PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan...

39
PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI(Oryza sativa L.) SKRIPSI OLEH WAHYUDI 07C10407169 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2013

Transcript of PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan...

Page 1: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWOTERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN PADI(Oryza sativa L.)

SKRIPSI

OLEH

WAHYUDI07C10407169

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2013

Page 2: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWOTERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN PADI(Oryza sativa L.)

SKRIPSI

OLEH

WAHYUDI07C10407169

Skripsisebagai Salah SatuSyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPertanianpada

FakultasPertanianUniversitasTeuku Umar

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2013

Page 3: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul : PengaruhVarietasdanSistemTanamLegowoterhadapPertumbuhandanProduksiTanamanPadi(Oryzasativa L.)

NamaMahasiswa : WahyudiN I M : 07C10407169Program Studi : Agroteknologi

Menyetujui :KomisiPembimbing

PembimbingUtama, PembimbingAnggota,

Ir. Said Mahjali, M.M.NIDN : 0110116502

Muhammad Jalil, S.P, M.PNIDN : 0115068302

Mengetahui,

DekanFakultasPertanian, Ketua Prodi Agroteknologi,

DiswandiNurba, S.TP, M.SiNIDN : 0128048202

Jasmi, S.P, M.ScNIDN : 0127088002

TanggalLulus :28 Maret 2013

Page 4: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan bahan pangan pokok sebagian

besar masyarakat Indonesia. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan

hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primer yaitu makan. Petani

kita telah menanam padi sejak nenek moyang dulu, konon mereka bercocok tanam

dengan pola tradisional dan alamiah. Padi belum tersentuh pada saat ini oleh

bahan kimia dan cukup aman di konsumsi. Beras organik sebenarnya bukan hal

baru bagi manusia. Nenek moyang kita membudidayakan padi tanpa bahan kimia

yang saat ini di istilahkan dengan pertanian organik (Andoko, 2008).

Seiring teknologi berkembang, cara bercocok tanam mulai berubah,

penggunaan mulai terabaikan, malah ditinggalkan para petani. Bila penggunaan

teknologi tidak tepat guna dengan mengaplikasikan petisida dan pupuk organik

secara berlebihan pada tanaman padi. Maka berasnya teridikasi mengandung

residu pestisida, padahal residu ini sangat berbahaya bagi kesehatan (Andoko,

2008).

Kebutuhan beras setiap tahun mulai bertambah, seiring dengan laju

pertumbuhan penduduk. Pada tahun 2002 penduduk Indonesia berjumlah 210 juta

jiwa dan produksi padi mencapai 51,4 juta ton gabah kering giling (BPS, 2003).

Dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1,7%pertahun dan kebutuhan per

kapita sebanyak 134 kg, maka pada tahun 2005 Indonesia harus mampu

menghasilkan padi sebanyak 78 juta ton untuk mencukupi kebutuhan beras

nasional (Abdullah, 2004).

Page 5: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

2

Laju peningkatan produktifitas padi di Indonesia telah melandai (leveling

off) meskipun upaya kultur teknis telah dilakukan secara maksimal. Hal ini erat

kaitannya dengan varietas unggul, baik yang berpotensi tinggi dari varietas yang

selama ini ditanam petani.

Dalam upaya meningkatkan produksi padi dengan menggunakan varietas -

varietas unggul dan pemupukan yang berimbang. Penggunaan varietas – varietas

unggul akan meningkat hasil dibandingkan dengan varietas biasa, umumnya

varietas unggul berdaya hasil tinggi dan tahan terhadap hama penyakit. Dengan

tingginya kebutuhan makanan pokok berupa beras selama ini menyebabkan

banyak penelitian tentang varietas padi unggul, karena varietas padi unggul

mempunyai beberapa kelebihan diantaranya : berumur pendek dan produksi yang

tinggi.

Varietas unggul memiliki kualitas yang tinggi dalam meningkatkan

produktifitas. Keunggulan suatu varietas dibatasi oleh berbagai faktor, termasuk

penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (Bambang et al,

2004).

Sistem tanam legowo 2:1 atau 3:1 dan 4:1, tapi merupakan alternatif

komponen teknologi dalam padi sawah irigasi. Pemilihan komponen teknologi

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) didasarkan pada indentifikasi wilayah dan

permasalahan usaha tani padi yang diharapakan merupakan peluang mengatasi

masalah pelandaian produktifitas padi, (Basri. et. al. 2010).

Sistem tanam legowo adalah sistem tanam berselang seling antara dua atau

lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong. Baris tanaman (dua atau lebih)dan

baris kosongnya (setengah lebar dikanan dan dikirinya)disebut suatu unit legowo

Page 6: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

3

bila terdapat dua baris tanaman per unit legowo. Maka disebut legowo 2:1 kalau

tiga baris tanaman per unit legowo disebut3:1 dan seterusnya (Abdurrachman,

2004).

Dengan adanya varietas padi yang paling unggul dan paling disenangi oleh

masyarakat dan mampu bertahan lama di semua lokasi lahan irigasi. Maka perlu

dilakukan pengujian beberapa varietas unggul baru padi lain seperti ciherang dan

padi Inpari 13 lain yang tingkat hasilnya diharapkan melebihi varietas IR-64 yang

merupakan varietas unggul yang telah lama mendominasi lahan-lahan sawah di

Indonesia dengan menggunakan alternatif paket teknologi PTT.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas maka perlu

dilakukan penelitian untuk mengetahui varietas dan sistem tanam legowo yang

tepat agar diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman padi yang optimum.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan sistem

tanam legowo terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi, serta nyata

tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.

1.3 Hipotesis

1. Varietas berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi.

2. Jarak tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi

3. Terdapat interaksi antara varietas dan sistem tanam legowo terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman padi.

