PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP KECERDASAN...
Transcript of PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP KECERDASAN...
PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP
KECERDASAN EMOSIONAL REMAJA TUNA
DAKSA DI SLB D-D1 YPAC JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
SERLI WIDIYAWATI
NIM: 1110011000074
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHANSkripsi berjudul "Pengaruh Religiusitas Terhadap Kecerdasan EmosionalRemaja Tuna Daksa di SLB D-Dl ypAC Jal<arta,, disusun oleh SerliWidiyawati Nomor Induk Mahasisrva 1l10011000074, diajukan kepada FakultasIlmu Tarbiyah dan I(eguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telahdinyatakan lulus dalarn ujia, Munaqasah pada tanggal z Febniari 2015 dihadapan der'van penguji. I(arena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjala S1(S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agarna Islain.
J al<arta, 9 Februari 20 1 5
Panitia Ujian Munaqasah
I(etua Panitia (l(etua Jurusan pAI)
Dr. H. Abdul il4ajiC l(]ron, M.AgNIP. 19580707 198703 I 00s
S ekretaris (S ekretarisJurusan,pAl)
Marharnah Saleh. Lc. MANrP. 19720313 200801 2o1o
Penguji I
Prof. Dr. H. Salman HarunNIP. 19450612196510 1 001
Penguji II
Siti ICradtiah. MANIP. 19700727 199703 2 oO4
Tanggal
Mengetahui:
Dekan,
L, 7-o lS,'-1{)' a -) r--7-->\\ -/-\-_--, ,'
u/, lot{
'a'I Ph.D1020 198603 2 001
LEMBAR PEI\GESAHAN SKRIPSI
PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP KECBRDASAN
BMOSIONAL REMAJA TUNA DAKSA DI SLB D.Dl YPAC
JAKARTA
Skripsi ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk
Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana pendidikan (s. pd. D
OIeh:
Serli Widivawati
NIM: 1110011000074
Menyetujui,
Pembimbing
NIP. 19710319 199803 2 001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
201,5
Dr. Surfurin. M.A
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengaruh Religiusitas Terhadap Kecerdasan Emosional
Reaja Tuna Daksa di SLB D-Dl YPAC Jakara disusun oleh Serli Widiyawati
Nomor Induk Mahasiswa 1110011000074, Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak
untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatull ah, J akarta.
.lakarta" l:l .lanuari 2015
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing
NIP. 19710319 199803 2 001
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Serli Widiyawati
1 1 1001 1000074
Pendidikan Agama Islam
Jl" Ki Muhammad Idris, Desa Sumuranja Rt. 15104 Kec. Pulo
Ampel Kab. Serang-Banten
Nama
NIM
Jurusan
Alamat
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Religiusitas Terhadap Kecerdasan
Ernosional Remaja Tuna Daksa di SLB D-Dl YP.A.C Jakarta adalah benar
hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing : Dr. Sururin, M.Ag
NIP :19710319 199803 2001
Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siapmenerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karyasendiri.
Jakarta, I 4 J antari 201 5
Yang Menyatakan
Serli Widiyawati
NIM. 1110011000074
i
ABSTRAK
Serli Widiyawati (NIM: 1110011000074). Pengaruh Religiusitas Terhadap
Kecerdasan Emosional Remaja Tuna Daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta.
Tuna daksa dapat didefinisikan sebagai penyandang bentuk kelainan atau
kecacatan pada sistem otot, tulang dan persendian yang dapat mengakibatkan
gangguan koordinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi, dan gangguan
perkembangan keutuhan pribadi.
Penting bagi para remaja tuna daksa untuk mampu keluar dari berbagai
sesuatu yang menekan baik dari dalam dirinya. Untuk keluar dari situasi tersebut
individu harus secara cerdas memaknai setiap masalah yang dihadapi dan mampu
merespon secara tepat, sehingga ketika nanti harus beradaptasi dengan lingungan
sosialnya individu tidak mengalami kesulitan dan mampu membawa diri dengan
baik. Dalam hal ini kecerdasan memiliki peran yang sangat penting baik itu
kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kecerdasan emosional,
bagaimana religiusitas dan bagaimana pengaruh religiusitas terhadap kecerdasan
emosional remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan November-Desember 2014 di SLB D-D1 YPAC Jakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan
pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan bentuk skala likert.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product
moment. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara religiusitas terhadap kecerdasan emosional remaja tuna
daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai r hitung 0,877 dan termasuk
kategori tinggi (nilai r hitung pada rentang 0,800-1,00) dengan nilai KD sebesar
76,91%.
Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara religiusitas
terhadap kecerdasan emosional remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta.
Dan religiusitas memberikan kontribusi yang besar dalam memberikan pengaruh
terhadap kecerdasan emosional remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
kasih dan sayang-Nya yang senantiasa tercurah pada kita semua terutama bagi
penulis sediri. Dan dengan seizin-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Shalawat serta salam tercurah kepada junjungan besar Nabi
Muhammad SAW suri tauladan paling mulia bagi semesta alam.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Nurlena Rifa’i, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Kepala Jurusan Pendidikan Agama
Islam dan Dosen Penasehat Akademik
3. Ibu Marhamah Saleh, Lc,. MA. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
4. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
arahan dan bimbingan yang sangat berarti dengan segenap kesabarannya,
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan maksimal.
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti selama
perkuliahan sampai selesai penyusunan skripsi.
6. Ibu Dra. Siti Khoiriyah, kepala sekolah SLB D-D1 YPAC Jakarta yang telah
mengizinkan saya untuk melakukan penelitian di sekolah.
7. Bapak Mudofir, S.Pd.I, guru agama di SLB D-D1 YPAC terima kasih atas
do’a, motivasi dan bantuannya.
8. Seluruh siswa SLB D-D1 YPAC Jakarta yang menjadi subjek penelitian,
terima kasih atas waktunya dan kesediaannya untuk menjadi responden.
9. Teruntuk kedua orangtuaku ayahanda H. Ali Mukti dan ibunda Hj.
Istinawati, serta adik-adikku terima kasih atas semua dukungan baik moril
iii
dan materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Semoga
Allah SWT membalas semua kebaikan dan menganugerahkan kebahagiaan
kepada keluargaku tersayang.
10. Untuk Ade Pratama Putra Risman, seseorang yang selalu memberikan
inspirasi, dukungan, semangat, dan doa selama penulis menyusun skripsi.
Semoga kamu akan selalu terus ada di hatiku.
11. Seluruh sahabat terbaikku Winda Ainnur Happy, Dian Hayati, Puji, Tiara,
Sofi, Aji, Wilda, Ela. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan
kepada penulis.
12. Teman yang membantu dalam penulisan skripsi Nurhamimah, Intan, Cuda,
Intan, dan semua teman-teman yang sabar membantu dalam penulisan
skripsi.
13. Keluarga besar P20AI yang telah banyak memberikan masukan kepada
penulis baik selama dalam mengukuti perkuliahan maupun dalam penulisan
skripsi ini.
14. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, karena
dukungan dan pengertian mereka sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Hanya doa yang dapat penulis panjatkan kepada semua pihak
yang telah membantu penulis semoga mendapatkan balasan pahala berlipat
ganda dari Allah SWT.
Peneliti menyadari dengan segala kemmapuan dan keterbatasan yang
dimiliki, dalam penyusunan skripsi ini oleh karena itu peneliti mengucapkan
maaf yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan penelitian ini dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya, terutama untuk peneliti sendiri.
Akhirnya peneliti ucapkan terima kasih sekali lagi untuk semua pihak yang
sudah membantu penyelesaian laporan penelitian ini.
Jakarta, Januari 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ……….. .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 8
D. Perumusan Masalah ................................................................................ 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 9
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .............................. 10
A. Penyusunan Kerangka Teori ................................................................... 10
1. Religiusitas ........................................................................................ 10
a. Pengertian Religiusitas .................................................................. 10
b. Dimensi-Dimensi Religiusitas ....................................................... 11
c. Religiusitas dalam Perspektif Islam ............................................... 15
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Religiusitas ........................... 17
2. Kecerdasan Emosional ...................................................................... 19
a. Pengertian Kecerdasan Emosional................................................. 19
b. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional ............................................. 23
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional .......... 25
v
3. Tuna Daksa ......................................................................................... 27
a. Pengertian Tuna Daksa .................................................................. 27
b. Klasifikasi Tuna Daksa .................................................................. 27
c. Karakteristik Tuna Daksa ............................................................. 28
B. Hasil Penelitian yang Relevan................................................................. 30
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 31
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 34
B. Metode Penelitian .................................................................................... 34
C. Variabel Penelitian .................................................................................. 34
D. Populasi dan Sampel .............................................................................. 35
1. Populasi Penelitian ............................................................................. 36
2. Teknik Pengambilan Sampel .............................................................. 35
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen .............................................. 36
1. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 36
2. Instrumen Penelitian ........................................................................... 37
3. Validitas Instrumen ............................................................................ 40
4. Reliabilitas Instrumen ......................................................................... 41
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 43
G. Hipotesis Statistik .................................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. ........................... 46
A. Deskripsi Data.. ....................................................................................... 46
1. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 46
2. Visi, Misi, dan Tujuan ........................................................................ 47
3. Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Siswa ...................................... 48
4. Fasilitas Sekolah ................................................................................. 50
5. Kegiatan Keagamaan .......................................................................... 51
vi
6. Deskripsi Data Religusitas ................................................................. 52
7. Deskripsi Data Kecerdasan Emosional .............................................. 60
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis .......................... 71
1. Pengujian Persyaratan Analisis .......................................................... 71
a. Uji Normalitas................................................................................ 71
b. Uji Linearitas ................................................................................. 72
2. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 73
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 76
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 79
A. Kesimpulan …………… ............................................................................... 79
B. Saran-saran ……… ........................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 81
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
No. Uraian Halaman
Tabel 3.1 Nilai Skor Jawaban 37
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Skala Religiusitas 38
Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala kecerdasan Emosional 39
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel X dan Y 41
Tabel 3.5 Reliabilitas Variabel X 42
Tabel 3.6 Reliabilitas Variabel Y 42
Tabel 3.7 Interprestasi Analisis Deskriptif 43
Tabel 3.8 Interpretasi Nilai r 44
Tabel 4.1 Tenaga Pendidik 48
Tabel 4.2 Tenaga Kependidikan 48
Tabel 4.3 Siswa TKLB 48
Tabel 4.4 Siswa SDLB. D1 49
Tabel 4.5 Siswa SDLB. D2 49
Tabel 4.6 Siswa SMPLB. DI 49
Tabel 4.7 Siswa SMPLB. D2 50
Tabel 4.8 Siswa SMALB. D1 50
Tabel 4.9 Siswa SMALB. Keterampilan 50
Table 4.10 Fasilitas Sekolah 51
Tabel 4.11 Memiliki keyakinan terhadap apa yang agama ajarkan 52
Tabel 4.12 Tidak mengetahui jumlah surat didalam al-Qur’an 53
Tabel 4.13 Mengerjakan solat lima waktu 53
Tabel 4.14 Menjaga diri dari dosa kecil dan besar 54
viii
Tabel 4.15 Percaya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah 54
Tabel 4.16 Malas membaca kitab suci al-Quran 54
Tabel 4.17 Surga dan neraka hanyalah dongeng dari orang tua 55
Tabel 4.18 Membantu yang membutuhkan bantuan 55
Tabel 4.19 Tidak mengetahui kapan Nabi Muhammad lahir 56
Tabel 4.20 Mempercayai bahwa berkewajiban untuk 56
melaksanakan ibadah Haji jika mampu melaksanakannya
Tabel 4.21 Solat tahajjud terasa begitu berat 57
Tabel 4.22 Seringkali berbohong demi kepuasan hati 57
Tabel 4.23 Selalu berusaha mengamalkan ajaran agama dalam seluruh 58
Hidup
Tabel 4.24 Merasa selalu diawasi oleh Allah 58
Tabel 4.25 Khusu’dalam solat merupakan suatu hal yang sulit 58
Tabel 4.26 Merasa senang dengan melihat orang lain mengikuti ajaran 59
Islam
Tabel 4.27 Terkadang merasa Allah tidak adil 59
Tabel 4.28 Skor Perolehan Religiusitas 60
Tabel 4.29 Tidak pernah memisahkan teman yang berdebat 60
Tabel 4.30 Segera bertanya ketika tidak mengerti penjelasan guru 61
Tabel 4.31 Merasa kesulitan membujuk teman melakukan sesuatu 61
Tabel 4.32 Perasaan saya mudah berubah-ubah 62
Tabel 4.33 Siap menerima resiko atas keputusan yang diambil 62
Tabel 4.34 Tetap berusaha sebaik mungkin meskipun banyak yang 63
mengatakan tidak
ix
Tabel 4.35 Menyesali kemarahan karena hal tersebut tidak sesuai 63
dengan ajaran Agama
Tabel 4.36 Dapat bersabar meskipun disaat ingin sekali marah 64
Tabel 4.37 Ada keinginan kuat dalam diri untuk terus meningkatkan 64
Prestasi
Tabel 4.38 Berusaha untuk selalu berkata jujur 64
Tabel 4.39 Tenang dalam menyampaikan pendapat sendiri dihadapan 65
teman-teman
Tabel 4.40 Tidak mengakui kesalahan yang diperbuat 65
Tabel 4.41 Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru 66
Tabel 4.42 Membantu seseorang yang membutuhkan bantuan 66
Tabel 4.43 Dapat merasakan kesedihan yang dirasakan orang lain 67
Tabel 4.44 Tidak pernah berpendapat didalam kelompok karena tidak 67
yakin dengan pendapat sendiri
Tabel 4.45 Mengingkari janji yang telah perbuat 68
Tabel 4.46 Ketika membutuhkan bantuan banyak teman yang mau 68
menolong
Tabel 4.47 Seringkali menyerah mengerjakan sesuatu yang sulit 68
Tabel 4.48 Tidak dapat bekerja sama dalam kelompok 69
Tabel 4.49 Mengenal banyak teman sebaya membuat banyak 69
memahami berbagai hal
Tabel 4.50 Lebih memilih mengerjakan segala sesuatunya seorang diri 70
Tabel 4.51 Skor Perolehan Kecerdasan Emosional 70
Tabel 4.52 Uji Normalitas Data 71
Tabel 4.53 ANOVA Table 73
x
Tabel 4.54 Perhitungan Hasil Penelitian 73
Tabel 4.55 Analisis Koefisien Korelasi 74
Tabel 4.56 Angka indeks korelasi product moment 75
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Halaman
Gambar 4.1 Normal Q-Q Plot Variabel X&Y 72
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Lampiran 2 Angket Uji Coba Variabel X dan Y
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Setelah Uji Coba
Lampiran 4 Angket Sesudah Uji Coba Variabel X dan Y
Lampiran 5 Hasil Angket Variabel X
Lampiran 6 Hasil Angket Variabel Y
Lampiran 7 Validitas Variabel X dan Y
Lampiran 8 Tabel Harga R (Pearson Product Moment)
Lampiran 9 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 12 Lembar Uji Referensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia hidup tidak akan terlepas dari mind dan body. Kedua komponen
tersebut merupakan hal yang mutlak dimiliki oleh subjek. Konsepsi mengenai
tubuh ideal terus berkembang dalam sejarah ilmu pengetahuan. Keinginan
manusia untuk terus mencari sisi ideal dari konsep mengenai tubuh pun tidak
pernah berhenti sampai detik ini.
Romantisme manusia tentang tubuh secara tidak langsung diatur oleh
masyarakat, berpegang teguh pada keyakinan atas tubuh normal yang
digambarkan oleh ilmu pengetahuan. Contohnya adalah apabila masyarakat
melihat perempuan memiliki tubuh berotot karena dia sering melakukan aktivitas
olahraga angkat beban, maka akan dianggap sebagai anomali. Otot dan kekar
adalah label yang melekat pada tubuh laki-laki dan apabila ada perempuan yang
memiliki struktur tubuh yang demikian, maka masyarakat akan menganggap hal
tersebut tidak ”normal”. Dalam kehidupan masyarakat tubuh yang anomali ini
diidentikkan sebagai tubuh yang mengalami pengalaman yang sedikit daripada
pengalaman dengan tubuh rata-rata. Ide tentang tubuh anomali ini dianggap tidak
mampu meyerap dunia dengan kesempurnaan tubuh yang telah ratusan tahun
melekat pada pikiran manusia. Hal ini terjadi dalam tubuh-tubuh yang
dimarginalkan, salah satunya adalah tubuh difabel.
Difabel/disabiltas adalah (cacat, ketidakmampuan) ; organ tubuh yang
cacat berat, tidak ada (tidak berfungsi) rusak, terganggu, atau sangat kurang, juga
berkaitan dengan gangguan fungsional.1 Istilah disabilitas merupakan suatu
kondisi yang menyimpang dari rata-rata umumnya. Penyimpangan tersebut
memiliki nilai lebih atau kurang. Efek penyimpangan yang dialami oleh
1J.P Chaplin, terjemahan Dr. Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2006), h. 139.
2
penyandang disabilitas secara fisik seringkali mengundang perhatian orang-orang
yang ada disekelilingnya, baik ketika penyandang disabilitas tersebut bertemu
dengan orang baru maupun selama dia tinggal di lingkungan masyarakat
tempatnya bersosialisasi.2 Difabel di Indonesia lebih dikenal dengan anak luar
biasa (ALB). Istilah anak luar biasa (ALB) digunakan sebagai istilah umum
untuk semua anak yang mempunyai keluarbiasaan, dan untuk menggantikan
berbagai istilah yang selama ini digunakan, seperti anak cacat, anak berkelainan,
atau anak lemah mental. Istilah yang lebih halus digunakan untuk
menggambarkan kondisi setiap jenis penyimpangan, terutama yang
penyimpangannya berada dibawah normal, seperti tuna netra, tuna rungu, tuna
grahita, tuna daksa, dan tuna laras. Istilah-istilah ini meskipun menggambarkan
kekurangan, tetapi mengandung rasa bahasa yang dapat diterima.3
Difabel tuna daksa merupakan sebutan bagi mereka para penyandang cacat
fisik. Ada beberapa macam penyebab yang dapat menimbulkan kerusakan pada
manusia hingga menjadi tuna daksa diantaranya, polio myelitis, akibat
kecelakaan, akibat keturunan, cacat sejak lahir, kelayuan otot-otot, akibat
peradangan otak, dan kelainan motorik yang disebabkan oleh kerusakan pada
pusat syaraf/cerebrum.4
Kondisi fisik yang berbeda bahkan tak lengkap, terkadang menyebabkan
para difabel tuna daksa ini merasa menjadi kaum minoritas yang dikucilkan oleh
masyarakat. Terkadang masyarakat memandang para difabel ini sebelah mata.
Bahkan tidak sedikit mereka mencibir dan menjaga jarak dengan mereka.
Hal ini akan semakin menjadi masalah ketika penyandang tuna daksa
beranjak remaja. Masa remaja merupakan suatu periode penting dalam seluruh
rentang kehidupan manusia. Masa remaja adalah masa yang penuh emosi. Salah
2 Winda Wahyuni dan Anggia K.E Marettih, Jurnal Psikologi vol.8 no.1, ( Riau: Fakultas
Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim , 2012), h. 63.
3IG.A.K. Wardani, Pengantar Pendidikan Luar Biasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2011), h. 1.4 cet. 16 4Frieda Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus,(Depok:
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuranan Pendidikan Psikologi Kampus Baru UI, 2011), h.
24.
3
satu ciri periode “topan dan badai” dalam perkembangan jiwa manusia ini adalah
adanya emosi yang meledak-ledak, sulit untuk dikendalikan. Disatu pihak, emosi
yang menggebu-gebu ini memang menyulitkan, terutama untuk orang lain
mengerti jiwa si remaja. Dipihak lain, emosi yang menggebu ini bermanfaat untuk
remaja itu untuk terus mencari identitas dirinya.5
Remaja dengan gangguan fisik atau tuna daksa adalah remaja yang
memiliki salah satu kelainan yang sifatnya gangguan dari fungsi otot dan urat
syaraf yang disebabkan adanya kerusakan otak atau bagian tubuh lainnya.
Karakter fisik inilah yang membedakan remaja penyandang tuna daksa dengan
remaja lainnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa usia ketika ketunadaksaan mulai
menjadi turut mempengaruhi perkembangan emosi anak tersebut. Dukungan
orangtua dan orang-orang disekelilingnya merupakan hal yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan emosi anak tunadaksa.
Orangtua anak tuna daksa sering memperlakukan anak-anak mereka
dengan sikap terlalu melindungi (over protection), misalnya dengan memenuhi
segala keinginannya, melayani secara berlebihan, dan sebagainya. Disamping itu
ada juga orangtua yang menyebabkan anak-anak tunadaksa merasakan
ketergantungan sehingga merasa takut serta cemas dalam menghadapi lingkungan
yang tidak dikenalnya. 6
Secara khusus, remaja dengan cacat fisik akan rawan memiliki
permasalahan psikis karena umumnya pada masa tersebut kesadaran akan bentuk
tubuh mulai menjadi perhatian utama. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
hasil polling Psychology Today terhadap 4000 pembacanya yang dilakukan pada
5Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), h. 83. 6T. Sutjihanti Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung:PT Refika Aditama,
2006), Cet. 1, h. 131-132
4
tahun 1997 dan menemukan bahwa 56 persen dan 43 persen laki-laki memiliki
ketidakpuasan terhadap penampilan dirinya.7
Peran masyarakat dan media, memang membawa pengaruh yang besar
dalam mendorong seseorang untuk begitu peduli pada penampilan dan image
tubuhnya. Contohnya saja, sejak dulu di dalam masyarakat sudah terlihat pola-
pola, bahwa yang cantik, yang ganteng, yang keren, yang langsing, akan lebih
populer, disukai dan banyak mendapatkan peluang di sana sini - dari pada yang
"biasa-biasa saja". Belum lagi, berbagai media dan iklan bermunculan di sana sini
untuk memperkenalkan keampuhan produk mereka yang tentu saja banyak
mendapat sambutan hangat dari masyarakat, baik tua muda, pria maupun wanita.
Kehadiran media, tidak dipungkiri semakin mendorong pribadi-pribadi untuk
meletakkan standar ideal dirinya seperti yang dikehendaki oleh masyarakat.
Kecantikan dan kesempurnaan fisik, menjadi ukuran ideal bagi seseorang
sehingga banyak yang berusaha mengejar kecantikan dan kesempurnaan, dengan
bantuan kosmetik, gymnastic, fashion yang up to date, ke salon untuk menata
rambut mode mutakhir, sampai dengan melakukan koreksi wajah dan tubuh di
sana sini.
Nampak atau tidaknya kondisi tuna daksa, menunjukkan pengaruh
terhadap perkembangan kepribadian individu, terutama mengenai gambaran
tubuhnya (body image).8 Sebagian dari mereka amat merasa terganggu dan tidak
nyaman dengan penampilan fisiknya. Mereka merasa mempunyai kekurangan
fatal yang sulit diperbaiki. Oleh karena itu, penting bagi para remaja tuna daksa
untuk mampu keluar dari berbagai sesuatu yang menekan baik dari dalam dirinya
seperti muncul perasaan rendah diri, minder, frustasi, mengisolasi diri, yang
mengabaikan munculnya penolakan terhadap diri, maupun juga sikap dari
masyarakat entah itu positif maupun negatif. Untuk keluar dari situasi tersebut
individu harus secara cerdas memaknai setiap masalah yang dihadapi dan mampu
7Taufan Heryanto Putro, “Konsep Diri pada Remaja dengan Cacat Anggota Tubuh”,
Skripsi pada Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 2009, h. 1, tidak dipublikasikan. 8T. Sutjihanti Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung:PT Refika Aditama,
2006), Cet. 1, h. 135
5
merespon secara tepat, sehingga ketika nanti harus beradaptasi dengan lingungan
sosialnya individu tidak mengalami kesulitan dan mampu membawa diri dengan
baik. Dalam hal ini kecerdasan memiliki peran yang sangat penting baik itu
kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual. 9
Kecerdasan emosional atau EQ bukan didasarkan pada kepintaran seorang
anak, melainkan pada sesuatu yang dahulu disebut karakteristik pribadi.
Penelitian-penelitian sekarang menemukan bahwa keterampilan sosial dan
emosional ini mungkin bahkan lebih penting bagi keberhasilan hidup ketimbang
kemampuan intelektual. Dengan kata lain memiliki EQ tinggi mungkin lebih
penting dalam pencapaian keberhasilan ketimbang IQ tinggi yang diukur
berdasarkan uji standar terhadap kecerdasan kognitif verbal dan nonverbal.
Kecerdasan emosi tidak muncul dari pemikiran intelek yang jernih, tetapi
dari pekerjaan hati manusia. Kecerdasan emosional menuntut individu untuk
belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain serta untuk
menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan energi
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya, seseorang yang memiliki
kecerdasan emosional mudah menyerap segala peristiwa-peristiwa maupun
keadaan-keadaan yang membahayakan sekalipun menjadi peristiwa yang penuh
tantangan dan menyenangkan.
