PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan...

76
PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING MOUTH SYNDROME (BMS) LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian laporan akhir hasil penelitian Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum ALDILA PURANI PUTRI G2A008012 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

Transcript of PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan...

Page 1: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING

MOUTH SYNDROME (BMS)

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian laporan akhir hasil

penelitian Karya Tulis Ilmiah

mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

ALDILA PURANI PUTRI

G2A008012

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2012

Page 2: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

ii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KTI

PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING MOUTH

SYNDROME (BMS)

Disusunoleh:

ALDILA PURANI PUTRI

G2A008012

Telahdisetujui:

Semarang,26 Juli 2012

Pembimbing

drg. Gunawan Wibisono, M.Si Med.

19660528 199903 1 001

Ketua Penguji Penguji

Dr. drg. Oedijani Santoso, M.S. drg. Kuswartono Mulyo B., Sp.BM

19490209 197901 2 001 19500323 197901 1 001

Page 3: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama mahasiswa : Aldila Purani Putri

NIM : G2A008012

Program Studi :Program Pendidikan Sarjana Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Judul KTI : Pengaruh status menopause terhadap Burning Mouth

Syndrome (BMS)

Dengan ini menyatakan bahwa :

1) KTI ini ditulis sendiri, tulisan asli saya sendiri tanpa bantuan orang lainselain

pembimbing dan narasumber yang diketahui oleh pembimbing

2) KTI ini sebagian atau seluruhnya belum pernah dipublikasi dalambentuk

artikel ataupun tugas ilmiah lain di Universitas Diponegoromaupun di

perguruan tinggi lain

3) Dalam KTI ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulisorang lain

kecuali secara tertulis dicantumkan sebagai rujukan dalamnaskah dan

tercantum pada daftar kepustakaan.

Semarang, 20 Juli 2012

Yang membuat pernyataan,

Aldila Purani Putri

Page 4: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“Pengaruh status menopause terhadap Burning Mouth Syndrome (BMS)”.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu

syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro .

Penulis menyadari sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sejak

penyusunan proposal sampai dengan terselesaikannya laporan hasil akhir Karya

Tulis Ilmiah ini.Bersama ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

kepada :

1. Rektor Universitas Diponegoro yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk belajar, meningkatkan ilmu pengetahuan, dan

keahlian.

2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan

keahlian.

3. dr. Gunawan Wibisono, Msi. Med. Selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan kesempatan, meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro dan Poliklinik Gigi dan Mulut RS Dr. Kariadi Semarang.

5. Pimpinan dan civitas akademika Fakultas kedokteran UNDIP. Terima

kasih yang tulus juga penulis haturkan kepada guru-guru yang telah

Page 5: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

v

memberikan ilmu kepada penulis sehingga sangat membantu dalam

penyusunan Karya Tulis ini.

6. Direktur RSUP dr. Kariadi yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan

penelitian.

7. Kedua Orang Tua tercinta dan keluarga yang selalu memberi doa beserta

dukungan moral maupun material.

8. Para sahabat tersayang yang selalu memberikan saran, masukan, dan

dukungan dalam penyusunan Karya Tulis ini.

9. Teman-teman angkatan 2008 yang telah memberikan dukungan dan

kebersamaannya.

10. Serta pihak lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu atas

bantuannya secaralangsung maupun tidak langsung sehingga Karya Tulis

ini dapat terselesaikan denganbaik.

Penulis menyadari pula Karya Tulis ini masih jauh dari

kesempuranaan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

penulis harapakan untuk kesempurnaan dari kekurangan-kekurangan yang ada,

sehingga Karya Tulis ini bisa bermanfaat.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.Semoga Allah senantiasa

memberikan berkat dan rahmat yang berlimpah bagi kita semua.

Semarang, Juli 2012

Penulis

Page 6: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xii

DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xiii

ABSTRAK ..................................................................................................... xv

ABSTRACT ................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar belakang ......................................................................................... 1

1.2 Permasalahan penelitian .......................................................................... 3

1.3 Tujuan penelitian..................................................................................... 3

1.3.1 Tujuan umum ................................................................................. 3

1.3.2 Tujuan khusus ................................................................................ 3

1.4 Manfaat penelitian................................................................................... 3

1.5 Keaslian penelitian .................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

2.1 Menopause .............................................................................................. 6

2.1.1 Pengertian ...................................................................................... 6

2.1.2 Fisiologi menopause ...................................................................... 6

2.1.3 Patofisiologi menopause ................................................................ 8

2.1.4 Klasifikasi ...................................................................................... 9

2.1.5 Faktor-faktor yang memepengaruhi menopause ........................... 11

2.1.6 Gejala dan tanda ............................................................................ 12

Page 7: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

vii

2.1.7 Terapi ............................................................................................. 15

2.2 BMS ........................................................................................................ 16

2.2.1 Pengertian ...................................................................................... 16

2.2.2 Epidemologi .................................................................................. 17

2.2.3 Etiopatogenesis .............................................................................. 18

2.2.4 Klasifikasi ...................................................................................... 22

2.2.5 Gejala dan tanda ............................................................................ 22

2.2.6 Pemeriksaan fisik ........................................................................... 24

2.2.7 Pemeriksaan penunjang ................................................................. 24

2.2.8 Diferensial diagnosis ..................................................................... 24

2.2.9 Pengobatan..................................................................................... 25

2.2.10 Faktor predisposisi ...................................................................... 26

2.2.11 Komplikasi .................................................................................. 26

2.3 Hubungan menopause dengan BMS ....................................................... 27

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 28

3.1 Kerangka teori ......................................................................................... 28

3.2 Kerangka konsep ..................................................................................... 28

3.3 Hipotesis ................................................................................................. 29

BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................ 30

4.1 Ruang lingkup penelitian ........................................................................ 30

4.2 Tempat dan waktu penelitian .................................................................. 30

4.3 Jenis dan rancangan penelitian ................................................................ 30

4.4 Populasi dan sampel ................................................................................ 30

4.4.1 Populasi target ............................................................................... 30

4.4.2 Populasi terjangkau........................................................................ 31

4.4.3 Sampel ........................................................................................... 31

4.4.3.1 Kriteria inklusi ................................................................... 31

4.4.3.2 Kriteria eksklusi ................................................................. 31

4.4.4 Cara sampling ................................................................................ 32

4.4.5 Besar sampel .................................................................................. 32

4.5 Variabel penelitian .................................................................................. 33

Page 8: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

viii

4.5.1 Variabel bebas ............................................................................... 33

4.5.2 Variabel terikat .............................................................................. 33

4.6 Definisi operasional variabel .................................................................. 33

4.7 Cara pengumpulan data ........................................................................... 34

4.7.1 Alat dan bahan ............................................................................... 34

4.7.2 Jenis data........................................................................................ 34

4.7.3 Cara kerja ....................................................................................... 34

4.8 Alur penelitian......................................................................................... 36

4.9 Analisis data ............................................................................................ 37

4.10 Etika penelitian ....................................................................................... 37

BAB V HASIL PENELITIAN....................................................................... 38

5.1 Analisis sampel ...................................................................................... 38

5.2 Analisis deskriptif ................................................................................... 38

5.2.1 Karakteristik dasar subjek penelitian ...................................... 38

5.2.2 Status menopause terhadap status Burning Mouth Syndrome 41

5.3 Analisis Inferensial ................................................................................. 42

BAB VI PEMBAHASAN .............................................................................. 44

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 47

7.1 Simpulan ................................................................................................. 47

7.2 Saran........................................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 48

LAMPIRAN ................................................................................................... 54

Page 9: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Keaslianpenelitian................................................................................... 4

Tabel 2.Gejala menopause..........…..................................................................... 14

Tabel 3. Dosis Anjuran Sulih Estrogen................................................................. 15

Tabel 4.Dosis Anjuran Sulih Progesteron............................................................ 16

Tabel 5. Gejala BMS............................................................................................. 23

Tabel 6. Definisi Operasional variabel................................................................. 33

Tabel 7.Distribusi usia subjek penelitian menurut status Burning Mouth Syndrome

(BMS)..................................................................................................... 39

Tabel 8. Distribusi status menopause, penggunaan KB dan menstruasi terakhir

subjek penelitian..................................................................................... 40

Tabel 9. Distribusi status menopause menurut Burning Mouth Syndrome(BMS) 41

Tabel 10. Hasil uji chi square untuk status menopause terhadap BMS................ 42

Page 10: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Fase menopause.......................…................................................... 10

Gambar 2.Mekanisme makanan pedas sapat menimbulkan panas dimulut.... 16

Gambar 3.Etiopatogenesis BMS..................................................................... 21

Gambar 4. Bagan kerangka teori...................................................................... 28

Gambar 5. Bagan kerangka konsep.................................................................. 28

Gambar 6. Bagan Alur penelitian..................................................................... 36

Page 11: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed consent……………………………………………….. 52

Lampiran2. Formulir data sampel…………………………………………...

Lampiran 3. Biodata mahasiswa…………………………………………......

Lampiran 4. Hasil uji analisis statistik……………………………………….

Lampiran 5. Dokumentasi penelitian…………………………………………

Lampiran 6. Ethical Clearance…………………………………………........

Lampiran 7. Surat ijin penelitian…………………………………………......

53

54

55

60

61

62

Page 12: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

xii

DAFTAR SINGKATAN

1. BMS : Burning mouth syndrome

2. LH :Luteinizing hormone

3. FSH :Follicle-stimulating hormone

4. GABA :Gamma aminobutyric acid

5. STRAW :Stages Of Reproductive Aging Workshop

6. NIDDM : Noninsulindependent diabetes mellitus

7. TSH : Terapi Sulih Hormon

8. VR1 :Vanilloidsubtipe1

9. Dkk : Dan kawan-kawan

Page 13: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

xiii

DAFTAR ISTILAH

Alergi : Suatu reaksi berlebihan dari sistem

pertahanan tubuh untuk melawan zat-zat

asing yang masuk kedalam tubuh

Amenorea : Suatu keadaan atau kondisi dimana pada

seorang wanita tidak mengalami menstruasi

pada masa menstruasi sebagaimana

mestinya atau secara sederhana disebut

dengan tidak haid pada suatu periode atau

masa menstruasi.

