PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

62
PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER LUBANG TANAM TERHADAP PRODUKSI TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) SKRIPSI TEUKU RAJA MALIKON 09C10407159 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2015

Transcript of PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

Page 1: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBITPER LUBANG TANAM TERHADAP PRODUKSI

TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)

SKRIPSI

TEUKU RAJA MALIKON

09C10407159

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2015

Page 2: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBITPER LUBANG TANAM TERHADAP PRODUKSI

TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)

SKRIPSI

OLEH

TEUKU RAJA MALIKUON

09C10407159

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untukMemperoleh Gelar Sarjana Pertanian padaFakultas Pertanian Universitas Teuku Umar

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2015

Page 3: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit PerLubang Tanam Terhadap Produksi Tanaman Padi(Oryza sativa L.)

Nama Mahasiswa : Teuku Raja MalikonN I M : 09C10407159Program Studi : Agroteknologi

Menyetujui :Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,

Muhammad Jalil, SP, MPNIDN 0115068302

Irvan Subandar, SP, MPNIDN 0129067903

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Prodi Agroteknologi,

Ir. Rusdi Faizin, M.SiNip. 19630811 199203 1 001

Jasmi, SP, M.ScNIDN 0127088002

Tanggal Lulus : 16 Desember 2014

Page 4: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

Yang disusun oleh:

Nama : TEUKU RAJA MALIKON

N I M : 09C10407159

Fakultas : Pertanian

Program Studi : Agroteknologi

SUSUNAN DEWAN PENGUJI :

1

2

3

4

Meulaboh, 16 Desember 2014

Ketua Prodi Agroteknologi,

Jasmi, SP, M.Sc

Penguji Anggota

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi/tugas akhir dengan judul :

Pengaruh Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Per Lubang Tanam

Terhadap Produksi Tanaman Padi (Oryza sativa L.)

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 16 Desember 2014 dan

dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

Muhammad Jalil, SP, MP

Pembimbing I/ Ketua TIM Penguji

Irvan Subandar, SP, MP

Pembimbing II

Mita Setyowati, SP, M.Sc

Penguji Utama

Ir. H. T. Sarwanidas, M.Si

Page 5: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

aku maku me“sekiran

hab

Dengadan

Lelahmmenjadi

y

tulusnydan Ib

AdiTerim

Terimaselalu terspetelah

berujung

Sepercik iengetahui sebnya lautan mebislah lautan i

kami datan

an iringan don harapan. Ay

mu menanti kdikan aku tega

yang tersisa d

Dengan penya do’a, kupebunda tercintikku Cut Herlmakasih atas

unt

akasih yang t setia dalam m

esial kepada I menjagaku dag masanya se

dan menyon

ilmu telah Enbagian kecil daenjadi tinta uitu sebelum h

ngkan tambah

o’amu hari iniyah….hari in

Do’aku sel

keberhasilankar, hingga ku dariku selain

me

enuh keikhlasersembahkan ta Cut Keumarlina, Teuku R do’anya, semtuk kita semu

tak terhinggamengisi hari-hIsteriku tercin

dalam iringan ehingga senanngsong hari d

Persembah

Ya Allahngkau karuniadari yang Enguntuk (menulihabis (ditulis) han sebanyak

Ayahanda

i telah ku gapni ku buktikalalu mengirin

Ibunda..

ku, do’amu me dapatkan hi terus berdo’aembahagiaka

san dan segen karya tulis inala Intan jugRaja Safarol,

moga Allah meua, Amin Ya R

a ku ucapkan hariku; Muhnta Adinda R do’amu, kasi

ntiasa memberdepan yang ce

hanku

h….. akan kepadak

gkau miliki selis) kalimat-ka) kalimat-kalik itu (pula)”. (A

a....... pai cita-citakuan segala usahngi langkahmu

...... embuat aku sidup dengan pa dan berusah

anmu.......

nap kasih sayani kepada Ay

ga kepada ora S. Sos dan Cuelimpahkan raRabbal ’Alam

kepada rekanammad Amin

Risdiana. Teriih sayang danriku semanga

erah,,,,,,,, Tha

Te

ku, hanya sajebagaimana fi

kalimat Tuhanimat Tuhanku(Al-Kahfi : 1

ku yang engkahamu, terimau.......

semangat, kaspenuh kesabaha untuk sela

ang yang diiryahanda Teukang-orang yanut Zahara, Aahmat dan himin…….

n-rekan seperjn, SP bersertaimakasih semn keikhlasanmat untuk lebihank’s for Atte

euku Raja M

ja firman-Mu : nku, sungguh

ku, meskipun 09)

au amanahkanakasih ayah

sih sayangmuaran, tiada lagalu bisa

ringi ku Raja Aksa ng kusayangi A.Md Kep. idayah-Nya

rjuangan yanga keluarganya

muanya karenamu yang tiadah maju ke depention.

Malikon, SP

n

u gi

a

g a, a

da pan

P

Page 6: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

iii

RINGKASAN

TEUKU RAJA MALIKON ”Pengaruh Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Per Lubang Tanam Terhadap Produksi Tanaman Padi (Oryza sativa L.)” (dibawah bimbingan Muhammad Jalil sebagai pembimbing utama dan Irvan Subandar sebagai pembimbing anggota).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pindah dan jumlah bibit per lubang tanam terhadap produksi tanaman padi serta nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Blang Baro Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya mulai dari tanggal 10 Januari sampai dengan 08 Mei 2014.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa benih padi varietas Ciherang, pupuk Urea, SP36 dan KCl dan Insektisida adalah Poksindo, Fungisida adalah Dithane M-45. Sedangkan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, hand traktor, parang, cangkul, hand spayer, meteran, jaring dan alat tulis menulis.

Penelitian ini menggunakan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 4 x 3, dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti meliputi umur pindah yang terdiri empat taraf, yaitu 10, 15, 20 dan 25 HSS. Faktor Jumlah Bibit terdiri atas 3 taraf, yaitu : 1, 2 dan 3 Bibit per lubang tanam.

Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman saat panen, jumlah malai, panjang malai, persentase gabah bernas, persentase gabah hampa, bobot 100 butir gabah, berat gabah kering per plot dan produksi per hektar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Umur pindah tanam berpengaruh nyata terhadap panjang malai. Namun berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman saat panen, jumlah malai, persentase gabah bernas, persentase gabah hampa, bobot 100 butir gabah, berat gabah kering per plot dan produksi hasil per hektar. Produksi tanaman padi terbaik dijumpai pada umur pindah tanam 25 HSS.

Jumlah bibit berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman saat panen, jumlah malai produktif, panjang malai, persentase gabah bernas, persentase gabah hampa, berat gabah kering per plot, produksi per hektar. Produksi tanaman padi terbaik di jumpai pada penggunaan 1 bibit per lubang tanam. Terdapat interaksi yang sangat nyata antara umur pindah tanam dan jumlah bibit per lubang tanam terhadap bobot 100 butir gabah. Bobot 100 butir gabah dijumpai pada umur pindah tanam 25 HSS dengan 1 bibit per lubang tanam.

Page 7: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

UCAPPAN TERIMA KASIHH

Puj

penulis te

Pindah T

Tanaman

alam Nabi

kebodohan

Uc

1. Mu

SP

bim

2. Ir.

Te

pra

Pe

3. Ay

pen

me

Ak

amal dan

Amin.

uji syukur k

elah dapat

Tanam dan

n Padi (Ory

i Besar Muh

n ke alam y

capan terima

uhammad J

P,. MP. sela

mbingan sam

Rusdi Fai

euku Umar

asarana sel

rtanian Uni

yahanda da

ngorbanan

enyelesaikan

khirnya den

bantuan m

ke hadirat A

menyelesa

n Jumlah B

ryza sativa

hammad SA

yang berilmu

a kasih penu

Jalil, SP., M

aku pembim

mpai selesa

izin,. M.Si

dan Civitas

lama penul

iversitas Teu

an Ibunda,

dan do

n studi.

ngan segala

mereka men

Allah SWT,

aikan skrip

Bibit Per L

L.)”. Selaw

AW yang te

u pengetahu

, karena den

psi dengan

Lubang Ta

wat beririn

elah memba

uan.

ngan limpa

judul ”Pe

anam Terh

ng salam ke

awa umat m

ahan rahmat

engaruh U

hadap Prod

epada janju

manusia dari

t-Nya

Umur

duksi

ungan

alam

ulis sampaikan kepadaa :

iv

MP. selaku p

mbing angg

ainya penuli

i. selaku D

s Akademik

lis terdafta

uku Umar.

serta sauda

orongan s

kerendahan

ndapat bala

pembimbing

ota yang te

isan skripsi

Dekan Faku

ka yang tela

ar sebagai

ara-saudarak

emangat

n hati penu

asan yang

Meu

g utama dan

elah membe

ini.

n Irvan Sub

eri masukan

andar

n dan

ultas Pertan

ah menyedi

mahasiswa

nian Unive

iakan saran

a pada Fak

ersitas

a dan

kultas

ku atas doa

sehingga

ulis berharap

setimpal d

ulaboh, M

Penuli

a, kasih sa

penulis

p semoga s

dari Allah S

Maret 2015

is

ayang,

dapat

segala

SWT.

