UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG...

47

Transcript of UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG...

Page 1: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin
Page 2: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48C

(RICE TRANSPLANTER)

VIQHI ALAM PUTRA

(G411 12 269)

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 3: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

ii

UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48C

(RICE TRANSPLANTER)

OLEH :

VIQHI ALAM PUTRA

G411 12 269

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Teknologi Pertanian

Pada

Program Studi Teknik Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 4: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

iii

Page 5: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

iv

Viqhi alam putra (G41112269) Uji Kinerja Mesin Tanam Bibit Padi Tipe Dorong

Spw-48c (Rice Transplanter). Di bawah bimbingan Dr.Iqbal.STP.M.Si dan

Dr.Ir. Abdul Waris, MT

ABSTRAK

Rice transplanter adalah jenis mesin penanam padi yang dipergunakan untuk

menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus dengan umur

tertentu pada areal tanah sawah kondisi siap tanam mesin ini dirancang untuk

bekerja pada lahan berlumpur (puddle). Rice transplanter adalah inovasi teknologi

mesin tanam pindah bibit pada tanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui efisiensi kerja alat tanam tipe dorong (rice transplanter) pada jenis

tanah Inseptisol. Penelitian ini dilakukan pada lahan sawah dalam keadaan

tergenang air ± 2 cm seluas 10 x 10 m siap tanam sebagai tempat pengoperasian

alat tanam rice tranplanter. Parameter yang di ambil dalam penelitian ini adalah

lebar kerja (cm), keceptan maju (km/jam), kapasitas keja (jam/ha), slip roda dan

kedalaman tanam alat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kapasitas kerja

efektif mesin tanam bibit padi tipe dorong Kubota SPW 48-C ini sebesar 8,46

ha/jam (0.118125 jam/ha) sedangkan kapasitas kerja teoritis sebesar 8.395 ha/jam

(0.119117 jam/ha) sehingga diperoleh efisiensi kerja sebesar 74%. Dimana 74%

menunjukkan bahwa alat tanam ini sangat efisien dalam proses penanaman bibit

padi.

Kata kunci : Rice Transplanter, Mesin Tanam bibit tipe dorong, Efisiensi kerja

Page 6: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

v

RIWAYAT HIDUP

VIQHI ALAM PUTRA lahir di Kabupaten Pinrang

pada tanggal 19 Juli 1994, merupakan anak ke Pertama dari

Lima bersaudara, pasangan bapak Jufri dengan ibu Jumiati.

Jenjang pendidikan formal yang pernah dilalui adalah:

1. Menempuh pendidikan dasar SDN 4 Mabulo Sibatang

Kab. Pinrang pada tahun 2000 sampai tahun 2006.

2. Melanjutkan pendidikan di jenjang sekolah

menengah pertama di SMP Negeri 3 Tiroang Kab. Pinrang pada tahun 2006

sampai tahun 2009.

3. Melanjutkan pendidikan di jenjang sekolah menengah atas di SMA Negeri 2

Tiroang Kab. Pinrang pada tahun 2009 sampai tahun 2012.

4. Melanjutkan pendidikan di Universitas Hasanuddin, Departemen Teknologi

Pertanian Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Makassar

pada tahun 2012 sampai tahun 2017.

Setelah lulus melalui jalur SNMPTN tahun 2012 penulis diterima sebagai

mahasiswa Departemen Teknologi Pertanian, Program Studi Teknik Pertanian

Universitas Hasanuddin Makassar. Selama kuliah, penulis aktif di berbagai

organisasi seperti HIMATEPA UH.

Page 7: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan hanya ke hadirat

Allah SWT yang dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di Jurusan

Teknologi Pertanian.

Tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat adanya arahan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu patutlah kiranya jika pada kesempatan ini

penulis menyampaikann terima kasih kepada:

1. Dr. Iqbal, S.TP., M.Si dan Dr.Ir.Abdul Waris, MT. selaku dosen pembimbing

yang telah membimbing dan memberikan arahan selama penyusunan laporan

akhir ini.

2. Dosen – dosen Fakultas Pertanian khususnya Dosen Program Studi Keteknikan

Pertanian yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama proses

perkuliahan.

3. Bapak Sukri dan Abbas (selaku operator alat), Tamrin, Rial, Risqan, Mansur,

Elsa Yunike, BAJAK 2012 yang telah membantu penelitian hingga penulisan

skripsi penulis selesai.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang membutuhkan serta perkembangan ilmu pengetahuan khususnya

dalam bidang teknologi pertanian, maka dari itu penulis membutuhkan saran guna

perbaikan dalam tulisan–tulisan selanjutnya.

Makassar, November 2018

Penulis

Page 8: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................. Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK .............................................................................................................. iv

RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... x

I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 3

1.3 Tujuan dan Kegunaan ........................................................................................ 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4

2.1 Lahan Sawah ...................................................................................................... 4

2.2 Struktur Tanah Sawah ........................................................................................ 4

2.3 Tanaman Padi ..................................................................................................... 5

2.3.1 Perkembangan Produksi Padi di Indonesia dan Permasalahannya ..................... 5

2.3.2 Varietas Tanaman Padi ...................................................................................... 7

2.4 Teknik penanaman padi ..................................................................................... 8

2.5 Alat Tanam Padi Tipe Dorong (Rice Tranplanter) ............................................ 9

2.6 Konstruksi mesin dan pola penanaman ............................................................ 11

2.7 Kapasitas Alat dan Mesin................................................................................. 14

2.8 Slip (Slippage) .................................................................................................. 15

III. METODE PENELITIAN ................................................................................. 17

3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................... 17

3.2 Bahan dan Alat ................................................................................................. 17

3.3 Metode Penelitian............................................................................................. 17

3.4 Prosedur Penelitian........................................................................................... 17

3.5 Bagan Alir Penelitian ....................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 28

LAMPIRAN ........................................................................................................... 30

Page 9: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

viii

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Hasil Uji Kinerja Lapang Mesin Tanam Padi Rice Transplanter pada

Lahan Uji ...................................................................................................... 21

2. Kapasitas Kerja Efektif Penanaman Padi menggunakan Indojarwo

Rice Transplanter .......................................................................................... 23

3. Kecepatan Maju Indojarwo Rice Transplanter Saat Proses tanam ............... 24

4. Kapasitas Kerja Teoritis Alat Tanam Indojarwo Rice Transplanter ............ 24

5. Perbandingan kapasitas kerja mesin tanam Kubota SPW-48c dan

Indojarwo rice transplanter. .......................................................................... 25

Page 10: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

ix

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Komponen Mesin Tanam Bibit Tanam Padi ................................................. 11

2. Sistem Kendali Mesin Tanam Bibit Padi ...................................................... 12

3. Komponen Meja dan Jari Penanaman Mekanisme Gerakan Jari

Penanam ........................................................................................................ 12

4. Pola Penanaman di Lapangan ....................................................................... 13

5. Pandangan Oparator Pada Penanda Tengah, Pemandu Samping Depan

dan Pemandu Alur Pembalikan .................................................................... 13

6. Diagram Alir ................................................................................................. 19

Page 11: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Spesifikasi Mesin Tanam Bibit Padi Tipe Dorong Kubota ........................ 30

2. Waktu Tempuh Teoritis dan kecepatan Kerja Teoritis .............................. 32

3. Waktu Tempuh Efektif dan Kecepatan Kerja Aktual ................................ 32

4. Kapasitas lapang......................................................................................... 33

5. Efisiensi ...................................................................................................... 34

6. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 34

Page 12: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan produksi pertanian merupakan suatu tugas yang kompleks dalam

suatu negara, karena banyaknya kondisi berbeda yang harus dibina atau diubah

oleh orang ataupun kelompok yang berbeda pula. Seperti halnya permasalahan

pertumbuhan penduduk yang tinggi, permintaan atas kebutuhan pangan

meningkat pesat, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan produksi hasil

pertanian yang mampu untuk memenuhi permintaan kebutuhan akan bahan

pangan.

