PERAN KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN - UIN Malang

7
lin Tr i Rahayu Fakul t as Psikologi Univer si t as I slam Neger i (UIN) Maul ana Mal i k I brahi m Mal ang Jl . Gajayana 50 Malang Telp. 0341-558916 Abst r ak - St r at egi copi ng menunjuk pada berbagai upaya, baik mental maupun per ilaku, unt uk menguasai, ment ol er ansi , mengur angi , atau mi ni mali sasi kan suatu situasi at au kejadian yang penuh t ekanan. Pr oses coping yang dilakukan i ndivi du selai n t i dak bi sa lepas dar i si t uasi yang menimbul kan st res juga dipengaruhi ol eh f akt or yang ada dalam dir i indivi du. Oleh kar ena itu kemampuan dan kapasit as yang di mil i ki i ndi vidu merupakan f akt or yang pent ing untuk di perhat i kan ket i ka mel akukan studi t ent ang pr oses copi ng ( Parkes, 1986) . Sal ah sat u kapasit as dalam diri indivi du yang mempengar uhi coping adal ah aspek kepri badian. Pada wakt u di hadapkan pada hal , per i stiwa, or ang at au keadaan yang dapat mengaki batkan stres indivi du memikirkan kemungki nan- kemungkinan yang dapat menimpa i ndivi du ter sebut . Per tama, i ndi vidu menyimpulkan bahwa hal yang mendatangkan stres itu t idak ber art i apa- apa bagi kesej aht eraan hidupnya. Kedua, i ndividu sampai pada kesi mpul an bahwa per sit iwa yang dapat mendatangkan stres i t u t er nyat a bai k dan mendat angkan keuntungan bagi di rinya. Ket i ga, i ndivi du mau ti dak mau hams meneri ma bahwa keadaan yang dihadapi memang mendat angkan stres ( Har dj ana, 1994). Bersamaan dengan pr oses penilai an ter sebut i ndividu j uga menil ai dan mempert imbangkan sumber daya yang ada dal am dirinya untuk mengat asi str es. Kat a Kunci : Kepri badian, Str at egi Copi ng, St r essi PSIKOISLAMIKA. Jur nal Psi kol ogi I slam (JPI) copyri ght © 2013 Labor at orium Peneli ti an, Kaj ian Psikologi Isl am dan Pener bi t an. Volume 10. Nomor 2, Tahun 2013 PENDAHULUANDalam beber apa dekade t er akhir perhati an St res mer upakan hal yang melekat padayang khusus t elah diber ikan kepada bagaimana kehi dupan. Si apa saja dalam bent uk t ertent u, indidividu dapat menangani tekanan (st ress) dal am kadar ber at r i ngan yang berbeda dan dal amdengan bai k, karena t ekanan bi sa mempengar uhi j angka panj ang-pendek yang ti dak sama, pernahset i ap segi dalam mengej ar kesej aht er aan hi dup. atau akan mengalaminya. Tak seor ang pun bisaBagai mana indi vi du menangani at au mengurangi t erhi ndar dar ipadanya. Bayi bisa t er kena st res, t ekanan disebut dengan copi ng, balit a bisa kedat angan stres, remaja tidak bisa l uputStrategi copi ng menunj uk pada ber bagai upaya, dar ipadanya, kaum muda t ak mungki n t er hindar . baj k ment al maUpUn per il aku, untuk menguasai, Or ang dewasa pasti mengal ami, kelompok lansiamentoleransi , mengurangi, atau minimalisasi kan suatu apalagi . Sebagai bagi an dan pengalaman hi dup,sjtuasj at au kejadian yang penuh t ekanan. Dengan stres mer upakan hal r umi t , kompl eks. Kar ena it uperkataan lai n st r at egi copi ng mer upakan suat u stres dapat di li hat dari sudut pandang yang ber beda.proses di mana individu berusaha unt uk menanggani Dalam peri stiwa str es sekur ang-kurangnya ada ti gadan menguasai si tuasi st r es yang menekan aki bat hal yang sali ng mengkait, yai t u hal , per ist i wa, orang,dar i masal ah yang sedang di hadapi nya dengan cara keadaan yang menj adi sumber stres ( st ressor ) , orangmel akukan perubahan kogniti f maupun per i laku guna yang mengal ami str es (t he st r essed) dan hubunganmemper ol eh r asa aman dal am di r i nya ( Duhachek ant ar a or ang yang t erkena str es dengan hal yang^ l acobucci, 2005). menyebabkan stres. 42Jur nal Psi koisl amika | Vol ume 10 Nomor 2 Tahun 2013 PERAN KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN DALAM PEMI LI HAN STRATEGI COPING