Page 7: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani Tanaman Padi

a. Sistematika

Menurut Suparyono dan Agus (1993), tanaman padi merupakan tanaman

semusim yang berupa rumput-rumputan yang dapatdiklasifikasikan sebagai

berikut :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Class : Monocotyledone

Ordo : Poales

Famili : Gramineae

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa L.

b. Morfologi

Akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat

makanan serta unsur hara dari dalam tanah.Pertumbuhan akar pada padi dimulai

dari proses perkecambahan benih. Akar yang pertama muncul yaitu akar tunggang

kemudian setelah 5-6 hari akan tumbuh akar serabut. Akar ini hanya dapat

menembus lapisan tanah bagian atas atau lapisan olah tanah yaitu berkisar antara

10-12 cm. pada umur 30 hari setelah tanam, akar akan dapat menembus hingga

kedalaman 18 cm dan pada umur 50 hari akar sudah mulai dapat menembus

lapisan tanah di bawahnya (sub soil) yaitu berkisar 25 cm (AAK, 1990).

Page 8: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

5

Batang padi itu terdiri dari susunan beberapa ruas. Tiap-tiap dimulai dan

diakhiri dengan buku. Pada setiap buku nampaklah satu mata atau sukma. Letak

mata itu pada batang tanaman adalah silih berganti. Fungsi mata ini adalah

penting karena setiap mata yang tampak pada batang akan menghasilkan satu

anakan. Anakan muncul pada batang utama dalam urutan yang bergantian.

Anakan primer tumbuh dari buku terbawah dan muncul anakan sekunder. Anakan

ini pada gilirannya akan menghasilkan anakan tersier (Siregar, 1981).

Daun padi mula-mula muncul pada saat perkecambahan dan dinamakan

celeoptil. Coleptile keluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus

sampai ke permukaan air. Setelah celeoptil membuka, maka akan diikuti dengan

keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak

yang disebut daun bendera. Sedangkan daun terpanjang biasanya terdapat pada

daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek dari pada daun

yang dibawahnya, namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya (Grist, 1960).

Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Malai terdiri dari 8-10 buku

yang menghasilkan cabang-cabang primer selanjutnya menghasilkan cabang-

cabang sekunder. Dari buku pangkal malai akan muncul hanya satu cabang

primer, tetapi dalam keadaan tertentu buku tersebut dapat menghasilkan 2-3

cabang primer. Jumlah cabang setiap malai berkisar antara 15-20 buah dan setiap

malai bias mencapai 100-120 bunga (Tobing et al., 1995).

Page 9: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

6

Gabah atau buah padi adalah ovary yang telah masak, bersatu dengan

lemma dan palea. Buah ini merupakan hasil penyerbukan dan pembuahan yang

mempunyai embrio (lembaga), endosperm dan berkatul (AAK, 1990).

Biji ditempati oleh sebagian besar endosperm yang mengandung aleuro

yakni butir-butir yang mengandung protein terdapat pada vacuola. Endosperm

umumnya terdiri atas zat tepung yang terdiri dari selaput protein, gula, lemak, dan

lezat organik (Luh, 1991).

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Padi

a. Iklim

Tanaman padi akan berproduksi dengan baik di daerah yang berhawa

panas dan banyak mengandung uap air. Tanaman padi membutuhkan curah hujan

berkisar 200 mm/bulan atau lebih, dengan distibusi selama 4 bulan. Sedangkan

curah hujan yang dikehendaki pertahun sekitar 1.500-2.000 mm. tanaman padi

dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi. Di dataran rendah padi

dapat tumbuh pada ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22,5 0C – 26,5 0C

sedangkan si dataran tinggi padi dapat tumbuh baik pada ketinggian antara 650-

1.500 m dpl dan membutuhkan temperatur berkisar 18,7 0C – 22,5 0C ( AAK,

1990).

Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang

rendah dan kelembaban yang tinngi pada waktu pembuangan akan mengganggu

proses pembuahan yang mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi

akibat tidak membukanya bakal biji. Temperatur yang rendah waktu bunting juga

dapat menyebabkan rusaknya pollen dan menunda pembukaan tepung sari (Luh,

1991).

Page 10: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

7

b. Tanah

Tidak semua jenis tanah cocok untuk dijadikan areal persawahan. Hal ini

dikarenakan tidak semua jenis tanah dapat dijadikan lahan tergenang air. Padahal

dalam sistem tanah sawah, lahan harus tetap tergenang air agar kebutuhan air

tanaman padi tercukupi sepanjang musim tanam . oleh karena itu, jenis tanah yang

sulit menahan air (tanah dengan kandungan air pasir tinggi) kurang cocok untuk

dijadikan lahan persawahan. Sebaliknya, tanah yang sulit dilewati air (tanah

dengan kandungan lempung tinggi) cocok untuk dibuat lahan persawahan

(Suparyono dan Setyono, 1997).

Tanah yang baik untuk areal persawahan ialah tanah yang mampu

memberikan kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi sangat

ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu posisi topografi yang berkaitan dengan

kondisi hidrologi, porositas tanah yang rendah dan tingkat keasaman tanah yang

netral, sumber air alam, serta modifikasi sistem alam oleh kegiatan manusia

(Suprayono dan Setyono, 1997).

Padi dapat tumbuh baik pada tanah yang ketebalan lapisannya atasnya

antara 18-22 cm dengan pH tanah berkisar antara 4-7. Pada lapisan tanah atas

untuk pertanian pada umumnya mempunyai ketebalan antara 10-30 cm dengan

warna tanah coklat sampai kehitam-hitaman, tanah tersebut gembur. Sedangkan

kandungan air dan udara di dalam pori-pori tanah masing-masing 25% (AAK,

1990).

2.3. Varietas

Varietas padi adalah sumber utama budidaya tanaman padi, untuk

mendapatkan hasil yang tinggi dan kualitas baik seperti menggunakan varietas

Page 11: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

8

unggul baru (VUB) umumnya berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama dan

penyakit utama, atau toleran daerah lingkungan setempat dan dapat juga memiliki

sifat khusus tertentu, dapat meningkatkan produksi padi (Humaedah et al., 2010).

Varietas padi merupakan salah satu komponen paket teknologi budidaya

padi yang secara nyata dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.

Varietas yang ditanam oleh petani adalah varietas yang sesuai dengan kondisi

lingkungan setempat. Penggunaan varietas padi unggul berdaya hasil tinggi dan

bernilai ekonomi yang tinggi (Basri et al., 2010).

Varietas padi merupakan salah satu teknologi yang mampu meningkatkan

produktivitas padi dan pendapatan petani. Varietas padi unggul yang digunakan

pada penelitian ini adalah Ciherang, Impari dan IR64 dengan kelebihan sebagai

berikut :

Varietas Ciherang berumur pendek bentuk tanaman tegak dengan tinggi

107 cm, jumlah anakan produktif mencapai 17 anakan, dan tekstur nasi pulen.