Goleman menyebutkan beberapa unsur pembentukan kecerdasan
emosional, seperti, “keyakinan, rasa ingin tahu, niat, kendali diri, keterkaitan,
kecakapan berkomunikasi, dan koperatif”.10
Unsur keyakinan inilah kemudian yang diajarkan oleh suatu agama dalam
menyikapi segala hal, termasuk dalam urusan bagaimana menyikapi dan
meluapkan emosi. Agama (khususnya Islam) telah mengajarkan etika kepada
manusia tentang bagaimana meregulasi emosi dengan baik. Oleh karenanya, orang
9Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, terj. T. Hermaya, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2004), cet. 14, h. 7 10
Ibid., h. 274
6
yang beragama seharusnya memiliki kecerdasan emosi yang tinggi dibanding
orang yang tidak beragama.
Aktifitas beragama erat kaitannya dengan religiusitas, bukan hanya terjadi
ketika melakukan ritual (ibadah) tetapi juga aktifitas lain yang didorong kekuatan
batin. Jadi sikap religiuisitas merupakan integrasi secara kompleks antara
pengetahuan agama, perasaan serta tindakan keagamaan dalam diri.
Sikap agamis seseorang dapat diperoleh dari kebiasaan (tradisi) dan
lembaga (institution), anjuran, pergerakan aktifitas, ide motorik melalui cara
meniru (imitation). Namun sikap agamis tersebut pada hakikatnya adalah salah
satu keinginan alami untuk mengetahui arti dan pentingnya praktek-praktek
ibadah. 11
Seseorang yang memiliki keberagamaan yang baik akan mempunyai
kemampuan dan keterampilan untuk mengetahui, mengatur, dan mengendalikan
emosi sehingga dapat diterima disuatu tempat. Sebagai contoh konkrit seperti
Muhammad Karim Amrullah, mahasiswa Fakultas Hukum UGM ini merupakan
penyandang tunadaksa, kedua tangannya tidak bisa berfungsi sempurna seperti
orang normal. Namun, dalam segala keterbatasannya, pemuda 20 tahun asal
Sleman ini memiliki Indek Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata 3,44. Selain nilai
akademik yang bagus, ia juga pernah dinobatkan menjadi mahasiswa beprestasi
terbaik Fakultas Hukum UGM tahun 2012. Memiliki predikat penyandang cacat
diakui Karim awalnya memberikan beban baginya. Dia sempat mengalami
frustrasi saat menempuh pendidikan di bangku sekolah dasar. Pasalnya ia sering
diejek oleh teman sekelasnya karena keterbatasan fisiknya. Sehingga dia sempat
minder, dan takut berangkat sekolah. Tapi berkat motivasi ibunya untuk
mengikhlaskan dan mendoakan mereka yang mengejek agar menjadi lebih baik,
akhirnya Karim tidak memperdulikan hinaan teman-temannya. Dari sini terlihat
11Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan
Prinsip-Prinsip Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 16, h. 310.
7
bagaimana keikhlasan dan tidak menyimpan rasa dendam yang merupakan bagian
dari ajaran agama bisa membuat Karim bisa seperti sekarang.12
Berdasarkan observasi pada studi pendahuluan di YPAC Jakarta, peneliti
melihat begitu kreatifnya siswa-siswa di YPAC Jakarta. Mereka melakukan
pekerjaan yang tidak bisa kita percaya,ternyata sebuah perusahaan industri korek
api TOKAI (ternama di Jepang) bekerja sama dengan mereka dalam proses
pembuatannya. Peneliti melihat mereka begitu semangat ketika menjelaskan
proses pembuatannya, tidak hanya sampai di situ mereka memiliki kemampuan
dalam bidang kesenian seperti menjahit. Mereka juga melakukan hal yang sangat
bermanfaat yaitu mendaur ulang barang bekas menjadi barang yang bermanfaat
seperti tas dan sandal. Tanpa penulis sadari mereka tetap memiliki kemampuan
dalam kekurangan mereka. Mereka juga selalu tersenyum ketika melihat orang
yang baru di kenal,selalu ada keceriaan di wajah mereka yang membutuhkan
respon. Mereka memandang dan melihat dunia ini dengan cara yang berbeda.
Melihat hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
keberagamaan yang berkaitan dengan emosi. Hal inilah yang melatarbelakangi
peneliti untuk mengetahui bagaimana pengaruh keberagamaan terhadap
kecerdasan emosi remaja tunadaksa di YPAC Jakarta untuk dijadikan penelitian
dengan judul “Pengaruh Religiusitas Terhadap Kecerdasan Emosional pada
Remaja Tuna Daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah
1. Remaja tuna daksa cenderung merasa apatis, malu, rendah diri, sensitif
dan kadang-kadang pula muncul sikap egois terhadap lingkungannya.
2. Remaja tuna daksa sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial
sekitar.
3. Beberapa remaja tuna daksa tidak bisa mandiri dan masih bergantung
pada orang lain.
12
Gusti, Berprestasi, Mahasiswa Difabel UGM Bentuk UKM Peduli Difabel, 2014,
http://ugm.ac.idid/berita/8833, 16 Juli 2014
8
4. Kurangnya pemahaman keagamaaan yang diberikan kepada anak tuna
daksa.
C. Pembatasan Masalah
Suatu penulisan ilmiah sangat diperlukan adanya pembatasan masalah.
Hal ini dimaksudkan agar penulis ini tidak menyimpang dari sasarannya.
1. Religiusitas yaitu seberapa jauh pengetahuan seberapa kokoh keyakinan,
seberapa tekun pelaksanaan ibadah, dan seberapa dalam penghayatan
agama yg dianutnya. Dalam hal ini peneliti menggunakan teori
keberagamaan menurut Glock dan Stark yaitu terdiri dari lima dimensi:
keyakinan, praktik agama, pengalaman, pengetahuan agama, dan
pengamalan.
2. Kecerdasan Emosional adalah suatu kemampuan yang dimiliki individu
untuk mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga
keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran
diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial.
Dalam hal ini peneliti menggunakan teori kecerdasan emosional menurut
Salovey yang terdiri atas lima aspek yaitu: mengenali emosi diri,
mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan
membina hubungan dengan orang lain.
3. Remaja Tuna Daksa adalah remaja yang memiliki berbagai hambatan.
Mereka memiliki berbagai hambatan, sehingga megalami kesulitan dan
kesempatan untuk mengekspresikan ide dan perasaan dalam peran dan
fungsi sosialnya didalam lingkungan kehidupan masyarakat dan YPAC
Jakarta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana kecerdasan emosional remaja tunadaksa di SLB D-D1 YPAC
Jakarta.
9
2. Bagaimana religiusitas remaja tunadaksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta.
3. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap kecerdasan emosional remaja
tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana kecerdasan emosional remaja tuna daksa
di SLB D-D1 YPAC Jakarta.
2. Untuk mengetahui bagaimana religiusitas remaja tuna daksa di SLB D-
D1 YPAC Jakarta.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh religiusitas terhadap kecerdasan
emosional mereka.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
praktis yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam
pengimplementasian nilai-nilai religiusitas dan kecerdasan emosi
disekolah.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam
mengembangkan kecerdasan emosional siswa.
3. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ilmu
psikologi Agama terutama pada religiusitas dan kecerdasan emosi.
10
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Religiusitas
a. Pengertian Religiusitas
Secara bahasa religiusitas berasal dari kata religius (religious), religius
merupakan kata sifat (adjective) dari religion. Menurut kamus Oxford, kata
religion memiliki dua definisi, pertama, ”belief in an worship of God or gods.
”Yaitu sebuah kepercayaan dan peribadatan pada Tuhan atau dewa-dewa. Kedua,
“Particular system of faith and worship based on such belief.” Yaitu bagian dari
sistem kepercayaan dan peribadatan yang berdasarkan keyakinan. Adapun kata
religious menurut definisi kamus Oxford adalah “ adjective of religion, (religious)
of a person believing in and practicing religion.”1Yaitu sifat keagamaan yang ada
pada seseorang, atau keberagamaan seseorang dalam meyakini dan mengamalkan
agama.
Menurut Roland Abeles definisi konseptual dari religiusitas adalah
religiousness has spesific behavioral, social, doctrinal, and denominational
characteristics because it involves a system of worship and doctrine that is shared
within a group.”2
Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa religiusitas adalah sistem
peribadatan dan doktrin ada pada suatu kelompok, yang bersifat perilaku
(behavioral), sosial (social), dan kedoktrinan (doctrinal), dan peginternalisasian
sifat-sifat tertentu.
Religiusitas atau keberagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam
diri seseorang yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku yang berkaitan
1Oxford University Press, Oxford Learner’s Pocket Dictionary: Fourth Edition, (Oxford:
Oxford University Press, 2008), 372. 2Ahmad Rusydi, Religusitas dan Kesehatan Mental, (Ciputat: YPM, 2012), Cet. 1, h.
28.
11
dengan agama. Keberagamaan terbentuk karena adanya konsistensi antara
kepercayaan terhadap agama sebagai komponen kognitif persamaan terhadap
agama sebagai komponen konatif. Didalam sikap keagamaan antara komponen
kognitif, afektif, dan konatif saling berintegrasi sesamanya secara komplek.3
Dollahite mendefinisikan religiusitas adalah sebuah perjanjian keyakinan
suatu komunitas yang mengajarkan dan menceritakan tentang sesuatu yang sakral.
James mendefinisikan religiusitas adalah perasaan, perbuatan, dan pengalaman
indvidual pada kesendiriannya dalam hubungannya dengan Tuhan.4
Kemampuan seseorang untuk mengenali atau memahami nilai agama yang
terletak pada nilai-nilai luhurnya serta menjadikan nilai-nilai dalam bersikap dan
bertingkah laku merupakan ciri dari kematangan beragama.5
Jadi religiusitas merupakan sebuah bentuk kepercayaan seseorang yang
bersumber dari keyakinan adanya Allah SWT. Religiusitas bukan sekedar
keyakinan dalam hati, lebih dari itu, ia merupakan sebuah komitmen seseorang
untuk mengaplikasikan apa yang diyakini dalam bentuk ibadah atau ritual-ritual
keagamaan yang juga turut mempengaruhi perilaku seseorang. Dengan
terinternalisasinya religiusitas dalam diri seseorang, akan menanamkan nilai dan
perilaku yang sesuai dengan kepercayaan yang ia yakini, selain itu juga
memberikan pengaruh dengan bagaimana orang tersebut berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya.
b. Dimensi-Dimensi Religiusitas
Agama adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sisitem
perilaku yang terlembagakan, yang semuanya itu berpusat pada persoalan-
persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning).6
3Jalaluddin dan Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta: Kalam Mulia, 1993),
h. 13. 4Brian J. Zinnbauer, Religiousness and Spirituality in Handbook of Religion and
Spirituality, ( New York: The Guildford Press, 2005), h. 23. 5Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-
Prinsip Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 16, h. 313.
12
Religiusitas merupakan menifestasi sejauhmana individu meyakini,
memahami, mengetahui, menghayati, dan mempraktekkan agama yang dianutnya
dalam kehidupan sehari-hari.
Aktifitas beragama tidak hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku
ritual, tetapi juga ketika melakukan aktifitas lain yang didorong oleh kekuatan
supranatural. Yakni bukan hanya berkaitan dengan aktifitas yang tampak dan
terjadi dalam hati sesorang. Karena itu, menurut Glock dan Stark religiusitas
(keberagamaan) seseorang meliputi berbagai macam sisi atau dimensi.
Adapun dimensi-dimensi keberagamaan menurut Glock dan Stark, yaitu:
1) Dimensi keyakinan.
2) Dimensi praktik agama.
3) Dimensi pengalaman.
4) Dimensi pengetahuan.
5) Dimensi pengamalan.7
Dimensi keyakinan adalah bagian dari keberagamaan yang berkaitan dengan
apa yang harus dipercayai termasuk dalam kategori dimensi ideologis.
Kepercayaan atau doktrin agama adalah dimensi yang paling dasar. Inilah yang
membedakan satu agama dengan agama yang lainnya,bahkan satu mazhab dalam
satu agama dari mazhab lainnya.
Dimesi praktik agama adalah dimensi keberagamaan yang berkaitan dengan
sejumlah perilaku. Yang dimaksud dengan perilaku disini bukanlah perilaku
umum yang dipengaruhi keimanan seseorang, melainkan mengacu kepada
perilaku-perilaku khusus yang ditetapkan oleh agama, seperti tata cara ibadah,
pembaptisan, pengakuan dosa, berpuasa, atau menjalankan ritus-ritus khusus pada
hari-hari suci. Shalat dengan menghadap kiblat beserta ruku’ dan sujud adalah
simensi ritualistik Islam.8 Dimensi ini merupakan refleksi langsung dari dimensi
6Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1995), Cet. 2, h. 76. 7Jalaludin Rakhmat, Psikologi Agama: Sebuah Pengantar, ( Bandung: MIZAN, 2005),
Cet. 3, h. 43. 8Ibid.,, h. 44.
13
pertama. Ketika agama mengkonsepsikan adanya Allah yang menjadi pusat
penyambahan, disebut juga dimensi praktek agama atau peribadatan (ritual).9
Dimensi pengalaman berkaitan dengan perasaan keagamaan yang dialami
oeh penganut agama. Pengalaman keagamaan ini bisa saja terjadi sangat moderat,
seperti kekhusukan di dalam shalat atau sangat intens seperti yang dialami oleh
para sufi. Dimensi pengalaman adalah bentuk respon kehadiran Tuhan yang
dirasakan oleh seseorang atau komunitas keagamaan. Respon kehadiran Tuhan
dalam diri seseorang atau komunitas keagamaan tercermin pada adanya emosi
keagamaan yang kuat. Terdapat rasa kekaguman, keterpesonaan, dan hormat yang
demikian melimpah.
Dimensi pengetahuan. Setiap agama memiliki sejumlah informasi khusus
yang harus diketahui oleh para pengikutnya. Ilmu fiqih di dalam Islam
menghimpun informasi tentang fatwa ulama berkenaan dengan pelaksanaan ritus-
ritus keagamaan. Sikap orang dalam menerima atau menilai ajaran agamanya
berkaitan erat dengan pengetahuan agamanya itu. Orang yang sangat dogmatis
tidak mau mendengarkan pengetahuan dari kelompok manapun yang bertentangan
dengan keyakinan agamanya.10
Dimensi pengetahuan dan keyakinan jelas
berkaitan satu sama lain karena pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah
syarat bagi penerimanya. Walaupun demikian keyakinan tidak perlu diikuti oleh
syarat pengetahuan, juga semua pengetahuan agama tidak selalu bersandar pada
keyakinan. Lebih jauh, seseorang dapat berkeyakinan kuat tanpa benar-benar
memahami agamanya, atau kepercayaan bisa kuat atas dasar pengetahuan yang
amat sedikit.11
Dimensi pengamalan menunjukkan akibat ajaran agama dalam perilaku
umum, yang tidak secara langsung dan secara khusus ditetapkan agama (seperti
9Muhyani, Pengaruh Pengasuhan Orang Tua dan peran Guru di Sekolah Menurut
Persepsi Murid terhadap Kesadaran Religius dan Kesehatan Mental, ( Jakarta: Kementerian
Agama Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Tinggi
Islam, 2012), Cet. 1, h. 66. 10
Jalaludin Rakhmat, op. cit.,h. 46. 11
Roland Robertson, AGAMA: dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis, (Jakarta: CV
Rajawali, 1988), Cet.1, h. 297.
14
dalam dimensi praktik agama). Inilah efek ajaran agama pada perilaku individu
dalam kehidupannya sehari-hari. Pengamalan adalah bentuk nyata dari semua
perbuatan manusia yang disandarkan kepada Tuhan. Hidup dalam pengertian ini
merupakan pengabdian yang sepenuhnya diabadikan kepada Tuhan. Orientasi dari
semua perilaku dalam hidup semata tertuju kepada Tuhan. 12
Setelah dilakukan analisa statistik, akhirnya Kendler dkk menemukan 7
dimensi religiusitas, yaitu:
1) Dimensi religiusitas umum yang mencerminkan:
a) Perhatian dan keterlibatan pribadi dengan isu-isu spiritualitas
termasuk posisinya di alam semesta.
b) Keterlibatan aktif seseorang dengan Tuhan dalam keseharian dan pada
saat krisis.
2) Dimensi religiusitas sosial yang mencerminkan:
Tingkat interaksi dengan orang lain yang taat beragama
a) Frekuensi kehadiran di tempat ibadah.
b) Sikap terhadap penggunaan narkoba dan zat lainnya (Napza).
3) Dimensi keterlibatan Tuhan yang mencerminkan:
a) Keyakinan terhadap Tuhan yang secara aktif dan positif terlibat dalam
semua urusan manusia.
4) Dimensi pemanfaatan yang mencerminkan:
a) Pendekatan perhatian.
b) Pendekatan cinta.
c) Pendekatan maaf terhadap dunia.
5) Dimensi Tuhan sebagai hakim. Dimensi ini lebih menekankan sisi
keputusan dan keadilan Tuhan.
6) Dimensi tanpa dendam yang mencerminkan:
a) Sikap terhadap dunia yang mencerminkan balas dendam ketimbang
memaafkan.
7) Dimensi syukur yang mencerminkan:
a) Rasa syukur.
b) Religious coping. 13
Berdasarkan uraian dimensi religiusitas diatas maka diambil lima dimensi
religiusitas dari Glock dan Stark yang meliputi 5 dimensi yaitu dimensi
keyakinan, dimensi praktik agama, dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan,
12
Muhyani, op. cit., h. 66. 13
Gazi dan Faojah, Psikologi Agama Memahami Pengaruh Agama terhadap Perilaku
Manusia, (Ciputat: Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), Cet. 1, h. 125-
126.
15
dan dimensi pengamalan. Pada dimensi keyakinan religiusitas digambarkan
dengan keperayaan terhadap agama dan juga ajarannya. Pada dimensi praktik
agama menjelaskan religiusitas berdasarkan aksi-aksi spesifik berupa ritual agama
yang diharuskan dan dianjurkan oleh agama yang dianut. Dimensi pengalaman
menggambarkan religiusitas dengan adanya pengalaman emosi yang bersifat
positif maupun negatif yang dirasakan individu berkaitan dengan agamanya. Pada
dimensi pengamalan religiusitas dapat digambarkan dengan kelakuan pada
kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan ajaran agama. Dimensi pengetahuan
menggambarkan religiusitas melalui pengetahuan individu mengenai agama dan
ajarannya. Dimensi religiusitas dari Glock dan Stark diambil sebagai dimensi
dalam penelitian ini disebabkan dimensi-dimensi ini mencerminkan kehidupan
religiusitas dan bersesuaian pula dengan agama Islam.
c. Religiusitas Dalam Perspektif Islam
Agama adalah hubungan antar makhluk dan Khaliqnya. Hubungan ini
terwujud dalam sikap batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukannya dan
tercermin pula dalam sikap kesehariannya.14
Religiusitas menurut Islam adalah melaksanakan ajaran agama atau ber-
Islam secara menyeluruh.15
Religiusitas dalam Islam bukan hanya diwujudkan
dalam bentuk ritual saja, tapi juga dalam berbagai aktifitas yang lain. Sebagai
suatu sistem yang menyeluruh, Islam mendorong pemeluknya untuk beragama
secara menyeluruh pula. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Baqoroh ayat
208, yaitu:
14
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994), Cet. VI, h. 210 15
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),
Cet. 5, h. 297.
16
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Q.S. Al-Baqoroh:
208)
Ayat diatas menjelaskan bahwa setiap muslim baik dalam berpikir, bersikap,
maupun bertindak diperintahkan untuk berIslam. Dalam melakukan aktivitas
ekonomi, sosial, politik atau aktivitas apapun, seorang muslim hendaknya ber-
Islam.
Esensi Islam adalah tauhid. Oleh karenanya tidak ada satupun perintah
dalam Islam yang bisa dilepas dari tauhid. Tauhid adalah intisari Islam dan suatu
tindakan tidak bernilai Islam bila tidak dilandasi dengan kepercayaan kepada
Allah SWT. 16
Rumusan Glock dan Stark yang membagi religiusitas menjadi lima dimensi
memiliki keterkaitan dan kesesuaian dengan ajaran Islam. Dimensi keyakinan
dapat disejajarkan dengan akidah, dimensi praktik agama disejajarkan dengan
syariah, dan dimensi pengalaman disejajarkan dengan akhlak.
Dimensi keyakinan atau akidah dalam Islam menunjukkan pada seberapa
tingkat keyakinan muslim terhadap kebenaran ajaran agamanya, terutama
terhadap ajaran-ajaran yang bersifat fundamental atau dogmatik. Isi dimensi
keimanan menyangkut keyakinan tentang Allah, para malaikat, Nabi/Rasul, kitab-
kitab Allah, surga dan neraka serta qadha dan qadar.
Dimensi praktik agama atau syariah menunjukkan kepada sebarapa tingkat
kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana
diperintah dan dianjurkan oleh agamanya. Dimensi ini menyangkut pelaksanaan
salat, puasa, zakat, haji, membaca al-Qur’an, doa, zikir, ibadah kurban,dan
sebagainya.
Dimensi pengalaman atau akhlak menunjukkan pada seberapa muslim
berperilaku yang dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu bagaimana
16
Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, op.cit, h.79.
17
individu-individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain.
Dimensi ini meliputi perilaku suka menolong, bekerjasama, menyejahterakan dan
menumbuhkembangkan orang lain, menegakkan keadilan dan kebenaran, berlaku
jujur, menjaga amanat, tidak mencuri, tidak korupsi, tidak berjudi, tidak
meminum-minuman memabukkan, mematuhi norma-norma Islam dalam perilaku
seksual, berjuang untuk hidup sukses menurut ukuran Islam dan sebagainya. 17
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Religiusitas
Keberagamaan atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek rohaniah
individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang direfleksikan
kedalam peribadatan kepada-Nya, baik yang bersifat hablumminallah dan
hablumminannas. Perkembangan beragama seseorang dipengaruhi oleh faktor-
faktor pembawaan dan lingkungan yaitu:
1) Faktor Pembawaan (internal)
Matt Bradshaw dan Christhoper G. Ellison dalam penelitiannya menjelaskan
bahwa genetik dan faktor biologi memainkan peran pada psikologis manusia.
Faktor genetik akan membentuk suatu kepribadian pada diri seseorang, dan
kepribadian seseorang tentunya akan mempengaruhi keberagamaan seseorang.18
Jadi, faktor genetik dan biologi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberagamaan seseorang.
2) Faktor Lingkungan (eksternal)
Faktor pembawaan atau fitrah beragama merupakan potensi yang
mempunyai kecenderungan untuk berkembang. Namun, perkembangan itu tidak
akan terjadi jika tidak ada factor luar yang memberikan rangsangan atau stimulus
yang memungkinkan fitrah itu berkembang dengan sebaik-baiknya. Faktor
eksternal itu adalah lingkungan dimana individu itu hidup. Lingkungan itu adalah:
17
Ibid., h.78. 18
Ahmad Rusydi, op.cit., h.31.
18
a) Lingkungan Keluarga
Pendidian keluarga merupakan pendidikan dasar bagi pembentukan jiwa
keagamaan. Menurut Rasul Allah SAW fungsi dan peran orang tua bahkan
mampu untuk membentuk arah keyakinan anak-anak mereka. Menurut beliau,
setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama, namun
bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya tergantung dari
bimbingan, pemeliharaan, dan pengaruh kedua orang tua mereka.19
Lingkungan
Institusional
Lingkungan institusional yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa
keagamaan dapat berupa institusi formal seperti sekolah ataupun yang nonformal
seperti berbagai perkumpulan dan organisasi.20
Perkembangan jiwa keagamaan
seseorang erat kaitannya dengan pembentukan moral yang dibentuk melalui
materi pengajaran, sikap, dan keteladanan seorang guru sebagai pendidik serta
pergaulan antar teman di sekolah.
b) Lingkungan Masyarakat
Boleh dikatakan setelah menginjak sekolah, sebagian besar waktu
jaganya dihabiskan di sekolah dan masyarakat. Berbeda dengan situasi di rumah
dan sekolah, umumnya pergaulan di masyarakat kurang menekankan pada disiplin
atau aturan yang dipatuhi secara ketat. Lingkungan masyarakat yang memilki
tradisi keagamaan yang kuat akan berpengarug positif bagi perkembangan jiwa
keagaman anak, sebab kehidupan keagamaan terkondisi dalam tatanan nilai
maupun institusi keagamaan. 21
Dengan demikian dapat diketahui bahwa secara garis besar religiusitas
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu genetik, dan faktor sosial. Faktor genetik dapat
membentuk perbedaan kepribadian, jenis kelamin, dan sifat bawaan. Adapun
faktor sosial dapat berpengaruh melalui kultur, keluarga, sekolah, teman, dan
19
Jalaluddin, op.cit., h. 312, 20
Ibid., h. 313. 21
Ibid., h. 314.
19
faktor-faktor sosial lainnya. Salah satu fakor yang dapat menentukan tinggi
rendahnya tingkat kecerdasan emosional adalah kepribadian dimana tingkat
religiusitas salah satu faktornya.
2. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian Kecerdasan Emosional
Dalam makna paling harfiah, Oxford English Dictionary mendefinisikan
emosi sebagai “Any agitation or distrubance of mind, feeling, passion, any
vehement or excited mental state”.22
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
emosi adalah keadaan yang sangat mempengaruhi perilaku individu. Emosi
merupakan reaksi terhadap perangsang dari luar maupu dalam diri individu yang
berkaitan dengan perubahan fisiologis dan psikis.
Menurut Lazarus sebagaimana dikutip oleh Riani Mashar mengatakan
bahwa emosi dapat didefinisikan sebagai
Keadaan yang kompleks pada diri organisme, yang meliputi perubahan
secara badaniah dalam bernapas, detak jantung, perubahan kelenjar-dan
kondisi mental, seperti keadaan menggembirakan yang ditandai dengan
perasaan yang kuat dan biasanya disertai dengan dorongan yang mengacu
pada suatu bentuk perilaku.23
Menurut Lewis dan Haviland-Jones emosi dapat diartikan sebagai aktivitas
badaniah secara eksternal, atau reaksi meyenangkan atau tidak menyenangkan
terhadap peristiwa atau suatu kondisi mental tertentu.24
Sedangkan menurut
Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf, dalam bukunya, Executive EQ, kata
emotion bisa didefinisikan dengan gerakan (movement), baik secara metamorfosis
maupun literal; kata emotion adalah kata yang menunjukkan gerakan perasaan. 25
22
Netty Hartaty, TAZKIYA Journal of Psikologi vol.6 no.1, ( Ciputat: Fakultas Psikologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h.55. 23
Riani Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, (Jakarta:
Kencana, 2011), Cet. 1, h. 16. 24
Ibid., 25
Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, ( Bandung: ALFABETA, 2005), Cet. 1, h.
176.
20
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa emosi adalah keadaan yang
sangat mempengaruhi perilaku individu. Emosi merupakan reaksi terhadap
perangsang dari luar maupu dalam diri individu yang berkaitan dengan perubahan
fisiologis dan psikis.
Para peneliti berdebat tentang emosi mana yang benar-benar dapat dianggap
sebagai emosi primer. Sejumlah teoritikus mengelompokkan emosi dalam
golongan-golongan besar. Jenis-jenis emosi tersebut adalah:
1) Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati, terganggu,
rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan yang paling hebat,
tindak kekerasan dan kebencian patologis.
2) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri,
kesepian, ditolak, putus asa, dan jika menjadi patologis – depresi hebat.
3) Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, waspada, sedih,
tidak tenang, ngeri, dan jika menjadi patologi, -fobia dan panik.
4) Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur,
bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa terpenuhi,
kegirangan luar biasa, dan batas ujungnya-mania
5) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa
dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.
6) Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.
7) Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
8) Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur
lebat. 26
Petunjuk tentang emosi manusia terdapat dalam al-Quran, dan lebih
ditekankan pada jenis-jenis emosi yang dimiliki manusia itu sendiri dan kapan
emosi itu muncul. Allah dalam al-Qur’an menjelaskan tentang jenis-jenis emosi
manusia seperti :
1) Takut. Emosi ini dijelaskan antara lain dalam surah Al-Anfal:2, Asy-
Syu’ara:14, Az-Zumar:13.
2) Marah. Emosi ini antara lain dijelaskan dalam surah Al-A’raf: 150; dan
Ali Imran: 119.
3) Cinta. Emosi ini dijelaskan antara lain dalam surah al-Baqarah : 165;
Al-Adiyat :8
4) Senang atau gembira. Emosi ini dijelaskan antara lain dalam surah Ar-
Rad: 26; Al-Insan: 11
26
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, Terj. T. Hermaya, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2004), cet. 14, h. 412-413.
21
5) Benci. Emosi benci dijelaskan dalam surah An-nisa: 19 dan A-hasyr
:10.
6) Cemburu. Emosi ini dijelaskan Allah dalam surah Yusuf : 8-9
7) Dengki/iri hati. Penjelasan emosi ini diungkapkan dalam surah An-nisa:
54, Al-Falaq: 5
8) Penyesalan. Emosi ini dijelaskan dalam surah al-Qiyamah: 1-2, Al-
Maidah 30-31
9) Sedih. Emosi ini dijelaskan antara lain dalam surah Yusuf: 84-86, Ali-
Imran: 176
10) Bahagia. Penjelasan tentang emosi bahagia ini dikemukakan dalam
surah Ar-Ra’d: 26, Yunus: 57-58. 27
Kecerdasan manusia yang dianggap sebagai faktor penting yang dapat
mempengaruhi terhadap prestasi seseorang, yakni kecerdasan emosional. Istilah
kecerdasan emosional pertama kali dilontaran pada tahun 1990 oleh Salovey dan
John Mayer yang menerangkan kualitas kecerdasan emosional yang penting bagi
keberhasilan. Kualitas-kualitas ini antara lain adalah empati, mengungkapkan dan
memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan
menyesuakan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi,
ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan sikap hormat. 28
Goleman sebagaimana dikutip Netty Hartaty mengungkapkan bahwa
kecerdasan emosi atau Emotional Quotient (EQ) adalah
Suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk mengatur kehidupan
emosinya dengan inteligensi ( to manage our emotioallife wth intelligence).
Menjaga keselarasan emosi dan pengungkapan nya (the appropriateness of
emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri,
pengendalian diri, motivai diri, empati dan keterampilan sosial. 29
Sedangkan kecerdasan emosional menurut Salovey dan Mayer adalah
Kecerdasan sosial yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam
memantau baik emosi-dirinya maupun emosi orang lain, dan juga
kemampuannya dalam membedakan emosi dirinya dengan emosi orang lain,
27
Netty Hartaty, op.cit., h.55-56. 28
Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emosional Intelligence pada Anak, ( Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 5. 29
Netty Hartaty, op.cit., h.55.
22
dimana kemampuan ini digunakannya untuk megarahkan pola pikir dan
perilakunya. 30
Sedangkan menurut Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf kecerdasan
emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif
menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi,
koneksi,dan pengaruh yang manusiawi. 31
Disaat membahas tentang dimensi kecerdasan yang sangat kompleks, kita
mengenal suatu kecerdasan yang dikenal dengan kecerdasan emosional yang
berkaitan dengan dimensi rohani (spiritual) dan imani. Dimensi rohani ini oleh
sebagian kalangan disebut kecerdasan spiritual.
Kecerdasan spiritual adalah yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku
dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk
menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan
dengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ
dan EQ secara efektif. 32
Untuk menggambarkan adanya kecerdasan emosional pada diri manusia, Al-
Quran lebih menginformasikan adanya unsur nafs, qalb, ruh, dan aql. Istilah qalb,
fu’ad dan aql lebih dekat dengan pengetian emosional, karena pada istilah-istilah
itulah beberapa hal yang terkait dengan potensi emosional dapat dijumpai, yaitu
potensi kasih sayang, bermoral, beriman, takut berbuat salah, saling menolong,
dapat bekerjasama dengan orang lain, dapat menerima pelajaran dari Tuhan, dan
dapat dikembangkan dapat dijumpai.
Istilah kecerdasan emosional dalam Islam dapat pula dijumpai dalam konsep
lahir batin yang terdapat dalam ajaran Islam. Menurut petunjuk al-Qur’an bahwa
setiap ciptaan Tuhan seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, air, udara, tanah, dan
30
Makmun Mubayidh, Kecerdasan dan Kesehatn Emosional Anak, Terj. Muhammad
Muchson Anasy, ( Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2010), Cet. 4, h. 15. 31
Robert K.Cooper dan Ayman Sawaf, Executive EQ Kecerdasan Emosional dalam
Kepemimpinan dan Organisasi, Terj.Alex Tri Kantjono Widodo, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama,2002) Cet. 5, h. xv. 32
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual
ESQ (Emotional Spiritual Quotient), ( Jakarta: Arga, 2005), h. 46.
23
sebagainya memiliki jiwa. Yaitu selain mengisyaratkan adanya sifat kasih sayang
dan kekuasaan Tuhan yang terdapat di balik ciptaan tersebut juga semua itu
memiliki jiwa emosi.33
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan suatu kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki seseorang dalam hubungannya dengan diri sendiri
maupun dengan orang lain dalam hal menilai dan mengelola emosi diri, sehingga
mampu mengatasi kesulitan, tantangan dan hambatan hidup dalam menjalin
hubungan dengan orang lain.
b. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional
Menurut Salovey ada lima aspek dalam kecerdasan emosional yaitu:
1) Mengenali Emosi Diri
Kesadaran diri (mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi)
merupakan dasar kecerdasan emosional. Kemampuan untuk memantau perasaan
dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan
pemahaman diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang
sesungguhnya membuat individu ada dalam kekuasaan perasaan.
Kesadaran diri adalah kemampuan individu untuk menyadari emosi yang
sedang dialaminya, dapat mengenal emosi itu, memahami kualitas, intensitas, dan
durasi emosi yang sedang berlangsung serta tahu penyebab terjadinya. 34
2) Mengelola Emosi
Menangani perasaan agar perasaan terungkap dengan baik adalah kecakapan
yang bergantung pada kesadaran diri.Mengelola emosi ini meliputi kemampuan
menghibur diri sendiri, melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan
dan akibat-akibat yang timbul karena gagalnya keterampilan dasar.
33
Abudin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2003), Cet. 1, h. 49. 34
Netty Hartaty, op.cit., h. 62.
24
3) Memotivasi Diri Sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat
penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan
menguasai diri sendiri.Orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh
lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang dikerjakan.
4) Mengenali Emosi Orang Lain
Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional,
yang merupakan keterampilan dasar “bergaul”. Kemampuan berempati yaitu
kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain, ikut berperan
dalam pergulatan arena kehidupan. Orang yang empatik lebih mampu menangkap
sinyal-sinyal yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan
atau dikehendaki orang lain. Semakin individu terbuka kepada emosi diri sendiri,
maka individu akan semaki terampil membaca perasaan.
Emosi jarang diungkapkan dengan kata-kata, emosi jauh lebih sering
diungkapkan melalui isyarat. Kunci untuk memahami perasaan orang lain adalah
mampu membaca pesan nonverbal, diantaranya nada bicara, gerak-gerik, ekspresi
wajah, dan sebagainya.
5) Membina Hubungan dengan Orang Lain
Seni membina hubungan sebagian besar merupakan keterampilan mengelola
emosi orang lain. Keterampilan ini menunjang popularitas, kepemimpinan, dan
keberhasilan antar pribadi.35
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada intinya aspek kecerdasan
emosi ada tiga yaitu, mengelola emosi diri sendiri, mengenali emosi orang lain,
dan membina hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional dapat
menstabilkan kondisi psikologis dengan adanya kesadaran seseorang baik pada
diri sendiri maupun orang lain, bagaimana sesorang dapat mengelola emosinya,
35
Daniel Goleman, op.cit., h. 58-59.
25
dan mereka dapat bertahan dengan berbagai tekanan serta dapat menjalin
hubungan baik dalam lingkungan sendirinya.
Dalam mengembangkan kecerdasan emosional, tentunya tidak begitu saja
dapat terbentuk dengan baik dalam diri pibadi seseorang. Kecerdasan emosional
ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti otak, keluarga, dan sekolah.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosi tidak ditentukan sejak lahir tetapi dapat dilakukan
melalui proses pembelajaran. Kecerdasan emosional ini dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti otak, keluarga, dan sekolah.
1) Faktor Otak
Otak manusia terdiri dari tiga bagian yang kompleks pada gambar 3
bagian otak, yaitu batang otak, sistem limbik, dan neokorteks. Bagian otak
manusia yang disebut sistem limbik merupakan pusat emosi. Amigdala menjadi
bagian penting dalam mengatur kehidupan yang berkaitan dengan masalah-
masalah emosional. Pemisahan amigdala dari bagian-bagian otak lainnya akan
menyebabkan seseorang tidak mampu dalam menangkap makna emosional dari
suatu peristiwa. Ini berarti amigdala dalam dalam struktur otak berfungsi sebagai
tempat ingatan emosi dan makna dari emosi. 36
Jika amigdala rusak, maka manusia akan kehilangan perasaan dan
emosinya. Akibatnya, ia menjadi manusia yang “cuek”, tidak memperdulikan
orang lain, dan buta emosi. Sebagaimana Firman Allah
….
“…Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah
hati yang di dalam dada.” (Q.S Al-Hajj: 46) 37
36
Daniel Goleman, op.cit., h. 19. 37
Makmun Mubayidh, op.cit., h. 28.
26
2) Keluarga
Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama kita untuk mempelajari
emosi. Pembelajaran emosi ini bukan hanya melalui hal-hal yang diucapkan dan
dilakukan oleh orang tua secara langsung kepada anaknya, melainkan juga melalui
contoh-contoh yang mereka berikan sewaktu menangani perasaan mereka sendiri
atau perasaan yang bisa muncul antara suami dan istri.38
Bagaimana orang tua
mengasuh dan memperlakukan anaknya adalah tahapan awal yang diterima atau
dipelajari oleh anak dalam mengenal kehidupan. Kehidupan emosi yang
ditanamkan di keluarga sangat berguna bagi anak di kemudian hari.
3) Sekolah
Guru memegang peranan penting dalam mengembangkan potensi anak
melalui teknik, gaya kepemimpinan, dan metode mengajarnya sehingga
kecerdasan emosional berkembang secara maksimal. Setelah lingkungan keluarga,
kemudian lingkungan sekolah yang mengajarkan anak sebagai individu untuk
mengembangkan keintelektualan dan bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulan bahwa terdapat dua faktor
yang dapat mempengaruhi kecedasan emosi seseorang secara fisik dan psikis.
Secara fisik terletak di bagian otak, secara psikis diantaranya meliputi lingkungan
keluarga dan sekolah.
3. Tuna Daksa
a. Pengertian Tuna Daksa
Secara etimologis, gambaran seseorang yang diidentifikasikan mengalami
ketunadaksaaan, yaitu seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan
fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari luar, penyakit, pertumbuhan yang salah
bentuk, dan akibatnya kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh
tertentu mengalami penurunan.
38
Daniel Goleman, op.cit., h. 268.
27
Secara definitif pengertian kelainan fungsi anggota tubuh (tuna daksa)
adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan
oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara
normal akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak sempurna sehingga
untuk kepentingan pembelajarannya perlu layanan secara khusus. 39
Tuna daksa berarti suatu keadaan rusak atau terganggu akibat ganguan
bentuk atau hambatan pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya yang normal.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau dapat juga
disebabkan oleh pembawaan sejak lahir.40
Anak tuna daksa dapat didefinisikan sebagai penyandang bentuk kelainan
atau kecacatan pada sistem otot, tulang dan persendian yang dapat mengakibatkan
gangguan koordinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi, dan gangguan
perkembangan keutuhan pribadi. Salah satu definisi mengenai anak tuna daksa
menyatakan bahwa anak tuna daksa adalah anak penyandang cacat jasmani yang
terlihat kelianan bentuk tulang, otot, sendi maupun saraf-sarafnya .41
Gangguan fisik atau cacat tubuh mempunyai pengertian yang luas, secara
umum dikatakan ketidakmampuan tubuh secara fisik untuk menjalankan fungsi
tubuh seperti dalam keadaan normal.
b. Klasifikasi Tuna Daksa
Secara umum klasifikasi atau kategori gangguan dapat dibagi atas:
1) Anak tuna daksa yang tergolong bagian D (SLB D) ialah anak yang
menderita gangguan karena polio atau lainnya, sehingga mengalami
ketidak normalan dalam fungsi tulang, otot-otot atau kerjasama fungsi
39
Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), Cet. 2, h. 114.
40T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, ( Bandung: Refika Adintama, 2006),
cet. 1, h. 121 41
I.G.A.K. Wardani, dkk.,Pengantar Pendidikan Luar Biasa, (Jakarta:Universitas
Terbuka, 2011), Cet. 16, h.7.
28
otot-otot atau kerjasama fungi otot-otot, tetapi mereka berkemampuan
normal.
2) Anak tuna daksa yang tergolong bagian D1 (SLB D1) ialah anak yang
mengalami gangguan semenjak lahir atau cerebral palsy, sehingga
mengalami hambatan jasmani karena tidak berfungsinya tulang, otot
sendi dan syaraf-syaraf. 42
c. Karakteristik Tuna Daksa
1) Karakteristik Akademik
Pada umumnya tingkat kecerdasan anak tuna daksa yang mengalami
kelainan pada sistem otot dan rangka adalah normal, sedangkan anak tuna daksa
yang mengalami kelainan pada sistem cerebral, tingkat kecerdasannya berentang
mulai dari idiocy sampai dengan gifted.
Selain tingkat kecerdasan yang bervariasi anak cerebral palsy juga
mengalami kelainan persepsi, kognisi, dan simbolisasi. Kelainan persepsi terjadi
karena saraf penghubung dan jaringan saraf ke otak mengalami kerusakan
sehingga proses persepsi yang dimulai dari stimulus merangsang alat maka
diteruskan ke otak oleh saraf sensoris, kemudian ke otak (yang bertugas menerima
dan menafsirkan, serta menganalisis) mengalami gangguan.
2) Karakteristik Sosial/Emosional
Karakteristik sosial/emosional anak tuna daksa bermula dari konsep diri
anak yang merasa dirinya cacat, tidak berguna, dan menjadi beban orang lain yang
mengakibatkan mereka malas belajar, bermain, dan perilaku yang salah lainnya. 43
Anak akan melihat keadaan tubuhnya tidak normal, seperti anak-anak yang
lain. Bagaimana anak mampu mengadakan adaptasi terhadap hambatannya,
42
Frieda Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus,(Depok:
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuranan Pendidikan Psikologi Kampus Baru UI, 2011), h.
25.
43I.G.A.K. Wardani, dkk, op. cit., h. 76.
29
merupakan problema yang menimbulkan stres sendiri. Dengan keadaannya ini
anak dapat menunjukkan reaksi emosi yang berbeda-beda. 44
Kegiatan jasmani yang tidak dapat dilakukan oleh anak tuna daksa dapat
mengakibatkan timbulnya problem emosi, seperti mudah tersinggung, mudah
marah, rendah diri, kurang dapat bergaul, pemalu, menyendiri, dan frustasi.
Problem emosi seperti ini banyak ditemukan pada anak tuna daksa dengan
gangguan sistem cerebral. Oleh sebab itu,tidak jarang dari mereka tidak memiliki
rasa percaya diri dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
45
Dapat disimpulkan bahwa masalah anak tuna daksa menimbulkan
konsekuensi, sebagai berikut:
a) Tingkah laku dalam mengatasi kesukaran sebagai akibat
ketergangguannya. Dua macam resiko penyesuaian diri secara psikologis
yang harus dilakukan anak adalah mengatasi rasa depresi, shock, apatis
dan penarikan diri, meningkatkan atau memulihkan kembali harga diri
anak.
b) Penyesuaian diri dan penyesuaian sosial.
c) Kemampuan kognitif dan keberhasilan dalam pendidikannya.46
3) Karakteristik Fisik / Kesehatan
Sistem syaraf dalam mengatur fungsi-fungsi tubuh ini bekerja dengan
mekanisme yang rumit, karena bekerjanya satu sistem organ dipengaruhi juga
oleh organ yang lain. Gangguan yang diakibatkan oleh cacat fisik akan
menimbulkan gangguan fungsi-fungsi fisiologis dalam tubuh. 47
Karakteristik fisik/kesehatan anak tuna daksa biasanya selain mengalami
cacat tubuh adalah kecenderungan mengalami gangguan lain, seperti sakit gigi,
44
Frieda Mangunsong, op. cit., h. 43. 45
I.G.A.K. Wardani, dkk., op. cit., h. 77. 46
Frieda Mangunsong, op. cit., h. 45-46. 47
Ibid, h. 43.
30
berkurangnya daya pendengaran, penglihatan, gangguan bicara, dan lain-lain.
Kelainan tambahan itu banyak ditemukan pada anak tuna daksa sistem cerebral.
Dilihat dari aktivitas motorik, intensitas gangguannya dikelompokkan atas
hiperaktif yang menunjukkan tidak mau diam, gelisah; hipoaktif yang
menunjukkan sikap pendiam, gerak lamban, dan kurang merespon rangsangan
yang diberikan; dan tidak ada koordinasi , seperti waktu berjalan kaku, sulit
melakukan gerakan yang membutuhkan integrasi gerak yang lebih halus, seperti
menulis, menggambar, dan menari. 48
Masalah psikologis anak tuna daksa dipengaruhi oleh faktor internal yang
berasal dari diri anak dan faktor eksternal yang berasal dari lingkungan keluarga
dimana ia tinggal dan lingkungan masyarakat. Anak atau siswa tuna daksa yang
satu dengan yang lain belum tentu sama apa yang dipikirkannya.
Lingkungan sosial memiliki pengaruh yang cukup besar bagi anak
tunadaksa. Lingkungan yang baik akan memberikan respon yang baik, sebaliknya
lingkungan yang negatif maka akan menimbulkan sikap yang buruk pula pada
pembentukan pribadi anak tuna daksa.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai Religiusitas dan Kecerdasan Emosional sudah pernah
dilakukan sebelumnya. Penelitian dilakukan oleh Desi Anggraini mengenai
Hubungan antara Kecerdasan (Intelektual, Emosi, Spiritual) dengan Penerimaan
Diri Dewasa Muda Penyandang Cacat Tubuh di Balai Besar Rehabilitasi Sosial
Bina Daksa Prof. dr.Suharso Surakarta. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual dengan penerimaan diri pada dewasa
muda penyandang cacat tubuh.
Kemudian penelitian oleh Sri Rahayu tentang Hubungan antara Religiusitas
dengan Kematangan Emosi pada Siswa SMU Institut Indonesia 1 Yogyakarta.
48
I.G.A.K. Wardani, dkk., op. cit., h. 78
31
Penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan yang positif antara religiusitas
dan kem`atangan emosi pada siswa-siswi SMU Institut Indonesia 1 Yogyakarta
dimana semakin tinggi religiusitas siswa siswi SMU Institut Indonesia 1 maka
semakin tinggi pula kematangan emosinya, dan sebaliknya semakin rendah
religiusitas siswa-siswi SMU Institut Indonesia 1 semakin rendah juga
kematangan emosinya. Religiusitas merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kematangan emosi, karena individu yang menghayati nilai-nilai
agamanya tidak akan mudah terpengaruh oleh gangguan-gangguan emosi.
Penelitian yang dilakukan oleh Habibah dengan judul Pengaruh Religiusitas
dan Dukungan Sosial Team Sebaya terhadap Kecerdasan Emosional Remaja
Siswa SMPIT AL-Kahfi. Penelitian ini menemukan bahwa ada pengaruh yang
signifikan keyakinan, pengetahuan agama, praktik agama, konsekuesi,
pengalaman beragama, appraisal support, tangible support, self esteem support
dan belonging support terhadap kecerdasan emosional.
C. Kerangka Berpikir
Goleman menyatakan bahwa
Setinggi-tingginya IQ menyumbang kira-kira 20 persen bagi faktor-faktor
yang menentukan sukses hidup, maka yang 80 persen diisi oleh kekuatan-
kekuatan lain diantaranya kecerdasan emosional.
Pernyataan Goleman tersebut tidak berlebihan disebabkan oleh banyaknya
peristiwa yang melibatkan orang-orang dengan IQ tinggi tetapi dalam kehidupan
sosial terasingkan karena perilaku-perilaku negatif yang dimunculkannya.
Kecerdasan emosional merupakan lompatan kecerdasan yang tidak sekedar
mengandalkan intelektualitas semata, melainkan lebih menonjolkan bagaimana
seseorang memahami orang lain, bagaimana memotivasi diri sendiri, bagaimana
mendisiplinkan diri, bagaimana menyalurkan emosi dengan baik, dan sebagainya.
Seseorang yang cerdas secara emosional mengetahui perbedaan antara apa
yang penting bagi mereka dan apa yang penting bagi orang lain. Mereka juga
mengetahui perbedaan antara yang mereka perlukan untuk bertahan hidup dan
32
yang harus diabaikan. Yang terpenting mereka dapat menyelesaikan kekecewaan
hidup.
Oleh karena itu, kecedasan emosional wajib dimiliki oleh semua kalangan
termasuk penyandang cacat agar mereka mampu keluar dari berbagai sesuatu
yang menekan baik dari dalam dirinya seperti muncul perasaan rendah diri,
minder, frustasi, mengisolasi diri, yang mengabaikan munculnya penolakan
terhadap diri, maupun juga sikap dari masyarakat entah itu positif maupun
negatif.
Dalam mengembangkan kecerdasan emosional, tentunya tidak begitu saja
dapat terbentuk dengan baik dalam diri pribadi seseorang. Banyak hal yang dapat
mempengaruhi kecerdasan emosional seperti kondisi otak, lingkungan keluarga,
teman sebaya, masyarakat, pengalaman hidup, faktor psikologis, kepribadian, pola
asuh orang tua dan pola asuh lainnya.
