PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

91
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI MELALUI MOTIVASI KERJA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS 12 PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 2 KOTA TEGAL TAHUN AJARAN 2018/2019 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Ika Wahyuningsih 7101414038 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Transcript of PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

Page 1: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG

TUA DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI MELALUI

MOTIVASI KERJA TERHADAP KESIAPAN KERJA

SISWA KELAS 12 PROGRAM KEAHLIAN

AKUNTANSI DI SMK NEGERI 2 KOTA TEGAL

TAHUN AJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Ika Wahyuningsih

7101414038

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

ii

Page 3: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

iii

Page 4: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

iv

Page 5: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

La Tahzan Innallaha Ma’ana ( Don’t Be Sad, Indeed Allah is with Us)

PERSEMBAHAN:

Dengan rasa syukur dan bangga, skripsi ini saya

persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Edy Haryanto dan Ibu

Pardinah, dan segenap keluarga yang membersamai,

mendukung dan mendo’akan,

2. Suamiku yang mendukung, menguatkan, dan

mendo’akan, Lukni Alif Abidin,

3. Dan almamaterku Universitas Negeri Semarang.

Page 6: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Praktik Kerja Industri melalui

Motivasi Kerja terhadap Kesiapan Kerja siswa Kelas 12 Program Keahlian

Akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal Tahun Ajaran 2018.2019” dalam rangka

menyelesaikan pendidikan Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari dorongan, bantuan, dan bimbingan

dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

2. Drs. Heri Yanto, MBA.,Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang

3. Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang

4. Agung Yulianto, S.Pd., M.Si., sebagai dosen pembimbing yang memberikan

pengarahan dan bimbingan saat penyusunan skripsi

5. Drs. Tarsis Tarmudji, M.M., selaku dosen penguji satu yang telah memberikan

kritik maupun saran yang membangun dalam penyelesaian skripsi

6. Ratieh Widhiastuti,S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji kedua yang talah

memberikan kritik dan saran yang membangun untuk penyelesain skripsi

Page 7: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

vii

7. Amir Mahmud,S.Pd., M.Si., selaku dosen wali rombel Pendidikan Akuntansi

A 2014

8. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang

telah mmberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi selama penulis

menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang

9. Sri Indrawati, M.Pd., Kepala SMK Negeri 2 Kota Tegal yang telah

memberikan izin melaksanakan penelitian

10. Siswa siswi SMK Negeri 2 Kota Tegal yang telah bersedia menjadi responden

dalam penelitian

11. Kedua orang tua saya, Bapak Edy Haryanto dan Ibu Pardinah yang selalu

memberikan dorongan agar saya dapat menyelesaikan skripsi dan segera lulus

12. Suami saya, Lukni Alif Abidin yang telah mendorong, menyemangati, dan

memberikan dukungan fisik maupun mental

13. Teman-teman rombel Pendidikan Akuntansi 2014

14. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Semarang, Februari 2019

Penulis

Page 8: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

viii

SARI

Wahyuningsih, Ika.2018. “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan

Praktik Kerja Industri melalui Motivasi Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas

12 Program Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal Tahun Ajaran

2018/2019”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing: Agung Yulianto, S.Pd., M.Si.

Kata Kunci: Kesiapan Kerja, Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Praktik kerja

Industri, dan Motivasi Kerja.

Kesiapan kerja merupakan keseluruhan kondisi seseorang merespon sesuai

dengan kemampuan pengetahuan, keterampilan serta sikap dalam jenis pekerjaan

yang dikerjakan dalam lingkungan kerja sesuai dengan potensi-potensi yang

dimilikinya. Pada tahun 2016, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

mengemukakan bahwa terdapat 1.296.246 orang lulusan SMK dengan 5.759.787

peluang kebutuhan tenaga kerja SMK. Hal ini menggambarkan bahwa kebutuhan

tenaga kerja SMK sangat banyak. Namun, pada kenyataannya tingkat

pengangguran terbuka dari lulusan SMK paling tinggi dibandingkan dengan tingkat

pendidikan lain. Pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2017, TPT SMK merupakan

yang tertinggi dengan prosentase diatas 11%. Penelitian ini bertujuan untuk

menguji apakah status sosial ekonomi orang tua dan praktik kerja industri

berpengaruh terhadap kesiapan kerja dengan motivasi kerja sebagai veriabel

intervening.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian

ini adalah siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal

tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 96 siswa. Penelitian ini merupakan

penelitian populasi dengan menjadikan seluruh anggota populasi sebagai responden

(sampel jenuh). Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik

analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis jalur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sosial ekonomi orang tua tidak

berpengaruh negatif terhadap kesiapan kerja, praktik kerja industri dan motivasi

kerja berpengaruh positif terhadap kesiapan kerja. Status sosial ekonomi orang tua

berpengaruh negatif terhadap motivasi kerja sedangkan praktik kerja industri

berpengaruh positif terhadap motivasi kerja. Hasil penelitian ini juga menunjukkan

bahwa status sosial ekonomi orang tua tidak berpengaruh negatif terhadap kesiapan

kerja melalui motivasi kerja dan praktik kerja industri berpengaruh positif terhadap

kesiapan kerja melalui motivasi kerja.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa status sosial

ekonomi orang tua dan praktik kerja industri berpengaruh positif terhadap kesiapan

kerja melalui motivasi kerja. Saran yang dapat diberikan adalah siswa perlu

mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia pasca sekolah terutama dalam hal

pencarian pekerjaan dengan terus mengasah keterampilan, sikap maupun

pengetahuan serta menambah informasi. Sekolah maupun orang-orang disekitar

lingkungan siswa hendaknya mendukung siswa dalam pengembangan diri dan

memberikan bekal pengetahuan serta informasi kepada siswa tentang dunia pasca

sekolah sehingga siswa memiliki motivasi kerja yang tinggi dan percaya diri.

Page 9: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

ix

ABSTRACT

Wahyuningsih, Ika.2018. “The Influence of Parents' Socio-Economic Status and

Industrial Work Practices through Work Motivation on the Work Readiness of

Class 12 Students in Accounting Skills Program at State Vocational School 2 of

Tegal City Academic Year 2018/2019”.Final Project. Departement of Economics

Education. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor: Agung

Yulianto, S.Pd., M.Si.

Keywords: Work Readiness, Parents' Socio-Economic Status, Industrial

Work Practices, and Work Motivation

Work readiness is an overall response to needs in accordance with

knowledge, skills and attitudes in the work done in the work environment in

accordance with the potential they have. In 2016, the Directorate of Vocational

Middle School Development suggested 1,296,246 people for Vocational Schools

with 5,759,787 opportunities for vocational workforce needs. This illustrates the

importance of labor. However, when the level of attainment is higher than the

vocational school the highest compared to other levels of education. In 2016 until

2017, the SMK TPT becomes the highest with a percentage above 11%. This study

aims to discuss whether the socio-economic status of parents and industrial work

influences work readiness with work motivation as an intervention.

This type of research is quantitative research. The population in this study

were 12th graders of accounting skills program at State Vocational High School 2

of Tegal City 2018/2019 which totaled 96 students. This research is a population

research by making all members of the population as respondents (saturated

samples). Methods of collecting data using a questionnaire. Data analysis

techniques used descriptive analysis and path analysis.

The results showed that parents' socio-economic status did not negatively

affect work readiness, industrial work practices and work motivation had a positive

effect on work readiness. The socio-economic status of parents negatively

influences work motivation while industrial work practices have a positive effect

on work motivation. The results of this study also indicate that parents' socio-

economic status does not negatively affect work readiness through work motivation

and industrial work practices positively influencing work readiness through work

motivation.

Based on the results of the study, it can be concluded that parents' socio-economic

status and industrial work practices have a positive effect on work readiness through

work motivation. Suggestions that can be given are students need to prepare

themselves in facing the post-school world, especially in terms of job search by

continuing to hone skills, attitudes and knowledge and add information. Schools

and people around the student environment should support students in self-

development and provide students with knowledge and information about the post-

school world so that students have high work motivation and confidence.

Page 10: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

SARI/ABSTRACT ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Identifikasi Masalah ................................................................................. 12

1.3. Cakupan Masalah ..................................................................................... 13

1.4. Rumusan Masalah .................................................................................... 13

1.5. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 14

1.6. Kegunaan Penelitian................................................................................. 15

1.7. Orisinalitas Penalitian .............................................................................. 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 18

2.1. Kajian Teori Utama (Grand Theory) ........................................................ 18

2.1.1. Teori Koneksionisme Thorndike ..................................................... 18

2.1.2. Theory of Planned Behavior ........................................................... 21

2.2. Kajian Variabel Penelitian ........................................................................ 26

2.2.1. Kesiapan Kerja ............................................................................... 26

2.2.1.1. Pengertian Kesiapan Kerja ................................................. 26

2.2.1.2. Prinsip-prinsip Kesiapan Kerja ........................................... 28

2.2.1.3. Aspek-aspek Pembentuk Kesiapan Kerja ........................... 29

2.2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja ............ 30

2.2.1.5. Indikator Kesiapan Kerja.................................................... 31

Page 11: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

xi

2.2.2. Status Sosial Ekonomi Orang Tua................................................... 32

2.2.2.1. Pengertian Status Sosial Ekoomi Orang Tua....................... 32

2.2.2.2. Indikator Status Sosial Ekonomi Orang Tua ....................... 37

2.2.3. Praktik Kerja Industri ..................................................................... 38

2.2.3.1. Pengertian Praktik Kerja Industri ....................................... 38

2.2.3.2. Tujuan Praktik Kerja Industri ............................................. 39

2.2.3.3. Manfaat Praktik Kerja Industri ........................................... 40

2.2.3.4. Indikator Praktik Kerja Industri .......................................... 41

2.2.4. Motivasi Kerja ................................................................................ 42

2.2.4.1. Pengertian Motivasi Kerja .................................................. 42

2.2.4.2. Macam-macam Motivasi .................................................... 43

2.2.4.3. Fungsi Motivasi Kerja ........................................................ 44

2.2.4.4. Indikator Motivasi Kerja .................................................... 45

2.3. Kajian Penelitian Terdahulu ..................................................................... 45

2.4. Kerangka Berfikir .................................................................................... 54

2.4.1. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Kesiapan

Kerja .............................................................................................. 54

2.4.2. Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja .............. 55

2.4.3. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja ........................ 56

2.4.4. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi

Kerja .............................................................................................. 57

2.4.5. Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Motivasi Kerja .............. 58

2.4.6. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Melalui Motivasi

Kerja Terhadap Kesiapan Kerja ...................................................... 59

2.4.7. Pengaruh Praktik Kerja Industri Melalui Motivasi Kerja

Terhadap Kesiapan Kerja ................................................................ 60

2.5. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 63

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 64

3.1. Jenis dan Desain Penelitian ..................................................................... 64

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................................. 64

3.3. Variabel Penelitian ................................................................................... 65

Page 12: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

xii

3.3.1. Kesiapan Kerja ............................................................................... 65

3.3.2. Variabel Bebas ............................................................................... 65

3.3.2.1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ...................................... 66

3.3.2.2. Praktik Kerja Industri ......................................................... 66

3.3.3. Variabel Intervening ....................................................................... 66

3.4. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 67

3.5. Uji Instrumen Penelitian ........................................................................... 68

3.5.1. Uji Validitas ................................................................................... 68

3.5.2. Uji Reliabilitas ................................................................................ 73

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data....................................................... 73

3.6.1. Analisis Deskriptif .......................................................................... 73

3.6.1.1. Analisis Deskriptif Variabel Kesiapan Kerja ..................... 74

3.6.1.2. Analisis Deskriptif Variabel Status Sosial Ekonomi

Orang Tua .......................................................................... 75

3.6.1.3. Analisis Deskriptif Variabel Praktik Kerja Industri ............. 75

3.6.1.4. Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Kerja ....................... 76

3.6.2. Analisis Statistik Inferensial ............................................................ 77

3.6.2.1. Uji Prasyarat ....................................................................... 77

3.6.2.2. Uji Asumsi Klasik ............................................................... 78

3.6.2.3. Analisis Jalur (Path Analysis) .............................................. 79

3.6.2.4. Uji Hipotesis ....................................................................... 82

3.6.2.4.1. Uji Sobel (Sobel Test) .......................................... 83

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 86

4.1. Hasil Penelitian ........................................................................................ 86

4.1.1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ................................................... 86

4.1.1.1. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kesiapan Kerja ............. 86

4.1.1.2. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Status Sosial Ekonomi

Orang Tua ........................................................................... 88

4.1.1.3. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Praktik Kerja Industri.... 90

4.1.1.4. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Kerja .............. 92

4.1.2. Hasil Analisis Statistik Inferensial .................................................. 94

Page 13: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

xiii

4.1.2.1. Hasil Uji Prasyarat ............................................................. 94

4.1.2.1.1. Uji Normalitas .................................................... 94

4.1.2.1.2. Uji Linearitas ...................................................... 96

4.1.2.2. Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................... 99

4.1.2.2.1. Hasil Uji Multikolinearitas .................................... 99

4.1.2.2.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................ 101

4.1.2.3. Hasil Analisis Jalur (Path Analysis)...................................... 102

4.1.2.4. Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 108

4.1.2.4.1. Hasil Uji Sobel ..................................................... 110

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 114

4.2.1. Pengaruh Status Sosial ekonomi Orang Tua Terhadap Kesiapan

Kerja .............................................................................................. 114

4.2.2. Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja .............. 116

4.2.3. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja ........................ 118

4.2.4. Pengaruh Status Sosial ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi

Kerja .............................................................................................. 120

4.2.5. Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap motivasi Kerja ................ 121

4.2.6. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Melalui Motivasi

Kerja Terhadap Kesiapan Kerja ...................................................... 123

4.2.7. Pengaruh Praktik Kerja Industri Melalui Motivasi Kerja

Terhadap Kesiapan Kerja................................................................. 125

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 128

5.1. Simpulan .................................................................................................. 128

5.2. Saran ........................................................................................................ 129

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 131

LAMPIRAN .................................................................................................. 138

Page 14: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia Tahun 2016-2017 .......... 2

Tabel 1.2. Penelusuran Alumni SMK Negeri 2 Kota Tegal Tahun 2016-2017 . 4

Tabel 1.3. Penelusuran Alumni SMK PGRI Kota Tegal Angkatan 2015-2017 . 5

Tabel 2.1. Kajian Penelitian Terdahulu ........................................................... 46

Tabel 3.1. Populasi Penelitian ......................................................................... 65

Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Skala Linkert .................................................. 68

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Kesiapan Kerja ................................... 69

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua ...... 70

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Praktik Kerja Industri ......................... 71

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja .................................... 72

Tabel 3.7. Hasi Uji Reliabilitas Instrumen ....................................................... 73

Tabel 3.8. Kategori Analisis Deskriptif Variabel Kesiapan Kerja .................... 75

Tabel 3.9. Kategori Analisis Deskriptif Variabel Status Sosial Ekonomi

Orang Tua ...................................................................................... 75

Tabel 3.10. Kategori Analisis Deskriptif Variabel Praktik Kerja Industri ......... 76

Tabel 3.11. Kategori Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Kerja ................... 76

Tabel 4.1. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Kesiapan Kerja.......................... 86

Tabel 4.2. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kesiapan Kerja.......................... 87

Tabel 4.3. Hasil Analisis Deskriptif Indikator Variabel Kesiapan Kerja........... 87

Tabel 4.4. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Status Sosial Ekonomi

Orang Tua ...................................................................................... 88

Tabel 4.5. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Status Sosial Ekonomi

Orang Tua ...................................................................................... 89

Tabel 4.6. Hasil Analisis Deskriptif Indikator Variabel Status Sosial

Ekonomi Orang Tua ....................................................................... 90

Tabel 4.7. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Praktik Kerja Industri ................ 90

Tabel 4.8. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Praktik Kerja Industri ................ 91

Tabel 4.9. Hasil Analisis Deskriptif Indikator Praktik Kerja Industri ............... 92

Tabel 4.10. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Motivasi Kerja ........................ 92

Page 15: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

xv

Tabel 4.11. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Kerja ........................ 93

Tabel 4.12. Hasil Analisis Deskriptif Indikator Motivasi Kerja ....................... 94

Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas Dengan Kesiapan Kerja Sebagai Variabel

Dependen ..................................................................................... 95

Tabel 4.14. Hasil Uji Normalitas Dengan Motivasi Kerja Sebgai Variabel

Dependen ..................................................................................... 96

Tabel 4.15. Hasil Uji Linearitas Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap

Kesiapan Kerja ............................................................................. 97

Tabel 4.16. Hasil Uji Linearitas Praktik Kerja Industri Terhadap

Kesiapan Kerja ............................................................................. 97

Tabel 4.17. Hasil Uji Linearitas Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja ...... 98

Tabel 4.18. Hasil Uji Linearitas Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap

Motivasi Kerja .............................................................................. 98

Tabel 4.19. Hasil Uji Linearitas Praktik Kerja Industri Terhadap

Motivasi Kerja .............................................................................. 99

Tabel 4.20. Hasil Uji Multikolinearitas Dengan Kesiapan Kerja Sebgai

Variabel Dependen ....................................................................... 100

Tabel 4.21. Hasil Uji Multikolinearitas Dengan Motivasi Kerja Sebgai

Variabel Dependen ....................................................................... 100

Tabel 4.22. Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Kesiapan Kerja Sebagai

Variabel Dependen ....................................................................... 101

Tabel 4.23. Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Motivasi Kerja Sebagai

Variabel Dependen ....................................................................... 102

Tabel 4.24. Hasil Regresi Linear Berganda Dengan Kesiapan Kerja Sebagai

Variabel Dependen ....................................................................... 103

Tabel 4.25. Hasil Regresi Linear Berganda Dengan Motivasi Kerja Sebagai

Variabel Dependen ....................................................................... 105

Tabel 4.26. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ....................................................... 113

Page 16: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Theory Of Planned Behavior ....................................................... 25

Gambar 2.2. Kerangka Berfikir ....................................................................... 62

Gambar 4.1. Model Diagram Jalur .................................................................. 108

Page 17: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perbandingan Lulusan SMK dengan Kebutuhan Tenaga Kerja

Tahun 2016................................................................................. 139

Lampiran 2. Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia ................................... 140

Lampiran 3. Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Tengah .............................. 141

Lampiran 4. Daftar Akreditasi SMK di Kota Tegal ......................................... 142

Lampiran 5. Data Penelusuran Alumni ............................................................ 143

Lampiran 6. Responden Uji Coba Penelitian ................................................... 144

Lampiran 7. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen ....................................................... 145

Lampiran 8. Kuesioner Uji Coba Penelitian .................................................... 148

Lampiran 9. Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ............................. 158

Lampiran 10. Hasil Uji Validitas ..................................................................... 162

Lampiran 11. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................. 172

Lampiran 12. Responden Penelitian ................................................................ 173

Lampiran 13. Kisi-kisi Kuesioner Penelitian ................................................... 175

Lampiran 14. Kuesioner Penelitian ................................................................. 178

Lampiran 15. Tabulasi Hasil Penelitian Variabel Kesiapan Kerja .................... 186

Lampiran 16. Analisis Deskriptif Variabel Kesiapan Kerja ............................. 191

Lampiran 17. Tabulasi Hasil Penelitian Variabel Status Sosial Ekonomi

Orang Tua.................................................................................. 192

Lampiran 18. Analisis Deskriptif Variabel Status Sosial Ekonomi

Orang Tua.................................................................................. 197

Lampiran 19. Tabulasi Hasil Penelitian Variabel Praktik Kerja Industri .......... 198

Lampiran 20. Analisis Deskriptif Variabel Praktik Kerja Industri .................... 203

Lampiran 21. Tabulasi Hasil Penelitian Variabel Motivasi Kerja ..................... 204

Lampiran 22. Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Kerja .............................. 209

Lampiran 23. Hasil Uji Normalitas.................................................................. 210

Lampiran 24. Hasil Uji Linearitas ................................................................... 211

Lampiran 25. Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................ 213

Page 18: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

xviii

Lampiran 26. Hasil Uji Heterokedastisitas ...................................................... 214

Lampiran 27. Hasil Uji Analisis Jalur.............................................................. 215

Lampiran 28. Hasil Uji Sobel Melalui Aplikasi ............................................... 217

Lampiran 29. Surat Izin Penelitian .................................................................. 218

Lampiran 29. Surat Keterangan Telah Melaksaksanakan Penelitian ................ 219

Page 19: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

SMK merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta

didiknya agar siap kerja sesuai dengan bidanganya. Hal ini juga tertera dalam

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 15

menyebutkan bahwa SMK merupakan pendidikan menengah yang utamanya

mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dibidang tertentu.

Saat ini kemajuan teknologi dan pengetahuan serta adanya globalisasi

membuat industri barang dan jasa terus berkembang. Data Badan Pusat Statistik

menunjukkan bahwa pertumbuhan industri pengolahan non migas pada triwulan III

tahun 2017 mencapai 5,49%. Pertumbuhan industri triwulan ke III cenderung naik

dibandingkan dengan triwulan ke II sebesar 4,76% dan triwulan I sebesar 3,89%.

Menteri Perindustrian yaitu Airlangga Hartanto menjelaskan bahwa pertumbuhan

industri yang tinggi ini menandakan para pelaku industri sudah terbangun

optimisnya untuk membangun pabrik di Indonesia.

Meningkatnya sektor industri dan investasi yang besar, maka peluang

penyerapan tenaga kerja akan semakin besar. Meningkatnya sektor industri tersebut

akan membuka banyak peluang bagi tenaga kerja termasuk didalamnya adalah

lulusan SMK yang mempunyai kesiapan kerja. Kesiapan kerja adalah keseluruhan

kondisi seseorang merespon sesuai dengan kemampuan pengetahuan, keterampilan

serta sikap dalam jenis pekerjaan yang dikerjakan dalam lingkungan kerja sesuai

dengan potensi-potensi yang dimilikinya.

Page 20: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

2

2

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan mengemukakan bahwa

pada tahun 2016 terdapat 1.296.246 orang lulusan SMK dengan 5.759.787 peluang

kebutuhan tenaga kerja SMK. Hal ini menggambarkan bahwa kebutuhan tenaga

kerja SMK sangat banyak. Namun, pada kenyataannya tingkat pengangguran

terbuka dari lulusan SMK paling tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan

lain. Pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2017, tingkat pengagguran terbuka

(TPT) SMK merupakan yang tertinggi. Berikut ini merupakan data TPT SMK tahun

2016-2017:

Tabel 1.1.

Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia 2016-2017 Periode Tidak/

belum

pernah

bersekolah

Tidak/

belum

tamat

SD

SD SLTP SLTA SMK Akademi/

Diploma

Universitas

Februari

2016

2,15 3,44 3,62 5,76 6,96 9,82 7,22 6,22

Agustus

2016

1,46 2,65 3,15 5,71 8,72 11,11 6,04 4,87

Februari

2017

2,21 3,06 3,98 3,56 7,03 9,27 6,32 4,98

Agustus

2017

1,63 2,47 2,82 5,54 8,29 11,41 6,88 5,18

Sumber: bps.go.id, diakses tahun 2018 pada lampiran 2 (halaman 139)

Dari Tabel 1.1. dapat disimpulkan bahwa TPT SMK merupakan yang

tertinggi pada tahun 2017 yaitu sebesar 11,41%. Tingginya TPT lulusan SMK

tersebut menjelaskan bahwa masih banyak lulusan SMK yang memiliki kesiapan

kerja yang kurang karena belum dapat memasuki peluang kerja yang sudah tersedia

dalam dunia kerja. Menurut Menteri Perencanaan dan Pembangunan Bapak

Bambang Brojonegoro, kurangnya kesiapan kerja siswa SMK disebabkan karena

lulusan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar atau tenaga kerja yang disebabkan

sulitnya merubah kurikulum; banyaknya SMK swasta berkapasitas kecil sehingga

Page 21: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

3

3

tidak dapat membangun guru maupun mengembangkan kurikulum yang melibatkan

perusahaan; dan tidak banyak guru produktif yang ahli dalam bidangnya. Lebih

lanjut, Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendara mengungkapkan bahwa

kebutuhan akan tenaga kerja SMK banyak, namun tenaga kerja yang tersedia tidak

memiliki keahlian yang dibutuhkan dunia kerja karena kurang baiknya tata kelola

kurikulum SMK dan input guru produktif yang hanya sebear 22% dari sekitar

13.710 SMK di seluruh Indonesia.

Tata kelola sekolah yang kurang baik yang menyebabkan kesiapan kerja

siswa kurang seperti pengembangan kurikulum yang sulit menyesuaikan dunia

kerja, jumlah guru produktif yang sedikit, pembangunan dan pengembangan

pengetahuan guru melalui berbagai pelatihan yang terbatas erat kaitannya dengan

mutu pendidikan yang dapat dinilai berdasarkan akreditasi sekolah. Akreditasi

merupakan suatu kegiatan penilaian kelayakan program dan satuan pendidikan

dasar dan menengah berdasarkan kriteria yang ditetapkan untuk memberikan

penjaminan mutu pendidikan sekolah/madrasah.

Di Kota Tegal terdapat 21 SMK yang terdiri dari 4 SMK negeri dan 17 SMK

swasta. Namun, hanya terdapat 7 sekolah yang telah terakreditasi yaitu SMK N 1

Tegal, SMK N 2 Tegal, SMK N 3 Tegal, SMK PGRI Tegal, SMK Ihsaniyah Tegal,

SMK Al Irsyad, dan SMK Harapan Bersama Tegal. Dari ketujuh sekolah tersebut

hanya 3 sekolah yang mendapatkan akreditasi A, 3 sekolah akreditas B, 1 sekolah

akreditsi C, dan 14 sekolah yang lain belum terakreditasi. Fakta banyaknya sekolah

yang belum terakreditasi khususnya SMK swasta di Kota Tegal, menandakan

Page 22: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

4

4

kualitas dari sekolah belum optimal untuk mencetak tenaga kerja yang siap kerja

sehingga banyak lulusan SMK yang menganggur.

Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh data penelusuran alumni yang

dikumpulkan oleh BKK SMK Negeri 2 Kota Tegal. Data lulusan yang didapat

merupakan data penelusuran alumni yang telah lulus, dan dikumpukan selama satu

tahun pasca alumni lulus. Berikut ini tabel penelusuran alumni SMK Negeri 2 Kota

Tegal tahun 2017:

Tabel 1.2.

Penelusuran Alumni Program Kelahlian Akuntansi di SMK Negeri 2 Kota

Tegal Angkatan tahun 2016/2017

Program

Keahlian

Bekerja Kuliah

Belum

Bekerja

(Status

Menunggu)

Wirausaha Jumlah

Lulusan

Jml % Jml % Jml % Jml %

AK 1 4 12,5% 7 21,88% 18 56,25% 3 9,38% 32

AK 2 11 36,67% 7 23,33% 10 33,33% 1 3,33% 30

AK 3 8 25% 5 15,63% 19 59,38% 0 0% 32

JUMLAH 23 24,47% 19 20,21% 47 50,00% 4 4,26% 94

Sumber: BKK SMK Negeri 2 Kota Tegal pada lampiran 5 (halaman 142)

Pada Tabel 1.2. diketahui bahwa sebanyak 50% lulusan program keahlian

akuntansi di SMK Negeri 2 kota Tegal belum mendapatkan pekerjaan atau berstatus

menganggur dan hanya 24,47% lulusan yang telah bekerja pada tahun 2017. Hal ini

tidak sesuai dengan standar Bursa Kerja Khusus SMK bahwa seharusnya jumlah

minimal lulusan SMK yang bekerja minimal adalah 60% dari lulusan.

Selain SMK Negeri 2 Kota Tegal, sekolah swasta juga mengalami kondisi

yang sama salah satunya yaitu SMK PGRI Kota Tegal. Berikut ini merupakan data

penelusuran alumni SMK PGRI Kota Tegal:

Page 23: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

5

5

Tabel 1.3.

Penelusuran Alumni Program Keahlian Akuntansi SMK PGRI Kota Tegal

Angkatan 2015-2017

Tahun Kelulusan

Bekerja Melanjutkan Perguruan

Tinggi

Belum Bekerja (Status

Menunggu) Wirausaha Jumlah

Lulusan Jml % Jml % Jml % Jml %

2015 16 25,81% 3 4,48% 43 69,35% 0 0% 62

2016 11 18,64% 5 8,47% 43 72,88% 0 0% 59

2017 23 43,40% 6 11,32% 24 45,28% 0 0% 53

Sumber: Data diolah (BKK SMK PGRI Kota Tegal) pada lampiran 5 (halaman 142)

Pada Tabel 1.3. dapat diketahui bahwa SMK PGRI Tegal menunjukkan

tingkat lulusan yang bekerja tergolong rendah. Selama kurun waktu 3 tahun

terakhir, lulusan program keahlian akuntansi di SMK PGRI Kota Tegal yang telah

bekerja tidak mencapai prosentase 60%. Peneliti menduga bahwa alumni SMK di

Kota Tegal mengalami tingkat kesiapan kerja yang kurang karena kualitas SMK di

Kota tegal belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Teori yang menjelaskan tentang perilaku kesiapan kerja pada seseorang

adalah Teori Koneksionisme Thorndike. Thorndike memplokamirkan teorinya

dalam belajar bahwasanya setiap makhluk hidup itu dalam tingkah lakunya

merupakan hubungan antara stimulus dan respon. Stimulus adalah suatu perubahan

dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk

beraksi atau berbuat, sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku yang

dimunculkan karena adanya stimulus.

Segala tingkah laku siswa merupakan hal yang didasari oleh stimulus dan

menghasilkan respon. Kesiapan kerja siswa merupakan respon yang disebabkan

oleh berbagai macam stimulus yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari

lingkungannya yang mempengaruhi siswa tersebut. Dalam penelitian ini kesiapan

Page 24: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

6

6

kerja dapat distimulus oleh status sosial ekonomi orang tua dan juga praktik kerja

industri, serta motivasi kerja.

Selanjutnya Theory of Planned Behavior merupakan teori yang disusun

menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan

mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Theory of Planned Behavior

relevan dengan penelitian mengenai kepatuhan pajak. Ajzen (1988), menyatakan

perilaku seseorang tergantung pada keinginan berperilaku (behavioral intention)

yang terdiri dari tiga komponen, yaitu: sikap (attitude), norma subjektif (subjective

norm), dan pengendalian perilaku yang dirasakan (perceived behavioral control).

Sikap terhadap perilaku ini ditentukan oleh keyakinan yang diperoleh

mengenai konsekuensi dari suatu perilaku atau disebut juga behavioral beliefs.

Norma subjektif adalah perasaan atau dugaan-dugaan seseorang terhadap

harapan-harapan dari orang-orang yang ada di dalam kehidupannya tentang

dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tertentu. Salah satu faktor latar

belakang dari norma subyektif adalah pendapatan. Siswa merupakan individu yang

belum dewasa dan belum dapat bekerja sehingga pendapatannya bersumber dari

orang tua. Sehingga norma subyektif berkaitan dengan variabel status sosial

ekonomi orang tua. Persepsi kontrol perilaku atau disebut juga dengan kontrol

perilaku adalah perasaan seseorang mengenai mudah atau sulitnya mewujudkan

suatu perilaku tertentu. Ajzen (2005) mengemukakan bahwa persepsi kontrol

ditentukan oleh keyakinan individu mengenai ketersediaan sumberdaya berupa

peralatan, kompatibilitas, kompetensi, dan kesempatan (control belief strength)

yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan diprediksi dan besarnya

Page 25: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

7

7

peran sumber daya tersebut (power of control factor) dalam mewujudkan

perilaku tersebut. Sehingga dalam penelitian ini, persepsi kontrol berkaitan dengan

variabel praktik kerja industri. Dan intensi dalam Theory of Planned Behavior

berkaitan dengan variabel motivasi kerja.

Slameto (2010:123) menjabarkan faktor–faktor kesiapan kerja mencakup

tiga aspek, yaitu: (1) kondisi fisik, mental, dan emosional; (2) kebutuhan–

kebutuhan, motif dan tujuan; (3) keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain

yang telah dipelajari. Dirwanto (2008) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kesiapan kerja siswa yaitu keterampilan, pengalaman praktik,

kreativitas, pengetahuan, penampilan diri, temtamen, informasi pekerjaan, kondisi

ekonomi keluarga, bimbingan vokasional, kedisiplinan, prestasi belajar, nilai-nilai,

keadaan fisik, bakat, sikap, kemandirian, minat, ekspektasi masuk dunia kerja, dan

tingkat intelejensi.

Datadiwa (2015) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kesiapan kerja adalah cita-cita, lingkungan keluarga, kesehatan, kepribadian, bakat,

kemampuan, kondisi fisik, pengalaman, keterampilan, ekonomi keluarga, sikap dan

pandangan hidup. Dan Pitaloka (2016) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kesiapan kerja adalah pribadi siswa, kurikulum, kemitraan, dan

praktik kerja industri. Dari uraian faktor yang diduga berpengaruh terhadap

kesiapan kerja tersebut dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa faktor-faktor yang

akan digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini adalah praktik kerja industri,

status sosial ekonomi orang tua dan motivasi kerja.

Page 26: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

8

8

Salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja adalah status sosial

ekonomi orang tua siswa. Menurut John W. Santrock dalam Nurhadiyanti(2014),

“Status sosial ekonomi adalah kategorisasi orang–orang menurut karakteristik

ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan mereka”. Sedangkan menurut Sugihartono

(2007:30) dalam Nurhadiyanti (2014), “Status sosial ekonomi orang tua meliputi

tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan penghasilan orang tua”.