Transcript of PERAN KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN - UIN Malang

Page 1: PERAN KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN - UIN Malang

lin Tri RahayuFakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim MalangJl. Gajayana 50 Malang Telp. 0341-558916

Abstrak - Strategi coping menunjuk pada berbagai upaya, baik mental maupun perilaku,untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan suatu situasi atau kejadianyang penuh tekanan. Proses coping yang dilakukan individu selain tidak bisa lepas dari situasiyang menimbulkan stres juga dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam diri individu. Olehkarena itu kemampuan dan kapasitas yang dimiliki individu merupakan faktor yang pentinguntuk diperhatikan ketika melakukan studi tentang proses coping (Parkes, 1986). Salah satukapasitas dalam diri individu yang mempengaruhi coping adalah aspek kepribadian. Pada waktudihadapkan pada hal, peristiwa, orang atau keadaan yang dapat mengakibatkan stres individumemikirkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat menimpa individu tersebut. Pertama,individu menyimpulkan bahwa hal yang mendatangkan stres itu tidak berarti apa-apa bagikesejahteraan hidupnya. Kedua, individu sampai pada kesimpulan bahwa persitiwa yang dapatmendatangkan stres itu ternyata baik dan mendatangkan keuntungan bagi dirinya. Ketiga,individu mau tidak mau hams menerima bahwa keadaan yang dihadapi memang mendatangkanstres (Hardjana, 1994). Bersamaan dengan proses penilaian tersebut individu juga menilai danmempertimbangkan sumber daya yang ada dalam dirinya untuk mengatasi stres.

Kata Kunci: Kepribadian, Strategi Coping, Stressi

PSIKOISLAMIKA. Jurnal Psikologi Islam (JPI) copyright © 2013 Laboratorium Penelitian, KajianPsikologi Islam dan Penerbitan. Volume 10. Nomor 2, Tahun 2013

PENDAHULUANDalam beberapa dekade terakhir perhatianStres merupakan hal yang melekat padayang khusus telah diberikan kepada bagaimana

kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu,indidividu dapat menangani tekanan (stress)dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalamdengan baik, karena tekanan bisa mempengaruhijangka panjang-pendek yang tidak sama, pernahsetiap segi dalam mengejar kesejahteraan hidup.atau akan mengalaminya. Tak seorang pun bisaBagaimana individu menangani atau mengurangiterhindar daripadanya. Bayi bisa terkena stres,tekanan disebut dengan coping,balita bisa kedatangan stres, remaja tidak bisa luputStrategi coping menunjuk pada berbagai upaya,daripadanya, kaum muda tak mungkin terhindar.bajk mental maUpUn perilaku, untuk menguasai,Orang dewasa pasti mengalami, kelompok lansiamentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan suatuapalagi. Sebagai bagian dan pengalaman hidup,sjtuasj atau kejadian yang penuh tekanan. Denganstres merupakan hal rumit, kompleks. Karena ituperkataan lain strategi coping merupakan suatustres dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda.proses dimana individu berusaha untuk menangganiDalam peristiwa stres sekurang-kurangnya ada tigadan menguasai situasi stres yang menekan akibathal yang saling mengkait, yaitu hal, peristiwa, orang,dari masalah yang sedang dihadapinya dengan carakeadaan yang menjadi sumber stres (stressor), orangmelakukan perubahan kognitif maupun perilaku gunayang mengalami stres (the stressed) dan hubunganmemperoleh rasa aman dalam dirinya (Duhachekantara orang yang terkena stres dengan hal yang^ lacobucci, 2005).menyebabkan stres.

42Jurnal Psikoislamika | Volume 10 Nomor 2 Tahun 2013

PERAN KECENDERUNGAN KEPRIBADIANDALAM PEMILIHAN STRATEGI COPING

Page 2: PERAN KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN - UIN Malang

43Jurnal Psikoislamika I Volume 10 Nomor 2 Tahun 2013

unik baik secara psikologis maupun secara fisik. Dansejalan dengan perkembangannya manusia mengalamisuatu proses dimana proses ini akan mempengaruhipembentukan kepribadiannya, apalagi denganadanya faktor individual differences yaitu yaitufaktor-faktoryang menyebabkan adanya perbedaanantara individu satu dengan yang lainnya.