Ketahanan terhadap wereng batang coklat (WBC) selain itu varietas Ciherang

mempunyai ketahanan terhadap penyakit bakteri hawar daun. Produksi rata-rata

varietas ciherang 6 ton/ha GKG dan mempunyai potensi produksi 8,5 ton/ha GKG

(AAK, 1990).

Varietas unggul Inpari-13 berasal dari hasil persilangan antara OM606

dengan IR 18348-36-3-3. Karakteristik varietas Inpari-13 adalah mempunyai

bentuk tanaman tegak, Tinggi tanaman 102 cm, anakan produktif mencapai 17

batang,

Page 12: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

9

Varietas yang sangat genjah ini didukung juga dengan produktivitas

tanaman padi yang tinggi dengan rata – rata hasil panen sebesar 6,59 ton/ha atau

setara dengan potensi hasil 8,0 ton/ha (Anonymous, 2011).

Varietas IR64 merupakan varietas unggul yang dilepas pada tahun 1986

yang memiliki potensi hasil mancapai 6.0 t/ha dan juga umur tanaman genjah 110

- 120 hari dengan jumlah anakan produktif 20-35 batang, varietas ini tahan

terhadap hama wereng coklat biotipe 1 dan 2 ( Humaedah et al., 2010).

2.4. Sistem Tanaman Legowo

Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu sistem tanam yang

meningkatkan populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam pertanaman akan

memiliki barisan tanaman yang diselingi barisan kosong dimana jarak tanaman

pada barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan. Sistem tanam jajar

legowo merupakan salah satu rekomendasi yang terdapat dalam paket anjuran

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).Sistem tanam jajar legowo juga dapat

memberikan hasil produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi.

Diharapkan, dengan metoda atau pola tanam legowo ini tiap lobang hanya

ditanam satu batang benih dengan jarak tanam 10 cm dan memiliki jajarataujajar

legowo 40 cm bisa meningkatkan hasil panen.Baris tanaman (dua atau lebih) dan

baris kosongnya (setengah lebar dikanan dan dikirinya) disebut suatu unit legowo

bila terdapat dua baris tanaman per unit legowo. Maka disebut legowo 2:1 kalau

tiga baris tanaman per unit legowo disebut 3:1 dan 4 : 1 (Abdurrachman, 2004).

Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi

dengan cara mengatur jarak tanam. Selain itu sistem tanam legowo juga

lebih banyak tanaman pinggir. Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada

Page 13: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

10

dipinggir akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah

yang lebih baik hal ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar

matahari yang lebih banyak.

Page 14: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

11

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulaitanggal 13Maret sampai dengan 18 Juni

2012. Di Gampong Alue Ie Mameh Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

3.2. Bahan dan Alat

3.2.1. Bahan

a. Benih

Benih yang digunakan adalah benih padi varietas Ciherang, Inpari 13 dan

IR-64 yang diproduksi oleh PT. Sang Hyang Sri (PERSERO) Deli Serdang

Sumatera Utara.

b. Pupuk

Pupuk kandang digunakan adalah kotoran sapi yang diambil dari

Gampong Alue Ie Mameh Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Rayasebanyak 200

kg, selain pupuk kandang juga digunakan pupuk buatan yaitu Urea, SP 36 dan

KCl.

c. Pestisida

Insektisida yang digunakan dalam penelitian ini adalah Thiodan 85EC dan

Matador fungisida yang digunakan Dithane M-45.

3.2.2. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang,

hand Traktor,hand spayer, tali ajir, sabit, garut, meteran, timbangan dan alat-alat

tulis.

Page 15: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

12

3.3. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3x 3 dengan 3 ulangan.Faktor

yang teliti meliputi varietas dan sistem tanam legowo

Faktor varietas (V) yang terdiri atas 3 faktor yaitu :

V1= Ciherang

V2=Inpari 13

V3= IR-64

Faktor sistem tanam yang terdiri atas 3 faktor yaitu :

S1=Sistem tanam Legowo 2 : 1

S2=Sistem tanam Legowo 3 : 1

S3=Sistem tanam Legowo 4 : 1

Dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan, maka

didapat 27 unit perlakuan susunan kombinasi perlakuan antara varietas dan sistem

tanam legowo dapat dilihat pada Tabel1.

Tabel 1.Kombinasi Perlakuan antara Varietas dan Sistem Tanam Legowo.

NoKombinasiPerlakuan

Varietas SistemTanam legowo

1 V1S1 Ciherang 2 : 1

2 V1S2 Ciherang 3 : 1

3 V1S3 Ciherang 4 : 1

4 V2S1 Inpari 13 2 : 1

5 V2S2 Inpari 13 3 : 1

6 V2S3 Inpari 13 4 : 1

7 V3 S1 IR-64 2 : 1

8 V3 S2 IR-64 3 : 1

9 V3 S3 IR-64 4 : 1

Page 16: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

13

Model matematika yang digunakan adalah := + + + + ( ) +Dimana :

Yijk = Hasil pengamatan untuk jenis varietas (V) pada taraf ke-j dan sistem

tanam legowo (S) pada taraf ke-k pada ulangan ke-i.

= Rata-rata umum

i = Pengaruh kelompok ke-i (i =1, 2 dan 3)

Vj = Pengaruh faktor varietas (V) taraf ke-j (j=1,2 dan 3).

Sk = Pengaruh faktor sistem tanam legowo (S) taraf ke-k (k=1, 2 dan 3)

(VS)jk = Pengaruh interaksi faktor varietas taraf ke-j dan faktor sistem tanam

legowo taraf ke-k.

ijk = Galat percobaan

Bila hasil uji F menunjukkan pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan

dengan uji lanjut BNJ pada level 5% (BNJ 0.05)

BNJ0,05 = q0.05(p;dbg)

Keterangan :

BNJ0,05 = Beda Nyata Jujur pada level 5 %

q0.05 (p;dbg) = Nilai baku q pada level 5 %; (jumlah perlakuan p dan derajat

bebas galat )

KT g = Kuadrat Tengah Galat

r = Jumlah Ulangan

Page 17: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

14

3.4. Pelaksanaan Penelitian

3.4.1. Persiapan Lahan

Pengolahan lahan dilakukan secara sempurna dengan menggunakan traktor

sebanyak dua kali. Setelah pengolahan tahap pertama, tanah digenangi air,

pengolahan tahap kedua dilakukan satu minggu setelah pengolahan pertama. Dan

setelah pengolahan tahap kedua kemudian dilakukan pelumpuran dan perataan

tanah secara manual, dan tanah akan membusuk dan cair dan lahan akan

digenangi air terus sampai umur bibit siap ditanam ke lahan yang telah di

persiapkan.

