
pengujian determinasi, semakin besar pula kemampuan dari variabel wisata
syariah menjelaskan variabel kesejahteraan pelaku usaha cinderamata. Jadi
besar pengaruh wisata syariah terhadap kesejahteraan masyarakat pelaku usaha
65
45.1%. Kemudian sisanya sebesar 45.1% (100%-54.9%) dijelaskan oleh faktor
lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Jadi, semakin baik pengelolaan dan pengembangan wisata syariah, maka
akan berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan untuk
berkunjung ke Kota Mataram, sehingga akan mempengaruhi tingkat
kesejahteraan masyarakat, khusunya masyarakat pelaku bisnis di bidang wisata
seperti pelaku usaha cinderamata.
B. Saran
1. Para pedagang cinderamata diharapkan dapat menentukan kesepakatan
antar pedagang cinderamata tentang standar besaran harga yang diberikan
untuk produk cinderamata yang dijual sehingga diharapkan dapat
berdampak positif terhadap persaingan pedagang cinderamata.
2. Bagi Pemerintah Kota Mataram di harapkan untuk memberikan sosialisasi
untuk meningkatkan kualitas barang cinderamata yang sesuai dengan
standar dan terus berinovasi dalam menciptakan cinderamata khas
Lombok yang sesuai dengan wisata syariah yang sedang trend saat ini.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat lebih menambahkan variabel
yang tidak dibahas dalam peneltian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi III. Jakarta:Rineka Cipta, 1996.
Alim, Haidar Tsany. “Analisis Potensi Pariwisata Syariah Dengan Mengoptimalkan Industri Kreatif Di Jawa Tengah Dan Yogyakarta” Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Andayani, Fitria dan Hery Sucipto. Wisata Syariah Karakter, Potensi, Prospek Dan Tantangannya. Jakarta: Grafindo Books Media & Wisata Syariah Consulting, 2014.
Andriani, Dini dkk “Laporan Akhir Kajian Pengembangan Wisata Syariah”, Asisten Deputi Penelitian Dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata, 2015.
Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonsesia Munas V Apkli, 2017
Dinas Pariwisata Kota Mataram, 2016
Hendriyadi dan Suryani. Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi pada Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. (Jakarta: Prenadamedia group, 2015.
Isbandi Rukminto Adi. Intervensi Komunitas pengembangan Masyarakat sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Kota Mataram Dalam Angka 2015, Badan Pusat Statistik Kota Mataram 2016.
Luthfi, Renaldy Rakhman. “Peran Pariwisata Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Sektor Lapangan Pekerjaan Dan Perekonomian Tahun 2009 – 2013 Studi Kasus : Kota Batu”. Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2013.
Pemerintah Kota Mataram dalam http://mataramkota.go.id/sejarah.html
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pariwisata Halal.
Pratiwi, Ade Ela.“Analisi pasar wisata syariah di kota Yogyakarta”, Jurnal media Wisata, Volume 14, Nomor 1 Mei 2016, h 345.
Prastyaningrum, Wahyu. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Semarang, Semarang, 2009.
Purwana, Agung Eko. “Kesejahteraan Dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Jurusan Syari’ah dan Ekonomi Islam STAIN Ponorogo
Maliki, Mustahik “Pengaruh pariwisata Senggigi dalam meningkatkan
pendapatan pedagang kaki lima di daerah Senggigi Kecamatan Batulayar”,
Skripsi, FSEI IAIN Mataram, Mataram, 2017.
Margono, Metodologi penelitian pendidikan, Jakarta: Rikena Cipta, 2000.
Mulyono, Kasan. dalam http://lombokinsider.com/general-news/ apa-pentingnya -wisata-halal-bagi-ntb/ Statistik Daerah Kota Mataram, Badan Pusat Statistik (BPS), 2016
Setiadin, Juniadi. dalam https://www.google.co.id/amp/ www.kompasiana.com /amp /setiadin1/mengembangkan-ekonomi-islam-melalui-pariwisata-syari-
ah_58ac55b9c6afbdad08b40290 Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif: dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana prenada group, 2013.