Berdasarkan uraian di atas, status sosial ekonomi orang tua adalah kedudukan atau

posisi yang dipegang orang tua dalam masyarakat dan usaha pemenuhan kebutuhan

hidup keluarganya berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan

pekerjaan orang tua.

Orang tua dengan status sosial ekonomi orang tua yang baik cenderung akan

memberikan dorongan anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

perguruan tinggi daripada bekerja. Sedangkan siswa dengan latar belakang sosial

ekonomi yang kurang akan menjadi dorongan siswa untuk bekerja setelah lulus

daripada melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena kebutuhan. Hal ini

akan memotivasi dirinya untuk belajar dan mempersiapkan dirinya agar siap kerja.

Hasil penelitian Wiryani (2015) menyatakan bahwa faktor yang paling

mempengaruhi motivasi kerja terhadap kesiapan kerja pada siswa adalah faktor

desakan dan dorongan lingkungan, dalam hal ini adalah status sosial ekonomi orang

tua siswa. Dalam penelitian ini, status sosial ekonomi orang tua siswa di SMK

Negeri 2 Kota Tegal yang merupakan buruh dan tani membuat sebagian bersar

lulusan akan lebih memilih untuk bekerja setelah lulus karena tidak memungkinkan

untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena terkendala pembiayaan

Page 27: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

9

9

dan kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam penelitian Wiryani (2015) siswa yang

memiliki orang tua dengan status sosial ekonomi yang baik akan menyarankan

anaknya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi daripada bekerja setelah lulus

SMK. Penelitian yang dilakukan Inshofa (2016) memberikan hasil bahwa status

sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap kesiapan kerja sebesar 7,84% dan

Arwani (2017) menyatakan status sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap

kesiapan kerja sebesar 13,8%. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Huda

(2015) menyatakan bahwa status sosial ekonomi orang tua tidak berpengaruh

signifikan terhadap kesiapan kerja siswa.

Selain itu, faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa adalah

adanya pengalaman praktik. Dalam penelitian ini, pengalaman praktik siswa SMK

akan didapatkan melalui praktik kerja industri. Clarke (Baiti,2014) menjelaskan

bahwa dunia kerja dan industri menginginkan lulusan dengan high competence

yaitu lulusan dengan kemampuan teknis dan sikap yang baik. Sedangkan sekolah

beranggapan bahwa lulusan yang baik adalah lulusan dengan nilai ujian yang baik

dan lulus dalam waktu yang cepat. Perbedaan inilah yang membuat terjadinya

ketidakcocokan antara lulusan yang dicetak oleh sekolah dengan kebutuhan tenaga

kerja yang dibutuhkan oleh para pelaku bisnis. Oleh karena itu pemerintah melalui

revitalisai SMK menggalakkan agar SMK dapat mencetak tenaga kerja yang sesuai

dengan kebutuhan para pelaku dunia usaha dengan mensinkronkan berbagai pihak

yang berkepentingan.

Prakerin adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama

antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai

Page 28: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

10

10

dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan sertifikasi yang

merupakan satu kesatuan program (Dikmenjur, 2008). Herminanto dalam Sirsa

(2014) berpendapat bahwa pendidikan kejuruan akan efektif jika dalam praktik

kerja industri siswa ditempatkan diposisi yang sesuai dengan kompetensi

keahliannya sehingga mereka akan paham tentang kondisi tuntutan kerja. Putra

(2009) menyatakan bahwa pengalaman yang diperoleh pada saat melakukan

praktik kerja industri akan mempercepat transisi siswa dari sekolah ke dunia

industri. Penelitian yang dilakukan Saputri (2016) menunjukkan bahwa prakerin

berpengaruh terhadap kesiapan kerja sebesar 4,41% dan penelitian yang dilakukan

oleh Muktiani (2014) hanya sebesar 3,76%. Sedangkan Yuniati (2014) dan

Suryatulus (2017) menyatakan bahwa prakerin tidak berpengaruh signifikan

terhadap kesiapan kerja.

Winkel dan Hastuti (2007:647) menyatakan faktor pembentuk kematangan

berkarir seseorang dalam hal ini kesiapan untuk bekerja terdiri dari faktor dari

dalam diri sendiri (internal) dan dari luar diri (eksternal). Motivasi kerja merupakan

salah satu faktor dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi kesiapan kerja. Karena

kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang dapat

dilihat dari beberapa penelitian rujukan, maka peneliti menambahkan motivasi

kerja sebagai variabel intervening. Motivasi kerja dapat menjadi variabel penentu

yang berfungsi sebagai variabel yang mediasi variabel status sosial ekonomi orang

tua dan praktik kerja industri karena mempengaruhi kesiapan kerja.

Anoraga (2014:35) menjelaskan bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang

menimbulkan semangat atau dorongan kerja atau menggerakkan individu untuk

Page 29: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

11

11

memasuki dunia kerja. Motivasi memasuki dunia kerja timbul karena adanya

dorongan dan keinginan dari dalam diri peserta didik (Wiryani,2015). Uno

(2006:10) menjelaskan motivasi timbul karena adanya keinginan untuk

melakukan kegiatan, adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, adanya

harapan dan cita-cita, adanya penghormatan atas diri, adanya lingkungan yang

baik dan adanya kegiatan yang menarik. Semakin tinggi motivasi kerja yang

dimiliki siswa maka semakin tinggi pula kemampuan dan keterampilan siswa dan

berakibat semakin tinggi pula kesiapan kerja siswa (Damasanti,2014).

Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang motivasi kerja terhadap

kesiapan kerja adalah penelitian yang dilakukan oleh Kusnaeni (2016)

mengemukakan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kesiapan kerja sebesar

62,3%. Lukitasari (2015) mengemukakan motivasi kerja berpengaruh sebesar

27,4% terhadap kesiapan kerja. Dan Damasanti (2014) yang mengemukakan bahwa

motivasi kerja merupakan faktor penentu terbesar kesiapan kerja yaitu sebesar

22,8%.

Berdasarkan uraian masalah tersebut diatas didukung dengan teori dan

penelitian terdahulu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Praktik Kerja

Industri Mealui Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas 12

Program Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal Tahun Ajaran

2018/2019”

Page 30: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

12

12

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan dan hasil observasi

maka dapat diidentifikasi bahwa permasalah kesiapan kerja adalah sebagai berikut:

1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan mengemukakan bahwa

pada tahun 2016 terdapat 1.296.246 orang lulusan SMK dengan 5.759.787

peluang kebutuhan tenaga kerja SMK. Hal ini menggambarkan bahwa

kebutuhan tenaga kerja SMK sangat banyak. Namun, pada kenyataannya

tingkat pengangguran terbuka dari lulusan SMK lebih tinggi dibandingkan

dengan tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 11,11%

2. Di Kota Tegal terdapat 21 SMK yang terdiri dari 4 SMK negeri dan 17 SMK

swasta. Namun, hanya terdapat 7 sekolah yang telah terakreditasi yaitu

SMK N 1 Tegal, SMK N 2 Tegal, SMK N 3 Tegal, SMK PGRI Tegal, SMK

Ihsaniyah Tegal, SMK Al Irsyad, dan SMK Harapan Bersama Tegal. Dari

ketujuh sekolah tersebut hanya 3 sekolah yang mendapatkan akreditasi A, 3

sekolah akreditas B, 1 sekolah akreditsi C, dan 14 sekolah yang lain belum

terakreditasi. Fakta banyaknya sekolah yang belum terakreditasi khususnya

SMK swasta di Kota Tegal, menandakan kualitas dari sekolah belum

optimal untuk mencetak tenaga kerja yang siap kerja.

3. Sebanyak 50% lulusan program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 kota

Tegal belum mendapatkan pekerjaan atau berstatus menganggur dan hanya

24,47% lulusan yang telah bekerja pada tahun 2017. Hal ini tidak sesuai

dengan standar Bursa Kerja Khusus SMK bahwa seharusnya jumlah

minimal lulusan SMK yang bekerja minimal adalah 60% dari lulusan.

Page 31: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

13

13

1.3. Cakupan Masalah

Pada penelitian ini akan dibahas secara mendalam tentang kesiapan kerja

siswa kelas 12 program keahlian akuntansi pada SMK Negeri 2 Kota Tegal tahun

ajaran 2018/2019. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas pada permasalahan

diatas, peneliti akan menitikberatkan pada pengaruh status sosial ekonomi orang

tua, dan praktik kerja industri secara langsung maupun tidak langsung melalui

motivasi kerja terhadap kesiapan kerja.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seabagai berikut:

1. Adakah pengaruh negatif status sosial ekonomi orang tua terhadap kesiapan

kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal

tahun ajaran 2018/2019?

2. Adakah pengaruh positif praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa

kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal tahun ajaran

2018/2019?

3. Adakah pengaruh positif motivasi kerja terhadap kesiapan kerja siswa kelas 12

program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal tahun ajaran

2018/2019?

4. Adakah pengaruh negatif status sosial ekonomi orang tua terhadap motivasi

kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal

tahun ajaran 2018/2019?

Page 32: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

14

14

5. Adakah positif pengaruh praktik kerja industri terhadap motivasi kerja siswa

kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal tahun ajaran

2018/2019?

6. Adakah pengaruh negatif status sosial ekonomi orang tua melalui motivasi

kerja terhadap kesiapan kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di

SMK Negeri 2 Kota Tegal tahun ajaran 2018/2019?

7. Adakah pengaruh positif praktik kerja industri melalui motivasi kerja terhadap

kesiapan kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2

Kota Tegal tahun ajaran 2018/2019?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, cakupan masalah dan

rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui adakah pengaruh negatif status sosial ekonomi orang tua

terhadap kesiapan kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK

Negeri 2 Kota Tegal tahun ajaran 2018/2019

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh positif praktik kerja industri terhadap

kesiapan kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2

Kota Tegal tahun ajaran 2018/2019

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh positif motivasi kerja terhadap kesiapan

kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal

tahun ajaran 2018/2019?

Page 33: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

15

15

4. Untuk mengetahui adakah pengaruh negatif status sosial ekonomi orang tua

terhadap motivasi kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK

Negeri 2 Kota Tegal tahun ajaran 2018/2019

5. Untuk mengetahui adakah pengaruh positif praktik kerja industri terhadap

motivasi kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2

Kota Tegal tahun ajaran 2018/2019

6. Untuk mengetahui adakah pengaruh negatif status sosial ekonomi orang tua

melalui motivasi kerja terhadap kesiapan kerja siswa kelas 12 program

keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal tahun ajaran 2018/2019

7. Untuk mengetahui adakah pengaruh positif praktik kerja industri melalui

motivasi kerja terhadap kesiapan kerja siswa kelas 12 program keahlian

akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal tahun ajaran 2018/2019

1.6. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memperjelas pengaruh status sosial ekonomi

orang tua, praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa secara

langsung maupun secara tidak langsung melalui motivasi kerja.

b. Menambah pengetahuan khususnya mengenai status sosial ekonomi orang

tua dan praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa secara langsung

atau tidak langsung melalui motivasi kerja

c. Dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti berikutnya yang meneliti topik

yang sejenis

Page 34: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

16

16

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dan pengalaman

meneliti tentang kesiapan kerja siswa

b. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan introspeksi dan

pengetahun untuk meningkatkan diri dalam mempersiapkan diri memasuki

dunia kerja dengan cara mempertimbangkan pentingnya faktor status sosial

ekonomi orang tua dan praktik kerja industri serta motivasi kerja terhadap

kesiapan kerja siswa

c. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan menjadi pengetahuan untuk

membimbing siswa dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja

d. Bagi sekolah, hasil penelitian dapat memberikan informasi peningkatan

mutu sekolah dan pendidikan dalam menyiapkan siswa untuk siap kerja

1.7. Orisinilitas Penelitian

Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang dilakukan oleh Sulistyarini

(2012). Penelitian Sulistyarini (2012) tentang kesiapan kerja menggunakan variabel

motivasi memasuki dunia kerja dan pengalaman praktik kerja industri sebagai

variabel independen serta responden merupakan siswa program keahlian akuntansi

di SMK Negeri 1 Tempel tahun ajaran 2011/2012. Pembaharuan penelitian ini

dibandingkan dengan penelitian sebelulmnya adalah sebagai berikut : (1) model

penelitian, dalam penelitian ini menggunakan variabel penelitian yaitu status sosial

ekonomi orang tua dan praktik kerja industri sebagai variabel independen, dan

motivasi kerja sebagai variabel intervening; (2) grand theory yang digunakan,

penelitian ini menggunakan teori Koneksionisme Thorndike dan Theory of Planned

Page 35: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

17

17

Behavior; (3) obyek penelitian, obyek penelitian ini adalah siswa kelas 12 program

keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal; (4) waktu penelitian, penelitian

ini dilakukan di tahun 2018.

Page 36: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori Utama (Grand Theory)

2.1.1. Teori Koneksionisme Thorndike

Edward L. Thorndike (1874-1949) adalah salah seorang penganut paham

psikologi perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dimaksud Thorndike

adalah perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan

hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik.

Thorndike melakukan eksperimen teorinya pada tahun 1890-an, Thorndike

memplokamirkan teorinya dalam belajar bahwasanya setiap makhluk hidup itu

dalam tingkah lakunya merupakan hubungan antara stimulus dan respon. Stimulus

adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk

mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon adalah

sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang. Belajar

adalah pembentukan hubungan stimulus dan respon sebanyak -banyaknya.

Dari definisi belajar tersebut menurut Thorndike, perubahan tingkah laku

akibat dari kegiatan belajar dapat berwujud kongkrit yaitu yang dapat diamati.

Meskipun aliran Behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, namun ia tidak

dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat

diamati. Namun demikian, teorinya telah banyak memberikan pemikiran dan

inspirasi kepada tokoh-tokoh lain yang datang kemudian. Teori Thorndike ini

disebut juga sebagai aliran Koneksionisme.

Page 37: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

19

19

Teori Koneksionisme Thorndike dalam eksperimennya dirumuskan ke

dalam tiga hukum. Ketiga hukum dasar tersebut yaitu:

1. Law of Readness (Hukum Kesiapan)

Ketika seseorang dipersiapkan (sehingga siap) untuk bertindak, maka

melakukan tindakan merupakan imbalan (reward) sementara tidak melakukannya

merupakan hukuman (punishment) (Schunk,2012). Semakin siap suatu individu

terhadap suatu tindakan, maka perilaku-perilaku yang mendukung akan

menghasilkan imbalan (memuaskan). Kegiatan belajar dapat berlangsung secara

efisien bila pelajar telah memiliki kesiapan belajar baik siap secara fisik maupun

psikis. Ada tiga keadaan yang menunjukan berlakunya hukum kesiapan menurut

Thorndike:

1) Apabila individu memiliki kesiapan untuk bertindak atau berperilaku, dan

dapat melaksanakannya, maka dia akan mengalami kepuasan

2) Apabila individu memiliki kesiapan untuk bertindak atau berperilaku dan dia

tidak bisa melaksanakannya maka dia akan kecewa

3) Apabila individu tidak memiliki kesiapan untuk bertindak atau berperilaku,

dan dipaksa untuk melakukannya maka akan menimbulkan keadaan yang

tidak memuaskan.

Ketiga kondisi tersebut dapat dijelaskan bahwa apabila kecenderungan

bertindak itu timbul karena penyesuain diri atau hubungan dengan sekitar, karena

sikap dan sebagainya, maka memenuhi kecendrungan itu di dalam tindakan akan

memberikan kepuasan, dan tidak memenuhi kecendrungan tersebut akan

menimbulkan ketidakpuasan. Jadi sebenarnya readiness itu adalah persiapan untuk

Page 38: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

20

20

bertindak ready to act. Dapat disimpulkan bahwa seorang akan lebih berhasil, jika

ia telah siap untuk bertindak

2. Law of Exercise (Hukum Latihan)

Koneksi antara kondisi dan tindakan akan menjadi kuat karena latihan dan

akan menjadi lemah karena kurang latihan. Dalam belajar, pelajar perlu mengulang-

ulang bahan pelajaran. Semakin sering suatu pelajaran diulangi semakin dikuasai

pelajaran tersebut.

3. Law of Effect (Hukum Akibat)

Kegiatan belajar yang memberikan efek hasil belajar yang menyenangkan

(hadiah) cenderung akan diulangi, sedangkan kegiatan belajar yang memberikan

efek hasil belajar yang tidak menyenangkan (hukuman) akan dihentikan. Dalam

pembelajaran hukum ini biasa diterapkan dengan pemberian reward and

punishment.