Mahmud al-Zaki mengemukakan bahwa kecerdasan emosional pada
dasarnya mempunyai hubungan yang erat dengan kecerdasan uluhiyah
(ketuhanan). Jika seseorang memiliki tingkat pemahaman dan pengalaman nilai-
nilai ketuhanan yang tinggi dalam hidupnya, maka berarti dia telah memiliki
kecerdasan emosional yang tinggi pula. 49
Keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Kuasa merupakan bentuk keyakinan
yang paling fundamental yang direpresentasikan dalam bentuk agama. Seseorang
yang memiliki agama akan meyakini, menghayati, dan mengamalkan ajaran-
ajaran agama secara benar. Sikap keberagamaan ini penting bagi semua orang
karena menjadi prinsip dalam bersikap, berpikir, berperilaku, dan bergaul.
Semestinya, dengan tingkat keberagamaan yang baik maka akan berpengaruh
kepada segala hal tentang kehidupan dan pribadi seseorang. Kecerdasan
emosional merupakan salah satu aspek pribadi seseorang yang semestinya tinggi
seiring dengan tingkat keberagamaan seseorang yang semakin meningkat.Artinya,
49
Ramayulis, Psikologi Agama, ( Jakarta: Kalam Mulia, 2004), Cet. 7, h. 90.
33
jika tingkat keberagamaan seseorang terhayati dan teramalkan dengan baik, maka
kecerdasan emosional pun baik.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan,
maka hipotesis yang diajukan adalah :
Diduga religiusitas yang dimiliki oleh remaja tuna daksa di SLB D-D1
YPAC Jakarta memiliki pengaruh terhadap kecerdasan emosional mereka.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SLB D-D1 YPAC (Yayasan Pembinaan Anak
Cacat) Jl. Hang Lekiu III No.19 – Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Waktu
penelitian ini di mulai dari bulan November sampai dengan bulan Desember 2014.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
statistik. Dengan pendekatan kuantitatif teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah korelasi product moment. Penelitian kuantitatif
merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti
hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen
penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis
berdasarkan prosedur statistik. 1
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah bentuk konstruk atau sifat yang dipelajari. Variabel terbagi
menjadi dua macam, yaitu variable bebas (independent variable) dan variabel
terikat (dependent variable).2 Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas
adalah religiusitas, sedangkan variabel terikatnya adalah kecerdasan emosional.
1Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011),
h. 38
2Sugiyono, Metode Penelitian Tindakan Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D), ( Bandung: Alfabeta 2011), cet.12 h. 61
35
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi target adalah
sasaran pengamatan dan merupakan pilihan ideal yang akan digeneralisasi oleh
peneliti. Adapun populasi terjangkau adalah populasi pilihan yang realistis yang
dapat digeneralisasi oleh peneliti.4 Populasi target dalam penelitian ini adalah
siswa remaja SLB D-D1 YPAC Jakarta. Populasi target dalam penelitian ini
berjumlah 51 siswa. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa SLB
D-D1 YPAC Jakarta yang beragama Islam. Jumlah populasi terjangkau dalam
penelitian ini sebanyak 36 siswa.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya
dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat
atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau
karakteristik tersebut pada elemen populasi.
Adapun metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive
Sampling yaitu teknik sampling berdasarkan ketersediaan subjek yang memenuhi
karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya yang dapat mewakili keseluruhan
populasi yang akan diteliti.
Dalam hal ini,maka sampel yang dipilih adalah remaja yang berada di SLB
D-D1 YPAC Jakarta yang beragama Islam dan berumur antara 12 sampai 22
tahun. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 siswa yaitu 17,5% dari
jumlah populasi. Dengan demikian gambaran yang dihasilkan dari survey ini
hanya mewakili pendapat siswa YPAC Jakarta yang menjadi responden semata.
3Ibid., h. 8.
4Juliansyah Noor, op. cit., h. 149-150.
36
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa teknik penelitian,
antara lain:
a. Observasi
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul, memprtimbangkan hubungan antar aspek dalam
fenomena tersebut.5 Selain itu untuk mengetahui profil sekolah, mengetahui
keadaan guru, siswa dan keadaan sekolah serta kegiatan keagamaan di sekolah
tersebut.
b. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan
respons atas daftar pertanyaan tersebut. 6
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.7 Angket yang terdiri dari item-item peryataan
tertulis disebarkan kepada responden yakni siswa, yang selanjutnya jawaban dari
responden itu diolah dalam penelitian ini. Pilihan jawaban dalam angket ini
menggunakan skala likerts. Angket ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
religiusitas dan kecerdasan emosional remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC
Jakarta.
5Nuraida dan Halid Alkaf, Metode Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research
Publishing, 2009), h. 155. 6Juliansyah Noor, op. cit., h. 139.
7Sugiyono, op .cit., h.199.
37
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda,dan sebagainya. 8 Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam
bahan yang berbentuk dokumentasi. Teknik ini digunakan untuk mencari
informasi tentang profil sekolah, keadaan guru, siswa dan keadaan sekolah.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berbentuk angket dengan menggunakan skala likert. Identifikasi instrumen
penelitian dan variabel penelitian dibangun dari indikator-indikator variabel
religiusitas dan variabel kecerdasan emosional. Dalam penelitian ini peneliti
membagi dua kategori item pernyataan yaitu favorable dan unfavorable. Skala ini
terdiri dari empat aspek dan telah dimodifikasi dengan menggunakan jawaban
netral atau ragu-ragu untuk mengindari subjek yang cenderung menempatkan
dirinya pada posisi tersebut.
Tabel 3.1
Nilai Skor Jawaban
Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
8Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), cet. 15, h. 274
38
Tabel 3.2
Skala Religiusitas
No Dimensi Indikator Item Jumlah
+ -
1. Ideologis
(Keyakinan)
Keyakinan terhadap Tuhan
Kepastian dan kepercayaan
mengenai keyakinan
Kehidupan setelah kematian
1,7
3,14
5,10
6
2. Ritualistik (Prakek
Agama)
Frekuensi ibadah
Membaca kitab suci
Ibadah malam hari
Ibadah puasa
4,
8,13
9,
15
5
3. Eksperensial
(Pengalaman)
Pengalaman responsif
Pengalaman yang memperkuat
22,28,29
21
27
30, 26
7
4. Intelektual
(Pengetahuan)
Pengetahuan tentang ajaran dan
dasar-dasar agama yang dianut
Mengetahui isi kitab suci
6,23,18,
20
2,12
6
5. Konsekuensial
(Konsekuensi)
Memaafkan
Membantu sesama
11, 25
16
6
39
Menghormati sesama
Jujur
17, 24
19
Tabel 3.3
Skala Kecerdasan Emosional
No Dimensi Indikator Item Jumlah
+ -
1. Kesadaran diri Mengenali emosi diri sendiri dan
efeknya
Mengetahui kekuatan dan kelemahan
diri
Keyakinan terhadap kemampuan diri
sendiri
8
19
15
5
12
23
6
2. Pengaturan diri Mampu mengontrol dan menahan emosi
yang mendesak
Memiliki sifat dapat dipercaya jujur dan
integritas
Bertanggung jawab atas apa yang
dilakukan
Mampu menyesuaikan diri
Terbuka terhadap gagasan-gagasan baru
9
13
6
20
24
16
1
7
3. Motivasi Memiliki dorongan berprestasi 10 4
40
Komitmen dengan apa yang dilakukan
Inisiatif
Optimisme, gigih
3
7
26
4. Empati Memahami orang lain
Berusaha memberikan pelayanan
terbaik bagi orang lain
Dapat memanfaatkan jaringan
pertemanan,
Mampu membaca arus-arus emosi
sebuah kelompok
29, 22
21
25,28
17
6
5. Keterampilan
sosial
Memiliki kemampuan melakukan
persuasi
Komunikatif
Dapat menjadi penengah dalam konflik
Membangun jaringan dengan teman
sebaya
bekerjasama dengan teman sebaya
Bekerjasama dengan teman sebaya
11
14
18
4
2
27, 30
7
3. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. 9
Uji validitas bertujuan untuk mengukur sejauhmana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya dan uji reliabilitas
untuk mengetahui sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
9Ibid., h. 203)
41
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi product
moment dalam pearson dengan bantuan komputer melalui program SPSS versi
22.
Hasil uji validitas item tersebut kemudian dibandingkan dengan rtabel =
0,444 (pada taraf signifikansi 5% dan n=20) dengan keputusan:
Jika rhitung> rtabel maka dinyatakan valid
Jika rhitung< rtabel maka dinyatakan tidak valid
Berikut daftar item yang valid dan tidak valid dalam uji coba instrumen.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel X dan Y
No Variabel
Item
Valid Tidak Valid
1
Religiusitas
(X)
1,2,4,6,7,9,10,11,12,13,15,19,20,
21,26,29,30
3,5,8,14,16,17,18,22,
23,24,25,27,28
2
Kecerdasan
Emosional
(Y)
2,3,4,5,6,7,8,9,10,13,15,16,20,
21,22,23,24,25,26,27,28,30
1,11,12,14,17,
18,19,29
Sumber: Data Primer Diolah dengan SPSS v.22
4. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan konsistensi hasil
42
pengukuran. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur didalam mengukur suatu gejala yng sama.10
Uji reliabilitas skala religiusitas dan kecerdasan emosional menggunakan uji
statistik Alpha Cronbach dengan enggunakan SPSS v.22. Suatu variabel dikatakan
memiliki reliabilitas yang baik bila memiliki koefisien reliabilitas diatas 0,60.
Berdasarkan penghitungan menggunakan SPSS v.22 dihasilkan tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.5
Reliabilitas Variabel X
Tabel 3.6
Reliabilitas Variabel Y
10
Ibid., h. 221
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,908 17
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,926 22
43
Berdasarkan dari tabel diatas diperoleh bahwa nilai alpha untuk variabel
religiusitas yaitu 0,908 dan untuk variabel kecerdasan emosional yaitu 0,926. Hal
ini berarti instrumen yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data cukup
dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data.
F. Teknik Analisis Data
Dalam rangka menjawab pertanyaan utama penelitian ini, penulis
menggunakan metode statistika karena datanya berupa angka-angka yang
merupakan hasil pengukuran atau perhitungan. Untuk mengetahui kecenderungan
tiap item jawaban yang yang dipilih seluruh responden peneliti menggunakan
tabel frekuensi. Rumus yang digunakan yaitu:
P :
x 100%
Keterangan:
P : angka persentase
f : Frekuensi jumlah responden
N : jumlah data responden
Tabel 3.7
Interprestasi Analisis Deskriptif
Kategori Interval Nilai Presentase (Skor)
Baik 76 – 100 %
Cukup Baik 56 – 75 %
Kurang Baik 40 – 55 %
Tidak Baik < 40 %
Dengan rumus dan interpretasi data sebagai berikut :
Mean=
x100
1. Baik jika nilainya pada interval 76%-100%
44
2. Cukup Baik jika nilainya pada interval 56%-75%
3. Kurang Baik jika nilainya pada interval 40%- 55%
4. Tidak Baik jika nilainya < 40%
Dalam hal ini berdasarkan hipotesis yang akan diukur peneliti menggunakan
teknik korelasi product moment. Korelasi product moment digunakan untuk
menentukan hubungan antara dua gejala interval.
Adapun rumus yang digunakan adalah:
rxy = ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
keterangan :
r = koefisien korelasi
N = jumlah responden
∑ = jumlah hasil perkalian X dan Y
∑ = jumlah skor X
∑ = jumlah skor Y
∑ = jumlah kuadrat seluruh
∑ = jumlah kuadrat seluruh nya
Setelah diperoleh nilai r, lalu dikonsultasikan ke tabel r- Product- moment
dengan taraf signifikan 5%.
Atau dengan cara lain yang lebih sederhana yaitu menggunakan interpretasi
terhadap koefisien korelasi yang diperoleh, atau nilai r. Interpretasi tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
Interpretasi Nilai r
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
45
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,0400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah
Apabila diperoleh angka negatif, berarti korelasinya negatif. Ini
menunjukkan adanya kebalikan urutan. Indeks korelasi tidak pernah lebih dari
1,00. 11
Kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif atau tidak
dengan kriteria pengujian:
r hitung > r tabel Pada tahap signifikan 5% maka Ha diterima dan
H0 ditolak
r hitung < r tabel Pada tahap signifikan 5% maka Ha ditolak dan
H0 diterima
Seluruh perhitungan dalam penelitian ini menggunakan software spss 22.
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan religiusitas terhadap kecerdasan emosi
Ha : terdapat pengaruh signifikan religiusitas terhadap kecerdasan emosi
Term statistiknya
H0 : 0
Ha : 0
11
Ibid., h. 319-310
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Objek Penelitian
SLB D-D1 YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Jakarta adalah sekolah
yang terletak di Jl. Hang Lekiu III No. 19 Rt. 006 Rw. 004 Kebayoran Baru –
Jakarta Selatan. Telah berdiri sejak tahun 14 Agustus 1987. SLB D-D1 YPAC
(Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Jakarta berdiri di atas lahan seluas 8.084
dengan luas bangunan sebesar 5.200 .
Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Pembinaan Anak Cacat
(YPAC) Jakarta. YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) merupakan prakarsa
almarhum Prof. Dr. Soeharso dan didirikan oleh Ny. Soemarno Sosroatmojo pada
tanggal 5 November 1954. YPAC Jakarta berupaya memberikan pelayanan
kepada anak-anak penyandang cacat yang disebabkan oleh penyakit poliomyelitis
dan cerebral palsy (C.P) yang mengakibatkan kelayuan/kelumpuhan pada anggota
badan atau hambatan dalam mempergunakannya.1 Selain itu penyebab tuna daksa
yaitu akibat kecelakaan, keturunan, cacat sejak lahir, kelayuan otot-otot, akibat
peradangan otak dan kelayuan motorik yang disebabkan kerusakan pada pusat
syaraf/ cerebrum. Penyebab CP antara lain infeksi pada saat kehamilan (misalnya
campak jerman, ruam syaraf, atau bahkan flu), plasenta yang tidak mencukupi,
hiperbilirirubinaemia (darah anak dan ibu tidak kompatibel), penyakit kronis,
trauma fisik, atau substansi beracun dan X-Rays yang merusak otak janin. CP juga
dapat dapat disebbakan oleh kerusakan otak ketika bayi dilahirkan, kelahiran
prematur, hipoksian, demam tinggi, infeksi, keracunan, pendarahan, serta faktor-
faktor terkait lainnya yang dapat membahayakan setelah kelahiran. 2
1Profil Sekolah SLB D-D1 YPAC Jakarta
2 Frieda Mangunsong, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, ( Depok: LPSP3
UI, 2011), cet. 1, h. 25.
47
Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran di SLB D-DI YPAC
(Yayasan Pembinaan Anak Cacat) mengacu pada kurikulum yang ditetapkan oleh
Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).3
2. Visi,Misi, dan Tujuan
a. Visi
“Sekolah yang memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta didik tuna
daksa, menjadi manusia yang mandiri sesuai kemampuannya, beriman, bertaqwa,
sehat, dan berhasil guna dalam kehidupan sehari-hari”.
b. Misi
1) Menggali dan mengembangkan potensi peserta didik
2) Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan keterampilan
3) Mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif
4) Menumbuhkan sikap percaya diri melalui kegiatan pembelajaran.
c. Tujuan
1) Mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri dalam kehidupan
sehari-hari
2) Mengembangkan berbagi kegiatan pembelajaran yang memuat nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa
3) Membekali peserta didik dengan pengetahuan dasar dan keterampilan
sebagai bekal kemandirian
4) Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi. 4
3Wawancara dengan kepala sekolah (ibu Siti Khoiriyah), Kamis, 20 November 2014,
pukul 09.30 4Profil Sekolah SLB D-D1 YPAC Jakarta
48
3. Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Siswa
a. Tenaga Pendidik
Tabel 4.1
Tenaga Pendidik
No Status Guru Jumlah
1. Guru PNS 15 orang
2. Guru Tetap Yayasan (GTY) 7 orang
3. Guru bantu 1 orang
4. Tenaga Instruktur 2 orang
b. Tenaga Kependidikan
Tabel 4.2
Tenaga Kependidikan
No Status Kependidikan Jumlah
1. Tata Usaha 2 orang
2. Tenaga Kebersihan 3 orang
3. Tenaga Asisten 2 orang
4. Tenaga Instruktur 2 orang
c. Siswa
Jumlah siswa siswi pada tahun ajaran 2014-2015 berjumlah 114 orang
siswa siswi dengan rincian sebagai berikut :
1) Jenjang pendidikan TKLB
Tabel 4.3
Siswa TKLB
No Kelas Jumlah Siswa
1. TKLB-A1 10 orang
2. TK-B 5 orang
49
2) Jenjang pendidikan SDLB.D1
Tabel 4.4
Siswa SDLB. D1
No Kelas Jumlah Siswa
1. Kelas D1-1A 4 orang
2. Kelas D1-1B 4 orang
3. Kelas D1-2 5 orang
4. Kelas D1-3 6 orang
5. Kelas D1-4 5 orang
6. Kelas D1-5 4 orang
7. Kelas D1-6 5 orang
3) Jenjang pendidikan SDLB.D2
Tabel 4.5
Siswa SDLB. D2
No Kelas Jumlah Siswa
1. Kelas D2-1B 6 orang
2. Kelas D2-2B 6 orang
4) Jenjang pendidikan SMPLB. D1
Tabel 4.6
Siswa SMPLB. DI
No Kelas Jumlah Siswa
1. D1-VII 2 orang
2. DI-VIII 1 orang
3. DI-IX 4 orang
50
5) Jenjang pendidikan SMPLB.D2
Tabel 4.7
Siswa SMPLB. D2
No. Kelas Jumlah Siswa
1. D2-VII A 4 orang
2. D2-VII B 3 orang
6) Jenjang pendidikan SMALB. D1
TabeL 4.8
Siswa SMALB. D1
No. Kelas Jumlah Siswa
1. D1-X 3 orang
2. D1-XI 1 orang
3. D1-XII 2 orang
7) Jenjang pendidikan SMALB. Keterampilan
Tabel 4.9
Siswa SMALB. Keterampilan
No Kelas Jumlah Siswa
1. SMALB Khusus Putra 16 orang
2. SMALB Khusus Putri 17 orang
4. Fasilitas Sekolah
Berbagai fasilitas yang ada di SLB.D-D1 YPAC adalah sebagai berikut :5
5 Profil Sekolah SLB D-D1 YPAC Jakarta
51
Table 4.10
Fasilitas Sekolah
Fasilitas Tersedia
Ruang Guru 1 ruang
Ruang Kepala Sekolah 1 ruang
Ruang Belajar 21 ruang
Ruang Tata Usaha 1 ruang
Ruang Komputer 2 ruang
Ruang Program Khusus 1 ruang
Ruang Keterampilan 3 ruang
Ruang Perpustakaan 1 ruang
Ruang Laboratorium 1 ruang
Ruang Dapur 3 ruang
Ruang Gudang 3 ruang
Ruang Kamar Mandi 12 ruang
5. Kegiatan Keagamaan
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa kegiatan keagamaan setiap
bulan dilaksanakan 2 kali, di minggu ke 2 dan ke 4. Dalam pelaksanaannya
mereka dibagi kedalam 3 kelompok yaitu kelompok kecil, kelompok besar putera
dan kelompok besar puteri. Materi-materi yang diajarkan diantaranya tentang
mengenal sifat-sifat Allah, toleransi, tata krama, keserasian bacaan al-Qur’an dan
iqro, thaharoh, dan lain-lain. Sebelum diberikan materi siswa terlebih dahulu
membaca doa dan surat-surat pendek dan diakhiri dengan membaca surat al-ashr,
doa untuk kedua orang tua dan doa selamat.6
6Wawancara dengan guru agama (bapak Muhammad Mudlofir), Rabu, 19 November
2014, Pukul 10.15
52
Kegiatan keagamaan dilaksanakan di musolla yang terletak di lantai 2.
Walaupun sebagian besar dari mereka menggunakan kursi roda mereka begitu
bersemangat dan saling tolong menolong antar sesama.
Ketika penyampaian materi siswa memperhatikannya dengan baik. Siswa
sangat senang jika penyampaian materi menggunakan media video atau film.
Setelah menonton mereka bersemangat untuk menjawab setiap pertanyaan yang
berhubungan dengan video tersebut.
Selain kegiatan keagamaan yang dilaksanakan setiap 2 kali dalam sebulan,
materi agama Islam pun diajarkan didalam kelas setiap seminggu sekali. Dan
siswa dilatih untuk bisa menghafal minimal 1 surat setiap semesternya. 7
6. Deskripsi Data Religiusitas
Data skor religiusitas diperoleh melalui angket/kuesioner yang disebar
kepada remaja yang beragama Islam di SLB D-D1 YPAC (Yayasan Pembinaan
Anak Cacat) Jakarta.
Setelah diperoleh data, lalu data tersebut dianalisis dalam bentuk tabel. Data
yang telah diolah dinyatakan dalam bentuk persen kemudian dianalisis dan
hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.11
Memiliki keyakinan terhadap apa yang agama ajarkan
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 13 65 %
Setuju 7 35%
Tidak setuju 0 0 %
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan hasil angket dapat dilihat bahwa mayoritas siswa
mempunyai keyakinan terhadap apa yang agama ajarkan.
7 Dari hasil observasi, Rabu, 26 November 2014, pukul 10.00
53
Tabel 4.12
Tidak mengetahui jumlah surat didalam al-Qur’an
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 1 5%
Setuju 7 35%
Tidak setuju 8 40%
Sangat tidak setuju 4 20%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan hasil angket dapat dilihat bahwa 40 % menjawab tidak setuju
dan 20% menjawab sangat tidak setuju. Artinya siswa yang mengetahui jumlah
surat didalam al-Quran sebanyak 60%. Dan sisanya 35% menjawab setuju, 5%
menjawab sangat setuju jika mereka tidak mengetahui jumlah surat didalam al-
Quran.
Tabel 4.13
Mengerjakan solat lima waktu
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 11 55 %
Setuju 9 45%
Tidak setuju 0 0 %
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan hasil angket dapat dilihat bahwa seluruh siswa setuju bahwa
mereka melaksanaka shalat 5 waktu .
54
Tabel 4.14
Menjaga diri dari dosa kecil dan besar
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 8 40%
Setuju 12 60%
Tidak setuju 0 0 %
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan hasil angket dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjaga
dirinya dari dosa kecil dan besar. Hal ini terlihat dari jawaban siswa yang
menjawab 40 % sangat setuju dan 60 % setuju.
Tabel 4.15
Percaya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 15 75 %
Setuju 5 25%
Tidak setuju 0 0 %
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Tabel tersebut menunjukkan bahwa seluruh siswa setuju jika hanya ada satu
Tuhan yaitu Allah.
Tabel 4.16
Malas membaca kitab suci al-Quran
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 1 5%
Setuju 2 10%
Tidak setuju 7 35%
55
Sangat tidak setuju 10 50%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa mayoritas siswa tidak malas
membaca kitab suci al-Qur’an. Hanya ada 10% siswa yang menjawab setuju dan
5% yang menjawab sangat setuju jika dirinya malas membaca kitab suci al-
Qur’an.
Tabel 4.17
Surga dan neraka hanyalah dongeng dari orang tua
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 0 0%
Setuju 1 5%
Tidak setuju 12 60%
Sangat tidak setuju 7 35%
Jumlah 20 100%
Dari tabel tersebut kita dapat mengambil informasi bahwa 60% tidak setuju
dan 35% sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa surga dan neraka hanyalah
dongeng dari orang tua. Hanya ada 5% responden setuju jika surga dan neraka
hanya sebuah dongeng dari orang tua.
Tabel 4.18
Membantu yang membutuhkan bantuan
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 11 55 %
Setuju 7 35%
Tidak setuju 2 10 %
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
56
Berdasarkan tabel terlihat bahwa hampir seluruh siswa setuju bahwa mereka
membantu yang membutuhkan bantuan. Hanya ada 10% yang tidak setuju dengan
pernyataan tersebut.
Tabel 4.19
Tidak mengetahui kapan Nabi Muhammad lahir
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 0 0 %
Setuju 1 5%
Tidak setuju 9 45 %
Sangat tidak setuju 10 50%
Jumlah 20 100%
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 45% tidak setuju dengan isi pernyataan,
50% sangat tidak setuju. Sebagian besar dari mereka mengetahui kapan nabi
Muhammad lahir. Namun demikian masih ada siswa yang tidak mengetahui
kapan nabi Muhammad lahir.
Tabel 4.20
Mempercayai bahwa berkewajiban untuk melaksanakan ibadah Haji jika
mampu melaksanakannya
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 9 45 %
Setuju 11 55%
Tidak setuju 0 0 %
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan hasil angket dapat dilihat bahwa siswa percaya bahwa mereka
berkewajiban melaksanakan ibadah haji jika mereka mampu melaksanakannya.
57
Tabel 4.21
Solat tahajjud terasa begitu berat
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 1 5 %
Setuju 6 30%
Tidak setuju 10 50 %
Sangat tidak setuju 3 15%
Jumlah 20 100%
Dari tabel tersebut kita dapat mengambil informasi bahwa 15% sangat tidak
setuju dan 50% tidak setuju dengan pernyataan bahwa solat tahajjud terasa begitu
berat. Sedangkan 5% responden sangat setuju dan 30% lainnya sangat setuju jika
solat tahajjud terasa begitu berat.
