Pengaruh ROI dan EPS terhadap harga Saham Perusahaan Retail di Indonesia

73
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, perusahaan perusahaan sudah mulai mengadakan peningkatan-peningkatan kualitas dan kuantitas untuk membuat perekonomian Indonesia maju pesat. Semua usaha untuk meningkatkan perekonomian Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan diupayakan dapat merata bagi semua kalangan masyarakat. Semakin berkembangnya kegiatan perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia tentunya membutuhkan dana yang cukup besar. Terutama pada tahun terakhir-terakhir ini dimana bangsa Indonesia mengalami gejolak moneter yang membuat kemampuan pemerintah dalam hal penyediaan dana semakin berkurang akibat dari subsidi BBM saat ini. Apalagi kebutuhan investasi untuk tahun tahun mendatang semakin besar. 1

description

Pengaruh ROI dan EPS terhadap harga Saham Perusahaan Retail di Indonesia yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - 2013

Transcript of Pengaruh ROI dan EPS terhadap harga Saham Perusahaan Retail di Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, perusahaan perusahaan sudah mulai mengadakan peningkatan-peningkatan kualitas dan kuantitas untuk membuat perekonomian Indonesia maju pesat. Semua usaha untuk meningkatkan perekonomian Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan diupayakan dapat merata bagi semua kalangan masyarakat. Semakin berkembangnya kegiatan perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia tentunya membutuhkan dana yang cukup besar. Terutama pada tahun terakhir-terakhir ini dimana bangsa Indonesia mengalami gejolak moneter yang membuat kemampuan pemerintah dalam hal penyediaan dana semakin berkurang akibat dari subsidi BBM saat ini. Apalagi kebutuhan investasi untuk tahun tahun mendatang semakin besar.Pertumbuhan sektor retail pada 2014, menurut Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) (2014), meningkat konservatif sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik yang kian kondusif. Tahun lalu, omzet retail modern mampu bertumbuh 1011 persen dengan total penjualan mencapai 150 triliun rupiah. Pertumbuhan retail modern terutama terjadi pada format minimarket, convenience store, dan hipermarket. Perdagangan belanja fast moving consumer goods (FMCG) minimarket diketahui terus mengalami kenaikan, dari 5 persen pada 2002 menjadi 21 persen pada 2011. Format minimarket, termasuk convenience store, mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal itu didorong oleh ekspansi usaha seperti Alfamart dan pesaingnya yang menguasai sekitar 88 persen pangsa pasar. Beberapa sektor industri tertentu mengalami tingkat stabilitas yang konsisten seiring dengan perilaku konsumen kelas menengah yang terus menggeliat naik. Salah satunya adalah sektor retail. Dari survei yang dilakukan AC Nielsen (2014), terungkap pertumbuhan masyarakat kelas menengah Indonesia dalam kurun 20122020 mencapai 174 persen. Hasil survei itu menunjukkan 48 persen dari total belanja FMCG berasal dari masyarakat kelas menengah. Tercatat, beberapa perusahaan retail papan atas terbukti mampu menorehkan kinerja yang positif pada akhir 2013. Lihat saja kinerja PT Matahari Department Srore Tbk (LPPF) yang berhasil membukukan pendapatan bersih 6,7 triliun rupiah, tumbuh 20,26 persen ketimbang tahun sebelumnya hanya 5,61 triliun rupiah.Hal tersebut berefek pada terkereknya laba bersih yang menembus 1,15 trilin rupiah atau naik 49 persen ketimbang perolehan laba bersih pada tahun 2012 yang hanya mencapai 770,8 miliar rupiah.

Wakil Presiden Direktur Matahari Department Store, Michael Remsen (2014), mengatakan dengan jumlah gerai 125 unit yang tersebar di 61 kota di Indonesia, akselerasi pendapatan Perseroan lebih positif. Dalam tiga bulan terakhir tahun 2013, tercatat same store growth (SSG) Perseroan berada di level 13,3 persen.

Peretail lainnya, PT Hero Supermarket Tbk (HERO), berhasil mencetak kinerja yang cukup baik pada tahun 2013. Penjualan tercatat naik sekitar 13 persen menjadi 11,9 triliun rupiah dibandingkan dengan penjualan pada tahun 2012 yang hanya mencapai 10,51 triliun rupiah. Hal tersebut berdampak positif pada raihan laba bersih Perseroan yang melesat 122 persen 671 miliar rupiah. Padahal, pada periode yang sama tahun 2012, laba bersih Hero Supermarket hanya mencapai 302,72 miliar rupiah.

Pada tahun 2014 pertumbuhan retail moder diperkirakan mencapai 5,86,2 persen atau meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 5,7 persen. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia, Solihin M Juhro (2014). Lonjakan tersebut dipengaruhi dari perusahaan retail yang terus tumbuh.Grafik 1.1

Data pertumbuhan pembukaan hypermarket 2013 - 2011

Sumber: www.academia.edu/ANALISIS_INDUSTRI_RITEL_DI_INDONESIABerdasarkan table 1.1 sektor perusahaan retail mengalami pertumbuhan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.

