Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Perusahaan...
Transcript of Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Perusahaan...
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
INDONESIA
Oleh :
YULIUS ARDY WIRANATA
NIM : 232009008
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
ii
iii
iv
MOTTO
A Great secret of success is to go through
life as a man who never gets used up
v
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ingin memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME
atas segala limpahan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penelitian mengenai berbagai macam jenis tipe struktur kepemilikan
perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia masih banyak diperdebatkan di
Indonesia karena tipe kepemilikan di Indonesia sangatlah belum jelas dan lebih
mengarah ke tipe kepemilikan terkonsentrasi, sehingga penulis tertarik untuk meneliti
tentang permasalahan tersebut, dengan judul penelitian “Pengaruh Struktur
Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur di Indonesia”.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mencapai gelar sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Satya Wacana. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis telah
berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai apabila
ada saran maupun kritik yang membangun untuk menjadi lebih baik.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat dan memperkaya
pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta dapat dijadikan acuan bagi
penelitian mendatang,
Salatiga, 3 Juni 2013
Penulis
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis juga menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan kerja sama yang
baik dari berbagai pihak tidak aka bisa menyelesaikan skripsi ini. Maka pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
Terima kasih kepada Tuhan YME yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.
Bapak Hari Sunarto, SE, MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana.
Bapak Usil Sis Sucahyo,SE,MBA,Dr Selaku Kepala Program Studi Akuntansi
di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Ibu Yeterina Widi Nugrahanti SE,M.Acc selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan pengarahan bagi penulis selama proses menyelesaikan
skripsi ini.
Ibu Supatmi, SE, M.Ak selaku dosen wali studi yang telah membimbing
penulis dalam studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW.
Bapak Harijono,SE, M.Com (Hons), MAF, PhD selaku dosen Fakultas
Ekonomika dan Bisnis yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Seluruh staff pengajar yang telah mendidik, memberikan ilmu serta
bimbingan, selama penulis menjalani studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Akuntansi UKSW.
Bapak dan Ibu tercinta yang selama ini merawat, mengasuh, membimbing,
mendorong dan mendoakan penulis dari dalam kandungan sampai sekarang.
Kakak,adik dan seluruh keluarga besar tercinta yang selama ini mendoakan,
memberikan semangat, kasih sayang kepada penulis.
My lovely Priscilia Pitantri yang telah mengajari makna hidup and thanks for
everything.
vii
Buat semua kerabat dan sahabat: Ryan, Murta, Rendi, Arya, Cholina, Ayu,
Budhe, Ipeh, Manyun, Dedi, Yusthina, Christina, Sheila, Setha, Redina, Mbak
cici, Seluruh Keluarga Besar Kelompok Studi Akuntansi, Keluarga besar
Korps Asisten Dosen, Partner Music ORB Gereh Layur dan masih banyak
lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang sudah membantu
penulis dalam penulisan skripsi ini, menjadi teman baik selama penulis
menempuh kuliah di FEB-UKSW, dan Selamanya.
Untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyususan skripsi
yang tidak dapat disebutkan semuanya dan semua teman-teman angkatan
2009.
Hanya Tuhan YME yang maha melihat dan membalas amal perbuatan umat-
Nya dengan imbalan yang maha adil, dan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
“BRAVO FEB VIVA UKSW”
viii
ABSTRACT
The purpose of this study to investigate the effect of ownership structure on financial
performance in the corporate manufacturing sector. Independent variable used in
this study consist of foreign ownership, government ownership, managerial
ownership, institusional ownership, family ownership. Then financial performance
measures with ROA (Return On Assets). In this study has a control variable used firm
size and leverage. In this study used 224 sample manufacturing company listed in
(BEI) Indonesian Stock Exchange period 2010-2011. For testing hypothesis used spss
16. The results showed that foreign ownership and leverage have a positif significant
effect to manufacturing performance. While, family ownership have a negative
significant effect to manufacturing performance. For government ownership,
managerial ownership, institusional ownership and firm size have no influence to
manufacturing company performance.
Keywords:Foreign Ownership, Government Ownership, Manajerial Ownership,
Institusional Ownership,Family Ownership, Company Performance
ix
SARIPATI
Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur struktur kepemilikan terhadap kinerja
perusahaan manufaktur. Variabel Independent yang dipakai di penelitian ini terdiri
dari kepemilikan asing, kepemilikan pemerintah, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, kepemilikan keluarga. Untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan dengan ROA. Didalam penelitian ini variabel kontrol yang dipakai adalah
ukuran perusahaan dan Leverage. Penelitian ini menggunakan 224 sampel perusahaan
manufaktur yang listing di BEI tahun 2010-2011. Untuk menguji hipotesis digunakan
spss16. Hasilnya menunjukkan bahwa kepemilikan asing dan Leverage berpengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan, kepemilikan keluarga mempunyai
pengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Untuk kepemilikan pemerintah,
kepemilikan manajerial,kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan manufaktur.
Kata Kunci : kepemilikan asing, kepemilikan pemerintah, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, kepemilikan keluarga, kinerja perusahaan
manufaktur.
x
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ............................................................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Karya Tulis Kertas Kerja ............................................................. ii
Persetujuan Kertas Kerja……………………....……………..……………………....iii
Motto………...……….………………………………………….………...................iv
Kata Pengantar ............................................................................................................. v
Ucapan Terimakasih..................................................................................................... vi
Abstract ...................................................................................................................... viii
Saripati ......................................................................................................................... ix
Daftar Isi........................................................................................................................ x
Daftar Tabel ............................................................................................................... xii
PENDAHULUAN...................................................................................................... 1-3
TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS .................................. 4
Teori Keagenan .............................................................................................. 4-5
Kinerja Perusahaan Manufaktur ..................................................................... 5-6
Pengembangan Hipotesis ............................................................................. 6-11
METODE PENELITIAN ............................................................................................ 11
Populasi dan Sampel ....................................................................................... 11
Variabel Penelitian dan Operasional .................................................... …..12-15
Jenis dan Sumber Data …………………………….......................................15
Data Statistik ……………………………………..……….…….….……15-16
Teknik Analisis Data……………………………………………………..16-17
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................................... 17
Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................. .17
Analisis Statistik Deskriptif ...................................................................... .17-19
Uji Asumsi Klasik …………………...……………..…………….………….19
xi
Uji Multikolinearitas ……………………..………………………….19
Uji Autokorelasi ……………………..………………………………20
Uji Heterokedastisitas ……………………...………………………..20
Uji Normalitas ………………….………………………………..20-21
Uji Data Outlier ………………..……………………………………21
Uji Hipotesis ………………………….…………………….……………….21
Pembahasan ………………………………………………………..…….21-27
PENUTUP…………………….. ………………………………………….…..........27
Kesimpulan ……………………………………………………………....27-28
Implikasi……………………………………………………..…..…….....28-29
Keterbatasan danSaran………………………………………………..….29-30
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………31-34
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………...……..…….35-36
LAMPIRAN…………………………………………………………………………37
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel Pemilihan Sampel………………………...............................17
Tabel 2 Tabel Statistik Deskriptif……………………………………………18
Tabel 3 Tabel Uji Regresi…………………………………………………....21
xiii
Lampiran
Lampiran 1 Perusahaan Manufaktur yang dijadikan sampel………………….…38-47
Lampiran 2 Uji Normalitas……………………………………………………….….48
Lampiran 3 Uji Data Outlier…………………………………………………………52
Lampiran 4 Uji Multikolinearitas……………………………………………………53
Lampiran 5 Uji Auto Korelasi……………………………………………………….53
Lampiran 6 Uji Heterokedastisitas………………………………………………..…54
Lampiran Gambar 1 Uji Data Outlier Boxplot……………………………………...49
Lampiran Gambar 2 Uji Data Outlier 2 Boxplot……………………………………50
Lampiran Gambar 3 Uji Data Outlier 3 Boxplot……………………………………51
1
Pendahuluan
Kelemahan dalam sistem tata kelola perusahaan di Asia telah banyak
dikaitkan dengan penyebab utama dari krisis yang melanda tahun 1997 (Kim et al,
2010; Dickinson dan Mullineux, 2001; Capulong et al, 2000; Johnson et al, 2000).
Munculnya isu mengenai lemahnya corporate governance ini juga juga
disebabkan oleh terjadinya pemisahan antara kepemilikan dengan pengendalian
perusahaan. Salah satu isu yang paling penting dan kontroversial mengenai
corporate governance adalah mengenai struktur kepemilikan saham yang terkait
dengan peningkatan kinerja perusahaan. Kemungkinan suatu perusahaan berada
pada posisi tekanan keuangan juga banyak dipengaruhi oleh struktur kepemilikan
perusahaan tersebut. Struktur kepemilikan tersebut menjelaskan komitmen dari
pemiliknya untuk menyelamatkan perusahaan (Wardhani, 2005). Menurut
Wahyudi dan Pawesti (2006) struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti
dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya
berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu
memaksimalkan nilai perusahaan.
Struktur kepemilikan di Indonesia memiliki karakteristik kepemilikan
yang berbeda dari perusahaan-perusahaan di Negara lain. Sebagian besar
perusahaan di Indonesia memiliki kecenderungan terkonsentrasi sehingga pendiri
juga dapat duduk sebagai dewan direksi atau komisaris, dan selain itu konflik
keagenan dapat terjadi antara manajer dan pemilik dan juga antara pemegang
saham mayoritas dan minoritas. Seperti yang di ungkapkan oleh Jensen &
Meckling (1976) bahwa Agency conflict muncul akibat adanya pemisahan antara
kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Dimana dalam teori keagenan
dijelaskan bagaimana pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan yakni
manajer,pemilik perusahaan dan kreditor akan berperilaku, karena pada dasarnya
mereka memiliki kepentingan yang berbeda. Disatu sisi manajer mempunyai
kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham, namun disisi
lain manajer juga mempunyai kepentingan untuk menyejahterakan
kepentingannya sendiri.
2
Penelitian sebelumnya tentang struktur kepemilikan terhadap kinerja
perusahaan pernah dilakukan oleh Mc Connell dan Servaes (1990) dan
Kartikawati (2007) menemukan bahwa struktur kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Sebaliknya, Pound
(1988),sudarma (2004) menemukan bahwa kepemilikan institusional justru
berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan.
Penelitian Hermalin dan Weisbach (1991) memperkirakan pengaruh
kepemilikan manajerial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan
Hapsoro (2008), Darwis (2009), Larasati (2001), Djabid (2007), Sabrina (2010)
dan Christiawan dan Tarigan (2007), Bayrakdaroglu et al. (2012) yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara kepemilikan manajerial
dengan kinerja perusahaan manufaktur.
Chibber & Majumdar (1999) dalam Kumar (2004), Patibandla (2002), dan
Douma dkk (2003) meneliti pengaruh kepemilikan asing terhadap kinerja
perusahaan menemukan bahwa kepemilikan asing memiliki pengaruh positif pada
kinerja perusahaan. Berbeda dengan Setiawan (2006) yang menyatakan bahwa
kepemilikan asing memiliki pengaruh negative dengan kinerja perusahaan.
Silva dan Majluf (2008), Giovannini (2010), Prabowo dan Simpson
(2011), Claessens et al (2010), Anderson and Reeb (2004) menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh negatif antara konsentrasi kepemilikan keluarga dengan kinerja
perusahaan di Indonesia. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Anderson and
Reeb (2004) dan Andres (2008) di Amerika Serikat menunjukkan hasil yang
berbeda yakni kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan. La Porta et al (1999), Kusumawati (2007), Fauziah (2011)
kepemilikan pemerintah memiliki pengaruh negatif dengan kinerja perusahaan.
Dengan fenomena dan beberapa penelitian terdahulu yang telah dijelaskan
mengenai struktur kepemilikan, maka penulis ingin mengadakan penelitian lebih
lanjut tentang struktur kepemilikan yang berdampak pada kinerja perusahaan.
Alasan peneliti ingin melakukan penelitian ini karena masih banyak perbedaan
dan juga hasil studi yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya cenderung
3
sangat berbeda baik itu peneliti yang dilakukan diluar negeri maupun di
Indonesia. Alasan lain yang berbeda dengan penelitian terdahulu yakni, dengan
menggabungkan beberapa kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan
asing,pemerintah,manajerial,institusional dan keluarga.