Ekaningtyas dalam Sundari (2013) menyatakan bahwa Indonesia sedang

dihadapkan dengan banyak permasalahan di sektor pertanian untuk memenuhi

kebutuhan akan bahan pangan diantaranya yaitu: (i) kelangkaan tenaga kerja di

bidang pertanian; dan (ii) menurunnya minat generasi muda pada usaha sektor

pertanian. Kendala tersebut dapat menyebabkan dilakukannya keseragaman waktu

tanam dan susut panen tanaman padi di suatu hamparan atau wilayah yang pada

akhirnya akan menganggu tercapainya target swa-sembada beras nasional. Dalam

budidaya padi, salah satu kegiatan yang banyak menyerap tenaga kerja adalah

kegiatan tanam bibit padi (tanam bibit pindah). Kegiatan tersebut memerlukan

tenaga kerja sekitar 25% dari seluruh kebutuhan tenaga kerja budidaya padi.

Salah satu strategi untuk mengatasi ancaman tersebut adalah dengan

penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

tersebut diperlukan untuk: (i) meningkatkan produktivitas lahan dan tenaga kerja;

(ii) mempercepat dan mengefisiensikan proses; dan sekaligus (iii) menekan biaya

produksi. Rice transplanter adalah inovasi teknologi mesin tanam pindah bibit

pada tanaman padi. Mesin Rice transplanter berpeluang dapat mempercepat

waktu tanam bibit padi dan mengatasi kelangkaan tenaga kerja tanam bibit padi

pada daerah-daerah tertentu.

Di Indonesia penggunaan rice transplanter sudah dimulai cukup lama sekitar

tahun 1986 dengan teknologi rice transplanter dari Jepang yang dikomandoi oleh

Balai Benih Padi dibeberapa daerah. Hasil dilapangan dapat dikatakan secara

teknik apabila SOP pengolahan tanah, penyiapan bibit dan perawatan dilakukan

Page 13: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

2

dengan benar menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dibanding tanam

dengan tangan (Rudiarsyahputra, 2012).

Namun secara visual dapat dilihat bahwa tenaga tanam padi sawah yang

umumnya didominasi wanita saat ini komposisi lebih dari 90% usianya diatas 50

tahun. Hal tersebut menunjukkan minat generasi muda untuk menjadi tenaga

tanam sudah berkurang, prediksi 5 sampai 10 tahun kedepan beberapa daerah

sentra produksi padi akan mengalami kesulitan tenaga tanam padi sawah,

pemerintah telah melakukan terobosan inovasi tentang alat tanam bibit padi

namun belum ada data atau penelitian tentang alat tanam padi yang menguji di

daerah Sulawesi selatan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu dilakukan penelitian ini untuk

memberikan informasi tentang kinerja kerja Alat tanam tipe dorong (Rice

transplanter).

Page 14: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

3

1.2. Rumusan Masalah

1. Belum diketahui efisiensi kerja mesin tanam bibit padi tipe dorong SPW-48C

pada lahan persawahan.

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efisiensi kerja mesin tanam bibit

padi tipe dorong SPW-48C ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi kerja alat tanam tipe

dorong SPW 48-C (rice transplater) pada jenis tanah inseptisol.

Kegunaan penelitian ini untuk memberikan informasi tentang efisiensi kerja

Alat tanam tipe dorong ( rice transplanter ) pada jenis tanah inseptisol.

Page 15: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lahan Sawah

Lahan sawah adalah lahan yang dikelola sedemikian rupa untuk budidaya

tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

sebagian dari masa pertumbuhan padi. Yang membedakan lahan ini dari lahan

rawa adalah masa penggenangan airnya, pada lahan sawah penggenangan tidak

terjadi terus - menerus tetapi mengalami masa pengeringan (Musa, dkk, 2006).

Tanah sawah merupakan suatu keadaan di mana tanah yang digunakan

sebagai areal pertanaman selalu dalam kondisi tergenang. Penggenangan yang

dilakukan pada tanah sawah ini akan mengakibatkan terjadinya beberapa

perubahan sifat kimia (Hanafiah, K. A. 2005)

Padi sawah dibudidayakan pada kondisi tanah tergenang. Penggenangan

tanah akan mengakibatkan perubahan - perubahan sifat kimia tanah yang akan

mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi. Perubahan - perubahan kimia tanah

sawah yang terjadi setelah penggenangan penurunan kadar oksigen dalam tanah,

penurunan potensial redoks, perubahan pH tanah, reduksi besi (Fe) dan mangan

(Mn), peningkatan suplai dan ketersediaan nitrogen, peningkatan ketersediaan

fosfor ( Subagyo, 2000).

2.2 Struktur Tanah Sawah

Proses pembentukan tanah sawah meliputi berbagai proses; yaitu proses yang

dipengaruhi oleh kondisi reduksi – oksidasi (redoks yang bergantian) penambahan

dan pemindahan bahan kimia atau partikel tanah; perubahan sifat fisik, kimia, dan

mikrobiologi tanah akibat irigasi (pada tanah kering yang disawahkan) atau

perbaikan drainase (pada tanah rawa yang disawahkan). Secara lebih rinci, proses

tersebut meliputi: gleisasi dan eluviasi, pembentukan karatan besi dan mangan,

pembentukan warna kelabu (grayzation), pembentukan lapisan tapak baja,

pembentukan selaput (cutan), penyebaran kembali basa - basa, dan akumulasi atau

dekomposisi dan perubahan bahan organik (Hardjowigeno, 2005).

Tanah Latosol meliputi tanah yang relatif masih muda hingga tanah yang

relatif tua yang dalam taksonomi tanah termasuk inceptisol, ultisol hingga oxisol.

Sebagian besar tanah sawahnya terdapat pada tanah yang relatif muda. Daerah ini

Page 16: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

5

memiliki air yang cukup dengan lereng melandai dan iklim yang cukup basah.

Tanahnya cukup subur sehingga mudah diolah dan permeabilitasnya baik. Pada

tanah ini terbentuk profil tanah sawah tipikal (Koenings,1950).

Profil tanah sawah tipikal memiliki ciri lapisan olah berwarna pucat

(tereduksi), dibawahnya terdapat lapisan tapak bajak yang padat, kemudian

lapisan Fe yang tipis diikuti oleh lapisan Mn. Di bagian bawahnya lagi ditemukan

campuran karatan Fe dan Mn, sedangkan lapisan tanah terbawah merupakan tanah

asli yang tidak terpengaruh oleh penggenangan pada saat ditanami padi. Pada

dasarnya, tumbuhan yang tumbuh di atas lahan tergantung pada tanah kerena

tanah merupakan tempat tersedianya air dan unsur- unsur hara. Di samping itu

tanah harus menyediakan lingkungan supaya akar dapat berfungsi. Lingkungan ini

memerlukan ruangan pori untuk perluasan akar. Oksigen harus tersedia untuk

pernafasan akar dan karbondioksida yang dihasilkan harus didifusikan keluar dari

tanah agar tidak berakumulasi (Hardjowigeno, 2005).

2.3 Tanaman Padi

Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan

ke dalam Divisi Spermatophyta, dengan Sub divis iAngiospermae, termasuk

ke dalam kelas Monocotyledoneae, Ordo adalah Poales, Famili adalah

Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Spesiesnya adalah Oryza sativa L.

Tumbuhan padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang

yang tersusun dari beberapa ruas. Tanaman padi membentuk rumpun

dengan anakannya, biasanya anakan akan tumbuh pada dasar batang.