Didalam pasar modal, investor besar dan kecil dapat membeli dan menjual saham atau efek-efek lainnya. Harga dari saham atau efek-efek lainnya berfluktuasi sesuai dengan penawaran dan permintaan terhadap efek yang bersangkutan. Harga dari efek merupakan barometer dari pandangan mereka mengenai masa depan industri dan ekonomi pada umumnya. Dengan melakukan analisis terhadap harga saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka investor akan dapat mengetahui saat yang tepat, kapan mereka harus menjual atau membeli sejumlah saham dengan tolak ukur nilai wajar yang diperdagangkan serta menghitung tingkat resiko yang diprediksi sehingga akan terjadi keseimbangan harga saham perusahaan pada pasar bursa.

Adapun faktor fundamental yang ingin dituju oleh setiap pasar modal adalah adanya keterbukaan informasi secara lengkap dan akurat. Informasi yang akurat berasal dari sistem informasi yang baik pula, bagi calon emiten sangat menginginkan memperoleh gambaran yang lengkap tentang kinerja perusahaan. Yang sangat penting untuk diperhatikan adalah tentang kenaikan harga saham dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Membeli saham bukanlah merupakan investasi yang mendatangkan keuntungan yang sifatnya pasti. Untuk itu diperlukan suatu analisis tentang harga saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan antara lain faktor fundamental.

Tabel 1.3Data harga saham sektor retail 2013 - 2011

(dalam rupiah penuh)NOKODE NAMA PERUSAHAAN201320122011

1ACESAce Hardware Indonesia Tbk590.0810.04150.0

2AMRTSumber Alfararia Trijaya Tbk450.05150.03950.0

3CENTCentrin Online Tbk650.0432.0330.0

4CSAPCatur Sentosa Adiprana Tbk720.2810.0920.4

5ECIIElectronic City Indonesia Tbk4560.02320.02210.0

NOKODE NAMA PERUSAHAAN201320122011

6ERAAErajaya Swasembada Tbk810.2560.2780.0

7GLOBGlobal teleshop Tbk1320.0850.0680.0

8GOLDGolden Retailindo Tbk750.5920.0840.3

9HEROHero Supermarket Tbk2425.04175.610620.0

10KOINKokoh inti Arebamia Tbk750.0890.2820.0

11LPPFMatahari Department Store Tbk11000.12700.12400.1

12MAPIMitra Adiperkasa Tbk845.0725.0740.0

13MIDIMidi Utama Indonesia800.0113.4141.1

14MPPAMatahari Putra Prima Tbk1940.01230.0910.0

15RALSRamayana Lestari Sentosa Tbk1060.01230.0710.0

16RANCSupra Boga Lestari Tbk925.0850.0722.0

17RIMOSupra Catur Lestari Tbk520.0430.0320.0

18SKYBSkybee Tbk1211.0650.0520.0

19TELETiphone Mobile Indonesia Tbk980.0860.0568.0

20TKGAPermata Prima Sakti Tbk860.0750.3640.3

21TRIOTrikomsel Oke Tbk840.0925.01020.0

Sumber: Yahoo Finance Historical PriceDari fenomena diatas dapat dilihat bahwa terjadi fluktuasi harga saham perusahaan Retail. Terjadinya fluktuasi harga saham menggambarkan perubahan harga saham yang ada di Bursa Efek di pengaruhi oleh beberapa faktor eksternal maupun faktor internal, seperti Return on Investment, dan Earning per Share.

Menurut Bambang Riyanto (2001: 336) Return on Investment adalah net earning power ratio. Return on Investment adalah kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Selain itu, Return on Investment didefinisikan oleh Lukman Syamsuddin (1992: 63) adalah sebagai berikut ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di perusahaan. Peningkatan laba ini mempunyai efek yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam pencapaian tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang akan direspon secara positif oleh investor sehingga permintaan saham perusahaan dapat meningkat dan dapat menaikan harga saham perusahaan. ModiglianiMiller menyatakan bahwa nilai perusahaan akan tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya (Brigham dan Houston, 2006: 70). Oleh karena itu, konsisten dengan pendapat Modligani-Miller.,maka hipotesis berikut dikemukakan Return on Investment berpengaruh positif terhadap harga saham

Selain itu menurut Brigham dan Houston (2006: 33-34) terdapat korelasi yang tinggi antara Earning per Share, arus kas dan harga saham. Earning per Share merupakan salah satu indikator keberhasilan yang telah dicapai perusahaan dalam menciptakan keuntungan bagi pemegang sahamnya. Menurut Widoatmodjo (1996: 96) dalam Robin Wiguna dan Anastasia Sri Mendari (2008) dalam perdagangan saham EPS sangat berpengaruh terhadap harga saham. Semakain tinggi EPS maka akan semakin mahal suatu saham dan sebaliknya, karena EPS merupakan salah satu bentuk rasio keuangan untuk menilai kinerja perusahaan. Oleh karena itu, konsisten dengan pendapat Widoatmodjo, ,maka hipotesis berikut dikemukakan Earning per Share berpengaruh positif terhadap harga saham

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor faktor yang dapat mempengaruhi harga saham faktor tersebut adalah ROI dan EPS. Maka peneliti tertarik untuk mengambil judul: Pengaruh Return On Investment (ROI) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham pada Sektor Retail yang terdaftar di BEI.1.2. Identifikasi MasalahMaksimalisasi nilai perusahaan dapaat dilihat dari harga saham yang terus mengalami peningkatan karena kinerja perusahaan yang semakin meningkat jiga, perushaaan dalam meningkatkan harga sahamnya dipengaruhi oleh tingkat profitabilitas yaitu Return On Investment (ROI) dan Earning Per Share (EPS), Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi dan dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi ROI, EPS dan harga saham sektor retil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

2. Bagaimana Pengaruh ROI terhadap harga saham sektor retail yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) ecara simultan dalam dimensi tempat dan dimensi waktu?