Fokus pemilihan sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang ada di Indonesia tahun 2010-2011. Alasan menggunakan perusahaan
manufaktur sebagai sampel penelitian dikarenakan diantara berbagai macam
sektor perusahaan yang listing di BEI, perusahaan manufaktur merupakan salah
satu sektor perusahaan yang paling diharapkan mempunyai prospek yang baik
dimasa yang akan datang Karena semakin pesatnya pertumbuhan penduduk dan
perkembangan ekonomi dinegara Indonesia yang menjadikan sektor perusahaan
manufaktur sebagai lahan yang strategis untuk mendapatkan keuntungan yang
tinggi dalam berinvestasi. Berdasarkan data dari Indonesian capital market
directory (ICMD) 2010 dan 2011, sektor perusahaan manufaktur merupakan
jumlah emiten terbesar dibandingkan dengan jumlah emiten dengan sektor yang
lain yang listing di BEI. Hal tesebut menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur
memiliki pengaruh signifikan dalam dinamika perdagangan di BEI. Hal ini bisa
ditunjukkan dengan fenomena mengenai jumlah perusahaan manufaktur yang
terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun meskipun ada beberapa yang
keluar dari Bursa Efek Indonesia, dari data kelompok perusahaan manufaktur
sejak tahun 2000 terus mengalami peningkatan sebanyak 147 perusahaan menjadi
156 perusahaan pada tahun 2006 atau naik sebesar 6.12 %. Dengan ini
menunjukkan bahwa dengan pemilihan sampel penelitian pada perusahaan
manufaktur karena dari keseluruhan perusahaan yang listing di BEI perusahaan
manufaktur merupakan dengan jumlah emiten yang paling terbesar dibanding
sektor yang lain, hal ini yang menyebabkan peneliti menggunakan perusahaan
manufaktur sebagai sampel penelitian.
Manfaat dari penelitian ini yakni Bagi Investor sebagai bahan masukan
untuk berinvestasi pada perusahaan yang struktur kepemilikannya dapat
meningkatkan kinerja perusahaan, dan bagi emiten sebagai bahan masukan untuk
mengambil keputusan dalam rangka meningkatkan kinerja.
4
TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Keagenan
Hubungan keagenan terjadi ketika satu atau lebih individu yang disebut
sebagai prinsipal menyewa individu atau organisasi lain, yang disebut sebagai
agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk
membuat keputusan pada agen tersebut (Brigham dan Houston, 2006:26). Dalam
mengkaitkan antara struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan, terdapat satu
hal yang tidak dapat dipisahkan dari pencapaian sasaran organisasi perusahaan
serta kinerjanya, yaitu manajemen atau pengurus perusahaan. Pencapaian tujuan
dan kinerja perusahaan tidak terlepas dari kinerja manajemen itu sendiri.
Manajer sebagai orang dalam perusahaan memiliki keuntungan informasi
dibandingkan dengan investor yang merupakan orang luar perusahaan. Manajer
dapat mengeksploitasi keuntungan tersebut melalui pengelolaan informasi yang
disampaikan kepada investor. Kondisi ini dikenal dengan istilah adverse selection.
Jenis lain asimetri informasi adalah moral hazard. Pemisahan antara kepemilikan
dan pengendalian perusahaan mendorong manajer untuk tidak memaksimalkan
usahanya (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam konteks perusahaan, masalah
keagenan yang dihadapi investor mengacu pada kesulitan investor untuk
memastikan bahwa dananya tidak disalahgunakan oleh manajemen perusahaan
untuk mendanai kegiatan yang tidak menguntungkan (Wulandari, 2011). Menurut
Jensen dan Meckling (1976), penyebab konflik antara manajer dan pemegang
saham diantaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas
pencarian dana dan bagaimana dana yang diperoleh tersebut diinvestasikan.
Dengan teori keagenan maka dapat menjelaskan fenomena masalah
keagenan di Indonesia khususnya di dalam struktur kepemilikan. Shleifer dan
Vishny (1997) menjelaskan bahwa manajer mengendalikan perusahaan dan
masalah keagenan yang terjadi antara pemegang saham dan manajer. Masalah ini
disebut sebagai Agency Problem I (Villalonga dan Amit, 2006) atau Type I
Agency Costs (Bozec dan Laurin, 2008). Berikutnya, pemegang saham
mengelompokkan diri menjadi pemegang saham pengendali untuk mengawasi
manajer agar manajer menjalankan perusahaan demi kepentingan terbaik para
5
pemegang saham. Akan tetapi, pemegang saham pengendali meminta manajer
untuk membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri seperti pembagian
dividen khusus. Hal ini merugikan pemegang saham nonpengendali. Dalam hal
demikian, masalah keagenan yang terjadi antara pemegang saham pengendali dan
pemegang saham nonpengendali. Konflik seperti ini disebut Agency Problem II
(Villalonga dan Amit, 2006) atau Type II Agency Costs (Bozec dan Laurin, 2008).
Kinerja Perusahaan Manufaktur
Pengukuran kinerja secara garis besar dikelompokan menjadi dua, yaitu
pengukuran non finansial dan finansial.Kinerja non finansial adalah pengukuran
kinerja dengan menggunakan informasi-informasi non finansial yang lebih dititik
beratkan dari segi kualitas pelayanan kepada pelanggan.Sedangkan pengukuran
kinerja secara finansial adalah penggunaan informasi-informasi keuangan dalam
mengukur suatu kinerja perusahaan.Informasi keuangan yang lazim digunakan
adalah laporan rugi laba dan neraca (Sari, 2010).
Penelitian ini menggunakan ROA sebagai dasar pengukuran kinerja
finansial keuangan.ROA mengukur seberapa efisien manajemen menggunakan
asset perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Brigham & Ehrhadrt,
2005).Alasan peneliti menggunakan ROA sebagai proksi dari kinerja perusahaan
manufaktur karena ROA lebih komprehensif dalam mengukur tingkat
pengembalian secara keseluruhan baik dari hutang maupun modal. ROA dapat
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan operasi
dengan total aktiva yang ada. Alasan lain menggunakan ROA sebagai proksi
karena ROA menggambarkan nilai prestasi atau kinerja perusahaan yang dicapai
dalam periode tertentu. Semakin tinggi nilai ROA, semakin baik kinerja
perusahaan, dan hal ini merupakan sinyal yang baik bagi investor untuk
melakukan investasi dengan membeli saham perusahaan. Investor akan
mengharapkan suatu return yang tinggi, karena tingginya ROA juga
menggambarkan laba bersih sesudah pajak yang merupakan hak bagi pemilik atau
pemegang saham juga tinggi. Oleh karena itu, jika laba sesudah pajak tinggi,
maka akan ada harapan bagi para pemegang saham untuk mendapatkan dividen
6
yang tinggi, meskipun kebijakan dividen tetap menjadi hak manajer untuk
memutuskannya. (Sudiyatno,2010)
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Kinerja Perusahaan
Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer dan
pemegang saham mengakibatkan timbulnya konfik yang biasa disebut agency
conflict. Konflik kepentingan yang sangat potensial ini menyebabkan pentingnya
suatu mekanisme yang diterapkan yang berguna untuk melindungi kepentingan
pemegang saham (Jensen and Meckling, 1976). Kepemilikan asing merupakan
proporsi saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum,
pemerintah serta bagian-bagiannya yang berstatus luar negeri. Kepemilikan asing
dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern terhadap peningkatan
good corporate governance (Simerly &Li, 2001; Fauzi, 2006).Chibber &
Majumdar (1999) dalam Kumar (2004) meneliti pengaruh kepemilikan asing
terhadap kinerja perusahaan yang beroperasi di India Mereka menemukan
kepemilikan asing memiliki pengaruh positif dan signifikan pada kinerja
perusahaan. Dengan semakin banyaknya pihak asing yang menanamkan
sahamnya diperusahaan maka akan meningkatkan kinerja dari perusahaan yang di
investasikan sahamnya, hal ini terjadi karena pihak asing yang menanamkan
modal sahamnya memiliki sistem manajemen,teknologi dan inovasi,keahlian dan
pemasaran yang cukup baik yang bisa membawa pengaruh positif bagi perusahaan
yang akan di investasikan modalnya. Sesuai dengan teori keagenan bahwa
masalah yang terjadi yang menyebabkan kinerja perusahaan menjadi turun adalah
hubungan yang tidak baik antara pemegang saham dengan manajer tetapi ketika
hubungan antara pemegang saham dengan manajer bisa dikendalikan maka
kinerja perusahaan dapat menjadi lebih baik. Hal ini bisa dibuktikan dengan
semakin tinggi kepemilikan asing sebagai pemegang saham akan bisa mengurangi
masalah keagenan yang terjadi dengan pihak manajer, karena pihak asing sebagai
pemegang saham mayoritas akan menunjuk orang asing dari perusahaan asing
untuk menjabat sebagai dewan komisaris atau dewan direksi, dengan demikian
keselarasan antara tujuan ingin memaksimalkan kinerja perusahaan akan tercapai
7
karena persamaan prinsip antara pemegang saham asing dengan manajemen yang
juga ditempati pihak asing sebagai bagian dari manajemen perusahaan.
H1: Kepemilikan Asing (Foreign Ownership) berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan.
Pengaruh Kepemilikan Pemerintah Terhadap Kinerja Perusahaan
Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer dan
pemegang saham mengakibatkan timbulnya konfik yang biasa disebut agency
conflict. Konflik kepentingan yang sangat potensial ini menyebabkan pentingnya
suatu mekanisme yang diterapkan yang berguna untuk melindungi kepentingan
pemegang saham (Jensen and Meckling, 1976). Kartikawati (2007) dan Fauziah
(2011) menyatakan bahwa konsentrasi kepemilikan pemerintah memiliki
pengaruh negatif dengan kinerja perusahaan. Hal tersebut menunjukkan
perusahaan tidak dikelola sesuai kepentingan pemegang saham. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Kartikawati dan Fauziah menyatakan bahwa kepemilikan
pemerintah memiliki pengaruh yang negatif dengan kinerja perusahaan. Hal ini
berarti kecenderungan pihak pemerintah sebagai kontrol untuk meningkatkan
kinerja keuangan dari perusahaan tersebut tidak berjalan dengan baik. Bahkan
pemerintah akan memperlambat kinerja dari perusaahan tersebut dikarenakan
pemerintah belum mampu untuk mengelola perusahaan yang baik. Bahkan
pemerintah bisa saja mengintervensi kinerja keuangan perusahaan demi
kepentingan pemerintah semata seperti yang terjadi baru-baru ini di Indonesia.
Hal ini juga selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Marciano 2008)
yakni Perusahaan pemerintah tidak dikendalikan oleh publik namun oleh para
birokrat yang memiliki tujuan yang didasarkan oleh kepentingan politis dan bukan
untuk menyejahterakan masyarakat dan perusahaan itu sendiri. Dalam teori
keagenan dijelaskan hubungan antara pemegang saham dengan pihak manajer,
jika pemegang saham di pegang oleh pemerintah sebagai pihak pemegang kendali
perusahaan seharusnya pemerintah bisa mengawasi atau mengkontrol kinerja dari
manajer, tetapi seringkali pemerintah sebagai pihak pemegang saham kendali
justru mempunyai tujuan lain selain meningkatkan kinerja. Menurut Shen dan Lin
8
(2009) kepemilikan pemerintah atau birokrat mempunyai kepentingan sosial dan
politis daripada memikirkan untuk meningkatkan kinerja dari perusahaan yang
diinvestasikan. Hal ini akan berdampak pada berkurangnya kontrol dari pihak
pemerintah dengan pihak manajer sebagai pengelola perusahaan.
H2: Kepemilikan Pemerintah (Government Ownership) berpengaruh negatif
terhadap kinerja perusahaan.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Perusahaan
Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer dan
pemegang saham mengakibatkan timbulnya konfik yang biasa disebut agency
conflict. Konflik kepentingan yang sangat potensial ini menyebabkan pentingnya
suatu mekanisme yang diterapkan yang berguna untuk melindungi kepentingan
pemegang saham (Jensen and Meckling, 1976). Untuk mengatasi masalah
keagenan yang terjadi diantara pemegang saham dengan manajer maka Menurut
Jansen dan Mackling (1976) dalam Sukarta (2006), salah satu cara guna untuk
mengurangi konflik antara prinsipal dan agen dapat dilakukan dengan
meningkatkan kepemilikan manajerial suatu perusahaan. Hal itu berarti bahwa
kepemilikan saham manajerial dalam suatu perusahaan akan mendorong
penyatuan kepentingan antara prinsipal dan agen sehingga manajer bertindak
sesuai dengan keinginan pemegang saham. Kepemilikan saham manajerial juga
dapat menyatukan kepentingan antara manajer dan pemegang saham sehingga
manajer akan berhati-hati dalam mengambil keputusan karena mereka ikut
merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut
menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang
salah (Listyani, 2003).
Cruthley & Hansen (1989) serta Bathala et al (1994) dengan level
kepemilikan manajerial lebih tinggi maka dapat digunakan untuk mengurangi
masalah keagenan karena dengan peningkatan proporsi saham yang dimiliki
manajer akan menurunkan kecenderungan manajer untuk melakukan tindakan
konsumsi yang hanya mementingkan dirinya sendiri dengan demikian akan
menyatukan kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Menurut
9
Wahidahwati (2002) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial adalah pemegang
saham dari pihak manajemen (dewan direksi dan dewan komisaris) yang secara
aktif ikut dalam pengambilan keputusan, dengan ini maka yang dimaksud dengan
kepemilikan manajerial yaitu direktur dan juga komisaris dari perusahaan
manufaktur.
H3 : Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership) berpengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan.
Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Perusahaan
Jensen and Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan institusional
memiliki peranan yang penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang
terjadi diantara pemegang saham dengan manajer. Keberadaaan investor
institusional dianggap mampu mengoptimalkan pengawasan kinerja manajemen
dengan memonitoring setiap keputusan yang diambil oleh pihak manajemen
selaku pengelola perusahaan. Dengan investor institusional memegang saham
yang semakin tinggi maka pihak institusi dapat memonitoring penuh setiap kinerja
manajer, dengan ini maka dapat mengurangi masalah keagenan yang biasa terjadi
antara pemegang saham dengan manajer. Dengan hal tersebut maka sesuai dengan
teori keagenan bahwa hubungan antara pemegang saham dengan manajer akan
mempengaruhi kinerja dari perusahaan, maka untuk mengatasi masalah keagenan
mekanisme kepemilikan yang digunakan adalah kepemilikan institusional. Hasil
penelitian Kartikawati (2007) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Yang berarti semakin
besar tingkat kepemilikan investor institusional dalam suatu perusahaan
manufaktur dapat meningkatkan kinerja keuangan pada perusahaan tersebut.
Kepemilikan institusional ditunjukkan dengan tingginya persentase saham
perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi. Kadangkala timbul suatu masalah
yang terjadi dengan dengan adanya asimetri informasi antara pemegang saham
dengan manajer. Seringkali manajer dengan pengetahuan informasi mengenai
laporan keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan investor maka akan ada
kecenderungan perilaku opportunistic yang dilakukan oleh manajer. Dengan pihak
10
institusi dengan prosentase kepemilikan yang tinggi maka perusahaan akan
memonitoring kinerja perusahaan dengan menunjuk underwriter atau penjamin
emisi untuk membidik atau mengawasi penjualan efek yang diterbitkan supaya
tidak dipermainkan oleh pihak manajer. Dengan ini maka pemegang saham dan
manajer tidak akan melakukan tindakan untuk memanfaatkan kepentingan
masing-masing pihak. Yang dimaksud dengan pihak institusi dalam hal ini yaitu
berupa LSM, perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi maupun perusahaan
swasta. Kepemilikan institusional dimana umumnya dapat bertindak sebagai
pihak yang memonitor perusahaan. kepemilikan institusional memiliki arti
penting dalam memonitor manajer karena dengan adanya kepemilikan oleh
institusional akan mendorong peningkatan yang lebih optimal agar dapat
meningkatkan nilai perusahaan. monitoring tersebut tentunya akan menjamin
kemakmuran untuk pemegang saham, pengaruh kepemilikan institusional sebagai
agen pengawas ditekankan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam
pasar modal.
Menurut Rosma (2007) dengan status kepemilikan ini, akan timbul
anggapan bahwa pihak institusi pemilik akan memberikan perhatian lebih
terhadap pengelolan perusahaan, dan hal ini akan berpengaruh positif bagi
perusahaan tersebut, baik dari segi peningkatan nilai perusahaan maupun
peningkatan kinerja usaha. Dengan kata lain, Kepemilikan institusional dengan
kepemilikan saham yang cukup besar dapat mengawasi manajemen dalam
pengambilan suatu keputusan perusahaan dan akibatnya akan memberikan
dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga
kinerja perusahaan juga akan meningkat.
H4 : Kepemilikan Institusional (Institutional Ownership) berpengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan.
Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Kinerja Perusahaan
Menurut teori keagenan, struktur kepemilikan perusahaan dapat
mempengaruhi masalah keagenan dalam suatu perusahaan. Perusahaan yang
sahamnya banyak dikuasai oleh keluarga menunjukkan kecenderungan memiliki
11
manajemen yang merupakan anggota dari keluarga, sehingga akan mengurangi
konflik keagenan yang akan terjadi. Tetapi ketika pihak manajemen tidak dikuasai
oleh pihak keluarga maka cenderung akan timbul masalah keagenan yang cukup
mengganggu kinerja dari perusahaan. Menurut Cucculelli and Micucci, 2006
dalam Saleh et al., 2008 kepemilikan saham keluarga yang besar mempunyai
pengaruh negatif bagi kinerja perusahaan. Hal ini terjadi karena keluarga
cenderung mengambil manfaat pribadi dari perusahaan dengan semakin banyak
nilai saham yang di investasikan maka semakin mudah untuk mengendalikan
perusahaan. Ketika timbul suatu resiko yang sangat tinggi yang dialami oleh
perusahaan, maka pemilik akan cenderung lebih menyelamatkan uang yang
mereka investasikan daripada memperbaiki kinerja perusahaan. Penelitian ini
sama dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Anderson dan Reeb
(2004) yang melakukan penelitian di Indonesia yang menyatakan bahwa
kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan
hal ini disebabkan karena perlindungan hukum terhadap investor dalam struktur
kepemilikan sangatlah lemah sehingga timbul masalah Agency Problem yang
dapat mengganggu kinerja perusahaan. (La Porta et al. 2000; Claessens et al.,
2000).
H5 : Kepemilikan keluarga (family ownership) berpengaruh negatif terhadap
kinerja perusahaan.
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2011. Teknik
pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk
mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1)
Perusahaan Manufaktur yang sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2010-2011, (2) Perusahaan yang mengungkapkan
informasi mengenai struktur kepemilikan di Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) 2010-2011, dan rasio keuangan dalam laporan tahunannya, (3)
Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama periode 2010-2011.
12
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel Independen
1. Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing merupakan porsi outstanding share yang dimiliki oleh
investor atau pemodal asing (foreign investors) yakni perusahaan yang
dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-
bagiannya yang berstatus luar negeri terhadap jumlah seluruh modal
saham yang beredar(Farooque,et al 2007).
2. Kepemilikan Pemerintah
Kepemilikan pemerintah adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak
pemerintah (government) dari seluruh modal saham yang
dikelola(Farooque,et al (2007).
3. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh
institusi seperti LSM, Perusahaan swasta, perusahaan efek, dana pensiun,
perusahaan asuransi, bank dan perusahaan-perusahaan investasi.
Kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan rasio antara
jumlah lembar saham yang dimiliki oleh institusi terhadap jumlah lembar
saham perusahaan yang beredar secara keseluruhan (Ujiyantho dan
Pramuka, 2007).
4. Kepemilikan Manajerial
13
Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham
perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai
pemegang saham perusahaan (Christiawan dan Tarigan, 2007).
Kepemilikan manajerial diukur dengan menggunakan rasio antara jumlah
saham yang dimiliki manajer atau direksi terhadap total saham yang
beredar. Kepemilikan manajerial diukur dengan menggunakan rasio antara
jumlah saham yang dimiliki manajer atau direksi dan dewan komisaris
terhadap total saham yang beredar (Rustendi dan Jimmi, 2008).
5. Kepemilikan keluarga
Perusahaan dikatakan memiliki kepemilikan keluarga apabila pimpinan
atau keluarga memiliki lebih dari 20% hak suara (Anderson and
Reeb,2003; Claessens, 2000; La Porta, 1999). Menurut Harijono (2013)
untuk mengetahui kepemilikan keluarga langkah pertama yang dilakukan
adalah menelusuri struktur kepemilikan dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) 2010-2011, kemudian di lakukan proses verifikasi
struktur kepemilikan untuk menentukan perusahaan mana yang termasuk
keluarga atau bukan. Salah satu cara dilihat dari nama dewan direksi dan
dewan komisaris. Cenderung kepemilikan keluarga akan menempatkan
keluarga di jajaran dewan direksi serta anak perusahaan agar bisa
memantau bisnis dari perusahaan keluarganya. Jika nama dewan direksi
dan dewan komisaris cenderung sama dalam beberapa tahun dan
mempunyai saham dalam kepemilikan perusahaan maka bisa saja
perusahaan tersebut termasuk dalam kepemilikan oleh keluarga. Tetapi
belum cukup menyimpulkan bahwa analisis tersebut tepat, dilakukan
langkah lebih lanjut dalam menelusuri kepemilikan keluarga salah satu
cara dengan menelusuri saham pengendali diatas 20% (Anderson and
Reeb,2003; Claessens, 2000; La Porta, 1999). Jika kepemilikan tersebut
adalah nama perusahaan maka perusahaan tersebut ditelusuri tentang
14
kepemilikannya, melalui beberapa cara yakni dengan kepemilikan
piramida, kepemilikan tanpa mekanisme dan struktur lintas kepemilikan.
Setelah ditelusuri maka dapat dianalisis jika saham pengendali perusahaan
pemegang saham tersebut adalah terdapat individu atau nama orang maka
bisa dikategorikan sebagai kepemilikan keluarga. (bagan kepemilikan
keluarga terlampir dibagian lampiran). Bisa juga ditelusuri dari website
perusahaan tersebut dan Annual Report pada bagian Catatan Atas Laporan
Keuangan akan ditunjukkan mengenai pemegang saham dari perusahaan
tersebut.
Variabel Dependen
Dalam penelitian ini, kinerja perusahaan manufaktur diproksikan
dengan ROA.Return on Asset (ROA) adalah rasio pendapatan setelah
bunga dan pajak (EAT) atau net pendapatan dibagi dengan nilai buku aset
di awal tahun fiskal (Brigham & Ehrhadrt, 2005).ROA mengukur seberapa
efisien manajemen menggunakan asset perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan. ROA dihitung dengan cara membagi laba rugi bersih tahunan
perusahaan dengan total aset.
Berikut ini adalah perhitungan rasio ROA:
Variabel Kontrol
Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diproksi oleh total assets, yang
diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total asset. Sari (2010)
menyatakan bahwa suatu perusahaan besar dapat memperoleh kemudahan dalam
mengakses pasar modal, hal ini berarti bahwa perusahaan memiliki fleksibilitas
dan kemampuan untuk mendapatkan dana. Dengan dana yang lebih banyak,
perusahaan dapat menciptakan peluang pertumbuhan sehingga kinerja perusahaan
menjadi lebih baik. Dengan demikian, perusahaan yang berukuran besar
15
cenderung memiliki kinerja yang lebih baik. Berikut ini adalah rumus perhitungan
SIZE (Sari, 2010):
Leverage menunjukkan seberapa besar aset perusahaan diperoleh atau
didanai oleh utang. Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa leverage
dapat mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan pemberi pinjaman
(bondholders). Dalam penelitian ini, leverage diukur dengan membagi total utang
dengan total aset.
Leverage =
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan jenis
data yang digunakan adalah kombinasi antara time series dan cross section
data,yang disebut pooling data (Gujarati, 1991). Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari laporan tahunan perusahaan manufaktur
(annualreport) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun
2010-2011, atau dapat dilihat pada situs resminya yaitu www.idx.co.id dan
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2010-2011
Data Statistik
Model Penelitian
Penelitian ini mengasumsikan hubungan langsung antara mekanisme
pemantauan corporate governance sebagai variabel independen dengan proxy
untuk pengukurannya, dan kinerja perusahaan manufaktur sebagai variabel
dependen dengan ROA sebagai proxy. Penelitian menggunakan Ordinary Least
Square (OLS) Regression Model.
Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut dengan memasukkan
variabel kontrol untuk diuji secara bersamaan dengan variabel independent yang
lain :
16
CPik = α + β1 FORit + β2 GOVit +3 INSTit + 4 MANit + β5 FAMit+ β6
Size+ β7 Lev+ ek
untuk i menunjukan time = 1, 2, ...,n, dan k = 1,2….,K
Keterangan:
K = Perusahaan Manufaktur
CP = Kinerja tata kelola diukur dengan ROA
FOR = Kepemilikan asing
GOV = Kepemilikan pemerintah
INST = Kepemilikan institusional
MAN = Kepemilikan manajerial
FAM = Kepemilikan Keluarga
SIZE = Ukuran dari perusahaan yang diukur dari total aset
E = Random error
βi = Koefisien regresi
α = Konstanta
Lev = Leverage
Variabel Independent :
1. Kepemilikan Keluarga
2. Kepemilikan Institusional
3. Kepemilikan Manajerial
4. Kepemilikan Pemerintah
5. Kepemilikan Asing
Variabel Dependent :
Kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA
Variabel Kontrol :
1. Leverage
2. Ukuran Perusahaan (SIZE)
Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda.
Sebelum melakukan analisis linier berganda terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
klasik dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov untuk
menunjukkan apakah data berdistribusi normal atau tidak. Selanjutnya dilakukan
Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dengan melihat koefisien Variance
Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Gangguan multikolinearitas tidak
terjadi jika VIF di bawah 10 atau Tolerance di atas 0,1 (Ghozali, 2005).
17
Selanjutnya Uji Autokorelasi dengan menggunakan durbin Watson (Gujarati,2003
: 90). Kemudian dilakukan Uji heterokedastitas dilakukan dengan cara uji glejser
(Gujarati,2003).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Objek Penelitian
Berdasarkan data dari BEI pada tahun 2010-2011 populasi perusahaan
Manufaktur sebanyak 295 perusahaan, namun berdasarkan kriteria dengan
menggunakan purposive sampling maka dalam penelitian ini hanya digunakan
sampel sebanyak 224 Perusahaan.