Implikasi dari teori koneksionisme Thorndike adalah dengan berlakunya

hukum kesiapan yaitu apabila seseorang ingin berhasil mencapai suatu tujuan atau

melakukan suatu hal maka orang tersebut harus mempunyai kesiapan dalam diri.

Karena setiap makhluk hidup itu dalam tingkah lakunya merupakan hubungan

antara stimulus dan respon. Dengan pengaruh stimulus yang bagus dalam penelitian

ini yaitu status sosial ekonomi orang tua dan praktik kerja industri yang baik maka

akan menimbulkan respon kesiapan kerja siswa. Teori inilah yang yang dijadikan

sebagai grand theory variabel kesiapan kerja dan sangat cocok untuk

menggambarkan kondisi siswa SMK yang tidak harus menguasai aspek

Page 39: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

21

21

pengetahuan saja, akan tetapi juga aspek sikap dan keterampilan yang siap untuk

memasuki dunia kerja.

Dikaitkan dengan penelitian ini, teori koneksionisme thorndike relevan

untuk menjelaskan perilaku kesiapan kerja yang merupakan respon dari stimulus

status sosial ekonomi orang tua siswa yang mendukung siswa untuk berorintasi

bekerja setelah lulus. Selain itu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh saat

praktik kerja industri dan motivasi kerja menjadi stimulus yang baik untuk siswa

memiliki kesiapan kerja karena terdorong untuk bekerja setelah lulus.

2.1.2. Theory of Planned Behavior

Theory Of Reaseoned Action dan Theory of Planned Behavior merupakan

suatu teori yang menjelaskan tentang perilaku manusia. Teori ini disusun

menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar

dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Teori perilaku

direncanakan (Theory of Planned Behavior) merupakan pembaharuan dari teori

tindakan beralasan (Theory of Reasoned Action) yang diusulkan oleh Ajzen dan

Fishbein (1980) dan diperbaharui oleh Ajzen pada tahun 1991. Teori perilaku

direncanakan ini dikembangkan dari teori tindakan beralasan dengan memasukkan

faktor tambahan yaitu perilaku kontrol yang dirasakan. Perilaku kontrol yang

dirasakan adalah perasaan seseorang mengenai mudah atau sulitnya mewujudkan

suatu perilaku tertentu (Ajzen, 2015). Teori Ajzen tentang sikap terhadap perilaku

mengacu pada derajat mana seseorang memiliki penilaian evaluasi menguntungkan

atau tidak menguntungkan dari perilaku dalam sebuah pertanyaan, (Ajzen, 1991).

Teori ini merupakan alat yang dapat digunakan untuk memprediksi perilaku

Page 40: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

22

22

individu ketika individu tersebut tidak memiliki kontrol kemauan sendiri secara

penuh. Individu tersebut memiliki halangan atau hambatan sehingga perilakunya

tidak bisa semaunya sendiri.

Ajzen (1988), menyatakan perilaku seseorang tergantung pada keinginan

berperilaku (behavioral intention) yang terdiri dari tiga komponen, yaitu: sikap

(attitude), norma subjektif (subjective norm), dan pengendalian perilaku yang

dirasakan (perceived behavioral control). Ajzen (2005) mengemukakan bahwa

sikap terhadap perilaku ini ditentukan oleh keyakinan yang diperoleh mengenai

konsekuensi dari suatu perilaku atau disebut juga behavioral beliefs. Belief

berkaitan dengan penilaian-penilaian subjektif seseorang terhadap dunia

sekitarnya, pemahaman mengenai diri dan lingkungannya. Bagaimana cara

mengetahui belief, dalam teori perilaku direncanakan ini, Ajzen menyatakan

bahwa belief dapat diungkapkan dengan cara menghubungkan suatu perilaku

yang akan kita prediksi dengan berbagai manfaat atau kerugian yang mungkin

diperoleh apabila kita melakukan atau tidak melakukan perilaku itu. Keyakinan

ini dapat memperkuat sikap terhadap perilaku berdasarkan evaluasi dari data

yang diperoleh bahwa perilaku itu dapat memberikan keuntungan bagi pelakunya.

Norma subjektif adalah perasaan atau dugaan-dugaan seseorang terhadap

harapan-harapan dari orang-orang yang ada di dalam kehidupannya tentang

dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tertentu, karena perasaan ini sifatnya

subjektif maka dimensi ini disebut norma subjektif (subjective norm). Hubungan

sikap terhadap perilaku sangat menentukan, maka norma subjektif juga

dipengaruhi oleh keyakinan, bedanya adalah apabila hubungan sikap terhadap

Page 41: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

23

23

perilaku merupakan fungsi dari keyakinan terhadap perilaku yang akan dilakukan

(behavioral belief) maka norma subjektif adalah fungsi dari keyakinan seseorang

yang diperoleh atas pandangan orang-orang lain yang berhubungan dengannya

(normative belief) (Mahyarni, 2013).

Persepsi kontrol perilaku atau disebut juga dengan kontrol perilaku adalah

perasaan seseorang mengenai mudah atau sulitnya mewujudkan suatu perilaku

tertentu, (Ajzen, 2005). Persepsi kontrol perilaku dapat berubah tergantung situasi

dan jenis perilaku yang akan dilakukan. Pusat kendali berkaitan dengan

keyakinan individu bahwa keberhasilannya melakukan segala sesuatu tergantung

pada usahanya sendiri (Rotter’s,1966). Keyakinan ini berkaitan dengan pencapaian

yang spesifik, misalnya keyakinan dapat menguasai keterampilan menggunakan

komputer dengan baik disebut kontrol perilaku (perceived behavioral control).

Ajzen (2005) dalam teori perilaku direncanakan mengemukakan bahwa

persepsi kontrol ditentukan oleh keyakinan individu mengenai ketersediaan

sumberdaya berupa peralatan, kompatibilitas, kompetensi, dan kesempatan

(control belief strength) yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan

diprediksi dan besarnya peran sumber daya tersebut (power of control factor)

dalam mewujudkan perilaku tersebut. Keyakinan yang kuat terhadap tersedianya

sumberdaya dan kesempatan yang dimiliki individu berkaitan dengan perilaku

tertentu dan semakin besar peranan sumberdaya tersebut maka semakin kuat

persepsi kontrol individu terhadap perilaku tersebut. Individu yang mempunyai

persepsi kontrol yang tinggi akan terus terdorong dan berusaha untuk berhasil

Page 42: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

24

24

karena yakin dengan sumberdaya dan kesempatan yang ada, kesulitan yang

dihadapinya dapat diatasi.

Intensi dianggap dapat melihat faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi

perilaku. Intensi merupakan indikasi seberapa keras orang mau berusaha untuk

mencoba dan berapa besar usaha yang akan dikeluarkan individu untuk melakukan

suatu perilaku. Intensi merupakan penentu dan disposisi dari perilaku, hingga

individu memiliki kesempatan dan waktu yang tepat untuk menampilkan perilaku

tersebut secara nyata. Intensi dalam penerapan teori ini akan digantikan melalui

variabel motivasi kerja. Intensi untuk melakukan suatu perilaku adalah indikasi

kecenderungan individu untuk melakukan suatu perilaku dan merupakan anteseden

langsung dari perilaku tersebut. Intensi untuk melakukan suatu perilaku dapat

diukur melalu tiga prediktor utama yang memengaruhi intensi tersebut, yaitu

attitude toward the behavior, subjective norm, dan perceived behavioral control

(Ajzen, 2006).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam teori ini intensi

diterapkan dalam variabel motivasi kerja yang menghubungkan variabel status

sosial ekonomi orang tua pada subjective norm dan variabel praktek kerja industri

pada perceived behavioral control. Teori ini yang menguatkan hubungan antara

variabel status sosial ekonomi orang tua dan praktek kerja industri terhadap

kesiapan kerja melalui motivasi kerja.

Dikaikan dengan penelitian ini, Theory of Planned Behavior relevan untuk

menjelaskan kesiapan kerja siswa. Status sosial ekonomi orang tua berkaitan

dengan norma subyektif. Status sosial ekonomi orang tua siswa yang kurang akan

Page 43: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

25

25

memberikan dorongan kepada siswa untuk memiliki kesiapan kerja yang tinggi

agar dapat langsung bekerja setelah lulus. Selain itu, praktik kerja industri berkaitan

dengan persepsi kontrol. Dengan praktik kerja industri, siswa akan memiliki

pengalaman, keterampilan dan pengetahuan serta informasi tentang keahliannya

sehingga menambah kesiapan kerja. Intensi dalam penelitian ini berkaitan dengan

motivasi kerja. Motivasi kerja dapat menguatkan maupun melemahkan kesiapan

kerja siswa. Siswa dengan kondisi status sosial ekonomi yang kurang baik dan

didorong oleh motivasi kerja tinggi maka akan meningkatkan kesiapan kerja siswa.

Begitu pula dengan variabel praktik kerja industri yang baik dan motivasi kerja

yang tinggi maka akan meningkatkan kesiapan kerja siswa.

Gambar 2.1Theory of Planned Behavior (Ajzen,1988)

Page 44: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

26

26

2.2. Kajian Variabel Penelitian

2.2.1. Kesiapan Kerja

2.2.1.1. Pengertian Kesiapan Kerja

Kesiapan merupakan kondisi yang memungkinkan seseorang dapat

melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan

serta dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Penyesuaian diri terhadap

lingkungan sangat penting agar dapat membuat seseorang merespon suatu hal yang

membuatnya disebut memiliki kesiapan. Kondisi seseorang mencakup tiga aspek

yaitu kondisi fisik, mental dan emosional; kebutuhan, motif dan tujuan; dan

keterampilan, pengetahuan dan keterampilan lain yang dipelajari. Slameto

(2010:113) mengemukakan bahwa kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang

yang membuatnya siap untuk memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu

terhadap suatu situasi. Sedangkan Jamies Drever (Slameto, 2010:59)

mendefinisikan bahaw readiness adalah “Preparedness to respond or react” atau

dengan kata lain kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.

Dalyono (2007:166) mendefinisikan bahwa readiness merupakan sifat-sifat dan

kekuatan pribadi yang berkembang. Perkembangan ini memungkinkan orang itu

untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta mampu memecahkan

persoalan yang selalu dihadapinya.

Tujuan seseorang melakukan pekerjaan adalah untuk memenuhi kebutuhan

hidup. Anoraga (2009:14) menjelaskan kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan

oleh manusia. Seseorang yang bekerja memiliki tujuan yang ingin dicapai dan

dapat membawa pada keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dengan

Page 45: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

27

27

bekerja, seseorang dapat memiliki kedudukan yang baik di masyarakat dan dapat

memenuhi kebutuhan dalam hidupnya yang bersifat materiil. Kebutuhan tersebut

antara lain kebutuhan akan sandang, pangan, papan, pendidikan, keamanan,

maupun kesehatan. Janah (2016:23) menyebutkan bahwa kerja merupakan bagian

paling dasar dari kehidupan manusia, dia akan memberikan status dari masyarakat

yang ada di lingkungannya. Sedangkan Slameto (2010:113) menjelaskan kesiapan

adalah keseluruhan kondisi yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban

di dalam cara tertentu terhadap suatu kecenderungan untuk memberi respon.

Ketut (1993:15) menjelaskan kesiapan kerja adalah kemampuan,

keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan masyarakat serta sesuai

dengan potensi-potensi dalam berbagai jenis pekerjaan tertentu yang secara

langsung dapat diterapkannya. Winkel & Hastuti (2006:668) berpendapat bahwa

kesiapan kerja dipandang sebagai usaha untuk memantapkan seseorang

mempersiapkan diri dalam hal pengetahuan, keterampilan, sikap serta nilai yang

diperlukan dalam menekuni sebuah pekerjaan. Kesiapan kerja bukan hanya sebatas

mempersiapkan seseorang bekerja, akan tetapi pekerjaan tersebut haruslah sesuai

dengan potensi yang dimiliki sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan

tidak menimbulkan keterpaksaan dalam diri individu. Keterpaksaan dalam bekerja

tentunya dapat mengakibatkan berbagai permasalahan dalam bekerja dan situasi

sosial yang lain bahkan kondisi ekonomi.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi seseorang merespon sesuai dengan

Page 46: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

28

28

kemampuan pengetahuan, keterampilan serta sikap dalam jenis pekerjaan yang

dikerjakan dalam lingkungan kerja sesuai dengan potensi-potensi yang dimilikinya.

2.2.1.2. Prinsip-prinsip Kesiapan Kerja

Dalyono (2012:166-167) yang menyebutkan bahwa prinsip bagi

perkembangan readiness (kesiapan) kerja meliputi:

1. semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama membentuk readiness

2. pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis individu

3. pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi-fungsi

kepribadian individu, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah

4. apabila readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada diri

seseorang, maka saat-saat tertentu dalam kehidupan seseorang merupakan

masa formatif bagi perkembangan pribadinya.

Slameto (2010:115) menyebutkan prinsip-prinsip kesiapan kerja terdiri

dari:

1. semua aspek keseimbangan berinteraksi (saling mempengaruhi)

2. kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari

pengalaman

3. pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan

4. kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama

masa-masa pembentukan dalam masa perkembangan.

Page 47: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

29

29

2.2.1.3. Aspek-aspek Pembentuk Kesiapan Kerja

Aspek-aspek kesiapan kerja yang dikemukakan oleh Slameto (2010:115)

meliputi:

1. Kematangan, ialah suatu proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku

sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan mendasari

perkembangan sedangkan perkembangan berhubungan dengan fungsi-fungsi

tubuh dan jiwa sehingga terjadi diferensial.

2. Kecerdasan, terdiri dari tahap-tahap perkembangan kecerdasan menurut teori

J. Piaget mencakup tahap:

a. Tahap sesnsomotorik (0-2 tahun)

Pada awal tahap ini, bayi hanya memperlihatkan pola refelektif untuk

beradaptasi dengan dunia dan menjelang akhir tahap ini bayi menunjukan

pola sensorimotorik yang lebih kompleks.

b. Tahap praoprasional (2-7 tahun)

Pemikiran pada tahap ini terbagi menjadi 2 sub-tahap yaitu simbolik (2-4

tahun) dan intuitif (4-7 tahun).

c. Tahap operasional kongkrit (7-11 tahun)

Tahap ini, seseorang mampu mengoperasikan berbagai logika dalam

bentuk benda kongkrit. Penalaran logika mampu menggantikan penalaran

intuitif, namun hanya pada situasi kongkrit dan kemampuan untuk

menggolonggolongkan sudah ada namun belum bisa memecahkan masalah

abstrak

Page 48: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

30

30

d. Tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun)

Pada tahap ini kecakapan anak tidak lagi terbatas pada objek-objek yang

konkret, ia dapat memandang kemungkinan-kemungkinan yang ada

melalui pemikirannya, dapat mengorganisasikan situasi/masalah, dapat

berpikir dengan betul (logis, mengerti hubungan sebab akibat,

memecahkan masalah/berpikir secara ilmiah). Saat usia inilah, proses

pendidikan di SMK bertujuan untuk membantu siswa menyusun rencana

karir dan membentuk individu agar memiliki kesiapan kerja.

2.2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja

Slameto (2010:113) juga mengemukakan bahwa kondisi yang dapat

mempengaruhi kesiapan kerja seseorang setidaknya mencakup 3 aspek, yaitu:

1. Kondisi fisik, mental, dan emosional

Terdiri dari fisik temporer (lelah, keadaan, alat indera dll) dan yang

permanen (cacat tubuh), mental dan emosi (kemampuan mengolah kondisi

perasaan).

2. Kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan

Dalam memenuhi kebutuhan seseorang akan terdorong dan termotivasi

untuk segera memenuhi kebutuhan tersebut serta mencapai tujuannya tersebut.

Hubungan antara kebutuhan, motif, tujuan dan kesiapan adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan ada yang disadari dan ada yang tidak disadari

b. Kebutuhan yang tidak disadari akan mengakibatkan tidak adanya

dorongan untuk berusaha

c. Kebutuhan mendorong usaha, dengan kata lain akan timbul motif

Page 49: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

31

31

d. Motif tersebut diarahkan ke pencapaian tujuan

3. Keterampilan, pengetahuan, dan pengertian lain yang dipelajari

Yulianti (2015) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kesiapan kerja siswa yaitu pengalaman praktik kerja industri,

motivasi memasuki dunia kerja, dan kemampuan soft skill. Sedangkan Datadiwa

(2015) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja

adalah cita-cita, lingkungan keluarga, kesehatan, kepribadian, bakat,

kemampuan, kondisi fisik, pengalaman, keterampilan, ekonomi keluarga, sikap

dan pandangan hidup.

Banyak faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja seseorang. Faktor

tersebut dapat berasal dari dalam diri mapupun dari lingkungan sekitar seseorang

yang mencakup norma, nilai dan masyarakatnya.