3. Bagaimana Pengaruh EPS terhadap harga saham sektor retail yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) ecara simultan dalam dimensi tempat dan dimensi waktu?

1.3 Maksud dan Tujuan PenelitianMaksud dari penelititan ini ialah untuk memperoleh data serta inforamasi yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian.

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kondisi ROI, EPS dan harga saham pada sektor retail

2. Mengetahui pengaruh ROI terhadap harga saham sektor retail yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) ecara simultan dalam dimensi tempat dan dimensi waktu pengurh ROI

1.4. Kegunaan PenelitianHasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat membawa manfaat diantaranya :1. Bagi Investor

Peneliti bergarap dapat digunakan sebagai bahan referensi atau pertimbangan,khususnya individual investor yang tertarik untuk berinvestasi agar mengetahui faktor faktor yang berpengaruh terhadap harga saham dan tepat dalam melakukan investasi.2. Bagi Perusahaan

Memberi informasi tentang adanya pengaruh Return On Investment (ROE), dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham khususnya perusahaan Retail.

3. Bagi Akademik

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi dalam pengembangan kajian manajemen keuangan. Penulis juga bergarap penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian penelitian lebih lanjut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pasar Modal

2.1.1.1. Pengertian

Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli dan juga tawar menawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan suatu pasar modal sangat tergantung dari kinerja perusahaan efek. Untuk mengkoordinasikan modal, dukungan teknis, dan sumber daya manusia dalam pengembangan Pasar Modal diperlukan suatu kepemimpinan yang efektif. Perusahaan-perusahaan harus menjalin kerja sama yang erat untuk menciptakan pasar yang mampu menyediakan berbagai jenis produk dan alternatif investasi bagi masyarakat. Di pasar modal terdapat berbagai macam informasi, seperti laporan keuangan, kebijakan manajemen, rumor di pasar modal, prospektus, saran dari broker, dan informasi lainnya.

Definisi mengenai pengertian pasar modal yang dikutip dibawah ini pada dasarnya tidak berbeda jauh satu sama lainnya.

Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995:

Pasar Modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Pengertian pasar modal menurut Fakhruddin (2001, 1):

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang atau pun modal sendiri.2.1.1.2. Perilaku pasar modal

Dewasa ini telah dikembangkan suatu model dalam pengambilan keputusan tentang usul investasi yang berada dalam suatu portofolio, dimana proyek baru yang diusulkan itu dikaitkan dengan proyek-proyek lainnya yang ada dalam suatu perusahaan. Proyek-proyek investasi itu mempunyai risiko yang tidak independent Awat (1999 : 276).Harapan keuntungan suatu portofolio adalah rata-rata tertimbang dari harapan keuntungan surat berharga yang diperbandingkan dalam portofolio tersebut. Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut Kasmir(2001 : 183-189) :

1. Emiten. Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain :

a. Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.

b. Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.

c. Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru.

2. Investor. Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya.

Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :

a. Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.

b. Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.

c. Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.

3. Lembaga Penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut :

4. Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.

5. Perantara perdagangan efek (broker / pialang). Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi :

a. Memberikan informasi tentang emiten

b. Melakukan penjualan efek kepada investor

6. Perdagangan efek (dealer), berfungsi sebagai :

a. Pedagang dalam jual beli efek

b. Sebagai perantara dalam jual beli efek

7. Penanggung (guarantor). Lembaga penengah antara si pemberi kepercayaan dengan si penerima kepercayaan. Lembaga yang dipercaya oleh investor sebelum menanamkan dananya.

8. Wali amanat (trustee). Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si pemberi amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi :

a. Menilai kekayaan emiten

b. Menganalisis kemampuan emiten

c. Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten

d. Memberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten

e. Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi

f. Bertindak sebagai agen pembayaran

9. Perusahaan surat berharga (securities company). Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan surat berharga antara lain :

a. Sebagai pedagang efek

b. Penjamin emisi

c. Perantara perdagangan efek

d. Pengelola dana

10. Perusahaan pengelola dana (investment company). Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor, terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.

11. Kantor administrasi efek. Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar administrasinya.

a. Membantu emiten dalam rangka emisi

b. Melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham para investor

c. Membantu menyusun daftar pemegang saham

d. Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham

e. Membuat laporan-laporan yang diperlukan.

2.1.1.3. Fungsi Pasar Modal

Fungsi Pasar Modal Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower.

Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasi perusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil2.1.2. Investasi

2.1.2.1. PengertianSecara Umum Investasi adalah pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Bisa dikatakan juga Pengertian Investasi Merupakan usaha menanamkan faktor-faktor produksi langka dalam proyek tertentu, baik yang bersifat baru sama sekali atau perluasan proyek atau pabrik yang sudah ada untuk memperoleh manfaat keuangan dan/atau non keuangan yang layak dikemudian hari. Hampir Mirip sekali dengan Pengertian investasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia yang mengatakan bahwa Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti: bunga, royalti, deviden dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.