Page 8: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

v

DAFTAR ISI

RINGKASAN ................................................................................................ iii UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ v DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4 1.3. Hipotesis ......................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5

2.1. Botani Tanaman Padi ...................................................................... 5 2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Padi ........................................................ 7 2.3. Umur Pindah Bibit ........................................................................ 9 2.4. Jumlah Bibit .................................................................................... 9

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN ........................................... 11

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 11 3.2 Bahan dan Alat Penelitian .............................................................. 11 3.3 Rancangan Percobaan ..................................................................... 12 3.4 Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 14 3.5 Pengamatan ..................................................................................... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 19

4.1. Pengaruh Umur Pindah Tanam ....................................................... 19 4.2. Pengaruh Jumlah Bibit..................................................................... 25 4.3. Interaksi .......................................................................................... 31

V. PENUTUP ............................................................................................ 34 5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 34 5.2. Saran ............................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 35 LAMPIRAN ................................................................................................... 38 RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... 50

Page 9: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

vi

DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman

1. Susunan kombinasi perlakuan antara umur pindah dan jumlah bibit per lubang tanam .............................................................................................. 13

2. Rata-rata tinggi tanaman padi saat panen pada berbagai umur pindah tanam ......................................................................................................... 19

3. Rata-rata jumlah malai pada berbagai umur pindah tanam ........................ 20 4. Rata-rata panjang malai pada berbagai umur pindah tanam ...................... 21

5. Rata-rata persentase gabah bernas dan gabah hampa pada berbagai umur

pindah tanam .............................................................................................. 22

6. Rata-rata berat gabah kering per plot pada berbagai umur pindah tanam . 23

7. Rata-rata produksi hasil per hektar pada berbagai umur pindah tanam .... 24

8. Rata-rata tinggi tanaman saat panen pada berbagai jumlah bibit .............. 25

9. Rata-rata jumlah malai pada berbagai jumlah bibit .................................. 26

10. Rata-rata panjang malai pada berbagai jumlah bibit ................................. 27

11. Rata-rata persentase gabah bernas dan gabah hampa pada berbagai jumlah bibit ............................................................................................... 28

12. Rata-rata berat gabah kering per plot pada berbagai jumlah bibit ............ 29

13. Rata-rata produksi per hektar pada berbagai jumlah bibit ........................ 30

14. Rata-rata Bobot 100 Butir Gabah pada berbagai umur pindah tanam dan

jumlah bibit ............................................................................................... 32

Page 10: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman 1. Panjang Malai dengan Berbagai Umur Pindah Tanam ............................. 48

2. Bobot 100 Butir Gabah dengan Berbagai Umur Pindah Tanam dan

Jumlah Bibit ............................................................................................... 49

Page 11: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan

Jumlah Bibit Perlubang Tanam Saat Panen (cm) ..................................... 37

2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Saat Panen .......................... 37

3. Rata-rata Jumlah Malai Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (malai) ................................................... 38

4. Analisis Ragam Jumlah Malai Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam ......................................................... 38

5. Rata-rata Panjang Malai Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (cm) ....................................................... 39

6. Analisis Ragam Panjang Malai Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam ............................................. 39

7. Rata-rata Persentase Gabah Bernas pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (%) .................................................. 40

8. Analisis Ragam Persentase Gabah Bernas pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam ............................................. 40

9. Rata-rata Persentase Gabah Hampa pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (%) .................................................. 41

10. Analisis Ragam Persentase Gabah Hampa pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam ............................................. 41

11. Rata-rata Bobot 100 Butir Gabah pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (gr) .................................................. 42

12. Analisis Ragam Bobot 100 Butir Gabah pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam ............................................. 42

13. Rata-rata Berat Gabah Kering Per Plot pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (kg) ..................................... 43

Page 12: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

ix

14. Analisis Ragam Berat Gabah Kering Per Plot pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam ................................. 43

15. Rata-rata Produksi Hasil Per Hektar pada Berbagai Umur PindahTanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (ton) ................................................ 44

16. Analisis Ragam Produksi Hasil Per Hektar pada Berbagai Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam ............................................. 44

17. Deskripsi Varietas ..................................................................................... 45

18. Bagan Percobaan ...................................................................................... 47

Page 13: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan utama yang dikonsumsi

oleh sekitar setengah penduduk dunia. Di masa mendatang, diperkirakan banyak

negara akan mengalami bencana kekurangan pangan. Menurut Prasetiyo (2002)

lebih dari 88 negara di dunia mengalami krisis pangan, diantaranya Indonesia. Hal

ini ditunjukkan dengan semakin berkurangnya luas lahan padi, tenaga kerja

semakin sedikit, dan ketersediaan air semakin berkurang. Seiring dengan

pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan pangan semakin tinggi, produksi

pangan, khususnya beras harus ditingkatkan, mengingat beras merupakan bahan

makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Ilmu pengetahuan dan

teknologi diharapkan mampu memberi kontribusi dan solusi yang tepat, dalam

menghadapi tantangan tersebut.

Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat ketergantungan yang

tinggi pada beras impor. Namun, dengan teknologi baru yang diintroduksikan

kepada para petani akhirnya bangsa Indonesia mampu mencapai swasembada

beras pada tahun 1984. Tahun tersebut merupakan puncak produktivitas pangan

Indonesia, sebagai perbandingan tahun 1969 Indonesia hanya mampu

memproduksi beras sekitar 12,2 juta ton maka pada tahun 1984 produksi

Indonesia bisa mencapai 25,8 juta ton (Adiratma, 2004).

Perkembangan produksi padi selama kurun waktu 1997-2000 mengalami

peningkatan dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,67%/tahun. Karena itu, asumsi

1

Page 14: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

2

proyeksi produsik padi untuk beberapa tahun mendatang akan mengikuti laju

pertumbuhan periode 2002-2006. Dengan asumsi tersebut, produksi padi hingga

tahun 2020 diproyeksikan 61,30 juta ton, 63,82 juta ton, dan 66,45 juta ton gabah

kering giling (GKG) berturut-turut pada tahun 2010, 2015, dan 2020. Setelah

dikurangi 10% untuk benih, susut hasil, rendemen gilingan maka kesediaan beras

dari produksi dalam negeri akan mencapai 34,76 juta ton pada 2010; 36,19 juta

ton pada 2015; dan 37,67 juta ton pada tahun 2020 (Anonymous, 2008).

Produksi beras akhir-akhir ini menghadapi berbagai kendala, diantaranya

:penerapan teknik budidaya padi yang kurang tepat. Faktor yang menyebabkan

pengelolaan tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan dan kemampuan tanaman

dalam memanfaatkan sumberdaya lingkungan tumbuh tanaman. Hal tersebut

dapat dicapai antara lain melalui penggunaan umur pindah bibit dan pengaturan

jumlah bibit yang tepat per lubang tanam.

Umur pindah bibit tanaman padi harus tepat untuk mengantisipasi

perkembangan akar yang secara umum berhenti pada umur 42 hari sesudah semai,

sementara jumlah anakan produktif akan mencapai maksimal pada umur 49-50

hari sesudah semai (Astri, 2007).

Penggunaan umur bibit yang masih muda (5-15 hari) sangat

beresikokarena masih lemah dan perakaran yang belum kuat namun berpotensi

membentuk anakan dan pertumbuhan tanaman yang tinggi, sedangkan umur bibit

yang jauh lebih tua (> 25hari) akan menurunkan produksi (Siregar, 1981). Pada

umumnya petanimemindahkan bibit dari persemaian ke tempat penanaman padi

atau sawah berkisar antara umur 21 - 5 hari (Prasetiyo, 2002).

Page 15: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

3

Penanaman bibit muda memiliki beberapa keunggulan, antara lain

tanaman dapat tumbuh lebih baik dengan jumlah anakan cenderung lebih banyak

dan perakaran bibit berumur kurang dari 15 hari lebih cepat beradaptasi dan cepat

pulih dari cekaman akibat dipindahkan dari persemaian ke lahan pertanaman

(Anonymous, 2009).

Selain penggunaan umur pindah bibit lebih muda yakni 8-15 hari setelah

semai, memberikan kesempatan kepada bibit untuk beradaptasi dan dengan lebih

awalnya bibit dipindahkan akan memberikan waktu yang lebih panjang kepada bibit

untuk membentuk anakan atau phyllochrons lebih banyak.Penanaman dengan jumlah

bibit yang tepat dapat menghindari stagnasi bibit, menghemat waktu, mengurangi

kebutuhan benih, meningkatkan jumlah anakan, menghemat pemakaian air, dan

produksi lebih tinggi.

Pemakaian bibit per titik tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan karena

secara langsung berhadapan dengan kompetisi antar tanaman dalam satu rumpun.

Jumlah bibit per titik tanam yang lebih sedikit akan memberikan ruang pada

tanaman untuk menyebar dan memperdalam perakaran (Berkelaar, 2001).

Menurut Uphoff (2002) bahwa bibit ditanam secara tunggal sehingga tidak

terdapat kompetisi diantara akar tanaman yang dapat menghambat pertumbuhan.

Bibit ditransplantasi satu-satu agar tanaman memiliki ruang untuk menyebar dan

memperdalam perakaran, sehingga tanaman tidak bersaing terlalu ketat untuk

memperoleh ruang tumbuh, cahaya atau nutrisi dalam tanah (Barkelaar, 2001).

Kelemahan bibit tunggal atau satu bibit apabila pada satu lobang tanam

tanaman tidak tumbuh atau mati maka tidak ada tanaman yang tersisa dalam satu

Page 16: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

4

rumpun tersebut maka dilakukan penyulaman dengan bibit yang sama. Kalau

jumlah bibit yang terlalu banyak menyebabkan terjadinya persaingan sesama

tanaman padi (kompetisi inter spesies) yang sangat keras untuk mendapatkan air,

unsur hara, cahaya sehingga pertumbuhan kurang optimal (Gani, 2003; Abdullah,

2004).

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui umur pindah bibit dan jumlah bibit perlubang tanam yang tepat agar

diperoleh produksi padi yang optimum.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pindah tanam

dan jumlah bibit per lubang tanam terhadap produksi tanaman padi, serta nyata

tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.

1.3. Hipotesis

1. Umur pindah tanam berpengaruh terhadap produksi tanaman padi.

2. Jumlah bibit per lubang tanam berpengaruh terhadap produksi tanaman

padi.

3. Terdapat interaksi antara umur pindah tanam dan jumlah bibit per lubang

tanam terhadap produksi tanaman padi.

Page 17: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani Tanaman Padi

2.1.1. Sistematika

Menurut Suparyono dan Agus (1993), tanaman padi merupakan tanaman

semusim yang berupa rumput-rumputan yang dapat di klasifikasikan sebagai

berikut :

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Monocotyledone

Ordo : Poales

Famili : Gramineae

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa L.

2.1.2.Marfologi

Akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan

serta unsur hara dari dalam tanah. Pertumbuhan akar pada padi dimulai dari proses

perkecambahan benih. Akar yang pertama muncul yaitu akar tunggang kemudian

setelah 5-6 hari akan tumbuh akar serabut. Akar ini hanya dapat menembus

lapisan tanah bagian atas atau lapisan olah tanah yaitu berkisar antara 10-12 cm.

Pada umur 30 hari setelah tanam, akar akan dapat menembus hingga kedalaman

5

Page 18: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

6

18 cm dan pada umur 50 hari akar sudah mulai dapat menembus lapisan tanah di

bawahnya (sub soil) yaitu berkisar 25 cm (Anonymous, 1990).

Batang padi tersusun dari rangkaian ruas antara satu dengan yang lain nya di

pisah oleh sesuatu buku, ruas batang padi di dalamnya beringa dan bentuknya

bulat dari atas ke bawah, ruas batang itu masih pendek, ruas-ruas yang terpendek

terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini praktis tidak dapat

dibedakan sebagian ruas-ruas yang berdiri sendiri (Anonymous, 1990).

Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan coleoptiles.

Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek diantara bawahnya, namun

lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun pertama pada batang keluar dengan

bersama timbulnya tunas (calon baru) berikutnya (Anonymous, 1992).

Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Malai terdiri dari 8 – 10 buku

yang menghasilkan cabang – cabang primer selanjutnya menghasilkan cabang –

cabang sekunder. Dari buku pangkal malai akan muncul hanya satu cabang

primer, tetapi dalam keadaan tertentu buku tersebut dapat menghasilkan 2– 3

cabang primer. Jumlah cabang setiap malai berkisar antara 15 - 20 buah dan setiap

malai bisa mencapai 100 - 120 bunga (Tobing et al., 1995).

Buah padi merupakan bagian yang umum digunakan sebagai bahan tanam

(benih). Buah padi adalah ovary yang telah masak, bersatu dengan lemma dan

palea. Buah ini merupakan hasil penyerbukan dan pembuahan yang terdiri dari

embrio (lembaga), endosperm dan bekatul (buah padi yang berwarna coklat

(Hedy, 1994).

Page 19: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

7

Biji ditempati oleh sebagian besar endosperm yang mengandung zat

tepung dan sebagian ditempatai oleh embrio. Biji padi mengandung aleuro yakni

butir – butir yang mengandung protein yang terdapat pada vacuola. Endosperm

umumnya terdiri atas zat tepung yang terdiri atas selaput protein, gula, lemak dan

zat organik (Luh, 1991).

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Padi

2.2.1. Iklim

Tanaman padi akan berproduksi dengan baik di daerah yang berhawa

panas dan banyak mengandung uap air. Tanaman padi membutuhkan curah hujan

berkisar 200 mm/bulan atau lebih, dengan distibusi selama 4 bulan. Sedangkan

curah hujan yang dikehendaki pertahun sekitar 1500 - 2000 mm. Tanaman padi

dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi. Di dataran rendah padi

dapat tumbuh pada ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22,5 0C-26,5 0C

sedangkan di dataran tinggi padi dapat tumbuh baik pada ketinggian antara 650-

1.500 m dpl dan membutuhkan temperatur berkisar 18,7 0C-22,5 0C (Anonymous,

1990).

Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang

rendah dan kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu

proses pembuahan yang mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi

akibat tidak membukanya bakal biji. Temperatur yang rendah pada waktu bunting

juga dapat menyebabkan rusaknya pollen dan menunda pembukaan tepung sari

(Luh, 1991).

Page 20: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

8

2.2.2. Tanah

Tidak semua jenis tanah sesuai untuk dijadikan areal persawahan. Hal ini

dikarenakan tidak semua jenis tanah dapat dijadikan lahan tergenang air. Padahal

dalam sistem tanah sawah, lahan harus tetap tergenang air agar kebutuhan air

tanaman padi tercukupi sepanjang musim tanam. Oleh karena itu, jenis tanah yang

sulit menahan air (tanah dengan kandungan air pasir tinggi) kurang cocok untuk

dijadikan lahan persawahan. Sebaliknya, tanah yang sulit dilewati air (tanah

dengan kandungan lempung tinggi) cocok untuk dibuat lahan persawahan

(Suprayono dan Setyono, 1997).

Tanah yang baik untuk areal persawahan ialah tanah yang mampu

memberikan kondisi tumbuh tanaman padi. Kondisi yang baik untuk

pertumbuhan tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu posisi

topografi yang berkaitan dengan kondisi hidrologi, porositas tanah yang rendah

dan tingkat keasaman tanah yang netral, sumber air alam, serta modifikasi sistem

alam oleh kegiatan manusia (Suprayono dan Setyono, 1997).

Padi dapat tumbuh baik pada tanah yang ketebalan lapisannya atasnya

antara 18-22 cm dengan pH tanah berkisar antara 4-7. Pada lapisan tanah atas

untuk pertanian pada umumnya mempunyai ketebalan antara 10-30 cm dengan

warna tanah coklat sampai kehitam-hitaman, tanah tersebut gembur. Sedangkan

kandungan air dan udara di dalam pori-pori tanah masing-masing 25%

(Anonymous, 1990).

Page 21: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

9

2.3. Umur Pindah Bibit

Umur bibit pindah tanam harus tepat dan sesuai untuk mengantisipasi

perkembangan akar yang umumnya berhenti pada umur 42 hari sesudah semai,

sementara jumlah anakan produktif akan mencapai maksimal pada umur 49-50

hari sesudah semai (Thangaraj dan Toole, 1985). Di Indonesia sejak lama

dianjurkan menanam bibit berumur 3 minggu, dengan tinggi sekitar 22-25 cm

(Utomo dan Nazarudin, 2007), sementara sistem intensifikasi yang dikembangkan

di China, lebih disukai menanam bibit umur 15 hari atau lebih muda daripada itu,

dan mampu menghasilkan jumlah anakan produktif maksimal 60 batang (Hui and

Jun, 2003). Bibit yang lebih muda akan menghasilkan anakan yang lebih tinggi

dibandingkan bibit yang lebih tua (Anonymous, 2008). Pemotongan daun bibit

tidak dianjurkan karena pertumbuhan tanaman menjadi terkonsentrasi pada

pemulihan pertumbuhan tajuk bukan pemulihan dan pertumbuhan pada akar yang

melekat pada tanah. Menurut Vergara (1985) pemotongan daun bibit hanya

dilakukan apabila daun padi panjang dan terkulai menyentuh air lumpur dan

member peluang penyakit atau hama yang menyerang daun.

2.4 Jumlah Bibit

Penanaman bibit dengan jumlah yang relatif lebih banyak (5-10 batang

perrumpun, bahkan >10 batang per rumpun) menyebabkan terjadinya persaingan

sesama tanaman padi (kompetisi inter spesies) yang sangat keras untuk

mendapatkan air, unsur hara, CO2, O2, cahaya, dan ruang untuk tumbuh sehingga

pertumbuhan akan menjadi tidak normal. Akibatnya, tanaman padi menjadi

Page 22: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

10

lemah, mudah rebah, mudah terserang hama dan penyakit, dan lebih lanjut

keadaan tersebut dapat mengurangi hasil gabah. Sedangkan penggunaan jumlah

bibit yang lebih sedikit (1-3 batang per rumpun) menyebabkan: (1) lebih

ringannya kompetisi inter spesies; dan (2) lebih sedikitnya jumlah benih yang

digunakan sehingga mengurangi biaya produksi (Gani, 2003; Abdullah, 2004).

Penggunaan bibit dalam jumlah banyak memiliki keuntungan tanaman

padi menjadi lebih kuat, tidak mudah rebah, kelemahannya memerlukan bibit

yang terlalu banyak dan terjadinya persaingan dalam penyerapan air, unsur hara

serta cahaya, kemudian pembentuk anakan lebih sedikit. Penggunaan bibit dalam

jumlah sedikit memiliki keuntungan dapat memberikan ruang pada tanaman untuk

menyebar dan memperdalam perakaran dan lebih sedikitnya jumlah benih yang

digunakan (Berkelaar, 2001).

Page 23: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

11

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Blang Baro Kecamatan Kuala

Kabupaten Nagan Raya mulai dari tanggal 10 Januari sampai dengan 08 Mei

2014.

3.2. Bahan dan Alat

1. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. benih

Benih padi yang digunakan adalah varietas Ciherang yang di produksi oleh

PT. Petani (Persero).

b. Pupuk

Pupuk yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu pupuk Urea, SP 36 dan

KCl masing-masing 250 kg ha-1 (375 gr plot-1), 100 kg ha-1 (159 gr plot-1) dan 50

kg ha-1 (75 gr plot-1 ).

c. Pestisida

Insektisida yang digunakan dalam penelitian ini adalah Poksindo.

Fungisida Dithane M-45 masing-masing disediakan sebanyak 200 ml.

2. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik,

hand traktor, parang, cangkul, hand spayer, meteran, jaring dan alat-alat tulis.

Page 24: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

12

3.3. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 4 x 3, dengan 3 ulangan. Faktor

yang diteliti meliputi umur pindah dan jumlah bibit.

Faktor umur pindah tanam (U) terdiri atas 4 taraf, yaitu :

U1 = 10 Hari Setelah Semai (HSS)

U2 = 15 Hari Setelah Semai (HSS)

U3 = 20 Hari Setelah Semai (HSS)

U4 = 25 Hari Setelah Semai (HSS)

Faktor jumlah bibit per lubang tanam (B) terdiri atas 3 taraf, yaitu :

B1 = 1 bibit per lubang tanam

B2 = 2 bibit per lubang tanam

B3 = 3 bibit per lubang tanam

Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan 3 ulangan maka

terdapat 36 unit perlakuan. Susunan kombinasi perlakuan dapat dilihat

pada Tabel 1.

Page 25: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

13

Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan antara Umur Pindah dan Jumlah Bibit PerLubang Tanam

No Kombinasi perlakuanUmur Pindah

(Hari Setelah Semai)Jumlah Bibit PerLubang Tanam

1

2

3

4

U1B1

U2B1

U3B1

U4B1

10

15

20

25

1

1

1

1

5

6

7

8

U1B2

U2B2

U3B2

U4B2

10

15

20

25

2

2

2

2

9

10

11

12

U1B3

U2B3

U3B3

U4B3

10

15

20

25

3

3

3

3

Model Matematis yang digunakan adalah:

Yijk = + i +Uj + Bk + (UB)jk + ijk

Keterangan:

Yijk = Nilai pengamatan untuk faktor umur pindah taraf ke-j, faktor

jumlah bibit perlubang tanam taraf ke-k dan ulangan ke-i

= Nilai tengah umum

i = Pengaruh ulangan ke-i ( i = 1, 2 dan 3)

Uj = Pengaruh faktor umur pindah ke-j ( j = 1, 2, 3dan 4)

Bk = Pengaruh faktor jumlah bibit perlubang tanam ke-k ( k = 1, 2 dan3)

(UB)jk = Interaksi umur pindah dan jumlah bibit perlubang tanam pada taraf

umur pindah ke-j, taraf jumlah bibit ke-k

Page 26: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

14

ijk = Galat percobaan untuk ulangan ke-i, faktor umur pindah taraf ke-j,

faktor jumlah bibit taraf ke-k.

Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan

dengan uji lanjutan yaitu uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Dengan

persamaan sebagai berikut:

BNT0,05 = t0.05 (dbg)ටଶ்

Dimana :

BNT0,05 = Beda Nyata Terkecil pada taraf 5 %

q0,05 ( p;dbg) = Nilai baku t pada taraf 5 %; (derajat bebas galat )

KT g = Kuadrat tengah galat

r = Jumlah ulangan.

3.4. Pelaksanaan Penelitian

1. Perlakuan dan penyemaian benih

Sebelum penyemaian benih dimasukkan dalam goni kecil, dan dilakukan

perendaman dengan air bersih selama 12 jam dan ditiriskan. Benih

dikecambahkan selama 2 hari. Setelah berkecambah benih tersebut ditabur ke

tempat persemaian yang telah disiapkan. Media penyemaian yang digunakan

langsung disemai pada bendengan. Pemberian pupuk pada persemaian hanya

diberikan pupuk Urea sebanyak 225 g/plot.

Page 27: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

15

2. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menggunakan hand traktor dengan cara bajak, 3 hari sebelum dilakukan

pengolahan terlebih dahulu diberikan air untuk melunakkan tanah. Pembajakan

pertama dilakukan untuk membalikan tanah, selanjutnya sawah digenangi air lagi

selama 3 - 4 hari, selang beberapa hari diadakan pembajakan kedua untuk

meratakan tanah. Kemudian dibuat plot dengan ukuran 3 m x 5 m. Dengan jarak

antar plot 50 cm, selanjutnya dilakukan pelumpuran tanah menggunakan garu

untuk meratakan tanah menjadi lebih sempurna dan lahan siap ditanam.

3. Penanaman

Penanaman diawali dengan mencabut bibit dipersemaian dengan umur

bibit sesuai perlakuan. Penanaman dilakukan dengan jumlah bibit setiap lubang

tanam yaitu 1 bibit, 2 bibit dan 3 bibit dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm.

Keadaan lahan pada saat tanam dalam bentuk berlumpur. Tanaman yang diambil

sebagai sampel 10 rumpun dalam satu plot.

4. Pemupukan

Pemupukan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pupuk Urea yang

diberikan dua kali, pertama sebagai pupuk dasar yang diberikan sebelum tanam

sebanyak 150 kg ha-1 (225 gr plot-1), SP-36 100 kg ha-1 (150 gr plot-1) dan KCl

50 kg ha-1 (75 gr plot-1). Sedangkan pupuk susulan adalah pupuk Urea 100 kg ha-1

(150 gr plot-1) diberikan waktu tanaman berumur 35 HST (Anonymous, 1990).

Page 28: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

16

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman padi meliputi pengairan, penyulaman dan

penyiangan, pengendalian hama dan penyakit. Pengairan dilakukan dengan cara

dialirkan air melalui saluran irigasi kesaluran drainase yang dibagikan ke areal

persawahan. Penyulaman dilakukan pada 1 minggu setelah tanam (MST) dengan

bibit yang sama, apabila tanaman padi ada yang mati. Penyiangan gulma

dilakukan pada umur 20 HST dan penyiangan selanjutnya pada umur 42 HST.

Penyiangan dilakukan terhadap rumput-rumput yang tumbuh disekitar tanaman

padi, dengan cara mencabut menggunakan tangan. Pengendalian hama dan

penyakit pada tanaman padi dengan cara menyemprot dengan menggunakan

Dithane M-45 2 gram/ liter air. Sedangkan hama burung pipit pengendaliannya

dilakukan dengan cara memasang jaring pada lahan penelitian.

6. Panen

Panen dilakukan ketika biji telah menunjukkan masak fisiologis atau 90 –

95 % malai telah menguning. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan sabit

dan hasil panen masing – masing per plot percobaan dipisahkan agar tidak

bercampur. Tanaman sampel dipanen terlebih dahulu sebelum semuanya di panen.

Page 29: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

17

3.5. Pengamatan

Adapun peubah-peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Tinggi Tanaman Saat Panen (cm)

Tinggi tanaman diamati pada saat panen, pengukuran dilakukan mulai dari

pangkal batang tanaman sampai ujung daun tertinggi dengan menggunakan

meteran dalam satuan cm.

2. Jumlah Malai Produktif (malai)

Perhitungan jumlah malai produktif dilakukan pada saat panen dengan

cara menghitung jumlah malai produktif per rumpun pada tanaman sampel.

3. Panjang Malai (cm)

Panjang malai diukur dari pangkal malai sampai ujung malai terpanjang

yang diambil dari 10 malai sampel dan dinyatakan dalam centimeter.

4. Persentase Gabah Bernas (%)

Pengamatan dilakukan setelah panen dengan cara menghitung seluruh gabah

bernas pada setiap perlakuan, dengan menggunakan rumus :

Persentase gabah bernas = %100xgabahseluruhjumlah

sgabahbernajumlah

5. Persentase Gabah Hampa (%)

Pengamatan dilakukan setelah panen dengan cara menghitung seluruh

polong hampa pada setiap perlakuan, dengan menggunakan rumus :

Persentase gabah hampa = %100xgabahseluruhjumlah

hampagabahjumlah

Page 30: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

18

6. Bobot 100 Butir Gabah (gr)

Pengamatan bobot 100 butir gabah dilakukan dengan menimbang secara

acak 100 butir gabah kering. Dari setiap unit percobaan/plot dengan cara

ditimbang dalam satuan gram.

7. Berat Gabah Kering Per Plot (kg)

Berat gabah berisi per plot di lakukan dengan cara menimbang seluruh

gabah berisi per plot.

8. Produksi Per Hektar (ton)

Perhitungan produksi per hektar dilakukan dengan mengkonversikan hasil

per plot.

Page 31: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengaruh Umur Pindah Tanam

Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran bernomor genap 2 sampai dengan

16) menunjukkan bahwa umur pindah tanam berpengaruh nyata terhadap panjang

malai. Namun berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman saat panen,

jumlah malai produktif, persentase gabah bernas, persentase gabah hampa, bobot

100 butir gabah, berat gabah kering per plot dan produksi hasil per hektar.

4.1.1. Tinggi Tanaman Saat Panen (cm)

Rata-rata tinggi tanaman padi saat panen pada berbagai umur pindah

tanam dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman padi saat panen pada berbagai umur pindahtanam

Umur Pindah Tanam(HSS)

Tinggi Tanaman Saat Panen (cm)

10 HSS (U1) 101.6315 HSS (U2) 103.6020 HSS (U3) 102.0825 HSS (U4) 103.53

Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman tertinggi saat panen dijumpai pada

umur pindah tanam 15 HSS (U2) meskipun secara statistik menunjukkan

perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Dari berbagai umur pindah tanam yang dicobakan, tinggi tanaman saat

panen tertinggi dijumpai pada umur pindah tanam 15 HSS. Hal ini diduga karena

pada umur pindah yang masih muda mempunyai daya adaptasi yang cepat

sehingga proses pertumbuhan sampai panen tanaman kearah yang lebih baik

Page 32: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

20

sedangkan umur pindah muda lebih baik dibandingkan dengan umur yang tua. Hal

ini sejalan dengan pendapat Vergara (1985) yang menjelaskan bahwa umur

pindah tanam dengan bibit muda lebih adaptif dan lebih cepat beradaptasi dengan

lingkungan dan tanaman lebih kuat sampai fase produktif.

4.1.2. Jumlah Malai Produktif (malai)

Rata-rata jumlah malai produktif pada berbagai umur pindah tanam dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata jumlah malai produktif pada berbagai umur pindah tanam

Umur Pindah Tanam(HSS)

Jumlah Malai Produktif (malai)

10 HSS (U1) 26.3215 HSS (U2) 24.6720 HSS (U3) 26.8625 HSS (U4) 30.10

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah malai dijumpai pada umur pindah

tanam 25 HSS (U4) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak

nyata dengan perlakuan lainnya.

Dari berbagai umur pindah tanam yang dicobakan, meningkatnya jumlah

malai dijumpai pada umur pindah tanam 25 HSS (U4). Hal ini diduga umur pindah

tanam yang lebih baik dapat meningkatkan jumlah anakan sehingga jumlah malai

meningkat dan berpengaruh pada hasil tanaman padi. Hal ini sesuai dengan

pendapat Yoshida (1981) menyatakan bahwa umur pindah tanam tanaman

berpengaruh pada jumlah malai per tanaman yang terbentuk dan selanjutnya akan

mempengaruhi hasil produksi gabah kering tanam.

Page 33: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

21

4.1.3. Panjang Malai (cm)

Rata-rata panjang malai pada berbagai umur pindah tanam setelah diuji

dengan BNT0,05 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata panjang malai pada berbagai umur pindah tanam

Umur Pindah Tanam(hari setelah semai)

Panjang Malai (cm)

10 HSS (U1) 27.50 a

15 HSS (U2) 27.90 ab

20 HSS (U3) 28.07 b

25 HSS (U4) 28.21 b

BNT0,05 0.45Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda

nyata pada taraf peluang 5% (BNT 0,05).

Tabel 4 menunjukkan bahwa malai terpanjang dijumpai pada umur pindah

tanam 25 HSS (U4) yang berbeda nyata dengan umur pindah tanam 10 HSS (U1)

namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Hubungan antara panjang

malai dengan berbagai umur pindah tanam dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Panjang Malai dengan Berbagai Umur Pindah Tanam

Gambar 1 menunjukkan bahwa panjang malai meningkat pada umur

pindah tanam 25 HSS (U4) dan menurun pada umur pindah tanam 10 HSS (U1).

27,50

27,9028,07

28,21

27,00

27,20

27,40

27,60

27,80

28,00

28,20

28,40

10 15 20 25

Pan

jan

gM

alai

(cm

)

Umur Pindah Tanam(hari setelah semai)

Page 34: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

22

Dari berbagai umur pindah tanam yang dicobakan, panjang malai

terpanjang dijumpai pada umur pindah tanam 25 HSS (U4). Hal ini diduga pada

umur pindah tanam lebih cepat dalam proses fotosintesis menjadi fotosintat dan

pembentukan bunga lebih cepat sehingga mempengaruhi pada panjang malai. Hal

ini sejalan dengan pendapat Masdar (2006) yang menyatakan bahwa tingkat laju

pertumbuhan tanaman yang rendah akan menurunkan laju pertumbuhan hasil dan

distribusi bahan kering dari daun ke malai.