2.2.1.5. Indikator Kesiapan Kerja

Indikator kesiapan kerja dalam penelitian ini menurut Permendikbud No.20

tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan yang dijadikan alat ukur kesiapan

kerja seperti yang pernah diuji oleh Ngaini (2017) yaitu:

a. Pengetahuan, yaitu segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan bidang

pekerjaan yang akan ditekuni dengan pengamatan akalnya.

b. Keterampilan, yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide maupun

kereatifitas dalam mengerjakan, mengubah maupun membuat sesuatu menjadi

lebih bernilai

c. Sikap, yaitu reaksi sesorang menanggapi suatu stimlus atau kondisi yang ada

disekitarnya sesuai dengan norma yang berlaku.

Page 50: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

32

32

2.2.2. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

2.2.2.1. Pengertian Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Masyarakat terbentuk dari individu-individu yang membentuk suatu

masyarakat yang heterogen yang terdiri dari kelas sosial. Dengan adanya kelas

sosial. Dengan adanya lapisan-lapisan dalam masyarakat, menjadikan seseorang

sebagai anggota warga masyarakat mempunyai status atau bahkan berbagai status.

Perbedaan kedudukan atau status yang dimiliki seseorang dari orang lain

melahirkan adanya peran, hak, kewajiban, pola tingkah laku dan perolehan

perlakuan yang berbeda pula. Menurut Wahyuni (2011) status adalah keadaan atau

kedudukan seseorang dalam kelompoknya yang membedakan martabat dari orang

satu terhadap lainnya. Status mempunyai dua aspek yaitu aspek struktural yang

mengandung perbandingan tinggi rendah dan aspek fungsional yang berkaitan

dengan peranan pada orang yang memiliki status tersebut.

Gerungan dalam Wahyuni (2011) menjelaskan bahwa status sosial adalah

setiap status dimana saling berhubungan antara manusia satu dengan manusia lain.

Dengan adanya hubungan antar individu menjadikan status sosial dalam

masyarakat semakin saling berinteraksi dalam menjalani sebuah kehidupan

manusia. Status ekonomi merupakan salah satu bentuk dari stratifikasi sosial dalam

masyarakat. Stratifikasi sosial dalam masyarakat mencakup berbagai dimensi

antara lain berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, kelompok etnis, kelompok ras,

pendidikan formal, pekerjaan dan ekonomi. Menurut Soekanto (2004:49) status

ekonomi ditunjukkan dalam sudut pandang keuangan masyarakat tempat tinggal

objektif dalam kultur masyarakat tertentu. Uraian tersebut menjelaskan bahwa

Page 51: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

33

33

status ekonomi adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat yang diukur

berdasarkan kemampuan seseorang tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berdasarkan uraian di atas peneliti memaknai status sosial ekonomi orang tua

adalah kedudukan atau posisi yang dipegang orang tua dalam masyarakat dan usaha

pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya berkaitan dengan tingkat pendidikan,

tingkat pendapatan, dan pekerjaan orang tua.

Nurjannah (2014) memaparkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

status sosial ekonomi orang tua adalah sebagai berikut:

1) Pekerjaan

Soeroto (Nurjannah,2014) memberikan definisi mengenai pekerjaan yaitu

kegiatan menghasilkan barang dan jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang

melakukan dengan dibayar atau tidak. Pekerjaan akan menentukan status sosial

ekonomi karena dari bekerja maka segala kebutuhan akan sapat terpenuhi.

Pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk

mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan

jasa yang akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Ditinjau dari segi sosial, tujuan

bekerja tidak hanya berhubungan dengan aspek ekonomi atau mendapatkan

pendapatan untuk keluarga saja, namun orang yang bekerja juga berfungsi untuk

mendapatkan status, untuk diterima menjadi bagian dari suatu unit stsatus sosial

ekonomi dan untuk memainkan suatu peranan dalam statusnya.

Lilik (Nurjannah,2014) memberikan batasan dalam menentukan jenis

pekerjaan dalam menentukan status sosial yaitu sebagai berikut:

Page 52: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

34

34

a. Pekerjaan yang menunjukkan status sosial ekonomi tinggi, PNS golongan IV

ke atas, pedagang besar, pengusaha besar, dokter

b. Pekerjaan menunjukkan status sosial ekonomi sedang adalah pensiunan PNS

golongan IV keatas, pedagang menengah, PNS golongan IIIb-IIId, guru

SMP/SMA, TNI, Kepala Sekolah, pensiunan PNS golongan IId-IIIb, PNS

golongan IId-IIIb, guru SD, usaha toko

c. Pekerjaan menunjukkan status sosial ekonomi rendah adalah tukang bangunan,

tani kecil, buruh tani, sopir angkutan, dan pekerjaan lain yang tidak tentu dalam

mendapatkan penghasilan tiap bulannya.

Kuesioner dalam penelitian ini disusun dengan urutan pegawai negeri sipil

dengan status paling tinggi, kemudian karyawan, wiraswasta/pedagang, dan buruh/

petani, serta pekerjaan yang lain. Wiraswasta/pedagang mempunyai status yang

lebih rendah dibandingkan dengan karyawan swasta dikarenakan karakteristik

kondisi masyarakat yang tergolong menengah kebawah sehingga status karyawan

memiliki status sosial yang lebih tinggi karena memiliki penghasilan yang lebih

tatap dan terjamin dibandingkan dengan wiraswasta dan pedagang.

2) Pendapatan Keluarga

Badan Pusat Statistik menjelaskan bahwa tingkat pendapatan adalah jumlah

penerimaan berupa uang atau barang yang dihasilkan oleh segenap orang yang

merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi, ada 3 sumber penerimaan

rumah tangga yaitu:

a. Pendapatan dari gaji dan upah yaitu balas jasa terhadap kesediaan orang

menjadi tenaga kerja.

Page 53: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

35

35

b. Pendapatan dari aset produktif yaitu aset yang memberikan pemasukan atas

balas jasa penggunaanya.

c. Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer adalah pendapatan yang

di terima bukan sebagai balas jasa atau input yang di berikan.

Badan Pusat Statistik (2009) mengelompokkan tingkat pendapatan menjadi

empat golongan yaitu:

a. Golongan sangat tinggi : lebih dari Rp. 3.500.000 perbulan

b. Golongan tinggi : Rp. 2.500.000 s/d Rp. 3.500.000 perbulan

c. Golongan sedang : Rp. 1.500.000 s/d Rp. 2.500.000 perbulan

d. Golongan rendah : kurang dari Rp. 1.500.000 perbulan

3) Pendidikan

Tingkat pendidikan akan berpengaruh pula pada pendapatan. Dalam jenis

pekerjaan yang sama, yang memerlukan pikiran untuk mempekerjakannya,

tentunya orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih cepat

untuk menyelesaikan pekerjaannya dibandingkan orang yang berpendidikan

rendah. Hal demikian tentunya akan berpengaruh pada penghasilan. Seseorang

yang mendapatkan pendidikan diharapkan dapat lebih baik dalam kepribaddian,

kemampuan dan keterampilannya agar bisa lebih baik dalam bergaul, beradaptasidi

tengah masyarakat sehingga mempermudah seseorang dalam memenuhi

kehidupannya.

Ngadiyono (Nurjannah,1998:46) membedakan pendidikan berdasarkan isi

program dan penyelenggraannya menjadi 3 macam, yaitu:

Page 54: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

36

36

a. Pendidikan formal merupakan pendidikan resmi di sekolah-sekolah,

penyelenggaraannya teratur dengan penjenjangan yang tegas, persyaratan

tegas, dan disertai peraturan yang ketat.

b. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang diperoleh melalui hasil

pengalaman, baik yang diterima dalam keluarga maupun masyarakat.

Penjenjangan dan penyelenggaraannya tidak ada, sistemnya tidak

diformulasikan.

c. Pendidikan non formal merupakan pendidikan yang dilakukan diluar sekolah

dan penyelenggraannya teratur. Isi pendidikannya tidak seluas pendidikan

formal begiu juga dengan peraturannya.

4) Jumlah tanggungan orang tua

Jumlah anggota keluarga akan berpengaruh terhadap perolehan pendapatan

keluarga. Semakin banyak anggota keluarga yang bekerja semakin banyak pula

pendapatan yang diperoleh keluarga, namun akan terjadi sebaliknya bila yang

bekerja sedikit sedang upah yang diterima sedikit, sedangkan jumlah tanggungan

banyak tentunya akan memberatkan ekonomi keluarga. Jumlah tanggungan orang

tua yaitu berapa banyak anggota keluarga yang masih bersekolah dan

membutuhkan biaya pendidikan.

5) Pemilikan

Orang-orang dengan kemampuan ekonomi yang tinggi biasanya memiliki

kepemilikan barang-barang berharga seperti rumah, mobil, tanah, perhiasan dan

sebagainya. Hal ini juga berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar yang

tercukupi sehingga kelebihan pendapatan yang dimiliki akan beralih kepada gaya

Page 55: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

37

37

hidup. Semakin banyak seseorang memiliki susuatu yang berharga maka dapat

dikatakan bahwa orang tersebut mempunyai kemempuan ekonomi yang tinggi dan

semakin dihormati oleh orang-orang disekitarnya.

6) Jenis Tempat Tinggal

Sumardi (Nurjannah, 2014) menjelaskan bahwa untuk mengukur tingkat

ekonomi dari rumahnya, maka dapat dilihat dari :

a. status rumah yang ditempati, hal ini bisa berstatus rumah milik sendiri, rumah

dinas, menyewa, atau menumpang.

b. kondisi fisik bangunan, rumah dapat berstatus rumah permanen, semi

permanen ataupun rumah tidak permanen.

c. besarnya rumah yang ditempati, semakin besar ukuran rumah yang ditempati

biasanya menggambarkan kondisi ekonomi yang baik dari keluarga tersebut

Rumah dapat mewujudkan suatu tingkat ekonomi bagi keluarga yang

menempati. Rumah dengan ukurasn besar, ,permanen dan milik pribadi dapat

menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya tinggi, berbeda dengan rumah

berukuran kecil, semi permanen dan menyewa menunjukkan bahwa kondisi sosial

ekonominya rendah.

2.2.2.2. Indikator Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Indikator status sosial ekonomi orang tua dalam penelitian ini menurut

pendapat Mahmud (2009) yang juga pernah diuji oleh Inshofa (2016) meliputi:

a. Pendidikan orang tua, yaitu tingkat pendidikan formal orang tua yang baik SD,

SMP, SMA, maupun Perguruan Tinggi

Page 56: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

38

38

b. Pekerjaan orang tua, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mencari pendapatan

yang akan digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarga

c. Penghasilan orang tua, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh orang tua yang

dapat berupa gaji, upah, maupun keuntungan serta tunjangan-tunjangan yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama ataupun perseorangan dalam

keluarga

d. Fasilitas khusus dan barang berharga yang dimiliki, yaitu barang berharga

merupakan benda atau barang yang berwujud yang memiliki guna, penting

serta mahal harganya seperti rumah, tanah, mobil, perhiasan, perabotan rumah,

sepeda motor dan sebagainya.

2.2.3. Praktik Kerja Industri

2.2.3.1. Pengertian Praktik Kerja Industri

Hamalik (2009) menjelaskan tenaga kerja adalah sumber daya manusia

yang memiliki potensi, kemampuan, yang tepat guna, berdaya guna, berpribadi

dalam kategori tertentu untuk bekerja dan berperan serta dalam pembangunan,

sehingga berhasil guna bagi dirinya dan masyarakat secara keseluruhan. Tenaga

kerja yang baik adalah tenaga kerja yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan

dalam mengerjakan pekerjaannya. Untuk memiliki kualifikasi seorang tenaga kerja

harus menjalani serangkaian pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan dan

keterampilan serta membentuk sikap yang baik.

Dalam pembentukan kualifikasi siap kerja, siswa SMK membutuhkan suatu

wadah yang dapat mengasah kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang

didapatkan disekolah untuk diterapkan di DU/DI (Dunia Usaha/Dunia Industri).

Page 57: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

39

39

Melalui prakerin, siswa dapat membentuk karakter yang tepat dalam menerapkan

pengetahuan dan keterampilannya.

Prakerin merupakan bagian dari kurikulum SMK yang dijalankan agar

siswa mempunyai pengalaman dan pengetahuan secara langsung tentang

kompetensi yang dipelajarinya didunia kerja. Hal ini merupakan bentuk kegiatan

yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa untuk siap kerja dan menjawab

kebutuhan tenaga kerja yang diinginkan oleh para pelaku dunia usaha dan dunia

industri.

pengertian prakerin dalam penelitian ini, merujuk Dikmenjur (2008) yaitu

pendidikan dan pelatihan yang dikelola bersama antara SMK dengan industri atau

asosiasi profesi sebagai institusi pasangan yang terdiri dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan sertifikasi dengan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan.

2.2.3.2. Tujuan Praktik Kerja Industri

Tujuan praktik kerja industri menurut Dikmenjur (2013) antara lain :

1. Mengaktualisasikan model penyelenggaraan pendidikan sistem ganda (PSG)

antara SMK dan institusi pasangan dunia usaha atau dunia industri yang

memadukan secara sistematis program pendidikan di sekolah SMK dan program

latihan penguasaan keahlian di dunia kerja.

2. Membagi topik-topik pembelajaran dan kompetensi dasar yang dapat

dilaksanakan di SMK dan yang dapat dilaksanakan di institusi pasangan

(DU/DI) sesuai dengan sumber daya yang tersedia.

Page 58: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

40

40

3. Memberikan pengalaman kerja langsung kepada peserta didik dalam rangka

menanamkan iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan

hasil kerja.

4. Memberikan bekal etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki

dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global.

5. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berkualitas

dan profesional.

2.2.3.3. Manfaat Praktik Kerja Industri

Manfaat Praktik kerja industri bisa dirasakan oleh pihak industri maupun

pihak pendidikan, dan paling bermanfaat bagi para siswa. Adapun manfaat praktik

kerja industri untuk siswa atau para peserta menurut Hamalik (2009:93) adalah

sebagai berikut:

1. Menyediakan kesempatan kepada peserta untuk melatih keterampilan-

keterampilan manajemen dalam situasi lapangan yang aktual. Hal ini penting

dalam rangka belajar menerapkan teori atau konsep atau prinsip yang telah

dipelajari sebelumnya.

2. Memberikan pengalaman-pengalaman praktis kepada peserta sehingga hasil

pelatihan bertambah luas

3. Peserta berkesempatan memecahkan berbagai masalah manajemen di lapangan

dengan mendayagunakan kemampuannya

4. Mendekatkan dan menjembatani penyiapan peserta untuk terjun kebidang

tugasnya setelah menempuh program pelatihan tersebut. Untuk

Page 59: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

41

41

menjembataninya, perlu adanya bimbingan dalam pelaksanaan praktik kerja

yang bertujuan untuk membantu peserta yang mengalami kesulitan.

2.2.3.4. Indikator Praktik Kerja Industri

Penelitian ini menggunakan indikator praktik kerja industri menurut

Hamalik (2009:93) yang telah diuji oleh Nurhidayah (2016) yaitu sebagai berikut:

1. Pengetahuan dan keterampilan kerja

Pengetahuan kerja yang dimaksud adalah segala sesuatu yang diketahui

siswa tentang pekerjaan. Sedangkan keterampilan kerja dalam hal ini adalah

keterampilan siswa dibidang akuntansi yang semakin terasah setelah bekerja

langsung di DU/DI.

2. Pengalaman Praktis

Pengalaman praktis adalah pengalaman yang didapat siswa secara langsung

dengan mempraktikkan pengetahuan yang diperoleh disekolah ditempat kerja

3. Pemecahan masalah kerja

Pemecahan masalah kerja merupakan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pekerjaannya di tempat kerja

4. Mendekatkan ke dunia kerja

Dengan melaksanakan prakerin diharapkan siswa dapat memperoleh

pengalaman kerja yang membuatnya merasa yakin bahwa pekerjaan yang

dilakukannya sesuai dengan potensi dirinya dan dijadikan sebagai tujuan setelah

lulus.

Page 60: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

42

42

2.2.4. Motivasi Kerja

2.2.4.1. Pengertian Motivasi Kerja

Purwanto (2007:71) motivasi adalah pendorongan suatu usaha yang

disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk

bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi

mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakan, mengarahkan, dan

menopang tingkah laku manusia. Menggerakan berati menimbulkan kekuatan pada

individu memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Motivasi juga

mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku, dengan demikian ia menyediakan

suatu orientasi tujuan. Menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan harus

menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-

kekuatan individu.

Motivasi akan memempengaruhi perasaan dan emosi seseorang yang

kemudian akan mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu yang didorong

oleh adanya keinginan, kebutuhan dan tujuan. Eysenek dkk (Slameto,2010:170)

merumuskan bahwa motivasi sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan

kegiatan, intensitas konsentrasi, serta arah umum dari tingkah laku manusia,

merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti

minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya.