Pengertian investasi yang di ulas dalam kamus besar bahasa indonesia adalah penanaman uang atau modal dl suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keun-tungan.

Pengertian investasi menurut Haming dan Basalamah

Investasi merupakan pengeluaran pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil (tanah, rumah, mobil, dsb) atauaktiva keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar dimasa yang akan datang, selanjutnya dikatakan investasi adalahaktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yangdipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dengan barangmodal itu akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.

Pengertian investasi menurut Mulyadi (2001:284)

Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang.Pengertian investasi menurut Sadono Sukirno

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barangmodal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambahkemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. (Sadono Sukirno, 1997 : 107).2.1.2.2. Jenis-jenis Investas

Investasi dibagi menjadi di sector RIIL dan investasi di sector FINANSIAL. Yang dimaksud dengan investasi riil dalam teori investasi secara umum adalah upaya mengelola uang atau asset secara langsung pada jenis atau bidang usaha tertentu misalnya mendirikan pabrik, mendirikan toko atau membentuk perusahaan atau bisa pula berupa membeli tanah, rumah dan bangunan atau membeli emas dan sebagainya, untuk kemudian dijual kembali. Investasi langsung disebut juga sebagai investasi nyata (real investment).Sektor riil sendiri dibagi lagi menjadi:1. Sektor Manufaktur

Suatu kegiatan ekonomi yang mengelola bbarang mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi kegunaannya; di dalam sektor ini terkandung juga sektor yang berbasis chemical (kimia), transportasi, agrobisnis, otomotif; termasuk di dalamnya industry logam dan tekstil dan sepatu. Industry makanan dan minuman juga termasuk di dalam sektor ini.

2. Sektor Properti

Adapun pengertian sektor property adalah semua sektor yang berhubungan dengan bangunan mulai dari perumahan, apartemen, mal, dan gedung-gedung properti.Perusahaan pengelola dana (investment company). Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor, terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.3. Sektor Teknologi

Adalah sektor yang meliputi bisnis-bisnis yang berhubungan dengan teknologi seperti pertelevisian, media perfilman, alat-alat telekomunikasi, computer, dan gadget lainnya.

4. Sektor Teknologi

adalah sektor yang meliputi bisnis-bisnis yang berhubungan dengan teknologi seperti pertelevisian, media perfilman, alat-alat telekomunikasi, computer, dan gadget lainnya.

5. Sektor Jasa

Pengertian dari sektor ini adalah sektor bisnis yang memfokuskan pada usaha jasa pelayanan dimana yang diperdagangkan tidak ada wujud fisiknya, oleh karena yang diperdagangkan adalah jasa pelayanan. Sektor langsung Artinya investor menentukan dan mengelola sendiri produk yang menjadi sasaran investasinya. sendiri dibagi lagi menjadi:1. Bursa Berjangka Jakarta

Bursa Berjangka adalah badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau/sarana untuk kegiatan jual beli komoditi berdasarkan kontrak berjangka dan opsi atas kontrak berjangka. Produk dari bursa komoditi berjangka berisi forex, logam mulia (seperti emas, perak, dan lain-lain), serta barang komoditi lainnya seperti jagung, kelapa sawit, minyak mentah dunia, dan sebagainya.

2. Pasar Modal

Adalah pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Contoh-contoh yang diperdagangkan:a. Saham

Surat-surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan koorporasi atau Badan Usaha Milik Negara, dimana surat-surat berharga tersebut menunjukkan kepemilikan atau entitas dari pemilik perusahaan tersebut. Perusahaan yang sudah establish dapat menjual sebagian saham perusahaannya ke masyarakat, guna memperoleh alternative pembiayaan non bank (tanpa harus mengembalikan dana yang diterimanya); sebagai kompensasinya perusahaan akan memberikan laporan keuangannya secara terbuka kepada masyarakat luas khususnya para pemegang saham perusahaan emiten tersebut akan membagikan dividennya setiap tahun secara proporsional kepada para pemegang saham dari perusahaan emiten tersebut.

b. Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh sebuah lembaga korporasi bisa dari pihak swasta dan bisa juga dari pihak pemerintah dengan tujuan perusahaan bisa mendapatkan alternatif pembiayaan non bank, selain go public, yaitu dengan cara mengeluarkan surat utang kepada para nasabahnya (pembelinya) yaitu masyarakat luas. Masyarakat pembeli obligasi tersebut harus memperhatikan balloon maturity dari obligasi tersebut serta cara pembayaraannnya apakah full shinking fund ataukah partial shinking fund, serta nilai dari obligasi tersebut. Yang bisa mengeluarkan obligasi bukan hanya perusahaan emiten saja, tetapi Negara yang berdaulat juga bisa mengeluarkan surat utang seperti di Indonesia contohnya surat utang Negara atau yang lebih dikenal sebagai SUN. Sedangkan di Amerika Serikat lebih dikenal sebagai T Bills, T Note, dan sebagainya.Saham

2.1.3. Analisis fundamental dan fundamental saham

2.1.3.1. Pengertian

Suatu bagian penting yang harus diketahui dari setiap pemula adalah mengetahui perbedaan antara analisa fundamental dan analisa teknikal. Banyak investor / trader menggunakan analisa fundamental atau teknikal ketika mereka masuk ke dalam pasar uang. Seperti namanya, analisa fundamental digunakan untuk mengetahui tentang dasar-dasar ekonomi, neraca, laporan laba rugi, dll. Di sisi lain analisa teknikal, berkaitan dengan mempelajari kinerja sejarah pergerakan harga dengan mengukurnya kepada pergerakan harga di masa depan.1. Analisa Fundamental

Beberapa investor atau trader legendaris mengatakan bahwa analisa fundamental adalah salah satu cara terbaik untuk mengetahui tentang segala sesuatu mengenai pergerakan harga.