Bruxism : Menggemeretakkan gigi atau gerakan tidak

sengaja pada gigi atau rahang seseorang

yang biasanya terjadi pada saat tidur,hal ini

dapat menyebabkan kerusakan pada gigi dan

kadang-kadang menyebabkan sakit pada

rahang.

Burning Mouth Syndrome : Rasa sensasi nyeri terbakar yang kronis di

dalam rongga mulut dan dapat mengenai

lidah, gusi, bibir, pipi bagian dalam (mukosa

bukal), langit-langit mulut, atau area luas di

seluruh mulut.

Clenching : Mengatupkan gigi-gigi pada rahang atas dan

bawah dengan tekanan yang berlebihan

Kandidiasis : Penyakit jamur yang bersifat akut atau

subakut disebabkan oleh spesies Candida,

biasanya oleh Candida albicans dan dapat

mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki,

atau paru, kadang-kadang dapat

menyebabkan septikemia, endokarditis, atau

meningitis.

Dysgeusia : Suatu kondisi dimana seseorang mengalami

perubahan rasa saat mengecap makanan atau

minuman.

Estradiol : Estrogen alami yang paling poten secara

biologis

Estrogen : Sekelompok senyawa steroid yang berfungsi

terutama sebagai hormonsekswanita.

Page 14: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

xiv

Follicle Stimulating Hormone : Hormon yang diproduksi oleh kelenjar

pituitari di otak yang merangsang produksi

telur oleh ovarium.

Grinding : Menggesek-gesekan gigi-gigi antara rahang

atas dan bawah

Luteinizing Hormone : Hormonhipofisis yang menstimulasi gonad

Menopause : Berhentinya masa kesuburan dan masa

reproduksi wanita yang ditandai dengan

berhentinya masa menstruasi atau siklus

bulanan seiring bertambahnya usia dan

penurunan hormon.

Nyeri kronis orofasial : Nyeri yang menetap dalam waktu beberapa

bulan atau lebih pada bagian mulut dan

wajah

Parageusia : Perubahan terhadap kemampuan merasakan

Premenopause : Saat awal sebelum menopause yang ditandai

sirkulasi menstruasi cenderung menjadi

tidak teratur

Postmenopause : Tidak terjadinya periode menstruasi selama

>12 bulan akibat dari tidak aktifnya folikel

sel telur.

Progesterone : Hormon, yang memegang peranan penting

pada wanita yang memiliki fungsi mengatur

siklus haid, mengembangkan jaringan

payudara, menyiapkan rahim pada waktu

kehamilan dan melindungi wanita pasca

menopause terhadap kanker endometrium.

Xerostomia : Keluhan subjektif dari mulut kering yang

bisa disebabkan oleh penurunan produksi

saliva.

Page 15: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

xv

��������

����� �����Burning Mouth Syndrome (BMS) didefinisikansebagai kondisinyeri

kronis orofasial , yang gejalanyaditandaiolehrasa sensasi nyeri terbakarpada lidah,

bibir atau dapat melibatkanseluruhrongga mulut. Salah satu etiologi sekunder BMS

adalah faktor sistemik yaitu menopause.

Tujuan : Mengetahui pengaruh status menopause (premenopause,primenopause dan

postmenopause) terhadap Burning Mouth Syndrome (BMS).

Metode :Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan desain cross sectional

study. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Subyek penelitian adalah

wanita usia 40-65 tahun berjumlah 127 responden yang terdiri dari 40 wanita

premenopause, 41 wanita perimenopause dan 46 wanita postmenopause yang sampel

minimalnya 37 responden. Data yang dikumpulkan adalah data tentang status

menopause dan data mengenai Burning Mouth Syndrome (BMS) . Pengolahan dan

analisa data dilakukan menggunakan program SPSS Windows Ver. 17.0.

Hasil : Kejadian Burning Mouth Syndrome (BMS) pada subyek premenopause

menghasilkan nilai p 0,337 (OR=0,405). Sedangkan kejadian Burning Mouth

Syndrome (BMS) padasubyek perimenopause menghasilkan nilai p 0,750

(OR=0,675). Pada wanitayang memiliki status menopause postmenopause terhadap

kejadian Burning Mouth Syndrome (BMS) menghasilkan nilai p 0,118 (OR=2,728).

Pada uji chi square nilai p < 0,05 adalah signifikan dan terdapat pengaruh yang

bermakna. Sehingga baik premenopause, perimenopause dan postmenopause tidak

ada pengaruh yang bermakna terhadap kejadian Burning Mouth Syndrome (BMS)

karena p>0,05.

Kesimpulan :Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa status menopause tidak ada

pengaruh terhadap BMS.

Kata Kunci :Status menopause (premenopause, perimenopause, dan

postmenopause), Burning Mouth Syndrome (BMS)

Page 16: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

xvi

ABSTRACT

Background: Burning Mouth Syndrome (BMS) is defined as chronic orofacial pain

condition, whose symptoms are characterized by a feeling of burning pain sensation

on the tongue, lips, or may involve the entire oral cavity. Systemic factor, as the

secondary etiology of BMS, relating to woman is menopause.

Aim : The study aims toknowthe influence of menopausal status (premenopause,

perimenopause, and postmenopause) with Burning Mouth Syndrome (BMS).

Method :The study is an observationalanalytic using cross sectionalstudy design. The

samples were taken with consecutive sampling. Subjects were women aged 40-65

yearsamounted to 127 respondents, consisting of 40 premenopausal women, 41

perimenopausal women and 46 postmenopausal womenwith minimal sample of 37

respondents.The collected data are status of menopausal subject and status Burning

Mouth Syndrome (BMS). Data analysis were performed using SPSS Windows Ver

17.0.

Results :The incidence of Burning Mouth Syndrome (BMS) in premenopausal

subjects produced p-value 0.337 (OR = 0.405). While The incidence of Burning

Mouth Syndrome (BMS) in perimenopausal subjects produced p-value 0,750

(OR=0,675). In women who have menopausal status which is postmenopausal : The

incidence of Burning Mouth Syndrome (BMS) has p-value 0,118 (OR=2,728).In the

chi square test p value <0.05 was significant and there is a significant influence. So

that both the premenopause, perimenopause, and postmenopause there is no

significant effect on the incidence of Burning Mouth Syndrome (BMS) because the p-

value > 0.05.

���������������� ���� � ����� � �� ��������� � � ��� �� �� Burning Mouth

Syndrome (BMS).

Keywords :Menopausal status (premenopause, perimenopause, and postmenopause),

Burning Mouth Syndrome (BMS).�

Page 17: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Penyakit gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan masyarakat

yang utama di dunia terutama di negara-negara berkembang.1Hasil laporan

Studi Morbiditas (2001), menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut di

Indonesia merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena penyakit gigi

dan mulut merupakan penyakit tertinggi yang dikeluhkan oleh masyarakat

yaitu sebesar 60%.Salah satu keluhan gigi dan mulut adalah sindroma

mulut terbakar / Burning Mouth Syndrome (BMS). 13

BMS didefinisikan

sebagai kondisinyeri kronis orofasial, yang gejalanya ditandai oleh rasa

sensasi nyeri terbakar pada lidah, bibir atau dapat melibatkan seluruh

rongga mulut.2

Rasa nyeri tersebut sama seperti sensasi terbakar pada

mukosa oral setelah memakan makanan pedas.3

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sanchez dkk di Barcelona

yang menggunakan 140 pasien yang terdiagnosis BMS menemukan bahwa

sebagian besar kasus terdapat pada kelompok usia 65-74 tahun sebesar

46,3%. Kelompok usia 75-84 tahun sebesar 31,4%, sedangkan kelompok

usia 55-64 sebesar 14,2%. Demikian juga kelompok usia 45-54 tahun dan

lebih dari 85 tahun memiliki tingkat persentasi yang rendah yaitu sebesar

Page 18: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

2

7,8%, sedangkan distribusi menurut jenis kelamin melaporkan bahwa

sebagian besar pasien adalah perempuan (96,4).4

Burning Mouth Syndrome (BMS) disebabkan dari beberapa faktor

yaitu faktor lokal, sistemik maupun psikogenik.3,5,6,7,8

Sebagian besar

BMS terdapat pada wanita yang mengalami menopause dengan prevalensi

sebesar 18-33% dimana menopause merupakan salah satu etiologi BMS

yang berasal dari faktor sistemik.3,5,6,7,8,9

Hal ini dikarenakan adanya

perubahan hormon pada saat menopause yaitu estrogen. 3,5,6,8,10,11

Data statistik dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa

pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa

dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun sehingga setiap

tahunnya akan terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta lebih,

dengan demikian di tahun 2011 jumlah penduduk akan menjadi 241 juta

jiwa lebih dengan 118 juta jiwa diantaranya adalah wanita, termasuk 14,3

juta orang wanita berusia 50 tahun ke atas, dan diperkirakan pada tahun

2020 jumlah wanita menopause tersebut terus bertambah jumlahnya

menjadi 30,3 juta jiwa.12

Menjelang usia 40 tahun, wanita akan mulai mengalami fase

menopause yang diawali dengan fase premenopause, kemudian akan

berlanjut menjadi fase perimenopause dan berakhir dengan fase

postmenopause. 16

Akan tetapi pengaruh dari setiap fase menopause

tersebut terhadap kejadian BMS belum pernah diteliti sebelumnya

sehingga peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut. Penelitian ini

Page 19: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

3

diharapkan bahwa wanita dapat mempersiapkan masa usia lanjut dengan

lebih baik.

1.2. Perumusan masalah

Adakah pengaruh status menopause terhadap BMS?

1.3. Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan Umum:

Mengetahui pengaruh status menopause terhadap BMS.

1.3.2. Tujuan khusus :

Mengetahui prevalensi kejadian BMS menurut status menopause.

1.4. Manfaat penelitian

• Memberikan informasi kepada para dokter dan praktisi kesehatan

lain, pembuat kebijakan, masyarakat dan para peneliti lain

mengenai pengaruh status menopause terhadap BMS.

• Memberi bahan pertimbangan kepada pemerintah selaku pembuat

kebijakan dalam upaya pencegahan atau penurunan kejadian BMS

pada wanita menopause.

• Sebagai sumber acuan yang dapat digunakan untuk penelitian

selanjutnya mengenai faktor–faktor lain yang berpengaruh

terhadap BMS.