Tabel 4.22
Seringkali berbohong demi kepuasan hati
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 0 0%
Setuju 3 25%
Tidak setuju 12 60%
Sangat tidak setuju 5 25%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan pernyataan mengenai seringkali berbohong demi kepuasan
hati, ternyata 60% menyatakan tidak setuju dan 25% sanga tidak setuju bahwa
mereka seringkali berbohong demi kepuasan hati. Sedangkan 25% siswa setuju
dnegan pernyataan tersebut.
58
Tabel 4.23
Selalu berusaha mengamalkan ajaran agama dalam seluruh hidup
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 13 65 %
Setuju 6 30%
Tidak setuju 1 5%
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa hampir seluruh siswa setuju
bahwa mereka selalu berusaha mengamalkan ajaran agama dalam seluruh hidup.
Hanya ada 5% yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.24
Merasa selalu diawasi oleh Allah
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 15 75 %
Setuju 5 25%
Tidak setuju 0 0 %
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Tabel tersebut menunjukkkan bahwa siswa setuju sebesar 25% dan sangat
setuju sebesar 75% jika mereka merasa selalu diawasi oleh Allah.
Tabel 4.25
Khusu’dalam solat merupakan suatu hal yang sulit
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 1 5%
Setuju 6 30%
Tidak setuju 6 25 %
Sangat tidak setuju 8 40%
Jumlah 20 100%
59
Berdasarkan tabel 30% setuju dan 5% sangat setuju jika khusu’ dalam solat
merupakan hal yang sulit. Namun, 25% siswa tidak setuju dan 40% sangat tidak
setuju jika khusu’ dalam solat merupakan hal yang sulit.
Tabel 4.26
Merasa senang dengan melihat orang lain mengikuti ajaran Islam
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 13 65 %
Setuju 7 35%
Tidak setuju 0 0 %
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa 65% sangat setuju dan 35% setuju
jika mereka merasa senang dengan melihat orang lain mengikuti ajaran Islam.
Tabel 4.27
Terkadang merasa Allah tidak adil
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 1 5 %
Setuju 2 10%
Tidak setuju 7 34 %
Sangat tidak setuju 10 40%
Jumlah 20 100%
Dari tabel tersebut kita dapat mengambil informasi bahwa 40% sangat tidak
setuju dan 34% tidak setuju jika mereka terkadang merasa Allah tidak adil.
Sedangkan mereka 10% setuju dan 5% sangat setuju bahwa terkadang merasa
Allah tidak adil.
Selanjutnya peneliti membuat nilai rata-rata skor penelitian sebagai berikut:
60
Tabel 4.28
Skor Perolehan Religiusitas
Jumlah Responden NS NH
x100 Kategori
20 1144 1360 84,11% Baik
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden sebanyak 20
orang dengan rata-rata persentase sebesar 84,11%, sehingga dapat disimpulkan
dari interpretasi data tersebut bahwa religiusitas remaja tuna daksa di SLB D-D1
YPAC Jakarta termasuk kedalam kategori baik.
7. Deskripsi Data Kecerdasan Emosional
Data skor religiusitas diperoleh melalui angket/kuesioner yang disebar
kepada remaja yang beragama Islam di SLB D-D1 YPAC (Yayasan Pembinaan
Anak Cacat) Jakarta.
Setelah diperoleh data, lalu data tersebut dianalisis dalam bentuk tabel. Data
yang telah diolah dinyatakan dalam bentuk persen kemudian dianalisis dan
hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.29
Tidak pernah memisahkan teman yang berdebat
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 0 0 %
Setuju 6 30%
Tidak setuju 9 45 %
Sangat tidak setuju 5 25%
Jumlah 20 100%
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 30% setuju dengan isi pernyataan, 45%
tidak setuju dan 25% sangat setuju. Kepedulian mayoritas siswa cukup tinggi,
namun demikian masih banyak pula anak yang tida peduli terhadap temannya.
61
Tabel 4.30
Segera bertanya ketika tidak mengerti penjelasan guru
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 11 55 %
Setuju 8 40%
Tidak setuju 1 5%
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa hampir seluruh siswa setuju
bahwa mereka segera bertanya ketika tidak mengerti penjelasan guru. Hanya ada
5% yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.31
Merasa kesulitan membujuk teman melakukan sesuatu
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 1 5 %
Setuju 7 35%
Tidak setuju 10 50%
Sangat tidak setuju 2 10%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel, rata-rata siswa tidak merasa kesulitan untuk membujuk
teman melakukan sesuatu. Hal ini ditunjukkan dengan hasil angket 50% tidak
setuju dan 10% sangat tidak setuju jika merasa kesulitas membujuk teman
melakukan sesuatu. Namun, ada 35% siswa setuju dan 5% sangat setuju dengan
hal tersebut.
62
Tabel 4.32
Perasaan mudah berubah-ubah
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 2 10 %
Setuju 3 15%
Tidak setuju 12 60%
Sangat tidak setuju 3 15%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel, rata-rata siswa tidak memiliki perasaan yang mudah
berubah-ubah. Hal ini ditunjukkan dengan hasil angket 60% tidak setuju dan 15%
sangat tidak setuju. Hanya ada 15% yang menyatakan setuju dan 10% sangat
setuju. Namun demikian angka terakhir cukuplah tinggi, artinya banyak juga
siswa yang memiliki perasaan yang mudah berubah-ubah.
Tabel 4.33
Siap menerima resiko atas keputusan yang diambil
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 8 40 %
Setuju 12 60%
Tidak setuju 0 0 %
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel tersebut terlihat seluruh siswa setuju jika mereka siap
menerima resiko atas keputusan yang diambil.
63
Tabel 4.34
Tetap berusaha sebaik mungkin meskipun banyak yang mengatakan tidak
mampu
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 10 50 %
Setuju 9 45%
Tidak setuju 1 5 %
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa hampir seluruh siswa setuju
bahwa mereka tetap berusaha sebaik mungkin meskipun banyak yang mengatakan
tidak mampu. Hanya ada 5% yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.35
Menyesali kemarahan karena hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran agama
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 9 45 %
Setuju 9 45%
Tidak setuju 2 10 %
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel tersebut terlihat hampir seluruh siswa setuju bahwa
mereka menyesali kemarahan karena itu tidak sesuai dengan ajaran agama.
Namun ada 10% siswa yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
64
Tabel 4.36
Dapat bersabar meskipun disaat ingin sekali marah
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 6 30%
Setuju 6 30%
Tidak setuju 6 30%
Sangat tidak setuju 2 10%
Jumlah 20 100%
Dari tabel kita dapat mengambil informasi bahwa 30% sangat setuju dan 30%
setuju dengan pernyataan bahwa mereka dapat bersabar meskipun ingin sekali
marah. Sedangkan 30% responden tidak setuju dan 10% sangat tidak setuju jika
mereka dapat bersabat meskipun ingin sekali marah.
Tabel 4.37
Ada keinginan kuat dalam diri untuk terus meningkatkan prestasi
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 13 65 %
Setuju 6 30%
Tidak setuju 1 5%
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa hampir seluruh siswa
memiliki keinginan kuat dalam dirinya untuk terus meningkatkan prestasi. Hanya
ada5% yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.38
Berusaha untuk selalu berkata jujur
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 11 55 %
65
Setuju 8 40%
Tidak setuju 1 5%
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel, 55% siswa sangat setuju dan 40% setuju dengan isi
pernyataan. Artinya mayoritas siswa berusaha untuk selalu berkata jujur. Namun
ada 5% tidak setuju dengan hal tersebut.
Tabel 4.39
Tenang dalam menyampaikan pendapat sendiri dihadapan teman-teman
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 5 25%
Setuju 14 70%
Tidak setuju 1 5%
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel, 25% siswa sangat setuju dan 70% setuju dengan isi
pernyataan. Artinya mayoritas siswa merasa tenang dalam menyampaikan pedapat
sendiri dihadapan teman-teman. Namun ada 5% tidak setuju dengan hal tersebut.
Tabel 4.40
Tidak mengakui kesalahan yang diperbuat
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 1 5%
Setuju 3 15%
Tidak setuju 12 60%
Sangat tidak setuju 4 20%
Jumlah 20 100%
66
Berdasarkan tabel rata-rata siswa mengakui kesalah yang mereka perbuat.
Hal ini ditunjukkan dnegna hasil angket 60% tidak setuju dan 20% sangat tidak
setuju. Hanya ada 15% yang menyatakan setuju dan 5% yang menyatakan sangat
setuju. Namun demikian, angka terakhir cukuplah tinggi, artinya banyak juga
siswa yang tidak mengakui kesalahan yang mereka perbuat.
Tabel 4.41
Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 5 25 %
Setuju 10 50%
Tidak setuju 5 25%
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
Dari tabel tersebut kita dapat mengambil informasi bahwa 50% setuju dan
25% sangat setuju dengan pernyataan bahwa mereka mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru. Sedangkan 25% responden tidak setuju jika mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Tabel 4.42
Membantu seseorang yang membutuhkan bantuan
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 11 55 %
Setuju 8 40%
Tidak setuju 1 5%
Sangat tidak setuju 0 0%
Jumlah 20 100%
67
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa hampir seluruh siswa setuju jika
mereka membantu seseorang yang membutuhkan bantuan. Hanya ada 5% yang
tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.43
Dapat merasakan kesedihan yang dirasakan orang lain
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 7 35 %
Setuju 10 50%
Tidak setuju 1 5%
Sangat tidak setuju 2 10%
Jumlah 20 100%
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 35% sangat setuju dengan isi
pernyataan, 50% setuju, 5% tidak setuju dan 10% sangat tidak setuju. Kepedulian
mayoritas siswa terhadap orang lain tergolong cukup tinggi. Namun demikian
masih bnayak pula siswa yang tidak peduli terhadap orang lain.
Tabel 4.44
Tidak pernah berpendapat didalam kelompok karena tidak yakin dengan
pendapat sendiri
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 1 5 %
Setuju 2 10%
Tidak setuju 12 60 %
Sangat tidak setuju 5 25%
Jumlah 20 100%
Dari tabel tersebut kitaa dapat mengambil informasi bahwa 60% tidak setuju
dan 25% sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwatidak pernah berpendapat
dalam kelompok karena tidak yakin dengan pendapat sendiri. Sedangkan 5%%
responden sangat setuju dan 10% setuju dengan pernyataan tersebut.
68
Tabel 4.45
Mengingkari janji yang telah diperbuat
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 1 5%
Setuju 2 10%
Tidak setuju 9 45 %
Sangat tidak setuju 8 40%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa 45% tidak setuju dan 40% snagat
tidak setuju dengan pernyataan bahwa mereka mengingkari janji yang telah
diperbuat. Sednagkan 10% siswa setuju dan 5% sangat setuju dengan pernyataan
tersebut.
Tabel 4.46
Ketika membutuhkan bantuan banyak teman yang mau menolong
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 10 50 %
Setuju 9 45%
Tidak setuju 0 0 %
Sangat tidak setuju 1 5%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tebel terlihat bahwa hampir seluruh siswa setuju bahwa ketika
mereka membutuhkan bantuan, banyak teman mereka yang membantu. Hanya ada
5% yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.47
Seringkali menyerah mengerjakan sesuatu yang sulit
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 3 15%
69
Setuju 3 15%
Tidak setuju 12 60%
Sangat tidak setuju 2 10%
Jumlah 20 100%
Dari tabel kita dapat mengambl informasi bahwa 60% tidak setuju dan 10%
snagat tidak setuju dengan pernyataan bahwa mereka seringkali menyerah
mengerjakan sesuatu hal yang sulit. Sedangkan 15% responden setuju dan 15%
sangat setuju bahwa mereka seringkali menyerah mengerjakan sesuatu yang sulit.
Tabel 4.48
Tidak dapat bekerja sama dalam kelompok
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 1 5 %
Setuju 2 10%
Tidak setuju 8 40%
Sangat tidak setuju 9 45%
Jumlah 20 100%
Dari tabel tersebut kita dapat mengambil informasi bahwa 45% tidak setuju
dan 45% sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa mereka tidak dapat bekerja
sama dalam kelompok. Sednagkan 10% responden setuju dan 5% sangat setuju
jika mereka tidak dapat bekerja sama dalam kelompok.
Tabel 4.49
Mengenal banyak teman sebaya membuat banyak memahami berbagi hal
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 11 55 %
Setuju 8 40%
Tidak setuju 0 0 %
70
Sangat tidak setuju 1 5%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel terlihat bahwa hampir seluruh siswa setuju jika dengan
mengenal banyak teman sebaya membuat mereka banyak memahami berbagai
hal. Hanya ada 5% responden yang tidak setuju dnegna pernyataan tersebut.
Tabel 4.50
Lebih memilih mengerjakan segala sesuatunya seorang diri
Pilihan Responden Frekuensi Persentase
Sangat setuju 1 5%
Setuju 4 20%
Tidak setuju 7 35%
Sangat tidak setuju 8 40%
Jumlah 20 100%
Dari tabel kita dapat mengambil informasi bahwa 40% sangat tidak setuju
dan 35% tidak setuju dengan pernyataan lebih memilih mengerjakan sesuatunya
seorang diir. Sedangkan 20% responden setuju dan 5% sangat setuju dengan
pernyataan tersebut.
Selanjutnya peneliti membuat nilai rata-rata skor penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.51
Skor Perolehan Kecerdasan Emosional
Jumlah Responden NS NH
x100 Kategori
20 1397 1760 79,37% Baik
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden sebanyak 20
orang dengan rata-rata persentase sebesar 79,37%sehingga dapat disimpulkan dari
interpretasi data tersebut bahwa kecerdasan emosional remaja tuna daksa di SLB
D-D1 YPAC Jakarta termasuk kedalam kategori baik.
71
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. . Dalam penelitian ini
akan digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf
signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih
besar dari 0,05 atau 5%. Uji normalitas dengan kolmogorov smirnov dapat dilihat
pada tabel 4.57 dibawah ini.
Tabel 4.52
Uji Normalitas Data
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
RELIGIUSITAS ,189 20 ,060 ,914 20 ,075
KECERDASAN
EMOSIONAL ,144 20 ,200
* ,944 20 ,280
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan uji normalitas data yang dilakukan dengan menggunakan
program SPSS v.22 uji kolmogorov-Smirnov, kedua variabel yaitu religiusitas(X)
memiliki nilai signifikansi 0,060 dan kecerdasan emosional (Y) memiliki nilai
signifikansi 0,200. Karena nilai signifikansi kedua variabel tersebut melebihi 0,05,
maka dapat disimpulkan data kedua variabel tersebut berdistribusi normal. Selain
uji kolmogorov-Smirnov, uji normalitas juga dapat dilihat dengan normal probably
plot, berikut ini adalah gambar plot uji normalitas dengan menggunakan program
SPSS v.22.
72
Gambar 4.1
Normal Q-Q Plot Variabel X&Y
Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
Dengan demikian, data dalam penelitian ini dapat dipergunakan dalam analisis
yang lebih lanjut.
b. Uji Linieritas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua variabel
mempunyai hubungan yang liner atau tidak secara signifikan. Untuk
mengetahuinya, dilakukan uji linearitas dengan program SPSS v.22 yaitu dengan
Compare Means.
73
Tabel 4.53
ANOVA Table
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
kecer
dasan
emosi
onal *
religi
usitas
Between Groups (Combined) 1855,383 12 154,615 6,886 ,008
Linearity 1547,563 1 1547,563 68,926 ,000
Deviation from Linearity 307,820 11 27,984 1,246 ,398
Within Groups 157,167 7 22,452
Total 2012,550 19
Seperti yang ditunjukan dalam table 4.53 hasil menunjukkan bahwa F tuna
cocok sebesar 1,246 dengan signifikan 0,398 (diatas 0,05%) maka disimpulkan
bahwa antara religiusitas dan kecerdasan emosional memiliki hubungan yang
linear.
2. Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson
Produt Moment. Analisis korelasi berguna untuk menentukan suatu besaran yang
menyatakan kuatnya suatu variabel dengan variabel lain. Adapun uji koefisien
korelasi menggunakan Product Moment dari Pearson yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.54
Perhitungan Hasil Penelitian
Responden X Y x^2 y^2 x*y
1 49 49 2401 2401 2401
2 59 63 3481 3969 3717
3 58 71 3364 5041 4118
4 65 73 4225 5329 4745
5 45 58 2025 3364 2610
6 57 78 3249 6084 4446
7 59 72 3481 5184 4248
8 60 75 3600 5625 4500
9 57 69 3249 4761 3933
10 55 63 3025 3969 3465
11 68 88 4624 7744 5984
12 46 58 2116 3364 2668
13 67 88 4489 7744 5896
74
14 59 78 3481 6084 4602
15 60 74 3600 5476 4440
16 61 74 3721 5476 4514
17 60 75 3600 5625 4500
18 48 58 2304 3364 2784
19 65 75 4225 5625 4875
20 46 58 2116 3364 2668
TOTAL 1144 1397 66376 99593 81114
rxy = ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ (∑ ) ∑
rxy =
√{ }
rxy =
√
rxy =
√
rxy=
√
rxy =
rxy = 0,877
Dan berikut adalah hasil output analisis korelasi Bivariate Pearson yang
dilakukan dengan menggunakan program SPSS v.22
Tabel 4.55
Analisis Koefisien Korelasi
Correlations
Religiusitas kecerdasanemosi
Religiusitas Pearson Correlation 1 ,877**
Sig. (2-tailed) ,000
N 20 20
kecerdasanemosi Pearson Correlation ,877** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
75
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment diperoleh harga r
hitung lebih besar dari r tabel (0,877>0,444) pada taraf signifikansi 5% maka
hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya pada
penelitian ini terdapat pengaruh religiusitas (X) terhadap kecerdasan
emosional(X) remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta.
Angka hasil penelitian ini dapat pula diinterpretasikan dengan cara angka
kasar atau sederhana. Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap
angka indeks korelasi “r” product moment (rxy) pada umumnya digunakan
pedoman sebagai berikut:
Tabel 4.56
Angka indeks korelasi product moment
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi yang tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi yang cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi yang agak
rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,0400 Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi yang rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi yang aangat
rendah sehingga korelasi ikut
diabaikan (dianggap tidak ada
korelasi antara variabel x dan
variabel y)
Dari hasil perhitungan diperoleh rxy= 0,877 dan ini berada diantara 0,800
sampai dengan 1,00, dengan demikian dapat diartikan bahwa antara religiusitas
(x) dan kecerdasan emosional (y) terdapat korelasi yang tinggi.
76
Adapun untuk mengetahui besarnya kontribusi yang ditimbulkan dari
variable X terhadap Y digunakan umus koefisien determinasi sebagai berikut :
KD = x 100%
KD = 0,769129 x 100%
KD = 76,91%
Berdasarkan tabel diatas, didapat r2 sebesar 0,877 atau sebesar 76,91%. Hal
ini menunjukkan bahwa presentase sumbangan variabel religiusitas terhadap
kecerdasan emosional siswa sebesar 76,91% atau variasi variabel independent
yang digunakan dalam model (religiusitas) mampu menjelaskan sebesar 76,91%
variasi variabel dependent (kecerdasan emosional). Sedangkan sisanya sebesar
23,09% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian ini.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa remaja yang beragama Islam di
SLB D-D1 YPAC Jakarta dengan responden sebanyak 20 orang. Masing-masing
responden diberikan angket sebanyak 2 buah untuk masing-masing variabel X dan
Y. Jumlah soal dalam angket tersebut sebanyak 39 soal. Angket yang disebarkan
kepada responden tersebut telah melewati proses penilaian dengan tujuan untuk
memenuhi syarat instrumen yang memadai dan diuji coba kepada 20 orang
responden dengan jumlah soal sebanyak 60. Hasil uji validitas religiusitas dan
kecerdasan emosional siswa yang diuji cobakan pada 20 responden tersebut yaitu
sebanyak 39 soal valid dan 21 soal tidak valid. Nilai alpha untuk variabel
religiusitas yaitu 0,908 dan untuk variabel kecerdasan emosional yaitu 0,926. Hal
ini berarti instrumen yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data cukup
dapat dipercaya atau reliabel sebagai alat pengumpulan data.
Berdasarkan uji peryaratan analisis data yang telah dilakukan dalam
penelitian ini, menunjukan bahwa data telah berkontribusi normal dan memiliki
77
hubungan yang linear, dengan demikian data dalam penelitian ini dapat
dipergunakan dalam analisis yang lebih lanjut.
Hasil pengujian hipotesis, diperoleh data yang menunjukkan terdapat
terdapat pengaruh religiusitas (X) terhadap kecerdasan emosional(X) remaja tuna
daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta. Koefisien korelasi yang diperoleh yaitu
sebesar 0,877 sehingga hubungan antara kedua variabel termasuk pada kategori
yang kuat atau tinggi.
Besarnya pengaruh variabel religiusitas terhadap kecerdasan emosional
dapat diketahui dengan melihat hasil perhitungan uji koefisien determinasi sebesar
76,91% yang berarti bahwa kecerdasan emosional remaja tuna daksa sebesar
76,91% ditentukan oleh religiusitas.
Hasil hipotesis juga di dukung dengan pendapat Goleman juga menyebutkan
beberapa unsur pembentukan kecerdasan emosional, diantaranya keyakinan, rasa
ingin tahu, niat, kendali diri, keterkaitan, kecakapan berkomunikasi, dan koperatif.
Selain itu Mahmud al-Zaki mengemukakan bahwa kecerdasan emosional
pada dasarnya mempunyai hubungan yang erat dengan kecerdasan uluhiyah
(ketuhanan). Jika seseorang memiliki tingkat pemahaman dan pengalaman nilai-
nilai ketuhanan yang tinggi dalam hidupnya, maka berarti dia telah memiliki
kecerdasan emosional yang tinggi pula. 8
D. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan,
tetapi belum sepenuhnya pada tingkat kebenaran mutlak, sehingga tidak menutup
kemungkinan untuk dilakukan penelitian lanjutan. Hal ini disebabkan adanya
beberapa keterbatasan dalam penelitian, antara lain:
1 Penelitian ini masih menggunakan kuesioner tertutup yaitu jawaban kuesioner
telah disediakan oleh peneliti sehingga terbatasnya informasi yang didapatkan
oleh peneliti.
2 Terbatasnya sampel penelitian, Populasi terjangkaunya hanya terbatas pada
siswa remaja SLB D-D1 YPAC Jakarta yang beragama Islam sehingga hasil
8Ramayulis, Psikologi Agama, ( Jakarta: Kalam Mulia, 2004), Cet. 7, h. 90.
78
yang diperoleh dalam penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan pada siswa
dengan karakteristik yang berbeda dari populasi yang ditentukan.
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil perhitungan variabel religiusitas, siswa remaja SLB D-
D1 YPAC Jakarta memiliki skor rata-rata persentase sebesar 84,11%, Hal
ini mengindikasikan religiusitas remaja di SLB D-D1 YPAC Jakarta
bahwa religiusitas remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta
termasuk kedalam kategori baik, secara teoritis siswa tersebut sudah
menjalankan agamanya dengan baik dimana sudah mampu menjalani,
menghayati dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk kecerdasan emosional siswa yang memperoleh hasil rata-rata
persentase sebesar 79,37%, hal ini semakin mengindikasi bahwa
kecerdasan emosional remaja di SLB D-D1 sudah cukup baik. Artinya
mereka sudah mampu mengolah dan mengelola emosinya dengan baik
sehingga mereka memiliki perilaku-perilaku yang positif dan dapat
memberika reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dan mampu
memiliki reaksi yang positif sebelum memberikan responnya dalam
menghadapi masalah.
3. Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian maka kesimpulan yang dapat
diambil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara religiusitas
terhadap kecerdasan emosional. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil
perhitungan korelasi product moment diperoleh harga r hitung lebih besar
dari r tabel (0,877>0,444) pada taraf signifikansi 5%. Koefisien korelasi
yang diperoleh yaitu sebesar 0,877 sehingga korelasi antara kedua
variabel termasuk pada kategori yang kuat atau tinggi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan beberapa hal
sebagai berikut:
80
1. Bagi siswa hendaknya dapat meningkatkan religiusitas mereka, karena hal
tersebut dapat mendukung terbentuknya kecerdasan emosional yang baik.
2. Bagi sekolah, memperbanyak dan meningkatkan mutu kegiatan yang
berhubungan dengan keagamaan, agar dapat membantu siswa meningkatkan
religiusitas mereka.
3. Bagi para orang tua agar senantiasa memperhatikan aspek religiusitas
khususnya remaja, dimana pada masa perkembangan remaja dikenal sebagai
badai emosi dan membutuhkan perhatian khusus agar terhindar dari pengaruh
emosi negatif.
4. Bagi peneliti lain
a. Penelitian tentang pengaruh religiusitas terhadap kecerdasan emosional
alangkah baiknya disertai dengan observasi yang mendalam.
b. Untuk peneliti selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas
siswa yang tidak ikut diteliti maka sebaiknya diikut sertakan dalam
penelitian.
81
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, Djamaludin dan Nashori Suroso, Fuat. Psikologi Islami. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1995.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2013.
Chaplin, J.P terjemahan Dr. Kartini Kartono. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Cooper, Robert K. dan Sawaf, Ayman. Executive EQ Kecerdasan Emosional
dalam Kepemimpinan dan Organisasi, Terj.Alex Tri Kantjono Widodo.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2002.
Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: ALFABETA, 2005.
Efendi, Mohammad. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2008.
Gazi dan Faojah. Psikologi Agama Memahami Pengaruh Agama terhadap
Perilaku Manusia. Ciputat: Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2010.
Goleman, Daniel. Emotional Intelligence. terj. T. Hermaya. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2004.
Gusti,“Berprestasi,Mahasiswa Difabel UGM Bentuk UKM Peduli Difabel, 2014”,
http://ugm.ac.idid/berita/8833, 16 Juli 2014.
Hartaty, Netty. TAZKIYA Journal of psikologi. vol.6 no.1. 2006.
J. Zinnbauer, Brian. Religiousness and Spirituality in Handbook of Religion and
Spirituality. New York: The Guildford Press, 2005.
Jalaluddin dan Ramayulis. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam Mulia,
1993.
Jalaluddin. Psikologi Agama Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan
Prinsip-Prinsip Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012.
Mangunsong, Frieda. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.
Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuranan Pendidikan
Psikologi Kampus Baru UI, 2011.
82
Mashar, Riani. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta:
Kencana, 2011.
Mubayidh, Makmun. Kecerdasan dan Kesehatn Emosional Anak, Terj.
Muhammad Muchson Anasy. Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2010.
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012.
Muhyani. Pengaruh Pengasuhan Orang Tua dan peran Guru di Sekolah Menurut
Persepsi Murid terhadap Kesadaran Religius dan Kesehatan Mental.
Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, 2012.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011.
Nuraida dan Alkaf, Halid. Metode Penelitian Pendidikan. Ciputat: Islamic
Research Publishing, 2009.
Oxford University Press. Oxford Learner’s Pocket Dictionary: Fourth Edition.
Oxford: Oxford University Press, 2008.
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Agama: Sebuah Pengantar. Bandung: MIZAN,
2005.
Ramayulis. Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia, 2004.
Robertson, Roland. AGAMA: dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta:
CV Rajawali, 1988.
Rusydi, Ahmad. Religusitas dan Kesehatan Mental. Ciputat: YPM, 2012.
Sarwono, Sarlito Wirawan. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005.
Shapiro, Lawrence E. Mengajarkan Emosional Intelligence pada Anak. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1994.
Somantri, T. Sutjihanti. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika
Aditama, 2006.
83
Sugiyono. Metode Penelitian Tindakan Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D), ( Bandung: Alfabeta 2011), cet.12 h. 61
Taufan Heryanto Putro. “Konsep Diri pada Remaja dengan Cacat Anggota
Tubuh”, Skripsi pada Universitas Katolik Soegijapranata Semarang:
2009. tidak dipublikasikan.
Wahyuni, Winda dan Marettih, Anggia K.E. Jurnal Psikologi. vol.8 no.1. 2012.
Wardani, I.G.A.K., dkk., Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta:Universitas
Terbuka, 2011.
Lampiran 1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Skala Religiusitas
No Dimensi Indikator Item Jumlah
+ -
1. Keyakinan Keyakinan terhadap Tuhan
Kepastian dan kepercayaan
mengenai keyakinan
Kehidupan setelah kematian
1,7
3,14
5,10
6
2. Praktik agama Frekuensi ibadah
Membaca kitab suci
Ibadah malam hari
Ibadah puasa
4,
8,13
9,
15
5
3. Pengalaman Pengalaman responsif
Pengalaman yang memperkuat
22,28,29
21
27
30, 26
7
4. Pengetahuan Pengetahuan tentang ajaran dan
dasar-dasar agama yang dianut
Mengetahui isi kitab suci
6,23,18,
20
2,12
6
5. Pengamalan Memaafkan
Membantu sesama
Menghormati sesama
Jujur
11, 25
17, 24
16
19
6
Lampiran 1
Skala Kecerdasan Emosional
No Dimensi Indikator Item Jumlah
+ -
1. Kesadaran diri Mengenali emosi diri sendiri dan
efeknya
Mengetahui kekuatan dan kelemahan
diri
Keyakinan terhadap kemampuan diri
sendiri
8
19
15
5
12
23
6
2. Pengaturan diri Mampu mengontrol dan menahan emosi
yang mendesak
Memiliki sifat dapat dipercaya jujur dan
integritas
Bertanggung jawab atas apa yang
dilakukan
Mampu menyesuaikan diri
Terbuka terhadap gagasan-gagasan baru
9
13
6
20
24
16
1
7
3. Motivasi Memiliki dorongan berprestasi
Komitmen dengan apa yang dilakukan
Inisiatif
Optimisme, gigih
10
3
7
26
4
4. Empati Memahami orang lain
Berusaha memberikan pelayanan
terbaik bagi orang lain
Dapat memanfaatkan jaringan
pertemanan,
29, 22
21
25,28
6
Lampiran 1
Mampu membaca arus-arus emosi
sebuah kelompok
17
5. Keterampilan
sosial
Memiliki kemampuan melakukan
persuasi
Komunikatif
Dapat menjadi penengah dalam konflik
Membangun jaringan dengan teman
sebaya
bekerjasama dengan teman sebaya
Bekerjasama dengan teman sebaya
11
14
18
4
2
27, 30
7
Lampiran 2
Angket Uji Coba Variabel X
A. INSTRUKSI
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu dari 4 kotak yang adik-adik anggap paling
menggambarkan kondisi pribadi adik-adik. Tiap kotak tersebut berisi angka yang
mengandung jawaban sebagai berikut:
1. Sangat Setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Tidak Setuju (TS)
4. Sangat Tidak Setuju (STS)
Contoh :
Pernyataan SS S TS STS
Saya yakin Allah itu ada √
Tidak ada jawaba BENAR dan SALAH, silahkan memilih sesuai dengan kondisi pribadi
adik-adik.
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya memiliki keyakinan terhadap apa yang agama
ajarkan
2. Saya tidak mengetahui jumlah surat yang ada di dalam
al-Quran
3. Rasulullah SAW adalah utusan Allah yang terakhir
4. Saya mengerjakan solat wajib lima waktu
5. Saya tidak mempercayai adanya kehidupan setelah
kematian
6. Saya selalu mencoba menjaga diri dari dosa kecil dan
besar
7. Saya percaya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah
8. Saya puasa di bulan ramadan
Lampiran 2
9. Saya malas membaca kitab suci al-Quran
10. Surga dan neraka hanyalah dongeng dari orang tua
11. Saya selalu mencoba untuk membantu mereka yang
membutuhkan bantuan
12. Saya tidak tahu kapan Nabi Muhammad lahir
13. Saya percaya bahwa saya berkewajiban untuk
melaksanakan ibadah Haji jika saya mampu
melaksanakannya
14. Setan selalu berusaha menggoda keimanan saya
15. Solat tahajjud terasa begitu berat bagi saya
16. Sulit bagi saya memaafkan orang lain yang menyakiti
saya
17. Saya mencoba untuk menghindari aktifitas apapun
yang melukai orang lain
18. Saya mengetahui rukun iman, rukun islam, dan dasar-
dasar agama lainnya
19. Seringkali saya berbohong demi kepuasan hati saya
20. Saya selalu berusaha mengamalkan ajaran agama
dalam seluruh hidup saya
21. Saya merasa selalu diawasi oleh Allah
22. Saya merasa mendapat teguran dari Allah atas
kesalahan yang saya perbuat
23. Saya tidak pernah mempercayai ramalan bintang
24. Merupakan tugas saya untuk menghormati orang lain
dan memberi mereka hak-hak mereka sesuai denga
tuntutan agama
25. Saya terbiasa menyisihkan uang jajan untuk
bersedekah
26. Ketika mendengar tilawah al-Quran saya merasa biasa-
biasa saja
27. Khusu’dalam solat merupakan suatu hal yang sulit bagi
saya
Lampiran 2
28. Saya merasa bersalah ketika saya melakukan sesuatu
yang bertentangan dengan apa yang agama Islam
ajarkan
29. Saya merasa senang dengan melihat orang lain
mengikuti ajaran Islam
30. Kadang saya merasa Allah tidak adil
Angket Uji Coba Variabel Y
B. INSTRUKSI
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu dari 4 kotak yang adik-adik anggap paling
menggambarkan kondisi pribadi adik-adik. Tiap kotak tersebut berisi angka yang
mengandung jawaban sebagai berikut:
1. Sangat Setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Tidak Setuju (TS)
4. Sangat Tidak Setuju (STS)
Contoh :
Pernyataan SS S TS STS
Saya dapat menilai sifat baik dan buruk yang ada pada diri saya √
Tidak ada jawaba BENAR dan SALAH, silahkan memilih sesuai dengan kondisi pribadi
adik-adik.
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya tidak mudah bergaul dengan teman
yang baru saya kenal
2. Ketika terjadi perdebatan diantara teman,
saya tidak pernah berupaya
memisahkannya
Lampiran 2
3. Saya segera bertanya ketika tidak mengerti
penjelasan guru
4. Saya merasa kesulitan membujuk teman
melakukan sesuatu
5. Perasaan saya mudah berubah-ubah
6. Saya siap menerima resiko atas keputusan
yang saya ambil
7. Saya tetap berusaha sebaik mungkin
meskipun banyak yang mengatakan bahwa
saya tidak mampu
8. Setelah saya marah, saya menyesal bahawa
hal tersebut sebenarnya tidak sesuai
dengan ajaran agama
9. Saya dapat bersabar meskipun saat ini
saya ingin sekali marah
10. Ada keinginan kuat dalam diri saya untuk
terus meningkatkan prestasi
11. Ketika saya berbicara teman-teman
memperhatikan saya
12. Saya tidak tahu apa sebenarnya kelebihan
dalam diri saya
13. Saya berusaha untuk selalu berkata jujur
14. Ketika menghadapi kondisi pertengkaran
saya akan mengajak teman-teman yang
bertengkar untuk menenangkan diri telebih
dahulu
15. Saya merasa tenang dalam menyampaikan
pendapat saya dihadapan teman-teman
16. Saya tidak mengakui kesalahan yang saya
perbuat
Lampiran 2
17. Saya dapat merasakan jika semangat
teman-teman sedang menurun
18. Saya berteman dengan sisiwi dari berbagai
macam kelas
19. Saya memaksakan diri untuk melakukan
sesuatu meskipun saya tidak mampu
melakukannya
20. Saya mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru
21. Ketika saya menemukan seseorang yang
membutuhkan bantuan saya akan
membantunya
22. Saya dapat merasakan kesedihan yang
dirasakan orang lain
23. Saya tidak pernah berpendapat didalam
kelompok karena saya tidak yakin dengan
pendapat saya sendiri
24. Seringkali saya mengingkari janji yang
telah saya perbuat
25 Ketika saya membutuhkan bantuan banyak
teman yang mau menolong
26. Seringkali saya menyerah mengerjakan
sesuatu yang sulit
27. Saya tidak dapat bekerja sama dalam
kelompok
28. Mengenal banyak teman sebaya membuat
saya banyak memahami berbagi hal
29. Saya mendengarkan dengan seksama
apabila teman saya menceritakan masalah
pribadinya
30. Saya lebih memilih mengerjakan segala
sesuatunya seorang diri
Lampiran 3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Skala Religiusitas
No Dimensi Indikator Item Jumlah
+ -
1. Keyakinan Keyakinan terhadap Tuhan
Kehidupan setelah kematian
1,5
7
3
2. Praktik agama Frekuensi ibadah
Membaca kitab suci
Ibadah malam hari
Ibadah puasa dan haji
3
10
6
11
4
3. Pengalaman Pengalaman responsif
Pengalaman yang memperkuat
16
14
17, 15
4
4. Pengetahuan Pengetahuan tentang ajaran dan
dasar-dasar agama yang dianut
Mengetahui isi kitab suci
4 ,13
2, 9
4
5. Pengamalan Membantu sesama
Jujur
8
12
2
Lampiran 3
Skala Kecerdasan Emosional
No Dimensi Indikator Item Jumlah
+ -
1. Kesadaran diri Mengenali emosi diri sendiri dan
efeknya
Keyakinan terhadap kemampuan diri
sendiri
7
11
4
16
4
2. Pengaturan diri Mampu mengontrol dan menahan emosi
yang mendesak
Memiliki sifat dapat dipercaya jujur dan
integritas
Bertanggung jawab atas apa yang
dilakukan
Mampu menyesuaikan diri
8
10
5
13
17
12
6
3. Motivasi Memiliki dorongan berprestasi
Komitmen dengan apa yang dilakukan
Inisiatif
Optimisme, gigih
9
2
6
19
4
4. Empati Memahami orang lain
Berusaha memberikan pelayanan
terbaik bagi orang lain
Dapat memanfaatkan jaringan
pertemanan
15
14
18,21
4
5. Keterampilan
sosial
Memiliki kemampuan melakukan
persuasi
Dapat menjadi penengah dalam konflik
Bekerjasama dengan teman sebaya
3
1
20, 22
4
Lampiran 4
Angket Sesudah Uji Coba Variabel X
A. INSTRUKSI
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu dari 4 kotak yang adik-adik anggap paling
menggambarkan kondisi pribadi adik-adik. Tiap kotak tersebut berisi angka yang
mengandung jawaban sebagai berikut:
1. Sangat Setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Tidak Setuju (TS)
4. Sangat Tidak Setuju (STS)
Contoh :
Pernyataan SS S TS STS
Saya yakin Allah itu ada √
Tidak ada jawaba BENAR dan SALAH, silahkan memilih sesuai dengan kondisi pribadi
adik-adik.
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya memiliki keyakinan terhadap apa yang agama
ajarkan
2. Saya tidak mengetahui jumlah surat yang ada di dalam
al-Quran
3. Saya mengerjakan solat wajib lima waktu
4. Saya selalu mencoba menjaga diri dari dosa kecil dan
besar
5. Saya percaya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah
6. Saya malas membaca kitab suci al-Quran
Lampiran 4
7. Surga dan neraka hanyalah dongeng dari orang tua
8. Saya selalu mencoba untuk membantu mereka yang
membutuhkan bantuan
9. Saya tidak tahu kapan Nabi Muhammad lahir
10. Saya percaya bahwa saya berkewajiban untuk
melaksanakan ibadah Haji jika saya mampu
melaksanakannya
11. Solat tahajjud terasa begitu berat bagi saya
12. Seringkali saya berbohong demi kepuasan hati saya
13. Saya selalu berusaha mengamalkan ajaran agama
dalam seluruh hidup saya
14. Saya merasa selalu diawasi oleh Allah
15. Khusu’dalam solat merupakan suatu hal yang sulit bagi
saya
16. Saya merasa senang dengan melihat orang lain
mengikuti ajaran Islam
17. Kadang saya merasa Allah tidak adil
Angket Sesudah Uji Coba Variabel Y
B. INSTRUKSI
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu dari 4 kotak yang adik-adik anggap paling
menggambarkan kondisi pribadi adik-adik. Tiap kotak tersebut berisi angka yang
mengandung jawaban sebagai berikut:
1. Sangat Setuju (SS)
2. Setuju (S)
Lampiran 4
3. Tidak Setuju (TS)
4. Sangat Tidak Setuju (STS)
Contoh :
Pernyataan SS S TS STS
Saya dapat menilai sifat baik dan buruk yang ada pada diri saya √
Tidak ada jawaba BENAR dan SALAH, silahkan memilih sesuai dengan kondisi pribadi
adik-adik.
No Pernyataan SS S TS STS
1. Ketika terjadi perdebatan diantara teman,
saya tidak pernah berupaya
memisahkannya
2. Saya segera bertanya ketika tidak mengerti
penjelasan guru
3. Saya merasa kesulitan membujuk teman
melakukan sesuatu
4. Perasaan saya mudah berubah-ubah
5. Saya siap menerima resiko atas keputusan
yang saya ambil
6. Saya tetap berusaha sebaik mungkin
meskipun banyak yang mengatakan bahwa
saya tidak mampu
7. Setelah saya marah, saya menyesal bahawa
hal tersebut sebenarnya tidak sesuai
dengan ajaran agama
8. Saya dapat bersabar meskipun saat ini
saya ingin sekali marah
9. Ada keinginan kuat dalam diri saya untuk
terus meningkatkan prestasi
Lampiran 4
10. Saya berusaha untuk sellau berkata jujur
11. Saya merasa tenang dalam menyampaikan
pendapat saya dihadapan teman-teman
12. Saya tidak mengakui kesalahan yang saya
perbuat
13. Saya mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru
14. Ketika saya menemukan seseorang yang
membutuhkan bantuan saya akan
membantunya
15. Saya dapat merasakan kesedihan yang
dirasakan orang lain
16. Saya tidak pernah berpendapat didalam
kelompok karena saya tidak yakin dengan
pendapat saya sendiri
17. Seringkali saya mengingkari janji yang
telah saya perbuat
18. Ketika saya membutuhkan bantuan banyak
teman yang mau menolong
19. Seringkali saya menyerah mengerjakan
sesuatu yang sulit
20. Saya tidak dapat bekerja sama dalam
kelompok
21. Mengenal banyak teman sebaya membuat
saya banyak memahami berbagi hal
22. Saya lebih memilih mengerjakan segala
sesuatunya seorang diri
Lampiran 5
HASIL ANGKET VARIABEL X
NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 JUMLAH
Ina 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 1 49
Intan 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 59
Raza 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 58
Indra Setiawan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 65
Hedi 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 1 4 2 45
Ayu 4 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 57
Rahmi 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 59
Aqila 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 60
Egie 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 57
Indriyati 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 55
Hendi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
Yunan 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 46
Devi 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67
Abbiyu 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 59
Afif 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 60
Dara 3 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 61
Asy Syaffa Nur 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 60
Mustika 3 1 3 3 3 1 3 3 4 3 2 3 4 3 2 3 4 48
M. Syarifudin 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 65
Odah 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 46
Lampiran 6
HASIL ANGKET VARIABEL Y
NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 JUMLAH
Ina 3 3 2 1 3 4 2 1 2 3 2 3 2 2 1 3 2 3 2 1 1 3 49
Intan 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 63
Raza 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 71
Indra Setiawan 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 73
Hedi 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 1 4 4 1 1 4 1 1 4 4 1 58
Ayu 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 78
Rahmi 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 72
Aqila 2 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 75
Egie 4 4 2 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 69
Indriyati 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 63
Hendi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
Yunan 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 4 2 58
Devi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
Abbiyu 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 78
Afif 2 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 74
Dara 2 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 74
Asy Syaffa Nur 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 75
Mustika 3 2 2 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3 1 3 3 2 58
M. Syarifudin 3 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 75
Odah 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 1 2 3 4 58
Lampiran 6
VALIDITAS VARIABEL X
Correlations
no1 no2 no3 no4 no5 no6 no7 no8 no9 no10
no11
no12
no13
no14
no15
no16
no17
no18
no19
no20
no21
no22
no23
no24
no25
no26
no27
no28
no29
no30 total
no1 Pearson Correlation
1 ,664
**
-,01
9 ,179
-,03
4
,599**
,303 ,257 ,261 ,584
**
,180 -
,151 ,453
*
-,25
4 ,171
,677**
-,255
-,224
,285 ,036 ,303 ,52
7*
-,02
9
-,027
,416
,110 ,02
0 -
,024 ,341 ,137
,459*
Sig. (2-tailed) ,001
,937
,450 ,88
6 ,005 ,195 ,274 ,266 ,007 ,447 ,525 ,045
,281
,471 ,001 ,278 ,343 ,223 ,880 ,195 ,01
7 ,90
5 ,911
,068
,643 ,93
5 ,919 ,142 ,565 ,042
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no2 Pearson Correlation
,664**
1 ,16
2 ,091
-,12
7 ,369 ,383
,492*
,394 ,596
**
,383 ,026 ,273 -
,052
,216 ,610
**
-,193
,062 ,145 ,103 ,244 ,22
7 ,24
6 ,077
,270
,191 -
,356
,210 ,411 ,107 ,537
*
Sig. (2-tailed) ,001
,494
,703 ,59
5 ,109 ,096 ,027 ,086 ,006 ,095 ,915 ,245
,827
,360 ,004 ,415 ,794 ,542 ,664 ,300 ,33
7 ,29
5 ,748
,249
,421 ,12