Tujuan dasar dari seorang analis fundamental adalah untuk mendapatkan pemahaman tentang parameter penting dari kinerja uang dari laporan arus kas, neraca, laporan laba rugi, dll. Dan seorang analis Fundamental menghabiskan waktu mereka untuk mengetahui tentang keadaan ekonomi suatu negara. Mereka melakukan analisa suku bunga yang berlaku dan indeks harga konsumen. Hal ini tidak biasa bagi seorang analis teknikal dimana faktor dalam pengaruh iklim ekonomi global terhadap prospek pergerakan harga dapat mempengaruhi harga.

Keuntungan dari analisa fundamental adalah jika ekonomi telah dilakukan secara konsisten dan menghasilkan keuntungan yang cukup besar, dan membuat prospek ekonomi jangka panjang yang cerah. Di lain pihak, analis fundamental percaya bahwa pasar saham tidak benar-benar mewakili nilai sebenarnya dari valuasi perusahaan karena sifat spekulatif dari pedagang. Analis fundamental percaya pada konsep investasi dengan berpegangan pada saham yang bagus untuk jangka waktu yang panjang dan dapat memperoleh dividen dengan melihat investasi yan gdilakukan pada perusahaan tersebut. Analisis fundamental mungkin telah ada sejak zaman pasar saham pertama kali dibuka. Analisis fundamental terlihat lebih luas, dan mayoritas investor di seluruh dunia mendukung bentuk analisis model ini.

2. Analisa Teknikal

Analis teknikal cukup dengan melihat historis harga dalam rangka untuk memprediksi tren pergerakan harga masa depan. Analis teknikal percaya bahwa tidak ada kebutuhan untuk melakukan analisa fundamental. Bertentangan dengan pemikiran analis fundamental, analis teknikal percaya bahwa harga masa lalu memiliki kemampuan untuk memperbaiki pergerakan harga saat ini, dan saat ini harga yang bergerak merupakan sikap investor ke arah itu. Analis teknikal jarang melihat atau memperhatkian pada kinerja ekonomi, mereka lebih tertarik untuk mengetahui tentang kinerja pergerakan harga. Semua perhatian seorang analis teknikal difokuskan pada grafik harga historis. Mereka juga memprediksi dalam volume harga yang diperdagangkan. Jadi pada dasarnya,seorang analis teknikal lebih tertarik untuk mengetahui bagaimana harga di jam berikutnya, hari, atau minggu. Mereka tidak memiliki rencana jangka panjang untuk tetap berinvestasi, dan banyak kali transaksi dilakukan dalam sepersekian detik. Walaupun investasi memiliki waktu yang dapat dipelajari oleh analisa teknikal, yang telah mendapatkan beberapa momen di masa lalu.

Tetapi saat ini, banyak perusahaan pialang atau trader professional sekarang menggunakan kombinasi analisa fundamental dan teknikal untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik pada prospek investasi mereka. Jika Anda pelajari sebelum membuka posisi atau masuk ke pasar dengan maksud ingin mencapai keuntungan dalam jangka waktu panjang, Anda harus melihat dan melakukan analisa secara fundamental. Di sisi lain, jika Anda mencari di manfaat dari volatilitas harga di pasar dengan jangka waktu pendek, maka analisa teknikal akan mudah untuk dilakukan.2.1.4. Rasio Keuangan

2.1.4.1. PengertianAnalisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. Zaki Baridwan, (1997 :17)Suatu rasio tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus diperbandingkan dengan rasio yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan analisis ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selam periode tertentu, selain itu dapat pula dilakukan dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu sehingga dapat diketahui bagaimana keuangan dalam industri.

Pengertian Rasio Keuangan menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:36) yaitu:

Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut.

Dan Scott, Martin, dan Petty (2005: 108) menyatakan:

Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab setidaknya 4 pertanyaan: bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, apakah manajemen efektif dalam menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan, bagaimana perusahaan didanai, apakah pemegang saham biasa mendapat tingkat pengembalian yang cukup.Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah perbandingan antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan dan suatu alat ukur kinerja perusahaan yang akan dibandingkan dengan rasio keuangan di tahun-tahun sebelumnya sebagai bahan interpretasi perusahaan tersebut.Penggolongan Rasio

Dalam menganalisis laporan keuangan terdapat berbagai cara, salah satunya diperlukan beberapa rasio untuk memberikan gambaran mengenai situasi perusahaan. Menurut Hanafi dan Halim (2005: 77), pada dasarnya analisis Rasio bisa dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu: 1.Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan).