Page 20: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

4

1.5. KEASLIAN PENELITIAN

Tabel 1 Keaslian penelitian

No Peneliti Judul Penelitian Jenis penelitian Hasil penelitian

1. Maria F.

Palacios

Sanchez

dkk (2005)

Burning mouth

syndrome : A

retrospective study

of 140 cases in a

sample of catalan

population

Retrospective

Tempat :

Barcelona

(Catalonia)

Subyek penelitian:

140 pasien yang

didiagnosis BMS

Sebagian besar kasus

terdapat pada kelompok usia

65-74 tahun sebesar 46,3%.

Kelompok usia 75-84 tahun

sebesar 31,4%, sedangkan

kelompok usia 55-64

sebesar 14,2%.

2. Jianming

Gao dkk

(2008)

A case control study

on etiological factors

involved in patients

with burning mouth

syndrome

Case control

Tempat :

Changsa,Cina

Subjek : 87 pasien

yang didiagnosa

BMS

Dari 87 kasus BMS, 66

(75,9%) adalah perempuan

yang 47(54%) mengalami

menopause. Rasio

perempuan dengan laki-laki

3.14. Rata-rata usia subjek

BMS sebesar 52,6 tahun

dengan rentang usia 28

sampai 83 tahun. Durasi

gejala bervariasi dari 10 hari

sampai 10 tahun, dengan

rata-rata 9 bulan.

Page 21: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

5

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan belah lintang

(cross sectional) serta penelitian ini dilaksanakan di Semarang, Indonesia

Page 22: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menopause

2.1.1 Pengertian

Definisi menopause menurut kamus kedokteran adalah

penghentian menstruasi pada wanita yang biasanya tejadi sekitar umur 50

tahun.14

Dari buku fisiologi Guyton mengatakan bahwa menopause

merupakan periode ketika siklus terhenti dan hormon-hormon menghilang

dengan cepat sampai hampir tidak ada.15

Menopause adalah apabila wanita

sudah tidak mengalami haid selama 12 bulan.16

Dari beberapa pengertian di

atas, dapat disimpulkan bahwa menopause adalah suatu keadaan seorang

wanita yang tidak mengalami menstruasi atau berhentinya menstruasi

selama 12 bulan atau satu tahun lamanya.

2.1.2 Fisiologi menopause

Sejak lahir bayi wanita sudah mempunyai 770.000-an sel telur

yang belum berkembang. Pada fase prapubertas, yaitu usia 8 – 12 tahun,

mulai timbul aktivitas ringan dari fungsi endokrin reproduksi. Selanjutnya,

sekitar usia 12 – 13 tahun, umumnya seorang wanita akan mendapatkan

menarche (haid pertama kalinya). Masa ini disebut sebagai pubertas

dimana organ reproduksi wanita mulai berfungsi optimal secara bertahap.

Page 23: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

7

Pada masa ini ovarium mulai mengeluarkan sel-sel telur yang siap untuk

dibuahi. Masa ini disebut fase reproduksi atau periode fertil (subur) yang

berlangsung sampai usia sekitar 45 tahun. Pada masa ini wanita dapat

mengalami kehamilan dan melahirkan. Fase terakhir kehidupan wanita

atau setelah masa reproduksi berakhir disebut klimakterium, yaitu masa

peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode

non-produktif. Periode ini berlangsung 5 tahun sebelum dan 5 tahun

sesudah menopause.17

Pada masa premenopause, hormon progesteron dan estrogen

masih tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki masa perimenopause

dan postmenopause. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi ovarium

yang terus menurun. Semakin meningkat usia seorang wanita, semakin

menurun jumlah sel-sel telur pada kedua ovarium. Hal ini disebabkan

adanya ovulasi pada setiap siklus haid, dimana pada setiap siklus, antara

20 hingga 1.000 sel telur tumbuh dan berkembang, tetapi hanya satu atau

kadang-kadang lebih yang berkembang sampai matang yang kemudian

mengalami ovulasi. Sel-sel telur yang tidak berhasil tumbuh menjadi

matang akan mati, juga karena proses atresia, yaitu proses awal

pertumbuhan sel telur yang segera berhenti dalam beberapa hari atau tidak

bekembang. Proses ini terus menurun selama kehidupan wanita hingga

sekitar 50 tahun karena produksi ovarium menjadi sangat berkurang dan

akhirnya berhenti bekerja.17

Page 24: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

8

Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya

kemampuan ovarium untuk merespon rangsangan gonadotropin, keadaan

ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi antara hipotalamus –

hipofisis. Pertama terjadi kegagalan fungsi korpus luteum.Kemudian,

turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi

umpan balik negatif terhadap hipotalamus.Keadaan ini meningkatkan

produksi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone

(LH). Dari kedua gonadotropin itu yang paling tinggi peningkatannya

adalah FSH.17

2.1.3 Patofisiologi menopause

Klimakterik merupakan periode peralihan dari fase reproduksi

menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya keadaan

umum ataupun endokrinologis dariovarium. Penurunan produksi hormon

estrogen menimbulkan berbagai keluhan pada wanita, sedangkan

penurunan fertilitas sangat bergantung pada usia wanita tersebut, dan

jarang menimbulkan keluhan yang berarti. Fertilitas wanita dan pria pada

usia 20-24 tahun adalah 100%. Pada usia 35-39 tahun fertilitas wanita

hanya tinggal 60%, sedangkan pria masih tetap tinggi, yaitu 95%. Pada

usia 45-49 tahun fertilitas wanita tinggal 5% saja dan pada laki-laki

mencapai 80%.16

Page 25: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

9

2.1.4 Klasifikasi

Fase menopause menurut Baziad Ali yaitu : (gambar 1)16

a. Fase premenopause

Fase ini terjadi antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik.

Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, perdarahan

haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak,dan

kadang-kadang disertai nyeri haid (dismenorea).16,20,22

b. Fase perimenopause

Merupakan fase peralihan antara premenopause dan postmenopause.

Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur.Sebanyak 40%

wanita siklus haidnya anovulatorik. Meskipun terjadi ovulasi, kadar

progesteron tetap rendah sedangkan kadar FSH, LH, dan estrogen

sangat bervariasi (tinggi, rendah). Pada umumnya wanita telah

mengalami berbagai jenis keluhan klimakterik.16,20,22

c. Fase menopause

Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai

suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen

pun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan

terjadinya menopause. Oleh karena itu, menopause diartikan sebagai

haid alami terakhir. Bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan,

dan dijumpai kadar FSH darah >40 mIU/ml dan kadar estradiol <30

pg/ml,telah dapat dikatakan wanita tersebut telah mengalami

menopause.16,20,22

Page 26: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

10

Gambar 1. Fase Menopause16

d. Fase postmenopause

Pada fase ini ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali, kadar

estradiol berada antara 20-30 pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin

biasanya meningkat karena terhentinya produksi inhibin akibat tidak

tersedianya folikel dalam jumlah yang cukup.16,20,22

Diagnosis status menopause yang diklasifikasikan menurut STRAW

(Stages Of Reproductive Aging Workshop) dibagi menjadi 3:18,19

1. Postmenopause : tidak ada perdarahan menstruasi/amenorea

selama >12 bulan.

2. Perimenopause lambat : masih mengalami menstruasi pada 2 - 12

bulan sebelumnya namun pada 2 bulan terakhir ini tidak.

3. Perimenopause awal : terdapat peningkatan ketidakteraturan siklus

menstrusi.

4. Premenopause : terdapat sedikit perubahan pada lamanya siklus,

Page 27: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

11

terutama siklus yang memendek.

Diagnosis menurut penelitian Glinda S. Cooper yang berjudul

“Measures of Menopausal Status in Relation to Demographic,

Reproductive,and Behavioral Characteristics in a Population-based

Study of Women Aged 35–49 Years” pada pengkalsifikasian

menopause: 24

1. Premenopause : tidak mengalami menstruasi selama <2 bulan

semenjak menstruasi terakhir.

2. Perimenopause : tidak mengalami menstruasi selama 2-12 bulan

semenjak menstruasi terakhir.

3. Postmenopause : tidak mengalami menstruasi selama >12 bulan

semenjak menstruasi terakhir.

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause

Masuknya seseorang dalam fase menopause sangat bervariasi.

Wanita di Eropa tidak sama usia menopausenya dengan wanita di Asia.

Faktor genetik kemungkinan berperan terhadap usia menopause. Baik usia

pertama haid, melahirkan pada usia muda, maupun berat badan tidak

terbukti mempercepat datangnya menopause. Wanita kembar dizigot atau

wanita dengan siklus haid memendek memasuki menopause lebih awal

jika dibandingkan dengan wanita yang memiliki siklus haid normal.

Memasuki usiamenopause lebih awal dijumpai juga pada wanita nulipara,

wanita dengan non insulin dependentdiabetes mellitus (NIDDM), perokok

berat, kurang gizi, wanita vegetarian, wanita dengan sosioekonomi rendah,

Page 28: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

12

dan pada wanita yang hidup pada ketinggian >4000 m. Wanita multipara

dan wanita yang banyak mengkonsumsi daging atau minum alkohol akan

mengalami menopause lebih lambat 9

2.1.6 Gejala dan tanda

Gejala dan tanda pada wanita menopause adalah : 16,20,21,22

1. Gejolak panas (hot flush) = gejala vasomotor

Keluhan yang muncul berupa panas yang muncul tiba-tiba disertai

dengan keringat yang banyak. Keluhan tersebut pertama kali muncul

pada malam hari atau menjelang pagi. Penyebab terjadinya keluhan

vasomotorik umumnya pada saat kadar estrogen mulai menurun.

Karakteristik semburan panas dirasakan mulai daerah dada dan

menjalar ke leher dan ke kepala. Kulit di daerah tersebut terlihat

kemerahan. Meskipun terasa panas, suhu badan tetap normal.

2. Keluhan psikis

Telah lama diketahui bahwa steroid seks sangat berperan terhadap

fungsi susunan saraf pusat, terutama perilaku, suasana hati, serta fungsi

kognitif dan sensorik seseorang. Dengan demikian, tidak heran bila

terjadi penurunan sekresi steroid seks yang menimbulkan perubahan

psikis yang berat dan perubahan fungsi kognitif. Kurangnya aliran

darah ke otak menyebabkan sulit berkonsentrasi dan mudah lupa.