3.4.2. Penyemaian Benih

Persemaian benih dilaksanakan dilahan sawah dengan membuat plot untuk

masing-masing varietas yaitu seluas 1m x 2 m. dengan luas drainase 15 cmx 25

cm dilakukan dengan cara menaburkan benih yang sudah diredam atau sudah

berkecambah dan langsung ditaburkan kedalam plot atau bedengan yang telah

dipersiapkan.

3.4.3. Penanaman

Sebelum penanaman terlebih dahulu dilakukan pembuatan bedengan

dengan menggunakan cangkul.Bedengan adalah 4 m x 4 m. Penanaman dilakukan

setelah bibit berumur 12 hari setelah semai atau sudah mempunyai 3-4 helai daun.

Bibit dicabut dengan sangat hati-hati agar tidak patah dan tidak merusak

perakaran, penanaman dilakukan dengan sistem tanam sesuai perlakuan

percobaan. Dan setiap lubang ditanami 2 bibit, apabila ada bibit yang rusak atau

mati maka akan dilakukan penyulaman dengan bibit baru dari varietas yang sama.

3.4.4. Pemupukan

Page 18: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

15

Pupuk organik digunakan sebagai pupuk dasar berupa pupuk kandang

yang akan diberikan pada saat pengolahan tanah kedua atau dua minggu setelah

tanah diolah. Dengan cara ditaburkan keseluruh permukaan tanah dengan dosis 10

ton/hektar (16 kg/plot). Pupuk buatan, pupuk urea diberikan dua tahap, sebelum

tanam dan 4 minggu setelah tanam, sedangkan SP. 36 dan KCl diberikan

sekaligus sebelum tanam dengan dosis Urea 300 kg/hektar (0,48 kg/plot), SP.36

200 kg/hektar (0,32 kg/plot)dan KCl 150 kg/hektar (0,24 kg/plot).

3.4.5. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman padi meliputi penggenangan air, pengendalian

hama dan penyakit serta penyiangan gulma dan pemberian air dilakukan sesuai

dengan keadaan cuaca sampai tanaman berumur 45 HST, penyulaman dilakukan

pada 2 minggu setelah tanam (MST) dengan bibit yang sama, apabila ada tanaman

yang mati. Penyiangan gulma dilakukan terhadap rumput – rumput yang tumbuh

disekitar tanaman padi dan disamping – samping bedengannya. Penyiangan

rumput- rumput liardengan cara mencabut menggunakan tangan pengendalian

hama dan penyakit pada tanaman padi dilakukan bila terdapat gejala serangan dan

disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Pengendalian hama dan penyakit

digunakan insektisida sevin 85-SP, dengan konsentrasi 2 ml/liter air. Peyiangan

gulma dilakukan dengan cara manual ( hand weeding)diseluruh plot percobaan.

3.4.6. Panen

Panen dilakukan ketika biji padi telah menunjukkan masak fisiologis atau

90-95% maka padi telah menguning. Pemanenan dilakukan secara manual dan

hasil panen masing - masing plot atau bedengan percobaan dipisahkan agar tidak

bercampur, tanaman sampel dipanen terlebih dahulu sebelum seluruhnya dipanen.

Page 19: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

16

3.5. Pengamatan

Adapun peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diamati pada umur 15, 30 dan 45 HST serta saat panen.

Pengukuran dilakukan mulai dari pangkal batang sampai ujung daun tertinggi

dengan menggunakan meteran dalam satuan cm.

2. Jumlah Anakan Per Rumpun (anakan)

Pengamatan jumlah anakkan dilakukan pada umur 15, 30 dan 45 HST

dengan menghitung jumlah anakan per rumpun.

3. Jumlah Anakan Produktif Per Rumpun (anakan)

Pengamatan jumlah anakkan produktif perumpun dilakukan pada saat

panen dengan menghitung anakan yang mempunyai malai dari setiap rumpun.

4. Panjang Malai (cm)

Panjang malai diukur terhadap 10malai,Panjang malaidiukur dari pangkal

malai sampai ujung malai yang terpanjang dari 10 rumpun tanaman sampel

dinyatakan dalam satuan cm.

5. Bobot Gabah Berisi Per Plot (kg)

Pengamatan bobot gabah berisi per plot dilakukan dengan cara menimbang

seluruh total gabah berisi per plot.

6. Bobot 1000 Butir Gabah (gr)

Bobot 1000 butir gabah ditimbang dengan menggunakan timbangan

analitik dalam satuan gram.

7. Persentase Gabah Berisi (%)

Page 20: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

17

Persentase gabah berisi dihitung dari total seluruh gabah berisi permalai

tanaman sampel.

8. Persentase Gabah Hampa (%)

Persentase gabah hampa dilakukan dengan cara menghitung seluruh gabah

hampa tanaman sampel.

9. Produksi perhektar (ton)

Pengamatan produksiperhektar dilakukan dengan cara mengkonversi

bobot gabah berisi perplot dalam satuan ton.

Page 21: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Pengaruh Varietas

Hasil Uji F pada analisis ragam (Lampiran bernomor genap 2 sampai 26)

menunjukkan bahwa varietas berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman

padi umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah anakan produktif per rumpun, panjang

malai, bobot gabah berisi per plot, bobot 1000 butir gabah, potensi hasil per

hektar. Berpengaruh nyata terhadap persentase gabah berisi dan persentase gabah

hampa namun berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan umur 15, 30 dan

45 HST.

1. Tinggi Tanaman (cm)

Rata-rata tinggi tanaman padi pada berbagai varietasumur 15, 30 dan 45

HST setelah diuji dengan BNJ 0,05 disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata Tinggi Tanaman Padipada Berbagai Varietas Umur 15, 30 dan45 HST.