Pembentukan anakan terjadi secara tersusun yaitu pada batang pokok atau

batang utama akan tumbuh anakan pertama, anakan kedua tumbuh

pada batang bawah anakan pertama, anakan ketiga tumbuh pada buku pertama

pada batang anakan kedua dan seterusnya. Semua anakan memiliki bentuk yang

serupa dan membentuk perakaran sendiri (Noor, 1969).

2.3.1 Perkembangan Produksi Padi di Indonesia dan Permasalahannya

Padi merupakan komoditas strategis yang mendapat prioritas penanganan

dalam pembangunan pertanian. Berbagai usaha telah dilakukan dalam memacu

peningkatanproduksi sebagai bahan pangan pokok, sejalan dengan: meningkatnya

Page 17: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

6

jumlah penduduk,menyempitnya lahan subur akibat pembangunan pemukiman

dan industri, maupun berkembangnya budidaya komoditas lainnya. Untuk

peningkatan produksi padi tiap satuan luas dan waktu maka ditempuh usaha

intensifikasi melalui penggunaan varietas yang berpotensi tinggi, pemupukan

yang tepat, dan bercocok tanam yang tepat serta penggunaan teknologi alat dan

mesin pertanian untuk efisiensi kerja yang baik (Iriana DW, 2009)

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik Provisi Sulawesi Selatan (2013),

produksi padi tahun 2013 sebanyak 5,04 juta ton Gabah Kering Giling (GKG),

mengalami peningkatan sebesar 32,82 ribu ton GKG (naik 0,66 persen) bila

dibandingkan dengan produksi Padi pada tahun 2012. Peningkatan produksi Padi

disebabkan bertambahnya luas panen sebesar 1,7124 ribu hektar (0,17 persen) dan

juga meningkatnya produktivitas sebesar 0,25 kuintal per hektar (0,48 persen).

Data produksi padi tersebut di atas menunjukkan jumlah yang masih rendah

biladibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan untuk menopang kebutuhan

ketahanan pangan nasional. Hal inilah yang menyebabkan negara kita masih harus

mempertahanka nimpor beras dalam jumlah yang tidak sedikit setiap tahunnya.

Sementara itu menurut Mafor (2015), untuk sisi produksi padi jika tidak

ditangani secara komprehensif dan berkelanjutan akan mengalami pertumbuhan

produksi yang melandai (levelling off), sehingga neraca ketersediaan beras akan

mengalami kuantitas surplusyang menurun. Bahkan pada periode 2010

diperkirakan akan mengalami defisit 1,09 jutaton. Tantangan pengadaan pangan

nasional ke depan akan semakin berat. Hal ini disebabkan oleh tingginya laju

pertambahan penduduk sertatingginya laju konversi (alih fungsi) lahan irigasi

subur untuk kepentingan non pertanian.

Berdasakan data Biro Pusat Statistik (2003), sejak tahun 1999 sampai

tahun 2003, telah terjadi penurunan luas lahan pertanaman padi sekitar 410.000 ha

(3,79%). Di sisi yanglain, laju pertambahan produksi lahan sawah juga semakin

menurun akibat diterapkannya teknologi yang tidak intensif, dan pemupukan yang

tidak seimbang. Lahan sawah terdiri dari lahan sawah irigasi dan lahan sawah

tadah hujan. Lahan sawah tadah hujan merupakan lumbung padi kedua setelah

lahan irigasi. Luasan lahan sawah tadah hujan di Sumatera Utara dari tahun

2002-2008 mengalami peningkatan yaitu 84.944 ha menjadi 196.078 ha

Page 18: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

7

pengolahan tanah, kegiatan lain yang menyerap tenaga kerja dan biaya yang

besar adalah kegiatan penanaman. Kegiatan ini selain membutuhkan tenaga kerja

yang banyak juga menentukan keberhasilan budidaya. Kegiatan penanaman padi

memerlukan biaya lebih kurang 20% untuk biaya tenaga kerja dari keseluruhan

proses budidaya tanaman padi. Mengingat semakin sedikitnya tenaga tanam yang

tersedia dalam bidang pertanian dan umumnya sudah lanjut usia sedangkan tidak

ada proses regenerasi maka diperlukan suatu mesin/alat tanam dalam kegiatan

budidaya padi. Penggunaan alat dan mesin tanam merupakan salah satu alternatif

untuk mengatasi keterbatasan tenaga kerja tersebut.

Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit padi, dibedakan berdasarkan

cara penyemaian dan persiapan bibit padinya. Yang pertama, yaitu mesin yang

memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling). Mesin ini

memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara

persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun

demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cukup lama, sehingga

kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Tipe kedua adalah mesin tanam yang

memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini

mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit. Persemaian harus

dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan

penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu (Octiasari, 2011).

2.3.2 Varietas Tanaman Padi

Varietas adalah suatu jenis atau spesies tanaman yang memiliki

karakteristik genotipe tertentu seperti bentuk, pertumbuhan tanaman, daun, bunga,

dan biji, yang dapat membedakan dengan jenis atau spesies tanaman lain, dan

apabila diperbanyak tidakmengalami perubahan (Sutanto, 2003).

Varietas merupakan salah satu komponen teknologi yang sangat penting

untuk peningkatan produksi, dan pendapatan usaha tani padi. Pada saat ini

tersedia banyak varietas padi dengan keunggulannya yang beragam. Dengan

banyaknya varietas yang tersedia, diperlukan suatu cara atau metode yang dapat

membantu petanidalam memilih varietas yang sesuai dengan kondisi biotik dan

abiotik setempat serta keinginan atau kebutuhan petani dan pasar (Susanto, 2003).

Page 19: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

8

Sebagaimana dikemukakan oleh Khush (1995), perkembangan penelitian

padiuntuk mendapatkan varietas unggul ditujukan pada perbaikan potensi hasil,

umur gabah, tahan hama dan penyakit, mutu beras tinggi serta toleran terhadap

berbagai masalah tanah dan lingkungan.Setiap varietas memiliki potensi hasil

yang bebeda. Varietas Ciherang: jumlah anakan produktif 14–17 batang, tahan

kerebahan sedang, tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3, tahan terhadap

bakteri hawar daun sirih Strain III dan IV, cocok ditanam pada musim penghujan

maupun kemarau dengan ketinggian tempat di bawah 500 m dpl dan potensi hasil

gabah : 5 – 7 t/ha ; varietas Sintanur : jumlah anakan produktif banyak,agak tahan

kerebahan, tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 dan 2, peka terhadap biotipe 3,

tahan terhadap hawar daun bakteri strain III, peka terhadap strain IV dan

VIII,sesuai untuk sawah irigasi dengan ketinggian tempat di bawah 500 m dpl dan

potensi hasil gabah 6 t/ha dan varietas Bestari : jumlah anakan produktif 15–20,

wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3, tahan penyakit bakteri hawar

daun strain III dan agak tahan strain IV, cocok pada lahan sawah irigasi dengan

ketinggian 0-700 m dpl dan potensi hasil gabah 6,56 t/ha.

2.4 Teknik penanaman padi

Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di

pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari

(tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah

digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan

(Suryana.A, 2004).

Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian ditarik

ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit yang

baik antara lain :

a) Umurnya tidak lebih dari 40 hari

b) Tingginya kurang lebih dari 40 hari

c) Tingginya kurang lebih 25 cm

d) Berdaun 5-7 helai

e) Batangnya besar dan kuat

f) Bebas dari hama dan penyakit

Page 20: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

9

Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk

memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam,

jangan sampai bermalam.Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan

ke kanan dan ke kiri dengan jarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan

pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap

tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara

merata (Suryana.A, 2004).

Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan

menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm.

usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring.Usahakan penanaman

bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit yang ditanam terlalu dalam

akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya sedikit.Bibit yang ditanam

terlalu dangkal akan menyebabkan mudah rubuh atau hanyut oleh aliran air.

Dengan demikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam maupun terlalu

dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi (Suryana.A, 2004).