Akibat kekurangan hormon estrogen pada wanita timbul lah keluhan

seperti mudah tersinggung, cepat marah dan merasa tertekan.

Page 29: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

13

3. Gangguan tidur

Paling banyak dikeluhkan pada wanita postmenopause. Kurang

nyenyak tidur pada malam hari menurunkan kualitas hidup wanita

tersebut. Estrogen memiliki efek terhadap kualitas tidur. Reseptor

estrogen telah ditemukan di otak pada bagian yang mengatur tidur.

4. Gangguan pada urogenitalia

Alat genital wanita dan saluran kemih bagian bawah sangat dipengaruhi

oleh estrogen. Kekurangan estrogen dapat menimbulkan berbagai jenis

keluhan, misalnya sering berkemih, tidak dapat menahan kencing, nyeri

berkemih, sering kencing malam, dan inkontinensia.

5. Gangguan pada kulit

Estrogen mempengaruhi terutama kadar kolagen, jumlah proteoglikan

dan kadar air dari kulit. Sehingga apabila kulit kekurangan estrogen

maka kulit akan menjadi hilang elastisitasnya, atopik, tipis, kering dan

berlipat-lipat.

6. Gangguan pada mulut

Kekurangan estrogen juga menyebabkan perubahan mulut seperti

perubahan mukosa, pengkerutan selaput lendir, aliran darah yang

berkurang, terasa kering, dan mudah terkena gingivitis.

Menurut pendapat yang lain secara umum, gejala yang disebabkan oleh

penurunan hormon dalam tubuh wanita selama mulai perimenopause

dibagi menjadi dua kategori: vasomotor dan urogenital. Gejala vasomotor

biasanya paling bermasalah dalam perimenopause dan awal

Page 30: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

14

postmenopause, tetapi umumnya meningkat selama 2 sampai 5 tahun. Bagi

beberapa wanita, gejala dapat bertahan selama bertahun-tahun atau bahkan

puluhan tahun. Berbeda dengan gejala vasomotor yang muncul di awal dan

cenderung dirasakan setiap saat, gejala urogenital cenderung berkembang

secara progresif dalam beberapa tahun atau masa selama/setelah

menopause. Keluhan urogenital dapat mempengaruhi 30 sampai 50 %

wanita dan mungkin menjadi sumber ketidak nyamanan setiap harinya.

Vagina yang kering selama berhubungan seksual sering menjadi gejala

pertama yang dirasakan.20

(tabel2)

Tabel 2. Gejala menopause 20

Gejala Vasomotor

Primer

• Gejolak panas

• Keringat di malam hari

• Gangguan pola tidur Terjadi selama perimenopause

• Mual dan cenderung menghilang

• Pusing dengan waktu

• Palpitasi

• Serangan Kecemasan

Sekunder

• Kelelahan

• Perubahan pada mood,

konsentrasi, dan memori

Gejala urogenital dan seksual

• Kering, perdarahan, dan

keluarnya cairan pada vagina

Berkembang progresif dari

tahun ke tahun atau pada saat

• Terjadinya infeksi urinarius

berulang, inkontinensia urge dan

stress

masa menopause

• Penurunan atau hilangnya gairah

seksual

Page 31: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

15

2.1.7 Terapi

Terapi dari menopause bisa dilakukan dengan Terapi Sulih

Hormon (Hormone replacement therapy)(Tabel 3 dan 4).16,22

Didefinisikan

sebagai : 23

a. Terapi menggunakan hormon yang diberikan untuk mengurangi efek

kekurangan hormon.

b. Pemberian hormon (estrogen, progesteron atau keduanya) pada wanita

postmenopause atau wanita yang ovariumnya telah diangkat, untuk

menggantikan produksi estrogen oleh ovarium.

c. Terapi menggunakan estrogen atau estrogen dan atau progesteron yang

diberikan pada wanita postmenopause atau wanita yang menjalani

ovarektomi, untuk mencegah efek patologis dari penurunan produksi

estrogen.

Tabel 3. Dosis Anjuran Sulih Estrogen

Jenis Kontinyu Dosis

Estrogen konjugasi Oral 0.3 – 0.4 mg

17� estradiol Oral 1 – 2 mg

Transdermal 50 – 100 mg

Subkutan 25 mg

Estradiol valerate Oral 1 – 2 mg

Estradiol Oral 0.625 – 1.25 mg

Page 32: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

16

Tabel 4. Dosis Anjuran Sulih Progesteron

Jenis Sekuensial Kontinyu

Progesteron 300 mg 100 mg

Medroksiprogesteron 10 mg 2,5 – 5 mg

asetat (MPA)

Siproteon asetat 1 mg 1 mg

Didrogesteron 10 – 20 mg 10 mg

Normogestrol asetat 5 – 10 mg 2,5 – 5 mg

2.2 Burning Mouth Syndrome ”BMS” (Sindroma mulut terbakar)

2.2.1. Pengertian

Didefinisikan sebagai kondisi nyeri kronis orofasial, yang

gejalanya ditandai oleh rasa sensasi nyeri terbakar pada lidah, bibir atau

dapat melibatkan seluruh rongga mulut.2,5

Rasa nyerinya sama seperti

sensasi terbakar pada mukosa oral setelah memakan makanan pedas.

(gambar 2) 3

Gambar 2. Mekanisme makanan pedas dapat menimbulkan panas dimulut3

Page 33: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

17

Panas dan nyeri yang ditimbulkan oleh karena panas dan makanan

pedas dapat mengaktifkan serabut saraf sensorik melalui saluran ion.

Saluran yang dikenal sebagai reseptor vanilloid subtipe1 (VR1), akan aktif

dengan pengikatan capsaicin. Jika aktif, maka saluran tersebut akan

terbuka dan memungkinkan masuknya ion kalsium dan natrium.

Masuknya ion tersebut akan mendepolarisasi serabut saraf nyeri, dan akan

berlanjut melalui akar ganglion dorsalis dan akhirnya menuju ke otak. Dan

hal tersebut juga akan merangsang temperatur di otak yang menggunakan

elemen yang sama, hal ini menjelaskan mengapa mulut kita terasa panas

ketika kita makan cabe.1

Menurut pendapat ahli yang lain, BMS merupakan kondisi

idiopatik yang ditandai dengan sensasi terbakar terus menerus dari mukosa

mulut, biasanya melibatkan lidah, dengan atau tanpa ekstensi ke bibir dan

mukosa mulut.Biasanya BMS disertai oleh gangguan pengecapan

(dysgeusia, parageusia) dan xerostomia. Dari definisi disebutkan tidak ada

perubahan makroskopik di mukosa mulut yang jelas. 5,10

2.2.2. Epidemologi

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sanchez dkk di Barcelona

yang menggunakan 140 pasien yang terdiagnosis BMS ditemukan

sebagian besar kasus (46,3%) terletak pada kelompok usia 65-74 tahun.

Kelompok usia 75-84 tahun sebesar 31,4%, sedangkan kelompok usia 55-

64 14,2%. Demikian juga kelompok usia 45-54 tahun dan lebih dari 85

tahun memiliki tingkat persentasi yang rendah sebesar 7,8%. 4

Page 34: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

18

2.2.3. Etiopatogenesis

Meskipun hubungan sebab-akibat antara faktor etiologi dan BMS

belum ditetapkan secara universal. Namun menurut pendapat para ahli6

etiologi BMS dianggap sebagai multifaktorial yaitu BMS primer yang

penyebabnya masih belum diketahui dan BMS sekunder yang meliputi

faktor lokal, sistemik, atau psikogenik6. Contoh BMS sekunder :

1. Faktor lokal :

• Kandidiasis pada mulut

Subklinikal infeksi kandida telah menyarankan bahwa kandidiasis

pada mulut merupakan salah satu etiologi dari BMS. Penelitian

yang dilakukan oleh Chen and Samaranayake27

mengatakan bahwa

pada pengumpulan saliva pasien BMS ditemukan Candida

glabrata yang tumbuh baik di saliva pasien BMS daripada pasien

kontrol. Selain itu pada pemeriksaan mikrobiologi memperlihatkan

adanya peningkatan candida sebanyak 53% pada pasien BMS. 8,27

• Oral parafunctional habits (clenching,bruxism, dan grinding)

Aktifitas parafungsional adalah semua aktifitas diluar fungsi

normal (seperti mengunyah, bicara, menelan) dan tidak

mempunyai tujuan fungsional. Contohnya adalah bruxism dan

kebiasaan – kebiasaan lain seperti menggigit kuku, pensil, bibir,

mengunyah satu sisi, tongue thrust, dan bertopang dagu. Aktifitas

yang paling berat dan sering menimbulkan masalah adalah bruxism

Page 35: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

19

termasuk clenching dan grinding. Bruxism adalah mengerat gigi

atau grinding terutama pada malam hari, sedangkan clenching

adalah mempertemukan gigi atas dan bawah dengan keras yang

dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari. Beberapa

penelitian telah mengambarkan bahwa terdapat perubahan

neurologis pada BMS, sehingga kebiasaan parafungsional mungkin

/ dapat mengakibatkan perubahan neuropatik yang akhirnya

menyebabkan gejala BMS.8,26

2. Faktor sistemik :

• Nokturia

Adalah meningkatnya frekuensi sekresi urin pada malam hari.

Peningkatan kejadian BMS akan berdampak sama atau paralel

dengan peningkatan episode nokturia karena apabila terjadi

peningkatan BMS akan berhubungan dengan mulut kering dan

mulut kering akan berhubungan dengan nokturia.29,30

Asplaund28

menyatakan bahwa kehausan dan minum dua kali lebih pada

malam hari ditemukan peningkatan yang signifikan pada wanita

yang BMS dibandingkan dengan pria dengan BMS. Hal ini

dikarenakan adanya keseimbangan cairan negatif yang berefek

pada nokturia. 8,28

Untuk mendiagnosa nokturia yaitu sering bangun

malam lebih dari satu kali untuk berkemih.39

Page 36: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

20

• Diabetes mellitus

Telah dilaporkan bahwa diabetes melitus tipe II berperan dalam

terjadinya atau kejadian dari BMS.2,3,5,6,7,8,10,11

Gibson dkk31

melaporkan bahwa gejala BMS pada pasien diabetes membaik

setelah kontrol dari glukosa. Namun beberapa peneliti32,33

melaporkan bahwa keluhan rasa terbakar pada mulut disebabkan

oleh kandidiasis oral pada pasien diabetes.