4.1.4. Persentase Gabah Bernas dan Gabah Hampa (%)

Rata-rata persentase gabah bernas dan Gabah Hampa pada berbagai umur

pindah tanam dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata persentase gabah bernas dan gabah hampa pada berbagai umurpindah tanam

Umur PindahTanam (HSS)

Persentase Gabah Bernas(%)

Persentase Gabah Hampa(%)

10 HSS (U1)82,71

(65.65)17,29

(24.35)

15 HSS (U2)82,24

(65.23)17,76

(24.77)

20 HSS (U3)81,36

(64.66)18,64

(25.34)

25 HSS (U4)79,49

(63.19)20,51

(26.81)Keterangan : ( ) = data transpormasi Arcsin √×

Tabel 5 menunjukkan bahwa persentase gabah bernas dijumpai pada umur

pindah tanam 10 HSS (U1) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan

yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Dari berbagai umur pindah tanam yang dicobakan, persentase gabah

bernas terbanyak dijumpai pada umur pindah tanam 10 HSS (U1). Hal ini

disebabkan umur pindah lebih muda sehingga dapat meningkatkan penggunaan

Page 35: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

23

cahaya yang lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan sehingga dapat

mempengaruhi hasil tanaman padi. Hal ini sejalan dengan pendapat Musa (2001)

menyatakan bahwa padi sawah yang dipindah tanam dengan bibit muda (umur

10-15 HSS) mampu meningkatkan kualitas gabah yang dihasilkan sehingga

meningkatnya persentase gabah bernas.

Dari berbagai umur pindah tanam yang dicobakan, persentase gabah

hampa terbanyak dijumpai pada umur pindah tanam 25 HSS (U4). Hal ini

disebabkan oleh umur pindah tanam yang lebih tua akan menyebabkan persaingan

dalam memperoleh penggunaan cahaya sehingga kualitas hasil tanaman padi

menurun dan mengurangi persentase gabah hampa. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sitompul dan Guritno (1995) produksi biomassa tanaman terjalin

melalui proses fotosintesis akan menyebabkan persaingan antar tanaman.

4.1.5. Berat Gabah Kering Per Plot (kg)

Rata-rata berat gabah kering per plot pada berbagai umur pindah tanam

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rata-rata berat gabah kering per plot pada berbagai umur pindah tanam

Umur Pindah Tanam(hari setelah semai)

Berat Gabah Kering Per Plot (kg)

10 HSS (U1) 7.0415 HSS (U2) 7.0520 HSS (U3) 6.8225 HSS (U4) 6.56

Tabel 6 menunjukkan bahwa berat gabah kering per plot dijumpai pada

umur pindah tanam 15 HSS (U2) meskipun secara statistik menunjukkan

perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Page 36: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

24

Dari berbagai umur pindah tanam yang dicobakan, berat gabah kering per

plot terberat dijumpai pada umur pindah tanam 15 HSS (U2). Hal ini disebabkan

oleh laju fotosintesis pada tanaman dengan bibit muda yang berlangsung dengan

baik yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan cepat sehingga

fotosintat yang dihasilkan berupa biomass tanaman sehingga dapat meningkatkan

berat gabah kering. Semakin banyak energi cahaya matahari yang dikonversi

dalam proses fotosintesis menjadi fotosintat, maka bobot kering tanaman atau

biomass akan semakin banyak pula (Sitompul dan Guritno, 1995).

4.1.6. Produksi Per Hektar (ton)

Rata-rata produksi hasil per hektar pada berbagai umur pindah tanam

dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata produksi hasil per hektar pada berbagai umur pindah tanam

Umur Pindah Tanam(hari setelah semai)

Produksi Per Hektar (ton)

10 HSS (U1) 4.6915 HSS (U2) 4.7020 HSS (U3) 4.5425 HSS (U4) 4.38

Tabel 7 menunjukkan bahwa produksi hasil per hektar dijumpai pada umur

pindah tanam 15 HSS (U2) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan

yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Dari berbagai umur pindah tanam yang dicobakan, produksi hasil per

hektar terbanyak dijumpai pada umur pindah tanam 15 HSS (U2). Hal ini

disebabkan pada umur pindah tanam 15 HSS tanaman masih mempunyai

cadangan makanan dalam endosperm sehingga perubahan lingkungan tumbuh

tidak mengakibatkan cekaman. Pertumbuhan awal tanaman yang relatif lebih

Page 37: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

25

sehat pada kedua umur bibit tersebut diikuti oleh laju distribusi bahan kering yang

meningkat. Akumulasi bahan kering mencerminkan kemampuan tanaman dalam

mengikat energi dan cahaya matahari melalui proses fotosintesis, serta interaksi

dengan faktor lingkungan tumbuh tanaman. Distribusi akumulasi bahan kering

pada bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, dan daun dapat mencerminkan

produktivitas tanaman yang lebih baik. Tingkat laju pertumbuhan tanaman yang

rendah akan menurunkan laju distribusi bahan kering dari daun ke biji (Masdar,

2006).

4.2. Pengaruh Jumlah Bibit

Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran bernomor genap 2 sampai

dengan 16) menunjukkan bahwa jumlah bibit berpengaruh tidak nyata terhadap

semua peubah yang diamati.

4.2.1. Tinggi Tanaman Saat Panen (cm)

Rata-rata tinggi tanaman saat panen pada berbagai jumlah bibit dapat

dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-rata tinggi tanaman saat panen pada berbagai jumlah bibit perlubang tanam,

Jumlah BibitLubang Tanam (Bibit)

Tinggi Tanaman Saat Panen (cm)

1 bibit (B1) 102.362 bibit (B2) 103.173 bibit (B3) 102.61

Tabel 8 menunjukkan bahwa tanaman tertinggi saat panen dijumpai pada

2 bibit (B2) per lubang tanam meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan

yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Page 38: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

26

Dari berbagai jumlah bibit per lubang tanam yang dicobakan,

meningkatkan tinggi tanaman saat panen dijumpai pada 2 bibit (B2) per lubang

tanam. Hal ini diduga karena pada penggunaan bibit yang terlalu sedikit (2 bibit)

akan lebih baik untuk pertumbuhan tanaman karena tidak ada persaingan dalam

penyerapan unsur hara dibandingkan dengan penggunaan bibit yang terlalu

banyak. Hal ini sejalan dengan pendapat Uphoff (2001) yang menjelaskan bahwa

sistem budidaya secara konvensional umumnya memakai bibit 3 - 7 bibit per

lubang tanam sehingga terjadi persaingan unsur hara serta ruang gerak untuk

perkembangan akar dan anakan kurang stabil yang pada akhirnya produktivitas

rendah.

4.2.2. Jumlah Malai Produktif (malai)

Rata-rata jumlah malai produktif pada berbagai jumlah bibit dapat dilihat

pada Tabel 9.

Tabel 9. Rata-rata jumlah malai pada berbagai jumlah bibit per lubang tanam.

Jumlah BibitLubang Tanam (Bibit)

Jumlah Malai Produktif (malai)

1 bibit (B1) 28.862 bibit (B2) 26.483 bibit (B3) 25.62

Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah malai dijumpai pada 1 bibit (B1) per

lubang tanam meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata

dengan perlakuan lainnya.

Dari berbagai jumlah bibit yang dicobakan, meningkatnya jumlah malai

dijumpai pada 1 bibit per lubang tanam. Hal ini diduga karena penggunaan bibit

yang lebih sedikit (1-2 bibit) akan meningkatkan jumlah anakan per rumpun lebih

Page 39: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

27

banyak sehingga jumlah malai juga lebih banyak dan tidak boros akan

penggunaan bibit per lubang tanam. Hasrizart (2008) menjelaskan bahwa cara

penanaman padi dengan pemakaian bibit yang lebih sedikit yaitu satu bibit per

lubang tanam mampu memberikan hasil panen yang jauh lebih tinggi dari pada

cara tradisional menanam 3 bibit per lubang tanam secara nyata kebutuhan bibit

lebih banyak dan persaingan unsur hara yang dibutuhkan.

4.2.3. Panjang Malai (cm)

Rata-rata panjang malai pada berbagai jumlah bibit dapat dilihat

pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-rata panjang malai pada berbagai jumlah bibit per lubang tanam.

Jumlah Bibit(bibit per lubang tanam)

Panjang Malai (cm)

1 bibit (B1) 27.852 bibit (B2) 27.983 bibit (B3) 27.93

Tabel 10 menunjukkan bahwa panjang malai dijumpai pada 2 bibit (B2)

per lubang tanam meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak

nyata dengan perlakuan lainnya.

Dari berbagai jumlah bibit yang dicobakan, panjang malai terpanjang

dijumpai pada 2 bibit (B2) per lubang tanam. Penggunaan bibit yang lebih sedikit

tanaman tidak menyebabkan kompetisi antar tanaman dalam proses penyerapan

unsur hara dan cahaya. penggunaan 2 bibit per lubang tanam disebabkan

kurangnya kompetisi antar tanaman padi dalam mendapatkan unsur hara dan

cahaya, sehingga tanaman dapat tumbuh lebih baik dan memberikan keragaan

komponen hasil yang baik (Gani, 2002).

Page 40: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

28

4.2.4. Persentase Gabah Bernas dan Gabah Hampa (%)

Rata-rata persentase gabah bernas pada berbagai jumlah bibit dapat dilihat

pada Tabel 11.

Tabel 11. Rata-rata persentase gabah bernas dan gabah hampa pada berbagaijumlah bibit per lubang tanam.

Jumlah Bibit(bibit per lubang

tanam)

Persentase Gabah Bernas(%)

Persentase Gabah Hampa(%)

1 bibit (B1)81,33

(64.56)18,67

(25.44)

2 bibit (B2)80,91

(64.22)19,09

(25.78)

3 bibit (B3)82,11

(65.26)17,89

(24.74)Keterangan : ( ) = data transpormasi Arcsin √×

Tabel 11 menunjukkan bahwa persentase gabah bernas dijumpai pada

jumlah bibit 3 bibit (B3) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang

tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Dari berbagai jumlah bibit yang dicobakan, persentase gabah bernas

terbesar dijumpai pada jumlah bibit 3 bibit (B3). Tingginya gabah bernas ini

diduga pengunaan bibit harus lebih dari pada satu karena banyaknya bibit akan

banyak juga persentase gabah bernas. Hal ini sejalan dengan pendapat

(Anonymous, 1990) menjelaskan bahwa pada padi yang ditanam dengan bibit

yang lebih dari satu atau lebih banyak. Karena penggunaan bibit yang lebih sedikit

memberikan kondisi yang sama pada setiap tanaman padi untuk mendapat ruang

dan sinar matahari secara optimum.