Tabel 1
Tabel Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar d BEI dari tahun
2010-2011 295
Perusahaan yang tidak masuk sebagai sampel:
1. Tidak mempubikasikan dan /atau di delisting periode
2010-2011 0
.2. Perusahaan Manufaktur yang mengalami kerugian selama
periode pengamatan 2010-2011 40
3. Data Outlier menggunakan Boxplot 31
Total sampel penelitian 224
Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2005:19), Statistik Deskriptif digunakan untuk
memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata
(mean), nilai minimum, dan nilai maksimum.
18
Tabel 2
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Kepemilikan Asing 224 0 0.9914 0.2151
Kepemilikan
Pemerintah
224 0 0.9003 0.0229
Kepemilikan
Manajerial
224 0 0.6900 0.0234
Kepemilikan
institusional
224 0 0.9818 0.0384
Kepemilikan Keluarga 224 0 0.9780 0.4522
ROA 224 0.0100 0.4925 0.0909
Size 224 21.8423 32.6648 27.8733
Leverage 224 0.0600 3.0807 0.5153
Valid N (listwise) 224
Variabel kepemilikan asing memiliki rata-rata sebesar 0.2151 atau
21.51%. Dengan nilai rata-rata kepemilikan saham asing tersebut menunjukkan
bahwa sebagian perusahaan sampel telah dimiliki oleh pemodal asing dari
kepemilikan saham perusahaan. PT Bentoel International Investama Tbk dengan
kepemilikan asing tertinggi dengan 99.14%. Variabel kepemilikan pemerintah
memiliki rata-rata sebesar 0.0229 atau 2.29%. Dengan rata-rata kepemilikan
saham pemerintah tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan pemerintah belum
sepenuhnya bisa mengendalikan perusahaan yang diinvestasikan. PT Kimia
Farma Tbk dengan kepemilikan pemerintah tertinggi dengan 90.03%. Variabel
kepemilikan manajerial memiliki rata-rata sebesar 0.0234 atau 2.34%. Dengan
rata-rata kepemilikan saham manajerial menunjukkan bahwa setidaknya ada
manajer yang sekaligus juga sebagai pemilik perusahaan. Keberadaan
kepemilikan saham manajerial diharapkan dapat menghasilkan tata kelola yang
lebih kuat karena mereka juga bertindak sebagai investor. PT Dynaplast Tbk
dengan kepemilikan manajerial tertinggi dengan 69.00%.
Variabel kepemilikan institusional memiliki rata-rata sebesar 0.0384 atau
3.84%. Dengan rata-rata saham institusional sebesar 3.84% diharapkan dapat
19
menjadi penekan pada setiap kebijakan-kebijakan manajerial yang akan
diputuskan. PT Handala Mandala Sampoerna Tbk dengan kepemilikan
institusional tertinggi dengan 98.18%. Variabel kepemilikan keluarga memiliki
rata-rata sebesar 0.4522 atau 45.22%. Dengan rata-rata saham keluarga yang
cukup tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan mengurangi
konflik keagenan. PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk dengan kepemilikan keluarga
tertinggi dengan 97.80%. Variabel ROA memiliki rata-rata sebesar 0.0909 atau
9.09%. artinya dengan rata rata ROA sebesar 9.09% menunjukkan bahwa
perusahaan belum efektif dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya untuk
menghasilkan keuntungan semaksimal mungkin.Semakin tinggi tingkat ROA
maka perusahaan bisa memanfaatkan asset yang dipunya untuk menghasilkan laba
semaksimal mungkin.
Variabel ukuran perusahaan (size) diproksikan dengan logaritma natural
dari total asset yang dimiliki perusahaan. Size menggambarkan kekuatan pasar
dari perusahaan bersangkutan. Variabel size (asset) mempunyai rentang antara
antara 11.76 milyar sampai 15.35trilyun dengan rata-rata sebesar 5.15 trilyun
yang artinya sebagian besar perusahaan manufaktur di Indonesia memiliki total
aset yang tinggi. Variabel Leverage mempunyai rentang antara 0.0600 sampai
3.0807 dengan rata-rata 0.5153 atau 51.53 %. Dengan semakin tinggi tingkat
leverage suatu perusahaan, maka resiko dan kewajiban suatu perusahaan akan
tinggi sehingga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan atau dengan kata lain
semakin tinggi tingkat leverage maka aset dan semua kegiatan operasional
perusahaan didanai dari hutang atau mengambil dari modal perusahaan untuk
kegiatan perusahaan.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dengan melihat koefisien
Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Gangguan multikolinearitas
tidak terjadi jika VIF di bawah 10 atau Tolerance di atas 0,1 (Ghozali, 2005).
Hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen
20
yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 (nilai tolerance berkisar antara
0,534 sampai 0,980). Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak
ada yang di atas 10 (nilai VIF berkisar antara 1.020 sampai 1.873). Jadi dapat
disimpulkan model terbebas dari gangguan multikolinearitas.
Uji Autokorelasi
Berdasarkan kriteria Durbin Waston dihasilkan nilai Durbin Waston
sebesar 1.961 terletak antara 1,724 dan 2,276 dengan kesimpulan tidak ada
autokorelasi.(Gujarati,2003 : 90) Itu berarti model regresi dapat digunakan karena
tidak ada korelasi antara data yang diambil pada waktu observasi yang berlainan
atau tempat observasi yang berlainan. Model regresi ini tidak dipengaruhi oleh
waktu dan tempat observasi sehingga model ini dapat digunakan dan memberikan
hasil yang tidak bias.
Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastitas dilakukan dengan Uji Glejser mengusulkan untuk
meregres nilai absolute residual terhadap variabel Independent (Gujarati,2003).
Dengan hasil diperoleh tingkat signifikansi antara 0.143 sampai 0.891 dengan
jelas menunjukkan tidak ada satupun variabel Independent yang signifikan secara
statistic mempengaruhi variabel dependent nilai absolute Ut (AbsUt). Hal ini
terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 %. Jadi
dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
Uji normalitas
Menurut Ghozali (2005:28) tujuan uji normalitas data adalah untuk
mengetahui apakah variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal.
Dalam pengujian normalitas, penulis menggunakan analisis statistik, yang
dilakukan dengan menggunakan alat uji Kolmogorov Smirnov. Apabila nilai
signifikansi > 0,05; berarti variabel berdistribusi normal. Dalam penelitian ini
menunjukkan nilai signifikansi Unstandardized Residual 0,00 berarti variabel
tidak berdistribusi secara normal. Untuk menormalkan data agar terdistribusi
secara normal akan dilakukan Uji data outlier untuk menguji ada tidaknya outlier
21
pada setiap variabel secara terpisah. Outlier data yang memiliki karakteristik unik
yang sangat berbeda jauh dari observasi – observasi lainnya dalam suatu variabel
tunggal (Ghozali, 2005:36). Uji data outlier dalam penelitian ini dilakukan dengan
BOXPLOT yang akan mendeteksi adanya outlier dalam tiap variabel. Dalam hal
ini penulis akan melakukan penghapusan (trimming) data outlier, agar himpunan
data benar – benar terbebas dari outlier. Setelah dilakukan Uji Data Outlier
dilakukan setelah membuang 31 data sehingga,nilai signifikansi Kolmogorov
Smirnov menjadi 0,211 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 yang berarti
variabel terdistribusi secara normal.
Uji Hipotesis
Tabel 3
Output Persamaan Regresi
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
t Sign
1 Beta
(Constant) -0.005 -0.022 0.983
Kepemilikan Asing 0.008 2.217 0.029
Kepemilikan
Pemerintah 0.145 1.68 0.096
Kepemilikan
Manajerial -0.015 -0.716 0.476
Kepemilikan
Institusional -0.01 -1.502 0.136
Kepemilikan Keluarga -0.078 -2.103 0.038
Size -0.001 -0.204 0.839
Leverage 0.637 24.763 0.000
Dependent Variabel : ROA,R-Square = 6.9%
Pembahasan
Pengaruh Kepemilikan Asing (Foreign Ownership) terhadap Kinerja
Perusahaan Manufaktur
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel independen yaitu
proporsi kepemilikan asing nilai koefisiennya o.oo8 dengan signifikansi sebesar
0.029. Pada taraf signifikansi level 5 persen, nilai signifikansi sebesar 0.029 lebih
kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan, yang berarti hipotesis diterima. Hal
22
ini menunjukkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan asing berpengaruh Positif
terhadap kinerja perusahaan manufaktur dikarenakan pada sampel penelitian,
Sebagian besar memiliki proporsi kepemilikan asing. Dari 224 perusahaan
manufaktur yang dijadikan sampel, sebanyak 129 perusahaan dimiliki oleh asing.
Selain itu, perubahan jumlah proporsi kepemilikan asing pada sampel
menunjukkan angka perubahan dari tahun ke tahun yakni 9.5% - 99% di tahun
2010 dan 7.61% - 99.14 % di tahun 2011. Sebagai contoh dari sampel penelitian
PT Astra Otoparts Tbk dengan kepemilikan asing yang cukup tinggi sebesar 95.65
% maka ROA juga tinggi sebesar 15.06% (diatas rata-rata ROA untuk semua
perusahaan yang dijadikan sampel 9.09%). Dapat disimpulkan bahwa dengan
kepemilikan asing disuatu perusahaan semakin tinggi maka kinerja perusahaan
juga akan meningkat.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chibber &
Majumdar (1999) dalam Kumar (2004) meneliti pengaruh kepemilikan asing
terhadap kinerja perusahaan yang beroperasi di India Mereka menemukan
kepemilikan asing memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan.
Kepemilikan Asing diduga menjadi salah satu cara untuk meng-upgrade
perusahaan-perusahaan secara teknologi di Negara-negara berkembang, melalui
impor langsung modal dan teknologi yang baru (Benfratello dan Sembenelli,
2002). Dengan semakin banyaknya pihak asing yang menanamkan sahamnya
diperusahaan maka akan meningkatkan kinerja dari perusahaan yang di
investasikan sahamnya, hal ini terjadi karena pihak asing yang menanamkan
modal sahamnya memiliki sistem manajemen,teknologi dan inovasi,keahlian dan
pemasaran yang cukup baik yang bisa membawa pengaruh positif bagi kinerja
perusahaan yang akan di investasikan modalnya.
Pengaruh Kepemilikan Pemerintah(Government Ownership) terhadap
Kinerja Perusahaan Manufaktur
Variabel independen kepemilikan pemerintah memiliki nilai koefisien
0.145 dengan signifikansi sebesar 0.096 pada taraf signifikansi level 5. Dengan
23
nilai signifikansi sebesar 0.096 maka hipotesis ditolak karena taraf signifikansi
0.096 lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan. Hal ini menunjukkan
bahwa kepemilikan pemerintah tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Hal ini terjadi dikarenakan pada sampel penelitian, tidak semua
perusahaan manufaktur memiliki proporsi kepemilikan pemerintah. Dari 224
perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel, 12 perusahaan dikategorikan
sebagai kepemilikan pemerintah. Selain itu proporsi kepemilikan pemerintah juga
menuunjukkan rata-rata prosentase yang cukup kecil yakni 2.29%. Oleh karena
itu, tidak dapat diketahui secara statistik pengaruhnya terhadap peningkatan
kinerja perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan pemerintah tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dikarenakan perusahaan milik
pemerintah memiliki tujuan lain seperti sosial dan politik daripada
memaksimalkan profit. Tidak seperti perusahaan swasta, yang mana
menghasilkan profit sebesar-besarnya merupakan tujuan utama yang ingin dicapai
oleh perusahaan (Shen dan Lin, 2009). Hal ini juga didukung oleh (Shleifer dan
Vishny 1997) yang mengungkapkan bahwa para birokrat khususnya pada
perusahaan pemerintah, memiliki fokus utama yaitu mencapai tujuan politik
mereka seringkali berbeda dengan tujuan memaksimalkan profit.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari
(2010) dan Novia (2012) yang juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara kepemilikan pemerintah dengan kinerja perusahaan
manufaktur.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership) terhadap kinerja
Perusahaan Manufaktur
Variabel independen kepemilikan manajerial memiliki nilai koefisien -
0.015 dengan signifikansi 0.476 lebih besar dari taraf signifikansi level 5 persen
yang berarti hipotesis ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan permanasari (2010) yang menyatakan
bahwa kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
24
nilai perusahaan, begitu juga dengan penelitian Rustendi dan Jimmy (2008).