3 ,373 ,072 ,652 ,015
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no3 Pearson Correlation
-,019
,162 1 ,235 ,22
6 ,257
,518*
-,073
,405 ,452
*
,228 ,411 -
,054
-,18
6 ,176
-,009
,207 ,136 ,374 -
,062 ,311
-,28
0
-,07
3
-,107
-,36
8 ,379
,078
,042 -
,019 ,298 ,320
Sig. (2-tailed) ,937 ,494 ,319
,337
,275 ,019 ,759 ,077 ,046 ,333 ,072 ,821 ,43
2 ,459 ,970 ,381 ,567 ,104 ,796 ,182
,231
,759
,655 ,11
0 ,100
,743
,861 ,937 ,201 ,169
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no4 Pearson Correlation
,179 ,091 ,23
5 1
-,13
6 ,328
,638**
-,055
,561*
,307 ,608
**
,520*
,414 ,12
2 ,098
-,015
-,039
,298 ,467
*
,241 ,406 -
,180
-,05
5 ,162
-,16
7
,530*
,506
*
,304 ,390 ,441 ,571
**
Sig. (2-tailed) ,450 ,703
,319
,56
7 ,158 ,002 ,819 ,010 ,188 ,004 ,019 ,069
,610
,680 ,950 ,872 ,203 ,038 ,305 ,076 ,44
7 ,81
9 ,495
,481
,016 ,02
3 ,193 ,089 ,051 ,009
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no5 Pearson Correlation
-,034
-,127
,226
-,136
1 -
,152 -
,027 ,216 ,017 ,109
-,108
,036 -
,427
-,54
0*
-,259
-,246
-,161
-,299
-,291
-,032
-,027
-,37
5
-,10
2
-,432
-,34
1
-,148
,026
-,304
-,132
-,094
-,244
Sig. (2-tailed) ,886 ,595
,337
,567 ,521 ,910 ,360 ,945 ,647 ,650 ,881 ,060 ,01
4 ,271 ,295 ,497 ,201 ,212 ,893 ,910
,103
,670
,057 ,14
2 ,535
,913
,193 ,579 ,693 ,299
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Lampiran 6 no6 Pearson
Correlation
,599**
,369 ,25
7 ,328
-,15
2 1 ,236 ,111 ,436
,477*
,214 ,242 ,698
**
-,15
9 ,000
,584**
-,314
,169 ,686
**
,210 ,471
*
,189
-,16
7 ,104
,470
*
,430 ,17
8 -
,142 ,171 ,194
,544*
Sig. (2-tailed) ,005 ,109
,275
,158 ,52
1 ,317 ,641 ,055 ,034 ,366 ,303 ,001
,504
1,000
,007 ,178 ,477 ,001 ,374 ,036 ,42
5 ,48
2 ,663
,036
,058 ,45
4 ,549 ,471 ,413 ,013
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no7 Pearson Correlation
,303 ,383 ,51
8*
,638**
-,02
7 ,236 1 ,157
,480*
,518*
,734**
,441 ,290 ,10
0 ,414 ,142 ,222 ,119
,462*
,396 ,733
**
-,10
0
,157
-,049
-,37
0
,609**
,323
,268 ,303 ,343 ,692
**
Sig. (2-tailed) ,195 ,096
,019
,002 ,91
0 ,317 ,508 ,032 ,019 ,000 ,052 ,215
,676
,069 ,549 ,347 ,617 ,040 ,084 ,000 ,67
4 ,50
8 ,838
,109
,004 ,16
5 ,252 ,195 ,139 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no8 Pearson Correlation
,257 ,492
*
-,07
3
-,055
,216
,111 ,157 1 ,291 ,562
**
,346 ,277 ,055 ,07
1 ,355 ,121
-,122
,112 ,022 ,373 ,157 ,04
7 ,25
9 ,069
,314
0,000
-,22
0
-,174
,399 ,048 ,416
Sig. (2-tailed) ,274 ,027
,759
,819 ,36
0 ,641 ,508 ,214 ,010 ,135 ,237 ,819
,768
,124 ,612 ,608 ,637 ,927 ,105 ,508 ,84
3 ,27
0 ,772
,178
1,000
,352
,463 ,081 ,839 ,068
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no9 Pearson Correlation
,261 ,394 ,40
5 ,561
*
,017
,436 ,480
*
,291 1 ,448
*
,559*
,534*
,394 -
,133
,348 ,123 ,091 ,155 ,418 ,142 ,480
*
-,02
1
,291
,272 -
,213
,688**
,391
,041 ,510
*
,507*
,720**
Sig. (2-tailed) ,266 ,086
,077
,010 ,94
5 ,055 ,032 ,214 ,048 ,010 ,015 ,086
,575
,132 ,606 ,702 ,513 ,067 ,549 ,032 ,93
1 ,21
4 ,246
,368
,001 ,08
8 ,862 ,022 ,023 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no10
Pearson Correlation
,584**
,596**
,452
*
,307 ,10
9 ,477
*
,518*
,562**
,448*
1 ,443 ,503
*
,235 -
,047
,293 ,275 ,023 ,235 ,489
*
,216 ,311 ,17
7 ,07
3 -
,046 ,25
3 ,379
,033
,271 ,395 ,448
*
,737**
Sig. (2-tailed) ,007 ,006
,046
,188 ,64
7 ,034 ,019 ,010 ,048 ,050 ,024 ,319
,845
,210 ,241 ,923 ,319 ,029 ,361 ,182 ,45
6 ,75
9 ,848
,282
,100 ,88
9 ,247 ,084 ,048 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no11
Pearson Correlation
,180 ,383 ,22
8 ,608
**
-,10
8 ,214
,734**
,346 ,559
*
,443 1 ,628
**
,443 ,23
2 ,512
*
-,063
,124 ,499
*
,371 ,718
**
,561*
-,03
9
,244
,260 -
,163
,630**
,181
,295 ,650
**
,470*
,807**
Sig. (2-tailed) ,447 ,095
,333
,004 ,65
0 ,366 ,000 ,135 ,010 ,050 ,003 ,050
,324
,021 ,793 ,601 ,025 ,107 ,000 ,010 ,87
1 ,30
0 ,268
,493
,003 ,44
5 ,206 ,002 ,036 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no12
Pearson Correlation
-,151
,026 ,41
1 ,520
*
,036
,242 ,441 ,277 ,534
*
,503*
,628**
1 ,162 ,26
4 ,249
-,238
,141 ,450
*
,557*
,378 ,245 -
,240
-,06
9 ,007
-,18
5
,626**
,311
,335 ,205 ,735
**
,630**
Lampiran 6
Sig. (2-tailed) ,525 ,915
,072
,019 ,88
1 ,303 ,052 ,237 ,015 ,024 ,003 ,495
,261
,290 ,311 ,553 ,047 ,011 ,100 ,298 ,30
7 ,77
2 ,976
,436
,003 ,18
2 ,148 ,387 ,000 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no13
Pearson Correlation
,453*
,273 -
,054
,414 -
,427
,698**
,290 ,055 ,394 ,235 ,443 ,162 1 -
,208
,164 ,411 -
,219 ,256
,660**
,448*
,522*
,180
,191
,520*
,425
,530*
,119
,047 ,453
*
,155 ,578
**
Sig. (2-tailed) ,045 ,245
,821
,069 ,06
0 ,001 ,215 ,819 ,086 ,319 ,050 ,495
,378
,490 ,071 ,354 ,276 ,002 ,048 ,018 ,44
7 ,41
9 ,019
,062
,016 ,61
8 ,845 ,045 ,514 ,008
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no14
Pearson Correlation
-,254
-,052
-,18
6 ,122
-,54
0*
-,159
,100 ,071 -
,133 -
,047 ,232 ,264
-,208
1 ,338 -
,077 ,354 ,404
-,014
,207 -
,100 ,17
0
-,04
7
-,044
,022
-,046
,086
,211 ,018 ,123 ,191
Sig. (2-tailed) ,281 ,827
,432
,610 ,01
4 ,504 ,676 ,768 ,575 ,845 ,324 ,261 ,378 ,145 ,748 ,126 ,077 ,954 ,380 ,676
,474
,844
,854 ,92
6 ,849
,719
,372 ,940 ,605 ,421
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no15
Pearson Correlation
,171 ,216 ,17
6 ,098
-,25
9 ,000 ,414 ,355 ,348 ,293
,512*
,249 ,164 ,33
8 1 ,016
,626**
,067 ,157 ,336 ,264 ,47
2*
,266
,194 -
,125
,206 ,18
2 -
,076 ,444
*
,194 ,559
*
Sig. (2-tailed) ,471 ,360
,459
,680 ,27
1 1,00
0 ,069 ,124 ,132 ,210 ,021 ,290 ,490
,145
,946 ,003 ,778 ,509 ,148 ,261 ,03
6 ,25
6 ,413
,599
,383 ,44
1 ,751 ,050 ,414 ,010
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no16
Pearson Correlation
,677**
,610**
-,00
9
-,015
-,24
6
,584**
,142 ,121 ,123 ,275 -
,063 -
,238 ,411
-,07
7 ,016 1
-,246
-,241
,371 -
,152 ,142
,362
,054
-,096
,448
*
0,000
-,17
5
-,183
-,047
-,170
,249
Sig. (2-tailed) ,001 ,004
,970
,950 ,29
5 ,007 ,549 ,612 ,606 ,241 ,793 ,311 ,071
,748
,946 ,295 ,306 ,107 ,522 ,549 ,11
6 ,82
2 ,687
,047
1,000
,461
,439 ,846 ,474 ,289
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no17
Pearson Correlation
-,255
-,193
,207
-,039
-,16
1
-,314
,222 -
,122 ,091 ,023 ,124 ,141
-,219
,354
,626**
-,246
1 ,079 -
,062 ,044 ,074
,348
,314
-,141
-,47
5*
,202 ,42
2 ,193 ,013 ,015 ,217
Sig. (2-tailed) ,278 ,415
,381
,872 ,49
7 ,178 ,347 ,608 ,702 ,923 ,601 ,553 ,354
,126
,003 ,295 ,740 ,797 ,854 ,757 ,13
3 ,17
8 ,553
,034
,392 ,06
4 ,414 ,955 ,949 ,359
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no18
Pearson Correlation
-,224
,062 ,13
6 ,298
-,29
9 ,169 ,119 ,112 ,155 ,235
,499*
,450*
,256 ,40
4 ,067
-,241
,079 1 ,143 ,567
**
,119 -
,187
,206
,368 ,16
7 ,290
-,09
8 ,336
,498*
,237 ,431
Sig. (2-tailed) ,343 ,794
,567
,203 ,20
1 ,477 ,617 ,637 ,513 ,319 ,025 ,047 ,276
,077
,778 ,306 ,740 ,547 ,009 ,617 ,43
0 ,38
3 ,111
,480
,214 ,68
0 ,147 ,025 ,315 ,058
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Lampiran 6 no19
Pearson Correlation
,285 ,145 ,37
4 ,467
*
-,29
1
,686**
,462*
,022 ,418 ,489
*
,371 ,557
*
,660**
-,01
4 ,157 ,371
-,062
,143 1 ,247 ,462
*
-,00
9
,022
,258 ,24
6 ,675
**
,209
,205 ,118 ,418 ,641
**
Sig. (2-tailed) ,223 ,542
,104
,038 ,21
2 ,001 ,040 ,927 ,067 ,029 ,107 ,011 ,002
,954
,509 ,107 ,797 ,547 ,293 ,040 ,96
9 ,92
7 ,272
,296
,001 ,37
7 ,387 ,622 ,067 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no20
Pearson Correlation
,036 ,103 -
,062
,241 -
,032
,210 ,396 ,373 ,142 ,216 ,718
**
,378 ,448
*
,207
,336 -
,152 ,044
,567**
,247 1 ,594
**
-,15
9
,373
,349 ,04
4 ,452
*
-,04
3 ,120
,575**
,142 ,552
*
Sig. (2-tailed) ,880 ,664
,796
,305 ,89
3 ,374 ,084 ,105 ,549 ,361 ,000 ,100 ,048
,380
,148 ,522 ,854 ,009 ,293 ,006 ,50
4 ,10
5 ,131
,854
,045 ,85
8 ,615 ,008 ,549 ,012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no21
Pearson Correlation
,303 ,244 ,31
1 ,406
-,02
7
,471*
,733**
,157 ,480
*
,311 ,561
*
,245 ,522
*
-,10
0 ,264 ,142 ,074 ,119
,462*
,594**
1 -
,100
,314
,147 -
,222
,730**
,323
,000 ,303 ,206 ,615
**
Sig. (2-tailed) ,195 ,300
,182
,076 ,91
0 ,036 ,000 ,508 ,032 ,182 ,010 ,298 ,018
,676
,261 ,549 ,757 ,617 ,040 ,006 ,67
4 ,17
7 ,537
,347
,000 ,16
5 1,00
0 ,195 ,385 ,004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no22
Pearson Correlation
,527*
,227 -
,280
-,180
-,37
5 ,189
-,100
,047 -
,021 ,177
-,039
-,240
,180 ,17
0 ,472
*
,362 ,348 -
,187 -
,009 -
,159 -
,100 1
-,11
0
-,152
,348
-,122
,255
-,094
,042 -
,021 ,199
Sig. (2-tailed) ,017 ,337
,231
,447 ,10
3 ,425 ,674 ,843 ,931 ,456 ,871 ,307 ,447
,474
,036 ,116 ,133 ,430 ,969 ,504 ,674 ,64
4 ,522
,133
,609 ,27
8 ,693 ,859 ,931 ,400
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no23
Pearson Correlation
-,029
,246 -
,073
-,055
-,10
2
-,167
,157 ,259 ,291 ,073 ,244 -
,069 ,191
-,04
7 ,266 ,054 ,314 ,206 ,022 ,373 ,314
-,11
0 1
,531*
-,12
2 ,359
-,22
0 ,221
,542*
-,113
,340
Sig. (2-tailed) ,905 ,295
,759
,819 ,67
0 ,482 ,508 ,270 ,214 ,759 ,300 ,772 ,419
,844
,256 ,822 ,178 ,383 ,927 ,105 ,177 ,64
4 ,016
,608
,121 ,35
2 ,348 ,014 ,635 ,142
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no24
Pearson Correlation
-,027
,077 -
,107
,162 -
,432
,104 -
,049 ,069 ,272
-,046
,260 ,007 ,520
*
-,04
4 ,194
-,096
-,141
,368 ,258 ,349 ,147 -
,152
,531
*
1 ,29
3 ,268
-,31
1 ,158
,685**
,070 ,282
Sig. (2-tailed) ,911 ,748
,655
,495 ,05
7 ,663 ,838 ,772 ,246 ,848 ,268 ,976 ,019
,854
,413 ,687 ,553 ,111 ,272 ,131 ,537 ,52
2 ,01
6
,210
,253 ,18
2 ,507 ,001 ,768 ,228
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no25
Pearson Correlation
,416 ,270 -
,368
-,167
-,34
1
,470*
-,370
,314 -
,213 ,253
-,163
-,185
,425 ,02
2 -
,125 ,448
*
-,475
*
,167 ,246 ,044 -
,222 ,34
8
-,12
2 ,293 1
-,270
-,37
4
-,104
,148 -
,213 ,073
Lampiran 6
Sig. (2-tailed) ,068 ,249
,110
,481 ,14
2 ,036 ,109 ,178 ,368 ,282 ,493 ,436 ,062
,926
,599 ,047 ,034 ,480 ,296 ,854 ,347 ,13
3 ,60
8 ,210 ,250
,104
,662 ,534 ,368 ,759
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no26
Pearson Correlation
,110 ,191 ,37
9 ,530
*
-,14
8 ,430
,609**
0,000
,688**
,379 ,630
**
,626**
,530*
-,04
6 ,206
0,000
,202 ,290 ,675
**
,452*
,730**
-,12
2
,359
,268 -
,270
1 ,39
3 ,429 ,331
,563**
,750**
Sig. (2-tailed) ,643 ,421
,100
,016 ,53
5 ,058 ,004
1,000
,001 ,100 ,003 ,003 ,016 ,84
9 ,383
1,000
,392 ,214 ,001 ,045 ,000 ,60
9 ,12
1 ,253
,250
,08
7 ,059 ,153 ,010 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no27
Pearson Correlation
,020 -
,356 ,07
8 ,506
*
,026
,178 ,323 -
,220 ,391 ,033 ,181 ,311 ,119
,086
,182 -
,175 ,422
-,098
,209 -
,043 ,323
,255
-,22
0
-,311
-,37
4 ,393 1
-,043
-,111
,243 ,253
Sig. (2-tailed) ,935 ,123
,743
,023 ,91
3 ,454 ,165 ,352 ,088 ,889 ,445 ,182 ,618
,719
,441 ,461 ,064 ,680 ,377 ,858 ,165 ,27
8 ,35
2 ,182
,104
,087 ,856 ,642 ,301 ,282
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no28
Pearson Correlation
-,024
,210 ,04
2 ,304
-,30
4
-,142
,268 -
,174 ,041 ,271 ,295 ,335 ,047
,211
-,076
-,183
,193 ,336 ,205 ,120 ,000 -
,094
,221
,158 -
,104
,429 -
,043
1 ,219 ,386 ,323
Sig. (2-tailed) ,919 ,373
,861
,193 ,19
3 ,549 ,252 ,463 ,862 ,247 ,206 ,148 ,845
,372
,751 ,439 ,414 ,147 ,387 ,615 1,00
0 ,69
3 ,34
8 ,507
,662
,059 ,85
6 ,353 ,093 ,165
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no29
Pearson Correlation
,341 ,411 -
,019
,390 -
,132
,171 ,303 ,399 ,510
*
,395 ,650
**
,205 ,453
*
,018
,444*
-,047
,013 ,498
*
,118 ,575
**
,303 ,04
2 ,54
2*
,685**
,148
,331 -
,111
,219 1 ,261 ,647
**
Sig. (2-tailed) ,142 ,072
,937
,089 ,57
9 ,471 ,195 ,081 ,022 ,084 ,002 ,387 ,045
,940
,050 ,846 ,955 ,025 ,622 ,008 ,195 ,85
9 ,01
4 ,001
,534
,153 ,64
2 ,353 ,266 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no30
Pearson Correlation
,137 ,107 ,29
8 ,441
-,09
4 ,194 ,343 ,048
,507*
,448*
,470*
,735**
,155 ,12
3 ,194
-,170
,015 ,237 ,418 ,142 ,206 -
,021
-,11
3 ,070
-,21
3
,563**
,243
,386 ,261 1 ,533
*
Sig. (2-tailed) ,565 ,652
,201
,051 ,69
3 ,413 ,139 ,839 ,023 ,048 ,036 ,000 ,514
,605
,414 ,474 ,949 ,315 ,067 ,549 ,385 ,93
1 ,63
5 ,768
,368
,010 ,30
1 ,093 ,266 ,015
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
total
Pearson Correlation
,459*
,537*
,320
,571**
-,24
4
,544*
,692**
,416 ,720
**
,737**
,807**
,630**
,578**
,191
,559*
,249 ,217 ,431 ,641
**
,552*
,615**
,199
,340
,282 ,07
3 ,750
**
,253
,323 ,647
**
,533*
1
Sig. (2-tailed) ,042 ,015
,169
,009 ,29
9 ,013 ,001 ,068 ,000 ,000 ,000 ,003 ,008
,421
,010 ,289 ,359 ,058 ,002 ,012 ,004 ,40
0 ,14
2 ,228
,759
,000 ,28
2 ,165 ,002 ,015
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Lampiran 6
VALIDITAS VARIABEL Y
Correlations
no1 no2 no3 no4 no5 no6 no7 no8 no9 no1
0 no1
1 no1
2 no1
3 no1
4 no1
5 no1
6 no1
7 no1
8 no1
9 no2
0 no2
1 no2
2 no2
3 no2
4 no2
5 no2
6 no2
7 no2
8 no2
9 no3
0 jumlah
no1 Pearson Correlation
1 ,13
3 ,04
8 ,48
5*
,069
-,11
5
,119
-,28
0
,058
-,09
7
-,12
4
,500
*
-,14
3
,097
-,11
0
,286
-,21
3
-,01
9
,238
0,000
,048
,095
,400
,139
,153
,215
,017
-,28
6
-,25
7
,349
,240
Sig. (2-tailed)
,575
,842
,030
,771
,629
,616
,232
,810
,685
,601
,025
,548
,685
,643
,222
,366
,935
,312
1,000
,842
,690
,081
,560
,519
,363
,943
,222
,275
,132
,309
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no2 Pearson Correlation
,133
1 ,28
6 ,06
0 ,39
9 ,46
9*
,166
,450
*
,262
,301
-,54
2*
,146
,628
**
,046
,159
,635
**
-,31
2
,591
**
,514
*
,382
-,05
7
,160
,096
,100
,221
,527
*
,102
-,14
2
,009
,084
,462*
Sig. (2-tailed)
,575
,22
2 ,80
0 ,08
1 ,03
7 ,48
4 ,04
7 ,26
4 ,19
7 ,01
4 ,54
0 ,00
3 ,84
6 ,50
3 ,00
3 ,18
1 ,00
6 ,02
0 ,09
6 ,81
1 ,50
1 ,68
8 ,67
5 ,35
0 ,01
7 ,66
9 ,55
2 ,97
1 ,72
6 ,040
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no3 Pearson Correlation
,048
,286
1 ,29
1 ,41
6 ,17
3 ,645
**
,582
**
,259
,725
**
-,26
7
,122
,429
-,14
5
,166
,514
*
-,640
**
,058
,143
,239
,429
,475
*
,400
,728
**
,575
**
,743
**
,561
*
,286
,330
,666
**
,711*
*
Sig. (2-tailed)
,842
,222
,21
3 ,06
8 ,46
7 ,00
2 ,00
7 ,27
1 ,00
0 ,25
6 ,61
0 ,05
9 ,54
2 ,48
5 ,02
0 ,00
2 ,80
7 ,54
8 ,31
0 ,05
9 ,03
4 ,08
1 ,00
0 ,00
8 ,00
0 ,01
0 ,22
2 ,15
5 ,00
1 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no4 Pearson Correlation
,485
*
,060
,291
1 ,47
5*
,112
,134
,258
,534
*
,378
-,30
0
,578
**
,058
,094
,324
,433
-,32
7
-,05
2
,175
,195
,407
,364
,591
**
,458
*
,356
,448
*
,477
*
,200
,242
,596
**
,668*
*
Sig. (2-tailed)
,030
,800
,213
,03
5 ,63
7 ,57
2 ,27
2 ,01
5 ,10
1 ,19
9 ,00
8 ,80
7 ,69
2 ,16
3 ,05
7 ,15
9 ,82
7 ,46
2 ,41
1 ,07
5 ,11
5 ,00
6 ,04
2 ,12
3 ,04
8 ,03
3 ,39
8 ,30
4 ,00
6 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no5 Pearson Correlation
,069
,399
,416
,475
*
1 ,20
1 ,08
4 ,50
8*
,138
,570
**
-,653
**
,472
*
,208
-,25
3
,217
,233
-,54
2*
-,05
1
,312
,261
,208
,651
**
,433
,515
*
,385
,548
*
,520
*
,399
,192
,443
,606*
*
Sig. (2-tailed)
,771
,081
,068
,035
,39
5 ,72
6 ,02
2 ,56
1 ,00
9 ,00
2 ,03
6 ,37
9 ,28
1 ,35
8 ,32
3 ,01
3 ,83
1 ,18
0 ,26
6 ,37
9 ,00
2 ,05
7 ,02
0 ,09
3 ,01
2 ,01
9 ,08
1 ,41
7 ,05
0 ,005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Lampiran 6 no6 Pearson
Correlation
-,11
5
,469
*
,173
,112
,201
1 ,41
6 ,50
0*
,375
,385
-,41
2
-,19
6
,518
*
,665
**
,480
*
,469
*
,253
,450
*
,173
,577
**
,345
,253
,221
-,20
1
,389
,335
,246
,193
,027
,253
,536*
Sig. (2-tailed)
,629
,037
,467
,637
,395
,06
8 ,02
5 ,10
3 ,09
4 ,07
1 ,40
8 ,01
9 ,00
1 ,03
2 ,03
7 ,28
2 ,04
7 ,46
7 ,00
8 ,13
6 ,28
3 ,35
0 ,39
5 ,09
0 ,14
9 ,29
5 ,41
5 ,91
1 ,28
3 ,015
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no7 Pearson Correlation
,119
,166
,645
**
,134
,084
,416
1 ,24
0 ,06
9 ,37
8
-,19
8
-,10
2
,358
,349
,033
,510
*
-,33
3
,099
,072
,240
,358
,296
,522
*
,230
,623
**
,612
**
,384
,109
,011
,487
*
,523*
Sig. (2-tailed)
,616
,484
,002
,572
,726
,068
,30
8 ,77
2 ,10
0 ,40
2 ,67
0 ,12
1 ,13
1 ,88
9 ,02
2 ,15
2 ,67
7 ,76
4 ,30
8 ,12
1 ,20
5 ,01
8 ,33
0 ,00
3 ,00
4 ,09
5 ,64
8 ,96
3 ,03
0 ,018
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no8 Pearson Correlation
-,28
0
,450
*
,582
**
,258
,508
*
,500
*
,240
1 ,50
0*
,630
**
-,43
9
-,05
5
,582
**
,157
,540
*
,346
-,26
8
,268
-,06
5
,433
,194
,284
,067
,433
,333
,578
**
,392
,398
,528
*
,284
,625*
*
Sig. (2-tailed)
,232
,047
,007
,272
,022
,025
,308
,02
5 ,00
3 ,05
3 ,81
8 ,00
7 ,50
8 ,01
4 ,13
5 ,25
2 ,25
2 ,78
7 ,05
7 ,41
3 ,22
5 ,77
8 ,05
7 ,15
1 ,00
8 ,08
7 ,08
2 ,01
7 ,22
5 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no9 Pearson Correlation
,058
,262
,259
,534
*
,138
,375
,069
,500
*
1 ,38
5
-,02
6
,049
,518
*
,228
,580
**
,331
,042
,450
*
-,17
3
,650
**
,518
*
,080
,014
,239
,111
,395
,492
*
,262
,425
,080
,609*
*
Sig. (2-tailed)
,810
,264
,271
,015
,561
,103
,772
,025
,09
4 ,91
4 ,83
8 ,01
9 ,33
5 ,00
7 ,15
4 ,86
0 ,04
7 ,46
7 ,00
2 ,01
9 ,73
6 ,95
4 ,31
1 ,64
1 ,08
5 ,02
7 ,26
4 ,06
2 ,73
6 ,004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no10 Pearson Correlation
-,09
7
,301
,725
**
,378
,570
**
,385
,378
,630
**
,385
1 -
,195
,164
,580
**
-,11
8
,437
,533
*
-,44
9*
-,02
4
,145
,364
,580
**
,753
**
,394
,591
**
,607
**
,724
**
,724
**
,649
**
,313
,560
*
,827*
*
Sig. (2-tailed)
,685
,197
,000
,101
,009
,094
,100
,003
,094
,41
0 ,48
8 ,00
7 ,62
1 ,05
4 ,01
6 ,04
7 ,92
1 ,54
2 ,11
5 ,00
7 ,00
0 ,08
6 ,00
6 ,00
5 ,00
0 ,00
0 ,00
2 ,18
0 ,01
0 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no11 Pearson Correlation
-,12
4
-,54
2*
-,26
7
-,30
0
-,653
**
-,41
2
-,19
8
-,43
9
-,02
6
-,19
5 1
-,43
9
-,05
3
-,02
2
-,19
8
-,45
6*
,482
*
-,22
2
-,48
0*
-,08
9
,053
-,44
7*
-,48
2*
-,12
4
-,44
7*
-,40
3
-,01
9
-,15
8
-,18
9
-,37
6
-,437
Sig. (2-tailed)
,601
,014
,256
,199
,002
,071
,402
,053
,914
,410
,05
3 ,82
3 ,92
8 ,40
3 ,04
3 ,03
1 ,34
8 ,03
2 ,70
8 ,82
3 ,04
8 ,03
1 ,60
2 ,04
8 ,07
8 ,93
7 ,50
6 ,42
5 ,10
2 ,054
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no12 Pearson Correlation
,500
*
,146
,122
,578
**
,472
*
-,19
6
-,10
2
-,05
5
,049
,164
-,43
9 1
-,28
4
-,32
9
,094
,340
-,54
5*
-,38
0
,365
-,13
6
,284
,459
*
,502
*
,354
,196
,211
,275
,178
,031
,297
,350
Lampiran 6
Sig. (2-tailed)
,025
,540
,610
,008
,036
,408
,670
,818
,838
,488
,053
,22
6 ,15
7 ,69
3 ,14
2 ,01
3 ,09
9 ,11
4 ,56
9 ,22
6 ,04
2 ,02
4 ,12
6 ,40
8 ,37
2 ,24
1 ,45
2 ,89
6 ,20
4 ,130
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no13 Pearson Correlation
-,14
3
,628
**
,429
,058
,208
,518
*
,358
,582
**
,518
*
,580
**
-,05
3
-,28
4 1
,290
,497
*
,400
-,05
8
,640
**
0,000
,717
**
,286
,095
-,17
1
,312
,115
,545
*
,459
*
,286
,330
0,000
,589*
*
Sig. (2-tailed)
,548
,003
,059
,807
,379
,019
,121
,007
,019
,007
,823
,226
,21
5 ,02
6 ,08
1 ,80
7 ,00
2 1,000
,000
,222
,690
,470
,180
,629
,013
,042
,222
,155
1,000
,006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no14 Pearson Correlation
,097
,046
-,14
5
,094
-,25
3
,665
**
,349
,157
,228
-,11
8
-,02
2
-,32
9
,290
1 ,40
4 ,04
6 ,567
**
,378
-,14
5
,485
*
,145
-,27
0
-,04
6
-,27
4
-,02
3
-,02
0
,000
-,07
0
,022
,019
,172
Sig. (2-tailed)
,685
,846
,542