Dari berbagai jumlah bibit yang dicobakan, persentase gabah hampa

dijumpai pada 2 bibit (B2) per lubang tanam. Pada persentase gabah hampa

Page 41: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

29

berbangding terbalik dengan persentase gabah bernas karena penggunaan bibit

yang sedikit menyebabkan gabah hampa lebih banyak. Luh dan Chang (1980)

menyatakan bahwa jumlah gabah hampa yang dihasilkan tiap malai ditentukan

oleh sifat genetiknya.

Dari berbagai jumlah bibit yang dicobakan, bobot 100 butir gabah

dijumpai pada 3 bibit (B3) per lubang tanam. Bobot 100 butir ditentukan oleh

kemampuan optimal dari masing-masing varietas yang ditanam dan jumlah bibit

yang ditanam, karena masing-masing varietas tersebut mempunyai faktor genetik

yang berbeda. Amir (2001) menyatakan bahwa setiap varietas mempunyai nilai

duga hertabilitas tinggi, maka keragaman sifat tersebut disebabkan oleh genetik

dan bukan oleh faktor lingkungan, dan biasanya dikendalikan oleh satu gen,

sebaliknya jika suatu sifat mempunyai nilai duga heritabilitas rendah, maka

keragaman sifat tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan biasanya

sifat ini dikendalikan oleh banyak gen.

4.2.5. Berat Gabah Kering Per Plot (kg)

Rata-rata berat gabah kering per plot pada berbagai jumlah bibit dapat

dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rata-rata berat gabah kering per plot pada berbagai jumlah bibit perlubang tanam.

Jumlah Bibit(bibit per lubang tanam)

Berat Gabah Kering Per Plot (kg)

1 bibit (B1) 7.562 bibit (B2) 6.263 bibit (B3) 6.77

Page 42: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

30

Tabel 12 menunjukkan bahwa berat gabah kering per plot dijumpai pada 1

bibit (B1) per lubang tanam meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan

yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Dari berbagai jumlah bibit yang dicobakan, berat gabah kering per plot

tertinggi dijumpai pada 1 bibit (B1) per lubang tanam. Hal ini menunjukkan

bahwa berat gabah juga dipengaruhi oleh unsur hara yang dibutuhkan tanaman

padi. Abdullah et al. (2000) melaporkan bahwa penggunaan bibit padi dengan

jumlah bibit yang lebih banyak akan memberikan hasil yang kurang baik, karena

bibit yang digunakan relatif tua, sehingga beradaptasi lambat (stagnasi

pertumbuhan setelah tanam pindah lebih lama), tidak seragam (mempunyai

anakan yang tidak seragam), perakaran dangkal sehingga sulit memanfaatkan

unsur hara yang lebih dalam.

4.2.6. Produksi Per Hektar (ton)

Rata-rata produksi per hektar pada berbagai jumlah bibit dapat dilihat

pada Tabel 13.

Tabel 13. Rata-rata produksi per hektar pada berbagai jumlah bibit per lubangtanam.

Jumlah Bibit(bibit per lubang tanam)

Produksi Per Hektar (ton)

1 bibit (B1) 5.042 bibit (B2) 4.173 bibit (B3) 4.52

Tabel 13 menunjukkan bahwa produksi per hektar dijumpai pada 1 bibit

(B1) per lubang tanam meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang

tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Page 43: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

31

Dari berbagai jumlah bibit yang dicobakan, produksi per hektar dijumpai

pada 1 bibit (B1) per lubang tanam. Hal ini diduga bibit yang lebih sedikit cahaya

matahari lebih banyak menyinari pada tanaman padi sehingga produksi lebih

tinggi dibandingkan dengan penggunaan bibit yang terlalu banyak. Selain itu

tinggi rendahnya produksi tanaman dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang dipengaruhi

oleh sifat genetik atau sifat turunan seperti umur tanaman, morfologi tanaman,

daya hasil, kapasitas menyimpan cadangan makanan, ketahanan terhadap penyakit

dan lain-lain. Faktor eksternal merupakan faktor lingkungan, seperti iklim, tanah

dan faktor biotik (Gardner et al., 1991).

Zaeny (2007) menambahkan kemampuan suatu tanaman untuk

menghasilkan potensi hasil yang optimal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantarannya faktor internal yaitu; ketahanan terhadap iklim, kapasitas cadangan

makanan, respirasi, aktivitas enzim, dan sifat genetis, faktor eksternal yaitu; sinar

matahari, air, CO2, unsur hara, serta serangan hama dan penyakit.

4.3. Interaksi

Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran bernomor genap 2 sampai

dengan 16) menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang sangat nyata terhadap

bobot 100 butir gabah, namun berpengaruh tidak nyata terhadap perlakuan

lainnya.

Page 44: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

32

4.3.1. Bobot 100 Butir Gabah (gr)

Rata-rata bobot 100 butir gabah pada berbagai umur pindah tanam dan

jumlah bibit setelah diuji dengan BNT0,05 dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Rata-rata Bobot 100 Butir Gabah pada berbagai umur pindah tanamdan jumlah bibit per lubang tanam.

Umur Pindah TanamJumlah Bibit Per Lubang Tanam

BNT 0.05B1 B2 B3

U1 2.30 a 2.32 a 2.41 a

0.24U2 2.32 a 2.25 a 2.31 aU3 2.48 b 2.45 ab 2.30 aU4 2.71 b 2.67 b 2.69 b

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda

nyata pada taraf peluang 5% (BNT 0,05).

Tabel 14 menunjukkan bahwa bobot 100 butir gabah dijumpai pada umur

pindah tanam 25 HSS dan 1 bibit (U4B1) per lubang tanam yang berbeda nyata

dengan perlakuan lain. Hubungan antara bobot 100 butir gabah dengan berbagai

umur pindah tanam dan jumlah bibit dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Bobot 100 Butir Gabah dengan Berbagai Umur Pindah Tanam danJumlah Bibit per Lubang Tanam.

Gambar 2 menunjukkan bahwa bobot 100 butir gabah terbanyak pada

umur pindah tanam 25 HSS dan 1 bibit (U4B1) per lubang tanam dan menurun

pada umur pindah tanam 15 HSS dan 2 bibit (U2B2) per lubang tanam.

2,30

2,32

2,48

2,71

2,322,25

2,45

2,67

2,412,31

2,30

2,69

2,00

2,15

2,30

2,45

2,60

2,75

U1 U2 U3 U4

Bo

bo

t1

00

Bu

tir

Ga

ba

h

Umur Pindah Tanam (HSS)

B1

B2

B3

Page 45: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

33

Dari berbagai umur pindah tanam dan jumlah bibit yang dicobakan,

meningkatnya bobot 100 butir gabah dijumpai pada umur pindah tanam 25 HSS

dan 1 bibit per lubang tanam. Bobot 100 butir gabah menunjukkan bobot paling

tinggi pada umur pindah tanam 25 HSS dan 1 bibit per lubang tanam

menyebabkan persaingan sesama tanaman padi akan lebih ringan, lebih sedikitnya

jumlah benih yang digunakan sehingga mengurangi kebutuhan bibit, dan

penghasilan bobot gabah akan meningkat (Atman, 2007).

Pemakaian 1 bibit per lubang tanam saja berarti telah menghemat bibit

50% dibanding pemakaian 2 bibit per lubang tanam. Jika ditinjau dari resiko

kemungkinan terjadi mati bibit setelah pindah lapang, maka pemakaian 2 bibit per

lubang tanam lebih diminati. Alasannya, kematian 1 bibit per lubang tanam untuk

setiap lubang tanam tidak membutuhkan penyulaman (Masdar, 2006).

Penanaman dengan umur pindah tanam lebih tua dan jumlah yang relatif

lebih banyak menyebabkan terjadinya persaingan sesama tanaman padi (kompetisi

inter spesies) yang sangat keras untuk mendapatkan air, unsur hara, CO2, O2,

cahaya dan ruang untuk tumbuh sehingga pertumbuhan akan menjadi tidak

normal.

Bertambahnya jumlah bibit per titik tanam cenderung meningkatkan

persaingan tanaman, baik antara tanaman dalam satu rumpun maupun antara

rumpun. Akibatnya, kebugaran tanaman dan tingkat produksi bahan kering per

tanaman cenderung menurun, sehingga relatif rendah pula tingkat distribusinya

dari daun ke tangkai bunga (Dachban dan Dibisono, 2010).

Page 46: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Umur pindah tanam berpengaruh nyata terhadap panjang malai. Namun

berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman saat panen, jumlah malai,

persentase gabah bernas, persentase gabah hampa, bobot 100 butir gabah,

berat gabah kering per plot dan produksi hasil per hektar. Produksi tanaman

padi terbaik dijumpai pada umur pindah tanam 25 HSS.

2. Jumlah bibit berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman saat panen,

jumlah malai produktif, panjang malai, persentase gabah bernas, persentase

gabah hampa, berat gabah kering per plot, produksi per hektar yang diamati

yang diamati. Produksi tanaman padi terbaik di jumpai pada penggunaan 1

bibit per lubang tanam.

3. Terdapat interaksi yang sangat nyata antara umur pindah tanam dan jumlah

bibit per lubang tanam terhadap bobot 100 butir gabah. Bobot 100 butir

gabah dijumpai pada umur pindah tanam 25 HSS dengan 1 bibit per lubang

tanam.

5.2. Saran

Untuk mendapatkan produksi yang baik dianjurkan penggunaan umur

pindah tanam 25 HSS dan 1 bibit per lubang tanam. Perlu dilakukan lebih lanjut

penggunaan umur pindah tanam dan penggunaan bibit terhadap produksi tanaman

padi.

34

Page 47: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S. 2004. Pengaruh perbedaan jumlah dan umur bibit terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah. Dalam Lamid, Z., et al. (Penyunting). Prosiding Seminar Nasional Penerapan Agroinovasi Mendukung Ketahanan Pangan dan Agribisnis. Sukarami, 10-11 Agustus 2004; 154-161 hlm.

Abdullah, S. R. Munir, Z. Hamzah, S. Zen, dan A. Kanufi. 1990. Laporan tahunan hasil pengkajian intesifikasi padi sawah dalam pola labor lapang. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sukarami. 116 hal.

Adiratma, E.R. 2004. Stop Tanam Padi, Memikirkan Kondisi Petani Indonesiadan Upaya Meningkatkan Kesejahteraannya. Penebar Swadaya, Jakarta.116 hal.

Amir. 200. Pemuliaan Tanaman. Diktar Kuliah. Fakultas Pertanian Universitas siliwangi, Tasikmalaya.

Anonymous, 1990. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius, Jakarta.