Alfan (2014:116) menjelaskan motivasi kerja adalah sesuatu yang dapat

menimbulkan semangat atau dorongan kerja dan mengarahkan perilaku untuk

mampu bekerja secara efektif dan bersinergi dengan segala daya guna mencapai

tujuan. Sedangkan Anoraga (2014:35) berpendapat motivasi kerja adalah sesuatu

Page 61: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

43

43

yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Dari beberapa pengertian diatas

dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang dapat disebabkan

oleh keinginan, kebutuhan maupun tujuan yang menyebabkan siswa memiliki

dorongan untuk bekerja setelah lulus untuk mencapai harapannya.

2.2.4.2. Macam-macam Motivasi

Pada umumnya motivasi dibagi menjadi dua macam, yaitu motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik, penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Motivasi Intrinsik

Thorburgh menjelaskan motivasi merupakan suatu keinginan yang dipengaruhi

oleh faktor pendorong yang berasal dari dalam individu tanpa adanya pengaruh

dari lingkungan (Prayitno,1989:10). Sedangkan menurut Sudirman (2006:89)

menyatakan bahwa motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif

atau berfungsi karena dari falam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu. Motivasi intrinsi sebagai sebuah aktifitas belajar yang

dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan

dorongan secara mutlak berkaitan dengan melaksanakan sebuah aktifitas.

b. Motivasi Ekstrinsik

Tadjab (1998:103) menyatakan bahwa motivasi ekstrinsik adalah aktivitas

belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang

tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas diri. Motivasi ekstrinsik yaitu

motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau

pendorong dari luar antara lain pendidikan, ekonomi dan cita-cita.

Page 62: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

44

44

2.2.4.3. Fungsi Motivasi Kerja

Sudirman (2006:85) menjelaskan bahwa terdapat tiga fungsi motivasi

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi

2. menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai

3. menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Sedangkan Purwanto (2007:70) menjelaskan fungsi dari motivasi adalah

sebagai berikut:

1. motivasi mendorong manusia untuk berbuat/bertindak. Motif itu berfungsi

sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan)

kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas

2. motivasi itu menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan suatu tujuan

atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus

ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula

terbentang jalan yang harus ditempuh

3. motivasi itu menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-

perbuatan mana yang harus dilakukan.

Page 63: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

45

45

2.2.4.4. Indikator Motivasi Kerja

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, maka dalam penelelitian ini akan

digunakan indikator menurut Sulisyarini (2012) yaitu:

a. Desakan dan dan dorongan lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berasal dari

lingkungan tempat induvidu yang menyebabkan seseorang termotivasi

melakukan suatu tindakan yang dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah

maupun masyarakat

b. Harapan dan cita-cita, yaitu sesuatu yang diinginkan dimasa depan yang dapat

berupa cita-cita atau sesuatu yang ingin diraih

c. Penghormatan atas diri, yaitu penghargaan seseorang terhadap dirinya sendiri

dengan melakukan upaya yang membuat dirinya terlihat baik di masyarakat

sehingga membuat orang tersebut memiliki status dalam masyarakat

d. Keinginan dan minat memasuki dunia kerja, yaitu keinginan yang kuat yang

bertujuan untuk bekerja setelah lulus

e. Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan yang mutlak yang harus dipenihi

manusia untuk hidup.

2.3. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai kesiapan kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi

seperti status sosial ekonomi orang tua, motivasi kerja, praktik kerja industri telah

banyak dilakukan. Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang relevan

dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu Pengaruh Status Sosial Ekonomi

Orang Tua dan Praktik Kerja Industri Melalui Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan

Kerja Siswa Kelas 12 SMK Negeri 2 Kota Tegal Tahun Ajaran 2018/2019:

Page 64: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

46

46

Tabel 2.1.

Kajian Penelitian Terdahulu

No Identitas Jurnal Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Ida Ayu Reviena

Damasanti.

(Jurnal Pendidikan

Sains, Vol.2 No.2,

Juni 2014, Hal 114-

124)

Kesiapan Kerja

Ditinjau dari Motivasi

Kerja,Sikap

Kewirausahaan,dan

Kompetensi Keahlian

Busana Wanita pada

Siswa SMKN

a. analisis deskriptif

menunjukkan kesiapan

kerja dengan kategori

baik, motivasi kerja

dengan kategori baik,

sikap kewirausahaan

dengan kategori cukup

baik, kompetensi

keahlian busana wanita

dengan kategori baik

b. terdapat hubungan yang

signifikan antara

motivasi kerja dengan

kesiapan kerja pada siswa

SMKN program keahlian

tata busana di Provinsi

Bali.

c. terdapat hubungan yang

signifikan antara sikap

kewirausahaan dengan

kesiapan kerja pada siswa

SMKN program

keahlian tata busana di

Provinsi Bali.

d. terdapat hubungan yang

signifikan antara

kompetensi keahlian

busana wanita dengan

kesiapan kerja pada siswa

SMKN program kehlian

tata busana di Propinsi

Bali.

e. ada hubungan simultan

yang signifikan antara

motivasi kerja, sikap

kewirausahaan, dan

kompetensi keahlian

busana wanita dengan

kesiapan kerja pada siswa

SMKN program keahlian

tata busana di Provinsi

Bali.

Page 65: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

47

47

No Identitas Jurnal Judul Penelitian Hasil Penelitian

2 I Made Sirsa

(E journal program

Pascasarjana

Universitas

Pendidikan

Ganesha Volume 5.

2014)

Kontribusi Ekspektasi

Karir, Motivasi Kerja,

dan Pengalaman

Praktik Kerja Industri

Terhadap Kesiapan

Kerja Siswa Kelas XII

SMK negeri 2 Seririt

a. terdapat kontribusi yang

antara ekspektasi karir

terhadap kesiapan kerja

sebesar 36,4%

b. terdapat kontribusi yang

signifikan antara

motivasi kerja terhadap

kesiapan kerja sebesar

19,7%

c. terdapat kontribusi yang

signifikan antara

pengalaman praktik kerja

industri dengan kesiapan

kerja sebesar 33,0%

d. terdapat kontribusi yang

signifikan antara

ekspektasi karir, motivasi

kerja, dan pengalaman

praktik kerja industri

siswa secara bersama-

sama terhadap kesiapan

kerja sebesar 51,5%

3 Ika Yulianti dan

Muhammad

Khafid.

(Economic

Education Analysis

Journal Volume 4

No.2.Hal.389-403. Juli 2015)

Pengaruh Pengalaman

Praktik Kerja

Industri, Motivasi

Memasuki Dunia

Kerja, Dan

Kemampuan Soft

Skills Terhadap

Tingkat Kesiapan

Kerja Siswa Kelas

XII Kompetensi

Keahlian

Akuntansi Di Smk

Negeri 2 Semarang

Tahun Ajaran

2014/2015

a. ada pengaruh

pengalaman praktik kerja

industri terhadap tingkat

kesiapan kerja sebesar

18,40%,

b. ada pengaruh motivasi

memasuki dunia kerja

terhadap tingkat kesiapan

kerja sebesar 10,43%,

c. ada pengaruh

kemampuan soft skills

terhadap tingkat kesiapan

kerja sebesar 30,36%,

dan

d. ada pengaruh antara

pengalaman praktik kerja

industri, motivasi

memasuki dunia kerja

dan kemampuan soft

skills terhadap tingkat

kesiapan kerja siswa

kelas XII kompetensi

keahlian Akuntansi di

Page 66: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

48

48

No Identitas Jurnal Judul Penelitian Hasil Penelitian

SMK Negeri 2

Semarang tahun ajaran

2014/2015 secara

simultan sebesar 71,5%

4 Dito Datadiwa dan

Joko Widodo.

(Economic

Education Analysis

Journal Volume 4

No.1. Hal. 31-37

Februari 2015)

Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi

Kesiapan

Kerja Siswa SMK

Negeri 1 Warureja

Tahun 2014

a. Dari 15 mereduksi 12

variabel yang masing-

masing mengelompok

menjadi 2 faktor yaitu:

1) pribadi siswa dan

lingkungan

2) potensi diri siswa dan

lingkungan

b. faktor 1 mampu

menjelaskan 47,046%

variasi, dan faktor 2

mampu menjelaskan

35,645%. Atau dengan

kata lain kedua faktor

mampu menjelaskan

82,690% variasi dan

selebihnya sebesar

17,31% dijelaskan oleh

faktor lain yang tidak

termasuk dalam model.

c. Faktor kesiapan kerja

yang dominan yaitu

faktor probadi siswa dan

lingkungan dengan

melihat nilai kumulatif

dari varian sebesar

95,94%

5 Hana Binti

Muyasaroh.

(Jurnal Pendidikan

dan Ekonomi

Universitas Sebelas

Maret. Volume.2

No.1. Hal.1-11.

April 2013)

Pengaruh Pengalaman

Praktik Kerja Industri

Dan Locus Of Control

Terhadap Kesiapan

Kerja

Siswa Kelas XII SMK

Negeri 1 Surakarta

a. ada pengaruh yang

signifikan pengalaman

praktik kerja industri

terhadap kesiapan kerja

siswa SMK Negeri 1

Surakarta tahun

pelajaran 2012/2013

sebesar 27%

b. ada pengaruh yang

signifikan pengalaman

locus of control

terhadap kesiapan kerja

siswa SMK Negeri 1

Surakarta tahun

Page 67: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

49

49

No Identitas Jurnal Judul Penelitian Hasil Penelitian

pelajaran 2012/2013

sebesar 4,06%

c. ada pengaruh yang

signifikan pengalaman

praktik kerja industri

dan locus of control

terhadap kesiapan kerja

siswa SMK Negeri 1

Surakarta tahun pelajaran

2012/2013 sebear 31%

6 Frida Pradhita.

(Economic

Education Analysis

Journal. Volume 3

No.1. Juni 2014)

Pengaruh Praktik

Kerja Lapangan

(PKL), Efikasi Diri,

dan Dorongan Orang

Tua Terhadap

Kesiapan Kerja Siswa

Kelas XII SMK

a. ada pengaruh positif dan

signifikan PKL, efikasi

diri, dorongan orang tua

terhadap kesiapan kerja

sebesar 57,4%

b. PKL berpengaruh

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

kesiapan kerja secara

parsial sebesar 7,02%

c. Efikasi diri berpengaruh

positif dan signifikan

secara parsial terhadap

kesiapan kerja sebesar

6,67%

d. Dorongan orang tua

berpengaruh positif dan

signifikan secara parsial

terhadap kesiapan kerja

sebesar 14,21%

7 Ahmad Awaludin

Baiti.

(Jurnal Pendidikan

Vokasi. Volume 4

No.2 hal.164-180.

Juni 2014)

Pengaruh Pengalaman

Praktik, Prestasi

Belajar

Dasar Kejuruan dan

Dukungan Orang Tua

Terhadap Kesiapan

Kerja Siswa SMK

a. Terdapat pengaruh

pengalaman praktik,

prestasi belajar dasar

kejuruan, dukungan

orang tua secara sendiri

maupun bersama – sama

terhadap kesiapan kerja,

dan

b. sumbangan efektif

variabel pengalaman

praktik, prestasi belajar

dasar kejuruan, dan

dukungan orang tua

terhadap kesiapan kerja

(R2) sebesar 39,6% dan

Page 68: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

50

50

No Identitas Jurnal Judul Penelitian Hasil Penelitian

sumbangan efektif

masing – masing variabel

yaitu pengalaman praktik

23,1%, prestasi belajar

dasar kejuruan 6,4%, dan

dukungan orang tua

9,6%.

8 Eka Evi Muktiani,

(Economic

Education Analysis

Journal 3 (1), 2014)

Pengaruh Praktek

Kerja Industri Dan

Prestasi Akademik

Mata Diklat Produktif

Akuntansi Terhadap

Kesiapan Kerja Siswa

Kelas XI Program

Keahlian Akuntansi

SMK Nasional Pati

Tahun Pelajaran

2012/2013

a. Ada pengaruh praktik

kerja industri dan

prestasi akademik mata

diklat produktif

akuntansi terhadap

kesiapan kerja secara

simultan sebesar

30,01%.

b. Ada pengaruh praktik

kerja industry terhadap

kesiapan kerja secara

parsial sebesar 3,76%

dan pengaruh prestasi

akademik mata diklat

produktif akuntansi

terhadap kesiapan kerja

secara parsial sebesar

4,12%

9 Siti Yuniati (Economic Education Analysis Journal Volume 3 No.1. September

2014)

Pengaruh Praktik

Kerja Industri

(Prakerin),

Keterampilan

Interpersonal, dan

Kompetensi Kerja

terhadap Kesiapan

Kerja Siswa SMK

PGRI 01 Semarang

dengan Efikasi Diri

Sebagai Variabel

Intervening

a. Terdapat pengaruh

signifikan antara

keterampilan

interpersonal dan

kompetensi kerja

terhadap efikasi diri

sebesar 0,166 dan 0,429

b. Terdapat pengaruh yang

signifikan secara

langsung maupun tidak

langsung dengan efikasi

diri

c. Praktik kerja industri

tidak ada pengaruh yang

signifikan terhadap

kesiapan kerja

10 Ni Putu Ratna

Wiryani

Survei Deskriptif

Faktor Motivasi

Memasuki Dunia

Kerja Terhadap

a. hasil penelitian pada

responden laki-laki dan

responden perempuan

memiliki motivasi

Page 69: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

51

51

No Identitas Jurnal Judul Penelitian Hasil Penelitian

(Kumpulan Artikel

Mahasiswa

Pendidikan Teknik

Informatika.

Universitas

Pendidikan

Ganesha Volume 4

No.4. 2015)

Kesiapan Kerja Siswa

SMK Negeri di

Bidang TIK Se-Bali

Tahun Ajaran

2014/2015

memasuki dunia kerja

tinggi terhadap kesiapan

kerja atau sebesar

49,67% dan 50,41%.

b. persentase responden

laki-laki dan responden

perempuan terhadap

kesiapan kerja sebesar

58,43% dan 62,4%.

c. faktor motivasi

memasuki dunia kerja

yang dominan pada

responden laki-laki dan

responden perempuan

adalah faktor desakan

dan dorongan

lingkungan yaitu 52,31%

untuk responden laki-laki

dan 52,81% untuk

responden perempuan.

d. sedangkan ciri-ciri

kesiapan kerja yang

dominan yaitu

mempunyai ambisi

untuk responden laki-

laki sebesar 62,66% dan

beradaptasi dengan

lingkungan untuk

responden perempuan

sebesar 71,3%

11 Ega Putriatama

(AIP Conference

Proceedings 1778.

American Institute

of Physics 2016)

Work Readiness By

Vocational School

Graduates Viewed

From Industrial Work

Practice’s

Experience And

Vocational Skills

a. Secara simultan,

pengalaman kejuruan,

dan keterampilan kerja

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

kesiapan kerja sebesar

52%

b. Secara parsial, praktek

pengalaman kerja

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

kesiapan kerja sebesar

13%

c. Secara parsial,

kompetensi kerjuruan

Page 70: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

52

52

No Identitas Jurnal Judul Penelitian Hasil Penelitian

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

kesiapan kerja sebesar

14%

12 Subkhan Rojuli.

(Academic Journal.

Volume 12 No.9.

Hal. 554-558. 10

Mei 2017)

Observational

Learning On Industry

Work Practices

Toward Job Readiness

a. Pengaruh pembelajaran

observasional praktik

pengalaman kerja

terhadap kesiapan kerja

sebesar 14% dengan

standar kesalahan 0,053

dan nilai t sebesar 6,38

lebih besar dibandingkan

t tabel 1,96.

b. Hasil tersebut

membuktikan bahwa

pembelajaran

observasional praktik

pengalaman kerja

terhadap kesiapan kerja

berpengaruh signifikan

terhadap kesiapan kerja.

13 Suniti

Bandaranaike

(Asia Pasific

Journal of

Cooperative

Education, Special I

Issue, 2015,

16(3),223-233,

James Cook

University,

Australia)

Building Capacityfor

Work-Readiness:

Bridging The

Cognitive And

Affective Domains

a. Terdapat perbedaan

pendapat antara

mahasiswa dengan

pengusaha tentang hal

yang dibutuhkan dalam

pekerjaan. Pengusaha

lebih mementingkan

domain afektif inisiatif

(68%) dan keterampilan

komunikasi (46%).