• Perubahan hormonal pada menopause

Perubahan hormonal menjadi salah satu faktor terpenting BMS,

karena sebanyak 90 % wanita dengan BMS ditemukan pada wanita

yang mengalami menopause 2,3,5,6,7,8,10,11

3. Faktor psikogenik :

Depresi, kecemasan, dan emosional merupakan faktor psikologis

yang terkait dengan BMS2,3,5,6,7,8,10,11

. Namun ada kontroversi,

apakah disfungsi psikologis merupakan kejadian primer

atau kejadian sekunder, karena disfungsi psikologis

merupakan hal yang umum yang dirasakan oleh pasien dengan

sakit kronis.34,35

Faktor ini masih menjadi kontroversi.

Page 37: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

21

Etiopatogenesis dari BMS sesuai dengan gambar 36

Gambar 3. Etiopatogenesis BMS 6

Interaksi antara etiologi yang belum diketahui (x,y) ataupun

etiologi yang sudah di identifikasi (lokal, sistemik, psikogenik)

menyebabkan perubahan neuropatik yang meliputi kerusakan saraf perifer,

gangguan sistem dopaminergik dan perubahan neurologis lainnya.

Gangguan tersebut menimbulkan gejala BMS. Gejala BMS yang kronis

dapat mengakibatkan gangguan psikogenik.6

Faktor Lokal

Faktor Sistemik

Faktor Psikogenik

(d) Etiologi

(c) Patogenesis

(b) Patologi klinik

(a) Komplikasi

Perubahan Neuropatik Sensitisasi

Sentral

Sensitisasi Perifer

Aktifitas Abnormal Simpatik

Aktifitas Ektopik

Perubahan Kontrol Segmen Inhibitor

BMS Primer

BMS Sekunder

Kelainan Psikogenik

Page 38: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

22

2.2.4. Klasifikasi3,5,8,10

Tipe 1 :Tidak muncul saat bangun tidur dan keparahan meningkat

dengan jalannya hari.

Tipe 2 : Muncul saat bangun dan terasa sepanjang hari.

Tipe 3 : Intermiten, pola kejadian tidak dapat diprediksi.

2.2.5. Gejala dan tanda

Gejala dan tanda yang biasa ditemukan pada pasien BMS,antara lain : 6,8,10

• rasa tidak enak (terbakar) pada kedua sisi mulut

• rasa nyeri yang dalam pada mukosa mulut

• gejala terjadi selama 4-6 bulan

• xerostamia

• dysgeusia

• gejala yang hampir menetap sepanjang hari

Sedangkan diagnosis dan 3 gejala mayor pada BMS adalah :

• NYERI (rasa terbakar, panas, perasaan geli atau mati rasa)

Biasanya terjadi bilateral. Predileksi biasanya pada bagian anterior

dari lidah atau ujungnya, mukosa palatum dan bawah bibir.

Sedangkan mukosa bukal dan dasar mulut jarang terjadi.6,8

(tabel 4)

• DYSGEUSIA

Terjadi sampai 70% kasus dan dapat berbentuk rasa yang menetap

di mulut atau perubahan persepsi rasa. Rasanya bisa pahit,

Page 39: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

23

metalik, atau campuran.6,8

(tabel 4)

• XEROSTAMIA

Terdapat pada 64% pasien BMS.6,8

(tabel 4) dengan keluhan mulut

kering pada indera perasa.

Menurut diagnosis Torgerson RR pada penelitian yang berjudul

Diagnosis and Treatment of Oral Mucosal Lession menyatakan

bahwa untuk mendiagnosis BMS memiliki karakteristik yaitu

sensasi terbakar pada mulut, ada atau tanpa dysgeusia dan

xerostamia. Sehingga untuk mendiagnosis BMS yaitu adanya

sensasi terbakar pada mulut yang didapatkan dari anamnesis.40

Untuk mengetahuinya digunakan 1 pertanyaan :

• Adakah rasa terbakar pada mulut ? ya / tidak 40

Tabel 5.Gejala BMS6

Gejala utama dari pasien BMS

Gejala Tipe-tipe keluhan

Nyeri pada mukosa oral Rasa terbakar

(keluhan utama) Panas

Kesemutan

Mati rasa

Dysgeusia Rasa yang menetap

Persepsi rasa yang berubah

Xerostamia Mulut kering

Page 40: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

24

2.2.6. Pemeriksaan fisik

Pada BMS tidak ditemukan adanya lesi klinis dalam rongga mulut,

termasuk daerah yang sering timbul gejala. 2,3,5,6,7,8,10

2.2.7. Pemeriksaan penunjang

Tidak ada tes laboratorium untuk mendiagnosis BMS, tetapi pemeriksaan

penunjang lain dibutuhkan untuk mengetahui apakah BMS tersebut

disebabkan dari faktor lokal,sistemik, atau psikogenik contoh nya:7,8,10

• Pemeriksaan mikrobiologi (swab)

• Serum glukosa darah (puasa atau tes toleransi glukosa)

• Urin analisis untuk glukosa

• LH

• FSH

2.2.8. Diferensial diagnosis

Kondisi berikut yang memiliki gejala-gejala seperti BMS:7,8,10

• Kandidiasis

• Diabetes

• Kecemasan dan depresi

• Aphthous stomatitis

• Stomatitis kontak

• Infeksi tulang, gigi, atau implant

Page 41: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

25

2.2.9. Pengobatan

Tidak ada satu cara yang pasti untuk mengobati BMS primer.

Pengobatan tergantung pada tanda dan gejala tertentu, serta kondisi atau

penyakit yang mendasari yang mungkin menyebabkan BMS (BMS

sekunder). Itulah pentingnya untuk mencoba menentukan penyebabnya

terlebih dahulu. Apabila penyebabnya diobati, gejala-gejala BMS juga

akan membaik.2,11,25

Menurut penelitian Charland D dkk pengobatan BMS

menunjukkan alpha lipoic acid memberikan penurunan gejala nyeri

terbakar dan efek dari Clonazepam adalah mengurangi gejala BMS.2

Di

pustaka yang lain menyebutkan bahwa sudah bertahun-tahun pengobatan

BMS adalah antidepressan tricyclics dosis rendah yang berefek

mengurangi rasa terbakar pada mulut. Banyak tricyclics yang sudah

digunakan yaitu amitriptyline, desipramine, nortriptyline, imipramine, dan

clomipramine meskipun hanya amitriptyline yang telah dievaluasi dalam

percobaan klinis. Baru-baru ini, beberapa studi telah menyarankan bahwa

berbagai benzodiazepin, termasuk clonazepam yaitu sebuah GABA

(gamma-aminobutyricacid) reseptor agonis, yang mungkin

efektif untuk berbagai gangguan nyeri dibagian wajah, termasuk

BMS. Selain itu clonazepam efektif dalam mengurangi

dysgeusia dan mulut kering.11

Para ahli kesehatan gigi harus menyarankan pasien untuk

menggunakan produk perawatan oral yang telah diformulasikan khusus

Page 42: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

26

untuk gejala BMS yang lain berupa mulut kering (xerostamia) yaitu tanpa

alkohol, hanya menggunakan mouth wash yang memiliki pH netral atau

alkali.25

2.2.10. Faktor Predisposisi37,38

Pada umumnya BMS lebih sering mempengaruhi wanita dari

pada pria. Biasanya dimulai pada orang dewasa dengan usia dekade lima

sampai dekade tujuh. Gejalanya timbul tiba-tiba dan tidak ada faktor

pencetusnya, Meskipun beberapa penelitian menjelaskan ada faktor resiko

yang dapat membuat individu menderita BMS. Faktor-faktor yangdapat

mencakup kondisi tersebut adalah :

• Infeksi saluran nafas atas.

• Alergi makanan.

• Obat-obatan.

• Trauma.

• Stres.

2.2.11. Komplikasi37,38

Komplikasi dari BMS adalah :

• Kesulitan untuk makan dan berbicara

• Kesulitan untuk tetap tidur

• Dapat menjadi depresi

• Iritabilitas dan agitasi

Page 43: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

27

2.3 Hubungan menopause dengan BMS

Pada menopause terdapat perubahan dari hormon estrogen yaitu

mengalami penurunan. Hal ini akan mengakibatkan perubahan intensitas

pada indera pengecap yang terdapat pada mukosa mulut yang akan

menimbulkan peningkatan intensitas yang berdampak pada nyeri dan akan

timbul sensasi terbakar. Selain itu penurunan estrogen akan

mengakibatkan gangguan pada sistem dopamininergik.2,3,5,6,7,8,10

Page 44: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

28

BAB III

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN

HIPOTESIS

3.1 Kerangka Teori

Gambar 4.Kerangka teori

3.2 Kerangka konsep

Gambar 5. Kerangka konsep

Kejadian

kandidiasis oral�

Kejadian kebiasaan

parafunctional

(bruxism,clenching)

BMS

(Burning Mouth Syndrome��

Status menopause

berdasarkan perubahan

hormonal :

• Premenopause

• Perimenopause

• Postmenopause

Status menopause :

• Premenopause

• Perimenopause

• Postmenopause

BMS

(Burning Mouth

Syndrome��

Riwayat

Diabetes melitus

Kejadian

nokturia

Page 45: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

29

3.3 Hipotesis

Status menopause (premenopause, perimenopause, atau

postmenopause) mempengaruhi kejadian BMS.

Page 46: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

30

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Ruang Lingkup Penelitian

Lingkup keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Gigi dan Mulut.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUP Dr.

Kariadi Semarang mulai bulan Mei 2012 sampai Juni 2012.

4.3 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini berupa penelitian observasional analitik dengan pendekatan

belah lintang (cross sectional).

4.4 Populasi dan Sampel

4.4.1 Populasi Target

Populasi target penelitian ini adalah wanita yang mengalami

premenopause, perimenopause, atau postmenopause di bagian Poliklinik

Gigi dan Mulut RSUP Dr.Kariadi Semarang.

Page 47: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

31

4.4.2 Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau penelitian ini adalah wanita yang mengalami

premenopause, perimenopause, atau postmenopause di bagian Poliklinik

Gigi dan Mulut RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai bulan Mei 2012

sampai Juni 2012.