Varietas Tinggi Tanaman (cm)Simbol Varietas 15 HST 30 HST 45 HST

V1 Ciherang 36.42 a 55.93 a 62.20 aV2 Inpari 13 43.73 b 63.92 b 69.79 bV3 IR-64 38.44 a 57.30 a 66.14 a

BNJ 0,05 5.31 5.41 5.51Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda

tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ).

Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman padi tertinggi umur 15, 30 dan 45

HST dijumpai pada varietas Inpari 13 (V2) yang berbeda nyata dengan varietas

Ciherang (V1) dan varietas IR-64 (V3). Hubungan antara tinggi tanaman padi pada

berbagai varietas umur 15, 30 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 22: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

19

Gambar 1. Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Varietas Umur 15, 30 dan 45HST.

2. Jumlah Anakan Per Rumpun (anakan)

Rata-rata jumlah anakan tanaman padi pada berbagai varietas umur 15, 30

dan 45 HST disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata Jumlah Anakan Tanaman Padi pada Berbagai VarietasUmur15, 30 dan 45 HST.

Varietas Jumlah Anakan Per Rumpun (anakan)

Simbol Varietas 15 HST 30 HST 45 HST

V1 Ciherang 7.52 24.90 27.30

V2 Inpari 13 8.78 23.98 27.62

V3 IR-64 7.98 25.30 28.60

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah anakan per rumpun terbanyak umur

15 HST dijumpai pada varietas Inpari 13 (V2) meskipun secara statistik

menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan

pada umur 30 dan 45 HST dijumpai pada varietas IR-64 (V3) meskipun secara

statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

36.4243.73

38.44

55.9363.92

57.362.2

69.7966.14

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ciherang Inpari 13 IR-64

Tin

ggi T

anam

an P

adi (

cm)

Varietas

15 HST

30 HST

45 HST

Page 23: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

20

3. Jumlah Anakan Produktif (anakan)

Rata-rata jumlah anakan produktif tanaman padi pada berbagai varietas

setelah diuji dengan BNJ 0,05 disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata Jumlah Anakan Produktif Tanaman Padi pada BerbagaiVarietas.

Varietas Jumlah Anakan Produktif(anakan)Simbol Varietas

V1 Ciherang 16.80 aV2 Inpari 13 18.43 bV3 IR-64 17.20 a

BNJ 0,05 0.59Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda

tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ).

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah anakan produktif per rumpun

terbanyak dijumpai pada varietas Inpari 13 (V2) yang berbeda nyata dengan

varietas Ciherang (V1) dan varietas IR-64 (V3). Hubungan antara jumlah anakan

produktif padaberbagai varietas dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Jumlah Anakan Produktif Padi pada Berbagai Varietas.

16.80

18.43

17.20

15.50

16.00

16.50

17.00

17.50

18.00

18.50

19.00

Ciherang Inpari 13 IR-64

Jum

lah

Ana

kan

Pro

dukt

if

Varietas

Page 24: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

21

4. Panjang Malai (cm)

Rata-rata panjang malai padi pada berbagai varietas setelah diuji dengan

BNJ 0,05 disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata Panjang Malai Padi pada Berbagai Varietas.

VarietasPanjang Malai (cm)

Simbol VarietasV1 Ciherang 24.60 aV2 Inpari 13 25.49 bV3 IR-64 24.90 a

BNJ 0,05 0.56Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda

tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ).

Tabel 5 menunjukkan bahwa panjang malai padi terpanjang dijumpai pada

varietas Inpari 13 (V2) yang berbeda nyata dengan varietas Ciherang (V1) dan

varietas IR-64 (V3). Hubungan antara panjang malai pada berbagai varietas dapat

dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Panjang Malai Padi pada Berbagai Varietas.

5. Bobot Gabah Berisi Per Plot (kg)

Rata-rata bobot gabah berisi per plot tanaman padi pada berbagai varietas

setelah diuji dengan BNJ 0,05 disajikan pada Tabel 6.

24.60

25.49

24.90

24.00

24.20

24.40

24.60

24.80

25.00

25.20

25.40

25.60

Ciherang Inpari 13 IR-64

Pan

jang

Mal

ai (

cm)

Varietas

Page 25: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

22

Tabel 6. Rata-rata Bobot Gabah Berisi Per Plot Tanaman Padi pada BerbagaiVarietas.

VarietasBobot Gabah Berisi Per Plot (kg)

Simbol VarietasV1 Ciherang 7.04 aV2 Inpari 13 9.02 bV3 IR-64 7.23 a

BNJ 0,05 0.60Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda

tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ).

Tabel 6 menunjukkan bahwa bobot gabah berisi per plot tanaman padi

dijumpai pada varietas Inpari 13 (V2) yang berbeda nyata dengan varietas

Ciherang (V1) dan varietas IR-64 (V3). Hubungan antara bobot gabah berisi per

plot pada berbagai varietas dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Bobot Gabah Berisi Per Plot Tanaman Padi pada Berbagai Varietas.

6. Bobot 1000 Butir Gabah (gr)

Rata-rata bobot 1000 butir gabah padi pada berbagai varietas setelah diuji

dengan BNJ 0,05 disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata Bobot 1000 Butir Gabah Padi pada Berbagai Varietas.

7.04

9.02

7.23

0123456789

10

Ciherang Inpari 13 IR-64Bob

ot G

abah

Ber

isi P

er P

lot

(kg)

Varietas

Page 26: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

23

VarietasBobot 1000 Butir Gabah (gr)

Simbol VarietasV1 Ciherang 25.24 a

V2 Inpari 13 28.18 bV3 IR-64 25.58 a

BNJ 0,05 2.02Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda

tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ).

Tabel 7 menunjukkan bahwa bobot 1000 butir gabah padi tertinggi

dijumpai pada varietas Inpari 13 (V2) yang berbeda nyata dengan varietas

Ciherang (V1) dan varietas IR-64 (V3). Hubungan antara bobot 1000 butir gabah

pada berbagai varietas dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Bobot 1000 Butir Gabah Padi padaBerbagai Varietas.