Menurut Thomas dan Chess (1977, dalamAtkinson, 1999) bahwa kepribadian individu sudahtampak ketika individu baru dilahirkan dan padabayi yang baru lahir perbedaan karakteristik sepertikeaktifan, rentang perhatian, kemampuan untukmenyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungandan suasana hati dapat diamati segera setelahkelahiran. Pembentukan kepribadian individudipengaruhi oleh faktor biologis, faktor pengalamanumum dan faktor pengalaman unik (Atkinson, 1999).Pada faktor biologis, pembentukan kepribadianindividu dapat diamati setelah kelahiran dimanaindividu sudah memperlihatkan perbedaan suasanahati dan tingkat keaktifannya yang menunjukkanbahwa adanya pengaruh faktor genetik. Pendapatsenada diungkapkan oleh Scoupenhour yangmengatakan bahwa faktor pembawaan lebih kuatdari faktor luar. Aliran in didukung oleh alirannaturalis yang ditokohi oleh J.J Rousseau (dalamAgus dkk, 1986). Pada faktor pengalaman umum,semua keluarga dalam suatu budaya mempunyaikebiasaan, dan nilai umum. Dari keyakinan dankebiasaan yang terdapat di dalam keluarga selamafase perkembangannya anak mulai belajar untukmelakukan perilaku dengan cara yang diharapkanoleh lingkungan sekitarnya. Dengan demikian dapatdikatakan bahwa lingkungan dapat menentukankepribadian individu. Hal ini diungkapkan oleh JohnLocke tokoh aliran empirisme (Agus dkk, 1986)bahwa faktor lingkungan yang banyak mempengaruhidalam pembentukan kepribadian seseorang, baruakan berisi bila ia menerima sesuatu dari luar lewatalat inderanya, pendapat tersebut lebih dikenaldengan teori tabularasa. Aliran ini disokong olehJ.F Herbalt tokoh aliran Asosiasi (Agus dkk, 1986)yang menyatakan bahwa jiwa manusia itu sejaklahir masih kosong, baru akan diisi sesuatu bilaalat inderanya telah menangkap sesuatu. Meskipunlingkungan sekitar dapat berpengaruh terhadapkepribadian dan menentukan beberapa kemiripankepribadian, akan tetapi kepribadian seseorangtidak akan pernah dapat diprediksi sepenuhnya daripengetahuan kelompok dimana orang ini dibesarkan,karena dampak budaya terhadap individu tidaksama disampaikan oleh orang tua dan orang lain

Proses coping yang dilakukan individu selaintidak bisa lepas dari situasi yang menimbulkan stresjuga dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam diriindividu. Oleh karenaitu kemampuan dan kapasitasyang dimiliki individu merupakan faktor yang pentinguntuk diperhatikan ketika melakukan studi tentangproses coping (Parkes, 1986). Salah satu kapasitasdalam diri individu yang mempengaruhi coping adalahaspek kepribadian. Beberapa penelitian dilakukandalam rangka mengetahui hubungan antara strategicoping dan aspek kepribadian dalam diri individu.Seperti dilakukannya penelitian tentang korelasiantara individu dengan Perilaku Tipe A dengan polacoping dan daya tahan (Pittner 8t Houston, 1980;Vickers, Hervig, RaheEt Rosenman, 1981, dalamParkes, 1986). Korelasi antara internal kontrol denganproblem oriented coping (Anderson, 1977; Parkes,1984; dalam Parkes, 1986), korelasi antara traitanxiety dengan maladaptive coping (ParasuramanEt Cleek, 1984; dalam Parkes, 1986). Korelasi antarakeecenderungan optimisme dengan cara individumelakukan coping terhadap stres (Scheier & Carver,1985; Scheier, Weintraub & Carver, 1986; dalam Lee,Ashford,& Jamieson, 1993). Penelitian yang lebihluas tentang karakteristik kepribadian dengan copingjuga dilakukan oleh Fleishman pada tahun 1978(Parkes, 1986). Studi yang dilakukan oleh McCraedan Costa di tahun 1986, menunjukkan pengaruhneuroticism dan extraversi terhadap mekanismekoping (Parkes, 1986).