,692
,281
,001
,131
,508
,335
,621
,928
,157
,215
,07
8 ,84
6 ,00
9 ,10
1 ,54
2 ,03
0 ,54
2 ,24
9 ,84
6 ,24
2 ,92
2 ,93
3 1,000
,771
,926
,936
,468
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no15 Pearson Correlation
-,11
0
,159
,166
,324
,217
,480
*
,033
,540
*
,580
**
,437
-,19
8
,094
,497
*
,404
1 ,15
9 ,18
9 ,21
6
-,33
1
,555
*
,497
*
,177
-,02
7
,386
-,08
0
,276
,473
*
,689
**
,715
**
-,04
4
,562*
*
Sig. (2-tailed)
,643
,503
,485
,163
,358
,032
,889
,014
,007
,054
,403
,693
,026
,078
,50
3 ,42
5 ,36
0 ,15
3 ,01
1 ,02
6 ,45
7 ,91
2 ,09
3 ,73
7 ,23
9 ,03
5 ,00
1 ,00
0 ,85
3 ,010
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no16 Pearson Correlation
,286
,635
**
,514
*
,433
,233
,469
*
,510
*
,346
,331
,533
*
-,45
6*
,340
,400
,046
,159
1 -
,498
*
,219
,514
*
,096
,286
,464
*
,644
**
,183
,680
**
,685
**
,265
,041
,009
,540
*
,688*
*
Sig. (2-tailed)
,222
,003
,020
,057
,323
,037
,022
,135
,154
,016
,043
,142
,081
,846
,503
,02
6 ,35
4 ,02
0 ,68
9 ,22
2 ,03
9 ,00
2 ,44
0 ,00
1 ,00
1 ,25
9 ,86
3 ,97
1 ,01
4 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no17 Pearson Correlation
-,21
3
-,31
2
-,640
**
-,32
7
-,54
2*
,253
-,33
3
-,26
8
,042
-,44
9*
,482
*
-,54
5*
-,05
8
,567
**
,189
-,49
8*
1 ,13
7
-,40
7
,195
-,05
8
-,565
**
-,52
6*
-,55
9*
-,581
**
-,601
**
-,27
0
-,17
2
-,11
7
-,48
8*
-,437
Sig. (2-tailed)
,366
,181
,002
,159
,013
,282
,152
,252
,860
,047
,031
,013
,807
,009
,425
,026
,56
3 ,07
5 ,41
1 ,80
7 ,00
9 ,01
7 ,01
0 ,00
7 ,00
5 ,25
0 ,46
8 ,62
5 ,02
9 ,054
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no18 Pearson Correlation
-,01
9
,591
**
,058
-,05
2
-,05
1
,450
*
,099
,268
,450
*
-,02
4
-,22
2
-,38
0
,640
**
,378
,216
,219
,137
1 ,17
5 ,584
**
-,05
8
-,28
7
-,31
2
-,11
9
-,07
5
,117
-,06
2
-,20
0
,117
-,13
2 ,201
Sig. (2-tailed)
,935
,006
,807
,827
,831
,047
,677
,252
,047
,921
,348
,099
,002
,101
,360
,354
,563
,46
2 ,00
7 ,80
7 ,22
1 ,18
1 ,61
8 ,75
3 ,62
3 ,79
4 ,39
8 ,62
5 ,58
0 ,396
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Lampiran 6 no19 Pearson
Correlation
,238
,514
*
,143
,175
,312
,173
,072
-,06
5
-,17
3
,145
-,48
0*
,365
0,000
-,14
5
-,33
1
,514
*
-,40
7
,175
1 -
,120
-,14
3
,380
,400
-,10
4
,460
*
,248
-,15
3
-,28
6
-,33
0
,475
*
,226
Sig. (2-tailed)
,312
,020
,548
,462
,180
,467
,764
,787
,467
,542
,032
,114
1,000
,542
,153
,020
,075
,462
,61
6 ,54
8 ,09
8 ,08
1 ,66
2 ,04
1 ,29
2 ,52
0 ,22
2 ,15
5 ,03
4 ,338
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no20 Pearson Correlation
0,000
,382
,239
,195
,261
,577
**
,240
,433
,650
**
,364
-,08
9
-,13
6
,717
**
,485
*
,555
*
,096
,195
,584
**
-,12
0 1
,478
*
,080
-,19
1
,174
0,000
,332
,512
*
,287
,276
0,000
,561*
Sig. (2-tailed)
1,000
,096
,310
,411
,266
,008
,308
,057
,002
,115
,708
,569
,000
,030
,011
,689
,411
,007
,616
,03
3 ,73
9 ,42
0 ,46
3 1,000
,153
,021
,220
,239
1,000
,010
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no21 Pearson Correlation
,048
-,05
7
,429
,407
,208
,345
,358
,194
,518
*
,580
**
,053
,284
,286
,145
,497
*
,286
-,05
8
-,05
8
-,14
3
,478
*
1 ,38
0 ,28
6 ,41
6 ,23
0 ,24
8 ,866
**
,514
*
,110
,285
,630*
*
Sig. (2-tailed)
,842
,811
,059
,075
,379
,136
,121
,413
,019
,007
,823
,226
,222
,542
,026
,222
,807
,807
,548
,033
,09
8 ,22
2 ,06
8 ,32
9 ,29
2 ,00
0 ,02
0 ,64
4 ,22
3 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no22 Pearson Correlation
,095
,160
,475
*
,364
,651
**
,253
,296
,284
,080
,753
**
-,44
7*
,459
*
,095
-,27
0
,177
,464
*
-,565
**
-,28
7
,380
,080
,380
1 ,677
**
,319
,781
**
,640
**
,441
,616
**
,132
,620
**
,656*
*
Sig. (2-tailed)
,690
,501
,034
,115
,002
,283
,205
,225
,736
,000
,048
,042
,690
,249
,457
,039
,009
,221
,098
,739
,098
,00
1 ,17
1 ,00
0 ,00
2 ,05
2 ,00
4 ,58
0 ,00
4 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no23 Pearson Correlation
,400
,096
,400
,591
**
,433
,221
,522
*
,067
,014
,394
-,48
2*
,502
*
-,17
1
-,04
6
-,02
7
,644
**
-,52
6*
-,31
2
,400
-,19
1
,286
,677
**
1 ,23
3 ,791
**
,582
**
,306
,142
-,09
7
,753
**
,558*
Sig. (2-tailed)
,081
,688
,081
,006
,057
,350
,018
,778
,954
,086
,031
,024
,470
,846
,912
,002
,017
,181
,081
,420
,222
,001
,32
3 ,00
0 ,00
7 ,19
0 ,55
2 ,68
5 ,00
0 ,010
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no24 Pearson Correlation
,139
,100
,728
**
,458
*
,515
*
-,20
1
,230
,433
,239
,591
**
-,12
4
,354
,312
-,27
4
,386
,183
-,55
9*
-,11
9
-,10
4
,174
,416
,319
,233
1 ,11
7 ,53
4*
,668
**
,433
,529
*
,388
,588*
*
Sig. (2-tailed)
,560
,675
,000
,042
,020
,395
,330
,057
,311
,006
,602
,126
,180
,242
,093
,440
,010
,618
,662
,463
,068
,171
,323
,62
2 ,01
5 ,00
1 ,05
7 ,01
7 ,09
1 ,006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no25 Pearson Correlation
,153
,221
,575
**
,356
,385
,389
,623
**
,333
,111
,607
**
-,44
7*
,196
,115
-,02
3
-,08
0
,680
**
-,581
**
-,07
5
,460
*
0,000
,230
,781
**
,791
**
,117
1 ,702
**
,246
,221
-,07
1
,781
**
,618*
*
Lampiran 6
Sig. (2-tailed)
,519
,350
,008
,123
,093
,090
,003
,151
,641
,005
,048
,408
,629
,922
,737
,001
,007
,753
,041
1,000
,329
,000
,000
,622
,00
1 ,29
5 ,35
0 ,76
7 ,00
0 ,004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no26 Pearson Correlation
,215
,527
*
,743
**
,448
*
,548
*
,335
,612
**
,578
**
,395
,724
**
-,40
3
,211
,545
*
-,02
0
,276
,685
**
-,601
**
,117
,248
,332
,248
,640
**
,582
**
,534
*
,702
**
1 ,47
7*
,329
,359
,574
**
,837*
*
Sig. (2-tailed)
,363
,017
,000
,048
,012
,149
,004
,008
,085
,000
,078
,372
,013
,933
,239
,001
,005
,623
,292
,153
,292
,002
,007
,015
,001
,03
3 ,15
7 ,12
0 ,00
8 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no27 Pearson Correlation
,017
,102
,561
*
,477
*
,520
*
,246
,384
,392
,492
*
,724
**
-,01
9
,275
,459
*
,000
,473
*
,265
-,27
0
-,06
2
-,15
3
,512
*
,866
**
,441
,306
,668
**
,246
,477
*
1 ,55
0*
,196
,305
,729*
*
Sig. (2-tailed)
,943
,669
,010
,033
,019
,295
,095
,087
,027
,000
,937
,241
,042
1,000
,035
,259
,250
,794
,520
,021
,000
,052
,190
,001
,295
,033
,01
2 ,40
7 ,19
1 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no28 Pearson Correlation
-,28
6
-,14
2
,286
,200
,399
,193
,109
,398
,262
,649
**
-,15
8
,178
,286
-,07
0
,689
**
,041
-,17
2
-,20
0
-,28
6
,287
,514
*
,616
**
,142
,433
,221
,329
,550
*
1 ,625
**
,084
,494*
Sig. (2-tailed)
,222
,552
,222
,398
,081
,415
,648
,082
,264
,002
,506
,452
,222
,771
,001
,863
,468
,398
,222
,220
,020
,004
,552
,057
,350
,157
,012
,00
3 ,72
6 ,027
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no29 Pearson Correlation
-,25
7
,009
,330
,242
,192
,027
,011
,528
*
,425
,313
-,18
9
,031
,330
,022
,715
**
,009
-,11
7
,117
-,33
0
,276
,110
,132
-,09
7
,529
*
-,07
1
,359
,196
,625
**
1 -
,015
,373
Sig. (2-tailed)
,275
,971
,155
,304
,417
,911
,963
,017
,062
,180
,425
,896
,155
,926
,000
,971
,625
,625
,155
,239
,644
,580
,685
,017
,767
,120
,407
,003
,95
1 ,105
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no30 Pearson Correlation
,349
,084
,666
**
,596
**
,443
,253
,487
*
,284
,080
,560
*
-,37
6
,297
0,000
,019
-,04
4
,540
*
-,48
8*
-,13
2
,475
*
0,000
,285
,620
**
,753
**
,388
,781
**
,574
**
,305
,084
-,01
5 1
,634*
*
Sig. (2-tailed)
,132
,726
,001
,006
,050
,283
,030
,225
,736
,010
,102
,204
1,000
,936
,853
,014
,029
,580
,034
1,000
,223
,004
,000
,091
,000
,008
,191
,726
,951
,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
jumlah
Pearson Correlation
,240
,462
*
,711
**
,668
**
,606
**
,536
*
,523
*
,625
**
,609
**
,827
**
-,43
7
,350
,589
**
,172
,562
**
,688
**
-,43
7
,201
,226
,561
*
,630
**
,656
**
,558
*
,588
**
,618
**
,837
**
,729
**
,494
*
,373
,634
**
1
Sig. (2-tailed)
,309
,040
,000
,001
,005
,015
,018
,003
,004
,000
,054
,130
,006
,468
,010
,001
,054
,396
,338
,010
,003
,002
,010
,006
,004
,000
,000
,027
,105
,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Lampiran 6 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Taraf SignifTaral Signif
0,9970,9500,878
0,8110,754a,7470,666o,632
0,60120,5760,5530,5320,514
0,497o,4820,4580,456o,444
0,433a,4230,413o,4440,396O.3BB
0,999 127 ||0,38'lO,eeo 128 10,3740,959 I 29 10,367
0,917a,B7 4
0,8340,7980,765
0,73s0,7080,6840,66 1
0,641
0,6230,6060,5900,5750,561
0,5490,5370,5260,5150,5050,496
JU.)lul
337d
.icJO
37
qct
4ttA1+l
4t43/ALt+
0,36.1
0,3550,3.190,3440,339
0,3340,3290,3250,3200,316
0,3120,3080,3040,301-o,297
45 I 0,29446 I 0,29147 I 0,28848 I A,28449 I 0,28150 i 0,279
TABEL II
NILAI-NlLAl r PRODUCT MOMENT
Taral Signif
1 "/"
345
h
7oU
I10
0,487o,478o,470
0,4630,4560,449o,4420,436
0,430a,4240,4180,4130,408
0,403C,3980,3930,3890,384
0,3800,3760,3720,3680,3640,36'l
556065
7075BO
B590
95100125150175
200300400500600
700800900
1 000
0,2660,254o,244
0,235o,227o,2240,2130,207
o,2020,1 95o,rzo0,1 590,1 4B
0,.!38c,1i30,098O,OBB
0,080
0,o740,0700,0650,062
0,3450,3300,31 7
0,3060,2960,296o,278o,270
0,2630,2560,2300,2'100,1 94
c,1810,1 480,1 2E0,1 15
0,1 05
0,0970,0910,0860,081
'11
121314'l 5
1617181920
212223242526
E;i-:8
*3
,g
;;!i.1,rli
ii'1ij
:'l'
ill*.lb{tr:iitj
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
Tgl. Terbit 1 Maret 20 l0
No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
NomorLamp.Hal
: Un.0 1/F. 1 /KM.0 1 .3 1 ........12014
, ni-birgrn Skripsi
Jakafta, 17 Desember 2014
Kepada Yth.
Ibu Dr. Sururin, M.AgPembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakafta.
Ass alamu' al aikum wr.w b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing IIII(materi/telcris) penuli san skripsi mahasiswa:
Serli Widiyawati
I I 1001 1000074
Pendidikan Agama Islam
IX (Sembilan)
Pengaruh Religiusitas terhadap Kecerdasan Emosional Remaja
Tuna Daksa di SLB D-Dl YPAC Jakarta
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 24 April 2014,abstraksi/oztline terlatnpir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judultersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungiJurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu' alaikum wr.wb.
a.n. DekanKajur idikan Agama lslam
dl Majid Khon, M.Ag
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Dr.YNp
Tembusan:1. Dekan FII'K2. Mahasiswa ybs.
9s80107 198703 I 005
FORM (FR)I,<EIVIEruTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
@t Vq,"lj91oNo. Revisi:
Jakarta, 17 Desember 2014Nomor : Un.01/F.1/KM.01 .31 " """12014Lamp.'. Outtine/ProPosalHal : Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth.
Kepala Sekolah SLB D-D1 YPAC Jakarta
diTempat
Assal am ul al aiku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : SerliWidiYawati
NIM :1110011000074
Jurusan : Pendidikan Agama lslam
Semester : lX (Sembilan)
Judul Skripsi :,,PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP KEcERDASAN
EMoSIoNALREMAJATUNADAKSADISLBD-DlYPAGJAKARTA ''
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan tl!f Lax.a.rta yang
sedang menyusun skripsi, dan ,krn mengadaran penelitian (riset) di
instanlilsekolih/madrasah yang Saudara pimpin'
untuk itu kami mohon saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud'
AtasperhatiandankerjasamaSaudara,kamiucapkanterimakasih.
Wassal am u' al aiku m wr.wb.
Kaju idikan Agama Islama.n.
Dr.
,/ *,Tembusan:
1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
3. Mahasiswa Yang bersangkutan
( nUrdut Madjid Khon, M.Ag19580707 198703 1 005
SEKOLAH LUAR BIASA TUNADAKSASLB. D-D1 YPAC JAI{ARTA
Jl. Hang Lekiu lll No.19 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Kode Pos 12120Telp. (021 ) 7396806, 7243124, 7206427, Fax : 7396806
E-mail : [email protected]
SIJRAT KETERANGANNo. 737/SLB .D |Klxil l2A1 4
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SLB. D-Dl YPAC Jakarta menerangkan
bahwa:
Nama
NIMSemester
Mahasiswa
: Serli lVidiyawati: 1110011000074
: IX ( Sembilan ): Uaivcrsitas Islam Negeri (UIN)
Svp.n f Hidaya.ttt.U ah lakarta
Bahwa yang bersangkutan telah mengadakan Penelitian Skripsi dad bulan
November s.d. Desember 2A14 dengan judul "Pengaruh Religinsitas Terhadap
Kecerdasan Emosional Rernaja Truradaksa di SLB. D-D1 YPAC Jakarta.
Demikian keterangan ini dibuat tmtuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 1 9 Desember 2014
@t{,, ,,t$/ JAKAR t/. s!i.,\rAil
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
LEMBAR UJI REFERENSI
Serli Widiyawati
1 1 1001 1000074
Pendidikan Agama Islam
Pengaruh Religiusitas Terhadap Kecerdasan Emosional
Remaja Tuna Daksa di SLB D-Dl YPAC Jakarta
NO. Judul Buku/ Referensi Halaman ParafPembimbinp
BAB II J.P Chaplin, terjemahan Dr. Kartini
Kartono, Kamus Lengkap Psikologi,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2006), h. 139.
1 I2. Winda Wahyuni dan Anggia K.E
Marettih, Jurnal Psikologi vo1.8 no.l, (Riau: Fakultas Psikologi UIN SultanSyarif Kasim, 2012), h.63.
2
J. IG.A.K. Wardani, Pengantar PendidikanLuar Biasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,2011), h. 1.4 cet. 16
2
4. Frieda Mangunsong, Psikologi danPendidikan Anak BerkebutuhanKhusus, (Depok: Lembaga PengembanganSarana Pengukuranan Pendidikan
?sikologi Kampus Baru UI, 20ll),h.24.
2
T+5. Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi
Remaja, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2005), h. 83.
J
6. T.Sutjihanti Somantri, Psikologi AnakLuar Biasa, (Bandung:PT RefikaAditama, 2006\, Cet. 1, h.l3l-132.
J
7. Taufan Heryanto Putroo "Konsep Diripada Remaja dengan Cacat AnggotaTubuh", Skripsi pada Universitas KatolikSoegijapranata Semarang, 2009, h. l,tidak dipublikasikan.
4
8. T. Sutiihant Somantri, op. cit., h. 135 4
9. Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional,terj. T. Hermaya, (Jakarta: GramediaPustaka Utama, 2004\, h. 7.
5 I10. {hid.. 1t.274 5
11 Jalaluddin, Psikologi Agama MemahamiPerilaku dengan MengaplikasiknnPrinsip-Prinsip Psikologi, (lakarta: PTRaja Grafindo Persada, 2012), Cet. 16, h.310.
6
t2. Gusti, Berprestasi, Mahasiswa DifabelUGM Bentuk UKM Peduli Difabel, 2014,http:/iugm.ac.idid/berita/8833, l6 Juli20t4
7
BAB II13. Oxford University Press, Oxford
Learner's Pocket Dictionary: FourthEdition, (Oxford: Oxford UniversityPress, 2008\, 372.
l0
14. Ahmad Rusydi, Religusitas danKesehatan Mental, (Ciputat: YPM,2012), Cet. 1, h.28.
10
15. Jalaluddin dan Ramayulis, PengantarIlmu Jiwa Agama, ( Jakarta: Kalam Mulia,1993), h. 13.
ll
16. Brian J. Zinnbauer, Religiousness andSpirituality in Handbook of Religion andSpirituality, ( New York: The GuildfordPress, 2005),h.23.
11 )v17. Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami
Perilaku dengan MengaplikasikanPrinsip-Prinsip Psikologi, (Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 2012), Cet. 16, h.3 13.
ll
18. Djamaludin Ancok dan FuaY NashoriSuroso, Psikologi Islami, (Yogyakarta:Pustaka Pelaiar, 1995), Cet. 2, h. 76.
t2
19. Jalaludin Rakhmat, Psikologi Agama:Sebuah Pengantar, ( Bandung: MIZAN,2005), Cet. 3. h.43.
t2
20. Jalaludin Rakhmat, Ibid., h. 44. 1221. Muhyani, Pengaruh Pengasuhan Orang
Tua dan peron Guru di Sekolah MenurutPersepsi Murid terhadap KesadaranReligius dan Kesehatan Mental, ( Jakarta:Kementerian Agama Republik IndonesiaDirektorat Jenderal Pendidikan Islam
l3
Direktorat Pendidikan Tinggi Islam,2012), Cet. 1, h.66. I
22. Jalaludin Rakhmat, op. cit., h. 46. 1323. Roland Robertson, AGAMA: dalam
Analisa dan Interpretasi Sosiologis,(Jakarta: CV Rajawali, 1988), Cet.l, h.297.
13
24. Muhyani, op. cit., h. 66. 1425. Gazi dan Faojah, Psikologi Agama
Memahami Pengaruh Agama terhadapPerilaku Manusia, (Ciputat: Lembagapenelitian UIN Syarif HidayatullahJakarta,20l0), Cet. 1, h.125-126.
t4
26. Ahmad Rusydi, op.cit., h.3l l527. Jalaluddin, op. cit.,h. 3 12, 1,6
28. rbid., h.313 t629. rbid., h.314. 1730. Netty Hartaty, TAZKIYA Journal of
psikologi vol.6 no.1, ( Ciputat: FakultasPsikologi UIN Syarif HidayatullahJakarta, 2006), h.55.
t7
3l Riani Mashar, Emosi Anak Usia Dini danStrategi Pengembangannya, (Jakarta:Kencana, 20ll), Cet. l, h. 16.
t7 1+32. rbid., l8 \JJ. Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad
21, (Bandung: ALFABETA, 2005), Cet.l,h.176
t8
34. Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional,Te.j. T. Hermaya, (Jakarta: GramediaPustaka Utama, 2004). h.412-413.
18
35. Nefi Hartary, op. cit., h.55-56. t936. Lawrence E. Shapiro, Mengaiarkan
Emosional Intelligence pada Anak, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003),h. 5.
l9
Jl. Netty Hartaty, op.cit., h.55. t938. Makmun Mubayidh, Kecerdasan dan
Kesehatn Emosional Anak, Terj.Muhammad Muchson Anasy, ( Jakarta:Pustaka Al-kautsar, 2010), Cet. 4 h. 15.
20
39. Robert K.Cooper dan Ayman SawafExecutive EQ Kecerdasan Emosional
Qalam Kepemimpinan dan Organisasi,20
Terj.Alex Tri Kantjono Widodo, ( Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama,2002) Cet.5. h. xv. I
40. Netty Hartaty, op. cit.,h.62. 2141 Daniel Goleman, op. cit., h.58-59. 2242. Ibid.,h. tg. ZJ43. rbid., h.268 2344. Mohammad Efendi, Pengantar
Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet.2,h.114"
24
45. T. Sutjihati Somantri, Psikologi AnakLuar Biasa, ( Bndung: Refika Adintama,2006), cet. 1, h.l2l
24
46. I.G.A.K. Wardani, dl<k.,PengantarPendidikan Luar Biasa,(Jakarta:Universitas Terbuka, 201 l), Cet.16,h.7.
24
47. Frieda Mangunsong, Psikologi danPendidikan Anak BerkebutuhanKhusus, (Depok: Lembaga PengembanganSarana Pengukuranan PendidikanPsikologi Kampus Baru UI, 20ll\,h.25.
25 t48. I.G.A.K. Wardani, dl<k.,op. cit., h.76. 25 /1./49. Frieda Mangunsong, op. cit., h. 43. 2650. I.G.A.K. Wardani, dkk.,op. cit., h.77. 265l Frieda Mangunsong, op. cit., h. 45-46. 2652. rbid,h.43. 2653. I.G.A.K. Wardani, dkk., op. cit., h. 78 2754. Ramayulis, Psikologi Agama, ( Jakarta:
Kalam Mulia, 2004), Cet. 7. h. 90.29
BAB III55. Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2011). h. 38
31
s6. Sugiyono, Metode Penelitian TindakanPendidikan ( Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D), ( Bandung:Alfabeta 2011), cet.12 h. 61
3l\I
57. Ibid., h. g. 3258. Juliansyah Noor, op. cit., h. 149-150. 3259. Nuraida dan Halid Alkafl Metode
Penelitian Pendidikan, (Ciputat: IslamicResearch Publishine" 2009). h. 155.
JJ
60. JuliansyahNoor, op. cit., h. 139. JJ
61. Sugiyono, op. cit., h.199. 33
62. Suharsimi Arikunto, Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2013), cet. 15, h.274
34
63. rbid., h.203 3t64. Ibid., h.221 3965. Ibid.. h. 3 I 9-3 10 42
BAB IV66. Frieda Mangunsong, Psikologi
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Depok: LPSP3 Ul,2011), h.25 cet. 1
43
67. Ramalulis, Psikologi Agama, ( Jakarta:Kalam Mulia, 2004), Cet. 7, h. 90.
74
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi dengan judul
"Pengaruh Rreligiusitas Terhadap Kecerdasan Emosional Remaja TunaDaksa di SLB D-Dl YPAC Jakarta', yang disusun oleh:
Nama
NIM
Jurusan
Fakultas
Serli Widiyawati
1 1 1001 1000074
Pendidikan Agama Islam
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing pada tangga 14 Januari 2015.
Jakarta, 14lanuai2015
Dosen Pembimbing
NIP:19710319 199803 2 001
Dr. Suturin. M.As.