Penolakan hipotesis ini kemungkinan terjadi dikarenakan kepemilikan manajerial
terlalu rendah sehingga kinerja manajer dalam mengelola perusahaan kurang
optimal dan manajer sebagai pemegang saham minoritas belum dapat
berpartisipasi aktif dalam membuat suatu keputusan diperusahaan, sehingga tidak
mempengaruhi nilai perusahaan. Rasa memiliki manajer atas perusahaan sebagai
pemegang saham tidak cukup mampu membuat perbedaan dalam pencapaian
kinerja dibandingkan dengan manajer murni sebagai tenaga professional yang
digaji perusahaan (Christiawan dan Tarigan, 2007). Hal ini berarti, peningkatan
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Porsi kepemilikan manajerial dalam sampel penelitian yang dilakukan oleh
peneliti juga kecil porsinya, yaitu dengan rata-rata 0.023 atau 2.3%. Oleh karena
itu, tidak dapat diketahui secara statistik pengaruhnya terhadap peningkatan
kinerja perusahaan. Dengan rata-rata perusahaan yang dimiliki pihak
manajerial sangat kecil yakni 2.3% maka dapat dikatakan sebagai pihak minoritas
kepemilikan manajerial belum mampu untuk mengendalikan perusahaan dengan
baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsoro
(2008), Darwis (2009), Larasati (2001), Djabid (2007), Sabrina (2010) dan
Christiawan dan Tarigan (2007), Bayrakdaroglu et al. (2012) yang juga
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan
manajerial dengan kinerja perusahaan manufaktur.
Pengaruh Kepemilikan Institusional (Institutional Ownership) terhadap
kinerja Perusahaan Manufaktur
Variabel independen kepemilikan institusional memiliki nilai koefisien -
0.01 dengan signifikansi sebesar 0.136. Pada taraf signifikansi level 5 persen, nilai
signifikansi sebesar 0.136 lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan, yang
berarti hipotesis ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional
tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Jika dilihat dari data kepemilikan institusional menunjukkan bahwa dari
keseluruhan sampel 224 perusahaan manufaktur tidak semua perusahaan dimiliki
oleh pihak institusi hanya 42 perusahaan dengan rata-rata 0.0384 atau 3.84%
25
perusahaan. Dengan rata-rata perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusional
hanya 3.84%, maka tidak mampu untuk meningkatkan kinerja dari perusahaan
dengan maksimal. Wulandari (2006) dan Hapsoro (2008) menyatakan bahwa
alasan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
disebabkan karena pemilik mayoritas institusi ikut dalam pengendalian
perusahaan sehingga cenderung bertindak untuk kepentingan mereka sendiri
meskipun dengan mengorbankan kepentingan pemilik minoritas. Menurut
Modigliani adanya asimetri informasi antara pihak pemegang saham dengan
manajer menyebabkan manajer selaku pengelola perusahaan akan bisa
mengendalikan perusahaan karena memiliki informasi laporan keuangan yang
lebih dibandingkan pemegang saham, dengan ini lebih mudah manajer akan
mengendalikan perusahaan dalam membuat suatu kebijakan. Jadi, dengan
kepemilikan institusi yang tinggi tidak menjamin bisa memonitoring penuh
kinerja atau manajer dengan maksimal. Hasil ini juga selaras dengan penelitian
yang dilakukan oleh Erkens et al.(2012), bahwa perusahaan dengan tingkat
kepemilikan institusi yang tinggi memiliki risiko yang besar, dimana tingkat
kerugian yang dialami para pemegang saham (shareholders) lebih tinggi. Dengan
kepemilikan Institusional yang tinggi sudah dibidik oleh underwriter supaya
harga saham tidak dipermainkan oleh pihak manajer sehingga kontrol yang
dilakukan dengan cara memonitoring kinerja manajemen akan menjadi berkurang.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sabrinna
(2010) bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
Pengaruh Kepemilikan Keluarga (Family Ownership) terhadap kinerja
Perusahaan Manufaktur
Variabel independen kepemilikan keluarga memiliki nilai koefisien
sebesar -0.078 dengan signifikansi sebesar 0.038. Pada taraf signifikansi level 5
persen, nilai signifikansi sebesar 0.038 lebih kecil dari taraf signifikansi yang
ditentukan yang berarti hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan.
26
Jika dilihat pada sampel penelitian perusahaan yang kepemilikannya
dimiliki oleh keluarga sebesar 138 perusahaan manufaktur dari total sampel 224
perusahaan dengan rata-rata 0.4522 atau 45.22%. Sebagai contoh dari sampel
penelitian dapat diketahui bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dengan
kepemilikan keluarga yang tinggi sebesar 59.84 % nilai ROA justru rendah
dengan 4.13% dibawah rata-rata ROA untuk perusahaan yang dijadikan sampel
sebesar 9.09%.
Hal ini disebabkan perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga
mempunyai kepentingan pribadi yang bertentangan dengan pihak manajemen
yang tidak dikelola oleh bagian dari keluarga yang menanamkan modal
keperusahaannya dengan cara mensejahterakakan keluarganya sendiri yang lebih
mengutamakan dana yang mereka investasikan kedalam perusahaan dibandingkan
dengan memikirkan kinerja dari perusahaan yang di investasikan.(Villalonga dan
Amit,2006)
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Claessens et al (2010), Anderson dan Reeb (2004) menunjukkan bahwa
keterlibatan keluarga dalam manajemen dan dalam dewan menghasilkan pengaruh
negatif signifikan kepemilikan keluarga pada kinerja perusahaan di Indonesia.
Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) Terhadap Kinerja Perusahaan
Manufaktur
Variabel kontrol ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai koefisien
sebesar -0.001 dengan signifikansi sebesar 0.839. Pada taraf signifikansi level 5
persen, nilai signifikansi sebesar 0.839 lebih besar dari taraf signifikansi yang
ditentukan. Hal ini menunjukkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Mengacu pada Arfan (2006:146) bahwa ukuran perusahaan
(SIZE) tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang
disebabkan perusahaan kurang memaksimalkan dana yang lebih banyak untuk
menciptakan peluang pertumbuhan sehingga kinerja keuangan perusahaan
menjadi tidak baik.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Ulfani (2007) dimana pengaruh ukuran perusahaan dari segi total aktiva
27
perusahaan go public di BEI tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap
kinerja perusahaan dan juga Huang (2002) dan Talebria et al. (2010) yang
berpendapat bahwa ukuran perusahaan bukan jaminan bahwa akan memiliki
kinerja yang baik karena dengan dana yang lebih dari perusahaan bukan berarti
perusahaan akan bisa memanfaatkan kinerja dengan baik.
Pengaruh Leverage (Lev) Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur
Variabel kontrol Leverage memiliki nilai koefisien sebesar 0.637 dengan
signifikansi sebesar 0.000. Pada taraf signifikansi level 5 persen, nilai signifikansi
sebesar 0.000 lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan, yang berarti
hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kontrol Leverage
mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini bisa
ditunjukkan pada sampel penelitian dimana rata-rata Leverage sebesar 51.53%
dengan rentang rasio leverage 0.06 sampai 3.0807. Giovannini (2009) sumber
dana internal tidak akan cukup untuk membiayai aktivitas keseluruhan perusahaan
daripada mengambil modal dari perusahaan, biasanya perusahaan akan meminjam
sumber dana yang berasal dari luar perusahaan yang dinamakan sumber dana
eksternal.
Ketika perusahaan mengalami kekurangan dana untuk pembiayaan
kegiatan operasional perusahaan maka perusahaaan akan mencari pinjaman dari
luar perusahaan, untuk bisa menjalankan kegiatan operasional perusahaan melalui
pembelian asset perusahaan atau kebutuhan bagi kegiatan operasional perusahaan.
Dengan dana yang cukup, maka manajer termotivasi untuk bisa memanfaatkan
dana tersebut untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui laba yang nanti bisa
didapatkan. Untuk menutupi pinjaman yang berasal dari luar maka manajer akan
memaksimalkan laba sehingga laba yang didapat sebagian akan digunakan untuk
melunasi hutang dan sebagian untuk perusahaan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan peneliti dapat meringkas
hasil pada penelitian ini sebagai berikut:
28
1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa kepemilikan asing
berpengaruh Positif signifikan terhadap kinerja perusahaan manufaktur.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chibber
& Majumdar (1999) dalam Kumar (2004).
2. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa kepemilikan
pemerintah tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan manufaktur.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari
(2010).
3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa kepemilikan
institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan manufaktur.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sabrinna (2010).
4. Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan manufaktur.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Christiawan dan Tarigan (2007).
5. Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa kepemilikan
keluarga terdapat pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan
manufaktur. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Claessens et al (2010),Anderson and Reeb (2004), Andres (2008).
6. Hasil pengujian variabel kontrol (size) menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan manufaktur.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Huang (2002) dan
Talebria et al. (2010), Ulfani (2007).
7. Hasil pengujian variabel kontrol (Leverage) menunjukkan bahwa leverage
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan manufaktur. Hasil ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cao (2006).
Implikasi
1. Untuk Investor
Untuk investor dan calon investor sebaiknya berinvestasi pada
perusahaan dengan kepemilikan asing karena mempunyai kinerja
29
perusahaan yang cukup baik yang didukung dengan sumber daya yang
baik, baik itu dari segi sumber daya manusia atau dari segi sumber
pendanaan dan juga sumber daya pendukung lainnya seperti teknologi
yang cukup canggih untuk mendukung kegiatan perusahaan. Dan juga
disarankan investor memilih perusahaan dengan tingkat leverage yang
baik karena dapat mempengaruhi kinerja dari perusahaan, semakin
tinggi tingkat leverage maka kecenderungan perusahaan menggunakan
dana dari hutang juga tinggi, hal ini bisa meningkatkan resiko bagi
perusahaan jika dana yang digunakan untuk kegiatan perusahaan
sebagian besar didanai dari hutang.
2. Untuk Emiten
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan kepemilikan
manajerial dan juga institusional yang rendah maka tidak akan
mempengaruhi kinerja perusahaan seharusnya perusahaan atau emiten
menambah jumlah proporsi saham manajerial dan institusional yang
bisa mengurangi masalah keagenan diantara pemilik dan manajer yang
bisa mempengaruhi kinerja dari perusahaan tersebut. Dengan semakin
besarnya proporsi saham manajerial dan institusional diharapkan
konflik yang terjadi bisa di minimalkan sehingga kinerja dari
perusahaan menjadi lebih baik.
.
Keterbatasan Penelitian dan Saran
1. Peneliti menyarankan penelitian selanjutnya untuk memperbaiki model
penelitian dengan menambah variabel struktur kepemilikan/mekanisme
corporate governance yang lain yang berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan, karena nilai adjusted R2
mengindikasikan variabel kinerja
perusahaan yang diproksikan oleh ROA hanya dapat dijelaskan oleh
variabel independen kepemilikan asing, kepemilikan pemerintah,
kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial, dan kepemilikan
keluarga hanya sebesar 3,9% sedangkan selebihnya yaitu 96,1 %
dijelaskan oleh faktor-faktor di luar model penelitian ini.
30
2. Pemilihan periode waktu yang relatif pendek mengakibatkan daya uji
rendah sehingga tingkat keakurasian informasi masih relatif kecil.Oleh
karena itu, peneliti menyarankan bagi penelitian selanjutnya supaya
menggunakan data annual report dengan periode yang lebih panjang agar
jumlah sampel bertambah banyak.
3. Pemilihan perusahaan mana yang termasuk keluarga atau bukan sangat
sulit karena untuk mengidentifikasi kepemilikan keluarga secara subyektif
saja dengan melihat nama dari perusahaan tidak akan cukup untuk
mengambil kesimpulan bahwa kepemilikan tersebut dikategorikan sebagai
kepemilikan keluarga sehingga penulis akan mengalami kesulitan dalam
membedakan mana yang termasuk kepemilikan keluarga,mana yang
termasuk kepemilikan institusi ataupun kepemilikan yang lain. Karena itu
penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya bisa membatasi
kepemilikan keluarga,institusional,manajerial,pemerintah dan asing
dengan lebih jelas. Dimungkinkan juga dengan adanya keterkaitan
didalam variabel independent yakni struktur kepemilikan yang satu dengan
kepemilikan yang lain akan sangat kesulitan untuk menganalisis
kepemilikan uang termasuk keluarga,institusional,manajerial,pemerintah
dan asing.
4. Peneliti menyarankan agar menggunakan ROE dan PER untuk mewakili
proksi dari kinerja perusahaan agar lebih tepat dan akurat dalam mengukur
kinerja, karena menyangkut struktur kepemilikan perusahaan. Padahal
ROE menggambarkan tingkat dividen yang akan diterima oleh investor,
ketika ROE naik tingkat deviden juga akan naik hal ini mencerminkan
bahwa kinerja dari perusahaan yang diperoleh dari laba yang dihasilkan
akan naik. ketika ROE naik tingkat deviden juga akan naik hal ini
mencerminkan bahwa kinerja dari perusahaan yang diperoleh dari laba
yang dihasilkan akan naik.
31
Daftar Pustaka
Alijoyo, A., Bouma, E., Sutawinangun, M.N., and Kusadrianto, M.D., 2004.
„Corporate governance in Indonesia’. Asian Development Bank Working
Paper Series.
Anderson, R.C., S.A. Mansi, dan D.M. Reeb. 2002. Founding Family Ownership
and the Agency Cost of Debt. Journal of Financial Economics, 68 (May):
263-285.
Benfratello L. and Sembenelli A. (2002), “Foreign ownership and productivity; is
the direction of causality so obvious?”.di unduh dari www.ssrn.com. 28
April 2013
Bozec, Y. dan C. Laurin., (2008), “Large Shareholder Entrenchment and
Performance: Empirical Evidence from Canada.” Journal of Business
Finance and Accounting, 35 (1): 25-49.