Sedangkan mahasiswa

mementingkan

manajemen (33%),

teknologi (42%),

pemecahan masalah

(33%).

b. Tidak ada perbedaan

signifikan dalam jenis

kelamin

c. Tidak ada perbedaan

signifikan dalam usia

d. Terdapat perbedaan

signifikan dispilin belajar

ilmu

Page 71: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

53

53

No Identitas Jurnal Judul Penelitian Hasil Penelitian

e. Tidak terdapat perbedaan

signifikan siswa yang

memiliki pengalaman

kerja dengan yang tidak

14 Fatimah Pa’Wan

(Business and

Economics Jurnal,

Volume 2010: BEJ-

11, Faculty of

Business

Administration

Universiti Tun

Abdul Razak,

Agustus 2010)

Factor Influencing

Internal and External

Emploability of

Employees

a. Praktek manajemen karir

formal berhubungan

positif dengan kerja

eksternal dan kerja

internal

b. Pelatihan karir formal

berhubungan positif

dengan kerja eksternal

dan kerja internal

c. pengalaman kerja hanya

signifikan berhubungan

dengan kerja internal

15 Urnika Mudhifatul

J.,dkk,

(AIP Conference

Proceedings 1778,

030044, American

Institute of Physics,

2016)

Vocational High

School Student’s

Readiness To Work In

Internet Service

Provider Enterprise:

Based On Mastery

Vocational

Competence,

Internship And Job

Interest

a. Ada hubungan simultan

dan signifikan antara

fasilitas belajar dan

magang untuk siswa

menyimpulkan bahwa

ada hubungan simultan

dan signifikan antara

fasilitas belajar dan

magang untuk siswa

bunga karir.

b. Kontribusi secara

bersamaan merupakan

nilai kontribusi 24,2%

dan sisanya adalah

75,8% merupakan

kontribusi dari variabel

lain selain variabel yang

disurvei.

Penelitian dengan judul “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan

Praktik Kerja Industri Melalui Motivasi Kerja terhadap Kersiapan Kerja Siswa

Kelas 12 Program Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal Tahun Ajaran

2018/2019” ini berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya karena

menggunakan variabel motivasi kerja sebagai variabel intervening untuk

Page 72: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

54

54

mengetahui pengaruh status sosial ekonomi dan prakerin secara langsung maupun

tidak langsung terhadap kesiapan kerja.

Selain itu, perbedaan dengan penelitian terdahulu antara lain pada metode

penelitian, waktu penelitian, tempat penelitian, populasi, dan variabel. Penelitian

ini dilaksanakan pada tahun 2018 menggunakan metode kuantitatif menggunakan

variabel status sosial ekonomi orang tua dan praktik kerja indutri untuk mengukur

kesiapan kerja siswa. Obyek penelitian yaitu siswa kelas 12 kompetensi keahlian

akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal yang dianalisis menggunakan path analysis

dengan SPSS 23.

2.4. Kerangka Berfikir

2.4.1. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Kesiapan Kerja

Teori koneksionisme thorndike berbunyi bahwa setiap makhluk hidup

dalam tingkah lakunya merupakan hubungan antara stimulus dan respon. Seorang

siswa yang hendak lulus akan dihadapkan pada suatu masalah seperti penentuan jati

diri, akan kemana setelah lulus, apakah bekerja atau melanjutkan ke perguruan tinggi

(Wiryani,2015). Status sosial ekonomi orang tua dapat menjadi stimulus siswa untuk

menentukan tingkah laku yang akan dilakukannya pasca lulus. Hal ini juga

didukung oleh Inshofa (2016) bahwa tidak dipungkiri keadaan sosial ekonomi

orang tua, akan mempengaruhi cara berfikir siswa, yang kemudian akan

mempengaruhi pilihan karier siswa. Siswa dengan latar belakang sosial ekonomi

orang tua yang kurang baik atau lemah, akan cenderung untuk melanjutkan

pendidikannya dari jenjang SMP ke SMK karena berorintasi bekerja setelah lulus.

Page 73: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

55

55

Saoerjono Soekanto (Arwani,2017) menyatakan bahwa orang tua

merupakan kunci motivasi dan keberhasilan studi anak dan remaja, tidak ada pihak

lain yang akan menggantikan peran orang tua seutuhnya. Keberhasilan orang tua

dalam menunjang keberhasilan studi terletak pada eratnya hubungan antara orang

tua dan anak serta yang terpenting bahwa suasana keluarga yang positif bagi

keberhasilan studi adalah keadaan yang menyebabkan anak atau remaja merasa

aman dan damai bila merasa di tengah keluarga

Menurut Theory of Planned Behavior dalam melakukan suatu perilaku

tertentu, individu akan dipengaruhi oleh norma subyektif. Norma subyektif

merupakan perasaan atau dugaan seseorang terhadap harapan-harapan dari orang-

orang yang ada didalam kehidupannya tentang dilakukan atau tidak dilakukannya

perilaku tertentu. Norma subyektif dalam hal ini adalah status sosial ekonomi orang

tua sangat berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa karena kondisi status sosial

ekonomi orang tua yang memotivasi siswa untuk siap kerja setelah lulus, sehingga

mereka akan termotivasi untuk menyiapkan diri menjadi siap kerja.

2.4.2. Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja

Terdapat tiga hukum dalam teori koneksionisme yaitu hukum kesiapan,

hukum latihan dan hukum akibat. Dengan praktik kerja indutri, siswa dipersiapkan

untuk memahami dunia kerja yang sesungguhnya dan berlatih untuk menjadi tenaga

kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Dengan dilaksanakan praktik kerja

industri siswa akan menjadi siap untuk bekerja setelah lulus. Baiti (2014)

berpendapat bahwa tempat pendidikan tidak memiliki sarana yang sepadan untuk

membiasakan peserta didik pada wujud masalah-masalah kehidupan kerja.

Page 74: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

56

56

Wawasan yang diperlukan hanya dapat diperoleh dengan mengumpulkan

pengalaman praktik bekerja di tempat kerja yang sesungguhnya.

Dengan hukum latihan juga dijelaskan bahwa semakin keahlian dan

kerterampilan serta pengetahuan dilatihkan sesuai dengan keadaan nyata ditempat

kerja, maka kesiapan kerja siswa akan lebih terasah dan membentuk sifat dan

karakter yang baik ditempat kerja. Dalyono (2005) menjelaskan bahwa pengalaman

dapat mempengaruhi fisiologi perkembangan individu yang merupakan salah satu

prinsip perkembangan kesiapan siswa SMK dalam mempersiapkan diri memasuki

dunia kerja.

Selain teori koneksionisme, penjelasan ini juga didukung dengan theory of

planned behavior. Ajzen (2005) menambahkan faktor latar belakang individu ke

dalam theory of planned behavior yang dibagi menjadi faktor personal, sosial dan

informasi. Salah satu faktor yang termasuk kedalam faktor informasi yaitu

pengalaman. Praktik kerja industri merupakan salah satu cara siswa untuk

mendapatkan pengalaman. Dengan adanya pengalaman tersebut akan membuat

siswa lebih termotivasi untuk bekerja dibidang yang sudah pernah mereka coba

karena telah mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang

mereka pelajari di tempat kerja.

2.4.3. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja

Steer dan Porter (Sirsa, 2014) menjelaskan bahwa motivasi kerja adalah

segala sesuatu yang menimbulkan gairah, hasrat, keinginan dan energi dari dalam

diri sesorang yang mempengaruhi dan mengarahkan serta memelihara perilakunya

untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sesuai dengan lingkup kerja. Wiryani

Page 75: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

57

57

(2015) berpendapat bahwa seorang siswa yang menginginkan untuk bekerja, maka

motivasi kerja akan menentukan siswa menjadi siap kerja.

Hal yang sama juga diperkuat dalam Theory of Planned Behavior dengan

adanya faktor intensi. Intensi merupakan indikasi seberapa keras orang mau

berusaha untuk mencoba dan berapa besar usaha yang akan dikeluarkan individu

untuk melakukan suatu perilaku. Niat atau intensi merupakan variabel antara yang

menyebabkan terjadinya suatu perilaku dari sikap maupun variabel lainnya. Intensi

atau niat dianggap dapat melihat faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi

perilaku. Dalam penelitian ini, Theory of Planned Behavior menjelaskan intensi

atau variabel motivasi kerja berpengaruh dan akan membentuk perilaku siswa untuk

siap kerja.

Wiryani (2015) menjelaskan bahwa semakin tinggi motivasi memasuki

dunia kerja maka akan meningkatkan kesiapan kerja dan begitu sebaliknya.

Motivasi memasuki dunia kerja akan menentukan sikap peserta didik menjadi siap

kerja. Hal ini didukung pula oleh penelitian Damasanti (2014) bahwa motivasi kerja

merupakan faktor penentu terbesar kesiapan kerja.

2.4.4. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Kerja

Teori koneksionisme thorndike berbunyi bahwa setiap makhluk hidup

dalam tingkah lakunya merupakan hubungan antara stimulus dan respon. Seorang

siswa yang hendak lulus akan dihadapkan pada suatu masalah seperti penentuan jati

diri, akan kemana setelah lulus, apakah bekerja atau melanjutkan ke perguruan tinggi

(Wiryani,2015). Status sosial ekonomi orang tua dapat menjadi stimulus siswa untuk

menentukan tingkah laku yang akan dilakukannya pasca lulus. Hal ini juga

Page 76: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

58

58

didukung oleh Inshofa (2016) bahwa tidak dipungkiri keadaan sosial ekonomi

orang tua, akan mempengaruhi cara berfikir siswa, yang kemudian akan

mempengaruhi pilihan karier siswa. Siswa dengan latar belakang sosial ekonomi

orang tua yang kurang baik atau lemah, akan cenderung untuk melanjutkan

pendidikannya dari jenjang SMP ke SMK karena berorintasi bekerja setelah lulus. Oleh

karena itu, untuk mempersiapkan tujuannya untuk bekerja setelah lulus, siswa akan

mempersiapkan segala kompetensi dan hal-hal yang dibutuhkan untuk dirinya dapat

diterima didunia kerja.

Hubungan antara variabel status sosial ekonomi orang tua dengan motivasi

kerja juga dapat dijelaskan menggunakan theory of planed behavior. Bahwa status

sosial ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor sosial yaitu pendapatan yang

mempengaruhi norma subyektif seseorang dan akan berpengaruh terhadap intensi.

Norma subyektif merupakan keyakinan seseorang yang diperoleh atas pandangan

orang-orang yang berada disekitarnya. Siswa dengan latar belakang status sosial

ekonom orang tua yang kurang akan lebih termotivasi untuk bekerja daripada

melanjutkan ke perguruan tinggi karena kurangnnya sumber daya untuk

meneruskan pendidikan ke tingkat yang lebih lanjut.

2.4.5. Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Motivasi Kerja

Hubungan antara variabel praktik kerja industri dengan motivasi kerja dapat

dijelaskan menggunakan theory of planed behavior. Bahwa praktik kerja industri

merupakan salah satu faktor informasi yaitu pengalaman yang mempengaruhi

persepsi kontrol seseorang dan berepengaruh terhadap intensi. Persepsi kontrol

merupakan perasaan seseorang tentang mudah atau sulitnya mewujudkan suatu

Page 77: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

59

59

perilaku. Ajzen (2005) mengemukakan bahwa persepsi kontrol ditentukan oleh

keyakinan individu mengenai ketersediaan sumber daya beruapa, peralatan,

kompabilitas, kompetensi dan kesempatan yang mendukung atau mengahambat

perilaku yang diprediksi dan besarnya peran sumber daya tersebut dalam

mewujudkan perilaku tersebut. Praktik kerja industri merupakan salah satu wadah

siswa untuk mendapatkan pengalaman kerja yang menyebabkan siswa lebih

termotivasi untuk bekerja dibidang yang sudah mereka ketahui. Hal ini disebabkan

karena siswa telah mempunyai bekal pengetahuan, keterampilan, informasi dan

sikap yang telah dipelajari ditempat kerja.

2.4.6. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Melalui Motivasi Kerja

Terhadap Kesiapan Kerja

Terdapat faktor latar belakang individu dalam theory of planned behavior

yang terdiri dari faktor yang tergabung dalam kategori personal, sosial dan

informasi. Dalam faktor sosial tersebut salah satunya dalah faktor pendapatan.

Faktor pendapatan dalam penelitian ini diwakilkan oleh variabel status sosial

ekonomi orang tua yang mempengaruhi motivasi kerja sehingga membentuk

perilaku kesiapan kerja. Seorang siswa yang hendak lulus akan dihadapkan pada suatu

masalah seperti penentuan jati diri, akan kemana setelah lulus, apakah bekerja atau

melanjutkan ke perguruan tinggi (Wiryani,2015). Status sosial ekonomi orang tua

dapat menjadi stimulus siswa untuk menentukan tingkah laku yang akan

dilakukannya pasca lulus. Hal ini juga didukung oleh Inshofa (2016) bahwa tidak

dipungkiri keadaan sosial ekonomi orang tua, akan mempengaruhi cara berfikir

siswa, yang kemudian akan mempengaruhi pilihan karier siswa. Siswa yang status

Page 78: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

60

60

sosial ekonomi orang tuanya yang kurang mampu, akan mendorong siswa

termotivasi untuk bekerja sehingga mereka akan memutuskan untuk melanjutkan

ke jenjang SMK. Siswa yang termotivasi untuk bekerja setelah lulus, akan

mempersiapkan kesiapan kerja mereka dengan mempelajari pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja di sekolah

maupun di tempat kerja. Hal ini didukung oleh pendapat Wiryani (2015) bahwa

seorang siswa yang menginginkan untuk bekerja, maka motivasi kerja akan

menentukan siswa menjadi siap kerja. Arwani (2017) berpendapat bahwa umumnya

status sosial ekonomi orang tua siswa yang melanjutkan ke SMK adalah menengah

kebawah, hal ini akan mendorong siswa SMK akan segera bekerja setelah lulus.

2.4.7. Pengaruh Praktik Kerja Industri Melalui Motivasi Kerja Terhadap

Kesiapan Kerja

Seorang siswa yang hendak lulus akan dihadapkan pada suatu masalah seperti

penentuan jati diri, akan kemana setelah lulus, apakah bekerja atau melanjutkan ke

perguruan tinggi (Wiryani,2015). Siswa yang memiliki motivasi untuk bekerja maka

akan mempersiapkan dirinya agar memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk

memasuki dunia kerja. Wiryani (2015) menjelaskan bahwa motivasi memasuki

dunia kerja akan menentukan sikap peserta didik menjadi siap kerja. Praktik kerja

industri merupakan salah satu program dalam kurikulum SMK yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk merasakan secara langsung bekerja dalam bidang

yang diminati dalam kurun waktu tertentu yang bertujuan untuk mempercepat

transisi siswa ke dunia kerja. Dengan praktik kerja industri, siswa akan

mendapatkan pengalaman yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan,

Page 79: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

61

61

keterampilan serta melatih sikap dan perilaku yang baik dalam dunia kerja.

Dalyono (2005) menjelaskan bahwa pengalaman dapat mempengaruhi fisiologi

perkembangan individu yang merupakan salah satu prinsip perkembangan kesiapan

siswa SMK dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.

Terdapat faktor latar belakang dalam theory of planned behavior yang

mempengaruhi persepsi kontrol terhadap motivasi sehingga dapat menimbulkan

perilaku kesiapan kerja. Faktor latar belakang terbagi menjadi faktor personal,

sosial dan informasi.Salah satu faktor yang termasuk kedalam faktor informasi

yaitu pengalaman. Praktik kerja industri merupakan salah satu cara siswa untuk

mendapatkan pengalaman. Dengan adanya pengalaman tersebut akan membuat

siswa lebih termotivasi untuk bekerja dibidang yang sudah pernah mereka coba

karena sudah mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang

sudah mereka pelajari di tempat kerja.

Praktik kerja industri akan membentuk karakter siswa menjadi mudah untuk

beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini juga didukung oleh penelitian Wiryani

(2015) bahwa ciri-ciri kesiapan kerja peserta didik yang paling dominan adalah

beradaptasi dengan lingkungan kerja. Beradaptasi dengan lingkungan kerja

merupakan modal untuk berinteraksi dengan lingkungan kerja yang dapat

didapatkan dari praktik kerja industri. Dan penelitian Yulianti (2015) menjelaskan

bahwa praktik kerja industri dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kesiapan

kerja.

Page 80: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

62

62

2.5. Hipotesis Penelitian

H1 : Terdapat pengaruh negatif status sosial ekonomi orang tua terhadap

kesiapan kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2

Kota Tegal tahun ajaran 2018/2019

H2 : Terdapat pengaruh positif praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja

siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal

tahun ajaran 2018/2019

H3 : Terdapat pengaruh positif motivasi kerja terhadap kesiapan kerja siswa kelas

12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal tahun ajaran

2018/2019

H4 : Terdapat pengaruh negatif status sosial ekonomi orang tua terhadap

motivasi kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2

Kota Tegal tahun ajaran 2018/2019

H7

H3

H6

Status Sosial

Ekonomi Orang

Tua

Praktik Kerja

Industri

Motivasi Kerja Kesiapan

Kerja

H1

H4

H2

H5

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Page 81: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

63

63

H5 : Terdapat pengaruh positif praktik kerja industri terhadap motivasi kerja

siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Kota Tegal

tahun ajaran 2018/2019

H6 : Terdapat pengaruh negatif status sosial ekonomi orang tua melalui motivasi

kerja terhadap kesiapan kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di

SMK Negeri 2 Kota Tegal tahun ajaran 2018/2019

H7 : Terdapat pengaruh positif praktik kerja industri melalui motivasi kerja

terhadap kesiapan kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK

Negeri 2 Kota Tegal tahun ajaran 2018/2019

Page 82: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

128

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh status sosial ekonomi

orang tua dan praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja melalui motivasi kerja

pada siswa kelas 12 akuntansi di SMK Negeri 2 Tegal tahun ajaran 2018/2019.