. 2008. Food Crops Statistik 04-08. Badan Pusat Statistik Indonesia. http://www.bps.com. [ 3 Mei 2008].

. 2008. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta. 40 hal.

. 2009. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Departemen Pertanian, Jambi.

Astri, D., Sugiyanti. 2007. Optimasi Jarak Tanam dan Umur Bibit Pada Padi sawah.Sastra Hudaya, Bogor.

Atman. 2007. Teknologi Budidaya Padi Sawah Varietas Unggul Baru Batang Piaman. Jurnal Ilmiah Tambuah, 6 (1): 58-64 hal.

Basri A, Ir. M.Si, Iskandar T. Ir.M.Si, Khalid J. Ir, Nasir Ali M.Ir. 2010. Petunjuk Praktis Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah. Balai pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Aceh.

Berkelaar, D. 2001. Sistem intensifikasi padi (the system of rice intensification-SRI) : Sedikit dapat memberi lebih banyak. 7 hal terjemahan. ECHO, Inc. 17391 Durrance Rd. North Ft. Myers FL. 33917 USA.

Dacbhan, S. M. B. dan M. Y. Dibisono. 2010. Pengaruh sistem tanam, varietas jumlah bibit terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah (Oryza sativa L.). Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi. 3 (1): 47-57 hal.

35

Page 48: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

36

Gani, A. 2003. Sistem intensifikasi padi (System of Rice Intensification). Pedoman Praktis Bercocok Tanam Padi Sawah dengan Sistem SRI; 6 hlm.

Harjadi Setyati. S.M.M. 1983. Pengantar Agronomi. Gramedia, Jakarta.

Hasrizart, I., 2008. Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Padi Sawah.http://repository.usu.ac. id/handle/123456789/386 (diakses Januari 2011).

Hui, M. G. and M. Jun. 2003. Evaluation of SRI used together with its hybrid varieties. Proceeding of China National S. R. I Workshop. Hangzhou, March 2-3, 2003.

Luh, B.S. 1991. Rice Production, Volume I. Published by Van Nostrand Reinhold, New York.

Masdar. 2006. Pengaruh Jumlah Bibit Per Titik Tanam Dan Umur Bibit Terhadap Pertumbuhan Reproduktif Tanaman Padi Pada Irigasi Tanpa Penggenangan. Jurnal Dinamika Pertanian 21 (2) : 121-126.

Musa, S. 2001. Program pengembangan komoditi serealia. Makalah disampaikan pada pertemuan regional peningkatan produksi tanaman pangan wilayah barat. Direktorat Jenderal Produksi Tanaman Pangan, Bukittinggi, 19-21 September 2000.

Prasetiyo, Y.T. 2005. Budidaya Padi Sawah TOT ( Tanpa Olah Tanah). Kanisius, Yogyakarta. 59 hal.

Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya, Bogor. 318 hal.

Sitompul, M dan B.Guritno. 1995. Analisis pertumbuhan tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Suparyono dan Agus Setyono. 1993. Padi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suprayono dan A. Setyono, 1997. Mengatasi Permasalahan Budidaya Padi. CetakaI. Penebar Swadaya, Jakarta.

Thangaraj, M., and J.C. Toole. 1985. Root behavior, field and laboratory studies for rice and nonrice crops. In Soil Physics and Rice. International Rice Research Institute, Los Banos, Laguna. Philippines.

Tobing, M. P. L., Opor, G., Sabar, G., Damanik. R. K., 1995. Agronomi Tanaman Makanan – I, FP USU-Press, Medan.

Uphoff, N. 2002. Presentation for c on raising agricultural productivity in the tropics: Biophysical challenges for technology and policy : The system of rice intensification developed in Madagaskar.

Utomo, M dan Nazaruddin. 2007. Bertanam Padi Sawah Tanpa Olah Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta. 48 hal.

Page 49: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

37

Vergara, B.S. 1985. Komponen Hasil, Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Hasil Padi. Dewan Redaksi Bhatara (Penerjemah). Bhatara Karya Aksara. Jakarta. 47 hal. Terjemahan dari : A Farmer’s Primer on Growing Rice.

Zaeny. D. S. (2007). Padi SRI. Pustaka Giratuna, Bandung.

Page 50: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

38

Lampiran 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Padi saat panen pada Berbagai UmurPindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Saat Panen (cm).

PerlakuanUlangan

Total RerataI II III

U1 B1 106.60 94.50 100.20 301.30 100.43U2 B1 102.10 98.70 102.40 303.20 101.07U3 B1 104.80 102.40 103.00 310.20 103.40U4 B1 102.50 101.40 103.00 306.90 102.30U1 B2 104.60 103.40 106.10 314.10 104.70U2 B2 105.10 103.10 103.20 311.40 103.80U3 B2 105.30 103.60 102.60 311.50 103.83U4 B2 104.90 101.40 102.60 308.90 102.97U1 B3 102.80 92.80 102.70 298.30 99.43U2 B3 102.60 103.80 102.20 308.60 102.87U3 B3 104.70 105.00 102.10 311.80 103.93U4 B3 104.20 104.00 103.20 311.40 103.80Total 1250.20 1214.10 1233.30 3697.60 -

Ȳ = 102.71

Lampiran 2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Padi saat panen pada BerbagaiUmur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam Saat Panen.

SumberKeragaman

DB JK KT F Hit.F. Tabel

0.05 0.01

Ulangan 2 54.37 27.19 4.94 * 3.44 5.72

U 3 27.26 9.09 1.65 tn 3.05 4.82

B 2 4.11 2.06 0.37 tn 3.44 5.72

B x U 6 53.98 9.00 1.63 tn 2.55 3.76

Galat 22 121.11 5.51

Total 35 260.84 -

KK= 2.28%

Keterangan :

* = Nyatatn = Tidak nyata

Page 51: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

39

Lampiran 3. Rata-rata Jumlah Malai Produktif Padi pada Berbagai Umur PindahTanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (malai).

PerlakuanUlangan

Total RerataI II III

U1 B1 30.50 22.20 19.80 72.50 24.17U2 B1 21.90 32.60 23.90 78.40 26.13U3 B1 25.70 36.50 23.80 86.00 28.67U4 B1 23.30 27.40 25.00 75.70 25.23U1 B2 17.60 23.90 22.10 63.60 21.20U2 B2 38.90 23.70 20.10 82.70 27.57U3 B2 42.60 30.40 23.70 96.70 32.23U4 B2 21.50 23.70 28.90 74.10 24.70U1 B3 26.80 21.00 23.10 70.90 23.63U2 B3 37.40 37.20 26.80 101.40 33.80U3 B3 38.50 30.80 32.40 101.70 33.90U4 B3 24.60 22.10 21.10 67.80 22.60

Total 349.30 331.50 290.70 971.50 -

Ȳ = 26.99

Lampiran 4. Analisis Ragam Jumlah Malai Produktif Padi pada Berbagai UmurPindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam.

SumberKeragaman

DB JK KT F Hit.F. Tabel

0.05 0.01

Ulangan 2 150.43 75.21 2.57 tn 3.44 5.72

U 3 139.81 46.60 1.60 tn 3.05 4.82

B 2 67.60 33.80 1.16 tn 3.44 5.72

B x U 6 410.17 68.36 2.34 tn 2.55 3.76Galat 22 642.70 29.21

Total 35 1410.70

KK= 20.03%

Keterangan :

tn = Tidak nyata

Page 52: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

40

Lampiran 5. Rata-rata Panjang Malai Padi pada Berbagai Umur Pindah Tanamdan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (cm).

PerlakuanUlangan

Total RerataI II III

U1 B1 26.30 27.30 27.90 81.50 27.17

U2 B1 27.70 27.70 27.80 83.20 27.73

U3 B1 27.30 26.90 28.60 82.80 27.60

U4 B1 27.80 27.00 28.40 83.20 27.73

U1 B2 27.40 27.60 28.20 83.20 27.73

U2 B2 28.80 28.20 27.70 84.70 28.23

U3 B2 28.50 28.60 28.70 85.80 28.60

U4 B2 28.30 28.00 27.70 84.00 28.00

U1 B3 26.70 27.60 28.50 82.80 27.60

U2 B3 27.20 27.80 28.70 83.70 27.90

U3 B3 28.20 28.20 28.90 85.30 28.43U4 B3 27.80 28.80 28.30 84.90 28.30

Total 332.00 333.70 339.40 1005.10 -

Ȳ = 27.92

Lampiran 6. Analisis Ragam Panjang Malai Padi pada Berbagai Umur PindahTanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam.

SumberKeragaman

DB JK KT F Hit.F. Tabel

0.05 0.01

Ulangan 2 2.50 1.25 4.50 * 3.44 5.72

U 3 2.55 0.85 3.05 * 3.05 4.82

B 2 0.10 0.05 0.17 tn 3.44 5.72

B x U 6 2.91 0.49 1.75 tn 2.55 3.76

Galat 22 6.12 0.28

Total 35 14.18

KK= 1.89%

Keterangan :

* = Nyatatn = Tidak nyata

Page 53: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

41

Lampiran 7. Rata-rata Persentase Gabah Bernas pada Berbagai Umur PindahTanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (%).

Perlakuan

Ulangan Ulangan

Total RerataI II III I II III

% Arcsin √×

U1 B1 75.32 77.48 85.43 60.21 61.67 67.56 189.44 63.15

U2 B1 84.69 84.34 81.30 66.97 66.69 64.38 198.04 66.01

U3 B1 80.02 92.17 83.69 63.45 73.75 66.18 203.38 67.79

U4 B1 78.88 85.65 81.39 62.64 67.74 64.45 194.83 64.94

U1 B2 78.37 86.46 83.03 62.28 68.41 65.68 196.37 65.46

U2 B2 76.71 79.80 89.84 61.15 63.30 71.42 195.86 65.29

U3 B2 77.60 90.68 82.84 61.76 72.23 65.53 199.51 66.50

U4 B2 73.20 85.92 81.73 58.82 67.96 64.70 191.48 63.83

U1 B3 75.39 85.68 79.23 60.26 67.77 62.89 190.92 63.64

U2 B3 79.69 82.81 78.23 63.21 65.51 62.19 190.92 63.64

U3 B3 76.00 81.92 73.93 60.67 64.84 59.30 184.81 61.60

U4 B3 76.01 78.72 88.04 60.68 62.53 69.77 192.98 64.33

Total 931.88 1011.64 988.70 742.10 802.39 784.05 2328.54 -

Ȳ = 64.68

Lampiran 8. Analisis Ragam Persentase Gabah Bernas pada Berbagai UmurPindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam.