KERANGKA KERJATEORITIKMenurut pengertian etimologis atau bahasa,

kata kepribadian atau personality dalam bahasainggris atau persona dalam bahasa Latin yangartinya kedok atau topeng yang maksudnya untukmenggambarkan perilaku, watak atau kepribadianseseorang. Allport (dalam Suryabrata, 2000)merumuskan kepribadian sebagai sesuatu yangterdapat dalam diri individu yang membimbingdan memberi arahan kepada seluruh tingkah lakuindividu yang bersangkutan. Tepatnya kepribadianadalah sesuatu organisasi yang dinamis dari sistempsikofisik yang menentukan caranya yang khasdalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan(Allport, 1951). Cattle (dalam Hall & Lindzey, 1993)berpendapat bahwa kepribadian adalah sesuatuyang memungkinkan prediksi tentang apa yang

dikerjakan seseorang dalam situasi tertentu.

Proses Pembentukan KepribadianManusia dilahirkan sudah diberi potensi-potensi

kepribadian menurut sifat-sifat kepribadian yang

Page 3: PERAN KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN - UIN Malang

Jurnal Psikoislamika | Volume 10 Nomor 2 Tahun 201344

Gambar 1.2Kecenderungan Kepribadian Menurut McCrae

Strategi CopingStrategi coping menunjuk pada berbagai upaya,

baik mental maupun perilaku, untuk menguasai,mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan suatusituasi atau kejadian yang penuh tekanan. Denganperkataan lain strategi coping merupakan suatuproses dimana individu berusaha untuk menangganidan menguasai situasi stres yang menekan akibatdari masalah yang sedang dihadapinya dengan caramelakukan perubahan kognitif maupun perilaku gunamemperoleh rasa aman dalam dirinya (Duhachek& lacobucci, 2005). Lazarus daan Folkman, padatahun 1984; ( Cohen & Lazarus, 1983, Lazarus &Folkmaan, 1984; sarafino, 1990; Taylor, 1995 )menggambarkan coping sebagai: "Suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yangada antara tuntutan-tuntutan ( baik itu tuntutanyang berasal dari individu maupun tuntutan yangberasal dari lingkungan ) dengan sumber - sumberdaya yang mereka gunakan dalam mengatasi situasistressful...".

Strategi coping yang biasanya digunakan olehindividu seringkali dikelompokkan menjadi dua, yaitu:problem-solving focused coping, dimana individusecara aktif mencari penyelesaian dari masalahuntuk menghilangkan kondisi atau situasi yangmenimbulkan stres; dan emotion-focused coping,dimana individu melibatkan usaha-usaha untukmengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan

Mengukur penghargaan terhadap pengalamansendiri, Menghargai seni, imajinatif, kreatif,menyadai perasaan sendiri,

4)Agreebleness (A)Kecenderungan untuk merasa kasihan danbekerja sama dibandingkan perasaan curigadan permusuhan terhadap sesama

5)Conscientiousness (C)Mengukur kecenderungan individu dalammengontrol/mengatur dorongan;disiplin;patuh;cenderung perilku terencana.

Gambar 1.1Prose Pembentukan Kepribadian

Faktor pengalaman unik, sejalan dengan prosesperkembangan dan dengan semakin bertambahnyausia, individu semakin banyak belajardari lingkungan,dari pengalaman yang diperolehnya melalui prosesbelajar tersebut akan berpengaruh terhadap pola pikirdan tingkah laku individu itu nantinya. SedangkanCattle (dalam Hall & Linszey , 1993) berpendapatbahwa pembentukan kepribadian individu dipengaruhioleh sifat atau trait. Menurut Cattle (dalam Hall &Lindzey, 1993) proses perkembangan kepribadianmeliputi dua hal yaitu, pertama, Prinsip-prinsip belejar.Dimana perubahan dan perkembangan kepribadianindividu diperoleh melalui prinsip-prinsip belajar dariserangkaian peristiwa yang dilalui individu sebagaiakibat dari bentuk penyesuaian antara herediter(sebagai faktor endogen) dan lingkungan sebagaifaktor (eksogen). Kedua, peranan faktor-faktor sosiokultural. Menurut Cattle kehidupan sosial manusiaberpengaruh terhadap perkembangan kepribadianindividu, seperti keluarga, sekolah, kelonpok temansebaya, agama, partai politik dan sebagainya.