2.5 Alat Tanam Padi Tipe Dorong (Rice Tranplanter)

Rice transplanter adalah jenis mesin penanam padi yang dipergunakan untuk

menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus dengan umur

tertentu, pada areal tanah sawah kondisi siap tanam, mesin dirancang untuk

bekerja pada lahan berlumpur (puddle). Oleh karena itu mesin ini dirancang

ringan dan dilengkapi dengan alat pengapung.

Alat penanam bibit padi ini mampu mengatur jumlah bibit di tiap lubang,

kedalaman tanam dan jarak tanam. Dengan demikian akan diperoleh hasil kondisi

penanaman padi yang seragam. Selain lebih cepat penanamannya, tenaga operator

yang dibutuhkan cukup 2 orang saja, dengan demikian penggunaan alat ini bisa

menurunkan biaya produksi padi lebih hemat( Gafar.A, 2013 ).

Page 21: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

10

2.5.1 Macam-macam rice transplanter

a. Berdasarkan atas sumber daya penggerak :

1. Manually Operated Transplanter yang sumber daya penggeraknya

berasal dari tenaga manusia.

2. Animal Drawan Transplanter yang sumber daya penggeraknya berasal

dari tenaga hewan.

3. Tractor Mounted Transplanter yang sumber daya penggeraknya berasal

dari traktor yang merupakan unit terpisah dari transplanter

4. Self Propelled Transplanter yaitu tranplanter yang unit penggeraknya

menjadi satu kesatuan unit dengan alat penanamnya.

b. Berdasarkan macam persemaian yang digunakan :

1. Root Wash Seeding apabila dalam penggunaan transplanter, persemaian

harus melalui pencucian akar dengan air sampai bersih dari tanah, dan

cara ini dilakukan dengan cara tradisional dan memakan waktu cukup

lama sehingga tidak banyak dikembangkan.

2. Soil Bearing Seedling atau Mat Seeding apabila dalam penggunaan

transplanter persemaian tidak perlu mengalami pencucian akar, jadi

tanah dibiarkan melekat pada perakaran persemaian. cara ini

membutuhkan pembuatan persemaian khusus yaitu benih disebar pada

kotak persemaian yang mempunyai ukuran tertentu yang disesuaikan

dengan seedling tray transplanter.

Pada sistem usaha tani padi selain proses pengolahan tanah, kegiatan lain

yang menyerap tenaga kerja dan biaya yang besar adalah kegiatan penanaman.

Kegiatan ini selain membutuhkan tenaga kerja yang banyak juga menentukan

keberhasilan budidaya. Kegiatan penanaman padi memerlukan biaya lebih kurang

20% untuk biaya tenaga kerja dari keseluruhan proses budidaya tanaman padi.

Mengingat semakin sedikitnya tenaga tanam yang tersedia dalam bidang pertanian

dan umumnya sudah lanjut usia sedangkan tidak ada proses regenerasi maka

diperlukan suatu mesin atau alat tanam dalam kegiatan budidaya padi.

Penggunaan alat dan mesin tanam merupakan salah satu alternatif untuk

mengatasi keterbatasan tenaga kerja tersebut ( bppkp magelang, 2013).

Page 22: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

11

2.6 Konstruksi mesin dan pola penanaman

Penggunaan rice transplanter di Indonesia mempunyai prospek yang cukup

baik, melihat usaha jasa alat mesin pertanian (UPJA) yang telah berjalan baik di

Indonesia dan penggunaan rice transplanter ini ke depan akan menjadi kebutuhan

petani padi dalam rangka mengatasi permasalahan. Berikut adalah konstruksi

mesin tanam bibit padi tipe dorong ditunjukkan pada contoh Gambar 1, Gambar 2

dan Gambar 3.

Gambar 1. Komponen mesin tanam bibit tanam padi

(Sumber: SNI 7607;2010-Mesin tanam

bibit padi tipe dorong)

Keterangan

1. Motor penggerak

2. Dudukan motor

3. Kap motor

4. Tangki bahan bakar

5. Penyalur daya

6. Roda

7. Bamper

8. Bamper samping

9. Pelampung

10. Pelampung tengah

11. Meja bibit

12. Rak cadangan bibit

13. Jari penanam

14. Penanda depan sambing

15. Batang pemegang wadah

bibit

16. Tuas pengatur pengambilan

bibit

17. Penanam bibit

18. Penanda depan

Page 23: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

12

Gambar 2. Sistem Kendali Mesin Tanam Bibit Padi (Sumber: SNI 7607;2010-Mesin tanam bibit padi tipe dorong)

Keterangan;

1. Tuas kopling utama

2. Tombol penyalaan rakoil

3. Tuas kopling penanaman

4. Tuas pengayun

5. Tuas kecepatan

6. Tuas penyalaan mesin

7. Tuas kopling kemudi

8. Tuas UFO

9. Tuas pengambilan bibit

10. Tali pengait

11. Roller Pengatur bibit

12. Perata tanah

13. Tuas pengatur kedalama

14. Pelatuk ototmatis

Gambar 3. Komponen meja dan jari penanaman mekanisme gerakan jari

Penanam (Sumber: SNI 7607;2010-Mesin tanam bibit padi tipe

dorong).

Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah

cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Berikut

adalah pola penanaman padi menggunakan transplanter:

Page 24: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

13

Gambar 4. Pola penanaman di lapangan (Sumber: SNI 7607;2010 Mesin tanam

bibit padi tipe dorong)

Gambar 5. Pandangan oparator pada penanda tengah, pemandu samping depan

dan pemandu alur pembalikan (Sumber: SNI 7607;2010-Mesin tanam

bibit padi tipe dorong)

Page 25: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

14

2.7 Kapasitas Alat dan Mesin

Kapasitas lapang suatu alat dan mesin pertanian dibagi menjadi dua yaitu

kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang efektif. Kapasitas lapang efektif

yaitu kemampuan kerja suatu alat di dalam sebidang tanah jika berjalan maju

sepenuhnya dan alat tersebut bekerja dalam lebar maksimum 100%, sedangkan

kapasitas lapang teoritis yaitu kemampuan rata-rata kerja dari alat pada lahan

untuk menyelesaikan suatu bidang tanah dengan waktu kerja total yang

digunakan. Pada perhitungan efesiensi lapang lebih kepada perbandingan dari

kapasitas lapang efektif dan kapasitas lapang teoritis yang dinyatakan

dalampersen (Daywin et.al, 1992).

Kapasitas lapang suatu alat atau mesin dibagi menjadi dua, yaitu Kapasitas

Lapang Teoritis (KLT) dan Kapasitas Lapang Efektif (KLE). Kapasitas lapang

teoritis adalah kemampuan kerja suatu alat di dalam sebidang tanah jika berjalan

maju sepenuhnya, waktunya 100 % dan alat tersebut bekerja dalam lebar

maksimum (100%). Kapasitas lapang teoritis (KLT) dapat dihitung dengan

persamaan berikut (Daywin et.al, 1992) :

………………………………………… (1)

Keterangan:

KLT = kapasitas lapang teoritis (ha/jam)

Wt= lebar kerja teoritis mesin tanam (m)

Vt = waktu total untuk operasi (km/jam)

Sedangkan kapasitas lapang efektif adalah rata-rata kerja dari alat di lapangan

untuk menyelesaikan suatu bidang tanah dengan membagi luas lahan yang diolah

dengan waktu kerja total. Kapasitas lapang efektif biasanya dinyatakan dalam

hektar perjam. Persamaan yang digunakan untuk menghitung kapasitas lapang

efektif adalah dengan persamaan sebagai berikut (Daywin et.al, 1992) :

………………………………………… (2)

Keterangan:

KLE = kapasitas lapang efektif (ha/jam)

A = luas tanah tertanami (ha)

Tp = waktu total untuk operasi (jam)

Page 26: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

15

Menurut Yuswar (2004), efisiensi suatu mesin tergantung dari kapasitas

lapang teoritis dan kapasitas lapang efektif. Karena efisiensi merupakan

perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis yang

dinyatakan dalam bentuk (%). Rumus yang digunakan untuk mengetahui efisiensi

pengolahan tanah adalah sesuai persamaan berikut :

(

) ………………………………………… (3)

Keterangan

Ef = efisiensi lapang (%)

KLE = kapasitas lapang efektif (ha/jam)

KLT = kapasitas lapang teoritis (ha/jam)

Pada saat penanaman menggunakan mesin dan alat tanam maka akan

diperoleh lahan sawah tertanam dengan luas tertentu dan selesai ditempuh dalam

waktu tertentu, sehingga semakin luas lahan yang diselesaikan dalam waktu yang

semakin singkat maka dikatakan bahwa pekerjaan penanaman tersebut

mempunyai efisiensi tanam yang tinggi (Daywin et.al, 1992).