4.4.3 Sampel

Sampel penelitian ini adalah seluruh wanita yang mengalami

premenopause, perimenopause, atau postmenopause di bagian Poliklinik

Gigi dan Mulut RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai bulan Mei 2012

sampai Juni 2012 yang memenuhi kriteria inklusi.

4.4.3.1 Kriteria Inklusi

a. Pasien wanita yang berumur 40-65 tahun.

b. Pasien wanita yang memiliki daya ingat baik dan bersedia menandatangani

informed consent.

c. Pasien wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal.

d. Pasien yang tidak memiliki oral candidiasis, kebiasaan parafunctional

(clenching,bruxism), riwayat Diabetes melitus dan nokturia.

e. Pasien yang tidak memiliki perilaku yang mungkin dapat menyebabkan

BMS ( contoh : mengkonsumsi makanan pedas ).

Page 48: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

32

4.4.3.2 Kriteria Eksklusi

Pasien yang tidak kooperatif saat dilakukan anamesis.

4.4.4 Cara Sampling

Penelitian ini menggunakan metode consecutive sampling.

4.4.5 Besar Sampel

Besar sampel minimal untuk pasien wanita yang mengalami

premenopause, perimenopause, atau postmenopause dihitung dengan

rumus: 36

Keterangan:

= Besar sampel pasien wanita yang mengalami premenopause.

=Besar sampel pasien wanita yang mengalami perimenopause.

=Besar sampel pasien wanita yang mengalami postmenopause.

= 1,96 (nilai sebaran normal baku dengan tingkat kepercayaan

95%)

P = proporsi efek yang akan diteliti yaitu sebesar 0,11

(kepustakaan)4

Q = (1-P) = 1-0.11 = 0,89

D = Tingkat ketepatan absolut yaitu 10%

Page 49: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

33

4.5 Variabel Penelitian

4.5.1 Variabel Bebas

Variabel bebas penelitian ini adalah status menopause ( premenopause,

perimenopuse, atau postmenopause).

4.5.2 Variabel Terikat

Variabel terikat penelitian ini adalah kejadian BMS.

4.6 Definisi Operasional Variabel

� Tabel 6. Definisi operasional variabel

No Variabel Kategori Skala

1. Status menopause

Didiagnosis menurut klasifikasi menurut

penelitian Glinda S. Cooper24

yang berjudul

“Measures of Menopausal Status in Relation

to Demographic, Reproductive,and

Behavioral Characteristics in a Population-

based Study of Women Aged 35–49 Years”

dibagi menjadi 3 yaitu : Premenopause

(tidak mengalami menstruasi selama <2

bulan semenjak menstruasi terakhir),

Perimenopause(tidak mengalami menstruasi

selama 2-12 bulan semenjak menstruasi

terakhir) dan Postmenopause (tidak

mengalami menstruasi selama >12 bulan

semenjak menstruasi terakhir).

Premenopause

Perimenopause

Postmenopause

ordinal

2.

BMS

Pasien didiagnosis berdasarkan penelitian

Torgerson RR40

menggunakan sesi

wawancara dengan memberikan pertanyaan:

Apakah mulut anda pernah terasa terbakar?

(ya atau tidak).

BMS

Tidak BMS

Nominal

Page 50: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

34

4.7 Cara Pengumpulan Data

4.7.1 Alat dan Bahan

a. Formulir informed consent(Lampiran 1)

b. Formulir tentang riwayat status menopause dan status BMS

(Lampiran 2).

c. Perlengkapan alat tulis.

4.7.2 Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang didapat dari

wawancara dengan pasien wanita mengenai status menopause dan data

primer mengenai status BMS nya.

4.7.3 Cara Kerja

1. Melakukan wawancara kepada pasien mengenai status menopause

(premenopause, perimenopause, atau postmenopause) yang

berpedoman atau mengacu pada penelitian Glinda S. Cooper yang

berjudul “Measures of Menopausal Status in Relation to

Demographic, Reproductive,and Behavioral Characteristics in a

Population-based Study of Women Aged 35–49 Years”yaitu: 24

• Premenopause : tidak mengalami menstruasi selama <2 bulan

semenjak menstruasi terakhir.

• Perimenopause : tidak mengalami menstruasi selama 2-12 bulan

semenjak menstruasi terakhir.

Page 51: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

35

• Postmenopause : tidak mengalami menstruasi selama >12 bulan

semenjak menstruasi terakhir.

2. Mendiagnosis pasien tersebut menderita BMS atau tidak. Cara

mendiagnosis melalui sesi wawancara mengenai ada tidaknya rasa

sensasi terbakar pada mulut.

3. Catat hasil.

4. Pengolahan data yang sudah terkumpul menggunakan komputer.

5. Melakukan analisis data

6. Menyusun penulisan hasil analisis data dalam bentuk laporan hasil

penelitian.

Page 52: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

36

6.8 Alur Penelitian

Gambar 6. Alur penelitian

Subyek penelitian dijelaskan tentang

penelitian yang akan kita buat secara

garis besar nya.

Mendiagnosis apakah subyek penelitian

memiliki penyakit BMS atau tidak.Cara

mendiagnosis dengan sesi wawancara

mengenai ada tidaknya rasa sensasi

terbakar pada mulut

Pengolahan data yang sudah terkumpul

dengan menggunakan komputer

Analisis data

jika subyek penelitian bersedia, subyek

penelitian diminta mengisi formulir

informed consent

Seleksi sampel penelitian wanita

menopause mengenai status menopause

nya melalui wawancara yang berpedoman

pada penelitian Glinda S. Cooper

Premenopause Perimenopause Postmenopause

Page 53: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

37

4.9 Analisis Data

Data yang dikumpulkan telah diedit, dikoding, ditabulasi, dan

data entering. Pengaruh status menopause terhadap BMS dianalisis

menggunakan uji chi-square. Pengelolaan data dilakukan dengan

komputer

4.10 Etika penelitian

Subjek penelitian telah diberi penjelasan mengenai maksud,

tujuan, dan manfaat penelitian. Subjek yang bersedia ikut serta dalam

penelitian diminta untuk menandatangani formulir informed consent.

Subjek berhak menolak untuk diikutsertakan tanpa ada konsekuensi

apapun. Subjek juga berhak untuk keluar dari penelitian sesuai

keinginannya.

Page 54: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

38

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Analisis Sampel

Penelitian mengenai pengaruh status menopause terhadap Burning

Mouth Syndrome (BMS) telah dilakukan mulai bulan Mei sampai Juni

tahun 2012 di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUP Dr. Kariadi. Jumlah

sampel keseluruhan sebanyak 127 responden yang diperoleh dengan

menggunakan metode consecutive sampling meliputi kelompok

postmenopause (46 responden), perimenopause (41 responden) dan

premenopause (40 responden). Jumlah responden dari masing-masing

kelompok yang dianalisis telah memenuhi syarat jumlah sampel minimal

yaitu 37 responden.

5.2 Analisis deskriptif

5.2.1 Karakteristik dasar subjek penelitian

Analisis deskriptif pada penelitian ini dilakukan pada karakteristik

dasar dari subjek penelitian yang meliputi usia menurut status Burning

Mouth Syndrome (BMS) dan distribusi status menopause, penggunaan KB

dan menstruasi terakhir subjek penelitian yang tersaji pada tabel 7 dan 8.

Page 55: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

39

Tabel 7. Distribusi usia subjek penelitian menurut status Burning Mouth

Syndrome (BMS)

Usia (tahun) BMS

Total Ya Tidak

41-45 0 (0%) 12 (9,4%) 12 (9,4%)

46-50 3 (2,4 %) 50 (39,3%) 53 (41,7%) Min-Max = 42-

65

51-55 6 (4,7%) 37 (21,2%) 43 (33,9%) Mean ± SD

56-60 2 (1,6%) 9 (7,1%) 11 (8,7%) 51,42 5,087

61-65 1 (0,8%) 7 (5.5%) 8 (6,3%)

Kriteria usia dari seluruh subjek penelitian pada penelitian ini

adalah responden yang berusia 40-65 tahun, dengan rata-rata usia subjek

penelitian 51,42 (SD 5,087) tahun dimana usia minimum 42 tahun dan

usia maksimum 65 tahun. Sebagian besar subjekpenelitian adalah

responden yang berada dalam kelompok usia 46-50 tahun yaitu sebanyak

53 responden. Untuk BMS sendiri lebih banyak terjadi pada kelompok

usia 51-55 tahun (4,7%) dan yang terendah angka kejadian BMS nya

terletak pada kelompok usia 41-45 tahun sebesar 0 %.

Page 56: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

40

Tabel 8. Distribusi status menopause, penggunaan KB dan menstruasi

terakhir subjek penelitian

Variabel N

(Orang) Total

Penggunaan

KB

Menstruasi terakhir

(bulan)

Postmenopause 46

(36,2%)

127

(100%)

Nonpostmenopause* 81

(63,8%)

Tidak = 59

(46,5%)

Min–Max = 0,5-192

Perimenopause 41

(32,3%)

127

(100%)

Kondom =

12 (9,4%) Mean ± SD

28,8516 ������

Nonperimenopause* 86

(67,7%)

Spiral = 56

(44,1%)

Premenopause 40

(31,5%)

127

(100%)

Nonpremenopause* 87

(68,5%)

Keterangan : * Nonpostmenopause : perimenopause & premenopause

* Nonperimenopause : premenopause & postmenopause

* Nonpremenopause : perimenopause & postmenopause

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang

postmenopause sebesar 46 responden (36,2%), perimenopause sebanyak

41 responden (32,3%), dan premenopause sebanyak 40 responden (31,5%)

sedangkan yang tidak postmenopause sebesar 81 responden (63,8%), non

perimenopause sebanyak 86 responden (67,7%) dan non premenopause

sebanyak 87 responden (68,5%). Tentang distribusi penggunaan KB pada

responden dalam penelitian ini paling banyak adalah tidak menggunakan

KB dengan frekuensi 59 responden (46,5%). Sedangkan penggunaan

Page 57: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

41

kondom sebanyak 12 responden (9,4%) dan penggunaan spiral yang

mencapai 56 responden (44,1%). Dari tabel mestruasi terakhir dapat kita

lihat rata-rata menstruasi terakhir subyek penelitian 28.8516 bulan dimana

menstruasi terakhir minimum 0.50 bulan dan maksimum 192.00 bulan.