Lima Faktor Kecenderungan KepribadianAda lima faktor kecenderungan kepribadian

yang dikemukakan oleh McCrae, yaitu:

1)Neuroticism (N)Mengukur penyesuaian dan ketidakstabilanemosi. Mengidentifikasi kecenderungan individumengalami emosi yang tidak menyenangkanspt: marah, cemas,stres,depresi; ide yangtidak realistis; coping yang tidak sesuai

2)Extraversion (E)Mengukur kuantitas dan intensitas interaksiinterpersonal, tingkat aktivitas,kapasitas untukbahagia, emosi positif, kecenderungan untukmenjalin hubungan dengan orang lain.

3)Openness (0)

yang mungkin tidak memiliki kesamaan nilai danindividu mempunyai beberapa pengalaman yangbersifat unik.

Page 4: PERAN KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN - UIN Malang

45Jurnal Psikoislamika I Volume 10 Nomor 2 Tahun 2013

Gambar 1.3Faktor-faktor yang mempengaruhi Strategi

Coping

Penilaian Kognitif dalam Strategi CopingProses coping yang dilakukan individu selain

tidak bisa lepas dari proses bagaimana penilaianorang terhadap hal, peristiwa, atau keadaan yangmenimbulkan stres. Lazarus & Folkman ( 1994)mengajukan suatu model stres yang menekankanadanya proses kognitif dalam proses pengelolaanstres. Pada saat menghadapi stressor, individumelakukan penilaian apakah stressor tersbeutmengancam dirinya atau tidak. Proses kognitif itudisebutsebagai primary appraisat. Kemudian individuakan menilai kemampuan dirinya dan apakah tersediapadanya sumber daya untuk menghadapi tuntutanitu. Proses Kognitif ini disebut sebagai secondaryappraisal. Dengan melihat apakah sumber dayayang dimiliki cukup atau tidak untuk mengatasikerugian, ancaman dan tantangan yang ada pada

merupakan strategi yang lebih efektif dibandingkandengan avoidant coping. Individu-individu yangmengunakan active coping lebih bisa keluar daripermasalahan yang dihadapi daripada individuyang memilih avoidant coping (Holahan & Moos,

1987).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi StrategiCoping

Ada beberapa faktor yang mempengaruhistrategi coping yaitu 1) faktor sosiodemografik,meliputi status sosial ekonomi, status perkawinan,status pekerjaan, gender, tingkat pendidikan; 2)faktor kepribadian, seperti kecenderungan neurotik,optimisme, locus of control, self esteem, kepercayaandiri dan lain sebagainya; 3) peristiwa hidup yangmenekan, yaitu peristiwa yang dialami individu yangdirasa menekan dan mengancam kesejahteraanhidup seperti sakit, bencana, kehilangan milikyang berharga dan lain sebagainya dan 4) sumber-sumber jaringan sosial, yang meliputi dukungansosial (Holahan & Moos, 1987).

diri dengan dampak yang akan diitmbulkan olehsuatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan.Hasil penelitian membuktikan bahwa individumenggunakan kedua cara tersebut untuk mengatasiberbagai masalah yang menekan dalam berbagairuang lingkup kehidupan sehari-hari (Lazarus ftFolkman, 1984). Faktor yang menentukan strategimana yang paling banyak atau sering digunakansangat tergantung pada kepribadian seseorang dansejauhmana tingkat stres dari suatu kondisi ataumasalah yang dialaminya (Duhachek Et lacobucci,2005). Contoh: seseorang cenderung menggunakanproblem-solving focused coping dalam menghadapaimasalah-masalah yang menurutnya bisa dikontrolseperti masalah yang berhubungan dengan sekolahatau pekerjaan; sebaliknya ia akan cenderungmenggunakan strategi emotion-focused copingketika dihadapkan pada masalah-masalah yangmenurutnya sulit dikontrol seperti masalah-masalahyang berhubungan dengan penyakit yang tergolongberat seperti kanker atau Aids.