Brigham, E.F. & M.C. Erhardt, 2005, Financial Management Theory and
Practice,11th Edition, Ohio : South Western.
Capulong, M., Edward, D., Webb, D., and Zhuang, J. (eds), 2000. ‘Corporate
governance and finance in East Asia: A study of Indonesia, Republic of
Korea, Malaysia, Philippines and Thailand’. Asian Development Bank:
Manila.
Christiawan, Yulius Jogi, dan Josua Tarigan, “Kepemilikan Manajerial:
Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan”, Jurnal akuntansi dan
Keuangan, Vol. 9 No. 1, Mei 2007, hal.1-8.
Claessens, S., S. Djankov, J.P.H., Fan and Lang, L.H.P., 2002. „Disentangling the
incentive and entrenchment effects of large shareholdings‟, Journal of
Finance, Vol. 57, No. 6, pp. 2741-2771.
Daniel, W.E., 2003. „Corporate governance in Indonesian listed companies – a
legal transplantation problem‟. Bond Law Review, 15, 344-375.
Dickinson, D.G. and Mullineux, A. W., 2001. „Lessons from the East Asian
financial crisis: a financial sector perspective‟. Georforum, 32(1), 133-142.
Erkens, David H., Mingyi Hung, dan Pedro Matos. 2012. Corporate Governance
in the 2007-2008 Financial Crisis: Evidence from Financial Institutions
Worldwide. http://ssrn.com/abstract=1397685 family controlled firms:
evidence from Indonesia”. Asian Pacific Economic
Farooque, Omar Al, * Tony van Zijl, Keitha Dunstan and AKM Waresul Karim,
2007, “Corporate Governance in Bangladesh: Link between
Ownershipand Financial Performance”, Blackwell Publishing Ltd, Journal
Compilation, Volume 15 Number 6 November 2007:1453-1468.
Fitzpatrick, D., 2000. „Indonesian corporate governance: would outside directors
or commissioners help?‟ In Manning, C. and Van Diermen, P. Indonesia in
transition. Institute of South East Asian Studies.
Ghozali, Imam (2006). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.
Badan Penerbit
Giovannini, R., (2010), “Corporate governance, family ownership and
performance”.
32
Gujarati, Damomar, 1991, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga. Jakarta,
Terjemahan: Sumarno Zain.
Gürbüz‟, A. Osman, Aslı Aybars, and Özlem Kutlu, 2010, “Corporate
Governance and Financial Performance with a Perspective on
Institutional Ownership: Empirical Evidence from Turkey”, Journal of
Applied Management Accounting Research, Vol. 8-No. 2-2010 :21-
34.
Hapsoro, Dody. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perusahaan: Studi Empiris di Pasar Modal Indonesia. Jurnal
Akuntansi dan Manajemen, Vol. 19, No. 3, Desember 2008.
Harijono dan George A. Tanewski, 2012, “Does Legal Transplantation Work?
The Case of Indonesian Corporate Governance Reform”, Journal of
Indonesian : Economics and Business, Vol 27, No.1, Januari.
Hill, J., 2005. The persistent debate about convergence in comparative corporate
governance. Sydney Law Review, 27, 743-761.
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/ok sukartha.pdf
Husnan, Suad. 2001. “Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan:
Perbandingan Kinerja Perusahaan dengan Pemegang Saham Pengendali
Perusahaan Multinasional dan Bukan Multinasional.” Jurnal Riset
Akuntansi. Manajemen, Ekonomi, Vol. 1 No. 1. Februari 2001.
Institusional, dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Iqbal Bukhori, Raharja. (2012). Pengaruh Good Corporate Governance dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi empiris pada
perusahaan yang terdaftar di BEI 2010). Semarang Universitas
Diponegoro. Diunduh dari http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/accounting 23 November 2012.
Jensen, M. C. dan William H. M., (1976), “Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure.” Journal of Financial
Economics, 3: 305-360.Journal Management Governance 14, pp. 145–
166. Journal of Business Research 61, pp. 609–614.
Kamal, M. and Rahim, M.M., 2008. „Changes in the corporate governance
patterns in developing countries: guesses on ideological imbalance‟.
MacquarieSchool of Law Working Paper: MacquarieUniversity.
Kartikawati, Wening (2007) Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan. Skripsi.
Kumar, K., Subramaian, R., & Strandholm, K (2004). Competitive Strategy,
environmental scanning and performance: a context specific analysis of
their relationship.11,1,1-33
La Porta, R., F. Lopez-De-Silanes, dan A. Shleifer, (1999), “Corporate Ownership
Around the World.” The Journal of Finance, LIV (2): 471-516. Literature
25 (1): 121-132.
Marciano, Deddy.2008. Pengaruh Asimetri Informasi, Moral Hazard, dan Struktur
Pendanaan dalam Penentuan Harga Pinjaman Korporasi dalam Bentuk US
Dollar:Studi Empiris di Indonesia Periode 1990-1997. Disertasi Program
Doktoral UGM, tidak dipublikasikan.
33
McConnell, J., Servaes, H., 1990. Additional evidence on equity ownership and
corporate value.Journal of Financial Economics 27, 595–612.
Mitton, T., 2002. „A cross-firm analysis of the impact of corporate governance on
East Asian financial crisis‟. Journal of Financial Economics, 64, 215-241.
Modigliani, F., and M. Miller, 1958, The Cost of Capital, Corporation Finance,
and the Theory of Investment, American Economic Review 48 (3), pg.
261-297.
Permanasari, wien ika. 2010. “Pengaruh Kepemilikan Manajemen,Kepemilikan
Perusahaan “skripsi. Universitas Diponegoro
Pound, J. 1988. Proxy Contests and the Efficiencyof Shareholder Oversight.
Journal of Financial Economics, 20, pp.237-65.
Prabowo, M. dan Simpson, J., (2011), “Independent directors and firm
performance in
Sari, Irmala, 2010, “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perbankan Nasional”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang.
Setiawan, Maman. 2006. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Karakteristik
Perusahaan,
Shleifer, A. dan R. W. Vishny, (1997), “A Survey of Corporate Governance.” The
Journal of Finance, LII (2): 737-783.
Siallagan, Hamonangan dan M. Machfoedz. 2006. “Mekanisme Corporate
Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasonal
Akuntansi IX, Padang.
Silva, F dan N. Majluf., (2008), “Does family ownership shape performance
outcomes?”. Simposium Nasional Akuntansi IX.Padang .23-26 Agustus
2006.
Sudarma, Made, 2004. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Faktor Intern dan
Faktor Ekstern terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan”. Ringkasan
Disertasi. Program Pascasarjana. Universitas Brawijaya: Malang.
Sukartha, I Made, Pengaruh Manajemen Laba dan Kepemilikan Manajerial pada
Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan Target Akuisisi,
Swandari, Fifi, 2008, “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Tingkat Resiko
dan Implikasinya Terhadap Kesulitan Keuangan Bank Umum di
Indonesia”, Jurnal Ekobis, Vol.9 No.1, Januari 2008.
Triana, Rosma. 2007. “Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan dan Kinerja Perusahaan serta Abnormal Return Saham pada
Perusahaan Publik di BEI”. Skripsi Sarjana (Tidak Dipublikasikan).
Fakultas Ekonomi UNDIP: Semarang.
Ujiyantho, Muh. Arief dan Pramuka, Bambang Agus (2007) Mekanisme
Corporate Governance, Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan.
Simposium Nasional Akuntansi X. AKPM-01: 1-26.
Universitas Diponegoro. Semarang.
34
Villalonga, B. dan R. Amit, (2006), ”How Do Family Ownership, Control and
Management Affect Firm Value?” Journal of Financial Economics, 80:
385-417.
Wahidahwati.2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif
Theory Agency. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.5 No.1,hlm 1-16.
Wardhani, Ratna. 2006.”Mekanisme Corporate Governance dalam perusahaan
yang Mengalami Masalah Keuangan (Financially Distressed firms)”.
Wu, Shuo and Hong Cui (2000), “Consequences of the Concentrated ownership
Structure in Mainland China-Evidence of Year 2000”,Working Paper.
Wulandari, Etty Retno. 2011. Good Corporate Governance: Konsep, Prinsip, dan
Praktik. Lembaga Komisaris dan Direksi Indonesia.
Zaenal Arifin.2004. Solusi Masalah Agensi Perusahaan public di Indonesia
:Pendekatan Game-modeling dan Pendekatan Positif Empiris. Yogyakarta.
Universitas Islam Indonesia. Jurnal Siasat dan Bisnis No.9 Vol 1 Juni
2004. Diunduh 23 November 2012.
35
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA DIRI
Nama : Yulius Ardy Wiranata
NIM : 232009008
Alamat : Cabean RT 01,RW 01 Mangunsari Salatiga, Jawa Tengah
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Kristen Protestan
Telepon : 085641277403
E-mail : [email protected]
B. PENDIDIKAN
2009- 2013 : Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
Fakultas Ekonomika dan Bisnis, JurusanAkuntansi
2006 – 2009 : SMA Kristen 1 Salatiga
2003 – 2006 : SMP Stella Mattutina Salatiga
1997– 2003 : SD Santa Theresia Marsudirini 77 Salatiga
1995-1997 : TK Santa Theresia Marsudirini 77 Salatiga
C. PENGALAMAN PRIBADI
Pengalaman Organisasi
Anggota Divisi Keilmuan Kelompok Studi Akuntansi 2010/2011
Ketua Kelompok Studi Akuntansi 2011/2012
Asisten Dosen Matakuliah Akuntansi Manajemen, Laboratorium
Pengantar Akuntansi, Laboratorium Perpajakan
Koordinator Asisten Dosen 2012/2013
Pengalaman Kepanitiaan
36
Satgas Live In The Village “Be The Light Of The World” 2010.