2.Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset. Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva- aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

3.Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca.

4.Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas). Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuangan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu.

5.Rasio Pasar

Rasio yang terakhir adalah Rasio pasar yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan. Sudut pandang Rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor (atau calon investor), meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini.2.1.5. Return On Investment

2.1.5.1. Pengertian

Menurut Bambang Riyanto (2001: 336) Return on Investment adalah net earning power ratio. Return on Investment adalah kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Selain itu, Return on Investment didefinisikan oleh Lukman Syamsuddin (1992: 63) adalah sebagai berikut ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di perusahaan. Peningkatan laba ini mempunyai efek yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam pencapaian tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang akan direspon secara positif oleh investor sehingga permintaan saham perusahaan dapat meningkat dan dapat menaikan harga saham perusahaan. Modigliani Miller menyatakan bahwa nilai perusahaan akan tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya Brigham dan Houston (2006: 70).

2.1.5.2. Perhitungan

Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang menghubungkan keuntungan dari operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net operating assets). Return on Investment dapat diketahui dengan cara:

2.1.6. Earning Per Share2.1.6.1. Pengertian

Investor mempunyai berbagai tujuan dalam menanamkan modalnya di pasar modal yaitu salah satunya tujuannya adalah untuk memperoleh keuntungan atas investasi sahamnya berupa kenaikan harga saham atau dividen. Sesuai dengan tujuan dasar suatu perusahaan yaitu memaksimalkan keuntungan maka setiap kebijakan yang berhubungan dengan memaksimalkan harga saham selalu berkaitan erat dengan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan kemakmuran baik untuk meningkatkan nilai perusahaan maupun untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang sahamnya. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 7) memaksimalkan kekayaan pemegang saham dapat diukur dari pendapatan per lembar saham (Earning per Share/ EPS) sehingga dalam hal ini EPS akan mempengaruhi kepercayaan investor pada perusahaan. Selain itu menurut Brigham dan Houston (2006: 33-34) terdapat korelasi yang tinggi antara Earning per Share, arus kas dan harga saham. Earning per Share merupakan salah satu indicator keberhasilan yang telah dicapai perusahaan dalam menciptakan keuntungan bagi pemegang sahamnya. Menurut Widoatmodjo (1996: 96) dalam Robin Wiguna dan Anastasia Sri Mendari (2008) dalam perdagangan saham EPS sangat berpengaruh terhadap harga saham. Semakain tinggi EPS maka akan semakin mahal suatu saham dan sebaliknya, karena EPS merupakan salah satu bentuk rasio keuangan untuk menilai kinerja perusahaan.2.1.7. Harga Saham2.1.7.1. Pengertian

Harga Saham menurut Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti (2004: 151) adalah merupakan nilai sekarang (Present Value) dari penghasilan yang akan diterima oleh pemodal dan diterima oleh pemodal di masa akan yang akan datang. Sedangkan menurut Jogiyanto (2008: 143) harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya harga saham ini ditentukan oleh permintaan dan waran saham tersebut di pasar modal.

2.2. Penelitian TerdahuluBerbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh ROI dan EPS terhadap Harga Saham, diantaranya:

1. Faturohman, Nendy (2012)

Penelitian dilakukan pada perusahaan-perusahaan pupuk yang terdaftar di BEIdan data yang diambil dan diolah yaitu periode 2008-2012. Hasil penelitiannya dengan menggunakan uji t statistic ditemukan bahwa ROI dan EPS secara parsial maupun simultan tidak mempengaruhi Harga Saham.2. Muhidin, Harun (2012)

Dalam penelitiannya penulis menggunakan uji t statistic dan objek studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek tahun 2008-2011 menghasilkan kesimpulan yang sama dengan Silmi Syahidah (2013) yaitu ROI dan EPS secara parsial maupun simultan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.3. Assan, Raditya (2013)

Studi kasus dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dan dapat disimpulkan bahwa ROI, EPS, dan ROA secara simultan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Harga Saham, secara parsial ROI berpengaruh positif signifikan dan secara parsial pula EPS berpengaruh positif signifikan terhadap Harga Saham.4. Wulandari, Putri (2013)

Penelitian dilakukan pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia, dan hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa ROI, EPS, ROA, dan ROE secara simultan tidak mempengaruhi Harga Saham. Namun, secara parsial EPS berpengaruh positif signifikan.5. Efendi, Anatasya (2010)

Kesimpulan dalam penelitian penulis yaitu secara parsial ROI mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham, akan tetapi pengaruhnya negative. Secara parsial EPS mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap Harga Saham, begitu juga dengan resiko sistematik. Sehingga ROI, EPS, dan Resiko Sistematik secara simultan mempengaruhi Harga Saham.

Penelitian-penelitian tersebut disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.1.