Pembagian dua macam strategi coping menjadiproblem-solving focused coping dan emotion-focusedcoping merupakan hal yang penting. Beberapapeneliti menunjukkan bahwa respon-respon yangdiberikan terhadap Wags of Scale menunjukkanlebih dari dua macam strategi tersebut ( Aldwin,Folkman, Schaefer, Coyne, & Lazarus, 1980; Aldwin6 Revenson, 1987; Coyne, Aldwin, Lazarus, 1981;Folkman, Lazarus, 1985; Folkman, Lazarus, Dunkel-

Schetter, DeLongis, & Gruen, 1986; Parkes, 1984;Scheier, Weintraub, & Carver, 1986, dalam Carver,Scheier & Weintraub, 1989). Strategi-strategicoping tersebut antara lain seperti denial, positivereinterpretation, seeking social support; yang seringdigolongkan kedalam emotion focused coping, danstrategi yang lain seperti planning, taking directionaction, seeking assistance; yang digolongkan kedalam problem focused coping. (Scheier dkk, 1986;dalam Carver, Scheier & Weintraub, 1989), Hampirsenada dengan penggolongan jenis coping sepertidikemukakan di atas, dalam literatur tentang copingjuga dikenal dua strategi coping ,yaitu active &avoidant coping strategi (Lazarus mengkategorikanmenjadi Direct Action & Palliative). Active copingmerupakan strategi yang dilakukan individu dengancara menghadapi sumber stres, sementara avoidant

coping merupakan strategi yang dilakukan individuuntuk menjauhkan diri dari sumber stres dengancara melakukan suatu aktivitas atau menarik diridari suatu kegiatan atau situasi yang berpotensimenimbulkan stres. Active coping diasumsikan

Page 5: PERAN KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN - UIN Malang

Jurnal Psikoislamika I Volume 10 Nomor 2 Tahun 201346

hal, peristiwa, orang atau keadaan itu sungguhmenekan, menegangkan, penuh stres. Proses itu

disebut penilaian kognitif (cognitive appraisal).Lewat proses itu, orang yang menghadapi hal,peristiwa, orang atau keadaan meniali apakahsemuanya itu mengandung tuntutan yang mengancamkesejahteraannya dan apakah tersedia padanyasumber daya untuk menghadapi tuntutan itu.(Holahan & Moos, 1987, Hardjana, 1994)

Pada waktu dihadapkan pada hal, peristiwa,orang atau keadaan yang dapat mengakibatkan stresindividu memikirkan kemungkinan-kemungkinanyang dapat menimpa individu tersebut. Pertama,individu menyimpulkan bahwa hal yang mendatangkanstres itu tidak berarti apa-apa bagi kesejahteraanhidupnya. Kedua, individu sampai pada kesimpulanbahwa persitiwa yang dapat mendatangkan stresitu ternyata baik dan mendatangkan keuntunganbagi dirinya. Ketiga, individu mau tidak mau harusmenerima bahwa keadaan yang dihadapi memangmendatangkan stres (Hardjana, 1994). Bersamaandengan proses penilaian tersebut individu jugamenilai dan mempertimbangkan sumber daya yangada dalam dirinya untuk mengatasi stres. Denganmelihat apakah sumber daya yang dimiliki cukupatau tidak untuk mengatasi kerugian, ancaman dantantangan yang ada pada hal yang mendatangkanstres itu. Sumber daya yang dimiliki dapat bersifatfisiologis, psikologis dan sosial. Hasil penilaian ituakan mempengaruhi berat ringannya stres yangdialami. Jika individu sampai pada kesimpulanbahwa hal yang mendatangkan stres dapat diatasi,maka stres ringan akan dialami, sebaliknya jikaindividu merasa tidak mampu menghadapi hal yangpenuh stres, maka individu itu akan mengalamistres berat.

Penilaian individu tentang hal, peristiwa, orang,atau keadaan yang menimbulkan stres dipengaruhioleh dua hal yaitu faktor internal (pribadi) dan faktoreksternal (lingkungan). Faktor pribadi meliputi unsurintelektual, motivasi dan kepribadian. (Hardjana,1994). Orang yang berkepribadian neurotic cenderungmelihat stres sebagai sesuatu yang negatif, dalamberhadapan dengan peristiwa stres individu tersebutmelihatnya bukan sebagai tantangan tetapi sebagaiancaman dan individu tersebut mudah sampai padakesimpulan bahwa dirinya tidak mampu mengatasiperistiwa stres yang dijumpai pada akhirnya orangberkepribadian neurotic lebih cenderung memilihstrategi avoidant coping, dan cenderung tidakmenggunakan problem focused coping (Guntherd,Armeli & Cohen, 1999). Sebaliknya orang dengan

hal yang mendatangkan stres itu. Proses kognitifkemudian dilanjutkan dengan strategi copingyang pada akhirnya akan berdampak pada tinggirendahnya stres yang dialami individu (Holahan &Moos, 1987, Hardjana, 1994).