2.8 Slip (Slippage)

Slip roda traksi merupakan selisih jarak tempuh roda mesin dengan implemen

tanpa beroperasi dengan jarak tempuh roda mesin tanam dengan implemen saat

operasi di bagi dengan jarak tempuh roda mesin tanam dengan implemen tanpa

operasi pada kondisi tanah yang sama. Slip terjadi bila roda meneruskan gaya-

gaya pada permukaan alas, pengukuran slip agak rumit akibat pengecilan jari-jari

ban efektif statis maupun dinamis. Meningkatkan slip roda dapat mengurangi

kemampuan traksi, gaya tarik mesin masih dapat ditambah dengan mengurangi

slip hingga 30%, slip yang optimum pada operasi mesin adalah 10-17%. Slip yang

terjadi pada proses penanaman dapat dihitung dengan Persamaan berikut

(Daywin et.al, 1992).

(

) ………………………………… (4)

Page 27: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

16

Keterangan

D = diameter roda

n = jumlah putaran roda, minimum 5 kali.

L1 = jarak yang ditempuh untuk n kali putaran roda mesin tanam pada saat

mesin tanam berjalan di lahan tanpa slip.

L2 = jarak yang di tempuh untuk n kali putaran roda mesin tanam pada saat

mesin tanam bejalan di lahan untuk operasi .

Page 28: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

17

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini di laksanakan pada bulan Maret 2017 dilahan uji BBPP

Batangkaluku Kab. Gowa.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang di gunakan untuk dalam penelitian uji kinerja Mesin Tanam

Bibit Padi Tipe Dorong (Rice transplanter) ini adalah bibit padi, bahan bakar

minyak (bensin), air pendingin, minyak pelumas motor penggerak, minyak

pelumas tranmisi.

Peralatan yang digunakan dalam penilitan ini adalah Alat Tanam Bibit Padi

(Rice transplanter), meteran, patok, penggaris, stopwatch.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada lahan sawah dalam keadaan tergenang air ± 2

cm seluas 40 x 25 m siap tanam sebagai tempat pengoperasian alat tanam Rice

Tranplanter. Jarak uji sepanjang 10 m dengan 5 kali ulangan dengan

menggunakan kecepatan alat yaitu 2 km/jam untuk mengetahui kapasitas lapang

efektif alat, slip roda, serta kapasitas lapang teoritis.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1. Persiapan

Kegiatan meliputi observasi lahan yang akan ditanami, penyediaan dan

pengecekan alat dan bahan teknis dalam rangka pengarahan terhadap metode

pengoperasian Alat Tanam Bibit Padi (Rice transplanter).

3.4.2. Pelaksanaan

Pengukuran parameter dilakukan setelah mesin siap untuk dioperasikan.

Setelah diperoleh kondisi yang diharapkan, dilakukan pengukuran terhadap

parameter berikut yang meliputi:

1. Mengatur putaran motor penggerak untuk mendapatkan kecepatan

mesin beroperasi maksimum 2 km/jam.

Page 29: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

18

2. Melakukan pengukuran kecepatan kerja teoritis mesin dengan cara

menjalankan mesin tanam di lahan sawah berlumpur dengan tuas

kopling hidrolis terangkat pada jarak lintasan 10 m dan mencatat waktu

tempuhnya. Pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali pengulangan.

3. Mengukur lebar kerja teoritis pada saat mesin tanam beroperasi dengan

menggunakan alat pengukur (meteran).

4. Melakukan pengukuran lebar kerja efektif mesin tanam dengan

meletakkan alat pengukur pada bagian samping permukaan alur tanam

lintasan satu sampai lintasan kelima pada ujung yang lain diberi tanda

patok pada ujung tersebut. Jarak antara patok pada pengukuran mulai

alur tanam pertama dengan pengukuran berikutnya pada alur tanam

kelima, kemudian nilai tersebut dibagi angka 5 didapatkan nilai lebar

kerja.

5. Mengukur kecepatan kerja aktual dengan cara mencatat waktu tempuh

mesin tanam pada jarak lintasan 10m pada saat mesin tanam beroperasi.

Pengukuran dilakukan minimum 5 kali dalam setiap petak uji.

6. Melakukan perhitungan kapasitas lapang efektif menggunakan

persamaan (2).

7. Melakukan perhitungan slip roda mesin tanam menggunakan

persamaan (4).

8. Mencatat waktu kerja tidak efektif dengan cara menghitung waktu yang

hilang karena digunakan waktu untuk berbelok, dan penyetelan mesin

tanam setiap kali berkerja pada tiap petak uji.

9. Mencatat waktu kerja efektif dengan cara mengurangi waktu

totaldengan waktu kerja efektif.

10. Menghitung waktu total pengoperasian mesin tanam, dengan cara

menjumlah waktu kerja efektif dan waktu kerja tidak efektif, diukur

sejak mesin mulai digunakan untuk beroparasi penanaman sampai

selesai dalam satu petak uji.

11. Mengukur luas tanah yang ditanami dengan cara mengukur luasan

lahan yang sudah ditanami dari satu petak uji.

12. Menghitung efisiensi lapang menggunakan persamaan (3)

Page 30: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

19

3.5 Bagan Alir Penelitian

Gambar 6. Diagram Alir

Mulai

Mengukur Kecepatan Kerja Mesin dan

Lebar Kerja Mesin

Observasi Lahan untuk Penelitian Alat

yang Digunakan

Pengaturan ProsedurPenanaman

dengan Oprator Alat dan Cara

Pengambilan Data

Menghitung Waktu Total

Pengoperasian Mesin Tanam dan Slip

Roda

Mengolah dan Menganalisis Data

Selesa

i

Page 31: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kapasitas Kerja Mesin Tanam Bibit Padi (Rice Transplanter)

Pengoperasian rice transplanter SPW48 C relative mudah dan sederhana.

Jumlah tenaga yang terlibat secara langsung hanya 3 orang terdiri dari satu orang

operator atau yang mengoperasionalkan rice transplanter, satu orang

penyedia/pengangkut bibit dan satu orang penyulam rumpun yang kosong.

Demplot tanam menggunakan rice transplanter SPW48 C, menerapkan jarak

tanam 30 x 18 cm, kedalaman tanam 3 cm, jumlah bibit 3 bibit/lubang pada

kondisi lahan sawah kedalaman lumpur lunak antara 25 – 35 cm dan genangan

air 2-3 cm. Walaupun ada beberapa hal yang menjadi unggulan Transplanter

Kubota SPW48-C ini juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain lebar

antar barisan (30 cm) tidak dapat diubah, tidak bisa dioperasikan pada kedalaman

sawah lebih dari 40 cm, perlu bibit dengan persyaratan khusus dan harga masih

relatif mahal sehingga tidak terjangkau petani, untuk membawa mesin ke sawah

atau ketempat lain diperlukan alat angkut, perlu bibit dengan persyaratan khusus

dan harga masih relatif mahal sehingga tidak terjangkau petani.