SumberKeragaman

DB JK KT F Hit.F. Tabel

0.05 0.01

Ulangan 2 159.20 79.60 7.97 ** 3.44 5.72

U 3 31.21 10.40 1.04 tn 3.05 4.82

B 2 6.72 3.36 0.34 tn 3.44 5.72

B x U 6 54.10 9.02 0.90 tn 2.55 3.76

Galat 22 219.73 9.99

Total 35 470.97

KK= 4.89%

Keterangan :

** = Sangat nyatatn = Tidak nyata

Page 54: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

42

Lampiran 9. Rata-rata Persentase Gabah Hampa pada Berbagai Umur PindahTanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (%).

Perlakuan

Ulangan Ulangan

Total RerataI II III I II III

% Arcsin √×

U1 B1 24.68 22.52 14.57 29.79 28.33 22.44 80.56 26.85

U2 B1 15.31 15.66 18.70 23.04 23.31 25.62 71.97 23.99

U3 B1 19.98 7.83 16.31 26.55 16.25 23.82 66.62 22.21

U4 B1 21.12 14.35 18.61 27.36 22.26 25.55 75.18 25.06

U1 B2 21.63 13.54 16.97 27.72 21.59 24.33 73.63 24.54

U2 B2 23.29 20.20 10.16 28.86 26.71 18.58 74.14 24.71

U3 B2 22.40 9.32 17.16 28.25 17.78 24.47 70.49 23.50

U4 B2 26.80 14.08 18.27 31.18 22.04 25.31 78.52 26.17

U1 B3 24.61 14.32 20.77 29.74 22.23 27.11 79.09 26.36

U2 B3 20.31 17.19 21.77 26.79 24.49 27.81 79.09 26.36

U3 B3 24.00 18.08 26.07 29.33 25.16 30.70 85.20 28.40

U4 B3 23.99 21.28 11.96 29.32 27.47 20.23 77.03 25.68

Total 268.12 188.36 211.30 337.92 277.63 295.98 911.53 -

Ȳ = 25.32

Lampiran 10. Analisis Ragam Persentase Gabah Hampa pada Berbagai Umur

Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam.

SumberKeragaman

DB JK KT F Hit.F. Tabel

0.05 0.01

Ulangan 2 159.20 79.60 7.97 ** 3.44 5.72

U 3 31.21 10.40 1.04 tn 3.05 4.82

B 2 6.72 3.36 0.34 tn 3.44 5.72

B x U 6 54.10 9.02 0.90 tn 2.55 3.76

Galat 22 219.73 9.99

Total 35 470.97

KK= 12.48%

Keterangan :

** = Sangat nyatatn = Tidak nyata

Page 55: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

43

Lampiran 11. Rata-rata Bobot 100 Butir Gabah pada Berbagai Umur PindahTanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (gr).

PerlakuanUlangan

Total RerataI II III

U1 B1 2.43 2.13 2.33 6.89 2.30

U2 B1 2.30 2.47 2.19 6.96 2.32

U3 B1 2.50 2.34 2.60 7.44 2.48U4 B1 2.78 2.62 2.73 8.13 2.71U1 B2 2.15 2.31 2.51 6.97 2.32U2 B2 2.41 2.10 2.23 6.74 2.25U3 B2 2.52 2.40 2.44 7.36 2.45U4 B2 2.69 2.70 2.62 8.01 2.67U1 B3 2.47 2.52 2.23 7.22 2.41U2 B3 2.54 2.19 2.20 6.93 2.31U3 B3 2.16 2.45 2.30 6.91 2.30U4 B3 2.67 2.80 2.60 8.07 2.69

Total 29.62 29.03 28.98 87.63 -

Ȳ = 2.43

Lampiran 12. Analisis Ragam Bobot 100 Butir Gabah pada Berbagai UmurPindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam.

SumberKeragaman

DB JK KT F Hit.F. Tabel

0.05 0.01

Ulangan 2 0.02 0.01 0.54 tn 3.44 5.72

U 3 0.09 0.03 1.62 tn 3.05 4.82

B 2 0.02 0.01 0.44 tn 3.44 5.72

B x U 6 0.82 0.14 7.07 ** 2.55 3.76

Galat 22 0.43 0.02

Total 35 1.39

KK= 5.73%

Keterangan :

** = Sangat nyatatn = Tidak nyata

Page 56: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

44

Lampiran 13. Rata-rata Berat Gabah Kering Per Plot pada Berbagai Umur PindahTanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (kg).

PerlakuanUlangan

Total RerataI II III

U1 B1 8.63 7.88 8.93 25.43 8.48

U2 B1 7.50 6.08 5.53 19.10 6.37

U3 B1 5.25 6.14 7.43 18.81 6.27

U4 B1 8.29 8.96 5.26 22.51 7.50

U1 B2 6.88 8.78 5.93 21.58 7.19

U2 B2 6.19 4.18 8.96 19.33 6.44

U3 B2 8.70 5.81 6.89 21.40 7.13

U4 B2 5.68 5.64 5.50 16.81 5.60

U1 B3 7.99 6.19 8.96 23.14 7.71

U2 B3 6.53 8.63 6.26 21.41 7.14

U3 B3 6.59 6.05 5.01 17.65 5.88

U4 B3 5.63 6.35 8.03 20.00 6.67

Total 83.83 80.66 82.68 247.16 -

Ȳ = 6.87

Lampiran 14. Analisis Ragam Berat Gabah Kering Per Plot pada Berbagai Umur

Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam.

SumberKeragaman

DB JK KT F Hit.F. Tabel

0.05 0.01

Ulangan 2 0.43 0.21 0.11 tn 3.44 5.72

U 3 1.41 0.47 0.23 tn 3.05 4.82

B 2 10.31 5.16 2.57 tn 3.44 5.72

B x U 6 10.32 1.72 0.86 tn 2.55 3.76

Galat 22 44.07 2.00

Total 35 66.53

KK= 20.61%

Keterangan :

tn = Tidak nyata

Page 57: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

45

Lampiran 15. Rata-rata Produksi Hasil Per Hektar pada Berbagai UmurPindahTanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam (ton).

PerlakuanUlangan

Total RerataI II III

U1 B1 5.75 5.25 5.95 16.95 5.65

U2 B1 5.00 4.05 3.68 12.73 4.24

U3 B1 3.50 4.09 4.95 12.54 4.18

U4 B1 5.53 5.98 3.51 15.01 5.00

U1 B2 4.58 5.85 3.95 14.38 4.79

U2 B2 4.13 2.78 5.98 12.88 4.29

U3 B2 5.80 3.88 4.59 14.27 4.76

U4 B2 3.78 3.76 3.67 11.21 3.74

U1 B3 5.33 4.13 5.98 15.43 5.14

U2 B3 4.35 5.75 4.18 14.28 4.76

U3 B3 4.39 4.03 3.34 11.77 3.92

U4 B3 3.75 4.23 5.35 13.33 4.44

Total 55.88 53.78 55.12 164.78 -

Ȳ = 4.58

Lampiran 16. Analisis Ragam Produksi Hasil Per Hektar pada Berbagai Umur

Pindah Tanam dan Jumlah Bibit Perlubang Tanam.

SumberKeragaman

DB JK KT F Hit.F. Tabel

0.05 0.01

Ulangan 2 0.19 0.09 0.11 tn 3.44 5.72

U 3 0.63 0.21 0.23 tn 3.05 4.82

B 2 4.58 2.29 2.57 tn 3.44 5.72

B x U 6 4.59 0.76 0.86 tn 2.55 3.76

Galat 22 19.59 0.89

Total 35 29.57

KK= 20.61%

Keterangan :

tn = Tidak nyata

Page 58: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

46

Lampiran 17. Deskripsi Varietas

CIHERANG

Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41–3-1

Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/3* IR19661-131-3-1//4* IR64

Golongan : Cere

Umur Tanaman : 116-125 hari

Bentuk Tanaman : Tegak

Tinggi Tanaman : 107-115 cm

Anakan Produktif : 14-17 batang

Muka daun : Kasar pada sebelah bawah

Posisi Daun : Tegak

Daun Bendera : Tegak

Bentuk Gabah : Panjang ramping

Warna Gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Sedang

Tekstur Nasi : Pulen

Kadar Amilosa : 23%

Bobot 1000 Butir : 27-28 g

Rata – Rata Produksi : 6 t/ha

Potensi Hasil : 8,5 t/ha

Ketahanan Terhadap : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3-:

Hama Penyakit Tahan terhadap bakteri hawar daun (HDB) strain III,IV

Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah irigasi rendah sampai 500

m dpl.

Pemulia : Tarjat T, Z. A. Simanullang, E. Sumadi dan Aan A.

Daradjat.

Dilepas Tahun : 2000

Sumber : (Basri et al., 2010).

Page 59: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

47

BAGAN PERCOBAAN

BLOK I BLOK II BLOK III

U3B2 U3B3 U1B2

U3B3 U1B3 U2B3

*

U1B1 U1B2 U2B1

U3B1 U3B2 U3B2

U4B3

U1B3 U4B1

U2B1 U2B2 U3B1

U4B2 U3B1 U4B1

U2B2 U1B1 U2B2

U4B1 U4B2 U1B1

U4B2

U4B3 U4B3

U2B3 U2B3 U3B3

U1B2 U2B1 U1B3

Keterangan : Jarak antar Plot = 30 cm

Jarak antar ulangan = 50 cm

Page 60: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

48

Foto-foto Kegiatan

Gambar 1. Panen.

Gambar 2. Penjemuran di

Lapangan.

Gambar 3. Penjemuran

Tanaman Sampel.

Page 61: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

49

Gambar 4. Penimbangan Hasil

Tanaman sampel.

Gambar 5. Penimbangan

Hasil per rumpun.

Gambar 6. Penimbangan

Hasil per plot.

Page 62: PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER …

50

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gampong Nigan pada tanggal 30 September 1973

putra dari Bapak Teuku Raja Aksa dan Ibu Cut Kemala Intan. Penulis merupakan

anak ke Satu dari Empat bersaudara.

Pada tahun 1987 penulis lulus dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Kuta

Padang kemudian pada tahun 1990 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Negeri 1 Jeuram. Pada tahun 1994 penulis lulus dari Sekolah Menengah

Atas (SMA) Negeri 1 Jeuram dan pada tahun 2009 penulis diterima sebagai

mahasiswa Universitas Teuku Umar pada Jurusan Budidaya Pertanian Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Meulaboh, Aceh Barat.