Satgas Company Visit 2011
Satgas Kunjungan Ke Kantor Akuntan Publik “DELOITTE”
Satgas Kunjungan Ke Kantor BAPEPAM-LK
Steering Commitee National Accounting Competition And Seminar
2012
Koordinator Acara Dies Natalis FEB 2013
Sie Acara Panitia Makrab FEB “E-Day” 2010
37
LAMPIRAN-LAMPIRAN
38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Nama Perusahaan dan Proporsi Kepemilikan saham yang dijadikan sampel penelitian 2010-2011
No Nama Perusahaan Asing Pemerintah Manajerial Institusional Keluarga ROA SIZE Leverage
1 PT Akasha Wira International Tbk 0.945 0 0 0 0 0.097565 26.50553 0.692203
2 PT Aqua Golden Missisippi Tbk 0 0 0 0 0.9435 0.03476 27.88071 0.06
3 PT Cahaya Kalbar Tbk 0 0 0 0 0.8702 0.038 27.46905 0.64
4 PT Davomas Abadi Tbk 0.5958 0 0 0.2027 0 0.206 28.68086 0.66
5 PT Delta Djakarta Tbk 0.583 0.263 0 0 0 0.161 27.28653 0.16
6 PT Fast Food Indonesia Tbk 0 0 0 0 0.8942 0.137477 27.84294 0.35
7 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0 0 0 0 0.5005 0.084965 31.48702 0.47
8 PT Mayora Indah Tbk 0 0 0 0.0014 0.3293 0.113579 29.11244 0.54
9 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.85 0 0 0 0 0.175578 27.06585 0.2
10
PT Pioneerindo Gourmet International
Tbk 0.7876 0 0 0.891 0 0.152618 25.48239 0.58
11 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 0.5946 0 0.0026 0 0.3294 0.06195 26.75061 0.53
12 PT Sekar Laut Tbk 0 0.1254 0 0 0.8355 0.024245 26.01845 0.41
13 PT Siantar Top Tbk 0 0 0.031 0 0.6106 0.065659 27.19912 0.31
14
PT Sinar Mas Agro Resources And
Technology (SMART) Tbk 0 0 0 0 0.9521 0.101036 30.1548 0.53
15 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.1304 0 0 0 0.5984 0.041336 28.29214 0.7
16 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0 0 0.001 0 0.5491 0.067962 28.92605 0.66
17
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk 0.095 0 0.1473 0.1592 0.214 0.053493 28.32746 0.35
18 PT Bentoel International Investama 0.9914 0 0 0 0 0.044593 29.22079 0.57
40
Tbk
19 PT Gudang Garam Tbk 0 0 0.008 0 0.7306 0.137103 31.05664 0.31
20 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 0 0 0 0.9818 0 0.313676 30.65267 0.5
21 PT Panasia Indosyntec Tbk 0 0 0.0366 0 0.6633 0.000309 27.64522 0.46
22 PT Roda Vivatex Tbk 0 0 0 0 0.8147 0.200481 27.47138 0.16
23 PT Sunson Textile Manufacturer Tbk 0.2854 0 0.0766 0 0.4099 0.011368 27.49458 0.63
24 PT Tifico Fiber Indonesia Tbk 0.3223 0 0 0.3308 0.3407 0.054489 28.21029 0.53
25 PT Ever Shine Tex Tbk 0.1361 0 0 0 0.5897 0.00255 27.09189 0.56
26 PT Hanson International Tbk 0 0 0.13 0.07 0.252829 25.61524 1.84
27 PT Indo Acidatama Tbk 0.3521 0 0 0 0.5011 0.027006 26.62043 0.37
28 PT Indorama Synthetics Tbk 0 0 0 0 0.5963 0.053919 29.2575 0.49
29 PT Pan Brothers Tex Tbk 0.1937 0 0 0 0.41884 0.04023 27.51143 0.81
30 PT Ricky Putra Globalindo Tbk 0.3258 0 0 0 0.1546 0.017742 27.14216 0.45
31 PT Sepatu Bata Tbk 0.826 0 0 0 0 0.125916 26.90587 0.32
32 PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk 0.225 0 0.0624 0.00006 0.31 0.000866 28.30169 0.82
33 PT Fajar Surya Wisesa Tbk 0 0 0 0 0.757 0.062959 29.13399 0.6
34 PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 0 0 0 0 0.5372 0.00271 31.60644 0.66
35 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 0 0 0 0 0.596 0.01999 30.67301 0.71
36 PT AKR Corporindo Tbk 0 0 0.0058 0 0.5939 0.04 29.66776 0.63
37 PT Asia Pacific Fiber Tbk 0.6042 0 0 0.0553 0 0.084837 29.01442 2.98
38 PT Budi Acid Jaya Tbk 0 0 0 0 0.5281 0.027215 28.30785 0.59
39 PT Eterindo Wahanatama Tbk 0.5024 0 0.0025 0.1791 0 0.10 27.0025 0.43
40 PT Lautan Luas Tbk 0 0 0.0364 0 0.6303 0.071544 28.90949 0.72
41 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 0.1765 0 0.0083 0 0.695 0.03041 28.13577 0.54
42 PT Tri Polyta Indonesia Tbk 0 0 0.0438 0 0.8006 0.052164 28.73066 0.32
43 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 0.1011 0 0 0 0.6505 0.012987 28.4553 0.45
41
44 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk 0 0 0.0571 0 0.6839 0.07988 25.89195 0.28
45 PT Ekadharma International Tbk 0 0 0 0 0.7545 0.20 26.04369 0.39
46 PT Resource Alam Indonesia Tbk 0.6689 0 0 0 0 0.314895 26.99093 0.42
47 PT Argha Karya Prima Industry Tbk 0.5099 0 0 0.2773 0.0048 0.0481 27.89177 0.47
48 PT Asahimas Flat Glass Tbk 0.4386 0 0 0 0.4059 0.139495 28.49503 0.22
49 PT Asiaplast Industries Tbk 0.1333 0 0.0667 0 0.5999 0.073622 26.53725 0.31
50 PT Berlina Tbk 0 0 0.1051 0 0.6425 0.068881 27.03483 0.59
51 PT Dynaplast Tbk 0.3537 0 0.69 0 0.4267 0.153307 28.07075 0.62
52 PT Kageo Igar Jaya Tbk 0 0 0 0 0.7051 0.052255 26.57395 0.16
53 PT Langgeng Makmur Industri Tbk 0.5975 0 0.0001 0 0.1779 0.079034 27.13495 0.34
54 PT Leyand International Tbk 0.3656 0 0 0.4045 0.0507 0.004589 27.8609 0.45
55 PT Sekawan Inti Pratama Tbk 0 0 0 0 0.7283 0.009162 25.73997 0.34
56 PT Yanaprima Hastapersada Tbk 0 0 0.035 0 0.8947 0.067368 26.02585 0.35
57 PT Holcim Indonesia Tbk 0.7733 0 0 0 0 0.105479 29.9764 0.35
58 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0.51 0 0 0 0.1303 0.079559 30.36189 0.15
59 PT Semen Gresik Tbk 0 0.5101 0 0 0 0.21013 30.37592 0.22
60 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 0 0 0.0159 0 0.8092 0.235116 28.03925 0.66
61 PT Betonjaya Manunggal Tbk 0 0 0.0958 0 0.7987 0.029068 25.22112 0.19
62 PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk 0 0 0 0 0.978 0.066281 27.70294 0.4
63 PT Indal Aluminium Industry Tbk 0 0 0 0 0.6589 0.159531 26.68686 0.8
64 PT Itamaraya Tbk 0.9495 0 0 0 0 0.040937 25.65008 0.37
65 PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 0 0 0.0133 0 0.5923 0.023368 26.39311 2.31
66 PT Lion Metal Works Tbk 0.577 0 0.0023 0 0 0.060331 26.43996 0.14
67 PT Lionmesh Prima Tbk 0.3222 0 0.2561 0 0 0.093997 25.08254 0.4
68 PT Pelangi Indah Canindo Tbk 0.76 0 0 0 0 0.127118 27.06953 0.69
69 PT Pelat Timah Nusantara Tbk 0.55 0.201 0.0128 0.049 0 0.02115 27.54509 0.47
42
70 PT Tembaga Mulia Semanan Tbk 0.5241 0 0 0 0.3381 0.081267 27.84536 0.1
71 PT Tira Austenite Tbk 0 0 0 0 0.9643 0.002606 26.10701 0.56
72 PT Kedaung Indah Can Tbk 0.314 0 0.046 0 0.4362 0.023345 25.17694 0.26
73 PT Kedawung Setia Industrial Tbk 0.2568 0 0 0 0.4913 0.037929 27.04713 0.54
74 PT Arwana Citramulia Tbk 0.7177 0 0 0 0 0.030288 27.49538 0.52
75 PT Mitra Investindo Tbk 0 0 0 0 0.3243 0.012562 25.46755 0.69
76 PT Mulia Industrindo Tbk 0 0 0.004 0 0.6725 0.061421 29.14225 1.11
77 PT Surya Toto Indonesia Tbk 0.395 0 0 0 0.553 0.66959 27.71865 0.42
78 PT Jembo Cable Company Tbk 0.20 0 0 0 0.7015 0.177538 27.05477 0.82
79 PT KMI Wire and Cable Tbk 0.8144 0 0 0 0 0.009637 27.11109 0.51
80 PT Sumi Indo Kabel Tbk 0.9306 0 0.001 0 0 0.050479 27.12156 0.18
81 PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk 0.1181 0 0 0 0.5545 0.007657 27.77738 0.63
82 PT Voksel Electric Tbk 0.4291 0 0 0 0 0.052668 27.75012 0.66
83 PT Astra Graphia Tbk 0.7687 0 0 0 0 0.00911 27.59278 0.52
84 PT Metrodata Electronics Tbk 0.1232 0 0.1059 0 0 0.12 27.57471 0.62
85 PT Multipolar Tbk 0.3885 0 0 0 0 0.107695 30.27127 0.39
86 PT Myoh Technology Tbk 0 0 0 0 0.8964 0.409629 21.84233 1.29
87 PT Sat Nusapersada Tbk 0 0 0.0353 0 0.8854 0.001003 27.43934 0.43
88 PT Astra International Tbk 0.5011 0 0.0004 0 0 0.01986 32.35714 0.48
89 PT Astra Otoparts Tbk 0.9565 0 0.0008 0 0 0.150669 29.35126 0.27
90 PT Gajah Tunggal Tbk 0.5625 0 0 0.0012 0 0.22 29.97009 0.66
91 PT Goodyear Indonesia Tbk 0.85 0 0 0.0892 0 0.087567 27.76906 0.64
92 PT Hexindo Adiperkasa Tbk 0.7619 0 0.0019 0 0 0.058079 28.35977 0.49
93 PT Indo Kordsa Tbk 0 0 0.254 0 0.6582 0.096987 28.03163 0.19
94 PT Indomobil Sukses International Tbk 0 0 0 0 0.931 0.063622 29.70859 0.8
43
95 PT Indospring Tbk 0 0 0 0 0.8746 0.090983 27.37045 0.7
96 PT Intraco Penta Tbk 0 0 0.0503 0 0.865 0.051703 28.12261 0.42
97 PT Multi Prima Sejahtera Tbk 0.25 0 0 0.0471 0 0.093565 25.74013 0.29
98 PT Multistrada Arah Sarana Tbk 0.499 0 0 0 0 0.057952 28.74236 0.46
99 PT Nipress Tbk 0 0 0.244 0 0.3711 0.037507 26.54515 0.56
100 PT Polychem Indonesia Tbk 0.2891 0 0 0.358 0 0.009819 28.95707 0.67
101 PT Prima Alloy Steel Tbk 0 0 0.0591 0.0052 0.4524 0.122798 26.85876 0.71
102 PT Selamat Sempurna Tbk 0 0 0 0 0.5813 0.154483 27.69597 0.47
103 PT Tunas Ridean Tbk 0.4384 0 0 0 0.4384 0.128088 28.37303 0.42
104 PT United Tractor Tbk 0.595 0 0 0 0 0.130451 31.0222 0.46
105 PT Inter Delta Tbk 0.745 0 0.0523 0 0.046875 24.47481 0.79
106 PT Modern International Tbk 0.4893 0 0.1715 0 0.05289 27.39992 0.54
107 PT Perdana Bangun Pusaka Tbk 0 0 0.0558 0 0.7287 0.016246 25.16404 0.72
108 PT Darya Varia Laboratoria Tbk 0.9266 0 0 0 0 0.12982 27.47333 0.25
109 PT Indofarma (Persero) Tbk 0 0.8066 0.0001 0 0 0.017095 27.32172 0.58
110 PT Kalbe Farma Tbk 0 0 0 0 0.5666 0.191411 29.58156 0.18
111 PT Merck Tbk 0.74 0 0 0 0 0.273236 26.79808 0.17
112 PT Pyridam Farma Tbk 0 0 0.2308 0 0.5385 0.041747 25.33429 0.23
113 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 0.99 0 0 0 0 0.137832 26.49166 0.16
114 PT Tempo Scan Pacific Tbk 0 0 0 0 0.9504 0.125516 28.90906 0.26
115 PT Mustika Ratu Tbk 0 0 0.003 0 0.8024 0.063203 26.68001 0.13
116 PT Cahaya Kalbar Tbk 0 0 0 0 0.8702 0.116967 27.43666 0.508042
117 PT Delta Djakarta Tbk 0.583 0.263 0 0 0 0.217929 27.3 0.177014
118 PT Fast Food Indonesia Tbk 0 0 0 0.0032 0.8944 0.14797 28.1 0.463354
119
PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk 0 0 0 0 0.8058 0.135589 30.35382 0.296468
44
120 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0 0 0.006 0 0.5007 0.093633 31.61231 0.410102
121 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 0.8253 0 0 0 0 0.41561 27.83054 0.565644
122 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk 0.8075 0 0 0 0 0.152716 27.35545 0.280181
123 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk 0.7876 0 0.0891 0 0 0.203211 25.61686 0.473804
124 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 0.0777 0 0.0165 0 0.8324 0.056622 26.76677 0.510428
125 PT Sekar Laut Tbk 0 0.1254 0.0012 0 0.8345 0.027898 26.09035 0.426337
126 PT Siantar Top Tbk 0 0 0.0424 0 0.5676 0.045653 27.56356 0.475735
127
PT Sinar Mas Agro Resources And
Technology (SMART) Tbk 0 0 0 0 0.972 0.121298 30.32036 0.501725
128 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.3207 0 0 0.2407 0 0.041765 28.90926 0.48951
129 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0 0 0.001 0 0.5657 0.099214 29.07667 0.621329
130