Tinjauan Penelitian Terdahulu

NoPenelitiSumberJudul PenelitianHasil Penelitian

1Nendy Faturohman (2012)Repository UIIPengaruh ROI dan EPS Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pupuk (JII) Periode 2008-2012- Secara parsial ROI dan EPS tidak mempengaruhi Harga Saham- Secara simultan ROI dan EPS tidak mempengaruhi Harga Saham

2Harun Muhidin (2012)Jurnal, e-prints dinusPengaruh ROI, Operating Cash Flows, Residual Income, Earnings, Operating Leverages, dan EPS terhadap perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Tahun 2008-2012- Secara parsial ROI dan EPS tidak mempengaruhi Harga Saham- Secara simultan ROI dan EPS tidak mempengaruhi Harga Saham

3Raditya Assan (2013)Repository UGMPengaruh ROI, EPS, dan ROA terhadap Harga Saham perusahaan makanan dan minuman di BEI- Secara parsial ROI, EPS, dan ROA mempunyai pengaruh positif signifikan Harga Saham- Secara parsial ROI berpengaruh positif signifikan- Secara parsial EPS berpengaruh positif signifikan

4Putri Wulandari (2013)E-Journal Ekonomi Universitas GunadarmaPengaruh ROI, EPS, ROA, dan ROE terhadap Harga Saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia- Secara simultan ROI, EPS, ROA, dan ROE tidak mempengaruhi Harga Saham- Secara parsial EPS mempunyai pengaruh positif signifikan

5Anatasya Efendi (2010)Article Library Universitas GunadarmaAnalisis Pengaruh ROI, EPS, dan Resiko Sistematik terhadap Harga Saham pada perusahaan food and beverages- Secara simultan ROI, EPSdan resiko sistematik mempunyai pengaruh signifikan terhadap Harga Saham- Secara parsial ROI mempunyai pengaruh signifikan akan tetapi pengaruhnya negative- Secara parsial EPS berpengaruh positif signifikan

Sumber: Data Diolah Sendiri

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan diatas tentang Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu, maka dapat dibangun bagan kerangka pemikiran dari penelitian ini sebagai berikut:

Sumber: Data Diolah Sendiri2.4. Hipotesis

Berdasarkan Landasan Teori, Penelitian Terdahulu, dan Kerangka Pemikiran maka dapat ditarik suatu hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Adanya pengaruh yang positif ROI dan EPS secara simultan terhadap Harga Saham pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Adanya pengaruh yang positif ROI dan EPS secara parsial terhadap Harga Saham pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN3.1. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.Metode kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik

3.2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode penelitian, yaitu:

1. Dilihat dari unit analisis

Metode yang digunakan yaitu metode survey, dikarenakan terdapat lebih dari 1 subyek penelitian). Unit analisis dari penelitian ini adalah 10 perusahaan retail yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2013.

2. Dilihat dari cara menyajikan

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dan inferensial dengan menguji hipotesis terhadap data yang ada.

Hubungan antar variabelnya memiliki sebuah korelasi atau disebut korelasional. Secara spesifik korelasi tersebut tergambarkan pada kata Pengaruh. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ROI dan EPS sebagai variabel bebas terhadap harga saham sebagai variable terikat.

Metode pengumpulan data yang dipakai adalah dokumentasi, karena berasal dari data-data yang akan diteliti. Metode tersebut dipakai karena lingkungan analisis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan retail yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. Horison waktu dalam penelitian ini adalah time series dan juga cross section. 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau study sensus (Sabar, 2007).Menurut Sugiono (2008:115), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek maupun subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan retail yang ada di Indonesia.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Tujuan pengambilan sampel adalah agar sampel yang diambil dapat memberikan informasi yang cukup untuk dapat mengestimasi jumlah populasinya. Berdasarkan pengertian tersebut penulis mengambil sampel sebanyak 21 Perusahaan retail yang tercatat di BEI.

Tabel 3.1Daftar Perusahaan Retail yang Tercatat di BEINOKODE PERUSAHAANNAMA PERUSAHAAN

1ACESAce Hardware Indonesia Tbk

2AMRTSumber Alfararia Trijaya Tbk

3CENTCentrin Online Tbk

4CSAPCatur Sentosa Adiprana Tbk

5ECIIElectronic City Indonesia Tbk

6ERAAErajaya Swasembada Tbk

7GLOBGlobal teleshop Tbk

8GOLDGolden Retailindo Tbk

9HEROHero Supermarket Tbk

10KOINKokoh inti Arebamia Tbk

11LPPFMathari Department Store Tbk

12MAPIMitra Adiperkasa Tbk

13MIDIMidi Utama Indonesia

14MPPAMatahari Putra Prima Tbk

15RALSRamayana Lestari Sentosa Tbk

16RANCSupra Boga Lestari Tbk

17RIMOSupra Catur Lestari Tbk

18SKYBSkybee Tbk

19TELETiphone Mobile Indonesia Tbk

20TKGAPermata Prima Sakti Tbk

21TRIOTrikomsel Oke Tbk

Sumber: http://www.sahamok.com/emiten/sektor-perdaganganTeknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik stratified random sampling. Teknik stratified random sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi di mana populasinya dibagi-bagi terlebih dahulu menjadi kelompok yang relative homogen/stratum untuk menjamin keterwakilan dari masing-masing stratum. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan retail yang berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013 yaitu sebanyak 21 perusahaan Menurut Sugiono (2008:116).

3.4. Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini yang menjadi variable bebas (X) adalah Return on Investment dan Earning per Share , dan yang menjadi variable terikat (Y) adalah harga saham perusahaan retail yang ada di Indonesia periode 2011-2013.