Penilaian peristiwa yang mendatangkan stresitu berpangkal dari tiga pemikiran. Pertama,penilaian tentang kerugian dan kehilangan (harm-loss), kedua, pemikiran tentang ancaman (threat),ketiga pemikiran tentang tantangan (challense).(Hardjana, 1994). Penilaian individu tentang hal,peristiwa, orang, atau keadaan yang menimbulkanstres dipengaruhi oleh dua hal yaitu faktor internal(pribadi) dan faktor eksternal (lingkungan). Faktorpribadi meliputi unsur intelektual, motivasi dankepribadian. Berkaitan dengan kepribadian. Antonovsky(dalam Candra, 2001) mengemukakan bahwasetiap strategi penanggulangan stres mempunyai3 komponen utama, yaitu (1) rasionalitas,yaitusuatu penilaian yang akurat, obyektif tentangsituasi atau sumber stres. Penekanan kuat yangsudah diletakkan pada penilaian obyektif telahberakibat pada kecenderungan untuk melihat secaraberlebihan arti penting dari kenyataan obyektif.(2) fleksibilitas, yaitu tersedianya berbagai strategipenanggulangan untuk menangulangi stres dankeinginan untuk mempertimbangkan semua strategiitu. Fleksibilitas ini meliputi memilih strategi yangpaing tepat. Orang-orang yang kurang fleksibel tidakdapat menangani stres dengan baik, dan hanyaingin mempertimbangkan beberapa strategi yangterbatas, dan(3) daya pandang jauh ke depan, yaitukemampuan untuk mengantisipasi konsekuensi dariberbagai strategi penanggulangan kita. Komponen-komponen ini saling berkaitan dan penanggulanganyang efektif memerlukan ketiga komponen tadihingga taraf yang optimal.

PEMBAHASANStrategi coping merupakan suatu proses dimana

individu berusaha untuk menanggani dan menguasaisituasi stres yang menekan akibat dari masalahyang sedang dihadapinya dengan cara melakukanperubahan kognitif maupun perilaku guna memperolehrasa aman dalam dirinya (Duhachek & lacobucci,2005). Proses coping yang dilakukan individu selaintidak bisa lepas dari proses bagaimana penilaianorang terhadap hal, peristiwa, atau keadaan yangmenimbulkan stres.

Bagaimana proses penilaian orang terhadaphal, peristiwa, orang tua atau keadaan terjadisehingga akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa

Page 6: PERAN KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN - UIN Malang

47Jurnal Psikoislamika I Volume 10 Nomor 2 Tahun 2013

between Coping Strategies, Personality Traitasand Psychological Distress in Bam EarthquakeSurvivors. IJMS. 31.4.191-195.

Dilinger, Tracy G., Wiegmann. Douglas A ftTaneja,Narindra. 2003. Relating Personality with stresscoping strategies among Student Pilots in aCollegiate Flifht Training Program. Disampingkanpada Symposium on Aviation Psyhology.Dayton.

Duhaceck, Adam., laobucci, Dawn. Consumer

Personality and Coping Testing Rival Theories

DAFTAR PUSTAKA

1990. Coping as a Personaity Process: A PerspectiveStudy. Journal of Personality and SocialPsychology. 39. 3. 525.573.

Carver.Charles S. Scheier Michael F. & Weintraub,Jagdish K. 1986. Coping With Stress: Divergent

Strategies of Optimistis and Pessimists. JournalPersonality and Social Psychology. 31.6.1257-

1264Cosway. Richard, Endler. Norman S., Sandier.

Andrew J. 6 Deary. Ian J.2006. Relationship

Gambar 1.4Peran Kecenderungan Kepribadian Dalam

Pemilihan Strategi

KESIMPULANKonsep utama dari peran kecenderungan

kepribadian dalam pemilihan strategi dapat disimpulkanbahwa faktor kepribadian akan mempengaruhipenilaian terhadap sumber stres (primary appraisal)yang selanjutnya akan berpengaruh terhadappenilaian tentang sumber daya yang dimilikidalam rangka menghadapi sumber stres tersebut(secondary appraisal) seterusnya akan menentukanstrategi coping apa yang akan dipilih. Sedangkanfaktor sosiodemografik dan dukungan sosial akanmempengaruhi penilaian akan sumber daya yangdimiliki (secondary appraisal) selanjutnya akanmempengaruhi strategi coping yang akan dipilih.