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk 0.095 0 0.1797 0 0.3712 0.046496 28.40997 0.356434
131 PT Gudang Garam Tbk 0 0 0.0084 0 0.7555 0.126842 31.29685 0.371918
132 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 0 0 0 0.9818 0 0.41551 30.59507 0.473493
133
PT Century Textile Industry
(CENTEX) Tbk 0.57 0 0 0.34 0 0.101046 26.62384 0.838516
134 PT Eratex Djaja Tbk 0.4797 0 0 0.248 0 0.492544 25.87001 1.568655
135 PT Roda Vivatex Tbk 0.0056 0 0 0 0.7513 0.105295 27.7101 0.23461
136 PT Tifico Fiber Indonesia Tbk 0.3223 0 0 0 0.7016 0.085141 28.98453 0.241351
137 PT Ever Shine Tex Tbk 0.1361 0 0 0 0.5897 0.005136 27.17993 0.59581
138 PT Indo Acidatama Tbk 0 0 0 0 0.8532 0.066415 26.61265 0.301626
139 PT Karwell Indonesia Tbk 0.0352 0 0 0 0.5323 3.474737 23.30146 5.025221
140 PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk 0 0 0 0 0.8896 0.026624 25.23989 3.080738
141 PT Tirta Mahakam Resources Tbk 0.4532 0 0 0.0022 0.3378 0.006009 27.26131 0.800979
45
142 PT Fajar Surya Wisesa Tbk 0 0 0 0 0.7572 0.02681 29.2276 0.634995
143 PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 0 0 0 0 0.5272 0.002541 31.77714 0.67983
144 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 0 0 0 0 0.60 0.027409 30.87708 0.711111
145 PT Suparma Tbk 0.407 0 0 0 0.446 0.021315 28.07042 0.515741
146 PT Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk 0.8023 0 0 0 0.1179 0.122946 28.35732 0.30253
147 PT Asia Pacific Fiber Tbk 0.6565 0 0 0.0553 0 0.165702 28.9348 2.993385
148 PT Budi Acid Jaya Tbk 0 0 0 0 0.526 0.030916 28.38399 0.61803
149 PT Chandra Asri Petrochemical Tbk 0.3552 0 0.0149 0 0.5935 0.004989 30.40668 0.502986
150 PT Colorpark Indonesia Tbk 0.0761 0 0.0731 0 0.582 0.074203 26.65 0.588884
151 PT Eterindo Wahanatama Tbk 0.4851 0 0.0773 0 0 0.117545 27.15413 0.394313
152 PT Lautan Luas Tbk 0 0 0.0364 0 0.6303 0.022481 29.02734 0.763916
153 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 0 0 0 0 0.9799 0.023081 28.06644 0.50658
154 PT Tri Polyta Indonesia Tbk 0 0 0.0651 0 0.7793 0.020894 28.66295 0.490687
155 PT Aneka Kemasindo Utama Tbk 0.9507 0 0 0 0 0.034686 28.0522 0.514248
156 PT Argha Karya Prima Industry Tbk 0.6215 0 0 0 0.3023 0.125249 28.62078 0.202704
157 PT Asahimas Flat Glass Tbk 0.4386 0 0 0 0.4081 0.065764 26.53247 0.335891
158 PT Asiaplast Industries Tbk 0.2666 0 0.0627 0 0.5333 0.068011 27.19091 0.604781
159 PT Berlina Tbk 0 0 0.2334 0 0.5966 0.155583 26.59702 0.182782
160 PT Champion Pacific Indonesia Tbk 0 0 0 0 0.8482 0.020142 28.59409 0.561437
161 PT Dynaplast Tbk 0.3537 0 0 0 0.4009 0.0233 27.88612 0.562143
162 PT Langgeng Makmur Industri Tbk 0.5975 0 0.0002 0.1778 0 0.005462 27.80049 0.41266
163 PT Leyand International Tbk 0.3304 0 0.0519 0.00507 0.3025 0.019972 25.81845 0.372656
164 PT Siwani Makmur Tbk 0.1189 0 0 0 0.5313 0.137291 28.8288 0.63199
165 PT Titan Kimia Nusantara Tbk 0.9531 0 0 0 0 0.158177 28.38829 0.377983
166 PT Trias Sentosa Tbk 0 0 0 0 0.5946 0.081879 26.13272 0.337311
46
167 PT Yanaprima Hastapersada Tbk 0 0 0.0035 0 0.8947 0.016486 30.02441 0.31261
168 PT Holcim Indonesia Tbk 0.8065 0 0 0 0 0.170394 30.52977 0.133179
169 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0.51 0 0 0.1303 0 0.042792 30.60969 0.256668
170 PT Semen Gresik Tbk 0 0.5101 0 0 0 0.075182 28.21409 0.711633
171 PT Citra Tubindo Tbk 0.8092 0 0.0003 0 0 0.067528 27.60822 0.237443
172 PT Indal Aluminium Industry Tbk 0 0 0 0 0.6586 0.097124 26.38321 2.333082
173 PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 0 0 0 0 0.5923 0.201167 30.69961 0.518631
174 PT Jaya Pari Steel Tbk 0.6842 0 0.1553 0 0.0133 0.018071 25.30843 0.416413
175 PT Lion Metal Works Tbk 0.577 0 0.0023 0 0 0.160932 26.6254 0.174283
176 PT Lionmesh Prima Tbk 0.3222 0 0.2561 0 0 0.202166 27.05448 0.665538
177 PT Pelangi Indah Canindo Tbk 0.7616 0 0.0013 0.1801 0 0.101974 27.54903 0.517957
178 PT Pelat Timah Nusantara Tbk 0.5 0.201 0.0003 0.0537 0 0.048425 28.01285 0.9054
179 PT Tira Austenite Tbk 0 0 0 0 0.9643 0.086068 25.19398 0.26449
180 PT Kedaung Indah Can Tbk 0.314 0 0 0 0.4822 0.047549 27.09926 0.524873
181 PT Kedawung Setia Industrial Tbk 0 0 0 0 0.5602 0.111176 27.44651 0.418919
182 PT Arwana Citramulia Tbk 0.5614 0 0 0.1378 0 0.143611 27.03098 0.473614
183 PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk 0.4124 0 0.00303 0 0.375 0.021933 28.34868 0.477963
184 PT Mitra Investindo Tbk 0.2396 0 0 0.0779 0 0.014358 29.44245 0.857403
185 PT Mulia Industrindo Tbk 0 0 0.0004 0 0.6725 0.033333 27.92337 0.43225
186 PT Surya Toto Indonesia Tbk 0.395 0 0 0.555 0 0.004081 27.16427 0.796668
187 PT Jembo Cable Company Tbk 0.2 0 0 0 0.7015 0.040215 27.18934 0.619936
188 PT Kabelindo Murni Tbk 0.3393 0.0624 0.0641 0.3506 0 0.115392 27.71124 0.335569
189 PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk 0.1181 0 0 0 0.5545 0.232942 28.08403 0.684276
190 PT Voksel Electric Tbk 0.4865 0 0 0 0 0.221892 27.75 0.50575
191 PT Astra Graphia Tbk 0.7687 0 0 0 0 0.162831 27.87341 0.542863
47
192 PT Metrodata Electronics Tbk 0 0 0 0 0.3804 0.045904 30.29231 0.430744
193 PT Multipolar Tbk 0.3713 0 0 0 0 0.029556 26.77137 0.576528
194 PT Myoh Technology Tbk 0 0 0.0625 0 0.834 0.058833 27.35648 0.389481
195 PT Sat Nusapersada Tbk 0 0 0.0353 0.2207 0.6647 0.056347 32.66486 0.506009
196 PT Astra International Tbk 0.5011 0 0.0004 0 0 0.07545 29.57 0.321835
197 PT Astra Otoparts Tbk 0.9565 0 0.0007 0 0 0.070323 30.07807 0.616516
198 PT Gajah Tunggal Tbk 0.597 0 0 0.0011 0 0.12386 27.89954 0.639337
199 PT Goodyear Indonesia Tbk 0.85 0 0 0.0932 0 0.054635 28.5592 0.479162
200 PT Hexindo Adiperkasa Tbk 0.7871 0 0 0 0 0.006709 28.13791 0.276121
201 PT Indo Kordsa Tbk 0 0 0.281 0 0.6582 0.094965 30.18933 0.606303
202 PT Indomobil Sukses International Tbk 0 0 0 0 0.8042 0.105654 27.7618 0.445257
203 PT Indospring Tbk 0 0 0.0041 0 0.881 0.032161 28.94955 0.856399
204 PT Multi Prima Sejahtera Tbk 0.25 0 0 0.0471 0 0.030137 29.18629 0.626922
205 PT Multistrada Arah Sarana Tbk 0.351 0 0 0.127 0 0.039918 26.82513 0.628381
206 PT Nipress Tbk 0 0 0.124 0 0.4321 0.054136 29.28872 0.509794
207 PT Polychem Indonesia Tbk 0.2394 0 0 0 0.6244 0.009403 26.90103 0.709912
208 PT Prima Alloy Steel Tbk 0 0 0.0591 0 0.4524 0.192865 27.75929 0.410118
209 PT Selamat Sempurna Tbk 0 0 0 0 0.5813 0.126621 28.56527 0.423341
210 PT Tunas Ridean Tbk 0.4384 0 0 0 0.4384 0.127035 31.46918 0.407754
211 PT United Tractor Tbk 0.595 0 0 0 0 0.109494 24.77211 0.731511
212 PT Modern International Tbk 0.442 0 0 0.1717 0 0.040854 25.04469 0.647451
213 PT Perdana Bangun Pusaka Tbk 0 0 0 0 0.7875 0.130256 27.55661 0.215852
214 PT Darya Varia Laboratoria Tbk 0.9266 0 0 0 0 0.03316 27.73979 0.45359
215 PT Indofarma (Persero) Tbk 0 0.8066 0.0001 0 0 0.186079 29.74421 0.212533
216 PT Kalbe Farma Tbk 0 0 0 0 0.6433 0.09573 28.2156 0.301931
217 PT Kimia Farma (Persero) Tbk 0 0.9003 0 0.0026 0 0.395556 27.09383 0.154361
48
218 PT Merck Tbk 0.74 0 0 0 0 0.043818 25.49424 0.301917
219 PT Schering-Plough Indonesia Tbk 0.892 0 0 0 0 0.137955 29.07803 0.283372
220 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 0.99 0 0 0 0 0.013478 26.48825 0.174002
221 PT Tempo Scan Pacific Tbk 0 0 0 0 0.9503 0.123833 27.754 0.097671
222 PT Mandom Indonesia Tbk 0.6084 0 0.0518 0.1294 0 0.078755 27.01793 0.260547
223 PT Mustika Ratu Tbk 0 0 0 0 0.8024 0.06596 26.76944 0.151633
224 PT Unilever Indonesia Tbk 0.85 0 0 0 0 0.39727 29.98071 0.648843
49
Lampiran 2
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 255
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .19927089
Most Extreme Differences Absolute .180
Positive .167
Negative -.180
Kolmogorov-Smirnov Z 2.860
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
50
Data Outlier dengan menggunakan Boxplot
Gambar 1 boxplot
51
Gambar 2 boxplot
Gambar 3 boxplot
52
Variabel Nomor Kasus
Unstandardized Residual 156,85,126,178,9,134,41,71,198,158,169
31,128,168,121,241,187,68,160,39,150
161,232,124,118,154,179,66,38,145,154
53
Lampiran 3
Uji Normalitas dengan data outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 224
Normal Parametersa Mean -.0083379
Std. Deviation .11222125
Most Extreme Differences Absolute .071
Positive .043
Negative -.071
Kolmogorov-Smirnov Z 1.061
Asymp. Sig. (2-tailed) .211
a. Test distribution is Normal.
54
Lampiran 4
Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
0.537 1.863
0.947 1.055
0.98 1.02
0.534 1.873
0.898 1.113
0.919 1.088
0.92 1.087
Lampiran 5
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Mod
el R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .263a .069 .039 .08018 .069 2.287 7 216 .029 1.961
55
Model Summaryb
Mod
el R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .263a .069 .039 .08018 .069 2.287 7 216 .029 1.961
a. Predictors: (Constant), Leverage, manajerial, keluarga, Size, pemerintah,
institusional, asing
b. Dependent Variable: ROA
Lampiran 6
Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .133 .125 1.067 .289
ASING .000 .002 -.017 -.138 .891
PEMERINTAH .077 .052 .135 1.476 .143
MANAJERIAL -.007 .012 -.048 -.536 .593
56
INSTITUSIONAL -.005 .004 -.136 -1.119 .266
KELUARGA -.005 .023 -.021 -.227 .821
ROA .081 .061 .326 1.317 .191
SIZE -.003 .004 -.053 -.577 .565
LEVERAGE .025 .042 .151 .606 .546
a. Dependent Variable: Abs_Ut
Lampiran 7
Struktur Kepemilikan Tanpa Mekanisme PT MUSTIKA RATU Tbk
PT Mustika Ratu Tbk
PT Mustika Ratu
Investama
71.26 %
Mellon S/A
Investors PAC Int'I
8.98 %
BRA.Mooryati
Soedibyo
0.03 %
BRA.Mooryati
SoedibyoPutri
Kuswisnuwardhani
Publik
19.73 %
57
Sumber : Jurnal Universitas Atmajaya Yogyakarta I Putu Sugiartha Sanjaya
Struktur Kepemilikan Piramida PT SIANTAR TOP Tbk
Shindo Sumidomo
PT Shindo Tiara
Tunggal
PT Siantar TiaraPT Siantar Top
Tbk
PT Benteng
Sejahtera
Robin Shindo
0.24 %
0.40 %
98 %
56.76 %
99.60 % 98 %
1.14 %
3.10 %
Sumber : www.siantartop.com
58
Struktur Lintas Kepemilikan Keluarga PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
CAB Holdings
Limited
Hongkong
Publik
PT Indofood
Sukses Makmur
Tbk
Salim Group
Anthony Salim
PT Indofood
singapore Pte Ltd
PT Artha Giri
Perkasa
PT Pelayaran
Tanta Bahtera
PT Indosentra
Pelangi
PT Bogasari
Pangan Makmur
PT Saripangan
Mandiri Sejahtera
PT Bogasari
Sentra Flour Mils
PT Salim Ivomas
PT Putri Daya
Usahatama
PT Indofood
Fritolay Makmur
PT Arthanugraha
Mandiri
100 %
100 %
100 %
92.20 %
90.91 %
80 %
83.84 %
8.39 %
65 %
51 %
100 %
100 %
50.05 %
49.95 %
59
60
61