5.2.2 Status menopause terhadap status Burning Mouth Syndrome (BMS)

Responden didiagnosis status menopause secara subjektif menjadi

premenopause ( <2 bulan), perimenopause (2-12 bulan), dan

premenopause (>12 bulan) berdasarkan menstruasi terakhir, setelah

dilakukan diagnosis status menopause responden dilakukan sesi tanya

jawab tentang status BMSnya. Distribusi status menopause menurut status

BMS dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Distribusi status menopause menurut Burning Mouth Syndrome

(BMS)

Status menopause BMS

Total Ya Tidak

Postmenopause 7 (5,5%) 39 (30,1%) 46 (36,2%)

Perimenopause 3 (2,4%) 38 (30%) 41 (32,3%)

Premenopause 2 (1,6%) 38 (29,9%) 40 (31,5%)

127 (100%)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa prevalensi BMS terbanyak

terdapat pada postmenopause sebesar 5,5 % dan yang terendah prevalensi

BMS nya adalah premenopause sebesar 1,6%.

Page 58: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

42

5.3 Analisis Inferensial

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data primer yaitu

data status menopause yang diperoleh dari sesi tanya jawab mengenai

menstruasi terakhir secara subjektif dan data rasa sensasi terbakar pada

mulut yang diperoleh dari diagnosis BMS secara subjektif. Untuk data

status menopause berupa data ordinal sedangkan data BMS dinyatakan

dalam data nominal.

Tabel 10.Hasil uji chi square untuk status menopause terhadap BMS.

Variabel

BMS

p OR* Ya Tidak

N % n %

Postmenopause

Ya 7 15,2 39 84,8 0,118 2,728

Non * 5 6,2 76 93,8

Perimenopause

Ya 3 7,3 38 92,7 0,750 0,675

Non * 9 10,5 77 89,5

Premenopause

Ya 2 5 38 95 0,337 0,405

Non * 10 11,5 77 88,5

Keterangan : * Non postmenopause = premenopause & perimenopause

* Non perimenopause = premenopause & postmenopause

* Non premenopause = perimenopause & postmenopause

* OD = Odds Rasio

Page 59: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

43

Berdasarkan tabel hasil uji chi square diatas menunjukkan hasil nilai

p>0,05 baik dari kelompok postmenopause, perimenopause dan

premenopause. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa ketiga kelompok

tersebut tidak ada pengaruh yang bermakna terhadap BMS karena nilai p >

0,05. Disini uji regresi logistik tidak dilakukan karena syarat dari uji

logistik harus memiliki kelompok yang bermakna/signifikan > 1.

Page 60: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

44

BAB VI

PEMBAHASAN

BMS didefinisikan sebagai kondisi nyeri kronis orofasial yang

gejalanya ditandai oleh rasa sensasi nyeri terbakar pada lidah, bibir atau

dapat melibatkan seluruh rongga mulut.2

Pada penelitian yg dilakukan oleh

Sanchez dkk di Barcelona melaporkan bahwa sebagian besar pasien adalah

perempuan (96,4).4

Etiologi BMS ada dua yaitu etiologi primer yang belum diketahui

(x,y) dan etiologi sekunder (lokal, sistemik dan psikogenik).6

Sebagian

besar BMS terdapat pada wanita yang mengalami menopause dengan

prevalensi sebesar 18-33% dimana menopause merupakan salah satu

etiologi BMS yang berasal dari faktor sistemik.3,5,6,7,8,9

Hasil penelitian mengenai pengaruh status menopause terhadap

BMS menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang bermakna antara

status menopause baik premenopause, perimenopause dan postmenopause

dengan BMS (p>0,05). Hasil yang didapat ini berbeda dengan hasil yang

ditunjukkan pada penelitian Jianming, dimana pada penelitiannya

didapatkan adanya pengaruh menopause terhadap BMS. Perbedaan ini

disebabkan karena adanya perbedaan pada metode penelitian yang dipakai,

perbedaan cara sampling, dan perbedaan subjek penelitian. Penelitian

Page 61: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

45

Jianming mengambil sampel dengan cara random sampling dan memakai

metode penelitian dengan kelompok kontrol sebagai pembanding (case

control). Sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode yang tidak

ada kelompok kontrol (cross sectional) dan memakai consecutive

sampling. Dari subjek penelitian, Jianming menggunakan sampel orang

yang BMS baik laki-laki maupun perempuan sedangkan penelitian ini

menggunakan sampel wanita yang mengalami premenopause,

perimenopause dan postmenopause.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Z

Heidari yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan signifikan yang

ditemukan pada mulut kering, jenis kelamin, menopause dan faktor studi

yang lainnya (p>0,05) terhadap kejadian BMS. Selain itu ditemukan

adanya hubungan yang signifikan pada higiene oral buruk, merokok dan

perdarahan ginggiva.41

Hubungan merokok dengan BMS menurut Z Heidari menemukan

rokok membawa zat-zat berbahaya, yang mungkin menyebabkan kondisi

terbakar pada mulut, termasuk benzopyrene dan hidrokarbon aromatik

polisiklik.41�

Selain itu penelitian ini didukung oleh Colak Hakan dkk yang pada

penelitiannya mengatakan bahwa yang berpengaruh terhadap BMS dari

faktor lokal terdapat pada kebiasaan parafungsional dan kandidiasis oral.

Dari faktor sistemik yang terdapat pengaruh bermakna adalah

Page 62: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

46

kardiovaskular dan diabetes sedangkan kelainan tiroid, kekurangan nutrisi,

menopause dan tumor tidak signifikan terhadap BMS.42

Banyak faktor lain yang tidak terkontrol dalam penelitian ini

seperti higiene oral yang buruk, perilaku merokok, dan waktu penelitian

yang terbatas.

Secara statistik, penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada

pengaruh yang bermakna antara status menopause baik premenopause,

perimenopause dan postmenopause terhadap BMS.

Page 63: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

47

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

Dari penelitian yang dilakukan pada 127 subjek penelitian, diperoleh

hasil analisis statistik yang menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang

bermakna antara status menopause baik premenopause, perimenopause, dan

postmenopause terhadap BMS. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

status menopause tidak ada pengaruh terhadap BMS.

7.2. Saran

Kelemahan dari penelitian ini yaitu mengenai cara mendiagnosis

status menopausenya yang hanya dilakukan secara subjektif, sehingga

penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk lebih menyempurnakan penelitian

ini dalam cara mendiagnosis status menopausenya agar lebih akurat yaitu

dengan menggunakan uji kadar estrogen. Selain itu penelitian lanjutan dapat

membandingkan variabel lain yang juga merupakan etiologi sekunder dari

BMS, misalnya: Diabetes mellitus, hipertensi, perilaku merokok dan lain-

lain.�

Page 64: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

48

DAFTAR PUSTAKA

1. National Institue of Dental and Craniofacial Research. Dental caries (tooth

decay) in adults (age 20-64). Bethesda (Amerika Serikat): National Institute of

Health. 2011. Tersedia pada: http://www.nidcr.nih.gov/DataStatistics/FindDataByTopic/DentalCaries/DentalCariesAdults2

0to64 (diakses 13 Desember 2011).

2. Daniel,Charland. Burning Issues in the Treatment of Burning Mouth

Syndrome: An Evidence- Based Study of the Literature.Medical Sciences.

2008. Tersedia pada

:http://www.utoronto.ca/dentistry/newsresources/evidence_based/burningmou

th.pdf (diakses 12 November 2009).

3. Gutkowski S. Changes in Attitudes and Knowledge of Dental Hygiene

Students Toward the Senior Citizen Population After a Course on

Geriatrics.Inggris : Young dental. 2005. Tersedia pada :

http://www.youngdental.com/pdf/tpav3i1.pdf

4. Sanchez MF,Comin XJ, Carlos E. Burning mouth syndrome: A retrospective

study of 140 cases in a sample of catalan po- pulation. Espana:Faculty

Odontologi University of Barcelona; 2005.

5. Nakazone A, Paula D. Burning mouth syndrome: a discussion about possible

etiological factors and treatment modalities.Brazil : Faculty Odontologi

University of Araraquara; 2009.

6. Scala A, Checchi L, Montevecchi M. Update on burning mouth

syndrome:overview and patient management. Crit Rev Oral Biol Med.

2003;14:275-91.

7. Chirra A.Burning Mouth Syndrome. Healthcare.2006;10.

8. Boy M, Kıvanc B, Meral U.Burning mouth syndrome. Blackwell Scientific

Publication. 2008;18(3):188-196.

9. Buchanan J. Burning Mouth Syndrome. Healthcare. 2008; (4):105-108.

10. Eusterman D,Vincent. Burning mouth syndrome.New England Dental Center.

2009 ;2:124-135. Tersedia

pada:http://emedicine.medscape.com/article/1508869-overview.

11. Grushka, Miriam, Joel B. Burning mouth syndrome. Oral Medical. 2010;

86:557–61.

Page 65: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

49

12. Tersedia pada:

http//www.bps.goid/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&not

ab=1.

13. Warni L. Hubungan perilaku murid SD kelas V dan VI pada kesehatan gigi

dan mulut terhadap status karies gigi di wilayah kecamatan Delitua

kabupaten Deli Serdang tahun 2009. Jurnal Dentistri. 2009; 45-65.

14. Dorland, Newman WA.Kamus Kedokteran DORLAND alih bahasa oleh tim

EGC. Jakarta : EGC; 2002. p.10-11.

15. Arthur G. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran alih bahasa oleh tim EGC . Jakarta

: EGC; 2002. p.155-154.

16. Ali B. Menopause dan Andropause . Jakarta : Sagung Seto; 2003. p.1-25.

17. Kasdu D. Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta: Puspa Swara Anggoru IKAPI.

2008. p.67-75.

18. Soules MR, Sherman S, Parrot. Executive summary: stages ofreproductive

aging workshop (STRAW). J Women’s Health. 2001; 2:11-20.

19. Alwi SA,Siti RZ, Verna LK. Assessment of menopausal symptoms using

modified Menopause Rating Scale (MRS) among middle age women in

Kuching. Sarawak: Women’s Health. 2010; 1;135-151.

20. The Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada.A Companion

Guide to the Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada

Menopause Consensus Report.Canada : The Journalist’s Menopause

Handbook.2006.