Menurut Bambang Riyanto (2001: 336) Return on Investment adalah net earning power ratio. Return on Investment adalah kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Selain itu, Return on Investment didefinisikan oleh Lukman Syamsuddin (1992: 63) adalah sebagai berikut ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di perusahaan.

Earning per Share merupakan salah satu indicator keberhasilan yang telah dicapai perusahaan dalam menciptakan keuntungan bagi pemegang sahamnya. Menurut Widoatmodjo (1996: 96) dalam Robin Wiguna dan Anastasia Sri Mendari (2008) dalam perdagangan saham EPS sangat berpengaruh terhadap harga saham. Semakain tinggi EPS maka akan semakin mahal suatu saham dan sebaliknya, karena EPS merupakan salah satu bentuk rasio keuangan untuk menilai kinerja perusahaan.

Harga Saham menurut Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti (2004: 151) adalah merupakan nilai sekarang (Present Value) dari penghasilan yang akan diterima oleh pemodal dan diterima oleh pemodal di masa akan yang akan datang. Sedangkan menurut Jogiyanto (2008: 143) harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya harga saham ini ditentukan oleh permintaan dan waran saham tersebut di pasar modal.

Data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, dimana jarak dua titik pada skala sudah diketahui, dan mempunyai titik nol yang absolut.Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VariabelKonsep VariabelDimensiIndikatorSkala Data

Variabel Independen (X1): Return on Investment Return on Investment adalah kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Selain itu, Return on Investment Syamsuddin (1992: 63) Earning after Tax

Total Asset Pendapatan bersih perusahaan setelah bunga dan pajak

Jumlah asset perusahaanRasio

Variabel Independen (X2) : Earning per Share Earning per Share merupakan salah satu indicator keberhasilan yang telah dicapai perusahaan dalam menciptakan keuntungan bagi pemegang sahamnya. Widoatmodjo (1996: 96) Stock Price

Book Value per Share

Oustanding Share Laba Bersih (net income) Number of Common Share OutstandingRasio

Variabel Dependen (Y) : Harga saham harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya harga saham ini ditentukan oleh permintaan dan waran saham tersebut di pasar modal. Jogiyanto (2008: 143) Pt;harga saham pada periode t Pt-1;harga saham pada periode t-1 (tahun sebelumnya) Harga pasar saham berdasarkan harga penutupan di bulan DesemberRasio

Sumber: data diolah sendiri

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan atau dokumen-dokumen perusahaan sesuai dengan data yang diperlukan. 3.6. Sumber Data

Digunakan jenis data sekunder untuk mendapatkan informasi mengenai semua variable dalam penelitian ini. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dan bersumber dari unit analisis pihak lain. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan retail yang terdaftar di BEI tahun 2011, 2012. 2013. Data perusahaan tersebut diperoleh dari Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia di Widyatama.3.7. Pengujian Instrumen

Peneliti menggunakan metode Pengujian Hipotesis. Alat uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis regresi linear berganda. Metode ini berguna untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ROI dan EPS terhadap harga saham perusahaan retail yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2013. Agar hasil yang diperoleh lebih terarah, maka penulis menggunakan bantuan program software SPSS. Model regresi berganda yang digunakan adalah:

Y = a + b1x1 + b2x2 + eKeterangan:Y = skor harga saham perusahaan retail yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2013a = konstantab1 b2 = koefisien regresiX1 = skor variable Return on Investment

X2 = skor variable Earning per Share

e = standar error3.8. Pengujian Data

Pada kaidah statistik, apabila menggunakan regresi linear berganda, perlu melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap kemungkinan pelanggaran asumsi klasik, yaitu uji normalitas data, uji auto korelasi, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk memastikan bahwa model regresi linear berganda dapat digunakan atau tidak.

3.8.1. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal dimana jika:

1. Data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Data menyebar jauh dan garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.8.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF lebih kecil dari 5, maka dalam model tidak terdapat multikolinieritas.

a. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi linear digunakan analisa residual berupa grafik sebagai dasar pengambilan keputusan dalam sebuah penelitian.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, dan kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.9. Langkah-langkah Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dengan f-test digunakan untuk menguji hubungan variable bebas secara bersama-sama dengan variable terikat. Hipotesis yang diajukan:

H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh ROI dan EPS terhadap harga saham perusahaan retail yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.H1 : b1 = b2 = b3 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh ROI dan EPS terhadap harga saham perusahaan retail yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika F hitung < F tabel pada = 5%

H0 ditolak jika F hitung > F tabel pada = 5%

Kemudian, uji hipotesis dengan t-test digunakan untuk mengetahui apakah variable bebas memiliki hubungan siginifikan atau tidak dengan variable terikat secara individual untuk setiap variable. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh ROI terhadap harga saham perusahaan retail yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.H1 : b1 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh ROI terhadap harga saham perusahaan retail yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh EPS terhadap harga saham perusahaan retail yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.H1 : b1 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh EPS terhadap harga saham perusahaan retail yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika F hitung < F tabel pada = 5%

H0 ditolak jika F hitung > F tabel pada = 5%PASAR MODAL

INVESTASI

SAHAM

ANALISIS FUNDAMENTAL

ANALISIS RASIO

ROI (X1)

EPS (X2)

HARGA SAHAM (Y)

ANALISIS TEKNIKAL

1

_1490069431.xls