7. Persentase Gabah Berisi dan Hampa (%)

Rata-rata persentase gabah berisi dan hampa padi pada berbagai varietas

setelah diuji dengan BNJ 0,05 disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-rata Persentase Gabah Berisi dan Hampa Padi pada Berbagai

25.24

28.18

25.58

23.5024.0024.5025.0025.5026.0026.5027.0027.5028.0028.50

Ciherang Inpari 13 IR-64Bob

ot 1

000

But

ir G

abah

(gr

)

Varietas

Page 27: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

24

Varietas.Varietas Persentase Gabah (%)

Simbol Varietas Berisi Hampa

V1 Ciherang(64.47)81.01 a

(25.53)18.99 a

V2 Inpari 13(67.60)85.29 b

(22.40)14.71 a

V3 IR-64(63.07)79.15 a

(26.93)20.85 b

BNJ 0,05 5.19 5.19Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda

tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ).( ) : Rata - rata transformasi arsin √

Tabel 8 menunjukkan bahwa persentase gabah berisi dijumpai pada

varietas Inpari 13 (V2) yang berbeda nyata dengan varietas Ciherang (V1) dan

varietas IR-64 (V3). Persentase gabah hampa dijumpai pada varietas IR-64 (V3)

yang berbeda nyata dengan varietas Ciherang (V1) dan varietas Inpari 13 (V2).

Hubungan antara persentase gabah berisi padaberbagai varietas dapat dilihat pada

Gambar 6.

Gambar 6. Persentase Gabah Berisi dan Hampa Padipada Berbagai Varietas.

81.0185.29

79.15

18.9914.71

20.85

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ciherang Inpari 13 IR-64

Per

sent

ase

Gab

ah (

gr)

Varietas

Berisi

Hampa

Page 28: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

25

8. Produksi Per Hektar (ton)

Rata-rata potensi hasil per hektar pada berbagai varietas setelah diuji

dengan BNJ 0,05 disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Rata-rata Produksi Per Hektar pada Berbagai Varietas.

VarietasProduksi Per Hektar (ton)

Simbol VarietasV1 Ciherang 4.53 aV2 Inpari 13 5.78 bV3 IR-64 4.64 a

BNJ 0,05 0.37Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda

tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ).

Tabel 9 menunjukkan bahwaProduksi per hektar dijumpai pada varietas

Inpari 13 (V2) yang berbeda nyata dengan varietas Ciherang (V1) dan varietas IR-

64 (V3). Hubungan antara persentase gabah hampa pada berbagai varietas dapat

dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Produksi Per Hektar pada Berbagai Varietas.

4.1.2. Pengaruh Sistem Tanam Legowo

Hasil Uji F pada analisis ragam (Lampiran bernomor genap 2 sampai 26)

menunjukkan bahwa sistem tanam legowo berpengaruh nyata terhadap jumlah

4.53

5.78

4.64

0

1

2

3

4

5

6

7

Ciherang Inpari 13 IR-64

Pot

ensi

Has

il P

er H

ekta

r(t

on)

Varietas

Page 29: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

26

anakan produktif per rumpun. Berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman

padi pada umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah anakan umur 15, 30 dan 45 HST

panjang malai, bobot gabah berisi per plot, bobot 1000 butir gabah, persentase

gabah berisi, persentase gabah hampa dan potensi hasil per hektar.

1. Tinggi Tanaman (cm)

Rata-rata tinggi tanaman padi pada berbagai sistem tanam legowo umur

15, 30 dan 45 HST disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-rata Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Sistem Tanam LegowoUmur 15, 30 dan 45 HST.

Sistem Tanam Legowo Tinggi Tanaman (cm)Simbol Sistem Tanam 15 HST 30 HST 45 HST

S1 2 : 1 40.21 58.77 66.63

S2 3 : 1 38.20 59.19 66.08S3 4 : 1 40.19 59.20 65.42

Tabel 10 menunjukkan bahwa tinggi tanaman padi tertinggi pada umur 15

dan 45 HST dijumpai pada sistem tanam legowo 2 : 1 (S1) meskipun secara

statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Sedangkan pada umur 30 HST dijumpai pada sistem tanam legowo 4 : 1 (S3)

meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan

perlakuan lainnya.

2. Jumlah Anakan Per Rumpun Tanaman Padi (anakan)

Rata-rata jumlah anakan tanaman padi pada berbagai sitem tanam legowo

umur 15, 30 dan 45 HST disajikan pada Tabel 11.

Page 30: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

27

Tabel 11. Rata-rata Jumlah Anakan Tanaman Padi pada Berbagai Sistem TanamLegowo Umur 15, 30 dan 45 HST.

Sistem Tanam Legowo Jumlah Anakan Per RumpunSimbol Sistem Tanam 15 HST 30 HST 45 HST

S1 2 : 1 8.24 23.66 26.53

S2 3 : 1 7.97 24.04 27.86S3 4 : 1 8.07 26.48 29.13

Tabel 11 menunjukkan bahwa jumlah anakan per rumpun terbanyak umur

15 HST dijumpai pada sistem tanam legowo 2 : 1 (S1) meskipun secara statistik

menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan

pada umur 30 dan 45 HST dijumpai pada sistem tanam legowo 4 : 1 (S3)

meskipun secarastatistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan

perlakuan lainnya.

3. Jumlah Anakan Produktif (anakan)

Rata-rata jumlah anakan produktif tanaman padi pada berbagai sistem

tanam legowo setelah diuji dengan BNJ 0,05 disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Rata-rata Jumlah Anakan Produktif Tanaman Padi pada BerbagaiSitemTanam Legowo.

Sistem Tanam Legowo Jumlah Anakan Produktif(anakan)Simbol Sitem Tanam

S1 2 : 1 17.49 ab

S2 3 : 1 17.16 aS3 4 : 1 17.79 b

BNJ 0,05 0.59Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ).

Tabel 12 menunjukkan bahwa jumlah anakan produktif per rumpun

terbanyak dijumpai pada sistem tanam legowo 4 : 1 (S3) yang berbeda nyata

dengan sistem tanam legowo 3 : 1 (S2) namun tidak berbeda nyata dengan sistem

Page 31: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

28

tanam legowo 2 : 1 (S1). Adapun hubungan antara jumlah anakan produktif pada

berbagai sistem tanam legowo dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Jumlah Anakan Produktif pada Beberapa sistem tanam legowo.