Kapasitas kerja penanaman padi merupakan kemampuan luasan dari alat

atau mesin dalam menanam padi dalam waktu tertentu. Penghitungan kapasitas

kerja berguna untuk menghitung kebutuhan jumlah alat/mesin atau waktu kerja

yang dibutuhkan untuk proses penanaman dalam luasan tertentu.

Kapasitas kerja terdiri dari kapasitas kerja aktual dan kapasitas kerja

teoritis. kapasitas kerja aktual merupakan total waktu yang dibutuhkan alat atau

mesin penanam padi untuk menyelesaikan pekerjaan penanaman perluasan lahan

yang tertanam. Total waktu aktual yang dalam proses penanam merupakan

akumulasi dari waktu untuk penanaman, waktu berbelok pada ujung petakan,

maupun waktu istirahat yang digunakan oleh operator dan waktu yang digunakan

untuk loading/unloading bibit padi kedalam pengumpan bibit serta waktu yang

digunakan untuk proses penyetingan alat saat proses tanam agar alat tanam dapat

menanam dengan baik. Tabel pengamatan kerja aktual Mesin Tanam Bibit Padi

Rice Transplanter SPW-48 C.

Page 32: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

21

Tabel 1.Hasil uji kinerja kerja lapang mesin tanam padi rice transplanter

Pada table 1 menunjukkan hasil kinerja kerja lapang mesin tanam

tranplater dengan lebar hasil penanaman 0.9,luas lahan yang di gunakan untuk

pengujian mesin tanam ini 0.01 ha, untuk pengerjaan penanaman tersebut

membutuhkan waktu 6.9 menit dengan kecepatan maju rata-rata 2.7 km/jam

kecepatan maju mesin tanam tranplanter ini diukur dengan cara menjalankan

mesin tanam tranplanter dalam kondisi siap beroperasi di lahan sawah pengujian

dengan tuas hidrolis terangkat pada jarak lintasan 10m dicatat waktu

tempuhnya.pengukuran di lakukan sebanyak 5 kali pengulangan. Kecepatan maju

rata-rata mesin tanam tranplanter dapat di jadikan acuan untuk pengujian

kapasitas lapang teoritis.

Kapasitas lapang ada dua yaitu teoritis (KLT) dan kapasitas lapang efektif.

Untuk mengetahui kapasitas lapang teoritis (KLT), lebar hasil penanaman di kali

dengan kecepatan rata-rata maju mesin tanam sehingga dihasilkan 0.32 ha/jam.

Sedangkan untuk kapasitas lapang efektif (KLE), pengujian mesin tanam tipe

dorong rice tranplanter ini sebesar 0.24 ha/jam, ini diperoleh dari luas tanah

tertanami di bagi dengan waktu total untuk pengoperasian mesin tanam.

Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu kondisi lahan, ukuran dan bentuk

petakan serta kondisi tanah yang tergenang, ukuran dan bentuk petakan

berukuran 10 x 10 meter atau 0,01 ha yang mempersulit pembelokan mesin

tanam, ini juga dapat dipengaruhi oleh keadaan mesin tanam dan keterampilan

operator dalam proses penanaman untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

No Pengamatan Satuan Kinerja Transplanter

kecepatan 1

1 Lebar Hasil Penanaman m 0.9

2 Kecepatan maju rata-rata km/jam 2.7

3 Luasan lahan Ha 0.01

4 Lama pengolahan Menit 6.9

5 Kapasitas Lapang

Teoritis(KLT) ha/jam 0.32

Efektif(KLE) ha/jam 0.24

6 Efisiensi % 74

Slip % 7.5

Page 33: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

22

Tingginya jumlah rumpun yang kosong dan lamanya kapasitas kerja dikarenakan

bibit dalam dapog kurang rapat dan operator rice transplanter belum terampil.

Kapasitas kerja rice transplanter dipengaruhi oleh kondisi lahan, luas petakan dan

keterampilan operator.

Berdasarkan hasil penelitian di lahan sawah percobaan ini sesuai

pernyataan Daywin et.al, (1992) yang menyatakan bahwa pola penanaman

berhubungan erat dengan waktu yang hilang karena belokan selama penanaman

dan operator yang berpengalaman dan terampil akan memberikan hasil yang

lebih baik.

Efisiensi mesin tanam tipe dorong rice transplanter yang di dapat dalam

pengujian ini adalah 74%, artinya kondisi mesin tanam ini layak digunakan

dalam proses penanaman karena efisiensinya sendiri diatas 50%. Efisiensi yang

didapatkan dalam pengujian ini tergolong cukup baik karena dilihat dari umur

ekonomis mesin tanam masih sangat layak digunakan dalam proses penanaman,

hasil efisiensi yang di dapatkan ini tentunya sangat di pengaruhi oleh luas lahan

pengujian karena luas lahan sangat mempengaruhi kapasitas dan efisiensi kerja.

Didapatkan dari hasil pengukuran di lapangan yaitu kecepatan maju dan waktu

penanaman ini hal ini berdasarkan pernyataan Yuswar (2004) bahwa efisiensi

suatu alat mesin penanaman pertanian tergantung dari kapasitas lapang teoritis

dan kapasitas lapang efektif, ini telah di buktikan karena efisiensi yang

didapatkan cukup baik.

Uji slip pada roda mesin tanam rice transplanter ini yang di dapatkan

sebesar 7,5%, ini didapatkan dari selisih jarak tempuh roda mesin dengan

implemen tanpa beroperasi dengan jarak tempuh roda masin tanam dengan

implement saat beroperasi di bagi dengan jarak tempuh roda mesin tanam dengan

implement tanpa operasi pada kondisi tanah yang sama kemudian di ketahui

masing-masing perbandingan jarak tempuhnya. Ada beberapa hal yang

mempengaruhi yaitu kondisi lahan tergenang dan kondisi permukaan tanah yang

tidak rata, kondisi tanah yang tergenang akan menutupi seluruh roda mesin

tanam sehingga sulit untuk menggerakkan mesin tanam. Hal ini sesuai dengan

penyataan Yuswar (2004), bahwa slip roda merupakan selisih antara jarak

Page 34: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

23

tempuh mesin tanam saat dikenai beban dengan jarak tempuh mesin tanam tanpa

beban pada putaran roda penggerak yang sama.

Sebagai referensi untuk melihat kinerja Kubota maka dilakukan

pembandingan terhadap kinerja indo jarwo, indo jarwo di pilih sebagai

pembanding karena indo jarwo merupakan alat tanam terkini yang sesuai

dengan system tanam jajar legowo, dimana system tanam ini sebagai salah satu

system pengelolaan tanaman padi terpadu (PTT) padi sawah.

Table 2. Kapasitas Kerja Efektif Penanaman Padi Menggunakan Indojarwo Rice

Transplanter

Ulangan Luas kerja

(m²)

Waktu

kerja

(menit)

Kapasitas Kerja Aktual

m²/menit Ha/jam

Petak 1 639,75 20 31,9875 0,1919

Petak 2 781,42 29 26,9455 0,1617

Petak 3 620,6 23 26,9826 0,1619

Petak 4 695,83 28 24,8511 0,1491

Rataan 0,1662

Sumber: BPTP Sulawesi Tengah

Rata-rata kapasitas kerja efektif indo jarwo rice transplanter adlah

0,166 ha/jam. Dengan kata lain keceptan proses pennaman efektif adalah 6,02

jam/ha.

Untuk menghitung efisensi kerja proses tanam menggunakan indojarwo

rice transplanter maka perlu diketahui nilai kapasitas kerja secara teoritis.

Kapasitas kerja teoritis penanaman adalah nilai luasnya lahan yang dapat

tertanami dengan kinerja 100% yang berhubungan dengan kecepatan maju

alat dan menggunakan 100% lebar kerja alat.