Sodiq, Amirus. “Konsep Kesejahteraan Dalam Islam”. EQUILBRIUM, Vol. 3, Nomor 2, Desember 2015, h. 387.
Sugiyono. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,Bandung: Alfabeta, 2016.
Suwantoro, Gamal. Ed II Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi, 2004.
Syahriza, Rahmi. “Pariwisata Berbasis Syariah Telaah Makna Kata Sara dan Derivasinya dalam al-Qur’an, Human Falah: No. 2 Volume 1 Juli –Desember, 2014.
Tradena, Dewi.“Pengaruh Industri Pariwisata Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Hotel dan Biro Perjalanan Wisata Kabupaten Pesisir Barat), Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017
UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
Widagdyo, Kurniawan Gilang. “Analisis Pasar Pariwisata Halal Indonesia”, The Journal Of Tauhidinomics Vol. 1 No. 1 2015: 73-80 Universitas Sahid Jakarta.
KUISIONER
Pengaruh Wisata Syariah terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pelaku Usaha
Cinderamata di Kota Mataram.
Peneliti bernama Husna Dwi Dayana merupakan Mahasiswi Eonomi Syariah, Fakultas
Syariah dan Ekonomi Islam, Universitas Islam Negeri Mataram (UIN) Mataram. Saat ini
sedang menyelesaikan skripsi sebagai syarat kelulusan studi. Peneliti berharap Bapak/Ibu
menjawab kuesioner ini dengan lengkap dan jujur. Identitas dan jawaban dijamin
kerahasiannya dan semata-mata hanya akan digunakan untuk kepentingan penulisan
skripsi. Terima kasih atas bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu untuk menjawab kuesioner
ini.
A. Identitas Responden
Nama :
Jenis kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Umur :
Barang Dagangan :
Tempat Berjualan :
B. Petunjuk Pengisian
Keterangan :
SS = Sangat Setuju TS = Tidak setuju
S = Setuju STS = Sangat tidak setuju
KS = Kurang Setuju
C. Variabel Wisata Syariah (X)
No. Pernyataan/pertanyaan SS S KS TS STS
1. Apakah anda setuju dengan wisata
syariah?
2. Pemahaman tentang wisata syariah
sudah baik sesuai dengan
perkembangan saat ini
3. Objek wisata syariah meliputi wisata
alam, wisata budaya dan wisata buatan
4. Wisatawan yang berkunjung harus
berpakaian dengan sopan.
5. Tersedia fasilitas ibadah di sekitar
lokasi wisata
6 Biro perjalanan menyelenggarakan
paket perjalanan yang sesuai dengan
kriteria umum wisata syariah
7 Pertunjukkan seni dan budaya tidak
bertentangan dengan kriteria umum
wisata syariah
8. Usaha penyedia makanan dan minuman
memiliki sertifikat halal dari MUI
9. Pramuwisata berakhlak baik,
komunikatif, ramah, jujur dan
bertanggung jawab
10. Wisata syariah dipromosikan oleh
pemerintah untuk menarik wisatawan.
D. Variabel Kesejahteraan Pelaku Usaha Cinderamata (Y)
No. Pertanyaan/Pernyataan SS S KS TS STS
1. Wisata syariah mendorong kenaikan
pendapatan perbulan antara Rp
1.000.000 – Rp 1.500.000
2. Konsumsi atau kebutuhan hidup sehari-
hari untuk keluarga terpenuhi dengan
baik
3. Kualitas rumah yang semakin baik
4. Kemampuan untuk menikmati
pendidikan yang berkualitas untuk
anggota keluarga
5. Kemampuan menikmati pelayanan
kesehatan yang lebih baik.
LAMPIRAN