4. Panjang Malai (cm)

Rata-rata panjang malai padi pada berbagai sistem tanam legowo disajikan

pada Tabel 13.

Tabel 13. Rata-rata Panjang Malai Padi pada Berbagai Sistem Tanam Legowo.

Sistem Tanam LegowoPanjang Malai (cm)

Simbol Sitem TanamS1 2 : 1 24.96

S2 3 : 1 24.94S3 4 : 1 25.09

Tabel 13 menunjukkan bahwa malai padi terpanjang dijumpai pada sistem

tanam legowo 4 : 1 (S3) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang

tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

5. Bobot Gabah Berisi Per Plot (kg)

Rata-rata bobot gabah berisi per plot tanaman padi pada berbagai sistem

tanam legowodisajikan pada Tabel 14.

17.49

17.16

17.79

16.8016.9017.0017.1017.2017.3017.4017.5017.6017.7017.8017.90

2 : 1 3 : 1 4 : 1Jum

lah

Ana

kan

Pro

dukt

if(a

naka

n)

Sistem Tanam Legowo

Page 32: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

29

Tabel 14. Rata-rata Bobot Gabah Berisi Per Plot Tanaman Padi pada BerbagaiSistem Tanam Legowo.

Sistem Tanam LegowoBobot Gabah Berisi Per Plot (kg)

Simbol Sitem TanamS1 2 : 1 7.44

S2 3 : 1 7.91S3 4 : 1 7.94

Tabel 14 menunjukkan bahwa bobot gabah berisi per plot tanaman padi

dijumpai pada sistem tanam legowo 4 : 1 (S3) meskipun secara statistik

menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

6. Bobot 1000 Butir Gabah (gr)

Rata-rata bobot 1000 butir gabah padi pada berbagai sistem tanam legowo

disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Rata-rata Bobot 1000 Butir Gabah Padi pada Berbagai Sistem TanamLegowo.

Sistem Tanam LegowoBobot 1000 Butir Gabah (gr)

Simbol Sitem TanamS1 2 : 1 26.16

S2 3 : 1 26.23S3 4 : 1 26.61

Tabel 15 menunjukkan bahwa bobot 1000 butir gabah padi terbanyak

dijumpai pada sistem tanam legowo 4 : 1 (S3) meskipun secara statistik

menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

7. Persentase Gabah Berisi dan Hampa (%)

Rata-rata persentase gabah berisi dan hampa padi pada berbagai sistem

tanam legowodisajikan pada Tabel 16.

Page 33: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

30

Tabel 16. Rata-rata Persentase Gabah Berisi dan Hampa Padi pada BerbagaiSistem Tanam Legowo.

Sistem Tanam Legowo Persentase Gabah Berisi (%)Simbol Sistem Tanam Berisi Hampa

S1 2 : 1(63.83)80.06

(26.17)19.94

S2 3 : 1(65.08)81.89

(24.92)18.11

S3 4 : 1(66.24)83.50

(23.77)16.50

Keterangan : ( ) Rata - rata transformasi arsin √Tabel 16 menunjukkan bahwa persentase gabah berisi dijumpai pada

sistem tanam legowo 4 : 1 (S3) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan

yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Persentase gabah hampa dijumpai

pada sistem tanam legowo 2 : 1 (S1) meskipun secara statistik menunjukkan

perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

8. Produksi Per Hektar (ton)

Rata-rata potensi hasil per hektar pada berbagai sistem tanam legowo

disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. Rata-rata Potensi Hasil Per Hektar pada Berbagai Sistem TanamLegowo.

Sistem Tanam LegowoProduksi Per Hektar (ton)

Simbol Sistem TanamS1 2 : 1 4.77

S2 3 : 1 5.08S3 4 : 1 5.10

Tabel 17 menunjukkan bahwa Produksi per hektar dijumpai pada sistem

tanam legowo 4 : 1 (S3) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang

tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Page 34: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

31

4.1.3. Pembahasan

1. Pengaruh Varietas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berpengaruh sangat nyata

terhadap tinggi tanaman padi pada umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah anakan

produktif per rumpun, panjang malai, bobot gabah berisi per plot, bobot 1000

butir gabah, potensi hasil per hektar. Berpengaruh nyata terhadap persentase

gabah berisi dan persentase gabah hampa. Berpengaruh tidak nyata terhadap

jumlah anakan umur 15, 30 dan 45 HST.

Dari berbagai varietas yang dicobakan, meningkatnya pertumbuhan dan

produksi tanaman padi terbaik dijumpai pada varietas Inpari 13 (V2). Hal ini

diduga karena varietas Inpari 13 mempunyai daya adaptasi yang lebih cepat dan

lebih baik terhadap kondisi lingkungan yang berbeda serta perbedaan sifat genetik

dari varietas yang digunakan dibandingkan dengan varietas-varietas lainnya. Hal

ini sesuai dengan pendapat Simatupang (1997), yang menyatakan bahwa

perbedaan pertumbuhan dan produksi suatu varietas dipengaruhi oleh kemampuan

suatu varietas beradaptasi terhadap lingkungan tempat tumbuhnya. Meskipun

secara genetis ada varietas yang memiliki potensi produksi yang lebih baik, tetapi

karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat tumbuhnya sangat dapat

menurunkan produksi. Harjadi (1996) menambahkan bahwa setiap varietas selalu

terdapat perbedaan respon pada kondisi lingkungan tempat tumbuhnya.

Varietas Inpari 13 mempunyai tingkat daya adaptasi lingkungan yang

lebih tinggi dan masa vegetatif yang lebih cepat dibandingkan dengan varietas

lainnya. Hal ini memberikan pengaruh pada penampilan fenotipe dari setiap

varietas terhadap lingkungan tumbuhnya.

Page 35: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

32

Selain itu tinggi rendahnya pertumbuhan serta hasil tanaman dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

merupakan faktor yang dipengaruhi oleh sifat genetik atau sifat turunan seperti

umur tanaman, morfologi tanaman, daya hasil, kapasitas menyimpan cadangan

makanan, ketahanan terhadap penyakit dan lain-lain. Faktor eksternal merupakan

faktor lingkungan, seperti iklim, tanah dan faktor biotik (Gardner et al., 1991).