Page 35: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

24

Table 3. Kecepatan Maju Indojarwo Rice Transplanter saat proses tanam

Ulangan Jarak

Tempuh (m) Waktu tempuh Kecepatan (m/s)

1 26 43,53 0,5973

2 26 44,43 0,5852

3 26 51,40 0,5058

4 26 53,37 0,4872

Rataan 0,5439

Sumber: BPTP Sulawesi Tengah

Rata-rata kecepatan maju indo jarwo rice trans planter pada proses

penanaman adalah 0,5438 m/det atau setara dengan 1,598 km/jam. Alat

tanam Indojarwo rice transplanter menghasilkan 2 set alur tanam legowo 2;1

dengan demikian lebar kerja alat indo jarwo rice transplanter adalah sebesar

1,25 meter.

Tabel 4. Kapasitas Kerja Teoritis Alat Tanam Indojarwo Rice Transplanter

Ulangan Kecepatan

(m/det)

Lebar kerja

(m)

Kecepatan Kerja teoritis

m²/det ha/jam

1 0,5973 1,25 0,7466 0,2688

2 0,5852 1,25 0,7315 0,2633

3 0,5058 1,25 0,6323 0,2276

4 0,4872 1,25 0,6090 0,2192

Rataan 0,2447

Sumber: BPTP Sulawesi Tengah

Rata-rata kapasitas kerja teoritis indojarwo rice tranplanter adalah

0,2447 ha/jam. Dengan kata lain kecepatan waktu penanaman padi

menggunakan indojarwo rice transplanter secara teoritis adalah 4,09 jam/ha.

Page 36: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

25

Table 5. perbandingan kapasitas kerja mesin tanam Kubota SPW-48c dan

Indojarwo rice transplanter.

P

Pada tabel dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang cukup besar pada

KLE, KLT dan kecepatan pada kedua alat tanam ini, ada beberapa faktor

yang menjadi indikator perbandingan pada uji efisiensi kedua mesin tanam

ini.

kecepatan merupakan hal dasar dalam menghitung efisiensi kerja alat

dan mesin pertanian. adapun kecepatan pada Kubota SPW-48C ini adalah

0,364 sedang pada Indo jarwo yaitu 0.5439 perbedaan kecepatan pada kedua

mesin ini bisa di akibatkan oleh perbedaan motor penggerak yang di gunakan,

pada Kubota SPW-48c menggunakan mesin bensin 4,3 HP sedang Indojarwo

menggunakan mesin bensin dengan kekuatan 4,6 HP. Sementara itu rata-rata

kecepatan jalan manusia berumur 14-20 tahun adalah 1,2983 m/s (min 1,06

m/s dan maks. 1,93 m/s). Dengan demikian kecepatan kedua mesin tanam ini

masih di bawah rata-rata kecepatan manusia dengan kata lain kecepatan maju

alat masih dapat ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan kapasitas kerja

alat.

Bila ditinjau dari segi lebar kerja alat Kubota cenderung lebih kecil

dari indo jarwo lebar kerja Kubota yaitu 90 cm atau 0,9 m dimana perbedaan

jarak tiap alur tanam yaitu 30cm sedang lebar kerja mesin tanam Indojarwo

yaitu 125 cm atau 1,25 m lebar kerja indo jarwo lebih besar dikarenakan

indojarwo menggunakan jarak tanam yang berbeda. sesuai dengan alur tanam

jajar legowo 2:1 yaitu 5cm + 40cm + 20cm + 40cm+20cm. lebar kerja dari

sebuah mesin tanam sangatlah penting karena mampu mempengaruhi waktu

Parameter Jenis

KUBOTA

SPW-48C INDO JARWO

Kapasitas Lapang Efektif (Ha/Jam) 0.24 0.1662

Kapasitas Lapang Teoritis (Ha/Jam) 0.32 0.2447

Kecepatan (m/s) 0.364 0.5439

Page 37: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

26

total penanaman terutama pada saat pembelokan, Kubota SPW-48c

mempunyai lebar kerja yang lebih kecil sehingga memudahkan dalam

pembelokan mampu menekan waktu total penanaman berbeda dengan

Indojarwo yang lebih besar sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama

saat melakukan putaran di setiap baris alur penanaman.

Dari hasil pengamatan bahwa rata-rata kapasitas kerja teoritis dari

Kubota SPW-48C adalah 0.32 dan indojarwo rice transplanter adalah 0,2447

ha/jam. Secara teoritis waktu penanaman lebih cepat bila dibandingkan

dengan waktu penanaman secara aktual. Hal ini terjadi karena secara teoritis,

waktu yang digunakan untuk proses taman adalah waktu yang benar-benar

digunakan planting arm untuk mengambil bibit dari hoper bibit dan menanam

ke lumpur dan tidak termasuk waktu berbelok, waktu istirahat yang

digunakan oleh operator, waktu yang digunakan untuk loading/ unloading

bibit padi kedalam pengumpan bibit serta waktu yang digunakan untuk proses

penyetingan alat saat proses tanam. Sehingga waktu aktual dalam proses

penanaman selama proses tanam menjadi lebih lama dibandingkan dengan

waktu secara teori.

Sementara itu proses penanaman secara manual membutuhkan tenaga

kerja sebanyak 24 HOK/ha. Bila proses tanam dilakukan sebanyak 3 orang

(jumlah tenaga kerja menggunakan mesin tanam bibit padi tiper dorong

Kubota SPW48-c) maka kecepatan proses penanaman secara manual bisa

mencapai 8 hari/ha (56 jam/ha). Maka dapat dikatakan bahwa efesiensi waktu

penanaman menggunakan mesin tanam Kubota SPW48-C bila di bandingkan

dengan system tanam manual adalah 84.89%. dibandingkan dengan waktu

penanaman menggunakan indojarwo rice transplanter dan cara penanaman

padi secara manual adalah 89,25%.

Page 38: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

27

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Kapasitas kerja efektif mesin tanam bibit padi tipe dorong Kubota SPW

48-C ini sebesar 0.242 ha/jam sedangkan kapasitas kerja teoritis sebesar

0.328 ha/jam sehingga diperoleh efisiensi kerja sebesar 74% , dimana 74%

ini telah memenuhi standar efisiensi kerja dari mesin tanam bibit padi tipe

dorong hal ini sesuai dengan standar nasional Indonesia.

5.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya, dapat di pelajari pengaruh kondisi lahan dan

perlakuan bibit yang akan ditanam terhadap kinerja dan kapasitas penanaman

pada saat pengoperasian pada lahan.

Page 39: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

28

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010. SNI 7607;2010 – Mesin tanam bibit padi tipe dorong – Syarat

mutu dan metode uji. Badan Standarnisasi Nasional (BSN). Jakarta.

Daywin, F. J., R. G. Sitompul dan Imam Hidayat. 1992. Mesin-Mesin Budidaya

Pertanian. JICA-DGHE/IPB PROJECT. Bogor

Ekaningtyas Kushartanti dan Tota Suhendrata. 2013. Kinerja Usahatani Padi

Dengan Mesin Transplanter Dalam Rangka Efisiensi Tenaga Kerja. Jurnal

SEPA : Vol. 10 No.1 September 2013 : 55 – 62

Gafar A. 2016. Mengenal Alsin Rice Transplanter. Kantor Ketahanan Pangan

Pemenrintah Kota Makassar; Sulawesi Selatan

https;//fkthltbppsulsel.com diakses pada tanggal 25 Desember 2016

Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta. 358 hal

Hardjowigeno, S dan M. L Rayes. 2005. Tanah Sawah, Karakteristik, Kondisi dan

Permasalahan Tanah Sawah di Indonesia. Bayumedia Publishing.

Lamang.