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan, maka dapat dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Status sosial ekonomi orang tua tidak berpengaruh negatif terhadap kesiapan

kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Tegal tahun

ajaran 2018/2019.

2. Praktik kerja industri berpengaruh positif terhadap kersiapan kerja siswa kelas

12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Tegal tahun ajaran

2018/2019.

3. Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kesiapan kerja siswa kelas 12

program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Tegal tahun ajaran 2018/2019.

4. Status sosial ekonomi orang tua berpengaruh negatif terhadap motivasi kerja

siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Tegal tahun ajaran

2018/2019.

5. Praktik kerja industri berpengaruh positif terhadap motivasi kerja siswa kelas

12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2 Tegal tahun ajaran

2018/2019.

Page 83: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

129

6. Status sosial ekonomi tidak berpengaruh negatif terhadap kesiapan kerja

melalui motivasi kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK

Negeri 2 Tegal tahun ajaran 2018/2019.

7. Praktik kerja industri berpengaruh positif terhadap kesiapan kerja melalui

motivasi kerja siswa kelas 12 program keahlian akuntansi di SMK Negeri 2

Tegal tahun ajaran 2018/2019.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Dalam rangka meningkatkan kesiapan kerja siswa program keahlian akuntansi

disarankan agar orang tua maupun pihak sekolah dalam hal ini adalah guru

maupun guru BK untuk memberikan konseling terkait karir setelah sekolah

yang akan ditekuni oleh siswa. Pemberian informasi dan motivasi akan

berdampak pada kematangan mental siswa untuk mencoba mengawali karir

dalam dunia kerja.

2. Peneliti menyarankan agar siswa dipantau untuk ditempatkan pada bidang

pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang diminati memberikan

pendampingan pada saat pelaksanaan praktik kerja industri agar semakin

optimal.

3. Orang tua siswa mengusahakan untuk memberikan fasilitas belajar yang

memadai dan dorongan mental untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia

kerja setelah lulus.

Page 84: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

130

4. Orang tua maupun pihak sekolah yaitu guru atau guru BK, agar memberikan

bimbingan karir dan konsultasi terkait pemilihan karir siswa setelah lulus untuk

menuntaskan masalah latar belakang status sosial ekonomi orang tua yang

kurang menudukung pencapaian tujuan siswa.

5. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan pembaharuan dan menambah

ruang lingkup penelitian dengan variabel lain diluar variabel yang telah diteliti.

Sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik dan dapat mengetahui

faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi kesiapan kerja. Sebagai contoh

menggunakan vaiabel intervening selain motivasi kerja, yang dapat

memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kesiapan kerja.

Page 85: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

131

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Munib. 2015. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES Press

Ahmadi, Abu. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Ajzen, I. 1985. From intentions to actions: A theory of planned behavior. In J.

Kuhl and J. Beckmann (Eds), Action control: From cognition to behavior.

Berlin, Heidelber, New York: Springer-Verlag

Ajzen, I.1991. The Theory of Planned Behavior, Organizational Behavior and

Human Decision Processes, vol. 50, no. 2, pp. 179-211

Ajzen, I. and Fishbein, M. 2005. The influence of attitudes on behavior. In

Albarracin, D., Johnson, BT., Zanna MP. (Eds),The handbook of attitudes,

Lawrence Erlbaum Associates

Alfan, Muhammad Zachim.2014. Pengaruh Bimbingan Karir dan Lingkungan

Sekolah Melalui Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII

Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Magelang. Economic

Education Analysis Journal,Volume 3 No.1. Hal.114-123 Universitas

Negeri Semarang

Amalia, Riski.2016. Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua dan Motivasi

Belajar Terhadap Minat Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi pada Siswa

Kelas XI IPS MAN 1 Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016. Economic

Education Analysis Journal, Hal.1-10 Universitas Negeri Semarang

Anoraga, Pandji.2014. Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arifin, Johar.2017. SPSS 24 untuk Penelitian dan Skripsi. Jakarta: Elex Media

Komputindo

Arwani, Imam.2017.Pengaruh Praktik Kerja Industri dan Status Sosial Ekonomi

terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK Negeri 1 Pajangan.Jurnal Pendidikan

Teknik Sipil dan Perencanaan, Hal.1-8 Universitas Negeri Yogyakarta

Badan Pusat Statistik.2018.Tersedia:http:/www.bps.go.id/(diakses tanggal 26

Februari 2018)

Badan Pusat Statistik.2018. Tersedia:https:// tegalkota.bps.go.id/ (diakses 28

Februari 2018)

Page 86: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

132

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2018.

Tersedia:https://jateng.bps.go.id/ (diakses 27 Februari 2018)

Baiti,Ahmad Awaludin.2013. Pengaruh Pengalaman Praktik, Prestasi Belajar

Dasar Kejuruan dan Dukungan Orang Tua Terhadap Kesiapan Kerja Siswa

SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi,Volume 4 No.2. Hal.164-180 Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta

Bandaranaike,Suniti.2015.Building capacity for work-readiness: Bridging the

cognitive and affective domains. Asia-Pacific Journal of Cooperative

Education, Special Issue, Volume 16 No.3. Hal.223-233 South Australia:

The University of Adelaide

Dalyono.M.2009. Psikologi Pendidikan.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Damasanti, Ida Ayu R.2014. Kesiapan Kerja Ditinjau dari Motivasi Kerja,Sikap

Kewirausahaan,dan Kompetensi Keahlian Busana Wanita pada Siswa

SMKN.Jurnal Pendidikan Sains,Volume 2 No.2. Hal 114-124 Universitas

Negeri Malang

Datadiwa, Dito.2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja

Siswa Smk Negeri 1 Warureja Tahun 2014. Economic Education Analysis

Journal,Volume 4 No.1. Hal.31-37.Universitas Negeri Semarang

Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah.2018.

Tersedia:http://dapo.dikdasmen.kemendikbud.go.id (diakses 28 Februari

2018)

Dikmenjur.2008.Prakerin sebagai Bagian dari Pendidikan Sistem

Ganda.Tersedia:http://www.geocities.com/dit_dikmenjur/prosedur_Praker

in.html (diakses tanggal 18 Mei 2018)

Elih, Mulyana.2014. Kepuasan Pengguna Lulusan SMK. Skripsi.Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia

Ghazali, Imam.2016.Aplikasi Analisis Multivariete dengan ProgramIBM SPSS

23.Semarang: Badan Penerbit Undip

Hamalik, Oemar.2009. Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara

Hartoyo, Tulus Budi. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Training Within

Industry (Twi) Dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Motivasi

Serta Kesiapan Kerja Bidang Teknik Bubut Siswa Smk Kompetensi

Keahlian Teknik Pemesinan Se-Kabupaten Gresik.Jurnal Pendidikan,

Volume 1 No.8. Hal 1633-1639 Universitas Negeri Malang

Page 87: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

133

http://www.kemenperin.go.id/artikel/17177/Investasi-Sektor-industri-Topang-

Pertumbuhan-Ekonomi-2017&hl=id-ID diakses tanggal 16 Mei 2018 pukul

21.39 WIB

http://www.kemenperin.go.id/artikel/18379/Capai-5,49-Persen,-Pertumbuhan-

Industri-Kembali-Meroket-di-atas-Perekonomian diakses tanggal 16 Mei

2018 pukul 21.00 WIB

Huda, Fatkhan Amirul.2015.Pengaruh Praktik Kerja Industri, Kompetensi

Kejuruan, dan Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Minat Kerja

dan Kesiapan Kerja Siswa SMK Keahlian TKJ di Kota Sintang.

Skripsi.Universitas Negeri Malang

Ikhsan, Arfan & Ishak M.2009. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat.

Inshofa.2016.Pengaruh Prakerin,Bimbingan Karir,Status Sosial Ekonomi

terhadap Kesiapan Kerja Siswa Akuntansi. Economic Education Analysis

Journal, Hal.1-15.Universitas Negeri Semarang

Ketut, Dewa.1993. Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Khairuddin. 2002. Sosiologi Keluarga.Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.

Kusnaeni, Yuyun.2016. Pengaruh Persepsi Tentang Praktik Kerja Lapangan,

Informasi Ke Dunia Kerja Dan Motivasi Memasuki Dunia Kerjaterhadap

Kesiapan Kerja Siswa SMK. Economic Education Analysis Journal,Volume

5 No.1. Hal 16-29. Universitas Negeri Semarang

Krisnamurti, Tira Fatma.2017.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja

SMK. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume 6 No.1 Hal.65-76

Universitas negeri Yogyakarta

Lukitasari, Nur.2015. Pengaruh Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi

Komputer, Bimbingan Karier, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan

Kerja Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1

Purbalingga Tahun Ajaran 2014/2015.Skripsi. Universitas Negeri Semarang

Mahmud, Dimyati.2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan

Mahyarni.2013. Theory of Reason Action dan Theory of Planned Behavior (Sebuah

Kajian Historis Tentang Perilaku. Jurnal El-Riyasah, Volume 4 No.1

Hal.13-23 Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Page 88: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

134

Muktiani, Eka Evi. 2014. Pengaruh Praktek Kerja Industri Dan Prestasi Akademik

Mata Diklat Produktif Akuntansi Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI

Program Keahlian Akuntansi SMK Nasional Pati Tahun Pelajaran

2012/2013. Economic Education Analysis Journal, Volume 3 No.1.

Universitas Negeri Semarang

Muslimah.2017. Pengaruh Bimbingan Karir, Lingkungan Keluarga dan

Ekspektasi Karir Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Akuntansi

Di SMK Negeri 1 Demak Tahun Ajaran 2016/2017. Economic Education

Analysis Journal, Volume 3 no.1. Hal.1-19 Universitas Negeri Semarang

Muyasaroh,Hana Binti.2013. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja IndustriDan

Locus Of Control Terhadap Kesiapan KerjaSiswa Kelas Xii Smk Negeri 1

Surakarta. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume.2 No.1. Hal.1-11

Universitas Sebelas Maret

Nagini, Nurul.2017. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kejuruan,

Efikasi Diri, Bimbingan Karir, Dan Penguasaan Soft Skills Terhadap

Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK N 1

Kebumen dan SMK Tamtama Prembun Tahun Ajaran 2016/2017.Skripsi.

Universitas Negeri Semarang

Nurhidayah, Ria. 2016. Pengaruh Motivasi, Lingkungan Keluarga, dan Pengalaman

Prakerin Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI SMK N 1 Kendal Tahun

Ajaran 2015/2016.Skripsi. Universitas negeri Semarang

Nurhadiyanti, Sulistyorini.2014.Pengaruh Motivasi Belajar dan Status Sosial

Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2013/2014.

Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta

Nurjannah, Siti Laila.2014. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi dengan

Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak di PAUD Smart Kid dan

PAUD Sahabat Ananda Kecamatan Dau.Skripsi.Universitas Islam negeri

Maulana malik Ibrahim Malang

Pa’wan,Fatimah.2010. Factor Influencing Internal and External Emploability of

Employees.Business and Economics Jurnal, Volume 2010: BEJ-11.

Malaysia: Universiti Tun Abdul Razak

Pitaloka, Lola Kurnia.2016. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan

Kerja Jurusan Jasa Boga dan Pemasaran dalam Rangka Mempersiapkan

Kematangan Kerja Siswa SMK Negeri 1 Kudus. Economic Education

Analysis Journal, Volume 3 No.1. Universitas Negeri Semarang

Page 89: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

135

Pradhita,Frida.2014. Pengaruh Praktik Kerja Lapangan (PKL), Efikasi Diri, dan

Dorongan Orang Tua Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK.

Economic Education Analysis Journal, Volume 3 No.1. Universitas Negeri

Semarang

Prayitno,Elida.1989.Motivasi dalam Belajar.Jakarta: P2LPTK

Putra, Aditya Indra.2009.Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap

Minat Berwirausaha pada Siswa Kelas XII Program Keahlian Teknik

Mekanik Otomotif SMK Texmaco Pemalang. Jurnal Pendidikan Teknik

Mesin,Volume 9 No.1. Universitas Negeri Semarang

Puriatama,Ega.2016. Work Readiness By Vocational School Graduates Viewed

From Industrial Work Practice’s Experience And Vocational Skills. AIP

Conference Proceedings 1778. American Institute of Physics, American

Institute of Physics

Purwanto, Ngalim M. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Rojuli, Subkhan.2017.Observational Learning On Industry Work Practices Toward

Job Readiness. Academic Journal, Volume 12 No.9. Hal. 554-558

Saputri, Melinda Noviana. 2016.Pengaruh Praktik Kerja Lapangan (PKL),

Lingkungan Keluarga dan Self–Efficacy terhadap Kesiapan Kerja Siswa

Kelas XII Prgram Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Kebumen Tahun

Ajaran 2015/2016.Skripsi.Universitas Negeri Semarang

Sardiman. 1990. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya

Sirsa, I Made.2014. Kontribusi Ekspektasi Karier, Motivasi Kerja, dan

Pengalaman Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK

Negeri 2 Seririt. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan

Ganesha, Volume 5. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Soekanto,Soerjono.2006.Sosiplogi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Sudirman.2006.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Sudjana.2015. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Page 90: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

136

Sugiyanto,Alhusnaly Rismawati.2016. Pengaruh Minat Kerja, Prestasi Belajar

dan Lingkungan Keluarga Terhadap Motivasi Siswa Smk Memasuki

Dunia Kerja. Economic Education Analysis Journal, Volume 5 No.2. Hal.

428-440 Universitas Negeri Semarang

Sugiyono.2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Syaodih Nana. (2009). Landasan Psikologi dan Proses Pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sulistyarini, Emi Prabawati.2012. Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja Dan

Pengalaman Praktik Kerja Industri TerhadapKesiapan Kerja Peserta Didik

Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel Tahun

Pelajaran 2011/2012. Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta

Suryana, Asep. (2007). Akreditasi, Sertifikasi dan Upaya Penjaminan Mutu

Pendidikan.Jurnal Administrasi Pendidikan, Volume 3 No.2. Hal 1-11

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Suryaningsih.2016. Pengaruh Praktik Kerja Industri (Prakerin), Motivasi Diri,

Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK

Negeri 1 Batang Tahun 2015/2016. Economic Education Analysis Journal,

Volume 3 No.1. Hal. 1-13Universitas Negeri Semarang

Suryatulus.2017.Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja

Mahasiswa Manajemen Keuangan Syari’ah UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.Skripsi.Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tadjab.1998. Inmu Jiwa Pendidikan.Surabaya: Karya Abditama

Umaya, Siti.2017. Pengaruh On The Job Training (Ojt), Minat Kerja, dan

Bimbingan Karir Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK Negeri 1

Batang. Economic Education Analysis Journal Volume 5 No.1. Universitas

Negeri Semarang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.Jakarta

Wahyudin, Agus. 2015. Metodologi Penelitian. Semarang: UNNES Press

Wahyuni, Sri.. 2011.Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Pemanfaatan

Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas XI SMA

Batik 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret

Page 91: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRAKTIK KERJA …

137

Widarto, P., & Widodo,N.(2012). Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills

dan Hard Skills Untuk Siswa SMK.Cakrawala Pendidikan, No.3. Hal.409-

423 Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta

Winkel, W.S & MM Sre Hastuti. 2004. Bimbingan Konseling di Institusi

Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Wiryani, Ni Putu Ratna. 2015. Survei Deskriptif Faktor Motivasi Memasuki Dunia

Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK Negeri di Bidang TIK Se-Bali

Tahun Ajaran 2014/2015. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik

Informatika,Volume 4 No.4. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha

Yulianti, Ika.2015. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri, Motivasi

Memasuki Dunia Kerja, Dan Kemampuan Soft Skills Terhadap Tingkat

Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi Di

Smk Negeri 2 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015. Economic Education

Analysis Journa,l Volume 4 No.2. Hal.389-403 Universitas Negeri

Semarang

Yuniati, Sri.2014. Pengaruh Praktik Kerja Industri (Prakerin) Keterampilan

Interpersonal, Dan Kompetensi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa

SMK PGRI 01 Semarang Dengan Efikasi Diri Sebagai Variabel

Intervening. Economi Education Analysis Journal, Volume 3 No.1

Universitas Negeri Semarang