akan menentukan strategi coping apa yang akandipilih. Sedangkan faktor sosiodemografik dandukungan sosial akan mempengaruhi penilaian akansumber daya yang dimiliki (secondary appraisal)selanjutnya akan mempengaruhi strategi copingyang akan dipilih.

kecenderungan kepribadian optimis akan melihatperistiwa yang menekan dengan cara yang positif.Orang yang optimis merasa mempunyai harapandibalik semua peristiwa yang menimbulkan stresdan merasa yakin dengan sumber daya yang dimiliki,dan pada akhirnya orang dengan kecenderungankepribadian yang optimis cenderung memilihstrategi active coping atau problem focused copingketika menghadapi peristiwa yang menimbulkanstres (Duhachek ft lacobucci, 2005). Orang yangmempunyai kecenderungan ekstrovert lebih seringmemilih strategi coping yang adaptif, aktif dansebaliknya orang yang introvert lebih memilihavoidant coping. (Posella, tt)

Namun perlu dicermati sekali lagi bahwaselain kepribadian ada beberapa faktor yang ikutmempengaruhi pemilihan strategi coping diantaranyaadalah faktor jaringan sosial, seperti dukungan sosial.Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan olehHolahan Et Moos (1987) yang menunjukkan bahwastrategi active coping cenderung dipilih oleh orangdengan kecenderungan kepribadian easy goingyang ditunjang oleh dukungan sosial dari keluargadan tingkat pendidikan yang tinggi. Rasionalisasidari hal tersebut adalah ketika seseorang menilaibahwa suatu peristiwa yang dihadapi menimbulkanstres (primary appraisal), tetapi ketika merasabahwa dirinya memiliki sumber daya yang dapatdipergunakan untuk mengelola stres tersebut(secondary appraisal) maka individu akan cenderungmemberikan respon yang positif terhadap sumberstres tersebut.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktorkepribadian akan mempengaruhi penilaian terhadapsumber stres (primary appraisal) yang selanjutnyaakan berpengaruh terhadap penilaian tentang sumberdaya yang dimiliki dalam rangka menghadapi sumberstres tersebut (secondary appraisal) seterusnya

Page 7: PERAN KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN - UIN Malang

Jurnal Psrkoislamika I Volume 10 Nomor 2 Tahun 201348

Kuntjoro, Z.S. 2002. Dukungan Sosial pada lansia.http//www.e-psikologi.com/usia/160802.htm.

Lindzey, G. a Aronson, E. 1975. The Handbook ofSocial Psychology. New York: Addison WestlyPublishing Company.

Posella, Daniella. Tt. Coping Style Used by Introvertsin varying Stress Situation.

Scheie,r Michael F. a Weintraub, Jagdish K. 1986.Coping With Stress: Divergent Strategies ofOptimistis and Pessimists. Journal Personalityand Social Psychology. 31.6. 1257-1264.

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. PT. Grasindo.Jakarta

Taylor, S.E, Peplau, Lt, Sears, D.O. 1997. Social

Psychology. New Jersey. Prentice Hall.Terry, Deborah. J. 1994. Determinants of Coping

: The Role of Stable and Situational Factors.Journal Personality and Social Psychology.6.5.895-

910

of Process. Journal of Consumer Psychology.15.1. 52-63

Gohm, Carol. L, ft Clore, Gerald L. 2002. FourLaten traits of emotional experience andtheir involvement in well being, coping, abdattributional syle. Cognition and Emotion.16.4. 495-518.

Gunthert, Kathleen C, Cohen, Lawrence H. 8tArmeli, Stephen. 1999. The Role of Neuroticismin Daily Stress and Coping. Journal Personalityand Social Psychology.77.5.1087-110.

Hardjana, A. M. 1994. Stres Tanpa Distres: Senimengolah Stres. Kanisius. Jogjakarta.

Herbst. Aletta Wilhelmina. 2006. Personality, Copingand Sense of Coherence of the working Mother.Tesis. tidak diterbitkan dalam rangka untukmemperoleh gelar Magister of Art. Universityof South Africa.

Holahan, Charles. J a Moos, Rudolf H. 1987.Personal and Contextual Determinant ofCoping Strategies. Journal Personality andSocial Psychology.52.5.946-955.