Iriana DW. 2009. Lampu merah swasembada beras. Agrina 25 November 2009:6

(kolom 2).

Klivensi Ilona Mafor, 2015 “Analisis Faktor Produksi Padi Sawah” Di Desa

Tompasobaru Dua.

Koenigs, F. F. F. R. 1950. A sawah profile. Contr. General Agric. Research

Station, Bogor, No. 15.

Musa, L., Mukhlis dan A. Rauf. 2006. Dasar Ilmu Tanah. FP USU. Medan.

Noor, M. 1996. Padi Lahan Marjinal. Penebar swadaya. Jakarta

Octiasari. 2011. Hubungan Penugasan Lahan Sawah dengan Pendapatan

Usahatani Padi. Skripsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan

Manajemen.Institut Pertanian Bogor. Bogor

Panda, N. & G. S. Khush. 1995. Host Plant Resistance to Insect. InternationalRice

Research Institute, Philippines.

Rudiarsyaputra, 2012. Prospek Penggunaan Rice Transplanter. Kupasan mh-57.

Lintas berita pangan. Makassar.

Subagyo. 2000. Tanah-Tanah Prtanian Indonesia dalam Tim Pusat Penelitian Tanah

dan Agroklimat (ed) Sumber Daya Laha Indonesia dan Pengelolaannya.

Page 40: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

29

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanaian,

Departemen Pertanian. Hal 36-37, 52.

Suryana, A. 2004. Rice Research in indonesia. Agency Fo. Agricultural Researdh and Development, Bogor.

Susanto, U., A.A. Daradjat, dan B. Suprihatno. 2003. Perkembangan Pemuliaan

Padi Sawah di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 22

Page 41: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

30

LAMPIRAN

1. Spesifikasi Mesin Tanam Bibit Padi Tipe Dorong Kubota SPW-48C

Tabel 6. Spesifikasi Mesin Tanam Bibit Padi yang diuji

Parameter Satuan

Persyaratan ukuran spesifikasi mesin tanam

bibit padi berdasarkan jumlah alur tanam

Kelas A

Tinggi mesin :

Dengan roda besi mm 800 - 1000

Bobot operasi mesin kg 50 - 100

Motor penggerak

a. Jenis motor

motor bensin

4 langkah

b. Putaran motor kW/rpm 0,7 - 1,5 / 1500 - 4000

c. Volume silinder ml 120 - 382

d. Sistem pendingin

udara (air cooled)

e. Kapasitas tangki l 1,5 - 2,5

f. Berat kosong kg 70 - 100

g. Sistem penyalaan

Rekoil

Transmisi

a. Sistem pengaturan

roda

Sistem deviasi hidrolis otomatis

b. Gigi maju dan

mundur

2 maju; 1 mundur

Kopling utama

puli dan sabuk tensi

Kopling belok

kopling otomatis/ manual, dengan/tanpa

kopling kemudi, dengan/tanpa gigi cakar

Diameter roda besi

dengan pelapis karet mm 500 - 600

Bagian meja penanam:

1. Meja bibit

- Bahan

plastik

Page 42: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

31

- Lebar mm 600

- panjang pergerakan

meja bibit mm 300

2. Batang pemegang

wadah bibit

- Bahan

besi baja

- panjang mm 1200

3. Penahan bibit

(vertikal)

- Bahan

besi baja

- jumlah jari Buah 4

Bagian tangan penanam

1. lengan penanaman

- Bahan

baja perkakas

- Jumlah buah 2

- Jarak mm 300

2. Jari penanam

- Bahan

baja perkakas

- Jumlah Buah 2

- Jarak mm 300

Bagian Penanaman dan

pelampung:

1. Bemper depan

Ada

2. Bmper samping

Ada

3. Pelampung samping

Ada

4. Pelampung tengah

Ada

Bagian Pengontrol:

1. Tuas kopling utaman

Ada

2. Tuas kopling

penanam

Ada

3. Tuas pengayun

Ada

4. Tuas percepatan

Ada

Page 43: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

32

Sumber: SNI 7607;2010-Mesin tanam bibit padi tipe dorong

2. Waktu tempuh teoritis dan kecepatan kerja teoritis

Pengujian mesin tanam bibit padi tipe dorong ( rice transplanter ) dilakukan

pengukuran waktu tempuh teoritis dengan tuas hidrolis terangkat dan kecepatan

kerja dengan lebar kerja yaitu 0,9 m. Hasil setelah dilakukan penanaman di

peroleh pada Tabel di bawah ini:

Tabel 7. Pengukuran waktu tempuh dan kecepatan teoritis

waktu Tempuh

Teoritis (s)

Jarak

(m)

Kecepatan

Teoritis

Lebar

Kerja (m)

waktu

Total (s)

26 26 10 0.38 0.9 192

53 27 10 0.37

80 27 10 0.37

108 28 10 0.36

136 28 10 0.36

164 28 10 0.36

192 28 10 0.36

Rata-

rata

27.43 0.36

Sumber: Data primer setelah diolah, 2017

Dapat dilihat dari Tabel diatas bahwa rata-rata waktu tempuh dan kecepatan

teoritis adalah masing-masing 27.43s dan 0.36 m/s dengan waktu total penanaman

yaitu 192s.

3. Waktu tempuh efektif dan kecepatan kerja aktual.

Pengujian mesin tanam bibit padi tipe dorong (rice transplanter) dilakukan

pengukuran waktu tempuh efektif dan kecepatan kerja aktual dengan tuas

5. Tuas pengatur

pengambilan bibit

Ada

6. Tuas kopling belok

Ada

Page 44: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

33

hidrolis bekerja, lebar kerja yaitu 0,9 m. hasil setelah dilakukan penanaman

diperoleh pada Tabel dibawah ini:

Tabel 8. Pengukuran waktu tempuh efektif dan kecepatan aktual.

Waktu tempuh efektif

(s)

Jarak

(m)

Kecepatan

Aktual

Lebar

Kerja

waktu Total

(s)

27 27 10 2.7 0.9 136

58 31 10 3.1

84 26 10 2.6

110 26 10 2.6

135 25 10 2.5

Rata-rata 414 27 10 2.7

Sumber: Data primer setelah diolah 2017

Dapat dilihat dari Tabel diatas bahwa rata-rata waktu tempuh dan kecepatan aktual

adalah masing-masing 27 s dan 2.7 m/s dengan waktu total penanaman yaitu 136.

4. Kapasitas lapang

a. Kapasitas Lapang Teoritis (KLT)

Kapasitas lapang teoritis penanaman mesin tanam bibit padi di lahan seluas 100

m² dengan tuas hidrolis terangkat dihitung menggunakan persamaan.

KLT = w x T

= 0,9 m x 0,36 m/s

= 0,328 ha/jam

b. Kapasitas Lapang Efektif (KLE)

Kapasitas lapang efektif, diketahui luas lahan yang ditanam adalah 100 m² dan

lama penanaman lahan 414 dtk dan dihitung dengan persamaan.

KLE =

=

= 0,242 ha/jam \

Page 45: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

34

5. Efisiensi

Diketahui kapasitas lapang teoritis (KLT) adalah 0,119 ha/jam dan kapasitas

lapang efektif (KLE) adalah 0,118 ha/jam, sehingga dihitung dengan

persamaan.

Efisiensi =

x 100%

=

x 100%

= 74%

6. Dokumentasi Penelitian

Gambar 6. Mesin tanam bibit padi tipe dorong (rice transplanter) SPW-48C

Page 46: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

35

Gambar 7. Hasil penanaman bibit padi menggunakan mesin tanam bibit padi

tipe dorong (rice transplanter)

Gambar 8. Persiapan Lahan sebelum penanaman.

Page 47: UJI KINERJA MESIN TANAM BIBIT PADI TIPE DORONG SPW-48Cdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · penerapan mesin tanam bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin

36