2. Pengaruh Sistem Tanam Legowo

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tanam legowo berpengaruh

nyata terhadap jumlah anakan produktif per rumpun. Berpengaruh tidak nyata

terhadap tinggi tanaman padi pada umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah anakan

umur 15, 30 dan 45 HST panjang malai, bobot gabah berisi per plot, bobot 1000

butir gabah, persentase gabah berisi, persentase gabah hampa potensi hasil per

hektar.

Dari beberapa sistem tanam yang dicobakan, jumlah anakan produktif

terbanyak dijumpai pada sistem tanam legowo 4 : 1 (S3), diduga karena sistem

tanam legowo 4 : 1 memberikan kesempatan yang sama pada setiap tanaman padi

untuk mendapat ruang dan sinar matahari secara optimum, sehingga jumlah

anakan produktif lebih meningkat dan produksinya lebih maksimal. Hal ini

sejalan dengan pendapat Syam (1992) bahwa kompetisi cahaya terjadi apabila

suatu daun memberi naungan pada daun lain, tanaman yang saling menaungi akan

berpengaruh pada proses fotosintesis, sehingga tanaman yang berada dipinggir

akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak (efek tanaman

pinggir). Secara prinsip sistem legowo memberikan pengaruh tanaman pinggir

(border effect), yaitu semakin luasnya jelajah perakaran tanaman sehingga

Page 36: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

33

memungkinkan tanaman menjadi lebih sehat dan bernas yang pada akhirnya

memberikan hasil lebih tinggi.

Suriapermana et al (1990) menambahkan bahwa pada padi yang ditanam

secara beraturan dalam bentuk tegel hasil tanaman bagian luar lebih tinggi 1.5-2

kali dibandingkan hasil tanaman yang berada di bagian dalam. Karena sistem

tanam legowo ini memberikan kondisi yang sama pada setiap tanaman padi untuk

mendapat ruang dan sinar matahari secara optimum, sehingga jumlah anakan dan

hasil produksi mencapai pada tingkat maksimal.

3. Interaksi

Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi yang tidak nyata antara

varietas dengan sistem tanam legowo terhadap semua peubah pertumbuhan dan

hasil tanaman padi yang diamati, hal ini bermakna perbedaan respon

pertumbuhan dan hasil beberapa varietas padi tidak tergantung pada sistem tanam

legowo maupun sebaliknya.

Page 37: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

34

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Varietas berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman padi pada umur

15, 30 dan 45 HST, jumlah anakan produktif per rumpun, panjang malai, bobot

gabah berisi per plot, bobot 1000 butir gabah, potensi hasil per hektar.

Berpengaruh nyata terhadap persentase gabah berisi dan persentase gabah

hampa. Berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan umur 15, 30 dan 45

HST.Pertumbuhan dan hasil tanaman padi terbaik dijumpai pada varietas Inpari

13.

2. Sistem tanam legowo berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif per

rumpun, namun berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman padi pada

umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah anakan umur 15, 30 dan 45 HST panjang

malai, bobot gabah berisi perplot, bobot 1000 butir gabah, persentase gabah

berisi, persentase gabah hampa potensi hasil per hektar.Pertumbuhan danhasil

tanaman padi terbaik dijumpai pada sistem tanam legowo 4 : 1.

3. Terdapat interaksi yang tidak nyata antara varietas dengan sistem tanam legowo

terhadap semua peubah pertumbuhan dan hasil tanaman padi yang diamati.

5.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan varietas dan

sistem tanam legowolainnya, untuk dapat meningkatkan petumbuhan tanaman

padi terutama pada lahan persawahan.

Page 38: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

35

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1990. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius, Jakarta.

Abdurrachman, S 2004, Teknologi Budidaya Padi Tipe Baru. Makalahdisampaikan pada pelatihan pengembangan varietas unggul tipebaru (VUTB) fatmawati dan VUB lainnya 31 Maret - 3 April 2004, dibalipa sukamandi.

Andoko A. 2008. budidaya padi secara organik.Penebar Swadaya, Jakarta92 hlm.

Bambang, S. Z, Zulkifli,W, Diah. 2004. Kebijakan perbesaran dan inovasiteknologi padi. Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor. 899 hlm.

Basri A.Iskandar T. Khalid J. Nasir A. M. 2010. Petunjuk PraktisPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah. Balai pengkajianTeknologi Pertanian (BPTP), Aceh.

Gardner, F. P., R. B. Pearce, and R. L. Mitchell, 1991. Fisiologi TanamanBudidaya. Terjemahan oleh: Herawati Susilo. University of IndonesiaPress. Jakarta. 428h.

Harjadi. S.S. 1998. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia, Jakarta. 197 hlm.

Humaedah U, Sundari, S, Astuti , Y Trisedyowati . 2010. Usaha Tanidengan Pendekatan PTT. Pusat pengembangan penyuluhan pertanian,Jakarta.

Luh, B.S., 1991. Rice Production, Volume I. Published by Van NostrandReinhold, New York.

Simatupang, S. 1997. Sifat dan ciri-ciri tanah. Institut Pertanian Bogor.Bogor. 86 hlm.

Sir Grist, D.H., 1960. Rice Formerly Agricultural Economist, ColonialAgricultural Service, Malaya. Longmans Green and Co Ltd : London.

Siregar. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Idonesia. Suatra Hudaya, Jakarta.

Sugeng. 2001. Bercocok tanam padi.Aneka Ilmu Semarang 61 hlm.

Page 39: PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM TANAM LEGOWO …repository.utu.ac.id/328/1/BAB I_V.pdf · penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (B ambang et al, 2004). Sistem tanam

36

Suparyono dan A. Setyono. 1993. Padi. Penebar Swadaya, Jakarta.

, 1997. Mengatasi Permasalahan Budidaya Padi.Cetakan I. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sutanto R 2002 pertanian organic menuju pertanian alternative danberkelanjutan. Kanius Yogyakarta.

Tobing, M. P. L., G, Opor, G, Sabar., K, Damanik. R., 1995. AgronomiTanaman Makanan – I, FP USU-Press, Medan.

Yulianti, N. 2009, 1001 cara menghasilkan pupuk organik, ed. Yogyakarta78 hlm.