21. Boulet MJ, Oddens BJ, Lehert P.Climacteric and menopause in seven South-

east Asian countries. Malaysia: Women’s Health. 2008; 3:157-76.

22. Ismail NN.A study on menopause in Malaysia. Malaysia: Women’s Health.

2008; 3:205-209.

23. �Hormone replacement therapy”. Tersedia pada :

http://ncimeta.nci.nih.gov/MetaServlet/servlet/ResultServlet2?conceptID=C02

82402.

24. Cooper GS, Donna D, Darden FR. Measures of Menopausal Status in Relation

to Demographic, Reproductive,and Behavioral Characteristics in a

Population-based Study of Women Aged 35–49 Years. Finlandia: University

of Helsink. 2012; 2:45-60. Tersedia pada: http://aje.oxfordjournals.org/

Page 66: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

50

25. Navazesh M, Kumar S.Xerostamia : Prevaleance, Diagnosis, and

Management, Compendium of Conyinuing Education in Dentistry.New Dehli :

Jaypee. 2007;3:5- 16.

26. Bergdahl BJ, Anneroth G, Anneroth I. Clinical study of patients with burning

mouth. Scand J Dent Res. 2006;102:299-305.

27. Chen Q, Samaranayake LP. Growth of the fungal pathogen Candida in

parotid saliva of patients with burning mouth syndrome. Microbios.

2009;102:45-52.

28. Asplund R. Nocturia and the burning mouth syndrome(BMS) in the elderly.

Arch Gerontol Geriatri. 2005;41:255-60.

29. Bergdahl M, Bergdahl J. Burning mouth syndrome:prevalence and associated

factors. J Oral Pathol Med. 2010;28:350-4.

30. Petruzzi M, Lauritano D. Systemic capsaicin for burning mouth

syndrome:short-term results of a pilot study. J Oral Pathol Med. 2004;33:111-

4.

31. Gibson J, Lamey PJ, Lewis M. Oral manifestations of previously undiagnosed

non-insulin dependent diabetes mellitus. J Oral Pathol Med. 2008;19:284-7.

32. Vitkov L, Weitgasser R.Candida-induced stomatopyrosis and its relation to

diabetes mellitus. J Oral Pathol Med. 2003;32:46-50.

33. Tourne LP, Fricton JR. Burning Mouth Syndrome Critical review and

proposed clinical management. Medical Oral. 2010;74:158-67.

34. Woda A, Pionchon P. A unified concept of idiopathic orofacial pain:

pathophysiologic features. J Orofac Pain. 2005;14:196-212.

35. Grushka M, Sessle BJ. Burning mouth syndrome. Dentis Clinical North

America. 2009;35:171-84.

36. Sudigdo S, Sofyan I.Dasar - Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta :

Sagung Seto; 2008. p.314-5.

37. Rhodus NL, Carlson CR, Miller CS. Burning mouth (syndrome) disorder.

Medical Oral. 2003; 34:587-93.

38. Pigatto PD, Brambilla L. BMS in adult. J Oral Pathol Med. 2009; 38:672.

Page 67: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

51

39. Junizaf A. Buku Ajar Neurofisiologi Uroginekologi. Jakarta: EGC;2001;1:88-

89 .

40. Torgerson RR, Diagnosis and Treatment of Oral Mucosal Lession : Burning

Mouth Syndrome. NCBI. 2010;4:194-205. Tersedia pada :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20597947.

41. Heidari Z.Burning mouth syndrome in Zahedan.Medical Oral. 2005;1:111-

135. Tersedia pada : URL : http://journals.tums.ac.ir/.

42. Hakan C. Prevalence of burning mouth syndrome in adult Turkish population.

Medical Oral. 2011;2:185-198. Tersediapada : URL : http://www.dicle.edu.tr/fakulte/tip/dergi/yayin/383/05.pdf

Page 68: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

52

Lampiran 1. Informed consent

INFORMED CONSENT

PENELITIAN PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BMS

Setelah mendengar penjelasan yang telah diberikan tentang tujuan, prosedur,

risiko, dan manfaat penelitian ini, maka saya atas nama pribadi atau keluarga

penderita bersedia tanda tangan di bawah ini secara sukarela dan berpartisipasi

dalam penelitian ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Semarang, / /2012

Responden Saksi

(............................................) (............................................)

Page 69: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

53

Lampiran 2. Formulir data sampel

FORMULIR DATA SAMPEL

PENELITIAN PENGARUH MENOPAUSE TERHADAP BMS

I. IDENTITAS

Nama :

Umur / Jenis Kelamin :

II. RIWAYAT STATUS MENOPAUSE

Tanggal menstruasi terakhir :

Status menopause :

III. BMS

Diagnosis BMS : Ya / Tidak

Page 70: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

54

Lampiran 3. Biodata mahasiswa

Identitas

Nama : Aldila Purani Putri

NIM : G2A008012

Tempat/tanggal lahir : Semarang / 12 November 1990

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Arya Mukti Timur 270 Semarang

Nomor telpon : (024) 6733138

Nomor HP : 085640880564

e-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan Formal

1. SD : SD Kabluk 03-04 Negeri Semarang Lulus tahun : 2002

2. SMP : SMP Negeri 3 Semarang Lulus tahun : 2005

3. SMA : SMA Negeri 1 Semarang Lulus tahun : 2008

4. FK UNDIP : Masuk Tahun : 2008

Page 71: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

55

Lampiran 4. Hasil uji analisis statistik

Frequencies

Frequency Table

Status Menopause

46 36.2 36.2 36.2

41 32.3 32.3 68.5

40 31.5 31.5 100.0

127 100.0 100.0

POSTMENOPAUSE

PERIMENOPAUSE

PREMENOPAUSE

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Umur

12 9.4 9.4 9.4

53 41.7 41.7 51.2

43 33.9 33.9 85.0

11 8.7 8.7 93.7

8 6.3 6.3 100.0

127 100.0 100.0

41 - 45

46 - 50

51 - 55

56 - 60

61 - 65

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Penggunaan KB

59 46.5 46.5 46.5

12 9.4 9.4 55.9

56 44.1 44.1 100.0

127 100.0 100.0

Tidak

Kondom

Spiral

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

BMS

12 9.4 9.4 9.4

115 90.6 90.6 100.0

127 100.0 100.0

Ya

Tidak

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 72: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

56

Postmenopause

46 36.2 36.2 36.2

81 63.8 63.8 100.0

127 100.0 100.0

Ya

Tidak

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Perimenopause

41 32.3 32.3 32.3

86 67.7 67.7 100.0

127 100.0 100.0

Ya

Tidak

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Premenopause

40 31.5 31.5 31.5

87 68.5 68.5 100.0

127 100.0 100.0

Ya

Tidak

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Descriptives

Descriptive Statistics

127 42 65 51.42 5.087

127 .50 192.00 28.8516 43.69125

127

Umur

Menstruasi

terakhir (bulan)

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 73: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

57

Crosstabs

Postmenopause * BMS

Crosstab

7 39 46

4.3 41.7 46.0

15.2% 84.8% 100.0%

5.5% 30.7% 36.2%

5 76 81

7.7 73.3 81.0

6.2% 93.8% 100.0%

3.9% 59.8% 63.8%

12 115 127

12.0 115.0 127.0

9.4% 90.6% 100.0%

9.4% 90.6% 100.0%

Count

Expected Count

% within Postmenopause

% of Total

Count

Expected Count

% within Postmenopause

% of Total

Count

Expected Count

% within Postmenopause

% of Total

Ya

Tidak

Postmenopause

Total

Ya Tidak

BMS

Total

Chi-Square Tests

2.805b 1 .094

1.848 1 .174

2.682 1 .101

.118 .089

2.783 1 .095

127

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.

35.

b.

Risk Estimate

2.728 .813 9.157

2.465 .830 7.326

.904 .790 1.034

127

Odds Ratio for

Postmenopause (Ya /

Tidak)

For cohort BMS = Ya

For cohort BMS = Tidak

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Confidence

Interval

Page 74: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

58

Perimenopause * BMS

Crosstab

3 38 41

3.9 37.1 41.0

7.3% 92.7% 100.0%

2.4% 29.9% 32.3%

9 77 86

8.1 77.9 86.0

10.5% 89.5% 100.0%

7.1% 60.6% 67.7%

12 115 127

12.0 115.0 127.0

9.4% 90.6% 100.0%

9.4% 90.6% 100.0%

Count

Expected Count

% within Perimenopause

% of Total

Count

Expected Count

% within Perimenopause

% of Total

Count

Expected Count

% within Perimenopause

% of Total

Ya

Tidak

Perimenopause

Total

Ya Tidak

BMS

Total

Chi-Square Tests

.322b 1 .571

.059 1 .808

.335 1 .563

.750 .417

.319 1 .572

127

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.

87.

b.

Risk Estimate

.675 .173 2.640

.699 .200 2.447

1.035 .925 1.158

127

Odds Ratio for

Perimenopause (Ya /

Tidak)

For cohort BMS = Ya

For cohort BMS = Tidak

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Confidence

Interval

Page 75: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

59

Premenopause * BMS

Crosstab

2 38 40

3.8 36.2 40.0

5.0% 95.0% 100.0%

1.6% 29.9% 31.5%

10 77 87

8.2 78.8 87.0

11.5% 88.5% 100.0%

7.9% 60.6% 68.5%

12 115 127

12.0 115.0 127.0

9.4% 90.6% 100.0%

9.4% 90.6% 100.0%

Count

Expected Count

% within Premenopause

% of Total

Count

Expected Count

% within Premenopause

% of Total

Count

Expected Count

% within Premenopause

% of Total

Ya

Tidak

Premenopause

Total

Ya Tidak

BMS

Total

Chi-Square Tests

1.351b 1 .245

.698 1 .403

1.500 1 .221

.337 .205

1.340 1 .247

127

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.

78.

b.

Risk Estimate

.405 .085 1.942

.435 .100 1.894

1.073 .967 1.191

127

Odds Ratio for

Premenopause (Ya /

Tidak)

For cohort BMS = Ya

For cohort BMS = Tidak

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Confidence

Interval

Page 76: PENGARUH STATUS MENOPAUSE TERHADAP BURNING … · membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, dan senantiasa memberikan semangat serta ide-ide

60

Lampiran 5. Dokumentasi penelitian